Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
c. Karsinoma bronkoalveolus
Dimasukkan sebagai subtipe adenokarsinoma dalam klasifikasi terbaru tumor paru
dari WHO. Karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi
sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam.
Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.
d. Karsinoma sel kecil
Umumnya tampak sebagai massa abu-abu pucat yang terletak di sentral dengan
perluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar getah bening
hilus dan mediastinum. Kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat
hingga lonjong, sedikit sitoplasma, dan kromatin granular. Gambaran mitotik
sering ditemukan. Biasanya ditemukan nekrosis dan mungkin luas. Sel tumor
sangat rapuh dan sering memperlihatkan fragmentasi dan “crush artifact” pada
sediaan biopsi. Gambaran lain pada karsinoma sel kecil, yang paling jelas pada
pemeriksaan sitologik, adalah berlipatnya nukleus akibat letak sel tumor dengan
sedikit sitoplasma yang saling berdekatan (Kumar, 2007).
e. Karsinoma sel besar
Adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan
sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung
timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan
cepat ke tempat-tempat yang jauh (Wilson, 2005).
Bentuk lain dari kanker paru primer adalah adenoma, sarkoma, dan
mesotelioma bronkus. Walaupun jarang, tumor-tumor ini penting karena dapat
menyerupai karsinoma bronkogenik dan mengancam jiwa.
F. PATOFISIOLOGIKANKER PARU
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan
adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan
displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan
displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi
langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari
salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala
yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut,
penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada
hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
G. PATHWAYKANKER PARU
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Radiologi.
Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker
paru.Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa
udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau
vertebra.
Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2
cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan.
CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
MR
CA PARU/ KANKER PARU
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS KLIEN
- Nama : Ny.J
- Usia / tanggal lahir : 60 Tahun /16 Januari 1958
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Sangata
- Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia
- Pendidikan : SD
- Status pernikahan : Janda
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan / sumber penghasilan : IRT
- Diagnosa medik : Ca Paru + Anemia + Efusi Pleura
+ CHF + CKD
- Tanggal masuk : 20Agustus 2018
- Tanggal Pengkajian : 23 Agustus2018
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Saat pengkajian tanggal 23 Agustus 2018 jam : 11.00 Wita, Klien
mengatakan seluruh tubuh nya terasa semakin membengkak.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh mengalami bengkak pada kedua tangan dan kaki
±sejak 2 minggu yang lalu. Dan semakin memberat semenjak
beberapa hari terakhir, sering merasakan sesak nafas, dan merasa
lemas pada selruh badan, kemudian pada hari selasa tanggal 19
Agustus 2018 pada jam 21.00 wita Klien dibawa oleh keluarga ke
IGD RSUD Ulin Banjarmasin dan di sarankan untuk dirawat di ruang
ICU.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum Klien
Tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS : E(4) bisa
membuka mata spontan, V(5) dapat berbicara, orientasi baik dan
sesuai, M(6) baik, mengikuti perintah.
Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 160/100 mmhg
- Nadi : 79 x/menit
- Respirasi : 26 x/menit
- Suhu : 36,3 ̊C
- SPO2 : 98%
2. Kulit
Berdasarkan hasil inpeksi keadaan kulit klientidak tampak sianosis,
kulit tampak pucat, tidak ada kemerahan, keadaan bersih, Turgor
kulit > 8 detik, CRT > 3 detik, pitting edema derajat III dengan
kedalaman ± 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik, tidak ditemui
adanya lesi dan kelainan pada bagian kulit yang lain.
b. Palpasi
Adanya nyeri tekan pada dada, pemeriksaan vocal fremitus
didapat hasil bahwa getaran dirasakan lemah di bagian paru-
paru kuadran tengah dan bawah..
+ +
- -
- -
c. Perkusi
Bunyi suara ketuk sonor pada bagian paru atas dan pekak
pada bagian paru-paru tengah dan kuadran bawah.
