Você está na página 1de 7

ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBAHAN LIMBAH DALAM

PEMBELAJARAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK


Wulan Adiarti
PGPAUD FIP UNNES, e-mail: wulan_adiarti@yahoo.co.id

Abstract
To teach science is basically to teach about everything in the universe. Since
their early age children could actually be introduced to the nature, and their
engagement in or observation of any kind of natural process may help them to enrich
their experience and sense of science. In this sense, therefore, the use of natural
resources is important as it will also allow them to do some experiments, to further
explore and investigate their natural surrounding. These ability and skills are
undoubtedly of a great usefulness for and in their future. Within the current
Kindergarten Curriculum, science teaching is a part of the cognitive development
enhancement. Unfortunately, in teaching science to their young learners, often,
teachers adopt teaching strategies which do not suit their stage of development, for
example through the introduction of abstract scientific concept. In fact, children of
early age think in a concrete way, and therefore, to teach them more effectively, is to
some extent to bring the subject matter to a more concrete way. This community
service program aims to introduce the use of used objects as materials of educational
toys, commonly used as science teaching media by the kindergarten teachers.

Kata kunci : Taman kanak-kanak, Pembelajaran Sains, limbah, APE

PENDAHULUAN lingkungan sekitar, dapat memperkaya


Indonesia merupakan negara yang pengalaman anak. Anak akan belajar
sangat kaya raya di bidang sumber alam. bereksperimen, bereksplorasi dan
Kekayaan alam ini perlu digali dan menginvestigasi lingkungan sekitarnya,
dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa. sehingga anak mampu membangun suatu
Karena itu perlu pengenalan dan pemberian pengetahuan yang nantinya dapat
kesempatan untuk mengeksplorasi alam dan digunakan pada masa dewasanya.
kekayaannya sedini mungkin. Pembelajaran sains di taman kanak-kanak
Sesuai dengan tahapan dapat memfasilitasi keingintahuan anak
perkembangannya, rasa ingin tahu anak usia dengan alam sekitarnya. Melalui
dini sangat tinggi. Rasa ingin tahu tersebut penggunaan alat permainan edukatif dengan
perlu difasilitasi oleh orang dewasa bahan limbah pembelajaran sains akan lebih
sehingga akan mendatangkan manfaat bagi menarik dan menyenangkan serta mengajak
dirinya dan masyarakat di sekitarnya. anak untuk ikut melestarikan lingkungan
Sebagaimana kata-kata bijak ”teach less sekitar.
learn more” yang maksudnya agar pendidik
tidak perlu mengajar banyak untuk Konsep dasar Pembelajaran Sains
memenuhi rasa ingin tahu anak. Cukup Berdasarkan peristilahannya yang
dengan memberikan kesempatan bagi anak- dimaksud dengan sains adalah ilmu
anak untuk terus mempelajari semua yang pengetahuan alam. Ilmu pengetahuan
ada di sekitarnya . adalah suatu subjek atau pokok yang
Anak usia dini mulai dapat berhubungan dengan bidang studi yang
diperkenalkan dengan alam. Pembelajaran termasuk di dalamnya kenyataan atau fakta-
anak usia dini dengan melibatkan fakta dan teori-teori yang membantu

78
Wulan Adiarti, Alat Permainan Edukatif Berbahan Limbah 79

menjelaskan dan mengggambarkan kerja hasil yang belum matang. Guru perlu
dari alam (Bean, 1995 : 43) menyediakan lingkungan pembelajaran
Para kontruktivist beranggapan dengan bahan-bahan yang sesuai sehingga
bahwa pengetahuan akan dibangun secara anak terdorong untuk menyalurkan rasa
aktif oleh seseorang melalui persepsi dan ingin tahunya dalam bentuk eksperimen-
pengalaman langsung dengan eksperimen. Guru merupakan katalisator
lingkungannya. Anak yang banyak yang dapat menolong anak agar memiliki
bersentuhan dengan alam akan lebih keterampilan berpikir dan memecahkan
mampu memaknai dunia mereka. Karena masalah. Guru juga merupakan sumber bagi
itu anak perlu mendapatkan kesempatan anak dan diharapkan menjadi model yang
berinteraksi dengan lingkungan mereka memiliki rasa ingin tahu yang sama dan
yang akan membuat mereka secara aktif kesenangan dalam mengeksplorasi
terus menerus mendapatkan pengetahuan. lingkungan.
Pendidikan sains untuk anak usia dini, Seorang ilmuwan akan melakukan
anak akan bermain berdasarkan kebebasan pengamatan terhadap segala hal dari
dan rasa ingin tahunya yang perlu dianggap dilingkungannya. Menciptakan sesuatu,
sebagai kesempatan bagi anak untuk memiliki ide-ide baru, menyelidiki,
membangun pengetahuannya tentang dunia menganalisis, dan mengevaluasi obyek
mereka. Sains untuk anak usia dini yang diteliti.
berdasarkan keingintahuan dari dalam Guru perlu mengajak anak untuk
dirinya. Karena itu sains bukan hanya melakukan proses mengamati dan
mengajak anak anak untuk melakukan menduga. Kedua-duanya sangat berkaitan,
pengamatan saja, tetapi juga dapat namun memiliki perbedaan yang prinsip.
mengajak anak untuk mempelajari Mengamati (observing) merupakan proses
keaksaraan, hitungan, seni, musik, dan penggunaan semua indera anak untuk
gerakan. mengumpulkan data tentang sesuatu obyek
Dari pandangan kontruktivist (Jo Ann atau fenomena. Mengamati merupakan
Brewer 2007 : 386), sains untuk anak usia suatu proses yang aktif, bukan sekedar pasif
dini harus mengajak anak bermain dan melihat sesuatu yang sedang terjadi.
mengeksplorasi lingkungannya. Di dalam Mengamati merupakan ketrampilan dasar
bermain, ketika anak mengeksplorasi dan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur
bereksperimen maka anak mendapatkan menduga (inferring), mengukur
pemahaman baik dari keterampilan proses (measuring), dan mengkomunikasikan
dan juga konsep sains, bukan hanya sekedar (communicating). Menduga merupakan
berfokus pada hasil akhir dari suatu pengumpulan pendapat atau perkiraan
jawaban yang benar. Kesempatan untuk berdasarkan bukti-bukti. Dugaan akan
melakukan eksplorasi dan eksperimen mengembangkan hipotesis,
berulang-ulang, banyaknya bahan-bahan mengintepretasikan data dan
yang dapat dimanipulasikan anak dan mengidentifikasi pola-pola, hal-hal umum
tersedianya waktu untuk bertanya dan yang mungkin terjadi, dan kecenderungan
melakukan refleksi sangat penting untuk tertentu. Dari pola, generalisasi dan
mendukung kesuksesan dan menciptakan kecenderungan tersebut akan memaknai
kemampuan memecahkan masalah bagi dunia.
anak. Di dalam melakukan proses berpikir
Guru harus dapat mendukung dan ilmiah, anak perlu belajar memahami
memfasilitasi anak berlaku seperti scientist fenomena, menjawab pertanyaan,
cilik tanpa mengintervensi atau membawa mengembangkan teori, menemukan
eksplorasi dan eksperimen mereka pada informasi yang lebih banyak tentang
80 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

sesuatu dan mempertanyakan kesimpulan Definisi Alat Permainan Edukatif


yang diperoleh oleh anak lain. Bermain adalah suatu kegiatan yang
Leeper (1996 : 25) menguraikan pada dilakukan dengan atau tanpa
pengembangan pembelajaran sains anak mempergunakan alat yang menghasilkan
usia dini pada dasarnya ditujukan untuk pengertian atau memberikan informasi,
merealisasikan empat hal, yaitu : memberikan kesenangan, maupun
1) Pengembangan pembelajaran sains pada mengembangkan imajinasi pada anak.
anak usia dini ditujukan agar anak-anak Montessori (Sudono 2000 : 2) seorang
memiliki kemampuan memecahkan tokoh pendidikan menekankan bahwa
masalah yang dihadapinya melalui ketika anak bermain, ia akan mempelajari
penggunaan metode sains, sehingga dan menyerap segala sesuatu yang terjadi
anak-anak terbantu dan menjadi dilingkungan sekitarnya.
terampil dalam menyelesaikan berbagai Proses bermain anak identik dengan
hal yang dihadapinya. penggunaan alat permainan. Alat permainan
2) Pengembangan pembelajaran sains pada pada dasarnya adalah semua alat bermain
anak usia dini ditujukan agar anak-anak yang digunakan anak untuk memenuhi
memiliki sikap-sikap ilmiah. Hal yang naluri bermainnya dan memiliki sifat
mendasar misalkan tidak cepat-cepat seperti bongkar pasang, mengelompokkan,
dalam mengambil keputusan, dan memadukan, mencari padanannya,
melihat segala sesuatu dari berbagai merangkai, membentuk, menyempurnakan
sudut pandang. desain, atau menyusun sesuai bentuk
3) Pengembangan pembelajaran sains anak utuhnya (Anggani Sudono, 2000 : 7)
usia dini ditujukan agar anak-anak Alat permainan pada intinya
mendapatkan pengetahuan dan berfungsi untuk mengenal lingkungan dan
informasi ilmiah (yang lebih dipercaya membimbing anak untuk mengenali
dan baik) atau segala informasi yang kekuatan maupun kelemahan dirinya. Anak
diperoleh anak berdasarkan pada didik secara aktif melakukan kegiatan
standar keilmuan yang semestinya. bermain secara optimal menggunakan
4) Pengembangan pembelajaran sains pada seluruh panca inderanya secara aktif.
anak usia dini ditujukan agar anak-anak Kegiatan atau permainan yang
menjadi lebih berminat dan tertarik menyenangkan juga akan meningkatkan
untuk menghayati sains yang berada aktivitas sel otak mereka. Lebih lanjut,
dan ditemukan di lingkungan dan alam keaktifan sel otak akan membantu proses
sekitarnya. pembelajaran anak.
Keempat tujuan umum Di dalam bermain, akan lebih baik
pengembangan pembelajaran sains tersebut, bila kegiatan yang dilakukan anak memiliki
diharapkan juga dapat berdampak pada muatan edukatif. Sehingga aktivitas
meningkatnya kecerdasan dan pemahaman bermain yang dilakukan dapat
anak tentang alam beserta isinya serta mengembangkan seluruh aspek
segala ragam rahasianya. Lebih jauh perkembangan anak. Alat permainan yang
diharapkan dengan pengembangan mengandung unsur edukatif disebut sebagai
pembelajaran sains yang memadai akan alat permainan edukatif (APE). Alat
tumbuh dan berkembang kreativitas dan Permainan Edukatif adalah segala sesuatu
kemampuan berpikir kritis, yang semuanya yang dapat digunakan sebagai sarana atau
sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan peralatan untuk bermain yang mengandung
kesiapan anak untuk menghadapi perannya nilai edukatif (pendidikan), dan dapat
yang lebih kompleks dan luas di masa yang mengembangkan seluruh kemampuan anak.
akan datang. Alat permainan edukatif dapat berupa
Wulan Adiarti, Alat Permainan Edukatif Berbahan Limbah 81

