Você está na página 1de 20

Acyclovir Oral 400 mg

Bab I Tinjauan Umum Senyawa Aktif dan Sediaan

1. Deskripsi Umum senyawa aktif

Nama Obat : Aciclovir (Zovirax)

Nama Sinonim : Asiklovir / asikloguanosin

Nama Kimia : 2-amino-1,9-dihidro-9 - [(2 hydroxyethoxy) methyl] -6Hpurin-6-one (FDA)

Struktur Kimia:

BM : 225,21

Asiklovir adalah bubuk kristal putih dengan rumus molekul C8H11N5O3 dan berat molekul 225.
Kelarutan maksimum dalam air pada 37 ° C adalah 2,5 mg / mL. Pka dari asiklovir adalah 2,27
dan 9,25 (FDA)

Pemerian : serbuk hablur, putih hingga hampir putih, melebur pada suhu lebih dari 250 derajat
disertai peruraian. ( Farmakope Indonesia Edisi V hal 173)

Kelarutan : Larut dalam asam klorida 0,1 N, agak sukar larut dalam air, tidak larut dalam etanol

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, antara suhu 15° dan 25°, terlindung
cahaya dan lembab.

I.2 Definisi Bentuk Sediaan

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Tablet lepas-lambat Tablet lepas-lambat dibuat sedemikian sehingga zat aktif akan tersedia
selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan (FI V, 2014).

I.3 Golongan Obat :

Obat Keras (http://jdih.pom.go.id)


I. 4 Penandaan pada wadah, leaflet atau brosur :
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 02396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus
Obat Keras Daftar G adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam
dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.

(http://jdih.pom.go.id)

I. 5 Nomor Registrasi (dengan uraian / penjelasan penomoran ) & nomnor bets :


Menurut Permenkes RI Nomor 1010/MenKes/Per/IX/2008 tentang Registrasi Obat dan
Permenkes RI Nomor 920/MenKes/Per/1955 tentang Pendaftaran Obat Jadi dan Impor, Nomor
registrasi obat Aciclovir adalah GKL 0108504810 B1 dengan Nomor Batch sebagai berikut
171011
Keterangan :
Asiklovir tablet 400 mg adalah GKL 0108504810B1
G = Obat dengan nama generik
K = Golongan obat keras
L = Produksi dalam negeri (lokal)
16 = Tahun Penandaan Obat jadi
123 = Nomor urut pabrik di Indonesia
576 = Nomor urut jadi yang disetujui oleh pabrik
10 = Bentuk sediaan obat
A = Kekuatan ob at jadi
1 = Kemasan untuk kekuatan obat jadi tersebut

Nomor Batch sediaan


Asiklovir tablet 400 mg 171011
17 = Untuk tahun produksi
10 = Kode bentuk sediaan
11 = No urut pembuatan

Sediaan tablet Aciclovir extended release dibuat oleh pabrik atau industri yang telah memenuhi
persyaratan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB).
Bab II Uraian dan Analisis Farmakologi

II.1 Nama obat dan sinonim :

 Nama kimia / umum ZA :


2-amino-1,9-dihidro-9 - [(2 hydroxyethoxy) methyl] -6Hpurin-6-one (FDA).
 Golongan farmol :
Asiklovir memiliki aktivitas sebagai antivirus. (AHFS 2011)
 Golongan kimia :
Antiviral; analog nukleosida purin yang berasal dari guanine. (AHFS 2011)

II.2 Bentuk senyawa aktif :

Bentuk senyawa aktif yang digunakan adalah bentuk garamnya yang melebur pada suhu 250 disertai
peruraian ( FI V, 2014)

II.3 Mekanisme kerja dalam tubuh

a. Efek farmol : Herpes genital dan herpes Zoster (AHFS Drug tahun 2011)
b. Mekanisme kerja : Menghambat replikasi DNA virus dengan mengganggu DNA
polimerase virus. (Drug fact 2003)
Acyclovir adalah analog nukleosida purin sintetik dengan aktivitas penghambatan in vitro
dan in vivo terhadap virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), 2 (HSV-2), dan virus
varicella-zoster (VZV). Aktivitas penghambatan acyclovir sangat selektif karena
afinitasnya untuk enzim thymidine kinase (TK) yang dikodekan oleh HSV dan VZV.
Enzim virus ini mengubah acyclovir menjadi acyclovir monophosphate, analog
nukleotida. Monofosfat selanjutnya diubah menjadi difosfat oleh seluler guanylate kinase
dan menjadi trifosfat oleh sejumlah enzim seluler. In vitro, asiklovir trifosfat
menghentikan replikasi DNA virus herpes. (FDA)

II.4 Nasib obat dalam tubuh (ADME) (AHFS Drug tahun 2011)

A. Absorbsi :
 Bioavailabilitas Oral: 10% hingga 20% dengan fungsi ginjal normal
(bioavailability menurun dengan peningkatan dosis)
 Absorpsi dari saluran GI bervariasi dan tidak lengkap; 10-30% dari dosis oral
dapat diserap.
 Konsentrasi plasma puncak biasanya dicapai dalam 1,5-2,5 jam setelah
pemberian oral
B. Distribusi :
Didistribusikan secara luas ke berbagai jaringan, termasuk CSF (otak, ginjal, paru-
paru, hati, otot, limpa ) di mana konsentrasi mencapai sekitar 50% dari plasma.

