Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pra Kepanitraan
Oleh
Kelompok 5
Pra Kepanitraan
Oleh
Nila sahuleka, S.Kep 122311101070
Achmad Nur Muhaimin, S.Kep 142311101145
Devis Yulia Rohmana, S.Kep 152311101279
Pravita Dwi Ariyani, S.Kep 152311101325
Joni hermawan, S.Kep 152311101355
Latar
Masa Jenis
No Nama Teknisi Belakang Jabatan
Kerja Pelatihan
Pendidikan
1. Ns. Emi Wuri W, S2 2 th Manajemen Kepala
M.Kep, Sp.Kep Lab Laboratorium
Jiwa
2. Eko wahyu D3 ±10 th Pelatihan Teknisi
nugroho BTCLS dan Laboratorium
AMd.Kep manajemen
Lab
3. Nila S1 ±10 th Pelatihan Teknisi
murtiningrum BTCLS dan Laboratorium
S.kep manajemen
Lab
4. Esti Lusiana, S1 ±10 th Pelatihan Teknisi
S.Kep BTCLS dan Laboratorium
manajemen
Lab
5. Amin Aini S1 ±10 th Pelatihan Teknisi
Ma’rufah, S.Kep BTCLS dan Laboratorium
manajemen
Lab
6. Rivan Alfian , D3 4 th Pelatihan Teknisi
AMd.Kep BTCLS dan Laboratorium
manajemen
Lab
Sumber: PSIK UNEJ, tahun 2017
Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga laboratorium yang bekerja di
Program Studi Keperawatan Universitas Jember berjumlah 6 orang yang
terdiri dari 1 orang berpendidikan S2 Keperawatan, 3 orang berpendidikan
S1 Keperawatan, 2 orang berpendidikan D3 Keperawatan. Kemudian
untuk pelatihan semua teknisi telah mendapatkan pelatihan BTCLS dan
Manajemen Laboratorium
c. Struktur organisasi
SEKRETARIS 1
Ns. Wantiyah, M.Kep
KEPALA LABORATORIUM
TEKNISI LABORATORIUM
Mahasiswa
melaksanakan Mahasiswa atau dosen
prosedur Serahkan oleh
formpraktikum PLP menyiapkan alat dan
ke PLP(sesuai SOP)
Redemonstrasi
tindakan (users)
dengan mengisi
lancar form
atau laboran verifikasi fungsi alat
Alur Pelayanan peminjaman
laboratorium
(evaluasi akhir pembelajaran) keperawatan terpadu program study ilmu keperawatan universitas jember
Lampu penerangan di laboratorium berfungsi dengan baik dan cukup untuk menerangi
ruangan. Belum tersedia loker bagi barang-barang mahasiswa yang akan melakukan
praktikum. Di ruang L.Ia dan L.Ib sudah terdapat rak sepatu yang memadai. Sedangkan di
ruang L.IIa, L.IIb, L.IIIa, L.IIIb rak sepatu masih kurang memadai dengan jumlah
mahasiswa yang melakukan praktikum. Ratio jumlah peralatan pendukung kegiatan
praktikum dengan jumlah pengguna laboratorium tiap kali praktikum rata-rata masih
belum memenuhi standar laboratorium keperawatan yang ditetapkan oleh Kemenkes RI
tahun 2010. Adapun daftar jumlah alat yang berada di masing-masing laboratorium PSIK
Universitas Jember beserta dengan standar ratio dapat dilihat di dalam tabel berikut.
