Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan peradaban manusia telah memacu peningkatan kebutuhan
dan keinginan baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu.
Perkembangan ini menimbulkan tantangan untuk dapat memenuhi keinginan
tersebut dengan cara meningkatkan kemampuan menyediakan dan
menghasilkannya peningkatan kemampuan penyediaan atau produksi barang
merupakan usaha yang harus dilakuakan oleh perusahaan untuk dapat
memenuhi kebutuhan secara efektif dan efesien. Usaha ini dilakukan agar
dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan demi menjamin kelangsungan
perusahaan.. Said ( 1980 ) Fachrurozi ( 2002 ) menyatakan bahwa mesin-
mesin produksi merupakan factor produksi yang berfungsi mengkonfersi
bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan
pesawat pengubah energi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis,
rasiomal dan matematis.Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang
dilakukan terhadap fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari
pemeliharaan dan perbaikan adalah untuk mempertahankan suatu tingkat
produktivitas tertentu tanpa merusak produk akhir.
B. Rumusan Masalah
1. Tuliskan definisi dan fungsi dari manajemen!
2. Apa saja langkah-langkah prosedur pemeliharaan mesin-mesin produksi ?
3. Bagaimana pengorganisasian pemeliharaan mesin-mesin produksi?
4. Bagaimana peroduktivitas dan efisiensi dalam pemeliharaan mesin?
1
BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN
A. Definisi Manajemen
2
B. Fungsi Manajemen
1. Perencanaan ( Planning )
Perencanaan merupakan fungsi menyusun serangkaian tindakan yang
ditentukan sebelumnya agar tercapai tujuan-tujuan organisasi. Perencanaan
dilakukan untuk menghindari pekerjaan rutin supaya kejadian mendadak
dapat diperkecil.
2. Organisasi ( Organizing )
Definisi oraganisasi dapat dibedakan menjadi dua, tergantung dari sudut
pandangannya. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang
yang berkerjasama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan, sementara
dalam arti bagan atau struktur , organisasi merupakan gambaran secara
skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari hubungan–
hubungan , kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha
untuk mencapai suatu tujuan.
3. Penyusunan ( Staffing )
Fungsi penyusunan (staffing) disebut juga dengan fungsi personalia
meliputi tugas-tugas memperoleh pegawai, menunjukkan pegawai , dan
memanfaatkan pegawai. Fungsi adalah fungsi setiap manajer yang
berhubungan dengan para pegawai dilingkungan pimpinannya agar para
pegawai terdorong untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
untuk merealisasikan dengan tujuan perusahaan atau tujuan aktivitas yang
didampinginya.
3
4. Pengarahan (directing)
Bila rencana pekerjaan sudah tersusun, sturuktur organisasi sudah
ditetapkandan posisi atau jabatan dalam struktur organisasi tersebut sudah
diisi, maka kegiatan yang harus dilakukan pimpinan selanjutnya adalah
menggerakkan bawahan, mengkoordinasi agar apa yang menjadi tujuan
perusahaan dapa diwujudkan. Menggerakkan bawahan milah yang
dimaksud dengan mengarahkan (directing) bawahan.
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,menilainya, dan bila perlu
mengkoreksi dengn maksud supaya peaksanaan sesuai dengan rencana
semula. Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1992), fungsi
pengawasan kegiatan produksi dapat dibagi dalam :
a. Supervisi, yang menjamin agar kegiatan-kegiatan dilaksanakan
dengan baik.
b. Pembandingan, berusaha mengecek apakah hasil kerja sesuai
dengan yang dikehendaki
c. Koreksi, berusaha untuk menghilangkan kesulitas-kesulitan/
penyimpangan-penyimpangan baik pekerjaan maupun merubah
rencana yang terlalu berlebihan.
4
PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
A. Definisi Pemeliharaan
5
B. Tujuan Pemeliharaan
C. Jenis Pemeliharaan
Corder, (1992) membagi kegiatan pemeliharaan kedalam dua bentuk, yaitu
pemeliharaan terencana (planned maintenance) dan pemeliharan tak
terencana (unplanned maintenance), dalam bentuk pemeliharaan darurat
(breakdown maintenance). Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
merupakan kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan
perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan terencana ini terdiri dari
pemeliharaaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharan
korektif (corrective maintenance)
6
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan
kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam
fasilitas tersebut cukup besar atau harganya mahal ( Assauri, 2004 ).
Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakuakn oleh suatu
pabrik dapat dibedakan menjadi routine maintenance dan periodic
maintenance. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin
sebagai jadwal kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya.
