Você está na página 1de 7

TAXONOMI

Phylum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Ascaridida
Super famili : Ascaridoidea
Famili : Ascaridae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides (lineus : 1758)
(Jeffry HC dan Leach RM, 1983)
MORFOLOGI
Cacing Ascaris lumbricoides memiliki 2 stadium dalam perkembangannya, yaitu :
1. Telur : telur fertil, infertil dan yang telah mengalami dekortikasi
2. Bentuk dewasa.
Stadium telur spesies ini berbentuk bulat oval dan ukurannya berkisar antara 45 – 75 mikron x 35
– 50 mikron. Telur Ascaris lumbricoides sangat khas dengan susunan dinding telurnya yang relatif
tebal dengan bagian luar yang berbenjol-benjol. Dinding telur tersebut tersusun atas tiga lapisan,
yaitu :
a. Lapisan luar yang tebal dari bahan albuminoid yang bersifat impermiabel.
b. Lapisan tengah dari bahan hialin bersifat impermiabel ( lapisan ini yang memberi bentuk telur )
c. Lapisan paling dalam dari bahan vitelline bersifat sangat impermiabel sebagai pelapis sel
telurnya.
Telur cacing ini sering ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu telur fertile (dibuahi) dan telur yang
infertile (tidak dibuahi). Telur fertil yang belum berkembang biasanya tidak memiliki rongga
udara, tetapi yang telah mengalami perkembangan akan didapatkan rongga udara. Pada telur
fertile yang telah mengalami pematangan kadangkala mengalami pengelupasan dinding telur yang
paling luar sehingga penampakan telurny tidak lagi berbenjol-benjol kasar melainkan tampak
halus. Telur yang telah mengalami pengelupasan pada lapisan albuminoidnya tersebut sering
dikatakan telah mengalami proses dekortikasi. Pada telur ini lapisan hialin menjadi lapisan yang
paling luar.
Telur infertil; bentuknya lebih lonjong, ukuran lebih besar, berisi protoplasma yang mati sehingga
tampak lebih transparan.
Pada stadium dewasa, cacing spesies ini dapat dibedakan jenis kelaminnya. Biasanya jenis betina
memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan jantan. Pada bagian kepala (anterior)
terdapat 3 buah bibir yang memiliki sensor papillae, satu pada mediodorsal dan 2 buah pada
ventrolateral. Diantara 3 bibir tersebut terdapat bucal cavity yang berbentuk trianguler dan
berfungsi sebagai mulut. Jenis kelamin jantan memiliki ukuran panjang berkisar antara 10 – 30 cm
sedangkan diameternya antara 2 – 4 mm. Pada bagian posterior ekornya melingkar ke arah ventral
dan memiliki 2 buah spikula. Sedangkan jenis kelamin betina panjang badannya berkisar antara 20
– 35 cm dengan diameter tubuh antara 3 – 6 mm. Bagian ekornya relatif lurus dan runcing.
SIKLUS HIDUP
Bentuk infektif bila tertelan oleh manusia dengan menetas diusus halus. Larvanya akan menembus
dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian
mengikuti aliran darah ke paru, larva yang ada di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu
dinding alveolus masuk rongga alveolus kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus.
Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga akan menimbulkan rangsangan pada faring.
Selanjutnya larva akan masuk ke saluran pencernaan dan di usus halus larva berubah menjadi
cacing dewasa. Cacing dewasa akan melakukan perkawinan sehingga cacing betina akan gravid
dan bertelur. Telur cacing akan bercampur dengan faeces manusia. Pada saat buang air besar telur
keluar bersama faeces dan berada di alam (tanah) untuk menjadi matang. Telur matang tertelan
kembali oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi telur. Satu putaran siklus hidup
Ascaris lumbricoides akan berlangsung kurang lebih selama dua bulan.
