Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak : Kedaulatan merupakan masalah yang sangat pokok dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karena adanya pengakuan kedaulatan oleh Negara-negara lain, berarti eksistensi
suatu negara diakui. Maka dengan adanya landasan kedaulatan tersebut, suatu negara dapat
menjalankan berbagai macam hubungan dan jalinan kerjasama dengan negara-negara maupun
lembaga-lembaga internasional untuk lebih meningkatkan kepentingan nasional dan kemajuan
bangsanya. Kedaulatan atau Souvereign memiliki sinonim kemerdekaan dan persamaan, yang
berarti bahwa setiap negara bebas untuk mengelola urusan dalam dan luar negerinya masing-
masing tanpa campur tangan pihak lain atau negara lain.
ISSN : 2085-4757 71
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 72
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 73
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 74
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
Keberlangsungan hidup dan eksistensi kesejarahan yang sudah dimulai sejak era
suatu negara, sangat dipengaruhi oleh prakolonialisme hingga era kemerdekaan
kemampuan negara tersebut dalam RI.
memahami dan menguasai kondisi Pandangan yang bersumber pada
geografi serta lingkungan sekitarnya. kesamaan pengalaman pahit sejarah, pada
Tumbuh kembangnya atau berkurangnya akhirnya menghasilkan konsepsi Wawasan
ruang hidup bangsa, juga dipengaruhi oleh Nusantara sebagai pandangan geopolitik
pandangan geopolitik yang diyakini oleh yang memandang wilayah nusantara
entitas suatu bangsa. sebagai ruang hidup yang harus
Menurut Sophie Chautard dalam dipertahankan dan dikelola sebagai sumber
bukunya La Geopolitique, “Geopolitik kehidupan bangsa Indonesia dalam
bukan ilmu pengetahuan murni, melainkan mencapai tujuan dan cita – cita nasional.
sebuah multidisiplin ilmu yang Secara formal, Wawasan Nusantara
mempelajari hubungan antar ruang dan dipahami dan dimengerti sebagai cara
politik, antara teritorial dan individu. pandang bangsa indonesia tentang diri dan
Meletakkan semua masalah pada aspek lingkungan keberadaanya dalam
geografi yang memungkinkan kita memanfaatkan kondisi dan konstelasi
menganalisa kondisi saat ini, memahami geografi dengan menciptakan
hubungan satu kejadian dengan kejadian tanggungjawab dan motivasi atau
lainnya”. Pandangan Gearoid O’ Tuathail dorongan bagi seluruh bangsa indonesia
menyatakan bahwa, “Geopolitik tidak untuk mencapai tujuan nasional. Sebagai
memiliki makna atau identitas tunggal wawasan nasional, konsepsi Wawasan
yang mencakup segala hal….. Geopolitik Nusantara menganut filosofi dasar
merupakan suatu wacana, yaitu suatu cara geopolitik Indonesia yang mengutamakan
penggambaran, perwakilan dan penulisan persatuan dan kesatuan bangsa.
tentang geografi dan politik internasional Sebagai hasil perenungan filsafat
yang sangat beragam secara kultural dan tentang diri dan lingkungannya, Wawasan
politik.” Dalam pidato peresmian Nusantara mencerminkan pula dimensi
Lemhannas RI tahun 1965, Presiden pemikiran mendasar bangsa Indonesia
pertama RI, Ir. Soekarno, menegaskan yang mencakup dimensi kewilayahan
bahwa pertahanan nasional hanya dapat sebagai suatu realitas serta dimensi
dilaksanakan secara sempurna, bila suatu kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan
bangsa mendasarkan pertahanan nasional bernegara sebagai suatu fenomena hidup.
