Você está na página 1de 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan
tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Menurut WHO sehat adalah
suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial
bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan.
Sakit adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala
sakit secara subjektif dan objektif sehingga penderita tersebut memerlukan
pengobatan untuk mengembalikan dirinya ke keadaan sehat. (Iqbal, 2009).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistol mengalami kenaikan
melebihi batas normal (tekanan sistol diatas 140 mmHg dan diasto 90 mmHg).
Berdasarkan tinggi rendahnya diastol maka terdapat beberapa gradasi tekanan
darah tinggi meliputi, hipertensi berat apabila tekanan diastol lebih besar dari
130 mmHg, hipertensi sedang apabila diastol 105 mmHg sampai 129 mmHg.
Hipertesi ringan apabila tekanan diastol 90 sampai 104 mmHG, dan hipertensi
borderline bila tekanan darah yang normal dan tak terdapat kelainan organ –
organ, dan hipertensi malingna adalah tekanan diastol lebih dari 120 mmHg.
Nilai normal WHO 120/80 mmHg sampai 140/90 mmHg.
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular dan
penyebab kematian tertinggi di indonesia. Salah satu penyebab terjadinya
hipertensi akibat banyaknya penderita hipertensi yang tidak patuh melaksanakan
diet yang diberikan (Rosyid, 2011).
Penyakit hipertensi mendapat perhatian karena di negara maju penyakit
tersebut telah menjadi keprihatinan tersendiri. Berdasarkan data kesehatan dunia
(WHO) memperlihatkan yang memperlihatkan yang menderita hipertensi
mencapai 50% sedangkan yang diketahui dan mendapatkan pengobatan hanya
25% dan 12,5% yang terobati dengan baik. Prevalensi penderita hipertensi di
indonesia tercatat sampai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun keatas dan dari
jumlah tersebut 60% penderita hipertensi akan menderita stroke, sementara
sisanya kana terkena gangguan jantung, gagal ginjal dan kebutaan.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
social dari tiap anggota (Duvall,2011)
Keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan. Kemudian membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang
harus dilakukan. Yaitu, mengenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan
tindakan kesehatan yang tepat bagi bagi keluarga, merawat keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga untuk
menjamin kesehatan keluarga, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
disekitarnya bagi keluarga.
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan padukuhan sidokerto Kelurahan
Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman di RW 1 dari 150 kk
terdapat sekitar 32 % menderita hipertensi. Sehingga berdasarkan data tesebut
maka mahasiswa melakukan keluarga binaan pada salah satu keluarga untuk
meningkatkan status kesehatan keluarga dengan memberikan asuhan
keperawatan keluarga.

1.2 Batasan Masalah


Dalam membuat masalah ini, mahasiswi hanya menulis asuhan
keperawatan keluarga dalam kasus hipertensi pada salah satu anggota keluarga
Bapak I yang beralamat di jalan x, Rt.xx Rw. xx.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan asuhan keperawatan keluarga ini adalah
agar mahasiswa mengetahui dan mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada keluarga yang salah satu anggotanya menderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Bapak I dengan
hipertensi
1.3.2.2 Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada
Bapak I dengan hipertensi
1.3.2.3 Mahasiswa mampu menyususun rencana asuhan keperawatan pada
Bapak I dengan hipertensi
1.3.2.4 Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada Bapak I dengan
hipertensi
1.3.2.5 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada Bapak I dengan
hipertensi

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Penulis
1.4.1.1 Sebagai penerapan teori yang telah di dapat bangku kuliah
khususnya family health nursing dan community health nursing.
1.4.1.2 Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang
perawatan kesehatan dalam keluarga.
1.4.1.3 Mampu mengenal masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat
keluarga.
1.4.2 Institusi
1.4.2.1 Dapat mengevaluasi hasil mata ajaran dan aplikasinya di keluarga
dan masyarakat
1.4.2.2 Mengetahui masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat
1.4.3 Keluarga
1.4.3.1 Membantu keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarga
1.4.3.2 Membantu keluarga untuk mengambil keputusan
1.4.3.3 Membantu keluarga merawat/menolong anggota keluarga yang
sakit
1.4.3.4 Meningkatkan kemampuan keluarga untuk memodifikasi
lingkungan
1.4.3.5 Membantu keluarga agar mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

