Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dampak terhadap dokter maupun staf rumah sakit yang lain yaitu meningkatnya
resiko infeksi. Resiko terkena infeksi di rumah sakit akan meningkat dengan tidak
berjalannya program PPI.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan,
serta monitoring dan evaluasi. Jika program PPI tidak berjalan dengan baik dapat
memberikan dampak terhadap rumah sakit yaitu terkait dengan finansial. Penurunan
kepuasan pasien akan mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan pasien dan akan
mengakibatkan pendapatan rumah sakit berkurang. Selain itu, peningkatan angka infeksi
juga akan memberikan kerugian kepada rumah sakit, karena akan meningkatkan lama
rawat (length of stay). RSIA Puri Bunda sudah bekerjasama dengan BPJS dan sebagian besar
pasien rawat inapnya merupakan pasien BPJS, sehingga dengan meningkatnya lama rawat
dengan tidak diimbangi peningkatan klaim, maka akan memberikan kerugian finansial bagi
rumah sakit.
ANALISIS MASALAH
Masalah yang ditemukan selama tracer study yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap
RSIA Puri Bunda, tersaji dalam tabel 3.1 di atas. Dari sekian masalah di Instalasi Rawat Inap,
masalah dengan skor 25 kami analisis dan kami memilih prioritas masalah yaitu “monitoring
terhadap pelaksanaan program PPI tidak dilaksanakan”. Alasan pemilihan masalah tersebut
sebagai prioritas adalah karena program PPI sangat penting untuk rumah sakit, baik bagi
pasien, pengunjung, karyawan maupun bagi rumah sakit. jika monitoring program tidak
berjalan dengan baik, maka kontinuitas pelaksanaan program PPI tidak dapat maksimal.
KOMITE PPI
PENYUSUNAN
PROGRAM PPI
PEMBENTUKAN TIM
MONITORING PELAKSANAAN
TIDAK BAIK
EVALUASI
BAIK
4.3 Root Cause Analysis
Root cause analysis pada kelompok kami menggunakan metode fish bone
Gambar 4.2 Cause and Effect Diagram (Fish Bone) dari Monitoring Program PPI di Rawat Inap Tidak Dilaksanakan
Form audit /
PLANT PEOPLE moitoring
Staff
tidakmelaksanakan
Staff tidakmemahami
program
PROCES
S
Pelaporankegiatantidakdilak
ukan SPO sterilisasi, linen laundry
Staff yang
belumada
kompetenterba
tas
IPCN tidak full time
SPO monitoring
program belumada MONITORING PROGRAM PPI
DI RAWAT INAP
TIDAK DILAKSANAKAN
IPCN tidak
full time IPCN
IPCN kurangsosialisasi tidakmem
prioritask
PROCEDURE
Program tidakterlaksana
IPCN tidakmelakukan monitoring
4.4 Penetapan Akar Masalah
4.4.1 Check Sheet
Tabel 4.1 Check Sheet Penetapan Akar Masalah
NO EFEK JUMLAH
1 IPCN Tidak Full Time 8
2 Overload Pekerjaan 5
3 Staf Kompeten Terbatas 3
4 IPCN Tidak Memprioritaskan Pembuatan SPO 3
5 Tidak Melakukan Monitoring 3
6 Time Management kurang 2
[Chart Title]
9 100%
7 80%
Cumulative %
STAFF KOMPETEN TERBATAS
60%
Defects
5
TIDAK MELAKUKAN
OVERLOAD PEKERJAAN
IPCN TIDAK FULL TIME
TIME MANAGEMENT
4
MEMPRIORITASKAN
MONITORING
SPO
40%
IPCN TIDAK
3
PEMBUATAN
2 20%
IPCN
0 0%
Causes
Vital Few Useful Many Cumulative% Cut Off % [42]
Berdasarkan diagram pareto pada gambar 4.3 di atas, didapatkan prioritas akar
masalah di instalasi rawat inap RSIA Puri Bunda yaitu IPCN yang tidak bekerja fulltime.
IPCN di RSIA puri bunda juga menjabat sebagai kepala instalasi rawat jalan dan unit
khusus, selain itu IPCN juga merupakan perawat di kamar operasi. Hal ini membuatIPCN
tidak dapat mengerjakan tugas dan fungsinya dengan maksimal. Keterbatasan tenaga
menjadi alasan rsia puri bunda belum memiliki IPCN yang fulltime. Selain itu kurangnya
staf yang kompeten, kurangnya kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi IPCN serta
pelatihan untuk menjadi IPCN yang mahal dan jarang dilaksanakan menambah
kesulitan ini.