+ +
- -
- -
d. Auskultasi
Suara nafas Vesikular, tetapi pada bagian paru-paru kuadran
tengah dan bawah suara nafas tidak terdengar jelas (samar-
samar),dan terdengar suara nafas tambahan ronchipada
kuadran bawah.
+ +
- -
- -
Jantung
Pemeriksaan :
a. Inspeksi
Ictus Cordis terlihat, tidak terdapat lesi atau kemerahan pada
kulit sekitar dada, tidak ada retraksi dinding dada.
b. Palpasi
Katup Pulmonal ICS 3 Sinistra
Katup Aorta ICS 3 DExtra
Katup Trikuspidalis ICS 5 Tengah garid dada
Katup Mitral / Bicuspid ICS 5 Mid klavikula sinistra
c. Perkusi
Batas Jantung kanan
Suara redup terdengar saat diketuk pada ICS 5
mid.klavikula dextra sampai ke ICS 8 Mid. Klavikula
dextra.
Batas Jantung kiri
Suara redup terdengan saat diketuk pada ICS 3 mid
klavikula sinistra sampai ke ICS 8 anterior axilla sinistra.
Batas Jantung atas
Suara redup terdengar pada ICS 5 sampai ke mid klavikula
dextra
Suara redup terdengar pada ICS 3 sampai mid.klavikula.
Batas Jantung bawah
Suara redup terdengar pada ICS 8 sampai mid.klavikula
dextra
Suara redup terdengan pada ICS 8 sampai Anterior axilla
d. Auskultasi
S1 & S2 Lup & Dup, dan suara tambahan S3
9. Abdomen
Berdasarkan hasil pengkajian, tampak perut klien membesar, karena,
adanya penumpukan cairan (asites). Berdasarkan hasil perkusi bunyi
perut hipertimpani. Sedangkan hasil auskultasi bunyi bising tidak
terdengar
10. Genitalia dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, memiliki 4 orang anak perempuan.
5. Seksualitas
Klien seorang janda dan mengatakan tidak aktif lagi melakukan
hubungan seksual.
6. Psikososial
Hubungan pasien dengan keluarga, tetangga dan masyarakat terjalin
baik, tetapi saat berada di RS merasa terbatas dalam melakukan
aktivitas karena terpasangnya infus berbeda dengan lingkungan
tempat klien tinggal, klien dan keluarga tampak cemas dengan
kondisi yag dialami pasien dan pasien berharap agar kondisinya bisa
membaik dan bisa segera pulang.
7. Spiritual
Pasien beragama Islam, saat berada dirumah sakit pasien tidak dapat
sholat karena terpasang infus dan merasa lemas, pasien dan keluarga
hanya dapat berdo’a agar dapat sembuh dari penyakit yang diderita
sekarang.
E. DATA FOKUS
DS :
- Klien mengatakan seluruh tubuh nya terasa semakin membengkak
(ekstremitas atas dan bawah, payudara, Genitalia dan perut)
- Klien mengatakan sering merasakan sesak nafas saat beraktivitas dan
pada malam hari.
- Klien mengatakan tidak mau melakukan kontrol ke rumah sakit dan
tidak mau melakukan kemoterapi dengan alas an takut dan tidak tau
bagaimana prosedur kemoterapi
- Klien selalu bertanya kenapa bengkaknya tidak berkurang dan kapan
bisa pulang.
DO:
- Tampak terjadi udem pada seluruh tubuh klien
- Klien hanya tampak beristirahat di tempat tidur
- Klien tampak gelisah
- Klien selalu bertanya tentang kondisinya
- Turgor kulit > 8 detik
- CRT > 3 detik
- Pitting edema derajat III dengan kedalaman ± 5-7 mm dengan waktu
kembali 7 detik.
