Você está na página 1de 924

BAB

Pendahuluan
ft laki-laki berumur 65 tahun masuk ke ruang gawat darurat dengan
\["f "orrng nveri hebat mendadak di dada bagian depan, yang menjalar ke
"n]nkiri dan ke atas sampai ke leher dan rahang bawah. Pada anamnesa
LJiungun
iit dia telah mengalami serangan nyeri beberaOa ka!!, dan serangan
muncul pada saai naik tangga atau mencangkul di kebun.
"tanui"Uahwa
;;;;-rJ"i; Sebe-
beristirahat sekitar lima
i,jn"'"vu iif."tahui bahwa nyeri akan hilang apabila dia
*unii. Tetapi pada saat ini nyeri tersebut lebih hebat dan timbul spontan ketika
dia sedang duduk; dan nyeri tidak hilang'
"pada jantung yang
Nyeri episode awal adalah angina, suatu kondisi nyeri
oleh
timbul paia saat iatihan dan menghilung bil" istirahat; nyeri ini disebabkan
penyempitan arteriae coronariae iehingga otot jantung mengalami kekurangan
arteriae
aaran. saat ini pasien mengalami infark myocardium, yaitu aliran darah
dan otot jantung mengalami
.oronuriuu mendadak ber-kurang atau berhenti,
kematian di
J"generusi atau mati. lnfark myocardium adalah penyebab utama
pengetahuan mengenai pendarahan jantung dan
G;i;Jr;tri. Jelaslah, bahwa penting untuk membuat
susunan arteriae coronariae *"rrpuk,n hal yang sangat
diagnosis dan mengobati Pasien'
DAFTAR"ISI BAB
Anatomi Dasar 2 Bursa 20 Anatomi Radiografik 36
lstilah Anatomi Deskriptif 2 Vagina Synoviatis 20 Catatan Ktinik S8
I stilah yang Be rh ubu ng an Pembuluh Darah 20 Pemecahan Masalah KIinik 44
dengan Posisi 2 Slslem Limfatik 20 Jawaban Masalah Klinik 46
lstila,hyang Be rh ubu n g an Srsfem Saraf 23 Tipe Soal Ujian Negara 46
dengan Pergerakan 3 Membrana Mukosa 30 Jawaban Soal Ujian Negara 47
Struktur Dasar 6 Membrana Serosa S0
Kutit 6 Tulang 31
Fascia I Tulang Rawan 34
Otot I Efek Seks, Bas, dan lJmur
' Sendi 15" pada Struktur 34
. Ligamentum Z0

SASARAN BELAJAR
Mahasiswa harui mengerti istilah-istilah yang di- Bab ini mencakup uraian singkat beberapa struktur
gunakan dalam menguraikan struktur dan funqsi"ber- dasar penyusun tubuh, seperti kulit, otot, dan tulang.
bagai regio di anatomi. Tanpa mengerti istilai-istilah Penting bagi mahasiswa untuk mengerti organisaii
tersebut, tidak mungkin mahasiswa dipat mengerti se- fungsional struktur-struktur ini dan bigaimaia cara
cara komprehensif komposisi yang ada di dalam tubuh. struktur-struktur tersebut mengontrol berbagai aktivitas
Selaln itu, dokter membutuhkan istilah-istilah tersebut tubuh.
untuk mencatat kelainan anatomi yang ditemukan da- Pengetahuan mengenai susunan end arleries dalam
lam pemeriksaan klinik dengan - tepit. ,
pendarahan otot jantung, seperti pada contoh kasus
pada permulaan Bab ini, merupakan perhatian utama.

ANATOMI DASAR tangan menghadap ke depan (Gambar 'l -l). posisi ini
dinamakan posisi anatomi. Berbagai bagian tubuh di-
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan gambarkan dalam kaitannya dengan bidang-bidang
fungsi tubuh. imajiner tertentu,
Anatomi klinik adalah ilmu yang mempelajari Bidang midsagital adalah bidang vertikal yang
struktur makroskopik dan fungsi tubuh yang ber'hu- melalui pertengahan tubuh, dan membagi tLrbuli
bungan dengan praktik kedokteran dan ilmu kesehatan menjadi bagian kanan dan kiri yang sama (Cambar
lainnya. 1-1). Bidang-bidang yang terletak di samping dan
Anatomi dasar adalah ilmu yang mempelajari se- sejajar bidang midsagital disebut bidang paramedian.
dikit anatomi yang sesuai dengan kebutuhan untuk Sebuah struktur yang terletak lebih dekat pada bidang
mengerti struktur dan fungsi tubuh secara menyeluruh. midsagital dibandingkan struktur lainnya disebut ter_
letak medial terhadap struktur tersebut. Sama dengan
hal ini, suatu struktur yang terletak lebih jauh dari
lstilah Anatomi Deskriptif
! jdanq midsagital dibandingkan struktur lainnya
dikatakan terletak lateral terhadap struktur tersebut.
ISTILAH YANG BERHUBUNGAN
Bidang koronal adalah bidang vertikal imajiner
DENGAN POSISI
yang tegak lurus bidang midsagital (Cambar 1_1).
Seluruh deskripsi tubuh manusia didasarkan pada ang- Bidang horizontal atau transversal adalah bidang yang
gapan bahwa orang berdiri tegak, ekstremitas superior tegak lurus dengan bidang midsagital dan koronal
berada di samping tubuh, dan wajah serta telapak (Gambar 1-1).
ANATOMI DASAR

bidang midsagital
bidang koronal bidang midsagital

supenor

bidang paramedian

ujung
proksimal
ekslremitas
superior

balas
lateral

permukaan ujung distal


dorsal tangan permukaan ekslremitas
palmar langan superior

permukaan
dorsal kaki

permukaan
plantar kaki

Gambar 1-1. lstilah-istilah anatomi yang digunakan untuk posisi. Perhatikan bahwa subjek berdiri dalam posisi anatomi.

lstilah anterior dan posterior digunakan untuk me- lstilah interna dan eksterna digunakan untuk me-
nunjukkan bagian depan dan belakang tubuh (Cambar nyatakan jarak relatif struktur dari pusat organ atau
1-1) dan menggambarkan hubungan antara dua struk- rongga; misalnya aderia carotis interna terletak di
tur. Suatu struktur dikatakan terletak anterior atau dalam rongga tengkorak dan arteria carotis externa
posterior dibandingkan struktur lainnya, tergantung terletak di luar rongga tengkorak.
pada apakah letak struktur tersebut lebih dekat dengan lstilah ipsilateral menunjukkan sisi tubuh yang sa-
permukaan tubuh bagian anterior atau posterior. ma, misalnya tangan kiri dan kaki kiri adalah ipsila-
Untuk mendeskripsikan tangan, istilah permukaan teral. Kontralateral menunjukkan sisi tubuh yang berla-
palmar dan dorsat digunakan sebagai pengganti istilah wanan; misalnya musculus biceps brachii sinistra dan
anterior dan posterior, sedangkan sebagai pengganti musculus rectus femoris dextra adalah kontralateral.
istilah permukaan plantar dan dorsal digunakan per- Posisi supinatio adalah posisi tubuh telentang.
mukaan bawah dan atas untuk mendeskripsikan kaki Posisi pronatio adalah posisi tengkurap.
(Cambar 1-1). lstilah proksimal dan distal menunjuk-
ISTILAH YANG BERHUBUNGAN
kan jarak relatif dari pangkal ekstremitas, misalnya
DENGAN PERGERAKAN
lengan atas terletak di proksimal lengan bawah dan
tangan terletak di distal lengan bawah. Tempat pertemuan dua atau lebih tulang disebut sendi.
lstilah superfisialis dan profunda menyatakan jarak Beberapa sendi tidak bergerak (sutura tulang teng-
relatif struktur terhadap permukaan tubuh; dan istilah korak), beberapa sendi hanya dapat bergerak sedikit
superior dan inferior ntenyatakan posisi relatif tinggi (articulatio tibiofibularis superior), dan beberapa sendi
atau rendah terhadap ujung atas dan bawah tubuh. dapat bergerak dengan bebas (articulatio humeri).
BAB 1 Pendahuluan

Fleksi adalah pergerakan yang terjadi pada bidang Abduksi anggota gerak adalah pergerakan men-
sagital. Misalnya, fleksi articulatio cubiti mendekatkan jauhi garis tengah tubuh pada bidang koronal (Cam-
permukaan anterior lengan bawah ke permukaan an- bar 1-2). Adduksi anggota gerak adalah pergerakan
terior lengan atas. Biasanya fleksi merupakan perge- mendekati tubuh pada bidang koronal (Cambar l-2).
rakan ke arah anterior, tetapi kadang-kadang merupa- Pada jari-jari tangan dan kaki, abduksi adalah per-
kan pergerakan ke arah posterior seperti pada fleksi gerakan jari-jari yang saling menjauhi, dan adduksi
articulatio genus (Cambar l-2). Ekstensi berarti adalah pergerakan jari-jari yang saling mendekati
meluruskan sendi dan biasanya terjadi pergerakan ke (Cambar 1-3). Cerakan ibujari (Gambar 1-3) yang
arah posterior (Cambar l-2). Laterofleksio merupakan sedikit lebih rumit, dijelaskan pada Bab 9.
pergerakan batang badan pada bidang koronal Rotasi adalah istilah yang digunakan untuk per-
(Cambar 1-3). gerakan suatu bagian tubuh mengelilingi sumbu

adductio
articulatio humeri

arlicubtio humeri

)$ adduclio
articubtio coxae

lLJ
flexio==."==
I I I arliculatio genus

\lzn ,Ju,",o,,
w(. exlerFio

rotatio lateral \J
Gambar 1-2' Beberapa istilah anatomi yang digunakan pada pergerakan. Perhatikan perbedaan
antara fleksi siku dan lutut.
ANATOMI DASAR

pronatio lengan bawah


supinatio lengan bawah

adductio jari-jari abductio jari-jari


inversio kaki eversio kaki

adductio ibujari

oppositio ibuiqri
dan iari kelingking

Gambar 1-3. lstilah anatomi tambahan yang berhubungan dengan pergerakan.

panjangnya. Rotasi medial adalah suatu gerakan yang bawah dari posisi pronasi sehingga telapak tangan
menyebabkan permukaan anterior suatu bagian. meng- menghadap ke anterior (Cambar 1-3).
hadap ke medial. Rotasi lateral adalah suatu gerakan
Sirkumduksi merupakan kombinasi urutan gerakan
yang menyebabkan permukaan anteripr suatu bagian fleksi , ekstensi, abduksi, dan adduksi (Cambar 1-2)'
Protraksi adalah gerakan ke depan; retraksi ada-
merighadap ke lateral. Pronasi lengan bawah adalah
rotatio medial lengan bawah sedemikian rupa sehingga lah gerakan ke belakang (digunakan untuk mengurai-
telapak tangan menghadap ke posterior (Cambar 1-3)' kan pergerakan rahang bawah ke depan dan belakang
pada articulatio temporomand ibularis).'
Suplnasi lengan bawah adalah rotasi lateral lengan
BAB 1 Pendahuluan

.kaki lnversi adalah pergerakan kaki sehingga telapak buluh darah, pembuluh limfatik, dan saraf. Tebalnya
menghadap ke arah medial (Gambarl-:). Eversi dermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, dan
adalah pergerakan sebaliknya dari kaki sehingga cenderung menjadi lebih tipis pada permukaan
telapak kaki menghadap ke lateral (Gambar 1-3). anterior dibandingkan dengan permukaan posterior.
pgrmis pada perempuan lebih tipis dibandingkan pada
Struktur Dasar laki-laki. Dermis dihubungkan dengan fasciiprofunda
atau tulang yang dibawahnya oleh fascia superficialis,
KULIT
atau dikenal sebagai jaringan subkutan.
Kulit dibagi dalam dua bagian: bagian superfisialis, Di dalam dermis, sebagian besar berkas serabut-
epidermis; dan bagian profunda, dermis (Cambar 1-4). serabutkolagen berjalan sejajar. lnsisibedah pada kulit
Ep.idermis merupakan epitel berlapis gepeng yang sel- yang dilakukan disepanjang atau antara berkas-berkas
selnya menjadi pipih bila matang dan naik ke per- ini menimbulkan kerusakan minimal pada kolagen
mukaan. Pada telapak tangan dan kaki, epidermis sehingga luka akan sembuh dengan sedikit jaringan
sangat tebal untuk menahan robekan dan kerusakan parut. Sebaliknya, insisi yang dibuat memotong berkas_
yqng terjadi pada daerah ini. pada bagian tubuh lain- berkas kolagen akan merusaknya dan rn"nylb.bkrn
nya, misalnya pada permukaan anterior lengan atas dan pembentukan kolagen baru yang berlebihan sehingga
lengan bawah, kulit sangat tipis. Dermis terdiri atas terbentuk jaringan parut yang luas dan
jaringan ikat padat yang mengandung banyak pem- lelek. niah
berkas-berkas kolagen ini dikenal sebagai garis insisi

X
F-..-':
><- -1 X

plexus afteriae
dan venae

kelenjar sebasea

folikel rambut

musculus
arector pili

plexus afteriae
dan venee

fascia
superficialis

bulbus rambut
dultus kelenlar badan xelenjar keringat eccrine
keringat eccrine

Gambar 1'4' Struktur umum kulit dan hubungannya dengan fascia superficialis. Perlratikan
bahwa folikel rambut berada pada bagian
dermis yang lebih dalam atau bahkan sampaifaicia iuperfidialis, sedangian kelenjar
keringat menembus t<e ke oatam tascia superficialis.
ANATOMI DASAR 7

puti oleh kuku disebut bantalan kuku (nail bed) (Cam-


bar 1-6).
Rambut tumbuh dari folikel, yang merupakan inva-
ft-;r) { if ginasi epidermis ke dalam dermis (Cambar 1-4). Folikel
,.:\ll
rambut terletak miring terhadap permukaan kulit, dan
ujungnya yang membulat dinamakan bulbus rambut,
yang akan menembus bagian dalam dermis. Setiap
bulbus rambut ujung yang cekung, dan pada bagian
yang cekung ini terdapat jaringan ikat vaskular yang
disebut papila rambut. Sebuah otot polos, erector pili,
menghubungkan permukaan dalam folikel dengan ba-
gian superfisialis dermis (Cambar 1-4). Otot ini diper-
sarafi oleh serabut saraf simpatis, dan kontraksinya
menyebabkan rambut berdiri; otot ini juga menekan
Gambar 1-5. Garis insisi pada kulit (modifikasi dari Last)' kelenjar sebasea sehingga kelenjar tersebut menge-
luarkan sekretnya. Kontraksi otot ini juga menyebab-
(garis Langer), dan garis-garis ini cenderung berjalan kan cekungnya permukaan kulit, menjadi disebut cutis
longitudinal pada ekstremitas dan melingkar pada leher anserina (kulit angsa). Rambut tersebar dalam jumlah
dan batang badan (Cambar 1-5)' yang berbeda-beda di seluruh permukaan tubuh,
Kulit di atas sendi selalu melipat pada tempat yang kecuali pada bibir, telapak tangan, pinggir iari-jari,
sama, disebut lipatan kulit (Cambar 1-6). Pada tempat glans penis, clitoris, labium minus pudendi dan per-
ini, kulit lebih tipis dibandingkan tempat lain dan ter- mukaan dalam labium majus pudenda, telapak kaki
fiksasi rapat pada struktur di bawahnya oleh pita dan pinggir kaki serta jari-jari kaki.
jaringan fibrosa yang kuat. Kelenjar sebasea mengeluarkan sekretnya, yaitu
' sebum, ke dalam batang rambut melalui saluran yang
Struktur lain yang ada pada kulit yaitu kuku, folikel
rambut, kelenjar sebasea, dan keleniar keringat. memanjang ke atas, melalui leher folikel rambut'
Kuku adalah lempeng yang mengalami keratinisasi Kelenjar ini terletak di dalam dermis, pada permukaan
pada permukaan dorsal ujung jari tangan dan jari kaki. bawah folikel yang landai (Cambar 1-4). Sebum me-
Pinggir proksimal lempeng adalah akar kuku (Gambar rupakan bahan berminyak yang membantu memper-
t-6i.-Kuku dikelilingi dan diliputi oleh lipatan kulit tahankan kelenturan rambut yang sedang tumbuh'
yang dikenal sebagai lipatan kuku (nail fold), kecuali Sebum juga meminyaki permukaan epidermis di se-
pada pinggir distal lempeng. Permukaan kulit yang dili- kitar muara folikel rambut.

lipalan kuku

akar kuku

bantalan
kuku

phalanx terminalis

pergelangan tangan' Hubungan kuxu


Gambar 1-6. Berbagai lipatan kulit pada permukaan telapak tangan dan permukaan anterior sendi
dengan struktur-struktur jari yang lain juga diperlihatkan.
BAB 1 Pendahuluan

musculus blceps
n. musculocutaneus

n. medianus v cephalica
humerus

a. brachialis

n. ulnaris

septum
intermusculare
mediale

musculus coracobrachialis n. radialis

museulus triceps
fascia profunda

fascia superficialis kulit

Gambar 1-7. Penampang melalui pertengahan lengan atas kanan, memperlihatkan sUsunan fascia superficialis dan profunda. perhatikan
bagaimana septum fibrosum terbentang antara kelompok-kelompok otot yang membagi lengan atas dalam compartimenta
fasial.

Kelenjar keringat merupakan kelenjar yang pan- thorax dan abdomen, fascia ini hanya merupakan
jang, berbentuk spiral, tubular, dan tersebar di seluruh selapis tipis jaringan areolar yang meliputi otot dan
permukaan tubuh, kecuali pada batas merah bibir, aponeurosis. Pada ekstremitas, fascia ini membentuk
birntalan kuku, glans penis dan clitoris (Cambar 1-4). selubung di sekitar otot-otot dan struktur-struktur Iain,
Kelenjar keringat terbentang di seluruh tebal dermis serta memfiksasinya pada tempatnya. Septum fibrosum
dan ujungnya mungkin terletak pada fascia super- meluas dari permukaan dalam membran, antara
ficialis. Oleh karena itu kelenjar keringat merupakan kelompok otot-otot, dan di banyak tempat membagi
struktur yang paling dalam menembus kulit bila di-
bandingkan seluruh struktur tambahan epidermis yang
lain.

FASCIA
Fasciae tubuh dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
fascia superficialis dan fascia profunda. Fascia terletak
di antara kulit dan otot beserta tulang yang ada di
bawahnya.
Fascia superficialis, atau jaringan subkutan, meru-
pakan campuran antara jaringan areolar longgar dan
jaringan adiposq, yang menghubungkan dermis kulit
dengan fascia profunda yang ada di bawahnya (Cam-
bar 1-7). Pada kulit kepala, bagian belakang leher,
telapak tangan, dan telapak kaki, fascia ini mengan- tendo otot-otot
dung banyak berkas serabut kolagen yang memfiksasi extensor dan
selubung sinovialnya
kulit pada struktur-struktur yang lebih dalam. pada
kelopak mata, daun telinga, penis, scrotum, dan clito-
ris, fascia tidak mengandung jaringan adiposa.
Fascia profunda merupakan sebuah lapisan mem-
branosa jaringan ikat yang meliputi otot-otot dan
struktur-strukturdalam lainnya (Gambar 1-7). Di leher,
fascia ini membentuk lapisan-lapisan yang benar-benar
terpisah satu sama lain, yang mungkin 6urp"run p"n-
ting da.lam menentukan jalan yang ditempuh oleh Gambar 1-8. Retinaculum musculorum extensorum pada permu-
kaan posterior pergelangan tangan yang memfiksasi tendo otot
organisme patogen pada saat penyebaran infeksi. pada otot extensor yang terletak di bawahnya.
ANATOMI DASAR

bagian dalam extremitas menjadi kompaftemen-kom- membentuk selubung fibrosa, epimysium. Masing-ma-
pritutn"n (Gambar 1-Z). Pada daerah sendi, fascia sing serabut otot tersusun secara sejajar atau miring ter-
profunda menjadi sangat tebal dan membentuk pita- hadap sumbu otot (Cambar 1-11). OIeh karena pada
pita penahan yang disebut retinaculum (Gambar 1-B)' waktu berkontraksi, otot memendek sepertiga sampai
Fungsi retinacula adalah untuk memfiksasi tendo-tendo setengah dari panjangnya pada waktu istirahat, maka
yang ada dibawahnya pada tempatnya atau berperan otot yang serabutriya sejajar dengan garis tarikan akan
sebagai katrol dengan tendo bergerak di sekitarnya. mempunyai derajat pergerakan yang lebih besar diban-
dingkan dengan otot yang serabutnya berjalan miring.
OTOT Contoh otot yang serabutnya tersusun sejajar (Cambar
1-1 1) adalah musculus sternocleidomastoideus, mus-
Terdapat tiga jenis otot yaitu otot skelet, otot polos, dan
culus rectus abdominis, dan musculus sarlorius.
otot jantung.
Otot-otot yang serabutnya berjalan miring terhadap
garis tarikan dinamakan otot pennatus (bentuknya
Otot Skelet
mitip bulu) (Gambar 1-11). Otot unipennatus adalah
Otot skelet adalah otot yang menimbulkan pergerakan otot yang tendonya terletak sepanjang satu sisi otot dan
pada rangka; kadang-kadang otot ini disebut otot serabut ototnya berjalan miring ke arah tendo tersebut
volunter dan tersusun dari serabut-serabut otot lurik. (contohnya, musculus extensor digitorum longus). Otot
Otot skelet mempunyai dua perlekatan atau lebih. bipennatus adalah otot yang tendonya terletak dite-
Perlekatan yang pergerakannya paling sedikit disebut ngahtengah otot dan serabut ototnya berjalan ke arah
origo, dan yang pergerakannya paling banyak disebut tendo ini dari dua sisi (contohnya, musculus rectus
insersio (Gambar 1-9). Dalam keadaan yang berbeda- femoris). Otot multipennatus (a) mungkin'terdiri atas
beda, derajat mobilitas tempat perlekatan mungkin - serangkaian otot-otot bipennatus yang tersusun berde-
terbalik, oleh karena itu istilah origo dan insersio dapat retan satu dengan yang lain (contrch, serabut acromialis
dipertukarkan. musculus deltoideus) atau (b) mungkin mempunyai
Bagian yang paling berotot disebut venter (Gambar tendo yang terletak di pusat dan serabut-serabut otot
1-9). Ujung-ujung otot melekat pada tulang, cartilago, berjalan konvergen ke arah tendo tersebut dari berba-
atau ligamentum dengan perantaraan pita jaringan fi- gai sisi, (contohnya, musculus tibialis anterior)'
brosa ylng disebut tendo (Cambar 1-10). Kadang-kadang, Dilihat dari volume otot, biasanya otot pennatus
otot yang gepeng dilekatkan oleh selapis jaringan fi- mempunyai lebih banyak serabut dibandingkan dengan
brosa yangtipis tetapi kuat yang disebut aponeurosis otot yang serabutnya sejajar dan oleh karena itu lebih
(Cambar 1-10). Raphe adalah ujung tendo serabut otot kuat; dengan perkataan lain: jangkauan gerak diperke-
yang gepeng dan saling bertautan (Cambar 1-10). cil untuk mendapatkan kekuatan otot yang lebih besar.

Struktur Interna Otot Skelet Kerja dan Tonus Otot Sketet


Serabut-serabut otot dipersatukan oleh jaringan areolar Satu unit motorik terdiri atas satu neuron motorik pada
yang halus, dan menebal pada permukaan sehingga substantia grisea cornu atau columna anterior medula
spinalis dan semua serabut otot yang dipersarafinya
(Cambar 1-1 2). Pada otot bokong yang besar seperti
musculus gluteus maximus, yang tidak memerlukan
pengaturan yang baik, satu neuron motorik dapat me-
nyarafi sebanyak 200 serabut otot' Sebaliknya, pada
otot-otot kecil tangan atau otot-otot ekstrinsik bola mata
yang membutuhkan pengaturan yang baik, sebuah se-
rabut saraf hanya menyarafi beberapa serabut otot.
Waktu istirahat setiap otot skelet berada dalam kea-
daan sedikit kontraksi. Keadaan ini dinamakan tonus
otot. OIeh karena serab.ut otot tidak berada dalam
keadaan sepenuhnya kontraksi atad sepenuhnya re-
laksasi, dengan tanpa masa ten88an8, maka beberapa
serabut otot di dalam sebuah otot selalu berada dalam
keadaan kontrak6i penuh. Untuk memungkinkan kea-
daan ini dan untuk menghindari kelelahan, kelompok-
kelompok unit motorik |ang'[st6t6a, yang menyarafi
kelompok-kelompok serabut otot yang berbeda beker-
ja dalam waktu yang berbeda. Hal ini dimungkinkan
Gambar 1-9. Origo, insersio, dan venter musculus gastrocnemius'
10 BAB 1 Pendahuluan

tendo gabungan untuk insersio apon6urosis musculus


musculus gastrocnemius dan obliquus externus abdominis
musculus sol6us

raphe musculus mylohyoideus


Gambar 1-10. Contoh sebuah tendo (1), aponeurosis (2), dan raphe (3).

karena impuls salaf yang dari neuron motorik di cornu otot (Cambar 1-1 3). Bila lintasan aferen atau eferen
anterior substantia grisea medulla spinalis tidak timbul lengkung refleks sederhana ini terpotong, otot akan
serempak. kehilangan tonusnya segera dan menjadi flaksid. pada
Pada dasarnya tonus otot tergantung pada integritas palpasi, otot yang flaksid terasa sepefti massa adonan
lengkung refleks monosinaps sederhana yang terdiri yang telah kehilangan daya :ariknya. Otot dengan
atas dua neuron motorik di dalam susunan saraf cepat menjadi atrofi dan mengecil. Derajat aktivitas
(Gambar 1-13). Derajat regangan pada otot dideteksi sel-sel motorik cornu anterior yang mempengaruhi
oleh ujung-ujung sensoris yang peka disebut muscle tingginya tonus otot tergantung pada jumlah impuls
spindle atau tendon spindle (Gambar 1-13). lmpuls saraf yang diterima oleh sel-sel ini dari neuron-neuron
saraf berjalan di dalam serabut aferen neuron yang lain di dalam sistem saraf.
masuk ke dalam medulla spinalis. Di sini, serabut afe- Pergerakan otot dilakukan dengan mengaktifkar.
ren bersinaps dengan motor neuron yang ada di cornu sejumlah unit motorik dan pada waktu yang bersamaan
anterior substantia grisea, yang selanjutnya mengirim- mengurangi keaktifan unit motorik dari otot-otot yang
kan impuls melalui akson-aksonnya ke serabut- serabut bekerja berlawanan atau antagonis. Bila dibutuhkan
ANATOMI DASAR 11

@.,.,0*,

quadrilateral
ffi ffi
strap slrap dengan biventer
M bicapitis
inscriptiones
tendineae

triangularis
unipennatus
V
bipennatus

kontraksi

relaksasi
multipennatus
juga diperlihatkan; perhatikan serat
Gambar 1-1 1. Berbagai bentuk struktur interna otot skelet. otot yang sedang relaksasi dan kontraksi
otot, pada kontraksi otot memendek sepertiga sampai setengati oaii paniang istirahatnya. Perhatikan luga bagaimana otot bertambah
besar.

kekuatan maksimum, seluruh unit motorik otot itu akan pergerakan ekstensi sendi lutut (Cambar 1-14).
berkerja. Sebelum penggerak utama dapat berkontraksi, otot
Semua pergerakan merupakan hasil kerja koor- antagonis harus dalam keadaan relaksasi yang se-
dinasi banyak otot. Namun, untuk mengefti kerja otot di- imbang; yang dihasilkan oleh inhibisi refleks saraf.
perlukan pengetahuan mengenai masing-masing otot.. o Fiksator: Otot ini merupakan otot yang berkontraksi
Sebuah otot dapat bekerja melalui empat cara be- secara isometrik (contohnya, kontraksi yang mening-
rikut: katkan tonus otot tetapi tidak menimbulkan perge-
. Penggerak utama: Sebuah otot adalah penggerak rakan) untuk menstabilkan origo otot penggerak
utama apabila otot tersebut merupakan otot utama utama sehingga dapat bekerja secara efisien. Con-
atau anggota kelompok otot utama yang bertanggung tohnya ialah otot- otot yang melekatkan gelang bahu
jawab untuk pergerakan tertentu. Contohnya ialah pada batang badan berkontraksi sebagai fiksator
musculus quadriceps femoris yang merupakan peng- untuk memungkinkan musculus deltoideus bekerja
gerak utama pada pergerakan ekstensi sendi lutut pada articulatio humeri (Gambar 1-14).
(Gambar 1-14). o Sinergis: Pada banyak tempat dalam tubuh, otot
o Antagonis: Setiap otot yang kerjanya berlawanan da- penggerak utama melewati beberapa sendi sebelum
ri penggerak utama adalah antagonis. Contohnya otot itu mencapai sendi tempat pergerakan utama
ialah musculus biceps femoris yang bekerja berla- terjadi. Untuk mencegah terjadinya pergerakan yang
wanan dengan musculus quadriceps femoris pada tidak diinginkan pada sendi-sendi yang dilewati
12 BAB 1 Pendahuluan

tersebut, sekelompok otot yang disebut otot-otot si-


nergis berkontraksi dan menstabilkan sendi-sendi
tersebut. Contohnya ialah otot-otot fleksor dan eks-
tensor pergelangan tangan yang berkontraksi mem-
fiksasi sendi pergelangan tangan, sehingga memung-
kinkan otot- otot panjang fleksor dan ekstensor
jari-jari bekerja secara efisien (Cambar 1-14).

Istilah-istilah ini digunakan untuk kerja otot tertentu


selama pergerakan teftentu; banyak otot yang dapat
bekerja sebagai penggerak Litama, antagonis, fiksator,
atau sinergis, tergantung pada pergerakan apa yang
akan dilakukan.

Persarafan Otot Skelet


Trunkus saraf yang menuju ke sebuah otot merupakan
saraf campuran, kira-kira 60% merupakan saraf motoris
dan 40% saraf sensoris, dan juga mengandung be-
berapa serabut saraf otonom simpatis. Saraf masuk ke
berkas serabut otot
otot kurang lebih pada pertengahan kedalaman otot,
dan akhir sarafpada otot volunter dan sering dekat pinggir; tempat masuk ini dikenal se-
Gambar 1-12. Komponen-komponen sebuah motorik unil bagai titik motoris. Susunan ini memungkinkan otot
bergerak dengan pengaruh minimum dari trunkus
saraf.

ganglion radix

comu anterior
substantia grisea
medulla sninalis
serabut
saraf aferen
motor
end nlate
serabut
ef'eren. alfa flower
spray ending

akson motor serabut otot


neuron intrafusal

Gambar 1-13. A. Refleks se-


kapsula derhana terdiri atas sebuah
neuron aferen yang berasal
dari muscle spindle dan ten-
anulospiral don spindle dan sebuah neuron
ending eleren yang badan selnya ter-
letak di cornu anterius sub-
motor
end plate stantia grisea medulla spina-
lis. B. Akson neuron motorik
yang berakhir pada motor end
plate. C. Struktur muscle spin-
dle.
ANATOMI DASAR 13

musculus
quadriceps femoris Gambar 1-14. Berbagai jenis kerja
otot. A. Musculus quadriceps femoris
mengekstensikan sendi lutut sebagai
otot penggerak utama dan musculus
biceps femoris sebagai otot antago-
nis. B. Musculus biceps femoris
membuat fleksi sendi lutut sebagai
otot penggerak utama dan musculus
quadriceps femoris sebagai otot anta-
gonis. C. Otot-otot di sekitar gelang
bahu yang mengfiksasi scapula se-
hingga pergerakan abduksi dapat
dilakukan pada artibulatio humeri. D.
Otolotot fleksor dan ekstensor per-
gelangan tangan yang bekerja siner-
gis dan menstabilkan pergelangan
tangan sehingga otot panjang fleksor
dan ekstensor dapat memfleksikan
dan mengekstenslkan jari-jari.

musculus rhomboideus

tendo musculus flexor lendo musculus


digitorum profundus flexor carpi radialis

Ada dua jenis serabut motoris: serabut alfa yang Serabut sensoris bermielin dan berasal dari ujung
lebih besar berasal dari sel-sel besar di cornu anterius sensoris khusus.yang terletak dalam otot atau tendo,
substantia grisea, dan serabut gama yang berasal dari disebut muscle spindle alau tendon spindle' Ujung-
sel-selyang lebih kecil.di medulla spinalis. Masing-ma- ujung ini dirangsang oleh regangan otot yang mungkin
sing serabut bermielin dan berakhir dengan membelah terjadi selama kontraksi aktif atau akibat regangan pasif.
menjadi banyak cabanS, dan masing-masing cabang Fungsi serabut sensoris ini ada- lah sebagai pengantar
berakhir pada motor end plate sebuah serabut otot informasi ke sistem saraf pusat mengenai derajat tonus
(CambarJ-13). Setiap serabut otot mempunyai paling otot. Hal ini penting untuk mempertahankan tonus
sedikit satu motor end plate; serabut yang lebih pan- otot, postur tubuh, dan melakukan gerakan volunter
jang mempunyai motor end plate lebih banyak. yang terkoordinasi.
14 BAB 1 Pendahuluan

Tabef 1-1 . Penamaan Otot Skelef

,.Jumlah
,.r, Caput ,, 'Tempat
Nama Bentuk Ukuran atau vent€i PoSisi Kedalaman perlekatan- Fungsi
DeltoideuS. Segitig ,
Tergs' :r. t,t,
Bulat,
P6"1'uu,- , :' Lurus.,...,
,Majol" :,,' ' B€Saf :':"' :,'l
latiSsimUS ', Terlebar i
i-,
,

Longissimud
Biceps : , ,..
Terpahjang,
'l
,..,' .-
Dua capui::
i.

Quadricep5i-, Empat caput


Digastricus ; Dua venter
Pectoialis ,
Pada dada: ,:
Supraspinitus Di atas spina
sdapulae,
3y6e6;1 ,' ,
Padg lengan r:il,: :, i :

.: :at :: ':. : r :.'?tdS


Profundus :., , .Profunda ,:
Superficialis ,

.Superfisial
E*1"rnus ,r,; ,
Eksteinal-
Sternbcteido-l ,:.:
:::l: ':::'ll Dari sternum ,,
mastoideus,,
', dah clavi.,' .'
cula ke pro"
:r::cgssus mas:,
toideus :r
i: DarirproCes.:: ,,,
. SUS Coracoi-
deus ke :

'i:166961 616s '

Ekstepsi
I Fleksi
I konstiit<si
"Narnalnama ini biasanya digunekan:d€lam kdmbinasi; misatnya musculus flexor potticii longus'(otoi nekioi:ibu jaii yahg panjangl

Serabut simpatis merupakan serabut tidak ber- pencernaan, otot polos juga menyebabkan makanan
mielin dan menuju ke otot polos di dalam dinding dapat bercampur seluruhnya dengan enzim pencer-
pembuluh darah yang mendarahi otot. Fungsinya ada- naan. Kontraksi ritmik dari serabut-serabut sirkular
lah mengatur aliran darah ke otot. yang ada sepanjang saluran memeras isi saluran ke
luar. Kontraksi serabut-serabut longitudinal membawa
Penamaan Otot Skelet dinding saluran menjauhi isi saluran ke arah proksimal.
Cerakan mendorong dengan cara seperti ini disebut
Masing-masing otot diberi nama sesuai dengan ben- peristalsis.
tuk, ukuran, jumlah caput atau venter, posisi, keda- Pada organ penyimpan seperti vesica urinaria atau
laman, tempat perlekatan, atau fungsinya. Beberapa uterus, serabut-serabut tersusun tidak beraturan dan
contoh dari nama otot dapat dilihat pada Tabel 1-1. saling berkaitan satu dengan yang lain. Kontraksinya
Iambat, terus menerus, dan menyebabkan isi organ
Otot Polos
terdorong ke luar. Pada dinding pembuluh darah,
serabut-serabut otot polos tersusun sirkular dan ber-
Otot polos terdiri atas sel-sel panjang berbentuk ge- peran mengubah diameter lumen.
londong yang tersusun dalam berkas atau lembaran. Tergantung pada organ, serabut otot polos mungkin
Otot yang ada pada saluran-saluran di dalam tubuh dapat berkontraksi akibat regangan lokal serabut,
berfungsi mendorong isi saluran keluar. pada sister.n impuls saraf otonom, atau stimulasi hormon.
ANATOMI DASAR 15

Otot Jantung dari cairan kental yang disebut synovia (cairan sino-
vial), yang dihasilkan oleh membrana synovialis. Pada
Otot jantung terdiri atas serabut otot lurik yang ber- junctura synovialis tertentu, seperti articulatio genus, di
cabang-cabang dan satu dengan yang lain saling antara facies articularisnya terdapat discus atau po-
berhubungan. Otot ini membentuk myocardium jan- tongan fibrocartilago, disebut discus articularis.
tung. Serabut-serabutnya cenderung tersusun dalam Bantalan lemak ditemukan pada beberapa sendi
bentuk ulir dan spiral, dan otot ini mempunyai sifat sinovial dan terletak di antara membrana synovialis dan
kontraksi yang spontan dan berirama. Serabut otot capsula fibrosa atau tulang, Contohnya dapat ditemu-
jantung khusus membentuk sistem konduksi iantung. kan pada articulatio coxae (Gambar 1-1 5) dan afticu-
Otot jantung dipersarafi oleh serabut saraf otonom latio genus.
yang berakhir pada nodus sistem konduksi jantung dan Luas pergerakan junctura synovialis ditentukan oleh
myocardium. bentuk tulang yang membentuk sendi, struktur anatomi
yang mengikuti pergerakannya (misalnya, paha ber-
SENDI hadapan dengan dinding anterior abdomen pada fleksi
Tempat pertemuan dua tulang atau lebih, baik terjadi sendi panggul), dan adanya ligamentum fibrosa yang
pergerakan atau tidak terjadi pergerakan disebut sendi menghubungkan tulang-tulang. Kebanyakan ligamen-
(junctura). Sendi dikelompokkan menurut jaringan tum terletak di luar capsula articularis, tetapi pada
yang terdapat di antara tulang-tulang: junctura fibrosa, articulatio genus beberapa ligamentum penting se-
j unctura carti lagi nea, dan j unctura synovial is. perti ligamentum cruciatum, terletak di dalam capsula
(Cambar 1-17).
Junctura fibrosa J unctu ra synovi al i s dapat d i kelom pokkan berdasar-
Permukaan tulang yang bersendi dihubungkan oleh kan pada bentuk facies articularisnya dan tipe per-
jaringan fibrosa (Cambar 1-15) sehingga kemungkinan gerakan yang mungkin dilakukan.
geraknya sangat sedikit. Derajat pergerakan tergantung r Articulatio plana (sendi plana): Pada sendi ini, per-
pada panjang serabut kolagen yang menghubungkan mukaan sendinya rata atau hampir rata, sehingga
tulang. Sutura tengkorak dan articulatio tibiofibularis memungkinkan terjadinya pergeseran antara tulang
inferior merupakan contoh junctura fibrosa. yang satu dengan Iainnya. Contoh sendi plana
adalah articulatio sternoclavicularis dan articulatio
Junctura cartilaginea acromioclavicularis (Cambar 1 -1 6).

Junctura cartilaginea dapat dibagi menjadi dua tipe: . Ginglymus (sendi engsel): sendi ini menyerupai
tipe primer dan sekunder. f unctura cartilaginea prirner engsel pintu sehingga memberi kemungkinan untuk
adalah junctura cartilaginea yang tulang-tulangnya di- gerakan fleksi dan ekstensi. Contoh ginglymus ada-
satukan oleh selempeng atau sebatang cartilago hialin. lah articulatio cubiti, articulatio genus, dan articu-
Persatuan antara epiphysis dan diaphysis pada sebuah latio talocruralis (Cambar 1-1 6).
tulang yang sedang tumbuh dan hubungan antara iga o Articulatio trochoidea (sendi pasak): Pada sendi ini,
pertama dan manubrium sterni merupakan contoh terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin
sendi ini. Tidak ada pergerakan yang dapat d ilakukan ' ligamentum-bertulang (Gambar 1-1 6). Hanya mung-
f unctura cartilaginea sekunder adalah
sendi karti- kin dilakukan gerakan rotasi. Contoh yang baik dari
laginosa yang tulang-tulangnya dihubungkan oleh sendi ini adalah articulatio atlantoaxialis dan arti-
selem pen g carti I ago fi brosa dan facies arti cu I ari s-facies culatio radioulnaris superior.
articularisnya dilippti oleh selapis tipis cartilago hialin. . Articulatio condyloidea: Sendi ini mempunyai dua
Contohnya adalah sendi di antara corpus vertebrae permukaan konveks yang bersendi dengan dua per-
(Gambar 1-1 5) dan symphisis pubis. Mungkin dapat di- mukaan konkaf. Cerakan yang mungkin dilakukan
Iakukan sedikit pergerakan. adalah fleksi , ekstensi , abduksi, dan adduksi, serta
sedikit rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini adalah
Junctura synovialis articulationes metacarpophalangeae atau articula-
diliputi oleh selapis tipis tiones interphalangeae manus (Gambar 1-1 6).
Facies articularis tulang-tulang
cartilago hialin dan ujungnya dipisahkan oleh rongga
r Articulatio ellipsoidea: Pada sendi ini, facies arti-
cularis berbentuk konveks elips yang sesuai dengan
sendi (Cambar 1-1 5). Susunan seperti ini memung-
facies articularis konkaf elips. Cerakan fleksi, eks-
kinkan pergerakan yang luas. Rongga sendi dibatasi
- tensi , abduksi, dan adduksi dapat dilakukan, kecuali
oleh membrana synovialis, yang terbentang dari pinggir
rotasi, Contohnya ialah articulatio radiocarpalis
facies articularis yang satu ke facies articularis yang
(Cambar 1-16).
lain. Membrana sinovialis dilindungi permukaan luar-
nya oleh membrana fibrosa yang kuat disebut capsula
. Articulatio sellaris (sendi pelana): Pada sendi ini,
facies articularis berbentuk konkafokonveks yang
articularis, Facies articularies rnendapatkan pelumas
16 BAB 1 Pendahuluan

periosteum

tulang tengkorak

periosteum

Iigamentum
longitudinale
posterius

discus fi brocartilagineus
intervertebralis

ligamentum
longitudinale
anterius
-\
columna vertebralis
ligamentum
B supraspinale

Gambar 1'15' contoh tiga tipe sendi: iunctura fibrosa (sutura coronaria pada tengkorak)
(A), junctura cartilaginea (sendi antara dua corpus
vertebrae lumbalis)(B), dan junctura synovialis (articulatio coxae) (C).

saling berlawanan dan mirip dengan pelana kuda r Articulatio spheroidea (sendi peluru): pada sendi
pada punggung kuda. Sendi ini dapat melakukan ini, kepala sendi yang berbentuk krola pada satu tu-
fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Contoh lang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk
tipe sendi pelana yang paling baik yaitu articulatio pada tulang yang lain. Susunan ini memung_
carpometacarpalis pollicis (Cambar 1-1 6). :oc.ket
kinkan pergerakan yang luas, termasuk fleksi,
ANATOMI DASAR 17

ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi medial, rotasi Stabilitas Sendi


lateral, dan sirkumduksi. Contoh yang baik untuk Stabilitas sebuah sendi tergantung pada tiga faktor uta-
sendi ini adalah articulatio humeri dan articulatio ma: (a) bentuk, ukuran, dan susunan facies articularis;
coxae (Cambar 1-16). (b) ligamentum;dan (c) tonus otot di sekitar sendi.

articulatio acromioclavicularis

Processus acromlon

metacarpal
metacarpal

radius

triquetrum

(1)'
Gambar 1-16. Contoh berbagai jenis junctura synovialis: articulatio plana (articulatio sternoclavicularis dan acromioclavicularis)
ginglymus (articulatio cubiti) (2), articulatio troihoidea (adiculatio atlantoaxialis) (3), articulatio condyloidea (articulatio metacar-
(5), articulatio sellaris (arliculatio carpometacarpalis pollicis) (6), dan
FoJndangeae) (4), articulatio ettrpsoioea (articulatio radiocarpalis)
articulatio spheroidea (articulatio coxae) (7).
18 BAB 1 Pendahuluan

caput femur acetabulum


yang setengah bulat
berbentuk-mangkuk

ligamentum
collaterale
mediale

articulatio coxae

musculus peroneus longus

c
lengkung kaki

Gambar 1-17' Tiga faktor utama yang bertanggung jawab atas stabilitas sendi: bentuk facies
articularis (A), ligamentum (B), dan tonus otot
(c).

Permukaan Sendi Apabila tonus otot yang biasanya menyokong lengkung


Struktur "ball-and-socket" articulatio coxae (Cambar kaki terganggu akibat kelelahan, ligamentum akan me-
1-17) dan "mottise" pada articulatio talocruralis meru- dan lengkung kaki akan turun sehingga terjadi
Jeqang
pakan contoh yang baik bagaimana bentuk tulang kaki datar.
berperan penting pada stabilitas sendi. Akan tetapi ter- Sebaliknya, ligamentum elastika akan kembali ke
dapat pula sendi yang bentuk sendinya kurang atau panjang semula sesudah meregang. Ligamentum elas-
tidak berperan dalam stabilitas sendi seperti articulatio tika tulang-tulang pendengaran memegang peranan
acromioclavicularis, articu latio calcaneocuboidea, dan aktif dalam menyokong sendi dan membantu me-
articulatio genus. ngembalikan tulang-tulang pada posisi semula setelah
melakukan pergerakan.
Ligamentum
Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi yang Tonus Otot
berlebihan (Gambar 1-1 7), tetapi apabila regangan'ber- Pada kebanyakan sendi, tonus otot merupakan faktor
langsung dalam waktu yang cukup lama, Iigamentum utama yang mengatur stabilitas sendi, misalnya tonus
fibrosa akan teregang. Contohnya ialah ligamentum otot-otot pendek di sekitar articulatio humeri mem-
pada sendi-sendi yang membentuk lengkung kakl tidak pertahankan caput humeri yang berbentuk setengah
dengan sendirinya menyokong beban beiat badan. bulat pada cavitas glenoidalis scapulae. Tanpa kerja
ANATOMI DASAR 19

otot-otot ini, hanya dibutuhkan sedikit tenaga untuk rakkan sendi dan kulit di sekitar insersio otot-otot ter-
menyebabkan terjadinya dislokasio sendi. Articulatio sebut. Aturan ini dikenal dengan nama Hukum Hilton.
genus merupakan sendi yang sangat tidak stabil tanpa Pembuluh darah pada sendi mendapat persarafan dari
aktiuitus tonus musculus quadriceps femoris. Sendi serabut otonom simpatis. Tulang rawan yang meliputi
antara tulang-tulang kecil yang membentuk lengkung facies articularis hanya mempunyai sedikit ujung saraf
kaki sebagian besar disokong oleh tonus otot-otot tunS- di dekat pinggirnya. Peregangan kapsula dan ligamen-
kai bawah, yang tendonya berinsersio pada tulang- tum yang berlebihan menimbulkan refleks kontraksi
tulang kaki (Cambar 1-17). otot-otot di sekitar sendi; regangan yang sangat ber-
lebihan menimbulkan rasa nyeri. Reseptor regangan
pada capsula articularis dan ligamentum secara terus
Persarafan Sendi
menerus mengirimkan informasi proprioseptif ke sis-
Capsula articularis dan Iigamentum mendapat banyak tem saraf pusat sehingga sistem saraf terus menerus
persarafan sensoris. Sebuah saraf sensoris yang me- mendapatkan informasi mengenai keadaan sendi.
nyarafi sendi, juga menyarafi otot-otot yang mengge- Kerja reseptor tersebut menambah informasi dari

femur
musculus ractusfemoris

bursa suprapatellaris

selubung
digitalis

bursa prepatellaris

bursa infrapatellaris
superfi cialisis dan profundus

selubung bersama
otot-otot flexor selubung sinovial
untuk musculus
ligamentum patellae flexor pollicis
longus

@
c@
Gambarl-18 A. Empat bursa yang berhubungan dengan bagian depan articulatio genus. Perhatikan bahwa bursa suprapatellaris
lekukan pada
berhubungan dengan ronggu."noi.b. Selubung sinoviaidi seketiting tendo panjang jari-jari. C. Bagaimana tendo membuat
-sinovial melalui mesotendo.
selubung ielama ptrkembangannya, din bagaimana pembuluh darah mencapai tendo
20 BAB 1 Pendahuluan

muscle spindle dan tendon spindle yang diteruskan ke Arteria membawa darah dari jantung dan mendistri-
sistem saraf, membantu mempeftahankan tonus pos- bu-qikannya ke seluruh jaringan tubuh melalui cabang-
tural, dan mengkoordinasi gerakan volunter. cabangnya (Cambar 1-19 dan 1-20). Arteria yang ter-
Serabut simpatis mengatur suplai darah ke sendi. kecil, diameternya kurang dari 0, 1 mm, disebutlrte-
riola. Persatuan antara cabang-cabang arteria disebut
LIGAMENTUM anastomosis. Arteria tidak mempunyai katup.
Ligamentum merupakan suatu tali atau pita jaringan End artery anatomik (Cambar 1-20) adalah pem-
ikat yang menghubungkan dua struktur. Umumnya buluh darah yang cabang-cabang terminalnya tidak
ligamentum ditemukan berhubungan dengan sendi. beranastomosis dengan cabang-cabang arteria yang
Ada dua jenis ligamentum. Jenis peftama, yang terba- mendarahi daerah yang berdekatan. End artery fung-
nyak, terdiri atas berkas serabut-serabut kolagen yang sional adalah pembuluh darah yang cabang-cabangnya
pada keadaan biasa tidak dapat diregangkan (misalnyi beranastomosis dengan cabang-cabang term inal arieria
ligamentum iliofemorale pada articulatio coxae dan yang ada di dekatnya, tetapi besarnya anastomosis
ligamentum collaterale pada articulatio cubiti). Jenis tidak cukup untuk mempertahankan jaringan tetap
kedua terutama tersusun dari jaringan elastis sehingga hidup bila salah satu arteria tersumbat.
dapat kembali ke panjang semula setelah peregangan Vena adalah pembuluh yang membawa darah kem-
(misalnya ligamenta flava columna vertebralis dan bali ke jantung; banyak di antaranya yang mempunyai
I igamentum calcaneonaviculare plantare). katup. Vena yangterkecil disebutvenula (Gambar 1-20),
Vena yang lebih besar, atau muara-muaranya, berga-
BURSA bung membentuk vena yang lebih besar, yang biasanya
membentuk hubungan satu dengan yang lain menjadi
Bursa adalah alat pelumas yang berbentuk kantong
plexus venosus. Arteri profunda yang berukuran se-
fibrosa tertutup dan dibatasi oleh membrana yang tipii
dang sering diikuti oleh dua buah vena, masing-masing
dan lembut. Dinding-dindingnya dipisahkan oleh la-
berjalan disisinya, disebut venae comitantes.
pisan cairan yang kental. Bursa ditemukan di tempat-
Vena yang keluar dari tractus gastrointestinal tidak
tempat tendo bergesekan dengan tulang, ligamentum,
langsung menuju ke jantung, tetapi bersatu mem-
atau tendo lain. Bursa sering ditemukan di dekat sendi
bentuk vena porta; vena ini masuk ke hati dan kembali
yang kulitnya bergesekan dengan tulang yang ada di
bercabang-cabang menjadi vena yang ukurannya lebih
bawahnya, seperti bursa prepatellaris (Cambar 1-18).
kecil, dan akhirnya bersatu dengan pembuluh menye-
Kadang-kadang, rongga bursa berhubungan dengan
rupai-kapiler di dalam hati yang disebut sinusoid
rongga sendi sinovial. Contohnya ialah bursa supra-
(Gambar 1-20). Sistem portaladalah sistem pembuluh
patellaris yang berhubungan dengan articulatio genus
yang terletak di antara dua jejari kapiler.
(Cambar 1-18) dan bursa subscapularis yang berhu-
bungan dengan articulatio humeri.
Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil dan
berbentuk anyaman yang menghdbungkan arteriola
dengan venula (Cambar 1-20).
VAGINA SYNOVIALIS
Bentuk Sinusoid menyerupai kapiler dilihat dari
Vagina synovialis merupakan bursa berbentuk tubular dindingnya yang tipis, tetapi se'betulnya sinusoid mem-
yang mengelilingi tendo. Tendo menginvaginasi salah punyai diameter yang berbeda-beda dan lebih lebar
satu sisi bursa sehingga terbenam di dalamnya melalui dari diameter kapiler. Sinusoid ditemukan pada sumsum
mesotendo (Cambar 1-1 8). Mesotendo memungkinkan tulang, limpa, hati,dan beberapa kelenjar endokrin.
pembuluh darah masuk ke dalam tendo di sepanjang Pada beberapa tempat, terutama pada ujung-ujung
perjalanannya. Pada situasi tertentu, saat terdapat per- jari-jari tangan dan kaki, terdapat hubungan langsung
gerakan yang luas, mesotendo menghilang atau tetap antara afteria dan vena tanpa melalui kapiler. Tempat
ada dalam bentuk benang-benang halus yang disebut hubungan seperti ini disebut anatomosis arteriovenosa
vincula (misalnya pada tendo otot-otot fleksor panjang (Gambar 1-20).
jari-jari tangan dan kaki).
Vagina synovialis terdapat di tempat tendo lewat di
SISTEM LIMFATIK
bawah ligamentum, retinacula, dan melalui kanal
osseofibrosa. Fungsinya ialah untuk mengurangi ge- Sistem Iimfatik terdiri atas jaringan limfatik dan pem-
sekan antara tendo dan struktur yang mengelilingi ten- buluh limfatik (Cambar 1-21).
do tersebut, Jaringan limfatik merupakan jenis jaringan ikat
yang mengandung banyak sel limfosit. Jaringan limfatik
PEMBULUH DARAH
didapatkan pada organ-organ berikut ini: thymus,
nodus lymphaticus, lien, dan nodulus lymphaticus.
Ada tiga jenis pembuluh darah: arteria, vena, dan ka- Jaringan limfatik penting untuk pertahanan imunologik
piler (Gambar 1-19). tubuh terhadap bakteri dan virus.
ANATOMI DASAR 21

A. carotis communis dextra

V. jugularis interna dexlra

vasa subclavia dcxtra


arcus aorta

truncus pulmonalis
rongga atrium sinistra

sirkulasi
pulmonalis
I

rongga
alrium dextra rongga venlrikel sinistra

rongga ventrikel V. cava inferior


dextra
V. hepatica
Aorta abdominalis

hepar A. coeliaca

A. mesenlerica superiot

A. mesenlerica inferior

vasa iliaca communis

Aa. dan Vv. inteslinales

Gambar 1-'19. Gambaran umum sistem pembuluh darah.

Pembuluh limf merupakan pembuluh yang mem- mengalirkan Iimf ke pembuluh limf kecil yang akan
bantu sistem kardiovaskular dalam mengembalikan bergabung membentuk pembuluh limf besar. Pembu-
cairan dari ruangan jaringan tubuh, lalu pembuluh ini luh limf berbentuktasbih karena banyaknya katup yang
mengembalikan cairan ke dalam darah. Sistem limfatik terdapat disepanjang perjalanannya.
pada dasarnya merupakan sistem penyaluran dan tidak Sebelum limf masuk ke aliran darah, cairan ini me-
memiliki sirkulasi. Pembuluh limfatik ditemukan di lalui paling sedikit satu kelenjar limf, bahkan seringkali
seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali sistem saraf lebih dari satu. Pembuluh limf yang membawa limf ke
pusat/ bola mata, telinga dalam, epidermis kulit, kelenjar limf dinamakan pembuluh aferen (Cambar
cartilago, dan tulang. 1-21); pembuluh yang membawa limf keluar dari
Limf adalah nama yang diberikan untuk cairan ja- kelenjar limf disebut pembuluh eferen. Limf memasuki
ringan yang masuk ke dalam pembuluh limf. Kapiler aliran darah pada pangkal leher melalui pembuluh limf
limf adalah anyaman pembuluh-pembuluh halus yang besar yang dinamakan ductus lymphaticus dexter dan
mengalirkan limf darijaringan. Kapiler limf selanjutnya ductus thoracicus (Cambar 1-21).
22 BAB 1 Pendahuluan

inteslinum lenue
A. mesenterica superior

arteriola

saraf simpatis

saluran utama

end aftery analomik end arte4y fungsional


+#
biskuspidalis pada
c
DE
Gambar 1-20. Berbagai jenis pembuluh darah dan cara penggabungannya. A. Anastomosis antar cabang-cabang arteria mesenterica
superior. B. Anyaman kapiler dan anastomosis arteriovenosa. C. End afteria anatomik dan fungsionat. o. S[tem portal. E.
Struktur katup
bikuspidalis pada sebuah vena.
ANATOMI DASAR 23

truncus jugularis

ductus lymphaticus dexter

truncus bronchomediastinalis

ductus thoracicus

cisterna chyli

truncus intestinalis

nodi deltopectorales
pembuluh limfatik aferen

nodi axillares laterales

nodulus lymphaticus

trabecula
nodus suprahochlearis

sinus lymphahcus

chorda medularis centrum germinativum

pembuluh yang berjalan melalui permukaan


pembuluh limfatik eferen posterior ke permukaan anterior lengan

pembuluh limfatik

Gambar 1-21 . A. Ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter dan cabang-cabang utamanya. B. Daerah tubuh yang mengalirkan
cairan limfnya ke ductus thoracicus (putih) dan ductus lymphaticus dexter (hitam). C. Struktur umum kelenjar limf. D. Pembuluh limf dan
kelenjar limf extremitas superior.

SISTEM SARAF Sistem saraf bersama dengan sistem endokrin me-


ngontrol dan mengintegrasikan berbagai kegiatan yang
Sistem saraf dibagi dalam dua bagian besar: susunan
berbeda di dalam tubuh.
saraf pusat, terdiri atas otak dan medulla spinalis, dan
susunan saraf perifer, terdiri atas 12 pasang saraf
Susunan Saraf Pusat
kranial dan 31 pasang saraf spinal beserta ganglianya.
Secara fungsional, sistem saraf dapat dibagi dalam Susunan saraf pusat terdiri atas banyak sel saraf dan
susunan saraf somatik yang mengatur gerakan vo- tonjolan{onjolannya dan disokong oleh jaringan khu-
lunter dan susunan saraf otonom yang mengatur ge- sus disebut neuroglia. Neuron adalah nama yang di-
rakan involunter. berikan untuk sel saraf beserta seluruh processusnya.
24 BAB 1 Pendahuluan

atlas (veftebra
cervicalis l)

\c2
nr""u" cervicalis
nn. cervicales \cs )
(8 pasang) lcq
medulla spinalis
lc5
c6 vertebra thoracica I

C7
c8
T1 plexus brachialis
I2
T3
T4
T5
nn. thoracici T6
(1 2 pasang) Gambar 1-22. OIak, medulla spinalis, saraf
T7
spinal, dan plexus saraf pada ekstremitas.
T8

T9

T10

T11

112

L1

L2
plexus lumbalis
nn. lumbales
(5 pasang)

I
I nn =""rr,". sllz
| 1s pasansl s2l -
plexus

I
I n. .o."yg"r.
'(1 pasang)
s3l-
s4l
35L
Col
j radix posterior

ramus posterior
ganglion radix posterior

ramus anterior

ramus grisea

ramus alba

Gambar 1-23. Hubungan antara medulla spi-


nalis, saraf spinal, dan truncus symphaticus. ganglion truncus
symphaticus

radix anterior medulla spinalis

vertebra thoracica
ANATOMI DASAR 25

Sel neuron mempunyai dua jenis tonjolan, yaitu Susunan Saraf Perifer
dendrit dan axon. Dendrit adalah tonjolan yang pen- Susunan saraf perifer terdiri atas saraf-saraf kranial dan
dek dari badan sel, axon adalah tonjolan yang paling saraf-saraf spinal beserta ganglianya. Pada diseksi saraf
panjang dari badan sel (Cambar 1-24). kranial dan saraf spinal terlihat sebagai tali yang ber-
Bagian dalam susunan saraf pusat disusun dalam warna putih keabu-abuan. Saraf perifer terbentuk dari
substantia grisea dan substantia alba. Substantia grisea berkas-berkas serabut saraf (axon) yang disokong oleh
terdiri atas sel-sel neuron yang tertanam di dalam jaringan areolar halus.
neuroglia. Substantia alba terdiri atas serabut-serabul
saraf (axon) yang terbenam di dalam neuroglia.

satu segmen
medulla spinalis

radix anterior
n. spinalis
substantia alba radix Posterior
n. spi nal is
ganglion spinale n. spinalis
n. spinalis
ramus dorsalis
canalis centralis n. splnalis

ramus ventralis
badan sel n. spinalis
radix anterior n. spinalis
radix anterior
radix Posterior n. spinalis
ganglton spinale
Substantia Nissl n. splnalis

neuron sensoris

ramus posterior
\
ramus anterior

;-

ramus
communicans
motor neuron
truncus svmphatrcus
ram us
radix anterior ramus communicans cuta neus
lateralis

r. muscularis

neuron multiPolar

A ramus cutaneus anteilor

Gambar 1-24 A. Neuron motorik multipolar dengan neuron penghubung yang bersinaps dengannya. B. Potongan melintang setinggi
segmen thoracal medulla spinalis dengan radix spinalis dan ganglion radix spinalis. C.Potongan melintang segmen thoracal medulla
spinalis memperlihatkan radix, saraf spinal, dan rami anteriores dan posteriores beserta cabang-cabangnya.
26 BAB 1 Pendahuluan

.l
Saraf Kranial -24). Waktu keluar dari forarnen intervertebrale, saraf
Dua belas pasang saraf krarrial meninggalkan otak dan spinal terbagi menjadi ramus anterior yang besar dan
berjalan melewati foramina pada tengkorak. Seluruh ramus posterior yang lebih kecil. Ramus posterior
saraf menyarafi kepala dan leher, kecuali Nervus X berjalan ke belakang di sekitar columna vertebralis dan
(vagus) yang juga menyarafi struktur yang ada di thorax menyarafi otot-otot dan kulit punggung (Cambar 1-23
dan abdomen. Saraf kranial diuraikan pada Bab 1 1. dan 1-24). Rarnus anterior berjalan terus ke depan
untuk menyarafi oiot-otot dan kulit di anterolateral
Saraf Spinal dinding tubuh dan semua otot dan kulit extremitas.
Selain rami anteriores dan rami posteriores, saraf
Tiga puluh satu pasang saraf spinal meninggalkan me-
spinal juga memberikan cabang ramus meningeus
dulla spinalis dan berjalan melalui foramina inter- yang kecil, yang menyarafi vertebrae dan pernburigkus
vertebralia pada columna vertebralis (Cambar 1-22 dan
medulla spinalis (meningei-r). Saraf spinal thoracalis
1-23). Saraf spinal dinamakan sesuai dengan regio juga mempunyai cabang rami communicantes yang
columna vertebralis tempat saraf ini berhubungan: 8
berhubungan dengan bagian sinrpatis susunan saraf
nervi cervicales, 12 nervi thoracici, 5 nervi lumbales, 5
otonom (lihat bawah).
nervi sacrales, dan 1 nervus coccygeus. perhatikan
bahwa terdapat B buah nervi cervicales dan hanya ada
7 buah vertebrae cervicales dan terdapat satu buah Plexus
neryus coccygeus dan 4 buah veftebrae coccygeae. Pada pangkal extremitas, rami anieriores bergabung
Selama masa perkembangan, medulla spinalis ber- dengan rami anteriores yang lain membentuk plexus
tambah panjang lebih lambat dari pada columna saraf yang rumit (Cambar l-22). Pada pangkal extre-
vertebralis. Pada orang dewasa yang perkembangan- mitas superior terdap4t plexus cervicalis dan plexus
nya telah berhenti, ujung bawah medulla spinalis brachialis, di pangkal extremitas inferior terdapat
setinggi pinggir bawah vertebra lumbalis I. Untuk me- plexus lumbalis dan plexus sacralis.
nyesuaikan diri dengan pertumbuhan yang tidak se- Pernbagian klasik sistem saraf menjadi susunan
imbang ini, radix spinalis dari segmen yang lebih bawah, saraf pusat dan perifer adalalr kesepakatan belaka dan
lebih panjang daripada radix spinalis di atasnya. Pada bertujuan. untuk memudahkan pendeskripsikan saraf.
daerah cervical atas, radix spinalis pendek dan berjalan Karena tonjolan{onjolan neuron-neuron dapat berja-
hampir horizontal, tetapi radix nervi lumbales dan ner- Ian bebas pada kedua susunan tersebut. Contohnya
vi sacrales di bawah ujung medulla spinalis mem- adalah neuron motorik yang terletak di cornu anterius
bentuk sebuah berkas saraf verlikal yang menyerupai medulla spinalis segmen thoracal I memberikan axon-
ekor kuda disebut cauda equina (Gambar 1-22). nya yang berjalan melalui radix anterior nervus
Masing-masing saraf spinal dihubungkan dengan thoracalis 1 (Cambar 1-25) ke plexus brachialis, ber-
medulla spinalis oleh dua radix: radix anterior dan jalan turun ke lengan atas dan Iengan bawah di dalanr
radix posterior (Gambar 1-23 dan 1-24). Radix anterior nervus ulnaris, dan akhirnya mencapai motar end plate
terdiri atas berkas serabut saraf yang membawa impuls pada beberapa serabut otot dari otot-otot kecil tangan
jarak keselurrrhan 3 kaki (90 cm).
-
saraf menjauhi susunan saraf pusat (Cambar 1-24).
Serabut saraf seperti ini dinamakan serabut eferen. Se- Contoh lainnya adalah sensasi raba pada sisi lateral
rabut eferen yang menuju ke otot skelet dan menye- jari kelingking kaki.Daerah kulit ini dipersarafi oleh
babkan otot ini berkontraksi dinamakan serabut mo- segmen sacralis I medulla spinalis (S1). Cabang-cabang
torik. Sel asalnya terletak pada cornu anterior medulla terminal halus axon serrsorik yang dinarnakan dendrit
spinalis. meninggalkan organ sensorik kulit dan bersatu mem-
Radix posteriorterdiri atas berkas serabut saraf yang bentuk axon saraf sensorik. Axon berjalarr ke bagian
membawa impuls ke susunan saraf pusat dan dina- atas tungkai di dalam nervus suralis (Cambar 1-25) dan
makan serabut aferen (Cambar 1-24). Karena serabut kemudian di dalam nervus iibialis dan neryus ischia-
ini berkaitan dengan penghantaran informasi mengenai dicus rnenuju plexus luinbosacralis. Kenrudian saraf ini
sensasi raba, nyeri, suhu, dan vibrasi, serabut ini di- berjalan melalui radix posterior neryus sacralis 1 untuk
namakan serabut sensorik. Badan sel serabut saraf ini mencapai badan sel yang terdapat di dalam ganglion
terletak pada pembesaran radix posterior yang sensoriunr nervus sacralis 1 . Sekarang axon sentral ma-
dinamakan ganglion sensorium nervi spinalis (Cambar suk columna posterior substantia alba medulla spinalis
1-23 dan 1-24). dan berjalan ke atas menuju nucleus gracilis di dalam
Pada setiap foramen intervertebrale, radix anterior medu la oblongata - jarak keselurr-rhannya sekitar 5 kaki
dan posterior bersatu menjadi saraf spinal (Cambar (1i m). Jadi, satu neuron terbentarrg dari jari kelingking
1-23). Di sini serabut motorik dan sensorik bergabung kaki sampai ke dalam tengkorak.
menjadi satu sehingga saraf spinal dibentuk dari Kedua contoh ini melukiskan sebuah neuron yang
gabungan serabut motorik dan saraf sensorik (Cambar sangat panjang.
ANATOMI DASAR 27

Susunan Saraf Otonom ini memperlambat denYut jantung, meningkatkan


peristaltik usus dan aktivitas kelenjar, dan membuka
Susunan Saraf Otonom merupakan bagian susunan sa- sph incter.
raf yang berhubungan dengan persarafan struktur
invoiunier seperti jantung, otot polos, dan kelenjar di Sistem Saraf SimPatis
seluruh tubuh, serta tersebar di dalam susunan saraf
pusat dan perifer. Susunan saraf otonom dapat dibagi Serabut Saraf Eferen. Substantia grisea medulla spi-
dalam dua bagian-simpatis dan parasimpatis-dan nalis dari segmen thoracal I sampai segmen lumbal ll,
keduanya mempunyai serakrut saraf aferen dan eferen' mempunyai cornu laterale atau columna intermedia,
Bagian sirnpatis susunan saraf otonom berfungsi yang merupakan tempat badan sel neuron penghubung
mempersiapkan tubuh untuk suatu keadaan darurat' simpatis (Gambar 1-26). Akson sel-sel iniyang bermie-
Saraf simpatis mempercepat denyut jantung, menye- lin meninggalkan medulla spinalis pada radix anterior
babkan konstriksi pembuluh darah perifer, dan me- dan kemudian berjalan melalui rami communicantes
ningkatkan tekanan darah, Bagian simpatis susunan alba ke ganglia paravertebralis truncus symphaticus
(Cambar 1-23, 1-26, dan 1-27). Serabut sel-sel peng-
saraf otonom mengalirkan darah dari kulit dan usus,
sehingga tersedia bagi otak, jantung, dan otot skelet' hubung disebut preganglionik karena serabut ini me-
Pada iiat yang sama, saraf ini menghambat peristaltik nuju ke ganglion perifer. Saat serabut preganglionik
tractus gastrointestinal dan menutup sphincter. mencapai ganglia pada truncus symphaticus, serabut
BagLn parasimpatis susLlnan saraf otonom ber- tersebut mungkin menempuh perjalanan sebagai
fungsihempertahankan dan memulihkan energi' Saraf berikut:

nucleus gracilis

sb

medulla oblongata

ganglion radix posterior

radix anterior

otot kecil tangan

perifer. A. Neuron aferen yang terbentang dari jari


Gambar 1-25. Dua neuron yang berjalan dari susunan saraf pusat ke susunan saraf
B. N"rion yang terbentang dari substantia grisea cornu anterius segmen thoracalis I medulla spinalis ke
kelingking kaki ke otak.
otot kecil tangan. "i"r"n
28 BAB 1 Pendahuluan

radix posteflor
neu ron penghubung columna lateralis

ku lit

ramus commun tcans

truncus svmphaticus
neuron penghubung
radix anterior simpatis

nduron aferen
gangl ron srmpatis

lambu ng

Gambar 1-26 Penataan umum bagian somatik susunan saraf (kiri) dibandingkan dengan
bagian otonom susunan sarat (kanan).

1. Serabut tersebut mungkin berhenti pada ganglion yang masuk ke dalam bagian bawah truncus
yang dimasukinya dan bersinaps dengan sel-sel symphaticus dari segmen bawah thoracal dan dua
eksitator di dalam ganglion (gambar 1-26). Sebuah segmen lumbal bagian atas medulla spinalis akan
sinaps dapat didefinisikan sebagai tempat dua neu- turun ke ganglia pada regio lumbalis dan sacralis,
ron saling berdekatan, tetapi tidak mempunyai tempat serabut-serabut tersebut bersinaps dengan
hubungan secara anatomis. Celah di antara kedua sel eks itator (Gam bar 1 -27). Ser abut postgan gl ion i k
neuron tersebut dijembatani oleh zat neurotrans_ meninggalkan truncus symphaticus sebagai rami
miter yaitu acetylcholine. Axon neuron eksitator communicantes grisea yang bersatu dengan nervi
yang tidak bermielin meninggalkan ganglion. lumbales, nervi sacrales, dan nervur .oc.yg"ur.
Serabut saraf post-ganglionik ini kemudian menuju 3. Serabut preganglionik mungkin berjalan melalui
ke nervi thoracici sebagai rami communicantes ganglia pada bagian thoracal truncus symphaticus
grisea dan tersebar dalam cabang-cabang saraf tanpa bersinaps. Serabut-serabut bermielin ini
spinal untuk nienyarafi otot polos di dalam dinding membentuk tiga buah nervi splanchnici (Gambar
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan musculus 1-27). Nervus splanchnicus major berasal dari
arrector pili kulit. ganglia thoracica ke lima sampai sembilan, me_
2. Sebagian serabut-serabut yang masuk ke dalam nembus diaphragma, dan bersinaps dengan sel-sel
ganglia truncus symphaticus di daerah thorax ba- eksitator di dalam ganglia coelica, Nervus splanch-
gian atas akan berjalan sepanjang truncus sym_ nicus minor berasal dari ganglia thoracica ke
phaticus menuju ke ganglia di daerah leher, tempat sepuluh dan sebelas, menembus diaphragma, dan
serabut-serabut tersebut akan bersinaps dengan bersinaps dengan sel-sel eksitator di dalam ganglia
sel-sel eksitator (Cambar 1-26 dan 1-27). Di sini coeliaca bagian bawah. Nervus splanchnicus imus
serabut saraf postganglionik meningggalkan trun- (bila ada) berasal dari ganglion thoracica kedua-
cus symphaticus sebagai rami communicantes belas, menembus diaphragma, dan bersinaps de-
grisea dan sebagian besar akan bergabung dengan ngan sel-sel eksitator pada ganglia renalia. Oleh
nervi cervicales. Banyak serabut preganglionik karena itu nervi sphlanchnici terdiri atas
ANATOMI DASAR 29

,-r- ,'(-X
,/l Y L,
I ^,'/o->j,^--
{ _-\-l^-_>--;----\
-r \. *-t----

gangtion ciliaris mata


gld. lacrimalis
gld. submandibularis dan sublingual is

gld. parotis

lantu ng

Paru-paru

TI
T2 lambung
T)
T4
Tjt usus halus
T6L
T1L
rs Lr gdl. suprarenalis
T9F
T1O L-! ginial
rr rl-r
rr: l--r
LIL
T,2 L
S2
S]
S4 __€1J'T\-

N. splanchnicus Pelvicus vestca unnana

organ seksual

menuniukkan serabut preganglionik parasimpatis; gats


Gambar 1-27. Bagian eferen susunan saraf otonom . Garis lurus abu-abu tebal
tebal menunjukkan serabut posigangfionix parasimpatis; garis putus-putus abu-abu trprs menunjukkan serabut
putus-putus abu-abu
postganglionik simPatis.

ierabut-serabut pregan gl on i k. Serabut-serab ut post-


i
Truncus symphaticus merupakan dua rantai trunkus
ganglionik berasal dari sel-sel eksitator di dalam saraf berganglionik yang terbentang sepanjang co-
lumna vertebralis (Cambar 1-27). Ada 3 ganglia pada
S"nitiu yang telah disebutkan, dan tersebar ke 1 1 atau 1 2 gang-
otot-otot polos dan kelenjar pada visera. Beberapa masing-masing truncus di daerah leher,
di lia paJa thoraks, 4 atau 5 ganglia pada daerah lumbal,
serabut preganglionik yang berjalan dalam
dan 4 atau 5 ganglia pada daerah pelvis. Kedua truncus
nervus splanchnicus major berakhir langsung pada
terletak dekatdengan columna vertebralis dan berakhir
sel-sel di medulla suprarenalis. Sel-sel medula ini
dapat dianggap sebagai modifikasi sel-sel eksitator di bawah dengan bergabung menjadi satu membentuk
simpatis. sebuah ganglion yang dlsebut ganglion impar'
30 BAB 1 Pendahuluan

Serabut Aferen Serabut saraf aferen bermielin ber- medulla spinalis atau otak, serabut-serabut tersebut
jalan dari visera melalui ganglia simpatik tanpa bersi- berjalan bersama-sama atau bercampur dengan serabut
naps (Cambar 1-26). Serabut-serabut tersebut masuk ke aferen somatik.
saraf spinal melalui rami communicantes alba dan men-
capai badan selnya dalam ganglion sensorium nervi MEMBRANA MUKOSA
spinalis yang sesuai. Axon sentral kemudian masuk ke
Membrana mukosa adalah nama yang diberikan pada
medulla spinalis dan mungkin membentuk komponen
alat yang melapisi bagian dalam organ atau saluran
aferen lengkung refleks lokal. Serabut yang lain ber-
jalan ke atas sampai ke pusat otonom yang lebih tinggi
yang berhubungan dengan permukaan tubuh. Mem-
brana mukosa terdiri atas selapis epitel yang disokong
di dalam otak.
oleh selapis jaringan ikat, lamina propria. Otot polos,
yang dinamakan muscularis mucosa, kadang-kadang
Sislem Parasimpatis terdapat di dalam jaringan ikat tersebut. Membrana
Serabut Eferen Sel-sel penghubung sistem su- mukosa dapat atau tidak dapat mensekresikan mukus
sunan saraf ini terletak di dalam kranial dan segmen pada permukaannya.
sacralis medulla spinalis (Cambar 1-27), Sel-sel peng-
hubung di dalam otak ini membentuk sebagian nuclei MEMBRANA SEROSA
yang merupakan asal dari saraf otak lll, Vll, lX, dan X, Membrana serosa melapisi bagian dalam rongga-
dan axonnya bagian-bagian otak yang mengandung rongga yang ada di dalam tubuh dan melipat pada vi-
saraf kranial yang sesuai. sera yang terletak bebas di dalam rongga-rongga ter-
Sel-sel penghubung sacral didapatkan pada sub- sebut (Cambar 1-28). Membrana serosa terdiri atas
stantia grisea segmen sacralis kedua, ketiga, dan lapisan halus mesotel yang disokong oleh selapis tipis
keempat medulla spinalis. Sel-sel ini tidak cukup ba- jaringan penyambung. Membrana serosa yang mem-
nyak untuk membentuk cornu laterale substantia grisea batasi dinding rongga disebut lapisan parietalis, se-
seperti sel-sel penghubung pada daerah thoraco- dangkan yang meliputi visera disebut lapisan visce-
lumbal. Axon bermielin meninggalkan medulla spi- ralis. Celah sempit yang memisahkan lapisan-lapisan
nalis di dalam radix anterior saraf spinal yang sesuai, ini membentuk cavitalis pleuralis, cavitas pericar-
kemudian meninggalkan nervus sacralis, dan mem- diaca, dan cavitas peritonealis yang mengandung
bentuk nervus splanchnicus pelvicus. sedikit cairan serosa; atau disebut eksudat serosa.
Semua serabut eferen yang telah dijelaskan adalah Eksudat serosa melicinkan permukaan membran dan
serabut preganglionik, yang bersinaps dengan sel memungkinkan kedua lapisan membran bergesekan
eksitator di dalam ganglia perifer, yang biasanya ter- dengan mudah satu dengan yang lain.
letak dekat dengan visera yang dipersarafi. Serabut pre- Mesenterium, omentum, dan ligamentum serosa
ganglionik kranial bersinaps di ganglion ciliare, ptery- diuraikan pada bab-bab lain pada buku ini.
gopalatinum, submandibulare, dan oticum (Cambar Lapisan parietalis membrana serosa berkembang
1-27). Serabut preganglionik di dalam nervus splanch- dari somatopleura dan mendapatkan banyak persarafan
nicus pelvicus berhenti pada ganglia yang terdapat dari saraf spinal. Oleh karena itu, Iapisan parietalis
pada plexus hypogastricus atau dinding visera. yang
khas, serabut postganglionik tidak bermielin dan relatif
pendek bila dibandingkan dengan serabut postgang-
lionik simpatis.
bronchus principalis
Serabut Alerbn Serabut-serabut aferen bermielin
ber.ialan dari visera ke badan selnya yang terletak di pleura parietalis
dalam ganglion sensorium nervi cranialis atau ganglion
sensorium nervi sacrales. Axon sentralnya kemudian

ffii
pleura visceralis
masuk ke susunan saraf pusat dan ikut berperan dalam
pembentukan lengkung refleks lokal atau berjalan ke
pusat susunan saraf otonom yang lebih tinggi.
Komponen aferen susunan saraf otonom identik
dengan komponen aferen susunan saraf somatik, dan
membentuk sebagian segmen aferen umum di seluruh
$:ti cavum pleura

sistem saraf. Ujung-ujung saraf komponen aferen oto-


nom tidak dapat diaktifkan oleh sensasi seperti panas Gambar 1-28. Susunan pleura di dalam rongga thoraks. per-
hatikan bahwa dalam keadaan normal cavitas pleuralis
atau raba, tetapi diaktifkan oleh regangan atau keku- merupakan ruang berbentuk celah, dengan pleura parietalis dan
rangan clksigen. Setelah serabut aferen masuk ke dalam viseralis yang dipisahkan oleh sedikit cairan serosa.
ANATOMI DASAR 31

peka terhadap semua sensasi umum seperti raba dan Ujung-ujung tulang panjang terdiri atas tulang
nyeri. Lapisan visceralis berkembang dari splanchno- spongiosa yang dikelilingi oleh selapis tipis tulang
kompakta. Facies articu laris uj ung-uj ung tu Iang d puti
pleura dan dipersarafi oleh saraf-saraf otonom. Lapisan iIi

visceral tidak peka terhadap raba dan suhu, tetapi oleh cartilago hyalin.
sangat peka terhadap regangan.
Tulang Pendek
TULANG Tulangtulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki
Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat (contohnya, os scaphoideum, os lunatum, talus, dan
berubah bila mendapat tekanan. Seperti jaringan ikat calcaneus). Bentuk tulang ini umumnya segiempat dan
lain, tulang terdiri atas sel-sel, serabut-serabut, dan terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh sela-
matriks. Tulang bersifat keras oleh matriks ekstrase- pis tipis tulang kompakta, Tulangtulang pendek
lularnya mengalami kalsifikasi, dan mempunyai derajat diliputi periosteum dan facies articularis diliputi oleh
elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut cartilago hyalin.
organik. Tulang mempunyai fungsi protektif, misalnya
tengkorak dan columna vertebralis melindungi otak Tutang Pipih
dan medulla spinalis dari cedera; sternum dan iga-iga
melindungi visera rongga thorax dan abdomen ba- Tulang pipih ditemukan pada tempurung kepala (con-
gian atas (Cambar 1-29). Tulang berperan sebagai toh, os frontale dan os Parietale).
pengungkit seperti yang dapat dilihat pada tulang Bagian dalam dan luar tulang ini terdiri atas lapisan
panjang ekstremitas. Selain itu, tulang merupakan tem- tipis tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan
pat penyimpanan utama untuk garam calcium. Sum- oleh selapis tulang spongiosa, disebut diplo6. Scapula
sum tulang belakang yang berfungsi untuk membentuk termasuk di dalam kelompok tulang ini walaupun
sel-sel darah terdapat di dalam dan dilindungi oleh bentuknya irregular.
tulang.
Tulang terdiri atas dua bentuk, tulang kompakta Tutang tregutar
dan tulang spongiosa. Tulang kompakta tampak se- Tulangtulang iregular merupakan tulang yang tidak
bagai masa yang padat; tulang spongiosa terdiri atas termasuk di dalam kelompok yang telah disebutkan di
anyaman trabekula (Cambar 1-30). Trabekula tersusun atas (contoh, tulangtulang tengkorak, vertebrae, dan os
sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan'dan coxae). Tulang ini tersusun dari selapis tipis tulang
tarikan yang mengenai tulang, kompakta di bagian luarnya dan bagian dalamnya
dibentuk oleh tulang spongiosa.
Klasifikasi Tulang
Tulang Sesamoid
Tulang dapat diklasifikasikan secara regional atau ber-
dasarkan bentuk umumnya. Klasifikasi regional diring- Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang dite-
kas dalam Tabel 1-2. Tulang dapat dikelompokkan mukan pada tendo-tendo tertentu, tempat terdapat
berdasarkan bentuk umumnya: (a) tulang panjang, (b) pergeseran tendo pada permukaan tulang. Sebagian
tulang pendek, (c) tulang pipih, (d) tulang iregular, dan besar tulang sesamoid tertanam di dalam tendo dan
(e) tulang sesamoid. permukaan bebasnya diliputi oleh cartilago. Tulang
sesamoid yang terbesar adalah patella, yang terdapat
Tulang Paniang pada tendo musculus quadriceps femoris. Contoh lain
dapat ditemukan pada tendo musculus flexor pollicis
Tulang-tulang panjang ditemukan pada ektremitas brevis dan musculus flexor hallucis brevis. Fungsi '
(contoh, humerus, femur, ossa metacarpi, ossa metatar-
tulang sesamoid adalah mengurangi friksi pada tendo,
sai, dan phalanges). Panjangnya lebih besar dari lebar- dan merubah arah tarikan tendo.
nya. Tulang ini mempunyai corpus berbentuk tubular,
diaphysis, dan biasanya dijumpai epiphysis pada Jejas pada Permukaan Tulang
ujung-uj ungnya. Selama masa pertumbuhan, d iaphysis
dipiSahkan dari epiphysis oleh cartilago epiphysis' Permukaan tulang menunjukkan berbagai jejas atau
Bagian diaphysis yang terletak berdekatan dengan iregularitas. Bila terdapat perlekatan fascia, ligamen-
cartilago epiphysis disebut metaphysis. Corpus mem- tum, tendo, atau aponeurosis, tulang akan menjadi
punyai cavitas medullaris di bagian tengah yang berisi menonjol atau kasar. Permukaan tulang yang kasar ini
\ sumsum tulang (medulla ossium). Bagian luar corpus tidak dijumpai pada waktu lahir. Jejas ini timbul pada
terdiri atas tulang kompakta yang diliputi oleh selubung waktu pubertas dan secara progresif menjadi lebih
jaringan ikat yaitu Periosteum. nyata pada waktu dewasa' Tarikan struktur-struktur
32 BAB 1 Pendahuluan

coccygeus

metatarsi
B

Gambar 1-29. Rangka. A. Dllihat dari anterior. B. Dilihat dari lateral.

fibrosa ini menyebabkan periosteum menonjol dan di akan digantikan oleh sumsum tulang kuning (medulla
bawahnya terjadi endapan tulang baru. ossium flava). Pada usia 7 tahun, sumsum kuning mulai
Pada keadaan teftentu jejas ini besar dan diberi tampak pada tulangtulang distal ekstremitas. per_
nama khusus. Beberapa jejas yang penting diringkas gantian sumsum ini lambat laun bergerak ke arah
pada Tabel 1-3. proksimal sehingga pada saat orrng rn*lrdi dewasa,
Sumsum Tulang sumsum merah hanya dijumpai pada tulang_tulang
tengkorak, columna vertebralis, dinding thorax, tulangl
Sumsum tulang terdapat di dalam cavitas medullaris tulang gelang bahu dan panggul, serti caput humeii
tulang panjang dan tulang pendek serta substantia dan caput femoris.
spongiosa tulang pipih dan tulang iregular. pada waktu Semua permukaan tulang, kecuali permukaan yang
lahir, semua sumsum tulang djlam tubuh berwarna membentuk persendian, diliputi oleh lapisan jaringan
merah dan hematopoeitik. Aktivitas pembentukan_ fibrosa tebal yang disebut periosteum. periosteum
darah lambat laun berkurang dengan bertambahnya mengandung banyak pembuluh darah, dan sel_sel yang
usia, dan sumsum tulang merah (medulla ossium rubra) terletak lebih dalam bersifat osteogenik. periosteum
33
ANATOMI DASAR

ffi?:E.:

'D
panjang (os humerus)' B' Tulang iregular
Gambar 1-30. Penampang berbagai jenis tulang. A. Tulang
parieial'e dipisahkan oleh sutura sagittalis)' D. Tulang sesamoid
(calcaneus). C.Tulang pipifi tO"" Ui"f''os
penyanggah untuk menahan gaya
(patella). E. perhatikan .uirnun iruo"cula yang bekerja sebagai
kompresi dan tarikan pada ujung proksimal femur'

pada cara yang kedua, mula-mula dibentuk model


khususnya berhubungan erat dengan tulang pada
iulung rawan dan kemudian diganti oleh tulang' Untuk
tempat-tempat perlekatan otot, tendo, dan ligamentum'
keterlngan lebih rinci mengenai perubahan selular
Berkas-berkas serabut kolagen yang di- kenal sebagai
di yang terjacli, dapat dibaca pada buku teks histologi atau
seiabut Sharpey berjalan diri peri- osteum. ke tulang
embriologi.
bawahnya. i'eiiosteum menerima banyak persarafan
Tulang tempurung kepala berkembang dengan
dan sangat peka.
cepat secara membranosa pada janin sehingga dapat
Perkembangan Tulang melindungi otak yang sedang berkembang yang terle-
tak di barirahnya. eada waktu lahir, beberapa daerah
Tulang berkembang dengan dua cara: membranosa
kecil di antara tulang-tulang tersebut tetap bersifat mem-
dan Jndochondral. Pada cara yang pertama, tulang
bran. Hal ini penting secara klinik karena memung-
berkembang langsung dari membrana jaringan ikat;
34
BAB 1 Pendahuluan

Tabel 1-2 Klasifikasi Tulang Menurut Bagiannya dalam matriks yang berbentuk seperti agar_agar. Ma_
triks bertanggung jawab atas kekuatan dan ke*pegasan
Jumlah tulang rawan. Kecuali pada permukaan sendi, tilang
Bagian kerangkb tulahg, rawan diliputi oleh selapis membrana fibrosa yan!
dinamakan perichondrium. -ferdapat tiga bentuk
carti_
Kerangka aksial lago:
Tengkorak r Cartilago hyalin mempunyai banyak matriks amorf
Cranium .B yang mempunyai indeks bias yang sama dengan
Wajah .14 serabut-serabut yang terbenam di dalamnya. Selama
Tulangtulangpendengaran
.Hyoid 6 masa anak-anak dan remaja, cartilago hyalin
r l,
1
, berperan penting pada pertumbuhan tulang panjang
ivertebrae :
26
Sternum 1 [ur.?unt epiphysis terdiri atas cartilago hyalini
Cartilago ini sangat tahan terhadap robekan rlan
Costae 24
,Kerangkalapendikutai, l
meliputi hampir seluruh permukaan sendi sinovial.
, 'Gefang bahul ,l ' , . :' , Cartilago hialin tidak dapar diperbaiki bila meng_
Clavicula.,:,.:' ,,
;

': Scapula alami fraktur; tempat kerusakan diisi oleh jaringa;


.

2
":, ::: :
2 fibrosa.
ExtremitasSuperioy ,,. .
'Humerus ', . I :,': i,:l
Cartilago fibrosa mempunyai banyak serabut fibrosa
2 yang tertanam di dalam sedikit matriks. Fibrocarti-
Radius 2
Ulna lago ditemukan di dalam discus articularis (misalnya
2
Ossa Carpalia pada articulatio temporomandibularis, articulaticr
16
Ossa Metacarpalia 10
sternoclavicularis, dan articulatio genus) dan pada
Phalanges 28 permukaan sendi clavicula dan mandibula. Bila
Gelang panbgul, , rr_r_
,
sak, fibrocartilago dapat memperbaiki dirinya
:.,Os,co:ae ,, :'r .; ;
2
sendiri
secara lambat dengan cara yang sama dengan jaring_
Extremitas inferior
an fibrosa Iainnya di dalam tubuh. Discus articularis
Femur
2 mempunyai aliran darah yang sedikit dan oleh
,Patettat' ...' :. ,l
2
ka_
,FibuLa :",,;; ,,, ,,' .

,2
rena itu tidak dapat memperbaiki dirinya sendiri
bila
Tibia mengalami kerusakan.
z o Cartilago elastis mempunyai banyak
Ossa Tarsalia ,t,14 serabut elastis
Ossa Metatarsalia yang tertanam di dalam matriks. Seperti yang
,
,10 dapat
Phalanges 28 diduga, tulang rawan ini sangat ftetsifei dan dite-
206 mukan pada auricula, meatus acusticus externus,
tuba auditiva, dan epiglottis. Bila rnengalami keru-
sakan tulang rawan ini dapat memperSaiki dirinya
sendiri dengan jaringan fibrosa.
kinkan tulang{ulang melakukan sejumlah gerakan
tertentu sehingga tengkorak dapat berubah bentuk Cartilago hyalin dan cartilago fibrosa cenderung
sewaktu turun melewati jalan lahir. mengalami kalsifikasi atau malahan nrengalami
osi_
Tulang panjang ekstremitas berkembang secara fikasi pada kehidupan selanjr,rtnya.
osifikasi endochondral. Osifikasi ini merupakan proses
yang lambat dan'baru selesai pada usia 1g-20 EFEK SEKS, RAS,
tahun
atau malahan lebih lama lagi. pusat pembentukan DAN UMUR PADA STRUKTUR
tulang yang ditemukan pada .orpu, disef ut diaphysis; Anatomi deskriptif lebih berpusat pada pada bentuk
sedangkan pusat pada ujung-ujung tulang disebut epi_ an.atomi yang sudah pasti. Namun, para medis
harus
physis. Lempeng ru*un pid. masing_miasing ujung, selalu ingat bahwa terdapat perbedaan seksual
dan ras,
yang terletak.antara epiphysis dan diiphysis pada dan struktur serta fungsi tubuh berubah selaras
tu_ dengari
yang sedang tumbuh disebut lempeng epiphysis. pertumbuhan dan usia.
lang
Metaphysis merupakan bagian diaphysis yang'berba_ Laki-laki dewasa cenderung lebih tinggi diban_
tasan dengan lempeng epiphysis. dingkan dengan perempuan deirasa, dan mimpunyai
tungkaiyang lebih panjang; tulang laki_laki lebih besar
TULANG RAWAN dan lebih berat, serta otot-ototnya lebih besar.
Laki_laki
mempunyai lemak subkutan yang lebih sedikit se_
Tulang rawan (cartilago) merupakan bentuk jaringan
hingga mempunyai bentuk tubuh
ikat yang sel-sel dan serabut-serabutnya tertanam di fang lebih angular.
Larynxnya lebih besar dan pita ,unrun!=u lebih panjang
ANATOMI DASAR 35

Tabel 1-3. Jeias pada Permukaan Tufang


Contoh

-LiheanuCha|issuFerior.padaosoccipitale'....,.i:'..
Tuberositas supracondylaris medialis dan lateralis pada os humerus
Qiista :''' : ':' ; ' . "':::1 ": ,
Crista iliaca pada
: :::r::t,
os coxae
:
::'::::.
Elevasi bulat
,:ri-
':
TUbgfCUlUm t:::i:.
:r:r. , :::: .,r,iii : :::r;':
Protuberaniia , ,.-r i:., Protuberantia occipitalis externa
rr.. ...
Tuberositas
,,Malleolus
:::ir:ii.;:1:::::::: : :, ..::,. ;, :,:,::rt:. '+ul"i*itau*ajoi:drh'mi;'aiol,iumeius
rvrJreaJt'ineailii* iini"' 0"n,,*itwroi ruteratii {inula
Trochanter,,,, : ,, Trochanter major dan minor os femur
Elevasi tajam
Spina atau procbSsus spinosus , ; ; Sp ina :.ischiadica, processuSr Sp!nosus, vertebrae
Processus styloideus
Ujung yang rnelebar untuk pdrsehdian
Caput

i . -11,' t,",
Condylus !aIer:alis,dan condiluS medialis-femoris
EpicondyluS (tgnjolan y,,ang terletbk'tepai di ..En;ono'tusmedai$dffiratrfemoris '
atas condylus)
Daerah kecil,.:datar, untUt perqendian".
Fovea Fovea capitulum costae,fntuk perSendiah dehgan Colpus vertebrae
Cekungan
lncisura incisura ischiadica mhior; pada os eoxee:':"' . , i
,,, ,,' ,

Sulcus Sulcus bicipitalis os humerus


, ,FoSsa ,:,,.,
:: .i: t, i
',.: Fossa olecranii os humerus.Jossa acetabfJli os Coxae :. r ': .

Lubang :
. ,,i,
: .' ,.'
,,1, r; , .,- ;:
Fissura
Foramen Foramen infiaorbitale pada os maxilla
Canalls Caroticus paOa os temporafe - .',' 1
Canalis
Meatus Medtus.acUsticusexternuspada.:ostempoiale.

sehingga suara menjadi lebih dalam. Laki-laki mem- puan sehingga kebanyakan remaja laki-laki lebih tinggi
punyai jenggot dan rambut tubuh yang kasar. Laki-laki dari remaja perempuan.
mempunyai rambut ketiak dan rambut pubis, dan Pubertas dimulai antara umur 10 sampai 14 tahun
rambut pubis meluas sampai ke daerah umbilicus. pada perempuan dan antara umur 12 sampai 15 tahun
Wanita dewasa cenderung lebih pendek diban- pada anak laki-laki. Pada waktu pubertas, payudara
dingkan laki-laki dewasa dan mempunyai tulangtulang anak perempuan mulai membesar dan pelvis melebar.
yang lebih kecil dan otot-otot lebih sedikit. Wanita Pada anak laki-laki, penis, testis, dan scrotum mem-
mempunyai lebih banyak lemak subkutan, penim- besar. Pada kedua jenis kelamin akan muncul rambut
bunan lemak pada payudara, panggul, dan paha ketiak dan pubis.
sehingga perempuan terlihat lebih bulat. Rambutnya Perbedaan ras dapat dilihat pada warna kulit,
lebih halus dan kulitnya tampak lebih halus.
rambut, mata, serta bentuk dan ukuran mata, hidung,
Perempuan mempunyai rambut ketiak dan rambut dan bibir. Orang Afrika dan Skandinavia cenderung
pubis, tetapi rambut pubis tidak meluas sampai ke tinggi karena memiliki tungkai yang panjang, sedang-
umbilicus. Perempuan dewasa mempunyai payudara kan orang Asia cenderung pendek karena memiliki
lebih besar dan pelvis yang lebih lebar dibandingkan tungkai yang pendek. Kepala orang Eropa Tengah dan
dengan laki-laki. Perempuan mempunyai sudut lateral Asia cenderung bulat dan lebar.
siku yang lebih luas sehingga deviasi lateral lengan
Sesudah lahir dan selama masa anak-anak, fungsi
bawah terhadap lengan atas juga lebih besar.
Sampai kira-kira umur 10 tahun, anak laki-laki dan tubuh secara progresif menjadi lebih efisien dan
perempuan tumbuh dengan kecepatan yang hampir mencapai puncaknya pada usia dewasa muda. Pada
sama. Sekitar umur 12 tahun, anak laki-laki sering usia akhir dewasa dan manula, banyak fungsi tubuh
mulai tumbuh lebih cepat dibandingkan anak perem- menjadi kurang efisien.
36 BAB 1 Pendahuluan

ventriculus

Gambar 1-31 . Radiograf postero-anterior thorax.

ANATOMI RADIOGRAFIK radiolusen. Tulang sangat padat dan lemak setengah


padat; jaringan lunak lain kurang padat.
Sebagai seorang dokter Anda sering dipanggil untuk Sayangnya, pemeriksaan radiograf-biasa me-
mempelajari anatomi yang normal dan abnormal se- nunjukkan bayangan berbagai organ yang tumpang
perti yang terlihat pada foto rontgen. Memahami anato- tindih pada selembar film datar. Keadaan organ-organ
mi radiografik yang normal memungkinkan seseorang dan jaringan yang tumpang tindih sering mempersulit
mengetahui kelainan dengan cepat seperti patah tulang pembacaan foto tersebut. Kesulitan ini diatasi dalam
atau tumor. batas tertentu dengan meletakkan film tegak lurus satu
Bentuk anatomi radiografik yang paling sering di- dengan yang lain atau dengan membuat film stereos-
pelajari adalah radiograf (foto rontgen), yang mem- kopik.
berikan suatu gambaran dua-dimensi tentang bagian Computed tomography (CT) scan atau Compu-
dalam tubuh (Gambar 1-31). Untuk menghasilkan ra- terized Axial Tomography (CAT) scan memungkinkan
diograf seperti ini, seberkas sinar X dipancarkan me- untuk mempelajari lapisan-lapisan jaringan sehingga
lalui tubuh dan mengenai film. Jaringan dengan jaringan dengan perbedaan densitas yang kecil dapat
densitas yang berbeda memperlihatkan gambaran dibedakan. CT scan berdasarkan pada ilmu fisika yang
densitas yang berbeda pula pada radiograf (atau layar sama dengan sinar X konvensional, tetapi digabung
flurosensi). Suatu jaringan yang densitasnya lebih besar dengan teknologi komputer. Sumber sinar X yang me- /-
relatif menyerap (mengabsorbsi) sinar X lebih banyak mancarkan berkas sinar X berjalan melengkung di
daripada jaringan yang densitasnya kurang. Jaringan sekitar bagian tubuh yang akan diperiksa. Berkas sinar
yang densitasnya sangat padat disebut radiopak, X yang menembus bagian tubuh dikumpulkan oleh
sedangkan jaringan yang kurang densitasnya disebut detektor khusus sinar X. Di sini sinar X diubah menjadi
ANATOMI RADIOGRAFIK 37

artericarotis col.llllltlllls sllllstra


V. brachio-
cl avicul a cephalica
srnistra
A. brachicePhalica

arteri-
A. brachiocephalica subclavra
dextra
costa I

Puh.t.lo pulmo
(lobus kanan atas) (lobus kiri titas)

costa II
trachca

ocsophagus
scapula

costa III
corpus vertebra processus splllostls costa IV
thoracica lll

amentum maJUS
V mesenterica
suptrior
arterimesenterica
superior
pancreas
aorta

V cava
inierior

lobus dextra rerralis sinistra


hipatis

ren dextra

corPus vertebra
lumbalis II

atas setinggi vertebrae


Gambar 1-32. CT Scan. A. Thorax bagian atas setinggi vertebrae thoracica lll; B. Abdomen bagian
diri bawah. Dengan demikian, sisi kanan tubuh tampak pada sebelah kiri gambar.
lumbales ll. Semua CT Scan dilihat

impuls elektronik yang menghasilkan cetakan densitas tifkan oleh pancaran radiofrekuensi, yang disalurkan
jaringan dalam irisan satu sentimeter tubuh yang dapat oleh sebuah alat yang terdapat di sekitar tubuh.
dibaca. Dari cetakan ini komputer mengubahnya men- Nukleus hidrogen yang aktif memancarkan gelombang
jadi gambaran tubuh yang disebut CT scan, yang dapat yang dapat ditangkap sebagai aliran listrik yang ter-
dilihit pada layar flurosensi dan dibuat fotonya untuk induksi. MRI sangat aman untuk pasien dan karena sifat
pemeriksaan lebih lanjut (Cambar 1-32). Tindakan ini MRI dapat membedakan jaringan-jaringan lunak de-
aman dan cepat, berlangsung hanya beberapa detik ngan lebih baik, maka MRI lebih bermanfaat daripada
untuk setiap irisan , dan untuk sebagian besar pasien CT scan. Hal ini karena sebagian jaringan mengandung
tidak diperlukan obat Penenang' lebih banyak hidrogen dalam bentuk air daripada
Teknik Magnetic Resonance lmaging (MRl) meng- jaringan lainnya (Cambar 1-33).
gunakan sifat magnetik nukleus hidrogen yang diak-
38 BAB 1 Pendahuluan

lobus fiontalis

ventrikel IV

mesencephalon

cerebel Ium

medulla
oblongata

cavltas medulla
nasi spinalis

palatum

lidah

Gambar 1-33. MRI kepala pada bidang sagital, memperlihatkan bagian-bagian


otak yang berbeda.

ISTILAH ANAToMI DrsrRIpTIr penting pada insisi daerah-daerah tubuh yang biasanya
'Mahasiswa tidak ditutupi oleh pakaian, misalnya ieorang wira_
kedokteran' harus mengetahui dan me-
mahami istilah-istilah dasar anatomi. Dengan bantuan niaga mungkin akan kehilangan pekerjaan bila iebuah
kamus kedokteran, Anda akan tahu bahwa-memahami operasi meninggalkan jaringan parut yang mencolok di
istilah anatomi sangat membantu proses belajarAnda. wajahnya.
Lipatan kuku, folikel rambut, dan kelenjar sebasea
. Penggunaan istilah anatomi yang tepat
langan medik memungkinkan merekl berkomunikasi
oleh ka_
merupakan tempat-tempat yang umum dipergunakan
-staphyloco,ccus
dengan sejawat baik secara nasional maupun inter- oleh organisme patogen seperti aureus
nasional. Tanpa istilah anatomi, orang tidak dapat untuk masuk ke dalam jaringan yang ada di bawahnya.
berdiskusi atau mencatat secara akurat kelainan fungsi lnfeksi yang terjadi di antara kuku dan lipatan kuku
sendi, kerja otot, perubahan posisi organ, atau lokasi dinamakan paronikia. lnfeksi pada folikel iambut dan
pembengkakan atau tumor yang pasti. kelenjar sebasea merupakan penyebab umum bisul.
Karbunkel adalah infeksi staphylococcus pada fascia
superficialis. Karbunkel sering timbul di tengkuk, dan
KUUT
biasanya dimulai sebagai infeksi sebuah atau seke_
Pengetahuan umum mengenai arah garis insisi lompok folikel rambut.
sangat membantu ahli bedah dalam membuat insisi Pasien yang berada dalam keadaan sfiock akan
yang akan menimbulkan jaringan parut yang secara menjadi pucat dan mengalami cutis anserina (goose_
kosmetik dapat diterima. pengetahuan ini terutama f/esh) sebagai akibat aktivitas simpatis berlebihan" yang
ANATOMI RADIOGRAFIK 39

menyebabkan vasokontriksi arteriola kulit dan kon- Pentingnya pengetahuan tempat perlekatan otot-
traksi musculus arector Pilli. otot utama tubuh tidak perlu dinyatakan lagi. Hanya
Dalamnya sebuah luka bakar menentukan metoda dengan pengetahuart ini memungkinkan kita untuk
dan kecepatan penyembuhan. Luka bakar parsial pada mengerti kerja normal atau abnormal masing-masing
kulit akan diperbaiki dari sel-sel folikel rambut, kelenjar otot atau sekelompok otot. Bagaimana mungkin sese-
sebasea, dan kelenjar keringat, dan sel-sel yang ada orang dapat mencoba menganalisis, misalnya gaya ber-
pada pinggir luka bakar tersebut. Sebuah luka bakar jalan seorang penderita, tanpa mengetahui informasi ini?
yang tebih dalam dari kelenjar keringat akan sembuh Bentuk umum otot sebaiknya diketahui, mengingat
secara lambat dan perbaikan dimulai hanya dari pinggir otot yang lumpuh atau tidak digunakan (seperti mi-
luka, dan kontraktur yang terjadi disebabkan oleh salnya yang terjadi pada immobilitas extremitas inferior
jaringan fibrosa. Untuk mempercepat penyembuhan dengan gips) dapat menjadi atrofi dan dengan cepat
dan mengurangi terjadinya kontraktur, pada luka bakar berubah bentuk. Pada kasus yang menyangkut extre-
yang dalam sebaiknya dilakukan Tandur kulit. mitas harus selalu diingat bahwa otot pada sisi kon-
Tandur kulit terdiri atas dua jenis:'sp/ltthickness tralateral dapat digunakan sebagai perbandingan.
graft dan full- thickness graft. Pada sir/it-th ickness graft
sebagian besar epidermis, termasuk ujung-ujung pa- TumNc
pilla dermis diambil dari kulit donor dan diletakkan
pada kulit penerima. Penyembuhan tergantung pada Segera setelah patah tulang (fraktur), penderita
i."tutpuun kulit donor dalam memperbaiki sel-sel mengalami nyeri lokal yang hebat dan tidak mampu
epidermis pada tempat papilla dermis, sel-sel folikel menggunakan bagian yang cedera. Deformitas munS-
rambut, dan kelenjar keringat. kin dapat dilihat bila fragmen-fragmen tulang bergeser
Full-thickness graft meliputi tandur epidermis dan secara relatif satu dengan yang lainnya. Derajat de-
dermis supaya berhasil dibutuhkan pembentukan sir- formitas dan arah yang diambil oleh fragmen-fragmen
kulasi baru yang cepat pada kulit penerima. Tempat tulang tidak hanya tergantung pada mekanisme cedera
donor biasanya ditutup dengan split-thickness graft' tetapi juga oleh tarikan otot yang melekat pada

Pada keadaan tertentu full-thickness grafting dibuat fragmen-fragmen tersebut. Perlekatan ligamentum juga
dalam bentuk pedicle graft. Pada pedicle graft suatu mempengaruhi deformitas. Pada keadaan tertentu, mi-
penutup full-thickness graft diputar dan dijahit pada salnya fraktur os ileum tidak terjadi deformitas, karena
permukaan dalam dan luar tulang ini diliputi oleh
kulit penerima, dan meninggalkan pangkal penutup
dengan suplai darah yang utuh pada tempat donor' banyak origo otot-otot. Sebaliknya, fraktur collum
npabila suplai darah yang baru telah terbentuk pada femoris menimbulkan pergeseran yang besar. Otot-otot
tandur, pangkal tandur diPotong. kuat paha menarik fragme.n distal ke atas, sehingga
tungkai memendek. Otot-otot rotator lateral yang
sangat kuat memutar fragmen distal ke lateral sehingga
FASCIA kaki menghadap ke lateral.
Pengetahuan mengenai susunan fascia profunda Fraktur tulang diikuti oleh banyak perdarahan
sering dapat men.lelaskan jalur penyebaran infeksi dari antara ujung-ujung tulang dan ke dalam jaringan lunak
tempat primernya, misalnya berbagai lapisan fascia di sekitarnya. Pembuluh darah dan sel-sel fibroblas dan
pada leher menerangkan bagaimana cara infeksi dapat osteoblas dari periosteum dan endsosteum berperan
menjalar dari daerah dasar mulut ke larynx. dalam proses penyembuhan.
Pada penyakit rachitis, terdapat gangguan mine-
ralisasi matriks tulang rawan pada tulang yang sedang
Oror tumbuh. Hal ini menimbulkan keadaan sel-sel tulang
Penentuan tonus otot merupakan pemeriksaan kli- rawan yang terus tumbuh sehingga terdapat tulang
nis yang penting. Jika otot ditemukan dalam keadaan rawan yang berlebihan dan pelebaran Iamina epi-
flaksid, mungkin karena terputusnya neuron aferen, physialis, Matriks tulang rawan yang mineralisasinya
eferen, atau keduanya yang berperan pada lengkung jelek dan matriks osteoid yang lunak menyebabkan
refleks yang diperlukan untuk pembentukan tonus otot' tulang mudah bengkok di bawah tekanan berat badan.
Contohnya ialah bila berkas saraf yang menuju ke otot Deformitas yang ditimbulkan termasuk pelebaran taut
rusak, kedua neuron akan terganggu. Bila poliomyelitis costochondral (costocho ndral iunction), pembengkok-
me- nyerang sel motorik di cornu anterius pada tingkat an tulang-tulang panjang extremitas inferior, dan pe-
meduila spinalis mempersarafi otot, neuron motorik nonjolan os frontale cranium. Deformitas pelvis mung-
-- eferen tidak dapat berfungsi. Sebaliknya, bila otot kin terjadi.
hipertonik, kemungkinan lesi terdapat di tingkat yang Gangguan lamina epiphysialis hanya terjadi pada
lebih tinggi, pada medulla spinalis atau otak. anak-anak dan remaja. Lamina epiphysyalis merupa-
40 BAB"I Pendahuluan

kan bagian tulang yang sedang tumbuh, yang terutama


BURSA DAN VAGINA SYNoVIAtIs
berkaitan dengan pertumbuhan panjang tulang. Trauma,
infeksi, diet, olahraga, dan gangguan endokrin dapat Bursa dan vagina synovialis merupakan tempat
mengganggu pertumbuhan Iempeng cartilago hyaline, yang sering terkena trauma atau penyakit infeksi.
yang mengakibatkan deformitas dan kehilangan fungsi. Contohnya adalah, selubung tendo extensor tangan
Pada femur, misalnya, epiphysis femur proximal mung- yang mungkin mengalami peradangan setelah
kin bergeser oleh karena tekanan atau beban yang penggunaan berlebihan atau tidak lazim, dan pera-
berlebihan. Panjang anggota gerak dapat bertambah dangan bursa prepatellaris yang dapat terjadi akibat
dengan pesat karena peningkatan vaskularisasi daerah trauma karena sering berlutut di atas permukaan yang
lempeng epiphysis sekunder akibat infeksi atau adanya keras.
tumor. Pemendekan sebuah anggota gerak dapat ter-
jadi setelah trauma pada lamina epiphysialis yang PEMBULUH DIRRTI
mengakibatkan pengurangan aliran darah ke cartilago.
Penyakit-penyakit pembuluh darah sering terjadi.
Anatomi permukaan arteria-arteria utama, terutama
Srruor
pada anggota gerak sebaiknya dipelajari pada bagian
Luas pergerakan normal seluruh sendi sebaiknya yang sesuai di buku ini. Sirkulasi kolateral sebagian
ditentukan. Bila tulang-tulang sebuah sendi tidak lagi besar arteria-arteria besar sebaiknya dipahami dan
berada dalam posisi anatominya yang normal, makl perbedaan antara end artery anatomic dan end artery
sendi disebut dalam keadaan dislokasi. Beberapa sendi function al seharusnya d ibuat.
terutama peka terhadap dislokasi karena kurangnya Semua arteria besar yang melalui sendi mudah
ligamentum penyokong, facies articulare yang kuiang terpuntir selama pergerakan sendi. Namun aliran darah
baik, atau hilangnya sokongan otot-otot yang adekuat. distal tidak terganggu karena biasanya terdapat anas-
Articulatio humeri, articulatio temporomandibularis, tomosis yang memadai antara cabang-cabang arteria
dan articulatio acromioclavicularis merupakan contoh yang berasal dari arteria bagian proksimal dan distal
yang baik. Dislokasi articulatio coxae biasanya conge- sendi. Pembuluh-pembuluh darah alternatif yang mele-
nital, disebabkan oleh perkembangan mangkok sendi bar pada keadaan ini membentuk sirkulasi kolateral.
yang tidak adekuat, yang dalam keadaan normal ber- Pengetahuan tentang keberadaan dan letak sirkulasi
fungsi menfiksasi caput femoris pada posisinya. sangat penting diketahui pada keadaan penyumbatan
Adanya discus cartilago di dalam sendi, terutama arteria besar yang terjadi akibat trauma atau penyakit.
pada sendi-sendi penyangga berat badan, seperti pada Arteriae coronariae merupakan end artery func-
articulatio genus, menyebabkan sendi-sendi tersebut tional dan jika pembuluh ini tersumbat oleh penyakit
peka terhadap cedera olahraga. Selama pergerakan (sering terjadi penyumbatan arteria), otot-otot jantung
yang cepat, hubungan normal antara diskus dan tulang yang biasanya mendapatkan darah dari arteria ini akan
menjadi hilang, dan diskus hancur terjepit di antara menerima darah yang insufisien dan mengalami nekrc-
permukaan-permukaan penyangga berat badan. sis. Penyumbatan sebuah arteria coronaria besar akan
Pada penyakit susunan saraf tertentu (misalnya mengakibatkan kematian penderita. (Lihat contoh ka-
syringomyelia), sensasi nyeri pada sendi hilang. lni sus pada permulaan bab ini).
berarti bahwa sensasi rasa nyeri yang merupakan tanda
bahwa sendi bergerak melampaui batas pergerakan
Srsrrrv LturRnr
normal tidak dapat dirasakan. Fenomena ini meng-
akibatkan kerusakan sendi. Sistem limfatik sering tidak diperhatikan oleh ahli
Pengetahuan mengenai klasifikasi sendi sangat anatomi karena sistem ini sulit dilihat pada cadaver.
bermanfaat karena diketahui bahwa penyakit-penyakit Akan tetapi, sistem ini sangat penting untuk praktek
tertentu hanya mengenai jenis sendi tertentu, misalnya dokter, dan aliran limf dari seluruh organ-organ penting
artritis gonococcus menyerang junctura synovialis tubuh, termasuk kulit sebaiknya diketahui.
yang besar seperti pergelangan kaki, siku, atau perge- Seorang pasien mungkin mengeluh adanya sebuah
langan tangan, dan artritis tuberculosa juga menye- benjolan yang disebabkan oleh pembesaran sebuah
rang junctura synovialis dan mulai pada membrana kelenjar limf. Dokter harus mengetahui bagian tubuh
sinovial atau pada tulang. yang mengalirkan cairan limfnya ke kelenjar limf ter-
Perlu diingat bahwa sebuah saraf dapat menyarafi sebut mengetahui tempat primer penyakitnya. pasien
lebih dari satu sendi, misalnya articulatio humeri dan sering tidak memperhatikan penyebab primernya, yang
articulatio genus, keduanya medapatkan persarafan mungkin merupakan kanker kulit kecil yang tida[ .-'
dari nervus obturatorius. Jadi, pasien yang menderita nyeri.
sakit yang terbatas pada salah satu sendi dapat mera- Sebaliknya, pasien mungkin mengeluh tukak lidah
sakan nyeri pada kedua sendi tersebut. yang sangat nyeri dan dokter harus mengetahui aliran
ANATOMI RADIOGRAFIK 41

n. cutaneus transversus colli

nn. supraclaviculares

ramus cutaneus anterior n. intercostalis ll

n. cutaneus brachii lateralis superior

n. cutaneus brachii medialis


T2
n. cutaneus antebrachii lateralis inferior
UO
n. culaneus antebrachii medialis
T1
n. culaneus anlebrachii laleralis
ramus cutaneus lateralis n. subcostalis

ramus femoralis n. genilofemoralis

n. medianus
n. ulnaris

n. ilioinguinalis
n. cutaneus femoris lateralis
n. obturalorius
L2
n. cutaneus femoris medialis

L3 n. cutaneus femoris inlermedius

ramus infrapalellaris n. saphenus

n. cutaneus suralis lateralis

n. saphenus

n. peroneus superficialis

n. peroneus profundus

pambar 1-34. Dermatom dan distribusi saraf-saiaf kulit pada permukaan anterior tubuh

limf lidah untuk menentukan apakah penyakit itu telah dermatom permukaan anterior dan posterior tubuh
menyebar melewati batas lidah. diperlihatkan pada Gambar 1-34 dan 1-35.
Pada anggota gerak, susunan dermatom lebih kom-
pleks karena pada perubahan embriologis anggota
SISTEM SNRNT gerak saat tumbuh dari dinding tubuh.
Daerah kulit dipersarafi oleh sebuah nervus spi- Seorang dokter sebaiknya memiliki pengetahuan
nalis, sebuah segmen medulla spinalis, yang disebut mengenai segmental (dermatom) persarafan kulit
dermatom. Pada tubuh, dermatom-dermatom yang ber- karena dengan bantuan jarum atau sepotong kapas, ia
dekatan saling tumpang tindih. Untuk menghasilkan dapat menentukan apakah fungsi sensoris saraf spinal
sebuah daerah anestesi yang lengkap, sedikitnya tiga tertentu atau segmen medulla spinalis tertentu ber-
saraf spinalis yang berurutan harr"rs dipotong. Peta fungsi normal.
42 BAB 1 Pendahuluan

n. occipitalis major

n. spinalis cervicalis lll

n. auricularis magnus

n. spinalis cervicalis lV

n. occipilalis minor
n. supraclavicularis

n. spinalis thoracalis I

n. cutaneus brachii poslerior

n. culaneus brachii medialis

n. cutaneus antebrachii posterior

n. cutaneus anlebrachii medialis

n. culaneus antebrachii lateralis

ramus culaneus lateralis n. spinalis T12


ramus cutaneus posterior c7
n. spinalis L1, L2, dan L3 L1
c6
n. radialis S5
n. ulnaris
s4
ramus cutaneus poslerior
JJ
n. spinalis S1, 52, dan 53
L2
cabang n. culaneus femoris posterior
S2
ramus cutaneus femoris posterior

n- obluratorius

n- culaneus cruris lateralis

n. suralis

n. saphenus

n. planlaris laleralis s1

n. planlaris medialis L5

Gambar 1-35. Dermatom dan distribusi saraf-saraf kulit pada permukaan posterior tubuh.

Otot skelet juga mendapatkan persarafan sege- menimbulkan refleks sederhana pada pasien (Cambar
mental. Sebagian besar otot-otot ini dipersarafi oleh 1-36).
dua, tiga, atau empat nervi spinales/ atau dengan kata r Refleks tendo musculus biceps brachii: C5 dan C6
lain jumlah segmen medulla spinalis yang samt. Untuk (fleksi articulatio cubiti dengan mengetuk tendo mus_
melumpuhkan sebuah otot dengan sempurna, perlu culus biceps ).
untuk memotong beberapa saraf spinal atau merusak r Refleks tendo musculus triceps branchii: C6,7, dan
beberapa segmen medulla spinalis. B (ekstensi articulatio cubiti dengan mengetuk tendo
Mempelajari persarafan segmental semua otot musculus triceps branchi i),
tubuh adalah .pekerjaan yang tidak mungkin. Walau- o Refleks tendo musculus brachioradialis: C5, 6, dan
pun demikian/ persarafan segmental otot-otot berikut 7 (supinatio articulatio radioulnaris dengan menge-
sebaiknya diketahui karena dapat diperiksa dengan tuk insersio tendo musculus brachioradi;lis).
ANATOMI RADIOGRAFIK 43

{'-- \1

refleks tendo musculus ticeps

refl€ks tendo musculus biceps brachii

dan C7

Gambar 'l -36. Beberapa refleks tendo penting yang digunakan pada praktek kedokteran.

Refleks-refleks abdominalis superficialisis: (kon- Refleks tendo patella: (refleks lutut) 12, 3, dan 4
traksi otot-otot abdomen yang ada di bawahnya (ekstensi articulatio genus bila tendo patella di-
apabila kulit digores), Kulit abdomen bagian atas ketuk).
T6-7, kulit abdomen bagian tengah TB-9, dan kulit Refleks tendo Achilles: (refleks pergelangan kaki) 51
abdomen bagian bawah T1o-12. dan 52 ( plantar fleksi articulatio talocruralis bila
tendo Achi I les diketuk).
44 BAB 1 Pendahuluan

Susunan Saraf Otonom 1. Ossa cranii bayi lebih elastis dibandingkan orang
dewasa, oleh karena itu fraktur cranium lebih se-
Banyak obat dan tindakan pembedahan yang dapat
ring pada orang dewasa dibandingkan anak kecil.
mengubah aktivitas susunan saraf otonom, misalnya
2. Hati relatif jauh lebih besar pada anak-anak diban-
untuk menurunkan tekanan darah dapat diberikan obat
dingkan orang dewasa. Pada bayi, batas bawah hati
yang menghambat ujung saraf simpatis sehingga me-
lebih rendah dari batas bawah hati orang dewasa.
nyebabkan vasodilatasi pembuluh darah perifer. Pada
pasien yang menderita penyakit arteria yang menye-
lni merupakan perlimbangan penting bila mem-
buat diagnosis pembesaran hati.
rang arteria-arteria utama extremitas inferior, kadang-
3. Kandung kemih pada anak-anak tidak seluruhnya
kadang extremitas dapat diselamatkan dengan memo-
terletak di dalam rongga pelvis karena ukuran rong-
tong persarafan simpatis yang menuju ke pembuluh
ga pelvis anak kecil sehingga dapat ditemukan di
darah. Tindakan ini menyebabkan vasodilatasi dan me-
dalam rongga abdomen bagian bawah. Bila anak
mungkinkan jumlah darah yang cukup untuk mengalir
tumbuh, pelvis membesar, dan kandung kemih
melalui sirkulasi kolateral dan dengan demikian meng-
turun menjadi organ pelvis yang sesunggulrnya.
hindari penyumbatan.
4. Pada waktu lahir, semua sumsum tulang adalah
sumsum tulang merah. Dengan bertambahnya
Errr Usln PADA Srnuxtun usia, sumsum merah menghilang dari tulang{ulang
Kenyataan bahwa struktur dan fungsi tubuh manu- anggota gerak sehingga pada orang dewasa seba-
sia akan berubah sering dengan pertambahan usia gian besar ditemukan pada ossa cranii, thorax, dan
dapat dilihat dengan jelas, namun hal ini sering di- abdomen.
abaikan. Beberapa contoh perubahan tersebut diberi- 5. Jaringan Iimfatik mencapai derajat perkembangan
kan di bawah ini: maksimal pada waktu pubertas dan sesudahnya
mengalami atrofi sehingga jumlah jaringan limfa-
tik pada orang tua sangat berkurang.

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilihlah ja- 2. Pernyataan di bawah ini benar mengenai kasus di
waban terbaik dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat alas, kecuali.
sesudahnya.
A. Virus poliomyelitis menyerang dan merusak sel-
Seorang pasien berusia 45 tahun mempunyai se- sel motoris cornu anterius medulla spinalis.
buah tumor kecil, keras, dan dapat digerakkan, B. Penyakit itu mengakibatkan paralisis otot-otot yang
pada dorsum pedis kanan, tepat proksimal pang- biasanya menyebabkan fleksi lateralis columna
vertebralis pada sisi kiri.
kal ibujari dan superfisial terhadap tulang dan
tendo panjang otot extensor, tetapi profunda dari
C. Otot-otot sisi kanan columna vertebralis diton-
jolkan.
fascia superficialisis.
D. Kelainan fleksi lateralis kanan disebabkan oleh
1. Pernyataan di bawah ini benar untuk tumor tersebut, degenerasi lambat serabut-serabut saraf sensorik
kecuali. yang berasal dari otot-otot vertebra sisi kanan.
A. Terletak pada permukaan atas kaki dekat pangkal
Seorang perempuan berusia 20 tahun mengalami
ibujari.
keseleo hebat pada pergelangan kaki kirinya se-
B. Tidak melekat pada os metatarsal l.
C. Terletak superficialis terhadap fascia profunda. waktu bermain tennis. Saat dia mencoba meng-
gerakkan kakinya supaya telapak kaki mengha-
D. Terletak superficialis terhadap tendo musculus
extensor hallucis longus. dap ke medial, dia merasakan nyeri yang hebat.
E. Melekat pada capsula articulatio metatarsopha- 3. Apakah istilah anatomi yang tepat untuk pergerakan
langeal ibujari.
kaki yang mengakibatkan rasa nyeri tersebut?
Seorang perempuan berusia 31 tahun mempu- A. Pronasi
nyai riwayat poliomyelitis yang menyerang sel- B. lnversi
sel cornu anterius segmen thoracica bawah dan
C. Supinasi
lumbal medulla spinalis sisi kiri. Pada peme-
D. Eversi
riksaan, dia mempunyai kelainan fleksi lateralis Seorang laki-laki berusia 25 tahun mempunyai
kanan yang hebat pada columna vertebralis. abses yang terletak pada daerah posterior leher.
ANATOMI RADIOGBAFIK 45

4. Pernyataan anatomi di bawah ini benar untuk abses, gerakan pengungkit berulang kali, yang membu-
kecuali: tuhkan pergerakan ekstensi dan fleksi sendi per'
A. Abses mungkin terletak di sebelah profunda fascia gelangan tangan kanannya. Pada akhir minggu
profunda. kedua dia bekerja, dia mulai merasakan nyeri pa-
B. Fascia profunda akan menentukan arah penye- da permukaan posterior pergelangan tangan dan
baran dari abses. dia menemukan pembengkakan pada daerah ter-
C. Abses akan diinsisi melalui insisi kulit vertikal. sebut.
D. Garis-garis lipatan penting untuk menentukan arah
insisi kulit. 8. Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut,
E. Abses akan diinsisi melalui insisi kulit horizontal. kecuali:
A. Gerakan ekstensi articulatio radiocarpalis (per-
Seorang pekeria berusia 40 tahun menderita luka gelangan tangan) dilakukan oleh beberapa otot
bakar hebat pada permukaan anterior lengan termasuk musculus extensor digitorum.
bawah kanan. Luas luka bakarnya sekitar 4 inci' B. Terdapat kelainan pada sendi pergelangan tangan.
(10 cm'). Sebagian besar luka bakarnya adalah C. Pergerakan tendo-tendo terhadap vagina syno-
superficialis dan hanya meluas ke dalam lapisan vialis yang berulang dan tidak biasanya dapat
superficialis dermis. mengakibatkan inflamasi traumatik pada vagina
synovialis.
5. Pada luka bakar superficialis area epidermis akan D. Diagnosisnya adalah tenosinovitis traumatika pada
beregenerasi dari tempat-tem pat beri ku t ini, kecu al i. tendotendo panjang musculus extensor digitorum.
A. Folikel rambut.
B. Glandula sebasea. Seorang remaja berumur 19 tahun dicurigai men-
C. Pinggir luka bakar. derita leukemia. Untuk memastikan diagnosis
D. Ujung paling dalam kelenjar keringat. tersebut diputuskan untuk melakukan biopsi
sumsum tulang.
6. Pada area yang kecil luka bakar menyusup sampai
pada fascia superficialisis; pada daerah ini sel-sel 9. Pernyataan berikut ini mengenai tindakan di atas be-
epidermis akan beregenerasi dari tempat-tempat be- nar, kecuali:
rikut, kecuali: A. Biopsi dilakukan pada ujung bawah os tibia'
A. Ujung kelenjar keringat yang terdapat dalam fascia B. Contoh sumsum tulang merah dapat diperoleh dari
superficialis. sternum atau crista iliaca.
B. Pinggir luka bakar. C. Pada waktu lahir semua sumsum tulang dalam
C. Kelenjar sebasea. tubuh benvarna merah dan berfungsi hemato-
Poetik.
MRI daerah thoracica bawah columna vertebralis D. Kegiatan pembentukan sel darah pada sumsum
seorang laki-laki berusia 63 tahun memperlihat- tulang pada banyak tulang panjang menurun
kan adanya tumor yang menekan pada segmen dengan bertambahnya usia, dan sumsum tulang
lumbalis medulla spinalis. la kehilangan sensasi merah lambat laun diganti oleh sumsum tulang
pada kulit permukaan anterior paha kiri dan tidak kuning.
mampu melakukan ekstensi sendi lutut kiri. Pada
pemeriksaan ditemukan bahwa otot-otot depan Seorang perempuan berusia 22 tahun menderita
paha kirinya mengalami atrofi dan tidak mempu- infeksi hebat pada pinggir lateral kuku iari te-
nyaitonus, dan refleks tendo patella kiri hilang. lunjuk kanannya. Pada pemeriksaan, didapatkan
serangkaian garis merah yang tersebar pada
7. Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut, punggung tangan, sekitar permukaan lengan ba-
kecuali: wah dan lengan atas, sampai pada celah ketiak.
A. Tumor mengganggu fungsi normal serabut-sera-
but eferen motorik medulla spinalis sisi kiri. 10. Pernyataan berikut ini kemungkinan benar untuk
B. Musculus quadriceps femoris pada bagian depan pasien tersebut, kecuali:
paha kiri mengalami atrofi. A. Palpasi pada celah ketiak kanan menunjukkan
C. Hilangnya sensasi kulit terbatas pada dermatom adanya pembesaran beberapa nodus lympha-
L1,L2, L3, dan L4. ticus yang menimbulkan rasa sakit (lymphade-
D. Hilangnya refleks tendo patella disebabkan oleh nitis).
gangguan pada segmen lumbalis I medulla spi- B. Garis-garis merah disebabkan oleh pembuluh limf
nalis. superficialisis pada lengan atas, yang berwarna
E. Hilangnya tonus otot disebabkan oleh gangguan merah dan meradang (lymphangitis) dan dapat
lengkung refleks saraf . dilihat melalui kulit.
C. Cairan limf dari lengan kanan memasuki aliran
Seorang perempuan baru saia bekerja sebagai darah melalui ductus thoracicus.
pegawai di sebuah pabrik' Dia adalah seorang D. Cairan limf yang terinfeksi memasuki kapiler
teknisi mesin, dan 6 iam sehari dia harus meng- limfatik dari celah-celah yang ada di jaringan.
BAB 1 Pendahuluan

1. E. Tumor bergerak dan tidak terfiksasi pada capsula 6. C.


afticulatio. Tumor tersebut adalah neurofibroma 7. D. Refleks tendo patella (refleks lutut) meliputi segmen
neryus digitalis. L2, L3, dan L4 medulla spinalis,
2. D. B. B.
3. B. o A. Pada remaja usia 19 tahun, sumsum tulang pada
4. C. Jika mungkin, insisi kulit pada leher dilakukan dalam ujung bawah tibia berwarna kuning.
arah horizontal sesuai dengan garis-garis insisi kulit. 10. C. Cairan limf extremitas superior dextra memasuki
R D. aliran darah melalui ductus lymphaticus dextra.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. C. AdanB


D. Bukan A dan B
l.,Seorang pasien yang berdiri.dalam posisi anatomi:
A, Menghadap ke,lateral , ' ,

,8. Telapak'tangan mengarah ke medial ; berikan klasifikasi yang paling cocok.


O; Tumit berjarak beber.apa inci
:
g, extremitas,rup"no,nv"ierrbiak bada pinggir rubuh ,
z. Sborans pasibnl metalukan ] 6;;k;;'i1""nii
';;; ,
] ? lli:y]"ll
t:?11!nytlris inferior

.articutat]olcoxae,OitaOia,, "-'=' llt ?:Yi^9,!t11lu!_"ls-turans tengkorak


A. Menggerakkan exrremiras inferior
-, menjauhi garis
'-"r-""' v*"" 3 9::91:l::Y:'
B Kartilaginosa
tengifr pada nioanglkoi; i:'=
B. Meiggerakkan exiremitas inferior
paOi6iOahg paramedian.
'- posterior
- - , ke '--'' '-' ID; Bukan
li?t?:,salah satu di atas
C. Menggerakan extremitas inferibr:ke :anterior pada
n se- ,,|!lil3n
rrrref"ti,[in--i[uiio:'puOu extremitas inferior contoh yang'sesuai dari daftar sendi:
ni"gg"p"rrrk;";J;;r;;ftr'"i""rriltr"oi"i sendi'
E. Menggerakkan extremitas inferior ke bidanq mid-
sasitat 13. ,Sendi engsel
1;. ail;""ijuioio""

:1::*1f
bawah ini il^:"^'j"1..:j:"I3:^l:"_s,
dengan suatu struktur atau l:rdaryal.
peristiwa
di j;: 5enoi perana

i;"il;il1;il:;il;iil;.';;i*ffi'JH
i^i:s ir-..--l-::-
dapat digunakan r:r- !r
lebih dari satu kali,
i;
a tlilll3li:fl";x?i'o"onalanseajarite,unjuk
C Articulatioradiocarpea
3, Fascia,superficialis ,, ', D. Articulatio carpometacarpea ibujari
4, Fascia profunda , , , E. Bukan salah satu di atas
5. Otot skelet
A membagi bagian Calam extremitas menjadi ruang- y.1,1".k, sgtilP. ienis gerakan otot di bawah ini,

B. jaringan adiposa
c iil;;$;lt-- 17' P.ensserakutama
18' Fiksator
o. oukan irh rut, di atas
19. SinergiS
Uhtuk seiieF',senai'yang terdapat di bawah ini, 20. Antagonis

menstabilkan origo otot yang lain


6. Articulatio sternoclavicularis _ :nluk
8. Ar[iculatio talocruralis '
^ ^^^..^,
B. Meluncur
ANATOMI RADIOGRAFIK
47

b' Sebtah,,otbt,iyang, mencegah pergerakan'yang D. Arteri yang diameternya kurang dari 0,1 rnm
', ' tidak.,Oiinginkan pada', sendi ,,:pelantara ,sehin$ga.' E. ,Pembuluh yang dindingnya tipis yang mem-
punyai diarneter tidak beraturan
, :' , oiot: iiinnya Oapat mefewatl sendi ini dan beker:ia, :

,, terutama,pada,sendi yang lebih distal . "' Untuk setiap struktur limfatik di bawah ini,
, E, Sebuah otot yang bekerja berlawanan dengan pilihhn struktur atau fungsi yang sesuai.
penggerak utama

Untuk setiap iJnis pembuluh darah di bawah ini,


25t. Kapiler limf . '

26, Ductus thoracicus l,


pilihlah definisi Yang sesuai.
27. Ductus lymphaticus dexira" : ir, "'
28. Nodus lymphaticus
'
A. Terdapat pada susunan saraf pusat
22. Vena porta
23. End artery anatomik B. Men$atirfan limf langsung darijaringan
24: Venula i ,, ". ,
c. iad'iii'atas jaringai limjatik oan Frempunvai
Remoutun.VanQ men$hubungkan dua buah jarinQ-
pembuluh aferen dan eferen
, ,,. 1:A.,,
, , an kapiler ,' ,., , :: . .D. Mengalirkan limf dari sisi kanan kepala dan
pemUutuir '
cabang-cabanQ terminalnya tidak
". , tenei ekstremitab superior kanan, dan sisi ka-
S.' iang
mbngadakan, anastomosis''dengan cabang'ca. nan thorax
'. ', bangtatau arteria yang mendarahi daerah didekat- E. Mengalirkan limf dari sisi kanan abdomen

: ' Cr pemb'utun yang.menghubungkan vena besar de-

1. E 8.A 15. B 22. A


2.C 9.8 16. D 23. B
3.8 10. c 17. C 24. C
4.4 11. C 18. A 25. B
5.C 12. A 19. D 26. E
6,8 13. E 20. E 27. D
14. A 21. D 26. w
7.D
BAB
Thorax: Bagian I
Dinding Thorax
eorang perempuan berusia 20 tahun adalah iorori' penembakan tidak
disengaja dalam tembak-menembak kasus obat narkotika. pada pemerik-
L-/saan pasien memperlihatkan gejala-gejala perdarahan hebat dan dalam
keadaan shock. Nadinya cepat dan tekanan darahnya sangat rendah. Terdapat
luka tembak masuk dengan diameter kurang lebih 1 cm padispatium intercostale
keempat kiri, sekitar 3 cm dari pinggir lateral sternum. Tidak terdapat Iubang
keluar. Terdapat bunyi pekak pada perkusi bagian kiri dinding thorax, dan suarl
nafas tidak terdengar pada sisi tersebut. segera dimasukkan slang dada (chest
tube) ke dalam dinding thorax. oleh karena banyak darah yang keLar dari slang
tersebut, diputuskan untuk melakukan torakotomi. Dokter dengan hati-hati
menghitung costa untuk menentukan spatium intercostale keempat dan me-
motong lapisan jaringan untuk mencapai cavitas pleuralis. Dokter terutama
berhati-hati untuk menghindari struktur-struktur anatomi yang penting.
Insisi dibuat pada spatium intercostale keempat kiri sepanjang garis yang
terbentang dari pinggir lateral sternum sampai pada linea axillaris anterior.
struktur-struktur berikut ini dipotong: cutis, jaringan subcutan, musculi pectorales
dan musculus serratus anterior, musculi intercostales externi dan membrana
intercostalis anterior, musculi Intercostales interna, fascia endothoracica, dan
pleura parietalis, Arteria thoracica interna yang turun tepat di lateral sternum dan
arteria, vena, neryLrs intercostalis harus dihindari pada waktu dilakukan pe-
motongan jafingan-jaringan untuk masuk ke dalam rongga dada. penyebab per-
darahan adalah perforasi atrium sinistrum oleh peluru. Dokter harus mempunyai
pengetahuan tentang anatomi dinding thorax untuk menegakkan diagnosa
dengan cepat dan menentukan tindakan yang tepat.

48
DAFTAR ISI BAB
Vena Thoracica lnterna 61 Trachea 67
Anatomi Dasar 49
Musculi Levatores Costarum 61 Paru (Pulmo) 67
Pintu-pintu Thorax 49
Musculus Serratus Posterior Pleura 68
Struktur Dinding Thorax 50
SuPerior62 Jantung (Cor)70
Sternum 50
Musculus Serratus Posterior Pembuluh Darah Thorax 70
Cartilagines Costales 51
lnferior 62 Glandula Mammaria 70
Costae 51
Spatium I ntercostale 54 Anatomi Radiogralik 63 Catatan Klinik 71
Musculi lntercostales 54 Anatomi Permukaan 63 Pemecahan Masalah Klinik 78
Arreriae dan Venae Dinding Anterior Thorax 64 Jawaban Masalah Klinik 79
Intercostales 57 Costae 64 Tipe Soal Uiian Negara 80
Nervi lntercostales 57 Diaphragma 65 Jawaban Soal Ujian Negara 81
M e mb rana Su PraPl e u ris 58 Papilla Mammaria 65
Fascia Endotharacica 59 Denyut APex Cordis 65
Diaphragma 59 Plicae Axillares 65
Arteria Thoracica lnterna 61 Dinding Posterior Thorax 65
Garis-garis Orientasi 67

SASARAN BELAJAR
Meskipun dinding thorax kuat, trauma tumpul ataupun
Pengetahuan mengenai struktur dinding lhorax dan
tajam dapat meiusak organ-organ lunak yang ada di
diaphralma penting untuk mengerti pergerakan normal
bawahnya. Keadaan ini terutama, pada masa kece-
dinding thorax dalarn proses pernafasan.
lakaan ialu lintas, luka tusuk, dan luka tembak sering
Di dalam rongga thorax terdapat organ-organ yang
penting untuk mempertahankan ilehidupan seperli paru,
jantung, dan pembuluh-pembuluh darah besar. Ditambah Oleh karena secara klinik dinding thorax penting,
maka pemeriksaan cenderung tedokus pada area ini'
lagi, paia bagian bawah rongga thorax terdapat organ
Pertanyaan-pertanyaan mengenai iga dan pergerakan-
abdonren bagian atas seperti hepar, gaster' dan lien;
nya, pertet<aian dan fungsi diiphragma, isi spatium inter-
Cinding thorai ikut melindungi organ-organ ini.
costale merupakan pertanyaan yang seringkali diberikan.

visceralis, yang beralih di hilus pulmonalis ( tempat


aNar-gMI DA-SAB saluran udara utama dan pembuluh darah masuk ke
paru-paru) men.jadi pleura parietalis dan menuju ke
Thorax (atau dada) adalah daerah tubuh yang terletak di
permukaan dalam dinding thorax. Dengan cara ini
antara leher dan abdomen. Thorax rata di bagian depan
dan belakang tetapi melengkung di bagian samping, terbentuk dua kantong membranosa yang dinamakan
cavitas pleuralis pada setiap sisi thorax, di antara
Rangka dinding thorax yang dinamakan cavea tho-
paru-paru dan dinding thorax.
racis dibentuk oleh columna vertebralis di belakang,
costae dan spatium intercostale di samping, serta ster-
num dan cartilago costalis di depan. Di bagian atas, Pintu-pintu Thorax
thorax berhubungan dengan leher dan di bagian bawah
dipisahkan dari abdomen oleh diaphragma. Cavea tho- Cavitas thoracis berhubungan dengan pangkal leher
racis melindungi paru dan jantung dan merupakan tem-
melalui pintu yang oleh para ahli klinik disebut aper-
pat perlekatan otot-otot thorax, extremitas superior, tura thoracis superior (thoracic outlet). Disebut de-
abdomen, dan punggung. mikian karena pembuluh-pembuluh darah penting dan
Cavitas thoracis (rongga thorax) dapat dibagi men- saraf-saraf keluar dari cavitas thoracis rnenuju ke leher
jadi: bagian tengah yang disebut mediastinum dan ba- dan extremitas superior. (Ahli anatomi zaman dahulu
gian lateral yang ditempati pleura dan paru. Paru dili- menyebutnya thoracic inlet). Apertura ini dibatasi di
puti oleh selapis membran tipis yang disebut pleura sebelah posterior oleh vertebra thoracica l, di lateral

49
50 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

oleh pinggir medial costael dan cartilagines costales, di brana suprapleuris; dan inferior oleh diaphragma, yang
anterior oleh pinggir superior manubrium sterni. Aper- memisahkan cavitas thoracis
Jan cavitas abdominis.
tura ini terletak miring menghadap ke atas dan depan.
Melalui lubang kecil ini berjalan oesophagus, trachea, STERNUM
dan banyak pembuluh darah dan saraf. Oleh karena
apertura ini letak miring, maka apex puru dun ;1";;" terletak di garis tengah dinding anterior tho-
l]:tiY-
rax' Sternum merupakan tulang pipih yang dapat dibagi
menonjol ke atas, ke daerah leher.
Cavitas thoracis berhubungan dengan abdomen T"nJ.udl tiga bagian: (a) manubrium sterni, (b) corpus
melalui lubang besar. Lubanglni dibaisi ai ,"n"fun sterni, dan (c) processus xiphoideus.
posterior oleh iertebra thoraci"ca XII, lateral Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum
ol"*- yang masing-masing sisinya bersendi dengan clavicula,
gir costa yang melengkung, dan anterior "f"|..- lvfr
physis xiphosternalis. vutuiri Iubang n"-, "f "f-. iit, costales I dan bagian atas cartilagines
yung :il]l?clt"t
ll (Cambar 2-1). Manubrium sterni terletak
tupi oleh diaphragma ini, berjalan'ouropnugu"r-Jun :::lul:t
banyak pembuluh darah besar dun saruf,i;";;;r*- o"':ilapan dengan vertebra thoracica lll dan IV.
nya berjalan menembus diaphragma. " Bagtan atas, corpus sterni bersendi dengan manu-
brium sterni melalui sebuah junctura fibrocirtilaginea
yang disebut symphysis manubriosternalis. Bagian ba_
Struktur Dinding Thorax wah, corpus sterni bersendi dengan processus xiphoi-

Dinding rhorax di seberah ruar dirapisi oreh,kurit,dan


otot-otot yang melekatkan gelang bahu pada tubuh.
ffi:ff'e*n:i:il#iXlHTJ:"::?i:;[:l n:]
gian bawah cartilagines costales Il dan cartij.g;"*
Dindingthorax dilapisi oleh pleura parietalis. costales lll sampai Vll (Gambar 2-1), Cartilagines cos_
Dinding thorax di posterior dibentuk oleh pars tho- tales ll _ Vll bersendi dengan sternum melalui junctura
racica columna vertebralis; di anterior oleh sternum synovialis.
dan cartilagines costales (Cambar 2-1); lateral oleh professus xiphoideus merupakan
bagian sternum
costae dan spatium intercostale; superior oleh mem- yang paling bawah dan paling kecil. sternum meru-

corpus vertebra thoracica I

incisura costalis manubrium sterni


I
corpus sterni

manubrium sterni

incisura costalis ll
angulus sterni

incisura costalis lll

corpus sterni

incisura costalis lV

incisura costalis V

costa Xll

incisura costalis Vl processus xiphoideus


costae fluctuantes

incisura costalis Vll

A processus xiphoideus B
Gambar 2-1. A Permukaan anterior sternum. B Sternum, costae, dan cartilagines
costales membentuk rangka thorax
51
ANATOI\4I DASAR

v. brachiocePhalica sinistra
a. carolis communis sinistra

symphYsis
xiphosternalis

diaphragma

antara lejas permukaan dengan tinggi vertebra


Gambar 2-2. Thorax dilihat dari lateral, menunjukkan hubungan

pakan cartilago hyalin pipih yang pada orang dewasa 2-5). l-Lrjuh pasang costae yang teratas rnelekat di
'lidak anterior pada sternun'r rnelalui cartilagines costales'
mengalami oisifikasi pada ujung proksimalnya'
ada iostae ataupun cartilagines costales yang melekat Pasangan costae Vll, lX, dan X di anterior melekat satu
paddnya. dengan yang Iain dan ke costa Vll rnelalui cartilagines
' costales dan junctura synovialis yang kecil. Pasangan
Angulus sterni (Angulus Louis)yang dibentul< oleh
p"rr"ndiun manubrium sterni dengan corpus sterni costae Xl dan Xlltidak mempunyai perlekatan didepan
dapat dikenali dengan adanya peninggian transversal dan dinamakan costae fluctuantes'
pada permukaan anterior sternurn (Carnbar 2"4 ' Costa tipikal berbentul< panjang, melintir, pipih,
Peninggian transversal terletak setinggi cartilago costa- dan tnempunyai pinggir atas yang membulat dan halus
lis ll, dan merupakan titik nrula perhitungan selrlua serta pinggir bawah yang tajam dan tipis (Cambar 2-4
cartiiagines costales dan costae. Angulus sterni terletak dan 2-5). t'inggir bawah tergantung bebas dan mern-
punyai sulcus costae yang berisi arteria, vena, dan ner-
berhadapan dengan discus intervertebralis di antara
vertebra thoracica lV dan V.
vus intercostalis.
Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, cor-
Symphysis xiphisternalis terletak berhadapan de-
pus, dan angulus costae (Carrrbar 2-4 dan 2-5) Caput
ngan corpus vertebra thoracica lX (Garnbar 2-2)'
costae mempunyai dua facies articularis untuk ber-
sendi dengan corpus veftebra yang nomorrtya sama dan
CARTILAGINES COSTALES
dengan u"rt"btu yang terletak tepat di atasnya (Canrbar
Cartilagines costales merupakan batang cartilago hya- 2-4). Collum costae merupakan bagian sernpit yang
line yang menghubungkan 7 costae bagian atas dengan terletak antara caput dan tuberculum.
pinggir iateral sternum, dan costae Vlll, lX, dan X de- Tuberculum costae merupakan tonjolan pada per-
ngan ca(ilago tepat di atasnya. Cartilagines costales Xl mukaan lr-tar costa pada pertemuan collum dan corpus'
-fuberculum mempunyai facies articLrlaris r'rntuk ber-
din Xll berakhir pada otot-otot abdomen (Carnbar 2-1)'
Carlilagines costales berperan penting dalam elas- sendi dengan processLls transversus vertebrae yang
tisitas dan mobilitas dinding thorax. Pada manula, carti- nomornya sama (Cambar 2-4), Corpus costae berben-
lagines costales cenderung kehilangan sebagian fleksi- tuk tipis, l<urus, dan melintir sepanjang surnbu pan-
bil itasnya akibat kalsifikasi superfisial. jangnya, Pada pinggir inferiornya terdapat sulcus
costae. Angulus costae adalah tempat corpus costae
COSTAE melengkung tajam ke depan Ujung anterior setiap
Terdapat 12 pasang costae yang semuanya melekat costa melekat pada cartilago costalisnya masing-
pada vertebrae thoracicae (Gambar 2-1 , 2-3, 2-4, dan masing.
52 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

processus transversus

fovea costalis
processus transversus

processus articularis superiol

fovea costalis superior


\
I
I processus aticularis superior
V fovea costalis
processus transversus
fovea costalis superior
processus
corpus vertebrae transversus
berbentuk hati

corpus vertebrae
.l

processus spinosus fovea costalis inferior

incisura veft ebralis inferior

B processus articularis inferior

Gambar 2-3. Vertebra thoracica. A. Facies superior. B. Facies lateralis

fovea costalis processus transversi


fovea costalis superior

corpus vertebrae

tuberculum costae
discus intervertebralis

angulus costae

caput costae

collum costae sternum

potongan melintang costa


cartilago costalis
sulcus costae
Gambar 2-4, Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vertebralis dan di anterior
dengan sternum. perhatikan bahwa caput
costae bersendi dengan corpus vertebrae yang bernomor sama dan vertebrae yang terletak
tepat di atasnya. perhatikan juga adanya
sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costi.
ANATOMI DASAR
53

collum
facies articularis mtuk
corDus vertebrae
' di atasnva

facies articularis
untuk corPus
vertebrae ymg
sama nomomya
prngglr supenor
yang membulat

angulus
costae

prnggu
yang tajam

Gambar 2-5. Costa V kanan, dilihat dari posterior'

m. scalenus medius

plexus brachialis

kubah servicalis Pleura

insertio m. scalenus medius


m. scalenus anterior

insertio m scal enus


anterior

truncus bagian bawah Plexus

Av. subclavia
costa 1

pad_a sisi.kiri tubuh dan hubungannya dengan pinggir dalam costa


Gambar 2-6. Apertura thoracis superior, memperlihatkan cupula pleura
sering menyebut apertura thoracis superior sebagai
l. perhatikan juga adanya plexus brachialis dan arteria, vena'sub;lavia. iAhli anatomi
pintu masuk).
54 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

Costa ladalah costa atipikal/tidak khas. Tulang ini tuberculum costae sehingga memungkinkan collum
penting pada klinik karena mempunyai hubungan yang costae
setiap iga berputar"Iepanjang sumbu panjang-
erat dengan saraf-saraf bagian bawah plexus biachialis nya.
dan pembuluh-pembuluh utama lengan atas, yaitu
arteria dan vena subclavia (cambar 2-6). Costa I pipih sendi pada sternum
dari atas ke bawah dan mempunyai tuberculum pada
pinggir dalamnya yang disebut iuberculum ;rilli Symphysis manubriosternalis merupakan junctura car-
scaleni anterioris, iempat insersio 1'nrr.ulr, ;"1;;;; ttlaginea di antara manubriurn sterni dan corpus sterni.
anterior. Di anterior tuberculum, vena subcla;i; ;;: Sedikit gerakan angular mungkin dilakukan oleh angu-
nyilang costa; di posterior tuberculum terdaoat ,uf.* lus sterni.selama waktu respirasi.
subclavia, tempat arteria subclavia dun trunllil;f.;;; Symphysis xiphisternalis merupakan junctura
plexus brachialis menyilang c-artilaginea di antara processus xiphoideus (cartilago)
costa dan O"rnunr"*un
dengan tulang. dan corpus sterni. Processus xiphoideus biasanya me-
nyatu dengan corpus sterni selama usia dewasa muda.

Persendian Costae dan Cartilagines Costales SpATIUM INTERCOSTALE


Persendian caput costae Ruangan yang terletak di antara costa-costa disebut
Costa I dan ketiga costae yang terbawah mempunyai spatium intercostale. Masing-masingspatiurn berisi tiga
sebuah junctura synovialis dengan corpus u"it"biu" otot untuk respirasi: musculi inLrcostales exterr]i,
yang sesuai. Caput costae ll-lX bersendi melalr-ri musculi intercostales interni, dan musculi intercostale
junctura synovialis pada corpus vertebrae yang sama intimi. Musculi intercostales intimi di sebelah
dalam
nomornya dan corpus vertebrae yang ada tepat di dilapisi oleh fascia endothoracica, yang kemudian
atasnya (Cambar 2-4). dilapisi lagi dengan pleura parietalis. pernLuluh darah
dan nervi intercostales berjalan di antara lapisan tengah
Persendian Tuberculum costae dan lapisan paling daram otot-otot (carnbar 2-A Jan
'rubercutum
cosrae bersendi metatui juncrura syno-_
vialisl dengan processus transversus vertebrae, yang lff:'T*1il;il,T,!i:-,X??:j?:i :jTff HIi:
intercostalis (disingkat VAN).
sesuai nomornya (Gambar 2-4). (persendian tidak ada
pada iga ke Xl dan Xtt).
MUSCULI INTERCOSTALES
Persendian costochondral Musculi intercostales externi membentuk lapisan
Persendian costochondral merupakan junctura
cartila- yang paling luar. Arah serabut-serabutnya ke bawah
ginea,dantidakadagerakanyangmungkindilakukan. dan depan dari pinggir bawah costa ke pinggir atas
costa yang ada di bawahnya (Cambar 2_7). Otot
Persendian cartitagines costates densan sternum 5i;|:;rinjrfiH:Tr:T:x""::
T,iJ;?:iT?l[:
Cartilagines costales I melekat pada manubrium sterni, diganti oleh aponeurosis yang disebut
membrana
d9n tidak ada gerakan yang mungkin dilakukan intercostalis externa (Cambar Z-A1.
(Cambar 2-1), Cartilagines costales ll bersendi dengan Musculi intercostales interni membentuk lapisan
manubrium dan corpus sterni melalui sebuah tengah. Arah serabut-serabutnya ke bawah dan bela-
lunctura
synovialis yang dapat bergerak. Cartilagines costales lll kang dari sulcus costae ke pinggir atas costa yang ada di
"i)tot-otot
- Vll bersendi dengan pinggir lateral sternum melalui bawahnya (cambar 2-7i. beilati'n aari
junctura synovialis. (Cartilagines costales Vl, Vll, Vlll, sternum di depan sampai ke angulus costae di
IX, dan X bersendi satu dengan yang lain melalui belakang, tempat otot diganti oleh Jponeurosis yang
junctura synovialis yang kecil pada pinggirnya masing- disebut membrana intercJstalis interni (Cambar 2ig).'
masing. Cartilagines costales Xl dan Xll melekat padi
otclt abdomen). .Musculi intercostales intimi membentuk lapisan
paling dalam dan analog dengan musculus transversus
abdominis pada dinding anterior abdomen. Otot ini
Pergerakan Gostae dan Cartilagines Japisan otot yang tidak lengkap cJan rne-
Costales ::i:|j \"1
nyilang lebih dari satu spatium intercostale yang ter_
Costae I dan cartilagines costalesnya difiksasi pada manu- dapat di antara costa-costa. l3agian dalam otot ini ber-
brium sterni dan tidak dapat bergerak. Pengangkatan hubungan langsung dengan falcia endothoracica dan
dan penurunan costae selama respirasi diikutl oleh pleura parietalis iauniLun di bagian luar berhu-
gerakan-gerakan baik sendi-sendi pada caput maupun bungan dengan arteria, v"ena, dan nervus intercostalis,
ANATOMI DASAR 55

Gambar 2-7. A. Potongan melalui


kulit spatium inlercostale. B. Struktur
fascia superficialis musculu,s serratus anlerior cavilas pleuralis (ruangan) yang ditembus oleh jarum bila di-
tusukkan dari Permukaan kulit ke
rongga pleura. Tergantung dari tem-
pat penusukan, musculi Pectorales
mungkin tertusuk demikian Pula
musculus serratus anterior.

V. inlercostalis
A. inlercoslalis
N. intercostalis

nrusculus intercostalis externus ' pleura visceralis

musculus intercostalis internus pleura parielalis


musculus inlercostalis intimus
A

kulit
pleura visceralis
fascia superficialis cavilas pleuralis (ruangan)
pleura parietalis dan fascia endothoracica
musculus musculus intercostalis inlimus
serratus anterior
musculus intercoslalis inlernus
jarum

rnuscu lus
inlercostalis exlernus
ramus posterior
B N. spinalis aorta lhoracalis
N. intercostalis
A. intercostalis poslerior
Gambar 2-8. Potongqn me- cabang muscular
lintang thorax, memperlihat- musculus inlercostalis
externus
kan distribusi neruus intercos-
talis, aderia intercostalis Pos- cabang untuk musculus intercoslalis
terior, dan arteria intercostalis pleura parietalis inlernus
anterior yang iipikal.
musculus intercostalis
intimus
ramus cutaneus laleralis membrana intercostalis posterior ramus culaneus laleralis

membrana inlercostalis anterior

A. intercostalis anterior
A. lhoracica interna

ramus cutaneus anterior ramus perforantes


56 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

Musculi intercostales intimi dapat dibagi menjadi tiga costa I difiksasi oleh kontraksi otot-otot yang terdapat
bagian (Cambar 2-B), yang kurang lebih terpisah satu pada pangkal leher, yaitu musculi scaleni; musculi
dengan yang lain. intercostales akan mengangkat costae ll-Xll ke arah
costa l, seperti pada inspirasi. Sebaliknya, jika costa Xll
Kerja Musculi lntercostales
difiksasi oleh musculus quadratus lumborum dan
Bila berkontraksi, musculi intercostales cenderung musculi oblieuus abdominis, costa I * Xl akan tertarik
mendekatkan costae satu dengan yang lainnya. Jika ke bawah oleh kontraksi musculi intercostales, seperti

V. hemiazygos superior
V. intercostalis posterior

A. intercostalis posterior

N. intercostalis

I
i1tt,,,,,,1y',,
'J^r
muscurus

Aorta descendens
(pars thoracica aortae)

thoracica interna

A., V. epigastrica
su perior

Gambar 2'9. A. Permukaan dalam dari ujung posterior spatium intercostale yang khas; membrana intercostalis dibuang
supaya lebih
jelas. B. Permukaan anterior thorax memperlihatkan perialanan arteria. dan venae thoracica interna.
Vasa ini berjalan turun ke bawan
sekitar 1 jari dari pinggir lateral sternum.
ANATOMI DASAR 57

pada ekspirasi. Selain itu, tonus musculi intercostales


selama fase-fase respirasi berperan dalam memperkuat
.laringan-jaringan yang ada di dalam spatium inter-
costale sehingga mencegah pengisapan ke dalam atau
pendorongan ke Iuar jaringan akibat perubahan tekan-
an intratorakal. Untuk keterangan Iebih lanjut menge-
nai kerja otot-otot ini, lihat mekanisme respirasi pada V. azygos saat
hendak bermuara
Bab 3.
ke v. cava superior
V. hemiazygos
superior
Persarafan Musculi lntercostales
Musculi intercostales dipersarafi oleh nervi intercos-
Vv. intercostales
tales yang sesuai. posteriores
Arleria, vena, dan neryus intercostalis (berkas neu-
rovaskular), seperti pada dinding abdomen, berjalan di
antara Iapisan tengah dan lapisan paling dalam otot-
otot ( Cambar 2-7 dan 2-B). Berkas serabut tersusun dari
atas ke bawah sebagai berikut: vena intercostalis, ar-
teria intercostalis, dan neryus intercostalis (disingkat
VAN).

ARTERIAE DAN VENAE INTERCOSTALES V. hemtazYgos


inferior
Setiap spatium intercostale mempunyai satu arteria
intercostalis posterior yang besar dan dua arteria inter-
costalis anterior yang kecil. subcostalts dextra V. lumbalis
ascendens sinistra
Arteriae intercostales posteriores dua spatium inter-
costale yang pertama berasal dari arteria intercostalis
suprema, cabang dari truncus costocervicalis dari ar- Gambar 2-1 0" Diagram menunjukkan penalaan umum vena azy-
teria subclavia. Arteriae intercostales posteriores pada gos, vena hemiazygos accessoria (vena hemiazygos superior)'
sembilan spatium intercostale yang terbawah diperca- dan vena hemiazygos (vena hemiazygos in{erior)

bangkan dari aorta thoracica (pars thoracica aortae)


(Cambar 2-B dan 2-9).
Setiap nervus intercostalis masuk ke dalam spatium
Arteriae intercostales anteriores pada enam spa- intercostale di antara pleura parietalis dan membrana
tium intercostale yang pertama merupakan cabang intercostalis interni (Cambar 2-7 dan 2-B). Kemudian
arteria thoracica interna (Cambar 2-B dan 2-9). Arteriae berjalan ke depan dan ke bawah bertemr'r dengan
intercostales anteriores pada spatium intercostale yang afteria dan vena intercostalis di dalarn sltlcus costae
lebig bawah dipercabangkan dari arteria musculophre- yang sesuai, di antara ntusculi intercclstales intimi dan
nica, salah satu cabang terminal afteria thoracica interna' musculi intercostales ittlcttri. L.trant saraf yarrg pertama
Masing-masing arteria intercostalis memberikan didistribusikan di dalam spatiLlnr interrcostale. Nervi
cabang untuk otot-otot, kulit, dan pleura parietalis. intercostales Vll sampal lX rneninggalkan Lrjung ante-
Pada daerah glandula mammaria perempuan, cabang- rior spatium intercostale dengan berlalan di permukaan
cabang yang menu}u ke struktur-struktur permukaan dalam cartilagines costales, untuk masuk ke dalam
sebagian besar adalah cabang yang besar' dinding anterior abdomen. Nervi intercostales 10 dan
Venae intercostales posteriores yang sesual menga' 11, berialan langsung ke dalam dinding abdomen ka-
lirkan darah kembali ke vena azygos atau vena hemia- rena costa yang sesuai dengan saraf ini merupakan
zygos (Cambar 2-9 dan 2-1 0), dan venae intercostales costa f lr,tctuantes.
anteriores mengalirkan darah ke vena thoracica inter-
na dan vena musculophrenica. Gabang-cabang
NERVI INTERCOSTALES Lihat gambar 2-B dan 2-11 .

Nervi intercostales merupakan rami anteriores dari 11 . Rami communicantes menghubungkan nervus inter-
nervi thoracici spinales yang peftama (Cambar 2-11). costalis ke ganglion trunci symphatici (lihat Cambar
Ramus anterior nervus thoracalis 12 terletak di abdo- 1-26). Ramus grisea bergabung dengan nervus
men dan berjalan ke depan di dalam dinding abdomen intercostalis di sebelah medial tempat ramr-rs alba
sebagai nervus subcostalis. meninggalkan nervus intercostalis tersebut.
58 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

ramus postenof
N. spinalis
thoracalis 2
ramus anterior

N. intercosto-

N. intercostalis

ramus
cutaneus
lateralis

Gambar 2-1 1. Perjalanan dua buah nervi intercostalis terhadap lengkung costa.

o Ramus collateralis yang berjalan ke depan dan ba- nya. Oleh karena itu nervus intercostalis 2 menyarafi
wah menuju ke saraf utama pada pinggir atas costa di kulit ketiak dan sisi medial atas lengan atas. pada pe-
bawahnya. nyakit arteria coronaria, nyeri dirasakan sepanjang saraf
. Ramus cutaneus lateralis yang mencapai kulit pada ini pada sisi medial lengan atas"
dinding samping thorax. Saraf ini bercabang men- Dengan perkecualian tersebut di atas, enam nervi
jadi ramus anterior dan ramus posterior. intercostales yang pertama menyarafi (a) kulit dan
. Ramus cutaneus anterior yang merupakan cabang pleura parietalis yang meliputi permukaan luar dan da-
terminal saraf utama dan mencapai kulit dekat garis lam spatium intercostale, dan (b) musculi intercostales
tengah thorax. Saraf ini bercabang menjadi ramus yang terdapat pada setiap spatium intercostale, mus-
medial dan lateral. culus levator costarum, dan musculus serratus pos-
r Rami musculares dipercabangkan dari saraf utama terior.
dan ramus collateralisnya. Selain itu, nervi intercostales 7 sampai 'l 1 menya-
r Rami sensoris pleura ke pleura parietalis. rafi (a) kulit dan peritoneum parietalis yang meliputi
r Rami sensoris peritoneum ke peritoneum parietalis permukaan luar dan dalam dinding abdomen , dan (b)
(hanya intercostalis 7 sampai nervus intercostalis 9 ) otot-otot anterior abdomen, yaitu musculus obliquus
Nervus intercostalis 1 dihubungkan dengan plexus externus abdominis, musculus obliquus internus abdo-
brachialis oleh suatu cabang besar yang sesuai dengan minis, musculus transversus abdominis, dan musculus
ramus cutaneus lateralis nervi intercostales lainnya. rectus abdominis.
Sisa nervus intercostalis 1 sangat kecil dan tidak mem-
punyai ramus cutaneus anterior. MEMBRANA SUPRAPLEURIS
Nervus intercostalis 2 dihubungkan dengan nervus Di sebelah atas, thorax berhubungan dengan pangkal
cutaneus brachii medialis oleh sebuah cabang yang di- leher melalui apertura yang sempit" Sebagaimana telah
namakan nervus intercostobrachialis, yang sama de- dijelaskan sebelumnya, apeftura ini dibatasi oleh ping-
ngan ramus cutaneus lateralis nervus intercostalis lain- gir atas manubrium sterni, pinggir medial costa l, dan
ANATOMI DASAR 59

corpus vertebra thoracica l. Apertura thoracis superior


dilalui oleh alat-alat yang berjalan antara thorax dan
leher (oesophagus, trachea, pembuluh darah, dan
sebagainya) dan sebagian besar alat-alat tersebut
terletak dekat garis tengah. Pada setiap sisi alat-alat ini,
apertura ditutupi oleh lapisan tebal fascia yang disebut
membrana suprapleuris (Cambar 2-12). Lapisan fibro- pr0cc\sus
transvcrsus vcrt6rl
sa yang berbentuk tenda ini di lateral melekat pada cervicalis VII
pinggir medial costa I dan cartilago costalis l. Apexnya
melekat pada r.rjung processus transversus vertebra
cervicalis Vll dan di medial melekat pada fascia yang
meliputi alat-alat yang berjalan dari thorax menuju ke
leher. Fascia fibrosa ini melindungi pleura cervicalis
dan tahan terhadap perubahan tekanan intratorakal
yang terjadi selama pergerakan respirasi.

FASCIA ENDOTHORACIGA
Fascia endothoracica merupakan lapisan tipis jaringan
ikat jarang yang memisahkan pleura parietalis dari din-
ding thorax. Membrana suprapleuris merupakan pene-
balan fascia ini.

DIAPHRAGMA
Di inferior, thorax terbuka ke arah abdomen melalui
sebuah lubang besar, Lubang ini dibatasi oleh sym-
physis xiphosternalis, arcus costae, dan corpus vertebra
thoracica Xll. Lubang ini ditutupi oleh sebuah septum
muskular dan tendinosa, diaphragma, yang ditembus
oleh alatalat yang berjalan antara thorax dan abdo-
men.
Diaphragma merupakan otot utama respirasi. Ben-
tuknya seperti kubah dan terdiri dari 2 bagian yaitu
bagian tengah dan pinggir. Bagian pinggir merupakan Gambar 2-12. Pandangan lateral apertura thoracis superior'
bagian otot yang berasal dari pinggir apertura thoracis memperlihatkan apex paru menonjol ke atas ke pangkal leher'
Apex paru diliputi oleh pleura visceralis dan parietalis serta di-
inferior, sedangkan bagian tengah merupakan tendo-
lindungi oleh membrana suprapleuralis yang merupakan pene-
nya (Cambar 2-13), Origo diaphragma dapat dibagi balan fascia endothoracica.
menjadi 3 bagian:
. Pars sternalis diaphragmatis terdiri atas slip dextra
dan slip sinistra kecil yang berasal dari permukaan
posterior processus xiphoideus (Cambar 2-2). 2-13). Ligamentum arcuatum mediale merupakan pe-
. Pars costalis diaphragmatis terdiri atas 6 slip yang nebalan pinggir atas fascia yang meliputi permukaan
berasal dari permukaan dalam 6 costa bagian bawah anterior musculus psoas (Cambar 2-13), dan ligamen-
dan cartilago costalisnya (Cambar 2-13). tum arcuatum laterale merupakan penebalan pinggir
. Pars lumbalis diaphragmatis berasal dari columna atas fascia yang meliputi permukaan anterior musculus
vertebralis dalam bentLtk crura dan dari ligamentum quadratus lumborum. Ligamentum arcuatum mediale
arcuatum. terbentang dari sisi-sisi corpus vertebra lumbalis ll
sampai ujung processus transversus vertebra lumbalis I.

Crus dextrum berasal dari pinggir corpus tiga ver- Ligamentum arcuatum laterale terbentang dari ujung
tebrae lumbales yang pertama dan disci interverte- processus transversus vertebra lumbalis I sampai ping-
bralesnya; crus sinistrum berasal dari dua pinggir cor- gir bawah costa Xll.
pus vertebrae lumbales yang pertama dan disci inter- Pinggir medial kedua crura yang bersifat fibrosa
vertebralesnya (Gambar 2-1 3). dihubungkan oleh ligamentum arcuatum medianum
Diaphragma di sebelah lateral crura berasal dari yang menyilang di atas permukaan anterior aorta
(Cambar 2-13).
ligamentum arcuatum mediale dan !aterale (Cambar
60 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

N phrenicus dexter
V. cava inferior
N. phrenicus sinister
centrum tendineum

oesophagus

crus dextrum N. vagus

crus sinistrum

ligamentum arcuatum medianum

ligamentum arcuatum mediale

Iigamentum arcuatum laterale

N. subcostalis
costa xll

musculus quadratus lumborum

musculus psoas
truncus symphaticus

Gambar 2-13. Diaphragma dilihat dari bawah. Bagian anterior sisi kanan dibuang Perhatikan origo
otot pada sternum, costa, dan vertebra
dan alat-alat penting yang melaluinya.

Diaphragma berinsersio pada centrum tendineum, waktu posisi duduk atau berdiri; dan lebih tinggi pada
yang berbentuk seperti tiga daun. Sebagian permukaan waktu berbaring atau setelah makan kenyang.
superior centrum tendineum bersatu dengan permu- Bila dilihat dari samping, diaphragma mempunyai
kaan inferior pericardium fibrosum. Sebagian serabut bentuk seperti huruf / terbalik, lengan panjang berjaian
otot crus dextrum berjalan ke atas kiri dan melingkari ke atas dari columna vertebralis dan lengan pendek
hiatus oesophageus sebagai lengkung yang melingkar. berjalan ke depan sampai pada processus xiphoideus
Serabut-serabut ini kelihatannya bekerja sebagai se- (Cambar 2-12).
buah sfingter dan mungkin membantu mencegah re-
gurgitasi isi lambung ke pars thoracica oesophagus Lubang pada Diaphragma
(Cambar 2-13).
Diaphragma mempunyai tiga lubang utama:
Bentuk Diaphragma 1. Hiatus aorticus yang terletak anterior terhadap
corpus vertebra thoracica Xll, di antara kedua crura
Bila dilihat dari depan, diaphragma melengkung ke atas (Cambar 2-13). Lubang ini dilalui aoda, ductus rho-
membentuk kubah kanan dan kiri. Tinggi kubah kanan racicus, dan vena azygos.
mencapai pinggir atas costa V, dan kubah kiri dapat 2. Hiatus oesophageus yang terletak setinggi vertebra
mencapai pinggir bawah costa V. (Kubah kanan ter- thoracica X pada lengkungan serabut-serabut otot
letak lebih tinggi mungkin akibat adanya lobus hepatis dari crus dextrum (Cambar 2-13), Lubang ini dilalui
dexter yang besar). Centrum tendineum terletak se- oesophagus, nervus vagus dextra dan sinistra, rami
tinggi symphysis xiphosternalis. Kubah menyokong paru oesophageales arteria dan vena gastrica sinistra,
kanan dan kiri, sedangkan centrum tendineum menyo- dan pembuluh limfatik dari sepertiga bagian bawah
kong jantung. Tinggi diaphragma berbeda-beda sesuai oesophagus.
tahapan respirasi, sikap tubuh, dan derajat pembesaran 3. Foramen venae cavae yang terletak setinggi ver-
organ-organ abdomen. Diaphragma lebih rendah pada
tebra thoracica VIll pada centrum tendineum
ANATOMI DASAR 61

(Cambar 2-13). Lubang ini dilalui oleh vena cava dibutuhkan kontrol otot-otot sphincter vesica uri-
inferior dan cabang-cabang terminal nervus phre- naria dan canalis analis yang baik.
nicus dextra. 4. Pompa thoraco-abdominalis: Penurunan diaphrag-
ma mengurangi tekanan intratorakal dan dalam
waktu yang bersamaan meningkatkan tekanan
Lubang-lubang lainnYa
intraabdominalis. Perubahan tekanan ini memom-
Nervus splanchnicus major, nervus splanhnicus minor, pa darah di dalam vena cava inferior dan men-
dan nervus splanchnicus imus menembus crura; trun- dorongnya ke atas masuk ke dalam atrium dextrum
cus symphaticus berjalan posterior terhadap ligamen- cor. Cairan limf di dalam pembuluh-pembuluh
tum arcuatum mediale pada setiap sisi; dan arteria, limfatik abdomen juga diperas dan didorong ke
vena epigastrica superior berjalan di antara origo pars atas masuk ke ductus thoracicus dengan bantuan
sternalis dan costalis diaphragmatis pada setiap sisi tekanan negatif intratorakal. Adanya katup-katup di
(Cambar 2-13). Nervus phrenicus sinistra menembus dalam ductus thoracicus mencegah aliran balik
'cairan
kubah kiri untuk menyarafi peritoneum yang terdapat limf.
di bawahnya, dan berkas nerurovaskular spatium inter-
costale Vll sampai Xl berjalan masuk ke dinding ante- ARTERIA THORACICA INTERNA
rior abdomen di antara slip otot pars costalis dia- Arteria thoracica interna mendarahi dinding anterior
phragmatis. tubuh dari clavicula sampai umbilicus. Arteria ini
dipercabangkan dari bagian peftama afteria subclavia
Kerja Diaphragma di daerah leher. Arteria thoracica interna berjalan ver-
Dalam keadaan kontraksi, diaphragma menarik cen- tical ke bawah pada pleura di belakang carlilagines
trum tendineum ke bawah dan memperpanjang dia- costales, satu jari lateral terhadap sternum, dan ber-
meter vertikal thorax. akhir pada spatium intercostale Vl dengan bercabang
menjadi arteria epigastrica superior dan arteria mus-
Persarafan DiaPhragma culophrenica (Gambar 2-8 dan 2-9).
Persarafan motorik untuk masing-masing sisi dia-
Cabang-cabang
phragma hanya berasal dari nervus phrenicus (C3, C4,
C5). Saraf sensorik untuk pleura parietalis dan peri- . Dua arteriae intercostales anteriores untuk enam
toneum yang meliputi permukaan tengah diaphragma spatium intercostale bagian atas.
berasal dari nervus phrenicus. Persarafan sensorik ba- e Rami perforantes yang berjalan bersama dengan
gian perifer diaphragma berasal dari enam nervi inter- cabang terminal nervi intercostales yang sesuai.
costales yang terbawah. o Arteria pericardiacophrenica yang berjalan bersa-
ma nervus phrenicus dan mendarahi pericardium'
Fungsi Diaphragma . Rami mediastinales menuju ke alat-alat di me-
diastinum anterior, misal nya kelenjar thym us.
1. Otot inspirasi: Diaphragma merupakan otot inspi- r Arteria epigastrica superior yang masuk ke dalam
rasi yang paling Penting.
vagina musculi recti abdominis di dinding anterior
2. Otot peregang (pampat) perut: Kontraksi diaphrag-
abdomen dan mendarahi musculus rectus abdomi-
ma membantu otot-otot dinding anterior abdomen
nis sampai umbilicus.
meningkatkan tekanan intra-abdominal untuk me- e Arteria musculophrenica yang berjalan di sekitar
ngosongkan isi pelvis (miksi, defekasi, partus). Meka-
pars costalis diaphragmatis dan mendarahi spatium
nisme ini selanjutnya dibantu dengan melakukan
intercostale bagian bawah dan diaphragma.
inspirasi dalam sambil menutup glottis. Diaphrag-
ma tidak dapat. bergerak ke atas oleh karena udara
yang terperangkap di dalam saluran pernafasan' VENA THORACICA INTERNA
Kadang-kadang udara dapat keluar dengan menS- Vena thoracica interna mulai sebagai vena-vena kecil
hasilkan suara seperti orang mendengkur. yang berjalan bersama arteria thoracica interna' Vena-
3. Otot pengangkat beban berat: Menarik nafas da- vena kecil ini kemudian menjadi satu membentuk
lam dan mempertahankan diaphragma seperti
sebuah pembuluh, yang akan mengalirkan darahnya ke
diuraikan di atas memungkinkan peningkatkan te- vena brachiocephalica pada masing-masing sisi.
kanan intra-abdominal sedemikian rupa sehingga
membantu menyokong columna vertebralis dan
MUSCULI LEVATORES COSTARUM
mencegah gerakan fleksi' Keadaan ini sangat mem-
bantu otot-otot post-vertebra dalam gerakan menS- Terdapat 12 pasang musculi levatores costarum' Setiap
angkat beban berat' Jelas sekali pada situasi di atas musculi levatores costarum berbentuk segitiga yang
62 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

apexnya berasal dari ujung processus transversus dan but-serabutnya berjalan ke bawah dan lateral dan ber-
berinsersio pada costa di bawahnya, insersio pada coslde bagian atas.
r Gerakan: masing-masing musculus levator costarum
mengangkat costa yang ada di bawahnya dan oleh
r Gerakan: mengangkat costa, oleh karena itu meru_
karena itu merupakan otot untuk inspirasi . pakan otot unluk inspirasi.
o Persarafan: rami posteriores nervi spinales thoracici. r Persarafan: nervi intercostales.

MUSCULUS SERRATUS MUSCULUS SERRATUS


POSTERIOR SUPERIOR POSTERIOR INFERIOR
Musculus serratus posterior superior merupakan otot Musculus serratus posterior inferior merupakan otot
tipis yang berorigo pada processus spinosus vertebrae tipis yang berorigo pada processus spinosus vertebrae
cervicales bawah dan vertebrae thoracicae atas. Sera- Iumbales bagian atas dan vertebrae thoracicae bagian

I Table 2-1. Otot- otot Thorai

Namaotot Origo lnsersio Persarafan Gerakan


Mm. intercos- pinggir bawah costa Pinggir atas costa Nn. intercostales Dengan costa I terfik-
tales externi (1 1) , di bawahnya sasi, otot ini meng-
(serabut berjalan
angkat costae pada
ke bawah dan
depan)
,, waktu inspirasi dan
meningkatkan diame-
Mm.r inter:costales pinggir bawah costa Pinggir atas costa Nn. intercostales ter anteroposterior dan
interni (11) (serabui: di baWahnya transversa thorax.
berjalan ke bawah
Dengan costa terakhir
dan belakang) - terfik sasi oleh otot-
otot abdomen, olot ini
menurunkan costae
pada waktu ekspirasi.
Mm. intercostales Costa yang berde- Costa yang ber- Nn. intercostales Membantu Mm. inter-
intimi (lapisan katan dekatan costales externi dan
tidak lengkap)
interni
Diaphragma (otol res'pi. ': processus xibhoi- Centrum tendi- N, phrenicus Otot inspirasi yang sa-
rasiyahg terpenting) deus; 6 cartilhgi- neum l
ngat penting; menam-
-es ostarf;io"-
]] bah diameter vertikal
thorax dengan mena-
, 3 ve'rt€brae lumba- rik centrum tendineum
les bagian atas ke bawah dan mem-
bantu menarik costae
bagian bawah ke atas.
ll Juga dipergunakan
. pada peregangan
perut dan mengangkat
beban berat.
M. levator cos- . Ujung processus Costa di baWah Rr. posteriores
tarum(12) " transversus Nn: thoracici
Mengangkat costae,
oleh karena itu
vertebra C7 dan merupakan otot
, : vertebrae T1-T1 1 inspirasi.
M. serratus pos- Processus spinosus Costa bagian Nn. intercostales Mengangkat costae,
terior superior , verteb-rae cervi- ,'
atas
' :' ', cales bagian ba-
oleh karena itu meru-
pakan otot inspirasi.
: , : : , wahdanvertebrae ..,^r a-- .--.--t

thoracicae bagian
. ]:.: .:
M. serratus pos- processus spinosus Costa bagian ba- Nh. intercostales Menarik costae ke
teriorinferior' ':,.: :' . veriebraelumbales wah bawah, oleh karena itu
, , . :: :, , bagianatas.dan,,
,::: merupakan otot
..,:.'' ,:.:,,: i, r , veftebfae,thOfa- ekspirasi.
cicae bagian bawah
ANATOMI RADIOGRAFIK 63

bawah. Serabut-serabutnya berjalan ke atas dan lateral, Pulsasi yang abnormal juga dapat dirasakan dan daerah
dan berinsersio pada costa bagian bawah. yang nyeri tekan dapat diketahui.
Perkusi adalah pengetokan tajam dinding thorax
r Gerakan: menarik costa ke bawah, oleh karena itu
dengan jari-jari. Tindakan ini menimbulkan getaran
merupakan otot untuk ekspirasi.
yang menyebar melalui jaringan di dalam thorax. Or-
r Persarafan: nervi intercostales.
gan yang berisi udara seperti paru menghasilkan suara
Ringkasan otot-otot thorax beserta persarafan dan resonansi; sebaliknya organ berongga yang lebih padat
gerakannya diberikan pada Tabel 2-1. seperti jantung menghasilkan suara redup (dull).
Dengan latihan, perkusi memungkinkan anda mem-
bedakan paru dari jantung dan hati.
ANATOMI RADIOGRAFIK Auskultasi memun gki nkan dokter mendengar suara
pernafasan pada waktu udara masuk dan keluar dari
Dijelaskan dengan lengkap pada Bab 3. tractus respiratorius. Bila alveoli atau bronchi sakit dan
terisi cairan, sifat suara pernafasan akan berubah. Ke-
cepatan dan irama jantung dapat dipastikan dengan
ANAI9^41 rE$MH$AAN auskultasi, dan dapat didengarkan berbagai suara yang
Sebagai seorang dokter, Anda akan memeriksa thorax dihasilkan oleh jantung dan katup-katupnya pada ber-
untuk mencari adanya suatu penyakit. Pemeriksaan bagai fase siklus jantung. Mungkin juga dapat didengar-
yang Anda lakukan terdiri atas inspeksi, palpasi, kan suara gesekan yang ditimbulkan oleh pergeseran
perkusi, dan auskultasi. Iapisan pleura atau pericardium yang sedang sakit.
lnspeksi memperlihatkan bentuk thorax, luas ge- Untuk melakukan pemeriksaan ini, dokter harus
rakan pernafasan, dan perbedaan yang ada pada kedua mengetahui struktur normal thorax dan harus mempu-
sisi. Tipe dan kecepatan respirasi juga dapat diketahui. nyai gambaran tentang posisi paru-paru dan jantung
Palpasi memungkinkan dokter memastikan kesan dalam hubungannya dengan anatomi permukaan.
yang diperoleh dari inspeksi, khususnya gerakan per- Selanjutnya, penting bagi seorang dokter untuk mampu
nafasan dinding thorax. Dapat ditemukan penonjolan menghubungkan penemuan-penemuan abnormal de-
yang abnormal atau cekungan bagian dinding thorax. ngan jejas tulang pada permukaan tubuh, sehingga dia

fossa supraclavicularis

musculus trapezius
acromton

tendo musculus
sternocleidomastoideus
angulus st6rni
(angulus Louis)
incisura jugularis
musculus
manubrium sterni deltoideus

corpus sterni musculus


pectoralis major
plica axillaris anterior papilla mammaria

processus xiphoideus

areola mammae
arcus costalis
linea semilunaris ilt{.
: lii
,t''li,l
t6mpat denyut
Si
1{ifi
apex cordis
fossa cubiti
r&

Gambar 2-14. Permukaan anterior thorax seorang laki-laki berusia 27 tahun.


64 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

dapat mencatat dengan tepat dan berkomunikasi de- Symphysis xiphisternalis adalah sendi antara pro_
ngan sejawatnya. cessus xiphoideus sterni dan corpus sterni (Gambar
Karena dinding thorax berpartisipasi aktif pada ge- 2-17). Sendi ini terletak di depan corpus vertebra thro-
rakan pernafasan, banyak jejas tulang berubah letaknya racica lX (Cambar 2-2).
pada setiap fase respirasi. Dalam praktik, untuk mudah- Angulus subcostalis terletak pada ujung inferior
nya, letak jejas yang diberikan biasanya adalah keting- sternum, di antara perlekatan cartilagines costales Vll
gian yang ditemukan di antara fase inspirasi dan ekspi- dengan sternum ( Cambar 2-1 Z).
rasi penuh. Arcus costalis adalah batas bawah thorax dan di-
bentuk oleh cartilagines costales Vll, Vlll, lX, dan X dan
ujung-ujung cartilagines costales XI dan Xll (Cambar
Dinding Depan Thorax 2-1 4 dan 2-1 5). Bagian terbawah arcus costalis di-
lncisura jugularis adalah pinggir superior manubrium bentuk oleh costa X dan terletak setinggi vertebra
sterni dan mudah diraba di antara penonjolan ujung lumbalis lll.
medial clavicula di linea mediana (Cambar 2-14 dan . Semua bagian clavicula, sepanjang tulangnya ter-
2-15). lncisura ini berhadapan dengan pinggir bawah letak subkutan dan dapat diraba dengan mudah (Cam-
corpus vertebra thoracica ll (gambar 2-2), bar 2-14 dan 2-15), Clavicula bersendi pada ujung
Angulus sterni (angulus Louis) adalah sudut antara lateralnya dengan acromion dari scapula.
manubrium dan corpus sterni (Cambar 2-2 dan 2-1 5).
Angulus sterni terletak di depan discus intervertebralis
antara vertebra thoracica lV dan V (Cambar 2-2). Letak
Gostae
angulus sterni dapat dengan mudah diraba dan sering Costa I terletak lebih dalanr dari clavicula dan tidak
dilihat sebagai peninggian transversa. Cerakan jari ke dapat diraba. Permukaan lateral costa-costa lain- nya
kanan atau ke kiri akan langsung mencapai cartilago dapat diraba dengan menekankan jari-jari ke atas pada
costalis ke dua dan kemudian costa ll. Semua costae axilla dan kemudian turun ke bawah sepanjang per-
dapat dihitung dari tempat ini. Kadang-kadang pada nrukaan lateral dinding thorax. Costa Xll dapat di-
laki-laki yang sangat berotot, costae dan spatium inter- pergunakan untuk identifikasi costa tertentu dengan
costale sering ditutupl oleh musculi pectorales yang menghitungnya dari bawah. Tetapi pada beberipa
besar. Pada kasus-kasus ini mungkin costa lebih mu- orang tertentu, costa Xll sangat pendek dan sukar di_
dah dihitung ke arah atas dari costa ke dua belas. raba. Pada keadaan ini cara lain yang dapat digunakan

clavicula
incisura jugularis

tuberculum
majus humeri

angulus sterni
(angulus Louis)
musculus
deltoideus musculus
pectoralis major
areola mammae
plica axillaris
anterior
papilla qammaria
processus lateralis
glandula mammaria

Processus
xiphoideus

Gambar 2-15. Permukaan anterior thorax dan abdomen seorang perempuan berusia 29 tahun.
ANATOMI PERMUKAAN 65

spina scapulae

musculus trapezius

angulus inferior
scapulae

musculus latissimus
dorsi

crista iliaca

musculus erector
cekungan kulit
spinae
di atas spina iliaca
superior posterior

Gambar 2-16. Permukaan posterior thOrax seorang perempuan berusia 29 tahun'

untuk mengidentifikasi costae adalah dengan pertama- dekat jantung. Setelah daerah denyut jantung ditentu-
tama meraba angulus sterni dan cartilago costalis ll kan, denyut apex cordis secara tepat dapat ditentukan
(lihat keterangan di bawah angulus sterni). dengan meletakkan dua jari pada spatium intercostale
dan menggerakkannya sampai titik denyut maksimal
ditemukan. Biasanya denyut apex cordis ditemukan
Diaphragma pada spatium intercostale V kiri, 3* inci (9 cm) dari garis
tengah. Bila Anda mengalami kesulitan dalam mene-
Centrum tendineum diaphragma terletak tepat di be- mukan denyut apex cordis, mintalah pasien membung-
lakang symphysis xiphosternalis. Pada posisi setengah kuk ke depan dalam posisi duduk.
respirasi, puncak kubah kanan diaphragma mencapai Pada perempuan dengan tipe payudara yang ter-
pinggir atas costa V pada Iinea medioclavicularis, tetapi gantun g (pen d ul ou s b reasts), j ari-jari pemeri ksa sebai k-
kubah kiri hanya mencapai pinggir bawah costa V. nya mengangkat payudara kiri dari bawah dengan
perlahan sambil meraba spatium intercostale.
Papilla Mammaria
Pada laki-laki biasanya terletak setinggi spatium inter- Plicae Axillares (LiPat Ketiakf
costale lV sekitar '1,0 cm dari garis tengah. Pada perem-
Plica axillaris anterior dibentuk oleh pinggir bawah
puan posisinya tidak tetap.
musculus pectoralis major (Cambar 2-14 dan 2-15).'
Plica ini dapat ditonjolkan dengan menyuruh pasien
Denyut Apex Gordis menekankan tangannya dengan keras pada panggul-
nya. Plica axillaris posterior dibentuk oleh tendo
Apex cordis dibentuk oleh bagian bawah ventrikel kiri. musculus latissimus dorsi pada waktu otot ini berjalan
Denyut apex cordis disebabkan oleh apex cordis yang mengelilingi pinggir bawah musculus teres major.
terdorong ke depan memukul dinding thorax saat jan-
tung berkontraksi. (antung terdorong ke depan setiap
kontraksi ventrikel oleh karena ejeksi darah dari ven- Dinding Posterior Thorax
trikel kiri ke dalam aorta; tekanan darah di dalam aorta
Processus spinosus vertebrae thoracicae dapat diraba
cenderung menyebabkan lengkung aorta menjadi
pada garis tengah posterior (Gambar 2-18). Jari telunjuk
sedikit lurus, sehingga mendorong jantung ke depan).
Denyut apex cordis umumnya dapat diraba dengan sebaiknya diletakkan pada kulit di garis tengah pada
meletakkan telapak tangan pada dinding thorax di permukaan posterior leher dan turun ke bawah pada
66 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

fossa supraclavicularis
incisura jugularis

angulus stemi

symphysis xiphosternalis

fossa infraclavicularis

angulus subcostalis

arcus costalis

angulus inferior scapulae


spina scapulae

margo modialis scapulae


processus spinosus
vertebra thoracica Vll margo lateralis scapulae

costa Xll proc6ssus spinosus


vertebra thoracica Xll

'B
Gambar 2-17. Petunjuk permukaan. A. anterior dinding thorax dan B. posterior dinding thorax

sulcus nuchae. Processus spinosus pertama yang teraba sebuah vertebra thoracica terletak posterior terhadap
adalah processus spinosus vertebra cervicalis Vll (ver- corpus vertebra yang ada tepat di bawahnya.
tebra prominens). Di bawah ini terdapat processus spi- Scapula (shoulder blade; pisau bahu) adalah tulang
nosus vertebrae thoracicae yang tersusun sepefti gen- pipih yang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian
teng. Processus spinosus vertebrae cervicales l-Vl ditu- atas permukaan posterior thorax. Angulus superior ter-
tupi oleh sebuah ligamentum yang besar, ligamentum letak berhadapan dengan processus spinosus vertebra
nuchae. Perlu dicatat bahwa ujung processus spinosus thoracica ll (Gambar 2-16 dan 2-18). Spina scapulae
ANATOMI PERMUKAAN 67

terletak subkutan dan pangkal spina scapulae terletak se' Trachea


tinggi processus spinosus vertebra thoracica lll (Gambar
Z-tO dan 2-18). Angulus inferior terletak setinggi Trachea terbentang dari pinggir bawah cartilago cri-
processus spinosus vertebra thoracica Vll (Gambar coidea (berhadapan dengan corpus vertebra cervicalis
2-16 dan 2-18). VI) di leher sampai setinggi angulus sterni pada thorax
(Gambar 2-'19). Trachea terdapat di garis tengah dan
berakhir tepat di sebelah kanan garis tengah dengan
Garis-garis Orientasi bercabang menjadi bronchus principalis dexter dan
sinister, Pada pangkal leher trachea dapat diraba di
Beberapa garis imajiner kadang-kadang digunakan garis tengah pada incisura jugularis.
untuk menggambarkan lokasi pada permukaan dinding
anterior dan posterior thorax:
. Linea mediana anterior: Terletak pada bidang me- Paru (Pulmol
diana sternum (Cambar 2-17).
o Linea medioclavicularis: Berjalan vertikal ke bawah Apex paru menonjol ke leher. Apex ini dapat dipetakan
dari pertengahan clavicula (Cambar 2-1 7)' pada permukaan anterior tubuh dengan membuat garis
. Linea axillaris anterior: Berjalan vertikal ke bawah melengkung dan konveks ke atas, dari articulatio ster-
clari plica axillaris anterior (Cambar 2-17). noclavicularis sampai ke titik yang jaraknya 2,5 cm di
o Linea axillaris posterior: Berjalan vertikal ke bawah atas batas lateral dari sepertiga bagian medial clavicula
dari plica axillaris posterior (Cambar 2-17), (Cambar 2-'19).
. Linea axillaris media: Berjalan vertikal ke bawah dari Margo anterior pulmo dexter dimulai dari bela-
titik yang terletak di peftengahan antara plica kang articulatio sternoclavicularis dan berjalan ke ba-
axillaris anterior dan posterior. wal-r sampai hampir mencapai garis tengah di belakang
o Linea scapularis: Berjalan vertikal ke bawah pada angulus sterni. Kemudian dilanjutkan ke bawah sampai
dinding posterior thorax (Cambar 2-18), melalui angu- mencapai symphysis xiphosternalis (Gambar 2-19).
lus inferior scapulae (lengan pada samping tubuh)' Pinggir anterior paru kiri mempunyai perjalanan yang

sulcus nuchae

angulus superior scapulae


processus spinosus vertebra cervicalis Vll
processus spinosus vertebra thoracica I

spina scapulae processus spinosus


vertebra thoracica ll
processus spinosus
vertebra thoracica lll
processus spinosus
vertebrathoracica Vll

crista iliaca pinggir lateral


musculus erector spinalis

linea scapularis

Gambar 2-18. Petuniuk permukaan dinding posterior thorax.


68 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

pulmo dexter, lobus superior angulus sterni

fissura horizontalis pulmo sinister,


lobus superior

incisura cardiaca

fissura obliqua pulmo sinister,


lobus inferior

pinggir inferior pleura

Gambar 2'19. Proyeksi permukaan paru dan pelura parietalis pada dinding anterior thorax

sama/ tetapi setinggi cartilago costalis IV margo ini ini,terletak lobus medius; di bawah dan posterior ter-
berbelok ke lateral dan berjalan menjauhi pinggir la- hadap fissura obliqua terdapat lobus inferior.
teral sternum dengan jarak yang berbed-beda untuk
membentuk incisura cardiaca pulmonis sinistri (Cam-
bar 2-19). lncisura ini dibentuk oleh jantung yang Pleura
menggeser paru ke kiri. Margo anterior kemudian ber-
belok ke bawah dengan tajam sampai setinggi sym- Batas-batas cavitas pleuralis dapat dilukiskan sebagai
physis xiphosternal is. garis-garis pada permukaan tubuh. Garis-garis yang me-
Margo inferior pilmo pada peftengahan inspirasi nunjukkan batas-batas pleura parietalis yang letaknya
mengikuti garis melengkung yang menyilangcosta Vl dekat dengan permukaan tubuh dinamakan garis lipat
pada linea medioclavicularis, costa Vlll pada linea pleura.
axillaris media, dan di posterior mencapai costa X pada Pleura cervicalis menonjol ke atas ke dalam leher
columna verterbalis (Gambar 2-19, 2-20, dan 2-21). dan mempunyai petunjuk permukaan yang identik
Perlu diketahui bahwa ketinggian marg'r inferior pulmo dengan garis apex pulmonis. Dapat digambar sebuah
berubah selama inspirasi dan ekspirasi. garis melengkung dan konveks ke atas dari articulatio
Margo posterior pulmo berjalan turun dari pro- sternoclavicularis sampai ke suatu titik yang jaraknya 1
cessus spinosus vertebra cervicalis Vll sampai setinggi inci (2,5 cm) di atas batas lateral dari sepertiga bagian
vertebra thoracica X dan terletak sekitar t inci (4 cm) j medial clavicula (Cambar 2-19).
dari garis tengah (Cambar 2-20). Pinggir anterior pleura kanan berjalan ke bawah di
Fissura obliqira paru dapat ditunjukkan pada per- belakang articulatio sternoclavicularis, hampir men-
mukaan tubuh dengan menggambar garis dari pangkal capai garis tengah di belakang angulus sterni. Kemu-
spina scapulae miring ke bawah, lateral, dan anterior, dian batas ini berjalan terus ke bawah sampai men-
mengikuti perjalanan costa Vl sampai afticulatio costo- capai symphisis xiphosternalis. Pinggir anterior pleura
chondralis VI. Pada paru kiri, lobus superior terletak di kiri mempunyai perjalanan yang sama, tetapi setinggi
atas dan anterior garis ini; lobus inferior terletak di cartilago costalis lV batas ini berbelok ke lateral dan
bawah dan posteriorgaris ini (Gambar 2-19 dan2-20). berjalan sampai pinggir Iateral sternum untuk mem-
Pada paru kanan terdapat fissura tambahan, fissura bentuk incisura cardiaca. (Perhatikan bahwa incisura
horizontalis, yang dapat dilukiskan dengan meng- cardiaca pleurae tidak seluas incisura cardiaca paru).
gambar garis horizontal sepanjang cartilago costalis lV Kemudian batas ini turun ke bawah sampai symphysis
sampai berpotongan dengan fissura obliqua pada linea xiphosternal is (Cambar 2-1 9).
axillaris media (Cambar 2-19 dan 2-21). Di atas fissura Pinggir bawah pleura pada kedua sisi mengikuti
horizontalis terletak lobus superior dan di bawah garis garis melengkung yang menyilang costa Vlll pada linea
ANATOMI PERMUKAAN 69

lobus suPerior

fissura obliqua

lobus inferior

Pinggir bawah Pleura

Gambar 2-20, Tandapermukaan paru dan pleura parietalis pada dinding posteriorthorax'

medioclavicularis, dan costa X pada linea axillaris vertebralis yang sesuai; sedangkan pinggir bawah
media, dan mencapai costa X dekat columna vertebra- pleura costa Vlll pada linea medioclavicularis, costa X
lis, yaitu pada pinggir lateral musculus erector spinae pada linea axillaris media, dan costa Xll di samping
(Cambar 2-1g, 2-20, dan 2-21). Perhatikan bahwa columna vertebralis yang sesuai. Jarak antara kedua
margo inferior paru menyilang costa Vl pada linea batas tersebut sesuai dengan recessus costodiaphrag-
medioclavicularis, costa X di samping columna maticus. (Lihat Bab 3.)

pinggir bawah Pleura

Gambar 2-21.Tanda permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding lateral thorax'
70 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

batas kanan

Gambar 2-22. Tanda permukaan jantung.

Jantung (Cor) Arteria, vena thoracica interna berjalan veftikal ke


bawah, posterior terhadap cartilago costalis, j inci (.l,3
Untuk tujuan praktis jantung dapat dianggap mem- cm) lateral terhadap pinggir sternum (Gambar 2-B dan
punyai apex dan empat batas. 2-9), sampai spatium intercostale VI.
Apex cordis, dibentuk oleh ventriculus sinister, Vena, arteria/ nervus intercostalis (vena, arteria,
sesuai dengan denyut apex yang dapat ditemukan pada nervus - VAN- merupakan susunan dari atas ke bawah)
spatium intercostale V kiri, 3j inci (9 cm) dari garis te_ terletak tepat di bawah costa yang sesuai (Camb ar 2-7).
ngah (Cambar 2-22).
Batas atas dibentuk oleh pangkal pembuluh-pem-
buluh darah besar dan terbentang dari perbatasan carti- Glandula Mammaria
lago costalis ll kiri (ingat angulus sterni), inci (1,3 cm)
I
dari pinggir sternum sampai cartilago .oitali, lll kanan Clandula mammariqterletak pada fascia superficialis
yang meliputi dinding anterior thorax (Cambar 2-.l5).
{ inci (1,3 cm) dari pinggir sternum (Cambar 2-22). Pada anak-anak dan laki-laki, glandula mammaria tidak
Batas kanan dibentuk oleh atrium dextrum dan ter-
berkembang (rudimenter). pada perempuan setelah
j
bentang dari cartilago costalis Ill kanan, inci (1,3 cm)
pubertas glandula mammaria membesar dan dianggap
dari pinggir sternum, turun sampai cartilago costalis Vl
kanan 1,3 cm dari pinggir sternum (Cambar 2-22). mempunyai bentuk seperti setengah bulatan, pada
Batas kiri dibentuk oleh ventriculus sinister dan ter- perempuan dewasa muda, glandula mammaria terletak
bentang dari cartilago costalis ll kiri, j inci (1,3 cm) dari ping- di atas costa Il sampai Vl dan cartilagines costalesnya,
gir sternum sampai denyut apex cordis (Cambar 2-22). dan terbentang dari pinggir lateral sternum sampai li-
Batas bawah flibentuk oleh ventriculus dexter dan nea axillaris media. Pinggir lateral atas glandula mam-
bagian apex ventriculus sinister dan terbentang dari maria meluas sampai sekitar pinggir bawah musculus
cartilago costalis VI kanan, j inci (1,3 cm) dari sternum pectoralis major dan masuk ke axilla. pada perempuan
sampai denyut apex cordis (Cambar 2-22). multipara usia pertengahan, glandula mammaria mung-
kin besar dan tergantu ng(pendulous). pada perempuan
lebih tua yang telah mengalami menopause, jaringan
Pembuluh Darah Thorax adiposa glandula mammaria berkurang jumlahnya Jan
bentuk setengah bulatannya hilang, glandula mam-
Arcus aortae, pangkal arteria brachiocephalica, dan maria menjadi lebih kecil dan kulit di atasnya berkerut.
arteria carotis communis sinistra terletak di belakang Struktur glandula mammaria dijelaskan secara
manubrium sterni (Gambar 2-2). menyeluruh di Bab 9.
Vena cava superior dan bagian terminal vena bra-
chiocephalica dextra dan sinistra juga bermula di be-
lakang manubrium sterni.
ANATOMI PERMUKAAN 71

rri*l . :;' :"ll:*l"iil, -


iS \i' .-. t.l l$
:;l* ;j :
".' ft*tiffi1i!.*i'.1!.iiffi
li!:i!i;'iS'\lilii\<-Ns-;.r.,ii'i',if L,:,1

lorrunrrrnst CosrA Kondisi ini sering muncul pada pasien berumur lebih
dari 50 tahun.
DAN CARTILAGO COSTRIIS
Bila seseorang memeriksa thorax dari depan, AlrnRN Lrur Kultr
angulus sterni merupakan penanda permukaan yang
Aliran limf kulit dinding anterior thorax mengalir ke
sangat penting. Posisinya dengan mudah dapat diraba
dan sering terlihat sebagai peninggian transversa. Jari
nodi lymphoider axillares anteriores; aliran limf yang
yang digerakkan ke kanan atau ke kiri akan langsung berasal dari dinding posterior thorax mengalir ke nodi
lymphoidei axillares posteriores (Cambar 2-23). Alian
berada pada cartilago costalis ll dan kemudian costa ll.
Seluruh costae lainnya dapat dihitung dari tempat ini.
limf spatium intercostale mengalir ke anterior menuju
ke nodi lymphoidei thoracis interna, yang terletak se-
Costa Xll biasanya dapat diraba dari belakang, tetapi
panjang arteria thoracica interna, dan ke posterior me-
pada beberapa orang gemuk mungkin sulit dilakukan.
nuju ke nodi intercostales posteriores dan nodi para-
aortici di dalam mediastinum posterior. Aliran limf
PINSRRRTRN KULIT
glandula mammaria diuraikan pada Bab 9.
Persarafan kulit dinding anterior thorax di atas
angulus sterni berasal dari nervi supraclaviculares (C3 PENYIMPANGAN CAVEA THORACIS
dan C4). Di bawah tempat ini, ramus cutaneus an-
Bentuk thorax dapat terganggu akibat kelainan co-
teriores dan laterales nervi intercostales menyarafi pita*
pita oblik kulit dengan urutan yang teratur. Kulit pada ngenital columna vertebralis atau costae. Penyakit des-
permukaan posterior dinding thorax dipersarafi oleh truktif pada columna vertebralis menimbulkan fleksi
rami posteriores nervi spinales. Susunan dermatom da-
lateralis atau skoliosis yang mengakibatkan distorsi
pada bentuk rangka thorax (cavea thoracis).
pat dilihat pada Bab 1, Cambar 1-34 dan 1-35.
Suatu nervus intercostalis tidak hanya menyarafi
daerah kulit, tetapi juga menyarafi costae, cartilago Crornn TRRurvtRtlr PADA THoRax
costales, Mm. intercostales, dan pleura parietalis yang Cedera akibat trauma pada thorax sering ditemu-
membatasi spatium intercostale. Selanjutnya, nervus kan, khususnya sebagai akibat kecelakaan mobil.
intercostalis Vll dan Vlll meninggalkan dinding thorax Costae pada anak-anak sangat elastis, oleh karena itu
dan masuk ke dalam dinding anterior abdomen supaya fraktur costa jarang ditemukan pada kelompok umur
dapat menyarafi dermatom dinding anterior abdomen, ini. Pada orang dewasa costae cenderung mudah patah
otot-otot dinding anterior abdomen, dan peritoneum pada bagian yang terlemah yaitu pada angulus costae.
parietale. Fakta yang terakhir ini sangat penting dalam Empat costae yang pertama dilindungi oleh clavicula
klinik karena penyakit yang ada di dalam dinding tho- dan musculus pectoralis majordi anteriordan oleh sca-
rax mungkin dapat menimbulkan nyeri pada dermatom pula dan otot-otot yang sesuai di posterior. Dua costae
yang berjalan melewati arcus costalis ke dalam derma- yang terakhir mudah bergerak dan jarang mengalami
tom dinding anterior abdomen. Sebagai contoh, se-
cedera.
buah thromboembolisme paru atau pneumonia dengan Karena costa terletak di antara kulit di sebelah luar
radang pleura yang mengenai pleura parietalis costalis dan pleura yang lembut di sebelah dalam, tidak heran
dapat menyebabkan nyeri abdomen serta rasa sakit bahwa ujung yang bergerigr dari costa yang patah dapat
dan kaku pada otot-otot abdomen. menusuk paru dan menimbulkan pneumothorax.
Nyeri hebat yang terlokalisir biasanya merupakan
HERPES ZOSTIR gejala fraktur costa yang sangat penting. Periosteum
Herpes zoster atau penyakit ruam saraf yang biasa masing-masing costa dipersarafi oleh nervus inter-
ditemukan, disebabkan oleh reaktifasi virus laten vari- costalis di atas dan di bawah costa. Untuk mendorong
cella-zoster pada seorang pasien yang sebelumnya pasien bernafas memadai, kadang-kadang perlu untuk
menderita cacar air. Lesi terlihat sebagai inflamasi dan mengurangi rasa nyeri dengan melakukan blok nervus
degenerasi neuron sensorik pada saraf otak atau saraf intercostalis.
spinal dengan pembentukan vesikel-vesikal serta in- Beberapa costa mungkin patah pada cedera tu-
flamasi pada kulit. Pada thorax, gejala pertama berupa brukan yang hebat. Bila hanya terbatas pada satu sisi,
nyeri pita dermatom sepanjang distribusi neuron fraktur mungkin terjadi dekat angulus costae dan juga
sensorik yang terdapat di dalam saraf spinal thoracalis, di anterior dekat articulationes costochondrales. Hal ini
dan setelah beberapa hari diikuti oleh erupsi kulit. menyebabkan flail chest. Jika fraktura terjadi pada
72 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

nodi lymphoidei
axillares
nodi lymphoidei posteriores
axillares anteriores

batas aliran

nodi lymphoidei
inguinalas
superficiales

Gambar 2-23. Aliran cairan liml kulit thorax dan abdomen. Perhatikan bahwa ketinggian umbilicus di
anterior dan crista iliaca di posterior dapat dianggap sebagai batas yang menentukan aliran cairan limf.

pinggir sternum, sternum mungkin f/ail. Pada kedua ToRAKoSToMI DENGAN JARUM
keadaan ini, stabilitas dinding dada hilang, dan segmen
yang mengalami flailterhisap masuk pada waktu inspi- Cara ini dibutuhkan oleh pasien dengan tension
rasi dan terdorong keluar waktu ekspirasi sehingga pneumothorax (udara di dalam cavitas pleuralis ter-
menimbulkan gerakan pernafasan paradoksal (gerakan dapat di bawah tekanan) atau untuk mengeluarkan
pernapasan yang berlawanan dari gerakan pernapasan cairan (darah atau nanah) dari cavitas pleuralis untuk
normal). Salah satu hal bahaya fraktura costa adalah memungkinkan paru membesar kembali. Cara ini
merusak paru yang ada di bawahnya atau organ abdo- mungkin juga diperlukan untuk mengambil contoh
men bagian atas seperti hati, lambung, dan limpa. Se- cairan pleura untuk pemeriksaan mikrobiologi.
buah ketentuan penting yang perlu diingat adalah apa-
Pendekatan Anterior
bila trauma thorax terjadi di bawah papilla mammaria/
organ-organ abdomen mungkin terkena. Pasien dalam posisi telentang, tentukan angulus
sterni, kemudian cartilago costalis ll, costa ll, dan pa-
Cosrn CrRvlcRl-ls da linea medioclavicularis didapatkan spatium inter-
Costa cervicalis (yaitu costa yang berasal dari tuber- costale ll.
culum anterior processus transversus vertebra cervi-
calis Vll) terdapat pada sekitar 0,5% orang (Cambar Pendekatan Lateral
2-24). Costa ini mungkin mempunyai ujung anterior Pasien berbaring pada sisi lateral, spatium intercos-
bebas, mungkin dihubungkan dengan costa I oleh pita tale diidentifikasi seperti di atas tetapi dengan meng-
fibrosa, atau mungkin bersendi dengan costa I. Yang gunakan linea axillaris anterior.
penting pada costa cervicalis adalah costa ini dapat Kulit disiapkan seperti biasa, dan anestesi lokal
menekan truncus inferior plexus brachialis sehingga dilakukan sepanjang perjalanan jarum melalui pinggir
menimbulkan rasa nyeri sepanjang sisi medial lengan atas costa lll. Jarum torakostomi akan menembus
bawah dan tangan dan kelemahan otot-otot kecil struktur-struktur berikut ini (Cambar 2-7) saat menem-
tangan. Costa cervicalis juga dapat menekan arteria bus dinding thorax: (a) cutis, (b) fascia superficialis
subclavia yang terletak di atasnya sehingga meng- (pada pendekatan anterior selanjutnya menembus Mm.
ganggu sirkulasi darah ke extremitas superior. pectorales), (c) musculus serratus anterior, (d) musculi
ANATOMI PERMUKAAN 73

musculus scalenus medius

plexus brachialis

costa cervicalis

musculus scalenus anterior


lruncus in{erior plexus brachialis

pita fibrosa

Gambar 2-24. Apertura thoracis superior dilihat dari atas. Perhaiikan adanya costa cervicalis (hitam) pada
kedua sisi. Pada sisi kanan thorax, costa hampir sempurna dan bersendi di anterior dengan costa l. Pada
sisi kiri thorax, costa rudimenter tetapi melanjutkan diri ke depan sebagai pita librosa yang melekat pada
cartilago costalis l. Perhatikan bahwa costa cervicalis dapat menekan truncus inferior plexus brachialis
dan mungkin menjerat arteria subclavia.

intercostales externi, (e) musculi intercostales interni, rongga peritoneum, serta merusak hepar, lien, atau
(D musculi intercostalis intimi, (g) fascia endothoracica, gaster.
dan (h) pleura parietalis.
Jarum harus dijaga dekat dengan pinggir atas costa
lll untuk mencegah terkenanya arteria, vena, dan ner- ToRRrororvtl
vus intercostalis di dalam sulcus costae.
Pada pasien dengan luka tusuk dada dan penda-
rahan intrathorax yang tidak terkontrol, tindakan tora-
SnNc ToRRrosrorttl kotomi mungkin merupakan cara yang dapat menye-
Tempat yang dipilih untuk memasukkan slang to- lamatkan jiwa. Sesudah mempersiapkan kulit dengan
rakostomi adalah spatium intercostale IV atau V pada cara biasa, sebuah insisi dibuat pada spatium inter-
linea axillaris anterior (gambar 2-25). Slang dimasuk- costale lV atau V, membentang dari margo lateralis
kan melalui insisi 'kecil. Hubungan berkas neurovas- sternum sampai ke linea axillaris anterior (Gambar
kular dengan costae akan berubah pada waktu berkas 2-26). Apakah dibuat suatu insisi kanan atau kiri ter-
ini berjalan ke depan di dalam spatium intercostale. gantung pada tempat kerusakan. Untuk mencapai
Pada bagian yang paling posterior spatium intercostale, jantung atau aorta, thorax dapat dimasuki melalui sisi
berkas neurovaskular terletak pada bagian tengah spa- kiri. Jaringan-jaringan berikut ini mungkin dipotong
tium intercostale. Pada waktu berkas berjalan ke depan (Cambar 2-25): (a) cutis, (b) jaringan subkutan, (c)
ke arah angulus costae, berkas menjadi dekat dengan musculus serratus anterior dan Mm.pectorales, (d)
pinggir bawah costa yang ada di atasnya dan posisi ini musculi intercostales externi dan membrana inter-
d i pertahan kan sepanjang perj al anan nya ke depan. costalis anterior, (e) musculi intercostales interni, (D
Tempat masuk slang torakostomi atau jarum mela- musculi intercostales intimi, (g) fascia endothoracica,
lui spatium intecostale di bagian lebih bawah mungkin dan (h) pleura parietalis.
dilakukan, namun perlu diingat adanya kubah dia- Hindari arteria thoracica interna yang berjalan
phragma yang menonjol ke dalam rongga thorax vertikal ke bawah di belakang cartilagines costales
sampai setinggi costa V (lebih tinggi di sebelah kanan). sekitar satu jari lateral dari pinggir sternum, dan arteria,
Hindari mencederai diaphragma dan masuk ke dalam vena/ nervus intercostalis yang berjalan ke depan di
74 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

dalam sullcus costae pada bagian atas spatium inter- mengalami regenerasi dari lapisan osteogenetik perios-
costale (Cambar 2-25). teum.

Ersrsr Cosrn Srrnruuru DAN Btopst SuMsuM TumNc


Eksisicosta sering dilakukan oleh ahli bedah thorax Oleh karena sternum mempunyai sumsum tulang
untuk mendapatkan pintu masuk ke dalam rongga tho- merah selama hidup, maka sternum merupakan tempat
rax. Dibuat suatu insisi longitudinal melalui periosteum yang sering dipergunakan untuk biopsi sumsum. De-
pada permukaan luar costa dan sebagian dari costa di- ngan anestesi lokal, sebuah jarum yang besar dima-
buang. Insisi longitudinal kedua kemudian dibuat me- sukkan ke dalam rongga sumsum melalui permukaan
lalui alas costae, yang merupakan periosteum yang me- anteriortulang. Sternum juga dapat dibelah pada waktu
liputi bagian dalam costae. Setelah operasi, costa akan operasi sehingga memungkinkan ahli bedah dengan

,4, 5

:/.\

A. inlercostalis

inlercostalis

pleura visceralis

cavilas pleuralis

pleura parietalis

kulil musculus intercostalis inlimus


musculus inlercostalis inlernus
fascia superficialis
musculus inlercoslalis
musculus serralus anlerior externus

Gambar 2-25. Selang torakostomi. A. Tempal untuk memasukkan selang pada linea axillaris anterior.
lnsisi kulit biasanya dibuat pada spatium intercostale tepal satu dibawah tempat yang akan ditembus. B.
B-erbagai lapisan iaringan yang ditembus oleh skalpel dan kemudian oleh'seting pada saat melalui
dinding thorax untuk masuk ke dalam cavitas pleuralis. lnsisi melalui spatium intercostale dibuat dekat
dengan pinggir atas costa untuk menghindari rusaknya arteria, vena , nervus intercostalis. C. Slang naik
ke arah superior dan posterior di dalam cavitas pleuralis.
ANATOMIPERMUKMN 75

musculus
musculus latissimus
serrotus dorsi N. thoracicus
anterior longus

)
(

*).*

Gambar 2-2G. Torakostomi kiri. A. Tempat insisi kulit pada spatium intercostale lV atau V. B. Costae yang
pada
dibuka dan otoLototnya yang berhubungan. Garis insisi melalui spatium intercostale harus dilakukan
pinggir atas costa uniukmenghindari terkenanya vena, arteria, nervus intercostalis. C. Cavitas pleuralis
biOi[a Oan mediastinum sisi kiri dapat dilihat. Nervus phrenicus sinistra berialan ke bawah di samping
pericardium di permukaan dalam pleura mediastinalis. Paru kiri yang kolaps harus didorong keluar untuk
memperlihatkan mediastinum.
76 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

mudah mencapai jantung, pembuluh-pembuluh besar, LTTnx DAN PEMBESARAN IANTUNG


dan thymus.
Petunjuk permukaan jantung dan letak denyut apex
cordis dapat dipergunakan oleh dokter untuk menen-
Rrrlrrsl PLrunR tukan apakah jantung bergeser posisinya terhadap din-
Tidak perlu disebutkan lagi pentingnya mengetahui ding thorax atau apakah jantung membesar akibat
petunjuk permukaan refleksi pleura dan lobus paru. suatu penyakit. Denyut apex sering dapat dilihat dan
Pada waktu mendengarkan suara pernafasan tractus hampir selalu dapat diraba. Posisi pinggir jantung dapat
respiratorius seharusnya dapat dibayangkan struktur- ditentukan dengan perkusi.
struktur yang terdapat di bawah stetoskop.
Cupula pleurae dan apex pulmonis meluas sampai ANEURISMA DAN KoRRTTRSIo AoRTA
ke dalam leher sehingga puncaknya yang tertinggi Arcus aortae terletak di belakang manubrium sterni.
terletak 1 inci (2,5 cm) di atas clavicula (Cambar 2-6, Dilatasi aorta yang hebat (aneurisma) dapat menim-
2-12, dan 2-19). Akibatnya, bagian ini mudah terkena bulkan benjolan berdenyut pada incisura jugularis.
luka tusuk pada pangkal leher atau rusak oleh jarum
Koarktasio aorta, suatu anomali congenital, dapat
dari ahli anestesi yang melakukan anestesi blok pada
men i mbul kan d i Iatasi pembu I uh-pembu I uh darah yang
truncus inferior plexus brachialis.
berperan di dalam sirkulasi kolateral untuk menghin-
Perlu juga diingat bawah batas terendah refleksi
dari tempat penyempitan. Sebagai akibatnya, arteriae
pleura pada punggung, mungkln rusak pada waktu
intercostales mengalami dilatasi hebat dan mengikis
melakukan nefrektomki. Pleura menyilang costa XII pinggir bawah costae sehingga menghasilkan lekukan
dan mungkin rusak pada waktu pengangkatan ginjal khas yang dapat dilihat pada pemeriksaan foto rontgen.
melalui insisi pada pinggang.

PrRugRHlnt ANRtolnl DAN Flslol_oct Blox NrRvus lNtrRcosrnLls


THORAX Srsunl DENGAN PrNueerl
Perubahan anatomi dan fisiologi tertentu terjadi pa- Daerah Anesfesia
da thorax dengan bertambahnya umur: Kulit dan pleura parietalis yang melapisi permukaan
r luar dan dalam masing-masing spatium intercostale
Cavea thoracis menjadi lebih kaku dan kehilangan
dipersarafi oleh nervus intercostalis yang sama letak-
elastisitasnya akibat kalsifikasi dan osifikasi cartila-
nya; nervi intercostales 7 dan B menyarafi kulit dan pe-
gines costales; keadaan ini juga mengubah gambar-
ritoneum parietale yang melapisi permukaan luar dan
an radiografiknya.
. dalam dinding abdomen yang sesuai; oleh karena itu
Postur tubuh yang bungkuk (kyphosis) yang sering
daerah ini juga akan dianestesi. Sebagai tambahan,
ditemukan pada orang tua karena degenerasi disci
periosteum costae yang terdekat ikut dianestesi.
i ntervertebrales akan mengu ran gi kapas itas thorax.

o Disuse atrophy otot-otot thorax dan abdomen dapat


menyebabkan gangguan pergerakan pernafasan. Indikasi
r Degenerasi jaringan elastis pada paru dan bronchus Perbaikan dinding thorax dan abdomen yang robek;
men gaki batkan gan gguan pergerakan ekspi rasi. mengurangi nyeri pada fraktur costae dan untuk men-
dapatkan pergerakan pernafasan yang tidak nyeri.
Perubahan-perubahan ini bila berat, mengurangi
efisiensi pergerakan pernafasan dan mengganggu ke- Prosedur
mampuan pertahanan seseorang terhadap penyakit sis-
tem respirasi. Untuk mendapatkan analgesia pada dinding ante-
rior dan lateral thorax dan abdomen, nervus inter-
costalis harus diblok sebelum ramus cutaneus lateralis
Crcurnrrt muncul pada linea axillaris media. Costae dapat di-
identifikasi dengan menghitung ke bawah dari costa ll
Cegukan adalah kontraksi spasmodik involuntar (di samping angulus sterni) atau ke atas dari costa Xll.
diaphragma yang diikuti oleh adduksi pita suara dan Jarum diarahkan ke costa dekat dengan pinggir paling
penutupan glottis larynx. Keadaan ini sering ditemu- bawah (Cambar 2-7), dan ujung jarum sampai pada
kan pada orang normal dan terjadi setelah makan atau daerah sulcus costae, tempat cairan anestesi disem-
minum sebagai akibat iritasi ujung nervus vagus. Akan protkan di sekitar saraf. lngatlah bahwa susunan alat-
tetapi dapat pula merupakan suatu gejala penyakit dari alat yang terdapat di dalam berkas neurovaskular dari
pleuritis, peritonitis, pericarditis, atau uremia. atas ke bawah adalah vena intercostalis, arteria
77

diaphragma

'// I
peritoneum

12
Gambar 2-27. 1 . Hernia oesophageal iipe sliding. 2. Hernia paraoesophageal

intercostalis, dan nervus intercostalis yang terletak di 2. Lubang antara processus xyphoideus dan pars cos-
antara membrana intercostalis posterior dari musculi talis diaphragmatis.
intercostales interni dan pleura parietalis. Selanjutnya 3. Hiatus oesophageus.
di sisi lateral, nervus intercostalis terletak di antara
musculi intercostales interni dan musculi intercostales Hernia aquisita mungkin timbul pada orang-orang
intimi. usia peftengahan oleh karena kelemahan otot-otot di
sekitar hiatus oesophageus pada diaphragma. Hernia
Kom plikasi- kompl i kas i An atomi ini mungkin berupa (a) pergeseran (sliding) atau (b)
Termasuk hal-hal berikut ini. para-oesophageal (Gamb ar 2-27).

PNEUMOTHORAX
Komplikasi ini dapat timbul bila ujung jarum me- Pnnnllsls DlRpHRRcruR
lewati sulcus subcostae dan masuk menembus pleura
Salah satu kubah diaphragma mungkin lumpuh (pa-
parietalis.
ralisis) oleh terpukul atau terpotongnya nervus phre-
PERDARAHAN nicus pada leher. Hal ini mungkin diperlukan pada
Menusuk aderia dan vena intercostalis. Ini merupa- pengobatan penyakit tuberkulosis tipe tertentu, bila
kan komplikasi yang sering ditemukan, oleh karena itu dokter ingin mengistirahatkan lobus inferior paru pada
aspirasi harus selalu dilakukan sebelum menyuntikkan satu sisi, Kadang-kadang cabang nervus spinalis cervi-
zat anestesi. Hematoma kecil mungkin timbul. calis 5 bergabung dengan nervus phrenicus dan mem-
bentuk sebuah saraf untuk musculus subclavius. Saraf
HrnNrn DrnpuRncMATtcA ini dikenal sebagai nervus phrenicus acessorius. Untuk
mendapatkan paralisis lengkap pada kasus ini, saraf
Pada waktu janin diaphragma berkembang dari tiga untuk musculus subclavius harus ikut dipotong.
sumber utama: (a) septum transversum (penyatuan
miotom segmen C3, C4, dan C5); (b) mesenterium
dorsal; dan (c) membrana pleuroparietale dari dinding Tnnurtnn TrA sus pADA DtnpunRcrttl
tubuh. Normalnya, ketiga bagian ini bersatu. Kadang- Trauma ini dapat timbul dari luka tusuk atau luka
kadang penyatuan atau fusi ini tidak lengkap dan dapat tembak pada thorax atau abdomen. Setiap trauma tusuk
terjadi hernia kongenital melalui struktur-struktur di pada thorax di bawah level papilla mammaria harus
bawah ini: dicurigai adanya kerusakan pada diaphragma sampai
1. Canalis pleuroperitonealis. (Lebih sering pSda sisi dapat dibuktikan sebaliknya. Lengkung kubah diaphrag-
kiri dan disebabkan oleh gagalnya fusi septum trans- ma dapat mencapai setinggi costa V (kubah kanan da-
versum dengan membrana pleuroperitoneale). pat mencapai level yang lebih tinggi).
78 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax

SrNonome THoRActc Ourlrr antara tulang-tulang tersebut. Hampir semua gejala


disebabkan oleh tekanan pada truncus inferior plexus
Saraf-saraf plexus brachialis (C5, 6,7 , B, dan T1) dan
brachialis yang menyebabkan nyeri sepanjang sisi
arteria, vena subclavia pada waktu memasuki extre- medial lengan bawah dan tangan serta mengecilnya
mitas superior terletak dekat dengan permukaan atas otot-otot kecil tangan. Tekanan pada pembuluh darah
costa I dan clavicula (Gambar 2-6). Pada tempat ini dapat mengganggu sirkulasi ke extremitas superior.
saraf-saraf atau pembuluh darah mungkin terjepit di

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilihlah jawaban B. Jarum ditusukkan terlalu dekat dengan pinggir ba-
terbaik untuk pertanyaan-pertanyaan yang terdapat sesu_ wah costa Vlll dan mengenai neryus intercostalis
dahnya. vilt.
Pada perkusi dinding anterior thorax seorang pasien, C, Jarum menusuk costa Vlll.
didapatkan batas kanan jantung terletak 5 cm dari pinggir D. Jarum masuk terlalu dalam dan menusuk paru_
kanan sternum. paru.

1. Ruang jantung yang manakah yang mungkin mem- Seorang laki-laki berusia 6g tahun mengeluh
besar? adanya benjolan pada kulit punggungnya. Dia
A. Ventriculus sinister. telah memperhatikan benjolan tersebut sejak tiga
B. Atrium sinistrum. tahun yang lalu dan khawatir karena benjolan ter-
C. Ventriculus dexter. sebut membesar dengan cepat. pada pemerik-
D. Atrium dextrum. saan, terdapat benjolan keras pada kulit scapula
kanan setinggi vertebra thoracica Vll. Biopsi me,
Seorang tentara berumur 31 tahun terkena pe- nunjukkan benjolan itu adalah suatu keganasan.
cahan peluru meriam pada lehernya pada waktu
Perang Teluk Persia. Baru-baru ini pada pe- 4. Oleh karena penambahan ukuran yang cepat dari
meriksaan fisik, didapatkan bahwa pada saat dia tumor, kelenjar-kelenjar limf berikut ini diperiksa untuk
membuang ingus atau bersin, kulit di atas cla- metastasis.
vicula kanan menonjol ke atas. A. nodi inguinales superficiales.
B. nodi axillares anteriores,
2. Penonjolan kulit ke atas dapat dijelaskan dengan ada- C. nodi axillares posteriores.
nya kerusakan padasalah satu strukturdi bawah ini. D. nodi iliaci externi.
A. Luka pada pleura cervicalis. E. nodi cervicales profundi.
B. Kerusakan membrana suprapleura.
'profunda
C. Kerusakan pada fascia pada pangkal Seorang laki-laki berusia 65 tahun dan seorang
leher. anak berusia 10 tahun terlibat kecelakaan mobil
D. Fractur costa I yang tidak menyatu. yang hebat. Thorax kedua pasien ini cedera berat.
Foto rontgen memperlihatkan bahwa pada laki-
Seorang perempuan berumur 52 tahun masuk ke laki tersebut terdapat lima buah fraktura costae,
rumah sakit dengan diagnosis pleuritis dextra tetapi tidak ada fraktura costae pada anak.
dengan pneumonia. Diputuskan untuk mengam-
bil sampel 'cairan pleura dari cavum pleuranya. 5. Apakah penjelasan yang paling mungkin dari pene-
Seorang residen menusukkan jarum dekat de- muan klinik ini?
ngan pinggir bawah costa Vlll pada linea axillaris A. Posisi yang berbeda dari pasien di dalam ken-
anterior. Pagi berikutnya dokter muda tersebut daraan.
kaget mendengar bahwa pasien itu mengeluh B. Anak memakai sabuk pengaman sedangkan laki-
adanya perubahan sensasi kulit yang meluas dari laki itu tidak,
tempat jarum ditusukkan turun ke bawah dan C. Dinding thorax anak sangat elastik, dan fraktura iga
depan menuju ke garis tengah pada dinding ab- pada anak jarang.
domen di atas umbilicus. D. Laki-laki itu mengantisipasi tubrukan dengan me-
negangkan ototnya, termasuk gelang bahu dan
3. Berubahnya sensasi kulit pada pasien ini setelah abdomen.
thoracostomy dengan jarum dapat dijelaskan dengan:
A. Jarum ditusukkan terlalu ke bawah di dalam spa- Pada pemeriksaan rontgen foto thorax postero-
tium intercostale. anterior seorang perempuan, berumur 1g tahun,
terlihat bahwa kubah kiridiaphragma lebih tinggi
ANATOMI PERMUKAAN 79

dari kubah kanan dan mencapai pinggir atas nya diperiksa oleh dokter. Pada pemeriksaan pa-
costa lV. sien menunjukkan bahwa nyeri pada spatium
intercostale Vl kanan, berasal dari linea axillaris
6. Posisi kubah kiri diaphragma dapat dijelaskan oleh posterior yang berjalan ke depan sampai ke garis
salah satu keadaan di bawah ini, kecuali :
tengah di atas sternum. Dokter menemukan bah-
A. Paru-paru kiri mungkin kolaps. wa terdapat beberapa vesikel mengandung air
B. Terdapat pengumpulan darah di bawah diaphrag- pada kulit di daerah nyeri tersebut.
ma sisi kiri.
C. Terdapat abses amuba pada lobus inferior hati. 8. Pernyataan berikut mengenai pasien ini adalah benar,
D. Biasanya kubah kiri diaphragma terletak lebih kecuali:
tinggi dari kubah kanan. A, Pasien menderita herpes zoster.
' E. Terdapat abses peritoneal di bawah diaphragma B. Virus berjalan turun sepanjang saraf kulit dan
sisi kiri. menimbulkan nyeri kulit dan erupsi vesikel.
C. Nervus intercostalis Vl kanan terganggu.
Seorang laki-laki berusia 43 tahun terlibat per- D. Gejala terbatas pada ramus cutaneus anterior
tengkaran sengit dengan isterinya karena ada- neryus intercostalis Vl.
nya perempuan lain. Pada puncak kemarahan-
nya, isteri mengambil sebuah pisau ukir dan Seorang perempuan berusia 18 tahun terlempar
dengan sepenuh tenaga menyerang suaminya dari seekor kuda pada saat mencoba melompati
dari depan, menusuk dinding anterior thorax di pagar. Dia terbanting ke tanah, bagian bawah
atas clavicula sinistra. Suami itu jatuh pingsan di dada kirinya terbentur dengan hebat. Pada pe-
lantai dapur dan terjadi perdarahan hebat dari meriksaan di Unit Gawat Darurat dia sadar namun
luka. lsteri yang bingung dan ketakutan itu me- sesak nafas. Bagian bawah kiri dadanya memar
manggil ambulans. hebat dan costa lX dan X sangat sakit pada pe-
rabaan. Dia mempunyai tachycardia yang hebat
7. Pada pemeriksaan di Unit Gawat Darurat rumah sakit dan tekanan darah sistoliknya rendah.
ditemukan keadaan berikut ini, kecuali :

A. Sebuah luka dengan lebar sekitar 2,5 cm pada 9. Fakta{akta berikut mengenai pasien ini mungkin
bagian atas clavicula kiri. benar, kecuali:
B. Auskultasi menunjukkan berkurangnya suara A. Terdapat bukti adanya nyeri tekan dan kejang otot
nafas pada hemithorax sinistra. pada kuadran atas kiri dinding abdomen anterior.
C. Trachea terdorong ke kiri. B. Rontgen foto thorax posteroanterior menunjukan
D. Extremitas superior sinistra tergeletak di atas meja, fraktur costa lX dan X dekat angulus sterni.
dan pergerakan aktif oleh otot-otot kecil tangan kiri C. Trauma tumpul pada costae menyebabkan ro-
hilang. beknya lien yang ada di bawah costae.
E. Pasien tidak peka terhadap tusukan jarum sepan- D, Terdapatnya darah di dalam cavitas peritonealis
jang sisi lateral lengan atas, lengan bawah, dan merangsang peritoneum parietale dan mengha-
tangan, silkan refleks kejang otot-otot abdomen sisi atas.
E. Otot-otot dinding anterior abdomen tidak diper-
Seorang laki-laki berumur 72 tahun yang menge- sarafi oleh nervi spinales thoracici.
luh nyeri seperti terbakar pada sisi kanan dada-

1.D CB dan T1 pada sisi medial, tidak pada sisi lateral


2. B. Membrana suprapleuris mencegah cupula lengan bawah dan tangan kiri. Pisau juga menusuk
pleura menonjol ke atas ke dalam leher. cupula pleura kiri yang menimbulkan pneumotho-
3. B. rax kiri dengan hilangnya suara nafas sisi kiri dan
4. C. terdorongnya trachea ke kiri.
s. c. B. D. Kulit di atas spatium intecostale Vl dipersarafi
6. D, oleh ramus cutaneus lateralis dan ramus cutaneus
7. E.Truncus inferior plexus brachialis terpotong oleh anterior nervus intercostalis 6.
pisau. lni akan menerangkan hilangnya pergerakan 9. E. Nervus intercostalis 7 sampai 1 1 menyarafi otot-
otot-otot kecil tangan kiri. Hal ini juga akan me- otot dinding anterior abdomen.
nerangkan hilangnya sensasi kulit pada dermatom
80 BAB 2 Thorax: Bagian I Dinding Thorax
ANATO[/I PERMUKAAN 81

.17., untuk memasukkan,jarum ke dalam -cavitas pleu- A, Manubrium sterni membentuk batas anterior,
:, l'rallsr,pada,,line-a axillaris media, alat-alat berikut ini B. Pada masing-masing sisi, truncus inferior plexus
akan ditembus, kecuali : brachialis dan arteria subclavia keluar dari aper-
,, A:.,:MusCUli inteicoCtales interni tura thoracis superior dan berjalan ke lateral di
B. Musculi levatores costarum permukaan atas costa l,
, ',.,0; .rMusa'uli intelcostates externi c. Corpus vedebra cervicalis Vll membentuk batas
D. Pleura parietalis posterior.
E. Musculi intercostales intimi D. Costa I kanan dan kiri membentuk batas lateral.
i:8, Feintetaan i',b'awah ini benar mengenai apertura E, Oesophagus dan trachea berjalan melalui aper-
.,,... tJioiacis,supdri6r', !<ec:uali ; tura ini.

1. A 7.8 13, C
2,C 8.C 14. E

3.C 9.4 15. A


4,8 10. D 16. E

5.D 11. C 17. B


6.4 12. B 18. C
BAB
Thorax: Bagian ll
Cavitas Thoracis
(t perempuan berumur 54 tahun diperiksa dokter oleh karena
"orung adanya nyeri yang sangat hebat seperti ditusuk pisau pada
\mengeluh
frr-f bagian depan dadanya. Selama dilakukan pemeriksaan, dia mengatakan
bahwa dia juga merasakan nyeri di bagian belakang thorax di antara kedua
scapula. Pada anamnesa ditemukan bahwa dia tidak merasa nyeri sepanjang
Iengan atas atau pada leher. Tekanan darahnya 2001110 mmHg pada lengan
kanan dan 120180 mm Hg pada lengan kiri.
Evaluasi nyeri dada merupakan masalah yang sering ditemui oleh dokter
Bagian Cawat Darurat. Penyebabnya dapat bermacam-macam mulai dari yang
sederhana sampai dengan yang dapat menimbulkan kematian. Sifat dasar nyeri
yang hebat dan penyebarannya ke punggung memberikan dugaan kuat untuk
diagnosis awal adalah diseksi aortica. lnfark miokardium sering menimbulkan
nyeri alih pada sepanjang sisi dalam lengan atas atau ke atas menuju leher.
lmpuls nyeri yang berasal dari suatu penyakit berjalan ke bawah aorta
thoracica menuju ke sistem saraf pusat sepanjang saraf simpatis dan kemudian
menyebar sepanjang saraf somatik spinalis ke kulit dinding dada anterior dan
posterior. Pada pasien ini diseksi aortica menghambat sebagian pangkal arteria
sub- clavia sinistra sehingga tekanan darah lebih rendah pada lengan kiri.