C. Metabolisme :
Metabolisme sebagian ke 9-karboksimetoksimetilguanin, juga diubah secara
intraseluler dalam sel yang terinfeksi dengan virus herpes untuk asiklovir trifosfat,
bentuk farmakologis aktif dari obat.
D. Ekskresi :
 Diekskresikan terutama dalam urin sebagai obat tidak berubah.
 Orang dewasa dengan fungsi ginjal normal: rata-rata awal serum paruh 0,34
jam dan waktu paruh terminal rata-rata 2,1-3,5 jam.
 Anak-anak > Usia 1 tahun : eliminasi paruh mirip dengan pada orang dewasa.
 Neonatus: paruh bergantung terutama pada kematangan mekanisme ginjal
untuk pembersihan
E. Protein plasma :

Protein plasma mengikat 9% hingga 33%

Waktu paruh eliminasi plasma 2,5 hingga 3,3 jam

Bioavailabilitas oral rata-rata * 10% hingga 20%

Bioavailabilitas menurun dengan meningkatnya dosis. (FDA)

II. 5 Indikasi & Dasar Pemilihan


Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh herpes simplex pada kulit dan membran mukosa,
termasuk herpes genital awal dan kekambuhan, pencegahan infeksi herpes simplex pada pasien
immuno-compromised. (AHFS Drug tahun 2011).
Dasar pemilihan : pada pasien kerusakan absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400
mg. pemberian obat harus diberikan sesegera mungkn setelah terjadinya infeksi.

II. 6 kontraindikasi dan Alasannya :

Asiklovir jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitivitas atau alergi terhadap
antibiotik acyclovir. (AHFS Drug tahun 2011).

Alasan :

II. 7 Dosis (sesuai indikasi) & Perhitungan (AHFS Drug tahun 2011).
Dewasa
Episode awal: 400 mg 3 kali / hari selama 5-10 hari.
Kekambuhan: 400 mg 3 kali / hari selama 5 hari .
Anak2

Episode awal (penggunaan tanpa label): 40-80 mg / kg / hari dibagi menjadi 3-4 dosis selama 5-
10 hari (maksimum: 1 g / hari)

II. 8 Cara Pakai (AHFS Drug tahun 2011).


Dewasa :
1. Pengobatan awal : diberikan dalam 3 kali / hari selama 5-10 hari
2. Kekambuhan : diberikan dalam 3 kali / hari selama 5 hari

Anak :

1. Pengobatan awal : / hari dibagi menjadi 3-4 dosis selama 5-10 hari (maksimum: 1 g /
hari)

II. 9 Efek Samping : (FDA)

- Gatal-gatal / skin rash


- Gangguan gastrointestinal, termasuk : nausea, vomiting, diare, dan nyeri
abdominal.
- Peningkatan sementara enzim-enzim yang berhubungan dengan bilirubin dan
liver, sedikit peningkatan urea darah dan kreatinin; sakit kepala, reaksi neurologis
dan fatigue.
II. 10 Toksisitas :

Neurotoksisitas (menginduksi efek samping pada sistem saraf pusat, saraf perifer atau organ
sensorik). (Clarke’s Analysis of Drugs and poisons)

II. 11 Interaksi Obat :

Interaksi Evidance base Mekanisme Penatalaksaan


medicine Interaksi
Teofilin Pemberian asiklovir Penghambatan Monitor
(moderat) meningkatkan area di metabolisme konsentrasi
bawah kurva oksidatif teofilin teofilin plasma
(Drug konsentrasi-waktu dengan hati-hati
Interactuin theophylline plasma dan amati pasien
Fact 2010) 45%, meningkatkan untuk efek
konsentrasi teofilin samping selama
plasma 54%, dan pemberian
menurunkan total asiklovir
pembersihan tubuh bersamaan
teofilin 30%. sesuaikan dosis
teofilin sesuai
kebutuhan.

