Você está na página 1de 22

TEKNOLOGI GEOSPASIAL UNTUK MANAJEMEN BENCANA

Dosen : Heri Sutanta, ST., M.Sc., Ph.D.

“Analisis Kesesuaian Informasi Melalui Media Sosial dengan


Instansi Kebencanaan”
(Studi Kasus: Lokasi Terdampak Akibat Cuaca Ekstrim
di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul)

Nama Kelompok:
Esti Nur Wijayanti 18/434758/PTK/12321
Herlina 18/434759/PTK/12322
Syaiful M. Purnama 18/434762/PTK/12325

Program Studi Magister Teknik Geomatika


Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2019
Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................................... 1


I. Latar Belakang ........................................................................................................................... 2
II. Tujuan Pelaksanaan ................................................................................................................... 2
III. Landasan Teori ........................................................................................................................... 2
IV. Metode Pelaksanaan ................................................................................................................... 4
V. Pelaksanaan................................................................................................................................. 6
A. Pengumpulan Data...................................................................................................................... 6
B. Rekapitulasi Data...................................................................................................................... 10
C. Pemetaan Lokasi Bencana ........................................................................................................ 11
D. Analisis Tingkat Akurasi Informasi Bencana ........................................................................... 12
VI. Hasil dan Pembahasan ............................................................................................................. 13
A. Kesesuaian Data Sosial Media dengan Data BPBD Kabupaten Gunung Kidul ....................... 13
B. Kesesuaian Data Sosial Media dengan Data BPBD Kabupaten Bantul ................................... 16
C. Kesesuaian Data Keseluruhan Menurut Jenis Sosial Media .................................................... 17
VII. Kesimpulan................................................................................................................................ 20
VIII. Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 21

1
I. Latar Belakang

Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di beberapa wilayah D.I.Yogyakarta pada hari
Minggu 17 Maret 2019 mengakibatkan berbagai kejadian bencana di berbagai wilayah di
D.I.Yogyakarta. Mulai dari kejadian banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang.
Bantul dan Gunungkidul termasuk daerah yang terdampak bencana tersebut. Berita mengenai
bencana tersebut banyak ditemukan dalam media, baik media yang bersumber langsung dari instansi
terkait kebencanaan maupun media sosial . Pemberitaan dari media tentang bencana sangat
dibutuhkan ketika terjadinya bencana, bukan hanya memberikan informasi yang benar, melainkan
dapat membangun empati publik serta dapat mendorong masyarakat yang tertimpa bencana untuk
dapat bangkit dari permasalahan yang timbul akibat bencana yang sedang ataupun yang telah terjadi.

Setiap media berperan besar dalam memberikan informasi mengenai kejadian bencana.
mengingat informasi yang telah disampaikan melalui sosial media yang sangat membantu berbagai
pihak untuk mengetahui bencana alam apa yang sedang terjadi berikut dengan perkembangannya.
Berbagai informasi yang disampaikan oleh media mengenai mitigasi bencana dapat mengurangi
dampak risiko bahaya bencana. Namun dalam memberikan informasi melalui media sosial, seringkali
disengaja memberikan informasi yang tidak benar dengan alasan tertentu atau ada beberapa
perbedaan antara informasi yang diberikan dengan kenyataannya. Padahal informasi mengenai
kebencanaan diharapkan memiliki keakuratan yang baik. Dengan kata lain akun yang dapat
dipercaya sangat penting dalam memberikan informasi. Berdasarkan hal tersebut, tugas ini akan
membahas tentang keakuratan informasi dari media sosial yang dibandingkan dengan rekapitulasi
data dari instansi yang merupakan hasil observasi.

II. Tujuan Pelaksanaan


Tujuan pelaksanaan pada tugas ini dalah untuk mengetahui seberapa akurat dan sesuai
informasi yang diberikan oleh media sosial dibandingkan dengan rekapitulasi data dari instansi yang
merupakan hasil observasi.

