Você está na página 1de 8

RADITYA YUDHA P

03411640000042

PEMBUATAN GELOMBANG SINUS


clear all
clc

t=0:0.0001:1;
n=42; %NRP
A=1; %Amplitudo
f1=2*n; %frekuensi gelombang 1
f2=3*n; %frekuensi gelombang 2
f3=4*n; % frekuensi gelombang 3
y1=A*sin(2*pi*f1*t) %gelombang 1
y2=A*sin(2*pi*f2*t) %gelombang 2
y3=A*sin(2*pi*f3*t) %gelombang 3
y_tot=y1+y2+y3 %gelombang total

% plot gelombang 1
figure(1)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang 1')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on

% plot gelombang 2
subplot(2,1,2),stem(t,y_tot,'LineWidth',1);
axis([0 1 -2 2])
title('gelombang 1')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on

% % ------rekonstruksi sinyal dengan berbagai frekuensi sampling------%%


% nomer A
fs1=2*n; %frekuensi sampling
ts1=0:1/fs1:1;
ys1=A*sin(2*pi*f1*ts1)+A*sin(2*pi*f2*ts1)+A*sin(2*pi*f3*ts1) %proses
rekonstruksi sinyal

% plot perbandingan sinyal sampling dan original


figure(2)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts1,ys1)
title('gelombang sampling1')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on

%%--------------------------------------------------------------------------
-----------%%
fs2=3*n; %frekuensi sampling
ts2=0:1/fs2:0.1;
RADITYA YUDHA P
03411640000042

ys2=A*sin(2*pi*f1*ts2)+A*sin(2*pi*f2*ts2)+A*sin(2*pi*f3*ts2) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(3)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts2,ys2)
title('gelombang sampling2')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
%%--------------------------------------------------------------------------
----------%%
% nomer C
fs3=4*n; %frekuensi sampling
ts3=0:1/fs3:0.1;
ys3=A*sin(2*pi*f1*ts3)+A*sin(2*pi*f2*ts3)+A*sin(2*pi*f3*ts3) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(4)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts3,ys3)
title('gelombang sampling3')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
%%--------------------------------------------------------------------------
----------%%
% nomer D
fs4=6*n; %frekuensi sampling
ts4=0:1/fs4:0.1;
ys4=A*sin(2*pi*f1*ts4)+A*sin(2*pi*f2*ts4)+A*sin(2*pi*f3*ts4) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(5)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts4,ys4)
title('gelombang sampling4')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
%%--------------------------------------------------------------------------
----------%%
% nomer E
fs5=8*n; %frekuensi sampling
ts5=0:1/fs5:0.1;
RADITYA YUDHA P
03411640000042

ys5=A*sin(2*pi*f1*ts5)+A*sin(2*pi*f2*ts5)+A*sin(2*pi*f3*ts5) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(6)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts5,ys5)
title('gelombang sampling5')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
%%--------------------------------------------------------------------------
----------%%
% nomer F
fs6=10*n; %frekuensi sampling
ts6=0:1/fs6:0.1;
ys6=A*sin(2*pi*f1*ts6)+A*sin(2*pi*f2*ts6)+A*sin(2*pi*f3*ts6) %proses
rekonstruksi sinyal
% plot perbandingan sinyal sampling dan original
figure(7)
subplot(2,1,1),plot(t,y_tot)
title('gelombang total')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on
subplot(2,1,2),stem(ts6,ys6)
title('gelombang sampling6')
xlabel('waktu(s)')
ylabel('y(t)')
grid on

script diatas adalah script yang digunakan untuk membuat gelombang sinus yang merupakan
penjumlahan dari tiga gelombang sinus. Dimana, masing-masing frekuensi ketiga gelombang
tersebut adalah 2x42; 3x42; dan 4x42. Frekuensi sampling yang digunakan sebanyak 1000
sampel/detik.
RADITYA YUDHA P
03411640000042

Gambar 1. Hasil plot sinus


RADITYA YUDHA P
03411640000042

PERBANDINGAN DENGAN FREKUENSI SAMPLING YANG BERBEDA


RADITYA YUDHA P
03411640000042
RADITYA YUDHA P
03411640000042
RADITYA YUDHA P
03411640000042

PEMBAHASAN
Kecepatan pengambilan sampel (frekuensi sampling) dari sinyal analog yang akan dikonversi
haruslah memenuhi kriteria Nyquist yaitu:

dimana frekuensi sampling (Fs) minimum adalah 2 kali frekuensi sinyal analog yang akan
dikonversi (Finmax). Misalnya bila sinyal analog yang akan dikonversi mempunyai frekuensi
sebesar 100 Hz maka frekuensi sampling minimum dari ADC adalah 200 Hz. Atau bila dibalik,
bila frekuensi sampling ADC sebesar 200 Hz maka sinyal analog yang akan dikonversi harus
mempunyai frekuensi maksimum 100Hz. Apabila kriteria Nyquist tidak dipenuhi maka akan
timbul efek. Disebut aliasing karena frekuensi tertentu terlihat sebagai frekuensi yang lain
(menjadi alias dari frekuensi lain).
Dalam kasus ini, karena ketiga gelombangnya digunakan, maka yang digunakan adalah frekuensi
gelombang maksimum yaitu, 4x42 Hz = 168 Hz. Sehingga pencacahan atau frekuensi sampling
yang digunakan sebesar 0.0001 s dalam rentang 0-0.2 s. Jika dilihat pada perbandingan frekuensi
total dengan frekuensi sampel satu sampai enam di atas, dapat dilihat bahwa sampling 1 – 4 sama
sekali tidak mendekati dengan gelombang total. Hal ini dikarenakan batas waktu yang digunakan
sangat lah pendek, yaitu 0.2 s. Terdapat kemungkinan saaat rentang waktu yang digunakan lebih
panjang, maka hasilnya tidak hanya berupa titik-titik lurus.
Sedangkan pada sampling lima dan enam, bisa dikatakan lebih mendekati dengan gambar
pembanding (gelombang total). Hal ini sudah sesuai dengan kriteria nyquist dimana fs >= 2 fmax.
Gambar sampling 4 dengan Fs = 6x42 sudah memenuhi kriteria nyquist. Tetapi, dikarenakan
variable-variable yang digunakan membatasi sample tersebut jadi hasilnya tidak sesuai.

Você também pode gostar