- Skala kekuatan otot
4444 4444
3333 3333
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
RONTGEN
Hari/Tanggal22 Agustus 2018
Foto thorax:
Cor : Ukuran membesar
Pulmo: cephalisasi +, corakan bronchovaskuler normal
Sinus Tajam
Diafragma normal
Kesimpulan:
Cardiomegali dengan congestive pulmonum
USG Abdomen
Hari/ Tanggal : 22 Agustus 2018
Klinis : Ca Paru
USG abdomen, hasil :
Hepar :Ukuran dan echostruktur normal,
kapsula intak, sudut tajam, tepi regular,
tidak tampak nodul. Duktus biliaris
intrahepatal tidak dilatasi.Vena porta dan
hepatica tak melebar.
Vesica Fellea :dinding tak menebal, tak
tampak lesi patologis
Pankreas : ukuran dan echostruktur
normal, tak tampak lesi patologis
Lien :Ukuran dan echostruktur normal, tak
tampak lesi patologis
Ren Dextra :: ukuran dbn, echostruktur
meningkat. Batas cortex dan medulla
mengabur.Sistema pelvicocalices tak
melebar. Tak tampak batu maupun cyst
Ren Sinistra : ukuran dbn, echostruktur
meningkat. Batas cortex dan medulla
mengabur.Sistema pelvicocalices tak
melebar. Tak tampak batu maupun cyst
Vesica Urinaria: dinding tak menebal.
Tak tampak lesi patologis
Uterus :ukuran dan echostruktur normal,
tak tampak lesi patologis
USG Abdomen
Hepar
Ukuran normal, Intensitas echoparenkim
homogen, kapsula intak, tepi
regular.Duktus biliaris intrahepatal tidak
dilatasi.V porta/ hepatica tak melebar, tak
tampak nodul.
GB :dinding tak menebal, tak tampak
massa / batu/ sludge
Pankreas : Normal, tak tampak nodul
Spleen :Ukuran tak membesar, tidak
tampak nodul / cyst
Ren Dextra/ sinistra :Ukuran normal,
intensitas echocortex homogen, meningkat
ringan, tak tampak batu/ectasis/kista/massa
VU :dinding menebal, tak tampak
batu/massa
Uterus :Ukuran normal, endometrial line
normal, tak tampak massa
Efusi pleura bilateral
Kesimpulan :
Awal proses kronis ren bilateral
Efusi pleura bilateral
Secara radiologi Liver, GB, Lien,
Pankreas, VU, uterus dalam batas
normal
Laboratorium
Hari / tanggal 21 Agustus 2018
Makroskopis :
Wadah cairan sebannyak 50 & 10 cc, warna kuning jernih
Mikroskopik :
Tampak taburan sel besar inti besar menempel pada membran & anak inti
positif sel jernih epithel
Kesimpulan :
Sel ganas (+)
Adenocarsinoma
G. THERAPY SAAT INI
Nama Obat Komposisi Golongan Obat Indikasi / kontaindikasi Dosis Cara Pemberian
Kontraindikasi :
Penderita yang diketahui memiliki riwayat alergi atau
hipersensitif terhadap furosemid.
Penderita yang sedang mengalami anuria atau tidak bisa
buang air kecil
Pederita yang sedang hamil karena dapat memberikan efek
buruk pada janin
Kontraindikasi :
1. Gagal jantung akut;
2. Hipotensi yang disertai gejala seperti pingsan;
3. Bengkak pada kaki yang semakin bertambah;
4. Kelainan fungsi jantung (kardiomiopati hipertrofi);
5. Kelainan fungsi hati;
Bisoprolol Tiap tablet salut selaput Penghambat beta (beta Indikasi: 1 x 1 tablet Oral
mengandung: blockers) Bisoprolol diindikasikan untuk hipertensi, bisa digunakan sebagai
Bisoprolol fumarat 5 mg monoterapi atau dikombinasikan dengan antihipertensi lain
Kontraindikasi :
Hipersensitifitas terhadap bisoprolol furamat
Pada penderita Cardiogenic shock, kelainan jantung, AV blok
tingkat II atau III, bradikardia sinus
Kontraindikasi :
Memiliki jumlah kalium yang tinggi dalam darah
(hiperkalemia).
Stenosis arteri ginjal.
Tekanan darah rendah yang tidak normal. Masalah pada hati.
Kerusakan ginjal sedang.
