Você está na página 1de 5

DARAH

Nuzulia / 1714040019 / Kelompok 2

Abstrak

Darah adalah cairan jaringan tubuh, terdiri atas korpuskula dan plasma darah. Korpuskula terdiri atas
eritrosit, leukosit dan trombosit. Sedangkan plasma darah adalah larutan air yang mengandung zat-zat yang
dibutuhkan dan atau akan dikeluarkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, natrium dan klorida.
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2019, di Laboratorium Biologi FMIPA UNM. Bahan utama
yang digunakan adalah plasma oksalat dari darah, aquadest, larutan millon, reagen bennedict, HCl, Na
Oksalat dan AgNO3. Hasil pengamatan pada uji protein dianggap gagal karena perubahan warna tidak
sesuai dengan hasil uji positif; pada uji karbohidrat telah sesuai dengan teori, akan tetapi terjadi beberapa
kesalahan sehingga perubahan warna larutan tidak terlalu pekat; pada uji natrium pengamatan dianggap
gagal karena perubahan warna tidak sesuai dengan teori dan pada uji klorida dianggap berhasil karena
timbulnya endapan.

Kata Kunci: Darah, Plasma oksalat, Karbohidrat, Protein, Natrium, Klorida.

A. Pendahuluan
Darah adalah medium transpor pada sistem sirkulasi tubuh, darah akan mengalir ke
seluruh bagian tubuh untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh.Sebagian besar vertebrata memiliki darah yang berwarna merah dan terdiri atas dua
bagian yaitu komponen cair yang disebut plasma darah dan komponen seluler yang terdiri
atas sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit.Plasma darah
merupakan ialah cairan berwarna kekuning-kuningan., komponen terbesar dari plasma
darah adalah air. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan ion-ion yang
beraneka ragam. Praktikum ini dilaksanakanadalah untuk mengetahui keberadaan protein,
karbohidrat, lemak, unsur Natrium dan Klorida dalam darah.
Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua
apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan
selanjutnya menyerap oksigen dari arteri pulmolis.Darah juga mengangkut bahan-bahan
sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke
ginjal untuk dibuang sebagai air seni (Rumalaklak, 2016).
Menurut Mallo (2015), Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel – sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat – zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Komposisi darah dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
 Korpuskula : 45%
Di dalam korpuskula terdapat Eritrosit (Sel darah merah), kandungannya sebesar
90%. Eritrosit mengandung hemoglobin yang berfungsi mengedarkan oksigen.
Antibodi sel darah merah (RBC) ; Trombosit (Keping – keping darah), kandungannya
: 0,6% - 1,0%. Berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah; Leukosit (Sel
darah putih), kandungannya 0,25%. Berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh,
membunuh bakteri atau virus yang mencoba masuk ke dalam tubuh.
 Plasma darah : 55%
Pada dasarnya plasma darah adalah larutan air yang mengandung: Albumin, bahan
pembeku darah, Hormon, berbagai jenis protein dan berbagai jenis garam.
B. Metode Kerja
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2019, di Laboratorium Biologi lat. 3
Barat FMIPA UNM. Pada praktikum kali ini di laksanakan lima kegiatan yang berkaitan
dengan pengujian zat yang terkandung pada plasma darah. Alat yang digunakan pada
kegiatan pertama yaitu pipet tetes, centrifuge dan gelas kimia 100 ml. Adapun bahannya
ialah Na Oksalat, NaCl 0,9 %, 50 cc darah sapi, asam asetat, aquadest dan kertas saring.
Langkah kerja pada kegiatan pertama yaitu dimulai dengan mencampurkan 1 gram Na
Oksalat ke dalam 20 cc NaCl 0,9 % lalu menambahkan 500 cc darah kambing atau sapi.
Selanjutnya cairan digoyangkan secara perlahan. Dari hasil pencampuran, mengambil 25
cc lalu melakukan pemusingan 2500 rpm selama 1 jam. Dari hasil pemusingan,
mengambil cairan super natan / plasma oksalat sebanyak 10 cc dan memasukkan ke
dalam gelas kimia lalu ditambahkan dengan 5 cc aquadest dan dipanaskan sampai
mendidih. Dalam keadaan mendidih, selanjutnya ditambahkan 1 tetes asam asetat dan
dibiarkan selama 1 menit dan selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring
untuk mengambil filtratnya.
Kegiatan kedua bertujuan untuk menguji ada tidaknya protein pada plasma oksalat.
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan pipet tetes, sedangkan bahannya ialah
filtrat plasma oksalat, aquadest dan larutan millon. Prosedur kerjanya dimulai dengan
memasukkan 10 cc filtrat plasma oksalat ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan
dengan 1 tetes aquadest dan 10 tetes larutan Millon. Setelah itu, kita memperhatikan dan
mencatat perubahan yang terjadi pada filtrat plasma oksalat.
Kegiatan ketiga adalah pengujian karbohidrat pada plasma okslat. Alat yang
digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, pejepit tabung reaksi dan bunsen. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah filtrat plasma oksalat dan larutan benedict. Kegiatan
dimulai dengan memasukkan 10 cc filtrat plasma oksalat ke dalam tabung reaksi,
selanjutnya menambahkan10 tetes larutan Benedict dengan menggunakan penjepit kayu
lalu dipanaskan. Selanjutnya kita perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi pada
filtrat plasma oksalat yang ada pada tabung reaksi.
Kegiatan keempat bertujuan untuk menguji ada tidaknya undur Klorida pada filtar
plasma oksalat. Alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan pipet tetes, sedangkan
bahannya adalah filtrat plasma oksalat dan perak nitrat. Prosedur kerjanya dimuali dengan
menuangkan 10 cc filtrat plasma oksalat ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 10
tetes perak nitrat. Selanjutnya, mengamati pedan mencatat perubahan warna filtrat oksalat
pada tabung reaksi.
Kegiatan yang terakhir adalah pengujian unsur Natrium pada filtrat plasma oksalat.
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi dn pipet tetes, sedangkan bahannya adalah
filtrat plasma oksalat, asam klorida dan Na oksalat. Pengujian unsur Natrium dilakukan
dengan menambahkan berturut-turut 10 tetes asam klorida dan 10 tetes natrium oksalat
dalam 100 cc filtrat plasma oksalat yang dituang ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya,
mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap penambahan kedua zat tersebut.
C. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan (pengujian protein, karbohidrat, klorida & natrium)
No. Uji Zat / Unsur Zat yang ditambahkan Perubahan yang terjadi
1 Protein Aquadest + Millon Kuning keemasan  Kuning
kecoklatan
2 Karbohidrat Reagen Bennedict Kuning  Merah
3 Natrium (Na) Na Oksalat + HCl Kuning keemasan  kuning keruh
4 Klorida (Cl) AgNO3 Kuning keemasan  keemasan
dengan endapan putih