BAB II
METODOLOGI
2.1 Lokasi Praktik
Lokasi pelaksanaan praktik asuhan keperawatan keluarga adalah di
wilayah Kelurahan Pekauman, RT 10, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

2.2 Strategi Perencanaan


Mahasiswi melaksanakan praktik asuhan keperawatan keluarga di wilayah
Kelurahan Pekauman, RT 10, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan..

2.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Wawancara
Dilakukan secara langsung pada keluarga di rumah Tn. I
2. Observasi
Melihat keadaan umum Tn.I beserta keluarganya seperti mengukur tanda-
tanda vital (Resp, Pulse, BP)
3. Catatan Kesehatan
Tn.I baru-baru saja menderita hipertensi, sedangkan istri Ny.N sejak satu
tahun terakhir
4. Kunjungan Rumah
Dilakukan bersama dengan observasi yaitu sebanyak 3 kali kunjungan.

2.4 Pengelolahan Data


Data yang telah terkumpul dianalisa, ditentukan diagnosa keperawatan
keluarga, kemudian disusun perencanaan keperawatan, implementasi serta di
evaluasi.

2.5 Jadwal kegiatan


Kegiatan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan mulai
tanggal 22 November 2017 s/d 07 Desember 2017
1. 22 November 2017 Pengenalan dan menjelaskan maksud kedatangan
2. 23 November 2017 Melakukan pengkajian
3. 24 November 2017 Melakukan pengkajian
4. 24 November 2017 Melakukan Intervensi
5. 27 November 2017 Melakukan Implementasi
6. 04 Desember 2017 Melakukan Implementasi
7. 05 Desember 2017 Evaluasi dan mengakhiri kunjungan
BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Demografi Profile
Pengkajian dilakukan penggunaan autoamnamnesa didapatkan data
umum nama kepala keluarga yaitu Tn. I umur 43
tahun, pekerjaan karyawan swasta. Alamat Jl. 9 Oktober, gg. Sidodadi
No.xx, RT.xx, RW.xx, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Komposisi
keluarga yaitu Ny. N sebagai istri klien yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga, memiliki 1 anak An. D masih berstatus sebagai pelajar Sekolah
Dasar. Tn. I memiliki penghasilan Rp.1.500.000 – Rp.2.000.000 tingkat
kesejahteraan keluarga termasuk tingkat keluarga sejahtera II.

3.1.2 Daftar Anggota Keluarga

Nama- Hubungan
L
Nama dengan Tanggal Pendidi-
No / Umur Status
Anggota Kepala Lahir Kan
P
Keluarga Keluarga
13 - 03 –
1. Ny. N Istri P 42 thn SLTP Menikah
1975
Masih
14 - 12 – Belum
2. An.D Anak P 9 thn Sekolah
2008 Menikah
Dasar

3.1.3 Daftar Anggota Keluarga yang Meninggal Dunia


Tidak ada anggota keluarga yang meninggal dunia
3.1.4 Tipe keluarga
Nuclear Family

