Você está na página 1de 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Liabilitas jagka panjang digunakan untuk menunjukkan utang-utang
pelunasannya yang dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari
sumber-sumber yang bukan dari sumber aktiva lancer. Di dalam judul akuntansi
liabilitas dan equitas liabilitas jangka panjang memuat utang obligasi, utang wesel
jangka panjang, utang hipotik, uang muka afiliasi, utang kredit bank jangka panjang
dan lain-lain. Utang jangka panjang biasanya, timbul karena adanya kebutuhan dana
untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikan jumlah modal kerja permanen,
membeli perusahaan lain atau mungkin untuk melunasi utang-utang yang lain.

1.2. Manfaat
- Mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai liabilitas jangka panjang.
- Mampu memecahkan suatu masalah yang timbul dari materi pembahasan.
- Mengetahui banyak hal tentang liabilitas jangka panjang.

1.3. Tujuan
- Yang paling utama tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mencari serta
menambahn pengetahuan serta wawasan luas.
- Memahami lebih dalam lagi materi tentang liabilitas jangka panjang
- Menumbuhkan sikap kritis dan peka serta arif dalam memahami permasalahan
yang mungkin timbul dari materi liabilitas jangka panjang.

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1. Pengertian Liabilitas Jangka Panjang
Liabiltas (utang) jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi (1 tahun) dihitung sejak
tanggal pembuatan laporan posisi keuangan.
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut
sebagai liabilitas jangka panjang. Termasuk dalam klasifikasi liabilitas, antara lain:
1. Pinjaman subordinasi, merupakan pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu
perjanjian subordinasi dimana pinjaman ini baru dapat dibayar kembali apabila
perusahaan telah melunasi liabilitas tertentu. Dalam hal likuidasi, pinjaman baru
dapat dilunasi setelah perusahaan menyelesaikan seluruh liabilitasnya.
2. Liabilitas bersyarat, adalah liabilitas yang kemungkinan timbulnya tergantung pada
terjadi atau setidaknya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang, dan
dengan demikian pada tanggal laporan posisi keuangan belum terdapat kepastian ada
atau tidaknya liabilitas tersebut.

1.2. Jenis-Jenis Utang Jangka Panjang


2.2.1. Utang Obligasi
2.2.1.a. Pengertian obligasi
Obligasi adalah surat tanda bukti utang yang dikeluarkan oleh
perusahaan kepada pemegangnya dengan imbalan bunga sejumlah
tertentu. Dalam setiap obligasi tertera nilai nominal obligasi serta
tingkat bunga obligasi. Nilai nominal atau nilai pari adalah nilai yang
menunjukkan jumlah yang harus dibayar perusahaan pada waktu
obligasi jatuh tempo. Sedangkan tingkat bunga obligasi menunjukkan
sejumlah prosentase tertentu yang harus dibayarkan secara periodik
kepada pemegang obligasi.

2.2.1.b. Prosedur penerbitan obligasi


 Mengajukan surat permohonan listing ke BAPEPAM
 Laporan keuangan harus wajar tanpa syarat
 Nilai nominal obligasi minimal Rp. 25 milyar
 Jangka waktu jatuh tempo minimal 4 tahun
 Telah beroperasi selama 3 tahun
 Menghasilkan laba selama 2 tahun terakhir
 Saldo laba ditahan minimal nol rupiah
 Dewan komisaris, dewan direksi mempunyai reputasi yang baik