apa saja yang ada disekeliling kita misalnya dasarnya anak usia Taman kanak-kanak
sapu, piring, gelas, sendok plastik, tutup berada pada tahap bermain.
panci, bangku kecil, dan lain-lain. Tetapi Oleh karena itu bahan atau media
prinsip dasar dalam pemanfaatan APE yang dapat digunakan adalah mainan untuk
adalah alat-alat tersebut dibuat sendiri dari anak, diantaranya :
bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi 1) Kotak dengan berbagai ukuran
atau bahan-bahan yang mudah didapat 2) Pakaian yang terlalu kecil atau tidak
disekitar kita. terpakai lagi
3) Potongan-potongan benang
Definisi Bahan-bahan Limbah 4) Segala benda yang beroda (misalnya
Limbah dapat diartikan sebagai kereta bayi tua, kereta belanja, atau
benda-benda yang tidak dapat digunakan, kereta dorong)
tidak ingin digunakan atau tidak diperlukan 5) Peralatan dapur yang tidak terpakai lagi
lagi. Sesuatu benda bisa saja menjadi 6) Gelas, mangkuk dan wadah bekas
limbah bagi kita tetapi berguna bagi orang makanan
lain. Bungkus-bungkus/kemasan bisa 7) Potongan perca dari berbagai ukuran
menjadi limbah ketika kita membuangnya 8) Segala macam kertas, surat kabar,
ke tong sampah setelah menggunakan. kertas gambar, karton, kertas warna
Benda-benda limbah bisa berupa 9) Majalah berisi foto dan gambar yang
benda-benda yang sudah tidak terpakai berwarna cerah
seperti kertas, kayu, plastik, logam, karet, 10) Bahan pengeras terutama yang
kaca, dan kain. Benda-benda tersebut bentuknya aneh dan pembalut alat
biasanya terdiri dari beberapa ukuran dan elektronik atau peralatan lain (Bean
beberapa warna. Ada yang berukuran kecil 1995 : 49)
ada yang besar, ada yang berwarna dan ada Limbah yang digunakan sebagai
yang tidak berwarna. media pembelajaran anak pada dasarnya
Mainan untuk anak tidak harus tidak perlu mahal dan biasanya merupakan
berupa benda-benda yang mahal. Mainan- bahan-bahan sekitar yang sudah tidak
mainan itu sebetulnya sudah ada di terpakai lagi. Catherine mengungkapkan
lingkungan kita sehari-hari. Perhatikanlah beberapa media kreatif yang berasal dari
benda-benda yang tidak terpakai di barang yang tidak terpakai tetapi masih bisa
lingkungan kita. Sering benda-benda itu digunakan di antaranya adalah : Barang
dianggap sebagai limbah yang hanya rongsokan yang dimasukkan ke dalam
disimpan di gudang atau bahkan wadah termasuk karton, kotak korek api,
dimasukkan ke dalam kotak sampah, pipa dari gulungan kertas tisu, kelos
padahal sesungguhnya limbah tersebut benang, kotak telor, potongan bahan
dapat digunakan untuk alat permainan pakaian, pita, tape, tutup botol, gabus,
edukatif yang dapat menunjang proses kaleng plastik, botol, kaleng, karton.
pembelajaran. Dari limbah juga dapat Kancing, wol, selang, karet, bulu unggas,
dilakukan proses daur ulang yang hasilnya kerikil, manik-manik, penjepit kertas, klip
dapat bermanfaat untuk menunjang dan benang (1989 : 82).
kegiatan sains. Menurut Bean (1995 : 4) Berikut ini adalah beberapa
limbah merupakan media atau bahan kreatif pemanfaatan limbah yang dapat digunakan
sekaligus dapat menunjang kreativitas anak. untuk kegiatan penunjang pembelajaran
Limbah yang diolah menjadi alat permainan anak usia dini khususnya pembelajaran
untuk anak-anak, khususnya usia Taman sains.
Kanak-kanak biasanya berhubungan dengan 1) Bola kertas
kegiatan bermain anak. Karena pada Kertas bekas atau kertas koran dapat
82 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