EPIDEMIOLOGI
Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 – 200.000 butir sehari, terdiri dari telur
yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Dalam lingkungan yang sesuai maka telur yang dibuahi akan
berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Spesies ini dapat ditemukan hampir diseluruh dunia, terutama didaerah tropis dengan suhu panas
dan sanitasi lingkungan jelek. Semua umur dapat terinfeksi jenis cacing ini. Anak kecil yang
sering bermain dengan tanah akan berpeluang besar untuk terkontaminasi oleh telur cacing,
mengingat telur cacing ini mengalami pematangan di tanah. Dengan demikian perlu diperhatikan
kebersihan diri dan sanitasi lingkungan sekitar tempat bermain anak.
DIAGNOSA LABORATORIUM
Diagnosa pasti untuk Ascariasis dengan cara menemukan telur atau cacing dewasa pada faeces
yang dapat diperiksa secara langsung maupun konsentrasi.
2.1.4 Cara Penularan
Penularan Ascariasis dapat terjadi melalui bebrapa jalan yaitu masuknya telur yang infektif ke
dalam mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar, tertelan telur melalui tangan yang
kotor dan terhirupnya telur infektif bersama debu udara dimana telur infektif tersebut akan
menetas pada saluran pernapasan bagian atas, untuk kemudian menembus pembuluh darah dan
memasuki aliran darah (Soedarto, 1991).
2.1.5 Gejala-Gejala yang Timbul
1. Reaksi terhadap larva migran
Sewaktu larva bermigrasi menembus dinding intestinum dan alveolus terjadi perdarahan kecil-
kecil. Penderita akan demam, batuk-batuk, dan kadang-kadang terjadi hemoptysis.
2. Reaksi terhadap cacing dewasa
Gejala berupa nyeri perut biasanya di daerah epygastrium atau daerah umbilicus, perut buncit,
muntah dan kadang-kadang obstitasi.
Seringkali ascariasis tidak menunjukkan gejala sama sekali. Komplikasi yang sering terjadi adalah
obstruksi intestinal, baik partial maupun total. Obstruksinya biasanya terjadi di dalam iliocecal.
Bahan pemeriksaan laboratorium adalah feses penderita untuk menemukan telurnya atau cacing
dewasanya. Pencegahan dengan meningkatkan hygiene pribadi dan senitasi lingkungan. Selain itu,
hindari memakan sayuran mentah atau makanan lain yang terkontaminasi telurnya.
2.1.6 Pencegahan dan Pengobatan
Berdasarkan kepada siklus hidup dan sifat telur cacing ini, maka upaya pencegahannya dapat
dilakukan sebagai berikut :
· Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna, Hygiene keluarga dan hygiene
pribadi seperti :
a. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
b. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuci terlebih dahulu
dengan menggunkan sabun.
c. Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan, hendaklah dicuci bersih dan
disiram lagi dengan air hangat. Karena telur cacing Ascaris dapat hidup dalam tanah selama
bertahun-tahun, pencegahan dan pemberantasan di daerah endemik adalah sulit.
· Pengobatan penderita
Bila mungkin, semua yang positif sebaiknya diobati, tanpa melihat beban cacing karena jumlah
cacing yang kecilpun dapat menyebabkan migrasi ektopik dengan akibat yang membahayakan.
Untuk pengobatan tentunya semua obat dapat digunakan untuk mengobati Ascariasis, baik untuk
pengobatan perseorangan maupun pengobatan massal. Pada waktu yang lalu obat yang sering
dipakai seperti : piperazin, minyak chenopodium, hetrazan dan tiabendazol. Oleh karena obat
tersebut menimbulkan efek samping dan sulitnya pemberian obat tersebut, maka obat cacing
sekarang ini berspektrum luas, lebih aman dan memberikan efek samping yang lebih kecil dan
mudah pemakaiannya (Soedarto, 1991).
Adapun obat yang sekarang ini dipakai dalam pengobatan adalah :
§ Mebendazol.
§ Pirantel Pamoat.
§ Levamisol Hidroklorida.
§ Garam Piperazin.

2.2 Ancylostoma Duodenale


Ancylostoma duodenale, seorang anggota Ancylostomidae, juga sering disebut sebagai "cacing
tambang". Dengan demikian, cacing tambang memiliki kemampuan untuk kawin dan jatuh tempo
pada usus kecil inangnya.
