Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE
Oleh
Kelompok VI
Kelas 1-C
I. TUJUAN
1. Dapat mengoperasikan alat Spektofotometer Vis (Labo) dan
Spektronik-20.
2. Menentukan konsentrasi Fe menggunakan metode O-Fenantrolin.
3. Dapat membuat dan mengubah larutan induk Fe2+ 1000 ppm menjadi
larutan standar Fe2+ 100 ppm.
4. Dapat menentukan panjang gelombang pada serapan maksimum.
5. Menentukan konsentrasi larutan dengan menginterpolasikan absorbansi
ke dalam kurva kalibrasi.
oleh “Hukum Lambert Beer”. Bila cahaya jatuh pada suatu medium
homogen, maka sebagian cahaya tersebut akan dipantulkan, sebagian
diserap dalam medium dan sisanya diteruskan. Jika intensitas cahaya yang
masuk dinyatakan dengan Io, intensitas cahaya yang dipantulkan Ir,
intensitas cahaya yang diserap Ia, dan intensitas cahaya yang diteruskan It,
maka :
Io = Ia + Ir + It
Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca,
cahaya yang dipantulkan hanya sekitar 4%, sehingga Ir biasanya terhapus
dengan penggunaan suatu kontrol (misalnya dengan sel pembanding atau
blanko), jadi :
Io = Ia + It
Lambert menjelaskan bahwa serapan cahaya merupakan fungsi
ketebalan medium, sedangkan Beer menjelaskan bahwa serapan cahaya
sebagai fungsi konsentrasi larutan yang bersangkutan.
A=kbc
dengan :
A = absorbansi
b = ketebalan medium
c = konsentrasi larutan
k = tetapan atau koefisien absorpsi yang tergantung pada satuan
konsentrasi
k dinyatakan sebagai absorptivitas serapan (= a) jika konsentrasi larutan
dalam satuan gram/liter dan k dinyatakan sebagai absorptivitas molar atau
ekstingsi molar
(= E), jika konsentrasi larutan dalam satuan mol/liter.
A = a b c (gram/liter)
A = E b c (mol/liter)
Dari persamaan Lambert-Beer diatas menunjukan bahwa absorbansi
(A) berbanding lurus dengan konsentrasi larutan (c). Jika dibuat suatu
kurva antara absorbansi (A) lawan Konsentrasi (c), maka akan diperoleh
suatu kurva garis lurus (linier). Kurva linier tersebut biasa dikenal dengan
kurva kalibrasi atau kurva standar yang dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi larutan uji (sampel) setelah absorbansi dari
larutan uji tersebut diukur.c
Yang diamati pada praktikum ini adalah %transmitran (T).
Transmitan adalah fraksi intensitas radiasi yang diteruskan oleh zat
penyerap.
𝐈𝐭 𝑰𝒐 𝟏
𝐓 = 𝐈𝟎 𝑨 = 𝒍𝒐𝒈 𝑨 = 𝒍𝒐𝒈 𝐓
𝐈𝐭
A = -log %T
MSDS BAHAN
Besi
a. Sifat Kimia dan Sifat Fisika
Nama Kimia : Fe atau Ferrum
Nomor Atom : 26
Warna: Logam berwarna perak abuabu, yang bersifat reaktif deng
oksigen dan air, sehingga mudah membentuk karat.
Jumlah : Besi adalah elemen nomor 4 terbesar dikerak bumi.
Sifat : Besi murni bersifat lunak (lebih lunak dari aluminium), tetapi
dapat diperkeras dan diperkuat dengan campuran lain seperti karbon
dengan proses smelting.
b. Bahaya Bagi Kesehatan
Besi adalah mineral yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk
pembentukan hemoglobin.
Besi dapat ditemukan di sumber makanan daging dan sayur-sayuran.
Besi dapat menimbulkan masalah kesehatan conjunctivitis, choroiditis,
retinitis jika kontak dan besitetap permanen didalamnya.
Inhalasi kronik debu atau fume dari besi oksida bisa menimbulkan
masalah kesehatan pneumoconiosis yang dinamakan siderosis dan
meningkatkan resiko kanker paru-paru.
hidroksilamin – HCl
a. Sifat Kimia
Nama Kimia : Hydroxylamine Hydrochloride
Rumus Kimia : NH2OH.HCl
b. Identifikasi Bahaya
Mata : Menyebabkan iritasi pada mata, kerusakan padamata,dan
kebutaan
Kulit : Menyebabkan peradangan pada kulit danmenimbulkan
kegatalanInhalasi : Menghirup debu akan menghasilkan iritasi pada sal
uran gastrointestinal atau saluran pernapasan, yang ditandai dengan pe
mbakarn, bersin dan batuk.
c. Pertolongan Pertama
Kontak Mata : Cek dan lepas jika menggukan kontaklensa.Bilas
dengan air mengalir selama 15menit.
Kulit : Bilas bagian kulit yang terkena zat denganair mengalir selama
15 menit. Lepas dan cuci pakaian yang terkena zat. Gunakan krim anti-
bakterial bila diperlukan.Hubungi dokter apabila terjadi iritasi serius.
Inhalasi : Bawa korban ke udara segar, beri korban beberapa gelas sus
u atu air. Biladiperlukan beri korban oksigen. Hubungi dokter.
d.Penanganan Kebakaran
Media pemadam : Bila terjadi kebakaran kecil gunakan bubukkimia
kering.Apabilaterjadikebakaran besar gunakan semprotan air, kabut at
au busa.