3.1.5 Rumah dan Lingkungannya


a. Rumah
Tn. I tinggal bersama istri dan anak di rumah sendiri, lantai
rumah terbuat dari papan kayu, rumah memiliki jendela dan
ventilasi yang memadai, penerangan menggunakan listrik dan
kebersihan rumah cukup dengan ukuran 6 x 10.
b. Dapur
Alat masak yang digunakan menggunakan kompor gas, dan
sesekali kompor minyak
c. Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah di bawah kolong rumah
d. Sumber Air Minum
Air minum yang digunakan didapat dari air PDAM yang direbus
dan air isi ulang, Air yang digunakan untuk mencuci adalah air
PDAM.
e. Jamban
Jamban yang digunakan keluarga yaitu septic tank
f. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah rumah tangga keluarga Tn. I dengan cara
dipisah yang dapat didaur ulang dikumpulkan karena tiap RT sudah
memiliki tempat pengumpulan sampa tersendiri yang tiap minggu
pagi diambil.
g. Kandang
Keluarga Tn. I memiliki tidak terdapat kandang ternak.
h. Lingkungan
Keluarga Tn. I memiliki halaman rumah yang digunakan sebagai
tempat parkir
i. Alat – Alat Kesejahteraan
Keluarga Tn. I memiliki fasilitas hiburan berupa televisi dan mesin
cuci untuk mencuci pakaian.
3.1.6 Keluarga Berencana
Dalam keluarga Ny. N tidak menggunakan KB.
3.1.7 Keadaan Ibu Hamil
Dalam keluarga Tn. I tidak terdapat anggota keluarga yang hamil
3.1.8 Keadaan Balita
Dalam keluarga Tn. I tidak terdapat balita

3.1.9 Pemanfaatan Fasilitas kesehatan


Apabila salah satu keluarga Tn. I ada yang sakit, maka yang
dilakukan oleh keluarga adalah membawa ke mantri atau puskesmas
terdekat, Tn. I bekerja sebagai karyawan swasta dan semua anggota
keluarga ditanggung selama Tn. I bekerja.
3.1.10 Riwayat Penyakit keluarga
Menurut Ny. N alm. Ayah klien menderita hipertensi dan suami
klien Tn. I baru-baru saja mengalami hipertensi. Anak klien An. D
menurut pengakuan Ny. N tidak sedang mengalami sakit penyakit.
3.1.11 Penyakit yang Diderita sekarang
Tn. I dan Ny. N menderita hipertensi. Ny. I mengatakan “kadang
merasa pusing, dan leher terasa tegang jika merasa pusing klien
kadang hanya membiarkannya saja dan dibawa istirahat, klien
mengatakan jarang memeriksakan tekanan darahnya paling tinggi
tekanan dara klien 140/90 mmHg, Klien tidak memiliki tensi meter
sendiri dan terkadang memantau tekanan darahnya jika merasa sakit
ke puskesmas atau mantri. Ny. N mengatakan tidak terlalu tau
makanan yang harus dimakan atau pantangan hipertensi
Tn. I mengatakan “kadang merasa pusing, tetapi tidak pernah
diperiksakan, kadang-kadang saja memeriksakan tekanan darahnya,
baru tahu saja kalau tekanan darahnya tinggi sebelumnya tekanan
darah tidak pernah tinggi.

3.1.12 Hasil Pemeriksaan Fisik pada keluarga Tn. I dengan Hipertensi


Tn. I:
a. Tanda-tanda vital
Temp: 36,8 /axila, P: 88x/mnt, Resp: 20x/mnt, Bp: 150/90mmHg
b. Kepala dan Leher
Rambut pendek, distribusi rambut merata, warna rambut hitam
bercampur putih, tidak ada lesi.
c. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
d. Hidung
Simetris, tidak ada rabas/sekret, tidak ada sumbatan, tidak ada
gangguan penciuman.
e. Mulut
Membran mukosa lembab, gigi lengkap, tidak ada gangguan
pengecap, tidak ada disfagia.
f. Telinga
Simetris, tidak ada gangguan pendengaran.
g. Leher
Simetris, Tidak ada pembesaran pembesaran kelenjar tiroid.
h. Pemeriksaan Asam Urat
10,9 mg/dl
i. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
107 mg/dl
Ny. N:
a. Tanda-tanda vital
Temp: 36 /axila, P: 84x/mnt, Resp: 20x/mnt, Bp: 140/90mmHg
b. Kepala dan Leher
Rambut pendek sebahu, distribusi rambut merata, warna rambut
hitam bercampur putih, tidak ada lesi.
c. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
d. Hidung
Simetris, tidak ada rabas/sekret, tidak ada sumbatan, tidak ada
gangguan penciuman.
e. Mulut
Membran mukosa lembab, gigi lengkap, tidak ada gangguan
pengecap, tidak ada disfagia.
f. Telinga
Simetris, tidak ada gangguan pendengaran.