Fenitoin Penurunan aktivitas - Pertimbangkan


(moderat) antiepilepsi terjadi di pemantauan
anak laki-laki berusia pasien untuk
(Drug 7 tahun dengan gejala perubahan dalam
Interactuin parsial epilepsi aktivitas fenitoin
Fact 2010) menerima fenitoin. jika asiklovir
dimulai atau
dihentikan
Sesuaikan dosis
fenitoin seperti
yang
ditunjukkan.

II. 12 Penggunaan pada Kondisi Khusus

Kategori : B (AHFS, 2011)


Asiklovir oral dapat digunakan selama kehamilan untuk mengobati episode pertama atau
episode rekuren berat herpes genital.
II.13 Peringatan :
Efek ginjal
Dapat lihat dari terapi acyclovir (Trombotik thrombocytopenic purpura / sindrom uremik
hemolitik ) yang telah menyebabkan kematian, memiliki terjadi pada pasien immuno-
compromised yang menerima terapi acyclovir. (FDA)
Efek Hematologi
Sindrom uremik hemolitik dilaporkan pada pasien immunocompromised yang menerima
acyclovir. (AHFS, 2011).

II. 14 Cara Penyimpanan :

Pada suhu antara 150 dan 250 di tempat kering.(FI V, 2012).


II. 15 Contoh sediaan yang Beredar di Pasaran serta Kekuatannya

Acyclovir 200 mg * (produksi Ranbaxy)

Acyclovir 400 mg * (produksi Ranbaxy)

(AHFS 2011)

II. 16 Analisis Farmakologi

 Zat aktif yang digunakan dalam analog nukleosida guanine


 Aciclovir akan dibuat formulasi sediaan tablet extended release dengan kekuatan sediaan
400 mg.

 Indikasi sebagai Herpes genital


 Kekuataan sediaan yaitu 400 mg dengan alasan agar bisa digunakan untuk perawatan
episode awal dan manajemen episode berulang pada herpes genital. ?

II. 16.1 Zat aktif yang digunakan


Acyclovir

II. 16.2 Rasionalitas Pemilihan bentuk sediaan

Acyclovir cocok dibuat menjadi sediaan tablet karena dosisnya cocok untuk orang
dewasa

II. 16.3 Pemilihan indikasi

Herpes genital

II. 16.4 Cara Pemilihan dosis beserta alasan

Sediaan dibuat dalam tablet 400 mg yang dapat digunakan pada pasien dewasa untuk
herpes genital

II. 16.5 Perhitungan dosis

II. 16.6 Alasan Pemilihan kekuatan sediaan

Karena meningkatkan kepatuhan pasien dan mengurangi frekuensi minum obat. ( karena
200 mg diminumnya 5 kali/hari selama 5-10 hari)

II. 16.7 Lain-lain

II. 17 Kesimpulan Analisis Farmakologi

a. Kekuatan sediaan 400 mg diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan


herpes simplex pada kulit dan membrane mukosa.
b. Kekuataan sediaan yang dibuat yaitu 400 mg dengan indikasi sebagai herpes genital dan
aturan pakainya yaitu :
Dewasa
 Episode awal: 400 mg (1 tablet) tiga kali sehari, setiap 8 jam, selama 5-10 hari
 Kekambuhan: 400 mg 3 kali / hari selama 5 hari .

Anak2
 Episode awal (penggunaan tanpa label): 40-80 mg / kg / hari dibagi menjadi 3-4
dosis selama 5-10 hari (maksimum: 1 g / hari). (AHFS Drug tahun 2011).

BAB III. Analisis preformulasi, formulasi dan usulan formula

III. 1 Pendekatan Formulasi (Analisis Pemilihan Zat Aktif dan Eksipien)


Aciclovir adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus, yang bekerja pada
sel yang terinfeksi dengan menghentikan pertumbuhan virus. Asiklovir merupakan obat pilihan pada
ensefalitis herpes simpleks pada peningkatan kesembuhan dan penggunaan paling banyak pada
pengobatan infeksi herpes genital (pada semua kasus Acyclary menghambat virus yang membela aktif
dan tidak bekerja pada virus laten) (Mycek, Mary J , 2002)

Metode pembuatan yang dipilih dan alasan


Metode pembuatan : Granulasi basah
Alasan : metode pembuatan tablet yang digunakan adalah metode granulasi basah karena zat
aktif bersifat termostabil karena memiliki melting point (titik lebur) 250 º dan acyclovir tahan
terhadap proses pemanasan serta memperbaiki sifat alir dengan membentuk granul dan
meningkatkan kompaktibilitas bahan, sehingga menjadi lebih mudah dibuat tablet. Selain itu
memiliki bobot yang lebih besar 650 mg.