Ancylostoma duodenale berlimpah di seluruh dunia, termasuk negara-negara berikut: Eropa
selatan, Afrika utara, India, Cina, Asia Tenggara, beberapa daerah di Amerika Serikat, Karibia, dan
Amerika Selatan.
TINGKATAN NAMA
KINGDOM Animalia
FILUM Nematoda
KELAS Secernentea
ORDO Strongylida
FAMILI Ancylostomatidae
GENUS Ancylostoma
SPESIES Ancylostoma duodenale . .
2.2.1 Morfologi
Ancylostoma duodenale memiliki dua piring ventral di margin anterior dari kapsul bukal. Masing-
masing dari mereka memiliki dua gigi besar yang tergabung di pangkalan mereka. Sepasang gigi
kecil dapat ditemukan di kedalaman kapsul bukal. Jantan 8 mm sampai 11 mm panjang dengan
bursa copulatory pada bagian belakang. Ia juga memiliki spikula jarum yang tidak menyatu dan
memiliki tips sederhana. Betina adalah 10 mm sampai 13 mm panjang dengan vulva yang terletak
pada bagian belakang dan dapat berbaring 10.000 hingga 30.000 telur per hari. jangka hidup
mereka adalah satu tahun.
2.2.2 Siklus Hidup
Ketika larva filariform (stadium infektif) menembus kulit utuh, larva memasuki sirkulasi darah.
Kemudian dibawa ke paru-paru, batuk dan menelan kembali ke usus kecil. larva itu kemudian
jatuh tempo menjadi dewasa dalam usus dan cacing betina kecil dapat meletakkan 25.000 telur per
hari. Telur yang dilepaskan ke dalam kotoran dan tinggal di tanah. telur ayam di tanah akan
menetas menjadi remaja 1 tahap (tahap rhabditiform atau noninfective) dan dewasa menjadi larva
filariform. Larva filariform kemudian dapat menembus kulit lain terkena dan memulai siklus baru
infeksi manusia.
2.2.3 Epidemiologi
Ancylostoma duodenale adalah cacing tambang pertama yang siklus hidup diterangi. Hal ini lazim
di Eropa selatan, Afrika utara, India, Cina, dan Asia Tenggara, daerah kecil Amerika Serikat,
Kepulauan Karibia, dan Amerika Selatan. cacing tambang ini dikenal di tambang karena
konsistensi dalam suhu dan kelembaban yang menyediakan habitat yang ideal bagi telur dan
perkembangan anak. Diperkirakan 1 milyar orang terinfeksi cacing tambang. Transmisi
Ancylostoma duodenale adalah dengan kontak kulit dengan tanah yang terkontaminasi dengan
larva.
2.2.4 Cara Penularan
Ancylostoma duodenale tidak menular antar manusia. Ancylostoma duodenale larva cacing yang
ditularkan ke orang melalui kulit atau dengan sengaja makan tanah yang tercemar. Tentang
penyakit menular dan Penularan: Penularan penyakit menular dan mengacu pada cara mudah
penyebaran Ancylostoma duodenale mungkin dari satu orang ke orang lain. Kata-kata lain untuk
penyakit menular termasuk "infeksi", "menular", "transmisi" atau "transmissability". Penularan
tidak ada hubungannya dengan genetika atau penyakit mewarisi dari orang tua. Untuk gambaran
umum tentang penyakit menular, lihat Pengantar Contagion .

O. Gejala-gejala yang Timbul


Cahaya infeksi menyebabkan sakit perut, kehilangan nafsu makan dan geophagy . Infeksi berat
menyebabkan kekurangan protein yang parah atau anemia defisiensi besi. kekurangan protein
mungkin memiliki kulit kering, edema dan perut gendut, sementara anemia kekurangan zat besi
mungkin telah kusam mental dan gagal jantung.
2.2.6 Pencegahan dan Pengobatan
· Pencegahan
Pendidikan, sanitasi dan pembuangan kotoran manusia terkendali adalah penting. Mengenakan
sepatu di daerah endemis dapat mengurangi prevalensi infeksi juga.
· Pengobatan
Ancylostoma duodenale dapat diobati dengan albendazol, mebendazol dan benzimidazoles.
pamoate pyrantel adalah alternatif. Dalam kasus yang parah anemia, transfusi darah mungkin
diperlukan.
