Você está na página 1de 9

TOTO SUGIYARTO

142160159
EA-B

1. Perusahaan masing-masing yang menjadi titik krusial di assetnya apa? Kemudian


analisis dengan point hukum.
Jawab :

Persediaan pada umumnya dipisahkan berdasarkan pokok pikiran meliputi jenis barang yang
cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh aktiva perusahaan.
disamping itu, transaksi yang berhubungan dengan persediaan merupakan aktivitas yang
paling sering terjadi sehingga persediaan merupakan salah satu akun yang liquiditasnya
tinggi. Di banyak perusahaan, persediaan adalah bagian yang signifikan, tidak hanya aktiva
lancar, tetapi juga total aktiva. Meskipun banyak item-item persediaan secara relatif
tampaknya tidak penting (misalnya, perangkat keras seperti baut dan sekrup ), namun secara
keseluruhan mereka bisa memiliki nilai yang perlu dipertimbangankan, sehingga menjaga
persediaan sama pentingnya dengan menjaga kas. Kebutuhan untuk menyimpan dalam
jumlah mencukupi barang-barang yang akan dijual ditambah lagi dengan kebutuhan untuk
menghindari biaya kelebihan persediaan memperlihatkan pentingnya masalah perencanaa dan
pengendaliaan oleh pihak manajemen

2. Perbandingan leasing antara FASB dan PSAK. Lebih baik mana ?


Jawab :
Pengertian Leasing menurut SAK
Dalam menjalankan operasinya perusahaan membutuhkan aktiva tetap dan untuk
memperolehnya perusahaan dapat menggunakan cara yang berbeda-beda.
Salah satu yang paling mudah adalah dengan cara membelinya. Memperoleh aktiva tetap
dengan cara pembelian menimbulkan berbagai keuntungan dan kerugian bagi perusahaan dan
memerlukan berbagai pertimbangan. Perusahaan perlu memikirkan apakah dana yang ada
mencukupi atau diperlukan suatu pinjaman, dan resiko lain seperti ketinggalan zaman
sehingga tidak ekonomis lagi bila dipakai ataupun ada resiko kegagalan memakai serta
kemungkinan biaya pemeliharaan yang terlalu tinggi. Cara lain dalam memperoleh aktiva
yang dapat diterapkan adalah dengan cara leasing. Leasing berasal dari kata Lease yang
berarti sewa atau lebih umum diartikan kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih
(optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama"
Industri leasing menciptakan konsep baru untuk mendapatkan barang modal serta
menggunakannya sebaik mungkin tanpa harus membeli atau memiliki barang tersebut.
Ditinjau dari sudut ekonomi, leasing dapat pula dikatakan sebagai salah satu cara untuk
menghimpun dana yang terdapat didalam masyarakat dan menginvestasikannya kembali
dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif. Karena itu, sarana leasing
merupakan alternatif yang baik bagi perusahaan yang kurang modal atau hendak menghemat
pemakaian tanpa harus kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi kembali dalam
sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif. ditinjau dari aspek akuntansi,
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan
keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi (economic substance) dari suatu
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (legal form).Oleh karena itu, apabila suatu
transaksi sewa guna usaha yang berdasarkan makna ekonominya merupakan pemindahan dari
seluruh manfaat serta resiko yang melekat pada kepemilikan suatu aktiva, maka transaksi
tersebut harus dipandang sebagai perolehan suatu aktiva dan terjadinya kewajiban (capital
lease) bagi penyewa guna usaha, dan suatu penjualan atau pembiayaan (finance lease) bagi
perusahaan sewa guna usaha.Sebaliknya apabila suatu transaksi sewa guna usaha yang
berdasarkan makna ekonominya tidak merupakan suatu pemindahan seluruh manfaat dan
resiko yang melekat pada kepemilikan aktiva tersebut, maka transaksi tersebut harus
dipandang sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease) antara perusahaan sewa
guna usaha dengan penyewa guna usaha.
2.Pelaksanaan Transaksi Sewa Guna Usaha
Ditinjau dari teknis pelaksanaannya, transaksi sewa guna usaha dapat dilaksanakan sebagai
berikut:
2.1.Sewa Guna Usaha Langsung (Direct Lease)
Dalam transaksi jenis ini penyewa guna usaha belum pernah memiliki barang
modal yang menjadi obyek sewa guna usaha sehingga atas permintaannya perusahaan
sewa guna usaha membeli barang modal tersebut..
2.2.Penjualan dan Penyewaan Kembali (Sale and Leaseback)
Dalam transaksi ini, penyewa guna usaha terlebih dahulu menjual barang
modal yang sudah dimilikinya kepada perusahaan sewa guna usaha dan atas barang
modal yang sama ini kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha antara penyewa
guna usaha (pemilik semula) dengan perusahaan sewa guna usaha.

