Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
Jurusan/Prodi MIPA/Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Dosen Pengampu:
Diah Mulhayatiah,S.Si,M.Pd
Dindin Nasrudin,S.Pd,M.Pd
Oleh
Auva Fadhlurohman 1182070011
Fitria Cindrakasih 1182070024
M.Algi Al-Hanafi 1182070034
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Pengertian Filsafat dan Makna Pendidikan”. Sholawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., kepada keluarga,
sahabat, dan segenap umatnya yang senantiasa patuh dan taat terhadap ajarannya.
Penulisan makalah ini berisi tentang pengertian dari filsafat, makna dari
pendidikan dan keterkaitan antara filsafat dengan pendidikan serta ruanglingkup
filsafat pendidikan. Makalah “Pengertian Filsafat dan Makna Pendidikan” ini disusun
secara sederhana, meskipun demikian, penulis mengharapkan dengan adanya
makalah ini dapat membantu pembaca lebih mengetahui tentang akhlak terpuji.
Penulis dengan segala kekurangannya, tidak mampu menyelesaikan tugas ini
tanpa arahan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih. Penulis juga menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Mudah-mudahan Allah
swt., senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua,
sehingga dimudahkan dan dilancarkan segala urusan dunia dan akhirat, Aamiin
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk hidup berpikir yang berusaha untuk
mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja. Segala sesuatu yang
dilihatnya, dialaminya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau dikaji ( Tim Pengajar
Filsafat Pendidikan Unimed ). Manusia berfilsafat karena adanya keheranan,
kesangsian, dan kesadaran atas keterbatasan. Filsafat mendorong manusia untuk
mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah
hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak
terbatas.
Filsafat sendiri dapat diartikan sebagai jalan hidup manusia di dunia. Manusia
Bercita-cita tentang hidupnya dan selalu berfalsafah. Dalam penerapan nya filsafat
memiliki tiga peranan utama dalam hidup manusia yaitu sebagai pendobrak,
pembebas, dan pembimbing ( Jan Hendrik Rapar dalam Diktat Filsafat
Pendidikan). Hubungan nya dengan pendidikan adalah ,filsafat merupakan salah
santu landasan filosofis Pendidikan. Pendidikan sendiri menurut filsafat merupakan
alat atau sarana bagi manusia untuk mengembangkan keilmuan dan pengetahuan.
Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu
menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Maka, pendidikan
diharapkan memiliki standard dan dasar-dasar yang tertata, dikurikulumkan, dan jelas
teori-teori dan konsep-konsep pendidikan yang diharapkan adalah konsep dan teori
yang relepan dengan keadaan yang berlaku
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah arti dari filsafat?
2. Apakah makna dari pendidikan?
3. Bagaimana objek kajian filsafat pendidikan?
1
4. Bagaimana manfaat filsafat pendidikan
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami arti filsafat
2. Mengerti makna pendidikan
3. Mengetahui objek kajian filsafat pendidikan
4. Mengetahui manfaat filsafat pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Sebelum mendefiniskan filsafat pendidikan, karena antara filsafat dengan
pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, konsep filsafat harus diberi
pengertian terlebih dahulu. Filsafat dapat diartikan sebagai way of life manusia
sepanjang kehidupannya di dunia. Cita-cita manusia selalu berkaitan dengan falsafah
hidupnya. Bahkan, nasib suatu bangsa dan negara bergantung pada ideology yang
dianut, yang secara substansial diciptakan oleh filsafat. Filsafat bermakna sikap yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara kontemplatif dan
menyeluruh.
Filsafat merupakan bagian dari kebudayaan manusia yang amat menakjubkan,
filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philos yang berarti cinta dan shopi yang
berarti kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah “cinta kebijaksanaan”. Orang
yang mencari kebijaksanaan di sebut filsuf . Filsuf adalah orang yang belajar dan
mencari kebenaran dan kebijaksanaan tanpa mengenal batasan. (M.D.Basri,2013)
Beberapa definisi filsafat dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Filsafat adalah proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri hakikat
dan sumber kebenaran secara sistematis, logis, kritis, rasional, dan
spekulatif. Alat yang digunakan untuk mencari kebenaran adalah akal
yang merupakan sumber utama dalam berpikir. Dengan demikian,
kebenaran filosofis adalah kebenaran berpikir yang rasional, logis,
sitematis, kritis, radikal, dan universal.
