Você está na página 1de 24

1

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

LAPORAN PENDAHULUAN SISTEM PENCERNAAN PADA Ny ‘S’


DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS EROSIF
DI RUANG LONTARA 1 BAWAH BELAKANG
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODO
KOTA MAKASSAR

Oleh:
ASRI ASMI, S.Kep
NIM: 70900118010
PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(.....................................) (...........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS


KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2018

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
2

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa
yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan iris yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis bukan penyakit tunggal tetapi terbentuk
dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari
infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan
borok dilambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain
seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat
penghilang rasa sakit dapat juga menyebabkan gastritis.
Gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung
ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan
karena mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
(seperti makanan yang asam atau pedas) atau bisa disebabkan oleh
kebiasaan merokok dan minum alkohol. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu
gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut
yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya
ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik
merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahun, yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan
Helicobacter Pylori (Mansjoer, 2003)
B. Etiologi
Menurut Mansjoer, 2003 penyebab gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
a. Penggunaan Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat anti inflamasi
nonsteroid dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
3

b. Alcohol
Alcohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding
lambung dan membuat dinding lambung lebih terhadap asam
lambung walaupun pada kondisi normal.
c. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar.
d. Stress
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan pendarahan pada
lambung.
2. Gastritis Kronik
Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan
dengan Helicobacter pylori, apalagi ditemukan ulkus pada
pemeriksaan penunjang.
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth, 2002.
Penyebab gastritis adalah :
a. Gastritis Akut
Gastritis akut sering disebabkan akibat diet yang tidak benar.
Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
b. Gastritis Kronis
Implamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter
Pylori.
C. Patofisiologi
Proses terjadinya gastritis yaitu awalanya karena obat-obatan,
alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa
lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan
lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon mukosa lambung
terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi
mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang
dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
4

meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan
basa kuat yang bersifat korosif dapat mengakibatkan peradangan dan
nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat
mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya
pendarahan dan peritonitis.
D. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, tanda dan gejala pada gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan
pada mukosa lambung.
b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang
sering muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa
lambung sehinggs terjadi peningkatan asam lambung yang
mengakibatkan mual hingga muntah.
c. Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematemesis
dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia
pasca pendarahan.
2. Gastritis Kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan
pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
E. Komplikasi
Menurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
a. Peradangan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis
dan melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak
sehingga dapat menyebabkan syok hemoragik yang bisa
mengakibatkan kematian.
b. Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan
hamper sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
5

pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter


pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada
tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
endoskopi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama yang
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau
oleh bakteri H pylori.
a. Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan
terhadap vitamin.
b. Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor
intrinsik dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan
penyerapan terhadap vitamin B12.
c. Gangguan penyerapan zat gizi.
F. Pencegahan
1. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan
pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana
cara memakannya.
2. Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan
mucosa lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan
pendarahan.

3. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung
lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
6

asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan


merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4. Lakukan olahraga secara teratur
Aerobic dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung,
juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu
mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5. Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya
permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam
lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan.
6. Ganti obat penghilang rasa nyeri
Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat
golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan
membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti
dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.
7. Ikuti rekomendasi dokter
G. Pemeriksaan penunjang
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
Pemeriksaan ini meliputi :
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori
dalam darah. Hasil test yang positif menunjukan bahwa pasien pernah
kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak
menunjukan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat
pendarahan lambung akibat gastritis
2. Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
7

juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan
adanya perdarahan pada lambung.
3. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini
dilakukan dengan cara memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-
rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada jaringan dalam
saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil
sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian
akan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan waktu
kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir
tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
4. Ronsen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan
Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.
H. Penatalaksanaan
1. Gastritis akut
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada
pasien gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alcohol dan makanan samapi gejala berkurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan.
Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan
prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
8

Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam,


pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen
penyebab. Untuk menetralisir asam digunakan antacid umum. Dan bila
korosi luas atau berat dihindari karena bahaya perforasi.
Sedangakan menurut Sjamsuhidajat, 2004 penatalaksanaannya jika
terjadi perdarahan, tindakan pertama adalah tindakan konservatif
berupa pembilasan air es disertai pemberian antacid dan antagonis
reseptor H2. Pemberian obat yang berlanjut memerlukan tindakan
bedah.
2. Gastritis Kronis
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada
pasien gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien,
meningkatkan istirahat, mengurangi stress dan memuli farmakoterapi.
Helicobacter pylori dapat diatasi dengan antibiotic dan bismuth.
Sedangkan menurut Mansjoer, 2001 penatalaksanaan yang
dilakukan pertama kali adalah jika tidak dapat dilakukan endoskopi
caranya yaitu dengan mengatasi dan menghindari penyebab pada
gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antacid.
Tetapi jika endoskopi dapat dilakukan berikan terapi eradikasi.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
9

I. Patofisiologi

Pathway Gastritis

1. Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti
Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung
dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi
dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali
maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau
pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic
ulcer. Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat
dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif
terganggu.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
10

Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang


mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein
seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu
terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering
kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung
berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat
menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma
menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung
mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi
difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan
asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A
(sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan
sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini
dihubungkan dengan penyakit autoimun, seperti anemia pernisiosa dan
terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) Ini dihubungkan
dengan bakteri H. Pylori, faktor diet seperti minum panas atau pedas,
penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus
kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam,
namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan
mukosa lambung.
Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan
lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat
menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung
maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh
akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan mengirimkan
butir-butir leukosit, sel T-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H.
Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
11

tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus


meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa
perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra
dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga
merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel
lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan
bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan). Dalam beberapa hari
gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
12

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan yang
meliputi aspek bio, psiko, sosio dan spiritual secara komprehensif.
Maksud dari pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi atau data
tentang pasien. Data tersebut berasal dari pasien (data primer), dari
keluarga (data sekunder) dan data dari catatan yang ada (data tersier).
Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui
wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan medis, adapun
data yang diperlukan pada klien Gastritis adalah sebagai berikut :
1. Data dasar
Adapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :
a. Identitas jlien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk
rumah sakit dan diagnose medis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang
dirasakan klien, keluhan timbul secara mendadak atau
bertahap, factor pencetus, upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit
sekarang, riwayat kecelakaan, riwayat dirawat dirumah sakit
dan riwayat pemakaian obat.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi adakah keluarga yang mempunyai penyakit
keturunan seperti hipertensi, jantung, DM, dan lain-lain.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
13

e. Riwayat psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk
mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan
cara klien menerima keadaannya.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal hygiene,
istirahat tidur, aktivitas dan latihan serta kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatannya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki dengan menggunakan 4 teknik yaitu palpasi, inspeksi,
auskultasi dan perkusi. Menurut Doengoes, 2000 adapun hasil
pengkajiannya yaitu :
a. Aktifitas istirahat
Gejala : lemah , lemas, gangguan pola tidur dan istirahat, kram
abdomen, nyeri ulu.
Tanda : nyeri ulu hati saat istirahat
b. Sirkulasi
Gejala : keringat dingin (menunjukkan status syok, nyeri akut,
respon psikologik ).
c. Eliminasi
Gejala : bising usus hiperperaktif atau hipoaktif, abdomen
teraba keras. Distensi perubahan pola BAB.
Tanda : feses encer atau bercampur darah (melena), bau busuk
konstipasi.
d. Integritas ego
Gejala : stress (keuangan, hubungan kerja). Perasaan tidak
berdaya.
Tanda : ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit, dan gemetar.
e. Makanan dan cairan

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
14

Gejala : anoreksia, mual dan muntah, nyeri ulu hati, kram pada
abdomen, sendawa bau busa, penurunan berat badan.
Tanda : membrane mukosa kering, muntah berupa cairan yang
berwarna kekuning-kuningan, distensi abdomen, kram pada
abdomen.
f. Neurosensori
Gejala : pusing, pandangan berkunang-kunang, kelemahan
pada otot.
Tanda : lethargi, disorientasi (mengantuk).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium kiri samping tengah atau ulu hati,
nyeri yang digambarkan sampai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih.
Tanda : meringis, ekspresi wajah tegang,
h. Pernapasan
Gejala : sedikit sesak
i. Penyuluhan
Gejala : faktor makanan, pola makan yang tidak teratur, diet
yang salah, gaya hidup yang salah.
3. Pemeriksaan diagnostic
Menurut priyanto, 2006 pemeriksaan diagnostik yang dianjurkan
untuk pasien gastritis adalah :
a. Pemeriksaan darah seperti Hb, Ht, Leukosit, trombosit.
b. Pemeriksaan endoskopi.
c. Pemeriksaan hispatologi biopsy segmen lambung.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (
mual dan muntah).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake asupan gizi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
15

4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan


kurangnya informasi.
5. Perubahan kenyamanan; Nyeri akut berhubungan dengan iritasi
mukosa gaster

