Você está na página 1de 5

Analisis Satu

Tahap awal mengenali problematic situation ialah menetapkan tiga pihak yang berperan
sangat penting dalam kaitannya dengan situasi problematis yang menjadi kajian dalam penelitian.
(Checkland dan Scholes (1990) serta Checkland dan Poulter (2006)) Ketiga pihak tersebut antara
lain ialah sebagai berikut:

1. Client: merupakan orang atau sekelompok orang yang menyebabkan adanya suatu
intervensi terkait situasi problematis yang sedang dikaji.
2. Practicioners: Merupakan seseorang atau sekelompok yang melakukan investigasi dalam
penelitian.
3. Owners of the issues addressed: Merupakan pihak yang berperan sebagai pemilik isu yang
diperlakukan khusus untuk menjadi fokus atau yang dipengaruhi oleh situasi dari
investigasi yang nantinya akan terkena dampak dari hasil kajian yang bertujuan untuk
memperbaiki situasi problematis yang terjadi yakni PT TransJakarta, Pemerintah Kota.

Penekanan dalam penetapan ketiga pihak yang berkepentingan diatas ialah peran (roles),
bukan orang atau sekelompok orang yang bersangkutan. Hal ini dikemukakan oleh Checkland
(2006) dalam Hardjosoekarto (2012). Penyebab penekanan dan penetapan ketiga pihak tersebut
ialah karena orang/ kelompok dapat memiliki lebih dari satu peran. Checkland dan Poutler (2006)
mengatakan bahwa Analisis Satu SSM terdiri dari pemikiran mengenai situasi yang
mempertanyakan Siapakah yang menjalankan peran sebagai klien dan praktisi? Siapakah yang
berguna untuk di masukkan dalam daftar pemilik isu?
Analisis intervensi yang teridentifikasi dari moda transportasi era Open Government
Partnership 4.0 ialah sebagai berikut:
1. Client: Dalam hal ini yang berperan sebagai klien adalah penumpang/pengguna jasa
transportasi umum TransJakarta
2. Practicioners: Yang termasuk sebagai praktisi ialah Peneliti
3. Owners of the issues addressed:
 Tataran Makro:
1. Ditjen Perhubungan Darat (Kementrian Perhubungan)
2. Dishub Provinsi DKI Jakarta
3. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
 Tataran Mikro:
PT Transportasi Jakarta (TransJakarta)

Analisis Dua
Analisis dua berkonsentrasi pada analisis sosial karena hanya dengan memahami situasi
sosial secara umum, praktisi SSM dapat membuat gambaran yang semakin komprehensif yang
berkenaan dengan situasi dalam dunia nyata. Fokus pada analisis 2 dalam Checkland dan Poulter
(2006) menyarankan bahwa adanya tiga elemen sosial yaitu elemen peran (roles), norma (norms),
dan nilai-nilai (values).

Peran (Roles) adalah posisi sosial yang membedakan antara anggota kelompok atau
organisasi. Sedangkan norma (Norms) adalah perilaku yang diharapkan terkait dengan peran
tersebut. Nilai-nilai (Values) adalah kriteria ke dalam mana perilaku yang sesuai dengan peran
(behaviour-in-role) dinilai. Ketiga elemen sosial tersebut saling berkaitan erat, bersifat dinamis,
dan selalu berubah seiring dengan perubahan dunia nyata. Analisa sistem sosial pada sistem yang
ada pada Transjakarta berdasarkan masing-masing elemennya ialah sebagai berikut:

a) Roles:
1. Tataran Policy Level terdiri dari:
a. Ditjen Perhubungan Darat (Kementrian Perhubungan)
Kementrian Perhubungan memiliki beberapa peran penting diantaranya seperti:
 Menyiapkan perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang transportasi
jalan, transportasi sungai, danau dan penyeberangan, transportasi perkotaan serta
keselamatan transportasi darat;
 Melaksanakan kebijakan di bidang transportasi jalan, transportasi sungai, danau dan
penyeberangan, transportasi perkotaan serta keselamatan transportasi darat;
 Menyusun standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang transportasi
jalan, transportasi sungai, danau dan penyeberangan, transportasi perkotaan serta
keselamatan transportasi darat
 Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi
 Melaksanakan administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
b. Dishub Provinsi DKI Jakarta
Dishub Provinsi DKI Jakarta memiliki peran dalam merumuskan kebijakan bidang
perhubungan dalam wilayah kerjanya, kebijakan teknis bidang perhubungan,
penyelenggaraan administrasi termasuk perizinan angkutan perhubungan, evaluasi dan
laporan terkait bidang perhubungan. Karna fungsinya yang strategis bidang
perhubungan, Sebagai langkah awal, Dishub juga menyiapkan SDM sedini mungkin
dengan menyediakan sekolah-sekolah binaan bidang transportasi seperti Sekolah
Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan lainnya.

