Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKALAH
Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Sriwijaya
Oleh :
1. Nama : Abdul Haris
NIM : 061130501100
2. Nama : Christy Widyaningsih
NIM : 061130501103
3. Nama : Media Gustiandina Pratiwi
NIM : 061130501112
4. Nama : Nur Rahma Octarina
NIM : 061130501114
5. Nama : Resi Afrianti
NIM : 061130501117
PT Induk mencatat bagiannya atas laba dan dividen PT Anak untuk tahun
20X1 dengan ayat jurnal.
Ayat jurnal E(16) mengeliminasi pengaruh ayat jurnal metode ekuitas dasar (14)
dan (15) yang dicatat oleh PT Induk selama tahun 20X2. Ayat jurnal E(17)
mengalokasikan bagian laba ke pemegang saham minoritas (Rp75.000.000 x 0,20)
dan memunculkan peningkatan klaim pemegang saham minoritas atas aset bersih
PT Anak dalam kertas kerja tahun 20X2. Karena penjualan tersebut merupakan
arus ke bawah, jumlah yang dialokasikan ke pemegang sahamminoritas dan saldo
kepemilikan minoritas tidak berpengaruh oleh keuntungan antarperusahaan. Ayat
jurnal kertas kerja E(18) mengeliminasi saldo awal ekuitas pemegang saham PT
Anak dan saldo investasi awal PT Induk, sedangkan kepemilikan minoritas
dikredit sebesar 20% dari saldo awal nilai buku PT Anak.
Ayat jurnal E(19) diperlukan untuk menyesuaikan harga pokok penjulan
menjadi saldo konsolidasi yang seharusnya dan mengurangi saldo awal saldo laba.
Keuntungan antarperusahaanbelum direalisasi yang terdapat dalam persediaan
awal PT Anak dibebankan ke Harga Pokok Penjualan pada saat PT Anak menjual
persediaan tersebut selama tahun berjalan. Akibatnya, harga pokok penjualan
konsolidasi akan dinyatakan terlalu tinggi untuk tahun 20X2 jika dilaporkan
dalam laporan laba rugi konsolidasi sebesar total yang belum disesuaikan dari
pembukuan PT Induk dan PT Anak.
Pos PT Induk PT Anak Total Belum Konsolidasi
Disesuaikan
Penjualan Rp 0 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp
15.000.000
Harga Pokok 0 (10.000.000) (10.000.000)
Penjualan (7.000.000)
Laba Kotor Rp 0 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 8.000.000
FIGUR 7.2
31 Desember 20X2, Kertas Kerja Konsolidasi, Periode Berikutnya setelah
Penjualan Antarperusahaan; Penjualan Persediaan Arus Ke Bawah
Eliminasi
Pos PT Induk PT Anak Debit Kredit Konsolidasi
Penjualan Rp 450.000.000 Rp 300.000.000 Rp 750.000.000
Pendapatan dari Anak Perusahaan Rp 60.000.000 a)Rp 60.000.000
Kredit Rp 510.000.000 Rp 300.000.000 Rp 750.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 180.000.000 Rp 160.000.000 b)Rp 3.000.000 Rp 377.000.000
Penyusunan dan Amortisasi Rp 50.000.000 Rp 20.000.000 Rp 70.000.000
Beban Lain Rp 60.000.000 Rp 45.000.000 Rp 105.000.000
Debit Rp (290.000.000) Rp (225.000.000) Rp (512.000.000)
Rp 238.000.000
Entitas konsolidasi. Sebagai contoh, jika PT Anak terus memiliki persediaan yang
dibeli dari PT Induk, maka ayat jurnal eliminasi berikut diperlukan dalam kertas
kerja konsolidasi setiap kali disusun neraca konsolidasi untuk tahun setelah tahun
terjadinya penjualan antarperusahaan, selama persediaan tersebut masih dimiliki.
Tidak diperlukan penyesuaian dalam laporan laba rugi pada periode setelah
terjadinya penjualan antarperusahaan sampai persediaan tersebut dijual ke pihak
eksternal entitas konsolidasi.
Pada saat terjadi penjualan persediaan arus ke atas dan persediaan dijual oleh
induk perusahaan ke non-afiliasi pada periode yang sama, semua ayat jurnal
metode ekuitas yang dibuat oleh induk perusahaan dan ayat jurnal eliminasi dalam
kertas kerja konsolidasi sama dengan ayat jurnal dalam kasus penjualan arus
kebawah .
Jika persediaan tidak dijual ke non-afiliasi sebelum akhir periode, ayat jurnal
eliminasi kertas kerja berbeda dengan kasus arus ke bawah hanya pada pembagian
keuntungan antarperusahaan belum direalisasi untuk kepemilikan mayoritas dan
minoritas. Keuntungan antarperusahaan dalam kasus arus ke atas diakui oleh anak
perusahaan dan dibagi antara pemegang saham pengendali dan minoritas dari
anak perusahaan. Oleh karena itu, eliminasi keuntungan antarperusahaan belum
direalisasi harus mengurangi hak setiap kelompok kepemilikan pada setiap peride
sampai keuntungan tersebut direalisasi melalui penjualan kembali persediaan ke
pihak non-afiliasi.