2.3Sewa Guna Usaha Sindikasi (Syndicated Lease)


Dalam sewa guna usaha sindikasi beberapa perusahaan sewa guna usaha
secara bersama melakukan transaksi sewa guna usaha dengan satu penyewa guna
usaha. Sewa guna usaha ini dilakukan karena nilai transaksi yang terlampau besar
atau karena faktor-faktor lain. Salah satu perusahaan sewa guna usaha akan ditunjuk
sebagai koordinator sehingga penyewa guna usaha cukup berkomunikasi dengan
perusahaan ini untuk melaksanakan segala sesuatu yang menyangkuttransaksi sewa
guna usaha. Pelaksanaan transaksi ini dapat dilakukan baik melalui sewa guna usaha
langsung maupun penjualan dan penyewaan kembali.

3.Kriteria Transaksi Sewa Guna Usaha


Suatu transaksi akan dikelompokkan sebagai capital lease bagi penyewa guna usaha
atau finance lease bagi perusahaan sewa guna usaha apabila dipenuhi semua kriteria berikut
ini:
a. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang
disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah
disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa sewa guna usaha
ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal
yang disewagunausahakan serta mencakup sebagai keuntungan perusahaan sewa guna
usaha(full payout lease).
c. Masa sewa guna usaha minimum 2 tahun
Jika salah satu kriteria tersebut diatas tidak dipenuhi maka transaksi sewa guna
usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa(operating lease).

4. Perlakuan Akuntansi oleh Perusahaan Sewa Guna Usaha(Lessor)


4.1 Finance lease
a.Penambahan neto dalam aktiva yang disewagunakan harus diperlakukan dan
dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha.Jumlah penanaman neto tersebut
terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang
akan diterima oleh perusahaan sewa guna usaha.Pada akhir masa sewa guna usaha
dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui(unearned lease
income) dan simpanan jaminan(security deposit).
b.Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa(harga
opsi)dengan harga perolehan aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan sebagai
pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income).
c.Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara
konsisten sebagai pendapata tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian
berkala (periodic rate of return)atas penanaman neto perusahaan sewa guna usaha.
d.Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada
karyawan guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha,maka perbedaan
antara harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan
dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan/kerugian periode berjalan.
e.Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi guna usaha
harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.

4.2 Operating Lease


a.barang modal yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan dicatat
sebagai aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan.
b.Pembayaran sewa guna usaha(lease payments) selama tahun berjalan yang
diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan
sewa.Pendapatan sewa guna harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus
sepanjang masa sewa guna usaha,meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin
dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
c.Penyusutan aktiva yang disewagunausahakankan harus dilakukan dalam
jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
d.Jika aktiva yang disewagunausahan dijual maka perbedaan antara nilai buku
dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun
berjalan.

5.Perlakuan akuntansi oleh penyewa sewa guna usaha(lesse)


5.1 Capital Lesse
a.transaksi sewa guan usaha diberlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan
kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh
pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh
penyewa sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha.Selama masa sewa guna
usaha setiap pembayaran sewa guna dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok
kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang
diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
b.Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari
pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan
sewa guna usaha atas tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha.
c.Aktiva yang disewagunausahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang
wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
d.Jika aktiva yang disewagunausahakan dibeli sebelum berakhirnya masa
sewa guna usaha,maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa
kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan.
e.kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan
jangka panjang sesuai dengan praktik yang lazim untuk jenis usaha penyewa sewa
guna usaha.
f.dalam hal dilakukan dan penyewaan kembali(sales and leaseback) maka
transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu
transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha.Selisih antara harga jual dan nilai
buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan/kerugian yang
ditangguhkan.Amortisasi atas keuntungan/kerugian yang ditangguhkan harus
dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewaguna
usahakan apabila leaseback merupakan capital lease atau secara proporsional dengan
biaya sewa apabila leaseback merupakan operating lease.

5.2.Sewa menyewa Biasa(Operating Lease)


Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa
yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna
usaha,meskipun pembayaran sewa guna usaha dilakukan dalam jumlah yang tidak
sama setiap periode.

