Você está na página 1de 14

I.

SIKLUS KAUNTANSI PADA USAHA PERHOTELAN


Berikut ini adalah siklus operasional dari sebuah perusahaan, terutama yang berhubungan
dengan arus dana dari mulai berdirinya perusahaan, seperti terlihat pada gambar 3.1. Hal ini akan
memperjelas persamaan dasar akuntansi yang mana:

AKTIVA = UTANG + MODAL

Gambar 3.1 Siklus Kegiatan Perusahaan

1. Pembagian
Investor
Laba Ke
investor
Kreditur 2. Membayar
Investor = Setor Modal Hutang Ke
Kreditur
Kreditor = Memberi Pinjaman
Menjual
Uang 1. Barang
Tunai 2. Jasa
1. Aktiva Tetap = Alat
Produksi Aktivitas
2. Persediaan = Untuk Menghasilkan
1. Produksi 1. Barang
Melakukan Aktivitas 2. Pemasaran
Produk 2. Jasa
3. Administrasi & Umum
a) Bahan Baku, BTKL,
BOP
b) Biaya Pemasaran
Penjelasan:
c) Biaya Administrasi
1) Salah satu asumsi dasar yang
dan Umum mendasari struktur dalam akuntansi keuangan adalah
asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption) artinya setiap badan usaha
didirikan harus terpisah kepemilikannya dari hak milik pribadi dan kepemilikan badan
usaha. Dengan kata lain, Aktivitas bisnis harus dipisahkan atau dibedakan dengan
aktivitas pemiliknya dan dengan setiap entitas bisnis yang dibangun
2) Seorang Pemodal atau investor akan mendirikan hotel maka dia akan menginvestasikan
(Uang Tunai) ke hotel yang akan didirikan. Oleh manajamen hotel, investasi ini akan
dicatat dalam akuntansi hotel sebagai berikut

Aktiva (Kas) = Modal

1
3) Manajemen hotel memanfaatkan uang tunai (kas) untuk membeli tanah dan membangun
Gedung hotel sesaui dengan keinginan pemilik modal. Pembangunan ini oleh
manajemen hotel dicatat sebagai berikut:

Aktiva (Kas + Gedung + Tanah) = Modal

4) Setelah proses pembangunan hotel selesai maka kamar-kamar hotel siap dipasarkan ke
pelanggan
5) Hotel adalah perusahaan jasa yang aktivitas utamanya menyewakan kamar dan memberi
pelayanan makanan dan minuman
6) Kamar-kamar hotel yang telah diisi perlengkapannya maka kamar-kamar tersebut siap
dihuni oleh tamu hotel
7) Hasil penjualan kamar-kamar tersebut akan menghasilkan uang tunai jika system
penjualannya adalah tunai
8) Siklus usaha ini akan berulang-ulang transaksinya setiap hari, minggu, bulan dan tahun.
Jumlah transaksi dalam satu hari bisa lebih dari satu, ratusan atau bahkan ribuan
aktivitas dari usaha pokoknya. Aktivitas yang jumlahnya banyak diharapkan bisa
menghasilkan keuntungan bagi manajemen hotel.
9) Keuntungan dari usaha ini dapat digunakan untuk mengembangkan usaha atau akan
dibagikan ke pemilikin hotel sebagai pembagian laba. Jika keuntungan dan modal awal
yang dimiliki oleh perusahaan dirasa masih kurang, maka manajemen bias mencari
pinjaman(kredit) ke bank untuk pengembangan usahanya.

Siklus Akuntansi pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan silus akuntansi
pada jenis usaha lainnya, seperti pada gambar 3-2

2
Silus akuntansi pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan siklus akuntansi
pada jenis usaha lainnya. Dalam setiap periode akuntansi, siklus akuntansi akan diawali dengan
pencatatan transaksi dan berakhir dengan Neraca Saldo Setelah Penutupan (post-closing trial
balance). Proses akuntansi dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan aplikasi
komputer. Ada beberapa transaksi penting dalam operasi hotel, yaitu:
1) Penjualan Produk dan Jasa
Untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian akuntansi, transaksi harian
penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus penjualan, diakhir periode
akuntansi baru dibuatkan jurnal khusus penjualan.
2) Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas
Merupakan transaksi dari penagihan dan penjualan tunai harian dimana hasil penagihan,
penjualan tunai dan pengeluaran kas harian dicatat dalam buku khusus yang disebut

