Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Phylum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Ascaridida
Super famili : Ascaridoidea
Famili : Ascaridae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides (lineus : 1758)
(Jeffry HC dan Leach RM, 1983)
MORFOLOGI
Cacing Ascaris lumbricoides memiliki 2 stadium dalam perkembangannya, yaitu :
1. Telur : telur fertil, infertil dan yang telah mengalami dekortikasi
2. Bentuk dewasa.
Stadium telur spesies ini berbentuk bulat oval dan ukurannya berkisar antara 45 – 75 mikron x 35
– 50 mikron. Telur Ascaris lumbricoides sangat khas dengan susunan dinding telurnya yang relatif
tebal dengan bagian luar yang berbenjol-benjol. Dinding telur tersebut tersusun atas tiga lapisan,
yaitu :
a. Lapisan luar yang tebal dari bahan albuminoid yang bersifat impermiabel.
b. Lapisan tengah dari bahan hialin bersifat impermiabel ( lapisan ini yang memberi bentuk telur )
c. Lapisan paling dalam dari bahan vitelline bersifat sangat impermiabel sebagai pelapis sel
telurnya.
Telur cacing ini sering ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu telur fertile (dibuahi) dan telur yang
infertile (tidak dibuahi). Telur fertil yang belum berkembang biasanya tidak memiliki rongga
udara, tetapi yang telah mengalami perkembangan akan didapatkan rongga udara. Pada telur
fertile yang telah mengalami pematangan kadangkala mengalami pengelupasan dinding telur yang
paling luar sehingga penampakan telurny tidak lagi berbenjol-benjol kasar melainkan tampak
halus. Telur yang telah mengalami pengelupasan pada lapisan albuminoidnya tersebut sering
dikatakan telah mengalami proses dekortikasi. Pada telur ini lapisan hialin menjadi lapisan yang
paling luar.
Telur infertil; bentuknya lebih lonjong, ukuran lebih besar, berisi protoplasma yang mati sehingga
tampak lebih transparan.
Pada stadium dewasa, cacing spesies ini dapat dibedakan jenis kelaminnya. Biasanya jenis betina
memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan jantan. Pada bagian kepala (anterior)
terdapat 3 buah bibir yang memiliki sensor papillae, satu pada mediodorsal dan 2 buah pada
ventrolateral. Diantara 3 bibir tersebut terdapat bucal cavity yang berbentuk trianguler dan
berfungsi sebagai mulut. Jenis kelamin jantan memiliki ukuran panjang berkisar antara 10 – 30 cm
sedangkan diameternya antara 2 – 4 mm. Pada bagian posterior ekornya melingkar ke arah ventral
dan memiliki 2 buah spikula. Sedangkan jenis kelamin betina panjang badannya berkisar antara 20
– 35 cm dengan diameter tubuh antara 3 – 6 mm. Bagian ekornya relatif lurus dan runcing.
SIKLUS HIDUP
Bentuk infektif bila tertelan oleh manusia dengan menetas diusus halus. Larvanya akan menembus
dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian
mengikuti aliran darah ke paru, larva yang ada di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu
dinding alveolus masuk rongga alveolus kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus.
Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga akan menimbulkan rangsangan pada faring.
Selanjutnya larva akan masuk ke saluran pencernaan dan di usus halus larva berubah menjadi
cacing dewasa. Cacing dewasa akan melakukan perkawinan sehingga cacing betina akan gravid
dan bertelur. Telur cacing akan bercampur dengan faeces manusia. Pada saat buang air besar telur
keluar bersama faeces dan berada di alam (tanah) untuk menjadi matang. Telur matang tertelan
kembali oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi telur. Satu putaran siklus hidup
Ascaris lumbricoides akan berlangsung kurang lebih selama dua bulan.
EPIDEMIOLOGI
Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 – 200.000 butir sehari, terdiri dari telur
yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Dalam lingkungan yang sesuai maka telur yang dibuahi akan
berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Spesies ini dapat ditemukan hampir diseluruh dunia, terutama didaerah tropis dengan suhu panas
dan sanitasi lingkungan jelek. Semua umur dapat terinfeksi jenis cacing ini. Anak kecil yang
sering bermain dengan tanah akan berpeluang besar untuk terkontaminasi oleh telur cacing,
mengingat telur cacing ini mengalami pematangan di tanah. Dengan demikian perlu diperhatikan
kebersihan diri dan sanitasi lingkungan sekitar tempat bermain anak.
DIAGNOSA LABORATORIUM
Diagnosa pasti untuk Ascariasis dengan cara menemukan telur atau cacing dewasa pada faeces
yang dapat diperiksa secara langsung maupun konsentrasi.
2.1.4 Cara Penularan
Penularan Ascariasis dapat terjadi melalui bebrapa jalan yaitu masuknya telur yang infektif ke
dalam mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar, tertelan telur melalui tangan yang
kotor dan terhirupnya telur infektif bersama debu udara dimana telur infektif tersebut akan
menetas pada saluran pernapasan bagian atas, untuk kemudian menembus pembuluh darah dan
memasuki aliran darah (Soedarto, 1991).
2.1.5 Gejala-Gejala yang Timbul
1. Reaksi terhadap larva migran
Sewaktu larva bermigrasi menembus dinding intestinum dan alveolus terjadi perdarahan kecil-
kecil. Penderita akan demam, batuk-batuk, dan kadang-kadang terjadi hemoptysis.
2. Reaksi terhadap cacing dewasa
Gejala berupa nyeri perut biasanya di daerah epygastrium atau daerah umbilicus, perut buncit,
muntah dan kadang-kadang obstitasi.
