Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENYUSUN
Nurlaila (3163058)
BANDUNG 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batam adalah salah satu kota industri di Indonesia yang memiliki keunggulan bila
dibandingkan dengan daerah lainnya. Salah satu keunggulan yang menjadikan Batam
adalah sebagai daerah industri adalah letak geografisnya yang strategis, sehingga
meningkatkan laju perekonomian Indonesia melalui perdagangan-perdagangan dunia.
Pada umumnya setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, usaha,
perdagangan maupun jasa bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
Perusahaan manufaktur dalam kegiatan usahanya adalah mengelolah bahan baku menjadi
bahan setengah jadi dan bahan jadi.
Sistem akuntansi pembelian digunakan untuk pengadaan barang yang diperlukan
perusahaan. Sistem pembelian yang baik akan menjamin perusahaan memperoleh barang
dari supplier sehingga permintaan pelanggan dapat terpenuhi dengan baik. Transaksi
pembelian terdiri dari dua macam yaitu transaksi pembelian tunai dan transaksi
pembelian kredit. Transaksi pembelian tunai yaitu pembelian bahan baku yang
pembayarannya secara tunai yang terkait dengan pengeluaran kas, sedangkan transaksi
pembelian kredit yaitu pembelian bahan baku yang pembayarannya dilakukan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati kedua belah pihak. Pengendalian
internal berfungsi menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Unsur
yang diperlukan dalam sistem 17 pengendalian internal adalah struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi serta karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabannya.
Menurut tujuannya, sistem pengedalian intern adalah untuk menjamin keamanan
kekayaan pada investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Jadi pengendalian sebenarnya merupakan alat pengendalian tidak langsung oleh
manajemen yang melekat dalam organisasi perusahaan. Prosedur pembelian mengatur
cara-cara dalam melakukan semua pembelian barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Prosedur ini dimulai dari adanya kebutuhan atas suatu barang atau jasa
sampai barang atau jasa yang dibeli diterima. Prosedur pembelian dilaksanakan melalui
beberapa bagian dalam perusahaan. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah
bagian pembelian, bagian penerimaan barang, dan bagian gudang. Kegiatan usaha di PT
Asia Paperindo Perkasa ini adalah mengelola bahan baku menjadi bahan setengah jadi
dan bahan jadi. Bahan baku material untuk melakukan proses produksi carton box dan
sheet (bahan setengah jadi) bahan baku tersebut tidak diperlukan apabila tidak ada proses
pembelian ke supplier, oleh karena itu dalam memperoleh bahan baku dibutuhkan siklus
pembelian.
Dalam siklus pembelian bahan 18 baku material memerlukan sistem pengendalian
yang mencukupi untuk mencegah terjadinya kecurangan. PT Asia Paperindo Perkasa
berupaya untuk menghindari faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelian kredit
pada perusahaan dari transaksi pembelian kredit terjadi keterlambatan dalam pembayaran
lewat dari tanggal jatuh tempo pembayarannya karena invoice dari supplier belum dikirim
dan terjadi kehilangan invoice oleh bagian purcashing sehingga tidak bisa dilakukan
payment application untuk pembayarannya. Diharapkan dengan adanya penelitian ini
dapat memberikan perbaikan sehingga prosedur pembelian kredit di perusahaan dapat
berjalan lebih optimal dalam mengelola transaksi pembelian dan utang perusahaan sesuai
dengan perkembangan bisnis perusahaan dan perkembangan teknologi. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “
Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Siklus Pembelian pada PT Asia Paperindo
Perkasa”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Bodnar dan Hopwood (1995), Pengendalian internal merupakan satu proses
yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lain yang
dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan
berikut:
1) reliabilitas pelaporan keuangan,
2) efektifitas dan efisiensi operasi, dan
3) kesesuaian dengan peraturan dan regulasi yang berlaku. Proses pengendalian
internal suatu organisasi terdiri dari lima elemen :
a. lingkungan pengendalian,
b. penaksiran resiko,
c. aktivitas pengendalian,
d. informasi dan komunikasi,
e. pengawasan. Konsep pengendalian internal didasarkan pada dua premi
utama, yaitu tanggung jawab dan jaminan yang masuk akal. Premi
pertama, tanggung jawab terkait dengan tanggung jawab manajemen dan
dewan direksi untuk membangun dan memelihara proses pengendalian
internal, sedangkan premi kedua, jaminan yang masuk akal terkait
dengan relativitas biaya dan manfaat suatu pengendalian. Manajemen
yang hati-hati tidak seharusnya 25 mengeluarkan lebih banyak biaya
untuk pengendalian yang tidak sebanding dengan manfaat yang
didapatkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN
b. Observasi
Pada saat penelitian ini penulis melakukan observasi pada bagian accounting.