2.3 Necator Americanus
Necator americanus adalah spesies Necator . Ini adalah kelas dalam filum Nematoda dan
umumnya dikenal sebagai cacing tambang Dunia Baru. Ini adalah cacing nematoda parasit yang
hidup di usus kecil penghuni seperti manusia, anjing dan kucing. Hal ini bertanggung jawab untuk
Necatoriasis . Sejak Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang juga
dikenal sebagai Dunia Lama) adalah dua manusia yang hampir kebanyakan cacing kait, mereka
biasanya dibahas bersama sebagai infeksi cacing tambang. Mereka hanya berbeda dalam distribusi
geografis, struktur mulut dan ukuran relatif.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Strongiloidae
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Necator
Spesies : Necator americanus
2.3.1 Morfologi
Parasit ini memiliki dua punggung dan dua pelat pemotong ventral di sekitar margin anterior dari
kapsul bukal. Mereka juga memiliki sepasang subdorsal dan sepasang gigi subventral yang
terletak dekat ke belakang. Pria biasanya 7mm-9mm panjang, sementara perempuan adalah sekitar
9mm-11mm panjang. Rentang kehidupan khas dari parasit adalah tiga sampai lima tahun. Mereka
dapat menghasilkan manapun antara 5000 hingga 10.000 telur per hari.
2.3.2 Siklus Hidup
Cacing ini mulai keluar sebagai telur unembryonated dalam tanah. Setelah 24-48 jam di bawah
kondisi yang menguntungkan, menjadi telur berembrio dan menetas. Tahap pertama 1 remaja
dikenal sebagai rhabditiform. Rhabditiform larva tumbuh dan berganti bulu dalam tanah berubah
menjadi tahap muda 2. Tahap muda 2 molts sekali lagi sampai mencapai tahap 3 remaja yang juga
disebut filariform, ini juga bentuk infektif. Transformasi dari rhabditiform ke filariform biasanya
membutuhkan waktu 5 sampai 10 hari.
Bentuk larva ini dapat menembus kulit manusia, perjalanan melalui pembuluh darah dan jantung,
mencapai paru-paru. Setelah di sini, mereka bersembunyi melalui alveoli paru-paru dan perjalanan
sampai trakea di mana mereka ditelan dan diperuntukkan bagi usus kecil. Ini adalah di mana
mereka dewasa dan bereproduksi menjadi dewasa dengan melampirkan sendiri ke dinding usus
menyebabkan peningkatan kehilangan darah oleh tuan rumah. Telur berakhir di tanah setelah
meninggalkan tubuh melalui tinja. Rata-rata, kebanyakan cacing dewasa dieliminasi dalam 1
sampai 2 tahun. N. siklus hidup americanus hanya sedikit berbeda dari A. duodenale. N.
americanus tidak memiliki penangkapan pembangunan di host kekebalan dan perlu untuk itu
untuk bermigrasi melalui paru-paru.
2.3.3 Epidemiologi
Necator americanus pertama kali ditemukan di Brazil dan kemudian ditemukan di Texas.
Kemudian ditemukan di pribumi di Afrika, Cina, barat daya kepulauan Pasifik, India dan Asia
Tenggara. Parasit ini merupakan parasit tropis dan merupakan spesies yang paling umum pada
manusia. Sekitar 95% dari cacing tambang yang ditemukan di wilayah selatan Amerika Serikat
N.americanus. Parasit ini ditemukan pada manusia, tetapi juga dapat ditemukan pada babi dan
anjing.
2.3.4 Cara Penularan
Transmisi infeksi Necator americanus membutuhkan pengendapan telur yang mengandung
kotoran pada teduh, tanah dikeringkan baik dan disukai oleh hangat, lembab (tropis) kondisi. Oleh
karena itu, infeksi di seluruh dunia biasanya dilaporkan di tempat-tempat kontak langsung dengan
tanah yang terkontaminasi terjadi.
