Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
oleh
GUSRIANA
16012132
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala petunjuk dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan judul “Food
Born Disease”. Makalah ini diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Teknologi pangan dan gizi.
Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan berbagai pihak, Makalah ini tidak akan
terwujud. Melalui Makalah ini penulis mengucapkan banyak terimakasih atas segala
bimbingan dan bantuannya sehingga dalam mengerjakan tugas selesai tepat pada waktunya
Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam penyusunan Makalah ini,
oleh karena itu diharapkan kritik maupun saran demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga
Makalah ini mendapat ridho dari Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Foodborne disease adalah suatu penyakit yang merupakan hasil dari pencernaan dan
penyerapan makanan yang mengandung mikroba (mikroorganisme) oleh tubuh manusia.
Mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan penyakit baik dari makanan asal hewan yang
terinfeksi ataupun dari tumbuhan yang terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi selama
proses atau pengolahan dapat berperan sebagai media penularan juga.
Penularan foodborne disease oleh makanan dapat bersifat infeksi, yang berarti bahwa
suatu penyakit disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang hidup, biasanya
berkembangbiak pada tempat terjadinya peradangan.
Pada kasus foodborne disease mikro organisma masuk bersama makanan yang
kemudian dicerna dan diserap oleh tubuh manusia. Kasus foodborne desease dapat terjadi
dari tingkat yang tidak parah sampai tingkat kematian. Sebagai contoh foodborne desease
yang disebabkan oleh salmonella dapat menyebabkan kematian selain yang disebabkan oleh
Vibrio Cholerae dan Clostridium botulinum. Kejadian dan wabah paling sering disebabkan
oleh salmonella dibanding penyakit foodborne disease lainnya.
· Pencegahan Salmonelosis
Kebanyakan kasus Salmonelosis disebabkan karena memakan makanan yang
tercemar. Oleh karena itu pencegahan yang terbaik untuk dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Memasak dengan baik makanan yang dibuat dari daging.
2. Menyimpan makanan pada suhu lemari es yang sesuai.
3. Melindungi makanan dari pencemaran oleh binatang pengerat, lalat, dan hewan lain.
4. Penggunaan metode produksi dan pengolahan makanan yang semestinya.
5. Kebersihan pribadi yang baik serta hidup dengan cara-cara yang memenuhi syarat
kesehatan.
Begitu ditemukan adanya kasus infeksi makanan oleh Salmonella maka harus
segera dilaporkan pada Dinas Kesehatan. Dengan demikian dapat diambil langkah-langkah
yang sesuai untuk melindungi masyarakat dari suatu perjangkitan peracunan makanan. Tidak
ada imunisasi yang efektif terhadap infeksi oleh spesies Salmonella.
b. Clostridium
Botulisme
Botulisme adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peracunan makanan oleh
bakteri. Botulisme berasal dari kata botulisme yang berarti sosis. Penyakit ini diberi nama
demikian karena selama bertahun-tahun sosis yang tidak dimasak dihubungkan dengan
penyakit ini. Botulin, juga dikenal sebagai botox, yaitu toksin bakteri paling mematikan yang
dapat terbentuk pada makanan kaleng yang tidak diproses dengan benar atau cukup dipanasi.
Bakteri penghasil botulin adalah Clostridium botulinum. Clostridium botulinum merupakan
bakteri gram positif, berbentuk batang, membentuk spora, dan bersifat anaerob obligat serta
mampu menghasilkan neurotoksin yang dapat menyebabkan penyakit. Bakteri ini banyak
terdapat di tanah dan mungkin mencemari hasil pertanian maupun peternakan.
Penyakit ini terjadi karena memakan toksin botulinum yang terdapat dalam makanan
yang diawetkan dengan cara kurang sempurna, seperti yang dijumpai dalam makanan kaleng.
Tetapi botulisme juga dapat disebabkan karena kontaminasi luka yang akan menghasilkan
toksin yang tumbuh pada jaringan mati. Ada tujuh tipe Clostridium botulinum yang dikenali
karena perbedaan antigenik di antara toksin yang dihasilkannya yaitu tipe A, B, C, D, E, F,
dan G. Yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah tipe A, B, E, dan tipe F. Tipe C dan
D menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia, sedangkan tipe G belum diketahui dapat
menyebabkan penyakit atau tidak.
