Você está na página 1de 32

LAPORAN PENELITIAN

PIROLISIS SAMPAH PLASTIK JENIS HIGH DENSITY


POLYETHYLENE (HDPE) DENGAN KATALIS ZEOLIT ALAM
SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Disusun oleh:

Muhammad Firdaus Ramadhan (1500020090)


Rian Handika (1500020135)
Ali Abdulraoof Taha Almaktari (1506020075)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN
PIROLISIS SAMPAH PLASTIK JENIS HIGH DENSITY
POLYETHYLENE (HDPE) DENGAN KATALIS ZEOLIT ALAM
SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Disusun oleh:

Penulis 1 M Firdaus Ramadhan (1500020090)


Penulis II Rian Handika (1500020135)
Penulis III Ali Abdulraoof Taha A (1506020075)

Yogyakarta, Januari 2019

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dra., Siti Salamah, M.Si.


NIY. 60920111
Dekan Ketua Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri Fakultas Teknologi Industri

Sunardi, S.T., M.T., PhD Dr. Erna Astuti, S.T., M.T


NIY. 60010313 NIY. 60960141

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syuku kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan penelitian ini dengan baik. Adapun hasil laporan penelitian ini merupakan
salah satu syarat bagi mahasiswa Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan untuk
menyelesaikan mata kuliah Penelitian. Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Ibu Erna Astuti, S.T, M.T. selaku Kaprodi Teknik Kimia


2. Ibu Dra., Siti Salamah, M.Si. selaku pembimbing penelitian
3. Bapak Imam Santosa, S.T., M.T. selaku koordinator penelitian
4. Bapak Muhammad Tamrin selaku laboran di Laboratorium Satuan Operasi
tempat berlangsungnya penelitian
5. Dan semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan penelitian ini.

Penulis berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat untuk yang


membacanya khususnya bagi penulis serta mahasiswa Teknik Kimia Universitas
Ahmad Dahlan pada umumnya. Kami sebagai penulis sangat menyadari banyaknya
kekurangan serta kesalahan yang mungkin tidak kami sadari dalam penyusunan
laporan ini, oleh karena itu kami berharap pelaksanaan maupun penyusunan laporan
penelitian kedepannya untuk lebih berkompeten dan lebih baik.

Akhirnya kami sebagai penulis dalam laporan penelitian ini mengucapkan


terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas segala ketidaksempurnaan
dalam penyusunan laporan penelitian ini.

Yogyakarta, Januari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LAPORAN PENELITIAN ................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii
LAPORAN PENELITIAN ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
INTISARI ........................................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.4 Batasan masalah................................................................................................ 5
1.5 Hipotesis ............................................................................................................. 5
1.6 Manfaat .............................................................................................................. 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Pirolisis ........................................................................................... 7
2.2 Bahan – Bahan dalam Pirolisis ........................................................................ 9
2.2.1 High DENSITY Polyethylene (HDPE) ............................................................ 9
2.3 Katalis .............................................................................................................. 10
2.4 Kondensasi ....................................................................................................... 14
2.5 Reaktor............................................................................................................. 15
BAB III............................................................................................................................. 16
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 16
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 16
3.2. Variabel Penelitian.......................................................................................... 16
3.3. Metode Penelitian............................................................................................ 17
3.4. Bahan ............................................................................................................... 17
3.5. Cara Kerja ....................................................................................................... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 20
BAB V .............................................................................................................................. 23

iv
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 23
5.2 Saran ...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN..................................................................................................................... 26

v
INTISARI

Kata kunci: Bahan Bakar Alternatif, Pirolisis, Sampah Plastik

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan bakar yang selama ini umumnya digunakan berasal dari fosil yang
tertimbun ribuan tahun lalu dan menjadi minyak. Kini ketersediaan bahan bakar
fosil semakin menipis. Menipisnya bahan bakar fosil ini akan berakibat pada
sulitnya untuk mendapatkan bahan bakar, karena bahan bakar fosil adalah
sumber energi yang tidak terbaharukan dan pada suatu saat akan habis. Hal ini
mendorong manusia untuk tidak selalu berketergantungan terhadap sumber
daya alam. Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam menanggulangi hal ini
yaitu dengan cara mencari energi alternatif yang terbaharukan dengan tanpa
menimbulkan masalah baru.
Mengolah sampah plastik menjadi baham bakar adalah cara yang efektif,
karena saat ini plastik menjadi masalah utama dalam kehidupan masyarakat.
Setiap harinya, pemerintah Provinsi DIY menerima timbunan plastik sebanyak
348,73 ton, dan sebanyak 1.385,72 ton sampah di provonsi DIY tidak terkelola
(sipsn.menlhk.go.id). Disamping itu, plastik sangat sulit terurai ketika
tertimbun didalam tanah, diperlukan waktu sekitar 500 sampai dengan 1000
tahun untuk dapat terurai, tergantung jenis plastiknya.
Beberapa jenis plastik diantaranya PE/PETE (Polyethylene Terephthalate)
dengan karakteristik plastiknya yang lunak, transparan, dan fleksibel, HDPE
(High Density Polyethylene) yang memiliki memiliki sifat bahan lebih kuat,
keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi, PVC (Polyvinyl Chloride)
yang mempunyai sifat keras, kaku, jernih, mengkilap, dan sangat sulit ditembus
air, LDPE (Low Density Polyethylene) yang memiliki karakteristik kuat, agak
tembus cahaya, fleksibel dan permukaannya agak berlemak, PP (Polypropilena)
yang memiliki karakteristik lebih kuat dan ringan, daya tembus uap yang
rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan
cukup mengkilap, PS (Polystyrene) dimana plastik ini mempunyai sifat