g. Leher
Simetris, Tidak ada pembesaran pembesaran kelenjar tiroid.
h. Pemeriksaan Asam Urat
3,6 mg/dl
i. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
160 mg/dl

3.2 Tugas dan Fungsi keluarga


Tugas dan Sangat Tidak
No Baik Sedang
Fungsi Keluarga baik baik
1. Mengenal
masalah

kesehatan setiap
anggota keluarga
2. Mengambil
keputusan untuk
tindakan √
kesehatan yang
tepat
3. Memberikan
perawatan kepada
anggota keluarga √
yang sakit, balita,
dan lanjut usia
4. Mempertahankan √
suasana rumah
yang
menguntungkan
untuk kesehatan
5. Mempertahankan
hubungan timbal
balik antara

keluarga dan
lembaga
kesehatan

Keluarga mengetahui adanya gangguan kesehatan pada setiap


anggota keluarga, namun tidak mampu mengenal masalah kesehatan
terhadap keluarganya karena menganggap penyakit hipertensi yang
diderita, merupakan hal yang biasa terbukti dengan jarangnya
memeriksakan tekanan darah dan meminum obat penurunan tekanan
darah hal ini diakibatkan karena keterbatasan pengetahuan namun cukup
mampu mengambil keputusan dalam tindakan kesehatan jika sudah tidak
dapat ditangani akan tetapi masih kurang bisa mengambil tindakan
kesehatan yang tepat. Keluarga mampu memberikan perawatan
sederhana kepada anggota keluarga yang sakit, dengan memberi obat anti
hipertensi, keluarga cukup mampu menciptakan suasana di rumah yang
menguntungkan untuk kesehatan, dan keluarga juga mampu
mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga
kesehatan.
3.3 Analisa Data
Dari data di atas dapat disimpulkan :
Tn. I dan Ny.N menderita hipertensi. Tn. I mengatakan “kadang
merasa pusing, tetapi tidak pernah diperiksakan, kadang-kadang saja
memeriksakan tekanan darahnya, baru tahu saja kalau tekanan darahnya
tinggi sebelumnya tekanan darah tidak pernah tinggi
Ny. I mengatakan “kadang merasa pusing, dan leher terasa tegang jika
merasa pusing klien kadang hanya membiarkannya saja dan dibawa
istirahat, klien mengatakan jarang memeriksakan tekanan darahnya
paling tinggi tekanan dara klien 140/90 mmHg, Klien tidak memiliki
tensi meter sendiri dan terkadang memantau tekanan darahnya jika
merasa sakit ke puskesmas atau mantri. Ny. N mengatakan tidak terlalu
tau makanan yang harus dimakan atau pantangan hipertensi
Keluarga mengetahui adanya gangguan kesehatan pada setiap anggota
keluarga, namun tidak mampu mengenal masalah kesehatan terhadap
keluarganya karena menganggap penyakit hipertensi yang diderita akan
hilang dengan sendirinya, diakibatkan karena keterbatasan pengetahuan
namun cukup mampu mengambil keputusan dalam tindakan kesehatan
jika sudah tidak dapat ditangani, keluarga juga bisa mengambil tindakan
kesehatan yang tepat, keluarga mampu memberikan perawatan sederhana
kepada anggota keluarga yang sakit, dengan membawa berobat ke dokter,
keluarga cukup mampu menciptakan suasana di rumah yang
menguntungkan untuk kesehatan, dan keluarga juga mampu
mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga
kesehatan.
Hasil pemeriksaan fisik Tn. I:
Temp: 36,8 /axila, P: 88x/mnt, Resp: 20x/mnt, Bp: 150/90mmHg
Hasil pemeriksaan fisik Ny.N:
Temp: 36 /axila, P: 84x/mnt, Resp: 20x/mnt, Bp: 140/90mmHg