III. Landasan Teori


Perkembangan teknologi saat ini, dengan terjadinya konvergensi media memberikan
kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi mengenai bencana penting yang dapat
mendukung efisiensi manajemen bencana. sangat memungkinkan dapat dilakukannya komunikasi
lingkungan yang efektif dengan menginformasikan risiko dari dampak bencana alam, wabah, ataupun
bencana lainnya. Kejelasan informasi akan menentukan cara individu bereaksi terhadap bencana.

2
Peran komunikasi risiko bencana yang merupakan bagian dari komunikasi lingkungan, menjadi hal
mendasar dalam manajemen komunikasi bencana. Dukungan media social dalam aktivitas
pengelolaan komunikasi ataupun koordinasi dapat mengurangi risiko bencana atau memperkecil
tingkat kerentanan
Cara untuk meminimalisasi risiko bencana dengan media sosial aktif berkontribusi
mengantisipasi, mencegah aktivitas berisiko yang dilakukan masyarakat, dan mendorong perubahan
kebijakan agar situasi menjadi aman dari bencana. Pemberitaan mengenai rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana diperlukan untuk pembelajaran membangun komunitas lebih tahan dan
kuat menghadapi bencana berikut. Media harus mampu menghasilkan berita yang tidak membuat
publik takut pada bencana. Media perlu mengajak khalayak mengenal bencana dan belajar dari
peristiwa bencana yang terjadi.
Komunikasi yang efektif penting untuk menginformasikan kepada masyarakat dengan cara-
cara yang tidak membuat apatis dan tidak menciptakan stres di kalangan masyarakat. Penyampaian
informasi yang sistematis kepada publik adalah penting untuk memastikan komunikasi yang jelas,
meningkatkan pemahaman risiko dan meningkatkan transparansi untuk pengambilan keputusan.
Pendekatan penyebaran informasi yang efektif juga penting untuk memunculkan hasil yang
diinginkan, apakah peningkatan kesadaran atau perubahan sikap atau perilaku. Pada komunikasi
risiko bencana penting untuk memberikan informasi yang berguna, relevan dan akurat, dengan
bahasa yang dimengerti dan format untuk khalayak atau kelompok tertentu. Strategi pesan dalam
komunikasi risiko bencana dapat berbeda-beda di situasi darurat dan non-darurat, dan disesuaikan
dengan kondiis lokal, regional, nasional maupun internasional.
Komunikasi risiko bencana adalah proses yang dinamis dan interaktif yang melibatkan
pertukaran antara berbagai kelompok. Covello & Sandman (2001) menjelaskan bahwa prinsip yang
melibatkan masyarakat dalam hal risiko dan komunikasi, menandai salah satu perbedaan penting dari
komunikasi risiko. Sebab bencana mengandung unsur dramatik bukan buatan, problematika, solusi,
dan aksi-reaksi yang muncul dari berbagai karakter manusia (Gama, 2009). Oleh karena itu dalam
penyampaian pesan dan informasi dalam komunikasi risiko bencana harus memperhatikan konteks
dalam kegiatan dalam manajemen bencana yang mencakup tahapan:
A. Pencegahan (prevention)
B. Mitigasi (mitigation)
C. Kesiapan (preparedness)
D. Peringatan Dini (early warning)
E. Tanggap Darurat (response)

3
F. Bantuan Darurat (relief)
G. Pemulihan (recovery)
H. Rehabilitasi (rehabilitation)
I. Rekonstruksi (reconstruction)
Kesesuaian konteks dalam tahapan di atas dalam penyampaian pesan mengenai realitas
bencana, baik pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana akan memberikan pemahaman lebih
mendalam dan kesiapan masyarakat disertai tumbuhnya kemampuan adaptasi dengan dampak
bencana yang terjadi.

IV. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yang dilakukan secara garis besar dapat dilihat pada gambar 1 berikut
ini.