atas pengetahuan geopolitik. Wawasan Kedua dimensi pemikiran tersebut
Nusantara. Pengetahuan geopolitik yang merupakan keterpaduan pemikiran dalam
dimaksud adalah geopolitik Indonesia yang dinamika kehidupan pada seluruh aspek
dikembangkan berdasarkan tiga faktor kehidupan nasional yang berlandaskan
yang membentuk karakter bangsa Pancasila. Dengan prinsip inilah,
indonesia, yaitu sejarah lahirnya negara, seyogyanya setiap komponen dan anak
bangsa dan tanah air,serta cita – cita dan bangsa harus mampu memandang,
ideologi bangsa. Berdasarkan ketiga hal menyikapi serta mengelola sifat dan
tersebut, bangsa indonesia telah karakter geografis lingkungannya yang
mengembangkan pandangan geopolitik sarat dengan potensi dan risiko ancaman.
yang bersumber pada nilai – nilai Pola pikir, pola sikap dan pola tindak
ISSN : 2085-4757 75
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 76
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 77
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
Selain dari penganut jenis kedaulatan dari penindasan dan bebas untuk
rakyat, ternyata UUD Negara RI Tahun melakukan apa yang diinginkan sebagai
1945, juga menganut jenis kedaulatan sebuah bangsa yang dibalut dalam rasa
hukum. Hal tersebut dapat ditemukan di Nasionalisme. kemudian Kerangka cita-
dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, isinya cita Nasional (bangsa) tersebut terangkum
adalah negara Indonesia adalah negara apik dalam pembukaan UUD 1945, dengan
hukum. Artinya negara kita bukan negara Negara republik Indonesia sebagai
kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang pengemban amanah dari kedaulatan rakyat
berkaitan dengan kehidupan Indonesia.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pertumbuhan wawasan kebangsaan
diatur menurut hukum yang berlaku. Indonesia bersifat unik dan tidak dapat
Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan disamakan dengan pertumbuhan
raya diatur oleh peraturan lalu lintas. nasionalisme bangsa lain. Walaupun rasa
Menebang pohoh dihutan diatur oleh “persatuan” ke-Indonesia-an telah bertunas
peraturan, supaya tidak terjadi lama dalam sejarah bangsa Indonesia,
penggundulan hutan yang berakibat banjir, namun semangat kebangsaan atau
dan contoh lainnya. nasionalisme ke-Indonesia-an dalam arti
Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 juga yang sesungguhnya, secara formal baru
merupakan dasar bahwa negara kita lahir pada permulaan abad ke-20.
menganut kedaulatan hukum isi Semangat kebangsaan tersebut lahir
lengkapnya adalah segala warga negara sebagai reaksi perlawanan terhadap
bersamaan kedudukkanya dalam hukum kolonialisme yang telah berlangsung
dan pemerintahan serta wajib menjunjung berabad-abad lamanya.
hukum dan pemerintahan dengan tidak ada Karena itu, nasionalisme Indonesia
kecualinya. Maknanya bahwa setiap warga kontemporer terutama berakar pada
negara yang ada di wilayah negara kita keadaan bangsa Indonesia pada abad
kedudukan sama di dalam hukum, jika keduapuluh, namun beberapa dari akar-
melanggar hukum siapapun akan mendapat akarnya berasal dari lapisan sejarah yang
sanksi. Misalnya rakyat biasa, atau anak jauh lebih tua (Kahin, 1970). Kebangkitan
pejabat jika mereka melanggar harus dan lahirnya semangat kebangsaan dan
diberikan sanksi, mungkin berupa nasionalisme Indonesia pada awal abad ke-
kurungan (penjara) atau dikenakan denda. 20, ditandai oleh tiga momentum sejarah
Sejarah mencatat bahwa setidaknya yang saling terkait erat dan tidak dapat
