Você está na página 1de 22

I

MAKALAH

“PEMELIHARAAN SALURAN DISTRIBUSI LISTRIK”


Tujuan pembuat materi ini adalah untuk memberikan informasi mengenadi
saluran distribusi listrik dan memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Transmisi Dan
Distribusi”

Disusun Oleh:

Nama : Oky Putra Pamungkas


NIM : 5301416028
Prodi : Pend.Teknik Elektro (2016)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


KOTA SEMARANG
2018
II

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“Pemeliharaan Saluran Distribusi Listrik” dengan baik. Adapun maksud dan
tujuan penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kulias “sistem
transmisi dan distribusi”. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu, serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun
makalah ini. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran kepada
berbagai pihak untuk penulis jadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan
kinerja untuk kedepannya.

Semarang, 21 Juni 2018

Penyusun
3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................II

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Ruang Lingkup..........................................................................................................5

1.3 Tujuan.......................................................................................................................5

1.4 Manfaat....................................................................................................................6

BAB II..................................................................................................................................7

PEMBAHASAN....................................................................................................................7

2.1 Sistem Jaringan Distribusi.........................................................................................7

2.1.1 Pengertian Jaringan Disribusi............................................................................7

2.2 Penyebab Gangguan Serta Tindakan........................................................................7

BAB III...............................................................................................................................11

PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI.......................................................................11

3.1 Klasifikasi Pemeliharaan.........................................................................................11

3.2 Jadwal Pemeliharaan Distribusi..............................................................................12

BAB 1V.............................................................................................................................14

PENUTUP..........................................................................................................................14

4.1 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................14

4.1.1 KESIMPULAN..................................................................................................14

4.1.2 SARAN............................................................................................................15

4.2 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik sangat dibutuhkan hampir di semua aspek kehidupan
manusia. Kebutuhan energi primer dunia meningkat cukup tinggi seiring
pertumbuhan populasi dunia rata-rata sebesar 0,9% per tahun.
Pertumbuhan populasi dunia pada tahun 2014 sebesar 7,3 miliar
meningkat menjadi 9,2 miliar pada tahun 2040 (IEA, 2016). Peningkatan
kebutuhan rata-rata energi selama periode 2015-2050 adalah sekitar 4,9%
per tahun (Prasodjo, 2016). Peningkatan kebutuhan energi juga terjadi di
Indonesia. Pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia pada tahun 2014
didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil, yakni sekitar 96% dari
total konsumsi energi primer sebesar 1358 juta BOE (NFPA, 2015).

Istilah keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan


jaringan distribusi, penghindaran dari gangguan - gangguan yang
menyebabkan sebagian besar pemadaman jaringan distribusi khususnya
pada jaringan tegangan menengah 20 kV, yaitu akibat alat (petir, angin,
hujan, binatang) dan sebagian lagi adalah kerusakan peralatan. Keandalan
adalah penampilan unjuk kerja suatu peralatan atau sistem sesuai dengan
fungsinya dalam periode waktu dan kondisi operasi tertentu. Terdapat
empat faktor yang penting dalam keandalan tersebut, yaitu: probabilitas,
unjuk kerja sesuai dengan fungsinya, periode waktu dan kondisi operasi.

Salah satu bagian dari proses penyediaan tenaga listrik bagi


konsumen pelanggan listrik adalah operasi jaringan distribusi. Sistem
distribusi merupakan titik pertemuan dari para pemakai tenaga listrik
dengan sistem penyaluran tenaga listrik. Salah satu komponen yang
2

membutuhkan biaya pada saluran udara distribusi tegangan menengah


adalah kawat penghantar (konduktor), (Badaruddin, 2015).

Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan distribusi yang


rutin bertujuan untuk mengatasi penurunan effisiensi dan kerusakan agar
perlengkapan tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam
hal ini perawatan dan pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan sistem tanpa tegangan
(pemadaman) menjadi masalah vital yang dialami oleh konsumen maupun
perusahaan listrik karena dapat menurunkan kontinuitas pelayanan. Suplai
tenaga listrik untuk pelanggan menjadi terhambat dan tidak dapat
melakukan proses produksi dengan optimal karena tenaga listrik tidak
tersalurkan. Kerugian yang dialami oleh perusahaan listrik sangatlah besar
karena adanya pemadaman listrik mengakibatkan banyaknya energi listrik
yang hilang dan tidak dapat terjualkan kepada konsumen.

