Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI
Diajukan oleh :
SANRI MANATAP
NIM. 1031150016
JAKARTA
2015
i
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS
FAKULTAS EKONOMI
PERNYATAAN
Seluruh isi / materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya
FAKULTAS EKONOMI
PERSETUJUAN SKRIPSI
NIM : 1031150016
FAKULTAS EKONOMI
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Sanri Manatap
NIM : 1031150016
Program S-1, Jurusan : Manajemen
Peminatan : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judul Skripsi : ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI ACQUIRING
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)
TERHADAP ORGANIZATIONAL DESIGN (OD)
STUDI KUALITATIF PADA KASUS PT. CAHAYA
ANDHIKA TAMARA (PT. C.A.T.)
Diterima dan disahkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi.
Panitia Penguji
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Abba (YHWH Elohim Adonai) didalam
nama Tuhan Yesus atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Banyak kesulitan yang dialami penulis dalam menyusun skripsi ini. Akan tetapi
semua itu telah dapat diatasi dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Suzanna Josephine Tobing, SE., MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Bapak Dr. Ir. Posma Sariguna J. K. Hutasoit, SE., MSi., MSE, selaku Ketua
4. Bapak Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si.,MA selaku dosen pembimbing materi
dalam menyusun skripsi, yang telah mengasuh, memberikan waktu, pikiran yang
5. Ibu Ganda Hutapea, SE., MBM, selaku dosen pembimbing teknis dalam menyusun
membimbing penulis.
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi di Universitas Kristen Indonesia yang
telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu dan pengetahuan serta informasi
7. Ibu Christina Maria Sitompul, selaku Manager Supervisor dan Pak Adith, selaku
HR&GA PT. Cahaya Andhika Tamara serta para stafnya, yang telah memberikan
8. Terima kasih untuk Bapak Jhon Sahala Sitompul dan Mamak Riaty Aritonang
yang telah memberikan dukungan dan kasih sayang serta selalu membawa penulis
didalam doanya. Semoga Bapak, Mamak diberikan kesehatan, umur panjang, dan
rezeki selalu. The best parents I ever had dan terima kasih kepada my beloved
sisters kakak Risa Septuvany S.Sos dan Adik Yemima yang selalu mendukung
9. Terima kasih untuk teman-teman angkatan 2010 Fakultas Ekonomi UKI yang
membantu dalam penulisan skripsi ini walaupun sekedar brainstorming
10. Terima kasih kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu oleh penulis
karena sudah membantu penulis dalam skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih banyak kekurangan penulisnya. Segala
kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Sweeter the victory the hotter the battle The bigger the cover the fatter the
bottle The place has to rattle a my tebernacle this
RINGKASAN ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
D. Hipotesis ......................................................................................... 11
c. Rekrutmen ........................................................................... 23
d. Seleksi ................................................................................. 23
e. Penempatan ......................................................................... 24
1. Trianggulasi .............................................................................. 65
2. Model dinamis: induktif tidak komplit ..................................... 65
2. Analisa Miles-Huberman........................................................... 75
3. Rekrutmen ................................................................................ 92
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Gambar II-15 Tim R&D Sebagai Pendukung Dalam Divisi Produk ................... 53
Gambar IV-27 Data Display menggunakan Diagram Tulang Ikan ..................... 142
PENDAHULUAN
Penulis akan menjelaskan mengenai dasar pemikiran secara garis besar, baik
teoritis maupun fakta yang menimbulkan minat untuk melakukan penelitian. Selain
maupun literatur gap yang belum banyak menghubungkan konsep acquiring dengan
yang telah terjadi, dan yang bakal muncul, seringkali menggunakan prinsip
membandingkan das solen (apa yang ada) dengan das sein (apa yang seharusnya).
Konteks atau situasi yang mendasari munculnya permasalahan menurut penulis harus
Permasalahan yang dikaji mengenai what/ apa yang dilakukan dalam start’up
tenaga kerja merupakan salah satu kegiatan awal karena suatu organisasi itu memiliki
salah satu unsur penting yaitu personel atau anggota organisasi. “Pada departemen
pemerintahan atau BUMN, karyawan yang salah direkrut ini akan membebani
bakat/ talent dari personel, maka akan berakibat yang berkesinambungan dan lama.
Untuk when/ kapan waktunya, apakah durasi kehancurannya lama atau cepat, yang
pasti dampaknya bukan hanya didalam departemen Sumber Daya Manusia (SDM)
namun lokasi administrasi lainnya hingga kehancuran atau kerugian bagi organisasi
tersebut.
Suatu studi dari World Economic Forum dengan judul “The Global
19,3%, kedua birokrasi tidak efisien berpengaruh 15%, dan untuk peringkat kesebelas
ada faktor SDM dengan skor 4,2%. Ini menandakan bahwa birokrasi yang tidak
efisien menunjuk pada desain organisasi dan departemen SDM dengan pendidikan
Kedua faktor tersebut cukup berpengaruh pada faktor kegagalan bisnis. Jadi
faktor who/ siapa personelnya dan faktor whom/ yang bertanggung jawab mendesain
pengamatan dari seorang profesional SDM perlu dimulai dari pertanyaan bagaimana
personel ditempuh dengan cara pemanfaatan bakat karyawan secara efisien dan
efektif.
adalah desain sistem formal dalam organisasi untuk memastikan pemanfaatan bakat
manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan sederhana membuat
Pada masa sekarang profesional SDM tidak lagi hanya berkutat mengurusi
bisnis perusahaan. Hubungan kerja profesional SDM tidak hanya dengan pihak dalam
Namun bentuk yang paling sederhana dari pengetahuan SDM dapat dipelajari dengan
Faktor why/ kenapa “back to the basic” karena dengan memahami bentuk paling
mengenai proses dan tuntutan kepada manajer dalam hal SDM. Definisi, pengetahuan
dan sejarah SDM dapat memberikan jejak serta pola pengembangan SDM dan
aktivitas SDM:
TABEL I-1
SEJARAH PERKEMBANGAN AKTIVITAS SDM
Sumber: Aprinto,2013:11
Tiap era menonjolkan pengembangan pengetahuan tentang intisari aktivitas yang
menjadi variabel pertama yang akan dijelaskan adalah fungsi acquring. Masalah
dalam fungsi acquiring yang terjadi dalam PT. CAT akan menjadi acuan penulis.
programnya dan dicari temukan masalah beserta solusinya adalah desain organisasi.
Aspek dari OD yang terdiri dari tingkat hierarki organisasi, besaran unit atau span of
PT. Cahaya Andhika Tamara (disingkat PT. CAT) adalah perusahaan yang
beroperasi dibidang jasa, minyak, pertambangan dan kereta api. PT. CAT adalah
mitra perusahaan dari PT. Pertamina Patra Niaga yang notabenenya anak perusahaan
atau member of PT. Pertamina (Persero). PT. CAT Group berkantor pusat di Jakarta
memiiki karyawan lebih dari 600 orang diseluruh Indonesia. PT CAT Group yang
baru lima tahun ini menggeluti bisnis pemasaran dan handling pengisian BBM serta
meyediakan tenaga sopir dan awak kru mobil tanki BBM, sudah memiliki kantor di
URAIAN TEORETIS
Penulis akan menelaah teori dan hasil penelitian terdahulu, yang dianggap sebagai
sumber penunjuang dan relevan dengan penelitian yang disajikan dalam skripsi.
Sesuai prinsip ekletik (keterbukaan antar disiplin ilmu), teori yang digunakan antara
lain: teori fungsi acquiring dan teori Organizational Design (OD).
A. Telaah Kepustakaaan
Manajemen berasal dari bahasa latin, manus (tangan) dan agree (melakukan) dan
mendapat penggabungan menjadi manager yang artinya menangani. Aktivitas yang
dilakukan manajer disebut manajemen. Manajer (manager) adalah orang yang
membuat keputusan, mengalokasikan sumber daya, dan mengatur aktivitas untuk
mencapai tujuan yang efektif dan efisien melalui orang lain melaui fungsi manajemen
(seperti planning organizing actuating controlig atau ada juga yang menyebutnya
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian). Efisiensi (daya guna)
mendapatkan sebesar-besarnya output dari sekecil-kecilnya input atau idiomnya juga
disebut melakukan dengan cara yang tepat “do the thing’s right”. Efektivitas (cipta
guna) tingkat keberhasilan pekerjaan menghasilkan hal yang tepat atau benar
idiomnya melakukan hal yang tepat (do the right thing’s).
Setelah itu, keharusan dilakukannya pengorganisasian sebagai fungsi manajemen
berhubungan dengan fungsi MSDM. Pengorganisasian (organizing) adalah proses
yang meliputi penentuan tugas yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan tugas
tersebut, bagaimana tugas tersebut dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan
dimana keputusan-keputusan dibuat. Untuk menjadi efektif dan efisien suatu
organisai dalam Start up-nya, bagian HRD perlu mengerti fungsi manajemen.
Terutama fungsi pengorganisasian yang diturunkan dalam fungsi MSDM terutama
dalam konteks fungsi acquiring (menyediakan) yang dihuhubungkan dengan desain
keorganisasian.
Secara umum, pengetahuan bagi profesional SDM dapat dilihat lingkungan
besarnya dimulai dari pengetahuan SDM tentang Teori Organisasi, Budaya
Organisasi, Perilaku Organisasi, dan ilmu profesional MSDM berlanjut kearah Desain
Organisasi. Namun di penulisan skripsi ini yang akan dibahas adalah fungsi MSDM-
nya, tepatnya hubungan antara fungsi acquiring MSDM dengan desain organisasi.