2
konduktifitas panas yang rendah sehingga tidak digunakan untuk pemakaian
pada suhu tinggi, atau misalnya pada makanan yang panas, dan beberapa jenis
plastik lainnya.
Salah satu upaya pengolahan limbah plastik yaitu dengan pembakaran.
Dengan pembakaran limbah plastik dapat membantu mengurai rantai karbon,
namun hal ini dapat menyebabkan polusi udara di lingkungan sekitar apabila
pembakaran dilakukan dengan tidak benar. Oleh karena itu perlu suatu alat yang
tertutup untuk membakar limbah plastik tersebut agar tidak menimbulkan polusi
untuk lingkungan, dan alat tersebut disebut reaktor. Proses pembakaran didalam
reaktor ini dapat dikatakan proses pirolisis limbah plastik. Dalam reaktor dapat
ditambahkan katalis baik sintetik maupun katalis alam, untuk mempercepat
reaksi pada proses pirolisis.
Katalis sangat berguna dalam proses kimia. Katalis dapat mempercepat
reaksi kimia tanpa mengubah hasil akhir proses tersebut. Katalis banyak
digunakan di industri maupun penelitian untuk mengoptimalkan produk dan
mengefisiensikan energi. Ketika katalis digunakan, ia akan menurunkan
aktivasi energi dari suatu bahan sehingga mempercepat reaksinya, dengan
demikian temperatur optimum akan menurun dan akan tercapai dengan lebih
cepat dan lebih mudah, sehingga tidak mengeluarkan banyak energi dimana
energi adalah sesuatu yang sangat berharga.
Dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan
udara terbatas untuk merubah rantai karbon yang panjang menjadi rantai karbon
yang pendek disebut Pirolisis. Hasil atau keluaran dari proses pirolisis ini adalah
minyak yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mengganti
bahan bakar fosil yang semakin menipis. Metode pirolisis ini memerlukan panas
yang besar dengan waktu yang singkat dan tanpa ada oksigen (Shafferina
Dayana A.S, dkk). Metode pyrolysis banyak dipilih oleh para peneliti untuk
mengatasi masalah bahan bakar karena dapat menghasilkan sekitar 80% minyak
cair (oil) dari berat bahan dalam rentang suhu sekitar 500°C. Mtode ini masih
dalam tahapan penelitian agar dapat menghasilkan bahan bakar yang lebih

3
sempurna dengan cara yang lebih efisien, sehingga perlu adanya keberlanjutan
dan juga kebaharuan dalam pengolahannya.
Pada penelitian ini jenis plastik yang digunakan sebagai bahan adalah High
Denstiy Poly Ethlyene (HDPE ) seperti botol-botol shampo, sabun cair, dan
sejenisnya yang memiliki sifat dan karakter yang sudah dijelaskan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik sampah plastik yang dapat diolah menjadi bahan
bakar pirolisis ?
2. Bagaimana pengaruh variasi katalis dan bahan terhadap proses pirolisis ?
3. Bagaimana proses pengolahan pirolisis dengan jenis plastik HDPE dengan
katalis Zeolit alam ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui karakterisitik sampah plastik yang dapat diolah menjadi bahan
bakar dengan proses pirolisis.
2. Mengetahui pengaruh variasi suhu, katalis, dan bahan terhadap proses
pirolisis.
3. Mengetahui proses pengolahan pirolisis dengan jenis plastik HDPE dengan
katalis alam.
1.4 Batasan masalah
Mengingat begitu luas ruang lingkup pada penelitian ini, maka peneliti
membatasi permasalahan tersebut pada :
1. Proses Awal
Diawali dengan pengumpulan dan pengecilan ukuran sampah plastik.
2. Proses pirololisis
Memasukkan sampah plastik ke dalam reaktor dan menghidupkan
kondensor sebagai pendingin.
3. Kondisi Suhu
Mengatur alat pengontrol suhu reactor pada 300-500 oC
4. Pengujian Hasil
Hasil dari pirolisis sampah plastik dianalisis menggunakan metode Gas
Chromatography – Mass Spectrometry (GC-MS), Uji Karakteristik dan Uji
Kalor.
1.5 Hipotesis
1. Sampah plastik dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif
2. Bahan bakar yang akan dihasilkan berupa solar
3. Penggunaan suhu tinggi akan membuat hasil pirolisis semakin baik

