Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Struktur Kimia:
BM : 225,21
Asiklovir adalah bubuk kristal putih dengan rumus molekul C8H11N5O3 dan berat molekul 225.
Kelarutan maksimum dalam air pada 37 ° C adalah 2,5 mg / mL. Pka dari asiklovir adalah 2,27
dan 9,25 (FDA)
Pemerian : serbuk hablur, putih hingga hampir putih, melebur pada suhu lebih dari 250 derajat
disertai peruraian. ( Farmakope Indonesia Edisi V hal 173)
Kelarutan : Larut dalam asam klorida 0,1 N, agak sukar larut dalam air, tidak larut dalam etanol
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, antara suhu 15° dan 25°, terlindung
cahaya dan lembab.
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet lepas-lambat Tablet lepas-lambat dibuat sedemikian sehingga zat aktif akan tersedia
selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan (FI V, 2014).
(http://jdih.pom.go.id)
Sediaan tablet Aciclovir extended release dibuat oleh pabrik atau industri yang telah memenuhi
persyaratan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB).
Bab II Uraian dan Analisis Farmakologi
Bentuk senyawa aktif yang digunakan adalah bentuk garamnya yang melebur pada suhu 250 disertai
peruraian ( FI V, 2014)
a. Efek farmol : Herpes genital dan herpes Zoster (AHFS Drug tahun 2011)
b. Mekanisme kerja : Menghambat replikasi DNA virus dengan mengganggu DNA
polimerase virus. (Drug fact 2003)
Acyclovir adalah analog nukleosida purin sintetik dengan aktivitas penghambatan in vitro
dan in vivo terhadap virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), 2 (HSV-2), dan virus
varicella-zoster (VZV). Aktivitas penghambatan acyclovir sangat selektif karena
afinitasnya untuk enzim thymidine kinase (TK) yang dikodekan oleh HSV dan VZV.
Enzim virus ini mengubah acyclovir menjadi acyclovir monophosphate, analog
nukleotida. Monofosfat selanjutnya diubah menjadi difosfat oleh seluler guanylate kinase
dan menjadi trifosfat oleh sejumlah enzim seluler. In vitro, asiklovir trifosfat
menghentikan replikasi DNA virus herpes. (FDA)
II.4 Nasib obat dalam tubuh (ADME) (AHFS Drug tahun 2011)
A. Absorbsi :
Bioavailabilitas Oral: 10% hingga 20% dengan fungsi ginjal normal
(bioavailability menurun dengan peningkatan dosis)
Absorpsi dari saluran GI bervariasi dan tidak lengkap; 10-30% dari dosis oral
dapat diserap.
Konsentrasi plasma puncak biasanya dicapai dalam 1,5-2,5 jam setelah
pemberian oral
B. Distribusi :
Didistribusikan secara luas ke berbagai jaringan, termasuk CSF (otak, ginjal, paru-
paru, hati, otot, limpa ) di mana konsentrasi mencapai sekitar 50% dari plasma.
C. Metabolisme :
Metabolisme sebagian ke 9-karboksimetoksimetilguanin, juga diubah secara
intraseluler dalam sel yang terinfeksi dengan virus herpes untuk asiklovir trifosfat,
bentuk farmakologis aktif dari obat.
D. Ekskresi :
Diekskresikan terutama dalam urin sebagai obat tidak berubah.
Orang dewasa dengan fungsi ginjal normal: rata-rata awal serum paruh 0,34
jam dan waktu paruh terminal rata-rata 2,1-3,5 jam.
Anak-anak > Usia 1 tahun : eliminasi paruh mirip dengan pada orang dewasa.
Neonatus: paruh bergantung terutama pada kematangan mekanisme ginjal
untuk pembersihan
E. Protein plasma :
Asiklovir jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitivitas atau alergi terhadap
antibiotik acyclovir. (AHFS Drug tahun 2011).
Alasan :
II. 7 Dosis (sesuai indikasi) & Perhitungan (AHFS Drug tahun 2011).
Dewasa
Episode awal: 400 mg 3 kali / hari selama 5-10 hari.
Kekambuhan: 400 mg 3 kali / hari selama 5 hari .
