Você está na página 1de 33

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

ASI eksklusif adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian anak,

namun menurut Survei Demografi Kesehatan tingkat pemberian ASI eksklusif telah

menurun selama dekade terakhir. Hari ini, hanya sepertiga penduduk Indonesia secara

eksklusif menyusui anak-anak mereka pada enam bulan pertama. Ada banyak hambatan

untuk menyusui di Indonesia, termasuk anggota keluarga dan dokter yang tidak

mendukung. Beberapa ibu juga takut menyusui akan menyakitkan dan tidak praktis, tapi

salah satu kendala terbesar adalah kesalahpahaman dari istilah 'eksklusif'.

Di Aceh, misalnya, dengan jumlah stunting atau balita pendek tertinggi untuk anak-anak

balita di Indonesia, kesadaran akan pentingnya ASI ada, tapi masalahnya berada pada

pengertian "eksklusif.” Husnaini, serorang nenek, dulu selalu memberikan putrinya

Zahiraa pisang dan madu ketika ia hanya berusia tiga bulan. Sekarang Zahira, 26, berkat

dukungan bidan di Posyandu Gampong Nusa, Lhok Nga yang melampaui tugas mereka

untuk mengkomunikasikan pesan ASI, persepsi nya akan menyusui telah berubah, dan

kini, Kanza, putrinya yang berusia tiga bulan hanya menerima ASI. "Pemikiran saya

berubah karena apa yang saya pelajari di Posyandu," kata Zahira.Menyusui

memberikan banyak manfaat. ASI adalah makanan ideal bagi bayi, menyediakan nutrisi

yang mereka butuhkan untuk perkembangan yang sehat dan memberikan antibodi

terhadap penyakit anak yang umum seperti diare dan pneumonia - dua penyebab utama

1
kematian anak di negara ini. Tapi masih banyak perempuan dan anggota keluarga yang

tidak menyadari manfaat ASI eksklusif. Perempuan masih harus memilah-milah mitos,

informasi, dan pesan tentang menyusui.

"Mitos bahwa bayi yang diberi ASI membutuhkan air selain ASI tersebar luas di negeri

ini. Banyak keluarga juga percaya susu formula dapat meningkatkan kecerdasan dan

meningkatkan kesehatan," jelas Sri Sukotjo, Spesialis Gizi UNICEF. "Makanan

Pelengkap, termasuk air, seharusnya hanya diperkenalkan ketika mereka mencapai usia

enam bulan," tambahnya.

Bidan Khairiyah juga menggemakan pesan yang sama "Ketika bayi menangis, ibu

mengaitkannya dengan kelaparan, itu sebabnya mereka berpikir ASI tidak cukup, dan

mereka mulai memberikan pisang terlalu dini," ujar Khairiyah. "Makanan pelengkap

yang tepat dan aman hanya dapat diberikan setelah enam bulan dengan tetap menyusui

hingga dua tahun atau lebih," tambahnya.Sekarang, sebagian besar perempuan di desa

Nusa memilih untuk memberikan ASI eksklusif. "Tapi itu tidak mudah," jelas Khairiyah,

yang merupakan bidan-satunya di desa. Awalnya orang di desa menolak untuk

mendengarkan dia, terutama nenek yang menghargai kepercayaan tradisi dan budaya, tapi

sekarang mereka memahami dan ibu muda seperti Zahira membantunya mempromosikan

pemberian ASI di desa.Upaya yang sukses untuk mempromosikan praktik pemberian

makan yang baik harus fokus tidak hanya pada ibu tetapi pada orang-orang yang

mempengaruhi keputusan seorang ibu, seperti ibu, ibu mertua, dan suaminya. "Apa yang

sulit adalah meyakinkan ibu saya sendiri," kata Zahira. Tapi dia beruntung bahwa

sebelum melahirkan anak pertamanya, Zahira dan ibunya berdiskusi dengan bidan di

2
Puskesmas. Bidan Khairiyah yang mengajarinya bagaimana mengekspresikan air susu,

dan menjelaskan kepada ibunya pentingnya ASI eksklusif.

UNICEF memuji langkah yang diambil oleh pemerintah untuk meningkatkan angka

menyusui, termasuk peraturan kesehatan baru yang melarang promosi pengganti ASI di

fasilitas kesehatan, dan telah hak perempuan untuk menyusui yang telah di dukung oleh

peraturan pemerintah. Hukum ini akan memungkinkan negara ini menciptakan

lingkungan yang memberdayakan perempuan untuk menyusui secara eksklusif selama

enam bulan pertama dan terus menyusui selama dua tahun atau lebih.

B. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:

1. mengetahui apa itu ASI Ekslusif

2. Mengetahui manfaat ASI Ekslusif

3. Mengetahui komposisi ASI Eksklusif

4. Mengetahui Faktor – Faktor yang mempengaruhi ASI Eksklusif

3
C. Rumusan Masalah

1. Apa itu ASI Eksklusif

2. Apa Manfaat ASI eksklusif

3. Bagimana Fisiologi Pengeluaran ASI

4. Apa Komposisi ASI

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidak berhasilan ASI Eksklusif

6. Bagimana Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Pemberian ASI

7. ASI Menurut Perspektif Islam

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian ASI Eksklusif

Definisi ASI ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan serangan penyakit

(Yahya, 2005). Pengertian lain tentang ASI adalah minuman alamiah untuk semua bayi

cukup bulan selama usia bulan-bulan pertama (Nelson, 2000). Sehingga dapat

disimpulkan ASI adalah makanan sempurna bagi bayi baru lahir, selain itu, payudara

wanita memang berfungsi untuk menghasilkan ASI (Chumbley, 2004).

Definisi ASI Eksklusif Menurut Peratutan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat

1 diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah

ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa

menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain”. Semula

Pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia empat bulan.

Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif, Menkes 11 lewat Kepmen

No 450/2004 menganjurkan perpanjangan pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan.

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi

ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih,

dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur

nasi, dan tim (Roesli, 2005).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairanlain, seperti

susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahanmakanan padat,

5
seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecualivitamin dan mineral

dan obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif jugaberhubungan dengan

tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulantanpa makanan dan

minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan,barulah bayi mulai diberikan

makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapatdiberikan sampai 2 tahun atau lebih

(Prasetyono, 2005).

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayibaik fisik,

psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsurkekebalan

pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakuphampir 200

unsur zat makanan (Hubertin, 2004).

ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayidan

melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbanganzat-zat

gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memilikibentuk paling

baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI jugasangat kaya akan

sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak danperkembangan sistem

saraf (Yahya, 2007).

B. Manfaat ASI eksklusif

Manfaat Pemberian ASI Menurut Roesli (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:

1. ASI sebagai nutrisi Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan

tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.

6
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih

sehat dan lebih jarang sakit, karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.

3. ASI meningkatkan kecerdasan 15 ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa

dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang diperlukan

otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit sekali terdapat

pada susu sapi. Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI eksklusif

selama 6 bulan akan optimal

4. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang. Perasaan terlindung dan disayangi pada

saat bayi disusui menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian

yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

5. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:

a. Melindungi anak dari serangan alergi.

b. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.

c. Membantu pembentukan rahang yang bagus.

d. Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan diduga

mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.

e. Menunjang perkembangan motorik bayi. Menurut Roesli (2004) menyusui juga

memberikan manfaat pada ibu, yaitu:

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum) Menyusui bayi

setelah melahirkan akan menurunkan resiko perdarahan post partum, karena

7
pada ibu menyusui peningkatan kadar oksitosin menyababkan vasokontriksi

pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini

menurunkan angka kematian ibu melahirkan.

2. Mengurangi terjadinya anemia 16 Mengurangi kemungkinan terjadinya

kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Karena menyusui

mengurangi perdarahan.

3. Menjarangkan kehamilan Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid,

98% tidak hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak

hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

4. Mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan

sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.

5. Ibu lebih cepat langsing kembali Oleh karena menyusui memerlukan energi

maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.

6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker Pada umumnya bila wanita dapat

menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga akan menurunkan

angka kejadian carcinoma mammae sampai sekitar 25%, dan carcinoma

ovarium sampai 20-25%.

7. Lebih ekonomis/murah Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran

untuk susu formula dan perlengkapan menyusui. Selain itu, pemberian ASI

juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi karena bayi jarang sakit.

8
8. Tidak merepotkan dan hemat waktu ASI dapat segera diberikan tanpa harus

menyiapkan atau memasak air, tanpa harus mencuci botol, dan tanpa

menunggu agar suhunya sesuai.

9. Memberi kepuasan bagi ibu 17 Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon-

hormon seperti oksitosin dan prolaktin yang disinyalir memberikan perasaan

rileks/santai dan membuat ibu merasa lebih merawat bayinya.

10. Portabel dan praktis Air susu ibu dapat diberikan di mana saja dan kapan saja

dalam keadaan siap minum, serta dalam suhu yang selalu tepat.

11. Ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah untuk terkena banyak

penyakit, yaitu endometriosis, carcinoma endometrium, dan osteoporosis.

Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susuformula. Pemberian

ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yangmenyusui. Manfaaat ASI bagi

bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapatmeningkatkan daya tahan tubuh bayi,

mengembangkan kecerdasan, dan dapatmeningkatkan jalinan kasih sayang (Roesli, 2000).

Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber giziyang sangat ideal

dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan denganpertumbuhan bayi. ASI adalah

makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dankuantitasnya. Dengan tata laksana

menyusui yang benar, ASI sebagai makanantunggal akan cukup memenuhi kebutuhan

tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberikan

makanan padat, tetapi ASI dapatditeruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Negara-negara

barat banyak melakukanpenelitian khusus guna memantau pertumbuhan bayi penerima ASI

eklslusif danterbukti bayi penerima ASI eksklusif dapat tumbuh sesuai dengan

9
rekomendasipertumbuhan standar WHO-NCHS (Danuatmaja, 2003).Selain itu juga, ASI

dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Dengandiberikan ASI berarti bayi sudah

mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan ataudaya tahan tubuh ) dari ibunya melalui

plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengancepat akan menurun segera setelah kelahirannya.

Badan bayi baru lahir akanmemproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai

usia sekitar 4bulan. Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun yang

dibentuksendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan

immunoglobulin pada bayi. Selain itu, ASI merangsang terbentuknya antibodi bayilebih

cepat. Jadi, ASI tidak saja bersifat imunisasi pasif, tetapi juga aktif. Suatukenyataan bahwa

mortalitas (angka kematian) dan mobiditas (angka terkena penyakit)pada bayi ASI eksklusif

jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidakmendapatkan ASI (Budiasih, 2008).

Disamping itu, ASI juga dapat mengembangkan kecerdasan bayi.Perkembangan kecerdasan

anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak.Faktor utama yang mempengaruhi

pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yangditerima saat pertumbuhan otak, terutama saat

pertumbuhan otak cepat. Lompatanpertumbuhan atau growt spourt sangat penting karena

pada inilah pertumbuhan otaksangat pesat. Kesempatan tersebut hendaknya dimanfaatkan

oleh ibu agarpertumbuhan otak bayi sempurna dengan cara memberikan nutrisi dengan

kualitasdan kuantitas optimal karena kesempatan itu bagi seorang anak tidak akan

berulanglagi (Danuatmaja, 2003).

Air susu ibu selain merupakan nutrient ideal, dengan komposisi tepat, dansangat sesuai

kebutuhan bayi, juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang sangatdiperlukan

pertumbuhan optimal otak bayi. Nutrient-nutrient khusus tersebut adalahtaurin, laktosa, asam

lemak ikatan panjang (Danuatmaja, 2003).

10
Mengingat hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhanotak bayi yang

diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengankualitas yang optimal pula.

Hasil penelitian terhadap 1.000 bayi prematurmembuktikan bayi prematur yang diberi ASI

eksklusif mempunyai IQ lebih tinggi8,3 poin. Hasil penelitian Dr.Riva (1977) menunjukan

bayi ASI eksklusif pada usia 9 tahun mempunyai IQ 12,9 poin lebih tinggi dibanding anak

yang ketika bayi tidakdiberi asi eksklusif (Roesli, 2000).Kemudian yang terakhir adalah ASI

dapat menjalin kasih sayang. Bayi yangsering berada dalam dekapan ibunya karena

menyusui, dapat merasakan kasih sayangibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram, dan

terlindung. Perasaan terlindung dandisayangi inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi

bayi, yang kemudianmembentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri

(Ramaiah, 2006).Bagi ibu, manfaat menyusui itu dapat mengurangi perdarahan

setelahmelahirkan. Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka

kemungkinanterjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang

(Siswono2001). Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang

bergunajuga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan

lebihcepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. Selainitu

juga, dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada ibu karena menyusuimerupakan

cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibumemberi ASI eksklusif

98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelahmelahirkan dan 96% tidak akan hamil

sampai bayi merusia 12 bulan (Glasier, 2005).Disamping itu, manfaat ASI bagi ibu dapat

mengurangi terjadinya kanker.Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan

mengurangi kemungkinanterjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita

dapat melanjutkanmenyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian

11
kankerpayudara akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa penelitian menemukan

jugabahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari

penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibuyang menyusui

berkurang sampai 20-25%. Selain itu, pemberian ASI juga lebihpraktis, ekonomis, murah,

menghemat waktu dan memberi kepuasan pada ibu(Maulana, 2007).

C. Fisiologi Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antararangsangan

mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu

dalammenyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang

lebihbesar dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu

pembentukanASI (Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan

ASI)(Maryunani, 2009).

Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selamakehamilan terjadi

perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yangdisebabkan oleh

adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjarpembentukan ASI serta

lancarnya peredaran darah pada payudara. Proses proliferasiini dipengaruhi oleh hormon-

hormon yang dihasilkan plasenta, yaitu laktogen,prolaktin, kariogona dotropin, estrogen,

dan progesteron. Pada akhir kehamilan,sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari

ujung puting susu keluar cairankolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena

pengaruh hormon laktogen dariplasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun,

jumlah kolostrum tersebutterbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak

12
berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh

hormon estrogen(Maryunani, 2009).

Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnyaplasenta,

sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadapprolaktin oleh

estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yangberfungsi untuk membuat

air susu ibu (Maryunani, 2009).

Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin danproduksi ASI pun

mulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan olehbayi menyusui pada

payudara ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akanmeningkat pada keadaan : stress

atau pengaruh psikis,anestesi, operasi, rangsanganputing susu, hubungan kelamin,

pengaruh obat-obatan. Sedangkan yangmenyebabkan prolaktin terhambat

pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk, danpengaruh obat-obatan (Badriul, 2008).

Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan prosespelepasan ASI

yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yangmenghisap payudara ibu

akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkankontraksi sel-sel mioepitel.

Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yangtelah terbuat keluar dari alveoli dan

masuk ke sistem duktus untuk selanjutnyamengalir melalui duktus laktiferus masuk ke

mulut bayi sehingga ASI tersedia bagibayi (Maryunani, 2009).

Faktor-faktor yang memicu peningkatan reflex”letdown/pelepasan ASI” iniyaitu pada

saat ibu : melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, danmemikirkan

untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat

reflex”letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti : keadaan bingung/psikis kacau,takut,

13
cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti/merasakan nyeri.Oksitosin juga mempengaruhi

jaringan otot polos uterus berkontraksisehingga mempercepat lepasnya plasenta dari

dinding uterus dan membantumengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah

bayi lahir maka bayiharus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ).

Dengan seringnyamenyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik.

Tidak jarangperut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama

menyusui, halini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke

bentuksemula (Maryunani, 2009).

D. Komposisi ASI

Kandungan ASI ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak, karbohidrat,

vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih,

dengan porsi yang tepat dan seimbang.

Komposisi ASI bersifat spesifik pada tiap ibu, berubah dan berbeda dari waktu ke waktu

yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu (Roesli, 2005). Roesli (2005)

mengemukakan perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari (stadium laktasi) sebagai

berikut:

1. Kolostrum (colostrum/susu jolong) Kolostrum adalah cairan encer dan sering

berwarna kuning atau dapat pula jernih yang kaya zat anti-infeksi (10-17 kali lebih

banyak dari susu matang) dan protein, dan keluar pada hari pertama sampai hari ke-

4/ke-7. Kolostrum membersihkan zat sisa dari saluran pencernaan bayi dan

mempersiapkannya untuk makanan yang akan datang. Jika dibandingkan dengan

14
susu matang, kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak lebih rendah, dan total

energi lebih rendah. Volume kolostrum 150-300 ml/24 jam. 12

2. ASI transisi/peralihan ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum

menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar

karbohidrat dan lemak makin tinggi dan volume akan makin meningkat. ASI ini

keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.

3. ASI matang (mature) Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan

seterusnya, komposisi relatif konstan.

4. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit ASI yang pertama disebut foremilk

dan mempunyai komposisi berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk).

Foremilk dihasilkan sangat banyak sehingga cocok untuk menghilangkan rasa haus

bayi. Hindmilk keluar saat menyusui hampir selesai dan mengandung lemak 4-5

kali lebih banyak dibanding foremilk, diduga hindmilk yang mengenyangkan bayi.

5. Lemak ASI makanan terbaik otak bayi Lemak ASI mudah dicerna dan diserap bayi

karena mengandung enzim lipase yang mencerna lemak. Susu formula tidak

mengandung enzim, sehingga bayi kesulitan menyerap lemak susu formula. Lemak

utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-6, DHA, dan asam

arakhidonat) suatu asam lemak esensial untuk myelinisasi saraf yang penting untuk

pertumbuhan otak. Lemak ini sedikit pada susu sapi. Kolesterol ASI tinggi

sehingga dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan otak. Kolesterol juga berfungsi

dalam pembentukan enzim metabolisme 13 kolesterol yang mengendalikan kadar

15
kolesterol di kemudian hari sehingga dapat mencegah serangan jantung dan

arteriosklerosis pada usia muda.

6. Karbohidrat ASI Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula) dan kandungannya

lebih banyak dibanding dengan susu mamalia lainnya atau sekitar 20-30 % lebih

banyak dari susu sapi. Salah satu produk dari laktosa adalah galaktosa yang

merupakan makanan vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh. Laktosa

meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang.

Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu,

Lactobacillis bifidus. Fermentasi laktosa menghasilkan asam laktat yang

memberikan suasana asam dalam usus bayi sehingga menghambat pertumbuhan

bakteri patogen.

7. Protein ASI Protein utama ASI adalah whey (mudah dicerna), sedangkan protein

utama susu sapi adalah kasein (sukar dicerna). Rasio whey dan kasein dalam ASI

adalah 60:40, sedangkan dalam susu sapi rasionya 20:80. ASI tentu lebih

menguntungkan bayi, karena whey lebih mudah dicerna dibanding kasein. ASI

mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi mengandung lactoglobulin dan

bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi. Selain itu, pemberian ASI

eksklusif dapat menghindarkan bayi dari alergen karena setelah 6 bulan usus bayi

mulai matang dan bersifat lebih protektif. ASI juga mengandung lactoferin sebagai

pengangkut zat besi dan sebagai sistem imun usus bayi dari bakteri patogen.