ada empat hal yang dapat menjadi perekat dipisahkan, yaitu : Kebangkitan nasional
bangsa, yaitu 1, jaringan perdagangan di tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928
masa lampau; 2, penggunaan bahasa yang dan Proklamasi kemerdekaan RI tahun
sejak 1928 kita sebut sebagai bahasa 1945. Ketiga momentum sejarah tersebut,
Indonesia; 3, imperium Hindia-Belanda merupakan rangkaian proses terbentuknya
sesudah paxneerlandica, dan 4, nasionalisme Indonesia yang sarat dengan
pengalaman bersama hidup sebagai bangsa nilai – nilai keIndonesiaan. Semangat
Indonesia sejak 1945. Proses pembentukan kebangsaan dan nasionalisme Indonesia
bangsa Indonesia diawali oleh keinginan berpijak pada sistem nilai dan pandangan
untuk lepas dari penjajahan dan ingin hidup bangsa Indonesia. Hal ini tercermin
memiliki kehidupan yang lebih baik bebas dalam pidato Bung Karno (7 Mei 1953) di
ISSN : 2085-4757 78
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
Universitas Indonesia, yang intinya ialah: merubah pola hubungan antar bangsa
Pertama, nasionalisme Indonesia bukan dalam berbagai aspek dan menjadikan
nasionalisme sempit (chauvinism) tetapi globalisasi sebagai fenomena yang bersifat
nasionalisme yang mencerminkan multidimensi. Negara seolah tanpa batas
perikemanusiaan (humanisme, (borderless), saling tergantung
internasionalisme); Kedua, kemerdekaan (interdependency) dan saling terhubung
Indonesia tidak hanya bertujuan untuk (interconected) antara satu negara dengan
menjadikan negara yang berdaulat secara negara lainnya. Sementara itu, dominasi
politik dan ekonomi, tetapi juga negara-negara maju terhadap negara-
mengembangkan kepribadian sendiri atau negara berkembang semakin menguat
kebudayaan yang “bhinneka tunggal ika”. melalui konsep pasar bebas dalam lingkup
Bangsa ini memiliki kesamaan cia- global maupun regional. Di tengah kuatnya
cita, pandangan hidup dan falsafah arus globalisasi yang ditandai dengan
kenegaraan yang berakar dalam pandangan persaingan global, saat ini tidak ada
hidup masyarakat Indonesia sendiri di satupun negara di dunia yang mampu
masa lalu maupun pada masa kini. Bagi berdiri sendiri. Saling ketergantungan dan
bangsa Indonesia, mengutip sejarawan saling keterhubungan merupakan hal yang
sosial Charles Tilly, Nasionalisme kita sulit untuk dihindari.
adalah “state-led nationalism”.1 Semacam Era reformasi yang diawali krisis
nasionalisme yang dibangun dari atas, dan moneter tahun 1998, merupakan bukti
lalu meluncur ke bawah. Artinya, negara kuatnya pengaruh globalisasi terhadap
harus membentuk watak dan karakter serta dinamika kehidupan nasional. Sejak era
memberi arah bagi anak bangsa. Negara reformasi digulirkan tahun 1998, dari
harus melakukan konstruksi wawasan perspektif kehidupan demokrasi,
kebangsaan sebagai “proyek bersama” kehidupan politik nasional mengalami
(common project) bagi seluruh warganya. kemajuan yang sangat signifikan.
Namun demikian, apa yang diupayakan Kebebasan dan keterbukaan dalam
negara tentu saja harus dipahami, menyampaikan pendapat, menjadi ciri
dimengerti dan didukung oleh seluruh anak kehidupan masyarakat sehari–hari. Di satu
bangsa tanpa terkecuali. sisi, pencapaian ini tentu saja merupakan
Pada hakikatnya, globalisasi kemajuan dan prestasi besar bangsa.
merupakan proses hubungan antarbangsa Namun di sisi lain, tidak dapat disangkal,
yang sudah terjadi sejak berabad lalu. bahwa keseharian kehidupan masyarakat
Proses ini berkembang dari waktu ke telah diwarnai pola pikir, pola sikap dan
waktu sejalan dengan perkembangan pola tindak individualistis dan kelompok.