· Epidemiologi botulisme
Clostridium botulinum tersebar luas di lingkungan darat dan perairan. Jika sporanya
mencemari makanan yang sudah diolah atau mengadakan kontak dengan luka maka dapat
berkembang biak menjadi sel-sel vegetatif dan menghasilkan toksin. Selain itu infeksi juga
dapat terjadi pada saluran bayi yang disebut botulisme bayi. Toksinnya dihasilkan di dalam
usus bayi, menyebabkan badan lemah, tidak dapat buang air besar, dan lumpuh. Infeksi
semacam ini mungkin disebabkan karena pemberian susu yang mengandung
spora Clostridium botulinum pada bayi.
· Pencegahan botulisme
Tidak ada penanganan spesifik untuk keracunan ini, kecuali mengganti cairan
tubuhyang hilang. Kebanyakan keracunan dapat terjadi akibat cara pengawetan pangan yang
keliru (khususnya di rumah atau industry rumah tangga), misalnya pengalengan, fermentasi,
pengawetan dengan garam, pengasapan, pengawetan dengan asam atau minyak. Bakteri ini
mencemari produk pangan dalam kaleng yang beredar asam rendah, ikan asap, kentang
matang yang kurangbaik penyimpanannya, pie beku, telur ikan fermentasi, seafood, dan
madu. Tindakan pengendalian khusus bagi industri terkait bakteri ini adalah penerapan
sterilisasi panas dan penggunaan nitrit pada daging yang dipasteurisasi. Sedangkan bagi
rumah tangga atau pusat penjualan makanan antara lain dengan memasak pangan kaleng
dengan seksama (rebus dan aduk selama 15 menit), simpan pangan dalam lemari pendingin
terutama untuk pangan yang dikemashampa udara dan pangan segar atau yang diasap.
Hindari pula mengkonsumsi pangan kaleng yang kemasannya telah menggembung.
c. Staphylococcus
· Peracunan makanan oleh Staphylococcus
Peracunan makanan yang umum terjadi karena termakannya toksin yang dihasilkan
oleh beberapa tipe Staphylococcus yang tumbuh pada makanan yang tercemar. Salah satu
contoh spesiesnya adalah Staphylococcus aureus yaitu merupakan bakteri berbentuk bulat
(coccus), yang bila diamati di bawah mikroskop tampak berpasangan, membentuk rantai
pendek, atau membentuk kelompok yang tampak seperti tandan buah anggur. Organisme ini
Gram-positif. Beberapa strain dapat menghasilkan racun protein yang sangat tahan panas,
yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Staphylococcus biasanya terdapat
diberbagai bagian tubuh manusia, seperti hidung, tenggorokan, dan kulit, sehingga mudah
memasuki makanan. Organisme ini dapat berasal dari orang-orang yang menangani pangan
yang merupakan penular atau penderita infeksi patogenik (membentuk nanah). Keracunan
makanan oleh Staphylococcus disebut sebagai staphylococcal.
A. Virus-virus yang sering terlibat dalam foodborne disease adalah sebagai berikut:
1. Rotavirus
Rotavirus adalah virus yang menyebabkan gastroenteritis. Gastroenteritis viraladalah infeksi
usus yang disebabkan berbagai macam virus. Gastroenteritis virus sangat menular dan
merupakan penyakit yang paling umum. Hal ini menyebabkan jutaan kasus diare setiap
tahun.Virus merupakan penyebab diare tersering yang angka kejadiannya mencapai jutaan
kasus tiap tahunnya. Siapapun bisa mendapatkan Gastroenteritis virus dan kebanyakan orang
sembuh tanpa komplikasi. Namun, Gastroenteritis virus bisa serius ketika orang tidak bisa
minum cukup cairan untuk menggantikan apa yang hilang melalui muntah dan diare terutama
bayi, anak-anak, dan orang tua dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
2. Norovirus
Norovirus merupakan virus yang berasal dari golongan Norwalk virus.Merupakan virus
utama penyebab penyakit perut. Termasuk salah satu jenis virus yang belum diketahui
dengan pasti. Penyebab penyakit perut dan penyakit berbahaya lainnya yang menyangkut
pencernaan. Merupakan virus dari family calciviridae. Virus ini memiliki RNA tunggal yang
tidak terbelit. Virus ini menginjeksi dari manusia ke manusia lainnya. Gejala penyakitnya
sering terlihat pada penderita diare. Sering kali dijumpai dalam air yang tidak bersih, kerang-
kerangan, es, telur, salad, dan berbagai makanan kontaminan lainnya. Masa inkubasinya
berkisar 1-2 hari.
