Você está na página 1de 37

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


DAFTAR TABEL ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB V ANALISIS ASPEK TRANSPORTASI .................................................. 4
5.1 Analisis Jaringan ......................................................................................... 4
5.1.1 Analisis Jaringan Jalan ........................................................................ 4
5.1.2 Analisis Aksesibilitas ............................................................................ 5
5.2 Analisis Kegiatan ...................................................................................... 11
5.3 Analisis Pergerakan .................................................................................. 15
5.3.1 Pergerakan Transportasi ................................................................... 15
5.3.1.1 Pergerakan Orang........................................................................ 18
5.3.1.2 Pergerakan Barang ...................................................................... 21
5.3.2 Konektivitas ......................................................................................... 29
5.4 Tingkat Perkembangan Transportasi ..................................................... 33

i
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Indeks Standar Nilai Aksesibilitas ...................................................... 5


Tabel 5.2 Indeks Aksesibilitas Jalan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara .... 5
Tabel 5.3 Aksesibilitas Jalan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara ................. 7
Tabel 5.4 Kegiatan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara ............................... 11
Tabel 5.5 Pergerakan Weekend Eksternal ....................................................... 15
Tabel 5.6 Pergerakan Weekday Eksternal ....................................................... 16
Tabel 5.7 Pergerakan Weekend Internal .......................................................... 17
Tabel 5.8 Pergerakan Weekday Internal .......................................................... 18
Tabel 5.9 Indeks Mobilitas Penduduk di Kabupaten Cianjur Bagian Utara 19
Tabel 5.10 Pola aliran Barang Masuk Kabupaten Cianjur Bagian Utara .... 21
Tabel 5.11 Pola aliran Barang Keluar Kabupaten Cianjur Bagian Utara .... 26
Tabel 5.12 Indeks Konektivitas.......................................................................... 29
Tabel 5.12 Tingkatan Skoring Indeks Aksesibilitas dan Konektivitas .......... 33
Tabel 5.13 Tingkatan Skoring Indeks Mobilitas .............................................. 33
Tabel 5.14 Tingkat Perkembangan ................................................................... 33

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Peta Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Cianjur Bagian Utara 9
Gambar 5.2 Peta Indeks Aksesbilitas ................................................................ 10
Gambar 5.3 Peta Kegiatan Kabupaten Cianjur Bagian Utara ...................... 14
Gambar 5.4 Peta Indeks Mobilitas .................................................................... 20
Gambar 5.5 Pola Aliran Barang Masuk .......................................................... 25
Gambar 5.6 Pola Aliran Baramg Keluar .......................................................... 28
Gambar 5.7 Peta Indeks Konektivitas .............................................................. 32
Gambar 5.8 Peta Tingkat Perkembangan Transportas .................................. 36

iii
BAB V
ANALISIS ASPEK TRANSPORTASI

Terdapat beberapa sistem yang dikaji dalam analisis transportasi


diantaranya adalah sistem jaringan, sistem kegiatan, dan sistem pergerakan. Ketiga
sistem tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.

5.1 Analisis Jaringan


Terdapat 2 hal yang dikaji dalam analisis jaringan, yaitu analisis sistem
jaringan jalan dan analisis aksesibilitas.

5.1.1 Analisis Jaringan Jalan


Berbagai macam kegiatan yang ada di Kabupaten Cianjur Bagian Utara
tentunya didukung oleh jaringan jalan yang merupakan prasarana transportasi
utama dan digunakan sebagai akses untuk pergerakan orang maupun barang.
Jaringan jalan berdasarkan fungsi di Kabupaten Cianjur Bagian Utara dilalui oleh
Jalan Arteri, Jalan Kolektor dan Jalan Lokal. Jaringan jalan tersebut sudah
menjangkau seluruh daerah di Kabupaten Cianjur Bagian Utara, namun jika dilihat
dari kondisi jalannya, tidak semua jalan dalam kondisi yang baik tetapi masih ada
jalan yang rusak.
 Jalan Arteri
Jaringan jalan ini menghubungkan daerah – daerah lain (baik itu daerah
yang berada di dalam ataupun di luar Kabupaten Cianjur Bagian Utara) dengan
pusat pemerintahan, pusat kota, dan pusat pariwisata. Di Kabupaten Cianjur Bagian
Utara, Jalan Arteri hanya melewati 3 kecamatan yaitu Kecamatan Cipanas,
Kecamatan Karangtengah, dan Kecamatan Cianjur.
 Jalan Kolektor
Jaringan jalan ini dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan
daerah – daerah antar pusat – pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Cianjur Bagian
Utara. Wilayah. Jalan Kolektor melalui 6 kecamatan diantaranya adalah Kecamatan
Warungkondang, Kecamatan Cianjur, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Sukaluyu,
Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Ciranjang, dan Kecamatan Sukaresmi.

4
5.1.2 Analisis Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan perbandingan antara panjang jalan dengan luas
wilayah yang terdapat di Kabupaten Cianjur Bagian Utara. Untuk menghitung
nilainya, dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Panjang Jalan
Indeks Aksesibilitas = 100
Luas Wilayah

Indeks aksesibilitas akan diklasifikasikan berdasarkan standar nilai


aksesibilitas dari Kepmenkimpraswil No.534/KPTS/M/2001.
Tabel 5.1
Indeks Standar Nilai Aksesibilitas
Kategori Nilai Indeks Aksesibilitas
Sangat tinggi > 5,00
Tinggi > 1,50
Sedang > 0,50
Rendah > 0,15
Sangat rendah > 0,05
Sumber : Kepmenkimpraswil No.534/KPTS/M/2001
Berikut merupakan tabel perhitungan indeks aksesibilitas Kabupaten
Cianjur Bagian Utara :
Tabel 5.2
Indeks Aksesibilitas Jalan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara
Panjang Jalan Luas Wilayah Indeks
No. Kecamatan Keterangan
(Km) (Ha) Aksesibilitas
1 Mande 18,3 9.853,36 0,2 Rendah
2 Cipanas 29,21 6.713,24 0,4 Rendah
3 Cikalongkulon 20,77 14.422,82 0,1 Rendah
4 Karangtengah 36,05 4.841,46 0,7 Sedang
5 Cianjur 35,97 2.608,58 1,4 Sedang
6 Cugenang 20,35 7.595,79 0,3 Rendah
7 Cilaku 24,75 5.241,20 0,5 Sedang
8 Warungkondang 24,7 4.510,49 0,5 Sedang
9 Gekbrong 7,5 5.049,76 0,1 Sangat Rendah
10 Sukaluyu 15,9 4.791,15 0,3 Rendah
11 Ciranjang 18,85 3.475,36 0,5 Sedang
12 Sukaresmi 28,9 9.193,79 0,3 Rendah
13 Bojongpicung 26,27 8.813,18 0,3 Rendah
14 Haurwangi 12,107 4.606,64 0,3 Rendah
15 Cibeber 31,85 12.443,27 0,3 Rendah
16 Pacet 32,75 4.160,02 0,8 Sedang
Sumber : Hasil Analisis 2018

5
Berdasarkan tabel diatas bahwa indeks aksesibilitas jalan di Kabupaten
Cianjur Bagian Utara hanya memiliki 3 klasifikasi yaitu sedang, rendah, dan sangat
rendah. Kecamatan yang memiliki indeks aksesibilitas sedang berada di 6
Kecamatan yaitu Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Cilaku, Warungkondang,
Ciranjang, dan Pacet. Hal ini dikarenakan banyaknya sistem jaringan yang tersedia
pada kecamatan - kecamatan tersebut. Semakin banyak sistem jaringan yang
tersedia, maka semakin mudah pula keterjangkauan masyarakat untuk menuju
kecamatan tersebut. Sehingga mempermudah masyarakat dalam melakukan
kegiatan. Utamanya pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Cianjur Bagian Utara
terdapat di Kecamatan Cianjur, seperti kegiatan pemerintahan serta perdagangan
dan jasa. Sedangkan untuk analisis indeks aksesibilitas di Kabupaten Cianjur
Bagian Utara didominasi dengan klasifikasi rendah yaitu terdapat di 9 Kecamatan,
diantaranya adalah Kecamatan Mande, Cipanas, Cikalongkulon, Cugenang,
Sukaluyu, Sukaresmi, Bojongpicung, Haurwangi, dan Cibeber. Kecamatan –
kecamatan tersebut memiliki indeks aksesibilitas yang rendah karena memiliki
sistem jaringan jalan yang tidak terlalu banyak sehingga cukup sulit untuk
dijangkau oleh masyarakat. Hal ini tentunya sedikit menghambat kegiatan
masyarakat terutama dalam hal pendistribusian barang. Beberapa kecamatan
tersebut telah mendistribusikan barang hingga keluar Kabupaten Cianjur Bagian
Utara diantaranya adalah Kecamatan Mande, Cipanas, Sukaresmi, dan Cibeber.
Yang terakhir adalah kecamatan yang memiliki kalsifikasi indeks aksesibilitas
sangat rendah yang hanya berada di Kecamatan Gekbrong. Kecamatan tersebut
memiliki indeks aksesibilitas yang sangat rendah karena memiliki sistem jaringan
jalan yang sedikit, sehingga sulit dijangkau dan menghambat kegiatan masyarakat.
Namun hasil dari indeks aksesibilitas tersebut tidak menggambarkan
kondisi eksisting secara keseluruhan karena hanya mempertimbangkan dari segi
panjang jalan dan luas wilayah. Sehingga diperlukannya analisis lebih lanjut dengan
mempertimbangkan kondisi jalan. Analisis tersebut dilakukan dengan cara
memberikan skoring pada hasil perhitungan indeks aksesibilitas dan kondisi jalan.
Asumsi skoring untuk indeks aksesibilitas sangat tinggi adalah 5, tinggi adalah 4,
sedang adalah 3, rendah adalah 2, dan sangat rendah adalah 1. Sedangkan asumsi

6
skoring untuk kondisi jalan baik adalah 4, sedang adalah 3, rusak adalah 2, dan
sangat rusak adalah 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 5.3
Aksesibilitas Jalan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara
Skoring
Indeks Skoring Kondisi Total
No. Kecamatan Klasifikasi Kondisi Keterangan
Aksesibilitas Aksesibilitas Jalan Skor
Jalan
1. Mande 0,2 Rendah 2 Rusak 2 4 Rendah
2. Cipanas 0,4 Rendah 2 Baik 4 6 Tinggi
3. Cikalongkulon 0,1 Rendah 2 Baik 4 6 Tinggi
4. Karangtengah 0,7 Sedang 3 Baik 4 7 Tinggi
5. Cianjur 1,4 Sedang 3 Baik 4 7 Tinggi
6. Cugenang 0,3 Rendah 2 Sedang 3 5 Sedang
7. Cilaku 0,5 Sedang 3 Rusak 2 5 Sedang
8. Warungkondang 0,5 Sedang 3 Baik 4 7 Tinggi
Sangat
9. Gekbrong 0,1 1 Rusak 2 3 Rendah
Rendah
10. Sukaluyu 0,3 Rendah 2 Baik 4 6 Tinggi
11. Ciranjang 0,5 Sedang 3 Baik 4 7 Tinggi
12. Sukaresmi 0,3 Rendah 2 Baik 4 6 Tinggi
Rusak
13. Bojongpicung 0,3 Rendah 2 1 3 Rendah
Berat
14. Haurwangi 0,3 Rendah 2 Baik 4 6 Tinggi
15. Cibeber 0,3 Rendah 2 Sedang 3 5 Sedang
16. Pacet 0,8 Sedang 3 Baik 4 7 Tinggi
Sumber : Hasil analisis 2018

Keterangan : Tinggi = 5,68 - 7,01


Sedang = 4,34 - 5,67
Rendah = 3 - 4,33

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat adanya perubahan klasifikasi di


beberapa kecamatan. Kabupaten Cianjur Bagian Utara menjadi didominasi oleh
aksesibilitas tinggi yang berada di 10 Kecamatan, yaitu Kecamatan Cipanas,
Cikalongkulon, Karangtengah, Cianjur, Warungkondang, Sukaluyu, Ciranjang,
Sukaresmi, Haurwangi, dan Kecamatan Pacet. Sebelum mempertimbangkan
kondisi jalan, Kecamatan Cipanas, Cikalongkulon, Sukaluyu, Sukaresmi, dan
Kecamatan Haurwangi memiliki indeks aksesibilitas yang rendah. Hal ini karena
kecamatan – kecamatan ini tidak memiliki jaringan jalan yang panjang. Namun
karena dominasi kondisi jalan yang ada disana adalah baik, maka hal tersebut juga
dapat mendukung aksesibilitas disana. Sehingga mempermudah pergerakan
masyarakat dalam melakukan aktivitas karena mudah untuk dijangkau. Terutama

7
untuk menjangkau tempat – tempat pariwisata yang berada di Kecamatan Cipanas
dan Kecamatan Sukaresmi, serta untuk melakukan distribusi barang berupa
pertanian dan perkebunan yang pendistribusiannya hingga ke Bandung.
Berbeda dengan Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Warungkondang,
Ciranjang, dan Kecamatan Pacet. Kecamatan – kecamatan tersebut sebelum
mempertimbangkan kondisi jalan, sudah memiliki indeks aksesibilitas yang sedang.
Dengan dominasi kondisi jalan yang baik, maka hal tersebut semakin mendukung
aksesibilitas disana. Terutama untuk masyarakat yang bekerja di Kecamatan
Cianjur karena adanya pusat pemerintahan.
Kemudian untuk Kecamatan yang memiliki aksesibilitas sedang berada di
3 kecamatan, yaitu Kecamatan Cugenang, Cilaku, dan Kecamatan Cibeber.
Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Cibeber sebelum mempertimbangkan
kondisi jalan, telah memiliki indeks aksesibilitas yang rendah karena tidak memiliki
jaringan jalan yang panjang. Namun dilihat dari dominasi kondisi jalan yang ada
dikedua kecamatan tersebut, ternyata dapat mendukung aksesibilitas disana karena
dominasi kondisi jalannya adalah sedang. Hal ini tentunya mempermudah
pergerakan masyarakat dalam melakukan aktivitas karena cukup mudah untuk
dijangkau. Berbeda lagi untuk Kecamatan Cilaku yang sebelumnya memiliki
indeks aksesibilitas yang sedang. Karena dominasi kondisi jalannya adalah rusak,
sehingga tidak dapat mendukung panjangnya jaringan jalan. Kondisi jalan yang
rusak tersebut menghambat masyarakat terutama untuk menjangkau terminal yang
ada di Kecamatan Cilaku.
Yang terakhir yaitu kecamatan dengan aksesibilitas rendah, yaitu
Kecamatan Mande, Gekbrong, dan Kecamatan Bojongpicung. Kecamatan –
kecamatan ini memiliki jaringan jalan yang tidak panjang serta dominasi kondisi
jalan yang rusak dan rusak berat. Hal ini tentunya sangat menghambat pergerakan
masyarakat untuk melakukan aktivitas karena sulit untuk dijangkau. Hambatan
tersebut terutama terjadi di Kecamatan Mande karena kecamatan tersebut
melakukan distribusi perikanan hingga ke Jakarta dan Kabupaten Bogor.