Laktoferin membiarkan flora 14 normal usus untuk tumbuh dan membunuh bakteri

patogen. Zat imun lain dalam ASI adalah suatu kelompok antibiotik alami yaitu

lysosyme. Protein istimewa lainnya yang hanya terdapat di ASI adalah taurine yang

16
diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting untuk

pertumbuhan retina. Susu sapi tidak mengandung taurine sama sekali.

8. Faktor pelindung dalam ASI ASI sebagai imunisasi aktif merangsang pembentukan

daya tahan tubuh bayi. Selain itu, ASI juga berperan sebagai imunisasi pasif yaitu

dengan adanya SIgA (secretory immunoglobulin A) yang melindungi usus bayi

pada minggu pertama kehidupan dari alergen.

9. Vitamin, mineral dan zat besi ASI ASI mengandung vitamin, mineral dan zat besi

yang lengkap dan mudah diserap oleh bayi.

ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayiyang mendapat

cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun beradaditempat yang suhu udara

panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi,sedangkan susu formula lebih

kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapatmenyebabkan terjadinya diare pada

bayi yang mendapat susu formula.Komposisi ASIyaitu : karbohidrat, protein,

lemak,mineral,vitamin (Hubertin, 2004 ).Di dalam ASI terdapat laktosa, laktosa ini

merupakan karbohidrat utamadalam ASI yang berfungsi sebagai salah satu sumber untuk

otak. Kadar laktosa yangterdapat dalam ASI hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang

ditemukan padasusu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi,

tetapijumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah

melahirkan). Setelah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif

stabil.(Badriul, 2008).

Selain karbohidrat, ASI juga mengandung protein. Kandungan protein ASIcukup tinggi

dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susuformula. Protein

17
dalam ASI dan susu formula terdiri dari protein whey dan casein.Protein dalam ASI lebih

banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserapoleh usus bayi, sedangkan susu

formula lebih banyak mengandung protein caseinyang lebih sulit dicerna oleh usus bayi.

Jumlah casein yang terdapat di dalam ASIhanya 30%, dibanding susu formula yang

mengandung protein dalam jumlah yangtinggi (80%) (Badriul, 2008). Disamping itu

juga, ASI mempunnyai asam aminoyang lengkap yaitu taurin.Taurin diperkirakan

mempunyai peran pada perkembanganotak karena asam amino ini ditemukan dalam

jumlah cukup tinggi pada jaringan otakyang sedang berkembang.ASI juga mengandung

lemak, kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendahkemudian meningkat jumlahnya

(Husaini, 2001).

Lemak ASI berubah kadarnyasetiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara

otomatis.Selain jumlahnya yangmencukupi, jenis lemak yang ada dalam ASI

mengandung lemak rantai panjang yangmerupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak

dan sangat mudah dicerna sertamempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk

Omega 3, Omega 6, DHA(Docoso Hexsaconic Acid) dan Acachidonid acid merupakan

komponen pentinguntuk meilinasi bayi (Hubertin, 2004).Disamping karbohidrat, lemak,

protein, ASI juga mengandung mineral,vitamin K, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan

vitamin yang larut dalam air. Hampir semua vitamin larut dalam air seperti vitamin B,

asam folat, vitamin Cterdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh

terhadap kadarvitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI

tetapikadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi

kurang(Badriul, 2008).

18
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan ASI Eksklusif

Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangatbervariasi. Namun

yang sering diungkapkan sebagai berikut (Danuatmaja, 2003).

1. Faktor Internal

a. Ketersediaan ASI

Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah 1) tidak melakukaninisiasi

menyusui dini 2) menjadwal pemberian ASI 3) memberikan minumanprelaktal (bayi

diberi minum sebelum ASI keluar ), apalagi memberikannya denganbotol/dot 4)

kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui (Badriul,2008 ).

Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibusegera setelah

dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudianmenghisapnya

setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasimenyusui dini

disebut baby crawl. Karena sentuhan atau emutan dan jilatan padaputing ibu akan

merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidakmelakukan inisiasi

menyusui dini akan dapat mempengaruhi produksi ASI(Maryunani, 2009).Ibu

sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baikdilakukan sesuai

permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari, minimal 8kali sehari.