3. Virus Hepatitis
Virus dalam air kemasan botol terutama dalam botol plastik berbahan PET (Poly Ethylene
Terphalate), kebanyakan merupakan jenis virus yang menjadi penyebab hepatitis.
Bahan Pangan
Penyakit yang
Mikotoksin Kapang Penghasil yang sering
Disebabkan
terkontaminasi
Alfatoksin Aspergillus flavus, Kegagalan fungsi Kacang tanah,
A. parasiticis hati, kanker hati kacang-kacangan
lain, jagung serealia
Asam penisilat Penicillium Pembentukan Jagung, barley,
cyclopium, P. tumor, kerusakan kacang-kacangan
martensii, P. ginjal
chraceus, P.
melleus
Ergotoksin Claviceps Kerusakan hati Serelia
purpurea
Okratoksin A A. Ochraceus, A. Kerusakan hati Jagung, kacang-
mellus, A. kacangan, barley
sulphureus, P.
viridicatum
Patulin A. Kerusakan hati, Apel dan produk-
clavatus, P. Kanker hati produk apel
patulum, P.
expansum
Alimentary Toxic Cladosporium sp., Kerusakan hati Biji-bijian
aleukia (ATA)
Sterigmatosistin A. Sirosis hati, kanker Gandum, oat
regulosus, A. hati
nidulans, A.
versicolor, P.
luteum
Zearalenon Gibberella zeae Kerusakan Hati Jagung dan serelia
Luteoskyrin P.islandicum Nekrosis hati, Tepung beras
kanker hati
· Pemantauan suhu
Menyimpan makanan pada suhu yang keliru bisa berakibat membiaknya kumanyang
menyebabkan racun makanan, yang tumbuh di antara suhu 5° C dan 60° C. Untuk berjaga-
jaga:
Ø Suhu lemari es jangan lebih tinggi dari 5° C dan ada aliran udara di seputarmakanannya
agar pembagian suhunya merata,
Ø Makanan panas patut disimpan di atas suhu 60° C,
Ø Makanan yang harus dipanaskan lagi harus cepat dipanaskan sampaisemua bagiannya
mencapai suhu 75° C,
Ø Makanan beku sebaiknya dicairkan di dalam lemari es atau microwave,sebab makin lama
makanan mentah dibiarkan pada suhu ruangan, makincepat pulalah kuman berbiak dan racun
bisa terbentuk,
Ø Agar kuman di dalamnya mati, makanan harus dimasak matang benar.
Desinfeksi adalah tindakan yang bertujuan untuk membunuh mikroba patogen maupun
pembusuk dengan menggunakan bahan kimia (desinfektan).Desinfektan merupakan bahan
kimia yang mampu membunuh bakteri pembusuk dalam bentuk sel vegetatif, tetapi tidak
dalam bentuk spora.
· Pemblansiran merupakan cara lain yang dapat digunakan untuk membunuh mikroba
patogen. Blansir adalah suatu cara perlakuan panas pada bahan dengan cara pencelupan ke
dalam air panas atau pemberian uap panas pada suhu sekitar 82-93 derajat Celsius. Waktu
blansir bervariasi antara 1-11 menit tergantung dari macam bahan, ukuran, dan derajat
kematangan. Blansir merupakan pemanasan pendahuluan bahan pangan yang biasanya
dilakukan untuk makanan sebelum dikalengkan, dibekukan, atau dikeringkan. Maksudnya
untuk menghambat atau mencegah aktivitas enzim dan mikroorganisme.
2.4.2 Penanggulangan
Penanggulangan untuk penyakit bawaan makanan(Foodborne Diseases) antara lain :
Ø Diagnosa infeksi melalui pemeriksaan laboratorium guna menentukan jenis organisme
penyebabnya.
Ø Perawatan penyembuhan terhadap penyakit bawaan makanan. Jenis perawatan disesuaikan
dengan jenis penyakit bawaan makanan yang diderita, dan bergantung dari gejala yang
dirasakan.
Beberapa tindakan pencegahan yang cukup sederhana ternyata dapat mengurangi resiko
timbulnya penyakit bawaan makanan.