2. Filsafat adalah penggambaran alam pikir manusia yang tidak mengenal
kenyang dengan ilmu pengetahuan dan kebenaran yang hakiki.
3. Filsafat adalah seni kritik dengan tidak membatasi diri pada destruksi
pemikiran tentang kebenaran. Franz Magnis Suseno menegaskan bahwa
kritis dalam filsafat adalah kritis dalam arti bahwa filsafat tidak pernah
puas diri, tidak pernah membiarkan sesuatu sudah dianggap selesai.
Filsafat akan terus membuka kembali perdebatan, dalam arti bahwa setiap
kebenaran menjadi lebih benar dengan setiap putaran tesis-antitesis dan sistensinya.
Sifat kritis filsafat ditunjukan dengan tiga pendekatan dalam filsafat, yaitu pendekatan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ahli filsafat selalu berpikir kritis dengan
melakukan pemriksaan keduan terhadap segala sesuatu yang telah ditemukan secara
filosofis. Kebenaran pertama merupakan awal menuju kebenran kedua dan
seterusnya. Dengan demikian, tidak ada kata “berhenti” untuk menggali kebenaran
yang sesungguhnya “paling benar”. Kebenaran yang paling benar sepanjang
kebenaran itu dihasilkan melalui rasionalisasi. (Atang Abdul. H dan Beni Ahmad,
2008)
Seorang ahli filsuf juga menyatakan bahwa filsafat pada hakikatnya
menggunakan rasio (berpikir). tetapi, tidak semua proses berpikir disebut filsafat.
Manusia yang berpikir dapat diketahui dalam kehidupan sehari – hari, pemikiran
manusia dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Pemikiran pseudo-ilmiah
pemikiran ini beraspek kepada kepercayaan budaya dan mitos. hal ini
dapat dijumpai dalam astrologi atau kepercayaan pada buku primbon.
2. Pemikiran awam
pemikiran ini merupakan pemikiran orang orang dewasa dengan
menggunakan akal sehat ,karena bagi orang awam memecahkan suatu
masalah cukup hanya dengan menggunakan akal sehat tanpa melakukan
penelitian terlebih dahulu.
3. Pemikiran ilmiah
pemikiran ini biasanya menggunakan metode metode,tata pikir dalam
paradigma ilmu pengetahuan tertentu yang dilengkapi dengan hipotesis
untuk menguji kebenearan suatu konsep teori atau pemikiran dalam dunia
empiris (tidak pernah selesai) proses keilmuan.
4. pemikiran filosofis
pemikiran secara reflektif yang meliputi kegiatan analisis,
pemahaman,deskripsi,penilaian,penafsiran, dan perekaan yang bertujuan
untuk memperoleh kejelelasan,kecerahan, keterangan
pembenaran,pengertian,dan perpaduan objek. (M.Anwar,2015)
E. FILSAFAT PENDIDIKAN
Ada beberapa pengertian filsafat pendidikan, di antaranya sebagai berikut.
1. Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang menyelidiki substansi
pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, cara,
hasil, dan hakikat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan analisi kritis
terhadap struktur dan kegunaannya. (Redja Mudyahardjo, 2004)
2. Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan dan
teori-teori pendidikan.
3. Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan
secara komprehensif dan kontemplatif tentang sumber, seluk beluk
pendidikan, fungsi, dan tujuan pendidikan.
Filsafat pendidikan merupakan bentuk penerapan serangkaian keyakinan-
keyakinan filsafati dalam praktik pendidikan. (Chambliss, 2009: 324)
(Kneller, 1971)juga mengatakan bahwa filsafat pendidikan berdasar kepada
filsafat umum atau filsafat formal. Dalam hal ini, masalah-masalah pendidikan
merupakan bagian dari cara berpikir filsafat secara umum. Selain itu, filsafat
pendidikan juga merumuskan segala sesuatu yang berkaintan dengan pendidikan dan
hakikat nya. Seseorang tidak dapat memberikan kritik pada kebijakan pendidikan
yang ada atau menyarankan kebijakan yang baru tanpa memikirkan masalah-masalah
filsafat yang umum seperti hakikat kehidupan yang baik sebagai arah yang akan
dituju oleh pendidikan, kodrat manusia itu sendiri, sebab yang mendidik itu adalah
manusia, dan yang dicari adalah hakikat kenyataan yang terdalam, yang menjadi
semua pencarian cabang ilmu. Oleh karena itu, filsafat pendidikan merupakan
penerapan filsafat formal dalam lapangan pendidikan.