Eksipien yang digunakan dan alasan pemilihan eksipien dan konsentrasi yang digunakan
( harus ada dalam rentang konsentrasi yang diperbolehkan di pustaka sesuai dengan
fungsinya) < pustaka : HOPE, FI 1V, USP)

 Laktosa (HOPE, hal 252-261)


o Pemerian, Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau
atau rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudahmenyerap bau
o Kelarutan, Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih;
sangat sukar larut dalam etanol;tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
o Penggunaan, sebagai bahan pengisi dengan konsentrasi 65-85%b/b
o Stabilitas, pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi pertumbuhan kapang.
Selama disimpan, laktosa dapat berbah warna menjadi kecoklatan. Reaksi ini
dipercepat oleh panas dan kondisi lembab. Harus disimpan dalam wadah tertutup
baik pada tempat sejuk dan kering.
o Inkompatibilitas, dapat berubah menjadi warna coklat bila bereaksi dengan
senyawa yang mengandung gugus amin primer
o Fungsi tablet langsung yang bisa dimampatkan; pembawa inhaler bubuk kering;
bantuan lyophilization; tablet dan pengencer kapsul; tablet dan pengisi kapsul.
 Selulosa, Mikrokristalin (HOPE, hal 129-131)
o Pemerian, sebagai bubuk kristal putih, tidak berbau, tidak berasa, yang terdiri dari
partikel-partikel berpori.
o Kelarutan sedikit larut dalam 5% b / v larutan natrium hidroksida; praktis tidak
larut dalam air, asam encer, dan paling organic pelarut.
o Stabilitas,Selulosa mikrokristalin adalah bahan higroskopis yang stabil. Bahan
curah harus disimpan dalam wadah tertutup dengan baik pada tempat yang sejuk
dan kering.
o Inkompatibilitas, Selulosa mikrokristalin tidak sesuai dengan oksidasi kuat agen.
o Fungsi dan konsentrasi, adsorben 20–90%; sebagai pengikat / pengencer 20-90%
dan disintegrant (penghancur) 5-15%.
 Povidone (HOPE, hal 581-582)
o Pemerian, sebagai bubuk halus, berwarna putih sampai krem-putih, tidak berbau
atau hampir tidak berbau, higroskopis.
o Kelarutan, larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol, dan air;
praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.
o Stabilitas, pemanasan pada 150 ◦C dengan reduksi kelarutan dalam air. Stabil
untuk siklus pendek panas paparan sekitar 110-130 C; sterilisasi uap air tidak
mengubah sifatnya. harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang
sejuk dan kering.
o Inkompatibilitas, kompatibel dalam berbagai anorganik garam, resin alami dan
sintetis, dan bahan kimia lainnya.
o Fungsi dan konsentrasi : sebagai pengikat 0.5–5%.
 Sodium Starch Glycolate (HOPE, hal 663-664)
o Pemerian, bubuk higroskopis putih atau hampir putih yang mengalir bebas.
o Kelarutan Secara praktis tidak larut dalam metilena klorida. Ini memberikan
suspensi tembus cahaya dalam air.
o Stabilitas, tablet yang dibuat dengan natrium pati glikolat memiliki sifat
penyimpanan yang baik. Sodium pati glikolat stabil meskipun sangat higroskopik,
dan harus disimpan dalam wadah tertutup untuk melindunginya dari berbagai
variasi kelembaban dan suhu, yang dapat menyebabkan penggumpalan.
o Inkompatibilitas, Sodium pati glikolat tidak sesuai dengan asam askorbat
o Fungsi, sebagai disintegran (penghancur) 2-8%.

 Mg stearat (HOPE, hal 404-405)


o Pemerian, serbuk hablur putih, bau lemah khas, mudah melekat dikulit, bebas dari
butiran.
o Kelarutan, praktis tidak larut dalam air, etanol dan eter. Agak larut dalam larutan
hangat benzene.
o Stabilitas, bahan yang stabil dan sebaiknnya disimpan dalam wadah tertutup baik
di tempat yang kering dan dingin.
o Inkompatibilitas, dengan basa kuat, asam kua dan garam besi. Hindari
pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat. Tidak dapat digunakan pada
sediaan yang mengandung aspirin, beberapa vitamin dan garam alkaloid.
o Fungsi dan konsentrasi, penggunaan, lubrikan (pelicin) (0,25-5% b/b).
 Talk (HOPE, hal 728)
o Pemerian : Serbuk putih yang sangat halus, putih keabu-abuan-putih, tidakberbau.
o Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam encer dan alkali, pelarut organik dan air

o Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan senyawa amonium kuaterner.


