Você está na página 1de 21

URGENSI PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN BANK TANAH

SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN TANAH


BAGI MASYARAKAT UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Ranitya Ganindha

Universitas Brawijaya Malang


Jl. MT. Haryono 169 Malang
Email: r.ganindha@yahoo.co.id
Diterima: 10 Maret 2016 | Direview: 5 April 2016 | Disetujui: 5 Desember 2016

Abstract
Problems related to land will always be actual and complex issues. Population growth will not
be accompanied by increments of shelter, economic progress, the need for all the infrastructure
support for the space for humans, the level of public awareness and ease access to various
parties on the ground. Land acquisition became the most complicated problems in the past
few decades that are often faced by the government.It is stated that the state can only control
the land and not as the owner of the land. In this study, the authors used the normative method
with a comparative, historical and conceptual approach. The studies show the shifting meaning
of land as one of the symbols of the economic concept of liberalism also play a role in the
difficulty of gaining ground as a medium of development for the benefit of the public. Therefore
there is a need of a method, and other strategies capable of addressing the land issues that are
fundamental, effective, efficient sustainable. The land bank concept is very urgent to be applied
in Indonesia. Land bank itself has a meaning as a private or government land reserve performed
before starting development activities so as to avoid speculation in land prices. Land Bank is
one means management of the resources necessary to improve the productivity of land use. The
method uses market control and soil stabilization of local markets. Because that regulation is
required as a legal umbrella for the implementation of the Bank’s foundation soil and related
institutional arrangements are authorized to implement the practice of the Land Bank
Key words: land banking, land provision, public interest

Abstrak
Permasalahan terkait pertanahan akan selalu menjadi isu yang aktual dan bersifat kompleks.
Pertumbuhan penduduk yang tidak akan diiringi dengan pertambahan tempat hunian, kemajuan
ekonomi, kebutuhan akan segala infrastruktur penunjang bagi ruang gerak manusia, tingkat
kesadaran hukum masyarakat dan kemudahan akses berbagai pihak terhadap tanah. Ketersediaan
tanah untuk pembangunan menjadi permasalahan paling rumit dalam beberapa dasawarsa ini
yang kerap dihadapi oleh pemerintah. UUPA telah mengamanatkan bahwa negara hanya boleh
menguasai tanah dan bukan sebagai pemilik tanah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode normatif dengan pendekatan historis, komparatif dan faktual. Pergeseran makna tanah
sebagai salah satu simbol dari konsep ekonomi liberalisme juga berperan dalam sulitnya
bagi pemerintah mendapatkan tanah sebagai media pembangunan untuk kepentingan umum.
Berpijak dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu metode, dan strategi lain yang
mampu mengatasi masalah pertanahan secara mendasar, efektif,efisien dan berkesinambungan.
Berangkat dari permasalahan tersebut konsep bank tanah sangat mendesak untuk dapat

442 DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2016.00903.8


Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 443

diterapkan di Indonesia sebagai salah satu alternatif penyediaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum. Bank tanah sendiri memiliki makna sebagai pencadangan tanah pemerintah
ataupun swasta yang dilakukan sebelum kegiatan pembangunan dimulai sehingga menghindari
spekulasi harga tanah. Bank Tanah adalah salah satu sarana manajemen sumber daya alam
berupa tanah yang penting untuk meningkatkan produktivitas pemanfaatan tanah. Metode yang
digunakan dalam bank tanah adalah kontrol pasar dan stabilisasi tanah pasar lokal. Karena itulah
diperlukan regulasi sebagai payung hukum landasan pelaksanaan Bank tanah di Indonesia dan
pengaturan terkait kelembagaan yang berwenang melaksanakan praktik Bank Tanah.
Kata kunci: bank tanah, penyediaan tanah, kepentingan umum

Latar Belakang penting bagi suatu proses pembangunan


Salah satu permasalahan kompleks yang untuk kepentingan umum utamanya yang
sering terjadi di bidang pertanahan Indonesia membutuhkan tanah dalam jumlah yang
adalah penyediaan tanah untuk kebutuhan sangat luas. Permasalahan yang paling sering
pembangunan terutama di perkotaan.1 terjadi adalah ketika pemerintah hendak
Kelangkaan ini menyebabkan harga tanah memulai suatu pembangunan, lahan yang
di perkotaan terus naik dan taksiran harga dikehendaki tidak atau belum tersedia. Akibat
tanah berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak praktis yang ditimbulkan adalah pemerintah
(NJOP) tidak berlaku. Penentuan harga tanah mengalami kesulitan dalam melakukan
didasarkan kepada mekanisme harga pasar proses pembebasan lahan terutama terkait
yang timbul dari persaingan tidak sempurna, eksekusi pembebasan penguasaan lahan dan
sehingga pembebasan harga tanah untuk pembiayaannya yang menjadi sangat mahal.
pembangunan memerlukan biaya yang sangat Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya
tinggi untuk pembayaran ganti rugi. proses pengadaan yang berlarut-larut.2
Intensitas kebutuhan pembangunan yang Pengadaan tanah yang berbelit kemudian
semakin meningkat serta kondisi makin menjadikan hak dari pihak lain yakni
terbatasnya ketersediaan tanah secara simultan pemerintah ataupun swasta yang lebih
berakibat pada semakin sulitnya optimalisasi membutuhkan dan mampu memanfaatkan
pemanfaatan penggunaan tanah, khususnya bidang tanah tersebut dengan segera menjadi
bagi pelaksanaan pembangunan untuk tidak terpenuhi sehingga potensi kesejahteraan
kepentingan umum yang mengakibatkan yang akan didapat menjadi tidak dapat
terjadinya pertentangan kepentingan antar terwujud. Saat ini Pemerintah perlu melihat
pihak atas sebidang tanah yang sama. Lahan pembangunan infrastruktur yang paling
atau tanah merupakan media yang sangat dibutuhkan masyarakat, berkaitan dengan

1 Flecner L.H, Land Banking in the Control of Urban Development, (New York: Preger Publisher, 1974), hlm. 7.
2 Raffli Noor, “Manajemen Bank Tanah”, Jurnal Direktorat dan Tata Ruang BAPPENAS Vol. I, (Maret 2014):
19.
444 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

jaminan ketersediaan lahan pembangunan, Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk


terlebih dengan kebutuhan masyarakat Kepentingan Umum tersebut dan memiliki
akan lahan yang terus meningkat dengan implikasi adanya keseimbangan kemanfaatan
bertambahnya penduduk. Pembentukan suatu dalam penerapannya, sehingga dalam
lembaga yang menangani pengadaan tanah kegiatan pengadaan tanah tersebut pemilik
menjadi sangat penting untuk menghindari tanah harus rela melepaskan tanahnya namun
terjadi ketimpangan ketersediaan tanah dengan tidak boleh dirugikan. Pemilik lahan berhak
upaya Pemerintah melakukan pembangunan.3 atas penggantian ganti rugi yang layak sesuai
Pasalnya, pengadaan tanah untuk kepentingan yang telah diatur undang-undang. Akan tetapi,
umum ini bertujuan untuk menyediakan di dalam praktik kerap terjadi warga pemilik
tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna lahan merasa jumlah ganti kerugian tidak
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran sepadang dengan nilai kerugian baik secara
bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap materiil maupun immateriil yang timbul

menjamin kepentingan hukum pihak pemilik akibat adanya pelepasan hak tersebut. Hal

lahan yang memang berhak atas tanahnya. ini kerap menjadikan pelaksanaan kegiatan

