Você está na página 1de 5

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PERPUSTAKAAN DIGITAL BAGI

MAHASISWA

Oleh: Moh. Zainul Muttaqin

NIM. 20170701041125

Abstrak

Perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menjadi tempat penyimpanan bahan


pustaka dalam format digital dan menyebarluaskan bahan pustaka melalui jaringan
internet. Jenis bahan pustaka perpustkaan digital adalah tulisan, gambar dan suara
dalam format digital. Buku elektronik disingkat Buku-e atau buku digital adalah
versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang
dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang
juga dapat berwujud teks atau gambar. Buku elektronik diminati karena ukurannya yang
kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur pencarian,
sehingga kata-kata dalam buku elektronik dapat dengan cepat dicari dan ditemukan.
Terdapat berbagai format buku elektronik yang populer, antara lain adalah teks
polos, pdf, jpeg,lit dan html. Masing-masing format memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk membaca buku
elektronik tersebut.

Kata Kunci: Perpustakaan Digital, Sisi Positif dan Negatif.

A. PENDAHULUAN

Perpustakaaan Digital sering sekali disebut sebagai sarana yang paling


menyenangkan dikarenakan sifatnya yang mudah, praktis dan tidak membuang
bayak waktu untuk mencari buku yang kita inginkan, karena Perpustakaan Digital
telah dirancang dengan sangat efisien, hanya dengan mengetik apa yang
diinginkan maka akan keluar sesuai yang diinginkan, lalu tinggal di download
atau di copy saja, sangat efisien bukan dan tidak membuang banyak waktu.

Perpustakaan Digital bukan hanya dikhususkan untuk kalangan mahasiswa


saja, melainkan untuk semua kalangan baik SD, SMP, SMA maupun bagi mereka
yang tidak mengenyam bangku pendidikan. Karena Perpustakan Digital tidak
mengenal siapa yang menggunakanya, oleh sebab itu semua kalangan dapat
dengan mudah menggunakan Perpustakaan Digital.

Namun dibalik itu semua pasti memiliki dampak yang sangat buruk bagi
perpustakaan konvensional, dan buku buku yang di jual di toko buku. Pastinya
dengan adanya Perpustakaan Digital perpustakaan akan sepi dan buku yang dijual
tidak ada yang mau membeli atau membacanya dikarenakan telah ada sarana yang
lebih efisien, tidak membuang uang dan tanpa keluar banyak biaya.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Perpustakaan Digital

Perpustakaan digital adalah jenis perpustakaan dimana materi-materinya


bukan lagi berupa buku-buku dalam bentuk fisik.1 Digital disini berarti bersifat
elektronik. Materi-materi perpustakan digital biasanya berupa Video, Audio,
EBook, Pdf, Word, Power Poin, Tutorial interaktif, Software, Gambar/image,
Diagram. Untuk membuka materi digital tersebut juga mesti dengan alat bantu
yang harus bersifat digital atau elektronik yang memenuhi syarat untuk membuka
file-file digital tersebut.

Perpustakaan Digital adalah perpustakaan yang hrus menyediakan semua jasa


esensial dari jasa perpustakaan tradisional dan juga harus mengekploitasi
kelebihan dan manfaat penyimpanan penelusuran dan komunikasi digital. 2
Perpustakaan Digital juga menyimpan data baik itu buku atau tulisan, gambar,
suara, dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan
menggunakan protocol elektronik melalui jaringan komputer

Dari pengertian pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya


perpustakaan digital pengembangan dan memperdayakan suatu perpustakaan
merupakan suatu pilihan yang tepat dapat mengntarkan kearah modern yang
berparadaban. Perpustakaan yang andal di masa depan adalah perpustakaan yang
memiliki kemampuan akses terhadap teknologi. Sistem dan manajemennya telah
didukung oleh teknologi serta koleksi-koleksinya berupa teknologi digital.
Keberadaan perpustakaan digital akan memberikan wajah baru dalam dunia
perpustakaan yang lebih super efisien, akurat, dan cepat sehingga pemakai atau
anggota perpustakaan akan merasa nyaman puas.

2. Sisi Positif Perpustakaan Digital


1
Abdul rahman saleh, ilmu perpustakaan ( Tanggerang Selatan : universitas terbuka, 2014). Hlm
45
2
Supriyanto, Teknologi Informasi Perpustakaan ( Yogyakarta: PT Lestari, 2008).hlm 34
 Long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa
menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun.3
 Akses yang mudah. Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding
dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu
dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama.
 Murah (cost efective). Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya.
Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan
membeli buku.
 Mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih “aman”,
sehingga tidak akan mudah untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi
perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa
dibaca oleh pengguna, tanpa bisa mengeditnya
 Publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-
karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan
internet.
3. Sisi Negatif Perpustakaaan Digital
 Mahasiswa malas silaturahmi. Apa-apa serba digital. Lihat jadwal kuliah
malas ke kampus, tinggal buka laptop saja yang terhubung ke sistem
akademik online. Mau lihat nilai tidak perlu ke akademik. Mau lihat materi
perkuliahan tinggal download. Semuanya seolah ada di ujung jari. Semua
dalam genggaman, Ujung-ujungnya, pertemuan fisik berkurang. Ngobrol
dari hati-hati dan face to face makin jarang. Semua terjebak di dunia
digital. Bisa jadi, mahasiswa lebih stress ketinggalan gadget daripada
mangkir kuliah.
 Malas baca textbook. Setiap ada tugas makalah atau presentasi, mahasiswa
modalnya berselancar di dunia maya sembari mengetikkan kata kunci di
mesin pencari. Kutip sana, kutip sini. Masih syukur sumber tulisannya
disebutkan. Akhirnya belajar pun seolah cuma sepotong sepotong saja,
bahkan cukup belajar powerpoint dosen yang hanya memuat poin-poinnya
saja. Menyimak kulit-kulitnya saja. Memang teknologi memudahkan,

3
Subrata, Perpustakaan digital (Yogyakarta : CV Sagung Seto, 2015)hlm. 23
namun bisa meninabobokan juga. Semua yang serba online belum tentu
membuka pengetahuan. Dampaknya, perpustakaan pun sepi, kecuali
mencari jurnal atau buku yang memang tidak ada format e-journal atau e-
book-nya.

 Malas menulis dengan tangan. Semua aktivitas mengandalkan papan ketik.


Semua tulisan sudah ada format digitalnya. Copas sana copas sini, jadilah
makalah atau tugas. Mau nulis catatan kuliah, tinggal nulis di notepad dan
kadang difoto. Dunia digital pun akhirnya membuat mahasiswa piawai
mengetik, bukan menulis dengan tangan. Jangan-jangan mahasiswa lupa
bagaimana menulis dengan tangan secara rapi dan indah. Mungkin ini
berlebihan, tapi bukan mustahil terjadi.
 Malas bergerak. di kamar saja bisa tahu semua informasi atau aktivitas di
kampus. Belum mandi pun bisa berdiskusi dengan dosen melalui virtual-
class. Bertemu teman sekelas cukup mengandalkan Grup WA, di kelas
sembari sarungan saja. Mobilitas pun berkurang. Kemampuan motorik bisa
terganggu. Bahkan jalan-jalan ke kampus sembari menikmati lingkungan
sekitar bisa semakin jarang. Semua duduk di depan monitor saja, atau
menunduk dengan gadget di tangan dan wi-fi.
 Malas bicara. Kemampuan komunikasi verbal pun bisa terganggu gara-
gara komunikasi serba digital. Mau bertanya, tinggal mengetikkannya di
diskusi elektronik yang tersedia minimal melalui fitur grup WA. Bisa jadi
kita gagap bicara karena komunikasi verbal jarang digunakan. Dunia
seolah hening, namun pesan-pesan elektronik bersliweran di ruang-ruang
maya di perguruan tinggi. Bisa jadi, saat distance learning diterapkan,
ruang-ruang kuliah atau seminar pun kosong melompong.

C. KESIMPULAN

Perpustkaan digital adalah harus memenuhi atau menyediakan semua jasa


yang esensial dari jasa perpustakaan tradisional dan juga harus mengekploitasi
kelebihan dan manfaat penyimpanan penelusuran dan komunikasi digital. Di
dalam era informasi dimana INTERNET merupakan media yang mudah
dimanfaatkan di seluruh pelosok dunia, istilah Digital Library (Perpustakaan
Digital), E-Library (Perpustakaan Elektronik), dan Virtual Library (Perpustakaan
Maya) mulai sering kita dengar dan menjadi perbendaharaan kosa kata baru dalam
bahasa kita. Ketiga istilah tersebut mempunyai konotasi yang sama yaitu merujuk
pada perpustakaan yang tidak berujud.

Sebuah E-book, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus bahasa Inggris,


adalah “versi elektronik dari buku cetak yang dapat dibaca pada komputer pribadi
atau perangkat genggam yang dirancang khusus untuk tujuan ini”. E-book
didedikasikan bagi mereka para pembaca media elektronik atau perangkat e-
book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang dapat digunakan
untuk membaca buku elekronik ini.Dengan hadirnya ebook ini para pembaca
dimudahkan untuk tidak menyimpan buku-buku favoritnya dalam bentuk fisik
(buku konvensional) dan juga memudahkan bagi para penulis dalam menyebarkan
tulisan-tulisannya, karena melalui ebook ini seseorang tidak perlu datang ke
penerbit hanya sekedar menginginkan tulisannya dapat diterbitkan. Apabila
seorang penulis ingin menjual atau mempublikasikan tulisan-nya dengan adanya
e-book ini merupakan salah satu jalan pintasnya dan ini berlaku juga bagi para
pembaca atau pencari ilmu di internet.

Daftar Pustaka
Abdul rahman saleh, ilmu perpustakaan Tanggerang Selatan universitas terbuka, 2014

Supriyanto, Teknologi Informasi Perpustakaan Yogyakarta: PT Lestari, 2008

Subrata, Perpustakaan digital Yogyakarta : CV Sagung Seto, 2015

Você também pode gostar