Você está na página 1de 13

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Medis


1.1.1 Pengertian Anemia
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (HB), hematocrit berakibat pada
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah, Anemia penyakit kronik adalah
anemia yang timbul setelah terjadinya proses infeksi atau inflamasi kronik. Biasanya
anemia akan muncul setelah penderita mengalami penyakit tersebut selama 1–2 bulan.
Tumor dulunya memang merupakan salah satu penyebab anemia penyakit kronik, namun
dari hasil studi yang terakhir tumor tidak lagi dimasukkan sebagai penyebab anemia
penyakit kronik.
Anemia Karena Kekurangan Zat Besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel
darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada
dibawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Beberapa zat gizi
diperlukan dalam pembentukan sel darah merah. Yang paling penting adalah zat besi,
vitamin B12 dan asam folat; tetapi tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C,
riboflavin dan tembaga serta keseimbangan hormon, terutama eritropoietin (hormon yang
merangsang pembentukan sel darah merah)

1.1.2 Etiologi Anemia


Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan
akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya. Penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat

2. Pembedahan

3. Pecah pembuluh darah

4. Penyakit Kronik (menahun)

5. Wasir (hemoroid)
6. Kanker atau polip di saluran pencernaan

7. Tumor ginjal atau kandung kemih

8. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

9. Berkurangnya pembentukan sel darah merah

10. Kekurangan zat besi

11. Kekurangan vitamin B12

12. Kekurangan asam folat

13. Kekurangan vitamin C

14. Penyakit kronik

15. Meningkatnya penghancuran sel darah merah

16. Pembesaran limpa

17. Kerusakan mekanik pada sel darah merah

1.1.3 Manifestasi Klinis


Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat, takikardi,
sakit dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing, kelemahan, tinitus,
penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut rapuh dan halus, kuku tipis rata
mudah patah, atropi papila lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin,
mengkilat, merah daging meradang dan sakit. Manifestasi klinis anemia besi adalah
pusing, cepat lelah, takikardi, sakit kepala, edema mata kaki dan dispnea waktu bekerja.
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah
munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika
anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
1.1.4 Anatomi Fisiologi
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah
cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5
liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah.
Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan yang
berkisar anatara 40-47. Diwaktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas
tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan. Darah
terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut :

1. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit,
dan protein darah.

2. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-komponen berikut


ini:

a.Eritrosit : sel darah merah (SDM ± red blood cell). Sel darah merah merupakan
cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron.

b. Leukosit : sel darah putih (SDP± white blood cell). Bentuknya dapat berubah-
ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki kapsul (pseudopodia).

c.Trombosit : butir pembeku darah ± platelet.1. Trombosit adalah bagian dari


beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang terbentuk cakram bulat, oval,
bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. Trombosit berperan penting
dalam pembentukan bekuan darah

1.1.5 Patofisiologi Anemia


Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam
sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini
bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan
meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan
dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun
akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya
otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan
seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak,
tidak bisa diperbaiki.

1.1.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
2. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik).
3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal :
pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
7. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
8. Hemoglobin elektroforesis: mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
9. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi

1.1.7 Penetalaksanaan Medis


Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang.

1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1. Anemia defisiensi besis.

2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12

3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan
dan transfusi darah

1.2 Konsep Kebutuhan Dasar


1.2.1 Pengertian Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu
exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah cairan tubuh
lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat
badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang
diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya. Untuk dapat
menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebut
homeostatis. Homeostatis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan
keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.

1.2.2 Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Virginia Handerson


Virginia Handerson mengidentifikasikan 14 komponen tersebut dalam asuhan
keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini,
atau membuat kondisi sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini:

1. Bernafas dengan normal


Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah membantu
memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal, alas dan
sejenisnya sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara normal dan
kemampuan mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.
2. Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat badan
yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan,
dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan social klien.
3. Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya,
jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
4. Aktivitas dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh, miring,
dan bersandar.
5. Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik dan
menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.
6. Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang tepat dari
pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
7. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong kearah
tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature,
kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk
meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya.
8. Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep
kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard
kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya.
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul yang
mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan aman.
10. Berkomunikasi
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, keinginan, rasa
takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah dalam hubungan klien dengan tim
kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan
dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.
11. Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama sangat
berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.
12. Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap
kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila
seseorang dapat terus bekerja.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan,
pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.
14. Kebutuhan belajar
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan
dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang
diberikan

1.3 Konsep Dasar Nutrisi

1.3.1 Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit .Nutrisi
merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam katagori zat makanan
adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi
dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital
dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa .

1.3.2 Komponen Zat Gizi


Zat gizi merupakan unsur yang penting dari nutrisi mengingat zat gizi
tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan
berfungsi secara optimal apabila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan
memberikan nilai yang optimal.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat
menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh dari tumbuhan,
kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit atau sakarida.
Monosakarida, seperti glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi
unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk
dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna untuk
beragam tingkatan.
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap
makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi
kelaparan dan berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang
tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan
terjadi peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat
yang cukup maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa,
tepung, dan sayu-sayuran.
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K
yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing dan lainnya. Lemak dapat digolongkan menjadi:
a. Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (trigliserida, fosfolipid dan kolesterol) yang
bergabung dengan protein dihasilkan dihati dan mukosa usus untuk mengangkut
lemak yang tidak larut. Jenis yang terdapat di dalam tubuh adalah HDL (High
Dencity Lipoprotein), LDL (Low Dencity Lipoprotein), VLDL (Very Low Dencity
Lipoprotein), dan glikolipid (merupakan senyawa lipid yaitu gliserol dan asam
lemak bergabung dengan karbohidrat, fosfat, dan atau nitrogen.
b. Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh tubuh manusia
yaitu:
1) Trigliserida banyak ditemukan pada hewani maupun nabati.
2) Asam lemak jenuh (Saturated Fathy Acid-SAFA) yaitu lemak yang tidak dapat
mengikat hidrogen lagi, seperti asam palmiat, asam stearat yang banyak
ditemukan pada lemak hewani, keju, mentega, minyak kelapa dan coklat
3) Asam lemak tidak jenuh ditemukan pada minyak kacang tanah
4) Fosfolipid ditemukan pada pangan nabati maupun hewani
5) Kolesterol ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging, lemak susu
3. Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel, selain
itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranya thrionin, valin,
leusin, isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin, metionin dan histidin, selebihnya asam
amino non esensial.
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body
mass).Tergantung jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda
antar orang. Pada orang gemuk, perbandingan antara air dan lemak sekitar 50%
berbanding 50%. Pada pria normal, perbandingannya antara 60% berbanding
16%.Pada orang kurus perbandingan tersebut adalah 67% dengan 7%.Pada bayi
perbandingan tersebut sangat mencolok, yaitu 78% dan 0%. Dengan perkataan lain
jumlah air yang terdapat dalam tubuh manusia adalah :
a. Sekitar 80% dari berat badan (untuk bayi dengan low birth weight)
b. Sekitar 70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus)
c. Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak) dan
d. Sekitar 55-60% dari berat badan (untuk dewasa)
5. Vitamin
merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
dapat mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain:
a. Vitamin A (Retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang mempunyai
pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan
dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak
ikan,susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-
buahan.
b. Vitami B kompleks (Thiamin) yang merupakan vitamin yang larut dalam air akan
tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri,
kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, asam
piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang,
kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu.
c. Vitamin B2 (Riboflavin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air, vitamin ini
harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat menyebabkan
fotophobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh
di dalam susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-sayuran hijau dan padi.
d. Vitamin B12 (Sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Pada
vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sumsum tulang,
pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia dan vitamin
ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu, dan keju.
e. Vitamin C (Asam ascorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah
dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya, kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam
tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau.
f. Itamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil dalam
suasana panas, vitamin ini berguna dalam pengatur penyerapan dan pengendapan
kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, mengatur
kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan
pertumbuhan jelak dan osteomalasia.
g. Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap sinar
ultraviolet yang dapat berfungsi dalam meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A
dan asam linoleat serta menstabilkan membran apabla terjadi kekurangan dapat
menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan akan menyebabkan
kehilangan keutuhan saraf. Vitamin E dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan
kacang-kacangan.

3.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu :

1. Ukuran Tubuh. Merupakan peubah utama dalam menentukan pengeluaran energi


seseorang. Tubuh yang besar memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar
2. Jenis KelaminLaki-laki dan perempuan dengan tinggi, berat, dan umur yang
sama mempunyai komposisi tubuh yang berbeda. Perempuan memiliki banyak
jaringan lemak dan lebih sedikit otot daripada laki-laki
3. Umur Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu
lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan
berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja

3.1.4 Masalah Yang Timbul Dalam Pemenuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia
Nervosa.

1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin
g. Kemungkinan penyebab:
h. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
i. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
j. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.Tanda klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b. Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton
e. Perubahan pola makan
f. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori
dan penurunan dalam penggunaan kalori.

4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan
asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva dan lain- lain.

5. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Https://Www.Scribd.Com/Mobile/Document/340496636/BAHAN-ANEMIA-Pdf

Https://Www.Scribd.Com/14-Kebutuhan-Dasar-Manusia-Menurut-Virginia-Henderson-Pdf

Https://Www.Scribd.Com/Konsep-Dasar-Kebutuhan-Dasar-Nutrisi-Pdf

Você também pode gostar