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Rekapitulasi Data

Tingkat Akurasi Penyampaian


Data Media Sosial Data Instansional Informasi Bencana

Analisis Akurasi Informasi


Pemetaan Lokasi Bencana Bencana

Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan

4
Penjelasan diagram alir pelaksanaan di atas adalah sebagai berikut:
1) Studi literatur
Studi literatur pada tugas ini adalah dengan mempelajari metode yang akan digunakan untuk
menguji tingkat akurasi informasi yang disebarkan oleh media sosial dengan data pembanding dari
instant terkait yaitu BPBD dan BNPB.
2) Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data dilakukan dengan mencari dan identifikasi berbagai informasi
bencana banjir dan tanah longsor pada tanggal 17 Maret 2019 sampai dengan 19 Maret 2019 yang
terjadi di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul melalui media sosial dengan akun
tertentu. Informasi yang diambil berupa akun media sosial yang memebrikan informasi, jenis
bencananya, tanggal kejadian, lokasi bencana, dokumentasi bencana serta keterangan tambahan
lainnya. Untuk informasi pembanding media sosial tersebut, dilakukan pencarian informasi dari
rekapitulasi kejadian bencana yang bersumber dari instansi terkait yaitu BPBD Kabupaten
Gunungkidul, BPBD Kabupaten Bantul dan BNPB.
3) Rekapitulasi Data
Tahapan rekapitulasi data dilakukan dengan mengelompokan informasi berdasarkan
sumbernya, jenis bencana, lokasi, jenis bencananya, tanggal kejadian, lokasi bencana, dokumentasi
bencana serta keterangan tambahan lainnya.
4) Pemetaan Lokasi Bencana
Pemetaan lokasi bencana dengan menggunakan my map google. Dengan pemetaan akan
meningkatkan daya ingat seseorang terhadap informasi geografis pada suatu wilayah tertentu yang
dimiliki oleh seseoarang. Hasil dari rekapitulasi data tersebut divisualisasikan menggunakan my
map google dengan identifikasi terhadap masing-masing lokasi dengan batas administrasi.
5) Analisis Tingkat Akurasi Informasi Bencana
Analisis informasi bencana dilakukan dengan membandingkan data bencana hasil dari media
sosial yaitu instagram, facebook, twitter dengan data pembanding yang berasal dari instansi BPBD
dan BNPB dengan menggunakan matrik konfusi, suatu matriks bujur sangkar yang memuat
hubungan antara sampel terklasifikasi dari media sosial dan hasil ujinya dengan data dari intansi
yaitu BPBD.

5
V. Pelaksanaan

A. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi akun media sosial dan instansi terkait yang
memberikan informasi bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten
Bantul pada tanggal 17 Maret 2019 sampai dengan 19 Maret 2019. Berikut pelaksanaan
pengumpulan informasi tersebut:
1) Informasi bersumber dari media sosial melalui facebook, instagram, twitter dan media massa
Melakukan pencarian sebagai contoh pencaraian pada facebook dengan kata kunci banjir atau
tanah longsor di DIY atau kata kunci lain yang memungkinkan informasi bencana tersebut
muncul di halaman pencarian facebook

Gambar 2. Tampilan Pencarian Informasi Menggunaan Facebook


Akan muncul akun dengan informasi tersebut, sebagai contoh pada akun Aksi Cepat Tanggap
DIY berikut ini

Gambar 3. Tampilan Hasil Pencarian Pada Akun Facebook Aksi Cepat Tanggap DIY

6
Akun media sosial lain yang memberikan informasi terkait bencana banjir dan tanah longsor
di Kabupaten Bantul

Gambar 3. Tampilan Hasil Pencarian Pada Akun Facebook Pemkab Bantul

Gambar 4. Tampilan Hasil Pencarian Pada Akun Instagram

7
Gambar 5. Tampilan Hasil Pencarian Pada Akun Twitter
Pencarian informasi juga dapat langsung mengunjungi akun-akun official terkait
kebencanaan atau akun yang sering memberikan informasi up to date sekitar kejadian
bencana.
2) Informasi pembanding bersumber dari instansi
Selanjutnya melakukan pencarian data pembanding yang bersumber dari instansi BPBD atau
BNPB. Data pembanding akun sosial media yang menginformasikan bencana di Kabupaten
Gunungkidul adalah rekapitulasi data bencana dari BPBD Kabupaten Gunungkidul.
Pencarian rekapitulasi data bencana tersebut dengan mengunjungi website BPBD Kabupaten
Gunungkidul yang beralamat http://bpbd.gunungkidulkab.go.id/index.php seperti pada
gambar 6 berikut ini.

