Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
ASRI ASMI, S.Kep
NIM: 70900118010
PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI
(.....................................) (...........................................)
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa
yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan iris yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis bukan penyakit tunggal tetapi terbentuk
dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari
infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan
borok dilambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain
seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat
penghilang rasa sakit dapat juga menyebabkan gastritis.
Gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung
ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan
karena mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
(seperti makanan yang asam atau pedas) atau bisa disebabkan oleh
kebiasaan merokok dan minum alkohol. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu
gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut
yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya
ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik
merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahun, yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan
Helicobacter Pylori (Mansjoer, 2003)
B. Etiologi
Menurut Mansjoer, 2003 penyebab gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
a. Penggunaan Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat anti inflamasi
nonsteroid dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung.
b. Alcohol
Alcohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding
lambung dan membuat dinding lambung lebih terhadap asam
lambung walaupun pada kondisi normal.
c. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar.
d. Stress
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan pendarahan pada
lambung.
2. Gastritis Kronik
Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan
dengan Helicobacter pylori, apalagi ditemukan ulkus pada
pemeriksaan penunjang.
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth, 2002.
Penyebab gastritis adalah :
a. Gastritis Akut
Gastritis akut sering disebabkan akibat diet yang tidak benar.
Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
b. Gastritis Kronis
Implamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter
Pylori.
C. Patofisiologi
Proses terjadinya gastritis yaitu awalanya karena obat-obatan,
alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa
lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan
lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon mukosa lambung
terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi
mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang
dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi
meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan
basa kuat yang bersifat korosif dapat mengakibatkan peradangan dan
nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat
mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya
pendarahan dan peritonitis.
D. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, tanda dan gejala pada gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan
pada mukosa lambung.
b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang
sering muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa
lambung sehinggs terjadi peningkatan asam lambung yang
mengakibatkan mual hingga muntah.
c. Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematemesis
dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia
pasca pendarahan.
2. Gastritis Kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan
pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
E. Komplikasi
Menurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
a. Peradangan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis
dan melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak
sehingga dapat menyebabkan syok hemoragik yang bisa
mengakibatkan kematian.
b. Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan
hamper sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun
3. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung
lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan
juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan
adanya perdarahan pada lambung.
3. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini
dilakukan dengan cara memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-
rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada jaringan dalam
saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil
sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian
akan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan waktu
kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir
tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
4. Ronsen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan
Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.
H. Penatalaksanaan
1. Gastritis akut
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada
pasien gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alcohol dan makanan samapi gejala berkurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan.
Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan
prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.
I. Patofisiologi
Pathway Gastritis
1. Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti
Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung
dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi
dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali
maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau
pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic
ulcer. Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat
dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif
terganggu.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan yang
meliputi aspek bio, psiko, sosio dan spiritual secara komprehensif.
Maksud dari pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi atau data
tentang pasien. Data tersebut berasal dari pasien (data primer), dari
keluarga (data sekunder) dan data dari catatan yang ada (data tersier).
Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui
wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan medis, adapun
data yang diperlukan pada klien Gastritis adalah sebagai berikut :
1. Data dasar
Adapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :
a. Identitas jlien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk
rumah sakit dan diagnose medis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang
dirasakan klien, keluhan timbul secara mendadak atau
bertahap, factor pencetus, upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit
sekarang, riwayat kecelakaan, riwayat dirawat dirumah sakit
dan riwayat pemakaian obat.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi adakah keluarga yang mempunyai penyakit
keturunan seperti hipertensi, jantung, DM, dan lain-lain.
e. Riwayat psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk
mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan
cara klien menerima keadaannya.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal hygiene,
istirahat tidur, aktivitas dan latihan serta kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatannya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki dengan menggunakan 4 teknik yaitu palpasi, inspeksi,
auskultasi dan perkusi. Menurut Doengoes, 2000 adapun hasil
pengkajiannya yaitu :
a. Aktifitas istirahat
Gejala : lemah , lemas, gangguan pola tidur dan istirahat, kram
abdomen, nyeri ulu.
Tanda : nyeri ulu hati saat istirahat
b. Sirkulasi
Gejala : keringat dingin (menunjukkan status syok, nyeri akut,
respon psikologik ).
c. Eliminasi
Gejala : bising usus hiperperaktif atau hipoaktif, abdomen
teraba keras. Distensi perubahan pola BAB.
Tanda : feses encer atau bercampur darah (melena), bau busuk
konstipasi.
d. Integritas ego
Gejala : stress (keuangan, hubungan kerja). Perasaan tidak
berdaya.
Tanda : ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit, dan gemetar.
e. Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia, mual dan muntah, nyeri ulu hati, kram pada
abdomen, sendawa bau busa, penurunan berat badan.
Tanda : membrane mukosa kering, muntah berupa cairan yang
berwarna kekuning-kuningan, distensi abdomen, kram pada
abdomen.
f. Neurosensori
Gejala : pusing, pandangan berkunang-kunang, kelemahan
pada otot.
Tanda : lethargi, disorientasi (mengantuk).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium kiri samping tengah atau ulu hati,
nyeri yang digambarkan sampai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih.
Tanda : meringis, ekspresi wajah tegang,
h. Pernapasan
Gejala : sedikit sesak
i. Penyuluhan
Gejala : faktor makanan, pola makan yang tidak teratur, diet
yang salah, gaya hidup yang salah.
3. Pemeriksaan diagnostic
Menurut priyanto, 2006 pemeriksaan diagnostik yang dianjurkan
untuk pasien gastritis adalah :
a. Pemeriksaan darah seperti Hb, Ht, Leukosit, trombosit.
b. Pemeriksaan endoskopi.
c. Pemeriksaan hispatologi biopsy segmen lambung.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (
mual dan muntah).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake asupan gizi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
normal sehingga
kebutuhan nutrisi
kembali normal.
3. Pemasukan
individu dapat
dikalkulasikan
dengan berbagai
perhitungan yang
berbeda, perlu
bantuan dalam
perencanaan diet
yang memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Mencegah
terjadinya anemia.
5. Keragu-raguan
untuk makan
mungkin
diakibatkan oleh
takut makanan
yang menyebabkan
terjadinya gejala.
Program ini
mengistirahatkan
saluran pencernaan
sementara, dan
memenuhi nutrisi
sangat penting dan
dibutuhkan.
kontrol masalah
kesehatan. Keterlibatan
orang lain yang telah
menerima masalah
yang sama dapat
meningkatkan koping ,
dapat meningkatkan
terapi dan proses
penyembuhan.
membatasi makanan
yang menimbulkan
ketidaknyamanan.
4. Mengobservasi keluhan
nyeri, mencatat lokasi,
lamanya, intensitasnya,
dengan menggunakan (
skala 0-10 ).
1.1 Evaluasi
Tanggal No. Diagnosa Evaluasi TTD
diberikan.
O : Klien tampak
leluasa braktivitas
tanpa bantuan. Klien
dan keluarga klien
mampu melakukan
edukasi yang
diberikan.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan.
26-11-2018 5 S : Klien tidak
merasakan nyeri
kembali.
O : Iritasi dilambung
hilang.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi
dihentikan
Daftar Pustaka
Brunner, A. Suddart, 2005, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ed 8 vol.3,
EGC, Jakarta
Mansjoer, A, Suprohaita & Setyowulan, 2007, Kapita Selekta Kedokteran ed 3,
Media Aesculapius, Jakarta
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
EGC
Doengos, 2005, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta