Você está na página 1de 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia bertindak sebagai klien yang merupakan makhluk biopsikososial

dan spiritual yang terjadi merupakan kesatuan dari aspek jasmani dan rohani

yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan

tingkat perkembangannya masing-masing (Konsorsium Ilmu Kesehatan,1992)

dalam Hidayat ,(2011). Manusia bertindak sebagai klien dalam koteks

paradigma keperawatan ini bersifat individu, kelompok, dan masyarakat dalam

suatu sistem, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya sering

dipengaruhi oleh berbagai aspek baik lingkungan, kesehatan atau kebudayaan

bangsa mengingat suatu bangsa memiliki pandangan yang berbeda (Hidayat,

2011).

Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik (jasmani), mental

(rohani) dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau

kecacatan WHO dalam Ermawati, (2010). Hal ini berarti seseorang dikatakan

sehat apabila seluruh aspek dalam dirinya dalam keadaan tidak terganggu baik

tubuh, psikis, maupun sosial. Apabila fisiknya sehat, maka mental (jiwa) dan

sosialpun sehat, demikian pula sebaliknya, jika mentalnya terganggu atau sakit,

maka fisik dan sosialpun akan sakit. Kesehatan harus dilihat secara menyeluruh

sehingga kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan yang tidak dapat

dipisahkan (Stuart & Laraia, (2005) dalam Hidayati, 2012). Seseorang

dikatakan sehat jiwa menurut Stuart dan (Laraia (2005), Hidayati, 2012)

apabila terpenuhi kriteria memiliki perilaku positif, tumbuh kembang dan


aktualisasi diri, memiliki integritas diri, memiliki otonomi memiliki persepsi

sesuai realita yang ada serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya

sehingga mampu melaksanakan peran sosial dengan baik.

Menurut Maslow dalam Hidayati (2012) menyatakan bahwa seseorang

yang sehat jiwa mampu mengaktualisasikan dirinya yang ditunjukkan dengan

memiliki konsep diri positif dan memiliki hubungan yang baik dengan orang

lain dan lingkungannya, terbuka dengan orang lain, membuat keputusan

berdasarkan realita yang ada, optimis, menghargai dan menikmati hidup,

mandiri dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan standar perilaku. dan nilai-

nilai, serta kreatif menggunakan berbagai pendekatan dalam penyelesaian

masalah kesehatan jiwa.

WHO (2009), dalam Hidayati (2012) memperkirakan 450 juta orang di

seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa

mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan

mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Usia ini

biasanya terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun (WHO, 2009).

Menurut National institute of mental health (NIMH) gangguan jiwa mencapai

13% dari penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan berkembang

menjadi 25% di tahun 2030. Kejadian tersebut akan memberikan andil

meningkatnya prevalensi gangguan jiwa dari tahun ke tahun diberbagai negara.

Berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2004, diperkirakan

26,2 % penduduk yang berusia 18 – 30 tahun atau lebih mengalami gangguan

jiwa (NIMH, 2011).


Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan jiwa berat yang paling

banyak ditemukan. Stuart (2009), dalam Sudiatmika,dkk (2013) menyebutkan

di Amerika Serikat sekitar 1 dari 100 orang mengalami skizofrenia. Menurut

Fauziah (2009), dalam Sudiatmika, dkk (2013) meneliti 13 orang klien

skizofrenia yang mengalami perilaku kekerasan dan didapatkan kemampuan

kognitif dan perilaku klien meningkat setelah diberikan cognitive behaviour

therapy. Kemampuan kognitif klien meningkat secara bermakna sebesar 66%

dan perilaku 66%. Putri (2010), dalam Sudiatmika, dkk (2013) dalam

penelitiannya terhadap 28 klien skizofrenia yang mengalami perilaku

kekerasan menyatakan bahwa terapi Rational Emotif Behaviour Therapy

(REBT) mampu meningkatkan kemampuan kognitif sebesar 9.6% dan sosial

47%. REBT juga mampu menurunkan respon emosi 43%, fisiologis 76%, dan

perilaku 47%. Penurunan gejala perilaku kekerasan masih bisa dioptimalkan

jika dipadukan dengan tindakan keperawatan spesialis.