Gambar 6. Tampilan Website BPBD Kabupaten Gunungkidul

8
Pada website BPBD Kabupaten Gunungkidul sudah menginformasikan bencana tersebut
dalam bentuk rekapan kejadian bencana secara lengkap baik lokasi, desa/dusun sampai pada
kecamatan serta keterangan lain seperti pada gambar 7 berikut ini.

Gambar 7. Tampilan Rekapitulasi Data Bencana oleh BPBD Kabupaten Gunungkidul

Sehubungan dengan website BPBD Kabupaten Bantul yang tidak memberikan rekapitulasi data
bencana, untuk kabupaten Bantul data pembanding bersumber dari akun twitter BPBD Kabupaten
Bantul. Informasi yang diberikan kurang lengkap, satuan lokasi yang direkap hanya sampai
kecamatan seperti pada gambar 8 berikut ini.

9
Gambar 8. Tampilan Rekapitulasi Data Bencana oleh Akun Twitter BPBD Kabupaten Bantul

B. Rekapitulasi Data

Rekapitulasi data dilakukan dengan menyusun informasi yang sudah didapat kemudian
dikelompokkan berdasarkan akun, lokasi baik desa, kecamatan dan kabupaten, keterangan serta foto
lokasi kejadian seperti pada gambar 9 dan 10 berikut ini.

Gambar 9. Tampilan Rekapitulasi Data Bencana Bersumber dari Media Sosial

10
Gambar 10. Tampilan Rekapitulasi Data Bencana Bersumber dari BPBD Kabupaten
Gunungkidul

C. Pemetaan Lokasi Bencana

Pada tugas ini mencoba melakukan pemetaan lokasi bencana yang terjadi di kabupaten Bantul
dan kabupaten Gunungkidul pada tanggal 17-19 Maret 2019 yang bersumber dari media sosial
seperti Instagram, Twitter, dan Facebook. Keterbatasan sumber dari media yaitu ketidak akuratan
lokasi yang diberitakan baik posisi secara administratif maupun koordinat. Informasi lokasi bencana
lebih kepada informasi deskriptif dari akun personal maupun komunitas. Sehingga dalam melakukan
pemetaan ini butuh identifikasi secara mendalam serta melakukan pendekatan dari aspek fisik dan
mental maps yang dimiliki operator. Pendekatan fisik seperti memberikan asumsi lokasi bencana
banjir berdasarkan aspek topografi, kelerengan, penggunaan lahan dan jarak terhadap sumber air
(sungai besar). Mental map merupakan daya ingat seseorang terhadap informasi geografis pada suatu
wilayah tertentu yang dimiliki oleh seseoarang. Berikut proses pemetaan lokasi bencana yang
bersumber dari informasi di media sosial:

11
Berita Bencana Dari
Sosial Media Rekapitulasi Data

Pendekatan Spasial : Aspek


Fisik dan Mental Map

Pengisian Atribut Tabel Ploting Data


Hasil Analisis QGIS (*.shp) Google Earth (*.kml)

Analisis Informasi

Diseminasi
Google My Maps

Gambar 11. Proses pemetaan lokasi bencana

D. Analisis Tingkat Akurasi Informasi Bencana

Berdasarkan hasil pemetaan menggunakan google my map diperoleh beberapa ketidaksesuain


informasi dari media sosial sehingga perlu dilakukan analisis akurasi informasi tersebut. Analisis

12
tingkat akurasi menggunakan matrik konfusi dengan mengecek kesesuainnya berdasarkan jenis
bencana, tempat, lokasi bencana baik desa/dusun maupun kecamatan.