MASAKLAH daging ternak, daging unggas dan telur secara keseluruhan hingga matang.
Menggunakan Termometer dapat digunakan untuk mengukur suhu dalam daging adalah satu
cara yang baik untuk memastikan bahwa proses pemasakan daging telah membunuh bakteri.
Sebagai contoh, Daging sapi harus dimasak hingga temperatur dalam dagingnya mencapai
160ºF. Telur harus dimasak hingga bagian kuningnya mengeras.
PISAHKAN! Hindari proses saling mencemar antara satu jenis makanan dengan lainnya.
Hindari pencemaran silang dengan cara mencuci tangan, peralatan dan alas potong (talenan)
segera setelah terjadi kontak dengan daging merah ataupun daging unggas SEBELUM
menyentuh jenis makanan lainnya. Letakkan daging yang telah dimasak pada wadah yang
BERSIH. Hindari meletakkan daging masak di tempat yang sebelumnya digunakan untuk
menampung daging ketika masih mentah.
DINGINKAN! Segera masukkan makanan sisa ke dalam lemari pendingin. Bakteri dapat
tumbuh cepat pada suhu ruang. Masukkan makanan kedalam lemari pendingin jika mereka
belum akan dimakan selama 4 jam kedepan. Makanan dalam porsi besar dapat lebih cepat
dingin jika sebelumnya telah dipotong-potong ke dalam porsi yang lebih kecil dan diletakkan
pada wadah-wadah terpisah sebelum dimasukkan kedalam lemari pendingin.
BERSIHKAN! Cucilah buah dan sayuran. Guyuri dan bilas buah segar dan sayuran dengan
air ledeng yang mengalir untuk membersihkan kotoran. Buang bagian daun terluar dari kol
ataupun kubis. Bakteri tumbuh subur pada permukaan potongan buah dan sayuran. Berhati-
hatilah saat mengiris buah dan sayuran pada papan potong (talenan) agar tidak tercemar.
Hindari kebiasaan membiarkan potongan sayuran dan buah dalam suhu ruang untuk waktu
yang lama. Diri Anda sendiri juga jangan menjadi sumber pencemar! Cuci tangan anda
dengan sabun dan air SEBELUM menyiapkan makanan. Jika Anda sedang menderita diare,
JANGAN siapkan makanan untuk orang lain. Mengganti popok bayi disela proses penyiapan
makanan juga merupakan sebuah ide buruk yang mempermudah penyebaran penyakit.
LAPORKAN! Laporkan dugaan bahwa suatu penyakit terjadi karena bawaan makanan
kepada Departemen Kesehatan setempat. Di Amerika Serikat, Departemen Kesehatan
setempat memiliki peranan penting dalam sistem keamanan makanan. Seringkali wabah
dapat dideteksi dengan bantuan laporan telepon dari masyarakat. Jika petugas Layanan
Masyarakat mengontak Anda guna mengajukan pertanyaan mengenai penyakit yang Anda
derita, bekerjasamalah dengan baik. Pada proses penyidikan kesehatan umum, informasi dari
orang yang sehat sama pentingnya dengan informasi dari orang yang menderita penyakit
tersebut. Anda juga harus bekerjasama walaupun Anda tidak jatuh sakit.
RULE 1
1. Cuci tangan (sebelum menangani pangan, sesudah dari toilet, setelah kontak dengan
bahan/alat kotor, setelah menyentuh/menggaruk bagian tubuh).
2. Gunakan peralatan, wadah & kemasan yang bersih (permukaan yang kontak dengan
pangan harus bersih dan saniter).
3. Jaga kebersihan area penanganan dan pengolahan pangan.
4. Hindari masuk dan bersarangnya serangga, tikus dan hewan lain.
RULE 2
1. Cegah pencemaran silang (cross contamination).
2. Pisahkan pangan asal hewan (daging dan ikan) dari pangan lain.
3. Gunakan peralatan terpisah dan bersih.
4. Pisahkan makanan yang telah dimasak dengan yang mentah.
RULE 3
1. Panaskan/masak makanan dengan sempurna, terutama daging, telur dan ikan
(mencapai suhu internal minimum)
2. Panaskan kembali makanan sebelum dikonsumsi dengan benar/sempurna
RULE 4
1. Simpan makanan, terutama pangan asal hewan dan ikan pada suhu dingin di bawah
+4 ºC (segar di lemari es; beku di freezer).
