Você está na página 1de 6

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.

)
DENGAN PELARUT AQUADES TERHADAP BAKTERI Streptococcus
agalactiae DAN Salmonella PENYEBAB MASTITIS PADA SAPI PERAH

Ahmad Azmi Khoirul Umam1, Puguh Surjowardojo2, dan Tri Eko Susilorini2
1
Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang
2
Lecturer of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang
ahmadazmee11@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan antibakteri ekstrak daun
beluntas (Pluchea indica L.) terhadap pertumbuhan Bakteri Streptococcus agalactiae
dan Salmonella penyebab mastitis pada sapi perah. Materi yang di gunakan meliputi
bakteri Streptococcus agalactiae dan Salmonella dari hasil isolasi pada susu mastitis
subklinis skor CMT +3 yang berasal dari perternakan sapi perah di daerah Jabung,
ekstrak daun beluntas dan iodips 10% (kontrol). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang
(Nested Design) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Konsentrasi ekstrak daun beluntas
divariasikan mulai dari 20%, 40%, 60%, 80% dan iodip 10% sebagai kontrol. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun beluntas (Pluchea indica L.) berpengaruh
sangat nyata (P<0,01) terhadap Streptococcus agalactiae dan Salmonella. Ekstrak daun
beluntas konsentrasi 80% lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus
agalactiae dan Salmonella dibandingkan dengan kemampuan daya hambat iodips 10%.
Ekstrak daun beluntas menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae
lebih baik daripada bakteri gram negatif Salmonella.

Kata Kunci : Ekstrak daun beluntas, Antibakteri, Streptococcus agalactiae, Salmonella


dan mastitis.
ABSTRACT

This research aims to determine the antibacterial activity of beluntas leaf extract and
determine effective concentration of beluntas leaf extract against Streptococcus
agalactiae and Salmonella bacteria. Materials was Streptococcus agalactiae and
Salmonella bacteria which isolated from mastitis milk, beluntas leaves were extracted
using water and Iodips was used as control The method was design by experiment
research using Nested Design with 5 treatments and 4 replications. Concentration of
treatments were P1 (20%), P2 (40%), P3 (60%) and P4 (80%) and positive control (iodips
10%). Collected data were analyzed using the analysis of variance indicated significant
effects, least significant difference test (LSD) was then employed. Result of this
research showed that concentration of beluntas leaf extract height significantly effect
(P<0.01) on growth of Streptococcus agalactiae and Salmonella. Based on research, it
can be concluded that beluntas leaf extract 80% showed the effective concentration. The
concentration of beluntas leaf extract against Streptococcus agalactiae was better than
Salmonella.

Keywords: Antibacterial, Pluchea indica L., Streptococcus agalactiae, Salmonella, Mastitis