3
dengan buku kas dan bank. Setelah dilakukan rekonsiliasi kas dan bank, diakhir periode
dibuatkan jurnal khusus penerimaan dan pengeluaran kas.
3) Pembelian Produk dan Jasa
Untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian akuntansi, transaksi harian
pembelian produk dan jasa dicatat dalam buku khusus pembelian, diakhir periode
akuntansi baru dibuatkan jurnal khusus pembelian.
4) Payroll
Karena di hotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia membuat
rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai dengan departemen dimana karyawan
tersebut bekerja. Setelah itu baru dibuatkan jurnal alokasi sesuai dengan departemennya.
Untuk mempermudah pengaturan manajemen keuangan pada usaha perhotelan, maka
saat ini digunakan sistem otomatisasi akuntansi yang dapat terhubung pada semua divisi
dan mencatat semua transaksi keuangan secara mudah dan efisien seperti menggunakan
software akuntansi yang dapat digunakan oleh beberapa departemen/divisi sekaligus
dalam satu sistem.

Dasar akuntansi untuk usaha hotel menggunakan double-entry bookkeeping, dimana setiap
entry data harus ada yang sama dan yang berlawanan sehingga hasilnya akan sama.
1) Journal Entry
Mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet dan kredit. Jurnal
dapat dilakukan secara bulanan yang biasanya digunakan untuk mempermudah jurnal
harian, dimana jumlah secara harian diakumulasikan dan jurnal tunggal dibuat atas
transaksi bulanan.
2) General Ledger
Mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual.
3) Trial Balance
Menunjukan daftar saldo akun dalam suatu periode.
4) Financial Statement
Menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disiapkan pada akhir periode
akuntansi, dapat secara bulanan atau tahunan.
II. Kerangka Konseptual (Conceptual Framework) Informasi Akuntansi
Rerangka Konseptual serupa dengan konstitusi, adalah suatu sistem koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan. Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi, komite, dan

4
individu telah mengembangkan dan mempublikasikan rerangka konseptual mereka. Tetapi tidak
ada rerangka konseptual yang diterima secara universal dan diandalkan dalam praktik.
Barangkali yang paling sukses adalah Accounting Principles Board Statement No. 4: “Basic
concepts and accounting principles underlying financial statements of business enterprises”
yang hanya menjelaskan praktik-praktik yang telah ada tetapi tidak menentukan praktik apa yang
digunakan. Menyadari hal itu, FASB pada tahun 1976 menerbitkan Memorandum Diskusi tiga
bagian yang berjudul: “Conceptual framework for financial accounting and reporting: Elements
of Financial Statements andd their Measurement”. Sejak dokumen tersebut dipublikasikan,
FASB telah menerbitkan delapan Statement of Financial Accounting Concept yang berhubungan
dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
1. SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises” pada bulan
November 1978 yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2. SFAC No. 2, “Qualitative Characteristics of Accounting Information” pada bulan Mei
1980, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC No. 3, “Elements of Financial Statements of Business Enterprises” pada bulan
Desember 1980 yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan
keuangan, seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban.
4. SFAC No. 4, “Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations” pada
bulan Desember 1980 yang menyajikan tujuan pelaporan keuangan pada perusahaan
nirlaba.
5. SFAC No. 5, “Recognition and Measurement in Financial Statements of Business
Enterprises” pada bulan Desember 1984 yang menetapkan kriteria pengakuan dan
pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi yang harus dimasukan dalam
laporan keuangan dan waktunya.
6. SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements” menggantikan SFAC No. 3 pada bulan
Desember 1985 dan memperluas lingkup SFAC No. 3 dengan memasukan organisasi-
organisasi nirlaba.
7. SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements” pada bulan Februari 2000 yang memberikan kerangka kerja bagi
pemakaian arus kas ke masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar
pengukuran.
8. SFAC No. 8, “Conceptual Framework for Financial Reporting” pada bulan September
2010, yang merupakan pengganti SFAC No. 1 dan SFAC No. 2.