2. Jangan simpan makanan pada suhu ruang lebih dari 2 jam.
3. Pertahankan suhu makanan lebih dari 60 º C sebelum disajikan.
4. Jangan biarkan makanan beku mencair pada suhu ruang.
RULE 5
1. Gunakan air yang memenuhi syarat air minum.
2. Pilih pangan yang segar dan bermutu.
3. Cucilah sayuran dan buah-buahan dengan air bersih (memenuhi syarat air minum),
terutama jika dimakan mentah.
4. Jangan mengkonsumsi makanan yang kadaluwarsa.
BAB III
1. Pelaksana
Nama : Gusriana
Nim : 16012132
Mata Kuliah : Teknologi pangan dan gizi
Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan kunjungan Industri dilaksanakan pada:
Tanggal : 30 Juni 2018
Tempat : Di PT. Sinar Sosro
3. Metode Pelaksanaan
a. Terlibat Langsung
Pelaksanaan kunjungan terlibat langsung dalam kegiatan – kegiatan pada
PT. Sinar Sosro pada umumnya dan Quality Control Teh Botol pada khususnya.
b. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung dilokasi praktek lapang untuk
mendapatkan data yang di butuhkan terutama yang berhubungan dengan Quality
control teh botol di PT. Sinar Sosro.
c. Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk mengenali informasi tentang perusahaan dan topik ya
ng berkaitandengan Quality Control Teh Botol dengan menanyakan langsung kepada
pihakpihak yang terkait.
d. Pencatatan
Mencatat data sekunder dari sumbersumber yang dapat dipertanggung jawabkan dan k
egiatan – kegiatan praktek lapangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
1. Lokasi dan Tata Letak
PT. Sinar Sosro terletak di Jln. Raya Tg. Morawa-Medan KM. 14,5, Tanjung
Morawa, Sumatera Utara 20362, Indonesia. Lokasi pabrik di daerah tidak padat penduduk.
Lokasi PT.Sinar Sosro yang berada di tepi jalan raya memudahkan transportasi baik umum
maupun kendaraan pabrik.
Kemudahan transportasi secara langsung berimplikasi pada kelancarandistribusi produk akhir
, pengiriman bahan baku dan bahan pendukung
serta memberikan kemudahan bagi tenaga kerja.
Lokasi pabrik yang berada pada lingkungan yang tidak terlalu padat penduduknya
mendukung penyediaan air yang relevan untuk menghasilkan
produk pangan. Kondisi lingkungan sekitar yang masih hijau (ditumbuhi pepohonan)
juga berpengaruh terhadap kondisi air
untuk pengolahan. Dengan kata lain terdapat keuntungan lebih dengan
memilih lokasi tersebut, diantaranya terkait dengan penyediaan air untuk proses produksi.
Secara garis besar, PT.SSU terdiri dari bangunan pabrik dan office.
Teh merupakan salah satu minuman yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan air. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil teh di dunia 2 bersama dengan
negara China, India, Srilanka, Kenya, Malawi, Tanzania, dan Zimbabwe. Indonesia bersama
negara-negara tersebutlah yang menghasilkan lebih dari 85 % produksi dan ekspor teh di
dunia. Selain itu, Indonesia juga termasuk sebagai negara yang sebagian penduduknya adalah
peminum teh. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi teh siap
minum dalam kemasan yang telah memulai usahanya pada tahun 1940. Awalnya produk
yang dijual adalah teh kering dengan merek teh cap botol. Namun pada tahun 1969 muncul
gagasan untuk membuat produk teh siap minum dalam kemasan botol. Pada tahun 1974
didirikanlah PT. Sinar Sosro yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan pertama
di Indonesia dan di dunia yang memproduksi teh botol sosro. Indonesia sebagai negara
penghasil teh dan sebagian penduduknya adalah peminum teh merupakan pangsa pasar yang
sangat potensial bagi perusahaan minuman untuk dapat membuat produk minuman teh dalam
kemasan.