Tabel 2.1. Daftar Inventaris Alat Laboratorium KMB dan Kualifikasi Jumlah
Alat Berdasarkan Standar Rasio yang Ditetapkan oleh Kemenkes
RI
No Nama Alat Rasio Jumlah yang Jumlah pengguna Keterangan
tersedia tiap kali
praktikum
1. AC Split 1 : 35 2 41 Terpenuhi
2. Whiteboard 1 : 35 1 41 Tidak terpenuhi
3. Buffet 1 : 35 1 41 Tidak terpenuhi
4. Chircugical Pinset 1:5 8 41 Tidak terpenuhi
5. Elektro Couter 1:5 1 41 Tidak terpenuhi
6. Gunting Bengkok 1:5 13 41 Terpenuhi
7. Gunting Lurus 1:5 34 41 Terpenuhi
8. Kursi besi/ metal 1:5 2 41 Tidak terpenuhi
9. Standard infus 1:5 5 41 Tidak terpenuhi
10. Standard waskom 1:5 3 41 Tidak terpenuhi
11. Tempat tidur besi 1 : 10 5 41 Terpenuhi
12. Lemari obat (kaca) 1 : 30 2 41 Terpenuhi
13. Bak Instrument 1:5 10 41 Terpenuhi
14. Kasur anti dekubitus 1 : 10 1 41 Tidak terpenuhi
15. Lemari plastik 1 : 10 5 41 Terpenuhi
16. Curret lurus / 1:5 10 41 Terpenuhi
17. Bowl Classifier 1:5 3 41 Tidak terpenuhi
18. Kom stainless 1:5 10 41 Terpenuhi
19. Boneka anatomi 1 : 20 3 41 Terpenuhi
20. Examination lamp 1 : 10 1 41 Tidak terpenuhi
21. Alat ukur kadar air 1:5 1 41 Tidak terpenuhi
22. Kacamata pelindung 1 : 10 2 41 Tidak terpenuhi
23. Infusion pump 1 : 10 1 41 Tidak terpenuhi
24. Instrument trolly 1 : 10 3 41 Tidak terpenuhi
25. Klem jaringan 1:5 10 41 Terpenuhi
26. Duk klem 1:5 5 41 Tidak Terpenuhi
27. Bak korentang 1:5 2 41 Tidak terpenuhi
28. Laringecetomi set 1:5 1 41 Tidak terpenuhi
29. Lemari besi / metal 1 : 30 4 41 Terpenuhi
30. Mayo table 1:5 1 41 Tidak terpenuhi
31. Meja kerja 1:5 1 41 Tidak terpenuhi
32. Nebulizer 1 : 10 1 41 Tidak terpenuhi
Tabel 2.2. Daftar Inventaris Alat Laboratorium Maternitas dan Kualifikasi Jumlah
Alat Berdasarkan Standar Rasio yang Ditetapkan oleh Kemenkes
RI
No. Nama barang Jumlah Kondisi Rasio Keterangan
alat:
pesera
didik
Tabel 2.3. Daftar Inventaris Alat Laboratorium DKKD dan Kualifikasi Jumlah
Alat Berdasarkan Standar Rasio yang Ditetapkan oleh Kemenkes RI
ALAT STANDART RASIO KETERANGAN
BAHAN HABIS PAKAI
RASIO
KOMPETENS SUBSTANSI MATA
NO SMT ALAT:MHS
I KAJIAN KULIAH JENIS JUMLAH TERSEDIA JENIS JUMLAH
ALAT:MHS DI Lab.
TERSEDIA DKKD PSIK
1. Mampu 1.1 cuci IKD 3 a. Han 23 1. Tissu 5 rol 1:5 23:44 Terpenuhi
melaksanak tangan IIIB duk 2.
kering Sabun 15
an asuhan bersih
biasa/desi
keperawata
nfektan
n dalam
pemenuha
n
kebutuhan
pengontrol
an infeksi
1:5
1 pack Ter
Kecil 3, besar 6 pe
- 1:5 9:44 nu
hi
28
1.5 IKD 3 a. Gela 5 1. larut - 1:5 5:44 Tidak
pembuata IIIB s an sabun terpenuhi
n larutan ukur/spu 2. Sabu 15
it n Tidak
desinfekt 1 - 1:5 1:44
b. Tim 3. larut terpenuhi
an bangan an lisol
c. Pisa - dan 1:5 -
u/sendo kreolin
k makan
d. Alat
-
pengadu
k
e. Emb Tidak
er kecil 4 1:5 4:44 terpenuhi
f. Bask
om 5 1:5 5:44
Tidak
terpenuhi
8 Terpenuhi
1:5 8:44
17
1:5 17:44
1 pack
d. Han
duk Terpenuhi
8 Terpenuhi
8:44
17
17:44
17 1:5 17:44
2.10 IKD 3 a. Bak Kecil sejumlah 8, 1. Kain 1 pack 1:5 13:44 Terpenuhi
memeliha IIIB instrume besar sejumlah 5 kasa
ra n steril 2. Lidi -
berkapas
kebersiha 2
3. Caira
n mulut -
b. Sudi n
dan gigi p lidah antiseptik
pasien
yang c. Dep
per -
lemah/tid 1:5 - Tidak
ak sadar terpenuhi
d. Pins
et
16 Tidak
anatomis 1:5 -
e. Kom terpenuhi
kecil
Terpenuhi
3
f. Ben 1:5 16:44
gkok
Tidak
g. Perl 7 terpenuhi
ak kecil 1:5 3:44 Tidak
h. Gela terpenuhi
s plastik 38
Terpenuhi
20 1:5 7:44
Terpenuhi
1:5 38:44
1:5 20:44
1:5 4:44
d. ben Tidak
gkok terpenuhi
7 1:5 7:44 Tidak
e. kant terpenuhi
ong
plastik Tidak
f. kare - 1:5 - terpenuhi
t
pengikat
- 1:5 -
g. peni Tidak
ti terpenuhi
1:5 -
d. gayu Terpenuhi
ng air
16 1:5 16:44 Tidak
e. bask
om 5 1:5 5:44 terpenuhi
f. emb Tidak
er terpenuhi
4 1:5 4:44