Seringkali ascariasis tidak menunjukkan gejala sama sekali. Komplikasi yang sering terjadi adalah
obstruksi intestinal, baik partial maupun total. Obstruksinya biasanya terjadi di dalam iliocecal.
Bahan pemeriksaan laboratorium adalah feses penderita untuk menemukan telurnya atau cacing
dewasanya. Pencegahan dengan meningkatkan hygiene pribadi dan senitasi lingkungan. Selain itu,
hindari memakan sayuran mentah atau makanan lain yang terkontaminasi telurnya.
2.1.6 Pencegahan dan Pengobatan
Berdasarkan kepada siklus hidup dan sifat telur cacing ini, maka upaya pencegahannya dapat
dilakukan sebagai berikut :
· Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna, Hygiene keluarga dan hygiene
pribadi seperti :
a. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
b. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuci terlebih dahulu
dengan menggunkan sabun.
c. Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan, hendaklah dicuci bersih dan
disiram lagi dengan air hangat. Karena telur cacing Ascaris dapat hidup dalam tanah selama
bertahun-tahun, pencegahan dan pemberantasan di daerah endemik adalah sulit.
· Pengobatan penderita
Bila mungkin, semua yang positif sebaiknya diobati, tanpa melihat beban cacing karena jumlah
cacing yang kecilpun dapat menyebabkan migrasi ektopik dengan akibat yang membahayakan.
Untuk pengobatan tentunya semua obat dapat digunakan untuk mengobati Ascariasis, baik untuk
pengobatan perseorangan maupun pengobatan massal. Pada waktu yang lalu obat yang sering
dipakai seperti : piperazin, minyak chenopodium, hetrazan dan tiabendazol. Oleh karena obat
tersebut menimbulkan efek samping dan sulitnya pemberian obat tersebut, maka obat cacing
sekarang ini berspektrum luas, lebih aman dan memberikan efek samping yang lebih kecil dan
mudah pemakaiannya (Soedarto, 1991).
Adapun obat yang sekarang ini dipakai dalam pengobatan adalah :
§ Mebendazol.
§ Pirantel Pamoat.
§ Levamisol Hidroklorida.
§ Garam Piperazin.
A. Loa loa
Kingdom: Animalia
Filum : Nemathelmynthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Spirurida
Subfamil : Filarioidea
Family : Onchocercidae
Genus : Loa
Spesies : Loa loa
Penyakit ini hanya ditemukan pada manusia. Penyakitnya disebut loaiasis. Loaiasis terutama
terdapat di Afrika barat, Afrika tengah, dan Sudan. Morfologi dan daur hidup Cacing dewasa
hidup dalam jaringan subkutan, yang betina berukuran 50-75 x 0,5 mm dan yang jantan berukuran
30-34 x 0,35-0,43 mm. cacing betina mengeluarkan microfilaria ynag beredar dalam darah pada
siang hari (diurna). Pada malam hari microfilaria berada dalam pembuluh darah paru.
microfilaria dan cacing dewasa Loa-loa
Microfilaria mempunyai sarung berukuran 250-300 mikron x 6-8,5 mikron, dapat ditemukan
dalam urine, dahak, dan kadang-kadang dalam cairan sumsum tulang belakang. Parasit ini
ditularkan oleh lalat Chrysops. Microfilaria yang beredar dalam darah diisap oleh lalat dan setelah
kurang lebih 10 hari di
dalam badan serangga, microfilaria tumbuh menjadi larva infektif dan siap ditularkan kepada
hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia dalam waktu 1-4 tahun kemudian
berkopulasi dan cacing dewasa betina mengelurkan microfilaria.
Patologi dan gejala klinis
Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan microfilaria yang beredar dalam
darah seringkalli tidak menimbulkan gejala. Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh dan
seringkali menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan hidung dengan menimbulkan iritasi
pada mata, mata, sembab, sakit, pelupuk mata menjadi bengkak, sehingga menganggu
penglihatan. Secara psikis pasien menderita. Pada saat-saat tertentu penderita menjadi hipersensitif
terhadaop zat sekresi yang dikeluarkan oleh cacing dewasa dan menyebabkan reaksi radang
bersifat temporer. Pembengkakan jaringan yang tidak sakit dapat menjadi sebesat telur ayam.
Lebih sering terdapat di tangan atau lengan dan sekitarnya. Timbulnya secara sepontan dan
menghilang setelah beberapa hari atau seminggu sebagai manifestasi supersensitive hospes
terhadap parasit.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan microfilaria dalam darah yang diambil pada waktu siang
hari atau menemukan cacing dewasa dari kongjungtiva mata atau dalam jaringan subkutan.
Pengobatan
Dietilkarbamasin merupakan obat utama untuk pengobatan loaiasis. Dosisnya adalah 2
mg/kgBB/hari, diberikan 3 kali sehari sesudah makan selama 14 hari. DEC membunuh
microfilaria dan cacing dewasa. Pada pemberian DEC harus diperhatikan efek sampingnya.
Disamping sebagai terapi, obat ini bersifat profilaksis terhadap infeksi parasit. Cacing dewasa di
dalam mata harus dikeluarkan dengan pembedahan yang dilakukan oleh seorang ahli.
Siklus Hidup
Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria yang beredar dalam darah diisap oleh lalat
dan setelah kurang lebih 10 hari di dalam badan serangga, mikrofilaria tumbuh menjadi larva
infektif dan siap ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia
dan dalam waktu 1 sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan cacing betina dewasa mengeluarkan
mikrofilarianya.
PENCEGAHAN
1. Menghindari gigitan Lalat
2. Pemberian obt-obatan 2 bln sekali
3. Jangan sering-sering masuk hutan