Berdasarkan Pasal 6 Undang-undang pembangunan yang disertai adanya pengadaan

Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok tanah akan berujung pada konflik berlarut-
larut.
Agraria bahwa setiap tanah memiliki fungsi
Permasalahan lain yang sering terjadi
sosial4 yang berarti kemanfaatan penggunaan
adalah penguasaan tanah oleh Badan Usaha
tanah tersebut tidak hanya dapat dimiliki
Swasta (BUMS) dalam skala luas untuk
oleh pemilik hak atas tanah namun juga
dimanfaatkan di waktu yang akan datang.6
bagi masyarakat luas (kepentingan umum).
Pencadangan tanah seperti ini sebenarnya
Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
merupakan praktik spekulasi dan menurut
kepentingan umum merupakan kegiatan
peraturan perundangan termasuk dalam
menyediakan tanah dengan memberikan ganti
kategori penelantaran tanah. Praktik seperti
rugi yang layak dan adil kepada yang berhak.5
itu banyak dilatarbelakangi faktor mencari
Prinsip musyawarah menjadi landasan
keuntungan semata dengan mendapatkan
dalam pengadaan tanah menurut ketentuan
perbedaan harga tanah saat dibeli dengan
Undang-undang nomor 2 tahun 2012 tentang
saat dijual kembali (dimanfaatkan) dalam

3 Basoeki Hadimoeljono, “Mencari Kelembagaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang Efektif”, Jurnal
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan BAPPENAS Vol. II, (Juni 2013): 23.
4 Pasal 18 UUPA berbunyi bahwa “Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan Negara serta
kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak tanah dapat dicabut dengan memberikan ganti kerugian yang layak
dan menurut cara yang diatur undang-undang”
5 Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
6 Penyediaan Tanah untuk kawasan industri oleh pemerintah saat ini sekitar enam persen berbanding 94 persen
Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 445

masa waktu yang panjang hingga 10-20 tahun adalah bank tanah ‘menyimpan’ tanah sebelum
kemudian oleh pihak yang terlibat didalamnya. kegiatan pembangunan dilaksanakan.
Instrumen yang dapat digunakan oleh
pemerintah saat ini untuk penyediaan tanah Pembahasan
bagi pembangunan adalah melalui mekanisme Bank Tanah adalah salah satu sarana
land consolidation dan land readjusment. manajemen sumber daya yang penting untuk
Konsolidasi tanah memiliki arti menata meningkatkan produktivitas pemanfaatan
penggunaan lahan di perdesaan terkait areal tanah. Metode yang diusung dalam bank tanah
pertanian atau kehutanan yang memiliki adalah kontrol pasar dan stabilisasi tanah pasar
struktur kepemilikan yang terbagi-bagi lokal. Bank tanah menjamin ketersediaan
guna meningkatkan produktivitas pertanian tanah untuk pelbagai keperluan pembangunan
sedangkan Land Readjusment memiliki di masa yang akan datang, efisiensi APBN/
makna menata penggunaan lahan di perkotaan APBD, mengurangi konflik dalam proses
terutama pada kawasan dengan intensitas pembebasan tanah dan mengurangi dampak
penggunaan lahan tinggi melalui reorganisasi buruk liberalisasi tanah.7
lahan terbangun dan penyesuaian bidang Manajemen bank tanah berhubungan
tanah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan bagaimana perencanaan, pengor-
dan kehidupan masyarakat perkotaan. ganisasian, pelaksanaan kegiatan serta
Kedua instrumen tersebut diatur melalui pengawasan terhadap kegiatan bank tanah
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Republik dalam mewujudkan tujuan bank tanah.
Indonesia dan Undang-undang tentang Rumah Didukung oleh regulasi yang memadai dan
Susun, belum ada pengaturan tersendiri kelembagaan yang kuat, manajemen bank
mengenai hal tersebut. Kekurangan dari kedua tanah pada akhirnya bisa mewujudkan enam
instrumen tersebut adalah penataan melalui fungsi bank tanah, yaitu penghimpun tanah
pelepasan hak ataupun jual beli tanah baru (land keeper); sebagai pengaman tanah (land
dilakukan ketika kegiatan pembangunan akan warrantee); sebagai pengendali penguasaan
dilaksanakan sehingga menyebabkan proses tanah (land purchase); sebagai pengelola tanah
pengadaan tanah bisa saja berjalan tidak (land management); sebagai penilaitanah
sesuai pada waktu yang direncanakan. Selain (land appraisal); dan sebagai penyalur tanah
kedua instrumen tersebut, bank tanah dapat (land distributor). Kegiatan bank tanah
digunakan sebagai salah satu cara pengadaan secara konseptual harus memuat kebijakan
tanah yang rendah konflik. Perbedaan konsep dan strategi optimalisasi pemanfaatan dan
bank tanah dengan dua instrumen yang telah penggunaan tanah.8 Sumber-sumber tanah

yang disediakan oleh swasta.


7 Bernhard Limbong, Bank Tanah, (Jakarta: Margaretha Pustaka, 2013), hlm. 45.
8 Ibid.
446 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

yang akan digunakan sebagai simpanan dalam Saat ini, Pemerintah terus melakukan
bank tanah adalah tanah-tanah yang telah pembahasan pembentukan Bank Tanah dalam
diklasifikasi dan diinventarisir oleh lembaga bentuk Badan Layanan Umum (BLU) tersebut
pertanahan yang berwenang/ BPN dan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI).11
melekat hak atas tanah di dalamnya. Sumber- Pembentukan bank tanah meliputi luas tanah
sumber tanah tersebut diantaranya adalah yang dapat dibeli, mekanisme pengambilan
tanah terlantar, tanah aset pemerintah, tanah tanah (seluruh atau bagian), cara perolehan
erfacht,9 Tanah Absentee,10 Tanah fasilitas asal tanah (dari mekanisme jual-beli atau
sosial atau tanah fasilitas umum, Tanah aset tanah terlantar), mekanisme pendanaan
BUMN/ BUMD dan tanah sitaan. Mekanisme (usulan mekanisme masuk kas keluar kas)
perubahan hak atas tanah tersebut sehingga dan apakah tanah yang telah dibeli akan dijual
menjadi aset pemerintah dilakukan melalui kembali atau hanya disewakan.
Akuisisi atau jual beli, tukar guling, hibah, Di negara lain telah diterapkan dengan

pencabutan hak dan pembelian pada KPKNL. konsep yang hampir sama, yakni Korea,

Pembentukan bank tanah memerlukan Jepang, Thailand, Taiwan, Amerika Serikat,

koordinasi antar kementerian seperti Vietnam, Peru, Tunisia, Abu Dabi, Mumbai,
Kolombia, dan Brasil.12 Di Korea, tepatnya
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Korea Selatan 84% penyesuaian kembali lahan
serta Kementerian Pekerjaan Umum dan
(land readjustment) di masyarakat perkotaan.
Perumahan Rakyat, lembaga inilah yang
Di Jepang, setidaknya 1/3 dari keseluruhan
akan melakukan pembelian tanah sebelum
lahan di perkotaan dikembangkan dengan
proyek pembangunan infrastruktur dimulai.
land readjustment dengan faktor potensialnya
Sehingga dapat mengurangi makelar-makelar
yakni komunitas dan asosiasi masyarakat yang
tanah yang melakukan pembelian tanah
sangat beragam. Sementara di Taiwan, dalam
kemudian baru akan dijual apabila ada proyek
satu dekade pertama seluas 2.100 Ha lahan di
pembangunan dengan harga tanah yang tinggi
perkotaan ditata dengan land readjustment.13
dan menguntungkannya. Selain itu diperlukan
Di Indonesia sendiri belum ada kelembagaan
payung hukum yang dapat menjamin kepastian
yang berfungsi untuk menjaga ketersediaan
hukum pelaksanaan bank tanah ini.
lahan, sehingga investor dan makelar-makelar
9 Tanah bekas erfacht verponding, atau tanah bekas perkebunan dapat saja dialihkan untuk kepemilikan pribadi
tergantung kebijakan pemerintah daerah. Tanah bekas erfacht secara hukum menjadi tanah negara sejak Tahun
1980 atau 20 tahun setelah UUPA diterbitkan tahun 1960. Dengan telah menjadi tanah negara, kebijakan
peruntukan berikutnya tergantung dari kebijakan pemerintah sebagai pihak yang mengurus negara.
10 Tanah Absentee adalah tanah pertanian yang dimiliki oleh perorangan ataupun keluarga yang berdomisili di
luar kecamatan tanah tersebut berada. UUPA tidak mengizinkan pemilikan tanah secara absentee. Dalam waktu
enam bulan tanah tersebut harus dikembalikan kepada orang yang berdomisili di kecamatan itu.
11 Ruslan Tambak, “Akhirnya Pemerintah Wacanakan Bank Tanah”, http://www.rmol.co/read/2015/02/13/191351/
Akhirnya-Pemerintah-Wacanakan-Bank-Tanah-, diakses 13 Pebruari 2015.
12 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas), International Experiences in
Land Banking and Related Landa Tools, email dengan narasumber dari Bappenas, diakses 13 Pebruari 2015.
13 Land Bank of Taiwan, “About Us”, https://www.landbank.com/about, diakses 10 Pebruari 2015.
Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 447

tanah semakin leluasa melakukan penguasaan salah satu alternatif Penyediaan Tanah di
terhadap tanah. samping mekanisme pengadaan tanah yang
Kendala yang akan dihadapi dalam telah diatur oleh Undang-undang No. 2 Tahun
pelaksanaan dan pengaturan kelembagaan 2012. Konsep Bank Tanah memiliki kemiripan
bank tanah (land bank) adalah memerlukan konsep dengan Bank Konvensional pada
jangka waktu yang panjang dan modal yang umumnya. Kedua bentuk Bank ini memiliki
sangat besar, harus ada pengawasan kenaikan fungsi intermediasi di mana pada Bank Tanah
nilai, kebutuhan manajemen finansial dan yang dihimpun dan disalurkan adalah tanah
pemberian kompensasi kepada pemilik tanah alih-alih uang. Masyarakat melalui mekanisme
dengan adanya kegiatan pada awal, selama Bank Tanah dapat membantu Pemerintah
proyek dilakukan dan setelah dilakukannya dengan menghimpunkan tanahnya di Bank
suatu proyek. Tanah dan akan disalurkan dalam bentuk
Untuk mensukseskan pelaksanaan bank hak-hak lain semisal sewa dan sebagainya,
tanah, pemerintah dituntut untuk dapat masyarakat akan mendapatkan keuntungan
memperkuat peran tata ruang sebagai ujung ekonomis darinya.
tombak pembangunan wilayah sesuai amanat. Tujuan yang hendak dicapai dalam
Pemerintah juga harus memperkuat lembaga penulisan jurnal ini adalah sebagai berikut
pertanahan dan membenahi mutu administrasi Untuk mengetahui dan menganalisis payung
pertanahan nasional khususnya terkait hukum dan pelembagaan bank tanah
dengan pendaftaran tanah dan sertipikasi untuk mendukung program pembangunan
tanah. Pengaturan tata ruang yang pasti yang dilaksanakan Pemerintah terhadap
dan tegas juga diperlukan kepastian hukum ketersediaan lahan di Indonesia, untuk
terkait bukti kepemilikan dan penguasaan mengetahui dan menemukan model / bentuk
atas tanah. Lembaga pertanahan yang kuat bank tanah yang tepat khususnya di daerah
dan berwibawa didukung penegakan hukum urban yang memiliki harga tanah yang sangat
yang tegas dan konsisten pada akhirnya akan tinggi.
mencegah konflik pertanahan terkait tumpang Metodologi Penelitian ini menggunakan
tindih kepemilikan hak atas tanah yang selama jenis penelitian normatif. Yakni dengan
ini kerap terjadi. melakukan penelitian yang mengkaji hukum,
Mekanisme penyediaan tanah melalui menelaah isu hukum yang dikaitkan dengan
Bank Tanah menjadi mendesak untuk undang-undang ataupun regulasi. Serta
dilaksanakan untuk menghindari peningkatan untuk mengkaji syarat-syarat normatif dari
harga tanah yang terlalu tinggi terutama di hukum sudah terpenuhi atau belum dengan
daerah perkotaan. Bank Tanah dapat dijadikan ketentuan dan bangunan hukum itu sendiri.14

14 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung: Mandar Maju, 2008), hlm. 87.
448 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

Penulisan ini berusaha menganalisis peraturan yang kurang memadai, peningkatan efektivitas
perundang-undangan yang berkaitan dengan serta efisiensi pembiayaan dalam Penyediaan
telaah mengenai payung hukum pembentukan Infrastruktur.
bank tanah di Indonesia, sehingga dapat Intensitas kebutuhan pembangunan yang
dihasilkan suatu temuan hukum untuk semakin meningkat serta kondisi makin
dijadikan rujukan atau telaah hukum bagi terbatasnya ketersediaan tanah secara simultan
Pemerintah, khususnya legislator dalam berakibat pada semakin sulitnya optimalisasi
membuat peraturan perundang-undangan. pemanfaatan penggunaan tanah, khususnya
Dengan demikian, maka pendekatan yang bagi pelaksanaan pembangunan untuk
dilakukan dalam penelitian ini yakni kepentingan umum, sehingga yang terjadi
pendekatan perundang-undangan (statute kemudian adalah pertentangan kepentingan

approach), perbandingan hukum (comparative antar pihak atas sebidang tanah yang sama.

approach) dan pendekatan konsep (conseptual Perkembangan terkini yang terjadi

approach). kemudian adalah penguasaan tanah oleh


badan usaha swasta dalam skala luas untuk
A. Urgensi Pembentukan Kelemba­ dimanfaatkan jauh di waktu yang akan datang.
gaan Bank Tanah Pencadangan tanah seperti ini sebenarnya
merupakan praktik spekulasi dan menurut
1. Kebutuhan tanah untuk pemba-
peraturan perundangan termasuk dalam
ngunan
kategori penelantaran tanah. Praktik seperti
Salah satu target Rencana Pembangunan
itu banyak dilatarbelakangi faktor mencari
Jangka Panjang Nasional tahun 2005-202515
keuntungan semata dengan mendapatkan
yang ingin dicapai adalah pembangunan
perbedaan harga tanah saat dibeli dengan
infrastruktur untuk mencapai kondisi layanan
saat dijual kembali (dimanfaatkan) dalam
negara yang optimal. Indeks daya saing
masa waktu yang panjang hingga 10-20
global Indonesia ditinjau dari aspek daya
tahun kemudian oleh pihak yang terlibat
saing infrastruktur berada di peringkat 72
didalamnya. Badan usaha swasta yang
pada tahun 2014-2015, masih tertinggal
bergerak di bidang properti dengan status
dibanding negara Malaysia yang berada di kepemilikan tanah berupa Hak Guna
peringkat 20. Gambaran umum terkait kondisi Bangunan (HGB), dan di bidang perkebunan
infrastruktur negara saat ini adalah kondisi dengan status kepemilikian tanah berupa Hak
jalan khususnya jalan daerah yang kurang Guna Usaha (HGU), serta sebagai badan
memadai, Pembangunan sarana transportasi usaha swasta yang bergerak dalam penyiapan
kereta api sebagai sarana transportasi massal tanah untuk kawasan perindustrian dengan