Anak2
Episode awal (penggunaan tanpa label): 40-80 mg / kg / hari dibagi menjadi 3-4 dosis selama 5-
10 hari (maksimum: 1 g / hari)
Anak :
1. Pengobatan awal : / hari dibagi menjadi 3-4 dosis selama 5-10 hari (maksimum: 1 g /
hari)
Neurotoksisitas (menginduksi efek samping pada sistem saraf pusat, saraf perifer atau organ
sensorik). (Clarke’s Analysis of Drugs and poisons)
(AHFS 2011)
Acyclovir cocok dibuat menjadi sediaan tablet karena dosisnya cocok untuk orang
dewasa
Herpes genital
Sediaan dibuat dalam tablet 400 mg yang dapat digunakan pada pasien dewasa untuk
herpes genital
Karena meningkatkan kepatuhan pasien dan mengurangi frekuensi minum obat. ( karena
200 mg diminumnya 5 kali/hari selama 5-10 hari)
Anak2
Episode awal (penggunaan tanpa label): 40-80 mg / kg / hari dibagi menjadi 3-4
dosis selama 5-10 hari (maksimum: 1 g / hari). (AHFS Drug tahun 2011).
Eksipien yang digunakan dan alasan pemilihan eksipien dan konsentrasi yang digunakan
( harus ada dalam rentang konsentrasi yang diperbolehkan di pustaka sesuai dengan
fungsinya) < pustaka : HOPE, FI 1V, USP)
a. Uji organoleptik
Penampilan umum suatu tablet sangat penting bagi penerimaan konsumen, bagi pengontrolan
keseragaman antar bahan serta antar tablet yang satu dengan yang lainnya. Pengontrolan
penampilan umum tablet melibatkan pengukuran sejumlah perlengkapan seperti bentuk, warna,
bau, rasa dan bentuk permukaan cacat atau tidak dan harus bebas dari noda atau bintik-bintik.
b. Keseragaman ukuran
Sebanyak 20 tablet diuji diukur diameter dan tebalnya satu persatu menggunakan alat jangka
sorong. Uji keseragaman ini kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet. (Depkes RI,1995)
c. Keseragaman kandungan
Persyaratan keseragaman kandungan dapat diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif
50 mg dan atau kurang dari 50,0% dari berat satuan sediaan. Kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi, persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi, jika jumlah zat aktif
dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara 85,0%
hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative kurang dari atau sama
dengan 6,0%. Jika ada 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera
pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% dilakukan uji 20 satuan
tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak dalam rentang
75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan
sediaan tidak lebih dari 7,8%.
d. Kekerasan tablet
Sebanyak 20 tablet diuji kekerasannya satu persatu menggunakan alat penguji kekerasan yaitu
Stokes Monshato Hardness Tester, dengan cara tablet dimasukkan ke dalam ujung alat secara
vertical, kemudian putar sekrup pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan. Lalu pemutaran
dihentikan sampai tablet pecah
e. Keseragaman bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai
berikut : ditimbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih
besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang
dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak cukup 20 tablet,
dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata- rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B (Depkes, 1979). Penyimpangan bobot
rata-rata tablet dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
<25 15 % 30 %
26-150 10 % 20 %
151-300 7,5 % 15 %
>300 5% 10 %
h. Uji disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masinig-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali dinyatakan bahwa tablet
harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila
dinyatakan dalam masing-masing monografi.
Uji disolusi pada tablet aciclovir dilakukan dengan menggunakan peralatan disolusi standar USP
pada suhu 37 ± 0,5ºC, apparatus (keranjang) dengan medium 900 ml dan putaran 50 rpm. Media
yang digunakan awalnya 0,1 N HCl hingga 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan dapar dengan
pH 6,8. Dan akhirnya didapatkan eliqueot diperiksa dengan spektrofotometer UV pada 248 nm.
Interpretasi kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila
jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan
pengujian sanpai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S 1 atau S2. Harga Q
adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi
( Depkes RI, 1995)
(FI V, 2009; FI III, 1979; USP 32, 2009 dan Lachman et all, 1990)
Tablet Aciclovir dikemas dalam strip, simpan pada suhu 15-30°C, terlindung dari cahaya dan
kelembaban (AHFS 2011).
BAB V
V. Analisis Masalah & Penyelesaiannya yang Berkaitan dengan Pengujian Mutu serta Usulan
Teknik Metode Analisis yang akan digunakan
V. 1 Gugus fungsi, jenis ikatan, rangka molekul & ion yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
analisis
Spektrum Ultraviolet. Asam encer (0,2 M H2SO4) —255 nm: dasar — 261 nm.