1
PENDAHULUAN pada susu. Seiring dengan tumbuhnya
kesadaran akan dampak buruk produk-
Mastitis adalah suatu peradangan produk kimiawi, maka tumbuh pula
jaringan interna kelenjar ambing yang kesadaran akan pentingnya produk-
disebabkan oleh infeksi dua golongan produk alami termasuk dalam
bakteri yaitu bakteri gram positif dan kesehatan, karena produk alam ini
gram negatif. Peradangan ini diharapkan lebih alami dan tidak
menimbulkan perubahan fisik, kimia, menimbulkan resistensi. Salah satu
mikrobiologis dan bertambahnya sel tumbuhan yang mengandung antibakteri
somatik dalam susu dan dapat disertai alami yaitu tumbuhan beluntas (Pluchea
dengan perubahan patologi jaringan indica L.).
ambing sapi perah. Mastitis merupakan Daun beluntas memiliki
masalah utama dalam peternakan sapi kandungan kimia antara lain alkaloid,
perah karena menyebabkan kerugian flavonoid, polifenol, tanin, monoterpen,
yang cukup besar yang berhubungan sterol dan kuinon. Kandungan
dengan penurunan produksi susu flavonoid di dalam daun beluntas
hingga 15%, penurunan kualitas susu, membuat daun ini memiliki aktivitas
biaya perawatan dan pengobatan yang antibakteri terhadap bakteri gram
cukup tinggi. Prevalensi mastitis di positif. Kandungan senyawa fenolnya
daerah pengembangan ternak perah berguna untuk mengganggu
seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan pertumbuhan bakteri bakteri gram
Jawa Timur yaitu antara 37 sampai negatif (Widyawati, Budianta, Kusuma
67% disebabkan oleh mastitis sub klinis dan Wijaya. 2014). Sehingga
dan antara 5 sampai 30% disebabkan kandungan antibakteri daun beluntas
oleh mastitis klinis. sangat efektif digunakan sebagai
Kejadian mastitis disebabkan antiseeptik alami untuk mencegah
oleh Bakteri Streptococcus agalactiae mastitis. Berdasarkan hal tersebut perlu
yaitu 14.1%, bakteri Salmonella dilakukan penelitian pengaruh ekstrak
(2,17%), Staphylococcus epidermidis daun beluntas dengan pelarut aquades
(10,9%), Staphylococcus aureus terhadap daya hambat pertumbuhan
(22,8%) E.coli (9,78%), bakteri Streptococcus agalactiae dan
Corynebacterium (15,2%) (Junaidu, Salmonella penyebab mastitis pada sapi
Salihu, Tambuwal, Magaji dan Jaafaru perah.
2011). Secara klinis terdapat dua
macam mastitis yaitu mastitis klinis dan MATERI DAN METODE
mastitis subklinis. Mastitis klinis
merupakan kondisi abnormal ambing Alat dan Bahan
yang dapat dideteksi secara langsung Peralatan yang digunakan adalah
dan mastitis subklinis merupakan timbangan analitik, pipet mikro 1 ml,
perubahan yang nyata dan terjadi secara magnetic stirrer, erlenmeyer 1000 mL,
tidak nampak pada ambing. gelas ukur 1 L, rotary evaporator,
Pencegahan mastitis sapi perah corong buchner, vacum pump, shaker
salah satunya dengan antiseptik dalam incubator, grinder, oven, cawan petri,
teat dipping. Pemberian antiseptik gelas ukur 500 mL, tabung reaksi ,
kimia yang dilakukan pada pencegahan lampu spirtus/bunsen, erlenmeyer 500
mastitis ini dapat menyebabkan mL, autoklaf, jangka sorong, inkubator,
resistensi pada mikroba dan juga stik L glass, cawan paddle, labu
menyababkan kontaminasi atau residu erlenmeyer 250 mL dan alat lubang