15 Sosialisasi Pembangunan Infrastruktur, Direktorat Sarana dan Prasarana, Bappenas, 2015.


Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 449

regulasi Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) dan saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Kawasan Siap Bangun (Kasiba) teridentifikasi Skema yang akan digunakan adalah skema
yang paling sering melakukan praktik seperti pembiayaan APBN, APBD dan berbagai
ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan melalui pendekatan institusional.
penguasaan tanah dalam skala luas tadi tidak Bank Khusus pengadaan tanah untuk
diusahakan untuk mendorong pembangunan pembangunan infrastruktur (Bank Tanah)
ekonomi tetapi cenderung dimanfaatkan merupakan salah satu kebijakan yang akan
sebagai objek spekulasi dan investasi oleh digunakan untuk memenuhi ketersediaan
beberapa pihak tertentu. Lebih dari itu, luasan tanah penunjang pembangunan.
tanah yang terindikasi diterlantarkan tersebut Bank tanah diharapkan dapat mengatasi
telah menjadi agunan serta dibebankan berbagai hambatan penyediaan tanah
haknya melalui hak tanggungan di lembaga terkait pembangunan infrastruktur yaitu
keuangan/perbankan. mengatasi proses pengadaan lahan yang
Beberapa proyek infrastruktur pemerintah kaku, keterbatasan kompetensi dan jumlah
yang terhambat proses pengadaan tanah aparat bidang pertanahan di tingkat pusat
diantaranya adalah proyek pembangkit dan daerah, Harga lahan yang semakin tinggi
Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 1000 MW namun terdapat keterbatasan dana pemerintah,
di Jawa Tengah di Batang Jawa Tengah sebagai instrumen pengadaan tanah yang
yang membutuhkan tanah seluas 200 ha dan
cepat dan efektif di Indonesia.
tanah yang belum dibebaskan adalah 29 ha,
Permasalahan yang dihadapi dalam
Jalur Kereta Sulawesi yang hingga saat ini
pembangunan untuk kepentingan umum
tingkat ketersediaan lahan masih 0 persen,
adalah ketersediaan tanah untuk pembangunan
Proses Pembangunan Gorontalo Ring Road
terutama pembangunan sarana prasaran fisik
yang juga terkendala dalam hal pembebasan
seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bendungan
lahan, Proyek pembangunan Jalan Tol
dan lain sebagainya yang membutuhkan
Akses Pelabuhan Tanjung Priok sepanjang
tanah. Pemerintah mengalami kesulitan
11,4 Km dalam rangka debottlenecking
dalam penyediaan tanah dikarenakan adanya
kemacetan di pintu pelabuhan dan jalan di
penolakan dari masyarakat yang enggan
sekitar Tanjung Priok, Pembangunan Waduk
melepaskan tanahnya karena besaran ganti
Jatigede, Pembangunan Jalan Tol Cibitung
rugi yang tidak sesuai. Selain itu keberadaan
dan Cilincing.16
spekulan tanah juga menghambat penyediaan
Pembangunan infrastruktur tersebut tentu
tanah karena harga tanah menjadi melambung

16 Miya Rahmawati, Penyusunan Kebijakan dan Strategi Penyediaan Tanah Bagi kepentingan Umum, Direktorat
Tata Ruang Pertanahan, (Jakarta: BAPPENAS, 2015), hlm. 12.
450 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

dan tidak terkendali yang mengakibatkan Manajemen bank tanah berhubungan


biaya pembebasan lahan menjadi besar. dengan bagaimana perencanaan, pengor-
ganisasian, pelaksanaan kegiatan serta
2. Tujuan pembentukan bank tanah
pengawasan terhadap kegiatan bank tanah
untuk pembangunan
dalam mewujudkan tujuan bank tanah.
Tujuan umum pembentukan Bank Tanah
Didukung oleh regulasi yang memadai dan
adalah untuk menyediakan lahan untuk
kelembagaan yang kuat, manajemen bank
pembangunan kepentingan umum sehingga
tanah pada akhirnya bisa mewujudkan enam
rencana pembangunan oleh pemerintah dan
fungsi bank tanah, yaitu penghimpun tanah
swasta tidak terhambat. Selain itu tujuan
(land keeper); sebagai pengaman tanah (land
Bank Tanah dari segi pemerintahan adalah
warrantee); sebagai pengendali penguasaan
untuk (i) membentuk pertumbuhan regional
tanah (land purchase); sebagai pengelola
masyarakat; (ii) menata perkembangan
tanah (land management); sebagai penilai
kota; (iii) Mengurangi spekulasi tanah; (iv)
tanah (land appraisal); dan sebagai penyalur
Menurunkan biaya perbaikan oleh masyarakat;
tanah (land distributor). Kegiatan bank tanah
dan (v) Menurunkan biaya pelayanan publik
secara konseptual harus memuat kebijakan
akibat pola pembangunan.17
dan strategi optimalisasi pemanfaatan dan
2.1. Manajemen bank tanah penggunaan tanah.
Akuisisi tanah publik yang dilakukan Khusus untuk bank tanah pemerintah,
bank tanah diadakan untuk penggunaan kelembagaan bangk tanah dapat mengambil
masa depan dan dalam rangka menerapkan beberapa bentuk, yaitu: (1) bank tanah BUMN,
kebijakan tanah publik.18 Bank tanah mengacu (2) bank tanah departemen atau lembaga, (3)
pada proses akuisisi tanah masyarakat yang bank tanah BPN, (4) bank tanah BPN, (4)
belum dikembangkan atau tidak produktif bank tanah pemerintah daerah, (5) bank tanah
untuk tujuan pengembangan di masa pemerintah kota, (6) bank tanah BUMD.
mendatang.19 Efektifitas penerapan konsep Bentuk lembaga bank tanah yang paling ideal
bank tanah sangat tergantung pada regulasi dikembangkan di Indonesia adalah bank tanah
yang mengaturnya, kelembagaan, dukungan BUMN. Pembentukan lembaga bank tanah
pendanaan, dan bagaimana kegiatan bank berupa BUMN telah dilaksanakan di sejumlah
tanah itu dikelola berdasarkan prinsip-prinsip Negara seperti Singapura dan Jepang.
manajemen modern. Keberhasilan pelaksanaan bank tanah

17 Ibid., hlm. 34.


18 Van Dijk, T. and D Kopeva, “Land Banking And Central Europe: Future Relevance Current Initiatives, Western
European Past Experience”, Journal Land Use Policy Vol. 30, (April 2003): 150.
19 Frank S. Alexander, “Land Banking As Metropolitan Policy”, Washington Brookings Intitution Metropolitan,
https://www.brookings.edu/research/land-banking-as-metropolitan-policy/, diakses 12 Januari 2016.
Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 451

mensyaratkan dukungan dari berbagai faktor, yang mendesak. Merunut pada landasan
antara lain: (1) Political Will sekaligus Political konstitusional yang telah diatur dalam UUD
Action dari pemerintah, (2) rencana tata ruang Negara Republik Indonesia pada pasal
wilayah yang tuntas, (3) Tertib administrasi 33 ayat (3) yakni memiliki visi bertujuan
pertanahan, (4) sumber daya manusia dan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa.
supporting system yang memadai, dan Penjabaran lebih lanjut dari ketentuan pasal
partisipasi masyarakat yang aktif.20 33 UUD 1945 tersebut telah ditegaskan secara
Permasalahan penyediaan tanah jelas dalam pasal 2 ayat (2) UUPA tahun 1960,
bagi pembangungan yang terjadi di bahwa negara berwenang:
Indonesia adalah Pengadaan Tanah bagi Mengatur dan menyelenggarakan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum peruntukan, penggunaan, persediaan tanah,
telah menyelesaikan kepastian masalah atau pemeliharanya.
lamanya waktu yang dibutuhkan karena Menentukan dan mengatur hak-hak yang
UU tersebut sudah menentuka kerangka dapat dipunyai atau (bagian dari) bumi, air,
waktu pada tahapan dalam pengadaan tanah dan ruang angkasa itu.
masing-masing proyek infrastruktur secara Menentukan dan mengatur hubungan-
pasif, namun UU No. 2 tahun 2012 belum hubungan hukum antara orang-orang dan
dapat mengakomodasi kebutuhan pengadaan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai
tanah dalam wilayah/ skala besar (nasional) bumi, air, dan ruang angkasa, segala
sehingga dibutuhkan instrumen pengadaan sesauatunya dengan tujuan untuk mencapai
tanah yang aktif, peraturan perundangan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam
yang terkait dengan pertanahan masih masyarakat adil dan makmur.
belum memiliki peraturan pelaksanaan rinci Keberadaan Bank Tanah dapat
yaitu format-format detail persiapan dan menjalankan apa yang telah diamanatkan
pelaksanaan pada implementasi pada Perpres oleh UUD NRI Tahun 1945 dan UUPA
No. 71 Tahun 2014, belum tersedia instrumen 1960 tersebut. Bank tanah dapat dijadikan
pengadaan tanah selain Konsolidasi tanah/ sebagai instrumen untuk mendukung
Land Readjusment untuk Indonesia, dan pelaksanaan berbagai kebijakan pertanahan
Terbatasnya ketersediaan tanah dan tingginya dan mendukung tercapainya pembangunan
nilai tanah terutama di wilayah perkotaan. melalui pengembangan wilayah, pengadaan
Dari uraian permasalahan yang telah tanah secara adil.
dikemukakan dan kompleksitas permasalahan Secara konseptual, bank tanah siap
terkait pertanahan, pembentukan Bank Tanah bangun, baik secara fisik maupun secara
memiliki urgensi atau tingkat kebutuhan administratif, yaitu tanah yang akan dijual

