Você está na página 1de 12

Lampiran : KETETAPAN KONGRES II ASOSIASI GURU SEJARAH INDONESIA

Nomor : I/Kongres II/AGSI/2017


Tentang : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Guru Sejarah
Indonesia (AGSI) Periode 2018-2022

ANGGARAN DASAR
PEMBUKAAN
Undang-Undang Dasar 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia mengamanatkan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengupayakan peningkatan kehidupan
masyarakat serta meningkatkan masyarakat untuk mengembangkan dirinya baik
secara jasmani maupun rohani berdasarkan Pancasila dalam mewujudkan masyarakat
adil dan makmur. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa guru dalam menjalankan tugasnya berhak memiliki kebebasan
untuk berserikat dalam organisasi profesi yang bersifat independen. Organisasi profesi
tersebut adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh
guru untuk mengembangkan profesionalitas guru. Undang-Undang ini juga
mengamanatkan kewajiban guru untuk memiliki kualifikasi akademik, kompetensi
dan sertifikat pendidik, adanya hak-hak dan kewajiban guru serta hak guru untuk
memperoleh penghargaan dan perlindungan.

Sejalan dengan berlakunya Undang Undang Guru dan Dosen maka Guru Sejarah yang
merupakan bagian dari profesi pendidik yang mempunyai peran penting dalam
membangun kecerdasan dan karakter bangsa, membangun kesadaran akan
keberagaman dalam semangat keIndonesiaan, dan tetap menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa, mempunyai kepentingan untuk membangun kapasitas organisasi
profesinya sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman dengan tetap
mengasah sikap kritis dan tetap membangun tradisi yang mendorong demokratisasi
pendidikan, menjunjung Hak Asasi Manusia, membangun profesionalisme dan
melakukan perubahan.

Dalam rangka meningkatkan peran strategis guru sejarah maka atas berkat rahmat
Tuhan Yang Maha Esa Asosiasi Guru Sejarah Indonesia menetapkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Secara historis pada saat awal pendirian organisasi ini bernama Asosiasi Guru Sejarah
Indonesia yang disingkat AGSI. Namun pada saat pengajuan pembentukan badan
hukum melalui notaris dan Kementrian Hukum dan HAM serta merujuk pada sistem
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) online tidak ditemukan
penggunaan kata/bentuk ”Asosiasi”, melainkan ”Perkumpulan”, ”Yayasan”, dan
”Perseroan Terbatas” dalam pembentukan sebuah organisasi berbadan hukum.
Sehingga untuk menyesuaikan dengan sistem AHU online, diputuskan untuk
menggunakan kata/bentuk Perkumpulan dalam organisasi yang kemudian dalam

1
Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor AHU-
0001090.AH.01.07.Tahun 2019 disebut sebagai Perkumpulan Guru Sejarah
Indonesia. Perkumpulan Guru Sejarah Indonesia yang dimaksud adalah serupa atau
sama dengan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia. Mempertimbangkan landasan historis,
melalui hasil rapat umum anggota perkumpulan atau musyawarah pengurus, tanpa
mengabaikan keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, setelah
berkonsultasi dengan Saefulloh, S.H, M.Kn dan Satri Yani, S.H, M.Kn selaku notaris,
dan diperkuat oleh penjelasan yang dimuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga maka diputuskan untuk penyebutan serta penulisan nama organisasi
tetap menggunakan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI).

Pasal 2
Waktu
AGSI dideklarasikan pada tanggal Satu Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh di
Hostel Wisata SMKN 57 Jakarta untuk waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Kedudukan
AGSI Pusat berkedudukan di Ibu Kota Negara, AGSI Provinsi di Provinsi, dan AGSI
Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota.

BAB II
DASAR DAN SIFAT
Pasal 4
Dasar
AGSI berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.

Pasal 5
Sifat
AGSI adalah organisasi profesi yang bersifat profesional, terbuka, independen,
mandiri, dan bukan partai politik.
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN
Pasal 6
Visi
Terwujudnya guru sejarah yang profesional, berkompeten, berdedikasi tinggi,
bermartabat, dan mencintai keberagaman dalam semangat ke-Indonesiaan.