2
sumuran Cork borer. Bahan yang Proses Ekstraksi Daun Beluntas
digunakan adalah Serbuk daun beluntas, Ekstraksi daun beluntas
media nutrient agar (NA), aquades pH dilakukan dengan metode maserasi
7, alkohol 70%, Bakteri Streptococcus dengan menggunakan pelarut aquades.
agalactiae, Iodips 10%, Bakteri Proses ekstraksi menurut Manu (2013)
Salmonella, ekstrak daun beluntas, sebagai berikut :
Mannitol Rhogasa Sharpe Agar
(MRSA), Salmonella Shigella Agar 1. Ditimbang serbuk daun beluntas
(SSA) dan Reagen CMT. sebanyak 150 gram
2. Dimasukan serbuk daun beluntas
Materi yang digunakan yaitu : dalam erlenmeyer ukuran 1 liter
1. Bakteri Streptococcus agalactiae 3. Dilakukan meserasi dengan
dan Salmonella yang diisolasi dari menambahkan aquades sebanyak
susu sapi perah yang terjangkit 350 mL atau sampai terendam
mastitis subklinis skor CMT +3. seluruhnya, kemudian
2. Ekstrak daun beluntas (Pluchea dihomogenkan dengan alat shaker
indica L.) dengan pelarut aquades. inkubator selama 24 jam.
Daun beluntas yang digunakan 4. Disaring larutan daun beluntas
yaitu pada ruas daun 1-3. menggunakan vaccum pump,
3. Larutan iodips 10% yang sampai residu tidak menetes dan
digunakan sebagai kontrol positif. diperoleh filtrat.
5. Diuapkan filtrat menggunakan
Metode penelitian yang Rotary evaporator dengan suhu
digunakan adalah percobaan 45o-50o C sampai pelarut menguap
menggunakan Rancangan Acak seluruhnya, sehingga diperoleh
Lengkap pola Tersarang (Nested ekstrak daun beluntas.
Design) dengan 5 perlakuan dan 4 kali 6. Diencerkan ekstrak pekat menjadi
ulangan. Perlakuan yang diberikan beberapa konsentrasi sesuai
adalah: perlakuan.
P0 = 1 mL iodips + aquades sebanyak
10 mL HASIL DAN PEMBAHASAN
P1 = 2 g ekstrak daun beluntas +
aquades sebanyak 10 mL Ekstraksi Daun Beluntas
P2 = 4 g ekstrak daun beluntas + Penelitian ini menggunakan
aquades sebanyak 10 mL sampel daun beluntas (Pluchea indica
P3 = 6 g ekstrak daun beluntas + L.) yang mempunyai ruas 1-3 atau daun
aquades sebanyak 10 mL muda. Menurut Widyawati (2010)
P4 = 8 g ekstrak daun beluntas + menjelaskan daun beluntas yang lebih
aquades sebanyak 10 mL muda mempunyai kandungan senyawa
antibakteri paling tinggi. Pemilihan
Data hasil penelitian dianalisis teknik ekstraksi dengan metode
dengan menggunakan Analysis of maserasi dilakukan karena maserasi
Variance (ANOVA) dengan merupakan metode yang paling
menggunakan Rancangan Acak sederhana dan merupakan langkah awal
Lengkap Pola Tersarang (Nested yang umumnya dilakukan pada
Design). Jika diperoleh perbedaan penelitian bahan alam. Penggunaan
diantara perlakuan, maka dilanjutkan pelarut aquades karena pelarut aquades
dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). merupakan senyawa yang paling polar
dibandingkan pelarut lainya.
3
Uji Antibakteri Ekstrak Daun Keterangan: Notasi yang berbeda pada
Beluntas Terhadap Bakteri kolom di atas menunjukkan hasil yang
Streptococcus agalactiae dan berbeda nyata (α 1%, 4).
Salmonella Berikut merupakan
perbandingan daya hambat bakteri
Pengukuran daya hambat Streptococcus agalactiae dan
antibakteri ekstrak daun beluntas Salmonella disajikan pada grafik
terhadap bakteri Streptococcus dibawah ini
agalactiae dan Salmonella dilakukan 7

Diameter Zona Hambat


dengan cara mengukur diameter zona 6
5
bening (clear zone) yang terbentuk 4
disekitar daerah sumuran. Hasil zona 3