Untuk itu perlu dilakukan fokus dari fungsi manajemen ke fungsi MSDM: acquiring
ke Organizational Design (OD). Berikut dipaparkan beberapa fungsi MSDM menurut
beberapa ahli dari dalam dan luar negeri:
TABEL II-2
FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
17
Malayu S.P.
Hasibuan M. Manullang Wirawan Brian & Fonny
Dale Yorder
f) Penetapan sasaran
Kinerja
g) Eksekusi Kinerja
h) Penilaian Kinerja
i) Talent Management
j) Pengembangan
Organisasi
3.Pengarahan 3. Labour 3. Maintenancing 3.Membangun Kinerja 3. Maintaning
Relation a) manajemen kinerja a) Imbal jasa
a) Mengurus b) Pengembanagan SDM b) Evaluasi jabatan
Pemberhentian c) Produktivitas dan c) Struktur Upah
b) Mengurus kualitas d) Upah
pensiun e) Kesejahteraan
c) Mengurus f) Penggajian
kesejahteraan g) Dana Pensiun
karyawan h) Jaminan Sosial Tenaga
termasuk Kerja
pembayaran i) Hubungan Industrial
upah, j) Pemutusan Hubungan
pemindahan, dll Kerja
d) Motivasi k) Penyelesaian
Hubungan Industrial
l) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
18
Malayu S. P. Dale Yorder M. Manullang Wirawan Brian & Fonny
Hasibuan
4. Imbalan SDM
4. Wage and 4.Organizational
4.Pengendalian a) Evaluasi kinerja
salary Effectiveness
b) kompensasi
administration
a) Knowledge
Utilization
b) Learning
5.Pengadaaan 5. Employee, 5.hubungan industrial Organization
Benefit and a) Hubungan kerja c) GCG (Good
service b) Jaminan sosial Corporate
c) Menyelesaikan keluhan Governance)
dan pemogokan
d) Pemutusan hubungan
kerja
19
C. Kerangka Pemikiran
GAMBAR II-18
MODEL PEMIKIRAN
Analisa Tingkat
Jabatan Hierarki
Organisasi
Perencaaan
Tenaga Organiz Besaran
Kerja Fungsi ational Unit atau
Acquiring Design Span of
Rekrutmen MSDM (OD) Control
Seleksi Posisi
dalam
Penempatan/ Organisasi
Placement
Trianggulasi Metodelogikal Penamaan
Nama
Metode Penelitian Kulitatif:Deskriptif Jabatan
Variabel analytical
Bebas (X) Struktur
1.Analisa 2.Miles- Organisasi
Domain Huberman
Variabel
Terikat (Y)
A. Pedekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis harus melihat keseharian kerja dan kebijakan yang
terjadi dalam acquiring MSDM dan hubungannya (connected) terhadap OD. Masalah
antara keduanya juga harus diteliti disini, bisa saja akibat struktur yang tinggi
membutuhkan jumlah pekerja lebih banyak dan sebagainya.
Menurut Moelong (2006:19-20):
Untuk memahami perilaku, kita harus memahami definisi dan proses
pendefinisiannya. Manusia secara aktif dalam menciptakan dunianya sehingga
dengan demikian ia mengerti akan pemisahan antara riwayat hidup dengan
masyarakat … Jadi, penafsiran itu menjadi esensial. Interaksi simbolik menjadi
paradigma koseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi, motivasi yang
tidak disadari, kebetulan, status sosial ekonomi, kewajiban-peranan, resep budaya,
mekanisme pegawasan masyarakat atau lingkungan fisik lainya. Faktor-faktor
tersebut sebagian adalah konstrak yang digunakan para ilmuwan sosial dalam
usahanya untuk memahami dan menjelaskan perilaku.
Metode penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian terapan dengan tujuan
(purpose) deskripsi dan eksplor dengan harapan bermanfaat sebagai evaluation dan
action research bermetode kualitatif yang bersifat deskriptif-analytical. Metode
Deskriptif ini bermaksud menggambarkan sifat sesuatu. Menurut Mccall dan
Simmons dalam Mulyana (2003;167) ”suatu usaha penelitian dengan menggunakan
beberpa metode yang tujuannya pengamatan terlibat adalah deskripsi analitik
(analytical description).” Karakteritik penelitian kualitatif bersifafat menyeluruh,
artinya peneliti harus memiliki ketajaman analisis atau bersifat deskriptif analitik,
objektifitas, dan sistemik agar tepat dalam mengintepretasikan kebenaran yang dicari
dari riset. Gaya penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksikan realitas dan
maknanya, maka peneliti kualitatif sangat memperhatika proses, peristiwa dan
5
otentisitas. Jadi konsep penelitian deskriptif – analytical yang akan memandu penulis
dalam menarasikan apa yang mucul nanti dalam pembahasan.
Menurut Sevilla (1993:71-73):
Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang...mengukur
apa yang ada (exist)...kemudian, metode ini banyak memberikan sumbangan kepada
ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaaan mutakhir; dan dapat
membantu kita dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan
percobaan. Selanjutnya, metode ini dapat digunakan dalam menggambarkan keadaan-
keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu. Alasan lain mengapa metode
ini digunakan secara luas adalah bahan data yang dikumpulkan dianggap sangta
bermanfaat dalam membantu kita untuk menyesuaikan diri, atau dapat memecahkan
masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Metode deskriptif juga
membantu kita mengetahui bagaimana caranya mencapai tujuan yang diinginkan.
Lagipula, penelitian deskrirptif telah banyak digunakan dalam berbagai bidang
penyelidikan dengan alasan dapat diterapkannya pada berbagai macam masalah.
Deskriptif dalam penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama sebagai
kegiatan eksplorasi yang mendalam tentang studi hubungan /connected (bukan
korelasional kuantitatif). Jadi jenis investigasi yang dirancang untuk mempengaruhi
hipotesis (bukan membuktikan hipotesis) dari hubungan variabel (variabel acquiring
dan variabel OD) yang akan dianalisis dengan analisa domain. Kedua sebagai
kegiatan description atau menjelaskan karakteristik dua variabel (fungsi acquring dan
OD) yang direkomendasikan penulis untuk dilakukannya pencarian solusi terhadap
masalah atau problem timbul dalam PT.CAT yang akan dianalisis dengan analisa
Miles-Huberman.
Dalam mendeskriptifkan isi skripsi ini, penulis akan menguraikannya dengan
triangulasi metodelogikal. Dengan menggunakan pendekatan fenomenalogi:
interaksionis simbolik memakai desain kualitatif verifikatif dengan model dinamis:
induktif tidak komplit. Berikut Gambar III-1 menjelaskan desain metodologinya.
1
GAMBAR III-19
DESAIN METODOLOGI PENELITIAN
DESAIN STUDI
KUALITATIF
Instrumen, Teknik dan
ProsedurPengumpulan Data:
Desain & Starategi
Teknik
Kualitatif – Verifikatif A. Observasi Analisa Data:
Triang
1. Observasi Partisipatif:
Metode Penelitian gulasi
Kulitatif: a) Moderat A. Analisa
Metode Induktif Tidak komplit domain
Deskriptif b) Catatan Lapangan
logikal (Diary Note) B. MilesHu
analytical
berman
B. Survei Pengalaman dengan
wawancara semistruktur
Pendekatan
Sumber:diolah penulis C. Dokumen, kepustakaan
fenomenalogi: bahan-bahan lainnya
Interaksionis simbolis
64
1
1. Triangulasi
Penulis menggunakan lebih dari satu analisis untuk menelaah fungsi acquiring
dan OD. Menurut Denzin dalam Danim (2002:58) “Trianggulasi adalah aplikasi studi
yang menggunakan multimetode untuk menelah fenomena yang sama.” (Danim,
2002:58).”
2. Induktif tidak komplit
Dukungan hasil observasi dan teori melalui analisa kualitatif adalah untuk
mempengaruhi hipotesis yang akan ditelusuri bukan menguji hipotesis melalui
analisis kuantitatif. Sehingga penulis tidak memakai operasionalisasi variabel.
Menurut Bungin (2010:28):
Sesungguhnya dalam model induktif, tidak dikenal istilah teoritisasi, karena
seluruh rangkaian kegiatan penelitian adalah teoritisasi dan seluruh kegiatan
teoritisasi itu adalah penelitian itu sendiri. Jadi tidak ada pembedaan akivitas dalam
riset kualitatif dengan format semacam ini karena seluruh rangkaian kegiatan itu
secara inklud dan secara utuh adalah sebuah sintesis terhadap kegiatan pegumpulan
data, teoritisasi, membangun hipotesis, mengumpulkan data mengujinya, dan
seterusnya seperti itu selam proses penelitian dilakukan. Dengan demikian tidak ada
struktur tertentu yang dapat digunakan untuk membangun sebuah kerangka format
penelitian ini, karena konstruksi penelitian tergantung pada bagaiamana bangunan
masalah yang akan diteliti.
GAMBAR III-20
ALUR INFORMASI FORMAT PENELITIAN KUALITATIF
VERIFIKATIF
Data
Peneliti
Data TEORI
Data
Data
Sumber: Bungin, 2010: 71
3
Aliran ini menyatakan suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat
kebenaran apabila pengamat berdiri dibelakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek
secara langsung. Model Staretgi Data Kualitatif-Verifikatif seperti berikut:
GAMBAR III-21
MODEL STRATEGI ANALISIS DATA-VERIFIKATIF
DATA Kesimpulan
Klasifikasi Data kategorisasi
DATA Kesimpulan
Ciri-ciri
DATA Umum
Dalil
DATA Hukum
Teori
Sumber: Bungin, 2010:148
C. Desain Data
1 .Instrumen penelitian
Instrumen penelitian kualitatif adalah penulis itu sendiri yang mengintepretasikan
data. Kedudukan peneliti sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analis dan
penafsir data.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data sesuai dengan tujuan dalam skripsi ini yaitu bertujuan
untuk mengeksplor dan mendeskripsikan. Mengeksplor dengan pencarian data
diperpustakaan atau lembaga yang terkait dengan topik riset dan wawancara dengan
karyawan. Mendeskripsikan dengan mengamati dan mencatat perilaku karyawan atau
objek yang diamati (untuk observasi).
Menurut Istijianto (2005:127-128):
Dalam riset, kegiatan pengumpulan data sering kali disebut kerja lapangan (field
work). Untuk mengumpulkan data dilapangan, periset perlu mengacu kembali kepada
desain riset yang telah ditetapkan sebelumnya atau proposal riset ... Untuk riset
ekspolaratori, kegiatan pengumpulan data bisa meliputi pencarian data
diperpustakaan atau lembaga-lembaga yang terkait dengan topik riset, pelaksanaan
diskusi grup terfokus, atau wawancara dengan karyawan. Pekerjaan pengumpuan data
untuk riest deskriptif bisa berupa menyebar kuesioner, menanyai responden, mencatat
jawaban responden terhadap kuesioner yang dibagiikan (untuk survei), atau
mengamati dan mencatat perilaku karyawan atau objek yang diamati (untuk
observasi). Untuk riset kausal, kerja lapangan menyangkut tindakan mengubah
variabel idependen, mengamati, dan mencatat perubahan yang terjadi pada variabel
dependen.
Pengumpulan data dalam laporan lapangan yang detail dapat berubah menjadi
data yang lebih mudah dipahami, dicairkan makna sehingga ditemukan pikiran apa
yang tersembunyi atau masalah yang timbul dibalik cerita mereka (interpretasi) dan
akhirnya dapat diciptakan suatu konsep (konseptualisasi).
Menurut Hamidi (2004:78):
Analisis data dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif pada prinsipnya
berproses secara induksi-interpretasi-kontekstualisasi. Data akan dikumpulkan dan
dianalisis setiap meninggalkan lapangan. Secara umum sebenarnya proses analisis
telah dimulai sejak peneliti menentukan fokus, permasalahan dan lokasi penelitian,
kemudian menjadi intensif ketika turun ke lapangan.
Proses tersebut akan berjalan dan terus digali guna membandingkan dan mencari
hubungan antar konsep sampai mempengaruhi hipotesis-hipotesis, proses ini akan
bergerak linear lagi, tetapi berputar secara interaktif antar satu konsep dengan konsep
lainnya. Proses ini juga bergerak sejak awal pegumpulan data, bekerja secara
simultan, semakin komplek atau rumit, tetapi sekaligus mengarah pada proses
munculya hipotesis dan sampai pada titik terdapat lagi informasi baru sehingga
berkembang dan diharapkan untuk tercipta rekomendasi untuk solusi.
3. Pembagian jenis data
Data yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan skripsi ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Yang berupa internal
atau eksternal. Data primer (dicari oleh penulis sendiri) berupa diskusi, observasi.
Menurut Neuman (2013:60):
Metode kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu yang bemakna secara
intrinsik. Dengan demikian, data yang ada dalam penelitia kualitatif bersifat ”lunak”,
tidak sempurna, imaterial, kadang kala kabur dan seorang peneliti kualitatif tidak
akan pernah mampu mengungkapakan semuanya secara sempurna. Namun demikian,
data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat empiris, terdiri dari dokumetasi
ragam peristiwa, rekaman setiap ucapan, kata dan gesture dari objek kajian, tingkah
laku yang spesifik, dokumen tertulis, serta bebagai imaji visual yang ada dalam
sebuah fenomena sosial.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak dipakai analisa grounded glasser-strauss (teknik
perbandingan tetap atau komparatif) karena penulis belum merasa menjadi peneliti
senior yang sudah banyak pengalamannya dan karena peneliti hanya melakukan
sebentar penelitiannya (±2minggu) menunjuk pada cross-sectional atau tidak lama
(not longitudinal). Dalam penulsan skripsi ini ada dua jenis teknik analisa data yang
digunakan : (1) analisa domain, (2) analisa Miles-Huberman.
Menurut Bungin (2010:78):
Pada dasarnya metode-metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
sekaligus juga adalah metode analisis data, dengan kata lain prosedur metodis
sekaligus juga adalah startegi analisis data itu sendiri, sehingga proses pengumpulan
data juga sekaligus adalah proses analisis data. Dengan demikian, proses
pengumpulan data juga adalah proses analisis data, karena itu setelah data
dikumpukan maka sesungguhnya sekaligus peneliti sudah menganalisis datanya.
1. Analisa domain
Analisis Domain digunakan untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara
umum atau dtingkat permukaan, namun relatif utuh tentang objek penelitian Spradley
menyarankan Hubungan semantik yang bersifat sebagai berikut:
(1) Jenis (strict inclution)
HUBUNGAN
No BENTUK HUBUNGAN CONTOH
SEMANTIK
1. Jenis X adalah jenis dari Y …
2. Ruang X adalah bagian dari Y …
X bertempat di Y
3. Sebab Akibat X adalah akibat dari Y …
Y adalah sebab dari X
2. Analisa Miles-Huberman
a. Data reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada
hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dimulai mereduksi catatan lapangan.
Dengan fokus pada bidang HRD dan pengawasan, dengan melihat perilaku orang
yang jadi pengawas, orang yang diawasi, metode kerja, tempat kerja, interaksi antara
pengawas dengan yang diawasi, serta hasil pengawasan.
b. Data display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah mendisplaikan data yang
dilakukan dalam hubungan antar kategori dan sejenisnya. Setelah menemukan
hubungannya, disajikan diagram tulang ikan tentang masalah yang terjadi.
c. Conclusion drawing/ verification
Analisis data lanjut terdiri dari: (1). Drawing = penggambaran secara ringkas
(2).Conclusion = kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian.
Akan disimpulkan apakah ada hubungan antara fungsi acquiring dengan OD.
b. Depennability (kebergantungan)
Diharapkan proses dan hasil penelitian ini dapat realibel digunakan oleh
peneliti lain dan digunakan sebijaksana mungkin dengan menjaga originalitas
c. Konfirmability (ketegasan)
Bila hasil peneliti ini berhasil dan disahkan serta diakui oleh stakeholders .
2. Keabsahan/ keandalan (realibilitas)
Dalam penelitian kualitatif instrumenya adalah manusia yaitu si peneliti sendiri.
a. Uji kredibilitas
(1) Perpanjangan pengamatan / keikutsertaan
3
b. Trustworthiness
Yaitu menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkapkan
realitas menurut apa yang dialami, dirasakan, atau dibayangkan. Ada dua hal:
(1) Authenticity
Yaitu memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan. Periset
menjadi pendengar yang baik ketika subjek bercerita.
(2) Trianggulasi
(a) Trianggulasi sumber: observasi pada lebih dari satu orang, situasi-
kondisi, dan karyawan PT. CAT yang berhubungan dengan konstruksi
dan rencana dari pola pikir penulis untuk dalam hal OD dan acquiring
MSDM terutama difokuskan dari core targeting dengan melakukan
wawancarai tiga narasumber utama atau informan kunci (Pak Adith
selaku HR&GA, Pak Nusa sebagai staff, Bu Novel sebagai konsultan
kesehatan/health consultant) setelah penulis observasi, (b)trianggulasi
teknik: teknik deskriptif yaitu menjabarkan temuan berupa sifat dari
variabel acquiring lalu dianalisis dengan analisa domain dan Miles
Huberman dan OD dan membahas temuan/ sintesa dengan teori dan
(c) trianggulasi waktu: pra observasi (Februari-Juli 2015), observasi
(18-26 Juli), dan pasca observasi pada Bulan Juli-Oktober 2015.
c. Menggunakan bahan referensi
Data hasil observasi, data dari analisis dokumen, e-book, foto-foto,
internet.
5
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
sintesa atau temuan yang menghubungkan (connecting) kedua variabel di PT. CAT.
1. Kegiatan
Indonesia. Ruang lingkup kegiatan usaha PT. CAT tetap pada core business oil
kegiatan bisnis yang tidak tetap sepanjang bertujuan untuk memperkuat dan
kereta api, Marine Fuel Oil (MFO). Hal ini disebabkan karena direktur utama PT.
dalam kegiatan rutin mendistribusikan bahan bakar dan outsourcing kru supir tanki
BBM. Perusahaan akan menerima pesananan tenaga supir dari mitra kemudian
perusahaan akan mengecek stock BBM dimitra, dan mengestimasi kebutuhan tenaga
supir yang akan akan dipekerjakan untuk mendistribusikan BBM. PT. CAT yang
berdiri pada tahun 1995 berpusat di daerah Utan Kayu, Rawamangun dan memiliki
2. Lokasi perusahaan
Jl. Utan Kayu Raya No.46 Jakarta Timur. Phone: (021) 85915555, fax: (021)
GAMBAR IV-22
mendistribusikan BBM
9
1. Komposisi karyawan
hidup dan roda bisnis perusahaan maka harus menyediakan karyawan yang
mempunyai loyalitas dan mampu saling bekerjasama dan terampil serta produktif.