3 Mampu 3.1 IKD 3 1. wris 16 1:5 16:44 Terpenuhi
melaksanak pemasang IIIB t/ankle
an asuhan an restraint
2. mitt
keperawata restraint 8 1:5 8:44 Tidak
restraint
n dalam fisik terpenuhi
pemenuha (wrist/ank 3. elbo
n le w Terpenuhi
18 1:5 18:44
kebutuhan restraint, restraint
kemanan mitt 4. belt
dan restraint, restraint
Tidak
keselamata elbow 5 1:5 5:44
5. tali terpenuhi
n restraint, restraint
dan belt panjang Terpenuhi
restraint 6. tali 28 1:5 28:44
restraint
sedang
Tidak
7. tali
5 1:5 5:44 terpenuhi
restraint
pendek
8. bant
alan Terpenuhi
13
Tidak
5 terpenuhi
5 1:5 - Tidak
terpenuhi
1
1:5 5:44
7 1:5 5:44
1:5 1:44
1:5 -
1:5 5:44
1:5 4:44
7:44
3:44
m) myla
nta
n) nifed
in 1 pack
o) lidoc
ain
p) cyan 1 pcs
ocobala
mine
500mcg/
ml 1 (expired)
q) Epyn
eprine 1
mg/ml
9 tablet
(expired)
6 pcs
3 (expired)
43 (20
expired)
41 tablet
4 (expired)
12 1:5 12:44
1 roll
7 pack
1 pack
1 roll
7 pack
5 roll
6.8 IKD 3 a. baki 5 1. tissu - 1:5 5:44 Tidak
pemberia IIIB beralas e wajah terpenuhi
n obat b. for - 2. saru
mat atau ng tangan Tidak
nasal 7 pack 1:5 -
catatan 3. obat terpenuhi
obat yang
disiapkan Tidak
c. bant dengan terpenuhi
- 3 pack 1:5 -
al kecil alat
tetes/obat (expired) Tidak
d. kain semprot/t terpenuhi
lap - ampon 1:5 -
hidung
(viks
inhaler)
3 (expired)
- 1:5 -
12
7 pack
12
6. Denah Ruangan
a. Lantai 1
b. Lantai 2
c. Lantai 3
7. Analisis
Belum adanya format timbang terima/ operan pada saat pengembalian alat dari
mahasiswa kepada teknisi laboratorium. Belum adanya kegiatan supervisi terhadap
laboratorium secara terjadwal. Perlu adanya beberapa perubahan dan perbaikan,
seperti buku daftar hadir pengunjung laboratorium, pendataan buku penggunaan
barang secara rutin, pengkodean dan pemberian label pada setiap barang yang ada di
laboratorium.
m. Patient safety
Menurut Nursalam (2014) keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu
variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang
berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Sikap perawat terhadap program patient
safety dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian perawat terhadap sosialisasi tentang
pentingnya program patient safety. Patient safety adalah pasien bebas dari cedera
yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi
(penyakit,cedera fisik/sosial psikologis, cacat, kematian ) terkait dengan pelayanan
kesehatan (KKP-RS, 2008). Patient Safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini
termasuk : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (Depkes,2006).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di laboratorium keperawatan terpadu
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember, wastafel dan handsoap
berjumlah enam buah yang tersedia di masing-masing laboratorium dan semuanya
berfungsi dengan baik, namun handtowel masih belum tersedia. Kemudian cara
langkah cuci tangan sudah ada di masing-masing wastafel. Orthopedic Bed terdapat
lima buah di LIA, tiga buah di LIB. Lalu di L2A terdapat dua bed anak, dua bed
persalinan, tiga box bayi, di L2B hanya ada satu bed. Di lantai L3A terdapat tiga bed,
dan di L3B terdapat tiga bed. Seluruh bed sudah terdapat nomer bed. Side rail dari
semua bed berfungsi dengan baik. Lemari pasien terdapat pada samping bed yang
terletak berdekatan dengan bed pasien sehingga meminimalkan resiko jatuh pasien
ketika mengambil barang di lemari. Di atas lemari terdapat bunga hias namun untuk
taplaknya hanya tersedia di L3A dan L3B. Stand infus terdapat di masing-masing bed
dan berfungsi dengan baik. Lantai dekat wastafel licin dikarenakan tidak terdapat
keset tetapi dekat toilet lantainya tidak licin dikarenakan di depan toilet sudah ada
keset.