Spektrum Massa.Puncak puncak pada m / z 151, 164, 45, 43, 165, 109, 110, 108. (Clarke's
Analysis of Drugs and Poisons, Third Edition)
Acyclovir menunjukkan stabilitas yang lebih besar dalam larutan alkalin daripada dalam
larutan asam .( Clarke's Analysis of Drugs and Poisons, Third Edition)
Kemurnian : Tablet asiklovir mengandung asiklovir, C8H11N5O3, tidzk kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Farmakope IV)
V. 4 Metode-metode analisis yang diusulkan dalam pengujian mutu bahan baku & sediaan
Identifikasi :
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Fase gerak Asam asetat 0,02 M, saring dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asiklovir BPFI, larutkan dalam natrium
hidroksida 0,1 N, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 10 tablet. Timbang saksama
sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 10 mg asiklovir, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 10 ml natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan
air sampai tanda dan saring.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C8H11N5O3 yang terlarut dengan mengukur alikuot
yang telah diencerkan dengan asam klorida 0,1 N dan serapan Larutan baku Asiklovir
BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
254 nm. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q)
C8H11N5O3 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Penetapan kadar : Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada kromatografi <931>.
a. Fase gerak asam asetat 0,02 M, saring dan awandarakan.
b. Larutan kesesuaian sistem 1 : timbang seksama sejumlaj asiklovir BPFI dan guanine,
larutkan dalam natrium hidroksida 0,1 N, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan air hingga diperoleh kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg per
ml.
c. Larutan kesesuaian sistem 2 : Timbang seksama sejumlah guanine larutan dalam
natrium hidroksida 0,1 N, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
air hingga diperoleh kadar 2,0 ug per ml.
d. Larutan baku : Timbang seksama sejumlah asiklovir BPFI, larutkan dalam natrium
hidroksida 0,1 N, Larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,1mg per ml.
e. Larutan uji : Timbang dan serbukkan tidak ≤ 10 tablet. Timbang seksama sejumlah
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 10 mg asiklovir, masukkan kedalam labu
tentukan 100 ml, larutkan dalam 100 ml natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan
air sampai tanda dan saring.
f. Sistem kromatografi : Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detector 254
nm dan kolom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi LI, pertahankan suhu kolom pada
40°.
o Laju air lebih kurang 1,5 ml per menit.
o Waktu retensi relatif guanin dan asiklovir berturut-turut adalah lebih kurang 0,6
dan 1,0 : resolusi, R,
o Antara guanin dan asiklovir tidak ≤ 2,0: dan
o simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak ≥ 2,0 %
g. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl)
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg asiklovir, C8H11N5O3, dalam serbuk tablet
yang digunakan dengan rumus:
C adalah kadar Asiklovir BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-
turut adalah respons puncak larutan uji dan Llarutan baku.
V. 7 Usulan (secara singkat ) pengujian mutu bahan baku & sediaan (metode utama & alternatif)
Bab VI : Wadah dan Informasi Obat
Nama Obat
Acyclovir tablet 400 mg
Uraian kerja farmol
Acyclovir bekerja dengan menghambat replikasi DNA virus dengan mengganggu DNA polymerase
virus. (Drug fact 2003)
Indikasi
Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh herpes simplex pada kulit dan membran mukosa, termasuk
herpes genital awal dan kekambuhan, pencegahan infeksi herpes simplex pada pasien immuno-
compromised
Kontraindikasi
Dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif terhadap Aciclovir
Efek Samping :
- Gatal-gatal / skin rash
- Gangguan gastrointestinal, termasuk : nausea, vomiting, diare, dan nyeri abdominal.
- Peningkatan sementara enzim-enzim yang berhubungan dengan bilirubin dan liver, sedikit
peningkatan urea darah dan kreatinin; sakit kepala, reaksi neurologis dan fatigue.
Bentuk Sediaan
Tablet
Kandungan Obat
400 mg Aciclovir
Dosis dan Cara Pemberian
Sediaan oral :
Dewasa
- Pengobatan infeksi herpes simplex :
400 mg mg 3 kali sehari selama 5-10 hari.
- Pencegahan herpes simplex :
Pada beberapa pasien immuno-compromised (missal setelah transplantasi sumsum) atau
pasien kerusakan absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg. lama pemberian
obat disesuaikan dengan periode resiko.
Anak – anak usia lebih dari 2 tahun :
Sama dengan dosis dewasa
Anal – anak usia kurang dari 2 tahun :
Diberikan setengah dosis dewasa untuk pengobatan herpes simplex dan profilaksis.
Peringatan
- Acyclovir pada wanita hamil hanya diberikan apabila pertimbangan manfaat lebih besar dari
pada resiko yang mungkin timbul.
- Hati-hati pemberian pada wanita yang sedang menyusui.
- Jangan diberikan melebihi dosis, frekuensi penggunaan, dan lamanya pengobatan yang
dianjurkan.
Penandaan berdasarkan UU (tanda golongan obat & peringatan)
Golongan obat keras