2.3.5 Gejala-Gejala yang Timbul
Ketika cacing dewasa menempel pada vili usus kecil, mereka mengisap darah host yang dapat
menyebabkan sakit perut, diare, kram, dan penurunan berat badan yang dapat menyebabkan
anoreksia. infeksi berat dapat menyebabkan pengembangan kekurangan zat besi dan anemia
mikrositik hipokrom. Bentuk anemia pada anak-anak dapat menimbulkan retardasi fisik dan
mental. Infeksi yang disebabkan oleh larva migrans kulit, penyakit kulit pada manusia, ditandai
dengan pecah kulit dan gatal parah.
2.3.6 Pencegahan dan pengobatan
· Pencegahan
Pendidikan, sanitasi, dan pembuangan kotoran manusia terkendali sangat penting untuk
pencegahan. Meskipun demikian, memakai sepatu di daerah endemis membantu mengurangi
prevalensi infeksi.
· Pengobatan
Necator americanus parasit americanus dapat diobati dengan menggunakan benzimidazoles,
Albendazole dan mebendazol. Satu dosis tunggal oral tetrachloroethene pada waktu perut kosong
akan menghilangkan sekitar 90 persen dari parasit. pamoate pyrantel adalah obat alternatif.
Cryotherapy merupakan perawatan yang digunakan untuk membunuh cacing. Sebuah transfusi
darah mungkin diperlukan pada kasus berat anemia. infeksi ringan biasanya tidak diobati di daerah
di mana reinfeksi adalah umum. Suplemen zat besi dan diet tinggi protein akan mempercepat
Proses pemulihan

A. Loa loa
Kingdom: Animalia
Filum : Nemathelmynthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Spirurida
Subfamil : Filarioidea
Family : Onchocercidae
Genus : Loa
Spesies : Loa loa
Penyakit ini hanya ditemukan pada manusia. Penyakitnya disebut loaiasis. Loaiasis terutama
terdapat di Afrika barat, Afrika tengah, dan Sudan. Morfologi dan daur hidup Cacing dewasa
hidup dalam jaringan subkutan, yang betina berukuran 50-75 x 0,5 mm dan yang jantan berukuran
30-34 x 0,35-0,43 mm. cacing betina mengeluarkan microfilaria ynag beredar dalam darah pada
siang hari (diurna). Pada malam hari microfilaria berada dalam pembuluh darah paru.
microfilaria dan cacing dewasa Loa-loa
Microfilaria mempunyai sarung berukuran 250-300 mikron x 6-8,5 mikron, dapat ditemukan
dalam urine, dahak, dan kadang-kadang dalam cairan sumsum tulang belakang. Parasit ini
ditularkan oleh lalat Chrysops. Microfilaria yang beredar dalam darah diisap oleh lalat dan setelah
kurang lebih 10 hari di
dalam badan serangga, microfilaria tumbuh menjadi larva infektif dan siap ditularkan kepada
hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia dalam waktu 1-4 tahun kemudian
berkopulasi dan cacing dewasa betina mengelurkan microfilaria.
Patologi dan gejala klinis
Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan microfilaria yang beredar dalam
darah seringkalli tidak menimbulkan gejala. Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh dan
seringkali menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan hidung dengan menimbulkan iritasi
pada mata, mata, sembab, sakit, pelupuk mata menjadi bengkak, sehingga menganggu
penglihatan. Secara psikis pasien menderita. Pada saat-saat tertentu penderita menjadi hipersensitif
terhadaop zat sekresi yang dikeluarkan oleh cacing dewasa dan menyebabkan reaksi radang
bersifat temporer. Pembengkakan jaringan yang tidak sakit dapat menjadi sebesat telur ayam.
Lebih sering terdapat di tangan atau lengan dan sekitarnya. Timbulnya secara sepontan dan
menghilang setelah beberapa hari atau seminggu sebagai manifestasi supersensitive hospes
terhadap parasit.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan microfilaria dalam darah yang diambil pada waktu siang
hari atau menemukan cacing dewasa dari kongjungtiva mata atau dalam jaringan subkutan.
Pengobatan
Dietilkarbamasin merupakan obat utama untuk pengobatan loaiasis. Dosisnya adalah 2
mg/kgBB/hari, diberikan 3 kali sehari sesudah makan selama 14 hari. DEC membunuh
microfilaria dan cacing dewasa. Pada pemberian DEC harus diperhatikan efek sampingnya.