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makinjarang bayi

disusui biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapatberkurang

bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kalibayi mudah

tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetapmenyusui dengan

cara menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap(Badriul,

2008).Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula, airmadu,

19
atau susu formula dengan dot. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan karenaselain

menyebabkan bayi malas menyusui, bahan tersebut mungkin menyebabkanreaksi

intoleransi atau alergi.Apabila bayi malas menyusui maka produksi ASI

dapatberkurang, karena semakin sering menyusui produksi ASI semakin

bertambah(Danuatmaja, 2003).Meskipun menyusui adalah suatu proses yang alami,

juga merupakanketerampilan yang perlu dipelajari. Ibu seharusnya memahami tata

laksana laktasiyang benar terutama bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang

baik sehinggabayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar dengan

optimal.Banyaksedikitnya ASI berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui. Posisi

yang tepat akanmendorong keluarnya ASI dan dapat mencegah timbulnya berbagai

masalahdikemudian hari (Cox, 2006).

b. Pekerjaan /aktivitas

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk

mendapatkanpenghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang bekerja

seharusnyadiperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan kesehatan

terutuma karenawanita hamil, melahirkan, dan menyusui. Padahal untuk

meningkatkan sumber dayamanusia harus sudah sejak janin dalam kandungan

sampai dewasa. Karena itulahwanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap

memberikan ASI eksklusif sampai6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun (pusat

kesehatan kerja Depkes RI,2005).Beberapa alasan ibu memberikan makanan

tambahan yang berkaitan denganpekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh,

tidak ada penitipan anak, dan haruskembali kerja dengan cepat karena cuti

melahirkan singkat (Mardiati, 2006).

20
Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibukhawatir

terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup.Bekerja bukan

alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibubekerja bayi dapat

diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15 menit.Yang dianjurkan

adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja.Semakin banyak

tabungan ASI perah, seamakin besar peluang menyelesaikanprogram ASI eklusif

(Danuatmaja, 2003).

c. Kelainan pada payudara

Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri.Kondisi

ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudarasebagai tanda

ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakitpada saat

menyusui ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itumenyebabkan

payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu bisa menjadidemam (Roesli,

2000). Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapafaktor yang dominan

adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada putting. Padahal

seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi.Puting lecet juga dapat

terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernahmelepaskan isapan. Disamping

itu, pada saat ibu membersihkan puting menggunakanalkohol dan sabun dapat

menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saatmenyusui karena sakit

(Maulana, 2007).

21
d. Kondisi kesehatan ibu

Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secaraeksklusif.

Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnyadokter

melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita penyakit yang

dapatmembahayakan ibu atau bayinya, seperti penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS,

sakitjantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di

RumahSakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001).Faktor kesehatan ibu yang

menyebabkan ibu memberikan makanan tambahanpada bayi 0-6 bulan adalah

kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu. Kegagalanibu menyusui dapat

disebakan karena produksi ASI berkurang dan juga dapatdisebabkan oleh

ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena bayi langsung diberimakanan

tambahan.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor petugas kesehatan

Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang melibatkanbagian

yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang komrehensif dan terpadubagi ibu

yang menyusui sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan.

Dalam hal ini sikap dan pengetahuan petugas kesehatan adalah faktorpenentu

kesiapan petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem

pelayanankesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan menyusui

(Arifin,2004).Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal

perilakusehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh

22
kembangnyasangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui

bayinya (Elza,2008). Selain itu adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang

berada di klinismaupun di masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar

menyusui bayisecara eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun

dan jugameningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal memberikan

penyuluhankepada masyarakat yang luas (Erlina, 2008).

b. Kondisi kesehatan bayi

Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secaraeksklusif.

Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita penyakitbawaan tidak

dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah besar padaASI (Pudjiadi,

2001).

Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan

ibumemberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan anatomik

berupasumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi menciptakan tekanan

negatifpada rongga mulut, masalah organik, yaitu prematuritas, dan faktor

psikologisdimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun

sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi

menjadi jarangdisusui (Soetjiningsih, 1997).

c. Pengganti ASI (PASI) atau susu formula

Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman,dan

satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan

berkelanjutan(terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi rendah).

23
Sejarahmenunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit yang selalu

mendapattantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu formula yang

mendisain susuformula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).Seperti di Indonesia

sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASIeksklusif karena para ibu lebih

memilih memberikan susu formula kepada bayinya.Hal ini dapat dilihat dari

meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari 3x lipatselama 5 tahun dari 10,8%

pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes,2006).

d. Keyakinan

Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan juskepada

bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan. Kebiasaan iniseringkali

dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kotaLima, Peru

menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulanpertama.

Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemalamelaporkan bahwa

lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilaibudaya dan

keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagaiminuman

tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi

sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatukebutuhan

batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).

e. Budaya

Definisi BudayaBudaya atau kebudayaan adalah berasal dari bahasa sansekerta

yatubuddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi ( budi dan akal )

diartikansebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa

24
inggris,kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu

mengolah ataumengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.

