Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
3. Tegakkan HAM Dan Demokrasi Sebagai Ciri Masyarakat Yang Beradab dan Sejahtera.
Masyarakat beradab pastilah mengakui adanya perbedaan sebagai kekayaan hidup bersama.
Kualitas kesadaran HAM dan demokrasi dibuktikan dengan berkembangnya kesanggupan sikap
toleransi, saling mendengarkan, saling menghargai, saling menghormati satu sama lain.
Terciptanya kehidupan bersama yang secara arif dan penuh kerelaan membangun kebersamaan
sebagai cara hidup, lebih dari hanya sloganisme atau ungkapan klise.
Ada banyak contoh buruk tentang penghormatan HAM dan demokrasi sebagai sebuah retorika
kosong bahkan cenderung sebuah manipulasi belaka. Wajarlah, jika kemudian melahirkan
pribadi-pribadi pengkhianat dan pelacur moral yang berlindung dibalik nilai-nilai luhur HAM dan
demokrasi. Di sisi lain, banyak orang begitu polos dan sederhana begitu saja berharap pada
janji-janji HAM dan demokrasi tanpa melakukan apapun. Akibatnya kehidupan yang demokratis
semakin jauh bahkan nyaris bagaikan suatu utopisme sejati. Pemutarbalikan fakta sosial seolah-
olah ada keputusan kolektif yang diramu dengan pertimbangan publik yang luas dan atas
keseimbangan atau harmoni. Dalih demokrasi didramatisasi dalam pentas kebijakan publik
ditetapkan secara voting berdasarkan kuantitas kekuatan fraksi. Praktek voting memberi kesan
sosial seakan-akan telah berlakunya prinsip demokrasi? Voting dirasionalisasikan sebagai bukti
konstitusi rakyat telah melaksanakan demokrasi dan sekaligus melaksanakan HAM.
Mekanisme voting menyisakan suasana psikologis sosial antara pihak yang menang dan kalah,
menyisakan konflik laten bagaikan gunung es. Perasaan dipinggirkannya kelompok yang kalah,
bukan hanya dalam kebijakan publik tetap bahkan hal-hal yang berhubungan dengan HAM. Ini
merupakan suatu konsekuensi logis dipakainya kekuatan dalam menyelesaikan perbedaan dalam
masyarakat. Di sisi lain ketidakdewasaan dan keterbatasan memahami nilai demokrasi untuk
membereskan konflik-konflik kepentingan secara damai penguatan sekat-sekat keutuhan hidup.
Musnahnya semangat kejujuran dalam bermusyawarah demi terbangunnya kesepakatan, tidak
saja menggambarkan ketidakdewasaan kita membangun demokrasi tetapi menjadikan HAM
semakin mirip.Inti jiwa demokrasi terungkap dalam semboyan revolusi Perancis: Liberte, egalite
dan fraternite (kebebasan, persamaan dan persaudaraan). Artinya demokrasi hanya mungkin
bertumbuh jika ada kedewasaan membangun kerja sama, dalam semangat kebebasan,
persamaan dan persaudaraan. Sikap ksatria dalam menjunjung tinggi nilai kejujuran,
kebersamaan dan keikhlasan perlu dikembangkan. Pergumulan kita dalam membangun
demokrasi membutuhkan wawasan dan kemauan baik bahkan bisa saja malah “pengorbanan”
sebagai harga tunai yang harus dibayarkan untuk menata kehidupan bersama.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT,karena dengan Rahmat dan
HidayahNya,Kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “HAK ASASI
MANUSIA DAN AGAMA” guna memenuhi tugas mataDemokrasi dan HAM.
Kelompok kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Civitas
Akademika yang terkait dengan laporan ini. Akhirnya atas bantuan dari berbagai pihak yang
telah memberikan masukan dan dorongan kepada Penulis hingga terselesaikannya makalah ini,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Suyahmo, M.Si ,selaku dosen pengampu mata kuliah demokrasi dan HAM
2. Martien Herna Susanti,selaku dosen pengampu mata kuliah demokrasi dan HAM
3. Teman-teman yang membantu menyelesaikan makalah ini
Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kawan – kawan. Kritik dan saran yang
membangun sangat Kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak,
kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan
HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah
tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara
individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Kebebasan beragama merupakan salah satu hak dasar manusia yang seharusnya
dipenuhi oleh pemerintah. Namun seringkali di banyak negara terjadi pembatasan bagi
warganya untuk menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dia peroleh. Seringkali
bukan hanya pembatasan yang diperoleh, melainkan juga diskriminasi dan penindasan. Pihak
yang biasanya mengalami pembatasan dan penindasan ini adalah kaum yang menganut agama
di luar agama mayoritas di tempat atau negara ia tinggal.
