Você está na página 1de 9

SATUHAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI DI RUANG 17 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun oleh :

D4 Poltekkes Lawang
D4 Poltekkes Malang
Stikes Maharani

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN NYERI

Topik : Manajemen Nyeri


Hari/Tanggal : Jumat, 14 September 2018
Waktu : Jam 10.00 WIB (30 menit)
Tempat : Ruang 17 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Sasaran : Keluarga Pasien
Penyaji : Mahasiswa

1. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan klien diharapkan
mampu mengetahui dan memahami tentang manajemen nyeri.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 30
menit klien diharapkan mampu:
1) Mengetahui tentang pengertian nyeri
2) Mengetahui tentang macam-macam nyeri
3) Mengetahui tentang rentang dan skala intensitas nyeri
4) Mengetahui tentang manajemen nyeri
2. Metode : Ceramah, tanya jawab
3. Media : Leaflet , ppt
KEGIATAN PENYULUHAN
WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
5 Menit Pembukaan a. Menjawab salam dan
a. Memberi salam dan perkenalan diri. memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan. b. Memperhatikan
c. Menggali pengetahuan peserta mengenai c. Memperhatikan dan
informasi gambaran yang akan memjawab pertanyaan
disampaikan
10 menit Pelaksanaan Menyimak dan
Menjelaskan tentang materi penyuluhan memperhatikan.
secara teratur :
a. Pengertian nyeri
b. Macam macam nyeri
c. Rentan dan skala nyeri
5 menit Tanya jawab memberikan kesempatan Bertanya
kepada peserta untuk bertanya

Penutup Bertanya dan mengulang


a. Evaluasi kembali materi yang
5 menit b. Kesimpulan disampaikan secara singkat
c. Memberi salam penutup dan terima kasih dan menjawab pertanyaan.

Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
- Kesepakatan pertemuan dengan peserta didik
- Kesiapan penyuluh dari mahasiswa STIKES DHB Profesi Ners
b. Evaluasi Proses
Peserta :
- Peserta didik mengikuti kegiatan sampai selesai.
- Pertemuan berjalan dengan lancar.
Penyuluh
- Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggungjawab.
c. Evaluasi Hasil
- Tes lisan : di akhir ceramah
- Penilaian
MATERI
MANAJEMEN NYERI

A. DEFINISI
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut
International Association for Study of Plain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Respon nyeri sangat subyektif tergantung dari ambang nyeri dari setiap klien,
koping klien, pengalaman nyeri, ansietas, budaya dari klien serta dipengaruhi oleh
gender dan usia. Oleh karena itu, untuk mengkaji nyeri, perawat dapat melakukan
observasi respon dan perubahan perilaku klien diantaranya menurut Zborowski (1969)
ada lima kelompok umum respon klien terhadap nyeri.
1. Motor responses (twisting, wriggling, movement of body or its parts, walking,
jumping, clencing teeth).
2. Vocal responses (moaning, groaning, crying, screaming).
3. Verbal responses (complaining, cursing, talking about plain, asking for help).
4. Social responses (withdrawl from people, changes in communication patterns,
changes in social manners or personal appearance)
5. The absence of manifest behavior (hiding of plain or suppressing external sign
of pain).
Respon seseorang terhadap nyeri bisa kombinasi antara beberapa respon diatas.

B. FISIOLOGI NYERI
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak.
Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor)
ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielien dari syaraf perifer.

Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa


bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada
daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga
memiliki sensasi yang berbeda.
1. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari
daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan
kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu : a) Reseptor A delta yang
merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang
memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab
nyeri dihilangkan. b) Serabut C yang merupakan serabut komponen lambat
(kecepatan 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.
2. Struktur reseptor nyeri somantik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada
tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena
struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan
sulit dilokalisasi.
3. Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ
viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada
reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetap sangat sensitif
terhadap penekanan, iskemia, inflamasi.

C. TIPE NYERI
Beberapa tipe nyeri antara lain :
1. Somatic pain
2. Neurophatic pain
3. Surgery Pain
4. Chemotherapeutik drugs
5. After rediation theraphy

D. TEORI PENGONTROLAN NYERI


Terdapat beberapa teori yang berusaha menggambarkan bagaimana
nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori
yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali
nyeri dianggap paling relevan (Tamsuri, 2007).
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls
nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf
pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup
pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden
dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C
melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan.
Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat
melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan masukan yang dominan
berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan.
Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat
menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi
mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan
serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsian sensasi
nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih
tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen,
seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.
Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat
pelepasan substansi P. Tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan
upaya untuk melepaskan endofrin (Potter, 2005).