8
Gambar 5.1
Peta Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Cianjur Bagian Utara

9
Gambar 5.2
Peta Indeks Aksesbilitas

10
5.2 Analisis Kegiatan
Di Kabupaten Cianjur Bagian Utara terdiri dari beberapa kegiatan baik itu
kegiatan ekonomi maupun kegiatan masyarakat, kedua kegiatan tersebut
menggunakan sistem transportasi darat. Semakin tinggi intensitas kegiatan yang
dilakukan, maka akan semakin banyak pula jaringan jalan yang dibutuhkan dan
semakin besar pula pergerakan yang terjadi. Hal ini karena ketiganya saling
berpengaruh satu sama lain.
Pergerakan penduduk di Kabupaten Cianjur Bagian Utara berorientasi ke
kawasan pusat pemerintahan, pariwisata, kawasan perdagangan dan jasa, serta
kawasan pertanian. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan tujuan perjalanan, ada 5
kategori perjalanan yang sering dilakukan yaitu :
 Perjalanan ke tempat kerja
 Perjalanan ke tempat belanja/pasar
 Perjalanan untuk kepentingan sosial dan rekreasi
 Perjalanan untuk kepentingan pertanian, perkebunan, dan pertikanan
Sistem kegiatan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara perlu mengacu kepada
rencana tata guna lahan (lokasi toko, sekolah, perumahan, pekerjaan, dan lain-lain),
sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan perjalanan yang panjang dan membuat
interaksi menjadi lebih mudah. Berikut adalah tabel kegiatan disetiap kecamatan
yang ada di Kabupaten Cianjur Bagian Utara.
Tabel 5.4
Kegiatan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara
No. Kecamatan Kegiatan
1 Kecamatan Cipanas merupakan kawasan yang diperuntukan sebagai
pusat jasa pariwisata. Disana terdapat pariwisata alam yang cukup
menarik pergerakan dari luar Kabupaten Cianjur Bagian Utara. Selain
itu ada juga pusat kegiatan perdagangan dan jasa untuk
Cipanas mendistribusikan barang. Dimana barang yang paling dominan untuk
didistribusikan adalah hasil pertanian, yang pendistribusiannya ke
Kecamatan Cianjur dan ke Bandung. Hal tersebut didukung oleh
aksesibilitas yang tinggi karena karena memiliki dominasi kondisi
jalan yang baik walaupun tidak memiliki jaringan jalan yang panjang.
2 Kecamatan Sukaresmi merupakan kawasan yang diperuntukan
sebagai pusat jasa pariwisata. Salah satu pariwisata yang paling
berpotensi untuk menarik pergerakan dari luar Kabupaten Cianjur
Sukaresmi
Bagian Utara adalah Taman Bunga Nusantara. Selain itu ada juga
kegiatan pendistribusian barang berupa hasil perkebunan ke Bandung.
Hal tersebut didukung oleh aksesibilitas yang tinggi karena memiliki

11
No. Kecamatan Kegiatan
dominasi kondisi jalan yang baik walaupun tidak memiliki jaringan
jalan yang panjang.
3 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama perkebunan yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil perkebunan tersebut masih di dalam Kecamatan
Cikalongkulon
Cikalongkulon. Hal tersebut didukung dengan aksesibilitas yang
tinggi karena karena memiliki dominasi kondisi jalan yang baik
walaupun tidak memiliki jaringan jalan yang panjang.
4 Adanya pusat pemerintahan serta kegiatan perdagangan dan jasa di
Kecamatan Cianjur yang mengakibatkan banyaknya pergerakan yang
masuk ke Kecamatan Cianjur untuk bekerja dan berbelanja. Pusat
Cianjur pemerintahan serta perdagangan dan jasa ini mudah dijangkau oleh
masyarakat. Hal tersebut didukung dengan aksesibilitas yang tinggi
karena memiliki jaringan jalan yang panjang dengan dominasi kondisi
jalan yang baik.
5 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian tersebut masih di dalam Kecamatan
Cilaku
Cilaku. Hal tersebut didukung dengan aksesibilitas yang sedang
karena memiliki jaringan jalan yang panjang, walaupun dengan
dominasi kondisi jalan yang rusak.
6 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian tersebut masih di dalam Kecamatan
Cugenang
Cugenang. Hal tersebut didukung dengan aksesibilitas yang sedang
karena memiliki dominasi kondisi jalan yang sedang walaupun tidak
memiliki jaringan jalan yang panjang.
7 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian tersebut masih di dalam Kabupaten
Karangtengah
Cianjur Bagian Utara yaitu ke Kecamatan Cianjur. Hal tersebut
didukung dengan aksesibilitas yang tinggi karena memiliki jaringan
jalan yang panjang dengan dominasi kondisi jalan yang baik.
8 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama perikanan yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian tersebut hingga keluar Kabupaten
Mande Cianjur Bagian Utara yaitu ke Jakarta dan Kabupaten Bogor. Hal
tersebut terhambat oleh aksesibilitas yang rendah karena memiliki
dominasi kondisi jalan yang rusak dan tidak memiliki jaringan jalan
yang panjang.
9 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian dan perkebunan
yang dapat menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian dan perkebunan tersebut masih di
dalam Kabupaten Cianjur Bagian Utara yaitu ke Kecamatan Cugenang
Pacet dan Kecamatan Cipanas. Namun ada juga yang pendistribusiannya
hingga keluar Kabupaten Cianjur Bagian Utara yaitu ke Bandung dan
Jakarta. Hal tersebut didukung dengan aksesibilitas yang tinggi karena
memiliki jaringan jalan yang panjang dengan dominasi kondisi jalan
yang baik.
10 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian yaitu beras pandan
wangi, sehingga dapat menimbulkan pergerakan untuk
Warungkondang mendistribusikan barang. Pendistribusian hasil pertanian tersebut
masih di dalam Kabupaten Cianjur Bagian Utara yaitu ke Kecamatan
Cianjur. Hal tersebut didukung dengan aksesibilitas yang tinggi karena