20 Land Bank of Philippines, “About History”, https://www.landbank.com/history, diakses 20 September 2015.


452 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

telah dilengkapi dengan sertifikat hak atas Dalam tataran pelaksanaan, konsep
tanah; tersedianya tanah untuk berbagai kelembagaan Bank Tanah haruslah
keperluan; terkendalinya harga tanah disandarkan kepada UUD NRI Tahun
serta memberantas spekulasi tanah; dan 1945 dan UUPA Tahun 1960. Bank tanah
mendukung pembangunan yang berkelanjutan haruslah diselenggarakan oleh lembaga yang
melalui administrasi pengelolaan pertanahan berbadan hukum publik baik sebagai unit
(penataan ruang dan penatagunaan tanah).21 dan departemen maupun berbentuk BUMN.
Dalam tataran empiris, Bank Tanah dapat Seperti yang telah diutarakan sebelumnya,
menjawab berbagai persoalan mendesak yang tanah memegang peranan yang amat sentral,
selama ini kerap membayangi pembangunan oleh karena itulah pemerintah harus turut
infrastruktur seperti keterbatasan stok tanah andil dalam segala kegiatan pelaksanaannya.
yang dapat digunakan untuk pembangunan, Bank tanah pada dasarnya tidak berbeda
melakukan penghematan terhadap dana jauh dengan Bank Konvensional, kedua
APBN dan APBD, mengurangi konflik yang lembaga ini memiliki kesamaan fungsi

kerap terjadi dalam pembebasan tanah dan intermediasi yaitu sebagai penghimpun

mengurangi dampak buruk dari praktik dan penyalur dana masyarakat. Apabila

spekulasi harga tanah yang kerap dilakukan Bank Konvensional menghimpun dana
dari masyarakat dalam wujud tabungan
oleh mafia tanah.
simpanan dan giro, pada Bank Tanah yang
Dalam operasionalisasinya, bank tanah
dihimpun adalah tanah terlantar. Dalam
haruslah menjadi instrumen pelaksana UU No.
Bank Konvensional dana disalurkan dalam
2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
bentuk Pinjaman (kredit) sedangkan Bank
Kepentingan Umum dan hanya dikhususkan
tanah menyalurkan tanah kepada masyarakat
untuk pengadaan tanah bagi Kepentingan
untuk kepentingan umum, untuk lebih jelas
Umum. Peraturan Presiden tentang Badan
perbedaan Bank Tanah dan Bank Konvensional
Layanan Umum pelaksana Bank Tanah
dapat dilihat dalam Tabel 1.
menjadi aturan pelaksana dari undang-undang
tersebut dan hal yang harus dilakukan adalah 2.3. Ide tentang pembentukan bank
amandemen (perubahan) terhadap UU No. 2 tanah
Tahun 2012 sebagai payung hukum landasaan Sejarah penyediaan tanah di Indonesia
pelaksanaan Bank Tanah. melalui praktik-praktik penyediaan dan
penjualan tanah kepada masyarakat telah
2.2. Kelembagaan bank tanah dan
dimulai sejak zaman Belanda yang waktu
meka­nisme pelaksanaan di
itu dikenal melalui lembaga Grond Bedrift
Indo­nesia
di beberapa Gementee di Jawa, seperti

21 Bernhard Limbong, op.cit., 2013, hlm. 213.


Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 453

Tabel 1. Perbedaan Bank Tanah dan Bank Konvensional

PERSAMAAN PERBEDAAN
Dari segi fungsinya, keduanya dapat Bank tanah khusus untuk menyimpan
menyimpan aset; membantu stabilisasi pasar sekaligus mengelola tanah.
sekunder; memegang cabang modal.
Bank konvensional: menyimpan sekaligus
mengelola uang dan benda berharga serta
surat berharga lainnya.
dari segi pelaksanaannya, keduanya dapat Bank konvensional fokus pada pasar nasional
dijalankan, baik oleh pemerintah maupun dan internasional. Bank tanah fokus pada
swasta. stabilisasi lingkungan dan masyarakatserta
perencanaan penggunaan tanah.
Dari segi operasionalisasinya, keduanya Bank konvensional lebih profit oriented.
beroperasi dalam kerangka regulasi Bank tanah; prioritasnya, nirlaba meskipun
ada juga yang profit oriented terutama yang
dikelola oleh swasta.
Sumber: Bernhard Limbong, 2013

Batavia Semarang, dan Surabaya. Dalam keuntungan (disubsidi dengan mudah) dan
periode kemerdekaan, berkembang menjadi manfaat kemudahan dalam penyediaan tanah
perusahaan Tanah dan Bangunan.22 untuk pembangunan.23
Beberapa contoh dapat dideskripsikan Dalam rangka penyediaan tanah untuk
sebagai berikut. Untuk mengatasi industri, pemerintah telah mendirikan
kesulitan penyediaan tanah bagu keperluan perusahaan untuk mengelola kawasan industri
pembangunan perumahan para pegawai, (indrustrial estate) seperti Jakarta Industrial
pemerintah Daerah DKI membuat perusahaan Estate Pulo Gadung (JIEP) di Jakarta dan
Tanah dan Bangunan. Perusahanan tanah Surabaya industrial estate Rungkut (SIER)
dan bangunan mengadakan/mengumpulkan
di Surabaya. Perusahaan ini melakukan
tanah, kemudian mematangkan tanah tersebut
embelian dan pengadaan tanah mentah untuk
dengan membangun prasarana jalan dan
dimatankan kemudian dijual kembaliguna
membagi bagi menjadi kapling kapling yang
pembangunan pabrik / industri. Untuk
siap untuk mendirikan bagungan.Secara
lebih memicu tumbuhnya industri, dengan
bertahap kaling ini dijual dengan harga di
Keppres No. 53 tahun 1989 tentang Kawasan
bawah harga pasar kepada pegawai/karyawan.
Industri, dimungkinkan pihak swasta dapat
Bentuk usaha yang demikian (yaitu belum
mengeola kawasan industri. Adapun dengan
mura-matangkan-simpan dan jual) merupakan
dikeluarkannya Undang-undang No. 4 Tahun
bentuk Land banking dan telah memberikan

22 Hilman Tisnawan, Optimalisasi Pemberdayaan Kekayaan Negara, (Jakarta: FHUI, 2005), hlm. 106.
23 Ibid., hlm. 80.
454 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