(mm)
2
bening yang ada di sekitar lubang 1
sumuran merupakan adanya aktivitas 0
penghambat bakteri oleh senyawa aktif P0+ P1 P2 P3 P4
yang terdapat dalam daun beluntas. (iodip (20%) (40%) (60%) (80%)
10%)
Darsono dan Artemisia (2003)
mengungkapkan bahwa zona hambat Perlakuan
yang terbentuk di sekitar lubang
sumuran menunjukkan terdapat Ekstrak daun beluntas (EDB)
aktivitas senyawa antibakteri. pada konsentrasi 20% telah
Hasil dari analisis ragam pada memberikan efek penghambatan
penelitian ini menunjukan bahwa terhadap Streptococcus agalactiae dan
penggunaan ekstrak daun beluntas Salmonella dan cenderung meningkat
dengan pelarut aquades berpengaruh sebanding peningkatan konsentrasi
sangat nyata (P<0,01) terhadap daya hingga taraf EDB 80%. Diameter zona
hambat bakteri Streptococcus hambat tertinggi terhadap Streptococcus
agalactiae dan Salmonella. Berikut agalactiae didapatkan pada taraf EDB
merupakan hasil pengukuran rata-rata 80%, diikuti taraf EDB 60%, 40% dan
diameter zona hambat ekstrak daun 20% yaitu 6,85; 6,37; 4,13 dan 2,50
beluntas dengan pelarut aquades mm. Sedangakan Diameter zona hambat
terhadap daya hambat Streptococcus tertinggi terhadap Salmonella
agalactiae dan Salmonella dapat dilihat didapatkan pada taraf EDB 80%, diikuti
pada Tabel 1. sebagai berikut: taraf EDB 60%, 40% dan 20% yaitu
1,70; 1,26; 0,98 dan 0,74 mm. Pada
Tabel 1. Rata-Rata Diameter Zona hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Hambat Bakteri Streptococcus ekstrak daun beluntas dengan pelarut
agalactiae dan Salmonella aquades konsentrasi 40% merupakan
Perla Rata-Rata Diameter Zona konsentrasi yang setara dengan
kuan Hambat (mm) kemampuan iodips 10% sebagai kontrol
Streptococcus Salmonella pembanding.
agalactiae Selain penentuan konsentrasi
P0 3,65 ± 0,42 b 1,60 ± 0,67b yang setara dengan kemampuan iodip
a
P1 2,50 ± 0,43 0,74 ± 0,04a 10%, dilakukan pula perbandingan zona
b
P2 4,13 ± 0,49 0,98 ± 0,08ab hambat Streptococcus agalactiae dan
c
P3 6,37 ± 0,35 1,26 ± 0,05ab Salmonella. Berikut merupakan nilai
c
P4 6,85 ± 0,54 1,70 ± 0,04b rata-rata daya hambat masing-masing
bakteri:

4
Tabel 2. Perbandingan rata-rata Senyawa aktif tersebut berperan utama
Diameter Zona Hambat dalam menghambat pertumbuhan
Terhadap Bakteri bakteri Streptococcus agalactiae dan
Streptococcus agalactiae dan Salmonella. Menurut Rafael, Miranda,
Salmonella Bellei, Brito dan Teixeira (2004)
Bakteri Rata-Rata flavonoid mampu menghambat fungsi
Diameter Zona membran sitoplasma, menghambat
Hambat (mm) sintesis asam nukleat dan menghambat
Salmonella 1,25a aktifitas antibakteri.
Streptococus agalatiae 4,70b Senyawa tanin dapat
Keterangan: Notasi yang berbeda pada mengganggu permeabilitas sel karena
kolom di atas menunjukkan hasil yang kemampuannya dapat mengkerutkan
berbeda nyata (α 1%, 4). dinding sel atau membran sel. Pada
dinding sel yang tidak selektif
Dari data yang telah diperoleh permeabel, penetrasi senyawa-senyawa
dapat dikatakan bahwa ekstrak daun tersebut mudah menembus dinding sel
beluntas mampu menghambat yang akan menimbulkan terganggunya
pertumbuhan bakteri gram positif lebih integritas dinding sel bakteri
baik daripada bakteri gram negatif (Pambayun, 2007).
dengan rata-rata daya hambat sebesar Alkaloid termasuk dalam
4,70 mm sedangkan bakteri Salmonella kelompok antibakteri yang dapat
hanya memiliki rata-rata daya hambat mengganggu permeabilitas membran sel
sebesar 1,25 mm. Hal ini terjadi karena mikroba, mengakibatkan kerusakan
perbedaan sensitifitas pada bakteri dan membran sel dan menyebabkan
adanya perbedaan susunan pada dinding keluarnya berbagai komponen penting
selnya. Dinding sel bakteri gram positif dari dalam sel mikroba yaitu protein,
berlapis tunggal dengan kandungan asam nukleat dan nukleotida (Ajizah,
lipid 1-4%, sedangkan pada bakteri 2004).
gram negatif memiliki 3 lapis pada
dinding selnya (lipoprotein, membran KESIMPULAN DAN SARAN
luar fosfolipid dan lipopolisakarida) dan
Kesimpulan
kandungan lipid berkisar 11-22%.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
Membran luar fosfolipid tersebut
maka dapat diambil kesimpulan sebagai
menyebabkan komponen kimia yang
berikut:
bersifat antibakteri sulit menembus
1. Ekstrak daun beluntas (Pluchea
dinding sel bakteri gram negatif,
indica L.) dengan pelarut aquades
sehingga dinding sel bakteri
memiliki aktivitas antibakteri
Streptococcus agalactiae lebih mudah
terhadap bakteri Streptococcus
ditembus daripada dinding sel bakteri
agalactiae dan Salmonella.
Salmonella (Sutrisna, Ekowati dan
2. Ekstrak daun beluntas menghambat
Rahmawati, 2013).
pertumbuhan bakteri Streptococcus
agalactiae lebih baik daripada
Kemampuan Zat Antibakteri Daun
bakteri gram negatif Salmonella.
Beluntas
3. Ekstrak daun beluntas konsentrasi
Adanya senyawa-senyawa aktif
80% lebih efektif dibandingkan
yang terkandung dalam daun beluntas
dengan kemampuan daya hambat
berupa tanin, alkaloid dan flavonoid.
iodips 10%.