82
DAFTAR.ISI BAB
Anatomi Dasar 83 l Sistem Konduksi Jantung 106 'Pendarahan Qesophagus 121 .

Mediastinum 83 Pendarahan Jantung 1O9 Aliran Limf Oesophagus 121


MediastinjmSuperiiiB;A Pembuluh Balik Jantung 111 ' Persarafan Oesophagus 122
, Mediast[num lnferius 84
:

Persarafan Jantung 112 Thymus 122 ,


Pleura 84 Kerja Jantung 112 Pendarahan 122
Persarafan PleuraST Kelainan Kongenital Jantung 113 Anatomi Penampang Melintang
Trachea 87 Vena-vena Besar Thorax 1 13 Thorax 122
Persarafan Trachea 88 Vena Brachiocephalica 1 13 Gambaran Radiologis Thorax 122
Bronchi Principalis 88 Vena Cava Superior 113 Radiog rafi Posteroanterioi 1 22
Paru; Pulmo 88 Vena-vena Azygos 113 Radiografi Oblik Kanan 124
. Lobus dan Fissura90 Vena Cava Inferior 116 Radiografi Oblik Kiri 125
S egmenta Bro nchopu I mon at ia g1 Venae Pulmonales 116 Bronkografi dan Gambaran
Pendarahan Paru94 Arleri-arteri Besar Thorax 1 16 Oesophagus dengan
Atiran Limf Paru 95 Aorta 116 Zat Kontras 126
Persarafan Paru 95 Kelenjar dan Pembuluh Limf Angiografi Coronaria 131
Mekanisme Respirasi96 Thorax 1 18 CT (Computed Tomography)
Pericardium 99 Dinding Thorax 118 ScanThorax 131
PeriC1rdium Fi brpsum gg Mediastinum 118 Catatan Klinik 133
Pericardium Serosum 1 00 Ductus Thoracicus 118 Pemecahan Masalah Klinik 141
Sinus Pericardii 1OQ Ductus Lymphaticus Dexter 118 Jawaban Masalah Klinik 144
Jantung; Cor 101 Saraf pada Thorax 1 18 Tipe Soal Ujian Negara '144
Permukaan Jantung 101 Nervus Vagus 118 Jawaban SoalUjian Negara 146
Batas Jantung 103 Nervus Phrenicus 120
Ruang-ruang Jantung 1Q3 B ag ia n Th oracal Tru nc us
Struktur Jantung 106 Symphaticus 120
Oesophagus 1 20

. S.ASARAN BELAJAR
Salah satu sasaran terpenting pada bab ini adalah Tidak perlu disebutkan lagi, bahwa pengetahuan me-
untuk mengajarkan pada mahasiswa penataan umum ngenai struktur jantung beserta sistem konduksinya dan
atat-alat dalam thorax dan hubungannya satu dengan penataan ruang-ruang dan katup-katupnya yang berbeda,
yang lain dan dengan dinding thorax. Pengertian apa adalah dasar untuk mengerti fisiologi dan kelainan patologis
yang dimaksudkan dengan mediastinum dan susunan jantung. Sifat penting pembuluh darah jantung dan end
pleura terhadap paru merupakan dasar pengetahuan arteries nya dan miocardial infark perlu ditegaskan.
fungsi dan penyakit pada paru. Penting bagi mahasiswa Pembuluh-pembuluh darah terbesar tubuh terletak di
untuk mengerti bahwa jantung dan paru dibungkus di dalam cavitas thoracis-aorta, arteria pulmonalis, vena
dalam membrana serosa; membrana serosa menye- cava, dan vena pulmonalis. Trauma dinding thorax dapat
diakan mekanisme pelumas untuk visera yang bergeiak mengakibatkan rusaknya pembuluh-pembuluh ini, de-
dan dapat membedakan antara terminologi cavitas ngan konsekuensi perdarahan dan kematian. Oleh kare-
thoracis, cavitas pleuralis, cavitas peritonealis, dan na pembuluh-pembuluh ini tersembunyi di dalam thorax,
recessus costodiaphragmaticus. diagnosis kerusakan pembuluh darah yang berat sering
dilalaikan, sehingga membawa akibat fatal bagi pasien.

ANATOMI DASAR Mediastinum


Mediastinum, walaupun tebal, merupakan pemisah
Rongga thorax dapat dibagi menjadi bagian median, yang mudah bergerak dan meluas ke atas sampai
yang disebut mediastinum, dan paru serta pleura yang
apertura thoracis inferior dan pangkal leher, dan ke
terletak di lateral (Cambar 3,2). bawah sampai diaphragma. Mediastinr,rm meluas ke
depan sampai sternum dan posterior sampai pars
thoracica (12 vertebrae thoracicae) columna verte-
bralis. Mediastinum berisi sisa thymus, jantung dan
pembuluh-pembuluh darah besar, trachea dan
83
84 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

oesophagus, ductus thoracicus dan kelenjar limfe, ner- Mediastinum inferius di depan dibatasi oleh corpus
vus vagus dan nervus phrenicus, dan truncus sym- sterni dan di belakang oleh delapan vertebrae thora-
phaticus. cicae bagian bawah (Gambar 3-1).
Untuk tujuan penguraian, mediastinum dibagi da-
iam mediastinum superius dan mediastinum inferius
oleh bidang imajiner yang berjalan dari angulus sterni Pleura
di anterior ke pinggir bawah corpus vertebra thoracica
Pleura dan paru terletak pada kedua sisi mediastinum
lV di posterior (Cambar 3-1). Mediastinum inferius
di dalam cavitas thoracis (Gambar 3-2). Sebelum mem-
Iebih lanjut lagi dibagi menjadi mediastinum medium,
bicarakan pleura, mungkin berguna melihat gambar
yang berisi pericardium dan jantung; mediastinum
perkembangan paru pada Gambar 3-3.
anterius yang merupakan ruang di antara pericardium
Masing-masing pleura mempunyai dua bagian: (a)
dan sternum; dan mediastinum poster,ius yang terletak
lapisan parietalis, yang membatasi dinding thorax, me-
di antara pericardium dan columna vertebralis.
liputi permukaan thoracal diaphragma dan permukaan
Untuk tujuan orientasi, perlu diingat bahwa struk-
lateral mediastinum, dan meluas sampai ke pangkal
tur-struktur utama mediastinum tersusun dari anterior
leher untuk membatasi permukaan bawah membrana
ke posterior dengan urutan sebagai berikut.
suprapleura pada apertura thoracis; dan (b) lapisan
visceralis, yang meliputi seluruh permukaan luar paru
MEDIASTINUM SUPERIUS dan meluas ke dalam fissura interlobar:is (Cambar 3-2,
(7) Thymus, (2) vena-vena besar, (3) arteria-arteria be- 3-3, 3-5, dan 3-33).
sar, (4) trachea, (5) oesophagus dan ductus lhoracicus, Kedua lapisan ini saling berhubungan satu dengan
dan (6) truncus symphaticus. yang lain pada lipatan pleura yang mengelilingi alat-
Mediastinum superius di depan dibatasi manu- alat yang masuk dan keluar dari hilus pulmonis pada
brium sterni dan di belakang oleh empat vertebrae setiap paru. (Cambar 3-2, 3-3, dan 3-5). Untuk me-
thoracicae yang pertama (Cambar 3-1 ). mungkinkan pergerakan vasa pulmonalis dan bronchus
selama respirasi, lipatan pleura tergantung bebas dan
disebut ligamentum pulmonale (Cambar 3-5).
MEDIASTINUM INFERIUS
Lapisan parietalis dan lapisan visceralis pleura di-
(/) Thymus, (2) jantung di dalam pericardium dengan pisahkan satu dengan yang lain oleh suatu ruangan
neryus phrenicus di kanan dan kirinya,(3) oesophagus sempit, cavitas pleuralis (Cambar 3-2 dan 3-3). (Dokter-
dan ductus thoracicus, (4) aortadescendens, (5) truncus dokter cenderung menggunakan istilah rongga pleura
symphaticus. daripada istilah anatomi cavitas pleuralis. Hal ini

manubrium mediastinum superius

angulus sterni

mediastinum
anterius

corpus sterni

mediastinum
medium mediastinum inferius

processus
xiphoideus

diaphragma mediastinum posterius Gambar 3-1. Pembagian mediastinum


ANATOMI DASAR 85

columna vertebralis

mediastinum
pleura mediastinalis
(pleura parietal is)
pleura visceralts
cavitas pleuralis
radix pulmonis

pleura costalas
(pleura parietalis)
corpus sternl

€wan costa

pteura diaphragmatica
(pleura parietalis)

Gambar 3-2. Pleura dilihat dari atas dan depan Perhatikan posisi mediastinum dan hilum masing-masing paru

mungkin untuk menghindari kerancuan antara cavitas Pleura parietalis pars diaphragmatica meliputi per-
pleuralis (celah sempit) dengan cavitas thoracis yang mukaan thoracal diaphragma (Cambar 3-2 dan 3-5). Pa-
lebih besar). Normalnya cavitas pleuralis mengandung da respirasi biasa pleura costalis dan pleura diaphrag-
sedikit cairan jaringan, cairan pleura, yang meliputi matica berdekatan satu dengan yang lain, di bawah
permukaan pleura'sebagai lapisan tipis dan memung- pinggir bawah paru. Pada keadaan inspirasi dalam
kinkan kedua lapisan pleura bergerak satu dengan yang pinggir bawah paru turun sehingga pleura parietalis
lain dengan sedikit pergesekan. pars costalis dan pleura parietalis pars diaphragmatica
Untuk memudahkan deskripsi, biasanya pleura pa- terpisah. Bagian bawah cavitas pleuralis yang dimasr-rki
rietalis dibagi menurut daerah pleura tersebut terletak paru pada waktu inspirasi disebut rec€ssus costo-
atau.permukaan yang diliputinya. Cupula pleurae me- diaphragmaticus (Cambar 3-3 dan 3-5). Recessus costo-
luas sampai ke leher, membatasi permukaan bawah diaphragmaticus dalamnya 5 cm pada linea scapularis
membrana suprapleuris (Cambar 3-4). Pleura ini men- di posterior; pada linea axillaris media 3-3] inci (U-9
capai ketinggian sekitar 1-1j inci (2,5-4 cm) di atas se- cm); dan 1-1] inci (2,5-4 cm) pada linea medioclavi-
perliga med ial clavicula. cu laris.
Pleura parietalis pars costalis membatasi permukaan Pleura parietalis pars mediastinalis meliputi dan
dalam costae, tartilagines costales, spatium intercostale, membentuk batas lateral nrediastinum (Cambar 3-2
pinggir-pinggir corpus vertebrae, dan permukaan bela- dan 3-5). Pada hilum pulmonis, lipatannya berbentuk
kang sternum (Gambar 3-2). manset di sekitar pembuluh darah dan bronchus dan di
86 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

tabung laryngotrachea
tunas paru

nHhM
I I I \w
t-=J rongga

preuraparieraris ;6ffiW
V)
coetom
_"Ms
t
t rongga coelom

pleura parietalis

,-AN
I/ (ffi"ara\ \
{_l tr l*t
t% rv \M** I

L/--l \
preuravisleraris cavilas pleuralis

ffi pleura visceralis

radix pulmonis

pleura visceralis

cavitas pleuralis
dinding thorax

pleura parietalis

diaphragma

recessus costodiaphragmalicus

Gambar 3-3. Pembentukan paru. Perhatikan bahwa masing-masing tunas paru menginvaginasi dinding
rongga coelom dan kemudian tumbuh mengisi rongga coelom. Perhatikan juga bahwa paru diliputi oleh
pleura visceralis dan dinding thorax dibatasi oleh pleura parietalis. Rongga coelom yang asli berkurang
besarnya sampai menjadi celah sempit yang disebut cavitas pleuralis sebagai akibat pertumbuhan paru.
ANATOMI DASAR 87

turun ke dalam recessus. Selama ekspirasi pinggir ba-


wah paru-paru naik ke atas sehingga pleura parietalis
pars costalis dan diaphragrnatica saling berdekatan
kembali.
Recessus costomediastinalis terletak sepanjang
pinggir anterior pler-rra. Recessus ini rr-rerupakan celah
sempit di antara pleura parietalis pars costalis dan pars
mediastinalis yang dipisahl<an oleh selapis tipis cairan
pleura. Selama inspirasi dan ekspirasi pinggir anterior
paru bergerak masuk dan keluar recessus.
lempal apex processus transversus
pulmonrs vertebra cervaalis Vll
Petunjuk permukaan paru dan pleura telah dibi-
mernbrana suprapleura
carakan pada halaman 68, dan 69.
pleura parictalis
plcura viscoralis
PERSARAFAN PLEURA
Pleura parietalis peka terhadap nyeri, suhu, raba, dan
tekanan dan dipersarafi sebagai berikut: pars costalis
secara segmental dipersarafi oleh nervi intercostales,
pars mediastinalis dipersarafi oleh neryus phrenicus,
dan pars diaphragmatica di bagian kubah dipersarafi
oleh nervus phrenicus dan di sekitar pinggir oleh enam
nervi intercostales bagian bawah. Pleura visceralis
yang meliputi paru dipersarafi oleh saraf otonom dari
plexus pulmonalis; pleura visceralis peka terhadap
tarikan tetapi tidak peka terhadap sensai umum seperti
nyeri dan raba.

Trachea
Trachea adalah tabung yang dapat bergerak dengan
panjang kurang Iebih 5 inci (13 cm) dan berdiameter 1
inci (2,5 cm) (Cambar 3-6), Trachea mempunyai din-
ding fibroelastis yang tertanam di dalam balok-balok
cartilago hialin yang berbentuk huruf U yang mem-
pertahankan lumen trachea tetap terbuka. Ujung pos-
Gambar 3-4. Aperlura thoracis superior cavea thoracis dilihat dari
lateral, memperlihatkan bagaimana apex pulmonis menonjol ke terior cartilago yanS bebas dihubungkan oleh otot po-
atas, ke pangkal leher. Perhatikan bahwa apex pulmonis diliputi los yang disebut otottrachealis. Trachea berpangkal di
oleh pleura parietalis dan visceralis serta dilindungi oleh mem- leher, di bawah cartilago cricoidea larynx setinggi cor-
brana suprapleuris. pus vertebrae cervicalis VI. Ujung bawah trachea ter-
dapat di dalam thorax setinggi angulus sterni (pinggir
bawah vertebra thoracica lV) membelah menjadi bron-
chus principalis (utama) dexter dan bronchus princi-
daerah ini melanjutkan diri sebagai pleura visceralis.
palis sinister. Bifurcatio tracheae ini disebut carina.
Jadi masing-masing paru terletak bebas kecuali pada
Pada inspirasi dalam carina turun sampai setinggi ver-
daerah hilum, tempat paru melekat pada pembuluh
tebra thoracica VI.
darah dan bronchus yang disebut radix pulmonis.
Hubungan trachea di dalam leher diuraikan pada
Selama inspirasi penuh paru mengembang dan mengisi
Bab 1 1.
cavitas pleuralis. Akan tetapi selarna inspirasi biasa
Hubungan trachea dengan struktur lain di dalam
terdapat empat tempat pada cavitas pleuralis yang tidak
mediastinum superius thorax adalah sebagai berikut:
diisi paru sepenuhnya: recessus costodiaphragmaticus
dextra dan sinistra dan recessus costomediastinalis o Anterior: Sternum, thymus, vena brachiocephalica
dextra dan sinistra. sinistra, pangkal truncus brachiocephalus dan arteria
Recessus costodiaphragmaticus merupakan celah carotis communis sinistra, dan arcus aortae (Cambar
sempit di antara pleura parietalis pars costalis dan pars 3-6, 3-1 5, dan 3-32).
diaphragmatica yang hanya dipisahkan oleh lapisan r Posterior: Oesophagus, nervus laryngeus recurrens
tipis cairan pleura. Selama inspirasi pinggir bawah paru sinistra (Cambar 3-32).
88 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

paru-paru kiri
pleura costalis
(pleura parietalis)

visceralis
bronchus
pleura mediastinalis
(pleura parietalis)

v. pulmonalis

lipatan pleura

ligamentum pulmonale

pleura diaphmgmatica
(pleura parietalis)

Gambar 3-5' Berbagai daerah pleura parietalis. Perhatikan lipatan pleura (garis putus-putus) yang mengelilingi
struktur yang masuk dan
keluar dari hilum pulmonis kiri. Di daerah ini pleura parietalis berhubungan dengan pleura viscerilis.
T"anda panah menunjukkan posisj
recessus costodiaphragmaticus.

o Dextra: Vena azygos, nervLls vagus dextra, dan pleu- hilum pulmonis dexter bronchus principalis dexter
ra (Cambar 3-27 dan 3-32). mempercabangkan bronchus lobaris superior dexter.
r Sinistra: Arcus aortae, arteria carotis communis Saat masuk ke hilum, bronchus principalis dexter mem-
sinistra dan arteria subclavia sinistra, nervus vagus belah menjadi bronchus lobaris medius dan bronchus
sinister dan nervus phrenicus sinistra, dan pleura lobaris inferior dextra.
(Cambar 3-2.8 dan 3-32).
, Bronchus principalis (utama) sinister lebih sempit,
lebih panjang, dan lebih horizontaldibandingkan bron,
PERSARAFAN TRACHEA chus principalis dexter dan panjangnya kurang lebih 2
Saraf-sarafnya adalah cabang-cabang nervus vagus, inci (5 cm). Berjalan ke kiri di bawah arcus aortae dan
neryus laryngeus recurrens, dan truncus symphaticus; di depan oesophagus. Pada waktu masuk ke hilum
saraf-saraf ini mengurus otot trachea dan membrana pulmonis sjnistra, bronchus principalis sinister berca-
mucosa yang melapisi trachea. bang menjadi bronchus lobaris superior sinister dan
bronchus lobaris inferior sinister.

Bronchi Principalis Parul Pulmo


Bronchus principalis (utama) dexter Iebih lebar, lebih Selama hidup paru kanan dan kiri lunak dan berbentuk
pendek, dan lebih vertikal dibandingkan bronchus seperti spons dan sangat elastis. Jika rongga thorax di-
principalis sinister (Cambar 3-6) dan panjangnya ku- buka volume paru segera mengecil sampai I atau ku-
rang lebih 1 inci (2,5 cm). Sebelum masuk ke dalam rang. Pada anak-anak, paru berwarna merah muda
ANATOMI DASAR 89

ductus thoracicus
oesophagus

N. laryngeus recurrens sinister

brachiocephalica

arcus aortae

bronchus principalis dexter

oesophagus

aorta descendens
canna

lumen bronchus principalis dexter

bronchus PrinciPalis sinister

Gambar 3-6, Trachea pars thoracica. Perhatikan bahwa bronchus principalis dexter lebih lebar dan lebih merupakan lanjutan lrachea
dibandingkan bronchus principalis sinister. Bilurcatio tracheae dilihat dari atas juga dipertunjukkan.

tetapi dengan bertambahnya usia paru menjadi gelap cavitas pleuralisnya masing-masing, hanya dilekatkan
dan berbintik-bintik akibat inhalasi partikel-partikel pada mediastinum oleh radix pulmonis (Cambar 3-3).
debu yang akan terperangkap di dalam fagosit paru. Masing-masing paru mempunyai apex pulmonis
Hal ini khususnya terlihat nyata pada penduduk kota yang tumpul, yang menonjol ke atas ke dalam leher
dan pekerja tambang. Paru-paru terletak sedemikian ru- sekitar 1 inci (2,5 cm) di atas clavicula; basis pulmonis
pa sehingga masing-masing paru terletak di samping yang konkaf tempat terdapat diaphragma; facies cos-
kanan dan kiri mediastinum. Oleir karena itu paru satu talis yang konveks yang disebabkan oleh dinding tho-
dengan yang lain dipisahkan oleh jantung dan pembu- rax yang konkaf; facies mediastinalis yang konkaf yang
luh-pembuluh besar serta struktur lain di dalam medias- merupakan cetakan pericardium dan struktur medias-
tinum. Masing-masing paru berbentuk kerucut dan dili- tinum lainnya (Cambar 3-7 dan 3-B). Sekitar perte-
puti oleh pleura visceralis, dan terdapat bebas di dalam ngahan facies mediastinalis ini terdapat hilum pul-
90 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavltas Thoracis

fissura horizontalis

a.t

t=
l=-
=
=
s
:

fissura obliqua

lobus medius

Gambar 3-7. Permukaan lateral dan medial pulmo dexter.

monis, yaitu suatu cekungan tempat bronchus, pembu- qua berjalan dari pinggir inferior ke atas dan ke bela-
luh darah, dan saraf yang membentuk radix pulmonis kang menyilang permukaan medial dan costalis sampai
masuk dan keluar dari paru. memotong pinggir posterior sekitar 2|inci (6,25 cm) di
Margo anterior paru tipis dan meliputi jantung; pa- bawah apex pulmonis. Fissura horizontalis berjalan
da margo anterior pulmo sinister terdapat incisura car- horizontal menyilang permukaan costalis setinggi car-
diaca pulmonis sinistri. Pinggir posterior tebal dan ter- tilago costalis lV dan bertemu dengan fissura obliqua
letak di samping columna vertebralis. pada linea axillaris media. Lobus medius merupakan
lobus kecil berbentuk segitiga yang dibatasi oleh fissura
LOBUS DAN FISSURA horizontalis dan fissura obliqua.

Paru Kanan; Pulmo Dexter Paru Kiri; Pulmo Sinister


Pulmo dexter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan Pulmo sinister dibagi oleh fissura obliqua dengan cara
dibagi oleh fissura obliqua dan fissura horizontalis pul- yang sama menjadi dua lobus, lobus superior dan
monis dextri menjadi tiga lobus; lobus superior, lobus lobus inferior (Cambar 3-B). Pada pulmo sinister tidak
medius, dan lobus inferior (Cambar 3-Z). Fissura obli- ada fissura horizontal is.
ANATOMI DASAR 91

lobus suPerlor

lobus tuP",'o'
,.
$
iff\/

:\
\I
\t
\l
\t
\\
lobus inferi or-

fissura obliqua

Gambar 3-8. Permukaan lateral dan medial pulmo sinisler

SEGMENTA BRONCHOPULMONALIA kurang dari 1 mrn (Cambar 3-10). Bronchioli tidak


mempunyai cartilago di dalam dindingnya dan diba-
Segmenta bronchopulmonalia merupakan unit paru
tasi oleh epitel silinder bersilia. Jaringan submucosa
secara anatomi, fungsi, dan pembedahan. Setiap bron-
mempunyai lapisan serabut otot polos melingkar yang
chus lobaris (sekunder) yang berjalan ke lobus paru
utu h.
mempercabangkan bronchi segmentales (tertier) (Cam-
bar 3-9). Setiap bronchus segmentalis masuk ke unit Bronchioli kernudian membelah rnenjadi bron-
paru yang secara strukturdan fungsi adalah independen chioli terminales (Cambar 3-10) yang mempunyai
dan disebut segmenta bronchopulmonalia, dan dike- kantong-kantong lembut pada dindingnya. Pertukaran
lilingi oleh jaringari ikat (Cambar 3-10). Bronchus seg- gas yang terjadi antara darah dan udara terjadi pada
mentalis diikuti oleh sebuah cabang arteria pulmonalis, dinding kantong-kantong tersebr-rt, oleh karena itu
tetapi pembuluh-pembuluh balik ke venae pulmonales kantong-kantong lembut dinamakan bronchiolus res-
berjalan di dalam jaringan ikat di antara segmenta bron- piratorius. Diameter bronchiolus respiratorius sekitar
chopulmonalia yang berdekatan. Masing-masing seg- 0,5 nrm. Bronchioli respiratorius berakhir dengan ber-
men mempunyai pembuluh limfe dan persarafan oto- cabang sebagai ductus alveolaris yang menuju ke arah
nom sendiri. pembuluh-pembuluh berbentuk kantong dengan din-
Setelah masuk segmenta bronchopr-r lmonaris, bron- ding yang tipis disebr,rt saccus alveolaris, Saccus al-
chus segmentalis segera membelah (Gambar 3-10). veolaris terdiri atas beberapa alveoli yang terbuka ke
Pada saat bronchi menjadi lebih kecil, cartilago ber- satu ruangan (Cambar 3-10). Masing-masing alveolus
bentuk U yang ditemui mulai dari trachea perlahan- dikelilingi oleh jaringan l<aprler yang padat. Pertukaran
lahan diganti dengan cartilago ireguler yang lebih kecil gas terjadi antara udara yang terdapat di dalam lumen
dan lebih sedikit jumlahnya. Bronchi yang paling kecil alveoli, melalui dinding alveoli ke dalam darah yang
membelah dua rnenjadi bronchioli, yang diameternya ada di dalam kapiler di sekitarnya.
92 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

bronchus principalis sinister

bronchus lobaris

bronchus segmentalts

bronchiolus terminalls

bronchiolus respiratorius

Gambar 3-9. Trachea, bronchi, bronchioli, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. perhatikan
jalan yang diambil oleh udara yang diinspirasi dari trachea ke alveoli.
ANATOMI DASAR 93

segmentalts
,/bronchus
saraf otonom
-__ /- A. Pulmonalis

pembuluh limfe
---
- - V. pulmonalis di dalam
jaringan ikat intersegmental

V. pulmonalis

bronchiolus terminalis

bronchiolus respiratorius
r/
-

saccus alveolaris

k-
alveolus

segmenta bronchopulmonalia

venae pul-
Gambar 3-10. Sebuah segmenta bronchopulmonalia dan sebuah lobulus paru. Perhatikan bahwa
monales terletak di dalam septa jaringan ikat yang memisahkan segmen yang berdekatan'

Ciri utama segmenta bronchopulmonalia dapat di- bronchopulmonolia merupakan sebuah unit struk-
simpulkan sebagai berikut : tural

1. Merupakan subdivisi lobus Paru, Segmenta bronchopulmonalia utama (Cambar 3-1 1

2. Berbentuk piramid dengan apex menghadap ke dan 3-1 2) adalah sebagai berikut ini:
atas ke arah radix pulmonis. r Pulmo dexter
3. Dikelilingi oleh jaringan ikat.
Lobus superior (1) segmentum apicale,
4. Mempunyai satu bronchus segmentalis, satu arteri (2) segmentum Posterius,
segmentalis, pembuluh Iimfe, dan saraf otonom. (3) segmentum anterius
5. Venae segmentales terletak di dalam jaringan ikat
Lobus medius (4) segmentum laterale,
di antara segmenta bronchopulmonalia yang ber- (5) segmentum mediale
dekatan.
Lobus inferior (6) segmentum superius,
6. Sebuah penyakit segmenta bronchopulmonalia da-
(Z) segmentum basale mediale
pat dibuang dengan pembedahan karena segmenta
94 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

trachca

Iobus supcrior
lobus supcrior puluronis sinistri
pulmor.ris dcxtri

fissura obliqr"ra

rncrsttra cardiaca
fissura horizontalis

fissura obliqua
lobus medius
puhnonalis dcxtri

lobus inf-crior
puhnonalis sinistri
lobus infcrior lobus infcrior
puhnonalis dcxtri
apicaJ

postcnol antcnor

antcrior. scgmcn lingula


supcrior
scgmcn aprcal
lobus infcrior
scgntcn irngula
latcro-basal in l'c rior

alrtcro-bastl
antcro-basalscgmcn scglncn
B
latcral mcdial
lobus lobus
rurcdius rrcdius

Gambar 3-11. Paru dilihat dari kanan. A. Lobus. B. segmenta bronchopulmonalia

(8) segmentum basale, Radix pulmonis dibentul< oleh alat-alat yang masuk
(9) segmenturn basale laterale, dan keluar paru. Alat-alat tersebut adalah bronchi,
(/0) segmentum basale posterius arterie dan vena pulmonalis, pernbuluh limfatik, arterie
r Pulmo sinister dan venae bronchialis, dan saraf-saraf. Radix pulmonis
lobus superior (l) segmentum apicoposterius, dikelilingi oleh selubung pleura yang menghlrbungkan
(2) segmentum anterius, pleura parietalis pars mediastinalis dengan pleura vis-
(3) segmentum lingulare superius, ceralis yang mernbungkus paru (Cambar 3-5,3-28, dan
(4) segmentum lingulare inferius, ?-2 q\
(5) segmentum superius
Lobus inferior (6) segmentum basale mediale, PENDARAHAN PARU
(7) segmentum basale anterius
(B) segmentum basale laterale, Bronchi, jaringan ikat paru, dan pleura visceraljs rne-
(9) segmentum basale posterius, nerima darah dari arteriae bronchiales yang meru-
pakan cabang aorta descendens. Venae bronchiales
basal, (l 0) postero-basal
(yang berhubungan dengan venae pulmonales) menga-
Walaupun susunan umum segmenta bronchopul- lirkan darahnya ke vena azygosdan vena hemiazygos.
monalia penting dalam klinik, tidak perlu mengingat- Alveoli menerima darah terdeoksigenasi dari ca-
nya secara terinci, kecuali bermaksud mengambil spe- bang-cabang terminal arteriae pulmonales. Darah yang
sialisasi paru atau bedah paru. teroksigenasi meninggalkan kapiler-kapiler alveoli
ANATOMI DASAR 95

trachea

lobus superior
pulmonis dextri

lobus medius
pulmonis dexlri fissura
obliqua
A
lobus inferior
pulmonis dexlri

fissu-ra
obliqua lobus inferior
pulmonis sinistri

posterior

anteflor
segmen apical
lohus inferior
B antero-
segmen
basal
lingula superior

segmen late
latero-basal
lobus med ius

segmen medial / antero-basal


lobus medius ,!*-"n
postero-basal

Gambar 3-12. Paru dilihat dari kiri. A. Lobus. B. Segmenta bronchopulmonalia

masuk ke cabang-cabang venae pulmonales yang Ietak di dalam substansi paru; limfe kemudian masuk
mengikuti jaringan ikat septa intersegmentalis ke radix ke dalam nodi bronchopulmonales di dalam hilum
pulmonis. Dua venae pilmonales meninggalkan setiap pulmonis. Semua cairan Iimf paru meninggalkan hilum
radix pulmonis (Gdmbar 3-28 dan 3-29) untuk ber- pulmonis mengalir ke nodi tracheobronchiales dan
muara ke dalam atrium sinistrurp cor. kemudian masuk ke dalam truncus lymphaticus bron-
chomediastinalis.
ALIRAN LIMF PARU
PERSARAFAN PARU
Pembuluh limf berasal dari plexus superficialis dan
plexus profundus (Gambar 3-1 3); pembuluh-pembuluh Pada radix setiap paru terdapat plexus pulmonalis yang
ini tidak terdapat pada dinding alveoli. Plexus su- terdiri atas serabut eferen dan aferen saraf otonom.
perficialis (subpleural) terletak di bawah pleura visce- Plexus dibentuk dari cabang-cabang truncus sympha-
ralis dan mengalirkan cairannya melalui permukaan ticus dan menerima serabut-serabut parasimpatis dari
paru ke arah hilum pulmonis, tempat pembuluh-pem- nervus vagus.
buluh limf bermuara ke nodi bronchopulmonales. Serabut-serabut eferen simpatis mengakibatkan
Plexus profundus berjalan sepanjang bronchi dan ar- bronchodilatasi dan vasokonstriksi. Serabut-serabut
teriae, venae pulmonalis menuju ke hilum pulmonis, eferen parasimpatis mengakibatkan bronkokonstriksi,
mengalirkan limf ke nodi intrapulmonales yang ter- vasodilatasi, dan peningkatan sekresi kelenjar.
96 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

nodi lymphoidei tracheobronchiales truncus bronchomediastinalis

nerrvus laryngeus recurrens sinister


nodi lymphoidei bronchopulmonales

nodi lymphoidei pulmonales

plexus lymphaticus superficialis

plexus lymphaticus profundus


nodi lymphoidei coeliaci

Gambar 3-13. Aliran liml paru dan bagian bawah oesophagus.

lmpuls aferen yang berasal dari mukosa bronchus dan suk ini berbentuk tabung yang disebut trachea (Gambar
dari receptor regang pada dinding alveoli berjalan ke 3-14). Kapasitas kotak ini dapat ditambah dengan pe-
susunan saraf pusat dalam saraf simpatis dan parasimpatis. manjangan semua diameternya, sehingga udara udara
di bawah tekanan atmosfer akan masuk ke dalam kotak
MEKANISME,RESPIRASI melalui tabung.
Respirasi terdiri atas dua fase, yaitu fase inspirasi dan Sekarang bayangkan tiga diameter cavitas thoracis
fase ekspirasi yang diakibatkan oleh penambahan dan dan bagaimana kapasitasnya akan bertambah (Cambar
pengurangan kapasitas cavitas thoracis secara bergan- 3-14).
tian. F rekuensi respi ras i/pernafasan bervariasi antara 1 6 Diameter vertikal. Secara teoritis, apex pulmonis
sampai 20 per menit pada orang normal yang sedang dapat dinaikkan dan basis pulmonis diturunkan. Apex
istirahat dan lebih cepat pada anak-anak dan lebih pulmonis dibentuk oleh membrana suprapleuris dan
lambat pada orang tua. terfiksasi. Sebaliknya, basis pulmonis dibentuk oleh
diaphragma yang mudah bergerak. Bila diaphragma
lnspirasi berkontraksi, kubahnya menjadi datar dan diaphragma
lnspirasi Biasa turun (Cambar 3-14).
Bandingkan cavitas thoracis dengan sebuah kotak yang Diameter anteroposterior, Bila iga yang letaknya
memiliki satu pintu masuk di bagian atasnya. Pintu ma- miring ke bawah diangkat pada ujung sternalnya,
ANATOMI DASAR 97

if
I
I
I
I
I
I
I

Kotak yang sedang rllengembang cavitas thoracis yang sedang mengenrbang

kerja tangkai ember

pengembangan lateral

pengembangan anteroposterror

turunnya dlaphragma

Gambar 3-'14- Berbagai cara penambahan kapasitas cavitas thoracis selama inspirasr
98 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

musculus scalenus
anterior dan medius

eksoirasi musculus
kuai quadratus lumborum

diapkagma

Gambar 3-15 A. Bagaimana musculi intercostales mengangkat costa selama inspirasi. Perhatikan bahwa musculi scaleni memfiksasi
costa I atau pada inspirasi paksa mengangkat costa l. B. Bagaimana musculi intercostales dapat digunakan pada ekspirasi paksa asalkan
costa Xll difiksasi atau diturunkan oleh otot-otot abdomen. C. Bagaimana hepar berperan sebagai
fenyanggah sehingga memungkinkan
diaphragma mengangkat costa bagian bawah.

diameter anteroposterior cavitas thoracis akan ber- lainnya ke arah costa I dengan kontraksi muskuli inter-
tambah dan ujung bawah sternum akan terdorong ke costales (Cambar 3-1 5).
depan (Gambar 3-14). Hal ini dapat dilakukan dengan Faktor lain yang tidak boleh dilupakan adalah efek
mengfiksasi costa l/ yaitu dengan mengkontraksikan turunnya diaphragma pada viscera abdomen, dan tonus
musculi scaleni pada leher dan musculi intercostales otot-otot dinding anterior abdomen. Bila diaphragma
(Cambar 3-1 5). Dengan cara ini semua costa akan turun waktu inspirasi, tekanan intraabdominal akan
tertarik bersama- sama dan terangkat menuju costa l. meningkat. Peninggian tekanan ini diimbangi oleh re-
Diameter transversal. Costae di depan bersendi laksasi otot-otot dinding abdomen. Akan tetapi dapat
dengan sternum melalui cartilagines costales dan di tercapai suatu titik di mana relaksasi otot-otot abdomen
belakang dengan columna vertebralis. Oleh karena tidak mungkin dilakukan lagi, dan hepar beserta viscera
costa melengkung ke bawah dan depan di sekeliling abdomen bagian atas bekerja sebagai penyanggah di
dinding thoraks, costa-costa ini menyerupai tangkai mana diaphragma tidak mungkin bergerak turun lagi.
ember (Cambar 3-14). Oleh karena itu bila costa Pada kontraksi selanjutnya, centrum tendineum dia-
terangkat (seperti tangkai ember), diameter transversa phragma telah mempunyai penyanggah, dan pemen-
cavitas thoracis akan bertambah. Seperti telah dije- dekan serabut-serabut otot diaphragma akan memban-
laskan sebelumnya, hal ini dapat pula dilakukan de- tu Mm.intercostales menaikkan costae bagian bawah
ngan memfiksasi costa I dan mengangkat costa-costa (Cambar 3-'15).
ANATOMI DASAR 99

Selain diaphragma dan Mm.intercostales, otot-otot Musculus quadratus lumborum juga berkontraksi dan
lain yang kurang penting juga berkontraksi pada waktu menarik costa XII ke bawah. Dalam keadaan ini mung-
inspirasi untuk membantu menaikkan costa, yaitu Mm. kin sebagian musculi intercostales berkontraksi dan
levatores costarum dan Mm. serratus posterior supe- menarik costae secara bersamaan dan menekan costa
rior. Xll ke bawah (Gambar 3-1 5). Musculus serratus poste-
rior inferior dan musculus latissimus dorsi mungkin
mempunyai peranan kecil.
lnspirasi Paksa
Pada inspirasi paksa yang dalam terjadi peningkatan Perubahan Paru pada Ekspirasi
kapasitas cavitas thoracis yang maksimum. Setiap otot
Pada ekspirasi, radix pulmonis naik bersama dengan
yang dapat mengangkat costa berkontraksi, termasuk
bifurcatio tracheae. Bronchi memendek dan berkon-
musculus scalenus anterior, musculus scalenus me-
traksi. Jaringan elastis paru memendek dan ukuran paru
dius, dan musculus sternocleidomastoideus. Pada mengecil. Dengan bergeraknya diaphragma ke atas,
gangguan pernafasan, semua otot yang ikut terlibat
daerah pars diaphragmatica dan costalis pleura parie-
akan bekerja dengan kuat. Scapula difiksasi oleh mus-
talis yang berdekatan menjadi lebih banyak, dan
culus trapezius, musculus levator scapulae, dan mus-
ukuran recessus costod iaph ragmaticus mengeci I. Pi ng-
culi rhomboidei; sehingga memungkinkan musculus gir bawah paru menyusut dan lebih tinggi letaknya.
serratus anterior dan musculus pectoralis minor me-
narik costae ke atas. Jika extremitas superior dapat Jenis Respirasi
membantu dengan memegang belakang kursi atau
meja, origo musculus pectoralis major pada sternum Pada bayi dan anak kecil costae terletak hampir hori-
juga dapat membantu proses ini. zontal. Jadi mereka terutama mengandalkan penurun-
an diaphragma untuk meningkatkan kapasitas thoraks
Perubahan Paru pada lnspirasi pada inspirasi. Oleh karena respirasi diikuti dengan
pembesaran ke dalam dan ke luar dinding abdomen
Pada inspirasi, radix pulmonis turun dan letak bifur- yang dapat dilihat dengan mudah, pernafasan pada usia
catio tracheae mungkin lebih rendah dua vertebra. ini disebut pernafasan jenis abdominal.
Bronchi memanjang dan melebar, kapiler alveoli me- Setelah tahun kedua, costae menjadi lebih oblik
lebar sehingga membantu sirkulasi paru. Udara di- dan terbentuk pernafasan tipe dewasa,
dorong masuk ke dalam arbor bronchialis (cabang- Pada orang dewasa, terdapat perbedaan seksual
cabang bronchus) sebagai akibat tekanan udara untuk pergerakan pernafasan. Wanita terutama cenderung
atmosfer positip yang timbul pada bagian atas saluran menggunakan pergerakan costae daripada penurunan
pernafasan, dan tekanan negatip pada permukaan luar diaphragma untuk inspirasi. Hal ini disebut pernafasan
paru akibat peningkatan kapasitas cavitas thoracis. jenis thoracal. Pria menggunakan baik pernafasan jenis
Jaringan elastis dinding bronchus dan jaringan ikat abdominal maupun thoracal, tetapi terutama jenis ab-
teregang dengan mengembangnya paru. Waktu dia- dominal.
ph ragma tu run, recessus costod iaph ragmati cus cavitas
pleuralis terbuka, dan margo inferior paru yang sedang
mengembang turun ke tingkat yang lebih rendah. Pericardium
Ekspirasi Pericardium merupakan sebuah kantong fibroserosa
yang membungkus jantung dan pangkal pembuluh-
Ekspirasi Biasa pembuluh besar. Fungsinya adalah membatasi perge-
rakan jantung yang berlebihan secara keseluruhan dan
Ekspirasi biasa sebagian besar merupakan fenomena
menyediakan pelumas sehingga bagian-bagian jantung
pasif dan dilakukan oleh elastisitas paru, relaksasi
yang berbeda dapat berkontraksi. Pericardium terletak
musculi intercostales dan diaphragma, serta pening-
katan tonus otot-otot dinding anterior abdomen yang di dalam mediastinum medius (Cambar 3-1 , 3-16,
3-17,dan 3-18), posterior terhadap corpus sterni dan
mendorong diaphragma yang sedang relaksasi ke atas.
cartiiagines costales ll sampai VI.
Musculus serratus dalam posterior inferior mempu-
nyai peranan kecil dalam menarik costa bagian bawah
ke distal. PERICARDIUM FIBROSUM
Pericardium fibrosum adalah bagian fibrosa yang kuat
Ekspirasi Paksa dari kantong pericardium. Pericardium terikat kuat di
Ekspirasi paksa merupakan proses aktif sebagai akibat bawah cent;um tendineum diahpragma. Pericardium fi-
kontraksi kuat otot-otot dinding anterior abdomen. brosa bersatu dengan selubung luar pembuluh-
100 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

a. carotis comrnunis
dextra
oesophagus

av. subclavia dextra


a. carotis communis sinistra,
a. brachiocephalica av. subclavia sinistra

v. brachiocephal ica dextra


v. brachiocephal ica si nistra
vena cava supenor

paru-paru kiri
paru-paru kanan

diaph ragma

pericard ium

Gambar 3-16. Pericardium dan paru diljhat dari depan.

pembuluh darah besar yang berjalan melalui peri- recessus yang dinamakan sinus obliquus (Cambar
cardium (Cambar 3-17) yailu, aorta, truncus pulmo- 3-18). Demikian pula di permukaan posterior jantung,
nalis, venae cavae superior dan inferior, dan venae pul-
monales (Cambar 3-1B). pericardium fibrosum di pericardium serosum, pembuluh darah besar
depan melekat pada sternum melalui ligamenta'ster- lamina parietalis

nopericardiaca.
pericardium serosum,
lamina visceralis (epicardium)
PERICARDIUM SEROSUM
Pericardium serosum mempunyai lamina parietalis dan pericardium
lamina visceralis (Cambar 3-12).
Lamina parietalis membatasi pericardium fibrosum
dan melipat di sekeliling pangkal pembuluh-pembuluh
darah besar uqtuk melanjut menjadi lamina visceralis
pericardium serosum yang meliputi permukaan jan-
tung (Gambar 3-18).
Lamina visceralis berhubungan erat dengan jantung
dan sering dinamakan epicardium. Ruang seperti celah
di antara lamina parietalis dan lamina visceralis peri-.
cardium serosum disebut cavitas pericardiaca (Cambar
3-17). Normalnya, cavitas ini berisi sedikit cairan,
cairan pericardial, yang berfungsi sebagai pelumas
untuk memudahkan pergerakan jantung.

SINUS PERICARDII
Pada permukaan posterior jantung, lipatan pericar-
dium serosum di sekitar vena-vena besar membentuk Gambar 3-17. Berbagai lapisan pericardium
ANATOMI DASAR 101

a. carotis communis dextra


v. brachi ocephalica sl ntstra
a. brachiocePhalrca a. carotis communis sinistra

a. subclavia dextra
a, subclavia sinistra

v. brachiocephalica dextra arcus aorta

n. phrenicus slntstra
n. vagus sinistra
v cava superlor

n, recurrens laryngeus srnlslra


laqamentum artenosum
stnus transversus
a. pulmonalis sinistra
v. pulmonalis dextra
v. pulmonalis stnlstra

I ipatan pericardium serosum


lipatan Pada atrlum slnlstra lapisan parietal pericardiu m
serosum

pericardium fibrosum

Gambar 3-18. Pembuluh-pembuluh darah besar dan bagian dalam pericardium

terdapat sinus transversus yang merupakan jalan Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium dextrum dan
pendek yang terletak di antara lipatan pericardium se- pinggir kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian
rosum di sekitar aorta dan truncus pulmonalis dengan auricula sinistra. Ventriculus dexter dipisahkan dari
Iipatan di sekitar vena-vena besar (Cambar 3-18)' ventriculus sinister oleh sulcus interventricularis ante-
rior.
Facies diaphragmatica jantung terutama dibentuk
Jantung; Gor oleh ventriculus dexter dan sinister yang dipisahkap
Jantung merupakan organ muskular berongga yang oleh sulcus interventricularis posterior. Permukaan
bentukt-rya mirip piramid dan terletak di dalam peri- inferior atrium dextrum, tempat bermuara vena cava
cardium di mediastinum (Cambar 3-19). Basis cordis inferior, juga ikut membentuk facies diaphragmatica.
dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah be- Basis cordis, atau facies posterior terutama dibentuk
sar, meskipun demikian tetap terletak bebas di dalam oleh atrium sinistrum, tempat bermuara empat venae
pericardium. pulmonales (Cambar 3-20). Basis cordis terletak ber-
lawanan dengan apex cordis.
PERMUKAAN JANTUNG Apex cordis, dibentuk oleh ventriculus sinister,
mengarah ke bawah, depan, dan kiri (Cambar 3-19).
Jantung mempunyai tiga permukaan: facies sterno-
costalis (anterior), facies diaphragmatica (inferior), dan Apex terletak setingi spatium intercostale V sinistra, 9
basis cordis (facies posterior). Jantung juga mempunyai
cm dari garis tengah. Pada daerah apex, denyut apex
apex yang arahnya ke bawah, depan, dan kiri. biasanya dapat dilihat dan diraba pada orang hidup
Facies sternocostalis terutama dibentuk oleh atrium Perhatikan bahwa basis cordis dinamakan basis
karena jantung berbentuk piramid dan basisnya terletak
dextrum dan ventriculus dexter, yang dipisahkan satu
sama lain oleh sulcus atrioventricularis (Cambar 3-1 9)' berlawanan dengan apex. Jantung tidak terletak pada
102 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

arcus aortae
A. carotis communis sinistra
A, brachiocephalica
A. subclavia siniska

V cava superior
truncus pulmonalis

A. pulmonalis dextra
auricula sinistra

A. coronaria sinistra
aorta ascendens
ramus circumflexus

auricula dextra V cardiaca magna

ventriculus sinister
A. coronaria dextra

atrium dextrum
A. interventricularis anterior

V cardiaca anterior

sulcus atrioventricularis

A. marginalls ventriculus dexter

sulcus interventricularis

Gambar 3-19. Permukaan anterior iantung dan pembuluh-pembuluh darah besar. Perhatikan perjalanan arteriae coronariae dan
vena-vena iantung.

A, carotis communis sinistra

arcus aortae
Aa. subclavia sinistra
N, laryngeus recurrens sinister

ljgamentum arteriosum

bifurcatio trunci pulmonalis

V cava superior

Vv pulmonales
#.t#!;# atrium dextrum
*:.+r{::*

atrium sinistrum

i$t|i*1';is;##E

ventriculus sinister

V cava inferior
sinus coronarius

Gambar 3-20. Permukaan posterior atau basis cordis.


ANATOMI DASAR 103

basisnya; jantung terletak pada facies diaphragmatica permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium
(inferior). kanan dan auricula kanan terdapat sebuah sulcus ver-
tikal, sulcus terminalis, yang pada permukaan dalam-
nya berbentuk rigi disebut crista terminalis. Bagian
BATAS JANTUNG utama atrium yang terletak posterior terhadap rigi, ber-
Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextrum, dinding licin dan bagian ini pada masa embrio berasal
batas kiri oleh auricula sinistra dan di bawah oleh ven- dari sinus venosus. Bagian atrium di anterior rigi ber-
triculus sinister (Cambar 3-1 9). Batas bawah terutama dinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas
dibentuk oleh ventriculus dexter tetapi juga oleh atrium berkas serabut-serabut otot/ musculi pectinati, yang
dextrum dan apex oleh ventriculus sinister. Batas-batas berjalan dari crista terminalis ke auricula dextra. Bagian
ini penting pada pemeriksaan radiografi jantung. anterior secara embriologis berasal dari atrium primitif.

Muara pada Atrium Dextrum


RUANG-RUANG JANTUNG
Vena cava superior (Cambar 3-21) bermuara ke dalam
Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat bagian atas atrium dextrum; muara ini tidak mempu-
ruang: atrium dextrum, atrium sinstrum, ventriculus nyai katup. Vena cava superior mengembalikan darah
dexter, dan ventriculus sinister. Atrium dextrum terle- ke jantung dari setengah bagian atas tubuh. Vena cava
tak anterior terhadap atrium sinistrum dan ventriculus inferior (lebih besar dari vena cava superior) berrnuara
dexter anterior terhadap ventricu I us sin ister. ke bagian bawah atrium dextrum; dilindungi oleh ka-
Dinding jantung tersusun atas otot jantung, myo- tup rudimenter yang tidak berfungsi. Vena cava infe-
cardium, yang di luar terbungkus oleh pericardium rior mengembalikan darah ke jantung dari setengah
serosum, yang disebut epicardium, dan di bagian da- bagian bawah tubuh.
lam diliputi oleh selapis endothel, disebut endocardium. Sinus coronarius yang mengalirkan sebagian besar
darah dari dinding jantung (Cambar 3-21) bermuara ke
Atrium Dextrum dalam atrium dextrum, di antara vena cava inferior dan
Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah ostium atrioventriculare dextrum; muara ini dilindungi
kantong kecil, auricula (Cambar 3-19 dan 3-21). Pada oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi.

V cava superior
A. coronaria dextra
aorta ascendens
auricula dextra
nodus sinoatrialis truncus pulmonalis

auricula sinistra

infundibulum

nodus atrioventricularis
crista terminalis

fasciculus atrioventricularis

anulus ovalis
crus sinistrum fasciculus
foss'a ovalis etrioventricularis

crus dextrum asciculus


dinding anterior atrium
atrioventricularis
dextrum (dibuka)

ventriculus sinister
musculi pectinatl
su lcus
interventricularis
V cava inferior
cuspis septalis ventriculus dexter
katup vcava inferior valva tricuspidalis
trabecula septomarginalis
katuP sinus coronarius
chordae tendineae

Gambar 3-21, Bagian dalam atrium dextrum dan ventriculus dexter Perhaiikan letak nodus sinuatrialis, serta nodus dan fasciculus
atrioventricularis.
104 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Ostium atrioventriculare dextrum terletak anterior sedangkan ujung bebas dan permukaan ventrikularnya
terhadap muara vena cava inferior dan dilindungi oleh dilekatkan pada chordae tendineae. Chordae tendi-
valva tricuspidal is (Camb ar 3-21). neae menghubungkan cuspis dengan musculi papil-
Banyak muara vena-vena kecil yang juga menga- lares. Bila ventrikel berkontraksi, musculi papillares
lirkan darah dari dinding jantung bermuara langsung ke berkontraksi dan mencegah agar cuspis tidak terdorong
dalam atrium dertrum. masuk ke dalam atrium dan terbalik waktu tekanan
intraventrikular meningkat. Untuk membantu proses
Sisa Embriologis ini chordae tendineae dari satu musculus papillaris
dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.
Selain katup rudimenter vena cava inferior terdapat
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci
fossa ovalis dan anulus ovalis. Kedua struktur yang ter-
pulmonalis (Cambar 3-22A) dan terdiri atas tiga valvula
akhir ini terletak pada septum interatriale yang memi-
semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardium
sahkan atrium dextrum dan atrium sinistrum (Cambar
disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya.
3-2 1). Fossa ovalis merupakan lekukan dangkal yang
Pinggir bawah dan samping setiap cuspis yang me-
merupakan tempat foramen ovale pada janin (Cambar
lengkung melekat pada dinding arteri. Mulut muara
3-24). Anulus ovalis membentuk pinggir atas fossa.
cuspis mengarah ke atas, masuk ke dalam truncus pul-
Dasar fossa merupakan septum primum persisten jan-
monalis. Tidak ada chordae tendineae atau musculi
tung janin, dan anulus dibentuk dari pinggir bawah papillares yang berhubungan dengan cuspis valva ini;
septum secundum (Cambar 3-24).
perlekatan sisi-sisi cuspis pada dinding afteri mencegah
cuspis turun masuk ke dalam ventrikel. Pada pangkal
Ventriculus Dexter truncus pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang di-
namakan sinus, dan masing-masing terletak diluar dari
Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dex-
setiap cuspis (lihat valva aortae).
trum melalui ostium atrioventriculare dextrum dan
Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai satu
dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci
yang terletak posterior (valvula semilunaris sinistra) dan
pulmonalis (Cambar 3-21). Waktu rongga mendekati
dua yang terletak anterior (valvula semilunaris anterior
ostium trr,,nci pulmonalis bentuknya berubah menjadi
dan dextra). (Cuspis-cuspis valva trunci pulmonalis dan
seperti corong, tempat ini disebut infundibulum.
aortae dinamakan sesuai dengan letaknya pada janin
Dinding ventriculus dexter jauh lebih tebal diban-
sebelum jantung mengalami rotasi ke kiri. Sayangnya,
dingkan dengan atrium dextrum dan menunjukkan be-
cara penamaan tersebut menyebabkan banyak kebi-
berapa rigi yang menonjol ke dalam, yang dibentuk
ngungan yang seharusnya tidak terjadi. Selama sistolik
oleh berkas-berkas otot. Rigi-rigi yang menonjol ini ventrikel, cuspis-cuspis valva tertekan pada dinding
menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa
truncus pulmonalis oleh darah yang keluar. Selama
dan dikenal sebagai trabeculae carneae. Trabeculae
diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan
carnae terdiri atas tiga jenis. Jenis pertama terdiri atas
nrasuk ke sinus; cuspis valva terisi, terletak berhadapan
musculi papillares, yang menonjol ke dalam, melekat
di dalam lumen dan menutup ostium trunci pulmo-
melalui basisnya pada dinding ventrikel; puncaknya
nal i s.
dihubungkan oleh tali-tali fibrosa (chordae tendineae)
ke cuspis valva tricuspidalis (Camb ar 3-21). Jenis kedua
yang melekat dengan ujungnya pada dinding ventrikel, Atrium Sinistrum
dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu di Sama sepedi atrium dextrum, atrium sinistrum terdiri
antaranya adalah trabecula septomarginalis, menyi- atas rongga utama dan auricula sinistra. Atrium si-
lang rongga v'entrikel dari septa ke dinding anterior, nistrum terletak di belakang atrium dextrum dan mem-
Trabecula septomarginalis ini membawa fasciculus bentuk sebagian besar basis atau facies posterior
atriilventricularis crus dextrum yang merupakan bagian jantung (Cambar 3-20). Di belakang atrium sinistrum
dari sistem konduksi jantung. jenis ketiga hanya terdiri terdapat sinus obliquus pericardii serosum dan peri-
atas rigi.rigi yang menonjol. cardium fibrosum memisahkannya dari oesophagus
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioven- (Cambar 3-18 dan 3-34).
triculare (Cambar 3-21 dan 3-22) dan terdiri atas tiga Bagian dalam atrium sinistrum licin, tetapi auricula
cuspis yang dibentuk oleh lipatan endocardium disertai sinistra mempunyai rigi-rigi otot seperti pada auricula
sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya: cuspis an- dextra.
terior, septalis, dan inferior (posterior). Cuspis anterior
terletak di anterior, cuspis septalis terletak berhadapan
Muara pada Atrium Sinistrum
dengan septum interventriculare dan cuspis inferior
atau posterior terletak di inferior. Basis cuspis melekat Empat venae pulmonales, dua dari masing-masrng
pada cincin fibrosa rangka jantung (lihat bawah), paru-paru bermuara pada dinding posterior (Cambar
ANATOMI DASAR 105

$
valva trunci pulmonalis

Gambar 3-22. A. Lelak valva tricuspidalis dan valva trunci pulmonalis. B. Valva mitralis dengan katup i€)rbuka. C. Valva mitralis dengan
katup tertutup. D. Valvula semilunaris valva aortae. E. Penampang melintang ventrikel jantung. F. Jalur aliran darah melalul
jantung. G
Jalan impuls jantung dari nodus sinuatrialis ke plexus Purkinje. H. Rangka librosa jantung.
106 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

3-20). dan tidak mempunyai katup. Ostium atrioven- Bagian bawah septum tebal dan dibentuk oleh otot.
triculare sinistrum dilindungi oleh valva mitralis. Bagian atas septum lebih kecil, tipis, membranosa, dan
terikat pada rangka fibrosa.
Ventriculus Sinister Yang disebut rangka jantung (Cambar 3-22) terdiri
Ventriculus sinister berhubungan dengan atrium si- atas cincin-cincin fibrosa yang mengelilingi ostium
nistrum melalui ostium atrioventriculare sinistrum dan atrioventriculare, ostium trunci pulmonalis dan ostium
dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ven- aortae dan melanjutkan diri ke pars membranosa, ba-
triculus sinister (Cambar 3-22) tiga kali lebih tebal dari gian atas septum ventriculare. Cincin fibrosa diseke-
pada dinding ventriculus dexter. (Tekanan darah di liling ostium atrioventriculare memisahkan dinding
dalam ventriculus sinister enam kali lebih tinggi otot atrium dan ventrikel namun menyediakan tempat
dibandingkan tekanan darah di dalam ventriculus dex- perlekatan serabut-serabut otot. Cincin fibrosa me-
ter), Pada penampang melintang, ventriculus sinister nyokong basis cuspis valva dan mencegah valva dari
berbentuk sirkular; ventriculus dexter kresentik (bulan peregangan dan menjadi inkompeten.
sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke
dalam rongga ventriculus dexter (Gambar 3-22). f er- SISTEM KONDUKSI JANTUNG
dapat trabeculae carneae yang berkembang baik, dua
buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70
terdapat trabecula septomarginalis. Bagian ventrikel di sampai 90 denyut per menit pada orang dewasa dalam
bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae. keadaan istirahat. Kontraksi ritmik berasal secara spon-
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare tan dari sistem konduksi dan impulsnya menyebar ke
(Cambar 3-22), Yalva terdiri atas dua cuspis, cuspis berbagai bagian jantung; awalnya atrium berkontraksi
anterior dan cuspis posterior, yang strukturnya sama bersama-sama dan kemudian diikuti oleh kontraksi ke-
dengan cuspis pada valva tricuspidalis. Cuspis anterior dua ventrikel secara bersama-sama, Sedikit penundaan
lebih besar dan terletak antara ostium atrioventriculare penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel memung-
dan ostium aortae. Perlekatan chordae tendineae ke kinkan atrium mengosongkan isinya ke dalam ventrikel
cuspis dan musculi papillares sama seperti valva tri- sebel um ventrikel berkontraksi.
cuspidalis. , Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mem- khusus yang terdapat pada nodus sinuatrialis, nodui
punyai struktur yang sama dengan struktur valva trunci atrioventricularis, fasciculus atrioventricularis beserta
pulmonalis (Cambar 3-22). Satu cuspis terletak di an- dengan crus dextrum dan crus sinistrumnya, dan plexus
terior (valvula semilunaris dextra) dan dua cuspis ter- sub-endocardial serabut Purkinje. (Serabut khusus otot
letak di dinding posterior (valvula semilunaris sinistra jantung yang membentuk sistem konduksi jantung
dan posterior). Di belakang setiap cuspis dinding aorta dikenal sebagai serabut Purkinje).
menonjol membentuk sinus aoftae. Sinus aortae ante-
rior merupakan tempat asal arteria coronaria dextra, Nodus Sinuatrialis
dan sinus posterior sinistra tempat asal arteria coronaria
si n istra. Nodus sinuatrialis terletak pada dinding atrium dex-
trum di bagian atas sulcus terminalis, tepat di sebelah
STRUKTUR JANTUNG kanan muara vena cava superior (Cambar 3-21 dan
3-22). Nodus ini merupakan asal impuls ritmik elek-
Dinding jantung terdiri atas lapisan tebal otot jantung, tronik yang secara spontan disebarkan ke seluruh
myocardium, yang dibungkus dari luar oleh epicar- otot-otot jantung atrium dan menyebabkan otot-otot ini
dium dan dibatasi di sebelah dalam oleh endocardium. berkontraksi.
Bagian atrium jantung relatif mempunyai dinding yang
tipis dan dibagi dua oleh septum interatriale menjadi
atrium dextrum dan atrium sinistrum. Septum berjalan Nodus atrioventricu laris
dari dinding anterior jantung menuju ke belakang dan Nodus atrioventricularis terletak pada bagian bawah
kanan. Bagian ventrikel jantung mempunyai dinding septum interatriale tepat di atas tempat perlekatan
yang tebal dan dibagi dua oleh septum ventriculare cuspis septalis valva tricuspidalis (Gambar 3-2.1 dan
(interventriculare) menjadi ventriculus dexter dan 3-22). Dari sini, impuls jantung dikirim ke ventrikel
ventriculus sinister. Septum terletak miring, dengan oleh fasciculus atrioventricularis. Nodus atrioven-
satu permukaan menghadap ke depan dan kanan serta tricularis distimulasi oleh gelombang eksitasi pada
permukaan lainnya menghadap ke belakang dan kiri. waktu gelombang ini melalui myocardium atrium.
Posisinya diidentifikasi pada permukaan jantung Kecepatan konduksi impuls jantung melalui nodus
sebagai sulcus interventricularis anterior dan posterior. atrioventricularis (sekitar 0,11 detik) memberikan wak-
ANATOMI DASAR 107

nodus
atrioventricul aris Gambar 3-23. Sistem konduksi jantung
Perhatikan jalur-jalur internodus.

fasciculus
atrioventricularis
"N
),i crus sinistrum
iculus
atrioventncul aris

crus dextrum
fasciculus
atrioventricularis

tu yang cukup untuk atrium menSosongkan darahnya bawah endocardium. Biasanya cabang ini bercabang
ke dalam ventrikel sebelum ventrikel mulai berkon- dua (anterior dan posterior), yang akhirnya melanjut-
traksi. kan diri sebagai serabut-serabut plexus Purkinje ven-
triculus sinister.
Fasciculus Atrioventricularis Jadi terlihat bahwa sistem konduksi jantung ber-
tanggung jawab tidak hanya untuk pembentukan im-
Fasciculus atrioventricularis (berkas dari His) meru- puls jantung tetapi juga untuk penghantaran impuls ini
pakan satu-satunya jalur serabut otot jantung yang dengan cepat ke seluruh myocardium jantung, se-
menghubungkan myocard i um atri um dan myocard i um hingga ruang-ruang jantung berkontraksi secara terko-
ventriculus, oleh karena itu fasciculus ini merupakan ordinasi dan efisien,
satu-satunya jalan yang dipergunakan oleh impuls jan- Aktivitas sistem konduksi/penghantar dapat dipe-
tung dari atrium ke ventrikel (Cambar 3-23). Fasciculus ngaruhi oleh saraf otonom yang menyarafi jantung.
ini berjalan turun r-nelalui rangka fibrosa jantung. Saraf parasimpatis memperlambat irama dan mengu-
Fasciculus atrioventricularis kemudian berjalan rangi kecepatan penghantaran impuls; saraf simpatis
turun di belakang cuspis septalis valva tricuspidalis mempunyai efek yang berlawanan.
untuk mencapai pinggir inferior pars membranacea
septum interventriculare. Pada pinggir pars muscularis Jalur Konduksi lnternodus
septum, fasciculus ini terbelah menjadi dua cabang,
satu cabang untuk setiap ventrikel. Cabang berkas lmpuls dari nodus sinuatrialis kenyataannya berjalan ke
kanan (righr bundle branch;RBB) berjalan turun pada nodus atrioventricularis lebih cepat daripada kesang-
sisi kanan septum interventriculare untuk mencapai gupannya berjalan sepanjang myocardium melalui ja-
trabecula septomarginalis, tempat cabang ini menyi- Ian yang seharusnya. Fenomena ini dijelaskan dengan
lang dinding anterior ventriculus dexter. Di sini cabang adanya jalur-jalur khusus di dalam dinding atrium
tersebut mglanjut sebagai serabut-serabut plexus (Gambar 3-23), yang terdiri atas struktur campuran
Purkinje (Cambar 3-22). antara serabut-serabut Purkinje dan sel-sel otot jantung'
Cabang berkas kiri (/eft bundle branch; LBB) me- |alur internodus anterior meninggalkan ujung anterior
nembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di nodus sinuatrialis dan berjalan ke anterior menuju ke
108 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

septum secundum
septum primum
foramen ovale

stenosis pulmonalis N. laryngeus


recurrens sinister

muara aorta yang tidak


pada tempatnya

cacat septum

Gambar 3'24. A. Jantung janin normal, B. defek septum atrial, C. tetralogi Fallot, D. ductus arteriosus paten (perhatikan hubungan yang
erat dengan nervus laryngeus recurrens sinistra), E. koarktasio aorta.
ANATOMI DASAR 109

muara vena cava superior. Jalur ini berjalan turun pada coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat di
septum atrium dan berakhir pada nodus atrioven- permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat
tricularis. Jalur internodus medius meninggalkan ujung subepicardial.
posterior nodus sinoatrialis dan berjalan ke posterior Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior
menuju muara vena cava superior. Jalur ini turun ke aortae dan berjalan ke depan di antara trunctrs pul-
bawah pada septum atrium menuju ke nodus atrioven- monalis dan auricula dextra (Cambar 3-1 9). Arteri ini
tricularis. f alur internodus posterior meninggalkan ba- berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus atrio-
gian posterior nodus sinuatrialis dan turun melalui ventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung
irista terminalis dan valva vena cava inferior menuju ke pembuluh ini melanjut ke posterior sepanjang sulcus
nod us atrioventricu lari s. atrioventricularis untuk beranastomosis dengan ateria
coronaria sinistra di dalam sulcus interventricularis
PENDARAHAN JANTUNG posterior. Cabang-cabang arteria coronaria dextra beri-
kut ini mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dex-
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria ter, sebagian dari atrium sinistrum dan ventriculus
dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens
sin ister, dan septum atrioventriculare.
tepat di atas valva aortae (Cambar 3-25). Arteriae

a. coronaria dextra a. coronaria sinistra

r. circumf lexus

r. interventricularis anteraor

f. marginalis r. interventricularis posterior

v. cordis magna

v. cordis anteri v. cordis media

cordis minima sinus coronarius

Gambar 3-25. Arteriae dan venae coronarlae


110 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Cabang-cabang apex cordis. Ramus interventricularis anterior men-


1. Ramus coniarteriosi. Pembuluh ini mendarahi fa- darahi ventriculus dexter dan sinister dengan se-
cies anterior conus pulmonaris (infundibulum jumlah cabang yang juga mendarahi bagian ante-
ventriculus dexter) dan bagian atas dinding anterior rior septum ventriculare. Satu di antara cabang-
ventriculus dexter. cabang ventricular ini (arteria diagonalis sinistra)
2. Rami ventriculares anteriores. Jumlahnya dua atau mungkin berasal langsung dari pangkal arteria co-
tiga, dan mendarahi facies anterior ventriculus dex- ronaria sinistra. Sebuah arteria conus sinistra yang
ter. Ramus marginalis dexter adalah cabang yang kecil mendarahi conus pulmonis.
terbesar dan berjalan sepanjang pinggir bawah fa- 2. Ramus circumflexus mempunyai ukuran yang sama
cies costalis untuk mencapai apex cordis. dengan aderia interventricularis anterior (Cambar
3-25). Pembuluh ini melingkari pinggir kirijantung
3. Rami ventriculares posteriores. Biasanya ada dua,
di dalam sulcus atrioventricularis. Ramus margi-
dan mendarahi facies diaphragmatica ventriculus
nalis sinister merupakan cabang besar yang men-
dexter.
darahi batas kiri ventriculus sinister dan turun
4. Ramus interventricularis posterior (descendens). sampai apex cordis. Ramus ventricularis anterior
Arteri ini berjalan menuju apex pada sulcus inter- dan posterior mendarahi ventriculus sinister. Rami
ventriculare posterior. Memberi kan cabang-cabang atriales mendarahi atrium sinistrum.
ke ventriculus dexter dan sinister, termasuk din-
ding inferiornya. Pembuluh ini juga memberikan Variasi Arteria Coronaria
cabang untuk bagian posterior septum ventricu-
lare, tetapi tidak untuk bagian apex yang menerima Variasi pendarahan jantung sering terjadi, dan variasi
darah dari ramus interventricularis anterior arteria yang paling sering mengenai perdarahan facies
coronaria sinlstra. Sebuah cabang septal yang besar diaphragmatica kedua ventriculus. Di sini, asal, ukur-
mendarahi nodus atrioventricularis. pada 10% an, dan distribusi ramus interventricularis posterior
orang dijumpai arteria interventricularis posterior berbeda-beda (Gambar 3-26). Pada kasus dominan
digantikan oleh sebuah cabang dari arteria coro- kanan, ramus interventricularis posterior merupakan
naria sinistra. cabang besar arteria coronaria dextra. Dominan kanan
5. Rami atriales. Beberapa cabang mendarahi permu- terdapat pada kebanyakan individu (90%). pada do-
kaan ante'rior dan lateral atrium dextrum. Satu ca- minan kiri, arteria interventricularis posterior merupa-
bang mengurus permukaan posterior kedua atrium kan cabang ramus circumflexus arteria coronaria
dextrum dan sinistrum. Arteria nodus sinuatrialis sinistra (10%).
mendarahi nodus dan atrium dextrum dan sinls-
trum; pada 35% orang pembuluh ini berasal dari Anastomosis Arteria Coronaria
arteria coronaria sinistra. Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang termi-
nal afteria coronaria dextra dan sinistra (sirkulasi ko-
Arteria coronaria sinistra, yang biasanya lebih be- lateral), tetapi blasanya tidak cukup besar untuk me-
sar dlbandingkan dengan arteria coronaria dextra, men- nyediakan suplai darah yang cukup untuk otot jantung
darahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar
apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu
atrium sinister, ventriculus sinister, dan septum ventri- penyakit. Penyumbatan mendadak dari sebuah ca-
culare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae
bang-cabang besar atau salah satu arteria coronaria
aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara trun-
biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark
cus pulmonaljs dan auricula sinistra (Gambar 3-19). miokardium), walaupun kadang-kadang sirkulasi kola-
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventri-
teral cukup untuk mempertahankan suplai ke otot.
cularis dan bercabang dua menjadi ramus interven-
tricularis anterior dan ramus circumflexus, Ringkasan Seluruh Pendarahan Jantung
pada Sebagian Besar Orang
Cabang-cabang
Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventriculus
1. Ramus interventricularis (descendens) anterior dexter (kecuali sebagian kecil daerah sebelah kanan
berjalan ke bawah di dalam sulcus interventri- sulcus interventricularis), bagian yang bervariasi dari fa-
cularis anterior menuju apex cordis (Cambar 3-25). cies diaphragmatica ventriculus sinister, sepertiga pos-
Pada kebanyakan orang pembuluh ini kemudian teroinferior septum ventriculare, atrium dextrum dan
berjalan di sekitar apex cordis untuk masuk ke sul- sebagian atrium sinistrum, nodus sinuatrialis, nodus
cus interventricularis posterior dan beranastomosis atrioventricularis, dan fasciculus atrioventricularis. Ca-
dengan cabang-cabang terminal arteria coronaria bang berkas kiri juga menerima darah dari cabang-
dextra. Pada 1/3 orang pembuluh ini berakhir pada cabang kecil.
ANATOMI DASAR 111

ramus
circumflexus
A. coronaria
ramus sinistra
circumflexus
A.coronaria
sinistra

// A. coronaria dextra

ta\

rami posteriores
A. interventrlcularis rami posteriores
posterior A. interventricularis
posterior

A. coronaria sinistra
nodus sinoatrialis
-
nodus atrioventricularis
-
A. coronaria dextra-- fascicu lus
-- atrioventricularis

-- A. interventricularis
anterior

posterioryang dominan kanan'


Gambar3-26. A. permukaan posterior jantung memperlihatkan asal dan distribusi ramus interventncularis
ramus interventricularis posterioryang dominan kiri' C' Permukaan
B. permukaan posterior jantung mem[ertihaiian asat dan distribusi
anterior jantung memperlihatkan hubungan penyediaan darah ke sistem konduksi.

Arteria coronaria sinistra mendarahi hampir semua coronaria sinistra dan arteria coronaria dextra (Cambar
ventriculus sinistel, sebagian kecil ventriculus dexter 3-26).
sebelah kanan sulcus interventricularis, duapertiga
anterior septum ventriculare, hampir seluruh atrium PEMBULUH BALIK JANTUNG
kiri, cabang berkas kanan dan cabang berkas kiri fas- Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke
cicul us atrioventricularis. atrium kanan rnelalui sinus coronaritts (Carnbar 3-25),
yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioven-
Suplai Darah untuk Sistem Konduksi tricularis dan merupakan Ianjutan dari vena cardiaca
Nodus sinoatrialis biasanya diperdarahi oleh arteria magna. Pembuluh ini bermuara l<e atrium dextrurn
coronaria dextra tetapi kadang-kadang oleh arteria sebelah kiri vena cava inferior. Vena cardiaca parva
coronaria sinistra. Nodus dan fasciculus atrioventricu- dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus
laris diperdarahi oleh arteria coronaria dextra. Cabang coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrunr tne-
berkas kanan fasciculus atrioventricularis diperdarahi lalui vena ventriculi dextri anterior (Cambar 3-25) dan
oleh arteria coronaria sinistra; cabang berkas kiri melalui vena-vena kecil yang bermuara Iangsung ke
fasciculus atrioventricularis diperdarahi oleh arteria ruang-ruang jantung.
112 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

PERSARAFAN JANTUNG kendur. Sementara itu, ventrikel mulai berkontraksi


Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan para- dan valva atrioventricularis menutup. penyebaran im-
simpatis susunan saraf otonom rnelalui plexus cardia- puls jantung sepanjang fasciculus atrioventricualris
cus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis (Cambar 3-22) dan cabang-cabang terminalnya, ter-
berasal dari bagian cervicale dan thoracale bagian atas masuk serabut Purkinje, menjamin bahwa kontraksi
truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis ber- myocardium terjadi hampir bersamaan waktunya di
asal dari nervus vagus. seluruh ventrikel,
Serabut-serabut postgangl ion i k si mpatis berakh i r d i Bila tekanan darah intraventrikular melebihi tekan-
nodus s i n uatrial is dan nod us atrioventricr-r laris, serabut- an di dalam arteri-arteri besar (aorta dan truncus pul-
serabut otot jantung, dan arteriae coronariae. perang- monalis), cuspis valvula semilunaris terdorong ke sam-
sangan serabut-serabut saraf ini menghasilkan aksele- ping dan darah dikeluarkan dari jantung. pada akhir
rasi jantung, meningkatnya daya kontraksi otot jantung, sistolik ventrikel, darah mulai bergerak kembali ke
dan dilatasi arleriae coronariae, ventrikel dan dengan segera mengisi kantong-kantong
Serabut-serabut postganglionik parasirnpatis ber- valvula semilunaris. Cuspis terletak dalam l<eadaan
akhir pada nodus sinuatrialis, nodus atrioventricularis aposisi dan menutupi ostium aortae dan pulmonalis
dan arterjae coronariae. Perangsangan saraf parasim- dengan sempurna.
patis mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya
kontraksi jantung dan konstriksi arteriae coronariae. Anatomi Permukaan Katup-Katup Jantung
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf Proyeksi jantung pada permukaan tubuh telah dijelas-
:;impatis membawa impuls saraf yang biasanya tidak kan pada halaman 70. Proyeksi permukaan katup-
dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke myo- katup jantung (Cambar 3-27) seperti berikut ini.
cardium terganggu, impuls rasa nyeri dirasakan melalui .
lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan
Valva tricuspidalis terletak di belakang setengah
bagian kanan sternum pada spatium intercostale IV.
bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks
. Valva mitralis terletak di belakang setengah bagian
kard iovasku lar.
kiri sternum setinggi cartilago costalis lV.
r Valva trunci pulmonalis terletak di belakang uj ung
KERJA JANTUNG medial cartilago costalis Ill sinistra dan bagian yang
berh ubungan dengan sternum.
Jantung merupakan pompa muskular. Serangkaian pe- r Valva aortae terletak di belakang setengah bagian
rubahan yang terjadi di dalam jantung pada saat pengi-
kiri sternum pada spatium intercostale lll.
sian darah dan pengosongan darah disebut sebagai
siklus jantung. Jantung normal berdenyut sekitar Z0
Auskultasi Katup Jantung
sampai 90 kali per menit pada orang dewasa yang
sedang istirahat dan sekitar 130 sampai 150 kali per Waktu mendengarkan jantung dengan stetoskop, dapat
menit pada anak yang baru lahir. didengarkan dua bunyi: lIp-drJp. Bunyi pertama di-
Darah secara terus menerus kembali ke jantung, timbulkan oleh kontraksi ventrikel dan penutupan val-
dan selama sistolik ventrikel (kontraksi), saat valva va tricuspidalis dan mitralis. Bunyi kedua ditimbulkan
atrioventricularis tertutup, darah untuk sementara di- oleh penutupan cepat valva aortae dan valva trunci
tampung di dalam vena-vena besar dan atrium. Bila pulmonalis. Penting bagi dokter untuk mengetahui
ventrikel mengalami diastolik (relaksasi), valva atrio- tempat untuk meletakkan stetoskopnya pada dinding
ventricularis membuka, dan darah secara pasif menga- thoraks sehingga dia mampu mendengarkan bunyi
lir dari atrium'ke ventrikel (Cambar 3-22). Waktu yang ditimbulkan oleh masing-masing katup dengan
ventrikel hampir penuh, terjadi sistolik atrium dan gangguan yang minimal.
memaksa sisa darah dalam atrium masuk ke dalam r Valva tricuspidalis paling baik didengarkan sekitar
ventrikel. Nodus sinuatrialis memulai gelombang kon- ujung bawah kanan corpus sterni (Cambar 3-22).
traksi pada atrium, yang dimulai di sekitar muara- r Valva mitralis paling baik didengarkan di sekitar
muara vena-vena besar dan "memeras" darah ke ven- denyut apex, yaitu setinggi spatium intercostale V
trikel. Dengan cara ini tidak terdapat refluks darah ke sinistra, 3j inci (9 cm) dari garis tengah (Cambar
dalam vena. 3-27).
lmpuls jantung yang telah mencapai nodus atrio- r Valva pulmonalis didengar dengan gangguan mi-
ventricularis diteruskan ke musculi papillares melalui nimal di sekitar ujung medial spatium intercostale ll
fasciculus atrioventricularis dan cabang-cabangnya kiri (Cambar 3-27).
(Carnbar 3-22). Musculi papillares lalu mulai berkon- o Valva aortae paling baik didengar di sekitar ujung
traksi dan memendekkan chordae tendineae yang medial spatium intercostale ll kanan (Cambar 3-22).
ANATOIVI DASAR 113

Gambar 3-27. Posisi katup jantung. P = valva trunci pulmonalis; A = valva aortae; M =
valva mitralis; T = valva tricuspidalis. Panah menunjukkan daerah tempat suara katup
dapat didengarkan dengan gangguan yang minimal

KELAINAN KONGENITAL JANTUNG (Cambar 3-18 dan 3-30). Vena ini berlalan ke bawah
untuk berakhir pada atrium dextrum jantung (Cambar
Dari banyak kelainan kongenital yang dapat timbul 3-21). Vena azygos bersatu dengan permukaan pos-
pada jantung dan arteri-arteri besar, empat kelainan terior vena cava superior tepat sebelum vena cava
yang sering ditemukan dilukiskan pada Cambar 3-24,
superior memasuki pericardiurn (Cambar 3-28 dan
3-3 0).

Vena-vena Besar Thorax


VENA_VENA AZYGOS
VENA BRACHIOCEPHALICA
Vena-vena azygos terdiri atas vena azygos utama, vena
Vena brachiocephalica dextra dibentuk pada panglcal hemiazygos, dan vena hemiazygos accesoria. ['em-
leher oleh gabungan vena subclavia dextra dan vena buluh-pembuluh ini rnengalirkan darah dari bagian-
jugularis interna dextra (Cambar 3-28 dan 3-30). Vena bagian posterior spatium intercostale, dinding posterior
brachiocephalica sinistra mempunyai asal yang sama abdomen, pericardium, diaphragma, bronchi, dan oe-
(Cambar 3-16 dan 3-1U). Vena brachiocephalica sinis- sophagus (Cambar 3-30),
tra berjalan miring ke bawah dan kanan di belakang
manubrium sterni dan di depan cabang-cabang besar Vena Azygos
arcus aortae. la bergabung dengan vena brachioce-
phalica dextra untuk membentuk vena cava superior Asal vena azygos bervariasi. Sering dibentuk oleh
(Cambar 3-30). gabungan vena lumbalis ascendens dextra dan vena
subcostalis dextra. t'embuluh ini naik ke atas rnelalr-ri
hiatus aorticus pada diaphragma pada sisi kanan aorta
VENA CAVA SUPERIOR sampai setinggi vertebra thoracica V (Cambar 3-30). Di
Vena cava superior mengandung semua darah vena sini pembuluh ini melengkung ke depan di atas radix
dari kepala, leher, dan kedua extremitas superior; dan pulmonis dan bermuara ke dalam permukaan poste-
dibentuk oleh persatuan dua vena brachiocephalica rior vena cava superior (Cambar 3-28).
114 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

oesophagus

trachea
subclavia dextra n. vagus dextra

v. jugularis interna dextra


Rr. communicantes

v. brachiocephalica dextra
trunchus svmohaticus
n phrenicus dextra
v. azygos
cava superior
bronchus dextra
aorta ascendens

Aa. pulmonales
' atrium kanan diliputi oleh pericardium

Vv. pulmonales
gericardium

n. splanchnicus major

n. splanchnicus minor

v. cava inferior

ductus thoracicus
trunchus symphaticus

n. phrenicus sinistra
n. vagus sinistra
v. brachiocephal ica sinistra arius aorta

n. recurrens laryngeus sinistra

lig, arteriosum

a. pulmonalis sinistra

bronchus sinistra

v. pulmonalis sinistra
ventrikel kiri diliputi
oleh pericardiu m aorta desendens

pericardiu m

_ n. splanchnicus major

d iap h ragrna

oesophagus Gambar 3-29. Mediastinum sisi kiri


ANATOMI DASAR 115

v. thyroidea inferior
v. iugularis interna sinistra
v. su bclav ia si nistra

v. brachiocephalica sinistra

v. thoracica interna sinistra

v. brachio-
v. pulmonalis sinistra

v. cava superlor v. cardiaca magna


iugularis interna sinistra

l"r*6 v. cava inferior


v. subclavia sinista

anterior
A v. brachiocephalica
s in ist ra

v, intercostalis
v. brachiocephalica ka Posterior
v. hemiazygos
\
v. cava superl v. hepatica

v. azvgos
I

/
v. phrenica inferior
v. suprarenalis
v, suprarenalis dextra si n istra

v. renalis dextra
v. testicularis
(ovtrica) sinistra

v. testicularis (ovarica) dextra


. cava i nferior
v. lumbalis dextra

sacralis media
v. iliaca communis dextra

v. iliaca interna dextra

v. iliaca extema dextra

Gambar 3-3). A. Vena-vena utama yang bermuara ke jantung. B. Vena-vena utama yang mengalirkan darah ke vena cava superior dan
inlerior.
116 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Vena azygos mempunyai banyak cabang termasuk Cabang-cabang


delapan buah venae intercostales bagian bawah, vena
intercostalis superior dextra, vena hemiazygos dan Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior
vena hemiazygos accesoria, serta sejumlah venae aortae, dan arteria coronaria sinistra berasal dari sinus
mediastinales. posterior sinistra aortae (Cambar 3-19 dan 3-25). per-
jalanan selanjutnya arteri-arteri penting ini rJiuraikan
Vena Hemiazygos pada halaman 1 10.

Vena ini sering dibentuk oleh gabungan vena lr-rmbalis Arcus Aortae
ascendens sinistra dan vena subcostalis sinistra. Vena
ini naik ke atas melalui crus sinistrum diaphragma, dan Arcus aortae merupakan lanjutan aorta ascendens
kira-kira setinggi vertebra thoracica Vlll membelok ke (Cambar 3-19). Pembulr-rh ini terletak di belakang
kanan dan bergabung dengan vena azygos (lihat manubrium sterni dan berjalan ke atas, belakang, dan
Cambar 2-10). Vena ini menerima darah dari beberapa kiri di depan trachea (arah utamanya adalah ke be-
venae intercostales sinistra dan venae mediastinales. lakang). Kemudian pembuluh ini berjalan ke bawah di
sebelah kiri trachea, dan setinggi angulus sterni me-
Vena Hemiazygos Accessoria lanjutkan diri sebagai aorta descendens.

Vena ini dibentuk oleh gabungan dari empat sampai dela- Cabang-cabang
pan venae intercostales. Dan bergabung dengan vena
azygos setinggi vertebra thoracica Vll (lihat Camba r 2-10). Truncus brachiocephalicus berasal dari permukaan
cembung arcus aortae (Cambar 3-19 dan 3-3 1). Fem-
VENA CAVA INFERIOR buluh ini berjalan ke atas dan di sebelah kanan trachea,
dan bercabang dua menjadi arteria subclavia dextra
Vena cava inferior menembus centrum tendineum dan arteria carotis cornmunis dextra di belakang arti-
diaphragma setinggi vertebra thoracica Vlll dan lang- culatio sternoclavicularis dextra.
sung bermuara ke dalam bagian bawah atrium dextrum Arteria carotis communis sinistra berasal dari per-
(Cambar 3-21 , 3-28 dan 3-30). mukaan cembung arcus aoftae di sebelah kiri truncus
brachiocephalicus (Cambar 3-.19 dan 3-3.1). pr:mbuluh
VENAE PULMONALES ini berjalan ke atas dan di sebelah kiri trachea dan dan
Dua venae pulmonales meninggalkan masing-masing
masuk ke leher di belakang aiticulatio sterrroclavi-
cularis sinistra.
paru membawa darah yang kaya akan oksigen ke
Arteria subclavia sinistra berasal dari arcus aortae
atri um si n istrum jantung (Gam bar 3-20, 3-28, 3-29, dan
3-34).
di belakang arteri carotis communis sinistra (Cambar
3-19, 3-20, dan 3-3 1). Berjalan ke atas sepanjang sisi
kiri trachea dan oesophagus untuk masuk ke pangkal
Arteri-Arteri Besar Thorax leher (gambar 3-29). Pembuluh ini rnelengkung di
permukaan atas apex pulmo sinister.
AORTA
Aorta merupakan arteri utama yang membawa darah Aorta Thoracica
yang kaya oksigen dari ventriculus sinister jantung ke
Aorta thoracica terletak di dalam mediastinurn pos-
jaringan-jaringan di dalam tubuh. Untuk kepentingan
terior dan mulai sebagai lanjutan arcus aortae di
uraian, aorta terbagi sebagai berikut: aorta ascendens,
sebelah kiri pinggir bawah corpus vertebra thoracica lV
arcus aortae, aorta thoracica, dan aorta abdominalis. (setinggi angulus sterni). Kemudian berjalan turun ke
bawah di dalam mediastinum posterior, miring ke
Aorta Ascendens depan dan medial untuk mencapai permukaan anterior
Aorta ascendens mulai dari basis ventriculus sinister columna vertebralis (Carnbar 3-29 dan 3-3 1). Setinggi
dan berjalan ke atas dan depan sehingga terletak di vertebra thoracica XII pembuluh ini berjalan di bela-
belakang pertengahan kanan sternum setinggi angulus kang diaphragma (melalui hiatus aorticus) pada garis
sterni, tempat pembuluh nadi ini melanjutkan diri tengah dan melanjutkan diri sebagai aorta abdominalis.
menjadi arcus aortae (Cambar 3-19). Aorta ascendens
terletak di dalam pericardium fibrosum (Cambar 3-18) Cabang-cabang
dan terbungkus bersama dengan truncus pulmonalis di Arteriae intercostales posterior dipercabangkan untuk
dalam sarung pericardium serosum. Pada pangkalnya sembilan spatium intercostale bagian bawah pada ma-
terdapat tiga tonjolan, sinus aortae, yang masing-ma- sing-masing sisi (Gambar 3-3 l). Arteriae subcostales
sing terletak di belakang cuspis valva aortae. dipercabangkan pada masing-masing sisi dan berjalan
ANATOMI DASAR 117

a. carotis communis sinistra

a. subclavia sinistra

a. axillaris

a. brachiocephalica
a. intercostalis
posteri or

aorta ascen dens aorta


descendens

a. coelraca
a. suprarenalis

a. mesenterica superior a. renalis

aorta abdominalis

a. testicularis (ovarica
a. lumbalis

a. mesenterica inferior

a. sacralis media a. iliaca communis

a. iliaca interna

a. iliaca externa

Gambar 3-31. Cabang-cabang ulama aorta

sepanjang pinggir' bawah costa Xll untuk masuk ke 3-32). Bersama-sama dengan aorta ascendens pem-
dinding abdomen. buluh ini dibungkus oleh selubung pericardium se-
Rami pericardiaci, oesophageales dan bronchiales rosum (Cambar 3-1 B).
merupakan cabang-cabang kecil yang menuju ke or-
gan-organ tersebut. Cabang-cabang
Arteria pulmonalis dextra berjalan ke kanan di bela-
Truncus Pulmonalis kang aorta ascendqns dan vena cava superior untuk
l'runcus pulmonalis membawa darah yang terdeoksi- masuk ke radix pu{monis dextra (Cambar 3-19, 3-28,
genasi dari ventriculus dexter jantung menuju ke paru. dan 3-32).
Pembuluh inimeninggalkan bagian atas ventriculus Arteri pulmonalis sinistra berjalan ke kiri di depan
dexter dan berjalan ke atas, belakang dan kiri (Cambar aorta descendens untuk masuk ke radix pulmonis
3-19). Panjangnya sekitar 5 cm dan berakhir pada sinistra (Cambar 3-19,3-29, dan 3-32).
bagian cekung arcus aoda dengan bercabang dua Ligamentum arteriosum merupakan pita fibrosa
menjadi arteri pulmonalis dextra dan sinistra (Cambar yang menghubungkan bifurcatio trunci pulmonalis
118 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

MEDIASTINUM
trachea
Selain kelenjar limf yang mengalirkan cairan limf paru,
bronchus principalis kelenjar limf lain juga ditemukan tersebar di dalam
mediastinum. Kelenjar-kelenjar ini mengalirkan cairan
limf dari struktur-struktur mediastinum dan bermuara
ke dalam truncus bronchomediastinalis dan ductus
thoracicus. Penyakit dan pembesaran kelenjar-kelenjar
ini dapat menimbulkan tekanan pada struktur-struktur
penting mediastinum yang berdekatan, seperti trachea
dan vena cava superior.

DUCTUS THORACICUS
Ductus throracicus mulai dari bawah di dalam abdo-
men sebagai suatu kantong yang berdilatasi, cisterna
chyli. Ductus thoracicus berjalan ke atas melalui hiatus
aorticus diaphragma, di sebelah kanan aorta descen-
dens. Lambat laun ia menyilang bidang tengah di bela-
kang oesophagus dan mencapai pinggir kiri oesopha-
gus (Cambar 3-338) setinggi pinggir bawah corpus
vertebra thoracica lV (angulus sterni). Kemudiaq ia
berjalan ke atas sepanjang pinggir kiri oesophajirs
Gambar 3-32. Hubungan arteriae pulmonales dengan arbor bron_
chialis
untuk masuk ke pangkal leher (Cambar 3-338). Di sini,
ductus membelok ke lateral di belakang sarung carotis
dan di depan arteri, vena vertebralis. la membelok ke
bawah di depan nervus phrenicus sinsitra dan menyi-
dengan permukaan cekung arcus aortae (Cambar 3-18 lang arleria subclavia untuk bermuara ke pangkal vena
dan 3-20). Ligamenturn arteriosum merupakan sisa brach iocephalica sin istra.
ductus arteriosus, yang pada janin mengalirkan darah Pada pangkal leher, ductus thoracicus menerima
dari truncus pulmonalis ke aorta, jadi tidak melalui truncus jugularis sinistra, truncus subclavius sinistra,
paru. Nervus laryngeus recurrens sinistra melingkari dan bronchomediastinalis sinistra, walaupun mereka
pinggir bawah struktur ini (Cambar 3-18 dan 3-20). dapat mengalirkan cairan limf langsung ke vena-vena
Setelah lahir, ductus menutup. Bila ductus rni tetap besar yang berdekatan.
terbuka, darah dari aorta akan masuk ke sirkulasi paru,
Jadi, ductus thoracicus mengalirkan semua cairan
mengakibatkan terjadinya hipertensi pulmonal dan limf dari extremitas inferior, rongga pelvis, rongga ab-
hipertrofi ventriculus dexter (Gambar 3-24). Dengan domen, sisi kiri thorax, dan sisi kiri kepala, leher, dan sisi
demikian tindakan ligasi ductus ini perlu dilakukan. kiri lengan (lihat Cambar 1-21) masuk ke dalam darah.

DUCTUS LYMPHATICUS DEXTER


Kelenjar dan Pembuluh Limf Thorax
Truncus jugularis dextra, truncus subclavius dextra,
DINDING THOBAX dan truncus bronchomediastinalis dextra yang masing-
masing mengalirkan cairan limf dari sisi kanan kepala
Pembuluh limf kulit dinding anterior bermuara ke nodi dan leher, extremitas superior kanan, sisi kanan thorax,
axillares anteriores. Pembuluh limf kulit dinding pos- dapat bergabung membentuk ductus Iymphaticus dex-
terior bermuara ke nodi axillares posteriores. pembu- ter. Ductus communis ini, bila ada, panjangnya sekitar
luh limf profunda bagian anterior spatium intercostale 1,3 cm dan bermuara ke dalam pangkal vena brachio-
bermuara ke depan ke nodi lymphoidei thoracis inter- cephalica dextra atau masing-masing truncus dapat ber-
na sepanjang arteria dan vena thoracica interna. Dari muara ke dalam vena-vena besar pada pangkal leher.
sini, cairan limf dialirkan ke ductus thoracicus yang
terletak pada sisi kiri dan truncus bronchomediastinales
yang terletak di sisi kanan. Pembuluh limf profunda Saraf pada Thorax
bagian posterior spatium intercostale bermuara ke be,
lakang ke nodi intercostales posteriores yang terletak
NERVUS VAGUS
dekat caput costae. Dari sini cairan limf masuk ke Nervus vagus dextra berjalan turun di dalam thorax,
ductus thoracicus. mula-mula terletak posterolateral terhadap truncus
ANATOMI DASAR 119

oesophagus

truncus symphalicus
ductus thoracicus

N. thoracalis I

trachea
N. laryngeus recurrens sinisler
cupula pleurae
A. subclavia sinistra
N. vagus dexler
l,l. vagus sinister

N, phrenicus sinister
N. phrenicus dexter

A. thoracica interna
V jugularis interna sinistra
A. brachiocephalica
thymus A. carotis communis sinistra

infrahyoidei

arcus aortae
V. cava superior^

N: phrenicus sinisler

N. phrenicus dexter

N. vagus sinister
pulmo dexler

pulmo sinister

V azygos laryngeus recurrens sinisler

N. vagus dexter
lra
tfuncus
symphaticus
oesophagus

Gambar 3-33. Potongan melintang thorax. A Setinggi apertura thoracis superior , dilihat dari atas. B. Setinggi vertebra thoracica lV, dilihal
dari bawah.

brachiocephalicus (Gambar 3-33), kemudian terletak diaphragma di belakang oesophagus untuk mencapai
lateral terhadap trachea dan medial terhadap bagian permukaan posterior gaster.
terminal vena azygos (Cambar 3-28). Kemudian nervus Nervus vagus sinistra berjalan turun di dalam tho-
vagus dextra berjalan di belakang radix pulmonis rax di antara arteria carotis communis sinistra dan
dextra dan ikut dalam pembentukan plexus pulmo- arteria subclavia sinistra (Cambar 3-29 dan 3-33).
nalis. Waktu meninggalkan plexus, nervus vagus ber- Kemudian ia menyilang sisi kiri arcus aortae dan nervus
jalan pada permukaan posterior oesophagus dan ikut vagus sendiri disilang oleh nervus phrenicus sinistra.
berperan membentuk plexus oesophageus. Kemudian Nervus vagus kemudian berbelok ke belakang, di
neryus vagus berjalan melalu i h iatus oesophageus pada belakang radix pulmonis sinistra dan ikut membanttt
120 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

pembentukan plexus pulmonalis. Waktu meninggal- Nervus phrenicus mempunyai serabut-serabut efe-
kan plexus, nervus vagus berjalan pada permukaan an- ren dan aferen. Serabut eferen adalah satu-satunya sa-
terior oesophagus dan ikut berperan dalam pemben- raf yang menyarafi otot diaphragma.
tukan plexus oesophageus. Kemudian nervus vagus Serabut aferen membawa sensasi ke susunan saraf
berjalan melalui hiatus oesophageus pada diaphragma pusat dari (a.) peritoneum yang meliputi bagian tengah
di depan oesophagus untuk mencapai permukaan an- permukaan bawah diaphragma, (b) pleura yang meli-
terior gaster. puti bagian tengah permukaan atas diaphragma, dan (c)
pericardium dan pars mediastinalis pleura parietalis.

Cabang-cabang
BAGIAN THORACAL
Kedua nervus vagus menyarafi paru dan oesophagus. TRUNCUS SYMPHATICUS
Nervus vagus dextra mempercabangkan rami cardiaci, Bagian thoracal truncus symphaticus melanjutkan diri
dan nervus vagus sinistra merupakan asal nervus lary- ke atas sebagai bagian cervical dan ke bawah sebagai
ngeus recurrens sinistra. (Nervus laryngeus recurrens bagian lumbal truncus symphaticus. Truncus sympha-
dexter berasal dari nervus vagus dextra di leher dan me- ticus merupakan struktur yang terletak paling lateral di
lingkari arteria subclavia dan berjalan ke atas di antara dalam mediastinum dan berjalan ke bawah pada caput
trachea dan oesophagus.) costae (Cambar 3-28 dan 3-29). Truncus meninggalkan
Nervus laryngeus recurrens sinistra berasal dari thorax di samping corpus vertebra thoracica Xll dengan
neryus vagus sinistra waktu saraf ini menyilang arcus berjalan ke belakang ligamentum arcuatum mediale.
aortae (Cambar 3-1 8, 3-20, dan 3-29). Nervus lary- Truncus symphaticus bagian thoracal mempunyai
ngeus recurrens sinistra melingkari sekeliling liga- 12 (sering hanya 1 1) ganglia yang tersusun secara
mentum arteriosum dan berjalan ke atas pada alur di segmental. Masing-masing ramus communicans albus
antara trachea dan oesophagus pada.sisi kir'i (Cambar dan griseus berjalan menuju ke nervus spinalis yang
3-33). Saraf ini menyarafi semua otot-otot yang bekerja sesuai. Canglion thoracica pertama sering bergabung
pada plica vocalis sinistra (kecuali musculus cricothy- dengan ganglion cervicale inferioris dan membentuk
roideus, suatu otot peregang pita suara yang diper- ganglion stellatum.
sarafi oleh ramus externus nervus laryngeus superior
cabang nervus vagus).
Cabang-cabang
1. Rami communicantes griseus menuju ke semua
NERVUS PHRENICUS
nervi thoracici. Serabut postganglioner tersebar
Nervus phrenicus berasal dari leher, dari rami anterio- melalui cabang-cabang saraf spinal menuju ke
3,4,5 (Lihat Bab 11).
res nervi cervicales pembuluh darah, kelenjar keringat, dan musculi
Nervus phrenicus dextra berjalan turun di dalam arector pilli pada kulit.
thorax sepanjang sisi kanan vena brachiocephalica 2. Lima ganglia thoracici yang pertama memberikan
dextra dan vena cava superior (Cambar 3-28 dan 3-33). serabut postganglioner ke jantung, aorta, paru dan
Saraf ini berjalan di depan radix pulmonis dextra dan oesophagus.
berjalan sepanjang sisi kanan pericardium. Pericar- 3. Delapan ganglia thoracici yang bawah terutama
dium ini memisahkan saraf dari atrium dextrum. Ke- memberikan serabut preganglioner yang bersatu
mudian saraf ini turun ke bawah pada sisi kanan vena membentuk nervi splanchnici (Cambar 3-28 dan
cava inferior menuju ke diaphragma. Cabang-cabang 3-29) dan menyarafi visera abdomen. Saraf-saraf ini
terminalnya berjalan melalui hiatus vena cava pada masuk abdomen dengan menembus crus diaphrag-
diaphragma untuk menyarafi bagian tengah permukaan ma. Nervus splanchnicus major berasal dari gang-
peritoneum yang terdapat pada permukaan bawah lia thoracici 5-9, nervus splanchnicus minor bera-
diaphragma. sal dari ganglia thoracici 10 dan 11, dan nervus
Nervus phrenicus sinistra berjalan turun di dalam splanchnicus imus berasal dari ganglion thoracica
thorax sepanjang sisi kiri arteria subclavia sinistra. la 12. Keterangan lebih rinci mengenai distribusi
menyilang sisi kiri arcus aorta (Gambar 3-29) dan di sini saraf-saraf ini dalam abdomen, lihat halaman 264.
menyilang sisi kiri nervus vagus sinistra. Saraf ini
berjalan di depan radix pulmonis sinistra dan berjalan Oesophagus
turun pada permukaan kiri pericardium. Pericardium
memisahkan saraf ini dari ventrikel kiri. Waktu men- Oesophagus merupakan struktur berbentuk tabung
capai diaphragma, cabang-cabang terminalnya me- yang panjangnya sekitar 10 inci (25 cm), ke atas me-
nembus otot dan menyarafi bagian tengah peritoneum lanjutkan diri sebagai pars laryngea pharyngis yang
yang terdapat pada permukaan bawah diaphragma. terletak setinggi vertebra cervicalis Vl. Oesophagus
ANATOMI DASAR 121

berjalan melalui diaphragma setinggi vertebra tho- simpatis untuk membentuk plexus oesophageus. Ner-
racica X untuk bersatu dengan lambung (Cambar 3-6). vus vagus sinistra terletak anterior terhadap oeso-
Di dalam leher, oesophagus terletak di depan columna phagus dan nervus vagus dextra terletak posterior. Pada
vertebralis; di lateral dibatasi oleh lobus glandula thy- hiatus oesophageus di diaphragma, oesophagus diikuti
roidea; dan di anterior berhubungan dengan trachea oleh kedua nervi vagus, cabang-cabang arteria dan
dan nervus laryngeus recurrens. (lihat halaman 704. vena gastrica sinistra, serta pembuluh limfatik. Sera-
Di dalam thorax, oesophagus berjalan ke bawah but-serabut crus dextrum diaphragma berjalan di se-
dan kiri melalui mediastinum superior dan kemudian kitar oesophagus dalam bentuk suatu lengkungan.
mediastinum posterior. Pada setinggi angulus sterni, Di dalam abdomen oesophagus berjalan turun ke
arcus aorta mendorong oesophagus ke arah garis te- bawah sekitar I inci (1,3 cm) dan kemudian masuk ke
ngah (Cambar 3-33). lambung. Di anterior oesophagus berhubungan dengan
Hubungan bagian thoracal oesophagus dari atas ke lobus sinistra hepatis dan di posterior dengan crus si-
bawah adalah sebagai berikut: nistrum diaphragma.
r Anterior: Trachea dan nervus laryngeus recurrens
sinistra; bronchus principalis sinister yang menyem-
PENDARAHAN OESOPHAGUS
pitkan oesophagus; dan pericardium yang memisah- Sepertiga bagian atas oesophagus diperdarahi oleh
kan oesophagus dari atrium sinistrum (Cambar 3-33 arteria thyroidea inferior, seperliga bagian tengah oleh
dan 3-34). cabang-cabang aorta thoracica, dan sepertiga bagian
r Posterior: Corpus vertebra thoracica,; ductus thora- bawah oleh cabang-cabang arteria gastrica sinistra.
cicus; vena azygos; arteriae intercostales posterior Vena-vena dari sepertiga bagian atas mengalir ke vena
dextra; dan pada ujung bawahnya aorta thoracica thyroidea inferior, dari sepertiga bagian tengah ke vena
(Cambar 3-33 dan 3-34). azygos, dan sepertiga bagian bawah ke vena gastrica
. Sisi kanan: pars mediastinalis pleura parietalis dan sinistra, sebuah cabang vena porta.
bagian terminal vena azygos (Gambar 3-28).
. Sisi kiri: Arteria subclavia sinistra, arcus aortae, ALIRAN LIMF OESOPHAGUS
ductus thoracicus, dan pars mediastinalis pleura
Pembuluh limf dari sepertiga bagian atas oesophagus
parietal is (Cambar 3-29).
mengalir masuk ke nodi cervicales profundi, dari se-
Di bawah radix pulmonis nervus vagus mening- pertiga bagian tengah oesophagus masuk ke nodi
galkan plexus pulmonalis dan bersatu dengan saraf mediastinales superiores dan posteriores, dan dari

ahium dextlm
pcricardiaca

lobus medius
pulmo pericardiuur

fissura Iotrus supenor


obliqua puluro sinister
dex:h'a
frssura obliqua
sinistra

lobus lobus iuferior


pulmo derter puhno sinister

V. pLrlmonalis

siuus obliquus
aorla descendetts
oesophagus
\'. hemiazygos

V azygos ductus truncus


splanchrici
flroracict ts symphaticus

Gambar 3-34. Penampang melintang thorax selinggi vertebra thoracica Vlll, dilihat dari bawah.
122 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

sepertiga bagian bawah masuk ke nodi lymphatici di kah radiografi itu benar merupakan radiografi postero-
sepanjang arteria dan vena gastrica sinistra, serta nodi anterior dan bukan sedikit oblik. Lihat ujung sternal
coeliaci (Cambar 3-1 3). kedua clavicula; jaraknya terhadap procesirs ipinosus
vertebra harus sama,
PERSARAFAN OESOPHAGUS Sekarang periksa urutan-urutan secara sistematik
berikut ini.
Oesophagus dipersarafi oleh serabut eferen dan aferen
parasimpatis dan simpatis melalui nervus vagus dan 1. faringan lunak superficial. Puting susu pada kedua
truncus symphaticus. Pada bagian bawah dalam per- jenis kelamin dan kelenjar mammaria pada wanita
jalanannya di rongga thorax oesophagus dikelilingi
dapat terlihat di atas lapangan paru. Musculus
oleh plexus oesophageus. pectoralis major juga dapat memberikan bayangan
I unak.
Thymus 2. Tulang. Vertebrae thoracica tidak terlihat dengan
jelas. Articulatio costotransversaria dan masing-
Thymus berbentuk pipih, berlobus dua (Cambar 3-33), masing costae sebaiknya diperiksa dari atas ke
dan terletak di antara sternum dan pericardium di bawah dan membandingkannya dengan costae sisi
dalam mediastinum anterior. Pada bayi yang baru lahir, lainnya (Cambar 3-36). Cartilagines costales bia-
thymus mempunyai ukuran relatif yang terbesar di- sanya tidak terlihat, tetapi bila mengalami kalsifi-
bandingkan dengan ukuran tubuh. Pada saat baru lahir kasi mereka dapat terlihat. Clavicula jelas terlihat
thymus dapat meluas ke atas sampai ke mediastinum menyilang bagian atas masing-masing lapangan
superior di depan pembuluh-pembuluh besar sampai paru. Pinggir medial scapula bertumpang tindih
pangkal leher. Thymus terus berkembang sampai dengan bagian pinggir masing-masing lapangan
pubertas, tetapi setelah itu mengalami involusi. Thy- paru.
mus tampak berwarna merah muda dan berlobus, dan 3. Diaphragma. Diaphragma memberikan bayangan
merupakan tempat berkembangnya limfosit T. berbentuk-kubah pada masing-masing sisi; kubah
yang kanan sedikit lebih tinggi dibandingkan de-
PENDARAHAN ngan kubah yang kiri. Perhatikan angulus costo-
Thymus didarahi oleh arteria thyroidea inferior dan phrenica, di mana diaphragma bedemu dengan
arteria thoracica interna. dinding thorax (Gambar 3-36). Di bawah kubah
kanan terdapat bayangan homogen padat dari hati;
dan di bawah kubah kiri mungkin terlihat gelem-
Anatomi Penampang Melintang bung gas yang terdapat di dalam fundus gaster.
Thorax 4. Trachea. Bayangan radiolusen dari udara yang
mengisi trachea ditemukan pada garis tengah leher
Untuk membantu menginterpretasi CT-scan thorax, sebagai daerah gelap (Cambar 3-36). Bayangan ini
pelajarilah penampang melintang thorax seperti ter- bertumpuk dengan vertebra cervicalis bagian ba-
lihat dalam gambar 3-35. Penampang difoto dari per- wah dan vertebra thoracica bagian atas.
mukaan inferiornya (Lihat Cambar 3-44 dan 3-45 untuk 5. Paru. Mula-mula lihat radix pulmonis, yang terlihat
CT-scan.) sebagai bayangan relatif padat akibat adanya arte-
riae, venae pulmonales, arteria dan venae bron-
chialis yang terisi darah, bronchi, dan kelenjar
GAMBARAN RADIOLOGIS Iimfe (Cambar 3-36). Lapangan paru mudah meng-
hantarkan sinar-X oleh karena adanya udara yang
THORAX ada di dalamnya. Karena alasan tersebut, paru
Hanya struktur-struktur penting yang dapat dilihat pa- lebih translusen pada inspirasi dalam dibandingkan
da foto Rontgen posteroanterior dan oblik lateral yang pada ekspirasi. Pembuluh darah paru terlihat sebagai
akan diuraikan. rangkaian bayangan yang memancar dari radix
pulmonalis. Bila dilihat ujung,ujungnya, pembuluh-
pembuluh tersebut tampak sebagai bayangan yang
Radiografi Posteroanterior kecil, bulat, dan putih. Bronchus besar bila dilihat
ujung-ujungnya juga merupakan bayangan bulat.
Radiografi posteroanterior diambil dengan posisi din- Bronchi yang lehih kecil tidak terlihat.
ding anterior dada pasien menyentuh tempat kaset film 6. Mediastinum. Bayangan yang ditimbulkan oleh
dan dengan sinar-X berjalan melalui thorax dari per- berbagai struktur yang terletak di dalam mediasti-
mukaan posterior menuju ke anterior (Cambar 3-36 num tampak bertindihan satu dengan yang lainnya
dan 3-37). Mula-mula diperiksa untuk memastikan apa- (Cambar 3-36 dan 3-37). Perhatikan bentuk jan-
GAMBARAN BADIOLOGIS THORAX 123

Gambar 3-35, Penampang melintang thorax dilihat dari bawah. A. Setinggi corpus vertebra thoracica lll.
B. Setinggi vertebra thoracica Vlll. Perhatikan.bahwa pada orang hidup cavitas pleuralis hanya sebuah
ruang potensial. Ruang besar yang terlihat pada gambar ini adalah sebuah artelak yang disebabkan oleh
proses pengawetan.
124 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Gambar 3-36. Radiografi posteroanterior dada seorang pria dewasa normal.

tung dan pembuluh-pembuluh darah besar. Dia- cava inferior (Cambar 3-36 dan 3-37). Pinggir kiri
meter transversa jantung seharusnya tidak lebih terdiri atas tonjolan arcus aortae (aortic knuck/e) di
dari setengah Iebar thorax. lngatlah bahwa pada bawahnya terdapat batas kiri truncus pulmonalis, auri-
inspirasi dalam, waktu diaphragma turun, panjang cula sinistra, dan ventriculus sinister (gambar 3-36 dan
vertikal jantung bertambah dan diameter transversa 3-37). Batas inferior bayangan mediastinum (pinggir
menyempit. Pada bayi, jantung selalu lebih lebar bawah jantung) bersatu dengan diaphragma dan hati.
dan bentuknya lebih bulat dibandingkan pada Perhati kan angulus cardiophrenica.
orang dewasa.

Pinggir kanan bayangan mediastinum dari atas ke


Radiografi Oblik Kanan
bawah terdiri atas vena brachiocephalica dextra, vena Radiografi oblik kanan didapat dengan memutar pasien
cava superior, atrium dextrum, kadang-kadang vena sehingga dinding anterior dada kanan menyentuh kaset
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 125

V. brachiocephalica dextra arcus aortil6


lruncus pulmonalis

V cava superior auricula sinislra

a\

atrium dextrum
V cava inferior

venlriculus sinisler
hepar
diaphragma

kaset film

Gambar 3-37. Gambaran utama yang dapat dilihat pada radiograti posteroanterior dada pada Gambar 3-36. Perhatikan posisi pasien
terhadap sumber sinar X dan tempat kasel film.

film dan sinar-X menembus thorax dari posterior ke an- Radiografi Oblik Kiri
terior dengan arah miring (Cambar 3-38 dan 3-39).
Bayangan jantung sebagian besar dibentuk oleh ventri- Radiografi oblik kiri didapat dengan dengan memutar
culus dexter. Sebagian kecil pinggir posterior me- pasien sehingga dinding anterior dada kiri menyentuh
diastinum dibentuk oleh atrium dextrum. Untuk kete- kaset film dan sinar*X menembus thorax dari posterior
rangan lebih lanjut tentang struktur-struktur yang ke anterior dengan arah miring. Bayangan jantung se-
dilihat pada radiografi ini, lihat Cambar 3-38 dan 3-39. bagian besar dibentuk oleh ventriculus dexter di an-
126 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Gambar 3'38. Radiografi oblik kanan dada seorang pria dewasa normal setelah menelan barium.

terior dan oleh ventriculus sinister di posterior. Di atas dinasi atau media kontras lain ke bronchus tertentu,
jantung mungkin terlihat arcus aortae dan truncus biasanya di bawah pengawasan fluoroskopi. Zat kon-
pulmonalis. tras bersifat tidak iritatif dan cukup radioopak untuk
Contoh radiografi lateral kiri dada diperlihatkan memberikan gambaran bronchi yang baik (Cambar
pada Cambar 3-40 dan 3-41. 3-42). Setelah pemeriksaan radiografi selesai, pasien
disuruh batuk dan mengeluarkan zat kontras.
Bronkografi dan Gambaran Cambaran oesophagus dengan zat kontras (Cambar
3-38 dan 3-40) dilakukan dengan memberikan krim
Oesophagus deng an 7Zat Kontras campuran barium sulfat dan air untuk diminum pasien.
Bronchografi adalah suatu pemeriksaan khusus arbor Arcus aortae dan bronchus sinister menyebabkan in-
bronchialis dengan cara memasukkan minyak terio- dentasi ringan pada pinggir anterior oesophagus yang
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 127

trachea claviculasinistra
clavicula dexlra

barium di dalam
bronchus principalis
oesophagus
sinisler

truncus
pulmonalis

scapula
sinistra

radix pulmonis
sinislra

gas di dalam
fundus gaster
hepar

-)\_:,

posisi pasien
Gambar 3-39. Gambaran utama yang dapat ditemukan pada radiografi oblik kanan dada pada Gambar 3-38. Perhatikan
terhadap sumber sinar-X dan kaset lilm'
128 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Gambar 3'40' Radiografi lateral kiri dada seorang pria dewasa normal setelah menelan barium.
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 129

angulus

bronchus
principalis dexter

bronchus
principalis
sinister

mediastinum
anterior

radix pulmonis
columna
vertebralis
venlriculus
sinister

alrium
barium di dalam sinistrum
oesophagus

mediastinum
]----0f-j
V cava inferior
posterior
hepar

gas di dalam
fundus gaster

recessus
costodiaphragmaticus

posisi pasien
Gambar3.41. Gambaran utama yang dapal ditemukan pada radiografi lateral kiri dada pada Gambar 3-40. Perhatikan
terhadap sumber sinar-X dan kaset film.
130 8AB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Gambar 3-42. Bronkogram posteroanterior dada


GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 131

terisi barium. Tindakan ini iuga dapat digunakan untuk ini, penyempitan patologis atau penyumbatan arteria
melihat gambaran batas posterior atrium kiri pada ra- coronaria dapat di identifikasi.
diografi oblik kanan. Pembesaran atrium sinistrum
akan menyebabkan indentasi ringan pada pinggir ante-
rior oesophagus yang terisi barium.
GT l0omputed TomograPhY) Scan
Thorax
CT-Scan mengandalkan sifatsifat fisika yang sama
Angiografi Goronaria seperti sinar-X konvensional, tetapi digabung dengan
teknologi komputer. Sebuah sumber sinar-X bergerak
Arteriae coronariae dapat dilihat dengan memasukkan melengkung di sekitar thorax dan mengirimkan berkas
zat radioopak ke dalam lumennya. Dibawah kontrol sinar-X. Berkas sinar-X yang telah melalui dinding dan
fluoroskopi, sebuah kateter kecil yang panjang di- visera thorax diubah menjadi impuls elektronik yang
masukkan ke dalam aorta ascendens melalui arteria rnenghasilkan gambaran densitas jaringan dengan iris-
femoralis pada tungkai atas. Ujung kateter dimasukkan an satu sentimeter tubuh. Dari gambaran ini komputer
dengan hati-hati ke dalam ostium arteria coronaria dan menyusun sebuah gambar thorax yang dinamakan
sedikit zat radioopak disuntikkan untuk mengisi salur- CT-scan, yang dapat dilihat pada layar fluoresen dan
an arteria coronaria dan cabang-cabangnya, lnformasi kemudian difoto (Cambar 3-44 dan 3-45).
yang diperoleh dapat direkam dengan radiografi (Cam-
bar 3-43) atau dengan cineradiografi. Dengan teknik

coronaria sinistra
Gambar 3-43. Angiograli coronaria. A. Memperlihatkan daerah penyempitan yang hebat pada ramus circumflexus artei'i
(panah putih). B.-Mehperlihatkan arteri yang sama sesudah percutaneous transluminal coronary angioplasty. Pengembangan lumen
dengan balonisasi memperbaiki secara nyata daerah stenosis (panah putih)'
132 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

anlerior a. carotis communis


clavicula sinistra
a. brachio-
v. brachio-
cephalica cephalica
sinistra
v. cava a. subclavia
superior sinislra

lobus superior
pulmo dexter

kanan

trachea

oesophagus
costa ll

lobus superior
scapula vertebra pulmo sinister
thoracica lll Poslerior

Gambar 3'44. CT-scan bagian atas lhorax setinggi vertebra thoracica lll. Potongan ini dilihat dari bawah

corpus stemi anterior


ventriculus dexter venlriculus sinister

pulmo
pulmo dexter sinisler
alrium
sinislrum

kanan
kiri

alrium dextrum bronchus


principalis
rilt

bronchus sinister
principalis
' dexter ao rta
oesophagus descendens

scapula

verlebra costa Vl
lhoracica Vl

processus spinosus processus transversus


poslerior

Gambar 3-45. CT-scan bagian tengah thorax setinggi vertebra thoracica Vl. Potongan dilihat dari bawah.
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 133

Nyeri dan Penyakit Paru


NyrnI DADA
Diuraikan lengkap pada halaman 135.
Keluhan nyeri dada merupakan gejala yang sering
ditemukan di klinik. Sayangnya, nyeri dada merupakan
Nyeri Jantung
gejala yang umum ditemukan pada banyak keadaan
dan dapat disebabkan oleh penyakit pada dinding tho- Diuraikan lengkap pada halaman 137.
rax dan abdomen atau pada berbagai visera thorax dan
abdomen. Tingkat kehebatan nyeri sering tidak ber- Me olastlNurtt
hubungan dengan tingkat keseriusan penyebabnya.
Nyeri myocardial mungkin menyerupai nyeri esofa- Pergeseran Medi astinum
gitis, nyeri muskuloskletal dinding thorax, dan nyeri Pada kadaver, sebagai akibat efek pengerasan cair-
lainnya yang tidak membahayakan jiwa. Jika dokter an pengawet, struktur mediastinum akan mengeras dan
tidak cukup pandai, seorang pasien mungkin dinya- terfiksasi. Pada orang hidup, struktur mediastinum sa-
takan berada dalam kondisi yang lebih serius daripada ngat mudah bergerak; paru, jantung, dan arteri-arteri
yang ditunjukkan oleh gejalanya. Tidaklah cukup un- besar berdenyut secara berirama dan oesophagus me-
tuk menegakkan diagnosis hanya dengan mengha- regang sewaktu bolus makanan melewati oesophagus.
biskan 99% waktu pada nyeri dada, Pengetahuan
Jika udara masuk ke cavitas pleuralis (suatu keada-
mengenai nyeri dada akan membantu dokter dalam an disebut pneumothorax), paru-paru pada sisi tersebut
memikirkan diagnosis banding secara sistematik. akan segera kolaps dan mediastinum tergeser ke sisi
yang berlawanan. Keadaan ini akan dimanifestasikan
Nyeri Dada Somatis
oleh pasien sebagai sesak nafas dan syok, dan pada
Nyeri yang berasal dari dinding thorax atau dinding pemeriksaan ditemukan trachea dan jantung bergeser
abdomen merupakan nyeri yang hebat dan dapat di- ke sisi yang berlawanan.
tentukan lokasinya dengan tepat. Nyeri somatis berasal
dari ujung-ujung saraf sensoris di dalam dinding ter- Mediastinitis
sebut dan dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh
Struktur-struktur yang menyusun mediastinum ter-
saraf-saraf spinal yang sesuai dengan segmennya.
fiksasi di dalam jaringan ikat longgar yang berhu-
Nyeri Dada Visera bungan dengan jaringan ikat yang ada pada pangkal
leher. Jadi, memungkinkan infeksi profunda di dalam
Nyeri visera menyebar dan sulit ditentukan tempat-
leher menyebar dengan mudah ke thorax dan menye-
nya. Nyeri ini dihantarkan ke sistem saraf pusat mela-
babkan mediastinitis.
lui aferen saraf otonom. Hampir semua serabut-serabut
nyeri visera berjalan ke atas menuju medulla spinalis Tumor atau Kista Mediastinalis
bersama saraf simpatis dan masuk ke dalam medulla
spinalis melalui radix posterior nervi spinales sesuai Oleh karena banyak struktur penting yang terletak
dengan segmennya. Beberapa serabut nyeri dari pharynx, berdekatan di dalam mediastinum, fungsi struktur
bagian atas oesophagus, dan trachea mencapai sistem tersebut mungkin terganggu dengan adanya tumor atau
saraf pusat melalui saraf parasimpatis yang terdapat di organ yang membesar. Sebuah tumor pada pulmo si-
dalam nervus glossopharyngeus dan nervus vagus' nister dapat dengan cepat menyebar ke nodi medias-
tinales. Kelenjar ini bila membesar dapat menekan ner-
Nyeri Dada AIih (Referred Chest Pain) vus laryngeus recurrens sinistra, yang mengakibatkan
paralisis plica vocalis sinistra. Sebuah kista atau tumor
Nyeri alih adalah perasaan nyeri pada daerah ter- yang membesar dapat menutup sebagian vena cava su-
tentu yang berbeda tempatnya dari asal rangsangan, perior, menyebabkan bendungan hebat pada vena-
tetapi pada daerah yang dipersarafi oleh segmen me-
vena bagian atas tubuh. Efek penekanan lain dapat
dulla spinalis yang sama atau berdekatan. Baik struktur
dilihat pada truncus symphaticus, nervus phrenicus,
visera ataupun somatis dapat menimbulkan nyeri alih'
dan kadang-kadang trachea, bronchus principalis, dan
oesophagus.
Dermatoma Thoracica
Untuk mengerti nyeri dada diperlukan pengetahuan Mediastinoskopi
praktis mengenai dermatoma thoracica (Lihat halaman
Mediastinoskopi adalah prosedur diagnostik untuk
41 dan 42). mengambil contoh nodi tracheobronchiales tanpa
134 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

membuka cavitas pleuralis. Dibuat sebuah insisi kecil pleuralis untuk membuat kolaps dan mengistirahatkan
pada garis tengah leher tepat di atas incisura jugularis, paru. Hal ini dikenal sebagai pneumothorax artifisial.
dan mediastinum superior diperiksa ke bawah sampai Pneumothorax spontan adalah suatu keadaan udara
pada bifurcatio tracheae. Tindakan in dapat digunakan masuk ke rongga pleura dengan mendadak tanpa di-
untuk menentukan diagnosis dan derajat penyebaran ketahui dengan segera penyebabnya. Setelah peme-
karsinoma bronchus. riksaan, biasanya diketahui bahwa udara masuk dari
paru yang sakit dan sebuah bula (gelembung) yang
Plrunn mengalami ruptur.
Luka tusuk pada dinding thorax dapat menembus
Pleuritis pleura parietalis sehingga cavitas pleuralis terpajan
Peradangan pleura (pleuritis atau pleurisy), sekun- dengan udara luar. Keadaan ini dinamakan pneumo-
der sebagai akibat peradangan paru (pneumonia) thorax terbuka. Setiap kali kali pasien menarik nafas,
mengakibatkan permukaan pleura diliputi oleh eksudat mungkin terdengar udara di bawah tekanan atmosfir
peradangan yang menyebabkan permukaannya men- tersedot masuk ke dalam cavitas pleuralis. Kadang-
jadi kasar. Permukaan yang kasar ini menimbulkan kadang pakaian dan lapisan-lapisan dinding thorax
gesekan dan dapat terdengar gesekan pleura tpleural bersama-sama berperan sebagai katup, sehingga udara
rub) dengan stetoskop pada inspirasi dan ekspirasi. dapat masuk waktu inspirasi tetapi tidak dapat keluar'
Seringkali eksudat diinvasi fibroblas yang menumpuk melalui luka. Pada keadaan ini, tekanan udara
kolagen dan melekatkan pleura visceralis ke pleura meningkat pada sisi dada yang sakit dan mendorong
parietalis sehingga terbentuklah adhesi pleura. mediastinum ke sisi lainnya. Pada keadaan ini, paru sisi
yang terluka akan kolaps dan paru pada sisi lainnya
Pneumothorax, Empyema, dan Efusi pleura akan tertekan oleh mediastinum yang tergeser. Kondisi
yang berbahaya ini dinamakan tension pneumothorax.
Sebagai akibat penyakit atau cedera (luka tusukan Udara di dalam cavitas pleuralis yang berhubungan
atau luka tembak), udara dapat masuk ke cavitas dengan cairan serosa dikenal sebagai hydropneu-
pleuralis dari paru atau melalui dinding thorax (pneu- mothorax; yang berhubungan dengan nanah dikenal
mothorax). Pada pengobatan tuberkulosis cara lama, sebagai pyopneumothorax; dan yang berhubungan
udara dengan sengaja dimasukkan ke dalam cavitas dengan darah dikenal sebagai hemopneumothorax.

suara napas melemah

pulmo delter kolaps

suara napas tidak ada

cairan serosa

efusi pleura

Gambar 3'46. Kasus ef usi pleura sisi kanan. Mediastinum tergeser ke kiri, paru-paru kanan mengecil, dan
bronchi menyempit. Auskultasi hanya dapat mendengarkan suara nalas yang lemah pada piru yang
mengecil dan tidak ada suara nafas pada tempat terdapat cairan di dalam cavitis pleuralis.
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 135

Kumpulan nanah (tanpa udara) di dalam cavitas pleu- dexter dibandingkan bronchus principalis sinister. Dari
ralis dinamakan empyema. Adanya cairan serosa di sini, benda asing biasanya masuk ke bronchus lobaris
dalam rongga thorax dinamakan efusi pleura (Gambar superior atau lobus inferior.
3-46). Cairan (serosa, darah, atau nanah) dapat dike-
luarkan dari cavitas pleura dengan jarum berlubang- Bronkoskopi
besar (wlde-bore needle), seperti yang dijelaskan pada Bronkoskopi memungkinkan dokter memeriksa
halaman 72. bagian dalam trachea, percabangannya yang dinama-
Pada hemopneumothorax, darah masuk ke dalam kan carina, dan bronchus principalis. Berdasarkan
cavitas pleuralis. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pengalaman, mungkin dilakukan pemeriksaan bagian
luka tusuk atau luka tembak pada dinding thorax, yang dalam bronchus lobaris dan permulaan bronchus seg-
mengakibatkan pendarahan yang berasal dari pembu- mentalis pertama. Dengan alat tersebut juga dimung-
luh darah di dinding thorax, pembuluh darah di dalam kinkan memperoleh bahan biopsi dari membrana
cavitas thoracis, atau dari robeknya paru. mukosa dan mengeluarkan benda asing yang terin-
halasi (bahkan peniti yang terbuka).
TneCgrR DAN BRONCHI Penyumbatan benda asing pada larynx atau edema
larynx sekunder akibat infeksi atau trauma harus diatasi
Tekanan pada Trachea segera untuk mencegah asfiksia. Metoda yang umum
Trachea adalah tabung fibroelastis yang dalam digunakan untuk mengatasi obstruksi total adalah
keadaan normal tetap dipertahankan terbuka oleh trakeostomi (l-ihat halaman 853).
cartilago yang berbentuk seperti huruf U. Di dalam
leher, pembesaran kelenjar thyroid unilateral atau bila- PARU
teral dapat menyebabkan pergeseran atau penekanan Pemeriksaan Fisik Paru
nyata pada trachea. Pelebaran arcus aortae (aneurisma)
dapat menekan trachea. Pada setiap sistolik jantung, Pada pemeriksaan fisik pasien, selalu perlu diingat
aneurisma yang berdenyut dapat menekan trachea dan bahwa lobus superior pulmo dapat dengan mudah
bronchus sinistra, sebuah gejala'klinik yang dapat diperiksa dari pemukaan depan thorax dan lobus
dirasakan dengan melakukan palpasi trachea pada inferior dari belakang. Pada axilla, area semua lobus
incisura jugularis. dapat diperiksa.

Tracheitis atau Bronchitis Trauma pada Paru


Mukosa yang meliputi trachea dipersarafi oleh Seorang dokter harus selalu ingat bahwa apex pul-
neryus laryngeus recLlrrens, dan pada bifurcatio tra- monis menonjol ke dalam leher (2,5 cm di atas
cheae oleh plexus pulmonalis. Tracheitis atau hron- clavicula) dan dapat rusak pada luka tusuk atau luka
chitis menimbulkan reaksi tidak enak, rasa terbakar tembak pada daerah tersebut.
yang dirasakan jauh di belakang sternum, bukan rasa Walaupun paru terlindung dengan baik oleh bagian
nyeri, Banyak visera thorax dan abdomen bila terserang tulang cavea thoracis, potongan iga yang mengalami
penyakit menimbulkan perasaan tidak enak yang terasa fraktura dapat menembus paru dan udara dapat keluar
di garis tengah (lihat halaman 297). Tampaknya or- dan masuk ke dalam cavitas pleuralis, menyebabkan
gan-organ mempunyai persarafan sensoris, yang dalam pneumothorax dan kolaps paru. Udara juga dapat
keadaan tidak normal langsung memberikan reaksi ke ditemukan dalam jaringan ikat paru. Dari sini, udara
tingkat kesadaran' yang mewujudkan fenomena ini. bergerak ke bawah pleura visceralis sampai mencapai
Serabut-serabut aferen dari organ-organ ini berjalan ke radix pulmonis. Kemudian udara berjalan masuk ke
susunan saraf pusat bersama dengan saraf otonom. dalam mediastinum dan sampai ke leher, Di sini udara
dapat meregangkan jaringan subkutan, suatu keadaan
Inhalasi Benda Asing yang disebut emfisema subkutan.
lnhalasi benda asing ke dalam saluran pernapasan
bagian bawah sering terjadi, khususnya pada anak- Nyeri dan Penyakit Paru
anak. Penit!, sekrup, baut, kacang tanah, sebagian
tulang ayam, dan mainan dapat masuk ke dalam Jaringan paru dan pleura visceralis tidak mempu-
bronchi. Bagian gigi dapat terinhalasi selama pasien nyai ujung saraf yang peka terhadap rasa nyeri sehing-
dalam keadaan anestesi saat pencabutan gigi yang sulit. ga nyeri pada dada selalu diakibatkan oleh gangguan
Oleh karena bronchus principalis dexter lebih lebar yang mengenai struktur-struktur y"ang ada di sekitarnya.
dan lebih merupakan lanjutan trachea (Gambar 3-9), Contohnya ialah nyeri pada tuberkulosis atau pneumo-
benda asing cenderung masuk ke bronchus principalis nia tidak pernah dirasakan.
136 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Bila penyakit paru menembus pleura visceralis dan Kond i si-ko ndi si yan g M en gu ran gi
cavitas pleuralis sehingga menyerang pleura parietalis, Efisiensi Pernafasan
nyeri merupakan gejala yang utama. Contohnya ialah
pneumonia Iobaris yang disertai dengan pleuritis, PENYEMPITAN BRONCHUS
(As,ran tSRoNKtAL)
menimbulkan nyeri robek (tearing pain) hebat yang
Salah satu gangguan yang berkaitan dengan asma
bertambah hebat pada inspirasi dalam dan batuk. Ka-
rena bagian bawah pleura parietalis costalis mendapat
bronkial adalah spasme otot polos dinding bron-
persarafan sensoris dari lima nervi intercostales bagian chiolus. Hal ini terutama mengurangi diameter bron-
bawah yang juga menyarafi dinding abdomen, pleuritis
chiolus selama ekspirasi. Keadaan ini menyebabkan
pasien asma mengeluh mengalami kesulitan besar pa-
pada daerah ini sering menimbulkan rasa nyeri yang
dirasakan di daerah abdomen. Hal ini kadang-kadang
da waktu ekspirasi, walaupun inspirasi berlangsung
salah didiagnosis sebagai lesi akut abdomen.
normal. Akibatnya paru sangat teregang dan thorax
secara permanen membesar, membentuk apa yang
Dengan cara yang sama, pleuritis bagian tengah
dinamakan dada tong (barrelchcst). Selain itu, aliran
pars diaphragmatica pleura parietalis yang mendapat
udara melalui bronchiolus juga terhambat oleh adanya
persarafan sensoris dari nervus phrenicus (C3,4, dan 5)
mukus yang berlebihan dan pasien tidak mampu
dapat mengakibatkan nyeri alih di sekitar bahu karena
membersihkan mukus tersebut karena tidak dapat
kulit daerah tersebut dipersarafi oleh nervi supracla-
batuk secara efektif.
viculares (C3 dan 4).
KEHILANCAN EL,qsIIsITns P,qnu
Akses Bedah ke Paru
Banyak penyakit paru, seperti emfisema dan fi-
Akses bedah ke paru atau mediastinum sering di- brosis paru, merusak elastisitas paru sehingga paru
lakukan melalui sebuah spatium intercostale (Lihat ha- tidak dapat berkerut secara adekuat, dan menyebab-
laman 73). Sebuah retraktor iga khusus yang me- kan ekspirasi tidak sempurna. Otot-otot pernapasan
mungkinkan pemisahan iga yang luas dapat digunakan. pada pasien ini harus membantu ekspirasi sehingga
Cartilagines costales cukup elastis untuk dilakukan ekspirasi tidak lagi merupakan fenomena pasif.
pembengkokan yang dibutuhkan. Dengan cara ini di-
dapatkan pemaparan paru yang baik, KTHILnNczTN DISTENSIBILITAS PARU
Penyakit-penyakit seperti silikosis, asbestosis, kan-
Reseksi Segmental Paru ker, dan pneumonia, mengganggu proses pengembang-
an paru pada inspirasi. Terjadi penurunan kemampuan
Lesi lokal kronis seperti tuberkulosis atau neoplasma
pengembangan paru dan dinding dada, dan dibutuh-
jinak mungkin memerlukan tindakan pembedahan. Bila
kan bantuan otot-otot inspirasi yang lebih besar r-rntuk
lesi terbatas pada segmen bronchopulmonalia, di-
mengembangkan paru.
mungkinkan dengan hati-hati membuang segmen ter-
sebut dengan meninggalkan bagian paru disekitarnya
Drainase Postural
yang masih utuh. Reseksi segmental memerlukan pe-
ngetahuan yang dapat dipertanggung jawabkan tentang Akumulasi sekret bronchus yang berlebihan di
segmenta bronchopulmonalia dari ahli radiologis dan dalam satu lobus atau segmen paru dapat mengganggu
ahli bedah thorax dapat bekerja sama sekuat tenaga aliran udara yang normal ke dalam alveoli. Selan-
untuk melokalisasi lesi dengan tepat sebelum operasi. jutnya, penimbunan sekret seperti ini sering dengan
cepat diikuti dengan infeksi. Untuk membantu drainase
Karsinoma Bronchogenik yang normal dari bronchus segmentalis, seorang fisio,
Karsinoma bronchogenik merupakan sepertiga dari terapis sering mengubah posisi pasien sehingga gaya
semua penyebab kematian akibat kanker pada pria dan gravitasi dapat membantu memperlancar proses drai-
menjadi makin umum pada wanita. Pada sebagian nase tersebut. Jelaslah bahwa pengetahuan mengenai
be5ar pasien, karsinoma bronchogenik terdapat pada arbor bronchialis diperlukan untuk menentukan posisi
membrana mukosa bronchi yang lebih besar dan oleh yang terbaik dari pasien untuk melakukan drainase pos-
karena itu terletak dekat dengan hilum pulmonis. tural yang baik.
Neoplasma dengan cepat menyebar ke nodi tracheo-
bronchiales dan nodi bronchomediastinales dan dapat PeRlcenolutvt
menyerang neryus laryngeus recurrens. Penyebaran
Pericarditis
melalui pembuluh limf lewat truncus bronchomedias-
tinalis dapat mengakibatkan terkenanya nodi cervicales Pada peradangan pericardium serosum, dinamakan
profundi yang terletak tepat di atas clavicula. Penye- pericarditis, mungkin terdapat penimbunan berlebihan
baran secara hematogen ke tulang-tulang dan otak se- cairan pericardiurn. Cairan ini dapat menekan atrium
ring terjadi. yang berdinding tipis dan mengganggu pengisian jan-
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 137

tung selama diastol. Penekanan jantung ini dinamakan septum ventrikel (sebagai pengganti yang hanya dari
tamponade iantung. ventriculus sinister); dan (d) akibat tekanan darah yang
Tamponade jantung dapat juga terjadi sekunder tinggi pada ventriculus dexter didapatkan hipertrofi
akibat luka tusuk atau luka tembak bila ruang-ruang ventriculus dexter. Defek ini menimbulkan sianosis
jantung terkena. Darah yang keluar ke dalam cavitas kongenital dan membatasi aktivitas' Pasien dengan ke-
pericardiaca dapat menghambat pengisian jantung. lainan berat yang tidak ditangani akan meninggal. Se-
Permukaan pericardium serosum lamina parietalis kali diagnosis ditegakkan, hampir semua pasien dapat
dan lamina visceralis yang menjadi kasar akibat eksu- dioperasi dengan sukses.
dat peradangan pada pericarditis akut akan menimbul- Sebagian besar anak mengetahui bahwa dengan
kan gesekan pericaridium (pericardial friction ruh) posisi jongkok (squatting position) yang dilakukan
yang dapat dirasakan pada palpasi dan didengarkan sesudah kegiatan fisik dapat mengurangi sesak nafas
dengan stetoskop. mereka. Keadaan ini terjadi karena dalam posisi
Cairan pericardium dapat diaspirasi dari cavitas jongkok darah yang kembali ke jantung berkurang. Hal
pericardiaca apabila jumlah cairan yang terkumpul ini disebabkan oleh penekanan vena-vena di dalam ab-
berlebihan
'pada pericarditis. Tindakan ini dinamakan domen dan meningkatnya tekanan di dalam arteri-
parasentesis. Jarum dapat dimasukkan dari sebelah kiri arleri sistemik sebagai akibat tertekannya arteria femo-
processus xiphoideus dengan arah ke atas dan bela- ralis dan afteria poplitea di tungkai; kedua mekanisme
kang membentuk sudut 45' terhadap kulit. Apabila ini cenderung mengurangi aliran pirau dari kanan ke
paracentesis dilakukan pada tempat ini, pleura dan kiri melalui defek septum ventrikel dan meningkatkan
paru tidak rusak oleh karena adanya incisura cardiaca sirkulasi pulmonalis.
pada daerah ini,
Nyeri Jantung

fANTUNc Nyeri yang berasal dari jantung sebagai akibat is-


kemia miocardium akut diperkirakan disebabkan oleh
Defek Septum Atrial (Altial Septal Defects)
defisiensi oksigen dan penimbunan metabolit yang
Setelah lahir, foramen ovale akan menutup sem- merangsang ujung-ujung saraf sensoris myocardium.
purna sebagai akibat fusi septum primum dan septum Serabut saraf aferen berjalan ke atas menuju susunan
secundum.-Pada 25'h jantung, terdapat lubang kecil saraf pusat melalui rami cardiaci truncus symphaticus
yang menetap dan karena kecilnya tidak mempunyai dan masuk medulla spinalis melalui radix posterior
arti klinis. Kadang-kadang lubang tersebut cukup besar keempat nervi thoracici bagian atas' Sifat nyeri sangat
sehingga darah teroksigenasi dari atrium sinistrum bervariasi dari nyeri remuk hebat (crushing pain) sam-
mengalir masuk ke atrium dextrum. pai tidak ada rasa nyeri atau hanya perasaan tidak enak
saja.
Defek Septum Ventrikel Nyeri tidak dirasakan pada jantung, tetapi dialihkan
(Ventricular SePtal Defects) ke daerah kulit yang disarafi dari saraf spinal yang
sama. Daerah kulit yang menderita adalah yang di-
Septum ventrikel dibentuk dengan cara yang rumit persarafi oleh keempat nervi thoracici bagian atas dan
dan hanya diselesaikan bila bagian membranosa ber- neryus intercostobrachialis (T2). Nervus intercostobra-
satu dengan bagian muskular. Defek septum ventrikel
chialis berhubungan dengan nervus cutaneus brachii
jauh lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan medialis dan menyarafi kulit sisi medial bagian atas
defek septum atrium. Biasanya ditemukan pada bagian lengan atas. Terdapat penyebaran sebagian impuls sa-
membranosa dan diameternya berkisar antara 1-2 cm. raf di dalam susunan saraf pusat karena nyeri kadang-
Darah dengan tekanan tinggi mengalir melalui cacat kadang dirasakan pada daerah leher dan rahang'
dari kiri ke kanan menyebabkan pembesaran ventricu- Infark miokardium yang mengenai dinding inferior
lus dexter. Defek yang besar berbahaya dan dapat atau facies diaphragmatica jantung sering menim-
memperpendek umur bila tidak dilakukan pembe- bulkan rasa tidak enak di daerah epigastrium. Perlu
dahan. disadari bahwa serabut-serabut saraf aferen dari jan-
, tung berjalan ke atas di dalam saraf siinpatis dan masuk
Tetralogi Fallot medulla spinalis melalui radix posterior nervi thoracici
Kelainan kongenital'ini merupakan sekitar 9% dari 7,8, dan 9 dan memberikan nyeri alih pada dermatom
seluruh kelainan kongenital jantung (Gambar 3-24). thoracalis T7,T8, dan T9 di daerah epigastrium.
Kelainan anatomi termasuk: (a) defek septum ventrikel Karena jantung dan pars thoracica oesophagus
yang besar; (b) stenosis truncus pulmonalis, yang dapat mungkin mempunyai jalur aferen yang sama, maka
terjadi pada infundibulum ventriculus dexter atau pada tidak heran kalau nyeri pada esofagitis akut menye-
valva pulmonalis; (c) pangkal aorta tepat di atas defek rupai nyeri yang disebabkan oleh miokardium infark.
138 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

Penyakit Arteria Coronaria masi ini dapat mernbantu dalam menghubungkan dae-
Myocardium menerima aliran darah dari arteriae rah infark miokardium, arteri yang terlibat, dan gam-
baran elektrokard iograf i.
coronariae dextra dan sinistra. Walaupun arteria coro-
Karena operasi pintas koroner, angioplasti koroner,
naria mempunyai banyak anastomosis pada tingkat
arteriola, arteriae tersebut pada hakekatnya merupakan
dan stent ar-teria coronaria merupakan rnetoda yang
end artery functional. Penyumbatan mendadak salah umum digunakan r-rntuk pengobatan penyakit arteria
satu cabang besar arteria coronaria akan mengakibat-
coronaria, maka mahasiswa wajib mempersiapl<an dtri
kan nekrosis otot jantung (infark miokardium) pada rnenginterpretasikan gambar angiogram yang dibuat
sebelum tindakan dilakukan, Untuk alasan ini, perrge-
daerah vaskular tersebut dan sering menyebabkan ke-
matian pada pasien tersebut. Kebanyakan penyumbat- tahuan mengenai asal, perjalanan, dan distribusi arte-
riae coronariae harus diingat.
an arteria coronaria disebabkan oleh suatu trombosis
akut, lebih banyak daripada penyempitan lumen akibat
Kegagalan Sistern Kond uksi I antu ng
aterosklerosis kron is.
Penyakit aterosklerosis arteria coronaria dapat tim- Nodus sinuatrialis merupakan sumber impuls jan-
bul dengan tiga cara, tergantung pada derajat penyem- tung yang spontan. Nodus atrioventricularis berperan
pitan lumen arteria: (a) sebagai degenerasi umum dan menampung impuls jantung dari atriirm. Ijasciculus
fibrosis myocardium yang terjadi perlahan-lahan dan atrioventricularis merupakan satu-satunya jalur yang
disebabkan oleh penyempitan bertahap arteria coro- dipergunakan oleh irnpuls jantung untuk rnenyebar
naria; (b) sebagai angina pektoris, nyeri jantung yang dari atrium ke ventrikel. Kegagalan fasciculus meng-
timbul bila bekerja dan hilang dengan istirahat; dan (c) hantarkan impuls yang normal ke ventrikel akan meng-
sebagai infark miokardium, disebabkan aliran darah akibatkan perubahan kontraksi ritmik ventrikel (artimia)
arteria coronaria mendadak berkurang atau berhenti atau bila terjadi hambatan total pada fasciculus, akan
dan otot jantung mengalami nekrosis. lnfark miokar- terjadi disosiasi antara kecepatan kontraksi atrium dan
dium merupakan penyebab kematian yang utama pada ventrikel. Penyebab umum gangguan kondLrksi di da-
negara industri. lam fasciculus atau cabang-cabangnya adalah atero-
Tabel 3-'l memperlihatkan berbagai A.coronaria sklerosis arteria coronaria, yang akan mengakibatkan
yang mendarahi berbagai daerah myocardium. lnfor- berkurangnya suplai darah ke sistem konduksi.

Tabel 3-1 , Lesi Arteria Coronaria, Lokasi lnfark, dan Gambaran EKG*

Arteria Goronaria Lokasi infark Gambaran EKG


RIA proximal Dinding anlerior yang luas Elevasi ST: l, L, V1-V6
RIA yang lebih distal Anteroapicalis ElevasiST: V2-V4
Dinding inferior jika Elevasi ST: ll, lll, F
"wraparound" LAD
FllA'distal , ' ,' Anteroseptalis Elevasi ST: V1-V3
Marginal, Banyak dinding lateralis Elevasi ST: l, L, V4-V6
Ramus marginalis yang lebih Sedikit dinding lateralis Elevasi ST: l, L, atau
disthl, ramus circumflexus V4-V6, atau tidak
ada kelainan
Ramus circumflexus Posterolateralis Elevasi ST: V4-V6; depresi
ST:V1-V2
ACD distal '. ': Sedikll dinding inferior Elevasi ST: ll, lll, F;
depresi ST: l, L
ACD proximal Banyak dinding inferior Elevasi ST: ll, lll, F
dan dinding posterior Depresi ST: I, L, V1-V3
Sebagian dinding lateral Elevasi ST: VS-VG
ACD Ventriculus dexter Elevasi ST: V2R - V4R;
beberapa elevasi ST: V1 ,
atau depresi ST: V2,V3
Biasanya inferior Elevasi ST: ll. Ill. F
iEKG = elektrok;wdiograti; RIA = ramuS interyentribularis:anterior
arteria coronaria sinistra; ACD:= arteria corqnarla dextra , I .
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 139

Penyakit Katup lantung Bising Katup Jantung


Peradangan katup jantung mengakibatkan pinggir- Selain bunyi penutupan katup jantung, lupdup, da-
pinggir cuspis saling melekat. Kemudian terjadi pene- rah yang melewati jantung normal tidak menimbulkan
balan fibrosa, diikuti oleh hilangnya fleksibilitas dan bunyi. Akan tetapi, bila lubang katup menyempit atau
pengerutan. Terjadi penyempitan (stenosis) dan inkom- cuspis mengalami distorsi dan pengerutan akibat pe-
petensi (regurgitasi) katup dan jantung berhenti ber- nyakit, efek desiran yang timbul akibat arus turbulen
fungsi sebagai pompa yang efisien. Pada penyakit re- dan vibrasi didengar sebagai bising jantung.
matik valva mitralis, misalnya, cuspis tidak hanya
Anatomi Resusitasi
mengalami fibrosis dan pengerutan, tetapi juga chor-
dae tendineae memendek sehingga menghalangi penu- Resusitasi Jantung-Paru (RJP) yang didapatkan dengan
tupan cuspis saat sistolik ventrikel. melakukan kompresi dada, pada mulanya diyakini

naris externus

constrictio cr'n'i calis


.2 inch (18 cm)
6 inch (I5cm)

constrictio bronchoaortica
11.2 inch (28 cm)
10 iach (25 cur)

conslrictio diaphrugmaticl
7.2 inch (44 cm)
l6 inch (41 cm)

\
I
lu
duoder.rttttt
23.2-27.2 inch (59-69 cm)
I {
V
22-26 lnch (56-66 cm) l
I

Gambar 3-47. Diagram yang memperlihatkan jarak perkiraan antara dens incisivus (ditulis trpr's) dan
lubang hidung (diiulis 6bal) dengan ketiga lempat penyempitan oesophagus. Untuk membantu
pemaiukan sling ke dalam duodenr"rm, jarak ie bagian pertama duodenum iuga harus diperhilungkan.
140 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

berhasil oleh karena jantung terletak di antara sternum Kanker pada Sepertiga
dan columna vertebralis. Sekarang diketahui bahwa Bagian Bawah Oesophagus
darah mengalir pada RJP karena seluruh cavea thoracis
merupakan pompa; jantung hanya berfungsi sebagai Aliran cairan limf dari sepertiga bagian bawah oe-
sophagus berjalan turun ke bawah melalui hiatus
sebuah saluran untuk darah. Beda tekanan extratho-
oesophageus pada diaphragma dan berakhir pada nodi
racica diperoleh dengan melakukan tekanan dada dari
coeliaci di sekitar arteria coeliaca (Gambar 3-13). Oleh
luar. Tekanan di dalam seluruh ruang jantung dan di
karena itu tumor ganas pada daerah oesophagus ini
dalam seluruh rongga thorax adalah sama. Dengan
kompresi, darah dipaksa keluar dari cavea thoracis. cenderung menyebar ke bawah diaphragma melalui
jalan tersebut. Akibatnya operasi pembuangan lesi
Darah terutama mengalir keluar dari bagian arteri sir-
sebaiknya tidak hanya membuang lesi primer, tetapi
kulasi dan masuk kembali ke dalam sistem vena karena
juga nodi coeliaci dan seluruh daerah yang cairan
katup-katup vena di dalam vena jugularis interna men-
limfnya mengalir ke kelenjar limf tersebut, yaitu gaster,
cegah gerakan bolak balik darah yang tidak perlu.
setengah bagian atas duodenum, lien, dan omentum.
Dengan menghilangkan kompresi, darah masuk kem-
Perbaikan kesinambungan usus dilakukan dengan
bali ke cavea thoracis, terutama pada bagian vena sir-
mem buat esofagojej unostom i.
kulasi sistemik.
Oesophagus dan Atrium Sinistrum Jantung
.OESoPHAGUS Hubungan yang erat antara dinding anterior oeso-
Oesophagus mempunyai tiga buah penyempitan phagus dan dinding posterior atrium sinistrum telah
anatomis dan fisiologis, Yang pertama di tempat pha- dibicarakan. Menelan barium dapat membantu dokter
rynx bersatu dengan ujung atas oesophagus; yang menilai ukuran atrium sinistrum pada kasus payah
kedua di tempat arcus aortae dan bronchus sinister jantung kiri, di mana atrium akan teregang akibat
menyilang permukaan anterior oesophagus; dan yang tekanan balik darah vena.
ketiga terdapat di tempat oesophagus melewati dia-
pllrama untuk masuk ke gaster. Penyempitan-penyem- NTRvus PHRENICUS
pitan ini sangat penting cjalam klinik karena merupakan
Paralisis Diaphragma
tempat benda asing yang teftelan tertambat atau alat
esofagoskop sulit dilewatkan. Karena jalannya makan- Nervus phrenicus dapat mengalami paralisis akibat
an atau minuman lebih lambat pada tempattempat ini, tekanan tumor ganas di dalam mediastinum. pada ja-
maka dapat timbul striktura atau penyempitan di dae- man dahulu pemotongan atau penghancuran nervus
rah ini setelah meminum cairan yang mudah terbakar phrenicus di dalam leher yang mengakibatkan paralisis
dan kororsif (kaustik). Penyempitan ini juga merupakan diaphragma pada satu sisi digunakan sebagai bagian
tempat yang lazim untuk kanker esofagus. Berguna pengobatan tuberkulosis paru, khususnya pada lobus
untuk diingat bahwa jarak masing-masing tempat pe- inferior. Kubah diaphragma yang tidak bergerak meng-
nyempitan dari gigi incisivus atas adalah 6 inci (15 cm), istirahatkan paru.
10 inci (25 cm), dan '16 inci (41 cm) (Cambar 3-47).
TnuNcus SyrrnpHnncus
Anasfomosrc V e na P o r ta I -Sistemrk Pada Pengobatan Penyakit Raynaud
Pada seperiiga bagian bawah oesophagus terdapat Simpatektomi preganglionik ganglia thoracica ll
anastomosis vena portal-sistemik yang penting (untuk dan lll dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran
anastomosis vbna portal-sistemik lainnya, lihat halaman darah ke jari-jari pada keadaan seperti pada penyakit
236). Di sini, venae oesophageales cabangvena azygos Raynaud. Simpatektomi menyebabkan vasodilatasi
(vena sistemik) beranastomosis dengan venae oeso- arteriola pada extremitas superior.
phageales cabang vena gastrica sinistra (yang menga-
lirkan darah ke vena porta). Bila vena porta tersumbat, Pada Anestesi Spina/is
misalnya pada cirrhosis hepatis, timbul hipertensi por- Suatu anestesi spinalis yang tinggi dapat meng-
tal yang mengakibatkan pelebaran dan varises anasto- hambat serabut preganglioner simpatis yang keluar dari
mosis portal-sistemik. Venae oesophageales yang segmen thoracica bawah medulla spinalis. Tindakan
mengalami varices dapat pecah waktu dilewati makan- ini akan mengakibatkan vasodilatasi sementara di
an dan menyebabkan hematemesis (muntah darah) bawah tingkat tersebut sehingga terjadi penurunan te-
yang dapat menyebabkan kematian. kanan darah.
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX 141

DUKTUS ARtrntosus PnrrN akibat jumlah yang luar biasa dari jaringan otot ductus
arteriosus yang terdapat di dalam dinding aorta. Bila
Ductus arteriosus merupakan bagian distal arcus ductus arteriosus berkontraksi, otot ductus pada din-
aortae sinistra Vl kiri dan menghubungkan arteria ding aorta juga berkontraksi dan lumen aorta me-
pulmonalis sinistra dengan aorta descendens. Selama nyempit. Kemudian bila terjadi fibrosis, dinding aorta
kehidupan janin, darah dari arteria pulmonalis berjalan juga terkena dan terjadi penyempitan yang menetap.
masuk ke aorta, jadi tidak melalui paru. Setelah lahir, Secara klinis, tanda utama koarktasio aorta adalah
dalam keadaan normal ductus arteriosus akan me- tidak ditemukan atau sangat berkurangnya denyut ar-
nyempit, kemudian menutup dan menjadi ligamen- teriae femorales pada kedua extremitas inferior. Untuk
tum arteriosum. mengkompensasi berkurangnya volume darah yang
Kegagalan penutupan ductus arteriosus dapat ter- mencapai bagian bawah tubuh, terjadi banyak sirkulasi
jadi sebagai kelainan kongenital sendiri atau mungkin kolateral disertai dilatasi arteria thoracica interna, ar-
berkaitan dengan penyakit jantung kongenital. Duktus teria subclavia, dan ar'teriae intercostales posteriores.
arteriosus paten persisten mengakibatkan darah aorta Keadaan ini harus diobati dengan pembedahan.
yang bertekanan tinggi masuk ke arteria pulmonalis,
yang akan meningkatkan tekanal di dalam sirkulasi
paru. Ductus arteriosus paten mengancam kehidupan VTruI AZYGOS DAN VENA HEMIAZYGOS
serta harus diligasi dan dipisahkan dengan pembe- ' Pada obstruksi vena cavasuperior atau vena cava
dahan. inferior, vena azygos merupakan jalan alternatif untuk
pengembalian darah vena ke atrium dextrum jantung'
KoRRXTRSIO AORTA Hal ini mungkin terjadi karena vena-vena ini dan ca-
Koarktasio aorta adalah penyempitan kongenital bang-cabangnya menghubungkan vena cava superior
aorta tepat di proksimal, pada, atau distal dari tempat dan vena cava inferior (Lihat halaman 1 13 dan 1 16).
perlekatan ligamentum arteriosum. Keadaan ini diduga

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilihlah jawab- C. Pembesaran kelenjar limf menekan nevus lary-
ngeus recurrens sinistra.
an terbaik dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat se-
D. Cedera sebagian neryus laryngeus recurrens si-
sudahnya.
nister mengakibatkan paralisis otot-otot abduktor
pita suara sehingga otot-otot adduktor tidak ada
Seorang laki-laki berusia 55 tahun menyatakan
lawannya.
bahwa dia memperhatikan adanya perubahan pa-
da suaranya. Berat badannya turun 40 pon (1 I kg)
E. Pembesaran kelenjar-kelenjar limf menekan ner-
vus recurrens sinistra pada waktu saraf ini berjalan
dan menderita batuk yang menetap disertai de-
naik ke leher di anterior arcus aortae.
ngan sputum berdarah. la merokok 50 batang
rokok sehari. Pada pemeriksaan, pita suara kiri
tidak bergerak dan terletak dalam posisi adduksi. Seorang perempuan berusia 35 tahun mengalami
Radiografi posteroanterior dada menunjukkan kesulitan bernafas dan tidur pada waktu malam'
adanya sebuah massa besar di dalam lobus su-
Dia mengatakan bahwa dia tertidur dan terba-
perior pulmo sinister disertai dengan pelebaran ngun oleh karena perasaan tercekik' Dia men-
bayangan mediastinum pada sisi kiri.
dapatkan bahwa dia harus tidur dengan posisi
menyandar pada bantal dengan leher fleksi ke
'l . Gejala-gejala dan tanda{anda yang diperlihatkan oleh sisi kanan.
pasien ini dapat dijelaskan dengan pernyataan berikut
ini, kecuali
'.
2, Pernyataan-pernyataan berikut mengenai kasus ini
A. Pasien ini menderita carcinoma bronchus tingkat benar, kecuali:
lanjut di dalam lobus superior pulmo sinister' yang A. Vena-vena kulit di pangkal leher melebar.
dapat dilihat sebagai sebuah massa pada folo B. Cincin cartilago berbentuk U pada dinding trachea
rontgen. mencegah trachea menjadi kaku atau tefiekan.
B. Carsinoma telah bermetastasis ke nodi broncho- C. Lobus kiri glandula thyroidea lebih besar dari lobus
mediastinales, menyebabkan pembesaran dan pe- kanan.
lebaran bayangan mediastinum pada foto rontgen.
142 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

D. Pada waktu tertidur, pasien cenderung memfleksi- bagian depan setinggi costa X pada linea medio-
kan lehernya ke lateral menjauhi lobus thyroidea clavicularis.
sinistra yang membesar.
E. Glandula thyroidea yang membesar membentang 5. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk pa-
ke bawah leher masuk ke dalam mediastinum sien tersebut, kecuali.
superior. A. Pada orang yang sehat, batas bawah paru-paru
F. Venae brachiocephalicae di dalam mediastinum kanan pada linea medioclavicularis dalam posisi
superior sebagian tertutup oleh pembesaran glan- midrespirasi adalah setinggi costa Vl.
dula thyroidea. B. Pleura parietalis pada linea medioclavicularis
menyilang costa X.
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dise-
C. Recessus costodiaphragmaticus terletak di antara
lamatkan dari danau setelah jatuh pada es yang pinggir bawah paru dan pleura parietalis.
tipis. Hari berikutnya timbul demam hebat, dan D. Paru pada inspirasi penuh hanya dapat turun ke
tiga hari kemudian keadaan umumnya membu- dalam recessus costodiaphragmaticus sejauh
ruk. Panasnya menjadi tinggi dan mulai mem- costa Vlll
batukkan sputum berdarah. Awalnya dia tidak E. Tidak didengarnya suara nafas karena stetoskop
mengeluh adanya nyeri dada, tetapi kemudian diletakkan diatas hepar.
pada waktu batuk dia megeluh adanya nyeri yang
hebat pada spatium intercostale V kanan pada Seorang laki-laki berusia 61 tahun diperiksa di
linea medioclavicularis. unit gawat darurat karena mengeluh adanya pe-
rasaan seperti tertekan di dalam dadanya. pada
3. Pernyataan-pernyataan berikut ini dapat menjelaskan anamnesis diketahui bahwa dia telah mengalami
gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien, serangan seperti ini beberapa kali dan selalu
kecuali:
timbul pada waktu dia naik tangga atau men-
A. Pasien menderita pneumonia lobaris dan pleuritis
cangkul di kebun. Dia memperhatikan bahwa
pada paru-paru kanan.
perasaan tidak enak tersebut akan hilang dengan
B. Penyakit pada paru-paru tidak menimbulkan rasa istirahat 5 menit. Dia datang ke unit gawat darurat
nyeri sampai mengenai pleura parietalis.
karena perasaan tidak enak di dada tersebut da-
C. Pneumonia terletak pada lobus medius kanan. pat timbul dengan sedikit kegiatan saja.
D. Pleura visceralis dipersarafi oleh saraf otonom
yang mengandung serabut nyeri.
E. Nyeri yang berhubungan dengan pleuritis mening-
6. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk
kasus ini, kecuali.
kat dengan adanya pergerakan pleura visceralis
dan parietalis, misalnya pada inspirasi dalam atau
A. Diagnosis adalah kasus klasik dari angina pectoris.
batuk. B. Perubahan mendadak pada riwayat penyakit, yaitu
nyeri timbul disebabkan oleh sedikit kegiatan,
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun sedang mengharuskan dokter memikirkan bahwa seka-
bermain dengan mainan mobil-mobilannya ketika rang pasien menderita tak stabil angina atau infark
pengasuhnya menemukan sekrup kecil dari me- miokardium yang sesungguhnya.
tal hilang dari mobil-mobilan tersebut. Dua hari C. Serabut aferen nyeri jantung berjalan ke atas me-
kemudian anak tersebut batuk dan mulai panas. nuju susunan saraf pusat melalui rami cardiaci
truncus symphaticus untuk masuk ke dalam me-
4. Penyakit pada anak tersebut dapat dijelaskan dulla spinalis.
dengan pernyataan berikut, kecuali: D. Serabut aferen nyeri masuk ke dalam medula spi-
A. Anak tersebut menginhalasi sekrup.. nalis melalui radix posterior nervi thoracici 10
B. Sekrup metal dapat dengan mudah dilihat sampai 12.
pada
radiografi posteroanterior dan oblik kanan. E. Nyeri dipancarkan ke dermatom yang disarafi oleh
C. Bronchus principalis sinister lebih vertikal dan lebih empat nervi intercostales bagian atas dan nervus
lebar dari bronchus principalisdexter, dan benda intercostobrachialis.
asing yang terinhalasi lebi'h mudah tertambat pada
Seorang perempuan berusia 55 tahun menderita
bagian ini.
inkompetensi aorta akut, dengan darah mengalir
D. Sekrup tersebut dapat dikeluarkan dengan cara
kembali ke rongga ventriculus sinister selama
bronkoskopi.
diastolik ventrikel.
E. Anak-anak yang sedang tumbuh gigi cenderung
menggigit mainan yang keras. 7. Untuk mendengarkan valva aortae dengan sedikit
gangguan dari bunyi jantung lain, tempat yang paling
Seorang perempuan berusia 23 tahun diperiksa
pada unit gawal darurat karena tiba-tiba mende- baik untuk meletakkan stetoskop pada dinding dada
adalah:
rita kesulitan bernafas. Saat mendengarkan sua-
ra nafas di setengah thorax bagian kanan dan A. Setengah bagian kanan ujung bawah corpus
khawatir karena tidak ada suara nafas pada dada sterni.
B. Ujung medial spatium intercostale ll dextra.
143
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX

C. Ujung medial spatium intercostale ll sinistra' Seorang isteri diberitahu bahwa suaminya men-
D. Apex cordis. derita kanker esofagus bagian bawah. Dokter
E. Spatium intercostale V sinistra 3| inci (9 cm) dari memberitahukan bahwa untuk menyelamatkan
garis tengah. iiwa suaminya perlu dilakukan operasi untuk
mengangkat bagian bawah oesophagus, gaster,
Seorang perempuan berusia 33 tahun sedang lien, dan bagian atas duodenum' lsteri tersebut
jogginf melintasi taman pada pukul 11, malam tidak dapat mengerti mengapa perlu dilakukan
*irit, aia diserang oleh sekelompok anak muda' operasi drastis seperti itu untuk membuang
Setelah dia dirampok dan diperkosa dengan tumor kecil tersebut.
kasar, seorang anak muda tersebut menusuk
pisau ke iantung perempuan itu untuk membuat' 10. Pernyataan-pernyataan berikut ini dapat menerangkan
nya diam. Kemudian di unit gawat darurat, dia operasi ekstensif tersebut, kecuali'.
menjadi tidak sadar dan dalam keadaan yang A, Kanker esofagus cenderung menyebar melalui
pembuluh limf.
mengkhawatirkan' Sebuah luka kecil dengan dia'
meter sekitar Vz inci terdapat di spatium inter- B. i'embuluh-pembuluh limf naik ke atas melalui
hiatus aorticus pada diaphragma untuk bermuara
costale V kiri sekitar Vz inci dari pinggir lateral
ke dalam nodi coeliaci,
sternum. Denyut carotisnya cepat dan lemah, dan
vena-vena lehernya melebar. Tidak terdapat bukti
C. Tumor esofagus dan daerah normal disekitarnya
harus dibuang.
adanya pneumothorax sisi kiri. Dibuat diagnosis
D. Pembuluh limf dan nodi lymphadei yang menga-
tamponade iantung.
lirkan cairan limf daerah tersebut harus dibuang'
ini sesuai dengan diag-
8. Observasi-observasi di bawah E. Oleh karena adanya resiko penyebaran retrograde,
nosis, kecuail: maka organ-organ yang mengalirkan cairan limf ke
A. Ujung pisau menembus pericardium. nodi lymphoidei harus juga dibuang'
B. Pisau menembus dinding anterior ventriculus sinis- Seorang laki-laki berusia 50 tahun yang meng-
ter.
alami alkoholisme kronis diberitahu oleh dokter-
C. Darah di dalam rongga pericardium dipengaruhite-
kanan ventriculus dexter.
nya bahwa dia menderita sirosis hepatis dengan
D. Darah di dalam rongga pericardium menekan pada hipertensi portal.
dinding atrium yang tipis dan vena-vena besar 1 1 . Pernyataan-pernyataan berikut ini dapat menerangkan
pada waktu vena-vena tersebut melalui pericar-
mengapa pasien tersebut baru saja memuntahkan
dium untuk ke jantung.
semangkuk darah, kecuali.
E. Berbaliknya darah vena ke atas menyebabkan
A. Sepertiga bagian bawah oesophagus merupakan
kongesti vena-vena yang terlihat di daerah leher' tempat anastomosis portal sistemik
F. Kurangnya darah yang masuk ke jantung meng- B. Pada sepertiga bagian bawah oesophagus, venae
ganggu curah jantung.
oesophageal dari vena gastrica sinisira beranas-
G. Pneumothorax sisi kiri tidak terjadi karena pisau tomosis dengan venae oesophageal dari vena
berjalan melalui incisura cardiaca pulmonis sinistri'
cava inferior.
C. Pada sirosis hepatis, sirkulasi portal melalui hepar
Seorang perempuan berusia 36 tahun mempu-
tersumbat oleh jaringan fibrosa sehingga mengha-
nyai riwayat emfisema (pelebaran alveoli dan
silkan hiPertensi Portal.
destruksi dinding alveoli dengan kecenderungan
D. Banyak vena-vena melebar yang terletak di dalam
membentuk ruang-ruang kistik) tiba-tiba menge-
membrana mucosa dan submucosa yang mudah
luh nyeri hebat pada dada, sesak nafas, dan ielas
rusak oleh makanan Yang ditelan'
berada dalam keadaan sYok.
E. Perdarahan yang banyak sekali dari vena-vena ini
9. Pemeriksaan pada pasien ditemukan hal-hal sebagai sulit diobali dan sering dapat menimbulkan ke-
matian.
berikut, kecuali:
A. Trachea bergeser ke kanan pada incisura jugularis' Seorang anak laki-laki berumur 5 tahun diperiksa
B. Denyut apex cordis dapat diraba pada spatium di unit gawat darurat setelah serangan susah
inteicostaie V sinistra tepat pada pinggir lateral
bernafas pada saat hilangnya kesadaran' lbunya
sternum.
mengatakan bahwa anaknya telah mengalami be-
C. Pulmo dexter kolaPs'
D. Tekanan udara di dalam cavitas pleuralis sinistra berapa serangan sebelumnya dan kadang-ka-
sama dengan tekanan atmosfer. dang kulitnya meniadi biru. Belakangan ini dia
E. Udara yang masuk ke dalam cavitas pleuralis memperhatikan bahwa anaknya bernafas lebih
sinistra sebagai akibat robeknya salah satu kista mudah apabila dia bermain dalam posisi ber-
emfisema pada pulmo sinister (pneumothorax sisi
jongkok; dia kelihatannya juga lebih mudah tidur
kiri). dengan posisi lutut ke atas' Dengan pemeriksaan
F. Rekoil jaringan elastis paru menyebabkan paru yang ekstensif, termasuk angiografi, didapatkan
kolaps. bahwa anak tersebut menderita penyakit jantung
kongenital Yang berat.
144 BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

12. Observasi-observasi pada pasien tersebut berikut ini E. Stenosis pulmonalis mengganggu sirkulasi pul-
sesuai dengan diagnosis tetralogi FalloI, kecuali: monalis sehingga terjadi pirau dari kanan ke kiri
A. Anak lebih kurus dan pendek dari normal. dan darah arteri mengandung kadar oksigen yang
B. Bibir, jari-jar!, dan kukunya berwarna biru. rendah.
C. Bising sistolik di dapatkan pada bagian bawah F.
Terdapat defek septum ventrikel yang besar.
pinggir kiri sternum. G. Pangkal aorla pada jantung berasal dari kedua
D. Jantung sangat membesar ke kiri. ventrikel.

1. E. Nervus laryngeus recurrens sinistra berjalan naik ke 6. D. Serabut aferen nyeri dari jantung masuk medula
leher dengan berjalan di bawah arcus aortae; saraf spinalis melalui radix posterior empat nervi thoracici
naik ke atas pada alur di antara trachea dan oeso- bagian atas.
phagus. 7. B.
2. B. Trachea adalah, tabung fibroelastik yang bebas 8. B. Pisau menembus dinding anterior ventriculus
bergerak dan dapat menjadi kaku atau terkompresi dexter.
meskipun mempunyai cincin cartilago. 9. C. Pulmo sinister segera kolaps pada saat udara
3. D. Jaringan paru dan pleura visceralis tidak dipersarafi masuk ke cavitas pleuralis sinistra karena tekanan
oleh serabut-serabut saraf nyeri. pars costalis pleura udara di dalam arbor bronchialis (cabang,cabang
parietalis dipersarafi oleh nervi intercostales, yang bronchus) dan di dalam cavitas pleuralis sama.
mempunyai ujung-ujung saraf nyeri pada pleura. '10. B. Pembuluh limf yang
mengalirkan cairan limf dari
4. C. Bronchus principalis (utama) dexter lebih vertikal oesophagus mengikuti arteria gastrica sinistra melalui
dan lebih lebar dari kedua bronchus principalis sinister. hiatus oesophageus pada diaphragma untuk menca-
Oleh karena alasan ini benda asing yang terinhalasi pai nodi coeliaci.
turun ke bawah trachea dan cenderung masuk ke 1 1. B. Venae oesophageal dari sistem vena
azygos
bronchus principalis dexter, tempat benda asing itu beranastomosis dengan vena-vena oesophageal dari
tertambat pada pasien ini. vena gastrica sinistra.
5. B. Pleura parietalis pada linea medioclavicularis hanya 12. D. Karena stenosis pulmonalis dan defek septum
terbentang ke bawah sampai setinggi costa Vlll. ventrikel, hipertrofi ventriculus dexter menyebabkan
jantung membesar ke kanan.

Trpr ll$n$ffi$; . ,,li r ! rrii {i,j,ilfr'.ll,

Il!.i:r=,. iii;

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk
radix pulmonis d€xtra, ,kecuali:
1. Pernyataan-pernyataan di bawah inj benar untuk tra- A. Nervus phrenicus dexter berjalan
chea, kecuali, anterior
terhadap radix pulmonis.
A. Terletak anterior terhadap cesophagus di dalam B. Vena azygos melengkung di atas pinggir superior
mediastinum superior.
,: B. Pada inspirasi datam carinb mungkin tui un sampai
. radix pulmonis.
C. Arteria pulmonalis dextra terletak posterior
setinggi vertebra thoracica Vl.
terhadap bonchus principalis;
C. Bronchus principalis sinister lebih lebar daripada D. Nervus vagus dextra berjalan posterior terhadap
I bronchuspiincipalis dexter; '' ,
radix pulmonis.
D, Arcus aortae terletak di anterior dan bagian kiri E. Pembuluh darah dan saraf yang membentuk
trachea di dalam mediastinum superior.
radix pulmonis diliputi oleh manset pleura.
: , E, Peisarafan sensoris membrana mukosa yang meli-
:. puti:'tiactrea nerasat dar:i ca6ang'caOang ie,:uus
vagus, dan nervus laryngeus recurrens.
GAMBARAN RADIOLOGIS THORAX
145

3. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk pul- D. Sara{ simpatis jantung menurunkan kecepatan
perangsangan nodus sinuatrialis'
mo dexter, kecuali'. 'FasciCulus
E. atrioventricularis berjalan turun di
A. Mempunyai fissura horizontalis dan fissura obliqua'
Oetu- kang cuspis septalis valva tricuspidalis'
B. Pleuia visceralis yang meliputinya peka terhadap
nyeri dan suhu. .
9. Semua per:nyataan di bawah ini benar untuk meka-
C. iairan limf dari substansi paru mencapai hilum nisme inspirasi, kecuali:
pulmonisl melalui plexus lymphaticus superficialis A. Diaphragma adalah otot terpenting untuk
inspirasi.
dan profundus.
pembu.- B. Membrana suprapleuris dapat dinaikkan'
D. Ligamentum pulmonale memungkinkan
luh darah dan saraf pada radix pulmonis bergerak C, Sternum bergerak ke anterior,
. selama Pergerakan Pernafasan. D. Costae terangkat ke atas.
E. Tonus otot dinding anterior abdomen berkurang'
' E. Venae 'bronchiales bermuara ke dalam vena
azygos dan vena hemiazYgos.
4. Struktui-struktur berikut ini yang tidak membentuk 10. Pernyataan tentang paru yang-benar adalah:
facies anterior jantung :
R. -llOat< teidapat kelenjar limfe di dalam paru'
A. Ventriculus dexter B. Pulmo dexter berhubungan langsung dengan
B. Atrium dextrum arcus aortae dan aorta descendens
C.Benda asing yang terinhalasi paling sering masuk
C. Ventriculus sinister
ke pulmo dexter.
D, Atrium sinistrum
E. Auricula dextra D. Struktur-struktur pada paru mendapatkan darah
dari arteriae Pulmonales.
5, Struktur yang tidak membentuk pinggir kiri bayangan
jantung padJradiograf i posteroanterior thorax adalah : E. Recessus costodiaphragmaticus dibatasi oleh
pleura visceralis.
A, Aur:icula sinistra jantung
1 1. Pernyataan yang tidak benar mengenai
B. Truncus Pulmonalis
adalah:
C. Arcus aortae
D, Ventriculus sinister A. Arteriae coronariae merupakan cabang aorta
OescenOens.
E. Vena cava suPerior
6. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk oesopha- B. Arteria coronaria dextra mendarahi atrium
gus, kecuali: dextrum dan ventriculus dexter'
[. Menerima suplai darah dari aorta descendens dan C. Ramus circumflexus arteria coronaria sinistra
, arteria,gastrica sinisira; berjalan turun di dalam sulcus interventricularis
g. Menyetpit dengan adanya bronchus principalis anterior dan berialan di sekitar apex jantung
sinister. D, Aritmia (kelainan denyut jantung) dapat teriadi
: O. Menyilang Oaii kanah ke kiri pada permukaan pos- setelah penyumbatan arteria coronaria'
terior aorta descendens.
' E. Arteria coronaria dapat diklasifikasikan sebagai
D. Menembus'diaphragma bersama dengan nervus end ArterY functional.
pada permukaah anteriornYf {an 12. Pernyataan yang tidak benar mengenai segmenta
'l : vagus sinisira dextra pada permukaan posterior- bronchopulmonalih adalah
nei-vus vagus
nya. A, Vena.vena bersifat segmental, "

E, BergabunQ dengan gaster kira-kira 16 inci (a1 cm) B. Segmen-segmen dipisahkan oleh jaringan ikat
septa.
' dari gigi incisivus,
C. Aiier:i bersifat intrasegmental.
7. Semua pernyataan di bawah ini benai untuk mer
diastinum, kecuali: D. Masing-masing segmen disuplai oleh bronchus
A. Mediastinum'merupakan penyekat di antara ke: sekunder.
dua rongga Pleura: E. Masing-masing segmen berbentuk piramid dan
I B. Pars mLdiastinalis pleura parietalis membatasi basisnya menghadap ke permukaan paru-paru'
pinggir lateial mediastinum.
Cocokkan struktur-struktur di bawah dengan
C. Janlung menempati mediastinum medius. daerah jantung' Setiap iawaban dapat dipilih
D. Bila ud'ara masuk ,ke cavitas pleuralis sinistra,
- .ttut tut-ttruktur yang membentuk mediastinum sekali atau lebih.
akan teigeSer ke kanan' 13. Sinus coronarius (muara)
' E, Batas, lanteiior mediastinum terbentang lebih ke 1 4. Trabecula sePtomarginalis
,,, nawifr OlOanOin$kan batas posterior. 15, Anulus ovalis l
8. Semua:pbrnyataan di bawah ini benar untuk sistem t o. venae pulmonales oeitra lmuara)
konduksi janlung, kecuali; ' ,,,
A. Atrium sinistrum
, A, lmpuls -untuk kontrak5i jantung secara spontan
B. Ventriculus dexter
, dimUlai pada nodus sinoatrialis' I
:

,,
C. Atrium dextrum
B. :FascicuiuS,atiioventricularis merupakan jalur satu- o. Ventricutus sinister
'
",, ,'satunya uhtuk.penghantaran gelombang kontraksi E. Auricula dextra
, ' : antara atrium dan ventrikel' I l, ' ,

C. Nodus sinuatiialis sering diperdarahi oleh arteria


coionaria dextra dan sinistra. '
BAB 3 Thorax: Bagian ll Cavitas Thoracis

1.C 5.E 9.8 13. C


2.C 6.C 10. c 14. B
3.B 7. E 11. C 15. C
4.D 8.D 12. D 16. A
BAB
Abdomen: Bagian I
Dinding Abdomen
eorang laki-laki berusia 26 tahun diperiksa oleh dokternya dengan keluhan
adanya benjolan yang nyeri pada lipat paha kanan; 3 jam yang lalu ia
muntah sebanyak empat kali. Pada pemeriksaan, pria tersebut dalam
keadaan dehidrasi dan abdomennya distensi sedang. Sebuah benjolan besar dan
keras yang sangat sakit pada palpasi ditemukan pada lipat paha kanan dan
membentang ke bawah sampai ke dalam scrotum. Usaha untuk mendorong isi
benjolan kembali ke dalam abdomen secara hati-hati tidak dapat dilakukan.
Diagnosisnya adalah hernia inguinalis indirek komplit dan ireponibel kanan.
Muntah dan distensi abdomen adalah akibat sekunder dari obstruksi usus yang
disebabkan oleh herniasi sebagian lengkung usus ke dalam kantong hernia.
Hernia inguinalis indirek disebabkan oleh adanya kantong kongenital yang
terbentuk dari kulit abdomen. Kantong ini mempunyai leher yang sempit, dan
ruangan di dalamnya dapat berhubungan bebas dengan cavitas abdominalis.
Hernia pada dinding abdomen sering ditemukan. Penting untuk mengetahui
anatomi abdomen pada daerah lipat paha sebelum seseorang dapat membuat
diagnosis dan membedakan berbagai tipe hernia yang dapat terjadi. Lagipula,
tanpa pengetahuan ini dokter tidak mungkin mengerti komplikasi yang dapat
terjadi atau merencanakan pengobatan. Sebuah hernia mungkin mulai sebagai
sebuah benjolan yang sederhana, tetapi dapat berakhir sebagai masalah yang
dapat membahayakan j iwa.

147
D AFTAR ISI BA B
Anatomi Dasar 148 Arcus Costalis 174 ,
Struktur Dinding Abdomen 14g Crista tliaca 174
r Vesica Biliaris 178 '":l
Lien 178
Struktur Di nd i ng Anterio r Tuberculum Pubicum 175 Pancreas 180
Abdomen 149 ,,, Symphysis'Pubica jZS .
Ren 180
', '' Canalis lnguinatis 1'6A , Li gamentum I ng u i nate 17 S Gaster 180
,; :.Funiculus Sperm^ticus 163. Anul us I nguinatis Superticialis 17 5 . Duodenum (Pars:siperiofi'
Selubung Funiculus ,..Scrotum175: '. I , Caecum 1BO
1Bi,O

Spermaticus 165 Linea Alba 176 Appendix Vermiformis lg0


Scrotum, Testis, dan
" Umbiticls l77
,
1 ., 1,

Colon Ascendens 180


Epididymis 167 Musculus Rectus Abdominis i77 Colon Transversum 180
Labium majus 169 I nte rsectiones Tendi n eae 1 77 Colon Descendens 1g0
Stru ktu r Di ndi n g poste rio r Linea Semilunaris 177 Vesica'Urinaria dan lJterus ,,
,::,'|i ..Abdomen 169 ' , ll Bidang dan Garis Abdomen 177 Gravidarum 180
Fascia yang Melapisi Dinding Garis Verlikal 177 Aorta 1BO
Abdomen 172
, Ptanum Transpyloricun 177 Arteria lliaca Erterna 1g0
Peritoneum Pelapis Dinding PIanun Subcostate'17| Catatan Klinik 181
Abdomen 173 Planum t ntercristale 177 Pemecahan Masalah Klinik 200
Anatomi Radiografik 179 :
FI an u m I nte rt ube rcu I a re 1 77 Jawaban Masalah Klinik 202
Anatomi Permukaan 173 Kuadran Abdomen 177 Tipe Soal Ujian Negara 202
Petunjuk Permukaan Dinding Petunjuk Permukaan Viscera Jawaban Soal Ujian Negara 204
Abdomen 173 Abdomen 177
Processus Xiphoideus 173 Hepar 177

SASARAN BELAJAh
, ., Nyeri abdomen akul, benjolan pada abdomen, dan yang terletak di dalam cavitas abdominalis. Dinding ab.
trauma tumpul dan tajam pada dinding abdomen adalah yang utuh penting unluk menyokong iri uOO.irn.n.
maSalah yang umum ditemukan oleh dokter. Masalah_ !o1en
Defek atau gangguan fungsi dinding abdoiien dapat me:
masalah ini menjadi lebih rumit oleh karena di dalam nyebabkan isi abdomen menonjol ke depan dan mem_
abdomen terdapat berbagai sistem organ, dan penge_ bentuk sebuah hernia. Dinding abdomen menyediakan
tahuan mengenai hubungan organ-orgln tersebut situ tempat bagi ahli bedah untuk mencapai struktur_struktur
dengan yang lainnya Oan:Oengan OlnOlng anterior abOo- dalam yang sakit.
men merupakan pengetahuan yang penting sebelum Untuk alasan-ata$ah di atas, anatomi dinding anterior
sebuah diagnosis komplit dan akurat dapat diGoakkan. abdomen harus dipelajari secara r.inci. Oleh f.ar;;; ;;;-
Dinding abdomen merupakan struktur yun-g lentur, tomi dinding anterior abdomen tersebut pentinq sekali di
Sehingga dokter:Sering Oapat meraba lorgan':organ sakit klinik, penguji akan memberikan banyak pertan/aan pada
bagianini. : :' r ,

ANATOMI DASAR Di bagian anterior, dinding abdomen dibentuk di


atas oleh bagian bawah cavea thoracis dandi bawah
Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh oleh musculus rectus abdominis, musculus obliquus
yang terletak di antara diaphragma di bagian atas dan externus abdominis, musculus obliquus internus
opeftura pelvis superior di bagian bawah. abdominis, dan musculus transversus abdominis serta
fascianya.
Struktur Dinding Abdomen Di bagian posterior, dinding abdomen di garis
tengah dibentuk oleh kelima vertebrae lumbales dan
Di bagian superior dinding abdomen dibentuk oleh discus interveftebralisnya; bagian lateral dibentuk oleh
diaphragma, yang memisahkan cavitas abdominalis 'I
2 costae, bagian atas oleh os coxae, musculus psoas
dari cavitas thoracis, Untuk penjelasan mengenai major, musculus quadratus lumborum, dan aponeuro_
diaphragma, lihat Bab 2 sis origo musculus transversus abdominis. Musculus
. Di bagian inferior, cavitas abdominalis melanjutkan
diri
iliacus terletak pada bagian alas os coxae.
menjadi cavitas pelvis melalui apertura pelvis Dinding abdomen dibatasi oleh selubung fascia dan
superior (Lihat Bab 6). peritoneum parietale.

148
ANATOMI DASAR 149

STRUKTUR DINDING ANTERIOR ABDOMEN symphysis pubica. Untuk dermatom-dermatom din-


ding anterior abdomen , lihat Cambar 4-2.
Dinding anterior abdomen dibentuk oleh kulit, fascia
superf ici al i s, fasci a profu nda, otot-otot, fascia extraperi- Pendarahan
tonealis, dan peritoneum parietale.
Kulit di sekitar garis tengah diperdarahi oleh cabang-
cabang arteria epigastrica superior (sebuah cabang
Kulit
afteria thoracica interna) dan arteria epigastrica inferior
Caris-garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan (sebuah cabang arteria iliaca externa). Kulit pinggang
hampir horizontal di sekitar tubuh. Secara klinis hal ini diperdarahi oleh cabang-cabang dari arteria intercos-
penting karena insisi sepanjang garis lipatan ini akan talis, arteria lumbalis, dan arteria circumflexa ilium
sembuh dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi profunda (Cambar 4-1).
yang menyilang garis-garis ini akan sembuh dengan Darah vena dikumpulkan melalui jejaring vena
jaringan parutyang menonjol. (Untuk uraian rinci, lihat yang memancar dari umbilicus (Cambar 4-3). Anyam-
Bab 1). an vena tersebut dialirkan ke atas ke vena axillaris me-
lalui vena thoracica lateralis, dan ke bawah ke vena
Persarafan femoralis melalui vena epigastrica supe#icialis dan
vena saphena magna. Beberapa vena kecil, venae para-
Persarafan kulit dinding anterior abdomen berasal dari umbilicales, menghubungkan jejaring vena melalui
rami anteriores enam nervi thoracici bagian bawah dan umbilicus dan sepanjang ligamentum teres hepatis ke
neryus lumbalis 1 (Cambar 4-1). Nervi thoracici terse- vena porta. Vena-vena tersebut membentuk anastomo-
but merupakan lima nervi intercostales bagian bawah sis porta-sistemik yang penting di klinik.
dan nervus subcostalis, dan nervus lumbalis 1 diwakili
oleh nervus iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis, Drainase Limf
cabang-cabang dari plexus lumbalis. Dermatom f 7 rcr-
letak pada epigastrium, tepat di atas processus xiphoi- Pembuluh limf kulit di atas umbilikus bermuara ke atas
deus; dermatom T10 meliputi umbilicus; dan derma- ke dalam limfonodus aksilaris. Pembuluh di bawah um-
tom L1 terletak tepat di atas ligamentum inguinale dan bilikus bermuara ke dalam nodus inguinalis superfisial'

arteria epigastrica suPerior

Processus xiphoideus

'T10

T11

N, itrotVpoSa"t*\

arteria ilium profunda

N. ilioinguinalis lircumflexa
Posisi anulus,inguinalis profundus

arteria epigastrica inferior


I
l_
(kanan)
Gambar 4-1. persarafan segmental dinding anterior abdomen (kiri) dan pendarahan dinding anterior abdomen
1s0 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

r$rttus;trtlcrior
thoraoalis Vil

s laleralis
N-. liolacolisr \ill

ramus lateralis
N, ilir>h.vpogasfricu s
(L1)

N. ilioirrgLLirralis

Gambar 4-2. Dermatom dan distribusi saraf-saraf kulit pada dlnding anterior abdomen

V porta pada porta hcpatis

Gambar 4-3, Vena-vena superficial dinding an-


paraumbilicalcs
terior abdomen. Di sebelah kiri terlihat anasto-
mosis antara vena-vena sistemik dan vena porta
melalui venae paraumbilicales. Panah menun-
jukkan arah yang diambil darah vena bila terdapat
vena yang obstruksi pada vena porta. Di sebelah kanan
mclebar diperlihatkan anastomosis yang luas antara vena
(variccs) thoracalis lateralis dan vena epigastrica superfi-
cialis. Hal ini terjadi bila terdapat obstruksi pada
vena cava superior atau inferior.
ANATOMI DASAR 151

Fascia Superficialis fascia superficialis di daerah punggung dan thorax, ber-


turut-turut. Di bagian inferior, stratum membranosum
Fascia superficialis dapat dibagi menjadi lapisan Iuar, berjalan di depan paha dan di sini bersatu dengan fas-
panniculus adiposus (fascia Camperi) dan lapisan da- cia profunda pada satu jari di bawah ligamentum ingui-
lam, stratum membranosum (fascia Scarpae) (Cambar nale. Di garis tengah bagian bawah, stratum membra-
4-4). Panniculus adiposus berhubungan dengan lemak nosum fascia tidak melekat pada os pubis, tetapi
superficial yang meliputi bagian tubuh lain dan mung- membentuk selubung berbentuk tubular untuk penis
kin sangat tebal (3 inci [Bcm] atau lebih pada pasien (atau clitoris). Di bawah pada perineum stratum mem-
obesitas). branosum masuk ke dinding scrotum (atau labium ma-
Stratum membranosum tipis dan menghilang di sisi jus pudendi). Dari sini stratum membranosum berjalan
lateral dan atas, tempat lapisan ini melanjut sebagai dan melekat pada masing-masing sisi ke pinggir arcus

fascia superficialis

lapisan membranosa
(fascia Scarpa)
lapisan lemak
(fascia Camperl
garis persattlan

{ascia lata

posisi scrotum funiculus spermaticus

lapisan lemak
(fascia Camper)

lapisan membrano5a
(fascia Scarpa )

fascia Colle

m. dartos

Gambar 4-4. Susunan panniculus adiposus dan stratum membranosum fascia superficialis pada bagian
bawah dinding anlerior abdomen. Perhatikan garis pertemuan di antara stratum membranosum dan fascia
profunda tungkai atas (fascia lata). Pada gambar bawah, perhatikan perlekatan stratum membranosum
pada pinggir posterior membrana perinei. Panah menunjukkan arah aliran urine pada kasus ruptura
urethra.
'152 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

pubicus; di sini stratum membranosum disebut fascia musculus dartos. Stratum membranosum fascia superfi-
Collesi. Di posterior, stratum membranosum bersatu cialis tetap merupakan lapisan yang terpisah.
dengan corpus perineale dan pinggir posterior mem-
brana perinei (Cambar 4-4). Fascia Profunda
Di dalam scrotum, panniculus adiposus fascia su- Fascia profunda pada dinding anterior abdomen hanya
perficialis menjadi lapisan tipis otot polos yang disebut merupakan lapisan tipis jaringan ikat yang menutupi

m. obliquus externus abdominis m. obliquus internus abdominis

crista iliaca fascra lumba lis

igamentum inguinale

anulus i

su perf ici a I is
tubercu lum

m. transversu s abdomi nis

ligamentum inguinale

Gambar 4-5. Musculus obliquus externus abdominis, musculus obliquus internus abdominis, dan
musculus transversus abdominis pada dinding anterior abdomen.
ANATOMI DASAR 153

otot-otot; fascia profunda terletak tepat di sebelah pro- Musculus cremaster yang berasal dari serabul sera-
funda stratum membranosum fascia superficial is but bagian bawah musculus obliquus internus ab-
dominis, berjalan ke inferior sebagai pembungkus funi-
culus spermaticus dan masuk ke scrotum.
Otot Dinding Anterior Abdomen
Musculus Obliquus Externus Abdominis
Otot-otot dinding anterior abdomen terdiri atas tiga la-
pisan otot yang lebar, tipis dan di depan berubah men- Musculus obliquus externus abdominis merupakan
jadi aponeurosis; otot-otot tersebut dari luar ke dalam lembaran otot yang lebar, tipis, dan berasal dari permu-
yaitu musculus obliquus externus abdominis, musculus kaan luar delapan costae bagian bawah dan menyebar
obliquus internus abdominis, dan musculus transversus untuk berinsersio pada processus xiphoideus, linea
abdominis (Cambar 4-5). Sebagai tambahan, pada ma- alba, crista pubica, tuberculum pubicum, dan separuh
sing-masing sisi garis tengah bagian anterior terdapat anterior crista iliaca (Cambar 4-5). Sebagian besar sera-
sebuah otot vertikal yang lebar, musculus rectus abdo- butnya berinsersio dengan perantaraan aponeurosis
minis (Cambar 4-7). Oleh karena ketiga lapisan apo- yang lebar. Perhatikan bahwa serabut paling posterior
neurosis berjalan ke depan, aponeurosis itu membung- berjalan turun ke crista iliaca dan membentuk pinggir
kus musculus rectus abdominis dan membentuk vagina posterior yang bebas.
musculi recti abdominis. Bagian bawah vagina musculi Suatu lubang berbentuk segitiga pada aponeurosis
recti abdominis mungkin berisi sebuah otot kecil yang musculus obliquus externus abdominis terdapat tepat
dinamakan musculus pyramidal is. di superior dan medial tuberculum pubicum. Lubang

svmphysis pubis
m. rectus abdominis
m. obliquus
externu s m. obliquus ligamentum lacunare
abdominis ntern us ligamentum inguinale
i
tuberculum pubicum
abdominis
ligamentum pectineum

tr',/')r I
VA)
w
I

w>;,
. az''- ll
crista iliaca
/.,,
ii
I ,/,7-/

/[t

spina iliaca
' ligamentum iliolumbalis Posterior suPerior

lacunare, dan
Gambar 4-6. Tulang panggul dilihat dari atas Perhatikan perlekatan ligamentum inguinale, ligamentum
ligamentum pectineum.
154 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

ini dikenal sebagai anulus inguinalis superf icialis Muscul u s Transve rsu s Abdom i ni s
(Cambar 4-5, 4-7, dan 4-13). Funiculus spermaticus
(atau ligamentum teres uteri) melalui lubang ini dan Musculus transversus abdominis merupakan lembaran
membawa fascia spermatica externa (atau selubung otot yang tipis dan terletak di profunda musculus obli-
quus internus abdominis, dan serabut-serabutnya berja-
luar ligamentum teres uteri) dari pinggir-pinggir lubang
(Cambar 4-17 dan 4-18). lan horizontal ke depan (Cambar 4-5). Otot ini berasal
Di antara spina iliaca anterior superior dan tuber- dari permukaan dalam enam cartilagines costales ba-
gian bawah (saling beftautan dengan diaphragma), fascia
culum pubicum, pinggir bawah aponeurosis melipat ke
belakang untuk membentuk ligamentum inguinale lumbalis, dua pertiga bagian anterior crista iliaca, dan
(Cambar 4-5 dan 4-6). Dari ujung medial ligamentum sepertiga lateral ligamentum inguinale. Serabut tendo
yang terbawah bersatu dengan serabut tendo yang sa-
inguinale, membentang Iigamentum lacunare ke arah
belakang dan atas, menuju pecten ossis pubis yang ma dari musculus obliquus internus abdominis mem-
terdapat pada ramus superior ossis pubis (Cambar 4-6).
bentuk tendo conjunctivus yang melekat pada crista
pubica dan pecten ossis pubis (Cambar 4-9 dan 4-1 3).
Pinggir ligamentum lacunare yang tajam, bebas, dan
melengkung membentuk pinggir medial anulus femo- Perhatikan bahwa pinggir posterior musculus obli-
ralis. (Lihat Bab 10). Untuk mencapai pecten ossis quus externus abdominis bebas, sedangkan pinggir
pubis, ligamentum lacunare melanjutkan diri menjadi posterior musculus obliquus internus abdominis dan
periosteum yang menebal dan disebut ligamentum musculus transversus abdominis melekat pada vertebra
pectineum (Cambar 4-6). lumbalis melalui fascia lumbalis (Cambar 4-5 dan
Bagian lateral ujung posterior ligamentum inguinale
4-12).
merupakan origo sebagian musculus obliquus internus
abdominis dan musculus transversus abdominis. pada M uscul us Rbctus Abdomi n i s
pinggir inferior ligamentum inguinale yang membulat Musculus rectus abdominis merupakan otot panjang
melekat fascia profunda tungkai atas yaitu fascia lata yang kuat dan terbentang sepanjang seluruh dinding
(Gambar 4-4). anterior abdomen. Otot ini Iebih lebar di atas dan
terletak dekat dengan garis tengah, dipisahkan dari sisi
Musculus Obliquus lnternus Abdominis lainnya oleh linea alba.
Musculus obliquus internus abdominis juga merupa- Musculus rectus abdominis berasal dari dua origo,
kan lembaran otot yang lebar dan tipis yang terletak di dari depan symphysis pubica dan crista pubica
(Cambar 4-6 dan 4-B), Otot ini berinsersio pada cartila-
profunda musculus obliquus externus abdominis; se-
bagian besar serabutnya berjalan tegak lurus dengan
gines costales V, Vl, Xll dan processus xiphoideus
(Cambar 4-7). Bila otot ini berkontraksi, pinggir late-
serabut musculus obliquus externus abdominis (Cam-
bar 4-5). Otot ini berasal dari fascia lumbalis, dua perti- ralnya membentuk peninggian melengkung yang dapat
ga anterior crista iliaca, dan dua pertiga lateral ligamen- diraba, mudah ciilihat, dan dinamakan linea semilu-
tum inguinale. Serabut-serabut ototnya menyebar ke naris (Cambar 4-7, 4-26, dan 4-27), Linea ini mem-
atas dan depan. Otot ini berinsersio pada pinggir ba- bentang dari ujung cartilago ccstalis lX sampai tr-rber-
wah tiga costae bagian bawah dan cartilagines costales- culum pubicum.
nya, processus xiphoideus, linea alba, dan symphysis Musculus rectus abdominis dibagi atas segmen-
pubica. Musculus obliquus internus abdominis mem- segmen yang jelas oleh tiga buah intersectiones tendi-
punyai pinggir bawah yang bebas dan melengkung di neae; satu terletak pada setinggi processus xiphoideus,
atas funiculus spermaticus (atau ligamentum teres uteri)
satu setinggi umbilicus, dan satu lagi di perlengahan
dan kemudian berjalan turun di belakangnya untuk antara processus xiphoideus dan umbilicus (Cambar 4-Z).
melekat pada crista pubica dan pecten ossis pubis. Intersectio tendineae ini melekat dengan kuat pada din-
Dekat insersionya, serabut tendon yang terbawah ber- ding anterior vagina musculi recti abdominis. (Lihat
gabung dengan serabut-serabut yang sama dari mus- bawah.)
culus transversus abdominis membentuk tendo con- Musculus rectus abdominis dibungkus oleh apo-
junctivus (Cambar 4-9 dan 4-13). Tendo conjunctivus neurosis musculus obliquus externus abdominis, mus-
di medial melekat pada linea alba, tetapi mempunyai culus obliquus internus abdominis, dan musculus
pinggir lateral yang bebas, transversus abdominis yang membentuk vagina mus-
Saat funiculus spermaticus (atau ligamentum teres
culi recti abdominis.
uteri) berjalan di bawah pinggir bawah M.obliquus ab-
dominis internus, organ tersebut membawa sebagian Musculus pyramidalis
serabut otot yang dinamakan musculus cremaster Musculus pyramidalis sering tidak ada. Dasar otot ini
(Cambar 4-.9 dan 4-1 3). Fascia cremasterica adalah berasal dari permukaan anterior pubis dan berinsersio
istilah yang dipergunakan untuk menyatakan musccu- pada linea alba (Cambar 4-7). Otot ini terletak di depan
lus cremaster dan fascianya. bagian bawah musculus rectus abdominis.
ANATOMI DASAR 155

Vagina Musculi Recti Abdominis musculus rectus abdominis; aponeurosis musculus


obliquus internus abdominis langsung di depan
Vagina musculi recti abdominis merupakan sarung fi- otot, dan aponeurosis musculus transversus abdo-
brosa panjang yang membungkus musculus rectus ab- minis langsung terletak di belakang otot.
dominis dan musculus pyramidalis (jika ada) dan 3. Di antara spina iliaca anterior superior dan pubis,
mengandung rami anteriores enam nervi thoracici ba- aponeurosis ketiga otot membentuk lamina ante-
gian bawah dan arteria, vena epigastrica superior dan rior. Dinding posterior tidak ada dan musculus
inferior serta pembuluh limf. Vagina musculi recti rectus abdominis berhubungan langsung dengan
abdominis terutama dibentuk oleh aponeurosis ketiga fascia transversalis.
otot lateral abdomen (Cambar 4-5,4-7, dan 4-8)'
Untuk mempermudah penjelasan vagina musculi recti Perlu diketahui bahwa tempat aponeurosis mem-
abdominis dibagi menjadi tiga tingkat (Cambar 4-10). bentuk lamina posterior vagina musculi recti abdomi-
1. Di atas arcus costalis, Iamina anterior dibentuk nis di depan musculus rectus abdominis yaitu setinggi
oleh aponeurosis musculus obliquus externus ab- spina iliaca anteriorsuperior, lamina posterior itu mem-
dominis. Lamina posterior dibentuk oleh dinding punyai pinggir bebas yang melengkung pada pinggir
thorax yaitu cartilagines costales V, Vl, Vll, dan bawahnya dan di namakan linea arcuata (Cambar 4-7
spatium intercostale. dan 4-8). Pada tempat ini arteria dan vena epigastrica
2. Di antara arcus costalis dan setinggi spina iliaca inferior masuk ke dalam vagina musculi recti abdomi-
anterior superior, aponeurosis musculus obliquus nis dan berjalan ke atas untuk beranastomosis dengan
internus abdominis membelah untuk membungkus arteria dan vena epigastrica superior.

pr@essus

linea alba

inscrepti ones ten di nea

m. obliquus externus m. obliquus internus abdominis


abdominis

linea arcuata
linea semilunaris

m. rectus abdominis

spina iliaca anterior


superior
ligamdntum inguinale

m. pyramidalis

tuberculum pubicum
funiculus spermaticus

anulus inguinalis suPerficialis

Gambar 4-7. Musculus rectus abdominis dan vagina musculi recti abdominis dilihat dari anterior' Di
sebelah kiri, dinding anterior vagina musculi recti abdominis dibuang sebagian, memperlihatkan musculus
rectus abdominis dlngan inter;ectio tendinea. Di sebelah kanan, dinding posterior vagina musculi recti
abdominis diperlihatkan. Pinggir linea arcuata diperlihatkan setinggi pecten ossis pubis anterior superior'
156 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

linea alba

fascia
lapisan anterior aponeurosis
superfici a I is
m. obliquus internus abdominis

I nscreptiones lapisan posteri or aponeurosis


tendi nea m. obliquus internus abdomrnis

aponeu ros is
m. transversus abdomi aponeurosis m. transversus
m. obliquus abdominis
externus abdominis

fascia transversalis
m. rectus abdominis

.linea arcuata
I i nea arcuata

lemak ekstraperitoneal
a. eprgastflca fascia
inf erior tra nsve rsal i s a. epi gastrica inferior

peritoneum
conjoint tendon

funiculus spermaticus

Gambar 4-8. Vagina musculi recti abdominis dilihat dari anlerior (A) dan pada penampang sagital (B). perhatikan
susunan aponeurosis yang membentuk vagina musculi recti abdominis.

sprna rliaca anterior superior

m. transversus abdominis
)(
,j\
m. obliquus internus abdominis
)/
'at
linea alba

linea pectinea

m. cremaster ligamentu m
funiculus spermaticus pecti natu m

ligamentum inguinale

conjoint tendon
lacu na re

tuberculum oubicum
pu bi ca
aponeurosis m. obliquus externus abdominis

Gambar 4-9. Pelvis dilihat dari anterior, memperlihatkan perlekatan tendo conjunctivus pada crista pubica dan
bagian pertemuan linea pectinea.
'157
ANATOMI DASAF

fascia suPerf icia lis


m. pectoralis maror
rectus abdominis

W aponeurosis m. ob liquus
externus abdominis
m. intercostalis
processus xiphoideus

m, rec'
m. obliquus externus abdominis
linea alba .m. obliquus internus abdominis
2. - m. transversus abdominis

fascia tranwersalls
le ma k ekstrape ritoneal
pe ntoneum

m. obliquus externus abdominis


.. o'bliqrw internus abdominis
m. transversus abdominis

fascia transversalis

Gambar 4-10. Potongan transversal vagina musculi recti abdominis dilihat pada tiga tingkal.
1. Di atas
arcus costalis. 2. Di antara arcus costalis dan spina iliaca anterior superior. 3. Di bawah spina iliaca
anterior superior dan di atas pubis.

Vagrna musculi recti abdominis dipisahkan dari srsi Otot-otot tersebut membantu saat terjadi ekspirasi
lainnya oleh sebuah pita fibrosa yang disebut linea alba kuat yang terjadi saat batuk dan bersin dengan menarik
(Cambar 4-7, 4-9, dan 4-10)' Linea alba ini memben- costae dan sternum ke bawah. Tonus otot-otot tersebut
tang dari processus xiphoideus ke bawah sampai sym- berparan penting dalam menyokong dan melindungi
phisis pubis, dan dibentuk oleh gabungan aponeurosis viscera abdomen. Dalam keadaan glottis larryngeus ter-
otot-otot yang terletak di kedua sisi lateralnya, Di atas tutup, kontraksi otot-otot ini bersama dengan diaphrag-
umbilicus Iinea alba lebih lebar dibandingkan di ba- ma akan meningkatkan tekanan intraabdominal dan
wah umbilicus dan melekat pada symphysis pubica. membantu miksi, defekasi, muntah, dan partus.
Lamina posterior vagina musculi recti abdominis
tidak melekat pada musculus rectus abdominis. Din- Persarafan Otot Dinding Anterior Abdomen
ding anterior melekat erat pada musculus rectus Musculus obliquus abdominis dan musculus transver-
abdominis melalui intersectiones tendineae (Cambar
sus abdominis dipersarafi oleh enam nervi thoracici
4-7 dan 4-B).
bagian bawah dan nervus ilioinguinalis (11) serta ner-
vus iliohypogastricus. Musculus rectus abdominis diper-
Fungsi Otot Dinding Anterior Abdomen
sarafi oleh enam nervi thoracici bagian bawah (Cambar
Musculus obliquus externus abdominis dan musculus 4-1 dan 4-12). Musculus pyramidalis dipersarafi oleh
obliquus internus abdominis melakukan laterofleksi nervus thoracalis 12.
dan rotasi tubuh (Cambar 4-11). Musculus rectus ab- Ringkasan otot-otot dinding anterior abdomen, per-
dominis melakukan fleksi tubuh dan menstabilkan sarafannya, dan kerjanya diberikan pada Tabel 4-1.
pelvis, dan musculus pyramidalis mempertahankan
linea alba tetap tegang selama proses tersebut. Fascia Transversalis
Otot dinding anterior dan lateral abdomen mem-
bantu diaphragma saat inspirasi dengan melakukan re- Fascia transversalis merupakan lapisan fascia tipis yang
laksasi sehingga diaphragma turun dan viscera abdo- membatasi musculus transversus abdominis dan me-
men dapat diakomodasikan. laniutkan diri sebagai lapisan sama yang melapisi
158 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

diaphragma dan musculus iliacus (Cambar 4-g).


Penting untuk diketahui bahwa fascia transversalis,
fascia diaphragmatica, fascia iliaca, dan fascia pelvis
merupakan sebuah lapisan yang berkesinambungan,
yang melapisi rongga abdomen dan rongga pelvis.
Vagina femoralis untuk arteria dan vena femoralis
pada extremitas inferior dibentuk oleh fascia transver-
salis dan fascia iliaca yang meliputi musculus iliacus.

Lemak Extraperitoneal
Lemak extraperitoneal merupakan selapis tipis jaringan
ikat yang mengandung lemak dalam lumlih ying
bervariasi dan terletak di antara fascia transversalis dan
peritoneum parietale (Cambar 4-8).
M. obliquus
Peritoneum Parietale
Dinding abdomen dilapisi oleh peritoneum parietale
M. rectus abdominis (Cambar 4-8). Lapisan ini merupakan membrana serosa
tipis dan melanjutkan diri ke bawah dengan perito-
Gambar 4-1 1, Keria otolotot dinding anterior abdomen dan la- neum parietale yang melapisi rongga pelvis (Lihat Bab
leral. Panah menunjukkan garis tarikan berbagai otot. 7\.

posteriores

M. quadratus
Iunrborum

M. obliquus
extenlus abdominis

N. cutaneus
lateralis

Nn.cutaneus
anteriores

pa1o.fl 4-12' Potongan melintang abdomen, memperlihatkan perjalanan nervus thoracalis bagian bawah dan
lumbalis 1.
ANATON4I DASAR 159

Tabel 4-1 . Otot Dinding Anterior Abdomen

Nama Otot ,,Origo lnsertio Persarafan Keija

M. obliquus exteF DelaPan cosiae Processus xiPhoi: Enam nn. thoraci- Melindungi isi abdomen;
nus abdominis bagian bawah deus, linea alba, , ci bagian bawah menekan isi abdomen;
crista pubica dan n, iliohypo. membantu fleksio dan
: tuberculum gastricus serta rotasio tubuh; membantu
pubicum, crista N. ilioinEuinalis ekspirasi kuat, miksi,
iliaca (11) defekasi, parlus, dan
muntah
inter-
M. obliquus Fascia lumbalis, I rga costae tnam nn. tnora- Sama seperli di atas
nus abdominis crista iliaca, bagian bawah cici bagian ba'
213lateral dan cartilagines , wah dan n, ilio-
costales, pro- hypogastricus
lfffiTy* cessus xiPhoi- ' serta n. ilio-
deus, linea alba, inguinalis '

symphisis pubis (Ll)


Enam cartilagi.nes Processus xiPhoi- hnam nn. Menekan isi abdomen
M.transversu, costales bagian deus, linea alba, thoracici
abdominis
t , symphisis pubis bagian bawah
bawah,fascla
,lumbalis, crista dan n. iliohy-
, iliaia, 1/3 lateral pogastricus
seda n, ilio-
L%ilTy- inguinalis (L1)
Cartilagines cos- Enam nn. thora- Menekan isi abdomen dan
M. rectus
' abdomi- SYmPhisis Pubis
dan crista tales ke 5, 6, clci bagian fleksi columna vene-
nls proi""-
- dan 7 dan bawah bralis; otot tambahan
processus ' ekspirasi
xiphoideus .
' Meregangkan linea alba
Permukaan Linea alba Dua belah nn.
M. pyramidalis
anterior pubis ihoracici
(jika ada)

Persarafan dengan menembus dinding anterior vagina musculi


recti abdominis dan menyarafi kulit.
Peritoneum parietale yang membatasi dinding anterior Nervus Iumbalis 1 mempunyai perjalanan yang
abdomen dipersarafi secara segmental oleh nervi inter- sama, tetapi tidak masuk ke vagina musculi recti abdo-
costales dan nervi lumbales, yang juga menyarafi minis (Camb ar 4-1 , 4-2, dan 4-12). Saraf ini berbentuk
otot-otot dan kulit di atasnya (Cambar 4-12). sebagai neryus iliohypogastricus yang menembus apo-
neurosis musculus obliquus externus abdominis di atas
Saraf-saraf Dinding Anterior Abdomen anulus inguinalis superficialis, dan nervus ilioinguinalis
yang keluar dari anulus ini. Saraf-saraf ini berakhir
Saraf-saraf dinding anterior abdomen adalah rami ante- dengan menyarafi kulit tepat di atas ligamentum
riores enam nervi thoracici bagian bawah dan nervus inguinale dan symphysis pubica.
lumbalis 1 (Cambar 4-1 , 4-2, dan 4-12). Saraf-saraf ini
berjalan ke depan di dalam celah antara musculus Arteriae Dinding Anterior Abdomen
obliquus internus abdominis dan musculus transversus
abdominis. Saraf-saraf tersebut menyarafi kulit dinding Arteria epigastrica superior, salah satu cabang ter-
anterior abdomen, otot-otot (lihat halaman 149), dan minal arteria thoracica interna, masuk ke bagian atas
peritoneum parietale, (Bandingkan dengan nervi inter- vagina musculi recti abdorninis di antara origo sternalis
costales yang berjalan ke depan di dalam spatium dan costalis diaphragma (Carnbar 4-1). Pembuluh ini
intercostale di antara musculus intercostalis internus berjalan ke bawah di belakang musculus rectus abdo-
dan musculus intercostalis intimus. Lihat Bab 4). Enam minis, mendarahi bagian tengah atas dinding anterior
nervi thoracici bagian bawah kemudian menembus abdomen dan beranastomosis dengan arteria epigas-
lamina posterior vagina musculi recti abdominis untuk trica inferior.
menyarafi musculus rectus abdominis dan musculus Arteria epigastrica inferior merupakan cabang arte-
pyramidalis (hanya f12). Saraf-saraf ini berakhir ria iliaca externa tepat di atas ligamentum inguinale'
160 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

Pembuluh ini berjalan ke atas dan medial sepanjang (lihat halaman 172), berjalan ke bawah dan medial
pinggir medial anulus inguinalis profundus (Cambar sampai anulus inguinalis superficialis, yaitu suatu
4-1 , 4-13, dan 4-17). Arteria epigastrica inferior me- lubang pada aponeurosis obliquus externus abdominis
nembus fascia transversalis untuk masuk ke vagina (Gambar 4-13 dan 4-17). Canalis inguinalis terletak se-
musculi recti abdominis di sebelah anterior Iinea jajar dan tepat di atas ligamentum inguinale. pada bayi
arcuata (Cambar 4-B). Pembuluh ini berjalan ke atas di baru lahir, anulus inguinalis profundus terletak hampir.
belakang musculus rectus abdominis, mendarahi ba- tepat di posterior anulus inguinalis superficialis se_
gian tengah bawah dinding abdomen anterior dan ber- hingga canalis inguinalis sangat pendek pada usia ini.
anastomosis dengan arteria epigastrica superior. Kemudian sebagai akibat pertumbuhan, anulus ingui_
Arteria circumflexa ilium profunda merupakan nalis profundus bergeser ke lateral.
cabang arteria iliaca externa tepat di atas ligamentum Anulus inguinalis profundus* adalah suatu Iubang
inguinale (Cambar 4-1). Pembuluh ini berjalan ke atas .berbentuk
oval pada fascia transversalis terletak sekita;
dan lateral menuju spina iliaca anterior superior dan Yz inci (1,3 cm) di atas ligamentum inguinale. pada
kemudian berjalan terus sepanjang crista iliaca. Arteria pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan
ini mendarahi bagian lateral bawah dinding abdomen. symphysis pubica (Cambar 4-13 dan 4-17). Di sebelah
Dua arteriae intercostales posterior bagian bawah medial anulus ini terdapat arteria dan vena epigastrica
yang merupakan cabang aorta descendens dan empat inferioryang berjalan ke atas dari arteria dan vena iliaca
arteriae lumbales yang berasal dari aorta abdominalis externa. Pinggir-pinggir anulus merupakan tempat me_
berjalan ke depan di antara lapisan-lapisan otot dan lekatnya fascia spermatica interna (atau pembungkus
mendarahi bagian lateral dinding abdomen (Cambar bagian dalam ligamentum teres uteri).
4-1). Anulus inguinalis superficialis* merupakan lubang
berbentuk segitiga pada aponeurosis musculus obli
Venae Dinding Anterior Abdomen quus externus abdominis dan terletak tepat di atas dan
Venae supedicialis telah dibicarakan pada halaman -l49. medial terhadap tuberculum pubicum (Cambar 4-13,
Vena epigastica superior, vena epigastrica inferior, dan 4.-17, dan 4-18). Pingir-pinggir anulus, kadang-kadang
vena circumflexa ilium profunda mengikuti arteria disebut crura, merupakan tempat melekatnya fascii
yang senama dan mengalirkan darahnya ke vena tho_ spermatica externa.
racica interna dan vena iliaca externa. Venae intercos_
tales posteriores mengalirkan darah ke vena azygos dan Dinding Canalis lnguinalis
venae lumbales mengalirkan darah ke vena cava inferior. Seluruh panjang dinding anterior canalis inguinalis
dibentuk oleh aponeurosis musculus obliquus externus
Aliran Limf Dinding Anterior Abdomen abdominis. Dinding anterior ini diperkuar di sepertiga
Pembuluh limf kulit di atas umbilicus mengalir ke atas, lateralnya oleh serabut-serabut origo musculus obli-
masuk ke nodi axillarum anteriores. pembuluh limf di quus internus abdominis yang berasal dari ligamentum
bawah umbilicus mengalirkan cairan limf ke bawah, inguinale (Cambar 4-13 dan 4-17). oleh karena itu
masuk nodi inguinales superficiales. pembuluh limf dinding ini paling kuat di tempat berhadapan dengan
profunda mengikuti arleria dan mengalirkan cairan Iimf bagian paling lemah dari dinding posterior, yiitu
masuk ke nodi lymphatici thoracis interna, iliaci exter- anulus inguinalis profundus.
ni, mediastinales posteriores, dan preaortici (lumbales). Seluruh panjang dinding posterior canalis ingui-
nalis dibentuk oleh fascia transversalis. Dinding p-os-
CANAL|S tNGU|NALTS terior ini diperkuat di sepertiga medialnya oleh tendo
conjunctivus, yaitu gabungan tendo dari insersio mus_
Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang menem-
culus obliquus internus abdominis dan musculus
bus bagian bawah dinding anterior abdomen dan ter- transvesus abdominis yang melekat pada crista pubica
dapat pada kedua jenis kelamin. Saluran inl merupakan dan pecten ossis pubis (Gimbar 4-13 dan 4-17). Oleh
tempat lewatnya struktur-struktur yang berjalan dari
testis ke abdomen dan sebaliknya pada laki-laki. pada
perempuan, saluran ini dilalui oleh ligamentum teres
uteri yang berjalan dari uterus ke labium majus puden- *Mahasiswa kedokteran
di. Selain itu, saluran ini dilewati oleh nervus ilioingui- sering frustrasi karena tidak dapat melihat
anulus ini sebagai sebuah Iubang. perlu diingat bahwa fascia
nalis baik pada laki-laki maupun perempuan (Gamtar spermatica interna melekat pada pinggir-pinggir anulus inguinalis
4-13). profundus dan fascia spermatica externa melekat pada
f,inggir_
Canalis inguinalis panjangnya sekitar 1 inci (4 cm) pinggir anulus inguinalis superficialis, sehingga pinggii anulus tiJak
]
pada orang dewasa dan terbentang dari anulus ingui- dapat dilihat dari luar. Bandingkan susunan ini dengan lubang untuk
jari pada sarung rangan yang dilihat dari dalam, t-tapi seolih-olah
nalis profundus, suatu lubang pada fascia transversalis tidak tampak apabila dilihat dari Iuar.
ANATOMI DASAR 161

linea alba

m. obliquus externus aMominis

selubung Jemoral anulus inguinalis superficialis


a. femoralis
pembuluh limfe
n. ilioinguinalis
tuberculum Pubicum
symphysis Pubis

m, obliquus internus abdominis

n. ilioinguinalis
m, cremaster

v. femoralis
m, transversus abdomi nis
a. epigastrica inferi or

3.

anulus inguinalis Profundus

conioint tendon

a, epigastrica inferior

tuberculum Pubicum

funiculus spermaticus

Gambar 4-13. Canalis inguinalis, menunjukkan susunan musculus obliquus externus abdominis (1), musculus
obliquus internus abdominis (2), musculus transversus abdominis (3), dan fascia transversalis (4). Perhatikan
bahwa dinding anterior canali; inguinalis dibentuk oleh musculus obliquus externus abdominis dan musculus
-dinding
obliquus interius abdominis dan posterior dibentuk oleh fascia transversalis dan tendo conjunctivus.
Anuius inguinalis pro{undus terletak lateral terhadap arteria epigasirica inferior.
162 BAB 4 Abdomen: Bagian | - Dinding Abdomen

karena itu, dinding ini paling kuat di


tempat scrotum). Pada perempuan, canalis inguinalis yang
berhadapan dengan bagian paling lemah dari dinding lebih kecil memungkinkan ligamentum teres uteri ber-
anterior yaitu anulus inguinalis superficialis. jalan dari uterus menuju ke labium majus. pada laki-
Dinding inferior atau dasar canalis inguinalis di- laki maupun pada perempuan, canalis inguinalis juga
bentuk oleh lipatan pinggir bawah aponeurosis mus- dilalui oleh nervus ilioingui- nalis. (Lihat halaman ...)
culus obliquus externus abdominis yang disebut liga-
mentum inguinale dan ujung medialnya disebut Mekanisme Canalis lnguinalis
ligamentum lacunare (Cambar 4-9).
Dinding superior atau atap canalis inguinalis di- Adanya canalis inguinalis pada bagian bawah dinding
bentuk oleh serabut-serabut terbawah musculus obli- anteriorabdomen pada laki-laki dan perempuan meru-
quus internus abdominis dan musculus transversus pakan suatu tempat lemah. Menarik untuk diketahui
abdominis yang melengkung (Camb ar 4-9). bagaimana tataletak canalis inguinalis untuk mengatasi
kelemahan ini.
Fungsi Canalis lnguinalis
1. Kecuali pada bayi baru lahir, canalis inguinalis
Canalis inguinalis memungkinkan struktur-struktur yang merupakan saluran oblik dengan daerah terlemah,
terdapat di dalam funiculus spermaticus berjalan dari yaitu anulus inguinalis seperficialis dan anulus
atau ke testis menuju abdomen dan sebaliknya pada inguinalis profundus, yang terletak pada suatu jarak
laki-laki. (Spermatogenesis yang normal hanya terjadi tertentu.
jika testis meninggalkan cavitas abdominalis untuk 2. Dinding anterior canalis inguinalis diperkuat oleh
masuk ke dalam lingkungan yang lebih dingin di dalam serabut-serabut musculus obliquus internus ab-

M. transversus abdominis

tendo conjunctivus

anulus inguinalis superficiali

tendo conjunctivus

Gambar 4-14' Keria otot-otot pada canalis inguinalis. Perhatikan bahwa canalis mengatami ',obliterasi,,
bila otot berkontraksi. Perhatikan juga bahwa permukaan anterior tungkai atas melindungi regio
inguinalis
apabila seseorang dalam posisi berjongkok.
ANATOMI DASAR 163

dominis tepat di depan anulus inguinalis profun- domen posterior. Arteria ini melalui canalis inguinalis
d us. dan mendarahi testis dan epididymis (Cambar 4-15).
3. Dinding posterior canalis inguinalis diperkuat oleh
tendo conjunctivus yang kuat tepat di belakang Venae Testiculares
anulus inguinalis superficialis. Suatu plexus vena yang luas, plexus pampiniformis,
4. Pada waktu batuk dan mengedan, seperti pada meninggalkan pinggir posterior testis (Cambar 4-15).
miksi, defekasi, dan partus, serabut-serabut paling Waktu plexus berjalan ke atas, ukurannya berkurang
bawah musculus obliquus internus abdominis dan sehingga di sekitar anulus inguinalis profundus terben-
musculus transversus abdominis yang melengkung tuk satu vena testicularis. Vena ini berjalan ke atas pada
berkontraksi sehingga atap yang melengkung men- dinding abdomen posterior dan mengalirkan darahnya
jadi datar dan turun mendekati lantai. Atap mung- ke vena renalis sinistra pada sisi kiri, dan ke vena cava
kin menekan isi canalis inguinalis ke arah dasar inferior pada sisi kanan.
sehingga sebenarnya canalis inguinalis menutup
(Cambar 4-14). Pembuluh Limf
5. Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti
pada defekasi dan partus, secara alamiah orang Pembuluh-pembuluh limf testis berjalan ke atas mela-
cenderung berada dalam posisi jongkok, articulatio lui canalis inguinalis dan berjalan ke atas melalui
coxae fleksi, dan permukaan anterior tungkai atas dinding abdomen posterior untuk mencapai nodi lum-
mendekati permukaan anterior dinding abdomen. bales (paraaortici) di samping aorta setinggi vertebra
Dengan cara ini bagian bawah dinding anterior lumbalis I (Cambar 4-1 9).
abdomen dilindungi oleh tungkai atas (Cambar
4-14). Saraf Otonom
Serabut-serabut simpatis berjalan bersama arteria testi-
FUNICULUS SPERMATICUS cularis dan asalnya dari plexus renalis atau plexus
Funiculus spermaticus merupakan gabungan struktur- symphaticus aortae. Serabut-serabut aferen sensoris
struktur yang melalui canalis ingurnalis dan berjalan menyertai serabut-serabut eferen simpatis.
menuju ke dan dari testis (Cambar 4-15). Funiculus
spermaticus diliputi oleh tiga lapisan konsentris fascia Processus Vaginalis
yang berasal dari lapisan-lapisan dinding anterior Sisa-sisa processus vaginalis terdapat di dalam funi-
abdomen (Cambar 4-17 dan 4-1 8). Funiculus sper- culus spermaticus (lihat kolom berikufnya).
maticus berawal pada anulus inguinalis profundus
yang terletak lateral terhadap arteria epigastrica inferior Struktu r-struktu r Lain nya
dan berakhir di testis.
Sebagai tambahan dari struktur-struktur yang telah
Struktur-struktur pada Funiculus Spermaticus diuraikan adalah (1) arteria cremasterica yang kecil,
sebuah cabang arteria epigastrica inferior yang menda-
Struktur-struktur ini adalah sebagai berikut: (1) vas de- rahi fascia cremasterica (lihat bagian selanjutnya); (2)
ferens, (2) arteria testicularis, (3) venae testiculares Arteria ductus deferentis, sebuah cabang dari arteria
(plexus pampiniformis), (4) pembuluh limfatik testis, (5) vesicalis inferior; dan (3) ramus genitalis nervus geni-
saraf-saraf otonom, (6) processus vaginalis (sisa), (7) tofemoralis yang menyarafi musculus cremaster (Cam-
arteria cremasterica, (8) arteria ductus deferentis, dan bar 4-15). ( Lihat halaman 262).
(9) ramus genitalis neryus genitofemoralis yang me-
nyarafi muscu I us cremaster. Selubung Funiculus Spermaticus
(Fascia Spermatica) dan
Vas Deferens Pembentukan Ganalis lnguinalis
Vas deferens merupakan struktur menyerupai tali Selubung funiculus spermaticus terdiri atas tiga lapisan
(Gambar 4-1 5 dan 4-1 8) yang dapat diraba di antara jari konsentris fascia yang berasal dari lapisan-lapisan din-
dan ibujari pada bagian atas scrotum. Vas deferens ding anterior abdomen. Masing-masing Iapisan dipero-
merupakan saluran berdinding otot tebal yang men- leh ketika processus vaginalis berjalan turun ke dalam
gangkut spermatozoa dari epididymis ke urethra, scrotum melalui lapisan-lapisan dinding anterior ab-
domen (Cambar 4-16).
Arieria Testicularis 1. Fascia spermatica externa berasal dari aponeurosis
Arteria testicularis merupakan cabang aorta abdomi- musculus obliquus externus abdominis dan dile-
nalis (setinggi vertebra lumbalis ll). Arteria testicularis katkan pada pinggir-pinggir anulus inguinalis super-
panjang dan kecil, berjalan ke bawah pada dinding ab- ficialis.
164 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

plexus pampiniformis
a. testicularis

vas defferens
pembuluh limfe
a. vas deffer ,n. genitofemoralis
fascia spermatica externa
pembuluh lim

posterior an terior vas defferens

fascia cremasterica
a. vas defferens
fascia spermatica interna
Plexus pampiniformis
a. testicularis

epididymis
I
\"orout
cauda
ductulus efferentes
epididymis

kulit scrotum

tunica dartos

sinus epididymis vas defferens

mediastinum testis
lapisan membranosa
fascia superficialis tubulus seminiferus
(fasiia Colles)
tunica albugenia
fascia spermatica extema

fascia cremasterica
il

fascia spermatica i nterna


\
)
\\\\
tunica vaginalis

.sr=+

Gambar 4'15. Testis dan epididymis, f uniculus spermaticus, dan scrotum. Diagram bawah menunjukkan
teslis dan epididymis terpotong melintang pada penampang horizontal.

2. Fascia cremasterica berasal dari musculus obli- nealis terbentuk dan dinamakan processus vaginalis
quus internus abdomin is. (Cambar 4-16). Processus vaginalis berjalan melalui
3, Fascia spermatica interna berasal dari fascia trans- lapisan-lapisan bagian bawah dinding anterior abdo-
versalis dan dilekatkan pada pinggir-pinggir anulus men. Pada waktu berjalan ini diperoleh selubung tu-
inguinalis profundus. bular dari masing-masing lapisan. Processus vaginalis
melalui fascia transversalis pada anulus inguinalis pro-
Untuk mengerti selubung funiculus spermaticus, fundus dan mendapat penutup tubular, fascia sperma-
seseorang harus mengerti sebelumnya pembentukan tica interna (Cambar 4-1 Z). Ketika processus vaginalis
canalis inguinalis. berjalan melalui bagian bawah musculus obliquus inter-
Sebelum desensus testiculorum dan desensus ova- nus abdominis, ia membawa sebagian serabut-serabut
rium dari tempat asalnya yang terletak tinggi di dinding yang terbawah dan membentuk musculus cremaster.
abdomen posterior (L1), sebuah diverticulum perito- Serabut-serabut otot ini tertanam di dalam fascia, dan
ANATOMI DASAR 165

teslis

processus vaginalis gubernaculum


gubernaculum

[J 4

sisa gubernaculum
ligamentum leres

lunica vaginalis
ligamenlum teres uleri

jenis kelamin. Perhatikan


Gambar 4-16. Asal, perkembangan, dan nasib processus vaginalis pada kedua
desensus testiculorum i<e dalam scrotum dan desensus ovarium ke dalam pelvis.

kemudian selubung tubular yang kedua ini disebut fas- abdominis, processus vaginalis melakukan evaginasi
cia cremasterica (Cambar 4-17). Processus vaginalis aponeurosis ini, membentuk anulus inguinalis super-
berjalan di bawah lengkung serabut-serabut musculus ficialis, dan mendapatkan selubung tubular fascia yang
transversus abdominis, oleh karena itu tidak men- ketiga, fascia spermatica externa (Cambar 4-17 dan
dapatkan selubung dari lapisan abdomen ini. Waktu 4-18). Dengan cara seperti ini terbentuk canalis ingui-
mencapai aponeurosis musculus obliquus externus nalis pada laki-laki dan perempuan. (Pada perempuan
166 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

fascia transversalis
anulu5 inguinalis profu ndus
m. transversus abdomi nis
av, epigestrica inferior
m. obliquus internu.s abdominis
-@)
a. umbilicalis yang telah obliterasi
m. obliquus externus abdominis PentOneum
lema k ekstraperitoneal

lfachus
-
conlotnt tendon
sisa processus vaginalis

vas defer.ens

fascia spermati ca externa anulus inguinalis 5uperficialis

fascia cremasterica

fascia spermatica interna

lapisan lemak
fascia superficialis
(fascia Camper)

lapisan membranosa fascia superficialis


kulit scrotum

m. dartos
fascia spermatica externa
fascia cremasterica
fascia spermatica i nterna

tun ica vaginalis

Gambar 4-17. Lanjutan berbagai lapisan dinding anterior abdomen yang meliputi luniculus spermaticus.
Pada gambar bawah, tampak kulit dan fascia superficialis abdomen O'an Jcrotum, dan tampak pula
tunica
vaginalis.

istilah fascia "spermatica" harus diganti dengan selu- testosteron yang disekresi oleh testis janin. Testis me_
bung ligamentum teres uteri). ngikuti gubernaculum dan mengalami desensus di
Sementara itu, suatu pita mesenkhim yang terben- belakang peritoneum pada dinding abdomen posterior.
tang dari kutub bawah gonad yang sedang berkembang Testis kemudian berjalan di belakang processus va-
melalui canalis inguinalis sampai pembengkakan la- ginalis dan menarik saluran, pembuluh darah, saraf,
bioscrotal, menebal dan membentuk gubernaculum dan pembuluh limfatiknya ke bawah. Akhirnya testis
(Cambar 4-16). ter- letak pada posisinya di dalam scrotum yang sedang
Pada laki-laki, testis turun melalui pelvis dan canalis berkembang menjelang akhir bulan ke delapan.
inguinalis pada bulan ketujuh dan delapan kehidupan Karena testis dan pembuluh-pembuluh, saluran,
janin. Stimulus normal untuk turunnya testis ini adalah dan sebagainya yang menyertainya mengikuti jalan
ANATOMI DASAR 167

yang sebelumnya dilalui oleh processus vaginalis, ma- minis; (5) fascia spermatica interna yang berasal dari
ka struktur-strukturtersebut juga medapat tiga selubung fascia transversalis; dan (6) tunica vaginalis.
yang sama pada saat melalui canalis inguinalis. Jadi Cutis scrotum tipis, berkerut, berpigmen dan mem-
funiculus spermaticus dibungkus oleh tiga fascia kon- bentuk suatur kantong tunggal. Sedikit peninggian di
sentris: fascia spermatica externa, fascia cremasterica, garis tengah menunjukkan garis persatuan kedua pem-
dan fascia spermatica interna. bengkakan labioscrotalis. (l'ada perempuan, pembeng-
Pada perempuan, ovarium mengalami desensus kakan ini tetap terpisah dan membentuk labium majus).
masuk ke pelvis mengikuti gubernaculum (Gambar Fascia superficialis melanjutkan diri sebagai panni-
4-1 6). Cubernaculum melekat pada sisi uterus yang culus adiposus dan stratum membranosum dinding an-
sedang berkembang, dan gonad tidak lagi mengalami terior abdomen; akan tetapi panniculus adiposus di-
desensus. Bagian gubernaculum yang terbentang dari ganti oleh otot polos yang dinamakan musculus dartos.
uterus sampai ke labium majus yang sedang berkem- Otot ini dipersarafi oleh serabut saraf sirrpatis dan
bang menetap sebagai ligamentum teres uteri. .Jadi, berfungsi untuk pengerutan kulit di atasnya. Stratum
pada perempuan satu-satunya struktur yang melalui membranosum fascia superficialis (sering dinamakan
canalis inguinalis dari cavitas abdominalis adalah fascia Collesi) di depan melanjutkan diri sebagai stra-
ligamentum teres uteri dan beberapa pembuluh limf. tum membranosum dinding anterior abdomen (fascia
Pembuluh limf mengalirkan sedikit cairan limf dari Scarpae), dan di belakang melekat pada corpus peri-
corpus uteri ke nodi lymphoidei inguinales. neale dan pinggir posterior membrana perinei (Gambar
4-4). Di samping fascia superficialis melekat pada rami
SCROTUM, TESTIS, DAN EPIDIDYMIS ischiopubici. Kedua lapisan fascia superficialis berpe-
ran membentuk sekat median yang menyilang scrotum
Scrotum dan memisahkan testis satu dengan yang lain.
Scrotum dapat dianggap sebagai kantong yang me- Fasciae spermaticae terletak di bawah fascia su-
nonjol keluar dari bagian bawah dinding anterior ab- perficialis dan berasal dari tiga lapisan dinding anterior
domen. Scrotum berisi testis, epididymis, dan ujung abdomen pada masing-masing sisi, seperti yang telah
bawah funiculus spermaticus (Cambar 4-1 5 dan 4-17), dijelaskan sebelumnya. Fascia spermatica externa ber-
Dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai beri- asal dari aponeurosis musculus obliquus externus
kut: (7) cutis; (2) fascia superficialis, musculus dartos abdominis; fascia cremasterica berasal dari musculus
(otot polos) menggantikan panniculus adiposus; (3) obliquus internus abdominis; dan fascia spermatica
fascia spermatica externa yang berasal dari muculus interna berasal dari fascia transversalis. Musculus cre-
obliquus externus abdominis; (4) fascia cremasterica master dipersarafi oleh ramus genitalis nervus genito-
yang berasal dari musculus obliquus internus abdo- femoralis. (Lihat halaman 262.)

aponeurosis m' obliquus externus abdominis

f ascia spermatica externa

fascia cremasterica

fascia spermatica interna 'r1rl//7r)


F epididymis
m, dartos

appendix testis
kulit scrotum
a\
tunica vaginalis

Gambar 4-18. Scrotum dipotong dari depan. Perhatikan tuniculus spermaticus dan selubungnya.
168 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

Musculus cremaster dapat dibuat kontraksi dengan ke depan. Masing-masing testis dikelilingi oleh capsula
menggores kulit sisi medial paha. Hal ini disebut re- fibrosa yang kuat, tunica albuginea.
fleks cremaster. Serabut-serabut aferen lengkung re- Dari permukaan dalam capsula terbentang banyak
fleks ini berjalan pada ramus femoralis nervus geni- septa fibrosa yang membagi bagian dalam organ men,
tofemoralis (11 dan 2) dan serabut-serabut motorik jadi lobulus-lobulus (lobuli testis). Di dalam setiap
eferen berjalan pada ramus genitalis nervus genito- lobulus terdapat satu sampai tiga tubuli seminiferi yang
femoralis. Fungsi musculus cremaster adalah meng- berkelok-kelok. Tubuli seminiferi bermuara ke dalam
angkat testis dan scrotum ke atas untuk menghangatkan jalinan saluran yang dinamakan rete testis. Ductuli
dan melindungi testis dari cedera. Untuk suhu testis efferentes yang kecil menghubungkan rete testis de-
dan fertilisasi, lihat penjelasan di bawah. ngan ujung atas epididymis (Cambar 4-15).
Tunica vaginalis (Cambar 4-15, 4-17, dan 4-18) Spermatogenesis normal hanya dapat terjadi bila
terletak di dalam fasciae spermaticae dan meliputi per- testis berada pada suhu yang lebih rendah daripada
mukaan anterior, media, dan lateralis masing-masing suhu di dalam cavitas abdominalis. Bila testis terletak di
testis. Tunica vaginalis merupakan bagian bawah pro- dalam scrotum, testis berada pada suhu sekitar 30 C
cessus vaginalis, dan biasanya sesaat sebelum lahir lebih rendah daripada suhu abdomen. pengaturan
menutup dan memisahkan diri dari bagian atas pro- suhu testis di dalam scrotum tidak seluruhnya dime-
cessus vaginalis dan cavitas peritonealis. Dengan de- ngerti, tetapi daerah permukaan kulit scrotum secara
mikian tunica vaginalis merupakan kantong tertutup, refleks dapat diubah dengan kontraksi musculus dartos
diinvaginasi dari belakang oleh testis. dan musculus cremaster. Sekarang diketahui bahwa
venae testiculares di dalam funiculus spermaticus yang
Aliran Limf membentuk plexus pampiniformis, bersama dengan
cabang-cabang arteriae testiculares yang terletak dekat
Cairan Iimf dari kulit dan fascia, termasuk tunica vagi- dengan vena, mungkin membantu menstabilkan suhu
nalis dialirkan ke nodi lymphoidei inguinales superfi- testis dengan mekanisme pertukaran panas secara
ciales (Gambar 4-19). countercurrent. Dengan cara ini, darah panas yang
berasal dari abdomen memberikan panasnya ke darah
Iesfis yang berjalan ke atas melalui vena-vena ke abdomen,
Testis merupakan organ kuat mudah bergerak, dan
Epididymis
terletak di dalam scrotum (Gambar 4-1 5 dan 4- l B). Tes-
tis sinistra biasanya terletak lebih rendah dibandingkan Epididymis merupakan struktur kuat yang terletak pos-
testis dextra. Extremitas superior kelenjar sedikit miring terior terhadap testis, dengan ductus deferens pada sisi

planum
transpyloricum

lymphoidei lumbales

,\
7 ;l?il'il3"'."Ji:i,"," " "

rotum

l_
Gambar 4-19. Aliran cairan llmf testis dan cutis scrotum.
ANATOMI DASAR 169

medialnya (Cambar a-15). Epididymis mempunyai (Cambar 4-20), musculus psoas major, musculus
ujung atas yang melebar, caput, corpus/ dan cauda quadratus lumborum, dan aponeurosis origo musculus
yang arahnya ke inferior. Di lateral, terdapat alur nyata transversus abdominis. Musculus iliacus terletak pada
antara testis dan epididymis, yang dibatasi oleh lapisan bagian atas os coxae.
viscerale tunica vaginalis dan dinamakan sinus epi-
didymis (Cambar 4-'l 5). Vertebra Lumbalis
Epididymis merupakan saluran yang sangat berke- Setiap corpus vertebra (Cambar 4-2 1) bersifat masif,
lok-kelok yang panjangnya hampir 20 kaki (6 m) dan berbentuk ginjal, dan harus memikul sebagian besar
tertanam di dalam jaringan ikat. Saluran ini berasal dari berat badan. Vertebra lumbalis V bersendi dengan ba-
cauda epididymis sebagai ductus deferens dan masuk sis os sacrum pada articulatio lumbo- sacralis.
ke dalam funiculus spermaticus. Discus intervertebralls (Cambar 4-22) pada daerah
Saluran yang panjang ini merupakan tempat pe- lumbal lebih tebal daripada daerah columna vertebralis
nyimpanan spermatozoa untuk menjadi matang. Salah lainnya. Discus ini berbentuk baji dan berperan pada
satu fungsi utama epididymis adalah mengabsorbsi lekukan bagian posterior columna vertebralis di daerah
cairan. Fungsi lainnya mungkin menambahkan zat lumbal (lordosis lombalis) . Untuk penjelasan lengkap
pada cairan semen untuk memberikan makanan pada mengenai struktur vertebra lumbalis dan discus inter-
spermatozoa yang sedang mengalami proses pema- vertebralisnya, lihat Bab 12.
tangan.
Duabelas Pasang Costae
Pendarahan Testis dan EpididYmis
Costae dijelaskan pada halaman 51. Perlu diketahui
Arteria testicularis adalah sebuah cabang aorta abdo- bahwa caput costae mempunyai satu facet untuk
minalis. Venae testiculares keluar dari testis dan epi- bersendi dengan corpus vertebra thoracica Xll. Ujung
didymis sebagai jalinan vena, plexus pampiniformis. anterior runcing dan mempunyai cartilago costalis
Jalinan ini menjadi kecil dan akhirnya membentuk kecilyang tenanam di dalam otot-otot dinding anterior
sebuah vena yang berjalan ke atas melalui canalis abdomen. Pada banyak oran8, costa Xll pendek se-
inguinalis. Vena testicularis dextra mengalirkan darah- hingga tidak menonjol di luar pinggir lateral musculus
nya ke vena cava inferior, dan vena testicularis sinistra erector spinae pada punggung.
bermuara ke vena renalis sinistra,
Os llium
Aliran Limf Testis dan EPididYmis
Os illium, bersama dengan os ischium dan os pubis
Pembuluh-pembuluh limf (Cambar 4-19) berjalan ke membentuk os coxae (Cambar 4-23); lulangtulang ini
atas di dalam funiculus spermaticus dan berakhir di satu sama lain bersatu pada acetabulum. Permukaan
nodi lymphoidei di samping aorla (nodi lymphoidei medial os ilium dibagi menjadi dua bagian oleh Iinea
lumbales atau paraaortici) setinggi vertebra lumbalis I arcuata. Di atas garis ini terdapat permukaan cekung
(yaitu, pada planum transpyloricum). Aliran seperti ini yang dinamakan fossa iliaca; di bawah garis ini terdapat
diperkirakan karena selama perkembangannya, testis permukaan rata yang melanjut permukaan medial os
bermigrasi dari bagian atas dinding posterior abdomen, pubis dan os ischium. Perlu diketahui bahwa linea ar-
turun melalui canalis inguinalis, dan masuk ke dalam cuata ilium membentuk bagian posterior linea termi-
scrotum, menarik suplai darah dan pembuluh limf nalis, dan pecten ossis pubis membentuk bagian
mengikutinya. anterior linea. Linea terminalis berjalan ke depan dan
membatasi pelvis spuria dan pelvis vera' Untuk kete-
Labium Majus rangan lebih rinci tentang struktur-struktur os coxae,
Labium majus pudendi merupakan tonjolan kulit yang lihat halaman 312.
tampak jelas, berambut, dibentuk oleh pembesaran pem-
bengkakan genitalia pada janin. (Pada laki-laki pembeng- Otot Dinding Posterior Abdomen
kakan genitalia bersatu di garis tengah membentuk Musculus Psoas Maior
scrotum). Di dalam labium majus pudendi terdapat ba-
nyak jaringan adiposa dan ujungterminal ligamentum Musculus psoas major* berasal dari pangkal processus
teres uteri. (Untuk keterangan rinci lihat Bab 7)' transversus, pinggir corpus vertebrae, dan discus inter-

Struktur Dinding Posterior Abdomen


Dinding posterior abdomen dibentuk di garis tengah *Musculus psoas minor merupakan otot kecil dengan tendo panjang
oleh lima vertebrae lumbales dan discus interverte- dan terletak anterior terhadap musculus psoas maior. Otot ini tidak
penting dan tidak ada pada 40% pasien.
bralisnya; di lateral oleh 12 costae, bagian atas os coxae
170 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

arcus costalis
vertebrae Iumbales

crista iliaca

fossa iliaca tuberculum


crista iliaca

spina iliaca
anterior superior

ligamentum inguinale

symphrsis pubis
crista pubica

Gambar 4-20. Arcus costa dan tulang-tulang abdomen

processus spinosus

Gambar 4-21. Verlebra lumbalis V


ANATOMI DASAR 171

ligamentum longitudinale posterior


foramen intervertebrale

corpus vertebrae

ligamentum supraspinosum
d iscus ntervertebral is
i

N. spinalis

nucleus pulposus ligamentum flavum

anulus fibrosus //. ligamentum interspinosum

/t

ligamentum longitudinale anterior

Gambar 4-22. Potongan sagital pars lumbalis columna vertebralis memperlihatkan discus intervertebralis dan ligamenta.

vertebralis dari vertebra thoracica Xll sampai vertebra . Kerja: Musculus psoas major melakukan fleksi
lumbalis V (Gambar 4-24). Serabut-serabut berjalan ke tungkai atas pada articulatio coxae terhadap tubuh;
bawah dan lateral, dan meninggalkan abdomen untuk atau jika tungkai atas difiksasi, otot ini memfleksikan
masuk ke tungkai atas dengan berjalan di belakang badan terhadap tungkai atas seperti pada waktu
ligamentum inguinale. Otot ini berinsersio pada tro- duduk dari posisi berbaring.
chanter minor femoris. Musculus psoas major diliputi
oleh sarung fibrosa yang berasal dari fascia lumbalis. M u scu I u s Qu ad ratus Lu mbo ru m
Selubung ini menebal di atas membentuk ligamentum Musculus quadratus lumborum merupakan otot pipih
arcuatum mediale. berbentuk segiempat yang terletak sepanjang sisi
r Persarafan: Otot ini dipersarafi oleh plexus lumbalis. columna vertebralis. Otot ini berasal dari bawah

M. iliacus
M. quadratus lumborum

cnsta iliaca

spina iliaca anterior


superior

linea arcuata
facies articularis untuk os sacrum
spina iliaca anterior
inferior linea iliopectinea

eminentia iliopub;ca spina ischiadica

linea pectinea
\\
tuberculum pubicum

tuberculum ischiadicum
crista pubica

foramen obturatorium

Gambar 4-23. Aspek dalam os coxae dexira.


172 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

ligamentum arcuatum median


diaphragma
li gamentum arcuatum medial is

I igamentu m arcuatum lateralis


costa 1 2

m. quadratus lumborum
m. transversus abdominis
li gamentum il iolumbalis

m, iliacus

m. psoas
ligamentum inguinale

trochanter minor os femur

ligamentum lacunare

Gambar 4-24. Olol dan tulang yang membentuk dinding posterior abdomen

ligamentum iliolumbale, bagian crista iliaca yang ber- musculus psoas major untuk berinsersio pada tro-
dekatan, dan ujung-ujung processus transversus ver- chanter minor os femur. Cabungan kedua otot ini
tebrae Iumbales bagian bawah (Gambar 4-24). Serabut- sering dinamakan musculus iliopsoas.
serabut otot ini berjalan ke atas dan medial serta
berinsersio pada pinggir bawah costa Xll dan processus
r Persarafan: Otot ini dipersarafi oleh nervus femo-
transversus empat vertebrae lumbales bagian atas. ralis, sebuah cabang plexus lumbalis.
Permukaan anterior otot ini diliputi oleh fascia lum-
o Kerja: Musculus iliopsoas memfleksikan tungkai atas
balis yang dl bagian atas menebal membentuk liga- terhadap tubuh pada articulatio coxae; atau jika
mentum arcuatum laterale dan di bagian bawah tungkai atas terfiksasi otot ini memfleksikan tubuh
membentuk ligamentum iliolumbale. pada tungkai atas.

o PersarafanrOtot inidipersarafi oleh plexus Iumbalis. Bagian posterior diaphragma (Gambar 4-24) juga
r Kerja: Otot ini memfiksasi atau menekan costa Xll membentuk bagian dinding abdomen posterior. Bagian
saat respirasi (lihat Bab 3)dan melakukan laterofleksi ini dijelaskan pada halaman 59. Ringkasan otot-otot
columna vertebralis ke sisi yang sama. dinding posterior abdomen, persarafan dan kerjanya
diberikan pada Tabel 4-2.
M u scu lus T ran sve rs u s Abdom in i s
Musculus transversus abdominis telah dijelaskan se- Fascia yang Melapisi Dinding Abdomen
cara lengkap pada halaman 154.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, dinding abdo-
Musculus iliacus men dilapisi oleh satu lapisan jaringan ikat yang ber-
kesinambungan yang terletak di antara peritoneum
Musculus iliacus berbentuk seperti kipas dan berasal parietale dan otot-otot (Camabr 4-25). Fascia ini di
dari bagian atas fossa iliaca (Cambar 4-23 dan 4-24). bawah melanjutkan diri dengan fascia yang sama yang
Serabut-serabut otot ini bersatu dengan sisi lateral tendo meliputi dinding pelvis. Biasanya fascia ini sering
ANATOMI PERMUKAAN 173

Tabel 4-2. Otot Dinding Posterior Abdomen

Nama Otot Origo lnsertio : Persarafan Kerja

M. psoas Processus trans- :


Bersama m, iliacus Plexus lumbalis Fleksi tunQkai atas terhadap ,

major versus, corpus: : ke trochanter' tubuh; jika tungkai atas difik-


dan discuS inter- ' minor femoris ' sasi, otot ini memfleksikan
,',vertebral iS' :Verte- badan terhadap tungkai atas,
brA thoracida Xll; seperli bila duduk dari posisi
dan,lima, verte. berbaring.
brae lumbales.
l-igamentum ilio- Costa Xll Plexus Fiksasi costa Xll selama inspi-
M. quadratus lUmbale, crista,,' rasi; menekan costa Xll sela-
lumborum: '
, iliaCa, ujuhg pro- ma expirasi kuat; laterofleksi
cessus transver- columna vertebralis sisi yang
sus verl6brae sama.
:lumbales bagian
,bawah
Fossa rllaca Bersama m; pso?s N. femoialis Fleksi tungkai atas terhadap
M, iliacus major ke trochan- tubuh; jika tungkai atas difik-
ter,' , minor {emo. : sasi, otot,ini memfleksikan
ns badan terhadap tungkai atas,
seperti bila duduk dari Posisi
berbaring.

diberi nama sesuai dengan struktur yang diliputinya, Peritoneum Pelapis Dinding Abdomen
misalnya fascia diaphragmatica meliputi permukaan
bawah ciiaphragma; fascia transversalis membatasi mus- Dinding abdomen dilapisi oleh peritoneum parietale.
culus transversus abdominis; pars psoatica fascia ilio- Peritoneum parietale merupakan membrana serosa
psoas meliputi musculus psoas major; fascia quadratus tipis yang terdiri atas selapis mesotel yang terletak pa-
lumborum meliputi musculus quadratus lumborum, dan da jaringan ikat. Lapisan ini melanjutkan diri ke bawah
pars iliaca fascia iliopsoas meliputi musculus iliacus. sebagai peritoneum parietale yang membatasi pelvis
Pembuluh darah dan pembuluh limf abdomen ter- (Cambar 4-25). Untuk keterangan lebih lanjut, lihat
Ietak di dalam fascia pelapis ini, sedangkan saraf- saraf Bab 7.
utama terletak di luar fascia, Kenyataan ini penting
untuk memahami vagina femoralis (Gambar 4-25). Persarafan
Vagina femoralis merupakan perpanjangan fascia yang Bagian tengah peritoneum diaphragmatica dipersarafi
mem- bungkus arteria, vena femoralis dan pembuluh oleh nervus phrenicus dan bagian perifer oleh nervi
limf ke bawah sampai sekitar 1 ! inci (4 cm) ke arah intercostales bagian bawah. Peritoneunr yang melapisi
tungkai atas, di belakang ligamentum inguinale. Oleh dinding anterior dan Iateral dipersarafiisecara segmen-
karena nervus femoralis terletak di luar selubung fascia, tal oleh nervi intercostales dan nervi lumbales yang
saraf initidak mempunyai selubung (Lihat Bab 10). juga menyarafi kulit dan otot-otot di atasnya.
Pada daerah dinding abdomen tertentu, fascia
pelapis mempunyai fungsi penting tertentu. Di sebelah
inferior spina iliaca anterior superior, dinding posterior ANATOMI RADIOGRAFIK
vagina musculi recti abdominis tidak mempunyai
aponeurosis otot (Cambar 4-8 dan 4-10) dan hanya Hal ini dijelaskan secara rinci pada Bab 5.
dibentuk oleh fascia transversalis dan peritoneum.
(Lihat halaman 154.)
Pada pertengahan antara spina iliaca anterior su- ANATOMI PERMUKAAN
perior dan symphysis pubica, funiculus spermaticus
menembus fascia transversalis untuk membentuk Petunjuk Permukaan Dinding Abdomen
anulus inguinalis profundus (Cambar 4-13). Dari ping- PROCESSUS XIPHOIDEUS
gir-pinggir anulus, fascia melanjutkan diri pada funi-
culus spermaticus sebagai suatu selubung tubular, Prosesus xiphoideus adalah tulang cartilago tipis yang
fascia spermatica interna (Cambar 4-17). merupakan bagian bawah sternum. Processus xiphoi-
174 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

["'*'* |

fascia transversal

colon transversum
is

dt
-Npu..rtonJ,.

W {,u,", u /. o,^,r,atus, u mboru m

fascia pelvica
sel ubu ng f emoralis

ligamentum inguinale
fascia iliaca

selubung femoralis
selubung femoralis
anulus femoralis

keleniar limfe
canalis femoralis

a. femoralts v. femoralis

Dilihat dari anterior Dilihat dari Lateral

Gambar 4-25. Potongan sagital abdomen memperlihatkan susunan lascia dan peritoneum yang rJrnb"t"si
dinding. Vagina femoralis beserta pembuluh-pembuluh di dalamnya juga diperlihatkan. Perhatikan bahwa nervus
femoralis berada di luar sarung lascia"

deus mudah diraba pada lekukan tempat arcus costalis corpus vertebra Iumbalis lll, Costa Xll mungkin pendek
bedemu dengan bagian atas dinding anterior abdomen dan sukar diraba.
(Gambar 4-26 dan 4-27). Symphysis xiphosternalis dite-
mukan dengan meraba pinggir bawah corpus sterni, dan ter- CRISTA ILIACA
letak berseberangan dengan corpus vertebra thoracica lX.
Crista iliaca dapat diraba pada seluruh panjangnya dan
berakhir di depan pada spina iliaca anterior superior
ARCUS COSTALIS
(Cambar 4-26 dan 4-27) dan di belakang pada spina
Arcus costalis merupakan pinggir bawah dinding tho- iliaca posterior superior (Cambar 4-28). Titik terting-
rax yang berbentuk melengkung dan dibentuk di depan ginya terletak berseberangan dengan corpus vertebra
oleh cartilagines costales Vll, Vlll, lX, X, dan Xl (Cam- Iumbalis lV.
bar 4-26 dan 4-27) dan di belakang oleh cartilagines Sekitar 2 inci (5 cm) posterior terhadap spina
costales Xldan Xll. Arcus costalis terletak paling bawah iliaca anterior superior, pinggir luar crista iliaca me-
pada cartilago costalis X, yang berseberangan dengan nonjol membentuk tuberculum iliacum (Cambar 4-27).
ANATOMI PERMUKAAN 175

symphysis
xiphosternalis

processus xiphoideus

arcus costalis

linea semilunaris

umbilicus
m. obliquus
crista iliaca externus abdominis

m. rectus abdominis
spina iliaca
anterior superior
lipatan.f i atas
ligamentum ligamentum inguinale
inguinale

symphisis pubis

Gambar 4-26. Dinding anterior abdomen seorang laki-laki berusia 27 |ahun.

Tuberculum iliacum terletak setinggi corpus vertebra ANULUS INGUINALIS SUPERFICIALIS


lumbalis'V. Anulus inguinalis superficialis merupakan lubang ber-
bentuk segitiga pada aponeurosis musculus obliquus
TUBERCULUM PUBICUM externus abdominis yang terletak di atas dan medial
terhadap tuberculum pubicum (Cambar 4-5, 4-7, 4-13,
Tuberculum pubicum merupakan petunjuk permukaan dan 4-26). Pada pria dewasa, pinggir cincln ini dapat
yang penting. Tuberculum dapat diidentifikasi sebagai diraba dengan mendorong kulit bagian atas scrotum ke
sebuah penonjolan kecil sepanjang permukaan atas dalam (invaginasi) dengan ujung jari kelingking.
pubis (Gamb ar 4-7 , 4-23, dan 4-27). Funiculus spermaticus yang tubular lunak dan keluar
dari anulus dapat diraba dan berjalan turun melewati
atau medial terhadap tuberculum pubicum dan masuk
SYMPHYSTS PUBICA
ke dalam scrotum (Cambar 4-13). Rabalah funiculus
Symphysis pubica merupakan articulatio cartilaginea spermaticus pada bagian atas scrotum, antara jari dan
yang terletak di garis tengah di antara corpus ossis pu- ibu jari dan perhatikan adanya struktur seperti tali yang
bis (Cambar 4-26). Symphysis pubica dirasakan seba- keras pada bagian posteriornya yang disebut ductus
gai struktur padat di bawah kulit di garis tengah pada deferens (Cambar 4-15 dan 4-18).
bagian bawah dinding anterior abdomen. Crista pubica Pada perempuan, anulus inguinalis superficialis
adalah nama yang diberikan untuk tonjolan pada per- lebih kecil dan sukar diraba; anulus ini meneruskan
mukaan superior os pubis medial terhadap tuberculum ligamentum teres uteri.
pubicum (Cambar 4-23).
SCROTUM

LIGAMENTUM INGUINALE Scrotum merupakan kantong kulit yang berisi testis,


epididymis, dan ujung bawah funiculus spermaticus'
Ligamentum inguinale terletak di bawah lipatan kulit Kulit scrotum berkerut dan diliputi oleh rambut yang
Iipat paha. Ligamentum ini merupakan lipatan dari tipis. Pangkal dari kedua scrotum dapat ditunjukkan
pinggir bawah aponeurosis musculus obliquus exter- dengan adanya garis yang gelap pada garis tengah,
nus abdominis (Cambar 4-5, 4-6, dan 4-26). Ligamen- dinamakan raphe scroti, terdapat sepanjang garis fusi.
tum ini di lateral melekat pada spina iliaca anterior Testis pada masing-masing sisi merupakan badan oval
superior, melengkung ke .bawah dan medial, dan me- yang keras, dengan facies lateralis, anterior, dan media-
lekat pada tuberculum pubicum. lis yang dikelilingi oleh kedua lapisan tunica vaginalis
176 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

--"
symphysis
xrphosternal rs
o
processus xiphoideus u.;ung cartilago
costalis IX
angulus infrasternalis
planurr
arcus costalis transpyl oricurn

sulcus mediana planum subcostale

tuberculum iliacum planum intertubeculare

Iinea semilunaris
spina il iaca
anterior superior
us ingurnalis
superficial i s
tuberculum
pubicum

plgastflum

kuadran
kiri bawah

iliaca sinistra
iliaca dextra

Gambar 4-27. Petunjuk permukaan dan daerah-daerah dinding anterior abdomen.

(Gambar 4-15). Oleh karena itu testis terletak bebas medial terhadap epididymis untuk kemudian masuk ke
dan tidak terfiksasi pada kulit atau jaringan subkutan. dalam funiculus spermaticus pada ujung atas scrotum.
Posterior terhadap testis terdapat struktur memanjang
yang disebut epididymis (Gambar 4-15). Epididymis
LINEA ALBA
mempunyai ujung atas yang membesar dan disebut ca-
put epididymidis; corpus epididymidis; dan ujung ba- Linea alba merupakan pita fibrosa yang berjalan ver-
wah sempit yang disebut cauda epididymidis. Ductus tikal dan terbentang dari symphysis pubica sampai ke
deferens berasal dari cauda dan berjalan ke atas dan processus xiphoideus dan terletak di garis tengah
ANATOMI PERMUKAAN 177

(Cambar 4-7). Linea alba dibentuk dari fusi aponeurosis transpyloricum melalui pylorus, junctura duodeno-
otot-otot dinding anterior abdomen dan pada permu- jejunalis, collum pancreas, dan hilum renale.
kaan terlihat sebagai alr-rr dangkal di garis tengah (Cam-
bar 4-26 dan 4-27). PLANUM SUBCOSTALE
Bidang horizontal ini menghubungkan titik terendah
UMBILICUS arcus costalis pada masing-masing sisi, yaitu cartilago
Umbilicus terletak pada linea alba dan posisinya tidak costalis X (Cambar 4-27). Planum subcostale terletak
tetap. Umbilicus merupakan kerutan jaringan parut dan setinggi vertebra lumbalis lll.
merupakan tempat perlekatan tali pusat pada janrn.
PLANUM INTERCRISTALE
MUSCULUS RECTUS ABDOMINIS Bidang ini berjalan melalui titik tertinggi crista iliaca
Musculus rectus abdominis terletak di garis tengah di dan terletak setinggi corpus vertebra lumbalis lV.
samping kanan dan kiri linea alba (Gambar 4-26) dan Bidang ini sering digunakan sebagai petunjuk permu-
berjalan verlikal pada dinding abdomen; otot-otot ini da- kaan pada waktu melakukan pungsi lumbal. (Lihat Bab
pat dipertegas dengan meminta pasien menaikkan bahu- 12.)
nya pada posisi telentang tanpa menggunakan lengannya.
PLANUM INTERTUBERCULARE
lntersectiones Tendineae Bidang horizontal ini menghubungkan kedua tuber-
Musculus Rectus Abdominis culum iliacum (Cambar 4-27) dan terletak setinggi
Ada tiga buah intersectiones tendineae pada masing- vertebra lumbalis V.
masing otot dan berjalan melintang pada musculus rec-
tus abdominis. Pada masing-masing otot intersectiones
Kuadran Abdomen
tendineae dapat diraba sebagai lekukan transversal se-
tinggi ujung processus xiphoideus, umbilicus, dan Cara yang mudah membagi abdomen dalam kuadran-
pe(engahan jarak di antara ke- duanya (Cambar 4-26\. kuadran adalah dengan menggunakan garis vertikal
dan garis horizontalyang saling berpotongan di umbili-
LINEA SEMILUNARIS cus (Cambar 4-27). Kuadran-kuadran itu adalah
Linea semilunaris merupakan pinggir lateral musculus kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri
rectus abdominis dan menyilang arcus costalis pada bawah. lstilah epigastrium digunakan dengan bebas
ujung cartilago costalis lX (Gambar 4-26 dan 4-27). untuk menunjukkan daerah di bawah processus xiphoi-
Untuk mempertegas linea semilunaris, pasien diminta deus dan di atas umbilicus; sedangkan istilah perlum-
tidur telentang dan menaikkan bahunya tanpa menggu- bilicalis digunakan untuk menunjukkan daerah di
nakan lengannya. Untuk melakukannya, pasien akan sekitar umbilicus.
mengontraksikan musculus rectus abdominis sehingga
pinggi r lateral nya terl ihat. Petunjuk Permukaan Viscera Abdomen
Perlu ditekankan bawah pr,rsisi sebagian besar viscera
Bidang dan Garis Abdomen abdomen memperlihatkan variasi sendiri dan berva-
riasi pada orang yang sama pada waktu yang berbeda.
Caris-garis vertikal dan bidang-bidang horizontal
Sikap tubuh dan respirasi mempunyai pengaruh yang
(Cambar 4-27) sering dipergunakan untuk memudah-
besar pada posisi viscera.
kan deskripsi lokasi penyakit atau melakukan tindakan
pada abdomen.
Organ-organ berikut ini kurang lebih tetap dan
tanda permukaannya mempunyai arti klinis,
GARIS VERTIKAL
HEPAR
Masing-masing garis vertikal (kanan dan kiri) berjalan
melalui titik tengah di antara spina iliaca anterior su-
Hepar terletak di bawah lindungan costae bagian
bawah, dan sebagian besar rnassanya terletak pada sisi
perior dan symphysis pubica.
kanan atas (Cambar 4-28). ?ada bayi sampai usia se-
kitar akhir tahun ke tiga, pinggir bawah hepar meluas
PLANUM TRANSPYLOR!CUM
satu atau dua jari di bawalr arcus costalis (Cambar
Bidang horizontal ini melalui ujung-ujung cartilago 4-28). Pada orang dewasa yang gernuk atau mempu-
costalis lX dextra dan sinistra, yaitu titik tempat pinggir nyai musculus rectus abdor:rinis yang berkembang
lateral musculus rectus abdominis (linea semilunaris) baik, hepar tidak dapat diraba. Pada orang dewasa yang
memotong arcus costalis (Cambar 4-27). Bidang ini kurus, pinggir bawah hepar mungkin teraba satu jari di
terletak setinggi corpus vertebra lumbalis L Planum bawah arcus costalis. Hepar mudah diraba bila pasien
178 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

fundus vesicae

Gambar 4-28' Petunjuk permukaan fundus vesicae biliaris, lien, dan hepar. Pada seorang anak kecil,
margo inferior hepar normal dan kutub bawah lien normal dapat diraba. Pada orang dewasJyang kurus,
margo inferior hepar mungkin dapat diraba pada akhir inspirasi dalam.

inspirasi dalam serta diaphragma berkontraksi dan me- LIEN


nekan hepar ke bawah.
Lien terletak di kuadran kiri atas dan terlindungi oleh
costae lX, X, dan Xl (Cambar 4-28), Sumbu panjangnya
VESICA BILIARIS
sesuai dengan sumbu panjang costa X, dan pada orang
Fundus vesicae biliaris terletak berhadapan dengan dewasa lien normal tidak menonjol ke depan, melebihi
ujung cartilago costalis lX dextra, yaitu di tempat ping- linea midaxillaris. Pada bayi, kutub bawah lien sedikit
gir lateral musculus rectus abdominis menyilang arcus teraba (Cambar 4-28).
costalis (Cambar 4-28).
ANATOMI PERMUKAAN 179

planurn.
h'an spvloncul.I-I

pinggir lateral
NI. erector spinae

spina ihaca
poslcrior sttporior

Gambar 4-2g A. Anatomi permukaan ren dan ureter pada dinding anterior abdomen. Perhatikan
hubungan hilum renalis masing-masing ren dengan planum transpyloricum' B Anatomi
permukaan ginjal pada dinding posterior abdomen.
180 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

PANCREAS atas (sepertiga lateral) garis yang menghubungkan


Pancreas terletak menyilang planum transpyloricum. spina iliaca anterior superior dengan umbilicus (titik
Caput pancreatis terletak di bawah dan ke arah kanan, McBurney). Posisi ujung appendix yang bebas sangat
collum pancreatis terletak pada planum transpylo- bervariasi.
ricum, dan cauda pancreatis terletak di kiri atas.
COLON ASCENDENS
REN; GINJAL Colon ascendens terbentang ke atas dari caecum pada
Ren dextra terletak sedikit lebih rendah dibandingkan sisi lateral garis vertikal kanan dan menghilang di
dengan ren sinistra (karena massa lobus hepatis dexter bawah arcus costalis kanan. Colon ascendens dapat
yang besar), dan kutub bawahnya mungkin teraba di dipalpasi melalui dinding anterior abdomen.
regio lumbalis kanan pada akhir inspirasi dalam pada
orang yang memiliki otot-otot abdomen yang tidak COLON TRANSVERSUM
berkembang baik. Masing-masing ginjal bergerak se- Colon transversum terbentang menyilang abdornen
kitar 1 inci (2,5 cm) dengan arah vertikal selama perge- dan terletak di daerah umbilicus. Colon transversum
rakan respirasi maksimal diaphragma. Ren sinistra normal, melengkung ke bawah dengan bagian cekungnya meng-
yang lebih tinggi dari ren dexter tidak dapat diraba. hadap ke atas. Karena colon ini mempunyai mesen-
Pada dinding anterior abdomen hilum masing-ma- teri um, posisinya berubah-berubah.
sing ren terletak pada planum transpyloricum, sekitar
tiga jari dari garis tengah (Gambar 4-29). pada pung- COLON DESCENDENS
gung, ren terbentang dari processus spinosus vertebra
thoracica XII sampai processus spinosus vertebra lum-
Colon descendens terbentang ke bawah dari arcus
costalis kiri pada sisi lateral garis vertikal kiri. pada
balis lll, dan hilum berhadapan dengan vertebra
kuadran kiri bawah, colon ini melengkung ke medial
lumbalis I (Cambar 4-29).
dan bawah untuk melanjutkan diri menjadi colon
sigmoideum. Colon descendens mempunyai diameter
GASTER
yang lebih kecil dibandingkan colon ascendens dan
functura cardiooesophagealis terletak sekitar 3 jari di dapat dipalpasi melalui dinding anterior abdomen.
bawah dan kiri dari symphysis xiphosternalis (oeso-
phagus menembus diaphragma setinggi vertebra tho- VESICA URINARIA
racica X). DAN UTERUS GRAVIDARUM
Pylorus terletak pada planum transpyloricum tepat
Vesica urinaria yang penuh dan uterus gravidarurn da
di sebelah kanan garis tengah. Curvatura minor
pat diraba pada bagian bawah dinding anterior
terletak pada garis lengkung yang menghubungkan ab-
junctura cardiooesophageal dengan pylorus. Curva- domen di atas symphysis pubica. (t ihat halam an 327.)
tura major mempunyai posisi yang sangat bervariasi
AORTA
pada daerah umbilicus atau di bawahnya.
Aorta terletak di garis tengah abdomen dan di bawah
DUODENUM (PARS SUPERTOR) bercabang dua menjadi arteria iliaca communis dextra
dan sinistra di depan vertebra lumbalis lV, yaitu pada
Bagian ini terletak pada planum transpyloricum sekitar
4 jari di sebelah kanan garis tengah.
planum intercristale. Pulsasi aorta mungkin dapat
diraba melalui bagian atas dinding anterior abdomen
tepat di sebelahkiri garis tengah.
CAECUM
Caecum terletak di kuadran kanan bawah. Caecum se- ARTERIA ILIACA EXTERNA
ring teregang oleh gas dan memberikan suara resonan
Denyut arteria ini mungkin dapat diraba waktu arterra
bila diperkusi. Caecum dapat diraba melalui dinding
anterior abdomen.
ini lewat di bawah ligamentum inguinale untuk me-
lanjutkan diri menjadi afteria femoralis. Arteria iliaca
externa dapat terletak pada pertengahan di antara spina
APPENDIX VERMTFORMIS
iliaca anterior superior dan symphisis pubis.
Appendix vermiformis terletak di kuadran kanan ba-
wah. Pangkal appendix terletak pada sepertiga ke arah
ANATOMI PERMUKAAN 181

Saraf-saraf dinding anterior abdomen menyarafi ku-


TAMPTLAN Utvturtn DINDING ABDoMEN
lit, otot-otot, dan peritoneum parietale. Saraf-saraf ini
Dinding abdomen normalnya lunak dan lentur dan berasal dari rami anteriores enam nervi thoracici ba-
bergerak ke luar dan dalam selama respirasi. Bentuk- gian bawah dan nervus lumbalis 1 (Kulit punggung
nya bervariasi dan tergantung pada tonus otot-otot dan dipersarafi oleh rami posteriores nervi spinales yang
jumlah lemak di dalam jaringan subkutan. Otot-otot sama). Perlu diingat bahwa rami anteriores nervi tho-
yang berkembang baik atau lemak yang banyak dapat racici Vll sampai XI adalah nervi intercostales dan juga
menjadi penghambat utama untuk melakukan palpasi menyarafi cutis, musculi intercostales, dan pleura pa-
viscera abdomen. rietal is dinding thorax.
Peradangan peritoneum parielale tidak hanya akan
menyebabkan rasa nyeri pada kulit di atasnya, tetapi
Kullr juga meningkatkan refleks tonus otot-otot abdomen pa-
Kulit melekat dengan bebas pada struktur-struktur da daerah yang sama. Contohnya adalah, peritonitis
yang ada di bawahnya, kecuali pada umbilicus karena lokal pada regio iliaca dextra akan menimbulkan rasa
kulit pada umbilicus ditambatkan ke jaringan parut. nyeri pada daerah ini. Palpasi dinding abdomen pada
Garis-garis lipatan pada dinding anterior abdomen regio iliaca dextra akan menimbulkan refleks rigiditas
berjalan ke bawah dan depan. Bila mungkin semua pada otot-otot abdomen di daerah ini dibandingkan
insisi yang dibuat ahli bedah harus melalui garis-garis dengan otot-otot abdomen bagian lain yang lunak.
lipatan ini. Pada garis lipatan ini berkas-berkas serabut Kadang-kadang sukar bagi dokter untuk mengetahui
kotagen di dalam dermis berjalan di dalam berkas pa- apakah otot-otot dinding anterior abdomen kaku akibat
ralel sehingga insisi pada garis tersebut akan membe- peradangan peritoneum parietale di bawahnya atau
rikan hasil kosmetik yang paling baik. pasien melakukan kontraksi otot-otot secara voluntar
Aliran limf kulit dinding anterior abdomen di atas karena tidak suka diperiksa atau karena tangan dokter
umbilicus adalah ke atas menunju nodi lymphoidei yang dingin. Masalah ini biasanya mudah diatasi de-
axillares anteriores (pectorales), yang dapat diraba tepat ngan meminta pasien yang tidur telentang di meja pe-
di bawah pinggir inferior musculus pectoralis major. Di meriksaan untuk meletakkan lengannya di samping
bawah umbilicus, aliran cairan Iimf ke bawah dan lat- tubuhnya dan menarik lutut sehingga terjadi fleksi pada
eral menuju nodi lymphoidei inguinales superficiales articulatio coxae. Secara praktis tidak mungkin bagi
(Cambar 4-30). Cairan limf dari punggung di atas crista pasien mempertahankan otot-otot abdomennya tegang
iliaca dialirkan ke atas ke nodi lymphoidei axillares bila tungkai atas fleksi. Tentu saja tidak perlu disebut-
posteriores yang dapat diraba pada dinding posterior kan lagi bahwa tangan pemeriksa sebaiknya hangat.
axilla; di bawah crista iliaca ke nodi lymphoidei ingui- Pleuritis yang mengenai pleura parietale pars cos-
nales superficiales (Cambar 4-30), Oleh karena itu, se talis bagian bawah akan menyebabkan rasa nyeri pada
cara klinis mungkin ditemukan pembengkakan pada lipat kulit di sekitarnya yang dapat menyebar ke bawah
paha (pembesaran nodi lymphoidei inguinales super{icia- sampai ke abdomen. Walaupun jarang menyebabkan
les)akibat infeksi atau tumor ganas pada kulit bokong. rigiditas otot-otot abdomen, hal ini dapat menyebabkan
kebingungan dalam membuat diagnosis, kecuali fakta-
Venae superficialis di sekitar umbilicus dan venae
fakta anatomi ini diingat.
paraumbi I icales yang menghubungkannya dengan vena
porta dapat sangat melebar pada kasus obstruksi vena Hal-hal berikut ini berguna untuk diingat:
porta (Cambar 4-30). Vena-vena subkutan yang teregang Dermatom pada:
memancar keluar dari umbilicus dan menimbulkan Processusxiphoideus T7
gambaran klinik yang hebat dinamakan caput Medu- Umbilicus T10
sae. Bila terjadi obstruksi pada vena cava superior atau Pubis L1
inferior, darah vena menyebabkan peregangan pada
vena-vena yang berjalan dari dinding anterior thorax ke BLOK SNNET PADA DINOINC ANTERION
tungkai atas. Vena thoracica lateralis, cabang vena axil-
laris mengadakan anastomosis dengan vena epigastrica
Asool rN
superficialis, cabang vena saphena magna pada tung-
Area Anestesi
kai. Pada keadaan ini, vena varicosis yang berkelok-
kelok dapat ditemukan dari axilla sampai abdomen Kulit dinding anterior abdomen. Saraf-saraf dinding
bagian bawah (Cambar 4-3). anterior dan lateral abdomen adalah rami anteriores
182 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

\
nodi lymphoidei axillares posteriores

Gambar 4-30. Aliran cairan limf kulit dinding anterior dan posterior abdomen. Gambar yang bawah
menunjukkan
contoh caput medusae pada kasus obstruksi venae porta yang disebabkan oleh sirosii
helatis.

nervi thoracici 7 sampai 12 dan nervus lumbalis 1 (ner- Prosedur


vus ilioinguinalis dan neryus iliohypogastricus).
Ujung anterior nervi thoracici Z sampai 12 mema_
Indikasi suki dinding thorax dengan melewati bagian po:;terior
cartilagines costales (Cambar 4-3 1). Daerah blok saraf
Memperbaiki laserasi (robekan) pada dinding an_ abdominal yang mudah dilakukan adalah sepanjang
terior abdomen. pinggir bawah arcus costalis dan kemudian menginfil_
ANATOMI PERMUKAAN 183

trasi saraf-saraf pada saat muncul di antara processus Kafeterisasi Pembu I u h U m bi I i cal is

xyphoideus dan costa ke X atau Xl, sepanjang arcus Funiculus umbilicalis (tali pusat) pada wak.tu lahir
costalis. berpilin, dan struktur yang berpilin ini mempunyiri di-
Nervus ilioinguinalis berjalan ke depan di dalam ameter sekitar 3/+ inci (2cm) dan panjangnya 20 inci
canalis inguinalis dan muncul melalui anulus ingui- (5Ocm). Tali pusat dikelilingi oleh selaput janin, am-
nal is superficial is, Nervus i I iohypogastricus berjalan ke nion, dan mengandung jaringan ikat yang dinamakan
depan di sekitar abdomen dan menembus aponeurosis Wharton's jelly, Di dalam jelly ini tertanam sisa duc-
musculus obliquus externus abdominis di atas anulus tus vitellointestinalis, allantois, sebuah vena umbili-
inguinalis super-ficialis. Kedua saraf ini mudah diblok calis dan dua arteriae umbilicales (Cambar 4-33), Vena
dengan menusukkan jarum anestesi 1 inci (2,5 cm) di umbilicalis merupakan pembuluh berdinding tipis
atas spina iliaca anterior superior pada linea spihoum- yang lebih besar dan terletak pada posisi pukul 12 bila
bilicalis (Cambar 4-3 1 ). menghadap umbilicus. Kedua arteriae yang terletak
berdekatan satu dengan yang lain, terletak pada posisi
Utvtsil-tcus pukul 4 dan B bila menghadap umbilicus, lebih kecil,
Umbilicus merupakan jaringan parut padat yang dan mempunyai dinding yang lebih tebal dibanding-
menunjukkan tempat perlekatan tali pusat pada janin; kan dengan vena umbilicalis.
umbilicus terletak di Iinea alba. Pada orang dewasa, Pada waktu Iahir, tali pusat diikat, dan pembuluh-
umbilicus sering kurang mendapatkan perhatian pada pembuluh umbilicalis mengalami konstriksi dan throm-
waktu mandi, akibatnya sering menjadi tempat infeksi. bosis.
Umbilicus mempunyai berbagai sisa embriologis yang INDIKASI UNTUK KATETERISASI ARTERI UMBILICALIS
dapat menimbulkan masalah-masalah klinis (Cambar lndikasi-indikasi tersebut adalah sebagai berikut:
/ f 1\
1. Memasukkan cairan atau darah untuk tujuan re-
Urachus yang Paten susitasi.
2. Pemeriksaan gas darah dan tekanan darah. ,\rtt:riae
Urachus merupakan sisa allantois janin dan nor- umbilicales dapat lebih mudah dikanulasi selama
malnya berbentuk tali fibrosa yang berjalan dari apex jam-jam pedama kelahiran, namun tetap dapat di
vesica urinaria ke umbilicus. Kadang-kadang cavitas kanulasi sampai 6 hari sesudah persalinan.
allantois tetap ada dan urine berjalan dari vesica
urinaria ke umbilicus. Pada bayi yang baru lahir, urine PROSEDUR ANATOMI
kel uar dengan send i ri nya bi la terdapat obstruksi konge- Salah satu arteri kecil dan berdinding tebal yang
nital pada urethra. Lebih sering lagi urachus yang pa- terdapat di dalam Wharton's jelly diidentifikasi dari
ten tidak ditemukan sampai usia tua, saat pembesaran ujung umbilicus. Oleh karena arteriae umbilicales me-
prostat dapat menyumbat urethra (Cambar 4-32): rupakan cabang arteria iliaca interna di dalam pelvis,
maka kateter dimasukkan secara perlahan-lahan de-
D u ctu s Vitell oi ntesti nal is ngan mengarah ke kaki. Kateter dapat dimasukkan
sampai kira-kira 7 cm pada bayi prematur dan 12 cm
Ductus vitellinus pada mudigah menghubungkan pada bayi cukup umur. Jalannya kateter dapat dipas-
usus yang sedang berkembang dengan saccus vitelli- tikan dengan radiografi dan seperti berikut ini (1)
nus. Normalnya setelah perkembangan selesai ductus arteria umbilicalis (mengarah ke bawah ke dalam pel-
mengalami obliterasi, memutuskan hubungan dengan vis), (2) arteria iliaca interna (membelok tajam ke arteri
usus halus, dan akhirnya menghilang. Ductus vitello- ini), dan (3) arteria iliaca communis dan aorta.
intestinalis yang tetap ada dapat mengakibatkan suatu
fistula fecal umbilicalis (Cambar 4-32). Bila ductus KoMPLIKASI ANATOMI
menetap sebagai sebuah pita fibrosa, lengkung-leng- Kompl i kasi-kompl i kasi beri kut dapat terj ad i :
kung usus dapat berputar di sekelilingnya dan meng- 1, Kateter menembus dinding arteri di tempat arteria
akrbatkan obstruksi usus (Gambar 4-32). berkelok ke bawah menuju ke pelvis pada dinding
Divertikulum Meckel merupakan suatu kelainan anterior abdomen. .
kongenital, yaitu menetapnya sebagian ductus vitello- 2. Kateter masuk ke vena umbilicalis yang berdinding
intestinalis. Terjadi pada 2ok pasien (Cambar 4-32), lebih tipis dan lebih lebar, daripada ke atteria
terdapat pada kira-kira 2 kaki (61 cm) dari junctura umbilicalis yang berdinding lebih tebal.
ileocolica dan panjangnya sekitar 2 inci (5 cm). Diver- 3. Kateter masuk ke urachus persisten yang berdin-
tikulum dapat mengalami ulserasi atau menyebabkan ding tipis (urine kembali ke dalam kateter).
obstruksi usus. 4, Vasospasme afteria umbilicalis dan arteria iliaca
interna menyebabkan tungkai menjadi pucat.
184 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

N. genitofemoralis

arcus costalis

tuberculum pubicum

Gambar 4-31. Blok saraf dinding anterior abdomen. A dan B. T7 sampai T1 1 diblok (X) pada saat
saraf-sarat tersebut muncul dari bawah arcus costalis. Nervus iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis
diblok dengan menusukkan jarum sekitar 1 inci di atas spina iliaca anterior superior pada lineJspino-
umbilicalis (X). Cabang terminal nervus genitofemoralis diblok dengan menusukkan jarum melalui kulit,
tepat di lateral tuberculum pubicum dan infiltrasi jaringan subkutan dengan cairan anestetik (X).
ANATOMI PERMUKAAN 185

struKur -struktur yang terdapat pada umbilicus normal

umbilicus urachus yang pat6n


v. um6iticalis

veslca urlnafla

lengkung
tempat bakal usus tengah
umbilicus

tali pusal

ductus vitellinus

N N
fistula fecalis

cysta vitelina
N[{ diverticulum Meckel

pita fibrosa dan diverticulum Meckel

Gambar 4-32. Umbilicus, memperlihatkan beberapa cacat kongenital yang sering ditemukan.

5. Perforasi arteriae di sebelah distal arteria umbi-


licalis, misalnya arteria iliaca atau bahkan aorta.
6. Komplikasi-komplikasi lain, antara lain thrombo-
PROSEDUR ANATOMI 'il
Seperti diuraikan sebelumnya, vena umbilicalis
terletak di dalam ujung umbilicus pada posisi pukul 12
sis, emboli, dan infeksi sisa /ujung umbilicus. (Gambar 4-33), dan mudah dikenali karena mempu-
nyai dinding yang tipis dan lumennya besar. Kateter
I N DIKASI KATETERISASI VENA UMBI LICALIS dimasukkan perlahan-lahan dan diarahkan ke kepala
lndikasi-indikasi tersebut adalah sebagai berikut: karena vena berjalan pada pinggir bebas ligamentum
1. Memasukkan cairan atau darah untuk tujuan re- falciforme untuk bergabung dengan ductus venosus di
susitasi. porta hepatis. Kateter dapat dimasukkan sekitar 5 cm
2. Transfusi tukar (exchange transfusion); vena umbi. pada bayi cukup umur. Perjalanan kateter dapat dipas-
licalis dapat dikanulasi sampai 7 hari setelah Iahir. tikan secara radiografi, yaitu seperti berikut ini: (a) vena
186 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

umbilicalis, (b) ductus venosus, dan (c) vena cava infe- FASCTA SuprnrrcraLls
rior (10 -12 cm).
Stratum membranosum fascia superficialis penting
KOMPLIKASI ANATOMI KATETERISASI VENA UMBILICALIS di dalam klinik karena di bawah fascia ini terdapat
Komplikasi berikut ini mungkin terjadi: ruang potensial tertutup yang tidak terbuka ke arah
tungkai atas namun berhubungan dengan spatium su-
1. Kateter mungkin menembus dinding vena. Kea- perficiale perinei melalui penis dan scrotum, Ruptura
daan ini lebih sering timbul di tempat vena ber- urethra pars cavernosa dapat diikuti dengan ekstrava-
belok ke atas pada dinding anterior abdornen. sasi urin ke dalam scrotum, perineum, dan penis dan
2. Komplikasi-komplikasi lain antara Iain necrosis he- kemudian ke atas masuk ke bagian bawah dinding an-
patis, pendarahan, dan infeksi. terior abdomen bagian bawah di profunda stratum

V cava inferior

ductus venosus

cabang V poria pada


porta hepatis

V umbilicalis

satu V umbilicalis
perhatikan arah lengkungan
pembuluh darah

aoda abdominalis

A. iliaca communis

dua arteriae
umbilicales

ulung tali pusat

A. umbilicalis sinistra
A. umbilicalis dextra

Gambar 4-33. Kaleterlsasi pembuluh darah umbilicus. Susunan satu vena umbilicalis dan dua arteriae
umbilicales di dalam tali pusat dan jalan yang diambil oleh kateter di dalam vena umbilicalis dan arteria umbilicalis.
ANATOMI PERMUKAAN 187

membranosum fascia superficialis. Urine dikeluarkan rior vagina musculi recti abdominis; (6) musculus
dari tungkai atas karena perlekatan fascia superficialis rectus abdominis dengan saraf-saraf segmentalis dan
pada fascia lata (Gambar 4-4), vasa epigastrica yang terletak di belakang olot; (7) la-
Waktu menutup luka abdomen, biasanya ahli be- mina posterior vagina musculi recti abdominis; (8) fas-
dah melakukan continous suture yang mempersatukan cia transversalis; (9) jaringan ikat extraperitoneal (sering
stratum membranosum fascia superficialis yang ter- berlemak); dan (10) peritoneum parietale.
belah. Hal ini memperkuat penyembuhan luka, men- Di garis tengah adalah sebagai berikut: (1) kulil, (2)
cegah terjadinya peregangan jaringan parut pada kulit, panniculus adiposus fascia superficialis, (3) stratum
dan memberikan hasil yang secara kosmetik dapat membranosum fascia superficialis, (4) lapisan tipis
diterima. fascia profunda, (5) Iinea alba fibrosa, (6) fascia trans-
versalis, (7) jaringan ikat extraperitoneal (sering berle-
Oror mak), dan (B) peritoneum parietale.
Pada luka tusuk abdomen, membersihkan cavitas
lngatlah bahwa otot-otot abdomen berkontraksi dan peritonealis dengan cairan salin (/avase peritoneum),
relaksasi bersama dengan respirasi, dan dinding ab- dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya
domen menyesuaikan diri dengan volume viscera ab- kerusakan viscera atau pembuluh darah,
domen. Hal ini disebut irama abdominothoracalis,
Normalnya selama inspirasi saat sternum bergerak ke LUKA TEMBAK ABDOMEN
depan dan dada mengembang, dinding anterior abdo-
men juga bergerak ke depan. Jika dada mengembang, Luka tembak abdomen lebih serius dibandingkan
tetapi dinding anterior abdomen tetap tidak berubah Iuka tusuk; pada banyak pasien, cavitas peritonealis
atau berkontraksi ke dalam, kemungkinan besar peri- terkena, dan terjadi kerusakan viscera yang bermakna.
toneum parietale meradang dan menyebabkan refleks
kontraksi otot-otot abdomen. lNsrsr Broln
Bentuk dinding anterior abdomen tergantung pada
Panjang dan arah insisi bedah melalui dinding an-
tonus otot-ototnya. Seorang perempuan usia pertengah-
terior abdomen untuk melihat viscera di bawahnya
an dengan otot-otot abdomen yang jelek dan telah
terutama ditentukan oleh posisi dan arah saraf-saraf
beberapa kali hamil, sering kali tidak mampu menyo-
dinding abdomen, arah serabut otot, dan susunan apo-
kong viscera abdomen. Bagian bawah dinding anterior
neurosis yang membentuk vagina musculi recti abdo-
abdomen menonjol ke depan, suatu keadaan yang minis. ldealnya, insisi dilakukan searah dengan garis-
dinamakan visceroptosis. Keadaan ini sebaiknya tidak
garis Iipatan kulit agar terbentuk garis parut yang halus.
disalahtafsirkan dengan tumor abdomen seperti kista
Ahli bedah biasanya sepakat untuk mengutamakan
ovarium atau penimbunan lemak berlebihan pada pan-
kepentingan keselamatan pasien daripada hasil kos-
niculus adiposus fascia superficial is.
metik.
lnsisi yang mengharuskan pemisahan salah satu seg-
Lure TUSUK ABDOMEN men saraf yang terletak di dalam dinding abdomen
Luka-luka tusuk abdomen menembus peritoneum akan mengakibatkan paralisis bagian otot anterior ab-
parietale dan merusak cavitas peritonealis sehingga ti- domen dan sebuah segmen rectus abdominis. Lemah-
dak selalu menyebabkan kerusakan viscera abdomen. nya otot-otot abdomen mengakibatkan dinding abdo-
Struktur-struktur berbagai lapisan yang mungkin ditem- men menonjol dan visceroptosis; pada kasus-kasus
bus oleh luka tusuk abdomen sangat tergantung pada ekstrem mungkin dibutuhkan ikat pinggang bedah se-
lokasi anatomi. bagai penyokong.
Di lateral vagina musculi recti abdominis adalah Jika insisi dapat dibuat sesuai dengan garis serabut
sebagai berikut: (7) cutis, (2) panniculus adiposus fascia otot atau serabut aponeurosis masing-masing lapisan
superficialis, (3) stratum membranosum fascia super- yang dilewati, pada penutupan insisi serabut-serabut
ficialis, (4) lapisan tipis fascia profunda, (5) aponeurosis akan kembali pada posisinya semula dan berfungsi
atau musculus obliquus externus abdominis, (6) apo- secara normal.
neurosis atau musculus obliquus internus abdominis, lnsisi melalui vagina musculi recti abdominis sering
(7) aponeurosis atau musculus transversus abdominis, dilakukan dengan mempertahankan musculus rectus
(8) fascia transversalis, (9) jaringan ikat extraperitoneal abdominis dan saraf-sarafnya tetap utuh. Pada penu-
(sering berlemak), dan (10) peritoneum parietale. tupan insisi, lamina anterior dan posterior vagina
Di anterior vagina musculi recti abdominis adalah musculi recti abdominis dijahit secara terpisah, dan
sebagai berikut: (7) cutis; (2) panniculus adiposus fascia musculus rectus abdominis diletakkan kembali di
rup*fi.iulit; (3) stratum membranosum fascia super- antara garis jahitan. Hasilnya adalah perbaikan yang
ficialis; (4) lapisan tipis fascia profunda; (5) lamina ante- kuat dengan gangguan fungsi yang minimal.
188 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

lnsisi-insisi berikut ini sering dipergunakan: 5. Insisi transversal: lnsisi ini dapat dibuat di atas atau
1. Insisi paramediana: lnsisi ini mungkin supraum-
di bawah umbilicus dan dapat kecil atau sede-
mikian besar sehingga terbentang dari sisi yang
bilikal untuk melihat bagian atas rongga abdomen;
satu ke sisi yang lain. Insisi ini dapat dilakukan
atau infraumbilikal untuk melihat abdomen bagian
melalui vagina musculi recti abdominis, musculus
bawah dan pelvis. Pada operasi besar yang memer-
rectus abdominis, dan di lateral melalui musculus
lukan pembukaan Iuas, insisi dapat dilakukan di
obliquus abdominis serta musculus transversus
sepanjang vagina musculi rectis abdominis. Lami-
abdominis. lnsisi ini jarang merusak lebih dari satu
na anterior vagina musculi recti abdominis dibuka
saraf segmental, sehingga kelemahan pascaoperasi
dan diinsisi sekitar 1 inci (2,5 cm) dari garis tengah.
minimal. lnsisi memberikan lapangan pandang
Pinggir medial insisi dibuka ke medial untuk yang baik dan mudah ditoleransi oleh pasien.
membebaskan Iamina anterior vagina musculi recti
Penutupan luka dibuat lapis demi lapis. Tidak perlu
abdominis dari intersectiones tendineae musculus
menjahit ujung-ujung potongan musculus rectus
rectus abdominis. Musculus rectus abdominis dita-
abdominis asalkan vagina musculi recti abdominis
rik ke lateral bersama dengan sarafnya yang tetap
diperbaiki dengan seksama.
utuh, dan dinding posterior dapat dilihat. Lamina
6. Pemisahan otot atau insisi McBurney,s: Tindakan
posterior kemudian diinsisi bersama-sama dengan
ini terutama digunakan untuk cekostomi dan apen-
fascia transversalis dan peritoneum. Luka ditutup
dektomi. Tindakan ini hanya memberikan pembu-
lapis demi lapis.
kaan yang terbatas dan bila terdapat keraguan
2, lnsisi pararectus: Lamina anterior vagina musculi
tentang diagnosis, sebagai gantinya dapat dilaku-
recti abdominis diinsisi di medialis, sejajar dengan
kan insisi paramediana infraumbilikalis kanan.
pinggir lateral musculus rectus abdominis. Muscu-
Dibuat insisi kulit oblik pada regio iliaca dextra
lus rectus abdominis dibebaskan dan ditarik ke me-
sekitar 2 inci (5 cm) di atas dan medial terhadap
dial, terlihat saraf-saraf segmenthl yang masuk ke
spina iliaca anterior superior. Musculus obliquus
permukaan posteriornya. Bila lubang masuk ke ab-
externus abdominis, musculus obliquus internus
domen terlalu kecil, saraf-saraf ini dapat terlarik ke
abdominis, dan musculus transversus abdominis
atas dan ke bawah. Lamina posterior vagina mus-
diinsisi atau dipisahkan menurut arah serabutnya
culi recti abdominis kemudian diinsisi seperti insisi
untuk memperlihatkan fascia transversalis dan peri-
paramediana. Kerugian besar insisi ini adalah lu-
toneum. Peritoneum diinsisi dan cavitas abdo-
bang insisi kecil dan bila diperlukan peluasan lon-
minalis dibuka. lnsisi ditutup lapis demi lapis, tanpa
gitudinal, dibutuhkan pemisahan satu atau lebih
kelemahan pascaoperasi.
saraf segmental dengan akibat kelemahan muscu-
lus rectus abdominis pascaoperasi.
3. lnsisi linea mediana (garis tengah): Insisi ini dibuat
melalui linea alba. Fascia transversalis, jaringan
ikat extraperitoneal, dan peritoneum diinsisi. Tjn- Ieher kantong hernia
dakan ini lebih mudah dilakukan di atas umbilicus, peritoneum
karena linea alba di daerah ini lebih lebar. lnsisi ini
merupakan metode yang cepat untuk membuka dinding abdomen
pintu masuk ke abdomen dan mempunyai keun-
tungan nyata yaitu tidak merusak otot atau saraf
dan pembuluh darah yang memperdarahinya. Ke-
badan kantong hernia
untungan lain insisi mediana adalah insisi ini dapat
diubah menjadi insisi berbentuk-T untuk mem- pelapis hernia
perluas lapang pandang. Lamina anterior dan pos-
terior vagina musculi recti abdominis kemudian lengkung ileum
dipotong secara transversal dan musculus rectus
abdominis ditarik ke lateral.
4. lnsisi transrectus: Teknik membuat dan menutup
insisi ini sama seperti yang dilakukan pada insisi
paramediana, kecuali musculus rectus abdominis
diinsisi secara Iongitudinal dan tidak ditarik ke
lateral dari garis tengah. lnsisi ini mempunyai keru- kantong hernia
gian besar, yaitu terpotongnya saraf yang menyarafi
bagian otot yang terletak medial terhadap otot yang Gambar4-34, Bagian-bagian hernia.
diinsisi.
ANATOMI PERMUKAAN 189

7. lnsisi abdominothoracica: lnsisi ini digunakan un- HrRNtn ABDoMtNALIS


tuk melihat bagian bawah oesophagus, misalnya Hernia adalah penonjolan sebagian isi abdomen di
pada reseksi oesophagogastrica untuk carcinoma
Iuar batas-batas normal dinding abdomen (Gambar
di daerah ini, Insisi oblik abdomen bagian atas atau
4-34). Hernia terdiri atas tiga bagian: kantong hernia, isi
insisi paramediana dilakukan ke atas dan lateral
kantong, dan pelapis kantong. Kantong hernla meru-
sampai spatium intercostale Vll, Vlll, dan lX, arcus
pakan kantong (diverticulum) peritonei dan mempu-
costalis dipotong, dan diaphragma diinsisi. Pem-
nyai leher dan badan (corpus). Isi hernia dapat terdiri
bukaan abdomen dan thorax yang Iuas diperoleh
atas setiap struktur yang ditemukan di dalam cavitas
dengan memakai rektraktor pemisah iga.
abdominalis dan dapat bervariasi dari sebagian kecil
Setelah operasi selesai, diaphragma diperbaiki de- omentum sampai organ besar seperti ren' Pelapis her-
ngan jahitan yang tidak diabsorpsi, arcus costalis di- nia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen
perbaiki, dan luka abdomen dan thorax ditutup. yang dilalui oleh kantong hernia.

peritoneum

a leher hernia
a. epi gastrica inferior
lemak ekstraPeritoneal

Sconiointtendon

anulus inguinalis superf icialis

hernia inguinalis indirek

tuberculum Pubicum tunica vaginalis


kantong hernia

sisa processus vaginalis

a. epigastrica inf erior

leher hernia

conioint tendon
anulus inguinalis Profundus

anulus inguinalis suPerficialis

hernia inguinal is direkt

Gambar 4-35. 1. Hernia inguinalis indirek. 2. Hernia inguinalis direk. Perhatikan bahwa leher kantong
hernia inguinalis indirek terletak lateral terhadap arteria epigastrica inferior, dan leher kantong hernia
inguinalis direk terletak medial terhadap arteria epigastrica inf erior'
190 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

Jenis hernia abdominalis yang sering ditemukan hadap arteria dan vena epigastrica, dan badan kantong
adalah sebagai berikut: hernia terletak di dalam canalis inguinalis dan scrotum
(atau dasar labium majus).
Hernia inguinalis, yang dapat bersifat (a) indirek
atau (b) direk Hernia inguinalis indirek kira-kira 20 kali Iebih
Hernia femoralis sering pada laki-laki dibandingkan perempuan, dan
Hernia umbilicalis, yang dapat bersifat (a) konge- hampir sepertiganya bersifat bilateral. Hernia ini lebih
nital atau (b) didapat sering dijumpai pada sisi kanan (normalnya processus
Hernia epigastrica vaginalis dextra mengalami obliterasi setelah processus
Pemisahan oleh musculus rectus abdominis vaginalis sinistra; testis dextra turun setelah testis si-
Hernia insisionalis nistra turun), Juga lebih sering dijumpai pada anak-anak
Hernia linea semilunaris ( hernia Spigeli) dan dewasa muda.
Herhia lumbalis ( hernia triangularis petik ) Hernia inguinalis indirek dapat disimpulkan seba-
gai berikut:
Hernia internalis
1. Merupakan sisa processus vaginalis dan oleh ka-
Hernia Inguinalis Indirek rena itu bersifat kongenital.
Hernia inguinalis indirek merupakan bentuk hernia 2. Lebih sering dijumpai dibandingkan hernia ingui-
yang paling sering ditemukan dan diduga mempunyai nalis direk.
penyebab kongenital (Cambar 4-35). Kantong hernia 3. Lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita.
merupakan sisa processus vaginalis peritonei (sebuah 4. Lebih sering dijumpai pada sisi kanan.
kantong peritoneum yang menonjol keluar, yang pada 5. Sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
janin berperan dalam pembentukan canalis inguinalis 6. Kantong hernia masuk ke dalam canalis inguinalis
melalui anulus inguinalis profundus dan /ateralter-
ilihat halaman 1631). Oleh karena itu kantong hernia
masuk ke dalam canalis inguinalis melalui anulus ingui- hadap arteria, dan vena epigastrica inferior.
nalis profundus, Iateral dari arteria dan vena epigas- 7. Kantong hernia dapat meluas melalui anulus
trica inferior (Gambar 4-35). Hernia ini dapat meluas inguinalis superficialis, terletak di atas dan medial
sampai ke sebagian atau sepanjang canalis inguinalis, terhadap tuberculum pubicum (hernia femoralis
sampai pada anulus inguinalis superficialis. Jika pro- berlokasi di bawah dan lateral terhadap tubercu-
cesus vaginalis peritonei tidak mengalami obliterasi, lum pubicum)
hernia disebut hernia komplet dan meluas dari anulus B. Kantong hernia dapat meluas ke arah bawah ke
inguinalis super{icialis turun sampai ke scrotum atau la- dalam scrotum atau labium majus.
bium majus. Pada keadaan ini leher kantong hernia
terletak pada anulus inguinalis profundus, lateral ter- Hernia Inguinalis Direk
Hernia inguinalis direk terjadi sekitar 15% dari se-
mua hernia inguinalis. Kantong hernia inguinalis direk
menonjol langsung ke anterior melalui dinding pos-
terior canalis inguinalis medial terhadap arteria, dan
ve n a e p i gastr i ca i nfe rio r (C am ba r 4,3 5). Ka ren a adanya
tendo conjunctivus (tendo gabungan insersio musculus
obliquus internus abdominis dan musculus transversus
abdominis) yang kuat, hernia ini biasanya hanya me-
rupakan penonjolan biasa, oleh karena itu leher kan-
ligamentum inguinale tong hernia lebar.
Hernia inguinalis direk jarang pada perempuan,
\ dan sebagian besar bersifat bilateral. Hernia ini meru-
pakan penyakit pada laki-laki tua dengan kelemahan
*oi"",".pubcum\, otot dinding abdomen.
6 Hernia inguinalis direk dapat disimpulkan sebagai
berikut:

\ll
n",," insuinaris
I /I hernia re 1. Sering pada laki-laki tua dengan otot abdomen
yang lemah dan jarang pada perempuan.
2. Kantong hernia menonjol melalui dinding poste-
rior canalis inguinalis, medial terhadap arteria, ve-
Gambar 4-36, Hubungan antara kantong hernia inguinalls dan na epigastrica inferior.
hernia femoralis terhadap tuberculum pubicum. 3. Leher kantong hernia lebar.
ANATOMI PERMUKAAN 191

Sebuah hernia inguinalis dapat dibedakan dari her' pada anulus femoralis sehingga sangat menggang- gu
nia femoralis o/eh kenyataan bahwa kantong hernia suplai darah (hernia strangulata). Hernia femoralis
muncul melalui anulus inguinalis superficialis, di atas merupakan penyakit yang berbahaya dan seharusnya
dan medial terhadap tuberculum puhicum, sedangkan selalu diatasi dengan operasi.
kantong herniafemoralis terletak di bawah dan lateral Hernia femoralis dapat disimpulkan sebagai beri-
terhadap tuberculum pubicum (Gambar 4'36). kut:

Hernia Femoralis 1 . Penonjolan ke bawah peritoneum parietale abdo-


minalis melalui canalis femoralis untuk mem-
Kantong hernia turun melalui canalis femoralis di bentuk kantong hernia.
dalam vagina femoralis. Vagina femoralis yang dijelas- 2. Lebih sering pada wanita daripada pria.
kan dengan.lengkap pada halaman 574 merupakan 3. Leher kantong hernia terletak di bawah dan lateral
penonjolan fascia yang membatasi dinding abdomen, terhadap tubercul um pubicum.
membungkus arteria, vena femoralis, dan pembuluh 4. Leher kantong hernia terletak di anulus femoralis
limfatik kira-kira 1 inci (2,5 cm) di bawah ligamentum dan pada tempat ini berhubungan di sebelah an-
inguinale (Cambar 4-3 7). Arteria femoralis yang sampai terior dengan ligamentum inguinale, posterior de-
ke tungkai atas di bawah ligamentum inguinale meng- ngan ligamentum pectineum dan pubis, lateral
isi compartementum laterale vagina femoralis. Vena dengan vena femoralis, dan medial dengan pinggir
femoralis yang terletak pada sisi medial arteria femo- bebas ligamentum lacunare yang tajam.
ralis dan dipisahkan dari arteri oleh septum fibrosum
mengisi compartimentum intermediale. Pembuluh- Hernia Umbilicalis
pembuluh Iimfatik, yang dipisahkan dari vena oleh
Hernia umbilicalis kongenital, atau exomphalos
septum fibrosum mengisi compartimentum paling me-
(omphalocele), disebabkan oleh sebagian usus tengah
dial. Canalis femoralis, compartimentum untuk limfa-
(midgut) gagal kembali ke dalam cavitas abdominalis
tik, terletak pada bagian medial vagina femoralis.
dari selom extraembrional pada masa kehidupan janin.
Panjang canalis ini kira-kira lz inci (1,3 cm), dan pintu
atasnya disebut anulus femoralis. Septum femoralis
Untuk diagram kantong hernia dan hubungannya
yang merupakan kondensasi jaringan extraperitoneal dengan tali pusat, lihat Cambar 4-38.
Hernia umbilicalis infantil didapat merupakan her-
menutupi anulus femoral is.
Hernia femoralis lebih sering pada perempuan nia kecil yang kadang-kadang terjadi pada anak-anak
dan disebabkan oleh kelemahan parut umbilicus pada
daripada laki-laki (mungkin karena pelvis dan canalis
linea alba (Cambar 4-38). Sebagian besar akan menjadi
femoralis perempuan yang lebih lebar). Kantong hernia
berjalan turun di dalam canalis femoralis dengan se-
lebih kecil dan menghilang tanpa pengobatan seiring
dengan membesarnya cavitas abdominalis.
belumnya mendorong septum femoralis. Setelah keluar
Hernia umbilicalis didapat pada orang dewasa lebih
dari ujung bawah canalis femoralis, kantong hernia
tepat dianggap sebagai hernia paraumbilicalis. Kantong
akan membentuk beniolan di bagian atas paha, di sebe-
hernia tidak menonjol melalui parut umbilicus, tetapi
lah profunda fascia profunda (Gambar 4-37). Dengan
peluasan lebih lanjut kantong hernia akan membelok
melalui linea alba pada daerah r-rmbilicus (Cambar
4-38). Hernia paraumbilicalis lambat laun bertambah
ke atas, menyilang permukaan anterior Iigamentum
besar dan tergantung ke bawah. Leher kantong hernia
inguinale.
mungkin sempit, tetapi badan kantong sering berisi
Leher kantong selalu terletak di bawah dan lateral
lengkung-lengkung usus halus dan usus besar dan
terhadap tuberculym pubicum (Cambar 4-36), dan hal
omentum. Hernia paraumbilicalis jauh lebih sering
ini digunakan untuk membedakan hernia femoralis
pada perempuan daripada laki-laki.
dari hernia inguinalis. Leher kantong sempit dan ter-
letak di anulus femoralis. Anulus dibatasi di anterior Hernia Epigastrica
oleh ligamentum inguinale, di posterior oleh ligamen-
tum pectineum dan pubis, di medial oleh pinggir bebas Hernia epigastrica terjadi melalui bagian linea alba
ligamentum lacunare yang tajam, dan di lateral oleh yang terlebar, di sembarang tempat di antara processus
vena femoralis. Karena struktur anatomi ini, leher kan- xiphoideus dan umbilicus. Hernia biasanya kecil dan
tong hernia tidak dapat melebar. Bila viscera ab- mulai sebagai suatu tonjolan kecil lemak extraperito-
domen melalui leher kantong dan masuk ke dalam neal di antara serabut-serabut linea alba. Dalam waktu
badan kantong, biasanya sulit untuk mendorongnya beberapa bulan atau tahun lemak didorong makin jauh
kembali ke dalam rongga abdomen (hernia inkarse- melalui linea alba dan akhirnya menarik bursa omen-
rata). Selanjutnya, setelah mengedan atau batuk, seba- talis. Badan kantong sering berisi potongan kecil
gian usus dapat terdorong masuk ke dalam leher omentum. Hernia ini sering ditemukan pada pekerja
kantong bersama pembuluh darahnya dan tertekan usia pertengahan
192 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

ligamentum ingqinale

canalis femoralis

tubrculum pubicum

ligamentum lacunare
N. femoralis
pectineus menutupi ramus
superior ossis pubis M. iliopsoas

A,, V femoralis

anulus femoralis
pcritoneum

canalis femoralis

Tfl, selubung femoralis

A. femoralis
V temoralis

kaniong hcrnia femoralis

Gambar 4-37. Vagina iemoralis dilihat dari bawah. Panah yang keluar dari canalis femoralis me-
nunjukkan jalan yang diambil kantong hernia femoralis. Perhatikan hubungan anulus temoralis.

Pemisahan Musculus Recfus Abdominis salah satu saraf segmental yang menyarafi otot-otot
dinding anterior abdomen. Penyebab umum lainnya
Pemisahan musculus rectus abdominis terjadi pada
perempuan multipara berusia lanjut dengan otot-otot
adalah infeksi luka pascaoperasi dengan kematian
jaringan (nekrosis) otot-otot abdomen. Biasanya leher
abdomen yang lemah (Gambar 4-38). Pada keadaan
kantong hernia besar, dan perlekatan serta strangulasi
ini, aponeurosis yang membentuk vagina musculi recti
isi hernia merupakan komplikasi yang jarang ditemu-
abdominis meregang secara berlebihan. Bila pasien
kan. Pada orang yang sangat gemuk, kelemahan otot-
batuk atau mengedan, musculus rectus abdominis ter-
otot dinding abdomen sering sukar dinilai.
pisah jauh, dan sebuah kantong hernia besar yang me-
ngandung visera abdomen menonjol ke depan di
Hernia Linea Semilunaris (Hernia Spiseli)
antara pinggir-pinggir medial musculus rectus abdo-
minis. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan memakai Hernia yang jarang ini terjadi pada aponeurosis
ikat pinggang perut yang sesuai. musculus transversus abdominis tepat disebelah lateral
dari pinggir lateral vagina musculi recti abdominis.
Hernia Insisionalis Biasanya terjadi tepat di bawah umbilicus. Leher kan-
tong hernia biasanya sempit, sehingga perlekatan dan
Hernia insisi pascaoperasi sering didapatkan pada strangulasi isi hernia merupakan komplikasi yang se-
pasien yang memerlukan dilakukannya pemotongan ring ditemukan.
ANATOMI PERMUKAAN 193

linaa alba
linea alba

peritoneum

kantong hernia F
m. rectus abdominis
linea alba

Gambar 4-38. A. Hernia umbilicalis kongenital. B. Hernia umbilicalis infantil. C. Hernia


paraumbilicalis. D. Hernia epigastrica. E. Pemisahan musculus rectus abdominis.

Hernia Lumbalis PARASENTESIS ABDOMEN


Hern ia yang jarang ini terjadi melal gonum I um-
u i tri
Parasentesis abdomen mungkin diperlukan untuk
balis. I'rigonum lumbale (trigonum Petit) merupakan
mengeluarkan penimbunan cairan peritoneal yang
daerah lemah pada dinding posterior abdomen. Trigo-
berlebihan, seperti pada ascites yang terjadi karena
num lumbale dibatasi di anterior oleh pinggir posterior sirosis hepatis atau ascites yang timbul pada kanker
musculus obliquus externus abdominis, di posterior ovarium stadium lanjut. Dengan anestesi lokal, jarum
oleh pinggir anterior musculus latissimus dorsi, dan atau kateter dimasukkan melalu i d ind ing anterior abdo-
inferior oleh crista i I iaca. Dasar trigonum dibentuk oleh men. Lengkung-lengkung usus yang ada di bawahnya
musculus obliquus internus abdominis dan mus- culus
tidak rusak karena usus bersifat mobil dan didorong
transversus abdominis. Leher hernia biasanya besar oleh kanula.
dan insidens terjadinya strangulasi rendah.
Jika kanula dimasukkan pada garis tengah (Cambar
Hernia Internalis 4-3gA), kanula akan melalui struktur anatomi berikut
Kadang-kadang, sebuah lengkung usus masuk ke ini: (1) cutis, (2) fascia superficialis, (3) fascia profunda
(sangat tipis), (4) linea alba (sebenarnya tidak mengan-
dalam recessus peritonealis (misalnya, busa omentalis
atau recessus duodenalis) dan terjadi strangulasi pada dung darah), (5) fascia transversalis, (6) jaringan ikat ex-
ujung recessus. (Lihat halaman 283). traperitoneal (berlemak), dan (7) peritoneum parietale.
194 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

\1. r'cclLrs airduninis tli claianr


vaginr nnrsculi rccti rbclominis

otrlicluus eslemus ubilorninis


\'1. obliquus inlumus ubdouinis
lvl. lransvcrsus al)dotn ilris

lcngkr.rrg usrrs halus

Gambar 4-39. Parasentesis cavitas abdominalis pada garis tengah /A) dan lateral (B).

Bila kanula dimasukkan pada pinggang (Cambar cutis, (2) panniculus adiposr"rs fascia superficialis, (3)
4-398), lateral terhadap arteria epigastrica inferior dan stratum membranosum fascia superficialis, (4) lapisan
di atas arteria circumflexa ilium profunda, kanula akan tipis fascia profunda, (5) linea alba, (6) fascia trans-
melalui struktur berikut ini: (1)cutis, (2) fascia super- versalis, (7) lemak extraperitoneal, dan (B) peritoneum
ficialis, (3) fascia profunda (sangat tipis), (4) aponeu- parietale.
rosis atau musculus obliquus externus abdominis, (5)
musculus obliquus internus abdominis, (6) musculus Teknik Insisi Paraumbilicalis
transversus abdominis, (7) fascia transversalis, (B) ja-
ringan ikat extraperitoneal (berlemak), dan (9) perito- Struktur-struktur berikut ini ditembus, dalam urutan
neum parietale. dari luar ke peritoneum parietale adalah (Cambar
4-4O): (1) cutis, (2) panniculus adiposus fascia super-
Anatomi Lavase Peritoneal ficialis, (3) stratum membranosum fascia superficialis,
(4) lapisan tipis fascia profunda, (5) lamina anterior
Lavase peritoneal digunakan untuk mencari bukti
vagina musculi recti abdominis, (6) musculus rectus
adanya kerusakan viscera dan pembuluh darah di da-
abdominis dipisahkan, (Z) lamina posterior vagina
lam ruangan intraperitoneal. Umumnya digunakan
sebagai teknik diagnostik pada kasus trauma tumpul
musculi recti abdominis, (B) fascia transversalis, (9)
lemak extraperitoneal, dan (10) peritoneum parietale.
abdomen. Pada situasi tanpa trauma, lavase peritoneal
Penting sekali untuk mengamankan semua pem-
digunakan untuk memastikan diagnosis pankreatitis
buluh darah kecil pada fascia superficialis karena per-
akut dan peritonitis primer, untuk memperbaiki hipo-
darahan ke dalam cavitas peritonealis dapat memberikan
thermia , darl melakukan dialisis.
hasil positif palsu. Pembuluh-pembuluh ini merupakan
Pasien diletakkan dalam posisi telentang dan vesica
cabang terminal arteria dan vena epigastrica superfi-
urinaria dikosongkan dengan kateterisasi. Pada anak
cialis dan profunda.
kecil, vesica urinaria merupakan organ abdomen (lihat
halaman 326); pada orang dewasa vesica urinaria yang
penuh dapat keluar dari rongga pelvis dan dapat se- Komplikasi Anatomi Lavase Peritoneal
tinggi umbilicus (lihat halaman 326). Lambung diko- Kompl i kasi-kom pl i kasi beri kut dapat terjad i:
songkan dengan slang nasogastrik (NCT nasogastric
.l
tube) karena lambung yang distensi dapat menonjol ke . Pada teknik garls tengah insisi atau trokar dapat
dinding anterior abdomen. Kulit dianestesi dan dibuat tidak mengenai linea alba dan rnasuk ke vagina
insisi vertikal sepanjang 3 cm. musculi recti abdominis, menembus pembuluh
darah musculus rectus abdominis, dan berhadapan
Teknik /nsisi Garis Tengah dengan cabang-cabang arteria, vena epigastrica.
Struktur-struktLrr berikut ini ditembus, sesuai urutan Perdarahan dari pembuluh-pembuluh ini dapat
dari luar ke peritoneunr parietale (Cambar 4-40): (1) memberikan hasil positif palsu.
ANATOMI PERMUKAAN 195

arcus costalis ,\. dpic.oshroo rnlefl or

umbilicus

,,\ eplgoslnoa superlol

spina iliaca
anterior superior

prulriculus acliposus
fuscin superficialis
shahrm rDenlbfanosunl
Iinea alba I'ascia superficialis

I'ascia lransversalis
peritoneunr
parielale lemak
extraperitoneal
lv[. rectus abdominis
yang ditarik
umbilious

linea alba

leruak dindirrg poslerior


vagina musculi
extraperiloneal
recti abdominis

Gambar 4-40. Lavase peritoneal, A. Dua tempat yang lazim digunakan untuk teknik ini; perhatikan posisi arteria epigastrica superior dan
inlerior di dalam vagina musculi recti abdominis. B. Potongan meliniang dinding anterior abdomen pada garis tengah; perhatikan
siruktur-struktur yang ditembus kateter. C. penampang melintang dinding anterior abdomen tepat di lateral umbilicus; perhatikan struktur
yang ditembus kateter. Musculus rectus abdominis ditarik ke lateral.

2. Perforasi usus oleh skalpel atau trokar. Tindakan Endoskopi


3. Perforasi pembuluh darah mesenterica atau pem- Tindakan endoskopi pada vesica biliaris, ductus
buluh darah dinding posterior abdomen atau din- choledochus, dan appendix vermiformis merupakan
ding pelvis. prosedur yang makin lazim dilakukan. Tindakan ini
4. Perforasi vesica urinaria yang penuh. meliputi pemasukan endoskopi ke dalam cavitas
5. lnfeksi luka. peritonealis melalui insisi kecil pada dinding anterior
196 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

abdomen. Struktur-struktur anatomi yang ditembus oleh hambat aliran vena testicularis. Oleh karena itu bila
alat ini sama dengan yang terjadi pada tindakan lavase menemukan varikokel sisi kiri yang timbul dengan ce-
peritoneal. Keutuhan saraf-saraf segmental perlu sangat pat, dokter harus selalu memeriksa ginjal kiri orang ter-
diperhatikan karena saraf ini berjalan turun dari arcus sebut.
costalis ke otot-otot abdomen yang dipersarafinya. Tumor ganas testis menyebar ke atas melalui pem-
Keuntungan teknik operasi ini adalah hanya mema- buluh limf ke nodi lymphoidei lumbales (paraaortici)
nipulasi sedikit sekali struktur anatomi dan fisiologi setinggi vertebra lumbalis l. Setelah beberapa saat ke-
dinding abdomen sehingga penyembuhan cepat sekali. mudian, sewaktu tumor menyebar secara lokal menge-
Kerugian yang besar adalah daerah operasi kecil dan nai jaringan dan kulit scrotum, penyebaran baru akan
ahli bedah hanya dapat melakukan eksplorasi yang sampai ke nodi inguinales superficiales.
terbatas. Proses desensus testiculorum diperlihatkan pada
diagram Cambar4-16, Testis mungkin merupakan sub-
Trsns yek dari kelainan kongenital berikut ini:
Testis berkembang pada bagian atas dinding pos- 1. lnversi anterior, epididymis terletak anterior dan
terior abdomen, dan di akhir kehidupan janin testis testis beserta tunica vaginalis di posterior,
"turun" di belakang peritoneum, membawa pembuluh 2, lnversi polaris, testis dan epididymis seluruhnya
darah, saraf, dan pembuluh limfatik bersamanya, terbalik.
Varikokel merupakan keadaan vena-vena plexus 3, Cryptorchidism (desensus tidak sempurna): (a)
pampiniformis memanjang dan melebar. Cangguan ini desensus tidak komplet (Cambar 4-41), walaupun
lazim ditemukan pada remaja dan dewasa muda, dan berjalan turun ke bawah, testis gagal mencapai
lebih sering pada sisi kiri. Hal ini terjadi diperkirakan dasar scrotum. Testis mungkin ditemukan di dalam
karena vena testicularis dextra bermuara ke vena cava abdomen, di dalam canalis inguinalis, pada anulus
inferior yang mempunyai tekanan lebih rendah, se- inguinalis superficialis, atau di atas scrotum. (b)
dangkan vena testicularis sinistra bermuara ke vena Maldesensus (Cambar 4-42), testis berjalan turun
renalis sinistra yang mempunyai tekanan vena lebih di jalur abdomen yang salah dan gagal mencapai
besar. Kadang-kadang, tumor ganas ren sinistra meng- scrotum. Testis mungkin ditemukan di dalam fascia
alami metastasis sepanjang vena renalis sampai meng- superficialis dinding anterior abdomen di atas

Gambar 4-41. Empat tingkat desensus testiculorum yang lidak komplet. 1. Di dalam cavitas
abdominalis dekat anulus inguinalis profundus. 2. Di dalam canalis inguinalis. 3. Pada anulus
inguinalis superficialis. 4. Pada bagian alas scrotum.
ANATOMI PERMUKAAN 197

VRsrrrortztl
Vasektomi bilateral merupakan operasi sederhana
yang dilakukan untuk menimbulkan infertilitas. De-
ngan anestesi lokal, dibuat sayatan kecil pada bagian
atas dinding scrotum dan ductus deferens dipotong
diantara dua ikatan. Spermatozoa mungkin ditemukan
pada beberapa ejakulat pertama pascabedah, tetapi hal
ini hanyalah merupakan proses pengosongan saja.
Selanjutnya hanya sekret vesicula seminalis dan pros-
tat, yang membentuk cairan semen yang diejakulasikan.

PROCESSUS VAGINALIS
Pembentukan processus vaginalis dan jalannya me-
lalui bagian bawah dinding anterior abdomen disertai
pembentukan canalis inguinalis pada kedua jenis ke-
lamin telah dibicarakan. (Lihat halaman 163). Normal,
bagian atas mengalami obliterasi tepat sebelum lahir
dan bagian bawah menjadi tunica vaginalis,
Processus vaginalis merupakan tempat kelainan
kongenital yang sering ditemukan berikut ini:

Gambar 4-42. Empat jenis maldesensus testiculorum. 1' Di dalam 1. Processus vaginalis dapat menetap sebagian atau
tascia superficialis dinding anterior abdomen, di atas anulus seluruhnya sebagai cikal bakal kantong hernia
inguinalis superlicialis. 2. pada radix penis. 3. di dalam perineum' untuk hernia inguinalis indirek (Cambar 4-43).
4. Di paha. 2. Processus vaginalis mungkin menjadi sangat sem-
pit, tetapi lumennya tetap berhubungan dengan
ligamentum inguinale, di depan pubis, di dalam cavitas abdominalis. Cairan peritoneal akan tertim-
perineum/ atau di Paha. bun di sini dan membentuk hidrokel kongenital
(Cambar 4-43).
Testis harus meninggalkan cavitas abdominalis, ka-
3. Ujung atas dan bawah processus vaginalis meng-
rena suhu tubuh menghambat proses normal sper- alami obliterasi, meninggalkan sebuah kista inter-
matogenesis. Bila testis yang mengalam i desensus tidak
media kecil yang dinamakan kista hidrokel funi-
r"rnputn, diturunkan oleh ahli bedah sebelum puber- culus spermaticus (Cambar 4-43)'
tas, testis akan berkembang dan berfungsi secara nor-
mal. walaupun sering berkembang normal, maldesen- Tunica vaginalis sangat erat hubungannya dengan
sus testiculorum sangat peka terhadap cedera dan bagian depan dan sisi-sisi testis. Oleh karena itu tidak
karena alasan tersebut sebaiknya diletakkan ke dalam mengherankan bila peradangan testis dapat menyebab-
scrotum. Banyak ahli percaya bahwa insiden terjadinya kan penimbunan cairan di dalam tunica vaginalis.
tumor pada testis yang tidak turun lebih besar dari yang Keadaan ini dis'but hidrokel (Gambar 4-44). Sebagian
normal. besar hidrokel bersifat idiopatik.
Appendix testis dan appendix epididymis merupa- Untuk mengeluarkan cairan berlebihan dari tunica
kan sisa embriologis yang ditemukan pada kutub atas vaginalis, dilakukan tindakan yang disebut penyadapan
organ-organ tersebut dan dapat menjadi kista. Appen- hidrokel, yaitu memasukkan trokar halus dan kanula
dix testii berasal dari ductus paramesonephron, dan melalui kulit scrotum (Gambar 4-44). Struktur anatomi
appendix epididymis merupakan sisa tubulus mesone- berikut ini ditembus oleh kanula: (1) cutis, (2) musculus
phron. dartos dan stratum membranosum fascia superficialis
(fascia Collesi), (3) fascia spermatica externa, (4) tascia
Iorsio lesfis cremasterica, (5) fascia spermatica interna, dan (6)
Kondisi merupakan perputaran testis di seke-
ini lamina parietalis tunica vaginalis.
liling funiculus spermaticus di dalam scrotum' Torsio
ini sering dihubungkan dengan tunica vaginalis yang PNNS PSONTICA FASCIA ILIOPSOAS
luas. Toisio testis lazim terjadi pada pria muda dan
Pars psoatica fascia iliopsoas meliputi permukaan
anak-anak, dan disertai dengan rasa nyeri yang hebat'
anterior musculus psoas ma.ior dan dapat mempe-
Bila tidak segera diobati, arteria testicularis dapat
ngaruhi arah yang diambil oleh abses tuberkulosa'
tertutup dan diikuti dengan necrosis testis.
198 BAB 4 Abdomen: Bagian I - Dinding Abdomen

cavitas peritonealis

ductus defer€ns

plocassus
vaginalis
persisten

cairan peritoneal

lengkung usus halus di dalam processus


vaginalis persisten yang membentuk
kantong hernia

Gambar 4-43. Kelainan kongenital processus vaginalis yang lazim. A, Hidrokel kongenital. B. Kista hidrokel pada juniculus
spermaticus
C. Cikal bakal kantong hernia untuk hernia inguinalis indirek.
ANATOMI PERMUKAAN 199

hidrokel yang didaPal

cairan hidrokel

musculus dartos

stratum membranosum
fascia superflcialis

tunica vaginalis

fascia spermatica externa

fascia cremasterica
fascia spermatica interna

Gambar 4-44. Tunica vaginalis yang teregang oleh cairan (hidrokel). Gambar bawah
memperlihatkan berbagai lapisan anatomi yang ditembds oleh trokar dan kanula pada
penyadapan hidrokel.

\\

abses psoas

Gambar 4-4S. Kasus tuberkulosis lanjut pada daerah thoracolumbal columna vertebralis.
Terdapat abses psoas dan pembengkakan terdapat pada lipat paha kanan di atas dan
bawah ligamentum inguinale.
200 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

I'enyakit tuberkulosis pada daerah thoracolumbal co- lus psoas major dan tampak sebagai pembengkakan
lumna vertebralis mengakibatkan destruksi corpus ver- pada bagian atas paha di bawah ligamentum ingr,rinale,
tebra disertai dengan kemungkinan penyebaran pus ke Benjolan ini rnungkin disalah tafsirkan sebagai hernia
lateral di bawah pars psoatica fascia iliopsoas (Cambar femoralis.
4-45). Dari sini, pus berjalan turun, mengikuti muscu-

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilih jawaban D. Saraf-saraf segmental yang menyarafi kuadran
terbaik dari perlanyaan-pertanyaan yang terdapat sesu- kanan bawah dinding abdomen adalah T7, T8, dan
dahnya. T9.
E. Nyeri pada kuadran kanan bawah dan kontraksi
Seorang perempuan gemuk berusia 40 tahun di- otot-otot abdomen di daerah itu merupakan usaha
periksa di unit gawat darurat dengan keluhan tubuh untuk membatasi appendix vermilormis yang
nyeri hebat di bahu kanan dan di sisi kanan serta meradang dari pergerakan sehingga proses pera-
belakang di bawah scapula. la telah mengalami dangan tetap terbatas.
nyeri ini beberapa kali dan bertambah hebat bila
ia makan makanan yang berlemak. USG menun- Seorang pekerja yang ikut dalam penghancuran
jukkan adanya batu empedu. Diagnosis penyakit- sebuah gedung kehilangan keseimbangannya
nya adalah kolelitiasis, dan nyeri merupakan ko- dan jatuh mengangkang mengenai balok peno-
lik batu empedu. pang di lantai yang ada di bawahnya. Pada pe-
meriksaan didapatkan adanya pembengkakan
1. Gejala-gejala dan tanda{anda yang diperlihatkan oleh yang luas pada perineum, scrotum, dan penis.
pasien dapat dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan Dia tidak dapat kencing secara normal, hanya
berikut ini, kecuali: mengeluarkan beberapa tetes urine berwarna-
A. Fundus vesicae biliaris terletak berhadapan dengan darah. Dinding anterior abdomen bagian bawah
dinding anterior abdomen di ujung cartilago cos- juga bengkak, tetapi pahanya normal.
talis lX kanan.
B. Peritoneum parietale pada daerah ini dipersarafi 3. Gejala-gejala dan tanda-tanda yang diperlihatkan oleh
oleh nervus intercostalis X dan Xl, dan menim- pasien dapat dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan
bulkan nyeri alih pada dermatom X dan Xl di bagian berikut ini, kecuali:
samping dan punggung. A. Jatuhnya pasien menyebabkan ruptura urethra
C. Peritoneum parietale pada bagian tengah permu- bagian perineum.
kaan bawah diaphragma dipersarafi oleh nervus B. Bila pasien mencoba untuk miksi, urine mengalir
phrenicus. keluar di bawah fascia Collesi.
D. Nervus phrenicus disusun oleh nervi spinales seg- C. Urine mengalir di atas scrotum dan penis di bawah
mental C3, C4, dan C5. stratum membranosum fascia superficialis.
E. Nyeri dialihkan ke bahu sepanjang nervi supra- D. Urine mengalir ke atas di bawah stratum mem-
claviculares (C3 dan C4). branosum fascia superficialis pada dinding anterior
abdomen.
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dimasuk- E. Urine tidak dapat mengalir ke posterior karena
kan ke rumah sakit dengan suhu 101oF, lidah ko- fascia Collesi melekat pada ujung os coccygeus.
tor, dan nyeri pada kuadran kanan bawah. Pada F. Urine tidak mengalir ke paha karena perlekatan
pemeriksaan didapatkan kulit di atas kuadran stratum membranosum fascia superficialis pada
kanan bawah peka terhadap rabaan, dan otot-otot fascia lata, tepat di bawah ligamentum inguinale.
abdomen kontraksi dan kaku. Diagnosisnya ada-
lah apendisitis akut. Seorang perempuan berusia 45 tahun sedang
berbelanja di sebuah toko minuman ketika terjadi
2. Gejala-gejala dan tanda-tanda yang diperlihatkan oleh
perampokan. Tembakan dilepaskan, sebuah pe-
pasien dapat dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan
luru memantul dari dinding dan menembus ba-
berikut ini, kecuali: gian pinggang kiri perempuan tersebut. Untung-
A. Peradangan appendix vermiformis akut menye-
lah peluru tersebut tidak masuk ke dalam rongga
babkan peradangan peritoneum yang meliputinya.
peritoneum. Satu tahun kemudian, di samping
B. Jika appendix vermiformis ruptur, akan terjadi penye-
berkurangnya sensibilitas kulit di atas daerah
baran infeksi, dan peritoneum parietale akan ikut
lumbalis kiri dan umbilicus, dia melihat adanya
terkerra.
sebuah penonjolan ke depan dari sisi kir"i dinding
C. Peritoneum parietale, otot-otot abdomen, dan kulit
anterior abdomen.
di atasnya dipersarafi oleh saraf segmental yang
sama.
ANATOMI PERMUKAAN 201

4. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien dapat Seorang perempuan berusia 40 tahun mengeluh
dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan berikut ini, adanya benjolan yang nyeri pada lipat paha
kecuali: kirinya setelah membantu suaminya memindah'
A. Peluru memotong nervi intercostales lX dan X te- kan beberapa perabot rumah tangga yang berat.
pat di bawah arcus costalis sisi kiri' Pada permeriksaan ditemukan sebuah benjolan
B. Berkurangnya sensibilitas kulit disebabkan oleh kecil yang nyeri tekan di lipat paha kirinya, di
hilangnya persarafan sensoris ke dermatom tho- bawah dan lateral dari tuberculum pubicum'
racica lX dan X,
C. Sebagian dari musculus obliquus internus abdo- 7. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien dapat
minis, nervus transversus abdominis, dan mus- dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan berikut ini,
kecuali:
culus rectus abdominis sisi kiri lumpuh.
D. Atrofi musculus pyramidalis mengakibatkan hilang- A. Pengerahan lenaga yang besar menyebabkan
peningkatan tekanan intra abdominal.
nya penyokong viscera abdomen, yang akhirnya
menyebabkan penonjolan ke dePan. B. Kantong hernia yang dibentuk dari peritoneum
parietale didorong ke bawah,
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ke
C. Peritoneum didorong melewati canalis femoralis
kanan.
rumah sakit dengan benjolan pada lipat paha ka'
nan yang meluas ke bawah ke dalam bagian atas
D. Pasien menderita hernia femoralis sisi kanan.
E. Leher kantong hernia femoralis terletak di bawah
scrotum. Kalau dia menangis, benjolan itu makin
dan medial dari tuberculum pubicum.
besar. Dengan palpasi secara hati-hati masih
mungkin mengurangi ukuran beniolan, dan tin' Seorang laki-laki berusia 55 tahun dibawa ke
dakan ini diikuti dengan suara berdeguk. rumah sakit dengan sebuah masa intraabdominal
yang besar, keras, dan terfiksasi. Pada peme-
5. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien dapat riksaan abdomen masa tersebut terletak pada
dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan berikut ini, ke- planum transpyloricum. Nodi lymphoidei ingui-
cuali: nales normal.
A. Benjolan tersebut terdapat di atas dan medial dari
tuberculum Pubicum sisi kanan. 8. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien dapat
B. Anak tersebut menderita hernia inguinalis indirek dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan berikut ini,
kanan. kecuali:
C. Bagian atas processus vaginalis gagal berobli- A. Pemeriksaan radiologi tidak rrenunjukkan kelainan
terasi sebelum lahir. pada gaster.
D. Kantong hernia pada hernia inguinalis indirek mun- B. Testis dextra membesar dan jauh lebih keras dari
cul dari anulus inguinalis superficialis, normal.
E. Anulus inguinalis superficialis terletak di atas dan C. Dibuat diagnosis penyakit keganasan pada testis
medial dari tuberculum Pubicum. dexlra.
F. Kantong hernia hanya berisi omentum majus. D. Tumor ganas bermetastasis ke nodi lymphoidei
lumbales yang terletak pada planum transpylo-
Seorang laki-laki berusia 75 tahun dengan bron- ricum pada dinding posterior abdomen, dan m.e-

kitis kronis melihat adanya sebuah benjolan pa- rupakan tempat aliran limf yang normal dari testis.
da lipat paha kirinya. Pada pemeriksaan, dida- E. Pada penyakit keganasan testis, nodi lymphoidei
patkan adanya beniolan yang memanjang di atas inguinales superficiales hanya akan ikut terkena
ujung medial ligamentum inguinale kiri. Bila apabila tumor telah menyebar ke kulit scrotum.
pasien batuk, benjolan membesar, tetapi tidak F. Testis normal difiksasi ke kulit scrotum.
turun ke dalam scrotum. Pasien mempunyai otot-
otot abdomen Yang lemah' Seorang laki-laki berusia 25 tahun yang terlibat
pembelian narkotik ditusuk pada abdomen kua-
dran kiri atas. Pada pemeriksaan di unit gawat
6. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien dapat
darurat sulit ditentukan apakah pisau sampai ke
dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan berikut ini'
dalam rongga peritoneum atau tidak' Diputuskan
kecuali:
untuk melakukan lavase peritoneal garis tengah
A. Benjolan inguinal tersebut adalah hernia inguinalis
di bawah umbilicus, untuk melihat apakah ada
direk. darah di dalam cavitas peritonealis'
B. Penyebab hernia adalah lemahnya otot-otot ab'
domen. 9. Lapisan-lapisan jaringan berikut ini ditembus oleh
C. Kantong hernia lebar dan terdapat hubungan lang- trokar dan kanula untuk masuk ke dalam rongga peri-
sung dengan rongga Peritoneum. toneum, kecuali:
D. Peningkatan tekanan di dalam abdomen pada A. Cutis.
waktu batuk menyebabkan pembesaran tonjolan B. Panniculus adiposus dan stratum membranosum
hernia. fascia superficialis.
E. Benjolan terjadi di sebelah lateral arteria epigas. C. Vagina musculi recti abdominis dan musculus
trica inferior. rectus abdominis.
202 BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

D. Fascia profunda. A. Radiologi menunjukkan adanya fraktura costa X


E. Fascia transversalis. kiri.
F. Jaringan extraperitoneal dan peritoneum parietale. B. Lien mengalami cedera hebat dan darah segera
berkumpul di lien.
Seorang pemain sepakbola berusia 20 tahun C. Di ruang ganti, capsula lienalis terlepas dan darah
tanpa disengaja tertendang sisi kanan dadanya. masuk ke dalam cavitas peritonealis.
Pada saat kembali ke tempat ganti baju, dia me- D. Darah tidak mengiritasi peritoneum parietale.
rasa pusing dan jatuh ke lantai. Pada peme- E. Stimulasi saraf-saraf yang menyarafi peritoneum
riksaan di unit gawat darurat didapatkan pasien parietale menyebabkan terjadinya rasa sakit hebat
dalam keadaan syok hipovolemik, Otot kuadran pada daerah kuadran kiri atas abdomen.
kiri atas abdomennya kaku dan keras. Di linea F. Stimulasi pada otot-otot yang membentuk dinding
axillaris media, di atas costa X kiri di dapatkan anterior abdomen di daerah tersebut menimbulkan
juga daerah yang keras dan sakit. refleks kekakuan
10. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien dapat
dijelaskan oleh pernyataan-pernyataan berikut ini,
kecuali:

B. Peritoneum parietale pada daerah fundus vesica F. lsi kantong hernia termasuk lengkung-lengkung
biliaris dipersarafi oleh nervi intercostales lX dan X, usus halus, yang menyebabkan terjadinya suara
yang memberikan nyeri alih pada dermatom thoracalis berdeguk pada waktu hernia diperbaiki.
lX dan X di pinggang dan punggung. E. Benjolan terletak medial dari arteria eplgastrica
2. D. Saraf-saraf segmental yang menyarafi kuadran inferior.
kanan bawah dinding abdomen adalah T1 1, Ti2, dan 7. E. Leher kantong hernia femoralis terletak di bawah
11. dan lateral dari tuberculum pubicum.
E. Urine tidak dapat mengalir ke posterior karena o F. Testis normal bergerak bebas di dalam scrotum dan
fascia Collesi melekat pada pinggir posterior tidak ditambatkan pada jaringan subkutan atau kulit.
membrana perinei, 9. C. Linea alba terletak di garis tengah; vagina musculi
4. D. Musculus pyramidalis (bila ada) dipersarafi oleh recti abdominis terletak lateral dari linea alba.
nevus thoracalis Xll. 10 D. Darah sangat merangsang peritoneum parietale.

Cocokkan struktur-struktur di bawah dengan A. Tendo conjunctivus


daerah dinding anterior abdomen tempat struktur B. Aponeurosis musculus obliquus externus abdo-
ini terdapat. Setiap jawaban dapat dipilih sekali minis
atau lebih. C. Musculus obliquus internus abdominis
D. Ligamentum lacunare
1. Appendixvermiformis E. Fasciatransversalis
2. Vesica biliaris
3. Caecum 6. Struktur dan keadaan berikut ini memperkuat dinding
4. Flexura coliea Sinistra , i
'
canalis inguinalis, kecuati
A. Kuadran kanan atas A. Ligamentum inguinale menjadi tegang dengan
B. Kuadran kiri bawah melakukan ekstensi articulatio coxae.
C. Kuadran kanan bawah B. Kontraksi musculus obliquus internus abdominis
D. Bukan salah satu di atas memperkuat lamina anterior canalis inguinalis di
depan anulus ingUinalis profundus. ,

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. C. Tendo conjunctivus yang kuat menyokong din-
ding posterior canalis inguinalis di belakang anu-
5. Struktur berikut ini membentuk dinding canalis ingui- . ,lus inguinalis superficialis.
nalis, kecuali.
ANATOMI PERIVUKAAN 203

: D, Kontraksi serabut-serabut melengkung dari mus- 12. Untuk memasukkan jarum ke dalam rongga tunica
culus obliQuus internus abdominis dan musculus vaginalis di dalam scrotum, struktur berikut ini harus
transversus abdominis menurunkan atap canalis ditembus, kecuali:
inguinalis seh!ngga praktis canalis menjadi ter' A. Cutis
tutup. B, Musculus dartos dan fascia Collesi
E. Sesudah lahir, oleh karena pertumbuhan, anulus C. Tunica albuginea
inguinalis profundus bergeser ke lateral dari anulus D. Fascia spermatica interna
in[uinalis superficialis sehingga canalis inguinalis E. Fascia cremasterica
menjadi miring dan kedua anulus tidak terletak 13, Semua pernyataan di bawah ini benar untuk otot-otot
berltadapan satu dengan yang lain. yang membentuk dinding posterior abdomen,
7. Pada perempuan, canalis inguinalis berisi struktur- kecuali:
struktur berikut ini, kecuali: A. Musculus psoas major mempunyai selubung
A, Nervusilioinguinalis fascia yang meluas ke paha sampai ke trochanter
B. Sisa processus vaginalis minor os femur.
C. Ligamentum teres uteri B, Musculus quadratus lumborum di anterior ditutupi
D. Arteria epigastrica inferior oleh fascia yang membentuk ligamentum arcua-
E. Pembuluh limf dari fundus uteri tum laterale.
8. Semua pernyaiaan di bawah ini benar untuk funiculus C. Musculus iliacus dipersarafi oleh nervus femo-
spermaticus, kecuali: ralis.
A. Terbentang dari anulus inguinalis profundus sam- D. Musculus transversus abdominis membentuk
pai ke scro-tum. sebagian dinding posterior abdomen.
B.Berisi arteria testicularis. E: Diaphragma tidak berperan dalam pembentukan
C.Diliputi oleh 5 lapisan fascia spermatica. dinding posterior abdomen.
D.Berisi plexus PamPiniformis.
Berisi pembuluh limf yang berasal dari testis.
Cocokkanlah struktur-struktur di bawah ini de-
E.
ngan struktur yang sesuai di bawahnya.
9. Semua struktur di bawah ini terdapat di dalam canalis
inguinalis pada laki-laki , kecuali, 14. Fascia spermatica externa
A. Fascia sPermatica interna 15. Ligamentum teres uleri
B. Ramus genitalis nervus genitofemoralis 16, Fascia cremasterica
C. Arteria dan vena testicularis 17. Fascia spermatica interna
D. Arteria circumflexa ilium profunda 18. Anulus inguinalis profundus
E. Nervus ilioinguinalis A. Musculus obliquus internus abdominis
10.Semua pernyataan di bawah ini benar untuk tendo B. Fasciatransversalis
coniunctivus, kecuali. C. Gubernaculum
A. Melekat pada crista pubica dan linea Pectinea' :

D. Musculus obliquus externus abdominis


B. Dibentuk oleh persatuan aponeurosis musculus
' transversus abdominis dan musculus obliquus in- E. Bukan salah satu di atas

ternus abdominis. iocoXkanlah struktur-struktur di bawah ini de-


C. Melekat di sebelah medial linea alba. ngan Xelompok nodi lymphoidei yang sesuai
D. Melanjut sebagai ligamentum inguinale. untuk mengalirkan cairan limfnya.
E. Dapat menonjol ke depan pada hernia inguinalis
direk. 19. Testis
11. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk hernia 20. Kulit dinding anterior abdomen di bawah umbilicus
inguinalis indirek, kecuali. 21. Epididymis
A.- Merupakan hernia abdominal yang paling sering 22. Kulit scrotum
terjadi. A. Nodi lymphoidei axillares anteriores
B. Leher kantong hernia terletak medial dari arleria B. Nodi tumbates atau paraaortici
epigastrica inferior. C. Nodi inguinales suPerficiates
C. Kantong hernia merupakan processus vaginalis D. Nodi iliaci externi
yang menetap. E. Bukan salah satu di atas
D. Kantong hernia dapat meluas sampai ke scrotum.
E. Pada anulus inguinalis superficialis, kantong hernia
terletak di atas dan medial terhadap tuberculum
pubicum,
BAB 4 Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen

1.c 7,D 13. E 19. B


2.4 8.C 14. D 20. c
3.C 9.D 15. C 21, B
4.D 10. D 16. A
22. C
5.D 11. B 17. B
6.A 12. C 18. B
BAB
Abdomen: Bagian II
Cavitas Abdominalis

Ct.otung"pada
anak laki-laki berusia 15 tahun diperiksa dokter karena mengeluh
\nyeri bagian kanan bawah dinding anterior abdomennya. Pada
lJ p"ruriksaan, didapatkan suhunya 1 01oF (38,3'C), Lidah anak itu kotor dan
daerah kuadran kanan bawah sangat nyeri. Pada palpasi otot-otot abdomen di
daerah tersebut kaku dan menjadi lebih spastis bila tekanan ditingkatkan.
Diagnosis yang ditegakkan adalah appendisitis akut'
Awalnya [eradangan pada appendix vermiformis merupakan penyakit
terlokalisir pada daerah tertentu dan sering memberikan rasa nyeri di sekitar
umbilicus. Kemudian proses peradangan menyebar ke peritoneum yang meliputi
appendix vermiformis sehingga terjadi peritonitis di tempat itu, Bila appendix
vermiformis ruptur, terjadi penyebaran yang lebih luas dan timbul peritonitis
umum. Peradangan peritoneum yang membatasi dinding anterior abdomen
(peritoneum parietale) menimbulkan rasa nyeri dan refleks kekakuan pada
dinding anterior abdomen. Keadaan ini dapat dijelaskan oleh kenyataan bahwa
peritoneum parietale, otot-otot abdomen, dan kulit di atasnya yang dipersarafi
oleh saraf segmental yang sama. Hal ini merupakan mekanisme perlindungan
untuk menjaga agar daerah abdomen tersebut tidak bekerja sehingga proses
peradangan tetap terlokal isi r.
Pengertian akan gejala-gejala dan tanda-tanda appendisitis tergantung dari
pengetihuan mengenai anatomi appendix vermiformis, termasuk persarafan,
perdarahan, dan hubungannya dengan struktur abdominal Iainnya.

205
DAF TAR lsl B AB
Anatomi Dasar 207 Papitta lteatis230 ,,, Vena Lienalis 260 , ,r
Susunan Umum Viscera Abdomen 207
Hepar 207
Appendix Vermiformis 250 ' Vana Mesenterica Superioi26l :
Colon Ascendens 231 Vena Pofta 261
. Ves,ica Biliaris 207, : , Colon Transversum 231 Sistem Limfatik pada Dinding
Oesophagus 207 Colon Descendens 233 Posterior Abdomen 261
Gaster2OT Pe nd a rah a n T ractu s G astro i ntes - Kelenjar Limf 261
lntestinum Tenue 208
lntestinum Crassum 2OB
tinatis 234 Pembuluh Limf 262 ,

Perbeda.an antara lntestinum Nervi pada Dinding Posterior Ab-


Pancreas 209 Tenue dan lntestinum domen 262
Lien 209 Crassum 237 Plexus Lumbatis 262
Ren 209 , Kelainan Kongenital Tractus :
Truncus symphaticus (Pars
Glanduta Suprarenatis 21 O G ast ro i nte sti na.l i s 239 Abdominalis) 264
Peritoneum 210 Organ Asesoris Tractus Gastro- Plexus Aorticus 265
Susunan Umum 210 intestinalis 240 Anatomi Penampang Melintang
Hubungan Intraperitoneal dan Hepar240 Abdomen 266
Retroperitoneal2ll Ductus Biliaris Hepatis 244 Anatomi Radiografik 266
,. LigamentaPeritonealia, Pancreas 247 Gambaran Fladiografik Abdomen 266
Omenta, dan Mesenteria 212 Lien 249 Gambaran Radiografik Tractus
Peritoneum Dilihat pada penam- Spatium Retroperitoneale 250 Gastrointestinalis 267
pang Transversal Abdomen 2j3 Tractus Urinarius 250 Gaster 267
" Peritoneum Dilihat pada Penam- Ren 25A :
Duodenum 269
pang Sagital Abdomen lJreter 254 Jejunum dan lleum 270
dan Pelvis 214 Glanduia Suprarenalis 256 lntestinum Crassum 270
Kantong P e riton e al,,gecessus, Lokasi dan Deskripsi 256 Gambaran Radiografik Ductus
Spatia, dan Sulci 215 Pendarahan 256 Choledochus 271
Pe rsa rafan Peritoneu m 21 6 Atiran Limf 256 Gambaran Radiografik Tractus
Fungsi Peritoneum 217 Persaralan 256 Urinarius 271
Penjelasan Embriologis Mengenai Arleriae pada Dinding Posterior Ren 271
-
Posisi Akhir Viscera Abdo- Abdomen 256 Calices, Pelvis Renalis,
men 218 'Aorta 256 :
dan Ureter 272
Tractus Gastrointestinalis 2 1 8 Arteriae tliacae Communes 257 Anatomi Permukaan Visera
Oiesophagus (Pars Abdomi- Afteria lliaca Externa 257 Abdominal 277
,.,,
nalis) 218
SphinclerGastrooesophaigeaZl6
Arteria lliaca lnterna 259
Venae pada Dinding Posterior
Catalan Kllnik 277 ,:,:r ,

Pemecahan Masalah t<tinif SOO


Gaster 218 Abdomen 259 Jawaban Masalah Klinik 302
lntestinum Tenue 223 Vena Cava lnferior 259 Tipe Soal Ujian Negara 303
Duodenum 223 Vena Mesenterica lnferior 260 Jawaban Soal Ujian Negara 304
.'Jejunum dan tleum 226
lntestinum Crassum 22g
Caecum 229

: SAS.ARAN
OADA BETAJ'.AR
lCavitaslhbdominalis
., berisi organ-organ penting ter- mulai dari nyeri hebat sampai tidak mampu menge-
masuk tractUs gastrointestinal, ,hepar, ductus choledo. luarkan urine.
chus, pancreas, lien, dan bagian-bagian systema urina- Di dalam abdomen juga terdapat aorta dan
ca-
rium. Strukturistrtktur ini tersusun di dalam cavitas bang-cabangnya, vena cavi
i-nferior d"ngan cabang,s6-
abdominalis sehingga penyakit dari organ yang satu bangnya, dan vena porta yang penting. Tujuan bab ini
mudah menjalar ke organ yang lainnya. Peradangan dan adalah untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa
pe-ndarahan tractus gastrointestinalis, penyakit kega, mengenai anatomi penting yang berhubungan dengan
nasan, dan trauma tembus merupakan sedikit dari ba- masalah-masalah klinik. Penguji dapat menanyakan
nyak gejala, yang dinadapi dokier, Masalah-masalah banyak pertanyaan bagus mengenai regio ini,
Qawat darurat,yang menyangkut sistem urinarius sering
ditemukan dan memberikan gejala yang sangat bervariasi

206
ANATOMI DASAR 207

OESOPHAGUS
ANATOMI DASAR
Oesophagus merupakan struktur berbentuk tubular
yang menghubungkan pharynx dengan gaster. Oeso-
Susunan Umum Viscera Abdomen phagus menembus diaphragma sedikit di sebelah kiri
garis tengah dan setelah berjalan sekitar Yz inci (1,25
HEPAR (HATI) cm) masuk ke sisi kanan gaster. Oesophagus terletak
Hepar merupakan organ besar yang terletak pada ba- dalam, di belakang lobus hepatis sinister (Gambar 5-1).
gian atas cavitas abdominalis (Cambar 5-1 dan 5-2).
Hampir seluruh bagian hepar terletak di bawah costae GASTER (LAMBUNG)
dan cartilagines costales, dan melintasi regio epigastrica. Caster merupakan bagian saluran pencernaan yang
berdilatasi di antara oesophagus dan intestinum tenue
vEsrcA BlLlARls (KANDUNG EMPEDU) (usus halus) (Cambar 5-1 dan 5-2). Caster terletak di
Vesica biliaris merupakan kantong berbentuk buah pir daerah kuadran kiri atas, epigastrium, dan regio umbi-
yang melekat pada permukaan bawah lobus hepatis licalis dan sebagian besar ditutupi oleh costae, Sumbu
dexler; ujungnya buntu, atau fundus, menonjol di panjang gaster berjalan ke bawah dan depan kanan dan
bawah margo inferior hepar (Cambar 5-1 dan 5-2)' kemudian berjalan ke belakang dan sedikit ke atas.

diaphragma
oesophagus

vesica biliaris
flexura coli siniska

flexura coli dextra

colon transversum
colon descendens
duodenum

colon ascendens

junctura ileocolica

appendix vermiformis colon sigmoideum

canalis analis

Gambar 5-1. Susunan umum viscera abdomen.


208 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

gaster

A.,V. gastroepiploicae

omentum majus

Gambar 5'2 organ abdomen in situ. Perhatikan bahwa omentum majus tergantung di depan intestinum
tenue dan intestinum crassum.

INTESTINUM TENUE (USUS HALUS) lon descendens, colon sigmoideum, rectum, dan ca_
lntestinum tenue dibagi menjadi tiga bagian: duode- nalis analis (Cambar 5-1). lntestinum crassum meleng_
num, jejunum, dan ileum. Duodenum merupakan kung dan meliputi lengkung-lengkung intestinum
bagian pertama intestinum tenue, dan sebagian besar tenue (Cambar 5-3) dan cenderung lebih terfiksasi
terletak dalam pada dinding posterior abdomen. Duo- dibandingkan intestinum tenue.
denum terletak pada regio epigastrica dan umbilicalis. Caecum merupakan kantong dengan ujung buntu
Duodenum berbentuk seperti huruf C yang terbentang yang menonjol ke bawah pada regio iliaca kanan di
dari gaster di sekitar caput pancreas sampai ke jejunum bawah junctura ileocaecalis (Cambar 5-.1 dan 5-3). Ap-
(Cambar 5-1). Kira-kira di pertengahan panjang duo- pendix vermiformis berbentuk seperti cacing dan
denum bermuara ductus choledochus dan ductus berasal dari sisi medial caecum (Cambar 5-1).
pancreaticus.
Colon ascendens berjalan ke atas dari caecum ke
Panjang keseluruhan jejunum dan ileum sekitar 20 permukaan inferior lobus hepatis dexter, menempati
kaki (6 meter), dua per Iima bagian atas adalah jeju- regio kanan bawah dan kuadran atas (Gambar 5-1 dan
num. Jejunum mulai. dari junctura duodenojejunalis 5-3). Pada waktu mencapai hepar, colon ascendens
dan berakhir pada junctura ileocaecalis (Cambar 5-1). membelok ke kiri membentuk flexura coli dextra.
Lengkung-lengkung jejunum menempati bagian kiri
atas cavitas abdominalis, sedangkan ileum cenderung Colon transversum menyilang abdomen di regio
menempati bagian kanan bawah cavitas abdominalis umbilicalis dari flexura coli dextra sampai flexura coli
dan cavitas pelvis (Cambar 5-3). sinistra (Cambar 5-1 dan 5-3). Colon transversum
membentuk lengkungan berbentuk huruf U besar. pada
INTESTINUM CRASSUM (USUS BESAR) posisi berdiri, bagian bawah U dapat turun sampai ke
pelvis. Colon transversum, pada waktu mencapai
lntestinum crassum dibagi menjadi caecum, appendix daerah lien melengkung ke bawah membentuk flexura
vermiformis, colon ascendens, colon transversum, co- coli sinistra untuk menjadi colon descendens.
ANATOMI DASAR 209

omentum maJus

colon transversum

lengkung jejunum

colon descendens

lengkung ileum

Gambar 5-3. lsi abdomen setelah oment0m majus dilipat ke atas. Lengkung intestinum tenue menempati bagian tengah cavitas
abdominatis, sedangkan colon ascendens, colon transversdm, colon descendens terletak di perifer.

Colon descendens terbentang dari flexura coli si- regio epigastrica (Cambar 5-12). Pancreas terletak di
nistra sampai apeftura pelvis superior (Cambar 5-1 dan belakang gaster dan terbentang dari duodenum sampai
5-3). Colon descendens menempati kuadran kiri atas lien.
dan bawah.
Colon sigmoideum mulai pada apertura pelvis su- LIEN
perior dan meru'pakan lanjutan colon descendens Lien merupakan massa lunak jaringan limfatikyangter-
(Gambar 5-1). Colon ini tergantung ke bawah ke dalam
letak di bagian kiri atas abdomen di antara gaster dan
cavitas pelvis dalam bentuk sebuah lengkung. Colon sig-
diaphragma (Cambar 5-12). Lien terletak sepanjang
moideum beralih menjadi rectum di depan os sacrum. sumbu panjang costa X sinistra.
Rectum menempati bagian posterior cavitas pelvis
(Cambar 5-1). Ke atas merupakan lanjutan colon sig-
REN (GTNJAL)
moideum dan berjalan ke bawah turun di depan os sa-
crum, meninggalkan pelvis dengan menembus dia- Ren merupakan dua organ benruarna coklat kemerahan
phragma pelvis. Di sini rectum melanjutkan diri yang terletak tinggi pada dinding posterior abdomen,
sebagai canalis analis di dalam perineum. masing-masing di kanan dan kiri columna vertebralis
(Cambar 5-12). Ren sinistra terletak sedikit lebih tinggi
PANCREAS dibandingkan dengan ren dextra. Masing-masing ren
Pancreas merupakan organ lunak berlobus, berjalan mempunyai ureter yang berjalan vertikal ke bawah di
miring menyilang dinding posterior abdomen pada atas musculus psoas major,
210 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

GLANDULA SUPRARENALIS serta meliputi visera abdomen dan pelvis (Gambar 5-4
dan 5-5). Peritoneum dapat dianggap sebagai sebuah
Clandula suprarenalis merupakan dua organ keku-
ningan yang terletak di polus superior ginjal (Cambar
"balon" yang ke dalamnya organ-organ didorong ke
dalam dari luar. Peritoneum parietale melapisi dinding
5-12) pada dinding posterior abdomen.
cavitas abdominis dan cavitas pelvis, sedangkan peri-
toneum viscerale meliputi organ-organ. Rongga poten-
sial di antara peritoneum parietale dan peritoneum
Peritoneum viscerale yang berfungsi sebagai bagian dalam dari
SUSUNAN UMUM balon dinamakan cavitas peritonealis. Pada laki-laki
cavitas peritonealis merupakan ruang tertutup, tetapi
Peritoneum merupakan membrana serosa tipis yang pada perempuan terdapat hubungan dengan dunia luar
melapisi dinding cavitas abdominis dan cavitas pelvis, melalui tuba uterina, uterlls, dan vagina.

ligamentum umbilicale modianum ligamenlum umbilicale latcralo

bursa omentalis
omenlum majus

lengkung ileum

kantong besar
cavitas
peritonealis

V. cava
inferior

colon ascendens colon descendcns

A
recessus paracolicus
dextra sinistra
ligamentum falciforme

V. porta
A. hepatica kantong besar

bursa omentalis

gaster

ligamentum
gastrosplenicum
(omentum)

lien

ligamentum splenorenale

ren dexter ren sinister

B
Gambar5-4. Penampang transversal abdomen memperlihatkan susunan peritoneum. Panahpada diagram bawah menunjukkan letak
pintu masuk ke bursa omentalis. Potongan dilihat dari bawah.
ANATOMI DASAR 211

diaphragma

A. coeliaca
pancreas

bursa omentalis
gasler
A. mesenterica superior
mesocolon transversum
bagian lll duodenum
colon transversum
mesenterium

umbilicus
kantong besar
cavitas peritonealis
jej unum

recessus inferior bursa


omentalis
omentum majus

ligamentum umbilicale medianum

ulerus

vesrca uflnafla

canalis analis

l*
Gambar 5-5. Penampang sagital abdomen wanita, memperlihatkan susunan periloneum

Di antara peritoneum parietale dan fascia yang me- berbentuk cairan serosa dalam jumlah kecil yang
lapisi dinding abdomen dan pelvis terdapat selapis membasahi permukaan peritoneum dan
jaringan ikat yang disebut jaringan extraperitoneal. memungkinkan pergerakan di antara visera.
Jumlah jaringan ini berbeda-beda pada berbagai regio,
dan di daerah ren mengandung banyak lemak. Peri- HUBUNGAN INTRAPERITONEAL
toneum viscerale berhubungan erat dengan viscera di DAN RETROPERITONEAL
bawahnya hanya melalui sedikit jaringan ikat.
Cavitas peritonealis (rongga peritoneum) dapat di-
lstilah intraperitoneal dan retroperitoneal diperguna-
bagi dalam dua bagian: cavitas peritonealis (kantong
kan untuk melukiskan hubungan berbagai organ de-
besar) merupakan ruang utama cavitas peritonealis
ngan peritoneum yang meliputinya. Sebuah organ
yang terbentang dari diaphragma ke bawah sampai pel-
dikatakan intraperitoneal kalau hampir seluruh organ
tersebut diliputi oleh peritoneum viscerale. Caster, je-
vis dan bursa omentalis (kantong kecil)yang berukuran
junum, ileum, dan Iien merupakan contoh organ-organ
lebih kecil dan terletak di belakang gaster (Cambar 5-4
intraperitoneal. Organ-organ retroperitoneal terletak di
dan 5-5). Kantong besar dan kantong kecil berhubung-
belakang peritoneum dan hanya sebagian diliputi oleh
an bebas satu dengan yang lain melalui sebuah jendela
peritoneum viscerale. Pancreas, colon ascendens/ dan
oval yang dinamakan foramen omentale atau foramen
epiploicum (Cambar 5-4 dan 5-7). Sekret peritoneum colon descendens merupakan contoh organ retroperi-
212 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

toneal. Namun demikian, tidak ada organ yang selu- padat ke dinding abdomen. (Ligamenta peritonealia
ruhnya terletak di dalam cavitas peritonealis. Sebuah tidak mempunyai jaringan fibrosa padat seperti yang
organ intraperitoneal, seperti gaster, tampaknya terle- dimiliki oleh ligamenta yang terdapat pada tulang).
tak di dalam cavitas peritonealis, tetapi gaster diliputi Sebagai contoh, hepar dihubungkan ke diaphragma
oleh peritoneum viscerale dan dilekatkan ke organ lain oleh ligamentum falciforme (Cambar 5-6), ligamen-
oleh omenta. tum coronarium, dan ligamentum triangulare dextrum
dan ligamentum triangulare sinistrum (Cambar 5-33
LIGAMENTA PERITONEALIA, dan 5-35).
OMENTA, DAN MESENTERIA Omenta adalah lipatan peritoneum berlapis ganda
yang menghubungkan gaster dengan organ-organ
Iigamenta peritonealia merupakan lipatan perito- berongga lainnya. Omentum majus menghubungkan
neum berlapis ganda yang menghubungkan viscera curyatura major gaster dengan colon transversum

a. mesenterica superior

omentum (ligamentum) gastrosplenicum

omentum minus

omentum majus

ligamentum teres hepatis

Gambar 5-6. Mesenterium, omenta, dan ligamentum falcilorme. Perhatikan bahwa pinggir kanan omentum majus dipotong untuk
menunjukkan lapisan-lapisan peritoneum.
ANATOMI DASAR 213

v. cava inferior

porta hepatis

lobus caudatus

f oramen epiploicum Wi nslow

a. hepatica

v, porta

bagian I duodenum
ductus choledochus
penting yang membentuk batas
Gambar 5-7. penampang sagital melalui pintu masuk bursa omentalis, memperlihatkan struktur-struktur
bursa omentalis'
pintu masuk bursa omentali s\eanah berjalan dari cavitas peritonealis melalui loramen epiploicum masuk ke

(Cambar 5-2). Omentum majus tergantung seperli tirai pinggir bawahnya dibentuk oleh ligamentum umbili-
di depan lengkung intestinum tenue dan melipat ke be- cale medianum (urachus, yang merupakan sisa alantois
lakang untuk melekat pada colon transversum (Cambar janin, berjalan dari apex vesica urinaria ke umbilicus)
5-5). Omentum minus menggantungkan curvatura mi- dan ligamentum umbilicale laterale (arteria umbilicalis
nor gaster dari fissura Iigamenti venosi dan porta he- yang berobliterasi, berjalan dari aderia iliaca interna ke
patis pada permukaan bawah hepar (Cambar 5-5). umbilicus) (Cambar 5-4).
Omentum gastrosplenicum menghubungkan gaster Peritoneum parietale berjalan masuk ke dinding
dengan hilum lienale (Cambar 5-4). posterior abdomen dan melanjutkan diri sebagai per-
Mesenteria merupakan Iipatan peritoneum berlapis toneum viscerale yang meliputi pinggir dan permukaan
dua yang menghubungkan bagian-bagian usus ke din- anterior colon ascendens dan colon descendens (Cam-
ding posterior abdomen, misalnya mesenterium, me- bar 5-4). Pada daerah aorta dan vena cava inferior, peri-
socolon transversum, dan mesocolon sigmoideum toneum parietale melanjutkan diri sebagai mesente-
(Cambar 5-4 dan 5-5). rium. Perhatikan adanya sulci paracolici dextra yang
Ligamenta peritonealia, omenta, dan mesenteria masing-masing terletak lateral dan medial terhadap co-
memungkinkan pembuluh darah, pembuluh limfatik, lon ascendens dan sulci paracolici sinistra yang terletak
dan saraf mencapai viscera. lateral dan medial terhadap colon descendens (Cambar
Untuk memahami perlekatan ligamenta perito- 5-4). Perhatikan juga bahwa peritoneum membentuk
nealia, mesenteria, dan sebagainya dianjurkan untuk lapisan berkesinambungan yang dapat ditelusuri di
mengikuti jejak peritoneum di sekeliling cavitas ab- sekitar cavitas abdominalis tanpa terputus.
dominalis, mula-mula pada arah transversal dan ke-
mudian pada arah vertikal. Setinggi Vertebra Thoracica Xll

PERITONEUM DILIHAT PADA Peritoneum parietale membatasi dinding anterior ab-


PENAMPANG TRANSVERSAL ABDOMEN domen dan membentuk lipatan berbentuk bulan sabit
yang dinamakan ligamentum falciforme (Cambar 5-2
Setinggi Vertebra Lumbalis lV dan 5-6). Ligamentum ini menghubungkan facies ante-
Peritoneum parietale yang melapisi dinding abdomen rior hepar dengan dinding anterior abdomen di atas
di bawah umbilicus sangat halus permukaannya dan umbilicus dan diaphragma. Pada pinggir bebas liga-
214 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

mentum, tempat kedua lapisan peritoneum bertemu rior ligamentum Iienorenale. Sekarang peritoneum me-
terdapat ligamentum teres hepatis (Cambar 5-2 dan liputi permukaan anterior pancreas, aorta, dan vena
5-6). Ligamentum teres hepatis ini merupakan vena cava inferior, membentuk dinding posterior bursa
umbilicalis janin yang berobliterasi, yang berjalan ke omentalis (Cambar 5-4). Peritoneum berjalan ke per-
atas dan masuk ke dalam alur di antara lobus quadratus mukaan anterior ren dextra dan berjalan di sekitar
dan lobus hepatis sinister. dinding lateral abdomen untuk mencapai dinding ante-
Bila peritoneum parietale diikuti sepanjang dinding rior abdomen. Sekali lagi perhatikan bahwa perito-
abdomen sisi kiri, peritoneum ini mencapai pinggir lat- neum membentuk lapisan berkesinambungan di seki-
eral ren sinistra (Cambar 5-4). Di sini, peritoneum tar abdomen (Cambar 5-4).
parietale melanjutkan diri menjadi peritoneum vis-
cerale yang meliputi pinggir lateral dan sebagian facies
PERITONEUM DILIHAT PADA
anterior ren sinister. Peritoneum ini kemudian mening-
PENAMPANG SAGITAL ABDOMEN DAN PELVIS
galkan ren dan berjalan ke hilum Iienale sebagai Ia-
pisan posterior ligamentum Iienorenale. Peritoneum Peritoneum parietale yang melapisi dinding anterior
viscerale meliputi lien dan waktu mencapai hilum lagi, abdomen dapat ditelusuri ke atas sampai di sisi kiri
peritoneum melipat ke curvatura gastrica major sebagai ligamentum falciforme dan akhirnya mencapai per-
lapisan anterior omentum (ligamentum) gastrolienalis. mukaan bawah diaphragma (Cambar 5-5). Di sini peri-
Peritoneum viscerale menutupi permukaan anterior toneum parietale melipat ke permukaan atas hepar
gaster dan meninggalkan curvatura minor untuk mem- sebagai lapisan anterior ligamentum triangulare sinis-
bentuk lapisan anterior omentum minus (Cambar 5-4). trum. Peritoneum viscerale selanjutnya meliputi per-
Di kanan, omentum minus mempunyai pinggir bebas, mukaan anterior dan posterior:hepar sampai mencapai
dan di sini peritoneum melipat di sekitar ductus cho- porta hepatis. Di sini peritoneum berjalan ke curvatura
ledochus, arteria hepatica, dan vena portae hepatis, gastrica minor sebagai lapisan anterior omentum mi-
Pinggir bebas omentum minus membentuk pinggir an- nus. Setelah meliputi permukaan anterior gaster, perito-
terior foramen epiploicum fforamen Winslowi] (Cam- neum meninggalkan curvatura major, membentuk
bar 5-4 dan 5-7). lapisan anterior omentum majus (Cambar 5-2 dan 5-5).
Peritoneum membentuk lapisan posterior omentum Omentum majus tergantung sebagai lipatan di de-
minus dan melanjut sebagai peritoneum viscerale yang pan lengkung usus dan di dalamnya terdapat bagian
meliputi dinding posterior gaster. Perhatikan bahwa di bawah bursa omentalis. Setelah mencapai batas
sini peritoneum membentuk dinding anterior bursa terendah omentum majus, peritoneum melipat ke atas
omentalis (Gambar 5-4). Pada curvatura gastrica major, dan membentuk lapisan posterior omentum majus.
peritoneum meninggalkan gaster membentuk lapisan Pada waktu mencapai pinggir posterior colon trans,
posterior ligamentum gastrolienale, dan mencapai hi- versum (Cambar 5-3 dan 5-5), peritoneum meliputi
lum lineale. Di sini peritoneum melipat ke belakang, ke permukaan posterior dan kemudian meninggalkan co-
dinding posterior abdomen, membentuk lapisan ante- lon untuk membentuk lapisan posterior mesocolon

recessus duodenalis superior

ligamentum Treitz

recessus paraduodenalis
bagian lVduodenrr i-.-

recessus retroduodenalis v. mesenterica inferior


recessus duodenalis inferior

Gambar 5-8. Recessus peritonealis yang mungkin ada pada daerah junctura duodenojejunalis. Perhatikan
adanya vena mesenterica inferior pada plicae peritoneum, membentuk recessus paraduodenalis.
ANATOMI DASAR 215

transversum. Peritoneum kemudian berjalan ke pinggir Recessus Duodenalis


anterior pancreas dan berjalan ke bawah, anterior Dekat dengan junctura duodenojejunalis dapat dijum-
terhadap bagian ketiga duodenum (Gambar 5-5). pai empat kantong kecil seperti saku dari peritoneum
Peritoneum kemudian meninggalkan dinding pos- yang disebut recessus duodenalis superior, recessus
terior abdomen sebagai lapisan anterior mesenterium. duodenalis inferior, recessus paraduodenalis, dan
Peritoneum viscerale meliputi jejunum dan kemudian recessus retroduodenalis (Cambar 5-B).
membentuk lapisan posterior mesenterium. Pada wak-
tu kembali ke dinding posterior abdomen, peritoneum Recessus Caecalis
berjalan ke bawah ke dalam pelvis dan meliputi per-
mukaan anterior bagian atas rectum (Cambar 5-5). Dari Adanya Iipatan peritoneum di sekitar caecum menye-
sini, peritoneum melipat ke permukaan posterior ba- babkan terbentuknla tiga recessus peritonealis: reces-
gian atas vagina untuk membentuk excavatio recto- sus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior,
uterina (cavum Douglas) yang penting. Pada laki-laki, dan recessus retrocaecalis (Cambar 5-9). Recessus-
peritoneum melipat ke bagian atas permukaan poste- recessus pada peritoneum yang melapisi dinding abdo-
rior vesica urinaria dan vesicula seminalis membentuk men ini kadang-kadang membentuk kantong yang
excavatio rectovesical is. dalam.
Pada perempuan, peritoneum berjalan di atas per-
mukaan atas uterus dan melipat dari permukaan ante- Recessus lntersigmoideus
rior uterus ke permukaan atas vesica urinaria (Cambar Recessus intersigmoideus terletak pada apex pangkal
5-5). Pada laki-laki dan perempuan, peritoneum ber- mesocolon sigmoideum yang berbentuk huruf V ter-
jalan dari vesica urinaria ke dinding anterior abdomen. balik (Cambar 5-9). Pintu masuknya terbuka ke bawah
dan terletak di depan ureter sinister.
KANTONG PERITONEAL, Kantong-kantong peritoneal pelvis yang penting di-
RECESSUS, SPATIA, DAN SULCI uraikan pada halaman 352 dan 362. Berbagai kantong
Bursa Omentalis peritoneal dan recessus pada paragraf sebelumnya
mungkin merupakan tempat terjadinya hernia abdo-
Bursa omentalis merupakan kantong peritoneal yang minalis interna. (Lihat halaman 283).
luas, terletak di belakang gaster dan omentum minus
serta di depan struktur-struktur yang terletak pada din- Recessus Subphrenicus
ding posterior abdomen (Cambar 5-4, 5-5, dan 5-13).
Bursa omentalis menonjol ke atas sampai setinggi dia- Terdapatnya recessus s u bph ren i cus i ntraperitoneal me-
phragma dan ke bawah di antara lapisan-lapisan omen- rupakan hasil dari susunan peritoneum yang rumit di
tum majus. Bagian bawah bursa omentalis sering buntu daerah hepar, Recessus subphrenicus dextra dan si-
karena perlekatan lapisan anterior dan lapisan posterior nistra terletak di antara diaphragma dan hepar dan ma-
omentum majus. Batas kirinya dibentuk oleh lien sing-masing di kanan dan kiri ligamentum falciforme
(Gambar 5-1 3), ligamentum gastrolienale, dan liga- (Cambar 5-1 0). Recessus subphrenicus posterior
mentum lienorenale; di bawah oleh pinggir bebas kiri dextra terletak di antara lobus hepatis dexter, ren
omentum majus (Cambar 5-4). Batas kanan bursa dextra, dan flexura coli dextra (Cambar 5-69). Spatium
omentalis terbuka ke kantong besar, yang merupakan extraperitoneale dextra terletak di antara lapisan-
bagian utama cavitas peritonealis, melalui foramen lapisan ligamentum coronarium sehingga terletak di
omentale atau foramen epiploicum, Di bawah fora- antara hepar dan diaphragma. (Lihat halaman 243).
men epiploicum,, pinggir kanan bursa omentalis di-
bentuk oleh pinggir kanan omentum majus yang bebas. Sulci paracolici
Pintu masuk ke dalam bursa omentalis (foramen Sulci paracolici terletak pada sisi lateral dan medial co-
epiploicum) mempunyai batas-batas sebagai berikut lon ascendens dan colon descendens (Cambar 5-4 dan
(Cambar 5-7): 5-10). Sulci paracolici medialis dextra di inferior
o Anterior: Pinggir bebas omentum minus yang berisi dihalangi berhubungan dengan cavitas pelvis oleh ada-
ductus choledochus, arteria hepatica, dan vena portae nya mesenterium, sedangkan bagian lainnya berhu-
hepatis (Gambar 5-13). Ductus choledochus terletak bungan bebas dengan cavitas pelvis. Sulci paracolici
di sebelah kanan depan, arteria hepatica di sebelah lateralis dextra berhubungan dengan recessus sub-
kiri depan, dan vena portae hepatis terletak di poste- phrenicus posterior dextra, tetapi sulci paracolici
rior (Cambar 5-4 dan 5-13). lateralis sinistra dipisahkan dari daerah di sekitar lien
r Posterior: Vena cava inferior. oleh ligamentum phrenicocolicum, yaitu sebuah lipat-
. Superior: Processus caudatus lobus caudatus hepar. an peritoneum yang berjalan dari flexura coli sinistra
o lnferior: Bagian pertama duodenum. menuju ke diaphragma.
216 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

mesenterium intestinum tenue


lipatan vaskular

colon ascendens

mesoappend ix

appendix vermiformis

ureter kiri
a. iliaca communis sinistra fossa intersigmoideum

colon sigmoideum

Gambar 5-9' Recassus peritonealis (tanda panah) pada daerah caecum dan recessus yang berhubungan
dengan colon sigmoideum

Recessus subphrenicus dan sulci paracolici penting dinding anterior abdomen dipersarafi oleh enam nervi
secara klinik, karena recessus ini mungkin menjadi thoracici bagian bawah dan nervus lumbalis I (11),
tempat berkumpulnya dan mengalirnya cairan perito- yaitu saraf yang menyarafi kulit dan otot-otot yang ada
neal yang terinfeksi. (Lihat halaman 280). di atasnya. Bagian sentral peritoneum diaphragmatica
dipersarafi oleh nervus phrenicus; di perifer, perito-
PERSARAFAN PERITONEUM neum diaphragmatica dipersarafi oleh enam nervi
thoracici bagian bawah. Peritoneum parietale di dalam
Peritoneum parietale peka terhadap rasa nyeri, suhu, pelvis terutama dipersarafi oleh nervus obturatorius,
raba, dan tekan. Peritoneum parietale yang membatasi sebuah cabang plexus lumbalis.
ANATOMI DASAR 217

ligamentum falciforme hepatis

recessus subphrenicus anterior sinister


diaphragma

ligamentum phrenicocolica

'""::,=":%11"":'""" { recessus paracolicus


lateral sinister

Gambar 5-10, Arah normal aliran cairan peritoneal dari berbagai bagian cavilas peritonealis menuju ke recessus subphrenicus

Peritoneum viscerale hanya peka terhadap re- terus menerus menuju ke diaphragma (Cambar 5-10),
gangan dan robekan, dan tidak peka terhadap rasa iaba, dan cairan ini dengan cepat diabsorpsi ke dalam kapiler
tekan, atau suhu. Peritoneum viscerale dipersarafi oleh I imfati k subperitoneal.

saraf aferen otonom yang menyarafi visera atau yang Keadaan ini dapat dijelaskan berdasarkan pada
berjalan melalui mesenterium. Peregangan yang berle- daerah peritoneum yang luas di daerah diaphragma
bihan dari organ berongga menimbulkan rasa nyeri. dan pergerakan pernafasan diaphragma yang memban-
Mesenterium dan mesocolon peka terhadap regangan tu aliran cairan limf di dalam pembuluh limf.
mekanik. Peritoneum yang meliputi usus cenderung saling
melekat bila terdapat infeksi. Omentum majus yang
terus menerus bergerak akibat gerakan peristaltik sa-
FUNGSI PERITONEUM luran pencernaan yang ada di dekatnya, dapat melekat
Cairan peritoneal yang berwarna kuning pucat dan pada permukaan peritoneum lainnya di sekitar fokus
sedikit kental, mengandung leukosit. Cairan ini dise- infeksi. Dengan cara ini, banyak infeksi peritoneal di-
kresi oleh peritoneum dan menjamin viscera abdomen tutup dan dan tetap terlokalisir.
dapat bergerak dengan mudah satu dengan yang lain. Lipatan peritoneum memegang peranan penting
Sebagai akibat pergerakan diaphragma dan otot-otot untuk menggantungkan berbagai organ di dalam ca-
abdomen, disertai dengan pergerakan peristaltik salur- vitas peritonealis dan berperan sebagai tempat jalannya
an pencernaan, cairan peritoneal tidak statis. Bukti- pembuluh darah, pembuluh limf, dan saraf-saraf ke or-
bukti penelitian menunjukkan bahwa suatu senyawa gan-organ tersebut.
teftentu yang dimasukkan ke dalam bagian bawah ca- Sejumlah besar lemak disimpan di dalam ligamen-
vitas peritonealis akan segera sampai ke recessus sub- tum peritoneale dan mesenteria, dan khususnya pada
phrenicus, tidak tergantung pada posisi tubuh. Tam- omentum majus mungkin dapat ditemukan lemak da-
paknya terdapat pergerakan cairan intraperitoneal yang lam jumlah yang cukup besar.
218 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

PENJ ELASAN EMBRIOLOGIS garis tengah. Di anterior oesophagus berhubungan


MENGENAI POSISI AKHIR VISCERA ABDOMEN dengan facies posterior lobus hepatis sinister dan di
posterior dengan crus sinistrum diaphragma. Nervus
Selama perkembangan awal, hepar dan ren membesar
vagus sinistra dan dextra masing-masing terletak pada
dengan cepat di dalam cavitas abdominalis, sehingga
permukaan anterior dan posterior oesophagus.
usus terdesak keluar dari rongga peritoneum, berjalan
melalui umbilicus masuk ke dalam tali pusat. Se-
mentara ltu di dalam tali pusat, usus tengah (midgut) Pendarahan
berputar di sekeliling sumbu yang dibentuk oleh arteria Arteriae
mesenterica superior dan ductus vitelinus. Bila se-
Cabang-cabang dari arteria gastrica sinistra (Cambar
seorang melihat embrio dari aspek anterior, terjadi
perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam 5-14).

sebesar 90o. Kemudian, pada saat usus kembali ke


Venae
dalam cavitas abdominalis, usus tengah berputar lagi
berlawanan dengan arah jarum jam sebesar 180". Jadi, Venae dialirkan ke vena gastrica sinistra, cabang vena
seluruh perputaran yang terjadi kira-kira 270o berla- porta. (Lihat anastomosis portal-sistemik, halaman
wanan dengan arah jarum jam. 237).
Perputaran usus berakibat pada sebagian usus besar
(colon transversum) akan terletak di depan afteria me- Aliran Limf
senterica superior beserta pars descendens duodenum;
pars horizontalis duodenum akan terletak di belakang Pembuluh Iimf berjalan mengikuti arteri dan masuk ke
arteria mesenterica superior. Caecum dan appendix nodi gastrici sinistri.
vermiformis akan terletak berdekatan dengan lobus he-
patis dexter. Kemudian caecum dan appendix vermi- Persarafan
formis turun ke bawah ke dalam fossa iliaca dextra
Nervus gastrica anterior dan posterior (nervus vagus)
sehingga terbentuklah colon ascendens dan flexura coli
dan cabang-cabang simpatis pars thoracalis truncus
dextra. Jadi perputaran usus mengakibatkan usus besar
symphaticus.
terletak di lateral dan melingkari usus halus yang ter-
letak di tengah.
Mesenterium primitif duodenum, colon ascendens, Fungsi
dan colon descendens bergabung dengan peritoneum Oesophagus menyalurkan makanan dari pharynx ke
parietale pada dinding posterlor abdomen. Hal ini dalam gaster. Kontraksi bergelombang lapisan otot di-
menjelaskan mengapa bagian-bagian ini terletak retro-
sebut peristalsis akan mendorong makanan ke depan.
peritoneal. Mesenterium primitif jejunum dan ileum,
colon transversLlm, dan colon sigmoideum tetap ada,
masing-masing dalam bentuk mesenterium, mesoco- SPHINCTER GASTROOESOPHAGEA
lon transversum, dan mesocolon sigmoideum.
Secara anatomi tidak terdapat sphincter pada ujung
Perputaran gaster dan duodenum ke kanan teruta-
bawah oesophagus. Namun, lapisan sirkular otot polos
ma disebabkan oleh pertumbuhan lobus hepatis dextra
pada daerah ini berperan secara fisiologis sebagai se-
yang besar. Permukaan kiri gaster menjadi bagian ante-
buah sphincter. Sewaktu makanan berjalan turun mela-
rior dan permukaan kanan menjadi bagian posterior.
lui oesophagus, terjadi relaksasi otot yang terdapat
Kemudian sebuah kantong peritoneum menjadi terle- pada ujung bawah oesophagus Iebih dahulu dari ge-
tak d i belakang gaster dan J inamakan bursa omentalis.
lombang peristaltik sehingga makanan masuk ke gaster.
Kontraksi tonik sphincter ini mencegah isi lambung me-
Tractus gastrointestinalis ngalami regurgitasi ke dalam oesophagus.
Penutupan sphincter ini di bawah pengaturan ner-
oESoPHAGUS (PARS ABDOMTNALTS) vus vagus, dan aktifitas ini dapat ditingkatkan oleh hor-
Oesophagus merupakan sebuah tabung otot yang da-
mon gastrin dan dikurangi oleh hormon sekretin,
kolesistokinin, dan gl ukagon.
pat kolaps, panjangnya sekitar 10 inci (25 cm), yang
menghubungkan pharynx dengan gaster. Sebagian be-
sar oesophagus terletak di dalam thorax. (Lihat halaman GASTER
120-121). Oesophagus masuk ke abdomen melalui
Lokasi dan Deskripsi
lubang yang terdapat pada crus dextrum diaphragma
(Cambar 5-12). Setelah berjalan sekitar lz inci (1,25 Caster (lambung) merupakan bagian saluran pencer-
cm), oesophagus masuk ke lambung di sebelah kanan naan yang melebar dan mempunyai tiga fungsi: (a)
ANATOMI DASAR 219

menyimpan makanan-pada orang dewasa gaster ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura,
mempunyai kapasitas sekitar 1500 ml; (b) mencampur curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding,
makanan dengan getah lambung untuk membentuk paries anterior dan paries posterior (Cambar 5-1 1).
chymus yang setengah cair; dan (c) mengatur kecepat- Caster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi
an pengiriman chymus ke usus halus sehingga pencer- di antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah
naan dan absorpsi yang efisien dapat berlangsung. bergerak. Caster cenderung terletak tinggi dan transver-
Caster terletak di bagian atas abdomen, terbentang sal pada orang pendek dan gemuk (gaster steer-horn)
dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan
regio epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster kurus (gaster berbentuk huruf J). Bentuk Saster sangat
terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar berbeda-beda pada oranB yang sama dan tergantung
gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan.

fundus gastricus

'//,/t7'174
'/.k(&

antrum pyloricum muscularis stratum circulare

oesophagus

ostium cardiacum

duodenum

ostium pyloricum

canalis pyloricus
tunica muscularis stratum longitudinale
m. sphincter pyloricus

Gambar 5-11. Gaster, memperlihatkan bagian-bagiannya, lunica muscularis dan tunica mucosa yang meliputi.
perhatikan bertambah tebalnya stratum circulare tunica muscularis yang membentuk musculus sphincter pyloricus.
220 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Caster dibagi menjadi bagian-bagian berikut (Cam- Peritoneum (peritoneum viscerale) meliputi seluruh
bar 5-1 1 ): Fundus gastricum berbentuk kubah, menon- permukaan gaster. Peritoneum ini meninggalkan cur-
jol ke atas dan terletak di sebelah kiri ostium cardia- vatura minor sebagai omentum minr-rs dan curvatura
cum. Biasanya fundus berisi penuh udara. Corpus major sebagai ligamentum gastrolienale dan omen-
gastricum terbentang dari ostium cardiacum sampai tum majus.
incisura angularis, suatu lekukan yang selalu ada pada
bagian bawah curvatura minor (Cambar 5-l 1). An- Hubungan
thrum pyloricum terbentang dari incisura angularis
sampai pylorus. Pylorus merupakan bagian gasteryang
r Ke anterior: Dinding anterior abdomen, arcus cos-
berbentuk tubular. Dinding otot pylorus yang tebal talis sinistra, pleura dan pulmo sinister, dia- phrag-
membentuk musculus sphincter pyloricus. Rongga py- ma, dan lobus hepatis sinister (Cambar 5-2 dan 5-5).
lorus dinamakan canalis pyloricus. r Ke posterior: Bursa omentalis, diaphragma, Iien, glan-
Curvatura minor membentuk pinggir kanan gaster dula suprarenalis sinistra, bagian atas ren sinister,
dan terbentang dari ostium cardiacum sampai pylorus arteria lienalis, pancreas, mesocolon trans- versum,
(Cambar 5-1 1). Curvatura minor digantung pada hepar dan colon transversum (Gambar 5-5, 5-12, dan 5--l3),
oleh omentum minus. Curvatura major jauh lebih
panjang dibandingkan curvatura minor dan terbentang Pendarahan
dari sisi kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus, Arleriae
dan sepanjang pinggir kiri gaster sampai ke pylorus
(Cambar 5-1 1). Ligamentum gastrolienale terbentang Arteriae berasal dari cabang truncus coeliacus (Cambar
dari bagian atas curvatura major sampai ke lien, dan s-14).
omentum majus terbentang daii bagian bawah curvatura Arteria gastrica sinistra berasal dari truncus coe-
major sampai ke colon transv'ersum (Cambar 5-1 3). liacus. Arteria ini berjalan ke atas dan kiri untuk men-
' Ostium cardiacum merupakan tempat oesophagus capai oesophagus dan kemudian berjalan turun sepan-
masuk ke gaster (Cambar 5-1 1). Walaupun secara ana- jang curvatura minor gaster. Arteria gastrica sinistra
tomis tidak ada sphincter, tetapi terdapat mekanisme mendarahi sepertiga bawah oesophagus dan bagian
fisiologis yang mencegah regurgitasi isi lambung ke kanan atas gaster.
dalam oesophagus (lihat halaman 218). Arteria gastrica dextra berasal dari arteria hepatica
Ostium pyloricum dibentuk oleh canalis pyloricus communis pada pinggir atas pylorus dan berjalan ke
yang panjangnya sekitar 1 inci (2,5 cm). Tunica muscu- kiri sepanjang curvatura minor. Arteria ini mendarahi
laris stratum circulare yang meliputi gaster jauh lebih bagian kanan bawah gaster.
tebal di daerah ini dan membentuk musculus sphincter Arteriae gastricae breves berasal dari afteria Iienalis
pyloricus secara anatomis dan fisiologis (Cambar 5-1 1). pada hilum lienale dan berjalan ke depan di dalam
Pylorus terletak pada planum transpyloricum, dan posisi- I igamentum gastrosplenicum untuk mendarahi fundus.

nya dapat dikenali dengan adanya sedikit kontriksi pada Arteria gastroomentalis sinistra berasal dari arleria
permukaan lambung. Musculus sphincter pyloricus me- splenica pada hilum lienale dan berjalan ke depan di
ngatur kecepatan pengeluaran isi gaster ke duodenum. dalam Iigamentum gastrolienale untuk mendarahi gas-
Tunica mucosa gaster tebal, mengandung banyak ter sepanjang bagian atas curvatura major.
pembuluh darah, dan terdiri atas banyak lipatan (plica Arteria gastroomentalis dextra berasal dari arteria
gastricae) atau rugae, yang arahnya terutama longitudi- gastroduodenalis yang merupakan cabang arteria he-
nal (Cambar 5-11). Plica gastricae menjadi licin bila patica communis. Arteria ini berjalan ke kiri dan men-
Baster teregang.
darahi gaster sepanjang bagian bawah curvatura major.
Tunica muscularis gaster mengandung (l) stratum
longitudinale , (2) stratum circulare, dan (3) tunica Venae
muscularis fibrae obliquae (Cambar 5-11). Stratum
longitudinale terletak paling superficial dan paling ba-
Vena-vena ini mengalirkan darah ke dalam sirkulasi
portal (Cambar 5-29). Vena gastrica sinistra dan dextra
nyak di sepanjang curvatura. Stratum circulare yang
bermuara langsung ke vena portae hepatis. Venae
letaknya lebih dalam mengelilingi corpus gastricum
gastricae breves dan vena gastroomentalis sinistra ber-
dan menjadi sangat tebal pada pylorus untuk mem-
muara ke dalam vena Iienalis. Vena gastroomentalis
bentuk musculus sphincter pyloricus. Tunica muscu-
dextra bermuara ke dalam vena mesenterica superior.
laris stratum circulare sangat jarang ditemukan pada
daerah fundus. Fibrae obliquae m-embentuk lapisan
tunica muscularis yang paling dalam. Fibrae obiquae Aliran Limf
melingkari fundus dan berjalan turun sepanjang paries Pembuluh-pembuluh I imf (Cambar 5-1 5) mengikuti
anterior dan posterior, berjalan paralel dengan cur- perjalanan arteria menuju ke nodi gastrici sinistri dan
vatura minor. dextri, nodi gastroomentalis sinistri dan dextri, dan
ANATOMI DASAR 221

centrum tendineum diaPhragma

a. phrenica

v. cava inferior
lien

qlandula suPrarenalis kanan ginjal kiri

v. porta I
ligamentum
phrenicocol ica
ginjal kanan

ductus choledochus
a. hepatrca
/ -\
a. gastroduodenalis
\ \\

colon desendens
colon transversum
col on ascendens \
a. pancreaticoduodenal is superlor

Gambar 5-12. Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster.
a. lienalis ligamentu m

d iaphra gma
glandula suprarenalis kiri
bu rsa omentalis
a. coeliaca
. ligamentum
ga strol i enal e

v, Porta
rl
v. cava inferior -

i I lomen

ductus choledochus
rl
\
a. hepatic€ entum minus
Gambar 5-13. Penampang transversal bursa omentalis memperlihatkan susunan peritoneum pada pembentukan
omentum minus, ligamentum gastrolienale, dan ligamentum splenorenale. Panah menuniukkan posisi foramen
epiploicum.
222 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

cabang-cabang a. oesopha gea


\ hiatus oesophagus diaphragma
a. gastrica brevis

a. gastrica sinistra

aorta
a. coeliaca

a. hepatica

a. gastroduodenalis
r cj

a. pancreattcoduodenalis superior
Gambar 5'14. Arteriae yang mendarahi gaster. Perhatikan bahwa semua arteriae berasal dari cabang truncus coeliacus.

cairan limf dari sepertiga bawah oesophagus

nodi gastrici sinistri


----
nodi gastrici de*ri
,,r'
a
nodi boeliaci

nodi hepatici

nodi gastroduodenales nodi gastroepiploici sinishi


I

\.-
nodi gashoepiploici dextri

Gambar 5-15' Aliran limf gaster. Perhatikan bahwa semua cairan limt akhirnya berjalan melalui nodi coeliaci.
ANATOMI DASAR 223

nodi gastrici breves, Seluruh cairan limf dari gaster dulae gastricae dan serabut motoris untuk tunica mus-
akhirnya berjalan melalui nodi coeliaci yang terdapat di cularis gaster. Musculus sphincter pyloricus menerima
sekitar pangkal truncus coeliacus pada dinding posterior ab- serabut motoris dari sistem simpatis dan serabut inhibi-
domen. tor dari nervus vagus.

Persarafan INTESTINUM TENUE (USUS HALUS)


Persarafan ini termasuk serabut-serabut simpatis yang lntestinum tenue merupakan bagian yang terpanjang
Lrerasal dari plexus coeliacus dan serabut-serabut pa- dari saluran pencernaan dan terbentang dari pylorus
rasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra (Gam- pada gaster sampai junctura ileocaecalis (Cambar 5-1).
bar 5-1 6). Sebagian besar pencernaan dan absorpsi makanan ber-
Truncus vagalis anterior yang dibentuk di dalam langsung di dalam intestinum tenue. lntestinum tenue
thorax, terutama berasal dari nervus vagus sinistra, terbagi atas tiga bagian: duodenum, jejunum, dan ileum.
memasuki abdomen pada permukaan anterior oeso-
phagus. Truncus, yang mungkin tunggal atau multipel, Duodenum
kemudian terbagi menjadi cabang-cabang yang me-
Lokasi dan Deskilpsi
nyarafi permukaan anterior gaster. Sebuah cabang
hepaticus yang besar berjalan ke atas menuju hepar, Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C
dan di sini membentuk ramus pyloricus yang berjalan dengan panjang sekitar 10 inci (25 cm) yang merupa-
turun ke pylorus (Gambar 5-16). kan organ penghubung gaster dengan jejunum. Duode-
Truncus vagalis posterior, yang dibentuk di dalam num adalah organ penting karena merupakan tempat
thorax, terutama berasal dari nervus vagus dextra, me- muara dari ductus choledochus dan ductus pancrea-
masuki abdomen pada permukaan posterior oesopha- ticus. Dudoneum melengkung di sekitar caput pan-
gus. Selanjutnya truncus membentuk cabang-cabang creatis (Cambar 5-1 7). Satu inci (2,5 cm) pertama duo-
yang menyarafi permukaan posterior gaster' Suatu denum menyerupai gaster, yang permukaan anterior
cabang yang besar berjalan menuju plexus coeliacus dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan
dan plexus mesentericus superior dan kemudian di- mempunyai omentum minus yang melekat pada ping-
distribusikan ke usus sampai flexura coli sinistra dan ke gir atasnya dan omentum majus yang melekat pada
pancreas (Cambar 5-1 6). pinggir bawahnya. Bursa omentalis terletak di belakang
Persarafan simpatis gaster membawa serabut-sera- segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain ter-
but rasa nyeri, sedangkan serabut parasimpatis nervus letak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi
vagus membawa serabut secretomotoris untuk glan- oleh peritoneum.

truncus vagalis anierior truncus vagalis Posterior

ramus coeliacus

t\--
t I
I' ,
I
/ 1

'f..

Gambar 5-16. Distribusi truncus vagalis anterior dan posterior di dalam abdomen. Perhatikan bahwa rami coeliaci
truncus vagalis posterior didistribuiikan bersama dengan saraf simpatis ke bawah sampai sejauh flexura coli
sinistra.
224 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Bagian-Bagi an D uode n um 5-1 9). Ductus pancreaticus acessorius, bila ada, ber-

Duodenum terletak pada regio epigastrica dan umbilicalis muara ke dalam duodenum sedikit lebih tinggi, yaitu
pada papilla duodeni minor (Gambar 5-18 dan 5-19).
dan untuk tujuan cleskripsi dibagi menjadi empat bagian.
Pars Superior Duodenum. Pars superior duodenum
Hubungan
panjangnya 2 inci (5 cm) (Cambar 5-17 dan 5-18); rnu-
lai dari pylorus dan berjalan ke atas dan belakang pada o Ke anterior: Fundus vesicae biliaris dan lobus hepa-
sisi kanan vertebra lumbalis l. Jadi bagian ini terletak tis dexter, colon transversum, serta lengkung intestr-
pada planum transpyloricum. num tenue (Cambar 5-36).
r Ke posterior: Hilum renale dextra dan ureter dextra
Hubungan (Cambar 5-18).
o Ke lateral: Colon ascendens, flexura colidextra, dan
o Ke anterior: Lobus quadratus hepar dan vesica bilia-
lobus hepatis dexter (Cambar 5-18).
ris (Cambar 5-35). r
r Ke medial: Caput pancreatis, ductus choledochus,
Ke posterior: Bursa omentalis (hanya satu inci [2,5
dan ductus pancreaticus (Cambar 5-18 dan 5-'19).
cml pertama), arteria gastroduodenalis, ductus cho-
ledochus dan vena porta, serta vena cava inferior Pars Horizontalis Duodenum. Pars horizontalis duo-
(Cambar 5-18). denum panjangnya 3 inci (B cm) dan berjalan horizon-
r Ke superior: Foramen epiploicum (Gambar 5-7 dan tal ke klri pada planum subcostale, berjalan di depan
s-1 3). columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah ca-
o Ke inferior: Caput pancreatis (Cambar 5-12). put pancreatis (Cambar 5-1 7 dan 5-18).
Pars Descendens Duodenum. Bagian kedua duode- Hubungan
num panjangnya 3 inci (B cm) dan berjalan vertikal ke
bawah di depan hilum renale dextra, di sebelah kanan r Ke anterior: Radix mesenterii, arleria dan vena me-
vertebrae lumbales ll dan lll (Cambar 5-17 dan 5-18). senterica superior yang terdapat di dalamnya, serta
Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada margo media- lengkung jejunum (Cambar 5-1 7 dan 5-18).
lis, ductus choledochus dan ductus pancreaticus me- r Ke posterior: Ureter dextra, musculus psoas major
nembus dinding duodenum. Kedua ductus ini berga- dextra, vena cava inferior, dan aorta (Cambar 5-18).
bung untuk membentuk ampula hepatopancreatica yang r Ke superior: Caput pancreatis (Cambar 5-1 Z).
akan bermuara pada papilla duodeni major (Cambar r Ke inferior: Lengkung-lengkung jejunum.

glandula suprarenalis
collum pancreas a. lienalis

cauda pancreas
v. cava inferior
v. porta
flexura coli sinistra

ductus choledochus

a. pancreaticoduodena Iis
superi or
' llexura colt
dextra corpus pancreas.
v. testicularis kiri

v, mesenterica inferiorr

\lo,on descendens

"/
colon ascendens
a. mesentenca superior
caput pancreas
v. mesen su pefl or

Gambar 5-17. Pancreas dan batas anterior ren.


ANATOMI DASAR 225

v. cava inferior a, hepatica


v. porta glandula suPrarenal is
diaph ragma

ductus choledochus ginjal kiri

ginjal kanan

v. renalis kiri
flexura coli dextra

a. mesenterica superior

v. mesenterica inferior

a. testicularis kiri

ureter kiri
m.psoas't//,
a. testrcularis kanan -/',/)',//t
ureter ka nan

aorta abdominalis

duodenum).
Gambar S-1g. Batas posterior duodenum dan pancreas (angka yang tertera menunjukkan keempat bagian

membran mukosa

ductus choledochus
plica circularis
pancreaticus accessorlus

ductus pancre aticus maior

papilla duodeni major

7t))
Gambar 5-19 Muara ductus choledochus, ductus pancreaticus, dan ductus pancreaticus acessorius ke
dalam pars descendens duodenum. Perhatikan permukaan yang halus pada pars superior duodenum,
plicae circulares pada pars descendens, dan papilla duodeni maior'

Pars Ascendens Duodenum. Pars ascendens duo- toneum, ligamentum Treitz, yang melekat pada crus
denum panjangnya 2 inci (5 cm) (Gambar 5-17 dan dextrum diaphragma (Cambar 5-B). Perhatikan posisi
5-18) dan berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura duo- recessus duodenalis. (Lihat halaman 215).
denoiejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peri-
226 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Junctura duodenojejunalis

a. mesenterica su peflor
radix mesenterii
intestinum tenue

Junctu ra il
I
:alis/
I

Gambar 5-20' Perlekatan radix mesenterii pada dinding posterior abdomen. perhatikan bahwa perlekatan
ini
terbentang dari flexura duodenojejunalis pada sisi kiri aorla, berjalan turun dan ke kanan sampai junctura
ileocaecalis. Aderia mesenterica superior terletak pada radix mesenterii.

Hubungan creaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenteri-


o Ke anterior: Permulaan radix mesenterii dan leng-
ca superior.
kung-lengkung jejunum (Gambar 5-20). Venae. Vena pancreaticoduodenalis superior ber-
o Ke posterior: Pinggir kiri aorta dan pinggir muara ke vena portae hepatik; vena pancreaticoduo-
medial
musculus psoas major sinistra (Gambar 5-i g). denalis inferior bermuara ke vena mesenterica superior
(Gambar 5-29).

Tunica Mucosa dan Papillae Duodeni Aliran Limf


Tunica mucosa duodenum sangat tebal. Bagian per- Pembuluh limf mengikuti arteria dan bermuara (a) ke
tama duodenum halus (Gambar 5-19). pada bagian du- atas melalui nodi pancreaticoduodenales ke nodi gas-
odenum yang lain, tunica mucosa membentuk banyak troduodenales dan kemudian ke nodi coeliaci dan (b)
lipatan-lipatan. circular yang dinamakan plicae circu- ke bawah melalui nodi pancreaticoduodenaies ke nodi
lares. Pada tempat ductus choledochus dan ductus mesenterici superiores di sekitar pangkal arteria mesen-
pancreaticus menembus dinding medial bagian kedua terica superior.
duodenum terdapat peninggian kecil dan bulat yang
disebut papilla duodeni major (Cambar 5-.19). Ductus Persarafan
pancreaticus acessorius, bila ada, bermuara ke duode-
Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis
num pada papilla yang lebih kecil, yang jaraknya se- (vagus) dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus
kitar 3/+ inci (1,9 cm) di atas papilla duodeni major.
superior.

Pendarahan Jejunum dan lleum


Arteriae. Setengah bagian atas duodenum diperdarahi Lokasidan Deskripsi
oleh arteria pancreaticoduodenalis superior, cabang Jejunum dan ileum panjangnya 20 kaki (6 meter), dua
arteria gastroduodenalis" (Gambar 5-14 dan 5-17). per lima bagian atas merupakan jejunum. Masing-
Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria pan- masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda,
ANATOMI DASAR 227

tetapi terdapat perubahan yang bertahap dari bagian 1. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian
yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada atas cavitas peritonealis di bawah sisi kiri mesoco-
junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada lon transversum; ileum terletak pada bagian bawah
junctura i leocaecalis. cavitas peritonealis dan di dalam pelvis (Cambar
Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat ber- s-3).
gerak dengan bebas dan melekat pada dinding poste- 2. Jejunum Iebih lebar, berdinding lebih tebal, dan
rior abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum lebih merah dibandingkan ileum. Dinding jejunum
yang berbentuk kipas dan dikenal sebagai mesente- terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih per-
rium (Cambar 5-20). Pinggir bebas Iipatan yang pan- manen pada tunica mucosa, plicae circulares lebih
jang meliputi usus halus yang bebas bergerak. Pangkal besar, lebih banyak, dan tersusun lebih rapat pada
jejunum; sedangkan pada bagian atas ileum plica
lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai perito-
neum parietale pada dinding posterior abdomen se- circulares lebih kecil dan lebih jarang; dan di ba-
panjang garis yang berjalan ke bawah dan ke kanan gian bawah ileum tidak ada plicae circulares
dari sisi kiri vertebra Iumbalis ll ke daerah articulatio (Cambar 5-21).
sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan 3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding pos-
keluar dan masuknya cabang-cabang arteria dan vena terior abdomen di atas dan kiri aorta, sedangkan
mesenterica superior, pembuluh limf, serta saraf-saraf mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan
ke dalam ruangan di antara kedua lapisan peritoneum aofta.
yang membentuk mesenterium. 4. Pembuluh darah mesenterium leiunum hanya
Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dari il- membentuk satu atau dua arcade dengan cabang-
eum berdasarkan gambaran berikut ini: cabang panjang dan jarang yang berjalan ke din-

dinding tebal

.IEJUNUM

circularis

---- lemuk

drndrng tipis

arcade arteri

a. mesenterica suPerror

agmen PeYer

membran mu kosa

arcade arten

Gambar 5-21. Beberapa perbedaan eksternal dan internal antara iejunum dan ileum
228 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

ding intestinum tenue. lleum menerima banyak nal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan di dalam
pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembu-
empat atau lebih arcade (Cambar 5-21). luh ini beranastomis satu dengan yang lain untuk
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah
dekat radix dan jarang ditemukan di dekat dinding ileum diperdarahi juga oleh afteria ileocolica.
jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak
Venae. Venae sesuai dengan cabang-cabang arteria
disimpan di seluruh bagian sehingga lemak dite- mesenterica superior dan mengalirkan darahnya ke
mukan mulai dari radix sampai dinding ileum dalam vena mesenterica superior (Cambar 5-29).
(Cambar 5-21).
6. Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) ter- Aliran Limf
dapat pada tunica mucosa ileum bagian bawah se-
panjang pinggir antimesenterica (Cambar S-21). Pembuluh limf berjalan melalui banyak nodi mesen-
Pada orang h idup, lempeng Peyer dapat d ilihat dari terici dan akhirnya mencapai nodi mesenterici su-
luar pada dinding ileum. periores yang terletak di sekitar pangkal arteria mesen-
terica superior.
Pendarahan
Persarafan
Arteriae. Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum
dan ileum berasal dari cabang-cabang arteria mesen- Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis
terica superior (Cambar 5-22). Cabang-cabang intesti- (nervus vagus) plexus mesentericus superior.

a. colica media
colgn transversum
mesocolon transversum

\
I
a. pancreat icoduo-
denalis \
inferior
a. mesenterica SUperiOr

a, colica dextra
l
a. ile,

colon ascendens
I
a. caecalis anterior
I
I
a, caecalis posterior
I
I

I
appendix vermiformis
I

a. appendicularis

Gambar 5'22' Arteria mesenterica superior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa arteria ini mendarahi usus
dari setengah bagian bawah bagian kedua duodenum sampai dengan dua pertiga distal colon transversum
(panah).
ANATOMI DASAR 229

TNTESTINUM CRASSUM (USUS BESAR) ileocaecal is su perior, recessus i leocaecal is i nferior, dan
recessus retrocaecalis. (Lihat halaman 21 5).
lntestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus' Seperti pada colon, stratum longitudinale tunica
lntestinum crassum terbagi menjadi caecum, appendix muscularis terbatas pada tiga pita tipis yaitu taenia coli
vermiformis, colon ascendens, colon transversum, co- yang bersatu pada dasar appendix vermiformis dan
lon descendens, dan colon sigmoideum; rectum dan membentuk stratum longitudinale tunica muscularis
canalis analis akan dibicarakan pada bagian pelvis dan yang sempurna pada appendix vermiformis (Cambar
perineum. Fungsi utama intestinum crassum adalah s-2 j). Caecum sering teregang oleh gas dan dapat dira-
mengabsorbsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan ba melalui dinding anterior abdomen pada orang hidup'
yung tiduk dicerna sampai dapat dikeluarkan dari tubuh Pars terminalis ileum masuk ke intestinum crassum
sebagai feces. pada tempat pertemuan caecum dengan colon as-
cendens. Lubangnya mempunyai dua katupyang mem-
bentuk sesuatu yang dinamakan papilla ilealis (lihat di
Gaecum bawah). Appendix vermiformis berhubungan dengan
rongga caecum melalui lubang yang terletak di bawah
Lokasi dan deskriPsi
dan belakang ostium ileale.
Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terle-
tak di perbatasan ileum dan intestinum crassum (Cam- Hubungan
bar 5- 22dan 5-23). Caecum merupakan kantong buntu
yang terletak pada fossa iliaca dextra. Panjang caecum
r Ke anterior: Lengkung-lengkung intestinum tenue,
kadang-kadang sebagian omentum majus, dan din-
sekiiar 2 ] inci (6 cm) dan seluruhnya diliputi oleh peri-
-Caecum
mudah bergerak, walaupun tidak ding anterior abdomen pada regio iliaca dextra.
toneum. . Ke posterior: Musculus psoas major dan musculus
mempunyai mesenterium' Adanya lipatan peritoneum
di sekitar caecum (Cambar 5-23) membentuk recessus
iliaius, neryus femoralis, dan nervus cutaneus fe-

taenia coli

2,y7,
a. ileocolica

/,,/

valvula ileocaecalis
a. caecalis posterior

ileu m
phrenula katup
nodi lymphatici
mesoappendix
a. appendicularis

muara appendix
appendix
lipatan tak berdarah
l, canal is anterior
I iPatan vaskular

merupakan cabang arteria


Gambar S-2S. Caecum dan appendix vermilormis. Perhatikan bahwa arteria appendicularis
posterior. Pinggir mesoappendix dipotong untuk memperlihatkan lapisan-lapisan peritoneum'
caecalis
230 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavltas Abdominalis

moris lateralis (Cambar 5-24). Appendix vermiformis Papilla llealis


sering ditemukan di belakang caecum.
r Ke medial: Appendix vermiformis berasal dari per- Papilla ilealis merupakan struktur rudimenter, terdiri
mukaan medial caecum (Cambar 5-23). atas dua lipatan horizontal tunica mucosa yang me-
nonjol di sekitar lubang ileum. papilla ilealis mempu-
Pendarahan nyai peranan kecil atau tidak berperan pada pence-
gahan refluks isi caecum ke dalam ileum. Stratum
Arteriae. Arteria caecalis anterior dan arteria cae-
calis posterior membentuk arteria ileocolica, sebuah circulare pada ujung bawah ileum (disebut sphincter
cabang arteria mesenterica superior (Gambar 5-23).
ileocaecalis oleh ahli fisiologi) berperan sebagai
Venae. Venae mengikuti arteriae yang sesuai dan sphincter dan mengatur aliran isi dari ileum ke dalam
mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior. colon. Tonus otot polos secara refleks akan meningkat
bila caecum teregang. Hormon gastrin yang dihasilkan
Aliran Limf oleh gaster, menyebabkan relaksasi tonus otot ini.
Pembuluh limf berjalan melalui beberapa nodi me-
Appendix Vermiformis
senterici dan akhirnya mencapai nodi mesenterici
superiores. Lokasi dan Deskripsi

Persarafan Appendix vermiformis (Cambar 5-1) adalah organ


.
sempit, berbentuk tabung yang mempunyai otot dan
Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf simpatis
mengandung banyak jaringan limfoid. panjang appen-
dan parasimpatis (nervus vagus) membentuk plexus dix vermiformis bervariasi dari 3*5 inci (8-j3 cm).
mesentericus superior.
Dasarnya melekat pada permukaan posteromedial

diaph ragma

avn. subcostalis costa 1 2

m. psoas

n. iliohypogastricus m. qu adratus lu mborum

m. transversu s abdominis
n. ilioinguinalis

n. genitofemoralis
colon desc_endens

a. testicularis

m. iliacus

n a. iliaca externa
n. femoralis

Gambar 5-24. Dinding posterior abdomen memperlihatkan hubungan ke posterior ren dan
colon
ANATOMI DASAR 231

caecum, sekitar 1 inci (2,5 cm) di bawah junctura ileo- Colon Ascendens
caecalis (Cambar 5-23). Bagian appendix vermiformis Lokasi dan Deskripsi
lainnya bebas, Appendix vermiformis diliputi seluruh-
nya oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan Panjang-'colon ascendens sekitar 5 inci (13 cm) dan
bawah mesenterium intestinum tenue melalui mesen- terletak ili,kuadran kanan bawah (Cambar 5-25). Colon
teriumnya sendiri yang pendek, mesoappendix. Meso- ascendens membentang ke atas dari caecum sampai
appendix berisi arteria, vena appendicularis dan saraf- permukaan inferior Iobus hepatis dexter, lalu colon
saraf, ascendens membelok ke kiri, membentuk flexura coli
Appendix vermiformis terletak di regio iliaca dextra, dextra, dan melanjutkan diri sebagai colon transver-
dan pangkal diproyeksikan ke dinding anterior abdo- sum. Peritoneum meliputi bagian depan dan samping
men pada titik sepertiga bawahs garis yang meng- colon ascendens dan menghubungkan colon ascen-
hubungkan spina iliaca anterior superiordan umbilicus dens dengan dinding posterior abdomen.
(titik McBurney). Di dalam abdomen, dasar appendix
Hubungan:
vermiformis mudah ditemukan dengan mencari tae-
niae coli caecum dan mengikutinya sampai dasar ap- r Ke anterior: Lengkung-lengkung usus halus, omen-
pendix vermiformis, tempat taeniae coli bersatu mem- tum majus, dan dinding anterior abdomen (Cambar
bentuk tunica muscularis longitudinal yang lengkap 5-2 dan 5-3).
(Cambar 5-22 dan 5-23). o Ke posterior: Musculus iliacus, crista iliaca, muscu-
lus quadratus lumbroum, origo musculus transversus
Poslsi tJjung Appendix Vermiformis yang Umum abdominis, dan polus inferior ren dextra. Nervus
Ujung appendix vermiformis mudah bergerak dan iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis berjalan
mungkin ditemukan pada tempat-tempat berikut ini: (1) di belakangnya (Cambar 5-24).
tergantung ke bawah ke dalam pelvis berhadapan de-
ngan dinding pelvis dextra; (2) melengkung di belakang Pendarahan
caecum, (3) menonjol ke atas sepanjang pinggir lateral Arteriae. Arteria ileocolica dan arteria colica dextra
caecum, dan (4) di depan atau di belakang pars ter- yang merupakan cabang afteria mesenterica superior
minalis ileum. Posisi pertama dan kedua merupakan (Cambar 5-22).
posisi yang sering ditemukan. Venae. Venae mengikuti arteriae yang sesuai dan
bermuara ke vena mesenterica superior.
Kelainan Kongenital
Aliran Limf
Kelainan kongenital yang sering ditemukan diperli-
hatkan pada Cambar 5-32. Pembuluh limf mengalirkan cairan limfe ke nodi lym-
phoidei yang terletak sepanjang perjalanan arteria,
Pendarahan vena colica dan akhirnya mencapai nodi mesenterici
superiores.
Arteriae. Arteria appendicularis merupakan cabang
arteria'caecalis posterior (Cambar 5-23). Arteria ini
Persarafan
berjalan menuju ujung appendix vermiformis di dalam
meso-appendix. Saraf berasal dari cabang saraf simpatis dan para-
Venae. Vena appendicularis mengalirkan darahnya simpatis (nervus vagus) dari plexus mesentericus supe-
ke vena caecalis poqterior. rior.

Aliran Limf Colon Transversum


Pembuluh limf mengalirkan cairan limf ke satu atau Lokasi dan Deskripsi
dua nodi yang terletak di dalam mesoappendix dan dari
Panjang colon transversum sekitar 15 inci (38 cm) dan
sini dialirkan ke nodi mesenterici superiores.
berjalan menyilang abdomen, menempati regio um-
bilicalis. Colon transversum mulai dari flexura coli
Persarafan
dextra di bawah lobus hepatis dexter (Cambar 5-12)
Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum
dan parasimpatis (nervus vagus) dari plexus mesen- dari pa"ncreas (Cambar 5-5). Kemudian colon'ir'jns-
tericus superior. Serabut saraf aferen yang menghantar- versum berjalan ke atas sampai flexura coli'sin'ibtra'dT
kan rasa nyeri visceral dari appendix vermiformis ber- bawah Iien. Flexura coli sinistra lebih tinggi ddii'pada
jalan bersama saraf simpatis dan masuk ke medulla flexura coli dextra dan digantung ke diaphragma oleh
spinalis setinggi vertebra thoracica X. ligamentum phrenicocolicum (Cambar 5-25).
232 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

glandula suprarenalis

I i gamenum phrenicocol ica


v. cava inferior

ginjal kanan
flexura coli sinistra r
du odenum
.qut'i,r*
flexura coli dextra
nierd
colon ascendens a. mesentenca supenor
appendices epiploicae

taenia coli
m. psoas
caecum

n. cutaneus femoris
lateralis'

Gambar 5'25. Cavitas abdominalis memperlihatkan pars terminalis ileum, caecum, appendix, colon ascendens,
tlexura coli dextra, flexura colisinistra, dan colon descendens. Perhatikan taeniae coli dan appendices epiploicae.

Mesocolon transversum, menggantungkan colon Pendarahan


transversum dari facies anterior pancreas (Cambar 5-5).
Mesocolon transversum dilekatkan pada pinggir supe- Arteriae. Dua per tiga bagian proksimal colon trans-
rior colon transversum, dan lapisan posterior omentum versum diperdarahi oleh arteria colica media, cabang
majus dilekatkan pada pinggir inferior (Cambar 5-5). afteria mesenterica superior (Cambar 5-22). Sepertiga
Karena mesocolon transversum sangat panjang, posisi bagian distal diperdarahi oleh arteria colica sinistra,
colon transversum sangat bervariasi dan kadang-ka- cabang arteria mesenterica inferior (Cambar 5-26).
dang dapat mencapai pelvis. Venae. Venae mengikuti arleriae yang sesuai dan
bermuara ke vena mesenterica superior dan vena me-
senterica inferior.
Hubungan :
Aliran Limf
o Ke anterior: Omentum majus, dan dinding anterior
Cairan Iimfe dari dua pertiga proksimal colon trans-
abdomen (regio umbilicalis dan hypogastrium) versum dialirkan ke nodi colici dan kemudian ke dalam
(Cambar 5-5).
nodi mesenterici superiores. Sedangkan cairan limf da-
r Ke posteriorl pars.descendens duodenum, caput ri sepertiga distal colon transversum dialirkan ke dalam
pancreatis, dan lengkung-lengkung jejunum dan nodi colici dan kemudian ke dalam nodi mesenterici
ileum (Cambar 5-25). inferiores.
ANATOMI DASAR 233

\
a. mesentenca superior

I
panc reas

duodenum
ffifl'$ a. mdsenterica inferior

a. marqinalis

a. colica sinistra
colon ascendens

appendi x

a. rectalis suPerior

Gambar 5-26. Arteria mesenterica inferior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa arteria ini mendarahi
intestinum crassum dari sepertiga distal colon transversum sampai setengah canalis analis. Arteria ini
beranastomosis dengan arteria coiica media, cabang arteria mesenterica superior (panah)

Persarafan Hubungan:

Dua pertiga proksimal colon transversum dipersarafi o Ke anterior: Lengkung-lengkung intestinum tenue,
oleh saraf simpatis dan nervus vagus melalui plexus omentum majus, dan dinding anterior abdomen
mesentericus supepior; sepertiSa distal dipersarafi oleh (Gambar 5-2 dan 5-3).
saraf simpatis dan parasimpatis nervi splanchnici pel- o Ke posterior: Margo lateralis ren sinistra, origo mus-
vici melalui plexus mesentericus inferior' culus transversus abdominis, musculus quadratus
lumborum, crista iliaca, musculus iliacus, dan mus-
Colon Descendens culus psoas major sinistra. Nervus iliohypogastricus
Lokasidan Deskripsi dan nervus ilioinguinalis, neryus cutaneus femoris
lateralis, serta nervus femoralis (Cambar 5-24) juga
Panjang colon descendens sekitar 10 inci (25 cm) dan terletak d i belakangnya.
terletak di kuadran kiri atas dan bawah (Cambar 5-25).
Colon ini berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra
sampai pinggir pelvis, di sini colon transversum me- Pendarahan
lanjutkan diri menjadi colon sigmoideum. (Untuk co-
lon sigmoideum lihat halaman 340). Peritoneum Arteriae. Arteria colica sinistra dan arteriae sigmoi-
meliputi permukaan depan dan sisi-sisinya serta meng- deae merupakan cabang arteria mesenterica inferior
(Cambar 5-26).
hubungkannya dengan dinding posterior abdomen.
234 BAB 5: Abdomen: Bagian Il Cavitas Abdominalis

Venae. Vena mengikuti arteri yang sesuai dan ber- digambarkan secara diagramatis pada Cambar 5-27.
muara ke vena mesenterica inferior. Truncus coeliacus adalah afteri untuk usus depan (fore-
gut) dan mendarahi saluran pencernaan (tractus gas-
Aliran Limf trointestinalis) dari sepertiga distal oesophagus sampai
pertengahan pars descendens duodenum. Arteria me-
Cairan limf dialirkan ke nodi lymphoidei colici dan
senterica superior merupakan arteria untuk usus tengah
nodi mesenterici inferiores yang terletak di sekitar (midgut) dan mendarahi saluran pencernaan dari per-
pangkal arteria mesenterica inferior.
tengahan pars descendens duodenum sampai seperliga
distal colon transversum. Arteria mesenterica inferior
Persarafan
merupakan arteria untuk usus belakang (hindgut) dan
Saraf simpatis dan parasimpatis nervi splanchnici pel- mendarahi intestinum crassum dari sepertiga distal co-
vici melalui plexus mesentericus inferior. lon transversum sampai setengah bagian proksimal ca-
nalis analis.
PENDARAHAN TRACTUS
GASTROINTESTINALIS
Truncus coeliacus
Pembuluh Arteri
Truncus coeliacus sangat pendek dan berasal dari per-
Pembuluh arteri yang mendarahi usus dan hubung- mulaan aorta abdominalis setinggi vertebra thoracica
annya dengan perkembangan berbagai bagian usus Xll. Pembuluh ini dikelilingi oleh plexus coeliacus dan

aorta dorsalis

usus depan (foregut)

usus tengah (midgut)

ductus vitellinus

usus belakang (hindgut)

a. mesenterica inferior

Gambar 5-27. Pembuluh arteri yang mendarahi saluran pencernaan yang sedang berkembang pada janin.
Truncus coeliacus mendarahi foreguf, arteria mesenterica superior mendarahi midgut (berbayang); dan art.eria
mesenterica inferior mendarahi hindgut.
ANATOMI DASAR 235

terletak di belakang bursa omentalis. Truncus coeliacus beranastomosis dengan arteria gastrica sinistra
mempunyai tiga cabang terminal: arteria gastrica si- (Cambar 5-14).
nistra, arteria lienalis, dan arteria hepatica. 2. Arteria gastroduodenalis merupakan cabang yang
Arteria gastrica sinistra. Arteria gastrica sinistra ini besar, berjalan turun di belakang pars superior
kecil dan berjalan ke ujung pars cardiaca gaster, mem- duodenum. Pembuluh ini bercabang menjadi
berikan beberapa rami oesophageales, kemudian mem- arteria gastroomentalis dextra yang berjalan di se-
belok ke kanan sepanjang curvatura minor. Pembuluh panjang curvatura major gaster di antara lapisan-
ini beranstomosis dengan arteria gastrica dextra lapisan omentum majus, dan arteria pancreatico-
(Cambar 5-14). duodenalis superior yang berjalan turun di antara
Arteria lienalis. Arteria lienalis ini besar dan ber- pars descendens duodenum dan caput pancreatis
jalan ke kiri dengan berkelok-kelok sepanjang ping- gir (Cambar 5-12 dan 5-14).
atas pancreas dan di belakang gaster (Cambar 5-12)' 3. Ramus dexter dan sinister arteria hepatica propia
Sewaktu mencapai ren sinistra pembuluh ini masuk ke yang masuk ke porta hepatis. Arteria hepatica dextra
dalam ligamentum Iienorenale dan berjalan ke hilum biasanya mempercabangkan arteria cystica yang
lienale (Cambar 5-13). berjalan ke collum vesicae biliaris (Cambar 5-34).

Cabang-Cabang Arte ri a M ese nte rica S u p e rio r


1. Rami pancreatici Arteria mesenterica superior mendarahi bagian distal
2. Arteria gastroomentalis sinistra dipercabangkan duodenum, jejunum, ileum, caecum/ appendix vermi-
dekat hilum lienale dan mencapai curvatura major formis, colon ascendens, dan sebagian besar colon
di dalam ligamentum gastrolienalis. Pembuluh ini transversum. Arteria mesenterica superior berasal dari
berjalan ke kanan sepanjang curvatura major di permukaan depan aorta abdominalis, tepat di bawah
antara lembaran-lembaran omentum maj us. Arteria arteria coeliaca (Cambar 5-22) dan berjalan ke bawah
gastroomentalis sinistra beranastomosis dengan ar- dan ke kanan di belakang collum pancreatis dan di
teria gastroomentalis dextra (Gambar 5-14). depan pars horizontalis duodenum. Pembuluh initerus
3. Arteriae gastricae breves, jumlahnya lima atau ke bawah kanan diantara lapisan-lapisan mesenterium
enam, dipercabangkan dari bagian akhir arteria gas- intestinum tenue dan berakhir dengan beranastomosis
troomentalis dan mencapai fundus gastricus di dalam dengan salah satu cabangnya sendiri yaitu arteria
ligamentum gastrolienale. Arteriae gastricae breves ileocolica.
beranastomosis dengan arteria gastrica sinistra dan
arteria gastroomental is sinistra (Cambar 5-1 4). Cabang-Cabang

Arteria hepatica communis. Arteri ini termasuk ber- 1 . Arteria pancreaticoduodenalis inferior berjalan ke
ukuran sedang*, berjalan ke depan dan kanan,'dan kanan sebagai satu atau dua cabang, di sepanjang
kemudian berjalan ke atas di antara lapisan-lapisan pinggir atas pars horizontalis duodenum dan caput
omentum minus (Cambar 5-7 dan 5-13). Pembuluh ini pancreatis. Arteria ini mendarahi pancreas dan
terletak di depan foramen epiploicum dan terletak di bagian duodenum didekatnya.
sebelah kiri ductus choledochus dan di depan vena 2. Arteria colica media berjalan ke depan di dalam
portae hepatis. Pada porta hepatis, pembuluh ini ber- mesocolon transversum untuk mendarahi colon
cabang dua menjadi ramus dexter dan ramus sinister transversum dan bercabang dua menjadi cabang
untuk mendarahi lobus hati yang sesuai. dextra dan sinistra.
3. Arteria colica dextra sering merupakan cabang
Cabang-Cabang dari arteria ileocolica. Arteria ini berjalan ke kanan
untuk mendarahi colon ascendens dan bercabang
1 . Arteria gastrica dextra d ipercabangkan dari arteria
dua menjadi ramus ascendens dan ramus des-
hepatica communis di dekat pinggir atas pylorus
cendens.
dan berjalan ke kiri di dalam omentum minus di
4. Arteria ileocolica berjalan ke bawah dan kanan.
sepanjang curvatura minor. Arteria gastrica dextra
Pembuluh ini mempercabangkan ramus superior
yang akan beranastomosis dengan arteria colica
dextra dan ramus inferior yang akan beranasto-
mosis dengan ujung arteria mesenterica superior.
Untuk keperluan deskripsi, arteria hepatica kadang-kadang
Ramus inferior mempercabangkan arteriae cae-
dibagi menjadi arteria hepatica communis yang membentang cales anterior dan posterior. Arteria appendicu-
dari pangkalnya sampai ke tempat percabangan arteria gas- laris merupakan cabang arteria caecalis posterior
troduodenalis, dan arteria hepatica propria, yang merupakan (Cambar 5-23).
sisa arteria hepatica.
236 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

5. Arteriae jejunales dan arteriae ileales. Cabang- Aliran Vena


cabang ini jumlahnya '12 sampai 15 buah dan
berasal dari sisi kiri arteria mesenterica superior Darah vena dari sebagian besar tractus gastrointes-
(Cambar 5-22). Setiap arteri bercabang dua, yang tinalis dan organ-organ asesorisnya bermuara ke hepar
masing-masing sal ing berhubungan dengan cabang oleh sistem vena pofta.
yang ada di dekatnya untuk membentuk Cabang-cabang proksimal mengalirkan darah lang-
arcade.
Cabang-cabang dari arcade bercabang dan bersatu sung ke vena portae hepatis, tetapi vena-vena yang
untuk membentuk arcade kedua, ketiga, dan ke- membentuk cabang-cabang distal sesuai dengan ca-
empat. Arcade pada jejunum lebih sedikit di- bang-cabang truncus coeliacus, arteria mesenterica su-
bandingkan dengan arcade yang ada pada ileum,
perior dan inferior.
Dari arcade terminal terbentuk pembuluh kecil
lurus yang mendarahi intestinum. Vena Portae Hepatis
Vena yang penting ini (Cambar 5-29) mengalirkan
Arteria Mesenterica I nferior darah dari bagian abdomen tractus gastrointestinalis
Arteria mesenterica inferior mendarahi sepertiga distal mulai dari sepertiga bagian bawah oesophagus sampai
colon transversum, flexura coli sinistra, colon descen- setengah bagian atas canalis analis. Vena portae hepatis
juga mengalirkan darah dari lien, pancreas, dan vesica
dens, colon sigmoideum, rectum, dan setengah bagian
atas canalis analis. Pembuluh ini dipercabangkan dari biliaris. Vena portae hepatis masuk ke hepar dan ber-
aorta abdominalis sekitar llinci (3,8 cm) di atas per- cabang-cabang membentuk sinusoid, tempat darah
cabangannya (Cambar 5-26). Selanjutnya arteria me- kemudian mengalir masuk ke vena hepatica propria,
senterica inferior berjalan ke bawah dan kiri menyilang yang akan bermuara ke vena cava inferior. panjang
arteria iliaca communis sinistra, Di sini, namanya ber- vena portae hepatis kurang lebih 2 inci (5 cm) dan
ubah dan menjadi arteria rectalis superior. dibentuk di belakang collum pancreatis oleh gabungan
vena mesenterica superior dan vena lienalis (Cambar
Cabang-cabang 5-28). Pembuluh ini berjalan ke atas dan kanan, di
belakang pars superior duodenum, dan masuk ke da-
1. Arteria colica sinistra berjalan ke atas dan kiri dan lam omentum minus (Cambar 5-7 dan 5-1 3). Kemu-
mendarahi sepertiga distal colon transversum, dian vena porta berjalan ke atas di depan foramen epi-
flexura coli sinistra, dan bagian atas colon des- ploicum menuju ke porta hepatis, tempat pembuluh
cendens. Pembuluh ini bercabang dua menjadi vena ini bercabangdua menjadi ramus dexterdan sinister,
ramus ascendens dan ramus descendens. Sirkulasi portal mulai sebagai plexus kapiler di da-
2. Arteriae sigmoideae berjumlah dua atau tiga buah Iam organ-organ yang darahnya dialirkan keluardan
dan mendarahi colon descendens dan colon sig- berakhir dengan bermuara ke dalam sinusoid hepatis.
moideum. Untuk hubungan vena portae hepatis dengan omen-
3. Arteria rectalis superior merupakan lanjutan ar- tum minus, lihat halaman 214.
teria mesenterica inferior pada tempat arteria me-
Vena-Vena yang Bermuara ke Vena Portae Hepatis.
senterica inferior menyilang arteria iliaca commu-
Vena-vena yang bermuara ke vena portae hepatis yaitu
nis sinistra. Arteria rectalis superior berjalan turun
vena lienalis, vena mesenterica superior/ vena gastrica
masuk ke cavitas pelvis di belakang rectum. Arteri
sinistra, vena gastrica dextra, dan vena cystica.
rectais superior mendarahi rectum dan setengah
bagian atas canalis analis dan beranastomosis 1. Vena lienalis. Vena ini meninggalkan hilum lienale
dengan arteria rectalis media dan inferior. dan berjalan ke kanan di dalam ligamentum lieno-
renale terletak di bawah arteria lienalis. Vena
Arteria Marginalis lienalts bergabung dengan vena mesenterica supe-
rior di belakang collum pancreatis untuk mem-
Anastomosis afteriae colicae di sekitar pinggir cekung bentuk vena portae hepatis (Cambar 5-28). Vena
intestinum crassum membentuk sebuah truncus arteria splenica menerima darah dari vena gastrica brevis,
yang disebut arteria marginalis. Arteria ini mulai dari vena gastroomentalis sinistra, vena mesenterica in-
junctura ileocolica, tempat afteria marginalis beranas- ferior, dan vena pancreatica.
tomosis dengan arteriae ileales yang merupakan ca- 2. Vena mesenterica inferior. Vena ini berjalan ke
bang dari arteria mesenterica superior, dan berakhir di atas pada dinding posterior abdomen dan ber-
tempat arteria ini beranastomosis kurang bebas dengan gabung dengan vena lienalls di belakang corpus
arteria rectalis superior (Cambar 5-26). pancreatis (Cambar 5-28). Vena ini menerima da-
ANATOMI DASAR 237

v. cava inferior

v. porta
corpus pancreas

v. lierialis
Ttt
1( J tr )',Lt
t4 l
\<9
duodenum
v. mesenterica inf e rior

processu s unclnatus pancreas

caput pancreas v. mesenterica superior

Gambar 5-28. Pembentukan vena portae hepatis di belakang collum pancreatis

rah dari venae rectales superiores, venae sigmoi- Hubungan-hubungan tersebut sebagai berikut:
deae, dan vena colica sinistra. 'I
. Pada sepertiga bawah oesophagus, rami oesopha-
3. Vena mesenterica superior. Vena ini berjalan ke gei vena gastrica sinistra (cabang portal) beranas-
atas di dalam radix mesenterii pada sisi kanan tomosis dengan venae oesophageales yang menga-
arteria mesenterica superior. Vena ini berjalan di lirkan darah dari sepertiga tengah oesophagus ke
depan pars horizontalis duodenum dan bergabung vena azygos (cabang sistemik).
dengan vena lienalis di belakang collum pancreatis 2. Pada pertengahan atas canalis analis, vena rectalis
(Cambar 5-28). Vena ini menerima darah dari ve- superior (cabang portal) yang mengalirkan darah
nae jejunales, venae ileales, vena ileocolica, vena dari setengah bagian atas canalis analis dan ber-
iolica dextra, vena colica media, vena pancreatico- anastomosis dengan vena rectalis media dan vena
duodenalis inferior, dan vena gastroomentalis dbxtra. rectalis inferior (cabang sistemik), yang masing-
4. Vena gastrica sinistra. Vena ini mengalirkan darah masing merupakan cabang vena iliaca interna dan
dari bagian kiri curvatura minor dan bagian distal vena pudenda interna.
oesophagus. Vena ini bermuara langsung ke dalam 3. Venae paraumbilicales menghubungkan ramus si-
vena portae hepatis (Gambar 5-29). nister vena portae hepatis dengan venae superfi-
5. Vena gastrica dextra. Vena ini mengalirkan darah ciales dinding anterior abdomen (cabang sistemik).
dari bagian kanan curvatura minor dan bermuara Venae para-umbilicales berjalan di dalam liga-
langsung ke vena portae hepatis (Cambar 5-29). mentum falciforme dan ligamentum teres hepatis.
6. Vena cystica.'Vena ini mengalirkan darah dari 4. Vena-vena colon ascendens, colon descendens,
vesica biliaris langsung ke hepar atau bergabung duodenum, pancreas, dan hepar (cabang portal)
dengan vena portae hepatis (Cambar 5-29)' beranastomosis dengan vena renalis, vena lum-
balis, dan venae phrenicae (cabang sistemik)'
Anastomosis Portal - Sistemik
Dalam keadaan normal, darah di dalam vena portae
hepatis melewati hati dan masuk ke vena cava inferior, PERBEDAAN ANTARA INTESTINUM
yang merupakan sirkulasi vena sistemik melalui venae TENUE DAN INTESTINUM CRASSUM
hepaticae, Rute ini merupakan jalan Iangsung. Akan te-
Perbedaan Eksternal (Gambar 5-31)
tapi, selain itu terdapat hubungan yang lebih kecil di
antara sistem portal dan sistem sistemik, dan hubungan 1. lntestinum tenue (kecuali duodenum) bersifat,
ini menjadi penting bila hubungan langsung terhambat sedangkan colon ascenden dan colon descendens
(Cambar 5-30). terfi ksasi.
238 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

cabano kiri
V. cystica V. porti V. cava inferior
ligamentum venosum
V. oesophagealis

*lJ
"oa/
V.gastrica sinistra

V. gastrica brevis
V. gastroepiploica sinistra

{,,#n

V. porta
V. splenica

V.'ga-stroepi ploica dextra


Vv. pancreaticae
V. colica media

ligamentum teres hepatis


V. mesenterica inferior
V. colica dextra V. colica sinistra

Ir+ 1l
di
1r )
1\ r
umbilicus
rL
dd

t)
\\\l

\
Vv- ileales
lt
Vv..sigmoideae

V. rectalis superior
Vv. appendiculares

Gambar 5-29. Cabang-cabang vena portae hepatis

2. Diameter intestinum tenue yang penuh umumnya Ie. tum longitudinale tersebut tersusun menjadi tiga
bih kecil dibandingkan intestinum crassum yang terisi. pita yang disebut taenia coli.
3. lntestinum tenue (kecuali duodenum) mempunyai 5. lntestinum tenue tidak mempunyai kantong lemak
mesenterium yang berjalan ke bawah menyilang yang melekat pada dindingnya. IntestinLrm crassum
garis tengah, berjalan menuju fossa iliaca dextra. mempunyai kantong lemak yang dinamakan appen-
4. Stratum longitudinale tunica muscularis intestinum dices epiploicae.
tenue membentuk lapisan utuh di sekitar usus, 6. Dinding intestinum tenue halus, sedangkan din-
Pada intestinum crassum (kecuali appendix), stra- ding intestinum crassum bersakulasi.
ANATOMI DASAR 239

V. cava inferior
cabang-cabang V azygos
W. phrenicae
rami oesophagei
V. gastrica sinistra

t--,,^r\

\. \

rt
(t
Vv. pada dinding
posterior abdomen

Vv. paraumbilicales

rl
t,\
W. colicae
\\
W. superficiales dinding
anterior abdomen

V. rectalis superior

W. rectales media dan inferior

Gambar 5-30. Anastomosis portal-sistemik penting. (Lihat teks)

Perbedaan lnternal (Gambar 5'31) tenue; jaringan limfoid ini tidak ditemukan pada
intestinum crassum.
1. Tunica mucosa intestinum tenue mempunyai lipat-
an permanen, dinamakan plicae circulares, yang KELAINAN KONGENITAL
tidak ada pada intestinum crassum, TRACTUS GASTROINTESTINALIS
2. Mukosa intestinum tenue mempunyai vili, sedangkan
mukosa intestinum crassum tidak mempunyai vili. Beberapa kelainan kongenital yang biasa ditemukan
3. Noduli lympoidei aggregati yang dinamakan lem- pada tractus gastrointestinalis diperlihatkan pada Cam-
peng Peyer terdapat pada mukosa intestinum bar 5-32.
240 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

plicae circulares

leJunum

lempeng Peyer

taenia coli
tunica mucosa halus

appendices epiploicae

intestinum crassum

Gaqrbar 5-31. Beberapa perbedaan ekternal dan internal antara intestinum tenue dan intestinum crassum

Organ Asesoris buang bakteri dan benda asing lain yang masuk ke
Tractus Gastrointestinalis dalam darah dari lumen intestinum.
Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di ba-
HEPAR (HAT|) gian atas cavitas abdominalis tepat di bawah dia-
phragma (Cambar 5-1). Sebagian besar hepar terletak
Lokasi dan Deskripsi
di profunda arcus costalis dextra, dan hemidiaphragma
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, peri-
mempunyai banyak fungsi. Tiga fungsi dasar hepar cardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri
yailu (1) membentuk dan mensekresikan empedu ke untuk mencapai hemidiaphragma sinistra. permukaan
dalam tractus intestinalis; (2) berperan pada banyak atas hepar yang cembung melengkung di bawah kubah
metabolisme yang berhubungan dengan karbohidrat, diaphragma. Facies visceralis, atau posteroinferior,
lemak, dan protein; (3) menyaring darah untuk mem- membentuk cetakan visera yang letaknya berdekatan
ANATOMI DASAR 241

a
3

Gambar S-32. Beberapa kelainan kongenital yang lazim ditemukan pada tractus intestinalis. 1'3. Atresia
kongenital intestinum tenue. 4. Divertikulum duodenum atau jeiunum. 5. Kista mesenterica intestinum tenue. 6.
Applndix vermiformis tidak ada. 7. Appendix vermiformis ganda. 8. Malrotasi usus, appendix vermiformis terletak
di lossa iliaca sinistra. Untuk divertikum Meckel, lihat Gambar 4-32'

sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permuka- adanya vesica biliaris, fissura ligamenti teretis, vena
an ini berhubungan dengan pars abdominalis oesopha- cava inferior, dan fissura ligamenti venosi, Penelitian
gus/ gaster/ duodenum, flexura coli dextra, ren dextra menunjukkan bahwa pada kenyataannya lobus qua-
dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica biliaris. dratus dan lobus caudatus merupakan bagian fung-
Hepar dapat dibagi menjadi lobus hepatis dexter sional lobus hepatis sinister. Oleh karena itu, ramus
yang besar dan lobus hepatis sinister yang kecil oleh dexterarteria heptica propria, ramus dextervena portae
perlekatan ligamentum peritoneale, ligamentum falci- hepatis, dan ductus hepaticus dexter didistribusikan
forme (Cambar 5-33). Lobus hepatis dexter terbagi Iagi pada lobus hepatis dexter; sedangkan ramus sinister
menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh arteria hepatica propria, ramus sinister venae portae
242 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

V cava inferior ligamentum tnangulare sinistrum hepatis

ligamentum falciforme hepatis

lobus hepatis sinister

ligamentum teres hepatis

fundus vesicae biliaris


W. hepatjcae
ligamentum falciforme hepatis

lobus hepatis dexter


lobus hepatis sinister

ligamentum venosum

ligamentum triangulare
sinistrum hepatis -/,
omentum minus lobus caudatus
V. cava
infe rior
ligamentum triangulare ligamentum triangulare
dextrum hepatis Iigamentum coronarium dextrum hepatis

ligamentum venosu,m

V. porta ductus biliaris


A..hepatica
ductus cysticus bersatu
dengan ductus choledochus
lobus hepatis sinister

lobus hepatis dexter


ligamentum teres
hepatis di dalam
ligamentum
falciforme hepatis lobus quadratu
hepatis
vesica biliaris

Gambar 5-33. Hepar dilihat dari depan (A), dari atas (B), dan dari belakang (C). Perhatikan posisi lipatan
peritoneum, area nuda, dan ligamentum peritoneale.

hepatis, dan ductus hepaticus sinister didistribusikan jar limf ini menampung cairan limf hepar dan vesica bi-
pada lobus hepatis sinister (termasuk lobus quadratus liaris, dan mengirimkan serabut eferennya ke nodi
dan caudatus). Tampaknya terdapat sedikit tumpang lymphoideicoeliaci.
tindih antara pembagian kedua lobus tersebut, Seluruh hepardikelilingi oleh capsula fibrosa, tetapi
Porta hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada fa- hanya sebagian ditutupi oleh peritoneum. Hepar ter-
cies visceralis, dan terletak di antara lobus caudatus susun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-
dan lobus quadratus (Cambar 5-33). Bagian atas ujung masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Di da-
bebas omentum minus melekat pada pinggir-pinggir lam ruangan di antara lobulus-lobulus terdapat canatis
porta hepatis, Pada tempat ini, terdapat ductus hepa- hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica,
ticus dexter dan sinister, ramus dexter dan sinister arte- vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus chole-
ria hepatica, vena poftae hepatis, serta serabut-serabut dochus (trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan
saraf simpatis dan parasimpatis (Cambar 5-34). Di sini di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke
terdapat beberapa kelenjar limf hepar. Kelenjar-kelen- vena centralis.
ANATOMI DASAR 243

a. hepatica sinistra

.z/z////,.2
Vz,o2'2n)o2"V
ductus hepaticus sinistra
ou ctu s n epa'ti Ju ti"'"l i 1,,/,/v

/ a./ cystica
// / a. qastrica sinistra

*,"/#4/,t6
/ ,/ /.,/
'/ I</.
>< /t 4l^4 a. coeliaca
//vcotpus
X/A
fu ndus
tus cysttcus a. lienalis
a. hepatica
ductus choledochus
I a. gastilca dextra
I
tI
a. gastroduodenalis
Gambar 5-34. Struktur-struklur yang masuk dan keluar porla hepatis.

Hubungan penting gabung dengan ramus sinister vena portae hepatis di


porta hepatis (Cambar 5-29 dan 5-33). Ligamentum
r Ke anterior: Diaphragma, arcus costalis dextra dan venosum Arantii, suatu pita fibrosa yang merupakan
sinistra, pleura dextra dan sinistra, serta margo infe- sisa ductus venosus, melekat pada ramus sinister vena
rior pulmo dexter dan sinister, processus xiphoideus, portae hepatis dan berjalan ke atas di dalam fissura
dan dinding anterior abdomen pada angulus infra- pada facies visceralis hepar, dan di atas melekat pada
sternalis. vena cava inferior (Gambar 5-29 dan 5-33). Pada janin,
. Ke posterior: Diaphragma, ren dextra, flexura coli darah yang kaya oksigen di bawa ke hepar melalui vena
dextra, duodenum, vesica biliaris, vena cava inferior, umbilicalis (ligamentum teres hepatis). Sebagian besar
oesophagus, dan fundus gastricus. darah yang tidak melewati hepar masuk ke dalam
ductus venosus (ligamentum venosum) dan bersatu de-
Ligamenta Hepatis ngan vena cava inferior. Pada waktu lahir, vena um-
bilicalis dan ductus venosus menutup dan menjadi pita
Ligamentum falciforme, yang merupakan lipatan ganda
fibrosa.
peritoneum, berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar
Omentum minus berasal dari pinggir porta hepatis
(Gambar 5-6 dan 5-33). Ligamentum ini mempunyai
dan fissura ligamenti venosi, dan berjalan ke bawah
pinggir bebas berbentuk bulan sabit dan mengandung
menuju curvatura minor (Cambar 5-35).
ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa vena
umbilicalis. Ligam6ntum falciforme berjalan ke permu-
Pendarahan
kaan anterior dan kemudian ke permukaan superior
hepar dan akhirnya membelah menjadi dua lapis. La- Arteria
pisan kanan membentuk lapisan atas ligamentum coro-
Arteria hepatica propria, cabang truncus coeliacus,
narium; lapisan kiri membentuk lapisan atas ligamen-
berakhir dengan bercabang menjadi ramus dexter dan
tum triangulare sinistrum (Cambar 5-33). Bagian
sinister yang masuk ke dalam porta hepatis.
kanan ligamentum coronarium dikenal sebagai liga-
mentum triangulare dextrum. Perlu diketahui bahwa
Venae
lapisan peritoneum yang membentuk ligamentum
coronarium terpisah satu dengan yang lain, mening- Vena portae hepatis bercabang dua menjadi dua ca-
galkan sebuah daerah yang tidak diliputi peritoneum. bang terminal yaitu ramus dexter dan sinister yang
Daerah ini disebut area nuda (Cambar 5-33). masuk porta hepatis di belakang arteri. Venae hepati-
Ligamentum teres hepatis berjalan ke dalam fissura cae (tiga buah atau lebih) muncul dari pars posterior
yang terdapat pada facies visceralis hepatis dan ber- hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.
244 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

omentum minus
ligamentum falciforme hepatis
ligamentum triangulare sinistrum lobus caudatus hepar

v. cava inferior

ligamentum
coronarium

ligamentum
triangulare deltrum

omentum majus
duodenum

Gambar 5-35. Perlekatan omentum minus pada gasler dan pars poslerior hepar.

Sirkulasi Darah Melalui Hepar ductus hepaticus dexter dan sinister, ductus hepaticus
Pembuluh-pembuluh darah (Cambar 5-34) yang me- communis, ductus choledochus, vesica biliaris (kan-
ngalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica pro- dung empedu), dan ductus cysticus.
pria (30%) dan vena portae hepatis (70"1.). Arteria he- Cabang-cabang interlobulares ductus choledochus
patica propria membawa darah yang kaya oksigen ke terkecil terdapat di dalam canalis hepatis; cabang-
hepar, dan vena porta membawa darah yang kaya akan cabang ini menerima canaliculi biliaris; cabang-cabang
hasil metabolisme pencernaan yang diabsorbsi dari ini saling berhubungan satu dengan yang lain dan
secara bertahap membentuk saluran yang lebih besar,
tractus gastrointestinalis. Darah arteria dan vena dialir-
kan ke vena centralis masing-masing lobuli hepatis sehingga akhirnya pada porta hepatis membentuk
melalui sinusoid hepar. Venae centrales mengalirkan ductus hepaticus dexter dan sinister. Ductus hepaticus
darah ke vena hepatica dextra dan sinistra, dan vena- dexter mengalirkan empedu dari lobus hepatis dexter
vena ini meninggalkan pars posterior hepar dan ber- dan ductus hepaticus sinister mengalirkan empedu dari
muara langsung ke dalam vena cava inferior. lobus hepatis sinister, lobus caudatus, dan lobus qua-
dratus.
Aliran Limf
Ductus Hepaticus
Hepar menghasilkan banyak cairan Iimf, sekitar seper-
tiga sampai setengah lumlah seluruh cairan limf tubuh. Ductus hepaticus dexter dan sinister keluar dari lobus
Pembuluh limf meninggalkan hati dan masuk ke dalam hepatis dexter dan sinister pada porta hepatis (Cambar
sejumlah kelenjar limf yang ada di dalam pofta hepatis. 5-34). Keduanya segera bersatu membentuk ductus
Pembuluh eferen berjalan ke nodi coeliaci. Beberapa hepaticus communis (Cambar 5-36).
pembuluh limf berjalan dari area nuda melalui dia- Panjang ductus hepaticus communis sekitar t j inci
phragma ke nodi lymphoidei mediastinales posteriores. (4 cm) dan berjalan turun di pinggir bebas omentum
minus. Ductus ini bergabung dengan ductus cysticus
Persarafan dari vesica biliaris yang ada di sisi kanannya mem-
Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus bentuk ductus choledochus (Gambar 5-36).
coeliacus. Truncus vagalis anterior mempercabangkan
banyak rami hepaticiyang berjalan langsung ke hepar. Ductus Choledochus

DUCTUS BILIARIS HEPATIS Panjang ductus choledochus sekitar 3 inci (8 cm). Pada
bagian pertama perjalanannya, ductus ini terletak di
Empedu disekresikan oleh sel-sel hepar, disimpan, dan pingglr bebas kanan omentum minus, di depan fora-
dipekatkan didalam vesica biliaris, kemudian dikeluar- men epiploicum. Di sini ductus choledochus terletak di
kan ke duodenum. Ductus biliaris hepatis terdiri atas depan pinggir kanan vena portae hepatis dan pada sisi
ANATOMI DASAR 245

ductus hepaticus dextra ductus hepaticus si nistra

ductus hepaticus communis


v. porta
ductus cysticus

ductus choledochus

omentum mrnus

vesica fellia
/tl^-t a. hepatica

(ml//
/rs
--r.l /
{u ndus

ductus Pancreatlcus accessorlus

ductus pancreaticus major

colon transversum

bagian ll duodenum
6)
Gambar 5-36. Ductus choledochus dan vesica biliaris. Perhatikan hubungan vesica biliaris dengan colon
transversum dan duodenum.

kanan aderia hepatica (Cambar 5-13). Pada bagian Vesica Biliaris (Kandung Empedu)
kedua perjalanannya, ductus terletak di belakang pars
superior duodenum (Cambar 5-7) di sebelah kanan Lokasidan Deskripsi
arteria gastroduodenalis (Gambar 5-12). Pada bagian Vesica biliaris adalah sebuah kantong berbentuk buah
ketiga perjalanannya/ ductus terletak di dalam sulcus pir yang terletak pada permukaan bawah (facies vis-
yang terdapat pada facies posterior caput pancreatis ceralis) hepar (Cambar 5-33 dan 5-36). Vesica biliaris
(Cambar 5-36). Di sini, ductus choledochus bersatu mempunyai kemampuan menampung empedu seba-
dengan cluctus pancreaticus. nyak 30-50 ml dan menyimpannya, serta memekatkan
Ductus choledochus berakhir di bawah dengan me- empedu dengan cara mengabsorbsi air. Untuk mem-
nembus dinding medial pars descendens duodenum permudah deskripsinya, vesica biliaris dibagi menjadi
kira-kira di pertengahan paniangnya (Cambar 5-37). fundus, corpus, dan collum. Fundus vesicae biliaris
Biasanya ductus choledochus bergabung dengan ductus berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah margo
pancreaticus, dan bersama-sama bermuara ke dalam inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus
ampulla kecil di dinding duodenum, yang disebut am- bersentuhan dengan dinding anterior abdomen setinggi
pulla hepatopancreatica (ampulla vater). Ampulla ini ujung ca(ilago costalis lX dextr"a. Corpus vesicae biliaris
bermuara ke dalam lumen duodenum melalui sebuah terletak dan berhubungan dengan facies visceralis he-
papilla kecil, yaitu papilla duodeni major (Cambar par dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri. Collum vesi-
5-37). Bagian terminal kedua ductus beserta ampulla cae biliaris melanjutkan diri sebagai ductus cysticus,
dikelilingi oleh serabut otot sirkular yang disebut mus- yang berbelok ke dalam omentum minus dan berga-
culus sphinter ampullae (sphinchter oddi [Cambar bung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis
5-371). Kadang-kadang, ductus choledochus dan ductus untuk membentuk ductus choledochus (Cambar 5-36).
pancreaticus major bermuara ke dalam duodenum pada Peritoneum meliputi seluruh bagian fundus vesicae
tempat yang terpisah. Variasi yang sering ditemukan biliaris dan menghubungkan corpus dan collum vesi-
diperlihatkan secara diagramatis di Cambar 5-38. cae biliaris dengan facies visceralis hepar.
246 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

l
/\
((
plica circularis
ductus choledochus
ductus pancreaticus accessorius

ductus pancreaticus maior

papilla duodeni maior sphincter Oddi

(t
Gambar 5-37. Bagian terminal ductus choledochus dan ductus pancreaticus pada waktu masuk bagian
kedua duodenum. Perhatikan sphincter Oddi dan otot polos di sekeliling ujung ductus choledochus dan
ductus pancreaticus.

Hubungan dalam duodenum. Caram-garam empedu di dalam


cairan empedu penting untuk mengemulsikan lemak di
r Ke anterior: Dinding anterior abdomen dan facies dalam usus serta membantu pencernaan dan absorbsi
visceralis hepar (Cambar 5-2). lemak.
. Ke posterior: Colon transversum sefta pars superior
dan descendens duodenum (Cambar 5-36). Pendarahan
Arteriie Arteria cystica, cabang arteria hepatica
Fungsi dextra (Gambar 5-34).
Venae Vena cystica mengalirkan darah langsung ke
Vesica biliaris berfungsi sebagai tempat penyimpanan vena porta.
empedu. Vesica biliaris mempunyai kemampuan un- Sejumlah arteriae dan venae kecil juga berjalan di
tuk memekatkan empedu, dan untuk membantu proses antara hepar dan vesica biliaris.
ini, mukosa vesica biliaris mempunyai Iipatan-lipatan
permanen yang saling berhubungan sehingga permu- Aliran Limf
kaannya tampak seperti sarang tawon. Sel-sel toraks yang
terletak pada permukaan mucosa mempunyai banyak Cairan Iimf mengalir ke nodus cysticus yang terletak
vili. dekat collum vesicae biliaris. Dari sini, pembuluh Iimf
Empedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kon- berjalan ke nodi hepatici dengan berjalan sepanjang
traksi dan pengosongan parsial vesica biliaris. Mekanis- perjalanan arteria hepatica communis dan kemudian
me ini diawali dengan masuknya makanan berlemak ke nodi coelici.
ke dalam duodenum. Lemak menyebabkan pengeluar-
an hormon kolesistokinin dari tunica mucosa duode- Persarafan
num. Lalu hormon masuk ke dalam darah dan me- Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus
nimbulkan kontraksi vesica biliaris. Pada saat yang coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai respons
bersamaan, otot polos yang terletak pada ujung distal terhadap hormon kolesistokinin yang dihasilkan oleh
ductus choledochus dan ampula relaksasi, sehingga tunica mucosa duodenum karena masuknya makanan
memungkinkan masuknya empedl yang pekat ke berlemak dari gaster.
ANATOMI DASAR 247

ductus gabungan

duclus choledochus

duclus pancreaticus

papilla duodeni major

Gambar 5-38. Tiga variasi ujung akhir ductus choledochus dan ductus pancreaticus yang lazim
ditemukan waktu masuk ke dalam pars descendens duodenum.

Ductus Cysticus menyilang planum transpyloricum. Pancreas dapat di-


bagi dalam caput, collum, corpus, dan cauda (Cambar
Panjang ductus cysticus sekitar 1 j inci (3,8 cm) dan
5-39).
menghubungkan collum vesicae biliaris dengan ductus
Caput pancreatis berbentuk seperti cakram dan
hepaticus communis untuk membentuk ductus choledo-
terletak di dalam bagian cekung duodenum (Cambar
chus (Gambar 5-36). Biasanya ductus cysticus berben-
5-39). Sebagian caput meluas ke kiri di belakang afteria
tuk seperti huruf S dan berjalan turun dengan jarak yang
dan vena mesenterica superior seda dinamakan pro-
bervariasi pada pinggir bebas kanan omentum minus.
cessus uncinatus.
Tunica mucosa ductus cysticus menonjol untuk
Collum pancreatis merupakan bagian pancreas
membentuk plica spiralis yang melanjutkan diri dengan
yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus
plica yang sama pada collum vesicae biliaris. Plica ini
pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pang-
umumnya dikenal sebagai "valvula spiralis". Fungsi
kal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya
valvula spiralis adalah untuk mempertahankan lumen
afteria mesenterica superior dari aorta (Gamb ar 5-17).
terbuka secara konstan.
Corpus pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyi-
Iang garis tengah (Cambar 5-12). Pada potongan melin-
PANCREAS tang sedikit berbentuk segitiga.
Cauda pancreatis berjalan ke depan menuju liga-
Lokasi dan Deskripsi mentum lienorenale dan mengadakan hubungan de-
Pancreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. ngan hilum lienale (Cambar 5-12).
Bagian eksokrin kelenjar menghasilkan sekret yang me-
ngandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis pro- Hubungan
tein, lemak, dan karbohidrat. Bagian endokrin kelenjar
yaitu pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon
r Ke anterior: Dari kanan ke kiri: colon transversum
insulin dan glukagon yang mempunyai peranan pen- dan perlekatan mesocolon transversum, bursa omen-
ting pada metabolisme karbohidrat. talis, dan gaster (Cambar 5-5 dan 5-12).
Pancreas merupakan organ yang memanjang dan
r Ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus,
terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas. Struk- vena portae hepatis dan vena lienalis, vena cava
turnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding inferior, aorta, pangkal arteria mesenterica superior,
posterior abdomen di belakang peritoneum. Pancreas musculus psoas major sinistra, glandula suprarenalis
248 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

corpus vesicae biliaris dUCtUS CVSticUS


ouctus nepatlcus 0exter
ductus hepaticus sinister
lobus hepatis
dexter

fundus
vesicae
biliaris

cauda pancreatis

ductus biliaris

bagian kedua duodenum

processus uncinatus
papilla duodeni major

ductus pancreaticus

caput pancreatrs

Gambar 5-39. Berbagai bagian pancreas dipotong untuk memperlihatkan sistem ductus.

sinistra, ren sinister, dan hilum lienale (Gambar 5-12 Pendarahan


dan 5-18).
Arteriae
Arteria lienalis serta arteria pancreaticoduodenalis su-
Ductus pancreaticus
perior dan inferior (Gambar 5-17).
Ductus pancreaticus mulai dari cauda pancreatis dan
berjalan di sdpanjang kelenjar, menerima banyak ca- Venae
bang pada perjalanannya (Cambar 5-39). Ductus ini Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan
bermuara ke pars descendens duodenum di sekitar per- darah ke sistem porta.
tengahannya bersama dengan ductus choledochus pa-
da papilla duodeni major (Cambar 5-37). Kadang-ka- Aliran Limf
dang muara ductus pancreaticus di duodenum terpisah
dari ductus choledochus. Kelenjar limf terletak di sepanjang arteria yang menda-
Ductus pancreaticus accessorius (bila ada) menga- rahi kelenjar. Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan
lirkan getah pancreas dari bagian atas caput dan ke- cairan limf ke nodi Iimf coeliaci dan mesenterici su-
mudian bermuara ke duodenun: sedikit di atas muara periores.
ductus pancreaticus pada papilla duodeni minor
(Gambar 5-37 dan 5-39). Ductus pancreaticus acces- Persarafan
sorius sering berhubungan dengan ductus pancrea- Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis dan parasim-
ticus. patis (vagus).
ANATOMI DASAR 249

LrEN (LTMPA) mentum gastrolienale ke curvatura gastrica'major


(membawa arteria dan vena gastrica brevis serta arteria
Lokasi dan DeskriPsi dan vena gastroepiploica sinistra). Peritoneum juga
Lien berwarna kemerahan dan merupakan sebuah berjalan menuju re n sinistra sebagai ligamentum lieno-
massa limfoid terbesar di dalam tubuh. Lien berbentuk renale (membawa arteria, vena lienalis dan cauda
lonjong dan metrpunyai incisura Ci extremitas anie- pancreatis).
riornya, terletak tepat di bawah pertengahan kiri dia- Hubungan
phragma, dekat dengan costae lX, X, dan Xl. Sumbu
panjangnya terletak sepanjang corpus costalis X. Kutub r Ke anterior: Caster, cauda pancreatis, dan flexura
bawahnya membentang ke depan hanya sampai iinea coli sinistra. Ren sinistra terletak sepanjang margo
axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemerik- inferior (Cambar 5-12 dan 5-13).
saan fisik (Cambar 5-40),
o Ke posterior: Diaphragma; pleura sinistra (recessus
Lien diselubungi oleh peritoneum (Cambar 5-4 dan costodiaphragmaticus), pulmo sinister, dan costae
5-40), yang berjalan dari hilum lienale sebagai liga- lX, X, dan Xl (Cambar 5-13 dan 5-40).

incisura lienalis

I iqamentum gastrol ienale

ligamentum lienorenalls

paru kiri

recessus diaPnragmaticus {

dia phragma

lambung

colon transversum

Gambar S-40. Lien, dengan incisura pada extremitas anterior, dan hubungannya dengan struktur-struktur di sekitarnya
250 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Pendarahan tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam-basa


Arteriae darah. Produk sisa meninggalkan ren sebagai urine
yang mengalir ke bawah di dalam ureter menuju ke
Arteria lienalis adalah arteria yang besar dan meru- vesica urinaria (kandung kemih) yang terletak di dalam
pakan cabang terbesar truncus coeliacus, Jalan arteria pelvis. Urine keluar dari tubuh melalui urethra.
splenica berkelok-kelok di sepanjang margo superior Ren berwarna coklat-kemerahan dan terletak di be-
pancreas. Arteria lienalis kemudian bercabang menjadi lakang peritoneum, tinggi pada dinding posterior abdo-
enam pembuluh arteria yang masuk ke lien melalui hi- men di samping kanan dan kiri columna vertebralis;
lum lienale. dan sebagian besar tertutup oleh arcus costalis (Cam-
bar 5-42). Ren dextra terletak sedikit lebih rendah di-
Venae bandingkan ren sinistra, karena adanya lobus hepatis
Vena lienalis keluar dari hilum lienale dan berjalan di dexter yang besar. Bila diaphragma berkontraksi pada
belakang cauda dan corpus pancreatis. Di belakang waktu respirasi, kedua ren turun ke arah vertikal sampai
collum pancreatis, vena Iienalis bergabung dengan sejauh 1 inci (2,5 cm). Pada kedua margo medialis ren
vena mesenterica superior membentuk vena portae yang cekung, terdapat celah vertikal yang dibatasi oleh
hepatis. pinggir-pinggir substansi ren yang tebal dan disebut hi-
lum renale (Cambar 5-43). Hilum renale meluas ke
Aliran Limf suatu ruangan yang besar disebut sinus renalis. Hilum
renale dilalui, dari depan ke belakang, oleh vena renalis,
Pembuluh limf keluar dari hilum lienale dan berjalan dua cabang arteria renalis, ureter, dan cabang ketiga
melalui beberapa kelenjar Iimf yang terletak di sepan- arteria renalis (V.A.U.A.). Pembuluh-pembuluh limfa-
jang arteria lienalis dan kemudian bermuara ke nodi tik dan serabut-serabut simpatis juga melalui hilum ini.
coeliaci.
Selubung
Persarafan
Ren mempunyai selubung sebagai berikut (Cambar
Saraf-saraf berjalan mengikuti arteria splenica dan ber- s-43).
asal dari plexus coeliacus.
1. Capsula fibrosa: Meliputi dan melekat dengan erat
pada permukaan luar ren.
Spatium Retroperitoneale 2. Capsula adiposa: Meliputi capsula fibrosa.
3. Fascia renalis: Merupakan kondensasijaringan ikat
Spatium retroperitoneale terletak pada dinding poste- yang terletak di luar capsula adiposa serta meliputi
rior abdomen di belakang peritoneum parietale. ren dan glandula suprarenalis. Di lateral fascia ini
Ruangan ini terbentang dari vertebra thoracica XII dan melanjutkan diri sebagai fascia transversalis.
costa XII sampai ke os sacrum dan crista iliaca diba- 4. Corpus adiposum pararenale: Terletak di luar
wahnya (Cambar 5-41). fascia renalis dan sering didapatkan dalam jumlah
Lantai atau dinding posterior spatium ini dibentuk besar. Corpus adoposum pararenale membentuk
dari medial ke lateral oleh musculus psoas major, mus- sebagian lemak retroperitoneal.
culus quadratus Iumborum dan origo musculus trans-
Capsula adiposa, fascia renalis, dan corpus adipo-
versus abdominis. Permukaan anterior masing-masing
sus pararenale menyokong dan memfiksasi ren pada
otot ini diliputi oleh fascia. Di depan fascia terdapat ja-
posisinya di dinding posterior abdomen.
ringan ikat berlemak yang membentuk bantalan untuk
glandula suprarenalis, ren, colon ascendens, colon des-
Struktur Ren
cendens, serla duodenum. Di dalam spatium retroperi-
toneale juga terdapat ureter, ren, serta arteria dan vena Masing-masing ren mempunyai cortex renalis di ba-
testicu laris (ovarica). gian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla
renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih te-
rang dibandingkan cortex. Medulla renalis terdiri atas
Tractus Urinarius kira-kira selusin pyramides renales yang masing-ma-
sing mempunyai basis yang menghadap ke cortex
REN (GTNJAL) renalis, dan apex yaitu papilla renalis yang menonjol
Lokasi dan Deskripsi ke medial (Cambar 5-43). Bagian cortex yang menonjol
ke medulla di antara pyramides yang berdekatan di-
Kedua ren berfungsi mensekresikan sebagian besar sebut columnae renales. Bagian bergaris-garis yang
produk sisa metabolisme. Ren mempunyai peran pen- membentang dari basis pyramides renales sampai ke
ting mengatur keseimbangan air dan elektrolit di dalam cortex disebut radii medullares.
ANATOMI DASAR 251

diaph r:lq rna

costa XII

M. psoas tnajor

M. quadratus lumborum

M. lransvcrsus abdominis

M. iliacus

peritoncum
lcngkung inlcstinum lcnu0

colon ascendcns

hilum renale,.

fasoia transversalis

capsula fibrosa renalis


A. lumbalis
capsula adiposa
f:rscia rcnalis M. psoas rnajor

corpus adiposurn p:rrarcnalc

lapis.rn antorior fascia lurnbalis

M. quadratus lumborum

proccssus sprnosus
lapisan poslerior
B fascia lumbalis M. crcclor
s pin a lis

Gambar 5-41. Spatium retroperitoneale. A. Struktur-strukturyang terdapat pada dinding posterior abdomen di
belakang peritoneum. B. Potongan transversal dinding posterior abdomen, memperlihatkan struktur-slruktur yang
terdapat di dalam spatium retroperitoneale, dilihat dari bawah.
252 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Sinus renalis merupakan ruangan di dalam hilum . Ke posterior: Diaphragma, recessus costodiaphrag-
renale, berisi pelebaran ke atas ureter, yang disebut pel- maticus; costa Xl (ren sinistra lebih tinggi diban-
vis nenaEis. Pelvis renalis terbagi menjadi dua atau tiga dingkan ren dexter) dan costa Xll; dan musculus
caflices ren'lales rnajores yang masing-masing akan psoas, musculus quadratus lumborum, dan muscu-
bercabang menjadi dua atau tiga calices renales mi- lus transversus abdominis. Nervus subcostalis (T12),
nones (Cannbar 5-43). Setiap calyx minor diinvaginasi neryus iliohypogastricus, dan neryus ilioinguinalis
oleh apex pyramid renalis yang disebut papilla renalis. (11) berjalan ke bawah dan lateral (Cambar 5-24).

[dubungan Fenting, Ren Dextra Perhatikan bahwa banyak struktur yang langsung
berhubungan dengan ren, sedangkan beberapa struktur
o Ke anterior: Clandula suprarenalis, hepar, pars des- lainnya dipisahkan oleh peritoneum viscerale. Untuk
cendens duodenum, dan flexura colidextra (Cambar rincinya, Iihat Cambar 5-44.
5-12 dan 5-44).
o Ke posterior: Diaphragma, recessus costodiaphrag- Pendarahan
maticus, costa XIl, musculus psoas major, musculus
quadratus lumborum, dan musculus transversus Arteriae
abdominis. Nervus subcostalis (T12), nervus iliohy-
Arteria renalis berasal dari aorta setinggi vertebra
pogastricus, dan nervus ilioinguinalis (11) berjalan
lumbalis Il. Masing-masing arteria renalis biasanya ber-
ke bawah dan lateral (Cambar 5-24).
cabang menjadi lima arteriae segmentales yang masuk
l'lubungan Penting, Ren Sinistra ke dalam hilum renale, empat di depan dan satu di
belakang pelvis renalis. Arteriae ini mendarahi segmen-
r Ke anterior: Clandula suprarenalis, Iien, gaster, pan- segmen atau area renalis yang berbeda. Arteriae
creas, flexura coli sinistra. dan Iengkung-lengkung lobares berasal dari arteria segmentalis, masing-masing
jejunum (Cambar 5-12 dan 5-44). satu buah untuk satu pyramid renalis. Sebelum masuk

glandula suprarenalis

grnJai kiri

qinjal kanan
pelvis renis

iliaca communis

ureter kanan

m. psoas
iI iaca externa

Gambar 5'42. Dinding posterior abdomen, memperlihatkan ginjal dan urcter in situ. panah menunjukkan tiga
tempat penyempitan ureter.
ANATOMI DASAR 253

capsula renalis
lema k peri rena I
cortex renalis

fascia renalis
kutup superior
lemak pararenal av. i nterlobaris

medulla renalis
yx
cal
minor
columna renalis. I
pinggrr lateral
calyx major
pyramid

h ilus

av. renalis
pelvis renis
pelvis renalis

kutup inf erior


capsula renalis
paPilla renalis

av. interlobularis
cortex renalis
av- arcuata

medulla renalis
vasa recta

pyramrd

saiuran PengumPul pVramid

lengkung Henle papilla renalis

av. interlobaris

r,rajor calYX

pyramides
Gambar 5-43. A. Ren dextra, iacies anterior. B. Flen dextra, potongan koronal, memperlihatkan cortex renalis, medulla renalis,
renales, papilla renalis, dan calices. C. potongan ren yang memperlihatkan posisi nephron dan susunan pembuluh darah di dalam ren.
254 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

glandula suprarcnalis sinistra

glandula suprarcnalis dcxtra

RSrS
/=t--> pancrcas

intcstinum tenue

intestinum tenur:

Gambar 5'44. Hubungan anterior kedua ren. Peritoneum viscerale yang menutupi ren dibiarkan tetap pada
posisinya. Daerah yang gelap (bewvarna abu-abu tua) menunjukkan tempat ren langsung berhubungan drngun
viscera yang ada didekatnya.

substansia renalis, setiap afteria lobaris memperca_ URETER


bangkan dua atau tiga arteriae interlobares (Cambar
5-43). Arteriae interlobares berjalan menuju cortex di Lokasi dan deskripsi
antara pyramides renales. pada perbatasan cortex dan Kedua ureter merupakan saluran muskular yang ter_
medula renalis, arteriae interlobares bercabang men_ bentang dari ren ke facies posterior vesica urinaria
jadi arteriae arcuatae yang melengkung di atas basis (Cambar 5-42). Urine didorong sepanjang ureter oleh
pyramides renales (Gambar 5-43). Arteriae arcuatae kontraksi peristaltik tunica muscularis, Jibantu oleh
mempercabangkan sejumlah arteriae interlobulares tekanan filtrasi glomeruli.
yang berjalan ke atas di dalam cortex. Arteriolae aferen Setiap ureter mempunyai panjang sekitar 10 inci (25
glomerulus merupakan cabang afteriae interlobulares. cm) dan menyerupai oesophagus (panjang oesophagus
10 inci) karena mempunyai tiga penyempitan sepan_
Venae jang perjalanannya: (/) di tempat pelvis renalis berhu-
bungan dengan ureter, (2) di tempat ureter meleng_
Vena renalis keluar dari hilum renale di depan arteria
kung pada waktu menyilang apertura pelvis superior,
renalis dan mengalirkan darah ke vena cava inferior.
dan (3) di tempat ureter menembus dinding vesica
urinaria (Cambar 5-42).
Aliran Limf Pelvis renalis berbentuk corong dan merupakan
ujung atas ureter yang melebar. pelvis renalis terletak di
Nodi aortici laterales di sekitar pangkal arleria renalis.
dalam hilum renale dan menerima calices renales
majores (Cambar 5-43). Ureter keluar dari hilum renale
Persarafan dan berjalan vertikal ke bawah di belakang peritoneum
Serabut plexus renalis. Serabut-serabut aferen yang ber- parietale (melekat padanya) pada musculus psoas ma-
jalan melalui plexus renalis masuk ke medulla spinalis jor, yang memisahkan ureter dari ujung processus
melalui nervi thoracici i 0, 1 l, dan 12. transversus vertebra lumbalis. Ureter masuk ke pelvis
dengan menyilang bifurcatio arteria iliaca communis di
Kelainan Kongenital yang Lazim depan articulatio sacroiliaca (Cambar 5-42). Ureter
kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral pel-
Beberapa kelainan kongenital ginjal yang lazim dite- vis menuju ke daerah spina ishiadica dan berbelok ke
mukan diperlihatkan pada Cambar 5-45. depan untuk masuk ke angulus lateralis vesica urinaria.
ANATOMI DASAR 255

mesentenca
inferior

ginjal tapal kuda

ginjal pelvis

ginjal ganda unilateral


a. renalis aberant

ginjal roset (ginial kue)

,a. renalis aberant yang menyebabkan


obstruksi urin

Gambar 5-45. Beberapa kelainan kongenital ginjal yang sering ditemukan.

Perjalanan ureter di dalam pelvis dijelaskan secara rinci tebra lumbalis, dan bifurcatio arteria iliaca commu-
pada halaman 344 dan 352. nis (Cambar 5-42).

Hubungan, Ureter Sinistra


Hubungan, Ureter dexter
r Ke anterior: Colon sigmoideum dan mesocolon
r Ke anterior: Duodenum, pars terminalis ileum, sigmoideum, arteria dan vena colica sinistra, arteria
arteria dan vena colica dextra serta arteria dan vena dan vena testicularis atau ovarica dextra (Cambar 5-9
ileocolica; arteria, vena testicularis atau ovaiica dan 5-1 B).
dextra dan radix mesenterii intestinum tenue . Ke posterior: Musculus psoas major sinistra yang
(Cambar 5-18). memisahl<an ureter dari processus transversus verte-
r Ke posterior: Musculus psoas major dextra, yang bra Iumbalis, dan bifurcatio arteria iliaca communis
memisahkan ureter dari processus transversus ver- (Cambar 5-42).
256 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Vena mesenterica inferior terletak di sepanjang sisi Clandula suprarenalis sinistra berbentuk bulan
medial ureter sinister (Gambar 5-18). sabit dan meluas sepanjang margo medialis ren sinistra
dari polus superior sampai hilum renale (Cambar 5-12).
Pendarahan Clandula ini terletak di belakang pancreas, bursa
Arleriae- omentalis, dan gaster, serta terletak di posterior dia-
phragma.
Arteria yang mendarahi ureter adalah sebagai berikut:
(a) ujung atas oleh arteria renalis; (b) bagian tengah oleh PENDARAHAN
arteria testicularis atau arteria ovarica; dan (c) di dalam
pelvis oleh arteria vesicalis superior. Arteriae

Venae Arteriae yang mendarahi masing-masing glandula su-


prarenalis ada tiga buah: (1) arleria phrenica inferior, (2)
Darah vena dialirkan ke dalam venae yang sesuai aofta, dan (3) arteria renalis.
dengan arteriae.
Venae
Aliran Limf
Sebuah vena keluar dari hilum masing-masing glandula
Nodi aortici laterales dan nodi iliaci. suprarenalis dan mengalirkan darahnya ke vena cava
inferior pada sisi kanan dan vena renalis pada sisi kiri.
Persarafan
Plexus renalis, testicularis, dan plexus hypogastricus (di ALIRAN LIMF
dalam pelvis). Serabut-serabut aferen berjalan bersama Nodi aortici laterales.
dengan saraf simpatis dan masuk medulla spinalis
setinggi segmen lumbalis I dan ll. PERSAHAFAN

Kelainan Kongenital yang Lazim Serabut preganglionik simpatis berasal dari nervus
splanchnicus; sebagian besar saraf berakhir pada me-
Kelainan kongenital yang lazim ditemukan diperlihat- dul la glandula suprarenal is.
kan pada Gambar 5-46.

Arteriae pada Dinding


Glandula Suprarenalis Posterior Abdomen
LOKASIDAN DESKRIPSI
AORTA
Kedua glandula suprarenalis merupakan cirgan retro-
peritoneal yang berwarna kekuningan pada polus su- Lokasi dan Deskripsi
perior ren. Clandula suprarenalis ini dikelilingi oleh Aorta memasuki abdomen melalui hiatus aorticus dia-
fascia renalis (tetapi dipisahkan dari ginjal oleh capsula phragma yang terletak di depan verterbra thoracica Xll
adiposa). Setiap glandula mempunyai cortex yang (Gambar 5-47). Aorlaberjalan turun di belakang perito-
berwarna kuning dan medulla yang berwarna coklat neum pada facies anterior corpus vertebrae lum- bales.
tua. Setinggi vertebra lumbalis IV, aorta bercabang menjadi
Cortex glandula suprarenalis menyekresikan hor- dua arteria iliaca communis (Cambar S-47). Di sebelah
mon-hormon, yaitu: (a) mineralokortikoid yang ber- kanannya terdapat vena cava inferior, cisterna chyli,
peran sebagai pengatur keseimbangan elektrolit dan dan pangkal vena azygos. Di sebelah kirinya terletak
cairan; (b) glucocorticoid yang berperan sebagai truncus symphaticus sin istra.
pengatur metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein; Ciri-ciri permukaan aorta dapat dilihat pada Cam-
dan (c) sedikit hormon seks yang mungkin mempunyai bar 5-48.
peranan sebagai perkembangan prepubeftas organ-or-
gan seksual, Medulla glandula suprarenalis menyekre-
Caban g-Cabang (Gambar 5-47)
sikan katekolamin epinefrin dan norepinefrin.
Glandula suprarenalis dextra berbentuk seperti 1 . Tiga cabang visceral anterior: truncus coeliacus, ar-
piramid dan menutupi polus superior ren dexter teria mesenterica superior, dan arteria mesenterica
(Cambar 5-'12). Clandula suprarenalis dextra terletakdi inferior.
belakang lobus hepatis dexter dan membentang ke me- 2.Tiga cabang visceral lateralis: arteria suprarenalis,
dial di belakang vena cava inferior. Clandula ini terle- arteria renalis, dan arteria testicularis atau arteria
tak di posterior pada diaphragma. ovarica.
ANATOMI DASAR 257

pelvis ganda
ureter bifida

ureter bifida

megalo-ureter

orificium ureter ectoPlc


ureter Posfcava/

Gambar 5-46, Kelainan kongenital yang sering ditemukan pada ureter.

3. Lima cabang lateral dinding abdomen: arteria phre- ARTERIA ILIACA EXTERNA
nica inferior dan empat buah arteriae lumbales. Arteria iliaca externa berjalan di sepanjang margo me-
4.Tiga cabang terminal: dua afteriae iliacae commu- dialis musculus psoas, mengikuti pinggir atas pelvis
nies dan arteria sacralis mediana. (Cambar 5-42). Arteria iliaca externa bercabang menja-
Cabang-cabang ini diringkas pada Diagram 5-1. di arteria epigastrica inferior dan arteria circumflexa
ilium profunda (Cambar 5-47).
ARTERIAE ILIACAE COMMUNES Arteria iliaca externa sampai ke tungkai atas dengan
berjalan di bawah ligamentum inguinale dan berubah
Arteria iliaca communis dextra dan arteria iliaca
menjadi arteria femoralis. Arteria epigastrica inferior
communis sinistra merupakan cabang terminal aorta.
dipercabangkan tepat di atas ligamentum inguinale'
Arteriae ini dipercabangkan setinggi vertebra lumbalis
Arteria ini berjalan ke atas dan medial sepanjang ping-
lV dan berjalan ke bawah dan lateral sepanjang margo
gir medial anulus inguinalis profundus (lihat Cambar
medialis musculus psoas (Cambar 5-42 dan 5-47)'
4-12) dan masuk ke dalam vagina musculi recti abdo-
Masing-masing arteri ini berakhir di depan articulatio
minis di belakang musculus rectus abdominis. Arteria
sacroiliaca dengan bercabang dua menjadi arteria ilica
circumflexa ilium profunda dipercabangkan di dekat
externa dan arteria iliaca interna. Pada bifurcatio, ar-
arteria epigastrica inferior (Gambar 5-47). Arteria ini
teria iliaca communis pada masing-masing sisi disilang
berjalan ke atas dan lateral menuju ke spina iliaca ante-
di anterior oleh ureter (Cambar 5-47).
258 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

v. cava inferior

v. hepattca crsterna chyli

a. phrenica inferior

trunkus symphaticus
v. suprarenalis
a. coel iaca
a. suprarenalis
v. renalts
a. mesenterica superior

a. renalis

a.. lumbales
mesenterica in ferior

a. testrcularis
\
\
I
- a. iliaca com munis
a. lliaca externa

I \
, iliaca interna
I
l \
a. circumflexa iiium profu ndus
I
I
a. epigastrica inferior
I

a. sacralis media I
|t{l Gambar 5-47. Aorta dan vena cava inferior

V. cava inferior

Gambar 5-48. Ciri-ciri permukaan aorta beserta


cabang-cabangnya dan vena cava inferior pada
dinding anterior abdomen.
A. coeliaca (T12)
A. Mesenterica
superior (Ll )

A. mesenterica
inferior (13) aorta

A., V iliaca communis

spina iliaca anterior


superior

A., V iliaca
externa

A.. V iliaca interna Symphisis pubis


ANATOMI DASAR 259

a. gastrica aa. gastricae breves (6)


rr. lienalis (6)
truncus a. splenica a. gastroomentalis
coeliacus sinistra

a. hepatica a. cystica
communls a. gastrica dextra
fI a. gastroomentalis
dextra
a. gastroduodenalis I a. pancreaticoduo-
a. hepatica dextra denalis superior
a. hepatica propria
r. sinister
'1
. Tiga cabang aa. jejunales dan
visceral anterior Aa.ileales

a. pancreatico-
duodenalis
inlerior

a. colica media
a, caecalis anterior
a. colica dextra
I
a, co€colis Posterior -:-..T- a. appendicularis
t- a. iliaca
a. ileocolica I
a. colicus
:: :

a" colica ainistra

(c) a. mesenterica aa. slgmoideae


inferior (2 atau 3)

a. rectalls superior

(a) a. suprarenalis

a. renalis

testicularis
atau
,, a. ovarlca

t- (a) a' Phrenica


3. Lima cabang inlerior
-l
dinding
lateral
abdomen I I
(b) aa. lumba-
' :':. les (4)l

a. iliaca externa
(a) aa. iliacae com- 1-
4. Tiga cabang munes (?)
-l-, iliaca interna
, terminal
(b) a: sacralis me-
diana

rior superior dan crista ilraca untuk mendarahi otot-otot Venae pada Dinding Posterior Abdomen
dinding anterior abdomen.
VENA CAVA INFERIOR
ARTERIA ILIACA INTERNA
Lokasi dan Deskripsi
Arteria iliaca interna berjalan ke bawah ke dalam pelvis
di depan articulatio sacroiliaca (Cambar 5-47). PerSa- Vena cava inferior mengalirkan sebagian besar darah
lanan selanjutnya dijelaskan pada halaman 321. dari tubuh di bawah diaphragma ke atrium dextrum
260 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

r'oua.l"n"ngul,ceiii."ntg1;g1+*Vv.|]9patic€e."

, :'i . .^,. lT td, v, uuPlcu,cllalls uuxtla , .

bermuara ke v. renitis sinistra)


',.r :,
,':' ', I I| :' :
2. Tiga caUhng visCeialiateratis FtOl w. renates '
,.,'1"
l--1c; v. testicularis Oexira atau
: r , i . v: oridiiCa deilra (V. iesticularis
sinistra atau V. ovarica sinistra
,, bermuara ke V. renalis sinistra)

s Li;".uo"nn ii";' dindi;; ,. rt oi*.'.a inrorior


abdomen rr;
:
I - "-,;.; .
.
, ,
i :i=:: r : ::::::::::i:::' l

- (b) w. tumbales (4) l


'
lni; a:
:

'' t rna::
t ' ''' '
u- ' . .,,,.
+ riEa ,"uu1g pangr"r " ,",. (a) w ifiac.aacominun", Or, :v. ifiaca irrterna
'' t ,,,, ,

- .Li;;";;;"'*"diana' ::':
i:l

cor. Vena cava inferior dibentuk oleh persatuan vena Cabang-cabang vena cava inferior diringkas pada
iliaca communis di belakang arteria iliaca communis Diagram 5-2.
dextra setinggi vertebra lumbalis V (Cambar 5-47). Bila seseorang ingat bahwa aliran darah vena dari
Vena ini berjalan ke atas pada sisi kanan aorta, me- bagian abdomen tractus gastrointestinalis bermuara ke
nembus centrum tendineum diaphragma setinggi ver- hepar melalui cabang-cabang vena portae hepatis, dan
tebra thoracica VIII, dan bermuara ke dalam atrium vena suprarenalis sinistra dan vena cularis atau ovarica
dextrum cor. sinistra terlebih dahulu bermuara ke vena renalis si-
Truncus symphaticus dextra terletak di belakang nistra, jelaslah bahwa cabang-cabang vena cava infe-
pinggir kanan vena cava inferior dan ureter dextra rior memiliki hubungan cukup dekat dengan cabang*
terletak Tz inci (1,3 cm) dari pinggir kanannya. Foramen cabang aorta abdominalis.
epiploicum memisahkan vena cava inferior dari vena
portae hepatis (Gambar 5-7).
VENA MESENTERICA INFERIOR
Ciri-ciri permukaan vena cava inferior diperli-
hatkan pada Cambar 5-48. Vena mesenterica inferior merupakan cabang sirkulasi
portal. Pembuluh ini mulai di pertengahan atas canalis
Cabang-Cabang analis sebagai vena rectalis superior (Cambar 5-17,
5-28, dan 5-29). Vena mesenterica inferior berjalan ke
Vena cava inferior mempunyai cabang-cabang sebagai
atas pada dinding posterior abdomen, pada sisi kiri
berikut (Cambar 5-47):
afteria mesenterica inferior dan flexura duodenojeju-
1. Dua cabang visceral anterior: venae hepaticae. nalis dan bergabung dengan vena lienalis di belakang
2.Tiga cabang visceral lateralis: vena suprarenalis pancreas. Vena ini menerima cabang-cabang yang
dextra (vena suprarenalis sinistra bermuara ke vena sesuai dengan cabang-cabang arterinya.
renalis sinistra), venae renales, dan vena testicularis
dextra atau vena ovarica dextra (vena testicularis VENA LIENALIS
sinistra atau vena ovarica sinistra bermuara ke vena Vena lienalis merupakan cabang sirkulasi portal.
renalis sinistra). Pembuluh ini keluar dari hilum lienale sebagai ga-
3. Lima cabang lateral dinding abdomen: vena phre- bungan dari beberapa vena dan kemudian bergabung
nica inferior dan empat venae lumbales. dengan venae gastricae breves dan vena gastroomen-
4. Tiga cabang pangkal: dua venae iliacae communes talis sinistra (Cambar 5-28 dan 5-29). Vena lienalis
dan vena sacralis mediana. berjalan ke kanan di dalam ligamentum Iienorenale,
ANATOMI DASAR
261

kemudian berjalan di belakang pancreas di bawah afteria mesenterica superior dan juga menerlma vena
arteria lienalis. Vena lienalis bergabung dengan vena pancreaticoduodenalis inferior dan vena gastroepiploi-
mesenterica superior di belakang collum pancreatis ca dextra (Cambar 5-29).
untuk membentuk vena portae hepatis' Vena ini berga-
bung dengan vena-vena dari pancreas dan vena me-
VENA PORTA
senterica inferior. Vena porta dijelaskan pada halaman 236.

VENA MESENTERTCA SUPERIOR


Sistem Limfatik Pada
Vena mesenterica superior merupakan cabang sirkulasi
portal (Camb ar 5-17 ,5-28, dan 5-29). Vena ini bermula
Dinding Posterior Abdomen
pada junctura ileocaecalis dan berjalan ke atas pada KELENJAR LIMF
dinding posterior abdomen di dalam radix mesenterii
dan pada sisi kanan arteriae mesenterica superior' Vena Kelenjar limf (nodi lymphoidei) berhubungan erat de-
mesenterica superior berjalan di depan pars horizon- ngan aorta dan membentuk rantai nodi preaortici dan
talis duodenum dan di belakang collum pancreatis, nodi aortici laterales dextri dan sinistra (paraaortici atau
tempat penggabungan dengan vena lienalis untuk lumbales) (Cambar 5-49).
membentuk vena portae hepatis. Pembuluh ini meneri- Nodi preaortici terletak di sekitar pangkal truncus
ma cabang-cabang yang sesuai dengan cabang-cabang coeliacus, arteria mesenterica superior, dan arteria

V. cava inferior

nodi coeliaci

nodi mesenlerici suPeriores

truncus lumbalis
sinister
cisterna chYli
nodi aortici lalerales
(paraaoriici)
truncus intestinalis

lruncus lumbalis dextel

nodi mesenterici inferiores

vesica urinaria

Gambar5-4g.Pembuluhlilnfdannodilymphoideipadadindingposteriorabdomen"
262 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Aboominalis

mesenterica inferior, dan masing-masing dinamakan Sarafini menyarafi kLrlit di sekitar perrnr-rkaan lateral
nodi coeliaci, nodi mesenterici superiores, dan nodi paha. Nervus femoralis (L2, 3, dan 4) merupal<an ca_
mesenterici inferiores. Nodi lymphoidei ini rnengalir- bang plexus lumbalis yang terbesar. Saraf ini berjaian
kan cairan Iimfe dari tractus gastrointestinalis, meluas turun dan ke lateral di antara musculus psoas major dan
dari sepertiga bawah oesophagus sarnpai pertengahan musculus iliacus dan masuk ke paha di belakang
canalis analis, dan dari lien, pancreas, vesica biliaris, ligamentr-rm inguinale dan lateral terhadap arteria, veni
dan bagian terbesar hepar. pembuluh limf eferen mem- femoralis dan vagina femoralis. Di dalam abdomen,
bentuk truncus intestinalis yang besar. nervus fenroral is menyarafi m uscu I us i I iacr_rs.
Nodi aortici laterales (paraaortici atau lumbales) Nervus obturatorius dan empat radix lr-rmbales
mengalirkan cairan Iimf dari ren dan glandula supra_ trunci lumbosacrales l<eluar dari pinggir rnedial mus_
renalis; testis pada laki-laki dan ovarium, tuba uterina, culr,rs psoas major pada pinggir atas pelvis. Nervus
dan fundus uteri pada perempuan; pembuluh limf obturatorius (L2,3, dan 4) menyilang pinggir atas pel-
profunda dinding abdomen; dan nodi iliaci cornmunes. vis di depan articulatio sacroiliaca dan cJi belal<ang
Pembuluh-pembuluh limf eferen menrbentuk truncus arteria dan vena iliaca communis, Saraf ini meninggal_
lumbalis dextra dan sinistra. kan pelvis melalui foramen obturatum untuk masuk ke
paha, (Untuk uraian perjalanan nervLrs obturatorius di
PEMBULUH LIMF dalam pelvis lihat halaman 319 dan di paha Iihat ha-
Ductus thoracicus mulai di dalam abdomen sebagai laman 583). Radix lumbalis lV trunci lumbosacralis
kantong limf yang memanjang, cisterna chyli. C-is- ikut membentuk plexus sacralis. (Lihat halaman 319).
terna, ini terletak tepat di bawah diaphragma di depan Radix ini berjalan turun di depan ala ossis sacri dan
vertebrae lumbales I dan ll serta pada sisi kanan aorta bersatu dengan nervus sacralis l.
(Cambar 5-49). Nervus genitofemoralis (11 dan 2) l<eluar dari per_
Cisterna chyli menerima (a) truncus intestinalis, (b) mukaan anterior musculus psoas major. Nervus genito_
truncus lumbalis dextra dan sinistra, serta (c) beberapa femoralis berjalan ke bawah di depan otot ini dan ber-
pembuluh limf kecil yang berjalan turun dari bagian cabang dua menjadi (a) ramus genitalis yang masLrl< ke
bawah thorax. funiculus spermaticus dan menyarafi inuscLrlus cre_
master, dan (b) ramus femoralis yang rnenyarafi

T19
Nervi pada Dinding Posterior Abdomen su bco sta I is

PLEXUS LUMBALIS
Plexus lumbalis merupakan salah satu plexus saraf uta-
ma untuk extremitas inferior yang dibentuk di permu_
kaan dalam musculus psoas dari rami anteriores empat n. iliohypogastr icu s

nervi Iumbales (11-14) (Cambar 5-50). Rami anteriores


menerima impuls rami communicantes griseus trunci n. ilioinguinalis
symphatici, dan dua yang atas memberikan cabang
rami communicantes albus ke truncus symphaticus.
Cabang-cabang plexus keluar dari pinggir lateral, n. genitofemoralis
pinggir medial, dan permukaan anterior otot.
Nervus iliohypogastricus, nervus ilioinguinalis, ner-
vus cutaneus femoris lateralis, dan nervus femoralis
keluar dari sisi lateral musculus psoas major, dengan n. cu tan eus femoris
latera i is
susunan dari atas ke bawah (Cambar 5-24). Nervus
iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis (11) masuk
ke dinding lateral dan anterior abdomen. (Lihat ha-
laman 159). Nervus iliohypogastricus menyarafi kulit n. fe moralis
bagian bawah dinding anterior abdomen, j"n n"ruus
ilioinguinalis berjalan melalui canalis inguinalis untuk
menyarafi kulit di daerah lipat paha dan scrotum atau
labium majus pudendi. Nervus cutaneus femoris Ia-
teralis menyilang fossa iliaca di depan musculus iliacus n. obturatorius
dan rnemasuki paha dengan berjalan di belakang ujung
lateral ligamentum inguinale. (Lihat halaman 567). Gambar 5-50. Plexus lumbalis
ANATOMI DASAR 263

Tabel 5-1 . Cabang-cabang Plexus lumbalis dan Distribusinya

Cabang-Cabang Distribusi

N. iliohypogastricus M. obliquus externus abdominis, m, obJlquus internus abdominis, m. transversus


abdominis pada dinding anterior abdomen; kulit dinding anterior abdomen
bagian bawah dan bokong
N. ilioinguinaiis M. obliquus externus abdominis, m. obliquus internus abdominis, m. transversus
abdominis pada dinding anterior abdomen; kulit sisi medial atas paha,
radix penis dan scrotum pada laki-laki, mons pubis dan labium majus pudendi
pada peremDuan
N. cutaneus femoris lateralis Kulit permukaan anterior dan lateral paha
N. genitofemoralis (Ll,2) M. cremaster di dalam scrotum laki-laki; kulit permukaan anterior paha,

N remora s (12' s' 4) -'l*:i:i*:[*l"rvy


saraf untuk lengkung refleks cremaster.

lfll"-:nlil#friiiHillf,:,:lrr"::".
bawah dan cabans-caban g
kaki ; rar ntuk arti ku
:HX'x;:t jji'#:?l'
u

N obturatorius (12' 3' 4) J::31"


t :'rXli,';J, "fl1".H:,fff;S,1t,HtiJ,]""1%::,ll "iil'il?i;:'r"
-mukaan
medial paha; cabang-cabang artikular untuk articulatio coxae dan articulatio
genus
Cabang-cabang segmental M. quadratus lumborum dan m. psoas major

ligamentum arcuatum medial


hiatus aorticus diaphragma

plexus coe iacus


I

truncus symphaticus plexus mesenterica superior

plexus renalis

plexus aorticus

plexus mesenterica inferior

plexus hypo gastricus

Gambar 5-51. Aorta dan plexus symphaticus yang berhubungan dengannya.


264 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdom,nalis

sebagian kecil kulit paha. (Lihat halaman 562). Nervus TRUNCUS SYMPHATICUS
femoralis berperan pada refleks cremaster, rangsangan (PARS ABDOMTNALTS)
kulit pada paha pria mengakibatkan refleks kontraksi
Truncus symphaticus pars abdominalis ke atas dilan-
musculus cremaster dan menaikkan testis yang terdapat
jutkan sebagai truncus symphaticus pars thoracica dan
di dalam scrotum.
ke bawah sebagai truncus symphaticus pars pelvica.
Cabang-cabang plexus lurnbalis dan distribusinya
Truncus ini berjalan ke bawah di sepanjang pinggir me-
diringkas pada Tabel 5-1.
dial musculus psoas major pada corpus vertebra

Gambar 5-52. Penampang melintang abdomen setinggi corpus vertebra thoracica Xl, dilihat dari bawah
Perhatikan bahwa ukuran cavitas pleuralis yang besar disebabkan oleh proses pengawetan.
Gambar 5-53. Penampang melintang abdomen setinggi corpus vedebra lumbalis ll, dilihat dari bawah.
ANATOMI DASAR 265

lumbalis (Gambar 5-51). Truncus ini memasuki ab- ini juga menerima serabut-serabut dari nervi
domen dari belakang ligamentum arcuatum mediale sphlanchnici dan nervus vagus.)
dan masuk pelvis dengan berjalan di belakang arteria, 4. Serabut-serabut yang berjalan ke bawah dan me-
vena iliaca communis. Truncus symphaticus dextra dial di depan arteria dan vena iliaca communis
terletak di belakang pinggir kanan vena cava inferior; masuk ke dalam pelvis, lalu bersama-sama dengan
truncus symphaticus sinistra terletak dekat dengan cabang-cabang dari saraf simpatis yang terletak di
pinggir kiri aorta. depan aorta membentuk berkas serabut yang besar
Truncus symphaticus pars abdominalis mempunyai yang disebut plexus hypogastricus superior (Cam-
empat atau lima ganglion yang tersusun secara segmen- Dar 5-5 t.).
tal. Ganglion pertama dan kedua sering bersatu.
PLEXUS AORTICUS
Cabang-Cabang
Serabut-serabut simpatis preganglionik dan postgang-
1. Rami communicantes albus menghubungkan dua I ion i k, serabut-serabut pregan gl ion i k parasi mpatis, dan

ganglia yang pertama dengan dua nervi spinales serabut-serabut aferen viseral membentuk plexus saraf,
(11 dan L2). Ramus communicans albus mengan- plexus aorticus, di sekitar aorta abdominalis (Cambar
dung serabut-serabut saraf preganglionik dan sera- 5-51). Konsentrasi regional plexus ini terdapat di sekitar
but-serabut saraf aferen sensori k. pangkal truncus coeliacus, arteria renalis, arteria me-
2. Rami communicantes griseus menghubungkan senterica superior, dan arteria mesenterica inferior yang
masing-masing ganglion ke saraf spinalis Iumbalis masing-masing membentuk plexus coeliacus, plexus
yang sesuai. Ramus communicans griseus mengan- renalis, plexus mesentericus superior, dan plexus me-
dung serabut-serabut saraf preganglionik. Serabut- sentericus inferior,
serabut post-ganglionik didistribusikan melalui Plexus coeliacus terutama terdiri atas dua ganglia
cabang-cabang nervi spinales ke pembuluh darah, coeliaca yang saling dihubungkan oleh anyaman sera-
kelenjar keringat, dan musculi arrector pili kulit. but besar yang terletak di sekitar pangkal truncus coe-
(Lihat Cambar 1-4.) liacus. Canglia menerima impuls dari nervus splanch-
3. Serabut-serabut yang berjalan ke medial menuju nicus major dan minor (serabut simpatis preganglionik).
plexus symphaticus yang terdapat pada aorta ab- Cabang-cabang postganglionik mengikuti cabang-
dominalis dan cabang-cabangnya. (Plexus-plexus cabang arteria coeliaca dan mengikuti distribusinya.

Gambar 5-54 Penampang melintang abdomen setinggi corpus vertebra lumbalis lll, dilihat dari bawah.
266 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

vesica biliaris

pancreas

lobus aorta
hepatis de)der

de\.tra sinistra

ureter

v. cava inferior
col on
descendens

ren sinister
ren dexter

canalis vertebralis vertebra lumbalis ll m. psoas major

Gambar 5-55. CT-Scan abdomen setinggi vertebra lumbalis ll setelah pyelografi intravena. Bahan radioopak
dapat dilihat di dalam pelvis renalis dan ureter. Penampang dilihat dari bawah.

Serabut parasimpatis nervus vagus juga mengikuti ca- 1. Tulang. Pada bagian atas foto rontgen, terlihat
bang-cabang truncus coel iacus. costae bagian bawah. Ke arah bawah, pada bagian
Plexus renalis dan plexus mesentericus superior tengah foto terdapat vertebrae thoracicae bagian ba-
lebih kecil dibandingkan plexus coeliacus. Plexus- wah, vertebrae lumbales, os sacrum, dan os coccygis.
plexus ini tersebar dr sepanjang cabang-cabang arteria Pada dextra dan sinistra terlihat articulatio sacro-
yang sesuai. Plexus mesentericus inferior juga sama, iliaca, os coxae, dan articulatio coxae.
tetapi menerima serabut parasimpatis dari parasimpatis 2. Diaphragma. Diaphragma merupakan bayangan
sacral i s. berbentuk kubah yang terdapat pada setiap sisi; ku-
bah kanan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
kubah kiri (tidak terlihat pada Cambar 5-56).
Anatomi Penanrpang lvlelintang Abdomen
3. Musculus psoas major. Di kanan dan kiri columna
Untuk membantu menginterpretasikan CT-Scan abdo- vertebralis, bayangan pinggir lateral musculus pso-
men, pelajarilah penampang melintang abdomen yang as major terlihat berjalan ke bawah dan lateral dari
diperlihatkan pada Cambar 5-52, 5-53, dan 5-54. vertebra thoracica XIl,
Penampang difoto dari permukaan inferiornya. Lihat 4. Hepar. Hepar membentuk gambaran opak yang
Gambar 5-55 untuk CT-Scan. homogen pada bagian atas abdomen.
5. Lien. Lien memberikan bayangan halus yang dapat
dilihat pada spatium intercostales lX dan X sinistra
ANATOMI RADIOGRAFIK (tidak terlihat pada Cambar 5-56).
6. Ren. Ren biasanya terlihat karena capsula adiposa
yang mengelilingi ginjal menghasilkan garis trans-
Gambaran Radiografik Abdomen radiant.
Hanya struktur-struktur penting pada radiografi (foto 7. Gaster dan intestinum. Udara mungkin dapat dili-
rontgen) antero-posterior standar abdomen, pada pa- hat pada fundus gastricus dan intestinum. Feces
sien dalam posisi berbaring yang diperlihatkan (Cam- juga dapat dilihat di dalam colon.
bar 5-56 dan 5-57). 8. Vesica urinaria. Bila vesica urinaria berisi urin
Pelajarilah struktur-struktur berikut dengan urutan yang cukup banyak, bayangannya dapat dilihat di
yang sistematik: dalam pelvis.
ANATOMI RADIOGRAFIK 267

Gambaran Radiografik akan membentuk bayangan segitiga dengan apex ke


bawah. Celembung udara di dalam fundus akan terli-
Tractus Gastrointestinalis hat di atas permukaan cairan pada batas atas bayangan
barium. Setelah gaster penuh, curvatura major dan mi-
GASTER
nor akan terl ihat dan bagian corpus gastricus dan pylo-
Caster dapat dilihat secara radiologis (Cambar 5-58 rus dapat dikenali. Pylorus terlihat bergerak ke bawah
dan 5-59) dengan pemberian suspensi cair barium sul- dan terletak setinggi vertebra Iumbalis lll.
fat (bubur barrum). Pada pasien yang berdiri, sejumlah Pemeriksaan fluoroskopi lambung pada saat lam-
suapan bubur perlama yang masuk ke dalam gaster bung terisi dengan emulsi barium akan memperlihat-

It
irtl

Gambar 5-56. Radiograli antero-posterior abdomen.


268 BAB 5: Abdomen: Bagian Il Cavitas Abdominalis

hubungan
costa 1 2
antar sendi

ren sinisler

corpus vertebra lumbalis

processus
lransversus

articulatio
sacroiliaca

foramina sacralia
anteriora

sinar -X

\ \."
-\>-
-**-_

kaset

Gambar 5-57. Diagram struktur utama yang terlihat pada radiografi antero-posterior pada gambar 5-56
ANATOMI RADIOGRAFIK 269

W:\:r;
.:.ttAt

'\i. !

':3.1

Gambar 5-58. Radiografi antero-posterior gaster dan intestinum tenue setelah menelan bubur barium.

kan gelombang kontraksi peristaltik dinding lambung berbentuk segitiga, duodenal cap, yan1 mempunyai
yang timbul di dekat pertengahan corpus gastricus dan dasar menghadap ke pylorus (Cambar 5-60). Di bawah
berjalan ke pylorus. Pergerakan diaphragma selama pengaruh peristaltik, barium dengan cepat meninggal-
respirasi akan menyebabkan perubahan letak fundus. kan duodenum cap dan dengan cepat melewati bagian
duodenum lainnya. Cambaran bayangan barium pada
DUODENUM bagian pertama duodenum halus, disebabkan karena
Bubur barium yang berjalan masuk ke bagian pertama tidak adanya Iipatan mukosa. Pada bagian duodenum
duodenum akan membentuk bayangan homogen yang yang lain, adanya plicae circulares memecahkan emul-
274 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

diaphragma

curvatura
gastrica minor

pars pylorica

antrum pyloricum

.
v
d
v
\
J

Gambar 5-59. Diagram struktur utama yang terlihat pada radiograii antero-posterior pada Gambar 5-58

si barium sehingga memperlihatkan gambaran flo- bar 5-5b'dan 5-61). Pada bagian akhir ileum, bubur bar-
kular. ium cenderung membentuk massa barium yang ber-
kesinambungan.
JEJUNUM DAN I!-EUM
INTESTINUM CRASSUM
Bubur barium masuk ke jejunum dalam beberapa me-
nit dan mencapai junctura ileocaecalis dalam 30 menit lntestinum crassum dapat diperlihatkan dengan pem-
sampai 2 jam, dan sebagian besar telah meninggalkan berian barium enema atau bubur barium. Barium ene-
intestinum tenue dalam waktu 6 jam. Di dalam jeju- ma lebih memuaskan.
num dan bagian atas ileum, lipatan mukosa dan akti- lntestinum crassum dapat diperlihatkan dengan
vitas peristaltik menyebarkan bayangan barium (Cam- pemberian 2 sampai 3 pint (1 liter) emulsi barium sulfat
ANATOMI RADIOGRAFIK 271

Gambar 5-60. Radiograli antero-posterior duodenum setelah menelan bubur barium

melalui canalis analis. Bila intestinum crassum terisi, cara oral atau suntikan. Bila diberil<an secara oral, se-
seluruh gambaran dapat dilihat pada foto antero-pos- nyawa diabsorpsi di intestinum tenue, dibawa ke he-
terior (Cambar 5-62 dan 5-63). I'andangan oblik dan par, dan dieksresikan bersama empedu. Waktu men-
lateral flexura coli mungkin diperlukan. Kaustra coli capai vesica biliaris, senyawa yang mengandung
yang khas dapat dilihat dengan jelas bila colon terisi, yodiurn ini dipekatkan bersama dengan ernpedu.
dan setelah enema dikeluarkan, gambaran mukosa je- Senyawa yodium yang pekat setelah bercampur dengan
las terlihat. empedu bersifat radiopak dan akan menarnpakkan
Appendix vermiformis sering terisi dengan barium vesica biliaris sebagai opasitas berbentuk buah pir di
setelah enema. Cambaran radiografik colon sigmoi- sudut antara cartilago costalis Xll dan columna verte-
deum dan rectum dijelaskan pada halaman 364. bralis (Cambar 5-65 dan 5-66). Jika pasien diberikan
Suplai arteri ke tractus gastrointestinalis dapat dili- makanan berlemak, vesica biliaris berkontraksi, ductus
hat dengan arteriografi, Kateter dirnasukkan ke dalam cysticus dan ductus choledochus akan terlihat sebagai
arteria femoralis dan diteruskan ke atas dengan penga- zat opaque yang berjalan ke bawah menuju bagian
rahan langsung melalui monitor ke dalam aorta abdo- kedua duodenum,
rninalis, Ujung kateter diarahkan ke pangkal arteri yang Sonogram bagian atas duodenurn dapat dipergu-
diinginkan. Zat radioopak disuntikkan melalui kateter nakan untuk memperlihatkan Iurnen vesica felea
dan dibuat arteriogram yang diinginl<an (lihat Cambar [Uanrbar 5-,/U).
s-64).

Gambaran Radiografik
Gambaran Radiografik Tractus Urinarius
Ductus Gholedochus REN i

Saluran empedu normal tidak dapat dilihat pada foto Ren biasanya dapat dilihat pada foto rontgen antero-
rontgen. Lumqnnya dapat dilihat dengan pemberian posterior standar abdomen karena capsula adiposa
berbagai senyawa yang mengandung yodium dengan yang menutupi ren menghasilkan garis transradian.
272 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

CALICES, PELVIS RENALIS, DAN URETER Di dekat spina ischiadica, ureter membelok ke medial
Normalnya struktur-struktur tersebut tidak terlihat pada untuk masuk ke vesica urinaria. Tiga tempat penyem-
foto rontgen standar. Lumen dapat diperlihatkan de- pitan ureter yang normal (pada peralihan pelvis renalis
ngan menggunakan senyawa radiopak pada pyelografi ke ureter, pinggir atas pelvis, dan di tempat ureter ma-
intravena atau pyelografi retrograd. suk ke dalam vesica urinaria) dapat terlihat.
Pada pyelografi intravena, senyawa yang mengan- Dengan pyelografi retrograd, sistoskop dimasukkan
dung yodium disuntikkan pada vena subkutan di le- melalui urethra ke dalam vesica urinaria, dan kateter ure-
ngan. Senyawa ini dieksresikan dan dipekatkan oleh terdimasukkan ke dalam ureter. Kemudian larutan natrium
ren sehingga calices dan ureter terlihat opak dengan yodida disuntikkan sepanjang kateter sampai ke ureter.
sinar-X (Cambar 5-67, 5-68, dan 5-69). Bila senyawa Bila calices renales minores telah terisi dengan zat ra-
opak ini sudah cukup banyak dieksresikan, vesica uri- diopak, anatomi calices renales minores dan majores
naria juga terlihat. Ureter terlihat tumpang tindih de- serta pelvis renalis dapat dilihat dengan jelas. Masing-
ngan processus transversus vertebrae lumbales. Ureter masing calyx minor memperlihatkan bentuk seperti mang-
menyilang arliculatio sacroiliaca dan masuk ke pelvis. kuk akibat penonjolan papilla renalis ke dalamnya.

Gambar 5-61. Radiografi antero-posterior intestinum tenue setelah menelan bubur barium.
ANATOMI RADIOGRAFIK 273

T11

tflg
rii;:;is!::::l


Gambar 5-62. Radiograli antero-posterior intestinum crassum setelah barium enema


274 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

flexura co li
colon transversum sinistra (splenica)

I
I
/
i+:
4t
:a,aJ

Iengkung colon
sigmoideum

Gambar 5-63. Radiografi antero-posterior intestinum crassum setelah barium enema. Udara dimasukkan
ke dalam intestinum melalui
tabung enema setelah pengosongan sebagian besar barium. Tindakan ini dinamakan kontras enema.
ANATOMI RADIOGRAFIK 275

riung katctcr
di pangkal
A. mesenterica slang nasogastrik
supcrior

A. mesenterica
$ir
superior

4.a. lcJunalcs

',i2
.k
.ui
A. colica me dia
#
A. colie dextra

keteter di dalam
aorta abdorniralis

A. ileocolica
Aa. iliacae

crista iliaca

kaleter di dalam
A. iliaca communis

ke atas ke
Gambar 5,64. Arteriogram aderia mesenterica superior. Kateter dimasukkan ke dalam arteria femoralis dextra dan diteruskan
arteria iliaca externa, arteria iliaca communis dan naik ke atas ke dalam aorta sampai pada pangkal arteria mesenterica superior'
dalam
Slang nasogastrik juga dimasukkan.
276 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Gambar 5-65. Radiografi antero-posterior vesica biliaris setelah pemberian senyawa yang mengandung yodium
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 277

ANATOMI PERMUKAAN VISERA


ABDOMINAL
Anatomi permukaan visera abdominal dijelaskan se-
cara lengkap pada Bab 4, halanan 177.

PERIToNEUM kosit dan antibodi sehingga mempunyai kekuatan yang


besar untuk melawan infeksi.
Cavitas peritonealis merupakan rongga terbesar di Seperti telah dijelaskan sebelumnya (lihat halaman
dalam tubuh karena Iuas permukaan lapisan peritonel 217), cairan peritoneal mengalir di sekeliling cavitas
dan visceral peritoneum sangat luas. Peritoneum pada peritonealis dan dengan cepat menemukan jalannya
orang hidup tidak seperti pada kadaver karena mem- untuk masuk ke dalam sistem Iimfatik diaphragma.
punyai derajat mobilitas tertentu terhadap lemak eks- Walaupun mungkin saja cairan peritoneal diabsorpsi di
traperitoneal dan dapat diregangkan tanpa menjadi tempat lain di dalam cavitas peritonealis, namun pada
robek. Cairan peritoneal tidak hanya melumasi permLl- umumnya diakui bahwa absorpsi dari bawah diaphrag-
kaan visera yang mobil, tetapi juga mengandung leu- ma merupakan jalan yang tercepat. Untuk rnengham-

vesica biliaris

udara di dalam inteslinum

Gambar 5-66. Diagram struktur utama yang terlihat pada radiografi antero-posterior pada gambar 5-65
278 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

&rw::^

l:11

,.:l/;/1//7tiitit1',li',lt

fliii'ffi
'-*, ., ",'
W
%
Gambar 5-67. Radiografi antero-posterior ureter dan pelvis renalis setelah suntikan intravena senyawa
mengandung yodium yang dieksresikan oleh ginjal. Calices renales majores dan minores juga terlihat.
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 279

4
,

calices renales
minores

pelvis renalis

calices renales
majores

prnggrr m. psoas major

processus lransversus
vertebrae lumbales

vesica urinaria

Gambar 5-68. Diagram struktur utama yang terlihat pada radiograli antero-posterior pada gambar 5-67.
280 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

posisi glandula
suprurnalis sirrislra
posisi glandula
Suprareiralis.r

pinggir bar,i'alr
lobus hepatis
dcxler

ul'eter de\tor lxocessLrs pedicuhrs p.oocssr.rs


spmosus trtllsversus

Gambar 5-69. Radiogra{i antero-posterior ren dexter dan ren sinister, 15 menit setelah suntikan intravena senyawa yang mengandung
yodium. Calices renales, pelvis renalis, dan bagian atas ureter terlihat jelas (anak perempuan berusia 5 tahun).

bat absorpsi toksin-toksin dari infeksi intraperitoneal, Ascites


pasien sering dirawat dengan posisi duduk dan pung-
Ascites pada dasarnya merupakan akumulasi cairan
gung membentuk sudut 45o. Pada posisi ini, cairan
yang berlebihan di dalam cavitas peritonealis. Ascites
peritoneal yang terinfeksi akan ditarik oleh gaya gravi-
dapat timbLrl secara sekunder pada sirosis hepatis
tasi ke bawah ke dalam cavitas pelvis, toksin diabsorpsi
(kongesti vena portae hepatis), penyakit l<eganasan
lambat (Cambar 5-70).
(misalnya kanker ovarium), atau gagal jantung; gagal
jantung kongestif (kongesti vena sistemik). Pada pasien
CRvIrns PERIToNEALIS yang kurus, sebanyak 1500 ml cairan harus terkumpul
Cavitas peritonealis dibagi menjadi bagian atas dahulu sebelum ascites dapat diketahui secara klinik,
yang terletak di dalam abdomen dan bagian bawah Pada orang-orang gemuk, jauh lebih banyak cairan
yang terletak di dalam pelvis. Bagian abdomen kemu- harus dikumpulkan sebelum ascites dapat dideteksi.
dian dibagi lagioleh banyak Iipatan peritonealmenjadi Pengeluaran cairan peritoneal dari cavitas peritonealis
recessus-recessus dan spatium-spatium yang akhirnya diuraikan pada halaman 194.
akan melanjutkan diri menjadi sulci paracolici. Perle-
katan mesocolon transversum dan mesenterium pada Infeksi Peritoneal
dinding posterior abdomen memberikan sawar perito- lnfeksi dapat masuk ke dalam cavitas peritonealis
neal alamiah yang dapat mencegah pergerakan cairan melalui banyak jalan, yaitu: (1) dari dalam dalam trac-
peritoneal yang terinfeksi dari bagian atas ke bagian tus gastrointestinalis dan vesica biliaris, (2) melalui
bawah cavitas peritoneal is. dinding anterior abdomen, (3) melalui tuba uterina
Pada pasien dengan posisi supinasi, menarik untuk pada perempuan (peritonitis gonococcus pada dewasa
diperhatikan bahwa spatium peritoneale subphrenica dan peritonitis pneumococcus pada anak-anak terjadi
dextra dan cavitas pelvis merupakan daerah cavitas melalui jalan ini), dan (4) dari darah.
peritonealis yang terendah, dan daerah pinggir atas pel- Pengumpulan cairan peritoneal yang terinfeksi di
vis merupakan daerah tertinggi (Gambar 5-70). dalam salah satu recessus subphrenicus sering diikuti
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 281

recessus subphrenicus sinislra anterior

ligamentum
phrenicocolica

sulci paracolici
dexlri

\
paracolici

\,

pinggir atas pelvis

recessus subphrenicus dexter posterior cavitas pelvis


cavitas pelvis
4

Gambar S-70. Arah aliran cairan peritoneal. 1. Aliran normal ke atas ke spatium subphrenica.2. Aliran eksudat peradangan pada
peritonitis. 3. Dua tempat eksudat peradangan cenderung tertimbun bila pasien dirawat pada posisi supinasi. 4. Akumulasi eksudal
peradangan pada pelvis, bila pasien dirawat pada posisi setengah duduk.

oleh infeksi cavitas pleuralis. Empiema yang terlokali- (C3 dan4), yang mempunyai asal yang sama dengan
sasi pada pasien dengan abses subphrenicus merupa- nervus phrenicus yang menyarafi peritoneum di
kan hal yang lazim ditemukan. Diyakini bahwa infeksi tengah-tengah permukaan bawah d iaphragma.
menyebar dari peritoneum ke pleura melalui pembu-
luh limfatik diaphragma. Seorang pasien dengan abses Nyeri Peritoneal
subphrenicus mungkin mengeluh adanya nyeri di ba-
DRRI PTn oNEUM PARIETALE
hu. (Keadaan ini sebenarnya juga disebabkan oleh
pengumpulan darah di bawah diaphragma yang meng- Peritoneum parietale yang membatasi dinding ante-
iritasi peritoneum parietale pars diaphragmatica.) Kulit rior abdomen dipersarafi oleh enam nervi thoracici
di daerah bahu dipersarafi oleh nervi supraclaviculares bagian bawah dan nervus Iumbalis L Oleh sebab itu
282 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

nyeri abdomen yang berasal dari peritoneum parietale nerima persarafan bilateral, maka nyeri dipancarkan ke
merupakan jenis somatik dan dapat dilokalisasi dengan garis tengah, Nyeri yang berasal dari viscus abdo-
tepat; dan biasanya sangat hebat. (Lihat Nyeri Abdo- minalis adalah nyeri tumpul dan tidak terlokalisir de-
men, halaman 297). ngan baik. (Lihat Nyeri Abdomen halaman 297.)
Peritoneum parietale yang meradang sangat peka
terhadap regangan. Hal ini secara klinis digunakan untuk Dialisis Peritoneal
diagnosis peritonitis. Tekanan diberikan pada dinding
Peritoneum merupakan membran semipermeabel,
abdomen dengan satu jari pada tempat peradangan.
sehingga memungkinkan transfer zaI-zat dua arah se-
Tekanan kemudian dihilangkan dengan mengangkat
cara cepat dengan rnenembus peritoneum tersebut.
jari secara mendadak. Dinding abdomen memantul
Karena permukaan peritoneum yang luas, sifat transfer
dan mengakibatkan nyeri lokal yang hebat, yang dike-
ini digunakan pada pasien dengan insufisiensi renal
nal sebagai nyeri tekan lepas (rebound tenderness).
akut. Sifat ini dipergunakan sebagai bagian dari proses
Perlu selalu diingat bahwa peritoneum parietale di
hemodialisis-
dalam pelvis dipersarafi oleh nervus obturatorius dan
Larutan yang brersifat cair, yaitu dialisat, dimasuk-
dapat diraba dengan cara pemeriksaan melalui rectum
kan dengan kateter melalui insisi garis tengah pada
atau vagina. Appendix vermiformis yang meradang
dinding anterior abdomen di bawah umbilicus. Teknik
mungkin tergantung ke dalam pelvis dan mengiritasi
ini sama dengan teknik lavase peritoneal. (Lihat ha-
peritoneum parietale. Pada keadaan ini pemeriksaan
laman 194.) Hasil-hasil metabolisme, misalnya urea,
pelvis dapat mendeteksi adanya nyeri yang hebat pada
berdifusi melalui sel-sel peritoneal yang membatasinya
peritoneum parietale sisi kanan. (Lihat halaman 371.)
dari pembuluh darah, masuk ke dialisat dan dikeluar-
DARI PERITONEUM VISCERALE kan dari pasien.
Peritoneum viscerale, termasuk mesenterium, di-
persarafi oleh saraf aferen otonom. Regangan disebab- Omentum Majus
kan oleh pembengkakan viscus (organ berongga) atau Omentum majus sering disebut "polisi abdomen"
tarikan pada mesenterium akan menimbulkan rasa oleh ahli bedah. Pinggir bawah, kiri dan kanan
nyeri. Tempat asal nyeri visceral diperlihatkan pada omentum majus bebas, dan bergerak di dalam cavitas
Cambar 5-71. peritonealis akibat pergerakan peristaltik usus di de-
Oleh karena tractus gastrointestinalis secara em- katnya. Dalam dua tahun pertama kehidupan, perito-
briologis berasal dari struktur di garis tengah dan me- neum tidak berkembang dengan baik sehingga kurang

vesica biliaris vesica biliaris

vermifomris

veslca lulltana

Gambar 5-71. Beberapa daerah kulit penting yang terlibat pada nyeri alih (referred paln) viseral.
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 283

Gambar 5-72. 1. Omenium majus normal. 2. Omentum majus membungkus appendix yang meradang. 3. Omen-
tum majus melekat pada dasar tukak gaster. Salah satu lungsi penting omentum majus adalah mencoba
membatasi penyebaran inleksi intraperitoneal.

memberikan perlindungan pada anak-anak. Namun ke- Auerbach) di dalam dindingnya.Tempat pertama
mudian, misalnya pada peradangan appendix vermi- gangguan mungkin di dalam persarafan sphincter car-
formis yang akut, eksudat peradangan menyebabkan dio-oesophageal oleh neryus vagus. Disfagia (kesulitan
omentum melekat pada appendix vermiformis dan menelan) dan regurgitasi merupakan gejala yang
membungkus organ yang terinfeksi tersebut (Cambar Lrmum, yang kemudian menyertai dilatasi proksimal
5-72). Dengan cara ini infeksi sering terlokalisasi pada dan distal dari tempat penyempitan oesophagus.
daerah kecil di dalam cavitas peritonealis sehingga
menyelamatkan pasien dari peritonitis difusa. Pendarahan Varices Oesophagus
Omentum majus juga pernah ditemukan menyum- Pada sepertiga distal oesophagus terdapat anasto-
bat leher kantong hernia dan mencegah masuknya mosis portal-sistemik yang penting. (Lihat halaman
Iengkung-lengkung intestinum tenue.
237). Di sini cabang-cabang oesophagus dari vena
Omentum majus dapat mengalami torsi, dan bila gastrica sinistra (yang bermuara ke dalam vena portae
torsi terjadi secara luas, suplai darah ke sebagian
hepatis) beranastomosis dengan cabang-cabang oe-
omentum terhambat dan menimbulkan nekrosis. Ahli sophagus vena azygos (vena sistemik), Jika vena portae
bedah kadang-kadang menggunakan omentum untuk hepatis tersumbat, misalnya pada sirosis hepatis,
memperkuat anastomosis intestinal atau pada penu- terjadilah hipertensi portal, yang mengakibatkan
tupan perforasi gaster atau tukak duodenum. dilatasi dan pelebaran venae (varices) di dalam anasto-
mosis portal-sistemik. Varices venae oesophageales
H ern i a Abd omi nal is lnterna
dapat mengalami ruptur yang menyebabkan muntah
Kadang-kadang sebuah lengkung usus masuk ke darah hebat (hematemesis).
dalam kantong atau recessus peritoneale (misalnya
bursa omentalis atau recessus duodenalis) dan terjepit Anatomi Pemasangan Balon Scngstaken-
pada pinggir recessus. Perlu diingat bahwa terdapat Blakemore untuk Pendarahan Oesophagus
alat-alat penting yang membentuk batas foramen epi- Balon ini dipergunakan untuk mengontrol penda-
ploicum dan vena mesenterica inferior sering terletak rahan masif oesophagus akibat varices oesophagus.
di dinding anterior recessus paraduodenalis. Balon gastrik menambatkan pipa di junctura oesopha-
geal-gastrica. Balon oesophagus menutup varices oeso-
OTSOPHRCUS PARS ABDOMINALIS phagus dengan tekanan yang berlawanan. Pipa dimasuk-
kan melalui lubang hidung atau dengan menggunakan
Akalasia jalur oral.
Penyebab kondisi ini tidak diketahui, tetapi berhu- Pipa yang telah diberi pelumas dimasukkan ke ba-
bungan dengan degenerasi plexus parasimpatis (plexus wah ke dalam gaster, dan balon gaster dikembangkan.
284 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Pada rata-rata orang dewasa jarak antara nares dan


gaster adalah 17,2 inci (44 cm), dan jarak antara dens
incisivus dan gaster adalah 16 inci (41 cm).

Anatomi Komplikasi
1. Sukar memasukkan pipa melalui hidung.
2. Kerusakan oesophagus akibat pengembangan pipa
oesophagus yang berlebihan.
3. Penekanan struktur mediastinal yang berdekatan
pada saat oesophagus dilebarkan oleh balon yang
ada di dalam lumen oesophagus.
4. Cegukan yang menetap karena iritasi diaphragma
oleh oesophagus yang melebar dan iritasi gaster
oleh darah.
Gambar 5-73. Daerah gaster yang menghasilkan asam dan
pepsin (tltlk-tr'lrk) serta alkali dan gastrin (garis diagonal).
Gnsrrn (LnlasuNtc)
Sfenosis Pylorus Hipertrofi Kongenital
Kelainan ini merupakan keadaan darurat yang re-
latif sering pada bayi berusia antara 3 sampai 6 minggu. hasilkan gastrin, yaitu mukosa antrum (gastrektomi par-
Anak menyemburkan isi gaster dengan sangat hebat. sial).
Penyebab pasti stenosis ini tidak diketahui, meskipun Ulcus gastricus terjadi pada mukosa yang meng-
bukti-bukti menunjukkan bahwa jumlah sel-sel gang- hasilkan alkali, biasanya pada atau di dekat curvatura
lion otonom di dalam dinding gaster lebih sedikit di- minor. Tukak yang kronis menginvasi tunica muscu-
banding normal. Kemungkinan ini menunjukkan ada- laris, dan nantinya dapat mengenai peritoneum se-
nya inkoordinasi neuromuskular sebelum lahir, hiper- hingga gaster akan melekat dengan struktur lain dide-
trofi muskular setempat, dan hiperplasia sphincter katnya. Tukak yang terletak pada dinding posterior
pyloricum. Penyakit ini lebih lazim ditemukan pada gaster dapat mengalami per-forasi sampai ke dalam
anak laki-laki. bursa omentalis atau mengalami perlekatan pada pan-
creas. Erosi pancreas menghasilkan nyeri alih ke pung-
Trauma gung. Arteria lienalis berjalan pada sepanjang margo
superior pancreas, dan erosi arteria ini dapat menim-
Selain pada pelekatannya oesophagus di ostium
bulkan perdarahan yang mengancam jiwa. Tukak yang
cardiacum dan lanjutannya dengan duodenum pada
menembus dinding anterior gaster dapat mengakibat-
pylorus, gaster relatif mudah bergerak. Caster di sebelah
kan isi gaster keluar ke dalam cavitas peritonealis dan
kiri dilindungi oleh bagian bawah cavea thoracis. Fak-
menimbulkan peritonitis difusa. Namun, paries ante-
tor ini terutama melindungi gaster dari trauma tumpul
rior gaster dapat melekat pada hepar, dan ulcus kronis
pada abdomen. Namun ukurannya yang besar menye-
dapat meluas sampai ke jaringan hepar.
babkan gaster mudah cedera oleh luka tembak.

Nyeri Gastrik
Ulcus Gastricus (Tukak Lambung)
Rasa nyeri di gaster disebabkan oleh regangan atau
Tunica mucosa corpus gastricum dan dalam arti
kontraksi spasmodik otot polos dinding gaster dan
yang lebih sempit, mucosa fundus menhasilkan asam
dialihkan ke epigastrium. Diyakini bahwa serabut yang
lambung dan pepsin. Sekret antrum dan pylorus adalah
menghantarkan nyeri meninggalkan lambung bersama-
mukus dan bersifat alkali lemah (Cambar 5-73). Sekresi
sama dengan saraf simpatis. Serabut tersebut berjalan
asam dan pepsin diatur oleh dua mekanisme: (a) saraf
ke ganglia coeliaci dan dari sini mencapai medulla
dan (b) hormonal. Nervus vagus berperan pada pe-
spinalis melalui neryus splanchnicus major.
ngaturan saraf dan hormon gastrin, yang dihasilkan
oleh mukosa antrum, bertanggung jawab atas penga-
Kanker Gasfer
turan hormonal. Tindakan pembedahan yang dilaku-
kan pada gastritis kronis dan ulcus duodenum (tukak Pembuluh limf tunica mucosa dan tela submucosa
duodenum) merupakan usaha untuk mengurangi se- gaster merupakan sebuah kesinambungan karena itu
kresi asam lambung dengan memotong neryus vagus sel-sel kanker berjalan ke berbagai bagian gaster dan
(vagotomi) dan membuang mukosa gaster yang meng- bahkan jauh dari lokasi primer. Sel-sel kanker juga
285
ANATOMI PERIVUKAAN VISERA ABDOMINAL *
sering melaluiatau menghindari kelenjar lirnf lokal dan Struktur Anatomi yang Mungkin
Mempersulit Perjalanan Pipa Nasogastrik
tersangkut pada kelenjar limf regional. Oleh karena
alasan ini, penyakit keganasan gaster diobati dengan 1. Deviasi septum nasi menyebabkan pipa sulit ma-
cara gastrektomi total, termasuk pengangkatan Lrjung suk pada daerah yang lebih semPit.
distal oesophagus dan pars superior duodenum; lien 2. Tiga tempat penyempitan oesophagus nrungkin
dan Iigamentum gastrolienale dan Iigamenturn lieno- memberikan rintangan pada pipa nasogastrik, yaitu
renale dan kelejar limf yang berhubungan dengannya; pada permulaan oesophagus dibelakang cartilago
arteria dan vena lienalis; cauda dan corpus pancreatis cricoidea (7,2 inci [1 8 cm]), di tempat bronchus
dan kelenjar limfnya; kelenjar limf di sepanjang curya- principalis sinister dan arcus aorta menyilang di
tura major; dan bersama dengan omentum majus. -l
depan oesophagus (1 ,2 inci 12B cml), dan di tem-
Operasi radikal ini dilakukan untuk membuang gaster pat oesophagus masuk ke dalam gaster (1 7,2 inci
in toto (secara menyeluruh) dan bersama dengan [44 cm]). Penyempitan oesophagus bagian atas
daerah limfatiknya. Keutuhan sistem pencernaan diper- mungkin diatasi dengan memegang pinggir carti-
baiki dengan menyambung oesophagus dengan jeju- -lin-
lago thyroidea dan menarik larynx ke depan.
num. dakan ini membuka oesophagus yang secara
normal menutup dan memungkinkan pipa berjalan
Gastroskopi ke bawah tanpa adanya hambatan.

Castroskopi adalah tindakan melihat tunica mucosa Anatomi Komplikasi


gaster melalui tabung beriluminasi yang dilengkapi
1. Pipa nasogastrik masuk ke larynx bukan ke oeso-
dengan sistem lensa. Pasien dianestesi dan gastroskop
phagus.
dimasukkan ke dalam Saster, yang kemudian dikem-
2. Pemasukan pipa yang kasar melalui hidung dapat
bangkan dengan udara. Dengan menggunakan alat se-
menyebabkan perdarahan tunica mucosa nasus.
rat optik yang fleksibel, dimungkinkan r-rntuk melihat
3. Penetrasi dinding oesophagus atau gaster.
berbagai bagian tunica mucosa gaster secara langsung
Selalu lakukan aspirasi isi gaster untuk memas-
Biopsi mucosa juga mungkin dilakukan dengan gas-
tikan pipa sudah berhasil masuk ke dalam gaster.
troskopi.

DuoorNurtt
Intubasi Nasogastrrk
Trauma
lntubasi nasogastrik merupakan tindakan yang biasa
dilakukan untuk mengosongkan gaster, mengurangi te- Selain pada pangkalnya, duodenum difiksasi pada
kanan dalam gaster pada kasus obstruksi intestinal, atau dinding posterior abdomen oleh peritoneum, oleh
sebelum operasi pada tractus gastrointestinalis. lntubas karena itu tidak dapat bergerak pada trauma tumbukan.
nasogastrik juga dilakukan untuk mendapatkan contoh Pada trauma tumbukan yang hebat pada dinding an-
cairan gaster untuk analisis biokirnia. terior abdomen, pars horizontalis duodenum dapat
mengalami kerusakan hebat atau robek terkena verte-
1 . Pasien diletakkan pada posisi setengah duduk atau bra lumbalis lll.
posisi miring lateral kiri untuk mencegah terjadinya
aspi rasi. lJlcus duodenal (Tukak Duodenum)
2.Pipa yang telah diberi pelumas dimasukkan me- Pada waktu gaster rnengosongkan isinya ke dalam
lalui lubang hidung dan diarahkan ke belakang duodenum, cairan asam dipancarkan pada dinding
sepanjang dasar cavum nasi. anterolateral pars superior duodenum. Hal ini diduga
3. Begitu pipa melewati palatum mole dan masuk ke merupakan faktor penting penyebab timbulnya ulcus
oropharynx, tekanan dirasakan berkurang, dan pa- duodenal pada tempat ini. Ulcus pada dinding anterior
sien yang sadar akan merasakan seperti mau pars superior duodenum dapat mengalami perforasi ke
"muntah." dalam bagian atas cavitas peritonealis, di atas colon
4. Beberapa jarak yang penting pada orang dewasa transversum. Colon transversum menyalurkan cairan
mungkin perlu diketahui. Dari nares (lubang hi- yang keluar menuju ke sulci paracolici lateral dextra
dung) sampai ostium cardiacum kira-kira 17,2 inci dan dengan demikian turun ke fossa iliaca dextra.
(44 cm),dan dari ostium cardiacum sampai pylorus ,Vungkin tidak mudah untuk membuat diagnosis antara
kira-kira 4,8-5,6 inci (12-14 cm)..falan meleng- ulcus duodenal yang mengalami perforasi dan appen-
kung yang dilalui oleh pipa dari ostium cardiacum dix vermivormis yang mengalami perforasi.
sampai pylorus biasanya lebih panjang, 6,O-10,0 Sebuah tukak pada dinding posterior bagian per-
inci (1 5 - 25 cm) (lihat Cambar 3-47), tama duodenum dapat menembus dinding dan meng-
286 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

erosi arteria gastroduodenalis yang relatif besar, se- bawah menuju fossa iliaca dextra. Sebuah tumor atau
hingga menyebabkan perdarahan yang hebat. kista mesenterium bila dipalpasi dari dinding anterior
Arteria gastrod uodenal is meru pakan caban g arteria abdomen akan lebih dapat digerakkan pada arah tegak
hepatica communis, cabang truncus coeliacus (Cam- lurus garis perlekatan dibandingkan sejajar garis perle-
bar 5-1 2). kata n.

Recessus duodenalis Serabuf-Serabut Nyeri lejunum dan lleum


Pentingnya recessus duodenalis dan terjadinya her- Serabut-serabut nyeri ini berjalan melalui plexus
nia intestinum telah dibicarakan pada halaman 283. symphaticus mesentericus superior dan berjalan me-
nuju medulla spinalis melalui nervi splanchnici. Nyeri
H ubu ngan Penti n g D uoden um alih dari segmen-segmen tractus gastrointestinalis ini
Hubungan duodenum dengan vesica biliaris, colon dirasakan pada dermatom-dermatom yang dipersarafi
transversum, dan ren dextra sebaiknya diingat. Dilapor- oleh nervi thoracici 9, 10, dan 11. Strangulasi leng-
kan adanya kasus-kasus penderita batu vesica biliaris kung-lengkung intestinum tenue pada hernia inguinalis
besar yang mengalami ulserasi dinding vesica biliaris mula-mula menimbulkan rasa nyeri pada daerah umbi-
dan masuk ke dalam duodenum. Operasi pada colon licus, nyeri akan menjadi lebih hebat dan terlokalisasi
dan ren dexter dapat mengakibatkan kerusakan duode- hanya pada regio inguinalis bila peritoneum parietale
num. ikut meradang. (Lihat Nyeri Abdomen, halaman 292).

Oklusi Arteria M esenterica


,E,UNUM DAN ILEUM
Arteria mesenterica superior, cabang aorta abdo-
Trauma minalis, mendarahi sebagian besar usus mulai dari
Karena letak dan luasnya, intestinum tenue sering pertengahan pars descendens duodenum sampai ke
cedera oleh trauma. Gerakan dan elastisitas intestinum flexura coli sinistra. Oklusi (penyumbatan) arteria ini
tenue yang luas memungkinkan lengkung-lengkung atau salah satu cabang arteria mesenterica superior
usus bergerak secara bebas satu dengan yang lain, mengakibatkan nekrosis seluruh atau sebagian segmen
misalnya pada waktu adanya trauma tumpul. Kerusak- usus di atas. Oklusi dapat terjadi akibat emboli, throm-
an atau lubang kecil dapat diatasi sendiri oleh mucosa bosis, penyempitan aorta, atau aneurisma aorta abdo-
yang menutup luka tersebut dan kontraksi otot polos minalis.
yang ada pada dindingnya.Zat-zatdari luka besar yang
bocor akan masuk ke dalam cavitas peritonealis. Ada- Thrombosis Vena Mesenterica
nya columna vertebralis dan pinggir anterior vertebra Vena mesenterica superior, yang mengalirkan darah
sacralis pertama yang menonjol merupakan dinding dari daerah intestinum yang sama dengan yang disuplai
belakang yang kokoh untuk intestinum pada kasus trau- oleh arteria mesenterica superior, dapat mengalami
ma tumbukan di garis tengah. thrombosis setelah stasis jejaring vena. Sirosis hepatis
lsi intestinum tenue mempunyai pH yang netral dan dengan hipertensi portal dapat merupakan predisposisi
hanya menyebabkan iritasi kimia yang kecil pada peri- untuk keadaan ini.
toneum.
Diverticulum Meckel
Perbedaan lejunum dan Ileum
Kelainan kongenital ileum ini diuraikan pada
Seorang dokter harus mampu mengenali perbedaan halaman 183.
antara intestinum crassum (usus besar) dan intestinum
tenue (usus halus). Dokter mungkin diminta untuk me-
meriksa suatu kasus terbukanya abdomen pascaope- APPEN Dtx VrRtt roRrt tts
rasi dengan lengkung-lengkung intestinum terletak be- Variasi Posisi
bas pada tempat tidur. Perbedaan makroskopik jeju-
Posisi appendix yang tidak tetap sebaiknya diingat
num dan ileum diuraikan pada halaman 237.
pada waktu melakukan diagnosis appendisitis. Appen-
Mesenterium
dix vermivormis retrocaecalis dapat terletak di bela-
kang caecum yang teregang oleh gas sehingga mungkin
Caris perlekatan mesenterium pada dinding poste- sulit untuk menimbulkan nyeri tekan bila palpasi dila-
rior abdomen sebaiknya diingat. Caris ini terbentang kukan pada regio iliaca dextra. Sebaliknya, iritasi mus-
dari titik tepat di sebelah kiri linea mediana kira-kira 2 culus psoas major dapat menyebabkan pasien tetap
inci (5 cm) di bawah planum transpyloricum (11) ke melakukan fleksi arliculatio coxae dextra.
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL

Appendix vermiformis yang tergantung di dalam lon sigmoideum) berhubungan dengan bagian colon
pelvis mengakibatkan tidak adanya nyeri tekan abdo- yang terfiksasi (colon ascendens dan colon descen-
men pada kuadran kanan bawah, tetapi nyeri tekan dens).
yang dalam mungkin dirasakan tepat di atas symphysis Trauma tusuk yang mengikuti luka tr-rsuk lazim
pubica. Pemeriksaan rectum atau vagina mungkin da- terjadi. Hubungan anatomi bagian-bagian colon yang
pat menimbulkan nyeri tekan pada pelvis sisi kanan. kompleks dapat menjelaskan mengapa jarang terjadi
trauma colon saja.
Predisposisi Appendix Vermiformis
Mengalami lnfeksi Kanker Intestinum Crassum
Faktor-faktor di bawah ini berperan sebagai penye- Kanker intestinum crassum relatif sering ditemukan
bab rentannya appendix vermiformis terhadap infeksi: pada orang yang telah berusia 50 tahun, Pertumbuhan
(a) ukuran appendix vermiformis yang panjang, sempit, tumor terbatas pada dinding intestinum crassum untuk
berujung buntu, hal ini mempermudah stasis isi intes- waktu yang cukup lama sebelum menyebar melalui
tinum crassum; (b) Di dalarn dinding appendix banyak sistem Iimfatik. Pada stadium Ianjut terjadi penyebaran
terdapat jaringan limfoid; (c) lumen appendix mempu- ke hepar melalui sirkulasi darah, yaitu sirkulasi portal.
nyai kecenderung untuk mengalami obstruksi oleh isi Jika diagnosis dibuat dini dan dilakul<an l<olektomi
intestinum yang mengeras (enterolith), yang mengaki- parsial, diikuti dengan pengangkatan pembuluh limf
batkan stagnasi isi yang ada di dalamnya. dan kelenjar limf dari daerah tersebut, dapat diharap-
kan adanya penyembuhan.
Predisposisi Appendix Vermiformis
Mengalami Perforasi Divertikulosis
Appendix vermiformis disuplai oleh arteria yang ke- Divertikulosis colon merupakan keadaan klinik
cil dan panjang yang tidak beranastomosis dengan yang sering ditemukan. Keadaan ini terdiri atas herniasi
arteria lainnya. Ujung buntu appendix vermiformis di- mukosa melalui otot sirkular di antara taeniae coli dan
darahi oleh cabang-cabang terminal arteria appendi- terjadi di tempat otot sirkular paling lemah, yaitu di
cularis. Pembengkakan yang disebabkan oleh pera- tempat pembuluh darah menembus otot (Cambar
dangan pada dinding appendix vermiformis menekan 5-74). Tempat-tempat herniasi yang sering terjadi di-
pembuluh darah yang mendarahinya dan sering meng- perlihatkan pada Cambar 5-74.
akibatkan thrombosis arteria appendicularis. Keadaan
ini sering mengakibatkan nekrosis atau gangren din- Sekosfomi dan Kolostomi
d i ng append ix verm iform is, d isertai perforasi.
Caecum, colon transversum, dan colon sigmoideum
Perforasi appendix atau transmigrasi bakteri melalui
bersifat mobil sehingga dapat ditarik keluar melalui lu-
dinding appendix vermiformis yang meradang menga-
bang kecil pada dinding anterior abdornen. Bila caecum
kibatkan infeksi cavitas peritonealis. Bagian yang me-
atau colon transversum kemudian dibuka, isi intesti-
nguraikan omentum majus dapat menghambat penye-
num crassum dikeluarkan dengan cara ini. Tindakan ini
baran infeksi peritonealditunjukkan pada halaman 281.
dinamakan sekostomi atau kolostomi, dan digunakan
untuk mengatasi obstruksi intestinum crassum.
Nyeri Apendisitis
Nyeri viseral pada appendix disebabkan oleh pere- Kelai n an Kongen ital Co I o n
gangan lumen atau spasme otot appendix vermiformis.
Serabut- serabut aferen nyeri masuk ke medulla spinalis
Kelainan kongenital berupa caecum yang tidak tu-
setinggi segmen thoracica X, dan nyeri alih yang samar-
run atau gagalnya perputaran usus sehingga caecum
samar dirasakan pada regio umbilicalis. Selanjutnya, terletak di fossa iliaca sinistra menimbulkan kesulitan
rasa nyeri bergeser ke tempat appendix vermivormis dalam membuat diagnosis. (Lihat halaman 218). Nyeri
yang meradang mengiritasi peritoneum parietale. Di apendisitis misalnya, walaupun awalnya terasa di regio
sini nyeri terlokalisasi, tepat, dan hebat. (Lihat Nyeri umbili.calis dapat bergeser tidak ke fossa iliaca dextra
tetapi ke kuadran kanan atas atau kuadran kiri bawah.
Abdomen halaman 297).
Volvulus
Cnrcuitt DAN CoLoN
Karena sangat mobil, colon sigmoideum kadang-
Trauma
kadang berputar di sekeliling mesenterium. Keadaan
Dapat terjadi trauma tumpul atau tusuk pada colon. ini dapat kembali dengan sendirinya secara spontan,
Trauma tumpul paling sering terjadi di tempat bagian atau perputaran dapat terus berlangsung sampai suplai
colon yang dapat bergerak (colon transversum atau co- darah ke colon tersebut terhenti secara total.
288 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

taenia coli
appendices epiploicae

Gambar 5-74. Pendarahan colon (1) dan pembentukan diverticulum (2). Perhatikan jalannya diverliculum mucosa
melalui tunica muscularis di sepanjang perjalanan arteria.

Infususepsi pembentukan urea. Hepar mensintesa heparin, sebuah


zat antikoagulan, dan memegang peran penting pada
Keadaan ini merupakan masuknya segmen prok-
fungsi detoksikasi. Hepar membentuk pigmen empedu
simal usus ke dalam Iumen segmen distal yang dide-
katnya. Tidak perlu dikatakan lagi, keadaan ini beresiko
dari hemoglobin eritrosit yang tua dan menyekresi
garam-garam empedu. Kedua zat ini dikeluarkan ke
besar menimbulkan pemutusan aliran darah ke usus
duodenum melalui ductus choledochus.
dan menimbulkan gangren. Keadaan ini sering terjadi
pada anak-anak. Bentuk ileocolica, colo-colica, dan
ileoilei dapat terjadi, namun yang paling sering adalah Penopang Hepar
ileocolica. Hepar dipertahankan pada posisinya di bagian atas
Frekuensi yang tinggi pada anak-anak mungkin di- abdomen oleh perlekatan venae hepaticae pada vena
sebabkan oleh ukuran intestinum crassum relatif lebih cava inferior. Ligamenta peritonealia dan tonus otot-
besar dibandingkan dengan intestinum tenue pada usia otot abdomen mempunyai peranan kecil dalam fungsi
ini. Faktor yang lain adalah pembengkakan lempeng- penopang ini. Kenyataan ini penting pada ilmu bedah,
lempeng Peyer yang merupakan komplikasi infeksi. karena bila ligamenta peritonealia dipotong hepar
Pada keadaan terakhir ini, pembengkakan lempeng- hanya dapat berputar sedikit saja.
lempeng tersebut menonjol masuk ke dalam Ium.en
dan gerakan peristaltis usus yang kuat mencoba me-
Trauma
ngeluarkan pembengkakan tersebut ke arah distal di
sepanjang lumen usus. Hepar merupakan struktur yang dan rapuh, yang
dibungkus oleh capsula fibrosa. Perlu diperhatikan po-
HTpRR sisi hepar yang sangat dekat dengan costae bagian
bawah. Fraktur costae bagian bawah atau luka tusuk
Fungsi Penting
pada thorax atau bagian atas abdomen sering menim-
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh bulkan cedera pada hepar. Trauma tumpul akibat kece-
dan berperan pada metabolisme hasil-hasil pencernaan lakaan lalu lintas juga sering terjadi, dan disertai de-
karbohidrat dan protein yang dikirim ke hepar melalui ngan perdarahan yang hebat akibat terobeknya hepar.
vena portae hepatis. Karbohidrat disimpan di dalam Karena penelitian anatomi telah membuktikan bah-
hepar sebagai glikogen, dan asam amino disintesa wa ductus choledochus, arteriae hepaticae, dan vena
menjadi protein atau mengalami deaminasi dengan porta memberikan cabang-cabang secara segmental,
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOIVlINAL 289

ligasi struktur-struktur ini memungkinkan ahli bedah pengobatan hipertensi portal dapat meliputi anastomo-
membuang sebagian besar hepar pada pasien yang me- sis sistem porta ke dinding anterior vena cava inferior di
ngalami laserasi hepar hebat akibat trauma atau tumor belakang foramen epiploicum karena venae portae
hepar. (Bahkan tumor metastatik hepar yang besar dan hepatis terletak di dalam omentum minus. Vena
terlokalisasi dapat dibuang), lienalis dapat dianastomosiskan dengan vena renalis
sinistra setelah lien dibuang.
Biopsi Hepar
Biopsi hepar merupakan tindakan diagnostik yang VTSIcR BILIRRIS DAN DUCTUS
sering dilakukan. Dengan pasien menahan nafas dalam CuolroocHus
keadaan ekspirasi penuh (untuk mengurangi luasnya
Fungsi Vesica Biliaris
recessus costodiaphragmaticus dan mengurangi keru-
sakan pulmo didekatnya) jarum dimasukkan melalui Hepar menyekresikan empedu dengan kecepatan
spatium intercostalis Vlll dan lX dextra di linea axillaris tetap yaitu sekitar 40 ml per jam. Bila tidak terjadi
media. Jarum menembus diaphragma sampai ke hepar proses pencernaan, sphincter Oddi tetap tertutup dan
dan diambil sedikit jaringan hepar untuk pemeriksaan empedu tertimbun di dalam vesica biliaris. Vesica
mikroskopik. biliaris mempunyai fungsi (7) memekatkan empedu; (2)
menyimpan empedu; (3) secara selektif mengabsorbsi
Spatium Subphrenicum garam-garam empedu dan mempertahankan asam
empedu; (4) ekskresi cholesterol; dan (5) sekresi mu-
Pentingnya spatium subphrenicum dan hubungan-
CU S.
nya dengan hepar diuraikan pada halaman 215. Pada
keadaan normal, spatium ini hanya merupakan ruang-
an potential, dan permukaan peritoneum bersentuhan Kelainan Kongenital
dengannya. Akumulasi gas atau cairan yang tidak nor- Beberapa kelainan kongenital terjadi pada sistem
mal diperlukan untuk pemisahan permukaan peri- saluran empedu, demikian pula sejumlah variasi pada
toneum, Normalnya permukaan anterior hepar pekak suplai darah ke vesica biliaris (Cambar 5-75,5-76, dan
pada perkusi. Per{orasi ulcus gaster sering diikuti de- 5-77). Mahasiswa kedokteran sebaiknya mengenal
ngan hilangnya bunyi pekak hepar disebabkan oleh kelainan-kelainan ini, tetapi tidak perlu dihafal secara
berkumpulnya gas di atas permukaan anterior hepar rinci.
dan di dalam spatium subphrenicum.
Batu Empedu
VENA PoRTer HTPETIS
Batu empedu biasanya asimtomatik; meskipun de-
Aliran Darah di Dalam Vena Portae Hepatis mikian dapat pula menimbulkan kolik batu empedu
atau menyebabkan terjadinya kolesistitis akut.
Vena portae hepatis mengalirkan sekitar 70'1" darah
ke hepar. Tiga puluh persen sisanya berupa darah yang KOLIK EMPEDU
teroksigenasi yang dialirkan ke hepar melalui arteria Kolik empedu biasanya disebabkan oleh spasme
hepatica. Pembentukan vena portae hepatis dari ga- otot polos dinding vesica biliaris sebagai usaha untuk
bungan vena lienalis dan vena mesenterica superior mencoba mengeluarkan batu empedu. Serabut- serabut
yang membentuk sudut tumpul memungkinkan aliran saraf aferen berjalan ke atas melalui plexus coeliacus
darah yang lancar di dalam vena portae hepatis. Lobus dan nervus splanchnicus major ke segmen thoracici
hepatis dexter meherima darah terutama dari intesti- medulla spinalis. Nyeri alih dirasakan di kuadran kanan
num, sedangkan lobus hepatis sinister termasuk lobus atas atau daerah epigastrium (dermatoma T7 , B, dan 9).
quadratus dan lobus caudatus menerima darah dari Obstruksi ductus choledochus oleh batu empedu
gaster dan lien. Distribusi darah seperti ini dapat mene- atau akibat penekanan oleh tumor pancreas mengaki-
rangkan penyebaran keganasan sekunder yang sampai batkan bendungan empedu pada ductus choledochus
di hepar. dan menimbulkan ikterus. Tumbukan batu pada am-
pula hepatopancreatica dapat mengakibatkan masuk-
Hipertensi Portal nya empedu yang terinfeksi ke dalam ductus pan-
Hipertensi portal merupakan keadaan klinis yang creaticus, sehingga menimbulkan pankreatitis. Variasi
sering ditemukan, oleh karena itu rangkaian anasto- susunan anatomi bagian terminal ductus choledochus
mosis portal-sistemik sebaiknya diingat. (Lrhat halaman dan ductus pancreaticus major perlu dipertimbangkan.
237.). Peluasan hubungan portal-sistemik sering Jenis sistem ductus choledochus yang ada akan menen-
disertai dengan pembesaran lien yang disebabkan oleh tukan apakah empedu yang terinfeksi mudah masuk ke
adanya bendungan. Pirau portocaval untuk ductus pancreaticus atau tidak.
290 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

Batu empedu diketahui dapat menimbulkan ulse- Pendarahan Vesica Biliaris


rasi dinding vesica biliaris dan masuk ke colon trans-
Tidak seperti appendix vermivormis yang hanya
versum atau duodenum. Pada colon transversum batu
mempunyai satu arteria, vesica biliaris jarang meng-
empedu secara alamiah akan dikeluarkan melalui rec-
alami gangrenosa. Selain arteria cystica, vesica biliaris
tum, tetapi pada duodenum dapat tertahan pada
juga didarahi oleh pembuluh darah-pembuluh darah
junctura ileocaecalis, dan menimbulkan obstruksi usus.
kecil dari facies visceralis hepar.

Kolesistitis Akut PRrucnem


Kondisi peradangan ini menimbulkan perasaan Diagnosis Penyakit Pancreas
tidak enak pada kuadran kanan atas atau epigastrium.
Lokasi pancreas yang dalam kadang-kadang me-
Peradangan vesica biliaris dapat menyebabkan iritasi
nimbulkan masalah pada pembuatan diagnosis karena
peritoneum parietale subdiaphragmaticus yang se-
alasan-alasan berikut ini:
bagian dipersarafi oleh nervus phrenicus (C3, 4, dan 5).
1 . Nyeri dari pancreas umumnya dialihkan ke punggung.
Hal ini akan menimbulkan nyeri alih ke bahu karena
2. Karena pancreas terletak di belakang gaster dan
kulit di daerah bahu dipersarafi oleh nervi supra-
colon transversum, penyakit pankreas ini dapat
claviculares (C3 dan 4).

vesica biliaris tidak ada secara kongenital vesica biliaris ganda

ductus cystjcus tidak ada panjang ductus cysticus yang abnormal

ductus cysticus acessorius kjsta ductus choledochus


kista choledochr

Gambar 5-75, Beberapa kelainan kongenital vesica biliaris yang umum.


ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 291

atresia ductus choledochus


atesia ductus hepatlcus

atresia seluruh alat-alat extrahepatis


atresia ductus hepalicus
Gambar 5-76. Beberapa kelainan kongenital ductus choledochus yang lazim.

A.'hepatica dextra
A. hepatica sinistra

ductus choledochus

Gambar 5-77. Beberapa variasi pendarahan ke vesica biliaris yang lazim ditemukan
292 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

sulit dibedakan dengan penyakit pada gaster atau Lien terletak pada pangkal vena Iienalis, dan pada
colon transversum. kasus hipertensi portal, lien sering membesar akibat
3. Peradangan pancreas dapat menyebar ke perito- kongesti vena.
neum yang membentuk dinding posterior bursa
omentalis. Keadaan ini dapat menyebabkan per- Trauma
lekatan dan menutup bursa omentalis sehingga
timbul pseudokista. Walaupun secara anatomis lien tampaknya terlin-
dung dengan baik, kecelakaan lalu lintas berupa ter-
Trauma tubruk atau terlindas mobil sering menimbulkan la-
serasi Iien. Luka tembus thorax kiri bawah juga dapat
Pancreas terletak jauh di dalam abdomen dan ter- merusak lien.
lindung dengan baik oleh arcus costalis dan dinding an-
terior abdomen. Akan tetapi, trauma tumpul, misalnya
pada cedera olahraga yang menimbulkan pukulan
lien Acessorius
mendadak pada abdomen, dapat menekan pancreas Lien accessorius dapat ditemukan di daerah hilum
pada columna vertebralis dan merobek pancreas. Pan- atau di dalam ligamentum splenicum. Kadang-kadang
creas sering rusak akibat luka tembak atau luka tusuk, lien accessorius ini terdapat di mesocolon transversum
Rusaknya jaringan pancreas melepaskan enzim atau mesenterium intestinum tenue. Lien accessorius
pancreas yang aktif dan menimbulkan gejala dan tanda terdapat pada 10% orang, dan bila terlupakan pada saat
peritonitis akut. dilakukan splenektomi, misalnya splenektomi untuk
pengobatan ikterus akolurik misalnya, lien accessorius
Kanker Caput Pancreatis ini dapat membesar dan mengakibatkan gejala-gejala
dan Ductus Choledochus timbul kembali.
Karena hubungan yang erat antara caput pancreatis
dengan ductus choledochus, kanker caput pancreatis SpRrI urvl RrrRoprRIToN EALE
sering menimbulkan ikterus obstruktif.
Trauma pada Organ-Organ
Cauda Pancreatis dan Splenektomi di Dalam Spatium Retroperitoneale

Adanya cauda pancreatis di dalam ligamentum lie- Palpasi dinding anterior abdomen pada regio Ium-
norenale kadang-kadang mengakibatkan kerusakan balis atau iliaca dapat memberikan tanda-tanda yang
cauda pancreatis pada saat dilakukan splenektomi. menunjukkan adanya iritasi peritoneum (peritoneum
Pancreas yang rusak mengeluarkan enzym yang me- membentuk,batas anterior spatium retroperitoneale
mulai metabolisme jaringan di sekitarnya dan beraki- [Gambar 5-41]). Dengan kata lain, rasa sakit dan kaku
bat sangat serius. otot (rigiditas) dapat ditemukan. Palpasi pada bagian
punggung di antara costa XII dan columna vertebralis
Kelainan Kongenital dapat menimbulkan rasa sakit yang memberikan du-
gaan ke arah penyakit ginjal.
Selama perkembangan, tunas ventral pancreas da- Foto rontgen abdomen dapat memperlihatkan ada-
pat tertambat pada dinding posterior abdomen dan nya udara di dalam jaringan extraperitoneal, keadaan
tidak bersatu secara sempurna dengan tunas dorsal. ini menunjukkan adanya perforasi viscera (misalnya,
Keadaan yang jarang ditemukan ini dikenal sebagai colon ascendens atau colon descendens). CT-scan da-
pancreas anularis dan dapat menyebabkan obstruksi pat menunjukkan dengan tepat adanya trauma pada or-
duodenum. gan-organ extraperitoneal.

Pemhentukan Abses
Lrrru (Lrrupn)
lnfeksi yang berasal dari organ-organ retroperito-
Pembesaran Lien neal, sepefti ren, kelenjar limf, dan appendix vermi-
formis retro-caecal dapat meluas sampai masuk ke
Lien yang membesar secara patologis meltlas ke dalam spatium retroperitoneale.
bawah dan medial. Flexura coli sinistra dan ligamen-
tum phrenicocolicum mencegah turunnya lien secara
Kebocoran Aneurisma Aorta
langsung. Karena lien yang membesar menonjol di ba-
wah arcus costalis sinistra, margo anterior yang me- Mula-mula darah dapat terkumpul di dalam spatium
miliki incisura dapat dipalapsi melalui dinding anterior retroperitoneale sebelum mengalir ke dalam cavitas
abdomen. peritonealis.
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 293

Gambar 5-78. Sonogram longitudinal bagian atas abdomen memperlihatkan lumen vesica biliaris. ( Atas kebaikan Dr. M. C. Hill)

I
IF
Gambar 5-79. Cedera pada ginjal. A. Kontusio renalis dengan perdarahan yang terkumpul di cortex, di bawah capsula
tibrosa. B. Robeknya capsula fibrosa dan cortex dengan perdarahan di dalam capsula adiposa. C. Robeknya capsula, cor-
tex, dan medulla. Perhatikan keluarnya darah ke dalam calices dan terus ke urine. Urine, seperti darah, dapat melakukan
ekstravasasi ke dalam capsuta adiposa dan corpus adiposum pararenale ke dalam cavitas peritonealis. D. Ren yang
hancur dengan perdarahan yang luas serta ekstravasisi darah dan urin ke dalam capsula adiposa dan corpus adiposum
pararenale; darah juga masuk ke calices dan keluar ke urine. E. Trauma pada pediculus renalis melibatkan arteria, vena
renalis dan mungkin juga pelvis renalis.
294 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

REN (GtNjAr) dilatasi calices dan pelvis renalis yang dikenal sebagai
hidronefrosis (Cambar 5-45).
Mobilitas Ginjal
Ren dipertahankan pada posisinya yang normal Ginjal Polikistik
oleh tekanan intra abdominal dan oleh hubungannya Penyakit herediter ini dapat diturunkan dari ayah
dengan capsula adiposa dan fascia renalis. Setiap ren atau ibu. Keadaan ini dapat disertai dengan kista konge-
sedikit bergerak selama respirasi. Ren dextra terletak nital pada hepar, pancreas, dan pulmo. Kedua ginjal
sedikit lebih rendah dibandingkan ren sinistra, dan po- sangat membesar dan penuh dengan lubang-lubang
lus inferiornya dapat diraba pada regio lumbalis kanan
kista. Cinjal polikistik diperkirakan disebabkan oleh
pada akhir inspirasi dalam pada orang yang otot abdo- gagalnya penggabungan antara tubulus contortus dan
mennya tidak berkembang dengan baik. Bila jumlah tubulus choledochus. Akumulasi urine di dalam tubu-
capsula adiposa berkurang, mobilitas ren bertambah Ius proximal rnengakibatkan terbentuknya kista retensi.
besar dan menimbulkan gejala kolik ginjal akibat ureter
tertekuk (kinkingl. Ren yang mobilitasnya berlebihan NyeriGinjal
tidak mengganggu glandula suprarenalis karena glan-
dula suprarenalis menempati ruang terpisah di dalam Nyeri ginjal bervariasi dari rasa pegal sampai nyeri
fascia renalis. hebat pada pinggang yang menjalar ke bawah sampai
ke abdomen bagian bawah. Nyeri ginjal dapat dise-
Trauma Ginjal babkan oleh tertariknya capsula renalis atau spasme
otot polos pelvis renalis. Serabut-serabut saraf aferen
Cinjal terlindung dengan baik oleh costae bagian berjalan melalui plexus renalis di sekitar pangkal arteria
bawah, otot-otot Iumbalis, dan columna vertebralis. renalis dan berjalan ke atas ke medulla spinalis melalui
Walaupun demikian, trauma tumpul hebat pada ab- nervus splanchnicus imus di dalam rongga thorax dan
domen dapat mendorong ginjal pada costa terakhir truncus symphaticus. Saraf-saraf ini memasuki medulla
dan columna vertebralis. Tergantung seberapa besar- spinalis pada segmen T12. Nyeri umumnya dialihkan
nya tumbukan, kerusakan bervariasi dari hematoma sepanjang persarafan nervus subcostalis (T12) ke ping-
ringan sampai laserasi total. Trauma tembus biasanya gang dan dinding anterior abdomen.
disebabkan oleh luka tusuk atau luka tembak dan se-
ring mengenai organ visera lainnya. Karena 25% curah Transplantasi Ginjal
jantung (cardiac outflow) berjalan melalui ginjal, maka
trauma ginjal dapat mengakibatkan kehilangan darah Fossa iliaca pada dinding posterior abdomen meru-
yang cepat. Ringkasan trauma ginjal diperlihatkan pada pakan tempat yang biasa dipilih untuk transplantasi
Lambar 5-,/9. ginjal. Fossa dibuka dengan melakukan insisi pada din-
ding anterior abdomen tepat di atas Iigamentum ingui-
Tumor Ginjal nale. Fossa iliaca yang terletak di depan musculus
i I iacus d icapai secara retroperitoneal. C i njal d i etakkan
I
Tumor ganas ginjal mempunyai tendensi kuat pada posisinya dan dilakukan konstruksi anastomosis
menyebarsepanjang vena renalis. Vena renalis sinistra pembuluh darah. Arteria renalis dianastomosiskan end
menerima vena testicularis sinistra pada pria; dan vena
to end dengan arteria iliaca interna dan vena renalis
ini kadang-kadang tersumbat dan menimbulkan variko- dianastomosiskan end to end dengan vena ilraca exter-
kel sinistra. (Lihat halaman 196). na (Gambar 5-80). Anastomosis cabang,cabang arteriae
iliacae internae pada dua sisi cukr-rp Iuas sehingga
Kelainan Kongenital viscera pelvis pada sisi terdapat anastomosis arteria
Ginjal berkembang sebagai organ pelvis dan kemu- renalis tidak terganggu. Ureteronefrostomi kemudian
dian naik ke atas masuk ke abdomen dan menempati dilakukan dengan membuka vesica urinaria dan mem-
posisi akhirnya. Kadang-kadang proses naiknya ginjal buat lubang yang lebar untuk pintu masul< ureter pada
ini terhambat. Untuk penjelasan mengenai ginjal tapal dinding vesica urinaria.
kuda dan kelainan kongenital lainnya, lihat Cambar
5-45. Unrrrn
Arteriae renales supernumerari relatif sering dite-
mukan. Keadaan ini terjadi karena menetapnya arteriae Kerusakan Ureter Traumatik
renales fetal, yang berasal dari aorta secara berurutan Karena posisi ureter yang terlindung dan ukurannya
dan mendarahi ginjal pada waktu ginjal bergerak naik, yang kecil, kerusakan ureter jarang terjadi. Sebagian
Keadaan ini penting di klinik karena arteriae renales su- besar kerusakan disebabkan oleh luka ternbak dan
pernumerari ini dapat menyilang junctura pelvicoure- pada sedikit orang oleh luka tusuk. Karena ureter ter-
ter dan menyumbat aliran urine, sehingga timbul letak retroperitoneal, urine dapat keluar ke dalam
ANATOMI PERI,4UKAAN VISERA ABDOMINAL 295

V. cava inferior

aorta abdominalis

ginjal yang
ditransplantasi

A. iliaca communis

A. iliaca interna

A. iliaca externa

V. iliaca externa

Gambar 5-80. TransPlantasi ginjal

jaringan retroperitoneal pada dinding posterior ab- nya sehingga impuls aferen nyeri diteruskan l<e dalam
domen. sistem saraf pusat dan menimbulkan nausea.

Batu Ureter Kelainan Kongenital


Dokter sebaiknya menyadari adanya kelainan ko-
Terdapat tiga tempat penyempitan anatomi pada
ngenital yang sering ditemukan pada ureter, yang di-
ureter tempat batu mungkin tertahan, yaitu peralihan
ringkas pada Cambar 5-46. Pada ureter ektopik, ujung
pelvis-ureter, pinggir atas pelvis, dan di tempat ureter
bawah ureter tidak bermuara ke dalam vesica urinaria,
masuk ke dalam vesica urinaria. Sebagian besar batu,
tetapi pada laki-laki bermuara ke vesicula serninalis
walaupun radiopak, cukup kecil untuk tidak terlihat pa-
atau urethra pars prostatica, dan pada perempuan ber-
da foto rontgen polos secara jelas sepanjang perjalanan
muara ke vagina. Pada semua kasus, letak muara ureter
ureter. Umumnya diperlukan pemeriksaan pielografi
didistal sphinctervesica urinaria, dan pasien menderita
intravena (VlP, intravenous pyelogram). Ureter berjalan
inkontinensia.
turun ke bawah di depan ujung processus transversus
lumbalis, menyilang daerah articulatio sacroiliaca,
membelok ke spina ischiadiaca, dan kemudian mem- GLNNOUM SUPRRRTNRLIS
belok ke medial menuju vesica urinaria. Manfaat Bedah Fascia Rena/is
Kolik Ginial Clandula suprarenalis dan ginjal sama-sama diliputi
oleh fascia renalis. Meskipun demikian, glandula su-
Pelvis renalis dan ureter mengirimkan saraf-saraf prarenalis terletak di ruangan yang terpisah dengan gin-
aferen ke medulla spinalis pada segmen T1 1 dan T12 jal sehingga kedua organ ini dapat dipisahkan dengan
serta L1 dan 12. Pada kolik ginjal, gelombang peris- mudah pada operasi.
taltik yang kuat berjalan turun sepanjang ureter sebagai
usaha untuk mendorong batu ke depan' Spasme otot Kepekaan terhadap Trauma pada Waktu Lahir
polos menyebabkan nyeri kolik hebat yang dialihkan
Pada waktu lahir, glandula suprarenalis ukurannya
ke kulit yang mendapat persarafan oleh segmen-
relatif besar oleh karena adanya cortex fetalis, Setelah
segmen medulla spinalis tersebut, yaitu dari pinggang
cortex ini mengalami involusi, ukuran glandula me-
sampai lipat paha.
ngecil. Selama proses involusi berlangsung, cortex ra-
Bila batu sampai ke bagian bawah ureter,' rasa nyeri
puh dan sangat peka terhadap kerusakan dan perda-
dirasakan pada bagian bawah dan sering dialihkan ke
rahan berat.
testis atau ujung penis pada laki-lakidan labium majus
pudendi pada perempuan. Kadang-kadang nyeri ureter
Sindrom Cushing
dialihkan ke sepanjang ramus femoralis nervus geni-
tofemoralis (11 dan L2), sehingga rasa nyeri dirasakan Hiperplasia cortex suprarenalis merupakan penye-
di paha bagian depan. Nyeri ini sering demikian hebat- bab sindrom Cushing yang paling lazim. Manifestasi
296 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

klinis sindrom iniyaitu wajah bulat (moon face), tubuh Aneurisma besar sebaiknya dieksisi dan diganti dengan
gemuk, hirsutisme, dan hipertensi. Sindrom yang ter- tandur prostetik.
jadi pada usia lanjut, dapat disebabkan oleh adenoma
atau karsinoma cortex. Obliterasi Aorta Abdominalis dan Arteria iliaca

Penyakit Addison Oklusi bifurcatio aorta abdominalis yang terjadi


perlahan-lahan, akibat oleh atherosclerosis menimbul-
lnsufisiensi cortex adrenal (penyakit Addison) yang kan gejala-gejala klinik khas berupa nyeri pada tungkai
secara klinik ditandai dengan hiperpigmentasi, kele- saat berjalan (klaudikasio) dan impotensi. lmpotensi
mahan otot, pengurangan berat badan, dan hipotensi, disebabkan oleh kurangnya darah pada arteria iliaca
dapat disebabkan oleh destruksi tuberkulosis atau atrofi interna. Pada orang yang tidak menunjukkan gejala,
bi lateral kedua cortex. sebaiknya dipikirkan tindakan pembedahan thrombo-
endarterektomi atau operasi tandur bypass. Karena
Pheokromositoma perjalanan penyakit lambat, cukup waktu untuk terben-
Pheokromositoma, suatu tumor medulla, menim- tuknya peredaran darah kolateral, namun secara fisio-
bulkan hipertensi paroksismal atau hipertensi yang logis tidak cukup. Meskipun demikian, aliran darah
menetap. Cejala dan tanda terjadi akibat pembentukan kolateral yang terbentuk mencegah kematian jaringan
katekolamin berlebihan yang kemudian masuk ke da- pada kedua extremitas, walaupun tukak kulit mungkin
lam aliran darah. dapat terjadi.
Karena letak glandula suprarenalis pada dinding Sirkulasi kolateral aorta abdominalis diperlihatkan
posterior abdomen, beberapa tumor glandula supra- pada Gambar 5-81.
renalis dapat di palpasi. CT-scan dapat dipergunakan
untuk memperlihatkan pembesaran glandula supra- Sumbatan Emboli Aorta Abdominalis
renalis; walaupun demikian, saat menginterpretasikan Bifurkasio aorta abdominalis yang Iumennya men-
CT-scan, ingat hubungan yang erat antara glandula dadak menyempit dapat menjadi tempat tersangkutnya
suprarenal is dengan crura d iaphragmatica. emboli yang keluar dari jantung. Hal ini mengakibaG
kan iskemia hebat pada extremitas inferior.
Simpatektomi Lumbal
Simpatektomi lumbal terutama dilakukan untuk me- VENA CnvR INFERIoR
n imbu Ikan vasod i latasi arteriae extrem itas i nferior pada
Trauma
pasien dengan gangguan vasospastik. Serabut simpatis
preganglionik yang menyarafi pembuluh darah extre- Kerusakan vena cava inferior dapat menimbulkan
mitas inferior meninggalkan medulla spinalis dari seg- kematian meskipun pembuluh ini berisi darah dengan
men T1 'l sampai 12. Serabut-serabut tersebut bersinaps tekanan yang rendah. Kesukaran secara anatomi untuk
di ganglia lumbalis dan sacralis truncus symphaticus. mencapai vena cava inferior yang terletak di belakang
Serabut-serabut postganglionik bersatu dengan nervi hepar, duodenum/ intestinum tenue serta adanya
lumbales dan nervi sacrales lalu didistribusikan ke angulus costalis dextra yang melindungi alat-alat ini
pembuluh-pembuluh darah extremitas inferior sebagai - menyebabkan operasi sulit dilakukan. Ditambah lagi
cabang-cabang saraf tersebut. Serabut-serabut post- dinding vena cava inferior tipis menyebabkan vena ini
ganglionik tambahan juga berjalan langsung dari gang- rentan terhadap robekan.
lia lumbalia menuju ke arteria iliaca communis dan Karena terdapat banyak anastomosis di antara
arteria iliaca' externa, tetapi serabut-serabut tersebut cabang-cabang vena cava inferior (Cambar 5,82), ti-
mengikuti arteria iliaca externa hanya sampai Iiga- daklah mungkin untuk meligasinya pada keadaan da-
mentum inguinale. Pada laki-laki dengan simpatektomi rurat. Banyak pasien menunjukkan kongesti vena pada
lumbal bilateral dapat diikuti dengan kehilangan extremitas inferior.
kekuatan ejakulasi, tetapi ereksi tidak terganggu.
Kompresi Vena Cava Inferior
Aonre Vena cava inferior sering tertekan pada stadium
Aneurisma Aorta akhir kehamilan oleh uterus yang membesar. Keadaan
ini menimbulkan edema pada pergelangan kaki dan
Dilatasi lokal atau difus aorta abdominalis (aneuris- kaki serta varises vena sementara.
ma) biasanya terjadi di bawah pangkal afteria renalis. Tumor ganas retroperitoneal juga dapat menekan
Sebagian besar aneurisma diakibatkan oleh athero- vena cava inferior dengan hebat dan akhirnya meng-
sklerosis, yang menyebabkan melemahnya dinding hambat aliran vena cava inferior. Keadaan ini meng-
arteri, dan paling sering terjadi pada orang tua. aki batkan d i latasi yang berlebi han anastomosis cabang-
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL
297

A. subclavia dextra A. rectalis inferior

A. rectalis media

A. thoracica interna

A. rectalis superior

A. musculoPhrenica
Aa" sigmoideae

A. epigastrica
supeflor

A, colica medla

Aa. lumbales
Aorta abdominalis

A. colica dextra
A. mesenterica suPerior

A. marginalis

A. renalis sinistra
A. ileocolica

A. epigastrica A. phrenica
inferior
A. lumbalis lV
diaphragma

A, circumflexa ilium
aorta pars thoracalis
Profunda

Aa. intercostales Posteriores


A. iliaca interna
A. sacralis mediana A. subclavia sinistra

dilatasi yang besar pada arteriae


Gambar 5-g1. sirkulasi kolateral yang mungkin terdapat pada aorta abdominalis. Perhatikan
dan cabang-cabungny" y"ang reiaoi bila aorta dengan perlahan-lahan tersumbat tepat
di bawah arteria rcnalis (batang
mesentericae
putih\.

cabang vena cava inferior (Gambar 5-82). Jalan alter- NvrRr Asnol rN
natif supaya darah kembali ke atrium dextrum cordis
dikenal sebagai pirau caval-caval.lalan yang sama tim- Nyeri abdomen merupakan suatu masalah yang
bul akibat tumor mediastinum superior yang menekan paling penting yang sering dihadapi oleh seorang
vena cava superior. Secara klinis, pelebaran anasto- dokter. Bagian ini menguraikan dasar anatomi dari
mosis subkutan di antara vena thoracica lateralis, se- berbagai bentuk nyeri abdomen yang ditemui di prak-
buah cabangvena axillaris, dengan vena epigastrica su- tik klinik.
perficialis, sebuah cabang vena femoralis, ciapai dilihat Terdapat tiga jenis nyeri yang berbeda, yaitu: nyeri
pada dinding thoracoabdominal (Cambar 5-82). somatik, nyeri viseral, dan nyeri alih
298 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

V rectalis inferior

V axillaris

V. rectalis mediana
V. azygos

V. thoracica interna

V thoracica lateralis .

diaphragma

V iliaca interna

V. rectalis superior

V. mesenterica inferior
V. epigastrica inferior naik menuju V. porta

V epigastrica
superficialis
Vv. lumbales
V iliaca externa V cava inferior

ligamentum
inguinale

Vv. hemoazygos
V femoralis

V. saphena magna
V cava superior
Gambar 5-82. Sirkulasi kolateral yang mungkin terdapat di antara vena cava supei.ior dan vena
cava inferior. perhatikan
jalan alternatif darah untuk kembali ke atrium dextrum cordis bila vena cava
superior tersumbat di bawah muara vena
azygos (batang hitam atas)' Demikian pula terbentuk jalan alternatif bila vena cava inferior lersumbat
di bawah pangkal
vena..renalis (batang hitam bawah). Perhatikan juga hubungan yang ada di antara sirkulasi portal
dan vena sistemik di
canalis analis.

Nyeri Somatik Abdomen Bagian tengah diaphragma ; neryus phrenicus (C3,4,


Nyeri somatik abdomen pada dinding abdomen dan 5).
dapat muncul dari kulit, fascia, otot-otot dan perito- Bagian perifer diaphragma : nervi intercostales I
neum parietale. Nyeri ini dapat hebat dan terlokalisir 1 1).
7 -
dengan tepat. Bila nyeri berasal dari satu sisi, nyeri juga Dinding anterior abdomen : nervi thoracici (T7-1 2) dan
dirasakan di lateral. Impuls nyeri somatik dari abdomen
nervus L'l ,
mencapai sistem saraf pusat melalui segmen-segmen
saraf berikut ini: Dinding pelvis : neryus obturatorius (L2, 3, dan 4).
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 299

Peritoneum parietale yang meradang sangat sensitif, Nyeri AIih Abdomen


dan karena seluruh tebal dinding abdomen dipersarafi Nyeri alih abdomen merupakan rasa nyeri yang di-
oleh saraf yang sama, maka tidak heran bila ditemukan rasakan di tempat selain tempat asal nyeri, tetapi masih
gejala hipersensitifitas (hiperesthesia) dan nyeri tekan' pada area yang sama atau dekat dengan tempat asal
Refleks lokal yang melibatkan saraf yang sama me- persarafan di medulla spinalis. Struktur somatik dan vis-
nimbulkan fenomena perlindungan berupa pening- ceral dapat menghasilkan nyeri alih.
katan tonus otot-otot abdomen. Meningkatnya tonus Pada kasus nyeri alih somatik, penjelasan yang
otot atau kekakuan, kadang-kadang disebut "guard- mungkin adalah serabut-serabut saraf dari struktur yang
ing", merupakan suatu usaha untuk mengistirahatkan sakit dan daerah tempat nyeri itu dirasakan berjalan ke
dan melokalisir proses peradangan. atas di dalam sistem saraf mengikuti jalan yang sama,
Nyeri tekan lepas terjadi bila peritoneum parietale dan cortex cerebri tidak mampu membedakan kedua
meradang. Setiap gerakan peritoneum parietale yang daerah tersebut. Contoh nyeri somatik abdomen di
meradang, termasuk gerakan mengangkat tangan pada uraikan di berikut. Pleuritis yang mengenai bagian ba-
waktu pemeriksaan di tempat peritoneum parietale wah pleura parietalis pars costalis dapat menimbulkan
yang meradang, akan meningkatkan rasa nyeri. nyeri alih pada abdomen karena pleura parietalis ba-
Contoh nyeri akut, hebat, dan terlokalisir yang ber- gian bawah menerima persarafan sensorik dari lima
asal dari peritoneum parietale dapat dilihat pada sta- nervi intercostalis bagian bawah yang juga menyarafi
dium akhir apendisitis. Hiperesthesia kulit, nyeri tekan, kulit dan otot-otot dinding anterior abdomen.
dan spasme otot atau kekakuan terjadi di kuadran Nyeri visceral dari gaster biasanya dialihkan ke
kanan bawah dinding anterior abdomen. Sebuah ulcus epigastrium (Gambar 5-71). Serabut aferen nyeri dari
peptik perforasi dengan peritoneum parietale yang ter- gaster naik bersama dengan saraf simpatis dan berjalan
iritasi secara kimiawi akan menghasilkan gejala-gejala melalui plexus coeliacus dan nervus splanchnicus ma-
dan tanda-tanda yang sama, tetapi mengenai kuadran jor. Serabut-serabut sensorik memasuki medulla spina-
kanan atas dan bawah abdomen. Iis pada segmen T5-9 dan menimbulkan nyeri alih pada
dermatom T5-9 pada dinding dada bagian bawah dan
Nyeri Visceral Abdomen dinding abdomen.
Nyeri visceral abdomen timbul pada organ-organ Nyeri visceral dari appendix vermivormis (Gambar
abdomen, peritoneum viscerale dan mesenterium. Pe- 5-71),yangditimbulkan oleh karena distensi lumen ap-
nyebab nyeri visceral antara lain regangan viscera atau pendix atau spasme otot polos dindingnya, berjalan di
mesenterium, distensi viscera yang berongga/ ganggu- dalam serabut saraf yang mengikuti saraf simpatis
an suplai darah (iskemia) ke viscus, dan kerusakan ki- plexus mesentericus superior dan nervus splanchnicus
miawi (misalnya, cairan asam lambung) sebuah viscus minor ke medulla spinalis (segmen T10). Nyeri alih
(derma-
atau peritoneum yang meliputinya. Nyeri yang timbul ),an8 tidak jelas dirasakan di regio umbilicus
dari viscera abdomen bersifat tumpul dan sulit dilokali- tom T10). Kemudian bila proses peradangan mengenai
sir. Nyeri visceral dirasakan di garis tengah, mungkin peritoneum parietale, nyeri somatik yang hebat meru-
oleh karena viscera secara embriologis berkembang pakan gejala utama dan dapat dilokalisasi di kuadran
sebagai struktur yang ada di garis tengah dan menerima kanan bawah.
persarafan bilateral. Pada perkembangan selanjutrtya Nyeri visceral dari kandung empedu, seperti yang
banyak viscera pindah ke lateral dengan membawa sa- terjadi pada penderita kolesistitis atau kolik empedu,
raf yang mempersaraf i nya. berjalan di dalam serabut saraf yang mengikuti saraf
Kolik merupakap suatu bentuk nyeri visceral yang simpatis. Serabut tersebut berjalan melalui plexus
dihasilkan oleh kontraksi kuat otot polos. Kolik sering coeliacus dan nervus splanchnicus major menuju ke
disebabkan oleh obstruksi lumen seperli pada ob- medulla spinalis (segmen T5-9). Nyeri alih yang tidak
struksi usus, perjalanan batu empedu di dalam ductus jelas/samar-samar akan dirasakan pada dermatom
choledochus, atau perjalanan batu di dalam ureter. (T5-9) dinding thorax bagian bawah dan dinding ab-
Banyak serabut-serabut aferen visceral yang masuk domen bagian atas (Cambar 5-71). Bila proses pera-
ke dalam medulla spinalis ikut berperan dalam aktivitas dangan menyebar dan mengenai peritoneum parietale
refleks. Refleks berkeringat, salivasi, mual, muntah, dan dinding anterior abdomen atau diafragma bagian pe-
peningkatan denyut jantung dapat menyertai nyeri visceral. rifer, nyeri somatik yang hebat dirasakan pada kuadran
Sensasi yang timbul pada visera mencapai sistem kanan atas dan berjalan ke punggung di bawah angulus
saraf pusat melalui serabut aferen yang mengikuti saraf inferior scapulae. Radang yang mengenai peritoneum
simpatis dan masuk ke medulla spinalis melalui radix parietale bagian sentral yang dipersarafi oleh nervus
posterior. Pengetahuan yang cukup mengenai perja- phrenicus (C3,4, dan 5), dapat menimbulkan nyeri alih
lanan saraf ini sangat berguna untuk memahami uraian didaerah bahu, karena kulit daerah bahu mendapatkan
nyeri alih visceral di bawah ini. persarafan dari nervi supraclaviculares (C3 dan C4).
300 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

'*t1:,,, P,.i l ifi'XN'MHffii il r t:i . I : :::::.i:::::::

Pelajarilah riwayat-riwayat kasus berikut ini dan pilihlah Seorang perempuan berusia 47 tahun dioperasi
jawaban terbaik dari pertanyaan-pertanyaan yang terda- untuk menyembuhkan ulcus gastricus kronis
pat sesudahnya. yang tidak dapat diatasi dengan obat,obatan.
Pada operasi gastrektomi parsial ditemukan bah-
Seorang laki-laki berusia 45 tahun diperiksa di wa dinding posterior gaster melekat pada dinding
unit gawat darurat dengan keluhan nyeri hebat di posterior abdomen. Ahli bedah harus bertindak
kuadran kanan bawah dinding anterior abdomen. hati-hati untuk men ghindari terjadinya kerusakan
Orang itu muntah berulang, suhunya meningkat, struktur-struktur penting yang terletak pada din-
dan nadinya cepat. Riwayat penyakitnya menun- ding posterior abdomen.
jukkan bahwa dia menderita apendisitis akut dan
nyeri mendadak bertambah hebat. Pada peme- 3. Struktur-struktur berikut ini terletak pada dinding pos-
riksaan, otot-otot bagian bawah dinding anterior terior abdomen, yang mungkin terkena proses penya-
abdomen di kuadran kanan bawah kaku. Diagno- kiI, kecuali:
sis yang dibuat adalah peritonitis karena perfo- A. Ren dextra.
rasi appendix vermivormis. B. Pancreas.
C. Glandula suprarenalis sinistra.
1. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien dapat D. Ren sinistra.
diterangkan dengan pernyataan berikut ini, kecuali: E. Bursa omentalis.
A. Perforasi appendix vermivormis mengakibatkan F. Arteria lienalis.
penyebaran infeksi dari appendix vermivormis dan
Seorang laki-laki berusia 58 tahun sedang berada
mengenai peritoneum parietale.
B. Peritoneum parietale pada regio iliaca kanan, di restoran ketika tiba-tiba muntah darah. la
otot-otot dinding anterior abdomen, dan kulit di dibawa ke unit gawat darurat dalam keadaan ti,
atasnya seluruhnya dipersarafi oleh saraf seg- dak sadar. Pada pemeriksaan didapatkan semua
mental T12 dan L1 .
tanda syok hypovolemik berat. pada palpasi
C. lritasi peritoneum parietale secara refleks meng-
dinding anterior abdomen, lobus dextra hepatis
akibatkan peningkatan tonus otot,otot abdomen teraba tiga jari di bawah arcus costalis. Be-
dan menimbulkan kekakuan otot. berapa pelebaran vena superlicialis dapat dilihat
D. Omentum majus cenderung tefiarik ke bawah ke
di sekeliling umbilicus. lstrinya mengatakan
appendix, dan membatasi penyebaran infeksi. bahwa laki-laki itu muntah darah tiga bulan yang
E. Nyeri diperhebat sesudah perforasi appendix ka- lalu dan hampir meninggal. lstrinya menyatakan
rena stimulasi ujung-ujung saraf otonom pada bahwa suaminya merupakan peminum alkohol
peritoneum parietale. kronis. Diagnosisnya adalah slrosis hepatis
yang disebabkan oleh alkoholik kronis.
Seorang laki-laki berusia 63 tahun yang sudah
lama menderita ulcus duodenum dibawa ke unit
4. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien ter-
gawat darurat sesudah memuntahkan cairan sebut dapat dijelaskan dengan pernyataan-pernyata-
yang mengandung darah, pada pemeriksaan di- an berikut, kecuali.
dapatkan semua gejala dan tanda syok hipovo-
A. Aliran darah normal di dalam sistem portal ter-
ganggu oleh sirosis hepatis.
lemik berat.
B. Pada keadaan ini anastomosis portal-sistemik
2. Pernyalaan berikut ini berkenaan dengan ulcus duo- membesar.
denum yahg dapat diterapkan pada kondisi pasien ini, C. Pada ujung bawah oesophagus, sebuah cabang
kecuali: vena gastrica dextra beranastomosis dengan rami
A. Perdarahan dari ulcus duodenum sering terlihat oesophageales vena azygos.
dengan adanya feces berwarna hitam. D. Robeknya varices oesophagus dapat menimbul-
B. Musculus sphincter pyloricus mencegah sebagian kan perdarahan hebat yang diikuti dengan muntah
besar darah dari lumen duodenum naik ke dalam darah.
gaster. E. Pada hipertensi portal, venae paraumbilicales yang
C. Arteria gastroduodenalis terletak di belakang pars menghubungkan venae superficiales kulit (vena-
superior duodenum dan mungkin dikikis oleh ulcus. vena sistemik) dengan vena porta menjadi lebar
D. Arteria gastroduodenalis merupakan cabang kecil dan terlihat.
arteria hepatica communis.
Seorang perempuan berusia 55 tahun dengan
E. Ulcus duodeni sering terdapat pada dinding pos- riwayat flatulen dispepsia mendadak mendapat
terior bagian pertama duodenum.
serangan nyeri kolik hebat di bagian atas abdo-
men. Pada pemeriksaan di unit gawat darurat,
didapatkan adanya kekakuan dan nyeri tekan di
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 301

kuadran kanan atas. Diagnosisnya adalah kolik F. Bronchus sinister dan arcus aorta menyilang di
empedu. depan oesophagus dan mungkin menghalangi
turunnya slang ('1 1,2inci,28 cm dari nares).
5. Pernyataan berikut dapat menjelaskan gejala-gejala G. Terdapat sedikit tahanan untuk turunnya slang di
pasien, kecuali. ' tempat oesophagus masuk ke gaster.
A. Nyeri kolik batu empedu disebabkan oleh spasme
otot polos dinding vesica biliaris dan distensi duc- Seorang anak laki-laki berusia ''l6 tahun menda-
tus choledochus oleh batu. pat tendangan hebat pada pinggang kanannya
B. Serabut-serabut nyeri dari vesica biliaris dan duc- ketika sedang bermain sepakbola di sekolah.
tus choledochus naik ke atas melalui plexus me- Pada pemeriksaan di unit gawat darurat didapat-
sentericus superior dan nervus splanchnicus ma- kan pinggang kanannya memar hebat, dan angu-
jor, memasuki segmen thoracicae medulla spinalis. lus costovertebralis dextra sangat nyeri pada
C. Nyeri alih dirasakan pada kuadran kanan atas atau palpasi. Contoh urinenya secara mikroskopis
epigastrium. memperlihatkan adanya darah. Diagnosisnya
D. Dermatom T7 samPai T9 terlibat. adalah kerusakan ren dextra.
E. Kontraksi hebat dari dinding vesica biliaris meru-
pakan usaha untuk mengeluarkan batu. ini benar untuk trauma
8. Pernyataan-pernyataan berikut
tumpul pada ginjal, kecuali:
Pada pemeriksaan abdomen seorang perempuan A. Ren cenderung terkena tumbukan karena terletak
berusia 31 tahun, didapatkan benjolan besar yang di antara iga Xll dan columna vedebralis.
meluas ke bawah dan medial di bawah arcus cos- B. Ren dapat rusak oleh karena fraktur costa 12 (ren
talis sinistra. Pada perkusi, didapatkan suara pe- dextra) atau costa '1 1 dan 12 (ren sinistra)
kak yang terbentang k': atas dari sisi kiri umbili- C. Pada kebanyakan pasien, kerusakan ren ringan
cus ke regio axillaris sinistra' Pada palpasi, dan akibatnya tidak lebih daripada adanya he-
teraba incisura sepanjang pinggir anterior ben- maturia secara mikroskopis, seperti pada pasien
jolan. Diagnosisnya adalah splenomegali. ini.
D. Pada laserasi ren yang hebat, terjadi perdarahan
6. Tanda yang diperlihatkan oleh pasien dapat dite- hebat dan ekstravasasi darah dan urine ke dalam
rangkan dengan pernyataan-pernyataan di bawah ini, corpus adiPosum Pararenale.
kecuali. E. Pada laserasi ren yang hebat, massa yang terjadi
A. Lien mempunyai incisura pada pinggir anteriornya di belakang peritoneum oleh karena ekstravasasi
yang disebabkan oleh fusi inkomplet dari bagian- darah dan urine dapat diraba, terutama di sisi
bagiannya pada masa perkembangan. kanan.
B. Karena adanya f lexura coli sinistra dan ligamentum F. Kedua ren terletak pada dinding posterior ab-
phrenicocolicum, lien tidak dapat meluas vertikal domen dan berada setinggi vertebra yang sama.
ke atas.
C. Pembesaran lien yang patologis meluas ke bawah Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun terlibat
dan depan, ke arah umbilicus. perkelahian antar kelompok. Awalnya hanya ter-
D. Lien terletak di kuadran kiri atas abdomen, di iadi adu mulut, kemudian berkembang menjadi
bawah diaphragma. Iebih buruk sehingga teriadi perkelahian dengan
E. Sumbu panjang lien terletak sepanjang costa Xll. menggunakan pisau. Anak itu diperiksa di unit
gawat darurat dan didapatkan adanya perdarah-
Seorang perempuan berusia 48 tahun dengan an dari luka tusuk pada pinggang kirinya. Contoh
riwayat muntah-muntah dibawa ke rumah sakit urine memperlihatkan adanya darah.
dengan diagnosis obstruksi intestinum crassum.
Untuk mengurangi tekanan pada gaster, dima- 9. Luka tikaman pada ginjal melibatkan banyak organ-
sukkan slang nasogastrik. organ abdomen lainnya. Dari organ-organ yang ter-
dapat dalam daftar di bawah ini, sebutkan yang paling
7. Padawaktu memasukkan slang nasogastrik beberapa jarang terkena pada pasien sepefii ini.
ketentuan anatomi penting perlu diingat, kecualt A. Gaster.
A. Slang yang terlubrikasi dengan baik dimasukkan B. Lien.
melalui nares Yang lebih lebar. C. Vena cava inferior.
B. Slang diarahkan ke belakang sepanjang lantai D. Flexura coli sinistra.
rongga hidung dan tidak ke atas, karena pipa dapat E. Glandula suprarenalis sinistra.
terhambat oleh choanae. F. Lengkung jejunum.
C. Jarak antara nares dengan ostium cardiacum kira- G. Corpus pancreatis.
kia23 inci(57,5 cm).
D. Jarak antara ostium cardiacum dengan pylorus Seorang laki-laki berusia 56 tahun mengeluh pa-
kira-kira 4,8 sampai5,6 inci (12-14 cm). da dokternya bahwa ia merasakan nyeri hebat pa-
E. Penyempitan oesophageal dapat menyebabkan da kedua tungkainya bila berjalan iauh' la mem-
tahanan pada slang di belakang cartilago cricoidea perhatikan bahwa akhir-akhir ini dia merasakan
(7.21 inci [8 cm] dari nares). nyeri seperti kram yang hanya terjadi setelah
302 BAB 5: Abdomen: Bagian ll Cavitas Abdominalis

berjalan beberapa ralus yard. Pada anamnesis C. Tekanan balik vena mengganggu aliran darah balik
dia mengatakan bahwa rasa nyeri cepat meng- vena-vena superficial kedua tungkai, menyebab-
hilang bila beristirahat dan kembali timbul bila kan terjadinya varices.
dia berjalan lagi dengan jarak yang sama. Waktu D. Tingginya kadar progesteron di dalam darah sela-
dokter menanyakan mengenai kehidupan sek- ma kehamilan menyebabkan otot polos pada
sualnya, pasien menyatakan bahwa ia sulit untuk dinding vena relaksasi sehingga vena-vena ber-
ereksi. dilatasi.
E. Uterus gravidarum menekan truncus symphaticus
10. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien ter- dan menimbulkan vasodilatasi pembuluh-pembu-
sebut dapat dijelaskan dengan pernyataan-pernyataan luh darah kedua tungkai.
berikut, kecuali:
A. Arleriografi aorta abdominalis menunjukkan ada- Seorang perempuan berusia 27 tahun terlibat
nya penyumbatan pada daerah bifurcatio. tabrakan mobil secara frontal. Pada waktu di-
B. Hanya arteria iliaca communis dextra yang terkena periksa di rumah sakit terdekat, ia dalam keadaan
pada penyakit ini. syok beral, nadi cepat, dan tekanan darah ren-
C. Penyumbatan yang perlahan-lahan pada aorta di- dah. Memar yang luas terlihat pada bagian bawah
sebabkan oleh atherosklerosis tingkat lanjut. dinding anterior abdomen. Pada pemeriksaan
D. Kurangnya jumlah darah yang mencapai kedua lanjut ditemukan abdomen membesar dengan
tungkai menimbulkan gejala nyeri (klaudikasio) pa- cepat. Pada bedah eksplorasi ditemukan adanya
da waktu berjalan. ruptur aorta abdominalis.
E. Kurangnya jumlah darah yang masuk kedalam
kedua arteria iliaca interna menyebabkan kesulitan 12. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien ter-
ereksi. sebut dapat dijelaskan dengan pernyataan-pernya-
taan berikut, kecuali.
Seorang perempuan berusia 23 tahun, sedang A. Pasien menggunakan sabuk pengaman (seat belt),
hamil 8 bulan, menceritakan pada dokter ahli kan- yang dapat menjelaskan adanya memar pada din-
dungannya bahwa akhir,akhir ini dia melihat bah- ding anterior abdomen.
wa mata kaki dan kakinya bengkakwaktu sore hari. B. Aorta terletak pada dinding posterior abdomen,
la mengatakan bahwa pembengkakan itu makin lateral terhadap sisi kiri columna vertebralis.
hebat bila ia berdiri lama. la juga mengeluh bah- C. Aorta terletak di belakang peritoneum di dalam
wa vena-vena di sekitar mata kaki terlihat jelas. spatium retroperitoneale.
D. Darah tidak segera masuk ke dalam cavitas
1'1 . Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien ter- peritonealis karena aorta terletak retroperitoneal
sebut dapat dijelaskan dengan pernyataan-pernyataan dan ukuran robeknya kecil.
berikut, kecuali. E. Sabuk pengaman (seat belt) mempertahankan pa,
A. Uterus yang membesar merupakan organ ab- sien pada posisinya, tetapi pada beberapa orang,
dominal dan sering menekan vena cava inferior. ren terus bergerak ke depan sesudah tabrakan dan
B. Tekanan balik vena menyebabkan cairan jaringan arteria renalis mungkin robek dari aorta.
terkumpul di dalam jaringan subkutan kaki dan ma-
ta kaki.

,,,,JaWabafi M AiH#*tirul ,[(:

1. E. Pada peritoneum parietale yang membatasi dinding B. F. Karena lobus hepatis dexter yang besar di sebelah
anterior abdomen di fossa iliaca dextra, sensasi nyeri kanan, menyebabkan ren dexra terletak pada level
berasal dari ujung nervi spinales somatik (T12 dan L1). yang lebih rendah daripada ginjal kiri.
2, D. Arteria gastroduodenalis merupakan cabang arteria O
'/-
hepatica yang besar. 10. B. Penyumbatan aorta pada daerah bifurcatio menye-
3. A. babkan penyumbatan pada pangkal arteria iliaca
4. C. Pada ujung bawah oesophagus sebuah cabang ve- communis sinistra dan dextra.
na gastrica sinistra beranastomosis dengan cabang- 11. E. Truncus symphaticus tidak ditekan oleh uterus gra-
cabang oesophagus vena azygos. vidarum.
5. B. Serabut nyeri dari vesica biliaris dan ductus chole- 12. B. Aorta berjalan turun di abdomen, di belakang peri-
dochus berjalan ke atas melalui plexus coeliacus. toneum pada permukaan anterior corpus vertebrae
6. E. Sumbu panjang lien terletak sepanjang costa X. lumbalis.'
7. C. Jarak antara nares dengan ostium cardiacum se-
kitar 17,2 inci (44 cm).
ANATOMI PERMUKAAN VISERA ABDOMINAL 303

--4.+
IAN NEGARA ,.. ,r*. 1

15. Semua per,nyataan di bawah'ini benar untuk panl I

,,: A. Pancreas sebaglan diperdarahi oleh arteria


lienalis.
B, Ductus pancreaticus belmuara ke dalam pars
, horizontalis duodenum. ,

, i. Processus',uncihatus'pancieatis menonjol dari


'corpusPartcreatis: . i r !
D; Ductus choledochus terletak posterior terhadap
,,caput pancreatis, : ',

E, Mesodolon tlansversum dilekatkan pada margo


anterior pancreas.
16. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk ileum,
kecuali.
A. Otot polos circular pada,ujung akhir ileum ber-
dan caecum.
'' B. Cabang-caban$arteriamesentericasuperiorya-
mendarahi ileum membentuk lebih banyak'arcade
,, daripada cabanglCabang yang mengurus jejunum.
: :O., Lempeng Peyer.terdapat.pada tunica muoosa il--
eum baglan baWah sepanjang pinggil antimelI

: D. Plicae circulares febih, menoniol pada bagian


distal ileum dibandingkan pada jejunum.
' ' E, Per:sarafan parasimpatis ileum berasal dari ner-
vus vagus.
17. Hilum renale dextra, mengandung struktur'struktur
. penting berikut ini, keiuali:
A.
Pelvis renalis.
B.
Cabang-cabang vena renalis.
C, serabui.ierabui saraf simpatis.
; D. Bagian glandula suprarenalis deitra.
I - i E, Cabang-cabang. aderla renafis. ::
.18. Pernyataan.-pernyataan beiikut.ini tidak benar me-
, ,, ngenai glandula suprarenalis sinistra, kecual:
A; Terletak di belakang vena cava inferior.
: 8. Dipisahkan dari,:ren sinister oleh corpus adipo-
sum pararenale,
C. Darah vena glandula suprarenalis sinistra me-
,,, . :: .'ngalir ke vena renalis,sinistra, :

D. Biasanya terletak pada polus superior dan mar-


go lateralis ren Sinistra.
E. Medulla glandula suprarenalis dipersarafi oleh
serabut-serabut saraf pascaganglionik simpatis.
19' Semua pernyataan di bawah ini benar untuk aorta
abdominalis, kecuali: : :

A Aorta abdominalis bercabang dua menjadi arteria


iliaca com'munis di depan veftebra lumbalis lV. '
: B. Terletak di sebelah kanan vena cava inferior'
C. Dari facies anterior aorta abdominalis muncul
, ,' ' truncus cobliacus, arteria mesenterica superior,
dan afieria mesenterica inferior.
D; Abrta,abdominalis masuk abdomen di depan ver-
, tebra thoiacica
.: Xll;
Sini$iia.nena,porbe hepatid di dalam porta hepatis,
304 BAB 5: Abdomen: Baglan ll Cavitas Abdominalis

E.. Ductus thoraCiCub meninggalkan abdomen mela" ., ;: f. Vena-venaareanudahepatisdenganvenaphre-


1 ;:,,lui,hiatus,:aorticus pada siSi,kanah aorta;, :,,,: ntca.
20. Semua pernyataan mengenai pars abdominalis trun- 23. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk ureter,
cus symphaticus di bawah ini tidak benar, kecuali: kecuali.
A.,: Masuk: abdombni di belakang ligamentum-rcua- A. Secara anatomis ureter dextra dan sinistra mem-
tum laterale.l;,; ;;,,, punyai tiga tempat penyempitan.
::8. Truncus mempunyai ganglion yang ierSutun
Oa- B. Ureter dextra dan sinistra disuplai oleh arteria
lam enam segmental. testicularis atau arteria ovarica.
C. Semua ganglia menerima rami communicantes C. Ureter dextra dan sinistra dipisahkan dari pro-
ir ,albus; 'i,, '.'. ,'::
,. l, .., :: :: , : . : cessus transVersus verlebrae lumbalis oleh mus-
D. Rami communicantes griseus menuju ke saraf culus psoas major.
spinal lumbalis. D. Ureter dextra dan sinistra berjalan anterior lerha-
E. Nervi splanchniCi dari thorax bergabung dengan dap arteria, vena testicularis atau aderia, vena
truncus di bawah diaphragma. ovarica.
E. Ureter dextra dan sinistra terletak anterior ter-
21. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk plexus hadap articulatio sacroiliaca.
lumbaliS; kecuaili i ,i: ' ',.', ' : ,,.r, ' 24. Semua pernyataan mengenai arteria mesenterica
A. Plexus lumbalis terletak di dalam musculus psoas superior di bawah ini benar, kecuali:
major. A.Ramus colicus mendarahi colon descendens.
B. Plexus lumbalis dibentuk dari rami posteriores B. Arteria mesenlerica inferior bercabang menjadi
,. empat nervi, lumbales bagian at,as. , arteria pancreaticoduodenalis in ferior.
C. Nervus femoralis keluar dari pinggir medial mus- C. Arteria mesenterica inferior mendarahi colon
curus psoas major. sigmoideum.
D, Nervus obturatorius keluai darj' pinggir medial D. Cabang-cabang arteria mesenterica inferior
muscutus psoas major. membentuk arteria marginalis.
E. Nervus iliohypogastricus keluar dari pinggir late- E. Arteria mesenterica inferior berasal dari aorta
,: ral musculus psoas. "1,, , ' tepat di bawah pars horizontalis duodenum.
22. Vena-vena berikut membentuk anastomosis porlal- 25. Struktur berikut yang tidak terdapat pada omentum
sistemik yang penting, kecuali. minus adalah:
A. Rami oesophageales vena gastrica sinistra dan A. Vena porta.
caban$-cabahg vena azygos; : :::': B. Ductus choledochus.
B. Vena rectalis superior dan vena cava inferior. C. Vena cava inferior.
r.: VenAe
.paiaumbilicales dan vehae. superficiales D. Arteria hepatica communis
dinding anterior abdomen. E. Kelenjar limfatik.
D, Vena:vena colon asCendehs rdan desCendens
dengan venae lumbales.

i-\iri, d

'1.
B 6.C 11. C 16. D 21. B
2. c 7. E 12. D 17. D 22. B
J. C 8.A 13. A 18. C 23. D
4. D LB 14. A 19. B 24. B
5. B 10. D 15. B 20. D 23. L
BAB
Pelvis: Bagian I
Dinding Pelvis
eorang laki-laki berusia 51 tahun mengalami kecelakaan pesawat terbang.
Pada waktu terbang kembali ke rumahnya dari perjalanan bisnis, ia
terpaksa harus mengadakan pendaratan darurat di sebuah lapangan karena
kabut. Pesawat mendarat tiba+iba dengan hidung pesawat menyentuh tanah
terlebih dahulu. Temannya meninggal karena tabrakan keras tersebut, dan ia
terlempar keluar dari kokpit. Pada waktu dibawa ke rumah sakit, ia dalam
keadaan tidak sadar dan menunjukkan tanda-tanda hipovolemik (hilangnya darah
sirkulasi) berat. Terdapat memar hebat pada bagian bawah dinding anterior
abdomen, dan bagian depan pelvisnya menonjol pada sisi kanan. Pada peme-
riksaan penis, dapatdilihatadanyatetesan darah yang keluardari ostium urethrae
externum. Tidak terlihat adanya tanda-tanda perdarahan Iuar.
Pemeriksaan radiografik pelvis memperl ihatkan adanya dislokasi symphysis
pubica dan fraktur Iinier sepanjang bagian lateral os sacrum pada sisi kanan.
Kerusakan urethra terjadi karena adanya gaya robek pada daerah pelvis, keadaan
ini menerangkan keluarnya cairan berwarna-darah dari ostium urethrae externum
penis. Radiografi pelvis (kemudian dipastikan dengan CT-scan) juga memper-
lihatkan adanya pengumpulan sejumlah besar darah pada jaringan ikat longgar di
luar peritoneum yang disebabkan oleh robekan besar pada dinding tipis vena-
vena pelvis oleh patahan tulang dan keadaan ini menimbulkan syok hipo-
volemik.
llustrasi pasien ini merupakan bukti bahwa pengetahuan anatomi daerah
pelvis yang mendalam dibutuhkan sebelum seorang dokter dapat memikirkan
mulai memeriksa dan mengobati kasus cedera pelvis.

305
D'A F T"A,-P' ,"1.S I B:A B

Anatomi Dasar 306 Arteriae Pelvis 321 Tuberculum Pubicum 326


Pelvis 306 A rteria iliaip Co;n n u n iS 3ie1 Crista Pubica 326
OrientasiPelvis 307 Arteria lliaca Externa SZ1 Symphysis Pubica 326
Petvis Major307 Arteriae pada Peivis MinorCZj
:1'., P rocess us Spi nosis Ve rte-
, ,,,.,::rr,F.e/ljs:Mlnoi,,}OA ;, , ,,,, Venae,Pelvis:323 i
brae Sacrales 327
Struktur Dinding pelvis 30g ., , ,Veiia niaca Exteirn:aaz}, ',
Hiatus Sacralis gZ7
Diiding Antelior pelvis B,O9 Vena lliaca lnternaSZ3 Os Coccygis32T
Dinding Posterior'pelvls 309 Vena Sacralis Mediana BZB Viscera 327
,': ,-Dliding teierAt vii's12 ,,i
,,,
,:'.', Sistem Limfalik Pelvis 323 Vesica lJrinariaBZT
, Dinding lnferior Pelvis , ArticUlationes Pelvis 323 Uterus 327
atau Dasar pelvis Sl4 A rti cu I aI ion eb Sac roi tia1 i Si3,-, Pemeriksaan Rektal dan
Diaphragma pelvis314 Symphysis Pubica32J Vaginat untuk
Fascia Pelvis 316 ,,
.. , Arti^ulatia Saerocqccygea SipS Meraba Viscera pelvis 32g
Fascia Pelvis parietars 316 Perbedaan Pelvis Laki-Laki Catatan Klinik 300
Fascia Pelvis Visceratis 817 dan Perempuan S23 Pemecahan Masalah Klinik 335
Peritoneum Pelvis 317 Anatomi Radiografik 326 Jawaban Masalah Klinik 337
tP;llis g171,: ...t i- Anatomi Permukaan 326
;,.... ,.,,1life,iSarxdn
Plexus Sacralis 317 Tanda Permukaan 326
Tlpe $oalUjian Negara 337 ::.
Jawaban Soal Ujian Negara 388
Cabang-Cabang plexus ': Ariiia,'niaCA,ezo , , ,, ,,

Lumbalis 819 :'; "Sp'na'l' c AnteriorSuperiprl2S


' Saraf Ototnom 820 Spina ltiaca Posteior Supeior326

SASARAN BEL AJAR


Pelvis merupakan struktur tulang bertentuk seperli anatomi penting dinding pelvis yang berhubungan de-
mangkuk yang melindungi bagian-bagian terminal irac_ ngan masalah,masalah klinik. perhatian uiama ditujukan
tus gastrointestinalis, sistem urinarius, dan organ-organ pada perbedaan umur dan jenis kelamin dan clri_ciri
ilprnat iaki-taki dan perempuin. nilvis ; Jsa
lTlll{::
oeflst sarat-saraf penting, pembuluh darah, dan jaringan
anatomi yang berhubungan dengan pemeriksaan p"fuir.

limfatik. Tujuan bab ini adalah untuk meninjau'kemSati

ANATOMI DASAR Fungsi utamanya adalah meneruskan berat badan dari


columna vertebralis ke femur; memuat, menyokong,
Pelvis* adalah bagian tubuh yang terletak di bawah dan melindungi viscera pelvis; dan menvediakan tem-
abdomen. Walaupun cavitas abdominalis dan cavitas pat perlekatan otot-otot batang badan jan extremitas
pelvis saling belhubungan, kedua regio ini dibicarakan inferior. Tulang pelvis terdiri atas empat tulang: dua
secara terpisah. ossa coxae/ yang membentuk dinding lateral dan ante_
rior, serta os sacrum dan os coccygis, yang merupakan
bagian columna vertebralis dan membentuk dinding
Pelvis belakang (Cambar 6-t ).
Kedua ossa coxae bersendi satu dengan yang lain di
Tulang pelvis memberikan hubungan yang kuat dan
sebelah anterior pada symphysis pubica dan dI poste_
stabil antara batang badan dan extremitas inferior.
rior dengan os sacrum pada articulatio sacroiliaca.
Tulang pelvis bersama dengan afticulationes mem-
bentuk struktur pelvis, berbentuk baskom kuat yang
*lstilah pelvis jarang digunakan memuat dan melindungi bagian bawah tractus intesti_
untuk menyatakan regio tempat
batang badan bertemu dengan extremitas inferior. Kata ,,pelvis,, nalis, urinarius, dan organ-organ reproduksi interna.
berarti baskom dan lebih tepat digunakan untuk rangka suatu reglo,
yaitu, cingulum pelvicum atau tulang pelvis.
. Pelvis dibagi menjadi dua bagian oleh apertura pel-
vis superior, yang dibentuk di belakang oleh pro_

306
ANATOMI DASAR 307

montorium os sacrum (pinggir anterior dan atas vefte- dan pada individu yang berdiri dengan posisi anatomi.
bra sacralis I), di lateral oleh linea terminalis (garis yang Bagian depan symphysis pubica dan spina iliaca ante-
berjalan ke bawah dan depan di sekeliling permukaan rior superior harus terletak pada bidang vertikal yang
dalam ileum), dan di anterior oleh symphysis pubica sama. lni berarti bahwa permukaan pelvis symphysis
(persendian di antara corpus ossis pubis). Di atas aper- pubica menghadap ke atas dan belakang dan facies an-
tura pelvis superior terdapat pelvis maior yang mem- terior sacrum arahnya ke depan dan bawah.
bentuk sebagian cavitas abdominalis. Di bawah aper-
tura pelvis superior terdapat pelvis minor. PELVIS MAJOR
Pelvis major sedikit kepentingan kliniknya' Di bela-
ORIENTASI PELVIS kang dibatasi oleh vertebrae lumbales, di lateral oleh
Pada awalnya penting bagi mahasiswa untuk mengerti fossl iliaca dan musculus iliacus, dan di depan oleh
orientasi yang benar tulang pelvis terhadap batang ba- bagian bawah dinding anterior abdomen. Pelvis major

promontorium ossi sacri canalis sacralis


articulatio sacroiliaca

ligamentum
sacrotuberale massa lateralis
os sacrum
ligamenium sacrosPinale spina ischiadica
ramus superior ossis pubis
linea iliopeclinea

acetabulum

foramen obluratum

ramus ossis ischii


crista pubica
corous ossis pubis
tuberculum Pubicum
tuberculum iliacum

fossa iliaca

linea iliopectinea
trochanter major femoris

crisla pubica

tuberculum pubicum

ujung os coccYgis sYmPhisis Pubis

Gambar 6-1 . Pelvis laki-laki (A) dan pelvis perempuan (ei, tampaX anterior'
308 BAB 6: petvis: Bagian I Dinding Pelvis

terbuka dan melebar pada ujung atasnya dan harus dica. lncisura ischiadica dibagi dua oleh ligamentum
dipikirkan sebagai bagian cavitas abdominalis. Pelvis sacrotuberale dan ligamentum sacrospinale (Cambar
major melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan 6-1 dan 6-2) menjadi foramen ischiadicum majus dan
bulan ketiga, membantu menyokong uterus gravida- foramen ischiadicum minus. (Lihat halaman 314). Dari
rum. Selama stadium awal persalinan, pelvis major pandangan ahli obstetrik, karena ligamenta sacrotu-
membantu menuntun janin masuk ke pelvis minor. beralia kuat dan relatif tidak fleksibel, maka ligamenta
sacrotuberalia sebaiknya dianggap membentuk seba-
PELVIS MINOR gian batas apertura pelvis inferior. Jadi, apertura pelvis
Pengetahuan mengenai bentuk dan ukuran pelvis pe- inferior berbentuk seperti berlian, dengan rami ischio-
rempuan sangat penting untuk ahli obstetrik, karena pubicum dan symphysis pubica membentuk batas de-
pelvis minor merupakan saluran tulang yang harus di- pan dan ligamenta sacrotuberalia dan os coccygis
lalui oleh janin pada proses persalinan. membentuk batas belakang.
Pelvis minor mempunyai pintu masuk, pintu keluar, Cavitas pelvis terletak di antara apertura pelvis
dan sebuah cavitas. Apertura pelvis superior, atau pin- superior dan apertura pelvis inferior. Cavitas pelvis ber-
tu atas panggul (Cambar 6-2) di posterior dibatasi oleh bentuk saluran dangkal dan melengkung dengan
promontorium ossis sacri, di lateral oleh linea termi- dinding depan yang sempit dan dinding belakang yang
nalis, dan di anterior oleh symphysis pubica (Cambar lebih dalam (Cambar 6-2).
6-1 ).
Apertura pelvis inferior (Gambar 6-2) di posterior Struktur Dinding Pelvis
dibatasi oleh os coccygis, di lateral oleh tuber ischia-
dicum, dan di anterior oleh arcus pubicus (Cambar 6-2 Dinding pelvis dibentuk oleh tulang dan ligamenta
dan 6-8). Apertura pelvis inferior bukan merupakan yang sebagian diantaranya dilapisi oleh otot beserta
bentuk yang rata, tetapi mempunyai tiga incisura yang fascia dan peritoneum parietale. Pelvis mempunyai din-
lebar. Di anterior terdapat arcus pubicus di antara rami ding anterior, posterior, lateral, dan juga mempunyai
ischiopubicum dan di lateral terdapat incisura ischia- dinding inferior atau dasar pelvis (Cambar 6-3).

promontorium ossis sacri

ligamenlum sacroluborale

ligamenlum sacrospinalc

ujung os coccygis

corpus ossis pubis {


tuber ischiadicum
arcus pubicus
apertura pelvis inferior

Gambar 6-2' Setengah bagian kanan pelvis, mempertihatkan apertura pelvis superior, apertura pelvis inferior, ligamenta sacrotuberalia,
dan ligamenta sacrospinalia.
ANATOMI DASAR 309

dinding posterior

apertura pelvis

dinding inferior atau dasar

aperlura pelvis inferior

Gambar 6-3. Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan dinding pelvis.

DINDING ANTERIOR PELVIS DINDING POSTERIOR PELVIS


Dinding anterior pelvis adalah dinding yang paling Dinding posterior pelvis luas dan dibentuk oleh os
dangkal dan dibentuk oleh permukaan posterior corpus sacrum dan os coccygis (Gambar 6-5) serta oleh mus-
ossis pubis, rami pubicum, dan symphysis pubis culus piriformis (Gambar 6-7) dan fascia pelvis pa-
(Gambar 6-4). rietalis yang meliputinya.

ramus superior ossis pubis

membrana obturatoria

ramus inferior ossis pubis

Gambar 6-4. Dinding anterior pelvis (tampak posterior).


310 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding Pelvis

processus articularis superior promontorium

/;\
z ,z/z'
massa lateralis

foramina sacralia anteriora

processus transversus os coccygis

canalis sacralis
processus articularis superior

foramina sacralia posteriora

crista sacralis mediana

hiatus sacralis

ujung os occygeus

Gambar 6-5. Sacrum. A. Tampak anterior. B. Tampak posterior.

Os sacrum os coxae membentuk articulatio sacroiliaca (Cambar


6-1). Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis pertama
Os sacrum terdiri dari lima vertebrae rudimenter yang menonjol ke depan sebagai batas posterior apeftura
bersatu membentuk tulang berbentuk baji yang cekung pelvis superior, disebut promontorium os sacrum
ke arah anterior (Cambar 6-2 dan 6-5). Pinggir atas atau (Gambar 6-2), yang merupakan bagian penting bagi
basis ossis sacri bersendi dengan ver- tebra lumbalis V. ahli kandungan untuk menentukan ukuran pelvis.
Pinggir inferior yang sempit bersendi dengan os Foramina vertebralia bersama-sama membentuk
coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan kedua canalis sacralis. Lamina arcus veftebralis sacralis V dan
ANATOMI DASAR 311

filum terminale cauda equina

dura mater

radix n. sacralis

spina iliaca
posterior superior ganglion radix posterior

lamina os sacrum

term i nale

Gambar 6-6. Sacrum dilihat dari belakang. Lamina arcus vertebrae dibuang untuk memperlihatkan radix
nervus sacralis yang terletak di dalam canalis sacralis. Perhatikan bahwa pada orang dewasa, medulla
spinalis berakhir di bawah pinggir bawah vertebra lumbalis I'

kadang-kadang lamina arcus vedebrae sacralis IV tidak Os coccygis


bersatu di garis tengah dan membentuk hiatus sacralis Os coccygis terdiri dari empat vertebra rudimenter
(Cambar 5-5). Canalis sacralis berisi radix anterior dan yang bersatu membentuk tulang segitiga kecil yang
posterior nervi Iumbales, sacrales, dan coccygeus filum basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum
terminale; dan lemak fibrosa. Canalis sacralis juga (Cambar 6-5).
berisi bagian bawah spatium subarachnoideum yang Vertebra coccygea hanya terdiri atas corpus, namun
meluas ke bawah sampai sejauh vertebra sacralis ll veftebra pertama mempunyai processus transversus
(Gambar 6-6). rudimenter dan cornu coccygeum. Cornu adalah sisa
Permukaan anterior dan posterior os sacrum mem- pediculus dan processus articularis superior yang me-
punyai empat foramina pada setiap sisinya yang dilalui nonjol ke atas untuk bersendi dengan cornu sacrale
oleh rami anteriores dan posteriores empat nervi sa-
(Gambar 6-5).
crales bagian atas (Gambar 6-5).
Os sacrum pada perempuan memiliki ukuran lebar Musculus Piriformis
yang lebih besar dari ukuran panjangnya bila diban-
dingkan dengan os sacrum pada laki-laki. Os sacrum Musculus piriformis muncul dari permukaan depan
condong ke depan sehingga membentuk sudut dengan pars lateralis os sacrum, dan meninggalkan pelvis un-
vertebra lumbalis V, disebut angulus lumbo- sacralis. tuk masuk ke regio glutealis dengan berjalan ke lateral
312 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding Pelvis

melalui foramen ischiadicum majus (Cambar 6-7). terdapat incisura besar, incisura ischiadica major yang
Otot ini berinsertio pada pinggir atas trochanter major dipisahkan dari incisura ischiadica minor oleh spini
femur. ischiadica. lncisura ischiadica major dan minor ber-
r Aksi: Musculus piriformis merupakan rotator lateral ubah menjadi foramen ischiadicum majus dan foramen
femur pada articulatio coxae. ischiadicum minus oleh adanya ligamentum sacrotu-
o Persarafan: Musculus piriformis menerima persa- berale dan ligamentum sacrospinale (Cambar 6-2).
rafan dari plexus sacralis. Os illium, yang merupakan bagian atas os coxae
yang rata, mempunyai crista iliaca (Cambar 6-8). Crista
DINDING LATERAL PELVIS iliaca berjalan di antara spina iliaca anterior superior
dan spina iliaca posterior superior. Di bawah kedua
Dinding lateral pelvis dibentuk oleh sebagian os coxae spina ini terdapat spina iliaca anterior inferior dan spina
dibawah apertura pelvis superior, membrana obtu- iliaca posterior inferior. Pada permukaan dalam os ilium
ratoria, ligamentum sacrotuberale dan ligamentum terdapat facies auricularis yang besar untuk bersendi
sacrospinale, serta musculus obturatorius internus ber- dengan sacrum. Linea terminalis berjalan turun dan ke
serta fascia yang meliputinya. depan di sekitar permukaan dalam os ilium dan berpe-
ran sebagai batas antara pelvis majordan pelvis minor.
Os eoxae iTulapg Panggul)
Os ischii, merupakan bagian inferior dan posterior
Pada anak-anak, masing-masing os coxae terdiri atas os os coxae dan mempunyai spina ischiadica dan tuber
ilium yang terletak di superior; os ischii yang terletak di ischiadicum (Cambar 6-8).
posterior dan inferior; dan os pubis yang terletak di an- Os pubis, merupakan bagian anterior os coxae dan
terior dan inferior (Cambar 6-8). Waktu pubertas ketiga mempunyai corpus ossis pubis, ramus superior ossis
tulang ini bersatu membentuk satu tulang besar yang pubis, dan ramus inferior ossis pubis. Corpus ossis
iregular. Os coxae bersendi dengan os sacrum pada ar- pubis mempunyai crista pubica dan tuberculum pu-
ticulatio sacroiliaca dan membentuk dinding anterola- bicum dan bersendi dengan os pubis kontra-lateral
teral pelvis; os coxae juga bersendi os coxae yang lain pada symphysis pubica (Cambar 6-l). pada bagian
di depan pada symphysis pubica. bawah os coxae terdapat lubang besar, foramen obtu-
Pada permukaan luar os coxae terdapat lekukan ratum, yang dibatasi oleh bagian-bagian os ischii dan
dalam, acetabulum, yang bersend i dengan caput femo- os pubis. Foramen obturatum ditutupi oleh membrana
ris (Cambar 6-1 dan 6-S). Di belakang acetabulum obturatoria (Cambar 6-8) .

s2 canalis sacralis
S1

m. piriformis
truncus lumbosacralis
n. pudendus
n. ischiadicus

acetabu lu m

foramen ischiadica major

I ig. sacrotuberosum

lig. sacrospinosum

svmphvsis pubis

Gambar 6-7. Dinding posterior pelvis


ANATOMI DASAR 313

permukaan kasar unluk tempat melekatnya


crista iliaca

fossa iliaca

spina lliaca posterior superior

spina iliaca
anlerior superior

facies auricularis
spina iliaca anterior inferior
spina iliaca posterior inferior
/l
linea iliopectinea incisura ischiadica major

ramus superior ossis pubis

incisura ischiadica minor

corpus ossis pubis

luberculum pubicum
membrana obturatoria
crista pubica

canalis obturatorius tuber ischiadicum

ramus inferior ossis pubis


ramus ischii
A

luberculum iliacum

'),,N

garis gabungan tulang


w acetabulum

foramen obturatum

ischium

,fffta

Gambar 6-8. Os coxae dextra. A. Permukaan medial. B. Permukaan lateral. Perhatikan garis-garis persatuan di
antara ketiga tulang - ilium, ischium, dan pubis.
314 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding Pelvis

Membrana Obturatoria Musculus Obturatorius Internus


Membrana obturatoria merupakan lembaran fibrosa Musculus obturatorius internus berasal dari permukaan
yang hampir menutupi seluruh foramen obturatum, pelvis membrana obturatoria dan bagian os coxae yang
meninggalkan sebuah celah kecil yang disebut canalis berdekatan (Cambar 6-9). Serabut-serabut otot bei-
obturatorius, untuk tempat lewatnya afteria, vena, dan kumpul menjadi tendo yang meninggalkan pelvis me-
neryus obturatorius sewaktu alat-alat ini meninggalkan lalui foramen ischiadicum minus dan berinsertio pada
pelvis untuk masuk ke paha (Cambar 6-8). trochanter major os femus.
r Kerja: Musculus obturatorius internus merupakan
Ligamentum Sacrotuberale
rotator lateral femur pada articulatio coxae.
Ligamentum sacrotuberale kuat dan terbentang dari o Persarafan: Musculus obturator internus disarafi
pars lateralis os sacrum dan os coccygis serta spina oleh nervus obturatorius internus, sebuah cabang
iliaca posterior inferior ke tuber ischiadicum (Cambar plexus sacralis.
6-2 dan 6-7).
DINDING INFERIOR PELVIS
Ligamentum Sacrospinale ATAU DASAR PELVIS

Ligamentum sacrospinale kuat dan berbentuk segitiga. Dasar pelvis menyokong viscera pelvis dan dibentuk
Ligamentum ini basisnya melekat pada pars lateralis os oleh diaphragma pelvis,
sacrum dan os coccygis sedangkan apex ligamentum Dasar pelvis terbentang sepanjang pelvis dan mem-
melekat pada spina ischiadica (Cambar 6-2). bagi pelvis menjadi cavitas pelvis utama di sebelah atas
Ligamentum sacrotuberale dan sacrospinale men- yang berisi viscera pelvis; dan perineum yang terletak
cegah bagian bawah os sacrum dan os coccygis bero- di bawahnya. Perineum dibicarakan secara rinci pada
tasi ke atas pada arliculatio sacroiliaca akibat berat Bab 8.
badan (Gambar 6-15). Kedua ligamenta juga mengu-
bah incisura ischiadica major dan minor menjadi DIAPHRAGMA PELVIS
foramina, yaitu foramen ischiadicum majus dan fora- Diaphragma pelvis dibentuk oleh musculus levator ani
men ischiadicum minus. yang penting dan musculus coccygeus yang kecil serta

av. iliaca communis


av. iliaca interna

u reter
rsd a. sacralis lateralis
.#i$, a. rectalis media

a. pudenda interna
truncus lumbosacralis

iliaca externa
n. ischiadicus
v. iliaca externa

a. circumflexa ilium profundus


n. pudendus
a epigastrica inferior
a umbilicalis yang sudah
ob I i terasi

a. glutea inferior
lig. sacrotuberosum
a. vesicalis superior
m. obtu ratorius in ternus

avm. obturatorius

Gambar 6-9. Dinding lateral pelvis.


ANATOMI DASAR 315

lig. sacrotuberosum

spina ischiadica

penebalan linea fascia yang


os coccygis
meliputi m. obturatorius internus

canalis obturatorius

m. obturatorius internus

Gambar 6-10. Dinding inferior atau dasar pelvis.

fascia yang menutupinya (Cambar 6-10). Di anterior, coccygeus berjalan ke posterior untuk berinsertio
diaphragma pelvis tidak tertutup rapat sehingga me- pada massa fibrosa kecil, yang disebut corpus
mungkinkan lewatnya urethra pada laki-laki serta anococcygeum, di antara ujung os coccygis dan
urethra vagina pada perempuan. canalis analis.
3. Serabut-serabut posterior: Musculus iliococcy-
Musculus Levator Ani geus berinsertio pada corpus anococcygeum dan
os cocccygis.
Musculus levator ani adalah lembaran otot lebar dan
tipis yang mempunyai origo berbentuk garis pada
. Kerja: Musculus levator ani pada kedua sisi mem-
bagian belakang corpus ossis pubis origo musculus ini
bentuk lengkung otot yang efisien untuk menyokong
merupakan sebuah arcus tendineus yang dibentuk oleh dan mempertahankan viscera pelvis pada tempat-
penebalan fascia pelvis yang meliputi musculus obtu- nya. Musculus levator ani mencegah kenaikan te-
ratorius internus dan spina ischiadica (Gambar 6-10). kanan di dalam pelvis selama mengedan (pampat
perut) dan usaha yang mendorong otot-otot abdo-
Dari origo yang panjang ini kelompok-kelompok se-
rabut-serabut otot berjalan turun ke medial menuju
men (seperti yang terjadi bila batuk). Musculus ini
juga berfungsi sebagai sphincter pada junctio ano-
tempat inseftionya (Gambar 6-1 1), sebagai berikut:
rectalis, dan pada perempuan juga ber{ungsi sebagai
1. Serabut-serabut anterior: Musculus levator pros-
sphincter vaginae.
tatae atau musculus pubovaginalis membentuk r Persarafan: Berasal dari ramus perinealis nervus
lengkungan di sekitar prostat atau vagina dan ber- sacralis lV dan neryus perinealis dari nervus pu-
insertio pada massa jaringan ikat yang disebut cor-
dendus.
pus perineale, di depan canalis analis. Musculus le-
vator prostatae menyokolg prostat dan memfiksasi Musculus coccygeus
corpus perineale. Musculus pubovaginalis mengon-
striksikan vagina dan memfiksasi corpus perineale. Musculus coccygeus merupakan otot kecil berbentuk
2. Serabut-serabut intermedia: Musculus puborec- segitiga yang berasal dari spina ischiadica dan ber-
talis membentuk lengkung di sekitar pertemuan insertio pada ujung bawah os sacrum dan bagian atas
antara rectum dan canalis analis. Musculus pubo- os coccygis (Cambar 6-10 dan 6-1 1).
316 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding pelvis

symphysis pubis

m. levator prostat atau


sphi ncter vagi nae

m. puborectalis

m. pubococcygeus

corpus perinealis

perbatasan rectum
dan canalis ani

corpus anococcygealis
os coccygrs

uJung os coccvgts

Gambar 6'11' Musculus levator ani (coklat tua) dan musculus coccygeus (coklat muda) dilihat
dari permukaan inferior. perhatikan bahwa
musculus levator ani dibenluk oleh beberapa kelompok otot yang beibeda. Musculus
levator ani dan musculus coccygeus dengan fascia
yang membungkusnya membentuk dasar muskular pelvis yang dinamakan
diaphragma pelvis.
r Kerja: Kedua musculicoccygei membantu musculus FASCIA PELVIS PARIETALIS
Ievator ani menyokong viscera pelvis.
o Persarafan: Berasal dari cabang nervi sacrales lV dan Fascia pelvis parietalis membatasi dindlng-dinding
V,
pelvis dan diberi nama sesuai dengan otot yang dila-
pisinya. Contohnya adalah fascia di atas musculus
Ringkasan tempat perlekatan otot-otot dinding pel- obturator internus fascia ini yang tebal, kuat, dan di-
vis dan dasar pelvis, persarafan, dan kerjanya diberikan sebut sebagai fascia obturator internus (Cambar 6-1 2).
pada Tabel 6-1. Di atas musculus levator ani dan musculus coccygeus,
fascia pelvis parietalis membentuk fascia levator ani
dan fascia coccygeus, atau untuk melukiskannya secara
singkat, disebut sebagai fascia superior diaphragmatis
Fascia Pelvis pelvis. Di tempat diaphragma pelvis terbuka di bagian
anterior, fascia pelvis parietalis akan berjalan melewati
Fascia pelvis dibentuk oleh jaringan ikat dan dilan- lubang tersebut beserta dengan fascia yang meliputi
jutkan ke atas sebagai fascia yang membatasi dinding permukaan inferior diaphragma pelvis, pada peri-
abdomen. Di bawah, fascia melanjut sebagai fascia neum. Pada banyak tempat di mana fascia parietalis
perinei. Fascia pelvis dapat dibagi menjadi fascia pelvis berhubungan dengan tulang, fascia ini akan bersatu
parietalis dan fascia pelvis visceralis. dengan periosteum.
ANATOI/I DASAR 317

Tabel 6-1 . Otot-otot Dinding dan DaSar Pelvis

Nama musculus 0rigo lnsertio Persarafan Aksi

M piriformis Depan sacrum Trochanter major Plexus sacralis Rotator lateral femur
, femur pada articulatio
.: coxae
M. obturatorius Membrana obtura- TroChanter major Saraf untuk m,obtu- Fotator lateral femur
internus toria dan bagian os femur ralorius internus pada artlculatro
coxae yang berde- dari plexus sacralis c0xae
katan
Corpus ossis pubis, Corpus perineale, N. sacralis lV, n. pu- Menyokong viscera
M. levator ani fascia m. obtura- corpus anococ- dendus pelvis; berfungsi
torius internus, cygeum, dinding sebagai sphincter
spina ischiadica prostat, vagina, untuk junctio ano-
rectum, dan rectalis dan vagina
canalis analis
sprna tscnra0rca Ujung bawah os sa- N. sacralis lV dan V Membantu m. Ievator
M. coccygeus crum; os coccygis ani menyokong
viscera pelvis;
fleksi os coccygis

Di bawah perineum, fascia pelvis parietalis menLI- bar 6-12). Untuk keterangan yang lebih rinci, lihat
tupi musculus sphincter urethrae dan membrana peri- halaman 352 sampai 362.
nei (lihat halaman 391) dan dikenal sebagai lapisan
perinealis fascia pelvis parietalis; berarti fascia ini
membentuk fascia superior diaphragmatis urogenita-
Persarafan Pelvis
I is. PLEXUS SACRALIS

FASCIA PELVIS VISCERALIS PIexus sacralis terletak pada dinding posterior pelvis di
depan musculus piriformis (Cambar 6-14). Plexus ini
Fascia pelvis visceralis merupakan selapis textus con- dibentuk dari rami anteriores nervi lumbales IV dan V
nectivus laxus (jaringan ikat Ionggar) yang meliputi dan serta rami anteriores nervi sacrales l, ll, lll, dan lV
menyokong semua viscera pelvis. Di tempat viscera (Cambar 6-13). Perhatikan bahwa sebagian nervus
tertentu berhubungan dengan dinding pelvis, fascia lumbalis lV bergabung dengan nervus lumbalis V untuk
pelvis visceralis akan bersatu dengan fascia pelvis pa- membentuk truncus lumbosacralis. Truncus lumbo-
rietalis (Cambar 6-12). Pada tempat-tempat tertentu, sacralis berjalan turun ke dalam pelvis dan bergabung
fascia ini menebal dan membentuk ligamenta fasciae dengan nervi sacrales waktu nervi sacrales keluar dari
yang biasanya terbentang dari dinding pelvis sampai ke foramina sacral ia anleriora.
viscera dan berfungsi sebagai penyo,kong tambahan
pada alat tersebut. Ligamenta ini biasanya dinamakan Hubungan
sesuai dengan tempat melekatnya, misalnya ligamen-
tum pu bovesicale dan I gamentu m sacrocervical e.
i
r Ke anterior: Fascia pelvis parietalis yang memisah-
Pada perempuan, Iigamenta ini melekat pada cervix kan plexus dari arteria, vena iliaca interna dan
uteri sehingga berperan penting di klinik karena ikut cabang-cabangnya, serta rectum (Cambar 6-9).
menyangga uterus, dengan demikian mencegah terja-
. Ke posterior: Musculus piriformis (Cambar 6-14).
dinya prolapsus uteri. (Lihat halaman 359). Fascia
Cabang-Cabang
pelvis visceralis di sekeliling cervix uteri dan vagina
sering disebut sebagai parametrium. 1 . Cabang-cabang yang menuju ke extremitas inferior
meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum
majus (Cambar 6-9):
Peritoneum Pelvis a. Nervus ischiadicus (14 dan 5; 51 , 2, dan 3) me-
Peritoneum parietalis membatasi dinding-dinding pel- rupakan cabang plexus yang terbesar dan me-
vis dan melipat pada viscera pelvis, untuk kemudian rupakan saraf terbesar di dalam tubuh (Cambar
melanjutkan drri sebagai peritoneum visceralis (Cam- 6_7).
318 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding pelvis

v. cava inferior a orta


ureter kiri

i"i av. iliaca communis kiri

external iliac vessels


r
perlekatan mesocolon
.,-;..,*,!
,ro sigmo ideum
.1,

:)

,,1:'
femoral nerve

m, psoas

-.rN
(
1:r::\ .l' v
r
avn .

rt]l
obturatorius
f;.
ii{/.
-t

J. "
xi

coton sigmoideum
ureter kanan
;4.;':. .. " rectu m
'r ij:.,,
fascia m. levator ani

. obturatorius externus ampu lla recti

ujung peritoneum
membrana obturatoria yang terpotong

rL-. obtu ratorius i nternus

piica transversa rectum


fascia m. obturatorius
internus

m. levator ani av pudenda interna


dan n. pudendus

fossa ischiorectalis

r avn. rectalis inferior

m. pu borecta lis :i

. Anus sphincter an i internus


sphincter ani externus canalls sacralts

Gambar 6-12. Potongan coronal pelvis

Nervus gluteus superior yang menyarafi mus- e. Saraf untuk musculus obturatorius internus, yang
culus gluteus medius, musculus gluteus mini- juga menyarafi musculus gemellus superior.
mus, dan musculus tensor fasciae latae. f. Nervus cutaneus femoris posterior yang me-
C, Nervus gluteus inferior yang menyarafi mus- nyarafi kulit bokong dan bagian belakang tung-
culus gluteus maximus. kai atas.
d Saraf untuk musculus quadratus femoris yang 2. Cabang-cabang untuk otot-otot pelvis, viscera
juga menyarafi musculus gemellus inferior. pelvis, dan perineum.
ANATOMI DASAR 319

N gluteus inferior

saraf ke M. obturator lnternus

saraf ke M. quadratus femoris

N ischiadicus

peroneus communls

N. tibialis

N. pudendus

derior N. cutaneus Perforans

Gambar 6-13. Plexus sacralis

a. Nervus pudendus (52, 3, dan 4) yang meninS- berjalan di depan articulatio sacroiliaca dan bergabung
galkan pelvis melalui foramen ischiadicum dengan plexus sacralis.
majus dan masuk perineum melalui foramen
ischiadicum minus (Cambar 6-9). Nervus Obturatorius
b. Saraf untuk musculus piriformis.
c. Nervus splanchnicus pelvicus yang merupakan Cabang plexus lumbalis ini (12, 3, dan 4) muncul dari
bagian sacralis sistem parasimpaticus dan ber- sisi medial musculus psoas major di dalam abdomen
asal dari nervi sacrales 2, 3, dan 4. Saraf tersebut dan mengikuti truncus lumbosacralis ke bawah nrasuk
menyarafi viscera pelvis. ke dalam pelvis. Nervus obturatorius menyilang di de-
3. Nervus cutaneus perforans yang menyarafi kulit pan articulatio sacroiliaca dan berjalan ke depan pada
bagian medial bawah bokong. dinding lateral pelvis di dalam sudut antara afteria dan
vena iliaca interna dengan afteria dan vena iliaca externa
Cabang-cabang plexus sacralis dan daerah yang di- (Cambar 6-9). Pada saat mencapai canalis obturatorius
urusnya diringkas dalam Tabel 6-2. (yaitu bagian atas foramen obturatum yang tidak ter-
tutup oleh membrana obturatoria), nervus obturato-
rius terbagi dua menjadi cabang anterior dan posterior
CABANG-GABANG PLEXUS LUMBALIS
yang berjalan melalui canalis obturatorius dan masuk
Truncus lumbosacralis ke regio aduktor tungkai atas. Distribusi nervus obtu-
ratorius pada tungkai atas dijelaskan pada Bab 10.
Sebagian ramus anterior neryus lumbalis 4 muncul dari
sisi medial musculus psoas major dan bergabung de- Cabang-Cabang
ngan ramus anterior neryus lumbalis 5 untuk mem-
bentuk truncus lumbosacralis (Gambar 6-1 3 dan 6-14). Cabang sensorik mengurus peritoneum parietale pada
Truncus ini kemudian masuk ke dalam pelvis dengan dinding lateral pelvis.
320 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding Pelvis

Aorta

plexus aorticus truncus lumbalis simpatls

plexus hypogastricus
truncus lumbosacralis per
su ior
n. obturatorius
a, iliaca communis

S1

plexus sacralis S2

S3

n. pudendus

m. piriformis
plexu s hypogastricus
m^ coccygeus
inferior kanan dan kiri

n. obturatorius
truncus pelvicus
s impatis
a. sacralis media

Gambar 6'14' Dinding posterior pelvis memperlihatkan plexus sacralis, plexus hypogastricus superior, serta plexus hypogastricus inferior
dextra dan sinistra. Pars pelvicus truncus symphaticus juga diperllhatkan.

SARAF OTONOM dan 4 serla bersinaps di dalam ganglia pada plexus


hypogastricus inferior atau pada dinding viscera.
Truncus Symphaticus Pars Pelvicus
Beberapa serabut parasimpatis berjalan ke atas me-
Truncus symphaticus pars pelvicus dilanjutkan ke atas, Ialui plexus hypogastricus dan kemudian melalui
di belakang arteria iliaca communis sebagai truncus plexus aorticus menuju ke plexus mesentericus infe-
symphaticus pars abdominalis (Cambar 6-14). Truncus rior. Serabut-serabut ini kemudian didistribusikan me-
ini berjalan ke bawah di belakang rectum, di depan os nyertai cabang-cabang arteria mesenterica inferior
sacrum, dan medial terhadap foramina sacralia ante- untuk mendarahi intestinum crassum dari flexura coli
riora. Truncus symphaticus mempunyai empat atau sinistra sampai setengah bagian atas canalis analis.
lima ganglion yang tersusun secara segmental. Di
ba'urah, kedua truncus saling mendekati dan akhirnya Plexus Hypogastricus Superior
bersatu di depan os coccygis.
Plexus hypogastricus superior terletak di depan pro-
Cabang-Cabang montorrum os sacrum (Cambar 6-14). Plexus ini diben-
tuk sebagai lanjutan plexus aorticus dan dari cabang-
1 . Rami communicantes grissea yang menuju ke nervi cabang ganglia trunci lympathici lumbales ketiga dan
sacral is dan coccygeus. keempat. Plexus ini mengandung serabut-serabut sim-
2. Serabut-serabut yang bersatu dengan plexus hypo- patis dan parasimpatis seda serabut-serabut aferen vis-
gastricus. ceral. Plexus hypogastricus superior di bawah dibagi dua
membentuk plexus hypogastricus dextra dan sinistra.
Nervi Splanchnici Saccrales
Plexus Hypogastricus lnferior
Nervi splanchnici saccrales merupakan bagian para-
simpatis sistem saraf otonom di dalam pelvis. Serabut- Plexus hypogastricus inferior terletak di samping kanan
serabut preganglionik berasal dari nervi sacrales 2, 3, dan kiri rectum, basis vesica urinaria, dan vagina (Gam-
ANATOMI DASAR 321

Tabel 6-2. Cabang-cabang Plexus sacialis dan distribusinya'

N. gluteus superior M. gluteus medius, m. gluteus minimus, dan m. tensor fasciae latae
N. gluteus inferior tvi. gtuteus maximus
Saraf yang menuju ke M. piriformis
m. piriformis
Saralyang menuju ke M. obturator internus dan m. gemellus superior
m. obturatorius internus
Sarat yang menuiu ke M. quadratus femoris dan m. gemellus
m. quadratus femoris
N. cutaneus perforans Kulit di atas sisi medial bokong
Kulit di permukaan posterior tungkai atas dan fossa poplitea, atas bokong
N. cutaneus femoris Posterior
bagian bawah, scrotum, atau labium majus,pudendi
N. ischiadicus (14, 5; te\ Otoritot hamstring (m. semitendinosus, m. biceps femoris (caput longum),
N. tibialis m. adductor magnus [bagian hamstring]), m' gastrocnemius, m. soleus,
m. plantaris, m. popliteus, m. tibialis posterior' m. flexor digitorum longus,
r. il"ror hallucis longus, dan melalui n. plantaris medialis.dan n. plantaris
lateralis menyarafi otot-otot telapak kaki; ramus communicans peroneus
menyarafi kulit pada sisi lateral tungkai bawah dan kaki.
N. peroneus communis M. biceps {emoris (caput brevis) dan melalui ramus peronealis ne.rvi pudendi:
m. tibialis anterior, m. extensor hallucis longus, m. extensor digitorum longus,
m. peroneus terlius, dan m. extensor digitorum brevis; kulit di antara celah ibu
jari dan jari telunjuk. n. peroneus superficialis menyarafi m. peroneus longus
cJan brevis, dan kulit di atas sepertiga bawah permukaan anterior tungkai bawah
dan dorsum pedis
N. pudendus Otot-otot perineum antara lain m. sphincter ani externus, tunica mucosa
setengah bagian bawah canalis analis, kulit perianal, kulit penis, scrotum,
clitoris, dan labia majus pudendi serta labia minus pudendi.

bar 6-14). Masing-masing plexus dibentuk dari nervus nor dengan berjalan di bawah ligamenturn inguinale,
hypogastricus (dari plexus hypogastricus superior) dan untuk selanjutnya menjadi arteria femoralis.
neryus splanchnici splanchnicus sacralis. Plexus ini
mengandung serabut-serabut postganglionik parasim- ARTERIAE PADA PELVIS MINOR
patis dan serabut-serabut aferen visceral. Cabang-
cabang plexus hypogastricus inferior berjalan ke vis- Arteriae berikut ini masuk ke dalam cavitas pelvis: (7)
cera pelvis melalui plexus lain yang Iebih kecil. afteria iliaca interna, ()) arteria rectalis superior, (3)
arteria ovarica, dan (4) arteria sacralis mediana.

Arteriae Pelvis
Arteria lliaca lnterna
ARTERIA TLIACA COMMUNIS Arteria iliaca interna berjalan turun ke dalam pelvis
Masing-masing arteria iliaca communis berakhir pada menuju ke pinggir atas incisura ischiadica major, di
apertura pelvis superior di depan articulatio sacroiliaca tempat ini arteria iliaca interna bercabang menjadi ba-
dengan bercabang dua menjadi arteria iliaca externa gian anterior dan posterior (Cambar 6-9). Cabang-ca-
dan arteria iliaca interna (Gambar 6-9 dan 6-14). bang bagian anterior dan posterior ini mengurus viscer.l
pelvis, perineum, dinding pelvis, dan bokong. Asal
cabang-cabang terminal bervariasi, tetapi susunan yang
ARTERIA ILIACA EXTERNA umum ditemukan diperlihatkan pada Diagram 6-1 .

Arteria iliaca externa berjalan sepanjang pinggir medial


musculus psoas major, menelusuri apertura pelvis su- Cabang-Cabang Bagian Anterior Arteria iliaca lnterna
perior (Cambar 6-9), dan bercabang menjadi arteria
epigastrica inferior dan arteria circumflexa ilium pro- 1. Arteria umbilicalis: Dari bagian proksirnal afteria
funda. Arteria iliaca externa meninggalkan pelvis mi- umbilicalis bercabang arteria vesicalis superior
322 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dindirrg Pelvis

A. umbilicalis A. ductus deferentis (laki-laki)


I
A. vesicalis superior
A. obturatoria
Bagian anterior A. vesicalis inferior
A. rectalis media
A. pudenda interna
A. glutea inferior
A. uterina (perempuan)
A. vaginalis (perempuan)
r-
I
A.iliolumbalis
Bagian posterior A.sacralis lateralis
I
I A.glutea superior

---+--

yang mendarahi bagian atas vesica urinaria (Cam- ral uterus. Arleria ini berakhir dengan rnengikuti tuba
bar 6-9). uterina di sebelah lateral, di sini arleria uterina akan
2. Arteria obturatoria: Arteria ini berjalan ke depan beranastomosis dengan arleria ovarica. Arleria ute-
sepanjang dinding Iateral pelvis bersama nervus rina mempercabangkan arteria vaginalis.
obtr-rratorius dan meninggalkan pelvis melalui 8. Arteria vaginalis; Arteria ini biasanya rnenggan-
canalis obturatorius. tikan arteria vesicalis inferior yang terdapat pada
3. Arteria vesicalis inferior: Arteria ini mendaralri laki-laki. Arteria vaginalis mendarahi vagina dan
basis vesica r-rrinaria, prostat, dan vesicula serni- bl:is r csica urinaria.
nalis pada laki-laki; dan jr.rga mernberil<an cabarng
arteria ductus deferentis.
4. Arteria rectalis media: [3iasanya, arteri ini diper- 9!ru
cabangkan bersama dengan arteria vesicalis infe- l. Arteria ilioh,rmbalis: Arteria ini ber;alan ke atas
rior (Cambar 6-9). Arteria ini r-nendarahi otot nrenyilang apertura pelvis superior, posterior ter-
bagian bawah rectum dan beranastomosis dengan hadap arteria dan vetra iliaca externa, rnusculus
arteria rectalis superior dan inferior. psoas, tlan nrusculus iliacus.
5. Arteria pudenda interna: Arteria ini nreninggalkan 2. Arteriae sacrales laterales: Arteriae ini berjalan ke
pelvis melalui foramen ischiadicum majus darr bawah di depan plexus sacralis, dan rnemberikan
masuk ke dalam regio glutealis di bawah nrusculus cabarrg-cabang untuk struktur di sel<itarnya.
piriformis (Cambar 6-9). Arteria pudenda interna 3 Arteria glutea superior: Arteria glutea superior
nnasuk perineum dengan berjalan melalui foramen i<elrrardari pelvis rnelalui foramen isclriadicum
ischiadicum minus. Kemudian arteria ini berjalan majLrs di atas rnusculr-rs pirifornris dan mendarahi
ke depan di dalam canalis pudendalis bcrsanra rcgio glutealis.
nervus pudendus dan dengan perantaraan cabang-
cabangnya mendarahi otot canalis analis serta krrlit
dan musculi perinei. Arteria Rectalis Superior
6. Arteria glutea inferior: Arteria glutea inferior ke- Arteria rec[airs srtperior merupal<an lanjutan langsung
luar dari pelvis melalui foramen ischiadicum nrajus arleria rnesenterica irrferior. lrJarnanya berubah rr,,aktu
di bawah musculus piriformis (Cambar 6 g). arteria rnesenterir:a superior menyilang arteria iliaca
Arteria ini berjalan di antara nervus sacralis per- comrn Lirr is. Arteria rectal i s superi or nrendarah i nrenrbrana
tama dan kedua atau kedua dan ketiga. nrLrccisa recturir clan setengah bagian atas canalis analts.
7. Arteria uterina: Arteria ini berjalan ke ntedial pada
dasar pelvis dan menyilang ureter di superior (lihat
Cambar 7-1 1). Arteria uterina berjalan di atas pars
Arteria Ovarica
lateralis fornix vaginae r-rntuk mencapai uterus. Di (Arteria testicularis rnasuk ke canalis inguinalis dan
sini arteria uterina berjalan ke atas di antara kedr_ra tidak masuk ke dalarl pelvis). Arteria ovarica diper-
lapis ligamentum latumuteri, sepanjang pinggir late, cabangkan dari aorta abdonrinalis setinggi vertebra
ANATOMI DASAR 323

lumbalis l. Arteria ini kecil dan panjang, serta berjalan menahan beban berat badan, dan fungsi ini dilakukan
ke bawah dan lateral di belakang peritoneum. Pem- oleh permukaan sendi yang iregular dan saling me-
buluh ini menyilang arteria iliaca externa pada apertura ngunci, sedangkan bentuk tulang-tulang yang menyu-
pelvis superior dan masuk ke dalam ligamentum sus- sun sendi-sendi ini hanya sedikit berperan dalam
pensorium ovarii. Kemudian berjalan masuk ke dalam memberikan kestabilan pada sendi. Ligamentum
ligamentum latum uteri dan masuk ke ovarium melalui sacroiliacum posterius dan ligamentum sacroiliacum
mesovarium. interosseum yang kuat menggantungkan os sacrum di
antara kedua ilium. Ligamentum sacroiliacum an-
Arteria Sacralis Mediana terius tipis dan terletak pada permukaan anterior sendi.
Berat badan cenderung mendorong ujung atas os
Arteria sacralis mediana merupakan arteria kecil yang sacrum ke bawah dan memutar ujung bawah os sacrum
dipercabangkan pada bifurcatio aortae (Cambar 6-14)' ke atas (Gambar 6-15). Cerakan memutar ini dicegah
Arteria ini berjalan turun pada permukaan anterior sa- oleh ligamentum sacrotuberale dan sacrospinale yang
crum dan coccygis. kuat seperti telah dijelaskan sebelumnya. Ligamentum
Distribusi cabang-cabang visceral arteria pelvis iliolumbale menghubun gkan uj ung processus transver-
dijelaskan secara rinci berserta organnya pada Bab7.
sus vedebrae lumbalis V dengan crista iliaca. Articu-
latio sacroiliaca hanya dapat melakukan sedikit ge-
Venae Pelvis rakan dan gerakan tersebut sangat terbatas. Fungsi
utamanya adalah menyalurkan berat badan dari co-
VENA ILIACA EXTERNA lumna vertebralis ke tulang pelvis.
Vena iliaca externa mulai di belakang ligamentum
inguinale sebagai lanjutan vena femoralis. Pembuluh Persarafan
ini berjalan di sepanjang sisi medial arteria yang se- Articulatio sacroi I iaca d isarafi oleh cabang-cabang ner-
nama dan bergabung dengan vena iliaca interna untuk vi spinales sacrales.
membentuk vena iliaca communis (Cambar 6-9). Vena
ini menerima darah dari vena epigastrica inferior dan
SYMPHYSIS PUBICA
vena circumflexa ilium profunda.
Symphysis pubica merupakan junctura cartilaginea di
VENA ILIACA INTERNA antara kedua os pubis (Gambar 6-15). Permukaan
Vena iliaca interna mulai terbentuk dari gabungan cabang- sendinya ditutupi oleh Iapisan tulang rawan hialin dan
cabang yang senama dengan cabang-cabang arteria iliaca saling dihubungkan oleh discus fibrocartilago. Sym-
interna. Pembuluh ini berjalan ke atas di depan articulatio physis pubica dikelilingi oleh ligamenta yang terben-
sacroiliaca dan bersatu dengan vena iliaca externa tang dari satu os pubis ke os pubis yang lainnya. Pada
membentuk vena iliaca communis (Cambar 6-9). sendi ini hampir tidak mungkin dilakukan gerakan.

VENA SACRALIS MEDIANA ARTICULATIO SACROCOCCYGEA


Vena sacralis mediana menyertai arteria yang senama Articu ati o sacrococcygea meru pakan
I
ju nctu ra carti I a-
dan berakhir dengan bermuara pada vena iliaca ginea yang terletak di antara corpus vertebra sacralis
communis sinistra. terakhir dan corpus vertebrae coccygeus pertama.
Cornu sacrum dan coccygeum dihubungkan oleh liga-
Sistem Limfatik Pelvis menta. Pada sendi ini dapat dilakukan banyak gerakan.

Kelenjar limf dan pembuluh limf tersusun dalam rang-


kaian sepanjang pembuluh darah utama. Kelenjar Iimf Perbedaan Pelvis Laki-Laki
diberi nama sesuai dengan pembuluh darah yang dan Perempuan
diikutinya. Jadi, terdapat nodi iliaci externi, nodi iliaci
interni, dan nodi iliaci communes. Pelvis laki-laki dan perempuan mudah .dibedakan.
Perbedaan yang lebih jelas disebabkan oleh karena
adaptasi pelvis perempuan untuk fungsi melahirkan
Articulationes Pelvis anak. Otot laki-laki yang lebih kuat menyebabkan
ARTICULATIONES SACROILIACI tulang menjadi lebih tebal dan jejas-jejas pada tulang
lebih jelas (Cambar 6-1 dan 6-16).
Articulationes sacroiliaci merupakan sendi diarthrosis
yang kuat dan dibentuk di antara facies auricularis os 1. Pelvis minor pada perempuan dangkal dan pada
sacrum dan os ilium (Cambar 6-1 5). Os sacrum Iaki-laki dalam.
I
324 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding pelvis

ligamentum sacroiliacum
ligamentum sacroiliacum posterius
inlerosseum t

articulatio
sacroiliaca
rongga sendi

lempeng
rawan hyalin
ligamentum
sacrotuberale
foramen
ischiadicum majus

ligamentum
sacrospinale

foramen
ischiadicum minus

lempeng rawan hyalin ligamentum symphisis


anterius dan posterius

corpus ossrs pubis

symphisis pubis
discus fibrocartilago

Gambar 6'15' Potongan horizontal melalui pelvis, memperlihatkan articulatio sacroiliaca dan symphysis pubica.
Gambar
bawah menlperlihatkan fungsl ligamentum sacrotuberale dan sacrospinale dalam menghamOat gaya'rotasi pada
os
sacrum oleh berat badan.

2. Apertura pelvis superior berbentuk oval pada pe- 4. Apertura pelvis inferior lebih lebar pada perem-
rempuan/ tetapi pada laki-laki berbentuk hati. Hal puan daripada laki-laki. Tuber ichiadicum pada
ini karena adanya penonjolan promontorium pada perempuan lebih menonjol keluar dan pada laki-
laki-laki. laki menonjol ke dalam.
3. Cavitas pelvis pada perempuan lebih lapang di- 5. Sacrum lebih pendek, Iebih lebar, dan lebih rata
bandingkan laki-laki dan jarak antara apertura pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.
pelvis superior dan apertura pelvis inferior lebih 6. Angulus subpubicus atau arcus pubicus pada pe-
pendek. rempuan lebih bulat dan lebar dibandingkan pada
laki-laki.
ANATOMI DASAR 325

,/ /--'- \ _\
/' i\-.'1
\..
\\

promontorium

apertura pelvis suPerior

apertura pelvis inferior


conjugata diagonalis

perempuan lakilaki

apertura pelvis
O al
o
superior

0
vA
apertura

a
pelvis inferior

cavitas pelvis

arcus pubicus al
coniugata diagonalis, dan axis pelvis' Gambar
Gambar 6-16. Apertura pelvis superior, aperlura pelvis in{erior,
melukiskan beberapa perbedaan uiama antara pelvis perempuan dan pelvis laki-laki'
bawah
BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding Pelvis

ANAro^4I BADlo_cBAflK pada dasar lekukan kecil kulit setinggi spina vertebra
sacralis dua, yang sama dengan batas bawah spatium
Anatomi radiografik pelvis diuraikan secara Iengkap subarachnoideum; dan juga tepat setinggi bagian me-
pada Bab 7, halaman 363. dial articulatio sacroi I iaca.

TUBERCULUM PUBICUM
ANATOMI PERMUKAAN Tuberculum pubicum dapat diraba pada pinggir atas
pubis (Cambar 6-17, 6-18, 6-19). Pada ruberculum
Tanda Permukaan pubicum melekat ujung medial ligamentum inguinale.
Tuberculum pubicum dapat diraba dengan mudah
CRISTA ILIACA pada laki-laki dengan menginvaginasi scrotum dari ba-
Seluruh panjang crista iliaca dapat diraba di bawah
wah dengan jari. Pada perempuan, tuberculum pubi-
kulit (Cambar 6-17, 6-18, 6-19). cum dapat diraba melalui pinggir lateral labir-rm majus.

SPINA ILIACA ANTERIOR SUPERIOR CRISTA PUBICA


Spina iliaca anterior superior terletak pada ujung Crista pubica merupakan rigi tulang pada facies su-
anterior crista iliaca dan terletak pada ujung lateral atas perior os pubis, medial dari tuberculum pubicurn
lipat paha (Cambar 6-17, 6-18, 6-'1 9). (Cambar 6-l dan 6-19).

SPINA ILIACA POSTERIOR SUPERIOR SYMPHYSIS PUBICA


Spina ini terletak pada ujung posterior crista iliaca Symphysis pubica merupakan junctura cartilaginea
(Cambar 6-.1 9). Spina iliaca posterior superior terietak yang terletak pada garis tengah di antara kedua corpus

diskibusi rambut
spina iliaca pubis pada crista
anterior superior laki-laki trochanter major
iliaca
tuberculum iliacum femoris

ostium urethrae
externum

Gambar 6-17. Pelvis laki-laki berusia 27 tahun, tampak depan.


ANATOMI PERN4UKAAN 327

mons pubis mem- W


M
perlihatkan distribusi M
rambut pubis pada &
u:
perempuan

spina iliaca trochanter major


anterior superior femoris

tempat ligamentum
inguinale symphisis pubis

tuberculum pubicum

Gambar 6-18. Pelvis perempuan berusia 29 tahun, tampak depan

ossis pubis (Cambar 6-1dan 6-19). Symphysis pubica Viscera


dapat diraba sebagai struktur padat melalui lemak yang
terdapat di daerah ini. VESICA URINARIA
Pada orang dewasa, vesica urinaria yang kosong
PROCESSUS SPINOSUS VERTEBRAE SACRALES termasuk organ pelvis dan terletak posterior terhadap
symphysis pubica. Jika vesica urinaria terisi, organ ini
Processus-processus ini (Gambar 6-19) bersatu pada akan naik, keluar dari pelvis, dan terletak di abdomen;
garis tengah dan membentuk crista sacralis mediana. bila vesica urinaria terletak di dalam abdomen, organ
Crista sacralis mediana dapat diraba di bawah kulit ini dapat dipalpasi melalui dinding anterior abdomen
pada bagian atas celah yang terdapat di antara kedua di atas symphysis pubica (Cambar 6-20). Peritoneum
bokong. yang meliputi vesica urinaria yang terisi menjadi ter-
angkat dari dinding anterior abdomen sehingga per-
mukaan depan vesica urinaria berhubungan langsung
HIATUS SACRALIS
dengan dinding abdomen . (Lihat halaman 345).
Hiatus sacralis terletak pada permukaan posterior ujung Pada anak-anak sampai umur 6 tahun, vesica uri-
bawah os sacrum, dan merupakan tempat spatium naria merupakan organ abdomen meskipun .dalam
extradurale berakhir (Cambar 6-19). Hiatus terletak keadaan kosong. Hal ini karena kapasitas cavitaS pelvis
sekitar 2 inci (5 cm) di atas ujung os coccygis dan di tidak cukup besar untuk menampungnya. Leher vesica
bawah kulit celah yang ada di antara kedua bokong. urinaria terletak tepat di bawah pinggir atas symphysis
pubica.

OS COCCYGIS
UTERUS
Permukaan inferior dan ujung os coccygis (Gambar
6-19) dapat diraba pada celah antara kedua bokong Menjelang akhir bulan kedua kehamilan, fundus uteri
sekitar 1 inci (2,5 cm) di belakang anus. Facies anterior dapat dipalpasi melalui bagian bawah dinding anterior
os coccygis dapat diraba di dalam canalis analis dengan abdomen. Bila uterus terus bertambah besar, fundus
jari yang memakai sarung tangan. uteri naik sampai di atas umbilicus dan menjelang
328 BAB 6: Peivis: Bagian I Dinding Pelvis

crisla iliaca

tuberculum crisla iliaca

lrochanter major femoris spina iliaca anlerior superior

crista pubica
luberculum pubicum

symphisis pubis

spina lumbalis
crista iliaca

anlerior superior

luberculum
pubicum

crena inlerglutealis
lipat bokong

Gambar 6-19' Hubungan antara berbagai bagian pervis dan permukaan tubuh.

bulan ke-9 kehamilan fundus uteri mencapai daerah PEMERIKSAAN REKTAL DAN VAGINAL
processus xiphoideus (Cambar 6-20). Kemudian, bila UNTUK MERABA VISCERA PELVIS
bagian bawah janin, biasanya kepala janin, turun ke
pelvis, fundus uteri juga akan turun. Pemeriksaan bimanual rekto-abdominal dan vagino-
abdo-minal merupakan cara palpasi viscera pelvis yang
sangat bermanfaat; dibicarakan secara rinci pada
halaman 375 dan 409.
ANATON/I PERMUKAAN 329

dinding supenor
vestca unnana
yang teregang

corpus ossis pubjs

vesica urinaria

arcus costalis

frr
tdreqr
ffi

Gambar 6-20. Anatomi permukaan vesica urinaria yang kosong dan penuh (A) dan tinggi lundus uteri (B) pada
berbagai bulan kehamilan. Perhatikan bahwa peritoneum yang menutupi vesica urinaria yang teregang (penuh)
menjadi terlepas dari dinding anterior abdomen sehingga permukaan depan vesica urinaria berhubungan
langsung dengan dinding abdomen .
330 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding pelvis

Korusrp Kurutr: PELvts MrRupnxnN BAs- laki-laki. Ukuran apertura pelvis superior pada laki-laki
KOM DENCAN LUBANC.LUBANC PADA DIN. dan perempuan sama, tetapi pada pcrempuan cavitas
pelvis lebih luas dan silindris, dan apertura pelvis in-
DINCNYA
feriornya lebih lebar baik diameter anteroposterior
Dinding pelvis dibentuk oleh tulang-tulang dan liga- maupun diameter transversal.
menta; yang sebagian dibatasi oleh otot-otot (musculus Empat istilah yang berkaitan dengan pelvis yang
obturatorius internus dan musculus piriformis) diliputi sering digunakan di klinik adalah:
oleh fascia dan peritoneum parietale. Pada permukaan
luar pelvis melekat musculi glutei dan musculus ots 1. Apertura pelvis superior atau pintu masuk pelvis
turatorius externus, Sebagian besar permukaan luar dan minor (Cambar 6-1 6), di anterior dibatasi oleh sym-
dalam tulang pelvis dilapisi oleh otot. physis pubica, di lateral oleh linea terminalis, dan
Baskom pelvis mempunyai dinding anterior, poste- di posterior oleh promontorium os sacrum.
rior, lateral, dan dinding inferior atau dasarnya diben- 2. Apertura pelvis inferior pelvis minor (Cambar 6-16)
tuk oleh musculus levator ani, musculus coccygeus yang di anterior dibatasi oleh arcus pubicus, di lateral
penting, dan fascia otot-otot tersebut. oleh tuber ischiadicum, dan di posterior oleh os
Baskom ini mempunyai banyak lubang. Dinding coccygis. Ligamentum sacrotuberale juga mem-
posterior mempunyai lubang pada facies anterior sa- bentuk sebagian pinggir apertura pelvis inferior.
crum, foramina sacralia anteriora, untuk tempat lewat- 3, Cavitas pelvis adalah ruangan di antara apertura
nya rami anteriores nervi sacrales. Dua ligamenta, yaitu pelvis superior dan apertura pelvis inferior (Cam-
ligamentum sacrotuberale dan ligamentum sacro. bar 6-1 6).
spinale merubah incisura ischiadica major dan minor 4. Axis pelvis adalah garis imajiner yang menghu-
menjadi foramen ischiadicum maius dan foramen bungkan titik tengah diameter anteroposterior aper-
ischiadicum minus. Foramen ischiadicum majus meru- tura pelvis superior ke apertura pelvis inferior dan
pakan pintu keluar dari pelvis minor ke regio glutealis merupakan jalur melengkung yang dilewati kepala
untuk nervus ischiadicus/ neryus pudendus, serta arte- bayi sewaktu turun melalui pelvis saat persalinan
ria, vena, neryus gluteus. Foramen ischiadicum minus (Cambar 6-1 6 dan 6-21A).
merupakan pintu masuk ke perineum dari regio glu-
tealis untuk nervus pudendus serta arteria dan vena pu- Penilaian Pclvis I nterna
denda interna. (Orang dapat membuat analogi lebih Penilaian pelvis interna dibuat dengan melakukan
lanjut sebagai berikut; Agar kabel dapat mencapai pin- pemeriksaan vaginal pada rninggu-minggu terakhir
tu masuk sebuah apartemen yang ada di bagian kehamilan, waktu jaringan pelvis lebih lunak dan lebih
bawahnya tanpa melewati lantai, kabel itu harus me- menguntungkan di bandi ngkan pada awal keham i lan.
nembus dinding [foramen ischiadicum majus] untuk
keluar dari bangunan dan kemudian kembali melalui 1. Arcus pubicus. Rentangkan jari-jari di bawah arcus
lubang kedua [foramen ischiadicum minus]. Pada kasus pubis dan periksa bentuknya. Apakah arcus pubi-
tubuh manusia, nervus pudendus beserta arteria, vena cus tumpul atau tajam? Empat jari pemeriksa se-
pudenda interna merupakan kabel-kabel dan musculus harusnya dapat diletakkan dengan baik pada sudut
levator ani serta musculus coccygeus merupakan lan- di bawah symphisis ini.
tainya). 2. Dinding lateral. Palpasi dinding lateral dan ten-
Dinding lateral pelvis mempunyai sebuah lubang tukan apakah dinding lateral plevis konkaf, datar,
besar, foramen obturatum, yang ditutupi oleh mem- atau konvergen. Perhatikan penonjolan spina
brana obturatoria, kecuali sebuah lubang kecil untuk ischiadica dan letak ligamentum sacrospinale.
memungkinkan nervus obturatorius keluar dari pelvis 3. Dinding posterior. Os sacrum dipalpasi untuk me-
dan masuk ke tungkai atas. nentukan apakah dinding posterior lurus atau me-
lengkung. Akhirnya, bila pasien mempunyai peri-
PENGUKURAN PELVIS PADA OasTTTRIx neum yang cukup lemas, cobalah untuk meraba
promontorium. Jari telunjuk tangan pemeriksa dile-
Kapasitas dan bentuk pelvis perempuan merupakan takkan pada promontorium, dan jari telunjuk
dasar yang penting pada obstetrik. Pelvis perempuan tangan yang bebas di luar vagina diletakkan pada
menyesuaikan diri dengan baik untuk proses persa- tempat di mana tangan pemeriksa menyentuh ping-
linan. Pelvis perempuan lebih dangkal dan tulang- gir bawah symphysis pubica. Jari-jari kemudian
tulangnya lebih rata dibandingkan dengan pelvis ditarik dan jaraknya diukur (Cambar 6-218), ukur-
ANATOMI PERMUKAAN 331

(;<)
sumbu jalan lahir pengukuran conjugata diagonalis

( \-/
\

:),@,,t,',
( ,lMr
\a[ i\:>--'gri
1-'.c-'-l<r-l' ( \, I
/'-- '--\\

nn"ooo'.
\

(
,.--,^..
\
"\ \-/ ,,

--,1
AS-<i/l i

D pengukuran diameter transversa apertura pelvis inferior

Gambar6-21. A. Jalan lahir. Garis putus-putus menunjukkan sumbu jalan lahir. B. Cara yang digunakan
untuk mengukur conjugata diagonalis. C. Berbagai tipe aperlura pelvis superior menurut Caldwell dan
Moloy. D. Perkiraan lebar apertura pelvis inferior dengan menggunakan kepalan tangan.
332 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding pelvis

an ini merupakan conjugata diagonalis, ukuran bergeser karena adanya perlekatan musculus iliacus
yang normal kurang lebih 5 inci (j 3 cm). Diameter pada bagian dalamnya dan musculi glutei pada bagian
anteroposterior dari articulatio sacrococcygea sam- luarnya.
pai pinggir bawah symphysis pubica kemudian
dapat diperkirakan. Fraktur Pelvis Minor
4. Tuber ischiadicum. Jarak di antara tuber ischia-
dicum dapat diperkirakan dengan menggunakan Mekanisme fraktur ini lebih mudah dimengerti bila
tangan yang dikepalkan (Cambar 6-21D). Ukur- pelvis dianggap bukan hanya sebagai sebuah baskom,
annya sekitar 4 inci (10 cm), tetapi ukuran ini se- tetapi juga sebagai sebuah gelang yang kaku (Cambar
benarnya sukar diukur secara tepat. 6-22). Celang ini disusun oleh rami pubicum, ischium,
acetabulum, ilium, dan os sacrum, dihubungkan oleh
Tidak perlu dikatakan lagi, dibLrtuhkan pengalaman ligamenta yang kuat pada articulatio sacroiliaca dan
klinik untuk dapat menilai bentuk dan ukuran pelvis symphysis pubica. Bila gelang ini putus pada satu tem-
melalui pemeriksaan vagina. pat, fraktur akan ter{iksasi dan tidak terjadi pergeseran.
Namun, bila terjadi dua fraktur pada gelang ini, maka
AsNonA RLrrRs DAN BrnaRcRl BrNrux segmen tulang yang fraktur menjadi tidak stabil dan
akan terjadi pergeseran karena otot-otot retroveftebra
PETVIS PrRempuRN
dan otot-otot abdomen menjadi pendek dan meng-
Kelainan pelvis mungkin menjadi penyebab terja- angkat bagian lateral pelvis (Cambar 6-22). putusnya
dinya distosia (kesulitan persalinan). pelvis yang sempit gelang mungkin terjadi tidak sebagai akibat fraktur, te-
dapat menghalangi perjalanan persalinan bayi yang tapi sebagai akibat gangguan pada articulatio sacro-
normal. Kelainan pelvis mungkin tidak secara langsung iliaca atau symphysis pubica. Fraktur tulang pada sisi
berhubungan dengan terjadinya distosia, tetapi meru- kanan atau kiri sendi lebih sering terjacli dibandingkan
pakan penyebab kelainan letak (malpresentasi) atau dengan gangguan pada sendl.
kelainan posisi (malposisi) janin, ketuban pecah dini, Tekanan yang berperan terhadap terjadinya gang-
dan inersia uteri. guan pada gelang tulang mungkin berupa kompresi
Penyebab kelainan pelvis dapat kongenital (jarang) anteroposterior, kompresi lateral, atau tarikan.
atau didapat (akuisita) akibat penyakit, sikap tubuh Bila jatuh pada trochanter major femur dengan
yang jelek, atau fraktur karena trauma. Kelainan pelvis
.hebat,
.
caput femoris dapat bergeser melalui dasar ice-
Iebih sering terjadi pada perempuan yang hidup pada tabulum masuk ke cavitas pelvis.
lin5kungan sosial yang jelek dan kekurangan gizi. Kea-
daan ini mungkin karena perempuan tersebut pada wak- Fraktur Os Sacrum dan Os Coccygis
tu mudanya menderita penyakit rakitis ringan.
Fraktur pars lateralis os sacrum dapat terjadi sebagai
Pada tahun 1933, Caldwell dan Moloy membagi .
pelvis menjadi empat kelompok: ginekoid, android, bagian fraktur pelvis. Fraktur os coccygis jarang terjadi.
antropoid, dan platipeloid (Cambar 6-21C). Tipe gine-
Namun, coccydynia sering dan biasanya disebabkan
oleh trauma langsung pada os coccygis, seperti terjatuh
koid terdapat pada sekitar 4i % perempuan dan meru-
pakan tipe panggul perempuan seperti yang pernah dari tangga beton. Facies anterior os coccygis dapat di-
raba melalui pemeriksaan rektal.
dijelaskan sebel umnya.
Tipe android terdapat pada sekitar 33% perem-
puan kulit putih dan .16% perempuan kulit hitam dan Fraktur Minor Pelvis
merupakan panggul laki-laki atau panggul berbentuk Spina iliaca anteriorsuperior mungkin patah karena
corong dengan apertura pelvis infeiior yung sempit. kontraksi hebat musculus saftorius pada atlet (Cambar
Tipe antropoid, terdapat pada sekitar 24"k perem- 6-22). Dengan cara yang sama spina iliaca anterior infe-
puan kulit putih dan 41% perempuan kulit hitam dan rior dapat mengalami avulsi karena kontraksi musculus
berbentuk panjang, sempit, dan oval. rectus femoris (mengalami caput rectus), tuber ischia-
Tipe platipeloid hanya terdapat pada sekitar 2'lo pe- dicum dapat avulsi karena kontraksi otot-otot ham-
rempuan dan merupakan panggul yang lebar dan datar string. Penyembuhan dapat terjadi dengan penyatuan
pada apertura pelvis superior dengan promontorium fibrosa, mungkin disebabkan oleh memanjangnya sa-
terdorong ke depan. tuan otot dan berkurangnya sebagian fungsi otot.

FnRxrun PeLvls Komplikasi Anatomi Fraktur pelvis


Fraktur Pelvis Major Fraktur pelvis minor sering dikaitkan dengan keru-
sakan jaringan lunak pelvis.
Fraktur pelvis major kadang-kadang dapat terjadi Bila kerusakan terjadi pada vena-vena pelvis yang
pada trauma langsung. Bagian atas os ilium jarang
tipis, seperti vena iliaca interna beserta cabang-
ANATOI\4I PERMUKAAN 333

tuber ischiadiculr

sadorius menyebabkan
Gambar 6-22. A-C. Berbagai tipe fraktur basin pelvis. D. Fraktur avulsi pelvis. Musculus
menyebabkan avulsi
avulsi (melengkang) spina-iliaca anterlor =uperior, caput rectum musculus rectus femoris
spina itiaca an-terioi'inJerior, dan otot-otot hamstring menyebabkan avulsi tuber ischiadicum.

cabangnya yang terletak pada fascia pelvis parietalis di melakukan plantar fleksi kaki (refleks tendo Achilles).
bawah peritoneum parietale, dapat merupakan sumber (Lihat Bab 10.)
perdarahan hebat yang dapat mengancam kehidupan.
Urethra laki-laki sering rusak, terutama pada fraktur DRSRR PTIVIS
sayatan vertikal yang mungkin dapat mengenai dia-
phragma urogenitale, (Lihat halaman 409)' Diaphragma pelvis merupakan lembaran otot ber-
Vesica urinaria yang terletak tepat di belakang pubis bentuk selokan yang dibentuk oleh musculus levator
pada laki-laki dan perempuan kadang-kadang dapat ani dan musculus coccygeus beserta fascia yang meli-
rusak oleh fragmen tulang; vesica urinaria yang penuh putinya. Dari origonya, serabut-serabut otot kedua sisi
lebih mudah rusak daripada vesica urinaria yang berjalan ke bawah dan belakang menuju garis tengah,
kosong. (Lihat halaman 371). membentuk suatu selokan yang arahnya ke bawah dan
Rectum terletak di dalam lekukan os sacrum dan depan.
mendapatkan perlindungan yang baik sehingga jarang Naiknya tekanan intra-abdominal yang disebabkan
rusak. Fraktur os sacrum atau spina ischiadica mungkin oleh kontraksi diaphragma dan otot-otot dinding an-
dapat masuk ke dalam cavitas pelvis dan merobek rectum. terior dan lateral abdomen akan d ilawan oleh kontraksi
Kerusakan saraf dapat mengikuti fraktur sacrum; otot-otot yang membentuk dasar pelvis. Dengan cara
di sekitar radix anterior
jaringan fibrosa yang terletak ini, viscera pelvis disokong dan tidak "keluar" melalui
dan posterior atau cabang-cabang nervi spinales apertura pelvis inferior. Kontraksi musculus puborec-
sacrales dapat mengakibatkan nyeri yang menetap. talis sangat membantu musculus sphincter ani dalam
Kerusakan nervus ischiadicus dapat terjadi pada mempertahankan fungsi kontinensia dalam keadaan ini
fraktur yang mengenai batas-batas incisura ischiadica dengan cara menarik junctio anorectalis ke atas dan
major. Bagian peroneal nervus ischiadicus lebih sering depan. Walaupun demikian, pada waktu defekasi,
cedera, mengakibatkan pasien yang sadar tidak mampu musculus levator ani tetap menyokong viscera pelvis,
melakukan dorsofleksi articulatio talocruralis atau pa- tetapi musculus puborectalis berelaksasi bersama
da pasien yang tidak sadar tidak mampu secara refleks musculi sphincter ani.
334 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding pelvis

Gambar 6-23. Stadium rotasi kepala bayi pada stadium ll persalinan. Bentuk dasar pelvis berperan penting pada
proses ini.

Fungsi Penting Panggul pada Wanita dan berubahnya letak collum vesicae dan urethra yang
Dasar panggul perempuan berperan penting pada mengakibatkan incontinensia stress. pada keadaan
stadium ll persalinan (Gambar 6-23). pada apertura yang terakhir ini, pasien akan meneteskan urine bila
pelvis superior diameter yang paling lebar adalah dia- tekanan intra-abdominal meningkat, misalnya pada
meter transversal sehingga sumbu kepala bayi yang waktu batuk. Prolaps rectum dapat juga terjadi.
terpanjang (anteroposterior) berada pada posisi trans-
versal. Bila kepala bayi mencapai dasar panggul, ben-
tuk dasar panggul yang seperti selokan ."nd"rung Plrxus S.qcRRLls
menyebabkan kepala bayi berputar sehingga' sumbu
panjangnya terletak pada posisi anteroposterior. Kemu- Tekanan Kepala Janin
dian bagian occipital kepala bergerak ke bawah dan Selama stadium akhir kehamilan, waktu kepala
depan sepanjang selokarr sampai terletak di bawah ar- janin telah masuk ke pelvis, ibunya sering me- ngeluh
cus pubicus. Waktu kepala bayi berjalan melalui ba- adanya perasaan tidak enak atau perasaan sakit yang
gian bawah jalan lahir, celah kecil yang terdapat di menjalar ke salah satu extremitas inferior. pera- saan
bagian anterior diaphragma pelvis melebar, sehingga tidak enak ini disebabkan oleh tekanan kepala janin
kepala dapat masuk ke dalam perineum. Segera seteijh yang sering dapat dihilangkan dengan mengubah
bayi melalui perineum, musculus levator ani berkerut posisi, misalnya tidur dengan posisi miring.
dan kembali ke posisi sebelumnya.
Invasi oleh Tumor Ganas
Cedera Dasar Panggul
Saraf-saraf plexus sacralis dapat diinvasi oleh tumor
Cedera pada dasar panggul selama proses lahiryang ganas yang menyebar dari viscera yang berdekatan.
.
sulit dapat mengakibatkan viscera pelvis kehilangai Contohnya adalah carcinoma rectum dapat menye-
penyanggahnya sehingga mengakibatkan prolaps uteri babkan nyeri hebat yang tidak tertahankan pada
dan prolaps vagina, herniasi vesica urinaiia (sistokel), extremitas inferior.
ANATOIVI PERMUKAAN 335

NERVUS OSTURRTORIUS JuNcrunnE CtNGULI PrLvlct


Nyeri Alih Perubahan Se/ama Kehamilan

Nervus obturatorius terletak pada dinding lateral Selama kehamilan, symphysis pubica dan ligamen-
pelvis dan menyarafi peritoneum parietalis. Appendix ta articulatio sacroiliaca dan articulatio sacrococcygea
vermiformis yang meradang dan tergantung di dalam mengalami pelemasan akibat kerja hormon-hormon
cavitas pelvis dapat menyebabkan iritasi pada ujung- sehingga memperluas pergerakan dan memperbesar
ujung nervus obturatorius sehingga mengakibatkan ukuran potensial panggul selama proses persalinan.
nyeri alih pada sisi medial paha kanan. Ovarium yang Hormon-hormon yang berperan adalah estrogen dan
meradang dapat memberikan gejala yang sama. progesteron yang dihasilkan oleh ovarium dan pla-
senta. Hormon lain, dinamakan relaxin, yang dihasil-
kan oleh ovarium dan plasenta juga dapat mempunyai
Os SacnuPt
efek melemaskan Iigamenta pelvis.
Sebagian atau seluruh vertebra sacralis I dapat ter-
pisah dari vertebra sacralis ll. l(adang-kadang, pada foto Perubahan Sesuai Usia
rontgen columna vertebralis, ditemukan vertebra lum-
Obliterasi cavitas pelvis pada articulatio sacroiliaca
bal V bersatu dengan vertebra sacralis l.
terjadi pada kedua jenis kelamin setelah usia perte-
Trauma ngahan.

Trauma pada pelvis minor dapat mengakibatkan Pe ny akit Arti cu I ati o Sacro i I i aca
fraktur pars lateralis sacrum. (Lihat halaman 332 )
Articulatio sacroiliaca disarafi oleh nervi lumbales
bagian bawah dan sacrales, oleh karena itu penyakit
ANrsrrsl KAUDAL (ANnlcrstn) pada sendi dapat mengakibatkan nyeri pinggang (low
Cairan anestesi dapat disuntikkan ke dalam canalis back pain) dan nyeri alih sepanjang nervus ischiadicus
sacralis melalui hiatus sacralis. Cairan kemudian be- (iskialgia).
kerja pada radix spinales segmen sacrales 2, 3, 4, dan 5 Articulatio sacroiliaca tidak dapat diperiksa pada
serta segmen cocygealis medulla spinalis waktu radices pemeriksaan klinik. Namun, terdapat daerah kecil yang
ini keluar dari duramater. Radix segmen spinalis yang terletak tepat medial dan di bawah spina iliaca pos-
lebih tinggi dapat juga dianestesi dengan cara ini terior superior, tempat sendi terletak superficial. Pada
Jarum harus mencapai bagian bawah canalis sacralis penyakit di regio lumbosacralis, gerakan columna ver-
karena meninges meluas ke bawah sampai sejauh tebralis ke segala arah menimbulkan rasa nyeri di ba-
pinggir bawah vertebra sacralis kedua. Anestesi kaudal gian lumbosacral columna vertebralis. Pada penyakit
digunakan pada obstetrik untuk menganestesi serabut- sacroiliaca, nyeri sangat hebat terjadi pada rotasi
serabut nyeri dari cervix uteri dan anestesi perineum. columna vertebralis dan bertambah hebat pada akhir
antefleksi. Cerakan yang terakhir ini menimbulkan
nyeri karena otot-otot harmstring (lihat Bab 10)
mempertahankan os coxae pada posisinya pada saat os
sacrum berputar ke depan pada fleksi columna ve(e-
bralis.

-PiMiCAHffi:

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilihlah jawaban pemeriksaan, suatu pembengkakan besar ber-
terbaik dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat sesu- bentuk lonjong dapat diraba melalui dinding ab-
dahnya. domen, di atas symphisis pubis.

Seorang laki-laki berusia 65 tahun dengan riwa- 1. Pada pasien ini pernyataan berikut benar, kecuali.
yat pembesaran prostat mengeluh tidak dapat A. Pada orang dewasa vesica urinaria merupakan
organ pelvis.
kencing. Waktu terakhir ia mengeluarkan urine-
nya adalah 6 jam yang lalu. la terbaring di tempat
B. Bila vesica urinaria penuh, dinding superiornya ke-
luar dari rongga pelvis.
tidur dengan gelisah, memegang dinding anterior
C. Bila vesica urinaria menjadi penuh, tingginya tidak
abdomen dengan kedua tangannya dan minta pernah mencapai umbilicus.
agar dilakukan tindakan dengan segera. Pada
336 BAB 6: petvis: Bagian I Dinding Pelvis

D. Pembengkakan itu berbunyi pekak pada perkusi. 4. Pada waktu melakukan anestesi kaudal, jarum dima_
E. Tekanan pada pembengkakan memperhebat ge- sukkan ke dalam canalis sacralis dengan menembus
jata. struktur-struktur anatomi berikut ini, kecuali:
A. Cutis.
Seorang perempuan berusia 43 tahun dioperasi B, Fascia.
pada daerah perineum untuk membersihkan ab- C. Ligamentum.
ses ischiorectalis. Abses meluas ke dalam sam- D. Hiatus sacralis.
pai regio junctio anorectalis. Untuk mendapatkan E. Duramater.
drainase yang baik, ahli bedah memutuskan me-
motong musculus puborectalis. Tiga hari kemu- Seorang perempuan tua tertabrak mobil pada
dian pasien mengeluh inkontinensia fekal. saat menyebrang jalan. Foto rontgen pelvis di
unit gawat darurat rumah sakit terdekat memper-
2. Gejalayang diperlihatkan oleh pasien dapat dijelaskan lihatkan adanya fraktur os ilium dan crista iliaca
oleh pernyataan berikut ini, kecuali. pada sisi kiri.
A. Kontinensia anal dipertahankan oleh tonus mus-
culus sphincter ani internus dan externus sefta 5. Pernyataan dibawah ini benar mengenai fraktur pelvis,
musculus puborectalis. kecuali
B. Serabut puborectalis merupakan bagian musculus A. Fraktur os ilium hanya bergeser sedikit.
levator ani. B. Pergeseran dicegah oleh adanya musculus iliacus
C. Serabut puborectalis berjalan di sekeliling junctio musculi glutei pada permukaan dalam dan luar os
anorectalis. coxae.
D. Musculus puborectalis melingkari junctio anorec- C. Bila fraktur terjadi pada dua tempat dari gelang
talis sampai ke belakang corpus ossis pubis . yang membentuk pelvis minor, susunan tulang
E. Musculus puborectalis hanya sedikit berperan menjadi tidak stabil dan terjadi pergeseran.
dalam mempertahankan kontinensia anal, D. Fraktur pelvis minor tidak menyebabkan cedera
viscera pelvis.
Seorang laki-laki tinggi besar berusia pertengah- E. Otot-otot retrovertebra dan abdominalis berperan
an yang berlari menuruni tangga batu tiba-tiba untuk menaikkan bagian lateral pelvis bila terjadi
jatuh karena salah memperkirakan posisi anak dua fraktur.
tangga. Dia jatuh terduduk. Setelah jatuh, ia me- F. Jatuh yang hebat pada trochanter major femur
ngeluh adanya memar hebat pada daerah celah di dapat mendorong caput femoris melalui dasar
antara kedua bokongnya dan nyeri menetap pada acetabulum dan masuk ke dalam cavitas pelvis.
daerah tersebut.
Seorang perempuan hamil pergi ke klinik ante-
3. Pernyataan di bawah ini benar untuk pasien tersebut, natal. Pada pemeriksaan vagina didapatkan bah-
kecuali. wa promontorium dapat diraba dengan mudah
A. Ujung bawah columna vertebralis terkena trauma dan ukuran conjugata diagonalis kurang dari 4
pada waktu jatuh di tangga. inci.
B. Os coccygis dapat dipalpasi di bawah kulit pada
crena interglutealis (celah yang terdapat di antara 6. Pernyataan di bawah ini benar mengenai pemeriksaan
kedua bokong). ini , kecuali.
C. Permukaan anterior os coccygis tidak dapat diraba A. Dalam keadaan normal sulit atau tidak mungkin
pada pemeriksaan klinik. meraba promontorium melalui pemeriksaan va-
D. Os coccygis biasanya memar atau fraktur hebat. ginal.
E. Nyeri dirasakan pada dermatom 54 dan SS. B. Ukuran conjugata diagonalis normal adalah sekitar
10 inci (25 cm).
Seorang perempuan hamil berusia 2g tahun tidak C. Pelvis pasien ini rata pada bidang anteroposterior,
mau merasakan sakit pada waku melahirkan. Dia dan promotorium ossi sacri menonjol terlalu jauh ke
bertanya pada ahli kandungannya apakah mung- depan.
kin menghilangkan rasa sakit dengan tidak men- D. Kelihatannya pasien ini akan mengalami hambatan
depatkan anestesi umum. Dia diberitahukan bah- dalam proses persalinan.
wa dia akan diberikan prosedur sederhana yang E. Pasien ini dinasehatkan untuk menjalankan sectio
disebut anestesi kaudal. caesaria.
ANATOMI PERMUKAAN 337

$riil
lrwrbd. [$1
.i

l(lt N lK, lr iii '

1. C. Pada kasus ekstrim obstruksi urethra pada pria, ll, Pada orang dewasa ujung duramaterterletak sekitar
dinding superior vesica urinaria ditemukan sampai 47 mm di atas hiatus sacralis.
setinggi arcus costalis. 5. D. Fraktur pelvis minor sering dihubungkan dengan
2. E. Musculus puborectalis merupakan salah satu mus- cedera viscera pelvis lunak, terutama vesica urinaria
culus sphincter canalis analis yang terpenting, dan urethra.
e C. Permukaan anterior os coccygis dapat dipalpasi de- B. Conjugata diagonalis normal sekitar 5 inci (1 1 ,5 cm).
ngan jari yang bersarung tangan di dalam canalis
analis.
4. E. Duramater terbentang ke bawah canalis sacralis
hanya sampai sejauh pinggir bawah vertebra sacralis

Pilihlah fawaban yang paling benari


'1 . Semua pernyataan di bawah ini benar untuk pelvis, 4. Pernyataan Oi bawah ini benar untuk saral-saraf di
kecuali: dalam cavitas pelvis, kecualr:
'A. Os illium, os ischii, dan os pubis merupakan tiga A. Plexus hypogastricus inferior mengandung sera-
tulang terpisah yang bersatu membeniuk os coxae but-serabut simpatis dan.parasimpatis.
pada usia 25 tahun. B. Plexus sacralis terletak di belakang rectum.
B. Tipe platipeloid terdapat pada sekitar 2oh perem- C, Truncus symphaticus pars pelvicus mempunyai
puan. rami communicantes albus dan griseus.
C. Ukuran-ukuran pelvis elCerna kurang penting da- D. Plexus hypogastricus superior dibentuk dari
lam menentukan apakah terdapat disproporsional plexus symphatis aorticus dan cabang-cabang
antara kepala janin dan ukuran apertura pelvis ganglia lumbalia truncus symphaticus.
superior. E. Rami anteriores dari empat nervi spinales sa-
D. Apertura pelvis inferior di anterior dibentuk oleh crales bagian atas muncul dan masuk ke dalam
symphysis pubica, di lateral oleh tuber ichiadicum pelvis meialui foramina sacralia anteriora.
' dah ligamentum sacrotuberale, dan di posterior 5, Pernyataan di bawah ini benar untuk bagian tulang
oleh os coccygis. pelvis, kecuali.
E. Sacrumlebihpendek, lebihlebar,danlebihratapa- A. Bila pasien dalam posisi berdiri, spina iliaca
da perempuan dibandingkan pada laki-laki. anterior superior terlelak vertikal di atas facies
2. Pernyataandi bawah ini benar mengenai struktttr yang anterior symphysis pubica.
meninggalkan pelvis, kecuali: B. Sangat sedikit gerakan yang dapat dilakukan
A. Nervus ischiadicus meninggalkan cavitas pelvis pada articulatio sacrococcygea.
melaluiforamen ischiadicUm majus. C. irelvis major membantu mengarahkan janin ma-
B. MusCulus piriformis meninggalkan cavitas pelvis, suk ke daiam pelvis minor pada persalinan.
. melalui foramen ischiadicum majus. D. Hormon-hormon sex perempuan menyebabkan
C. Arteria iliaca externa berjalan ligamentum
di bawah relaksasi ligamenta pelvis selama kehamilan.
inguinaleuntukberubahmenjadi arteriafemoralis. E. Penyempitan cavitas pelvis pada articulatio sa-
D. Nervus obturatorius meninggalkan cavitas pelvis croiliaca sering terjadi pada laki-laki dan perem-
melalui foramen ischiadicum minus. puan sesudah-usia pertengahan,
E. Arteria glutea inferior meninggalkan cavitas pelvis
melalui for,amen ischiadicum malus. Cocokkan saraf di bawah ini dengan asal seg'
3. Pernyataan di bawah ini benar untuk otot-otot dan mentalnya:
L fascia di dalam pelvis, kecuali:
I A. Mr;";Gb;"1";;ni Jr"turi oteh ramus perineatis 6. Nervus ischiadicus
I nervi sacrales 4 dan ramus perinealis nervi pu- 7. Nervus pudendUs
I denOi B Nervus splanchnicus pelvicus
I A. Oi dalam cavitas pelvis, fascia terbagi atas lapisan 9. Nervus obturatorius
I parietalis dan visceralis. A' L2' 3, dan 4
I - ;ri;; ooiut"iotiriiit"tnut y"nt tn"neou;.
C. Mr"culus iliococcygeus berasal dari fascia mus- B' L4, 5; S'1 , 2, 3
| c 32, 3, dan 4
I| O. Oiapnragma pelvis kuat dan tidik berlubang. D S-1 dan 2
" E.13,4;S1,2
338 BAB 6: Pelvis: Bagian I Dinding Pelvis

CoC'okkan arteiia'di bawah ini Uengtn aCtlnyal


:,:,Cocokkan'otot dihdin,g belvis.di',bawih .ini de-
:'1gan,, Fergaiafah niot'o1ik yang sesuai..'setiap
10., Arteria rectalis supe;fo1 : ,':,::, . :.,.:: ::,,:,,: :l jawaban dapat dipilih satu kali atau lebih.
11. Arteria ovarica
'' i:l:: 'r'=,'1 i' ::'1"'r :i:
12 Arterlaruterini,,,-, 1 5. Musculus obturatorius internus
'::

1b. Artbria reCiitis media ;:,:: , ' i, 16. MusCulus iliococcygeus


14. Arteria glutea superior 17, Musculus piriformis
, ,. A. Arteria mesenteiica,supbrioi ,:,,. 'l:.:l':,:,:i:- 18. Musculus cocCygeus
B. Aorta abdominalis
',... A Plexus lumbitis
C.'Arteria rehalis : r.: r : . '
. ,
D, Arteria iliaca interna .,.: :,,:.:,,,-,
:l
,A,",nreius hypogastric;5:. ' ,. .,i "
:,.,,
,:-.:,C. Nervus saeiatis atau plexus r;uij1i. ,.r ','
E. Bukan salah satu di atas ',,r-' D, TruncuS, SymphaliCus , :,

1.A 6.8 11. B 16. C


2.D 7.C 12. D 17. C
3.D B.C 13. D 18. C
4.C 9.A 14. D
5.8 10. E 15. C
BAB
Pelvis: Bagian II
Cavitas Pelvis
eorang laki-laki berusia 65 tahun mengunjungi dokternya untuk peme-
riksaan fisik tahunan. Dia terlihat sangat sehat dan tidak ada keluhan.
Pemeriksaan umum menunjukkan tidak ada kelainan. Dokter kemudian
mengatakan padanya bahwa sebaiknya dilakukan pemeriksaan rektal. Awalnya
pasien tersebut menolak karena ia merasa pemeriksaan itu tidak perlu sebab tidak
clitemukan adanya kelainan pada pemeriksaan yang sama setahun yang lalu.
Dokter tetap menganjurkan dan akhirnya ia setuju untuk diperiksa.
Ditemukan sebuah benjolan keras kecil menonjol dari facies posterior pros-
tatae. Tidak ditemukan adanya kelainan yang lain. Hasil temuan tersebut diberi-
tahukan kepada pasien, dan dijelaskan akan kemungkinan adanya keganasan.
Pasien sangat bingung, terutama karena dia tidak pernah mempunyai keluhan
berkemih.
Pemeriksaan laboratorium dan radiologi dilakukan. Kadar antigen spesifik
prostata (prostatic spesific antigen (PSA)) di dalam darah jauh di atas normal.
Tidak ditemukan adanya pembesaran sistem limfatik pelvis pada Computed
Tomographic (CT-scan) dan tidak ditemukan adanya metastasis pada tulang.
Diagnosisnya adalah kanker prostata stadium dini dan kemudian dipastikan
dengan biopsi jaringan yang dibuat melalui dinding anterior rectum.
Kasus ini menggambarkan seorang dokter umum yang mempunyai penge-
tahuan struktur anatomi pelvis yang baik dapat menemukan adanya prostata yang
tidak normal dengan palpasi melalui dinding anterior rectum. Pasien ini ke-
mudian dioperasi, prostata dibuang, dan prognosisnya sangat baik'

339
DAFTAR ISI BAb
Anatomi Dasar 340 Viscera Pelvis pada Perempuan 852 Gambai Radiografik Oolon
lsi Cavitas Pelvis 340 Ureter352 Sigmoideum dan Rectum 364
Colon Sigmoideum 340 Vesica lJrinaria3S2 Barium Enema364
Rectum 341 Organa Genitalia Feminina 353 Gambar Radiografik Tractus
Viscera Pelvis pada Laki-laki 343 Ovarium 353 Genitalia Perempuan 364
ureter 344 Tuba Uterina3S4 Anatomi Permukaan 364
Vesica Urinaria 345 Uterus 356 Catatan Klinik 368
Organa Genitalia Masculina 349 Vagina360 Pemecahan Masalah Klinik 377
Ductus Deferens 34g Fascia Pelvis Visceratis 362 Jawaban Masalah Klinik 378
Vesicula Seminalis34g Peritoneum 362 Tipe Soal Ujian Negara 379
Ductus Ejaculatail us 3EO Anatomi Penampang Melintang Jawaban Soal Ujian Negara 380
Prostata 350 Pelvis 363
Urethra Pars Prostatica 352 Anatomi Radiografik 363
Fascia Petvis Visceratis 352 Gambar Radiografik Tulang
Peritoneum 352 Pelvis 363

SASARAN BELAJAR
Cavitas pelvis ber:isi bagian bawah tractuS intestinalis Dokter sering menemui kasus-kasus infeksi, cedera,
dan iractus urinarius, organ-organ dalam tractus repro- dan prolapsus rectum, uterus, serta vagina. Keadaan da-
duksi, beserta sistem persarafan, sistem pembuluh da- rurat yang mengenai vesica urinaria, uterus gravidarum,
rah, dan sistem limfnya. Organ-organ menonjol ke atas ke kehamilan ektopik, abortus spontan, atau peradangan
dalam cavitas peritoneum sehingga peritoneum melipat pelvis akut merupakan contoh kasus yang ditemulan
untuk meliputi organ-organ ini dari atas, dengan demikian pada perempuan. Vesica urinaria dan prostata pada laki-
terjadi fossa-fqssa penting yang dapat menjadi tempat laki sering menjadi tempat infeksi.
pengumpulan darah dan nanah dari berbagai penyakit Tujuan bab ini adalah untuk membicarakan anatomi
pelvis. penting, yang berhubungan dengan kondisi klinik organ
pelvis yang sering ditemui, -

ANATOMI DASAR terletak di depan apertura pelvis superior. Di bawah


colon sigmoideum berlanjut sebagai rectum yang ter-
Cavitas pelvis, atau pelvis minor, dapat didefinisi- Ietak di depan vertebra sacralis ketiga. Colon sigmoi-
kan sebagai ruangan yang terletak di antara apertura deum mudah bergerak dan tergantung ke bawah masuk
pelvis superior dan apeftura pelvis inferior. Biasanya ke dalam cavitas pelvis dalam bentuk lengkungan.
cavitas pelvis dibagi oleh diaphragma pelvis menjadi Colon sigmoideum dihubungkan dengan dinding
cavitas pelvis yang terletak di atas dan perineum di posterior pelvis oleh mesocolon sigmoideum yang ber-
bawahnya (Cambar 7-1). Bab ini membicarakan isi bentuk seperti kipas. Lengkung-lengkung colon sigmoi-
cavitas pelvis. Penjelasan rinci mengenai perineum deum bervariasi, tetapi umumnya melengkung ke sebe-
diberikan pada Bab 8. lah kanan linea mediana sebelum berhubungan dengan
rectum.

lsi Gavitas Pelvis Hubungan

COLON SIGMOIDEUM Ke anterior: Pada laki-laki, vesica urinaria; pada pe-


Lokasi dan Deskripsi rempuan/ facies posterior uterus dan bagian atas vagina.
Ke posterior: Rectum dan os sacrum. Colon sigmoi-
Panjang colon sigmoideum sekitar 10-15 inci (25,28 deum juga berhubungan dengan lengkung-lengkung
cm) dan merupakan lanjutan colon descendens yang ileum terminalis.

340
341

diaphragma

arcus costalis

crista iliaca

apertura pelvis suPerior

----fr-
cavitas diaphragma pelvis
\ Pelvis utama

'='{ J,t perineum

Gambar 7-'t. Potongan koronal melalui thorax, abdomen, dan pelvis memperlihatkan cavitas thoracis,
cavitas abdominalis, cavitas pelvis, serta perineum.

Pendarahan RECTUM
Arteriae Lokasi dan deskripsi
Arteriae sigmoideae cabang dari arteria mesenterica in- Panjang rectum sekitar 5 inci (13 cm) dan berawal di
ferior. depan vertebra sacralis lll sebagai lanjutan colon sig-
moideum. Rectum berjalan ke bawah mengikuti leng-
kung os sacrum dan os coccygis, dan berakhir di depan
Venae ujung coccygis dengan menembus diaphragma pelvis
dan melanjutkan diri sebagai canalis analis. Bagian
Cabang-cabang vena mesenterica inferior, bermuara ke
bawah rectum melebar membentuk ampulla recti.
sistem vena poda.
Bila dilihat dari depan, sebagian kecil rectum
tampak deviasi ke kiri, tetapi bagian bawahnya berada
Aliran Limf di planum medianum (Cambar 7-2). Bila dilihat dari
lateral, rectum mengikuti lengkung anterior os sacrum
Kelenjar limf berjalan di sepanjang arteriae sigmoi-
sebelum melengkung ke bawah dan belakang pada
deae; dari sini cairan limf dialirkan ke nodi mesenterici perbatasannya dengan canalis analis (Cambar 7-3).
inferiores. Musculus puborectalis, yang merupakan bagian da-
ri musculus levator ani, membentuk suatu cincin yang
Persarafan melingkari (lihat halaman 3BB) perbatasan rectum de-
ngan canalis analis dan bertanggung jawab atas penarik-
Saraf simpatis dan parasimpatis dari plexus hypogas- an bagian usus ini ke depan, sehingga terbentuk angulus
tricus inferior. anorectalis.
342 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

mukosa rectum

m. circularis internus
peritoneum

longitudinalis superf icialis

plica transversa media rectum


pl ica transversa
recti superi or
dan inferior

m. obturatorius internus

fascia m. obturatorius
internus
ampulla recti
membrana obturatoria
collum analis
m. levator ani
av. pudenda interna
m. puborectalis
n. pudendus
m. longitudinalis externus
avn. rectalis inferior
sph incter an i

i n ternus

canalis ani
sphincter ani externus

lemak f ossa isch iorecta I is

Gambar 7-2. Potongan koronal melalui pelvis memperlihatkan rectum dan dasar pelvis

Peritoneum meliputi facies anterior dan lateral se- e Ke anterior: Pada laki-laki, dua pertiga bagian atas
pertiga bagian pertama rectum dan hanya meliputi per- rectum yang diliputi oleh peritoneum berhubungan
mukaan anterior pada sepertiga bagian tengah, sedang- dengan colon sigmoideum dan lengkung ileum yang
kan sepertiga bagian bawah rectum tidak diliputi menempati excavatio rectovesicalis. Seperliga ba-
peritoneum (Cambar 7-3 dan 7-1O). gian bawah rectum yang tidak diliputi peritoneum
Tunica muscularis rectum tersusun atas stratum lo- berhubungan dengan facies posterior vesica urinaria,
ngitudinale otot polos di sebelah luar stratum circulare ujung terminal ductus deferens, vesicula seminalis
dan di sebelah dalam. Ketiga taenia coli colon sigmoi- pada masing-masing sisi, serta dengan prostata.
deum bersatu dan membentuk pita lebar pada facies Struktur-struktur ini tertanam di dalam fascia pelvis
anterior dan posterior rectum. visceral is (Cambar 7-3).
Tunika mucosa rectum bersama dengan stratum
Pada perempuan, dua pertiga bagian atas rectum
circulare membentuk tiga lipatan permanen yang yang diliputi oleh peritoneum berhubungan dengan
dinamakan plicae transversae recti (Cambar 7-2).
colon sigmoideum, lengkung ileum yang terdapat pada
Plicae ini adalah plicae semisirkularis yang bervariasi
excavatio rectouterina (cavum Douglasi). Sepertiga ba-
jumlah dan posisinya.
gian bawah rectum yang tidak diliputi peritoneum berhu-
Hubungan bungan dengan facies posterior vagina (Cambar Z-10).

r Ke posterior: Rectum berhubungan dengan os sacrum Pendarahan


dan os coccygis, musculus piriformis, musculus
Arteriae
coccygeus, dan musculus levator ani; plexus sacralis;
oan truncus symphaticus (lihat Cambar 6-14). Arteria rectalis superior, media, dan inferior (Cambar Z-4).
ANATOMI DASAR 343

cxc.rvalio r()0lov(}sioalis

colon sigmoidcum

periloncum

vestca
unnana

ligamentum
puboprostalicum

corpus anococcygcum
I
M. sphincter ani cxt0rnus
sphinotar ani intcrnus

canalis analis
0orpus pcrinoalc

muara ductus cjaculatorius


ke urclhra pars proslalica

fascia superficialis lamina membranosa


lu
scrotum

Gambar 7-3. Potongan sagital pelvis laki{aki

Arteria rectalis superior merupakan lanjutan arteria Vena rectalis media bermuara ke vena iliaca interna
mesenterica inferior dan merupakan afteria utama yang dan vena rectalis inferior bermuara ke vena pudenda
mendarahitunica mucosa rectum. Arteria rectalis supe- interna. Gabungan antara venae rectales membentuk
rior masuk ke pelvis dengan berjalan turun pada radix anastomosis portal-sistemik yang penting. (Lihat Bab 5).
mesocolon sigmoideum dan bercabang dua menjadi
ramus dexter dan sinister. Kedua cabang ini mula-mula Aliran Limf
terletak di belakang rectum dan kemudian menembus Pembuluh limf rectum mengalirkan cairan limf ke nodi
tunica muscularis dan mendarahi tunica mucosa. rectales superiores. Pembuluh limf kemudian mengi-
Arteria ini beranastbmosis satu dengan yang lain serta de- kuti arteria rectalis superior ke nodi mesenterici inferio-
ngan arteria rectalis media dan arteria rectalis inferior. res. Pembuluh limf dari rectum bagian bawah mengi-
Arteria rectalis media merupakan cabang kecil kuti arteria rectalis media ke nodi iliaci interni.
arteria iliaca interna. Pembuluh ini berjalan ke depan dan
medial rectum, terutama mendarahi tunica muscularis. Persarafan
Arteria rectalis inferior merupakan cabang arteria
pudenda interna di dalam perineum. Arteria rectalis Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hy-
inferior beranastomosis dengan arteria rectalis media pogastricus inferior. Rectum hanya peka terhadap re-
pada j unctio anorectal is. gangan.

Venae
Viscera Pelvis pada Laki-Laki
Venae pada rectum sesuai dengan arterianya. Vena
rectalis superior merupakan cabang sirkulasi portal Rectum, colon sigmoideum, dan lengkung ileum termi-
dan mengalirkan darahnya ke vena mesenterica inferior. nalis menempati bagian posterior cavitas pelvis laki-
344 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

laki dan perempuan, seperti diuraikan di atas. lsi bagian Ureter memasuki cavitas pelvis dengan menyilang
anterior cavitas pelvis pada laki-laki diuraikan pada bifurcatio arteria iliaca communis di depan articulatio
bagian berikut ini. sacroiliaca. Selanjutnya masing-masing ureter berjalan
ke bawah pada dinding lateral pelvis di depan arteria
URETER iliaca interna ke regio spina ischiadica dan berbelok ke
depan untuk masuk sudut lateral vesica urinaria (Cam-
Masing-masing ureter merupakan saluran muskular bar 7-B). Dekat bagian terminal, ureter disilang oleh
yang membentang dari ginjal sampai ke facies posterior ductus deferens. Ureter berjalan miring menembus
vesica urinaria. Perjalanan ureter di dalam cavitas dinding vesica urinaria sekitar 3/a inci (1,9 cm) sebelum
abdominalis diuraikan pada halaman 254, bermuara ke dalam vesica urinaria.