12
No. Kecamatan Kegiatan
memiliki jaringan jalan yang panjang dengan dominasi kondisi jalan
yang baik.
11 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian tersebut masih di dalam Kabupaten
Cianjur Bagian Utara yaitu ke Kecamatan Cilaku dan Kecamatan
Cibeber Cianjur. Namun ada juga yang pendistribusiannya hingga keluar
Kabupaten Cianjur Bagian Utara yaitu ke Kecamatan Campaka. Hal
tersebut didukung dengan aksesibilitas yang sedang karena memiliki
dominasi kondisi jalan yang sedang walaupun tidak memiliki jaringan
jalan yang panjang.
12 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian tersebut masih di dalam Kabupaten
Gekbrong
Cianjur Bagian Utara. Hal tersebut tidak didukung dengan
aksesibilitas yang baik karena tidak memiliki jaringan jalan yang
panjang dan didominasi oleh kondisi jaringan jalan yang rusak.
13 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian tersebut hingga keluar Kabupaten
Ciranjang
Cianjur Bagian Utara yaitu ke Bandung dan Sukabumi. Hal tersebut
didukung dengan aksesibilitas yang tinggi karena memiliki jaringan
jalan yang panjang dengan dominasi kondisi jalan yang baik.
14 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama pertanian yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil pertanian tersebut masih di dalam Kabupaten
Haurwangi Cianjur Bagian Utara yaitu ke Kecamatan Cilaku. Hal tersebut
didukung oleh aksesibilitas yang tinggi karena memiliki dominasi
kondisi jalan yang baik walaupun tidak memiliki jaringan jalan yang
panjang.
15 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama perkebunan yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil perkebunan tersebut masih di dalam Kabupaten
Bojongpicung Cianjur Bagian Utara yaitu ke Kecamatan Sukaluyu. Hal tersebut tidak
didukung dengan aksesibilitas yang baik karena tidak memiliki
jaringan jalan yang panjang dan didominasi oleh kondisi jaringan jalan
yang rusak.
16 Kecamatan ini memiliki kegiatan utama perkebunan yang dapat
menimbulkan pergerakan untuk mendistribusikan barang.
Pendistribusian hasil perkebunan tersebut masih di dalam Kecamatan
Sukaluyu
Sukaluyu. Hal tersebut didukung oleh aksesibilitas yang tinggi karena
memiliki dominasi kondisi jalan yang baik walaupun tidak memiliki
jaringan jalan yang panjang.
Sumber : Hasil analisis 2018

13
Gambar 5.3
Peta Kegiatan Kabupaten Cianjur Bagian Utara

14
5.3 Analisis Pergerakan
Pergerakan yang terjadi di Kabupaten Cianjur Bagian Utara terbagi menjadi
2 kategori, yaitu pergerakan orang dan pergerakan barang. Pada umumnya
pergerakan orang yang terjadi biasanya untuk bekerja, sekolah, berbelanja, rekreasi
dll. Sedangkan pergerakan barang yang terjadi adalah untuk mendistribusikan hasil
produksi, baik yang diproduksi dari dalam maupun dari luar Kabupaten Cianjur
Bagian Utara. Pergerakan orang dan pergerakan barang, dapat juga disebut seebagai
pergerakan transportasi.
5.3.1 Pergerakan Transportasi
Pergerakan transportasi dapat dilihat dari hasil pengamatan serta analisis
hasil traffic counting yang dilakukan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara:
 Eksternal
Titik traffic counting eksternal dilakukan di daerah perbatasan antara
Kabupaten Cianjur Bagian Utara - Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur
Bagian Utara – Kabupaten Bogor, serta Kabupaten Cianjur Bagian Utara –
Kabupaten Sukabumi. Pergerakan eksternal tersebut telah didukung dengan adanya
jaringan jalan ariteri primer dan kolektor primer.
Tabel 5.5
Pergerakan Weekend Eksternal
Titik Traffic Interval Volume Lalu
Waktu Masuk Keluar Total
Counting Waktu (jam) Lintas (SMP/Jam)
Pagi 1.141 834 1.975 2 988
Kecamatan Gekbrong -
Siang 834 916 1.750 2 875
Kabupaten Sukabumi
Sore 1.007 904 1.911 2 956
Pagi 977 867 1.844 2 922
Kecamatan Cipanas -
Siang 903 1.301 2.204 2 1.102
Kabupaten Bogor
Sore 832 1.489 2.321 2 11.601
Kecamatan Pagi 417 409 826 2 413
Cikalongkulon - Siang 425 383 808 2 404
Kabupaten Bogor Sore 234 589 823 2 4111
Kecamatan Haurwangi Pagi 1.286 625 1.911 2 9551
- Kabupaten Bandung Siang 1.420 1.592 3.012 2 1.506
Barat Sore 1.277 1.489 2.766 2 6386
Sumber : Hasil Analisis 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa volume pergerakan masuk dan
keluar kendaraan tertinggi pada saat weekend yaitu berada di titik TC Kecamatan
Cipanas – Kabupaten Bogor sebesar 11.601 smp/jam pada waktu sore hari. Hal ini

15
disebabkan karena adanya pusat perbelanjaan serta merupakan pusat perkotaan
wisata di Kecamatan Cipanas juga menuju ke Kabupaten Bogor yang mana
pergerakan dilakukan karena untuk mendistribusikan barang hasil pertanian dan
perkebunan serta untuk berwisata ke puncak. Hal tersebut didukung dengan kondisi
jalan yang baik di sepanjang ruas jalan Kecamatan Cipanas dan memiliki jaringan
jalan arteri, kolektor sehingga memudahkan pergerakan dari Kabupaten Cianjur ke
Kabupaten Bogor maupun sebaliknya. Serta dilihat dari hasil analisis indeks
aksesibilitas dan kondisi jalan didapatkan klasifikasi tinggi untuk jaringan jalan di
Kecamatan Cipanas – Kabupaten Bogor. Sedangkan untuk volume pergerakan
kendaraan masuk dan keluar terendah terjadi di titik TC Kecamatan Cikalongkulon
– Kabupaten Bogor sebesar 404 smp/jam pada waktu siang hari.
Tabel 5.6
Pergerakan Weekday Eksternal
Interval Volume Lalu Lintas
Titik Traffic Counting Waktu Masuk Keluar Total
Waktu (SMP/Jam)
Pagi 394 777 1.171 2 586
Kecamatan Gekbrong -
Siang 905 1.164 2.069 2 1.035
Kabupaten Sukabumi
Sore 1.171 909 1.171 2 1.040
Pagi 1.352 1.451 2.803 2 1.402
Kecamatan Cipanas -
Siang 1.393 1.615 3.008 2 1.504
Kabupaten Bogor
Sore 845 759 1.604 2 802
Pagi 281 297 578 2 289
Kecamatan Cikalongkulon
Siang 284 255 539 2 270
- Kabupaten Bogor
Sore 204 367 571 2 286
Pagi 1.229 1.392 2.621 2 1.311
Kecamatan Haurwangi -
Siang 1.058 1.097 2.155 2 1.078
Kabupaten Bandung Barat
Sore 1.240 1.350 2.590 2 1.295
Sumber : Hasil Analisis 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa volume pergerakan masuk dan
keluar kendaraan tertinggi pada saat weekday yaitu berada di titik TC Kecamatan
Cipanas – Kabupaten Bogor sebesar 1.504 smp/jam pada waktu siang hari. Hal ini
disebabkan karena adanya penduduk yang bekerja di Kabupaten Cianjur Bagian
Utara serta untuk melakukan pendistribusian barang hasil pertanian dan perkebunan
menuju Kabupaten Bogor. Hal tersebut didukung dengan indeks aksesibilitas dan
kondisi jalan yang terklasifikasi tinggi untuk Kecamatan Cipanas – Kabupaten
Bogor. Sedangkan untuk volume pergerakan kendaraan masuk dan keluar terendah