Penjualan arus keatas dapat diilustrasikan menggunakan contoh yang sama
dengan kasus penjualan arus ke bawah. Asumsikan penjualan persediaan dari PT
Anak kepada PT Induk sebagai berikut.
PT Anak membeli persediaan pada tanggal 1 Maret 20X1 senilai Rp7.000.000 dan
menjualnya ke PT Induk senilai Rp10.000.000 pada tahun yang sama. PT Induk
memegang persediaan tersebut sampai tanggal 2 januari tahun berikutnya, dimana
pada saat itu PT Induk menjualnya ke Non-afiliasi senilai Rp15.000.000
PT Induk mencatat ayat jurnal metode ekuitas dasar berikut di tahun 20X1.
Rp30.000.000 x 0,80
Rp50.000.000 x 0,80
Ayat jurnal ini sama dengan ayat jurnal pada ilustrasi kasus penjualan arus ke
bawah.
Semua ayat jurnal eliminasi kertas kerja pada tahun terjadinya transfer
antarperusahaan pada kasus arus ke atas sama dengan ayat jurnal pada kasus arus
ke bawah, kecuali untuk ayat jurnal E(24). Karena keuntungan antarperusahaan
pada kasus arus ke atas yang diakui oleh PT Anak dibagi antara kepemilikan
mayoritas dan minoritas, kedua saldo kelompok tersebut harus dikurangi oleh
eliminasi keuntungan belum direalisasi. Laba yang dialokasikan ke kepemilikan
minoritas dalam ayat jurnal E(24) berdasarkan pada laba direalisasi PT Anak
(Rp50.000.000 – Rp3.000.000), dan karenanya dikurangi oleh bagian pemegang
saham minoritas atas keuntungan antarperusahaan belum direalisasi.
Karena eliminasi keuntungan belum direalisasi dialokasikan secara
proporsional antara kepemilikan mayoritas dan minoritas dalam kasus arus ke
atas, laba yang dialokasikan ke pemegang saham minoritas sebesar Rp600.000
(Rp3.000.000 x 0,20) lebih kecil pada Figur 7-3 untuk kasus arus ke atas
dibandingkan dengan Figur 7-1 untuk kasus arus ke bawah. Akibatnya, laba
bersih konsolidasi lebih tinggi Rp600.000/
Semua ayat jurnal eliminasi kertas kerja pada tahun terjadinya transfer
antarperusahaan pada kasus arus ke atas sama dengan ayat jurnal pada kasus arus
ke bawah, kecuali untuk ayat jurnal B Karena keuntungan antarperusahaan pada
kasus arus ke atas yang diakui oleh PT Anak dibagi antara kepemilikan mayoritas
dan minoritas, kedua saldo kelompok tersebut harus dikurangi oleh eliminasi
keuntungan belum direalisasi. Laba yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas
dalam ayat jurnal B berdasarkan pada laba direalisasi PT Anak (Rp50.000.000 –
Rp3.000.000), dan karenanya dikurangi oleh bagian pemegang saham minoritas
atas keuntungan antarperusahaan belum direalisasi.
Karena eliminasi keuntungan belum direalisasi dialokasikan secara
proporsional antara kepemilikan mayoritas dan minoritas dalam kasus arus ke
atas, laba yang dialokasikan ke pemegang saham minoritas sebesar Rp600.000
(Rp3.000.000 x 0,20) lebih kecil pada Figur ke 3 untuk kasus arus ke atas
dibandingkan dengan Figur ke 1 untuk kasus arus ke bawah. Akibatnya, laba
bersih konsolidasi lebih tinggi Rp600.000.
C. PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Frekuensi transfer penelitian antarperusahaan dan bervariasinya
keadaan transaksi dapat menimbulkan berbagai isu implementasi. Beberapa
ini tersebut akan dibahas secara singkat dalam bagian ini.
Ayat jurnal eliminasi kertas kerja untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi
pada akhir tahun 20X2 sebagai berikut:
Metode Biaya
Digunakan bila induk perusahaan mencatat dividen yang diterima dari anak
perusahaan sebagai pendapatan dan tidak membuaut penyesuaian atas laba anak
perusahaan yang tidak didistribusikan atau keuntungan antar perusahaan belum
direalisasi. Contoh dari konsolidasi setelah transaksi penjualan persediaan arus
kas atas ketika induk perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan
menggunakan metode biaya, asumsikan fakta yang sama dengan yang digunakan
sebelumnya dalam ilustrasi penjualan arus ke atas.