5
Gambar 3.6 Rerangka Konseptual

III. SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI


Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan yakni pendekatan prosedur dan pendekatan
komponen. Dari pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari prosedur-prosedur yang
dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Cecil Gillespie
(1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi terdiri dari :
a. Subsistem akuntansi umum : Kode rekening, Buku besar dan buku pembantu, Jurnal,
Bukti transaksi.
b. Subsistem penjualan dan penerimaan uang : Order penjualan, perintah pengiriman
dan pembuatan faktur, Distribusi penjualan, Piutang, Penerimaan uang dan
pengawasan kredit.
c. Subsistem pembelian dan pengeluaran uang : Order pembelian dan laporan
penerimaan barang, Distribusi pembelian dan biaya, Hutang, Prosedur pengeluaran
uang.
d. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian : Personalia, Pencatatan waktu,
Penggajian, Distribusi gaji dan upah.
e. Subsistem produksi dan biaya produksi : Order produksi, Pengawasan persediaan,
Akuntansi biaya.

Sedangkan dari pendekatan komponen, sistem adalah kumpulan dari komponen-


komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Prosedur adalah urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa
orang dalam satu bagian/departemen atau lebih untuk menangani transaksi secara seragam dari

6
transaksi yang sama dan terjadi berulang-ulang. Tujuan utama dari sistem khususnya sistem
informasi adalah untuk menghasilkan informasi. Informasi adalah data yang yang diolah menjadi
bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Untuk dapat berguna maka informasi tersebut harus
didukung oleh tiga pilar yakni : tepat kepada orangnya (relevance), tepat waktu (timeliness), dan
tepat nilainya atau akurat (accurate). Tugas dari sistem khususnya sistem informasi adalah
melakukan siklus pengolahan data (data processing life cycle) atau disebut juga siklus informasi
(information life cycle). Sistem informasi mempunyai enam komponen yakni :

a) Komponen Input
Input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh sistem informasi. Data
untuk sistem informasi perlu di tangkap dan di catat di dokumen dasar. Dokumen
dasar merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap dari peristiwa atau data
yang terjadi, contohnya reservation card, guest regritation, guest bill, cast receipt,
dan lain lainnya. Fungsi dokumen dasar yakni :
o Untuk menunjukkan jenis dari data yang dikumpulkan.
o Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten, dan akurat.
o Data disebutkan satu persatu, sehingga data akuntansi akan lengkap.
o Sebagai alat pendistribusian data antar departemen, karena tembusan atau
copynya diberikan ke departemen lain.
o Sebagai pembuktian bahwa transaksi tersebut sah, sehingga sangat berguna untuk
audit trail.
o Dapat digunakan sebagai back up dari file-file komputer

Sehingga secara ringkas proses input data dapat digambar sebagai berikut:

b) Komponen Model

7
Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa model logika dan
model matematika. Contoh model logika adalah untuk melihat barang mana yang
sudah harus dipesan kembali, dapat dilihat dari sisa barang yang tersedia apakah
sudah sama atau lebih kecil dengan titik reorder point. Sedangkan untuk model
matematika, misalnya inventory beverage dengan kode 1104 harus dipesan kembali
100 krat.
c) Komponen Output
Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di data base
dan di proses menggunakan model tertentu. Contoh output sistem informasi adalah
laporan barang yang harus dipesan kembali ataupun laporan jumlah barang yang
harus dipesan.
d) Komponen data base
Data base adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan satu dengan
lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer (hard disk) dan digunakan perangkat
lunak (soft ware) untuk memanipulasinya.
e) Komponen Teknologi
Teknologi merupakan komponen yang penting dari sistem informasi. Tanpa adanya
teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan
informasi yang tepat waktu ( time liness). Teknologi yang memegang peran penting
adalah teknologi komputer (hard ware dan soft ware) dan teknologi dibidang
telekomunikasi.
f) Komponen Kontrol
Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan dari
sistem informasi adalah informasi yang akurat. Sistem pengendalian dalam sistem
informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem pengendalian umum (general control
system) dan sistem pengendalian aplikasi (application control system). Pengendalian
umum dapat terdiri dari : Pengendalian organisasi, Pengendalian dokumentasi,
Pengendalian perangkat keras, Pengendalian keamanana fisik, Pengendalian
keamanan data, Pengendalian komunikasi
Pengendalian aplikasi dapat dikelompokkan menjadi pengendalian input, pengendalian
proses dan pengendalian out[ut. Pengendalian aplikasi biasanya sudah diprogramkan di
perangkat lunaknya seperti : control digit check, reasonable check, zero balance check, matching
check, batch control check.