Pasal 7
Misi
Misi AGSI meliputi :
1. Meningkatkan prinsip-prinsip profesionalitas guru sejarah;
2. Mengembangkan keprofesionalan guru sejarah berbasis iman dan taqwa
(IMTAQ), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan semangat ke-
Indonesiaan;
3. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif, progresif, dan
transformatif;
4. Mengembangkan budaya literasi dan gotong royong berbasis kekaryaan;
5. Menjunjung tinggi hak asasi manusia;

2
6. Berperan aktif dalam memajukan dunia pendidikan, kesejarahan, dan
kebudayaan.
Pasal 8
Tujuan
AGSI bertujuan untuk :
1. Meningkatkan keprofesionalan anggota;
2. Memperjuangkan hak-hak anggota;
3. Memberikan perlindungan kepada anggota;
4. Meningkatkan peran serta anggota dalam menanamkan semangat
nasionalisme, jiwa patriotisme, dan rela berkorban dalam mengisi
kemerdekaan;
5. Meningkatkan peran serta anggota dalam menanamkan kesadaran tentang
keberagaman sebagai sumber kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa;
6. Meningkatkan peran serta anggota dalam berkontribusi terhadap pemajuan
dunia pendidikan, kesejarahan, dan kebudayaan.

BAB IV
KEDAULATAN DAN KEANGGOTAAN
Pasal 9
Kedaulatan
Kedaulatan AGSI sepenuhnya berada ditangan anggota dan dilaksanakan melalui
Kongres.

Pasal 10
Keanggotaan
(1) Keanggotaan AGSI terdiri dari anggota biasa, anggota khusus, dan anggota
kehormatan.
(2) Anggota biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah guru sejarah yang
mengampu mata pelajaran sejarah di seluruh Indonesia yang memiliki
komitmen bersama untuk pemajuan pendidikan, kesejarahan, dan kebudayaan.
(3) Anggota khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah guru IPS atau
PKn yang memiliki latar belakang pendidikan sejarah atau sejarah yang
memiliki komitmen bersama untuk pemajuan pendidikan, kesejarahan, dan
kebudayaan.
(4) Anggota kehormatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pakar
yang sesuai dengan bidang keahliannya atau perorangan yang memiliki
komitmen bersama untuk pemajuan pendidikan, kesejarahan, dan kebudayaan.
(5) Mekanisme keanggotaan akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga atau aturan khusus.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 11
Hak
(1) Setiap anggota berhak :
a. Mempunyai kedudukan yang sama dalam organisasi.
b. Mendapatkan perlindungan.
c. Mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih.
d. Mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan keprofesionalan.

3
e. Mendapatkan penghargaan, tanda jasa, tanda kehormatan, dan lain-lain.
(2) Tata cara penyaluran hak anggota akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga atau aturan tersendiri.

Pasal 12
Kewajiban
(1) Setiap anggota berkewajiban :
a. Mematuhi Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga.
b. Menjaga dan menjunjung nama baik AGSI.
c. Menjalankan profesinya sesuai dengan kode etik AGSI.
(2) Kode etik lebih lanjut diatur dalam aturan tersendiri.

BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 13
(1) Kepengurusan AGSI terdiri dari :
a. Dewan Pengurus Pusat
b. Dewan Pengurus Daerah Tingkat I (Provinsi)
c. Dewan Pengurus Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota)
(2) Jumlah anggota kepengurusan disesuaikan dengan kebutuhan.
(3) Periode kepengurusan AGSI adalah 5 tahun.
(4) Susunan, pemilihan, pelantikan, dan jabaran tugas pengurus diatur
lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga dan/atau aturan tersendiri

Pasal 14
Dewan Pembina
(1) Dewan Pembina dibentuk oleh Kongres
(2) Dewan Pembina sekurang-kurangnya beranggotakan 3 orang yang berasal dari
unsur pemerintah dan/atau pejabat terkait di bidang pendidikan yang
berkomitmen untuk memajukan AGSI
(3) Tugas dan kewenangan Dewan Pembina diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan/atau aturan tersendiri

Pasal 15
Dewan Pakar
(1) Dewan Pakar dibentuk oleh Kongres
(2) Dewan Pakar beranggotakan sekurang-kurangnya 5 orang yang berasal dari
akademisi dan/atau ahli
(3) Tugas dan Kewenangan Dewan Pakar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan/atau aturan tersendiri
Pasal 16
Dewan Penasehat
(1) Dewan Penasehat dibentuk oleh Kongres
(2) Dewan Penasehat sekurang-kurangnya beranggotakan 3 orang yang berasal
dari pendiri AGSI, pengurus periode sebelumya, tokoh masyarakat atau tokoh
pendidikan yang berkomitmen untuk memajukan AGSI

4
BAB VII
KODE ETIK DAN DEWAN KEHORMATAN
Pasal 16
Kode Etik
(1) Kode Etik merupakan seperangkat aturan atau norma yang wajib
dipatuhi oleh Anggota
(2) Kode Etik ditetapkan didalam kongres
(3) Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik dilakukan oleh dewan
kehormatan dibantu oleh dewan pengurus