16
terjadi di titik TC Kecamatan Cikalongkulon – Kabupaten Bogor sebesar 269,5
smp/jam pada waktu siang hari.
 Internal
Titik traffic counting internal dilakukan di daerah pusat kota Kabupaten
Cianjur Bagian Utara. Pergerakan internal tersebut telah didukung dengan adanya
jaringan jalan kolektor sekunder.
Tabel 5.7
Pergerakan Weekend Internal
Interval Volume Lalu Lintas
Titik Traffic Counting Waktu Masuk Keluar Total
Waktu (SMP/Jam)
Pagi 1.481 1.630 3.111 2 1.556
Kecamatan Cipanas -
Siang 2.112 2.291 4.403 2 2.202
Kecamatan Cianjur
Sore 2.086 2.287 4.373 2 2.187
Kecamatan Cianjur - Pagi 2.816 1.725 4.541,35 2 2.271
Kecamatan Siang 2.980 1.941 4.921,3 2 2.461
Warungkondang Sore 12.999 1.835 14.834,35 2 7.417
Pagi -* 3.056 3.056 2 1.528
Kecamatan Cianjur -
Siang -* 3.039 3.039 2 1.520
Kecamatan Sukaluyu
Sore -* 2.432 2.432 2 1.216
Kecamatan Cianjur - Pagi 1.983 1.786 3.769,2 2 1.885
Kecamatan Siang 2.529 1.991 4.520 2 2.260
Karangtengah Sore 2.259 1.932 4.191 2 2.096
Sumber : Hasil Analisis 2018
*Jalan satu arah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa volume pergerakan masuk dan
keluar kendaraan tertinggi pada saat weekend yaitu berada di titik TC Kecamatan
Cianjur – Kecamatan Warungkondang sebesar 7.417,175 smp/jam pada waktu sore
hari. Hal ini dikarenakan adanya pusat perbelanjaan modern di Kecamatan Cianjur
dan adanya pergerakan distribusi barang menuju Kecamatan Cianjur untuk hasil
pertanian berupa padi. Serta untuk pergerakan menuju Kecamatan Warungkondang
dikarenakan adanya beras pandanwangi sehingga dijadikan wisata edukasi, maka
terjadinya pergerakan kendaraan tertinggi di kecamatan tersebut. Pergerakan
tersebut didukung dengan jaringan jalan kolektor sekunder serta kondisi jalan yang
dominan baik, di ruas jalan Kecamatan Warungkondang dan Kecamatan Cianjur.
Serta dilihat dari indeks aksesibilitas dan kondisi jalan didapat klasifikasi tinggi
untuk pergerakan di Kecamatan Warungkondang – Kecamatan Cianjur. Sedangkan
untuk volume pergerakan kendaraan masuk dan keluar terendah terjadi di titik TC

17
Kecamatan Cianjur – Kecamatan Sukaluyu sebesar 1.216 smp/jam pada waktu sore
hari.
Tabel 5.8
Pergerakan Weekday Internal
Interval Volume Lalu Lintas
Titik Traffic Counting Waktu Masuk Keluar Total
Waktu (SMP/Jam)
Pagi 2.166 2.973 5.139 2 2.570
Kecamatan Cianjur -
Siang 1.010 3.198 4.207 2 2.104
Kecamatan Cipanas
Sore 1.201 4.155 5.356 2 2.678
Kecamatan Cianjur - Pagi 1.677 1.681 3.358 2 1.679
Kecamatan Siang 1.716 1.681 3.397 2 1.698
Warungkondang Sore 1.766 1.883 3.649 2 1.823
Pagi -* 891 891 2 446
Kecamatan Cianjur -
Siang -* 2.745 2.745 2 1.373
Kecamatan Sukaluyu
Sore -* 2.245 2.245 2 1.123
Kecamatan Cianjur - Pagi 3.080 1.896 4.976 2 2.488
Kecamatan Siang 3.215 2.044 5.259 2 2.629
Karangtengah Sore 2.307 1.539 3.846 2 1.923
Sumber : Hasil Analisis 2018
*Jalan satu arah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa volume pergerakan masuk dan
keluar kendaraan tertinggi pada saat weekday yaitu berada di titik TC Kecamatan
Cianjur – Kecamatan Cipanas sebesar 2.678,125 smp/jam pada waktu sore hari. Hal
ini dikarenakan banyaknya penduduk yang bekerja di pusat kota yaitu Kecamatan
Cianjur, juga adanya distribusi barang menuju Kecamatan Cianjur atau sebaliknya
menuju Cipanas yaitu berupa hasil perikanan dan pertanian. Hal tersebut didukung
dengan adanya jaringan jalan kolektor sekunder dengan kondisi jalan dominan baik
di Kecamatan Cipanas dan Cianjur juga hasil indeks aksesibilitas yang tinggi.
Sedangkan untuk volume pergerakan kendaraan masuk dan keluar terendah terjadi
di titik TC Kecamatan Cianjur – Kecamatan Sukaluyu sebesar 445,5 smp/jam pada
waktu sore hari.
5.3.1.1 Pergerakan Orang
Mobilitas adalah suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak.
Pergerakan orang dapat dilihat dari indeks mobilitas. Hal ini karena indeks
mobilitas berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu
semakin banyak kegiatan yang dilakukan oleh penduduk maka semakin tinggi pula
tingkat mobilitas di daerah tersebut dan begitu juga sebaliknya. Untuk menghitung

18
mobilitas penduduk di Kabupaten Cianjur Bagian Utara, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus dibawah ini :
Panjang Jalan
Indeks Mobilitas = 100
Jumlah Penduduk

Indeks mobilitas akan diklasifikasikan berdasarkan standar nilai mobilitas


dari Kepmenkimpraswil No.534/KPTS/M/2001.
Tabel 5.9
Indeks Mobilitas Penduduk di Kabupaten Cianjur Bagian Utara
Panjang Jumlah Indeks
No. Kecamatan Keterangan
Jalan (Km) Penduduk (Jiwa) Mobilitas
1 Mande 18,3 72.300 0,03 Sangat Rendah
2 Cipanas 29,21 108.590 0,03 Sangat Rendah
3 Cikalongkulon 20,77 98.029 0,02 Sangat Rendah
4 Karangtengah 36,05 139.502 0,03 Sangat Rendah
5 Cianjur 35,97 164.548 0,02 Sangat Rendah
6 Cugenang 20,35 103.832 0,02 Sangat Rendah
7 Cilaku 24,75 101.539 0,02 Sangat Rendah
8 Warungkondang 24,7 67.360 0,04 Sangat Rendah
9 Gekbrong 7,5 53.309 0,01 Sangat Rendah
10 Sukaluyu 15,9 72.770 0,02 Sangat Rendah
11 Ciranjang 18,85 77.768 0,02 Sangat Rendah
12 Sukaresmi 28,9 83.052 0,03 Sangat Rendah
13 Bojongpicung 26,27 73.561 0,04 Sangat Rendah
14 Haurwangi 12,107 55.805 0,02 Sangat Rendah
15 Cibeber 31,85 119.977 0,03 Sangat Rendah
16 Pacet 32,75 101.030 0,03 Sangat Rendah
Sumber : Hasil Analisis 2018

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Cianjur


Bagian Utara memiliki indeks mobilitas yang sangat rendah. Artinya kemampuan
masyarakat untuk melakukan pergerakan masih sangat rendah, karena panjang
jaringan jalan yang tersedia belum memadai. Sehingga menghambat masyarakat
untuk melakukan kegiatannya sehari – hari. Terutama untuk kecamatan –
kecamatan yang melakukan pendistribusian barang pertanian, perkebunan, dan
perikanan hingga keluar Kabupaten Cianjur Bagian Utara. Seperti Kecamatan
Cipanas, Sukaresmi, Mande, Cibeber, dan Kecamatan Ciranjang. Selain itu
kegiatan seperti untuk bekerja, untuk ke tempat pariwisata, dan untuk ke tempat
belanja juga dapat terhambat. Terhambatnya kegiatan – kegiatan tersebut tentu akan
menghasilkan pergerakan yang rendah pula.