5
1.6 Manfaat
1. Dapat mengolah limbah plastik menjadi energi terbarukan berupa minyak
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
2. Dapat mengurangi limbah plastik yang tidak terolah dengan baik di
lingkungan sekitar.
3. Dapat mendukung program pemerintah dalam kemajuan energi
lingkungan yang renewable sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi
masyarakat.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pirolisis

Pirolisis adalah proses degradasi termal bahan-bahan polimer seperti


plastik maupun material organik seperti biomassa dengan pemanasan tanpa
melibatkan oksigen di dalamnya. Proses ini umumnya berlangsung pada
temperatur antara 500-800 oC (Syamsiro, 2015) Pada proses ini material
polimer atau plastik dipanaskan pada suhu tinggi. Proses pemanasan ini
menyebabkan struktur makro molekul dari plastik terurai menjadi molekul
yang lebih kecil dan hidrokarbon rantai pendek terbentuk. Plastik merupakan
salah satu jenis sampah yang volumenya semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Seiring dengan perkembangan ekonomi, maka penggunaan plastik akan
semakin meningkat. Hal ini dikarenakan oleh keunggulan plastik dibanding
dengan jenis material yang lain seperti ringan, kuat, tahan korosi, sifat insulasi
yang baik dan mudah diwarnai. Di Yogyakarta, ada sekitar 9,98% sampah
plastik dihasilkan dari total sampah yang dibuang di tempat pembuangan akhir
sampah (TPA) Piyungan. Jumlah tersebut belum termasuk plastik yang
dikumpulkan di tingkat bank sampah dan para pemulung (Mufrodi, 2016).
Dengan kata lain yang berarti Pirolisis merupakan teknik pembakaran
sampah (limbah plastik) tanpa O2 dan dilakukan pada suhu tinggi yaitu antara
400 oC sampai 1000 oC. Teknik ini mampu menghasilkan gas pembakaran yang
berguna dan aman bagi lingkungan. Teknologi pirolisis ini dapat dikatakan
sebagai metode yang ramah lingkungan sebab produk sampingnya berupa CO2
dan H2O yang merupakan gas non toksik. Proses pirolisis menghasilkan
senyawa-senyawa hidrokarbon cair mulai dari C1 hingga C4 dan senyawa rantai
panjang parafin dan olefin (Ermawati, 2011).
Menurut Syamsiro (2015), Pirolisis plastik melibatkan tiga mekanisme
dekomposisi yaitu :

7
1. Pemotongan random rantai polimer yang menyebabkan terbentuknya
rantai polimer yang lebih pendek,
2. Pemotongan pada ujung rantai dimana molekul kecil dan rantai panjang
polimer akan terbentuk,
3. Pemisahan rantai polimer membentuk molekul-molekul kecil.
Sedangkan menurut Aprian dan Ali (2009) faktor-faktor atau kondisi yang
mempengaruhi proses pirolisis adalah sebagai berikut:
1. Waktu
Waktu berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan karena, semakin
lama waktu proses pirolisis berlangsung. produk yang dihasilkannya (residu
padat, tar, dan gas) makin bertambah. Pertambahan itu sampai dengan waktu
tak hingga (τ) yaitu waktu yang diperlukan sampai hasil padatan residu, tar,
dan gas mencapai konstan. Nilai τ dihitung sejak proses isothermal
berlangsung. Tetapi jika melebihi waktu optimal maka karbon akan teroksidasi
oleh oksigen (terbakar), menjadi karbondioksida dan abu. Untuk itu pada
proses pirolisis penentuan waktu optimal sangatlah penting.
2. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan karena sesuai dengan
persamaan Arhenius, suhu makin tinggi nilai konstanta dekomposisi termal
makin besar akibatnya laju pirolisis bertambah dan konversi naik.
3. Ukuran Partikel
Ukuran partikel berpengaruh terhadap hasil,semakin besar ukuran partikel.
Luas permukaan per satuan berat semakin kecil,sehingga proses akan menjadi
lambat.
4. Berat Partikel
Semakin banyak bahan yang dimasukkan,menyebabkan hasil bahan bakar
cair (tar) dan arang meningkat.