3.4 Tahapan Penjajakan I


Masalah kesehatan
3.4.1 Ancaman Kesehatan
a. Risiko Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral pada Tn. I dan
Ny. N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan hipertensi ditandai dengan Tn. I dan Ny.
N mengatakan tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya
secara rutin dan jika pusing jarang minum obat.
b. Kurang / tidak sehat
 Defisiensi pengetahuan mengenai penyakit yang diderita
(Hipertensi) pada keluarga khususnya Tn. I dan Ny. N
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenali
masalah ditandai dengan keluarga tidak tahu penyebab, gejala
dan pengobatan penyakit.
 Defisiensi pengetahuan mengenai penyakit yang diderita
(Asam Urat) pada keluarga khususnya Tn. I berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenali masalah ditandai
dengan keluarga tidak tahu penyebab, gejala dan pengobatan
penyakit.
c. Krisis :-

3.5 Tahap Penjajakan II


Diagnosa Keperawatan Keluarga
Data Masalah
Data subyektif : Masalah Kesehatan:
Tn. I dan Ny. N Menderita
Klien Tn. I mengatakan “kadang
Hipertensi
merasa pusing, tetapi tidak pernah
Masalah keperawatan:
diperiksakan, kadang-kadang saja Defisiensi pengetahuan mengenai
memeriksakan tekanan darahnya, penyakit yang diderita pada
baru tahu saja kalau tekanan keluarga khususnya Tn. I dan Ny. N
darahnya tinggi sebelumnya tekanan berhubungan dengan
darah tidak pernah tinggi ketidakmampuan keluarga
Ny. I mengatakan “kadang merasa
mengenali masalah ditandai dengan
pusing, dan leher terasa tegang jika
keluarga tidak tahu penyebab,
merasa pusing klien kadang hanya
gejala dan pengobatan penyakit.
membiarkannya saja dan dibawa
istirahat, klien mengatakan jarang
memeriksakan tekanan darahnya
paling tinggi tekanan dara klien
140/90 mmHg, Klien tidak memiliki
tensi meter sendiri dan terkadang
memantau tekanan darahnya jika
merasa sakit ke puskesmas atau
mantri.
Data obyektif :
Klien tampak bingung dan
tersenyum saat ditanya apakah
melakukan pantangan terhadap
makanan dan aktivitas.

Hasil pemeriksaan fisik


Tn. I:
BP: 150/90mmHg
P: 88x/menit
RR: 20x/menit
T: 36,8 /axila
Ny.N:
BP: 140/90mmHg
P: 84x/menit
RR: 20x/menit
T: 36 /axila
Data subyektif : Masalah Kesehatan:
Tn. I Menderita Asam Urat
Klien Tn. I mengatakan tidak tahu
Masalah keperawatan:
kalau dia menderita asam urat, baru Defisiensi pengetahuan mengenai
tahu kalau asam uratnya tinggi. penyakit yang diderita pada
Klien mengatakan tidak tahu keluarga khususnya Tn. I
3.6 Prioritas Masalah
Risiko Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral pada Tn. I dan Ny. N
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan hipertensi ditandai dengan Tn. I dan Ny. N mengatkan tidak pernah
memeriksakan tekanan darahnya secara rutin dan jika pusing jarang minum obat.
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat masalah : Tn. I dan Ny. N menderita


1.
Risiko /3 x1 2/3 hipertensi.
2

Kemungkinan masalah dapat


Kemungkinan diubah hanya sebagian karena
masalah dapat hipertensi merupakan penyakit
2. diubah : ½x2 1
menahun yang kronis. Hanya

Hanya sebagian dapat diminimalkan dengan pola


hidup dan diet yang tepat

Potensial masalah untuk dicegah


rendah karena klien tidak terlalu
memperhatikan status

Potensi masalah kesehatannya terbukti dengan

untuk dicegah: jarangnya klien memriksakan


3. 1/3 x 1 1/3
kesehatan terkait dengan
Rendah pemeriksaan tekanan darah dan
minum obat dan masih
mengkonsumsi makanan yang
berlemak.

Menonjolnya masalah merupakan


Menonjolnya
masalah berat yang harus
masalah :
ditangani karena hipertensi
4. Masalah harus x1 1 sangat berbahaya bila tidak
segera diatasi ditangani terutama dengan
merubah pola hidup yang tidak
baik menjadi pola hidup sehat.
2 3/3

Defisiensi pengetahuan mengenai penyakit yang diderita (Hipertensi) pada


keluarga khususnya Tn. I dan Ny. N berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenali masalah ditandai dengan keluarga tidak tahu penyebab,
gejala dan pengobatan penyakit.
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : Tn.I dan Ny.N menderita
1. x1 1
Actual hipertensi.
Kemungkinan masalah dapat
diubah adalah sebagian karena
asam urat karena dapat
Kemungkinan
diminimalkan dengan pola hidup
masalah dapat
2. ½x 2 1 dan diet yang tepat sehingga
diubah :
pengetauan dan kesadaran akan
Hanya sebagian
perubahan perilaku sangat
mempengarui status keseatan
klien
Potensial masalah untuk dicegah
cukup karena tidak terlalu
memperhatikan status
kesehatannya terbukti dengan
Potensi masalah
jarangnya klien memriksakan
3. untuk dicegah: x1
kesehatan terkait dengan
Cukup
pemeriksaan tekanan darah dan
minum obat dan masih
mengkonsumsi makanan yang
tinggi purin
4. Menonjolnya 1 Menonjolnya masalah merupakan
x1
masalah : masalah berat yang harus
Masalah harus ditangani karena hipertensi
segera diatasi sangat berbahaya bila tidak
ditangani terutama dengan
merubah pola hidup yang tidak
baik menjadi pola hidup sehat.
3

Defisiensi pengetahuan mengenai penyakit yang diderita (asam urat) pada


keluarga khususnya Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenali masalah ditandai dengan keluarga tidak tahu penyebab, gejala dan
pengobatan penyakit
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah :
1. x1 1 Tn. I menderita asam urat
Actual
Kemungkinan masalah dapat
diubah adalah sebagian karena
hipertensi merupakan penyakit
Kemungkinan menahun yang kronis. Hanya
masalah dapat dapat diminimalkan dengan pola
2. ½x 2 1
diubah : hidup dan diet yang tepat
Hanya sebagian sehingga pengetauan dan
kesadaran akan perubahan
perilaku sangat mempengarui
status keseatan klien
Potensial masalah untuk dicegah
cukup karena tidak terlalu
memperhatikan status
kesehatannya terbukti dengan
Potensi masalah
jarangnya klien memriksakan
3. untuk dicegah: x1
kesehatan terkait dengan
Cukup
pemeriksaan tekanan darah dan
minum obat dan masih
mengkonsumsi makanan yang
berlemak..
4. Menonjolnya 1 Menonjolnya masalah merupakan
x1
masalah : masalah berat yang harus
Masalah harus ditangani karena hipertensi
segera diatasi sangat berbahaya bila tidak
ditangani terutama dengan
merubah pola hidup yang tidak
baik menjadi pola hidup sehat.
3

Berdasarkan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan adalah


sebagai berikut :
1. Defisiensi pengetahuan mengenai penyakit yang diderita (Hipertensi) pada
keluarga khususnya Tn. I dan Ny. N berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah ditandai dengan keluarga
tidak tahu penyebab, gejala dan pengobatan penyakit. (3 2/3)
2. Defisiensi pengetahuan mengenai penyakit yang diderita (Asam Urat) pada
keluarga khususnya Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenali masalah ditandai dengan keluarga tidak tahu penyebab, gejala
dan pengobatan penyakit
3. Risiko Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral pada Ny. P berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi ditandai dengan Tn. I dan Ny. N mengatkan tidak pernah
memeriksakan tekanan darahnya secara rutin dan jika pusing jarang
minum obat (2 3/3)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat
ini dan waktu sebelumnya (Potter dan Perry. 2009).
Menurut muwarni (2011), penyakit hipertensi merupakan suatu keadaan
dimana tekanan sistol mengalami kenaikan yang melebihi batas normal
(tekanan sistol 140 sampai 90 mmHg) berdasarkan tinggi rendahnya diastol
maka dapat beberapa gradasi tekanan darah tinggi, meliputi , hipertensi berat
apabila tekanan diastol lebih besar dari 130 mmHg, hipertensi sedang apabila
diastol 105 mmHg sampai 129 mmHg. Hipertesi ringan apabila tekanan
diastol 90 sampai 104 mmHG, dan hipertensi borderline bila tekanan darah
yang normal dan tak terdapat kelainan organ – organ, dan hipertensi malingna
adalah tekanan diastol lebih dari 120 mmHg. Nilai normal WHO 120/80
mmHg sampai 140/90 mmHg.
Tanda dan gejala hipertensi yaitu nyeri kepala saat terjaga, terkadang
disertai mual dan muntah akibat penigkatan tekanan darah, penglihatan kabur
karena kerusakan retina sebagai dampak dari hipertensi, ayunan langkah yang
tidak mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf pusat, nukturia karena
adanya tekanan darah ginjal dan filtrasi glomerulus, edema dependen, telinga
berdengung, edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan kapiler.
(Ardiyansah.2012). Berdasarkan teori tersebut dilihat dari tanda dan gejala
hipertensi sesuai dengan yang dirasakan Tn. I dan Ny. N seperti sakit kepala
dan penglihatan berkunang-kunang. Selain gejala dan tanda yang ada,
penyakit hipertensi yang dialami klien ini diperparah dengan kurang
pengetahuan klien mengenai makanan yang harus dihindari bagi penderita
hipertensi.
Dalam melakukan perumusan masalah, penulis mendasarkan perumusan
masalah pada konsep, analisa dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisa. Sebelum memutuskan tentang masalah kesehatan dan masalah
keperawatan pada keluarga Tn. I.
Masalah kesehatan yang dilakukan ialah defesiensi pengetahuan
mengenai penyakit yang diderita, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan,
sekalipun menyadari bahwa memiliki berbagai pantangan dalam
mengkomsumsi makanan akan tetapi akibat kurangnya pengetahuan
mengakibatkan pemahaman akan hipertensi sangat kurang sehingga
menimbulkan Tn. I dan Ny. N masih saja mengkomsumsi makanan yang
menjadi risiko terjadinya hipertensi. Salah satu cara yang dilakukan dalam
mengatasi hal ini adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada
Tn. I dan Ny. N mengenai penyakit yang dideritanya, serta menjelsakan
akibat dari pola hidup yang tidak sehat yang dapat mengakibatkan hipertensi.
4.2 Tahap Perencanaan
Pada tahap perencaaan, penulis dan keluarga Tn. I mendiskusikan dan
merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
masalah kesehatan yang teridentifikasi pada saat pengkajian dilakukan.
Adapun sasaran dari pembuatan perencanaan ini adalah Tn. I sebagai klien.
Pada tahap ini, diharapkan agar seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi
dalam tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Setelah mendiskusikan dan
merencanakan tindakan yang akan dilakukan bersama keluarga Tn. I maka
penulis membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) mengenai hipertensi beserta
leaflet. Kemudian penulis membuat kontrak berikutnya kepada keluarga Tn. I
untuk mengadakan pertemuan kembali untuk melaksanakan kegiatan yang
sudah direncanakan yaitu pada tanggal November 2017.

4.3 Tahap Pelaksanaan


Berdasarkan hasil dari perencanaan dengan keluarga Tn. I, maka dalam
tahap pelaksanaan tindakan perawatan, penulis lebih menekankan pada dua
faktor yakni : sifat masalah dan proses pencegahan masalah sehingga dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan sesuai perencanaan.. Kemudian melakukan
tindakan keperawatan yang sudah direncanakan dengan dibantu oleh sumber
daya yang tersedia pada keluarga terutama peran aktif dari seluruh anggota
keluarga klien. Dari hasil observasi yang dilakukan penulis saat pelaksanaan
kegiatan, Tn. I dan keluarga yang lainnya sangat antusias untuk mendengarkan
materi mengenai hipertensi yang disampaikan dan terlihat banyak bertanya
terutama jenis-jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi bagi
penderita darah tinggi. Pada kesempatan itu pula dijelaskan cara penanganan
hipertensi secara non-farmakologis kepada Tn. I dan Ny.N yaitu dengan
pemanfaatan tanaman apotik hidup yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi (tanpa menggunakan obat-obatan).

4.4 Evaluasi
Adapun tolak ukur yang digunakan penulis dalam mengevaluasi asuhan
keperawatan pada Keluarga Tn. I adalah standar keperawatan, perubahan
perilaku dan teori keperawatan. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit
Hipertensi dapat menambah pengetahuan keluarga dan keluarga mampu
menyadari masalah yang dihadapi. Standar keperawatan yang diberikan pada
Keluarga Tn. I dan keluarga mampu membuka wawasan berpikir yang luas
terutama berkaitan dengan penyakit yang diderita Keluarga Tn. I sekarang.
Metode yang telah dilakukan penulis dalam mengevaluasi adalah
wawancara langsung kepada klien dan keluarga, pengkajian fisik kepada klien,
observasi dengan melihat langsung keadaan klien, keluarga dan sanitrasi
rumah serta kunjungan rumah. Sedangkan sasaran yang telah dicapai adalah
Keluarga Tn. I dan keluarga telah memahami akan pentingnya arti
pemeliharaan kesehatan, mengerti tentang tanda dan gejala, faktor pencerus
dan risiko, komplikasi, penanganan dan perawatan hipertensi di rumah serta
bersedia memeriksakan kesehatan pada petugas kesehatan bila ada keluhan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 23 November 2017, didapatkan
masalah kesehatan yang menjadi prioritas utama yang dialami Keluarga Tn. I
yaitu hipertensi dengan tanda dan gejala yang sering dialaminya seperti sering
merasa pusing, bila berdiri tiba-tiba dan bekerja yang terlalu berat, mata terasa
berkunang-kunang, bahkan terkadang penglihatan terasa gelap.
Masalah keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian yaitu
kurangnya pengetahuan dari Keluarga Tn. I dan anggota keluarga lainnya
dalam mengetahui penyakit yang dialaminya serta tidak mampu mengenal
masalah kesehatan terhadap keluarganya karena menganggap penyakit
hipertensi yang diderita jika sudah minum obat akan hilang dengan sendirinya.
Sebagai seorang perawat kita mempunyai peran dan tanggung jawab dalam
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anggota keluarga yang
menderita hipertensi. Peran perawat disini yaitu memberikan penyuluhan
pendidikan kesehatan baik pada keluarga maupun pada penderita itu sendiri,
mengobservasi tekanan darah penderita setiap kali kunjungan, memotivasi
keluarga dan menganjurkan penderita untuk mengontrol dirinya ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Klien
5.2.1.1 Diharapkan agar Keluarga Tn. I dapat melaksanakan dan patuh
terhadap pantangan yang mencetuskan terjadinya peningkatan
tekanan darah/Hipertensi.
5.2.1.2 Diharapkan agar Keluarga Tn. I dapat memeriksakan kondisi
kesehatan secara teratur sesuai dengan kemampuan
5.2.1.3 Diharapkan agar Keluarga Tn. I dan keluarga dapat menyadari
pola perilaku hidup sehat dan memelihara kesehatan anggota
keluarga lain.

5.2.2 Bagi Pendidikan


5.2.2.1 Diharapkan hasil studi kasus ini dapat meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan kesehatan keluarga sehingga dapat
tercipta perawatan profesional, terampil, inovatif, dan bermutu,
sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga
secara menyeluruh berdasarkan kode ethik keperawatan.

Você também pode gostar