2.2.1.c. Jenis-jenis obligasi


a) Dilihat dari sisi penerbit :
2
1) Corporate bonds, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
baik berbentuk BUMN maupun BUMD.
2) Government bonds, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
pusat.
3) Municipal bonds, obligasi yangditerbitkan oleh pemerintah
daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan
dengan kepentingan publik.
b) Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
1) Zero coupon bonds, obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik,namun bunga dan pokok dibayarkan
sekaligus pada saat jatuh tempo.
2) Coupon bonds, obligasi dengankupon yang dapat diuangkan
secara periodik sesuai dengan ketentuanpenerbitnya.
3) Fxed coupon bonds, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan
akan dibayarkan secara periodik.
4) Floating coupon bonds, obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan
suatu acuan tertentu seperti average time deposit (ATD) yaiyu
rata-rata terimbang tingkat suku bunga deposito dari bank
pemerintah dan swasta.
c) Dilihat dari hak penukaran/opsi :
1) Convertible bonds, obligasi yang memberikan hak
kepadapemegang obligasi untuk mengkonfersikan obligasi ke
dalam saham milik penerbitnya.
2) Exchangable bonds, obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
3) Callable bonds, obligasi yang memberikan hak kepada emiten
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang
umur obligasi tersebut.
4) Putable bonds, obligasi yang memberikan hak kepada investor
yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi
pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d) Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya :
1) Secured bonds, obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.

3
2) Unsecured bonds, obligasi yang tidak dijamin dengan kekayaan
tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara
umum.
e) Dilihat dari waktu jatuh tempo :
1) Term bonds (obligasi waktu), yaitu apabila obligasi yang
dikeluarkan jatuh tempo pada waktu bersamaan.
2) Serial bonds (obligasi seri), yaitu obligasi yang jatuh temponya
terbagi di dalam beberapa tanggal.

2.2.1.d. Istilah-istilah dalam obligasi :


a) Nilai nominal : harga yang tercantum dalam obligasi.
b) Kupon tingkat bunga : merupakan tingkat bunga (dalam presentase
berdasarkan nilai nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak
penerbit obligasi.
c) Jatuh tempo : jangka waktu suatu obligasi, biasanya ditetapkan
dalam satuan tahun dan penerbit obligasi wajib melunasinya pada
saat waktu jatuh tempo tersebut sebesar nilai nominalnya.

2.2.1.e. Harga obligasi


Harga obligasi dinyatakan dalam presentase (%) yaitu presentase
dari nilai nominal. Ada tiga kemungkinan harga pasar dari obligasi
yang ditawarkan yaitu :
a) Par (nilai pari) yaitu harga jual obligasi sama dengan nilai
nominalnya.
b) At premium (dengan premi) yaitu harga jual obligasi lebih tinggi
dari nilai nominalnya.
c) At discount (dengan discount) yaitu harga jual obligasi lebih
rendah dari harga nominalnya.

2.2.1.f. Amortisasi diskonto dan premium


Apabila penjualan obligasi menimbulkan diskonto atau
premium, maka jumlah diskonto atau premium tersebut harus
diamortisasi selama umur obligasi dengan metode tertentu. Amortisasi
tersebut harus dibebankan kepada biaya bunga periodik dan menjadi
beban penghasilan periodik.

Metode amortisasi obligasi :


a) Metode garis lurus
Jika metode garis lurus yang digunakan untuk mengamortisasi
diskonto/premium obligasi, besarnya amortisasi obligasisetiap
periode akan sama.
4
Contoh diskonto :
PT. XYZ mengeluarkan 10.000 lembar obligasi pada tanggal 1
Januari 1998, nilai nominal obligasi Rp. 10.000,00 per lembar.
Bunga 12% per tahun dibayar tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli.
Obligasi dijual dengan kurs 98%. Umur obligasi 5 tahun.

Jurnal penjualan obligasi (1 Januari 1998)


Kas Rp. 98.000.000
Diskonto obligasi Rp. 2.000.000
Utang obligasi Rp. 100.000.000
Jurnal biaya bunga (tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli)
Biaya bunga obligasi Rp. 6.000.000
Kas Rp. 6.000.000
6/12 x 12% x Rp. 100.000.000 = Rp. 6.000.000
Jurnal amortisasi diskonto (tiap akhir tahun 31 Desember)
Bunga obligasi Rp. 400.000
Diskonto obligasi Rp. 400.000
(Rp. 2.000.000 / 5 tahun = Rp. 400.000 / tahun)

Contoh premium :
PT.Indah menjual 1.000 lembar obligasi dengan nilai nominal Rp.
1.000 per lembar, umur 5 tahun, bunga nominal 15% dengan kurs
104% pada tanggal 1 Januari 1998, bunga dibayar tiap tanggal 1
Januaridan 1 Juli.