6.Pelaporan dan Pengungkapan Transaksi Sewa Guna Usaha oleh Perusahaan Sewa Guna
Usaha
6.1 Finance Lease
a. Aktiva dilaporkan berdasarkan urutan likuiditasnya, kewajiban dilaporkan
berdasarkan urutan jatuh temponya tanpa mengelompokkan kedalam unsur lancar dan
tidak lancar.
b. penanaman neto dalam aktiva yang disegunausahakan harus dilaporkan
dalam neraca dengan rincian sebagai berikut:
c. Laporkan laba rugi disajikan seedemikian rupa sehingga pendapatan
dilaporkan dalam bentuk yang terpisah dari kelompok biaya. Pendapatan sewa guna
usaha harus dilaporkan sebagai komponen utama dalam kelompok pendapatan.
d. Jumlah pendapatan neto dan pendapatan sewa guna usaha dalam sewa guna
usaha sindikasi dan leveraged leases harus dilaporkan oleh masing-masing pihal
secara proporsional sesuai dengan penyertaannya.
e. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengan
transaksi sewa guna usaha.
2. Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk 2 tahun
berikutnya.
3. Sifat dari simpanan jaminan yang merupakan kewajiban perusahaan
sewa guna usaha kepada penyewa guna usaha
4. Piutang sewa guna usaha yang dijaminkan kepada pihak ketiga
5.sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases
6.2 Operating Lease
a. Barang modal yang disewagunausahan dilaporkan berdasarkan harga
perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.
b. Aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan secara terpisah dari aktiva
tetap yang tidak disewagunausahakan.
c. Perhitungan laba/rugi harus disusun sedemikian rupa sehingga seluruh
pendapatan dilaporkan dalam kelompok yanh terpisah dari kelompok biaya.
Pendapatan sewa guna usaha dilaporkan sebagai komponen utama dalam kelompok
pendapatan.
d. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan secara terpisah
dari penyusutan aktiva yang tidak disewagunausahakan.
e. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengan
transaksi sewa guna usaha.
2.Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk 2 tahun
berikutnya.
3.Sifat dari simpanan jaminan (jika ada).
4.Aktiva yang disewagunausakan yang dijaminkan kepada pihak ketiga
5.Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases

7. Pelaporan dan Pengungkapan Transaksi Sewa Guna Usaha oleh Penyewa Sewa Guna
Usaha
7.1 Capital Lease
a.aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap
dalamkelompok tersendiri.kewajiban sewa guna usaha yang bersangkutan harus
disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
b. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalan catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
Jumlah pembayaran sewa guna usaha harus dibayar paling tidak untuk 2 tahun
berikutnya
(i). Penyusutan aktiva yang disewagunausahan yang dibebankan dalam tahun berjalan
(ii).jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
(iii) Keuntungan/kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan
dengan transaksi sale dan leaseback.
(iv) Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha
(Major Convenants)

7.2 Operating Lease


Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
(i).jumlah pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan yang
dibebankan sebagai biaya sewa.
(ii). Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dilakukan paling tidak
untuk 2 tahun berjalan
(iii). Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha
(iv). Keuntungan/kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sale dan leaseback
(v). Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna
usaha (Major Convenants)

.Pengertian Leasing menurut FASB No. 13

“….”Suatu lease yang memindahkan semua manfaat resiko pada kepemilikan harta
milik harus dipertanggungjawabkan sebagai perolehan aktiva dan terjadinya
hutang/kewajiban oleh lessee dan sebagai penjualan untuk pembiayaan oleh lessor"