o Stabilitas : Bahan stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada 160◦C
selama tidak kurang dari 1 jam. Ini juga dapat disterilisasi dengan paparan etilena
oksida atau iradiasi gamma. Talk harus disimpan dalam wadah tertutup baik
dalam dingin, tempat kering
o Fungsi dan konsentrasi yang dibutuhkan
Glidan (konsentrasi 1-10%)
 Strach ( Maize) (HOPE, 685)
o Pemerian : Bubuk halus, berwarna putih tidak berbau, tidak berasa
o Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (96%) dan dalam air dingin.
Pati membengkak secara instan dalam air sekitar 5-10% pada suhu 378 ◦C. Pati
larut dalam air panas pada suhu gelatinisasi. Pati sebagian larut dalam
dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.
o Inkompatibilitas : Pati imkompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Terjadi reaksi
perubahan warna dengan yodium.
o Stabilitas : Strach kering stabil jika terlindung dari kelembaban tingi. Starch
dianggap inert secara kimia dan mikrobiologi dalam kondisi penyimpanan
normal. Larutan atau pasta pati secara fisik tidak stabil dan mudah dimetabolisme
oleh mikroorganisme. Oleh karena itu baru disiapkan bila digunakan dalam
granulasi basah. Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara dalam keadaan
dingin dan tempat kering.
o Fungsi dan konsentrasi yang dibutuhkan
Bahan pengikat (konsentrasi 3-20% b/b)
Bahan desintegran (konsentrasi 3-25% b/b)
 Alkohol (HOPE, hal 17-18)
o Pemerian, mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar.
o Kelarutan dapat bercampur dengan kloroform, eter, gliserin, dan air (dengan
kenaikan suhu dan kontraksi volume).
o Stabilitas, Larutan etanol berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau dengan
penyaringan dan harus disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang
dingin.
o Inkompatibilitas, dalam kondisi asam, larutan etanol dapat bereaksi dengan kuat
dengan bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat berwarna gelap karena
reaksi dengan jumlah aldehida yang tersisa.
o Fungsi sebagai zat pembasah (pelarut).

III. 2 Kesimpualan Formula Utama & Alternatif


1. Formula Utama (Tablet Aciclovir )
Skala mg/tablet Nama bahan Dibuat dalam 1000 tablet (g)
400.00 Acyclovir 400.00
240.00 Laktosa 240.00
100.00 Selulosa, Mikrokristalin 100.00
24.00 povidone 24.00
32.00 Sodium Starch Glycolate 32.00
8.00 Magnesium stearat 8.00
- Alcohol 48.00
2. Formulasi Alternatif
Nama bahan Persentase skala Fungsi
Acyclovir 400 Zat aktif
Laktosa 70% Pengisi
Selulosa, Mikrokristalin 10% Penghancur
Starch 20% Pengikat
Sodium Starch Glycolate 2% Penghancur
Magnesium stearat 5% Pelicin
Talc 1% Glidan
Water qs Pelarut pengikat
IV. Pembuatan & Evaluasi Farmasetik Sediaan Akhir

IV. 1 metode pembuataan sediaan


Metode pembuatan tablet yang digunakan adalah metode granulasi basah karena
acyclovir tahan terhadap proses pemanasan serta memperbaiki sifat alir dengan
membentuk granul dan meningkatkan kompaktibilitas bahan, sehingga menjadi lebih
mudah dibuat tablet. Selain itu memiliki bobot yang lebih besar 650 mg.
IV. 2 Perhitungan dan penimbangan (Formulasi Alternatif)
Dibuat 1 bactch 1000 tablet @tablet 650 mg
 Perhitungan tablet formula alternative
Perhitungan fese dalam = 92% x 650 mg = (598 mg - 400 mg )= 198 mg
1. Zat aktif = 400 mg
2. Laktosa = 70% x 198 mg = 138,6 mg
3. Selulosa, Mikrokristalin = 10% x 198 mg = 19,8 mg
4. Starch = 20% x 198 mg = 39,6 mg
Perhitungan fese Luar = 8% x 650 mg = 52 mg
1. Sodium Starch Glycolate = 2% x 650 mg = 13 mg
2. Magnesium stearat = 5% x 650 mg = 32,5 mg
3. Talk = 1% x 650 mg = 6,5 mg

Nama bahan Persentase skala Penimbangan x 1000 tab


Acyclovir 400 400 x 1000 = 400.000 mg
Laktosa 70% 138,6 x 1000 = 138.600 mg
Selulosa, Mikrokristalin 10% 19,8 x 1000 = 19.800 mg
Starch 20% 39,6% x 1000 = 39.600 mg
Sodium Starch Glycolate 2% 13 x 1000 = 13.000 mg
Magnesium stearat 5% 32,5 x 1000 = 32.500 mg
Talc 1% 6,5 x 1000 = 6.500 mg
Water qs qs
IV. 3 Prosedur pembuatan
1. Campurkan acyclovir, laktosa, selulosa mikrokristalin dalam satu bejana granulasi dan
tambahkan pelarut alcohol.
2. Campurkan dalam wadah terpisah povidone, sodium starch glycolate dalam mg stearat
Ayak massa basah dengan ukuran mesh 8, keringkan dan uvaluasi granul.
3. Lakukan pencetakan.

