Você está na página 1de 26

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM FISIKA

KOEFISIEN GESEK

(M3)

NAMA : ALDORA AGUSTIN

NO.BP : 2018110081

JURUSAN : TEKNIK MESIN

FAKULTAS : TEKNOLOGI INDUSTRI

HARI/TANGGAL : SELASA, 26 FEBRUARI 2019

KELOMPOK : C2

REKAN KERJA PRAKTIKUM :

1. GUSTIO MITRO (2018110040)

2. NOVRI SUPRIYONO (2018110082)

3. ILHAM ARLIS( 2018110039)

DOSEN : PUTRI PRATIWI, M.Si

ASISTEN : M.RAHIMAKUMULLAH

LABORATORIUM FISIKA

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

2019
BAB 1

LANDASAN TEORI

KOEFISIEN GESEK

(M3)

TUJUAN PRAKTIKUM

1 Mampu menginterpretasikan hukum-hukum Newton dan penerapannya pada


gerak benda.

2. Mampu membedakan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetis

3. Mampu menjelaskan gaya berat dan gaya gesekan, serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan.

Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling
bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat
licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika sebuah benda
bergerak, tonjolan-tonjolan miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Pada
tingkat atom, sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan atom-atom sangat
dekat dengan permukaan lainnya, sehingga gaya-gaya listrik di antara atom dapat
membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu di antara dua permukaan benda yang
bergerak. Ketika sebuah benda bergerak, misalnya ketika anda mendorong sebuah
buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan
akhirnya berhenti. Hal ini disebabkan karena terjadi pembentukan dan pelepasan
ikatan tersebut .

Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain,


masing-masing benda tersebut mengerjakan gaya gesek antara satu dengan yang
lain. Gaya gesek pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah
gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat
menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini dapat kita amati pada mesin kendaraan.
Misalnya ketika kita memberikan minyak pelumas pada mesin sepeda motor,
sebenarnya kita ingin mengurangi gaya gesekan yang terjadi di dalam mesin. Jika
tidak diberi minyak pelumas maka mesin kendaraan kita cepat rusak. Contoh ini
merupakan salah satu kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek (Giancoli,2001:
102).

Jenis-Jenis Gaya Gesek

Terdapat dua jenis gaya gesek yakni gaya gesek statis (fs) dan gaya gesek
kinetis (fk). Gaya gesek statis bekerja ketika benda belum bergerak sedangkan
gaya gesek kinetik bekerja ketika benda sedang bergerak. Jika anda mendorong
sebuah meja tetapi meja belum bergerak maka gaya gesek yang bekerja pada meja
yang sedang diam adalah gaya gesek statis. Sebaliknya ketika meja sedang
bergerak, gaya gesek yang bekerja pada meja adalah gaya gesek kinetis. Apabila
meja yang sedang bergerak tidak tetap didorong, meja akan berhenti setelah
bergerak beberapa saat. Meja berhenti akibat adanya gaya gesek kinetis yang
menghambat gerakan meja (Tipler, 2001: 122).

Gaya Normal dan Gaya Gesekan

Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang dimana benda
ditempatkan dan tegak lurus terhadap bidang itu. Jika sebuah balok yang beratnya
w diletakkan pada bidang datar dan pada balok tidak bekerja gaya luar maka
besarnya gaya normal (N) sama dengan besar berat (w)

N=W

Dimana,

N = gaya normal ( N )

W = gaya berat (N)

Jika sebuah benda dengan massanya m, berada pada bidang miring yang
licin dengan sudut kemiringan , maka besarnya gaya normal (N) sama dengan mg
cos .
N = m g cos

Dimana :

N = gaya normal ( N )

m = massa ( kg )

g = gaya gravitasi bumi ( 10 m/s2 )

Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak
benda.

Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak, bila sebuah balok
massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal pada sebuah bidang
horizontal, maka balok itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam gerakan
balok mengalami perlambatan atau ada gaya yang menahan balok. Gaya ini
disebut gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan
antar kedua permukaan benda dan gaya normal. Besarnya koefisien gesekan
ditentukan oleh kekasaran permukaan bidang dan benda (TimFisika Dasar, 2013:
15).

Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan
kinetik (fk). Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar,
kemudian ditarik oleh gaya F seperti pada gambar di bawah ini.

Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain
disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah
dimulai, gaya gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga
diperlukan gaya yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan.
Gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya
gesekan kinetik.

1. Hukum I Newton
“Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya
yang berpengaruh padanya.”

Atau

“ Bila gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol atau tidak ada gaya yang
bekerja pada benda, maka benda yang diam akan tetap diam atau yang bergerak
lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.”

Hukum I Newton disebut juga hukum kelembaban (Inersia), yaitu sifat


kecenderungan untuk mempertahankan keadaan suatu benda. Hukum I Newton
dirumuskan sebagai berikut:

ƩF = 0

Dimana, F = gaya ( N )

2. Hukum II Newton

“ Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut dan
berbanding terbalik dengan massa benda itu.

Hukum Newton II di rumuskan sebagai berikut:

a = ƩF = m a

Dimana, a = percepatan ( m/s2 )

F = gaya ( N )

m = massa ( kg )

3. Hukum III Newton

“Jika benda pertama mengerjakan gaya (melakukan aksi) pada benda kedua
maka timbul gaya reaksi dari benda kedua terhadap benda pertama yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.”
Hukum III Newton disebut juga hukum aksi reaksi.

Hukum III Newton dirumuskan sebagai berikut:

Faksi = - Freaksi atau F1 = -F2

Dimana, F1 = gaya aksi ( N )

F2 = gaya reaksi ( N )

Gerak Lurus

Gerak adalah berpindahnya suatu benda dari titik acuan. Gerak lurus adalah
gerak yang arah pergerakannya melintasi arah yang lurus. Dimana lintasan adalah
tempat kedudukan titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang bergerak

BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1 Alat Dan Bahan
1. Peralatan bidang miring yang memiliki katrol di ujungnya
Digunakan untuk melakukan percobaan dengan meletakkan balok di atas bidang
miring.

2. Balok
Digunakan sebagai benda untuk menggesekkan kebidang miring
3. Benang
Digunakan untuk menggantungkan beban di katrol

4. Mistar
Digunakan untuk mengukur panjang benda

5. Stopwatch
Digunakan untuk menghitung kecepatan gesek antara beban
6. Neraca Digital
Digunakan untuk melakukan penelitian berat baban yang akan di gantungkan

7. Pegas Gaya
Digunakan untuk menahan beban
2.2 Cara Kerja
a. Menentukan koefisien gesek statis metode 1
1. Memasang bidang mendatar
2. Letakkan balok diatas bidang
3. Perbesar sudut hingga balok tepat akan bergerak
4. Ulangi sebanyak 3 kali dan lakukan untuk benda yang berbeda
b. Menentukan koefisien gesek statis metodr II
1. Memasang bidang mendatar
2. Letakkan balok diatas bidang
3. Tarik benda menggunakan pegas dan catat gaya yang terukur tepat saat
benda akan bergerak
4. Ulangi sebanyak 3 kali dan lakukan untuk benda yang berbeda
c. Menentukan koefisien gesek kinetik
1. Ukurlah massa benda m1 dan m2
2. Atur sistem
3. Tentukan besar sudut kemiringan
4. Tentukan jarak tempuh balok m1 pada bidang miring
5. Catatlah waktu temouh balok m1 sepanjang lintasan yang ditentukan setelah
benda m2 dilepaskan
6. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali
2.4 Skema Alat
JAWABAN PETANYAAN
Pertanyaan
1. Tentukan persamaan untuk menentukan koefisien gesek statis (Ns)
menggunakan metode 1 dan 2 pada gamabar 1
2. Tentukan persamaan untuk menentukan koefisien gesek kinetis (Nk) pada
gambar 2
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai koefisien gesek statis (Ns)
dan kinetis (Nk)
4. Jelaskan manfaat gaya gesek dalam bidang keteknikan
Jawab

1. Gaya Gesekan statis metode 1 dan 2

Jika kita meletakkan benda pada bidang miring ada kemungkinan benda
tersebut tetap dalam keadaan diam, yang berarti pada saat itu timbul gaya gesekan
pada bidang singgung antara benda dan bidang miring.

