Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRACT
A study on the effect of pre-cooling and storage temperature to the storage life of
Broccoli has been done. The objective of the study was to determine the changes in weight,
changes in texture and color as well as changes in vitamin C of broccoli during storage and to
obtain the pre-cooling methods and proper storage temperature which could extending the
storage life of Broccoli. This research uses experimental method with descriptive analysis to
explain the change in weight, color, vitamin C and texture that occurs in broccoli during
storage. Several Broccoli were stored using a combination of treatments as follows:
Treatment of pre-cooling (A) consists of: A0 - without pre-cooling, A1 - pre-cooling using
water (23ºC), A2 - pre-cooling using ice water (0 °C) and tretment of storage temperature (B)
consisting of: B0 - storage at room temperature (27ºC - 28ºC), B1 - storage at a temperature
of 10ºC ± 2 °C, B2 – storage temperature of 5 °C ± 2 °C, and B3 - storage temperature of 0°C
± 2 °C. The results showed that broccoli with pre-cooling treatment using ice water at a
temperature of 0 °C ± 2 °C is best. The broccoli has not changed in weight, the value of
brightness was 40.74, still keep green color and the vitamin C content of 4.605 mg. with the
value of hardness at the top of 0.09 mm/g and at the bottom of 0.08 mm/g. Broccoli stored
with pre-cooling by ice water at a temperature of 0 °C ±2 °C has a longest storage life
compared to other treatments, namely up to 42 days.
Keywords: Broccoli, pre-cooling, storage temperature, shelf life
ABSTRAK
Kajian Pengaruh Pra Pendinginan Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Umur Simpan
Brokoli telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk menentukan perubahan berat, perubahan
tekstur dan warna serta perubahan vitamin C brokoli selama penyimpanan dan untuk
mendapatkan metode pra pendinginan dan suhu penyimpanan yang tepat dalam
memperpanjang umur simpan brokoli. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan
analisis deskriptif yaitu menjelaskan perubahan berat, warna, kadar vitamin C dan tekstur
yang terjadi pada brokoli selama penyimpanan. Sejumlah Brokoli disimpan dengan
kombinasi perlakuan sebagai berikut: Perlakuan pra pendinginan (A) terdiri dari: A0 - tanpa
pra pendinginan, A1 - pra pendinginan menggunakan air (23ºC), A2 - pra pendinginan
menggunakan air es (0ºC) sedang perlakuan suhu penyimpanan (B) terdiri atas: B0 -
penyimpanan pada suhu ruang (27ºC - 28ºC), B1 - penyimpanan pada suhu 10ºC ±2ºC, B2 -
penyimpanan suhu 5ºC ±2ºC, dan B3 - penyimpanan suhu 0ºC ±2ºC. Hasil penelitian
menunjukan bahwa brokoli dengan perlakuan pra pendinginan menggunakan air es pada suhu
0ºC ±2ºC adalah yang terbaik dimana brokoli tidak mengalami perubahan berat, tingkat
kecerahan sebesar 40,74 dan berwarna hijau dengan kadar vitamin C sebesar 4,605 mg. serta
nilai kekerasan pada bagian atas sebesar 0,09 mm/g dan pada bagian bawah sebesar 0,08
mm/g. Brokoli yang disimpan pada perlakuan pra pendinginan air es pada suhu 0ºC ± 2ºC
memiliki masa simpan yang paling lama dibanding perlakuan lainnya yaitu hingga 42 hari.
Kata kunci : Brokoli, pra pendinginan, suhu penyimpanan, umur simpan
PENDAHULUAN Berbagai kondisi lingkungan selama
produk pertanian disimpan sangat
Brokoli (Brassica oleraceae L.) berpengaruh terhadap mutu produk atau
merupakan salah satu komoditi perubahan fisiologi lepas panen. Dari
hortikultura yang mudah rusak karena semua faktor lingkungan yang paling
memiliki kandungan air yang tinggi berpengaruh adalah suhu (Winarno, 2002).