Disamping sebagai terapi, obat ini bersifat profilaksis terhadap infeksi parasit. Cacing dewasa di
dalam mata harus dikeluarkan dengan pembedahan yang dilakukan oleh seorang ahli.

Siklus Hidup
Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria yang beredar dalam darah diisap oleh lalat
dan setelah kurang lebih 10 hari di dalam badan serangga, mikrofilaria tumbuh menjadi larva
infektif dan siap ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia
dan dalam waktu 1 sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan cacing betina dewasa mengeluarkan
mikrofilarianya.
PENCEGAHAN
1. Menghindari gigitan Lalat
2. Pemberian obt-obatan 2 bln sekali
3. Jangan sering-sering masuk hutan

Você também pode gostar

  • Animalia PH
    Animalia PH
    Documento4 páginas
    Animalia PH
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Bab 2 2
    Bab 2 2
    Documento51 páginas
    Bab 2 2
    Sandi Motmot
    Ainda não há avaliações
  • Biologi
    Biologi
    Documento1 página
    Biologi
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Protista
    Protista
    Documento5 páginas
    Protista
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Gerontik
    Gerontik
    Documento12 páginas
    Gerontik
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Pathway Tof
    Pathway Tof
    Documento3 páginas
    Pathway Tof
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Analisa Kulit Pertama
    Analisa Kulit Pertama
    Documento2 páginas
    Analisa Kulit Pertama
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Anatomi
    Anatomi
    Documento1 página
    Anatomi
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Addison's Disease
    Addison's Disease
    Documento37 páginas
    Addison's Disease
    Laris Manik
    Ainda não há avaliações
  • P
    P
    Documento9 páginas
    P
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Makalah PKN
    Makalah PKN
    Documento10 páginas
    Makalah PKN
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Revolusi Industri 4
    Analisis Revolusi Industri 4
    Documento3 páginas
    Analisis Revolusi Industri 4
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Janin
    Janin
    Documento5 páginas
    Janin
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Documento19 páginas
    Osteoporosis
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Pathway Tof
    Pathway Tof
    Documento3 páginas
    Pathway Tof
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Latihan
    Latihan
    Documento7 páginas
    Latihan
    audrey talitha
    100% (2)
  • Dias Nur Priadi COVER
    Dias Nur Priadi COVER
    Documento15 páginas
    Dias Nur Priadi COVER
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Fraktur Basis Cranii
    Fraktur Basis Cranii
    Documento28 páginas
    Fraktur Basis Cranii
    perawata
    Ainda não há avaliações
  • Kosong
    Kosong
    Documento3 páginas
    Kosong
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Documento7 páginas
    Bab I Pendahuluan
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Osteomielitis
    Osteomielitis
    Documento15 páginas
    Osteomielitis
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Proposal
    Proposal
    Documento7 páginas
    Proposal
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • BAB III Hipo Almost Done
    BAB III Hipo Almost Done
    Documento8 páginas
    BAB III Hipo Almost Done
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Klien TB Paru
    Asuhan Keperawatan Klien TB Paru
    Documento10 páginas
    Asuhan Keperawatan Klien TB Paru
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Protozoa
    Protozoa
    Documento4 páginas
    Protozoa
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan Persalinan Normal
    Laporan Pendahuluan Persalinan Normal
    Documento10 páginas
    Laporan Pendahuluan Persalinan Normal
    Andika Kondo
    Ainda não há avaliações
  • Bio Solar
    Bio Solar
    Documento2 páginas
    Bio Solar
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Ipa Generator
    Tugas Ipa Generator
    Documento4 páginas
    Tugas Ipa Generator
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Bio Solar
    Bio Solar
    Documento2 páginas
    Bio Solar
    audrey talitha
    Ainda não há avaliações
  • Digital 126299 S 5713 Studi Prevalensi Literatur
    Digital 126299 S 5713 Studi Prevalensi Literatur
    Documento23 páginas
    Digital 126299 S 5713 Studi Prevalensi Literatur
    Galih Putra Pradana
    Ainda não há avaliações