IV. 4 Proses pengawasan selama IPC


Proses produksi tablet dilakukan selama proses produksi (In Process Control) oleh personil
QC, IPC dilakukan pada tahap krisis selama proses pembuatan tablet meliputi :
Langkah Peralatan Parameter Kritis Parameter
Produksi Pengujian
Penimbangan I Timbangan Kebersihan Cemaran mikroba
Penimbangan II Mixer Pencampuran Keseragaman kadar
- Waktu campuran dalam pencampuran
- Kecepatan
pengaduk/ penyetelan
- Kecepatan pengaduk potong/
penyetelan
- Volume masa granul
Granulasi basah  Pengaduk - Granulasi - Pemerian
III berkecepatan - Waktu pengadukan - Perolehan
tinggi - Kecepatan hasil pengolahan
 Oscillating pengaduk/ penyetelan
 Granulator - Kecepatan pengaduk potong/
Mesh penyetelan
- Penyaring/ penghalus
- Ukuran penyaring
Pengeringan IV Alat pengeringan - Waktu - Bilangan kuman
Fluidbed Dryer - Suhu aliran udara masuk/ - Perolehan
keluar hasil pengolahan
- Susut pengeringan
Pengayakan Oscillating - Ukuran penyaringan - Produk degradasi
Granul V Granulator Mesh - Penyetelan - Ukuran partikel
- Kecepatan - Bulk density
- Tap density
- Perolehan
hasil pengolahan
Lubrikasi Pengaduk - Waktu - Keseragaman kadar
Pencampuran - Kecepatan dalam granul
Akhir VI - Volume masa granul - Ukuran partikel
- Bulk density
- Tap density
- Perolehan
hasil pengolahan
Pencetakan VII Mesin Pencetak - Kecepatan - Pemerian
tablet Pencetakan Tablet - Dimensi tablet
- Gaya tekanan pencetakan - Keseragaman bobot
tablet
- Keseragaman kadar
tablet
- Kekerasan
- Keregasan
- Kecepatan disolusi
- Produk degradasi
- Perolehan hasil
pencetakan

IV. 5 Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir (disesuaikan dengan pustaka)

a. Uji organoleptik
Penampilan umum suatu tablet sangat penting bagi penerimaan konsumen, bagi pengontrolan
keseragaman antar bahan serta antar tablet yang satu dengan yang lainnya. Pengontrolan
penampilan umum tablet melibatkan pengukuran sejumlah perlengkapan seperti bentuk, warna,
bau, rasa dan bentuk permukaan cacat atau tidak dan harus bebas dari noda atau bintik-bintik.

b. Keseragaman ukuran
Sebanyak 20 tablet diuji diukur diameter dan tebalnya satu persatu menggunakan alat jangka
sorong. Uji keseragaman ini kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet. (Depkes RI,1995)

c. Keseragaman kandungan
Persyaratan keseragaman kandungan dapat diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif
50 mg dan atau kurang dari 50,0% dari berat satuan sediaan. Kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi, persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi, jika jumlah zat aktif
dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara 85,0%
hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative kurang dari atau sama
dengan 6,0%. Jika ada 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera
pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% dilakukan uji 20 satuan
tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak dalam rentang
75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan
sediaan tidak lebih dari 7,8%.

d. Kekerasan tablet
Sebanyak 20 tablet diuji kekerasannya satu persatu menggunakan alat penguji kekerasan yaitu
Stokes Monshato Hardness Tester, dengan cara tablet dimasukkan ke dalam ujung alat secara
vertical, kemudian putar sekrup pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan. Lalu pemutaran
dihentikan sampai tablet pecah

Bobot < 300 mg = 4-7 kg/cm3 (Newton)

Bobot 400 – 700 mg = 5-12 kg/cm3

e. Keseragaman bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai
berikut : ditimbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih
besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang
dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak cukup 20 tablet,
dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata- rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B (Depkes, 1979). Penyimpangan bobot
rata-rata tablet dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Bobot Rata – Rata Penyimpangan Bobot Rata – Rata (%)


(mg) A B

<25 15 % 30 %

26-150 10 % 20 %

151-300 7,5 % 15 %

>300 5% 10 %

Persyaratan : A= Bobot rata – rata + ( 5% rata – rata) = batas atas


B = Bobot rata – rata – (10% rata – rata) = batas bawah
f. Kerapuhan tablet
Alat penguji friabilitas yaitu friabilator Roche. Alat ini memperlakukan sejumlah tablet terhadap
gabungan pengaruh goresan dan guncangan dengan memakai sejenis kotak plastik yang berputar
pada kecepatan 25±1 rpm. Biasanya tablet yang telah ditimbang diletakkan di dalam alat itu,
kemudian dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet kemudian dibersihkan dan ditimbang ulang.
Tablet yang masih utuh ditimbang kemudian dihitung kehilangan bobotnya dan dinyatakan
dalam presentase menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: W1 = berat tablet awal dalam gram