DEXTRA SINISTRA

plica transversa
sinistra superior roofirm

A. rectalis rnedia plica transversa


sirristra inferior rectunr

columna analis

M. sphincter
ani extemus
A. rectalis inferior

A valvula
analis

plica transversa
dexlra rectum

SINISTRA DEXTRA
B

Gambar 7-4. Pendarahan rectum (A) dan plicae transversae rectum (B) dilihat dengan sigmoidoskop.
ANATOMI DASAR 345

Penyempitan vESrcA URTNARTA (KANDUNG KEMIH)

Ureter mempunyai tiga penyempitan: (7) di tempat pel- Lokasi dan Deskripsi
vis renalis bergabung dengan ureter di dalam abdo-
men, (2) di tempat ureter menekuk (kinklng) pada Vesica urinaria terletak tepat di belakang pubis
(Cambar 7-3) di dalam cavitas pelvis. Vesica urinaria
waktu menyilang apertura pelvis superior untuk masuk
ke dalam pelvis, dan (3) di tempat ureter menembus cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang
dinding vesica urinaria. dewasa kapasitas maksimumnya kurang lebih 500 ml.
Pembuluh darah, pembuluh limf, dan persarafan Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat.
ureter diuraikan pada Bab 5. Bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai de-

ureter sinister

ducflrs det-ereus
sinister

apex vesrcae

uretlra, pars
tnetnbranacea

ureter dexter

posterior

Gambar 7-S, A. Tampak lateral vesica urinaria, prostata, dan vesicula seminalis sinistra. B. Tampak posterior
vesica urinaria, prostata, ductus deJerens, dan vesicula seminalis'
346 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

- -----,

pentoneum z'\--t
ta.
{ ,r'
!l',t'
-?----- -'.t
l.!ri..-?
'- - -\\\- 'tr
\ dinding superior
vestca uillrarla

cilsta
unnana yang interureterica

ureter sinister

ostiunr ureteris

ostium urethrae

Gambar 7-6. A.Vesica urinaria tampak lateral. Perhatikan dinding superior meninggi bila vesica urinaria terisi
urine. Ferhatikan iuga bahwa peritoneum yang meliputi lacies superior vesicae terangkat ke atas dari dinding
anterior abdomen bila vesica urinaria terisi. B. Bagian dalam vesica urinaria laki-laki tampak depan.

ngan jumlah urine di dalamnya. Vesica urinaria yang Vesica urinaria yang kosong berbentuk piramid
kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak di (Cambar 7-5), mempunyai apex, basis, dan sebuah
dalam pelvis; bila vesica urinaria terisi,dinding atasnya facies superior serta dua buah facies inferolateralis;
terangkat sampai masuk regio hypogastricum (Gambar juga mempunyai collum.
7-61. Pada anak kecil, vesica urinaria yang kosong me- Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di
nonjol di atas apertura pelvis superior; kemudian bila belakang pinggir atas symphysis pubica (Cambar 7-3
cavitas pelvis membesar, vesica urinaria terbenam di dan 7-6). Apex vesicae dihubungkan dengan umbili-
dalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada cus oleh ligamentum umbilicale medianum (sisa ura-
orang dewasa. chus).
ANATOMI DASAR 347

Basis, atau facies posterior vesicae, menghadap ke muara ureteryang lain dan disebut sebagai plica inter-
posterior dan berbentuk segitiga. Sudut superolateralis ureterica. Uvula vesicae merupakan tonjolan kecil yang
merupakan tempat muara ureter, dan sudut inferior terletak tepat di belakang ostium urethrae yang disebab-
merupakan tempat asal urethra (Gambar 7-5). Kedua kan oleh lobus medius prostatae yang ada di bawahnya.
ductus deferens terletak berdampingan di facies pos- Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot
terior vesicae dan memisahkan vesicula seminalis satu polos yang tersusun dalam tiga lapisan yang saling
dengan yang lain (Gambar 7-5). Bagian atas facies pos- berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor
terior vesicae diliputi oleh peritoneum, yang mem- vesicae. Pada collum vesicae, komponen sirkular dari
bentuk dinding anterior excavatio rectovesicalis. Ba- lapisan otot ini menebal membentuk musculus sphinc-
gian bawah facies posterior dipisahkan dari rectum ter vesicae.
oleh ductus deferens, vesicula seminalis, dan fascia
rectovesical is (Gambar 7-3). Pendarahan
Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan
Arteria
berbatasan dengan lengkung ileum atau colon sigmoi-
deum (Cambar 7-3). Sepanjang pinggir lateral permu- Arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria
kaan ini, peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis. iliaca interna.
Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lon-
jong, facies superiornya membesar dan menonjol ke Venae
atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang
Venae membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah
meliputinya terangkat pada bagian bawah dinding an-
berhubungan dengan plexus venosus prostaticus; dan
terior abdomen sehingga vesica urinaria berhubungan
bermuara ke vena iliaca interna.
langsung dengan dinding anterior abdomen.
Facies inferolateralis di bagian depan berbatasan
Aliran Limf
dengan bantalan Iemak retropubica dan pubis. Lebih ke
posterior, facies tersebut berbatasan di atas dengan mus- Pembuluh limf bermuara ke nodi iliaci interni dan
culus obturatorius internus dan di bawah dengan mus- extern i.
culus levator ani.
Collum vesicae berada di inferior dan terletak pada Persarafan
facies superior prostatae (Cambar 7-5). Di sini, serabut Persarafan vesica urinaria berasal dari plexus hypogas-
otot polos dinding.vesica urlnaria dilanjutkan sebagai tri cus i nferior. Serabut pascagan gl ion i k si mpatis berasal
serabut otot polos prostata. Collum vesicae dipertahan-
dari ganglion lumbalis pertama dan kedua lalu berjalan
kan pada tempatnya oleh ligamentum puboprosta- turun ke vesica urinaria melalui plexus hypogastricus.
ticum pada laki-laki dan ligamentum pubovesicale Serabut preganglionik parasimpatikus yang muncul
pada perempuan. Kedua ligamentum ini merupakan
sebagai nervi splanchnici pelvici berasal dari nervus
penebalan fascia pelvis.
sacrales kedua, ketiga, dan keempat, berjalan melalui
Bila vesica urinaria terisi, posisi facies posterior dan plexus hypogastricus menuju ke dinding vesica uri-
collum vesicae relatif tetap, tetapi facies superior ve' naria, di tempat ini serabut tersebut bersinaps dengan
sicae naik ke atas, masuk ke dalam cavitas abdominalis
neuron postganglionik. Sebagian besar, serabut aferen
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sensorik yang berasal dari vesica urinaria menuju sis-
Tunica mucosa sebagian besar berlipat-lipat pada
tem saraf pusat melalui nervi splanchnici pelvici.
vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut
Sebagian serabut aferen berjalan bersama saraf simpatis
akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area
melalui plexus hypogastricus dan masuk ke medulla
tunica mucosa yang meliputi permukaan dalam basis spinalis segmen lumbalis pertama dan kedua.
vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae liutaudi.
Saraf simpatis* menghambat kontraksi musculus
Di sini, tunica mucosa selalu licin, walaupun dalam detrusor vesicae dan merangsang penutupan musculus
keadaan kosong (Cambar 7-6) karena membrana mu-
cosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada la-
pisan otot yang ada di bawahnya *Saraf simpatis yang menuju musculus detrusor vesicae saat ini
Sudut superior trigonum ini merupakan tempat mua- diperkirakan tidak atau sedikit sekali berperan pada kerja otot polos
ra ureter dan sudut inferiornya merupakan ostium ure' vesica urinaria dan terutama didistribusikan untuk pembuluh
thrae internum (Gambar 7-6). Ureter menembus dinding darah. Saraf simpatis ke musculus sphincter vesicae diperkirakan
vesica urinaria secara miring dan keadaan ini yang hanya berperan kecil dalam inenimbulkan kontraksi otot ini untuk
mempertahankan kontinensia urine. Namun pada laki-laki, persa-
membuat fungsinya seperti katup yang mencegah aliran rafan simpatis ke musculus sphincter vesicae menyebabkan kon-
balik urine ke ginjal pada waktu vesica urinaria terisi. traksi aktif musculus sphincter vesicae selama proses ejakulasi
Trigonum vesicae dibatasi di sebelah atas oleh rigi (ditimbulkan oleh kerja simpatis), dengan demikian mencegah
muscular yang berjalan dari muara ureter yang satu ke cairan semen masuk ke vesica urinaria.
348 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

sphincter vesicae. Saraf parasimpatis merangsang kon- dulla spinalis (Cambar 7-7). Sebagian impuls aferen
traksi musculus detrusor vesicae dan menghambat ker- berjalan bersama dengan saraf simpatis yang memben-
ja musculus sphincter vesicae. tuk plexus hypogastricus dan masuk segmen lumbalis 1
dan 2 medulla spinalis.
Impuls eferen parasimpatis meninggalkan medulla
Miksi(Berkemih)
spinalis dari segmen sacralis 2, 3, dan 4 lalu berjalan
Miksi merupakan suatu kerja refleks yang pada orang melalui serabut preganglionik parasimpatis dengan pe-
dewasa normal dikendalikan oleh pusat yang lebih rantaraan nervi splanchnici pelvici dan plexus hypo-
tinggi di otak. Refleks ini mulai bila volume urine men- gastricus inferior ke dinding vesica urinaria, tempat
capai kurang lebih 300 ml. Reseptor regangan didalam saraf-saraf tersebut bersinaps dengan neuron postgang-
dinding vesica urinaria terangsang dan impuls tersebut lionik. Melalui lintasan saraf ini, otot polos dinding ve-
diteruskan ke susunan saraf pusat, dan orang itu mem- sica urinaria (musculus detrusor vesicae) berkontraksi
punyai kesadaran ingin miksi. Sebagian besar impuls dan musculus sphincter vesicae dibuat relaksasi.
naik ke atas melalui nervi splanchnici pelvici dan ma- lmpuls eferen juga berjalan ke musculus sphincter ure-
suk ke medulla spinalis segmen sacralis 2,3, dan 4 me- thrae melalui nervus pudendus (52, 3, dan 4), dan

mcdulla spinalis

dinding vesica urinaria

L1 dan L2

52, 53, dan 54


M. sphincter vesioae

proslata

M. sphinclcr urclhrac

Gambar 7-7. Sistem saraf yang mengatur vesica urinaria Serabut simpatis dihilangkan agar sederhana
ANATOMI DASAR 349

menyebabkan relaksasi. Bila urine masuk ke urethra, menyalurkan sperma matang dari epididymis ke ductus
impuls aferen tambahan berjalan ke medulla spinalis ejaculatorius dan urethra. Vas deferens berasal ujung
dari urethra dan memperkuat refleks. Miksi dapat di- bawah atau cauda epididymis dan berjalan di dalam
bantu oleh kontraksi otot abdomen dan meningkatkan canalis inguinalis. Vas deferens keluar dari anulus
tekanan intraabdominal dan tekanan pelvicus sehingga inguinalis profundus dan berjalan di sekitar pinggir
timbul tekanan dari luar pada dinding vesica urinaria' lateral arteria epigastrica inferior (Gambar 7-8). Kemu-
Pada anak kecil, miksi merupakan refleks sederhana dian vas deferens berjalan ke bawah dan belakang pada
dan terjadi bila vesica urinaria mengalami peregangan dinding lateral pelvis dan menyilang ureter pada regio
hebat. Pada orang dewasa, refleks regangan sederhana spina ischiadica. Vas deferens kemudian berjalan ke
ini dihambat oleh aktivitas cortex cerebri sampai waktu medial dan bawah pada facies posterior vesicae
dan tempat untuk miksi tersedia. Serabut inhibitor ber- (Cambar 7-5). Bagian terminal vas deferens melebar
jalan ke bawah bersama tractus corticospinalis menuju membentuk ampulla ductus deferentis. Ujung bawah
segmen sacralis 2,3, dan 4 medulla spinalis. Kontraksi ampulla menyempit dan bergabung dengan ductus
musculus sphincter urethrae yang menutup urethra vesicula seminalis membentuk ductus eiaculatorius.
dapat dikendalikan secara voluntar; dan aktivitas ini
dibantu oleh musculus sphincter vesicae yang mene-
kan collum vesicae. VESICULA SEMINALIS
Pengendalian miksi secara voluntar normalnya ber- Vesicula seminalis merupakan dua buah organ yang
kembang pada tahun pertama dan kedua kehidupan. berlobus dengan panjang kurang lebih 2 inci (5 cm)
dan terletak pada facies posterior vesicae (Cambar 7-5).
Organa Genitalia Masculina Ujung atasnya terletak agak berjauhan dan ujung ba-
wahnya saling berdekatan. Pada sisi medial masing-
Testis dan epididymis diuraikan pada halaman 167. masing vesicula seminalis terdapat bagian terminal
ductus deferens. Di posterior, vesicula seminalis ber-
batasan dengan rectum (Cambar 7-3). Ke inferior,
VAS DEFERENS
masing-masing vesicula seminalis menyempit dan
Vas deferens merupakan saluran berdinding tebal bersatu dengan ductus deferens sisi yang sama untuk
dengan panjang kurang lebih 1B inci (45 cm), yang membentuk ductus ejaculatorius.

M. psoas

A. iliaca interna

A. iliaca cxtcrna

A. cpigastrica infctior

vas deferens

vesica urinaria spina ischiadica

M. obturalor internus

prostata

Gambar 7-8. Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan hubungan antara ureter dan vas deferens.
350 BAB 7: Petvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

Masing-masing vesicula seminalis terdiri atas salur- pubis oleh ligamenta puboprostatica. Ligamenta ini
an melengkung yang teftanam di dalam jaringan ikat. terletak di samping kanan dan kiri linea mediana dan
merupakan penebalan fascia pelvis (Cambar 7-3).
Fungsi o Ke posterior: Facies posterior prostatae (Cambar 7-3
Fungsi vesicula seminalis adalah menghasilkan sekret dan 7-9) berhubungan erat dengan facies anterior
yang ditambahkan pada cairan semen. Sekretn'/a me- ampulla recti dan dipisahkan dari rectum oleh sep-
ngandung zat yang penting sebagai makanan sperma- tum rectovesicale (fascia Denonvillier). Septum ini
tozoa. Dinding vesicula seminalis berkontraksi selama dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung
ejakulasi dan mendorong isinya ke ductus ejaculato- bawah excavatio rectovesicalis peritonealis, yang
rius sehingga mengeluarkan spermatozoa ke urethra. semula meluas ke bawah sampai ke corpus peri-
neale.
DUCTUS EJACULATORIUS
I Ke Lateral: Facies lateralis prostatae difiksasi oleh
serabut anterior musculus levator ani pada saat sera-
Masing-masin.g ductus ejaculatorius panjangnya ku- but ini berjalan ke posterior dari pubis (Camb ar 7-9).
rang dari satu inci serta dibentuk oleh persatuan ductus
deferens dan ductus vesicula seminalis (Cambar Z-9). Struktur Prostata
Ductus ejaculatorius menembus facies posterior pros-
tatae dan bermuara ke urethra pars prostatica, dekat Kelenjar prostata yang jumlahnya banyak tertanam di
pinggir utriculus prostaticus, Fungsinya adalah meng- dalam campuran otot polos dan jaringan ikat, dan duc-
alirkan cairan semen ke urethra. tusnya bermuara ke urethra pars prostatica.
Prostata secara tidak sempurna terbagi menjadi lima
PROSTATA lobus (Cambar 7-9). Lobus anterior terletak di depan
urethra dan tidak mempunyai jaringan kelenjar.Lobus
Lokasi dan Deskripsi medius atau lobus medianus adalah kelenjar berbentuk
Prostata merupakan organ kelenjar fibromuskular yang baji yang terletak di antara urethra dan ductus ejacu-
mengelilingi urethra pars prostatica (Cambar 7-3 dan latorius. Permukaan atas lobus medius berhubungan
7-9). Prostata mempunyai panjang kurang lebih 1 1/4 dengan trigonum vesicae, bagian ini mengandung ba-
inci (3 cm) dan terletak di antara collum vesicae di atas nyak kelenjar. Lobus posterior terletak di belakang ure-
dan diaphragma urogenitale di bawah (Cambar 7-9). thra dan di bawah ductus ejaculatorius, juga me-
Prostata dikelilingi oleh capsula fibrosa. Di luar cap- ngandung kelenjar. Lobi prostatae dexter dan sinister
sula terdapat selubung fibrosa, yang merupakan bagian terletak di samping urethra dan dipisahkah satu dengan
lapisan visceral fascia pelvis (Cambar 7-9). Prostata yang lain oleh alur vertikal dangkal yang terdapat pada
yang berbentuk kerucut mempunyai basis prostatae yang facies posterior prostatae, Lobi laterales mengandung
terletak di superior dan berhadapan dengan collum banyak kelenjar.
vesicae; dan apex prostatae yang terletak di inferior dan
berhadapan dengan diaphragma urogenitale, Kedua duc- Fungsi Prostata
tus ejaculatorius menembus bagian atas facies posterior Fungsi prostata adalah menghasilkan cairan tipis se-
prostatae untuk bermuara ke urethra pars prostatica perti susu yang mengandung asam sitrat dan fosfatase
pada pinggir lateral utriculus prostaticus (Cambar 7-9). asam. Cairan ini ditambahkan ke semen pada waktu
ejakulasi. Bila otot polos pada capsula dan stroma ber-
Hubungan
kontraksi, sekret yang berasal dari banyak kelenjar di-
o Ke superior: Basis prostatae berhubungan dengan peras masuk ke urethra pars prostatica. Sekret prostata
collum vesicae. Otot polos prostata terus melanjut bersifat alkalis dan membantu menetralkan suasana
tanpa terputus dengan otot polos collum vesicae. asam di dalam vagina.
Urethra masuk pada bagian tengah basis prostatae
(Cambar 7-3). Pendarahan
o Ke inferior: Apex prostatae terletak pada facies Arteriae
superior diaphragma urogenitale, Urethra mening-
galkan prostata tepat di atas apex pada facies anterior Cabang arteria vesicalis inferior dan arteria rectalis
(Gambar 7-9). media.
r Ke anterior: Facies anterior prostatae berbatasan
dengan symphysis pubica, dipisahkan oleh lemak Venae
ekstraperitoneal yang terdapat di dalam spatium Venae membentuk plexus venosus prostaticus, yang
retropubicum (cavum Retzius). Selubung fibrosa terletak di antara capsula prostatica dan selubung fi-
prostata dihubungkan dengan aspek posterior os brosa (Cambar 7-9). Plexus venosus prostaticus me-
ANATOMI DASAR 351

membran mukosa

/ ounouns kemih fascia pelvis visceralis

v. vesicalis

m. levator ani
sinus prostaticus
kapsu la Prostat
utricu lus prostaticus
crista urethrae

plexus vv. prostatica diaphragma urogenitalis


muara kelenjar prostat kandung kemih
A
lobus medius
_t

u reth ra

lobus anterior

urethra pars prostatica

kelenjar Prostat lobus posterior canalis ani


ductus eiacu latorius

B
crista urethralis

kapsu la prostat

plexus vv. prostatica

fascia prostat

Gambar 7-9. Potongan koronal prostata (A), potongan sagital (B), dan potongan horizontal (C). Perhatikan muara ductus
ejaculalorius pada pifggir utriculus prostaticus.
352 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

nampung darah dari vena dorsalis profunda penis dan vesicalis yang dangkal. Peritoneum kemudian berjalan
sejumlah venae vesicales, selanjutnya bermuara ke ke atas di depan sepertiga medial rectum, serta per-
vena iliaca interna. mukaan depan dan lateral sepertiga atas rectum. Kemu-
dian peritoneum melanjutkan diri sebagai peritoneum
Aliran Limf parietale pada dinding posterior abdomen. Selanjutnya
peritoneum terlihat sebagai bagian yang terendah dari
Pembuluh limf dariprostata mengalirkan cairan limf ke
cavitas peritonealis, dengan pasien dalam posisi ber-
nodi iliaci interni.
diri, sebagai excavatio rectovesicalis (Cambar Z-3).
Peritoneum yang meliputi facies superior vesicae.
Persarafan
berjalan ke lateral menuju dinding lateral pelvis dan
Persarafan prostata berasal dari plexus hypogastricus tidak meliputi facies lateralis vesicae. Penting untuk
inferior. Saraf simpatis merangsang otot polos prostata diingat bahwa bila vesica urinaria terisi, dinding atas
saat ejakulasi. akan meninggi dan masuk ke dalam abdomen sehing-
ga vesica urinaria berhubungan langsung dengan din-
URETHRA PARS PROSTATICA ding abdomen.
Urethra pars prostatica mempunyai panjang kurang
lebih 1/o inci (3 cm) dan berasal dari collum vesicae. Ure. Viscera Pelvis Bada Perempuan
thra pars prostatica berjalan dari basis prostatae sampai ke
apex prostatae, selanjutnya di apex prostatae diteruskan Rectum, colon signroideum, dan lengkung ileum ier-
sebagai urethra pars membranacea (Gambar 7-9). minalis menerrpati bagian posterior cavitas pelvis,
Urethra pars prostatica merupakan bagian yang pa- seperti yang diuraikan sebelumnya. lsi bagian anterior
ling lebar dan berdiameter terbesar dari seluruh urethra. cavitas pelvis pada perempuan diuraikan pada bagian
Pada dinding posterior terdapat peninggian longitudinal berikut ini.
yang disebut crista urethralis (Cambar 7-9). Pada setiap
sisi crista terdapat alur yang disebut sinus prostaticus, URETER
glandulae prostatae bermuara pada sinus ini. Pada pun-
Ureter menyilang apertura pelvis superior di depan
cak crista urethralis terdapat cekungan, disebut utriculus
bifurcatio arteria iliaca communis (Carnbar 7-11).
prostaticus, yang analog dengan uterus dan vagina pada
Ureter berjalan ke bawah dan belakang di depan arteria
perempuan. Pada pinggir utriculus lerdapat muara kedua
iliaca interna dan di belakang ovarium sampai ureter
ductus ejaculatorius (Gambar 7-9).
mencapai regio spina ischiadica, Kemudian ureter
berjalan ke depan dan medial, di bawah basis liga-
FASCIA PELVIS VISCERALIS
mentum latum, di tempat ini ureter disilang oleh arteria
Fascia pelvis visceralis merupakan suatu lapisan ja- uterina (Cambar 7-11 dan 7-12). Kemudian ureter
ringan ikat yang meliputi dan menyokong viscera berjalan ke depan, lateral terhadap fornix vaginae pars
pelvis. Fascia ini mengisi ruangan di antara viscera dan lateralis, dan selanjutnya masuk ke vesica urinaria.
menyokong pembuluh darah, pembuluh limf, dan
saraf-saraf yang berjalan menuju viscera. Fascia meng- VESICA URINARIA
alami kondensasi untuk membentuk selubung fascia
Pada laki-laki, vesica urinaria terletak tepat di belakang
prostata dan ligamenta puboprostatica (Cambar 7-3
pubis (Cambar 7-10). Karena tidak ada prostata, vesica
dan 7-9). Fascia visceralis di bawah melanjutkan diri urinaria pada perempuan terletak lebih rendah diban-
sebagai fascia yang meliputi permukaan atas musculus
dingkan dengan vesica urinaria pada pelvis laki-laki,
levator ani dan musculus coccygeus, besefta fascia
dan collum vesicae terletak langsung di facies superior
pel.;is parietalis pada dinding pelvis.
diaphragma urogenitale. Hubungan yang erat antara
vesica urinaria dengan uterus dan vagina mempunyai
PERITONEUM
makna klinis yang sangat penting (Cambar 7-10).
Peritoneum paling baik dipelajari dengan cara mene- Apex vesicae terletak di belakang symphisis pubis
lusuri peritoneum di sekitar pelvis pada planum sa- (Gambar 7-10). Basis, atau permukaan posterior, dipi-
gittalia (Cambar 7-3). sahkan dari rectum oleh vagina. Facies superior ber-
Peritoneum berjalan turun dari dinding anterior ab- batasan dengan excavatio rectouterina dan corpus
domen ke facies superior vesicae. Selanjutnya perito- uteri. Facies inferolateralis di depan berbatasan de-
neum berjalan ke bawah pada facies posterior vesicae ngan bantalan lemak retropubica dan os pubis. Lebih
sampai mencapai ujung atas vesicula seminalis. Dari ke posterior, facies inferolateralis ini berhubungan
sini, peritoneum melipat ke belakang untuk mencapai Iangsung dengan musculus obturatorius internus di
facies anterior rectum, membentuk excavatio recto- sebelah atas dan musculus levator ani di sebelah ba-
ANATOMI DASAR 353

colon siqmoideum

lengkung ileum
pcritoneunr

cavilas ulcri

excavatio
vosicoutcrina I-l"rec'iou'lcrna
vcsrca unnana

corpus anoooccygeum
cervix ul()ri

corpus perineale

Gambar 7-'10. Potongan sagital pelvis perempuan.

wah. Collum vesicae terletak pada facies superior dia- (Cambar 7-1 1). Walaupun demikian, letak ovarium sa-
phragma urogenitale. ngat bervariasi dan sering ditemukan tergantung ke ba-
Bentuk umum dan struktur vesica urinaria; pen- wah ke dalam excavatio rectouterina (cavum Douglasi).
darahan, aliran limf, dan.persarafan vesica urinaria; Selama kehamilan, uterus yang membesar menarik ova-
serta proses miksi sama seperti pada Iaki-laki . rium ke atas masuk ke dalam cavitas abdominalis. Sete-
lah persalinan, waktu ligamentum latum relaksasi, ovarium
mengambil posisiyang bervariasi di dalam pelvis.
Organa Genitalia Feminina Ovarium dikelilingi oleh capsula fibrosa tipis, dise-
OVARIUM but tunica albuginea. Bagian luar capsula ini dibung-
kus oleh lapisan peritoneum yang mengalami modifi-
Lokasi dan Destripsi
kasi disebut epitelium germinativum. lstilah epitelium
Masing-masing ovarium berbentuk oval, beruku ran 1 /, germinativum ini salah karena lapisan ini tidak menE-
X 3/+ inci (4 X 2 cm), dan dilekatkan pada bagian bela- hasilkan ovum. Oogonia berkembang pada masa janin
kang ligamentum latum oleh mesovarium (GambarT-12). dari sel benih primordial.
Bagian ligamentum latum yang terletak di antara Sebelum pubertas permukaan ovarium licin, tetapi
perlekatan mesovarium dan dinding lateral pelvis dise- setelah pubertas permukaan ovarium secara progresif
but ligamentum suspensorium ovarii (Cambar 7-12). berkerut-kerut akibat degenerasi corpus luteum yang
Ligamentum ovarii proprium, yang merupakan sisa terus menerus. Setelah menopause ovarium menjadi li-
bagian atas gubernaculum, menghubungkan pinggir la- sut dan permukaannya berlubang-lubang dan berparut.
teral uterus dengan ovarium (Cambar 7-11 dan 7-12)
Ovarium biasanya terletak di depan dinding lateral Fungsi
pelvis, pada lekukan yang diebut fossa ovarica. Fossa
ini dibatasi di atas oleh arteria dan vena iliaca externa Ovarium merupakan organ yang bertanggung jawab
serta di belakang oleh arteria dan vena iliaca interna terhadap produksi sel benih perempuan yang disebut
354 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

ovum; dan hormon sex perempuan, estrogen dan pro- dengan nama ligamentum suspensorium ovarii. Pem-
gesteron, pada perempuan dewasa. buluh darah dan saraf akhirnya masuk ke hilum ovarii
melalui mesovarium. (Bandingkan pendarahan dan
Pendarahan aliran limf ovarium dengan testis).
Arteriae
TUBA UTERINA
Arteria ovarica yang berasal dari aorta abdominalis se-
tinggi vertebra lumbalis l. Lokasi dan Deskripsi
Terdapat dua buah tuba uterina, setiap tuba uterina
Venae mempunyai panjang sekitar 4 inci (10 cm) dan terletak
Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior se- pada pinggir atas ligamentum latum (Cambar 7-11 dan
dangkan vena ovarica sinistra ke vena renalis sinistra. 7-12). Masing-masing tuba menghubungkan cavitas
peritonealis di regio ovarium dengan cavitas uteri.
Aliran Limf Tuba uterina terbagai menjadi empat bagian:

Pembuluh Iimf ovarium mengikuti arteria ovarica dan me. 1. lnfundibulum tubae uterinae adalah ujung lateral
ngalirkan limf ke nodi para aortici, setinggi vertebra L'l . tuba uterina yang berbentuk corong dan menjorok
ke luar ligamentum latum dan terletak di atas ova-
Persarafan rium. Ujung bebasnya berbentuk tonjolan sepefti
jari-jari yang melingkupi ovarium dan dikenal se-
Persarafan ovarium berasal dari plexus aorticus dan bagai fimbriae tubae uterinae, yang melingkupi
mengikuti perjalanan arteria ovarica. ovarium (Gambar 7-12 dan 7-13).
Perdarahan, aliran limf, dan persarafan ovarium ber- 2. Ampulla tubae uterinae merupakan bagian tuba
jalan melalui apeftura pelvis superior dan menyilang uterina yang paling luas (Cambar 7-13).
arteria iliaca externa (Cambar 7-12). Pembuluh-pem- 3. lsthmus tubae uterinae merupakan bagian tuba
buluh dan saraf tersebut mencapai ovarium dengan uterina yang paling sempit dan terletak tepat lateral
melewati bagian lateral ligamentum latum yang dikenal terhadap uterus (Cambar 7-13).

M. psoas

iliaca externa

ovaflum

Irgamentum ovarii proprium

tuba

ligamentum teres uteri

A. epigastrica inferror M. levator ani

fornix posterior

fornix anterior
veslca unnana

urYuild
urethra vagina

Gambar 7''l 1. Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan ovarium, tuba uterina, dan vagina.
ANATOMI DASAR 355

a ovar tca
tuba uterina
I igamentum ovarii proprius
m. psoas
ligamentum latum fundus
epooforon
av. iliaca externa

ovanum

paroofo ron
peritoneu m
a. uterina
membrana obturatoria A.",*i,!q'
.1 -* .
,":cl\ " fascia pelvis
.5'
m. obturatorius internu l-\
. 'ol 5
:,)
ureter vagina . m. levator ani
cervtx
fascia m. obturatorius internus

lig. ovarii proprium

ovarl u m

liq. rotundum

uteTtna

vaginalis

dilihat dari postertor'


Gambar 7-12. A. potongan koronal pelvis memperlihatkan uterus, ligamentum latum uteri, dan ovarium dextra
tampak dari lateral. Perhatikan struktur-struktur yang terletak di
Ovarium sinistra dan sebagian tuba uterina sinisira dibuang. B. Uterus
perhatikan.iuga terletik retroversi terhadap bidang lumen vagina pada kedua diagram'
dalam ligamentum latum utlri. uterus

4. Pars uterina merupakan segmen yang menembus Tuba uterina juga merupakan saluran yang dilalui oleh
dinding uterus (Gambar 7-13\ spermatoloa untuk mencdPai ovum.

Fungsi Pendarahan
Tuba uterina menerima ovum dari ovarium dan meru-
Arleriae
pakan tempat terjadinya fertilisasi (biasanya di ampulla
tubae uterinae). Tuba uterina menyediakan makanan Arteria uterina merupakan cabang arteria iliaca interna
untuk ovum yang telah difertilisasi dan membawa sedangkan arteria ovarica cabang dari aorta abdomi-
ovum yang telah difertilisasi ke dalam cavitas uteri' nalis (Cambar 7-13).
356 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

pars uterina
ampulla tubae
ulerinae isthmus luba

luba ulerina

a. ovanca

oslium uleri inlernum


a. uterina
portio supravaginalis cervicis
canalis cervicis uteri
portio vagrnalis cervicis

fornix lateralis
oslium uleri externum B

Gambar 7-13. A. Bagian tuba uterina dan ulerus. B. Ostium uteri; (atas) nulipara; (bawah) multipara
C. Uterus posisi anleversi. D. Uterus posisi anteversi dan antefleksi.

Venae UTERUS
Venae mengikuti arteriae. Lokasi dan Deskripsi
Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk
Aliran Limf buah pir dan berdinding tebal. Pada orang dewasa mu-
da nullipara, panjang uterus 3 inci (B cm), Iebar 2 inci
Pembuluh limf mengikuti jalannya arteria dan ber-
(5 cm), dan tebal 1 inci (2,5 cm). Uterus terbagi menjadi
muara ke nodi iliaci interni dan para aortici.
fundus, corpus, dan cervix uteri (Cambar 7-13).
Fundus uteri merupakan bagian uterus yang terletak
Persarafan
di atas muara tuba uterina.
Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hy- Corpus uteri merupakan bagian uterus yang terletak
pogastricus inferior. di bawah muara tuba uterina. Bagian bawah corpus
ANATOMI DASAR 357

menyempit, yang akan berlanjut sebagai cervix uteri' Pada beberapa perempuan, fundus dan corpus uteri
Cervlx menembus dinding anterior vagina dan dibagi melengkung ke belakang terhadap vagina sehingga
menjadi portio sLtpravaginalis dan portio vaginalis uterus terletak di dalam excavatio rectouterina (cavum
cervicis uteri. Douglasi). Pada keadaan ini uterus dikatakan terletak
Cavitas uteri berbentuk segitiga pada penampang retroversi. Bila corpus uteri juga terletak melengkung
koronal, tetapi pada penampang sagital hanya ber- ke belakang terhadap cervix uteri, posisi ini disebut
bentuk celah (Gamb ar 7-13) ' Rongga pada cervix uteri retrofleksio.
yang disebut canalis cervicis uteri berhubungan de-
ngun tonggu di dalam corpus uteri melalui ostium his-
Struktur Uterus
tologicum uteri internum dan dengan vagina melalui Uterus diliputi oleh peritoneum, kecuali di bagian an-
ostium uteri. Sebelum melahirkan anak pertama (nulli- terior dan di bawah ostium histologicum uteri internum.
para), ostium uteri berbentuk circular. Pada multipara, Pada tempat perkecualian ini peritoneum berjalan ke
portio vaginalis cervicis lebih besar, dan ostium uteri depan atas vesica urinaria. Di lateral juga terdapat ruang-
berbentuk celah transversal sehingga mempunyai la- an di antara tempat perlekatan lapisan ligamentum latum.
bium anterius dan labium posterius (Cambar 7-13). Tunica muscularis atau myometrium sangat tebal
dan dibentuk oleh otot polos yang disokong oleh ja-
Hubungan ringan ikat.
Tunica mucosa yang membatasi corpus uteri dise-
o Ke anterior: Corpus uteri di sebelah anterior berba- but endometrium. Tunica ini melanjutkan diri ke atas
tasan dengan excavatio vesicouterina dan facies su- sebagai tunica mucosa yang melapisi tuba uterina dan
periorvesica urinaria (Cambar 7-1 0). Portio suprava- ke bawah sebagai membrana mucosa yang melapisi
ginalis cervicis berbatasan dengan facies superior cervix. Endometrium langsung melekat pada otot se-
vesica urinaria. Portio vaginalis cervicis berbatasan hingga tidak mempunyai lapisan submucosa. Dari
dengan fornix vaginae pars anterior' pubertas sampai menopause/ endometrium mengalami
. Ke posterior: Corpus uteri di sebelah posterior ber- banyak perubahan selama siklus mentruasi karena
batasan dengan excavatio rectouterina (cavum Dou- bereaksi terhadap hormon ovarium.
glasi) beserla lengkung ileum atau colon sigmoi- Portio supravaginalis cervicis dikelilingi oleh fascia
deum yang ada di cavum (Cambar 7-10). pelvis visceralis yang pada daerah ini sering disebut
o Ke lateral: Corpus uteri di sebelah lateral berhu- sebagai parametrium. Pada daerah ini arteria uterina
bungan dengan ligamentum latum serta arteria dan disilang oleh ureter pada kanan dan kiri cervix uteri.
vena uterina (Cambar 7-12)' Porlio supravaginalis
cervicis berbatasan dengan ureter di tempat ureter Pendarahan
berjalan ke depan untuk masuk ke vesica urinaria. Arteriae
Porlio vaginalis cervicis berbatasan dengan fornix va-
ginae pars lateralis. Tuba uterina masuk pada sudut Arteria yang terutama mendarahi uterus adalah afteria
superolateral uterus, dan ligamentum ovarii pro- uterina, sebuah cabang arteria iliaca interna. Arteria
prium serta ligamentum teres uteri dilekatkan pada uterina sampai ke uterus dengan berjalan ke medial di
uterus sedikit di bawah tempat ini. basis ligamentum latum (Gambar 7-12). Arleria ini me-
nyilang tegak lurus di atas ureter dan mencapai cervix
setinggi ostium histologicum uteri internum (Cambar
Fungsi
7-1 3). Arteria uterina selaniutnya berjalan ke atas di
Uterus berfungsi sebagai tempat untuk menerima, sepanjang margo lateralis uterus di dalam ligamentum
mempertahankan, dan memberi makan ovum yang te- latum dan akhirnya beranastomosis dengan arteria ova-
lah dibuah i. rica yang juga membantu memberikan suplai darah
bagi uterus. Arteria uterina bercabang menjadi sebuah
Posisi Uterus cabang kecil yang berjalan turun untuk mendarahi cer-
vix dan vagina.
Pada sebagian besar perempuan, sumbu panjang ute-
rus melengkung ke depan terhadap sumbu panjang va- Venae
gina. Posisi ini dinamakan anteversio uterus (Cambar
Vena uterina mengikuti arteria uterina dan bermuara ke
7-1 3). Selanjutnya, sumbu panjang corpus uteri me-
dalam vena iliaca interna.
lengkung ke depan setinggi ostium histologicum uteri
internum pada sumbu panjang cervix uteri. Posisi ini Aliran Limf
dinamakan antefleksio uterus (Gambar 7-1 3). Jadi pada
posis: berdiri dengan vesica urinaria dalam keadaan Pembuluh limf dari fundus uteri berjalan bersama ar-
kosong, uterus terletak hampir pada bidang horizontal. teria ovarica dan mengalirkan limf ke nodi para aortici
358 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

setinggi veftebra L.l . Pembuluh Iimf dari corpus uteri dan mempertahankan integritas dasar pelvis. Bila corpus
cervix uteri bermuara ke nodi iliaci interni dan nodi perineale rusak pada saat persalinan, hal ini dapat me-
iliaci externi. Beberapa pembuluh limf mengikuti liga- nyebabkan terjadinya prolapsus uteri. Corpus perineale
mentum teres uteri di dalam c;inalis inguinalis dan terletak didalam perineum diantara vagina dan canalis
mengalirkan cairan limf ke nodi inguinales superficiales. analis. Corpus perineale digantungkan ke atas pada
dinding pelvis oleh musculus levator ani sehingga
Persarafan
dengan demikian menyokong vagina, dan secara tidik
Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus langsung menyokong uterus.
hypogastricus inferior.
Ligamentum Transversum Ceruicis, Ligamentum
Penyokong Uterus Pubocervicale, dan Ligamentum Sacrocervicale
Uterus terutama disokong oleh (a) tonus musculus le- Ketiga ligamenta ini merupakan kondensasi subperito-
vator ani dan (b) kondensasi fascia pelvis yang mem- neal fascia pelvis pada permukaan atas musculus
bentuk tiga ligamenta penting. levator ani. Ligamenta tersebut melekat pada cervix
dan lekukan vagina, dan berperan penting untuk me-
Musculus levator ani dan Corpus perineale nyokong uterus dan mempertahankan cervix uteri pada
posisi yang benar (Cambar 7-14 dan Z-15).
Origo dan insertio musculus levator ani diuraikan pada
Bab 6. Otot ini membentuk Iembaran Iebar otot yang Ligamentum Transversum Cervicis (Ligamentum
terbentang di dasar cavitas pelvis, dan bersama dengan cardinale). Ligamentum transversum cervicis merupa-
fascia pelvis yang terdapat pada permukaan atasnya kan kondensasi fibromuskular fascia pelvis yang ber-
menjadi penyokong efektif viscera pelvis dan mem- jalan menuju cervix uteri dan ujung atas vagina dari
bantu meneruskan tekanan intraabdominal ke bawah dinding lateral pelvis.
melalui pelvis. Margo medialis pars anterior musculus Ligamentum Pubocervicale. Ligamentum pubocer-
levator ani dilekatkan pada cervix uteri oleh fascia vicale terdiri atas dua jaringan ikat kuat yang berjalan
pelvis (Cambar 7-14). menuju ke cervix dari permukaan posterior os pubis.
Sebagian serabut levator ani mengadakan insertio Ligamentum ini terletak di kanan dan kiri collum ver-
pada struktur fibromuskular yang dinamakan corpus sicae, dan sebagian ligamentum ini menyokong vesica
perineale (Cambar 7-.10). Struktur ini penting untuk urinaria (ligamentum pubovesicale).

lig. cervicalis transversus


pentoneum
a. uterina
fornix lateralis

j tl
,lI
I m. levator ani

m. obturatorius internu g

fascia m. obturatorius
i ntern us

membrana obturatoria

diaphragma urogenitalis himen


vag i na

Gambar 7-14. Potongan koronal pelvis memperlihatkan hubungan musculus levator anl dan ligamentum
lransversum cervicis pada uterus dan vagina. Perhatikan bahwa ligamentum transversum cervicis dibentuk dai
kondensasi fascia pelvic visceralis.
ANATOMI DASAR 359

Ligamentum Sacrocervicale. Ligamentum sacrocer- tegang. Di klinik, kedua ligamentum ini kurang ber-
vicale terdiri atas dua pita fibromuskular kuat dari fascia peran dalam menyokong uterus.
pelvis yang berjalan menuju ke cervix dan ujung atas Ligamentum teres uteri yang merupakan sisa se-
vagina dari ujung bawah os sacrum. Ligamen tersebut tengah bagian bawah gubernaculum terbentang dari
membentuk dua rigi, masing-masing pada kanan dan sudut superolateral uterus, melewati anulus inguinalis
kiri excavatio rectouterina (cavum Douglasi). profundus dan canalis inguinalis, menuju ke jaringan sub'
Ligamentum latum dan Iigamentum teres uteri me- cutan labium majus pudendi (Gambar 7-1 1). Ligamen-
rupakan struktur yang longgar, dan uterus dapat tertarik tum ini membantu mempertahankan uterus pada posisi
ke atas atau terdorong ke bawah dengan jarak yang anteversi (miring ke depan) dan antefleksio (meleng-
cukup jauh sebelum kedua ligamentum ini menjadi kung ke depan), tetapi sangat teregang selama kehamilan.

vesrca unnafla

ligamentum pubocervicale

ligamentum
transversum cervicis

/
/
/
ligamenturn sacrocervicale

ligamentum
sacrocervicale

vestca unnana

ligamentum transversum cervicis

-4
ligamentum pubocervicale

Gambar 7-15. Ligamentum yang menyokong uterus. A Tampak bawah. B. 1'ampak laieral. Ligamenta ini
dibentuk dari fascia pelvis visceralis.
360 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

Uterus pada Anak bahwa setengah bagian atas vagina terletak di atas
dasar pelvis dan setengah bagian bawah terletak di
Fundus dan corpus uteri tetap kecil sampai pubertas,
dalam perineum (Cambar 7-10 dan Z-14). Daerah lu-
kemudian membesar dengan cepat karena pengaruh
men vagina yang mengelilingi cervix dibagi atas empat
hormon estrogen yang disekresi oleh ovarium.
daerah atau fornix vaginae: pars anterior, posterior,
lateral dextra, dan lateral sinistra. Ostium vaginae pada
Uterus Setelah Menopause
perempuan yang masih perawan mempunyai selapis
Setelah menopause, uterus mengalami atrofi, menjadi tipis lipatan mucosa, yang disebut hymen, yang mem-
kecil, dan vaskularisasi berkurang. Perubahan ini ter- punyai lubang ditengahnya, Setelah melahirkan biasa-
jadi karena ovarium tidak lagi menghasilkan estrogen nya hymen hanya tinggal rumbai-rumbai.
dan progesteron.
Hubungan
Uterus pada Kehamilan
Selama kehamilan, uterus sangat membesar akibat
r Ke anterior: Di bagian atas, vagina berhubungan erat
peningkatan produksi estrogen dan progesteron, mula- dengan vesica urinaria sedangkan di bagian bawah,
mula oleh corpus luteum ovarii, dan kemudian oleh vagina berhubungan dengan urethra (Cambar 7--l0).
placenta. Mula-mula uterus tetap sebagai organ pelvis,
r Ke posterior: Dua pertiga bagian atas vagina berhu-
tetapi menjelang bulan ketiga fundus uteri naik dan bungan dengan excavatio rectouterina (cavum Dou-
keluar dari pelvis, dan menjelang bulan kesembilan glasi) dan sepertiga bagian tengah dengan ampulla
fundus mencapai processus xiphoideus. Penambahan recti. Sepertiga bagian bawah vagina berhubungan
ukuran ini sebagian besar disebabkan oleh hipertrofi dengan corpus perieale yang memisahkan vagina
serabut otot polos myometrium, walaupun terjadi pula dari canalis analis (Cambar 7-10).
sedikit hiperplasia.
o Ke lateral: Pada bagian atas, vagina berhubungan
dengan ureter; bagian tengah berhubungan dengan
Peranan Uterus pada Persalinan serabut anterior musculus levator ani, pada waktu
serabut ini berjalan ke belakang menuju corpus peri-
Persalinan atau partus merupakan serangkaian proses neale dan melengkung di sekitar junctio anorectalis
pengeluaran bayi, selaput janin, dan plasenta dari (C am bar 7 -1 2 dan 7 -1 4). Kontr aks i serabut m uscu I us
tractus genitalia ibu. Normalnya proses persalinan ber- Ievator ani menekan dinding vagina satu dengan
Iatigsung pada akhir bulan kesepuluh kehamilan, pada yang lain. Pada bagian bawah, vagina berhubungan
saat ini kehamilan disebut kehamilan aterm. dengan diaphragma urogenitale (lihat Bab B) dan
Penyebab awal proses persalinan tidak diketahui de- bulbus vestibuli.
ngan pasti. Menjelang akhir kehamilan, kontraktilitas
uterus berkembang maksimal karena kerja estrogen, Fungsi
dan terutama peka terhadap kerja oksitosin. Permulaan
persalinan mungkin dipicu oleh penurunan kadar pro- Vagina tidak hanya sebagai saluran kelamin pada pe-
gesteron yang mendadak. Segera setelah bagian terba- rempuan, tetapijuga merupakan saluran ekskresi untuk
wah janin (biasanya kepala janin) mulai meregangkan menstruasi dan membentuk sebagian jalan lahir.
cervix uteri, timbul mekanisme refleks saraf yang
meningkatkan kekuatan kontraksi corpus uteri. Pendarahan
Kerja otot uterus sebagian besar tidak tergantung
pada persarafan. ekstrinsik. Pada perempuan yang se-
Arleriae
dang melahirkan, anestesi spinal tidak mempengaruhi Arteria vaginalis, cabang arteria iliaca interna, dan
kontraksi uterus normal. Akan tetapi, gangguan emosi ramus vaginalis arteria uterina.
berat dapat menyebabkan persalinan dini.
Venae
VAGINA
Venae vaginae membentuk sebuah plexus venosus vagi-
Lokasi dan Deskripsi nalis di sekeliling vagina dan bermuara ke vena iliaca intema.

Vagina adalah saluran otot yang terbentang ke atas dan


Aliran Limf
belakang dari vulva sampai uterus (Cambar 7-10).
Panjang vagina kurang lebih 3 inci (B cm) dan mempu- Pembuluh limf dari sepertiga bagian atas vagina ber-
nyai paries anterior dan paries posterior yang dalam muara ke nodi iliaci externi dan interni, pembuluh limf
keadaan normal terletak berhadapan. Pada ujung atas- dari sepertiga bragian tengah vagina bermuara ke nodi
nya, paries anterior ditembus oleh cervix yang me- iliaci interni, dan pembuluh limf dari sepertiga bagian
nonjol ke bawah dan belakang vagina. Perlu diingat bawah vagina ke nodi inguinaies superficiales.
ANATOMI DASAR 361

Gambar 7-16. Potongan melintang pelvis laki-laki dilihat dari atas'


Gambar 7-17. Potongan melintang pelvis perempuan dilihat dari bawah'
362 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

m. rectus abdominis intestinum tenue


m. iliacus

m.gluteus articulatiosacroiliaca foramina sacralis a., v. iliaca


Poslerlor externa
Gambar 7-18. CT-scan pelvis setelah menelan barium dan pielografi intravena (intravenous pyelografi [lVP)).
Perhatikan adanya materi radiopak di dalam intestinum tenue dan ureter dextra. Potongan ini dilihat dari bawah.

Persarafan PERITONEUM
Saraf yang mempersarafi vagina berasal dari plexus Seperti pada laki-laki, peritoneum pada perempuan
hypogastricus i nferior. paling baik dipelajari dengan penelusuran di sekitar
pelvis pada bidang sagital (Cambar Z-10).
Penyokong vagina Peritoneum berjalan ke bawah dari dinding anterior
abdomen menuju ke facies superior vesica urinaria.
Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani Kemudian, peritoneum berjalan langsung ke facies an-
dan ligamenta transversum cervicis, pubocervicale, terior uterus setinggi ostium histologicum uteri internum.
dan sacrocervicale. Struktur-struktur ini dilekatkan ke Sekarang peritoneum berjalan ke atas melewati permu-
dinding vagina oleh fascia pelvis (Cambar 7-14 dan kaan anterior corpus dan fundus uteri lalu selanjutnya
7-1s). turun ke bawah di atas facies posterior uterus. Perito-
Bagian tengah vagina disokong oleh diaphragma neum terus ke bawah dan meliputi bagian atas facies
urogenitale. (Lihat Bab B). posteriorvagina, di tempat ini peritoneum membentuk
Bagian bawah vagina, terutama dinding posterior dinding anterior excavatio rectouterina (cavum
disokong oleh borpus perineale (Cambar 7-10). Douglasi). Peritoneum kemudian melipat di depan rec-
tum seperti pada laki-laki .
Pada perempuan, bagian paling bawah di dalam ca-
FASCIA PELVIS VISCERALIS vitas peritonealis abdominopelvicus pada posisi berdiri
adalah excavatio rectouteri na.
Fascia pelvis visceralis adalah selapis jaringan ikat yang
pada laki-laki meliputi dan menyokong viscera pelvis.
Ligamentum Latum
Fascia ini mengalami kondensasi untuk membentuk
ligamenta pubocervicale, transversum cervicis, dan Ligamentum latum adalah lipatan ganda peritoneum
sacrocervicale (Gambar 7-15). Di klinik, fascia pelvis yang terbentang melewati cavitas pelvis dari pinggir
pada daerah cervix uteri sering dinamakan parame- lateral uterus ke dinding lateral pelvis (Cambar 7-12).
trium. Fascia pelvis visceralis ke bawah melanjutkan Di superior, lipat ganda terus berlanjut dan membentuk
diri dengan fascia yang meliputi permukaan atas mus- ujung atas yang bebas. Di inferior pada basis liga-
culus levator ani dan coccygeus lalu pada dinding mentum, lapisan memisahkan diri untuk meliputi dasar
pelvis melanjutkan diri dengan fascia pelvis parietalis. pelvis. Ovarium melekat pada lapisan posterior melalui
ANATOMI RADIOGRAFIK 363

mesovarium. Bagian ligamentum latum yang terletak tang pelvis berlabel seperti diperlihatkan pada Cambar
lateral terhadap perlekatan mesovarium membentuk 7-16 dan 7-17 . (Lihaf Cambar 7-18 untuk CT-scan,).
ligamentum suspensorium ovarii. Bagian ligamentum
latum yang terletak antara tuba uterina dan mesova-
rium disebut mesosalPinx'
ANATOMI RADIOGRAFIK
Pada basis ligamentum latum, arteria uterina menyi-
lang ureter (Gambar 7-12 dan 7-14).
Setiap ligamentum latum berisi:
Gambar Radiografik Tulang Pelvis
1 , Tuba uterina pada pinggir atas sisi bebasnya. Cambar rutin anteroposterior pelvis diambil dengan
2. Ligamentum ovarii proprium dan ligamentum teres pasien dalam posisi tidur telentang dan dengan kaset di
uteri. Kedua ligamenta ini merupakan sisa guber- bawah tempat tidur. Didapatkan gambaran bagian ba-
nacu I um. wah sacrum dan coccygis yang sedikit distorsi, dan
3. Arteria dan vena uterina, arteria dan vena ovarica, tulang-tulang ini kurang jelas akibat adanya symphysis
beserta pembuluh lirnf dan saraf. pubica. Cambar yang lebih baik dari os sacrum dan os
4. Epoophoron. Epoophoron merupakan struktur ves- coccygis dapat diperoleh dengan sedikit memiringkan
tigial yang terletak pada Iigamentum latum di atas tabung sinar X.
perlekatan mesovarium. Struktur ini merupakan Cambar rontgen anteroposterior sebaiknya secara
sisa mesonephros (Cambar 7-12).
sistematik diperiksa (Gambar 7-19 sampai 7-20). Mula-
5. Paroophoron. Paraoophoron juga merupakan struk- mula dilihatveftebra lumbalis bagian bawah, os sacrum/
tur vestigial yang terletak pada Iigamentum latum dan os coccygis, diikuti articulatio sacroiliaca, berbagai
tepat lateral terhadap uterus. Struktur ini merupa- bagian os coxae, dan akhirnya arliculatio coxae dan
kan sisa mesonephros (Cambar 7-12). ujung atas femur. Udara dan feces dapat dilihat di
dalam intestinum crassum, dan bayangan jaringan
Anatomi Penampang Melintang Pelvis lunak kulit dan jaringan subcutan juga dapat dilihat.
Agar sacrum dan articulatio sacroiliaca terlihat lebih
Untuk membantu Anda mengintepretasikan CT-scan
jelas, sering dibuat foto rontgen Iateral dan oblik pelvis.
pelvis, Anda sebaiknya mempelajari potongan melin-

Gambar 7-19. Radiogralik anteroposterior pelvis laki-laki.


364 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas pelvis

vertebra t 5 crista iliaca

foramina sacralia
anteflora rnosura
ischiadica major
udara di dalam
rectum
coccygrs 68i spina
iliaca anterior
inferior

articulatio coxae mm. gluteus


-
caput femoris
spJna lschJadtca

corpus ossis
pubis symphrsis tuber
publs ichiadicum

Gambar 7-20. Penggambaran diagram radiografik pelvis pada Gambar 7_19

Gambar Radiografik Golon Gambar Radiografik Tractus


Sigmoideum dan Rectum Genitalia Perempuan
BARIUM ENEMA Pemasukan sediaan yodium cair melalui ostium uteri
Colon di daerah pelvis dan rectum dapat diperlihatkan memungkinkan lumen canalis cervicis, cavum uteri,
dengan pemberian 2-3 pint (1 Iiter) emulsi barium sulfat dan berbagai bagian tuba uterina dapat dilihat (Cambar
secara perlahan-lahan melalui anus. Cambar colon 7-23). findakan ini dikenal sebagai histerosalfingo-
daerah pelvis mirip dengan gambar colon bagian yang grafi. Patennya strutur-struktur ini dapat diketahui de-
lebih proksimal, dan colon sigmoideum yang teregang ngan masuknya sebagian zat radiopak ke dalam cavitas
biasanya tidak.menunjukkan sakulasi. Ukuran rectum peritonealis.
kelihatan lebih lebar dibandingkan dengan colon. Sonogram pelvis perempuan menlperlihatkan ute-
Kontras enema kadang-kadang bermanfaat untuk rus dan vagina (Cambar 7-24,7-25, dan 7-26).
memeriksa tunica mucosa colon sigmoideum. Seba-
gian barium enema dibuang dan udara dimasukkan ke
dalam colon. Dengan cara ini, dinding colon dapat ANATOMI PERMUKAAN
dilihat (Cambar 5-63).
Anatomi permukaan viscera pelvis diuraikan pada
Bab 6.
ANATOMI PERMUKAAN 365

iili)).,r1!,1

I : :
,.& ,.:..
..,- llr+ ;

,')

ffi

Gambar 7-21. Radiografik anteroposterior pelvis perempuan dewasa

processus adicularis
supcrior sacrum

spina iliaca
ailtcrlor suPcrlor

,,,i>L sninr iliaca


articulatio
sacroiliaca
i-_,i
tt!
anterior inierior
acetabulunl
f-, ' sptna

'v
foramina
sacralia anteriora t ' ischiadica collum femoris
trochanter maJor

Lmn"l Y

lineailiopectinea /
\ I ramus superlor
- li.t'i,'.0,.r"y'
\ I ossis Puhis
| garii Shenton
\\\\oss ls pubis
trochmtcr I

\\ /
\\\\
Penggambaran diagram radiogral ik pelvis pada Gambar 7-21
Gambar 7-22. Penggar
366 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

::

$rut=ffi
Gambar 7-23' Radiogralik anteroposterior pelvis perempuan setelah penyuntikan
senyawa radiopak ke dalam
cavitas uteri (histerosalfingogram).

veslca
urinaria

corpus
uleri

celvtx tectum

poslerior

Gambar 7'24. Sonogram longiludinal pelvis perenlpuan memperliliatkaAruterus, vagina, dan vesica urinaria.
(Atas kebaikan Dr. M. C. Hiil.)
ANATOMI PERMUKAAN 367

antel-l0r

posteriLrr

mengalir masuk ke
Gambar 7-25. Sonogram transversus pelvis perempuan setelah kecelakaan lalu lintas, hepar laserasi dan darah
(BL), corpus uteri ({.t), dan ligamentum lalum (panah putlh) ditunjukkan. Perhatikan adanya
dalam cavitas peritonealis. Vesica urinaria
darah (daerah'gelap) di dalam excavatio uterovesicaiis (UVP1 dan cavum Douglasi (PD).
(Atas kebaikan Dr' Leslie Scoutt.)

(panah hitam) dan


Gambar 7-26. Sonogram longitudinal uterus kehamilan 11 minggu memperlihatkan kantong kehamilan inlrauteri
(F/) dan coccygis (C) dapat dilihat
rongga amnion (Ae yang terislcairan amnion; ianir' terlihat dalam potongan longitudinal dengan kepala
Oerig;n jelas. Myom6trium (MY) uterus dapat diidentifikasi. (Atas kebaikan Dr. Leslie Scoutt.)
368 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvls

Col-oN Srcuolorurvr Fakta Anatomi yang


Berhubungan dengan Sigmoidoskopi
Panjang colon sigmoideum sangat bervariasi dan
dapat mencapai 36 inci (91 cm). Pada anak kecil, ka- 1. Pasien diletakkan pada posisi berbaring ke kiri de-
rena pelvisnya berukuran kecil, segmen colon ini ter- ngan lutut kiri flexio dan lutut kanan lurus (Cambar
utama terletak di dalam abdomen. 7-27). Atau, pasien diletakkan berlutut dengan po-
sisi lutut-dada ( posisi knee-chest ).
2. Sigmoidoskop dimasukkan dengan perlahan-lahan
Vorvut-us ke dalam anus dan canalis analis mengarah ke
Karena mobilitasnya yang luas, kadang-kadang co- umbilicus untuk memastikan bahwa alat dimasuk-
lon sigmoideum berputar di sekeliling mesenterium- kan sepanjang sumbu panjang canalis analis. Hal
nya. Keadaan ini dapat kembali dengan sendirinya, ini dilakukan dengan hati-hati dan dengan tekanan
atau rotasi mungkin berlanjut sampai suplai darah ke yang pasti untuk mengatasi resistensi musculus
usus terhenti sama sekali. Rotasi sering terjadi dengan sphincter ani (Gambar Z-2).
arah berlawanan jarum jam dan disebut sebagai vol- 3. Setelah kira-kira llinci (4 cm) instrumen masuk ke
vulus. dalam ampulla recti. Pada tempat ini, ujung sig-
moidoskop sebaiknya diarahkan ke posterior pada
garis tengah untuk mengikuti lengkung sacrum dari
Colostortiu
rectum (Cambar 7-27).
Colon sigmoideum sering dipilih sebagai tempat 4. Alat dimasukkan dengan lambat dengan dilihat
untuk melakukan colostomi pada pasien dengan car- secara langsung. Sedikit gerakan ke samping kanan
cinoma rectum. Mobilitas colon ini memungkinkan dan kiri mungkin dibutuhkan untuk melewati
ahli bedah mengeluarkan lengkungan colon dengan plicae transversae recti.
suplai darah yang utuh, melalui insisi kecil pada regio 5. Kira-kira 6linci (16,25 cm) dari pinggir anus akan
iliaca sinistra di dinding anterior abdomen. Mobilitas- sampai pada junctura rectosigmoideus. Di tempat
nya juga membuat colon sigmoideum menjadi tempat ini colon sigmoideum melengkung ke depan dan
yang cocok untuk implantasi ureter setelah operasi kiri, dan lumen tampaknya berakhir di ujung yang
pengangkatan vesica urinaria. buntu (b/ind cul-de-sac). Untuk mengatasi leng-
kung ini, ujung sigmoidoskop harus diarahkan ke
Divertikulum anterior dan sisi kiri pasien. Manuver ini dapat me-
nyebabkan perasaan tidak enak pada canalis analis
Divertikulum tunica mucosa sepanjang perjalanan akibat distorsi musculus sphincter ani oleh batang
arteriae yang mendarahi colon sigomideum meru- sigmoidoskop. Kemungkinan lain adalah kenyata-
pakan keadaan klinis yang sering ditemukan dan telah an bahwa alat ini meregangkan dinding colon dan
dijelaskan pada Bab 5. Pada pasien dengan diver- menimbulkan nyeri seperti kolik pada abdomen
tikulitis atau kolitis ulseratif, colon sigmoideum mung- bagian bawah.
kin melekat pada vesica urinaria, rectum/ ileum, atau 6. Segera setelah instrumen masuk ke dalam colon
ureter dan mengakibatkan fistula interna. sigmoideum, alat ini dapat masuk dengan lancar
sepanjang colon ini, dan dengan seluruh panjang
Sigmoidoskopi sigmoidoskop masuk ke colon descendens.
7. Sekarang sigmoidoskop dapat digerakkan perla-
Colon sigmoideum terletak dalam jarak yang dekat
han-lahan dan mempelajari dengan teliti tunica
dengan anus (61inci [17 cm]), keadaan ini memung-
mucosa. Tunica mucosa rectum dan colon yang
kinkan untuk dilakukannya pemeriksaan keadaan pato-
normal licin dan bercahaya, berwarna merah muda
logik tunica mucosa dengan cara melihat langsung.
pucat dengan bercak-bercak jingga, dan pembuluh
Tabung yang fleksibel dan dilengkapi dengan lensa
darah di dalam submucosa dapat dilihat dengan
serta lampu didalamnya dimasukkan dengan hati-hati
jelas. Tunica mucosa lemas dan dapat bergerak
melalui anus, kemudian ke atas melalui canalis analis,
dengan mudah pada ujung sigmoidoskop.
rectum, colon sigmoideumm, dan colon descendens.
Pemeriksaan yang dikenal dengan nama sigmoidos-
kopi ini dapat dilakukan tanpa anestesi pada pasien PENYULIT ANnTouI SICMOIDoSKOPI
rawat jalan. Spesimen biopsi tunica mucosa dapat di- Dapat terjadi perforasi usus pada junctura recto-
peroleh melalui pemeriksaan ini. sigmoideus. Keadaan ini hampir pasti disebabkan oleh
ANATOMI PERMUKAAN 369

,)F!urnhilicus

arca lempat tinbul


Delrsaan tidak enak
ltlu nycri pada sirat
instrumen ntasuk ke
colon sigmoidcunr

6 l12 inci

kanan ekstensi'
GambarT-27, Sigmoidoskopi. A. Pasien berbaring pada sisi kiri dengan lutut kiri lleksi dan lutut
terhadap pasien
B. potongan sagiial pelvis tai<i-tali memperlihatkan posisi (1, 2, dan 3) instrumen sigmoidoskop
nyeri yang
pada saa-t alat iii berjalan naik ke canalis analis dan rectum. Area tempat perasaan tidak enak atau
digerakkan sekeliling lengkung colon sigmoideum, dirasakan pada
dirasakan oleh pasien pada waktu instrumen
kulit dinding anterior abdomen di bawah umbilicus'

kegagalan operator mengatasi lengkung antara rectum RECTUM


dan iolon sigmoideum. Pada beberapa pasien bentuk
Lengkung Rectum dan Lipatan Mukosa
lengkung sangat tajam, hal ini dapat menyebabkan
frustrasi pada saat memasukkan alat sigmoidoskop Flexura sacralis rectum mengikuti lengkung os
lebi h dalam. Perforasi col on si gomoideum men gaki bat- sacrum dan os coccygis, dan flexura laterales harus
kan masuknya isi colon ke dalam cavitas peritonelis' diingat bila seseorang memasukkan sigmoidoskop
untuk mencegah timbulnya perasaan tidak enak yang
tidak diinginkan pada pasien.
Kanker Colon Si gmoideum Lipatan mucosa transversal seperti bulan sabit harus
pula diingat pada saat memasukkan instrumen ke
Colon sigmoideum merupakan tempat yang umum
dalam rectum. Diperkirakan lipatan ini berguna untuk
untuk timbulnya kanker intestinum crassum. Karena
menyanggah berat feces dan mencegah pelebaran yang
pembuluh limf segmen ini bermuara ke nodi mesen-
hebat pada ampulla recti.
terici inferiores, diperlukan pemotongan yang luas dari
usus dan sistem limf yang berhubungan dengannya
Pendarahan dan Hemoroid Interna
untuk membatasi pertumbuhan dan penyebaran ke
sistem limf regional. Colon dibuang dari flexura coli Pendarahan utama rectum berasal dari arteria
sinistra sampai ujung distal colon sigmoideum, dan rectalis superior yang merupakan lanjutan afteria
colon transversum dihubungkan dengan rectum. mesenterica inferior. Di depan vertebra sacralis lll,
370 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavilas Pelvis

levator ani yang disebabkan oleh persalinan dan tonus


otot yang berkurang pada usia lanjut merupakan faktor
penyebab yang penting. Prolapsus rectum total dapat
dianggap sebagai sebuah sliding hernja melalui dia-
phragma pelvis.

lv{. sphincter
Kanker Rectum
ani intmus
Kanker (karsinoma) rectum sering ditemukan di
sphincter
It.{.. klinik dan keadaan ini terlokalisir di dinding rectum
anl extenrus untuk waktu yang cukup lama. Pada awalnya, kanker
cenderung menyebar setempat ke sistem limfatik di
sekitar usus. Kemudian, kanker menyebar ke atas dan
lateral sepanjan g pembul uh I imf yang mengi kuti arteria
rectalis superior dan media. Penyebaran lewat vena
baru terjadi selanjutnya, dan karena vena rectalis su-
perior bermuara ke vena porta, maka hepar merupakan
tempat sekunder penyebaran kanker.
Bila tumor ganas sudah menembus dinding rebtum,
pengetahuan mengenai hubungan anatomi rectum me-
mungkinkan dokter untuk menilai struktur dan organ
yang mungkin terkena. Pada laki-laki dan perempuan,
penetrasi ke posterior akan mengenai plexus sacralis
\4. Sphincter dan dapat menyebabkan nyeri hebat yang menyebar ke
@ S--z ani exlemus
@ b,/ tungkai sepanjang distribusi nervus ischiadicus. pene-
@ d trasi ke lateral mungkin mengenai ureter. Penetrasi ke
anterior pada laki-laki mungkin mengenai prostata,
pefltoneunl l\'1. sphincter vesicula seminalis, atau vesica urinaria; pada perem-
ani intemus puan mungkin mengenai vagina dan uterus.
prolapsus Struktur anatomi rectum dan aliran cairan limf jelas
diuding menunjukkan bahwa reseksi yang luas dari rectum be-
B rech]nt total
serta daerah aliran limf meru,pakan cara penyembuhan
yang terbaik. Bila tumor telah menyebar ke organ di
Garbar 7-28. Potongan koronal rectum dan canalis analis. sekitarnya disertai sifat keganasan yang rendah, suatu
A. Prolapsus rectum parsial (mukosal). B. Prolapsus rektum lotal. eviserasi pelvis dapat d ipertimbangkan.
Mahasiswa kedokteran harus ingat bahwa permu-
kaan dalam bagian bawah rectum dapat diperiksa de-
ngan jari bersarung tangan yang dimasukkan melalui
arteria ini bercabang dua menjadi cabang dextra dan canalis analis. Panjang canalis analis kuranglebih 1/,
cabang sinistra. Pada pertengahan rectum, cabang inci (4 cm) sehingga ujung jari tangan dapat dengan
dextra bercabang menjadi cabang anterior dan cabang mudah meraba tunica mucosa yang membatasi dinding
posterior. Cabang-cabang vena rectalis superior disu- bawah rectum. Sebagian besar kanker rectum dapat di-
sun dengan cara yang sama, sehingga tidak heran dite. diagnosa dengan cara ini. Pern:riksaan ini pada laki-
mukan hemoroid interna yang terbagi menjadi tiga laki dan perempuan dapat diperluas dengan mele-
kelompok (lihat Bab B): dua kelompok pada sisi kanan takkan tangan lainnya pada bagian bawah dinding an-
rectum bagian bawah dan canalis analis sedangkan terior abdomen. Dengan vesica urinaria yang l<osong,
satu kelompck lagi terletak pada sisi kiri. dinding anterior rectum dapat diperiksa secara bima-
nual. Pada perempuan, dengan meletakkan salah satu
Prolapsus Rectum Parsial dan Total jari di dalam vagina dan jari lainnya di dalam rectum
Prolapsus rectum parsial dan total relatif sering di- memungkinkan dokter untuk melakukan pemeriksaan
temukan di klinik, Pada prolapsus parsial, tunica seluruh bagian bawah dinding anterior rectum.
mucosa dan submucosa rectum menonjcl sedikit di
luar anus (Cambar 7-28). Pada prolapsus total, seluruh C'edera Rectum
tebal dinding rectum mencnjol keluar melalui anus. Penatalaksanaan cedera tembus rectum ditentukan
Banyak faktor penyebab yang berperan pada kedua oleh lokasi penetrasi terhadap letak selubung perito-
keadaan di atas. Akan tetapi kerusakan musculus neum. Sepertiga bagian atas rectum pada bagian ante-
ANATOMI PERMUKAAN 371

rior dan lateralnya diliputi oleh peritoneum, sepertiga yang jinak maupun ganas. Retensi urine dapat juga
bagian tengah diliputi hanya bagian anteriornya, dan disebabkan oleh urethritis atau prostatitis akut. Retensi
sepertiga bagian bawah tidak diliputi oleh peritoneum akut jarang terjadi pada perempuan. Satu-satunya pe-
(Gambar 7-2,7-3, dan 7-10). Tindakan untuk penetrasi nyebab anatomi retensi urine pada perempuan adalah
bagian intraperitoneal rectum sama dengan colon ka- peradangan di sekitar urethra (misalnya akibat herpes).
rena cavitas peritonealis akan terganggu. Pada kasus
penetrasi bagian ekstraperitoneal rectum, dilakukan Aspirasi Suprapubis
tindakan kolostomi abdominalis sementara untuk me- Bila vesica urinaria terisi, dinding superior keluar
ngalihkan feces dari rectum, pemberian antibiotik, di- dari pelvis dan mengangkat peritoneum dari permu-
sertai perbaikan dan drainase jaringan di depan sa- kaan posterior dinding anterior abdomen. Pada kasus
crum. retensi urine akut, bila katerisasi gagal, mungkin dapat
dimasukkan jarum ke dalam vesica urinaria melalui
"AppENDlx VrRrt tlvonMls PELvls" dinding anterior abdomen di atas symphysis pubica
Bila appendix yang meradang tergantung ke bawah tanpa memasuki rongga peritoneum, lni merupakan
cara yang sederhana untuk mengeluarkan urine pada
di dalam pelvis, nyeri tekan abdomen pada regio iliaca
keadaan gawat darurat.
dextra mungkin tidak teraba, tetapi nyeri tekan dalam
mungkin dirasakan di atas symphisis pubis. Pemeriksa-
Sistoskopi
an rectal (atau pemeriksaan vaginal pada perempuan)
dapat menimbulkan nyeri tekan peritoneum di dalam Membrana mucosa vesica urinaria, kedua ostium
pelvis sisi kanan. Bila appendix yang meradang ini ureteris, dan ostium urethrae internum dapat dengan
mengalami perforasi dapat mengakibatkan peritonitis mudah dilihat sistoskop. Pada vesica urinaria yang
pelvis lokal. terisi dengan cairan, sebuah tabung berilumniasi dan
dilengkapi dengan lensa dimasukkan ke dalam vesica
Vgslcn URINIRIR urinaria melalui urethra. Di daerah trigonum vesicae,
tunica mucosa berwarna merah muda dan licin' Bila
Palpasi Vesica Urinaria
vesica urinaria sebagian kosong, tunica mucosa di
Vesica urinaria yang penuh pada orang dewasa me' daerah trigonum vesicae tetap licin, tetapi di daerah
nonjol ke abdomen dan dapat diraba melalui dinding lain menjadi berlipat-lipat. Ostium ureteris seperti ce-
anterior abdomen di atas symphysis pubica' lah dan memancarkan tetesan urine dengan interval
Palpasi bimanual vesica urinaria yang kosong de- sekitar satu menit. Plica interureterica dan uvula vesi-
ngan atau tanpa anestesi umum merupakan cara pen- cae dapat dilihat dengan mudah.
ting untuk memeriksa vesica urinaria. Pada laki-laki,
satu tangan diletakkan pada dinding anterior abdomen, Cedera Vesica Urinaria
dan jari telunjuk bersarung tangan dari tangan yang lain
Vesica urinaria mungkin ruptur secara intraperito-
dimasukkan ke dalam rectum. Dari pengetahuan ana-
neal atau ekstraperitoneal. Ruptur intraperitoneal bia-
tominya, mahasiswa dapat mengetahui bahwa dinding sanya mengenai dinding superior vesica urinaria dan
vesica urinaria dapat diraba di antara jari-jari peme- terjadi lebih sering pada vesica urinaria yang terisi
riksa. Pada perempuan, pemeriksaan abdominovaginal penuh dan meluas ke dalam abdomen. Urine dan
dilakukan dengan cara yang sama. Pada anak-anak, darah keluar dan masuk dengan bebas ke dalam cavitas
vesica urinaria terletak dalam posisi yang lebih tinggi peritonealis. Ruptur ekstraperitoneal mengenai dinding
daripada orang dewasa karena ukuran pelvisnya lebih anterior vesica urinaria di bawah lipatan peritoneum;
kecil, ruptur ini paling sering terjadi pada fraktur pelvis bila
fragmen tulang menembus dinding vesica urinaria.
Vesica lJrinaria yang Membesar
Nyeri abdomen bagian bawah dan darah di dalam urine
Kapasitas vesica urinaria normal kurang lebih 500 (hematuria) ditemukan pada sebagian besar pasien'
ml. Bila terdapat obstruksi urine pada laki-laki, vesica Pada anak-anak kecil, vesica urinaria merupakan
urinaria menjadi membesar tanpa menyebabkan keru- organ abdomen, jadi trauma abdominal dapat mence'
sakan permanen pada dinding vesica urinaria. Pada derai vesica urinaria yang kosong,
kasus ini, mungkin dikeluarkan 1000 - 1200 ml urine
melalui kateter secara rutin. Inkontinensia Sfres
Vesica urinaria biasanya disokong oleh fascia pelvis
Refensi Uzne
visceralis yang pada daerah tertentu mengalami kon-
Pada laki-laki dewasa, retensi urine seringdisebab- densasi membentuk ligamenta. Akan tetapi penyo-
kan oleh obstruksi urethra akibat pembesaran prostata kong vesica urinaria yang terpenting adalah tonus
372 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

musculus levator ani. Pada perempuan persalinan yang bralis. (Lihat Bab 12). Vesica urinaria tidak diken-
sulit, khususnya persalinan dengan menggunakan for- dalikan oleh refleks eksterna. Dinding vesica urinaria
ceps; terjadi peregangan berlebihan pada penyokong lemas, dan kapasitas vesica urinaria sangat bertambah.
collum vesicae dan sudut yang normal antara urethra Vesica urinaria hanya diisi sesuai dengan kapasitasnya
dan dinding posteriorvesica urinaria hilang. Cedera ini dan kemudian mengalir keluar, akibatnya terjadi pe-
menimbulkan inkontinensia stress, suatu keadaan in- netesan urine terus menerus. Vesica urinaria mungkin
kontinensia urine parsial yang terjadi bila pasien batuk, dapat dikosongkan sebagian dengan menekan secara
atau mengedan, atau tertawa berlebihan. manual dinding anterior abdomen bagian bawah, te-
tapi infeksi urine dan efek tekanan balik pada ureter
Kesulitan Miksi Setelah Cedera Medulla Sprna/is dan ginjal tidak dapat dihindari.
Pengaturan saraf pada proses miksi dapat terganggu
setelah cedera pada medulla spinalis. URETER
Vesica urinaria normal dipersarafi oleh: Pada perempuan hubungan erat antara ureter de-
'1, ngan cervix uteri dan vagina merupakan keadaan klinis
lmpuls simpatis yang berasaldari segmen lumbalis
satu dan dua medulla spinalis. Saraf simpatis (lihat yang penting. Penyakit pada bagian bawah ureter ka-
catatan kaki pada halaman 347) menghambat kon- dang-kadang dapat didiagnosis dengan palpasi dengan
traksi otot detrusor dinding vesica urinaria dan jari melalui fornix lateralis vaginae. Bila dilakukan his-
merangsang penutupan sphincter vesicae. terektomi, ahli bedah harus selalu ingat akan hubungan
2. lmpuls parasimpatis yang berasal dari segmen 52, antara arteria uterina dan ureter di bawah basis liga-
3, dan 4 medulla spinalis. Saraf parasimpatis me- mentum latum. Ligasi di sekitar arteria uterina yang sa-
rangsang kontraksi otot detrusor dinding vesica lah dapat juga mengikat ureter.
urinaria dan menghambat kerja sphincter vesicae. Batu ureter dijelaskan pada Bab 5. Secara anatomi
3. Serabut saraf sensorik memasuki medulla spinalis ureter menyempit di tempat ia melengkung ke bawah
pada segmen-segmen di atas. Proses normal miksi ke dalam pelvis pada apertura pelvis superior dan di
diuraikan pada halaman 347. tempat ureter menembus dinding vesica urinaria. Di
tempat ini dapat ditemukan adanya batu yang ter-
Terganggunya proses miksi pada cedera medulla sangkut.
spinalis dapat mengakibatkan tipe vesica urinaria be- Bila sebuah batu masuk ke ureter bagian pelvis, nyeri
rikut ini. sering dialihkan ke testis dan ujung penis pada laki-laki
Vesica urinaria atonik terjadi pada fase renjatan dan ke labium majus pudendi pada perempuan.
(syok) spinal tepat setelah cedera dan berlangsung se-
lama beberapa hari sampai beberapa minggu. Dinding
vesica urinaria relaksasi, sphincter vesicae berkontraksi
Pnosrnrn
dengan kuat, dan sphincter urethrae relaksasi. Vesica Pemeriksaan Prostata
urinaria menjadi membesar dan akhirnya terisi ber-
Di klinik prostata dapat diperiksa secara palpasi
lebihan. Tergantung pada tingkat cedera di medulla
melalui pemeriksaan rektal. (Lihat halaman 409). Jari
spinalis, pasien dapat menyadari bahwa vesica uri- pemeriksa yang bersarung tangan dapat meraba per-
narianya penuh atau tidak,
mukaan posterior prostata melalui dinding anterior
Vesica urinaria otomatik (Cambar 7-29) terjadi
rectum.
setelah pasien sembuh dari renjatan spinal, akibat lesi
yang terletak di atas pangkal parasimpatis (52,3, dan 4).
Aktivitas dan Penyakit Prostata
Tipe ini merupakan tipe vesica urinaria yang normal
ditemukan pada bayi. Vesica urinaria diisi dan diko- Saat ini secara umum dipercaya bahwa aktivitas
songkan secara refleks. Reseptor regangan di dinding kelenjar prostata normal dikendalikan oleh hormon
vesica urinaria terangsang bila vesica urinaria penuh, androgen dan estrogen yang ada di dalam sirkulasi da-
dan impuls aferen berjalan ke medulla spinalis (segmen rah. Sekret prostata dikeluarkan ke dalam urethra
52, 3, dan 4). lmpuls eferen berjalan menuju otot vesica selama ejakulasi dan ditambahkan ke cairan semen. Di
urinaria dan menimbulkan kontraksi otot; ke sphincter dalam sekret terdapat sejumlah besar fosfatase asam
vesicae dan sphincter urethra yang mengakibatkan re- yang merupakan enzim penting. Bila sel kelenjaryang
laksasi. Refleks sederhana ini terjadi setiap 1 sampai 4 menghasilkan enzim ini tidak dapat mengeluarkannya
jam. ke dalam ductus, seperti pada karsinoma prostata,
Vesica urinaria otonom (Cambar 7-29) merupakan kadar fosfatase asam di dalam darah meningkat.
keadaan yang terjadi bila segmen sacralis medulla Akhir-akhir ini diketahui bahwa sejumlah protein
spinalis rusak. Segmen sacralis medulla spinalis terle- yang dihasilkan oleh sel epitel prostata dapat ditemu-
tak pada bagian atas regio lumbalis columna verte- kan di dalam darah perifer. Pada penyakit prostata
ANATOMI PERMUKAAN 373

dinding vOsica urinaria

rn0dulla
spinalis

sphincler vcsicae

Gambar Z-29. pengaturan sarat vesica urinaria setelah pemotongan medulla spinalis setinggi thoracica bagian atas (A) dan destruksi
segmen sacralis me-dulla spinalis (B). Diagram memperlihatkan serabut sensorik aleren yang masuk ke sistem saral pusat dan serabut
eferen parasimpatis menuju ke vesica urinaria; serabut simpatis dihilangkan agar ielas'
374 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

pembesaran lobus medius prostata

sphincter vesicae

ductus ejaculatorius

lobus posterior
t\P
urethra

Gambar 7-30. Potongan sagital prostata yang mengalami pembesaran jinak pada lobus medius
Perhatikan kantong vesica urinaria yang terisi dengan timbunan urine di belakang prostata .

tertentu, khususnya kanker prostata, protein ini ter- arah sebaliknya dan masuk ke dalam venae vertebrales.
dapat dalam jumlah yang lebih banyak di dalam darah. Keadaan ini menjelaskan mengapa sering terjadi metas-
Kadar protein spesifik dapat diukur dengan tes labo- tasis pada columna vertebralis bagian bawah dam
ratorium sederhana disebut tes PSA (prostatic spesific tulang pelvis pada penderita karsinoma prostata. Sel
Antigen), kanker masuk ke tengkorak melalui jalan ini dengan
Pembesaran jinak prostata sering ditemukan pada cara terbawa melalui plexus venosus prostaticus dan
laki-laki berusia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya venae vertebrales yang tidak berkatup.
mungkin karena ketidak seimbangan pengendalian
hormon kelenjar. Lobus medius kelenjar membesar ke Ovnnluita
atas dan merusak sphincter vesicae yang terletak pada
collum vesicae. Urine yang bocor ke urethra pars Posisi Ovarium
prostatica menyebabkan refleks miksi yang terus me- Ovarium dipertahankan pada tempatnya oleh liga-
nerus. Pembesaran lobus medius dan lateral glandula mentum latum dan mesovarium. Setelah kehamilan,
menimbulkan pemanjangan, kompresi lateral, dan ligamentum latum melemas, dan ovarium dapat meng-
distorsi urethra sehingga pasien mengalami kesulitan alami prolapsus ke dalam excavatio rectouterina (ca-
berkemih dan pancarannya lemah. Penyulit yang se- vum Douglasi). Pada keadaan ini, ovarium mungkin
ring terjadi adalah tekanan balik pada ureter dan kedua nyeri dan menyebabkan perasaan tidak enak pada saat
ginjal. Pembesaran uvula vesicae (akibat pembesaran bersetubuh (dispareunia). Ovarium yang terletak di
lobus medius) mengakibatkan terbentuknya kantong dalam excavatio rectouterina dapat diraba melalui
timbunan urine di belakang ostium urethrae internum fornix vaginae pars posterior.
di dalam vesica urinaria (Cambar 7-30). Urine yang
tertimbun menjadi terinfeksi, dan vesica urinaria yang Kista Ovarium
meradang (sistitis) menambah keluhan pasien.
Pada semua operasi prostata, ahli bedah sebaiknya Kista folikular sering ditemukan dan biasanya ber-
memperhatikan plexus venosus prostaticus. Venae asal dari folikel Craff yang tidak ruptur. Diameternya
mempunyai dinding yang tipis, tidak berkatup, dan jarang melebihi 1,5 cm. Kista luteal dibentuk di dalam
dialirkan melalui beberapa saluran yang besar lang- corpus luteum. Cairan dipertahankan, dan corpus lu-
sung ke vena iliaca interna. Kerusakan pada vena ini teum tidak dapat mengalami fibrosis, Diameter kista
dapat menim- bulkan perdarahan hebat. lutealjarang melebihi 3 cm.

Piexus Venosus Prostaticus dan Kanker Prostat TUBA UrrnINe


Terdapat banyak sambungan di antara plexus ve- Tuba uterina terletak pada pinggir atas ligamentum
nc,us prostaticus dengan venae vertebrales. Selama ba- latum dan merupakan jalan langsung yang menghu-
tuk dan bersin atau mengedan, darah di dalam plexus bungkan vulva melalui vagina dan cavum uteri dengan
venosus prostaticus dimungkinkan untuk mengalir ke cavitas peritonealis.
ANATOMI PERMUKAAN 375

dinding tipis
dari tuha rrtelirra

Gambar 7-31, Kehamilan ektopik yang berlokasi di tempat inlundibulum tuba uterina menyempit untuk berlanjut
desidua tebal
sebagai isthmus tubae uterinae. perfralikan dinding tuba uterina yang tipis, dibandingkan dengan
yang melapisi corpus uteri.

Penyakit Peradangan Pelvi s Ligasi Tuba

Organisme patogen masuk ke dalam tubuh melalui Ligasi dan pemotongan tuba uterina merupakan
kontak seksual dan naik melalui uterus dan akhirnya cara untuk melakukan keluarga berencana secara per-
sampai ke tuba uterina. Akhirnya dapat terjadi sal- manen dan biasanya terbatas pada perempuan yang
phingitis yang diseftai dengan masuknya nanah ke telah mempunyai anak. Ovum yang keluar dari folikel
dalam cavitas peritonealis dan mengakibatkan peritonitis ovarium mengalami degenerasi di dalam tuba uterina,
pelvicus. Sebuah abses pelvis biasanya diikuti oleh pe- proksimal terhadap tempat ligasi. Bila di kemudian hari
nyebaran infeksi yang menimbulkan peritonitis umum. perempuan ini ingin mempunyai anak lagi, restorasi
tuba uterina dilakukan dan pada sekitar 20% pe-
rempuan, dapat terjadi fertilisasi.
Kehamilan Ektopik
lmplantasi dan perkembangan ovum yang telah di- UTERUS
buahi dapat terjadi di luar cavum uteri, yaitu di dalam
Pemeriksaan Pelvis Bimanual
dinding tuba uterina (Cambar 7-31). Keadaan ini meru-
pakan salah satu jenis kehamilan ektopik. Karena tidak Informasi klinik yang penting dapat diperoleh dari
terjadi pembentukan decidua di dalam tuba uterina, pemeriksaan bimanual uterus, tuba uterina, dan ova-
efek erosi dari sel trofoblast dengan cepat merusak din- rium. Pemeriksaan paling mudah dilakukan pada pe-
ding tuba uterina. Akibat yang umum dari keadaan ini rempuan yang pernah melahirkan karena perempuan
adalah abortus tuba atau ruptur tuba yang diikuti dengan tersebut dapat rileks pada saat pemeriksaan dilakukan'
efusi darah yang banyak ke dalam cavitas peritonealis. Pada pasien yang mengalami distres, pemeriksaan
Darah berkumpul di bawah di dalam excavatio dapat dilakukan dengan anestesi. Dengan vesica uri-
rectouterina (cavum Douglasi) atau di dalam excavatio naria dalam keadaan kosong, peftama kali diperiksa
vesica-uterina. Darah dapat dengan cepat bertambah portio vaginalis cervicis dengan jari telunjuk tangan
hingga mengisi seluruh cavitas peritonealis dan me- kanan. Ostium uteri pada nulipara berbentuk circular,
nimbutkan nyeri abdomen, kekakuan, dan reaksi pro- tetapi pada multipara mempunyai labium anterius dan
teksi. lritasi peritoneum subdiaphragmatica (dipersarafi labium posterius. Cervix uterus yang normal mem-
oleh nervus phrenicus C3, 4, dan 5) dapat menim- punyai konsistensi seperti ujung hidung, tetapi pada
bulkan nyeri alih ke kulit bahu (daerah nervi supra- uterus yang hamil konsistensinya lunak dan vascular
claviculares C3 dan C4). serta mempunyai konsistensi seperti bibir' Selanjutnya
376 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas Pelvis

tangan kiri diletakkan dengan hati-hati pada dinding Lateral: (1) Ureter, (2) fascia pelvis dan serabut anterior
anterior abdomen di atas symphysis pubica, dan fundus musculus levator ani, dan (3) diaphragma urogenitale.
serta corpus uteri dapat diraba di antara jari yang
terletak di abdomen dan fornix vaginae pars posterior. Prolapsus vagina
Setelah itu ukuran, bentuk, dan mobilitas uterus dapat
Kubah vagina disokong oleh struktur yang sama
ditentukan.
Pada sebagian besar perempuan, posisi uterus ante-
dangan yang menyokong cervix uteri. Prolapsus uteri
perlu dikaitkan dengan derajat penurunan dinding va-
versi dan antefleksi. Uterus pada posisi retroversi dan
gina. Namun, bila penyokong vesica urinaria, urethra,
retrofleksi dapat dipalpasi melalui fornix vaginae pars
atau dinding anterior rectum rusak akibat persalinan,
posterior,
dapat terjadi prolapsus dinding vagina dengan uterus
tetap dalam posisi yang normal.
Prolapsus Uteri
Penurunan vesica urinaria menimbulkan penonjol-
Peranan tonus musculus levator ani yang paling an pada dinding anterior vagina, keadaan ini dikenal
penting yaitu sebagai penyokong uterus, telah dije- sebagai sistokel. Bila ampulla recti turun pada dinding
laskan sebelumnya. Perlu diingat pula pentingnya liga- posterior vagina, ditemukan tonjolan yang dikenal se-
mentum transversum cervicis, pubocervicale, dan bagai rektokel.
sacrocervicale dalam menyokong cervix uteri di dalam
cavitas pelvis. Kerusakan struktur tersebut pada per- Kuldosentesis
salinan atau tonus otot tubuh yang jelek dapat meng-
Dekatnya cavitas perionealis dengan fornix vaginae
akibatkan uterus bergeser ke bawah, disebut prolapsus
pars posterior memungkinkan dokter menyedot nanah
uteri. Prolapsus uteri paling sering terjadi setelah me-
pada pelvis melalui vagina tanpa melakukan operasi
nopause, saat fascia pelvis visceralis cenderung atrofi
besar. Juga dapat dilakukan identifikasi cairan, darah atau
bersama dengan organ pelvis. Pada kasus yang lebih
nanah, yang terdapat di dalam cavitas peritonealis dengan
lanjut, cervix uteri turun ke dalam vagina dan mungkin
menusukkan jarum melalui fornix vaginae pars posterior.
menonjol melalui ostium vaginae.
Karena perlekatan cervix uteri pada kubah vagina, STRUKTUR ANATOMI YANC DILEWATI OLEH JARUM
maka prolapsus cervicis uteri selalu diikuti dengan Jarum menembus (1) tunica mucosa vagina, (2)
prolapsus vagina. tunica muscularis vagina, (3) jaringan ikat vagina, (4)
fascia pelvis visceralis, dan (5) peritoneum visceralis.
Sonogram Pelvis Perempuan
STRUKUR ANATOMI YANG DAPAT RUSAK PADA
Sonogram pelvis perempuan dapat dipergunakan KULDoSENTESIS
untuk melihat uterus, perkembangan janin, dan vagina Struktur anatomi yang mungkin terkena adalah se-
(Cambar 7-24,7-25, dan 7-26). bagai berikut: (1) Lengkung ileum dan colon sigmoi-
deum,' struktur yang normal ada di dalam cavum
VRctr.ll Douglasi dapat tertusuk oleh jarum. Akan tetapi, ada-
nya darah atau nanah di dalam cavum cenderung
Pemeriksaan vagina mendorong viscera ke atas. (2) Kadang-kadang apabila
Hubungan anatomi vagina sangat penting di klinik. uterus agak retrofleksi, jarum dapat masuk ke dinding
Banyak keadaan patologis yang terjadi pada pelvis pe- posterior corpus uteri.
rempuan dapat didiagnosis dengan menggunakan pe-
merikasaan vagina yang sederhana. Trauma Vagina
Struktur berikut ini dapat diraba melalui dinding va- Cedera akibat coitus, cedera naik sepeda, dan per-
gina dari atas ke bawah: forasi vagina yang disebabkan oleh tekanan air pada
Anterior: (1) Vesica urinaria dan (2) urethra. olahraga ski air merupakan cedera yang umum ditemu-
Posterior: (7) Lengkung ileum dan colon sigmoideum kan. Laserasi dinding vagina yang mengenai fornix va-
di dalam excavatio rectouterina (cavum Douglasi), (2) ginae pars posterior dapat mengenai cavum Douglasi
ampulla recti, dan (3) corpus perineale. di dalam cavitas peritonealis dan menyebabkan turun-
nya intestinum tenue ke dalam vagina.
ANATOMI PERMUKAAN 377

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilihlah jawaban Seorang laki-laki pemabuk berusia 40 tahun ber-
terbaik dari pertanyaan yang terdapat sesudahnya. kelahi dengan seorang perempuan. Suami pe-
rempuan itu memukul bagian bawah dinding an-
Seorang laki-laki berusia 30 tahun yang terlibat terior abdomen laki-laki pemabuk tersebut
perkelahian di bar diperiksa di ruang gawat da' dengan keras, dia mengeluh kesakitan dan ter-
rurat. Celananya robek diselangkangan, terlihat jatuh ke lantai. Pada waktu dibawa ke rumah sakit
adanya bekas darah, dan pinggir anus robek. terdekat, laki-laki tersebut dalam keadaan ren-
Waktu berkelahi ia iatuh terpukul dalam posisi jatan (syok) dan mengeluh nyeri hebat pada
terduduk pada kaki kursi bar yang terbalik ke daerah abdomen bagian bawah. Dia tidak bisa
atas. Pada saat observasi, timbul tanda dan ge' kencing sejak perkelahian tersebutr Diagnosis'
iala peritonitis. nya adalah ruptur vesica urinaria.

1. Tanda dan gejala yang diperlihatkan oleh pasien dapat 3. Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut,
dijelaskan oleh fakta anatomi berikut ini, kecuali' kecuali:
A. Rectum pasien tersebut terkena tusukan kaki kursi A. Pemeriksaan rektal menunjukkan adanya penon-
yang terbalik ke atas. jolan ke belakang pada excavatio rectovesicalis.
B. Pada operasi ditemukan laserasi pada dinding an- B. Walaupun pasien tersebut minum cukup, tidak
terior bagian tengah rectum. terdapat bunyi pekak pada perkusi dinding anterior
C. Kaki kursi bar masuk ke excavatio rectovesicalis. abdomen di atas symPhYsis Pubica.
D. lsi rectum mengkontaminasi cavitas peritonealis C. Urine terkumpul di excavatio rectovesicalis.
dan menyebabkan terjadinya peritonitis. D. Vesica urinaria yang penuh lebih mudah ruptur
E. Permukaan anterior sepertiga bagian tengah rec- pada pukulan dinding anterior abdomen daripada
tum tidak diliputi oleh peritoneum. vesica urinaria yang kosong.
E. Pada orang dewasa, dalam keadaan normal vesica
Seorang laki-laki berusia 46 tahun mengobati urinaria yang terisi permukaan atasnya menonjol
sendiri panyakit hemoroid yang telah dideri- ke atas ke dalam abdomen, meninggalkan peri-
tanya sejak tiga tahun yang lalu. la melihat bahwa loneum parietale di belakang.
fecesnya sering sedikit berdarah. Selama 12 bu-
lan terakhir, ia memperhatikan bahwa bila buang Seorang perempuan berusia 56 tahun diperiksa
air besar, dia selalu merasa ingin buang leces oleh ahli kandungan karena mengeluh adanya
lebih banyak lagi. Kadang-kadang dia pergi ke sesuatu yang "turun" pada pelvisnya dan sakit
toilet beberapa kali sehari, tetapi hanya menge- pinggang. Pada pemeriksaan vagina, ostium uteri
luarkan gas dan lendir yang berdarah. Baru-baru ditemukan terletak tepat di ostium vaginae.
ini, timbul rasa nyeri pada sisi luar tungkai ka- Diagnosisnya adalah prolapsus uteri.
nannya. Pemeriksaan rectal dengan iari menun- 4. Fakta anatomi berikut ini benar untuk prolapsus uteri,
jukkan adanya ulkus besar dengan dasar yang
kecuali.
keras pada dinding posterior rectum disertai A. Penyokong uterus yang paling penting adalah to-
indurasi yang luas pada jaringan pararectal. nus musculus levator ani.
Diagnosisnya adalah karsinoma rectum stadium B. Ligamentum transversum cervicis, pubocervicale,
lanjut dan sacrocervicale berperan penting dalam
meyokong uterus.
2. Pernyataan bqrikut ini mungkin benar untuk pasien
tersebut, kecuali.
C. Kerusakan musculus levator ani dan ligamenta
transversum cervicis akibat persalinan dapat me-
A. Sebagian dari perdarahan berasal dari ulkus kar-
nyebabkan terjadinya prolapsus uteri
sinomatosa pada rectum dan juga dari hemor-
hoid.
D. Prolapsus paling sering terjadi dengan sendirinya
sebelum menopause.
B. Aliran limf rectum mula-mula dialirkan ke nodi
rectales suPeriores.
E. Prolapsus uteri selalu diikuti oleh sebagian pro-
lapsus vagina.
C. Karsinoma rectum tidak pernah bermetastasis ke
hepar. Seorang perempuan berusia 25 tahun diperiksa
D. Pemeriksaan tungkai kanan menunjukkan adanya di unit gawat darurat dengan keluhan nyeri hebat
kelemahan otot yang dipersarafi oleh nervus is- di regio iliaca dextra. Sesaat sebelum ke rumah
chiadicus.
sakit perempuan itu jatuh pingsan' Selama pe-
E. Karsinoma meluas ke posterior sampai ke plexus
meriksaan lisik, pada palpasi terdapat nyeri tekan
sacralis.
hebat pada dinding abdomen di daerah kuadran
F. Pasien menunjukkan bahwa nyeri pada tungkai
kanan bawah, dan sedikit kekakuan otot abdo-
dirasakan di daerah kulit yang dipersarafi oleh ner-
men bawah. Pemeriksaan vaginae menunjukkail
vus ischiadicus.
378 BAB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas pelvis

cervix uteri yang kaku dan ostium uteri tertutup. F. Miksi dapat diaktifkan dengan kontraksi otot ab-
Melalui fornix vaginae pars posterior teraba domen dan tekanan dengan tangan pada dinding
massa seperti adonan donat. Pasien tidak men- anterior abdomen di daerah suprapubis.
struasi sejak sebulan yang lalu.
Pada foto rontgen tulang rangka seorang laki-laki
5, Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut, berusia 65 tahun dengan riwayat penyakit pros-
kecuali. tata, ditemukan metastasis karsinoma yang luas
A. Diagnosisnya adalah ruptur kehamilan ektopik. di tengkorak dan vertebrae lumbales. Kadar pSA
B. Kehamilan tuba sering terjadi di tempat infundi- dalam darahnya sangat tinggi.
bulum menyempit untuk berlanjut ke isthmus.
C. Masing-masing tuba uterina terletak di dalam basis 7. Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut,
ligamentum latum. kecuali:
D. Kehamilan ektopik pada tuba uterina hampir pasti A. Pasien menderita karsinoma prostata stadium
mengakibatkan ruptur tuba uterina dan perdarahan lanjut yang telah bermetastasis lebih luas dari
intraperitoneal yang hebat. tempat primernya.
E. Ruptur tuba terjadi sebagai akibat kerja erosi dari B. Prostat dikelilingi oleh plexus venosus prostaticus
sel trofoblas. yang bermuara ke vena iliaca interna.
F. Segera setelah kehamilan tuba mati, desidua yang C. Venae besar dengan katup menghubungkan
meliputi uterus mulai menghilang karena keku- plexus venosus prostaticus dengan venae verte-
rangan hormon, dan menimbulkan perdarahan va- brales.
gina. D. Batuk, bersin, dan mengedan dapat meningkatkan
G. Massa seperti donat disebabkan oleh pengumpul- aliran darah dari plexus venosus prostaticus ke
an darah di cavum Douglasi. venae vertebrales.
E. Sel-sel kanker yang bebas dapat dibawa oleh
Seorang perempuan berusia 39 tahun dibawa ke darah ke columna vertebrae dan tengkorak.
rumah sakit terdekat setelah terkena luka tembak
di bagian bawah pinggang. Pemeriksaan radio- Seorang perempuan berusia 72 tahun dicurigai
grafi menunjukkan adanya peluru yang bersa- menderita tumor colon sigmoideum. Untuk me-
rang di dalam canalis vertebralis setinggi verte- mastikan diagnosis, dokter memutuskan melaku-
bra lumbalis lll. Pemeriksaan neurologis yang kan sigmoidoskopi.
ekstensif menunjukkan adanya lesi total pada
cauda equina. 8. FaktaJakta anatomi berikut ini benar mengenai pro-
sedur sigmoidoskopi, kecuali.
6. Pernyataan berikut ini mungkin benar untuk pasien A. Setelah memasukkan instrumen ke dalam anus,
tersebut, kecuali: ujung instrumen akan mencapai ampulla recti se-
A. Cauda equina yang terdiri dari radices anlerior dan telah kurang lebih 1/, incl (4 cm).
posterior di bawah segmen L1, terpotong pada B. Beberapa gerakan ke kiri dan kanan mungkin di-
level vertebra lumbalis lll. perlukan untuk menghindari plicae transversae
B. Serabut simpatis preganglionik untuk sphincter recti.
vesicae, yang turun di dalam radix anterior nervi L4 C. Junctura rectosigmoideus akan dicapai kira-kira 6
dan L5, terpotong. /.inci (16,25 cm) dari pinggir anus.
C. Serabut parasimpatis preganglionik untuk mus- D. Untuk mencapai junctura rectosigmoideus, ujung
culus detrusor vesicae yang berjalan turun di dalam sigmoidoskop sebaiknya diarahkan ke anterior dan
radix anterior nervi sacrales 2, 3, dan 4 terpotong. kiri pasien.
D. Pasien akan mempunyai vesica urinaria tipe oto- E. Peregangan dinding colon dapat menimbulkan
nom. nyeri kolik pada bagian atas abdomen di regio pro-
E. Vesica urinaria akan penuh dan mengalir keluar. cessus xiphoideus.

1. E. Sepeftiga bagian atas rectum diliputi oleh perito- 3. E. Pada orang dewasa, dalam keadaan normal vesica
neum pada bagian anterior dan lateralnya; sepertiga urinaria yang terisi permukaan atasnya menonjol ke
bagian tengah diliputi pada permukaan anteriornya; atas ke dalam abdomen, mengangkat peritoneum dari
dan sepertiga bagian bawah tidak diliputi peritoneum. permukaan posterior dinding anterior abdomen.
2, C. Karsinoma rectum stadium lanjut tidak hanya ber- 4. D. Prolapsus uteri sering terjadi dengan sendirinya
metastasis ke nodi rectales superiores dan me- setelah menopause oleh karena fascia pelvis cende-
senterici inferiores tetapi juga menyebar melalui vena rung atrofi.
rectalis superior, vena mesenterica inferior, vena sple- 5. C. Masing-masing tuba uterina terletak pada pinggir
' nica, dan vena porta ke hepar. atas ligamentum latum.
ANATOMI PERMUKAAN 379

6, B. Serabut simpatis preganglionik untuk sphincter ve- 7. C. Venae besaryang menghubungkan plexus venosus
sicae turun di dalam radix anterior nervi lumbales 1 dan prostaticus dengan venae vefiebrales tidak mempu-
2 dan tetap utuh. nyai katup.
d. E. Nyeri kolik dari colon dialihkan ke bagian bawah
dinding anterior abdomen di atas symphysis pubica.

Pilihfah jawaban yang paling behar: E. Di anterior berhubungan dengan vesica urinaria,
dan tidak ada peritoneum yang memisahkan
1, SemUa pernyaiaan di bawah ini benar untuk uterus, keduanya.
5. Pernyataan di baWhh ini benar untuk oVarium,
A, Fundus uteii adalah bagian uterus yang terletak di kecuali:
atas muara tuba uterina. A. Cairan liminya dialirkan te nodi puo ibttici
B: Sumbu panjang uterus biasanya menekuk ke de- (lumbales) setlnggi vertebra lumbalis l;
pah terhadap sumbu panjang vagina (anteversi)., B, Ligamentum ovarii proprium terbentang dbri
C. Pefsarafan uterus berasal dari plexub hypo$as- ovarium sampai ujung atas dinding lateral pelVis,
tricus infeiior:: C. Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh
D. Permukaan anterior cervix uteri diliputi seluruhnya arteria dan vena iliaca externa dan di belakang
oleh peritoneum. oleh arteria dan vena iliaca interna;
E, Vena uterina bermuara ke vena iliaca interna. D. Arteria ovarica sinistra merupakan cabang arteria
2. Pernyataan di bawah ini benar untuk ductus deferens, iliaca inierna sinistra,
kecuali. E. Nervus obturatorius terletak laleral terhadap
A. Keluar dari annulus inguinalis profundus dan ber- ovarium.
jalan di sekitar pinggir lateral arteria epigastrica b. Pernyataah di bawah ini benar untuk persarafan
inferior. vesica urinaria, kecuali:
B. Menyilang ureter pada daerah spina ischiadica. A. Serabut simpatis postganglionik berasal dari
C, Bagian ujungnya melebar membentuk ampulla. ganglia lumbalis 1 dan 2.
D. Terletak pada permukaan posterior prostata, ha- B. Serabut parasimpatis pascaganglionik berasal
nya dipisahkan oleh peritoneum. dari plexus hypogastricus inferior.
' E. Bersatu dengan ductus excretorius v6sicula semi- C. Serabut sensorik aleren yang berasal dari dinding
, nalis membentuk ductus ejaculatorius. vesica urinaria mencapai medulla spinalis melalui
e, Pernyataan di bawah ini benar untuk ureter pars pel- neruus splanchnicus pelvicuS dan juga berjafan
vica, kecuali. bersama dengan saraf simpatis. ,:

A. Masuk pelvis di depan percabangan arteria iliaca D. Serabut parasimpatis preganglionik berasal dari
communrs. segmen sacralis 2, 3, dan 4 medulla spinalis
B. Ureter bermuara pada vesica urinaria dengan me- E: Serabut parasimpatis postganglionik bertang-
' nembus langsung dindingnya, dan tidak ada me- gungjawab terhadap penutupan sphinctbr vesi-
kanisme katup pada muaranya. : cae pada saat ejakulasi: , ,, ,, I

C. Berhubungan erat dengan spina ischiadica sebe- 7. Pernyataan di bawah ini benaruntuk vagina, kecuali'.
lu,l. ureter berjalan ke medial menuju vesica uri- A. Daerah lumen vagina di sekitar cervix dibagi
nafla. menjadi 4 fornii vaginae.
D. Bagian distal ureter didarahi oleh arteria vesicalis B. Bagian atas vagina disokong oleh musculus
supenor; levator ani dan ligamentum transversum cervicis.
E. Bermuara pada vesica urinaria pada sudut lateral C. Corpus perineale terletak di posterior dan menyo-
atas lrigonum vesicae. kong bagian bawah vagina.
4. Pernyataan di bawah ini, behar,untuk vesicula semi- D. Bagian atas vagina tidak diliputi oleh peritoneum.
nalis, kecuali E, Dinding vagina menerima sebuah cabang dari
A. Di posterioi, vbsicula. seminalis berhubungan arteria uterina.
, dengan rectum dan dapat dipalpasi melalui dinding 8. Fern;rataan di bawah ini benar untuk'fascia pelvis
rectum. visceralis pada perempuan, kecuali.
B. Vesicula seminalis merupakan dua buah organ A. Di daerah cervix uteri, fascia pelvis visceralis
: . berlobus yang berfungsi menyimpan spermatozoa. disebut parametrium.
:, C.,,Ujung atas vesicula seminalis diliputi oleh perito- B. Berkondensasi untuk membentuk ligamentum
neum. pubocervicale, transversum cervicis, dan sacro-
D. Fun$si Vesicula,seminalis menghasilkan sekret cervicale dari uterus.
, , yang ditambahkan pada cairan semen.
380 B,AB 7: Pelvis: Bagian ll Cavitas pelvis

C. Menutupi.musculus qbtuiatoiisiinibrnus, :
Cocokkan strunur di bawah ini dengan
,,D, Tidak dilanjutkan,,,k6 ales,:,,dghgan fasiia,l,transt r vena utama yang sesuai

E. Pada dinding lateral pelvis, bergabung dengan 12. Ovarium sinistra


fascia pelvis parietalis. ri, pr*i"t"
14. Vesica Urinaria
Cocokkan struktur di bawah ini dengan jalur alir- 15. Tunica mucosa rectum
an limf yang sesuai: A. Vena iliaca externa
B. Vena itiaCa interna ,
9. Cervix uteri C. Vena cava inferior
10. Glandula prostata .' :.::r,::ii D,
*'' -'l'aaa,.COmmunis il

11. Fornix vaginae pars posterior E. Bukan salah satu di atas


A. Nodi iliaciinterni
B. Nodi iliaci interni dan externi :

C. Nodi inguinales superficiales


D. Nodi para aortici (lumbales) :

E. Bukan salah satu di atas :

1. D 5.D 9.B 13. B


2.D 6.E 10. A 14. B
3.8 7.D 11. B 15. E
4,8 8.C 12. E
BAB
Perineum
eorang perempuan berusia 51 tahun diperiksadokterdengan keluhan sulit
bernafas, yang bertambah hebat bila naik tangga. Pada anamnesis,
diketahui bahwa masalah ini timbul sekitar tiga tahun yang lalu dan
bertambah buruk. Pada pemeriksaan, keadaan pasien terlihat sehat, namun con-
junctiva dan bibir lebih pucat dari normal. Pasien diduga menderita anemia.
Sistem kardiovaskular dan respirasi normal. Pada anamnesis lebih lanjut dike-
tahui bahwa ia sering mengeluarkan feces yang berdarah dan konstipasi,
Pada pemeriksaan dengan jari pada canalis analis tidak ditemukan kelainan
selain adanya lendir berdarah pada sarung tangan. Pada pemeriksaan prok-
toskopi ditemukan adanya tiga buah benjolan pada tunica mucosa canalis analis
yang menonjol ke dalam lumen pada posisi jam 3, 7, dan 1'l (pasien dalam posisi
litotomi). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan sel darah merah lebih rendah
dari normal, dan jumlahnya kurang dari normal; kadar hemoglobin juga rendah.
Diagnosisnya adalah anemia hipokromik mikrositik sekunder akibat perdarahan
hemoroid interna.
Kesulitan bernafas pada pasien ini disebabkan oleh anemia berat. Hemoroid
merupakan dilatasi cabang-cabang vena rectalis superior di dalam dinding canalis
analis. Abrasi hemoroid yang berulang oleh feces yang keras mengakibatkan
perdarahan dan hilangnya darah. Tanpa pengetahuan anatomi mengenai posisi
venae di dalam canalis analis, dokter tidak akan mampu membuat diagnosis.

381
, . 1,

DAFT' AR IS.I..BA.B
ll,,'
,.-".; , ,.

.:,:l
Anatomi Dasar 382 Ejakulasi3gT 403 ,, .
Definisi Perineum SgZ lJrethra Masculina3gT '[rigonum Ahalis ,,

Anus 4O3
Diaphragma PelvisBS2
lsi Trigonum Analis 382
. lsi Trigonum Urogenitalis
r, Trigonum Urogenitatis Lafi-taki+Og
pada Perempuan 397
Canalis Anatis384 Scrotum 405
, ,;.DefekaAi 389,,, , i ,. tsi Spatium Super-ficiate
Perinei
Fossa lschioanali's S89 pada Perempuan 398 Epididymis 405
Trigonum Urogenitalis 389 lsi Spatium Prolundum Ferihei Trigonum Urogenitalis
Fascia Superticialis 389 :, .. pada lerempuail g9B, : ',
Perempuan 40S
; Spatiin'Sup,erticiale Perihei g9O EreksiClitoris 398 Vulva 405
, D.ihphiagn'e Uiotgtbhitategpo Orgasme pada Perempuan 3g8 .. Muara Saluran Glandulae
lsi Trigonum Urogenitalis Urethra Feminina3gg Vestibutares Majores 4OS
Laki-laki 391 Vagina 400 Catatan Klinik 405
Penis 392 Vulva 401 Pemecahan Masalah Klinik 414
Scrotum 3gB ,.,Anatomi Radiogralik 492: ,.::,'1; , ,-; Jawaban Masalah Klinik 415
tsi Spatium Superficiale perinei Anatomi Permukaan 402 Tipe SoalUJlan Negara 416
pada Laki-taki 394
-,
Symphysis Pubida 402 ,, l Jawaban Soal Ujian Negara 417
lsi Spatiumprofundum Perinei
pada Lakilaki 396
:Os Ooccygis 403,
Tuber lschiadicum
, r,., r:.., r.:,,,,,
403
Ereksi Penis 396

SASARAN BELAJAR
. f
nfeksi, ce-dera; dan prolapsus yang,rnengenai canalis Tujuan bab ini adalah merangkum seluruh penge,
analis, urethra, dan genitalia externa perempuan meru- tahuan anatomi yang relatif diperlukan untuk masatah
pakan masalah yang sering ditemui oleh dokter. Ob- klinik di atas. Karena turunnya testis dan struktur scrotum
struksi urethra, ruptura traumatika urethra penis, serta berh-ubungan dehgan perkembangan Canalis analis,
infeksi epididymis dan testis sering ditemukan pada maka perlu untuk melihat kembali bagian yang telah di-
laki-laki: ,' . r. '
i, uraikah secara,rinci pada Bab 4, ,1,, r ',

ANATOMI DASAR cia yang meliputinya (Cambar B-1). Diaphragma ini


tidak komplet di anterior untuk memungkinkan le-
watnya urethra pada laki-laki dan urethra beserta va-
Definisi Perineum gina pada perempuan. (Untuk rincinya lihat Bab 6).

Cavitas pelvis dibagi dua oleh diaphragma pelvis men-


jadi cavitas pelvis utama di sebelahatas dan perineum
di sebelah bawah (Cambar B-1). Bila dilihat dari bawah lsi Trigonum Analis
dengan tungkai atas abduksi, perineum berbentuk
belah ketupat dan di anterior dibatasi oleh symphysis Trigonum analis dibatasi di belakang oleh ujung os
pubica, di
posterior oleh ujung oc coccygis, dan di coccygis, sisi-sisinya oleh tuber ischiadicum dan liga-
lateral oleh tuber ischiadicum (Cambar B-2). mentum sacrotuberale, tumpang tindih dengan batas
musculus gluteus maximus (Cambar B-3). Anus atau
DIAPHRAGMA PELVIS lubang bawah canalis analis terletak di garis tengah,
dan di samping kanan dan kiri anus terdapat fossa
Diaphragma pelvis dibentuk oleh musculus levator ani ischioanalis, Kulit disekitar anus dipersarafi oleh ner-
yang penting, musculus coccygeus yang kecil, dan fas- vus rectalis (haemorrhoidalis) inferior. pembuluh limf

382
ANATOMI DASAR 383

ligamentum
sacrotuberale
spina ischiadica

Regio cavitas
rongga pelvis
utama

M. coccygeus

M. levator ani
canalis
obturatorius
tempat lewat
A., V, N,
obturatorius

regio perineum

M. obturator internus

Gambar 8-1. Setengah bagian kanan pelvis memperlihatkan musculi yang membenluk lantai pelvis.
Perhatikan bahwa musculus levalor ani dan musculus coccygeus beserta fascia yang meliputinya
membentuk diaphragma pelvis. Perhatikan juga bahwa regio cavitas pelvis utama terletak di atas
diaphragma pelvis dan regio perinealis terletak di bawah diaphragma pelvis.
trigonum urogenitale

trigonum analis

Gambar 8-2. Perineum berbeniuk wajik yang dibagi oleh garis


putus-putus menjadi trigonum urogenitale dan lrigonum analis.
384 BAB B: Perineum
symphysis pubis

corpus perinealis
lig. subpubicum

ramus inferior pubis


tuberositas ischii

diaphragma urogen italis


a. rectalis inferior
sphincter ani externus

corpus anococcYgealis
m. levator ani

ujung'os coccygis n. rectalis inferior

I ig. sacrotuberosum
m. gluteus maximus

#
lw
Gambar 8-3. Trigonum analis dan trigonum urogenitalis pada laki-laki dilihat dari bawah

kulit mengalirkan cairan limf ke kelompok medial nodi Pada perempuan, di anterior berhubungan dengan
inguinales super{iciales corpus perineale, diaphragma urogenitale, dan bagian
bawah vagina (Cambar B-4).
CANALIS ANALIS
Lokasi dan Deskripsi Struktur
Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis ber-
Panjang canalis analis kurang lebih 1l inci (4 cm),
berjalan ke bawah dan belakang dari ampulla recti asal dari endoderm usus belakang (hindgut) (Cambar
sampai anus (Cambar B-4). Kecuali saat defekasi, B-7). Tunica mucosa ini mempunyai struktur anatomi
dinding lateral canalis analis dipertahankan saling yang penting, sebagai berikut:
berdekatan oleh musculus levator ani dan musculus 1. Dibatasi oleh epitel selapis kolumnar.
sphincter ani.
2. Mempunyai lipatan vertikal yang dinamakan
Hubungan columnae anales dan dihubungkan satu sama lain
pada ujung bawahnya oleh plicae semilunares
o Ke posterior: Di posterior berhubungan dengan yang dinamakan valvulae anales (sisa membrana
corpus anococcygeum, massa jaringan fibrosa yang proctodeum) (Cambar B-5 dan 8-6).
terletak di antara canalis analis dan os coccygis 3. Persarafannya sama seperti persarafan mucosa
(Cambar 8-4). rectum dan berasal dari saraf otonom plexus hypo-
r Ke lateral: Di lateral berhubungan dengan oleh fossa gastricus. Mukosanya hanya peka terhadap regang-
ischioanalis yang berisi lemak (Cambar B-5). an (Cambar 8-Z).
o Ke anterior: Pada laki-laki di anterior berbat"asan 4. Pendarahan canalis analis berasal dari arteria yang
dengan corpus perineale, diaphragma urogenitale, mendarah i usus belakang, yaitu arteria rectalis
urethra pars membranacea, dan bulbus penis superior, sebuah cabang dari arteria mesenterica
(Gambar 8-4). inferior (Cambar B-7). AIiran darah vena terutama
ANATOMI DASAR 385

vestca unnafla

lvl. puborectalis

corpus anococcygeum

urethra pars spongiosa canalis analis

corpus penrs valvula analrs

preputium

fossa terminalis

orificium urethrae externus

vestca unnana

canalis analis

corpus perineale

Gambar 8-4. Potongan sagital pelvis laki-laki dan perempuan.


386 BAB 8: Perineum

V. rectalis superior

plica transversa recti inferior

Stratum longitudinale V rectalis media

M. obturator internus
N. pudendus
M. levator ani

A., V. pudenda interna


canalis pudendus

M. sphincter
ani externus

an us
lemak di dalam collumna analis
fossa ischiorectalis valvula analis M. sphincter ani internus

Gambar 8-5. Potongan coronal pelvis dan perineum, memperlihatkan aiiran vena canalis analis

stratum stratum

columna analis
levator ani

stnus analis
puborectalis

Panjang canalis
analis I 1/2 inci
valvula analis M. sphincter ani

pars profundus

Iinea pec
i,
j.\
J
M. sphincter
ani extemus
pars profundus

planum
i ntersph i ncteri ca

M. sphincter ani

Gambar 8-6. Potongan coronal canalis canalis, memperlihatkan struktur anatomi membrana mucosa secara rinci sena susunan
musculus sphincter ani inlernus dan externus. Perhatikan bahwa istilah linea pectinea (garis di bawah valvula analis) dan pecten (daerah
peralihan antara kulit dan membrana mucosa) kadang-kadang digunakan oleh para dokter.
ANATOMI DASAR 387

A. rectalis superior
epitel kolumnar peka terhadap regangan

entoderm

nodi lymphoidei Pararectales .

di sepanjang A rectalis superlor


\o
-

V. rectalis inferior

M. puborectalis

profundus

os coccygls

corous
andcoccygealis
corpus perineale

canalis analis

yang meliputinya (A)' suplai


Gambar 8-7. Setengah bagian atas dan bawah canalis analis, mempertihatkan asal embriologi dan epitel
musculus sphincter
arteria (B), aliran vena (c), d"an aliran lim{enya (D). E. Susunan serabut otot musculus puborectalis dan bagian-bagian
ani externus (sangat skematik).
388 BAB B: Perineum

oleh vena rectalis superior, sebuah cabang dari Kedua pars puborectalis musculus levator ani ber-
vena mesenterica inferior, dan vena porta (Cambar gabung dengan pars profunda musculus sphincter ani
B_s). externus (Cambar B-5,8-6, dan 8-Z). Serabut musculus
5. Aliran limfatik terutama ke atas di sepanjang arteria puborectalis pada kedua sisi membentuk sebuah
rectalis superior menuju ke nodi rectales superiores Iengkung, yang di depan melekat pada kedua os pubis
dan akhirnya ke nodi mesenterici inferiores (Cam- dan berjalan di sekeliling junctio anorectalis, menarik
bar 8-7). junctio ke depan sehingga canalis analis dan rectum
membentuk sudut yang tajam (Cambar B-7).
Tunica mucosa setengah bagian bawah canalis Stratum longitudinale tunica muscularis canalis
analis berasal dari ektoderm proctodeum. Bagian ini
analis melanjutkan diri ke atas sebagai stratum longitu-
mempunyai struktur anatomi penting berikut ini:
dinale tunica muscularis rectum. Otot tersebut mem-
1. Dibatasi oleh epitel berlapis gepeng yang secara bentuk selubung utuh di sekitar canalis analis dan turun
bertahap bergabung dengan epidermis perianal di ke bawah pada batas di antara musculus sphincter ani
anus (Cam.bar B-7). internus dan externus. Sebagian stratum longitudinal
2. Tidak mempunyai columnae anales (Cambar 8-6). melekat pada tunica mucosa canalis analis, sedangkan
3. Persarafan berasal dari saraf somatik nervus rectalis lainnya berjalan ke Iateral ke dalam fossa ischioanalis
inferior sehingga peka terhadap rasa nyeri, suhu, atau melekat pada kulit perianalis (Gambar B-5).
raba, dan tekan (Cambar 8-3 dan 8-Z). Pada perbatasan di antara rectum dan canalis analis
4. Suplai arteria berasal dari arteria rectalis inferior, (junctio anorectalis) (Cambar B-7), musculus sphincter
cabang dari arteria pudenda interna (Gambar 8-3). ani internus, musculus sphincter ani externus pars
Aliran darah vena oleh vena rectalis inferior, cabang profunda, dan musculus puborectalis membentuk
vena pudenda interna yang mengalirkan darahnya ke cincin yang disebut cincin anorectalis dan dapat diraba
vena iliaca interna (Cambar B-5 dan B-Z). pada pemeriksaan rektal.
5. Aliran limf berjalan ke bawah menuju ke nodi
superomediales dari nodi inguinales superficiales Pendarahan
(Cambar 8-Z).
Arleriae
Pecten ossis pubis menunjukkan tempat pertemuan Arteria rectalis superior mendarahi setengah bagran
setengah bagian atas dengan setengah bagian bawah atas canalis analis dan arteria rectalis inferior menda-
canalis analis (Cambar 8-6). rahi setengah bagian bawahnya (Cambar 8-Z).

Tunica muscularis Venae


Seperli pada bagian atas tractus intestinalis, tunica mus- Setengah bagian atas dialirkan oleh vena rectalis su-
cularis terbagi atas stratum longitudinale di bagian luar perior ke vena mesenterica inferior dan setengah ba-
dan stratum circulare di bagian dalam (Cambar 8-5). gian bawah dialirkan oleh vena rectalis inferior ke vena
pudenda interna. Anastomosis venae rectales memben-
Musculi sphincter ani tuk anastomosis portal-sistemik yang penting.
Canalis analis mempunyai musculus sphincter ani
internus yang bekerja secara involuntar dan musculus Aliran Limf
sphincter ani externus yang bekerja secara voluntar. Cairan Iimfe dari setengah bagian atas canalis analis
Musculus sphincter ani internus dibentuk oleh pe- dialirkan ke nodi rectales superiores dan nodi mesen-
nebalan otot polos stratum circulare pada ujung atas terici inferiores. Cairan limf dari setengah bagian ba-
canalis analis. Musculus sphincter ani internus diliputi wah canalis analis dialirkan ke nodi superomediales
oleh lapisan otot lurik yang membentuk musculus nodi inguinales superficiales (Cambar B-Z).
sph i ncter ani externus vol untar (Gambar 8-5, A6, dan B-7).
Musculus sphincter ani externus dapat dibagi men- Persarafan
jadi tiga bagian:
Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis
1. Pars subcutanea, mengelilingi ujung bawah cana- peka terhadap regangan dan dipersarafi oleh serabut-
lis analis dan tidak melekat pada tulang. serabut sensorik yang berjalan ke'atas melalui plexus
2. Pars superficialis, bagian belakang melekat pada hypogasctricus. Setengah bagian bawah canalis analis
os coccygis dan bagian depan pada corpus peri- peka terhadap nyeri, suhu, dan raba serta dipersarafi
neale. oleh nervus rectalis inferior. Musculus sphincter ani
3. Pars profunda, mengelilingi ujung atas canalis ana- internus involuntar dipersarafi oleh serabut simpatis
lis dan tidak melekat pada tulang. dari plexus hypogastricus inferior. Musculus sphincter
ANATOMI DASAR 389

ani externus voluntar dipersarafi oleh nervus rectalis ischiadicum majus (Cambar 8-8). Setelah berjalan se-
inferior, cabang nervus pudendus (Cambar B-3), dan bentar di regio glutea extremitas inferior, neryus pu-
ramus perinealis nervus sacralis keempat. dendus ini masuk ke perineum melalui foramen is-
chiadicum minus. Kemudian berjalan ke depan di
DEFEKASI dalam canalis pudendalis dan melalui cabang-cabang-
nya mempersarafi musculus sphincter ani externus dan
Waktu, tempat, dan frekuensi defekasi merupakan sua-
otot-otot serta kulit perineum.
tu kebiasaan. Beberapa orang defekasi sekali sehari,
beberapa orang beberapa kali sehari, dan beberapa Gabang-cabang
orang yang normal juga beberapa hari sekali. 'l
Keinginan untuk defekasi dimulai dari perangsang- . Nervus rectalis inferior. Nervus ini berjalan ke me-
an reseptor regangan di dalam dinding rectum oleh dial melalui fossa ichioanalis dan mempersarafi
adanya feces di dalam lumen rectum. Kegiatan de- musculus sphincter ani externus, tunica mucosa
fekasi melibatkan refleks koordinasi yang mengakibat- setengah bagian bawah canalis analis, dan kulit
kan pengosongan colon descendens, colon sigmoi- perianal (Cambar B-3).
deum, rectum, dan canalis analis. Kegiatan ini dibantu 2. Nervus dorsalis penis (atau clitoris). Nervus ini di-
oleh peningkatan tekanan intra abdominal dengan distribusikan ke penis (atau clitoris) (Cambar 8-8).
kontraksi otot dinding anterior abdomen. Selanjutnya, 3. Nervus perinealis. Saraf ini mempersarafi otol-otot
kontraksi tonik musculus sphincter ani internus, mus- pada trigonum urogenitalis (Gambar B-B) dan kulit
culus sphincter ani externus, dan jgga musculus pubo- permukaan posterior scrotum (atau labia majora).
rectalis dihambat secara voluntar, dan feces dikeluar-
kan melalui canalis analis. Tergantung pada kelemasan Arteria pudenda interna
tela submucosa, tunica mucosa bagian bawah canalis Arteria pudenda interna merupakan cabang aderia
analis menonjol melalui anus mendahului massa feces. iliaca interna. Arteria pudenda internum keluar dari
Pada akhir dafekasi, tunica mucosa kembali ke canalis pelvis melalui foramen ischiadicum majus dan masuk
anal is akibat ton us serabut-serabut longitud i nal d i nd i ng ke perineum melalui foramen ischiadicum minus.
canalis analis sefia kontraksi dan penarikan ke atas oleh
musculus puborectalis. Kemudian lumen canalis analis Cabang-cabang
yang kosong ditutup oleh kontraksi tonik musculus
1. Arteria rectalis inferior, Pembuluh ini mendarahi
sphincter ani.
untuk setengah bagian bawah canalis analis (Cam-
bar 8-3).
FOSSA ISCHIOANALIS
2. Cabang-cabang yang menuju ke penis pada laki-
Fossa ischioanalis adalah ruang berbentuk wajik yang laki dan labia serta clitoris pada perempuan.
terletak di kanan dan kiri canalis analis (Cambar B-5).
Dasar fossa terletak superficial dan dibentuk oleh kulit. Vena pudenda interna
Pinggir fossa dibentuk oleh per- temuan dinding lateral Vena pudenda interna menerima cabang-cabang yang
dan medial. Dinding medial dibentuk oleh lereng mus- senama dengan cabang-cabang aderia pudenda interna.
culus levator ani dan canalis analis. Dinding lateral di-
bentuk oleh bagian bawah musculus obturator inter-
nus, ditutupi oleh fascia pelvis. Trigonum Urogenitalis
Bagian depan trigonum urogenitalis dibatasi oleh arcus
lsi Fossa pubicus dan bagian lateral oleh tuber ischiadicum
Fossa ischioanalis diisi oleh lemak padat yang menyo- (Cambar B-3).
kong canalis analis sehingga canalis analis dapat mere-
gang pada saat defekasi. Nervus pudendus dan arteria, FASCIA SUPERFICIALIS
vena pudenda interna tertanam di dalam canalis fas- Fascia superficialis trigonum urogenitalis dapat dibagi
cialis, disebut canalis pudendalis, yang terletak pada menjadi panniculus adiposus dan stratum membranosum.
dinding lateral fossa ischioanalis, di sisi medial tuber . Panniculus adiposus (fascia Camperi) melanjutkan
ischiadicum (Cambar 8-5 dan B-8). Arteria, vena, dan diri sebagai corpus adiposum fossae ischioanalis
nervus rectalis inferior berjalan melalui fossa ischio- (Cambar B-9) dan fascia superficialis paha. Pada
analis untuk mencapai canalis analis. scrotum, lemak diganti oleh otot polos, musculus
dartos (tunica dartos). Musculus dartos berkontraksi
Nervus Pudendus sebagai reaksi terhadap dingin dan mengurangi luas
Nervus pudendus merupakan cabang plexus sacralis permukaan kulit scrotum. (Lihat suhu testis dan
dan keluar dari cavitas pelvis utama melalui foramen fertilitas, Bab 4.)
390 BAB 8: Perineum

N. pudendus

N. perinealis

Nn. scrotales

N. dorsalis penis

Gambar 8-8. Perjalanan dan cabang-cabang nervus pudendus pada laki-laki.

Stratum membranosum (fascia Collesi) di posterior belakang, spatium ini tertutup oleh fusi dinding atas
melekat pada pinggir posterior diaphragma urogenitale dan bawah. Di lateral, kantong ditutup oleh per-
(Cambar B-9) dan di lateral pada pinggir arcus pubicus; Iekatan stratum membranosum fascia superficialis dan
di anterior lapisan ini melanjutkan diri sebagai stratum diaphragma urogenitale pada pinggir arcus pubicus
membranosum fascia superficialis dinding anterior ab- (Cambar B-10 dan 8-15). Di anterior, spatium ini ber-
domen (fascia Scarpae). Fascia ini melanjutkan diri ke hubungan bebas dengan ruang potensial yang terletak
penis (atau clitoris) sebagai selubung tubular (Cambar antara fascia superficialis dinding anterior abdomen
B-13). Pada scrotum (labium majus pudendi)fascia ini dan otot anterior abdomen.
membentuk suatu lapisan yang terpisah (Cambar 8-9). lsi spatium superficiale perinei pada laki-laki dan
perempuan dibicarakan setelah ini.
SPATIUM SUPERFICIALE PERINEI
Spatium superficiale perinei di bagian bawah di- batasi DIAPHRAGMA UROGENITALE
oleh stratum membranosum fascia superficialis dan di Diaphragma urogen itale adalah d iaph ragma m uscu lo-
atas oleh diaphragma urogenitale (Cambar S-9). Di fascialis berbentuk segitiga yang terietak di bagian ante-
ANATOMI DASAR 391

lapisan membranosa fascia superfisialis Ifascia scarpa]

lapisan lemak fascia superf icialis

diaphragma urogenitalis

lemak dalam fossa ischiorectalis


kantung perineal Profunda
kantu ng perineal superf isial corpus perineal is

fascia colles lamina superior fascia


diaphragma urogenitalis

m. dartos (*'

lam ina inf eri or fasciae diaphragma u rogenital is


sc rotu m

Gambar 8-9. Susunan lascia superficialis pada trigonum urogenitalis. Perhatikan spatium superficiale perinei dan spatium prolundum
perinei.

rior perineum dan mengisi celah arcus pubicus lateral Iapisan fascia melekat pada arcus pubicus.
(Cambar 8-9, 8-10, dan 8-1 5). Diaphragma ini dibentuk Ruang tertutup yang terletak di antara kedua lapisan
oleh musculus sphincter urethrae dan musculus trans- tersebut dikenal sebagai spatium profundum perinei
versus perinei profundus yang terletak di antara fascia (Cambar 8-9, B-10, dan 8-15).
superior diaphragmatis urogenitalis dan fascia inferior Isi spatium profundum perinei pada laki-laki dan
d iaphragmatis urogen ital is. fascia i nferior d iaph ragma- perempuan akan dibicarakan pada bagian selanjutnya.
tis urogenitalis sering disebut sebagai membrana perinei.
Di anterior kedua lapisan fascia bersatu dan meng-
hasilkan suatu celah kecil di bawah symphysis pubica. lsi Trigonum Urogenitalis Laki-laki
Di posterior, kedua lapisan fascia bergabung satu sama
lain dan juga dengan stratum membranosum fascia Pada laki-laki trigorium urogenitalis berisi penis dan
super- ficialis dan corpus perineale (Cambar B-9). Di scrotum.
392 BAB 8: Perineum

m. levator ani
fascia pelvis m. obturatorius internus

m. sphincter
u reth rae

lamina superior
fascia diaphragma n. dorsalis penis
u roge n ita I is

urethra pars membranacea

a. crus (a. profunda penis)


lamina inferior
fascia diaphragma a. bu lbus
urogenilalis

c rus pen is
m. ischiocavernosus

glandu la bu lbou rethral is


L.r bulbus urethrae
:'r'\'
m. bu lbospongiosus

lapisan membranosa
kulit sisi medial paha fascia superficialis

fascia femoralis profundus

Gambar 8-10, Potongan coronal pelvis laki-laki, memperlihatkan proslata, diaphragma urogenitale, dan isi
spatium superficiale perinei.

PENIS mendekati dan di bagian dorsal corpus penis terletak


Lokasi dan Deskripsi berdampingan membentuk corpus cavernosum penis
(Gambar 8-12 dan B-1 3).
Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan
corpus yang tergantung bebas (Cambar 8-4 dan 8-1 2). Corpus Penis

Radix Penis Corpus penis pada hakekatnya terdiri atas tiga jaringan
erektil yang diliputi sarung fascia berbentuk tubular
Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil (fascia Buck). Jaringan erektil dibentuk dari dua cor-
yang dinamakan bulbus penis dan crus penis dextra pora cavernosa penis yang terletak di dorsal (saling
dan sinistra (Cambar 8-1 1, B-1 2, dan B-1 3). Bulbus pe- berhubungan satu dengan yang lain) dan satu corpus
nis terletak di garis tengah dan melekat pada permuka- spongiosum penis yang terletak pada permukaan
an bawah diaphragma urogenitale. Bulbus penis ventralnya (Cambar 8-'12 dan B-13). Pada bagian distal
ditembus oleh urethra dan permukaan luarnya dibung- corpus spongiosum penis melebar membentuk glans
kus oleh musculus bulbospongiosus. Masing-masing penis yang meliputi ujung distal corpora cavernosa
crus penis melekat pada pinggir arcus pubicus dan penis. Pada ujung glans penis terdapat celah yang
permukaan luarnya diliputi oleh musculus ischiocaver- merupakan muara urethra disebut ostium urethrae
nosus. Bulbus melanjutkan diri ke depan sebagai cor- externum.
pus penis dan membentuk corpus spongiosum penis Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti
(Cambar 8-1 1). Di anterior kedua crus penis saling kerudung yang menutupi glans penis. Preputium dihu-
ANATOMI DASAR 393

bungkan dengan glans penis oleh lipatan yang terdapat Persarafan


tepat di bawah muara urethra dan dinamakan fre- Persarafan berasal dari nervus pudendus dan plexus
nulum preputii. pelvicus.
Corpus penis disokong oleh dua buah kondensasi
fascia profunda yang berjalan ke bawah dari Iinea alba
dan symphysis pubica untuk melekat pada fascia penis. SCROTUM
Lokasi dan Deskripsi
Pendarahan
Scrotum merupakan kantong kulit yang terletak di
Arteriae bagian bawah dinding anterior abdomen dan berisi
Corpora cavernosa penis diperdarahi oleh arteria pro- testis, epididymis, dan ujung bawah funiculus sper-
funda penis (Gambar B-1 3); corpus spongiosum penis maticus (lihat Cambar 4-16 dan Bab 4).
diperdarahi oleh arteria bulbi penis. Sebagai tambahan Dinding scrotum terdiri atas lapisan-lapisan sebagai
ada arteria dorsalis penis. Semua afteriae di atas adalah berikut: (1) kulit, (2) fascia superficialis (musculus
cabang dari arteria pudenda interna. dartos yang merupakan otot polos menggantikan
panniculus adiposus dinding anterior abdomen, dan
Venae fascia Scarpae (stratum membranosum) di daerah ini
disebut fascia Collesi), (3) fascia spermatica externa
Venae bermuara ke vena pudenda interna. yang berasal dari aponeurosis musculus obliquus
abdominis externus, (4) fascia cremasterica yang
Aliran Limf berasal dari aponeurosis musculus obliquus abdominis
Cairan limf kulit penis dialirkan ke nodi superomedialis internus, (5) fascia spermatica interna yang berasal dari
dari nodi inguinales superficiales. Struktur profunda fascia transversalis, dan (6) tunica vaginalis. Scrotum
penis mengalirkan cairan limfnya ke nodi iliaci interni. merupakan kantong yang tertutup yang meliputi

v. dorsalis penis profundus

corpus cavernosum

corpus sponqiosum

crus penrs

m, bulbospongiosus

corpus perinealis

diaphragma u rogenitalis
sphincter ani externus

bu lbus penis
m. gluteus maximus

m. transversus perinel m. levator ani


su per f ic ia lis

Gambar 8-11. Radix penis dan otot-otot perineum.


394 BAB B: Perineum

V. dorsalis profunda
penrs

N. dorsalis penis

A. dorsalis penis

membrana perinealis
crus penrs

Nn. scrotales posleriores corpora cavernosa

V. dorsalis profunda penis


corpus spongiosum

corona penis
glans penis

meatus urethrae externus

Gambar 8-12. Radix penis dan corpus penis.

permukaan anterior, medial, dan lateral masing-masing limf daritestis dan epididymis berjalan ke atas didalam
testi s. funiculus spermaticus dan bermuara ke nodi lymphoi-
Kerena struktur scrotum/ descensus testiculorum, dei lumbales (paraaortici) setinggi vertebra lumbalis
dan pembentukan canalis inguinalis saling berhubung- pertama. Hal ini disebabkan oleh karena selama per-
an, maka hal ini diuraikan secara rinci pada Bab 4. kembangannya, testis bermigrasi dari dinding posterior
abdomen bagian atas, turun ke bawah melalui canalis
Pendarahan inguinalis, dan masuk ke dalam scrotum sarirbil mena-
Plexus subcutaneus dan anastomosis arteriovenosa rik pembuluh darah dan limfnya.
menyebabkan suhu turun dan keadaan ini memban- tu
mengontrol temperatur lingkungan di sekitar testis. Persarafan
Permukaan anterior scrotum diurus oleh nervus ilio-
Arteriae
inguinalis dan ramus genitalis nervus genitofemoralis;
Arteriae pudenda externa dari arteriae femoralis dan dan permukaan posterior diurus oleh cabang nervi
rami scrotales afteriae pudenda interna. perinealis dan nervus cutaneus femoris posterior.

Venae
ISI SPATIUM SUPERFICIALE PERINEI
Venae mengikuti arterie yang senama. PADA LAKI.LAKI

Aliran Limf Spatium superficiale perinei berisi struktur yang


membentuk radix penis disertai otot-otot yang melipu-
Cairan limf dinding scrotum dialirkan ke nodi supero- tinya, yaitu musculus bulbospongiosus dan musculus
medialis dari nodi inguinales superficiales. Pembuluh ischiocavernosus (Cambar B-1 1). Musculus bulbospo-
ANATOMI DASAR 395

V. dorsalis superflcialis Penis

A. dorsalis superficialis penis


V. dorsalis penis

A. dorsalis penis
lapisan membranosa
fascia superficialis A. profunda penis

fascia profunda corpus cavernosum


( fascia Buck)

A
corpus spongrosum

corpus cavernosum

crus sinistrum

crus dextrum

urethra pars
membranosa glans penis

fossa terminalis

lipatan membrana
mucosa

corpus spongiosum

muara glandula urethra

Gambar 8-13. Penis. A, B. Tiga corpus erektil,yang terdiri dari dua corpora cavernosa dan satu corpus
spongiosum dengan glans penis. C. Saluran urethra pars spongiosa dibuka untuk memperlihatkan lipatan
membrana mucosa dan muara kelenjar di bagian atas urethra.

ngiosus terletak di kanan dan kiri garis tengah (Cambar Musculi Transversus Perinei Superficiales
B-11) dan meliputi bulbus penis dan bagian posterior Musculi transversus perinei superficiales terletak pada
corpus spongiosum penis. Fungsinya adalah menekan bagian posterior spatium superficiale perinei (Cambar
urethra pars spongiosa dan mengosongkan sisa urine B-1 1). Masing-masing otot berorigo pada ramus ossis
atau semen. Serabut-serabut anterior juga menekan ischii dan berinsersio pada corpus perineale. Fungsi
vena dorsalis penis sehingga menghambat aliran vena otot-otot ini untuk memfiksasi corpus perineale pada
dari jaringan erektil dan membantu proses ereksi penis. pertengahan perineum.

Musculus lschiocavernosus
Persarafan
Musculus ischiocavernosus meliputi crus penis pada
masing-masing sisi (Cambar B-11). Fungsi otot ini me- Semua otot-otot pada spatium superficiale perinei di-
nekan crus penis dan membantu proses ereksi penis. persarafi oleh nervus perinealis cabang nervi pudendi.
396 BAB B: Perineum

Corpus Perineale bermuara ke urethra pars spongiosa. Sekretnya dike-


Corpus perineale merupakan massa kecil jaringan ikat luarkan ke urethra sebagai akibat stimulasi erotik.
yang melekat pada pertengahan pinggir posterior dia-
phragma urogenitale (Cambar B-9 dan B-1'l). Corpus Musculi Transversus Perinei profundi
ini berperan sebagai tempat perlekatan otot-otot beri- Musculi transversus perinei profundi terletak posterior
kut ini: (/) musculus sphincter ani externus , (2) mus- terhadap musculus sphincter urethra. Masing-masing
culus bulbospongiosus, dan (3) musculus transversus otot berorigo ramus ossis dan berjalan ke medial untuk
perinei superficial is. berinsersio pada corpus perineale. Otot ini tidak
penting untuk klinik.
Nervus perinealis cabang Nervi pudendi
Nervus perinealis cabang nervi pudendi masing-masing Arteria Pudenda Interna
berakhir pada spatium super-ficiale perinei sebagai saraf Arteria pudenda interna (Cambar 8-'l 0) dextra dan si-
yang mempersarafi otot dan kulit (Cambar g-B). nistra masuk ke spatium profundum perinei, berjalan
ke depan, dan bercabang menjadi (/) arteria bulbi
ISI SPATIUM PROFUNDUM PERINEI penis; (2)'arteria profunda penis untuk kedua crura
PADA LAKI.LAKI penis; dan (3) arteria dorsalis penis yang mendarahi
Spatium profundum perinei berisi alat-alat berikut ini: kulit dan fascia penis.
(/) urethra pars membranacea, (2) musculus sphincter
urethrae, (3) glandula bulbourethralis, (4) musculus Nervus Dorsalis Penis
transversus perinei profundus, (5) arteria dan vena pu- Nervus dorsalis penis masing-masing sisi berjalan ke
denda interna dan cabang-cabangnya, serla (6) nervus depan melalui spatium profundum perinei dan mem-
dorsalis penis. persarafi kulit penis (Cambar B-10),

Urethra Pars Membranacea EREKSI PENIS


Panjang urethra pars membranacea kurang lebih
linci
(1,3 cm) dan terletak di dalam diaphragma urogenitale,
Ereksi pada laki-laki terjadi secara bertahap sebagai
akibat berbagai stimulasi seksual. penglihatan, suara,
dikelilingi oleh musculus sphincter urethrae. Urethra bau, dan rangsangan psikis lainnya yang kemudian
pars membranacea melanjutkan diri ke atas sebagai diperkuat oleh rangsangan rabaan langsung pada kulit
urethra pars prostatica dan ke bawah sebagai urethra tubuh pada umumnya dan kulit kelamirr menye-
pars spongiosa. Bagian ini merupakan bagian urethra babkan stimulus aferen yang kuat pada sistem saraf
yang paling pendek dan paling ridak dapat dilebarkan pusat. lmpuls eferen berjalan turun ke medulla spinalis
(Cambar B-10). menuju sistem parasimpatis pada segmen sacralis
kedua, ketiga, dan keempat. Serabut-serabut pregang-
Musculus Sphincter Urethrae Iion parasimpatis masuk ke plexus hypogastricus
Musculus sphincter urethrae mengelilingi urethra di inferior dan bersinaps pada neuron postganglionik.
dalam spatium profundum perinei. Berasal dari arcus Serabut-serabut postganglionik mengikuti perjalanan
pubicus dextra dan sinistra lalu berjalan ke medial arteria pudenda interna dan didistribusikan sepanjang
untuk mengelilingi urethra (Cambar 8-10). percabangannya, yang masuk ke jaringan erektil pada
radix penis. Kemudian terjadi vasodilatasi arteria, yang
Persarafan menimbulkan peningkatan aliran darah yang hebat ke
dalam ruangan yang terdapat di dalam.jaringan erektil.
Nervus perinealis cabang nervi pudendi. Corpora cavernosa dan corpus spongiosum penis
membesar karena terisi darah, dan menekan aliran
Fungsi vena terhadap fascia yang meliputinya. Dengan cara
Otot ini menekan urethra pars membranacea dan
ini, aliran keluar darah dari jaringan erektil dihambat
relaksasi selama miksi. Otot lni merupakan alat untuk sehingga tekanan interna meningkat dan tetap diper-
menghentikan miksi secara voluntar. tahankan dalam keadaan demikian. Dengan demikian
panjang dan diameter penis bertambah besar dan di-
Glandula Bulbourethralis sebut berada dalam posisi ereksi.
Bila klimaks rangsangan seksual tercapai dan terjadi
Glandula bulbourethralis merupakan dua kelenjar kecil ejakulasi, atau rangsahgan seksual berhenti atau di-
yang terletak di bawah musculus sphincter urethrae hambat, arteria yang memasok jaringan erektil meng-
(Cambar B-10). Salurannya menembus membrana peri-
alami vasokonstriksi. Penis kembali ke dalam posisi
nei (fascia inferior diaphragmatis urogenitalis) dan flaksid.
ANATOMI DASAR 397

EJAKULASI spongiosum penis (Cambar B-4 dan B-10 sampai 8-12).


Ostium urethrae externum merupakan bagian yang
Selama peningkatan rangsangan seksual yang terjadi tersempit dari seluruh urethra. Bagian urethra yang
selama hubungan seksual, ostium urethrae externum terletak di dalam glans penis melebar membentuk fossa
pada glans penis menjadi basah oleh sekret yang di- navicularis (fossa terminalis) (Cambar B-4). Glandula
hasilkan oleh glandula bulbourethralis. bulbourethralis bermuara ke dalam urethra pars spo-
Cesekan glans penis yang diperkuat oleh rang-
ngiosa distal dari diaphragma urogenitale.
sangan aferen lainnya mengakibatkan rangsangan se-
rabut saraf simpatis yang mempersarafi otot polos
ductus epididymis, ductus deferens kedua sisi, vesicula lsi Trigonum Urogenitalis
seminalis, dan prostata. Otot polos berkontraksi, dan pada Perempuan
spermatozoa beserta sekret vesicula seminalis dan
prostat dikeluarkan ke urethra pars prostatica. Cairan Pada perempuan, trigonum berisi genitalia externa,
ini sekarang bercampur dengan sekret glandula bul- ostium urethrae externum, dan ostium vagina.
bourethralis dan glandula paraurethralis penis dan
kemudian disemprotkan dari urethra pars spongiosa CLITORIS
sebagai akibat kontraksi ritmis musculus bulbospongio-
sus yang menekan urethra. Sementara itu, musculus Lokasi dan Deskripsi
sphincter vesicae berkontraksi dan mencegah refluks Clitoris, yang sesuai dengan penis pada Iaki-laki, ter-
spermatozoa ke dalam vesica urinaria. Spermatozoa letak di anterior pada apex vestibulum vaginae. Struk-
beserta sekret beberapa kelenjar asesoris membentuk turnya sama dengan penis. Clans clitoridis sebagian
cairan seminalis atau semen. tertutup oleh preputium clitoridis.
Pada klimaks rangsangan seksual laki-laki, terdapat
impuls saraf dari sistem saraf pusat. lmpuls berjalan ke Radix Clitoridis
bawah, ke medulla spinalis, menuju ke sistem simpatis
(T1-12). lmpuls saraf yang menuju ke organa genitalia Radix clitoridis terbentuk dari tiga masa jaringan erektil
diduga meninggalkan medula spinalis dari segmen L1 yang dinamakan bulbus vestibuli dan crus clitoridis
dan L2 di dalam serabut preganglionik simpatis. Seba- dextra dan sinistra (Cambar 8-15 dan B-16).
gian besar serabut-serabut ini bersinaps dengan neuron Bulbus vestibuli sesuai dengan bulbus penis, tetapi
postganglionik di dalam ganglia Iumbalis pertama dan karena adanya vagina, bulbus vestibuli terbagi menjadi
kedua. Serabut lai^nnya mungkin bersinaps di dalam dua belahan (Cambar 8-16). Bulbus vestibuli melekat
ganglia trunci sympathici bagian lumbal bawah atau pada permukaan bawah diaphragma urogenitale dan
bagian sacral. Serabut-serabut postganglionik kemu- diliputi oleh musculus bulbospongiosus.
dian menuju ke ductus deferens, vesicula seminalis, Crura clitoridis sesuai dengan crura penis dan di
dan prostata melalui plexus hypogastricus inferior: anterior meniadi corpora cavernosa clitoridis. Masing-
masing tetap terpisah dan diliputi oleh musculus
ischiocavernosus (Cambar 8-'l 6).
URETHRA MASCULINA
Urethra masculina panjangnya sekitar 8 inci (20 cm) Corpus Clitoridis
dan terbentang dari collum vesicae urinaria sampai
ostium urethra externum pada glans penis (Gambar Corpus clitoridis terdiri atas dua buah corpora caver-
8-4). Urethra masculina dibagi menjadi tiga bagian: (/) nosa clitoridis yang diliputi oleh musculus ischio-
pars prostati ca, (2) pars membranacea, dan (3) pars cavernosus. Corpus spongiosum pada perempuan
cavernosa. mempunyai oleh sedikit jaringan erektil yang terletak
dari bulbus vestibuli ke glans clitoridis.
Urethra pars prostatica diuraikan pada halaman
352. Panjangnya 1/o inci (3 cm) dan berjalan melalui
prostat dari basis sampai apexnya (Gambar B-'10). Glans Clitoridis
Bagian ini merupakan bagian yang paling lebar dan Clans clitoridis merupakan jaringan erektil kecil yang
yang paling dapat dilebarkan dari urethra. memayungi corpus clitoridis. GIans ini mempunyai
Urethra pars membranacea panjangnya sekitar lz banyak ujung serabut sensorik. Glans clitoridis seba-
inci (1,25 cm), terletak di dakm diaphragma urogeni- gian ditutupi oleh preputium clitoridis.
tale, dan dikelilingi oleh musculus sphincter urethrae.
Bagian ini merupakan bagian urethra yang paling tidak Pendarahan, Aliran Limf, dan Persarafan
bisa dilebarkan (Gambar 8-10).
Urethra pars spongiosa panjangnya sekitar 6 inci Pendarahan, aliran Limf, dan persarafan sama dengan
(15,75 cm)dan dibungkus di dalam bulbus dan corpus yang terdapat pada penis.
398 BAB 8: Perineum

ISI SPATIUM SUPERFICIALE PERINEI gina; (4) mr-rsculus transversus perinei profundus; (5)
PADA PEREMPUAN arteria, vena pudenda interna beserta cabang-cabang-
Spatium super{iciale perinei berisi struktur yang mem- nya; dan (6) nervus dorsalis clitoridis.
bentuk radix clitoridis dan otot yang meliputinya, yaitu l.lrethra dan vagina diuraikan pada kolom berikut
musculus bulbospongiosus dan musculus ischio- ini dan halaman 400.
cavernosus (Cambar B-1 5 dan B-1 6). Sphincter urethrae dan musculi transversus perinei
profundi diuraikan pada halaman 396. Arteria dan
Musculus Bulbospongiosus vena pudenda interna serta nervus dorsalis clitoridis
rnempunyai susunan yang sama seperli struktur yang
Musculus bulbospongiosus mengelilingi ostium vagi- sama pada Iaki-laki.
nae dan meliputi bulbus vestibuli. Serabut-serabutnya Ringkasan otot perineum, persarafannya, dan fung-
berjalan ke depan dan melekat pada corpora cavernosa sinya diberikan pada l'abel B-.1.
clitoridis. Musculus bulbospongiosus mengurangi
ukuran ostium vaginae dan menekan vena dorsalis EREKSI CLITORIS
clitoridis profunda, dengan demikian membantu me-
Rangsangan sel<sual menghasilkan pembesaran jaring-
kanisme ereksi clitoris.
an erektil di dalam clitoris dengan cara yang tepat sama
dengan yang terjadr pada Iaki-laki.
Musculus lsch iocavernosus
Musculus ischiocavernosus pada masing-masing sisi ORGASME PADA PEREMPUAN
meliputi crus clitoridis. Kontraksi otot ini membantu
Seperti pada Iaki-laki, rangsangan penglihatan, pen-
menyebabkan ereksi clitoris.
dengaran, penciuman, perabaan, dan rangsangan psi-
Musculi Transversus Perinei Superficiales kis lainnya menimbulkan intensitas rangsangan sek-
sual. Selama proses ini, dinding vagina menjadi basah
Musculi transversus perinei super{iciales mempunyai oleh transudasi cairan dari tunica mucosa yang meng-
struktur dan fungsi yang sama dengan otot yang senama alami kongesti. Selain itu, glandula vestibularis major
pada laki-laki. pada ostium vaginae mengeluarkan cairan pelumas.
Bagian atas vagina yang terletak di cavitas pelvis
Persarafan dipersarafi oleh plexus hypogastricus dan hanya peka
Semua otot pada spatium superficiale perinei diper- terhadap regangan. Daerah ostium vagina, labium mi-
sarafi oleh nervus perinealis cabang nervi pudendi.
nus pudendi, dan clitoris sangat peka terhadap rabaan
dan dipersarafi oleh nervus ilioinguinalis dan nervus
Corpus perineale dorsalis clitoridis.
Rangsangan seksual pada daerah ini yang diperkuat
Corpus perineale pada perempuan lebih besar diban- dengan impuls saraf aferen dari glandula mammaria
dingkan corpus perineale pada laki-laki dan mempu- dan daerah lainnya menimbulkan impuls sensorik
nyai arti penting di klinik. Corpus perineale merupakan klimaks pada sistem saraf pusat. Kemudian impuls
massa jaringan fibrosa berbentuk baji dan terletak di berjalan turun melalui medulla spinalis mencapai
antara ujung bawah vagina dan canalis analis (Gambar sistem saraf simpatis (11-L2).
B-4 dan B-16). Tempat ini merupakan tempat perle- lmpuls saraf yang berjalan ke organa genitalia di-
katan banyak otot perinealis (seperti pada laki-laki), duga meninggalkan medulla spinalis dari segmen
antara lain musgulus levator ani. Musculus levator ani lumbal satu dan dua di dalam serabut-serabut pregang-
membantu corpus perineale menyokong dinding pos- lionik simpatis. Sebagian besar serabut-serabut ini
terior vagina. bersinaps dengan neuron postganglionik di dalam gan,
glia lumbalis pertama dan kedua. Serabut lainnya
Nervus perinealis cabang Nervi Pudendi mungkin bersinaps di dalam ganglia trunci sympathici
Nervus perinealis cabang nervi puciendi masing-ma- bagian lumbal bawah atau bagian sacral. Serabut-
sing sisi berakhir pada spatium superficiale perinei serabut postganglionik kemudian menuju ke otot polos
dengan mempersarafi otot-otot dan kulit (Cambar B-8). dinding vagina yang akan berkontraksi secara ritmik.
Selain itu, impuls saraf berjalan melalui nervus
ISI SPATIUM PROFUNDUM PERINEI pudendus (52, 3, dan 4) untuk mencapai musculus
PADA PEREMPUAN bulbospongiosus dan musculus ischiocavernosus yang
juga mengalami kontraksi ritmik. Irada banyak pe-
Spatium profundum perinei (Cambar B-15) berisi alat rempuan, orgasme tunggal menimbulkan kepuasan
berikut ini: (1) sebagian urethra; (2) sebagian vagina; (3) seksual, tetapi perempuan lainnya membutuhkan or-
sphincter urethrae yang ditembus oleh urethra dan va- gasme berkali-kali untuk merasakan kepuasan.
ANATOMI DASAR 399

Tabel 8,1 Otot P6rineum

,,1,, Wama otot ' ,,,,; Origb:r,, lnsertio Per5aralan FungSi


#
M. Sphinctbr ani
-ffiT
, gxterhuS r,,

PaiS Subcutanea oi setitar canalis N. rectalis infeiior Ber5ama m. pubo.

:, ahalis, tidak ada dan ramus Peri- ,rectalis memben.


perlekatan,,pqda nealis h. sacralis 4 tuk sphincidr
,,
'tulang l Voluntei canalis
Pais superficialis Gdrpus perinea!€ Os coccygis analis
Pars protunda i Di sekitar canalis
analis, tidak ada
,, i ii i.'r: ; ;;.:,,, perlekatanrpada
tulang ,
li ., 1;
;
M. puborectalis Pubi$ .: r',:
l
Mt*n"n,ot tmoinui Ramus peiihealis Beisurnu m. sptrini-
sekitar junctura 4 '
,,
(ba$ian dari , ,, n. sacralis ter ani externus
,, :m; levatoi
.

, anorectalis dan ramus peli- membentuk


ani)
:r: r canblis analis

Ototaiot UroEbih:itailis Pria ;.':,:;;;t; ' 1


r,;,::11r:
:'l

M. bulbospongiosus Corpusperineale Fascia'bulbuS pehiS Ramus perinealis Mengompresi urethra


: dan membantu ,,
., seda qorpus sp.o:: n, pudendus
'

ngiosum dan Corr


, ,
ereksi penis
'

pus caverhosum
,,,.,, ,,
r

Penis ', :'

Hl. ischiodaveihosus Tuberischiadicum Fascia yang meliPuti Ramus perinealis Membantu ereksi ,,

corpus caverno- n. pudendus penis


::::, :: ;:',:, l::.,. ' t-::,,,, : sum penls
M. sphincter urethrae Arcus pubicus Sekitar urethra Ramus perinealis $pfrincter volunler
n. pudendus ''urethra ::

M, tiandVerius heri; ,, fuber ischiadicum Oo'rp11s perineale Ramus perinealis Fiksasi corpus peri-
nei superfiCialis n, Pudendus,,, heale
M. transversus peri- Ramus ischiadicus Oorpus perineafe , ,,, Ramus'perinealiS fiksaSicorpuS peri-
'
nei profundus n pudendus,, ,
neale :: ]
:

oli,tatoi',itoiiiiiatis wini,iii,',,', r,r


M' bulbospongiosu$ : Coipus peiineate , Fascia corpus caver- RamuS p€rinealis Sphincter vagina dan
nOSUm,: il ,. n, pudendus,
l
membantu ereksi
, clitoris'
M; isCtriOcaVeinosUs TuberiSchiadiCum Fascia,yang metiputi namuS perineatis Menyebabkan ereksi
COTPUS:Cdverl' n. pudendus' ., clitoris
nosum clitoridis ',:
*i'01.] Sama seperti, laki.
iiuretlr4e ,. ,laki ,

tvt.,tianSvetSus, pelt', Sama Ceperti aki: f

,-,-nei quperficialis.-',,,r :; I leki::::::' ir,""


M.;:t sveisus peri'' sama sepahi raiii.
, ..' nei,pibf undus:.,:r, :iii ::, laki -:,,. , r '::::: ,

URETHRA FEMININA (Cambar 8-4 dan 8-1 6). Urethra menembus musculus
sphincter urethrae dan terletak tepat di depan vagina.
Panjang urethra feminina kurang lebih 1/'inci (3,8 cm), Di samping ostium urethrae externum terdapat muara
Urethra terbentang dari collum vesicae urinaria sampai kecil dari ductus glandula paraurethralis. Urethra dapal
ostium urethae externum yang bermuara ke dalam dilebarkan dengan mudah.
vestibulum sekitar 1 inci ( 2,5 cm) distal dari clitoris
400 BAB 8: Perineum

Glandulae Paraurethrales mengalirkan sekretnya ke dalam vestibulum melalui


Clandulae paraurethrales yang sesuai dengan prostat saluran kecil yang bermuara pada alur antara hymen
pada laki-laki bermuara ke dalam vestibulum melalui dan bagian posterior labium minus pudendi (Cambar
saluran-saluran kecil yang terdapat pada kedua sisi B-14). Clandulae vestibulares majores menghasilkan
ostium urethrae externum (Cambar B-14). cairan pelumas selama hubungan seksual.

Glandulae Vestibulares Majores VAGINA

Glandulae vestibulares majores (Bartholini) adalah se- Lokasi dan Deskripsi


pasang kelenjar mucosa kecil yang letaknya tertutup Vagina pada perempuan tidak hanya merupakan sa-
oleh bagian posterior bulbus vestibuli dan labium luran genitalia, tetapi juga berfungsi sebagai saluran
majus pudendi (Cambar B-1 5 dan B-16). Setiap kelenjar keluar untuk menstruasi dan sebagai bagian dari jalan

mons pubis

preputium clitoridis

ductus glandula frenulum clitoridis


paraurethralis

orificium urethra

vestibulum hymen

labium minus

labium majus

r )
Gambar 8-14, Vulva. Perhatikan perbedaan bentuk hymen pada gadis (A), perempuan yang pernah
berhubungan seks (B), dan perempuan multipara (C).
ANATOMI DASAR 401

lahir. Saluran otot ini terbentang ke atas dan belakang Venae


di antara vulva dan uterus (Cambar 8-4). Panjang va- Venavaginalis bermuara ke dalam vena iliaca interna.
gina kurang lebih 3 inci (8 cm), Cervix uteri menembus
dinding anterior vagina. Orificium vagina pada gadis Aliran Limf
mempunyai lipatan mucosa tipis, disebut hymen, yang Cairan limf dari sepertiga bagian atas vagina dialirkan
mempunyai lubang di bagian tengahnya. Setengah ke nodi iliaci interni dan externi, sepertiga bagian te-
bagian atas vagina terletak di atas dasar pelvis di antara ngah ke nodi iliaci interni, dan sepertiga bagian bawah
vesica urinaria di anterior dan rectum di posterior; ke nodi inguinales superficiales.
setengah bagian bawah vagina terletak di dalam peri-
neum di antara urethra di anterior dan canalis analis di Persarafan
posterior (Cambar 8-1 6). Vagina dipersarafi oleh saraf-saraf dari plexus hypogas-
tricus inferior.
Penyokong Vagina
r Sepertiga bagian atas: Musculi levator ani dan liga- VULVA
mentum cervicalis transversus pubocervicalis dan Istilah vulva merupakan istilah kolektif untuk genitalia
sacrocervical is. externa perempuan, terdiri atas mons pubis, labium
r Sepertiga bagian tengah: Diaphragma urogenitale. majus pudendi dan labium minus pudendi, clitoris,
r Sepertiga bagian bawah: Corpus perineale vestibulum vaginae, bulbus vestibuli, dan glandulae
vestibulares majores.
Pendarahan
Pendarahan
Arteriae
Arteriae yang mendarahi vulva banyak dan berasal dari
Arteria vaginalis yang merupakan cabang dari arteria cabang-cabang externa dan interna arteriae pudenda
iliaca interna, dan ramus vaginalis arteriae uterina. interna pada setiap sisi.

M. levator an i f:rscia rn. oblur,ttor inlernus

W#M
,+ffi
rtt/ 'l--t'a
M. obturalot
inlct nus

lamina superior
n
\(.+ ,
mcmbrana
obturalotia

fascia diaphragma
u rogcn italc N. dorsalis
clitoridis
A. profunda clitoridis
A. pudcnd:l intorna

orus clitoridis A. bulbi clitoridis


,
lamina infcrior fascia M. ischiocavornosus
diaphrag ma utogenilalc

Ncrvi labiales bulbus v()slibuli

M. bulbospongiosus

fascia profunda Paha glandula vcstibularis major

kulit sisi mcdial paha lablum majus


.N
.( labium minus

krpisan mcmbranosa fascia supcrficialis

Gambar 8-15. Potongan coronal pelvis perempuan, memperlihatkan vagina, diaphragma urogenitale, dan isi
spatium superficiale perinei.
402 BAB 8: Perineum

corpus clitoridis
glans cliloridis

crus clitoridis :;?z


--//i orificurn urcthrac

bulbus vestibuli

M. isr:hiooavcrnosus

M. bulbospongiosus

lafirina infcrior fasciir


diaphragma urogcnitalo
(mcmbrana pcrinoalis)

glandula
veslibularis major

oorpus pcrincalo

M. gluteus maximus

M. sphincter ani externus

M. levalor ani
corpus anococcygeum

Gambar 8'16. Radix clitoridis dan corpus clitoridis beserta ololotot perinealis.

Aliran Limf 7-21 , dan 7-23. Sebuah sistouretrogram dari urethra


Cairan limf dari kulit vulva dialirkan ke nodi supero- laki-laki diperlihatkan pada Gambar 8-1 Z dan 8-18.
mediales dari nodi inguinales superficiales

Persarafan ANATOMI PERMUKAAN


Bagian anterior vulva dipersarafi oleh nervus ilioingui-
nalis dan ramus genitalis nervi genitofemorales. Bagian Perineum bila dilihat dari bawah dengan tungkai atas
posterior vulva dipersarafi oleh cabang nervus peri- dalam keadaan abduksi (Cambar B-2) berbentuk belah
nealis dan neryus cutaneus femoris posterior, ketupat dan di anterior dibatasi oleh symphysis pubica,
di posterior oleh ujung os coccygis, dan di lateral oleh
tuber ischiadicum.

ANAIOM| BADlogRAfK Symphysis Pubica


Anatomi radiografik dari tulangtulang yang memben- Symphysis pubica adalah junctura carlilaginea yang
tuk batas perineum diperlihatkan pada Cambar 7-1g, terletak pada garis tengah di antara kedua corpus ossis
ANATOMI PERMUKAAN 403

Gambar 8-17. Sistouretrogram setelah penyuntikan zat kontras inlravena (laki-laki berusia 28 tahun).

pubis (Cambar B-3). Sendi ini teraba sebagai struktur Pada umumnya perineum dibagi menjadi dua buah
padat di bawah kulit pada garis tengah pinggir bawah segitiga oleh suatu garis imajinasi dengan menghu-
dinding anterior abdomen. bungkan kedua tuber ischiadicum (Cambar 8-2). Segi-
tiga posterior yang berisi anus dinamakan trigonum
analis; segitiga anterior yang berisi ostium urogenitalis
Os Goccygis di namakan trigonum urogenitalis.

Permukaan bawah dan ujung os coccygis dapat dipal-


pasi pada celah di antara kedua bokong sekitar 1 inci
Trigonum Analis
(2,5 cm) di belakang anus (Gambar B-3). ANUS
Anus adalah lubang di bagian bawah canalis analis dan
terletak di garis tengah. Pada orang hidup, pinggir anus
Tuber lschiadieum berwarna coklat kemerahan dan berkerut karena kon-
Tuber ischiadicum dapat diraba pada bagian bawah
traksi musculus sphincter ani externus. Di sekitar
pinggir anus terdapat rambut yang kasar.
bokong (Cambar B-3). Pada posisi berdiri, tuber
ischiadicum tertutup oleh musculus gluteus maximUs.
Pada posisi duduk, tuber ischiadicum menonjol pada Trigonum Urogenitalis Laki-Laki
permukaan bawah musculus gluteus maximus dan
menyokong berat badan. Daerah ini berisi penis dan scrotum.
404 BAB 8: Perineum

vc/
gas di dalam usus

spina iliaca
anterior inferior

corpus penrs

caput femoris

foramen

urethra pars
lipatan kulit prostatica

ramus os ischium urethra pJrs mtmbranacea


\

kaset

Gambar 8-18. Diagram dari struktur utama yang terlihat pada cystourethrogram yang diperlihatkan pada Gambar 8-17.

PENIS Glans penis membentuk ekstremitas corpus pe-


Penis terdiri dari radix, corpus, dan glans penis (Cam-
nis (Cambar 8-12 dan 8-13). Pada puncak glans
terdapat ostium urethrae externum. Terbentang dari
bar 8-12 dan B-13), Radix penis terdiri atas tiga massa
jaringan erektil iang dinamakan bulbus penis, serta pinggir bawah ostium urethrae externum terdapat
crus penis dextra dan sinistra. Bulbus penis dapat lipatan yang menghubungkan glans penis dengan
diraba secara palpasi dalam di garis tengah perineum,
preputium penis, dinamakan frenulum preputii.
posterior terhadap scrotu m. Pinggir basis glans penis dinamakan corona glandis
(Gambar B-12). Preputium penis dibentuk oleh
Corpus penis merupakan bagian bebas penis yang
tergantung pada symphysis pubica. Perhatikan bahwa
lipatan kulit yang melekat pada collum glandis.
permukaan dorsal (permukaan anterior penis yang flak-
Preputium menutupi glans penis secara bervariasi
sid) biasanya mempunyai vena dorsalis superficialis dan preputium dapat ditarik ke belakang dari glans
pen i s.
penis di garis tengah (Gambar 8-13).
ANATOMI PERMUKAAN 405

SCROTUM Labium Majus Pudendi


Scrotum merupakan kantong kulit dan fascia (Cambar Labium majus pudendi merupakan lipatan kulit yang
8-9) yang berisi testis dan epididymis. Kulit scrotum menonjol, berambut, meluas ke posterior dari mons
beralur dan diliputi oleh rambut jarang. Asal bilateral pubis dan bersatu di posterior pada garis tengah
dari scrotum ditunjukkan oleh adanya garis gelap di (Cambar B-14).
garis tengah yang terdapat disepanjang garis fusi dan
disebut raphe scroti. Labium Minus Pudendi
Labium minus pudendimerupakan lipatan kulit lembut
TESTIS
tidak berambut yang lebih kecil dan terletak di antara
Testis sebaiknya dipalpasi. Testis berbentuk oval dan labium majus pudendi (Cambar 8-14). Ujung pos-
konsistensinya padat. Testis terletak bebas di dalam teriornya bersatu membentuk lipatan tajam, frenulum
tunica vaginalis (lihat Cambar 4-14) dan tidak terikat labiorum pudendi. Di anterior labium minus pudendi
pada jaringan subkutan atau kulit. terpisah untuk meliputi clitoris, membentuk preputium
clitoridis di anterior dan frenulum clitoridis di poste-
rior (Cambar 8-14).
EPIDIDYMIS
Setiap epididymis dapat diraba pada permukaan pos- Vestibulum
terolateral testis. Struktur epididymis panjang, sempit,
Vestibulum merupakan daerah lunak berbentuk segi-
padat, dan mempunyai ujung atas yang melebar atau
tiga yang di sebelah lateral dibatasi oleh labium minus
caput, corpus, dan cauda yang mengarah ke inferior pudendi, dengan clitoris pada apexnya dan frenulum
(lihat Cambar 4-16). Ductus deferens yang berbentuk
labiorum pudendi pada basisnya (Cambar 8-14).
seperti tali berasal dari cauda dan berjalan ke atas dan
medial terhadap epididymis dan masuk ke dalam Ostium Vaginae
funiculus spermaticus pada ujung atas scrotum.
Pada gadis ostium vaginae dilindungioleh lipatan tipis
mucosa yang dinamakan hymen yang berlubang
ditengahnya (Gambar B-14). Pada coitus pertama, hy-
Trigonum Urogenitalis Perempuan men robek, biasanya di daerah posterior atau poste-
rolateral, dan setelah melahirkan hanya sedikit rumbai
VULVA hymen yang tertinggal (Cambar B-14).
Vulva merupakan nama untuk genitalia externa pe-
rempuan (Cambar 8-14). MUARA SALURAN GLANDULAE
VESTIBULARES MAJORES
Mons Pubis Terdapat beberapa lubang kecil pada setiap sisi pada
alur di antara hymen dan bagian posterior labium mi-
Mons pubis merupakan peninggian kulit yang bulat, nus pudendi (Cambar B-14).
berambut, dan ditemukan di anterior pubis (Cambar
8-14). Pubes (rambut pubis) pada perempuan mem- Clitoris
punyai pinggir superior horizontal yang jelas, sedang-
kan pada laki-laki pubes dapat meluas ke atas sampai Clitoris terletak pada apex anterior vestibulum vaginae
ke umbilicus. (Cambar B-14). Sebagian glans clitoridis tertutup oleh
preputium.

ffiinlffi
CnNlus ANaus bungan satu dengan yang lain dan dengan vena rectalis
superior melalui plexus ini. Oleh sebab itu plexus
Anasfomosis Portal-Si stem i k
venosus rectalis membentuk anastomosis portal sis-
Pada tela submucosa canalis analis terdapat plexus temik yang penting karena vena rectalis superior
venosus yang terutama mengalirkan darahnya ke atas mengalirkan darahnya ke vena porta dan vena rectalis
melalui vena rectalis superior. Cabang-cabang kecil media serta vena rectalis inferior ke sistem sistemik.
vena rectalis media dan vena rectalis inferior berhu-
406 BAB 8: Perineum

cabang v. rcctalis supcrior

M. sphincter ani inlernus

M. sphinclcr ani cxtcrnus


oolumna analis

hemoroid inlcrna

@
membrana mucosa

I
I.

valvula analis
hemoroid externa ii
1l
\-,i
kulit

hematorna pcrianalis

\
iam 11

,i[l '
.\--__
Gambar 8'19. A. Percabangan normal vena rectalis superior di dalam columna analis. B. percabangan varicosis
vena rectalis superior yang membentuk hemoroid interna (garis putus-putus menunjukkan derajat beratnya
pernyakit). C. Letak ketiga hemoroid interna yang dilihat dengan proctoscope pada pasien dalam posisi litotomi.

Hemoroid Interna (Wasir) posisi litotomi* merupakan tempat vena yang paling
Hemoroid interna adalah pelebaran cabang-cabang mudah mengalami pelebaran (varicosis). Oleh karena
vena rectalis superior (vena hemorrhoidalis) dan dili-
* Pasien pada posisi berbaring telentang dengan kedua sendi pang-
puti oleh tunica mucosa (Gambar 8-19). Cabang- gul fleksi dan abduksi; kaki diperrahankan pada posisinya oleh
cabang vena yang terletak pada columna analis pada pemijak kaki. Posisi ini sering digunakan pada pemeriksaan pelvis
posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat pada pasien dalam pada perempuan .
ANATOMI PERMUKAAN 407

itu secara anatomis hemoroid adalah lipatan mucosa diikuti oleh stasis. Adanya pembengkakan kecil yang
dan tela submucosa yang mengandung cabang-cabang mendadak dan nyeri pada pinggir anus dapat dikenali
vena rectalis superior yang mengalami varicosis dan dengan segera oleh pasien,
cabang-cabang terminal arteria rectalis superior, He-
moroid interna dimulai dari dalam canalis analis (de- Fissura ani
rajat pertama), Bila membesar, hemoroid akan terdo- Ujung bawah columna analis dihubungkan oleh
rong keluar dari canalis analis pada waktu defekasi, lipatan kecil disebut valvulae anales (Cambar 8-20).
tetapi kembali lagi pada akhir defekasi (derajat dua), Pada orang yang menderita konstipasi kronis, valvulae
Bila pelebaran terus berlanjut, hemoroid akan menon- anales dapat robek akibat pinggir massa feces yang
jol keluar pada defekasi dan tetap tinggal di luar anus melekat pada lipatan tunica mucosa sehingga terben-
(derajat tiga). tuk ulcus memanjang yang disebut fissura ani (Cambar
Karena hemoroid terjadi pada setengah bagian atas 8-20)yang sangat nyeri. Fissura ani paling sering terjadi
canalis analis, tempat tunica mucosa dipersarafi oleh di posterior pada garis tengah, atau lebih jarang di ante-
saraf aferen otonom, maka hemoroid tidak peka terha- rior, dan keadaan ini mungkin disebabkan oleh
dap nyeri dan hanya peka terhadap regangan. Keadaan kurangnya sokongan dari pars superficialis musculus
ini dapat menjelaskan mengapa hemoroid interna yang sphincter ani pada daerah ini. (Pars sr.rperficialis mus-
besar lebih menimbulkan rasa sakit/tidak enak dari- culus sphincter ani tidak melingkari canalis analis,
pada rasa nyeri akut, tetapi berjalan pada pinggir lateralnya).
Penyebab hemoroid interna banyak' Hemoroid in- Tempat fissura ani pada daerah setengah bagian ba-
terna sering terjadi pada beberapa anggota keluarga. wah canalis analis yang sensitif dan dipersarafi oleh
Hal ini diduga akibat adanya kelemahan kongenital nervus rectalis inferior akan mengakibatkan refleks
pada dinding vena. Varises pada tungkai dan hemoroid spasme musculus sphincter ani externus dan musculus
sering timbul secara bersamaan. Vena rectalis superior sphincter ani internus, sehingga fissura ani semakin
merupakan bagian yang paling dipengaruhi oleh sir- berat. Karena nyeri hebat, fissura ani biasanya diperiksa
kulasi portal dan tidak mempunyai katup. Oleh karena dalam keadaan anestesi lokal.
itu, berat kolom darah lebih besar pada vena-vena di
pertengahan bagian atas canalis analis. Di sini, jaringan
Abses Perianalis
ikat tela submucosa yang longgar memberikan sedikit
sokongan pada dinding vena, Tambahan lagi aliran Abses perianalis diakibatkan oleh trauma feces pada
balik vena dihambat oleh kontraksi lapisan otot dinding tunica mucosa anus (Cambar 8-20). lnfeksi dapat
rectum selama defekasi. Konstipasi yang kronis yang masuk ke tela submucosa melalui lesi kecil di tunica
disertai dengan mengedan yang lama merupakan faktor mucosa, atau abses dapat merupakan penyulit fissura
predisposisi yang sering dijumpai. Hemoroid selama ani atau infeksi dari kelenjar mucosa anus. Abses
kehamilan sering terjadi akibat penekanan pada vena mungkin terlokalisir di tela submucosa (abses submu-
rectalis superior oleh uterus gravidarium' Hipertensi kosa), mungkin timbul di bawah kulit perianalis (abses
portal akibat sirosis hepatis juga dapat menyebabkan subkutan), atau terletak pada fossa ischioanalis (abses
hemoroid. Kemungkinan adanya tumor ganas rectum ischioanalis). Abses ischiorectalis yang besar kadang-
yang menghalangi vena rectalis superior seharusnya kadang meluas ke posterior di sekitar canalis analis dan
tidak dilupakan. mengenai fossa ischioanalis sisi lainnya (abses tapal
kuda). Abses mungkin ditemukan di dalam ruangan di
Hemoroid Eksterna antara ampulla recti dan permukaan atas musculus
Hemoroid ekiterna adalah pelebaran pembuluh Ievator ani (abses pelvirektalis). Secara anatomis, ab-
vena dari cabang-cabang vena rectalis (hemorrhoidalis) ses-abses ini berhubungan erat dengan berbagai bagian
inferior waktu vena rni berjalan ke lateral dari pinggir musculus sphincter ani externus dan musculus levator
anus. Hemoroid ini diliputi oleh kulit (Cambar 8-19) ani, seperti terlihat pada Cambar 8-20.
dan umumnya disebabkan dengan hemoroid interna Fistula ani timbul sebagai akibat penyebaran atau
yang sudah ada. pengobatan abses analis yang tidak sempurna. Salah
Hemoroid eksterna diliputi oleh tunica mucosa se- satu ujung fistula ini terbuka pada canalis analis atau
tengah bagian bawah canalis analis atau kulit, dan rectum bagian bawah dan ujung lainnya terbuka pada
dipersarafi oleh nervus rectalis inferior. Hemoroid in- permukaan kulit yang dekat dengan anus (Cambar
g-20). Jika abses terbuka hanya pada satu permukaan,
terna peka terhadap nyeri, suhu, raba, dan tekanan
sehingga hemoroid interna cenderung lebih sakit. dinamakan sinus, bukan disebut fistula. Fistula letak
Thrombosis hemoroid eksterna biasa terjadi. Penye- tinggi jarang ditemukan dan berjalan dari rectum ke
babnya tidak diketahui, walaupun batuk dan menge- kulit perianal. Fistula ini terletak di atas cincin
dan dapat meningkatkan pelebaran hemoroid yang anorectalis, dan sebagai akibatnya feces terus menerus
408 BAB 8: Perineum

m. sphincter ani externus

abses pelvirecialis

abses submucosa

ischiorectalis

tabses
abses subcutaneus

abses pelvirectalis

Gambar 8-20' A. Robekan ke bawah valvulae anales yang membentuk fissura ani. B. Tempat abses,
perianalis yang sering ditemukan. C. Letak fistula ani yang umum ditemukan.
ANATOMI PERMUKAAN 409

mengotori pakaian. Fistula letak rendah terjadi di bawah mencegah penetrasi ke tunica mucosa canalis
cincin anorectalis, seperti terlihat pada Cambar 8-20' analis.
Bagian terpenting dari mekanisme sphincter canalis
analis adalah cincin anorectalis. Cincin ini terdiri dari Inkontinensia yang Berhubungan
pars profunda musculi sphincter ani externi, musculi dengan Prolapsus Rekti
sphincter ani interni, dan pars puborectalis musculi lnkontinensia alvi dapat terjadi pada prolapsus rekti
levator ani. Operasi pada canalis analis yang mengaki- yang lama. Diperkirakan penyebabnya adalah regang-
batkan kerusakan cincin anorectalis menyebabkan in- an yang lama dan hebat pada musculus sphincter ani.
kontinensia alvi. Keadaan ini dapat diobati dengan memperbaiki angu-
lus anorectalis dengan memperkuat pars puborectalis
Pengangkatan Corpus Alienum Anorectalis musculi levator ani dan musculus sphincter ani exter-
Normal, canalis analis tetap tertutup karena adanya nus di belakang junctio anorectalis.
tonus musculus sphincter ani internus dan musculus
sphincter ani externus serta tonus pars puborectalis Inkotinensia Pasca Traum a
musculi levator ani. lsi rectum disokong oleh musculus Penyebabnya adalah trauma seperti persalinan,
levator ani, dan mungkin juga oleh plicae mucosa rusaknya musculus sphincter akibat operasi, abses pe-
transversae recti. Oleh karena hal di atas maka peng- rianal, atau fistula.
angkatan corpus alienum (benda asing) yang besar,
seperti pot bunga atau bola lampu dari rectum mungkin In ko n ti n en tia Sete/ah Ced e r a M ed u I I a Spinalis
merupakan masalah yang besar.
Prosedur berikut ini biasanya berhasil. Setelah cedera hebat medulla spinalis, pasien tidak
sadar akan adanya pelebaran rectum. Ditambah pula,
1. Pertama-tama corpus alienum harus difiksasi su- hilangnya pengaruh parasimpatis pada aktivitas peri-
paya tonus musculus sphincter ani bersama dengan taltik colon descendens, colon sigmoideum, dan rec-
usaha dari luar untuk memegang corpus alienum tum. Lagi pula, kontrol terhadap otot abdomen dan
tersebut tidak mendorong corpus alienum ke atas sphincter canalis analis mungkin terganggu hebat. Se-
ke arah rectum. karang rectum berada dalam keadaan terisolasi, hanya
2. Corpus alienum yang besar, iregular, atau mudah bereaksi dengan berkontraksi bila terdapat peningkatan
pecah tidak dapat diangkat dengan mudah, dan tekanan di dalam lumennya. Reaksi refleks lokal ini
mungkin perlu dilakukan paralisis musculus lebih efisien bila segmen sacralis medulla spinalis tidak
sphincter ani dengan memberikan pasien anestesi terkena. Bagaimanapun, dalam keadaan yang paling
umum atau dengan melakukan anestesi blok saraf baik, gaya kontraksi dinding rectum kecil, dan kon-
musculus sphincter ani. stipasi dan tekanan feces merupakan akibat yang biasa.

Anestesi BIok Saraf Sphincter Ani Pemeriksaan Rektal


dan Kulit Perianal
Struktur berikut dengan jari te-
ini dapat diraba
Dengan melakukan anestesi pada cabang-cabang lunjuk bersarung tangan yang dimasukkan ke dalam
nervus rectalis inferior dan rami perineales nervi canalis analis dan rectum pada pasien normal.
4, musculus sphincter ani akan relaksasi dan
sacrales
ku I it perianal teranestesi. o Anterior:
Laki-laki:
Caranya adalah sebagai berikut:
1 . Di depan phalanx terminal terdapat isi excavatio
1. Dibuat benjolan intradermal dengan menyuntik-
rectovesicalis, permukaan posterior vesica urina-
kan sejumlah kecil cairan anestesi di belakang anus
pada garis tengah.
ria, vesicula seminalis, dan ductus deferens
(Cambar 8-21).
2. Jari telunjuk bersarung tangan dimasukkan ke
dalam canalis analis sebagai petunjuk.
2. Di depan phalanx media terdapat fascia recto-
prostatica dan prostata.
3. Jarum suntik panjang yang dilekatkan dengan
3. Di depan phalanx proximal terdapat corpus pe-
suntikan berisi cairan anestesi disuntikkan melalui
rineale, diaphragma urogenitale, dan bulbus penis.
benjolan intradermal tadi ke dalam otot-otot
sphincter sepanjang permukaan posterior dan Perempuan:
lateral canalis analis. Prosedur ini diulangi pada sisi
yang lain. Cunanya jarum telunjuk di
dalam 1. Di depan phalanx terminal, terdapat excavatio
canalis analis adalah untuk memandu jarum dan rectouterina, vagina, dan cervix uteri.
410 BAB 8: Perineum

2, Di depan phalanx media terdapat diaphragma refleks atau spontan akan kembali bila segmen sacralis
urogenitale dan vagina, medula spinalis tetap utuh,
3, Di depan phalanx proximal terdapat corpus pe- Ejakulasi diatur oleh saraf simpatis yang berasal dari
rineale dan bagian bawah vagina, segmen lumbalis 1 dan 2 medulla spinalis. Seperti pada
kasus ereksi, kerusakan bilateral yang hebat pada me-
o Posterior: os saccrum/ os coccygis, dan corpus ano-
dulla spinalis akan mengakibatkan hilangnya ejakulasi,
coccygeum,
r Selanjutnya, refleks ejakulasi mungkin masih ada pada
lateral : Fossa ischioanalis dan spina ischiadica. pasien dengan transeksi medulla spinalis pada regio
thoracica atau cervical is.

Fossn lscHtoANALts Sirkumsr'si


Fossa ischioanalis terisi
oleh lemak yang vaskula- Sirkumsisi merupakan operasi pembuarrgan seba-
risasinya buruk. Letaknya yang dekat sekali dengan ca- gian besar preputium penis atau kulit bagian depan.
nalis analis, menyebabkan fossa ischiorectalis mudah Pada banyak neonatus laki-laki, preputium penis tidak
terkena infeksi. lnfeksi sering berjalan ke lateral dari dapat ditarik melewati glans penis, Keadaan ini dapat
mucosa analis melalui musculus sphincter ani externus mengakibatkan infeksi sekret yang terdapat di bawah
dan internus. lnfeksi folikel rambut perianal atau ke- preputium penis, yang diikuti dengan peradangan,
lenjar keringat juga dapat menjadi penyebab infeksi di pembengkakan, dan fibrosis pada preputium penis.
dalam fossa ischioanalis, Kadang-kadang abses peri- Peradangan berulang mengakibatkan penyempitan
rectalis menyebar ke bawah melalui musculus levator lubang preputium penis (fimosis) dan disertai dengan
ani, Abses ischioanalis dapat mengenai fossa sisi lain- obstruksi urine, Sekarang umumnya diyakini bahwa
nya akibat penyebaran infeksi melewati garis tengah di peradangan kronis preputium merupakan predisposisi
belakang canalis anal is. untuk terjadinya kanker penis. Oleh karena alasan
inilah maka sering dilakukan sirkumsisi pencegahan.
, Pada orang Yahudi, sirkumsisi merupakan tatacara
ALIRAN LIMF CANAIIs ANATIs
keagamaan.
Cairan limf dari setengah bagian atas tunica mucosa
canalis analis dialirkan ke atas menuju ke nodi Ruptur Urethra
lymphoidei di sepanjang arteria rectalis superior. Cair-
an limf dari setengah bagian bawah tunica mucosa Ruptur urethra dapat merupakan komplikasi dari
dialirkan ke bawah ke nodi superomediales nodi ingui- pukulan keras pada perineum. Tempat yang umum
nales superficiales. Banyak pasien beranggapan dirinya untuk ruptura urethra adalah di dalam bulbus penis,
menderita hernia inguinalis, tetapi dokter menemukan tepat di bawah membrana perinei. Urine mengalami
adanya kanker pada setengah bagian bawah canalis ekstravasasi ke dalam spatium superficiale perinei dan
analis diseftai dengan penyebaran sekunder pada nodi kemudian berjalan ke depan melewati scrotum di
lymphoidei inguinales. bawah stratum membranosa fascia superficialis, seperti
diuraikan di dalam Bab 4. Bila urethra pars mem-
branosa ruptur, urine yang keluar akan masuk ke dalam
spatium profundum perinei dan dapat mengalami
TRIGoNUM URocrNIIALIs PADA LnrI.LnxI
ekstravasasi ke atas di sekitar prostata dan vesica
Penis urinaria, atau ke bawah masuk ke dalam spatium
super{iciale perinei.
Cedera penis mungkin terjadi sebagar akibat trauma
tumpul, trauma tusukan, atau strangulasi. Amputasi
Kateferisasl
seluruh penis sebaiknya diperbaiki dengan mela-
kukan anastomosis dengan teknik bedah mikro untuk Kenyataan anatomi berikut ini sebaiknya diingat
memperbaiki keutuhan pembuluh darah utama. sebelum memasukkan kateter atau alat lain ke dalam
urethra laki-laki.
Ereksi dan Ejakulasi Sefe/ah 1. Ostium urethrae externum pada glans pents meru-
Cedera Medulla Spinalis pakan bagian urethra yang paling sempit.
2 Di dalam glans penis, urethra melebar membentuk
Ereksi penis diatur oleh saraf parasimpatis yang ber- fossa navicularis.
asal dari segmen sacralis 2,3, dan 4 medulla spinalis. l. Dekat ujung posterior fossa navicularis, dari
Kerusakan bilateral tractus reticulospinalis di dalam atapnya terdapat sebuah lipatan tunica mucosa
medulla spinalis mengakibatkan hilangnya ereksi. menonjol ke dalam lumennya (Cambar B-13).
Kemudian, bila efek renjatan spinal hilang, ereksi 4" Urethra pars membranosa sempit dan terfiksasi,
ANATOMI PERMUKAAN 411

vesicula seminalis

kepala bayr

labium anterior cervix

tempat untuk melakukan


episiotomi

Gambar 8-21 . A. Pemeriksaan rektal pada perempuan hamil, memperlihatkan kemungkinan meraba cervix uieri
melalui dinding anterior rectum. B. Pemeriksaan rectal pada laki-laki, memperlihatkan kemungkinan meraba
prostata dan vesicula seminalis melalui dinding anterior rectum. C. Posisi insisi episotomi pada proses persalinan
kala ll. Kepala bayi terdapat pada ostium vaginae.

5. Urethra pars prostatica merupakan bagian yang (lihat nomor 3 di atas), kateter dapat dengan mudah
paling lebar dan paling dapat dilebarkan. masuk melalui urethra normal ke dalam vesica urinaria.
6. Dengan memegang penis ke atas, bentuk urethra
yang seperti huruf S berubah menjadi berbentuk ANATOMI PRoSEDUR KATETERISASI
huruf J. Prosedur kateterisasi adalah sebagai berikut:

Bila ujung kateter dimasukkan melalui ostium ure- 1. Pasien berbaring pada posisi telentang.
thrae externum dan kemudian diarahkan ke dasar ure- 2. Dengan tarikan yang baik, penis dipegang dalam
thra sampai kateter melewati lipatan tunica mucosa posisi berdiri tegak lurus terhadap dinding anterior
412 BAB 8: Perineum

abdomen. Kateter yang telah diberi pelumas dima- Infeksi Urethra


sukkan melalui ostium urethrae externum yang
Urethra yang pendek pada perempuan merupakan
sempit. Kateter akan masuk dengan mudah se-
predisposisi untuk terjadinya infeksi ascendens; kon-
panjang urethra pars spongiosa. Pada saat men-
sekuensinya adalah sistitis lebih mudah terjadi pada
capai urethra pars membranacea dirasakan adanya
perempuan daripada laki-laki.
sedikit resistensi oleh tonus musculus sphincter
urethrae dan membrana perinei yang kaku dise-
Cedera Urethra
kelilingnya.
3. Penis kemudian diturunkan ke arah paha, dan ka- Cedera urethra jarang pada perempuan karena
teter kemudian di dorong dengan hati-hati melalui urethranya pendek. Pada fraktur pelvis, urethra mung-
sphincter urethrae. kin cedera akibat penyebaran gaya yang keluar dari
diaphragma urogenitale yang terfiksasi.
4. Tidak ada kesulitan untuk lewatnya kateter melalui
urethra pars prostatica dan collum vesicae urinaria.
Kafeferisasi

Infeksi Urethra Karena urethra perempuan lebih pendek, lebih le-


bar, dan lebih dapat dilebarkan daripada urethra
Bagian urethra laki-laki yang paling lemah adalah laki-laki, maka kateterisasi lebih mudah dilakukan. Lagi
yang terletak di dalam bulbus penis, Di sini, urethra pula urethra pada perempuan lurus, dan hanya di-
mudah mengalami peradangan kronis dan membentuk dapatkan sedikit resistensi pada saat kateter melalui
penyempitan. sphincter urethrae.
Banyak kelenjar yang bermuara ke dalam urethra,
yaitu glandula prostata, glandulae bulbourethrales, dan
banyak glandulae paraurethrales yang kecil, menjadi Pemeriksaan vagina
tempat infeksi gonokokus kronis. Pemeriksaan dengan jari pada vagina dapat mem-
berikan banyak informasi yang berguna bagi dokter
Scrotum tentang kesehatan dinding vagina, uterus, dan struktur
di sekitarnya (Cambar B-21). Oleh karena itu batas-
Catatan klinis anatomi scrotum diuraikan pada Bab 4. batas anatomi vagina harus diketahui dan diuraikan
secara rinci pada Bab 7.

TRIGONUM URocrruIrRLIs PADA Prnrm-


Cedera Perineum Saat Persalinan
PUAN
Corpus perineale merupakan jaringan fibromus-
Infeksi Vulva kular yang berbentuk baji yang terletak di antara bagian
Pada daerah vulva, banyaknya kelenjardan saluran bawah vagina dan canalis analis. Corpus perineale di-
yang bermuara ke permukaan vulva menyebabkan dae- fiksasi pada posisinya oleh insersio otot-otot perinealis
rah ini mudah terkena infeksi. Clandula sebacea, duc- dan oleh perlekatan musculus levator ani. Pada pe-
tus glandula vestibularis major, vagina (yang mempu- rempuan struktur corpus perineale jauh lebih besar
nyai hubungan tidak langsung dengan cavitas dibandingkan laki-laki, dan berfungsi sebagai penyo-
peritonealis), urethra, dan glandulae paraurethrales, kong dinding posterior vagina. Kerusakan corpus
semuanya dapat mengalami infeksi. Vagina sendiri perineale akibat laserasi saat persalinan dapat diikuti
tidak mempunyai kelenjar dan dibatasi oleh epitel dengan kelemahan yang menetap dari dasar pelvis.
berlapis gepeng. Dengan mempertahankan pH bagian Sangat sedikit sekali perempuan yang bebas dari
anteriornya tetap rendah, vagina mempunyai daya cedera jalan lahir saat persalinan. Sebagian besar
tahan yang besar terhadap infeksi. mengalami sedikit cedera berupa abrasi dinding pos-
terior vagina. Persalinan spontan pada pasien yang
tidak mendapat bantuan dapat menyebabkan robekan
Vulva dan Kehamilan
hebat pada sepertiga bagian bawah dinding posterior
Tanda penting untuk menentukan diagnosis keha- vagina, corpus perineale, dan kulit di atasnya. Pada
milan adalah terdapatnya perubahan warna kebiru- robekan yang hebat, laserasi dapat meluas ke belakang
biruan dari vulva dan vagina akibat kongesti venae. sampai canalis analis dan merusak musculus sphincter
Tanda ini muncul kira-kira pada minggu kedelapan ani externus. Pada kasus ini, penting sekali dilakukan
sampai kesepuluh dan meningkat seiring dengan ber- perbaikan dinding canalis analis, vagina, dan corpus
tambahnya usia kehamilan. perineale yang akurat secepat mungkin.
ANATOMI PERMUKAAN 413

N. dorsalis clitoridis

Gambar 8-22. Blok nervus pudendus. A. Cara transvaginal. Jarum dimasukkan ke dalam tunica mucosa vagina
ke arah spina ischiadica. Pada waktu melewati ligamentum sacrospinale cairan anestesi disuntikkan di sekitar
nervus pudendus. B. Cara Perineal. Tuber ischiadicum dipalpasi secara subcutan melalui bokong. Jarum
dimasukkan pada sisi medial tuber ischiadicum sedalam 1 inci (2,5 cm) dari permukaan luar tuber ischiadicum.
Cairan anestesi disuntikkan di sekitar nervus pudendus.

Pada penatalaksanaan persalinan, bila ahli kebi- mungkin dibutuhkan persalinan dengan forceps dan
danan yakin bahwa perineum akan robek sebelum episiotomi.
kepala bayi keluar melalui ostium vaginae, dibuat insisi
CnRa TnnNSVAGINAL
melalui kulit perineum dengan arah posterolateral
Petanda permukaan yang digunakan adalah spina
untuk menghindari sphincter ani. Tindakan ini dikenal
sebagai episiotomi (Cambar B-21). Persalinan sung- ischiadica (Gambar 8-22). )ari telunjuk dimasukkan
sang dan persalinan dengan forceps biasanya didahului
melalui vagina untuk meraba spina ischiadica. Jarum
dengan episiotomi. suntik kemudian dimasukkan melalui tunica mucosa
vagina ke arah spina ischiadica. Pada waktu melewati
ligamentum sacrospinale cairan anestesi disuntikkan di
BIok Nervus Pudendus
sekitar nervus pudendus (Cambar B-22).
DAERAH ANFSTESI
Daerah yang dianestesi adalah kulit perineum, Wa- CARA PERINEAL
laupun demikian blok saraf ini tidak mengurangi sensa- Petanda permukaan adalah tuber ichiadicum (Cam-
si pada bagian anterior perineum yang dipersarafi oleh bar 8-22), Tuber ischiadicum dipalpasi secara subkutan
nervus ilioinguinalis dan nervus genitofemoralis. Tidak melalui bokong, dan jarum dimasukkan ke dalam
perlu disebutkan'lagi, cara ini tidak menghilangkan canalis pudendalis sepanjang sisi medial tuber ischia-
rasa nyeri dari kontraksi uterus yang berjalan ke atas dicum. Canalis pudendalis terletak kira-kira sedalam 1
menuju medulla spinalis melalui saraf aferen simpatis. inci (2,5 cm) dari permukaan luar tuber ischiadicum.
Kemudian cairan anestesi lokal disuntikkan di sekitar
INDIKASI neryus pudendus.
Waktu bagian terbawah dari fetus, biasanya kepala,
turun melewati vulva pada kala ll persalinan yang sulit,
414 BAB 8: Perineum

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilihlah jawaban D, Ujung depan massa feces yang keras dapat ter-
terbaik dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat sesu- sangkut di valvulae anales dan menyobeknya ke
dahnya. bawah pada saat feces turun.
E. Fissura ani cenderung terjadi pada dinding anterior
Seorang laki-laki berusia 53 tahun mengeluh bah- dan posterior canalis analis karena tunica mucosa
wa selama empat tahun terakhir inl fecesnya di daerah ini kurang disokong oleh pars super-
sering berdarah. Baru-baru lnl dia merasakan ficialis musculus sphincter ani externus,
"usus"nya menonjol keluar dari anus setelah F. Tunica mucosa setengah bagian bawah canalis
defekasi, dan membuatnya merasa tidak nyaman analis dipersarafi oleh saraf aferen otonom dan
dan khawatir. hanya peka terhadap regangan.

1. Tanda dan gejala yang diperlihatkan oleh pasien Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun ikut serta
sesuai dengan diagnosis hemoroid stadium tiga, perlombaan bersepeda. Sewaktu mendekati tan-
kecuali. jakan dia berdiri di atas pedalnya untuk menam-
A. Pasien menderita iritasi perianal hebat yang di- bah kecepatan. Kaki kanannya tergelincir dari
sebabkan oleh sekresi mucus dari tunica mucosa pedal dan dia terjatuh dengan hebat, perineum-
usus yang menonjol. nya mengenai batang melintang sepeda. Bebe-
B. Pemeriksaan proktoskop menunjukkan adanya rapa jam kemudian, dia dibawa ke rumah sakit
tiga buah pembengkakan membrana mucosa ber- karena tidak bisa berkemih. Pada pemeriksaan
warna merah muda setinggi valvulae anales. didapatkan penis dan scrotumnya bengkak he-
C. Pembengkakan terletak pada jam 1, 4, dan 9 pada bat. Diagnosis yang ditegakkan adalah ruptura
pasien dalam posisi litotomi. urethra.
D. Pembengkakan menonjol ke bawah bila pasien
disuruh mengedan. 3. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus di atas,
E. Terlihat venae yang besar dan kongestif di dalam kecuali:
pembengkakan tersebut. A. Terjadi ruptura urethra pada bulbus penis.
F. Pembengkakan tetap di luar anus setelah defe- B. Urine keluar dari urethra dan ekstravasasi ke
kasi. dalam spatium superficiale perinei.
G. Abrasi tunica mucosa menyebabkan terjadinya C. Urine mengalir ke depan melaluiscrotum dan penis
perdarahan. masuk ke dalam dinding anterior abdomen.
D. Urine mengalir ke posterior ke dalam fossa ischio-
Seorang perempuan berusia 42 tahun pergi ke analis.
dokter karena rasa nyeri hebat pada "rectum" E. Urine terletak dibawah stratum membranosum
yang terjadi pada saat defekasi. Nyeri ini dira- fascia superficialis.
sakannya pertama kali seminggu yang lalu pada
saat ia mencoba untuk defekasi. Nyeri ini ber- Seorang laki-laki berusia 34 tahun menderita re-
langsung selama satu jam, kemudian menghi- tensi urine pascaoperasi apendektomi. Tractus
lang, dan hanya timbul pada defekasi berikutnya. urinarius pasien ini normal. Karena pasien ini
la menderita konstipasi dan memperhatikan bah- gelisah, seorang residen memutuskan untuk
wa kadang-kadang fecesnya bercampur darah. memasang kateter.
Setelah pemeriksaan yang cermat, dibuat diag-
nosis fissura ani. 4. Pernyataan berikut ini benar untuk katerisasi pasien
laki-laki, kecuali
2. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus di atas, A. Karena ostium urethrae externum merupakan
kecuali. bagian yang paling sempit dari urethra, begitu
A. Pemeriksaan canalis analis sulit, karena setiap tin- ujung kateter melalui bagian ini, maka bagian
dakan memasukkan jari bersarung tangan ke perjalanan yang lain akan mudah.
dalam canalis analis menimbulkan nyeri hebat. B. Dekat ujung posterior fossa navicularis, sebuah
B. Anus dipedahankan tertutup oleh spasme mus- lipatan tunica mucosa menonjol dari pangkal dan
culus sphincter ani externus. mungkin menghambat ujung kateter.
C. Eversi pinggir anus yang dilakukan dengan hati- C. Urethra pars membranacea sempit dan terfiksasi
hati dalam keadaan anestesi lokal memperlihatkan dan mungkin memberikan resistensi untuk per-
ujung bawah robekan linier pada dinding posterior jalanan kateter.
canalis analis; serpihan kulit yang kecil terdapat di D. Urethra pars prostatica merupakan bagian yang
ujung bawah robekan. paling lebar dan paling mudah dilebarkan dan se-
ANATOMI PERMUKAAN 415

harusnya tidak memberikan kesulitan untuk per- E. Ahli bedah seharusnya menghindari arteria, vena,
jalanan kateter. nervus rectalis inferior yang menyilang fossa
E. Collum vesicae urinaria dikelilingi oleh sphincter ischioanalis dari sisi lateral ke medial.
vesicae dan selalu memberikan resistensi yang
besar untuk jalannya ujung kateter. Seorang perempuan berusia 35 tahun diperiksa
dokter kandungan dengan keluhan adanya ben-
Seorang perempuan berusia 41 tahun diperiksa jolan di daerah genitalia. Pada pemeriksaan, dite-
di unit gawat darurat dengan keluhan adanya mukan pembengkakan keras dan kistik di bawah
benjolan nyeri di daerah anus. Pada pemeriksa- dua pertiga posterior labium majus dan minus
an, ditemukan adanya benjolan yang panas, ber- pudendi dextra. Diagnosisnya adalah kista glan-
warna merah, dan nyeri tekan pada sisi kanan dula vestibularis major dextra (kista Bartholini).
pinggir anus. Diagnosis yang dibuat adalah ab-
ses fossa ischioanalis. 6. Pernyataan berikut ini mungkin benar untuk kasus ini,
kecuali:
5. Pernyataan berikut ini mungkin benar untuk kasus ini, A. Kista glandula vestibularis major merupakan re-
kecuali: tensi sekret yang disebabkan oleh penyumbatan
A. Abses ischioanalis merupakan penyulit fissura ani saluran keluarnya.
yang sering dijumpai. B. Penyebab umum sumbatan saluran adalah infeksi
B. Corpus adiposum fossae ischioanalis mudah oleh kuman gonokokus.
terkena infeksi yang dapat meluas ke lateral me- C. lnfeksi kista mungkin terjadi, dan menimbulkan
lalui dasar dari fissura ani. abses yang nyeri.
C. Corpus adiposum fossae ischioanalis mempunyai D. Aliran limf dari daerah ini ke nodi superolateralis
suplai darah yang luas. dari nodi inguinales superficiales.
D. lnsisi abses dapat membersihkan pus. E. Pembengkakan kecil yang nyeri ditemukan di ba-
wah dan medial ligamentum inguinale.

1. C. Pembengkakan hemoroid interna terdapat pada 4. E. Collum vesicae urinaria tidak dapat menyebabkan
jam 3, 7, dan 11 pada pasien dalam posisi litotomi. obstruksi jalannya kateter. Pada pasien ini sphincter
Pembengkakan ini disebabkan oleh dilatasi ketiga mungkin memberikan sedikit resistensi yang mudah
cabang vena rectalis superior. diatasi.
2. F. Tunica mucosa setengah bagian bawah canalis '5. C. Corpus adiposum fossae ischioanalis mempunyai
analis dipersarafi oleh nervus rectalis inferior dan suplai darah yang kurang.
sangat peka terhadap nyeri, suhu, dan raba. 6. D. Aliran limf dari daerah ini menuju ke nodi supero-
J. D. Spatium superficiale perinei tefiutup di bagian medialis dari nodi inguinales superficiales yang ter-
posterior oleh perlekatan stratum membranosum letak di bawah ligamentum inguinale. Penyebaran
fascia superficialis ke pinggir posterior diaphragma infeksi mengakibatkan pembesaran salah satu ke-
uroge- nitale. Karena perlekatan ini ekstravasasi urine lenjar, seperti yang terdapat pada kasus ini, dan me-
tidak dapat masuk ke dalam fossa ischioanalis. nimbulkan rasa sakit pada palpasi.
416 perineum
BAB 8:
:i*:li:L'-:ini:T-'--::Il-'--:::-:ar::-- _--ll
|
I
Tlpr sonl U,lnru
Trnr Cnrr f lrrrir
NrcRnn
f,.lr

-
Pilihlah jawaban yang paling tepatr 6. Diaphragma urogenitale dibentuk oleh semua struk-
iur berikut ini, kecuali:
1. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk urethra A. Musculus iransversus periner profundus
perempuan, kecuali. B. Membrana perinei
A. Terletak tepat di anlerior vagina. C. Musculus sphincter urethrae
B. Ostium urethrae externum terletak kira-kira 2 inci (5 D. Fascia Collesi (straturn membranosum fascia
cm) dari clitoris. superlicialis)
C. Panjangnya kira-kira 1 /,inci (3,75 cm). E Fascia pelvis parietalis meliputi permukaan atas
D. Menembus diaphragma urogenitale. musculus sphincter urethrae.
E. Berjalan lurus dan hanya dirasakan sedikit re- 7. Struktur yang tidak dapat diraba pada pemeriksaan
sistensi saat kateter melewati sphincter urethrae. rektal laki-laki:
2. Struktur berikut ini yang tidak dapat diraba pada pe- A. Bulbus penis
meriksaan vaginal adalah: B. Diaphragma urogenitale
A. Colon sigmoideum C. Cincin anorectal
B, Ureter D. Permukaan anterior os sacrum
C. Corpus perineale t, Ureter
D. Spina ischiadica B. Pernyataan yang tidak benar mengenai canalis
E. Linea terminalis analis adalah :

3. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk fossa A. Panjangrrya sekitar 1y, inai (3.8 cm).
ischioanalis, kecuati. B Menembusdiaphragmaurogenitale.
A. Nervus pudendus terletak pada dinding lateralnya. C. Di lateral berbatasan dengan musculus sphincter
B. Dasarnya dibentuk oleh fascia superficialis dan ani externus.
kulit. D. Merupakan tempat penting anastomosis portal-
C. Dinding lateralnya dibentuk oleh musculus obtu- sistemik
ratorius internus dan fascianya. f .
T.rnica mucosa setengah bagian bawah didarahi
D. Sebagian dinding medialnya dibentuk oleh muscu- oleh arleria rectalis inferior.
lus levator ani. 9. Pe'nyataan berikul ini benar untuk pars subcutanea
E. Atapnya dibentuk oleh diaphragma urogenitale. musculi sphincter ani externus:
4. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk penis, A. Mengelilingi canalis analis,
kecuali. B. Melekat pacJa corpus anococcygeum.
A. Radixnya dibentuk di garis tengah oleh bulbus C. Terdiri dari serabut otot polos.
penis, dan ke anterior melanjutkan diri sebagai D. Menyebabkan rectum membentuk sudut lancip
corpus spongiosum penis. dengan canalis analis.
B. Radixnya di lateral dibentuk oleh crura penis yang E. Dipersarafi oleh nervus rectalis media.
berlanjut ke anterior sebagai corpora caverhosi 10. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk de-
penis.
tekasi, kecuaii:
C. Urethra pars spongiosa terletak di dalam corpus A. Sering diclahului oleh
masuknya feces ke dalam
spongiosum penis. rectum yang menimbulkan keinginan defekasi.
D. Glans penis merupakan pelebaran distal dari B. Otot-otot dinding anterior abdomen berkontraksi.
persatuan corpora cavernosa penis.
C. Musculus sphincter ani externus dan musculus
E. Penis digantungkan dari bagian bawah dinding puborectalis relaksasi.
anterior abdomen oleh dua buah kondensasi D. Musculus sphincter ani internus berkontraksi
ligamentum profunda. menyebabkan pengosongan feces.
5. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk struktur E. Tunica mucosa bagian bawah canalis analis me-
perineum, kecuali:
nonjol keluar dari anus mendahului massa feces.
A. Cincin anorectal dibentuk oleh pars subcutanea, '1
1. Proses ejakulasi terganlung pada proses berikut ini,
superficialis, dan profunda musculus sphincter ani kecuali.
externus.
B. Diaphragma urogenitale di lateral melekat pada
A. Sphincter vesica urinaria berkontraksi.
ramus inferior ossis pubis dan ramus ossis ischii.
B. Serabut saraf preganglionik simpatis yang ber-
asal dari segmen lumbal 1 dan 2 medulla spinalis
C. Glandula bulbourethralis terletak di dalam spatium
profundum perinei. harus utuh.
D. Corpus anococcygeum jarang rusak dalam per- C. Otot polos epididymis, ductus deferens, vesicula
salinan. seminalis, dan prostata berkontraksi.
E. Aliran limf kulit di sekitar anus bermuara ke nodi D. Glandulae bulbourethrales dan glandulae ure-
superomedialis dari nodi inguinales superliciales. thrales aktif .

E. Musculus bulbospongiosus reiaksasi.


ANATOMI PERMUKAAN 417

1 2 Sliuktur,beriku't,'ihi yan g tidak menerima peis'alafan C.,,,Fornix vaginae pArs posterior


dari cabang neryus pudendus: D. Musculus ischiocavernosus
,,r ':A', Lablum majud: pudendi ,;' . 1:.1ii r,, ii:,, .. . E',. Kulit pehiS, atau clitori5'' "
,:

,. 8..:sphincter,urdthrae ,,r.lii:,-,: ,

't. B 4.D 7,E 10. D


2.E 5.A B.B 11. E
3.E 6.D 9.A 12. C
BAB
Extremitas Superior
eorang perempuan tua berusia 64 tahun jatuh dari tangga dan dibawa ke
ruang gawat darurat dengan nyeri hebat di daerah bahu kiri. pada saat
duduk, Iengan kirinya tergantung di sisi badan, siku kiri dalanr keadaan
flexio dan ditopang oleh tangan kanannya. lnspeksi pada bahu kiri memper-
lihatkan hilangnya lengkung bahu yang normal dan terdapat sedikit pem-
bengkakan di bawah clavicula kiri. Dokter kemudian melakukan serangkaian tes
sensibilitas kulit extremitas superior kiri dan r-nenemul<an gangguan sensibilitas
yang hebat di daerah posterior lengan atas sampai ke siku, sisi laterocaudal
lengan atas sampai ke siku, permukaan medio posterior lengari bawah sampai ke
regio carpalis, setengah sisi lateral permukaan dorsal tangan, dan permul<aan
dorsal tiga setengah jari lateral sampai ke proksinral kr-rku.
Diagnosisnya adalah dislokasio subcoracoidea articulatio hurneri sinistra
dengan komplikasi berupa kerusal<an nervus axillaris dan nervus radialis. Akibat
trauma pertama, caput hr:meri terdorong ke bawah dan terletak di bawah
processus coracoideus scapulae dan terdorong lebih jauh akibat tarikan otot
(mcrsculus subscapularis dan musculus teres rnajor). t'lilangnya lengkung bahu
disebabkan oleh pergeseran humerus (tuberculum majus) ke medial sehingga
tidak ada lagi yang mendorong otot yang melingkupi tuberculum rnajus humeri
(musculus deltoideus) ke lateral. Hilangnya sensibilitas yang llras dari kulit
extremitas superior sinistra disebabkan olelr kerusal<an nervus axillaris dan
nervus radialis.
Untuk dapat menegakkan diagnosis dan menginterpretasikan gejala-gejala
klinik yang ditemui, seorang dokter harus mempunyai pengetahuan mengenai
anatomi dari articulatio humeri. Selanjutnya dia harus mengetahui hubungan
neryus axillaris dan nervus radialis dengan sendi dan distribusi nervi tersebut
untuk bagian extremitas superior tertentu.

418
DAFTAR ISi BAB
Anatomi Dasar 420 Otot: Persarafan dan Tangan sebagai Sebuah Unit
Regio Pectoralis dan Axilla 420 Fungsi 480 Fungsional 504
Mamma 420 Flegio Carpalis 480 Anatomi Radiografik 507
Tulang Gelang Bahu St ru klu r pad a P e rm ukaa n Gambaran Radiograf ik Extremitas
dan Lengan Atas 422 Anterior Regio Carpalis 4BO Superior 507
Axilla 424 Slruktur pada Pe rmukaan Gambaran Radiografik Regio
Dinding-Dinding Axilla 424 Posterior Regio Carpalis 480 Humeri 507
tsi Axiia 429 Telapak Tangan 483 Gambaran Radiografik Regio
Regio Scapularis dan Bagian Kulit 483 Cubilalis 508
Superfisial Punggung 439 Fascia Profunda 484 Gambaran Radiografik
Kulit 439 Aponeurosis Palmaris 485 Pergelangan Tangan
Otot 439 Canalis Carpi 485 dan Tangan 509
Manset Rotator 442 Setubung Fibrosa Otot Fleksor Anatomi Permukaan 509
Saraf 443 485 Permukaan Anterior Tubuh 511
Anastomosis Arleria di Setubung Sinovial Otot Fleksor lnsicura Suprasternalis 51 1
Sekitar Articulatio Hu me ri 485 Angulus Sterni (Angulus
Shoulder Joint 443 Insertio Tendo Otot Fleksor Ludovici151l
Articulatio Sternoclavicularis 443 Panjang 486 Symphysis Xiphoslernalis 511
Articulatio Acromioclavicularis 445 Otot-Otot Kecil Tangan' 488 Margo Costalis 51'1
Articulatio Humeri 446 Otot-Otot Pendek Pollex 488 Ctavicuta 511
Mekanisme Scapulo-H umera. Otot-Oto t P e n de k D ig itu s Costae 511
le 450 Minimus 491 Trigonum Dettopectorale 51 1

Otot-otot: Persarafan dan Fungsi Otol-Otot Kecil Tangan : Plicae Axillares 512
452 Persarafan dan Fungsi 492 Axilta 512
Lengan Atas 452 Afteriae pada Telapak Tangan Permukaan Posterior Tubuh 513
Kulit 452 492 P rocessus Splnosus Vertebrae
Huang rasctal Lengan Venae pada Telapak Tangan C ervi cale s d an Thoracicae 51
Atas 454 496 Scapula 513
lsi Ruang Fasciat Anterior Aliran Limf pada Telapak Mamma 514
Lengan Atas 454 Tangan 496 Regio Cubitalis 517
Isi Ruang Fascial Posterior Sara{ Telapak Tangan 496 Pergelangan Tangan dan Tangan
Lengan Atas 461 Ruang Fascial Telapak Tangan 518
Otot: Persarafan dan 497 Struktur Penting di Bagian
Fungsinya 461 Ruang Pulpa Jari 497 Depan Regio Carpalis
Fossa Cubitalis 461 Dorsum Manus 497 518
Tulang Lengan Bawah 463 Kulit 497 Struktur Penting di Sisi Lateral
Tulang Tangan 466 Arcus Venosus Dorsalis Manus Regio Carpalis 520
Lengan Bawah 467 498 Struktur Penting di Bagian
Kulit 467 In serlio Te ndo Exte n sor Posierior Regio Carpalis 520
Ruang Fascial Lengan Bawah Longus 498 Struktur Penting di Telapak
468 Arteria Badialis pada Dorsum Tangan 520
Membrana I nterossea 468 Manus 498 Struktur Penting di Punggung
Retin acul u m M uscu loru m Articulationes pada Extremitas Tangan 522
Flexorum dan Superior 498 Catatan Klinik522
Extensorum 469 Atliculalio Cubiti 498 Pemecahan Masalah Klinik 545
tsi Ruang Fascial Anterior Artic u Iati o Radio u I n a ris Jawaban Masalah Klinik 548
Lengan Bawah 470 Proximalis 500 Tipe Soal Uiian Negara 548
lsi Ruang Fascial Lateral Arti culati o R ad io ul n aris Jawaban Soal Ujian Negara 550
Lengan Bawah 475 Distalls 500
lsi Ruang Fascial Posterior Articutatio Badiocarpalis SOQ
Lengan Bawah 476 Sendi-sendi pada Tangan
dan Jari 503

419
420 BAB 9: Extremitas Superior

SASAR.AN BELAJAR
Nyeri, fraktur, dislokasio, dan gangguan saraf extre- Seorang dokter seharusnya menguasai pengeta-
mitas superior sering ditemui oleh para dokter. Gang- huan mengenai saraf, tulang, sendi, pembuluh darah,
guan regio carpalis dan tangan seharusnya menjadi limf, dan topografi extremitas superior. Tujuan utama bab
perhatian utama, karena fungsinya yang perlu diperla- ini adalah untuk menyajikan anatomi dasar extremitas
hankan. Fungsi memegang yang dilakukan oleh pollex superior kepada mahasiswa sehingga sebagai seorang
dan index dan kemampuan pollex yang khas untuk dokter mampu membuat diagnosis yang tepat dan mem-
melakukan gerakan menghadap jari-jari lain merupakan berikan pertolongan awal dengan segera.
fungsi yang sangat penting untuk dipertahankan.

ANATOMI DASAR maria terletak di dalam fascia superficialis. Se- bagian


kecil, yang disebut processus axillaris (Cambar 9-i),
Extremitas superior dapat dianggap sebagai pengungkit meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profr-rnda
bersendi banyak yang dapat bergerak bebas pada tubuh pada pinggir caudal musculus pectoralis nrajor, dan
melalui articulatio humeri. Pada ujung distal dari extre- sampai ke axilla.
mitas superior terdapat organ yang penting, tangan. Setiap payudara terdiri dari I5-20 lobus, yang tcr-
Banyak fungsi penting dari tangan bergantung pada susun radier dan berpusat pada papilla mammaria.
fLrngsi pollex yang seperti penjepit, yang memungkin- Saluran utarna dari setiap lobus bermuara di papilla
kan seseorang mencengkerarr benda di antara pollex mammaria, dan mempunyai ampulla yang melebar
dan index, tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla mammaria di-
Ertremitas superior dapat dibagi menjadi bahLr
kelilingi oleh areola (Cambar 9-1). Tonjolan-tonjolan
(hubungan antara tubuh dan lengan atas), lengan atas, halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar areola cii
sil<u, lengan bawah, regio carpalis, dan tangan. bawahnya.
Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa.
Septa di bagian atas kelenjar berkembang dengan bail<
Regio Pectoralis dan Axilla dan terbentang dari kulit sampai ke fascia profunda;
dan berfungsi sebagai ligamentum suspensorium
(Cambar 9-9). Glandula mammaria dipisahkan dari
MAMMA (PAYUDARA)
fascia profunda yang membungkus otot-otot di bawah-
Lokasi dan Deskripsi nya oleh spatium retromammaria yang berisi jaringan
ikat jarang (Cambar 9-1).
Mamma merupakan kelenjar asesoris kulit yang ber-
fungsi rnenghasilkan susu. Mamma terdapat pada laki- Pada perempuan muda, payudara cenderung me-
laki dan perempuan. Bentuk mamma sama pada laki- nonjol ke depan dari dasar yang sirkular; pada perem-
laki dan perempuan yang belum dewasa. Papilla puan yang lebih tua payudara cenderung menggan-
mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah kulit yang tung. Payudara mencapai ukuran maksimal selarna
masa laktasi.
berwarna lebih gelap, disebut areola mamma. jaringan
mamma tersusun atas sekelompok kecil sistem saluran
yang terdapat di dalam jaringan penyambung dan Pendarahan
bermuara di daerah areola. Arleriae
Pada masa pubertas, glandula mammaria perem-
puan larnbat laun membesar dan akan berbentuk se- Mamma mendapatkan darah dari rami perforans arte-
riae thoracicae internae dan arteriae intercostales. Arte-
tengah lingkaran. Pembesaran ini diduga disebabkan
oleh pengaruh hormon-hormon ovarium (Cambar 9-1).
ria axillaris jr,rga mengalirkan darah ke glandula
mammaria, yaitu melalui cabang-cabangnya, arteria
Salurannya memanjang, meskipun demikian pembe-
thoracica Iateral is dan arteria thoracoacronr ial is.
saran kelenjar terutama disebabkan karena penim-
bunan lernak. Dasar mamma terbentang dari iga kedua
Venae
sampai keenam dan dari pinggir lateral sternum sampai
linea axillaries media. Sebagian besar glandula mam- Venae mengikuti arteriae.
ANATOMI DASAR 421

duclus lactiferi

paprlla rnarnrnana

Processus axillaris
costa

ligamenta suspensorium-septa fibrosa

M. pectoralis minor
jaringan adiposa

M. pectoralis major..-

spatium retromammaria
berisi jaringan areolar
larang

memperlihatkan
Gambar 9-1. Glandula mammaria perempuan dewasa A. Tampak anterior anterior dengan sebagian kulit dibuang untuk
struktur internal. B. Penampang sagital. C. Processus axillaris yang menembus fascia profunda dan meluas ke axilla.

Aliran limf alirkan cairan limfnya ke nodi axillares anteriores atatl


kelompok pectorales (Gambar 9-2) (terletak tepat
Aliran limf glanduia mammaria penting sekali di klinik posterior terhadap pinggir bawah musculus pectoralis
mengingat sering timbulnya kanker pada glandula ini major). Kuadran medial mengalirkan cairan limfnya
dan penyebaran sel-sel ganas sepanjang pembuluh limf melalui pembuluh-pembuluh yang menembus ruang-
menuju ke kelenjar limf. an intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi
Untuk keperluan praktis, aliran limf mammaria di- thoracales internae (terletak di dalam cavitas thoracis di
bagi menjadi kuadran-kuadran. Kuadran lateral meng- sepan jang arteria thoracica interna). Beberapa pembu-
422 BAB 9: Extremitas Superior

luh limf mengikuti arteriae intercostales posteriores dan Clavicula bekerja sebagai sebuah penyanggah pada
mengalirkan cairan limfnya ke posterior ke dalam nodi waktu lengan atas bergerak menjauhi tubuh. Clavicula
intercostales posteriores (terletak di sepanjang afteriae juga berperan menyalurkan gaya dari lengan atas ke
intercostales posteriores); beberapa pembuluh berhu- skeleton axiale, dan merupakan tempat melekatnya
bungan dengan pembuluh limf dari payudara sisi yang otot.
lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding Clavicula terletak subkutan menurut arah panjang-
anterior abdomen. nya; dua perliga medialnya cembung ke depan dan
sepertiga lateralnya cekung ke depan. Musculi dan liga-
TULANG GELANG BAHU DAN LENGAN ATAS menta penting yang melekat pada clavicula diperli-
Celang bahu terdiri atas clavicula dan scapula, yang hatkan pada Cambar 9-4.
bersendi satu sama lain pada articulatio acromioclavi-
cu laris. Scapula

Clavicula Scapula adalah tulang pipih berbentLrk segitiga (Carr-r-


bar 9-5) yang terletak pada dinding posterior thorax di
Clavicula adalah tulang panjang yang terletak hori- antara iga ll sampai Vll. Pada permukaan posterior,
zontal di daerah pangkal leher. Tulang ini bersendi de- spina scapulae menonjol ke belakang. Ujung lateral
ngan sternum dan cartilago costalis ldi sebelah medial, spina scapulae bebas dan membentuk acromion, yang
dan dengan acromion di sebelah lateral (Cambar 9-3). bersendi dengan clavicula. Angulus superolateralis

---------
-'---

M. pectoralis minor

Nodi lymphoidei
axillares anteriores
atau pectorales

$N
Gambar 9-2. Aliran limf mamma.
ANATOMI DASAR 423

m. coracobrachialis dan m. pectoralis minor


caput breve m. bicePs
m. deltoideus

m. pectoralis maior
m. supraspinatus

m. subscapularis

m. triceps caput longum

m. pectoralis maior
m. pectoralis major
m. latissimus dorsi

m. teres maior

m. deltoideus

m. coracobrachialis

m. brachialis
m. pectoralis minor

m. serratus anterior

m. brachioradialis

m. pronator teres

tendo m. flexor digitorum


tendo m. extensor digitorum
m. extensor carpi radialis longus longus

Gambar 9-3. Tempat melekatnya otot pada rangka thorax, clavicula, scapula, dan humerus'

scapulae membentuk cavitas atau fossa glenoidalis posisi iga ketujuh dan processus spinosus vertebrae
yang berbentuk seperti buah pir dan bersendi dengan thoracicae 7.
caput humeri pada articulatio humeri. Processus Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada
coracoideus menonjol ke atas dan depan di atas cavitas scapula diperlihatkan pada Cambar 9-5.
glenoidalis dan merupakan tempat melekatnya otot
dan ligamentum. Medial terhadap basis processus
Humerus
coracoideus terdapat incisura suprascapularis (Cam-
bar 9-5). Humerus bersendi dengan scapula pada articulatio
Permukaan anterior scapula cekung dan memben- humeri serta dengan radius dan ulna pada articulatio
tuk fossa subscapularis. Permukaan posterior scapula cubiti. Ujung atas humerus mempunyai sebuah caput
dibagi dua oleh spina scapulae menjadi fossa supraspi-
(Cambar 9-6), yang membentuk sekitar sepertiga ke-
nata di atas dan fossa infraspinata di bawah (Cambar pala sendi dan bersendi dengan cavitas glenoidalis
9-5). Angulus inferior scapulae dapat dipalpasi dengan scapulae. Tepat di bawah caput humeri terdapat
mudah pada orang hidup dan merupakan petunjuk collum anatomicum. Di bawah collum terdapat
424 BAB 9: Extremitas Superior

tuberculum majus dan minus yang dipisahkan satu dan sisi lateral thorax (Cambar 9-Z). Axilla merupakan
sama lain oleh sulcus bicipitalis. Pada pertemuan tempat lewat yang penting bagi saraf, pembr-lluh darah,
ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat pe- dan pembuluh Iimf waktu alat-alat ini berjalan dari
nyempitan disebut collum chirurgicum. Sekitar perte- pangkal leher ke ekstremitas sr-rperior. Puncak dari
ngahan permukaan lateral corpus humeri terdapat pe- axilla, atau apex, mengarah ke pangkal Ieher, dan di-
ninggian kasar yang disebut tuberositas deltoidea. Di batasidi depan oleh clavicula, di belakang oleh plnggir
belakang dan bawah tuberositas terdapat sulcus spiralis atas scapula, dan di rnedial oleh siii luar costa I

yang ditempati oleh nervus radialis (Cambar 9-6). (Cambar 9-7). Ujung ban,ah, atar-r basis, di depan di-
Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus batasi oleh plica axillaris anterior (dibentuk oleh ping-
medialis dan epicondylus lateralis untuk tempat lekat gir bawah musculus pectoralis major), di belakang oleh
musculi dan ligamenta, capitulum humeri yang bulat plica axillaries posterior (diltentuk oleh tendo musculi
bersendidengan caput radii, dan trochlea humeri yang latissimus dorsi dan musculus teres major), dan rnedial
berbentuk katrol untuk bersendi dengan incisura tro- oleh dinding thorax (Gambar 9-Z).
chlearis ulnae (Cambar 9-6), Di atas capitulum terdapat
fossa radialis, yang menerima caput radii pada saat siku Dinding Axilla
difleksiokan. Di anterior, diatas trochlea, terdapat fossa Dinding axilla dibentuk sebagai berikut :
coronoidea, yang selama pergerakan yang sama mene- . Dinding anterior, oleh mr-rsculus pectoralis major,
rima processus coronoideus ulnae. Di posterior, di atas
musculrrs subclavius, dan musculus pectoralis minor
trochlea, terdapat fossa olecrani, yang bertemu dengan
(Cambar 9-8, 9-9, dan 9-1 1).
olecranon pada waktu sendi siku pada keadaan . Dinding posterior, dari atas ke bawah oleh musculus
extensio (Cambar 9-6).
subscapularis, musculus latissimus dorsi, dan mus-
culus teres major (Camb ar 9-9,9-1 0, dan 9-1 1 ).
AXILLA . Dinding medial, olelr empat atar,r lima iga bagian atas
Axilla atau ketiak, adalah suatu ruangan berbentuk dan spatir-rm intercostales yang diliputi oleh mus-
piramid yang terletak di antara bagian atas lengan atas culus serratus anterior (Canrbar 9-10 dan 9-1 1).

kapsula art- acromioclavicularis

m. sternocleidomastoideus

m. pectoralis major kapsula art. sternoclavicularis

permukaan superior

permukaan sendl untuk acromion


m. subclavius
m. pectoralis major
m. deltoideus

lig. costoclavicularis

lig. coracoclavicularis permukaan sendi untuk sternum


dan rawan iga I
permukaan inferior

Gambar 9-4. Tempat melekat musculus dan ligamentum penting pada clavicula dexter
ANATOIVI DASAR 425

permukaan sendi untuk clavicula


m. pectoralis minor
m- deltoideus
processus coracoideus
acromion lig. coracoclavicularis
angu lus suPerior
m. biceps caput breve
dan m. coracobrachialis
lig. suprascaPularis
tuberculum su Praglenoidal is incisura suprascapularis
m. biceps caput longum
fossa glenoidalis
tuberculum infraglenoidalis
m. triceps caput longum

margo medialis
fossa subscapularis

m. serratus anterlor
margo lateralis

m. subscapularis

permukaan anterior angulus inierior

ltg. coracoacromial is

spina scapula
m. trapeztus
angu,.ls superlor
m. levator scaPulae m. deltoideus

m. supraspinatus
fossa glenoidalis
fossa suPrasplnata
kapsula sendi bahu

m. rhomboideus minor m. Iflceps caput longum

m. teres minor

m. rhomboideus minor margo lateralis

m. teres malor
fossa infraspi nata

m. infraspinatus

angulus inferior
m. latissimus dorsi

permukaan posterior

Gambar 9-5. Tempat melekat musculus dan ligamentum penting pada scapula dexter
426 BAB 9: Extremitas Superior

collum anatomicum
m. supraspinatus
kapsula sendi bahu
tuberculum majus
caput

m. infraspinatus
tuberculum minus
collum cirhurgicum

sulcus bicipitalis
m. subscapularis
m. teres minor
kapsula sendi bahu
m. pectoralis major m. latissimus dorsi
m. teres major caput lateral m. triceps

tuberositas deltoidea
sulcus spiralis
m. deltoideus
m. coracobrachialis m. deltoideus

m. brachialis
caput medial m. triceps

crista supracondylaris
lateral is cri sta supracondylaris
m. brachiorad ialis medialis
ff}. extensor carpi kapsula sendi siku
fossa coronoidea
radialis longus
m. pronator teres
fossa radii
epicondylus lateralis epicondylus medjalis
tendo m. extensor m. anconeus
tendo bersama otot fleksor
digitorum capitulum
kapsula sendi siku troch I ea
troch I ea

permukaan anterior
permukaan posterior

Gambar 9'6. Tempat melekat otot dan ligamentum penting pada humerus dexter.

. Dinding lateral, oleh musculus coracobrachialis dan r lnsertio: Serabutnya berjalan konvergen dan ber_
musculus biceps di dalam sulcus bicipitalis humeri insertio pada bibir lateral sulcus bicipitalis humeri.
(Cambar 9-'lO dan 9-1 1). r Persarafan: Nervus pectoralis medialis dan Iateralis
dari fasciculus medialis dan lateralis plexus bra_
Dasar axilla dibentuk oleh kulit yang terbentang di
chialis.
antara dinding anterior dan posterior (Cambar 9-1 l ). r Fungsi: Adductio dan endorotatio lengan atas; sera_
Axilla mengandung pembuluh darah dan saraf but pars clavicularis juga memflexiokan lengan atas.
utama yang menuju ke extremitas superior dan banyak
nodi lympholdei.
Musculus Subclavius (Gambar 9-10)
r Origo: Cartilago costalis l.
Musculus Pectoralis Major (Gambar g-g) r lnsertio: Serabutnya berjalan ke atas dan lateral serta
Musculus pectoralis major adalah otot tebal berbentuk berinsertio pada permukaan inferior clavicula.
segitiga. o Persarafan: Saraf untuk musculus subclavius berasal
r dari truncus superior plexus brachialis.
Origo: Setengah medial clavicula, sternum, dan r Fungsi: Menarik clavicula ke bawah dan memfiksasi
enam rawan iga bagian atas.
clavicula selama pergerakan gelang bahu.
ANATOMI DASAR 427

M. serratus anterior

M. deltoideus
sternum
-/

pectoralis major

pintu masuk dilihat dari atas

pintu masuk

dinding lateral
dinding medial

pintu keluar

Gambar 9-7. Pintu masuk, dinding, dan pintu keluar axilla dextra.
428 BAB 9: Extremilas Superior

v. cephal ica n. supraclavicularis


m. trapezius
m. deltoideus
processus acromialis
biceps dan coraco-
brach ialis
m. sternoc leidomastoideus

clavicula
m. trice|^- caput longum
a. axillaris manubrium sterni
v. axillaris

n. cutaneus brachii medialis corpus sterni


-
m. subscapularis
m. latissimus dorsi m. pectoralis major

m. teres major
r. cutaneus n. intercostalis
n. intercostobrachialis
m. serratus anterior
n. thoracalis longus
processus xihpoideus

a. thoracalis lateralis

apcneurosis m. obliquus externus

Gambar 9-8. Regio pectoralis dan axilla.

Musculus Pectoralis Minor (Gambar g-9) Musculus Subscapularis (Gambar 9-10 dan g-1 1)
Musculus pectoralis minor adalah otot tipis berbentuk r Origo: Dari fossa subscapularis pada permukaan
segitiga anterior scapula.
r Origo: Dari costae 3,4, dan 5. lnsertio: Serabutnya berjalan konvergen dan berin-
r lnsertio: Serabutnya berjalan konvergen untuk ber- sertio pada tuberculum minus humeri.
insertio pada processus coracoideus. Persarafan: Nervus subscapularis superior dan
o Persarafan: Dari nervus pectoralis medialis, sebuah inferior, cabang fasciculus posterior plexus brachialis
cabang darj fasciculus medialis plexus brachialis. Fungsi: Endorotatio lengan atas dan bersama dengan
r Fungsi: Menarik bahu ke bawah dan depan; jika ba- otot-otot pendek lain di sekitar articulatio hr-rmeri
hu difiksasi, maka otot ini akan menarik iga yang membantu menstabilkan sendi.
merupakan tempal origonya.
Musculus Latissintus Dorsi (Gambar 9-g dan 9-18)
Fasci a Cl avi pecto ral i s Musculus latissimus dorsi adalah otot besar, pipih, dan
Fascia clavipectoralis merupakan lapisan jaringan ikat
berbentuk segitiga yang terbentang dari daerah lumbal
kuat, bagian atas fascia ini terbelah untuk membungkus dan bagian bawah thorax.
musculus subclavius dan melekat pada clavicula (Gam- o Origo: Dari bagian posteriorcrista iliaca, fascia Ium-
bar 9-9 dan 9-11). Di bawah, fascia ini membelah balis, dan processus spinosus dari enarn vertebrae
untuk membungkus musculus pectoralis minor dan thoracicae bagian bawah (lebih dalam dari musculus
kemudian melanjutkan diri ke bawah sebagai ligamen- trapezius), dari tiga atau empat costae bagian bawah,
tum suspensorium axillaee dan bersatu dengan fascia dan kadang-kadang beberapa serabut yang berasal
yang terdapat pada dasar axilla. dari angulus inferior scapulae.
ANATOMI DASAR 429
lig. coracoclavicu laris
m. pectoralis major

tuberculum maius m sternocleidomastoideus


n. musculocutaneus m. deltoideus
n. supraclavicularis

v. cephalica

m. subclavius

m. coracobrachialis a thoracoacromialis
n. meciianus

saraf untuk m. tricePs n. pectoralis lateralis


n. radialis - manubrium sterni
n. cutaneus brachii posterior
f ascia clavipectoral is

n. axillaris
n. ulnaris m. pectoralis minor
n. subscapularis inferior
m. subscapularis

n. subscapularis media
m. latisimus dorsi

n. thoracalis lonqus

a. thoracalis lateralis

strukiur di bawahnya'
Gambar 9-9. Regio pectoraiis dan axilla; M. pectorqlis major diangkat untuk memperlihatkan
r lnsertio:Tendomusculi latissirnusdorsi berjalan rne- o Persarafan: Nervus thoracalis longr-rs, yang berasal
lingkar di sekitar pinggir bawah musculus teres major dari akar C5, 6, dan 7 plexr-rs brachialis
dai berinsertio padJasar suicus bicipitalis humeri. r Fungsi: Menarik scapula ke depan di sekitar dinding
r persarafan: Nervus thoracodorsalis, sebuah cabang thorax dan karena sebagian besar otot menarik
dari fasciculus posterior plexus brachialis. angulus inferior scapulae, otot ini memutar scapLlla
. Fungsi: Extensio, adductio, dan endorotatio lengan atas. sehingga angLllus inferior bergerak ke lateral dan
- depan dan cavitas glenoidalis diangkat ke atas dan
Musculus Teres Major (Gambar g-8 dan g-11) depan; pada keadaan ini rnusculus serratus anterior
r oriso: Dari sepertiga bawah pinssir lateralscapula ilH:1fi5[T-:'f:i::X#ffi:ir:;ti:l;::ffiiXiil
r lnsertio: Pada labium mediale sulcus bicipitalis hu- i.."i-i.""rul ke atas sampai posisi vertikal di atas ke-
meri. .r
. , fasci- --: pala. Otot ini juga digunakan bila lengan atas men-
o Persarafan: Nervus sr-lbscapularis inferior dari i.ro"g ke depan pada posisi horizontai seperti pada
culus posterior plexus brachialis' gerakan meninju ke depan'
. Fungsi: Endorotatio dan adductio lengan atas.
Musculus biceps brachii dan musculus coraco-
Musculus Serratus Anterior (Gambar 9-B dan 9-11) brachialis diuraikan pada halaman 454-456.

Musculus serratus anterior adalah otot besar, tipis yang


meliputi dinding lateral dada. lsiAxilla
origo: Dari permukaan Iuar delapan costae bagian Axilla beri,si arteria axillaris dan cabang-cabangnya'
" yung mendarahi extremitas superior; vena axillaris dan
atas. yang mengalirkan darah dari extre-
lnsertio: pada pinggir medial scapula. Sebagian besar cabang-cabangnya,
dan pembuluh limf serta kelenjar Iimf'
otot ini berinsertio pada angulus inferiorsca[L'lae. mitas superior;
430 BAB 9: Extremilas Superior

m. levator scapulae

m. trapezius
n. dorsalis scapulae
m, pectoralis major n. suprascapu laris
m. deltoideus fasiculus laleralis plexus brachialis
n. muscu locutaneus

rn. bic€ps t5
csput breve

m. coracobrachialis
m. tricBps
caput medial
saraf untuk m. subclavius
m. triceps caput lateral
m. subclavius
n. radialis
n. axillaris
n. subscapularis v. axillaris
th o ra codo rsa I is

a. subscapularis

m. subscapu laris

m, pectoraiis minor

n. thoracaiis longus

m, serratus anterior

m. intercostalis externus

membrana intercostal;s anterior

Gambar 9-10. Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoralis major dan minor dibuang untuk memperljhatkan
struktur
di bawahnya.

yang mengaliikan cairan Iimf dari extremitas superior nya, arteria axillaris berhubungan erat dengan fasci-
dan mamma serta dari kulit tubuh sampai setinggi culus-fasciculus plexus brachialis dan cabang-cabang-
umbilicus. Di antara pembuluh-pembuluh ini, di axilla nya serta diliputi oleh selubung jaringan ikat yang
terdapat plexus saraf yang penting, plexus brachialis, dinamakan selubung axilla. Jika selubung ini diikuti ke
yang menyarafi extremitas superior. Struktur yang dise- atas, ke pangkal leher, terlihat bahwa selubung ini
butkan di atas diliputi oleh lemak. merupakan lanjutan dari fascia pravertebralis,

Arteria Axillaris
Musculus pectoralis minor menyilang di depan
arteria axillaris dan membagi arteria axillaris menjadi
Arteria axillaris (Cambar 9-B, g-9, dan 9-10) mulai dari tiga bagian (Cambar 9-9, g-10, dan 9-12).
pinggir lateral costa I sebagai lanjutan arteria subclavia Bagian Pertama Arteria Axillaris. Bagian pertama
(Cambar 9-12) dan berakhir pada pinggir bawah mus- afteria axillaris terletak mulai dari pinggir lateral costa I

culus teres major, di sini arteria axillaris melanjutkan sampai pinggir atas musculus pectoralis minor (Gam-
diri sebagai arteria brachialis. Sepanjang perjalanan- bar 9-12\.
ANATOMI DASAR 431

m subscapularis
m. peotoralis / m, subclavlus

s
major
fascia claviPectoralis

RI-
t_Ht
a, axillans
Fr*dl
\dJ
m. pectoralis minor

ligamentum
suspensorium

fascia profunda axilla

dinding Posterror
dinding anterior

m. pectoralis majot
thoracalis longus
m. pectoralis mlnor

sulcus bicipitalis humerl

m. serralus anterior

m. leres major
scapula

dinding lateral
dinding medial

panah
dinding axilla Dinding lateral dituniukkan oleh
Gamtiar 9-1 1. Berbagai struktur yang membeniuk

Hubungan Hubungan

r Ke anterior: Musculus pectoralis major, fascia yang


r Ke anterior: Musculus pectoralis minor, musculus
meliputinya, dan kulit. Vena cephalica menyilang pectoralis major, fascia yang membungkus otot, dan
arteria (Cambar 9-9 dan 9-10). kulit (Cambar 9-9 dan 9-12).
o Ke posterior: Nervus thoracalis longus (saraf untuk o Ke posterior: Fasciculus posterior plexus brachialis,
musculus serratus anterior) (Cambar 9-10). musculus subscapularis, dan articulatio humeri
o Ke lateral: Ketiga fasciculus dari plexus brachialis (Cambar 9-10).
(Cambar 9-10). . Ke lateral: Fasciculus lateralis plexus brachialis
. Ke medial: Vena axillaris (Cambar 9-10)
(Cambar 9-9 darr 9-10).
Bagian Kedua Arteria Axillaris' Bagian kedua arteria
. Ke medial: Fasciculus medialis plexus brachialir dan
axillaris terletak di belakang musculus pectoralis minor vena axillaris (Gambar 9-10 dan 9-14).
(Cambar 9-12).
432 BAB 9: Extremitas Superior

bagian I a. axillaris

bagian ll a. axillaris

bagian lll a. axillaris

A. subclavia
-
A. circumflexa humeri
anterior dan posterior

A. thoracalis suprema

A. thoracoacromialis

M. pectoralis minor

A. thoracalis lateraiis

A. subscapularis

V basiiica

M. teres major

Gambar g-12, Bagian arteria axillaris dan cabang-cabangnya. Perhatikan pembentukan


vena axillaris pada pinggir bawah
musculus teres major.

Bagian Ketiga Arteria Axillaris. Bagian ketiga arte- pertama arteria axillaris mempunyai satu cabang (ar-
ria axillaris terletak mulai dari pinggir bawah musculus teria thoracica superior), bagian kedua mempunyai dua
pectoralis minor sampai pinggir bawah musculus teres cabang (arteria thoracoacromialis dan arteria thoracica
major (Cambar 9-12). lateralis), dan bagian ketiga mempunyai tiga cabang
(arteria subscapularis, arteria circumflexa humeri ante-
Hubungan
rior, dan arteria circumflexa humeri posterior) (Cambar
r Ke anterior: Musculus pectoralis major untuk seba- 9-12).
gian kecil bagian ketiga; bagian bawah arteria axilla- Arteria thoracica superior merupakan arteria yang
ris disilang oleh radix medialis nervi mediani kecil dan berjalan di sepanjang pinggir atas muscului
(Cambar 9-9). pectoralis minor. Arteria thoracoacromialis selanjut-
. Ke posterior: Musculus subscapularis, musculus la- nya bercabang menjadi cabang-cabang terminal. Arte-
tissimus dorsi dan musculus teres major. l..lervus ria thoracica lateralis berjalan di sepanjang pinggir
axillaris dan nervus radialis juga terletak di belakang bawah musculus pectoralis minor (Cambar 9-12). Arte-
arteria ini (Gambar 9-10). ria subscapularis berjalan di sepanjang pinggir bawah
o Ke lateral: Musculus coracobrachialis, musculus musculus subscapularis. Arteria circumflexa humeri
biceps, dan humerus. Radix lateralis nervi mediani anterior dan posterior masing-masing melingkari ba-
dan nervus musculocutaneus juga terletak di sebelah gian depan dan belakang collum chirurgicum humeri
lateral (Cambar 9-9). (Cannbar 9-12).
r Ke medial: Nervus ulnaris, vena axillaris, dan nervus
cutaneus brachii medialis (Cambar 9-9). Vena Axillaris
Cabang-cabang. Cabang-cabang arteria axillaris Vena axillaris (Cambar 9-B) dibentuk pada pinggir ba-
mendarahi dinding thorax dan regio humeri. Bagian wah musculus teres major sebagai gabungan dari
ANATOMI DASAR
433

venae comitantes arteriae brachiales dan vena basilica mungkinkan serabut-serabut saraf yang berasal dari
(Cambar 9-12). Vena axillaris berjalan ke atas pada sisi berbigaisegmen medulla spinalis ditata dan didistribu-
medial arteria axillaris dan berakhir pada pinggir lateral sikan secara efisien dalam berbagai saraf utama ke
costa I kemudian melanjutkan diri sebagai vena sub- berbagai bagian extremitas superior. Plexus brachialis
clavia. dibentuk di dalam trigonum colli posterior oleh ga-
Vena axillaris menampung darah dari pembuluh- bungan rami anteriores nervi spinales cervicales 5,6,7,
pembuluh, yang namanya sesuai dengan cabang- B, dan thoracalis 1 (Cambar 9-13 dan 9-14).
cabang arteria axillaris, dan vena cephalica. Plexus dapat dibagi menjadi radix, truncus, divisi,
dan fasciculus (Cambar 9-14). Radix C5 dan 6 berga-
bung membentuk truncus superior, radix C7 me-
Plexus Brachialis lanjutkan diri menjadi truncus medius, dan radix CB

Saraf-saraf yang menuju ke extremitas superior mempu- dan T1 bergabung membentuk truncus inferior'
nyai fungsi penting sebagai berikut: (1) persarafan Masing-masing truncus kemudian terbagi menjadi
sensorik ke kulit dan struktur-struktur dalam, seperti divisi anterior dan posterior. Divisi anterior dari trun-
sendi; (2) persarafan motorik ke otot-otot; (3) mempe- cus superior dan medius bergabung membentuk
ngaruhi diameter pembuluh darah oleh saraf vasomo- fasciculus lateralis, divisi anterior dari truncus inferior
tor simpatis; dan (4) menyarafi kelenjar keringat me- melanjutkan diri menjadi fasciculus medialis, dan
lalui saraf sekretomotorik parasi mpatis. divisi posterior dari ketiga truncus semuanya berga-
Pada pangkal leher saraf-saraf yang menuju ke bung membentuk fasciculus posterior.
extremitas superior bergabung membentuk plexus Radix, truncus, dan divisi dari plexus brachialis
rumit yang dinamakan plexus brachialis. Hal ini me- terletak di bagian bawah trigonum colli posterior dan

I'J. dorsalis scapulae

N. suprascaPularis

N, pectoralls lateralis

N. thoracodorsalis

N. musculocutaneus

N. axillaris
N. thoracalis longus

N, radialis

N. medianus N. pectoralis medialis

N. cutaneus brachii medialis

N. cutaneus antebrachii medialis

plexus brachialis.
Gambar 9-13. Radices, trunci, divisi, fasciculi, dan cabang-cabang terminal
434 BAB 9: Extremitas Superior

cabang utama fasciculus divisi truncus ,.


raolx
raml
ant6nor

axilla trigonum colli posterior

Gambar 9-14. Pembentukan bagian utama plexus brachialis. Perhatian letak dari masing-masing bagian

diuraikan secara lengkap di Bab 10. Fasciculi tersusun Radix


di sekeliling arteria axillaris di dalam axilla (Cambar Nervus dorsalis scapulae (C5)
9-10). Di sini, plexus brachialis dan arteria axillaris Nervus thoracalis longus (C5,6, dan 7)
serta vena axillaris dibungkus oleh selubung fascia,
Truncus superior
disebut selubung axilla.
Nervus subclavius (C5 dan 6)
Fasciculi Plexus Brachialis. Ketiga fasciculi plexus Nervus suprascapularis (menyarafi musculus supraspi-
brachialis terletak di atas dan lateral terhadap bagian natus dan infraspinatus)
pertama arteria axillaris (Cambar 9-.l0 dan 9-15), Fas-
Fasciculus lateralis
ciculus medialis, menyilang di belakang arteri untuk
Nervus pectoralis lateralis
mencapai sisi medial bagian kedua arteria axillaris
Nervus musculocutaneus
(Cambar 9-1 5). Fasciculus posterior terletak di bela-
Radix lateralis nervi mediani
kang bagian kedua arteria, dan fasciculus lateralis ter-
letak di lateral bagian kedua arteri (Cambar 9-15). Jadi, Fasciculus medialis
fasciculus plexus brachialis berhubungan dengan ba- Nervus pectoral is medial is
gian kedua arteria axillaris seperti yang ditunjukkan Nervus cutaneus brachii medialis dan nervus cutanL.Lts
oleh namanya. antebrachii medialis
Sebagian besar dari cabang-cabang fasciculus yang Nervus ulnaris
membentuk saraf utama dari extremitas superior me- Radix medialis nervi mediani
Ianjutkan hubungannya dengan bagian ketiga arteria Fasciculus posterior
axillaris (Cambar 9-1 5,1. Nervus subscapularis superior dan inferior
Cabang-cabang dari berbagai bagian plexus Nervus thoracodorsa I is
brachialis (Gambar 9-13 dan 9-15) adalah sebagai Nervus axillaris
heri kut: Nervus radialis
ANATOMI DASAR 435

n, dorsalis scapulae

n. subclavius

n. suprascapularis

n. pectoralis lateralis

n. musculoculaneus

n. medianus

n. thoracalis longus
a, axillaris

n. radialis
N
n. culanaus anlebrachii medialis

m. pecloralis minol
n. ulnaris

n. cutaneus brachii medialis


v, axillaris

m. pecloralis major
a. axillaris
m. biceps
n. cutaneus anlebrachii medialis
sulcus bicipitalis

m. coracobrachialis n. teres major

n. musculocutaneus n. radialis

medianus

Gambar 9-lQ. Hubungan plexus brachialis dan cabang-cabangnya terhadap arteria dan vena axillaris. Diagram bawah
adalah potongan melalui axilla setinggi musculus teres major'

Cabang-cabang plexus brachialis dan distribusinya dengan cara melalui pinggir lateral costa I di belakang ar-
diringkas pada tabel 9-l. teria, vena axillaris dan plexus brachialis (Cambar 9-20
dan 9-1 3), Saraf ini berjalan turun melalui permukaan
Cabang-cabang Plexus Brachialis yang Ditemukan lateral m uscu I us serratus anteri o r, yan g d i persaraf i nya,
di Axilla. Saraf yang menyarafi musculus subclavius
(C5 dan 6) mengurus musculus subclavius (Cambar
Nervus pectoralis lateralis berasal dari fasciculus
lateralis plexus brachialis dan menyarafi musculus
9-10, 9-1 3, dan 9-1 5). Saraf ini penting di klinik, karena
pectoralis major (Cambar 9-9 dan 9-15).
mungkin ikut membentuk (C5) nervus phrenicus; ca-
bang ini, bila ada, dinamakan nervus phrenicus acesso-
N. musculocutaneus berasal dari fasciculus lateralis
rius. plexus brachialis, menyarafi musculus coracobrachia-
Nervus thoracalis longus (C5, 6, dan 7) berasal dari lis, dan meninggalkan axilla dengan menembus otot
radix plexus brachialis di leher dan sampai di axilla tersebut (Gambar 9-9 dan 9-15). Diagram ringkasan
436 BAB 9: Extremitas Superior

C5
6
7
8
TI

n. musculocutaneus

n. radialis
n. musculocutaneus

n. ulnaris \--
n. medianus

n. medianus

\:

Gambar 9-16. Distribusi cabang utama plexus brachialis pada berbagai ruang fascial lengan atas dan bawah

lengkap distribusi nervus musculocutaneus diberikan Nervus ulnaris (CB dan T1) berasal dari fasciculus
pada Cambar 9-86. medialis plexus brachialis dan berjalan turun di antara
Radix lateralis nervi mediani merupakan lanjutan arteria axillaris dan vena axillaris (Cambar 9-9 dan
fasciculus lateralis plexus brachialis (Cambar 9-9 dan 9-15). Nervus ulnaris di axilla tidak bercabang.
9-15). Radix lateralis ini bergabung dengan radix me- Diagram ringkasan distribusi lengkap nervus ulnaris
dialis membentuk nervus medianus, dan berjalan turun diberikan pada Cambar 9-BB.
ke bawah pada sisi lateral arteria axillaris. Di axilla, ner- Radix medialis nervi mediani berasal dari fascicu lus
vus medianus tidak bercabang. medialis plexus brachialis dan menyilang di depan
Nervus pectoralis medialis berasal dari fasciculus bagian ketiga arteria axillaris untuk bergabung dengan
medialis plexus brachialis, menyarafi dan menembus radix lateralis nervi mediani (Cambar 9-9 dan 9-15).
musculus pectoralis minor, dan menyarafi musculus Diagram ringkasan distribusi lengkap nervus medianus
pectoralis major (Gambar 9-13). diberikan pada Gambar 9-86.
Nervus subscapularis superior dan inferior berasal
Nervus cutaneus brachii medialis (T1) berasal dari
dari fasciculus posterior plexus brachialis dan menya-
fasciculus medialis plexus brachialis (Cambar 9-9 dan
rafi bagian atas dan bawah musculus subscapularis.
9-15) dan bergabung dengan nervus intercostobra-
Selain itu, nervus subscapularis menyarafi musculus
chialis (ramus cutaneus Iateralis nervi intercostales 2).
teres major (Cambar 9-10 dan 9-13).
Saraf ini menyarafi kulit sisi medial lengan atas.
Nervus thoracodorsalis berasal dari fasciculus pos-
Nervus cutaneus antebrachii medialis berasal dari terior plexus brachialis dan berjalan ke bawah untuk
fasciculus medialis plexus brachialis dan berjalan turun menyarafi musculus latissimus dorsi (Gambar 9-10 dan
di depan arteria axillaris (Gambar 9-15). 9-1 3).
ANATOMI DASAR 437

Distribusi

M: rhomboideus major, m; rhomboideus minor dan m' levator scaputae

M- supraspinatus dan,m, infraspinatus 1,,:" '

M. subclavius

,M. ioracobrachialis, m. biceps brachii, m. brachialis;'menyarafi'kulit se-


panjang sisi lateral lengan bawah se-telah menjadi n: cutaneus
antebrachii lateralis
Lihat radix medialis. n.,riredianus' - 1:1" '
::: .. ::
M. subscapularis ''.,; ,.,;, ;, ', ' ',,.,i :: ' ,
l

M. latissimus dorsi
M. subscapularis dan m. teres major
M.'deltoideus dan m. teres minor; n:cutaneus brachii lateralis superior
.lM',tricbps
imenyarafl kulit setengah bawah m' deltoideus
brachii, fi);,.?t1con€us,rsebagian m,,brachialis, m' exle.nsor
carpi'radlalis longus; melalui cabang,,ramus profundus n' radialis' '
-, :i menyarbfi otot-ototextensor lengan bawah: m' supinator; .m. ex19l-
soi iarpi radialis brevis, m; extensor carpi ulnaris, m' extensor digi-
,, ,.torum, m:rextenSor digiti minimi, m. extensor indicis, m: abdYctor :

, :pollicis longus, m" extensor pollicis fongus, m. extensor pollicis bre-


vls; kutit, n. cutaneus brachii lateralis inferior, n' cutaneus brachii ,t
: posterior, n. cutaneus antebrachii posterior; krrlit di sisi lateral dor- ,

sum manus dan permukaan dorsal 3/riarilaleral; cabang untuk ',:


. sendi siku, regio carpalis, dan tangan. '
M. pectoralis major dan minor ', , ,, ''', ' ,, ' "' '

,,Kulit:sis! medial fen$an atas :r "' , i .. .,,,. ,.' '

Kutit sisi'me'oiairlengan 6iwah


M; ff eior Carpi'ulnar:is dan setengah medial m. fleior,digitorum pro''
f undus,, mi,{lexoi oi g iti mini mi,.m"urpponens' di
giti m ini mi, m. abd uc'
lordigiti minimi, m. add,uclor',polliCis;i mr'lUmbricalis 3 dan 4; fillrl, ':':'
interossei, m. palmaris:breVis,'kulit Se{engah medial dorSum manus
dan telapak'iangah; ku11t. permukaan palmar dan dorsal ::l/, jari
''

V pronaioi,rerOs;,m, tlexor carpiiadielis, m,'palmaris longus, m llelor


i.. Olgltoiut superficialls; m, abductor no]tici3 brevis; m, flexor'polliCis
nrevis, m. opponens pollicis;rm' lumbricalis l dan 2 (melalui cabang
n. interosseus anterior), m.,flexxor pollicis fongus, m' flexor digito: '
.',:,rrum pro{undus ($eiengah lalqial),,m: pronator.Quadratus; caba!9
' kulit,intuk setengah:sisi lateral telapak tangan dan cabang jari-jari'
:..' untUk permukaan'p /l1m:ar 3/niari latera! ;,caban g u ntu k se nd i si ku ;

iegio carpalis dan carpal.

Nervus axillaris merupakan salah satu cabang Dengan mengeluarkan cabang ke bahu, saraf tersebut
terminal fasciculus posterior plexus brachialis (Cambar membagi menjadi cabang anterior dan posterior (lihat
9-10 dan 9-13). Saraf ini berjalan ke belakang dan halaman 442.) l)iagram ringkasan distribusi lengkap
melalui spatium quadrangularis. (Lihat halaman 442). nervus axillaris diberikan pada Gambar 9-82.
438 BAB 9; Exlremitas Superior

Nervus radialis merupakan cabang plexus brachia- nerima pembLrluh limf dari punggung, ke bawah
lis yang terbesar dan terletak di belakang arteria sampai sejauh crista iliaca.
axillaris (Cambar 9-10,9-13, dan 9-l5), Nervus radialis 3, Kelompok lateral: l-erletak di sepanjang sisi medial
bercabang untuk menyarafi caput longum dan caput vena axillaris, kelompok ini menerima sebagian
mediale musculi triceps brachii dan nervus cutaneus besar pembuluh limf dari extremitas superior (ke-
brachii posterior (Cambar 9-9). Cabang yang terakhir cuali pembuluh limf dari sisi lateral
ini mengurus kulit tengah belakang lengan atas, Dia- pok infraclavicularis di bawah).
- lihat kelom-
gram ringkasan distribusi lengkap neryus radialis dibe- 4, Kelompok sentral: Terletak di pusat axilla dalam
rikan pada Cambar 9-83. lemak axilla, kelompok ini menerima limf daritiga
kelornpok di atas,
Kelenjar Limf Axilla .5. Kelompok infraclavicularis (deltopectoral): Ke-
lompok ini tidak murni kelompok axilla karena ter-
Kelenjar limf axilla (berjumlah 20-30) menerima pem- letak jauh dari axilla. Kelenjar ini terletak di dalam
buluh limf dari kuadran lateral mamma, pembuluh limf sulcus antara musculus deltoideus dan musculus
super{isial dinding thoracoabdominal daerah di atas um- pectoralis major dan menerima pembuluh limf su-
bilicus, serta pembuluh limf dari extremitas superior, perfisial dari sisi lateral tangan, lengan bawah, dan
Kelenjar limfe disusun menjadi 6 kelompok (Cam- lengan atas.
bar 9-17). 6, Kelompok apikal: Terletak di puncak axilla pada
'1, pinggir lateral costa l, kelompok ini menerima pem-
Kelompok anterior (pectoral): 'Ierletak di sepanjang
buluh Iimf eferen dari seluruh kelenjar axilla lainnya.
pinggir bawah musculus pectoralis minor di bela-
kang musculus pectoralis major, kelompok ini mene. Kelenjar limf apikal mengalirkan cairannya ke
rima pembuluh limf dari kuadran lateral mamma truncus lymphaticus subclavius, Di sisi kiri, truncus ini
dan pembuluh limf super{isialis dari dinding an- bermuara ke ductus thoracicus, dan di sisi kanan ke
terolateral abdomen daerah di atas umbilicus. ductus lymphaticus dexter, Kemungkinan lain, truncus
2. Kelompok posterior (subscapularis): Terletak di lymphaticus bermuara langsung ke salah satu vena
depan musculus subscapularis, kelompok ini me- besar di pangkal leher,

kelomgok inf ractavicularis

kelompok apical

m v. axillaris

kelompok sentral

kelompok lateral
m. pectoralis minor
kelompok posterior

m, pectorelis major
kslompok anterior

Gambar 9-17 Berbagai kelompok kelenjar limf di axilla.


ANATO[/I DASAR 439

Regio Scapularis dan dan bagian bawah thorax. Musculus latissimus dorsi
dibicarakan pada halaman 428.
Bagian Superfisial Punggung
KULIT Musculus Levator Scapulae
(Gambar 9-19 dan 9-20)
Saraf sensoris yang mengurus kulit punggung berasal
dari rami posteriores nervi spinales (lihat Cambar
r Origo: Dari processus transversus empat vertebra
1-35). Nervi cervicales 1 dan U tidak menyarafi kr'rlit, cervical is bagian atas.
e lnsertio: Margo medialis scapulae berhadapan de-
dan rami posteriores dari tiga nervi lumbales bagian
atas turun ke bawah menyarafi kulit bokong. ngan fossa supraspinata.
o Persarafan: Nervus cervicalis 3 dan 4 serta nervus
Pendarahan kulit berasal dari rami posteriores ar-
teriae intercostales posteriores dan arteriae lr-rmbales. dorsalis scapulae (C5).
Vena sesuai dengan arterinya dan mengalirkan darah
. Fungsi: Mengangkat pinggir medial scapula. Bila otot
ke vena azy7os dan vena cava inferior. ini bekerja sama dengan serabut tengah musculus
AIiran limf dari kulit punggung yang terletak di atas trapezius dan musculi rhomboidei, otot ini menarik
crista iliaca mengalir ke atas masuk ke dalam kelompok scapula ke medial dan atas, sehingga menarik bahu
posterior kelenjar limf axilla. ke belakang.

OTOT Musculus Rhomboideus Minor


(Gambar 9-19 dan 9-20)
Musculus Trapezius (Gambar 9-19)
. Origo: Dari bagian bawah ligamentum nuchae dan
Musculus trapezius adalah otot yang besar, tipis, ber- processus spinosus vertebra cervicalis 7 dan thora-
bentuk segitiga, terbentang di bagian belakang leher cica 1 .

dan thorax, r lnsertio: Pinggir rnedial scapula berhadapan dengan


. Origo: Dari sepertiga medial linea nuchalis superior pangkal spina scapulae.
os occipitalis, protuberantia occipitalis externa, dan e Persarafan: Neryus dorsalis scapulae (C5).
ligamentum nuchae; dari processus spinosus ve(e- . Fungsi: Bersama musculus rhomboideus major dan
bra cervicale 7 dan processus spinosus serta ligamen- musculus levator scapulae mengangkat pinggir me-
tum supraspinosus semua vertebra thoracica. dial scapula dan menariknya ke medial.
r lnsertio: Serabut bagian atas arahnya ke bawah dan
lateral menuju ke sepertiga lateral clavicula; serabut Musculus Rhomboideus Major
tengah arahnya horizontal menuju ke acromion dan (Gambar 9-19 dan 9-20)
pinggir atas spina scapulae; serabut terbawah arah- . Origo: Dari processus spinosus vertebra thoracicae
nya ke atas dan lateral dan berinsertio pada ujung
kedua sampai lima dan ligamentum supraspinale
medial spina scapulae. yang sesuai.
o Persarafan: serabut motoris dari pars spinalis nervus r lnsertio: Pinggir medial scapula berhadapan dengan
accessorius (saraf otak Xl) dan serabut sensoris dari
fossa infraspinata
saraf cervicalis 3 dan 4. r Persarafan: Nervus dorsalis scapulae (C5).
. Fungsi: Musculus trapezius menggantung gelang r Fungsi: Bersama muscullts rhomboideus minor dan
bahu pada tengkorak dan columna vertebralis. Sera-
musculus levator scapulae mengangkat pinggir me-
but atas mengangkat scapula. Serabut tengah mena-
dial scapula dan menariknya ke medial.
rik scapula ke medial. Serabut bawah menarik margo
medialis scapulae ke bawah sehingga cavitas glenoi- Musculus Deltoideus
dalis menghadap ke atas dan depan. (Gambar 9-8, 9-19, dan 9-20)
Dengan mengetahui bahwa scapula berputar di se-
Musculr-rs deltoideus adalah otot yang tebal, berbentuk
kitar tempat Iekat processus coracoideus dengan clavi- , Otot ini
segitiga, dan menutupi articulatio humeri
cula melalui ligamentum coracoclaviculare, maka
membuat bahu berbentuk bulat.
mudah dimengerti bahwa serabut atas dan bawah mus-
culus trapezius tnembantu musculus serratus anterior . Origo: Serabut anterior berasal dari sepertiga lateral
untuk memutar scapula pada saat lengan atas diangkat pinggir anterior clavicula. Serabut tengah berasal da-
di atas kepala (Gambar 9-26). ri pinggir lateral acromion. Serabut posterior berasal
dari pinggir bawah spina scapulae.
Musculus Latissimus Dorsi (Gambar 9-19) r lnsertio: Serabut-serabutnya berjalan konvergen
Musculus latissimus dorsi adalah otot yang besar, pi- untuk berinsertio pada tuberositas deltoidea, pada
pih, berbentuk segitiga, terbentang dari daerah lumbal pertengahan permukaan lateral corpus humeri.
440 BAB 9: Extremitas Superior

nuchaesuperior protuberantiaoccipitalisexterna

proc. mastoideus
clavicula
proc. spinosus vertebra cervicalis

proc. spinosus vertebra thoracica I

tuberculum majus

proc, spinosus vertebra lumbalis

Gambar 9-18. Tulang punggung

a Persarafan: Nervus axillaris (C5 dan 6). ke depan atau belakang. Untul< setiap 3" abductio
a Fungsi: Dengan bantuan musculus supraspinatus, lengan alas,2" abductio terjadi di articulatio humeri
musculus deltoideus mengabduksi extremitas su- dan lo terjadi oleh rotasio scapula. Pada kira-kira
perior pada articulatio humeri. Kerja utamanya dila- abductio 120o, tuberositas majus humeri terbentur
kukan oleh serabut tengah (acromialis) yang kuat pada pinggir lateral acromion. Elevasi lengan atas di
yang berbentuk multipennatus; serabut anterior dan atas kepala disempurnakan oleh rotasio scapula,
posterior yang lebih lemah berperan sebagai penyo- akibat terjadinya kontraksi musculus trapezius dan
kong dan mencegah agar lengan atas tidak terayun muscu I us serratus anterior.
ANATOMI DASAR 441

n. occipitalis maior

m. semispinalis capitis
m. sternocleidomastoideus

n. occipitalis
m, splenius capitis m. splenius capitis

m. levator scapulae m. trapezius

pars sPinalis n. accessofl us r. posterior n. oervical is

m. t rapezi us m. rhomlloideus minor


m. supraspinatus
m. infrasPinatus m. rhor:ooideus major

m- infraspinatus

m. deltoideus m. deltoideus

m. teres minor
m. teres major
m. triceps caput lateral
dan caput longus

m, Postvertebralis

r. cutaneus raint posterior


m. intercostal is externus n. thoracalis
m. serratus poster;or inferior m. latissimus dorsi
fascia lumbalis
m. obliquus abdominis externus
m. Iatissimus dorsi m. obliquus abCominis internus

m. gluteus maxlmus

r. cutaneus rami posterior


3 n. lumbalis bagian atas

Gambar 9-19. Otot supedisial dan profunda punggung.

Selain itu, serabut anterior musculus deltoideus e Persarafan: Nervus suprascapularis.


dapat melakukan flexio dan endorotatio Iengan atas, r Fungsi: Otot ini membantu musculus deltoideus
dan serabut posterior dapat melakukan flexio dan exo- melakukan abductio Iengan atas dengan memfiksasi
rotatio lengan atas. caput humeri pada cavitas glenoidalis.

Musculus Supraspinatus Musculus lnf raspinatus


(Gambar 9-19 dan 9-20) (Gambar 9-19 dan 9-20)
r Origo: Dari fossa supraspinata scapulae. r Origo: Dari fossa infraspinata scapulae.
. lnsertio: Bagian atas tuberculum majus humeri dan o lnsertio: Bagian tengah tuberculum majus humeri
capsula arliculatio humeri . dan capsula articulatio humeri,
442 BAB 9: Extremitas Superior

n. dorjalis scapulae
r. profundus a. cervicalis superficialis
a, n. suprascapularis

lig. suprascapu'aris
m. levator scapulae tendo m , suprasprnatus
m. supraspinatus
m. infraspinatus
m. rhomboideus minor

m. teres mtnor
n. axillaris

m. deltoideus

rhombordeus major n. cutaneus brachil superior


m. infraspinatus lateralis

a.circumf lexa scapulae a. circumf lexa humeri


posteri or

n. radial is
m. latissimus dorsi
a. profunda brachii

m. triceps caput lateral

Gambar 9-20. Otot, saraf, dan pembuluh darah pada regio scapulae. Perhatikan hubungan yang erat antara
nervus axillaris dengan articulatio humeri.

r Persarafan: Nervus suprascapularis. MANSET ROTATOR


o Fungsi : Otot ini melakukan eksorotasi lengan atas
dan menstabilkan articu latio h umeri. Empat otot-musculus supraspinatus, musculus infra-
spinatus, musculus teres minor, dan musculus sub-
Musculus Teres Minor (Gambar 9-19 dan 9-20) scapularis-membentuk apa yang disebut manset ro-
tator (rotafor cuffl. Tonus otot-otot ini membantu
r Origo: Dari dua pertiga atas pinggir lateral scapula. memfiksasi caput humeri di dalam cavitas glenoidalis
r lnsertio : Bagian bawah tuberculum majus humeri scapulae selama gerakan articulatio humeri. Oleh
dan capsula articulatio humeri. karena itu, membantu menstabilkan articulatio humeri.
o Persarafan: Sebuah cabang dari nervus axillaris. Manset terletak di sisi anterior, superior, dan posterior
o Fungsi; Melakukan eksorotasi Iengan atas dan men- sendi. Manset tidak ada di bagian inferior, sehingga
stabi lkan articulatio humeri. bagian inferior merupakan tempat yang lemah.

Musculus Teres Major


(Gambar 9-11, 9-19, dan 9-20)
Spatium Quadrangularis
Musculus teres major diuraikan pada halaman 429
Spatium quadrangularis adalah sebuah celah inter-
muskular yang di bagian atas dibatasi oleh musculus
Musculus Subscapularis (Gambar 9-10 dan 9-11)
subscapularis dan capsula articularis humeri dan di
Musculus subscapularis diuraikan pada halaman 428 bawah oleh musculus teres minor. Di medial dibatasi
ANATOIVI DASAR 443

oleh muscrllus triceps brachii caput longum dan di Jadi terlihat bahwa nervus axillaris menyarafi arti-
lateral oleh collum chirurgicum humeri. culatio humeri, dua otot, dan kulit yang menutupi sete-
Nervus axillaris dan vasa circumflexa humeri pos- ngah bagian bawah musculus deltoideus.
terior berjalan ke belakang melalui celah ini (Cambar
9-20). ANASTOMOSIS ARTERIA DI SEKITAR
ARTICULATIO HUMERI SHOULDER JOINT
SARAF Mobilitas articulatio humeri yang berlebihan dapat
Pars Spinalis Nervus Accessorius mengakibatkan tertekannya arteria axillaris dan oklusi
(Saraf Otak Xl) sementara dari lumennya. Lintuk mengatasi hal ini,
terdapat anastomosis penting di antara cabang arteria
Pars spinalis nervus accessorius berjalan ke bawah di
subclavia dengan arteria axillaris, sehingga menjamin
dalam trigonum colli posterior di atas musculus levator
aliran darah yang adekuat ke extremitas superior tanpa
scapulae. Saraf ini disertai oleh cabang-cabang anterior
memperhatikan posisi dari Iengan atas (Cambar 9-21).
saraf cervicalis tiga dan empat. Nervus accessorius ber-
jalan di permukaan anterior musculus trapezius (Cam-
Cabang Arteria Subclavia
bar 9-1 9) pada batas sepertiga tengah dan sepertiga
bawah, dan bersama dengan nervi cervicales menyarafi 1. Arteria suprascapularis, yang menuju ke fossa
musculus trapezius. supraspinata dan fossa infraspinata scapulae.
2. Arteria cervicalis superficialis, yang memper-
Nervus Suprascapularis cabangkan ramus profundus yang berjalan turun ke
bawah di pinggir medial scapulae.
Nervus suprascapularis berasal dari truncus superior
plexus brachialis (C5 dan C6) di trigonum colli pos-
Cabang Arteria Axillaris
terior. Saraf ini berjalan ke bawah dan lateral serta
berjalan di bawah ligamentum suprascapularis, yang 1. Arteria subscapularis dan cabangnya, arteria cir-
menjembatani incisura scapulae untuk mencapai fossa cumflexa scapulae, masing-masing mendarahi
supraspinata (Cambar 9-20), Saraf ini menyarafi mus- musculus subscapularis dan fossa infraspinata
culus supraspinatus dan musculus infraspinatus serta scapulae,
articulatio humeri. 2. Arteria circumflexa humeri anterior.
3. Arteria circumflexa humeri posterior.
Nervus Axillaris Kedua arteriae circumflexa humeri membentuk
Nervus axillaris berasal dari truncus posterior plexus anastomosis melingkar di sekeliling collum chirurgi-
brachialis (C5 dan C6) di axilla (lihat halaman 437). cum humeri (Cambar 9-2 1).
Saraf ini berjalan ke belakang dan masuk spatium qua-
drangularis bersama dengan arteria circumflexa humeri
posterior (Cambar 9-20). Waktu saraf ini berjalan Articulatio Sternoclavicularis
melalui spatium, saraf ini terletak berdekatan dengan (Gambar 9-221
permukaan inferior capsula articularis humeri dan sisi . Articulatio: Terbentuk di antara ujung sternal cla-
medial collum chirurgicum humeri. Saraf ini berakhir
vicula, manubrium sterni, dan cartilago costa l.
dengan bercabang menjadi ramus anterior dan ramus . Tipe: Sendi sinovial dua sumbu.
posterior (Cambar 9-20). . Capsula articularis: Mengelilingi sendi dan melekat
pada facies arlicularis.
Percabangan r Ligamentum: Simpai sendi diperkuat di depan dan
Nervus axillaris mempunyai cabang sebagai berikut: belakang oleh Iigamentum sternoclavicularis yang kuat.
. Discus articularis: Discus fibrocartilagineus yang
1. Ramus articularis menuju ke articulatio humeri.
pipih terletak di dalam sendi dan membagi bagian
2, Ramus anterior terminalis, yang melingkari col-
dalam sendi atas menjadi dua ruangan (Cambar
lum chirurgicum humeri di bawah musculus
9-22). Lingkar sendi melekat pada bagian dalam cap-
deltoideus, menyarafi musculus deltoideus dan
sula asticularis, tetapi di sebelah atas melekat dengan
kulit yang menutupi bagian bawahnya.
erat pada pinggir atas facies articularis claviculae dan
3. Ramus posterior terminalis, yang memberikan
di bawah dengan cartilago costa l.
sebuah cabang ke musculus teres minor, dan be-
r Ligamentumtambahan: Ligamentum costoclaviculare
berapa cabang ke musculus deltoideus, kemudian
adalah sebuah ligamentum kuat yang berjalan dari per-
keluar dari pinggir posterior musculus deltoideus
batasan costa I dengan cartilago costa I ke permukaan
sebagai nervus cutaneus brachii lateralis superior
(Cambar 9-20). bawah pars sternalis claviculae (Cambar 9-22).
444 BAB 9: Extremitas Superior

truncus thyrocervical is

m. scalenus anterior a. subclavia

a. cervicalis superf icialis

a. suprascapularis

a. thoracalis suprema

a. thoracoacromialis

a. thoracal is laterdlis

r. profundus a. cervicalis
4,'\ superf icialis

'//tI

a. circumf lexa humeri


anterior dan posterior

'*=\
N\.
\\ \--:- \
t>€=\=*
a. subscapularis
a. circumflexa scapulae

Gambar 9-21 . Arteriae yang membentuk anastomosis di sekitar articulatio humeri,

r Membrana sinovial: melapisi capsula adicularis dan musculus trapezius dan musculi rhomboidei. Elevasi
melekat pada pinggir rawan yang melipuli permu- clavicula dilakukan oleh musculus trapezius, musculus
kaan sendi sternocleidomastoideus, musculus levator scapulae,
r Persarafan: Nervus supraclavicularis dan saraf yang dan musculi rhomboidei. Depresi clavicula dilakukan
menyarafi musculus subclbvius. oleh musculus pectoralis minor dan musculus sub-
clavius (Cambar 9-23).
GERAKAN
Gerakan clavicula ke depan dan belakang terjadi pada Hubungan Penting
bagian medial. Elevasi dan depresi clavicr-rla terjadi
pada bagian lateral. o Ke anterior: Kulit dan beberapa serabut musculus
sternocleidomastoideus sefta musculus pectoralis
major.
OTOT-OTOT PENGGERAK r Ke posterior: Musculus sternohyoideus; di kanan,
Cerakan ke depan clavicula dilakukan oleh musculus arteria brachiocephalica; di kiri, vena brachiocepha-
serratus anterior. Gerakan ke belakang dilakukan oleh Iica sinistra dan arteria carotis communis sinistra,
ANATOMI DASAR 445

kapsula dan lig. sternoclavicularis


discus srticulari!

rongga ssndi lig. costoclavicularis

li g. coracoclaviculsris

lig" coracoacromialis //
V
\
discus articularis
I \.- J

rongga sendi ^ir- t


\1

,\
B

Gambar 9-22. A.Articulatio sternoclavicularis. B. Articulatio acromioclavicularis.

Articulatio Acromioclavicularis coracoideus menuju permukaan bawah clavicula


(Gambar 9-22). Ligamentum ini terutama bertang-
(Gambar 9-221. gung jawab menggantungkan berat scapula dan
o Articulatio: Di antara acromion dan ujung lateral cla- extremitas superior pada clavicula.
vicula. o Membrana sinovial: Melapisi capsula articularis dan
r Tipe: Sendi sinovial. melekat pada pinggir rawan yang meliputi per-
. Capsula articularis : Mengelilingi dan melekat pada mukaan sendi.
pinggi r facies articularis.
r Persarafan: Nervus suprascapularis.
r Ligamentum: Ligamentum acromioclaviculare superior
dan inferior memperkuat capsula articularis; dari
capsula, dari sisi atas sebuah discus fibrocartila- GERAKAN
gineus berbentuk baji menonjol ke dalam rongga
(Cambar 9-22). Terjadi gerakan yang luwes waktu scapula memutar,
r Ligamentum tambahan: Ligamentum coracocla- atau waktu clavicula diangkat atau ditekan ke bawah
viculare yang sangat kuat berjalan dari processus (Cambar 9-23).
446 BAB 9: Extremilas Superior

.!
M. pectoralis minor dan
l\4. trapezius (serabut tenqah)
IM. subclavius
M. levator scapujae,
dan Mm. rhomboidei

pinggir
l\,4. pectoralis minor costa 4

Gambar 9-23. Kemungkinan gerak yang luas pada articulatio sternoclavicularis dan acromioclavicularis. mem
perbesar gerakan pada clavicula dan extremitas superior.

Hubungan Penting Capsula articularis ini tipis dan Iernas, rnemung-


r Ke anterior: Musculus deltoideus. kinkan gerakan yang luas. Capsr,rla articularis diperl<uat
r Ke posterior: Musculus trapezius. oleh lembaran fibrosa yang [-rerasal dari tendo mr-rsculi
r Ke superior: Kulit. subscapularis, supraspinatus, infraspinatr-rs, dan teres
minor (otot-otot manset rotator).
r Ligamentum: Ligamentum glenohumerale adalah
Articulatio Humeri (Gambar 9-241 tiga buah pita jaringan fibrosa yang memperkuat ba-
r gian depan capsula articularis. Ligamentum hume-
Articulatio: Persendian terjadi antara caput humeri
rale transversum memperkuat capsula articularis
yang bulat dengan cavitas glenoidalis scapulae yang
dan menjembatani celah antara l<edua tuberculum
dangkal dan berbentuk seperti buah pir. Facies arti-
(C am bar 9 -24), Ligamentum coracohu merale m em-
cularis diliputi oleh rawan sendi hialin, dan cavitas
perkuat capsula articularis dari sebelah atas dan ter-
glenoidalis diperdalam oleh adanya bibir fibrocarti-
bentang dari pangkal process coracoideus sampai ke
Iago yang dinamakan labrum glenoidale (Cambar
tuberculum majus hurneri (Cambar 9-24).
9-24 dan 9-25). r Ligamentum tambahan: Ligamentum coracoacro-
o Tipe: Sendi sinovial "ball and socket ". miale terbentang antara processus coracoider-rs dan
r Capsula articularis: Meliputi sendi dan di medial acromion. Fungsinya adalah untuk melindungi ba-
melekat pada pinggir cavitas glenoidalis di luar gian atas sendi (Carnbar 9-24).
labrum; di lateral capsula melekat pada collum ana- r Membrana sinovial: Melapisi capsula articularis dan
tomicum humeri (Cambar 9,25). melekat pada pinggir cartilago yang meliputi facies
ANATOIVI DASAR 447

lig. coracohumerale
lig. coracoacromialis
kapsula sendi bahu
I ig. coracoclavicularis

lig. humerale transversum

selubung sinovial bursa subcapsularis

tendo m. biceps caiJut lonqum

m. subscapularis

rn. teres malor


tendo m. pectoralis major kapsula sendi bahu
m. latrssimus dorsi

A
bursa subacromialis
acrom r on I ig. coracoacromialis
m. suprasprnalus m. deltoideus

m. deltoideus m. biceps caput longum

m. infraspinatus bursa subscapularis


proc. coracoideus
fossa gleinoidalis
m. biceps caput breve
labrum glenoidale v. cephalica
kapsu I a
m. teres minor m. subscapularis

m. pectoralis major

fasiculus posterior plexus brachialis


n. axillaris
a. circumf lexa humeri
posterio r
radialis

m. tflceps caput axillaris


longum v. axillaris
m. teres major
B
Gambar 9-24. Articulatio humeri dan hubungannya. A. Tampak anterior. B. Penampang sagital

articularis (Cambar 9-24 dan 9-25). Membrana ini GERAKAN


membentuk sarung di sekitar tendo musculi biceps
brachii caput longum. Membrana ini menonjol Articulatio humeri mempunyai kemungkinan gerak
keluar dari dinding anterior capsula untuk memben- yang luas dan stabilitas sendiyang kurang (Bandingkan
tuk bursa subscapularis yang terletak di bawah dengan articulatio coxae yang stabiltetapi mempunyai
musculus subscapularis (Cambar 9-24). kemungkinan gerak yang terbatas). Kekuatan sendi ter-
Persarafan: Nervus axillaris dan nervus suprasca- gantung pada tonus otot-otot manset rotator yang ter-
pu laris. dapat di depan, atas, dan belakang sendi, yaitu
448 BAB 9: Extremilas Superior

processus acromralls

l\,4 delloideus bursa subacromiale

sebagian manset rotator


l\,4. supraspinatus
ca psu la

membrana sinovial

labrum glenoidale

fossa glenoidalis
scapula
axillaris
posterlor
membrana sinovial

spatium quadrangularis

l\4. triceps brachii caput longum

M. teres major

Gambar 9-25. Bagian dalam adiculatio humeri

musculus subscapularis/ musculus supraspinatus, mus- toralis major, fflusculus biceps brachii, dan musculus
culus infraspinatus, dan musculus teres minor. Bila coracobrach ialis.
sendi dalam keadaan abductio, permukaan bawah Extensio: Normal extensio sekitar 45' dan dila-
caput humeri disokong oleh caput Iongum musculi tri- kukan oleh serabut posterior musculus deltoideus,
ceps yang menekuk ke bawah oleh karena panjanBnya musculus latissimus dorsi, dan musculus teres ma-
dan memberikan sedikit sokongan pada humerus. jor.
Selain itu, bagian bawah capsula articularis merupakan
Abductio: Abductio extremitas superior terjadi pada
tempat yang paling lemah.
dua sendi, yaitu sendi arliculatio humeri sefta di anta-
Cerakan-gerakan yang dapat dilakukan (Cambar
ra scapula dan dinding thorax (lihat mekanisme sca-
9-26):
pulo-humerale, halaman 450). Cerakan ini dilakukan
o Flexio: Normal flexio sekitar
90o dan dilakukan oleh oleh serabut tengah musculus deltoideus, dibantu
serabut anterior musculus deltoideus, musculus pec- oleh musculus supraspinatus. Musculus supraspi-
ANATOMI DASAR 449

', ):.
\

,/tl,r,

circumductio

exorotatio

Gambar 9-26. Gerakan-gerakan yang mungkin dilakukan pada articulatio humeri. Abductio glenohumerale yang murni hanya mungkin
sebesar 120", gerakan selanjutnya dari extremitas superior di atas tlngkat tersebut membutuhkan gerakan dari scapula (lihat teks).

natus memulai gerakan abductio dan mempertahan- Cerakan ini dilakukan oleh musculus pectoralis
kan caput humeri pada cavitas glenoidalis scapulae; major, musculus latissimus dorsi, musculus teres
posisi ini memungkinkan musculus deltoideus ber- major, dan musculus teres minor.
kontraksi dan melakukan abductio humerus pada r Exorotatio: Normal exorotatio sekitar 40 sampai 45'.
articulatio humeri. Cerakan ini dilakukan oleh musculus infraspinatus,
o Adductio: Normal extremitas superior dapat melaku- musculus teres minor, dan serabut posterior mus-
kan gerakan mengayun sebesar 45' di depan thorax. culus deltoideus.
450 BAB 9: Extremitas Superior

Tabel 9-2. Otot - otot yang,menghubungkan extremitas superior dengan dinding thorax
Nama otot Origo lnsertio ,Persarafan Asal saral * Fungsi

M. pectoralis Clavicula, ster- Bibir lateral sul- N. pectoralis me- c5, c6, c7, c8, Adductio dan en-
: major num, dan 6 cus bicipitalis dialis dan late- T1 dorotatio le-
rawan iga di humeri ralis dari plexus ngan'atas;
bagian atas brachialis , serabut pars
; clavicularis juga
melakukan
flexio lengan
atas
M. pecloralis lga ke 3, 4, dan 5 Processus cora- N. pectoralis me: c6, c7, c8 Depresio articu-
mrnor coideus sca- dialis dari latio humeri;
pulae : plexus bra- jika scapula
chialis difiksasi otot ini
melakukan ele-
vasio iga pada
tempat origo
otot ini
M. subclavius Rawan iga 1 Clavicula Saraf ke M,'sub- c5 tO Depresio clavicu-
clavius dari Ia dan meng-
truncus su- fiksasi tulang ini
perior plexus ' selama gerak-
brachialis an gelang
bahu.
M.'sbrratus,an- Delapan,iga di Margo medialis N. thoracalis C5; C6, C7 Menarik scapula
,lerior bagian atas dan:angulus longus ke depan seke-
inferior sca- liling dinding
pulae :' thorax; rotasio
scapula.
-
Asal saraf utama dicetak dengan huruf tebal

r Endorotatio: Normal endorotatio sekitar 55'. Cerak- Mekanisme Scapulo-humerale


an ini dilakukan oleh musculus subscapularis, mus-
culus latissimus dorsi, dan musculus teres major, dan Scapula dan extremitas superior digantungkan pada
serabut anterior musculus deltoideus. clavicula oleh ligamentum coracoclaviculare yang kuat
. Circumductio: Adalah kombinasi dari gerakan- dan dibantu oleh tonus otot-otot. Bila scapula mela-
gerakan di atas. kukan gerakan rotasio pada dinding thorax, maka posisi
dari cavitas glenoidalis scapulae akan berubah. Sumbu
Hubungan Penting dari gerakan inididuga melalui ligarnentum coracocla-
viculare.
r Ke anterior: Musculus subscapularis, vasa axillaris, Abductio lengan atas berhubungan dengan rotasio
dan plexus brachialis. dari scapula dan articulatio humeri. Setiap 3'abductio
. Ke posterior: Musculus infraspinatus dan musculus lengan atas, terjadi abductio 2o pada articulatio humeri
teres minor. dan abductio 1" oleh karena rotasio dari scapula. Pada
r Ke superior: Musculus supraspinatus, bursa subacro-
abductio sekitar 120' lengan atas, tuberculum majus
mialis, ligamentum coracoacromiale, dan musculus humeri terbentur pada ujung lateral acronrion. Cerakan
deltoideus. mengangkat lengan atas lebih tinggi dari kepala mem-
r Ke inferior: Musculus triceps brachii caput longum,
butuhkan gerakan rotasio scapula. Cambar 9-27 adalah
nervus axillaris, dan vasa circumflexa humeri posterior.
diagram dari gerakan abductio lengan atas dan mem-
Tendo musculi biceps caput longum melewati perlihatkan arah tarikan dari otot-otot yang berperan
sendi dan muncul di bawah ligamentum transversum. pada gerakan tersebut.
ANATOMI DASAR 451

Gambar 9-27. Gerakan abductio articulatio humeri dan rotasio scapula dan otot-otot yang melakukan gerakan
tersebut. Setiap 3'abductio lengan atas, terjadi abductio 2'pada articulatio humeri dan abductio 1'oleh karena
rotasio dari scapula. Pada abductio sekitar 120'lengan atas, tuberculum majus humeri terbentur pada ujung
lateral acromion. Gerakan mengangkat lengan atas lebih tinggi dari kepala membutuhkan gerakan rotasio
scapula.S=M.supraspinatus,D=M.deltoideus,T=M.trapezius,danSA=M.serratusanterior.
452 BAB 9: Extremitas Superior

nn. supraclavioulares

n. intercoslobrachialis

n. cutaneus brachii
lateralis superior

n. culaneus brachii
n. culaneus brachii medialis posterior

n. culaneus antebrachii
medialis

ramus cutanei posterior


nervus ulnaris

ramus cutanei palmaris nervi

n. ulnaris

n. medianus

permukaan anterior permukaan poslerior

Gambar 9-28. Persarafan kulit extremitas superior.

Otot-otot: Persarafan'dan Fungsi berasal dari nervi supraclaviculares (C3 dan C4). Kulit
di pertengahan bawah musculus deltoideus dipersarafi
Mahasiswa diharapkan mempelajari otot-otot yang te- oleh nervus cutaneus brachii lateralis superior, ca-
lah dibicarakan pada Tabel 9-2, 9-3, dan 9-4. bang nervus axillaris (C5 dan C6). Kulit di sekitar per-
mukaan lateral lengan atas, distal dari musculus deltoi-
Lengan Atas deus, dipersarafi oleh nervus cutaneus brachii lateralis
inferior, cabang nervus radialis (C5 dan C6). Kulit di
KULIT sekitar axilla dan sisi medial lengan atas dipersarafi
Saraf sensoris yang menyarafi (Cambar 9-28) kulit di oleh nervus cutaneus brachii medialis (T1) dan nervus
sekitar bahu sampai pertengahan musculus deltoideus intercostobrachialis (T2). Kulit di bagian posterior
ANATOMI DASAR 453

Tabel 9.3. Otot yang menghUbungkan extr€r-nitas supeiior dengan columna,Vertebralis

Namaotot :,'i ,,Oiigo lnsertio Peisarafan , ,,,, Asal saraf* Fungsi


M,. trapezius Os,oc0ipilale, liQ, Sepbut bagian ParS Spinalis Saraf otak Xl Serabut bagian:::
,:: ngshas,,pi[-:, atas pada % N. aceslor,ius ataS men$-
:

',1pars spinalis)
', cOSsus Spino- lateral clavi- , {fiotorik) dan angkat sca:'
.;-,;l su,S C7,::pro.- :' cula; serabut , , C3 dan 4 (sen. pula;:,serabut,
'', cessus Spiflo. bAgian tengah I sorik) bagian tengah
.-:':. SemUa
SUS :. dan baWah menarik €ca:l
:.;,:vertebrae | pada acro- Puta ke'me-' ,,'
,
:
'
,,.:,, thoraciCae : mion dan $pi: dial, serabui
, na scapulae bhgian;bawah
menarik mar-,
go'medialis
.scapulae ke
, , baweh
M; lalissimus dor' Crista iliaca, fas- Dasar sulCuS N.'lhoracodor. C6; C7, CB Extensio; addui-
sl :: cia lumbalis, ;; bicipitalis
:::,,Sglis ;;, 1,,; , : ,r1is, dan sndg-
proce-ssus, spi, ,,, humeii:r,,.,:: rolatio lengan
nosus 6 thoia- 'atas :l
ci0ae bagian
ata8; 3-4 iga
;.
Dagtan Dawan,
dan angulus
inferior, sca.
pulae
M.: leVator scat Prbcessus trans- Margo medialis C3 dan 4 dan c3. c4, c5 Mengangkat ' ,:,
,--pufae,:. versus 4 ver- scapulae N. dorsalis ffiat$o, n1€, ,,
tebra:cervicale scapu!ae dialis scapulae
yang,pertama
M.1h0mboldeus Lig' nuchae dan Maigo medidis N. dorsalis c4, c5 Mengangkat
,t minor-, processus scapu ae S puae ::,,,:margO mg:
::.:: splnosus veri l
: dialis scapulab
:.;i .. ::,. tebra C7 pan kb atas dah, ,

r1 , ,.-:,:., medial :'


M. rhomboideus ProCessus trans-, Mai$o medialis Nt:,dorsalis",,"' c4, c5 Mengangkat :

: :.':lTlfllOf, 1,.., .veiSus T2-T5 scapulae.- r ',,,,scapulae, margo media-


. , li5 scapulae ke
, ,atas dan me-
dial., l.

I'ASAI saraf ulama'dicetak, dengen huruf t6bal.

lengan atas dipersarafi oleh nervus cutaneus brachii culus teres major, kedua venae comitantes arteriae
posterior, cabang nervus radialis (CB). brachialis membentuk vena axillaris.
Venae superficiales lengan atas (Cambar 9-40) Pembuluh-pembuluh limf superfisial yang menga-
terletak di dalam fascia super-ficialis. lirkan cairan limf dari jaringan superfisial lengan atas,
Vena cephalica berjalan ke atas di dalam fascia su- berjalan menuju ke atas ke axilla (Cambar 9-29). Pem-
perficialis pada sisi lateral musculus biceps dan setelah men- buluh limf superfisial yang berasal dari sisi lateral
capai fossa infraclavicularis bermuara ke vena axillaris. lengan atas mengikuti vena cephalica menuju ke ke-
Vena basilica berjalan ke atas di dalam fascia su- lompok infraclavicularis kelenjar limfe axilla, pembu-
perficialis pada sisi medial musculus biceps (Gambar Iuh Iimf yang berasal dari sisi medial mengikuti vena
9-40). Pada pertengahan lengan atas pembuluh ini me- basilica menuju ke kelompok lateral kelenjar limf
nembus fascia profunda. Setinggi pinggir bawah mus- axilla.
454 BAB 9: Extremitas Superior

Tabel 9-4. Otot yang menghubungkan scapula dengan humerus

Nama otot' Origo lnsertio Persarafan Asal saraf* Fungsi


M. deltoideus Sepertiga lateral Pertengahan N, axillaris c5, c6 Abductio lengan
clavicula, acro- facies lateralis atas; serabut
mion, spina corpus numen anterior mela-
scapulae kukan flexio
dan endoro-
tatio lengan
atas; serabut
posterior mela-
kukan extensio
dan exorotatio
lengan atas.
M. supraspinatus Fossa supraspi- Tuberculum ma- N. suprascapula- c4, c5, c6 Abductio lengan
nata jus humeri; ris atas dan men-
cap sula stabilkan arti-
art.humeri culatio humeri
M infraspinatus FOSSa rnlraspt- Tuberculum ma- N. suprascapu- (C4) cs c6 trxorolarro rengan
nata jus humeri; laris atas mensta-
capsula bilkan articu-
art.humeri latio humeri
M. teres major Satupertiga ba- Bibir medial sul- N. subscapularis c6, c7 Endorotatio dan
wah margo cus bicipitalis inferior adductio le-
lateralis sca- humeri ngan atas, dan
pulae menstabilkan
articulaiio hu-
meri
M. teres minor Duapertiga atas Tuberculum ma- N. axillaris (c4), c5, c6 tKsorotatio lengan
margo lateralls jus humeri; atas dan men-
scapulae capsula stabilkan arti-
art.humeri culatio humeri
M. subscapulaiiS Fossa subscapu- luDerculum mr- N. subscapularis c5, c6, c7 Endoroiasio le-
laris nus humeri superior dan ngan atas dan
inferior menstabilkan
afticulatio
humeri
.Asal
saraf uiama'dicetak dengan huruf tebal

Pembuluh limf profunda mengalirkan cairan lsi Ruang Fascial Anterior Lengan Atas
limf dari otot-otot dan struktur profunda lengan r Otot: Musculus biceps brachii, musculus coraco-
atas dan bermuara ke kelompok lateral kelenlar
brachialis, dan musculus brachialis.
limf axilla, . Pendarahan: Arteria brachialis (Cambar 9-3 1).
r Persarafan otot: Nervus musculocutaneus
r Struktur yang menembus ruang: Nervus musculocu-
RUANG FASCIAL LENGAN ATAS
taneus, nervus medianus, dan nervus ulnaris; arteri.t
Lengan atas diliputioleh fasia profunda (Cambar 9-30). brachialis dan vena basilica. Nervus radialis terletak
Terdapat dua buah septa, masing-rnasing pada sisi me- pada bagian bawah ruang.
dial dan lateral, yang berasal dari fascia profunda dan
melekat pada crista supracondylaris medialis dan Otot Ruang Fascial Anterior
lateralis humeri. Dengan cara ini, lengan atas dibagi Musculus Biceps Brachii (Gambar 9-32)
menjadi ruang fascial anterior dan posterior, dan o Origo: Caput longum dari tuberculurn supraglenoi-
masing-masing ruang mempunyai musculi, nervi, dan dale scapulae; caput brevis dari ujung processus co-
arteriae sendiri. racoideus scapulae.
ANATOMI DASAR
455

kelompok inf raclavicularis


nodi axillares

kelompok lateral nodi axillares

nodus supralrochleare

Ietak kelenjar limf'


Gambar 9-29. Pembuluh limt superfisial extremitas superior. Perhatikan

bawah. Aponeurosis melindungi struktur di dalam


Tendo caput longum berjalan melalui caput humeri
fossa cubiti yang terletak di bawahnya.
di dalam rongga sendi dan keluar dari sendi dengan ter-
bungkus oleh sebuah sarung sinovial pada sulcus a Persarafan: Nervus musculocutaneus.
bicipitalis humeri. Pada pertengahan lengan atas, caput a Fungsi: Musculus biceps adalah sebuah supinator
longum bergabung dengan caput brevis' kuai lengan bawah. Kerja supinator dapat digam-
r barkan sebagai kerja membuka tutup botol dengan
lnsertio: Pada bagian posterior tuberositas radii me-
alat pembukanya atau memutar sekru.p pada kayu
lalui pita aponeurosis disebut aponeurosis bicipitalis
di sisi medial lengan dengan obeng. Musculus biceps merupakan flek-
dan pada fascia profunda
456 BAB 9: Extremitas Superior

n. musculocutaneus
vv. comitantes
m. biceps brachii
a. brac hial is
n. medianus
n. cutaneus antebrachii medialis v. cephalica

v. basilica

;eptum intermusculare medial

n. u lnaris
m. brachialis
a. collateralis ulnaris
su peri or humerus

ku lit

fascia profunda

m. tilceps caput longum septum intermuscu lare lateral

m. triceps caput medial


a. profunda

m. triceps caput lateral n. radialis

Gambar 9-30' Penampang meiintang lengan atas tepat di bawah


insertio musculus deltoideus. perhatikan
lengan atas oleh humerus, sepium intermuscutare mediale, oun
::I:f::"t tut"Li",;";;i,;".s.",'"J.J.'or.

sor kuat sendi siku dan fleksor lemah articulatio hu_ Hubungan
meri.
r Ke anterior: pembuluh terletak superfisial dan
cii sisi
Musculus Coracobrachialis (Gambar 9-32 dan
r 9_33) lateral terdapat musculus coracobiachialis dan
Origo: Ujung processus coracoideus, mus_
r culus biceps. Nervus cutaneus antebrachli medjalis
lnsertio: Pada pertengahan sisi medial corpus humeri.
o Persarafan: terletak di depan dari bagian atas; neryus medianus
Nervus musculocutaneus. menyilang bagian medial; dan aponeurosis bicipitalis
r Fungsi: Flexio dan aduktor lemah lengan atas.
menyilang bagian bawah pembuluh (Cambar 9_32).
Musculus brachialis (Gambar 9_32 dan 9_33) o Ke posterior: Arteria terletak di depan
musculus tri_
o Origo: Pertengahan bawah sisi depan ceps, insertio musculus coracobrachialis, cian mus_
humerus.
r lnsertio: Permukaan anterior processus coronoideus culus brachialis (Cambar 9-32).
nae.
o Ke medial: Neryus ulnaris dan vena
u I
basilica pada
r Persarafan: Nervus musculocutaneus. Sebagian ke- bagian atas Iengan atas; pada bagian bawah lengan
cil otot berabal dari sisi dorsal tuberositas de'itoidea, atas nervus medianus terletak pada sisi medial
sehingga terletak di ruang posterior dan dipersarafi (Car"nbar 9-32).
oleh nervus radialis. r Ke, lateral: Di bagian atas, nervus medianus,
mus-
r Fungsi: Fleksor kuat sendi siku. culus coracobrachialis, dan musculus biceps; tendo
musculi biceps brachii terletak lateral terhadap arte_
Struktur yang Metalui Ruang Fasciat Anterior ria pada bagian bawah perjalanannya (Cambar
q-??\
Arteria Brachialis. Arteria brachialis (Cambar 9_3 1
dan 9-32) mulai dari pinggir bawah musculus teres
minor sebagai lanjutan dari arteria axillaris. Arteria bra, Cabang-cabang
chialis merupakan arteria utama untuk lengan atas 1. Rami musculares untuk ruang anterior lengan
(Cambar 9-31). Arteria ini berakhir di atas.
depan collum 2. Arteria nutricia untuk hr-rmerus.
radii dengan bercabang menjadi afteria ladialis dan 3. Arteria profunda brachii dipercabangkan dari
arteria ulnaris. pangkal arteria brachialis dan mengikuti
[erjalanan
457
ANATOMI DASAB

a. ax illaris

a. circumf lexa humeri anterior


dan Posterior a. brachialis

a. profunda brachii

a. collateralis ulnaris suPerior

a. collateralis ulnaris inferior

a. interossea communis

a. ulnaris

a. interossea anteflor

arcus palmaris Profundus

arcus palmaris suPerf icial is


a. digitales

Gambar 9-31 . Arteriae utama extremitas superlor'

neryus radialis'menuju ke sulcus spiralis os humeri


brachii dan musculus brachialis (Cambar 9-32)' Kemu-
(Cambar 9-34). dian saraf ini keluar dari sisi Iateral tendo musculi
biceps dan menembus fascia profunda tepat di atas
4. Arteria collateralis ulnaris superior diperca-
siku, ,lkhirnya berjalan ke bawah di sisi lateral lengan
bangkan di pertengahan lengan atas dan mengikuti
perjalanan nervus ulnaris (Cambar 9-34)' bawah sebagai nervus cutaneus antebrachii lateralis
(Gambar 9-28).
5. Arteria collateralis ulnaris inferior dipercabangkan
dekat ujung terminal arteria dan ikut membentuk
Caban g-cabans (qarnPaL 9:99)
anastomosis di sekitar sendi siku (Cambar 9-34)' ++

1 . Rami musculares untuk musculus biceps brachii, mus-


Nervus Musculocutaneus. Nervus musculocuta-
cul us coracobrach ial is, dan m uscul us brach i al is'
neus berasal dari fasciculus lateralis plexus brachialis
(C5, 6, dan 7) di axilla dan diuraikan pada halaman 2. Rami cutanei. Nervus cutanei antebrachii late-
rales mengurus kulit di permukaan depan dan la-
435. Saraf ini berjalan turun ke bawah dan lateral, me-
teral lengan bawah sampai pada pangkal pollex'
nembus musculus coracobrachialis (Cambar 9-1 0), dan
3. Rami articulares untuk sendi siku'
kemudian berjalan ke bawah diantara musculus biceps
458 BAB 9: Extremitas Superior

m. sternocleidomastoideus
m. trapezius

clavicu la

m. deltoideus

m. biceps caput breve

m. biceps caput longum

m. coracobrachialis
nl ulnaris

n. medianus

a. brachialis
septum i ntermusculare medial
m. brachialis
n. musculocutaneus
m. brachialis

m. brachioradialis

m. extensor carpi
radialis longus m. pronator teres

m. flexor carpi radialis


m. palmaris longus

aponeurosis bicipital is
tendo m. biceps
a_ rad ial is

a. u lnaris
m. flexor carpi ulnaris

Gambar 9'32. Permukaan anterior rengan atas. Bagian mediar muscurus


biceps brachii dibuang untuk
memperlihatkan nervus muscurocutaneus yang terretak di depan ,r.arLa or""t]iuti.
459
ANATOMI DASAR

m. sternocleidomastoideus
m. trapezius

m. deltoideus

m. pectoralis maior

m. biceps

m. coracobrachialis

m. brachialis septum intermuscu lare medial

epicondylus lateralis epicondylus medialis

caput radii

tuberositas bicipitalis proc. coronoideus ulnae

insedio musculus deltoideus serta origo dan


Gambar 9-33. Permukaan anterior lengan atas, memperlihatkan
insertio musculus brachialis.
460 BAB 9: Extremitas Superior

\\
a. circumflexa humeri posterior
':-\
a. axillaris

m. teres malor
a, circumflexa humeri anterior

a. profunda

I ttr,
I
a. brach ialis

a. collateralis ulnaris
superi o r

a. collateralis ulnaris
inferior

a. recurrens ulnaris
a. rnterossea recurrens anterior

a. recurrens radialis

collum radii

a. radialis

a. ulnaris

a. rnterossea communis
a. rnterossea IJosterior

Gambar e'34. Arteriae ,,"r" ,;i;:;:. t#r: anastomosis arteria di sekitar articuratio cubil

Nervus Medianus. Nervus medianus berasal dari


Nervus medianus tidak mempunyai cabang di
fasciculus medialis dan Iateralis plexus brachialis di
lengan atas (Cambar 9-86), kecuali'sebuah caban!
axilla seperti yang diuraikan pada halaman 435 dan cil, saraf vasomotorik untuk arteria brachialis.
ke_
436. Saraf ini berjalan turun ke bawah pada sisi lateral
Nervus Ulnaris. Nervus ulnaris berasal dari fasci_
arteria brachialis (Gambar 9-32). Di pertengahan culus medialis plexus brachialis di axilla seperti yang
lengan atas, saraf ini menyilang arteria brachialis diuraikan pada halaman 475. Nervus ulnaris berialai
kemudian berjalan ke distal di sisilateral arteria.
turun ke bawah di sisi medial arteria brachialis sampai
.Nervus medianus, sama seperti arteria brachialis, di pertengahan lengan atas (Cambar 9_32). Di perte_
terletak superfisial, tetapi di daerah siku saraf ini di_
ngahan lengan atas ini, pada inserlio musculus coraco_
silang oleh aponeurosis bicipitalis. perjalanan selan_
brachialis, nervus ulnaris menembus septum intermus_
jutnya dari saraf ini diuraikan pada halama
n 475. culare mediale, diikuti oleh arteria coliateralis ulnaris
461
ANATOMI DASAR

superior, dan masuk di ruang fascial posterior lengan


2. Di sulcus spiralis (Cambar 9-35): Memberikan ca-
bang untuk caput lateral dan medial musculi tri-
atas; nervus ulnaris berjalan di belakang epicondylus
medialis humeri. (Lihat kolom berikutnya)'
ceps brachii dan musculus anconeus' Nervus
cutanei brachii Iateralis inferior menyarafi kulit
Nervus ulnaris tidak mempunyai cabang di ruang
sisi Iateral dan anterior Iengan atas' Nervus cutanei
anterior lengan atas (Gambar 9-88).
antebrachii posterior berjalan turun ke bawah di
Nervus Radialis' Pada saat meninggalkan axilla' bagian medial permukaan belakang lengan bawah
neryus radialis langsung masuk ke ruang fascial poste- sampai ke regio carPalis.
rior lengan atas da"n kembali ke ruang anterior tepat di 3. Di ruang anterior lengan atas: Setelah nervus ra-
atas epicondylus lateralis humeri' dialis menembus septum intermusculare laterale,
saraf ini memberikan cabang untuk musculus
lsi Ruang Fascial Posterior Lengan Atas brachial is, muscul us brachioradial is, dan muscul us
extensor carpi radialis longus (Cambar 9-36)' Saraf
r Otot: Ketiga caput musculus triceps brachii' ini juga memberikan cabang rami articulares un-
r Persarafan untuk otot: Nervus radialis' tuk sendi siku.
. Pendarahan: Arteria profunda brachii dan arteria
collateralis ulnaris. Nervus Ulnaris. Setelah menembus septum inter-
. Struktur yang melalui ruang: Nervus radialis dan musculare mediale di pertengahan lengan atas
(lihat
nervus ulnaris. kolom sebelumnya), nervus ulnaris turun di belakang
septum, di posteriortertutup oleh caput medialmusculi
Otot di Ruang Fascial Posterior triceps brachii. Saraf ini berjalan bersama dengan vasa
collateralis ulnaris superior. Di siku, saraf initerletak di
Musculus triceps brachii (Gambar 9-35)' Musculus
belakang epicondylus medialis humeri (Cambar 9-35)
triceps brachii adalah sebuah otot besar yang mem-
di atas ligamentum mediale articulatio cubiti Nervus
bentuk sebagian besar isi bagian belakang lengan atas'
ulnaris bJrlanjut ke bawah sampai di lengan bawah di
(lihat
. Origo: Caput longum berasal dari tuberositas infra- antara kedua origo musculus flexor carpi ulnaris
glen"oidute'scapulae; caput lateral berasal dari setengah halaman 475).
6agian atas facies dorsalis corpus humeri, cranial Caban g-cab ang (Cam b ar 9-BB)' Nervus u I nari s m em-
dai sulcus spiralis; caput medial berasal setengah punyai situ cabang yaitu ramus articularis untuk
bagian bawah facies dorsalis corpus humeri, caudal articulatio cubiti.
dari sulcus sPiralis.
r lnsertio: Meialui tendo bersama yang melekat pada Arteria Profunda Brachii' Arteria profunda brachii
permukaan atas olecranon. dipercabangkan oleh arteria brachialis dekat pangkal-
o Persarafan: Nervus radialis. nya (Cambir 9-34). Pembuluh ini berjalan bersama
. Fungsi: Ekstensor kuat dari sendi siku' dengan nervus radialis di dalam sulcus spiralis, me-
nyaiafi musculus triceps brachii, dan ikut serta dalam
Struktur yang Metalui Ruang Fascial Posterior anastomosis di sekitar sendi siku.

Nervus Radialis. Saraf ini berasal dari fasciculus Arteria Gollateralis Ulnaris Superior dan Arteria
posterior plexus brachialis di axilla seperti yang diurai- Collateralis Ulnaris lnferior' Arteria collateralis ulnaris
'kan
pada halaman 437. Nervus radialis melingkari sisi superior dan inferior dipercabangkan dari arteria bra-
dorsal lengan ataq di dalam sulcus spiralis di antara chialis dan ikut dalam anastomosis di sekitar articulatio
caput-capu1 musculi triceps brachii (Cambar 9-35)' cubiti.
Saraf ini menembus septum intertnusculare laterale
di
atas siku dan melanjutkan diri ke distal menuju ke fossa
cubiti di depan siku, di antara musculus brachialis dan OTOT: PERSARAFAN DAN FUNGSINYA
musculus brachioradialis (Gambar 9-36)' Didalam
Mahasiswa yang ingin mempelajari otot-otot lengan
sulcus spiralis, newUS radialis berjalan bersama dengan
atas dapat memPelaiari tabel 9-5.
vasa piofunda brachii, dan berhubungan langsung
dengan corpus humeri (Cambar 9-35)'
Fossa Gubitalis
Ga ban s-cabanS (q3I!!3I 9-89)
Fossa cubitalis alalah sebuah lektlkan yang terletal< di
1 . Di axilla: Memberikan cabang untuk caput Iongum
depan siku dan berbentul< segitiga (Cambar 9-36 dan
dan medial musculi triceps brachii dan nervus a_77\
cutanei brachii Posterior.
462 BAB 9; Extremitas Superior

m. supraspinatus

m. deltoideus

rn. infraspinatus
m. teres minor

collum cirhurgJcum htrmeri

divisi anterior n. axillaris

posterior n. axillarjs

n. cutaneus brachii lateralis superior

m. triceps caput lateral

m. teres major n. radialis


a. profunda brachii

m. triceps capul longum n. cutaneus brachii lateralis inferior

m. triceps caput medial


n. cutaneus antebrachii posterior
m. brach ial is

septum i ntermusculare lateral

m. brachioradialis

n. ulnaris

epicondylus medialis
m. anconeus

m. extensor carpi radialis longus

proc. olecranii
m. extensor carpi radialis brevis

m. flexor carpi ulnaris


m. extensor carpi ulnaris

Gambar 9-35' Permukaan posterior lengan atas. caput lateral


memperlihatkan nervus radialis dan arleria
musculi triceps brachii dipotong untuk
rrr"r. ,piruii. humeri.
frofunda brachii di dalam
BATAS.BATAS
tst
r Lateral: Musculus brachioradialis. Fossa cubiti (Cambar 9-36) berisi strLrktur_struktur
r Medial: Musculus pronator teres. di
bawah ini, berturut-turut dari medial ke lateral: nervus
. Dasar segitiga dibentuk oleh garis imajiner
ditarik antara kedua
yang med ian us, bifu rcatio arteriae brach ial is menjad
i arteria
epicondylus humeri. ulnaris dan arteria radialis, tendo muscirli biceps
Lantai fossa di sebelah lateral dibentuk oleh mus_
brachii, dan nervus radialis beserta ramus profundus_
culus supinator dan di medial oleh musculus brachialis.
nya.
.kuatAtapnya dibentuk oleh kulit dan fascia dan diper_
oleh aponeurosis bicipital is.
Nodus lymphoidei supratrochlearis terletak cli da_
lam fascia superficialis di sekitar bagian atas fossa, cJi
ANATOMI DASAR 463

Tabel 9-5 Otot Lengan Atas

Nama otot Origo lnsertio Persaralan Asal saraf* Fungsi

Kompartemen Anteriar
M. biceps brachii
Caput longum Tuberculum su- Tuberositas radii N. musculocuta- C5, Co Supinator lengan
perglenoidale dan aponeu. NEUS bawah dan
scaPulae rosis bicipitalis fleksor brticu-
pada fascia latio cubiti;
profunda le- fleksor lemah
:ngan bawah articulatio hu-
meri
Caput breve Processus cora- Permukaan me- N, musculocuta- c5, c6, c7 Flexio lengan
' coideus sca- dial corpus neus atas dan juga
pulae humeri aduktor lemah
M. coracobra- Processus cora- Processus coro- N. musculocuta- c5, c6 Flexor articulatio
chialis coideus sca- noideus ulnae NEUS cubiti
pulae
M. brachialis Facies anterior
setengah ba-
gian bawah
humerus
Kompartemen Posterior
M. triceps brachii
Caput longum Tuberculum infra-
glenoidale
, scaPulae
Caput laierale Facies posterior Processus ole- N. radialis c6, c7, c8 Extensor articu-
setengah ba- cranii/olecra- latio cubiti
gian atas cor- non
Pus humeri
Caput mediale Facies posterior
" setengah ba-
gian bawah
corpus humeri

*Predominant yang
di$uplai oleh asal saraf ditandai dengan huruf be$ar
Asal saraf utama dicetak dengan hurut tebal.

atas trochlea (Cambar 9-29). Kelenjar ini menerima os scaphoideum dan lunatum pada articulatio radio-
pembuluh limf aferen dari jari ke.-3, 4,5; bagian medial carpalis dan dengan ulna pada articulatio radioulnaris
tangan; dan sisi riredial lengan bawah. Pembuluh limf d istal.
eferen berjalan ke atas ke axilla dan bernr uara ke Pada ujung atas radius terdapat caput yang berben-
kelompok lateral nodi axillares (Cambar 9-29). tuk bulat kecil (Cambar 9-37). Permukaan atas caput
cekung dan bersendi dengan capitulum humeri yang
cernbung. Circumferentia articulare radii bersendi
Tulang Lengan Bawah dengan incisura radialis ulnae. Di bawah caput tulang
menyempit membentuk collum. Dibawah collum ter-
Lengan bawah terdiri atas dr-ra tulang: radius dan ulna.
dapat tuberositas bicipitalis/tuberositas radii yang me-
rupakan tempat insertio nnusculus biceps.
RADIUS
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih le-
Radius adalah tulang lateral lengan bawah (Cambar bar di bawah dibandingkan dengan bagian atas (Cam-
9-37). Ujung atasnya bersendi dengan humerus pada bar 9-37). Corpus radii di sebelah rnedial mempunyai
articulatio cLrbiti dan dengan ulna pada articulatio ra- margo interossea yang tajam untuk tempat melekatnya
dioulnaris proximal. Ujung distalnya bersendi dengan membrana interossea yang menghr-rbungkan radius dan
464 BAB 9: Extremitas Superior

m. brachialis

a. biceps brachii
n. medianus
m. brachioradialis

n. radialis
tendo m. biceps

m. extensor carpi
radialis longus epicondylus medialis
m. supinator

r. profundus n. radialis
m. pronator teres caput humerale
m. extensor carpi
radialis brevis
r. superficialis n, radialis

aponeurosis bicipitalis

m. pronator teres caput ulnare

m. flexor carpi radialis

m. palmaris longus

m. f lexor carpi ulnaris


t{

Gambar 9-36. Fossa cubiti dextra

ulna. Tuberculum pronator, untuk tempat insertio mus- Otot dan ligamentum penting yang melekat pada
culus pronator teres, terletak di pertengahan pinggir radius diperlihatkan pada Cambar g-37.
lateralnya.
Pada ujung bawah radius terdapat processus sty- ULNA
loideus; yang menonjol ke bawah dari pinggir late- Ulna merupakan tulang medial lengan bawah (Gambar
ralnya (Cambar 9-37). Pada permukaan medial terda- 9-37). Ujung atasnya bersendi dengan humerus pada
pat incisura ulnae, yang bersendi dengan caput ulnae articulatio cubiti dan dengan caput radii pada articu-
yang bulat. Permukaan bawah ujung radius bersendi latio radioulnaris proximal. Ujung drstalnya bersendi
dengan os scaphoideum dan os lunatum. pada permu- dengan radius pada articulatio radioulnaris distalis,
kaan posterior ujung distal radius terdapat tuberculum tetapi dipisahkan dari articulatio radiocarpalis dengan
kecil, tuberculum dorsalis, yang pada pinggir medial- adanya facies articularis.
nya terdapat sulcus untuk tendo musculi flexor pollicis Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai processus
longus (Cambar 9-37). olecranii (Cambar 9-37); bagian ini membentuk ton-
ANATOMI DASAR 465

kapsula sendi siku


m. triceps
proc. olecranii

proc. coronoideus m. anconeus


radialis ulnae
m. brachialis
caput
m. pronator teres m. biceps
collum
m. flexor Pollicis
tuberositas biciPitalis longus m. supinator
m. biceps
aponeurosis rn. extensor
dan flexor carpi ulnaris
chorda obliqua m. abductor pollicis
m. supinator longus
m. flexor digitorum
profundus

m. extensor pollicis longus


m. f lexor digitorum
superf icialis

m. pronator teres

m. flexor pollicis membrana interossea


longus

m. extensor pollicis
brevis
m extensor indicis
m. pronator quadratus

lubang untuk a. in terossea


ante ri or

tuberculum dorsale radi i


m. brachioradialis
td
proc. styloideus
proc. styloideus

kapsula pergelangan tangan

permukaan anterior Permukaan posterior

Gambar 9-37. Perlekatan otot dan ligamentum yang penting pada radius dan ulna.

jolan pada siku. Processus ini mempunyai incisura di dah diraba seluruh panjangnya. Di bawah incisura ra-
permukaan anteriornya, incisura trochlearis, yang dralis terdapat lekukan, fossa supinator, yang mem-
bersendi dengan trochlea humeri. Di bawah trochlea permudah Serakan tuberositas bicipitalis radii. Pinggir
humeri terdapat processus coronoideus yang berben- posterior fossa ini tajam dan dikenal sebagai crista supi-
tuk segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat nator, yang menjadi tempat origo musculus supinator.
incisura radialis untuk bersendi dengan caput radii. Pada ujung distal ulna terdapat caput yang bulat,
Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah (Cambar yang mempunyai tonjolan pada permukaan medialnya,
9-37). Di lateral mempunyai margo interosseus yang disebut processus styloideus (Gambar 9-37).
tajam untuk tempat melekatnya membrana interossea. Otot dan ligamentum penting yang melekat pada
Pinggir posterior membulat, terletak subcutan, dan mu- ulna dapat dilihat pada Cambar 9-37.
466 BAB 9: Extremitas Superior
os capitatum
os scaphoideum
os lunatum
os trapezoideum os hamatum
tubercul um scaphoideum os triquetrum
m. sbductor pollicis brevis m. flexor carpi ulnaris
os pisiforme
m. f lexor pollicis brevis
m. abductor disiti minimi
m. opponens pollicis lig. pisohamatum
os trapezium m. flexor disiti minimi
m. abductor pollicis longus hamulus ossis hamati
caput obliqum m. adductorpolticis lig. pisometacarpale
m. interossea palmaris I m. opponens digiti minimi
m. flexor carpi radialis
m. opponens pollicis m. interossea palmaris lV
m. interossea palmaris ll
m. abductor dan f le;or pollicis m. abductor dan flexor
brevis disiti minimi
m. abductor pollicis dan
m. interossea palmaris I m. interossea palmaris ll I

caput transversum
m. adductor pollicis
m. flexor pollicis longus

ibu jeri
m. interossea palmsris

m. f lexor digitorum superficialis


jari kelingking

jari telunjuk
jari tengah
m. flexor digitorum profundus

Gambar 9-38. Perlekatan otorotot penting pada permukaan anterior tulang tangan.

Tulang Tangan alami ossifikasi dengan berbagai interval waktu sampai


umur l2 tahun, pada usia ini semua tulang telah
Terdapat delapan buah ossa carpi yang tersusun atas mengalami ossifikasi.
dua baris, masing-masing terdiri dari empat tulang Meskipun pengetahuan secara rinci dari tulang-
(Cambar 9-38 ban 9-39). Baris proksimal terdiri atas tulang tangan tidak perlu bagi mahasiswa kedokteran,
(dari lateral ke medial) scaphoideum, lunatum, trique- tetapi posisi, bentuk, dan ukuran os scaphoideum
trum, dan pisiforme. Baris distal terdiri atas (dari lateral seharusnya dipelajari karena sering terjadi fraktur. Rigi
ke medial) trapezium, trapezoideum/ capitatum, dan pada trapezium dan hamulus ossis hamati sebaiknya
hamatum. Secara bersama-sama ossa carpi pada per- d ipelajari.
mukaan anteriornya membentuk cekungan, yang pada
ujung lateral dan medialnya melekat sebuah pita mem- OSSA METACARPI DAN PHALANGES
branosa yang kuat, disebut flexor retinaculum. Dengan Ada lima buah ossa metacarpi, masing-masing tulang mem-
cara ini terbentuk saluran osteo-fascial, canalis carpi, punyai basis, corpus, dan caput (Cambar 9-38 dan 9-39).
untuk lewatnya nervus medianus dan tendo-tendo Os metacarpal I pollex adalah yang terpendek dan
flexor jari. sangat mudah bergerak. Tulang tersebut tidak terletak
Ossa carpi pada waktu lahir merupakan tulang ra- pada bidang yang sama dengan tulang-tulang meta-
wan. Os capitatum mengalami ossifikasi selama tahun carpi lainnya, tetapi terletak lebih anterior. Tulang ini
pertama kehidupan, dan tulang-tulang lainnya meng- juga berotasi ke medial sembilan puluh derajat, se-
ANATON/I DASAR 467

os lunatum
os scapoideum

os triquetrum os trapezoideum
os pisiforme
os trapezium
os capitatum
m. extensor carpi radialis
longus
os hamatum
m. extensor carpi radialis
b revis
m. extensor carpi ulnaris
m. interossea dorsalis I

m. interossea dorsalis lV
m. extensor pollicis brevis
m. interossea dorsalis lll
m. adductor pollicis

m. interossea dorsalis ll

mm. interossei dorsales

m. extensor Pollicis longus

ekspansi ekstenSor untuk


m. extensor digitorum

Gambar 9-39. Perlekatan otot-otot penting pada permukaan posterior tulang-tulang tangan

hingga permul(aan extensor menghadap ke lateral bu- antebrachii lateralis yang merupakan Ianjutan dari
kan ke dorsal. nervus musculocutaneus, dan dari cabang anlerior dan
Basis ossa metacarpi bersendi dengan barisan distal posterior nervi cutanei antebrachii medialis (Carnbar
ossa carpi; caputnya yang membentuk buku tangan 9-28). Sebagian kecil kulit di pertengahan bagian ba-
bersendi dengan phalanges proximal (Cambar 9-3u wah permukaan posterior lengan bawah dipersarafi
dan 9-39). Corpus dari masing-masing ossa metacarpal oleh nervi cutanei antebrachii posterior.
sedikit cekung ke'depan dan mempunyai penarnpang Vena-vena superficial lengan bawah terletak di da-
berbentuk segitiga. Corpus mempunyai permr-rkaan lanr fascia superficialis (Carnbar 9-40). Vena cephalica
posterior, lateral dan rnedial berasal dari pinggir lateral arcus venosus dorsale manus
l-erdapat tiga buah phalanges untuk setiap jari, te- dan membelok di sekitar pinggir lateral lengan bawah;
tapi dua phalanges untuk pollex. kemudian vena ini naik menrrju fossa cubiti dan ber-
Otot-otot penting yang melekat pada tr-rlang-tulang jalan di depan lengan atas pada sisi lateral musculus
tangan dan jari-jari diperlihatkan pada Cambar 9-3u biceps brachii. Vena cephalica bermuara ke dalarn
dan 9-39. vena axillaris di trigonum deltoideopectoralis. (l.ihat
halaman 51 1). I']ada saat vena cephalica berjalan ke atas
Lengan Bawah di extremitas superior, vena ini menerima beberapa
aliran vena dari permukaan lateral dan posterior extre-
KULIT mitas (Cambar 9-40). Vena mediana cubiti, nrerupal<an
Saraf sensorik yang mengurLrs kulit lengan bawah sebuah cabang vena cephalica difossa crrbiti, berialan
berasal dari cabang anterior dan posterior nervi cutanei ke atas dan medial yang selaniutnya bergabr-rng dengan
468 BAB 9: Extremitas Superior

v. cephalica v. basilica

mediana cubiti

v. mediana v. basilica

v. basilica mediana
mediana

mediana antebrachii
anterior

Gambar 9-40" Venae superficiales lengan bawah. Perhatikan variasi yang umum ditemukan pada regio cubitalis.

vena basilica. Pada fossa cubiti, vena mediana cubiti cubiti. Di sini, sebagian pembuluh bermuara ke nodus
menyilang di depan arteria brachialis dan nervus me- lymphoideus supratrochlearis, dan sisanya mengikuti
dianus, tetapi dipisahkan dengan arteria dan saraf ter- vena basilica ke axilla, di axilla bermuara ke kelompok
sebut oleh aponeurosis bicipital is. lateral nodi axillares. Pembuluh eferen dari nodus su-
Vena basilica berasal dari pinggir medial arcus pratrochleares juga bermuara ke kelompok Iateral nodi
venosus dorsale manus dan membelok di sekitar ping, axillares (Garnbar 9-29).
gir medial lengan bawah; kemudian vena ini naik me-
nuju fossa cubiti dan berjalan di depan lengan atas RUANG FASCIAL LENGAN BAWAH
pada sisi medial musculus biceps brachii (Cambar
Lengan bawah dlbungkus oleh fascia profunda yang
9-40). Vena ini berakhir dengan bermuara ke venae
melekat pada periosteum tnargo posterior ulnae yang
commitantes arleriae brachialis untuk membentuk ve-
terletak subcutan (Cambar 9-4.1 ). Sarung fascial ini
na axillaris seperti yang diuraikan pada halaman 432.
bersama dengan membrana interossea dan septa inter-
Vena basilica menerima darah dari vena mediana
muscularis fibrosa membagi lengan bawah menjadi
cubiti dan beberapa aliran vena lainnya dari sisi medial
beberapa ruang yang masing-masing mempunyai otot,
dan posterior extremitas superior.
saraf, dan pembuluh darah yang mengurusnya.
Pembuluh limf superficialis dari pollex, jari-jari la-
teral, daerah lateral tangan dan lengan bawah mengi-
Membrana interossea
kuti vena cephalica menuju ke nodi lymphoidei ke-
lompok infraclavicularis (Gambar 9-29). Pembuluh Membrana interossea adalah membran tipis tetapi kuat
limf dari jari-jari medial, bagian medial tangan dan yang menghubungkan radius dan ulna. Membrana ini
lengan bawah mengikuti vena basilica menuju fossa melekat pada margo interossea os radius dan ulna
ANATOMI DASAR 469
m. palmaris longus
' n medianus
m. flexor carpi radialis
m. f lexor digitorum superf icialis a. radialis

r. superficialis
a, n. ulnaris
n. radialis
m. pronator teres

m. f lexor carpi ulnaris m. f lexor Pollicis longus

m. bracnioradialis

m. extensor carpi
a, n. interossea anterior
radialis Iongus

m. extensor carpi
radialis brevis

m. extensor digitorum

rad i us

m. supinator
m. abductor pollicis longus

m. f lexor digitorum Profundus a, n. interossea posterior


ulna m. extensor digiti minimi
m. extensor carpi ulnaris
m. extensor Pollicis longus
pronator teres
Gambar g-41. potongan melintang lengan bawah setinggi insertio musculus

(Cambar 9-37 dan 9-41). Serabut-serabutnya berjalan untuk pollex dan jari-jari (Cambar 9-47). Di medial,
miring ke bawah dan medial, sehingga gaya yang retinaculum ini melekat pada os pisiforme dan hamulus
mengenai ujung bawah radius (misalnya, pada waktu ossis hamati, dan di Iateral rnelekat pada tuberculum
jatuh dengan tangan terulur) diteruskan dari radius ke scaphoideum dan os trapezir-rrn. Perlekatan pada os
ulna dan kemudian ke humerus dan scapula. Serabut- trapezium terdiri dari bagian superficial dan profunda
serabutnya menegang sewaktu lengan bawah dalam dan mernbentuk saluran sinovial untuk Iewatnya tendo
posisi semipronatio, yaitu pada posisi fungsional. musculi flexor carpi radialis,
Membrana interossea merupakan tempat perlel<atan Pinggir atas retinaculum sestrai dengan lipat trans-
otot-otot d i sekitarnya. versa distalis di depan regio carpalis dan berlanjut
Chorda obliqua adalah struktur ligamentum yang sebagai fascia profunda lengan bawah. Pinggir bawah
sempit, terbentang dari radius di bawah tuberositas retinaculum melekat pada aponeurosis palmaris (Cam-
sampai ke puncak processus coronoideus ulnae (Cam- bar 9-48).
bar 9-37\. Fr-rngsinya tidak diketahui. Hubungan retinacLllum musculorum flexorum di-
uraikan pada halaman 4U0.
Retinaculum Musculorum Flexorum
Reti nacul u m Mu scul o ru m Exten so rum
dan Extensorum
Retinaculum musculorum extensorum adalah pene-
Retinaculum musculorum flexorum dan extensorum
balan fascia profunda yang terbentang di belakang
adalah pita khusus dari fascia profunda yang terdapat
pada daerah regio carpalis dan tangan.
regio carpalis dan berfungsi untrrk mempertahanl<an
tendo-tendo extensorum pada posisinya (Cambar
9-56). Retinaculum ini mengubah alur-alr-rr pada facies
Betin aculu m M uscu lo ru m Flexorum posterior ujung distal radius dan r-rlna menjadi enarn
Retinaculum musculorum flexorum adalah penebalan saluran yang terpisah sebagai ternpat lewatnya tendo-
fascia profunda yang mempertahankan tendo{endo terrdo extensor panjang. Masing-masing saluran di-
flexor panjang pada tempatnya di regio carpalis. Reti- batasi oleh selubung sinovial yang terbentang pada
naculum ini terbentang di depan regio carpalis dan tendo dari bagian atas sarnpai bagian bawah retina-
mengubah facies anterior ossa carpi menjadi canalis culum. Saluran-saluran dipisahkan satu dengan yang
osteofascial, yang disebut canalis carpi, untuk tempat lain oleh septa fibrosa yang berjalan dari permukaan
lewatnya nervus medianus dan tendo-tendo flexor dalam retinaculum ke tulang-tulang.
470 BAB 9: Extrernitas Superior

Di medial retinaculum melekat pada os pisiforme rurn di dalam alur pada os trapezium dan berinsertio
dan hamulus ossis hamati dan di sebelah lateral mele- pada basis os metacarpal ll dan lll.
kat pada ujung distal os radius. pinggir atas dan bawah o Persarafan: Nervus medianus.
retinaculum berlanjut sebagai fascia profunda Iengan o Fungsi: Flexio dan abductio tangan pada articulatio
bawah dan tangan. radiocarpalis,
lsi saluran di bawah retinaculum musculorum
extensorum dijelaskan pada halaman 483. Musculus Palmaris Longus (Gambar 9-42). Muscu-
lus palmaris longus sering tidak ada.
Canalis Carpi . Origo: Dari tendo bersama melekat pada epicondy-
lus medialis humeri.
Ossa carpi dan retinaculum musculorum flexorum r lnsertio: Retinaculum flexorum dan aponeurosis pal-
membentuk canalis carpi (Cambar 9-47). Nervus me- maris.
dianus terletak di dalam ruangan sempit di antara o Persarafan: Neryus medianus.
tendo musculi flexor digitorum superficialis dan mus- r Fungsi: Flexio tangan pada articulatio radiocarpalis.
culus flexor carpi radialis.
Musculus Flexor Carpi Ulnaris (Gambar 9-42)
lsi Ruang Fascial Anterior Lengan Bawah r Origo: Caput humerale yang berasal dari tendo
. Otot: Kelompok superficial terdiri atas musculus bersama melekat pada epicondylus medialis humeri,
pronator teres, musculus flexor carpi radialis, mus- dan caput ulnare yang berasal dari perrnukaan me-
culus palmaris longus, dan musculus flexor carpi dial processus olecranii ulnae dan pinggir posterior
u nae.
ulnaris; kelompok intermedia terdiri atas musculus I

flexor digitorum superficialis; dan kelompok pro-


r lnsertio: Kedua caput bersatu untuk membentuk
funda terdiri atas musculus flexor pollicis longus, tendo panjang yang berinsertio pada os pisiforme,
musculus flexor digitorum profundus, dan musculus hamulus ossis hamati, dan basis os metacarpal V.
pronator quadratus.
r Persarafan: Nervus ulnaris.
. o Fungsi: Flexio dan adductio tangan pada articulatio
Suplai darah ke otot: Arteria ulnaris dan arteria ra-
ialis.
rad iocarpalis.
d
o Persarafan ke otot: Semua otot dipersarafi oleh ner-
Otot-otot Ruang Fasciat Anterior Lengan Bawah:
vus medianus dan cabang-cabangnya, kecuali mus-
Kelompok lntermedia
culus flexor carpi ulnaris dan bagian medial musculi
flexor digitorum profundus yang dipersarafi oleh Musculus Flexor Digitorum Super{icialis (Gambar 9-43)
nervus ulnaris. . Origo: Caput humeroulnare berasal dari tendo ber-
sama yang melekat pada epicondylus medialis hr_r-
Otot Ruang Fascial Lengan Bawah: meri dan pinggir medial processus coronoideus
ulnae, dan caput radiale yang berasal dari garis oblil<
Kelompok Super-ficial
pada facies anterior corpus radii.
Otot-otot kelompok superficial mempunyai tendo r lnsertio: Kedua caput bersatu membentuk venter
bersama sebagai origo yang melekat pada epicondylus otot, dan pada bagian distal lengan bawah otot ini
medialis humeri. membentuk empat tendo yang sampai ke tangan
dengan berjalan di bawah retinaculum musculorum
Musculus Pronator Teres (Gambar g-42 dan 9-43) flexorum. Di sini, tendo untuk jari tengah dan manis
o Origo: Caput humerale yang berasal dari tendo terletak anterior terhadap tendo untr-rk index dan
bersama melekat pada epicondylus medialis hurneri, digitus minimus (Cambar 9-5.1).
dan caput ulnare yang berasal dari margo medialis
Pada waktu mencapai phalanges proximales, tiap-
processus coronoideus ulnae.
r tiap tendo membelah menjadi dua; kemudian bersatu
lnsertio: Kedua caput bersatu untuk berinsertio pada
lagi; dan akhirnya tendo membelah lagi rr-renjadi dua
tuberositas pronatoria pada permukaan Iateral
untuk mengelilingi tendo mr-rsculi flexor digitorum pro-
corpus radii.
r fundus yang sesuai. Kemudian kedua belahan hanya
Persarafan: Nervus medianus.
r bersatu kembali untuk berinsertio pada sisi phalanges
Fungsi: Pronatio dan Flexio lengan bawah.
media (Cambar 9-50).
Musculus Flexor Carpi Radialis (Gambar 9-42)
o Persarafan: Nervus medianus.
r Origo: Dari tendo bersama melekat pada epicondy- o Fungsi: Flexio phalanges media jari-jari darr juga
lus medialis humeri. membentuk flexio phalanges proximal Can tangan.
r lnsertio: Tendo berjalan melalui saluran sinovial Karena tendo-tendo musculi flexor digitorum pro-
pada bagia.n lateral retinaculum musculorum flexo- fundus menembus tendo{endo musculi flexor digito-
ANATOMI DASAR 471

n. musculocutaneus yang m. brachialis


menjadi n. cutaneus
a. brachialis
antebrachii lateralis
n. medianus
m, biceps brachii septum intermusculare medial
m. brachioradialis
m. pronator teres
m. extensor carpi radialis
longus
tendo m. bicepg a. ulnaris

aponeurosis bicipitalis

m. extensor carpi radialis


m. flexor carpi radialis
brevis
m. supinator m. palmaris longus

m. f lexor carpi ulnaris


r. superficiairs n. radialis
m. pronator teres

m. abductor Pollicis longus


m. flexor digitorum
a. radialis superficial is

m. extensor Pollicis brevis

m. pronator quadratus a, n. ulnaris

m. abductor Pollicis longus


n. med ianus
rad i us

flexor retinaculum

untuk memperlihatkan ramus superficialis


Gambar g-42. Lengan bawah tampak anterior. Bagian tdngah musculus brachioradialis dibuang
nervi radialis dan arteria radialis.
472 BAB 9: Extremitas Superior

m. brachialis,
m. biceps
septum intermusculare medial

m. brachioradialis a. brachialis
caput humerale m. pronator teres
m. flexor carpi radialis
m. extensor carpi radialis longus
caput ulnare m. pronator teres
a. recurrens radialis
n. medianus
r. profundus n. radialis a. ulnaris

m. extensor carpi radialis brevis


caput humerale m. f lexor
a. rad ialis digitorum superf icialis
m. supinato
caput radiale m. flexor
digitorum superf icial is

m. flexor carpi ulnaris

m. flexor digitorurn
r. superficralis n. radialis profu nd u s

m. brachioradialis

m. f lexor pollicis longus n. cutaneus posterior n. ulnaris

n. medianus

m. abductor pollicis longus

a. rad ial is

n. ulnaris
m. pronator quadratus
a. ulnaris

Gambar 9-43, Lengan bawah tampak anterior. Sebagian besar otot-otot superficial dibuang untuk memperlihatkan musculus flexor
digitorum superficialis, nervus medianus, ramus superficialis nervi radialis, dan arteria radialis. Perhatikan bahwa caput ulna musculi
pronator teres me_misahkan nervus medianus dari arteria ulnaris.
ANATOMI DASAR 473

rum superficialis, maka tendo musculi flexor digitorum flexorum bersama dengan nervus ulnaris (Cambar
superficialis bekerja sebagai katrol terhadap tendo 9-51). Arteria ulnaris berakhir dengan membentuk ar-
musculi flexor digitorum profundus dan meningkatkan cus palmaris superficialis, biasanya beranastomosis
efisiensi .kerja otot ini (Cambar 9-50). dengan ramus superficialis arteriae radialis (Cambar
9-s 1 ).
Otot-otot Ruang Fascial Anterior Lengan Bawah: Pada bagian proximal perjalanannya, arteria ulnaris
Kelompok Profunda terletak di bawah sebagian besar otot-otot flexor. Di
distal menjadi lebih superficial serta terletak di antara
Musculus Flexor Pollicis Longus (Gambar 9-44) tendo musculi flexor carpi ulnaris dan musculus flexor
n Origo: Pertengahan facies anterior corpus radii dan
digitorum superficialis. Di depan retinaculum musculo-
membrana interossea yang berdekatan. rum flexorum, afteria ulnaris terletak tepat lateral ter-
r lnsertio: Tendo berjalan di belakang retinaculum hadap os pisiforme dan ditutupi hanya oleh kulit serta
musculorum flexorum dan berinsertio pada basis fascia ( tempat untuk memeriksa denyut nadi ulnaris).
phalanges distalis pol lex.
. Persarafan: Ramus interosseus anterior nervi media-
Cabang-cabang
N US.
. Fungsi: Flexio phalanges distalis pollex. o Rami musculares untuk otot-otot di sekitarnya.
o Rami recurrens yang ikut serta pada anastomosis di
Musculus Flexor Digitorum Profundus (Gambar 9-44)
sekitar articulatio cubiti (Cambar 9-44).
r Origo: Tiga perempat bagian atas facies anterior dan o Cabang-cabang yang ikut serta pada anastomosis
medial corpus ulnae dan bagian membrana arteria di sekitar articulatio radiocarpalis.
i nterossea yang berdekatan.
. Arteria interosseus communis, yang berasal dari ba-
r lnsertio: Di proximal regio carpalis, otot terbagi gian proximal arteriae ulnaris dan segera bercabang
menjadi empat tendo yang berjalan ke distal di menjadi arteria interossea anterior dan posterior
belakang musculus flexor digitorum superficialis dan (Cambar 9-44). Arteriae interossea akan memberi da-
retinaculum musculorum flexorum (Cambar 9-47), rah untuk otot-otot yang terletak di depan dan bela-
Masing-masing tendo berjalan melalui belahan ten- kang membrana interossea; arteri tersebut juga mem-
don yang sesuai dari musculus flexor digitorum percabangkan afteria nutritia untuk radius dan ulna.
superficialis dan berinsertio pada basis phalanges
distalis (Cambar 9-50). Arteria Radialis. Arteria radialis adalah cabang ter-
r Persarafan: Nervus ulnaris menyarafi setengah ba- minal yang lebih kecil dari arteria brachialis, Pembuluh
gian medial otot (yang menuju ke digitus anularis ini mulai dari fossa cubiti setinggi collum radii (Gambar
dan digitus minimus); ramus interosseus anterior 9-42 dan 9-43). Arteria radialis berjalan ke distal dan
nervi medianus menyarafi setengah bagian Iateral lateral, di bawah musculus brachioradialis dan terletak
(yang menuju ke index dan jari tengah). pada otot-otot kelompok profunda lengan bawah. Pada
o Fungsi: Flexio phalanges distalis jari-jari dan mem- dua pertiga perjalanannya, ramus superficialis nervi
bantu flexio phalanges media dan proximal. Juga radialis terletak di sebelah lateralnya.
membantu flexio regio carPalis. Pada bagian distal lengan bawah, arteria radialis
terletak di permukaan anterior radius dan hanya ditu-
Musculus Pronator Quadratus (Gambar 9-44)
. tupi oleh kulit dan fascia. Di tempat ini, di lateral arteria
Origo: Seperempat bagian bawah facies anterior cor-
radialis terdapat tendo musculi brachioradialis dan di
pus ulnae.
r sebelah medialnya terdapat tendo musculi flexor carpi
lnsertio: Seperempat bagian bawah facies anterior
radialis (tempat untuk memeriksa denyut nadi radialis) .
corpus radii.
o Arteria radialis meninggalkan lengan bawah dengan
Persarafan: Ramus interosseus anterior nervi media-
membelok di sekitar pinggir lateral regio carpalis untuk
n us.
r mencapai permukaan posterior tangan' (Lihat halaman
Fungsi: Pronatio lengan bawah pada articulatio ra-
498).
dioulnaris proximalis dan distalis.

Afteriae Ruang FascialAnterior Lengan Bawah Cabang-cabang di Lengan Bawah

Arteria Ulnaris. Arteria ulnaris merupakan cabang r Rami musculares untuk otot-otot di sekitarnya.
terminal arteria brachialis yang lebih besar (Gambar o Rami recurrens, yang ikut serta pada anastomosis di
9-31 dan 9-43). Arleria ini berawal dari fossa cubiti sekitar articulatio cubiti (Cambar 9-43).
setinggi collum radii. Pembuluh ini berjalan ke distal di
. Ramus palmaris superficialis, yang dipercabangkan
dalam ruang anterior lengan bawah dan masuk ke da- tepat di atas regio carpalis (Gambar 9-43), masuk ke
lam telapak tangan di depan retinaculum musculorum telapak tangan, dan sering bergabung dengan arteria
474 BAB 9: Extremitas Superior
D

brachialis
m. brachialis
n. medianus
n. radialis
a. rocurrens ulnaris anierior

epicondylus lateralis epicondylus medialis


a. recurrens ulnaris posterior
a. radialis

r. supei'ficialis n. radialis
chorda obliqua a, interossea communis
m. supinator
a. interossea posterior
r. profundus n. radialis n. ulnaris
a. ulnaris
;aput radiale m. flexor
digitorum superf icialis
m. flexor digitorum profundus

m. pronator teres
a. interossea anterior

membrana interossea n. interossea anteriot

m. flexor pollicis
longus
m. pronator quadratus

m. abductor pollicis
longus

r. anterior a. interossea

Gambar 9-44. Lengan bawah tampak anterior, memperlihatkan struktur profunda


ANATO[/I DASAR 475

ulnaris untuk membentuk arcus palmaris superfi- naris (Gambarg-44). Pada regiocarpalis, nervus ulnaris
cialis. terletak superficial di antara tendo musculi flexor carpi
ulnaris dan musculus flexor digitorum superf icialis
Saraf Ruang Fascial Anterior Lengan Bawah (Cambar 9-42). Nervus ulnaris sampai ke telapak ta-
ngan berjalan di depan retinaculum musculorum flexo-
Nervus Medianus. Nervus medianus meninggalkan
rum dan lateral terhadap os pisiforme; di sini arteria
fossa cubiti dengan berjalan di antara kedua caput
ulnaris terletak di lateral neryus ulnaris.
musculus pronator teres (Cambar 9-43). Pembuluh ini
terus berjalan ke distal di belakang musculus flexor Caban g-cabang (Gam!elg-qg)
digitorum superficialis dan terletak posterior terhadap
musculus flexordigitorum profundus. Di regio carpalis, 1, Rami musculares untuk musculus flexor carpi
nervus medianus muncul di sisi lateral musculus flexor ulnaris dan setengah bagian medial musculus
digitorum superficialis dan terletak di belakang tendo flexor digitorum profundus.
musculi palmaris longus (Cambar 9-42 dan 9-43). Saraf 2. Rami articulares untuk articulatio cubiti.
ini masuk ke telapak tangan dengan berjalan di be- 3. Ramus cutaneus palmaris. lni merupakan cabang
Iakang retinaculum musculorum flexorum. (Lihat kecil yang keluar pada pertengahan lengan bawah
halaman 480 dan 497.\ (Cambar 9-28) dan menyarafi kulit di sekitar
eminentia hypothenar.
Cabang-cabang (Gambar 9-86) 4. Ramus cutaneus dorsalis atau posterior. Merupa-
kan cabang besar yang terdapat pada sepertiga
1. Rami musculares di fossa cubiti, menyarafi mus-
bagian distal lengan bawah. Cabang ini berjalan ke
culus pronator teres, musculus flexor carpi radialis,
medial di antara tendo musculi flexor carpi ulnaris
musculus palmaris longus, dan musculus flexor
dan ulna, dan didistribusikan ke permukaan pos-
digitorum superficial is.
terior tangan dan jari.
2. Rami articulares, untuk articulatio cubiti.
3. Nervus interosseus anterior.
4. Ramus cutaneus palmaris. Dipercabangkan di ba- lsi Ruang Fascial Lateral Lengan Bawah
gian distal Iengan bawah dan didistribusikan ke Ruang ini dapat dianggap sebagai bagian dari ruang
kulit di sekitar bagian lateral telapak tangan (Cam- fascial posterior.
bar 9-28). r Otot: Musculus brachioradialis dan musculus exten-
sor carpi radialis longus.
Nervus interosseus anterior, Nervus interosseus . Pendarahan: Arteria radialis dan arteria brachialis.
anterior dipercabangkan dari nervus medianus di tem- r Persarafan untuk otot: Nervus radialis.
pat nervus medianus keluar dari antara kedua caput
musculus pronator teres. Saraf ini berjalan ke bawah
pada permukaan anterior membrana interossea, di an- Otot-otot Ruang Fascial Lateral Lengan Bawah
tara musculus flexor pollicis longus dan musculus Musculus Brachioradialis (Gambar 9-42)
flexor digitorum profundus (Cambar 9-44). Saraf ini . Origo: Dua pertiga bagian atas processus supracon-
berakhir pada permukaan anterior ossa carpi. dylaris humeri.
o lnsertio: Basis processus styloideus radii.
Cabang-cabang
o Persarafan: Nervus radialis,
1. Rami musculares untuk musculus flexor pollicis . Fungsi: Otot ini melakukan flexio lengan bawah
longus, musculus pronator quadratus, dan setengah pada articulatio cubiti; juga membantu rotatio le-
bagian lateral musculus flexor digitorum profundus, ngan bawah ke posisi semipronatio atau mengem-
2. Rami articulares untuk articulatio radiocarpalis balikan lengan bawah ke posisi semipronatio dari
dan articulatio radioulnaris distalis. Saraf ini iuga posisi pronatio penuh.
menyarafi sendi-sendi pada tangan.
Musculus Extensor Carpi Radialis Longus (Gambar
Nervus Ulnaris. Nervus ulnaris (Gambar 9-44) ber- 9-42 dan 9-43)
jalan dari dorsal epicondylus medialis humeri, menyi- . Origo: Sepertrga bagian bawah processus supracon-
lang ligamentum mediale articulatio cubiti, dan masuk dylaris humeri,
ke bagian depan lengan bawah dengan berjalan di r lnsertio: Tendo yang panjang berjalan di bawah reti-
antara kedua caput musculus flexor carpi ulnaris, Ke- naculum musculorum extensorum dan berinsertio
mudian berjalan ke distal lengan bawah di antara pada permukaan posterior basis os metacarpal Il.
musculus flexor carpi ulnaris dan musculus flexor digi- . Persarafan: Nervus radialis.
torum profundus. Pada dua pertiga distal lengan . Fungsi: Extentio dan abductio tangan pada articulatio
bawah, arteria ulnaris terletak di sisi lateral nervus ul- rad iocarpalis.
476 BAB 9: Extremitas Superior

Arleriae Ruang Fascial Lateral Lengan Bawah Kelompok profundus: Musculus supinator, muscu-
Arteriae yang mengurus ruang ini berasal dari ca- lus abductor pollicis longus, musculus extensor pollicis
bang afteria radialis dan arteria brachialis. brevis, musculus extensor pollicis longus, dan muscu-
lus extensor indicis.
Ruang Fascial Lateral Lengan Bawah
r Pendarahan: Arteriae interosseus anterior dan pos-
terior.
Nervus Radialis. Nervus radialis menembus septum r Persarafan untuk otot: Ramus profundus nervi ra-
intermusculare laterale pada bagian bawah lengan atas dialis.
dan berjalan ke depan ke dalam fossa cubiti (Cambar
9-36). Saraf ini kemudian berjalan turun di depan epi-
condylus lateralis humeri, terletak di antara musculus Otot-otot Ruang Fascial Posterior Lengan Bawah
brachialis pada sisi medial dan musculus brachiora- Kelompok Superficial
dialis dan musculus extensor carpi radialis longus pada Musculus Extensor Carpi Radialis Brevis
sisi lateral (Gambar 9-43). Pada tingkat epicondylus (Gambar 9-45)
Iateralis, saraf ini terbagi dua menjadi ramus superfi- r Origo: Dari tendo bersama yang melekat pada epi-
cialis dan ramus profundus (Cambar 9-43 dan 9-44). condylus lateralis humeri.
o lnsertio: Tendo berjalan di bawah retinaculum mus-
Cabang-cabang (Gambar 9-83)
culorum extensorum dan berinsertio pada facies
1. Rami musculares untuk musculus brachioradialis, posterior basis os metacarpal lll.
musculus extensor carpi radialis longus, dan suatu r Persarafan: Ramus profundus nervi radialis.
cabang kecil untuk bagian lateral musculus bra- o Fungsi: extentio dan abductio tangan pada articulatio
chialis. radiocarpalis.
2. Rami articulares untuk articulatio cubiti.
3. Ramus profundus nervi radialis. Saraf ini membe- Musculus Extensor digitorum (Gambar 9-45)
lok di sekitar collum radii, di dalam musculus su- o Origo: Dari tendo bersama yang melekat pada
pinator (Cambar 9-44), dan masuk ke ruang epicondylus lateral is humeri.
posterior lengan bawah (Cambar 9-46). r lnsertio: Otot membelah menjadi empat tendo yang
4. Ramus superficialis nervi radialis. berjalan di bawah retinaculum musculorum extenso-
rum dan kemudian menyebar seperti kipas di dor-
Ramus Superficialls Nervl Radialis. Ramus superficialis sum manus. Di sini tendo untuk digitus minimus,
nervi radialis merupakan Ianjutan langsung nervus digitus anularis, dan jari tengah saling dihubungkan
radialis setelah saraf ini mempercabangkan ramus pro- satu dengan yang lain oleh pita fibrosa. Tendo untuk
fundus di depan epicondylus lateralis humeri (Cambar index berhubungan pada sisi medialnya oleh tendo
9-43). Saraf ini berjalan ke bawah ditutupi oleh mus- musculi extensor indicis (Gambar 9-56). Tendo un-
culus brachioradialis pada sisi lateral arteria radialis. tuk digitus minimus berhubungan pada sisi medial-
Pada bagian distal lengan bawah saraf ini mening- nya oleh dua tendo musculi extensor digiti minimi.
galkan afteria dan berjalan ke belakang di bawah tendo Pada permukaan posterior tiaptiap jari tendo mus-
musculi brachioradialis (Cambar 9-43). Saraf ini men- culi extensor digitorum melebar membentuk expansi
capai permukaan posterior regio carpalis, di tempat ini extensorum (Gambar 9-56). Dekat arliculatio inter-
bercabang menjadi cabang-cabang terminal yang phalangea proximalis, expansi extensorum terbagi
menyarafi kulit dua pertiga lateral permukaan posterior menjadi tiga bagian: bagian tengah yang berinsertio
tangan (Cambar 9-28) dan permukaan posterior tiga pada basis phalanges tengah, dan dua bagian lateral
setengah jari lateral phalanges proximal. Area kulit yang bersatu untuk berinsertio pada basis phalanges
doisum manus yang dipersarafi oleh saraf ini berva- distal (Gambar 9-50).
riasi.
Expansi extensorum juga menerima insertio tendo
musculus interosseus yang sesuai pada setiap sisinya
lsi Ruang Fascial Poslerior Lengan Bawah dan lebih ke distal menerima tendo musculi lumbri-
o Otot: calis pada sisi lateralnya .
Kelompok superficial: Musculus extensor carpi ra- r Persarafan: Ramus profundus nervi radialis.
dialis brevis, musculus extensor digitorum, musculus o Fungsi: Extensio articulatio metacarpophalangea dan
extensor digiti minimi, musculus extensor carpi ulnaris, melalui expansi extensorum membantu musculi
dan musculus anconeus. Otot-otot ini mempunyai interossei dan musculi lumbricales mengeksten-
tendo bersama pada origonya yang melekat pada epi- siokan articulatio interphalangea proximal dan dis-
condylus lateralis humeri. tal. Juga membantu extensio tangan.
ANATOMI DASAR 477

Karena adanya hubungan antara tendo-tendo, ex- r Persarafan: Ramus profundus nervi radialis.
tentio penuh dari satu jari pada articulatio metacar- . Fungsi: Membantu supinatio lengan bawah pada
pophalangea tidak mungkin dilakukan selama jari-jari articulatio radioulnaris proximal dan distal. (Mus-
yang lain dalam keadaan flexio. lndex paling bebas culus biceps brachii merupakan supinator utama).
bergerak karena tendonya tidak berhubungan dengan
tendo jari-jari yang lain. Musculus Abductor Pollicis Longus (Gambar 9-45
dan 9-46)
Musculus Extensor Digiti Minimi (Gambar 9-45) r Origo: Pertengahan facies posterior corpus ulnae
. Origo: Dari tendo bersama yang melekat pada epi- dan radii dan membrana interossea diantaranya.
condylus lateral is humeri. r tnsertio: Tendo berjalan di bawah retinaculum mus-
. lnsertio: Tendonya berjalan di bawah retinaculum culorum extensorum dan berinsertio pada facies
musculorum extensorum dan membelah menjadi posterior basis os metacarpal I.
dua yang berinsertio pada expansi extensorum untuk r Persarafan: Ramus profundus nervi radialis.
digitus minimus (Cambar 9-56). Tendo ini dihubung- . Fungsi: Abductio dan extentio pollex pada articulatio
kan oleh tendo keempat musculus extensor digito- carpometacarpea.
rum yang kecil pada pangkal digitus minimus.
o Persarafan: Ramus profundus nervi radialis Musculus Extensor Pollicis Brevis (Gambar 9-46)
r Fungsi: Extentio articulatio metacarpophalangea di-
. Origo: Facies posterior radius dan bagian membrana
gitus minimus. i nterossea yan g berdekatan.
o lnsertio: Tendo berjalan di bawah retinaculum mus-
Musculus Extensor carpi Ulnaris (Gambar 9-45) culorum extensorum dan berinserlio pada facies
. Origo: Dari tendo bersama yang melekat pada posterior basis phalanx proximal pollex.
epicondyl us lateral is humeri. r Persarafan: Ramus profundus nervi radialis,
. lnsertio: Tendonya berjalan di bawah retinaculum o Fungsi: Extentio articulatio metacarpophalangea pollex.
musculorum extensorum dan berinsertio pada facies
posterior basis os metacarpal V, Musculus Extensor Pollicis Longus (Gambar 9-45
o Persarafan: Ramus profundus nervi radialis. dan Gambar 9-46)
. Fungsi: Extentio dan adductio tangan pada articulario
. Origo: Facies posterior ulna dan bagian membrana
rad iocarpalis. i nterossea yang berdekatan,
r lnsertio: Tendo berjalan di bawah retinaculum mus-
Musculus Anconeus (Gambar 9-45)' Musculus an- culorum extensorum dan menggunakan sisi medial
coneus adalah otot kecil berbentuk segitiga yang dapat tuberculum dorsalis radii sebagai katrol. Berinsertio
dianggap sebagai bagian dari musculus triceps brachii, pada facies posterior basis phalanx distalis pollex.
Otot ini tidak terletak di ruang fascial posterior lengan e Persarafan: Ramus profundus nervi radialis.
bawah, tetapi untuk mudahnya dijelaskan di sini. r Fungsi: Extentio phalanges distalis pollex.
r Origo: Permukaan posterior epicondylus lateralis Anatomical Snuffbox(Tabatiere Anatomicum).
-l-aba-

humeri. tiere anatomicum adalah istilah yang digunakan untuk


r lnsertio: Permukaan Iateral processus olecranii menggambarkan lekukan kulit berbentuk segitiga pada
u I nae. sisi lateral regio carpalis yang dibatasi di sebelah me-
o Persarafan: Nervus uradialis. dial oleh tendo musculi extensor pollicis longus dan di
o Fungsi: Membantu musculus triceps mengesktensio-
sebelah lateral oleh tendo musculi abductor pollicis
kan articulatio cubiti. longus dan musculus extensor pollicis brevis (Cambar
9-45). Daerah ini penting di klinik karena di daerah inr
Otot Ruang Fascial Posterior Lengan Bawah: os scaphoideum dan pulsasi nadi arteria radialis paling
Kelompok Profunda mudah teraba (Cambar 9-ZB).
Musculus Supinator (Gambar 9-44)
o Origo: Epicondylus lateralis humeri, ligamentum Musculus Extensor lndicis (Gambar 9-46)
. Origo: Permukaan posterior ulna dan bagian mem-
Iaterale articulatio cubiti, ligamentum annulare arti-
brana interossea yang berdekatan,
culatio radioulnalis proximal, dan crista supinatoria . lnsertio: Tendo berjalan di bawah retinaculum mus-
ulnae.
o tnsertio: Serabut-serabutnya tersusun dalam dua culorum extensorum diikuti oleh tendo musculi
extensor digitorum. Berinsertio pada expansi exten-
bidang, di antara kedua bidang ini terdapat ramus
sorum index (Cambar 9-56).
profundus nervi radialis. Kedua bidang serabut otot
o Persarafan: Ramus profundus nervi radialis,
tersebut membelok di sekitar facies posterior dan . Fungsi: extensio articulatio metacarpophalangea
lateral collum radii dan berinsertio pada collum dan
index.
caput radii.
478 BAB 9: Extremitas Superior

m. triceps m. brachioradialis
n. ulnaris
epicondylus medialis epicondylus lateralis
proc. olecranii
m. extensor carpi radialis
longus
m. flexor carpi ulnari5
m. extensor carpi radialis brevis
m. anconeus
m. extensor digitorum
pinggir posterior
m. extensor digiti minimi
ulna (subkutan)
m. extensor carpi ulnaris
r. prof undus n. radialis
m. supinator

a. interossea posterior

m. extensor carpi ulnaris


m. flexor digitorum
profundus
m. extensor digiti minimi

m. extensor digitorum

m. flexor carpi ulnaris

extensor retinaculum

m. abductor pollicis longus


m. extensor pollicis brevis
n. cutaneus posterior
n. ulnaris
m. extensor pollicis longus
m. extensor carpi
ulnaris
m. extensor ciigiti m. extensor indicis
minimi

m. extensor digitorum

LM
Gambar 9-45. Lengan bawah tampak posterior. Sebagian musculus extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi,
dan musculus
extensor carpi ulnaris dibuang untuk memperlihatkan ramus profundus nervi radiilis dan aderia interossea posterior.
ANATOMI DASAR 479

m. anconeus

m. extensor carpi ulnaris


epicondylus medialis
m. extensor digiti minimi
m. extensor digitorum

m. supinator
a. interossea recurrens

r. profundus n. radialis
dan a. interossea posterior
m. flexor digitorum
profundus

m. extensor carpi radialis brevis


m. extensor carpi radialis longus
m. brachioradialis

m. abductor pollicis
I ongus
m. extensor pollicis
a. i nterossea anterior
brevis
menembus me,.nbrana
i nterossea

m. extensor Pollicis longus

m. extensor indicis m. extensor carpi radialis


longus
m. extensor carpi radialis brevis

a. radialis

a. metacarpale posterior

Gambar 9-46. Lengan bawah tampak posterior. Otot-otot supedicial dibuang untuk memperlihatkan struktur profunda.
480 BAB 9: Extremitas Superior

Arteriae Ruang Fascial Posterior Lengan Bawah 1. Tendo musculus flexor carpi ulnaris, berakhir pada
Arteriae interossea anterior dan posterior berasal dari os pisiforme. (-fendo ini sebenarnya tidak menyi-
arteria interossea communis, cabang dari arteria ulnaris lang retinaculum musculorum flexorum, tetapi di-
(Gambar 9-44 dan 9-46). Pembuluh-pembuluh ini ber- masukkan untuk kelengkapannya saja).
jalan turun pada permukaan anterior dan posterior 2. Nervus ulnaris terletak lateral terhadap os pisifor-
membrana interossea di antara radius dan ulna, dan me.
mendarahi otot-otot dan tulang{ulang yang berdekaf 3. Arteria ulnaris terletak lateral terhadap nervus ul-
an. Mereka berakhir dengan ikut membentuk anasto- naris
mosis di sekitar articulatio radiocarpalis. 4. Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris
5. Tendo musculus palmaris longus (bila ada), ber-
Saraf Ruang Fascial Posterior Lengan Bawah jalan ke insertionya pada retinaculum musculorum
flexorum dan aponeurosis palmaris.
Ramus Profundus Nervi Radialis. Ramus profundus 6. Ramus cutaneus palmaris nervi medianus.
nervi radialis dipercabangkan dari nervus radialis dide-
pan epicondylus lateralis humerl di fossa cubiti (Cam- Struktur berikut ini berjalan di bawah retinaculum
bar 9-44). Saraf ini menembus musculus supinator dan musculorum flexorum dari medial ke lateral (Cambar
membelok di sekitar permukaan lateral collum radii di 9-47).
dalam substansi otot untuk mencapai ruang posterior
1 . Tendo musculus flexor digitorum superficialis dan
lengan bawah. Saraf turun di dalam celah di antara ke-
lompok superficial dan profunda otot-otot (Cambar
, posterior terhadap tendo-tendo ini terdapat tendo
musculi flexor digitorum profundus; kedua ke-
9-46). Kadang-kadang saraf ini sampai pada permukaan
Iompok tendo ini mempunyai sarung sinovial yang
posterior articulatio radiocarpal is.
sama.
Cabang-cabang 2. Nervus medianus.
3. Tendo musculus flexor pollicis longus dibungkus
1. Rami musculares untuk musculus extensor carpi oleh selubung sinovial.
radialis brevis dan musculus supinator, musculus 4. Tendo musculus flexor carpi radialis yang terbagr
extensor digitorum, musculus extensor digiti mini- dua di retinaculum musculorum flexorum. Tendo
mi, musculus extensor carpi ulnaris, musculus ini dibungkus oleh selubung sinovial.
abductor pollicis longus, musculus extensor polli-
cis brevis, musculus extensor pollicis longus, dan STRUKTUR PADA PERMUKAAN
musculus extensor indicis. POSTERIOR REGIO CARPALIS
2. Rami articulares untuk sendi pergelangangan ta-
ngan dan sendi-sendi telapak tangan. Struktur berikut ini berjalan superficial terhadap retina-
culum musculorum extensorum dari medial ke lateral
(Cambar 9-47).
OTOT: PERSARAFAN DAN FUNGSI
1 . Ramus cutaneus dorsalis (posterior) nervi ulnaris.
Mahasiswa yang ingin mengulang otot-otot lengan ba-
wah dapat mempelajarinya pada Tabel 9-6, 9-7 , dan 9-8. 2. Vena basilica.
3. Vena cephalica.
4. Ramus superficialis nervi radialis.
Regio Carpalis {Pergelangan Tanganf
Sebelum belajar anatomi tangan penting bagi mahasis- Struktur berikut ini berjalan di bawah retinaculum
wa untuk mengetahui tentang susunan tendo, arteriae, musculorum extensorum dari medial ke lateral (Cam-
dan nervi pada regio carpalis. Dari perspektif klinik, bar 9-47).
regio carpalis merupakan tempat yang sering cedera.
1, Tendo musculus extensor carpi ulnaris, yang mem-
Pada gambar potongan melintang melalui regio car-
bentuk alur pada permukaan posterior caput ulnae.
palis seperti yang terlihat pada Cambar 9-47, kenalilah
2. Tendo musculus extensor digiti minimi, yang ter-
stuktur-struktur dari medial ke lateral. Pada saat yang
letak posterior terhadap articulatio radioulnaris
sama, periksalah regio carpalis Anda sendiri dan ke-
distalis.
nalilah struktur yang mungkin dapat dikenali.
3. Tendo musculus extensor digitorum dan extensor
indicis yang mempunyai selubung sinovial ber-
STRUKTUR PADA PERMUKAAN
sama dan terletak pada bagian lateral permukaan
ANTERIOR REGIO CARPALIS
posterior os radius.
Struktur berikut ini berjalan superficial terhadap reti- 4. Tendo musculus extensor pollicis longus yang
naculum musculorum flexorum dari medial ke lateral membelok di sekitar sisi medial tuberositas dorsalis
(Cambar 9-47). rad ii.
ANATOMI DASAR 481

Tabel: 9-6; Otot Lengan Bawah

Nama otot ,, , ..:, :OiiSO ln5ertio''. Pbis'arafan,. Asalsalaf"-.'Fungsi


OtatRuaigi'FascialA.nterior' :,,,,.' 1,,,.,,

M, ptionatOite'ies , , ..: ,,. , .',, t ,.,-' ,t ..,,i1

Caput hume- EpicondYlus me- Permukaan laieral N; medianus c6 ev Pronatio dan


rite dialis humeri , coipus. ia'dli : ,,, ,ttexio,lengan
:r1: ,:, :,1:1 t:,t _t::,.r::r ::t:.:: :r : : :: ..:.:: , ',bawah: -,,
, CaDu! ulnaie , ',,,,,Pingg1r meoiat.prbc6sl
,.,: t'
,,'t'-,1 , , ,, .,sus , cOtlohoideus...:r
.

t: , :":r:ti
'l,::rUlnag ,,,,.,':' ,.:
M,{teior,caibl,:.. iEpicondylu'b medialis, Basis osSa meta-r, ' Flexio dan ab: ,

radialis humeri , ,iarPat ll dan lll 'OuCtlo tangan


. $ada articula.
:i:
lib.,iAdioiai-
. :.:. : .:. .
:, paliS '',
1r1.:palmaris lo-., r: .,Epicondylus me. ;-,';1, Retinaculum'mus-' ,
N. medianus.: . t'',:'C7 c8 Flexio tangan:
nous dialis humeri cUlorum flbxorum
,Oan aponeuros-is,
1
,',P.almaris,,, ,'::::',

, :::: t:'
M. llexor carpi- I ,'.,'i, :

ulnaris : .:j i:::: '

Caput hume- EPicondYlus medialis Os pisilorme,,,hal,:, ulnaris c8,T1 Fleiio,dan.ad: r,,

rale humeri ,, mulUs ossis ha: .


'ductio:tahgan
Caput ulnare Permukaan medial pro- .:, mati,,bas!spssls tPada articu- ::.,

cessus olecranii dan :.metacarpi:V.,,,, latio iadiocar.r


,f,,, ,, ,1.:. ,,' t,;.r,: pihgQii bosteiior,Utnfl ''PaliS,
: ,.' ,,
"' "
'

M. flexor digito- .,.',, ,, I '" '


'"''
, rUm,sUperficiat,,'-,r, ,::r: , ;, 1'- ':, ,

: .::
lis
:eapu1 6'umsJ , :EpiCondylus medialis Phalanges tengah N. medianus C7;.,C8;T1 rteiio .pnatanges
,.. roulnaie,,.. , humeri; pinggir: me- empat jari media! tengah jaii:jari
,'1, ,
t, :: ,:::,,.:1;:::.::dia[
,,,, I p;OCeSSUS COL , dan membahtu.
tonoideus ulnae rflexio phalanges
:.: r..,:proJd. maldanr:
.:....:...r]..::::::.:].:.,:]:]j.:]:.:::::]
: tangan :. )

Capuf iadial :...',,,Linea bbliqua,pada ,. ...


Permukaan.anterior
t,,t, , ;,, i ' :..:,':,, .,ColPuS fadii r,,,.

M;,{lexor,pollicisl,'Fermukaan anterior . Ramus,"ihteros,, ,


C8;lF1 Fieiio Phalanges
,,longus , ,,.,,, , corpus radii :.,, i
Seus an.terfgr.:,,r'
::,.::::r
:.
'::: r:j:r:-i ::::::
: ::::' j::::: j::
,,,'n'brvifiedia:
,.dista!.nolle1
j; ,: ..
nUS . :"" ,'::: .
i

,t r.: ':,i: ,-:':,:1. :, : : :':


::::::,i ', :

M. flexor digito-Permukaan anterome- N,i ulnaris (Sete-. c8,T1 Fleiio phalangeS,


rum profundus dial corPus ulnae , , n$ah medial)-: dista!,jari; ke-
rmudiAn''mem-.',
" dah n. fiedia:.r
: ::rnUs:('betengeh 6antu.iteiio:prra.
':itateiat; ,i..langes iehgah:,,
., ,,, ',11
6nproxjma!..
i jj I :::'. t:.:
.,:,dan regio,car",,
i:i.:, :l-,:::,.
,.il
Palis't.., ,,

c8, Pronatio lengan'


M. pronator qua: Permukaan ante- P-ermukaan antel ,
RamuS interob-,,. 1
bawah : :::.
dratus rior corPus rioi aorpus radii
,. . ::-: |:::
,: :seus anterior
ulnae ::: : :: ,':nd i:medianus

'eruf .ur"f utama dicetak dengan hurut tebal'


482 BAB 9: Extremitas Superior

Tabel 9-7, Otot Lengan Bawah

lnsertio Persarafan Asal saraf* Fungsi


Otot Ruang Fascial Lateral Lengan Bawah

Basis processus c5, c6, c7 Flexio lengan ba-


styloideus radii wah pada arti-
culatio cubiti;
rotatio lengan
bawah ke pb-
srsr semrpro-
natio
M. flexor carpi Crista supracon- Extentio dan ab-
radialis longus dylaris lateralis ductio tangan
humeri pada articulalio
radiocarpalis
-Asal
saraf utama dicetak dengan huruf tebal

5. Tendo musculus extensor carpi radialis longus dan 6. Tendo musculus abductor pollicis longus dan mus-
brevis yang mempunyai selubung sinovial bersama culus extensor pollicis brevis yang mempunyai se-
dan terletak pada bagian lateral permukaan poste- lubung sinovial terpisah tetapi menernpati ruang
rior os radius. \';)nq sama.
m. palmaris longus

n. cutaneus palmaris n. ulnaris n. cutaneus palmaris n. medianus

otot-otot eminentia thenar


otot-otot eminentia hypothenar
m. f lexor carpi radialis
a. ulnaris
os triquetrum
n. ul naris

m. flexor digitorum
superf icialis
m. flexor digitorum m. flexor pollicis longus
profu ndu s m. abductor pollicis longus

harnulus'osis hamati
m. extensor pollicis brevis

r. superficialis n. radialis
selubung sinovial otot fleksor
m. extensor carpi ulnaris
a. radialis
n. cutaneus posterior v. cephalica
n. ulnaris
v. basil ica m. extensor carpi radialis
m. extensor digiti minimi longus dan brevis
m. extensor digitorum m. extensor pollicis longus

m. extensor indicis retinaculum extensorum

Gambar 9-47. Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan antara tendo, saraf, dan arteriae dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.
ANATOMI DASAR 483

Tabel 9-8. Otot Lengan Bawah

Nama otot Origo

Otot Ruang Fascial Posterior


M, extensor carpi ' ,"Epicondylus la: Permukaan pos- Ramus profun, c7.cB Extenstio dan ab-
radialis brevis teralis humeri terior basis dus nervi ra-' ductio tangan
ossis oralrs pada adiculatio
metacarpi lll ,, radiocarpalis
M. extensor digi- EpiCondylus la- Phalanges te- Ramus profun- c7,c8 Extentio' jari-jari
torum teralis humeri ngah dan distal dus nervi ra- dan tangan
bmpat jari dialis (lihat teks un-
medial tuk rincinya)
M. extensor digiti Epicondylus la- Expansi extensor Ramus profun- c7.c8 Extentio artiCu-
minimi teralis humeri digitus minimus dus'nervi ra- Iatio'metacar-
dralrs pophalangea
digitus minimus
M. extensor Epicondylus la- Basis ossis Ramus profun- c7,c8 Extentio dan ad-
carpi ulnaris teralis humeri metacarpi V - - dus nervi ra- ductio tangan
dialis pada arliculatio
radiocarpalis
M. anconeus Epicondylus la- Permukaan late- N. radialis c7,c8,T1 Extentio articula-
teralis humeri ral processus tio cubiti
olecranii ulnae
M. supinator EpiCondylus la- Collum dan cor- Ramus profun- c5,c6 Supinatio lengan
::, dus nervi ra* bawah
teralis humeri, Pus ulnae
ligamentum dialis
, annulare arti-
culatio radio-
ulanris proxi-
mal, dan ulna
M. abductor pol- Permukaan pos- Basis ossis Ramus profun- c7,c8 Abductio dan
licis longus terior corpus metacarpi I dus nervi ra- extentio pollex
radii dan ulnae dialis
M. extensor pol- Permukaan pos- S25i5 phalanges Ramus profun- c7,c8 Extentio articu-
licis brevis terior corpus proximal pollex dus nervi ra- Iatio metacar-
ra0il dialis'. ,: ,, pophalangea
pollex
M. exlensor pol; Permukaan pos- Basis phalangeS HamUs proTun- C7,CB
Extentio pha-
licis longus, terior corpus distalpollex dus nervi ra' langes distal
ulnae dialis pollex
M. extensor indi- Permukaan pos- Expansi extensor Ramus profun- c7,c8
Extentio articula-
cis terior corpus index dus nervi ra- tio metacarpo-
ulnae dialis ,' phalangea
index

^Asal saraf utama oicetak dengan huruf tebal

Di bawah retinaculum musculorum extensorum, pollicis longus serta tendo m uscu Ii extensor pollicis
septa fibrosa berjalan ke radius dan ulna yang terletak brevis (Gambar 9-46).
di bawahnya lalu membentuk enam ruang yang berisi
tendo-tendo otot-otot extensor. Masing-masing ruang
dilindungi oleh selubung sinovial, yang terbentang dari
Telapak Tangan
atas sampai ke bawah retinaculum. KULIT
Arteria radialis mencapai dorsum manus dengan
berjalan di antara ligamentum collaterale laterale arti- Kulit telapak tangan tebal dan tidak berambut. Kulit
culationis radiocarpalis dan tendo musculi abductor dilekatkan pada fascia profunda oleh beberapa pita
484 BAB 9: Extremitas Superior

fibrosa. Kulit memperlihatkan banyak garis flexio pada palmaris nervi medianus yang menyilang di depan reti-
tempat kulit bergerak, yang tidak harus terletak di tem- naculum musculorum flexorum dan menyarafi kulit
pat terdapat persendian. Pada kulit dapat ditemukan bagian lateral telapak tangan, dan ramus cutaneus pal-
banyak kelenjar keringat. maris nervi ulnaris yang juga menyilang di depan reti-
Musculus palmaris brevis (Cambar 9-48) adalah naculum musculorum flexorum (Cambar 9-47) dan
sebuah otot kecil yang berorigo pada retinaculum mus- menyarafi kulit bagian medial telapak tangan.
culorum flexorum dan aponeurosis palmaris serta ber- Kulit di atas basis eminentia hypothenar dipersarafi
insertio pada kulit telapak tangan. Otot ini dipersarafi oleh ramus cutaneus lateralis lengan antebrachii atau
oleh ramus superficialis nervi ulnaris. Fungsinya adalah ramus superficialis nervi radialis (Cambar 9-28).
mengerutkan kulit pada dasar eminentia hypothenar
dengan demikian memperkuat genggaman tangan se-
waktu memegang benda yang bulat.
FASCIA PROFUNDA
Saraf sensorik yang mengurus kulit telapak tangan Fascia profunda regio carpalis dan telapak tangan me-
(Cambar 9-28 dan 9-48) berasal dari ramus cutaneus nebal untuk membentuk retinaculum musculorum

a. digitalis palmaris

n. digitalis palmaris

selubung fibrosa otot fleksor

m. interossea dorsalis I
I ig. transversum pal maris
profu ndu s
m. adductor pollicis

aponeurosis palmaris

abductor digiti minimi

m. flexor digiri minimi


m. abductor pollicis brevis
r. profundus an. ulnaris m. f lexor pollicis brevis
retinaculum flexorum
m. palmaris brevis
os trapezium
hamulus ossis hamati
m. extensor pollicis brevis
os pisiforme m. abductor pollicis longus
n. cutaneus Palmaris n. ulnaris tuberculum scaphoideum

m. f lexor carpi ulnaris a. radialis


n. ulnaris
a. ulnaris m. flexor carpi radialis

n. cutaneus palmaris
m. flexor digitorum
n. msdianus
suPerficial is
n. medianus
m. palmaris longus

Gambar 9-48. Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris tetap pada posisinya
ANATOMI DASAR 485

flexorum (diuraikan pada halaman 467) dan aponeu- Nervus medianus berjalan di bawah retinaculum
rosis palmaris. musculorum flexorum di dalam ruang sempit di antara
musculus flexor digitorum superficialis dan musculus
flexor carpi radialis (Gambar 9-47).
Aponeurosis Palmaris
Aponeurosis palmaris berbentuk segitiga dan menem- SELUBUNG FIBROSA OTOT FLEXOR
pati daerah sentral telapak tangan (Cambar 9-48). Apex
Permukaan anterior tiaptiap jari, dari caput ossis meta-
aponeurosis palmaris melekat pada pinggir distal reti-
carpi sampai basis phalanges distalis dilindungi oleh
naculum musculorum flexorum dan merupakan tempat
selubung fibrosa yang kuat, yang melekat ke sisi-sisi
insertio tendo musculi palmaris longus (Cambar 9-48)' phalannges (Cambar 9-49). Ujung proximal selubung
Basis aponeurosis membelah menjadi empat pada ba-
fibrosa terbuka, sedangkan ujung distalnya tertutup dan
sis jari. Masing-masing belahan membelah lagi men-
melekat pada basis phalanges distalis. Selubung terse-
jadi dua, yang satu berjalan ke superficial menuju kulit
but, bersama dengan permukaan anterior phalanges
dan yang iain berjalan ke dalam ke pangkal jari. Di sini
dan articulationes interphalangeales membentuk sa-
tiaptiap pita profunda membelah menjadi dua yang luran tertutup, di dalamsaluran tersebut terdapat tendo
menyebar di sekitar tendo-tendo otot flexor dan akhir-
flexor jari.
nya bersatu dengan selubung fibrosa otot flexor dan Pada pollex, saluran osteofibrosa berisi tendo mus-
I i gamentum transversum profund us.
culi flexor pollicis Iongus. Pada keempat jari medial
Pinggir medial dan lateral aponeurosis palmaris ber-
lainnya, saluran ditempati oleh tendo musculi flexor
lanjut menjadi fascia profunda yang lebih'tipis yang
digitorum superficialis dan profundus (Cambar 9-49).
meliputi otot-otot hypothenar dan thenar. Dari setiap
Selubung fibrosa menebal di sekitar phalanges, tetapi
pinggir tersebut, septa fibrosa berjalan ke posterior ke
tipis dan longgar di sekitar persendian.
dalam telapak tangan dan turut membentuk ruang
fascial palmaris. (Lihat halaman 497).
Fungsi aponeurosis palmaris adalah memberikan SELUBUNG SINOVIAL OTOT FLEXOR
perlekatan kuat kulit yang ada di atasnya, sehingga Sejumlah tendo flexor panjang muncul dari canalis carpi
memperkuat genggaman, dan untuk melindungi tendo- dan menyebar sewaktu berjalan ke distal tangan.
tendo yang ada di bawahnYa. Tendo musculus flexor pollicis longus memasuki
canalis osteofibrosa pollex dan berinsertio pada basis
CANALIS CARPI phalanges distalis (Cambar 9-48). Tendo dibungkus
Permukaan anterior ossa caipi sangat cekung dan oleh selubung sinovial yang meluas ke lengan bawah
membentuk saluran tulang. Saluran ini berubah menja- sejauh kurang lebih selebar satu jari proximal terhadap
di terowongan karena adanya retinaculum musculo- retinaculum musculorum flexorum; ke distal selubung
rum flexorum (Cambar 9-47). berlanjut sampai ke insertio.
Tendo-tendo flexor panjang untuk jari dan pollex Kedelapan tendo musculi flexor digitorum super-
berjalan melalui canalis carpi dan diikuti oleh nervus ficialis dan profundus menginvaginasi selubung sino-
medianus. Keempat tendo yang terpisah dari musculus vial bersama dari sisi lateral (Cambar 9-47). Selubung
flexor digitorum superficialis tersusun atas baris ante- bersama ini meluas ke proximal sampai lengan bawah
rior dan posterior, sehingga untuk jari tengah dan digi- sejauh kurang lebih selebar satu jari proximal terhadap
tus anularis terletak di depan untuk index dan digitus retinaculum musculorum flexorum. Ke distal, bagian
minimus. Pada pinggir bawah retinaculum musculo- medial selubung berlanjut ke bawah tanpa terputus
rum flexorum, keempat tendo berpencar dan tersusun pada tendo digitus minimus sejauh basis phalanges
kembali pada bidang yang sama (Cambar 9-51). distalis (Cambar 9-49). Sisa selubung lainnya berakhir
Tendo musculus flexor digitorum profundus terletak tertutup kira-kira setinggi garis lipatan transversal
pada bidang yang sama dan di belakang tendo musculi proximal telapak tangan.
flexor digitorum superficial is. Uiung distal tendo flexor index, jari tengah, dan di-
Kedelapan tendo musculi flexor digitorum superfi- gitus anularis mempunyai selubung sinovial digital
cialis dan musculus flexor digitorum profundus meng- yang dimulai setinggi garis lipatan transversal distalis
invaginasi selubung tendo yang sama dari sisi lateral telapak tangan dan berakhir pada basis phalanges
(Gambar 9-47).Keadaan ini memungkinkan suplai da- distalis (Cambar 9-49).Jadi, hanya untuk jarak tertentu,
rah ke tendo-tendo masuk dari sisi lateral. tendo untuk iari-jari ini yang tidak dibungkus oleh selu-
Tendo musculus flexor pollicis longus berjalan me- bung sinovial.
lalui bagian lateral canalis carpi di dalam selubung Selubung sinovial untuk musculus flexor pollicis
sinovialnya sendiri. longus (kadang-kadang disebut bursa radialis) berhu-
486 BAB 9: Extremitas Superior

insersio m. f lexor
digitorum profundus
selubung sinovial jari
dibuka untuk memper-
lihatkan tendo otot fleksor

selubung sinovial jari

selubung sinovial m. flexor


pollicis longus (bursa
radialisl

selubung sinovial otot-


otot fleksor (bursa ulnaris)

retinaculum flexorum

selubung fibrosa otot


fleksor
m. flexor digilorum
kulit superf icialis
m. f lexor digitorum
n. digitalis palmaris
superf icialis selubung sinovial

m. flexor digitorum
profundus
a, digitalis
m. flexor pollicis longus

m. flexor carpi radialis


n. digitalis dorsalis
selubung sinovial m. flexor
carpi radialis ekspansi dorsal ekstensor

phalanx proximal

Gambar 9-49. Tangan tampak anterior, memperlihatkan selubung sinovial flexorum. juga diperlihatkan potongan
melintang jari.

bungan dengan selubung sinovial bersama dari tendo- friksi, dibawah retinaculum musculorum flexorum dan
tendo musculi flexor digitorum superficialis dan pro- selubung fibrosa otot flexor.
fundus (kadang-kadang disebut bursa ulnaris) setinggi
regio carpalis pada kurang lebih 50% orang.
INSERTIO TENDO OTOT FLEXOR PANJANG
Vincula longa dan brevia adalah lipatan vascular
kecil dari membrana sinovial yang menghubungkan Tendo musculus flexor pollicis longus berinserlio ke
tendo-tendo ke permukaan anterior phalanges (Gam- facies anterior basis phalanges distalis pollex (Cambar
bar 9-50). Lipatan vascular tersebut menyerupai me- 9-49).
senterium dan mengandung pembuluh darah untuk Tiaptiap tendo musculi flexor digitorum super{i-
tendo-tendo. cialis memasuki selubung fibrosa otot flexor; di depan
Fungsi selubung ini untuk memungkinkan tendo phalanges proximal membelah dua, yang kemudian
yang panjang bergerak dengan bebas, dengan sedikit berjalan di sekitar tendo musculi flexor digitorum pro-
ANATOMI DASAR 487

m, extensor digilorum

m. inlerosseus
dan m. lumbricalis ekspansi exlensor
dorsalis

m. flexor digitorum vincula brevia

vincula longa

m. lumbricalis

m- inlerosseus

os metacarpal lll

m. flexor digitorum
superficialis m. extensor dlgitorum

os metacarpal lll

m. inlerosseus
m. lumbricalis

m. flexor digitorum profundus

m. flexor digitorum superficialis

Gambar 9-50. lnsertio tendo-tendo flexor dan extensor panjang pada jari-jari. Juga diperlihatkan insertio musculi
lumbricales dan musculi interossei. Gambar paling atas melukiskan kerja musculi Iumbricales dan musculi interossei
dalam meflexiokan articulatio metacarpophalangea dan mengextentiokan articulatio interphalangea.
488 BAB 9: Extremitas Superior

fundus, dan bertemu pada permukaan dalam atau Musculus interosseus palamaris ll berinsertio ke sisi
posterior tendo ini, di mana terjadi decussatio partialis medial basis phalanges proximal index. Musculus in-
dari serabut-serabut (Cambar 9-50). Tendo musculi terosseus palmaris lll dan lV berinsertio pada sisi
flexor digitorum superficialis bersatu kembali, kemu- lateral tulang-tulang digitus anularis dan digitus
dian membelah lagi menjadi dua, yang melekat pada minimus yang sesuai. Selain itu, semua musculi
pinggir-pinggir phalanges media. interossei berinsertio pada ekspansi extensor jari di
Masing-masing tendo musculi flexor digitorum pro- tempatnya bekerja.
fundus setelah melewati pembelahan tendo musculi r Persarafan: Ramus profundus nervi ulnaris.
flexor digitorum superficialis berjalan ke distal dan ber- o Fungsi: Adductio jari ke arah pusat jari ketiga pada
insertio pada permukaan anterior basis phalanges articulatio metacarpophalangea, flexio articulatio
distalis (Gambar 9-50). metacarpophalangea, dan extentio articulatio inter-
phalangea (Cambar 9-54).
OTOT-OTOT KECIL TANGAN
Musculi lnterossei Dorsales
Musculi Lumbricales (Gambar 9-51) (Gambar 9-54, 9-55, dan 9-56)

Musculi lumbricales berjumlah empat buah. r Origo: Keempat musculi interossei dorsales masing-
masing berasal dari sisi-sisi yang bersebelahan dari
r Origo: Tendo musculi flexor digitorum profundus os metacarpal ldan Il, ll dan lll, lll dan lV, serta lV
pada telapak tangan. dan V.
r lnsertio: Setiap otot berinsertio pada sisi lateral r lnsertio: Musculus interosseus dorsalis I (Cambar
expansi extensor yang sesuai (Cambar 9-50), 9-53) berinsertio pada sisi lateral basis phalanges
r Persarafan: Musculus lumbricalis I dan ll yaitu dua proximal index; musculus interosseus dorsalis Il
musculi lumbricales yang di lateral dipersarafi oleh pada sisi lateral basis phalanges proximal jari tengah
nervus medianus; musculus lumbricalis lll dan lV (Cambar 9-54); musculus interosseus dorsalis lll
dipersarafi oleh ramus profundus nervi ulnaris. pada sisi medial tulang yang sama; dan musculus
r Fungsi: Dengan dibantu oleh musculi interossei, interosseus dorsalis lV pada sisi medial basis pha-
otot-otot ini melakukan gerakan flexio pada arti- Ianges proximal digitus anularis. Selain itu, semua
culatio metacarpophalangea dan extensio articulatio musculi interossei berinsertio pada ekspansi exten-
interphalangea (Cambar 9-50). sor jari di tempat otot tersebut bekerja (Cambar
9-s0).
Musculi lnterossei r Persarafan: Ramus profundus nervi ulnaris.
o Fungsi: Otot-otot ini melakukan abductio jari dari
Terdapat delapan buah musculi interossei, terdiri atas
empat musculi interossei dorsales dan empat musculi
pusat jari ketiga pada articulatio metacarpopha-
interossei palmares.* Otot-otot tersebut menempati langea, flexio articulatio metacarpophalangea, dan
ruang-ruang di antara ossa metacarpalia. Musculi in- extentio articulatio interphalangea (Cambar 9-54).
terossei dorsales mempunyai dua caput dan lebih besar
OTOT-OTOT PENDEK POLLEX
dari musculi interossei palmares yang hanya mempu-
nyai satu caput. Otot-otot pendek pollex terdiri atas musculus abductor
pollicis brevis, musculus flexor pollicis brevis, mus-
Musculi I nterossei Pal mares culus opponens pollicis, dan musculus adductor polli-
(Gambar 9-52, 9-53, dan 9-54) cis. Ketiga otot yang pertama membentuk eminentia
r Origo: Musculus interosseus palmaris I berasal dari
thenar.
sisi medial basis os metacarpal L Sedangkan muscu-
lus interosseus ll, lll, dan lV, masing-masing berasal
Musculus Abductor Pollicis Brevis
(Gambar 9-48 dan 9-51)
dari facies anterior os metacarpal ll, lV, dan V.
r lnsertio: Musculus interosseus palmaris I berinsertio r Origo: Os scaphoideum, trapezium, dan retinacu-
pada sisi medial basis phalanges proximal pollex. lum musculorum flexorum.
o lnsertio: Ke sisi lateral basis phalanges proximalis pol-
lex bersama dengan musculus flexor pollicis brevis.
o Persarafan: neryus medianus.
+Beberapa pengarang mengatakan hanya ada tiga musculi interossei
r Fungsi: Abductio pollex pada articulatio carpometa-
palmares dan menyatakan bahwa musculus interosseus palmaris I
kenyataannya merupakan caput kedua musculus flexor pollicis carpea dan articulatio metacarpophalangea. Abduc-
brevis; pengarang lainnya beranggapan bahwa otot ini merupakan tio pollex dapat didefinisikansebagai gerakan ke
bagian dari musculus adductor pollicis. depan pollex pada bidang anteroposterior.
ANATOMI DASAR 489

selubung fibrosa otot fleksor

m, interossea dorsalis I

1.l'll
m. flexor digitorum
superficial is

m. flexor digitorum m. adductor pollicis


Protund us

an. digitalis palmaris

m. oponens digiti minimi


m. opponens pollicis
arcus palmaris superf icialis
m. flexor disiti minimi m. flexor pollicis brevis

m. abductor digiti minimi m. abductor pollicis brevis

hamulus ossis hamati os trapezium


m. abductor pollicis longus
os pisiforme

rn. flexor carpi ulnaris


a. radialis

tuberculum scaPhoideum
retinaculum flexorum
a n. u lna ris m. flexor carpi radialis
m. flexor oollicis longus
m. flexor digitorum superficialis
n. medianus
m. flexor digitorum Prof undus

Gambar 9-51. Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum
flexorum dlbuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo{endo flexor panjang.
Segmen-segmen tendo musculi flexor digitorum superficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculi flexor
digitorum profundus.

Musculus Flexor Pollicis Brevis Musculus Opponens Pollicis


(Gambar 9-48 dan 9-51) (Gambar 9-51 dan 9-52)
r Origo: Permukaan anterior retinaculum musculorum r Origo: Permukaan anterior retinaculum musculorum
flexorum. flexorum.
r lnsertio: Ke permukaan lateral basis pahalanges r lnsertio: Sepanjang pinggir lateral corpus ossis meta-
proximal pollex bersama dengan musculus abductor carpi l.
pollicis brevis. Os sesamoid yang kecil biasanya o Persarafan: Nervus medianus.
terdapat pada tendo gabungan ini. e Fungsi: Menarik pollex ke medial dan depan melin-
r Persarafan: Nervus medianus. tasi telapak tangan sehingga permukaan palmar
o Fungsi: Flexio arliculatio metacarpophalangea pollex. ujung pollex bersentuhan dengan permukaan palmar
490 BAB 9: Extremitas Superior

m. flexor digitorum Profundus

selubung fibrosa otot fleksor


m. flexor digitorum superficialis

m. flexor digitorum 5uperficialis

ligamenlum sendi palmar


m. lumbricalis I

m. interossea dorsalis I

m. flexor pollici5 longus r

lig. transversum palmare caput transversum m. adductor


profundus
pollicis
a. metacarpale palmaris
arcus palmaris profundus

r. profundus n. ulnaris
m. opponens digiti minimi
caput obliquum m. adductor
m. flexor disiti minimi Pollicis

m. abductor digiti minimi m. opponens oollicis

m. abductor pollicis brevis


an. ulnaris ' m. flexor pollicis brevis

m. f lexor carpi ulnaris m. abductor pollicis longus


a. radialis

m. flexor digitorum Prof undus m. f lexor pollicis longus

m. flexor carPi radialis

Gambar 9-52. Telapak tangan tampak anterior. Tendo-tendo flexor panjang dibuang dari telapak tangan, tetapi
cara insertio tendo tersebut pada jari diperlihatkan.

ujung jari'yang lain. Otot ini merupakan otot yang r lnsertio: Serabut-serabut kedua caput bersatu dan
penting dan rnemungkinkan pollex membentuk ca- berinsertio bersama musculus interosseus palmaris l,
kar pada gerakan menjepit untuk mengambil ben- melalui tendo gabungan, pada sisi medial basis pha-
da-benda. langes proximalis pollex. Os sesamoideum yang kecil
biasanya terdapat pada gabungan kedua tendo ini.
Gerakan kompleks ini meliputi flexio articulatio car- r Persarafan: Ramus profundus nervi ulnaris.
pometacarpea dan metacarpophalangea dan sedikit o Fungsi: Adductio pollex pada articulatio carpome-
abductio dan endorotatio os metacarpal pada articu-
tacarpea dan metacarpophalangea.
latio carpometacarpea.
Adductio pollex dapat didefinisikan sebagai ge-
Musculus Adductor Pollicis (Gambar 9-52) rakan ke belakang pollex yang sedang abductio pada
r OriSo: Caput obliquum berasal dari facies anterior bidang anteroposterior. Cerakan ini mengembalikan
basis ossis metacarpi ll dan Ill dan ossa carpi yang pollex ke posisi anatomi yang letaknya sama tinggi de-
berdekatan. Caput transversum berasal dari facies ngan telapak tangan. Musculus adductor pollicis meru-
anterior corpus ossis metacarpi lll. pakan otot yang berkaitan dengan musculus flexor
491

m. inteiossea dorsalis m. interossea palmaris ll


m. interossea Palmaris II I

m. interossea dorsalis lV
m. interossea dorsalis
interossea Palmaris lV I

m. adductor pollicis

os sesamoideum

arcus palmaris profundus m. abductor pollicis bervis

m. opponens digiti minimi

m. flexor pollicis brevis

m. abductor digiti minim m. inlerossea palmaris I

a. radialis

m. abductor pollicis lonous


an. ulnaris

m. flexor carpi radialis


retinaculum flexorum

Gambar 9-53. Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal
nervus ulnaris; diperlihatkan juga musculi interossei.

pollicis longus dan musculus opponens pollicis, dan Musculus Flexor Digiti Minimi
berperan penting untuk tenaga menjepit pollex. (Gambar 9-48 dan 9-51)

OTOT-OTOT PENDEK DIGITUS MINIMUS r Origo: Permukaan anterior retinaculum musculorum


flexorum.
Otot-otot pendek digitus minimus terdiri atas musculus r lnsertio: Sisi medial basis phalanges proximalis di-
abductor digiti minimi, musculus flexor digiti minimi gitus minimus.
brevis, dan musculus opponens digiti rninimi, yang se. o Persarafan: Ramus profundus nervi ulnaris.
cara bersama-sama membentuk eminentia hypothenar. . Fungsi: Flexio digitus minimus pada articulatio meta-
carpophalangea.
Musculus Abductor Digiti Minimi
(Gambar 9-48 dan 9-51)
o Origo: Os pisiforme. Musculus Oppones Digiti Minimi
(Gambar 9-51 dan 9-52)
o Insertio: Sisi medial basis phalanges proximalis
digitus minimus. r Origo: Permukaan anterior retinaculum musculorum
r Persarafan: Ramus profundus nervi ulnaris. flexorum.
o Fungsi: Abductio digitus minimus pada articulatio
o lnsertio: Sepanjang pinggir medial os metacarpal V.
metacarpophalangea.
r Persarafan: Ramus profundus nervi ulnaris.
492 BAB 9: Extremitas Superior

Mm. interosseus palmares


Mm. interossei dorsales

M. extensor digitorum

M. interosseus

Gambar 9-54. Origo dan insertio musculi interossei palmares dan dorsales, diperlihatkan juga .ftrngsi
otot-otot tersebut.

r Fungsi: Otot ini hanya dapat sedikit merotasikan os Arcus palmaris superficialis adalah lanjutan lang-
metacarpal V. Walaupun demikian, otot ini mem- sung arteria ulnaris (Gambar 9-51). Sewaktu memasuki
bantu musculus flexor digiti minimi untuk melaku- telapak tangan, arteria ini membelok ke lateral di be-
kan gerakan flexio pada articulatio carpometacarpea lakang aponeurosis palmaris dan di depan tendo-tendo
digitus minimus dengan menarik os metacarpal V ke flexor panjang. Di lateral, arcus ini dilengkapi oleh ca-
depan dan menguncupkan tangan. bang arteria radialis. Lengkung arcus ini terletak melin-
tang di telapak tangan setinggi pinggir distal pollex
OTOT.OTOT' KECIL TANGAN : dalam keadaan extentio penuh.
PERSARAFAN DAN FUNGSI Fmpat arteriae digitales dipercabangkan dari bagian
Mahasiswa yang ingin mengulang pembahasan otot- cembung arcus dan berjalan ke jari (Cambar 9-51).
otot kecil tangan dapat mempelajarinya pada Tabel 9-9. Ramus profundus arteriae ulnaris dipercabangkan
di depan retinaculum musculorum .flexorum, berjalan
ARTERIAE PADA TELAPAK TANGAN di antara musculus abductor digiti minimi dan mus-
culus flexor digiti minimi, lalu bergabung dengan arte-
Arteria Ulnaris ria radialis untuk membentuk arcus palmaris profundus
(Cambar 9-52 dan 9-53).
Arteria ulnaris memasuki telapak tangan anterior ter-
hadap retinaculum musculorum flexorum pada sisi
Iateral nervus ulnaris dan os pisiforme (Cambar 9-51). Arteria Radialis
Arteria ulnaris mempercabangkan ramus profundus
dan kemudian berlanjut ke telapak tangan sebagai ar- Arteria radialis keluar dari dorsum manus dengan ber-
jalan ke depan di antara ujung proximal os metacarpal I
cus palmaris superficialis.
ANATOMI DASAR 493

ruang tengah palmar

aponeurosis palmaris

otot-otot
thenar

septum fibroum septum fibrosum lateral


medial

os metacarpalia

ruang thenar

tendo-tendo otot-otot
flexor panjang index

caput transversum
Mm. interossei
m- adductor pollicis
ruang tengah palmar
septum fibroum obliquum

Gambar 9-55, Telapak tangan dan ruang pulpa fascial.


494 BAB 9: Extremitas Superior

ekspansi ekstensor dorsal

m. extensor indicis

m. interossea dorsalis I
m. extensor digitorum

m. extensor digiti minimi

m. extensor pollicis longus

m. extensor pollicis brevis

m. abductor poliicis longus retinaculum flexorum

m. extensor carpi ulnaris

m. extensor digiti minimi

m. extensor carpi radialis longus m. extensor digitorum


m. extensor carpi radialis brevis

Gambar 9-56. Dorsum manus, memperlihatkan tendo{endo otot extensor panjang dengan selubung sinovialnya.

dan ll serta kedua caput musculus introsseus dorsalis l. Arcus palmaris profundus memberikan cabang ke
(Lihat halaman 498). Sewaktu memasuki telapak ta- superior yang ikut serta dalam anastomosis di regio
ngan, arteria ini membelok ke medial di antara caput carpalis dan ke inferior bergabung dengan rami digi-
obliquum dan caput transversum musculi adductor tales dari arcus palmaris superficialis.
pollicis dan berlanjut sebagai arcus palmaris profundus
(Cambar 9-52 dan 9-53).
Arcus palmaris profundus merupakan lanjutan lang- Cabang Arieria Radialis di Telapak Tangan
sung afteria radialis (Cambar 9-53). Arteria ini membe-
Segera setelah sampai di telapak tangan arteria radialis
lok ke medial di bawah tendo-tendo otot flexor panjang
bercabang menjadi: (a) Arteria radialis indicis, yang
dan di depan ossa metacarpi dan musculi interossei.
mendarahi sisi lateral index, dan (b) arteria princeps
Arcus ini dilengkapi pada sisi medialnya oleh ramus pro-
pollicis, yang bercabang dua dan mendarahi sisi lateral
fundus afteria ulnaris. Lengkung arcus terletak setinggi
dan medial pollex.
pinggir proximal pollex pada keadaan extentio.
ANATOMI DASAR 495

Tabel 9-9. Otot-otot kecil tanoan.

Nama otot Origo lnsertio ' '.,. Persarafan Asal saraf* Fungsi
:.....'.^.:..T_...............'...:
M. palmaris Retinaculum , Kulit telapak ta- Ramus,superfi- C8, T1 Mehgerutkan kulit
brevis musculorum ngan cialis nervi ul- untuk memper-
flexorum, apo- naris kuat genggaman
-...:....:.:-
,

:, :.:,, , n"rtg5iS pal- : ::: telapak tangan


: mans ::

Mm, lumbri- Tendo musculi Ekspansi extensor I dan ll, yaitu dua cB, T1 l-lexlo artlculatlo
cales (4) flexor digitorum 4 jari medial : sisi lateral, ':
metacarpopha-
profundus N. medianus; lll langea dan
dan lV,oleh ra. extensio adicu-
mus prolunous latio interpha-
nervi ulnaris langea jari-jari,
Mm.interos- kecuali pollex
ser (u)
Palmares(4) M.interosseus Phalanges proii- Rafius profundus C8, T1 Mm, interossei
, palmaris I ber- malis pollex, nervi ulnaris palmares
asal dari basis index; digitus , mengadduc-
metacarpal l; anularis dan di- tio jari ke arah :

M. interosseus gitus minimus pusat jari lll


dan ekspansi
dan lV berasal extensor dorsalis
dari permukaan pada masing-
masrng lafl
,, ,,,.:- meiacarpal ll; (Gambar:9;54)
l\/ dan !
Dorsales (4) Pinggir yang ber- Phalanges' proxi- Ramus profundus CB, T1 Mm. interossei
dekatan os malis index, jari nervi ulnaris dorsales
,: , ,, metacarpal tengah dan digi- mengab-
tus anularis dan ductio jari dari
ekspansi exten- pusat jari lll;
soi dorsalis Mm. interosseus
(Gambar 9-54) palmares dan
dorsales kedua-
nya memflexlo-
kan articulatio
metacarpophal-
angea dan
mengextentio-
kan articulatio
interphalangea.

otot-otot Pehdek lbujar!


M. abductor Os scaphoideum, Basis phalanges N. medianus c8, T1 Abductio pollex
pollicis:brer,,. -,{rapezium, reti- proximalis pollex
vis naculum muscu-
: : ,,,1i ',, lorum flexorum
M, flexor pol-,,. Retinaculum mus. Basis phalanges N.-medianus c81 T1 Flexio articulatio
licis brgvis ,::: .,::culorum,flexo- ,' proximalis pollex meiacarpopha-
rum langea jari-jari
M. opponens Retinaculum mus- CorpuS os meta- N. medianus c8, T1 Menarik pollex ke
pollicis culorun flexorum carpal pollex medial dan de-
pan melintasi
i,,',.,'. telapak tangan
,'
M;,adductor
i I CapUt obliquum;, Basis phalanges Ramus profundus C8, T1 Adductiq pollex
pollicis os metacarpal ll proximalis pollex nervi ulnaris
dan lll; caput
transversum;
os metacarpal lll
496 BAB 9: Extremitas Superior

Tabel 9-9. Otot-otot kecil tangan. (lanjutan)

Nama otot Origo lnsertio Persarafan Asal saraf* Fungsi


Otot-otot Pendek Jari Kelingking

M. abductor Os pisiforme Basis phalanges Ramus profundus T1 Abductio digitus


digiti minimi proximalis digi- nervi ulnaris mlntmus
tus minimus
digiti
M. flexor Retinaculum mus- Basis phalanges Ramus profundus T1 Flexio digitus mini-
minimi culorum flexo- proximalis di- nervi ulnaris mus
rum gitus minimus
M. opponens Retinaculum mus- Pinggir medial os Ramus profundus Menarik os meta-
digiti minimi culorum flexo- metacarpal V nervi ulnaris carpal V ke
rum depan seperti
waktu rnengun-
cupkan telapak
tangan
-Asal
saraf utama dicetak dengan huruf tebal.

VENAE PADA TELAPAK TANGAN Ramus muscularis mengambil jalan balik di sepan-
jang pinggir bawah retinaculum musculorum flexorum
Arcus arterial palmaris superficialis dan profundus di- dan terletak kira-kira satu jari distal dari tuberculum
ikuti oleh arcus venosus palmaris superficialis dan scaphoideum; saraf ini menyarafi otot-otot eminentia
profundus yang menerima darah dari cabang-cabang thenar (musculus abductor pollicis brevis, musculus
yang sesuai. flexor pollicis brevis, dan musculus opponens pollicis)
dan musculus Iumbricalis l.
ALIRAN LIMF PADA TELAPAK TANGAN
Rami cutanei menyarafi permukaan palmaris tiga
Pembuluh-pembuluh limf jari berjalan di sepanjang setengah jari lateral dan setengah bagian distal permu-
pinggir jari untuk mencapai anyaman limf. Dari sini kaan dorsal setiap jari. Satu dari cabang ini menyarafi
pembuluh limf berjalan ke atas di dorsum manus. juga musculus lumbricalis ll.
Pembuluh limf di telapak tangan membentuk plexus Perhatikan juga ramus cutaneus palmaris nervi
yang dialirkan melalui pembuluh-pembuluh yang ber- medianus yang dipercabangkan di depan lengan ba-
jalan ke atas di depan lengan bawah atau berjalan di wah (Cambar 9-48) menyilang di anterior retinaculum
sekitar sisi medial dan lateral untuk bergabung dengan musculorum flexorum dan menyarafi kulit di permu-
pembuluh dari dorsum manus, kaan lateral telapak tangan (Cambar 9-28).
Cairan limf dari sisi medial tangan berjalan ke atas
di dalam pembuluh yang mengikuti vena basilica; me- Nervus Ulnaris
reka bermuara ke nodi supratrochleares dan kemudian
berjalan ke atas untuk bermuara ke nodi axillares Nervus ulnaris memasuki telapak tangan anterior ter-
laterales. Cairan limf dari sisi Iateral tangan berjalan ke hadap retinaculum musculorum flexorum sepanjang
atas di dalam pembuluh yang mengikuti vena cepha- sisi lateral os pisiforme (Cambar 9-48 dan 9-51). Pada
lica; semuanya bermuara ke nodi infraclaviculares, dan saat menyilang retinaculum, saraf ini bercabang men-
beberapa bermuara ke dalam nodi axillares laterales. jadi ramus superficialis dan ramus terminalis pro-
fundus.
SARAF TELAPAK TANGAN
Ramus Superficialis Nerui LJInaris
Nervus MediAnus
Ramus superficialis nervi ulnaris berjalan turun ke te-
Nervus medianus memasuki telapak tangan dengan Iapak tangan, terletak pada jaringan subcutan di antara
berjalan di bawah retinaculum musculorum flexorum os pisiforme dan hamulus ossis hamati (Cambar 9-48
dan melalui canalis carpi. Saraf ini segera bercabang dan 9-51). Arteria ulnaris terletak di sisi lateralnya, Di
dalam cabang medial dan lateral. sini, arteria dan nervus ulnaris dapat terletak di dalam
ANATOMI DASAR

saluran fibro-osseus, canalis Guyon, yang dibentuk yang berisi otot-otot thenar) dan ruang tengah palmar
oleh jaringan fibrosa dari bagian superficial retinacu- yang terletak di sebelah medial septum (Cambar 9-55).
lum musculorum flexorum. Saraf ini mungkin tertekan Di proximal, ruang thenar dan ruang tengah palmar
di daerah ini, dan memberikan gejala-gejala dan tanda- dipisahkan dari lengan bawah oleh dinding canalis
tanda klinik. carpi. Di distal, kedua ruang ini dilanjutkan oleh ca-
Saraf ini bercabang menjadi: (a) ramus muscularis nalis lumbricalis yang sesuai (Cambar 9-55).
untuk musculus palmaris brevis dan (b) rami cutanei ke Ruang thenar berisi musculus lumbricalis I dan
permukaan palmaris sisi medial digitus minimus dan terletak posterior terhadap tendo-tendo flexor panjang
daerah yang berdekatan dengan digitus minimus dan yang menuju ke index dan didepan musculus adductor
digitus anularis (Cambar 9-51). Saraf ini menyarafi juga pollicis (Cambar 9-55).
setengah bagian distal permukaan dorsal setiap jari. Ruang tengah palmar berisi musculus lumbricalis
Il, lll, dan lV, dan terletak posterior terhadap tendo
Ramus Profundus Nerui Ulnaris flexor panjang yang menuju ke jari tengah, digitus anu-
laris, dan digitus minimus. Ruang ini terletak di depan
Ramus profundus nervi ulnaris berjalan ke belakang di
musculi interossei dan ossa metacarpi lll, lV, dan V
antara musculus abductor digiti minimi dan musculus
(Cambar 9-55).
flexor digiti minimi (Cambar 9-52). Saraf ini menembus
Canalis lumbricalis adalah ruang potensial yang
musculus opponens digiti minimi, melingkari pinggir
mengelilingi tendo setiap musculus lumbricalis dan
bawah hamulus ossis hamati dan berjalan ke lateral di
biasanya berisi jaringan ikat. Di proximal, ruang ini ber-
sebelah dalam lengkung arcus palmaris profundus.
gabung dengan salah satu ruang palmaris.
Nervus ulnaris terletak di belakang tendo-tendo flexor
panjang dan di depan ossa metacarpi dan musculi in-
RUANG PULPA JARI
terossei. Saraf ini mempercabangkan rami musculares
untuk ketiga otot eminentia hypothenar, yaitu mus- Fascia profunda masing-masing ruang pulpa bersatu
culus abductor digiti minimi, musculus flexor digiti dengan periosteum phalanges terminalis tepat distal
minimi, dan musculus opponens digiti minimi. Saraf ini dari insertio tendo otot flexor panjang dan memisahkan
menyarafi seluruh musculi interossei palmares dan ruang fascial yang dikenal sebagai ruang pulpa (Carn-
dorsales, musculus lumbricalis lll dan lV, serta kedua bar 9-55). Setiap ruang pulpa dibagi lagi oleh beberapa
caput musculus adductor pollicis. septa fibrosum yang berjalan dari fascia profunda
Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris diperca- menuju periosteum. Melalui ruang pulpa yang terisi
bangkan di depan lengan bawah, menyilang di anterior oleh lemak, berjalan ramus terminalis arteriae digitalis
retinaculum musculorum flexorum (Cambar 9-47) dan yang mendarahi diaphysis dari phalanges terminalis.
menyarafi kulit di atas bagian medial telapak tangan Trombosis pembuluh ini yang disebabkan oleh infeksi
(Cambar 9-28). pada ruang pulpa, akan mengakibatkan nekrosis pada
diaphysis tulang ini. Epiphysis phalanges distalis me-
RUANG FASCIAL TELAPAK TANGAN nerima darah proximal dari ruang pulpa.

Dalam keadaan normal, ruang fascial telapak tangan


merupakan ruang potensial yang berisi jaringan ikat Dorsum Manus
jarang. Batas-batasnya penting untuk klinik karena da-
KULIT
pat membatasi penyebaran infeksi di telapak tangan.
Aponeurosis palmaris yang berbentuk segitiga me- Kulit dorsum manus tipis, berambut, dan bebas ber-
nyebar dari pinggir distal retinaculum musculorum gerak di atas tendo-tendo dan tulang yang ada di ba-
flexorum (Cambar 9-48). Dari pinggir medialnya terda- wahnya.
pat septum fibrosa yang berjalan ke belakang dan Persarafan sensorik ke kulit dorsum manus berasal
melekat pada pinggir anterior os metacarpal V (Cambar dari ramus superficialis nervi radialis dan ramus cuta-
9-55). Medial terhadap septum ini terdapat ruang neus posterior nervi ulnaris.
fascial yang berisitiga otot hypothenar; ruang ini secara Ramus superficialis nervi radialis membelok di
klinik tidak penting. Dari pinggir lateral aponeurosis sekitar radius di bawah tendo musculi brachioradialis,
palmaris terdapat septum fibrosa kedua yang berjalan berjalan ke bawah di atas retinaculum musculorum
miring ke belakang menuju ke pinggir anterior os me- extensorum dan menyarafi kulit dua pertiga bagian la-
tacarpal Ill (Cambar 9-55). Biasanya, septum berjalan teral dorsum manus (Gambar 9-28). Saraf ini kemudian
di antara tendo{endo flexor panjang index dan jari bercabang menjadi beberapa nervi digitales dorsales
tengah. Septum kedua ini membagi telapak tangan yang menyarafi pollex, index, jari tengah, dan sisi
menjadi ruang thenar yang terletak lateral terhadap lateral digitus anularis. Daerah kulit dorsum manus dan
septum (dan tidak dikacaukan dengan ruang fascial jari-jari yang dipersarafi oleh nervus radialis sangat
498 BAB 9: Extremitas Superior

bervariasi. Kadang kala, nervus digitalis dorsalis, ca- ARTERIA RADIALIS PADA DORSUM MANUS
bang nervus ulnaris juga menyarafi sisi lateral digitus
Arteria radialis membelok di sekiiar pinggir lateral arti-
anu laris.
culatio radiocarpalis, di bawah tendo musculiabductor
Ramus cutaneus posterior nervi ulnaris membelok
pollicis longus dan musculus extensor pollicis brevis,
di sekitar ulna di bawah tendo musculi flexor carpi ul-
naris, berjalan ke distal di atas retinaculum musculo-
dan terletak pada ligamentum lateral persendian
(Cambar 9-46).Pada waktu mencapai dorsum manrrs,
rum extensorum dan menyarafi sepertiga medial
arteria radialis berjalan ke distal di bawah tendo mus-
dorsum manus (Cambar 9-28). Saraf ini kemudian
bercabang-cabang menjadi beberapa nervi digitales
culi extensor pollicis Iongus untuk mencapai celah di
antara kedua caput musculus interosseus dorsalis I; di
dorsales yang menyarafi sisi medial dlgitus anularis dan
sini arteria radialis membelok ke depan dan sampai ke
sisi-sisi digitus minimus.
telapak tangan. (Lihat halam an 494).
Rami digitales dorsales nervi radialis dan nervi ul-
Cabang-cabang arteria radialis pada dorsum ma-
naris berjalan sampai phalanges proximal. Bagian dor-
nus ikut serta pada anastomosis di sekitar articulatio
sum manus tipatiap jari lainnya dipersarafi oleh nervi
radiocarpalis (sendi regio carpalis). Arteriae digitales
digitales palmares.
dorsales berjalan ke pollex dan index (Cambar 9-46).

ARCUS VENOSUS DORSALTS MANUS


Arcus venosus dorsalis manus terletak di dalam jaring-
Articulationes pada
an subcutan proximal terhadap articulatio metacarpo- Extremitas Superior
phalangea dan mengalirkan darahnya pada sisi lateral
Articulatio sternoclavicularis, articulatio acromioclavi-
ke vena cephalica dan pada sisi medial ke vena basilica
cularis, dan articulatio humeri telah diuraikan secara
(Cambar 9-78). Sebagian besar darah dari seluruh tangan
lengkap pada halaman 443 - 445.
mengalir ke dalam arcus ini, menerima darah dari ve-
nae digitales dan berhubungan bebas dengan vena-vena
profunda telapak tangan melalui spatium interosseus. ARTICULATIO CUBITI
r Articulatio: Terdapat di antara trochlea dan capitu-
INSERTIO TENDO EXTENSOR LONGUS lum humeri serta incisura trochlearis ulnae dan caput
Keempat tendo musculi extensor digitorum muncul da- radii (Gambar 9-57). Facies articularis ditutupi oleh
ri bawah retinaculum musculorum extensorum dan tulang rawan hyalin.
menyebar ke dorsum manus (Cambar 9-56). Tendo- r Tipe: Sendi engsel sinovial.
tendo tersebut melekat pada fascia profunda dan ber- r Capsula; Di anterior, capsula melekat di atas pada
sama-sama membentuk atap ruang subfascial yang humerus sepanjang pinggir atas fossa coronoidea
menempati seluruh lebar dorsum manus. Pita fibrosa dan fossa radii, di depan pada epicondylus medialis
obliqua yang kuat menghubungkan tendo{endo ke dan lateralis, dan di bawah melekat pada pinggir
digitus minimus, digitus anularis, dan jari tengah, prox- processus coronoideus ulnae dan ligamentum annu-
imal terhadap caput ossa metacarpi. Tendo ke index lare yang mengelilingi caput radii. Di posterior,
bergabung dengan tendo musculi extensor indicis pada capsula melekat ke atas pada pinggir fossa olecranii
sisi medialnya, dan tendo ke digitus minimus berga- dan di bawah melekat pada pinggir atas dan sisi-sisi
bung dengan dua tendo musculi extensor digiti minimi processus olecranii ulnae dan ligamentum annulare.
pada sisi mediaf nya (Gambar 9-56). o Ligamentum (Gambar 9-57): Ligamentum collate-
Pada permukaan posterior tiap-tiap jari, tendo rale laterale berbentuk segitiga dengan apex melekat
extensor bergabung dengan ekspansi fascial yang dina- pada processus lateralis humeri, dan dasarnya mele-
makan ekspansi extensor (Gambar 9-56). Dekat articu- kat pada pinggiratas ligamentum annulare. Ligamen-
latio interphalangea proximal, ekspansi extensor terba- tum collaterale mediale juga berbentuk segitiga dan
gi menjadi tiga bagian: bagian sentral yang berinserlio terdiri atas tiga pita utama yang kuat: (7) pita anterior
pada basis phalanges medial dan dua bagian lateral yang terbentang dari epicondylus medialis humeri ke
yang bersatu untuk berinsertio pada basis phalanges pinggir medial processus coronoideus; (2) pita pos-
distal (Cambar 9-50). terior yang berjalan dari epicondylus medialis hume-
Ekspansi extensor dorsal merupakan tempat inseftio ri ke sisi medial olecranon; dan (3) pita transversal
tendo musculi interossei yang sesuai pada tiap{iap sisi yang berjalan di antara perlekatan ulna dari kedua
dan lebih ke distal merupakan tempat insertio tendo pita yang disebut terdahulu.
musculi lumbricales pada sisi Iateralnya (Cambar o Membrana sinovial: Melapisi capsula dan menutupi
9-s0). bantalan lemak pada dasar fossa coronoidea, fossa
ANATO[/I DASAR 499

ligamentum annula.re

ligamenturn
collaterale laterale

processus coronoideus

ligamentum membrana
annulare sinovial

lemak di fossa
olecranii

capsula

processus
D processus coronoideus olecranii

Gambar 9-57. Articulatio cubiti dekstra. A. Tampak lateral B. Tampak medial. C. Bagian dalam sendi tampak
anterior. D. Potongan sagital.

radii, dan fossa olecranii; membrana ini berhubung- Perlu diperhatikan bahwa sumbu panjang lengan
an ke distal dengan membrana sinovial articulatio bawah dalam keadaan extentio membentuk sudut
radioulnaris proximal. dengan sumbu panjang lengan atas. Sudut ini terbuka
o Persarafan: Cabang nervus medianus, nervus ulna- ke lateral disebut carrying angle dan besarnya sekitar
ris, nervus musculocutaneus, dan nervus radialis. 170o pada laki-laki dan 1670 pada perempuan. Sudut
ini menghilang sewaktu articulatio cubiti mengadakan
Pergerakan flexio maksimal.
Articulatio cubiti dapat melakukan flexio dan extentio. Batas-batas Penting
Flexio dibatasi oleh bertumbuknya permukaan anterior
lengan bawah dengan lengan atas. Extentio dibatasi o Ke anterior: Musculus brachialis, tendo musculi bi-
oleh teregangnya ligamentum anterior dan musculus ceps brachii, neryus medianus, dan arteria brachialis.
brachialis. Flexio dilakukan oleh musculus brachialis, o Ke posterior: Musculus triceps dan bursa kecil diantaranya.
musculus biceps brachii, musculus brachioradialis dan . Ke medial: Neryus ulnaris berjalan di belakang epi-
musculus pronator teres. Extentio dilakukan oleh condylus medialis dan menyilang Iigamentum colla-
musculus triceps brachii dan musculus anconeus. terale mediale.
500 BAB 9: Extremilas Superior

. Ke lateral: Tendo extensor communis dan musculus r Membrana sinovial: Melapisi capsula dan berjalan
supinator. dari pinggirfacies afticularis yang satu ke sisi yang lain.
r Persarafan: Nervus interosseus anterior dan ramus
Articulatio cubiti adalah sendi engsel yang stabil profundus nervi radial is.
karena bentuk ulir incisura trochlearis yang sesuai
dengan bentuk katrol dari trochlea humeri. Sendi juga Pergerakan
diperkuat oleh ligamentum collaterale mediale dan
laterale yang kuat. Pergerakan pronatio dan supinatio lengan bawah meli-
puti rotatio di sekitar sumbu vertikal pada articulatio
ARTICULATIO RADIOULNARIS PROXIMALIS radioulnaris proximal dan articulatio radioulnaris dis-
talis. Sumbu gerak berjalan dari caput radii di sebelah
o Articulatio: Di antara circumferentia articulare radii
atas sampai ke perlekatan apex discus articulare tri-
dan ligamentum annulare serta incisura radialis angularis di bawah.
ulnae (Cambar 9-57 dan 9-58). Pada gerakan pronatio, caput radii berputar di da-
r Tipe: Sendi pivot sinovial. lam Iigamentum annulare, sementara itu ujung distal
o Capsula: Capsula membungkus sendi dan berlanjut
radius beserta tangan bergerak ke depan, incisura ulna-
sebagai capsula articulatio cubiti. ris radii bergerak di sekitar circumferentia articulare
o ligamentum: Ligamentum annulare melekat pada ulnae (Cambar 9-59). Selain dari itu, ujung distal ulna
pinggir anterior dan posterior incisura radialis ulnae bergerak ke lateral, sehingga tangan tetap berada dalam
membentuk cincin di sekitar caput radii (Cambar satu garis dengan extremitas superior dan tidak ber-
9-58). Capsula ini berlanjut ke atas sebagai capsula geser ke medial. Pergerakan ulna ini penting pada
articulatio cubiti dan capsula ini tidak melekat pada waktu menggunakan alat seperti obeng, karena mence-
os radius. gah bergesernya tangan ke kanan dan kiri selama
r Membrana sinovial: Di atas berhubungan dengan pergerakan bolak balik supinatio dan pronatio.
membrana sinovial articulatio cubiti. Di bawah Cerakan pronatio menghasilkan gerakan tangan
melekat pada pinggir inferior facies articularis radii yang berputar ke medial, dengan perkataan lain telapak
dan pinggir bawah incisura radialis ulnae. . tangan menghadap ke posterior dan pollex terletak
o Persarafan: Cabang-cabang nervus medianus, ner- pada sisi medial. Gerakan supinatio adalah gerakan
vus ulnaris, nervus musculocutaneus, dan nervus ra- sebaliknya, sehingga tangan kembali ke posisi anatomi
dialis, dan telapak tangan menghadap ke anterior.
Pronatio dilakukan oleh musculus pronator teres
Pergerakan dan musculus pronator quadratus,
Pronatio dan supinatio lengan bawah (lihat di bawah). Supinatio dilakukan oleh musculus biceps brachii
dan musculus supinator. Supinatio merupakan gerakan
Batas-batas Penting yang lebih kuat daripada pronatio karena kekuatan
r musculus biceps brachii. Oleh karena supinatio meru-
Keanterior: Musculus supinatordan nervus radialis.
. pakan gerakan yang lebih kuat, maka alur sekrup dan
Ke posterior: Musculus supinator dan tendo extensor
bukaan botol dibuat sedemikian rupa sehingga orang
communis.
yang bekerja dengan tangan kanan akan memutarnya
ke dalam yaitu dengan melakukan gerakan supinatio.
ARTICULATIO RADIOULNARIS DISTALIS
Batas-batas Penting
o Articulatio: Di antara caput ulna dan incisura ulnaris
radii (Gambar 9-58).
r Ke anterior: Tendo musculi flexor digitorum profundus.
. Tipe: Sendipivot sinovial. o Ke posterior: Tendo musculi extensordigiti minimi.
o Capsula: Capsula membungkus sendi tetapi tidak
sempurna di bagian atas. ARTICU LATIO RADIOCARPALIS
r Ligamentum: Ligamentum anterior dan posterior (SENDI PERGELANGAN TANGAN)
yang lemah berfungsi memperkuat capsula. o Articulatio: Di antara ujung distal radius dan discus
o Discus articularis: Berbentuk segitiga dan dibentuk articularis di sebelah atas (lekuk sendi) dengan os
oleh fibrocartilago. Apexnya melekat pada sisi lateral scaphoideum, os lunatum, dan os triquetrum di ba-
basis processus styloideus ulnae dan dasarnya ke gian bawah (kepala sendi),
pinggir bawah incisura ulnaris radii (Cambar 9-58). o Tipe: Sendi elipsoidea sinovial.
Discus ini memisahkan articulatio radioulnaris dis- . Capsula: Capsula membungkus sendidan diatas me-
talis dengan articulatio radiocarpalis serta memper- lekat pada ujung distal radius dan ulna dan di bawah
kuat hubungan radius dan ulna. melekat pada deretan proximal ossa carpalia.
ANATOMI DASAR 501

processus
olecranii ulnae
incisura radialis ulnae

ligamentum collaterale laterale


processus
coronoideus
rrlnae

ligamentum annulare

membrana interossea
u lna

membrana sinovial

cartilago triangulare
os lunatum

processus styloideus styloideus


ligamentum mediale
ligamentum laterale
os pisiforme
os scaphoideum
os trapezium os triquetrum

cavum
os trapezoideum articulare

ffi
ligamentum
metacarpale ligamenlum palmare
interosseus

Gambar g-58. Ligamentum articulatio radioulnaris proximalis dan distalis, articulatio radiocarpalis, articulatio
intercarpalia, dan articulatio interphalangea.

o Ligamentum: Ligamentum anterior dan posterior naris distalis atau dengan cavum articulare articulatio
yang memperkuat sendi. intercarpalia.
Ligamentum mediale melekat pada processus sty- o Persarafan: Nervus interosseus anterior dan ramus
loideus ulnae dan os triquetrum (Cambar 9-58). profundus nervi radial is.
Ligamentum laterale melekat pada processus styloi-
deus radii dan os scaphoideum (Cambar 9-58). Pergerakan
o Membrana sinovial: Melapisi capsula dan melekat Cerakan-gerakan yang mungkin dilakukan adalah
pada pinggir-pinggir facies articularis. Cavum articu- flexio, extentio, abductio, adductio, dan circumdictio.
lare tidak berhubungan dengan articulatio radioul- Rotatio tidak mungkin dilakukan karena facies articu-
502 BAB 9: Extremitas Superior

epicondylus
medialis humeri
caput radij

processus
coronoideus ulnae

processus
sryloideus radii

C
processus
str'loideus ulnae

Gambar 9-59. Gerakan supinatio (A) dan pronatio (B) lengan bawah yang terjadi pada articulatio radioulnaris
proximal dan distalis. C. Posisi relatif radius dan ulna pada lengan bawah dalam keadaan pronatio maksimal.
ANATOMI DASAR 503

laris berbentuk elips. Kekurangan karena tidak dapat juga ke atas di antara ossa carpi yang menyusun
melakukan rotatio dikompensasi oleh gerakan pronatio deretan proximal dan ke bawah di antara ossa carpi
dan supinatio lengan bawah. yang menyusun deretan distal.
Flexio dilakukan oleh musculus flexor carpi radialis, . Persarafan: Nervus interosseus anterior, ramus pro-
musculus flexor carpi ulnaris, dan musculus palmaris fundus nervi radialis, dan ramus profundus nervi ul-
longus. Otot-otot tersebut dibantu oleh musculus flexor naris.
digitorum superficialis, musculus flexor digitorum pro-
fundus, dan musculus flexor pollicis longus. Pergerakan
Extentio dilakukan oleh rnusculus extensor carpi Sedikit gerakan meluncur/ bergeser dapat dilakukan.
radialis longus, musculus extensor carpi radialis brevis,
dan musculus extensor carpi ulnaris. Otot-otot ini di- Articulatio Carpometacarpea
bantu oleh musculus extensor digitorum, musculus dan Articulatio lntermetacarpea
extensor indicis, musculus extensor digiti minimi, dan
musculus extensor pol I icis longus. Articulatio carpometacarpea dan articulatio intermeta-
Abductio dilakukan oleh musculus flexor carpi ra- carpea merupakan plana junctura synovialis yang
dialis, musculus extensor carpi radialis longus dan mempunyai Iigamentum anterior, posterior, dan inte-
musculus extensor carpi radialis brevis. Otot-otot ini rosseus. Semuanya mempunyai rongga sendi bersama,
dibantu oleh musculus abductor pollicis longus, mus- Dapat dilakukan sedikit gerakan meluncur/bergeser
culus extensor pollicis longus, dan musculus extensor (Cambar 9-58).
pollicis brevis.
Adductio dilakukan oleh musculi flexor dan exten- Atlicu I atio Carpo m etacarpe a Po II ex
sor carpi ulnaris. . Articulatio: Di antara os trapezium dan basis ossis
metacarpi I yang berbentuk pelana (Cambar 9-58).
Batas-batas Penting . Tipe: Sendi pelana sinovial.
o Ke anterior: Tendo-tendo musculi flexor digitorum . Capsula: Capsula mengelilingi sendi.
profundus dan superficialis, musculus flexor pollicis o Membrana sinovial: Melapisi capsula dan memben-
longus, musculus flexor carpi radialis, musculus tuk rongga sendi yang terpisah.
flexor carpi ulnaris, dan nervus medianus serta ner-
Pergerakan Cerakan-gerakan yang mungkin. dila-
vus ulnaris.
ku kan:
o Ke posterior: Tendo-tendo musculi extensor carpi
ulnaris, musculus extensor digiti minimi, musculus Flexio: Musculus flexor pollicis brevis dan musculus
extensor digitorum, musculus extensor indicis, mus- opponens pollicis.
culus extensor carpi radialis longus dan brevis, mus- Extentio: Musculi extensor pollicis longus dan bre-
culus extensor pollicis longus dan brevis, dan mus- VIS.
culus abductor pollicis longus. o Abductio: Musculi abductor pollicis longus dan bre-
o Ke medial: Ramus cutaneus posterior nervi ulnaris. vis.
r Ke lateral: Arteria radialis. . Adductio: Musculus adductor pollicis.
r Rotatio (oppositio): Poliex dapat berputar ke medial
SENDI.SENDI PADA TANGAN DAN JARI-JARI akibat pergerakan oleh musculus opponens pollicis.

Articulatio intercarpal ia Articulatio Metacarpophalangea


o Articulatio: di antara masing-masing tulang pada o Articulatio: Di antara caput ossis metacarpi dan ba-
deretan proximal ossa carpi; di antara masing-masing sis phalanges proximalis (Cambar 9-58).
tulang pada deretan distal ossa carpi; dan akhirnya r Tipe: Sendi condyloidea sinovial.
articulatio mediocarpalia di antara ossa carpi de- . Capsula: Capsula mengelilingi sendi.
retan proximal dan deretan distal. . Ligamentum: Ligamentum palmare merupakan liga-
r Tipe: Sendi p/ane sinovial. mentum yang kuat dan mengandung beberapa
. Capsula: Capsula mengelilingi masing-masing sendi. fibrocartilago. Ligamentum ini melekat dengan erat
r Ligamentum: Tulang-tulang dihubungkan dengan pada phalanges, tetapi hanya sedikit pada os meta-
ligamentum anterior, posterior, dan interosseus yang carpal (Gambar 9-58). Ligamentum palmare sendi
kuat. kedua, ketiga, keempat dan kelima dihubungkan
e Membrana sinovial: Melapisi capsula dan melekat oleh ligamentum metacarpalia transversa profunda,
pada pinggir-pinggir facies articularis. Rongga sendi yang memfiksasi caput ossis metacarpi secara ber-
(cavum articulare) articulatio mediocarpalia meluas sama-sama. Ligamentum collaterale berbentuk se-
tidak hanya di antara kedua deretan ossa carpi tetapi perti pita yang terdapat pada masing-masing sisi
BAB 9: Extremitas Superior

sendi (Cambar 9-58), Masing-masing ligamentum posisi semipronatio, ketika mernbrana interossea te-
berjalan ke distal dan depan dari caput ossa metacar- gang; sebaliknya pada posisi lainnya membrana in-
pal menuju ke basis phalanges. Ligamentum colla- terossea berada dalam keadaan lemas. Pada saat arti-
terale tegang pada waktu sendi flexio dan kendur culatio radiocarpalis sedikit extentio, tendo-tendo flexor
sewaktu extentio. dan extensor jari dapat bekerja maksimal; pada waktu
o Membrana sinovial: Melapisi capsula dan melekat bersamaan otot-otot flexor dan extensor telapak tangan
pada pinggi r-pinggi r facies articularis. berfungsi sebagai fi ksator pada articu latio rad iocarpal is
untuk menjaga agar gerakan jari stabil.
Pergerakan Posisi istirahat adalah posisi tangan sewaktu jari
istirahat dan tangan relaksasi (Gambar 9-60). Lengan
Cerakan yang mungkin dilakukan adalah:
bawah semipronatio; sendi regio carpalis sedikit exten-
. Flexio: Musculi Iumbricales dan musculi interossei, tio; jari kedua, ketiga, keempat, dan kelima sedikit
dibantu oleh musculus flexor digitorum superficialis flexio, walaupun index tidak melakukan flexio seba-
dan profundus. nyak jari lainnya; dan permukaan kuku pollex berada
. Extentio: Musculus extensor digitorum, musculus pada posisi tegak lurus dengan bidang jari lainnya.
extensor indicis, dan musculus extensor digiti minimi. Posisi fungsional adalah posisi tangan dengan sikap
. Abductior Cerakan menjauhi garis tengah jari ketiga, memegang benda di antara pollex dan index (Cambar
dilakukan oleh musculi interossei dorsales. 9-50). Lengan bawah semipronatio, sendi regio carpalis
r Adductio: Cerakan mendekati garis tengah jari keti- sedikit extentio (lebih extentio dari posisi istirahat), dan
ga dilakukan oleh musculi interossei palmares. Pada jari sedikit flexio, index flexio sama besar dengan jari
articulatio metacarpophalangea pollex, flexio dilaku- Iainnya. Os metacarpal pollex melakukan rotatio se-
kan oleh musculus flexor pollicis longus dan brevis se- demikian rupa sehingga bidang kuku pollex terletak
dangkan extentio dilakukan oleh musculus extensor paralel dengan bidang kuku index, juga pulpa pollex
pollicis longus dan brevis. Cerakan abdr-rctio dan ad- dan index bersentuhan.
ductio dilakukan pada arliculatio carpometacarpea. Cerakan di bawah ini dijelaskan dengan tangan
berada pada posisi anatomi.
Articulatio lnterphalangea
Articulatio interphalangea adalah sendi engsel sinovial GERAKAN POLLEX
yang mempunyai struktur yang sama dengan arliculatio Flexio adalah gerakan pollex di depan telapak tangan
metacarpophalangea (Cambar 9-58). sedemikian rupa sehingga mernpertahankan bidang ku-
ku pollex tegak lurus terhadap bidang kuku jari lainnya
(Cambar 9-60). Cerakan terjadi di antara os trapeziurn
Tangan Sebagai
dan os metacarpal l, pada articulatio metacarpopha-
Sebuah Unit Fungsional langea dan interphalangea. Otot yang melakukan ge-
Extremitas superior merupakan pengungkit bersendi rakan ini adalah musculi flexor pollicis longus dan
banyak yang bergerak bebas pada tubuh di sendi bahu. brevis serta musculus opponens pollicis.
Pada ujung distal extremitas superior terdapat alat pe- Extentio adalah gerakan pollex pada bidang lateral
megang yang penting, yaitu tangan. Banyak fungsi pen- atau coronal menjauhi telapak tangan sedemikian rupa,
ting tangan tergantung pada gerakan menjepit pollex, sehingga mempertahankan bidang kuku pollex tegak
yang memungkinkan seseorang memegang objek de- lurus dengan bidang kuku jari lain (Cambar 9-60 dan
ngan pollex daq index. Kemungkinan gerak yang luas 9-61A). Cerakan terjadi di antara os trapezium dan os
dari os metacarpal I menyebabkan pollex berfungsi sama metacarpal l, pada articulatio metacarpophalangea dan
pentingnya dengan gabungan dari fungsi jari lainnya. interphalangea. Otot yang melakukan gerakan ini ada-
Pemahaman sepenuhnya dari posisi dan pergerakan lah musculi extensor pollicis longus dan brevis.
tangan yang penting, yang dijelaskan pada bab ini, Abductio adalah gerakan pollex pada bidang ante-
dianjurkan agar pembaca mengobservasi gerakan-ge- roposterior menjauhi telapak tangan, bidang kuku
rakan dari tangannya sendiri. pollex tegak lurus dengan bidang kuku jari lain (Cam-
bar 9-60 dan 9-624). Cerakan terjadidi antara os trape-
zium dan os meiacarpal l, hanya sedikit gerakan pada
POSISITANGAN
articu latio metacarpophalan gea. Otot yang melakukan
Cerakan halus, seperti memegang alat-alat kecil saat gerakan ini adalah musculi abductor pollicis longus
memperbaiki jam, baru dapat dilakukan oleh tangan dan brevis.
bila lengan bawah semipronatio dan articulatio radio- Adductio adalah gerakan pollex pada bidang an-
carpalis pada posisi extentio. Menarik untuk dicatat teroposterior mendekati telapak tangan, bidang kuku
bahwa tulang-tulang lengan bawah sangat stabil pada pollex tegak lurus dengan bidang kuku lari lain
505

posisi fungsional

flexio pollex extensio pollex

w abductio pollex

opposilio pollex
adductio pollex

Gambar 9-60. Berbagai posisi tangan dan gerakan pollex.


506 BAB 9: Extremitas Superior

torum profundus, phalanges media oleh musculus


flexor digitorum superficialis, dan phalanges proximal
oleh musculi Iumbricales dan interossei.
Extentio adalah gerakan ke belakang jari pada bi-
dang anteroposterior. Cerakan ini terjadi pada arlicu-
Iatio interphalangea dan articulatio nretacarpopha-
langea. Phalanges distal diextentiokan oleh musculi
lumbricales dan interossei, phalanges media oleh mus-
culi lumbricales dan interossei, dan phalanges proximal
oleh musculus extensor digitorum (sebagai tambahan,
musculus extensor indicis untuk index dan musculus
extensor digiti minimi untuk digitus minimus).
Abductio adalah gerakan jari (termasuk jari tengah)
menjauhi garis tengah imajiner pada jari tengah (Cam-
bar 9-54 dan 9-61A). Cerakan ini terjadi pada articula-
tio metacarpophalangea. Otot yang melakukan gerakan
ini adalah musculi interossei dorsales; musculus abduc-
tor digiti minimi melakukan abductio digitus minimus.
Adductio adalah gerakan jari-jari ke arah garis tengah
pada jari tengah (Cambar 9-61 B). Cerakan ini terjadi pada
arliculatio metacarpophalangea. Otot yang melakukan
gerakan ini adalah musculi interossei palmares.
Abductio dan adductio jari hanya mungkin pada
posisi extentio. Pada posisi flexio jari, facies articularis
basis phalanges proximal terletak bersentuhan dengan
permukaan anterior caput metacarpi yang rata. Kedua
tulang difiksasi dengan erat oleh liganientum collate-
rale yang tegang pada posisi flexio. Pada posisi extentio
arliculatio metacarpophalangea, basis phalanges ber-
sentuhan dengan bagian bulat caput ossis metacarpi
dan ligamentum collaterale dalam keadaan longgar.
Gambar 9-61. Tangan kiri, jari-jari abductio dan pollex extentio
(A), jari-jari adductio dan pollex adductio (B), dan pollex pada
posisi oppositio (C).
MENGUNCUPKAN TANGAN
Pada posisi ini telapak tangan membentuk cekungan
yang dalam. Untuk melakukan ini pollex melakukan
(Cambar 9-60 dan 9-628). Cerakan terjadi di antara os abductio serta sedikit oppositio dan flexio. Cerakan ini
trapezium dan os metacarpal l. Otot yang melakukan mempunyai efek mendorong eminentia thenar ke
gerakan ini adalah musculus adductor pollicis. depan,
Oppositio adalah gerakan pollex di depan telapak Os metacarpal lV dan V flexio serta sedikit rotaticr
tangan sedemikian rupa sehingga permukaan anterior pada articulatio carpometacarpea. Cerakan ini mem-
ujung jari bersentuhan dengan permukaan anterior punyai efek mendorong eminentia hypothenar ke depan.
salah satu ujung jari lainnya (Cambar 9-60 dan 9-61C). Musculus palmaris brevis berkontraksi dan mendorong
Gerakan ini disempurnakan dengan medial rotatio dari kulit di atas eminentia hypothenar ke medial; otot ini
os metacarpal I dan phalanges yang melekat pada os juga mengerutkan kulit sehingga menambah kemam-
trapezium. Bidang kuku pollex terletak paralel dengan puan memegang tangan.
bidang kuku jari yang beroposisi. Otot yang melakukan lndex, jari tengah, digitus anularis, dan digitus mini-
gerakan ini adalah musculus opponens pollicis. mus sedikit flexio; jari-jari juga sedikit rotatio pada
articulatio metacarpophalangea untuk menambah ce-
GERAKAN INDEX, DIGITUS MEDIUS, kungan tangan yang menguncup.
DIGITUS ANULARIS, DAN DIGITUS MINIMUS
MEMBUAT TINJU
Flexio adalah gerakan ke depan dari jari pada bidang
anteroposterior. Cerakan ini terjadi pada articulatio Membuat tinju atau mengepalkan tangan disempurna-
interphalangea dan articulatio metacarpophalangea. kan oleh flexio articulatio metacarpophalangea dan
Phalanges distal diflexiokan oleh musculus flexor digi- interphalangea jari serta pollex. Posisi ini dilakukan
ANATOMI RADIOGRAFIK s07

bagai garis fraktur. Sangat berguna untuk diingat bahwa


seseorang mempunyai dua extremitas superior, sehing-
ga sisi yang normal dapat dipergunakan sebagai bahan
perbandingan dengan sisi yang abnormal.
Cambaran resonansi magnetik extremitas superior
dapat berguna untuk memperlihatkan jaringan lunak di
sekitar tulang (Cambar 9-63).

Gambaran Radiografik Regio Humeri


Gambaran regio humeri yang sering dipergunakan
adalah (a) anteroposterior dan (b) irrferosuperior.
Proyeksi anteroposterior diambil dengan kaset film
diletakkan di belakang bahu dan tabung sinar X dile-
takkan didepan bahu. Proyeksi ini (Cambar 9-64)
memperlihatkan dua pertiga bagian lateral clavicula
yang dipisahkan dari acromion oleh celah yang sebe-
narnya adalah articu latio acrom ioclacvicu laris; adanya
discus fibrocartilago di dalam sendi dapat menerang-
kan adanya celah tersebut. Acromion terlihat di atas
caput humeri dan dilanjutkan oleh spina scapulae.
Gambar 9-62. Tangan kiri, pollex akan mendorong pensil men- Processus coracoideus scapulae terlihat menonjol ke
jauhi telapak tangan untuk mendemonstrasikan gerakan abductio atas dan depan. Cavitas glenoidalis tidak terlihat utuh
(A) dan pollex akan mendorong pensil ke arah telapak tangan dan tumpang tindih dengan caput humeri dalam Iuas
untuk mendemonstrasikan gerakan adductio (B). yang bervariasi. Kadang-kadang dapat dilihat batas-
batas cavitas glenoidalis. Sebagian besar scapula me-
nonjol pada bagian atas cavum thoracis sehingga tidak
oleh kontraksi otot-otot flexor panjang jari dan pollex.
dapat dilihat secara rinci. Dapat dilihat angulus su-
Supaya gerakan ini efisien, harus ada kontraksi sinergis
perior dan inferior scapulae, demikian pula margo
dari musculi extensor carpi radialis longus dan brevis
superior, lateralis dan medialis.
serta musculus extensor carpi ulnaris agar dapat
Sepertiga proximal humerus dapat dilihat dengan
mengextentiokan articulatio radiocarpalis. (Cobalah
baik. Caput humeri yang bulat dan licin menonjol ke
membuat "kepalan yang kuat" dengan articulatio radio-
atas dan medial, dan tuberculum majus menonjol ke
carpalis pada posisi flexio, tentu gerakan ini sulit
lateral. Hubungan di antara bagian atas caput humeri
dilakukan).
dengan collum anatomicum terlihat sebagai sebuah
lekukan. Tuberculum minus dilihat sebagai bayangan
ANATOMI RADIOGRAFIK walaupun tumpang tindih dengan tulang, namun ma-
sih dapat dikenali. Sulcus bicipitalis tidak dapat dilihat.
Collum chirurgicum humeri dapat dilihat dengan baik.
Gambar Radiografik Bursa subacromialis dan tendo otot-otot kecil di
sekitar articulatio humeri normal tidak dapat diiden-
Extremitas Superior tifikasi.
Pemeriksaan radiologis extremitas superior terutama Proyeksi inferosuperior diambil dengan kaset film
dipusatkan pada struktur tulang, karena otot, tendo, ditempatkan di atas bahu dan tabung sinar X diletakkan
dan saraf merupakan massa yang homogen. Pembuluh di antara siku'dan pa.nggul dan diarahkan ke atas
darah dapat terlihat dengan media kontras khusus. melalui axilla. Articulatio humeri pada posisi abductio
Gambar radiografi extremitas superior orang dewasa dan exorotatio; lengan bawah dan tangan diletakkan
seperti terlihat pada pemeriksaan rontgen rutin dije- pada posisi yang enak. Processus coracoideus terlihat
laskan pada bagian ini. Ahli radiologi harus memper- menonjol ke anterior; acromion dan spina scapulae
hatikan perubahan yang terjadi pada tubuh akibat terlihat di posterior. Clavicula dan cavitas glenoidalis
bertambahnya usia dan pengaruhnya pada gambar ra- terlihat dengan baik. Margo lateralis scapulae terlihat
diografi. Misalnya, mengetahui waktu timbulnya pusat sebagai bayangan yang berjalan posteromedial dari
osifikasi primerdan sekunder pada berbagai tulang dan cavitas glenoidalis, dan karena bertindihan dengan
waktu terjadinya fusi adalah penting, karena tanpa bagian lain dari scapula, bagian ini dapat membingung-
informasi ini garis epiphysis dapat disalahartikan se- kan. Caput humeri yang bulat dan tuberculum minus
508 BAB 9: Extremitas Superior

A. radialis dan ramus


superflctalis nervi V mediana anterior M. flexor lV. flexor digitorum
M. brachioradialis radialis lengan bawah carpi radialis superficialis

M. flexor
pollicis
longus

M. flexor
os radius digitorum
profundus

V, cephalica

os ulna

V basilica

M. extensor
carpi ulnaris

M. extensor
pollicis
longus

Gambar 9-63. Gambaran indeks resonansi magnetic (Magnetic Resonance /ndex) transversal dari bagian atas lengan bawah kanan
(tampak bawah).

dapat diikuti batasnya. Collum chirurgicum terlihat menyilang sendi di antara capitulum yang bulat dan
dengan jelas. permukaan atas caput radii, serta di antara trochlea
humeri dan processus coronoideus, Celah ini disebab-
kan oleh adanya cartilago articulare yang menutupi
Gambaran Radiografik facies articularis. Caput, collum, dan tuberositas bici-
Regio Gubitalis pitalis radii dapat dilihat dengan jelas. Olecranon dan
procesus coronoideus ulnae juga dapat dilihat, arti-
Proyeksi yang biasa dipakai untuk regio cubitalis ada- culatio radioulnaris proximal juga terlihat.
lah (a) anteroposterior dan (b) lateral. Ujung distal hu- Proyeksi lateral diambil dengan articulatio cubiti
merus, ujung proximal radius dan ulna, articulatio pada posisi flexio 90o. Arliculatio humeri abductio
cubiti dan articulatio radioulnaris proximal dapat dili- tegak lurus, dan lengan atas diletakkan setinggi bahu.
hat. Kaset film diletakkan berlawanan dengan epicondylus
Proyeksi anteroposterior diambil dengan meng- medialis, dan tabung sinar X diarahkan sepanjang garis
immobi I isasi kan lengan atas, articu latio cubiti extentio, imajiner yang menghubungkan kedua epicondyus,
dan articulatio radioulnaris supinatio. Kaset film dile- Crista supracondylaris medialis dan lateralis humeri
takkan di belakang articulatio cubiti, dan tabung sinar X saling bertindihan, tetapi crista epicondylaris lateralis
diarahkan ke fossa cubiti. dapat dicari dengan menarik sumbu panjang radius ke
Epicondylus lateralis dan medialis humeri terlihat superior (Cambar 9-66). Olecranon dan processus co-
jelas (Cambar 9-65). Olecranon dan fossa coronoidea ronoideus ulnae dapat dilihat. Sebagian besar caput
humeri karena bertindihan membentuk daerah trans- radii terlihat meskipun setengah bagian posterior ter-
radiansi. Daerah translusen yang paralel terbentang tutup sebagian oleh processus coronoideus ulnae.
ANATOMI PERMUKAAN 509

margo medialis scapulae

margo lateralis scapulae

collum chirurgicum
-ry'wzktl'rit'::':: r collum analomicum

Gambar 9-64. Radiograf anteroposterior regio humeri orang dewasa

Gambaran Radiografik ma, dan ossa carpi lainnya mulai ossifikasi berurutan
satu dengan lainnya sampai usia 12 tahun, pada waktu
Pergelangan Tangan dan Tangan semua tulang telah mengalarni ossifikasi (Cambar 9-69).
Proyeksi yang biasa dipakai adalah (a) posteroanterior Berbagai bagian ossa metacarpi dan phalanges da-
dan (b) lateral. Ujung distal radius dan ulna, articulatio pat juga dilihat. Ossa sesamoid pada tendo musculi
radioulnaris distalis, sefta ossa carpi dan ujung proxi- abductor pollicis brevis dan flexor pollicis brevis, be-
mal ossa metacarpi dapat dilihat. serta tendo-tendo musculi adductor pollicis dan mus-
Proyeksi anteroposterior diambil dengan lengan culus interosseus palmaris Ibiasanya dapat dikenali.
bawah pada posisi pronatio dan jari-jari sedikit flexio. Ossa sesamoid bertindihan dengan articulatio metacar-
Kasetfilm diletakkan di depan telapak tangan dan ta- pophalangea l.
bung sinar X diarahkan ke permukaan dorsal tangan. Proyeksi lateral diambil dengan lengan bawah pa-
Ujung distal radius dan ulna beserta processus styloi- da posisi semipronatio. Kaset film diletakkan di depan
deusnya dapat dilihat, dan processus styloideus radii pinggir medial tangan dan tabung sinar X diarahkan
dapat dilihat terletak lebih distal dari processus melalui ossa carpi (Cambar 9-70 dan 9-71). Articulatio
styloideus ulnae (Gambarg-67). Deretan proximal ossa di antara radius dan os lunatum. dapat dilihat dengan
jelas pada proyeksi ini. Facies distalis yang cekun'g dari
carpi terlihat dengan os pisiforme bertindihan di atas os
triquetrum. Deretan distal ossa carpi juga terlihat dan os lunatum yang bersendi dengan os capitatum dapat
juga dilihat. Os pisiforme terlihat di anterior dan mung-
hamulus ossis hamati dapat dilihat sebagai daerah oval
kecil dengan'densitas yang bertambah (Cambar 9-68), kin bertindihan dengan os scaphoideum..
Rongga sendi ossa carpi, articulatio radiocarpalis, dan Karena sering terjadi fraktur pada os scaphoideurn
articulatio rad ioul naris distal is j uga terl i hat. dan sering sulit dilihat pada midsectlon radiografi,
Ossa carpi* merupakan tulang rawan pada waktu maka kadang-kadang diperlukan beberapa proyeksi
lahir. Os capitatum mulai ossifikasi pada tahun perta- ohlik ossa carpi.

*Ossa carpi mengalami ossifikasi dengan urutan spiral sebagai berikut: os ANATOMI PERMUKAAN
ca$itatum dan hamatum, pada tahun pertama; os triquetrum pada tahun
ketiga; os lunatum pada tahun keempat; os scaphoideum pada tahun kclima; lnformasi berlkut ini sebaiknya diperiksa pada tubuh
os trapezoideum dan trapezium pada tahun keenam; dan os pisiforme pada
tahun kedua belas. orang hidup. Banyaknya informasi yang didapat dokter
510 BAB 9: Extremitas Superior

humerus

Gambar 9-65. Radiograf anteroposterior regio cubitalis orang dewasa.


ANATOMI PERMUKAAN 511

Gambar 9-66. Radiograf lateral regio cubitalis siku orang dewasa.

selama pemeriksaan fisik tergantung pada pengetahuan ujung-ujung cartilago Xl dan Xll (Cambar 9-72,9-73,
anatomi permukaan yang dimilikinya. dan 9-74).

CLAVICULA
Permukaan Anterior Tubuh Clavicula terletak pada pangkal leher dan seluruh pan-
INCISURA SUPRASTERNALIS jangnya dapat diraba dengan mudah (Cambar 9-72,
9-73, dan 9-74). Letak articulatio sternoclavicularis dan
lncisura spurasternalis adalah pinggir superior manu- articulatio acromioclavicularis dapat dengan mudah
brium sterni dan mudah diraba di antara penonjolan ditemukan. Perhatikan bahwa ujung medial clavicula
ujung medial kedua clavicula pada garis tengah (Cam- menonjol di atas pinggir manubrium sterni.
bar 9-72 dan 9-73),
COSTAE
ANGULUS STERNI (ANGULUS LUDOVICI)
Costa I terletak profunda terhadap clavicula dan tidak
Angulus sterni adalah sudut'di antara manubrium sterni mudah diraba. Permukaan lateral costae lainnya dapat
dan corpus sterni (Gambar 9-72); pada daerah ini carti- diraba dengan menekankan jari ke arah atas menuju
lago costa ll melekat pada pinggir lateral sternum, axilla dan merabanya ke arah bawah sepanjang per-
mukaan lateral dinding thorax (Cambar 9-74). Setiap
SYMPHYSIS XIPHOSTERNALIS costa dapat diidentifikasi dengan pertama-tama meraba
Symphysis xiphosternalis adalah sendi di antara proces- angulus sterni dan cartilago costa ll dan menghitungnya
sus xiphoideus sterni dan corpus sterni (Cambar 9-74). ke bawah dari tempat ini.

MARGO COSTALIS TRIGONUM DELTOPECTORALE


Margo costalis adalah pinggir bawah thorax dan di- Trigonum deltopectorale adalah lekukan kecil berben-
bentuk oleh cartilago costa Vll, Vlll, lX, dan X serta tuk segitiga yang terletak di bawah sepertiga lateral
512 BAB 9: Extremitas Superior

phalanges distal
pollex
phalangss
proximal
digitus
minimus

os sesamoid

metacarpal I

trapezium
triquatrum

processus
caput scaphoideum lrapezoideum
styloideus ulnae
ulnae processus styloideus
radii

Ga.mbar 9$7. Radiograf posteroanterior regio carpalis dan tangan orang dewasa.

pinggir distal clavicula dan dibatasi oleh musculus gir distal musculus teres major. Plica ini dapat diraba
pectoralis major serta musculus deltoideus (Cambar dengan mudah di antara jari dan pollex (Gambar 9-76).
9-72,9-73, dan 9-74],.
AXILLA
PLICAE AXILLARES
Axilla sebaiknya diperiksa dengan lengan bawah di-
Plica axillaris anterior dibentuk oleh pinggir bawah sokong dan musculi pectorales dalam keadaan lemas.
musculus pectoralis major dan dapat dipalpasi di antara Dengan lengan atas di samping tubuh, bagian inferior
jari dan pollex (Cambar 9-72,9-73, dan 9-741. Plicaini caput humeri dengan mudah dapat diraba melalui da-
dapat dibuat menonjol dengan menyuruh pasien me- sar axilla. Denyut arteria axillaris dapat diraba pada
nekan tangannya pada panggul sisi yang sama. Plica puncak axilla, dan di sekitar arteri dapat diraba fasci-
axillaris posterior dibentuk oleh tendo musculi latissi- culus plexus brachialis. Dinding medial axilla dibentuk
mus dorsi pada saat tendo ini melingkar di bawah ping- oleh costae bagian atas yang ditutupi oleh musculus
ANATOMI PERMUKAAN 513

Gambar 9-68. Radiograf posteroanterior regio carpalis, lengan bawah pronatio.

serratus anterior, pinggir otot yang bergerigi ini dapat raba ke bawah sepanjang tengkuk. Processus spinosus
dilihat dan diraba pada orang yang berotot (Cambar pertama yang harus diraba adalah processus spinosus
9-73). Dinding lateral dibentuk oleh musculus coraco- veftebra cervicale ketujuh (vertebra prominens). Di
brachialis dan musculus biceps brachii serta sulcus bawah tingkat ini terdapat processus spinosus yang ber-
bicipitalis humeri. tu m p u k-tu m pu k. Processus spi nosus vertebra cervical e
pertama sampai keenam ditutupi oleh Iigamentum be-
sar yang dinamakan ligamentum nuchae.
Permukaan Posterior Tubuh
PROCESSUS SPINOSUS VERTEBRAE SCAPULA
CERVICALES DAN THORACICAE Ujung processus coracoideus scapulae (Cambar 9-74)
Processus tersebut dapat diraba pada garis tengah di dapat diraba secara palpasi dalam di bagian lateral
posterior (Cambar 9-76). lndex sebaiknya diletakkan trigonum deltopectorale; diliputi oleh serabut-serabut
pada garis tengah di permukaan posterior leher dan di- anterior musculus deltoideus. Acromion merupakan
514 B,AB 9: Exlremilas Sur:erior

llhillilnges disf;rl

phalanges
llr{xirndl

epiphysis
phalangcs

me.t;rcarpal V

Gambar 9-69. Radiograf posteroanterior regio carpalis dan tangan anak berusia 8 tahun

ujung lateral spina scapulae. Acromion terletak sr-rb- Marnnta


cutan dan mudah ditemukan (Gambar g-72 dan g-73)"
Tepat di bawah pinggir lateral acromion licin dan Pada anak-anak dan Iaki-laki, mamma bersifat rudimen-
lengkung bahu dibentuk oleh rnusculus deltoideus, ter dan jaringan glandula dibatasi pada area kecil di
yang menutupi tuberculum majus humeri (Cambar bawah areola mamma. Pada perempuan muda (Cam-
9-72 dan 9-73). bar 9-72) biasanya berbentuk setengah bulatan dan se-
Spina scapulae dapatdiraba dan diikuti ke arah me- dikit tergantung, menutupi costae ll sampai Vl beserta
dial sampai ke margo medialis scapulae, seiinggi pro- r:artilagines costalesnya, dan meluas dari pinggir lateral
cessus spinosus vertebra thoracica lll (Gambar 9-76). sternum sampai Iinea axillaris media (Cambar 9-72).
Angulus superior scapulae dapat diraba melalui Sebagian besar glandula mammaria terletak pada fascia
musculus trapezius dan terletak berhadapan dengan sr-rperficialis dan dapat bergerak dengan mudah ke
processus spinosus vertebra thoracica Il. semua arah. Ujung lateral atas (axillary tall) glandula
Angulus inferior scapulae dapat diraba berhadapan mammaria terletak di sekitar pinggir bawah musculus
dengan processus spinosus vertebra thoracica Vll pectoralis majordan sampai ke axilla (Cambar 9-72),di
(Cambar 9-75 dan 9-76). sini kelenjar ini terletak dekat dengan arteria axillaris.
ANATOMI PERMUKAAN 515

Gambar 9-70. Radiograf lateral regio carpalis dan tangan orang dewasa'

phalanges distal phalanges distal


jari lengah digilus anularrs

phalanges media

phalanges
disial
pollex

mela carpal
bertindihan
satu dengan
phalanges
yang lain
proximal

os sesamoid

metacarpal
pollex ossa carpr

Gambar 9-71. Radiograf lateral regio carpalis dan tangan orang dewasa dengan jari-jari pada berbagai derajat flexio.
515 BAB 9: Extremitas Superior
clavicula incisu ra
suprasternalis trigonum deltopectorale
acromton

luberculum ma.jus
humeri

angulus slerni
(angulus Ludovici)

pectoralis major

areola plica axillaris anterior

papilla
processus axl/aries
glandula mammaria

processus xyphoideus

margo costalis

rectus abdominis
crista iliaca

umbilicus

Gambar 9-72. Thorax dan abdomen perempuan berusia 29 tahun tampak anterior.

tuberculum
majus trigonum caput claviculare
humeri deltopectorale sternocleidomastoideus m.pectoralismajor
incisura f foss"
acromlon . suprasternalisl suoraclaviculare capul slernocostalis
lrapezrus m. pecloralis major
I / /ctavicuta

biceps rectus I origo m. serralus v. mediana epicondylus


brachii abdominis I cubiti lateralis
anlerior
humeri
margocostalis processus'xyphoideus :ll:,t,111"= fossa cubiti
humeri

Gambar 9-73, Regio pectoralis laki-laki berusia 27 tahun.


ANATOMI PERMUKAAN 517

angulus sterni

clavicula
pectoralis major
processsus coracoideus

acromton

caput humeri plica axillaris anterior

tuberculum
majus

v. cephalica

serratus anterior

epicondylus latemlis

coracobrachialis
brachioradialis
-
margo costalis epicondylus medialis

fossa cubiti tendo musculi biceps


processus xiphoideus
v basilica aponeurosis bicipitalis

Gambar 9-74. Anatomi permukaan dada, bahu, dan extremitas superior tampak anterior.

Mamma perempuan multipara berusia setengah baya pada remaja, dan menjadi lebih gelap pada bulan
mungkin besar dan bergantung (pendulous), dan pada kedua kehamilan pertama dan tidak pernah berubah
perempuan tua mungkin lebih kecil. kembali seperti warna sebelumnya. Tonjolan{onjolan
Pada orang hidup, mamma lunak karena lemak kecil pada areola disebabkan oleh keleniar areola yang
yang terdapat di dalamnya cair. Dengan palpasi yang ada di bawahnya.
teliti, glandula mammaria mempunyai konsistensi yang
secara keseluruhannya kenyal berlobus karena adanya Regio Gubitalis
struktur kelenjar di dalamnya.
Papilla mamma menonjol dari setengah bagian ba- Epicondylus medialis dan lateralis humeri (Cambar
wah mamma (Cambar 9-72), telapi posisinya terhadap 9-73 dan 9-76) dan processus olecranii ulnae dapat
dinding thorax sangat bervariasi dan bergantung pada diraba (Cambar 9-76).Bila articulatio cubiti pada posisi
derajat perkembangan kelenjar. Pada laki-laki dan pe- extentio, bagian-bagian tulang ini terletak dalam satu
rempuan yang belum dewasa, papilla kecil dan bia- garis lurus; bila articulatio cubiti pada posisi flexio,
sanya terletak setinggi sela iga keempat sekitar 4 inci ketiga titik ini membentuk batas segitiga sama kaki.
(10 cm) dari garis tengah. Dasar papilla di kelilingi oleh Capitulum radii dapat diraba pada lekukan yang
daerah kulit berpigmen yang dinamakan areola terdapat pada permukaan posterolateral articulatio cubiti
(Cambar 9-72).Papilla mamma berwarna merah dadu yang sedang extentio, distal terhadap epicondylus lateralis.
518 BAB 9: Extremitas Superior

Capitulum radii dapat dirasakan melakukan rotasi selama radii terletak kira-kira 3/q inct (1,9 cm) distal terhadap
gerakan supinatio dan pronatio lengan bawah. processus styloideus u lnae.
Fossa cubiti adalah lekukan kulit di depan siku Tuberculum dorsalis radii dapat dipalpasi pada per-
(Cambar 9-74 dan 9-77), dan batas-batasnya dapat dili- mukaan posterior ujung distal radius (Gambar 9-78).
hat serta diraba; Musculus brachioradialis membentuk Capitulum ulnae dapat dengan mudah diraba bila
batas lateral dan musculus pronator teres membentuk lengan bawah pronatio; capitulum ulnae menonjol pa-
batas medial. Tendo musculi biceps brachii dapat di- da sisi lateral regio carpalis (Cambar 9-59). Capitulum
palpasi pada waktu tendo berjalan ke dalam fossa cuhriti, yang bulat dapat dengan mudah dibedakan dari pro-
dan aponeurosis bicipitalis dapat diraba waktu me- cessus styloideus yang letaknya lebih distal.
ninggalkan tendo untuk bersatu dengan fascia profunda Os pisiforme dapat diraba pada sisi medial per-
pada sisi medial lengan bawah (Gambar 9-74 dan g-77). mukaan anterior regio carpalis di antara kedua lipatan
Tendo dan aponeurosis lebih mudah diraba jika articu- transversa (Cambar 9-77 dan 9-78). Hamulus ossis ha-
latio cubiti diflexiokan dengan mengatasi rintangan. mati dapat diraba secara palpasi dalam pada eminentia
Nervus ulnaris dapat diraba di belakang epicon- hypothenar; satu jari distal dan lateral dari os pisiforme.
dylus medialis humeri. Saraf ini terasa sepefti tali dan Lipatan transversa yang terlihat di depan regio car-
bila saraf ini tertekan akan menimbulkan sensasi nyeri palis merupakan tempat petunjuk yang penting (Cam-
tertusuk jarum sepanjang sisi medial tangan. bar 9-78). Lipatan transversa proximal terletak setinggi
Arteria brachialis dapat diraba denyutnya sewaktu articu I atio rad iocarpal i s. Li patan transversa d i stal sesuai
berjalan di lengan atas, pada pinggir medial musculus dengan pinggir proximal retinaculum musculorum
biceps brachii. Di fossa cubiti, afteria brachialis terletak flexorum.
di bawah aponeurosis bicipitalis, tepat di bawah capi-
tulum radii. Arteria brachialis bercabang dua menjadi STRUKTUR PENTING
'arteria
arteria radialis dan ulnaris. DIBAGIAN DEPAN REGIO CARPALIS
Margo posterior ulnae terletak subcutan dan seluruh
panjangnya dapat diraba. Arteria Radialis
Denyut arteria radialis dapat dengan mudah diraba
Pergelangan Tangan dan Tangan anterior terhadap sepertiga distal radius (Cambar 9-77
dan 9-78). Di sini, arteria radialis terletak tepat di ba-
Pada regio carpalis, processus styloideus radii (Gam- wah kulit dan fascia, lateral terhadap tendo musculi
bar 9-78) dan ulnae dapat diraba. Processus styloideus flexor carpi radialis.

trapezrus

m. teres major

processus spinosus
vertebrae lumbales

Gambar 9-75. Punggung laki-laki berusia 27 tahun.


ANATOMI PERMUKAAN 519

r /i,
ii ; i

ilil It;
angulus superior scapulae

spina scapulae

processus spinosus tuberculum majus


vertebra thoracica 3 humeri

caput humeri

plica axillaris epicondylus lateralis


posterior

processus olecranii
ulnae

epicondylus medialis

Gambar 9-76. Anatomi permukaan scapula, bahu, dan daerah siku tampak posterior.

Tendo Musculi Flexor Carpi Radialis Tendo Musculi Flexor Carpi Ulnaris
Tendo ini terletak medial terhadap denyut afteria radialis. Tendo lni adalah tendo yang terletak paling medial di
depan regio carpalis dan dapat diikuti ke distal ke
Tendo Musculi Palmaris Longus (Bila Ada) tempat insertionya pada os pisiforme (Gambar 9-77
dan 9-78). Tendo ini dapat dibuat menonjol dengan
Tendo ini terletak medial terhadap musculus flexor car-
meminta pasien membuat tinju (otot ini berkontraksi
pi radialis dan menutupi nervus medianus (Cambar 9-78).
untuk membantu menstabilkan dan memfiksasi arti-
culatio radiocarpal is).
Tendo Musculi Flexor Digitorum Superficialis
Tendo ini merupakan sekelompok tendo yang terdiri atas Arteria Ulnaris
empat buah tendo yang terletak medial terhadap tendo
musculi palmaris longus dan dapat dilihat pergerakannya di Denyut arteria ulnaris dapat diraba lateral terhadap
bawah kulit bila jari diflexio dan extentiokan. tendo musculi flexor carpi ulnaris (Cambar 9-78).
520 BAB 9: Extremitas Superior
tendo musculi
biceps biceps brachii
brachii

aponeurosus
bicipitalis fossa cubiti

v. basilica
brachicradialis

v. cephalica

palmaris longus flexor carpi


radialis

meraba
flexor digitorum denyul nadi a. radialis
superficialis

flexor carpi
ulnaris

os pisiforme

Gambar 9-77. Fossa cubiti dan permukaan anterior lengan bawah laki-laki berusia 27 tahun.