Komposisi rantai karbon dan fraksi diunjukkan pada Tabel 2.1 berikut :

8
Tabel 2.1 Komposisi rantai karbon dan fraksi

Fraksi Atom karbon


Gas C1-C5
Nafta C5-C7
Gasolin ( bensin ) C5-C12
Minyak Tanah (Kerosin) C12-C16
Solar C15-C18
Pelumas -
Parafin >C20
Residu -

2.2 Bahan – Bahan dalam Pirolisis


2.2.1 High DENSITY Polyethylene (HDPE)
High density polyethylene (HDPE) adalah polietilena termoplastik yang
terbuat dari minyak bumi. Plastik jenis HDPE disimbolkan dengan angka 2.
Dalam pengertian lain High Density Polyethylene (HDPE) adalah salah satu tipe
dan jenis plastik yang paling umum digunakan di Amerika Serikat. Kantong
plastik, botol susu, botol diterjen, botol lotion dan botol-botol alat kecantikan
dan mandi, merupakan beberapa contoh kegunaan jenis dan tipe plastik HDPE
di kehidupan sehari-hari. Daur ulang HDPE difungsikan untuk memproduksi
produk rumput dan taman, ember, alat-alat perkantoran dan suku cadang
kendaraan bermotor. Plastik HDPE disimbolkan dengan angka 2. Plastik HDPE
aman digunakan untuk wadah makanan, tetapi hanya untuk sekali pakai. Bila
digunakan lebih dari 3x, maka wadah plastik ini akan melepaskan senyawa
antimon trioksida yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Ciri-ciri
kantong plastik HDPE yang baik adalah tidak berbau, tidak berbintik, dan tidak
mudah jebol. ( Reynaldy, 2012)

9
Sifat-sifat High density polyethylene (HDPE):
1. Bersifat keras hingga semifleksibel
2. Tahan terhadap bahan kimia dan kelembapan
3. Dapat ditembus gas
4. Permukaan berlilin dan buram
5. Mudah diwarnai, diproses dan dibentuk
6. Melunak pada suhu 75oC
7. Biasanya digunakan untuk botol minuman,wadah plastik, dll
8. Tidak berbau, tidak berbintik, dan tidak mudah jebol
9. Melekat satu sama lain
10. Tahan terhdap suhu dari -100oC hingga 200oC
11. Ketahanan yang baik terhadap sebagian larutan

2.3 Katalis
Katalis adalah suatu bahan yang digunakan untuk membantu reaksi yang
terjadi dan bahan tersebut tidak berubah karena reaksi yang dialaminya. Prinsip
kerja dari katalis yaitu membantu reaksi yang terjadi tetapi ketika reaksi telah
selesai, katalis tidak mengalami perubahan komposisi kimia sama sekali. Katalis
dapat mempercepat reaksi dan menurunkan temperatur kerja dari suatu reaksi.
Hal inilah yang menyebabkan penambahan katalis merupakan langkah yang
cukup effisien untuk proses pirolisis.

Menurut Atkins (1999) dalam bukunya yang berjudul Kimia Fisika, Dalam
pemilihan katalis, ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Pori

Besarnya pori yang terdapat pada katalis akan menyediakan tempat untuk
melakukan reaksi. Semakin banyak jumlah pori pada permukaan katalis
maka akan semakin mempercepat suatu reaksi. Kesamaan ukuran pori pada
katalis akan menghasilkan ikatan rantai karbon yang seragam. Hal inilah

10
yang menyebabkan katalis memiliki kemampuan selektivitas dalam
menghasilkan produk.

b. Ketahanan panas

Setiap katalis memiliki temperatur kerja maksimal yang dimilikinya. Ini


bergantung dari komposisi penyusun katalis. Jika temperatur kerja dari
reaksi terlalu tinggi sementara katalis tidak mampu bekerja dikarenakan
temperatur kerja reaksi yang tinggi, maka penambahan katalis tidak dapat
membantu reaksi tersebut.

c. Tingkat kristalisasi

Tingkat kristalisasi berkaitan dengan tingkat keasaman yang dimiliki oleh


katalis. Asam dapat membantu proses pemutusan rantai karbon yang
panjang menjadi lebih pendek.

d. Luas permukaan

Luas permukaan berkaitan dengan pori yang dimiliki oleh katalis. Semakin
luas permukaan dari katalis, maka akan semakin banyak juga pori yang
disediakan oleh katalis.

e. Sisi aktif

Sisi aktif berkaitan dengan kristalisasi pada katalis. Semakin terkristalisasi


suatu katalis maka akan semakin banyak sisi aktif pada katalis tersebut.
Di dalam sisi aktif terdapat asam yang dapat membantu proses reaksi. Sisi
aktif terdapat di dalam pori katalis dan dapat membantu reaksi yang terjadi.
Sisi aktif mempengaruhi kemampuan aktivitas pada katalis.

Dalam Lestari (2012) menjelaskan tentang kemampuan katalis dalam membantu


reaksi dapat diukur dari dua hal, yaitu :

a. Aktivitas

Aktivitas diukur dari seberapa banyak hasil produk yang didapatkan setelah
terjadinya reaksi dengan adanya penambahan dari katalis.