1.2 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka


rumusan masalah yang akan diangkat untuk makalah ini ialah:

1. Faktor apakah yang menyebabkan sehingga diharuskannya melakukan


pemeliharaan jaringan distribusi;
2. Bagaimanakah bentuk pemeliharaan yang dilakukan terhadap jaringan
distribusi;
3. Jenis apa saja dan bagaimana model pemeliharaan pada jaringan
distribusi.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan gagasan tertulis ini sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui faktor apakah yang menyebabkan diharuskannya
dilakukan pemeliharaan jaringan distribusi.
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pemeliharaan yang dilakukan
terhadap jaringan distribusi.
3. Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana model pemeliharaan pada
jaringan distribusi.
3

1.4 Manfaat

1. Sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah Sistem Transmisi dan


Distribusi.
2. Sebagai bahan refrensi bagi yang membutuhkan untuk
mengembangkan dan mengkaji pengetahuan khususya pada
pemeliharaan jaringan distribusi
3. Guna menambah wawasan dalam bidang kelistrikan, terkhusus pada
pemeliharaan jaringan distribusi
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Jaringan Distribusi


2.1.1 Pengertian Jaringan Disribusi
Sistem jaringan distribusi tenaga listrik adalah penyaluran energi
listrik dari pembangkit tenaga listrik (power station) hingga sampai
kepada konsumen (pemakai) pada tingkat tegangan yang diperlukan.
Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah jaringan
tegangan menengah / primer (JTM) 20 kV dan yang kedua adalah
jaringan tegangan rendah (JTR) dengan tegangan 380/220 Volt, dimana
sebelumnya tegangan tersebut ditransformasikan oleh transformator
distribusi dari 20 kV menjadi 380 / 220 Volt, jaringan ini dikenal pula
dengan jaringan distribusi sekunder.
Saluran udara yang digelar di alam bebas merupakan yang
sering digunakan untuk JTM, dimana konduktor ditarik dari tiang
ketiang dengan ketinggian diatas tanah rata-rata ± 14 m. Pada tiap
tiang, konduktor diikatkan ke isolator 24 kv, dimana isolator tersebut
terikat di travers. jarak antara isolator di travers ± > 30 cm, jenis
isolator yang digunakan adalah
 isolator tumpu yaitu konduktor menumpu diatas isolator,
 isolator tarik yaitu isolator yang dipasang pada sambungan
konduktor atau pada tiang yang melayani pembelokan
konduktor,
sedangkan bahan isolator yang paling banyak digunakan adalah dari
porselen, ada juga yang terbuat dari bahan gelas, sementara untuk
keperluan mengalirkan arus listrik dari gardu ke tiang pertama
digunakan kabel 20 kv dan disetiap titik jaringan yang akan masuk
gardu /trafo dipasang arrester sebagai pengaman trafo terhadap
tegangan lebih yang disebabkan oleh samabaran petir dan switching
(SPLN se.002/PST/73). Karena panjang konduktor tiap haspelnya
5

terbatas ± 300m, sedang jaringan T.M ditarik sampai beberapa km maka


dilakukan penyambungan di tiang sama halnya dengan cara
penyambungan di gardu tiap sambungan konduktor jaringan, perlu
ditutupi dengan karet (sealer) yang kedap air / uap air karena celah
antara sambungan konduktor di udara terbuka lebih mudah kemasukan
air atau asam hal ini menyebabkan proses oksidasi lebih besar
kemungkinannya, Bila tidak ada sealer, oksidasi dapat menyebabkan :
 tahanan kontak menjadi buruk,
 menimbul hot spot,
 membuat konduktor lumer (putus)
Maka hal yang harus diperhatikan adalah pada posisi
sambungan pada jaringan buat agar sambungan konduktor hanya pada
isolator yang menghadap ke sisi sumber, sedang konduktor utuh berada
di isolator sisi beban, tapi bila akhirnya terputus juga maka GFR
(Ground Foult Relay) yang berfungsi sebagai pendeteksi gangguan
yang dikoordinasikan dengan recloser akan bekerja.

sambungan

Tidak
Sambungan

Gambar 4.2 Cara Menentukan Posisi Sambungan Pada Jaringan.


Pengukuran tahanan kontak sambungan dilakukan seperti cara
pengukuran tahanan kontak di gardu .
6

2.2 Penyebab Gangguan Serta Tindakan


Pada Jaringan Tegangan Menengah, dikarenakan jaringan saluran
udara digelar di alam bebas cenderung gangguan dari lingkungan karena
sebab alam cukup tinggi, diantaranya adalah:
1. Petir
Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran
langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup
tinggi, bisa flash over ke konduktor fasa menyebabkan gangguan tanah
2. Binatang
Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan
hubung singkat 1 fasa ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa
3. Manusia
Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
4. Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula
menjadi penyebab gangguan
5. Jumper putus
Karena korosi, terjadi pemburukan tahanan kontak jumper konduktor
putus jatuh ketanah
6. Isolator retak atau pecah
Apabila terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila isolator
retak sulit ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab gangguan.