5
DAFTAR PUSTAKA Isolates Recovered from Milk of
Dairy Cows in Brazil. Journal of
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Clinical Microbiology. 42(9) :
Salmonella typhirium Terhadap 4214–4222.
Ekstrak Daun Psidium guava L.
Bioscientiae, Vol 1(1) : 31-38. Sutrisna, R., N. Ekowati dan D.
Rahmawati.2013. Uji Daya
Darsono, F.L dan S.D. Artemisia. 2003. Hambat Isolat Bakteri Asam
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Laktat Usus Itik (Anas
Daun Jambu Biji Dari Beberapa Domestica) Pada Bakteri Gram
Kultivar Terhadap Positif Dan Pola Pertumbuhan
Staphylococcus aureus ATCC Isolat Bakteri Usus Itik. Jurnal
25923 Dengan "Hole-Plate Penelitian Pertanian Terapan.13
Diffusion Method". Jurnal (1): 52-59.
Penelitian Hayati 9(2): 49-51.
Widyawati,P.S, Wijaya, C.H,
Junaidu, A.U, Salihu, M.D. Tambuwal, Harjosworo dan Sajuthi. 2010.
F.M. Magaji and Jaafaru. 2011. Pengaruh Ekstraksi Dan
Prevalence of Mastitis in Fraksinasi Terhadap
Lactating Cows in some selected Kemampuan Menangkap
Commercial Dairy Farms in Radikal Bebas DPPH (1,1-
Sokoto Metropolis. Advances in Difenil-2- Pikrilhidrazil) Ekstrak
Applied Science Research, 2011, dan Fraksi Daun Beluntas
2(2): 290-294. (Pluchea indica Less). Seminar
Rekayasa Kimia dan Proses
Manu, R. 2013. Aktivitas Antibakteri Fakultas Teknik Universitas
Ekstrak Etanol Daun Beluntas Diponegoro Semarang.
(Pluchea indica.) Terhadap Widyawati, ,P.S, Budianta T.D,
Staphylococcus aureus, Bacillus Kusuma F.A dan Wijaya. 2014.
subtilis, Dan Pseudomonas Difference of Solvent Polarity
aeruginosa. Jurnal Ilmiah To Phytochemical Content and
Mahasiswa Universitas Antioxidant Activity of Pluchea
Surabaya. 2(1): 1-10. indicia Less Leaves Extracts.
International Journal of
Pambayun, R., M. Gardjito, Pharmacognosy and
S.Sudarmadji dan K. R. Phytochemical Research (IJJPR).
Kuswanto. 2007. Kandungan Vol 6(4): 850-855.
Fenol dan Sifat Antibakteri dari
Berbagai Jenis Ekstrak Produk
Gambir (Uncaria gambir Roxb).
Jurnal Farmasi Indonesia 18(3):
1-6.

Rafael, S.D., Miranda, B.C.Bellei,


M.A.Brito, and
L.M.Teixeira.2004. Phenotypic
and Molecular Characteristics of
Streptococcus agalactiae

Você também pode gostar

  • 1 PB PDF
    1 PB PDF
    Documento8 páginas
    1 PB PDF
    Irsan Indra P
    Ainda não há avaliações
  • Fosfat - Pudja Handjanny ND - 26050117120002
    Fosfat - Pudja Handjanny ND - 26050117120002
    Documento18 páginas
    Fosfat - Pudja Handjanny ND - 26050117120002
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Lapres Ekoper Elin
    Lapres Ekoper Elin
    Documento86 páginas
    Lapres Ekoper Elin
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Oskim
    Oskim
    Documento7 páginas
    Oskim
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Oskim
    Oskim
    Documento7 páginas
    Oskim
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Sedimen
    Sedimen
    Documento5 páginas
    Sedimen
    Talitha Rdm
    Ainda não há avaliações
  • Ekoper Oseanografi
    Ekoper Oseanografi
    Documento77 páginas
    Ekoper Oseanografi
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • 11 44 1 PB
    11 44 1 PB
    Documento9 páginas
    11 44 1 PB
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Ekologi Pariwisata - Lingkungan Abiotik-Biotik
    Ekologi Pariwisata - Lingkungan Abiotik-Biotik
    Documento27 páginas
    Ekologi Pariwisata - Lingkungan Abiotik-Biotik
    Nuraini Afifah
    Ainda não há avaliações
  • Sinyal Kimiawi Pada Hewan
    Sinyal Kimiawi Pada Hewan
    Documento20 páginas
    Sinyal Kimiawi Pada Hewan
    Genna Prama Nugroho
    Ainda não há avaliações
  • Oskim Klorofil Fosfat
    Oskim Klorofil Fosfat
    Documento2 páginas
    Oskim Klorofil Fosfat
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Oskim Klorofil Fosfat
    Oskim Klorofil Fosfat
    Documento2 páginas
    Oskim Klorofil Fosfat
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • 2365 5143 1 SM PDF
    2365 5143 1 SM PDF
    Documento7 páginas
    2365 5143 1 SM PDF
    safarudin
    Ainda não há avaliações
  • Hidayah Et Al
    Hidayah Et Al
    Documento8 páginas
    Hidayah Et Al
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • 2365 5143 1 SM PDF
    2365 5143 1 SM PDF
    Documento7 páginas
    2365 5143 1 SM PDF
    safarudin
    Ainda não há avaliações
  • Hidayah Et Al
    Hidayah Et Al
    Documento8 páginas
    Hidayah Et Al
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Osfis
    Osfis
    Documento97 páginas
    Osfis
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Klorofil Oskim
    Klorofil Oskim
    Documento1 página
    Klorofil Oskim
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • 1 PDF
    1 PDF
    Documento12 páginas
    1 PDF
    RISMAN KARIM
    Ainda não há avaliações
  • Hidayah Et Al
    Hidayah Et Al
    Documento8 páginas
    Hidayah Et Al
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Hidayah Et Al
    Hidayah Et Al
    Documento8 páginas
    Hidayah Et Al
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Paper Sedimen Praklap
    Paper Sedimen Praklap
    Documento8 páginas
    Paper Sedimen Praklap
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3 SIG
    Bab 3 SIG
    Documento16 páginas
    Bab 3 SIG
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • 11 44 1 PB
    11 44 1 PB
    Documento9 páginas
    11 44 1 PB
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Agung
    Agung
    Documento52 páginas
    Agung
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • Barisan Dan Deret
    Barisan Dan Deret
    Documento72 páginas
    Barisan Dan Deret
    Eka Septiani Putri
    Ainda não há avaliações
  • 11 44 1 PB
    11 44 1 PB
    Documento9 páginas
    11 44 1 PB
    Widyiawati Deta
    Ainda não há avaliações
  • 9 - Ade
    9 - Ade
    Documento4 páginas
    9 - Ade
    agung dwi
    Ainda não há avaliações