Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Menurut Prof. Muhammad Abu Zahrah yang merupakan Fuqaha dari Mesir. Ada tiga sasaran
hukum Islam yang memberitahukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat untuk seluruh
umat manusia yaitu:
Penyucian jiwa supaya setiap muslim dapat menjadi sumber kebaikan untuk
masyarakat dan lingkungannya.
Tegaknya keadilan didalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud adalah meliputi
aspek kehidupan di bidang hukum dan muamallah.
Dicapainya suatu kemaslahan (puncak). Para ulama setuju bahwa maslahah yang
mencadi puncak sasaran di atas meliputi lima jaminan dasar, yaitu: keselamatan
keyakinan agama (Al Din), keselamatan jiwa (Al Nafs), keselamatan akal (Al Aql),
keselamatan keluarga dan keturunan (Al Nasl) dan keselamatan harta benda (Al Mal)
Manfaat Ekonomi Syariah
Apabili mengamalkan ekonomi syariah maka datang manfaat yang besar untuk umat
muslim, yang mana manfaat ekonomi syariah yaitu:
Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT
kepada manusia
Kepemilikan pribadi dalam Islam diakui dengan batas-batas tertentu.
Kerja sama merupakan penggerak utama dalam ekonomi syariah
Ekonomi syariah menolak suatu akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh beberapa
orang.
Pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan orang
banyak dijamin dalam ekonomi syariah.
Setiap muslim wajib takut dengan Allah SWT dan hari penentuan di akhirat nanti
Kekayaan yang sudah memenuhi batas atau nisab harus dibayarkan Zakatnya.
Riba dengan segala bentuknya dilarang dalam Islam.
Dari beberapa prinsip diatas, ada pula prinsip ekonomi syariah lainya, yaitu:
Al-Qur’an
Al-Qur’an pada dasarnya adalah wahyu dari Allah yang berikan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk membimbing umat manusia karena dalam Al-Qur’an
jawaban atas semua permasalahan pasti ada, mulai dari kehidupan sehari-hari sampai
tentang ekonomi ada.
Hadist
Hadist yaitu sual hal yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, yang berupa
perkataan, perilakun dan perbuatannya.
Ijma’
Ijma’ merupakan pendapat atau fatwa-fatwa yang berasal dari para ulama yang telah
disetujui bersama dan tentu tetap berlandaskan pada Al-Qur’an
Mudharabah
Mudharabah yaitu kerjasama diantara dua pihak yang mana modal usaha 100%
berasal dari pemiliki modal, pihak lain yang bertindak sebagai pengelola usaha. Jika
usaha tersebut mendapatkan keuntungan maka harus dibagi sesuai dengan porsi yang
telah disepakati terlebih dahulu sebelum kerjsama dilaksanakan. Tetapi jika terjadi
kerugian yang bertanggung jawab adalah pemilik modal selama itu bukan kesalahan
dari pengelola usaha.
Musyarakah
Musyarakah yaitu kerjasama yang mana modal usaha diperoleh dari masing-masing
pihak yang bekerja sama. Bentuk ini lebih mudah dipraktikkan karena untuk dan rugi
yang terjadi dihadapi bersama dengan ketentuan atau perjanjian yang sudah disepakati
sebelumnya.
Al Muza’arah
Al Muza’arah yaitu suatu kerjasama diatara dua pihak atau lebih yang berfokus pada
pengolahan lahan pertanian; antara pemilik lahan dan pekerja yang menggarap lahan
pertanian tersebut. Pemilik lahan menyiapkan benih dan lahan tersebut untuk ditanami
dan dirawat, yang nantinya hasil panen akan dibagi diantara keduanya dengan
presentase yang sudah disepakati.
Al Muzaqah
Al Muzaqah yaitu bentuk kerjasama yang mana pekerja lahan hanya bertanggung
jawab untuk menyirami dan memelihara tanaman yang sudah ditanam.
Dalam menerapkan sistem ekonomi syariah ini lebih mengedepankan kepada keadilan.
Keadilan tersebut dapat diwujudkan dengan sistem bagi hasil.
Sistem bagi hasil yang dimaksud ialah keuntungan atau hasil dari kegiatan perekonomian
antara bank dan nasabah, jadi bank dan nasabah sama-sama untung. Bagi hasil disebut juga
kebalikan dari riba yang dianggap riba dalam prinsip islam.
Pada dasarnya praktek riba dilarang dalam islam, sebagaimana terdapat di dalam Al-
qur’an surah Al-Baqarah ayat 278-279. Sistem bagi hasil ini bisa dibilang jawaban dari
sistem bunga. Dalam hal ini nasabah tetap mendapatkan keuntungan dari aktivitas
menabungnya namun tetap sesuai dengan prinsip islam.
Dalam sistem ekonomi syariah tidak terdapat perbedaan atau lapisan sosial antar semua
umat. Yang menjadi fokus dari semua aktivitas ialah kemaslahatan umat, jadi semua
masyarakat berhak mendapatkan keuntungan serta manfaat dari aktivitas ekonomi yang
dilaksanakan.
Islam merupakan agama yang sempurna, dimana mampu menyatukan antara unsur
keagamaan dengan duniawi. Hal inilah yang menjadi fokus dalam penerapan sistem ekonomi
syariah, dimana segala bentuk kebijakannya ditujukan untuk menjaga keseimbangan jasmani
dan rohani. Hal ini berarti segala bentuk kegiatan ekonomi mampu memberikan ketenangan
hidup dan keuntungan.
Ekonomi yang islami merupakan produk yang dihasilkan dalam ekonomi syariah. Dalam
ekonomi syariah tidak ada aktivitas-aktivitas yang melanggar syariat islam.
Dalam ajaran islam, riba sangat dilarang karena dapat merusak jasmani dan rohani. Riba
membuat harta yang kita miliki terkontiminasi dengan hal-hal yang negatif, sehingga hal ini
tetap terbawa dalam kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan saja jika kita melakukan praktek
riba secara terus menerus maka akan mengendap dan menumpuk pada diri kita dan akan
terbawa pada kegiatan kita sehari-hari.
Konsep utama yang diterapkan oleh ekonomi syariah adalah mengurangi adanya resiko.
Dimana segala aktivitas yang mengandung risiko tinggi haru dihindari karena hal tersebut
akan berdampak negatif bagi kegiatan perekonomian negara.
Investasi dalam ekonomi syariah berbeda dengan prindip dalam ekonomi konvensional.
Dalam ekonomi konvensional besar kemungkinan dapat terjadinya rugi atau hal lainnya
karena hanya berfokus pada pencarian laba. Sedangakan pada ekonomi syariah, tidak hanya
memelihara harta saja namun dapat mengembangkannya dengan baik.