19
Gambar 5.4
Peta Indeks Mobilitas

20
5.3.1.2 Pergerakan Barang
Pola aliran barang atau pergerakan barang merupakan pergerakan masuk atau keluarnya suatu barang komoditi ke dalam suatu
wilayah. Dilihat dari sistem jaringan yang ada di Kabupaten Cianjur Bagian Utara, pergerakan barang tersebut didukung dengan adanya
jalan arteri dan jalan kolektor. Berdasarkan hasil observasi lapangan, moda transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan barang
ada 3 yaitu : truck, pick up, dan truck 2 as.

Tabel 5.10
Pola aliran Barang Masuk Kabupaten Cianjur Bagian Utara
Jaringan Moda
Kecamatan Barang Asal Tujuan
Jalan Angkutan
Lokal dan
Cibeber Cibeber Cibeber
Kolektor Pick Up
Warungkondang Warungkondang Warungkondang Lokal
Arteri,
Cilaku Solo Dan Cianjur Cilaku
Kolektor Truck
Truck Dan
Sukaluyu Kab Cianjur Dan Sukabumi Sukaluyu
Arteri Pick Up
Ciranjang Ciranjang Ciranjang Lokal Pick Up
Arteri Dan
Hasil Pertanian
Karangtengah Cianjur Karangtengah Kolektor
Sekunder Pick Up
Cianjur Cianjur (Desa Sukaluyu Desa Sukaluyu Lokal Pick Up
Cugenang Cugenang Dan Cipanas (Kp. Belakang) Cugenang Kolektor Pick Up
Pacet Cugenang Dan Cipanas (Kp. Belakang) Pacet Kolektor Pick Up
Arteri ,
Sukaresmi Haurwangi Sukaresmi Kolektor
Dan Lokal Pick Up
Cikalongkulon Cianjur Cikalongkulon Kolektor Pick Up

21
Jaringan Moda
Kecamatan Barang Asal Tujuan
Jalan Angkutan
Arteri Dan Truck Dan
Bojongpicung Kab Cianjur Dan Sukabumi Bojongpicung
Lokal Pick Up
Gekbrong Gekbrong Gekbrong Lokal Pick Up
Arteri Dan
Cipanas Cianjur Cipanas
Kolektor Pick Up
Haurwangi Haurwangi Haurwangi Lokal Pick Up
Arteri Dan
Warungkondang Warungkondang Dan Cilaku Warungkondang
Lokal Pick Up
Arteri Dan
Sukaluyu Sukabumi Dan Cianjur Sukaluyu
Lokal Pick Up
Ciranjang Sukabumi Ciranjang Arteri Pick Up
Cugenang Cugenang Cugenang Lokal Pick Up
Arteri Dan
Pacet Cugenang Pacet
Hasil Lokal Pick Up
Perkebunan Arteri Dan
Sukaresmi Bandung Sukaresmi
Lokal Pick Up
Arteri Dan
Cikalongkulon Cipanas Cikalongkulon
Kolektor Pick Up
Arteri Dan
Bojongpicung Sukabumi Dan Cianjur Bojongpicung
Lokal Pick Up
Gekbrong Gekbrong Gekbrong Lokal Pick Up
Cipanas Cipanas Cipanas Lokal Pick Up
Kolektor Truck Dan
Cilaku Gunung Padang Cilaku
Dan Lokal Pick Up
Ciranjang Ciranjang Ciranjang Lokal Pick Up
Arteri Dan Truck Dan
Cugenang Hasil Cikalongkulon Dan Sukabumi Cugenang
Lokal Pick Up
Peternakan
Arteri Dan Truck Dan
Pacet Cikalongkulon Dan Sukabumi Pacet
Lokal Pick Up
Gekbrong Gekbrong Gekbrong Lokal Pick Up
Haurwangi Haurwangi Haurwangi Lokal Pick Up

22
Jaringan Moda
Kecamatan Barang Asal Tujuan
Jalan Angkutan
Cilaku Tuban, Pekalongan, Tegal, Pasuruan Dan Eretan Cilaku Arteri Pick Up
Arteri,
Sukaluyu Sukabumi Dan Cianjur Sukaluyu Kolektor
Dan Lokal Pick Up
Arteri,
Mande Cirata Mande Kolektor
Hasil Perikanan Dan Lokal Pick Up
Cianjur Desa Sukaluyu Desa Sukaluyu Lokal Pick Up
Cugenanng Cugenang Cugenang Lokal Pick Up
Pacet Cugenang Pacet Lokal Pick Up
Cikalongkulon Cikalongkulon Cikalongkulon Lokal Pick Up
Arteri Dan
Bojongpicung Sukabumi Dan Cianjur Bojongpicung
Lokal Pick Up
Karangtengah Hasil Banten Dan Cianjur Karangtengah Arteri Truck
Cipanas Kehutanan Cianjur Cipanas Arteri Truck
Sumber : Hasil Analisis 2018

Berdasarkan tabel diatas, hasil pertanian berupa padi/beras yang masuk ke Kabupaten Cianjur Bagian Utara berasal dari daerah
Kabupaten Cianjur sendiri dan luar Kabupaten yaitu Sukabumi, dengan melewati jalan Arteri dan Kolektor serta moda transportasi
untuk hasil pertanian didominasi pick up. Sementara untuk hasil perkebunan berupa sayuran dan buah-buahan didominasi hasil barang
yang berasal dari Sukabumi, Bandung dan Cianjur dengan menggunakan moda transportasi berupa Pick up dan melewati jaringan jalan
arteri dan lokal. Selanjutnya untuk distribusi barang hasil peternakan, berasal dari Kabupaten Cianjur untuk di tujukan ke Kabupaten

23
Cianjur bagian Utara dengan didominasi melewati jalan lokal dan menggunakan
moda transportasi berupa truck dan pick up. Untuk hasil perikanan berasal dari luar
Kabupaten yaitu Tuban, Pekalongan, Eretan dan Kabupaten Cianjur bagian Utara
dengan didominasi di Kecamatan Cianjur dan Karangtengah, yang mana
pendistribusian menggunakan moda transportasi pick up dan melewati jaringan
jalan arteri, kolektor dan lokal. Terakhir untuk hasil distribusi barang kehutanan
yang hanya berada di Kecamatan Karangtengah dan Cipanas berasal dari Banten
dan Kecamatan Cianjur, dengan melewati jalan arteri dan menggunakan moda
transportasi berupa truck. Hal tersebut didukung dengan hasil analisis indeks
aksesibilitas dan kondisi jalan dengan klasifikasi tinggi (dominan) sehingga
memudahkan kegiatan pendistribusian barang.

