Você está na página 1de 2

Analisis peluang Social Enterpreneurship

1. Ide
Social entrepreneurship bisa muncul dengan mengamati masalah sosial yang ada
di lingkungan sekitar. Di Indonesia pada tahun 2015 satu dari 250 anak Indonesia
menderita autisme. Jumlah itu bisa juga semakin meningkat. Kita ketahui bahwa
perilaku anak autis sedikit berbeda dari kebanyakan anak-anak normal dikarenakan
adanya gangguan saraf. Autisme bukanlah penyakit yang bisa cepat langsung sembuh
dengan pengobatan namun hanya akan berkurang tetapi butuh jangka aktu yang lama.
Autism tidak tidak hanya terjadi pada yang status ekonominya tinggi namun banyak
pula orang yang status ekonominya rendah mempunyai anak autis. Tantrum pada anak
autis salah satunya disebabkan karena makanan yang dimakan. Banyak orang tua atau
pengasuh yang bingung mencari makanan/jajanan untuk anak autis. Prinsip diet untuk
anak autis adalah gluten free,kasein free. Produk makanan disupermarket yang gluten
free dan kasein free harganya tergolong mahal. Jika membuat sendiri, belum tentu
orang-orang terdekatnya mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk membuat
makanan yang bebas gluten dan bebas kasein. Ide yang muncul adalah membuat rumah
jajanan untuk anak autis. Dalam rumah jajanan tersebut akan dijual produk-produk yang
sesuai untuk anak autis dengan harga yang terjangkau bagi semua kalangan. Bahan-
bahan yang digunakan menggunakan bahan lokal seperti ubi-ubian yang di Indonesia
sendiri produksinya melimpah dan harganya lebih murah dari pada tepung terigu.
Selain itu, akan diadakan pemberdayaan orang tua atau pengasuh diutamakan bagi yang
tidak mampu atau pengangguran untuk berkontribusi membuat produk-produk makanan
tersebut. Sebelum dilibatkan membuat produk maka akan di berikan pelatihan yang
nanti nya akan berguna bagi mereka dalam kehidupannya dan menjadi orang yang lebih
produktif. Keuntungan yang didapat dan dikumpulkan akan digunakan untuk
mengadakan pelatihan secara rutin dan membantu kegiatan-kegiatan untuk anak autis
misalnya terapi dan acara-acara yang bermanfaat bagi anak autis. Rencananya rumah
jajanan ini akan menawarkan kerja sama dengan Yayasan Autisma Indonesia cabang
Malang.
2. Pasar dan peluang
Usaha bergerak dibidang pangan yang ditujukan untuk tujuan sosial. Bisnis ini
berorientasi pada profit dimana profit yang didapat akan digunakan untuk tujuan sosial.
pada penderita autism. Produk yang dibuat ditargetkan untuk anak-anak yang
mempunyai autism. Namun produk ini juga bisa untuk khalayak umum. Kegiatan
kewirausahaan sosial ini masih sangat jarang di Indonesia terutama di Malang.
3. Penilaian pengusaha dan penilaian tim
Ide ini membuat bersemangat karena adanya keinginan membantu sesama dan
menyediakan kebutuhan yang dibutuhkan oleh penyandang autism. Selain itu, dengan
mengadakan pelatihan serta memberi informasi nanti nya akan meningkatkan kualitas
hidup mereka secara mandiri. Ketika semangat meredup, dengan mengingat bahwa
banyak orang yang membutuhkan kita maka diharapkan semngat itu akan bangkit
kembali. Pemilihan ide ini didasari oleh latar belakang pendidikan dibidang gizi
kesehatan yang didalam ya pernah mempelajari tentang diet anak autism.

4. Langkah berikutnya
Biaya awalnya menggunakan sumbangan pribadi namun tidak menutup kemungkinan
jika menawarkan kerja sama dengan yayasan maka dana akan terbantu dari yayasan
yang diajak kerja sama. Untuk waktu sebenarnya agak sulit jika produksi dilakukan oleh
pemilik sendiri apabila pemilik masih terbentur jadwal kuliah. Namun hal tersebut bisa
diatasi dengan pemberdayaan ibu-ibu kurang mampu yang mempunyai anak autis.
Kegiatan tersebut sekaligus mengisi waktu luang bagi ibu-ibu.

Você também pode gostar