Baru saja operasi.
Masalah ginjal yang menyebabkan penurunan jumlah urin.
Azetomia.
Kehamilan. Penurunan volume darah.
DO :
- Tampak terjadi udem pada seluruh
tubuh klien
- Turgor Kulit > 8 detik
- Pitting udem derajat III dengan
kedalaman ± 5-7 mm dengan waktu
kembali 7 detik
- TTV :
Tekanan darah : 160/100 mmhg
Nadi : 79 x/menit
Respirasi : 26 x/menit
Suhu : 36,3 ̊C
SPO2 : 98%
Pemeriksaan Penunjang
- Cardiomegali dengan congestive
pulmonum
- CTR = 68 %
2. Kamis DS : Intoleransi Ketidakseimbangan
31 Mei 2018 klien mengatakan seringmerasakan sesak Aktivitas antara suplai dan
Jam 11.00 wita nafas saat beraktivitas kebutuhan oksigen
DO :
- Keadaan umum baik, klien tampak lemah
- Pernapasan cepat dan dangkal
- Penggunaan otot bantu napas tambahan
- Klien hanya tampak beristirahat di
tempat tidur
- TTV :
Tekanan darah : 160/100 mmhg
Nadi : 79 x/menit
Respirasi : 26 x/menit
Suhu : 36,3 ̊C
SPO2 : 98%
Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan hasil
- USG Abdomen yaitu Efusi Pleura
bilateral
- Rontgen terjadi Cardiomegali dengan
congestive pulmonum
CTR = 68 %
3. Kamis DS :
31 Mei 2018 Klien mengatakan cemas dengan kondisi Ansietas Ancaman pada
Jam 11.00 wita penyakitnya sekarang status terkini
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien selalu bertanya kenapa bengkaknya
tidak berkurang dan kapan bisa pulang
- TTV :
Tekanan darah : 160/100 mmhg
Nadi : 79 x/menit
Respirasi : 26 x/menit
Suhu : 36,3 ̊C
SPO2 : 98%
4. Kamis DS :
31 Mei 2018 Klien mengatakan sebelumnya tidak mau Kurang Kurangnya
Jam 11.00 wita melakukan kontrol ke rumah sakit dan tidak pengetahuan Informasi
mau melakukan kemoterapi dengan alasan
takut dan tidak tau bagaimanan prosedur
kemoterapi yang sebenarnya.
DO :
- Klien tampak cemas dengan kondisi
penyakitnya sekarang
- Klien selalu bertanya tentang kondisi dan
penyakitnya
- TTV :
Tekanan darah : 160/100 mmhg
Nadi : 79 x/menit
Respirasi : 26 x/menit
Suhu : 36,3 ̊C
SPO2 : 98%
J. PERENCANAAN KEPERAWATAN
N No Diagnosa Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention
O Keperawatan (NOC) (NIC)
2. 20.15 Klien mengatakan sesak nafas - Keadaan umum baik, klien Intoleransi aktivitas Lanjutkan Implementasi
wita berkurang tampak lemah 1. Memonitor tanda-tanda vital
- Pernafasan cepat 2. Memonitor toleransi pasien
- Klien hanya tampak beristirahat terhadap aktivitas
di tempat tidur 3. Memberikan dukungan harapan
- TTV : yang realistis pada pasien dan
TD : 160/100 mmhg keluarga
Nadi : 79 x/menit 4. Menganjurkan klien pasien untuk
Respirasi : 26 x/menit membatasi aktivitasnya
Suhu : 36,3 ̊C 5. Berkolaborasi pemberian oksigen
SPO2 : 98%
3. 20.30 Klien selalu bertanya kenapa - Klien tampak gelisah Ansietas b/d ancaman pada Lanjutkan Implementasi
wita bengkaknya tidak mau - Klien selalu bertanya kenapa status terkini 1. Memberikan informasi faktual
berkurang bengkaknya tidak berkurang terkait diagnosis, perawatan dan
dan kapan bisa pulang prognosis
2. Memberikan aktivitas pengganti