Jurnal penjualan obligasi (1 April 1998)


Kas Rp. 1.040.000
Premium obligasi Rp. 40.000
Utang obligasi Rp. 1.000.000
Jurnal biaya bunga (1 Januari dan 1 Juli)
Biaya bunga obligasi Rp. 75.000
Kas Rp. 75.000
Jurnal amortisasi premium (31 desember)
Premium obligasi Rp. 8.000
Biaya bunga obligasi Rp. 8.000
(Rp. 40.000 / 6 tahun = Rp. 8.000)

b) Metode bunga efektif


Dalam metode bunga efektif amortisasi diskonto atau premium
obligasi menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan
presentase konstan dari nilai buku obligasi. Metode ini akan
menghasilkan berbagai jumlah amortisasi dan beban bunga per
periode tetapi presentase suku bunga yang konstan.
Untuk melakukan metode ini perlu langkah-langkah :

5
1) Hitung beban bunga obligasi yaitu dengan mengalikan nilai
buku obligasi pada awal periode bunga dengan suku bunga
efektif.
2) Hitung bunga efektif yang dibayar yaitu dengan mengalikan
nilainominal obligasi dengan suku bunga kupon.

Contoh diskonto :
Tanggal 1 januari 1998 , PT Apik mengeluarkan 10.000 lembar
obligasi, bunga nominal 12%, nilai nominal per lembar
Rp.1.000,00, umur obligasi 5 tahun, bunga dibayar tiap 1 Januari
dan 1 Juli. Harga penjualan dinyatakan dalam bunga pasar sebesar
14%.
Jurnal penjualan:
Kas Rp.9.313.287,00
Diskonto obligasi 686.713,00
Utang obligasi Rp.10.000.000
Perhitungan :

Harga Jual Obligasi =

= 5.193.687 + 4.119.600
= 9.313.287
o Diskonto Obligasi = 686.713
Ket. :
N = Nominal Obligasi
r = Bunga Efektif
K = Utang (nominal x %bunga nominal)
n = periode obligasi

Jurnal pengeluaran biaya bunga obligasi: (2 kali dalam


setahun)

6
Biaya bunga Obligasi Rp.1.200.000,00
Kas Rp.1.200.000,00

Jurnal amortisasi diskonto:


Biaya bunga obligasi Rp.103.861,00
. Diskonto obligasi Rp.103.861,00

Amortisasi tiap periode dihitung berdasar skema berikut:


Persentase bunga efektif x harga jual obligasi awal Rp.A
Persentase bunga nominal x nilai nominal obligasi Rp.B
Amortisasi diskonto/premium (A-B) Rp.C

A = 14% x Rp. 9.313.287,00 = 1.303.861,00


B = 12% x Rp.10.000.000,00 = 1.200.000,00
Amortisasi diskonto = 103.861,00

Contoh Premium :
Tanggal 1 April 1998, PT. PQR mengeluarkan 10.000
lembarobligasi nominal Rp.1.000,00 per lembar, bunga nominal
12% per tahun dibayarkan tiap 1 April dan 1 Oktober, umur
obligasi 4 tahun, dijual dengan bunga efektif 10%

Jurnal penjualan:
Kas Rp. 10.633.974
Premium obligasi Rp. 633.974
Utang obligasi 10.000.000
Perhitungan :

= 6.830.135 + 3.803.839
= 10.633.974

7
Jurnal pengeluaran biaya bunga obligasi:
(pada akhir tahun pertama)
Biaya bunga obligasi Rp.900.000,00
Kas Rp.900.000,00
(9/12 x Rp.10.000.000,00 x 12%)
Jurnal amortisasi premium:
Premium obligasi Rp. 102.452,00
Biaya bunga obligasi Rp. 102.452,00
Perhitungan:
A = 10% x Rp.10.633.974,00 x 9/12 = 797.548,00
B = 12% x Rp.10.000.000,00 x 9/12 = 900.000,00
Amortisasi premium = 102.452,00

2.2.1.g. Pelunasan Utang Obligasi


Ada tiga kemingkinan obligasi dihapuskan dari rekening:
a. Obligasi dilunasi karena jatuh tempo
b. Obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo (callable bond)
c. Obligasi ditukar dengan saham (convertible bond).