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu lease yang mengalihkan
manfaat dan resiko kepemilikan barang modal harus dikapitalisasi oleh lessee,dimana lease
dicatat di neraca sebagai aktiva (assets) disertai kewajiban untuk membayar sewa lease.
Aktiva yang dicatat ini disusutkan menurut metode akuntansi seperti aktiva-aktiva lese yang
lain dan kewajiban akan berkurang akibat pembayaran-pembayaran selama periode lease,
sedangkan bagi lessor kapitalisasi lease adalah untuk menentukan apakah lease dapat
digolongkan sebagai sales type lease, direct finacing lease atau sebagian operating lease.
FASB menyatakan bahwa prinsip akuntansi tersebut tidak berlaku untuk lease dalam bidang
eksplotasi/ eksplotasi sumber alam seperti minyak,gas,mineral dan kayu dan tidak berlaku
untuk film,sandiwara,hak paten dan hak cipta.
8.1 FASB dalam statement No.13 pada “Accounting for Lease” dalam 2 grup yaitu:
A.Capital Lease
Suatu transaksi leasing dapat dikelompokkan sebagai capital lease apabila dapat
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
1.Perjanjian lease atau memudahkan hak milik atas aktiva yang dileasekan kepada lesse pada
akhir jangka waktu lease.
2. Terdapat hak opsi untuk membeli aktiva yang dilease pada akhir masa lease dalam
perjanjian lease.
3. jangka waktu lease lebih panjang atau sama dengan 75% dan taksiran umur ekonomis
aktiva yang dilease.akan tetapi apabila lease dimulai pada saat umur ekonomis aktiva yang di
lease tinggal 25% dari total taksiran umur ekonomis aktiva tersebut,maka kriteria ini tidak
dapat diterapkan.
4. Pada permulaan lease,nilai sekarang dari pembayaran lease minimum lebih besar atau
sama dengan 90% dari nilai wajar aktiva yang dilease.
5. Tidak terdapat unsur ketidakpastian yang berarti dalam biaya-biaya yang dapat diproleh
kembali pengantiannya sehubungan dengan transaksi leasing tersebut.unsur ketidakpastian
yang berarti termaksuk tanggung jawab lessor untuk melindungi lease dari keusangan aktiva
yang dilease. Keharusan untuk menaksir biaya pelaksanaan,seperti asuransi,biaya
pemeliharaan,dan pajak yang harus dibayar oleh lessor tidak otomatis dapat dianggap sebagai
unsur kepastian.
Pada capital lease, lessor bertindak sebagai lembaga keuangan untuk barang modal yang
ditentukan oleh lessee, baik mengenai jenis maupun spesifikasinya. Lessor akan mengadakan
negosiasi dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan dan lain-lain yang
mempunyai hubungan langsung dengan pengoperasian barang-barang modal. Lesssor akan
membayar barang tersebut pada supplier dan selanjutnya barang akan diserahkan pada lessee.
Dalam penyerahan barang ini hak milik secara hukum masih tetap pada lesssor. Lessee
mempunyai kewajiban membayar sejumlah uang kepada lessor secara berkala untuk suatu
jangka waktu tertentu. Jumlah pembayaran ini secara keseluruhan akan merupakan harga
barang yang dibayar oleh lessor dan ditambah dengan bunga serta keuntungan bagi pihak
lessor. Pada akhir periode sewa, memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut sebesar
nilai sisanya, mengembalikan barang tersebut kepada lessor, atau mengadakan perjanjian
tahap berikutnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat utama dari capital lease
adalah sebagai berikut :
Barang modal yang akan dibeli, dipilih dan ditentukan sendiri oleh lessee;
Lessor bertindak sebagai penyedia dananya;
Hak kepemilikan ada ditangan lessor;
Dengan memenuhi segala persyaratan yang disebutkan dalam perjanjiannya, lessee berhak
menggunakan barang modal selarna seluruh periode sewa;
Selama periode sewa, perjanjian tidak dapat dibatalkan secara sepihak (non-cancelable).
Dari kriteria-kriteria yang diberikan oleh FASB tersebut diatas terdapat istilah-istilah yang
perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu:
a. Lease Term : jangka waktu yang tetap dan tidak dapat dibatalkan termasuk :
1. Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbaharui kontrak lease.
2. Periode yang mencakup digunakannya hak opsi untuk membeli ktiva yang dilease.
3. Periode yaitu lessor mempunyai hak untuk memperbaharui atau memperpanjang
masa lease.
b. Bargain Purchase Option : hak opsi yang diberikan kapada lesse untuk membeli atau
menolak “lease asset” setelah habis masa kontrak, yang biasanya dinilai sebesar residu.
c. Executory Cost : biaya yang terjadi pada lessor selama masa lease, misalnya masa
pemeliharaan,biaya asuransi dan pajak.umumnya executory cost ini ditanggung lesse dibayar
kapad lessor secara periodik bersamaan dengan pembayaran berkala.
d. Bargain Renewal Option : hak pilih (opsi) yang diberikan kepada lesse untuk
memperbaharui lease dengan pembayaran sewa yang lebih rendah daripada sewa wajar yang
ditaksir untuk biaya yang bersangkutan pada saat hak pilih tersebut digunakan.
e. Estimated Residual Value Of Leased Property : taksiran nilai wajar aktiva yang dapat
dijual pada akhir masa lease,biasanya 10% dari harga pembelian.
f. Fair Value Of Lease Property : taksiran nilai wajar aktiva yang dapat dijual atas dasar
transaksi yang normal diantara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
g. Estimated Economic Life Of Leased Property : taksiran umur ekonomis dari barang yang
dapat digunakan oleh satu atau lebih pemakai (user) dengan pemeliharaan/perbaikan dan
dengan tujuan penggunaan sebagaimana ditentukan pada tanggal penandatanganan kontrak
leasing.

3. Tugas hal 303 no 2. Apakah yang dimaksud dengan capital expenditures dan
revenue expenditures ?
Jawab :
Capital expenditures (Pengeluaran untuk kapital) adalah Suatu pengeluaran sumber ekonomi
yang mengukur kos suatu objek dicatat sebagai aset.
Revenue expenditures (Pengeluaran untuk kapital) adalah suatu pengeluaran sumber
ekonomik yang mengukur kos suatu objek di catat sebagai biaya.

Você também pode gostar