24
Gambar 5.5 Pola Aliran Barang Masuk

25
Tabel 5.11
Pola aliran Barang Keluar Kabupaten Cianjur Bagian Utara
Jaringan Moda
Kecamatan Barang Asal Tujuan
Jalan Angkutan
Arteri,
Cibeber, Campaka, Cilaku
Cibeber Cibeber Kolektor Pick Up
Dan Cianjur
Dan Lokal
Truck Dan
Warungkondang Warungkondang Cianjur, Jawa Barat Arteri
Pick Up
Cilaku Cilaku Cilaku Lokal Pick Up
Sukaluyu Sukaluyu Sukaluyu Lokal Pick Up
Truck Dan
Ciranjang Ciranjang Bandung Dan Sukabumi Arteri
Pick Up
Arteri Dan
Karangtengah Karangtengah Cianjur Pick Up
Kolektor
Kolektor Truck Dan
Cianjur Hasil Pertanian Cianjur Bogor Dan Cianjur
Dan Lokal Pick Up
Cugenang Cugenang Cugenang Lokal Pick Up
Pacet Pacet Cugenang Lokal Pick Up
Arteri Dan Truck Dan
Sukaresmi Sukaresmi Bandung
Lokal Pick Up
Cikalongkulon Cikalongkulon Cianjur Kolektor Pick Up
Bojongpicung Bojongpicung Sukaluyu Lokal Pick Up
Gekbrong Gekbrong Cianjur Kolektor Pick Up
Arteri Dan
Cipanas Cipanas Cianjur Pick Up
Kolektor
Truck Dan
Haurwangi Haurwangi Bandung Arteri
Pick Up
Warungkondang Warungkondang Warungkondang Lokal Pick Up
Sukaluyu Sukaluyu Sukaluyu Lokal Pick Up
Ciranjang Ciranjang Ciranjang Dan Sekitarnya Lokal Pick Up
Cianjur, Jakarta, Bandung Truck Dan
Cugenang Cugenang Arteri
Dan Cugenang Pick Up
Cianjur, Jakarta, Bandung Truck Dan
Pacet Pacet Arteri
Hasil Dan Cugenang Pick Up
Sukaresmi Perkebunan Sukaresmi Sukaresmi Lokal Pick Up
Kolektor
Cikalongkulon Cikalongkulon Cianjur Dan Cikalongkulon Pick Up
Dan Lokal
Bojongpicung Bojongpicung Sukaluyu Lokal Pick Up
Jakarta, Bogor, Sukabumi, Truck Dan
Gekbrong Gekbrong Arteri
Tangerang Pick Up
Cipanas Cipanas Cipanas Lokal Pick Up
Cilaku Cilaku Cilaku Lokal Pick Up
Sekitar Cianjur Dan Truck Dan
Ciranjang Hasil Ciranjang Arteri
Bandung Pick Up
Peternakan
Cugenang Cugenang Cugenang Lokal Pick Up
Pacet Pacet Cugenang Lokal Pick Up

26
Jaringan Moda
Kecamatan Barang Asal Tujuan
Jalan Angkutan
Jakarta, Sukabumi,
Gekbrong Gekbrong Arteri Truck
Tangerang
Arteri,
Truck Dan
Haurwangi Haurwangi Kab Cianjur Kolektor
Pick Up
Dan Lokal
Cilaku Cilaku Cianjur Kolektor Pick Up
Sukaluyu Sukaluyu Sukaluyu Lokal Pick Up
Arteri Dan
Mande Mande Jakarta Dan Kab Bogor Pick Up
Kolektor
Cikalongkulon Dan
Cianjur Hasil Perikanan Cianjur Arteri Pick Up
Lampung
Cugenang Cugenang Cugenang Lokal Pick Up
Pacet Pacet Cugenang Lokal Pick Up
Cikalongkulon Cikalongkulon Kab Cianjur Kolektor Pick Up
Bojongpicung Bojongpicung Sukaluyu Lokal Pick Up
Cianjur, Sukabumi, Jakarta, Arteri,
Karangtengah Karangtengah Bandung, Bogor, Lampung Kolektor Truck
Hasil
Dan Karawang Dan Lokal
Kehutanan
Arteri Dan
Cipanas Cipanas Cianjur Pick Up
Kolektor
Sumber : Hasil Analisis, 2018

Berdasarkan tabel diatas, untuk pergerakan barang berupa hasil pertanian, hasil
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan yang keluar di Kabupaten Cianjur
bagian Utara didominasi hasil barang didistribusikan ke Kabupaten Cianjur sendiri dan
luar kabupaten Cianjur yaitu Bogor, Sukabumi, Bandung, Jakarta, Tangerang,
Karawang dan Lampung. Yang mana hal tersebut didukung dengan aksesibilitas yang
tinggi serta kondisi jalan yang dominan pada klasifkasi tinggi pula sehingga
memudahkan pergerakan distribusi barang. Juga jaringan jalan yang dilewati untuk
pendistribusian barang berupa hasil pertanian (beras), hasil perkebunan (buah dan
sayur), hasil peternakan (ayam petelur dan pedaging), hasil perikanan dan hasil
kehutanan menggunakan jalan arteri, kolektor dan lokal dengan moda transportasi
seperti truck dan pick up.

27
Gambar 5.6 Pola Aliran Baramg Keluar

28
5.3.2 Konektivitas
Salah satu faktor yang mendukung kekuatan dan intensitas interaksi
antarwilayah adalah kondisi prasarana transportasi yang menghubungkan suatu
wilayah dengan wilayah lain di sekitarnya. Jumlah dan kualitas prasarana jalan, baik
jalan raya, jalur udara, maupun laut, tentunya sangat memperlancar laju dan pergerakan
distribusi manusia, barang, dan jasa antarwilayah. Antara satu wilayah dan wilayah lain
senantiasa dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi sehingga membentuk pola
jaringan transportasi. Tingkat kompleksitas jaringan yang menghubungkan berbagai
wilayah merupakan salah satu indikasi kuatnya arus interaksi.
Untuk menganalisis potensi kekuatan interaksi antarwilayah ditinjau dari
struktur jaringan jalan sebagai prasarana transportasi, K.J. Kansky mengembangkan
Teori Grafik dengan membandingkan jumlah kota atau wilayah yang memiliki banyak
rute jalan sebagai sarana penghubung wilayah tersebut. Untuk menghitung indeks
konektivitas ini digunakan rumus sebagai berikut.
𝒆
I=
𝒗

Keterangan:
I = indeks konektivitas
e = jumlah garis/jaringan jalan
v = jumlah titik
Tabel 5.12
Indeks Konektivitas
Jumlah Jumlah Ruas Indeks
No. Kecamatan Keterangan
Desa Jalan Konektivitas
1 Mande 12 3 0,25 Rendah
2 Cipanas 7 11 1,57 Sedang
3 Cikalongkulon 18 5 0,28 Rendah
4 Karangtengah 16 11 0,69 Rendah
5 Cianjur 11 30 2,73 Tinggi
6 Cugenang 16 4 0,25 Rendah
7 Cilaku 10 4 0,40 Rendah
8 Warungkondang 11 7 0,64 Rendah

29
Jumlah Jumlah Ruas Indeks
No. Kecamatan Keterangan
Desa Jalan Konektivitas
9 Gekbrong 8 1 0,13 Rendah
10 Sukaluyu 10 4 0,40 Rendah
11 Ciranjang 9 8 0,89 Rendah
12 Sukaresmi 11 5 0,45 Rendah
13 Bojongpicung 11 7 0,64 Rendah
14 Haurwangi 8 4 0,50 Rendah
15 Cibeber 18 6 0,33 Rendah
16 Pacet 7 10 1,43 Sedang
Sumber : Hasil Analisis 2018