- TTV : yang bertujuan untuk mengurangi
Tekanan darah : 160/100 tekanan
mmhg
3. Menginstruksikan klien untuk
Nadi : 79 x/menit
Respirasi : 26 x/menit menggunakan teknik relaksasi
Suhu : 36,3 ̊C
SPO2 : 98%
4. 20.45 Klien mengatakan tidak mau - Klien tampak cemas dengan Kurang pengetahuan b/d Lanjutkan Implementasi
wita di pasang kateter, dan tidak kondisi penyakitnya sekarang kurangnya Informasi 1. Membangun hubungan terapeutik
mau melakukan kemoterapi - Klien selalu bertanya tentang
dengan pasien dan keluarga
kondisi dan penyakitnya
- TTV : 2. Menginformasikan kepada klien
Tekanan darah : 160/100
tentang alternatif/ solusi dengan
mmhg
Nadi : 79 x/menit jelas dan mendukung tentang
Respirasi : 26 x/menit
kondisinya
Suhu : 36,3 ̊C
SPO2 : 98% 3. Memberikan informasi sesuai
permintaan pasien
4. Menjadi penghubung antara
pasien, keluarga dengan tenaga
kesehatan lainnya
Hari /Tanggal: 24 Agustus 2018
NO Jam Respon Subjektif Respon Objektif Analisis Masalah Perencanaan Selanjutnya Paraf
Evaluasi (S) (O) (A) (P)
1 09.00 - klien mengatakan hari ini - Tampak terjadi udem pada Kelebihan Volume Cairan Lanjutkan implementasi :
wita BAK nya banyak seluruh tubuh klien b/d Kelebihan asupan 1. Memonitor intake/asupan dan
- Klien mengatakan tidak mau - Turgor Kulit > 8 detik Cairan mencatat output pasien
- Pitting udem derajat III 2. Memonitor tanda-tandal vital
di pasang kateter.
dengan kedalaman ± 5-7 mm pasien
dengan waktu kembali 7 detik 3. Mengkaji lokasi dan luasnya
- Venflon(+) dan drip obat Edema
furosemide dalam Ns 100 cc 4 Menganjurkan pasien untuk
terpasang membatasi asupan cairan yang
- TTV : berlebihan
TD : 120/80 mmhg 5 Berkolaborasi pemberian
Nadi : 75 x/menit diuretik, dan pemasangan
Respirasi : 28 x/menit Kateter.
Suhu : 36,8 ̊C
SPO2 : 95% canul 4 Lpm
2. 09.15 Klien mengatakan merasakan - Keadaan umum baik, klien Intoeransi Aktivitas Lanjutkan Implementasi
wita sesak nafas saat duduk di tampak lemah 1. Memonitor tanda-tanda vital
tempat tidur - Pernafasan cepat dan dangkal 2. Memonitor toleransi pasien
- Klien hanya tampak beristirahat terhadap aktivitas
di tempat tidur 3. Memberikan dukungan harapan
- TTV yang realistis pada pasien dan
TD : 120/80 mmhg keluarga
Nadi : 75 x/menit 4. Menganjurkan klien pasien untuk
Respirasi : 28 x/menit membatasi aktivitasnya
Suhu : 36,8 ̊C 5. Berkolaborasi pemberian oksigen
SPO2 : 95% canul 4 Lpm
3. 09.30 Klien menanyakan kenapa - Klien tampak gelisah Ansietas b/d ancaman pada Lanjutkan Implementasi
wita bengkak nya semakin parah, - Klien selalu bertanya kenapa status terkini 1. Memberikan informasi faktual
dan bertanya apakah ada bengkaknya tidak berkurang terkait diagnosis, perawatan dan
pengobatan lain untuk prognosis
dan kapan bisa pulang
mengatasi bengkaknya
- TTV 2. Memberikan aktivitas pengganti
TD : 120/80 mmhg yang bertujuan untuk mengurangi
Nadi : 75 x/menit tekanan
Respirasi : 28 x/menit 3. Menginstruksikan klien untuk
Suhu : 36,8 ̊C menggunakan teknik relaksasi
SPO2 : 95% canul 4 Lpm