1992 tentang Perumahan dan Permukiman, dikuasai karena pada akhirnya, setiap bidang
antara lain memuat ketentuan bahwa tanah yang dikuasai negara akan digunakan
pembangunan perumahan dan prmukiman sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat
dikembangkan melalui awasan siab bangun sebagaimana tercantum dalam Pasal 33, UUD
(KSB), pada hakikatnya merupakan kegiatan 1945.
bank tanah pula.24 Praktik pencadangan tanah secara umum
Praktik semacam bank tanah ini telah dikenal dengan terminologi “Bank Tanah”,
dilakukan pula dalam rangka pelaksanaan dan di Indonesia secara luas dilakukan
konsolidasi tanah (land consolidation). baik oleh badan usaha swasta, maupun
Melalui konsolidasi tanah dapay disediakan BUMD, dan BUMN. Entitas badan hukum
tanah untuk pembangunan jalan dan prasarana yang mewakili negara secara khusus untuk
lainnya tanpa memberikan kompensasi melakukan pencadangan tanah, atau Bank
kepada pemilik tanah. Di samping itu, Tanah itu sendiri justru belum dimiliki oleh
untuk membantu pegawai golongan rendah- Negara Indonesia.
menengah diadakan pembelian tanah mentah Terkait dengan telah terbitnya UU No. 2
(tanah tanpa prasarana jalan) dengan harga Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
murah, kemudian dimatangkan melalui Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
konsolidasi tanah dan dijual murah kepada dimana negara diberi kewenangan untuk
pegawai yang dikenal dengan pola subsidi melepaskan hak penduduk atas bidang tanah
silang dalam rangka program penyediaan yang diperlukan untuk pembangunan bagi
rumah murah oleh pemerintah. kepentingan umum, dengan syarat kesesuaian
3. Konsep pembentukan lembaga dengan rencana tata ruang wilayah, sebenarnya
bank tanah sudah saatnya Indonesia memiliki institusi

Memperhatikan ketentuan Pasal 9, ayat Bank Tanah yang merupakan badan hukum

(3), dan Pasal 15, ayat (i) PP No. 11 Tahun 2010 yang mewakili negara dalam melakukan

tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah pencadangan tanah bagi keperluan negara.

Terlantar terlihat bahwa negara memiliki Pada praktiknya Bank Tanah harus bisa

kewenangan untuk melakukan pencadangan menjadi instrumen utama dalam mencegah

tanah. Berbeda dengan badan usaha swasta, terjadinya spekulasi harga tanah, dimana
negara dalam melakukan pencadangan perlu ditetapkan bahwa secara falsafah Bank
tanah tidak terikat waktu untuk melakukan Tanah tidak diperbolehkan mendapat untung
pemanfaatan pada bidang-bidang tanah yang dari selisih harga penjualan tanah yang

24 Ibid., hlm. 109.


Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 455

dimilikinya.Untuk itu secara logis, dalam tanah dengan cara akuisisi (pengadaan tanah),
teknis pengelolaannya terdapat dua opsi, mekanisme jual-beli, dan tukar-menukar.
yaitu:25 Beerapa kegiatan penting dalam tahapan
a. Tidak mengambil selisih harga, dalam penyediaan ini antara lain perencanaan, survey
arti menjual bidang tanah terkait sesuai fisik tanah, verifikasi status tanah, rencana
dengan harga ketika dibeli. alokasi biaya pembelian/pengadaan tanah.
b. Pada opsi ini seluruh biaya operasional Kegiatan lain yang tak kalah penting ialah
organisasi Bank Tanah dibiayai melalui usaha mengetahui sejarah tanah sehingga
APBN. kelak bisa terhindar dari sengketa kepemilikan
Menetapkan selisih harga tertentu; Pada atau penguasaan tanah.
opsi ini, keuntungan dibatasi maksimal 5% 2. Pematangan tanah
dan harus digunakan sepenuhnya untuk Pada tahap ini bank tanah menyiapkan
membiayai kebutuhan operasional organisasi sarana dan prasarana atau fasilitas pendukung
Bank Tanah. antara lain pembangunan infrastruktur, saluran
Dengan demikian diharapkan, selain sanitasi, fasilitas umum dan layanan publik
keadilan sosial dapat diwujudkan penyediaan dan sebagainya. Khusus bank tanah swasta,

tanah untuk pembangunan bagi kepentingan kegiatan pematangan tanah ini mengarah

umum juga dapat lebih terjamin dengan tetap pada pembangunan infrastruktur inti dan

mengacu pada prinsip-prinsip keadilan bagi penunjang berdasarkan kalkulasi ekonomi dan

seluruh rakyat Indonesia. Selain itu juga tata kelola yang cermat agar investasi tanah

terlihat jelas bahwa praktik pencadangan tidak mengalami kerugian. Kegiatan ini harus
memperhatikan dan mengacu pada rencana
tanah atau lebih dikenal dengan Bank Tanah,
tata ruang wilayah yang telah ditetapkan oleh
hanya boleh dilakukan oleh organisasi badan
pemerintah.
hukum yang mewakili negara dan tidak dapat
Tahapan pematangan tanah sangat krusial
atau tidak boleh dilakukan oleh badan hukum
karena menentukan nilai tanah dan daya tarik
swasta (atau pun badan usaha swasta).
masyarakat atau investor untuk membeli atau
4. Mekanisme kegiatan bank tanah menyewa lahan. Nilai ekonomis tanah sangat
Dalam memperoleh tanah, bank tanah penting dalam proses pematangan tanah ini.
melakukan beberapa tahapan kegiatan, yakni: Nilai ekonomis tanah banyak ditemukan oleh
tahap penyediaan, pematangan dan tahap faktor status kepemilikan tanah, kemudahan,
pendistribusian tanah.26 kemanfaatan, fasilitas, dan kelembagaan.
1. Penyediaan tanah 3. Pendistribusian tanah
Umumnya, bank tanah dapat menyediakan Sebelum dilakukan pendistribusian

25 World Bank, “International Experience in Land Banking and Related Tool”, http://elibrary.worldbank.org/
page/wb-books, diakses 24 Januari 2016.
26 Bernhard Limbong, op.cit., 2013, hlm. 90.
456 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

tentunya harus didahului dengan kesiapan data berikutnya, menentukan untuk apa atau untuk
antara lain mengenai berapa luas tanah yang siapa tanah didistribusikan, berapa persen
menjadi obyek bank tanah, bidang tanah mana dari jumlah tanah yang tersedia yang dapat di
yang menjadi prioritas (umum atau khusus) distribusikan dan bagaimana pendistribusian
dan berapa lama waktu yan dibutuhkan untuk tanahnya.
pematangan sebelum didistribusikan. Tahapan Apabila digambarkan dalam bentuk tabel
maka mekanisme kerja Bank Tanah dapat
digambarkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Mekanisme Kegiatan Bank Tanah

Penyediaan Tanah Pematangan Tanah Pendistribusian Tanah


• pengadaan Tanah • pembuatan jalan • luas tanah objek bank
• pencabutan Hak atas Tanah • pembangunan jaringan tanah
• mekanisme jual-beli listrik, telepon • bagian tanah yang mau
• tukar-menukar • penyediaan iar bersih, didistribuskan yang
• pemanfaatan tanah sanitasi tersedia (umum atau
terlantar • pembangunan akses khusus)
• administrasi pertanahan; untuk layanan dasar • tujuan dan targt
biaya perizinan, pajak, seperti sarana pendidikan, pendistribusian
biaya overhead lainnya. kesehatan dan perumahan • cara pendistribusian
• administrasi pertanahan; • administrasi perizinan;
biaya perizinan, pajak, biaya perizinan, pajak,
biaya overhead lainnya biaya overhead lainnya.