n. Analisis Masalah pada bagian Metode
4. Sumber Keuangan (MONEY/M4)
Suatu laboratorium tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik,
jika tidak memiliki dana yang cukup, baik untuk operasional maupun untuk
pengembangan laboratorium tersebut. Kegiatan operasional laboratorium
bergantung pada ketersediaan bahan dan alat. Semua bahan yang diperlukan harus
disediakan, dan untuk itu diperlukan dana. Diperlukan juga dana untuk biaya
operasional laboratorium lainnya, seperti pemeliharaan rutin, perbaikan terhadap
alat yang rusak, serta pembelian perangkat laboratorium yang tak terduga.
Menurut hasil pengkajian yang telah dilakukan, sumber keuangan tidak pernah
dikelola sendiri oleh teknisi laboratorium. Untuk pengadaan bahan habis pakai,
teknisi laboratorium terlebih dahulu akan mendata bahan yang dibutuhkan kemudian
akan menganggarkan dana sesuai kebutuhan. Setelah itu teknisi laboratorium akan
mengajukan pengadaan bahan habis pakai kepada kepala laboratorium, kemudian ke
bendahara keuangan selanjutnya kepada ketua PSIK untuk mendapatkan legalitas.
Dana untuk bahan habis pakai di laboratorium sebesar 40 juta/tahun. Sedangkan
untuk pengontrolan alat dan bahan harus dilakukan secara rutin oleh teknisi
laboratorium untuk menghindari adanya kekurangan.
Dana yang digunakan untuk kegiatan di laboratorium dapat bersumber
dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat atau peserta didik dan
sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Beberapa kegiatan yang dapat
menghasilkan dana bagi laboratorium meliputi penyediaan layanan (jasa)
laboratorium bagi publik, kerjasama dengan institusi lain, serta kegiatankegiatan
produktif dan kreatif.
a. Sistem yang digunakan dalam hal keuangan Laboratorium Keperawatan
Terpadu.
Menurut teori, pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap penyusunan serta pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi
organisasi, karena pimpinan organisasilah yang paling berwenang dan bertanggung
jawab atas kegiatan organisasi secara keseluruhan. Namun demikian dalam
penyusunannya dapat didelegasikan kepada bagian administrasi, panitia anggaran,
kedua-duanya, atau kepada panitia anggaran di mana bagian administrasi merupakan
anggotanya. Pada umumnya penganggaran diserahkan kepada bagian administrasi
bagi organisasi yang kecil dengan kegiatan yang tidak terlalu kompleks,sedangkan
panitia anggaran, digunakan bagi organisasi yang besar dengan kegiatan yang
kompleks, beraneka ragam serta ruang lingkup yang berbeda.
b. Sumber kesejahteraan karyawan/ruangan.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi
dan non materi yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan.
Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental
karyawan agar produktifitasnya meningkat (Hasibuan, 2003). Program kesejahteraan
karyawan adalah tunjangan – tunjangan dan peningkatan kesejahteraan yang
pemberiannya tidak berdasarkan pada kinerja pegawai tetapi didasarkan kepada
keanggotaanya sebagai bagian dari organisasi serta pegawai sebagai seorang manusia
yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan kehidupannya secara
normal dan bekerja lebih baik.
Di Laboratorium Keperawatan Terpadu kesejahteraan karyawan sudah cukup
baik, setiap teknisi memiliki gaji pokok yang didapatkan setiap bulannya. Selain itu
teknisi laboratorium juga mendapatkan anggaran dari uang makan setiap hari dimana
setiap absensi yang telah dilakukan oleh teknisi laboratorium tersebut
didokumentasikan yang nantinya diajukan ke anggaran, dari anggaran uang insentif
berabsensi akan diberikan kepada ke kepala laboratorium yang nantinya kepala
laboratorium akan memberikan kepada teknisi laboratorium.
c. Analisis masalah pada bagian keuangan
Sistem keuangan yang digunakan dalam laboratorium sudah cukup baik dan
sesuai teori. Menurut teori, pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap penyusunan serta pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi
organisasi dalam ini di dalam ruangan dilakukan oleh kepala laboratorium, kemudian
kepala laboratorium melakukan pengajuan ke keuangan PSIK untuk mendapatkan
persetujuan Ketua Prodi, dan kemudian diturunkan ke bagian anggaran sehingga
akan mendapatkan dana untuk membelanjakan barang yang diajukan.