11
b. Selektivitas (Karima, 2012)

Selektivitas diukur dari sebarapa banyak produk utama didapatkan dengan


meminimalisir produk sampingan yang dihasilkan.

Di Indonesia sendiri yang merupakan negara yang kaya akan sumber daya
alam memiliki beberapa jenis katalis alam dan dapat digunakan untuk
mempercepat reaksi. Kelemahan katalis yang ada di Indonesia adalah
banyaknya zat pengotor sehingga perlu dilakukan pencucian terlebih dahulu
sebelum digunakan dan lalu dipanaskan. Selain itu proses ini dapat
meningkatkan keasaman dari katalis yang mana keasaman ini dapat membantu
mempercepat reaksi yang terjadi (Lestari, 2012).

Beberapa katalis alam yang ada di Indonesia adalah:

a. Zeolit

Zeolit merupakan mineral alam dengan kandungan utamanya adalah silica


dan alumina yang mengandung kation alkali dan alkali tanah. Zeolit
memiliki bentuk fisik yang keras dan berwarna putih. Zeolit memiliki sifat
mudah melepas air ketika dipanaskan, tetapi dapat dengan mudah mengikat
air pada udara lembab. Oleh sebab itu banyak zeolit digunakan sebagai
bahan pengering. Zeolit terdiri dari 2 jenis yaitu:

1) Zeolit Alam

Zeolit alam terbentuk kaarena adanya proses perubahan alam dari


bebatuan vulkanik dan banyak dijumpai dalam lubang-lubang lava dan
dalam batuan sedimen. Zeolit alam biasanya masih tercampur dengan
mineral lainnya seperti kalsit, gipsum, feldspar dan kuarsa. Zeolit alam
dapat ditemukan di sekitaran gunung berapi atau mengendap pada
daerah sumber air panas. Semakin besar katalis maka produk cair yang
di hasilkan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena pori-pori yang
mengandung gugus asam pada katalis tidak semuanya digunakan untuk
reaksi penguraian molekul plastik menjadi senyawa yang lebih
sederhana. (Marcilla , Gomez, & Garcia , 2002)

12
2) Zeolit Sintetik
Zeolit sintetik merupakan zeolit yang dimodifikasi dari susunan atom
atau komposisi penyusunnya agar sesuai dengan yang diinginkan.
Zeolit sintetik dibuat dengan proses termal dari senyawa – senyawa
alumina silika, dan logam alkali.

Zeolit memiliki sifat diantaranya:

a) Sifat Dehidrasi Zeolit

Sifat ini memiliki pengaruh terhadap sifat adsorpsinya. Zeolit dapat


melepaskan molekul air dari dalam rongga permukaan yang terinteraksi
dengan molekul teradsorpsi. Jumlah molekul air yang diserap sesuai
dengan jumlah pori atau jumlah total volume pori dari zeolit. Pori – pori
pada zeolit akan terbentuk jika zeolite dipanaskan.

b) Sifat Adsorpsi

Dalam kondisi normal, ruang kosong pada pori – pori zeolit diisi oleh
molekul air. Namun jika dipanaskan molekul air akan menguap dan
zeolit dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan.

c) Sifat Penukar Ion

Kemampuan zeolit untuk menukar ion bergantung dari banyaknya


kation tukar pada zeolit. Sifat dari penukar ion ini bergantung dari
ukuran rongga pada zeolit, rasio Si/Al, volume ion dan temperatur.
Semakin besar rongga pada zeolit maka akan semakin meningkatkan
kemampuan penukar ion nya. Semakin kecil rasio Si/Al, maka akan
semakin menambah kapasitas penukaran ion yang dilakukan zeolit.
Semakin kecil volume ion, maka akan semakin cepat laju penukaran
ion. Semakin tinggi temperatur maka penukaran ion yang terjadi akan
menjadi cepat.

d) Sifat katalis

13
Zeolit dapat digunakan sebagai katalis pada reaksi katalitik. Zeolit
memiliki ruang kosong yang membentuk saluran di dalamnya. Jika
zeolit digunakan pada proses katalisis maka akan terjadi proses difusi
molekul ke dalam ruang bebas antara kristal dan reaksi kimia juga
terjadi di permukaan tersebut.

e) Sifat Penyaring atau Pemisah

Zeolit memiliki kelebihan diantara katalis lain, yakni dapat menyaring


dan memisahkan campuran uap atau air berdasarkan perbedaan ukuran,
bentuk, dan polaritas dari molekul yang disaring.