Na Asetat.
a. Sifat Kimia
Nama Kimia : Sodium asetat
Rumus Kimia :CH3COONa
b. Identifikasi Bahaya
Mata : Menyebabkan iritasi pada mata, kerusakan pada mata,
dankebutaan.
Kulit : Menyebabkan peradangan pada kulit danmenimbulkan
kegatalan
Inhalasi : Menghirup debu akan menghasilkan iritasi pada saluran gastr
ointestinal atau saluran pernapasan, yang ditandai dengan pembkrn,
bersin dan batuk.
c. Pertolongan Pertama
Kontak mata : Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak,
segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air
dingin dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.
Kontak Kulit : Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang teriritasi
dengan emolien. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi. Air dingin
dapat digunakan.
Inhalasi : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar.Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen.Dapatkan perhatian medis jika gejala muncul.
Tertelan : Jangan memaksakan muntah kecuali diarahkan untuk
melakukannya oleh tenagamedis. Kendurkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang.Dapatkan bantuan medis jika
gejala muncul.
0– Fenantrolin.
a. Sifat Kimia
Nama Produk : Fenantrolin monohidrat
Rumus Kimia :C12H8 N2.H2O
b. Identifikasi Bahaya
Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus
kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), inhalasi.Sedikit berbahaya
dalam kasus kontak kulit (permeator). Parahover-exposure dapat
mengakibatkan kematian.
c. Pertolongan Pertama
Kontak mata : Periksa dan lepaskan lensa kontak. Segera siram mata
dengan air yang mengalirsedikitnya 15 menit, dengan kelopak mata
tetap dibuka. Air dingin dapat digunakan.Jangan gunakan salep mata.
Mencari bantuan medis.
Kontak Kulit : Setelah kontak dengan kulit, segera cuci
dengan banyak air.
Inhalasi : Biarkan korban untuk beristirahat di area yang berventilasi.
Mencari bantuan medis segera. Bila terjadi inhalasi serius evakuasi
korban ke daerah yang aman secepatnya.Kendurkan pakaian ketat
seperti kerah, dasi,ikat pinggang atau pinggang.
Tertelan : Jangan memaksakan muntah. Periksa bibirdan mulut untuk
memastikanapakah jaringan yang rusak, indikasi kemungkinan bahwa
bahan beracun tertelan; tidak adanya tanda-tanda seperti itu,
bagaimanapun, tidakkonklusif. Kendurkan pakaian ketat sepertileher,
dasi, ikat pinggang atau pinggang.Jika korban tidak bernafas,
melakukan mulutke mulut. Mencari perhatian medis segera.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
SPEKTROFOTOMETER LABO SPEKTRONIC-20
2. Persiapan Bahan
Mengganti larutan
blanko dengan larutan
Memasukan kuvet atau
standar dan mengubah Mengatur skala %T
sel yang berisi larutan
panjang gelombang pada posisi 100%
blanko ke dalam alat
sesuai senyawa yang
akan diukur
Mengulangi langkah di
Mencatat nilai %T atas sampai diperoleh
yang tertera pada alat panjang gelombang Membuat kurva Vs A
maksimum
Menentukan panjang
gelombang
maksimumnya.
Mengganti larutan
Mengganti larutan
standar yang Membuat kurva
blanko dengan
berbeda-beda kalibrasi C Vs A
larutan standar
konsentrasinya
Mengganti larutan
Menentukan
standar dengan
konsentrasi larutan
larutan cuplikan dan
cuplikan
mencatat nilai %T
IV. DATA PENGAMATAN
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
A = - log %T
Panjang gelombang Absorbansi Transmitansi (%)
(nm)
380 0,18 66,4
400 0,44 36,6
420 0,69 20,4
440 0,84 14,4
460 0,91 12,4
480 0,98 10,4
500 1,06 8,6
520 1,06 8,7
540 0,64 22,8
560 0,23 58,4
580 0,09 80,4
600 0,04 91,6
620 0,02 95,8
640 0,01 97,6
1 1
𝐴 = log 𝑇 𝐴 = log
𝑇
1
1 𝐴 = log
𝐴 = log 0,063
0,308
𝐴 = 1.20
𝐴 = 0,51
1 1
𝐴 = log 𝐴 = log
𝑇 𝑇
1 1
𝐴 = log 𝐴 = log
0,305 0,051
𝐴 = 0,515 𝐴 = 1,29
1 1
𝐴 = log 𝐴 = log
𝑇 𝑇
1 1
𝐴 = log 𝐴 = log
0,194 0,041
𝐴 = 0,71 𝐴 = 1,39
𝐴 = 0,71
Absorbansi sampel
Absorbansi pada konsentrasi 5 ppm
1
𝐴 = log
1 𝑇
𝐴 = log 1
𝑇 𝐴 = log
1 0,016
𝐴 = log
0,087 𝐴 = 1,796
𝐴 = 1,06
V. KURVA
1. Kurva Penentuan Panjang Gelombang maksimum
0.8
0.6
0.4
0.2
0
380 400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600 620 640
Kurva Kalibrasi
1.6
1.4 y = 0.1671x + 0.1179
R² = 0.9492
1.2
1
Absorban
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ppm
absorbansi konsentrasi
Kurva Kalibrasi sampel sampel
2
1.796
1.8
0.8 0.71
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)
Y = AX + B
1,796 = 0,1671X + 0,1179
1,796 – 0,1179 = 0,1671X
1,6781 = 0,1671X
X = 1,6781/0,1671
X = 10,04 ppm
BAB III
PEMBAHASAN
SIMPULAN