Sumber gangguan pada jaringan tegangan menengah dapat berasal dari


dalam dan dari luar. Gangguan dari dalam antara lain adalah tegangan lebih
atau arus lebih, pemasangan tidak baik, penuaan, beban lebih dan peralatan
yang dipasang tidak memenuhi standar. Gangguan dari luar untuk Saluran
Kabel Tegangan Menengah (SKTM) antara lain adalah sebagai berikut :
1. Terkena cangkul atau alat gali lainnya.
2. Terdesak oleh akar pohon.
3. Pergerakan tanah misalnya karena tanah tidak stabil atau mendapat
tekanan mekanis.
4. Pemasangan yang kurang hati - hati sehingga ada bagian kabel yang retak
dan kemasukan air.
7

Dari beberapa penyebab diatas, berikut ini adalah kemungkinan dapat


tidaknya gangguan tersebut ditanggulangi:

1. gangguan no 1 masih mungkin untuk dibuat perlindungannya

2. gangguan dari sebab no 2 agak sulit ditanggulangi.

3. gangguan dari sebab no 3 dan no 4 ditanggulangi dengan membuat aturan


dan pemeliharaan jaringan.

4. gangguan dari sebab no 5 hindari proses korosi dengan sealer.

5. gangguan dari sebab no 6 (bila retak atau tembus) dicari dengan


mengisolir seksi demi seksi jaringan bila sudah bisa dipersempit, seksi
yang isolatornya retak / tembus diperiksa dengan tegangan impuls.

Dalam pemeliharaannya, pemeriksaan tahanan kontak yang buruk


dilakukan dengan cara pengamatan sambungan dengan gunakan thermovision.
Bila ditemukan temperatur tinggi pada sambungan, maka hal-hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:

1. memadamkan jaringan,

2. mengukur tahanan kontak,

3. membersihkan permukaan kontak,

4. apabila klem penjepit sambungan rusak maka harus diganti,

5. jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknya kembali


diukur,

6. apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.

Sama halnya dengan Jaringan Tegangan Menengah, Jaringan Tegangan


Rendah pun sering mengalami kerusakan akibat gangguan-gangguan dari
lingkungan, baik itu yang disebabkan oleh gangguan dari luar jaringan,
seperti gangguan yang diakibatkan oleh binatang maupun gangguan dari
jaringan itu sendiri seperti terjadinya korosi.

Pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan terhadap JTR di antaranya:


8

1. Membersihkan jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan


dengan konduktor telanjang)

2. Untuk jaringan dengan twisted cable, pemeliharaan agak jarang


kecuali untuk kabel yang tertekan dahan pohon

3. Memonitor keseimbangan beban masing-masing fasa, agar


konduktor netral tidak dialiri arus besar, yang bisa membuat
masalah

4. Memonitor hot spot konduktor fasa / netral terutama konduktor


netral (bila sampai putus)

5. Menaikkan tegangan konsumen di fasa yang berbeban rendah

6. Hot spot sambungan diperiksa dengan thermovision bila


temperatur tinggi dan jaringan belum putus, maka lakukan
langkah-langkah sebagai berikut:

a. memadamkan jaringan,

b. mengukur tahanan kontak,

c. membersihkan permukaan kontak,

d. apabila klem penjepit sambungan rusak maka harus


diganti,

e. jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknya


kembali diukur,

f. apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.

Kegagalan suatu komponen merupakan akibat dari suatu proses


penuaan material yang berjalan dengan waktu. Proses degradasi ini tidak
dapat dihindari, namun dapat dikendalikan melalui kegiatan pemeliharaan
yang tepat. Dewasa ini dikenal empat model pemeliharaan: breakdown
maintenance, pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif dan
pemeliharaan proaktif.
9

BAB III

PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

3.1 Klasifikasi Pemeliharaan


Pemeliharaan distribusi dikelompokkan dalam tiga macam
pemeliharaan, yaitu :

1. Pemeliharaan rutin ( Preventive Maintenance ) Pemeliharaan Rutin


Pemeliharaan rutin merupakan jenis pemeliharaan yaitu
direncanakan secara terus - menerus, periodik dengan tujuan
mempertahankan kondisi sistem dalam keadaan baik dengan
keadaan daya guna yang optimal. Di lapangan pemeliharaan rutin
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Pemeliharaan rutin yaitu pekerjaan pemeliharaan yang


dilaksanakan dengan cara melaksanakan pemeliharaan secara
visual ( inspeksi ) yang diikuti oleh pekerja pemelihara yang
sesuai dengan hasil inspeksi. Dengan tujuan menemukan
penyebab gangguan sebelum terjadi hal - hal yang ridak
diinginkan.

b. Pemeriksaan Sistematis yaitu pekerjaan pemeliharaan yang


dimaksudkan untuk menemukan kerusakan yang tidak
diketemukan pada waktu pelaksanaan inspeksi, yang kemudian
disusun saran - saran untuk perbaikan.