4. 09.45 Klien mengatakan tidak mau - Klien tampak cemas dengan Kurang pengetahuan b/d Lanjutkan Implementasi
wita dipasang kateter dan tidak mau kondisi penyakitnya sekarang kurangnya informasi 1. Membangun hubungan terapeutik
menjalani kemoterapi - Klien selalu bertanya tentang dengan pasien dan keluarga
kondisi dan penyakitnya
2. Menginformasikan kepada klien
- TTV
TD : 120/80 mmhg tentang 44iuretic44ve/ solusi
Nadi : 75 x/menit dengan jelas dan mendukung
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 36,8 ̊C tentang kondisinya
SPO2 : 95% canul 4 Lpm 3. Memberikan informasi sesuai
permintaan pasien
4. Menjadi penghubung antara
pasien, keluarga dengan tenaga
kesehatan lainnya
Hari /Tanggal: 25 Agustus 2018
NO Jam Respon Subjektif Respon Objektif Analisis Masalah Perencanaan Selanjutnya Paraf
Evaluasi WW (S) (O) (A) (P)
1 09.00 - Klien mengatakan - Tampak terjadi udem pada Kelebihan Volume Cairan Lanjutkan implementasi :
wita bengkaknya tidak seluruh tubuh klien b/d Kelebihan asupan 1. Memonitor intake/asupan dan
berkurang - Turgor Kulit > 8 detik Cairan mencatat output pasien
- Klien mengatakan tidak - Pitting udem derajat III 2. Memonitor tanda-tandal vital
mau di pasang kateter. dengan kedalaman ± 5-7 mm pasien
- Klien mengatakan tidak dengan waktu kembali 7 detik 3 Mengkaji lokasi dan luasnya
mau di drip obat - Venflon (+) tetapi drip Edema
furosemide dan meminta furosemide di hentikan karena 4 Menganjurkan pasien untuk
istirahat karena mengeluh klien menolak membatasi asupan cairan yang
sakit - TTV : berlebihan
TD : 160/110 mmhg 5 Berkolaborasi pemberian
Nadi : 82 x/menit 45iuretic, dan pemasangan
Respirasi : 26 x/menit Kateter.
Suhu : 36,5 ̊C
SPO2 : 97%
2. 09.15 Klien mengatakan sesaknya - Keadaan umun baik Intoleransi aktifitas Lanjutkan Implementasi
wita berkurang - Klien tampak beristirahat 1. Memonitor tanda-tanda vital
- Drip furosemide di hentikan 2. Memonitor toleransi pasien
- TTV terhadap aktivitas
TD : 160/110 mmhg 3. Memberikan dukungan harapan
Nadi : 82 x/menit yang realistis pada pasien dan
Respirasi : 26 x/menit keluarga
Suhu : 36,5 ̊C 4. Menganjurkan klien pasien untuk
SPO2 : 97% membatasi aktivitasnya
5. Berkolaborasi pemberian oksigen
3. 09.30 Klien menanyakan kenapa - Klien tampak gelisah Ansietas b/c ancaman pada Lanjutkan Implementasi
wita bengkak nya semakin parah, - Klien selalu bertanya kenapa status terkini 1. Memberikan informasi faktual
dan bertanya apakah ada bengkaknya tidak berkurang terkait diagnosis, perawatan dan
pengobatan lain untuk prognosis
dan kapan bisa pulang
mengatasi bengkaknya
- TTV 2. Memberikan aktivitas pengganti
TD : 160/110 mmhg yang bertujuan untuk mengurangi
Nadi : 82 x/menit tekanan
Respirasi : 26 x/menit 3. Menginstruksikan klien untuk
Suhu : 36,5 ̊C
menggunakan teknik relaksasi
SPO2 : 97%
4. 09. Klien mengatakan tidak mau - Klien tampak cemas dengan Kurang pengetahuan b/d Lanjutkan Implementasi
dipasang kateter dan tidak mau kondisi penyakitnya sekarang kurangnya informasi 1. Membangun hubungan terapeutik