Pada PT. CAT karyawan mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda yaitu, SMU
a. Hari kerja
Hari kerja yang dimaksud dalam perusahaan adalah hari yang memuat jam kerja
yang telah ditentukan oleh perusahaan PT CAT menetapkan hari kerja lima (5) hari
dalam seminggu termasuk libur resmi yang ditetapkan juga oleh perusahaan
ketentuan pemerintah.
b. Jam kerja
Jam kerja adalah waktu atau jam perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
Jam kerja pada PT. CAT adalah sembilan (9) jam sehari atau 45 jam dalam seminggu
jam kerja yang berlaku diperusahaan berdasarkan tingkat kepentingan dan tiap
departemen dengan tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Adapun jam kerja tersebut setiap hari mulai dari Senin sampai Jumat dari pukul 08.30
hingga pukul 17.30 dengan jam istirahat selama satu jam tiap hari dari pukul 12.00
sampai dengan pukul 13.00. Untuk hari yang ”extraordinary” seperti Ramadhan bisa
(1) Outsourcing
untuk menyediakan tenaga kerja tersebut. Dalam hal ini, perusahaan tidak perlu repot
dalam menyeleksi, membuat perjanjian dengan tiap tenaga kerja karena semua
ketentuan itu pihak outsourcing yang mengatur. Perusahaan hanya berurusan dengan
pihak outsourcing dengan perjanjian antara mereka sendiri. Apabila ada masalah
tersebut merasa tidak cocok dengan pekerjaan atau jabatan apa yang diberi
perusahaan maka mereka hanya berurusan dengan pihak outsourcing tidak berurusan
dengan perusahaan.
(2) Kontrak
Calon karyawan akan dikerjakan dalam kurun waktu tertentu tidak untuk
selamanaya. Biasaya ini digunakan apabila ada jabatan kosong yang sementara.
Apabila masa kontrak telah habis maka hubungan kerja juga selesai karena apabila
11
tenaga dari karyawan tersebut masih dibutuhkan maka akan diperpanjang lagi
kontraknya selama karyawan tersebut masih berminat. Karyawan jenis ini juga
dilaksankan berdasarkan waktu tertentu dilakukan paling lama dua (2) tahun dengan
Calon Karyawan apabila lolos dari semua tes yang dilakukan maka calon
karyawan terebut akan diterima oleh perusahaan untuk bekerja dan apabila selama
1. Analisa jabatan
a. Kondisi
Proses analisa jabatan yang dilakukan oleh fungsi SDM pada PT. CAT telah
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
(a) Undang-undang No.7 tahun 1992 pasal 37 ayat 2 tentang Job description harus
(2) Temuan
pekerjaan yang ada di setiap unit kerja yang selanjutnya dirumuskan atau
diformulasikan menjadi jabatan. Rumusan ini akan dijadikan dasar untuk melakukan
jabatan, evaluasi jabatan, dsb. Berikut beberapa tugas pokok yang terdapat dalam
(a) Manager
Tugas pokok manajer adalah :(1) membangun dan menjalankan visi, misi,
strategi, filosofi dan nilai, (2) membuat agenda fungsi manajerial dalam rangka
(0-12 bulan), jangka menengah (1-5 tahun) dan jangka panjang (>5 tahun), (3)
13
yang optimal, (4) menyediakan fakta, data dan gambaran yang dapat membantu
perusahaan, (7) membangun jaringan dengan pihak internal dan eksternal, (8)
menyusun sasaran jangka panjang dan jangka pendek di bidang personalia dan
(d) Operation
(e) Marketing
dengan kegiatan Humas atau Public Relation (PR) kepada publik eksternal &
elektronik lainnya.
c. Analisis teori
yang diperoleh dari analisis jabatan. Pentingnya analisis jabatan didasari oleh tiga
pertimbangan. Pertama, bakat kerja dan kemampuan setiap pegawai adalah berbeda.
Kedua, jabatan yang berbeda mungkin membutuhkan bakat yang berbeda pula.
Ketiga, untuk mencapai kinerja yang optimal, maka PT. CAT harus menempatkan
karyawan pada jabatan yang sesuai dengan bakat mereka. Dengan kata lain, agar
berhasil mencapai tujuan, PT. CAT memiliki informasi yang detail mengenai tugas
dan persyaratan suatu jabatan. Didalam bagain HR&GA selalu datang lebih awal
yang dimiliki semua pihak atau mempengaruhi hampir semua bagian terutama dalam
memperbaiki komputer yang rusak. Perlu dilakukan data base computer tentang
a. Kondisi
SDM hanya terbatas saat ini (jangka pendek) atau kebutuhan operasional mitra yang
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
Tidak ada kriteria internal khusus yang mengatur tentang perencanaan SDM hanya
(2) Temuan
Dalam rangka perencanaan tenaga kerja yang tepat serta agar terpenuhinya
jumlah, kualitas karyawan pada setiap satuan organisasi maka formasi ditetapkan
berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan oleh unit bisnis PT.
CAT didaerah. Oleh karena itu, maka formasi karyawan ditetapkan berdasarkan
formasi dari masing-masing satuan organisasi baik dari pusat maupun di daerah,
dengan permintaan dan kebutuhan mitra. Namun secara rata-rata Jumlah tenaga kerja
c. Analisis teori
kebutuhan tenaga kerja adalah suatu proses perhitungan secara logis dan teratur dari
17
segala dasar dan faktor yang telah ditentukan untuk dapat menentukan akan jumlah
dan susunan jabatan dari karyawan yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi
perencanaan SDM (bukan perencanaan yang strategik) untuk mencari karyawan (kru
sopir) tambahan. Ketika pada masa tertentu seperti hari libur panjang terutama saat
libur hari besar seperti Lebaran, penduduk Indonesia memiliki tradisi mudik (pulang
kampung), maka kondisi permintaan BBM akan ramai, distribusi bahan bakar
tidak ada kriteria khusus yang mengatur tentang perencanaan SDM yang baku dapat
maupun kualitas belum dapat terpenuhi tepat dan pada saat yang diperlukan. Maka
perlu dilakukan kriteria khusus, minimal kriteria yang mendekati dengan forecasting.
3. Rekrutmen
a. Kondisi
Proses rekrutmen yang dilakukan oleh fungsi SDM pada PT. CAT telah sesuai
dengan prosedur dan kualifikasi yang telah ditetapkan. Rekrutmen dilakukan oleh
manajer SDM bekerja sama dengan manajer divisi yang terkait. Kegiatan rekrutmen
didalam PT. CAT menjadi kegiatan yang satu kesatuan (mirip) dengan seleksi.
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
(a) Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab III pasal 5-6. (b)
Peraturan perusahaan
(2) Temuan
Setiap calon tenaga kerja yang hendak bekerja di PT. CAT harus melewati
proses rekrutmen. Persyaratan yang diharuskan dalam melamar kerja pada PT. CAT
adalah: CV atau surat lamaran kerja, daftar riwayat hidup, ijazah & sertifikat,
Pada proses rekrutmen juga mempertimbangkan apabila ada calon tenaga kerja
yang mendapat rekomendasi dari karyawan PT. CAT. Rekomendasi ini digunakan
dimiliki oleh karyawan, karena rekomendasi ini berasal dari karyawan PT. CAT
minimal yang telah mengenal kepribadian atau sikap dan perilaku calon tenaga kerja
tersebut.
Akibatnya PT. CAT dapat memperoleh calon tenaga kerja yang sesuai dengan
kualifikasi. Apabila ada rekomendasi dari mitra dalam hal ini selaku PT. Pertamina
Patra Niaga maka akan menjadi bahan pertimbangan tambahan setelah melihat
kemampuan yang dimiliki oleh calon tenaga kerja. Sesuai dengan hal diatas tersebut,
19
dahulu kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dalam perusahaan, PT. CAT
PT. Pertamina Patra Niaga yaitu selaku mitra meminta tambahan kru
Bisa juga permintaan divisi atau fungsional yang ada dalam perusahaan
dengan memberikan kualifikasi tentang jabatan yang akan diisi dan prasyarat
yang harus dimiliki oleh calon karyawan atau pelamar pekerja. Hal ini terjadi
mungkin dalam divisi atau fungsional tersebut banyak pekerjaan namun tenaga
kurang atau adanya jabatan kosong karena karyawan yang lama sudah tidak
bekerja lagi disana atau sedang cuti panjang karena satu sekian banyak hal.
yang dibutuhkan oleh divisi tersebut. Pada tahap ini karakteristik calon
karyawan juga akan ditentukan oleh mitra PT. Pertamina Patra Niaga dan divisi
adapun keahlian ini dapat dibedakan menjadi tiga macam keahlian utama
a. Technical skill
b. Human skill
c. Conceptual skill
Technical skill, keahlian yang harus dimiliki oleh bagian staf atau
2. pengalaman
3. Umur
muda, maupun mereka yang telah berusia lanjut, mereka yang sudah
berumur lanjut mempunyai tenaga fisik yang relatif kecil dan terbatas
yang jauh.
4. pendidikan
yang akan diisi seperti jabatan cleaning service atau office boy dan supir
untuk jabatan tertentu. Jabatan yang memerlukan tenaga kerja kuat tidak
oleh calon karyawan, kualifikasi ini tergantung atas job spesification dari
suatu jabatan.
1. Sumber internal
perusahaan apakah ada yang cocok untuk menduduki jabatan yang ada
tersebut, jika ada maka bagian personalia akan merekrut karyawan tersebut
untuk posisi yang dibutuhkan oleh divisi tersebut sehingga tidak perlu lagi
mereka dari luar perusahaan. PT. CAT lebih sedikit merekrut sumber
2. Sumber eksternal
Sumber eksternal dalam PT. CAT sedikitnya dibagi menjadi lima jenis
yaitu:
a. Outsourcing
tersebut.