No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan Rasional


Diagnosa Hasil

1. Tujuan : 1. Penuhi kebutuhan 1. Mengganti


Mencegah output individual. Anjurkan kehilangan cairan
yang berlebih dan klien untuk minum dan memperbaiki
mengoptimalkan (Dewasa : 40-60 keseimbangan
intake cair. cc/kg/jam). cairan dalam fase
2. Berikan cairan segera.
Kriteria Hasil : tambahan Intravena 2. Menunjukkan
Mempertahankan sesuai indikasi. status dehidrasi
volume cairan 3. Awasi tanda-tanda atau kemungkinan
adekuat dengan vital, evaluasi turgor kebutuhan untuk
dibuktikan oleh kulit, pengisian kapiler peningkatan
mukosa bibir lembab, dan membran mukosa. penggantian cairan.
turgor kulit baik, 4. Kolaborasi pemberian Cimetidine dan
pengisian kapiler cimetidine dan ranitidine
berwarna merah ranitidine. Intake cairan berfungsi untuk
muda, input dan yang adekuat akan menghambat
output seimbang. mengurangi resiko sekresi asam
dehidrasi pasien. lambung

2. Tujuan : Gangguan 1. Reduksi stress dan 1. Stress


nutrisi teratasi farmakoterapi seperti menyebabkan
cytoprotective agent, peningkatan
Kriteria Hasil :
penghambat pompa produksi asam
proton, anatasida. lambung, untuk
1. Antoprometri :

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
16

Berat badan, 2. Kolaborasi transfusi klien dengan


lingkar lengan albumin. gastritis
atas kembali 3. Konsultasi dengan ahli penggunaan
normal. diet untuk menentukan penghambat
2. Albumin, kalori / kebutuhan pompa proton
hemoglobin nutrisi. membantu untuk
normal. 4. Tambahkan vitamin mengurangi asam
3. Klinis : terlihat seperti B12. lambung dengan
segar. 5. Batasi makanan yang cara menutup
4. Porsi makan menyebabkan pompa asam dalam
habis. peningkatan asam sel lambung
lambung berlebih, penghasil asam.
dorong klien untuk Kemudian untuk
menyatakan perasaan penggunaan
masalah tentang makan cytoprotective
diet. agent membantu
6. Berikan nutrisi melalui untuk melindungi
Intravena sesuai jaringan yang
indikasi. melapisi lambung
dan usus kecil.
pada klien dengan
gastritis antasida
berfungsi untuk
menetralisir asam
lambung dan dapat
mengurangi rasa
sakit.
2. Dengan tranfusi
albumin
diharapkan kadar
albumin dalam
darah kembali

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
17

normal sehingga
kebutuhan nutrisi
kembali normal.
3. Pemasukan
individu dapat
dikalkulasikan
dengan berbagai
perhitungan yang
berbeda, perlu
bantuan dalam
perencanaan diet
yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Mencegah
terjadinya anemia.
5. Keragu-raguan
untuk makan
mungkin
diakibatkan oleh
takut makanan
yang menyebabkan
terjadinya gejala.
Program ini
mengistirahatkan
saluran pencernaan
sementara, dan
memenuhi nutrisi
sangat penting dan
dibutuhkan.

3. Tujuan : Intoleransi 1. Tingkatkan tirah baring 1. Tirah baring dapat


aktivitas akibat atau duduk dan berikan meningkatkan

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
18

kelemahan fisik obat sesuai dengan stamina tubuh


teratasi. indikasi. pasien sehinggga
2. Berikan lingkungan pasien dapat
Kriteria Hasil : yang tenang dan beraktivitas
1) Klien tampak nyaman. kembali.
lebih mudah 3. Ajarkan klien metode 2. Lingkungan yang
aktivitas. penghematan energi nyaman dan tenang
2) Klien merasa untuk aktivitas (lebih dapat mendukung
nyaman dengan baik duduk daripada pola istirahat
posisinya. berdiri saat melakukan pasien.
3) Klien tidak aktivitas). 3. Klien dapat
dibantu oleh beraktivitas secara
keluarga dalam bertahap sehingga
beraktifitas. tidak terjadi
kelemahan.

4. Tujuan : 1. Beri pendidikan Pengkajian / evaluasi


Informasi tepat dan kesehatan (penyuluhan) secara periodik
efektif. tentang penyakit, beri meningkatkan
kesempatan klien atau pengenalan /
Kriteria Hasil : keluarga untuk pencegahan dini
Klien dapat bertanya, beritahu terhadap komplikasi
menyebutkan tentang pentingnya seperti ulkus peptikum
pengertian, penyebab, obat-obatan untuk dan pendarahan pada
tanda dan gejala, kesembuhan klien. lambung.
perawatan, 2. Evaluasi tingkat
pencegahan dan pengetahuan pasien.
pengobatan. Memberikan
pengetahuan dasar
dimana klien dapat
membuat pilihan
informasi tentang

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
19

kontrol masalah
kesehatan. Keterlibatan
orang lain yang telah
menerima masalah
yang sama dapat
meningkatkan koping ,
dapat meningkatkan
terapi dan proses
penyembuhan.