diremas-remas menjadi bola berbagai Karakteristik Pertumbuhan dan


ukuran. Dari bola-bola kertas itu anak Perkembangan Anak Usia Taman
dapat mencoba melemparnya. Anak Kanak-kanak
dapat merasakan bola kertas yang lebih Anak usia 4-6 tahun pada umumnya
berat dan lebih ringan. Anak juga akan disebut sebagai masa kanak-kanak awal.
mengamati apakah bola kertas besar Bagi para pendidik, masa kanak-kanak awal
lemparannya lebih jauh dibandingkan diidentikkan sebagai usia prasekolah karena
dengan bola kertas kecil atau pada masa ini sebagian besar anak-anak
sebaliknya. sudah mulai mengikuti pendidikan formal
2) Magic Box seperti di Taman Kanak-kanak. Pada saat
Kain perca dengan tekstur dan ini anak dianggap cukup mampu untuk
warna yang beragam disambung- mengerjakan tugas-tugas perkembangan
sambung sehingga berbentuk seperti yang diberikan baik secara fisik maupun
tali. Tali tersebut dimasukkan ke dalam mental.
bekas dos tissue atau dos sepatu yang Menurut Biechler dan Snowman yang
diberi lubang pada salah satu sisi dos dimaksud anak usia prasekolah adalah
itu. Anak usia 2-5 tahun akan senang mereka yang berada pada rentang usia 3-6
menarik tali tersebut perlahan-lahan ke tahun. (Padmonodewo 2000 : 19). Pada usia
luar dari box. ini pertumbuhan dan perkembangan anak
3) Piringan berputar mengalami kemauan yang cukup pesat baik
Piringan berupa plastik agak tebal dalam perkembangan jasmani, kognitif,
dibentuk melingkar dapat diberi bahasa, emosi, dan sosial anak.
gantungan benda-benda dengan tali di Perkembangan pada tahun-tahun
tepi-tepi sekeliling piring. Anak usia 8- prasekolah bagi anak adalah saat terpenting
12 bulan menyenangi mainan semacam untuk meletakkan dasar-dasar yang akan
ini karena merangsang daya visual anak mempengaruhi dasar perkembangan
dalam mengamati benda- benda yang selanjutnya. Kebanyakan Psikolog anak
bergerak. mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah,
4) Ular Kaleng dari usia sekitar 2-5 tahun adalah paling
Kaleng-kaleng bekas dengan ukuran penting dari seluruh tahapan perkembangan
sama diisi dengan biji-bijian dan tidak dipungkiri sebagai periode
dimasukkan ke dalam bekas stocking diletakkannya dasar struktur perilaku
yang panjang. Kaleng dimasukkan kompleks yang dibangun sepanjang
dalam stocking secara berselang-seling kehidupan anak. (Hurlock 1999 : 26).
dengan potongan kertas (kawul). Jadi Berdasarkan pemikiran di atas dapat
susunannya berupa kaleng–kawul– disimpulkan bahwa masa prasekolah adalah
kaleng–kawul dan seterusnya. Anak masa emas dan kritis selama rentang
senang menekan-nekan permukaan kehidupan manusia yang tidak dapat
kaleng yang keras kemudian kawul terulang. Masa ini merupakan masa yang
yang lunak dan membunyikan kaleng- paling menentukan dalam proses
kaleng itu. (Bean 1995 : 28) perkembangan anak. Usia prasekolah
Melalui pemanfaatan bahan limbah merupakan masa yang tepat untuk
prinsip pembelajaran sains untuk anak meletakkan dasar-dasar pengembangan
dapat dilaksanakan dengan optimal karena kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-
sains merupakan ilmu pengetahuan yang emosi, seni, moral, dan konsep diri, agar
mengajak anak mengeksplorasi alam berbagai potensi yang ada dalam diri anak
dengan bahan-bahan alami yang berasal dapat terstimulasi dengan optimal.
dari alam. Menurut Snowman (Padmonodewo
Wulan Adiarti, Alat Permainan Edukatif Berbahan Limbah 83

2000 : 32) Anak usia 4-6 tahun mempunyai c. Ciri-ciri emosional


ciri-ciri baik fisik, sosial, emosi, dan 1. Anak cenderung mengekspresikan
kognitif di dalam pertumbuhan dan emosinya dengan bebas dan terbuka.
perkembangannya diantaranya : Sikap marah seringkali
a. Ciri-ciri fisik diperlihatkan oleh anak pada usia
1. Umumnya sangat aktif. Mereka telah tersebut
memiliki penguasaan (kontrol) 2. Iri hati pada anak prasekolah sering
terhadap tubuhnya dan sangat terjadi. Mereka seringkali
menyukai kegiatan yang dilakukan memperebutkan perhatian guru
sendiri. d. Ciri-ciri kognitif
2. Setelah anak melakuan suatu kegiatan 1. Anak prasekolah umumnya terampil
anak membutuhkan istirahat yang dalam berbahasa. Sebagian besar dari
cukup mereka senang berbicara, khususnya
3. Otot-otot besar pada anak usia dalam kelompoknya. Sebagian dari
prasekolah lebih berkembang dari mereka perlu dilatih untuk menjadi
kontrol jari dan tangan pendengar yang baik
4. Anak masih sering mengalami 2. Kompetensi anak perlu
kesulitan apabila memfokuskan dikembangkan melalui interaksi,
pandangannya pada objek-objek yang minat, kesempatan, mengagumi, dan
kecil ukurannya kasih sayang
5. Walaupun tubuh anak lentur, tetapi Satu hal yang menonjol pada usia ini
tengkorak kepala yang melindungi adalah munculnya berbagai bentuk
otak masih lunak kreativitas dalam bermain, sehinga para ahli
6. Anak perempuan biasanya lebih menamakan periode ini sebagai masa
terampil dalam tugas yang lebih kreatif. Karena diyakini bahwa kreativitas
praktis, khususnya tugas motorik yang ditunjukkan pada masa ini merupakan
halus bentuk kreativitas yang originaldengan
b. Ciri-ciri sosial frekuensi kemunculannya yang seoah tanpa
1. Umumnya anak sudah memiliki satu terkendali dibandingkan masa-masa lain
atau dua sahabat, tetapi sahabat ini dalam kehidupan seorang anak setelah masa
cepat berganti. Mereka umuumnya ini berlalu.
dapat cepat menyesuaikan diri secara Piaget dalam Tedjasaputra (2001)
sosial, mereka mau bermain dengan menyatakan bahwa tahap perkembangan
teman. kognitif usia 3-6 tahun, merupakan tahap
2. Kelompok bermainnya cenderung pra operasional konkrit. Pada tahap ini anak
kecil dab tidak terlalu terorganisasi dapat memanipulasi objek simbol, termasuk
secara baik, oleh karena itu kelompok kata-kata yang merupakan karakteristik
tersebut cepat berganti-ganti penting dalam tahapan ini. Hal ini
3. Anak yang lebih muda seringkali dinyatakan dalam peniruan tertunda dan
bermain bersebelahan dengan anak dalam imajinasi pura-pura ketika bermain.
yang lebih besar
4. Pola bermain anak sangat bervariasi PENUTUP
fungsinya sesuai dengan kelas sosial Simpulan
dan jender Pembelajaran sains sangat penting
5. Perselisihan sering terjadi tetapi untuk ditumbuhkan dan dikembangkan oleh
sebentar kemudian mereka telah tenaga pendidik. Anak akan terus memiliki
berbaikan kembali rasa ingin tahu dan mengeskplorasi
6. Telah menyadari peran jenis kelamin lingkungannya. Sifat ingin tahu merupakan
84 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009