(90%), dan kelas laju respirasi yang sangat Suhu mempengaruhi penuaan produk
tinggi. (Utama, 2001; Rokhani, 1995). karena mengatur laju semua proses-proses
Sehingga perlu dilakukan penanganan fisiologi dan biokimia (Pantastico et al,
pasca panen yang baik agar umur 1997).
simpannya lebih lama. Setelah dipanen Penyimpanan pada suhu yang dingin
brokoli masih melakukan proses dapat menghambat kerusakan fisiologis,
metabolisme yaitu respirasi dan terus penguapan serta aktivitas mikroorganisme
melakukan transpirasi yang yang mengganggu sehingga mutu serta
menyebabkan pematangan , penuaan dan kualitas buah dan sayuran dari mulai panen
akhirnya layu. sampai diterima di tangan konsumen
Kerusakan brokoli disebabkan oleh masih tetap terjaga. Muchtadi (1992)
beberapa factor yaitu mekanis dan menyatakan penyimpanan bahan pada
biologis. Nilai kesegaran pada brokoli bisa suhu rendah merupakan cara yang efektif
diketahui dari laju respirasi, yang akan untuk memperpanjang umur simpan bahan
mempengaruhi susut berat, tekstur, kadar segar, karena dengan cara ini dapat
air, perubahan warna, kandungan vitamin mengurangi kegiatan respirasi, proses
C atau aktifitas fisiologis maupun penuaan, dan pertumbuhan
mikrobiologis semakin meningkat mikroorganisme.
(Rukmana, 1994). Untuk menjaga agar Penelitian ini bertujuan untuk :
produk selepas panen tetap tahan lama, 1. Menentukan perubahan berat,
maka proses metabolisme harus ditekan perubahan tekstur dan warna serta
serendah mungkin dengan cara perubahan vitamin C brokoli selama
penyimpanan dan pengemasan (Ashari, penyimpanan.
2006). Perlakuan pasca panen bertujuan 2. Mendapatkan metode pra pendinginan
untuk mengurangi proses terjadinya dan suhu penyimpanan yang tepat untuk
respirasi dan transpirasi. Dengan memperpanjang umur simpan brokoli.
terhambatnya kedua proses tersebut, maka
proses biologis (reaksi enzimatis/biokimia) METODE PENELITIAN
yang terjadi didalam brokoli juga ikut
terhambat (Cahyono, 2001). Metode penelitian ini menggunakan
Setelah dipanen brokoli harus segera metode deskriptif, yang terdiri dari 2
ditangani dengan baik dengan melakukan perlakuan dan 3 kali ulangan.
pra-pendinginan untuk menurunkan laju Perlakuan A adalah pra pendinginan yaitu :
respirasi dan mencegah terjadinya A0 : Tanpa pra pendinginan (kontrol)
pelayuan dan pembusukan (Rokhani, A1: Pra pendinginan dengan air (23ºC)
1995). Penyimpanan produk hortikultura A2: Pra pendinginan dengan air es (0ºC)
segar dimaksudkan untuk memperpanjang Perlakuan B adalah suhu penyimpanan
daya gunanya dan dalam keadaan tertentu terdiri dari :
memperbaiki mutunya; selain dari itu juga B0 : Suhu Ruangan
menghindarkan banjirnya produk ke pasar, B1 : Suhu 10Cº ± 2ºC
memberi kesempatan yang luas untuk B2 : Suhu 5ºC ± 2ºC
memilih produk hortikultura sepanjang B3 : Suhu 0ºC ± 2ºC
tahun, membantu pemasaran yang teratur, Data hasil pengamatan dan
dan meningkatkan keuntungan produsen perhitungan kemudian di plot kedalam
atau petani (Pantastico et al, 1997). tabel, gambar dan grafik kemudian dikaji
secara deskriptif, yaitu menjelaskan 𝐴 −𝐵
kehilangan bobot, warna, kadar vitamin C 𝑊 = 𝑥 100% (1)
𝐴
dan tekstur yang terjadi pada brokoli
selama penyimpanan. Keterangan :
W: Susut Berat (%)
Prosedur Penelitian A: Bobot brokoli awal (g)
B: Bobot brokoli Hari ke-n (g)
1. Brokoli yang digunakan untuk Perubahan susut berat brokoli diukur
penelitian ini dipanen pada umur 100 dengan menggunakan timbangan digital
hari langsung dari kebun petani di selama penyimpanan.