2.4 Kondensasi
Kondensasi merupakan proses yang terjadi ketika uap jenuh bersentuhan
dengan suatu permukaan yang suhunya lebih rendah (Kreith, 1991: 524). Dalam
proses kondensasi terjadi proses pelepasan kalor dari suatu sistem yang
menyebabkan uap (vapor) berubah menjadi cair (liquid). Kondensor merupakan
alat penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi sebagai media terjadinya
proses kondensasi.
Proses kondensasi di dalam kondensor terjadi dengan cara penurunan
temperature dari salah satu fluida kerjanya. Di dalam kondensor terjadi proses
perpindahan panas dari uap yang berperan sebagai fluida panas dan air yang
berperan sebagai fluida dingin. Kinerja kondensor dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain desain kondensor, nilai konduktivitas bahan, kerapatan lapisan isolasi
pada 2 kondensor, suhu lingkungan pengoprasian, fouling factor (faktor
pengotoran), jenis fluida pendingin, debit aliran air pendingin dan arah aliran
fluida. Desain yang dipilih akan banyak memberikan pengaruh terhadap hasil
kondensasi, karena bentuk geometri dari suatu kondensor berpengaruh terhadap
proses transfer panas yang terjadi didalamnya. Nilai konduktivitas bahan suatu
kondensor memberikan pengaruh besar terhadap efektivitas proses transfer
panas yang terjadi di dalam kondensor, karena semakin tinggi nilai konduktivitas
bahan maka proses transfer panasnya akan semakin baik dan efisiensi akan
meningkat. Hasil kondensasi dipengaruhi oleh seberapa besar efektivitas kerja

14
kondensor. Efektivitas kondensor dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
teridentifikasi pada latar belakang masalah di atas. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara lain adalah: desain kondensor, nilai konduktivitas
bahan, kerapatan isolasi kondensor, suhu lingkungan pengoperasian, jenis fluida
pendingin, arah aliran fluida, debit air pendingin dan fouling factor (faktor
pengotoran). (Rebeiro, 1984)

2.5 Reaktor
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Dengan
terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya,
perubahannya ada yang terjadi secara spontan alias terjadi dengan sendirinya
atau bisa juga butuh bantuan energi seperti panas (contoh energi yang paling
umum). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia, jadi terjadi
perubahan bahan bukan fase misalnya dari air menjadi uap yang merupakan
reaksi fisika. Dalam penelitian ini reaktor yang digunakan adalah reaktor semi
batch.

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Satuan Operasi Teknik


Kimia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, mulai bulan Desember 2018
sampai Januari 2019. Kemudian dilakukan analisis Gas Chromatography –
Mass Spectrometry (GC-MS) di Laboratorium Farmasi Universitas Ahmad
Dahlan, Uji kalor dan Uji Karakteristik di Laboratorium UGM pada bulan
Januari 2019.

3.2. Variabel Penelitian


3.5.1. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variable bebas yang digunakan sebagai berikut :
1. Pirolisis dilakukan dengan penambahan katalis zeolit alam
sebanyak 2, 4, 6, 8, dan 10 gram per 200 gram bahan baku.
2. Pirolisis dengan katalis paling optimal dilakukan pada suhu 300,
350, 400, 450, dan 500 OC.
3. Waktu reaksi selama 180 menit.
3.5.2. Variabel Terikat
Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik minyak hasil
pirolisis yang dihasilkan yaitu meliputi sifat fisika dan kimia dari hasil
pirolisis serta komposisi yang diberikan dengan pengujian menggunakan
GC-MS, Uji Karakteristik dan Uji Kalor.
3.5.3. Variabel kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini meliputi waktu Pirolisis 180


menit, proses pemanasan dan laju alir air pendingin pada proses kondensasi.

16
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan cara pengumpulan
data secara langsung yang diperoleh dengan cara melakukan observasi.
Observasi secara langsung dilakukan dengan mengamati proses pirolisis
sampah plastik dan mencatat data hasil pengamatan sehingga diperoleh data
seperti hasil cairan pirolisis dari perbandingan katalis dan variabel suhu
untuk mencapai kondisi optimum.

3.4. Bahan
1. Sampah plastik jenis High Density Poly Ethylene (HDPE).
2. Katalis Zeolit alam.
3. Air pendingin.
4. Sealer
5. Perpak

Keterangan :

1. Reaktor
2. Tempat Residu
3. Kondensor
4. Wadah Penampung
5. Termokopel

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Pirolisis

17
3.5. Cara Kerja
3.5.1. Persiapan Bahan Baku
1. Mengumpulkan sampah plastik dari pengepul plastik.
2. Memotong atau mencacah sampah plastik menjadi ukuran kecil-kecil.
3. Menimbang sampah plastik sebanyak 200 gram.
4. Mengayak zeolit alam dengan ukuran 100 mesh.
5. Menimbang zeolit alam sebanyak 2, 4, 6, 8, dan 10 gram.
6. Menampung sampah plastik pada wadah.
7. Menampung zeolit alam pada wadah.

3.5.2. Proses Pirolisis


1. Menyalakan sumber arus pada alat dan air pendingin
2. Menggunakan variabel suhu 400oC selama 180 menit dengan
variabel katalis 2, 4, 6, 8, dan 10 gram.
3. Mengkondensasi uap dari proses pemanasan dan perengkahan
sampah plastik dalam kondensor dan hasil kondensasi di tampung
dalam botol penampung.
4. Menghitung waktu perengkahan plastik selama 180 menit ketika
suhu telah mencapai set point.
5. Menghitung volume minyak, berat minyak, densitas dan yields
yang dihasilkan.
6. Memasukkan hasil cairan kedalam botol sampel
7. Mematikan sumber arus listrik dan aliran air pendingin saat
proses pirolisis selesai
8. Mengambil hasil residu yang tertinggal dalam reaktor yang telah
dingin.
9. Mencatat berat residu yang diperoleh dan menghitung jumlah gas
yang terbuang.

Adapun cara kerja dalam bentuk skema dapat dilihat pada gambar 3.2 di
bawah ini :

18
Potong plastik ± 2x2cm

Pirolisis

Padatan Gas
v

Kondensasi

Cair

Gambar 3.2 Diagram Alir cara kerja pirolisis

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pirolisis

Pada penelitian pirolisis plastik jenis High Density Polyethylene (HDPE)


dengan katalis Zeolit alam ini menghasilkan produk berupa cairan. Variasi
variabel dilakukan pada variabel suhu dan berat katalis. Berikut data hasil
pirolisis sampah plastik jenis HDPE:
1. Hasil pirolisis variabel berat katalis
Pirolisis dengan variabel berat katalis dilakukan pada suhu 450oC dan
waktu reaksi selama 180 menit. Data hasil disajikan pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Data hasil pirolisis dengan variasi berat katalis

Berat katalis (gr) Volume (ml) Yield (%)


0 180 68.9040
2 214 82.1916
4 222 84.8928
6 196.5 75.0630
8 197 74.7024
10 190 71.9340

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa yield paling banyak dari hasil pirolisis
yang telah dilakukan adalah 84.8928 % dengan menggunakan berat katalis 4
gram pada suhu 450oC dan waktu reaksi selama 180 menit. Kemudian berat
katalis yang paling optimal (4 gram) ini digunakan untuk penelitian dengan
variasi suhu.

20
2. Hasil pirolisis variabel suhu

Pirolisis dengan variabel suhu dengan waktu 180 menit menggunakan


berat katalis optimal yaitu 4 gram Zeolit alam. Hasil data diperoleh hasil pada
Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Data hasil pirolisis dengan variasi berat katalis

Suhu (0C) Volume (ml) Yield (%)


300 - -
350 22.5 8.4713
400 168 65.4360
450 227 89.5515
500 168 -

Dari hasil Tabel 5, suhu yang paling optimal adalah 450°C. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Jung, dimana mereka
meneliti mengenai pengaruh temperature terhadap pirolisis sampah
plastik HDPE dan PP, bahwa pada jenis plastik HDPE dan PP temperature
yang paling baik untuk dekomposisi adalah berkisar 400°C sampai dengan
500°C.
Suhu optimal 450°C juga sesuai dengan apa yang di kemukakan oleh
Marcilla bahwa suhu yang paling maksimal yang paling optimal untuk
pirolisis plastik jenis HDPE adalah 467°C.
Terdapat sedikit perbedaan mengenai suhu yang paling optimal ini
dikarenakan jenis reaktor yang digunakan berbeda. Dalam penelitian ini
lebih dekat dengan apa yang dikemukakan Marcilla karena reaktor yang
digunakan adalah sama yaitu batch reactor, sedangkan reaktor yang
digunakan pada penelitian Jung adalah fluidized reactor

3. Hasil analisa Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS)


4. Analisa Nilai Kalor cairan hasil pirolisis

21
5. Analisa karakteristik fisik minyak hasil pirolisis
Selanjutnya adalah analisa karakteristik minyak dari akumulasi
sampel berat katalis optimal variabel katalis secara fisik yang meliputi
specific gravity at 60/60 oF, viscosity kinematic at 40oC, flash point PM.cc,
pour point. Sifat fisik dari minyak hasil pirolisis sampah HDPE perlu diteliti
dalam kaitannya untuk aplikasi di mesin pembakaran dalam seperti mesin

Minyak
Karakteristik Satuan Solar Bensin
HDPE
Density gr/ml 0,7648 0,815-0,860 0,715-780
Specific Gravity at 60/60oF - 0,7834 0,820-0,870 0,720-0,780
Viscosity Kinematic at 40 oC mm2/s 1.450 4,012 0,773
o
Flash Point PM.cc C 23.5 66,5 -43
o
Pour Point C 6 6
diesel dan bensin. Karakteristik fisik minyak dan perbandingannya dengan
solar dan bensin ditunjukkan oleh tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan karakteristik fisik minyak hasil pirolisis dengan bensin


dan solar

Secara umum, karakteristik densitas, specific gravity, dan viskositas


kinematik menunjukkan bahwa minyak FAD sesuai dengan spesifikasi
bensin dan minyak FBD sesuai dengan spesifikasi solar yang tertuang pada
SK Dirjen Migas Nomor 978.K/10/DJM.S/2013.