Kata culturejuga kadang diterjemahkan sebagai “ kultur” dalam bahasa Indonesia

(Mubarak,2009).Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus

membudayakandirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri

dari ikatandorongan dan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan

alat ilmupengetahuan yang dimilikinya. Bangsa Indonesia yang mendiami

kepulauannusantara terdiri atas bermacam-macam suku bangsa dan ras yang

berbeda-beda asalusul dan keturunannya,salah satunya yaitu suku mandailing.

f. Kontraindikasi Menyusui Peraturan Pemerintah Indonesia nomor 33 Tahun 2012

menyatakan pemberian ASI eksklusif adalah wajib, kecuali dalam 3 kondisi, yaitu:

Ibu tidak ada, indikasi medis, serta karena ibu dan bayi terpisah. Menyusukan bayi

terkadang tidak mungkin dilaksanakan karena terdapat kelainan atau penyakit, baik

pada ibu maupun dari bayinya. Misalnya pada bayi yang sakit berat, stomatitis yang

berat, dehidrasi, asidosis, bronkopneumonia, meningitis dan ensefalitis (Staf Pengajar

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002). Dari

pandangan ibu, ada sedikit kontraindikasi terhadap menyusui. Puting susu yang

sangat masuk ke dalam (retraksi papilla mammae) menyulitkan dalam memberikan

ASI. Puting yang pecah-pecah atau lecet (cracked nipple) biasanya dapat dihindari

jika mencegah payudara menjadi kencang. Mastitis dapat dikurangi dengan terus

menyusui dan sering pada payudara yang terkena, untuk mencegah payudara

kencang diberikan kompres hangat dan antibiotik (Nelson, 2000). 20 Infeksi akut

pada ibu dapat merupakan kontraindikasi menyusui jika bayi tidak menderita infeksi

25
yang sama. Sebaliknya, tidak perlu menghentikan penyusuan kecuali kalau

keadaannya memerlukan. Bila bayi tidak terkena dan keadaan ibu memungkinkan,

payudara dapat dikosongkan dan ASI diberikan pada bayi (Nelson, 2000).

Septikemia, nefritis, eklamsia, perdarahan profus, tuberkulosis aktif, demam tifoid,

kanker payudara, dan malaria merupakan kontraindikasi untuk penyusuan, sama

seperti nutrisi jelek yang kronis, penyalahgunaan bahan, kelemahan, neurosis, berat,

dan psikosis pasca partus (Nelson, 2000).

F. Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Pemberian ASI

Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Pemberian ASI Pemerintah Indonesia telah

melakukan upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif dengan berbagai cara.

Menerbitkan peraturan dan perundangundangan mengenai pemberian ASI eksklusif pun

sudah dilakukan. Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya

kementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI eksklusif, dalam

undang-undang ini diatur agar semua tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan

kesehatan agar menginformasikan kepada semua Ibu yang baru melahirkan untuk

memberikan ASI Eksklusif. Dalam Keputusan Mentri Kesehatan ini diputuskan Sepuluh

Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM). Isi dari LMKM tersebut adalah:

1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air

Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas

2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk

menerapkan kebijakan tersebut;

26
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan

penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2

tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui;

4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang

dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui setelah

30 menit ibu sadar;

5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan

menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis;

6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir;

7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari

8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan

frekuensi menyusui

9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI

10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu

kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana

Pelayanan Kesehatan. Selain upaya di atas, pada tahun 2012 Pemerintah RI

mengesahkan Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI

eksklusif. Dalam peraturan ini pemerintah RI mengatur fungsi dan peranan pemerintah

dari 22 segala jajaran mulai dari tingkat pusat sampai daerah untuk mendukung dan

melaksanakan program peningkatan pemberian ASI eksklusif. Peraturan ini juga

mengatur lembaga pemerintah dan lembaga kesehatan untuk memberikan edukasi

27
mengenai pemberian ASI eksklusif, tatacara dan isi edukasi yang disampaikan turut

diatur dalam peraturan ini. Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI juga mengeluarkan

kebijakan tentang pemberian ASI pada pekerja wanita. Kebijakan ini mengemukakan

strategi untuk pemberian ASI pada pekerja wanita. Isi strategi tersebut adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pihak manajemen untuk meningkatkan

status kesehatan ibu pekerja dan bayinya.

2. Memantapkan tanggung jawab dan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah

yang terkait , asosiasi pengusaha, serikat pekerja, LSM dalam program pemberian

ASI di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas kerja

3. Mengupayakan agar setiap petugas dan sarana pelayanan kesehatan di tempat kerja

mendukung perilaku menyusui yang optimal melalui penerapan 10 Langkah

Menuju Keberhasilan Menyusui yang merupakan standar interna-sional.