Pasal 17
Dewan Kehormatan
(1) Dewan Kehormatan dibentuk oleh Kongres atas rekomendasi dari dewan
pengurus dan untuk pertama kalinya diusulkan oleh panitia persiapan Kongres.
(2) Dewan Kehormatan bertugas mengawasi peleksanaan kode etik profesi oleh
anggota.
(3) Dewan Kehormatan berwenang memberikan rekomendasi sanksi atas pelanggaran
Kode Etik yang dilakukan oleh anggota.
(4) .Dewan Kehormatan dapat berasal dari Dewan Pakar dan Pengurus AGSI.
(5) Dewan Kehormatan terdiri dari Dewan Kehormatan di Tingkat Pusat dan di
Tingkat Daerah.
(6) Dewan Kehormatan di Tingkat Daerah dipilih berdasarkan Rapat Kerja Daerah.
(7) Tugas dan kewenangan dan jumlah Dewan Kehormatan diatur lebih lanjut
dalam peraturan tersendiri.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 18
(1) Permusyawaratan terdiri dari :
a. Musyawarah Pengurus Daerah
b. Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)
c. Musyawarah Pengurus Pusat
d. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
e. Kongres
(2) Tata Cara Permusyawaratan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga dan/atau aturan tersendiri.

BAB IX
KEUANGAN
Pasal 19
(1) Keuangan AGSI diperoleh dari:
a. Iuran anggota
b. Kas organisasi
c. Sumber-sumber lain yang sah, hal, tidak mengikat, dan bertentangan
dengan hukum
(2) Tata Cara administrasi keuangan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga dan/atau aturan tersendiri.

5
BAB X
LAMBANG DAN BENDERA AGSI
Pasal 20
Lambang AGSI
(1) Lambang AGSI berbentuk lingkaran yang terdiri dari tulisan Asosiasi Guru
Sejarah Indonesia dan Historia Magistra Vitae disusun melingkar. Dalam
lingkaran terdapat bangunan berundak lima dengan gerbang melengkung yang
di tengahnya terdapat tulisan AGSI berlatar belakang warna merah putih.
(2) Gambar dan penjelasan makna lambang diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau lampiran tersendiri.

Pasal 21
Bendera AGSI
Bendera AGSI berwarna dasar biru dengan lambang AGSI ditengahnya.

BAB XI
PERUBAHAN
Pasal 22
Perubahan Anggaran Dasar
Penetapan dan Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui Kongres
AGSI.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 23
Ketentuan Penutup

(1) Untuk pertama kalinya landasan AGSI adalah hasil rapat kerja panitia persiapan
Kongres sampai disahkannya Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga di dalam
Kongres I AGSI.
(2) Hal yang belum diatur dalam anggaran dasar akan ditentukan dalam anggaran
Rumah Tangga serta aturan-aturan lain.
(3) Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 26 Oktober 2017

6
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

BAB I
KEORGANISASIAN
Pasal 1
Tugas dan wewenang Dewan Pengurus
a. Melaksanakan keputusan-keputusan Kongres
b. Melaksanakan konsolidasi organisasi
c. Menyusun dan menetapkan aturan-aturan pelaksanaan yang belum ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga
d. Melaksanakan Rakernas dan Kongres
e. Memberikan rekomendasi penerimaan dan pemberhentian anggota
f. Menjalin hubungan dengan pihak lain
g. Memperhatikan saran dan pendapat Dewan Pembina, Dewan Pakar, dan Dewan
Penasehat
h. Bertanggungjawab kepada Kongres

Pasal 2
Tugas dan Kewenangan Dewan Pembina
(1) Memberikan bimbingan, arahan, dan pertimbangan kepada pengurus AGSI baik
diminta maupun tidak diminta, khususnya terkait dengan keorganisasian, dan
aspek-aspek lain yang dianggap perlu untuk kemajuan AGSI.
(2) Menyelenggarakan Rapat Koordinasi sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan.
(3) Mengangkat seorang Ketua dan Sekretaris.

Pasal 3
Tugas dan Kewenangan Dewan Pakar
(1) Dewan Pakar berfungsi memberikan nasehat, pertimbangan dan pandangan yang
bersifat akademis kepada Dewan Pengurus baik diminta atau tidak.
(2) Menyelenggarakan Rapat Koordinasi sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan
(3) Mengangkat seorang Ketua dan Sekretaris.