D. Pembahasan
Pada kegiatan uji protein yang terdapat pada plasma oksalat menggunakan 10 tetes
millon dan aquadest, plasma oksalat yang awalnya berwarna kuning keemasan berubah
menjadi kuning kecoklatan.Hal ini tidak sesuai dengan teori, yang apabila larutan yang
mengandung protein apabila ditetesi dengan millon akan menghasilkan endapan putih dan
berubah warna menjadi merah apabila dipanaskan. Hal ini terjadi karena terbentuknya
senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Larutan millon sendiri
adalah larutan merkuri dalam asam nitrat atau merkuri nitrat.
Pada kegiatan uji karbohidrat, penguji yang digunakan adalah reagen bennedict.
Regaen bennedict adalah zat kimia yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya
kandunga gul (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida
dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi
keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena
memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan
mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan yang awalnya berwarna kuning setelah
ditambahkan reagen bennedict dan di panaskan berubah warna menjadi merah. Hal ini
hampir sesuai dengan teori yang ada bahwa larutan yang mengandung karbohidrat saat
ditetesi dengan bennedict akan berubah menjadi warna merah bata. Perbedaan warna
antara hasil pengamatan dengan uji positif dapat disebabkan karena beberapa faktor,
diantaranya lamanya waktu pemanasan dan jumlah larutan bennedict yang terlalu sedikit.
Pada kegiatan keempat yaitu uji Natrium pada plasma oksalat dengan menggunakan
penguji natrium oksalat dan HCl diperoleh hasil negatif. Larutan yang awalnya berwarna
kuning keemasan, setelah ditambahkan Na Oksalat dan HCl berubah warna menjadi
kuning keruh. Hal ini tidak sesuai dengan teori, dimana titik positif adanya natrium dalam
larutan adalah perubahan warna dari kuning keemasan menjadi merah. Sedangkan pada
kegitan terakhir, yaitu uji kandungan klorida pada plasma oksalat menggunakan penguji
AgNO3. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan yang awalnya berwarna kuning keemasan
setelah ditambahkan AgNO3 berubah menjadi keemasan dengan endapan putih. Endapan
yang dihasilkan menunjukkan adanya kandungan klorida dalam plasma oksalat.
E. Kesimpulan & Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa plasma oksalat yang diamati
mengandung berbagai jenis zat. Pada uji protein pengamatan gagal karena perubahan
warna tidak sesuai dengan hasil uji positif; pada uji karbohidrat telah sesuai dengan teori,
akan tetapi terjadi beberapa kesalahan sehingga perubahan warna larutan tidak terlalu
pekat; pada uji natrium pengamatan dianggap gagal karena perubahan warna tidak sesuai
dengan teori dan pada uji klorida dianggap berhasil karena timbulnya endapan.
Saran untuk praktikan selanjutnya adalah agar lebih akurat dalam mengukur jumlah
zat yang ditambahkan dan lebih memperhatikan lamanya waktu untuk pemanasan. Untuk
laboran, sebaiknya menyediakan bahan dan alat yang digunakan sebelum kegiatan
praktikum dilaksanakan.
F. Referensi
Mallo, P.Y., Sompie, S.R.U.A., Narasiang B.S & Bahrun. 2015. Rancang Bangun Alat
Ukur Kadar Hemoglobin dan Oksigen Dalam Darah dengan Sensor Oximeter
Secara Non-Invasive. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT. Vol. 2 (I).
Rumalaklak, Y.Y. & Toelle, N.N., 2016. Gambaran Hematologi pada Rusa Timor
(Cervus timorensis). Jurnal Kajian Veteriner. Vol. 3 (I).

Você também pode gostar