Minuman Teh Botol adalah minuman yang terbuat dari teh kering yang di ekstrak dan dit
ambah dengan gula.Selain sebagai minuman menyegarkan, teh telah lama diyakini sangat ber
khasiat bagi tubuh dan membuat awet muda.PT. Sinar Sosro merupakan perusahaan Teh Boto
l terbesar dan pertama di Indonesia yang dikenalkan oleh keluargaSosrodjojo dengan metode
Cicip Rasa.Teh Botol dibuat dari bahan baku pilihan dimana setiap akan produksi pasti dilaku
kan lebih lanjut terhadappenanganan bahan yang lebih cermat, ini ditandai dengan adanya sua
tu departemenQuality Control yang dibawahi olehManager Quality Control yang menangani t
erhadap jaminan kualitas mutu terhadap produk yang ditangani mulai dari bahanbaku, proses
dan yang terakhir adalah produk jadi guna meniadakan adanya kegagalan mutu serta aman di
konsumsi olehkonsumen. MinumanTeh Botolmerupakan minuman yang bahan baku utmanya
adalah air. Air yang digunakan adalah air yang berasal dari dua buah sumur
dengan kedalaman 80 – 150m,yang terletak di sekitar lokasi pabrik. Dimana airair
tesebut mengalai perlakuanperlakuan terlebih dahulu untuk mendapatkan air yang berkualitas
baik, alkalinitas, kesadahan,klorida, besi, pH dan penampakan.
Selain itu bahan baku yang lain adalah gula dimana gula harus memiliki standarspesifika
si gula seperti kemurnianya dan kadar airnya. Teh keringyang digunakan dalam pembuatan T
BS ini adalah tehjenis SPRR (Superior), yaitu jenis teh hijau dengan syarat mutu tertentu. Mis
alnya kadar tanin yang dikehendaki, kadar air,dan mutu organoleptik lain.
PT. Sinar Sosro bekerja sama dengan PT. Gunung Slamat, Slawi. Dimana PT. Gunung Slama
tmasih satu group dengan PT. Sinar Sosro. Teh kering SPRR dikirim oleh PT. Gunung Slama
t ini ke pabrik pabrik Sosro sesuai dengan permintaan pabrik pabrik tersebut.
Produk Menurut Philip Kotler (2002 : 212), produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi, yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam menjaga kualitas dari produknya, PT.
Sinar Sosro terus melakukan penyempurnaan pada produknya. Sebagai bukti, Sosro selalu
menjaga 3K dan RL (peduli terhadap kualitas, keamanan, kesehatan, serta ramah
lingkungan), dan Sosro mendapatkan penghargaan sertifikat antara lain seperti yang terlihat
dalam tabel berikut:
Daftar Sertifikasi Produk Yang Diperoleh PT. Sinar Sosro
1. Sertifikat ISO 9000 : 2000 Sertifikat sistem manajemen mutu untuk menjamin kualitas
pengolahan dan hasil produk
2. Sertifikat ISO 14.000 Sertifikat sistem lingkungan untuk menjamin keamanan lingkungan
3. Sertifikat Halal Dikeluarkan oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-
obatan & Kosmetika MUI) bekerjasama dengan Departemen Agama, BPPOM dan Balai
POM Daerah untuk menjamin kehalalan bahan baku, proses dan produknya
4. Sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia) Dikeluarkan oleh lembaga Sertifikasi Produk
Departemen Perindustrian
5. Sertifikat HACCP Sertifikat sistem manajemen keamanan makanan untuk menjamin
produk yang aman bagi konsumen
6. Sertifikat Higiene dan Sanitary Salah satu persyaratan untuk eksport yang dikeluarkan oleh
Badan Pengawas Obat & Makanan Sumber : Website Resmi PT. Sinar Sosro.
www.sosro.com. Tahun 2009 Dengan sertifikasi yang telah diperoleh tersebut, menjadikan
PT. Sinar Sosro berhasil menempatkan produknya di level yang tertinggi di pasar.
Perceived quality untuk teh botol sosro mencakup tingkat kemampuan dari merek teh
botol sosro sebagai produk minuman teh dalam kemasan yang lebih unggul dalam kualitas,
baik rasa, kebersihan, maupun bentuk kemasan yang mampu bersaing dengan merek pesaing
lainnya yang kemudian dengan sendirinya konsumen dapat dan ingin memilih produk teh
botol sosro.
Daun teh diambil dari perkebunan pribadi milik Rekso Group yang tedapat di Jawa
Barat (Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangalengan) kemudian teh diolah menjadi teh kering di
PT Gunung Slamet (Slawi, Tegal) dan diproses menjadi teh botol di PT Sinar Sosro (Tanjung
Morawa).
