Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pertanyaan 1: Apakah umat Islam sedunia harus dibawah oimoinan satu orang khilafah?
Jawaban:
1. Pendapat yang mengatakan wajib, seperti dipegang oleh Imam an Nawawi dan
bahkan beliau menukil adanya ijma’ tentang hal ini. Pendapat ini dipegang juga oleh
kelompok Hizbut Tahrir dengan ideolognya Taqiyuddin an Nabhani.
2. Pendapat yang mengatakan tidak wajib, seperti dipegang oleh Imamul Haromain al
Juwaini (guru Imam al Ghozali), Abul Hasan al Asy’ari, Abu Ishaq al Isfaroyini dan
ulama’ulama’ Malikiyyah seperti Imam al Qurthubi dan Imam asy Syaukani. Pendapat
inilah yang sepertinya dipegang oleh mayoritas ummat Islam saat ini, termasuk oleh
NU dan Muhammadiyah.
Hal ini didasarkan kenyataan bahwa ummat Islam terpencar dalam wilayah yang
sangat luas, sehingga menyatukannya dalam satu kepemimpinan adalah tidak mungkin.
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa sejak Bani Umayyah runtuh oleh pemberontakan
Bani Abbas pada tahun 750 M (132 H) hingga saat ini, ummat Islam tidak lagi berada dalam
satu kepemimpinan (yakni terbagi 2 : Bani Abbas di Baghdad dan Bani Umayyah II di
Spanyol/Andalusia).
Pertanyaan 2: Apakah khilafah Islamiyyah adalah solusi bagi masalah umat Islam saat ini?
Jawaban:
Kholifah pada dasarnya adalah institusi politik, seperti presiden atau raja, hanya saja
menggunakan istilah bahasa Arab. Karena itu, sejarah membuktikan ada kholifah yang baik
dan ada pula yang tidak baik, sebagaimana ada presiden dan raja yang baik dan ada pula
yang tidak baik.
Ada kholifah bernama Yazid bin Muawiyah yang menggantikan ayahnya. Ia hanya
berkuasa selama 3 tahun (60 – 63 H.) namun dalam pemerintahannya terjadi tiga peristiwa
yang termasuk paling buruk dalam sejarah Islam (pembunuhan Sayyidina Husain cucu
Rasulullah dan keluarganya di Karbala, peristiwa Harroh (penghalalan pembunuhan,
perampokan dan kejahatan selama 3 hari di Madinah), dan penyerangan terhadap Ka’bah di
Makkah. Kholifah Abdul Malik bin Marwan dalam sejarah adalah kholifah besar dari Bani
Umayyah. Namun dia memiliki panglima perang yang kejam yaitu al Hajjaj bin Yusuf yang
terkenal membunuh banyak ummat Islam, termasuk di antaranya adalah ulama’ besar Said
bin Jubair murid Ibn Abbas.
Disamping itu, ada juga kholifah yang baik dan adil. Sejarah mencatat nama Khulafa’
Rosyidun yang empat sebagai orang-orang yang baik dalam memegang amanah. Juga Umar
ibn Abdil aziz, Harun ar Rasyid dan al Ma’mun yang membangun peradaban Islam [walaupun
al Ma’mun pula yang memulai mihnah kholqil Qur’an (inkuisisi atas dasar isu penciptaan
Qur’an) yang menyebabkan banyak ulama’ sunni ditahan, termasuk di antaranya Imam
Ahmad bin Hanbal], Abdurrahman an Nashir di Andalusia dan sebagainya.
Jadi, pelaksanaan sistem khilafah atau kholifah ada yang baik dan ada yang buruk yang
sangat tergantung pada siapa yang menduduki jabatan tersebut. Mereka yang membaca
kitab seperti Tarikh-ul Khulafa’ karya as Suyuthi tahu persis hal ini. Patut dicatat, bahwa
dalam sejarah Islam kekuasaan kholifah sangat kuat (powerful) sehingga jika dipegang oleh
orang baik maka bisa sangat baik, namun jika dipegang oleh orang yang tidak baik akan
menjadi sangat tidak baik. Dalam sejarah Islam juga tercatat bahwa hampir semua pemilihan
kholifah adalah berdasar penunjukan oleh kholifah sebelumnya, sehingga dapat
memungkinkan terjadinya politik dinasti yang tidak pasti membawa kebaikan pada ummat
Islam. Sebagai catatan, hingga saat ini politik dinasti ini masih berlangsung di sebagian besar
negara Arab seperti di Arab Saudi, Yordania, Maroko, Syiria, Kuwait dan sebagainya.