VI. Hasil dan Pembahasan

A. Kesesuaian Data Sosial Media dengan Data BPBD Kabupaten Gunung Kidul

Terdapat 20 titik bencana di Gunung Kidul yang didapatkan dari berita sosial media. sosial
media yang diambil berita bencana adalah instagram, facebook, twitter. Dari 20 titik bencana dari
sosmed dibandingkan dengan titik-titik bencana dari BPBD. Terdapat 24 titik bencana yang terjadi di
Kabupaten Gunung Kidul. Dari 20 titik bencana dari sosmed hanya 7 titik yang keberadaannya ada
pada data BPBD Gunung Kidul.
Pengecekkan 7 titik dari sisi kesesuaian informasi jenis bencana, posisi titik lingkup
kecamatan, posisi titik lingkup desa dan posisi titik lingkup lokasi. Untuk kesesuaian informasi posisi
titik lingkup merupakan kebenearan informasi titik apakah sudah sesuai dengan keberadaan titik
sudah sesuai dengan kecamatan, desa, dan lokasi yang lebih detil. Kesesuaian data sosial media
dibadingkan dengan data BPBD ditampilkan pada tabel berikut:
Jenis Cek jenis Cek posisi Cek posisi Cek posisi
No Desa
Kecamatan Kabupaten Bencana Lokasi Bencana Kecamatan Desa lokasi
1 Kedungwanglu Playen Gunungkidul Banjir Benar Benar Benar Salah
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
2 Giritirto pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Saptosari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
3 Giriasih Purwosari Gunungkidul Banjir Benar Benar Benar Salah
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4 Girijati pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Saptosari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
5 Giricahyo pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Purwosari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6 Kemorosari pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Piyaman Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
7 Gedungsari pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Wonosari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD

13
Jenis Cek jenis Cek posisi Cek posisi Cek posisi
No Desa
Kecamatan Kabupaten Bencana Lokasi Bencana Kecamatan Desa lokasi
8 Besari Siraman Gunungkidul Banjir Benar Benar Salah Salah
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
9 Hargosari pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Tanjungsari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10 Kemadang pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Tanjungsari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
11 Banjarejo pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Tanjungsari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
12 Sidoharjo pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Tepus Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
13 Kemadang pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Tanjungsari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
14 Kemadang pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Tanjungsari Gunungkidul Banjir BPBD BPBD BPBD BPBD
Pantai
15 Kanigoro
Saptosari Gunungkidul Banjir Ngobaran Benar Benar Benar Salah
Tanah
16 Ngembas/Pengkok
Patuk Gunungkidul Longsor Salah Benar Benar Salah
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
17 Ngunut/Kelor Angin pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Playen Gunungkidul Kencang BPBD BPBD BPBD BPBD
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
18 Kemadang Pantai pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar
Tanjungsari Gunungkidul Banjir Kukup BPBD BPBD BPBD BPBD
SMP N 1
19 Giripurwo
Purwosari Gunungkidul Banjir Puwosari Benar Benar Benar Benar
SMP N 3
20 Kanigoro
Saptosari Gunungkidul Banjir Puwosari Benar Benar Benar Benar
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
21 Kemadang
Tanjungsari Gunungkidul Banjir pada daftar pada daftar pada daftar pada daftar

14
Jenis Cek jenis Cek posisi Cek posisi Cek posisi
No Desa
Kecamatan Kabupaten Bencana Lokasi Bencana Kecamatan Desa lokasi
BPBD BPBD BPBD BPBD
22 Kanigoro Saptosari Gunungkidul Banjir Benar Benar Benar Salah
Total yang benar 7 8 7 2

Dari tabel di atas dapat dihitung berapa persen kesesuaian data dari sosial media untuk setiap
variabelnya, serta dapat dihitung akurasi keseluruhan dari variabel informasi jenis bencana
menggunakan matrik konfusi hasil perhitungan dan matrik konfusi sebagai berikut. Data yang sesuai
dengan data BPBD Kabupaten Gunung Kidul:
Jenis data =

= 31,8%
Posisi Lingkup Kecamatan =

= 36,4%
Posisi Lingkup Desa =

= 35%
Posisi Lingkup Lokasi =
= 9,1%
Data yang tidak ada pada BPBD Kabupaten Gunung Kidul:
Data dari Sosmed =

= 63,4
Tabel matrik konfusi atribut jenis bencana
BPBD Tanah Angin Pohon tidak
Banjir Total
SOSMED Longsor Kencang Tumbang teridentifikasi
Banjir 7 0 0 0 13 20
Tanah Longsor 0 0 0 1 0 1
Angin Kencang 0 0 0 0 1 1
Total 7 0 0 1 14 22
Akurasi informasi jenis atribut
Banjir =

= 35 %

15
Tanah Longsor =

= 0%
Angin Kencang =

= 0%
Akurasi Keseluruhan =

= 31,8%
Terdapat 16 desa yang tidak terekspose oleh sosial media.
B. Kesesuaian Data Sosial Media dengan Data BPBD Kabupaten Bantul

Kejadian bencana menurut data dari sosial media terdapat 5 kecamatan, namun yang data
kecamatan yang didapatkan dari BPBD Bantul terdapat 15 kecamatan. Dengan adanya data
pembanding dari BPBD hanya lingkup kecamatan, maka untuk tingkat kesesuaian data hanya dapat
dilihat dari lingkup kecamatan. Lima kecamatan yang diberitakan oleh sosial media sudah sesuai
dengan data di BPBD Bantul, sehingga terdapat 10 kecamatan yang tidak terekspose oleh sosial
media.

Cek Posisi
Desa Kecamatan Kabupaten Jenis Bencana Kecamatan
Karang Kulon Imogiri Bantul Tanah Longsor Benar
Kedungbuweng Imogiri Bantul Banjir Benar
Mojolegi, Benar
Karangtengah Imogiri Bantul Banjir
Dermojurang Pundong Bantul Banjir Benar
Mancingan Kretek Bantul Banjir Benar
Jalan tembus kretek Imogiri Bantul Banjir Benar
Srigading Kretek Bantul Banjir Benar
Bangunharjo Sewon Bantul Banjir Benar
Prancak Dukuh Sewon Bantul Banjir Benar
Pendowoharjo Sewon Bantul Banjir Benar
Wonocatur Banguntapan Bantul Banjir Benar
Wonokromo Pleret Bantul Banjir Benar
Segoroyoso Pleret Bantul Banjir Benar

16
Cek Posisi
Desa Kecamatan Kabupaten Jenis Bencana Kecamatan
Karang Tengah Imogiri Bantul Banjir Benar
Jalan Siluk Kretek Imogiri Bantul Banjir Benar
Kalinampu Pundong Bantul Banjir Benar
Karangtengah Imogiri Bantul Banjir Benar
Bangunharjo Sewon Bantul Banjir Benar
Wonocatur Banguntapan Bantul Banjir Benar
Segoroyoso Pleret Bantul Banjir Benar
Bangunharjo Sewon Bantul Banjir Benar
Wukirsari Imogiri Bantul Banjir Benar
Karang Kulon Imogiri Bantul Banjir Benar
Seloharjo Pundong Bantul Banjir Benar
Wukirsari Imogiri Bantul Banjir Benar
Kretek Bantul Banjir Benar

C. Kesesuaian Data Keseluruhan Menurut Jenis Sosial Media

Beberapa informasi yang didapat dari media sosial terdapat kesalahn informasi. Kesalahan
informasi tersebut ditemukan dengan cara membandingkan dengan informasi yang lebih terpercaya,
dalam hal ini adalah informasi dari BPBD Kabupaten Gunung Kidul dan BPBD Kabupaten Bantul.
Dari hasil pencarian informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Gunung Kidul
dan Bantul selama 2 hari dimulai dari tanggal 8 Maret 2019 hanya didapatkan beberapa informasi.
Sebenarnya terdapat banyak informasi di media sosial, namun kebanyakan informasi tersebut
memiliki kesamaan atau dapat dikatakan di post ulang dengan akun yang berbeda. Hasil yang kami
dapat merupan informasi yang berbeda-beda. Dari beberapa informasi tersebut dapat dihitung berapa
persen kesesuaian data untuk setiap jenismedia sosial, dalam hal ini media sosial yang digunakan
adalah Facebook, Instagram, Twitter. Ketiga media tersebut dipilih karena banyaknya akun yang
menggunakan media tersebut, sehingga memberikan informasi yang cukup banyak dan signifikan.
Secara keseluruhan persentase kesesuaian data dari sosial media dan diagram sebagai berikut:

17
Persentase
Sosial Jumlah Informasi
Kesesuaian
Media Informasi yang benar
Informasi (%)
Facebook 23 12 52.2
Instagram 16 14 87.5
Twiter 9 8 88.9

Persentase Kebenaran Data Lingkup


Kecamatan

100

80

60

40

20

0
Facebook Instagram Twiter

Diagram 1. Persentase Kesesuaian Data Lingkup Kecamatan


Diketahui bahwa perhitungan persentase hanya dapat dilakukan pada lingkup kecamatan dikarenakan
data pada Kabupten Bantul hanya memberikan informasi sampai kecamatan, agar perhitungan sama
rata maka perhitungan hanya dalam lingkup kecamatan. Namun hasil persentase diatas tidak dapat
menjadi acuan tingkat informasi dari media sosial dapat dipercaya, dilihat dari jumlah data atau
informasi yang didapat dari setiap media sosial tidaklah sama. Hasil visualisasi atau tampilan data
hasil dari pencarian informasi dari media sosial dan BPBD dengan alamat link
https://drive.google.com/open?id=1TpwHYuCzk1RqhJa8LMWm_BE_KNqrPxV4&usp=sharing
sebagai berikut:

18
Gambar 12. Tampilan Visualisasi Informasi Versi BPBD Gunungkidul

Gambar 13. Tampilan Visualisasi Informasi Versi Media Sosial

19
Gambar 14. Tampilan Visualisasi Kesesuaian Informasi Media Sosial Dengan BPBD

VII. Kesimpulan

Dari hasil pencarian informasi dari media sosial, media sosial yang digunakan dalam hal ini
adalah Facebook, Instagram, Twitter. Dapat diketahui terdapat beberapa daerah yang tidak
terekspose oleh media sosial, dan terdapat beberapa daerah yang didapatkan dari media sosial tidak
berada pada data yang sebenarnya. Data sebenarnya atau yang dijadikan acuan adalah data BPBD
Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Bantul. Informasi yang didapatkan dari setiap media sosial
tidak seluruhnya benar, ditinjau dari informasi jenis bencana, ketepatan data pada lingkup lokasi,
desa, kecamatan. Pada informasi yang didapat dari media sosial di Kabupaten Gunung Kidul hanya 2
informasi yang benar keseluruhannya, sedangkan untuk Kabupaten Bantul terkendala dengan adanya
data pembanding atau acuan dari BPBD yang tidak detil, maka untuk informasi bencana dari media
sosial benar keseluruhan pda lingkup kecamatan. Secara keseluruhan kesesuaian informasi yang
memiliki persentase tinggi adalah twitter yanitu sebesar 88,9 %. Namun hasil persentase tidak dapat
menjadi acuan tingkat informasi dari media sosial yang dapat dipercaya, dilihat dari jumlah data atau
informasi yang didapat dari setiap media sosial tidaklah sama.

20
VIII. Daftar Pustaka

Covello, Vincent T & Sandman Peter M. (2001). Risk communication: evolution and revolution.
Dalam Wolbarst, Anthony, (Ed.). Solutions to an environment in peril. Baltimore: John Hopkins
University Press; pp.164-78.

Gama, Betty. (2009). Jurnalisme Bencana dan Rangsangan Emosional Studi Hubungan Jurnalisme
Bencana Banjir Surat Kabar Solo Pos dan rangsangan emosional Mahasiswa Univet Bantar
Sukoharjo. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Vol. 3, No.1, Januari 2009, h.8-18.

http://bpbd.gunungkidulkab.go.id/index.php

https://bpbd.bantulkab.go.id/

Akun Media Sosial:


Facebook : Aksi cepat tanggap, Mass Dukuh, Yadin Hadiwijaya, Ayep Anggi, Pemkab Bantul, Info
cegatan Jogja, SMK Tanjung Sari, Jatik Nya Ghaly, dan Wachid Nurmassah.
Instagram : @merapi_news, dan @jogja_IG
Twitter : @merapi_news

21

Você também pode gostar