Observasi yang dilakukan penulis adalah pengamatan secara langsung proses
pembelian kredit yang dilakukan oleh PT. Asia Paperindo Perkasa yang meliputi 45
kegiatan operasional dan administrasi. Observasi dilakukan selama jangka waktu
penelitian.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah secara dokumentasi yaitu
dengan cara pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan siklus
pembelian, seperti: invoice, purchases order (PO), delivery order (DO), dll.
BAB III
PEMBAHASAN
d. Departemen Accounting
Berfungsi sebagai merangkap tugas accounting dibagian AP (account payable) yaitu
bertugas untuk mengecek faktur atau invoice yang diterima dari pihak purchasing,
memeriksa faktur pembelian, mencocokkannya dengan order pembelian, laporan
penerimaan barang, permintaan pembelian, dan mendata semua barang dan menginput
ke sistem dari pembelian tersebut serta melakukan proses pembayaran sesuai waktu
yang telah ditentukan.
b. Surat Penawaran Harga atau RFQ (request for quotation) Berguna untuk
perbandingan harga, pengecekan harga, dan kualitas barang yang akan
dipesan. Surat ini datanya diperoleh dari supplier yang bersangkutan. Setelah
surat penawaran tersebut didapatkan dan mendapatkan harga yang terbaik,
maka surat penawaran harga harus ditunjukkan kepada mill head (general 68
manager) untuk disetujui pembeliannya. Surat penawaran harga biasa dibuat
apabila barang yang dipesan untuk pembelian.
2. Bagian Purchasing
Bagian purchasing menerima surat permintaan pembelian dari bagian gudang dan
membuat surat permintaan penawaran harga yang akan dikirim bagian purchasing
kepada supplier dan sampai surat penawaran harga diterima dari supplier melalui
72 fax, email atau telepon. Setelah surat penawaran harga diterima bagian
purchasing dan bagian purchasing membuat perbandingan harga dari beberapa
supplier yang akan dipilih, apabila supplier yang diplih sudah sesuai dengan
penentuan harga yang diinginkan dan bagian purchasing langsung membuat surat
order pembelian disertai dengan puschase order (PO) dikirim ke supplier yang
dipilih, surat permintaan pembelian, surat penawaran harga dan penawaran harga
yang sudah sesuai dengan tanggalnya untuk laporan penerimaan barang dan
mencatat tanggal penerimaan pada surat order pembelian.
Sistem pengendalian internal pada siklus pembelian yang dilihat dari aspek organisasi
dengan digunakan Internal Control Quotioner (ICQ), bahwa struktur organisasi pada
gambar 3.4 kurangnya tugas dan tanggung jawab dari masing- 76 masing departemen
sehingga gambaran umum perusahaan tidak dijabarkan apa tugas dan tanggung
jawabnya.
Prosedur yang dijalankan sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan pada
PT Asia Paperindo Perkasa, tapi prosedurnya yang dilihat masih belum ada flowchart
(bagan alir) pada setiap departemen hanya prosedur-prosedur yang umumnya saja.
Maka penulis membuat flowchart yang ada pada gambar yang sesuai dengan prosedur
yang diterapkan di PT Asia Paperindo Perkasa.