E. MANAJEMEN NYERI
Dalam manajemen nyeri, terdapat empat teknik yang bisa digunakan, antara lain
:
a. Stimulas kutaneus
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada kulit
untuk menghilangkan nyeri. Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
 Kompres dingin
 Analgetic ointments
 Counteriritan, seperti plester hangat
 Contralateral stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan
dengan area nyeri
b. Distraksi
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada
hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi dapat
dilakukan diantaranya dengan cara :
 Nafas dalam lambat dan berirama
 Massage and slow, rhythmic breating
 Rhythmic singing and tapping
 Active listening
 Guided imagery (kekuatan imajinasi klien bisa dengan mendengarkan
musik yang lembut)
c. Anticipatory Guidance
Merupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat dengan cara
memberikan informasi yang dapat mencegah terjadinya misinterpretasi dari
kejadian yang dapat menimbulkan nyeri dan membantu pemahaman apa yang
diharapkan. Informasi yang diberikan kepada klien diantaranya :
 Penyebab nyeri
 Proses terjadinya nyeri
 Lama dan kualitas nyeri
 Berat-ringannya nyeri
 Lokasi nyeri
 Informasi tentang keamanan yang akan diberikan kepada klien
 Metode yang digunakan perawat pada klien untuk mengurangi nyeri
 Hal-hal yang diharapkan klien selama prosedur
d. Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan
beberapa keuntungan, antara lain :
 Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau
stres.
 Menurunkan nyeri
 Menolong individu untuk melupakan nyeri
 Meningkatkan periode istirahat dan tidur
 Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
 Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi antara lain
sebagai berikut :
 Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
 Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor
dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
 Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
 Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan -
lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien
untuk mengkonsentrasikan pikiran pada kakinya yang terasa ringan dan
hangat.
 Ulangi langkah diatas dan konsentrasikan pikiran pada lengan, perut,
punggung dan kelompok otot-otot yang lain.
 Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila
nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Team KDKK I. 2012. Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan I. Yogyakarta : STIKES A


YANI
http://www.galeripustaka.com/2013/03/manajemen-nyeri.html

Você também pode gostar

  • Bab 1 Kwu
    Bab 1 Kwu
    Documento4 páginas
    Bab 1 Kwu
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Manajemen Nyeri
    Manajemen Nyeri
    Documento4 páginas
    Manajemen Nyeri
    Nurul Kurniawati
    Ainda não há avaliações
  • Cover Kwu
    Cover Kwu
    Documento2 páginas
    Cover Kwu
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1 2
    Bab 1 2
    Documento20 páginas
    Bab 1 2
    arumingtyas pawestri
    100% (1)
  • BAB 3 Gunung Meletus
    BAB 3 Gunung Meletus
    Documento20 páginas
    BAB 3 Gunung Meletus
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Flacc Scale
    Flacc Scale
    Documento1 página
    Flacc Scale
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Pathway Atresia Ani
    Pathway Atresia Ani
    Documento2 páginas
    Pathway Atresia Ani
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • LP PJB
    LP PJB
    Documento12 páginas
    LP PJB
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Renpera Luka Bakar
    Renpera Luka Bakar
    Documento11 páginas
    Renpera Luka Bakar
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Pathway Atresia Ani
    Pathway Atresia Ani
    Documento19 páginas
    Pathway Atresia Ani
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • LP PJB
    LP PJB
    Documento16 páginas
    LP PJB
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Pengukuran Tinggi Badan Dan Berat Badan-Hamppir Jadi
    Pengukuran Tinggi Badan Dan Berat Badan-Hamppir Jadi
    Documento11 páginas
    Pengukuran Tinggi Badan Dan Berat Badan-Hamppir Jadi
    Buyung Tegar Aribowo
    Ainda não há avaliações
  • Sap Kontraktur Pada Luka Bakar
    Sap Kontraktur Pada Luka Bakar
    Documento9 páginas
    Sap Kontraktur Pada Luka Bakar
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • LP Stenosis Pulmonal
    LP Stenosis Pulmonal
    Documento12 páginas
    LP Stenosis Pulmonal
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Sop NGT Rssa
    Sop NGT Rssa
    Documento3 páginas
    Sop NGT Rssa
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • LP Tumor Ginjal
    LP Tumor Ginjal
    Documento12 páginas
    LP Tumor Ginjal
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • LP Tumor Ginjal
    LP Tumor Ginjal
    Documento26 páginas
    LP Tumor Ginjal
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Sap Perawatan Kolostomi-1
    Sap Perawatan Kolostomi-1
    Documento16 páginas
    Sap Perawatan Kolostomi-1
    Siti Dyah Wahyu Dwi Roziah
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Enchepalitis
    Makalah Enchepalitis
    Documento20 páginas
    Makalah Enchepalitis
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Contoh Kasus Apendiksitis
    Contoh Kasus Apendiksitis
    Documento1 página
    Contoh Kasus Apendiksitis
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Radang Otak
    Radang Otak
    Documento5 páginas
    Radang Otak
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • BB TB
    BB TB
    Documento7 páginas
    BB TB
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Radang Otak
    Radang Otak
    Documento5 páginas
    Radang Otak
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Luka Dan Mimisan
    Luka Dan Mimisan
    Documento24 páginas
    Luka Dan Mimisan
    yessica
    Ainda não há avaliações
  • Sap PHBS
    Sap PHBS
    Documento7 páginas
    Sap PHBS
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan KB
    Asuhan Keperawatan KB
    Documento1 página
    Asuhan Keperawatan KB
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Nefrolithiasis
    Asuhan Keperawatan Nefrolithiasis
    Documento9 páginas
    Asuhan Keperawatan Nefrolithiasis
    MutiaraLavintang
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan KB
    Asuhan Keperawatan KB
    Documento16 páginas
    Asuhan Keperawatan KB
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações
  • Gangguan Konsep Diri (HDR)
    Gangguan Konsep Diri (HDR)
    Documento18 páginas
    Gangguan Konsep Diri (HDR)
    arumingtyas pawestri
    Ainda não há avaliações