Salah satu proses produksi di Pabrik Ungaran yang menjadi pokok tinjauan kali ini
adalah :
a. Teh Botol
1. Proses Pemasakan Teh Manis Cair
Air tanah, sebagai bahan baku utama, diambil dari kedalaman ± 200 m di bawah tanah
kemudian disterilkan melalui proses water treatment. Air yang mengalami proses water
treatment mengalami tiga perlakuan yaitu air disaring dengan pasir kuarsa di tanki 1,
kemudian dialirkan ke tanki 2 yang berisi karbon, setelah itu dimasukkan ke tanki 3 yang
berisi softener. Setelah melalui proses water treatment, air dimasak hingga 100oC. Air panas
tersebut dialirkan ke tanki teh untuk menyeduh teh wangi yang telah dimasukkan ke dalam
tanki teh. Air panas juga dialirkan ke tanki yang berisi gula untuk melarutkan gula menjadi
sirup gula. Setelah diseduh, teh dialirkan ke tanki filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari
ampas teh. Dari tanki filtrox ekstrak teh dialirkan ke tanki pencampuran. Pada saat yang
sama, sirup gula juga dialirkan ke tanki pencampuran. Hasil campuran antara ekstrak teh dan
sirup gula menjadi teh manis cair yang siap diisi ke dalam botol melalui mesin filler.
2. Proses Pencucian Botol
Botol-botol kosong yang telah kembali dari pasar harus dicuci terlebih dahulu. Krat-
krat botol kosong dilewatkan melalui roller yang terhubung dengan conveyor untuk diangkat
oleh mesin crater ke lintasan conveyor menuju bottle washer. Botol-botol yang telah
melewati mesin crater menuju bottle washer harus disortir oleh operator pos I untuk
mengambil botol-botol yang pecah atau gumpil, botol-botol yang terlalu kotor dan sampah
seperti sedotan yang ikut terangkat. Kemudian botol-botol dicuci pada mesin bottle washer
dimana botol-botol tersebut direndam pada air caustic dengan suhu hingga 90oC untuk
membunuh bakteri sekaligus membersihkan botol. Pada saat akan dikeluarkan dari mesin
bottle washer, botol-botol disemprot dengan hot water untuk membilas botol dari sisa-sisa air
caustic.Setelah itu, botol-botol bergerak melalui conveyor menuju mesin EBI optiscan. Mesin
E.B.I scan berfungsi untuk mendeteksi benda asing yang masih menempel di bagian dalam
dinding botol. Kemudian botol-botol melewati pos II, dimana operator pos II bertugas untuk
mengambil botol-botol gumpil dan kusam yang terlewat dari pos I dan mesin bottle washer.
Botol-botol yang telah melalui pos II akan menuju ke filler, sementara itu teh manis cair
dialirkan melalui pipa menuju pasteurizer. Pasteurizer berfungsi untuk memanaskan kembali
teh manis cair untuk membunuh bakteri yang terikut pada saat dialirkan melalui pipa.
Kemudian, botol-botol diisi dengan teh manis cair oleh mesin filler dan ditutup dengan
crown. Kemudian botol-botol yang telah terisi teh dan ditutup crown akan melewati mesin
video jet untuk diberikan barcode tanggal dan jam produksi. Setelah itu, produk jadi tersebut
melalui pos III untuk disortir apakah tutup crown telah rapat dan baik, produk yang tidak
terkena barcode. Seteleh melewati pos III, produk kemudian diangkat melalui mesin decrater
ke crate. Produk yang telah jadi harus diinkubasi atau masa karantinaselama tiga hari sebelum
dipasarkan.
Hasil Produksi
Pabrik PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa merupakan pabrik produksi dan bottling
untuk 4 jenis produk, yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, Tebs, dan Prim-a.
Pengolahan Limbah
Di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa, Sumatera Utara ada 2 jenis limbah industri yang
di hasilkan, berikut pengolahannya:
1. Limbah cair
a. Preatreatment adalah pengolahan awal limbah cair the yang baru di buang dari pabrik
sebelum memasuki proses tahapan utama. Berikut ini tahapan pengolahan awal tersebut:
1. Screen Press alat ini digunakan untuk menyaring, menyeleksi dan membuang kotoran-
kotoran dan padatan, seperti sampah pabrik, pipet, kertas, dan lainnya dari limbah.