Hal ini karena sebagai manusia yang hidup di lingkungan yang plural, toleransi
beragama harus dijunjung tinggi. Toleransi beragama adalah kondisi menerima dan
mengizinkan kepercayaan lain dan menjalankan ritual meskipun berbeda dengan apa yang ia
percayai. Toleransi beragama dapat diartikan juga ketika negara sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi negara memberikan ijin kepada warganya untuk menganut agama dan kepercayaan
sesuai keinginannya dan untuk menjalankan agama dan kepercayaannya itu tanpa ada paksaan
atau gangguan dari pihak lain. Hal ini tepat dengan apa yang tertera di dalam UUD 1945 pasal
29 ayat 1. Makin meningkatnya perlakuan diskriminatif terhadap agama dan pemeluk agama
tertentu menunjukkan lemahnya pengawasan negara dan atau negara yang melegalkan bentuk-
bentuk pelanggaran agama.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian HAM
2. Apa saja permasalahan dan penegakan HAM di Indonesia?
3. Bagaimana contoh dari kasus pelanggaran HAM ?
4. Bagaimana hubungan HAM dengan Agama ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian HAM
2. Untuk mengetahui permasalahan dan penegakan HAM di Indonesia
3. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran HAM
4. Untuk mengetahui hubungan dari HAM dengan Agama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak dasar dan kebebasan manusia yang melekat
dalam diri setiap manusia. Menurut Amnesty International, HAM adalah basic rights and freedoms
that all people are entitled to regardless of nationality, sex, national or ethnic origin, race, religion,
language, or other status.Human rights include civil and political rights, such as the right to life,
liberty and freedom of expression; and social, cultural and economic rights including the right to
participate in culture, the right to food, and the right to work and receive an education. Human
rights are protected and upheld by international and national laws and treaties. Oleh karena itu
dapat dimengerti bahwa HAM merupakan hak moral fundamental dari manusia yang penting dan
membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Sesuai dengan definisi tersebut, dapat
intepretasikan bahwa sebuah lingkungan yang baik adalah lingkungan yang menghargai
persamaan atau otonomi individu yang terjamin melalui pengenalan dan aplikasi dari hak dasar
setiap manusia.
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia
tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Ruang lingkup HAM meliputi:
a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;
b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
B. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau
kadang-kadang mengatur tugas. Akan tetapi dalam kata-kata Émile Durkheim, agama berbeda
dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial". Émile Durkheim juga
mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan
praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Menurut filolog Max Müller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang dalam bahasa
Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan Tuhan atau dewa-dewa,
merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" (kemudian
selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti "ketekunan"). Max Müller menandai banyak
budaya lain di seluruh dunia, termasuk Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki
struktur kekuasaan yang sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari
ini, mereka akan hanya disebut sebagai "hukum".
Jika dikaitkan dengan agama, maka akan terlihat jelas bahwa HAM sejalan dengan
agama karena agama meyakini bahwa segala sesuatu yang baik yang ada di dunia ini
merupakan ciptaan Tuhan, oleh karena itu hak-hak dasar manusia juga harus dipenuhi karena
manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling tinggi karena dikaruniai akal budi dan hati nurani.
Kebebasan beragama itu berlaku untuk semua orang. Kebebasan tersebut mencakup
penyiaran agama. Itu semua merupakan konsekuensi terhadap HAM dari kecenderungan
masyarakat Indonesia yang religious dan beragama. Kebebasan beragama merupakan HAM.
Dan HAM adalah hak yang melekat pada setiap orang dan tidak merupakan pemberian
siapapun, termasuk negara. Akan tetapi, HAM ini belum tentu memperoleh jaminan dari
negara. Apabila negara telah mengakui dan melindungi HAM dalam konstitusi, amka HAM
juga berarti bebas memeluk agama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia. Setiap individu mempunyai keinginan
agar Haknya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat adalah jangan pernah melanggar atau
menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau instansi akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan
HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana
terdapat dalam Undang-undang pengadilan HAM.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita
sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan
sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan
dinjak-injak oleh orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Gerung, Rocky. 2006. Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus. Depok: Filsafat UI
Press.
http://library.duke.edu
http:// http://id.wikipedia.org/wiki/Agama