W2 = berat tablet setelah uji dalam gram
Kehilangan bobot yang diizinkan tidak lebih dari 1 % (USP 32,2009)
( Lacman, Lieberman & Schwartz, 1990)

g. Uji waktu hancur


Enam buah tablet dimasukkan ke dalam alat uji waktu hancur (disintegration Tester). Setiap
tabung diisi satu tablet dan ditutup dengan cakram penyangga, kemudian diturun naikkan
keranjang ke dalam penanggas air dengan temperature 37°C secara teratur 30 kali tiap menit.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal pada kasa keranjang.
( Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995). ( Lacman, Lieberman & Schwartz, 1990)

h. Uji disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masinig-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali dinyatakan bahwa tablet
harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila
dinyatakan dalam masing-masing monografi.

Uji disolusi pada tablet aciclovir dilakukan dengan menggunakan peralatan disolusi standar USP
pada suhu 37 ± 0,5ºC, apparatus (keranjang) dengan medium 900 ml dan putaran 50 rpm. Media
yang digunakan awalnya 0,1 N HCl hingga 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan dapar dengan
pH 6,8. Dan akhirnya didapatkan eliqueot diperiksa dengan spektrofotometer UV pada 248 nm.

Interpretasi kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila
jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan
pengujian sanpai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S 1 atau S2. Harga Q
adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi
( Depkes RI, 1995)

Tabel 7. Penerimaan Uji Disolusi


Jumlah yang
Tahap Kriteria Penerimaan
diuji
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
Rata-rata dari 12 unit (S1+S2) adalah sama dengan atau lebih
S2 6 besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q-
15%
Rata-rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama dengan atau lebih
S3 12 besar dari 2 unit sediaan yg lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu
unit pun yang lebih kecil dari Q-25%

(FI V, 2009; FI III, 1979; USP 32, 2009 dan Lachman et all, 1990)

IV. 6 Pengemasan Sediaan Jadi : Tablet

Tablet Aciclovir dikemas dalam strip, simpan pada suhu 15-30°C, terlindung dari cahaya dan
kelembaban (AHFS 2011).
BAB V
V. Analisis Masalah & Penyelesaiannya yang Berkaitan dengan Pengujian Mutu serta Usulan
Teknik Metode Analisis yang akan digunakan

V. 1 Gugus fungsi, jenis ikatan, rangka molekul & ion yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
analisis

(Clarke's Analysis of Drugs and Poisons, Third Edition)

V. 2 Data spektrofotometri (UV, IR)

Spektrum Ultraviolet. Asam encer (0,2 M H2SO4) —255 nm: dasar — 261 nm.

Spektrum Infra-merah.Puncak puncak di bilangan gelombang 1717, 1632, 1485, 1104 cm − 1.

Spektrum Massa.Puncak puncak pada m / z 151, 164, 45, 43, 165, 109, 110, 108. (Clarke's
Analysis of Drugs and Poisons, Third Edition)

V. 3 Stabilitas dan Kemurnian

Acyclovir menunjukkan stabilitas yang lebih besar dalam larutan alkalin daripada dalam
larutan asam .( Clarke's Analysis of Drugs and Poisons, Third Edition)

Kemurnian : Tablet asiklovir mengandung asiklovir, C8H11N5O3, tidzk kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Farmakope IV)
V. 4 Metode-metode analisis yang diusulkan dalam pengujian mutu bahan baku & sediaan

Bahan baku : Acyclovir (FI IV)

 Identifikasi :

Spektrum inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan


maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Asiklovir BPFI.
 Penetapan kadar :
Timbang saksama lebih kurang 25 mg asiklovir BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
50-ml, larutkan dalam 5 ml natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan air sampai tanda.