kelurahan Kakaskasen. Pada setiap perlakuan pra
2. Brokoli dipetik dengan sebagian daun pendinginan dengan menggunakan air es
yang membungkus krop. direndam selama 15 menit. Setelah
3. Brokoli dimasukan kedalam keranjang dilakukan pra pendinginan brokoli
plastik untuk diangkut ke tempat pra disimpan sesuai perlakuan. Selama
pendinginan. penyimpanan brokoli dilakukan
4. Brokoli di kupas dari daun-daun yang penghitungan perubahan berat.
membungkus krop kemudian dicuci
dengan air bersih, dan ditiriskan Perubahan Warna
5. Kemudian ditimbang sebelum Persepsi manusia terhadap warna
dilakukan pra pendinginan. Masing- berbeda dengan pengkodean pada model
masing perlakuan dibuat 3 ulangan. RGB yang diterapkan dikomputer. KII (
6. Brokoli di lakukan pra pendinginan Komisi Iluminasi Internasional)
sesuai perlakuan selama 15 menit mengembangkan model warna yang
setelah itu disimpan pada lemari banyak diterapkan pada alat ukur warna.
pendingin dan suhu ruang sesuai Sistem warna ini mempunyai tiga buah
perlakuan suhu penyimpanan sumbu utama, yaitu X,Y, dan Z. 3 unsur
7. Selanjutnya pengamatan dilakukan warna untuk menyatakan warna yaitu hue
setiap hari sekali (berat dan warna) (warna kromatik), value/ lightness (warna
selama penyimpanan untuk mengukur akromatik atau kecerahan), dan kroma
tekstur dan penurunan vitamin C (intensitas warna kromatik). Penglihatan
dilakukan sebelum dan sesudah manusia merespon 3 warna yaitu merah,
perlakuan. hijau dan biru. Alat pengukur warna
8. Penimbangan berat brokoli yang Hunter, Gardner atau Macbeth
disimpan pada suhu 0ºC ± 2ºC didalam menggunakan skala L, a dan b, dimana :
coolbox terlebih dahulu ditiriskan L = menyatakan cahaya pantul yang
selama 10 menit kemudian dilakukan menghasilkan warna akromatik putih, abu-
penimbangan. abu dan hitam.
9. Pengamatan dibatasi sampai bahan Nilai L berkisar antara 0 (hitam) – 100
menjadi rusak . (putih).
a = menyatakan warna kromatik campuran
Hal-hal yang Diamati merah – hijau
nilai :+a dari 0 – 100 untuk warnah
Perubahan/Susut Berat merah
Bobot Awal sampel ditimbang -a dari 0 - (-80) untuk warna hijau
sebelum buah disimpan. Pengamatan b = menyatakan warna kromatik
selanjutnya dilakukan dengan menimbang campuran biru – kuning
sampel sebelum penyimpanan dan setelah nilai : +b dari 0 -70 untuk warna biru
penyimpanan. Susut berat dapat dihitung -b dari 0 - (-70) untuk warna
berdasarkan rumus sebagai berikut: kuning
Sampel di letakan pada colorflex
hingga menutupi seluruh lubang kamera
yang ada pada colorflex. Analisis warna
kemudian dilakukan dengan menggunakan
Hunterlab ColorFlex EZ
spectrophotometer. Uji brokoli dilakukan
dengan sistem warna Hunter L*, a*, b*.