Gambar diatas menunjukan sebuah benda dengan berat W terletak pada bidang
miring dengan sudut kemiringan α. Jika gaya berat W diuraikan menjadi dua
komponendidapat W sin α dan W cos α. Jika benda diam atau bergerak searah
pada bidang miring, maka N = W cos α. Dari kemungkinan keadaan benda
tersebut, jika:

 benda diam maka W sin α < ƒs(max)


 benda tepat akan bergerak maka W sin α = ƒs(max) dan ƒs(max) = μs. N
 benda bergerak maka W sin α > ƒkdan berlaku hukum II Newton :

W sin α − ƒk = m . a

ƒk= μk. N

2. Ketika kalian menendang bola di atas tanah, bola akan menggelinding


dengan kecepatan tertentu. Tetapi, semakin lama kecepatan bola
semakin berkurang dan akhirnya berhenti. Bola dapat bergerak
diakibatkan gaya dari tendangan (gaya dorong). Namun, saat sedang
bergerak, ada gaya yang menghambat gerak bola dan mengurangi
kecepatannya. Gaya yang menyebabkan kecepatan bola semakin
berkurang disebut gaya gesek kinetis.

Jadi, gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang
bergerak. Gaya gesek kinetis dilambangkan dengan fk. Gaya ini termasuk gaya
dissipatif, yaitu gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor
(panas). Hubungan antara gaya gesek, koefisien gesek kinetis (μk), dan gaya
normal diberikan dalam persamaan berikut ini.

fk = μkN ………. Pers. (4)

Keterangan:
fk = gaya gesek kinetik (N)
μk = koefisien gesek kinetik
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya Gesek :
- Kekasaran permukaan benda
Semakin kasar permukaan benda semakin besar Gaya Geseknya,
Semakin halus permukaan benda semakin kecil Gaya Geseknya
Contohnya: ....

- Luas permukaan benda


Semakin luas permukaan benda semakin besar Gaya Geseknya
Semakin kecil permukaan benda semakin kecil Gaya Geseknya
Contohnya: ....
- Massa/ Gaya Berat
Semakin berat benda semakin besar Gaya Geseknya,
Semakin Ringan benda semakin Kecil Gaya Geseknya

4. 1. memperlambat laju kendaraan

Anda sudah tentu tidak asing lagi dengan istilah pengereman atau rem.
Rem pada setiap kendaraan baik itu bermotor atau tidak, sistem
sederhana, seperti rem becak hingga sistem rem berteknologi tinggi
yang terdapat pada pesawat terbang, semuanya memanfaatkan gaya
gesek. Hal ini ditujukan untuk memperlambat perputaran dari roda
kendaraan agar dapat berhenti total.

2. Pembuatan magnet

Gaya gesek juga sering dimanfaatkan sebagai salah satu metode untuk
pembuatan magnet. Meskipun magnet tersebut tidak memiliki
kekuatan yang besar, namun demikian gaya magnet juga dapat muncul
akibat adanya gaya gesek. Berikut ini beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk menciptakan magnet dari gaya gesek :

 Siapkan lempeng besi atau seng


 Siapkan magnet
 Gosokkan magnit pada besi dalam satu arah hingga besi bisa menarik
benda kecil

2. Letakkan balok diatas bidang


3. Tarik benda menggunakan pegas dan catat gaya yang terukur tepat saat
benda akan bergerak
4. Ulangi sebanyak 3 kali dan lakukan untuk benda yang berbeda
c. Menentukan koefisien gesek kinetik
1. Ukurlah massa benda m1 dan m2
2. Atur sistem
3. Tentukan besar sudut kemiringan
4. Tentukan jarak tempuh balok m1 pada bidang miring
5. Catatlah waktu temouh balok m1 sepanjang lintasan yang ditentukan setelah
benda m2 dilepaskan
6. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali
2.4 Skema Alat
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Pengamatan (Jurnal)


a. menentukan koefisien gesek statis metode I
NO Jenis Bidang X Y Ns
1 Kasar 34,4 41,5
47,4 55
57,6 60
2 Halus 39,9 18,5
52,5 22,7
65,5 28,6
b. menentukan koefisien gesek statis metode II
NO Jenis Bidang m(kg) F(N) Ns
1 Kasar 0,460 2,3
0,461 2,8
0,460 2,7
2 Halus 0,458 0,5
0,458 0,6
0,457 0,4
c. menentukan koefisien gesek kinetis
NO Jenis Bidang m1(kg) m2(kg) X(m) t(s) a(m/s) 0 Nk
1. Kasar 0,060 0,062 44,5 0,59 15
0,060 0,062 47 0,92 15
0,060 0,062 57,5 0,99 15
2. Halus 0,062 0,060 45 0,75 15
0,062 0,060 50 0,98 15
0,062 0,060 60 0,78 15

3.2. Perhitungan
A. Menentukan Koefisien Gesek Statis Metode I
1. Data I (bidang datar dengan kasar)
Percobaan 1
Diketahui : x = 34,4cm
y = 41,5cm
Ditanya : μ௦ =...?