Berdasarkan data Riskesdas (2013) Indonesia mengalami peningkatan

jumlah penderita gangguan jiwa, dimana prevalensi gangguan jiwa berat

mencapai 1,7 per mil. Prevalensi psikosis tertinggi ternyata di Provinsi Aceh

dan di Yogyakarta (masing-masing 2,7 per mil), sedangkan yang terendah di

Kalimantan Barat (0,7 per mil). Sedangkan Kasus gangguan jiwa di Provinsi

Aceh, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2014, terdapat

18.741 orang pasien dengan gangguan jiwa dan baru separuhnya yang bisa

ditangani. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya gangguan jiwa di

provinsi Aceh seperti faktor bawaan, faktor sosial, pengaruh faktor konflik dan

faktor bencana (Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2015).


Menurut data dari Dinas Kesehatan Aceh Utara, orang yang menderita

gangguan jiwa dari tahun ke tahun meningkat, tercatat dari tahun 2016, jumlah

orang gangguan jiwa yaitu 2.401 orang. Dari data jumlah sudah 50 % penderita

gangguan jiwa sudah mandiri, sementara itu 27 penderita jiwa masih dipasung,

dan 6 penderita lainnya di bawa ke RS Jiwa untuk diobati (Vivie, 2016).

Berdasarkan masalah tersebut diatas maka penulis tertarik untuk membahas

latar belakang keperawatan jiwa dengan kasus proposal karya tulis ilmiah yang

berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Kasus Perilaku Kekerasan”.

A. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan komprehensif dalam

melakukan “Asuhan Keperawatan pada Kasus Perilaku Kekerasan”.

2. Tujuan khusus

Sebelum dan sesudah melakukan asuhan keperawatan penulis mampu

memahami :

a. Anatomi dan fisiologi otak dan konsep dasar perilaku kekerasan:

pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan/

terapi, dan komplikasi.

b. Tahapan proses keperawatan dan aplikasi asuhan keperawatan secara

teoritis pada kasus perilaku kekerasan.


B. Manfaat Penulisan

1. Manfaat bagi penulis:

a. Menambah pemahaman tentang suatu bagian keilmuan khususnya kasus

perilaku kekerasan.

b. Mampu menjelaskan dan memahami tentang konsep asuhan keperawatan

pada kasus perilaku kekerasan.

c. Memiliki kemampuan nantinya dalam melakukan asuhan keperawatan

jiwa pada kasus perilaku kekerasan.

2. Manfaat Bagi Penulis

a. Terjaminya kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.

b. Adanya kepastian terhadap tindakan yang akan dilakukan dalam

perawatannya.

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan (menguraikan)

tentang tata cara melakukan asuhan keperawatan dan cara mendapatkan materi

(referensi) untuk menulis proposal karya tulis ilmiah, sedangkan teknik

pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :

1. Studi kepustakaan

Yaitu dengan membaca dan mempelajari serta memahami hal-hal

yang bersifat teoritis berdasarkan pendapat para ahli yang berhubungan

dengan proposal karya tulis ilmiah Studi kasus asuhan keperawatan pada

kasus Perilaku kekerasan.


2. Studi kasus

Dalam studi ini penulis langsung melihat dan mempelajari serta

melaksanakan asuhan keperawatan untuk mendapatkan data yang akurat

serta pengumpulan data yang digunakan dengan teknik.

a. Wawancara

Suatu metode pengumpulan data secara komunikasi lisan baik secara

langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari klien dan tim

kesehatan yang menangani klien dalam perawatan .

b. Observasi

Suatu metode yang dilakukan secara langsung terhadap perkembangan

klien baik dari segi medis maupun dalam proses keperawatan.

c. Pemeriksaan secara fisik

Metode yang digunakan adalah inpeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

d. Dokumentasi

Metode pengambilan data dimana data yang didapat melalui pencatatan

yang dilakukan berkaitan dengan keadaan klien seperti yang tertera

dibuku laporan keperawatan dan status klien.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal karya tulis ilmiah ini dibagi dalam tiga bab

yaitu untuk menguraikan secara jelas, serta menyeluruh tentang uraian yang

terdapat dalam proposal karya tulis ilmiah ini, maka penulis menguraikan

secara sistematis penulisan proposal karya tulis ilmiah dalam tiga bab yaitu:
BAB I : Pendahuluan, Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis. Bab ini menguraikan tentang anatomi dan

fisiologi dan terdiri dari: anatomi dan fisiologi otak, konsep

dasar perilaku kekerasan : pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda

dan gejala, penatalaksanaan/ terapi, dan komplikasi.

BAB III : Laporan Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang asuhan

keperawatan pada klien yang terdiri dari pengkajian, pohon

diagnosa, diagnosa keperawatan, dan intervensi dan rasional,

rencana keperawatan perilaku kekerasan dalam bentuk strategi

pelaksanaan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.

Você também pode gostar