4. Mengupayakan fasilitas yang mendukung PP-ASI bagi ibu yang menyusui di tempat

kerja dengan : - Menyediakan sarana ruang memerah ASI - Menyediakan

perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI. - Menyediakan materi

penyuluhan ASI - Memberikan penyuluhan

5. Mengembangkan dan memantapkan pelaksanaan ASI eksklusif bagi pekerja wanita

melalui pembinaan dan dukungan penuh dari pihak pengusaha.

G. ASI Menurut Perspektif Islam

ASI Menurut Perspektif Islam Pemberian ASI juga disebutkan di dalam Al-Qur‟an Surat

Al-Luqman ayat 14 dan Surat Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi: Yang berarti: “Dan

28
kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya

telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya

dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Ku lah kembalimu” (Q.S. Luqman 31: 14) Dari ayat di atas terlihat bahwa

manusia diperintahkan untuk menyapih anaknya dalam dua tahun. Ukuran dua tahun

memberikan informasi bahwa pemberian ASI hanya mampu memenuhi kebutuhan anak

sampai usia dua tahun dan selama dua tahun ini ASI mampu menjadi pemenuh kebutuhan

utama pada anak (Quthb, 2010). Batasan dua tahun bersifat relatif dan tidak berdiri

sendiri sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 233 yang

berbunyi : 24 Yang artinya adalah “ Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan

karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian.

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu

disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagi mu apabila kamu memberikan

pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa

Allah Maha Melihat apa yang kamukerjakan”(Q.S. Al-Baqarah 2: 233) Ayat diatas

menerangkan bahwa waktu dua tahun adalah masa memberikan ASI sudah dianggap

sempurna. Hal ini memberikan pilihan kepada ibu apakah 25 akan memberikan ASI

selama dua tahun atau tidak serta pemberian ASI tidak dipaksakan namun sesuai dengan

kemapuan ibu (Quthb, 2010).

29
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi ASI ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan serangan penyakit

(Yahya, 2005). Pengertian lain tentang ASI adalah minuman alamiah untuk semua bayi

cukup bulan selama usia bulan-bulan pertama (Nelson, 2000). Sehingga dapat

disimpulkan ASI adalah makanan sempurna bagi bayi baru lahir, selain itu, payudara

wanita memang berfungsi untuk menghasilkan ASI (Chumbley, 2004).

Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber gizi yang sangat

ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan bayi. ASI

adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan

mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu dalam

menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar

dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan ASI

(Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI) (Maryunani,

2009).

Kandungan ASI ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak, karbohidrat,

vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih,

dengan porsi yang tepat dan seimbang

30
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidak berhasilan ASI Eksklusif diantranya faktor

internal dan faktor eksternal

Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Pemberian ASI Pemerintah Indonesia telah

melakukan upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif dengan berbagai cara.

Menerbitkan peraturan dan perundangundangan mengenai pemberian ASI eksklusif pun

sudah dilakukan. Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya

kementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI eksklusif, dalam

undang-undang ini diatur agar semua tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan

kesehatan agar menginformasikan kepada semua Ibu yang baru melahirkan untuk

memberikan ASI Eksklusif.

ASI Menurut Perspektif Islam Pemberian ASI juga disebutkan di dalam Al-Qur‟an Surat

Al-Luqman ayat 14 dan Surat Al-Baqarah ayat 233

31
DAFTAR PUSTAKA

ASI eksklusif – Unicef https://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.html


Depkes, RI, 1997. Petunjuk Pelaksanaan ASI Eksklusif Bagi Petugas Kesehatan Puskesmas. Direktorat
Jendral Binkesmas, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Depkes, RI, 2005. Kebijaksanaan Departemen Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu
(ASI) Pekerja Wanita. Pusat Kesehatan Kerja, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes, RI, 2007. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta. EGC.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2002. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Prasetyono, Sunar, Dwi. 2009. Cara menyusui yang Baik. Jakarta. Arcan.

Roesli, Utami, 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta. Trubus Agriwidya.

Roesli, Utami. 2000. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta. Diva Press.

Roesli, Utami. 2007. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta. Trubus Agriwidya.

Simkin, Penny, et all. 2007. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta. Arcan.

Soeparmanto, P dan Rahayu, S.C. (2001), Faktor-faktor Pemberian ASI. Hubungan Antara Pola
Pemberian ASI dengan Faktor Sosial Ekonomi, Demografi, dan Perawatan Kesehatan. [internet] dari:
http://www.twmpo.co.id/ [akses tanggal 14 Januari 2012]

Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC.

Sri Purwanti, Hubertin. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta. EGC.

Suharjo, 1996. Gizi dan Pangan. Yogyakarta. Kanisius.

Suharjo, 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta. PT Bumi Aksara.

32
Widodo, Yekti, 2001, Kebiasaan Memberikan Makanan pada Bayi baru Lahir di Propinsi Jawa Tengah
dan Jawa Barat, Media Litbang Kesehatan.

33

Você também pode gostar