Keterangan : Tinggi = 1,98 – 2,85


Sedang = 1,1 – 1,97
Rendah = 0,13 – 1,0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki konektivitas
tinggi hanya berada di Kecamatan Cianjur. Hal ini karena kecamatan ini memiliki
aksesibilitas yang tinggi dari sisi panjang jaringan jalan, jumlah ruas jalan, dan kondisi
jalan. Aksesibilitas yang tinggi tersebut tentunya akan mempermudah masyarakat
dalam melakukan kegiatan terutama kegiatan untuk bekerja karena adanya pusat
pemerintahan disana. Kemudahan ini akan menimbulkan besarnya pergerakan
transportasi dan kuatnya interaksi yang terjadi antar wilayah.
Kemudian kecamatan yang memiliki konektivitas sedang berada di Kecamatan
Cipanas dan Kecamatan Pacet. Hal ini karena kecamatan ini memiliki aksesibilitas
yang tinggi dari sisi panjang jaringan jalan dan kondisi jalan. Sehingga mempermudah
masyarakat untuk melakukan kegiatan terutama kegiatan untuk mencapai tempat
wisata yang ada di Kecamatan Cipanas. Tetapi karena jumlah ruas jalan yang tersedia
tidak terlalu banyak, mengakibatkan pergerakan transportasi dan interaksi yang terjadi
antar wilayah tidak terlalu kuat.
Yang terakhir adalah Kabupaten Cianjur Bagian Utara didominasi oleh
konektivitas yang rendah yang berada di 13 kecamatan. Hal ini karena sedikitnya
jumlah ruas jalan yang tersedia di kecamatan – kecamatan tersebut. Sehingga walaupun
ada beberapa kecamatan yang memiliki aksesibilitas tinggi (Kecamatan

30
Cikalongkulon, Karangtengah, Warungkondang, Sukaluyu, Ciranjang, Sukaresmi, dan
Kecamatan Haurwangi) dan sedang (Kecamatan Cugenang, Cilaku, dan Kecamatan
Cibeber), karena sedikitnya jumlah ruas jalan yang tersedia mengakibatkan
terhambatnya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Karena kegiatan masyarakat
terhambat, mengakibatkan rendahnya pergerakan transportasi dan interaksi yang
terjadi antar wilayah.

31
Gambar 5.7
Peta Indeks Konektivitas

32
5.4 Tingkat Perkembangan Transportasi
Dalam menentukan tingkat perkembangan transportasi analisis yang gunakan
yaitu klasifikasi Indeks Aksesibilitas, Indeks Mobilitas dan Indeks Konektivitas yang
dimana dilakukan skoring dari hasil analisis indeks aksesibilitas, mobilitas dan
konektivitas sehingga didapat tabel Tingkat Perkembangan seperti dibawah ini dengan
pengklasifikasian sebagai berikut :
Tabel 5.12
Tingkatan Skoring Indeks Aksesibilitas dan Konektivitas
Klasifikasi Skoring
Tinggi 3
Sedang 2
Rendah 1
Sumber : Hasil Analisis 2018

Tabel 5.13
Tingkatan Skoring Indeks Mobilitas
Klasifikasi Skoring
Sangat Tinggi 5
Tinggi 4
Sedang 3
Rendah 2
Sangat Rendah 1
Sumber : Hasil Analisis 2018

Analisis tingkat perkembangan transportasi di Kabupaten Cianju Bagian Utara


ini dilihat dari penjumlahan skoring indeks aksesibilitas, indeks mobilitas, dan indeks
konektivitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.14
Tingkat Perkembangan
Indeks Total
No. Kecamatan Keterangan
Aksesibilitas Mobilitas Konektivitas Skoring
1 Cipanas 3 1 2 6 Tinggi
2 Sukaresmi 3 1 1 5 Sedang
3 Cikalongkulon 3 1 1 5 Sedang
4 Cianjur 3 1 3 7 Sangat Tinggi
5 Cilaku 2 1 1 4 Rendah
6 Cugenang 2 1 1 4 Rendah
7 Karangtengah 3 1 1 5 Sedang
8 Mande 1 1 1 3 Sangat Rendah

33
Indeks Total
No. Kecamatan Keterangan
Aksesibilitas Mobilitas Konektivitas Skoring
9 Pacet 3 1 2 6 Tinggi
10 Warungkondang 3 1 1 5 Sedang
11 Cibeber 2 1 1 4 Rendah
12 Gekbrong 1 1 1 3 Sangat Rendah
13 Ciranjang 3 1 1 5 Sedang
14 Haurwangi 3 1 1 5 Sedang
15 Bojongpicung 1 1 1 3 Sangat Rendah
16 Sukaluyu 3 1 1 5 Sedang
Sumber : Hasil Analisis 2018

Keterangan : Sangat Rendah : 3 – 3,8


Rendah : 3,9 – 4,7
Sedang : 4,8 – 5,6
Tinggi : 5,7 – 6,5
Sangat Tinggi : 6,6 – 7,4

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat perkembangan


transportasi yang memiliki klasifikasi tinggi dan sangat tinggi yaitu berada di
Kecamatan Cipanas, Cianjur,dan Kecamatan Pacet. Yang mana hal tersebut
dikarenakan aksesibilitas di kecamatan – kecamatan ini sudah memadai, mudah
dijangkau dan karena di kecamatan tersebut terdapat kegiatan perdagangan dan jasa,
kegiatan pariwisata seperti wisata alam yang ada di Kecamatan Cipanas, serta kegiatan
distribusi pertanian dan perkebunan yang pendistribusiannya masih didalam wilayah
kajian maupun keluar wilayah kajian. Hal tersebut didukung juga dengan hasil
konektivitas dengan klasifikasi tinggi dan sedang, yang menandakan kuatnya interaksi
antar wilayah.
Selanjutnya yang memiliki klasifikasi sedang yaitu berada di Kecamatan
Sukaresmi, Cikalongkulon, Karangtengah, Warungkondang, Ciranjang, Haurwangi,
dan Kecamatan Sukaluyu. Yang dimana untuk Kecamatan Sukaresmi, Cikalongkulon,
Haurwangi, dan Kecamatan Sukaluyu tidak memiliki jaringan jalan yang panjang
namun dominasi kondisi jalannya adalah baik sehingga dapat mendukung aksesibilitas.
Sedikitnya jaringan jalan tersebut menghambat masyarakat untuk melakukan kegiatan

34
terutama dalam hal kegiatan pendistribusian barang dan kegiatan menuju ke tempat
wisata, sehingga mengakibatkan rendahnya konektivitas antar wilayah. sedangkan
untuk Kecamatan Karangtengah, Warungkondang, dan Kecamatan Ciranjang memiliki
aksesibilitas yang cukup baik dilihat dari panjang jalan yang tersedia dan kondisi jalan
yang baik. Tetapi panjang jalan tersebut masih belum memadai untuk penduduk dalam
melakukan kegiatan, utamanya kegiatan pendistribusian barang dan menuju ke tempat
kerja. Karena tidak memadai, mengakibatkan rendahnya konektivitas antar wilayah.
Selanjutnya yang memiliki klasifikasi rendah dan sangat rendah yaitu berada di
Kecamatan Cilaku, Cugenang, Mande, Cibeber, Gekbrong, dan Kecamatan
Bojongpicung. Yang dimana di kecamatan tersebut memiliki aksesibilitas yang sulit
dijangkau karena kondisi jalan yang rusak dan tidak memadai sehingga dapat
menghambat kegiatan yang ada. Keterhambatan ini tentunya mengakibatkan
konektivitas antar wilayah menjadi terganggu utamanya dalam hal pendisitribusian
barang pun yang menjadi terhambat.

35
Gambar 5.8
Peta Tingkat Perkembangan Transporta

36
37

Você também pode gostar