Você está na página 1de 3

1.

Filosofi Jam Dinding


Ketik kamu berada di kamar atau sebuah ruangan sendiri, apalagi ketika malam hari,
biasanya akan mendengar dengan jelas bunyi detak jam di dinding. detak yang menunjukkan
pergantian waktu dan kehidupan ini tiap detiknya.
Jika manusia peka, bunyi itu seperti menyadarkan kita betapa pentingnya memanfaatkan
waktu yang dimiliki dengan sebaik mungkin. Serta menghindari perbuatan yang sia-sia.
Sambil memandang dan mendengar jam dinding itu, coba berwudhu sejenak dan buka
Alquran surat Al Ashr ayat 1-3 :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”

2. Filosofi Cermin
Ketika kita berdiri atau berhadapan dengan cermin, refleksi diri kita itu seolah memberi pesan
mendalam. Cermin itu seolah berbicara : “Berkacalah padaku sampai kamu tahu hal baik dan
tidak baik tentang apa yang kamu lakukan. Termasuk hal yang bisa dan tidak bisa kamu
lakukan.”
Cermin mampu membawa diri kita melihat ke dalam diri sebelum bertindak. Melakukan apa
pun lebih bijak dan menjadi pribadi lebih baik.

3. Filosofi Pintu
Pintu, apa pun itu sangat penting ada dalam bangunan. Pintu menjadi akses dan jalan keluar
kita melakukan apa pun yang diinginkan.

Bila diibaratkan kehidupan manusia, pintu pun menjadi jalan keluar. Maksudnya, jalan keluar
dari setiap permasalahan dan tantangan kehidupan yang sedang dihadapi. Seperti kesulitan
ekonomi, masalah hubungan, dan seterusnya.
Nah, karena pintu adalah jalan keluar, tentu butuh kita dorong atau geser untuk bisa
membukanya. Itu adalah tugas kita untuk mendorongnya. Sebuah usaha, dan sebuah
perjuangan.
4. Filosofi Air
Air dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan
karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang
keras. Hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih, bukan dengan
paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya
menimbulkan keinginan untuk membela diri. Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan
lingkungannya, ia fleksibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya.
Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, ia tidak
mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehingga ia mengalami mujizat, dan dikaruniakan
kemampuan untuk merubah dirinya menjadi uap.

5. Filosofi Buah Duren


Jadilah Duren, jangan kedondong. Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya
lembut dan manis. hmmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan
di dalamnya ada biji yang berduri. Artinya : Don’t Judge a Book by The Cover.. jangan
menilai orang dari luarnya saja. Semakin besar buah durian,maka semakin besar pula isi
dagingnya,serta semakin besar dan banyak pula durinya. Hidup itu seperti durian, Semakin
kita bertambah dewasa semakin banyak pula tantangan, ujian, juga cobaan yang datang
menerpa. Tetapi jika kita mampu menyelesaikan dan membelah semuanya itu maka akan
semakin besar dan manis pula hasil yang kita dapat. Memang tidak semua kesulitan
berbanding lurus dengan pembelajaran yang kita peroleh tetapi setidaknya dengan itu kita
semakin dewasa, matang, serta mampu membesarkan hati kita untuk menghadapi
tantangan,ujian dan cobaan

6. Filosofi Bunga Edelweiss


Bagi yang hobi mendaki gunung pasti tahu betul tentang bunga satu ini, keberadaannya yang
sudah mulai dilindungi menjadi salah satu alasan sulitnya mendapatkan bunga ini selain
karena lokasi tumbuhnya yang berada di lereng gunung atau tempat yang sulit dijangkau.
Bunga edelweiss sering diidentikan dengan simbol keabadian, karena lokasi tumbuhnya pun
maka dibutuhkan usaha, keberanian, dan tekad untuk mendapatkannya; selain itu bunga
edelweiss pun merupakan bunga yang tak mudah layu atau mati dalam waktu lama, hal ini
yang membuat orang-orang memiliki kepercayaan bahwa kalau seseorang memberikan bunga
ini kepada pasangannya, cinta mereka akan abadi.
Karena alasan-alasan tersebutlah bunga edelweiss memiliki filosofi bahwa dalam cinta sejati
dibutuhkan pengorbanan, perjuangan, dan kesungguhan untuk mendapatkannya.

7. Filosofi Kacamata
Filosofi kacamata ada 3. Jika ini dapar diteruskan pada sebuah kehidupan , maka manusia
tersebut akan menjadi manusia yang akan dihargai oleh semua orang meskipun baru pertama
mengenalnya.
Filosofi pertama adalah membantu. Kita mengetahui bahwa fungsi utama kacamata adalah
untuk melihat lebih jelas, baik benda ataupun tulisan. Karena orang yang memakai kacamata
biasanya sudah tidak dapat menggunakan indera penglihatannya sebagaimana fungsinya. Jika
semua manusia di duniaini dapat saling membantu seperti filosofi kacamata yang pertama,
maka akan terjadi ketentraman di dunia ini.
Filosofi kedua yang dapat dicontoh oleh manusia adalah melindungi. Fungsi melindungi ini
adalah sebuah fungsi dari kacamata yang berwarna hitam. Biasanya kacamata berwarna hitam
dipakai orang utnutk melindungi matanya dari sengatan sinar matahari jika sedang berada
diluar ruangan agar mata tidak mengalami sakit karena tajamnya sinar matahari. Manusia pun
hendaknta memiliki sifat untuk melindungi sesamanya dari kondisi apapun yang akan terjadi
di dunia ini.
Filosofi yang terakhir adalah menutup. Menutup ini maksudnya adalah saat mata mansuia
mengalami masalah, entah itu bengkak, merah karena iritasi atau ada masalah di sekitarnya,
maka kacamata inilah yang dapat digunakan untuk menutup kekurangan tersebut. Hendaknya
manusia pun dapat mencontoh fungsi kacamata yang terakhir ini, yaitu saling menutupi
kekurangan orang lain. Jika selama ini yang dilakukan adalah suka membicarakan dan
menyebarkan kekurangan orang lain, maka denga adanya pengetahuan tentang filosofi
kacamata ini kita hendaknya sudah mulai untuk mengurangi kegiatan tersebut dan mulai
untuk menutupi kekurangan orang lain bukan malah membicarakannya.

Você também pode gostar