1. Obligasi dilunasi karena jatuh tempo:


1.000 lembar obligasi dengan nila nominal Rp.1.000,00 dilunasi
pada tgl jatuh tempo.
Jurnal:
Utang obligasi Rp.1.000.000,00
Kas Rp.1.000.000,00

2. Obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo:


Apabila jenis obligasi adalah collable bond, maka perusahaan
yang mengeluarkan obligasi dapat menarik obligasi tersebut
sebelum jatuh tempo. Hal ini dimungkinkan karena perusahaan
ingin memperbaiki komposisi modal perusahaan. Penarikan
obligasi dapat dilakukan berdasarkan kurs yang ditentukan
perusahaan atau berdasarkan bunga efektif.
Dalam hal ini diskonto/premium yg belum diamortisasi
dihapuskan dari rekening, sehingga dalam collable bond ini akan

8
timbul laba atau rugi.
Contoh:
Tanggal 1 Januari 1998 dikeluarkan 1.000 lembar obligasi
dengan kurs 98%, nominal Rp.10.000,00 per lembar, umur 5 tahun.
Pada tanggal 31 Desember 2000, seluruh obligasi ditarik pada nilai
nominalnya.
Jurnal pengeluaran:
Kas Rp.9.800.000,00
Diskonto obligasi Rp. 200.000,00
Utang obligasi 10.000.000,00
Jurnal pelunasan obligasi:
Utang obligasi Rp.10.000.000,00
Rugi pelunasan 80.000,00
Diskonto obligasi Rp. 80.000.000,00
Kas 10.000.000,00
Perhitungan:
Harga jual obligasi 1 Januari1998 = Rp.9.800.000,00
Amortisasi diskonto 1998 – 2000:
3/5 x Rp200.000,00 = 120.000,00
Nilai buku obligasi per 31 Des 2000 = Rp.9.920.000,00
Nilai pelunasan = 1.000 xRp.10.000,00 = 10.000.000,00
Rugi pelunasan = Rp. 80.000,00.

2.2.2. Utang Hipotik


2.2.2.a. Pengertian hipotik
Utang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan
harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian utang disebutkan kekayaan
peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung.
Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi
pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan
pinjaman yang bersangkutan.

2.2.2.b. Hak-hak Hipotik :


Hak itu pada hakikatnya tidak dapat dibagi-bagi, dan diadakan
atas semua barang tak bergerak yang terikat secara keseluruhan, atas

9
masing-masing dari barang-barang itu, dan atas tiap bagian dari
barang-barang itu. Barang-barang tersebut tetap memikul beban itu
meskipun barang-barang tersebut berpindah tangan kepada siapa pun
juga.

2.2.2.c. Benda-benda yang dapat dibebani Hipotik:


a) Benda-benda tak bergerak yang dapat dipindah tangankan beserta
segala perlengkapannya.
b) Hak pakai hasil atas benda-benda tersebut beserta segala
perlengkapannya
c) Hak numpang karang dan hak guna usaha
d) Bunga tanah baik yang harus dibayar dengan uang maupun yang
harus dibayar dengan hasil dengan hasil tanah dalam wujudnya.

2.2.2.d. Hapusnya Hipotik :


a) Karena hapusnya ikatan pokok
b) Karena pelepasan hipotik oleh si berpiutang atau kreditur
c) Karena penetapan oleh hakim

2.2.2.e. Azaz hipotik :


a) Azas publikasi, yaitu mengharuskan hipotik itu didaftarkan supaya
diketahui oleh umum. Hipotik didaftarkan pada bagian pendaftaran
tanah kantor agrarian setempat.
b) Azas spesifikasi, hipotik terletak di atas benda tak bergerak yang
ditentukan secara khusus sebagai unit kesatuan, misalnya hipotik
diatas sebuah rumah. Tapi tidak aada hipotik di atas sebuah
pavileum rumah tersebut, atau atas sebuah kamar dalam rumah
tersebut.