Pasal 4
Tugas dan Kewenangan Dewan Penasehat
(1) Dewan Penasehat berfungsi memberikan masukan, nasehat, dan pertimbangan-
pertimbangan dalam pengembangan organisasi sesuai dengan AD/ART dan visi
misi organisasi.
(2) Menyelenggarakan Rapat Koordinasi sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan.
(3) Mengangkat seorang Ketua dan Sekretaris.

BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 3
(1) Struktur AGSI Pusat terdiri dari :
a. Ketua Umum/Presiden
b. 4 Ketua

7
c. Sekretaris Jenderal
d. 2 Wakil Sekretaris Jenderal
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Departemen-departemen terdiri dari :
g.1. Departemen Profesi dan Kompetensi
g.2. Departemen Kerjasama Dalam dan Luar Negeri
g.3. Departemen Hukum dan Advokasi
g.4. Departemen Penelitian dan Pengembangan
g.5. Departemen Hubungan Masyarakat, Publikasi, dan Multimedia
g.6. Departemen Kewirausahaan dan Kesejahteraan Sosial
(2) Struktur AGSI Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Bendahara
e. Wakil Bendahara
f. Departemen-departemen terdiri dari :
f.1. Departemen Profesi dan Kompetensi
f.2. Departemen Kerjasama Dalam dan Luar Daerah
f.3. Departemen Hukum dan Advokasi
f.4. Departemen Penelitian dan Pengembangan
f.5. Departemen Hubungan Masyarakat, Publikasi, dan Multimedia
f.6. Departemen Kewirausahaan dan Kesejahteraan Sosial
g. Koordinator wilayah, disesuaikan dengan karakteristik daerah dan
sumber daya manusia, untuk mengakomodir para Ketua MGMP/utusan
dari berbagai Kabupaten/Kota dalam rangka memperkuat
kepengurusan di Provinsi
(3) Persyaratan Kepengurusan :
a. Berprofesi sebagai guru sejarah
b. Mempunyai komitmen untuk memajukan AGSI
c. Mempunyai komitmen untuk memajukan Pendidikan Sejarah
d. Memiliki pengetahuan dasar tentang keorganisasian
e. Memiliki pengetahuan dasar tentang Pendidikan Sejarah
f. Menjaga dan menjadi teladan dalam menjalankan Kode Etik Profesi dan
Organisasi
g. Wajib mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
h. Syarat menjadi pengurus akan ditentukan dalam aturan tersendiri.
(4) Kepengurusan berhenti :
a. Meninggal dunia
b. Mengajukan permohonan untuk berhenti sebagai pengurus
c. Melanggar Kode Etik Profesi dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga
d. Tidak menjalankan kepengurusan lebih dari enam bulan berturut-turut
e. Sudah tidak mengajar sebagai guru sejarah
(5) Hak Pengurus :
a. Berhak mengatur jalannya roda organisasi sesuai AD/ART
b. Berhak mewakili anggota atas nama organisasi didalam maupun diluar
pengadilan

8
c. Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang sesuai dengan
ketentuan AD/ART
(6) Kewajiban Pengurus :
a. Wajib menjalankan AD/ART
b. Menjaga dan menjadi teladan dalam menjalankan Kode Etik Profesi
dan organisasi
c. Memberikan perlindungan kepada semua anggota
(7) Rincian tugas berdasarkan struktur organisasi dibuat dengan aturan tersendiri

BAB III
PERMUSYAWARAHAN
Pasal 4
Kongres
(1) Kongres merupakan musyawarah anggota yang mempunyai kekuasaan
tertinggi.
(2) Kongres dilaksanakan 5 tahun sekali.
(3) Peserta Kongres terdiri dari :
a. Pengurus Pusat;
b. Pengurus Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota yang diberi mandat;
c. Undangan;
d. Peninjau.
(4) Untuk pertama kalinya atau dalam keadaan tertentu maka peserta Kongres
adalah guru sejarah yang diundang sebagai peserta Kongres dan undangan.

Pasal 5
Kongres Luar Biasa (KLB)
(1) Dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan KLB.
(2) KLB dapat dilaksanakan jika :
a. Lebih dari setengah Dewan Pengurus Pusat melanggar AD/ART,
tidak dapat melaksanakan tugas dan/atau melanggar ketentuan
hukum yang berlaku.
b. Diusulkan oleh lebih dari separuh jumlah Pengurus Daerah.

Pasal 6
Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
(1) Mukernas dilaksanakan 5 tahun sekali yang diikuti oleh Dewan Pengurus
Pusat, Dewan Pakar, Dewan Kehormatan dan utusan Pengurus Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
(2) Mukernas dianggap sah jika diikuti oleh separuh dari jumlah peserta yang
diundang.

Pasal 7
Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)
(1) Mukerda dilaksanakan 5 tahun sekali yang masing-masing diikuti oleh Dewan
Pengurus Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota.
(2) Mukerda diadakan oleh Pengurus Provinsi atau Pengurus Kabupaten/Kota
dengan mengundang Perwakilan Pengurus Pusat.

Pasal 8
Rapat Dewan Pengurus Pusat

9
(1) Rapat Dewan Pengurus Pusat dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 kali dalam
setahun.
(2) Dalam keadaan tertentu rapat DPP dapat dilakukan dengan menggunakan
telekomunikasi jarak jauh atau teknologi internet.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 9
(1). Syarat Keanggotaan :
a. Warga Negara Indonesia yang menjalankan tugas sebagai guru sejarah pada
jenjang SMA/SMK/MA/MAK/Sederajat dan bekerja pada sistem pendidikan
di Indonesia.
b. Memiliki komitmen untuk memajukan pendidikan nasional
melalui tugas profesinya sebagai guru.
c. Mengisi formulir pendaftaran anggota secara tertulis maupun
online.

(2). Keanggotaan berhenti karena :


a. Meninggal dunia;
b. Tidak aktif lagi menjalankan profesi guru sejarah.
c. Mengajukan pemberhentian diri sebagai anggota.
d. Diberhentikan karena melanggar kode etik profesi.

BAB V
KEUANGAN
Pasal 10
(1). Besaran iuran anggota ditentukan berdasarkan musyawarah dan kesepakatan
di masing-masing Kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota.
(2) Kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota wajib memiliki perangkat
administrasi terkait urusan legal-formal yang menunjang keuangan organisasi
seperti :
a. Akta Notaris;
b. Akta Kemenkumham;
c. AD/ART;
d. SK Kepengurusan;
e. Surat keterangan domisili (kantor sekretariat);
f. NPWP atas nama organisasi;
g. Rekening Bank atas nama organisasi.
(3) Akta Notaris, Akta Kemenkumham dan AD/ART merujuk pada AGSI Pusat.
(4) SK Kepengurusan menjadi tanggung jawab Ketua Umum/Presiden AGSI
Pusat untuk menerbitkannya.
(5) Surat keterangan domisili (kantor sekretariat), NPWP, dan Rekening Bank
menjadi tanggung jawab masing-masing Pengurus Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota untuk mengurusnya.
(6). Tata Cara dan pertanggungjawaban keuangan :
a. Keuangan digunakan sesuai kebutuhan, transparan, dan akuntabel.
b. Pertanggungjawaban Keuangan harus disertai dengan bukti yang jelas
sesuai dengan stándar akuntansi.
c. Pertanggungjawaban keuangan dilaporkan sekurang – kurangnya 1
tahun sekali secara transparan dan berkala kepada anggota.

10
BAB VI
KEGIATAN
Pasal 11
Kegiatan AGSI ini meliputi :
1. Mewujudkan keprofesionalan anggota.
2. Memperjuangkan hak-hak profesi dan kesejahteraan anggota.
3. Memberikan perlindungan kepada anggota.

BAB VII
PERUBAHAN ART
Pasal 12
Penetapan dan perubahan ART hanya dapat dilakukan melalui Kongres.

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 13
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam ART akan ditentukan dalam peraturan-peraturan
tersendiri.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 26 Oktober 2017

11
Lampiran Anggaran Rumah Tangga
Tentang Lambang dan makna AGSI :

A. GAMBAR

B. ARTI LOGO DAN WARNA


- Merah : Keberanian
- Putih : Kesucian
- Hitam : Keabadian
- Bangunan Berundak 5 : Nilai-nilai luhur Pancasila
- Gerbang Melengkung : Gerak yang dinamis

C. MOTTO AGSI
Historia Magistra Vitae : Sejarah Guru Kehidupan

D. MAKNA LAMBANG AGSI


Dengan semangat yang menggelora, membangun kehidupan manusia menjadi
lebih baik melalui pembelajaran sejarah yang dimaknai sebagai guru kehidupan.
Secara tulus, konsisten, dan berkesinambungan berjuang mewariskan narasi masa
lalu, menanamkan kesadaran sejarah, menumbuhkembangkan karakter bangsa,
dan menghargai keberagaman dalam semangat ke-Indonesiaan, serta persatuan
dan kesatuan berdasarkan Pancasila.

12

Você também pode gostar