Apabila ada masalah dengan tenaga kerja yang mereka berikan, maka
mencari pekerjaan dan memiliki syarat yang ditentukan. Pada tahap ini
c. Sarana multimedia
d. Walks-in
jumlah orang pergi berlibur, mudik dan berpergian lebih banyak, maka
25
PT. CAT dari mitra PT. Pertamina Patra Niaga tidak terbendung lagi,
di PT. CAT, mitra PT. Prtamina Patra Niaga akan memeberikan e-mail
kepada calon karyawan, bila lolos seleksi dari awal hingga seleksi
akhir yang diseleksi oleh HRD PT. CAT, pelamar dapat langsung
Pada tahap ketiga ini merupakan tahap menyeleksi calon karyawan yang
personalia dalam memilih calon karywan tidak selalu melihat dari tingkat
pendidikan saja tetapi juga dilihat dari pengalaman kerja dan kemampuan
atau CV calon pegawai. Bila lolos setelah data lengkap, bagian personalia
atau manajemen SDM akan melihat daftar riwayat hidup calon pegawai.
sertifikat, fotocopy KTP. Hal yang paling menjadi persyartan awal yang
sangat penting untuk menjadi pegawai PT. CAT adalah mempunyai SIM
dan STNK. Karena sebagian besar karyawan PT. CAT adalah kru supir oil
minggu.
2.Penyeleksian awal
jawaban pada saat wawancara untuk mengetahui relevansi apa yang ditulis
tersebut.
tugas yang pernah dihadapi pelamar dimasa lalu, tindakan pelamar serta
supir kru BBM maka tes yang dilakukan adalah mengemudikan kendaraan
yang akan digunakan. Untuk pekerjaan sekertaris atau posisi lain di head
komputer.
4.Tes tertulis
dengan yang diharapkan maka calon karyawan mengikuti tes tertulis. Hal
Misalnya untuk posisi accounting maka calon karyawan akan diberikan tes
tentang akuntansi atau untuk posisi sekertaris akan dilihat dari cara
5. Tes psikologi
tertulis dan calon karyawan dinyatakan lulus akan mengikuti tes psiokologi
dan kepemimpinan.
6. Pemerikasaan kesehatan
Untuk calon karyawan yang telah lulus dari semua tahap diatas dan
tes jantung, diabetes, asam urat dan tes penyakit lainnya agar ketika
7. Negosisasi
dinyatakan lolos dari semua tahap seleksi diatas maka pihak perusahaan
c. Pengembangan karier
8. Perjanjian kerja
f. Istirahat tahunan
h. Jaminan kesehatan
c. Analisis teori
Terdapat syarat tiga keahlian utama dalam perekrutan technical skill, human skill
dan conceptual skill. Menandakan bahwa PT. CAT telah mengerti tentang level
31
Bisa jadi ada indikasi nepotisme, karena sebagian besar perekrutan berasal dari
rekomendasi karyawan dalam. Namun bisa juga diartikan bahwa perusahaan mengerti
termasuk dalam hal pekerjaan. Asalkan jangan ada standar ganda, artinya perusahaan
Website perusahaan yang digunakan untuk rekrutmen alamat situs PT. CAT yaitu
4. Seleksi karyawan
a. Kondisi
Proses seleksi yang dilakukan oleh fungsi SDM pada PT. CAT telah sesuai
dengan prosedur dan kualifikasi yang telah ditetapkan. Seleksi dilakukan oleh
manajer SDM bekerja sama dengan manajer divisi yang terkait. Tujuan seleksi pada
akhirnya adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang efektif dalam melaksanakan
tugasnya, dengan demikian seleksi merupakan suatu keharusan bagi perusahaan.
Kegiatan rekrutmen didalam PT. CAT menjadi kegiatan yang mirip dengan seleksi.
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
(a) Undang-undang No.13 Tahun 2003 Bab III pasal 5-6 dan (b) Peraturan
perusahaan
(2) Temuan
Seleksi atau pemilihan tenaga kerja merupakan langkah ketiga dalam proses
sifat jabatan yang akan diisi dan menentukan kualifikasi atau tipe pekerja yang cocok
untuk jabatan tersebut. Langkah kedua, mengadakan rekrutmen atau penarikan tenaga
kerja melalui sumber tenaga kerja. Sesuai dengan hal tersebut, maka dalam
kebijakan yaitu:
Setelah data pelamar sudah masuk kebagian personalia maka bagian HRD
akan memilih lamaran mana yang sesuai dengan kualifikasi yang diberikan
untuk pelamar yang bersumber dari eksternal. Setelah diperoleh beberapa calon
tidak selalu melihat dari tingkat pendidikan saja, tetapi juga dilihat dari
wawancara oleh bagian personalia dan kepala bagian divisi lainnya. Wawancara
ini dimaksudkan untuk pengenalan awal atas calon karyawan yang dimulai
khusus lainnya.
didalam pengisian biodata dan informasi yang diperoleh dari jawaban pada saat
wawancara untuk mengetahui relevansi apa yang ditulis dan apa yang dijawab.
bagian HRD akan melakukan cros check dengan menghubungi tempat kerja
lama calon karyawan (opsional) guna mendapatkan infomasi yang lebih akurat.
(c) Work sample test
kru BBM maka tes yang dilakukan adalah mengemudikan kendaraan yang akan
digunakan.
yang diaharapkan maka calaon karyawan mengikuti tes tertulis. Hal ini
yang diingikan oleh perusahaan biasanya tes berupa pertanyaan yang bersifat
umum.
Setelah tes tertulis dan calon karywan dinyatakan lulus akan mengikuti tes
bekerjasama.
MBTI adalah alat tes yang berusaha megidentifikasi pola sikap dan perilaku
Untuk calon karyawan yang lulus dari semua tahap diatas dan memenuhi
ketahanan tubuh yang cukup seperti pada bagian operasional kru supir
c.Analisis teori
tergambar dalam job spesification dan job description itu diusahakan terdapat pada
diri pelamar. Ini berarti bahwa tenaga kerja yang nantinya diterima bekerja pada
perusahaan adalah pelamar yang memenui syarat yang ada dalam spesifikasi jabatan.
Mengenai tes MBTI dan work sample test menandakan bahwa perusahaan telah
memutakhir kan pengetahuan akan psikotes dan seleksi dengan work sample test.
5. Penempatan
a. Kondisi
Pada penempatan karyawan, jumlah karyawan pada tiap divisi memiliki standar
yang telah ditetapkan oleh manajemen pusat PT. CAT Biasanya tiap divisi geografis
terdiri dari 10 – 30 karyawan white colar untuk menangani data dari kurang leih
berjumlah 300 kru supir (blue colar) disetiap cabang yang tersebar di seluruh daerah
di Indonesia.
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
(2) Temuan
diterima lalu dilakukan penempatan sesuai posisi yang telah tersedia. Seperti orientasi
kondisi perusahaan tempat kerja, cara dan kewajiban sebagai karyawan. Kriteria
pendidikan dalam mencari tenaga kerja di PT. CAT pada dasarnya minimal adalah
Karena tujuan perusahaan adalah mencapai target yang optimal. Seiring dengan
perkembangan dan persaingan antara perusahaan yang lain, maka penempatan tenaga
kerja mutlak lulusan SMA/SMK dan juga lulusan S1. Karena pada dasarnya
perusahaan juga tetap ingin membedakan tenaga kerja nya dari kedudukan profesinya
dalam karir yang diutamakan adalah lulusan S1, sedangkan bagi mereka yang lulusan
SMA/ SMK bekerja sebagai receptionist, cleaning service, pengemudi dan kru
Penyebab perubahan jumlah proporsi karyawan yang ada karena retensi yang
kurang. Dibutuhkan coaching, pelatihan pengembangan jika PT. CAT merasa ada
tersebut dengan perilaku yang mewakili kompetensi inilah yang akan dicatat sebagai
informasi wawancara.
Dengan peraturan yang telah ditetapkan PT. CAT dikarenakan terdapat divisi
ini didapatkan dengan mengambil karyawan pada divisi lain sehingga terdapat divisi
karyawan dari divisi geografis lain menyebabkan proses kerja pada divisi yang
diambil kuota karyawannya (kru supir) tersebut menjadi terganggu serta kurang
maksimal dalam proses kerja di lapangan. Kompetensi karyawan juga tidak sesuai
antara bidang kemampuan yang dimiliki dengan tugas dan tanggung jawabnya di
Terdapat tingkatan posisi pada struktur organisasi di PT. CAT, yakni dari level
kontrak dan karyawan biasa berada dalam non-level manajemen, staff (permanen)
dan senior staff masuk kedalam level tiga, section head dan manager masuk kedalam
level dua, dan general manager berada dalam hierarki level manajemen tingkat
pertama. Karyawan staff akan melewati masa magang tiga bulan, dan kontrak
terlebih dahulu selama kurang lebih setahun, apabila menunjukkan kinerja yang baik
menjadi senior staff, berdasarkan masa kerja dan prestasi kerja karyawan. Apabila
terdapat posisi yang kosong untuk section head, manajer atau store general manager,
posisi tersebut.