2.2.2.f. Prosedur pengadaan hipotik :


a) Harus ada perjanjian hutang piutang,
b) Harus ada benda tak bergerak untuk dijadikan sebagai jaminan
hutang.

2.2.2.g. Contoh soal utang hipotik :


Pada tanggal 1 April 2010 PT. MATAINDAH mendapat pinjaman
Rp. 100.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 12% per
tahun. Bunga dibayarkan setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Sebagai
jaminan diserahkan sebidang tanah. Pinjaman diangsur 10 kali
angsuran, angsuran pertama 1 Oktober 2010. PT. MATAINDAH juga

10
menanggung provisi materai dan biaya administrasi sebesar Rp.
600.000.

a. Jurnal transaksi ( 1 April 2010)


Kas Rp. 99.400.000
Beban bunga Rp. 600.000
Hutang hipotik Rp. 100.000.000
b. Jurnal pembayaran angsuran I (1 Oktober 2010)
Hutang hipotik Rp. 10.000.000
Beban bunga Rp. 6.000.000
Kas Rp. 16.000.000
Bunga : (6/12 x 12/100 x Rp. 100.000.000 = Rp. 6.000.0000
c. Jurnal penyesuaian (31 Desember 2010)
Beban bunga Rp. 2.700.000
Hutang bunga Rp. 2.700.000
Hutang hipotik Rp. 10.000.000
Angsuran hutang hipotik Rp. 10.000.000

(Rp.100.000.000 – Rp. 10.000.000 = Rp. 90.000.000)


(3/12 x 12/100 x Rp. 90.000.000 = Rp. 2.700.000)
d. Jurnal Pembalik (1 Januari 2011)
Hutang bunga Rp. 2.700.000
Beban bunga Rp. 2.700.000
Angsuran hutang hipotik Rp 10.000.000
Hutang hipotik Rp. 10.000.000
e. Jurnal pembayaran anguran II (1 April 2011)
Hutang hipotik Rp. 10.000.000
Beban bunga Rp. 5.400.000
Kas Rp. 15.400.000

(Rp. 100.000.000 – Rp. 10.000.000 = Rp. 90.000.000)


(6/12 x 12/100 x Rp. 90.000.000 = Rp. 5.400.000)

2.2.3. Utang Wesel Jangka Panjang

11
2.2.3.a. Pengertian utang wesel jangka panjang
Utang wesel jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian
antara peminjam dan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan
pinjaman sejumlah uang tertentu dan peminjam bersedia membayar
secara periodik yang mencakup bunga (jika berbunga) dan pokok
pinjaman.

2.2.3.b. Jenis-jenis wesel :


1. Wesel tidak berbunga
Tak berbunga adalah yang dalam surat wesel yang
bersangkutan tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga
tertentu.
Memang sebenarnya wesel tersebut tetap ada bunganya karena
kewajiban yang terikat kepada peminjam yang harus membayar
lebih besar daripada pinjaman yang diterima. Bunga yang
dimaksud adalah selisih antara pinjaman yang diterima dengan
yang harus dibayar. Jadi tetap ada bunga namun tidak tertulis
secara eksplisit.

Contoh:
Tanggal 1 Januari 2013, PT CCC menerbitkan wesel tanpa
bunga senilai Rp 500 juta dengan periode jatuh tempo 5 tahun
seharga Rp 296.725.664. Suku bunga implisit wesel tersebut adalah
11 %. Siapkan jurnal yang perlu dicatat PT CCC pada tanggal 1
Januari 2013, 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2014.

Jurnal pencatatan 1 Januari 2013 :


Kas Rp. 296.725.664
Wesel bayar Rp. 296.725.664
Jurnal pencatatan 31 Desember 2013
Beban bunga wesel Rp. 32.639.823
Wesel bayar Rp. 32.639.823

Jurnal pencatatan 31 Desember 2014


Beban bunga wesel Rp. 36.230.204
Wesel bayar Rp. 36.230.204

12
Nilai
Bunga Beban Diskon
Tanggal tercatat
dibayar bunga diamortisasi
wesel
01/01/13 296,725,664
31/12/13 - 32,639,823 32,639,823 329,365,487
31/12/14 - 36,230,204 36,230,204 365,595,691

2. Wesel berbunga
Berbunga adalah jenis Wesel yang pada saat pembayarannya
selain membayar pokok utangnya juga harus membayar bunga
sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Contoh:
Pada tanggal 31 Desember 2006 PT ABC menandatangani
wesel bayar jangka panjang yang akan dilunasi selama 10 tahun
dengan 10 kali angsuran sebesar Rp. 10.000.000,- dengan bunga 10%
pertahun.