IV. STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN HOTEL


Pengendalian internal mempunyai arti sempi dan luas. Dalam arti sempit pengendalian internal
adalah pengecekan penjujumlahan, baik penjumlahan mendatar (cross footing) maupun
penjumlahn menurun (footing). Dalam arti luas AICPA mendefinisikan pengendalian intern
meliputi struktur organisasi dam semua cara serta alat yang dikordinasikan dan digunakan dalam
perusahaan dengan tujuan:
1. Untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan

8
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3. Meningkatkan efisisnsi di dalam operasi dan
4. Membantu dijaga dipatuhinya peraturan dan kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan.
Secara garis besar pengendalian intern diatas dibagi mejadi dua:
1. Pengendalian akuntansi (accounting control)
2. Pengendalian administrastif (admisitrative control).
Pengendalian akuntansi terdiri dari struktur organisasi semua prosedur serta semua catattan yang
berkaitan dengan aktiva dan dapat dipercayainya laporan keuangan. Dalam pengendalian
akuntansi biasanya mencakup pengendalian seperti:
1. Prosedur pengesahan dan persetujuaan
2. Memisahkan tugas pihak yang mencatat dan membuat laporan dengan pighak
pelaksanaan atau penyimpanan aktiva, pengawasan fisik atas aktiva dan internal auditor.
Pengendalian administratif terdiri dari struktur organisasi dan semua metode serta prosedur yang
berkaitan dengan efisisnsi operasi dan dipatuhinya peraturan serta kebijakan manajemen yang
telah ditetapkan. Pengendalian administratif ini mencakup pengendalian seperti:
1. Analisis statistik
2. program pelatihan karyawan
3. kontrol kualitas pelayanan dan lainnya
pengendalian akuntansi biasanya disebut preventife control yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya ketidakefisienan, sedangkan pengendalian administratif bisa disebut administrative
control atau feedback control yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hasil
operasi, apakah pelaksanan pekerjaan menyimpang dari pelaksanaannya, adanya efisiensi dan
ketidak efisienan. Untuk memenuhi tujuan diatas terdapat beberapa elemen yang merupakan ciri
pokok sistem pengendalian interen yang baik yaitu:
1. adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggungjwab fungsional secara tepat dan
tegas
2. adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik untuk melakukan
pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik perusahaan, hutang, pendapatan
dan biaya.
3. Adanya praktek yang sehat didalam menjalankan tugas dan setiap fungsi didalam bagian
organisasi.
4. Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan fungsi, tugas, dan tanggungjawabnya.
5. Adanya pengecekan independen.
Struktur pengendalian intern menurut COSO (Committee Of Sponsoring Organizations of the
Treadway) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan
pegawai lainnya yang didesain untuk memperoleh keyakinan yang memedai terkait dengan
tujuan:
1. Kehandalan dari laporan keuangan