menjalani kemoterapi - Klien selalu bertanya tentang dengan pasien dan keluarga
kondisi dan penyakitnya
2. Menginformasikan kepada klien
- TTV
TD : 160/110 mmhg tentang 46iuretic46ve/ solusi
Nadi : 82 x/menit dengan jelas dan mendukung
Respirasi : 26 x/menit
Suhu : 36,5 ̊C tentang kondisinya
SPO2 : 97% 3. Memberikan informasi sesuai
permintaan pasien
4. Menjadi penghubung antara
pasien, keluarga dengan tenaga
kesehatan lainnya
Hari /Tanggal: 26 Agustus 2018
NO Jam Respon Subjektif Respon Objektif Analisis Masalah Perencanaan Selanjutnya Paraf
Evaluasi (S) (O) (A) (P)
1 09.00 - Klien mengatakan - Tampak terjadi udem pada Kelebihan Volume Cairan Lanjutkan implementasi :
wita badannya masih bengkak seluruh tubuh klien b/d Kelebihan asupan 1 Memonitor intake/asupan dan
- Klien meminta untuk - Turgor Kulit > 8 detik Cairan mencatat output pasien
venflon nya di lepas - Pitting udem derajat III 2 Memonitor tanda-tandal vital
dengan alasan sakit dengan kedalaman ± 5-7 mm pasien
- Klien mengatakan tidak dengan waktu kembali 7 detik 3 Mengkaji lokasi dan luasnya
mau di pasang kateter. - TTV : Edema
TD : 170/120 mmhg 4 Menganjurkan pasien untuk
Nadi : 80 x/menit membatasi asupan cairan yang
Respirasi : 24 x/menit berlebihan
Suhu : 36,7 ̊C 5 Berkolaborasi pemberian
SPO2 : 97% 47iuretic, dan pemasangan
Kateter.
2. 09.30 Klien mengatakn sesak - Klien hanya berbaring di Intoleransi Aktivitas Lanjutkan Implementasi
wita nafasnya berkurang tempat tidur 1. Memonitor tanda-tanda vital
- Keadaan Umum Baik 2. Memonitor toleransi pasien
- TTV : terhadap aktivitas
TD : 170/120 mmhg 3. Memberikan dukungan harapan
Nadi : 80 x/menit yang realistis pada pasien dan
Respirasi : 24 x/menit keluarga
Suhu : 36,7 ̊C 4. Menganjurkan klien pasien untuk
SPO2 : 97% membatasi aktivitasnya
5. Berkolaborasi pemberian oksigen
3. 09.30 Klien mengatakan kenapa - Klien tampak selalu bertanya Ansietas b/d ancaman pada Lanjutkan Implementasi
wita tidak ada perubahan selama di tentang kondisinya status terkini 1. Memberikan informasi faktual
rawat dan bengkaknya - TTV : terkait diagnosis, perawatan dan
semakin bertambah TD : 170/120 mmhg prognosis
Nadi : 80 x/menit
2. Memberikan aktivitas pengganti
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,7 ̊C yang bertujuan untuk mengurangi
SPO2 : 97% tekanan
3. Menginstruksikan klien untuk
menggunakan teknik relaksasi
4. 09.45 - Klien mengatakan tidak - Klien tampak tidak kooperatif Kurang pengetahuan b/d Lanjutkan Implementasi
wita mau dipasang kateter dan saat ditanyakan kurangnya informasi 1. Membangun hubungan terapeutik
tidak mau menjalani - Klien tampak bertanya kapan
dengan pasien dan keluarga
kemoterapi boleh pulang
- Klien mengatakan tidak - TTV : 2. Menginformasikan kepada klien
mengikuti saran untuk TD : 170/120 mmhg
tentang 48iuretic48ve/ solusi
membatasi minum . Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 24 x/menit dengan jelas dan mendukung
Suhu : 36,7 ̊C