Jawab : μ௦=
𝑌 41,5
=
𝑋 34,4
= 1,203 cm

Percobaan 2
Diketahuai : X = 47,4 cm
Y = 55 cm
Ditanya : μ௦ =...?

Jawab : μ௦=
𝑌 55
=
𝑋 47,4

= 1,157cm

Percobaan 3
Diketahui : x = 57,6cm
y = 60cm
Ditanya : μ௦ =...?
𝑌 60
Jawab : μ௦= =
𝑋 57,6

= 1,041 cm
2.Data II (bidang datar dengan licin)
Percobaan 1
Diketahui : x = 39,9cm
y = 18,5cm
Ditanya : μ௦ =...?
𝑌 18,5
Jawab : μ௦= =
𝑋 39,9

= 0,463 cm
Percobaan 2
Diketahuai : x = 52,5 cm
Y= 22,7cm
Ditanya : μ௦ =...?
𝑌 22,7
Jawab : μ௦= =
𝑋 52,5

= 0,432 cm
Percobaan 3
Diketahui : x = 65,5cm
y = 28,6cm
Ditanya : μ௦ =...?
𝑌 28,6
Jawab : μ௦= =
𝑋 65,5

= 0,48 cm

B. Menentukan Koefisien Gesek Statis Metode II


1. Data I (bidang datar dengan kasar)
Percobaan 1
Diketahui : m =0,460 F =2,3 N
g = 10 m/s2
Ditanya : μs =...?
F
Jawab : μs= m.g
2,3
= 0,460.10

= 0,5 N
Percobaan 2
Diketahui : m = 0,461 F = 2,8
g = 10 m⁄s2
Ditanya : μs =...?
F
Jawab : μs= m.g
2,8
= 0,461.10

= 0,607 N
Percobaan 3
Diketahui : m =0,460 F = 2,7 N
g = 10 m⁄s2
Ditanya : μs =...?
F
Jawab : μs= m.g
2,7
= 0,460.10

= 0,586 N
2.Data II (bidang datar dengan licin)
Percobaan 1
Diketahui : m =0,458 F =0,5 N
g = 10 m⁄s2
Ditanya : μs =...?
F
Jawab : μs= m.g
0,5
= 0,458.10

=0,109 N
Percobaan 2
Diketahui : m =0,458 F =0,6
g = 10 m⁄s 2
Ditanya : μs =...?
F
Jawab : μs= m.g
0,6
= 0,458.10

=0,131 N
Percobaan 3
Diketahui : m =457 F =0,4
g = 10 m⁄s 2
Ditanya : μs =...?
F
Jawab : μs= m.g
0,4
= 0,457.10

=0,087 N
C. Menentukan Koefisien Gesek Kinetis
1. Data I (bidan kasar dengan miring)
Percobaan 1
Diketahui : m1 =0,060 kg
m2 = 0,061kg
x =44,5 cm =0,445 m
t =0,59 s
θ = 15 o
Ditanya : a =...?
μk =...?
2.x
Jawab : a = t
2.0,445
= 0,59

=1,508 m/s

W1 = m1. g = 0,060 . 10 = 0,6 N


W2 = m2. g = 0,062 . 10 = 0.62 N

w1−w2 sin∅−(m1+m2) 0,6−0.62sin15ℴ−(0,060+0,062)


μk= =
w1 cos∅ 0,6 cos 15

=-0,758
Percobaan 2
Diketahui : m1 =0,060 kg
m2 =0,062kg
x =47cm =0,47 m
t =0,92 s
θ = 15 o
Ditanya : a =...?
μk =...?
2.x
Jawab : a = t
2.0,47
= 0,92

=1,021 m/s
W1 = m1. g = 0,060 . 10 = 0,6 N
W2 = m2. g = 0,062 . 10 = 0.62 N

w1−w2 sin∅−(m1+m2) 0,6−0.62sin15ℴ−(0,060+0,062)