Nervus Ulnaris STRUKTUR PENTING DI BAGIAN


Nervus ulnaris terletak tepat medial terhadap arteria POSTERIOR REGIO CARPALIS
ulnaris (Cambar 9-78). Os lunatum

STRUKTUR PENTING Tulang ini terletak pada deretan proximal ossa carpi.
DI SISI LATERAL REGIO CARPALIS Tulang ini dapat dipalpasi tepat distal terhadap tuber-
culum dorsale radii pada articulatio radiocarpalis
Anatom ic Sn uffbox (Tabatiere Anatomiqum) dalam keadaan flexio.
Cekungan kulit yang penting ini terletak distal terhadap
processus styloideus radii. Tabatiere Anatomiqum di
STRUKTUR PENTING DI TELAPAK TANGAN
medial dibatasi oleh tendo musculi extensor pollicis
longus dan di lateral oleh tendo musculi abductor
Ramus Recurrens Nervi Medianus
pollicis longus'dan tendo musculi extensor pollicis
brevis (Cambar 9-78). Pada dasarnya dapat dipalpasi Cabang ini menuju ke otot-otot eminentia thenar me-
processus styloideus radii (di proximal) dan basis os lengkung di sekitar pinggir bawah retinaculum mus-
metacarpal I pollex (di distal); di antara tulang-tulang culorum flexorum dan terletal< satu jari distal terhadap
ini terletak os scaphoideum dan os trapezium (dapat tuberculum os scaphoideum (Cambar 9-51).
diraba tetapi tidak dapat diidentifikasi). Arteria radialis
dapat diraba denyutnya di dalam Tabatiere Anatomi-
qum pada waktu arteria ini membelok ke lateral regio Arcus Palmaris Superficialis
carpalis dan mencapai dorsum manus (Cambar 9-78). Arcus arteria ini terletak pada bagian sentral telapak
Vena cephalica kadang-kadang juga dapat dikenali tangan (Cambar 9-78) dan terletak pada garis yang di-
pada saat vena ini menyilang snuffbox pada saat vena buat menyilang telapak tangan setinggi pinggir distal
ini naik ke lengan atas. pollex bila pada posisi extentio maksimal.
ANATOMI PERMUKAAN 521

ramus palmaris superficialis


arteriae radialis

\)'
arcus palmaris
superficialis

arcus palmaris profundus

hamulus ossis hamati crista trapezium

retinaculum musculorum flexorum

ramus profundus arteriae ulnaris tuberculum scaphoideum

lipatan transversa distalls

lipatan transversa proximal

lr4, flexor carpi ulnaris

A, ulnarls
M, flexor carpi radialis
[4, palmaris longus

rete venosum dorsale manus

M, extensor digiti minimi

4
:-*$: retinaculum musculorum extensorum

basis metacarpal I ' tuberculum dorsale radii

M, extensor pollicis
trapezium longus

scaphoideum

processus styloideus radii V cephalica


M, abductor pollicis longus
M, extensor polliois brevis

Gambar 9-78. Anatomi permukaan daerah regio carpalis.


522 BAB 9: Extremitas Superior

Arcus Palmaris Profundus alirkan darahnya ke atas di sisi lateral ke dalam vena
Arcus arteria ini juga terletak di bagian sentral telapak
cephalica dan di sisi medial ke vena basilica.
Vena cephalica menyilan g anatomical snuffbox dan
tangan (Cambar 9-78) dan terletak pada garis yang di-
buat menyilang telapak tangan setinggi pinggir proxi-
membelok ke depan ke permukaan anterior lengan
mal pollex bila pada keadaan extentio maksimal. bawah. Vena ini kemudian berjalan ke atas menuju
lengan atas dan berjalan sepanjang margo lateral mus-
Sendi Metakarpofalan geat culi biceps (Cambar 9-40). Vena ini berakhir dengan
menembus fascia profunda di trigonum deltopectorale
Sendi-sendi tersebut terletak di sekitar palmar distal. Sendi dan bermuara ke vena axillaris.
interfalangealterletak setinggi lipatan jari tengah dan distal. Vena basilica dapat diikuti dari dorsum manus ke
pinggir medial lengan bawah dan mencapai permu-
STRUKTUR PENTING DI PUNGGUNG TANGAN kaan anterior tepat di bawah siku (Cambar 9-40). Vena
ini menembus fascia profunda kira-kira di pertengahan
Tendo musctili extensor digitorum, tendo musculi exten- lengan atas. Vena mediana cubiti (atau vena mediana
sor indicis, dan tendo musculi extensor digiti minimi cephalica dan vena mediana basilica) menghubungkan
dapat dilihat dan diraba pada waktu tendo-tendo ini vena cephalica dengan vena basilica di fossa cubiti
berjalan ke distal ke basis jari-jari (Gambar 9-78). (Cambar 9-40).
Untuk mengidentifikasi venae ini dengan mudah,
Rete Venosum Dorsale Manus berikan tekanan kuat di sekitar lengan atas dan secara
Anyaman venae superficiales dapat dilihat pada dor- bergantian tangan dikepal dan dibuka. Dengan cara ini
sum manus (Cambar 9-78). Anyaman ini akan meng- venae menjadi teregang oleh darah.

ANTrnInr DI EKSTREMITAS SUPERIoR Arleria radialis terletak superficial di depan ujung


distal radius, di antara tendo musculi brachioradialis
Luka dan musculi flexor carpi radialis; di tempat ini dokter
Arteriae di extremitas superior dapat cedera oleh dapat meraba denyut nadinya. Bila denyut nadi tidak
luka tusukan atau mengalami ligasi pada operasi am- dapat diraba, cobalah untuk meraba denyut arteria
putasi. Karena adanya sirkulasi kolateral yang adekuat radialis pada regio carpalis lainnya; kadang-kadang ter-
pada daerah sekitar bahu, siku, dan sendi regio car- dapat kelainan kongenital arteria radialis yang sukar
palis, ligasi dari arteri utama extremitas superior tidak diraba denyutnya. Arteria radialis sedikit sulit diraba
diikuti oleh nekrosis jaringan atau gangren, asalkan sewaktu menyilang tabatiere anatomicum.
arteriae yang membentuk sirkulasi kolateral tidak ter- Arteria ulnaris dapat dipalpasi pada saat berjalan di
kena penyakit dan aliran darah Sistemik tetap baik. Na- depan retinaculum musculorum flexorum bersama
mun, dibutuhkan beberapa h{ri atau minggu untuk dengan neryus ulnaris, Arleria ini terletak lateral ter-
pembuluh-pembuluh kolateral flapat memenuhi kebu- hadap os pisiforme, terpisah dari tulang oleh nervus
tuhan bagian distal extremitas,,superior seperti yang ulnaris. Di tempat ini arteria ulnaris sering cedera oleh
disuplai oleh pembuluh nadi utama. luka robek di depan regio carpalis.
Palpasi dan Kompresi Arteriae Tes AIIen
Seorang dokter harus mengetahui tempat-tempat Tes ini digunakan untuk menilai apakah arteria ra-
terabanya arteriae extremitas superior atau tempat un- dialis dan arteria ulnaris tersumbat atau tidak. Tangan
tuk dikompresi pada keadaan darurat. Arteria subclavia pasien diletakkan di pangkuannya, tekanlah kedua sisi
yang menyilang costa I untuk menjadi arteria axillaris arteria raciialis pada permukaan anterior dan minta pa-
dapat dipalpasi pada pangkal trigonum colli posterior. sien mengepalkan tangannya dengan kuat. Pengepalan
Arteria subclavia dapat ditekan di sini di atas costa I tangan menghentikan aliran d arah di arcus palmaris
untuk menghentikan perdarahan yang mematikan. superficialis dan profundus. Bila pasien diminta untuk
Bagian ketiga arteria axillaris dapat diraba di axilla pada membuka tangannya, kulit telapak tangan pucat, dan
saat arteria ini terletak di depan musculus teres major. segera setelah aliran darah normal kembali di dalam
Arteria brachialis dapat dipalpasi di lengan atas pada arcus palmaris melalui arteria ulnaris menyebabkan te-
saat arteria ini terletak di musculus brachialis dan tepat lapak tangan segera berwarna kemerahan. lni membuk-
pada margo lateral musculi biceps brachii. tikan bahwa arteria ulnaris tidak tersumbat. Keadaan
ANATOMI PERMUKAAN 523

arteria radialis dapat diketahui dengan mengulangi tes vicula dapat menyebabkan ruptur vena penghubung ini
ini tetapi dengan menekan arteria ulnaris di tempat dan membentuk hematom yang besar.
arteria ini terletak lateral terhadap os pisiforme.
Anatom i Kafeterisasi Ven a Basi I i ca

Persarafan Arteria dan Penyakit Raynaud dan Vena Cephalica

Arteriae di extremitas superior dipersarafi oleh saraf


Vena mediana basilica atau vena basilica meru-
pakan venae yang dipilih untuk kateterisasi vena sen-
simpatis. Serabut-serabut praganglionik berasal dari
badan sel yang terletak di segmen thoracalis kedua
tral karena vena basilica dari fossa cubiti sampai vena
sampai kedelapan medulla spinalis. Mereka berjalan ke
axillaris, diametervena basilica bertambah besardan di
jalur yang sama dengan vena axillaris (Cambar 9-40).
atas di dalam truncus symphaticus dan bersinaps di
ganglion cervicale media, inferior,dan ganglion thora- Katup-katup yang ada di dalam vena axillaris mungkin
menjadi faktor penghalang, tetapi abductio articulatio
cal I atau ganglion stellatum. Serabut-serabut pasca-
ganglionik bergabung dengan saraf-saraf yang mem- humeri dapat membantu kateter untuk mengatasi ham-
batan tersebut.
bentuk plexus brachialis dan didistribusikan ke arteriae
Vena cephalica tidak bertambah besar pada waktu
melalui cabang-cabang plexus. Contohnya, arteriae
berjalan ke atas pada lengan atas, dan vena ini sering
digitales untuk jari-jari dipersarafi oleh serabut simpatis
pascaganglionik yang berjalan di dalam nervi digitales.
kali bercabang menjadi cabang-cabang kecil di tri-
gonum deltopectorale. Satu atau lebih cabang-cabang
Penyakit-penyakit vasospastik yang mengenai arteriola
digitalis seperti penyakit Raynaud, mungkin membu-
ini dapat naik ke atas melewati clavicula dan berga-
tuhkan cervicodorsal praganglionik simpatektomi un-
bung dengan vena jugularis externa. Pada umumnya
vena cephalica berakhir di vena axillaris dengan mem-
tuk mencegah nekrosis jari. Operasi diikuti dengan
arteria vasodilatasi yang mengakibatkan meningkatnya
bentuk sudut tegak lurus. Sulit untuk memasukkan
kateter melalui sudut ini.
aliran darah ke extremitas superior.
Slsrrm Llirarnnx ExrRrrvlrns SUPERIoR
VTNAT EXTREMITAS SUPERIOR
Lymphangitis
Venae extremitas superior dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok superficial dan kelompok lnfeksi pembuluh limf (lymphangitis) lengan atas
profunda. Venae profunda terdiri atas venae commi- sering terjadi. Caris merah sepanjang pembuluh limf
tantes yang berjalan bersama semua arteriae besar, merupakan ciri yang khas dari penyakit ini. Pem-
biasanya berpasangan, dan sebuah vena axillaris. buluh-pembuluh limf dari pollex, index, dan bagian
lateral tangan mengikuti VENA cephalica menuju ke
Thrombosis Spontan Vena Axillaris kelompok infraclavicularis nodi axillares; pembuluh-
pembuluh limf darl jari tengah, digitus minimus, dan
Thrombosis spontan vena axillaris kadang-kadang bagian medial tangan mengikuti vena basilica ke nodi
terjadi setelah gerakan Iengan atas yang berlebihan dan supratrochleares yang terletak di dalam fascia super-
tidak biasa pada articulatio humeri, ficialis tepat di atas epicondylus medialis humeri, dan
kemudian ke kelompok lateral nodi axillares.
Fwngsi Vena dan Transfusi Darah
Lymphadenitis
Venae superficiales penting di klinik dan biasanya
digunakan sebagai tempat untuk pungsi vena, transfusi, Begitu infeksi mencapai nodi lymphoidei, kelenjar-
dan kateterisasi jantung. Pada keadaan darurat, setiap kelenjar ini membesar dan sakit, keadaan ini dikenal
dokter harus mengetahui tempat untuk mengambil sebagai lymphadenitis. Pada umumnya, pembuluh-
darah dari lengan. Pada pasien syol</renjatan venae pembuluh limfe dari jari dan telapak tangan berjalan
superficiales tidak selalu kelihatan. Vena cephalica dari telapak tangan ke dorsum manus sebelum berjalan
biasanya terletak relatif tetap pada fascia superficial, ke lengan bawah. Kenyataan ini menerangkan menga-
yaitu tepat posterior terhadap processus styloideus pa edema radang atau pembentukan abses sering ter-
radii. Di fossa cubiti, vena mediana cubiti dipisahkan jadi pada dorsum manus setelah adanya infeksi pada
dari arteria brachialis yang terletak di bawahnya oleh jari di permukaan telapak tangan.
aponeurosis bicipitalis. Keadaan ini penting, karena
MRmmn
melindungi arteria dari kesalahan pemasukan obat-
obat yang dapat mengiritasi ke dalam lumen arteria Mamma merupakan tempat kanker yang sering ter-
yang seharusnya disuntikkan ke dalam vena. Vena jadi pada perempuan. Mamma juga merupakan tempat
cephalica, di trigonum deltopectorale biasanya berhu- berbagai jenis tumor jinak, infeksi akut dan pemben-
bungan dengan vena jugularis externa melalui vena tukan abses. Oleh karena itu, dokter harus memahami
kecil yang menyilang di depan calvicula. Fraktur cla- perkembangan, struktur, dan aliran limf dari organ ini.
524 BAB 9: Extremitas Superior

Pemeriksaan Mamma lnfeksi akut glandula mammaria dapat terjadi pada


Mula-mula dilihat apakah mamma simetris pada masa menyusui. Bakteri patogen dapat memasuki
jaringan mamma melalui fissura pada papilla mamma.
pasien dengan telanjang dada dan duduk tegak. Sering
ditemukan berbagai tingkat asimetri dan ini disebabkan Oldh karena adanya septa fibrosa, infeksi dapat dilo-
oleh perkembangan yang tidak simetris. Setiap pem- kalisir di lobus tempat infeksi semula terjadi. Bila ter-
jadi abses, maka dapat dikeluarkan dengan insisi radier
bengkakan harus dicatat. Pembengkakan mungkin di-
sebabkan oleh tumor yang ada di bawahnya, kista, atau
untuk menghindari penyebaran infeksi ke ruangan di
pembentukan abses. Papilla harus diperiksa dengan sebelahnya; insisi radier juga menyebabkan kerusakan
seksama untuk melihat apakah ada retraksi. Carcinoma
minimal pada ductus.
di dalam jaringan mamma dapat menyebabkan retraksi
papilla karena tarikan ducti lactiferi. Pasien kemudian Aliran Limf dan Karsinoma Mamma
disuruh berbaring dan mamma dapat dipalpasi di atas
dinding thorax. Akhirnya pasien disuruh duduk kem- Pentingnya mengetahui aliran limf mamma dalam
bali dan mengangkat kedua lengannya di atas kepala. hubungannya dengan penyebaran karsinoma dari organ
Dengan cara ini karsinoma menarik kulit, ligamentum ini tidak dapat disangkal lagi. Pembuluh-pembuluh
suspensorium atau ductus lactiferi menyebabkan ke- limf dari kuadran medial mamma menembus sela iga
rutan pada kulit atau retraksi papilla, kedua, ketiga, dan keempat dan masuk ke dalam thorax
untuk bermuara ke kelenjar limf di sepanjang arteria
MAMMoCRAFI thoracica interna. Pembuluh-pembuluh limf dari kua-
Mammografi adalah pemeriksaan radiografi mam- dran lateral mamma bermuara ke kelompok anterior
ma (Cambar 9-79). Teknik ini digunakan dengan luas atau pectoral nodi axillares. Karena itu kanker yang
pada permeriksaan rutin mamma untuk menemukan terjadi di kuadran lateral atas cenderung menyebar ke
tumor jinak atau ganas, dan kista. Digunakan dosis si- nodi axillares. Metastasis ke thorax merupakan hal
nar X yang sangat rendah, sehingga bahaya peme- yang sulit atau tidak mungkin diobati, tetapi nodi
riksaan ini kecil dan dapat sering diulangi. Kesuksesan axillares dapat diangkat dengan operasi.
dari pemeriksaan ini diperlihatkan dengan dapat dite- Kira-kira 60% karsinoma mamma terjadi di kua-
mukannya lesi yang berukuran beberapa milimeter, daran lateral atas. Penyebaran kanker secara limfatik ke
jauh sebelum dapat dideteksi pada pemeriksaan klinik. mamma yang lain, ke cavitas abdominalis, atau ke ke-
lenjar limf di pangkal leher disebabkan oleh obstruksi
Supernumerarius dan Retraksi Papilla aliran limf yang normal oleh sel-sel maligna atau
destruksi pembuluh limf oleh operasi atau radiotherapi.
Su pern umerari us papi I la kadan g-kadan g d item ukan
Sel-sel kankerterbawa oleh pembuluh limf dan mengi-
di sepanjang garis dari axilla sampai ke lipat paha; dan
kuti aliran limf. Masuknya sel-sel kanker ke dalam pem-
dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan
jaringan mamma. Kelainan kongenital ringan ini dapat buluh darah menyebabkan metastasis ke tulang-tulang
yang jauh,
didiagnosis sebagai kutil atau tahi lalat. Retraksi papilla
yang lama merupakan kelainan congenital yang terjadi Pada pasien dengan kanker yang terlokalisir di
karena kegagalan pembentukan papilla. Retraksi pa- mamma, kebanyakan ahli bedah melakukan operasi
pilla yang baru terjadi biasanya disebabkan oleh kar- simple mastectomy(mastektomi sederhana) diikuti de-
ngan radioterapi kelenjar Iimf axilla. Pada pasien de-
sinoma yang menarik ductus lactiferi.
ngan kanker yang terlokalisir di mamma dan metastasis
Pentingnya.Septa Fibrosa dini ke kelenjar limf axilla, kebanyakan pakar setuju
pilihan yang terbaik adalah mastektomi radikal. Pada
Bagian dalam mamma dibagi menjadi 15 sampai 20 pasien yang penyakitnya telah menyebar keluar daerah
ruang yang tersusun radier dari papilla oleh septa fibro- (misalnya ke thorax), dipilih pengobatan dengan cara
sa yang terentang dari permukaan dalam kulit. Setiap mastektomi sederhana diikuti dengan radioterapi atau
ruang mengandung sebuah lobus kelenjar. Biasanya terapi hormonal.
kulit mamma mudah digerakkan di sekitar massa Mastektomi radikal dilakukan dengan mengangkat
glandula mammaria. Akan tetapi bila septa fibrosa tumor primer, pembuluh limf serla kelenjar limf yang
terkena scirrhous karsinoma atau penyakit seperti abses menampung cairan limf dari daerah tersebut. Ini berarti
glandula mammaria, akan mengakibatkan memen- bahwa mamma dan beserta struktur-struktur yang
deknya jaringan fibrosa, septa fibrosa akan menarik mengandung pembuluh limf dan kelenjar limf yang
kulit yang ada di atasnya, dan menimbulkan dimpling berhubungan diangkat secara menyeluruh. Jaringan
(seperti kulit jeruk) pada permukaan'mamma. Septa yang harus diangkat adalah sebagai berikut ini : (a) area
fibrosa kadang-kadang disebut sebagai ligamentum kulit yang luas di sekitar tumor dan termasuk papilla
suspensorium glandu la mammaria. mamma; (b) seluruh jaringan mamma; (c) musculus
ANATOMI PERMUKAAN 525

sepia
fibrosa
yang
padat

jaringan glandula Yang disokong


oleh .iaringan Penyambung

glandula yang disokong oleh s.epta fibrosa'


Gambar 9-79. Mant"nogram mediolateral, memperlihatkan.iaringan

pectoralis major beserta fascianya yang dilalui oleh musculus latissimus dorsi ditinggalkan. Berbagai de-
pembuluh llmf yang berjalan menuju ke nodi tho- rajat edema pascabedah pada lengan atas dapat terjadi
racicae interni; (d) musculus pectoralis minor beserta seielah pengangkatan radikal pembuluh-pembuluh
I i mf extrem itas superior.
fascia yang dilalui oleh pembuluh limf yang berjalan
menuju ke axilla; (e) senrua lernak, fascia, dan kelenjar Bentuk modifikasi dari radical mastectomy untuk
limf di dalam axilla dan (D fascia yang meliputi bagian pasien-pasien dengan kanker yang terlokalisir merupa-
atas selubung musculus rectus abdominis, musculus kun .uo umum yang juga dilakukan, yaitu terdiri atas
serratus anterior, musculus subscapularis, dan mus- mastektomi sederhana dengan musculus pectoralis di-
culus latissimus dorsi. Pembuluh darah axilla, plexus tinggalkan utuh. Kelenjar limf axilla, lemak, dan fascia
brachialis, dan nervi ke musculus serratus anterior serta dibuang. Prosedur ini mengangkat tumor primer dan
526 BAB 9: Extremitas Superior

meminta ahli patologi memeriksa kelenjar limf untuk kan oleh traksi atau tekanan; masing-masing saraf dapat
kem ungki nan metastasis. cedera karena luka tusukan.

Drnrulrom DAN SARAF KUTIT LESI PLEXUS BRACHIALIS BACIAN ATAS (PARALISIS
fRB.DUCHENNE)
Mungkin perlu bagi dokter untuk memeriksa ke- Lesi plexus brachialis bagian atas diakibatkan oleh
utuhan segmen medulla spinalis dari C3 sampai T1. gerakan yang berlebihan dari kepala ke sisi yang
Diagram pada Gambar 1-34 dan l-35 memperlihatkan berlawanan dan penekanan bahu pada sisi yang sama.
susunan dermatom pada extremitas superior. Pada Ini menyebabkan traksi yang hebat atau bahkan ro-
diagram tersebut dapat dilihat bahwa dermatom untuk bekan radix C5 dan C6 plexus brachialis. Hal ini terjadi
segmen cervical atas C3 sampai C6 terletak di se- pada bayi dengan proses persalinan yang sulit atau
panjang pinggir lateral extremitas superior; dermatom pada orang dewasa setelah pukulan atau jatuh pada
C7 terletak pada jari tengah; dan dermatom C8, T1, dan bahu. Nervus suprascapularis, saraf untuk musculus
T2 di sepanjang pinggir medial extremitas. Serabut- subclavius, nervus musculocutaneus, dan neryus
serabut saraf dari segmen tertentu medulla spinalis axillaris, mempunyai serabut-serabut yang berasal dari
walaupun keluar dari medulla spinalis di dalam saraf C5 dan C6, oleh karena itu semua nervus yang dise-
spinal segmen yang sama, berjalan ke kulit di dalam butkan di atas tidak akan berfungsi. Otot-otot berikut
dua atau lebih saraf kulit yang berbeda. ini akan paralysis: (/) musculus supraspinatus (abduc-
Kulit di sekitar bahu dan setengah bagian bawah tor articulatio humeri) dan musculus infraspinatus (rota-
permukaan lateral musculus deltoideus diBersarafi oleh tor lateral articulatio humeri), (2) musculus subclavius
nervi supraclaviculares (C3 dan C4). Nyeri mungkin (menurunkan clavicula), (3) musculus biceps brachii
menyebar ke daerah ini sebagai akibat radang yang (supinator lengan bawah, flexor articulatio cubiti, dan
mengenai pleura atau peritoneum diaphragmatica. flexor lemah articulatio humeri) dan sebagian besar
Rangsang aferen mencapai medulla spinalis melalui musculus brachialis (flexor articulatio cubiti) serta
nervus phrenicus (C3, C4, dan C5). Pleuritis, peritoni- musculus coracobrachialis (flexor articulatio humeri),
tis, abses subphrenica, atau penyakit kandung empedu dan (4) musculus deltoideus (abductor articulatio hu-
dapat menyebabkan nyeri pada bahu. meri) dan musculus teres minor (rotator lateralis arti-
culatio humeri). Jadi, Iengan akan tergantung lemas di
REFIEKS Trruoo sisi badan, rotatio medialis oleh bagian sternocostalis
musculus pectoralis major yang tidak mendapatkan
Otot skelet mendapat persarafan segmental. Ke-
perlawanan; lengan bawah akan pronatio karena hi-
banyakan otot dipersarafi oleh beberapa saraf spinal,
langnya fungsi msuculus biceps brachii. Posisi extremi-
oleh karena itu dipersarafijuga oleh beberapa segmen
tas superior pada keadaan ini seperti seorang penjaga
medulla spinalis. Dokter seharusnya mengetahui per-
pintu atau penjaga yang menunggu tip (Cambar 9-80).
sarafan segmental dari otot-otot berikut ini, karena
Selain itu terdapat kehilangan sensasi di lateral lengan.
refleks otot-otot tersebut dapat diperiksa dengan cara
yang sederhana pada pasien: LESI PLEXUS BRACHIALIS BACIAN BAWAH (PARALISIS
KLUMPKE)
Refleks tendo biceps brachii: C5 dan G (flexio articu-
Lesi plexus brachialis bagian bawah biasanya di-
latio cubiti dengan cara mengetuk tendo biceps).
sebabkan oleh tarikan abductio berlebihan pada le-
Refleks tendo triceps: C6,7, dan 8 (extentio afticulatio
ngan, misalnya yang terjadi jika seseorang jatuh dari
cubiti dengan cara mengetuk tendo triceps).
tempat yang tinggi, dan berusaha memegang suatu
Refleks tendo "brachioradialis: C5,6,dan 7 (supinatio
objek untuk menyelamatkan dirinya. Nervus thoracica
articulatio radioulnaris dengan cara mengetuk insertio
I biasanya robek. Serabut-serabut saraf dari segmen ini
tendo musculi brachioradial is).
berjalan di dalam nervus ulnaris dan nervus medianus
untuk menyarafi seluruh otot kecil tangan, Tangan
SARAF-SARAF EXTREMITAS SU PERIoR akan berbentuk seperti cakar karena hyperextentio arti-
cu latio metacarpophalangea dan flexio articu latio i nter-
Cedera Plexus Brachialis
phalangea. Musculus extensor digitorum tidak menda-
Radix, truncus, dan divisi plexus brachialis menem- patkan perlawanan oleh gaya musculi lumbricales serta
pati bagian bawah trigonum colli posterior, sedangkan musculi interossei dan mengekstensikan articulatio
fasciculus dan kebanyakan cabang-cabang plexus bra- metacarpophalangea; Musculus flexor digitorum su-
chialis terdapat di dalam axilla. Lesi total yang menge- perficialis dan profundus tidak mendapatkan perla-
nai seluruh radix plexus jarang terjadi. Cedera sebagian wanan oleh gaya musculi lumbricales serta musculi
plexus brachialis sering terjadi dan biasanya disebab- interossei dan masing-masing memfleksikan phalanges
ANATOMI PERMUKAAN 527

terior atau selama operasi radikal mastektomi. Paralisis


musculus serratus anterior mengakibatkan ketidak-
mampuan scapula melakukan rotatio selama gerakan
abductio lengan atas lebih besar dari sembilan puluh
derajat, Oleh karena itu pasien sulit mengangkat le-
ngan di atas kepala. Margo vertebralis dan angulus
inferior scapulae tidak lagi menempel dengan erat pada
dinding thorax dan akan menonjol ke posterior, disebut
scapula bersayap/scapula alata (winged scapu/a)
(Gambar 9-81).

Nervus Axillaris
Nervus axillaris (Gambar 9-82) yang berasal dari
fasciculus posterior plexus brachialis (C5 dan 6) dapat
cedera oleh tekanan tongkat/kruk yang menekan ke
atas ke fossa axillaris. Nervus axillaris dari fossa axillaris
berjalan ke dorsal melalui spatium quadrilateral, hal ini
menyebabkan nervus axillaris di tempat ini mudah ce-
dera pada pergeseran letak caput humeri pada dislokasi
bahu atau fraktur collum humeri. Kelainan ini menim-
bulkan paralisis musculus deltoideus dan musculus
I teres minor; gangguan fungsi ramus cutaneus nervi
I r.
axillaris dan nervus cutaneus lateralis superior untuk
'$ lengan atas, dan akibatnya kehilangan sensasi kulit
Gambar 9-80. Paralisis Erb-Duchenne (waiter's tip) setengah bagian bawah musculus deltoideus. Paralisis
musculus deltoideus cepat mengalami atrofi dan tuber-
culum majus yang terletak di bawahnya dapat dipal-
pasi. Karena musculus supraspinatus merupakan satu-
satunya abductor articulatio humeri lainnya, maka
media dan phalanges distal. Selain itu akan terdapat gerakan ini sangat terganggu. Paralisis musculus teres
kehilangan sensasi di sepanjang sisi medial lengan atas. minor tidak ditemukan di klinik.
Bila nervus cervicalis Vlll luga rusak, maka anestesi
yang terjadi akan lebih luas dan akan meliputi sisi me- Nervus Radialis
dial lengan bawah, tangan, serta dua jari medial.
Lesi plexus brachialis bagian bawah dapat juga Nervus radialis (Cambar 9-83) yang berasal dari
disebabkan oleh adanya cervical rib atau metastasis fasciculus posterior plexus brachialis rnempunyai ciri
maligna dari paru ke nodi lymphoidei cervicales pro-
fundi,

Seluhung Axilla
Selubung axilla dibentuk oleh fascia profunda (fas-
cia axillaris), membungkus arteria, vena axillaris dan
plexus brachialis. Anestesi plexus brachialis mudah
dilakukan dengan cara menutup bagian distal selubung
dengan tekanan jari, masukkan jarum suntik ke dalam
bagian proximal selubung, dan kemudian sun- tikkan
zai anestesi lokal ke dalamnya' Cairan anestesi akan
tersebar ke sepanjang selubung dan menyebab- kan
blok pada saraf. Posisi selubung dapat ditentukan
dengan meraba pulsasi bagian ketiga arteria axillaris.

Nervus Thoracalis Longus


Nervus thoracalis longus, berasal dari C5, 6,:Jan7
dan menyarafi musculus serratus anterior, dapat cedera
Gambar 9-81. Scapula alata dextra:
oleh pukulan atau tekanan pada trigonum collis pos-
528 BAB 9: Extremitas Superiqr

khas yaitu memberikan cabang-cabang dekat dengan CEDERA NERVUS RADIALIS DI AXILLA
bagian yang akan dipersarafinya. Nervus radialis dapat cedera di axilla oleh tekanan
Di axilla, neryus radialis memberikan cabang-ca- tongkat/kruk yang menekan ke atas ke fossa axillaris
bang: (1) nervus cutaneus brachii posterior, yang me- atau pada pemabuk yang jatuh tertidur dengan lengan
nyarafi kulit bagian belakang lengan atas sampai siku; atas terletak di belakang kursi. Nervus radialis dapat
(2) saraf untuk caput longum musculi triceps brachii; dan juga cedera hebat di axilla oleh fraktur atau dislokasio
(3) saraf untuk caput medial musculi triceps brachii. ujung proximal humerus. Bila humerus bergeser ke
Di sulcus spiralis humeri, nervus radialis memberi- bawah pada dislokasio humeri, nervus radialis yang
kan empat cabang: (/) nervus cutaneus brachii lateralis melingkar di belakang corpus humeri akan terlarik ke
inferior yang menyarafi kulit bagian lateral lengan atas bawah dan menegangkan nervus radialis di axilla
sampai ke siku; (2) nervus cutaneus antebrachii pos- dengan hebat.
terior yang menyarafi kulit Iengan bawah bagian me- Cejala klinik cedera nervus radialis di axilla adalah
dial belakang sampai ke regio carpalis; (3) saraf untuk sebagai berikut:
caput lateral musculus triceps; dan (4) saraf untuk caput Motorik Musculus triceps, musculus anconeus,
medial musculus triceps dan musculus anconeus. dan otot-otot extensor panjang regio carpalis paralisis.
Di ruang anterior lengan atas di atas epicondylus Pasien tidak dapat men gekstensiokan articu latio cr-rbiti,
lateralis, nervus radialis memberikan tiga cabang: (1) arliculatio radiocarpalis, dan jari. Wristdrop atau flexio
saraf untuk sebagian kecil musculus brachialis , (2) saraf regio carpalis (Cambar 9-85)terjadi sebagai akibat dari
untuk musculus brachioradialis, dan (3) saraf untuk tidak adanya perlawanan dari otot-otot flexor regro
musculus extensor carpi radialis longus. carpalis. Wristdrop sangat mengganggu, karena orang
Di fossa cubiti, nervus radialis memberikan cabang tidak dapat memflexiokan jari-jari secara kuat untuk
ramus profundus nervi radialis dan berlanjut sebagai menggengam sebuah objek dengan regio carpalis
ramus superficialis nervi radialis. Ramus profuncius dalam keadaan flexio maksimal. (Cobalah pada dirimr-r
menyarafi musculus extensor carpi radialis brevis dan sendiri). Bila regio carpalis dan phalanges proximal
musculus supinator di fossa cubiti dan semua otot-otot secara pasif diextentiokan dengan memegangnya pada
extensor di ruang posterior lengan bawah. Ramus su- posisi tersebut dengan tangan lainnya, phalanges
per{icialis nervi radialis adalah sensorik dan mengurus media dan distal jari-jari dapat diextentiokan oleh ge-
kulit di bagian Iateral dorsum manus dan permukaan rakan musculi Iumbricales dan musculi interossei yang
dorsal tiga setengah jari lateral proximal dari kuku berinseftio pada expansi extensorum.
(Cambar 9-84). (Nervus ulnaris menyarafi bagian me-
Musculus brachioradialis dan musculus supinator
dial dorsum manus dan permukaan dorsal satu sete- juga paralisis, tetapi supinatio masih dapat dilakukan
ngah jari medial; daerah kulit yang dipersarafi oleh oleh musculus biceps brachii.
neryus radialis dan nervus ulnaris pada tangan berva- Sensorik Terdapat hilangnya sedikit sensasi kulit
riasi untuk masing-masing orang). pada permukaan posterior bagian bawah lengan atas
Nervus radialis sering cedera pada axilla dan sulcus dan sepanjang bidang sempit pada permukaan pos-
spiralis. terior lengan bawah. Terdapat variasi dari Iuasnya area
N.axillaris yang kehilangan sensasi di bagian lateral dorsum ma-
nus dan pangkal tiga setengah jari lateral. Relatif jarang
c5 c6 ditemukan area dengan anestesi total, karena terdapat
tumpang tindih dari persarafan sensorik oleh saraf-saraf
yang berdekatan.
Perubahan Trofik Hanya sedikit terjadi perubahan
plexus brachialis
trofik.

articulatio humeri CTDERA NERVUS RnoInI IS DI SULC|.JS Sp|nnr]s


Di sulcus spiralis humeri, nervus radialis dapat ce-
ramus posterior
regio
dera pada fraktur corpus humeri atau setelah pem-
scapularis bentukan callus. Tekanan bagian belakang lengan atas
M. teres minor pada pinggir meja operasi pada pasien yang tidak sadar
dapat juga mencederai saraf pada sisi tersebut. Pema-
kulit di atas N. cutaneus lateralis
setengah
kaian pembalut yang lama pada lengan atas seseorang
superior untuk kulit
bagjan bawah setengah bagian dengan musculus triceps yang kecil sering diikr-rti
M. deltoideus bawah M. deltoideus dengan paralysis radial sementara.
Gejala-gejala klinis pada cedera nervLrs radialis di
Gambar 9-82. Diagram ringkasan cabang-cabang utama nervus sulcus spiralis adalah sebagai beril<ut:
axillaris
ANnTOMI PERMUKAAN 529

n. radialis

c5 c6 C7 C8 T1

plexus brachialis

m. triceps (caput longum)

m. triceps (caput medial)

m. triceps (caput lateral)

m. triceps (caput medial)

n. cutaneus antebrachii
posterior m. brachialis (sebagian kecil)

m. brachioradialis

m. brachioradialis

lengan atas articulatio cubiti

ramus superficialis
m. extensor carpi
m. extensor carpi radialis brevis
m. suPinator
m. €xtsnsor digitorum

m. extensor digiti minimi

m. extensor carpi ulnaris

m. abductor pollicis longus

m. extensor pollicis lon3us


kulit sisi lateral dorsum
lengan bawah manusdan3% jari
m. extensor pollicis brevis lateral
m. extensor indicis

Gambar 9-83, Diagram ringkasan cabang-cabang utama Nervus radialis

Cedera neryus radialis yang umum terjadi adalah di posterior lengan bawah. Saraf ini dapat cedera pada
bagian distal sulcus, di bawah pangkal saraf untuk fraktur ujung proximal radius atau selama dislokasio
musculus triceps dan musculus anconeus, serta pang- capitulum radii. Bagian saraf ini yang menyarafi mus-
kal saraf-saraf kulit. culus supinator dan musculus extensor carpi radialis
Motorik Pasien tidak dapat mengextentiokan regio longus mungkin tidak cedera. Karena musculus exten-
carpalis dan jari-jari, dan terjadi wristdrop (lihat ha- sor carpi radialis longus masih baik maka articulatio
laman 528). radiocarpalis tetap dapat melakukan extentio, sehingga
tidak terjadi wristdrop. Tidak terdapat kelainan sen-
Sensorik Terdapat sedikit daerah anestesi pada dor-
sorik karena saraf ini adalah saraf motorik.
sum manus dan permukaan, dorsal pangkal tiga sete-
ngah jari lateral. CrOrRn PADA RAMUS SUPERFICIALIS NTNVI R,qOINIIS
Perubahan Trofik Hanya ringan sekali atau tidak ada. Terpotongnya ramus superficialis nervi radialis
yang bersifat sensorik seperti pada luka tusuk, meng-
CEDERA PADA RAMUS PROFUNDUS NERVI RADIALIS akibatkan timbulnya area anestesi kecil yang bervariasi
Ramus profundus nervi radialis adalah sebuah sa.raf di sekitar dorsum manus dan permukaan dorsal
motorik untuk otot-otot extensor yang terdapat di ruang pangkal tiga setengah jari lateral jari.
530 BAB 9: Extremitas Superior

n. medianus

n. ndirlis
Gambar 9-84. Persarafan sensorik kulit volar (palmar) dan dorsum manus; diperlihatkan juga susunan dermatom.
ANATOMI PERMUKAAN 531

untuk kulit permukaan palmar tiga setengah jari lateral,


termasuk kuku dorsum manus.
Dari segi klinik, nervus medianus kadang-kadang
l-\ cedera di daerah siku pada fraktur supracondylaris hu-
meri. Paling sering cedera oleh luka bacokan atau kare-
na pecahan kaca pada bagian proximal retinaculum
musculorum flexorum; di sini nervus medianus terletak
di dalam celah antara tendo-tendo musculi flexor carpi
radialis dan musculus flexor digitorum superficialis,
ditutupi oleh musculus palmaris longus.
Cejala-gejala klinik pada cedera neryus medianus
Gambar 9-85. Wristdrop. adalah sebagai berikut;

CEDERA NERVUS MEDIANUS DI SIKU


Motorik Musculus pronator di lengan bawah be-
serta otot-otot flexor panjang regio carpalis dan jari, ke-
Nervus M usculocutaneus
cuali musculus flexor carpi ulnaris dan setengah bagian
Nervus musculocutaneus (Cambar 9-86) jarang medial musculus flexor digitorum profundus akan pa-
cedera karena letaknya terlindung di bawah musculus ralisis. Sebagai akibatnya, lengan bawah berada dalam
biceps brachii. Bila saraf ini cedera pada bagian atas posisi supinatio;flexio regio carpalis lemah dan disertai
lengan atas maka musculus biceps brachii serta mus- dengan adductio. Kelainan yang terakhir ini disebab-
culus coracobrachialis akan paralisis dan musculus kan oleh paralisis musculus flexor carpi radialis dan
brach ial is akan paresis (muscu I us brachial is d ipersarafi kontraksi musculus flexor carpi ulnaris serta setengah
juga oleh nervus radialis). Flexio lengan bawah pada bagian medial musculus flexor digitorum profundus.
sendi siku dilakukan oleh sisa musculus brachialis dan Flexio tidak mungkin dilakukan pada articulatio inter-
otot-otot flexor lengan bawah. Waktu lengan bawah phalangea index dan jari tengah, meskipun flexio lemah
berada pada posisi pronatio, musculus extensor carpi afticulatio metacarpophalangea jari tersebut dapat dila-
radialis longus dan musculus brachioradialis memban- kukan oleh musculi interossei. Jika pasien mencoba
tu flexio lengan bawah. Juga terdapat kehilangan sen- mengepalkan jari, index dan sebagian jari tengah cen-
sasi di sepanjang sisi lateral lengan bawah. Luka atau derung tetap lurus, sedangkan digitus anularis dan
terpotongnya lengan bawah dapat memutuskan nervus digitus minimus dalam keadaan flexio (Gambar 9-87).
cutaneus antebrachii lateralis, yang merupakan lanjut- Flexio dari kedua jari yang terakhir ini lemah karena
an nervus musculocutaneus di bawah fossa cubiti, dan hilangnya fungsi musculus flexor digitorum superfi-
mengakibatkan anestesi di sepanjang sisi lateral lengan cialis.
bawah. Flexio phalanges terminal pollex hilang karena pa-
ralisis musculus flexor pollicis longus. Otot-otot emi-
Nervus medianus nentia thenar paralisis dan atrofi, sehingga eminentia
Nervus medianus (Cambar 9-86), berasal dari fas- menjadi rata. lbu jari berotasio ke lateral dan adductio.
Tangan tampak rata dan "seperti tangan monyet".
ciculus lateralis dan medialis plexus brachialis, tidak
memberikan cabang cutaneus atau cabang motorik di Sensorik Sensasi kulit hilang atau berkurang pada
axilla ataupun di lengan atas. Pada sepertiga atas setengah bagian lateral telapak tangan dan permukaan
bagian depan Iengan bawah, oleh cabang-cabang yang palmar tiga setengah jari lateral. Sensasi kulit juga hi-
tidak mempunyai nama atau melalui ramus interosseus lang pada bagian distal permukaan dorsal tiga setengah
anterior menyarafi semua otot-otot bagian depan jari lateral. Daerah yang mengalami total anestesi
lengan bawah kecuali musculus flexor carpi ulnaris dan sangat kecil karena persarafan yang tumpah tindih dari
setengah bagian medial musculus flexor digitorum saraf-saraf yang berdekatan.
profundus, yang dipersarafi oleh nervus ulnaris. Di Perubahan Vasomotor Daerah kulit yang meng-
sepertiga distal lengan bawah, nervus medianus mem- alami anestesi lebih hangat dan lebih kering daripada
percabangkan ramus cutaneus palmaris yang berjalan norrnal, karena dilatasi arteriola dan hilangnya keringat
di depan retinaculum musculorum flexorum dan karena kehilangan kontrol simpatis.
menyarafi kulit setengah bagian lateral telapak tangan Perubahan Trofik Pada kasus-kasus yang sudah
(Cambar 9-84). Di telapak tangan, nervus medianus lama, perubahan didapatkan pada tangan dan jari. Kulit
menyarafi otot-otot eminentia dan dua musculi lumbri- kering dan bersisisik, kuku mudah patah dan atrofi
cales I dan ll serta memberikan persarafan sensorik pulpa jari.
532 BAB 9: Extremitas Superior

CEDEM NERVUS MEDIANUS PADA PERCELANCAN TANCAN puan melakukan oppositio pollex ke jari lain dan hi-
Motorik Otot-otot eminentia thenar paralisis dan langnya sensasi pada jari lateral. Cerakan menjepit
atrofi sehingga eminentia akan hilang/menjadi rata. yang halus dari tangan tidak dapat d i akukan. I

Pollex rotatio ke lateral dan adductio, Tangan terlihat STNDRoMCnNnts Ctnpt


rata dan "seperti tangan monyet". Cerakan oppositio Canalis carpi dibentuk oleh permukaan anterior
pollex tidak mungkin dilakukan. Musculus lumbricalis ossa carpi yang konkaf dan dilengkapi oleh retina-
I dan ll paralisis, yang dapat dilihat bila pasien diminta
culum musculorum flexorum, terisi padat oleh tendo
untuk membuat kepalan dengan perlahan-lahan, otot-otot panjang jari beserta selubung sinovialnya dan
pollex serta index cenderung tertinggal di belakang nervus medianus. Secara klinik, sindrom ini terdiri dari
digitus anularis dan digitus minimus. rasa terbakar atau rasa seperti ditusuk tusuk jarum ('pins
Sensorik, Vasomotor, dan Perubahan Trofik Peru- and needles") di sepanjang percabangan nervus me-
bahan-perubahan ini sama dengan yang ditemukan dianus ketiga setengah jari lateral dan kelemahan
pada lesi di siku. otot-otot thenar. Keadaan ini disebabkan oleh kompresi
Mungkin kerusakan yang paling serius dari semua nervus medianus di dalam canalis. Sebab pasti dari
cedera nervus medianus adalah kehilangan kemam- kompresi sukar diketahui, tetapi penebalan selubung

n. musculocutaneus n. medianus

c5 c6 c7 c7

plexus
brachialis
coracobrachialis tidak ada cabang

m, biceps brachii
a. brachialis

lengan atas m. brachialis


(sebagian besar)

sendi siku

m. pronator teres
m. flexor carpi radialis

m. palmaris longus

lengan bawah m. flexor digitorum


m. flexor pollicis superficialis
longus

m. flexor digitorum profundus


(setengah lateral)

m. pronator quadratus
aft -ic uiEli 6 rad io c arp atis
tiga otot thenar
ramus cutaneus palmaris

dua mm. lumbricales


tangan yang pertama

ramus digitalis palmaris


untuk3%jari lateral

Gambar 9-86, Diagram ringkasan cabang-cabang utama nervus musculocutaneus dan nervus medianus.
ANATOMI PERMUKAAN 533

otot-otot kecil tangan, kecuali otot-otot eminentia


thenar dan dua musculi lumbricales yang pertama yang
dipersarafi oleh nervus medianus.
Nervus ulnaris paling sering cedera di daerah siku,
karena di tempat ini nervus ulnaris terletak di belakang
epicondylus medialis, dan di regio carpalis, saraf ini
bersama dengan arteria ulnaris terletak di depan retina-
culum musculorum flexorum. Cedera pada siku biasa-
nya dihubungkan dengan fraktur epicondylus medialis
humeri. Letak saraf ini yang superficial di regio carpalis,
menyebabkan nervus ulnaris mudah cedera oleh luka
potong dan bacok.
Gejala-gejala klinik pada cedera neryus ulnaris
adalah sebagai berikut:

CToTnn NERVUS UTNNRIS PADA SIKU


Motorik Musculus flexor carpi ulnaris dan setengah
Gambar 9-87. Palsi nervus medianus.
bagian medial musculus flexor digitorum profundus
mengalami paralisis. Paralisis musculus flexor carpi
ulnaris dapat dilihat dengan menyuruh pasien mem-
buat tinju yang kuat. Dalam keadaan normal, aksi
sinovial dari tendo otot-otot flexor atau arthritis pada sinergis dari tendo musculi flexor carpi ulnaris dapat
ossa carpi dianggap sebagai penyebab pada banyak dilihat pada saat tendo ini berjalan melewati os
kasus. Tidak ada parestesia pada eminentia thenar pisiforme; tegangan tendo akan hilang bila terdapat pa-
karena daerah kulit dipersarafi oleh ramus cutaneus ralisis otot ini. Tendo musculi flexor digitorum profun-
palmaris nervi medianus yang berjalan superficial dus untuk digitus anularis dan digitus minimus akan
terhadap retinaculum musculorum flexorum. Keadaan kehilangan fungsinya, dan karena itu phalanges distalis
ini dapat dihilangkan secara cepat dengan melakukan jari ini tidak dapat melakukan flexio. Flexio sendi regio
dekompresi canalis, yaitu membuat insisi longitudinal carpalis dapat dilakukan pada waktu abductio, karena
melalui retinaculum musculorum flexorum. paralisis musculus flexor carpi ulnaris. Pinggir medial
lengan bawah bagian depan akan menjadi rata, karena
Nervus Ulnaris atrofi musculus flexor carpi ulnaris dan bagian medial
Nervus ulnaris (Cambar 9-BB) yang berasal dari musculus flexor digitorum profundus.
fasciculus medialis plexus brachialis (CB dan T1)tidak Otot-otot kecil tangan akan paralisis, kecuali otot-
memberikan cabang sensorik atau motorik di axilla dan otot eminentia thenar dan dua musculi Iumbricales
lengan atas. Saat saraf ini sampai di lengan bawah dari yang pertama yang dipersarafi oleh nervus medianus.
permukaan dorsal epicondylus medialis, saraf ini me- Penderita tidak dapat melakukan adductio dan abduc-
nyarafi musculus flexor carpi ulnaris dan setengah tio jari, dan sebagai akibatnya tidak dapat menjepit
bagian medial musculus flexor digitorum profundus. secarik kertas di antara jari. lngatlah bahwa musculus
Pada sepertiga bagian distal lengan bawah, saraf ini extensor digitorum dapat melakukan sedikit abductio
mempercabangkan ramus cutaneus palmaris dan ra- jari, tetapi hanya bila articulatio metacarpophalangea
mus cutaneus posterior. Ramus cutangus palmaris me- dalam keadaan hyperextentio.
nyarafi kulit di sekitar eminentia hypothenar; ramus Tidak mungkin untuk melakukan adductio pollex,
cutaneus posterior menyarafi kulit sepertiga medial sebab musculus adductor pollicis lumpuh. Bila pasien
dorsum manus dan satu setengah jari medial. Tidak ja- diminta untuk menjepit secarik kertas di antara pollex
rang ramus cutaneus posterior menyarafi dua se- dan index, dia melakukannya dengan kontraksi kuat
tengah jari, bukannya satu setengah jari medial. Saraf musculus flexor pollicis longus dan flexio phalanges
ini tidak memmpersarafi kulit di sekitar bagian distal distal (tanda F roment).
permukaan dorsal jari tersebut. Articulatio metacarpophalangea akan h iperextentio
Setelah sampai di telapak tangan melalui permuka- karena paralisis musculi lumbricales dan musculi in-
an anterior retinaculum musculorum flexorum, ramus terossei yang dalam keadaan normal melakukan flexio
superficialis nervi ulnaris menyarafi kulit permukaan sendi-sendi ini. Karena musculus lumbricalis I dan ll
palmar satu setengah jari medial (Cambar 9-84) ter- tidak lumpuh (otot-otot ini dipersarafi oleh nervus
masuk bantalan kukunya; juga menyarafi musculus medianus), hiperextentio articulatio metacarpopha-
palmaris brevis. Ramus profundus menyarafi semua langea lebih menonjol pada jari lV dan V. Articulatio
534 BAB 9: Exlremilas Superior

n- ulnaris

plexus brachialis
tidak ada cabang

lengan atas

sendi siku

m. flexor carpi ulnaris


m. flexor digitorum profundus
(setengah medial)

lengan bawah
a. ulnaris

ramus cutaneus posterior ramus cutaneus palmaris

sendi regio carpalis

mm. eminentia trypothenar


m. adductoi pollicis
tangan
m. lumbricalis lll dan lV

mm. interossei
kulit sisi medial dorsum rami digitales sendi-s€ndi tangan
manusdanl %jari palmares untuk
medial 1%janmedial

Gambar 9-88. Diagram ringkasan cabang-cabang utama nervus ulnaris.

interphalangea flexio, juga disebabkan oleh karena CEDERA NERVUS ULNARIS DI PERCELANCAN TANCAN
paralisis musculi lumbricales dan musculi interossei, Motorik Otot-otot kecil tangan akan paralisis dan
yang dalam keadaan normal melakukan extentio sendi- atrofi, kecuali otot-otot eminentia thenar dan dua mus-
sendi ini melalui expansi extensorum. Kelainan flexio culi lumbricales pertama seperti dijelaskan di atas (lihat
pada articulatio interphalangea jari keempat dan halaman 533). Clawhand lebih nyata pada lesi di regio
kelima sangat jelas karena musculus lumbricalis I dan ll carpalis karena musculus flexor digitorum profundus
dari index dan jari tengah tidak lumpuh. Pada kasus- tidak lumpuh dan terjadi flexio yang lebih nyata dari
kasus yang sudah lama, tangan memperlihatkan bentuk phalanges distal.
deformitas'sepefti cakar" (main en griffe). Atrofi otot- Sensorik Nervus ulnaris utama dan ramus cutaneus
otot yang paralisis mengakibatkan meratanya eminen- palmaris sering terputus; ramus cutaneus posterior
tia hypothenar dan hilangnya lengkung pinggir medial yang berasal dari truncus nervi ulnaris kurang lebih 2 lz
tangan. Pemeriksaan pada dorsum manus akan mem- inci (6,25 cm) proximal dari os pisiforme biasanya tidak
perlihatkan alur di antara ossa metacarpi karena atrofi terkena, Oleh karena itu kehilangan sensoris terbatas
musculi interosseus dorsales (Cambar 9-89). pada sepertiga medial telapak tangan dan permukaan
Sensorik Hilangnya sensasi kulit dapat dilihat pada dorsal phalanges media dan distal jari-jari yang sama.
sekitar permukaan anterior dan posterior sepertiga ba- Perubahan vasomotor dan tropik sama dengan
gian medial tangan dan satu setengah jari medial. yang dijelaskan pada cedera di siku. Penting untuk
Perubahan Vasomotor Daerah kulit yang kehi- diingat bahwa pada cedera nervus ulnaris, makin tinggi
langan sensasi sensoriknya akan lebih hangat dan lebih lesi makin tidak jelas clawhand.
kering dari normal, karena dilatasi afteriola dan hilang- Tidak sepefti cedera nervus medianus, lesi pada
nya keringat karena kehilangan kontrol simpatis. nervus ulnaris tidak menyebabkan gangguan fungsi
ANATOMI PERMUKAAN 535

Gambar 9-89. Paralisis nervus ulnaris.

tangan yang mencolok. Sensasi sekitar bagian lateral dari epicondylus lateralis humeri. Keadaan ini ditandai
tangan masih utuh, fungsi menjepit dari pollex dan dengan nyeri dan rasa sakit pada epicondylus lateralis
index masih baik, meskipun ada kelemahan karena humeri, dengan nyeri yang menyebar ke ba- wah ke sisi
lumpuhnya musculus adductor pollicis. lateral Iengan bawah. Kelainan ini sering ditemukan
pada pemain tenis, pemain biola, dan ibu rumah
Oror ExtRwrrrRs SUPERIoR tangga.

Musculus Pectoralis M ajor


"Stenosing Tenosynovitis" tendo musculi
Kadang-kadang sebagian dari musculus pectoralis Abductor Pollicis Longus dan
major tidak ada. Bagian sternocostalis merupakan ba- Musculus Extensor Pollicis Brevis
gian yang paling sering tidak ada, dan ini menyebabkan
kelemahan pada adductio dan endorotasio articulatio Akibat gesekan berulang di antara tendo-tendo ini
humeri. dengan processus styloideus radii, kadang-kadang ten-
do-tendo ini menjadi edema dan membengkak. Kemu-
M uscu I us Pal mar i s Lon gus dian fibrosis dari selubung sinovial menimbulkan kea-
Pada kira-kira 10% orang, otot ini mungkin tidak daan yang dikenal sebagai "stenosing tenosynovitis",
ada pada satu atau kedua sisi lengan bawah. Sementara akibatnya gerakan dari tendo-tendo menjadi terbatas.
pada sebagian lagi memperlihatkan variasi pada letak Pada kasus yang lebih lanjut, perlu dilakukan insisi di
venternya, misalnya terletak di bagian tengah atau dis- sepanjang selubung yang mengecil ini.
tal otot, bukan di bagian proximal seperti yang terdapat
pada umumnya.'Karena otot ini relatif lemah, maka Ruptur Tendo Musculi Extensor Pollicis Longus
tidak adanya otot ini tidak menimbulkan gangguan.
Ruptur tendo ini dapat terjadi setelah fraktur seper-
Musculus Biceps Brachii tiga distal radius. Tuberositas dorsalis radii yang men-
jadi kasar oleh garis fraktur dapat menyebabkan ge-
Tendo dari caput longum musculi biceps brachii
sekan berlebihan pada tendo, sehingga dapat terjadi
melekat pada tuberositas supraglenoidale scapulae di
ruptur dari tendo. Rheumatoid arthritis dapat juga me-
dalam articulatio humeri. Osteoartritis kronis menye-
nyebabkan ruptur tendo.
babkan perubahan pada sendi yang dapat mengerosi
dan menegangkan tendo karena pertumbuhan osteofit
yang berlebihan, dan dapat menyebabkan ruptur tendo. lari Mallet
Avulsi insertio salah satu tendo extenosr yang me-
Tennis EIbow nuju ke phalanges distal dapat terjadi bila phalanges
Dapat terjadi karena robekan sebagian atau dege- distal dipaksa untuk flexio sewaktu tendo tersebut
nerasi origo otot-otot extensor superficial yang berasal dalam keadaan tegang. Dua puluh derajat terakhir dari
536 BAB 9: Extremitas Superior

extenstio aktif hilang, menyebabkan keadaan yang Scapu/a


dikenal sebagai jari Mallet (Cambar 9-90).
FRAKTUR
Fraktur scapula biasanya diebabkan oleh trauma
D eformitas Bouton ni ir e yang hebat, seprli yang terjadi pada kasus tabrak lari
Avulsi slip sentral dari tendo extensor proximal atau penumpang mobil pada waktu kecelakaan.
yang berinsertio ke basis phalanges rnedia menyebab- Cedera biasanya berhubungan dengan fraktr-rr dari iga.
kan kelainan/deformintas yang khas (Gambar 9-90C). Sebagian besar fraktur scapula membutuhkan sedikit
Kelainan yang ditimbulkan dari flexio articulatio inter- perawatan/ karena otot-otot pada permukaan anterior
phalangea proximal dan hyperextentio articulatio inter- dan posterior cukup adekuat dalam memfiksasi frag-
phalangea distal. Cedera ini dapat disebabkan oleh men-fragmen tulang yang patah.
trauma langsung pada jari, trauma langsung pada ba- TURUNNYA BAHU DAN SCAPULA ALATA
gian belakang articulatio interphalangea proximal, atau Posisi scapula pada dinding posterior thorax
laserasi bagian belakang jari. dipertahankan oleh tonus dan keseimbangan otot-otot
yang melekat padanya. Jika salah satu otot mengalami
lari Trigger paralisis, keseimbangan ini terganggu, seperti yang ter
Pada keadaan ini terdapat suara berderik/krepitasi jadi pada turunnya bahu yang terjadi karena paralisis
yang dapat dipalpasi atau kadang-kadang dapat di- musculus trapezius (Cambar 9-80), atau scapula alata
dengar ketika pasien diminta untuk melakukan flexio yang disebabkan oleh paralisis musculus serratus
dan extentio jari. Keadaan ini disebabkan oleh adanya anterior. Ketidakseimbangan ini dapat ditemr-ri dengan
pembengkakan lokal pada salah satu tendo flexor pan- pemeriksaan fisik yang teliti.
jang yang menyebabkan menyempitnya selubung
flexor fibrosa pada bagian anterior articulatio metacar- Humerus
pophalangea. Ini dapat terjadi pada flexio maupun FRAKTUR
extentio. Keadaan serupa yang terjadi pada pollex di- Ujung Proximal Humerus
sebut trlgger thumb. Keadaan ini dapat diperbaiki Fraktur caput humeri (Cambar 9-91) Fraktur ini da-
dengan insisi selubung fibrosa flexor. pat terjadi selama dislokasi articulatio humeri ke ante-
rior dan posterior. Labrum glenoidale fibrocarti laginosa
TUI.RNC PADA EXlnrrraITRS SUPERIoR scapulae mengalami fraktur dan labrr-rm dapat terjepit
Clavicula ditempat kelainan dan menyebabkan gerakan articula-
tio humeri menjadi terbatas.
FRAKTUR Fraktur Tuberculum Maius Tuberculum majus hu-
Clavicula adalah penyokong yang memfiksasi le- meri dapat patah oleh trauma langsung, pergeseran
ngan di bagian lateral, sehingga dapat bergerak dengan Iabrum glenoidale selama dislokasi articulatio humeri,
bebas. Sayangnya, karena posisinya tersebut, clavicula atau avulsi karena kontraksi kuat musculus supraspi-
mudah terkena trauma dan meneruskan gaya dari extre- natus. Fragmen-fragmen tulang mungkin merupakan
mitas superior ke batang tubuh. Tulang ini merupakan tem pat melekatnya m uscu I us su praspi natr-rs, m uscu I us
tulang yang paling sering fraktur di dalam tubuh. teres minor, dan musculus infraspinatus yang tendo-
Fraktur biasanya terjadi karena jatuh pada bahu atau tendonya membentuk sebagian rotator cr"rff, Bila ber-
jatuh dengan tangan yang terulur. Caya diteruskan hubungan dengan dislokasi humeri, robel<an hebat
sepanjang clavicula, dan dapat patah pada tempat yang pada rotator cuff beserta fraktur dapat mengakibatkan
paling lemah, yaitu pada batas antara sepertiga tengah tuberculum majus tetap tertinggal di posterior pada
dan sepertiga lateral. Setelah terjadi fraktur, fragmen waktu articulatio humeri direduksi. Pada situasi ini, re-
lateral akan terdorong ke bawah oleh gaya berat le- duksi terbuka dari fraktur diperlukan untuk nrengem-
ngan, dan terdorong ke medial dan depan oleh otot- balikan letaknya rotator cuff.
otot adductor yang kuat dari articulatio humeri, teru- Fraktur Tuberculum Minus Kadang-kadang fraktur
tama musculus pectoralis major. Ujung medial akan tuberculum minus terjadi setelah dislokasi posterior
tertarik ke atas oleh musculus sternocleidomastoideus. arliculatio humeri. Fragmen-fragmen tulang merupa-
Hubungan yang erat antara nervi supraclaviculares kan tempat inserlio tendo musculi subscapularis (Cam-
dengan clavicula, menyebabkan saraf-saraf ini dapat bar 9-91), salah satu rotator cuff.
ikut terlibat pada pembentukan callus pada waktu pe- Fraktur Collum Chirurgicum Humeri Collum chi-
nyembuhan fraktur tulang ini. Keadaan ini mungkin rurgicum humeri (Cambar 9-91), yang terletak tepat
dapat menjelaskan adanya nyeri permanen di daerah distal terhadap tuberculum minus, dapat mengalami
leher. fraktur karena trauma langsung pada aspek lateral bahu
ANATOMI PERMUKAAN 537

ekspansl extensorum

ll. lumbrlcalis
----

lV. interosseus
lvl. exiensor cll gitorum

+
Gambar 9-90. A. Ekspansi extensorum dorsale normal tampak posterior. Expansi extensorum dekat
articulatio interphalangea proximal terpecah menjadi tiga bagian, bagian sentral yang melekat pada basis
phalanges media, dan dua bagian lateral yang menyebar dan berinsertio ke basis phalanges distal. B. Jari
Mallet atau jari baseball. insertio ekspansi extensorum pada basis phalanges distal ruptur;
kadang-kadang serpihan tulang dari basis phalanges tertarik keluar. C. Deformitas Boutonniere. lnsedio
ekspansi extensorum ke basis phalanges media ruptur. Panah-panah menunjukkan arah tarikan otot-otot
dan deformiias-
538 BAB 9: Extremitas Superior

atau dengan cara tidak langsung pada waktu jatuh natiokan oleh musculus supinator dan musculus biceps
dengan tangan terulur. brachii (Cambar 9-91). Fragmen distal radius diprona-
Fraktur Corpus Humeri Fraktur ini sering terjadi. tiokan dan ditarik ke medial oleh musculus pronator
Pergeseran fragmen-fragmen tergantu n g pada h u bu n g- quadratus. Kekuatan musculus brachioradialis dan
an antara tempat fraktur dengan insertio musculus del- musculus extensor carpi radialis longus dan brevis
toideus (gambar 9-91). Bila garis fraktur terletak proxi- memendekkan dan melengkungkan lengan bawah.
mal dari tempat insertio musculus deltoideus, fragmen Pada fraktur ulna, ulna akan melengkung ke posterior.
proximal akan diadductio oleh musculus pectoralis Agar dapat dilakukan gerakan supinatio dan pronatio
major, musculus latissimus dorsi, dan musculus teres yang normal kembali, hubungan anatomi yang normal
major; dan fragmen distal akan ditar,ik ke proximal oleh antara radius, ulna, dan membrana interossea harus
musculus deltoideus, musculus biceps brachii, dan diperoleh kembali.
musculus triceps brachii. Bila garis frakturterletak distal Fraktur dari satu tulang lengan bawah dapat diikuti
dari tempat insertio musculus deltoideus, fragmen dengan dislokasi tulang lengan bawah yang lain. Con-
proximal akan diabductio oleh musculus deltoideus, tohnya pada fraktur Monteggia, corpus ulnae patah
sedangkan fragmen distalakan ditarik ke proximaloleh oleh gaya yang didapatkan dari posterior. Keadaan ini
musculus biceps dan triceps brachii. Nervus radialis menyebabkan ulna membungkuk ke depan dan
dapat cedera, di tempat saraf ini terletak di
dalam dislokasi anterior capitulum radii beserta robeknya
sulcus spiralis, yaitu pada permukaan posterior humeri ligamentum annulare. Pada fraktur Galeazzi, terjadi
dan tertutup oleh musculus triceps. fraktlrr pada sepertiga bagian proximal radius dan dis-
Fraktur Ujung Distal Humerus Fraktur supracon- Iokasi ujung distal ulna pada articulatio radioulnaris
dylaris (Cambar 9-91) sering terjadi pada anak-anak d istal.
dan terjadi sewaktu anak jatuh dengan tangan terjulur Fraktur olecranon dapat diakibatkan oleh jatuh de-
dengan siku sedikit flexio. Cedera nervus medianus, ngan siku pada posisi flexio atau dari trauma langsung.
nervus radialis, dan nervus ulnaris jarang ditemui, mes- Tergantung pada garis fraktur, fragmen tulang mungkin
kipun biasanya fungsi segera kembali normal setelah tergeser karena tarikan dari musculus triceps brachii,
frakturnya sembuh. Kerusakan atau tekanan pada yang berinsertio pada olecranon (Cambar 9-91). Avulsi
arteria brachialis dapat terjadi pada saat fraktur terjadi fraktur dari sebagian olecranon dapat terjadi karena
atau akibat pembengkakan jaringan di sekitar fraktur. tarikan musculus triceps. Kembalinya fungsi yang nor-
Sirkulasi lengan bawah mungkin terganggu yang akan mal setelah terjadinya fraktlr ini tergantung pada
menyebabkan timbulnya Volkmann's ischemic con- kembalinya posisi anatomi yang tepat setelah dilaku-
tacture. (Lihat halaman 543). kan perbaikan dari fragmen-fragmen tulang.
Epicondylus medialis (Gambar 9-91) teravulsi oleh Fraktur Colles adalah fraktur ujung distal radius
I i gamentum col laterale med iale articu lations cubiti bi la akibat jatuh dengan tingan terjulur. Ini sering terjadi
lengan bawah dipaksa abductio. Nervus ulnaris dapat pada pasien berusia lebih dari 50 tahun. Caya mendo-
cedera pada waktu terjadi fraktur, dapat juga cedera rong fragmen distal ke posterior dan superior, dan
kemudian pada saat penyembuhan fraktur (pada proses facies articularis distalis miring ke posterior (Cambar
pembentukan callus), atau dapat juga teriritasi oleh 9-92). Pergeseran ke posterior inimenyebabkan benjol-
permukaan tulang yang irregular setelah fragmen tu- an di posterior, kadang-kadang disebut "dinner-fork
lang mengalami penyatuan. deformity" karena lengan bawah dan regio carpalis me-
nyerupai bentuk sendok garpu. Kegagalan memper-
Radius dan lJlna baiki facies articularis distalis ke posisi yang normal
FRAKTUR
sangat mengurangi fungsi flexio dari articulatio radio-
Fraktur capitulum radii dapat terjadi pada waktu carpalis (sendi regio carpalis).
jatuh dengan tangan terjulur. Pada waktu gaya diterus- Fraktur Smith adalah fraktur pada ujung distal ra-
kan sepanjang radius, capitulum radii terdorong de- dius dan terjadi karena jatuh pada punggung tangan.
Fraktur ini merupakan kebalikan dari fraktur Colles, ka-
ngan keras ke arah capitulum humeri, menyebabkan
rena fragmen distal bergeser ke anterior (Cambar 9-92).
retak atau pecahnya capitulum radii (Cambar 9-91).
Fraktur collum radii dapat terjadi pada anak kecil
yang terjatuh dengan tangan yang terjulur (Cambar Cedera Ossa Carpi
9-91). Fraktur os scaphoideum sering terjadi pada dewasa
Fraktur corpus radii dan ulnae dapat terjadi ma- muda dan jika tidak diobati secara benar, maka frag-
sing-masing atau dapatterjadi secara bersamaan (Cam- men-fragmen tidak akan bersatu dan akan terjadi kele-
bar 9-91). Pergeseran fragmen-fragmen sering terjadi mahan permanen serta nyeri pada regio carpalis, yang
dan tergantung pada tarikan otot-otot yang melekat selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya osteoartri-
pada tulang tersebut. Fragmen proximal radius disupi- tis. Caris fraktur biasanya berjalan melalui bagian yang
ANATOMI PERMUKAAN 539

anatomicum

tuberculum majus

sub

collum chirurgicum

tuberositas deltoidei

corpus humeri

olecranon

fossa radialis
fossa coronoidea
epicondylus lateralis
epicondylus
medialis
capitulum humeri

corpus ulnae

corpus radri

capitulum

processus styloideus

Gambar 9-91, A. Fraktur yang sering terjadi pada humerus. B. Fraktur yang sering ter.jadi pada radius
dan ulna. Pergeseran fragmen{ragmen tulang pada tempat garis fraktur dan tarikan oleh otot-otot.
S = M.supraspinatus, D = M.deltoideus, PM = M.pectoralis major, CF = tarikan oleh otot-otot bersama
tlexorum, IF = M.triceps, dan SUB = M.subscapularis.
BAB 9: Extremitas Superior

tersempit dari tulang, yang karena lokasinya seperti itu, Kekerasan langsung sepanjang sumbu panjang cla-
dipenuhi oleh cairan sinovial. I'embuluh-perrrbuluh vicula biasanya mengakibatkan patahnya tulang ini,
darah yang menuju ke os scaphoideum masuk dari dan kadang-l<adang terjadi dislokasi articulatio sterno-
ujung proximal dan distalnya, walaupun kadang- clavicularis.
kadang suplai darah hanya terbatas pada ujung distal. Dislokasi anterior mengakibatl<an ujung r"nedial
Bila keadaan yang terakhir ini terjadi, fraktur akan clavicr-rla menonjol ke depandi bawah kr-rlit; clavicula
menyebabkan fragmen proximal kehilangan suplai juga mLrngkin terlarik ke atas oleh nrusculus sterno-
darah dan fragmen ini akan mengalami nekrosis avas- cleidomasto ideus.
kular. Nyeri tekan dalam pada tabatiere anatomicum Dislokasi posterior biasanya terjadi setelah trauma
yang terjadi setelah seorang dewasa muda jatuh de- langsung pada permukaan depan sendi yang men-
ngan tangan yang terjulur harus dicurigai adanya dorong clavicula ke belakang. Tipe ini lebih berbahaya,
fraktur pada os scaphoideum. karena pergeseran clavicula dapat rnenekan traclrea,
Dislokasi os lunatum kadang-kadang terjadi pada oesophagus, dan pembr-rluh darah utarna di pangkal
orang dewasa muda yang jatuh dengan tangan terjulr-rr leher.
dengan hyperextentio regio carpalis. Sering diikuti Jika ligarrrentum costoclaviculare robek total, sulit
cedera nervus medianus. melakukan fiksasi os clavicr-rla pada posisi yang nornral
Fraktur ossa metacarpi dapat terjadi akibat keke- setelah d i lal<u kan repos i si dari fragmen-fragmen tu lang.
rasan langsung, seperli pada waktu meninju benda
yang keras. Caris fraktur selalu melengkung ke dorsal. Cedera Articulatio Acromioclaviculare
Sebuah "boxer's fracture" biasanya menimbulkan frak-
l3 idan g faiies articu ari s articr-r latio acrom ioclavicu-
I
tur oblik collum os metacarpal V dan kadang-kadang os
lare berjalan ke bawah dan medial, sehingga terdapat
metacarpal IV, Fragmen distal biasanya bergeser ke
kecendrungan ujung lateral clavicula naik ke arah cra-
proximal sehingga memendekkan jari ke arah posterior.
nial terhadap acromion. Kekuatan sendi tergantung
Fraktur Bennett adalah fraktur basis os metacarpal
pada kr-ratnya ligamentum coracoclaviculare, yang
pollex yang disebabkan oleh trauma pada sumbu pan-
rnenghubungkan processus coracoideus dengan per-
jang pollex atau pollex dipaksa abductio. Caris fraktur
mukaan bawah bagian lateral clavicula. Sebagian besar
oblik dan sampai pada articulatio carpometacarpea dari gaya berat extremitas superior disalurkan l<e cla-
pollex, sehingga menyebabkan ketidakstabilan sendi.
vicula melalui ligamentum ini, dan gerakan rotatic.r
Fraktur phalanges sering dan biasanya terjadi se-
scapula juga terjadi pada ligamentuln yang penting ini.
telah cedera langsung .

DISLoKASI ACRoMIoCL^VICtJLARE
AnncuLanoNES ExrRritarrRS SupERtoR Pul<ulan hebat pada bahu, seperti yang terjadi pada
gerakan blocking dan tackling pada permainan sepak-
Cedera Arti cu I ati o Ste r nocl avi cu I ar i s bola atau terjatuh dengan keras, dapat mendorong
Ligamentum costoclaviculare yang kuat memfik- acromion ke bawah ujung lateral clavicula dan mero-
sasi ujung medial clavicula pada cartilago costa l. bekkan ligamentum coracoclaviculare. l(eadaan ini
dikenal sebagai shoulder separation. Ujung luar cla-
vicula yang bergeser mudah dipalpasi. Seperti pada
kasus articulatio sternoclaviculare, dislokasi mudah
diperbaiki, namun dislokasi dapat kembali terjadi
begitu fiksasinya terganggu.

Cedera Articulatio Humeri


STAB I LITAS ARTICtJ LATIo H UMERI
Fossa glenoidale scapr,rlae yang dangkal dan ku-
rangnya sokongan karena melemahnya ligamentum
membuat sendi ini tidak stabil. l(ekuatan sendi ini
hampir seluruhnya tergantung pada tonus olot-otot
pendek yang menghubr-rngkan r-rjung atas humerus
dengan scapula, yaitu musculus subscapularis dr de-
pan, musculus supraspinatus di atas, dan musculus
infraspinatus, serta mLrscr-rlus teres minor di belakang.
-fendo{endo
otot ini bergabr-rng dengan capsula arti-
Gambar 9-92. Fraktur ujung distal radius. A. Fraktur Col/es. B. culatio humeri yang terdapat di bawahnya. Bersama-
Fraktur Smlfh. sama tendo ini membentuk rotator cuff.
ANATOMI PERMUKAAN 541

.IENDo
Sokongan yang lemah dari sendi ini terdapat di RUPTURA MUSCULI SUPRASPINATUS
permukaan inferior, di tempat tidak terdapat perlin- I)ada l<asus lanjr-rt tendinitis rotator cuff, tendo
dungan dari otot-otot. musculi sr-rpraspinatus yang nekrotis dapat rnengalami
kalsifikasi atau ruptur. Ruptur tendo sangat menggang-
DISLoKASI ARTICULATIo HuvTnI gu gerakan abductio yang normal dari articr-rlatio hu-
meri. Keadaan ini mengingatkan l<ita bahwa fungsi
Articulatio humeri merupakan sendi hesar yang
utama musculus supraspinatus adalah nrempeftahan-
paling sering mengalami dislokasi.
kan caput humeri pada fossa glenoidale pada awal
Dislokasi Anterior-lnferior Kekerasan rnendadak gerakan abductio. Pasien dengan rr-rptur tendo musculi
pada humerrls dengan sendi pada posisi abductio mak- supraspinatus tidal< mr-rngkin memulai gerakan abduc-
simal, mendorong caput humeri ke bawah ke dalarn tio lengan atas. Namun, bila Iengan atas dibantu secara
bagian inferior capsula yang lemah, yang robek, dan pasif untuk abductio pertama sebesar 1 5 derajat, maka
caput humeri akan terletak di inferior fossa glenoidale. kenrudian musculus deltoider-rs akan mengarnbil alih
Selarna gerakan ini acromion berfungsi sebagai titik dan menyempurnakan gerakan sampai sernbilan puluh
tumpu. Otot-otot flexor kuat dan adductor articulatio derajat.
hunreri biasanya akan menarik caput hrlmeri ke depan
dan atas ke dalam posisi subcoracoideus. NYERI BAHU
Dislokasi Posterior Dislokasi posterior jarang ter- Membrana sinovial, capsula, dan ligamenta dari
jadi dan biasanya disebabkan oleh kekerasan Iangsung sendi bahu dipersarafi oleh nervus axillaris dan nervus
pada bagian depan sendi. lnspeksi pada pasien dengan suprascapularis. Sendi peka terhadap nyeri, tekanan,
dislokasi bahu, terlihat lengkung bahu hilang karena traksi berlcbihan, dan pembengkakan. Otot-otot yang
tuberculum majus humeri tidak lagi menonjol ke lateral mengel i I i n gi arti cu lati o h urn eri akan mengalam i ref lel<s
di bawah musculus deltoideus. Caput humeri yang spasme sebagai respons terhadap nyeri di dalam sendi,
terletak subglenoidalis di dalam spatium quadrangu- sehingga menghentikan gerakan sendi, dengan demi-
laris dapat merusak nervus axillaris, yang diperlihatkan kian mengurangi nyeri.
dengan lumpuhnya musculus deltoideus dan hilangnya Cedera pada sendi bahu diikr-rti dengan nycri, pem-
sensibilitas kulit di atas setengah bagian bawah deltoid batasan gerak, dan atrofi otot karena tidal< digunakan.
Pergeseran humerus ke bawah dapat juga menegang- Perlr-r diingat bahlva nyeri pada bahu dapat disebabl<an
l<an dan mencederai nervus radialis.

ROTATOR CUFF TENDINITIS


Rotator cuff terdiri atas tendo-tendo musculus sub-
scapularis, musculus supraspinatus, musculus infraspi-
natus, dan musculus teres minor, yang bergabung de-
ngan capsula articulatio humeri yang terletak di ba-
wahnya, berperan penting dalam menstabilkan sendi
bahu. Lesi pada rotator cuff rr-rerupakan penyebab terse- {

ring nyeri di daerah bahu. Gerakan ke atas kepala yang


berlebihan dari extremitas superior dapat menyebab-
kan tendonitis, meskipun banyak kasus terjadi secara
spontan. Selama abductio articulatio humeri, tendo
musculi supraspinatus akan bergesekan dengan acro-
mion (C-ambar 9-93). Pada keadaan normal, besarnya
friksi dikr-rrangi oleh bursa subacromialis yang besar,
yang terbentang ke lateral di bawah musculus deltoi-
1
deus. ['erubahan degeneratif di dalam bursa diikuti
oleh perubahan degeneratif tendo muscr,rli supraspi-
natus yang terletak di bawahnya dan keadaan ini mung-
kin meluas ke tendo-tendo lainnya dari rotator cuff. Di /
klinik, kondisi seperti ini dikenal sebagai bursitis sub-
acromialis, tendinitis supraspinatus, atau pericapsu-
Gambar 9-93. Bursitis subacromialis, tendinitis supraspinatus,
litis. Kondisi ini ditandai oleh adanya nyeri spasme atau pericapsulitis. Diagram menunjukkan lengkung nyeri di
pada pertengahan abductio (Gambar 9-93) bila pe- dalam pertengahan gerakan abductio, bila penyakit mengenai
nyakit mengenai acromion. daerah ujung lateral acromion.
542 BAB 9: Extremitas Superior

oleh penyakit di tempat lain dan sendi bahu mungkin RADroLoct RrCro CusttA,Lrs
normal, misalnya penyakit pada medulla spinalis dan Pada pemeriksaan foto rontgen lateral daerah siku,
columna vertebralis, dan penekanan pada costa cer- perlu diingat bahwa ujung bawah humerus pada kea-
vicalis, Iritasi pleura diaphragmatica atau peritoneum daan normal membentuk sudut 45 derajat ke depan
diaphragmatica dapat menimbulkan nyeri alih melalui pada corpus. Pada pemeriksaan pasien, seorang dokter
neryus phrenicus dan nervus supraclavicularis. akan melihat bahwa di dalam posisi anatomi, epicon-
dylus medialis mengarah ke medial dan posterior serta
Cedera Articulatio Cubiti menghadap ke arah yang sama dengan caput humeri.

STABILITAS ARTICULATIO CUg I BURSITIS OLFCRANoN


Arliculatio cubiti stabil karena bentuk facies arti- Bursa subcutanea yang kecil terdapat di atas pro-
cularis olecranon yang seperti kunci inggris dan bentuk cessus olecranii ulnae, dan trauma yang berulang
trochlea humeri yang seperti katrol. Sendi ini juga mem- sering menimbulkan bursitis kronis.
punyai ligamentum collaterale mediale dan laterale
yang kuat. Pada saat memeriksa sendi siku, seorang Penyakit Ar ti cu I atio Radi ou In a ri s
dokter harus ingat hubungan-hubungan tulang yang
penting. Dalam keadaan extentio, epicondylus media- Articulatio radioulnaris proximal berhubungan de-
lis dan lateralis dan puncak olecranon terletak di dalam ngan sendi siku, sedangkan articulatio radioulnaris dis-
satu garis lurus; pada keadaan flexio, ketiga bagian
tal tidak berhubungan dengan sendi regio carpalis.
tulang tersebut di atas membentuk segitiga sama kaki. Secara praktis ini berarti infeksi pada sendi siku selalu
mengenai articulatio radioulnaris proximal. Kekuatan
DISLoKASI. ARTICULATIo CuaIrI arliculatio radioulnaris proximal tergantung pada ke-
Dislokasi sendi siku sering terjadi, dan kebanyakan utuhan ligamentum annulare yang kuat. Ruptur liga-
ke arah posterior. Dislokasi posterior sering terjadi se- mentum ini terjadi pada kasus-kasus dislokasi capitu-
telah jatuh dengan tangan terjulur. Dislokasi posterior lum radii terhadap capitulum humeri. Pada anak-anak,
sering pada anak-anak, karena bagian-bagian tulang capitulum radii masih kecil dan belum berkembang,
yang membentuk persendian ini belum berkembang hentakan mendadak pada lengan atas dapat menarik ca-
dengan sempurna. Avulsi epiphysis epicondylus me- pitulum radii ke bawah melalui ligamentum annulare.
dialis juga sering terjadi pada anak-anak karena liga-
mentum mediale lebih kuat daripada persatuan antara Ced era Arti cu I ati o Rad i car pal i s
tulang epiphysis dan diaphysis.
Articulatio radiocarpalis pada hakekatnya merupa-
ARTHROSENTESIS ARTICULATIO CU BITI
kan sendi sinovial di antara ujung distal radius dengan
Dinding anterior dan posterior capsula lemah, dan deretan proximal ossa carpi. Capitulum ulnae dipisah-
bila sendi teregang oleh cairan, maka aspek posterior kan dari ossa carpi oleh ligamentum fibrocartilago tri-
sendi akan membengkak. Aspirasi cairan sendi dapat angulare yang kuat, yang memisahkan sendi regio car-
dilakukan dengan mudah melalui bagian belakang palis dari articulatio radioulnaris distal. Sendi ini dista-
sendi pada kedua pinggir processus olecranon. bilkan oleh Iigamentum mediale dan laterale yang kuat.
Karena processus styloideus radii lebih panjang dari-
KERUSAKAN NERVUS ULNARIS PADA CEDERA ARTI- pada processus styloideus ulnae, abductio sendi regio
CULATIO CUBITI carpalis kurang luas dibandingkan dengan adductio. Pa-
Hubungan yang erat antara nervus ulnaris dengan da gerakan flexio-extentio, tangan dapat diflexiokan kira-
sisi medial sendi sering menyebabkan saraf ini cedera kira B0o, tetapi extentio hanya sekitar 45o. Luas flexio da-
pada waktu terjadi dislokasi atau fraktur dislokasi di pat ditambah dengan gerakan sendi midcarpale.
daerah ini. Lesi sarafdapat terjadi pada saat cedera atau Jatuh dengan tangan terjulur dapat menegangkan Iiga-
beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa ta- mentum anterior sendi regio carpalis, menghasilkan efusi
hun kemudian. Saraf ini dapat ikut dalam pembentukan sinovial, nyeri sendi, dan pembatasan gerakan. Cejala-
jaringan parut atau dapat teregang karena deviasi la- gejala dan tanda{anda ini harus dibedakan dengan geja-
teral dari lengan bawah, karena penyembuhan yang Ia-gejala yang disebabkan oleh fraktur os scaphoideum
jelek dari fraktur supracondylaris humeri. Selama per- atau dislokasi os lunatum, yang hampir sama.
gerakan sendi siku, gesekan yang terus menerus antara
epicondylus medialis dan nervus ulnaris yang teregang JATUH DENCAN TANCAN TERJULUR
kadang-kadang dapat menyebabkan paralisis nervus Bila jatuh dengan tangan terjulur, gaya akan dite-
ulnaris. ruskan dari os scaphoideum ke ujung distal radius, dari
ANATOMI PERMUKAAN s43

radius melalui membrana interossea ke ulna, dan dari fibrosa, yang mengerut, sehingga menyebabkan defor-
ulna ke humerus; kemudian melalui fossa glenoidale mitas. Spasme arteria biasanya disebabkan oleh gips
scapulae ke ligamentum coracoclaviculare dan clavi- yang terlalu keras, tetapi pada kasus-kasus tertentu
cula, dan akhirnya ke sternum. Jika gayanya beriebih- dapat disebabkan oleh fraktur itu sendiri. Deformitas
an, berbagai bagian extremitas superior akan ikut me- yang terjadi hanya dapat dijelaskan apabila menge-
nahan tegangan. Daerah yang terkena berkaitan dengan tahui anatomi daerah tersebut. Tiga tipe deformitas
umur. Sebagai contoh, pada anak kecil mungkin terjadi yang terjadi adalah:
pergeseran ke posterior dari epiphysis distal radius;
pada remaja clavicula mungkin fraktur; pada dewasa 1. Otot-otot flexor panjang telapak tangan dan jari-jari
muda os scaphoideum sering patah; dan pada orang lebih kontraksi daripada otot-otot extensor, dan
yang lebih tua ujung distal radius patah sekitar 1 inci sendi regio carpalis dalam keadaan flexio; jari da-
(2,5 cm) proximal sendi regio carpalis (Fraktur Col/es). lam keadaan extentio. Jika sendi regio carpalis di-
extensiokan secara pasif, maka jari akan flexio.
2. Otot-otot extensor panjang ke jari yang berinsertio
SINoROIvT RUANG LENGAN BNWNH pada ekspansi extensorum yang melekat pada pha-
(C o u pnnr urNT S yNDRoMF) langes proximal sangat berkontraksi; articulatio
metacarpophalangea dan sendi regio carpali:
Lengan bawah diliputi oleh selubung fascia pro-
extentio, dan articulatio interphalangea jari flexio.
funda (fascia antebrachii), yang melekat pada perios- 3. Otot-otot flexor dan extensor lengan bawah ber-
teum di pinggir posterior subcutaneous ulnae (Gambar
kontraksi. Articulatio radiocarpalis flexio, adicu-
9-41). Selubung fascial bersama-sama dengan mem- latio metacarpophalangea extentio, dan dan arti-
brana interossea dan septa fibrosa intermusculare culatio interphalangea jari-jari flexio.
membagi lengan bawah menjadi beberapa ruang, yang
masing-masingnya mempunyai otot, saraf, dan pem-
ApONTUnOSIS.PAIMARIS
buluh darah sendiri. Hanya terdapat sedikit sekali celah
di dalam setiap ruang, dan setiap edema akan menye- Dupuytren's Contracture
babkan kompresi vascular sekunder dari pembuluh-
Dupuytren's contracture adalah penebalan setem-
pembuluh darah; pembuluh vena akan terkena per-
pat dan kontraktur aponeurosis palmaris. Keadaan ini
tama kali dan berikutnya pembuluh arteri.
biasanya dimulai dekat pangkal digitus anularis dan
Cedera jaringan lunak merupakan kasus yang sering
mendorong jari tersebut ke arah telapak tangan, mem-
terjadi, dan diagnosis dini penting sekali. Tanda-tanda
flexiokan jari tersebut pada articulatio metacarpopha-
awal termasuk perubahan sensasi kulit (disebabkan
langea. Kemudian akan melibatkan digitus minimus
oleh iskemia saraf sensorik yang melalui ruang), nyeri
dengan cara yang sama. Pada kasus tingkat lanjut,
yang tidak sesuai dengan tingkat cederanya (disebab-
tarikan pada selubung fibrosa jari-jari ini menyebabkan
kan olehlekanan pada sarafdi dalam ruang), nyeri pada
flexio articulatio interphalangea proxi mal is. Articulatio
regangan pasif dari otot-otot yang berjalan melalui
" interphalangea distal tidak terlibat dan diextentiokan
ruang (disebabkan oleh iskemia otot), nyeritekan pada
oleh tekanan pada jari-jari terhadap telapak tangan.
kulit di atas ruang (tanda lanjut dari sebuah edbma
ruang), dan tidak adanya pengisian kapiler kembali
pada bantalan kuku (disebabkan oleh tekanan pada . STLUauNG StNovtAL TENDo Oror FLEXoR
arteria di dalam ruang). Sekali diagnosis'ditegakkan, fenosinovitis
fascia profunda harus diinsisi uhtuk membuka ruang
yang terkena. Periundaan sebanyak 4 jam saja dapat Tenosinovitis adalah infeksi pada selubung sinovial.
menyebabkan kerusakan otot yang irreversibel. Sering disebabkan oleh bakteri yang masuk ke selu-
bung sinovial melalui luka tembus kecil seperli tertusuk
jarum atau duri. lnfeksi selubung sinovial jarang dise-
VoxuenN's lscHEMlc CoNTRACTU &E babkan oleh penyebaran infeksi dari ruang pulpa.
V olkm aan's i sche m i c contr actu re adalah kontraktu r lnfeksi selubung jari-jari mengakibatkan peregang-
otot-otot lengan bawah yang sering tejadi setelah frak- an selubung oleh nanah; jari-jari dalam keadaan sete-
tur ujung distal humerus atau fraktur radius dan ulna. ngah flexio dan bengkak. Setiap usaha mengextentio-
Pada sindrom ini, terjadi spasme pada segmen terten- kan jari akan menimbulkan nyeri hebat, karena selubung
tu dari arteria brachialis, akibatnya mengurangi aliran yang tegang akan makin teregang. Jika proses pera-
darah arteri ke otot-otot flexor dan extdnsor sehingga dangan terus berlanjut, tekanan di dalam selubung
mengalami nekrosis iskemia. Otot-otot flexor lebih be- akan meningkat dan dapat menghambat suplai darah
sar dari pada otot-otot extensor sehingga akan men- ke tendo-tendo yang berjalan melalui vincula longa
derita lebih hebat. Otot-otot diganti oleh jaringan dan brevia (Gambar 9-50). Ruptur atau kemudian di-
544 BAB 9: Extremitas Superior

ikuti dengan pembentukan jaringan ikat yang hebat yang perlu dipertimbangkan pada penyebaran infeksi
dapat terjadi pada tendo-tendo. dari infeksi ruang pulpa yang tidak diobati,
Peningkatan tekanan yang berlanjut dapat menyebab-
kan ruptur pada ujung proximal selubung. Secara ana- PTNyRxIT PADA TANGAN DAN PENGAMAN-
tomi, selubung index berhubungan dengan ruang thenar,
AN FUNGSI
di tempat ini digitus anularis berhubungan dengan
ruang midpalmar. Selubung jari tengah berhubungan de- Dari , pandangan klinis, tangan merupakan salah
ngan ruang thenar dan ruang midpalmar. Hubungan ini satu organ terpenting tubuh. Tanpa tangan yang ber-
dapat menjelaskan cara infeksi meluas dari selubung fungsi normal, kehidupan manusia sering mengece-
sinovial jari-jari sampai ke ruang fascial palmaris. wakan. Untuk mahasiswa kedokteran yang meragukan
Pada kasus infeksi selubung digitus minimus dan pendapat ini, saya menyarankan untuk meletakkan
pollex, bursa radialis dan ulnaris cepat terkena. Jika salah satu tangan di dalam saku Anda selama 24 jam.
infeksi tidak diobati, maka nanah dapat meluas dari' Anda akan heran bahwa ternyata beberapa kali Anda
ujung proximal bursa-bursa ini ke ruang fascial lengan akan menggunakan tangan tersebut seandainya Anda
bawah di antara musculus flexor digitorum profundus boleh melakukannya.
di anterior dan musculus pronator quadratus serta Dari pandangan mekanis yang murni, tangan dapat
membrana interossea di posterior. Ruang fascia ini di dianggap sebagai alat yang ber{ungsi sebagai peme-
lengan bawah di klinik dikenal sebagai ruang Parona. gang di antara pollex dan jari lain dan terletak diujung
suatu pengungkit yang bersendi banyak. Bagian ter-
RuRruc FRScIRT PALMAR penting tangan adalah pollex, sehingga merupakan
tanggung jawab dokter untuk menyelamatkan pollex
Ruang fascial palmar telah dijelaskan secara me- sekuat tenaga, sehingga mekanisme memegang
nyeluruh di bagian depan. (Lihat halaman 497). Secara (pincerlike action) dapat dipertahankan. Fungsi meme-
klinik ruang ini penting karena dapat terinfeksi dan gang pollex sangat tergantung pada kemampuannya
teregang oleh nanah akibat penyebaran infeksi untuk menyilang di depan telapak tangan dan meng-
tenosynovitis suppurativa acuta. Jarang terjadi infeksi hadap ke jari lainnya. Cerakan ini sendiri, walaupun
karena luka tembus seperti jatuh di atas paku-paku penting, tidak efektif untuk bekerja sendiri. Permukaan
yang kotor. kulit yang berhadapan harus mempunyai sensasi taktil,
dan ini menerangkan mengapa paralisis nervus media-
lrurrxsr RuRruc PulpR Jnnl (FrloN) nus lebih mengganggu daripada paralisis nervus ulna-
ris.
Ruang pulpa jari adalah ruang fascial teftutup yang
terletak di depan phalanges terminal dari tiap-tiap jari. Bila tangan perlu diimobilisasi untuk pengobatan
Infeksi pada tempat ini sering terjadi dan serius. Infeksi sebuah penyakit pada bagian tertentu extremitas supe-
sering terjadi pada pollex dan index. Bakteri masuk ke
rior, maka immobilisasi harus dilakukan pada posisi
daerah ini melalui Iuka karena tusukan peniti atau fungsional. lni berarli bila terjadi kehilangan gerak
jarum jahit. Karena setiap ruang dibagi lagi menjadi pada sendi regio carpalis, atau pada sendi-sendi di ta-
ngan atau jari, pasien setidaknya masih mempunyai ta-
beberapa ruang yang lebih kecil oleh septa fibrosa,
maka mudah dimengerti bahwa akumulasi eksudat ngan dengan posisi yang secara mekanis mengun-
inflamasi di dalam ruangan ini akan meningkatkan te- tungkan dan dapat dipergunakan untuk tujuan tertentu.
kanan di dalam ruang dengan cepat. Bila infeksi dibiar-
Dokter juga harus ingat bahwa pada keadaan nor-
kan tanpa dilakukan dekompresi, maka akan terjadi mal, jari (kecuali pollex) melakukan flexio ke arah
palmar, menunjuk ke tuberculum scaphoideum. Ma-
infeksi phalariges terminal. Pada anak-anak, suplai
darah ke diaphysis phalanges berjalan melalui ruang
sing-masing jari memerlukan immobilisasi dalam
keadaan flexio. Pada pemakaian bidai atau gips jari
pulpa, sehingga tekanan pada pembuluh darah akan
harus selalu diletakkan pada posisi ini.
menyebabkan nekrosis pada diaphysis. Epiphysis yang
terletak di bagian proximal tulang ini aman tidak ter- Selalu sebutkan jari-jari pasien dengan nama:
pollex, jari telunjuk, jari tengah, digitus anularis, dan
kena infeksi, karena menerima suplai arteria proximal
digitus minimus. Penomoran jari sering membingung-
dari ruang pulpa.
Hubungan yang erat antara ujung proximal ruang
kan (Apakah pollex termasuk .iari?) dan akan rneng-
pulpa dengan selubung sinovial jari, merupakan faktor akibatkan bencana apabila melakukan amputasi pada
jari yang salah.
ANATOMI PERMUKAAN 545

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilihlah jawaban gembiraan anak tersebut tiba-tiba berubah men'
terbaik dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat sesu- iadi tangisan, dan dia mengeluh siku kirinya sa-
dahnya.
kit. Pada pemeriksaan, didapatkan sendi siku-
nya dalam keadaan setengah flexio dan lengan
bawahnya dalam keadaan pronatio.
Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke
dokter dengan keluhan nyeri hebat dan keme' 3. Pernyataan berikut ini sesuai dengan diagnosis dislo-
rahan di sekitar dasar kuku index kanan. Dia me- kasi articulatio radioulnaris proximal, kecuali.
ngatakan bahwa dia memotong cuticula (eponi- A. Capitulum radii terdorong keluar dari ligamentum
chium) kukunya dengan gunting, dan besoknya annulare radii.
mulai terasa nyeri. Pada pemeriksaan, lipatan ku- B. Pada usia tiga tahun, ligamentum annulare mem-
lit di sekitar pangkal kuku merah, bengkak, dan sa- punyai diameter yang besar dan capitulum radii da-
ngat nyeri tekan. lndex beng(ak, dan garis merah pat ditarik keluar dengan mudah dari ligamentum
terlihat berjalan ke atas di depan lengan bawah. dengan melakukan traksi.
C. lnsidens dari kejadian ini sama pada anak laki-laki
1. Gejala dan tanda yang diperlihatkan oleh pasien cocok dan perempuan.
dengan infeksi bakterial akul di bawah lipatan kuku D, Nyeri dari sendi dapat menyebabkan refleks kon-
(paronychia) index kanan, kecuali. traksi dari otot-otot yang ada di sekitarnya untuk
A. Beberapa nodi lymphoidei yang nyeri tekan dapat membatasi gerakan sendi.
dipalpasi di fossa infraclavicularis, E. Subluxatio sendi dapat diobati dengan menar'ik ke
B. Suhu pasien naik. bawah lengan bawah dan secara bersamaan
C. lnfeksi menyebar ke dalam pembuluh limf yang dilakukan gerakan pronatio dan supinatio. Akhirnya
berasal dari jari. sendi siku diflexiokan dan dipertahankan dalam
D. Garis merah di depan lengan bawah disebabkan posisi tersebut.
oleh vasodilatasi lokal pembuluh darah di se-
panjang perjalanan pembuluh limf. Seorang perempuan berusia 60 tahun iatuh dari
E. Pembuluh limf dari index bermuara ke nodi su- tangga dan dibawa ke Unit Gawat Darurat dengan
pratrochleares, yang meradang dan bengkak' keluhan nyeri hebat pada bahu kanan. Pada pe-
meriksaan, pasien duduk dengan lengan kanan-
Seorang laki-laki berusia 20 tahun, mengendarai nya terletak di samping tubuh dan sendi siku
sepeda salju dengan kecepatan tinggi dan me' kanan disokong oleh lengan kirinya. lnspeksi
nabrak pangkal pohon. Dia terlempar kira-kira bahu kanan memperlihatkan hilangnya lengkung
sejauh 12 kaki dan mendarat pada bahu kanan bahu dan terdapat beniolan kecil di bawah cla-
dan sisi kanan kepalanya. Setelah tiga minggu di vicula kanan. Setiap usaha untuk melakukan
rumah sakit, ditemukan bahwa lengan kanannya gerakan aktif atau pasif pada sendi bahu dihen-
dalam keadaan endorotatio di samping badannya tikan oleh nyeri hebat pada bahu. Diagnosisnya
dan lengan bawah dalam keadaan pronatio. Ter- adalah dislokasi articulatio humeri dextra.
dapat anestesi di sepanjang sisi lateral bagian
atas lengan atas. 4. Pernyataan berikut ini sesuai dengan diagnosis,
kecuali.
2. Pernyataan di bawah ini benar untuk pasien tersebut, A. Pasien menderita dislokasi subcoracoideus dari
kecuali. articulatio humeri kanan.
A. Diagnosis4ya adalah kerusakan bagian atas B. Caput humeri dislokasio ke bawah melalui bagian
plexus brachialis (Erb-Duchenne palsy)' lemah dari capsula articulare.
B. Terdapat lesi setinggi radix cervicalis C5 dan C6. C. Tarikan dari m. pectoralis major dan m. subsca-
C. N. medianus dan n. radialis lidak berfungsi' pularis menggeser uiung atas humerus ke medial.
D. M. supraspinatus, m. infraspinatus, m. subclavius, D. Tuberculum majus humeri tidak lagi terletak di
m. biceps brachii, sebagian besar m. brachialis, m. ujung lateral bersama dengan m. deltoideus, dan
coracobrachialis, m. deltoideus, dan m. teres minor lengkung bahu hilang.
lumpuh. E. Keutuhan n. axillaris harus selalu diperiksa dengan
E. Hilangnya sensasi sepanjang sisi lateral lengan meraba kulit di permukaan setengah bagian atas
kanan disebabkan oleh lesi yang meliputi derma- m.deltoideus.
tom C5 dan C6.
Seorang perempuan berusia 45 tahun pada pe-
Seorang ayah melihat anaknya yang berusia tiga meriksaan rutin tahunan ditemukan adanya ben'
tahun sedang bermain di halaman; dia mengejar iolan yang keras, tidak nyeri pada kuadran lateral
dan mengangkat anaknya dengan kedua tangan' atas payudara kiri. Pada pemeriksaan dengan
memutar anaknya dalam sebuah lingkaran. Ke- lengannya disamping tubuh, papilla sinistra ter'
546 BAB 9: Extremitas Superior

lihat lebih tinggi daripada papilla dextra, dan Seorang perempuan berusia 50 tahun mengeluh
terdapat cekungan kecil pada kulit di atas ben- nyeri hebat seperti ditusuk-tusuk jarum di tangan
jolan tersebut. Pada pemeriksaan axilla sinistra, kanan dan lateral jarinya. Dia mengatakan bahwa
terdapat tiga buah benjolan kecil, keras dan dia mengalami kesulitan untuk mengancingkan
terbatas yang dapat diraba di bawah pinggir dis- baju. Pada pemeriksaan, pasien menunjukkan
tal musculus pectoralis major. Payudara kanan daerah yang dirasakannya tidak enak, yaitu pollex,
normal. Diagnosisnya adalah karsinoma payu- index, jari tengah, dan digitus anularis. Tidak ada
dara kiri dengan penyebaran sekunder ke axilla. kelainan sensasi ditemukan pada daerah-daerah
ini. Otot-otot yang terdapat di eminentia thenar
5. Pernyataan di bawah ini mengenai pasien tersebut memperlihatkan fungsi yang normal, walaupun ter-
benar, kecuali: dapat kekurangan tenaga dibandingkan dengan
A. Jaringan librosa yang mengerut dari tumor ganas otot-otot yang terdapat di eminentia thenar kiri.
menarik ductus lactiferi pada papilla mamma se-
hingga papilla kiri lebih tinggi daripada papilla ka- 7. Pernyataan di bawah ini mengenai pasien tersebut
nan. benar, kecuali:
B. Cekungan pada kulit disebabkan oleh jaringan fi- A. Perubahan sensasi kulit dirasakan pada daerah
brosa yang menarik ligamentum suspensorium yang dipersarafi oleh rami digitales nervi media-
glandula mammaria. nus.
C. Kuadran lateral atas glandula mammaria mengalir- B. Otot-otot di daerah eminentia thenar menunjukkan
kan cairan limfnya ke nodi lymphoidei pectorales adanya pengecilan yang diperlihatkan dengan
atau ke nodi lymphoidei axillares anteriores. menjadi ratanya eminentia tersebut.
D. Pembesaran nodi lymphoidei pectorales dapat dira- C. Otot-otot eminentia thenar dipersarafi oleh ramus
ba berhadapan dengan collum chirurgicum humeri. muscularis recurrens nervi medianus.
E. Tumor ganas menyebar melalui pembuluh limf ke D. N. medianus memasuki telapak tangan melalui
nodi lymphoidei pectorales. canalis carpi.
E. N. medianus menempatl ruang besar di antara
Seorang sekretaris muda, berlari di kantornya, tendo-tendo di bawah retinaculum musculorum
sebuah pintu kaca terbuka dan mengenai wa- flexorum.
jahnya. Untuk melindungi diri, dia menggunakan F. Pasien ini menderita sindrom canalis carpl.
tangan kiri dan menahan pintu kaca tersebut.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, dia mengalami Seorang laki-laki berusia 64 tahun datang ke
perdarahan hebat, yang berasal dari laserasi dokter, karena dia memperhatikan bahwa selama
superfisial yang terdapat di depan regio carpalis 6 bulan terakhir ini terdapat penebalan dari kulit
kiri. Dia kehilangan rasa di permukaan palmar di bagian pangkal digitus minimusnya. Dia men-
satu setengah jari medial, tetapi permukaan dor- jelaskan sebagai berikut: "Rasanya terdapat se-
sal dari phalanges media dan proximal jari Ini buah pita yang menarik digitus anularis saya ke
normal. Dia tidak bisa menjepit kertas antara in- arah telapak tangan". Pada pemeriksaan kedua
dex dan jari tengah. Semua tendo otot- otot flexor telapak tangan, terdapat penebalan setempat pa-
panjang utuh. da jaringan subcutaneus yang dapat diraba pada
basis digitus anularis dan digitus minimus. Arti-
6. Pernyataan di bawah ini mengenai pasien tersebut culatio metacarpophalangea digitus anularis
benar, kecuali. tidak dapat melakukan extentio maksimal secara
A. Ulnaris terpotong di depan retinaculum musculo- aktif maupun pasif.
rum flexorum, dan ini mengakibatkan perdarahan
yang hebat. 8. Pernyataan di bawah ini mengenai pasien tersebut
B. Hilangnya sensasi kulit pada permukaan palmar benar, kecuali:
satu sqtengah jari medial disebabkan oleh keru- A. Fascia profunda di bawah kulit telapak tangan
sakan n. ulnaris yang berjalan menyilang di depan menebal untuk membentuk apone'urosis palmaris.
retinaculum musculorum flexorum. B. Pinggir distal aponeurosis palmaris memberikan
C. Sensasi yang normal pada bagian dorsal satu lima cabang untuk kelima jari-jari.
setengah jari medial di atas phalanges proximal C. Masing-masing cabang melekat pada basis
disebabkan oleh kenyataan bahwa ramus cuta- phalanges proximal dan pada selubung fibrosa
neus posterior nervi ulnaris yang dipercabangkan 2 flexorum masing-masing jari.
/z inci proximal terhadap retinaculum musculorum D. Kontraksi fibrosa cabang untuk digitus anularis
flexorum tidak cedera. mengakibatkan flexio articulatio metacarpopha-
D. Ketidakmampuan menjepit kertas disebabkan oleh langea yang menetap.
paralisis m. adductor pollicis longus, yang diper- E. Pasien menderita Dupuytren's contracture.
sarafi oleh rainus proJundus nervi ulnaris.
E. Tidak terdapat kehilangan sensorik di telapak Seorang gadis berusia 15 tahun sedang memper-
tangan, karena ramus cutaneus palmaris nervi lihatkan keahliannya berdiri dengan kedua ta-
ulnaris tidak terpotong. ngan, tiba-tiba dia kehilangan keseimbangan dan
menahan seluruh berat badannya pada tangan
ANATOMI PERMUKAAN 547

kiri yang terjulur. Terdengar bunyi patah, dan dia nya dan pergi ke Unit Gawat Darurat. Pada peme-
merasakan nyeri mendadak pada bahu kiri. Pada riksaan permukaan dorsal kedua tangan dengan
pemeriksaan di Unit Gawat Darurat bentuk dae- jari termasuk pollex dalam keadaan extentio
rah bahu hilang. Clavicula jelas patah, dan ping- maksimal didapatkan nyeri tekan pada tabatiere
gir-pinggir fragmen tulang dapat dipalpasi. anatomiqum tangan kanan. Diagnosisnya adalah
fraktur os scaphoideum kanan.
9. Pernyataan di bawah ini mengenai pasien tersebut
benar, kecuali. 11. Pernyataan di bawah ini mengenai pasien lersebut
A. Clavicula adalah salah satu tulang di dalam tubuh benar, kecuali.
yang paling mudah patah. A. Garis fraktur pada os scaphoideum dapat meng-
B, Secara anatomi, bagian terlemah dari clavicula hentikan aliran darah ke fraqmen proximal.
adalah pada pertemuan sepertiga medial dan te- B. Fragmen tulang yang terhenti aliran darahnya akan
ngah, dan ditempat inimudah terjadipatah tulang. mengalami nekrosis iskemia.
C. Fragmen lateral tulang tertarik ke bawah oleh berat C. Karena os scaphoideum bersendi dengan tulang-
lengan. tulang lain, garis fraktur mungkin sampai ke rongga
D. Fragmen lateral ditarik ke depan dan medial oleh sendi dan dibanjiri oleh cairan sinovial, yang akan
mm. pectorales. menghambat proses penyembuhan.
E. Fragmen medial ditarik ke atas oleh m. sterno- D. Os scaphoideum mudah diimobilisasi, karena tu-
cleidomastoideus. lang ini kecil.
F. Nn. supraclaviculares atau vena communicans di E. Fraktur os scaphoideum mempunyai insidens yang
antara v. cephalica dan v. jugularis interna mung' tinggi untuk tidak ierjadi penyatuan (union).
kin rusak oleh fragmen tulang.
Seorang anak laki-laki, berusia 6 tahun, berlari di
Seorang laki-laki berusia 63 tahun jatuh dari sepanjang trotoar dengan tangannya memegang
tangga dan menderita patah tulang pada ujung botol selai, tergelincir dan iatuh. Pecahan botol
distal radius kiri. Pada pemeriksaan, uiung distal mengenai kulit bagian depan regio carpalis kiri-
radius bergeser ke posterior. Pasien<menderita nya. Pada pemeriksaan terdapat luka kecil pada
fraktur Colles. bagian depan regio carpalis kiri dan tendo
musculi palmaris longus putus. lbujari rotatio ke
10. Pernyataan di bawah ini mengenai pasien tersebut lateral dan adductio, anak itu tidak dapat mela-
benar, kecuali. kukan oppositio pollex terhadap jari-jari lainnya.
A. Kadang-kadang processus styloideus ulnae juga Sensasi kulit di permukaan setengah bagian late-
patah. ral telapak tangan dan aspek palmaris tiga se-
B. N. medianus dapat cedera pada waktu jatuh. tengah jari lateral hilang.
C. Waktu fraktur diperbaiki, processus styloideus radii
harus diletakkan sekitar 3/+ inci (1,9 cm) proximal 12. Pernyataan di bawah ini mengenai pasien tersebut
dari processus styloideus ulnae. benar, kecuali:
D. Fraktur menyebabkan angulasi fragmen distal ra- A. Fungsi sensorik dari bagian distal permukaan
dius. dorsal tiga setengah jari lateral hilang.
E. Pada reduksi fraktur, ujung distal radius harus B. N. medianus terletak superficial terhadap m, pal-
terletak membentuk sudut 15 derajat ke anterior. maris longus di proximal retinaculum musculorum
F. Tangan harus selalu dibidai pada posisi fungsional, flexorum dan putus oleh pecahan botol.
C. N. medianus terletak pada celah di antara tendo-
Seorang mahasiswa kedokteran berusia 22 tahun tendo musculi flexor digitorum superficialis dan m.
terjatuh dari sepeda dengan tangan terjulur. Dia flexor carpi radialis tepat proximal terhadap sendi
menduga sendi regio carpalis kanannya meng' regio carpalis.
alami keseleo dan mengobati sendiri dengan D. Adductio pollex dihasilkan oleh kontraksi m. ad-
membalut regio carpalisnya dengan perban elas- ductor pollicis yang dipersarafi oleh n. ulnaris.
tis. Tiga minggu kemudian, dia tetap merasakan E. Ramus cutaneus palmaris n. medianus putus.
nyeri pada waktu menggerakkan regio carpalis-
548 BAB 9: Extremltas Superior

E. Pembuluh limf dari index bermuara ke nodi infra- salis l, di antara os matacarpal I dan ll. Bagian yang
claviculares. terpotong adalah a. ulnaris dan n.ulnaris yang berjalan
2. C. N. suprascapularis, saraf ke m. subclavius, m. mus- di depan retinaculum musculorum flexorum.
culocutaneus, dan n. axillaris dibuat tidak berfungsi. 7. E. N. medianus menempati ruangan sempit di dalam
J. B. Di bawah usia 6 tahun capitulum radii ukurannya canalis carpi.
relatif kecil dan dapat dengan mudah didorong keluar 8. B. Pinggir distal aponeurosis palmaris memberikan
dari ligamentum annulare oleh traksi lengan bawah. empat cabang yang berjalan menuju keempat jari.
4. E. Keutuhan n.axillaris diperiksa dengan meraba kulit 9. B. Secara anatomi, bagian terlemah dari clavicula
di permukaan setengah bagian bawah m. deltoideus. adalah pedemuan di antara sepertiga bagian tengah dan
Kulit di bagian lengkung bahu, termasuk kulit yang lateral, dan di tempat ini terjadi fraktur pada pasien ini.
menutupi setengah bagian atas m. deltoideus diper- 10. C. Posisi normal ujung processus styloideus radii
sarafi oleh nn. supraclaviculares. adalah sekitar /oinci (1,9 cm) sebelah distal terhadap
D, Pembesaran nodi lymphoidei pectorales dapat ulna.
diraba pada permukaan posterior m. pectoralis major 11. D, Os scaphoideum merupakan tulang yang sulit
yang berkontraksi. diimobilisasi karena posisi dan ukurannya yang kecil.
b. A. A. radialis tidak masuk ke telapak tangan dengan 12. B. N. medianus terletak dalam terhadap tendo musculi
berjalan di depan retinaculum musculorum flexorum. palmaris longus di proximal retinaculum musculorum
A. radialis mencapai telapak tangan dengan berjalan flexorum.
ke depan di antara kedua caput m. interosseus dor-

Pilihlah jawab-ah yan g, peling benai: ,., 8. M. abductor ,


pollicis lohgus,
longus
,

C, M, exlensor carpi radialis :

1, Str:uktur berikut ini berjalan posterior terhadap retina- D. M. extengor dlgiti minimi
culum musculorum flexorum regio carpalis, kecuali.
: ' A ' tendo musculi fleior E. M. extensor pollicislongus :.' :

digitorum superficialis 4- Tulan$ berikU{ ini membentuk deretan proximal ossa


B. N. medianus carp!; kecuali:
C. Tendo musculi flexor pollicis longus A. Os lunatum
D. N, ulnaris B.,.Os pisiforme
E. N. inteiosseus'anterior C. Os scaphoideum
2. Tendo berikut ini berinsefiio pada basis phalanges D: Os triquetrum
.,,,proximal pollex, kecuali: , .. '
E. Os trapezium
A. M. extensor pollicis brevis 5, Tendo otot berikut membentuk,rolator cuff,
B. M, abductor pollicis longus kecuali:
C. Caput obliquum m. adductor pollicis 'M.
A, teres minor
D. M. flexor pollicis brevis B. M.supraspinatus
E. M. interosseus palmaris I
'C. M, subscapularis
3, Otot,berikut ini melakukan abductio tangan pada sendi , D, M. teres major
regio carpalis, kecuali: E. M. infraspinatus
A. M. flexor carpi radialis
Bersambung
ANATOMI PERMUKAAN 549

Hubungkan pernyataan di sebelah kiri, dengan 20'.N. radialis memoerikan cabanglberikut.rini di ruang
'saraf yang bbnar di sebelah kbnan; , posterio-r lengan atas, kecuali.
, ,'
,, A, Caput lateral m. triceps ., ',.

6. Hyperextentio phalanges proximal digitus minimus dan , , B. N. cutaneus brachii lateralis inferior .

digitus anularis {misalnya .,pada ctbwhano)' , dsps1 C. Caput medial m. tricePs


disebabkan oleh kerusakan neryus ........ D, M. brachioradialis
7. Wristdrop dapat disebabkan oleh kerusakan,...... E. M. anconeus
8. Ketidakmampuan melakukan opposilio pollex ke di: 21; l-igamentum collateralb mediale articulatio cubili
gitus minimus dapat disebabkan oleh kerusakan berhubungan'erat dengan struktur di bawah ini:
nervus i,,, A. :A. braehialis .,: I :'
A. N, ulnaris
r , ,
,,
B. N. radialis
', , :

B. N. axiltaris : ' "":,: I ,',"" ' C. A. ulnaris


C. N. radialis D. V. basillica
:D. N. medianus, , ,
E. N. ulnaris ,"
22. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk plexus
Cocokkan persaraian sensorik kuiit tangan dan brachialis, kecuali.
, iari di sebelih liiri aengan' saiaf yang paling ' A. Radix:C8 dan Tl bergabung untuk: membentuk
sesuai di sebelahkanan: ,i,
, . ,, , ,1 truncus inferior.
. 1, ,'
B. Radix, truncus, dan divisi tidak terletak di axilla.
g.: Dasar t<uXu inUei ,,, i' : : '". ,, .' C, Nervus yang menyalafi .m. leVator scapulae
10. Sisi meidal telapak tangan I , ,
I

:.
,,,;;, :

, , ,,,,., adalah' cabang dari truncus superior;


11; Permukaan dorsal basis polleX i '

,
',ii
D, Fasciculus dinamakan sesuai dengan posisinya
12, Sisi medial permukaan pafmar index r
i
A. N. medianus
,
.,,.r, pada bagian pertama a. axillaris. ,,
. . E. Tidak ada, nervus yang meiupakan sebuah
B. N. radialis , : :'
cabang dari satu devisi plexus brachialis.
i ', C: Bamus cutaneus dorsalis n: ulnaris 23. Ruang fascial anterior lengan baWah berisi arteriae
D. Ramus superficialis n; ulnaris berikut ini, kecuali:
' E, Flamus cutaneus palmaris n. ulnaris A. A. brachialis
B. A. interosseus anterior
Cocokkan saraf di sebelah kiri dengan asalnya
C. A. radialis
, dari plexus brachialis di sebelah kanan: D. A. ulnaris
13. N. musculocutaneus E. A. profunda
14. N. suprascapularis
'tS.
24 BaIas tabatiere anatomicum dibentuk oleh alat-alat
tt. medianus berikut ini, kecuali.
16. N. thoracodorsalis : , A. M. abductorpollicisbrevis ,,,,; ,i , ,

17. N. axillaris ,::: ,'i'' : ,,:,r: '


, B. :M. extensor polliCib lon$us' , ,,,,,
A. Fasciculus Posterior ,,., i,C. M. eltenSor polliiiq brevis ,,.,,..
r ' ':D,,. M, abduOtor pollicis longus :,
,,

..B,Fasciculuslateralis.......... '"' ,,
: : C. FaSbiculus medialis dan fasciculus latbralis I ,:
25 Struktur berikut ini melekat pada tuberculum majus
D. Truncus suPerior ' ,t humeri, kecuali
E. Bukan salah satu di atas A. M. supraspinatus
B. Ligamentum coracohumerale
Pilihan ganda: C. M. teres minor
D. M. infraspinatus
tb, Spaiiu* quaOritateral Oibailsi olefr stiuktur Oerit<ut E, M. subscapularis
' ini, kecuali. 26: Struktur berikut, ini membentuk batas-batas pintu
:
A. Collum chirurgicum humeri ' " masuk axilla, kecuali:
. B. Caput longum m: triiep5 brachii. A. Clavicula
' C, M. deltoideus ,, " l
B. Processus coracoideus
D: 'M. teres major , : i C. Pinggir atas scapula
E. M. teres minor
:,

D. Pinggirluarcosta I ,, ::': i :,: '

19. Cairan limf dari kuadran lateral atas glandula mam- 27. Canalis carpi berisi struktur penting berikut ini;
, maria dialirkan terulama ke: :::: kecuali:
A. Nodi axillares laterales A. Tendo musculi {lelor pollicis longus
,8. Nodi thoraciCi: interli ' , :: : ,:': '
:: B. Tendo musculi flexor digitorum profundus
,r, - C.. Nodi axillaies posteiiores , ,, , , ::, l C. N. medianus
D. Nodi axillares anteriores iD,Tendomusculi{|exor:]carpiiadialis
- , E. 'Nodi deltopectoraleS : ' , ", ' E, Tendo musculi flexordigiiorum superficialis
BAB 9: Extremitas Superior

1.D 8.D 1s. c 22. D


2.8 9.A 16. A 23. E
3.D 10. E 17. A 24. A
4.E 11. B 18. C 25. E
5.D 12. D 19. D 26. B
6.A 13. B 20. D 27. D
7.C 14. D 21. E
BAB 10
Membrum lnferius
eorang mahasiswa berusia 1B tahun bekerja paruh waktu sebagai
pengantar pizza dengan mengendarai motor. Majikannya menginginkan
pizza tersebut sampai secepatnya, sehingga dia cenderung mengendarai
motor tanpa memperhatikan keselamatannya sendiri" Pada suatu saat dia salah
memperkirakan jarak di antara dua kendaraan, dan permukaan luar lutut kirinya
membentur bemper mobil. Pada pemeriksaan di Unit Cawat Darurat ditemukan
bahwa dia menderita paralisis hebat pada otot-otot ruang anterior dan posterior
tungkai bawah kiri. Akibatnya pasien tidak dapat melakukan dorsofleksi
pergelangan kaki (yanB ditunjukkan dengan "footdrop") dan eversio kaki.
Ditambah pula, terdapat hilangnya sensasi kulit di bawah sisi anterior dan lateral
kaki serta dorsum pedis serta jarinya, termasuk sisi medial ibu jari. Serangkaian
pemeriksaan rontgen foto daerah lutut tidak terdapat fraktur.
Dokter membuat diagnosis paralisis n. peroneus communis akibat trauma
tumpul pada sisi lateral os fibula kiri. Pemeriksaan radiografi menyingkirkan
kemungkinan adanya fractura collum fibulae.
Untuk dapat membuat diagnosis seperti itu, dokter harus mempunyai
pengetahuan anatomi mengenai perjalanan n. peroneus communis secara rinci
karena saraf ini membelok di sekitar sisi luar collum fibulae. Pengetahuan
mengenai distribusi cabang-cabang ini memungkinkan dokter menyingkirkan
kemungkinan cedera saraf-saraf lainnya. Lebih jauh lagi, dokter dapat menen-
tukan derajat kerusakan saraf dengan melakukan pemeriksaan kekuatan berbagai
otot yang dipersarafi oleh saraf ini dan melakukan tes yang sesuai untuk me-
meriksa adanya defisit fungsi sensorik.

551
D A,F'TAR lSI,BA B
Anatomi Dasar 553 Nodi Lymphoidei Poplitei 601 Sendi-sendi Tungkai 629
Organisasi Membrum lnferius Nervus Tibialis 601 Articulatio Genus 630

'
r negioccJetuiea s5g " ": . :,, -
Ne rvus Peroneus Comm u ni s
601
A tl i cu I ati o Ti b i of ib u I a ri s
Proximalis 633
Kutit Bokong 553 Neruus CutAneus Femoris A rIi cu Iatio Ti biofibu Iaris D istal i s

,,ji Ffjicrb€okong 553 ': r : I


l,. ,l Posterior602 634
| ,'tt I i. Tjlang-:filang Regio'Gluteia N e rvus Obtu rato ri us 602 A rti c u I at i o T a I oc ru ra
I i s 636

, 553 Ruang-ruang Fascial Tungkai A.liculationes Tarsi 637


Ligaienta di Regio Gtutea561 Bawah 602 A rl i c u I at i o ne s T a rs o m etata r-
,,i, , FolaminA di Regio Gtutea561 Bagian Depan Tungkai 603 sal es d a n I nte rmetatarsa-
Musculi di Regio Glutea561 Kutit 603 /es 638
Nervi di Membrum lnferius lsi Ruang Fascial Anterior s M et ata rsoph al a-
A rti c u I at i o n e
565 Tungkai Bawah 605 ngeae dan lnterphalangea
Nervi di Regio Glutea 565 tsi Ruang Fascia Laterat 638
Arteriae di Hegio Gtutea 567 ,Tungkai Bawah 606 , Kaki Sebagai Unit Fungsional
Aspek Depan dan Medial Bagian Belakang Tungkai Bawah 638
Tungkai Atas 567 609 Anatomi Radiografi 643
Kutit Paha 567 Kutit60g Gambar Radiografi Membrum
..:; ',:.:.: Fe.Spla Superficialis PA,ha 57A lsi Ruang Fascial Posterior lnferius 643
Fascia Profunda Paha Tungkai Bawah 611 Gambar Fladiografi Daerah
(Fascia Lata) 570 Daerah Pergelangan Kaki 616 Panggul 643
' , ','. Ruang Fascia.TuiQkai Atas , .
Aspek Anterior Pergeilangan Gambar Radiografi Daerah Lutut
570 Kaki 616 644
lsi Ruang Fascia Anterior Aspe k Poste rio r Pe rg el anga n Gambar Radiografi Daerah
r ,., , Tunigkai Atas 570 Kaki617 : Pergelangan Kaki 646
lsi Ruang Fascial Medial Kaki 618 uamoar Hadtogratt I arsus,
Paha 580 Telapak Kaki 6'18 Metatarsus, dan Phalanges
Bagian PosteriorTungkai Atas 583 Kulit 618 648
Kutit 583 Fascia Profunda 618 Anatomi Permukaan 649
lsi Riang
Fascia Posterior Otot-Otot Telapak Kaki 618 Regio Glutea 649
Tungkai atas 583 Tendo-Tendo Panjang Regio lnguinalis 650
ArtiCulatio Coxae 588 Telapak Kaki 618 Trigonum Femorale 650
Ossa pada Tungkai Bawah 591 Arteri-Arteri Telapak Kaki 622 Canalis Adductorius 653
,, OsSa pada Kaki 593, ::'. ';:
', Vena-Vena'Telapak Kaki627 Regio Lutut 653
Fossa Poplitea 595 Saraf-Saraf Telapak Kaki 627 Tibia 655
Batas-batas596 Dorsum Pedis 627 Regio Tarsalis dan Pedis 655
Musculus PopliteusS9T Kutit 627 Catatan Klinik 656
Arteria Poplitea 601 Arcus (atau Jejaring) Venosus Pemecahan Masalah Klinik 678
Vena Poplitea 601 Dorsalis Pedis 628 Jawaban Masalah Klinik 681
Anastomosis Arterial di Sekitar Otot-Otot Dorsum Pedis 628 Tipe Soal Ujian Negara 682
Arl.iculatio Genus 601 Arleria Dorsum Pedis 628 Jawaban Soal Ujian Negara
Persarafan Dorsum Pedis 629 683

S.ASAR'AN BELA.JAR
l , tvtasaiah:membrum inieiiuS merupakan masalah yang Pada bab ini anatomi membrum inferius dibicarakan
sering ditemui oleh para dokter, di praktik umum, kamar sehubungan dengan keadaan yang sering dijumpai di
bedah; atdu di unit gawat darurat. Arlritis, vena varikosa, klinik. Deskripsi umum tulang, sendi, dan fungsi otot
defisiensi vaskular, fraktur, dislokasi, keseleo, laserasi, diberikan. Penekanan diberikan pada fungsi otot-otot, dan
efusi di lutut, nyeri tungkai, cedera pergelangan kaki, dan hanya diberikan uraian singkat mengenai perlekatannya.
cedera saraf perifer merupakan sebagian dari kasus- Diberikan pula mengenai anatomi dasar dari suplai darah,
kasus :yang ditemui.oleh para dokter,:, aliran limfe, dan distribusi saraf.

552
ANATOMI DASAR 553

Pembuluh-pembuluh limf mengalirkan cairannya


ANATOMI DASAR ke kelompok lateral nodi lymphoidei inguinales su-
perficiales (Cambar 10-12 dan 1O-22).
Fungsi utama membra inferiora adalah menyokong
beban berat badan dan menjadi tumpuan yang stabil
FASCIA BOKONG
sewaktu berdiri, berjalan, dan berlari; membran infe-
riora dikhususkan untuk pergerakan. Fascia superficialis tebal, terutama pada perempuan,
Membra inferiora, walaupun mempunyai struktur dan banyak mengandung lemak. Fascia ini memberi
yang menyerupai membrum superius, mempunyai per- bentuk yang menonjol pada regio bokong.
gerakan yang lebih terbatas, Gelang bahu dihubungkan Fascia profunda berlanjut ke distal dengan fascia
dengan batang badan hanya oleh sendi yang kecil, profunda atau fascia lata tungkai atas. Di regio glutea
yaitu articulatio sternoclavicularis, sedangkan kedua os fascia profunda terbelah untuk membungkus m. glu-
coxae bersendi di bagian posterior dengan batang teus maximus (Cambar 10-8). Di atas m. gluteus maxi-
badan pada articulatio sacroiliaca yang kuat dan di mus fascia ini berlanjut sebagai sebuah lapisan dan
bagian anterior, satu dengan yang lain bersendi di menutupi permukaan luar gluteus medius dan melekat
symphisis pubis. Akibatnya membra inferiora lebih padacrista iliaca. Pada permukaan lateral tungkai atas,
kokoh dan dapat menopang berat badan sewaktu fascia menebal dan membentuk pita lebar yang kuat,
berdiri, berjalan, dan berlari. tractus iliotibialis (Cambar 10-14). Tractus ini akan
melekat di atas pada tuberculum crista iliaca dan di
bawah pada condylus lateralis tibiae. Tractus iliotibialis
Organisasi Membrum lnferius membentuk selubung bagi m. tensor fascia latae dan
Membra inferiora dapat dibagi dalam beberapa regio menerima bagian insertio m. gluteus maximus yang
dan ruang. Regio-regionya adalah regio glutea, tungkai lebih besar.
atas (paha), lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki,
dan kaki. Tungkai atas dan tungkai bawah dapat dibagi
TULANG-TULANG REGIO GLUTEA
dalam ruang-ruang. Masing-masing ruang mempunyai Os Coxae
otot-otot dengan fungsi tertentu, dan juga memiliki
pembuluh darah, dan saraf sendiri. llium, ischium dan pubis membentuk os coxae (Cam-
bar 10-3 dan 10-4). Tulang-tulang ini bertemu satu de-
ngan yang lain di acetabulum. Os coxae bersendi
Regio Glutea dengan sacrum pada articulatio sacroiliaca dan mem-
bentuk dinding anterolateral pelvis; Os coxae juga
Regio glutea atau bokong dibatasi di superior oleh saling bersendididepan pada symphisis pubis. Rincian
crista iliaca dan di inferior oleh lipat glutea. Regio ini struktur aspek interna tulang pelvis dibicarakan pada
sebagian besar dibentuk oleh mm. glutei dan fascia Bab 6.
superficial is yang tebal. Struktur-struktur penting yang terdapat pada per-
mukaan luar os coxae di regio glutea adalah sebagai
KULIT BOKONG berikut:
Nn. cutanei (Cambar
.l0-l dan 10-2) berasal dari rami llium, yang merupakan bagian atas os coxae yang
anteriores dan posteriores nervi spinales, sebagai gepeng, mempunyai crista iliaca (Cambar 10-4). Crista
berikut: iliaca ini dapat diraba melalui kulit pada seluruh pan-
jangnya; berakhir di depan pada spina iliaca anterior
1. Kuadran medial'atas dipersarafi oleh rami posteriores superior dan di belakang pada spina iliaca posterior
ketiga nn. lumbales atas dan ketiga nn. sacrale atas. superior. Tuberculum iliaca terletak kira-kira 2 inci ( 5
2. Kuadran lateral atas dipersarafi oleh rami laterales cm) di belakang spina iliaca anterior superior. Di
N. iliohypogastricus (11) dan nn. thoracices Xll bawah spina iliaca anterior superior terdapat penon-
(rami anteriores). jolan, yaitu spina iliaca anterior inferior, dan penon-
3. Kuadran lateral bawah dipersarafi oleh cabang- jolan yang serupa, yaitu spina iliaca posterior inferior
cabang n. cutaneus femoris lateralis (L2 dan 3, rami terletak di bawah spina iliaca posterior superior. Di atas
anteriores). dan belakang acetabulum; ilium memiliki incisura
4. Kuadran medial bawah dipersarafi oleh cabang- yang besar yaitu incisura ischiadica major (Cambar
cabang n. cutaneus femoris posterior (S1, 2, dan 3, 10-3 dan 10-4).
rami anteriores). lschium berbentuk huruf L, mempunyai bagian atas
Kulit di atas os coccygeus, pada dasar celah di yang lebih tebal disebut corpus, dan bagian bawah
antara kedua bokong dipersarafi oleh cabang-cabang yang lebih tipis disebut ramus (Gambar 10-3 dan 10-4).
kecil n. sacralis bagian bawah dan n. coccygeus, Spina ischiadica menonjol dari pinggir posterior
554 BAB 10 Membrum lnterius

rami posterio res ketig a


n. lumbalis bagian atas ramus lateralis n. lhoracicus Xll

cabang-cabang laleralis
rami posleriores ketiga / n. iliohypogaslricus (Ll)
n, sacralis bagian atas
cabang-cabang n. culaneus
femoris lateralis
\

cabang+abang n. cutaneus
femoris poslerior

I
i\ cabang-cabang n. cutaneus
femoris lateralis

N n. cutaneus femoris poslerior

n. cutaneus surae lateralis

cabang+abang n. saphenus

ramus communicantes surae


n. peroneus communis

n. suralis

n. calcaneus medialis

n. planlaris laleralis

n. planlaris medialis

Gambar 10-1. Nerui cutanei permukaan postetior membrum inferius dextrum-


ANATOMI DASAR 555

ramus cutaneus laleltllis ramus femoralis n. genilofemoralis


n. thoracicus Xll

n. ilioinguinalis
n. cutaneus femoris laleralis

n. obluralorius
n. cutaneus femoris intermedius

n. culaneus femoris medialis

plexus patellaris

ramus infrapalellaris
n. saphenus

n. cutaneus surae laleralis

n. saphenus

n. peroneus superticialis

n. peroneus profundus

Gambar 10-2. Nervi cutanei permukaan anterior membrum inlerius dextrum.


5s6 BAB 10 Membrum lnierius

permukaan kasar untuk tempat melekatnya

N
crisla iliaca ligamentum interosseum

spina iliaca poslerior superior

spina iliaca anterior


supenor

KQ'?,,,ffi#
spina iliaca anlerior inferior facies auricularis

spina iliaca poslerior inferior

incisura ischiadica major

spina ischiadica

incisura ischiadica minor

ramus inferior pubis


ramus ischiadica

'\r))NN tuberculum ilium

w
'\\, \
i.ti
acetabulum
garis fusi tulang-tulang

foramen obturalorium

Gambar 10'3. Permukaan medial (A) dan permukaan lateral (B) os coxae dextra. Perhatikan garis fusi antara ketiga tutang: 1pm, ischium,
dan pubis.
ANATOMI DASAR 557

M. gluteus medius
crista iliaca
linea glutea media

tuberculum iliaca
linea glutea posterior
M. gluteus minimus

M. gluteus maximus
M. lensor fasciae lalae

spina iliaca ante rior


superior

ligamenlum inguinale
ligamenlum sacrotuberosum
M. sartorius
spina iliaca posterior
inferior linea glulea inferior
spina iliaca anterior inferior
incisura ischiadica major caput rectum m. reclus femoris
Capsula capul reflexum m. rectus femoris
- fossa acetabulum
spina ischiadica
ligamentum sacrospinosum linea pectinca
ramus superior ossis Pubis
M. gemellus superior
M. peotineus
incisura ischiadica minor
- orisla pubicum
M. gemellus inferior ligamentum inguinale
ligamentum sacrotuberosum luberculum pubicum
M. semimembranosus M. adductor longus
M. semitendinosus corpus ossis pubis
M. biceps femoris
M. adduclor brevis
tuber ischiadicum
ramus inferior pubis
M. quadralus femoris
M. gracilis
M. obturatorius exlernus
M. adduclor magnus
incisura acelabuli
ramus ischium
foramen obturatorium

luar os coxae dextra


Gambar 10-4. Muscuti dan tigamenta yang metekat pada permukaan

ischium dan terletak di antara incisura ischiadica ma- dengan caput femoris yang bentuknya harnpir bulat
jor dan incisura ischiadica minor. Tuber ischiadicum untuk membentuk articulatio coxae (Cambar 10-4 dan
membentuk aspek posterior bagian bawah corpus os 10-5). Pinggir inferior acetabulum mempunyai lekukan
ischium. lncisura ischiadica major dan minor diubah yang disebut incisura acetabuli (Cambar 10-4). Facies
menjadi foramen ischiadicum maior dan minor de- aftiCularis acetabuli berbentuk sepefti tapal kuda dan
ngan adanya ligamentum sacrospinosum dan ligamen- diliputi oleh cartilago hyalin. Dasar acetabulum bukan
tum sacrotuberosum. bagian sendi dan disebut fossa acetabuli (Cambar 10-4)'
Pubis dapat dibagi menjadi corpus, ramus superior Pada posisi anatomi, bagian depan symphisis pubis
dan ramus inferior (Cambar 10-4). Corpus dari kedua dan spina iliaca anterior superior terletak dalam satu
os pubis bersendi satu dengan yang lain di garis te- bidang vertikal yang sama. lni berarti bahwa permu-
ngah anterior symphisis pubis; ramus superior ber- kaan pelvis dari symphisis pubis menghadap ke atas
gibung dengan ilium dan ischium pada acetabulum, dan belakang dan permukaan anterior sacrum menS-
Jun tu*ut inferior bergabung dengan ramus ischia- arah ke depan dan bawah.
dicum di bawah foramen obturatorium. Foramen ob- Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada
turatorium pada orang yang masih hidup diisi oleh permukaan luar os coxae dapat dilihat pada Cambar
membrana obturatoria. (Lihat Bab 6.) Crista pubica 10-4.
membentuk pinggir atas corpus pubicum, dan berakhir
di lateral sebagai tuberculum pubicum (Cambar 10-3 Femur
dan 10-4).
atas, femur bersendi dengan acetabulum
Di sebelah
Pada permukaan luar os coxae terdapat sebuah le-
untuk membentuk a.rticulatio coxae dan di bawah
kukan yang dalam, disebut acetabulum, yang bersendi
558 BAB 10 Membrum lnlerius

M. gluleus mcdius

M. gluteus maximus
M. gluteus minimus

M. lensor fasciae latae

M. sarlorius

M. rectus femoris

M. gemellus superior
M. gluleus medius

M. gemellus inferior
M. obluratorius exlernus
M- semilendinosus
M. quadralus femoris
M. biceps femoris

M. adductor magmus M. gluleus maximus

M. semimembranosus

M. psoas
M. vastus inlermedius
M. iliacus
M. pectineus

M. adductor ma_gnus

M. adductor longus

M. vastus medialis

Gambar 10-5. Musculi yang melekat pada permukaan luar os coxae dextra dan permukaan posterior femur.

dengan tibia dan patella untuk membentuk articulatio kedua trochanter ini di bagian anterior, tempat me-
genus. lekatnya ligamentum iliofemorale, dan dibagian poste-
Ujung atas femur memiliki caput, collum, trochan- rior oleh crista intertrochanterica yang menonjol, pa-
ter major, dan trochanter minor (Cambar 10-6 dan da crista ini terdapat tuberculum quadratum (Cambar
10-7). Caput membentuk kira-kira dua pertiga dari 10-7).
bulatan dan bersendi dengan acetabulum os coxae Corpus femoris permukaan anteriornya licin dan
untuk membehtuk articulaiio coxae (Cambar 1O-5). bulat, sedangkan permukaan posterior mempunyai rigi,
Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut disebut linea aspera (Cambar 10-Z). Pada linea ini
fovea capitis, untuk tempat melekatnya ligamentum melekat otot-otot dan septa intermuscularis. Pinggir-
capitis femoris. Sebagian suplai darah untuk caput pinggir linea melebar ke atas dan bawah. Pinggir me-
femoris dari a. obturatoria dihantarkan melalui liga- dial berlanjut ke distal sebagai crista supracondylaris
mentum ini dan memasuki tulang melalui fovea capitis. medialis yang menuju ke tuberculum adductorum
Collum, yang menghubungkan caput dengan cor- pada condylus medialis (Cambar 10-Z). Pinggir lateral
pus, berjalan ke bawah, belakang, dan lateral serta melanjutkan diri ke distal sebagai crista supracon-
membentuk sudut sekitar 125 derajat (pada perempuan dylaris lateralis. Pada permukaan posterior corpus, di
lebih kecil) dengan sumbu panjang corpus femoris. Be- bawah trochanter major terdapat tuberositas glutea
sarnya sudut ini dapat berubah akibat adanya penyakit. untuk tempat melekatnya m. gluteus maximus. Corpus
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan melebar ke arah ujung distalnya dan membentuk
besar pada taut antara collum dan corpus (Cambar 10-6 daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya,
dan 10-7). Linea intertrochanterica menghubungkan yang disebut facies poplitea (Cambar 10-7).
ANATOMI DASAR 559

m. piriformis

trochanter maior

m. gluteus minimus

lig. iliofemorale capsula art. coxae


lig. pubofemorale
m. vastus lateralis
m. psoas
I inea intertrochanterica trochanter minor

m. vastus medialis

m. vastus intermedius

caPsula art. genus

Gambar 10-6. Muscuti dan ligamenta yang melekat pada permukaan anterior femur dextra'
560 BAB 10 Membrum lnferius

trochanter maior
m. obturator externus

ligamen dari f ovea capitis


m. gluteus medius
lig. ischiofemorale
tuberculum quadratum
kapsula art. coxae
crista i ntertrochanterica
trochanter minor m. quadratus femoris

m. psoas
m. gluteus maximus
m. iliacus
m. adductor magnus
m. pectineus
m. vastus intermedirrs
m. adductor brevis

m. vastus medialis m. vastus latera lis

m. adductor longus

m. biceps femoris (captrt brevis)

crista sup racondylaris lateral is


tempat hiatus m. adductor magnus
facies poplitea
crista supracondytaris medial is

m. gastrocnemius (capu1 mediale) m. plantaris


m. adductor magnus capsula art. genus

tuberculum adductorum \ m. gastrocnemius (caput latelale)


epicondylus medialis eprcondylus laleralis
condylus medialis condVlus lateralis

rncrsura tntercondylaris

Gambar 10-7. Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan posterior femur dextra
ANATOIVI DASAR 561

LJjung bawah femur rnempunyai condyli medialis Foramen lschiadicum Minor


dan lateralis, yang di bagian posterior dipisahkan oleh (lihat Gambar 6-15)
incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus Foramen ini dibentuk oleh incisura ischiadica minor os
bersatu dengan facies articularis patella. Kedua condy- coxae dengan ligamenturn sacrotuberosum dan liga-
li ikut serta dalam pembentukan articulatio genus. Di mentum sacrospinosum. Foramen ini merupakan pintu
atas condyli terdapat epicondylus lateralis dan me- masuk ke perineum dari regio glutea. Pintu ini me-
dialis (Cambar 1O-7). Tuberculum adductorum dilan- mungkinkan saraf dan pembuluh darah yang mening-
yutkan oleh epicondylus medialis. galkan pelvis melalui foramen ischiadicum major yang
Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada terletak di atas dasar panggul masuk ke perineum yang
femur diperlrhatkan pada Cambar 10-6 dan 10-7. terdapat di bawah dasar panggul.
Struktur-struktur berikr,rt ihi berjalan melalui fora-
LIGAMENTA DI REGIO GLUTEA men ini (Cambar 10-10):
Dua ligamenta penting di regio glutea adalah liga- Tendo m. obturatorius internus
mentum sacrotuberosum dan ligamentum sacarospi- Nervus ke m. obturatorius internus
nosum. Fungsi ligamenta ini adalah untuk menstabil- N. pudendus
kan sacrum dan mencegah sacrum'ke rotasi pada arti-
A. dan v. pudenda interna
culatio sacroiliaca oleh gaya berat columna vertebralis.
MUSCULI DI REGIO GLUTEA
Ligamentum Sacrotuberosum M. Gtuteus Maximus (Gambar 10-8)
(Gambar 10-10; lihat juga Gambar 6-1)
M. gluteus maximus adalah otot terbesar di dalam tu-
Ligamentum ini menghubungkan bagian dorsal sacrum buh. Otot ini terletak superficial di regio glutea dan ber-
dengan tuber ischiadicum. peran penting dalam bentuk menonjol bokong.

Ligamentum SacrosPinosum
. Origo: Dari permukaan luar ilium; dari permukaan
(Gambar 10-10; lihat juga Gambar 6-1) posterior sakrum dan os coccygis; dan dari liga-
mentum sacrotuberosum.
Ligamentum ini menghubungkan bagian dorsal sacrum .lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan
dengan spina ischiadica. lateral, dan sebagian besar berinsertio ke dalam trac-
tr,rs iliotibialis; beberapa serabut yang lebih dalam
FORAMINA DI REGIO GLUTEA berinsertio ke dalam tuberositas glutealis femoris.
. Persarafan: N. gluteus inferior.
Dua foramina penting di regio glutea adalah foramen . Fungsi: Otot ini melakukan ekstensi dan exorotasi
ischiadicum major dan foramen ischiadicum minor.
articulatio coxae; dengan perantaraan tractus ilioti-
bialis membantu mempertahankan ekstensi articlt-
Foramen lschiadicum Major latio genus. Otot ini paling sering digunakan sebagai
(lihat Gambar 6-15) ekstensor tubuh terhadap tungkai atas, misalnya
Foramen ini dibentuk oleh incisura ischiadica maior os ketika rnengangkat tubuh dari posisi duduk atau
coxae dengan ligamentum sacrotuberosum dan liga- membungkuk.
mentum sacrospinosum. Foramen ini merupakan pintu Tiga bursae biasanya berhubungan dengan m. glu-
keluar dari pelvis ke regio glutea. teus maximus: (1) di antara tendo insertio dan trochan-
Struktur-struktur berikut keluar dari foramen ini ter major, (2) di anlara tendo insertio dan m. vastus
(Cambar 10-9): lateralis, dan (3) menutupi tuber ischiadicum.

M. piriformis
M. Gluteus Medius (Gambar 10-8 dan 10-9)
N. ischiadicus
N. cutaneus femoris posterior M. gluteus medius adalah otot tebal berbentuk kipas
N. gluteus superior dan n. gluteus inferior dan bagian posteriornya ditutupi oleh m, gluteus
Nervus ke m. obturatorius internus dan m. qua- maximus.
dratus femoris . Origo: Dari permukaan Iuar ilium.
N. pudendus . lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan la-
A. dan v. glutea superior sena a. dan v. glutea infe- teral dan melekat pada permukaan lateral trochanter
rior major.
A. dan v. pudenda interna
o Persarafan: N. glLrteus superior,
562 BAB 10 Membrum ln{erius

fasia profunda

m. gluteus maximus

tractus iliotibialis

m. vastus lateralis

caput longus m. biceps fasia profunda


(fascia lata)

Gambar 1A-8. M. gluteus maxrmus dextra

r Fungsi: Bersama dengan m. gluteus minimus, m. glu- o Persarafan: N. gluteus superior.


teus medius melakukan abductio kuat tungkai atas o Fungsi: Bersama dengan m. gluteus medius, gluteus
pada articulatio coxae. Kerjanya yang paling penting minimus melakukan abductio kuat tungkai atas pada
adAlah pada waktu berjalan atau berlari; ketiga otot articulatio coxae, (Lihat halaman 5BB) Serabut-serabut
berkontraksi dan mempertahankan pelvis pada mem- anterior juga melakukan rotasi tungkai atas ke medial.
brum inferius. Bila kaki pada sisi yang lain diangkat
dan diluruskan ke depan, pelvis dipertahankan pada
M. Tensor Fasciae Latae
posisinya dan tidak turun ke sisi yang tidak disokong.
(Lihat halaman 671.) Serabut-serabut anterior juga (Gambar 10-9, 10-10, dan 10-14)
melakukan rotasi tungkai atas ke media[. . Origo: Pinggir luar crista iliaca di antara spina iliaca
anterior superior dan tuberculum iliaca.
M. Gluteus Minimus (Gambar 10-9) r lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan
belakang dan berinsertio pada tractus iliotibialis.
M. gluteus minimus berbentuk kipas dan terletak di ba-
o Persarafan: N. gluteus superior.
wah m. gluteus medius.
r Fungsi: Otot ini rnengadakan traksi kuat pada tractus
o Origo: Dari permukaan luar ilium. iliotibialis, sehingga membantu m. gluteus maximus
o lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan la- mempertahankan sendi lutut dalam posisi ekstensi.
teral dan melekat pada permukaan anterior trochan- di depan sumbu
Selama tractus iliotibialis terletak
ter major. fleksi articulatio genus, otot ini akan membantu
ANATOMI DASAR 563

crista iliaca
m. gluteus medius
spina iliaca Posterior suPerior

a. glutea superior
I
I

j
I
I ig. sacrotuberale I
l;

m. gluleus minimus
a. glutea superior

dan n. glutea inferior

spina ischiadica
tensor fasciae latae

n. gluteus superior
saraf ke m. obturatorius
I nternus pirif orm is
n. pudendus m. gemellus superior
iig. sacrospinale rn. obturator internus
a. pudenda internus
m. gemellus inferior
coccygis
fossa ischiorectaiis trochanter major

anuS

lemak
+ n. cutaneus
femoris posterior

m. quadratus femoris
m. semimembranosus
m. adductor magnus
m. gracilis
tractus iliotibial;s
saraf ke "hamstring,,

m. adductor magnus n. ischiadicus

m. gluteus maximus

m. biceps femoris
m, semitendinosus

Garnbar 10-g. Struktur-struktur di datam regio gtutea kanan; sebagian besar m. gluteus maximus dan sebagian m gluteus medius
dibuang.

mempertahankan ekstensi lutut. Sering kali bila se- Origo: Dari permukaan anterior vertebra sacralis
seorang berdiri tegak, tarikan ke atas tractus ilioti- kedr-ra, ketiga, dan keempat di dalam pelvis.
bialis merupakan faktor terpenting dalam mem- lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan la-
pertahankan ekstensi lutut; m. quadriceps femoris teral, melalui foramen ischiadicum major dan mele-
mungkin dalam keadaan relaksasi. kat pada pinggir atas trochanter major.
a Persarafan: Rami anteriores nervi sacrales I dan Il
M. piriforrnis (Gambar 10-9) a tungsi: Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio
M. pirifornris sebagian terletak di dalam pelvis, yaitu di coxae.
bagian origonya. Otot ini muncul dari foramen ischia-
dicum major dan masuk ke regio glutea. Posisinya di M. Gemellus Superior (Gambar 10-9)
regio glutea memisahkan a.v. glutea superior dan n.
gluteus superior dengan a.v. glutea inferior dan n. lni adalah sebuah otot kecil.
gluteus inferior (Cambar 10-9).
r Origo: Spina ischiadica.
564 BAB 10 Membrum lnferius

spina iliaca posterior r,jo.l.'or

tll
a. glutea superior
n. gluteus superior
m. gluteus minimus

m, piriformis
lurus r
. . JF caput m. rectus femoris
refleksi
lig. sacrotuberale
n. gluteus inferior
lll
a. glutea inferior
t
m. tensor fasciae latae
spina ischiadica

coccygis m. gemellus superior


m. obturator internus
m, gemellus inferior
lig. sacrospinal

ramus obturatorius internus trochanter maior


a. pudenda in
n. pudendus m. obturator externus

corpus ossis pubis m. quadratus femoris

rarnus quadratus femoris tendo m. iliopsoas

tuberositas ischiadicum
m. adductor magnus

a. circumflexa femoris medialis n. ischiadicus

n. cutaneus femoris posterior

Gambar 10-10. Struktur-struktur profunda regio glutea kanan; m. gluteus maximus dan m. gluteus medius dibuang semuanya

r lnsertio: Melalui tendo m. obturatorius internr-rs (li- o Fungsi: Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio
hat bawah). coxae.
o Persarafan: Saraf ke m. obturatorius internus dari
plexus sacralis.
r M. Obturatorius lnternus
Fungsi: Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio
coxae. M. obturatorius internus berbentuk kipas dan sebagian
terletal< di dalam pelvis pada origonya. Otot ini keluar
M. Gemellus lnferior (Gambar 10-9) dari foramen ischiadicum minordan masuk ke regio glutea,
lni adalah sebuah otot kecil. o Origo: Dari permukaan pelvis membrana obturatoria
o Origo: Pinggir atas tuber ischiadicum, dan tulang di sekitarnya. (Lihat Uab 6.)
r lnsertio: Melalui tendo dari m. obturatorius internus r lnsertio: -lendonya l<elr-rar dari pelvis melalr-ri fora-
(lihat bawah). men ischiadicum minor dan bergabung dengan Mrn.
-fendo
r Persarafan: Saraf ke m. quadratus fernoris dari plexus gemelli superioresis dan inferiores. bersama
sacralis. ini berinsertio pada pinggir atas trochanter major.
ANATOI/I DASAR 565

. Persarafan: Saraf ke m, obturatorius internus dari moris posterior dan m. gluteus maxirnus. n. ischia-
plexus sacralis. dicus meninggalkan regio glutea dengan berjalan di
. Fungsi: Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio sebelah dalam dari caput longum rn. biceps femoris
coxae. dan sampai ke bagian dorsal tungkai atas. (t-ihat ha-
laman 5BZ).
M. Quadratus Femoris (Gambar 10-9 dan 10-10) l(adang-kadang, n. pcrorrcus cotnmLrnis mcnitrg-
galkan n. ischiadicus di pelvis atas, dan munculdi regio
Otot ini berbentuk segiempat. glutea dengan berjalan di atas atau rnelalui m. piri-
o Origo: Dari pinggir lateral tuber ischiadicum. formis.
. lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke Iateral untul< N. ischiadicr-rs biasanya tidal< mempunyai cabang di
berinserlio ke tuberculum quadratum pada crista regio glutea.
nterl rohanterica femoris.
i

r Persarafan: Sebuah cabang dari plexr-rs sacralis.


N. Cutaneus Femoris Posterior
o Fungsi: Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio
coxae. N. cutaneus femoris poste rior aclalah sebr-rah cabang
dari plexus sacralis, masul< ke regio glrrtea melalui
Tabel Musculi di Regio Gluteal bagian bawah foramen ischiadicum major di bawah m.
Mahasiswa yang ingin mengulang kembali musculi ini piriforrnis (Cambar 10-9). Saraf ini berjalan turr-rn di
'1abel 10-1 permukaan posterior n. ischiadicus dan berjalan menu-
dapat mempelajarinya pada .

runi dorsal tungkai atas di bawah fascia profunda. Pada


NERVI DI MEMBRUM INFERIUS fossa poplitea saraf ini rnempersarafi kr-rlit,

Saraf-saraf yang sampai ke rnembrurn inferius mem- Cabang-cabang


punyai fungsi penting berikut ini: (1) persarafan sen-
sorik untuk kulit dan struktur-struktur dalam seperti 1. Rami glutealis ke kulit di atas kr-radran nredial
sendi, (2) persarafan motorik ke otot-otot, (3) saraf bawah bokong (Carnbar 10-1).
vasomotorik simpatis yang mengatur diameter pem- 2. Ramus perinealis ke l<ulit belakang scrotunr atar-t
buluh darah, dan (4) sr-rplai sekretomotorik sirrrpatis ke Iabium majus.
kelenjar keringat. 3, Rami cutanei ke kulit belakang tungl<ai atas dan
Saraf-saraf yang mempersarafi membrltm inferius bagian atas tungkai bawah (Cambar 10-1).
berasal dari plexus lumbalis yang terletak di dalam ab-
domen (lihat Bab 5), dan plexus sacralis yang ierletak di N. Gluteus Superior
dalam plevis (lihat Bab 6). Kedua plexus ini mc-
mungkinkan serabut-serabut saraf yang berasal dari N. gluteus superior, sebrrah cabang dari plexus sacralis,
segmen-segmen yang berbeda diatur dan didistribu- meninggalkan pelvis melalui bagian atas foramen'
sikan secara efisien melalui berbagai truncus saraf ke ischiadicurn major di atas m, piriformis (Cambar 10-9).
berbagai bagian membrum inferius. Saraf ini berjalan ke depan di antara m. gluteus medius
dan minimus, mempersarafi kedua otot ini, dan ber-
NERVI DI REGIO GLUTEA akhir dengan mempersarafi m. tensor fasciae latae.

N. lschiadicus N. Gluteus lnferior


N. ischiadicus, adalah sebuah cabang dari plexus sa-
N. gluteus inferior, sebuah cabang dari plexus sacralis,
cralis (L4 dan 5; 51 ,2, dan 3), muncul dari plevis me-
meninggalkan pelvis melalui bagian bawah foramen
lalui bagian bawah foramen ischiadicum major
(Cambar 10-9 dan 10-1 0). Saraf ini tnerupakan saraf ischiadicurr major di bawah m. piriforrnis (Cambar
yang terbesar di dalam tubuh dan terdiri atas n. tibialis
10-9 dan 10-10). Saraf ini rnempersarafi m. gluteus
maximus.
dan n. peroneus communis yang digabung menjadi
satu oleh fascia (Cambar 10-73 dan 10-75). Saraf ini
muncul dari bawah M. piriformis dan melengkr-rng ke Nervus untuk M. Quadratus Femoris
bawah dan lateral, i<emudian terletak berturut-turut
pada akar spina ischiadica, M. gemellus superior, m. Merr-rpakan cabang plexr-rs sacralis yang menuju ke m.
q uad ratus femori s, rnen i nggal kan pelvis rnelal r-r i bagian
obturatorius internus, m. gemellus inferior, dan m. qua-
dratus femoris untuk mencapai bagian belakang m. bawah foramen ischiadicum major (Carnbar 10-10).
adductor magnus (Cambar 10-9). Di sebelah posterior Berakhir dengan mempersarafi m. quadratlrs fernoris
n. ischiadicus berhubungan dengan n, cutaneus fe- dan m. gemellus inferior.
s66 BAB 10 Membrum lnferius

Tabel 10-1. Musculi di Regio Glutea

Nama Otot :,, Oiigo lnSertio Persarafan Akar Saraf * Fungsi


M, gluteus maxi, Permukaan luar Tractus iliotibialis N; gluteus in- L5; 51, 52 Ekstensi dan rotasi
mus ilium, sacrum, I dan.tuberositas ferioi lateral articulatio
' CocCygis,liga' gluteae femoris coxae; melalui
": ,,mentum Sacro- tractus iliotibialls
tuberosum otot'ini mengeks-
:: tensikan articula-
tio genus.
M. gluteus me- Permukaah luar Permukaan lateral N. gluteus su- L5, 51 Abduksi paha pada
dius ilium ' trochanter major perior articulatio coxae,
femoris mengangkat
pelvis waktu
berjalan sehing-
ga memungkin-
kan kaki yang
lainnya terang-
kat dari tanah.
M, gfuteus mini- Permukaan luar Permukaan anterioi N. gluteus su- L5, 51 Abduksi paha pada
mus :: ilium trochanter major perror articulatio coxae,
femoris mengangkat pel-
vis waktu ber-
jalan sehingga
memungkinkan
kaki yang lalnnya
terangkat dari
tanah.
M, tensor:fasciae Crista iliaca Tractus iliotibialis N. gluteus Su- L4 L5 Membantu m. glu.
latae : ::
perioi teus maximus
mengekstensikan
, :adiculatio genus
M; pirifoimis,, Permukaan ante- Pinggir atas tro:, Nn. sacrales I L5, 51; 52 Rotasi lateral tung-
rior sacrum : 'chanter major o"nll kai atas pada arti-
.
femoris culatio coxae
M. obturatorius, ' Permukaan dalam,:, Pinggil atas.tro- , , PIeius sabra- L5 S1 Rotasi lateral tung-
, interhus , :
membr-.ana obtu- : chanter major lis :
kai'atas pada ar-
,: ':: raloiia femoris ticulatio coxae
M; gemeflus su-, Spiha ischiadica ,:
Pinggir atas tro- Plexus sacra- 15, 51 Rotasi lateral tung-
Penor
' ,,' ::, chanter major lis kai atas pada ar-
'
femoris ,
ticulatio coxae
M. $emellus infe: Tuber isihiadicum Pinggir atas tro. Ffexus sacra. 15, S1 Rotasi lateral tung-
rior .,, ,
'Chanter
major lit r'kai atas pada ar:
. l: ' ::: :. femoriS ticulatio coxae
M, QuaOratus,te-'' Fin$$ir lateraltuber Tubeibulum dua. Plexus sacra- L5, S1 Rotasi lateral tung;
:,,, mofis r i ischiadicum ',:',dratum femoris ' Iis kai atas pada ar-
tiCulatio coxae
*
Akaq saraf yang utama dicetak dengan,h'uruf tebal.

N. Pudendus dan Nervus ke dica bersama a. pudenda interna dan segera masuk
M. Obturatorius lnternus kembali ke pelvis melalui foramen ischiadicum minor;
kemudian terletak di fossa ischiorectalis. (Lihat Bab B.)
Cabang-cabang plexus brachialis ini meninggalkan N. pudendus mempersarafi struktur-struktur di dalam
pelvis melalui bagian bawah foramen ischiadicum perineum. Nervus ke m. obturatorius internus mem-
major, di bawah m. piriformis (Cambar 10-9 dan persarafi m. obturatorius internus pada permukaan
10-10). Cabang-cabang ini menyilang spina ischia- pelvisnya.
ANATOMI DASAR 567

ARTERIAE DI REGIO GLUTEA Ramus genitalis mempersarafi m. cremaster. (Lihat Bab


s.)
A. Glutea Superior
N. ilioinguinalis, sebuah cabang plexus lumbalis
A. glutea superior yang merupakan sebuah cabang dari (11), masuk tungkai atas melalui anulus inguinalis
a. iliaca interna, memasuki regio glutea melalui bagian super{icialis (Cambar 10-2), Saraf ini tersebar di kulit
atas foramen ischiadicum major, di atas m. piriformis pangkal penis dan bagian-bagian scrotum yang ber-
(Cambar 10-9 dan 10-10). Saraf ini terbagi atas be- dekatan (atau pangkal clitoris dan bagian labium
berapa cabang yang didistribusikan ke seluruh regio majus yang berdekatan pada perempuan) dan ke
glutea. bagian kecil kulit di bawah bagian medial ligamentum
inguinale.
A. Glutea lnferior N. cutaneus femoris medialis, cabang n. femoralis,
mempersarafi aspek medial tungkai atas dan bergabung
A. glutea inferior yang merupakan sebuah cabang dari dengan plexus patellaris (Cambar 10-2).
a. iliaca interna, masuk regio glutea melalui bagian N. cutaneus femoris intermedius, cabang n. femo-
bawah foramen ischiadicum major, di bawah m. piri- ralis, terbagi atas dua cabang yang mempersarafi kulit
formis (Cambar 10-9 dan 10-10). Saraf ini terbagi atas aspek anterior tungkai atas dan bergabung de- ngan
beberapa cabang yang didistribusikan ke seluruh regio plexus patellaris (Cambar 10-2).
gl utea. Cabang-cabang dari divisi anterior n. obturatorius
mempersarafi berbagai daerah kulit tungkai atas bagian
Anastomosis Trochanterica medial (Cambar 10-2).
Plexus patellaris terletak di depan lutut dan diben-
Anastomosis trochanterica memberikan suplai darah
tuk oleh rami terminalis n. cutaneus femoris lateralis, n.
utama untuk caput femoris. Aa.nutriciae berjalan se-
cutaneus femoris medialis, n. cutaneus femoris inter-
panjang collum femoris di bawah capsula (Cambar
medius, dan ramus infrapatellaris n. saphenus (Cambar
10-24). Arteriae berikut ini ikut serta dalam anastomo-
1 0-2).
sis: (1) a, glutea superior, (2) A. glutea inferior, (3) a.
circumflexa femoris medialis, dan (4) a. circumflexa
Venae Superficiales
femoris lateralis.
Vena-vena superficialis tungkai bawah adalah v. sa-
Anastomosis Gruciata phena magna dan v. saphena parva berserta cabang-
cabangnya (Cambar 10-1 1). Venae ini penting di dalam
Anastomosis cruciata terletak setinggi trochanter minor klin is.
femoris, dan bersama dengan anastomosis trochan- V. saphena magna mendrainase ujung medial arcus
terica mengadakan hubungan antara a. iliaca interna venosus dorsalis pedis dan berjalan ke atas tepat di
dan a. femoralis. Arteria-arteria berikut ini ikut serta da- depan malleolus medialis (Cambar 10-11). Kemudian
lam anastomosis: (/) A. glutea inferior, (2) a. circum- vena berjalan bersama-sama dengan n. saphenus ke
flexa femoris medialis, dan (3) a. circumflexa femoris atas, di dalam fascia superficialis ke sisi medial tungkai
lateralis, dan (4) a. perforans l, sebuah cabang dari a. bawah. Vena ini berjalan di bel,akang lutut dan
profunda femoris. melengkung ke depan di sekitar sisi medial tungkai
atas. Vena ini menembus fascia profunda di bagian
Aspek Depan dan Medial Tl,rngkai Atas bawah hiatus saphenus untuk bermuara ke v. femoralis
kira-kira llinci (4 cm) di bawah dan lateral terhadap
KULIT PAHA tuberculum pubicum (Cambar 10-1 1 dan 10-12).
V. saphena magna mempunyai banyak katup dan
Nn. Cutanei
berhubungan dengan v. saphena parva melalui satu
N. cutaneus femoris lateralis, sebuah cabang dari atau dua cabang yang berjalan di belakang lutut.
plexus lumbalis (12 dan 3), masuk tungkai atas di Sejumlah venae perforantes menghubungkan v. sa-
belakang ujung lateral Iigamentum inguinale (Cambar phena magna dengan venae profundae sepanjang sisi
10-2). Setelah bercabang dua menjadi ramus anterior medial betis (Gambar 10-'l 1).
dan ramus posterior, saraf ini mempersarafi kulit aspek Pada hiatus saphenus di fascia profunda, umumnya
lateral tungkai atas dan lutut, serta kulit bokong v. saphena magna menerima tiga cabang dengan
kuadran lateral bawah (Cambar 10-1). ukuran dan susunan yang bervariasi (Cambar 10-1 1

Ramus femoralis n. genitofemoralis, sebuah ca- dan 'l 0-1 2): (1) v. circumflexa ilium superficialis, (2) v.
bang dari plexus lumbalis (11 dan 2), masuk tungkai epigastrica superficialis, dan (3) v. pudenda externa
atas di belakang pertengahan ligamentum inguinale superficialis. Venae ini bersesuaian dengan ketiga
dan mempersarafi sebagian kecil kulit (Gambar 10-2). cabang a. femoralis yang terdapat di regio ini
568 BAB 10 Membrum lnferius

v. circumflexa ilium superficialis

v. epigastrica superf icialis


hiatus saphenus
v. femoralis tubercul um pubicum

a. f emoralis
I pudenda externa superf icialis
v. saphena magna

v. accessoria \- V. saphena magna

I
I
poplitea

v. perforans

malleolus lateralis

v. saphena
fascia profunda
venae comitantes
arcus venosus dorsalis
"Pompa vena"

Gambar 10-11. Venae superliciales membrum inferius dextrum. Perhatikan pentingnya venae peiorantes berkatup dalam "pompa vena"
ANATOMI DASAF 569

ligamentum inguinale
fascia profunda dari Pana
(fascia lata)

seiubung femoralis

. f emoralis

a. femoralis

hiatus saPhenus

margo falcifopmis

A
saphena magna

perlekatan lapisan membran suav. circumflexa ilium superficialis


dari fascia superf icial is lig. inguinale

kelompok horizontal av. epiqastrica superf icialis


lymphonodi inguinales
superficiales

t/

,I av. oudenda externa sunerficialis

l'l
a. femoralis v. saphena magna

\
B kelompok vertikal lymphonodi superf ic iales

clan nodi lymphoidei superticiales di atas trigonum femorale dextra Perhatikan


hiatus saphenus pada
Gambar 10-12. A, B. Venae arteriae
dengan selubung femoralis. perhatikan pula garis perlekatan lapisan membranosa fascia supeiicialis
fascia profunda dan hubungannya
dengan fascia profunda, tebih kurang satu iari distal dari ligamentum inguinale.
570 BAB 10 Membrum lnferius

Sebuah vena tambahan, dikenal sebagai v. accesso- Lapisan lemak dari fascia superficialis pada din-
ria, biasanya bergabung dengan vena utama kira-kira di ding anterior abdomen meluas sampai ke tungkai atas
pertengahan tungkai atas atau lebih ke atas pada hiatus dan meluas ke distal tanpa terputus (Cambar 10-16).
saphen us.
V. saphena parva dijelaskan pada halaman 609. FASCTA PROFUNDA PAHA (FASC|A LATA)
Fascia profunda melapisi tungkai atas seperti kaki ce-
Nodi Lymphoidei lnguinales Iana (Cambar 10-1 3) dan pinggir atasnya melekat pada
Nodi lymphoidei inguinales dapat dibagi dalam kelom- pelvis serta ligamentum inguinale. Pada aspek late-
pok superficial dan kelompok profunda. ralnya, fascia ini menebal membentuk tractus ilio-
tibialis (Gambar 10-1 3 dan 10-14), yang di atas melekat
pada tuberculum iliacum dan di bawah pada condylus
Nodi Lymphoidei lnguinales Superficiales
lateralis tibiae. l-ractus iliotibialis merupakan insertio
Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam fascia superfi- dari m. tensor fasciae latae dan bagian besar m. gluteus
cialis di bawah ligamentum inguinale dan dapat dibagi maximus. (Lihat halaman 561 dan 562). Di regio
menjadi kelompok horizontal dan kelompok vertikal glutea, fascia profunda membentuk selubung yang
(Cambar 10-12 dan 1O-22), membungkus m. tensor fasciae latae dan m. gluteus
Kelompok horizontal terletak tepat di bawah dan maximus.
sejajar terhadap ligamentum inguinale (Cambar 10--l2 Hiatus saphenus merupakan celah pada fascia pro-
dan 10-22). Bagian medial dari kelompok ini menerima funda di depan tungkai atas tepat di bawah ligamentum
pembuluh-pembuluh limfe superfisialis dari dinding inguinale. Lubang ini dilalui oleh v. saphena magna,
anterior abdomen di bawah umbilicus dan dari peri- beberapa cabang kecil a. femoralis, dan pembuluh
neum (Cambar 1O-22). Pembuluh-pembuluh limfe dari limfe (Cambar 10-12). Hiatus saphenus terletak kira-
urethra, genitalia externa pada laki-laki dan perempuan kira 1j inci (4 cm) di bawah dan lateral tuberculum
(kecuali testes), dan separuh bagian distal canalis analis pubicum. Margo falciformis adalah pinggir lateral
dialirkan melaluijalur ini. Bagian lateraldari kelompok bawah lubang ini, yang terletak anterior terhadap a. v.
ini menerima pembuluh-pembuluh limfe super-fisialis femoralis (Cambar 10-12). Pinggir dari Iubang ini ke-
dari bokong di bawah crista iliaca (Gambar 10-22). mudian melengkung ke atas dan medial, dan kemudian
Kelompok vertikal terletak sepanjang bagian termi- ke lateral di belakang a. v. femoralis, untuk melekat pa-
nal v. saphena magna dan menampung sebagian besar da linea pectinea ramus superior ossis pubis.
pembuluh-pembuluh limfe superfisialis dari membrum Hiatus saphenus diisi oleh jaringan ikat longgar
inferius (Cambar 10-12 dan 10-22). yang disebut fascia cribrosa.
Pembuluh-pembuluh Iimfe eferen dari nodi lym-
phoidei inguinales superficiales berjalan melalui hiatus
RUANG FASCIA TUNGKAI ATAS
saphenus pada fascia profunda dan bergabung dengan
nodi inguinales profundi. Tiga septae fasciae berjalan dari permukaan dalam se-
lubung fascia profunda tungkai atas menuju ke Iinea
Nodi lnguinales Profundi aspera femoris (Cambar 10-13). Dengan cara ini tung-
kai atas dibagi atas tiga ruang, masing-masing ruang
Terletak di bawah fascia profunda dan terletak sepan-
mempunyai musculi, nervi, dan arteriae tersendiri.
jang sisi medial v. femoralis (gambar 10-16); pem-
Ruang itu terletak di anterior, medial, dan posterior.
buluh-pembuluh eferen dari nodi ini memasuki abdo-
men dengan berjalan melalui canalis femoralis menuju
ke nodi lymphoidei di sepanjang a. iliaca externa. ISI RUANG FASCIA ANTERIOF TUNGKAIATAS
(Lihat Cambar 5-49.) o Otot: M. sartorius, m. iliacus, m. psoas, m. pecti-
neus, dan m. quadriceps femoris,
FASCIA SUPERFICIALIS PAHA r Pendarahan: A. femoralis.
Lapisan membranosa dari fascia superficialis dinding r Persarafan: N. femoralis.
anterior abdomen meluas sampai ke paha dan melekat
pada fascia profunda (fascia lata) kira-kira satu jari di Otdt-otot Ruang Fascia Anterior Tungkai Atas
bawah ligamentum inguinale (Cambar 10-12 dan
M. Sartorius (Gambar 10-14)
10-16). Pentingnya kenyataan ini sehubungan dengan
ekstravasasi urine setelah ruptura urethrae telah M. sartorius adalah otot berbentuk pita sempit yang me-
dijelaskan secara rinci pada Bab 4. nutupi a. femoralis pada seperliga tengah tungkai atas.
ANATOMI DASAR 571

m. rectus f emoris
m vastus latelalis
fascia proiunda
m. vastus intermedius

vastus medialis

ramus vastus med ialis


a pro{unda fenroris
n. saphenus
v. femoralis
a. femoralis tractus iliotibialis
m. sartorius

v. saphena magna n isch iad icu s

m. adductor longus

qraci I is rn biceDs femoris

adductor magnus
m. semitendinosus

m. semimembranosus n. cutaneus femoris posterior

Gambar 10-13. Potongan melintang melalui perlengahan tungkai atas kanan, dilihat dari atas

r Origo: Dari spina iliaca anterior superior M. psoas (Gambar 10-14, 10-16, dan 10-17)
r lnsertio: Serabut-serabut otot berjalan ke bawah dan
M. psoas merupakan otot panjang fusiformis yang ber-
medial serta melekat pada bagian atas permukaan asal dari dalam abdomen dan turr-rn ke tungkai atas.
medial corpus tibiae.
r Persarafan: N. femoralis. . Origo: Dari pangkal processus transversus, sisi cor-
r Fungsi: Fleksi, abduksi, dan rotasi Iateral tungkai atas pus vertebrae, dan discus intervertebralis dari verte-
pada articulatio coxae. Fleksi dan rotasi medial bra thoracica XII sampai vertebra lumbalis V.
tungkai bawah pada articulatio genus. o lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan
lateral dan meninggalkan abdomen, kemudian ma-
M. lliacus (Gambar 10-14, 10-16, dan 10-17) suk ke tungkai atas dengan berjalan di belakang liga-
mentum inguinale. Tendo m. iliopsoas melekat pada
r Origo: Otot berbentuk kipas ini berasal dari fossa trochanter minor femoris. Sebuah bursa terdapat di
iliaca di dalam abdomen. (Lihat Bab 4.)
antara tendo dan articulatio coxae dan dapat berhu-
o lnsertio: Serabut-serabut berkonvergensi dan berga-
bungan dengan sendi.
bung dengan tendo dari m. psoas untuk membentuk r Persarafan: Cabang-cabang dari plexus lumbalis.
m. iliopsoas (lihat bawah). r Fungsi: M. iliopsoas melakukan fleksi tungkai atas
o Persarafan: Sebuah cabang n. femoralis di dalam abdomen.
terhadap batang tubuh pada articulatio coxae; atau
r Fungsi: M. iliopsoas melakukan fleksi tungkai atas jika tungkai atas difiksasi, otot ini melakukan fleksi
terhadap batang badan pada articulatio coxae; atau batang badan terhadap tungkai atas.
jika tungkai atas difiksasi, otot ini melakukan fleksi
Selubung fascia yang membungkus otot dijelaskan
batang badan terhadap tungkai atas; otot ini juga pada Bab 4,
melakukan rotasi medial tungkai atas.
572 BAB 10 Membrum lnferius

sprna ilraca anter'or superlor m. il iacus

m. psoas
n. cu taneus femoris lateralis a. femoralis
m. sartorius v. femoralis
selubung femoral
n. femoralis canalis femoralis
lig. inguinale
a. circumflexa tuberculum pubicum
femoris lateralis
a. pudenda externa profunda
a. prof unda f emoris
funiculus spermaticus
tensor fasciae latae m. pectineus

a. circumtlexa cutaneus femoris medialis


femoris medialis
m. adductor longus
n cutdneus {emoris intermedius m. adductor magnus

m. gracilis

ramus vastus medialis

m. vastus intermedius

m. vastus lateralis a. f emoralis

m. vastus medialis
batang femur
n. saphenus
tractus il iotibial is

m. rectus f emoris

ligamentum patellae

n. saphenus

Gambar 10-14. Trigonum femorale dan canalis adductorius (subsartorius) membrum inferius dextra

M. Pectineus (Gambar 10-14 dan 10-16) r Fungsi: Fleksi dan adduksi tungkai atas pada articu-
latio coxae.
a Origo: Dari ramus superior ossis pubis.
a lnsertio: Serabut-serabut otot berjalan ke bawah, M. Quadriceps Femoris
belakang, dan lateral dan melekat pada ujung atas M. quadriceps femoris terdiri atas empat bagian: m.
linea aspera tepat di bawah trochanter minor. rectus femoris, m. vastus lateralis, m. vastus medialis,
Persarafan: N. femoralis. (Kadang-kadang otot ini dan m, vastus intermedius. Otot-otot ini rnempunyai
menerima cabang dari n. obturatorius.) tendo insertio bersama pada pinggir atas, lateral, dan
ANATOMI DASAR 573

M. rectus femoris

M. vastus
medialis

M. vastus lateralis

condylus femoris
lateralis yang besar

retinaculum

ligamentum patellae
\,r'

tuberositas tibiae

m. vastus lateralis ke lateral dan ke atas yang kuat pada


Gambar 10-15. Mekanisme quadriceps femoris. Tarikan m. rectus femoris dan
horizontat pating bawah m. vastus medialis dan condylus femoris lateratis yang besar, yang menoniol ke
patella dilawan oteh serabut otot
depan.

medial patella dan kemudian melalui Iigamentum pa- serabut tendo bergabung dengan simpai articulatio
tellae, otot-otot ini berinsertio pada tuberositas tibiae. genus dan memPerkuatnYa.
r Persarafan: N. femoralis,
M. Rectus Femoris (Gambar 10-14 dan 10-15) . Fungsi: Lihat Fungsi M. Quadriceps Femoris (Meka-
r Origo: Caput rectus dari spina iliaca anterior inferior nisme QuadricePs)
dan caput reflexum dari ilium di atas acetabulum.
o Insertio: Kedua capitis bersatu di depan articulatio M. Vastus Medialis (Gambar 10-14 dan 10-15)
coxae, dan otot bipennatus ini berinsertio pada o Origo: Dari linea intertrochanterica dan linea aspera
tendo dari m. quadriceps femoris juga pada patella. femoris.
r Persarafan: N. femoralis.
o lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan de-
r Fungsi: Lihat Fungsi M. Quadriceps Femoris (Meka- pan untuk berinserlio melalui tendo dari m' quadri-
nisme Quadriceps) ceps femoris dan juga pada patella. Sebagian dari
seiabut tendo bergabung dengan simpai aiticulatio
M. Vastus Lateralis (Gambar 10-14 dan 10-15) genus dan memperkuatnya. Serabut otot yang paling
. Origo: Dari linea intertrochanterica, basis trochanter 6awah berjalan hampir horizontal untuk mencegah
major, dan linea aspera femoris. patella tertarik ke lateral pada saat kontraksi m qua-
r lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan de- driceps femoris.
pan untuk berinsertio melalui tendo dari m' quadri- o Persarafan: N, femoralis,
ceps femoris dan juga pada patella. Sebagian dari
574 BAB 10 Membrum lnlerius

r Fungsi: Lihat Fungsi M. Quadriceps Femoris (Meka- buluh limfe, pada saat meninggalkan tungkai atas, dipi-
nisme Quadriceps) sahkan dari v. femoralis oleh septum fibrosum dan me-
nempati ruang paling banyak medial (Cambar 10-16),
M. Vastus lntermedius (Gambar 10-14)
r Canalis femoralis adalah istilah yang digunakan
O.rigo: Dari permukaan anterior dan lateral corpus
untuk menyebut ruang kecildi sisi medial, tempat pem-
femoris.
r buluh-pembuluh limfe (Cambar 10-16). Panjangnya
lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan ber-
gabung dengan aspek dalam tendo dari m. quadri-
lebih kurang Vz inci (1,3 cm), dan lubang atasnya di-
sebut annulus femoralis. Septum femoralis, yang meru-
ceps femoris.
pakan kondensasi jaringan ekstraperitoneal, menutup
M. articularis genu adalah sebagian kecil dari m. annulus ini. Canalis femoralis berisi: (/) jaringan ikat
vastus intermedius yang berinsertio pada bagian atas berlemak, (2) semua pembuluh limfe eferen dari nodi
membrana sinovial dari articulatio genus. Otot ini ber- lymphoidei inguinales profundi, dan (3) salah satu dari
fungsi menarik membrana sinovial ke arah superior nodi lymphoidei inguinales profundi.
selama ekstensi articulatio genus. Vagina femoralis menempel pada dinding pem-
r Persarafan: N. femoralis. buluh darah dan ke distal berbaur dengan tunica ad-
. Fungsi: Lihat Fungsi M. Quadriceps Femoris (Meka- ventitia pembuluh ini. Bagian selubung femoralis yang
nisme Quadriceps) membentuk canalis femoralis di bagian medial, tidak
menempel pada dinding pembuluh limfe kecil; bagian
Fungsi M. Quadriceps Femoris (Mekanisme eua- ini merupakan bagian yang cenderung lemah pada ab-
driceps) M. quadriceps,femoris terdiri atas m. rectus domen. Penonjolan peritoneum dapat dipaksa turun ke
femoris, m. vastus intermedius, m. vastus lateralis, dan canalis femoralis dengan mendorong septum femo-
m. vastus medialis yang berinsertio pada patella dan ralis di depannya. Keadaan seperti ini dikenal sebagai
melalui ligamentum patellae melekat pada tuberositas hernia femoralis dan diuraikan pada halaman 676.
tibiae (Gambar 10-,l5). Secara bersama-sama otot-otot Ujung atas canalis, atau annulus femoralis (gambar
ini merupakan extensor kuat pada articulatio genus. 10-1 6), mempunyai batas-batas yang pentlng: di ante-
Sebagian dari serabut tendo m. vastus lateralis dan m. rior dengan ligamentum inguinale; di posterior dengan
vastus medialis membentuk pita-pita, atau retinacula, ramus superior ossis pubis; di medial dengan Iigamen-
yang bergabung dengan simpai arliculatio genus dan tum lacunare, dan di lateral dengan v. femoralis.
memperkuatnya. Serabut-serabut otot paling bawah m. Ujung bawah canalis biasanya tertutup oleh perle-
vastus medialis berjalan hampir horizontal dan men- katan dinding medial tunica adventitia v. femoralis.
cegah patella tertarik ke lateral selama kontraksi m. Canalis ini terletak dekat dengan hiatus saphenus pada
quadriceps. Tonus m. quadriceps femoris sangat mem- fascia profunda paha (Cambar 10-12).
perkuat articulatio genus.
M. rectus femoris juga melakukan fleksi articulatio
Pendarahan Ruang Fascia Anterior Paha
coxae.
Arleria Femoralis
Tabel Otot-otot Ruang Fascia Anterior Tungkai Atas A. femoralis sampai di tungkai atas dengan berjalan di
Mahasiswa yang ingin mengulang kembali otot-otot ini belakang ligamentum inguinale, sebagai lanjutan dari
dapat mempelajarinya pada Tabel 10-2. a. iliaca externa (gambar 10-14 dan 10-18). Di sini, ar-
teria terletak di pertengahan antara spina iliaca anterior
superior dan symphysis pubis. A. femoralis merupakan
Vagina Femoralis
pembuluh nadi utama r-rntuk membrum inferius. Arte-
Selubung femoralis (Cambar 10-12, 1O-14, 10-1 6, dan ria ini berjalan ke bawah hampir vertikal ke arah tuber-
10-12) adalah penonjolan fascia pembungkus dinding culum adductorium femoris, dan berakhir di lubang
abdomen ke arah bawah ke dalam tungkai atas. (Lihat pada m. adductor magnus (hiatus adductorius) dengan
Bab 4.) Dinding anteriornya berlanjut ke atas sebagai memasuki spatium poplitea sebagai a. poplitea (Cam-
fascia transversa, dan dinding posterior sebagai fascia bar 10-17).
iliaca. Vagina ini membungkus a. dan v. femoralis serta
pembuluh limfe sampai kira-kira 1 inci (2,5 cm) di Batas-batas
bawah ligamentum inguinale. A. femoralis terletak di
ruang lateral vagina pada saat memasuki tungkai atas r Anterior: Pada bagian atas perjalanannya, a. femo-
di bawah ligamentum inguinale. V. femoralis pada saat ralis terletak superficial dan ditutupi oleh kulit dan
meninggalkan tungkai atas, terletak di sisi medialnya, fascia. Pada bagian bawah perjalanannya, a. femo-
dipisahkan oleh septum fibrosum, sehingga dengan ralis berjalan di belakang m. sartorius (Cambar
demikian terletak di ruang intermedia. Pembuluh-pem- 10-14).
ANATOMI DASAF 575

Tabel 10-2. Otot-Otot Ruang Fascia Anterior Tungkai Atas

Nama otot Origo lnsertio Persarafan Asal saraf * Fungsi

M. sartorius Spina iliaca ante- Permukaan medial N. femoralis L2, L3 Fleksi, abduksi, rotasi la-
rior superior atas dari corpus teral tungkai atas Pada
tibiae articulatio coxae; f leksi
dan rotasi medial tung-
kai bawah pada articu-
latio genus
M. lliacus Fossa iliaca os Bersama dengan N. femoralis L2, L3 Fleksi tungkai atas terha-
coxae m. psoas ke dap batang tubuh; jika
lrochanter minor tungkai atas difiksasi,
femoris otot ini melakukan
fleksi truncus (batang
badan) terhadap tung-
kai atas seperti gerakan
duduk dari posisi ber-
baring.
M. Psoas Processus trans- Bersama dengan M. Plexus lumbalis L1 , L2, L3 Fleksi tungkai atas terha-
versa, corpora, iliacus ke trochan- dap batang tubuh; jika
dan disci inter- ter minor femoris tungkai atas difiksasi,
verlebrales dari otot ini melakukan
verlebra fleksi truncus (batang
thoraciCae Xll badan) terhadaP tung-
dan vertebrae kai atas sepefii gerak-
lumbales I-V an duduk dari Posisi
berbaring.
M. Pectineus Ramus suPerior Ujung atas linea as- N. femoralis L2, L3 Fleksi dan adductio tung-
ossis publs pera dari corpus kai atas pada articulatio
femoris coxae
M, Quadriceps
femoris
M. Rectus fe- Caput rectus: spi- Melalui tendo n. qua- N. femoralis L2,L3,L4 Ekstensi tungkai bawah
mons na iliaca anterior dilceps femoris ke pada articulatio genus;
inferior patella, kemudian fleksi tungkai atas Pa-
Caput reflexum: melalui ligamentum da articulatio coxae
ilium cranial dari patellae ke tubero-
acetabulum sitas tibiae.
M. vastus Ujung atas femur Melalui tendo dari N. femoralis 12, L3, L4 Ekstensi tungkai bawah
lateralis dan corpus m; quadriceps pada articulatio genus
femoris femoris ke patella,
kbmudian melalui
Iigamentum
patellae ke tubero.
sitas tibiae.
M. vastus Ujung atas femur Melalui tendodari N. femoralis L2, L3, L4 Ekstensi tungkai bawah
medialis dan corpus , m. quadriceps pada articulatio genus;
femoris femoris ke patella, menstabilkan Patella
kemudian melalui
ligamentum patellae
ke tuberositas tibiae.
M. vastus in- Permlrkaan ante- Melalui tendo dari N. femoralis l_2, L3, L4 Ekstensi tungkai bawah
termedius rior dan lateral m. quadriceps pada articulatio genus;
dari corpus femoris ke patella, articularis genu mena-
femoris kemudian melalui rik membrana sYnovial
ligamentum
patellae ke tubero.
sitas tibiae.

"Asal saral yang utama dicetak dengan huru{ tebal.


576 BAB 10 Membrum lnferius

Posterior: A. femoralis terletak di atas m. psoas, yang Cabang-cabang


memisahkannya dari articulatio coxae, m. pectineus,
dan m. adductor longus (Gambar 10-14). V, femoralis 1. A. circumflexa ilium superficialis adalah sebuah
terletak di antara a. femoralis dan m. adductor longus. cabang kecil yang berjalan ke atas ke regio spina
Medial: Berbatas dengan v. femoralis pada bagian iliaca anterior superior (Cambar 10-12),
atas perjalanannya (Cambar 1 0-1 4). 2. A. epigastrica superficialis adalah sebuah cabang
Lateral: N. femoralis dan cabang-cabangnya (Cam- kecil yang menyilang ligamentum inguinale dan
bar 10-14). berjalan ke regio umbilicus (Cambar 10-12).

ligamentum inguinalb-
canalis fernoralis
_.. - ,: te,ibraiis \-,
tuberculum pubicum
pembuluh Iimfe
m. pectineus

n. femoralis

transversal is

tra nsversus
lemak ekstraperitoneal

obl iquus i nter

m. obliquus externus

f emoralis

lis f emoralis
lig. inguinale
lapis membranosa
;L--1-
laois adiPosa fascia il iaca
fascia superficialis

pubis
pembuiuh limfe canalis f emoralis
fascia p
lymphonodus

Gambar 10-16. Vagina femoralis kanan dan isinya.


ANATOMI DASAR 577

3. A. pudenda externa superficialis (Cambar 10-12) ralis kira-kira 1j inci (4 cm) di bawah ligamentum
adalah sebuah cabang kecil yang berjalan ke medial inguinale (Gambar 10-14 dan 10-18). Arteria ini
untuk mempersarafi kulit scrotum (atau labium majus). berjalan ke medial di belakang a. femoralis dan
A. pudenda externa profunda (Cambar 10-14) masuk ke dalam ruang medial fascia tungkai bawah
(Cambar 10-1 7 dan 10-19). Arteria ini beral<hir
berjalan ke medial dan mempersarafi kulit scrotum
( atau labium majus). sebagai a. perforans lV. Pada pangkalnya, arteria
5. A. profunda femoris adalah sebuah cabang besar
ini mempercabangkan a. circumf lexa femoris
dan penting yang muncul dari sisi lateral a. femo- medialis dan a. circumflexa femoris lateralis dan

n. femoralis

m. psoas

av. femoralis

m. iliacus anulus fernoralis


liq. lacunare
selubung femoral
m. pectineus

divisi anterior
L- n. obturatorius
m. obturator externus I

divisi posterior

m. adductor brevis

a. prof unda femoris


m. adductor magnus

m. adductor longus

aa. perforantes

a. femoralis

v. femoralis

a. geniculare

Gambar 10-17. Hubungan antara n. obturatorius dan mm. adcluctores pada membrum inferius dextrum
578 BAB 10 Membrum lnferius

dalam perjalanannya mempercabangkan tiga buah 10-14 dan 10-16). Kira-kira 1j inci (4 cm) distal dari
aa. perforantes (Cambar 10-19). ligamentum inguinale, saraf ini berakhir dengan
6. A. genicularis descendens adalah cabang kecil bercabang dua dalam divisi anterior dan divisi poste,
yang dipercabangkan dari a. femoralis dekat ujung rior. N. femoralis mempersarafi seluruh otot di ruang
dkhirnya (Cambar 1O-17). Arteria ini membantu anterior tungkai atas (Cambar 10-14), Perhatikan bah-
mendarahi articulatio genus, wa n. femoralis tidak berada di dalam selubung femo-
ralis saat memasuki tungkai atas.
Vena Femoralis Cabang-cabang (Gambar 1 0-73)
Divisi Anterior Divisi anterior memberikan dua ca-
V. femoralis memasuk tungkai atas dengan berjalan
bang kulit dan dua cabang otot. Cabang kulit yaitu (/)
melalui hiatus m. di adductor magnus sebagai lanjutan
n. cutaneus femoris medialis dan (2) n. cutaneus fe-
dari v. poplitea (Cambar 1O-17). Vena ini berjalan ke
moris intermedius yang masing-masing rnempersarafi
atas melalui tungkai atas, awalnya di sisi lateral a. femo-
ralis, kemudian di sebelah posterior, dan akhirnya di
kulit permukaan medial dan anterior tungkai atas
(Cambar 10-2 dan 10-14). Cabang-cabang otot mem-
sisi medialnya (Cambar 10-14). Pembuluh ini me-
persarafi (/) m. sartorius dan (2) m. pectineus.
ninggalkan tungkai atas pada ruang intermedia dari
Divisi posterior Divisi posterior memberikan satu
vagina femoralis dan berjalan di belakang ligamentum
cabang kulit, n. saphenus; dan cabang-cabang otot ke
inguinale untuk berlanjut sebagai v, iliaca externa.
m. quadriceps femoris.
Gabang-cabang Cabang-cabang v. femoralis ada- N. saphenus berjalan ke bawah dan medial dan me-
lah v. saphena magna dan venae yang bersesuaian nyilangi a. femoralis dari sisi lateral ke medialnya
dengan cabang-cabang a. femoralis (Cambar 10-12). V. (Cambar 10-14). Saraf ini muncul pada sisi medial lutut
circumflexa ilium superficialis, v. epigastrica superfi- di antara tendo-tendo dari m. sartorius dan m. gracilis
cialis, dan Vv.pudendae externae bermuara ke v. sa-
(Gambar 10-2). Kemudian saraf ini berjalan turun pada
phena magna. sisi medial tungkai bersama dengan v. saphena magna.
N. saphenus berjalan di depan malleolus medialis dan
sepanjang sisi medial kaki, dan saraf ini akan berakhir
Nodi Lymphoideidi Ruang Fascia Anterior pada daerah ibu jari kaki.
Tungkai Atas Ramus muscularis ke m. rectus femoris juga mem-
Nodi lymphoidei inguinales profundi jumlahnya ber- persarafi articulatio coxae; cabang-cabang untuk ketiga
variasi, tetapi biasanya berjumlah tiga buah, terletak di mm. vasti juga mempersarafi articulatio genus.
sepanjang sisi medial bagian terminal v. femoralis, dan
yang paling atas biasanya terletak di canalis femoralis Trigonum Femorale
(Cambar 10-16). Kelenjar-kelenjar ini menerima cairan
limfe dari nodi inguinales super-ficiales melaluipembu- Trigonum femorale adalah sebuah cekungan berbentuk
luh-pembuluh limfe yang berjalan melaluifascia cribri- segitiga yang terdapat pada bagian atas aspek medial
formis pada hiatus saphenus. Nodi ini juga menerima tungkai atas tepat di bawah ligamentum inguinale
cairan limfe dari struktur-struktur dalam dari membrum (Cambar 10-14). Trigonum ini dibatasi di atas oleh
inferius yang berjalan ke atas didalam pembuluh limfe ligamentum inguinale, di lateral oleh m. sartorius, dan
yang berjalan bersama dengan arteria, beberapa me- di medial oleh pinggir medial m. adductor longus.
lalui nodi poplitei. Pembuluh limfe eferen dari nodi Dasarnya berbentuk alur dan dibentuk dari lateral ke
inguinales profundi berjalan ke atas ke dalam rongga medial oleh m. iliopsoas, M. pectineus, dan m. adduc-
abdomen melalui canalis femoralis dan bermuara ke tor longus. Atapnya dibentuk oleh kulit dan fasciae dari
nodi iliaci externi. tungkai atas.
Trigonum femorale berisi bagian terminal n. femo-
ralis dan cabang-cabangnya, vagina femoralis, a. femo-
Persarafan Ruang Fascia Anterior Tungkai Atas ralis beserta cabang-cabangnya, v. femoralis besefta
cabang-cabangnya, dan nodi lymphoidei inguinales
Nervus Femoralis
profund i.
N. femoralis merupakan cabang terbesar dari plexus
lumbalis (L2,3, dan 4). Saraf ini keluar dari pinggir Iate- Canal is Adductorius (Subsartorius)
ral m. psoas di dalam abdomen (lihat Bab 5) dan
berjalan ke bawah di dalam celah antara m. psoas dan Canalis adductorius adalah celah intermuscular yang
m. iliacus. Saraf ini terletak di belakang fascia iliaca dan terletak di aspek medial sepertiga tengah tungkai atas di
memasuki tungkai atas di lateral a. femoralis dan vagina bawah m. sartorius (Cambar 10-13 dan l0-14). Mulai
femoralis, di belakang Iigamentum inguinale (Cambar di atas pada apex dari trigonum femorale dan berakhir
ANATOMI DASAR 579

liqarrenlum inguinale

A. iliaca exlerna
A. femoralis
A. profunda

A. circumflexa
A. circumflexa femoris medialis
femoris lateralis
A. femoralis

Rr.perforantes A.
profunda femoris

A. tibialis poslerior

A. tibialis
anlerior

A. dorsalis
pedis

A. arcuala

Gambar 10-18. Arteriae utama membrum inferius


580 BAB 10 Membrum lnferius

lig. pubof emoralis

obtu ratori us

lig. iliofemoralis

m. obturator externus

\
a. obturatoria
\
I
n. obturatorius ramus superior pubis
divisi anterior
divisi posterior a femoralis

m. gbturatorius internus
,membrana obturatoria
m. obturatorius externus
m. quadratus f emoris m. pecttneus
circumflexa {emoris medialis
a. profunda femoris

m. adductor longus

m. adductor brevis

aa. perforantes

ramus cutaneus

B Posterior m. adductor magnus


cabang artikular sendi lutut Anter i or

Gambar 10-19. M. obturatorius externus (A) dan potongan vertikal ruang medial tungkai atas (B). Perhatikan jalan yang ditempuh oleh n.
obturatorius dan divisinya, serla a. profunda femoris besefta cabang-cabangnya Perhatikan pula anastomosis antara Aa.perforantes dan
a. circumflexa femoris medialis.

di bawah pada hiatus adductorius. Pada potongan me- Canalis adductorius berisi bagiarr terminal a. femo-
lintang, canalis ini berbentuk segitiga dengan dinding ralis, v. femoralis, pembuluh limfe profunda, n. saphe-
anteromedial, dinding posterior, dan dinding lateral. nus, neryus untuk m. vastus medialis, dan bagian termi-
. nal n. obturatorius.
Dinding anteromedial dibentuk oleh m. sartorius
dan fascia.
. ISI RUANG FASCIAL MEDIAL PAHA
Dinding posterior dibentuk oleh m. adductor longus
dan m. adductor magnus. o Otot : M. gracilis,
m. adductor longus, m. adductor bre-
. Dinding lateraldibentuk oleh m. vastus medialis. vis, m. adductor magnus, dan m. obturatorius externus.
ANATOMI DASAR 581

. Pendarahan: A. profunda femoris dan a. obturatoria. serla melekat pada permukaan posterior corpus fe-
e Persarafan: N. obturatorius. moris. Pada bagian hamstring, serabut-serabut yang
berasal dari tuber ischiadicum berinsertio di bawah
Otot-otot Ruang Fascial MedialTungkai Atas pada tuberculum adductorium pada epicondylus
medialis femoris. Celah (hiatus adductorius) terda-
M. Gracilis (Gambar 10-14) pat pada tempat perlekatan otot ini pada femur,
sehingga memungkinkan a. dan v. femoralis berja-
M. gracilis merupakan otot panjang seperti sabuk, dan
terletak pada sisi medial tungkai atas dan lutut.
lan melalui celah ini ke bawah dari canalis adduc-
torius untuk sampai pada fossa poplitea.
r Origo: Permukaan luar ramus inferior ossis pubis r Persarafan: Bagian adductor dipersarafi oleh n. obtura-
dan ramus ischiadicus. . torius, bagian hamstringdipersarafi oleh n. ischiadicus'
o lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah sepan- . Fungsi: Bagian adductor melakukan adduksi tung-
jang sisi medial tungkai atas, dan tendonya melekat kai atas pada articulatio coxae dan juga membantu
pada bagian atas permukaan medial corpus tibiae. rotasi lateral. Bagian hamstring melakukan ekstensi
lnsertio terletak dekat dengan inseftio m. sartorius tungkai atas pada arliculatio coxae
dan m. semitendinosus.
r Persarafan: N. obturatorius.
r M. Obturatorius Externus (Gambar 10-19)
tungsi: Otot ini melakukan adduksi tungkai atas
pada articulatio coxae dan fleksi tungkai bawah pa- M. obturatorius externus berbentuk segitiga dan ter-
da articulatio genus. letak di bagian dalam.
r Origo: Permukaan luar membrana obturatoria dan
M. Adductor Longus (Gambar 10-14 dan 10-17)
ramus pubis serta ramus ischiadicus.
M. adductor longus berbentuk segitiga dan terletak r lnsertio: Serabut-serabut otot berkonvergensi pada
paling anterior dari ketiga musculi adductores. waktu berjalan, mula-mula lateral dan kemudian ke
. belakang articulatio coxae untuk berinsertio pada
Origo: bagian depan corpus ossis pubis di bawah
permukaan medial trochanter major.
dan medial dari tuberculum pubicum .
. Persrafan: N. obturatorius.
lnsertio: Serabut-serabut otot menyebar sewaktu . Fungsi: Rotasi lateral tungkai atas pada articulatio coxae'
berjalan ke bawah dan lateral dan melekat pada linea
aspera.
o Persarafan: N. obturatorius. Tabet Otot-otot Ruang Fascia MedialTungkai Atas
. Fungsi: Adduksi tungkai atas pada afticulatio coxae Mahasiswa yang ingin mengulang kembali mengenai
dan membantu rotasi lateral. otot-otot ini dapat mempelajarinya pada label 10-3'

M. Adductor Brevis (Gambar 10-17 dan 10-19)


Pendarahan Ruang Fascia Medial Tungkai Atas
M. adductor brevis terletak posterior terhadap m, pec-
tineus dan m. adductor longus. ArIe ria Profunda Femoris
. Origo: Permukaan luar ramus inferior ossis pubis. A. profunda femoris adalah arteria besar yang diper-
. lnsertio: Serabut-serabut otot menyebar sewaktu ber- cabangkan dari sisi lateral a. femoralis di trigonum
yalan ke bawah dan lateral dan melekat pada linea femorale, kira-kira 1l inci (a cm)distaldari ligamentum
aspera. inguinale (Cambar 1O-14,10-17, dan 10-lB)' Arteria ini
. Persarafan: N. obturatorius. tuiun pada celah antara m. adductor longus dan m ad-
r Fungsi: Adduksi tungkai atas pada articulatio coxae ductor brevis, dan kemudian terletak di atas m' adduc-
dan membantu rotasi lateral. tor magnus, tempat pembuluh ini berakhir sebagai a'
perforans lV (Gambar 10-19).
M. Adductor Magnus
(Gambar 10-17, 10-19, dan 10-21) Cabang-cabang
1. Arteria circumflexa femoris medialis' Pembuluh
M. adductor magnus merupakan otot berbentuk se- ini berjalan ke belakang di antara otot-otot yang
gitiga yang besar dan terdiri atas bagian adductor dan membentuk dasar trigonum femorale dan membe-
hamstring. rikan cabang-cabang musculares di ruang fascial
. Origo: Permukaan luar ramus inferior ossis pubis; medial tungkai atas (Gambar 10-19) Arteria ini ikut
ramus ischium, dan tuber ischiadicum. serta membentuk anastomosis cruciatum'
. lnsertio: Pada bagian adductor, serabut-serabut otot 2. A. circumflexa femoris lateralis. Pembuluh ini ber-
menyebar sewaktu berjalan ke bawah dan Iateral jalan ke lateral di antara cabang-cabang terminal n'
BAB 10 Membrum lnferius

Tabel 10-3. Otot-otot Ruang Fascial MedialTungkai Atas

Nama otot Origo lnsertio Persarafan Asal Saraf * Fungsi


M. gracilis Ramus inferior os- Pada permukaan N. obturatorius L2, L3 Adduksi tungkai atas
sis pubis, ramus medial bagian pada articulalio
ischiadicus atas corpus tibiae coxae; fleksi tung-
kai bawah pada
articulatio genus
M. adductor Corpus ossis pu- Permukaan poste- N. obturatorius L2, L3, L4 Adduksi tungkai
longus bis, medial terha- rior corpus femo- atas pada arlicu-
dap tuberculum ris (linea aspera) latio coxae dan
pubicum membantu rotasi
lateral
M; adductor Hamus rnTenor Permukaan poste- N. obturatorius L2, L3, L4 Adduksi tungkai
brevis ossis pubis rior corpus femo- atas pada articu-
ris (linea aspera) latio coxae dan
membantu rotasi
lateral
M. adductor Ramus infeiior os- Permukaan poste- Bagian adductor: L2, L3, L4 Adduksi tungkai
magnus sis pubis, ramus rior corpus femo- n, obturatorius atas pada articu-
ischiadicus, ris, tuberculum Bagian ham- latio coxae dan
tuberositas adductorium fe- strlng: n. is- membantu rotasi
ischiadicum moris , chiadicus lateral; bagian
hamstring meng^
ekstensikan tung-
kai atas pada arli-
culatio coxae,
M. obturatorius Permukaan luar Permukaan medial N. obturatorius L3, L4 Rotasi lateral tung-
externus membrana obtu- trochanter major kai atas pada arti-
ratoria dan ra- culatio coxae
mus pubis serta
ramus ischiadicus

yang utama dengan'hurul tebal.

femoralis (Cambar 10-14). Arteria ini bercabang- Arleria Obturatorra


cabang untuk rnerrdarahi otot-otot di daerah ini dan
ikut serta membentuk anastomosis cruciatum.
A. obturatoria merupakan cabang a, iliaca interna.
(Lihat Bab 6.) Pembuluh ini berjalan ke depan pada
3. Empat buah aa.perforantes. A. perforans l, ll, dan
dinding lateral pelvis dan bersama dengan n. obtr-rra-
lll berasal dari cabang-cabang a. profunda femoris;
a. perforans lV merupakan bagian terminal
torius berjalan melaiui canalis obturatorius (yaitu
a.
bagian atas foramen obturatorium) (Cambar 10-19).
profunda femoris (Gambar 1 0-1 9). Aa.perforantes
Pada saat memasuki ruang fascia medial tungkai atas,
berjalan ke belakang, menembus berbagai lapisan
pembuluh ini bercabang rnenjadi divisi medial dan
otot yang dilaluinya. Pembuluh-pembuluh ini nren-
lateral, yang akan berjalan di sekeliling pirrggir permu-
darahi otot-otot dan berakhir dengan membentuk
kaan luar membrana obturatoria. Pembuluh ini rnem-
anastomosis satu dengan yang Iain dan dengan a.
berikan cabang-cabang otot dan sendi untuk arliculatio
glutea inferior dan a. circumflexa femoris di atas,
COXAC,
sefta rami nrusculares a. popliteae di bawah.

Vena Profunda Femoris Vena Obturatoria


V" profunda femoris menerima cabang-cabang yang V. obturaloria menerima cabang-cabang yang sestrai
sesuai dengan nama cabang-cabang arteria. Vena ini dengan nama cabang-cabang arterianya. Pembuluh ini
bermuara ke v. femoralis. bermuara ke v. iliaca interna.
ANATOMI DASAR 583

Persarafan Ruang Fascial Medial Tungkai Atas Pembuluh Limfe

Neruus Obturatorius Limfe dari kulit dan fascia superficialis bagian posterior
tungkai atas dialirkan ke atas dan depan ke dalam
N. obturatorius berasal dari plexus lumbalis (12, 3, dan kelompok vertikal nodi lymphoidei inguinales super-
4) serta keluar dari pinggir medial m. psoas di dalam ficiales (Cambar 1 0-22).
abdomen. (Lihat Bab 5.) Saraf ini berjalan ke depan
pada dinding lateral pelvis untuk mencapai bagian atas ISI RUANG FASCIA
foramen obturatorium (lihat Gambar 6-9), tempat saraf POSTERIOR TUNGKAIATAS
ini terbagi dalam divisi anterior dan pos- terior (Cambar
o Otot: M. biceps femoris, m. semitendinosus, m. se-
1 0-1 9).
mimembranosus, dan sebagian kecil m. adductor
Cabang-cabang (Gambar 1 0-76) magnus (otot-otot hamstri ngs).
1. Divisi anterior berjalan ke bawah di depan m. . Pendarahan: Cabang-cabang a. profunda femoris.
obturatorius externus dan m. adductor brevis dan r Persarafan: N. ischiadicus,
di belakang m. pectineus dan m. adductor longus
(Cambar 10-19). Saraf ini memberikan rami mus-
Otot-otot Ruang Fascia Posterior Tungkai Atas
culares untuk m. gracilis, m. adductor brevis, dan
m. adductor longus, serta kadang-kadang m. pecti- M. Biceps Femoris (Gambar 10-20 dan 10-21)
neus. Divisi ini memberikan cabang articulare ke o Origo: Caput longum dari tuberositas ischiadicum.
articulatio coxae dan berakhir sebagai saraf kecil Caput brevis dari linea aspera dan crista supracon-
yang mempersarafi a. femoralis, juga memberikan
' cabang-cabang untuk ikut membentuk plexus sub- dylaris lateralis corpus femoris.
o lnsertio: Kedua caput bergabung menjadi satu tepat
sartorius dan mempersarafi kulit sisi medial tungkai
di atas articulatio genus dan tendo bersamanya
atas.
berinsertio pada caput fibulae.
2. Divisi posterior menembus m. obturatorius exter- r Persarafan: Caput longum dipersarafi oleh pars ti-
nus dan berjalan ke distal di belakang m. adductor
bialis dari n. ischiadicus; caput brevis dipersarafi
brevis dan di depan m. addu:tor magnus (Cambar oleh pars peroneus communis dari n. ischiadicus.
10-19). Saraf ini berakhir dengan berjalan turun r Fungsi: FIeksi dan rotasi lateral tungkai bawah pada
melalui hiatus adductorius dan mempersarafi arti- articulatio genus; caput longum juga mengekstensi-
culatio genus. Saraf ini memberikan rami muscu- kan tungkai atas pada articulatio coxae.
lares untuk m. obturatorius externus, pars adducto-
rius m. adductor rragnus, dan kadang-kadang untuk
M. Semitendinosus (Gambar 10-20)
m. adductor brevis.
. Origo: Tuberositas ischiadicum.
. lnsertio: Oleh tendo panjang ke dalam bagian atas
Bagian Posterior Tungkai Atas permukaan medial corpus tibia.
r Persarafan: Pars tibialis dari n. ischiadicus.
KULIT r Fungsi: Fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada
Nervi Cutanei sendi lutut; otot ini juga mengekstensikan tungkai
atas pada articulatio coxae.
N. cutaneus femoris posterior, sebuah cabang dari
plexus sacralis, meninggalkan regio glutea dengan ke-
M. Semimembranosus (Gambar 10-20 dan 10-21)
luar dari bagian bawah pinggir distal m. gluteus maxi-
mus (Cambar 10-1). Saraf ini berjalan turun di posterior o lnsertio: Ke permukaan posteromedial condylus me-
tungkai atas, dan di dalam fossa poplitea saraf ini me- dialis tibiae. Otot ini memberikan pelebaran fibrosa
nembus fascia profunda dan mempersarafi kulit. Saraf ke atas dan lateral, yang akan memperkuat simpai
ini memberikan banyak cabang untuk kulit bagian pos- sendi pada bagian posterior articulatio genus; pele-
terior tungl<ai atas serta bagian proximal tungkai bawah baran ini disebut ligamentum popliteum obliquum.
(Cambar 10-1). o Persarafan: Pars tibialis n. ischiadicus.
. Fungsi: Fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada
Venae Superficiales articulatio Senus; otot ini juga mengekstensikan
tungkai atas pada arliculatio coxae.
Seyumlah vena-vena kecil melengkung di sekitar aspek
medial serta Iateral tungkai atas dan akhirnya bermuara
M. Adductor Magnus (Bagian Hamstring)
ke v. saphena magna (Gambar 10-1 1). Venae superfi-
ciales dari bagian bawah tungkai ata: bagian posterior Bagian hamstring m. adductor magnus dilelaskan pada
bergabung dengan v. saphena parva di fossa poplitea. halaman 581.
584 BAB 10 Membrum lnferius

crista iliaca

\il
gluteus maximus
m. gluteus medius

m. gluteus minimus

m. piriformis
spina ischiadica
m. gemellus superior
m. obturatorius i nternus
m. gemellus inf erior

I trochanter major
lig. sacrotuberale m. quadratus femoris
I
tuber ischiadicum m. adductor magnus

sai'af untuk otot hamstring


h, ischiadicus
m. adductor magnus
m. gluteus maximus
(bagian hamstying)

sem irn em bra nosus

m. semitendinosus

m. gracilis

m. biceps femoris
(caput longum)

n. peroneus communis

lig. popliteum obliquum

m. popliteus

m. semimembranosus

Gambar 10-20. Struktur-struktur pada aspek posterior tungkai atas kanan.


ANATON/I DASAR
585

m. gluteus medius
\
m. gluteus max

m. gluteus minimus

\ m. piriformis
m. gemellus superior
m. obturatorius internus
m. gemellus inferior
trochanter major

m. quadratus fernoris

m. adductor magnus
m. adductor magnus
(bagian hamstring)
n. ke hamstring m. gluteus maximus
m. semitendinosus
m. biceps femoris

m. semimembranosus
I i nea aspera

n. ischiadicus

caput brevis I
l- m. bicePs {er'toris
caPut onqus I I
v. poplitea
a. PoPlitea

lubang dalam n. Peroneus communis


m. adductor magnus

a. genlculalc

tuberculum adductorum

m. plantaris
m. semimembranosus

caput fibulae
n. tib;alis
m. popliteus

Gambarl0-2l,Struktur.strukturprofundapadaaspekposteriortungkaiataskanan
586 BAB 10 Membrum lnferius

limfe dari
separuh
bagian bawah
canalis analis

kelompok
horizontal nodi
lymphoidei
inguinales
superficiales

kelompok vertikal
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales

canalis femoralis

nodi iliaci
exle rni

Todi lymphoidei
inguinales
superficiales
rficiales 0r
hiatus saphenu{
saphenus O
tr\
l\
nodi inguinales profundi

Gambar 10-22. Aliran limfe dai jaringan superticial membrum inferius kanan dan dinding abdomen di bawah umbilicus.
Perhatikan susunan nodi lymphoidei inguinales supefticiales dan profundi serla hubungannya dengan hiatus saphenus
pada fascia profunda. Perhatikan juga bahwa seluruh pembuluh limfe dari nodi ini pada akhtrnya akan bermuara ke nodi
iliaci externi melalui canalis femoralis.
ANATOMI DASAR 587

Tabel 10-4. Otot-otot Ruang Fascia Posterior Tungkai Aias

Nama olot Origo lnsertio Persarafan Asal Saraf * Fungsi

M. biceps femoris Caput longum: Caput fibulae Caput longum: pars 15, 51, 52 Fleksi dan rotasi
tuberositas tibialis dari Iateral tungkai
ischiadicum n. ischiadicus bawah pada ar-
Caput brevis: linea Caput brevis; pars ticulatio genus;
aspera, crista
' peroneus com- caput longum
supracondylaris munis dari juga mengeks-
lateralis dari n. ischiadicus tensikan tung-
corpus femoris kai atas pada ar-
ticulatio coxae.
M, semitendi- Tuber ischiadicum Bagian atas per- Pars tibialis L5, 51, 52 Fleksi dan rotasi
NOSUS mukaan medial n. ischiadicus medial tungkai
corpus tibiae bawah pada ar-
ticulatio genus;
otot ini juga
mengekstensi-
kan tungkai atas
pada articulatio
coxae.
M. semimem- Tuber ischiadicum Condylus medialis Pars tibialis L5, 51, 52 Fleksi dan rotasi
' branosus tibiae n. ischiadicus medial tungkai
bawah pada
sendi lutut; otot
rnr Juga mengex-
tentiokan tung-
kai atas pada ar-
ticulatio coxae.
M. adductor mag' Tuber ischiadicum Tuberculum ad- Pars libialis L2,L3,L4 Ekstensi tungkai
nus (bagian ductorium femo- n. ischiadicus atas pada arti-
hamstring) ns culatio coxae.

-Asal
saraf yang utama dicetak dengan huruf tebal.

r Persarafan: Pars tibialis dari n. ischiadicus. 10-20). Saraf ini di posterior terlutup oleh pinggir M.
I Fungsi: Ekstensi tungkai atas pada articulatio coxae biceps femoris dan m. semimembranosus. Saraf ini terletak
pada aspek posterior m. adductor magnus, Pada seperti-
Tabel Otot-otot Ruang Fascia Posterior Tungkai Atas ga bagian bawah trrngkai atas saraf ini berakhir dengan
bercabang dua menjadi n. tibialis dan n. peroneus
Mahasiswa yang ingin mengulang kembali mengenai .10-20
communis (Cambar dan 10-21). Kadang-kadang
otot-otot ini dapat mempelajarinya pada Tabel 10-4. n. ischiadicus membagi menjadr dua bagian terminaldi
tingkat yang lebih tinggi, yaitu pada bagian atas tungkai
Pendarahan Ruang Posterior Tungkai Atas atas, di regio glutea, atau bahkan di dalam pelvis.
Keempat rami perforantes dari a. profunda femoris
Cabang-cabang (Gambar 10-74 dan 10-76)
menyuplai banyak darah ke ruang ini (Cambar 10-19),
V. profunda femoris mengalirkan sebagian besar darah 1. N. tibialis, merupakan sebuah cabang terminal n

dari ruang ini, ischiadicus (Cambar 10-20 dan 20-21), mencapar


fossa politea. Perjalanan selanjutnya dijelaskan
Persarafan Ruang Posterior Tungkai Atas pada halaman 601.
2. N. peroneus communis, merupakan sebuah ca-
Neruus lschiadicus bang terminal N. ischiadicus (Cambar 10-20 darr
N. ischiadicus, sebuah cabang dari plexus sacralis ( L4 1O-21), mencapai fossa politea di sisi lateral n'
dan 5; S1 ,2, dan 3), meninggalkan regio glutea dengan tibialis. Perjalanan selanjutnya diielaskan pada ha-
berjalan turun di garis tengah tungkai atas (Cambar Iaman 601.
588 BAB 10 Membrum lnlerius

3. Rami musculares untuk caput longum m. biceps Iateral dan melekat pada trochanter major, Ligamen-
femoris, m. semitendinosus, m. semimembrano- tum ini membatasi ekstensi.
sus, dan bagian hamstring m. adductor magnus. Ligmentum transversum acetabuli dibentuk oleh
Cabang-cabang ini berasal dari komponen tibia n. labrum acetabuli sewaktu menghubungkan incisura
' ischiadicus dan berjalan ke medial untuk memper- acetabuli (Cambar 10-24). Ligamentum ini mengubah
sarafi otot-otot (Cambar 10-20 dan 10-21). incisura menjadi terowongan yang dilalui oleh pembu-
luh darah dan saraf yang memasr-rki sendi.
Ligamentum teres femoris (ligamentum capitis
Articulatio Goxae femoris) berbentuk pipih dan segitiga (Cambar 1O-24).
ARTICULATIO Ligamentum ini melekat melalui puncaknya pada lr-r-
bang yang ada di caput femoris (fovea capitis) dan me-
Articulatio coxae adalah persendian antara caput femo- lalui dasarnya pada ligamentum transversum dan ping-
ris yang berbentuk hemispher dan acetabulum os gir incisura acetabuli. Ligamentum ini terletak di dalam
coxae yang berbentuk mangkuk (Cambar 10-24). per- sendi dan dibungkus oleh membrana sinovial (Cambar
mukaan sendi acetabulum berbentuk tapal kuda dan di 10-24).
bagian bawah membentuk takik disebut incisura ace-
tabuli. Rongga acetabulum diperdalam dengan adanya
fibrocartilago di bagian pinggirnya yang disebut seba- MEMBRANA SINOVIAL
gai labrum acetatruli. Labrum ini menghubungkan
incisura acetabuli dan di sini drkenal sebagai ligamen-
Membrana ini melapisi capsula dan melekat pada
margines facies articulares (Cambar 10-24), dan meli-
tum transversum acetabuli (Cambar lO-24).
Permukaan sendi diliputi oleh cartilago hyalin.
puti bagian collum femoris yang terletak di dalam
simpai sendi. Membrana sinovial membungkus liga-
TIPE mentum teres femoris dan meliputi bantalan Iemak
yang ada di dalam fossa acetabuli. Kantong membrana
Sinovial "ball and socket". sinovial sering menonjol keluar melalui celah yang ada
pada dinding anterior capsula, di antara ligamentum
CAPSULA pubofemorale dan ligamentum iliofemorale, dan rnem-

Capsula membungkus sendi dan melekat di medial


bentuk bursa psoas di bawah tendo dari m. psoas
(Cambar 10-23 dan 10-25).
pada labrum acetabuli (Gambar 1O-24). Di lateral, cap-
sula ini melekat di depan pada linea inteftrochanterica
femoris dan di belakang pada setengah aspek posterior PERSARAFAN
collum femoris. Pada perlekatannya di depan, yaitu
pada linea intertrochanterica, beberapa serabutnya N. femoralis, n. obturatorius, n. ischiadicus, dan ner-
yang diikuti oleh pembuluh darah, melipat ke atas vus untuk m. quadratus femoris.
sepanjang collum femoris sebagai sebuah pita, yang
disebut retinacula. Pembuluh darah ini mendarahi ca- GERAKAN
put dan collum femoris.
Articulatio coxae rnempunyai kisaran gerak yang luas,
tetapi lebih terbatas daripada articulatio humeri. Bebe-
LIGAMENTUM
rapa gerakan terpaksa dikorbankan demi kekuatan dan
Ligamentum iliofemorale adalah sebuah ligamentum kestabilan. Kekuatan sendi sebagian besar bergantung
yang kuat dan berbentuk seperti huruf Y terbalik pada bentuk tulang-tulang yang ikut dalam persendian
(Cambar 10-23). Dasarnya, di sebelah atas melekat dan kekuatan ligamentum. Bila Iutut difleksikan, fleksi
pada spina iliaca anterior inferior; di bawah, kedua dibatasi oleh permukaan anterior tungkai atas yang ber-
lengan Y melekat pada bagian atas dan bawah linea kontak dengan dinding anterior abdomen. Bila lutut di-
inteftrochanterica femoris. Ligamentum yang kuat ini luruskan (ekstensi), fleksi dibatasi oleh ketegangan otot-
mencegah ekstensi berlebihan selama berdiri. olol hams(.ring. Ekstensi, yaitu gerakan tungkai atas yang
Ligamentum pubofemorale berbentuk segitiga difleksikan ke belakang kembali ke posisi anatomi, di-
(gambar 10-23). Dasar ligamentum melekat pada ra- batasi oleh tegangan ligamentum iliofemorale, liganren-
mus superior ossis pubis, dan apex melekat di bawah tum pubofemorale, dan ligamentum ischiofernorale.
pada bagian bawah linea intertrochanterica. Ligamen- Cerakan abduksi dibatasi oleh tegangan ligamentum
tum ini membatasi gerakan ekstensi dan abduksi. pubofemorale, dan adduksi dibatasi oleh kontak dengan
ligamentum ischiofemorale berbentuk spiral dan tungkai sisi yang lain dan oleh tegangnya Iigamentum
melekat pada corpus os ischium dekat margo acetabuli teres femoris. Rotasi lateral dibatasi oleh tegangan liga-
(Cambar 10-23). Serabut-serabut berjalan ke atas dan mentum iliofemorale dan Iigamentum pubofemorale,
ANATOMI DASAR 589

lubang untuk bursa


spina iliaca anterior inferior

ligamentum iliofemorale ramus superior ossis pubis

ligamentum
pubofemorale

linea intertrochanterica

ligamentum iliofemorale

ligamentum
ischiofemorale

crista
intertrochanterica

daerah perlekatan
longgar dari
capsula

Gambar 10-23. Aspek anterior (A) dan posterior (B) arltculatro coxae dextra

dan rotasi medial dibatasi oleh ligamentum ischiofe- Abduksi dilakukan oleh m. gluteus medius dan
morale. Cerakan-gerakan berikut ini dapat terjadi: minimus, dan dibantu oleh m. sartorius, m. tensor
fasciae latae, dan m. piriformis.
. Fleksi dilakukan oleh m. iliopsoas, m.'rectus femoris,
Adduksi dilakukan oleh m. adductor longus dan m'
m. saftorius, dan juga oleh mm. adductores.
adductor brevis serta serabut-serabut adductor dari m'
. Ekstensi (gerakan ke belakang oleh tungkai atas yang
adductor magnus. Otot-otot ini dibantu oleh m. pecti-
sedang fleksi) dilakukan oleh m. gluteus maximus
neus dan m. gracilis.
dan otot-otot hamstring.
590 BAB 10 Membrum ln{erius

acetabulum

membrana sinovial

ligamentum
capitis femoris

facies articularis

selubung sinovial
linea epiphysealis
membrana sinovial

labtum acetabuli
ligamenlum
capitis ligamentum
femoris lransversum
acetabuli

suplai arterial dari


A- obturatoria

ligamentum
selubung sinovial capitis femoris

Gambar 10-24. Potongan coronal afticulatio coxae dextra (A) dan permukaan sendi arlicutatio coxae dextra dan
suplai arierial untuk caput femoris (B).
ANATOMI DASAR 591

lig. capitas f emoris


bantalan lemak sinovial
membrana svnovialis soina iliaca anterior suPerior
m. gluteus medius

I'
m. gluteus minimus m. tensor fasciae latae
ll{ m. cutaneus femoris lateralis
t,'
m. gluteus maximus
m. rectus femoris
m. sartorius
m. piriformis bu rsa

m. gemellus suPerior
m. iliopsoas

obturatorius internus n. f ermoral is -

m. gemellus inf erior a. femoralis


v. femoralis
m. pectineus

n. ischiadicum a. circumflexa
femoris medialis
m. obturatorius
divisi anterior
m. quadratus femoris
-
divis Posterior --j
m. adductor longus
-t
m. adductor brevis
hamstring
m. gracilis

rn. obturatorius externus

m. adductor magnus

akar scrotum Anterior


Posterior

Gambar 10-25. Struktur-struktur di sekitar afticulatio coxae dextra

r Rotasi lateral dilakukan oleh m. piriformis, m, obtu- o Posterior: M. obturatorius internus, ffiffi. gemelli,
ratorius internus dan externus, m. gemellus superior dan m. quadratus femoris memisahkan sendi dari n.

dan m. gemellus inferior, dan m. quadratus femoris, ischiadicus (Cambar 1 0-25).


dibantu oleh m. gluteus maximus. . Superior: M. piriformis dan m. gluteus minimLrs
o Rotasi medial dilakukan oleh serabut-serabut ante- (Cambar 10-25).
rior dari m. gluteus medius dan m. gluteus minimus r lnferior: Tendo m. obturatorius externus (Cambar
dan m. tensor fasciae latae. 1 0-2s).
r Circumduksi merupakan kombinasi dari gerakan-
gerakan di atas.
Ossa pada Tungkai Bawah
Kelompok otot-otot ekstensor lebih kuat daripada
Tungkai bawah merupakan bagian membrum inferius
kelompok otot-otot fleksor, dan rotator lateral lebih
yang terletak antara articulatio genus dan articulatio
kuat daripada rotator medial.
ta loc ru ra I is.

Batas-batas Penting
PATELLA
o Anterior: M. iliopsoas, m. pectineus, dan m. rectus
fumoris. M. iliopsoas dan m. pectineus memisahkan Patella (Gambar 10-26) adalah tulang sesamoid yang
a. v. femoralis dari sendi (Cambar 10-25). terbesar (yaitu sebuah tulang yang berkembang di
592 BAB 10 Membrum lnlerius

eminentia intercondylaris
simpai sendi lutut
iractus iliotibialis
m. semimembranosus
condylus lateralis
lig. collaterale lateralis
lig. collaterale medialis
caput fibulae
m. biceps femoris lig. patellae
tuberositas tibiae
m. extensor digitorum longus
m. sartorius
m. gracilis
margo anterior
m. semitendinosus
facies anterior

margo i nterosseus m. tibialis anterior

m. peroneus longus

m. quadriceps femoris
m. extensor hallucis longus

margo anterior
facies lateral
lig. patellae
facies medial

m. peroneus tertius margo interosseuS

m. peroneus brevis

malleolus medialis

lig. mediale art. talocruralis


malleolus lateralis
simpai art. talocrural is
lig. laterale
art. talocruralis

Gambar 10-26. Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies anterior tibiae dan fibulae dextrae;
terlihat juga perlekatan pada patella.
ANATOMI DASAR

dalam tendo dari m. quadriceps femoris di depan ar- wah dan medial untuk membentuk malleolus medialis'
ticulatio genus). Patella berbentuk segitiga dengan apex Facies lateralis dari malleolus medialis bersendi de-
terletak di inferior. Apex dihubungkan dengan tubero- ngan talus. Pada facies lateral ujung bawah tibia ter-
sitas tibi.ae oleh ligamentum patellae. Facies posterior dapat lekukan yang lebar dan kasar untuk bersendi
bersendi dengan condylus femoris. Patella terletak da- dengan fibula.
lam posisi terbuka di depan articulatio genus dan dapat Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada
diraba dengan mudah melalui kulit. Patella dipisahkan tibia dapat dilihat pada Gambar 10-26 dan 10-27.
dari kulit oleh bursa subcutanea yang penting (Cambar
10-48). FIBULA
Pinggir atas, lateral, dan medial merupakan tempat Fibula adalah tulang lateral tungkai bawah yang lang-
pelekatan berbagai bagian m. quadriceps femoris. Pa- sing (Cambar 10-26 dan 10-27). T'ulang ini tidak ikLrt
tella dicegah bergeser ke lateral selama kontraksi m. berartikulasi pada articulatio genus, tetapi di bawah,
quadriceps femoris oleh serabut-serabut horizontal tulang ini membentuk malleolus lateralis dari articula-
bawah m. vastus medialis dan oleh besarnya ukuran tio talocruralis. Tulang ini tidak berperan dalam menya-
condylus Iateral is femoris. lurkan berat badan, tetapi merupakan tempat melekat
otot-otot. Fibula mempunyai ujung atas yang melebar,
TIBIA corpus, dan ujung bawah.
Ujung atas, atau caput fibulae, ditutupi oleh pro'
Tibia merupakan tulang medial tungkai bawah yang
cessus styloideus. Bagian ini mempunyai facies articu-
besar dan berfungsi menyanggah berat badan (Cambar
laris untuk bersendi dengan condylus lateralis tibiae'
10-26 dan 10-27). Tibia bersendi di atas dengan con-
Corpus fibulae panjang dan langsing. Ciri khasnya
dylus femoris dan caput fibulae, di bawah dengan talus
adalah mempunyai empat margines dan empat facies'
dan ujung distal fibula. Tibia mempunyai ujung atas
yang melebar dan ujung bawah yang lebih kecil, serta
Margo medialis atau margo interosseus memberikan
tempat perlekatan untuk membrana interossea'
sebuah corpus.
Ujung bawah fibula membentuk malleolus lateralis
Pada ujung atas terdapat condyli lateralis dan
yang berbentuk segitiga dan terletak subkutan. Pada fa-
medialis (kadang-kadang disebut plateau tibia lateral
cies medialis dari malleolus lateralis terdapat facies ar-
dan medial) , yan1 bersendi dengan condyli lateralis
dan medialis femoris, dan dipisahkan oleh menisci la-
ticularis yang berbentuk segitiga untuk bersendi de-
ngan aspek lateral os talus. Di bawah dan belakang fa-
teralis dan medialis. Permukaan atas facies articulares
cies articularis terdapat lekukan yang disebut fossa
condylorum tibiae terbagi atas area intercondylus an-
malleolaris.
terior dan posterior; di antara kedua area ini terdapat
Ossa dan ligamenta penting yang melekat pada
eminentia intercondylus (Cambar 10-26).
fibula dapat dilihat pada Cambar 10-26 dan 1O-27 '
Pada aspek lateral condylus lateralis terdapat facies
articularis fibularis circularis yang kecil, dan bersendi
dengan caput fibulae. Pada aspek posterior condylus Ossa pada Kaki
medialis terdapat insertio m. semimembranosus (Cam-
bar 10-27). Ossa pada kaki adalah ossa tarsalia/ ossa metatar-
Corpus tibiae berbentuk segitiga pada potongan salia, dan phalanges.
melintangnya, dan mempunyai tiga margines dan tiga
facies. Margines anterior dan medial, serta facies OSSA TARSALIA
medialis di antaranya terletak subkutan. Margo anterior Ossa tarsalia terdiri atas os calcaneus, os talus, os navi-
menonjol dan membentuk tulang kering' Pada perte- culare, os cuboideum, dan tiga buah ossa cuneiforrne'
muan antara margo anterior dan ujung atas tibia ter- Hanya os talus yang bersendi dengan tibia dan fibula'
dapat tuberositas, yang merupakan tempat lekat pada articulatio talocruralis (sendi pergelangan kaki)'
ligamentum patellae. Margo anterior di bawah mem-
bulat, dan melanjutkan diri sebagai malleolus medialis. Os Calcaneus
Margo lateral atau margo interosseus memberikan
tempat perlekatan untuk membrana interossea. Os calcaneus adalah tulang terbesar dari kaki dan
Facies posterior dari corpus tibiae menunjukkan membentuk tumit yang menonjol (Cambar 10-2t3,
linea obliqua, yang disebut linea musculi solei (Cam- 10-2g, dan 10-30). Tulang ini ke atas bersendi dengan
bar 10-27), untuk tempat lekatnya m. soleus. talus dan di depan dengan os cuboideum Calcaneus
Ujung bawah tibia sedikit melebar dan pada aspek mempunyai enam facies (permukaan).
inferiornyna terdapat permukaan sendi berbentuk pe- Facies anterior kecil dan membentuk facies arti-
lana untuk os talus. Ujung bawah memanjang ke ba- cularis yang bersendi dengan os cuboideum
594 BAB '10 Membrum lnferius

simpai sendi lutut

condylus medialis ,
condylus lateralis
m. semimembranosus
caput fibulae

m. Popliteus

m. soleus
m. soleus

linea muscuii

posterior

linea verticalis

margo medialis

m. flexor digitorum longus

m. flexor hallucis longus

margo i nterossea

alur untuk tendo


m. tibialis posterior

malleolrls medialis
untuk tendo m. peroneus

malleoius lateralis

srmpai art. talocrural is

Gambar 10-27. Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies posterior tibiae dan fibulae dextrae.
ANATOMI DASAR 59b

Facies posterior membentuk tonjolan tumit dan Ossa tarsalia lainnya harus diidentifikasi dan ciri-ciri
merupakan tempat perlekatan dari tendo calcaneus penting berikut ini perlu diperhatikan.
(tendo Achilles).
Facies superior didominasi oleh dua facies articu- Os Naviculare (Gambar 10'28,10'29, dan 10-30)
lares untuk talus, yang dipisahkan oleh alur kasar, yaitu Tuberositas ossis navicularis dapat dilihat dan dipal-
sulcus calcanei. pasi pada pinggir medial kaki lebih kurang 1 inci (2, 5
Facies inferior mempunyai tuberculum anterior cm) di depan dan bawah malleolus medialis; serta
pada garis tengah, dan tuberculum mediale yang besar
memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama
serta tuberculum laterale yang lebih kecil pada per- tendo m. tibialis posterior.
temuan antara facies inferior dan facies posterior.
Facies medialis mempunyai sebuah tonjolan yang Os Cuboideum (Gambar'lO'28,10-29, dan 10-30)
besar berbentuk kerang, disebut sustentaculum tali,
yang membantu menyokong os talus. Terdapat alur yang dalam pada aspek inferiornya se-

Facies lateralis hampir rata. Pada bagian anterior- bagai tempat untuk tendo m. peroneus longus.
nya terdapat peninggian kecil yang disebuttuberculum
peroneorum, yang memisahkan tendo-tendo dari m. pe- Os Cuneiforme (Gambar 10-29 dan 10-30)
roneus longus dan m. peroneus brevis. Ketiga tulang-tulang kecil berbentuk baji ini bersendi di
Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada proximal dengan os naviculare dan di distal dengan
os calcaneus dapat dilihat pada Cambar 10-28,10-29, ketiga ossa metatarsalia yang pertama. Bentuk bajinya
dan 10-30. berperan penting dalam membentuk dan memperta-
hankan lengkung transversai kaki. (Lihat halaman 638.)
Os Talus Penulangan ossa tarsalia, berbeda dengan ossa car-
palia, dimulai sebelum lahir. Pusat ossifikasi untuk os
Os talus bersendi di atas dengan tibia dan fibula, di
calcaneus dan os talus, juga sering untuk os cuboi-
bawah dengan os calcaneus, dan di depan dengan os
deum, ada pada waktu lahir. Pada usia 5 tahun, ossi-
naviculare. Tulang ini mempunyai caput, collum, dan
fikasi terjadi di semua ossa tarsalia.
corpus (Cambar 10-28 dan 10-29).
Caput tali mengarah ke distal dan mempunyai fa-
OSSA METATARSALIA DAN PHALANGES
cies articularis yang cembung dan berbentuk oval (Gambar 10-29 dan 10-30)
untuk bersendi dengan os naviculare. Facies articularis
ini berlanjut ke facies inferior, dan di sini bagian ini Ossa metatarsalia dan phalanges menyerupai ossa rne-
terletak di atas sustentaculum tali di sebelah posterior tacarpalia dan phalanges pada tangan, dan masing-ma-
dan ligamentum calcaneonaviculare di depan. sing mempunyai caput di distal, corpus, dan basis di
Collum tali terletak posterior terhadap corpus dan proximal. Kelima ossa metatarsalia diberi nomor dari
sedikit menyempit. Permukaan atasnya kasar dan sisi medial ke lateral.
menjadi tempat perlekatan ligamenta, dan permukaan Os metatarsal pertama besar dan kuat dan ber-
bawahnya memperlihatkan alur yang dalam yang peran penting dalam menyokong berat badan. Pada
disebut sulcus tali. Sulcus tali dan sulcus calcanei pada aspek inferior caput terdapat alur dari ossa sesamoidea
kaki yang berartikulasi membentuk terowongan, yaitu medial dan lateral yang terdapat di dalam tendo
sinus tarsi, yang ditempati oleh ligamentum dari m. flexor hallucis brevis.
talocalcaneum interosseum yang kuat. Os metatarsal kelima mempunyai tuberculum
Corpus tali berbentuk kuboid. Facies superiornya yang menonjol pada basisnya, yang dengan mudah da-
bersendi dengan ujung distal tibia; bagian ini cembung pat diraba sepanjang pinggir lateral kaki, Tuberculum
dari depan ke belakang dan sedikit cekung pada sisi- ini merupakan tempat perlekatan tendo dari m. pero-
sisinya. Pada facies lateralisnya terdapat facies arti- neus brevis.
cularis berbentuk segitiga untuk bersendi dengan Masing-masing jari kaki mempunyai tiga phalanges,
malleolus Iateralis fibulae. Pada facies medialisnya kecuali ibu jari kaki yang hanya mempunyai dua pha-
terdapat facies articularis kecil berbentuk koma untuk langes.
bersendi dengan malleolus medialis tibiae. Facies pos-
terior ditandai oleh dua tuberculum kecil yang dipi-
sahkan oleh sulcus tendinis musculi flexoris hallucis
Fossa Poplitea
longi. Fossa poplitea adalah ruang intermuskular yang ber-
Terdapat banyak ligamenta penting yang melekat bentuk wajik dan terletak di belakang lutut (Cambar
pada os talus, tetapi tidak ada satu pun otot yang 10-31). Fossa ini paling jelas bila articulatio genus da-
melekat pada tulang ini. lam keadaan fleksi. Fossa berisi a. dan v. poplitea, v, sa-
596 BAB 10 Membrum lnferius

t"'f
- "oror"
/ collum
untuk libia

caput

tuberculum mediale

os naviculare
unluk talus

facies anterio( medialis,


dan poslerior

tuberositas
-i-- j4 :
\ - -_: '/l

- 1-:.-;:rr\
';,-,
tE--- \:\-J
sulcus calcanei
a-- - '.\\'i
\ \

\)'l',1, calcaneus

facies an{erior calcanei


r,\,'Vl
sustenlaculum lali tuberculum mediale
aspek medial
sulcus tendinis musculi flexoris hallucis longi

untuk uiung balrah tibia

untuk malleolus laleralis


sstN
tuberculum laterale

w os lalus

os cuboideum

sulcus calcanei

calcaneum

sulcus tendinis musculi peronei longi

tuberculum lalerale
aspek lateral

Gambar 1O-28. Ossa calcaneus, talus, naviculare dan cuboideum.

phena parva, n. peroneus communis dan n. tibialis, n. . Medial: M. semimembranosus dan m. semitendi-
cutaneus femoris posterior/ ramus geniculare n. obtu- nosus di atas dan caput mediale m. gastrocnemius di
ratorius, jaringan ikat, dan nodi lymphoidei. bawah (Cambar 10-31).