Kegiatan periodic maintenance ini jauh lebih berat dari routine
maintenance (Assauri, 2004)
7
D. Organisasi Pemeliharaan
1. Struktur Organisasi
8
harus bertanggung jawab, menanyakan haknya, dan lain-lain. ( Suharto,
1991)
2. Tipe Organisasi
Siagian ( 1998 ) memaparkan bahwa ada lima tipe organisasi yang umum
dikenal yaitu , organisasi lini, organisasi lini dan staf, organisasi
fungsional, organisasi matriks, dan kepanitiaan.
a. Organisasi lini
Pengalaman menunjukkan bahwa tipe organisasi ini digunakan untuk
organisasi yang masih kecil dengan jumlah karyawan yang sedikit dan
produk dihasilkan tidak bervariasi. Pengetahuan dan keterampilan
yang dituntut dari para anggotanya dalam rangka penyelesaian tugas
pekerjaan belum spesifik serta masih dimungkinkan hubungan
langsung antara pimpinan dengan bawahannya.
b. Organisasi lini dan staf
Organisasi tipe ini sering disebut pula dikenal dengan istilah birokrasi
mesin. Tipe ini cocok digunakan oleh organisasi besar yang memiliki
jumlah karyawan banyak dengan produk yang dihasilkan bervariasi
dimana para anggota oraganisasi sudah dituntutmemiliki pengetahuan
dan keterampilan yang spesialistik. Pada tipe lini dan staf ini telah
terdapat stratifikasi dalam hubungan atasan dan bawahan.
c. Organisasi Fungsional
Nama lain untuk tipe ini adalah birokrasi professional atau teknokrasi.
Penyebab timbulnya tipe ini adalah karena tuntutan tugas yang
semakin spesialistik yang pada gilirannya memerlukan tenaga
pelaksana yang memahami segi teknologikal penyelesaian pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya. Cirri utama organisasi funsional
adalah kompleksitas yang tinggi disertai oleh standarisasi pekerjaan
dengan pola penyebaran ( desentralisasi ) dalam pengambilan
keputusan. Kekuatan tipe ini terletak pada tersedianya tenaga-tenaga
9
berkemampuan teknologikal tinggi dalam pelaksanaan tugas berkat
pendidikan dan pelatihan yang telah ditempuh dan memungkinkan
mereka menampilkan kinerja yang memuaskan asal diberi kebebasan
untuk bertindak.
d. Organisasi Matriks
Organisasi tipe matriks ini merupakan penggabungan fungsi dan
produk suatu organisasi. Keunggulan tipe ini adalah : 1) penempatan
tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang spesialistik
dalam suatu unit kerja, 2) dimungkinkannya pemanfaatan bidang-
bidang spesialisasi tertentu untuk kepentingan lintas produk, 3) mudah
untuk melakuakn koordinasi untuk kegiatan yang bersifat kompleks
dan interdependen, dan 4) komunikasi yang lebih lancar.
e. Kepanitiaan atau adhokrasi
Biasanya digunakan dalam lingkungan birokrasi pemerintahan. Cirri
utamanya adalah 1) struktur panitia tidak kompleks, 2) formalisasi
rendah atau bahkan tidak ada, 3) pola pengambilan keputusan adalah
desentralisasi, 4) diferensiasi horizontal tinggi, 5) tidak terdapat
diferensiasi vertical, 6) daya tangkap yang tinggi, dan 7) diisi oleh
tenaga-tenaga yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus.
1. Inpeksi ( inspection )
10
dengan rencana serta kegiatan pengecekkan atau pemeriksaan terhadap
peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan hasil
pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Hasil laporan inpeksi harus memuat
keadaan peralatan yang diinspeksi, sebab terjadinya kerusakan ( bila ada ),
usaha perbaikan yang telah dilakukan, dan saran perbaikan atau
penggantian yang diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah
untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/ fasilitas
produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
11
F. Prosedur Pemeliharaan
12
Order System ), Sistem Daftar Pengecekkan ( Check List System ), dan
rencana triwulan. Work Order System yaitu kegiatan maintenance yang
dilaksanakn berdasrakan pesanan dari bagian produksi maupun bagian-
bagian lain. Check List Sytem merupakan dasar atau schedule yang telah
dibuat untuk melakuakn kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan
terhadap mesin berkala. Rencan kegiatan maintenance per triwulan
dilaksanakn berdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan
sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (
Prawirosentono, 2000)
G. Biaya Pemeliharaan
Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya
perawatannya. Umur pabrik, keterampilan para operatorrnya,perlunya
terus menjalankan pabrik tersebut memiliki peranan yang besar dalam
menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan.
(Walley,1987). Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang
timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian
atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi
yang diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan
korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak
dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya
pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya penggantian peralatan
(Handoko,1987).
13
menggambarkan sejauh mana sasaran dapat dicapai, sedangkan efesiensi
menggambarkan bagaimana sumber-sumber daya dikelola secara cepat
dan benar. Efektivitas dan efesiensi yang tinggi akan menghasilkan
produktivitas yang tinggi (Atmosoeprapto,2000).
Dalam mencapai efektivitas pemeliharaan mesin dan seluruh
fasilitas produksi secara optimum, maka prawirosentono (2000) membagi
kegiatan maintenance menjadi lima kelompok pokok yaitu:
1. Pemeliharaan mesin (mechanical maintenance),
2. Pemeliharaan jaringan listrik (electrical maintenance),
3. Pemeliharaan instrumen (instrument maintenance),
4. Perawatan pembangkit listrik (electrical power maintenance),
5. Bengkel pemeliharaan (workshop)
14
DAFTAR PUSTAKA
15