μk= =
w1 cos∅ 0,6 cos 15

= -0,758
Percobaan 3
Diketahui : m1 =0,061 kg
m2 =0,061kg
x =57,5cm =0,575 m
t =0,99s
θ = 15 o
Ditanya : a =...?
μk =...?
2.x
Jawab : a = t
2.0,575
= 0,99

=1,161 m/s

W1 = m1. g = 0,060 . 10 = 0,6 N


W2 = m2. g = 0,062 . 10 = 0.62 N

w1−w2 sin∅−(m1+m2) 0,6−0.62sin15ℴ−(0,060+0,062)


μk= =
w1 cos∅ 0,6 cos 15

= - 0,760

2.Data II (bidang licin dengan miring)


Percobaan 1
Diketahui : m1 =0,062 kg
m2 =0,060 kg
x =44,5 cm =0,445 m
t =0,75 s
θ = 15 o
Ditanya : a =...?
μk =...?
2.x
Jawab : a = t
2.0,445
= 0,75

=1,186 m/s

W1 = m1. g = 0,062 . 10 = 0,62 N


W2 = m2. g = 0,060 . 10 = 0.6 N

w1−w2 sin∅−(m1+m2) 0,62−0.6sin15ℴ−(0,062+0,060


μk= =
w1 cos∅ 0,6 cos 15

= - 0,803
Percobaan 2
Diketahui : m1 =0,062 kg
m2 =0,060kg
x =47cm =0,47 m
t =0,98s
θ = 15 o
Ditanya : a =...?
μk =...?
2.x
Jawab : a = t
2.0,47
= 0,98

=0,959 m/s

W1 = m1. g = 0,062 . 10 = 0,61 N


W2 = m2. g = 0,060 . 10 = 0.61 N

w1−w2 sin∅−(m1+m2) 0,62−0.6sin15ℴ−(0,062+0,060)


μk= =
w1 cos∅ 0,62 cos 15

= - 0,778
Percobaan 3
Diketahui : m1 =0,062 kg
m2 = 0,060kg
x =57,5cm =0,575 m
t =0,78 s
θ = 15 0
Ditanya : a =...?
μk =...?
2.x
Jawab : a = t
2.0,575
= 0,78

=1,474 m/s
W1 = m1. g = 0,062 . 10 = 0,62 N
W2 = m2. g =0,060 . 10 = 0.6 N

w1−w2 sin∅−(m1+m2) 0,62−0.6sin15ℴ−(0,062+0,060)


μk= =
w1 cos∅ 0,62 cos 15

= - 0,778
3.3. Hasil Perhitungan
A. Menentukan Koefisien Gesek Statis Metode I
1. Data I
μs1+ μs2+μs3
μs = n
1,203+1,157+1,041
= 3

=2,707

2. Data II
μs1+ μs2+μs3
μs = n
0,436+0,432+0,463
= 3

=1,022
B. Menentukan Koefisien Gesek Statis Metode II
1. Data I
μs1+ μs2+μs3
μs = n
0,5+0,607+0,586
= 3
=1,302

2. Data II
μs1+ μs2+μs3
μs = n
0,109+0,137+0,087
= 3

=0,275
C. Menentukan Koefisien Gesek Kinetis
1. Data I
μs1+ μs2+μs3
μs = n
1,508±1,1,021±1,161
= 3

=2,916
2. Data II
μs1+ μs2+μs3
μs = n
1,186±0,959±1,474
= 3

=2,636

3.4 Pembahasan
1. Ceritakan jalan praktikum secara deskriptif
2. Bandingkan nilai μs yang diperoleh pada metode I dengan metode II.
Berikaanalisis saudara!
3. Bandingkan nilai μ௦ yang diperoleh dengan nilai μ௦ dan berikan analisa
saudara!
Catatan: yang dibandingkan adalah gesekan antara 2 permukaan yang sama.
Pertanyaan
5. Tentukan persamaan untuk menentukan koefisien gesek statis (Ns)
menggunakan metode 1 dan 2 pada gamabar 1
6. Tentukan persamaan untuk menentukan koefisien gesek kinetis (Nk) pada
gambar 2
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai koefisien gesek statis (Ns)
dan kinetis (Nk)
8. Jelaskan manfaat gaya gesek dalam bidang keteknikan
Jawab

5. Gaya Gesekan statis metode 1 dan 2

Jika kita meletakkan benda pada bidang miring ada kemungkinan benda
tersebut tetap dalam keadaan diam, yang berarti pada saat itu timbul gaya gesekan
pada bidang singgung antara benda dan bidang miring.