tentang kondisinya
SPO2 : 97%
3. Memberikan informasi sesuai
permintaan pasien
4. Menjadi penghubung antara
pasien, keluarga dengan tenaga
kesehatan lainnya
Hari /Tanggal: 27 Agustus 2018
NO Jam Respon Subjektif Respon Objektif Analisis Masalah Perencanaan Selanjutnya Paraf
Evaluasi (S) (O) (A) (P)
1 09.00 - Klien mengatakan - Tampak terjadi udem pada Kelebihan Volume Cairan Lanjutkan implementasi :
Wita bengkaknya tidak seluruh tubuh klien b/d Kelebihan asupan 1 Memonitor intake/asupan dan
berkurang - Turgor Kulit > 8 detik Cairan mencatat output pasien
- Klien menolak untuk di - Pitting udem derajat III 2 Memonitor tanda-tandal vital
pasang venflon dan drip dengan kedalaman ± 5-7 mm pasien
Lasix dengan waktu kembali 7 detik 3 Mengkaji lokasi dan luasnya
- TTV : Edema
- Klien mengatakan tidak
TD : 180/100 Mmhg 4 Menganjurkan pasien untuk
mau di pasang kateter. N : 100 x/m membatasi asupan cairan yang
R : 30 x/m berlebihan
T : 37ºC 5 Berkolaborasi pemberian
SPO2 : 95 % canul 5 Lpm 49iuretic, dan pemasangan
Kateter.
2. 09.15 Klien mengatakan merasakan - Klien hanya berbaring di Intoleransi Aktivitas Lanjutkan Implementasi
wita sesak nafas tempat tidur 1. Memonitor tanda-tanda vital
- Pernafasan cepat dan dangkal 2. Memonitor toleransi pasien
- Menggunakan otot bantu terhadap aktivitas
3. Memberikan dukungan harapan
nafas tambahan
yang realistis pada pasien dan
- TTV : keluarga
TD : 180/100 Mmhg 4. Menganjurkan klien pasien untuk
N : 100 x/m membatasi aktivitasnya
R : 30 x/m
5. Berkolaborasi pemberian oksigen
T : 37ºC
SPO2 : 95 % canul 5 Lpm
3. 09.30 Klien dan keluarg mengatakan - Klien tampak gelisah Ansietas b/d ancaman pada Lanjutkan Implementasi
wita kenapa bengkaknya tidak - Klien selalu bertanya status terkini 1. Memberikan informasi faktual
berkurang sama sekali - Klien tampak tidak kooperatif terkait diagnosis, perawatan dan
saat ditanyakan prognosis
- TTV : 2. Memberikan aktivitas pengganti
TD : 180/100 Mmhg yang bertujuan untuk mengurangi
N : 100 x/m tekanan
R : 30 x/m 3. Menginstruksikan klien untuk
T : 37ºC menggunakan teknik relaksasi
SPO2 : 95 % canul 5 Lpm
4. 09.45 - Klien mengatakan tidak - Klien tampak tidak kooperatif Kurang pengetahuan b/d Lanjutkan Implementasi
wita mau dipasang venflon dan - Venflon di lepas, drip kurangnya informasi 1. Membangun hubungan terapeutik
drip obat furosemide, furosemide di hentikan karena
dengan pasien dan keluarga
klien menolak untuk dipasang
- klien masih tidak mau
- Kateter masih tidak terpasang 2. Menginformasikan kepada klien
dipasang kateter, dan tidak - Klien tampak selalu bertanya
mau menjalani tentang alternatif/ solusi dengan
tentang kondisinya
kemoterapi, - TTV : jelas dan mendukung tentang
- Klien mengatakan tidak TD : 180/100 Mmhg
kondisinya
mengikuti saran untuk N : 100 x/m
membatasi minum . R : 30 x/m 3. Memberikan informasi sesuai
T : 37ºC
permintaan pasien
SPO2 : 95 % canul 5 Lpm
4. Menjadi penghubung antara
pasien, keluarga dengan tenaga
kesehatan lainnya