Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di
mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Ada banyak jenis spesifik gangguan kepribadian. Secara umum, memiliki gangguan
kepribadian berarti memiliki kaku dan berpotensi merusak diri sendiri atau merendahkan diri-
pola berpikir dan berperilaku tidak peduli pada situasinya. Hal ini menyebabkan stress dalam
hidup atau gangguan dari kemampuan untuk beraktivitas rutin di tempat kerja, sekolah atau
situasi sosial lain.
Gangguan-gangguan dalam kategori ini bersumber dari perkembangan kepribadian
yang tidak masak dan menyimpang. Kerena mengalami proses perkembangan yang tidak
semestinya, individu-individu tertentu memiliki cara pandang, cara pikir dan berhubungan
dengan dunia sekelilingnya secara maladaptif. Akibatnya, mereka tidak berfungsi
sebagaimana mestinya dan dalam kasus-kasus tertentu mereka menjadi menderita.
Dalam beberapa kasus, kemungkinan penderita tidak menyadari bahwa mereka
memiliki gangguan kepribadian karena cara berpikir dan berperilaku tampak alami bagi si
penderita, dan penderita mungkin menyalahkan orang lain atas keadaannya.
Kepribadian adalah kombinasi dari pikiran, emosi dan perilaku yang membuat
seseorang unik, berbeda satu sama lain. Ini cara melihat, memahami dan berhubungan dengan
dunia luar, dan juga bagaimana seseorang melihat diri sendiri. Bentuk kepribadian selama
masa kanak-kanak, dibentuk melalui interaksi dari dua faktor:
1) Warisan kecenderungan atau gen. Ini adalah aspek kepribadian yang diturunkan kepada
seseorag dari oleh orang tua, seperti rasa malu atau pandangan terhadap kebahagiaan. Hal
ini kadang-kadang disebut temperamen bersifat "alami" dan merupakan bagian dari pola
asuh dan "konflik".
2) Lingkungan, atau situasi kehidupan. Lingkungan tempat seseorang dibesarkan, hubungan
dengan anggota keluarga dan orang lain juga turut berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian. Ini mencakup beberapa hal seperti jenis pola pengasuhan yang dialami
seseorangapakah itu dengan penuh cinta atau kekerasan.
Gangguan kepribadian dianggap disebabkan oleh kombinasi genetik dan pengaruh
lingkungan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa memiliki kerentanan genetik untuk
mengembangkan sebuah gangguan kepribadian dan situasi kehidupan dapat memicu
perkembangan gangguan kepribadian. Ada tiga kelompok gangguan utama dalam kategori
ini, yaitu gangguan kepribadian, kepribadian antisosial, dan perilaku kriminal.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
Penderita jenis gangguan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hubungan pribadinya dengan orang lain terganggu, dalam arti sikap dan perilakunya
cenderung merugikan orang lain.
2. Memandang bahwa kesulitannya disebabkan oleh nasib buruk atau perbuatan jahat orang
lain. Dengan kata lain, penderita gangguan ini tidak pernah merasa bersalah.
3. tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap orang lain: bersikap manipulatif atau senang
mengakali, mementingkan diri sendiri, tidak punya rasa bersalah, dan tidak mengenal rasa
sesal bila mencalakakan orang lain.
4. Celakanya, orang ini tidak pernah dapat melepaskan diri dari pola tingkah lakunya yang
maladaptif itu.
5. Selalu menghindari tanggung jawab atas masalah-masalah yang mereka timbulkan.
Selain itu, gangguan ini lebih merupakan gangguan terhadapa nama baik si penderita
(disorders of reputation). Artinya, masalahnya lebih berupa akibat tidak menyenangkan dari
tindakan sipenderitan terhadap orang lain, bukan berupa penderitaan yang harus ditanggung
oleh yang bersangkutan, seperti misalnya pada kasus neurosis. Dalam kasus neurosis, yang
menderita dan merasa tidak bahagia adalah penderita itu sendiri. Sebaliknya dalam gangguan
kepribadian ini yang menjadi korban perbuatan tidak bertanggung jawab dari si penderita.
Penderita sendiri hanya mengalami reputasi yang buruk, yang bagi penderita gangguan ini
sama sekali bukan soal.
Beberapa jenis gangguan kepribadian yang cukup menonjol adalah kepribadian
paranoid-skizoid-skizotipe, kepribadian histrionik-narcisistik-antisosial, dan kepribadian
aviodan-tergantung-kompulsif-agresif pasif.
Etiologi Kelompok A
Berbagai studi tentang keluarga memberikan beberapa bukti bahwa gangguan
kepribadian kelompok A berhubungan dengan skizofrenia. Pada gangguan skizotipal, pasien
mengalami kelemahan kognitif dan kurangnya fungsi neuropsikologis yang sama dengan
terjadinya skizofrenia. Selain itu, pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal memiliki
rongga otak yang lebih besar dan lebih sedikit bagian abu-abu di lobus temporalis.
a) Faktor biologis
Faktor-faktor biologis antara lain disebabkan oleh faktor genetis. Gangguan
kepribadian borderline dialami oleh lebih dari satu anggota dalam satu keluarga. Beberapa
data menunjukkan adanya kelemahan fungsi lobus frontalis, yang sering diduga berperan
dalam perilaku impulsif. Individu dengan gangguan borderline mengalami peningkatan
aktivasi amigdala, suatu struktur dalam otak yang dianggap sangat penting dalam pengaturan
emosi.