Chromameter terlebih dahulu dikalibrasi
dengan standar warna putih yang terdapat
pada alat tersebut. Hasil analisis yang
dihasilkan berupa nilai L (Lightning), a*,
b*. Pengukuran total derajat warna
digunakan basis warna putih sebagai Gambar 2. Grafik Warna
standar. Hubungan nilai L, a dan b dengan
nilai X, Y, dan Z pada sistem CIE yaitu : Pengukuran Vitamin C
40
A2B0 lama (Susanto, 1994).
20 A0B1 Susut berat ini disebabkan proses
A1B1
0 A2B1 transpirasi dan respirasi sehingga
0 2 4 6 10 14 18 21 27 33 39 A0B2 mengakibatkan sayur mengalami susut
-20 A1B2 berat. Hal ini disebabkan brokoli setelah di
A2B2 panen terus melakukan proses
-40 A0B3
A1B3 metabolisme, salah satu proses tersebut
-60 adalah katabolisme. Katabolisme disebut
Penyimpanan Hari ke- A2B3
pula disimilasi, karena dalam proses ini
energi yang tersimpan ditimbulkan
Gambar 3. Rata-rata perubahan /
kembali atau dibongkar untuk melakukan
penurunan berat brokoli selama
proses-proses kehidupan.
penyimpanan
Kehilangan air selama penyimpanan
Brokoli yang disimpan pada suhu
tidak hanya menurunkan berat, tetapi juga
ruang pada hari ke-5 mengalami
dapat menurunkan mutu dan menimbulkan
penurunan berat sebesar 53,4 % pada
kerusakan. Kehilangan yang hanya sedikit
perlakuan tanpa pra pendinginan, 52 %
mungkin tidak akan mengganggu tetapi
pada perlakuan air biasa, dan 50,6% untuk
kehilangan yang banyak akan
perlakuan air es. Berdasarkan hasil
menyebabkan kelayuan dan pengkriputan.
perhitungan perubahan berat dapat dilihat
Kehilangan berat dapat juga disebabkan
bahwa rata-rata perubahan berat pada
oleh kehilangan karbon selama respirasi,
perlakuan air + es terendah sedangkan
namun hal ini ternyata kurang penting
perubahan berat yang tertinggi terdapat
(Muchtadi, 1991). Selama penyimpanan 50
akan berkurang sebagai akibat dari 40 A0B2
Kecerahan (L*)
penguapan air. Jika air telah berkurang
sebanyak 10% maka akan mempengaruhi 30
mutu dan akan berimbas pada kenampakan 20 A1B2
visual dan beberapa zat dalam komoditas
10
yang bersangkutan (Gardjito dan Wardana,
2003). Menurut Setyadjit dan Syaifullah 0
(1994) dalam Linayanti (2005), suhu 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 A2B2
tinggi menyebabkan proses transpirasi Pengamatan Hari ke-
lebih cepat dari pada suhu rendah. Gambar 6. Tingkat Kecerahan
Transpirasi yang tinggi dapat menurunkan Brokoli pada Suhu penyimpanan 5ºC ±
kadar air sehingga susut berat menjadi 2ºC
besar. Selain itu suhu tinggi menyebabkan 50
respirasi meningkat. A0B1
40
Kecerahan (L*)
Perubahan Warna 30
Warna bahan pangan selama
penyimpanan akan mengalami perubahan 20 A1B1
yang dipengaruhi kondisi penyimpanan. 10
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai L*
(kecerahan) menggunakan HunterLab 0
0 6 12 18 24 30 36 42 A2B1
selama penyimpanan (Gambar 4,5,6 dan 7)
Pengamatan Hari ke-
60
Gambar 7. Tingkat Kecerahan
Tingkat Kecerahan (L*)