2. Sump pit adalah bak penampung sementara limbah dari screen press yang memiliki 2 unit
pompa (influent pump) yan bertugas memompakan limbah ke bak equalisasi.
3. Cooling tower Limbah cair yang masuk ke bak equalisasi oleh unit ini didinginkan terlebih
dahulu.
4. Bak equalisasi dan agitator , bak ini adalah tempat menghomogenkan kualitas dan
kuantitas air limbah yang masuk ke dalam bak ini serta sebagai tempat untuk prosesasi
difikasi melalui fermentasi. Untuk mempercepat homogenisasi maka digunakan agitator.
Penambahan bahan nutrisi juga di lakukan untuk makanan bakteri yaitu pupuk urea atau
sumber nitrogen dan pupuk super phosphate (sumber posfat).
5. Limbah dari bak equalisasi di pompakan di MUR (methane Upilow reactor) setelah melalui
2 tahap yaitu penetralan pH limbah dan tahap homogenisasi.
2. Final clarifier
Pada bak ini prosesnya adalah pengendapan dimana Activated ludge dipisahkan dari air
limbah yang bersih, lumpur aktif yang mengendap disirkulasi ke bak aerasi, ataupun bila di
perlukan disirkulasi kembali ke bak equalisasi. Kotoran-kotoran yang melayang tersapu
masuk ke bak effluent untuk di buang, sementara itu, air limbah bersih mengalir secara
overflow ke kolam indikator.
3. Kolam indikator
Pada kolam ini diisikan dengan ikan sebagai indikatorkualitas air. Setelah dialirkan ke
kolom indikator, air dibuang ke saluran pembuangan seperti selokan atau sungai. Dari proses
tersebut dapat terlihat sesuai lampiran bahwa air yang kotor dibuang kembali ke alam dalam
keadaan bersih dengan proses pengolahan yang baik.
2. Limbah Padat
a. Thermofil yaitu pengolahan dengan menggunakan jamur dan bakteri thermofil.
Proses pengolahan limbah padat ini adalah sebagai berikut:
1. Ampas teh
Ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau tempat khusus yang telah
disediakan.
2. Pendinginan
Ampas teh yang telah dibiarkan di tanah akan di dinginkan selama satu hari.
3. Penguraian
Penguraian dengan penanaman mikroorganisme pada proses ini diberikan
mikroorganisme untuk menguraikan ampas teh atau zatorganic.
4. Pembalikan
Setelah melalui proses di atas maka dilanjutkan dengan proses pembalikan dengan
waktu seminggu sekali
5. Kompos
Setelah pembalikan ampas teh di biarkan membusuk selama 1 bulan dan kemudian
akan menjadi kompos.
‘
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Foodborne disease disebabkan oleh patogen yang ditularkan makanan, bersifat
infeksius, dan menghasilkan toksin. Untuk mencegah dan mengendalikan foodborne
diseases di istilahkan from farm to table, selain itu juga bisa menggunakan cara disenfektan
ataupun pemblansiran. Sedangkan untuk menanggulanginya diagnosa penyebabnya melalui
pemeriksaan laboratorium dan lakukan perawatan sesuai dengan penyebabnya. Dalam
menjaga kualitas dari produknya, PT. Sinar Sosro terus melakukan penyempurnaan pada
produknya. Sebagai bukti, Sosro selalu menjaga 3K dan RL (peduli terhadap kualitas,
keamanan, kesehatan, serta ramah lingkungan), dan mendapatkan beberapa penghargaan
sertifikat.
3.2 Saran
Agar terhindar dari foodborne disease, setiap orang harus memperhatikan sanitasi dan
higiene makanan yang akan atau telah diolah. Selain itu suhu yang tepat dalam menyimpan
dan mengolah harus diperhatikan agar makanan tersebut tidak terkontaminasi. Jika gejala
terlihat segera kefasilitas kesehatan, karena bila terlambat maka penderita bisa tidak tertolong
lagi. Dengan melakukan kunjungan Industri ke PT.SINAR SOSRO mendapat pengalaman
baru tentang industri, mampu memahami secara langsung bagaimana sistem produksi yang
dilakukan oleh PT. Sinar Sosro dan dapat membandingkan ilmu yang diperoleh di kuliah
dengan dunia kerja industri.
DAFTAR PUSTAKA