Adanya promosi jabatan didasari oleh prestasi dan kemampuan karyawan untuk
dengan masa percobaan selama tiga bulan terlebih dahulu. Apabila karyawan
menunjukkan kinerja yang baik, maka karyawan tersebut akan naik jabatan.
c. Analisis teori
karir bagi karyawannya secara regular maupun yang memiliki kemampuan untuk
yang berprestasi. Pada saat terdapat posisi atasan yang kosong, maka karyawan yang
posisi tersebut. Sebelum itu karyawan akan melewati masa percobaan selama tiga
bulan terlebih dahulu, jika karyawan menunjukan hasil yang baik maka ia akan untuk
menduduki jabatan atau posisi tersebut. Akibat karyawan menjadi termotivasi untuk
meningkatkan karirnya.
39
a. Kondisi
Tingkat hierarki belum sesuai dengan prosedur dan kualifikasi yang ditetapkan.
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
tertentu menurut kedudukannya dalam fungsi tertentu, jika elemen satu tingkat sulit
dibandingkan, maka satu tingkat di bawahnya harus ada perbedaan yang halus/ luwes.
(2) Temuan
Sesuai dengan hasil wawancara, hierarki PT. CAT dengan skala 3000 kayawan
memiliki jumlah hierarki tidak lebih dari empat tingkat terdiri dari CEO, manajer
departemen (fungsi), supervisor, dan tenaga kerja operasional (crew oil distributor)
atau tenaga kerja tidak tetap. Berikut hierarki PT. CAT sesusai observasi dan
wawancara penulis:
GAMBAR IV-24
Top Level
(1 orang)
orang)
Karyawan Biasa
(±3000 orang)
c. Analisis teori
perusahaan yang memiliki jumlah 3000 pegawai rata-rata enam sampai tujuh tingkat.
a. Kondisi
Proses besaran unit atau span of control dalam PT. CAT sudah sesuai dengan
pengawasan tidak lebih dari lima untuk satu tim gugus kendali.
41
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
Rentang kontrol adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin
dengan baik oleh seorang atasan tertentu. Bawahan langsung adalah sejumlah pejabat
adalah seorang pejabat yang mempimpin langsung sejumlah bawahan tertentu agar
(2) Temuan
Jumlah posisi dalam sebuah grup kerja berdasarkan wawancara ada lima orang
dalam satu grup. Faktor yang mempengaruhi luas sempitnya rentangan dalam PT.
CAT dominan terdiri dari faktor subyektif (faktor yang melekat pejabatnya) daripada
faktor obyektif corak pekerjaannya. Faktor subyektif yang dilihat adalah kepandaian,
subyektif dalam keadaaan baik maka rentangan kontrol dapat luas, sedang bila faktor
subyektif dalam keadaan kurang baik maka rentangan kontrol sebaiknya sempit.
Dapat disimpukan bahwa tingkat span of control yang dibutuhkan (kompleksitas dan
korelasi internal antara setiap pekerjaan anak buah) dalam PT. CAT dapat
X Y
Z
Sumber: Hasil wawancara diolah penulis
Dengan pekerjaan kru supir yang tidak begitu rumit dan memerlukan berbagai
jenis tugas, korelasi internal dalam PT. CAT kebanyakan tidak terlalu kompleks. Bisa
dipastikan tugas kru supir (X,Y,Z) tidak terlalu bergantung pada konseptual skills.
Sesuai hasil wawancara, PT. CAT membuat satu tim gugus kendali kerja dengan lima
d. Analisis teori
Contoh pekerjaan kru supir memiliki rentangan subjektif, dalam faktor ini corak
pekerjaan beranekaragam rentang kontrol sempit, jarak atau letak para pejabat
bawahan (pengawas) itu berdekatan rentangan kontrol luas, sedang apabila jarak atau
atau letak para pejabat bawahan itu saling berjauhan rentangan kontrol sempit, span
of control lebih sempit bila organisasi dalam keadaan labil (permintaan BBM yang
fluktuatif) dan lebih luas bila stabil, rentang sempit bila jumlah tugas pokok pejabat
atasan dan bawahan banyak, dan jika waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan itu singkat, rentang kontrol luas, sebaliknya waktu yang diperlukan untuk
n=Jumlah anak buah. Jumlah n berdasarkan hasil wawancara biasanya adalah lima
orang dalam satu tim gugus kendali. Hitungan kasar korelasi dalam PT. CAT = 5. (5-
1)/2 = 10 korelasi dari segi jumlah untuk setiap tim. Jadi bila ada 3000 anak buah
dibagi lima menjadi 600 tim dikali 10 berarti seluruh korelasi tim dalam PT. CAT
Dari hasil wawancara setiap manajer mengawasi paling sedikit 25 orang maka
korelasi internalnya 25. (25-1)/ 2= 300 orang. Bila ditambahkan total korelasi internal
seluruhnya yang ada didalam PT. CAT sekitar 6300 korelasi. Manajer yang memiliki
variasi kompleksitas dan korelasi internal yang tinggi disarankan memiliki jumlah
anak buah yang lebih sedikit, dari pada manajer dengan jumah korelasi internal yang
a. Kondisi
Proses posisi dalam jabatan dalam PT. CAT belum melakukan pengelompokkan
pemetaan dalam jenis bisnis seperti pada Gambar II-7 (bab II hal 42).
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
Sesuai hasil wawancara, beberapa aspek posisi dalam jabatan didalam PT. CAT
terdiri dari:
misalkan dikarenakan untuk saling berbagai peralatan dan fasilitas atau sinergi
c. Analisis teori
Tidak terdapat pengelompokkan posisi dalam jenis pemetaan bisnis yang jelas
berakibat tidak sinerginya bisnis, fungsi, sub-fungsi, area, tim yang menjadi sistem
pendukung (HRD, pemasaran, keuangan) dan sistem inti (kegiatan operasional dari
45
Adanya tumpang tindih kegiatan bisnis antara distribusi bahan bakar dengan
bisnis advertising atau dengan bisnis lainnya yang dilakukan PT. CAT. Bukan
banyaknya jenis atau jumlah bisnis yang menggangu dan menjadikan load
satkeholders yang bisa jadi tidak langsung mengerti struktural personil yang bekerja
4. Penamaan jabatan
a. Kondisi
Proses penamaan jabatan dalam PT. CAT belum menunjukkan adanya penamaan
jabatan yang komperhensif artinya tidak ada integral antara foto, bentuk kotak nama
jabatan agar dapat membedakan secara langsung wewenang dan tanggung jawab
yang diemban, serta ketidakcocok kan penamaan “PT. Cahaya Andhika Tamara
Team” pada struktur organisasi perusahaan. Foto atasan dan bawahan berguna untuk
memotivasi, dan membuat orang dari luar perusahaan maupun karyawan internal
aspek ini, penulis tidak terlalu mempermasalahkan karena bisa jadi ada pertimbangan
untuk menciptakan agar perusahaan dipandang sebagai team yang solid secara pilihan
kata.
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
(2) Temuan
Dari penggambaran struktur, hanya direktur utama saja yang terdapat foto,
nama lengkap dan jabatannya. Didalam penamaan jabatan PT. CAT belum ada
terdaftar penamaan jabatan didalam struktur organisasi yang jelas, hanya ada
kejelasan dalam penamaan dijabatan direktur utama dengan foto dan nama serta gelar
yang lengkap.
c. Analisis teori
kerja atau jenis pelanggan, dan berniat membedakannya dengan jabatan, maka
5. Struktur organisasi
a. Kondisi
Proses struktur dalam PT. CAT sudah dalam strategi bisnis yang sesuai
dikarenakan telah melihat secara fungsional dan divisional. Proses struktur formalnya
47
adalah kebijakan dan prosedur sesuai dengan budaya organisasi yang tertuang dalam
visi, misi maka struktur perilaku berdasarkan kebijakan dan prosedur organisasi yang
telah ditetapkan.
b. Klasifikasi data
(1) Kriteria
Efisien dan efektif menjadi pedoman yang difokuskan untuk mencapai profit oriented
(2) Temuan
Dari struktur organisasi PT. CAT terlihat bahwa turunan struktur organisasinya
adalah struktur fungsional dan turun lagi khusus melalui fungsi operasional menjadi
Dapat dikatakan bahwa PT. CAT memakai struktur campuran. Tepatnya campuran
fungsional dengan divisional. Isu kontrol karena jumlah lokasi yang luas maka model
GAMBAR 1V-26
Direktur Utama
BM BM BM BM
BM BMSemarang BM BM
122
1
Berdasarkan geografis terlihat struktur PT. CAT berdasarkan Business Market (BM)
lainnya.
dengan cakupan area/ regional yang luas. Setiap divisi sebenarnya adalah „organisasi
kecil‟ dengan desain struktur fungsional. Setiap divisi memiliki unit fungsional
tersendiri yang teirpisah dari divisi lain. Tujuannya adalah untuk memberikan
c. Analisis Teori
Berikut disajikan tabel IV-6 yang menujukkan analisis dari struktur PT. C.A.T. :
TABEL IV-6
ASPEK PILIHAN
1.Ketidakpastian Rendah sampai dengan sedang
Lingkungan
Lingkun 2. Masalah/ Isu Utama Melayani suatu segmen pasar, kepuasan
gan konsumen, kegiatan-kegiatan yang
terkoordinasi menurut suatu jenis
output/produk
1. Sasaran Bagian Cenderung haya memperhatikan suatu
produk ataupun satu lini-produk
(productline)
2.Perencanaan dan Didasarkan pada pemasukan dan
Anggaran pengeluaran suatu bagian (profit center)
Sistem
3.Pihak paling Pimpinan bagian/ unit organisasinya
Internal
berpengaruh (dominan)
4. Promosi Pegawai Didasarkan atas keahlian mengitegrasikan
kegiatan dan keahlian manajemen
5. Informasi Gunakan hubungan vertikal maupun
horizontal
Kekuatan Kelemahan
1)Paling sesuai untuk lingkungan yang 1)Tidak mampu mencapai efisiensi
tidak stabil dengan perubahan yang ekonomis
cepat untuk memberikan reaksi
terhadap ancaman dan peluang. 2)Koordinasi antar produk sulit karena
seberapa luas kewenangan yang diberikan
2)Penanggung jawab produk jelas, untuk manajer divisi tidak berarti bila tidak
sehingga konsumen bisa merasa puas ada pendelegasian wewenang yang cukup.