2. Tataran Organizational Level terdiri dari:


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berperan sebagai sebuah organisasi yang mengelola
transportasi transJakarta dan bertugas sebagai pengawas dan memberikan bantuan subsidi
bagi masyarakat.

3. Tataran Operational Level:


PT Transportasi Jakarta berperan dalam mengatur kegiatan operasional TransJakarta
dimulai dari menyediakan armada bus, pengelolaan SDM (sopir bus, kondektur, satpam,
kasir, dll.) dan sebagai pengawas seluruh kegiatan operasional yang mengutamakan
kenyamanan pengguna TransJakarta.
Norms:

a. Tataran Policy Level


 Kementrian Perhubungan
Dibentuk sejak Periode awal Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode
Kabinet Republik Indonesi yaitu Kabinet Presidensiil pada tanggal 2 September 1945 yang
dipimpin oleh Menteri Perhubungan adalah Abikusno Tjokrosujono.
 Direktorat Jendral Perhubungan Darat
Tugas Direktorat Jendral Perhubungan Darat berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
iala merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang
perhubungan darat.
Values:

a. Tataran Policy Level


Kementrian perhubungan diharapkan dapat menjadi organisasi pemerintah yang
professional dalam memberikan fasilitas dan mendukung mobilitas masyarakat. Dengan
memberikan suatu pelayanan moda transportasi darat yang aman, nyaman, mudah
dijangkau, berkualitas, berdaya-saing tinggi, terjamin, dan terintegrasi dengan moda
transportasi lainnya
b. Tataran Organizational Level
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan mampu memberikan kesejahteraan kepada
masyarakat dalam hal kenyamanan, kemudahan, dan harga ekonomis dalam hal moda
transportasi umum
c. Tataran Operational Level
TransJakarta diharapkan dapat diterima masyarakat (dalam hal pelayanan maupun ramah
lingkungan) dengan baik sehingga tujuan pemerintah dalam mengurangi kemacetan dapat
terealisasikan.memiliki nilai untuk menjadi perusahaan transportasi berkelas dunia yang
menjadi pilihan utama bagi mobilitas masyarakat di DKI Jakarta. Berdasarkan press
release ITDP jumlah penumpang sejak berdirinya TransJakarta, penumpang TransJakarta
terus mengalami penigkatan. Hal ini menunjukkan bahwa TransJakarta memiiki nilai
tersendiri dalam benak masyarakat.

Analisis Tiga
Analisis tiga ialah analisis politik yang menggambarkan kekuatan yang powerful dalam
pengambilan keputusan. Analisis ini berfokus pada dua hal yakni menemukan pengaturan atau
penyusunan kekuasaan serta proses untuk mengisi kekuasaan yang terlekat pada aktor tersebut.
Pengaturan atau Penyusunan Kekuasaan
a. Tataran Makro
1) Kementrian Perhubungan
Dipimpin oleh Menteri Perhubungan yang telah ditunjuk langsung oleh Presiden dan
berwenang dalam menetapkan kebijakan. Pemegang kekuasaan tertinggi dari seluruh
kebijakan dalam organisasi dan pemangku jabatan tertinggi.
2) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dipimpin oleh Gubernur yang pilih oleh rakyat dengan pemilihan umum gubernur yang
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di Provinsi Jakarta.
b. Tataran Mikro
1) PT Transportasi Jakarta
Dipimpin oleh direktur utama dan jajarannya. Direktur utama memiliki kekuasaan
tertinggi atas segala kebijakan yang ditetapkan.

Você também pode gostar