Sumber kesejahteraan karyawan di Laboratorium DKKD sudah cukup baik
dan sesuai teori. Teknisi juga mendapatkan anggaran dari uang makan sesuai dengan
absensi yang telah dilakukan oleh teknisi tersebut didokumentasikan yang nantinya
diajukan ke anggaran.
5. Pemasaran Bangsal (MARKET/M5)
a. Apakah ada arah penunjuk ruang, penunjuk tempat di ruangan
Di laboratorium Keperawatan Terpadu PSIK Universitas Jember, terdapat denah
ruangan yang ada di masing-masing ruangan laboratorium yang bertempat di
PSIK Universitas Jember.
b. Analisa masalah pada bagian market
Market sebagai salah satu elemen manajemen yang dapat menunjang peningkatan
mutu pelayanan kepada pelanggan/pengunjung. Dengan adanya market yang
jelas dapat memudahkan pelanggan/pengunjung. Misalnya saat mencari suatu
ruangan di kampus PSIK Universitas Jember, dengan adanya penunjuk yang jelas
maka pengunjung merasa dimudahkan untuk menemukan ruangan tersebut
sehingga akan timbul penilaian pada pengunjung mengenai pelayanan di kampus
PSIK Universitas Jember. Market tidak juga terbatas pada penunjuk arah namun
juga dapat dikaitkan dengan peraturan yang dapat diterapkan oleh pihak kampus
PSIK Universitas Jember untuk menunjang kenyamanan dari pelayanan.
Peraturan yang belum terlihat misalnya peraturan laboratorium kepada
pengunjung Lab dan maksimal pengunjung yang dapat menempati laboratorium.
Peraturan Laboratorium dan keterbatasan pengunjung Laboratorium dapat
menunjang peningkatan proses belajar mengajar di Laboratorium menjadi
kondusif dan kenyamanan proses belajar mengajar di Laboratorium
ANALISIS SWOT
ANALISIS LINGKUNGAN
Bobot Rating Skor
INTERNAL
Kekuatan (Strength)
1. Jumlah tenaga laborat 6
orang terdiri dari 1 orang
berpendidikan S2
Keperawatan, 3 orang
berpendidikan S1
0,25 4 1,0
Keperawatan, 2 orang
berpendidikan D3
Keperawatan.
2. semua teknisi telah
mendapatkan pelatihan
0,25 4 1,0
BTCLS dan Manajemen
Laboratorium
3. Terdapat pembagian tugas
0,10 3 0,30
yang jelas
4. Struktur dan organisasi
terstruktur
0,10 4 0,40
5. Sarana dan prasarana
memadai, gedung serta
bangunan laboratorium
0,15 4 0,6
1 3,9
Kelemahan (Weakness)
1. Distribusi tenaga kurang
dibandingkan jumlah
0,20 4 0,80
mahasiswa yang mencapai
920 mahasiswa
2. Ada beberapa Jenis peralatan
tidak sesuai karena
0,10 3 0,30
pengadaan tersentralisasi di
pusat
3. Masih terdapat tenaga yang
berpendidikan D3 0,15 3 0,45
keperawatan
4. Belum ada format timbang
0,15 2 0,30
terima saat pengebalian alat
5. Sudah terdapat wastafel
disetiap ruangan namun 0,10 1 0,10
perawatanya belum baik
6. Pengembangan peralatan 0,15 1 0,15
sulit karena pendanaan
tersentral di pusat
7. Belum adanya supervisi
0,15 2 0,30
yang rutin terjadwal
1 3,3
IFAS
TOTAL S-W=3,9-3,3
= 0,6
ANALISIS LINGKUNGAN Bobot Rating Skor
EKSTERNAL
Peluang (Opportunity)
1. Dengan tenaga SDM yang ada 0,40 4 1,60
dapat mengoptimalkan kinerja
laboratorium
2. Semua tenaga memiliki 0,30 4 1,20
berkompeten dan memiliki
pelatihan managemen
laboratorium
3. Mempunyai sarana dan 0,30 3 0,90
prasarana yang memadai
1 3,70
Ancaman (Threat)
1. Banyak perguruan tinggi swasta 0,5 3 1,50
yang dilengkapi dengan
laboratorium tenaga SDM yang
baik
2. Persepsi mahasiswa bahwa di 0,5 3 1,50
perguruan tinggi swasta
pelayanan petugas laboratnya
lebih nyaman dari instansi
pemerintah
3. 1 3,0
EFAS
TOTAL O-T= 3,70-3,00
= 0,70
3.2 Diagram Layang
Kuadran II1
Kuadran I
Turn Arround
Agresif
0,7
-0,05
Kuadran IV Kuadran II
Defensif Defersifikasi