Maka semua tanggung jawab hanya
3)Koordinasi antar fungsi menjadi dilakukan bagian level bawah (karyawan
baik dengan adanya monitoring non manajer, kru supir) sebagai pelaksana
kinerja dari setiap divisi dengan saja dan mengurangi fleksibilitasnya
perbandingan divisi lain sehingga karena bagian divisilah yang langsung ke
manajer divisi berpikir dua kali untuk pelanggan (SPBU dan masyarakat) yang
mengambil atau memperluas mengetahui insiatif yang akan dilakukan
kerjaannya. Artinya satu divisi selama operasionalnya. Namun apabila
membawahi fungsional bekerja lebih pendelegasian terlalu luas, bagian
baik korporasi akan kehilang kontrolnya.
3
Kekuatan Kelemahan
E. Analisis Domain
Jenis (pemasukan secara ketat) : Apa saja jenis atau bentuk bisnis yang dijalankan
PT. CAT
berlangsung?
Cara Tujuan : Apa saja cara atau teknik fungsi acquiring MSDM
PT. CAT ?
PT. CAT ?
TABEL IV-7
HUBUNGAN
No BENTUK HUBUNGAN CONTOH
SEMANTIK
1. Jenis X adalah jenis dari Y Perusahaan
Distributor Bahan
Bakar Minyak
2. Ruang/ tempat X adalah bagian dari Y Head officenya di
X bertempat di Y Jakarta
3. Sebab Akibat X adalah akibat dari Y Akibat kurangnya
Y adalah sebab dari X SDM handal
Dibutuhkannya
strategi
pengorganisasian
membuat perusahaan
sustainable
5
mengelompokkan
posisi dalam
organisasi, penamaan
jabatan, mengambar
struktur organisasi
9. Atribut/ Ciri-ciri X merupakan atribut atau Analisa jabatan,
karakteristik dari Y perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi,
placement merupakan
ciri acquiring,
tingkat hierarki, span
of control, posisi
organisasi, nama
jabatan, gambar
struktur merupakan
ciri OD
F. Analisis Miles-Huberman
1. Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada
hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dimulai mereduksi catatan lapanagn.
Dengan fokus pada bidang HRD dan pengawasan, dengan melihat perilaku orang
yang jadi pengawas, yang diawasi, metode kerja, tempat kerja, interaksi antara
pengawas dengan yang diawasi, serta hasil pengawaasan. Dalam penulisan catatan
lapangan, penulis memakai prinsip ekslusi-inkulusi yaitu membuang yang data yang
sudah berulang dan sudah ditulis sebelumnya atau yang data tidak perlu dan
7
menyeleksi serta memasukkan data yang baru atau dianggap relevan dan penting.
Pertama: catatan lapangan dibagi dalam paragraf. Kedua: setelah dibagi ke dalam
paragaraf, diberi pengkodean sesuai dengan kategorinya. Keterangan Pengkodean: A:
Adith, All: Semua, D:Dwi, Hendra:H, M: Maria, N: Nia, Nu: Nusa, P: Penulis
(terdapat di Lampiran-1: Catatan Harian (Diary Keeping) / Catatan Lapangan).
Berikut analisa:
acquiring MSDM:
(a) Dalam Catatan Lapangan satu paragraf satu (CL 01/ analisa jabatan, P1.
Tanggal: Kamis, 18 Juni 2015): Cukup ramah dan bagus dalam melayani
tamu, prosedur untuk tamu cukup jelas. Ada kriteria fungsi acquiring dengan
struktur organisasi
(b) Dalam Catatan Lapangan satu paragraf tiga (CL 01/analisa jabatan, P3.
tingkat hierarki, besaran unit, posisi dalam organisasi, penamaan nama jabatan
(c) Dalam Catatan lapangan dua paragraf satu (CL 02/ analisa jabatan,P1.
Tanggal: Jumat, 19 JUNI 201): Ada yang miss dalam pengisiian daftar tamu.
Ada fungsi acquiring: job Analisa Jabatan yaitu tidak lengkapnya registrasi
organisasi.
(d) Dalam Catatan Lapangan dua paragraf lima (CL 02/analisa jabatan, P5.
Tanggal: Jumat, 19 JUNI 2015): Ada fungsi acquiring Analisa Jabatan yaitu
analisa jabatan. Tidak ada Organizational Design: besaran unit, posisi dalam
organisasi, penamaan nama jabatan, dan struktur organisasi. Ada fungsi OD:
operasional harian dan bagaimana hal tersebut dikerjakan dan menilai kinerja.
9
(e) Dalam Catatan Lapangan tiga paragraf satu (CL 03/analisa jabatan, P1.
walaupun hanya magang tapi dan sudah diberikan CV, dokumen ijazah dan
serifikat kursus serta Bab 1 dari skripsi, masih dibutukan proposal skripsi.
Sudah cukup bagus dalam analisa jabatan, rekrutmen, dan seleksi.Ada fungsi
acquiring: analisa jabatan, rekrutmen dan seleksi. Tidak ada fungsi acquiring:
perencanaan tenaga kerja, Tidak ada OD: tingkat hierarki, besaran unit, posisi
(f) Dalam Catatan Lapangan tiga paragraf dua (CL 03/analisa jabatan, P2.
Sudah cukup bagus dalam analisa jabatan, rekrutmen, dan seleksi. Ada fungsi:
unit atau span of control dilihat secara subjektif dengan kecakapan dan
(g) Dalam Catatan Lapangan empat paragraf tiga (CL 04/analisa jabatan, P3.
terhadap para staf. Tidak ada OD: besaran unit, posisi dalam organisasi,
Tidak diketemukan dalam catatan harian saat observasi tanggal 18 Juni-26 Jui
2015.
(a) Dalam Catatan Lapangan tiga paragraf satu (CL 03/ rekrutmen, P1.
walaupun hanya magang dan sudah diberikan CV, dokumen ijazah dan
serifikat kursus serta Bab 1 dari skripsi, masih dibutuhkan proposal skripsi.
Sudah cukup bagus dalam analisa jabatan, rekrutmen, dan seleksi. Ada fungsi
acquiring: analisa jabatan, rekrutmen dan seleksi Tidak ada fungsi acquiring:
perencanaan tenaga kerja. Tidak ada OD: tingkat hierarki, besaran unit, posisi
(b) Dalam Catatan Lapangan tiga paragraf dua (CL 03/ rekrutmen, P2.
Sudah cukup bagus dalam analisa jabatan, rekrutmen, dan seleksi. Ada fungsi:
unit atau span of control dilihat secara subjektif dengan kecakapan dan
(a) Dalam Catatan Lapangan dua paragraf dua (CL 02/ seleksi, P2. Tanggal:
hanya karena penulis sebentar saja magangnya, jadi bukan karyawan tetap.
(b) Dalam Catatan Lapangan tiga paragraf satu (CL 03/ seleksi, P1. Tanggal:
walaupun hanya magang dan sudah diberikan CV, dokumen ijazah dan
serifikat kursus serta Bab I dari skripsi, masih dibutukan proposal skripsi.
Sudah cukup bagus dalam analisa jabatan, rekrutmen, dan seleksi. Ada fungsi
acquiring: analisa jabatan, rekrutmen dan Seleksi Tidak ada fungsi acquiring:
perencanaan tenaga kerja. Tidak ada OD: tingkat hierarki, besaran unit, posisi
(c) Dalam Catatan Lapangan tiga paragraf dua (CL 03/ seleksi, P2. Tanggal:
Sudah cukup bagus dalam analisa jabatan, rekrutmen, dan Seleksi. Ada
fungsi: analisa jabatan, rekrutmen dan seleksi. Tidak ada fungsi acquiring:
unit atau span of control dilihat secara subjektif dengan kecakapan dan
(a) Dalam Catatan Lapangan satu paragraf empat (CL 01/ Penempatan, P4.
merupakan suatu tindakan yang baik bagi seorang departemen HRD (mungkin
bagi seorang HRD meskipun bukan tugas pokoknya. Ada fungsi acquiring
(b) Dalam Catatan Lapangan dua paragraf dua (CL 02/ seleksi, P2. Tanggal:
hanya karena penulis sebentar saja magangnya, jadi bukan karyawan tetap.
(a) Dalam Catatan Lapangan satu paragraf empat (CL 01/ Tingkat Hierarki,
merupakan suatu tindakan yang baik bagi seorang departemen HRD (mungkin
bagi seorang HRD meskipun bukan tugas pokoknya. Ada fungsi acquiring
(b) Dalam Catatan Lapangan dua paragraf dua (CL 02/ Tingkat Hierarki, P2.
hanya karena penulis sebentar saja magangnya, jadi bukan karyawan tetap.
(c) Dalam Catatan Lapangan dua paragraf lima (CL 02/ Tingkat Hierarki, P5.
(a) Dalam Catatan Lapangan tiga paragraf dua (CL 03/ Tingkat Hierarki, P2.