Sumber: Bernhard Limbong, 2013


B. Kelembagaan Bank Tanah sebagai praktik spekulasi tanah dan menjaga kuota
Solusi Penyediaan Tanah bagi distribusi tanah bagi pengembang. Hal ini
Pembangunan penting dilakukan untuk meningkatkan
Pemerintah memerlukan keberadaan ketersediaan tanah agar tidak ditahan oleh
Bank Tanah sebagai penjaga suplai kebutuhan para spekulan tanah. Spekulan yang tidak
pemerintah akan tanah terutama di kota menaati aturan akan diberi sanksi.
besar. Tanah juga harus memberikan manfaat Permasalahan mendesak lainnya yang
kepada masyarakat golongan ekonomi bawah terjadi di Indonesia terutama di kota besar
tanpa terkecuali. Bank Tanah dapat digunakan adalah distribusi lahan yang tidak merata.
sebagai wadah untuk mengatur distribusi Adalah suatu problematika klasik ketika kita
tanah yang ditujukan sebagai kegiatan berkunjung ke suatu hotel mewah berbintang,
pembangunan. Melalui mekanisme Bank permukiman perumahan mewah maupun
tanah ini juga pemerintah dapat menahan pusat perbelanjaan mewah yang dikelilingi
Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 457

dengan perumahan kumuh. Tingkat kualitas Tahun 1960. Penyelenggaraan bank tanah
pemukiman bagi masyarakat miskin sangatlah harus berbentuk badan hukum publik, baik
rendah. Akibat lebih lanjut yang dapat sebagai unit dan departemen yang sudah ada
ditimbulkan adalah munculnya kesenjangan maupun institusi BUMN. Tidak cukup sampai
sosial antara masyarakat yang memiliki uang disitu, Bank tanah memiliki tanggung jawab
dan masyarakat yang tidak memiliki uang. dan peranan yang sangat besar dan menyangkut
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat kepentingan masyarakat banyak oleh karena
Indonesia seperti yang dicita-citakan oleh itu haruslah dilakukan pengawasan dalam
bangsa Indonesia dengan konsep Pancasila pelaksanaannya.
tidak akan pernah terwujud bila tidak dimulai
2. Model perbandingan bank tanah
dengan keadilan dalam distribusi aset berupa
di negara lain
tanah. Penguasaan berlebih oleh individu atau
Konsep Bank Tanah telah banyak
kelompok seharusnya dibatasi, baik dengan
digunakan oleh negara-negara lain sebagai
peraturan langsung maupun dengan pajak.
salah satu mekanisme untuk menjamin
Adapun tujuan dari pembentukan land
ketersediaan tanah bagi pembangunan,
banking, sebaiknya meliputi:27
diantara negara-negara itu adalah Belanda,
1. Menjamin tujuan dan kepentingan yang
Filipina, Colombo dan Korea Selatan berikut
dirumuskan dalam UUD NRI Tahun 45
adalah tinjauan penyelenggaraan bank
Pasal 33 beserta amandemennya.
tanah di negara-negara tersebut.28 Tinjauan
2. Mendukung pembangunan nasional
penyediaan tanah di Belanda adalah praktik
yang berkelanjutan, adil dan merata bagi
konsolidasi tanah dan land readjustment
kepentingan rakyat banyak.
dilakukan bersama-sama dengan praktik
3. Mampu mengendalikan perkembangan
instrumen bank tanah. Praktik Bank Tanah
wilayah secara efisien dan efektif.
dibutuhkan dalam pelaksanaan Konsolidasi
4. Mampu mengendalikan penguasaan dan
Tanah guna mempercepat pelaksanaan
pemanfaatan tanah secara adil dan wajar
dan mempermudah proses akuisisi tanah.
dalam melaksanakan pembangunan.
Lembaga yang berwenang bersifat ad hoc
1. Dasar pembentukan bank tanah di dan merupakan dewan nasional yang terdiri
Indonesia dari beberapa kementerian atau lembaga
Dalam konteks Indonesia, kelembagaan yang menjalankan tupoksi masing-masing
bank tanah wajib disandarkan pada Pasal 33 dalam satu rencana pembangunan kawasan
ayat (3) UUD NRI Tahuh 1945 dan UUPA yang disepakati bersama, Kelembagaan ini

27 World Bank, “Land Bank of Netherlands”, http://www.landbank.com/assets, diakses 20 September 2015.


28 World Bank, op.cit., 2014, hlm. 35-70.
458 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

bersifat non profit dan tidak ditujukan untuk mengambil beberapa bentuk, yaitu (1) bank
mencari keuntungan. Peruntukan penggunaan tanah BUMN, (2) bank tanah Badan Layanan
adalahnpeningkatan kinerja lahan pertanian, Umum (3) Bank tanah yang beriringan dengan
restorasi sungai, dan penggantian lingkungan Bank Komersial Konvensional. Dari tabel
yang rusak (penghijauan), hambatan yang didapatkan bentuk yang paling tepat adalah
terjadi adalah terjadinya inkonsistensi untuk berbentuk BLU di bawah BPN. Pengawan
lembaga non profit karena seringkali terjadi dilakukan oleh lembaga pemerintah lainnya
rencana peruntukan yang dipergunakan untuk seperti Kementerian PPN, Kemenpera, dan
restorasi sungai dan penghijaun malah beralih KemenPU.
mengakomodir kepentingan komersial. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya
Negara kedua dan berlokasi di Asia kendala utama dalam pembangunan
Tenggara yang menganut sistem bank tanah infrastruktur adalah melambungnya harga
adalah Filipina. Pelaksanaan di Filipina agak lahan, kenaikan tanah setiap tahun adalah
sedikit berbeda, lembaga yang berwenang sebesar 20 persen. Harga tinggi bahkan
melaksanakan Bank Tanah adalah BUMN melebihi prakiraan harga dari appraisal dari
dengan 2 operasi yakni Bank Tanah dan masyarakat pemilik tanah seakan menjadi
Bank Tanah Komersial. Tujuannya ditujukan permasalahan yang tak akan berujung.
untuk non profit (Bank Tanah) dan yang Penyebab keterbatasan lahan tersebut
bertujuan mencari keuntungan (Bank adalah ketersediaan tanah, yakni tidak bisa
Komersial Konvensional). Keuntungan yang mendapatkan akses tanah ataupun bisa
didapatkan digunakan untuk membiayai mendapatkan akses tanah namun harga
operasional Bank Tanah yang Non Profit. yang dipatok sudah terlalu tinggi sehingga

Peruntukan pelaksanaan Bank Tanah melampaui perencanaan keuangan yang

adalah reforma agraria, peningkatan kinerja dibuat oleh negara.

pertanian, dan melaksanakan fungsi Bank Solusi yang dapat digunakan dalam

Konvensional. Hambatan yang terjadi pada mengatasi permasalahan pembebasan lahan

tahap pelaksanaan adalah skandal penipuan adalah mekanisme Bank Tanah tersebut,

(mark up harga), aset yang dipinjamkan ke lembaga yang tepat digunakan dalam

petani dijual, namun tercatat bahwa skandal mekanisme pelaksanaan adalah berbentuk

tersebut dapat terselesaikan dalam satu tahun Badan Layanan Umum. Bank Tanah akan

dengan pencabutan kewenangan kementerian memiliki fungsi sebagai lembaga yang

agraria dalam melakukan pembelian lahan akan membeli tanah dari masyarakat

dan dialihkan ke BUMN. sebelum pembangunan dimulai. Pada tahap


perencanaan penentuan daerah yang akan
3. Bentuk kelembagaan bank tanah
dibangun, BLU Bank Tanah sudah mulai
Kelembagaan bank tanah dapat
Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 459

bergerak untuk membeli tanah. Skema dinilai berdasarkan pelayanan dan pendapatan
pembebasan tanah saat ini dilakukan setelah profit dan perusahaan merupakan subjek pajak
tahap lelang selesai sehingga menyebabkan pendapatan.
harga tanah melonjak tinggi. Bagaimana dengan kedudukan Bank
Instansi yang berwenang mengadakan Komersial sebagai lembaga yang berwenang
pengadaan tanah adalah Lembaga Negara, dalam penyediaan tanah, berdasarkan
Kementerian, Lembaga Pemerintah Peraturan Bank Indonesia No. 14/26/PBI/2012
Non Kementerian, Pemerintah Provinsi, tentang kegiatan usaha dan modal Inti Bank,
Pemerintah Kabupaten/ Kota, Badan Hukum maka Bank tidak diperbolehkan melakukan
Milik Negara (penugasan Khusus), Badan jual beli aset dan menyimpan aset yang besar
Usaha Milik Negara (penugasan khusus). karena akan mengganggu likuiditas bank

Skema kelembagaan penyediaan tanah tersebut. Hal ini dapat menimbulkan dampak

apakah yang tepat digunakan di Indonesia sistemik bagi kesehatan bank tersebut.

haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut, Dengan demikian, Bank Konvensional tidak

sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara diperkenankan memiliki kewenangan sebagai


lembaga penyedia Bank tanah.
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33,
Dengan demikian Badan Layanan Umum
Berorientasi pelayanan masyarakat dan
penyediaan tanah di bawah Kementerian
tidak ditujukan untuk mencari keuntungan,
Agraria dan Tata Ruang (ATR) dinilai paling
mempunyai kompetensi dalam pertanahan
tepat dibandingkan bentuk lainnya dengan
(pembuatan regulasi, sistem informasi dan
alasan sebagai berikut:
SDM), pengaturan pembiayaan yang efektif
1. Dapat menjaga agar BLU tetap
dan efisien dalam pelaksanaan kebijakan.
merupakan lembaga non profit, sejalan
Bentuk kelembagaan dapatlah berupa
dengan amanat Undang-Undang Dasar
Badan Layanan Umum (untuk selanjutnya
Negara Republik Indonesia Tahun
disebut BLU), BUMN ataupun Bank
1945 Pasal 33 dan UUPA yang menjadi
Komersial Konvensional. Berikut merupakan
landasan kerja BPN agar sumber daya
komparasi kelembagaan lembaga penyediaan
tanah dipergunakan sebesar-besarnya
tanah yang lebih sesuai di Indonesia.
untuk kemakmuran rakyat.
Berdasarkan PP No. 23 Tahun 2005 tentang
2. BPN bukan merupakan institut pengguna
Pengelolaan Keuangan BLU Pasal 2 dan Pasal
lahan sehingga tidak memiliki konflik
3, kinerja BLU dinilai berdasarkan pelayanan
kepentingan di dalamnya.
dan bukan merupakan subjek pajak sedangkan
3. Jangkauan wilayah kerja BPN
BUMN sesuai dengan ketentuan dalam Pasal
melingkupi kabupaten dan kota melalui
2 Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang
kantor wilayah di Provinsi dan Kantor
Badan Usaha Milik Negara kinerja BUMN
Pertanahan di Kabupaten dan Kota
460 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

4. Memiliki pengalaman dalam administrasi pelaksana UU No. 2 Tahun 2012 tentang


pertanahan. Sistem informasi pertanahan, Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum
penilaian tanah, akuisisi tanah. dan hanya dikhususkan untuk pengadaan
tanah bagi Kepentingan Umum.
Simpulan Model Kelembagaan Bank Tanah yang
Simpulan yang dapat diambil tepat adalah berbentuk kelembagaan BLU
adalahUrgensi Pembentukan kelembagaan dinilai paling tepat untuk Bank Tanah sebab
Bank Tanah adalah sebagai alternatif sesuai dengan amanat undang-undang.

mekanisme penyediaan tanah di samping Dengan demikian Badan Layanan Umum

yang telah diatur oleh Undang-undang No. penyediaan tanah di bawah Kementerian

2 Tahun 2012. Keadaan yang terjadi saat ini Agraria dan Tata Ruang (ATR) dinilai paling
tepat dibandingkan bentuk lainnya dengan
adalah terhambatnya pembangunan akibat
alasan sebagai berikut: Dapat menjaga agar
lahan yang belum tersedia terutama di daerah
BLU tetap merupakan lembaga non profit,
perkotaan, pembebasan lahan yang berlarut
sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar
dan pergeseran makna tanah.Keberadaan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
Bank Tanah dapat menjalankan apa yang telah
33 dan UUPA, BPN bukan merupakan institut
diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945
pengguna lahan, Jangkauan wilayah kerja
dan UUPA 1960 tersebut. Bank Tanah dapat
BPN yang luas, Memiliki pengalaman dalam
menjawab berbagai persoalan mendesak yang
administrasi pertanahan. Sistem informasi
selama ini kerap membayangi pembangunan
pertanahan, penilaian tanah, akuisisi tanah.
infrastruktur seperti keterbatasan stok tanah
Skema kelembagaan penyediaan tanah
yang dapat digunakan untuk pembangunan,
apakah yang tepat digunakan di Indonesia
melakukan penghematan terhadap dana
haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut,
APBN dan APBD, mengurangi konflik yang sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
kerap terjadi dalam pembebasan tanah dan Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33.
mengurangi dampak buruk dari praktik Bentuk kelembagaan dapatlah berupa Badan
spekulasi harga tanah yang kerap dilakukan Layanan Umum, BUMN ataupun Bank
oleh mafia tanah. Dalam operasionalisasinya, Komersial Konvensional.
bank tanah haruslah menjadi instrumen
Ranitya Ganindha, Urgensi Pembentukan Kelembagaan Bank Tanah sebagai ... 461

DAFTAR PUSTAKA

Buku 2007-2008 [Summary of the Results


Hamidjoyo, Noto dalam Adrian Sutedi. of the Study Component 1 of LMPDP
Implementasi Prinsip Kepentingan 2007-2008]. Jakarta, 2009.
Umum dalam Pengadaan Tanah Untuk Habib, Tatit Januar. “Pelaksanaan Penetaan
Pembangunan. Jakarta: Sinar Grafika, Ganti Kerugian dan Bentuk Pengawasan
2007. Panitia Pengadaan Tanah pada Proyek
Harsono, Boedi. Hukum Agraria Indonesia Pembanguan Terminal Bumiayu”.
(Sejarah Pembentukan Undang- Thesis Ilmu Hukum, Program Pasca
Undang Pokok Agraria, Isi dan Sarjana Magister Ilmu Hukum
Pelaksanaannya). Jakarta: Djambatan, Universitas Diponegoro. Semarang:
2003. Universitas Diponegoro, 2007. Tidak
Limbong, Bernhard. Bank Tanah. Jakarta: Dipublikasikan.
Margaretha Pustaka, 2013. Miya Irawati, Urban Land Provisioning
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. for Development of Public Interest,
Jakarta: Prenada Media, 2005. Directorat of Land Spatial Planning and
Mertokusumo, Sudikno. Teori Hukum. Land Affair. 2014.
Yogyakarta: Atmajaya, 2012.
Nasution, Bahder Johan. Metode Penelitian
Jurnal

Ilmu Hukum. Bandung: Mandar Maju, Hadimoeljono, Basoeki. “Mencari


2008. Kelembagaan Pengendalian
Rosadi, Otong. Pertambangan dan Kehutanan Pemanfaatan Ruang yang Efektif”.
dalam Perspektif Cita Hukum Pancasila Jurnal Direktorat Tata Ruang dan
Dialektika Hukum dan Keadilan Sosial. Pertanahan BAPPENAS Vol. II, (Juni
Yogyakarta: Thafa Media, 2012. 2013): 23.
Noor, Raffli. “Manajemen Bank Tanah”.
Skripsi, Tesis Jurnal Direktorat dan Tata Ruang
Alexander, Frank S. Land Banking As BAPPENAS, Vol. I, (Maret 2014): 19.
Metropolitan Policy. Brookings T. Van Dijk and D Kopeva. “Land Banking
Institution Metropolitan Policy And Central Europe: Future Relevance
Program. 2008. Current Initiatives, Western European
BAPPENAS. Ringkasan Hasil-Hasil Kajian Past Experience”. Journal Land Use
Komponen 1 Land Management and Policy Vol. 30, (April 2003): 150.
Policy Development Project Tahun
462 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 3, Desember 2016, Halaman 442-462

Naskah Internet Akhirnya-Pemerintah-Wacanakan-


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bank-Tanah-. Diakses 13 Pebruari
Republik Indonesia (Bappenas). 2015.
International Experiences in Land Land Bank of Philippines. “About History”.
Banking and Related Landa Tools. https://www.landbank.com/history.
Email dari Narasumber dari Bappenas. Diakses 20 September 2015.
Diakses 13 Pebruari 2015.
Land Bank of Taiwan. “About Us”. https://
Peraturan Perundang-undangan

www.landbank.com/about. Diakses 10 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960


Pebruari 2015. tentang Ketentuan Pokok Dasar-Dasar
Tambak, Ruslan. “Akhirnya Pemerintah Agraria.
Wacanakan Bank Tanah”. http://www. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
rmol.co/read/2015/02/13/191351/ 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.

Você também pode gostar