22
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
:

5.2 Saran
Perlu adanya perbaikan pada alat pirolisis agar hasil dan tidak ada gas yang bocor
dari reaktor dan pipa air pendingin, agar gas hasil pirolisis dapat terkondensasi lebih
baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Aprian, R. P., & Ali, M. (2009). Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak
Menggunakan Proses Pirolisis. Jurnal Teknik Lingkungan Universitas
Pembangunan Nasional Jawa Timur.
Karima, Y. F. (2012). Signifikansi Penggunaan Zeolit Alam Pada Proses Ozonasi
Untuk Disinfeksi Hama Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae Pada
Tanaman Padi. Depok: Universitas Indonesia.
Lestari, D. Y. (2012). Pemilihan Katalis Yang Ideal. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA (hal. 6). Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Marcilla , A., Gomez, A., & Garcia , N. A. (2002). Kinetic Study of Different
Commercial Polyethylenes over an MCM-41 Catalyst. Journal of analytical
and applied pyrolisis, 64, hal. 85-101.
S, I. H., & Melyna, E. (2013). Perengkahan Sampah Plastik (HDPE, PP, PS)
Menjadi Precursor Bahan Bakar dengan Variasi Perbandingan Bahan
Baku/Katalis H-Zeolit. PROSIDING SNTK TOPI. Pekanbaru: Repository
University Of Riau.
Syamsiro, M. (2015). Kajian Pengaruh Penggunaan Katalis Tehadap Kualitas
Produk Minyak Hasil Pirolisis Sampah Plastik. Jurnal Teknik , Vol.5 No. 1.

Angga. 2013. Pembuatan Stirena dari Limbah Plastik dengan Metode Pirolisis.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya

Damayanthi R., Martini R. 2010. Proses Pembuatan Bahan Bakar Cair dengan
Memanfaatkan Limbah Plastik Universitas Diponegoro : Semarang

Ermawati, R. 2011. (Ermawati, 2011). Jurnal Riset Industri Vol V, No 3

Gates, B. C., Katzer, J. R., and Schuit, G. C. 1979. (Gates, 1979). McGraw-Hill :
New York

24
Pratiwi, Reno dan Wiwiek Dahani. 2015. Pengaruh Penggunaan Katalis Dalam
Pirolisis Limbah Plastik Jenis HDPE Menjadi Bahan Bakar Cair Setara
Bensin. Universitas Trisakti : Jakarta

Rebeiro, F.R., Rodrigues, A.E. Rollman, L.D & Naccache, C. 1984. (Robeiro,
1984) Martinus Nijhoff Publisher : Denhaag

Reynaldy, Deny. 2012. (Deny, 2012)Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Sa’diyah, Khalimatus. 2012. Pengaruh Waktu, Suhu, dan Jumlah Katalis Pada
Produk Proses Pirolisis Limbah Plastik Polipropilen (PP). Institut
Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya

Undri, A., Rosi, L., Frediani, M., and Frediani, P. 2014. Efficient Disposal of Waste
Polyolefins through Microwave Assisted Pyrolisis, Fuel. 116, 662-671.
Mufrodi, Zahrul. 2016. Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Sebagai Bahan
Baku Mesin Pirolisis Skala Komunal. Universitas Ahmad Dahlan :
Yogyakarta.
Marcilla A, García-Quesada JC, Sánchez S, Ruiz R. Study of the catalytic
pyrolysis behaviour of polyethylene–polypropylene mixtures. J Anal Appl
Pyrol 2005;74:387–92.

Jung S-H, Cho M-H, Kang B-S, Kim J-S. Pyrolysis of a fraction of waste
polypropylene and polyethylene for the recovery of BTX aromatics using a
fluidized bed reactor. Fuel Process Technol 2010;91:277–84.

25
LAMPIRAN

Gambar 1. hasil pirolisis High Density Polyethylene

Grafik 3 Hasil Pirolisis Polipropilena pada suhu 400 oC

Grafik 4 Hasil Pirolisis Polipropilena pada suhu 450 oC

Grafik 5 Hasil Pirolisis Polipropilena pada suhu 500 oC

Grafik 6 Hasil Pirolisis HDPE pada suhu 400 oC

Grafik 7 Hasil Pirolisis HDPE pada suhu 450 oC

Grafik 8 Hasil Pirolisis HDPE pada suhu 500 oC

26
Gambar 9 Hasil Analisis TGA Polipropilena

Grafik 10 Hasil Analisis High Density Ethylene

27

Você também pode gostar