Jurnal mencatat penerimaan utang wesel (31 Desember 2006)


Kas Rp. 10.000.000
Wesel bayar Rp. 10.000.000
Jurnal mencatat angsuran pertama (31 Desember 2007)
Wesel bayar Rp. 1.000.000
Beban bunga Rp. 1.000.000
Kas Rp. 2.000.000
Perhitungan :
Angsuran pokok : Rp. 10.000.000 / 10 = Rp.1.000.000
Beban bunga : Rp. 10.000.000 x 10% = Rp. 1.000.000
Jurnal mencatat angsuran kedua (31 Desember 2008)
Wesel bayar Rp. 1.000.000
Beban bunga Rp. 900.000
Kas Rp. 1.900.000
Perhitungan :
Angsuran pokok : Rp. 10.000.000 / 10 = Rp. 1.000.000
Beban bunga : Rp. 9.000.000 x 10% = Rp. 900.000

2.2.4. Uang Muka Dari Perusahaan Afiliasi


Hutang kepada pemegang saham pada umumnya berasal dari pinjaman
yang diberikan oleh pemegang saham diluar setoran modal. Hutang kepada
perusahaan afiliasi dapat berasl dari pinjaman atau dari transaksi-transksi lain,
misalnya pembelian barang atau jasa.Utang ini biasanya diberikan untuk
membantu perusahaan anak atau perusahaan afiliasi yang baru mulai
beroperasi dan membutuhkan pinjaman.

13
Contoh Jurnal:
Pada saat mencatat penerimaan uang dari pinjaman pemillik modal
atau perusahaan afiliasi:
Kas Rp xxx
Hutang kepada Tn. “X” (pemilik perusahaan) Rp xxx
Hutang kepada perusahaan afiliasi Rp xxx

Apabila dilakukan pembayaran hutang-hutang tersebut maka akan dijurnal:


Hutang kepada Tn. “X” (pemililk perusahaan) Rp xxx
Hutang kepada perusahaan afiliasi Rp xxx
Kas Rp xxx
2.2.5. Utang Bank Jangka Panjang
Merupakan Pinjaman Jangka Panjang yang diterima dari bank atau
lembaga keuangan lain yang digunakan untuk perluasan usaha dan memiliki
batas jatuh tempo yang lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan bab terdahulu dan berdasarkan
tujuan dari makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa obligasi merupakan salah
satu alternatif bagi pemodal untuk menanam modalnya dalam pasar modal. Untuk
melakukan investasi yang baik dalam obligasi, pemodal perlu memahami jenis-jens
obligasi dan prosedur penerbitan obligasi.

Adapun jenis – jenis obligasi dapat dilihat dari sisi penerbit, dilihat dari sistem
pembayaran bunga, dilihat dari hak penukaran/opsi, dilihat dari segi jaminan atau
kolateralnya, dilihat dari waktu jatuh tempo.

B. Saran

Berdasarkan makalah yang kami susun dengan judul “Liabilitas Jangka Panjang” ini
kami selaku penulis berharap memberi pemahaman bagi pembaca sehingga dapat

14
menambah wawasan terlebih lagi pada penulis sendiri. Semoga makalah ini
memberikan manfaat pada penulis dan para pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Muawanah.dkk Umi. 2008. Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jilid 3.
Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Martani, Dwi. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.

http://dendyraharjo.blogspot.co.id/2013/05/akuntansi-pajak-terhadap-hutang-dan_4959.html.

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/2016/02/11/materi-akuntansi-keuangan-2/bab-14-liabilitas
jangka-panjang/

http://akuntansionline.yolasite.com/resources/UTANG%20JANGKA%20PANJANG.pdf

15

Você também pode gostar