2. Pemeliharaan korektif ( Corrective Maintenance ) Pemeliharaan


Korektif Merupakan jenis pemeliharaan yang dimaksud untuk
memperbaiki kerusakan atau untuk mengadakan perubahan atau
penyempurnaan. Maksud dari memperbaiki kerusakan adalah untuk
mempertahankan atau mengembalikan kondisi sistem yang
mengalami gangguan kerusakan sampai kembali pada keadaan
semula dengan kapasitas yang sama. Pekerjaan tersebut meliputi
10

penggantian kabel yang meleleh, perbaikan JTM yang putus,


penggantian bushing trafo yang pecah.

3. Pemeliharaan darurat ( Emergency Maintenance ) Pemeliharaan


Darurat Pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk
memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam seperti
gempa bumi, banjir, dll. Biasanya gangguan tersebut bersifat
mendadak, jadi dapat disimpulkan bahwa sifat dari pemeliharaan
ini adalah mendadak dan perlu segera dilaksanakan perbaikan.

3.2 Jadwal Pemeliharaan Distribusi


Pemeliharaan pada jaringan distribusi memerlukan program yang
disusun dengan baik dan periodik melalui jadwal tertentu. Hal ini merupakan
salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga
listrik. Adapun jadwal tersebut menurut siklusnya yang dikelompokkan
dalam empat kelompok, yaitu :

 Pemeliharaan Triwulan

 Pemeliharaan Semesteran

 Pemeliharaan Tahunan

 Pemeliharaan Tiga Tahun

Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga


dengan hal ini diharap daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh
secara optional. Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat
dilaksanakan dalam keadaan :

1. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan Pekerjaan yang


perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan dalm keadaan
bertegangan, adalah mengadakan pemeliharaan secara visual
dengan maksud untuk menemukan gangguan yang
dikhawatirkan. Gangguan tersebut menyebabkan kerusakan
pada sistem operasi. Pemelihan semacam ini pada
pelaksanaannya menggunakan chek list untuk memudahkan para
11

petugas memeriksa dan mendata hal - hal yang perlu


diperhatikan.

2. Pemeliharaan tahunan keadaan bebas bertegangan. Pekerjaan


yang meliputi: Pemeriksaan, Pembersihan, Pengetesan,
Penggantian material bantu (fuse link, HRC fuse ) Adapun
bagian - bagian sistem yang perlu dilakukan pemeliharaan
peralatan jaringan distribusi secara periodik, diantaranya adalah:
1. Trafo Distribusi
2. Pemisah (PMS)
3. PMT
4. Pemeliharaan Alat Pengaman
5. Pemeliharaan Alat pelindung
6. Pemeliharaan Saklar Tiang

3.3 Uji Kelayakan


Prosedur uji layak instalasi gardu;
Sebelum dioperasikan instalasi gardu distribusi harus dilakukan uji kelayakan
yang meliputi:

1. Uji verifikasi rencana


 Meneliti kesesuaian hasil pelaksanaan dengan rancangan
bahan referensi adalah persyaratan-persyaratan teknis pada
rancangan surat perintah kerja.
 Meneliti kesesuaian spesifikasi teknis dengan material yang
terpasang.
2. Uji fisik hasil pelaksanaan.
 Meneliti apakah hasil pelaksanaan telah memenuhi
persyaratan fisik hasil pekerjaan (kokoh, tidak goyang)
tekukan, belokan kabel clan lain-lain.
 Meneliti mekanisme kerja peralatan.
 Meneliti kebenaran pengkabelan, pengawatan instalasi listrik.
12