Sistem pengendalian internal pada siklus pembelian yang dilihat dari aspek otorisasi
dengan digunakan Internal Control Quotioner (ICQ), dokumen purchase order (PO)
bukan diarsipkan oleh bagian pembelian, melainkan dokumen purchase order (PO)
hanya bagian accounting saja yang mengarsip dokumen purchase order (PO) tersebut.
Sistem pengendalian internal pada siklus pembelian yang dilihat dari aspek siklus
pencatatan akuntansi dengan digunakan Internal Control Quotioner (ICQ), terjadinya
kehilangan invoice oleh bagian purchasing padahal dalam pencatatan akuntansi atas
pembelian harus didukung dengan dokumen-dokumen yang lengkap kalau seandainya
tidak lengkap akan ditolak pada saat diaudit.
faktur (invoice) yang dibayar tidak sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayarannya
sehingga terjadinya keterlambatan pembayaran (payment) karena invoice belum
dikirim oleh pihak supplier.
4.6 Quisioner
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT Asia Paperindo Perkasa, maka
penulis mengambil kesimpulan yaitu: Dalam evaluasi sistem pengendalian internal siklus
pembelian pada PT Asia Paperindo Perkasa yang dilihat dari aspek organisasi Internal
Control Quotioner (ICQ), organisasi di perusahaan sistem pengendalian internal (SPI)
“Baik” untuk sementara masih ada kekurangan dari struktur organisasi belum ada tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing departemen yang ada dan juga prosedur yang
dijalankan bukan prosedur umumnya saja tapi harus ada flowchart (bagian alir) di setiap
departemen, supaya lebih mudah untuk menganalisa dan membacanya. Aspek otorisasi
Internal Control Quotioner (ICQ), organisasi diperusahaan sistem pengendalian internal
(SPI) “Baik” untuk sementara dalam dokumen purchase order (PO) tidak mestinya harus
bagian accounting saja yang mengarsipkan dokumen purchase order tersebut, tapi bagian
purchasing juga harus ada arsip dokumen purchase order, untuk mencegah tidak terjadinya
kehilangan purchase order di bagian accounting maka bagian purchasing juga harus ada
arsip dokumen purchase order tersebut.
Dari aspek siklus pencatatan akuntansi Internal Control Quotioner (ICQ), siklus
pencatatan akuntansi sistem pengendalian internal (SPI) “Baik” untuk sementara bagian
purchasing harus lebih teliti lagi dalam menyimpan invoice supaya nanti apabila
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembelian waktu akan di 80 audit lengkap
dokumennya dan dalam membayar taggihan (cashier/treasury) atau accounting (account
payable) selalu melakukan konfirmasi/mengingatkan kepada supplier, supaya hal-hal yang
seperti dalam keterlambatan pembayaran bisa dibayar tepat pada waktu yang sudah
ditentukan. Dilihat dari aspek praktik-praktik yang sehat dan tingkat kecakapan pegawai
pada Internal Control Quotioner (ICQ), sistem pengendalian internal (SPI) “Baik” sudah
sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan oleh perusahaan di PT Asia Paperindo Perkasa
dan sudah berjalan dengan baik.
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan penelitian terhadap evaluasi sistem pengendalian internal
siklus pembelian pada PT Asia Paperindo Perkasa, maka saran yang dapat penulis berikan
untuk perusahaan yaitu: Adapun struktur organisasi lebih dijelaskan tentang tugas dan
tanggung jawab dari departemen masing-masing. Dan perlu adanya flowchart untuk
masing-masing departemen supaya lebih jelas dan mudah untuk di analisa. Dan pihak
perusahaan yang berkaitan dengan pihak pembelian atau purchasing harus lebih teliti lagi
dalam menyimpan file-file yang sewaktu-waktu di butuhkan untuk keperluan audit supaya
tidak ada terjadinya kehilangan file-file yang berkaitan dengan pembelian.