Sediaan : Acyclovir tablet (FI V)

 Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Fase gerak Asam asetat 0,02 M, saring dan awaudarakan.
 Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asiklovir BPFI, larutkan dalam natrium
hidroksida 0,1 N, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
 Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 10 tablet. Timbang saksama
sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 10 mg asiklovir, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 10 ml natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan
air sampai tanda dan saring.
 Prosedur Lakukan penetapan jumlah C8H11N5O3 yang terlarut dengan mengukur alikuot
yang telah diencerkan dengan asam klorida 0,1 N dan serapan Larutan baku Asiklovir
BPFI dalam media yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
254 nm. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q)
C8H11N5O3 dari jumlah yang tertera pada etiket.
 Penetapan kadar : Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada kromatografi <931>.
a. Fase gerak asam asetat 0,02 M, saring dan awandarakan.
b. Larutan kesesuaian sistem 1 : timbang seksama sejumlaj asiklovir BPFI dan guanine,
larutkan dalam natrium hidroksida 0,1 N, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan air hingga diperoleh kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg per
ml.
c. Larutan kesesuaian sistem 2 : Timbang seksama sejumlah guanine larutan dalam
natrium hidroksida 0,1 N, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
air hingga diperoleh kadar 2,0 ug per ml.
d. Larutan baku : Timbang seksama sejumlah asiklovir BPFI, larutkan dalam natrium
hidroksida 0,1 N, Larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,1mg per ml.
e. Larutan uji : Timbang dan serbukkan tidak ≤ 10 tablet. Timbang seksama sejumlah
serbuk tablet setara dengan lebih kurang 10 mg asiklovir, masukkan kedalam labu
tentukan 100 ml, larutkan dalam 100 ml natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan
air sampai tanda dan saring.
f. Sistem kromatografi : Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detector 254
nm dan kolom 25 cm x 4,6 mm berisi bahan pengisi LI, pertahankan suhu kolom pada
40°.
o Laju air lebih kurang 1,5 ml per menit.
o Waktu retensi relatif guanin dan asiklovir berturut-turut adalah lebih kurang 0,6
dan 1,0 : resolusi, R,
o Antara guanin dan asiklovir tidak ≤ 2,0: dan
o simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak ≥ 2,0 %
g. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl)
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg asiklovir, C8H11N5O3, dalam serbuk tablet
yang digunakan dengan rumus:

C adalah kadar Asiklovir BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-
turut adalah respons puncak larutan uji dan Llarutan baku.

V. 5 Preparasi (penyiapan) sampel

V. 6 Masalah Analisi yang disebabkan kadar & matriks dalam sampel

V. 7 Usulan (secara singkat ) pengujian mutu bahan baku & sediaan (metode utama & alternatif)
Bab VI : Wadah dan Informasi Obat

 Nama Obat
Acyclovir tablet 400 mg
 Uraian kerja farmol
Acyclovir bekerja dengan menghambat replikasi DNA virus dengan mengganggu DNA polymerase
virus. (Drug fact 2003)

 Indikasi
Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh herpes simplex pada kulit dan membran mukosa, termasuk
herpes genital awal dan kekambuhan, pencegahan infeksi herpes simplex pada pasien immuno-
compromised
 Kontraindikasi
Dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif terhadap Aciclovir
 Efek Samping :
- Gatal-gatal / skin rash
- Gangguan gastrointestinal, termasuk : nausea, vomiting, diare, dan nyeri abdominal.
- Peningkatan sementara enzim-enzim yang berhubungan dengan bilirubin dan liver, sedikit
peningkatan urea darah dan kreatinin; sakit kepala, reaksi neurologis dan fatigue.
 Bentuk Sediaan
Tablet
 Kandungan Obat
400 mg Aciclovir
 Dosis dan Cara Pemberian
Sediaan oral :
Dewasa
- Pengobatan infeksi herpes simplex :
400 mg mg 3 kali sehari selama 5-10 hari.
- Pencegahan herpes simplex :
Pada beberapa pasien immuno-compromised (missal setelah transplantasi sumsum) atau
pasien kerusakan absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg. lama pemberian
obat disesuaikan dengan periode resiko.
Anak – anak usia lebih dari 2 tahun :
Sama dengan dosis dewasa
Anal – anak usia kurang dari 2 tahun :
Diberikan setengah dosis dewasa untuk pengobatan herpes simplex dan profilaksis.
 Peringatan
- Acyclovir pada wanita hamil hanya diberikan apabila pertimbangan manfaat lebih besar dari
pada resiko yang mungkin timbul.
- Hati-hati pemberian pada wanita yang sedang menyusui.
- Jangan diberikan melebihi dosis, frekuensi penggunaan, dan lamanya pengobatan yang
dianjurkan.
 Penandaan berdasarkan UU (tanda golongan obat & peringatan)
Golongan obat keras

 Golongan Obat Keras, Harus Dengan Resep Dokter


 Batas Kadaluarsa
Juli 2020
 Wadah dan Kemasan
Pada suhu antara 150-300 di tempat kering
 Cara Simpan
Simpan pada suhu dibawah 30 oC, terlindung dari cahaya
 No. Bets : 17 10 11
 No. Registrasi : GKL 0108504810B1
 Nama Pabrik : Patin Farma
 Simbol Pabrik :
 Alamat Pabrik : Bandung - Indonesia

Você também pode gostar