Gambar diatas menunjukan sebuah benda dengan berat W terletak pada bidang
miring dengan sudut kemiringan α. Jika gaya berat W diuraikan menjadi dua
komponendidapat W sin α dan W cos α. Jika benda diam atau bergerak searah
pada bidang miring, maka N = W cos α. Dari kemungkinan keadaan benda
tersebut, jika:

 benda diam maka W sin α < ƒs(max)


 benda tepat akan bergerak maka W sin α = ƒs(max) dan ƒs(max) = μs. N
 benda bergerak maka W sin α > ƒkdan berlaku hukum II Newton :

W sin α − ƒk = m . a

ƒk= μk. N

6. Ketika kalian menendang bola di atas tanah, bola akan


menggelinding dengan kecepatan tertentu. Tetapi, semakin lama
kecepatan bola semakin berkurang dan akhirnya berhenti. Bola dapat
bergerak diakibatkan gaya dari tendangan (gaya dorong). Namun, saat
sedang bergerak, ada gaya yang menghambat gerak bola dan
mengurangi kecepatannya. Gaya yang menyebabkan kecepatan bola
semakin berkurang disebut gaya gesek kinetis.

Jadi, gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang
bergerak. Gaya gesek kinetis dilambangkan dengan fk. Gaya ini termasuk gaya
dissipatif, yaitu gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor
(panas). Hubungan antara gaya gesek, koefisien gesek kinetis (μk), dan gaya
normal diberikan dalam persamaan berikut ini.

fk = μkN ………. Pers. (4)

Keterangan:
fk = gaya gesek kinetik (N)
μk = koefisien gesek kinetik
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya Gesek :
- Kekasaran permukaan benda
Semakin kasar permukaan benda semakin besar Gaya Geseknya,
Semakin halus permukaan benda semakin kecil Gaya Geseknya
Contohnya: ....

- Luas permukaan benda


Semakin luas permukaan benda semakin besar Gaya Geseknya
Semakin kecil permukaan benda semakin kecil Gaya Geseknya
Contohnya: ....

- Massa/ Gaya Berat


Semakin berat benda semakin besar Gaya Geseknya,
Semakin Ringan benda semakin Kecil Gaya Geseknya

8. 1. memperlambat laju kendaraan

Anda sudah tentu tidak asing lagi dengan istilah pengereman atau
rem. Rem pada setiap kendaraan baik itu bermotor atau tidak, sistem
sederhana, seperti rem becak hingga sistem rem berteknologi tinggi
yang terdapat pada pesawat terbang, semuanya memanfaatkan gaya
gesek. Hal ini ditujukan untuk memperlambat perputaran dari roda
kendaraan agar dapat berhenti total.

1. Pembuatan magnet

Gaya gesek juga sering dimanfaatkan sebagai salah satu metode


untuk pembuatan magnet. Meskipun magnet tersebut tidak memiliki
kekuatan yang besar, namun demikian gaya magnet juga dapat muncul
akibat adanya gaya gesek. Berikut ini beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk menciptakan magnet dari gaya gesek :

 Siapkan lempeng besi atau seng


 Siapkan magnet
 Gosokkan magnit pada besi dalam satu arah hingga besi bisa menarik
benda kecil
BAB IV
Penutup
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini, yaitu :
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi gaya gesek statis diantaranya sudut
kemiringan, massa benda dan sifat permukaan antar benda.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi gaya gesek kinetis adalah massa
maupun beban karena sebagai gaya tarik atau dorong, sudut kemiringan
serta permukaan antar benda.

2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar lebih teliti saat melakukan
percobaan, yaitu saat menentukan koefisien kinetis. Karena manual
menggunakan stopwatch bukan menggunakan sensor yang lebih akurat dalam
pengukuran waktunya. Serta dalam perhitungan juga disertakan ralat agar
didapatkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David dan Resnick, Robert. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1 (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.

Tim Fisika Dasar. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar: UIN Alauddin

Buku pedoman penuntun praktikum fisikaTA 2018/2019

Você também pode gostar