Ada fungsi: analisa jabatan, rekrutmen dan seleksi. Tidak ada fungsi
Design: besaran unit atau span of control dilihat secara subjektif dengan
kecakapan dan perlengkepan pelamar bukan secara objektif (sesuai
(a) Dalam Catatan Lapangan dua paragraf tiga (CL 02/ Posisi dalam
Serasa jadi orang kantoran. Tidak ada fungsi acquiring: analisa jabatan,
proes kerja dan aktivitas yang dilakukan oleh para pekerja, dari rekrutmen ke
karena tidak ada kriteria retention ataupun pencocokan jabatan, jadi penulis
Tidak diketemukan dalam catatan harian saat observasi tanggal 18 Juni-26 Jui
2015.
17
Tidak diketemukan dalam catatan harian saat observasi tanggal 18 Juni-26 Jui
2015.
diakukan dalam selain dalam teks naratif, juga dapat berbentuk tabel, hubungan antar
kategori dan sejenisnya, maka data dikategorisasikan, tersusun dalam pola hubungan,
disajikan diagram tulang ikan tentang masalah yang terjadi. Berikut tahapanya:
pertama: semua kategori atas semua catatan lapangan yang telah diberi pengkodean
disatukan ke dalam suatu kategori kedua: berbagai kaegori itu dicari masalah.
TABEL IV-9
Problem
and
Solution
Masalah people: terdapat overloaded kerja seperti kekurangan tenaga kerja dari
segi kuantitas karena dari sekitar 15 orang di head office dan 10-30 orang karyawan
disetiap kantor cabang yang menangani seluruh pegawai teknis (kru distributor oil)
yang berjumlah 3000 orang. Harus ada penambahan jumlah hierarki, fungsional dan
unit bisnis yang lebih visual dan strategis dituangkan kedalam pedoman organisasi
serta visual melalui symbol struktur bila perlu dibuat bisnis model Canvas dimana
suplier, mitra, karyawan menegerti siapa, apa dan key concepts dalam bekerja.
dilapangan mengenai TQM yang tidak terlihat saat peneliti melakukan observasi
Masalah mesin: ada pembaharuan secara segi kuantitas printer namun secara
kualitas penulis merasa ada suatu gap antara kebutuhan teknologi tepat guna
dibanding beban kerja yang kegiatannya lebih banyak berhubungan dengan mengetik
21
dan printing di head officenya. Seharusnya ada print corner yang memakai printer
jumbo agar lebih cepat secara kuantitatas dokumen yang dihasilkan dan lebih banyak
kapasitas yang ditampung dari output dokumen hasil pekerjaan yang dicetak.
Masalah materiil: terdapat cukup banyak dokumen, mungkin harus ada semacam
evaluasi tata letak yang cepat agar dokumen tidak menumpuk, namun so far penulis
merasa pekerjaan disini selalu penuh semangat, artinya pekerjaan memang selalu ada
namun tetap dikerjakan dan iklim kantor juga tidak terlihat terlalu stress. Banyaknya
kardus printeran yang ditumpuk, mungkin harus ada manajemen gudang yang baik.
terintegrasi dan juga kompleks. Seharusnya dibuat fungsi MSDM yang terdiri dari
pekerjaannya namun perlu adanya waktu istirahat yang lebih lama karena pekerjaan
budaya cukup baik namun belum terarah sebagai ”culture driven performance”
a. Drawing
Design dan mencari keterkaitannya untuk mendapatkan makna yang holistic. Berikut
gambarnya (drawing) :
1
GAMBAR IV-28
ANALISIS HUBUNGAN SECARA KUALITATIF
Seleksi
seleksi) yang muncul Tingkat
bersamaan dengan dua
kategori (tingkat Hierarki
hierarki dan besaran
unit) dari lima konstruk
OD studi kasus pada
PT. CAT 18-26 Juni
2015
Acquiri Orgniz
ng
ational
Analisa Penempata
Jabatan n Desig
n
Besaran
unit
b. Conclusion
diterima untuk menduduki pada level mana dan peran apa (aspek tingkat
hierarki).
terhadap penentuan hierarki dari sebuah grup (aspek besaran unit) hingga
kriteria span of control yang menjadi acuan kriteria seleksi dalam PT.
kesehatan, dsb).
dalam paragraf tiga hari Rabu 24 Juni 2015 ketika penulis mendapatkan
ditemukan dalam PT. CAT span of control ini secara tertulis namun secara
satu hari Rabu 24 Juni 2015, pada saat penulis hendak memberi daftar
line manager).
tujuh tingkat). Dalam hal ini, PT. CAT seharusnya fokus terhadap
(7) tingkat manajerial agar saat karyawan dalam posisinya ditempatkan dapat
lima (5) orang dalam satu tim gugus kendali. Korelasi PT. CAT 10
korelasi dari segi jumlah untuk setiap tim. Dari segi 3000 anak buah
berarti seluruh korelasi tim dalam PT. CAT berjumlah 6000 korelasi. Dari
300 orang. Dan dari total korelasi internal seluruhnya yang ada
didalam PT. CAT sekitar 6300 korelasi. Manajer yang memiliki variasi
jumlah anak buah yang lebih sedikit, dari pada manajer dengan jumah
korelasi internal yang sedikit dan tingkat kompleksitas yang rendah atau
adalah, bahwa dalam PT. CAT penempatan yang dilakukan sudah cocok
dengan jumlah anak buah yang sedikit bila dilihat secara gugus kendali
yang terdiri dari lima orang, namun belum melakukan retention yang baik
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa dari
lima fungsi acquring MSDM dengan lima fungsi OD yang telah dianalisis
bahwa:
1. Terdapat suatu hubungan dari lima konstruk fungsi acquiring hanya tiga
dua kategori (tingkat hierarki dan besaran unit) dari lima konstruk OD
penempatan:
a. Dalam analisa jabatan dalam PT. CAT dilakukan oleh fungsi SDM
terbatas kebutuhan saat ini atau atau kebutuhan mitra. Tidak ada
c. Dalam proses rekrutmen yang dilakukan oleh fungsi SDM pada PT.
pasal 5-6 dan peraturan perusahaan. Calon tenaga kerja tersebut akan
merekrut karyawan.
d. Dalam proses seleksi yang dilakukan oleh fungsi SDM pada PT.
white colar dan rata-rata 300 kru supir (karyawan blue colar) disetiap
tenaga kerja dari segi kuantitas karena dari sekitar 10-30 orang di
luas sempitnya rentangan dalam PT. CAT terdiri dominan dari faktor
Korelasi (estimasi kasar) PT. CAT 10 korelasi dari segi jumlah untuk
setiap tim. Jadi bila ada 3000 anak buah dibagi lima menjadi 600 tim
dikali 10 berarti seluruh korelasi tim dalam PT. CAT berjumlah 6000
dalam penamaan dijabatan direktur utama dengan foto dan nama serta
lainnya.
B. Saran
permasalahan yang dialami oleh dengan beban kerja dan struktur yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
Aprinto, Brian dan Fonny A. J., Pedoman lengkap Profesional SDM, Penerbit
PPM, Jakarta Pusat, 2013.
Covert, Jack, dan Todd Sattersten, 100 Buku Bisnis Terbaik Sepanjang Masa,
Penerbit Ufuk Press, Jakarta Selatan, 2009
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi revisi, Cetakan
ketujuh, Penerbit Bumi Aksara, 2005
Istijianto, Rist Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi
Kerja Karyawan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
Ivancevich John M., R. Konopaske, dan M.T. Matteson, Perilaku dan Manajemen
Organisasi, Jilid 1, Edisi 7 (terjemahan), Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008
Ivancevich John M., R. Konopaske, dan M.T. Matteson, Perilaku dan Manajemen
Organisasi, Jilid 2, Edisi 7 (terjemahan), Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009
Noe, Raymond A., John R. Hollenbeck, Barry Gerhart, dan Patrick M. Wright,
Manajemen Sumber Daya Manusia: Mencapai Keunggulan Bersaing, Jilid
1, Edisi 6 (terjemahan), Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2010
Putera, Nusa, Penelitian Kualitatif Proses & Aplikasi, Penerbit Indeks, Jakarta,
2011
13
Robbins, Stephen P., dan Timothy Judge, Perilaku Organisasi, Jilid 1, Edisi 12
(terjemahan) Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005
Robbins, Stephen P., dan Timothy Judge, Perilaku Organisasi, Jilid 2, Edisi 12
(terjemahan) Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2008
Robbins, Stephen P., Teori Organisasi, Struktur, Desain, dan Aplikasi, Edisi tiga
(terjemahan), Penerbit Arcan, Jakarta, 1994
Santoso, Yussy, Irwan Setiyadi dan Ronnie R. Masman, Organization Design and
Job Analysis: A Simple Practical Guide to Conduct, Penerbit Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2013
Schuler, R.S., S.E. Jackson, dan Steve Werner, Pengelolaan manajemen Sumber
Daya Manusia, Jilid 1, Edisi 10E (terjemahan), Salemba Empat, Jakarta,
2010
Sevilla, Consuelo G., dkk, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta, Penerbit UI-
Press, 1993
Silalahi, Ulber, Metode Penelitian Sosial, Penerbit Refika Aditama, Jakarta, 2009
Tobing, Josephine S., dan Amrin H. Napitupulu, Kiat Menjadi Supervisor Andal,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 2011
Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia: Teori, Psikologi, Hukum
Ketenagakerjaan, Apliksi dan Penelitian: Aplikasi Dalam Organisasi
Bisnis, Pemerintahan dan Pendidikan, Penerbit RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2015
JURNAL
SITUS WEB
(http://Sumutpos.co/2012-tangani-bbm-ka-sesumatera-danjawa/))
www.google.com
15