 Meneliti kekencangan ikatan-ikatan mur, baut, konektor


 Meneliti kabel-kabel instalasi tidak menahan beban mekanik
selain beban sendiri.
 Meneliti pengkabelan (wiring) instalasi kontrol.
3. Uji Ketahanan Isolasi
 Melakukan uji ketahanan isolasi dengan alat megger pada
tiap antar fasa clan fasa tanah (referensi PUIL 1 volt = 1 kilo
ohm) pada sisi TM clan TR.
 Uji dilakukan juga pada transformator.
4. Uji ketahanan Impulse
 Melakukan uji withstand test 50 k J per 1 menit.
5. Uji Power Frekuensi
 Melakukan uji tegangan 24 kV selama 15 menit.
6. Uji alat proteksi
7. Uji fisik pengaman lebur dengan multi meter
8. Uji Rak proteksi (jika ada)
9. Uji alat-alat kontrol
 Setelah dioperasikan uji unjuk kerja alat-alat kontrol (lampu,
voltmeter, ampere meter): Hasil uji laik didokumenkan untuk
izin operasional.
10. Instalasi untuk pelanggan tegangan menengah, hanya ditambah:
a. Satu sel kubikel transformator tegangan
b. Satu sel kubikel sambungan pelanggan dengan
fasilitas:
c. Circuit breaker yang bekerja etas dater batas arus
nominal.
 Daya tersambung pelanggan.
 Transformator arus.
 Satu sel kubikel untuk sambungan kabel
milik
pelanggan
13

 Satu set alat ukur ( KWH meter, KVARH


meter)
 Satu set relai pembatas beban.
 Spesifikasi teknis den ketentuan
instalasinya sama
dengan ketentuan instalasi sel kubikel lain.
11. Uji opersional dilaksanakan dengan tambahan, uji untuk kerja circuit
breaker den relai pembatas pelanggan.
14

BAB 1V
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN DAN SARAN


4.1.1 KESIMPULAN
Faktor yang menyebabkan diharuskannya dilakukan pemeliharaan jaringan
distribusi yakni karena pada umumnya jaringan distribusi berada pada saluran
bebas, jadi tentunya tidak akan terlepas dari faktor-faktor alam yang bisa
menyebabkan gangguan bahkan kerusakan pada jaringan distribusi.
Contohnya adanya petir yang mengenai saluran, binatang seperti ular dan
tumbuhan yang daunnya merambat masing-masing dapat menimbulkan
hubungan antar fasa pada jaringan, dll

Sistem jaringan distribusi memerlukan pemeliharaan dan perawatan yang


berkala. Dengan tujuan system jaringan distribusi bisa optimal dalam
menghantarkan tegangan dan peralatan yang terdapat pada sistem jaringan
dapat berumur panjang.

Pemeliharaan sistem jaringan distribusi dibuat jadwal yang telah


ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan supaya pemeliharaan dapat
berjalan secara sistematis

Bentuk pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan terhadap


jaringan distribusi yakni:

a. Membersihkan jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan dengan


konduktor telanjang)

b. Untuk jaringan dengan twisted cable, pemeliharaan agak jarang


kecuali untuk kabel yang tertekan dahan pohon

c. Memonitor keseimbangan beban masing-masing fasa, agar konduktor


netral tidak dialiri arus besar, yang bisa membuat masalah

d. Memonitor hot spot konduktor fasa / netral terutama konduktor netral


(bila sampai putus)
15

e. Menaikkan tegangan konsumen di fasa yang berbeban rendah

Model-model pemeliharaan pada jaringan distribusi

a. Breakdown maintenance, yakni perbaikan dilakukan setelah


mengalami kerusakan. Dalam hal ini kegagalan atau kecelakaan sudah
telanjur terjadi.
b. Preventif, yakni mengacu pada penggantian komponen sesuai
perkiraan waktu umur.
c. Prediktif, yakni didasarkan pada pantauan suatu kondisi atau kinerja
suatu peralatan.
d. Proaktif, yakni mengacu pada suatu kegiatan pemeliharaan yang
bertujuan mengantisipasi terjadinya kegagalan.

4.1.2 SARAN

Pemeliharaan pada jaringan distribusi hendaknya dilakukan dengan cara


peninjauan/pemeriksaan secara berkala dan menyeluruh untuk menghindari
bahaya yang mungkin terjadi
16

4.2 DAFTAR PUSTAKA

Prasodjo, E. 2016. Outlook Energi Indonesia 2016. Dewan Energi Nasional.


Jakarta

National Fire Protection Association (NFPA). 2015. National Electrical Code


Style Manual. NFPA. United States.

International Energy Agency (IEA). 2016. World Energy Outlook 2016.

Badaruddi, Heri Kiswanto.2015. Studi Analisa Perencanaaninstalasi Distribusi


Saluran Udara Tegangan Menengah (Sutm) 20 Kv. Jurnal Teknologi
Elektro. Universitas Mercu Buana

Muhammad Rifqi, Karnoto. 2010. Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan


Distribusi Tegangan Menengah 20V
IV
1
24

Você também pode gostar