Sebagaimana halnya dengan filsafat umum, filsafat pendidikan bersifat spekulatif,
preskriptif, dan analitik
1) Filsafat bersifat spekulatif artinya bahwa filsafat membangun teori-teori
tentang hakikat manusia, masyarakat dan dunia dengan cara mrnyusun
sedemikian rupa dan menginterpretasikan berbagai data dari penelitian
pendidikan dan penelitian ilmu-ilmu perilaku (psikologi behavioristik).
2) Filsafat bersifat preskriptif artinya filsafat pendidikan mengkhususkan tujuan-
tujuannya, yaitu bahwa pendidikan seharusnya mengikuti tujuan-tujuan itu
dan cara-cara yang umum harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
3) Filsafat pendidikan bersifat analitik tatkala filsafat pendidikan berupaya
menjelaskan pernyataan-pernyataan spekulatif dan preskriptif, menguji
rasionalitas ide-ide pendidikan, baik konsistensinya dengan ide-ide yang lain
maupun cara-cara yang berkaitan dengan adanya distorsi pemikiran.
Konsep-konsep pendidikan diuji secara kritis demikian pula dikaji juga apakah
konsep-konsep tersebut memadai ataukah tidak ketika berhadapan dengan fakta yang
berbeda yang berhubungan dengan berbagai istilah-istilah yang banyak digunakan
dalam lapangan pendidikan seperti “ kebebasan, penyesuaian, pertumbuhan,
pengalaman, kebutuhan, dan pengetahuan”. Penjernihan istilah-istilah akan sampai
pada hal-hal yang bersifat hakiki, maka kajian filsafat tentang pendidikan akan
ditelaah oleh cabang filsafat yang bernama metafisika atau ontologi.
Antologi menjadi salah satu landasan dalam filsafat pendidikan.Selain itu, kajian
pendidikan secara filsafat memerlukan landasan epistemologis dan landasan
eksiologis. (Barnadib, 1996 )
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia merupakan makhluk hidup yang di beri kemampuan berfikir yang
berusaha untuk mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja. Segala
sesuatu yang dilihatnya, dialaminya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau dikaji.
Manusia memiliki ketakjuban, ketidakpuasan, Hasrat bertanya dan keraguan.
Keempat hal tersebut lah yang mendorong lahirnya filsafat.
Filsafat adalah proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri hakikat
dan sumber kebenaran secara sistematis, logis, kritis, rasional, dan spekulatif. Selain
itu, filsafat merupakan seni kritik dengan tidak membatasi diri pada destruksi
pemikiran tentang kebenaran. Filsafat merupakan sesuatu yang sangat asik untuk di
perbincangkan. Ruang lingkup filsafat sendiri meliputi Pencarian kebenaran, Kritik
seni, filsafat pendidikan dll.
Pendidikan yang menurut bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi
awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan
memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan
sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan, yaitu pendewasaan diri
melalui pengajaran dan latihan. Filsafat pendidikan merupakan landasan pendidikan
yang menunjuk pada keberadaan atau subtansi sesuatu khususnya untuk kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas. Sifat filsafat dalam kajian pendidikan bersifat
bersifat spekulatif dan bersifat preskriptif.
Ruang lingkup filsafat pendidikan mencakup semua aspek yang berhubungan
dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan yang baik
dan bagai mana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang di cita-citakan.
Filsafat merupakan dasar dari pendidikan itu sendiri dimana filsafat merupakan
Landasan dalam pendidikan artinya pendidikan bisa muncul karena adanya filsafat
dalam hal ini landasan filsafat pendidikan adalah landasan filosofis dan landasan
pedagogis.
DAFTAR PUSTAKA
Kneller, F. G. (1971). Introduction to Philosophy of Education. new york: John wiley and Sons
Inc.