ideologi, politik, ekonomi dan sosial Masyarakat luas, dalam berbagai tataran,
budaya. Perkembangan serta kemajuan telah mengadopsi nilai – nilai baru yang
ilmu pengetahuan teknologi informasi dan belum sepenuhnya dipahami serta diyakini
komunikasi, telah mendorong hubungan kebenaran dan kesesuaiannya dengan
sosial dan saling ketergantungan karakter bangsa. Sementara, nilai – nilai
antarbangsa, antarnegara dan antar luhur bangsa dianggap sebagai nilai lama
manusia semakin besar. Globalisasi yang yang usang dan sudah tidak relevan dengan
didominasi oleh kemajuan ilmu semangat reformasi yang sarat dengan
pengetahuan dan teknologi informasi, telah semangat perubahan. Semangat perubahan
ISSN : 2085-4757 79
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 80
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 81
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 82
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
direpresentasikan oleh pola pikir dan pola pertahanan semesta yang mengakomodosi
sikap yang mencerminkan soliditas hak maupun kewajiban bela negara
wawasan kebangsaan, persatuan dan warganegaranya secara terencana, terukur,
kesatuan bangsa serta kesadaran bela terorganisir dan sistematis. Mekanisme
negara. Aspek fisik pada dasarnya pelaksanaan yang ditetapkan oleh
merupakan implementasi dan perwujudan peraturan perundangan terkait peran, tugas
bela negara aspek psikologis yang dan tanggung jawab Komponen Utama,
tercermin dari pola tindak secara nyata Komponen Cadangan (Kombatan) dan
dalam perjuangan mengisi kemerdekaan Komponen Pendukung (Non Kombatan)
melalui berbagai aktitivitas, mulai dari harus dipahami secara utuh tanpa disertai
pengabdian sesuai profesi, menjunjung pretensi negatif yang melahirkan sikap
tinggi nama bangsa dan negara dalam resistensi.
berbagai kegiatan nasional maupun Keberadaan Komponen Cadangan
internasional, partisipasi aktif dalam maupun Komponen Pendukung harus
penanganan permasalahan sosial maupun dipandang sebagai wadah dan sarana
bencana hingga kewaspadaan individual menyalurkan energi kolektif bangsa agar
dalam menghadapi ancaman non fisik sikap militansi dalam bela negara tidak
dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. berkembang menjadi sikap anarkis yang
Bela negara dalam spektrum yang keras merusak langkah – langkah diplomasi
(hard) merupakan bentuk hak dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
kewajiban perwujudan bela negara secara Melalui pemahaman komprehensif inilah,
fisik dalam menghadapi ancaman yang bela negara dalam spektrum yang keras
didominasi oleh ancaman militer negara dapat terselenggara dengan proporsional
lain. Disadari bahwa saat ini, perang yang sehingga mampu memperbesar dan
melibatkan kekuatan militer secara memperkuat Komponen Utama. Yang
langsung sudah tidak menjadi model perlu dipahami, spektrum bela negara
penyelesaian konflik antar dua negara. mulai dari spektrum lunak hingga
Namun demikian, sebagai bangsa yang spektrum keras merupakan spektrum bela
merdeka dan berdaulat, bangsa Indonesia negara yang tidak terputus dan
harus tetap memiliki kesadaran bahwa berkelanjutan. Bela negara spektrum lunak
probabilitas terjadinya perang masih sangat merupakan pondasi dasar terbentuknya
terbuka. Perang terbatas yang terjadi di kualitas bela negara spektrum keras.
berbagai kawasan di Afrika, Afganistan Artinya, kualitas bela negara spektrum
dan Irak merupakan gambaran bahwa lunak akan berbanding lurus dengan
probabilitas perang masih menjadi pilihan kualitas bela negara spektrum keras.
dalam mempertahankan kepentingan Dengan demikian tidak dapat
nasional suatu bangsa. dipungkiri bahwa membangun pemahaman
Dengan berbagai permasalahan bela negara yang komprehensif di masa
perbatasan dengan negara tetangga yang damai merupakan faktor kunci
belum terselesaikan, maka spektrum bela keberhasilan terselenggaranya
negara secara fisik tetap harus dipahami, implementasi konsep bela negara dalam
dijaga dan dikembangkan secara sistem pertahanan semesta. Intelektual
proporsional dan profesional. Untuk itu, Muda adalah Komponen Pendukung
negara telah menyusun doktrin dan sistem dikelompokkan dalam lima suku
ISSN : 2085-4757 83
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 84
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85
ISSN : 2085-4757 85