Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian mobilisasi
b. Untuk mengetahui tujuan mobilisasi
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi
d. Untuk mengetahui macam-macam latihan gerak
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian mobilisasi?
2. Apa tujuan mobilitas mobilisasi?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi mobilisasi fisik?
4. Apa saja macam-macam latihan gerak?
D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan gangguan mobilisasi fisik ini diharapkan
dapat menjadi panduan dasar masalah gangguan mobilisasi fisik.
TINJAUAN TORI
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas
( Kosier, 1989). Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk sekelas mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya sekelas mungkin berjalan
(Soelaiman, 1993). Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis
karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian (Carpenito, 2000).
Tujuan Mobilisasi
Gaya
Gaya hidup seseorang tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.
Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tentang mobilitas seseorang akan
senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan
berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemabuk.
Kebudayaa
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya;
seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan
anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan
berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit
akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang
pelari.
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Selasa, 28 Mei 2017
Jam Pengkajian : 10.00 WIB
Pengkaji : Aurora Daniar Aprodhita
Sumber Data : Wawancara dan Observasi
I. Identitas
a. Nama : Trisnawati
b. Usia : 68 th
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status perkawinan : Tidak Menikah
e. Agama : Kristen
f. Suku : Jawa
g. Alamat : Yogyakarta
V. Pola Fungsional
a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan :
Ny. T memiliki kebiasaan yang mempengaruhi kesehatannya yaitu makan pedas
dan makan kacang-kacangan yang mengakibatkan maagnya kambuh dan asam
uratnya Naik. Ny. T mengonsumsi obat-obatan dari dokter untuk masalah
kesehatannya.
b. Nutrisi metabolic :
1) Frekuensi makan : 3x/hari.
2) Nafsu makan : Nafsu makan baik apabila makanan pedas.
3) Jenis makanan : Nasi, sayur, dan lauk pauk.
4) Makanan yang tidak disukai : Seafood.
5) Alergi terhadap makanan : Seafood.
6) Pantangan makanan : Kacang mempengaruhi asam urat.
7) Keluhan yang berhubungan dengan makan :
Pada saat makan dengan lauk seafood Ny. T mengatakan badannya
langsung gatal-gatal.
c. Eliminasi
1) BAK :
Ny. T mengatakan BAK 4x/hari, lancar. Ny. T mengatakan warna urine
kuning, dan setelah BAK lega. Saat malam hari sering BAK.
2) BAB :
Ny. T megatakan BAB 2hari/1x, konsistensi feses lunak tetapi ada sebagian
yang pekat.
d. Pola Kognitif Persepsi
1) Masalah dengan penglihatan (normal?, terganggu (ka/ki)?, kabur?, pakai
kacamata?) :
Ny. T mengatakan pandangan sudah kabur ejah masih muda dan memakai
kacamata
2) Masalah pendengaran (normal?, terganggu (ka/ki)?, memakai alat bantu
dengar?, tuli (ka/ki)?, dsbnya) :
Ny. T mengatakan tidak memiliki gangguan pendengaran.
VI. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Compos Mentis.
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/85 mmHg
Suhu : 36,6 C.
Nadi : 69 x/menit.
RR : 20 x/menit.
c. Kepala : Bersih, tidak ada benjolan ataupun lesi.
d. Rambut : Rambut hampir masih hitam dan lebat.
e. Mata : Bersih, conjungtiva anemis,tidak katarak.
f. Telinga : Pendengaran normal, bersih, tidak ada serumen.
g. Mulut : Menjaga oralhygine, tidak stomatitis, nafas tidak bau.
h. Gigi : Gigi bersih, tidak tanggal.
i. Kulit : Keriput, turgor kulit normal.
j. Ekstremitas atas : Ka/ki lengkap dan otot ekstermitas bagian kiri lemah,
kuku bersih dan panjang.
k. Ekstremitas bawah : Ka/li lengkap dan otot ekstermitas bagian kiri lemah, kuku
bersih
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan 1. Bina hubungan 1. Hubungan saling
mobilitas tindakan keperawatan saling percaya percaya
fisik selama 1x24 jam, 2. Observasi mempermudah
berhubungan diharapkan gangguan tindakan yang dalam penggalian
dengan mobilitas fisik menghambat masalah lebih
penurunan berkurang ditandai mobilisasi lanjut.
kekuatan otot dengan kriteria hasil : pasien 2. Lingkungan pasien
karena post 3. Ajarkan dan mencakup semua
Ny. T mampu
Stroke. demonstrasikan faktor fisik dan
melakukan ROM
latian ROM psikososial yang
Aktif
aktif. mempengaruhi
4. Kolaborasi psikis pasien
dengan petugas 3. ROM aktif dapat
panti untuk membantu dalam
memotivasi memperthankan/
klien ikut meningkatkan
senam lansia kekuaatan dan
kelenturan otot.
Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji pola tidur. 1. Untuk mengetahui
pola tidur tindakan keperawatan 2. Ciptakan kemudahan dalam
berhubungan selama 1x24 jam, suasana tidur
dengan diharapkan gangguan nyaman, 2. Untuk membatu
hambatan pola tidur berkurang kurangi relaksasi saat tidur
lingkungan ditandai dengan distraksi 3. Berkemih malam
karena kriteria hasil : lingkungan hari dapat
bising. atau gangguan menganggu pola
- Ny. T bisa
tidur tidur
tidur dengan
3. Batasi asupan
nyaman
cairan malam
- Ny. T pada
hari dan
pagi hari
berkemih
tampak bugar
sebelum tidur
dan
conjungtiva
tidak anemis
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2008). Nursing Outcomes
Classification (NOC) (5th ed.). United State of America: Mosby Elsevier.