5. Tujuan : Pasien 1. Anjurkan puasa pada


1. Mengurangi
mengatakan rasa pasien pada 6 jam inflamasi pada
nyeri berkurang. pertama. mukosa lambung.
2. Berikan makanan lunak
2. Dilatasi gaster dapat
Kriteria Hasil : Tidak sedikit demi sedikit dan terjadi bila pemberian
terjadi iritasi beri minum yang makan terlalu cepat
berlanjut. hangat. setelah periode puasa.
3. Identifikasi dan batasi
3. Dapat menyebabkan
makanan yang distres pada
menimbulkan bermacam-macam
ketidaknyamanan. individu / dispepsia.
4. Observasi keluhan
4. Perubahan
nyeri, catat lokasi, karakteristik nyeri
lamanya, intensitasnya, dapat menunjukan
( skala 0-10 ), serta penyebaran penyakit /
perubahan karakteristik terjadinya komplikasi.
nyeri.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
20

Tanggal dan Jam No. Implementasi Respon Pasien


Diagnosa
26-11-2018 1 dan 2 1. Memenuhi kebutuhan DS : Klien merasa
(09.00) individual. lebih baik tidak
menganjurkan klien dehidrasi lagi.
untuk minum DS : Setelah obat
(Dewasa : 40-60 diminum klien
cc/kg/jam). merasa tidak nyeri
2. Melakukan pemeriksaan kembali.
tanda-tanda vital, DO : Turgor kulit
evaluasi turgor kulit, membaik, TTV
pengisian kapiler dan normal.
membran mukosa. DO : Nafsu makan
3. Berkolaborasi klien kembali
memberikan cimetidine normal.
dan ranitidine.
4. Berkonsultasi dengan
ahli diet untuk
menentukan kalori /
kebutuhan nutrisi.
5. Membatasi makanan
yang menyebabkan
peningkatan asam
lambung berlebih,
mendorong klien untuk
menyatakan perasaan
masalah tentang makan
diet.
6. Berikan nutrisi melalui
Intravena sesuai
indikasi.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
21

26-11-2018 3 dan 4 1. Membantu DO : Klien tampak


(11.00) meningkatkan tirah lebih leluasa
baring atau duduk dan beraktivitas.
berikan obat sesuai DS : Klien mampu
dengan indikasi. bergerak tanpa
2. Mengajarkan klien bantuan.
metode penghematan DS : Klien dan
energi untuk aktivitas keluarga klien
3. Memberikan edukasi bersedia menerima
kepada klien dan edukasi yang
keluarga klien, tetntang diberikan.
pentingnya menjaga DO : Klien
kesehatan lambung, dan menguasai
memberikan edukasi pengetahuan yang
cara pemberian obat. telah diberikan.
4. Evaluasi tingkat
pengetahuan pasien.
5. Memberikan
pengetahuan dasar
dimana klien dapat
membuat pilihan
informasi tentang kontrol
masalah kesehatan.

26-11-2018 5 1. Menganjurkan puasa DS : Klien


(13.00) pada pasien pada 6 jam menyatakan rasa
pertama. nyeri berkurang
2. Memberikan makanan DO : Klien tampak
lunak sedikit demi lebih nyaman.
sedikit dan memberi DO : Tidak ada
minum yang hangat. iritasi pada
3. Mengidentifikasi dan lambung.

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
22

membatasi makanan
yang menimbulkan
ketidaknyamanan.
4. Mengobservasi keluhan
nyeri, mencatat lokasi,
lamanya, intensitasnya,
dengan menggunakan (
skala 0-10 ).

1.1 Evaluasi
Tanggal No. Diagnosa Evaluasi TTD

26-11-2018 1 dan 2 S : Klien merasa


lebih baik tidak
dehidrasi lagi.
Setelah obat
diminum klien
merasa tidak nyeri
O : Nafsu makan
kembali normal.
Turgor membaik.
TTV normal.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan.
26-11-2018 3 dan 4 S : Klien mampu
bergerak tanpa
bantuan. Klien dan
keluarga klien
bersedia menerima
edukasi yang

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
23

diberikan.
O : Klien tampak
leluasa braktivitas
tanpa bantuan. Klien
dan keluarga klien
mampu melakukan
edukasi yang
diberikan.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan.
26-11-2018 5 S : Klien tidak
merasakan nyeri
kembali.
O : Iritasi dilambung
hilang.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi
dihentikan

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)
24

Daftar Pustaka
Brunner, A. Suddart, 2005, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ed 8 vol.3,
EGC, Jakarta
Mansjoer, A, Suprohaita & Setyowulan, 2007, Kapita Selekta Kedokteran ed 3,
Media Aesculapius, Jakarta
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
EGC
Doengos, 2005, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Profesi Ners Uin Alauddin Makassar Angkt XIV


Asri Asmi (70900118010)

Você também pode gostar