dasar bagi anak untuk berpikir ilmiah. 2) Perlu diadakan program pengenalan
Pendidik sebagai fasilitator dan stimulator kesadaran lingkungan yang dapat
dapat memberikan pendampingan bagi anak diintegrasikan ke dalam kurikulum
sehingga terjadi pembelajaran sains yang khususnya untuk taman kanak-kanak,
optimal. yang dilaksanakan secara komprehensif,
Di dalam kurikulum taman kanak- agar anak mempunyai kesadaran
kanak, pembelajaran sains termasuk salah menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
satu kegiatan pengembangan
pengembangan kognitif anak. Pada DAFTAR PUSTAKA
pendidikan sains untuk anak usia dini, anak Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar
akan bermain berdasarkan kebebasan dan dan Alat Permainan untuk
rasa ingin tahunya yang perlu dianggap Pendidikan Usia Dini. Jakarta :
sebagai kesempatan bagi anak untuk Grasindo
membangun pengetahuannya tentang dunia Bean, Reynold. 1995. Cara
mereka. Sains untuk anak usia dini Mengembangkan Kreativitas Anak
berdasarkan keingintahuan dari dalam (terjemahan Med. Meitasari
dirinya. Tjandrasa). Jakarta : Binarupa Aksara
Melalui pemanfaatan bahan limbah CRI. 2000. Menciptakan Kelas yang
prinsip pembelajaran sains untuk anak Berpusat pada Anak. Jakarta
dapat dilaksanakan dengan optimal karena Dhieni, Nurbiana, dkk. (2005). Metode
sains merupakan ilmu pengetahuan yang Pengembangan Bahasa. Jakarta :
mengajak anak mengeksplorasi alam Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
dengan bahan-bahan alami yang berasal Hidayat, Heri. 2003. Aktivitas Mengajar
dari alam. Bahan limbah dalam Anak TK. Bandung : Katarsis
pembelajaran sains dapat dibuat menjadi Hurlock, B Elizabeth. 1999. Perkembangan
alat permainan edukatif yang menarik buat Anak Jilid 1 dan 2 (terjemahan Med.
anak. Menggunakan alat permainan Meitasari Tjandrasa). Jakarta :
edukatif berbahan limbah dapat Erlangga
menumbuhkan kepekaan anak untuk Lee, Catherine. 1989. Pertumbuhan dan
senantiasa menjaga kelestarian lingkungan Perkembangan Anak Edisi 3. Arcan
sekitarnya. Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan
Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka
Saran Cipta
1) Pemanfaatan bahan limbah sebagai Yunanto, Joko Sri. 2004. Sumber Belajar
sumber belajar dan media konkrit yang Anak Cerdas. Jakarta : Grasindo
alamiah perlu diimplementasikan secara Sujiono, Sujiono. 2005. Menu
kontinyu dan konsisten dalam aktivitas Pembelajaran Anak Usia Dini.
pembelajaran di taman kanak-kanak Jakarta : Yayasan Citra Pendidikan
agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Você também pode gostar