9
2. Efektivitas dan efisiensi dari aktivitas operasi
3. Ketaatan kepada pertautan perundangan dan kebijakan yang terkait.
Struktur pengendalian intern menurut COSO terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Lingkungan pengendalian (control enviranment), manajemen dan seluruh pegawai harus
menciptakan (establish) dan memelihara lingkungan dalam seluruh organisasi yang
menimbulkan prilaku postif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan
manajemen nasihat (conscientious).
2. Penilaian risiko (risk assessment), pengendalian intern harus menyediakan pengendalian
risiko yang dihadapi oleh organisasi baik yang bersumber dari dalam organisasi maupun
luar organisasi
3. Aktivitas pengendalian (control activites), aktivitas pengendalian intern membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian harus efisien
dan efektif mencapai tujuan pengendalian.
4. Informasi dan komunikasi (information and communication), informasi harus dicatat dan
dikomunikasikan oleh manajemen dan satuan kerja dalam suatu entitas yang
membutuhkan, dalam bentuk dan jangka waktu yang memungkinkan untuk
menyelenggarakan pengendalian intern dan pengendalian lainnya.
5. Pemantauan atau monitoring (monitoring), penmantauan pengendalian intern harus selalu
menilai kualitas kinerja dan memastikan bahwa temuan audit atau riview lainnya
diselesaikan dengan tepat waktu.
The Canadian Institute of Chartered Accountantas Criteria of Control Committee (CoCo) telah
menyusun model pengendalian intern yang mirip dengan COSO tetapi mempunyai perbedaan
yang cukup signifikan . CoCo memfokuskan diri pada empat pertanyaan utama yakni:
1. Apakah perushaaan mempunyai tujuan yang benar?
2. Apakah perusahaan tersebut mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai?
3. Apakah perusahaan tersebut mempunyai kapabilitas, komitmen dan lingkungan yang
tepat?
4. Apakah perusahaan tersebut melakukan monitoring pembelajaran dan dan mengadaptasi?
CoCo mempunyai empat komponen untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut yakni:
1. Purpose
2. Commitment
3. Capability
4. Monotoring and learning
Keempat komponen tersebut merupakan sikluas yang sangat mudah dipahami seperti
digambarkan dalam penjelasaan berikut:
1. Purpose
a) Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders
b) Risiko signifikan baik dari dalam maupun luar organisasi yang terkait dengan pencapaian
tujuan harus diidentifikasikan dan dinilai.

10
c) Kebijakan yang didesain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi danpengelolaan
risiko harus dibuat dikomunikasikan dan dipraktekkan sehingga pegawai mengerti apa
yang diharapkan dan kebebasan yang diperlukan untuk bertindak
d) Perencanaan untuk menuntun pencapian tujuan organisasi harus disususun dan
dikomunikasikan
e) Tujuan dan perencanaan terkait harus mencantumkan target dan indikator kinerja
2. Commitment
a) Nilai-nilai etika termasuk integritas harus ibuat secara formal, dikomunikasikan
kepada seluruh stakeholder didalam organisasi
b) Kebijakan dan prakterk manajemen SDM harus konsisten dengan etika dan nilai-nilai
dan pencapaian tujuan
c) Wewenang tanggungjwab dan tanggung gugat harus secara jelas didefinisikan dan
konsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan2 dan perilaku2 diperagakan
dengan benar oleh pegawai
d) Atmosfir kepercayaan yang tinggi harus dipelihara dan didukung oleh informasi yang
m,engalir antara pegawai dan kinerja mereka dalam mendukung pencapaian tujuan
organisasi.
3. Capability
a) Pegawai harus memilki pengetahuan, keahlian dan perlatan dan perlartan yang
cukup untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
b) Proses komunikasi harus mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas tujuan
yang telah ditetapkan
c) Informasi yang cukup dan relevan harus diidentfikasikan dikomunikasikan pada
saat yang tepat sehingga pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik
d) Tujuan dan aktivitas dari bagian2 yang berbeda dalam suatu organisasi harus
dikoordinasikan
e) Aktivitas pengendalian harus didesain sebagai kesatuan yang menyeluruh dari
suatu organisasi dengan mempertimbangkan tujuan, risiko dan hubungan terkait
antar komponen pengendalian.
4. Monitoring & Learning
a) Lingkungan internal dan eksternal harus dimonitor untuk mwmpweolwh
informasi sehingga tujuan dan pengendalian organisasi tetap muktahir
b) Kinerja harus dimonitor dibandingkan dengan target dam indikator yang telah
ditetapkan
c) Asumsi yang digunakan dalam penentuan tujuan dan sistem harus secara periodik
dikaji ulang
d) Informasi yang dibutuhkan harus dikaji terusmenerus sesuai dengan adanya
perubahan tujuan atau adanya pelaporan yang menunjukkan penyimpangan
e) Prosedur tindaklanjut harus disusunn dan dilakukan untuk menjamin bahwa
perubahan dan kegiatan yang tepat dilakukan
f) Manajemen secara periodol menilai efektivitas pengendalian dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pihak yang bertanggungjawan
Dalam prakteknya model yang dibangun untuk menyusun sistem pengendaliuan
internal yang baik harus mempertimbangkan:

11
1. PI seharusnya tidak dilihat sebagai suatu kelompok kegiatan yang berdiri sendiri
tetapi lebih merupakan suatui rangkain aktivitas yang terjadi pada seluruh operasi
entitas secara berkesinambungan dengn berfokus pada risiko operasi. PI ini adalah
bagian yang digunakan manajemn untuk mengatur dan memandu operasi entitas
(suatu bagain yang utuh dari infrastruktur) bukan sbg sistem yg terpisah
2. Manfaat dari PI ini harus lebih besar dari biaya penyusunanya,
mengimplementasikannya dan risiko yang mungkin terjadi
3. Aplikasi sistem PI harus didukung oleh semua pegawai dari manajemen puncak
hingga staff terbawah.
4. Responsit terhadap perubahan
5. Spi harus fleksibel karen bila tidak hanya akan menghambat pencapaian tujuan
yang terkait dengan perubahan lingkungan organisasi dimana ia beroperasi.
6. Aplikasi sistem PI harus mempertimbangkan budaya organisasi. Oleh karena itu
perusahaan harus dilihat sebagai bagian dari mj perubahan.

GAMBAR STRUKTUR PI

V. Struktur Organisasi di Departemen Akuntansi

Departemen akuntansi pada usaha hotel biasanya terdiri dari beberapa bagian yang saling
terkait satu sama lainnya, seperti bagian kredit, dengan account receivable, cost control dengan
purchasing dan lain sebagainya. Adapun bagian-bagian yang ada dalam departemen akuntansi
adalah:
1) General Cashier, merupakan kasir yang mempunyai tanggungjawab penuh atas semua
penerimaan dan pengeluaran hotel.
2) Cashier Outlet, seperti front office, restoran, bar, kasir outlet bertanggungjawab atas
penerimaan pada masing-masing outlet.

12
3) Night Auditor, adalah orang yang bertanggungjawab atas kebenaran dan ketelitian
pemasukan data penjualan dalam satu hari dari masing-masing outlet.
4) Income Auditor, adalah orang yang mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil
penjualan hotel dan mengkoreksi kembali pekerjaan night auditor.
5) Credit, merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab atas besarnya kredit yang telah
digunakan oleh tamu, dan menyetujui batas kredit untuk setiap tamu, dan menyetujui batas
kredit untuk setiap tamu, serta melakukan analisa atas guest bill.
6) Account Receivable, merupakan bagian yang bertanggungjawab atas penyiapan tagihan dan
penagihan pada tamu yang melakukan reservasi melalui agent. Account Receivable juga
bertanggungjawab atas pencatatan piutang untuk tamu yang masih menginap di hotel (guest
ledger) dan untuk tamu yang sudah keluar dari hotel (city ledger).
7) Account Payable, merupakan bagian yang bertanggungjawab atas hutang hotel dan pihak
luar, khususnya supplier.
8) Cost Control, bertanggungjawab atas pengendalian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
masing-masing departemen mulai dari pengendalian harga pokok sampai biaya operasional,
mengecek harga barang di pasar, menyetujui pembelian barang untuk keperluan hotel.
9) Personalia, bertanggungjawab atas perhitungan, pengalokasian dan pembayaran gaji
karyawan.
10) Electronic data processing (EDP), bertanggungjawab atas sistme, informasi yang
digunakan di hotel, khususnya dalam pemrosesan data.
11) Purchasing, bertanggungjawab dalam pembelian barang keperluan hotel.
12) Storeroom, bertanggungjawab dalam menerima barang yang dibeli dan menyimpannya,
melakukan pencatatan atas persediaan di gudang.
13) Accounting (bookkeeper), bertanggungjawab dalam menyiapkan laporan keuangan. Mulai
dari pencatatan ke buku besar.
14) Bgaian utang, bertanggungjawab atas hutang-hutang hotel pada pihak ketiga
15) Bagaian gaji, mengendalikan biaya gaji dan upah yang dikeluarkan oleh hotel
16) Bagaian kas, bertanggungjwab atasHead department
seluruh kas di hotel.
17) Head department, pejabat tertinggi di departemen yaitu chief accounting dan dibantu
oleh assisten chief acc
Cost
Store deb
acc cre person Night contr salary cash
purchasing room t
dit alia audit ol

ED
P
GENERAL
CASHIER

CASHIER
OUTLET

ACCOUNT
RECEIVABLE

ACCOUNT PAYABLE
13

INCOME AUDIT
14

Você também pode gostar