BATAS.tsATAS Dinding anterior atau dasar fossa dibentuk oleh fa-


cies poplitea femoris, Iigamentum posterior articulatio
I Lateral: M. biceps femoris di atas dan caput laterale genus, dan m. polpiteus (Cambar 10-3 1 dan 10-32).
m. gastrocnemius dan m. plantaris di bawah Atap dibentuk oleh kr,rlit, fascia superficialis, dan
(Cambar 10-31), fascia profunda tungkai atas.
ANATOMI DASAR 597

tendo m. extensor digitorum longus

m. extensor hallucis lorrgus

insersio m. interosseus dorsalis

m. extensor digitorum brevis


{extensor hallucis brevis)

m. interosseus dorsalis ketiga


m. interosseus dorsalis kedua

m. interosseus dorsalis pertama m. interosseus dorsalis keempat

<ls metatarsale pertama

m. peroneus tertius
euneiforme mediale

cuneiforme intermedium t;,1


m. peroneus brwis
cuneiforme laterale '((
navicu I a re cuboideum

m. extensor digitorum brevis

calcaneus

tendo calcaneus

Gambar 10-29. Pertekatan-pertekatan musculus pada aspek dorsalis ossa tarsalia dextra.

M. biceps femoris, m. semimembranosus, dan m. MUSCULUS POPLITEUS


semitendinosus diuraikan dalam topik mengenai (GAMBAR 10-32 DAN 10-39)
tungkai atas bagian posterior pada halaman 583 dan r Origo: facies lateralis condylus lateralis femoris oleh
587. M. gastrocnemius dan m. plantaris diuraikan
sebuah tendo bulat dan sebagian kecil serabut dari
dalam topik mengenai bagian posterior tungkai bawah,
pada halaman 611 dan 612. kartilago semilunar lateral.
598 BAB 10 Membrum lnferius

tendo m. f lexor digitorum brevis


tendo flexor digitorum longus

m. f lexor hallucis longus

insersio m. interossea plantaris


m. adductor hallucis
m. abductor hallucis

m. flexor digiti minimi brevis


m. flexor hallucis brevis
m. abductor digiti minimi
m. adductor hallucis (caput obliquum)
m. interossea plantaris pertama
m. peroneus longus
m. interossea plantaris kedua
os metatarsal is pettama
m. interossea plantaris ketiga

m. flexor digiti m. tibialis anterior

m. tibialis posterior

m. f lexor nallucis brevis


tu berositas naviculare
m. peroneus brevis
m. tibialis posterior
cuboideum

m. quadratus plantae

m abductor hallucis
m. abductor disiti minimi

m. f lexor digitorum brevis

ca lca neus

Gambar 10-30. Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek plantaris ossa tarsalia dextra

lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan me- . Persarafan: N. tibial is.


dial serta melekat pada facies posterior tibiae, di atas . Fungsi: Rotasi medial tibia pada femur; atau, jika kaki
Iinea musculi solei. Otot ini keluar dari dalam berpijak pada tanah, rotasi lateral femur pada tibia.
capsula articulatio genus, dan tendonya memisahkan Cerakan terakhir ini terjadi pada awal fleksi articu-
meniscus lateralis dari ligamentum laterale sendi. M. Iatio genus dari dalam keadaan ekstensi, dan gerakan
popliteus keluar melalui bagian bawah facies poste- rotasi mengendurkan ligamenta articulatio Senus;
rior capsula articulare untuk berjalan ke tempat gerakan ini kadang-kadang disebut sebagai gerakan
insertionya. "membuka articu Iatio gen us". Karena perlekatannya
ANATOMI DASAR 599

m. sartorius
m. vastus lateralis

m. gracilis

m. semimembranosus n. peroneus communts

m. semitendinosus

v. poplitea

v. saphena magna
m. plantaris

m. biceps f emoris

n cutaneus surae lateralis

lig. laterale

ramus surae communicans cabang


n. Peroneus communis
n. suralis

v. saphena parva

caput medialis
m. gastrocnemius
it m so leus

j!
t. caput laterale
iJ n. gastrocnemius
J
.,
t'
lr'
t..
j I

Gambar 10-31. Batas-batas dan isi fossa poplitea dextra


600 BAB 10 Membrum lnferius

n. tibialis n. ischiadicus
lubang pada
biceps femoris
m. adductor magnus
caout longum I
m. adductor magnus I
caput breve

v. poplitea
n. peroneus communis
a. poplitea

cabang artikular
n. obturatorius
n. peroneus cornmunis
(divisi posterior)

facies poplitea f emoris

a. geniculare

m. plantatis
sem imembranosus

simpai sendi lutut

lig. popliteum obliquum

I ig. collalerale lalerale

lig. eollaterale mediale

n. ke popliteus

m. popliteus m. soleus

a. tibialis anterior

m. trbialis posterior m. tibialis posterior

n. tibialis
flexor digitorum longus
m. peroneus longus
a. tibialis posterior
a. peroneus

Gambar 10-32. Struktur-struktur profunda yang terdapat dj fossa poplitea. Ujung proksimal m. soleus hanya
n skets anya.
d ipe rl i h atka
ANATOMI DASAR

pada meniscus lateralis, otot ini juga menarik NODI LYMPHOIDEI POPLITEI
cartilago ini ke belakang pada awal gerakan fleksi Lebih kurang enam nodi lymphoideis terletak di dalam
articulatio genus" jaringan lemak fossa poplitea (Cambar 10-22)' Nodi ini
menerima pembuluh Iimfe su- perficialis darisisi Iateral
ARTERiA POPLITEA kaki dan tungkai bawah; yang berjalan mengikuti v'
saphena parva ke dalam fossa poplitea. Nodi ini juga
A. poplitea letaknya dalam dan masuk ke fossa poplitea menerima limfe dari articulatio genus dan dari pembu-
melalui lubang yang ada di dalam m. adductor magnus luh-pembuluh limfe profunda yang mengikuti a tibialis
(hiatus saphenus), sebagai lanjutan dari a. femoralis anterior dan a. tibialis posterior.
(Gambar 10-32). Pembuluh ini berakhir setinggi ping-
gir bawah m. popliteus dengan bercabang menjadi a. ti- NERVUS TIBIALIS
bialis anterior dan a. tibialis posterior.
N. tibialis yang merupakan cabang terminal dari n is-
Batas-batas chiadicus yang lebih besar (lihat halaman 587), mulai
. di sepertiga bagian bawah tungkai atas. Saraf ini ber-
Anterior: Facies poplitea femoris, articulatio genus, jalan turun melalui fossa poplitea, mula-ntula terletak
dan m. popliteus (Cambar 10-32)'
pada sisi lateral a. poplitea, kemudian posterior, dan
o Posterior: V. poplitea dan n. tibialis, fascia, dan kulit
akhirnya terletak medial terhadapnya (Cambar 10-31
(Gambar 10-31 dan 10-32).
dan 10-32). Sepanjang perjalanannya, v. politea ter-
letak di antara n. popliteus dan A' poplitea Saraf ini
Gabang-cabang masuk ke dalam ruang posterior tungkai bawah dengan
berjalan di bawah m. soleus' Perjalanan selanjutnya
A. poplitea mempunyai (1) rami musculares dan (2)
dijelaskan pada halaman 616.
rami articulares ke lutut.

Cabang-cabang (Gambar 1 0-75)


VENA POPLITEA
1. Rami cutanei, N' suralis, berjalan turun di antara
V. poplitea dibentuk oleh taut venae commitantes dari kedua capitis dari m. gastrocnemius dan biasanya
a. tibialis anterior dan a. tibialis posterior pada pinggir dihubungkan oleh ramus communicans peroneus
bawah m. popliteus pada sisi medial a. poplitea. Se- dari n. peroneus communis (Cambar 10-3 1)' N'
waktu berjalan ke atas melalui fossa poplitea, pem- suralis memberikan banyak cabang-cabang kecil
buluh ini menyilang di belakang a. poplitea sehingga untuk mempersarafi kulit betis dan posterior
sampai pada sisi lateral arteri (Cambar 10-31 dan tungkai bawah. N, suralis berjalan bersama v' sa-
10-32). Pembuluh ini berjalan melalui lubang di m' phena parva di belakang malleolus lateralis dan
adductor magnus dan menjadi v. femoralis. didistribusikan ke kulit sepanjang pinggir lateral
kaki dan sisi lateral jari kelingking'
Cabang-cabang 2. Rami musculares mempersarafi kedua capitis dari
m. gastrocnemius dan m. plantaris, m' soleus, dan
Vena poplitea menerima darah dari pembuluh-pem- m. popliteus (Cambar 10-31 dan 10-32)'
buluh berikut ini: 3. Rami articulares mempersarafi articulatio genus'
1. Vena-vena yang mengikuti cabang-cabang arteri
poplitea. . NERVUS PERONEUS COMMUNIS
2. V. saphena parva, yang menembus fascia profunda
dan berjalan antara kedua capitis m' gastroc-
di N. peroneus communis yang merupakan cabang ter-
nemius dan bermuara pada v. poplitea' Asal vena minal n. ischiadicus yang lebih kecil (lihat halaman
ini dibicarakan Pada halaman 609. 58Z), mulai di sepertiga bagian bawah tungkai atas'
Sarai ini berjalan turun melalui fossa poplitea, dekat
dengan pinggir medial m. biceps (Cambar 10-31)' N'
ANASTOMOSIS ARTERIAL p"rJn"ut iommunis meninggalkan fossa dengan
DI SEKITAR ARTICULATIO GENUS
menyilang secara superfisial terhadap caput laterale
Untuk mengompensasi penyempitan a. poplitea yang dari m. gastrocnemius. Kemudian saraf berjalan poste-
terjadi selama fleksi maksimal, di sekitar articulatio ge- rior terh"adap caput fibulae, melengkung ke lateral di
nus terdapat anastomosis yang luas dari cabang-cabang sekeliling collum, menembus m. peroneus longus, dan
(7) n'
kecil a. femoralis dengan rami musculares dan rami bercabang menjadi dua cabang terminal, yaitu
articulares dari a. poplitea dan dengan cabang-cabang p"ron"ur-rrpu'{i.iulit dan (2) n. peroneus profundus
iCambar 1 0-36). Pada saat saraf terletak pada aspek
lat
a. tibialis anterior dan a. tibialis posterior.
BAB 10 Membrum lnferius

eral dari collum fibulae, saraf ini terletak subkutan dan membrana untuk ramus perforans a. peronea masuk ke
dapat dengan mudah bergerak terhadap tulang. ruang fascia anterior. Di distal membrana ini berhu-
bungan dengan ligamentum interosseus dari articulatio
Cabang-cabang (Gamb ar 1 O-Z 4) tibiofibularis. Membrana interossea menyatukan tibia
1. Cabang cutanei. dan fibLrla serta menyediakan tempat untuk perlekatan
(a) Ramus communicans peroneus (Cambar 10_3-l) otot-otot yang ada di sekitarnya.
berjalan ke bawah dan bergabung dengan n.
suralis. RETINACULA PERGELANGAN KAKI
(b) N. cutaneus surae lateralis mempersarafi kulit
Di daerah pergelangan kaki, fascia profunda menebal
sisi lateral tungkai bawah bagian posterior
(Gambar 10-1 dan 10-31). dan membentuk satu seri retinacula, yang berfungsi
menahan tendo-tendo panjang pada tempatnya din
2. Ramus muscularis untuk caput breve dari m.
sebagai katrol yang dimodifikasi.
biceps femoris, yang bemula di ujung atas di fossa
poplitea (Cambar 1 0-32). Retinaculum musculorum extensorum superior
adalah pita tebal fascia profunda yang melekat pada
3. Rami articulares untuk articulatio genus.
ujung distal margo anterior fibula dan tibia (Cambar
10-34. Dekat ujung medialnya, retinaculum ini pecah
NERVUS CUTANEUS FEMORIS POSTERIOR
untuk rnembungkus tendo m. tibialis anterior.
Perjalanan n. cutaneus fennoris posterior melalui regio Retinaculum musculorum extensorum in{erior
glutea dan bagian belakang tungkai atas telah drl:e_ adalah pita fascia profunda berbentuk hurur y yang me-
laskan pada halaman 565. Saraf ini berakhir dengan lekat dengan tangkainya pada perrnukaan atas bigian
mempersarafi kulit di atas fossa poplitea (Camlar anterior os calcaneus (Cambar .l 0-34 dan 10-3G).
10-1). Lengan atas Y melekat pada malleolus medialis dan
lengan bawah dilanjutkan dengan fascia plantaris pada
NERVUS OBTURATORIUS pinggir medial kaki, Tendo m. tibialis anterior, m, ex-
tensor hallucis longus, m. extensor digitorum Iongus
Perjalanan divisi posterior n. obturatorius dalam ruang
dan m, peroneus tertius rnembelah lengan atas retina-
medial tungkai atas telah dibicarakan pada halaman culum atas lapisan superficial dan lapisan profunda.
583. Saraf ini meninggalkan canalis subsartorius ber_ Pita-pita fibrosa membagi tendo-tendo dalam kelom-
sama dengan a. femoralis dengan berjalan melalui lu- pok-kelompok (Cambar 1 0-40), masing-masing di lapisi
bang pada m. adductor magnus (Cam'bar 10-32). Saraf
oleh selubung sinovial.
ini berakhir dengan mempersarafi sendi lutut. Retinaculum musculorum flexorum adalah pita
tebal fascia profunda yang meluas dari malleolus me-
Ruang.ruang Fascial Tungkai Bawah dialis ke bawah dan belakang untuk melekat pacla
permukaan medial calcaneus (Carnbar 1O-37). Retina-
Fascia profunda membungkr_rs tungkai bawah dan di culum ini mengikat tendo otot-otot profunda pada sisi
atas menyatu dengan fascia profunda tungkai atas. Di medial pergelangan kaki pada saat mereka berjalan ke
bawah condylus tibiae fascia melekat pada margo ante_ depan dari belakang malleolus medialis untuk sampai
rior dan medialis tibia, di sini fascia ini akin ber_ ke telapak kaki. Tendo-tendo terletak di dalam ruang
gabung dengan periosteum (Cambar 10-33). Dua sep- (Cambar 10-40), dan masing-masing dibungkus oleh
tum intermusculorum berjalan dari aspek profundanya selubung sinovial.
untuk melekat pada fibula. Septum ini bersama dengan Retinaculum musculorum peroneorum superius
membrana interossea membagi tungkai bawah men- adalah pita tebal fascia profunda yang meluas dari
jadi tiga ruang, yaitu ruang anterior, lateral, dan pos- malleolus lateralis ke bawah dan belakang untuk me-
terior, dan masing-masing ruang mempunyai otot, lekat pada permukaan lateral calcaneus (Cambar
pembuluh darah, serta saraf tertentu. 10-37). Retinaculum ini mengikat tendo{endo m. pe-
roneus longus dan brevis pada sisi lateral pergelangan
MEMBRANA INTEROSSEA kaki. Tendo-tendo dibungkus oleh selubung sinovial
bersama (vagina tendin is commun is).
Membrana interossea adalah membrana tipis tetapi Retinaculum musculorum peroneorum inferius
kuat yang menghubungkan margo interosseus tibia dan
adalah pita tebal fascia profunda yang melekat pada
fibula (Cambar 10-33 dan .l0-36). Kebanyakan serabut tuberculum peroneorum dan calcaneus di atas dan di
berjalan miring ke bawah dan lateral. Terdapat lubang bawah tendo m. peroneus longus (Cambar 10-37).
besar di bagian atas membran untuk tempat lewatnya a.
Tendo m. peroneus longus dan brevis masing-masing
dan v. tibialis anterior menuju ke ruang fascial anterior
mempunyai selubung sinovial yang menyatu ke atas
tungkai bawah. Lubang kecil terdapat di bagian bawah dengan selubung bersama.
ANATOMI DASAF 603

m. tibialis anterior

membrana interossea v. comitantes

a. tibial is anlerior

m. tibialis Posterior
m. extensor digitorum longus
tibia
n. peroneus Profundus
m. flexor digitorum longus
,septum fascial is anterior
a, tibialis posterio
n. peroneus superf icialis

m. popliteus

n. saphenus
m. peroneus longus
v. saphena magna

f ibu la

septum fascialis Posterior

a. peronea m. f lexor hallucis longus

fascia transversalis Profunda


m. plantaris
m. soleus

m. gastrocnemius (caPut
(caput lateral is) m. gastrocnemius

v. saphena Parva
fascia profunda

Medial

atas.
Gambar 10-3g. potongan metintang melalui perlengahan tungkai bawah kanan, dilihat dari

Susunan tendo di bawah berbagai retinacula dije- N. peroneus superficialis, sebuah cabang dari n'

laskan pada halaman 6l 7. peroneus communis (lihat halaman 601), mempersarafi


tulit bagian bawah permukaan anterolateral tungkai
bawah (Cambar 10-2).
Bagian Depan Tungkai N. saphenus, sebuah cabang n. femoralis (lihat
halaman 578, nrempersarafi kulit permukaan antero-
KULIT medial tungkai bawah (Cambar 10-2).
Saraf-saraf Kulit
Vena-vena SuPerf icial is
N. cutaneus surae lateralis, sebuah cabang dari n'
peroneus communis (lihat halama n 602), mempersaraf i Banyak vena superficialis mengelilingi aspek medial
kulit bagian atas permukaan anterolateral tungkai ba- tungkai bawah dan akhirnya bermuara ke dalam v'
wah (Cambar 10-2). saphena magna (Cambar 10-1 1).
604 BAB 10 Membrum lnferius

I ig. patellae
m. sartorius

n. saphenus
m. tibialis anterior

v. saphena magna

m. gaslrocnemius

m. peroneus longus

m. soleus

m. extensor hallucis longus


m. peroneus brevis

n. peroneus superf icialis

retinaculum extensorum supef ius


malleolus medialis

malleolus lateralis

retinaculum extensorum i nferius


n. peroneus profundus
m, extensor digitorum brevis'

m. peroneus tertius a. dorsalis pec{is

m. extensor digitorum brevis


m. extensor hallucis longus
m. extensor digitorum longus

Gambar 10-34. Struktunstruktur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum pedis
ANATOMI DASAR 605

tendo m. extensor
digitorum longus

malleolus tendo m. tibialis


medialis anterior

tendo M. tibialis v. saphena magna


anterior
malleolus
medialis
malleolus
lateralis malleolus
lateralis
tendo
m. extensor
digitorum
longus

tempat palpasi
a. dorsalis pedis

Gambar 10-35. Pergelangan kaki dan kaki seorang perempuan berusia 29 tahun dilihat dari anterior,
menunjukkan inversio (A) dan eversio (B) kaki kanan.

Pembuluh Limfe r Persarafan: N. peroneus profundus.


r Fungsi: Ekstensi (dorsofleksi)* kaki pada sendi per-
Sebagian besar cairan limfe dari kulit dan fascia su- gelangan kaki dan inversio kaki pada articulatio sub-
perficialis bagian depan tungkai bawah mengalir ke
ialariidan articulatio tarso transversus (lihat halaman
atas dan medial di dalam pembuluh-pembuluh yang
637). Otot ini membantu mempertahankan arcus
mengikuti v. saphena magna untuk berakhir pada ke-
longitudinalis medialis Pedis.
lompok vertikal nodi lymphoidei inguinales super-
ficiales (Cambar 1O-22). Sebagian kecil cairan limfe M. Extensor Digitorum Longus
dari bagian Iateral atas permukaan depan tungkai ba- (Gambar 10-34 dan 10-35)
wah berjalan melalui pembuluh-pembuluh yang
o Origo: Dua pertiga bagian atas facies anterior fibula
mengikuti v. saphena parva dan bermuara ke nodi
poplitei (Gambar 10-22). dan membrana interossea.
r lnsertio: Tendo berjalan di belakang retinaculum
ISI RUANG FASCIAL musculorum extensorum superius dan melalui reti-
ANTERIOR TUNGKAIBAWAH nacu I um m uscu lorum extensorum i nferi us. Keempat
tendo kemudian berdivergensi dan berjalan menuju
r Otot: M. tibialis anterior, m. extensor digitorum keempat jari yang lateral.
longus, m. peroneus tertius, dan m, extensor hallucis
longus. jari, tendo m' extensor
Pada facies dorsalis setiap
o Pendarahan: A. tibialis anterior.
o akan bergabung dengan perluasan fascia yang disebut
Persarafan: N. peroneus profundus'
ekspansi extensor, Bagian tengah dari ekspansi ber-
insertio pada basis phalanges media, dan kedua bagian
Otot-otot Ruang Fascia Anterior Tungkai Bawah '
lateral berkonvergensi untuk berinsertio pada basis
M. Tibialis Anterior (Gambar 10'34 dan 10-35) phalanges distal. (Bandingkan dengan insertio m' ex-
r tensor digitorum Pada tangan).
Origo: Separuh atas facies Iateralis tibia dan mem-
brana interossea.
r lnsertio: Tendo berjalan melalui kedua retinaculum
musculorum extensorum dan melekat pada os Ekstensi, atau dorso{leksi pergelangan kaki adalah gerakan kaki
cuneiforme mediale dan basis os metatarsal l' menjauhi tanah.
606 BAB 10 Membrum lnferius

o Persarafan: N. peroneus profundus. bagian bawah perjalanannya arteri ini terletak super-
. Fungsi: Ekstensi jari-jari kaki dan ekstensi kaki pada ficial di depan ujung bawah tibia (Cambar 10-34 dan
sendi pergelangan kaki. 10-36). Setelah berjalan di belakang retinaculum mus-
culorum extensorum superius, tendo m. extensor hal-
M. Peroneus Terlius (Gambar 10-34) lucis Iongus terdapat pada sisi medialnya dan n. pero-
neus profundus serta tendo m. extensor digitorum
r Origo: Otot ini merupakan bagian dari m. extensor longus pada sisi lateralnya. Di tempat ini pulsasi dapat
digitorum longus. Otot ini berasal dari sepertiga ba- dengan mudah diraba pada orang hidup. Di depan sen-
gian bawah facies anterior fibula dan membrana di pergelangan kaki, arteri ini menjadia. dorsalis pedis.
interossea. (Lihat halam an 628).
o lnsertio: Tendonya mengikuti tendo m. extensor di-
gitorum longus di belakang retinaculum musculo- Cabang-cabang A. tibialis anterior mempunyai ca-
rum extensorum superius dan melalui retinaculum bang-cabang berikut ini:
musculorum extensorum inferius dan dibungkus se-
Iubung sinovial yang sama. Otot ini berinsertio pada 1. Rami musculares untuk otot-otot yang ada di-
sisi medial aspek dorsalis basis os metatarsal V. dekatnya.
r Persarafan: N. peroneus profu.ndus. 2. Rami anastomosis, yang beranastomosis dengan
. Fungsi: Ekstensi kaki pada sendi pergelangan kaki cabang-cabang arteri Iain di sekitar sendi lutut dan
dan eversio kaki pada articulatio subtalaris dan arti- sendi pergelangan kaki.
cu latio tarso transversus.
Venae commitantes dari a. tibialis anterior berga-
bung dengan yang berasal dari a. tibialis posterior di
M. Extensor Hallucis Longus (Gambar l0-94) dalam fossa poplitea untuk membentuk v. poplitea.
. Origo: Paruh tengah facies anterior fibula dan mem-
brana interossea. Persarafan Ruang Fascial
r lnsertio: Tendo berjalan di belakang retinaculum Anterior Tungkai Bawah
musculorum extensorum superius dan melalui reti-
naculum musculorum extensorum inferius. Otot ini N e rvus Pe ro neu s P rofu ndus
berinsertio pada basis phalanges distalis ibujari kaki.
r N. peroneus profundus adalah salah satu cabang ter-
Persarafan: N. peroneus profundus.
o minal n, peroneus communis. (Lihat halaman 60.l .) Saraf
Fungsi: Ekstensi ibu jari kaki dan ekstensi kaki pada
inidipercabangkan di dalam massa m. peroneus longus
sendi pergelangan kaki. Otot ini juga membantu pada sisi lateral collum fibulae (Cambar 10-36). Saraf
inversio kaki pada articulatio subtalaris dan articu-
ini masuk ke ruang anterior dengan menembus septum
latio tarso transversus.
fascialis anterior, kemudian berjalan ke bawah pro-
funda dari m. extensor digitorum longus, mula-mula
Tabel Otot-otot Ruang Fasciat terletak Iateral, kemudian anterior, dan akhirnya lateral
Anterior Tungkai terhadap a. tibialis anterior (Cambar 10-36). Saraf ber-
jalan di belakang retinaculum extensorum. Perjalanan
Mahasiswa yang ingin mengulang kembali otot-otot ini
selanjutnya pada kaki dijelaskan pada halaman 629.
dapat mempelajarinya dari Tabel 10-5.
Cabang-cabang n. peroneus profundus mempu-
Arteri pada Ruang Fascia nyai cabang-cabang berikut:
Anterior Tungkai Bawah
1, Rami musculares untuk m. tibialis anterior, m. ex,
Afteria Tibialis Anterior tensor digitorum longus m. peroneus tertius, dan
A. tibialis anterior merupakan cabang terminal M. extensor hallucis longus.
a,
poplitea yang lebih kecil. Arteri ini dipercabangkan se- 2. Ramus articulare untuk sendi pergelangan kaki.
tinggi pinggir bawah m. popliteus (lihat halaman 597)
dan berjalan ke depan ke dalam ruang fascial anterior
ISI RUANG FASCIA
tungkai bawah melalui lubang pada bagian atas mem-
LATERAL TUNGKAI BAWAH
brana interossea (Cambar 10-32). Pembuluh ini berja-
lan ke bawah pada facies anterior membrana interos- r Otot-otot: M. peroneus longus dan m. peroneus bre-
sea, bersama dengan n. peroneus profundus (Gambar vis.
10-36). Pada bagian atas perjalanannya arteri ini . Pendarahan: Cabang-cabang dari a. peronea.
terletak dalam di bawah otot-otot di dalam ruang. pada r Persarafan: N. peroneus superficialis.
ANATOMI DASAR 607

Tabel 10-5. Otbt-otot Ruang Fascia Anterior Tungkai Bawah

Nama'otot Origo Insertio :' .' Peisarafan Asal Saraf * Fungsi


Ekstensi f kaki
:

M. tibialis anterior FaCies lateralis Cuheiforme me- N; peroneus pro- t_4, L5


,' corpus tibia dan oiari ian oasiS fundus, ," pada sendi per.
membrana in-,,,,' oS metataisale t
gelangan kaki; ,

ierossea : inversi kaki


pada articulatio
subtalaris,dan :

artiCulatio tarso
transversus; mem:
perJahankan
arcus longitu-
dinalis medialis
kaki.
M: extensor digito. Facies anterior Ekspansi extensor N. peroneus pro- 15, S1 Ekstensi jari-jari
rum longus, corpus fibula keempat.jari ka- fundus :
kaki; ekstensi
ki yang tateral kaki pada sendi
pergelangan kaki
M. peroneus ter- Facies anterior Basis os metatar- N. peroneus pro- 15, S1 Ekstensi iari kaki
tius corpus fibula saie V fundus pada sendi Per-
gelangan kaki;
eversi kaki pa-'
da'articulatio
subtalaris dan
artibulatio tarso,'
:trahsversus
M, extenSor hallu- Facies anterior Basis phalanges N. peroneus pro- 15, S1 Ekstensi ibujari
cis longus corpus {ibula distal ibu jari fundus kaki; ekstensi
kaki kaki pada sendi
per$elangan ka:
ki; inversi kaki
pafla articulatio
subtalaris dan
articulaiio tarso
transversUs
M. extensor digito. Calcaneum Oleh empat tendo ,, N.:'peroneus pro- Dt, -z EkStenSijari
rum brevis ke phalanx fundus
proximal ibu jari
kaki dan tendo-: .
tendo extensor
: panjang jafi kaki .

, ll, lll;:dan lV
'Asal sarai yang utama dicetak dengan huruf tebal.
+ Exrt"nrl, atau"oorsottexsi pergelarigan kaki adalah gerakan kaki menjauhi tanah.

Otot-otot Ruang Fascial LateralTungkai Bawah culum musculorum peroneorum inferius. Setelah
mencapai aspek lateral cuboideum, tendo ini me-
M. Peroneus Longus (Gambar 10-36 dan 10-37) lengkung di sepanjang margo lateralis dan masuk ke
o Origo: Dua pertiga bagian atas facies lateralis fibula' sebuah alur pada aspek inferiornya. Tendo ini ber-
r tnsertio: Tendo berjalan ke bawah di belakang insertio pqda os cuneiforme mediale dan basis os
malleolus lateralis dan difiksasi pada tempatnya oleh metatarsal l.
retinaculum musculorum peroneorum superius. a Persarafan: N. peroneus superficial is.
Kemudian tendo berjalan ke depan pada permukaan a Fungsi: Plantar fleksi kaki pada articulatio talocru-
lateral calcaneus di bawah tuberculum peroneorum. ralis dan eversi kaki pada articulatio subtalaris dan
Di sini tendo difiksasi pada tempatnya oleh retina- articulatio tarso transversus. Otot ini berperan
608 BAB 10 Membrum lnferius

ligamentum patellae
.
m. sartorius
m. tibialis anterior

m. peroneus longus
extensor digitorum longus
v. saphena magna

n. saphenus
a. tibialis anterior

n. peroneus profundus
extensor hal lucis longus m. gastrocnemius

n. peroneus superficial is

membrana interossea
m. peroneus brevis

m. soleus
m. peroneus longus

retinaculum extensorum suPerius

malleolus medialis
retinaculum extensorum inferius

m. extensor digitorum brevis

m. peroneus tertius m. tibialis anterior

a. dorsalis pedis
m. extensor digitorum longus

m. extensor hailucis longus

n. pe!'oneus profundus

Gambar 10-36. Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum pedis.
ANATOMI DASAR 609

penting dalam mempertahankan arcus longitudinalis mempersarafi facies dorsalis dari kulit semua
Iateralis kaki dan berfungsi sebagai pengikat arcus jari-jari kaki, kecuali sisi-sisi yang berdampingan
transversalis pedis. antara jari pertama dan kedua dan sisi lateral jari
kelingking. (Lihat halaman 528.)
M. Peroneus Brevis (Gambar 10-36 dan 10-37)
r Origo: Dua pertiga bagian bawah facies lateralis Bagian Belakang Tungkai Bawah
fibula.
o lnsertio: Tendo berjalan ke bawah tepat di belakang KULIT
malleolus lateralis dan berkontak langsung dengan-
nya, serta difiksasi pada tempatnya oleh retinaculum Nervi Cutanei
musculorum peroneorum superius. Kemudian tendo N. cutaneus femoris posterior berjalan ke bawah pada
berjalan ke depan di atas tuberculum peroneorum bagian belakang tungkai atas. (Lihat halaman 583.) Di
calcaneum dan di sini tendo ini difiksasi pada tem- dalam fossa poplitea, saraf ini mempersarafi kulit yang
patnya oleh retinaculum musculorum peroneorum menutupi fossa dan bagian atas permukaan belakang
inferius. Tendo ini berinsertio pada.tuberculum yang tungkai (Gambar 1 0-1 ).
terdapat pada basis os metatarsal V. N. cutaneus surae lateralis, ssebuah cabang n, pe-
r Persarafan: N. peroneus superficialis. roneus communis (lihat halaman 501), mempersarafi
. Fungsi: Plantar fleksi kaki pada articulatio talocru- kulit di bagian atas permukaan posterolateral tungkai
ralis dan eversio kaki pada articulatio subtalaris dan (Cambar 10-1).
articulatio tarsotransversus, Otot ini berperan pen- N. suralis, sebuah cabang n. tibialis (lihat halaman
ting dalam mempeftahankan arcus longitudinalis 601), mempersarafi kulit bagian bawah perrnukaan
lateralis kaki. posterolateral tungkai bawah (Cambar 10-1).
N. saphenus, sebuah cabang n. femoralis (lihat
Tabel Otot-otot Ruang Fascia halaman 578), memberikan cabang-cabang yang mem-
LateralTungkai Bawah persarafi kulit pada permukaan posteromedial tungkai
Mahasiswa yang ingin mengulang otot-otot ini dapat (Gambar 10-1).
mempelajarinya pada Tabel 10-6.
Vena-vena Superf icial is
Arteri-arteri Ruang Fascia
Lateral Tungkai Bawah V. saphena parva berasal dari bagian lateral arcus ve-
nosus dorsalis pedis (Cambar 10-11). Vena iniberjalan
Banyak cabang a. peronea, yang terletak di dalam ke atas dibelakang malleolus lateralis bersama dengan
ruang posterior tungkai menembus septum fascialis n. suralis. Pembuluh ini mengikuti pinggir lateral tendo
posterior dan mendarahi mm. peronei. calcaneus dan kemudian berjalan ke atas pada perte-
ngahan tungkai bawah bagian belakang. Vena ini me-
Saraf-saraf Ruang Fascia nembus fascia profunda dan berjalan di antara kedua
Lateral Tungkai Bawah capitis dari m. gastrocnemius di bagian bawah fossa
poplitea (Gambar 10-11 dan 10-31). Vena ini berakhir
Nervus Peroneus Superficialis
pada v, poplitea. (Lihat halaman 601.) V. saphena parva
N. peroneus superficialis adalah salah satu cabang ter- mempunyai banyak katup di sepanjang pembuluhnya.
minal n. peroneus communis. (Lihat halaman 60.1 .)
Saraf ini dipercabangkan di dalam massa m. peroneus Cabang-Cabang
longus pada sisi lateral collum fibulae (Cambar 10-36).
1. Banyak vena-vena kecil dari bagian belakang
Saraf ini turun ke bawah di antara m. peroneus longus
tungkai bawah.
dan brevis, serta di bagian distal tungkai saraf ini me-
2. Vena-vena commitantes dengan vena-vena pro-
nembus fascia profunda dan menjadi saraf kulit funda pedis.
(Cambar 10-34).
3. Cabang-cabang anastomosis penting yang berjalan
Cabang-cabang n. peroneus superficialis mempu- ke atas dan medial dan bergabung dengan v. sa-
nyai cabang-cabang berikut: phena magna (Cambar 10-11).

1. Rami musculares untuk m. peroneus longus dan Cara berakhirnya v. saphena parva bervariasi: (1)
m. peroneus brevis (Cambar 10-36). dapat bermuara ke v. poplitea; (2) dapalbermuara ke v.
2. Rami cutanei. Ramus cutaneus medialis dan late- saphena parva; atau (3) dapat terbelah dua, satu divisi
ralis didistribusikan ke kulit bagian bawah depan bermuara ke v. poplitea dan yang lainnya ke v. saphena
tungkai bawah dan dorsum pedis. Di samping itu, ma8na.
510 BAB 10 Membrum lnferius

m. flexor hallucis longus

m. peroneus brevis

m. peroneus longus

malleolus lateralis

retinaculu m peroneorum
su perius
selubung sinovial
a. peronea
retinacul um extensorum
inferius

tendo calcaneus
os metatarsale v

retinaculum peroneorum inferius

A
m. abductor digiti minimi

tibia
m. tibialis posterior

m. flexor digitorum longus

a. tibialis posterior
n. tibialis
m. flexor hallucis longus

malleolus medialis

retinaculum flexorum

m. tibialis anterior
tendo calcaneus
m. f lexor hallucis longus

a. plantaris medialis n. dan a. calcanea


n. plantaris medialis med ialis

a. plantaris lateralis

n. plantaris lateralis
m. abductor hallucis
B flexor digitorum brevis

Gambar 10-37. Struktur-struktur yang melalui bagian posterior malleolus lateralis (A) dan matleolus medialis
(B). Selubung sinovial tendo berwarna biru. Perhatikan posisi retinacula.
ANATOMI DASAR 611

taOel'tO-0. Otot-otot'Ruang Fabcial Lateial Tungkai Bawah

Nama otot, '- iOiigo lnsertio :, Persarafan Asal Saraf" Fungsj


M. peroheus lo. Facieb lateralis' Basis ossis meta- N. peroneus su- L5, 51, 52 Plantar fleksi kaki
ngus : corPus fibulae
.,':., tarSal I dan cU. perficialis pada articulatio
,neifoime me. talocruralis dan
diale eversi kaki pa-
da articulatio
subtalaris dan -
articulatio,tarso
,' transversus;
menyokong
arcus longitu-
dinalis lateralis
dan arcus trans-
versus kaki
M; perofleus bie, FacieS lateralis Basis,ossis rneta. N. peroneus su- L5, S't, 52 Plantar fleksi kaki
vis ,, corpus:fibulee tarSal V, ; perficialis pada articulatio
talocruralis dan
eversi kaki pa'
da adiculatio
subtalaris dan
ar,ticulatio tarso
' transversus; me-
nyokong ar:iuS
longitudinalis
' lateralis :

*Asal
sara{,yang utama dice-tak dengan huruf lebal.

Pembuluh Limfe Otot-Otot Ruang Fascia Posterior


Tungkai Bawah: Kelompok Superficial
Pembuluh-pembuluh limfe dari kulit dan fascia super-
ficialis bagian belakang tungkai bawah mengalir ke M. Gastrocnemius (Gambar 10-38)
atas, dan berjalan ke depan serta membelok pada sisi
M. gastrocnemius merupakan otot betis yang paling su-
medial tungkai bawah untuk berakhir pada kelompok
perf icial.
vertikal nodi lymphoidei inguinales super{iciales atau
bermuara ke nodi poplitei (Cambar 10-22). . Origo: Caput laterale, dari aspek lateral condylus la-
teralis femoris; caput mediale facies poplitea femoris
proximal dari condylus medialis.
ISI RUANG FASCIAL POSTERIOR . lnsertio: Kedua venter yang berotot dan kuat me-
TUNGKAI BAWAH nyatu pada bagian posterior dan membentuk tendo
Fascia transversa profunda tungkai bawah adalah sep-
bersama yang disebut tendo calcaneus. Tendo ini
tum yang membagi otot ruang posterior menjadi melekat pada permukaan posterior calcaneus. Se-
kelompok superficial dan kelompok profunda (Cambar buah bursa kecil memisahkan tendo dari bagian atas
permukaan posterior calcaneus,
10-33).
r Persarafan: N. tibialis.
o Kelompok otot-otot superficial: M. gastrocnemius, . Fungsi: Plantar fleksi kaki pada sendi pergelangan ka-
m. plantaris, dan m. soleus. ki dan fleksi articulatio genus (Lihat fungsi m. soleus).
. Kelompok otot-otot profunda: M. popliteus, m. flexor
digitorum longus, m. hallucis longus, dan m. tibialis M. Plantaris (Gambar 10-38)
posterior. M. plantaris memp,unyai venter yang berbentuk fusi-
o Pendarahan: A. tibialis posterior. formis. Otot ini kadang-kadang ada dua atau mungkin
o Persarafan: N. tibialis. juga tidak ada.
612 BAB 10 Membrum lnferius

o Origo: Crista supracondylaris lateralis femur. Otot sunannya mirip dengan yang terdapat pada m, flexor
ini mempunyai venter yang kecil dan tendo yang digitorum profundus tangan. (Lihat Bab 9.) M. qua-
langsing dan panjang. (Tendo ini sering diperguna- dratus plantae berinsertio pada tendo utama proxi-
kan dalam bedah rekonstruksi tendo-tendo tangan.) mal dari percabangannya. Keempat m. lumbricalis
o Insertio: Tendo panjang berjalan miring ke bawah di berorigo pada keempat tendo m. flexor digitorum
antara m. gastrocnemius dan m. soleus, dan kemu- longus.
dian sepanjang pinggir medial tendo calcaneus r Persarafan: N. tibialis.
untuk melekat pada facies posterior calcaneus pada r Fungsi: Fleksiphalanges distal keempat jari kaki late-
sisi medial tendo calcaneus. ral (ll s/d V) dan membantu plantar fleksi kaki pada
o Persarafan: N. tibialis. sendi pergelangan kaki. Otot ini berperan penting
o Fungsi: Otot ini lemah, bekerja membantu plantar dalam mempertahankan arcus longitudinalis media-
fleksi kaki pada sendi pergelangan kaki dan fleksi lis dan lateralis kaki.
sendi lutut. (Lihat fungsi M. soleus.)
M. Flexor Hallucis Longus (Gambar 10-39)
M. soleus (Gambar 10-38)
o Origo: Dua pertiga bagian bawah facies posterior
M. soleus merupakan otot gepeng dan lebar yang ter-
corpus fibulae.
letak di anterior m. gastrocnemius. r lnsertio: Tendo berjalan posterior terhadap malleo-
o Origo: Berbentuk V terbalik dari linea musculi solei lus medialis di bawah retinaculum musculorum
pada facies posterior tibiae, dari seperempat bagian flexorum. Otot ini menimbulkan alur pada permu-
atas facies posterior corpus fibulae, dan dari arcus kaan posterior talus dan berjalan ke depan pada
fibrosus di antara kedua tulang ini. telapak kaki di bawah sustentaculum tali. Tendo ini
I lnsertio: Tendo bergabung dengan bagian anterior memberikan satu berkas ke tendo m. flexor digito-
tendo bersama, tendo calcaneus, yang melekat pada rum longus, dan berinsertio pada basis phalanges
permukaan posterior calcaneus. distal ibu jari kaki.
r Persarafan: N. tibialis. o Persarafan: N. tibialis,
r Fungsi: Secara bersama-sama m. soleus, m. gastroc- r Fungsi: Fleksi phalanges distal ibu jari kaki dan mem-
nemius dan m. plantaris berfungsi sebagai plantar bantu plantar fleksi kaki pada sendi pergelangan
fleksor yang kuat sendi pergelangan kaki. Otot-otot kaki. Otot ini berperan penting mempertahankan
ini terutama memberi tenaga untuk gerakan maju arcus longitud inalis med ialis kaki.
pada waktu berjalan dan berlari dengan mengguna-
kan kaki sebagai pengungkit dan mengangkat tumit M. Tibialis Posterior (Gambar 10-39)
dari tanah.
o Origo: Bagian lateral dan facies posterior tibiae,
Otot-otot Ruang Fascial Posterior membrana interossea, dan setengah bagian atas dari
Tungkai Bawah: Kelompok Profunda facies posterior fibu lae.
o lnsertio: Tendonya berjalan posterior terhadap mal-
M. Popliteus Ieolus medialis di bawah retinaculum musculorum
flexorum. Otot ini berjalan ke depan ke telapak kaki
Otoi gepeng berbentuk segitiga ini dijelaskan pada
topik fossa poplitea. Otot ini keluar dari dalam capsula
di atas sustentaculum tali dan terutama berinsertio
pada tuberositas ossis naviculare. Seberkas kecil
articulationis genus dan berinsertio pada bagian atas fa-
cies posterior tibiae.
tendo berjalan ke os cuboideum, os cuneiforme, dan
basis os metatarsal ll, Ill, dan lV.
M. Flexor Digitorum Longus (Gambar 10-39)
r Persarafan: N. libialis.
r Fungsi: Plantar fleksi kaki pada articulatio talocru-
r Origo: Bagian medial facies posterior tibia, distal ralis dan inversio kaki pada articulatio subtalaris dan
dari linea musculi solei. articulatio tarso transversus. Otot ini berperan pen-
o lnsertio: Tendonya berjalan posterior terhadap ting dalam mempertahankan arcus Iongitudinalis
malleolus medialis, di bawah retinaculum flexorum, medialis kaki. Seberkas keciltendo untuk insertio ber-
dan memasuki telapak kaki. Tendo ini menerima peran dalam mempertahankan tulang-tulang kaki.
sebagian tendo m. flexor hallucis longus yang kuat
dan panjang. Tendo utama kemudian terbagi empat, Tabel Otot-Otot Ruang Fascial
dan berjalan menuju ke empat jari kaki, di sinitendo Posterior Tungkai Bawah
tersebut berinsertio pada basis phalanges distal.
Setiap tendo berjalan melalui Iubang pada tendo m. Mahasiswa yang ingin mengulang otot-otot ini dapat
flexor digitorum brevis yang bersesuain, dan su- mempelajarinya pada Tabel 10-7.
ANATOMI DASAR 613

a. poplitea
m. biceps femoris
m. semitendinosus
m. semitendinosus
r. poplitea
m. semimembranosus
m. gracilis n. tibialis
m. gracilis

m. plantaris
n. tibialis m. plantaris
m. semimembranosus
caput laterale
m. gastrocnemius
(caput mediale) (caput lat€rale)
m. gastrocnemius m. gastrocnemius

m. biceps femoris

m. soleus

m. gastrocnemius

m. soleus

tendo calcaneus
tendo calcaneus

A
B

Gambar 1 0-38. Struktur-strul<tur pada aspek posterior tungkai bawah kanan. Pada (B) sebagian besar
m. gastrocnemius telah dibuang.
614 BAB 10 Membrum lnferius

lig. popliteum obliquum

insersio m. semimembranosus I ig. col laterale laterale

kontribusi pada fascia m. popliteus a. poplitea

n. tib ialis

m. popliteus membrana interossea

a. tibialis anterior

a. peronea

n. tibialis
a. tibialis posterior

m. f lexor hallucis longus

m. tibialis posterior
a. peronea
f lexor digitorum longus
retinaculum flexorum
malleolus lateralis

n, dan a. plantaris tendo calcaneus

Gambar 1 0-39. strumur-struktur profunda pada aspek posterior tungkai bawah kanan.
ANATOMI DASAR 615

*anel -i 0iz" oiotlotot Rmn g,Fascial P osterior Tu n gfiairawah

Kela,m 'SuF cial


M. gastroehemius Caput lalerate darf Me l0itbnd.o@;,. Nitibialis S1, S2 Plahlarfteksi haki Pq:,
.i , ;'cohdyluS:laldiar ,.,.]CaneuS.ke.fad€s,
.
, da''be-ndi pelgqlang:',..
femoiis dan
fis l oosterior calca- r,:en kaki dah..fl6ksi rl ,::.
:1,
caput medial dari NCUS
:::a..:::: :t:=::,:::,,1,i=
arriculatio,Onnil!
. ,proximal.aq dt- t.:r: I
. ,i .ii,,:tt : r ,,,iii ,:.
tui medialis
M.: P.lentari$ Crista supracon- Facies posterior Nltibiafi$ S1; 52 Ptantaifleksi kakipa-
, :':;::,:1,
.
..r,dttari fe iis .., alCfie11g,,,, 1;r-,-
,

:" 1:.
da sendi Per$elang-
lateralis
-: i::::
an kaki dan fleksi
articulatio genus, i'..-.
l
.:::::
:::: t:i'
liri: ::::
rr:i:r::,:l:r
::
:: :: :::

lij:':::::,:,jr:t::::::::::=:1.: ]::,:: . ':


Mr SoleUs. Corpus tibiae dan MelaluiJendo'Cal; il N:,tibialis $@qa'nersama:$ama::
fibulae'': rr
'' ;rl CanOG t<e taciet dengan m. gastroc-
":: "':' :p'oSteiiorcatca:,=
nernius dah m. Plan-
l :':fieUS....::r ,::':"' "' tails berfungsi
sebaqai tlantar
ileksor yang kuat
sendi pergelangan
kaki; memberikan
r lena$a'untuk'$erat'"'
., maju pa-da-waktu '

be{alan da"r:l'b!'!l_.?
;'-,.

Kelomptok Profunda ,

Fabie$ lateratisi, FacieS posteiior. ;;:..Nlib-ialis L4, l-5,.S1 Fleksi tungkai pada
M. Poptiteus
ii'condYlus.:lat€' i ipustibiae di articulatio genus;
:.ii iatiS,femoris' .:,,r:btas::ilnea mus' membuka articuiatio
l"
r tutiiotai,,. 'i genus'dehgan roiaqi,r i
lateral femur pada :

tibia dan mengendur-


kan ligamenta sendi
M:16xo'i digitorum Facie! posteriOr Basis phalanges N. tibialis S2,:Sg Fleksi phalanges dis-
distal empat jari tal empat jari kaki
:-lohgus rl':'':"'':- .: coipus.tibiae
lateral (ll s/d V);
kaki lateral
planiar fteksi kaki
pada sendi Perge-
.:'langan kaki;t menyo.
:,:,, i kortg arcus.long!tV"-..
t '.
-t" rt- tt'
'' =- t , ,i .,1 ,
.dinalis medialis dan
,,, lateialisrkaki .-;.,.11-.,:,,,,

N' tibialis s2,.,s3 Fleksi phalanges dis-


M:,Fftxor halludis Facies posierior Basis Phalanges
tal ibu jari; plantar
longus , corpus fibulae diatal ibuiari:,kaki .:, . -kaki pad +:,j1.';,
=-,r ftgks-i
sendi Peigelangan
kaki; menYokong
aicus longitudinalis
medialis kaki
posiefidilor- N, tibialis Plantarfle(ii kaki pa- ,

M..tibiaiF po$te'risl'=.,F, io-! TubdroStlAs ossis


da sendi Pergelang-
Pus tibiae dan fi- hanibutaie,.oan-
..-:tulang.'tulang dl an kaki; inversio kaki
. bulae dan mem-
: Srana interosiea ,,: dekatnya Iada articulatio
=',ii subtalaris dan arti- ,

culatio tarso trahs'


versus; menYokong
arcus longitudinalis '
medialis kaki.
lAs*t qdral n$ uiame dicetak d$ngan.huiti tebal
616 BAB 10 Membrum lnlerius

Arteri Ruang Posterior Tungkai longus dan rn. flexor hallucis longus (Cambar 10-37),
Arleria Tibialis Posterior dan di sini ditutupi oleh retinaculum flexorum serta
bercabang dua menjadi n. plantaris medialis dan n.
A. tibialis posterior adalah salah satu cabang termi- plantaris lateralis.
nal a. poplitea. Pembuluh ini mulai setinggi pinggir ba-
Cabang-cabang di Tungkai
wah m. popliteus dan berjalan ke bawah profunda dari
(Di bawah Fossa Poplitea)
m. gastrocnemius dan soleus dan fascia transversa 1. Rami musculares ke m. soleus, m. flexor digitorurn
profunda tungkai bawah (Cambar 10-32, 10-33, dan
longus, m. flexor hallucis longus, dan m. tibialis
10-39). Di proximal arteri initerletak pada permukaan
posterior.
posterior m. tibialis posterior dan di distal pada per-
2. Cutaneus. Ramus calcaneus medialis memper-
mukaan posterior tibia. Pada bagian bawah tungkai
sarafi kulit di sekitar permukaan medial tumit
bawah arteri ini ditutupi oleh kulit dan fascia. Arteri (Cambar 1O-37).
berjalan di belakang malleolus medialis, di bawah reti-
3. Ramus articularis ke sendi pergelangan kaki.
naculum musculorum flexorum dan berakhir dengan
4. N. plantaris medialis dan lateralis. (Lihat halaman
bercabang dua menjadi a. plantaris medialis dan a.
627,)
plantaris lateralis (Cambar 1 O-37).
Cabang-Cabang
1. A. peronea, merupakan arteri besar yang diperca- Daerah Pergelangan Kaki
bangkan dekat pangkal a. tibialis posterior (Cam-
Sebelum mempelajari anatomi kaki, mahasiswa perlu
bar 10-39). Arteri ini berjalan turun di belakang fib-
memiliki pengetahuan yang cukup tentang susunan
ula, di dalam massa m. flexor hallucis longus atau
tendo, arteri dan saraf di daerah pergelangan kaki,
posterior terhadapnya. A. peronea memberi banyak
Dipandang dari sudut klinis, maka pergelangan kaki
rami musculares dan sebuah a. nutritia untuk os
adalah tempat yang biasa terjadi fractura, kese/eo, dan
fibula dan berakhir dengan ikut serta membentuk
dislocatio.
anastomosis di sekitar pergelangan kaki. Ramus
Pada gambar potongan transversa melalui sendi
perforantes menembus membrana interossea un-
pergelangan kaki (articulatio talocruralis) seperti yang
tuk mencapai bagian bawah tungkai bawah bagian
terlihat pada Gambar 10-40, identifikasilah struktur-
depan.
struktur dari medial ke lateral; dan pada saat yang sama
2. Rami musculares untuk otot-otot di dalam ruang periksalah pergelangan kaki Anda sendiri dan identi-
posterior tungkai bawah,
fikasi sebanyak mungkin struktur-struktur itu.
3. A. nutritia ke tibia.
4. Rami anastomoticatyang bergabung dengan arteri-
arteri lain di sekitar sendi pergelangan kaki. ASPEK ANTERIOR PERGELANGAN KAKI
5. A. plantaris medialis dan a. plantaris. (Lihat ha- (GAMBAR 10-40)
laman 622.)
Struktur-Struktur yang Berjalan Anterior
Venae comitantes A. tibialis posterior menyatu Terhadap Retinacula Extensora
dengan yang berasal dari a. tibialis anterior di da- dari Medial ke Lateral
lam fossa poplitea untuk membentuk v. poplitea.
1. N. saphenus dan v. saphena magna (di depan
Saraf Ruang Fascia Posterior Tungkai Bawah malleolus medialis).
2, N. peroneus superficialis (ramus medialis dan Ia-
Nervus Tibialis teralis).
N. tibialis adalah cabang terminal n. ischiadicus yang
lebih besar (Cambar 10-75) di sepertiga bawah paha Struktur-Struktur yang Berjalan di Bawah
bagian belakang. (Lihat halaman 587.) Saraf ini berjalan atau Melalui Retinacula Extensora
turun melalui fossa poplitea dan profunda terhadap m. (Gambar 10-40) dari Medial ke Lateral
gastrocnemius dan m. soleus (Cambar 10-38 dan
1. Tendo m. tibialis anterior.
10-39). Nervus tibialis terletak pada permukaan poste-
rior m. tibialis posterior, dan turun lebih ke bawah 2. Tendo m. extensor hallucis longus.
3. A. tibialis anterior dengan venae comitantes.
tungkai pada permukaan posterior tibia (Cambar
10-39). Saraf berjalan bersama a. tibialis posterior dan
4. N. peroneus profundus,
5. Tendo m. extensor digitorum longus.
mula-mula terletak pada sisi medialnya, kemudian
6. M. peroneus tertius.
menyilang posterior, dan akhirnya terletak pada sisi
lateralnya. Saraf ini bersama arteri berjalan di belakang Masing-masing tendo di atas berjalan di bawah atau
malleolus medialis, di antara tendo m. flexor digitorum melalui retinacula extensora, maka tendo tersebut
ANATOMI DASAR 617

m. tibialis anterior m. extensor hallucis longus

a. dorsalis pedis

m. extensor digitorum longus


retinaculum extensorum
i nferius
n. saphenus m. peroneus tertius

v. saphena magna

tal us

malleolus medialis
n. peroneus Profundus

malleolus lateralis
retinaculum flexorum
m. tibialis posterior

m. flexor digitorum longus

a. tibialis Posterror
retinaculum Peroneorum suPerius
lig. talof ibularis posterior
n. tlolalls
. peroneus brevis dan longus

m. f lexor hallucis longus n. su rae

v. saphena Parva
tendo m. Plantaris
tendo calcaneus

Gambar 10-40. Batas-batas sendi pergelangan kaki kanan

dibungkus oleh selubung sinovial. Tendo m' extensor Struktur-Struktur yang Berjalan di Belakang
digitorum longus dan m. peroneus tertius mempunyai Malleolus Lateralis dan Superficialis
selubung sinovial Yang sama. terhadap Retinaculum Peroneorum
Superius (Gambar 1 0-40)
ASPEK POSTERIOR PERGELANGAN KAKI N. suralis dan v. saphena parva.

Struktur-struktur yang Berjalan Struktur-Struktur Yang Berjalan


di Belakang Malleolus Medialis dan di Bawah di Belakang Malleolus Lateralis dan
Retinaculum Flexorum dari Medial ke Lateral di Bawah Retinaculum Peroneorum Superius
(Gambar 10-37 dan 10-40) (Gambar 10-37 dan 10-40)
1. Tendo m. tibialis posterior. Tendo m. peroneus longus dan brevis. Kedua tendo ini
2. M. flexor digitorum longus. nrempunyai selubung sinovial yang sama; lebih l<e
3. A. tibialis posterior dengan venae comitantes. bawah, di bawah retinaculum peroneorum inferius
4. N. tibialis. tendo ini mempunyai selubung sinovial yang terpisah'
5. M. flexor hallucis longus.
Struktur-struktur yang Terletak di Belakang
Masing-masing tendo di atas berjalan di bawah reti- Pergelangan Kaki (Gambar 10-40)
naculum flexorum, maka tendo tersebut dikelilingi
oleh selubung sinovial. Lemak dan tendo calcaneus yang besar.
618 BAB 10 Membrum lnferius

Kaki Otot-otot Telapak Kaki


Kaki menyokong berat badan dan menjadi pengungkit Otot-otot telapak kaki lebih mudah dijelaskan dalam
untuk berjalan dan berlari. Bentuk kaki khas, konstruksinya empat lapis dari lapisan paling inferior ke superior.
beibentuk lengkung-lengkung yang memungkinkannya Lapisan pertama
beradaptasi terhadap permukaan yang tidak rati. Kaki M. abductor hallucis
,juga
berfungsi sebagai per yang lentur untuk r"ny"rup 6"n- M. flexor digitorum brevis
turan sepefti pada waktu melompat. M. abductor digiti minimi
Lapisan kedua
M. qudratus plantae
PLANTAR PEDIS (TELAPAK KAKI) Mm. lumbricales
Kulit Tendo m. flexor digitorium longus
Tendo m. flexor hallucis longus
Kulit telapak kaki tebal dan tidak berambut, dan terikat Lapisan ketiga
kuat pada fascia profunda di bawahnya oleh berkas M. flexor hallucis brevis
fibrosa yang jumlahnya banyak. Kulit memperlihatkan M. Adductor hallucis
sedikit lipatan pada tempat-tempat gerakan kulit. M. flexor digiti minimi brevis
Kelenjar keringat terdapat dalam jumlah besar. Lapisan keempat
Persarafan sensorik kulit telapak kaki berasal dari Mm. interossei
ramus calcaneus medialis n. tibialis, yang memper- Tendo m. peroneus longus
sarafi sisi medial tumit; cabang-cabang n. plantaris Tendo m. tibialis posterior
medialis yang mempersarafi dua pertiga medial kulit
telapak kaki; dan cabang-cabang n. plantaris lateralis Tidak seperti otot-otot kecil tangan, otot-otot telapak
yang mempersarafi kulit sepertiga lateral telapak kaki kaki mempunyai fungsi yang sedikit rumit dan terutama
(gambar 10-1 dan 10-41). berperan dalam menyokong lengkung kaki. Walaupun
nama otot-otot ini seakan-akan berfungsi untuk me-
ngendalikan jari-jari, tetapi jarang digunakan oleh seba-
Fascia Profunda gian besar orang.
Untuk keterangan rinci mengenai otot-otot telapak
Aponeurosis plantaris berbentuk segitiga dan menem-
kaki dapat dilihat pada tabel 10-B dan Cambar 10-42
pati daerah sentral telapak kaki (Camba r 1O-41); diben-
sampai 10-46.
tuk oleh penebalan fascia profunda. Fascia profunda
yang menutupi otot-otot abductor ibu jari dan jari ke-
Iingking lebih tipis dan Iemah. Tendo-tendo Panjang Telapak Kaki
Apex aponeurosis plantaris melekat pada tubercu-
Ium calcanei medialis dan lateralis. Basis aponeurosis Tendo M. Flexor Digitorum Longus
(Gambar 10-43)
terbagi menjadi lima berkas pada basis jari. Setiap ber-
kas terbagi menjadi dua pita, satu berjalan superficial Tendo m. flexor digitorum longus sampai ke telapak
ke kulit dan yang lain menyusup ke dalam ke pangkal kaki dengan berjalan dorsal terhadap malleolus me-
jarijari; di sini setiap pita profunda terbelah menjadi dialis di bawah retinaculum flexorum (Cambar 10-37).
dua yang menyebar di sekitar tendo-tendo flexor dan Tendo iniberjalan ke depan menyilang permukaan me-
akhirnya bergabung dengan selubung fibrosa flexorum dial sustentaculum tali dan kemudian menyilang tendo
dan ligamentum transversum profundus (Cambar 1O-41). m. flexor hallucis longus, dari tendo ini, tendo m. f lexor
Pinggir medial dan lateral aponeurosis yang tebal digitorum longus menerima berkas tendo yang kuat. Di
melanjutkan diri sebagai fascia profunda yang lebih sini, pada pinggir lateralnya tendo ini menerima in-
tipis, yang menutupi otot-otot abductor ibujari dan jari sertio m. quadratus plantae. Kemudian tendo terbagi
kelingking. Dari masing-masing pinggir ini, septa fi- atas empat tendo untuk insertio, yang berjalan ke
brosa berjalan ke atas ke telapak kaki dan ikut mem- depan, dan memberikan origo untuk mm. lumbricales.
bentuk ruang-ruang fascial telapak kaki. Tendo kemudian masuk ke selubung fibrosa empat jari
Fungsi aponeurosis plantaris adalah memberikan lateral (Gambar 10-41). Setiap tendo menembus tendo
perlekatan yang kuat pada kulit yang ada di atasnya; m. flexor digitorum brevis yang sesuai dan berinsertio
melindungi pembuluh darah, saraf, dan tendo beserta pada basis phalanges distal. Perlu diperhatikan bahwa
selubung sinovialnya; dan membantu mempertahan- cara berinsertio ini sama dengan yang terdapat pada
kan arcus pedis. Bandingkan aponeurosis plantaris de- m. flexor digitorum profundus pada tangan. (Lihat Bab
ngan aponeurosis palmaris. g)
ANATOMI DASAR 619

rami digiti n. Plantaris medialis

selubung f leksor f ibrosa


rami disiti
n. plantaris lateralis tendo m. flexor digitorum
longus

tendo m. flexor digitorum


brevis
serat decussatio
n. flexor digitorum brevis

rami n. plantaris
medialis
rami n. plantaris
lateral is
-<
rami n. saphenus
rami n. surae

n. calcaneus medialis
aponeurosis plan13;;5

Gambar 10-41. Aponeurosis plantaris dan nervi cutanei plantar pedis dextra.

, M. Flexor Hallucis Longus Selubung Fibrosa Flexorum Facies inferior setiap


bar 10'43) jari kaki, dari caput ossis metatarsal sampai ke basis
phalanges distal dilengkapi oleh selubung fibrosa yang
r rn. flexor hallucis longus sampai ke telapak kaki kuat dan melekat pada sisi-sisi phalanges (Cambar
n berjalan di belakang malleolus medialis di 10-41). Susunannya sama dengan yang terdapat pada
r retinaculum flexorum. Tendo ini berjalan ke jari-jari tangan. (Lihat Bab 9.) Ujung proximal selubung
r di bawah sustentaculum tali dan menyilang iibtotu jari menerima bagian lebih dalam dari kelima
rda terhadap tendo m. flexor digitorum longus, berkas aponeurosis plantaris. Ujung distal selubung
rernberi tendo ini satu berkas yang kuat. Kemu- tertutup dan melekat pada basis phalanges distal'
endo masuk ke dalam selubung fibrosa ibu jari Selubung, bersama dengan permukaan inferior phalan-
lan berinsertio pada basis phalanges distal. ges dan articulatio interphalangea membentuk saluran
6a0 BAB 10 Membrum lnferius

Iapisan Pertama.
ll. abductor,-' ,=, Tubgiositasm e=,,'.:, Basis phalanges N, plahtaris- 52; 53 Fleksi dan ab'duksi ibujari
hallucis' r-r,,dialeiarCanoug proiimal ibu iari ,::::tnnU'r"n kaki; memperkuat
,,t=t. r.idan.t:etinasulum kaki :
i
t,,4,',' arcus longitudinalis
, flbxorum ',,
,,,,, II,,,.,,,',,:l-:::::t:t':,,:- , ,,., at ,'
'I medialis
ll- ftexor Oigitorum TU b'gr,cu I u m, m e,..:.., tmt'ii'i6no.a mi",, N, plahtaris 52; S3 Fleksi empat jari lateral
brevis ''' ' ::r'!r'l ' r,diale'ealca nuju ke empat ...me iAliS,l kaki; memperkuat ar-
jari kaki lateral- cus longitudinalis me-
insertio pada dialis dan lateralis
pinggir phalanges
media; tendo
ditemblis nleh ;,,j
'

tendo m. itexor
digitorum tongus
U. abductor digiti Tuberculum md: BaSis phalan$es 52, S3 Fleksi dan abduksi jari
',.oiate oan,faie-,, .N:i,p!anta'iiS
minimi ,,; ,,,i ,1 proximal jari ke- 'illlateialis , ,.,kelifia kaki; memper:,
:: ,11,i,='" r.'iate calcahquS lima Ir t ::.,:., ::i::::::,,:,1
kuat arcus longitudi-
r,:,;::1.:1. :' :: l:::r'i:t.'
:.:.::::
=:l:::j:.1:,:: =: =:,'::
nalis lateralis
Lapisan kCiiua.,
.:,., =,:., :.'. i i lll.::::::::::r.,rr:::::r=
rtji=::::, ,:
t:
r
:,:: ",: ' ::,
.:
quadratud Tirb'eiCutu .me;. i;oo i'"*o, '
plantae Oiate dan tate- 1..i' '
uioitolu*ionaus,
l N. plantaris
il lateialis:.:
s2, s3 Membantu m. ilexor digi-
torum longus dalam
ralb calcaneus ti:iiri :r .::::: ' memfleksikan empat
't-.t't l :tt:: i: ::: ::::

i'1-:tt.,.... ,: : i:r,: :::r:lt.r:- ',jari lateral ',,t .',,:,


Um.lumbiicales
r'r
T.ehdo.tendo =: ,rtSp f
,axtenib'r
LumbriCatis s2,'s3 Ekstensi jari-jari kaki pa-
(4) i .,il:,:iiex;i:Olgito, ridofSaliS;, baslS,1-,,; ', pertama: : da articulatio interpha-
,

ium.lOngus',:, ' r1.phalarigesp-rbxi: *,plan-


:L.,i
:
langea
:.,fi dl''6mpat,jari,-,,.., l:,,tariSr r,ne:.
yang laleral ' , ,,.i.1qialis;;it='
.'. #anVa ,

Oleh,,,-.-.,,,,
iirln';-Plan-
tar:is tare-
raii5,,:,'
m. flexoi di: :jfihat Tabel,r,10:7
:' i:,1::::::,, :r:,,:::: il
gitorum lohgu$"' I :::l: :::lL ':: L , :,
m:, fleXoii :,,::itihat Tabel 10:7
hallucis:iongusl
:::: lf!:l:l:::::
Keti'ga '

flexor halluCis Cuboideum, bu- r*nio r"oi",'t" ,, N,,Plantar:iS 32, 53 Fleksi articulatio metatar-
brevis -t :,iiti. neiforme latera-; sisi medial basis
.

' medialis, sophalangea ibu jari;


le, insertio m. ti- tif;.'phaia!:r 'brai-
. menyokong arcus
mal ibu jari; ten- longitudinalis medialis
i'-o"l"o,lni:.l].. ' ,
do lateral ke sisi
lateral basis
phalanges proxi- ,

mal ibu jari


adductorlhallu- Sisi iaieral basis glmus.pl$: S2;:S3 Fleksi articulatio metatar-
clS ""0r, "O,Orm
dhri basis oS
l
phalanges proxi- sophalangea ibu jari;
=fiihdus
:ii:iiirj, r,,ryetalarcaf ,l !i il [[ mal ibujari kaki , ptan .t'.]i mempertahankan kesa-
dan lV; caput ,
::::::::,I
,,:i,tafiS:-late, luan ossa metatarsal
transverum dari ,,,t.laiis'i
i;,. :., ti$d'i entijm.,r,
.Ep.lantailg,, i:,:' :' (Berlaniut)
ANATOMI DASAR

tabei t0-8. Otot:otot Telapak kaki (laniutan)


Nama otot origo lnsertio Persaralan Asal saraf* Fungsi
Basis ossis meta- Sisi lateral basis N, plantaris s2, s3 Fleksi ariiculatio metatar-
M, tlexor digiti
minimi brevis tarsal V , phalanges proxi- lateralis sophalangea jari keling-
mal jari keling- king
king
Lapisan Keempat
Mm. interossei Sisi yang bersebe- Basis phalanges N. plantaris 52 53 Abduksi iari-jari kaki,
lahan os meta- proximal-peda lateralis fleksi arliculatio meta-
Dorsales (4)
larsal ma: sisi medial tarsophalangea dan
jari kedua; sisa- ekstensio arliculatio
nya sisi lateral interphalangea
jari kedua, keti-
ga, dan keem:
pat-juga eks-
pansi extensor
.dorsalis
Fadies inferior Sisi medial,basis N; plantaris 52, 53 Adduksi jari kaki; fleksi
ossis metatarsal phalanges proxi- lateralis articulatio metatar-
lll, lV dan V ,,mal tiga jari la- ,' soPhalangea dan
teral ekstensi afiiculatio
interPhalangea
Tendo M. pero- Lihat Tabel 10-6
neus longus
Tendo M. tibialis Lihat Tabel 10-7
posterior
.Asal saral yang utama dicetak dengan hurul tebal.

yang di dalamnya terletak tendo-tendo flexor jari sinovial yang mengelilingi tendo sampai ke tempat
(Cambar 10-44). i nsertionya (Cambar 1 0-44).
Pada ibu jari kaki, saluran osteofibrosa berisi tendo
m. flexor hallucis longus (Cambar 10-44). Pada empat Tendo M. Peroneus Longus (Gambar 10-46)
jari yang lateral, saluran diisi oleh tendo-tendo dari Tendo m. peroneus longus sampai ke kaki dari bela-
m. flexor digitorum brevis dan longus. Selubung fibrosa kang malleolus lateralis, Tendo ini berjalan di bawah
tebal di atas phalanges dan tipis serla longgar di atas retinacula peroneorum superius dan inferius serta
sendi-sendi. terletak di bawah tuberculum peroneorum pada sisi lat
Selubung Sinovial Flexorum Tendo m. flexor hallu- eral os calcaneus. Pada waktu mencapai os cuboi-
cis longus diliputi oleh selubung sinovial, yang ter- deum, tendo membelok di margo lateralisnya dan
bentang ke atas di belakang malleolus medialis sedikit masuk ke alur pada aspek inferiornya, Tendo ini difik-
di atas retinaculum flexorum (Cambar 1O-37). Ke arah sasi pada tempatnya oleh sebuah pita fibrosa kuat yang
distal, selubung meluas sampai basis ossis metatarsal berasal dari ligamentum plantare longus. Tendo ber-
(Cambar 10-44). Tendo ini mendapatkan selubung si- jalan miring menyilang telapak kaki dan berinsertio
novial digitorum yang mengelilingi tendo sampai pada pada basis ossis metatarsal pertama dan bagian yang
insertionya, saat tendo memasuki selubung fibrosa berdekatan dengan os cuneiforme mediale.
flexorum (Gambar 10-44). Tendo ini dikelilingi oleh selubung sinovial pada
Tendo m. flexor digitorum longus juga dikelilingi saat berjalan di bawah retinacula peroneorum. Pada
oleh selubung sinovial, yang meluas ke atas di bela- saat membelok di pinggir lateral cuboideum, tendo ini
kang malleolus medialis sedikit di atas retinaculum menebal dan berisi cartilago sesamoidea. Selubung
flexorum (Cambar 1O-37). Ke distal, selubung meluas sinovial yang kedua mengelilingi tendo pada waktu
sampai os naviculare (Gambar 10-44). Saat masing- menyilang telapak kaki (Cambar 10-44),
masing memasuki selubung fibrosa f lexorum dari Fungsi m. peroneus longus dijelaskan pada ha-
empat jari lateral, tendo ini mendapatkan selubung laman 607.
622 BAB l0 Membrum lnferius

serat-serat decussat io
m. flexor digitorum brevis

n. dan a. disitalis

a. plantaris lateralis

n. plantaris lateralis

m. abductor digiti minimi

m. flexor digitorum brevis a. plantaris medialis

n. plantaris medialis

abductor hallucis

aponeu;osis plantaris

calcaneus medialis

Gambar 10-42. Musculi plantares pedis dextri, lapisan perlama. Teilhat juga aa. plantarie medialis dan lateralis

Tendo M. Tibialis Posterior (Gambar 10-46) berakhir di bawah, tepat proximal terhadap tuberositas
ossis naviculare (Cambar 10-44).
Tendo m. tibialis posterior sampai ke kaki dari bela-
Fungsi m. tibialis posterior dijelaskan pada halaman
kang malleolus medialis. Tendo ini berjalan di bawah
612.
retinaculum flexorum dan berjalan ke bawah dan
depan di atas sustentaculum tali dan berinsertio teru-
tama pada tuberositas ossis naviculare. Berkas tendo Arteri-arteri Telapak kaki
yang kecil berjalan ke os cuboideum dan cuneiforme
dan ke basis ossis metatarsal ll, lll, dan lV. ArIe ri a P I antari s Med ial is
Tendo dikelilingioleh selubung sinovial pada wak- A. plantaris medialis adalah cabang terminal yang lebih
tu berjalan di bawah retinaculum flexorum; selubung kecil dari a. tibialis posterior, (Lihat halaman 616.)
ANATOMI DASAR 623

m. lumbricalis pertama

m. lumbricalis kedua

m. lumbricalis ketiga

m. lumbricalis keempat

n. digitalis
n. dighalk
arcus plantaris

m. f lexor hallucis longus


ramus profundus
n. plantaris lateralis

n. plantaris lateralis

a. plantaris lateralis

n. plantaris medialis

m. f lexor digitorum longus

a. plantaris medialis

m. quadratus plantae

Gambar 10-43. Musculi plantares pedis dextri, lapisan kedua. Terlihat juga aa. plantares medialis dan lateralis
624 BAB 10 Membrum lnferius

selubung fleksor fibrosa

selubung sinovial lari-jari

m. flexor hallucis longus

m. f lesor digitorum longus

selubung sinovial
m. flexor
digitorum longus

selubung sinovial
m. tibialis posterior
m. peroneus brevis

\l
I

selubung sinovial lt
m. peroneus longus
li t'l
llrl selubung sinovial
!l
m. f lexor hallucis longus
1

Z ;t-=\)
5o:'/',!

Gambar 10-44. Vaginae synoviales tendinorum pada plantar pedis dextra.


ANATOMI DASAR 625

os sesamoideum

tendo m. abductor hallucis

m. flexor hallucis brevis


m. flexor digiti minimi brevis

a. metatarsale

arcus plantaris

ramus profundus
n. plantaris lateralis

liq. plantare longus

Gambar l0-45. Musculi plantares pedis dextrae, lapisan ketiga. Terlihat iuga ramus profundus dari
n. plantaris lateralis dan arcus arterialis plantails.
626 BAB 10 Membrum lnlerius

m. interossea dorsalis ketiga

os sesamoideum

lig. plantaris
art. metatarsophala ngea m. interossea dorsalis pertama

m. interossea dorsalis kedua

m. interossea plantaris pertama


I ig. transversum prof undus
m. interosseus dorsalis keempat m. interossea plantaris kedua

m. interosseus plantaris ketiga a. metatarsalis plantaris pertama

a. metatarsalis
a. dorsalis Pedis
arcus plantaris

ramus profundus
n. plantaris lateralis

m. peroneus longu5

lig. plantaris brevis


m. tibialis posterior

lig. plantaris longus

Gambar 10-46. Musculi plantares pedis dextrae, lapisan keempat. Terlihat juga ramus profundus dan
n. plantaris lateralis dan arcus a. plantaris. Perhatikan ligamenta transversum profundi.
ANATOMI DASAR 627

Arteri ini dipercabangkan di bawah retinaculum flexo- bar 10-41). Saraf-saraf ini meluas ke dorsum pedis
rum dan berjalan ke depan di bawah m. abductor hallu- dan mempersarafi dasar kuku serta ujung-ujung jari.
cis (Gambar 10-37). Pembuluh ini berakhir dengan
Bandingkan dengan distribusi n. medianus pada te-
memperdarahi sisi medial ibu jari kaki (Cambar 10-42).
Iapak tangan.
Dalam perjalanannya arteri ini memberikan banyak
cabang muscular, cutaneus, dan articulare.
Nervus Plantaris Lateralis
Arte ri a P I antaris Late ral i s
N. plantaris Iateralis adalah cabang terminal n. tibialis.
A. plantaris Iateralis adalah cabang terminal yang lebih (Lihat halaman 616.)Saraf ini munculdi bawah reti- na-
besar dari a. tibialis posterior. (Lihat halaman 616.) culum flexorum (Cambar 10-37) dan berjalan ke depan
Arteri ini dipercabangkan di bawah retinaculum di bawah m. abductor hallucis dan m. flexor digitorum
flexorum dan berjalan ke depan di bawah m. abductor brevis, bersama dengan A. plantaris lateralis (Cambar
hallucis dan m. flexor digitorum brevis (Cambar 10-37, 10-43). Pada waktu mencapai basis os metatarsi V, saraf
10-42, dan 10-43). Sesampainya di basis os metatarsal ini bercabang dua yaitu ramus superficialis dan ramus
V, arteri melengkung ke medial membentuk arcus profundus (Cambar 1 0-43).
plantaris (Cambar 10-45) dan pada ujung proximal
Cabang-cabang
spatium intermetatarsale pertama bergabung dengan a.
dorsalis pedis (Cambar 10-46). Dalam perjalanannya, 1 . Dari truncus utama ke m. quadratus plantae dan
arteri ini memberikan banyak cabang muscular, m. abductor digiti minimi; rami cutanei ke kulit
cutaneus, dan articulare. Arcus plantaris memberikan bagian lateral telapak kaki.
cabang aa.digitales plantares ke jari. 2. Dari ramus superficialis ke m. flexor digiti minirni
dan m. interosseus spatium intermetatarsalia keem-
Arleila Dorsalis Pedis pat. Rami digitales plantares berjalan ke sisi satu
setengah jari Iateral kaki . Saraf-saraf meluas sampai
Pada saat memasuki telapak kaki di antara kedua caput
ke dorsum pedis dan mempersarafi dasar kuku dan
m. interossea dorsalis pertama, a. dorsalis pedis lang-
ujLrng jari-jari kaki.
sung bergabung dengan a. plantaris lateralis (Cambar
3. Dari ramus profundus (Cambar 10-46). Cabang ini
10-46).
melengkung ke medial bersama dengan a. plan- taris
Cabang-cabang Arteriae metatarsales plantares I lateralis dan mempersarafi m. adductor hallucis; nr.
yang memperdarahi celah di antara ibu jari kaki dan jari lumbricalis II, lll, dan lV; serta semua mm. interossei,
kaki kedua. kecuali yang terdapat di spatium intermetatarsalis lV,
(Lihat ramus superficialis di atas.)
Vena-Vena Telapak Kaki
Bandingkan dengan distribusi n. ulnaris pada tela-
V. plantaris medialis dan lateralis menyertai arteri yang pak tangan.
senama dan semua bersatu di belakang malleolus media-
lis untuk membentuk venae comitantes tibialis posterior.
Dorsum Pedis
Saraf-saraf Telapak Kaki KULIT
Kulit dorsum pedis tipis, berambut, dan dapat bergerak
Nervus Plantaris Medialis
bebas terhadap tendo dan tulang yang ada di bawah-
N. plantaris medialis adalah cabang terminal n. tibialis. nya.
(Lihat halaman 616.) Saraf ini muncul di bawah reti- Saraf sensorik yang mempersarafi (Cambar 10-2)
naculum flexorum (Cambar 10-37) dan berjalan ke kulit pada dorsum pedis berasal dari n. peroneus su-
depan di bawah m. abductor hallucis, bersama dengan perficialis, dibantu oleh n. peroneus profundus, n. sa-
a. plantaris medialis (Cambar 10-42). Saraf ini terletak phenus, dan n. suralis.
di antara celah m. abductor hallucis dan m. flexor digi- N. peroneus superficialis muncul dari antara m.
torum brevis. peroneus brevis dan m. extensor digitorum longus pada
bagian distal tungkai bawah. Saraf ini kemudian mem-
Cabang-cabang bagi menjadi ramus cutaneus medialis dan lateralis
1 . Rami musculares ke m. abductor hallucis, m. flexor yang mempersarafr kulit dorsum pedis; sisi medial ibu
digitorum brevis, m. flexor hallucis brevis, dan m. jari kaki; dan sisi yang berdekatan dengan jari kedua,
lumbricalis pertama. ketiga, keempat, dan kelima.
2. Rami cutaneus. Nn digitales plantares berjalan N. peroneus profundus mempersarafi kulit sisi ibu
menuju ke tiga setengah jari sisi medial kaki (Cam- jari dan jari kedua yang berdekatan (Gambar 10-2).
628 BAB 10 Membrum lnlerius

N. saphenus berjalan ke dorsum pedis di depan dorsum pedis dan berjalan menuju empat jari yang lat-
malleolus medialis(Cambar 10-2). Saraf ini memper- eral. Setinggi articulatio metatarsophalangea kedua,
sarafi kulit sepanjang sisi medial kaki ke depan sampai ketiga, dan keempat masing-masing tendo digabung-
cap.ut ossis metatarsale pertama. kan oleh tendo rr-r. extensor digitorum brevis pada sisi
N. suralis (Gambar 10-1) sampai ke kaki dari bela- lateralnya (Cambar 1 0-47).
kang malleolus medialis dan mempersarafi kulit se- Pada permukaan dorsal setiap jari, tendo extensor
panjang pinggir lateral kaki dan sisi lateraljari kelingking. bergabung dengan ekspansi fascial yang disebut eks-
Dasar kuku dan kulit yang menutupi permukaan pansi extensorum. Dekat articulatio interphalangeal
dorsal phalanges terminalis dipersarafi oleh n. plan- proximal ekspansi extensorum pecah menjadi tiga
taris medialis dan lateralis. (Lihat halam an 627 dan ba- bagian: bagian tengah yang berinsertio pada basis pha-
gian atas). langes media, dan dua bagian lateral yang menyebar
untuk akhirnya berinserlio pada basis phalanges distal
(Cambar 10-47).
ARCUS (ATAU JEJARTNG) VENOSUS
Ekspansi dorsal, seperti pada jari, menerima tendo
DORSALIS PEDIS
insertio mm. interossei dan mm. lumbricales.
Arcus venosus dorsalis pedis terletak di jaringan sub-
cutan di sekitar caput metatarsale dan bermuara pada Selubung Sinovial Tendo
sisi medial ke V. saphena magna dan pada sisi lateral ke M. Extensor Digitorum Longus
v. saphena parva (Cambar 10-1 1). V. saphena magna Tendo m. extensor digitorum longus dan m. peroneus
meninggalkan dorsum pedis dengan berjalan ke atas ke
tertius dikelilingi oleh selubung sinovial yang sama
tungkai bawah di depan malleolus medialis. Perjalanan
pada waktu mereka berjalan di bawah retinacula
selanjutnya dijelaskan pada halaman 567. V. saphena
extensorum (Cambar 1O-47). Selubung meluas ke prox-
magna berjalan ke atas ke tungkai bawah di belakang
imal sedikit di atas malleoli dan ke distal sampai
malleolus lateralis. Perjalanannya di belakang tungkai
setinggi basis os metatarsi V.
bawah dijelaskan pada halaman 609. Sebagian besar
darah dari kaki mengalir ke dalam arcus melalui venae
digitales dan venae communicantes dari telapak kaki, ARTERIA DORSUM PEDIS
yang berjalan melalui spatium interosseus.
Arteria Dorsalis Pedis
A. dorsalis pedis mulai didepan sendipergelangan kaki
OTOT-OTOT DORSUM PEDIS
sebagai lanjutan dari a. tibialis anterior. (Lihat halaman
M. Extensor Digitorum Brevis (Gambar 10-47) 606.) Pembuluh ini berakhir dengan berjalan ke bawah
ke dalam telapak kaki di antara kedua caput m. in-
o Origo: Bagian anterior facies superior os calcaneus
terosseus dorsalis l, tempat pembuluh ini bergabung
dan retinaculum extensorum inferius. dengan a. plantaris lateralis dan membentuk arcus
o lnsertio: Otot ini mempunyai empat tendo yang
plantaris (Cambar 10-46). Letaknya superficial dan di-
berjalan ke depan dan medial. Tendo yang paling silang oleh retinaculum musculorum extensorum infe-
medial (kadang-kadang disebut tendo m. extensor rius dan tendo pertama m. extensor digitorum brevis
hallucis brevis) berinsertio pada basis phalanges (Cambar 10-47). Pada sisi lateralnya terletak bagian ter-
proximal ibu jari kaki. Tiga tendo lateral lainnya ber-
minal n. peroneus profundus dan tendo m. extensor
gabung dengan tendo-tendo extensor panjang me-
digitorum longus. Pada sisi medialnya terletak tendo
nuju ke jari kedua, ketiga, dan keempat. m. extensor hallucis longus (Cambar 10-47). Denyut
r Persarafan : Bagian terminal n. peroneus profundus.
nadi dapat diraba dengan mudah.
r Fungsi: Ekstensio jari pertama, kedua, ketiga, serta
keempat pada articulatio interphalangea dan meta-
tarsophalangea. Otot ini terutama berfungsi bila sen- Cabang-cabang
di pergelangan kaki di dorsofleksi dan m. extensor
1. A. tarsalis lateralis, yang menyilang dorsum pedis
digitorum longus tidak mampu berfungsi.
tepat di bawah sendi pergelangan kaki (Cambar
10-47).
lnsertio Tendo-Tendo Extensor Panjang
2. A. arcuata, yang berjalan ke lateral di bawah ten-
Tendo m. extensor digitorum longus berjalan di bawah do-tendo extensor berhadapan dengan basjs ossis
retinaculum musculorum extensorum superius dan metatarsi (Cambar 1O-47), Pembuluh ini membe-
melalui retinaculum musculorum extensorum inferius, rikan cabang-cabang metatarsal untul< jari-jari.
bersama dengan m. peroneus tertius (Cambar 1O-47). 3. A. metatarsalis dorsalis l, yang memperdilrahi ke-
Tendo terbagi menjadi empat, yang berpencar keluar di dua sisi ibu jari kaki (Cambar 10-47).
ANATOMI DASAR 629

reti nacul u m extensorurn superius

ramus perforans a. peronea


a. tibialis anterior

malleolus lateralis malleolus medialis

m. tibialis anterior
retinaculum extensorum inf erius

m. extensorum digitorum brevis

m. peroneus brevis
a. tarsalis lateralis
m. peroneus tertius a. arcuata

a. dorsalis pedis
tendo m. extensor digitorum brevis
m. extensor hallucis longus
tendo m. extensor digitorum longus

a. metatarsalis dorsalis pertama

m. interossea dorsalis keempat

ramus terminalis medial is


n. peroneus profundus

m. interossea dorsalis pertama


m. interossea dorsalis kedua

ekspansi extensor
m. interossea dorsalis

Gambar 10-47. Struktur-struktur pada aspek dorsalis pedis dextra

PERSARAFAN DORSUM PEDIS dan jari telunjuk (Cambar 10-47). Ramus lateralis
mempersarafi m. extensor digitorum brevis. Kedua
N. Peroneus Profundus cabang terminal memberikan ramus articulare untuk
N. peroneus profundus sampai ke dorsum pedis de- sendi-sendi kaki.
ngan berjalan di bawah retinacula extensorum pada
sisi lateral a. dorsalis pedis. (Lihat halaman 606.)
Saraf ini terbagi menjadi dua cabang terminal, ramus
Sendi-sendi Tungkai
medialis dan ramus lateralis. Ramus medialis mem- Articulatio coxae telah dibicarakan secara lengkap
persarafi kulit sisi yang bersebelahan dengan ibujari pada halaman 5BB.
630 BAB 10 Membrum lnlerius

AHTICULATIO GENUS dan di bawah pada caput fibulae (Cambar 10-48).


Articulatio genus (sendi lutut) adalah sendi yang Tendo m. popliteus berjalan di antara ligamentum dan
meniscus lateralis (Cambar 1 O-49).
terbesar dan paling rumit di seluruh tubuh. Pada dasar-
nya,'sendi ini terdiri atas dua buah sendi condylaris Ligamentum collaterale mediale berbentuk pita
antara condylus femoris medialis dan lateralis dengan
pipih dan di atas melekat pada condylus medialis fe-
condylus tibiae yang bersesuaian serta sebuah sendi moris dan di bawah pada facies medialis corpus tibiae
(Cambar 10-48). Ligamentum ini melekat dengan erat
plana antara patella dan facies patellaris femoris.
pada meniscus medialis (Cambar 10-49),
Perhatikan bahwa fibula tidak terlibat langsung pada
persendian ini. Ligamentum popliteum obliquum adalah peluasan
tendo yang berasal dari M. semimembranosus. Liga-
Articulatio mentum ini memperkuat aspek posterior dari capsula
(Cambar 10-48).
Di atas terdapat condylus femoris yang bulat; di bawah
terdapat condylus tibiae dan meniscus cartilaginosa
(Cambar l0-48); di depan terdapat articulatio antara Ligamentum-Ligamentum lntracapsular
ujung bawah femur dan patella. Ligamentum cruciatum adalah dua ligamentum intra-
Facies articularis femoris, tibia, dan patella diliputi capsular yang kuat, yang saling bersilangan satu de-
oleh cartilago hyaline. Perhatikan bahwa facies articula- ngan yang lain di dalam rongga sendi (Cambar 10-48),
ris condylus medialis dan lateralis tibia di klinik sering dan disebut ligamentum cruciatum anterius dan pos-
disebut sebagai plateau tibialis medialis dan lateralis. terius sesuai dengan tempat perlekatannya pada tibia
(Cambar 10-49). Ligamentum penting ini merupakan
Tipe pengikat utama antara femur dan tibia dalam seluruh
kisaran gerak send inya.
Sendi antara femur dan tibia adalah sebuah sendi sino-
vial tipe ginglymus (sendi engsel), tetapi mempunyai Ligamentum cruciatum anterius Ligamentum ini
sedikit kemungkinan gerak rotasi. Sendi antara patella melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan
dan femur adalah sendi sinovial jenis plana. berjalan ke atas, belakang, dan lateral, untuk melekat
pada bagian posterior facies medialis condylus lateralis
Capsula femoris (Cambar 10-48 dan 10-49).l-igamentum cru-
Capsula melekat pada pinggir facies articularis dan di ciatum anterius mencegah pergeseran femur ke poste-
sekeliling sisi serta aspek posterior sendi. Capsula tidak rior terhadap tibia. Dengan sendi lutut dalam keadaan
terdapat pada permukaan depan sendi, sehingga me- fleksi, ligamentum cruciatum anterius mencegah tibia
mungkinkan membrana sinovial membentuk kantung tertarik ke anterior.
ke atas di bawah tendo m. quadriceps, membentuk Ligamentum cruciatum posterius Ligamentum ini
bursa suprapatellaris (Gambar 10-48). Pada masing- melekat pada area intercondylaris posterior tibiae dan
masing sisi patella, capsula diperkuat oleh pelebaran berjalan ke atas, depan, dan medial untuk melekat
tendo m. vastus medialis dan lateralis. Di belakang sen- pada bagian anterior facies medialis condylus medialis
di, capsula diperkuat oleh peluasan dari tendo M. semi- femoris (Cambar 10-48 dan 10-49). Ligamentum cru-
membranosus disebut ligamentum popliteum obli- ciatum posterius mencegah pergeseran femur ke ante-
quum (Cambar 10-48). Terdapatnya Iubang pada rior terhadap tibia. Dengan sendi lutut dalam keadaan
capsula bagian dorsal dipergunakan untuk tempat fleksi, Iigamentum cruciatum posterius mencegah tibia
keluarnya tendo m. popliteus (Cambar 10-48). tertarik ke posterior.
Ligamentum-ligamentum Menisci Men isci meru paka n fi broca rti lago yang ber-
bentuk seperti huruf C. Pinggir luarnya tebal dan me-
Ligamentum-ligamentum ini dapat dibagi dalam ligamen-
Iekat pada capsula, dan pinggir dalamnya tipis, cekung
tum yang terletak di luar capsula dan di dalam capsula.
dan membentuk pinggir yang bebas (Cambar 10-48 dan
1049). Permukaan atasnya berhubungan langsung de-
Li gam e ntu m - Li g am e ntu m Ext racaps u I a r
ngan condylus femoris. Permukaan bawahnya berhu-
Ligamentum patellae di atas melekat pada pinggir bungan dengan condylus tibiae. Fungsinya adalah mem-
bawah patella dan di bawah pada tuberositas tibiae perdalam facies arlicularis condylus tibiae untuk menerima
(Cambar 10-48). Sebenarnya ligamentum ini merupa- condylus femoris yang cembung; selain juga berfungsi
kan lanjutan dari bagian utama tendo bersama m. qua- sebagai bantalan di antara kedua tulang tesebut.
driceps femoris. Masing-masing meniscus melekat pada permukaan
Iigamentum collaterale laterale berbentuk seperti atas tibia melalui cornu anterior dan posteriornya. Ka-
tali dan melekat di atas pada condylus lateralis femoris rena meniscus medialis melekat juga pada ligamentum
ANATOMI DASAR 631

articularis genus
m. quadriceps femorls

bursa suprapatellarls

membrana synovlalis

llg. lig. cruciatum


latera le posterior

bursa
prepatel larls
lig. cruciatum
a nterior

llg. patellae
cartilago semilunaris
m. popliteus medlalis
\r;l , bantalan lemak
ll9. collaterale bursa I nfrapatellarls
lateral e profunda
i\ cartllago semilunaris
bursa lnfrapatellarls lateral I s
superficlalls

cartilago semilunaris lateralis

llg. collaterale medialis

!impai
m. gastrocnemlus
(caput mediale) plantarls;

m. gastrocnemius
laterale)
llg. collaterale
mediale

llg. popllteum
obllquum
cartilago semilunarls
lateral ls
i nsersio
semimembranosus l
tendo m. biceps
f emorh I
lig. cruci.tum
posterior

cartilago semilunarls

c m. oooi1,"r, D

Gambar 10-48. Articutatio genus dextra ditihat dari aspek lateratis (A); aspek anterior, dengan arliculatio dalam
keadaan fleksi (B); dan aspek posterior (C, D).

collaterale mediale maka meniscus ini relatif tidak kira-kira tiga jari di atas patella di bawah m. quadriceps
mudah bergerak. femoris, membentuk bursa suprapatellaris, Bursa ini
dipertahankan pada posisinya oleh perlekatan sebagian
Membrana Synovialis kecil m. vastus intermedius yang disebut M. articularis
genus (Cambar 10-48).
Membrana synovialis melapisi capsula dan melekat Di belakang sendi, membrana synovialis meluas ke
pada pinggir-pinggir facies articularis (Gambar 1O-48 bawah pada permukaan dalam tendo m. popliteus
dan 10-49). Di depan dan atas sendi, membrana ini membentuk bursa popliteus. Sebuah bursa yang terle-
membentuk kantung yang meluas ke atas sampai tak di antara caput medial m. gastrocnemius dan con-
532 BAB 10 Membrum lnferius

bursa prepatellaris
ligamenlum patellae

banlalan lemak inf rapatellaris ligamentum transversum

membrana synovialis
lipalan membrana synovialis
capsu la
infrapatellaris

plica alaris meniscus laleralis

ligamentum cruciatum
anlerius

ligamentum
collalerale
mediale

tendo m, poplileus
meniscus
medialis

M. biceps femoris

M. sarlorius fascia profunda

M. gracilis

N. peroneus communis
N. saphenus
M. plantaris
V saphena magna
V. poplilea

M. semimembranosus ligamentum cruciatum poslerius


M. gaslrocnemius (caput laierale)
M. semitendinosus
A. popliiea
ligamenlum popliteum obliquum N. tibialis

M. gastrocnemius (caput medial) V saphena parva

Gambar 10-49. Batas-batas articulatio genus dextra.

dylus femoris medialis dan tendo m. semimembrano- otot, atau tendo dengan tulang. Terdapat empat bursa
sus disebut bursa semimembranosus, dan sering di depan dan enam bursa dibelakang sendi. Bursa su-
berhubungan dengan rongga synovial sendi. prapatellaris dan bursa popliteus selalu berhubungan
Membrana synovialis melipat ke depan dari bagian dengan sendi, serta bursa semimembranosa mungkin
posterior capsula di sekitar bagian depan ligamentum berhubungan dengan sendi.
cruciatum (Cambar 1O-49). Akibatnya ligamentum cru-
ciatum terletak di belakang rongga synovial dan tidak Bursa Anterior
dibasahi oleh cairan synovial.
Pada bagian anterior sendi, membrana synovialis 1. Bursa suprapatellaris terletak di bawah m. quadri-
(Gambar 10-49) melipat ke belakang dari permukaan ceps dan berhubungan dengan rongga sendi (Gam-
posterior ligamentum patellae untuk membentuk plica bar 10-48). Bursa ini telah diuraikan di atas.
infrapatellaris; pinggir bebasnya disebut plica alaris 2. Bursa prepatellaris terletak di jaringan subcutan di
(Cambar 10-49). antara kulit dan bagian depan separuh bawah pa-
tella serta bagian atas ligamentum patellae (Gam-
bar 10-48 dan 10-49).
Bursa-bursa yang Berhubungan 3. Bursa infrapatellaris superficialis terletak di jaring-
dengan Sendi Lutut an subkutan di antara kulit dan bagian depan se-
paruh bawah ligamentum patellae (Cambar 10-48).
Banyak bursa berhubungan dengan sendi lutut. Bursa-
4. Bursa infrapatellaris profunda terletak di antara
bursa ini ditemukan di tempat-tempat gesekan kulit,
ligamentum patellae dan tibia (Cambar j0-48).
ANATOMI DASAR 633

Bursa Posterior Otot-otot berikut ini mempunyai fungsi pada sendi


lutut.
1. Bursa popliteus ditemukan dalam hubungan de-
ngan tendo m. popliteus dan berhubungan dengan
Fleksi
rongga sendi. Hal ini telah dijelaskan sebelumnya.
2. Bursa semimembranosus ditemukan dalam hu- M. biceps femoris, m. semitendinosus, m. semimem-
bungan dengan insertio m. semimembranosus dan branosus, dibantu oleh m. gracilis, m. sartorius, dan m.
mungkin berhubungan dengan rongga sendi. Hal popliteus. Fleksi dibatasi oleh kontak bagian belakang
ini telah dijelaskan sebelumnya. tungkai bawah dengan tungkai atas.
Empat bursa lainnya ditemukan dalam hubungan
Ekstensio
dengan (1) tendo insertio m. biceps femoris; (2) tendo
m. saftorius, m. gracilis, dan m. semitendinosus se- M. quadriceps femoris. Ekstensi dihambat oleh tegang-
waktu berjalan ke tempat insertionya pada tibia; (3) di nya seluruh ligamentum-ligamentum utama sendi.
bawah origo caput laterale m. gastrocnemius; dan (4) di
bawah origo caput mediale m. gastrocnemius. RotasiMedial
M. sartorius, m. gracilis, dan m. semitendinosus.
Persarafan
N. femoralis, n. obturatorius, n. peroneus communis, RotasiLateral
dan n. tibialis.
M. biceps femoris.
Stabilitas sendi lututtergantung pada tonus otot-otot
Pergerakan
kuat yang bekerja pada sendi dan kekuatan ligamen-
Articulatio genus dapat melakukan fleksi, ekstensi, dan tum-ligamentum. Dari faktor-faktor ini, tonus otot ada-
rotasi. Pada saat sendi lutut dalam keadaan ekstensio lah yang terpenting, dan menjadi tugas ahli fisioterapi
maksimal*, rotasi medial femur mengakibatkan pe- untuk mengembalikan kekuatan otot ini, terutama M.
mutaran dan peregangan semua ligamentum utama quadriceps setelah terjadi cedera sendi lutut.
sendi, dan lutut berubah menjadi struktur yang secara
mekanis kokoh; cartilago menisci ditekan seperti bantal Batas-Batas Penting
karet di antara condylus femoris dan tibiae. Lutut dalam r Anterior: Bursa prepatellaris (Cambar 10-49).
keadaan ekstensi dikatakan dalam posisi terkunci. r Posterior: A. V. poplitea; n. tibialis dan n. peroneus
Sebelum fleksi sendi lutut dapat terjadi, ligamen- communis; nodi lymphoidei; dan otot-otot yang
tum-ligamentum utama harus mengurai kembali dan membentuk batas-batas fossa poplitea yaitu m. semi-
mengendur untuk memungkinkan terjadinya gerakan- membranosus, m. semitendinosus, m. biceps femo-
gerakan di antara permukaan sendi. Proses mengurai ris, kedua caput m. gastrocnemius, dan m. plantaris
dan melemas ini terjadi oleh m. popliteus yang me- (Cambar 10-49).
mutar femur ke lateral terhadap tibia. Sekali lagi me- Medial: M. sartorius, m. gracilis, dan m. semiten-
nisci harus menyesuaikan bentuknya terhadap perubah- dinosus (Cambar 1 O-49).
an bentuk condylus femoris. Perlekatan m. popliteus Lateral: M. biceps femoris dan n. peroneus commu-
pada meniscus lateralis mengakibatkan struktur ini nis (Cambar 10-49).
tertarik juga ke belakang.
Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi sembilan pu-
luh derajat, dapat dilakukan rotasi dalam derajat ter- ARTICULATIO TIBIOFIBULARIS PROXIMALIS
tentu. Pada posisi fleksi, tibia secara pasif dapat juga Articulatio
digerakkan ke depan dan belakang terhadap femur. Hal
ini dimungkinkan karena ligamentum-ligamentum uta- Antara condylus lateralis tibiae dan caput fibulae
ma, terutama llgamentum cruciatum pada posisi ini (Cambar 10-48). Facies articularis rata dan diliputi oleh
terdapat dalam keadaan lemas. cartilago hyalin.

Tipe
Sinovial, plana
Perhatikan bahwa dalam keadaan kaki terletak di tanah pada
posisi berdiri, femur dalam keadaan rotasi medial terhadap tibia Capsula
untuk mengunci dan menstabilkan sendi lutut. Namun, bila kaki
diangkal dari tanah, tibia mungkin rotasi laleral terhadap lemur Mengelilingi sendi dan melekat pada pinggir-pinggir
untuk mengunci sendi lutut. permukaan sendi.
634 BAB 10 Membrum lnferius

Ligamentum-ligamentum Pergerakan
Ligamentum anterior dan posterior memperkuat cap Sedikit gerakan meluncur terjadi selama pergerakan
sula articulare. Membrana interossea yang menghu- sendi lutut.
bungkancorpus tibia dan fibula, juga memperkuat sendi.

Membrana Synovial ARTICULATIO TIBIOFIBULARIS DISTALIS


Melapisi capsula dan melekat pada pinggir-pinggir
permukaan sendi.
Articulatio
Antara incisura fibularis pada ujung bawah tibia dan
Persarafan ujung bawah fibula (Cambar 10-50 dan 10-51). Per-
N. peroneus communis. mukaan tulang yang berhadapan kasar.

rs mcdialis

alcanertnr

---.-a
tubcrositas
navicrrIare ligamelhrnr \
calcanconavicularc sustentacuhun
pJantaris tali

i
i
;r
ligarnentum posterior
I
articulatio tibiofibulalis
distalis
+
i)
ligamentum talofi bulare anterius
malleolus I
f ligamentum bihrrcahun
liganentunr
liganrenfum
tarsi dorsalia
talofibularis posteri
rboidcum
ligamcntum
ligamentunr
tarsonletatarsea
dorsalis

Gambar 10-50. Afticulatio talocruralis dextra dilihat dari aspek medialis (A) dan aspek lateralis (B)
ANATOMI DASAR 635

membrana interossea

fibula

malleolus liganrentum talofibulare


medialis poslerius

malleolus laleralis
capsula

ligamentum mediale ligamentum transversum


(deltoideum) inferi us

tubercu!um nlediale ossis lali

tuberculum Posterior ligamentum calcaneofi bulare


ossis tali
ligamentum tibiofibulare
poslerius
suslentaculum
tali
calcaneum

fibula

membrana inlerossea
"Y

malleolus
medialis

ligamentum mediale
(deltoideum) 'rq,??tf:;-itn malleolus laleralis

M. trbialis posterlor "qt:0'4@4+


q.'6:,
=rqd(h,
M. flexor digitorum longus ligamentum
calcaneofibulare
suslentaculum tali
ilPtx
't){-{,'
A. V. N. plantaris medialis M. peroneus brevis
\ t@-,c'
M. flexor hallucis longus .\ q-r ,
M. peroneus longus
M. abductor hallucis

M. quadratus Plantae

M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum
brevis
A. V. N. plantaris lateralis

(A) dan potongan coronalnya (B)


Gambar 10-51 . Articutatio talocruralis dextra ditihat dari aspek posterior
636 BAB 10 Membrum lnferius

Tipe Ligamentum
Fibrosa Ligamentum mediale atau deltoideum, adalah liga-
mentum yang kuat dan puncaknya melekat pada ujung
Capsula malleolus medialis (Cambar 10-50). Di bawah, sera-
Tidak ada. but-serabut dalamnya melekat pada daerah nonarti-
kular pada permukaan medial corpus tali; serabut-
Ligamentum serabut superficialnya melekat pada sisi medial talus,
sustentaculum tali, ligamentum calcaneonaviculare
Ligamentum interosseum adalah pita jaringan fibrosa plantare, dan tuberositas ossis naviculare.
yang tebal dan kuat yang menghubungkan kedua tu- Ligamentum laterale lebih lemah daripada liga-
lang menjadi satu. Membrana interossea yang meng- mentum mediale dan terdiri atas tiga pita.
hubungkan corpus tibia dan fibula, juga memperkuat 1. ligamentum talofibulare anterius (Cambar 10-50)
sendi. berjalan dari malleolus lateralis ke permukaan late-
Ligamentum anterior dan posterior merupakan pita ral talus.
jaringan fibrosa pipih yang menghubungkan kedua tu- 2. Ligamentum calcaneofibulare (Cambar 10-50) ber-
lang itu di depan dan belakang ligamentum interos- jalan dari ujung malleolus lateralis ke bawah dan
SCUM. belakang menuju permukaan lateral calcaneus.
Ligamentum transversum inferius berjalan dari per- 3. Ligamentum talofibulare posterius (Cambar 10-50)
mukaan medial bagian atas malleolus lateralis ke ping- berjalan dari malleolus lateralis ke tuberculum pos-
gir posterior ujung bawah tibia. terior ossis tali

Persarafan Membrana Synovial


N. peroneus communis dan n. tibialis. Membrana tni melapisi capsula articulare,

Petgerakan Persarafan
Sedikit gerakan terjadi selama gerakan pada sendi per- N. peroneus profundus dan n. tibialis.
gelangan kaki.
Pergerakan
SENDI PERGELANGAN KAKI Dorsofleksi (jari-jari menunjuk ke atas) dan plantar-
(Articu latio Talocruralis) fleksi (jari-jari menunjuk ke bawah), Gerakan inversio
dan eversio terjadi pada articulatio tarsalia dan tidak
Sendi pergelangan kaki terdiri atas sebuah lekuk yang
pada sendi pergelangan kaki.
dibentuk oleh ujung bawah tibia dan fibula, yang co-
Dorsofleksi dilakukan oleh m. tibialis anterior, m.
cok dengan bagian atas corpus tali, Talus dapat dige-
extensor hallucis longus, m. extensor digitorum longus,
rakkan pada sumbu transversal dengan cara seperti
gerakan engsel. Bentuk tulang-tulang dan kekuatan
dan m. peroneus tertius. Cerakan ini dihambat oleh
tegangnya tendo calcaneus, serabut-serabut posterior
ligamentum serta tendo di sekelilingnya menjadikan
ligamentum mediale, dan ligamentum calcaneofi-
sendi ini kuat dan stabil.
bulare.
Plantarfleksi dilakukan oleh m. gastrocnemius, m.
Articulatio
soleus, m. plantaris, m. peroneus longus, m. peroneus
Antara ujung bawah tibia, kedua malleoli, dan corpus brevis, m. tibialis posterior, m. flexor digitorum longus,
tali (Gambar 10-50 dan 10-51). Ligamentum transver- dan m. flexor hallucis longus. Cerakan ini dihambat
sum tibiofibulare inferius yang berjalan antara malleo- oleh tegangnya otot-otot yang berlawanan, serabut-
lus lateralis dan pinggir posterior ujung bawah tibia serabut anterior ligamentum mediale, dan ligamentum
memperdalam lekukan tempat menampung corpus - talofibulare anterius.
tali. Facies articulare diliputi oleh cartilago hyaline. Perhatikan bahwa selama dorsofleksi sendi per-
gelangan kaki, bagian anterior yang lebih lebar dari
Tipe trochlea tali dipaksakan di antara malleolus medialis
dan lateralis, yang menyebabkannya agak terpisah dan
Sinovral dan engsel.
mengencangkan ligamentum-ligamentum sendi tibiofi-
Capsula bularis distal. Susunan seperti ini meningkatkan ke-
stabilan sendi pergelangan kaki bila kaki berada dalam
Membungkus sendi dan melekat pada tulang-tulang posisi awal untuk gerak maju dalam berjalan, berlari,
dekat pinggir sendi. dan melompat,
ANATOMI DASAR 637

Perhatikan juga bahwa bila sendi pergelangan kaki Articu latio Talocalcaneonavicu lare
dalam keadaan plantarfleksi maksimal, ligamentum- Articulatio talocalcaneonaviculare adalah sendi an-
ligamentum articulatio tibiofibularis distal kurang te- terior antara talus dan calcaneus dan juga mengikutkan
gang dan memungkinkan sedikit gerakan rotasi, os naviculare (Cambar 10-28).
abduksi, dan adduksi.
Articulatio
Batas-Batas Penting
. Antara caput tali yang bulat, permukaan atas sus-
Anterior: m. tibialis anterior, m. extensor hallucis tentaculum tali, dan permukaan posterior atau yang ce-
longus, a. v. tibialis anterior, n. peroneus profundus,
kung dari os naviculare. Facies afiiculare diliputi oleh
m. extensor digitorum longus, dan m. peroneus cartilago hyaline.
tertius (Cambar 1 0-40).
r Posterior: Tendo calcaneus dan m. plantaris (Cam- Tipe
bar 10-40).
r Posterolateral (di belakang malleolus lateralis): m. S inovial.
peroneus longus dan brevis (Gambar 10-40).
o Posteromedial (di belakang malleolus medialis): m. Capsula
tibialis posterior, m. flexor digitorum longus, a. v. Membungkus sendi dengan tidak sempurna.
tibialis posterior, n. tibialis dan m. flexor hallucis
longus (Cambar 10-40). Ligamentum
Ligamentum calcaneonaviculare plantare kuat dan ber-
ARTICULATIONES TARSI jalan dari margo anterior sustentaculum tali ke facies
Articulatio Subtalaris inferior tuberositas ossis naviculare. Facies superior
ligamentum diliputi oleh fibrocartilago dan menyo-
Articulatio subtalaris adalah sendi posterior antara talus kong caput tali.
dan calcaneus.
Membrana Synovial
Arliculatio
Meliputi capsula afticulare.
Antara permukaan inferior corpus tali dan facies medial
permukaan atas calcaneus (Cambar 10-28). Facies Gerakan
articulare diliputi oleh cartilago hyaline.
Dapat dilakukan meluncur dan rotasi.
Tipe
Sinovial, jenis plana. Articu latio calcaneocu boidea

Capsula Articulatio

Membungkus sendi dan melekat pada pinggir area Antara ujung anterior calcaneus dan permukaan pos-
sendi kedua tulang. terior os cuboideum (Cambar 1O-28). Permukaan sendi
ditutupi carti lago hyal ine.
Ligamentum
Tipe
Ligamentum mediale dan laterale (talocalcaneus) mem-
perkuat capsula (simpai sendi). Ligamentum interos- Synovial, plana.
seus (talocalcaneus) (Cambar 10-51) kuat dan meru-
pakan pengikat utama antara kedua tulang itu, dan Capsula
melekat di atas pada sulcus tali dan di bawah pada
sulcus calcanei. Membungkus sendi.

Membrana Synovial Ligamentum


Melapisi capsula articulare. ligamentum bifurcatum adalah ligamentum kuat pada
permukaan atas sendi (Cambar 10-50). Berbentuk hu-
Gerakan ruf Y dan batangnya melekat pada permukaan atas
bagian anteriorcalcaneus. Lengan lateral melekat pada
Dapat dilakukan meluncur dan rotasi.
638
BAB 10 Membrum lnferius

permukaan atas os
.cuboideum, dan lengan medial
melekat pada pernrukaan atas os naviculare.
Articulationes lntercuneiformes
. dan Cuneocuboidea
,kuatligamentum plantare longum adalah
pada permukaan
ligimentum
Articulatio intercuneiforme dan cuneocuboidea
bawah s-endi tCambar lO_45 dan adalah
10-46).'Ligamenrum ini melekat di belakang pala sendi sinovial jenis plana. Rongga sendinya
berhu_
permukaan bawah calcaneus dan bungan dengan rongga sendi ait]culatio cuneonavi-
di depan pala'per_ "l'ulang-tulang
mukaan krawah os cuboideum dan basis culare. dihubungkan oleh ligamentum
os metatarsal
ketiga, keempat, dan kelima, aun rnun;urnbatani dorsalis, plantaris, dan interossJus.
alur
untuk tendo M. peroneus longus serta mengubahnya
menjadi terowongan.
ARTICULATION ES TARSOMETATARSALES
. ligamentum plantare brevis adalah
,lebar ligamentum DAN INTERMETATARSALES
yangkuat, yang melekat pada tuberculum ante-
rior permukaan bawah calcaneus dan pada Arti cu lati ones tarsometatarsa les dan i ntermetatarsa
bagian I es
yang berdekapan dengan os cuboideum adalah sendi-sendi sinovial dengan jenis plana.
iGambar 10_ l.ulang_
46). tulang. dihubungkan oleh ligamenium dorsalis,
plai_
taris, dan interosseus. Articuiatio tarsometatarsalia
Membrana Synoviat ibu
jari mempunyai rongga sendi yang terpisah.
Melapisi capsula articulare.
ARTICU LATION ES METATARSOPHALANG
Gerakan Articulatio Subtalare, EAE
. DAN INTERPHALANGEA
Talocalcaneonaviculare, dan 6alcaneocuboidea
Articu lationes metatarsophalangea dan interpha
Articulatio talocalcaneonaviculare dan articulatio langea
cal_ mirip dengan yang terdapat pada tangan. (Lihat
caneocuboidsa bersama disebut sebagai Aabl.t
articulatio Ligamentum transversum profunda menghubungkan
tarsotransversalis atau midtarsal.
sendi-sendi kelima jari kaki.
Cerakan inversio dan eversio kaki yang penting
jadi pada articulatio subtalare dan ter_ Cerakan abduksi dan adduksi jari_jari yang dila_
taiso iransuersulir. kukan oleh mm. interossei hanya ,uaitit dan bJrlang_
lnversio adalah gerakan kaki sehingga telapak
kaki sung dari garis tengah jari kedua dan bukan jari
menghadap ke medial. Eversio adalah*!erakan ketig:a
sebalik_ seperti pada tangan.
nya sehingga telapak kaki menghadap"ke lateral.
Ge-
rakan inversio lebih luas dari ev"ersio.'
lnversio dilakukan oleh m. tibialis anterior,
m. ex_
tensor hallucis longus, dan tendo medial
m, extensor Kaki Sebagai Unit Fungsional
digitorum longr-rs; m. tibialis posterior juga ikut mem_
bantu. KAKI SEBAGAI PENYOKONG
Eversio dilakukan oleh m, peroneus longus,
m. pe_ BERAT BADAN DAN PENGUNGKIT
roneus brevis, dan m. peroneus tertius;
tendJ lateral m. Kaki rnempunyai dua
extensor digitorum longus juga ikut membantu. .fungsi utama: (/) menyokong
berat badan dan (2) berfungsi sebagai pengungkit
untuf
memajukan tubuh sewaktu berjalan dan b-erlari. Karena
Articulatio Cuneonaviculare
mempunyai satu tulang yang kuat dan bukan beberapa
Articulatio cuneonaviculare adalah sendi antara tulang yang kecil, kaki dapat menyokong berat badan
os
naviculare dan ketiga ossa cuneiforme. lni dan berfungsi sebagai pengungkit yang kiku untuk ge_
adalah sendi
jenis sinovial dan jenis plana. Capsula rakan ke depan (Cambar tO-SZ). Nuirn, dengan
articutare di_ su_
perkuat oleh ligamentum dorsalis jan plantaris. sunan seperti itu kaki tidak dapat menyesuaikin diri
Rong-
ga sendi berhubungan dengan rongga terhadap permukaan yang tidak rata, dan gerak maju
sendi articulatio
intercuneiforme dan cuneocuboidua aun juga
dengan seluruhnya akan tergantung pada aktivitas "*. gurtro._
articulatio cuneometatarseae dan intermeiaLrseae, nemius dan m. soleus. Karena pengungkit ini terdiri
di
antara basis ossis metatarsale kedua dan ketiga, atas segmen-segmen dengan banyak sendi, kaki bersi_
dan
ketiga dan keempat. fat fleksibel dan dapat menyesuaikan diri terhadap per,
mukaan yang tidak rata. Lagipula, otot_otot flexor
Articulatio Cuboideonavicu lare panjang dan otot-otot kecil kaki dapat menggunakan
Articulatio cuboideonaviculare umumnya adalah fungsinya pada tulang-tulang kaki bagian depan dan
sendi jari-jari (sebagai landasan maju kaki) din sangat
fibrosa dengan kedua tulang dihuLunglan oleh mem_
ligamentum dorsalis, plantaris, Jan lnterossius. bantu gerakan maju ke depan m. gastrocnemius dan m.
soleus (Cambar 10-52).
ANATOMI DASAR 639

Arcus Pedis Pada pemeriksaan jejak kaki basah seseorang yang


Struktur yang bersegmen hanya dapat menyokong sedang berdiri pada lantai, akan terlihat bahwa tumit,
berat badan bila dibangun dalam bentuk lengkung. margo lateralis kaki, bantalan bagian bawah caput
Kaki mempunyai tiga lengkung yang telah ada sejak metatarsal, dan bantalan phalanges distalis berkontak
lahir: arcus longitudinalis medialis, arcus longitudi- dengan tanah (Cambar 10-52). Pinggir medial kaki,
nalis lateralis, dan arcus transversus (Gambar 10-53). dari tumit sampai caput metatarsal pertama meleng-
Pada anak-anak kecil, kaki tampak ceper karena ba- kung di atas tanah, karena adanya arcus longitudinalis
nyaknya lemak subcutan pada telapak kaki. medialis yang penting. Tekanan di atas tanah oleh

m. gastrocnemius, m. soleus,
dan m. plantaris
m. gastrocnemius, m. soleus, dan m- plantaris

ti l,'l
rii m. flexor hallucis longus dan
m. flexor digitorum longus

t\ /i

Pengungkit sederhana

jejak kaki ceper


jejak kaki normal

Gambar 10-52. Kaki sebagai pengungkit sederhana (A) dan pengungkit bersegmen (B). Diperlihatkan iuga ieiak
kaki normal dan kaki cePer.
640 BAB 10 Membrum lnferius

sustentaculum tali

cuneiforme mediale

metatarsale pertama

ossa sesamoidea

arcus longitudinalis medialis

arcus longitudinalis lateralis

basis ossa metatarsalia

cuneiforme intermedius

cuneiforme laterale

cuneiforme mediale

arcus transversus

Gambar 10-53. Tulang-tulang yang menyusun arcus longitudinalis medialis, arcus longitudinalis tateratis, dan
arcus transversus pedis dertra.
ANATOMI DASAR 641

margo lateralis kaki paling besar pada tumit dan caput mencegah pemisahan kaki (pilad lebih jauh pada
metatarsal kelima dan paling kecil di antara kedua waktu penurunan arcus tersebut.
daerah ini, karena adanya arcus longitudinalis lateralis 4. Jembatan gantung. Di sini, keutuhan lengkung ber-
yang letaknya rendah. Arcus transversus dibentuk oleh gantung dari berbagai penyanggah yang menggan-
basis kelima os metatarsi, cuboideum, dan cunei- tungkan arcus dari sebuah kawat di atas jembatan'
forme. Bagian ini sebenarnya hanya setengah leng-
Dengan menggunakan jembatan sebagai analogi,
kung, dengan basisnya pada pinggir lateral kaki dan
seseorang dapat mempelajari metode-metode yang di-
puncaknya pada bagian medial kaki. Kaki dapat di-
gunakan dalam menyokong arcus pedis (Cambar 10-54).
anggap sebagai setengah kubah, sehingga bila kedua
margo medialis kaki diletakkan bersama, terbentuklah
Mempertahankan Arcus Longitudinalis Medialis
kubah yang lengkap.
Dari keterangan ini dapat dimengerti bahwa berat 1. Bentuk tulang-tulang. Sustentaculum tali memper-
badan pada posisi berdiri didistribusikan ke kaki tahankan talus; permukaan proximal os naviculare
melalui tumit dan di depan pada enam titik tumpuan di yang cekung bersendi dengan caput tali yang bulat;
tanah, yaitu kedua ossa sesamoidea di bawah caput os permukaan proksimal os cuneiforme mediale yang
metatarsal pertama dan keempat caput metatarsalia sedikit cekung bersendi dengan os naviculare.
lainnya. Caput tali yang bulat merupakan "keystone" pada
pusat arcus (Gambar 10-54).
Tulang-tulang Arcus 2. Pinggir-pinggir bawah tulang diikat menjadi satu
oleh ligamentum-ligamentum plantaris, yang Iebih
Pemeriksaan pada kaki yang berartikulasi atau foto la-
besar dan lebih kuat dari ligamentum-ligamentum
teral kaki, akan dapat dilihat tulangtulang yang mem-
dorsalis. Ligamentum yang paling penting adalah
bentuk arcus pedis.
ligamentum calcaneonaviculare (Cambar 10-54).
Arcus Longitudinalis Medialis Arcus ini dibentuk Perluasan tendinosa dari'insertio m. tibialis pos-
oleh calcaneus, talus, os naviculare, ketiga os cuneifor- terior mempunyai peran penting dalam hal ini.
me, dan ketiga os metatarsalia yang pertama (Cambar 3. Yang mengikat kedua ujung arcus meniadi satu
1 0-s3). adalah aponeurosis plantaris, bagian medial m.
Arcus Longitudinalis Lateralis Arcus ini dibentuk flexor digitorum brevis, m. abductor hallucis, m'
flexor hallucis longus, bagian medial m. flexor digi-
oleh calcaneus, cuboideum, dan ossa metatarsalia ke-
torum longus, dan m. flexor hallucis brevis (Cam-
empat dan kelima (Cambar 10-53).
bar 10-54).
Arcus transversus Arcus ini dibentuk oleh basis 4. Yang menggantung arcus dari atas adalah m. ti-
ossis metatarsi dan os cuboideum sefta ketiga os bialis anterior dan posterior serta ligamentum me-
cuneiforme (Cambar 1 0-53). diale sendi pergelangan kaki.

Mekanisme Penyangga Arcus M e m pe rtah an kan A rcu s Lo ng itu di n al i s Late ral is

Penelitian mengenai rancangan jembatan batu dapat 1. Bentuk tulang-tulang. Bentuk ujung distal calca-
menjelaskan metode bangunan yang digunakan seba- neus yang menipis dengan ujung proximal cuboi-
gai penyangga (Cambar 10-54). deum. Cuboideum adalah "keYstone"
2. Pinggir-pinggir bawah tulang diikat menjadi satu
1. Bentuk batu. Cara yang paling efektif untuk me- oleh ligamenta plantare longum dan breve dan
nyanggah arcus adalah membuat batu yang ber- origo otot-otot pendek bagian depan kaki (Cambar
bentuk baji, dengan ujung baji yang tipis terletak di 1 0-s4).
bawah. Hal ini terutama berlaku untuk batu yang ter- 3. Yang mengikat kedua ujung arcus menjadi satu
letak di pusat arcus dan disebut sebagai "keystone". oleh aponeurosis plantaris, m. abductor digiti mini-
2. Pinggir bawah batu diikat meniadi satu. Hal ini mi, dan bagian lateral m. flexor digitorum longus
dilakukan dengan saling mengunci atau mengikat dan brevis.
bagian bawah batu-batu dengan staples logam. 4. Yang menggantung arcus dari atas adalah M. pe-
Cara ini dengan efektif mengatasi kecenderungan roneus longus dan brevis (Cambar 10-54).
dari pinggir-pinggir bawah batu memisahkan diri
pada waktu arcus menerima beban berat badan. M e m pe rlah an kan A rcu s Tran sv e rsus
3. Penggunaan tali pengikat khusus (tie beam).lika
jarak kedua kaki jembatan cukup lebar dan dasar 1. Bentuk tulang-tulang. Os cuneiforme yang ber-
kedua kakinya tidak kuat, sebuah tali khusus yang bentuk baji dan basis ossis metatarsalia (Cambar
menghubungkan kedua ujung akan dengan efektif 10-s3).
642 BAB 10 Membrum lnferius

"keystone"
"keystone"

bentuk batu
vK v,
benrukrurang
*--r'

ligamenlum
plantare
breve

ligamentum
planlare
longum

ligamentum
calcaneonaviculare

staples

ligamenlumJigamentum
plantare kuat

tie beam

iembatan gantung

Gambar 10-54. Berbagai metode penyanggaan arcus pedis.

2. Pinggir-pinggir bawah tulang diikat menjadi satu Lengkung-lengkung kaki dipertahankan oleh (/)
oleh ligamentum transversum profundr, iig"rn"n_ .
bentuk tulang, (2) ligamentum-ligamentum kuat, dan
tum-ligamentum plantare yang kuat, dan origo (3) tonus otot. Faktor mana yang paling penting?
otot-otot plantar bagian depan kaki; mm. interossei Basmajian dan Stecko memperlihatkan secara elektr;_
dorsales dan caput transversum m. adductor hallu_
miografi bahwa m. tibialis anterior, m. peroneus
cis ternyata penting dalam hal ini. Iongus, dan otot-otot kecil kaki tidak berperan penting
3. Ya-ng mengikat kedua ujung arcus menjadi satu dalam menyokong arcus pada keadaaan statis. Umum-
adalah tendo m. peroneus longus. nya otot-otot ini sama sekali tidak aktif. Akan tetapi
4. Yang menggantung arcus dari atas adalah tendo pada waktu berjalan dan berlari semua otot-otot ini
m. peroneus longus dan brevis. menjadi aktif. Berdiri diam untuk waktu yang lama,
ANATOMI RADIOGRAFI 643

terutama pada orang gemuk, akan membebani tulang- nya, mengetahui kapan timbulnya pusat ossifikasi
tulang dan ligamentum-ligamentum kaki secara berle- primer dan sekunder pada berbagai tulang, dan kapan
bihan dan al<an menyebabkan turunnya lengkung kaki menyatu adalah hal yang penting, karena tanpa penge-
atau kaki.ceper. Atlet, tentara yang rutin berbaris, atau tahuan ini linea epiphysealis dapat disalaharlikan
perawat dapat mempertahankan arcus kakinya apabila sebagai fractura (Cambar 10-63). Perlu diingat bahwa
mereka cukup terlatih mengembangkan tonus ototnya. seseorang mempunyai dua tungkai sehingga sisi yang
normal dapat digunakan sebagai dasar pembanding
bagi sisi yang berpotensi tidak normal.
FungsiGerak Maju Kaki
Berdiri Diam Berat badan didistribusikan melalui
tumit di belakang dan caput ossis metatarsi di depan Gambar Radiografi Daerah Panggul
(termasuk kedua os sesamoideum di bawah caput ossis
Sudut pandang yang umum digunakan adalah (7) ante-
metatarsi pertama).
Berjalan Sewaktu berat badan berpindah ke depan, roposterior dan (2) lateral.
Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien
berat itu berturut-turut disokong oleh pinggir lateral
dalam posisi telentang. Kaset film diletakkan di bela-
kaki dan caput ossis metatarsi. Sewaktu tumit terang-
kang coxae, dan tabung sinar X diletakkan di depan
kat, j ari-jari ekstensi pada arti cu ationes metatarsopha-
I

coxae, berpusat pada titik satu inci (2, 5 cm) di bawah


langea, dan aponeurosis plantaris tertarik sehingga
memendekkan tali penahan (tle beam) dan meninggi-
titik tengah ligamentum inguinale. Orang itu diminta
kan arcus longitudinalis. Tendo otot-ototflexor panjang
untuk melakukan sedikit endorotasi articulatio coxae
sehingga jari-jari menyentuh; hal ini penting agar selu-
yang kendur dikencangkan, sehingga meningkatkan
ruh panjang collum femoris tampak dan tidak memen-
efisiensinya. Badan kemudian terdorong ke depan oleh
(1)kerja m. gastrocnemius dan m. soleus (dan m. plan- dek. Mungkin diperlukan pandangan dari seluruh pel-
vis, sehingga kedua coxae dapat dibandingkan. Dalam
taris) pada sendi pergelangan kaki, menggunakan kaki
hal ini, seluruh pelvis harus simetris, dan tabung sinar X
sebagai pengungkit, dan (2) jar,-jari kaki mengalami
harus dipusatkan pada titik lebih kurang 1 inci (2, 5 cm)
fleksi kuat oleh otot-otot flexor panjang dan pendek
kaki, mengakibatkan akhir dari dorongan ke depan. di atas symphisis pubis.
Mula-mula, perhatikan ciri-ciri khusus di dalam pel-
Mm. lumbricales dan mm. interossei berkontraksi dan
vis (Cambar 10-55), Sacrum dan articulatio sacroiliaca
menjaga jari-jari kaki tetap dalam keadaan ekstensio
harus dikenali. Linea iliopectinea dan symphisis pubis
sehingga tidak tertekuk ke bawah karena kuatnya ta-
dapat dilihat dengan jelas. Batas-batas foramen obtura-
rikan m. flexor digitorum longus. Dalam gerakan ini
tendo-tendo flexor panjang juga membantu plantar torium dan tuber ischiadicum dapat diidentifikasi.
Pinggir atas acetabulum dapat dilihat. Facies articularis
fleksi sendi pergelangan kaki.
articulatio coxae terlihat sejajar dan dipisahkan oleh ce-
Berlari Bila seseorang berlari, berat badan menum- lah sempit yang berisi cartilago afticulare yang radio-
pu pada bagian depan kaki, dan tumit tidak menyentuh lucent. Caput, collum, trochanter major dan minor, dan
tanah. Lemparan ke depan tubuh disebabkan oleh crista intertrochanterica semuanya dapat dilihat, Hu-
mekanisme (1) dan (2) seperti pada berjalan. bungan axial articulatio coxae perlu diperhatikan. Margo
inferior collum femoris akan membentuk lengkung
utuh dan licin dengan margo superior foramen obtura-
ANATOMI RADIOGRAFI torium (garis Shenton). Sudut yang dibentuk oleh
sumbu panjang collum femoris dengan sumbu panjang
corpus femoris besarnya antara 120 dan 1 30 derajat.
Gambar Radiografi Membrum Inferius Pandangan lateral dibuat dengan pasien dalam po-
Pemeriksaan radiologis membrum inferius ditujukan sisi telentang dan tabung sinar X ditujukan dari aspek
terutama pada struktur tulang, karena otot, tendo, dan medial atau lateral tungkai atas; digunakan berkas sinar
saraf bercampur menjadi masa homogen. Pembuluh X yang horizontal. Kaset film diletakkan tegak lurus
darah dapat diperlihatkan dengan menggunakan media terhadap permukaan meja.
kontras khusus. Cambar radiografi membrum inferius Mula-mula, identifikasi sebanyak mungkin bagian-
pada orang dewasa seperti yang terlihat pada pe- bagian pelvis. Foramen obturatorium, spina ischiadica,
meriksaan sinar-X rutin akan dibicarakan dalam topik dan tuber ischiadicum, ramus pubis serta corpus pubis
ini. Seperti pada membrum superius, ahli radiologi dapat dikenali. Pinggir acetabulum dan caput serta
harus menyadari adanya perubahan-perubahan yang seluruh collum femoris dapat dilihat. Trochanter major
terjadi di dalam tubuh karena usia dan bagaimana kea- dan minor serta bagian proximal corpus femoris dapat
daan ini mempengaruhi gambaran radiografi. Misal- d ilihat.
644 BAB 10 Membrum lnferius

.li;i :.:rl{"i;=;i
I f+namrn ,d#"
#*^"^"obturatorium . lw

#xffi

Gambar 1 0-55. Radiograf anteroposterior articulatio coxae.

Gambar Radiografi Daerah Lutut sesamoideum pada caput laterale m. gastrocnemius,


kadang-kadang tampak tumpang tindih dengan condy-
Sudut pandang yang umum digunakan adalah (1) an- lus lateralis femoris. Permukaan sendi parallel, yang
teroposterior dan (2) lateral. dipisahkan oleh ruang lebar yang ditempati oleh carti-
Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien lago articulare dan meniscus (yang tidak memberikan
dalam posisi telentang dan kaset film diletakkan di bayangan) dapat dengan mudah dikenali. Fossa inter-
belakang lutut. Tabung sinar X diletakkan di depan condylaris femoris dan eminentia intercondylaris tibiae
lutut dan dipusatkan pada titik Iebih kurang Tz inci (1 ,3 dapat dilihat dengan jelas. Condylus medialis dan late-
cm) di bawah apex patellae bagian bawah corpus fe- ralis tibia dapat juga dilihat. Caput fibulae sebagian me-
moris, epicondylus lateralis dan medialis serta tuber- nutupi condylus lateralis tibiae. Collum fibulae dan
culum adductorium dengan mudah dilihat (Cambar bagian atas corpus fibulae biasanya terlihat dengan jelas.
10-56). Patella terlihat tumpang tindih di depan con- Pandangan lateral dibuat dengan sendi lutut daiam
dylus femoris lateralis dan medialis. Fabella, sebuah os keadaan fleksi sebagian. Kaset film diletakkan pada
ANATOMI RADIOGRAFI 645

corpus
femoris

otot-otot paha

irl,liirti

ti$
lfi

rnctsura
epicondylus inlercondylaris
medialis
femoris
eminentia
inlercondylaris
condylus
medialis
femoris

condylus
medialis
tibiae

Gambar 10-56. Radiograf anteroposterior genu orang dewasa-

aspek lateral sendi, dan tabung sinar X dipusatkan pada tampak pada permukaan anterior tulang. Caput,

sisi medial garis sendi. Pasien berbaring ke samping di collum, dan bagian atas corpus fibulae dapat dilihat,
atas meja. dan fibula menutupi sebagian fibula.
Dapat dilihat bagian bawah corpus femoris, dan Pandangan tangential sendi lutut kadang-kadang
condylus lateralis serta medialis sebagian saling tum- digunakan untuk melihat patella (Cambar 10-58)'
pang tindih (Cambar 10-57). Patella dapat dilihat Menisci dapat diperlihatkan dengan menyuntik udara
dengan jelas di depan condylus femoris. Eminentia atau zat kontras ke dalam rongga sendi lutut (Cambar
intercondylaris tibiae menonjol ke atas ke dalam fc-rssa 10-59). Pencitraan resonansi magnetik dapat diguna-
intercondylaris femoris, dan puncaknya tumpang tin- kan untuk memperlihatkan jaringan lunak di dalam dan
dih dengan condylus femoralis. Condylus lateralis dan sekitar lutut (Cambar 10-60).
medialis tibiae tumpang tindih, dan tuberositas tibiae
646 BAB 10 Membrum lnferius

::gliir.:,j

;1.q.,t,,.-,ii:-i.9,fr:i ;i

,i::=;19l,1t'Y

r+s.

caput fibulae

Gambar 10-57. Radiograf lateral genu orang dewasa

Gambar Radiografi nunjuk sedikit ke medial. Kaset film diletakkan di bela-


Daerah Pergelangan Kaki kang sendi pergelangan kaki, dan tabung sinar X dipu-
satkan pada bagian depan sendi.
Sudut pandang yang umum digunakan adalah (l) an- Ujung bawah tibia dan fibula serta articulatio tibio-
teroposterior dan (2) lateral. fibularis inferior dapat dilihat dengan jelas (Cambar
Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien 10*61). Malleolus medialis dan lateralis serta facies
dalam posisi telentang; sendi pergelangan kaki dalam articularis tibiae dan corpus tali dapat dilihat dengan
dorsofleksisembilan puluh derajat dan ibujari kaki me- mudah. Sebagian malleolus lateralis biasanya tumpang
ANATOMI RADIOGRAFI

Gambar 10-58. Pandangan tangensial patella

Gambar 1 0-59. Pneumoaftrografi genu.


648 BAB 10 Membrum lnferius

condylus laleralis femoris patella facies patellaris femoris

gadolinium
intraarticulare

M. vastus lateralis
*$',',.,
&-l:.ili :r.i

M. sartorius
pinggir meniscus
lateralis

M. biceps femoris

ligamentum
Gruciatum
M. gracillis
posterius

A. dan V. poplitea N. tibialis M.semimembranosus M.semitendinosus

Gambar 10'60. Pencitraan resonansi magnetik densitas proton transversal (axiat) lutut kanan dengan cairan garam
gadolinium intraarticulare (dilihat dari bawah).

tindih dengan aspek lateral talus. Facies articularis tuknya, dan articulatio subtalare sefta articulatio tarso-
ujung bawah tibia dan facies superior talus tampak transversus dapat diidentifikasi. Os cuneiforme dan
sejajar dan dipisahkan oleh celah sempit yang ditem- cuboideum tumpang tindih dan tidak tampak jelas.
pati oleh tulang rawan sendi yang bersifat translucent.
Selain talus, ossa tarsalia tidak terlihat dengan jelas.
Pandangan lateral dibuat dengan menempelkan Gambar Radiografi Tarsus,
kaset film pada malleoluslateralis; penting sekali Metatarsus, dan Phalanges
bahwa bidang sagital tungkai bawah parallel dengan
bidang film. Tabung sinar X dipusatkan di atas titik Sudut pandang yang umum digunakan adalah (/) ante-
lebih kurang 3/+ inci (1,9 cm) proksimal terhadap ujung roposterior dan (2) lateral, dan (3) oblik.
malleolus lateralis. Sudut pandang yang dipilih bergantung pada tulang
Pandangan ini memperlihatkan ujung bawah tibia apa yang ingin dilihat dengan jelas. Pandangan oblik
dan fibula; malleolus lateralis dan medialis tumpang ossa metatarsalia seringl<ali lebih berman{aat daripada
tindih (Cambar 10-62). Walaupun demikian, harus da- pandangan lateral karena pada pandangan lateral tu-
pat ditentukan margo anterior dan posterior kedua mal- langtulang saling bertindihan. Pada pandangan antero-
leoli. Facies articularis sendi pergelangan kaki dapat posterior, kaset film diletakkan berkontak dengan tela-
dilihat dengan jelas. Talus dan calcaneus tampak ben- pak kaki. Ossa tarsalia, metatarsalia, dan phalanges
ANATOMI PERMUKAAN 649

articulatio
tibiofibularis
distal

malleolus
medialis

malleolus
lateralis
corpus tali

metatarsal i

ti=

il\iffi

metatarsal V

Gambar 10-61. Radiograf anteroposterior pergelangan kaki orang dewasa

dapat dilihat (Cambar 10-63 dan 10-64). Dua os sesa- Regio Glutea
moideum ibu jari tumpang tindih dengan caput os
metatarsalia l. Crista iliaca dapat diraba dengan mudah sepanjang
seluruh bagiannya (Cambar 10-65 dan 10-66). Setiap
crista berakhir di depan pada spina iliaca anterior su-
ANATOMI PERMUKAAN perior (Cambar 10-67) dan di belakang pada spina
iliaca posterior superior (Gambar t 0-65); yang terakhir
ini terletak di bawah lekukan kulit setinggi vertebra
Keterangan berikut ini harus diidentifikasi pada orang sacralis kedua dan perlengahan articulatio sacroiliaca'
yang masih hidup. Agar dapat melakukan pemeriksaan Tuberculum iliaca adalah tonjolan yang dapat diraba
fisik membrum inferius seorang pasien dengan baik, pada permukaan luar crista iiiaca kira-kira dua inci (5
dibutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai anato- cm) posterior terhadap spina iliaca anterior superior
mi permukaan daerah ini. (Cambar 10-66).
650 BAB 10 Membrum lnferius

rll i
::::'dl

tfil+
:'::.i:i.T
$;.1+

Gambar 10-62. Radiograf lateral pergelangan kaki orang dewasa.

Tuber ischiadicum dapat diraba pada bagian bawah ter major dan tuber ischiadicum (Cambar 10-65 dan
bokong (Cambar 10-65 dan 10-66). Pada posisi berdiri, 10-66).
tuberositas ditutupioleh m. gluteus maximus. pada po-
sisi duduk, tuber ischiadicum muncul di bawah pinggir
bawah m. gluteus maximus dan menyokong berat Regio lnguinalis
badan; pada posisi ini tuberositas dipisahkan dari kulit
hanya oleh sebuah bursa dan bantalan lemak.
Ligamentum inguinale terletak di bawah lipatan kulit
Trochanter major femoris dapat diraba pada per- lipat paha dan dapat diraba seluruh panjangnya. Di lat
mukaan lateral tungkai atas (Cambar 10-65 dan j0-66)
eral melekat pada spina i[iaca anterior superior dan di
medial pada tuberculum pubicum (Cambar 10-66 dan
dan teraba bergerak di bawah jari-jari pemeriksa se-
10-67).
waktu articulatio coxae melakukan fleksi dan ekstensi.
Penting untuk dijelaskan bahwa pada articulatio coxae
Symphisis pubis merupakan sendi cartilaginosa
yang terletak di garis tengah antara kedua corpus ossis
yang normal, pinggir atas trochanter major terletak pa-
pubis (Cambar 10-67). Pinggir atas symphisis pubis
da garis yang menghubungkan spina iliaca anterior su-
perior dengan tuber ischiadicum (Cambar 10-66). dan corpus ossis pubis dapat diraba melalui bagian
bawah dinding anterior abdomen.
Processus spinosus os sacrum (Cambar 10-66) sa-
ling menyatu membentuk crista sacralis mediana. Tuberculum pubicum dapat diraba pada pinggir
atas pubis (Cambar 10-66 dan 10-67). Ujung medial
Crista ini dapat diraba di bawah kulit pada bagian atas
ligamentum inguinale melekat padanya. Tuberculum
celah di antara kedua bokong.
pubicum dapat diraba dengan mudah pada laki-laki,
Ujung os coccygeus dapat diraba di bawah kulit di
dengan melakukan invaginasi scrotum''dengan jari.
dalam celah antara bokong (celah natal) kira-kira 1 inci
(2, 5 cm) posterior terhadap anus (Cambar 10-66). Per- Pada perempuan tuberculum dapat diraba melalui
pinggir lateral labium majus.
mukaan anterior coccyges dapat diraba dengan jari ber-
Crista pubica adalah rigi tulang yang terletak pada
sarung tangan di dalam canalis analis.
permukaan atas corpus pubis, medial terhadap tuber-
Lipat bokong paling menonjol pada posisi berdiri;
pinggir bawahnya tidak sesuai dengan pinggir bawah culum pubicum (Cambar .10-3 dan 10-4).
m. gluteus maximus.
N. ischiadicus di bokong tertutup oleh m. gluteus Trigonum Femorate
maximus. Pada waktu membelok ke lateral dan bawah,
saraf ini mula-mula terletak di tengah-tengah antara spi- Trigonum femorale tampak sebagai lekukan di bawah
na iliaca posterior superior dan tuber ischiadicum serta lipat paha di bagian atas paha (Gambar 10-66 dan
lebih ke bawah di tengah-tengah antara ujung trochan- 10-67). Pada orang yang kurus dan berotot, batas-batas
ANATOMI PERMUKAAN 651

ossa
sesamoidea

metatarsal V

metalarsal I

cuneiforme
mediale

naviculare

caput tali

Gambar 10-63. Radiograf anteroposterior pedis orang dewasa.


652 BAB 10 Membrum lnferius

epiphysis
phalanges distal

phalanges
intemredius

metatarsal V
epiphysis
metatarsal I

cuneiforme
intermedius cuneiforme
laterale

naviculars

cuboideum
caput tali

corpus tali

malleolus
medialis tibiac

Gambar 10-64, Radiograf anteroposterior pedis memperlihatkan epiphysis phalanges dan ossa metatarsal
(anak laki-laki berusia 10 tahun).
ANATOMI PERMUKAAN 653

processus sprnosus crista iliaca


vertebrae lumbales

spina iliaca poslerior


gabungan processus superior
spinosus os sacrum

gluleus medius

lrochanter major gluteus maximus


femoris

posisi n. ischiadicus celah natal

posisi tuber lipatan bokong


ischiadicum

kelompok otot
hamstring

Gambar l0-65. Regio gtutea dan aspek posterior tungkai atas seorang perempuan berusia 25 tahun-

trigonum ini dapat diidentifikasi bila tungkai atas dalam tepat distal terhadap apex trigonum femorale. Canalis
keadaan fleksi, abduksi, dan eksorotasi, Basis trigonum ini merupakan celah intermuscular yang terletak di
dibentuk oleh ligamentum inguinale, batas lateral oleh bawah m. sartorius dan di lateral dibatasi oleh m. vas-
m, sartorius, dan batas medial oleh m. adductor longus. tus medialis dan di posterior oleh m. adductor longus
Kelom pok horizontal lymphonodi inguinales super- serta m. adductor magnus. Canalis ini berisi a' dan v.
ficiales dapat diraba pada fascia superficialis tepat di femoralis dan n. saphenus.
bawah dan sejajar dengan ligamentum inguinale (Cam-
bar 1 0-1 2). Regio Lutut
A. femoralis memasuki tungkai atas di belakang
Di depan sendi lutut dapat dengan mudah diraba pa-
ligamentum ingr-rinale (Cambar 1O-14) pada perte-
tella dan ligamentum patellae (Cambar 10-68). Liga-
ngahan garis yang menghubungkan symphisis pubis
mentum patellae dapat diikuti ke bawah sampai ke
dengan spina iliaca anterior superior; denyutnya dapat
tempat perlekatannya di tuberositas tibiae.
diraba dengan mudah (Cambar 10-67).
Condylus femoris dan tibiae dapat dikenali di
V. femoralis meninggalkan tungkai atas dengan samping lutut dan garis sendi dapat diidentifikasi di
berjalan di belakang ligamentum inguinale medial
antaranya (Gambar 1 0-68).
terhadap a. femoralis yang berdenyut (Gambar 1 0-14).
Ligamentum collaterale mediale yang berbentuk
Lubang bawah canalis femoralis terletak di bawah
seperti pita dan Iigamentum collaterale laterale yang
dan lateral terhadap tuberculum pubicum (Gambar
bulat dapat diraba pada sisi-sisi garis sendi; ligamen-
10-12 dan 10-14).
tum ini dapat diikuti ke atas dan bawah ke tempat
N. femoralis memasuki tungkai atas di belakang perlekatannya pada tulang. Karena ligamentum-liga-
pertengahan ligamentum inguinale, yaitu lateral terha-
mentum ini menutupi garis sendi, garis sendi tidak
dap a. femoralis yang berdenyut (Cambar 10-14).
dapat diraba pada tempat ligamentum collaterale
V. saphena magna menembus hiatus saphenus (Cambar 10-49).
pada fascia profunda (fascia lata) tungkai atas dan ber-
Meniscus terletak pada celah antara condylus fe-
gabung dengan v. femoralis 1,5 inci (4 cm) di bawah
moris dan tibiae. Walaupun tidak dapat dikenali, ping-
dan lateral terhadap tuberculum pubicum (Cambar gir luar meniscus medialis dan lateralis dapat diraba
10-11 dan 10-12). pada garis sendi antara ligamentum patellae dan liga-
mentum collaterale mediale atau laterale.
Ganalis Adductorius Tendo M. biceps femoris dapat diraba sebagai struk-
tur yang bulat pada aspek lateral lutut dan dapat diikuti
Canalis adductorius (canalis subsartorius) terletak
ke bawah sampai ke caput fibulae (Cambar 10-68)'
pada sepertiga tengah tungkai atas (Cambar 1O-67),
654 BAB 10 Membrum lnferius

spina iliaca poslerior superior

tuberculum iliacum
crisla iliaca

crista iliaca spina sacralis


spina iliaca anterior
superior
luberculum iliacum
spina iliaca
posterior
superior n. ischiadicus

coccygts

luber ischiadicum lipatan bokong

celah natal
spina iliaca anterior
supenor

ligamentum inguinale

tuberculum pubicum
trochanter major

adduclor longus

trigonum femoralis

tuberculum adductorium

condylus medialis
condylus lateralis

palella

luberositas tibialis

Gambar 10-66. Tandalanda permukaan pada regio gtutea dan bagian depan tungkai atas

N. peroneus communis dapat diraba tepat di bawah Bila lutut dalam keadaan fleksi, fascia profunda yang
caput fibulae (Gambar t0-69); di sini saraf ini berjalan menutupi fossa bersifat longgar sehingga batas-batas
ke depan di sekitar sisi lateral tulang. dengan mudah dapat ditentukan. Bagian atasnya diba-
Tuberculum adductorium dapat diraba pada aspek tasi di sebelah lateral oleh tendo m. biceps femoris dan
medial femur tepat di atas condylus medialis; bagian di sebelah medial oleh tendo m. semimembranosus dan
hamstring m. adductor magnus dapat diraba melalui m. semitendinosus. Bagian bawahnya dibatasi pada
daerah ini (Cambar 10-69), setiap sisinya oleh salah satu caput m. gastrocnemius.
Di belakang sendi lutut terdapat cekungan kulit ber- N. peroneus communis dapat diraba pada sisi me-
bentuk ketupat disebut fossa poplitea (Cambar 10-69). dial tendo m. biceps femoris (Gambar 10-69), pada
656 BAB 10 Membrum lnterius

rectus femoris

vastus medialis

vastus lateralis patella

condylus lateralis condylus medialis


femoris femoris
posisi garis sendi
condylus medialis
condylus lateralis tibiae
tibiae
ligamentum
patellae
caput fibulae

tuberositas tibiae

margo anterior tibiae

Gambar 10-68. Aspek anterior genu kanan seorang laki-laki berusia 27 tahun

longus dapat diperlihatkan dengan melakukan dorso- sitas yang menonjol di basis os metatarsi V (Cambar
fleksi jari-jari (Gambar 10-69), 10-70). Di bawah tuberculum tendo m. peroneus lo-
Arcus atau plexus venosus dorsalis dapat dilihat ngus berjalan ke depan menuju ke alur pada permu-
pada permukaan dorsum pedis proximal terhadap kaan bawah os cuboideum.
jari-jari (Cambar 10-11 dan 10-70). V. saphena magna Pada aspek medial kaki, sustentaculum tali dapat
meninggalkan bagian medial plexus dan berjalan ke diraba kira-kira 1 inci (2,5 cm) di bawah ujung malleo-
atas di depan malleolus medialis (Cambar 10-20). V. lus medialis (Gambar 10-70). Tendo m. tibialis pos-
saphena'parva mendrainase bagian lateral plexus dan terior terletak tepat di atas sustentaculum tali; tendo m.
berjalan di belakang malleolus lateralis (Cambar flexor digitorum longus menyilang permukaan medial-
10-1 1). nya; dan tendo M. flexor hallucis longus membelok
Pada aspek lateral kaki, tuberculum peronei cal- pada permukaan bawahnya.
caneus dapat diraba kira-kira 1 inci (2,5 cm) di bawah Di depan sustentaculum tali, tuberositas ossis navi-
dan depan ujung malleolus lateralis (Cambar 10-69). cularis dapat dilihat dan diraba (Cambar 10-70). Tu-
Di atas tuberculum, tendo m. peroneus brevis berjalan berositas ini menerima bagian utama tendo m. tibialis
ke depan menuju ke tempat insertionya pada tubero- posterior.

ARTTnI.ARTERI MEMBRUM INFERIUS A. femoralis memasuki tungkai atas di belakang


ligamentum inguinale pada titik pertengahan antara
Palpasi Arteri spina iliaca anterior superior dan symphsis pubis. Arteri
ini dengan mudah dipalpasi di sini, karena dapat dite-
Setiap dokter harus mengetahui tempat arteri utama kan ke belakang ke arah m. pectineus dan ramus su-
membrum inferius yang tepat, karena dia dapat saja perior ossis pubis.
dipanggil untuk menghentikan perdarahan hebat atau A. poplitea dapat dipalpasi dengan lembut di dalam
melakukan palpasi pada berbagai tempat arteri pada fossa poplitea dengan fascia profunda dalam keadaan
pasien dengan oklusi arterial.
lemas dengan melakukan f leksi pasif articulatio genus.
ANATOMI PERMUKAAN 657

'ru::ni::l-
tendo m. adductor F

l":#i'ri*t' m. biceps femoris

{ ,^t"r, fossa poplitea

\ "onauru"t",/\
) llt
guri"senoiia caput fibulae

ligamentum \! n. peroneus communls


patellae
n. peroneus
communis margo anterior
tibiae

malleolus medialis
tendo
m. tibialis
anterior

malleolus lateralis

malleolus medialis
tendo
talus m. extensor
hallucis
tendo m. eldensor longus
tendo m. tibialis anterior
digitorum longus
tendo m. extensor hallucis longus

tendo calcaneus

\ tendo m. tibialis posterior


tendo m. peroneus
\\ longus dan brevis

)'
6 lll
malleolus lateralis

lil
,t'l\
',J'\
i,/ \

articulatio metatarsophalangeae ibujari


tuberositas ossis naviculare tuberositas os metatarsal V

aspek medial kaki aspek lateral kaki

Gambar 10-69. Petanda permukaan pada fossa poplitea, bagian depan tungkai, dan kaki
658 BAB 10 Membrum lnlerius

tendo calcaneus

tendo m. peroneus
longus dan brevis arcus venosus dorsalis

tuberositas
malleolus lateralis os metatarsal V

A m. enensor
digitorum brevis

v. saphena magna

tendo calcaneus

caput tali
malleolus medialis

sustentaculum tali

caput ossis metatarsal I


tuberositas ossis naviculare

Gambar 10-70: Aspek lateral (A) dan aspek medial (B) pergelangan kaki kanan seorang perempuan berusia 29 tahun.

m. extensor
digitorum longus
malleolus medialis

tendo m. tibialis
malleolus lateralis
anterior

arcus venosus dorsalis tendo m. extensor


hallucis longus

tendo calcaneus
malleolus medialis

malleolus lateralis

tempat palpasi
a. tibialis posterior

tendo m. peroneus longus dan brevis


B

Gambar 10-71. Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) kaki dan pergelangan kaki kanan seorang perempuan berusia 29 tahun
ANATOMI PERMUKAAN 659

A. dorsalis pedis terletak di antara tendo m. exten- Pe r sa r af an Simpa tis Arte r i


sor hallucis longus dan m. extensor digitorum longus, Persarafan simpatis arteri pada tungkai berasal dari
di tengah{engah antara malleolus medialis dan late-
ketiga segmen thoracica bawah dan dua atau tiga
ralis di depan pergelangan kaki. segmen lumbal atas medulla spinalis. Serabut-serabut
A. tibialis posterior berjalan di belakang malleolus preganglionik berjalan ke ganglia thoracica bawah dan
medialis, di bawah retinaculum musculorum flexorum, lumbal atas melalui rami alba. Serabut-serabut ber-
dan terletak di antara tendo m. flexor digitorum longus sinaps di dalam ganglia lumbalis dan sacralis, dan
dan m. flexor hallucis longus. Pulsasi arteri ini dapat di- serabut-serabut postganglionik mencapai pembuluh
raba di tengah-tengah antara malleolus medialis dan tumit.
darah melalui cabang-cabang plexus lumbalis dan
Perlu diingat bahwa a. dorsalis pedis kadang-ka- sacralis. A. femoralis menerima serabut simpatisnya
dang tidak ada dan digantikan oleh sebuah ramus per- dari n. femoralis dan n. obturatorius. Arteri-arteri yang
forans yang besar dari a. peronea. Dalam hal ini, a. pero- lebih distal menerima serabut postganglioniknya me-
nea mungkin lebih besar dari normal dan menggantikan
lalui n. peroneus communis dan n. tibialis.
a. tibialis posterior pada bagian bawah tungkai.
Simpatektomi Lumbal dan Penyakit Oklusif Arteri
Sirkutrasi Kolateral
Simpatektomi lumbal dapat dianjurkan sebagai sa-
Bila suplai arteri ke tungkai terhambat, akan timbul lah satu bentuk pengobatan penyakit oklusif arteri
nekrosis atau gangrene, kecuali bila terdapat jalan tungkai untuk meningkatkan aliran darah melalui sir-
pintas yang adekuat terhadap penyumbatan ini, yaitu kolateral. Si mpatektom i pregangl ioni k di lakukan
ku lasi
sirkulasi kolateral. Oklusi mendadak a. femoralis misal- dengan mengangkat ketiga ganglia lumbalis atas dan
nya oleh ikatan atau emboli, biasanya diikuti dengan bagian-bagian di antara truncus symphaticusnya.
gangrene. Akan tetapi pada penyumbatan yang terjadi
secara beftahap seperti yang terjadi pada ateroskle- Kafeterisasi Arteria Femoralis
rosis, jarang diikuti dengan nekrosis, karena pembuluh
darah kolateral mempunyai cukup waktu untuk ber- Kateter.yang panjang dan halus dapat dimasukkan
dilatasi penuh. Sirkulasi kolateral untuk bagian prok- ke dalam a. femoralis pada saat pembuluh ini berjalan
simal a. femoralis adalah melalui anastomosis cruciata turun melalui trigonum femorale. Kateter ini dipandu
dan trochanterica; untuk a. femoralis di dalam canalis dengan penglihatan fluoroskopik sepanjang a' iliaca
adductorius adalah melalui rami perforantes a. pro- externa dan a. iliaca cornmunis menuju ke aorta. Ka-
funda femoris dan rami articulare dan musculare a. fe- teter kemudian dapat masuk ke dalam a. mesenterica
moralis dan a. poplitea. inferior, a. mesenterica superior, a. coeliaca, atau a. re-
natis. Kemudian zat kontras dapat disuntikkan ke dalam
Cedera Traumatik arteri sambil diawasi dan direkam secara radiografi.
Rekaman tekanan dapat pula dilakukan dengan me-
Cedera a. femoralis yang besar dapat menyebabkan masukkan kateter melalui katup aorta ke dalam ventri-
kehilangan darah dengan cepat pada seorang pasien. kel kiri.
Tidak seperti pada membrum superius, cedera arteri
pada membrum inferius tidak memberikan prognosis
yang baik. Sirkulasi kolateral di sekitar articulatio coxae VENA.VENA MTN4gRUAA I NTTNIUS
dan genus, walaupun ada, tidak seadekuat yang ada di Vena-vena tungkai bawah dapat dibagi dalam tiga
sekitar articulatio humeri dan cubiti. Kerusakan vena kelompok: (1) superficial, (2) profunda, dan (3) perfo-
besar yang ada di dekatnya dapat menimbulkan kom- rans. Vena-vena superficial terdiri atas v. saphena magna
plikasi dan dapat menyebabkan kerusakan yang lebih dan v. saphena parva beserta cabang-cabangnya, yang
luas pada bagian distal ekstremitas. terletak di bawah kulit di dalam fascia superficialis.
Posisi v. saphena magna yang tetap di depan malleolus
Penyakit Oklusif Arteri Tungkai bawah medialis perlu diingat untuk pasien yang membutuh-
Penyakit oklusi arteri tungkai bawah umum terjadi kan transfusi darah segera. Vena-vena profunda adalah
pada laki-laki. lskhemia otot-otot menimbulkan nyeri venae comitantes a. tibialis anterior dan posterior, v.
kejang bila berolahraga. Jika a. femoralis tersumbat, su- poplitea, dan v. femoralis serta cabang-cabangnya.
plai darah ke otot-otot betis tidak cukup; pasien dipaksa Vena-vena perforantes adalah pembuluh-pembuluh
berhenti berjalan setelah menempuh jarak tertentu penghubung yang berjalan di antara vena-vena superfi-
karena intensitas nyeri. Dengan beristirahat, keku- cial dan profunda. Kebanyakan dari vena-vena ini di-
rangan oksigen dapat diatasi dan nyeri akan hilang. temukan terutama pada daerah pergelangan kaki dan
Namun, bila berjalan kembali, nyeri akan timbul lagi. sisi medial bagian distal tungkai. Vena-vena ini mem-
Kondisi ini dikenal sebagai claudicatio intermitten. punyai katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga
660 BAB 10 Membrum lnferius

mencegah mengalirnya darah dari vena profunda ke Operasi Pintas Koroner


vena superficialis.
Pada pasien dengan penyakit sumbatan koroner
yang disebabkan oleh aterosklerosis, segmen arteri yang
Pompa Vena Tungkai Bawah
tersumbat dapat dipintas dengan melakukan pencang-
Di dalam ruang fascial tertutup tungkai bawah, kokan dari sebagian v. saphena magna. Segmen vena ini
venae comitantes yang berdinding tipis dan berkatup dibalik sehingga katupnya tidak menghambat aliran
selalu mendapat tekanan intermiten saat istirahat dan darah arteri. Setelah v. saphena magna diambil dari tem-
bekerja. Denyut arteri yang terdapat di dekatnya mem- pat donornya, darah vena superficial mengalir ke atas
bantu mengalirkan darah ke atas tungkai. Namun, tungkai melalui vena perforans dan masuk ke dalam ve-
kontraksi otot-otot besar di dalam ruang selama olah na profunda.
raga menekan vena-vena yang terletak dalam dan me- V. saphena magna dapat pula dipergunakan untuk
mompa darah naik ke atas tungkai bawah. pintas sumbatan yang terdapat pada a. brachialis dan a.
Vena saphena superficialis, kecuali yang di dekat femoralis.
ujugnya, terletak di dalam fascia superficialis dan tidak
ikut dalam tenaga kompresi ini. Katup-katup yang ter- Pemotongan V. Saphena Magna
dapat di dalam venae perforantes mencegah darah
lnsisi v. saphena magna melalui kulit biasanya di-
venosa bertekanan tinggi keluar dan mengalir ke dalam
lakukan pada pergelangan kaki (Cambar 10-72). l:le-
vena superficial yang bertekanan rendah. Selain itu,
bitis (radang dinding vena) merupakan komplikasi yang
saat otot-otot di dalam ruang fascial yang tertutup itu re-
umum terjadi apabila dilakukan di tempat ini. Pemo-
laksasi, darah venosa tersedot dari venae superficiales
tongan v. saphena magna dapat pula dilakukan di lipat
ke dalam venae profunda.
paha pada trigonum femorale, di sini flebitis jarang
terjadi. Makin lebar diameter vena pada tempat itu
Vena Varicosa makin mudah kateter dengan diameter yang lebih besar
melaluinya, serta dapat dilakukan infus cairan dengan
Vena varicosa adalah vena yang mempunyai dia-
cepat dan dengan volume yang besar.
meter lebih besar dari normal dan lebih panjang dan
berkelok-kelok. Varices vena-vena oesofagus dan rektum di- ANATOMI PEMOTONCAN VENA PERCELANCAN KAKI
jelaskan di tempat lain. Keadaan ini biasanya terjadi
pada vena-vena superficialis tungkai dan meskipun Prosedurnya adalah sebagai berikut:
tidak mengancam jiwa, keadaan ini cukup menggang- 1. Saraf sensorik yang mempersarafi kulit tepat di
gu dan menimbulkan nyeri. depan malleolus medialis tibiae adalah daricabang
Vena-vena varicosa mempunyai banyak penyebab, n. saphenus, sebuah cabang n. femoralis. Cabang-
termasuk kelemahan dinding vena herediter dan katup cabang n. saphenus diblok dengan anestesi lokal
yang inkompeten; peningkatan tekanan intraabdomi- 2. lnsisi transversal dilakukan melalui kulit dan ja-
nal karena hamil kembar atau tumor abdomen; dan ringan subkutan melintang sumbu vena tepat
thrombophlebitis vena-vena profunda mengakibatkan anterior dan superior terhadap malleolus medialis
vena-vena superficialis menjadi jalur utama aliran vena (Cambar 10-72). Meskipun vena saphena magna
ke tungkai bawah. Mudah dimengerti bagaimana kea- tidak terlihat melalui kulit, vena ini secara konstan
daan ini dapat disebabkan oleh tidak kompetennya ditemukan di tempat ini.
katup di dalam vena perforantes. Setiap kali pasien be- 3. Vena ini mudah diidentifikasi, dan n. saphenus
kerja, darah venosa bertekanan tinggi akan mengalir dapat dikenali; saraf biasanya terletak tepat anterior
dari vena-vena profunda ke vena-vena superficial dan terhadap vena (Cambar 10-72).
menyebabkan varicosa, yang awalnya hanya bersifat
setempat tetapi kemudian dapat meluas. ANATOMI PEMOTONCAN VENA LIPAT PAHA
Keberhasilan pengobatan operatif dari vena vari-
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
cosa bergantung pada ligasi dan pemisahan semua
cabang-cabang v. saphena magna atau v. saphena 1. Kulit daerah paha di lateral dan bawah scrotum atau
parva, untuk mencegah terbentuknya sirkulasi kolateral labium majus dipersarafi oleh cabang-cabang N.
venosar dan ligasi serta pemisahan semua vena perfo- ilioinguinalis dan N. cutaneus femoris intermedius.
rantes yang berperan atas kebocoran darah bertekanan Cabang-cabang saraf ini diblok dengan anestesi lokal.
tinggi dari vena profunda ke vena superficialis. Se- 2. lnsisi transversal dibuat melalui kulit dan jaringan
karang umum dilakukan pula pengangkatan atau pem- subcutan di tengah titik kira-kira 1,5 inci (4 cm) di
buangan vena-vena superficial, Tidak perlu disebutkan bawah dan lateral terhadap tuberculum pubicum
lagi, bahwa mutlak dipastikan bahwa vena profunda (Cambar 10-72). Bila denyut nadi femoralis dapat
dalam keadaan utuh sebelum operasi dilakukan. diraba (mungkin tidak ada pada pasien dalam
ANATOMI PERMUKAAN 661

saphena magna

malleolus medialis tibiae

saphenus

spina iliaca anlerior suPerior

pinggir dari hiatus


saphenus Pada fascia
profunda

pubicum

V. saphena magna

Gambar 10-72. Pemotongan v. saphena magna. A, B. Pada pergelangan kaki. V. saphena magna secara
tetap ditemukan di depai malleotus mediatis tibiae. C, D Pada daerah lipat paha V saphena
magna
bermuara ke v. femoralis 2 iari di bawah dan lateral terhadap tuberculum pubicum.

keadaan syok), insisi dilakukan tepat medial ter- inguinale, v. femoralis terletak selalu di sisi medial a' fe-
hadap pulsasi. moralis, dan mudah dikanulasi' Meskipun demikian,
3. V. saphena magna terletak di dalam lemak sub- karena tingginya insiden trombosis dengan embolisme
cutan dan berjalan ke posterior melalui hiatus paru yang fatal, kateter sebaiknya dikeluarkan segera
saphenus pada fascia profunda untuk bergabung setelah keadaan pasien stabil.
dengan v. femoralis kira-kira 1,5 inci (selebar 2 jari)
ANATOMI PROSEDUR
di bawah dan lateral terhadap tuberculum pubi-
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
cum. Penting untuk diketahui bahwa v. saphena
magna melalui hiatus saphenus untuk dapat masuk 1. Kulit paha dibawah ligamentum inguinale di-
ke v. femoralis. Meskipun demikian, ukuran dan persarafi oleh n. genitofemoralis; saraf ini diblok
bentuk hiatus sangat bervariasi. dengan anestesi lokal.
2. Pulsisi femoralis diraba di tengah-tengah antara
Kafeterisasi V e n a F em or al i s spina iliaca anterior superior dan symphisis pubis,
ini dilakukan apabila dibutuhkan akses serta v. femoralis terletak tepat medial terhadap-
Prosedur
yang cepat ke vena besar. Tepat di bawah ligamentum nya.
662 BAB 10 Membrum lnlerius

Di tempat kira-kira selebar 2 jari di bawah liga- nya, suntikan harus dilakukan agak ke depan pada
mentum inguinale, jarum dimasukkan ke dalam V. kuadran lateral atas bokong.
femoralis.
M. gluteus Medius
Infus Intraosseus Pada Bayi dan Minimus serfa Poliomyelitis

Teknik ini dapat dilakukan untuk infus cairan dan M. gluteus medius dan minimus dapat paralisis bila
darah bila sulit dengan cara intravena. Prosedurnya poliomyelitis mengenai segmen lumbal bawah dan sa-
mudah dan dapat cepat dilakukan, sebagai berikut: cral medulla spinalis. Otot-otot ini dipersarafi oleh n.
gluteus superior (L4, L5, dan S.l ). Paralisis otot-otot ini
1. Dengan tungkai bagian distal disokong dengan sangat mengganggu kemampuan pasien dalam meng-
baik, permukaan subcutaneous anterior tibia dipal- angkat pelvis pada waktu berjalan.
pas i.
2. Kulit dianestesi kira-kira 1 inci (2,5 cm) distal terha- M. Quadriceps Femoris
dap tuberositas tibiae, jadi ramus infrapatellaris n. Sebagai Stabilisator Sendi Lutu.t
saphenus diblok.
3. Jarum sumsum tulang dimasukkan dengan sudut
M. quadriceps femoris adalah otot extensor sendi
lutut yang sangat penting. Tonusnya sangat memper-
sembilan puluh derajat melalui kulit, fascia super-
ficialis, fascia profunda, dan periosteum tibiae serta
kuat sendi; oleh karena itu otot ini harus diperiksa
dengan teliti pada keadaan yang diduga adanya pe-
cortex tibiae. Segera ujung jarum mencapai me-
nyakit pada sendi lutut. Kedua ekstremitas harus di-
dulla dan sumsum tulang, operator merasakan pe-
periksa, serta ukuran, konsistensi dan kekuatan m.
rasaan elastis. Posisi jarum di dalam sumsum tulang
quadriceps femoris harus diuji. Mengecilnya otot yang
dapat dikonfirmasi dengan melakukan aspirasi. Ja-
disebabkan oleh atrofi otot dapat diuji dengan meng-
rum harus diarahkan sedikit ke caudal untuk men-
ukur lingkar paha pada ketinggian tertentu di atas ping-
cegah cedera pada lamina epiphysealis ujung prok-
gir superior patella.
simal tibia, Kemudian transfusi dapat dilakukan.
M. vastus medialis meluas lebih ke distal dari m.
vastus lateralis. lngatlah bahwa m. vastus medialis me-
Lrmrnnr Merraenurt lNrrnlus rupakan bagian pertama dari m. quadriceps femoris
Susunan lymphonodi inguinales superficiales dan yang akan mengalami atrofi pada penyakit sendi lutut
profundi dijelaskan secara lengkap pada halaman 570. dan bagian terakhir yang akan pulih.
Penting untuk diingat bahwa nodi ini tidak hanya Ruptura M. Rectus Femoris
mengalirkan cairan limfe dari membrum inferius tetapi
juga dari kulit dan fascia superficialis dinding anterior M. rectus femoris dapat ruptur (robek) pada gerakan
dan posterior abdomen di bawah umbilicus; cairan ekstensi mendadak dan hebat pada sendi lutut. Venter
limfe dari genitalia eksterna dan membrana mucosa otot initertarik ke proksimal, meninggalkan celah yang
setengah bagian bawah canalis analis dialirkan juga ke dapat diraba pada permukaan anterior paha. Pada
dalam kelenjar ini. Perhatikan jauhnya jarak yang harus ruptura total otot ini diindikasikan tindakan operasi
ditempuh oleh cairan limfe sebelum sampai ke nodi untuk memulihkannya.
inguinales. Misalnya seorang pasien mengeluh tentang
Ru ptura Ligamentum Patellae
nodi inguinales yang membesar dan nyeri yang dise-
babkan oleh penyebaran limfatik dari organisme pa- Keadaan ini akan terjadi bila terdapat gaya fleksr
togen yang masuk ke dalam tubuh melalui goresan yang mendadak pada sendi lutut dalam keadaan m.
kecil pada permukaan bawah ibu jari kaki. quadriceps femoris sedang berkontraksi aktif.

Mm. Adductores dan Cerebral Palsy


OrOr.OroT MEMBRUM INFERIUS
Pada pasien dengan cerebral palsy yang diserlai
M. Gluteus Maximus dan Suntikan Intramuskular dengan kekakuan nyata kelompok otot-otot adductor,
biasanya dilakukan tenotomi pada tendo M. adductor
M. gluteus maximus adalah otot yang besar dan longus dan memisahkan divisi anterior N. obturatorius.
tebal dengan fasciculi kasar yang dapat dengan mudah Selain itu, pada beberapa kasus berat divisi posterior N.
dipisahkan tanpa menimbulkan kerusakan. Tebalnya obturatorius dihancurkan. Tindakan ini mengatasi
otot ini menyebabkan otot ini cocok untuk tempat spasme kelompok otot-otot adductor dan memungkin-
penyuntikan intramuskular. Untuk mencegah terjadi- kan penyembuhan otot-otot yang dipersarafi oleh divisi
nya cedera pada n. ischiadicus yang terletak di bawah- posterior n. obturatorius ini secara perlahan-lahan.
ANATOMI PERMUKAAN 663

Ruptura Tendo Calcaneus Sindrom Ruang Anterior Tungkai Bawah


Ruptura tendo calcaneus biasa terjadi pada orang Sindrom ruang anterior terjadi karena peningkatan
berusia pertengahan dan sering terjadi pada pemain tekanan di dalam ruang akibat bertambahnya produksi
tenis. Ruptura terjadi pada tempat yang paling sempit cairan di dalam jaringan. Cedera jaringan lunak yang
yaitu kira-kira 2 inci (5 cm) proksimal dari tempat berkaitan dengan patah tulang merupakan penyebab
insertio. Timbul rasa nyeri tajam dan mendadak disertai yang umum dan diagnosis dini sangat penting. Rasa
dengan gangguan pada gerakan tendo tersebut. M. gas- nyeri dalam dan sakit di dalam ruang anterior tungkai
trocnemius dan soleus tertarik ke proksimal, mening- bawah merupakan ciri khas sindrom ini dan dapat
galkan celah yang dapat diraba pada tendo. Pasien menjadi parah. Dorsofleksi kaki pada sendi pergelang-
tidak mungkin melakukan gerakan plantarfleksi kaki an kaki menambah hebat nyeri ini. Peregangan otot-
secara aktif. Tendo ini harus dijahit secepat mungkin otot yang berjalan melalui ruang ini dengan melakukan
dan tungkai difiksasi dengan sendi pergelangan kaki plantarfleksi pasif pergelangan kaki juga akan me-
dalam keadaan plantar{leksi dan sendi lutut dalam nambah rasa nyeri. Dengan naiknya tekanan, arus balik
keadaan fleksi. venosa berkurang, jadi akan meningkatkan lagi tekan-
an. Pada kasus-kasus berat, suplai arteri kadang-kadang
Ru ptu ra Tendo P lantar i s terhenti akibat kompresi, dan pulsasi a. dorsalis pedis
menghilang. M. tibialis anterior, m. extensor digitorum
Ruptura tendo plantaris jarang terjadi, meskipun ro-
longus, dan m. extensor hallucis longus paralisis.
beknya serabut-serabut m. soleus atau ruptura sebagian
Hilangnya sensibilitas hanya terbatas pada daerah yang
dari tendo calcaneus sering didiagnosis sebagai ruptura
dipersarafi oleh n. peroneus profundus, yaitu kulit di
tendo m. plantaris.
celah antara jari pertama dan kedua. Ahli bedah dapat
membuka ruang anterior tungkai bawah dengan mem-
Tendo M. Plantaris dan Autograft
buat insisi longitudinal melalui fascia profunda se-
M. plantaris, yang sering tidak ada, dapat digunakan hingga menghilangkan kompresi pada daerah itu serta
untuk autograft tendo untuk perbaikan tendo-tendo mencegah terjadinya nekrosis anoksia pada otot-otot.
fleksor jari; tendo m. palmaris longus juga sering di-
gunakan untuk tujuan ini. SINRT.SNNAF MEMBRUM INFERIUS
Cedera Nervus Femoralis
Tenosy noviti s d an Di s I o catio
Tendo M. Peroneus Longus dan Brevis N. femoralis (L2, 3, dan 4) memasuki paha dari
belakang ligamentum inguinale, pada titik perte-
Tenosynovitis (radang selubung sinovial) dapat
ngahan antara spina iliaca anterior superior dan tuber-
mengenai selubung tendo m. peroneus longus dan bre-
culum pubicum. Saraf ini terletak kira-kira satu jari
vis pada waktu tendo-tendo ini berjalan posterior terha-
lateraldaridenyut nadifemoralis. Kira-kira 2 inci (5 cm)
dap malleolus lateralis. Terapi terdiri atas imobilisasi,
distal dari ligamentum inguinale, saraf ini membelah
panas, dan fisioterapi. Dislocatio tendo dapat terjadi
menjadi cabang-cabang terminalnya (Gambar 10-73\.
bila tendo m. peroneus longus dan brevis dislokasi ke
N. femoralis dapat cedera oleh Iuka tusuk atau Iuka
depan dari belakang malleolus lateralis. Agar hal ini
tembak, tetapi cedera total pada saraf inijarang terjadi.
dapat terjadi, retinaculum peroneorum superior harus
Cambaran klinis berikut dapat terjadi bila saraf ini
robek. lni biasanya terjadi pada anak-anak yang lebih
rusak total:
besar dan disebabkan oleh trauma.
Motorik: M. quadriceps paralisis, dan lutut tidak dapat
diekstensikan. Pada waktu berjalan, keadaan ini de-
Ref/eks Tendo
ngan derajat tertentu akan dikompensasi oleh otot-otot
Otot-otot skelet menerima persarafan segmental. adductor.
Kebanyakan otot dipersarafi oleh dua, tiga, atau empat Sensorik: Sensibilitas kulit hilang pada sisi anterior dan
saraf spinal, karenanya dipersarafi oleh segmen me- medial paha, pada sisi medial bagian distal tungkai
dulla spinalis yang sama. Persarafan segmental otot- bawah, dan sepanjang pinggir medial kaki sampai ke
otot berikut ini di tungkai harus diketahui, karena dapat bagian bawah ibu jari kaki; daerah ini biasanya dipersa-
diperiksa pada pasien dengan menimbulkan refleks rafi oleh n. saphenus.
sederhana.
Refleks tendo patella (refleks lutut) 12, 3, dan 4 Cedera Nervus tschiadicus
(ekstensi sendi lutut dengan mengetuk tendo patella).
Refleks tendo Achilles (refleks pergelangan kaki) S1 N. ischiadicus (14 dan 5 dan S1 ,2, dan 3) meleng-
dan 52 (plantarfleksi sendi pergelangan kaki dengan kung ke lateral dan turun ke bawah melalui regio
mengetuk tendo Achi lles'
glutea, mula-mula terletak di pertengahan antara spina
664 BAB 10 Membrum lnferius

n. femoralis
L2 L3 L4

abdomen plexus lumbalis

m. iliacus

m. pectineus
m. sartorius
articulatio coxae
m. quadriceps
femoris

bagian sendi lutut


depan a. femoralis
tungkai atas
n. saphenus

ramus infrapatellaris
ke kulit

tungkai
ke kulii sisi medial
bawah kaki
tungkai bawah

kulit sisi
medial kaki
sampai bagian
bawah ibujari

Gambar 10-73. Diagram ringkasan cabang-cabang utama n. femoralis.

iliaca posterior superior dan tuber ischiadicum; dan serabut-serabut peroneus communis terletak paling su-
lebih ke bawah terletak di tengah{engah antara ujung perficial di dalam n. ischiadicus. Cejala-gejala klinik
trochanter major dan tuber ischiadicum. Saraf ini ke- berikut ini dapat terjadi:
mudian berjalan ke bawah pada garis tengah di aspek Motorik: Otot-otot hamstring paralisis, tetapi fleksi
posterior tungkai atas dan terbagi menjadi n. peroneus
Ienrah lutut masih mungkin dilakukan karena kontraksi
communis dan n. tibialis pada tempat yang bervariasi m. sartorius (n, femoralis) dan m. gracilis (n. obtura-
di atas fossa poplitea (Gambar 1O-74 dan 1O-76). torius). Semua otot di bawah lutut paralisis, dan berat
kaki menyebabkannya mengambil posisi plantar-
TRAUMA fleksi, atau foot-drop.
Saraf ini kadang-kadang cedera oleh Iuka tembus, Sensorik: Sensibilitas di bawah Iutut hilang, kecuali
fractura pelvis, atau dislocatio articulatio coxae. Pa- daerah sempit di sisi medial bagian distal tungkai ba-
ling sering cedera oleh tempat penyuntikan intramus- wah dan sepanjang pinggir medial kaki sampai ke
kular yang tidak tepat di regio glutea. Untuk mencegah bagian bawah ibu jari kaki, yang dipersarafi oleh n. sa-
cedera ini, suntikan ke dalam m. gluteus maximus atau phenus (n. femoralis).
m. gluteus medius seharusnya dilakukan pada kuadran Hasil pengobatan dengan operasi n. ischiadicus
lateral atas bokong agak ke depan. Kebanyakan lesi kurang memuaskan. Cerakan aktif otot-otot kecil kaki
saraf ini tidak total, dan 90% cedera biasanya terjadi jarang pulih kembali, dan pemulihan sensorik jarang
pada bagian peroneus communis dari saraf ini. Kedaan sempurna. Kehilangan sensibilitas telapak kaki meng-
ini mungkin dapat dijelaskan oleh kenyataan bawah akibatkan ulcus tropicum mudah terjadi.
ANATOMI PERMUKAAN 665

plexus sacralis
pelvis

n. ischiadicus f
n. tibialis
regio glutea \
I n. peroneus communis

bagian belakang Paha


m. biceps femoris (caput brevis)

n. cutaneus surae lateralis


sendi lutut

n. peroneus n. peroneus suPerficialis


profundus

ramus m. tibialis
communicans m. peroneus longus
anterior
suralis
m. extensor
tungkai bawah m. peroneus brevis
hallucis longus
m. extensor
digitorum longus

m. peroneus tedius
sendi kulit tungkai bawah
pergelangan kaki
kutit sisi lateral tungkai bawah

m. exiensor
digitorum
kulit sisi lateral kulit dorsum pedis
brevis
kaki dan jari
kelingking
kulii celah di antara
jari kaki pertama
dan kedua

Gambar 10-74. Diagram ringkasan memperlihatkan asal n. ischiadicus dan cabang-cabang


utama n. Peroneus communis.

ISCHIALCIA Cedera Nervus Peroneus Communis


lstilah ini dipakai untuk melukiskan keadaan pasien N. peroneus communis (Cambar 10-74) terletak
yang mengalami nyeri sepanjang distribusi sensorik n' pada posisi superficial pada waktu saraf ini mening-
ischiadicus. Jadi, nyeri ini dirasakan pada aspek poste- galkan fossa poplitea dan membelok di sekitar caput
rior paha, sisi poterior dan lateral tungkai bawah, dan fibulae untuk masuk ke dalam m. peroneus longus'
bagian lateral kaki. lschialgia dapat disebabkan oleh Saraf ini biasanya cedera pada fractura caput fibulae
prolapsus discus intervefteblalis (lihat Catatan Klinis dan oleh tekanan dari gips atau bidai. Cejala-gejala
Bab 12) yang menekan satu atau lebih radix n. spinalis berikut ini dapat ditemukan:
bagian lumbal bawah dan sacral, tekanan pada plexus
sacralis atau n. ischiadicus oleh tumor intrapelvicus, Motorik: Otot-otot ruang anterior dan lateral tungkai
atau peradangan n. ischiadicus atau cabang-cabang paralisis, yaitu m. tibialis anterior, m. extensor digito-
terminalnya. rum longus dan brevis, m. peroneus teftius, m' extensor
666 BAB 10 Membrum lnferius

Motorik: Semua otot pada bagian belakang tungkai dan


telapak kaki lumpuh. Otot-otot yang kerjanya berlawan-
an melakukan dorsofleksi kaki pada sendi pergelangan
kaki dan eversio kaki pada sendi subtalaris dan tarsal
transversalis. Keadaan ini disebut calcaneovalgus.
Sensorik: Sensibilitas hilang pada telapak kaki; kemu-
dian ulcus tropicum dapat terjadi.

Cedera Neryus Obturatorius


N. obturatorius (L2, 3,dan4) memasuki tungkai atas
sebagai divisi anterior dan posterior dengan melalui
bagian atas foramen obturatorium. Divisi anterior turun
di depan m. obturatorius externus dan m. adductor
brevis, profunda terhadap dasar trigonum femorale. Di-
visi posterior turun di belakang m. adductor brevis dan
[: di depan m. adductor magnus (Cambar 10-77).
i; Saraf ini jarang cedera pada luka tusuk, dislocatio
\il' anterior articulatio coxae, atau pada hernia abdomi-
Ir
A:
nalis melalui foramen obturatorium. Saraf ini dapat
tertekan oleh kepala janin selama persalinan. Cejala-
I_-
L_'- gejala berikut ini dapat terjadi:
Motorikr Semua otot adductor paralisis, kecuali bagian
10-75. Footdrop. pada keadaan ini orang menyeret jari_
9"Y1!
jari kakinya pada hamstring m. adductor magnus yang dipersarafi oleh n. is-
waktu berjatan.
chiadicus.
Sensorik: Kehilangan sensibilitas minimal pada aspek
hallucis longus (dipersarafi oleh n. peroneus pro- medial tungkai atas.
fundus), dan m. peroneus longus serta m. peroneus
brevis (dipersarafi oleh n. peroneus superficialis). TULANG-TULANG Mrruanul lwrrRlus
Akibatnya otot-otot yang kerjanya berlawanan, yaitu
otot plantarfleksi sendi pergelangan kaki dan inversio Femur
sendi subtalaris dan tarsalis transversa menyebabkan CAPUT FEMoRIS
kaki berada dalam posisi plantarfleksi (foordrop) dan Bagian caput femoris yang tidak terdapat intra-
inversio, keadaan ini disebut equinovarus (Cambar acetabular dapat dipalpasi pada aspek anterior paha
10-7s). tepat inferior terhadap ligamentum inguinale dan late-
Sensorik: Hilangnya sensibilitas terjadi sepanjang sisi ral terhadap pulsasi a. femoralis. Nyeri tekan pada ca-
anterior dan lateral tungkai bawah, dorsum pedis, dan put femoris biasanya menunjukkan adanya artritis pada
jarijari, termasuk sisi medial ibu jari. Pinggir lateral articulatio coxae.
kaki dan sisi lateral jari kelingking tidak terpengaruh
(dipersarafi oleh n. suralis, yang terutama dibentuk oleh PENDARAHAN CRpuT FEMoRIS
n. tibialis). Pinggir medial kaki sampai ke bagian ba- Pengetahuan anatomi mengenai pendarahan caput
wah ibu jari sama sekali tidak terpengaruh (dipersarafi femoris menjelaskan mengapa nekrosis avascular caput
oleh n. saphenus, sebuah cabang dari n. femoralis). femoris dapat terjadi setelah fractura collum femoris.
Pada orang muda, epiphysis caput femoris disuplai
. Bila cedera terjadi distal dari pangkal n. cutaneus
surae lateralis, hilangnya sensibilitas hanya terjadi di oleh sebuah cabang kecil dari a. obturatoria, yang
daerah kaki dan jari-jari. berjalan ke caput bersama dengan ligamentum caput
femoris. Bagian atas collum femoris mendapat banyak
Cedera Neryus Tibialis
darah dari a. circumflexa femoris medialis. Cabang-
cabang ini menembus capsula dan berjalan ke bagian
N. tibialis (Cambar 1O-76) meninggalkan fossa pop- atas collum femoris, profunda terhadap membrana
litea dengan berjalan profunda terhadap m. gastrocne- synovial. Selama cartilago epiphysis masih ada, tidak
mius dan soleus. Karena posisinya dalam dan terlindung, terdapat hubungan antara kedua sumber darah ini.
saraf ini jarang cedera. Kerusakan total menimbulkan Pada orang dewasa, setelah cartilago epiphysis meng-
gambaran klinis sebagai berikut: hilang, terjadi anatomosis antara kedua sumber suplai
ANATOMI PERMUKAAN 667

darah ini. Fractura collum femoris akan mengganggu CoLrurr,t FEvonts: Coxn Vnrcn DAN CoxA VARA
atau menghentikan suplai darah dari pangkal collum Collum femoris membentuk sudut dengan corpus;
femoris sampai ke caput femoris. AIiran darah yang sudut ini pada anak kecil lebih kurang 1600dan pada
sedikit dari arteri kecil yang mengikuti ligamentum oran g dewas a 1 250 . Pembesaran sud ut in i d isebut coxa
teres femoris mungkin tidak cukup untuk memperta- valga, dan ini terjadi misalnya pada kasus dislocatio
hankan kehidupan caputfemoris, dan nekrosis iskemia coxae kongenital. Pada keadaan ini, gerakan adductio
terjad i secara perlahan-lahan. afticulatio coxae terbatas. Berkurangnya sudut inr di-

pelvis plexus sacralis

n. ischiadicus n. tibialis
regio gluiea
n. peroneus communis
I

articulatio coxae
--T
___l I

m. semitendinosus l

m. biceps femoris
(caput longum)
belakang paha
m. semimembranosus
m. adductor magnus
(bagian hamstring)

articulatio genus

m. gastrocnemius
n. suralis
m. soleus

tungkai bawah m. plantaris


m. popliteus
m. tibialis posterior
m. flexor digitorum longus
m. flexor hallucis longus
kulit pergelangan kaki
sendi pergelangan kaki

n. plantaris medialis n. plantaris lateralis


telapak kaki
kulit telapak
m. abductor hallucis kaki

m. flexor digitorum brevis


m. flexor digitorum acessorius

m. flexor hallucis brevis m. abductor digiti minimi

m- flexor digiti minimi brevis


m. lumbricalis I

m. lumbricalis ll, lll, lV

m. adductor hallucis

semua mm. interossei

Gambar 10-76. Diagram ringkasan memperlihatkan asal n ischiadicus dan cabang-cabang utama n tibialis.
668 BAB 10 Membrum lnferius

sebut coxa vara, dan ini terjadi pada fractura collum Fractura trochanterica biasanya terjadi pada usia
femoris dan bergesernya epiphysis femoralis. Pada kea- muda dan pertengahan sebagai akibat trauma lang-
daan ini, gerakan abduksi articulatio coxae terbatas. sung. Caris fraktur adalah extracapsular, dan kedua
Garis Shenton merupakan alat yang berguna untuk fragmen mempunyai suplai darah yang cukup banyak.
mengukur sudut collum femoris pada radiograf regio Bila fragmen tulang tidak bertumbukan, tarikan dari
panggul (Lihat halaman 643). otot-otot yang kuat akan memperpendek dan memutar
tungkai ke lateral sebagaimana yang diterangkan se-
FRACTURA. FEMUR bel um nya.
Fractura collum femoris sering terjadi dan ada dua Fractura corpus femoris biasanya terjadi pada
tipe, yaitu subcapital dan trochanterica. orang muda dan sehat. Pada fractura sepertiga atas
Fractura subcapital terjadi pada orang tua dan bia- corpus femoris, fragmen proksimal dalam keadaan fleksi
sanya terjadi akibat jatuh atau tersandung. Fractura oleh m. iliopsoas; abduksi oleh m. gluteus medius dan
collum femoris subtrochanterica umumnya terjadi pa- minimus; dan rotasi lateral oleh m. gluteus maximus,
da perempuan pascamenopause. Predisposisi gender m. piriformis, m. obturatorius internus, m. gemelli, dan
ini terjadi akibat penipisan coftex dan trabecula tulang M. quadratus femoris (Cambar 10-79). Fragmen bawah
yang disebabkan oleh defisiensi estrogen. Bila frag- diadductiokan oleh otot-otot adductor, tertarik ke atas
men-fragmen tulang tidak bertumbukan, mungkin ter- oleh otot-otothamstring dan quadriceps, serta rotasi ke
jadi pergeseran. Otot-otot kuat dari paha (Cambar lateral oleh otot-otot adductor dan berat kaki (Cambar
10-78), termasuk m. rectus femoris, mm. adductores, 10-79).
dan otot-otot hamstring menarik fragmen distal ke atas, Pada fractura sepertiga tengah corpus femoris, frag-
sehingga tungkai menjadi pendek (diukur dari spina men distal ditarik ke atas oleh otot-otot hamstrings dan
iliaca anterior superior ke tuberculum adductorium quadriceps (Cambar 10-79), sehingga terlihat memen-
atau malleolus medialis). M. gluteus maximus, m. piri- dek. Fragmen distal juga berputar ke belakang oleh ta-
formis, m. obturatorius internus, m. gemelli, dan m. rikan dari kedua caput m. gastrocnemius (Cambar 10-79),
quadratus femoris memutar fragmen distal ke lateral, Pada fractura sepertiga distal corpus femoris, ter-
sehingga terlihat jari-jari kaki menunjuk ke lateral. jadi pergeseran fragmen distal yang sama seperti pada

n. obturatorius

L2 L4
abdomen plexus lumbalis

peritoneum pada dinding


lateral pelvis

pelvis
divisi anterior divisi posterior

articulatio coxae

m. pectineus?
m. adductor brevis
regro m. adductor longus m. adductor
adductor magnus
paha m. adductor brevis (bagian adductor)

m. gracilis
articulatio genus
plexus subsartorius dengan
n. cutaneus femoris
medialis dan cabang
-/
n. saphenus a. poplitea

a. femoralis

Gambar 10-77. Diagram ringkasan cabang-cabang utama n. obturatorius.


ANATOMI PERMUKAAN 669

d
tipe 1
tipe 2

tipe 3 tipe 4

GM
PI
RF
OI AM
GE HS

QF

\U .^\ell.f

tarikan
Gambar 1O-7g. A. Fractura collum femoris. B. Pergeseran fragmen tutang bagian bawah akibat
ke alah tuar sedemikian rupa sehingga secara khas kaki
otot-otot yang kuat. Perhatikan rotasi tungkai
menunluk Xi arah lateral. GM = m. gtuteus maximus, Pt = m. piriformis, OI = m' obturator
internus'
HS =
GE =;n. gemelti, QF = m. quadratu;femoris, RF = m. rectus femoris, AM = mm. adductores,
otot-otot hamstring.

fractura sepertiga tengah. Namun, fragmen distal lebih otot yang kuat tersebut dan mengembalikan panjang
kecil dan diputar ke belakang oleh m. gastrocnemius tungkai [e posisi semula sebelum dilakukan tindakan
(Cambar 1O-79) dengan derajat yang cukup besar dan manipulasi dan operasi untuk mengembalikan fragmen
dapat menekan a. poplitea sehingga mengganSSu proximal dan distal pada posisinya benar'
aliran darah yang melalui tungkai dan kaki.
Berdasarkan kejadian-kejadian di atas jelaslah bah- Patella
wa pengetahuan mengenai berbagai fungsi otottungkai
DISLOCATIO PATELLA
sangat diperlukan untuk mengerti pergeseran dari
fragmen-fragmen fractura os femur. Traksi pada frag- Patella adalah os sesamoideum yang terletak di
men distal biasanya diperlukan untuk mengatasi otot- dalam tendo m. quadriceps. Pentingnya serabut'sera-
670 BAB 10 Membrum lnferius

'-'.-:-H

Gambar 10-79, Fractura corpus femoris. A. Bagian sepeftiga atas corpus femoris; perhatikan bahwa pergeseran
disebabkan oleh tarikan otot-otot yang kuat. B. Bagian seperTiga tengah corpus femoris; perhatikan bahwa
pergeseran posterior pada f ragmen bawah disebabkan oleh musculus gastrocnemius. C. Bagian sepertiga bawah
corpus femoris; perhatikan pergeseran yang berlebihan fragmen bawah disebabkan oleh tarikan musculus
gastrocnemius, sehingga mengancam integritas arteria poplitea. lP = m. iliopsoas, GME = m. gluteus medius, GMI
= m. gluteus minimus, GM = m. gluteus maximus, Pl = 6. p1y11or*is, Ol = m. obturator internus, GE = m. gemelli,
QF = m. quadratus femoris, AM = mm. adductores, QDF = m. quadriceps femoris, HAM = otot-otot hamstring,
GAST = m. gastrocnemius.
ANATOMI PERIVIUKAAN 671

but horizontal bagian bawah m. vastus medialis dan TUhTC.TULANG KAKI


besarnya ukuran condylus femoris lateralis dalam hal
mencegah pergeseran patella ke lateral telah dibica- Fractura Ossa larsa/ia
rakan. Dislocatio lutut bawaan yang berulang dise- FRACTURA OS TALUS
babkan oleh kurang berkembangnya condylus femoris Fractura talus terjadi pada collum atau corpus tali.
lateralis. Dislocatio traumatica patella adalah akibat Fractura collum tali terjadi selama dorsofleksi yang
dari trauma langsung pada tempat perlekatan patella hebat pada sendi pergelangan kaki saat collum tali
(terutama m. vastus medialis), dengan atau tanpa tertekan pada pinggir anterior ujung distal tibia' Corpus
fractura patella. tali dapat patah pada waktu jatuh dari ketinggian, wa-
laupun kedua malleoli mencegah terjadinya perge-
FRACTURA PATELLA seran fragmen-fragmen.
Fractura patella sebagai akibat kekerasan langsung,
seperti pada kecelakaan mobil, akan pecah menjadi FRACTURA OS CALCANEUS
beberapa fragmen kecil. Karena tulang ini terletak di Fractura kompresi pada calcaneus terjadi akibat
dalam tendo m. quadriceps femoris, hanya terjadi se- jatuh dari ketinggian. Berat badan menekan talus ke
dikit pergeseran dari fragmen-fragmen. Hubungan yang bawah ke dalam calcaneus, merusak calcaneus sede-
erat antara patella dengan kulit yang ada di atasnya mikian rupa sehingga calcaneus menjadi pendek dan
dapat menyebabkan patah tulang terbuka. Fractura pa- lebar. Bagian posterior calcaneus di atas tempat insertio
tella sebagai akibat kekerasan tidak langsung dise- tendo calcaneus dapat patah oleh pergeseran talus ke
babkan oleh kontraksi mendadak m. quadriceps yang posterior. Sustentaculum tali dapat patah oleh inversio
mematahkan patella di depan condylus femoris. Lutut paksaan dari kaki.
dalam posisi semifleksio, dan garis fractura tampak
transversa. Biasanya terjadi pemisahan fragmen-frag- FRATURA OSSA METATARSALIA
men. Basis ossis metatarsi V dapat patah selama inversio
kaki yang dipaksakan, karena pada gerakan seperti ini
Tibia dan Fibula tendo insersio m. peroneus brevis menarik basis ossis
metatarsi.
FRRCTURN TIBIA DAN FIBULA
Fractura tekanan (stress fracture) pada os metatarsal
Fractura ini sering terjadi. Bila hanya satu yang pa-
biasa terjadi pada orang yang senang jogging dan
tah, tulang lain ber{ungsi sebagai penyangga dan tidak
tentara setelah menempuh perjalanan jauh; dapat juga
terjadi pergeseran yang terjadi hanya minimal. Fractura
terjadi pada perawat atau pendaki bukit. Paling sering
corpus tibia sering merupakan fractura terbuka karena
terjadi pada bagian sepertiga distal os metatarsal kedua,
seluruh panjang permukaan medialnya hanya ditutupi
ketiga, atau keempat. Terjadi sedikit pergeseran karena
oleh kulit dan fascia superficialis. Fractura sepertiga dis-
adanya tempat perlekatan mm. interossei
tal corpus tibia rentan mengalami keterlambatan pe-
nyatuan atau tidak terjadi penyatuan. Hal ini terjadi
karena a. nutricia robek pada garis fractura, akibatnya PTRSTruOIRN MEMBRUM INFERIUS
aliran darah ke fragmen distal berkurang. Hal ini dapat
juga disebabkan oleh fibula yang tidak patah bekerja Articulatio Coxae
sebagai bidai dan mencegah penyatuan kembali frag- DISLOCATIO COXAE KONCENITAL
men proximal dan distal. Stabilitas articulatio coxae bergantung pada su-
Fractura ujung proximaltibia, pada condylus tibiae sunan bal/ and socket permukaan sendi dan kekuatan
(tibiat plateau) sering terjadi pada usia pertengahan dan I i gamentum-l i gamentum. Pada d i slocatio coxae
kon ge-
usia lanjut. Fractura ini sering terjadi sebagai akibat nital, bibir atas acetabulum tidak terbentuk sempurna,
kekerasan langsung pada sisi lateral sendi lutut, misal- oleh karena itu caput femoris tidak mempunyai tempat
nya bila seseorang tertabrak bemper mobil. Condylus bertumpu yang stabil, sehingga mudah tergelincir ke-
tibia mungkin patah atau hancur, atau garis fractura luar ke atas dari acetabulum ke permukaan glutea os ilium'
berjalan di antara kedua condylus di daerah eminentia
intercondylaris. Akibat abduksi paksaan dari sendi DISLOCATIO COXNT TRAUMATICA
lutut, ligamentum collaterale mediale dapat juga robek Dislocatio coxae traumatica jarang terjadi karena
atau putus. kuatnya, biasanya terjadi karena kecelakaan kendaraan
Fractura ufung distal tibia dibicarakan bersama bermotor. Namun, bila terjadi dislocatio, biasanya pa-
dengan sendi lutut. (Lihat halaman 673). da saat sendi dalam keadaan fleksi dan adductio' Caput
672 BAB 10 Membrum lnferius

femoris bergeser ke posterior keluar dari acetabulum pelvis, mula-mula pada satu sisi kemudian pada sisi
dan terletak pada permukaan glutea os ilium (dislocatio lainnya, sehingga memungkinkan tungkai melakukan
posterior). Letak n. ischiadicus yang dekat dengan per- fleksi pada articulatio coxae dan bergerak ke depan;
mukaan posterior sendi menyebabkan saraf ini mudah yaitu tungkai diangkat dari tanah sebelum dilontarkan
cedera pada dislocatio posterior. ke depan waktu melangkah. Pasien dengan dislocatio
coxae congenital sisi kanan, bila diminta untuk berdiri
STABILITAS ARTICULATIO COXAE DAN TANDA
dengan tungkai kanan dan mengangkat tungkai yang
TRENDELENBURC
lain akan memperlihatkan tanda Trendelenburg posi-
Stabilitas articulatio coxae pada saat seseorang ber-
tif, dan pelvis sisi yang tidak disanggah akan miring ke
diri dengan satu tungkai dengan kaki dari tungkai yang
bawah. Bila diminta untuk berjalan, pasien akan me-
lain terangkat, bergantung pada tiga faktor:
nunjukkan dipping gait yang khas. Pada pasien dengan
1. M. gluteus medius dan minimus harus berfungsi dislocatio coxae kongenital bilateral, gaya jalannya
baik. khas yaitu bergoyang seperti bebek (waddling).
2. Caput femoris harus terletak normal di dalam
acetabulum. ARTRITIS ARTICULATIO COXAE
3. Collum femoris harus utuh dan bersudut normal Pasien dengan peradangan articulatio coxae akan
dengan corpus femoris. menempatkan femur pada posisi yang paling sedikit
menimbulkan rasa tidak nyaman, yaitu posisi rongga
Bila salah satu dari faktor-faktor di atas terganggu, sendi mempunyai kapasitas paling besar untuk me-
pelvis akan turun ke bawah ke sisi yang berlawanan, ke nampung sekresi cairan sinovial yang meningkat,
sisi yang tidak disanggah. Pasien demikian dikatakan Articulatio coxae mengalami fleksi, abduksi, dan rotasi
menunjukkan tanda Trendelenburg positif (Cambar lateral sebagian.
10-80). Osteoartritis, merupakan penyakit yang paling
Dalam keadaan normal, bila berjalan, orang akan umum ditemukan pada articulatio coxae orang dewasa,
mengkontraksikan m. gluteus medius dan minimus menimbulkan nyeri, kekakuan, dan deformitas. Rasa
secara bergantian, mula-mula pada satu sisi kemudian nyeri dapat hanya terbatas pada articulatio coxae atau
pada sisi lainnya. Dengan cara ini ia dapat mengangkat menjalar ke lutut (n. obturatorius mempersarafi kedua

tanda Trendelenburg positip

Gambar 10-80. Tes Trendelenburg.


ANATOMI PERMUKAAN
673

sendi). Kekakuan ini disebabkan oleh rasa nyeri dan


jadi; robeknya ligamentum cruciatum posterior jarang
refleks spasme otot-otot di sekitarnya. Kelainan bentuk ierjadi. Cedera t"lulu diikuti dengan kerusakan struktur
berupa fl"kti, udduksi, dan rotasi eksternal, pada awal- lutut yang lain; ligamentum collaterale biasanya robek,
nya disebabkan oleh spasme otot dan kemudian kon- atau capsula dapat rusak. Rongga sendi dengan cepat
traktur oiot. terisi darah (hemartrosis) sehingga sendi menjadi
bengkak. Pemeriksaan pasien dengan ruptura ligamen-
SrNot Lurur (Anrlcumrlo GENUs) tum cruciatum anterior menunjukkan bahwa tibia
dapat sangat tertarik ke depan terhadap femur; pada
Kekuatan Sendi Lutut ruptura ligamentum cruciatum posterior, tibia akan
Kekuatan sendi lutut bergantung pada kekuatan sangat bergeser ke belakang terhadap femur (Cambar
ligamentum yang mengikat femur pada tibia dan tonus 10-81). Kaiena stabilitas sendi lutut terutama bergan-
ot"orotot yang bekerja pada sendi tersebut. Kelompok tung pada tonus dari m. quadratus femoris dan ke-
otot yang terpenting adalah m. quadriceps femoris, dan utuian ligamentum cotlaterale, tindakan bedah pada
bila otot ini berkembang dengan baik, mampu men- cedera yang teriadi hanya di ligamentum cruciatum
stabilkan sendi bila terdapat ligamentum yang robek'
yang robeklidak selalu dilakukan. Lutut diimobilisasi
dengan gips dalam posisi sedikit fleksi, dan fisioterapi
Cedera Lutut dan Membrana Synovial at<tii paJu m. quadriceps femoris segera dilakukan'
Namun, bila simpai sendi dan ligamentum collaterale
Membrana synovial sendi lutut luas dan bila ter- ikut robek, tindakan pembedahan perlu dilakukan
dapat kerusakan permukaan sendi, meniscus, atau dengan segera.
ligamentum, rongga synovial yang besar menjadi ter-
djstensi karena berisi cairan. Hubungan yang luas an- CEDERA MENISCUS ARTICULATIO GENUS
tara bursa suprapatellaris dan rongga sendi mengaki-
batkan bursa ini ikut teregang pula. Pembengkakan Cedera meniscus lazi;n ditemukan' Meniscus me-
lutut meluas sampai tiga atau empat jari di atas patella dialis lebih sering cedera daripada meniscus Iateralis,
dan ke lateral serta medial masing-masing di bawah dan hal ini agaknya disebabkan oleh perlekatan yang
aponeurosis insersio m. vastus lateralis dan medialis' erat meniscui pada ligamentum collaterale mediale
sendi lutut, yung tn"rn6utasi geraknya' Cedera terjadi
Cedera Ligamentum Sendi Lutut bila femur berputur terhadap tibia, atau tibia terhadap
femur, dengan sendi lutut dalam keadaan sedikit fleksi
Empat ligamentum, yaitu ligamentum collaterale dan menya-nggah berat badan. Tibia biasanya dalam
mediale, ligamentum collaterale laterale, ligamentum keadaan abduksio terhadap femur, dan meniscus me-
cruciatum anterius, dan ligamentum cruciatum pos- dialis ditarik ke dalam posisi abnormal antara condylus
terius sering cedera pada lutut. Terjadinya keseleo atau femoralis dan tibialis (Cambar 10-B1A)' Cerakan men-
robek bergantung pada derajat kekerasan yang diterima' dadak di antara condylus mengakibatkan terdapatnya
gaya menjepit yang hebat pada meniscus, dan keadaan
LICAMENTUM COLLATERALE MEDIALE ini akan membelah meniscus dalam arah panjangnya
Abduksi paksa tibia terhadap femur dapat ber- (Cambar 10-82). Bila bagian meniscus yang robek
akibat robeknya sebagian dari ligamentum collaterale menjadi terjepit di antara permukaan. sendi, tidak
mediale, yang dapat terjadi pada tempat perlekatannya mungkin dilakukan gerakan lagi, dan dikatakan sendi
di femur atau tibia. Perlu diingat bahwa robeknya me- dalam keadaan "terkunci".
niscus mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang Cedera pada meniscus lateralis lebih jarang, mung-
terlokalisasi pada garis sendi, sedangkan keseleo pada kin karena meniscus lateralis tidak melekat pada liga-
ligamentum collaterale mediale mengakibatkan nyeri mentum collaterale laterale sendi lutut dan karena itu
pida daerah di atas tempat perlekatan femoral atau
lebih bebas bergerak. M. popliteus memberikan seba-
tibia ligamentum ini. gian dari serabutnya ke meniscus lateralis, dan serabut
ini dapat menarik meniscus ke dalam posisiyang lebih
LICAMENTUM COLLNUNNLT LATERALE
menguntungkan pada gerakan mendadak sendi lutut'
Aduksio paksa tibia terhadap femur dapat mengaki-
batkan cederanya ligamentum collaterale laterale
(lebih Pneumoarthrograf i
jarang daripada cedera ligamentum collaterale mediale)'
Udara dapat disuntikkan ke dalam rongga synovial
sendi lutut sehingga jaringan lunak dapat dipelajari'
LICAMENTUM CRUCIATUM Teknik ini berdasarkan kenyataan bahwa udara kurang
radiopaque dibandingkan struktur seperti meniscus
Cedera pada ligamentum cruciatum dapat terjadi
medialis'dan lateralis, sehingga batasnya dapat dilihat
bila terdapat gaya yang besar terhadap sendi lutut'
pada radiografi (Gambar 10-59).
Robeknya ligamentum cruciatum anterior sering ter-
674 BAB 10 Membrum lnlerius

mentscus medialis

uji ligamentum uji ligamentum


cruciatum anteriot cruciatum posterior

-l .-

il il
{
f-
r) =
\
ruptura ligamentum
cruciatum anterior
ruptura ligamentum
cruciatum posterior

Gambar 10-81' A. Mekanisme yang tertibat dalam cedera meniscus mediatis articutatio genus pada
peftandingan'football". Perhatikan bahwa arliculatio genus kanan dalam keadaan semifteksi ctan terdapat
rotasi medial femur terhadap tibia. Benturan yang terjadi menyebabkan abduksio tibia terhadap femur,
dan meniscus medialis teftarik ke dalam posisi abnormal. Meniscus kartilaginosa kemudian tbrjepit di
antara femur dan tibia. B. Pemeriksaan integritas ligamentum cruciatum anterior. C. pemeriksaan
integritas ligamentum cruciatum posterior.
AI{ATOMI PERNIUKAAN 675

Gambar 1O-82. Robeknya meniscus medialis pada articulatio genus. A. Robekan bucket handle yang komplet. B. Meniscus robek
pinggir tempat perlekatannya. C. Robekan pada bagian posterior meniscus. D. Robekan pada bagian anterior meniscus.

Arthroscopy fibularis robek, dan menimbulkan rasa nyeri hebat dan


pemben gkakan setempat.
Prosedur ini menggunakan instrumen berlampu
yang dimasukkan ke dalam rongga synovial sendi lutut
Keseleo Akut "Pergelangan Kaki Medial"
melalui insisi kecil. Teknik ini memungkinkan penga-
matan langsung struktur-struktur, seperti ligamentum Cedera yang sama tetapi lebih jarang ditemukan, da-
cruciatum dan meniscus, untuk keperluan diagnostik. pat terjadi pada ligamentum mediale atau deltoideum
sebagai akibat eversio yang berlebihan. Ligamentum
AnTICULnTIO TALOCRU RALIS mediale yang sangat kuat mengakibatkan ujung mal-
(SENDT PrncrLeNcAN KAKI) leolus medialis dapat lepas karena terlarik olehnya.

Stabi/itas Sendi Pergelangan Kaki Dislocatio Fractura Sendi Pergelangan Xa,t(i

Sendi pergelangan kaki merupakan sendi engsel Keadaan ini sering terjadi dan disebabkan oltih ro-
yang sangat stabil. Lekukan dalam yang dibentuk oleh tatio eksternal kuat dan eversio berlebihan kaki. Talus
pinggir bawah tibia dan malleolus medialis dan late- melakukan rotasi eksternal secara paksa pada malleo-
ralis menampung talus dengan sangat baik. lus lateralis fibulae. Efek torsio pada malleolus lateralis
menyebabkan terjadi fractura spiral pada tulang ini,
Kese/eo Akut "Pergelangan Kaki Lateral" Bila gaya itu berlanjut, talus bergeser ke lateral dan
Keadaan inr biasanya disebabkan oleh inversio ligamentum mediale sendi pergelangan kaki menjadi
yang berlebihan dari kaki dengan pergelangan kaki tegang dan menarik ujung malleolus medralis. Bila ta-
dalam keadaan plantarfleksi. Sebagian dari Iigamen- lus dipaksa bergerak terus, maka gerakan memutar
tum talofibularis anterior dan ligamentum calcaneo- tersebut mengakibatkan tumbukan yang hebat antara
676 BAB 10 Membrum lnferius

talus dengan pinggir posterior inferior tibia, dan me- pons pemakaian sepatu yang tidak pas. Bunion adalah
nyebabkan bagian ini terlepas. bursa adventisia yang terletak di sekitar sisi medial ca-
Jenis dislocatio fractura yang lebih jarang adalah put ossis metatarsi l.
yang flisebabkan oleh eversio berlebihan yang terjadi
secara paksa (tanpa rotasi), dengan talus yang tertekan SrLuguNIc FrmomI DAN HERNIA FEMO.
pada malleolus medialis, dan menyebabkan fractura
RALIS
vertikal melalui basis mallolus medialis.
Kantong hernia turun melalui canalis femoralis di
dalam selubung femoral.
ARTICULATIo METATARSoPHALANGEA Isu Selubung femoral adalah penonjolan ke bawah fa-
fnnr Knxr cia pembungkus dinding abdomen ke dalam tungkai
atas. Selubung ini membungkus a. dan v. femoralis
Hallux valgus, yang merupakan deviasi lateral ibu- serta pembuluh limfe sampai kira-kira 1 inci (2, 5 cm)di
jari kaki pada articulatio metatarsophalangeae sering bawah ligamentum inguinale (lihat Cambar 4-37). A.
terjadi. lnsiden lebih besar pada perempuan daripada femoralis, pada saat memasuki tungkai atas di bawah
laki-laki dan berhubungan dengan penggunaan sepatu ligamentum inguinale, menempati ruang lateral di
yang kurang baik. Keadaan ini sering kali disertai de- dalam selubung. v. femoralis, yang terletak di sisi me-
ngan os metatarsi I yang pendek. Begitu kelainan ini dialnya dan dipisahkan dari a. femoralis oleh septum
terjadi, prosesnya akan diperburuk oleh tarikan m. fibrosum, menempati ruang tengah. Limfatik, yang
flexor hallucis longus dan m. extensor hallucis longus. dipisahkan dari vena oleh septum fibrosum, menem-
Kemudian, terjadi osteoartritis pada articulatio meta- pati ruang yang paling medial.
tarsophalangeae, yang kemudian akan menjadi kaku Canalis femoralis, ruang untuk pembuluh Iimfatik,
dan nyeri. Keadaan ini dikenal sebagai hallux rigidus. menempati bagian medial dari selubung. Panjangnya
lebih kurang lz inci (1,3 cm), dan lubang atasnya dise-
BuRsRr but anulus femoralis. Septum femoralis yang meru-
pakan penebalan jaringan ekstraperitoneal, menutupi
Berbagai bursa ditemukan pada tungkai di tempat
annulus femoralis,
kulit, tendo, ligamentum, atau otot secara berulang ber-
Hernia femoralis lebih sering pada perempuan
gesekan dengan bagian tulang yang menonjol.
daripada laki-laki (mungkin karena pelvis dan canalis
femoralisnya lebih lebar). Kantong hernia berjalan tu-
Eursitis
run melalui canalis femoralis, mendorong septum
Bursitis, atau peradangan bursa, dapat disebabkan femorale yang ada di depannya. Setelah keluar melalui
oleh trauma akut atau kronis, penyakit kristal, infeksi, ujung bawah canalis femoralis, kantong ini akan me-
atau penyakit yang terdapat pada sendi berdekatan luas membentuk benjolan di bagian atas tungkai pro-
dengan bursa. Bursa yang meradang akan teregang funda terhadap fascia profunda. (Lihat gambar 4-37.)
oleh bertambah banyaknya cairan. Bursa-bursa berikut Bila membesar terus, kantong hernia dapat berputar ke
ini mudah infeksi, yaitu bursa di atas tuber ischiadicum; atas melewati permukaan anterior ligamentum ingui-
bursa trochanter major; bursa prepatellaris dan infra- nale.
patellaris superficialis; bursa di antara tendo insersio m. Leher kantong selalu terletak di bawah dan lateral
sartorius, m. gracilis, dan m. semimembranosus pada terhadap tuberculum pubicum. (Lihat Cambar 4-36).
aspek medio proximal tibia; dan bursa di antara tendo Hal ini dapat dipergunakan untuk membedakan hernia
calcaneus dan bagian atas calcaneus (pergelangan kaki ini dari hernia inguinalis, yang terletak di atas dan me-
pelari jarak jauh). dial terhadap tuberculum pubicum. Leher kantong
Terdapat dua bursa penting yang berhubungan de- sempit dan terletak pada annulus femoralis. Di anterior,
ngan sendi lutut, dan bursa-bursa ini dapat membesar anulus berhubungan dengan ligamentum inguinale, di
oleh karena bertambahnya cairan sinovial dalam posterior dengan Iigamentum pectineum dan ramus su-
jumlah yang besar di dalam sendi. Bursa suprapatellaris perior os pubis, di medial dengan pinggir bebas yang
meluas ke proximal kira-kira tiga jari di atas patella di tajam dari ligamentum lacunare, dan di lateral dengan
bawah m. quadriceps femoris. Bursa yang berhubung- v. femoralis. Karena adanya struktur-struktur apatomi
an dengan insersio m. semimembranosusus dapat ini, leher kantong tidak dapat meluas. Segera setelah
membesar pada pasien dengan osteoartritis sendi lutut. viscus abdominalis masuk ke dalam kantong melalul
Bursa secara anatomis yang dijelaskan di atas ja- leher kantong, sulit untuk mendorongnya ke atas dan
ngan dikacaukan dengan bursa adventitia, yang ter- kembali ke rongga abdomen (hernia irreducible). Se-
bentuk sebagai respons dari friksi abnormal dan lain itu, setelah pasien mengedan atau batuk, sebagian
berlebihan. Misalnya, kadang-kadang terbentuk bursa usus mungkin terdorong dengan paksa ke dalam leher
subcutaneous di sekitar tendo calcaneus sebagai res- kantong dan pembuluh darahnya mungkin tertekan
ANATOMI PERMUKAAN 677

oleh annulus femoralis, dan mengganggu aliran darah ARCUS PEDTS


(hernia strangulasi). Hernia femoralis merupakan kea-
Arcus pedis dibicarakan secara lengkap pada ha-
daan yang berbahaya dan selalu harus diterapi dengan
Iaman 639. Dari ketiga arcus, arcus Iongitudinalis
operasi.
medialis adalah yang paling besar dan paling penting di
Bila mempertimbangkan diagnosis banding hernia
dalam klinik. Bentuk tulang-tulang, ligamentum yang
femoralis, penting untuk dipikirkan penyakit-penyakit
kuat, terutama pada permukaan plantar pedis, dan to-
yang dapat mengenai struktur anatomi lain yang dekat
nus otot, semuanya berperan penting untuk menunjang
dengan ligamentum inguinale. Misalnya:
arcus. Telah dibicarakan bahwa pada kaki yang aktif,
1. Canalis inguinalis. Pembengkakan oleh hernia tonus otot merupakan faktor yang sangat penting
inguinalis terletak di atas ujung medial ligamentum sebagai penunjang arcus. Bila otot menjadi lelah oleh
inguinale. Seandainya kantong hernia keluar me- latihan yang berlebihan (gerak jalan jauh oleh calon
lalui annulus inguinalis superficial is sebelum turun tentara), berdiri untuk waktu yang lama (penerima ta-
ke srotum, pembengkakan itu akan terdapat di atas mu atau perawat), kegemukan, atau oleh penyakit,
dan medial dari tuberculum pubicum. Kantong penyangga muscular hilang, ligamentum-ligamentum
hernia femoralis terleak di bawah dan lateral menjadi teregang, dan timbul rasa nyeri'
terhadap tuberculum pubicum. Pes planus (kaki ceper) adalah keadaan arcus longi-
2. Lymphonodi inguinales superficiales. Biasanya tudinalis medialis ysng mendatar atau kolaps. Akibat-
terdapat lebih dari satu lymphonodus yang mem- nya, kaki depan bergeser ke lateral dan eversio. Caput
besar. Pada pasien dengan peradangan lympho- tali tidak lagi disokong, dan berat badan menekannya
nodus (lymphadenitis), periksalah dengan teliti ke bawah dan medial di antara calcaneus dan os navi-
seluruh daerah tubuh yang mengalirkan cairan culare. Bila kelainan ini dibiarkan berlangsung untuk
limfenya ke dalam lymphonodus ini. Mungkin waktu tertentu, ligamentum plantare, ligamentum cal-
ditemukan lecet pada kulit yang tidak terlihat. caneonaviculare, dan ligamentum mediale dari arlicu-
Jangan lupa memeriksa membrana mukosa sete- latio talocruralis menjadi teregang secara permanen/
ngah bagian bawah canalis analis, mungkin terda- dan tulangtulang itu akan berubah bentuknya. Otot-
pat carcinoma yang sebelumnya tidak diketahui. otot dan tendo juga teregang secara permanen. Penye-
3. Vena saphena magna. Pelebaran setempat dari bab kaki ceper dapat kongenital dan akuisita (didapat)'
bagian terminal v. saphena magna, yaitu varices Pes cavus (kaki cakar) adalah keadaan arcus
saphena, dapat membingungkan, karena sebuah longitudinalis medialis yang terlalu tinggi. Kebanyak-
hernia dan varices akan membesar bila pasien di- an dari kasus ini disebabkan oleh ketidakseimbang-
minta untuk batuk.(Peningkatan tekanan intra- an otot, dalam banyak hal disebabkan oleh polio-
abdominal mendorong darah ke bawah.) Adanya mielitis.
vena varikosa pada bagian lain dari tungkai dapat
membantu diagnosis. ApONTUNOSIS PLANTARIS
4. Selubung psoas. lnfeksi tuberkulosis pada vertebra
Fascitis plantaris, yang terdapat pada orang yang
lumbalis dapat menimbulkan ekstravasasi nanah
banyak berdiri dan berjalan, menyebabkan rasa nyeri
yang turun melalui selubung psoas ke paha' Ada-
dan kekakuan di telapak kaki. Diduga hal ini disebab-
nya pembengkakan di atas dan bawah ligamentum
kan oleh trauma minor yang berulang. Serangan pe-
inguinale, serta gejala dan tanda klinis adanya
nyakit ini yang berulang dapat merangsang ossifikasi
kelainan pada columna vertebralis, akan membuat
pada perlekatan posterior aponeurosis, membentuk
diagnosis menjadi lebih jelas.
"calcaneal spur".
5. Arteria femoralis. Pembengkakan yang luas se-
panjang jalan a. femoralis, yang ikut berdenyut
sesuai dengan denyut nadi memastikan diagnosis
aneurisma a. femoralis.
678 BAB 10 Membrum lnferius

Pelajarilah riwayat kasus berikut ini dan pilihlah jawaban E. Sebuah tumor kecil berpigmen ditemukan di bawah
terbaik terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat kuku jari kaki kedua.
sesudahnya.
Seorang perempuan berusia 54 tahun datang ke
Setelah menjalani operasi mayor pada abdomen, ruang gawat darurat dengan keluhan nyeri abdo-
seorang pasien diberi satu seri antibiotik melalui men dan muntah-muntah yang berulang. Pada
suntikan intramuskular. Perawat diinstruksikan anamnesis, diketahui bahwa nyeri tersebut hebat
untuk menyuntikkannya di daerah bokong kanan. dan berupa kolik, dan paling hebat di daerah um-
Kemudian, setelah pasien meninggalkan rumah bilicus. Pada pemeriksaan, abdomen membesar,
sakit, ia memperlihatkan gejala dan tanda-tanda dan terdengar bunyi peristaltik usus yang sangat
yang memberikan dugaan bahwa suntikan ke keras. Diagnosisnya adalah obstruksi intestinal
dalam m. gluteus maximus diberikan sepanjang akut yang disebabkan oleh hernia femoralis kiri.
perjalanan n. ischiadicus dan menimbulkan lesi
pada n. peroneus communis. 3. Pernyataan-pernyataan berikut ini benar untuk kasus
tersebut, kecuali:
1. Gejala-gejala dan tanda{anda yang diperlihatkan oleh A. Ditemukan sebuah benjolan kecil, keras, dan nyeri
pasien termasuk yang disebut berikut ini, kecuali. didepan paha kiri.
A. la merasa baal dan rasa seperti kesetrum di se- B. Bila pasien diminta untuk batuk, benjolan di paha
kiri tersebut tidak membesar.
. panjang sisi anterior dan lateral tungkai kanan dan
C. Benjolan pada paha kiri terletak di bawah dan
dorsum pedis.
B. Kaki kanannya cenderung tersandung pada tangga medial dari tuberculum pubicum kiri.
dan pinggir karpet. D. Hernia itu mengalami strangulasi karena bentuk
C. Pada pemeriksaan, ia menderita gangguan sen- annulus femoralis yang tidak lentur.
sasi kulit di sisi lateral tungkai atas kanan. E. Gelung usus halus dipaksa masuk ke dalam
D. Pasien cenderung menahan kakinya dalam posisi kantong femoral dan nyeri dari usus halus teralih ke
plantarfleksi dan sedikit inversio. umbilicus.
E. Dorsifleksi sendi pergelangan kaki kanan lebih F. Pembengkakan vena yang diikuti oleh oklusi arteri
lemah daripada pergelangan kaki kiri. gelung intestinal bertanggung jawab atas obtruksi
F. Otot-otot eversio articulatio midtarsal kanan lebih intestinal.
lemah dibandingkan sisi yang berlawanan.
Seorang perempuan berusia 47 tahun ke dokter
Seorang laki-laki berusia 45 tahun mengeluh ada- dengan keluhan adanya nyeri yang tumpul dan
nya sebuah benjolan di lipat paha pada dokter- menyakitkan pada kedua bagian bawah tungkai-
nya. Benjolan yang tidak menimbulkan rasa nyeri nya. Dia menyatakan bahwa nyeri tersebut
dan tidak enak tersebut pertama kali diketahui- bertambah hebat di akhir pekerjaannya yang ha-
nya tiga bulan yang lalu. Pada pemeriksaan, dite- rus berdiri setiap hari. Pada pemeriksaan dida-
mukan sebuah benjolan kecil, keras, dan ber- patkan banyak vena varicose di kedua tungkai
batas jelas kira-kira 2 inci (5 cm) di bawah dan bawah pasien tersebut.
lateral tuberculum pubicum pada bagian depan
paha kanan. 4. Gejala dan tanda-tanda berikut ini mendukung diag-
nosis, kecuall
2. Tanda-tanda berikut menunjukkan bahwa pasien ini A. Pasien menyatakan bahwa kulit sepanjang sisi
menderita melanoma pada jari kaki kedua kanan medial tungkai bawah mengalami iritasi terutama
dengan gejala sekunder pada lymphonodi inguinales, pada cuaca yang kering,
kecuali. B. Bila pasien batuk pada posisi berdiri, getaran
A. Dua benjolan keras yang lebih kecil ditemukan cairan dirasakan menjalar dari abdomen ke tangan
tepat di bawah benjolan yang besar. yang sedang meraba vena-vena.
B. Pada sendi lutut kanan dalam keadaan fleksi, C. Kulit memperlihatkan perubahan warna di atas
dapat diraba tiga benjolan kecil yang keras di fossa malleolus medialis, kering dan bersisik.
poplitea. D. Pasien mempunyai keluarga yang besar, dengan
C, Genitalis externa ditemukan normal. enam anak, dan vena-vena varicose bertambah
D. Pemeriksaan canalis analis menunjukkan tidak ada baik selama setiap kehamilan.
kelainan. E. V. saphena magna dan parva pada kedua lungkai
bawah membesar dan memanjang.
ANATOMI PERMUKAAN 579

Seorang laki-laki berusia 25 tahun masuk ke B. Nyeri hebat setempat dirasakan sepanjang sisi
ruang gawat darural setelah kecelakaan mobil. medial garis sendi.
C. Meniscus medialis terbelah sepanjang bagian
Selain dari cedera superficial lainnya, ia menderi-
ta fractura sepeniga bagian tengah os femur kanan. panjangnya, dan bagian yang lepas terjepit di an-
tara permukaan sendi, membatasi gerakan eks-
5. Pernyataan-pernyataan berikut mungkin pada pasien tensio selanjutnYa.
ini, kecuali. D. Trauma merangsang produksi cairan sinovial, yang
A. Tungkai kanan 2 inci (5 cm) lebih pendek dari mengisi rongga sendi.
tungkai kiri. E. Distensi bursa suprapatellaris menyebabkan pem-
B. Radiografi lateral menunjukkan adanya fragmen bengkakan di atas lutut yang cedera.
yang tumpang tindih, dengan fragmen distal ber- F. Sensasi nyeri dari lutut yang cedera dibawa oleh N'
putar ke belakang. femoralis yang berjalan ke atas ke susunan saraf
Kekuatan yang besar diperlukan untuk mengem- pusat.
C.
balikan tungkai pada panjangnya semula.
Seorang perempuan berusia 27 tahun menderita
D. Otot-otot hamstring dan quadriceps femoris ber-
peran dalam memperpendek tungkai.
sendi lutut kanan yang tidak stabil setelah
mengalami kecelakaan mobil. Pada pemeriksaan,
E. M. soleus bertanggung jawab untuk rotasi ke
tibia dapat ditarik ke depan dengan bebas terha-
belakang fragmen distal.
dap femur. Diagnosisnya adalah ruptura ligamen-
Seorang laki-laki berusia 65 tahun mengeluh tum cruciatum anterior.
pada dokternya, bahwa dia hanya dapat berialan
8. Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut,
kira-kira 46 meter sebelum nyeri mirip-kram pada
kecuali.
tungkai kirinya timbul dan memaksanya untuk
beristirahat. Setelah pemeriksaan menyeluruh, A. Ligamentum cruciatum anterior melekat di tibia
dibuat diagnosis claudicatio intermitten berat pa- pada bagian anterior area intercondylaris.
da tungkai kiri. B. Ligamentum cruciatum anterior berjalan ke atas,
belakang, dan lateral dari perlekatannya pada tibia'
6. Temuan berikut ini pada pasien menunjang diagnosis' C. Ligamentum ini melekat di atas ke bagian posterior
kecuali. permukaan medial condylus femoralis lateralis'
A. Denyut femoral kedua tungkai normal. D. Ligamentum cruciatum anterior lebih sering robek
B. Denyut a. poplitea, a. tibialis posterior, dan a. dor- daripada ligamentum cruciatum posterior'
salis pedis terdapat pada tungkai kanan dan sama E. Karena ligamentum cruciatum terletak di luar mem-
sekali tidak ada pada tungkai kiri brana synovial, perdarahan dari ligamentum yang
C. Arteriografi menunjukkan penyumbatan a. femo- robek tidak masuk ke rongga sendi.
ralis kiri setinggi tuberculum adductorium
Seorang perempuan berusia 18 tahun sedang
D. Bagian bawah tungkai kiri menerima suplai darah- berlari di tanah yang kasar ketika dia tersandung
nya melalui ramus muscularis dan genicularis a.
dan kaki kirinya mengalami inversi berlebihan'
femoralis dan ramus muscularis dan genicularis a.
Pada pemeriksaan di ruang gawat darurat di ru-
poplitea.
mah sakit setempat sisi lateral pergelangan kaki
E. Sirkulasi kolateral pada tungkai kiri cukup untuk
kirinya membengkak dan nyeri tekan' Daerah
mencegah ter,iadinya gangren, tetapi tidak cukup
kecil yang sangat nyeri ditemukan di bawah ba-
untuk mensuplai oksigen untuk otot-otot tungkai gian depan malleolus lateralis. Permeriksaan
yang aktif.
a. profunda femoris tidak ikut iinar-X sendi pergelangan kaki normal. Diagno-
F. Rami perforantes
sisnya adalah keseleo pergelangan kaki kiri'
dalam sirkulasi kolateral di sekitar a. femoralis
yang tersumbat.
9. Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut,
kecuali:
Seorang mahasiswa kedokteran, pada saat ber- perge-
main sepakbola, bertabrakan dengan pemain A, Gerakan inversi kaki terjadi pada sendi
lainnya dan jatuh ke tanah. Pada saat jatuh' lutut langan kaki.
B. lnversi berlebihan menyebabkan keseleo pada
kanan yang sedang menyanggah berat badan
dalam keadaan fleksi sebagian, femur berputar ligamentum laterale sendi pergelangan kaki'
ke medial, dan tungkai bawah abduksi terhadap C Nyeri tekan terlokalisasi yang ditemukan di bawah
tungkai atas. Nyeri mendadak dirasakan pada din depan malleolus lateralis menuniukkan bahwa
sendi lutut kanan, dan dia tidak dapat melakukan beberapa serabut dari ligamentum talolibularis
gerakan ekstensi sendi lutut. Diagnosisnya ada- anterior robek.
lah robeknya meniscus medialis articulatio genus' D. Perdarahan akibat robeknya ligamentum menye-
babkan pembengkakan di daerah ini'
E. Dengan melakukan immobilisasi sendi pergelang-
7. Pernyataan berikut ini mendukung diagnosis tersebut,
an kaki dengan bidai, serabut-serabut ligamentum
kecuali.
talofibularis anterior yang robek diperbaiki dengan
A. Sendi lutut kanan segera membengkak. jaringan fibrosa baru.
680 BAB 10 Membrum lnferius

Seorang laki-laki berusia 25 tahun sedang berlari A. Dengan pasien telentang, tekanan lunak pada ba-
melintasi lapangan ketika kaki kirinya terjeblos gian atas betis kanan tidak menyebabkan plantar
ke dalam lubang kelinci. Ketika dia jatuh, kaki ka- fleksi sendi pergelangan kaki.
nannya terputar ke lateral dan eversio berlebihan. B. Tendo Achilles adalah tendo insersi m. gastroc-
Pada saat mencoba untuk berdiri, dia tidak dapat nemius dan m. soleus.
menahan beban berat badan pada kaki kanan. C. Tendo Achilles berinsersi pada permukaan pos-
Pada pemeriksaan oleh seorang dokter, perge- terior os talus.
langan kaki kanan bengkak hebat, terutama pada D. Ruptura tendo Achilles mengakibatkan venter M.
sisi lateral. Setelah pemeriksaan seterusnya, ter- gastrocnemius dan m. soleus tertarik ke atas, me-
masuk sinar X pergelangan kaki, dibuat diag- ninggalkan celah antara kedua ujung tendo yang
nosis dislokasi fraktur sendi pergelangan kaki terpisah.
yang berat. E. Secara normal, m. gastrocnemius dan m. soleus
merupakan otot-otot utama untuk plantarfleksi
10. Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut, sendi pergelangan kaki.
kecuali.

A. Tipe dislokasi fraktur disebabkan oleh kekuatan Seorang gadis berusia 17 tahun sedang terlibat
rotasi eksternal dan eversi kaki yang berlebihan. dalam jual beli obat di sebuah sudut jalan sebe,
B. Talus mengalami rotasi eksternal terhadap mal- lum dia terlibat dalam perkelahian. Selama per-
leolus lateralis fibulae sehingga menyebabkan kelahian, dia terkena bacokan yang dalam pada
terjadinya fraktur. bagian depan paha kanannya. Setelah pemerik-
C. Efek torsi pada malleolus lateralis menghasilkan saan menyeluruh di ruang gawat darurat dite-
fraktur spiral. mukan bahwa ujung pisau mengenai n. femoralis
D. Ligamentum mediale sendi pergelangan kaki kuat tepat di bawah ligamentum inguinale.
dan tidak pernah ruptur.
E. Bila talus dipaksa bergerak lebih jauh ke lateral dan
e. Pasien menunjukkan gejala dan tanda berikut ini,
kecuali:
'terus berputar, margo posterior inferior tibia akan
robek. A. M. quadriceps femoris kanan gagal berkontraksi
waktu pasien diminta untuk mengekstensikan
Seorang laki-laki berusia 54 tahun disarankan sendi lutut kanannya.
oleh dokter untuk mengurangi berat badannya. B, Sensasi kulit hilang di atas sisi anterior dan medial
Dia diberikan aturan diet dan dianjurkan untuk tungkai atas.
lebih berolah raga. Suatu pagi, ketika sedang C. Sensasi kulit hilang di sepanjang pinggir medial ibu
jogging, dia mendengar bunyi benda putus dan jari kaki.
merasakan nyeri mendadak pada bagian bawah D. Sensasi kulit hilang di bagian bawah tungkai bawah
betis kanannya. Pada pemeriksaan di ruang gawat dan pinggir medial kaki sampai ujung bawah ibu jari
darurat, dokter mencatat bahwa bagian atas betis kaki.
kanannya bengkak dan terd'apat celah di antara E. Ekstensi lemah sendi lutut masih mungkin dila-
benjolan dan tumit. Diagngsisnya adalah ruptura kukan pada waktu berjalan, karena digunakannya
tendo Achilles kanan. otot-otot adductor.

11. Pernyataan berikut ini benar untuk pasien tersebut,


kecuali:
ANATOMI PERMUKAAN
681

ini berperan penting dalam pembentukan sirkulasi


1. C. Kulit sisi lateral tungkai atas dipersarafi oleh N'
cutaneus {emoris lateralis (L2 dan L3), sebuah cabang kolateral di sekitar sendi lutut.
dari plexus lumbalis. 7. F. Sensasi nyeri dari sendi lutut berjalan ke atas me-
2. B. Melanoma, merupakan tumor yang sangat ganas' nuju susunan saraf pusat melalui n' femoralis, n'
pada awalnya cenderung menyebar melalui pembuluh obiuralorius, n. peroneus communis, dan n' tibialis'
iimfe ke lymphonodi setempat. Keleniar ini akan mem- 8. E. Membrana synovial yang menutupi ligamentum
besar dan keras pada palpasi. Drainase limfe dari ibu cruciatum robek bersama dengan ligamentum, dan
jari kaki menuiu ke kelompok vertikal lymphonodi rongga sendi terisi darah dengan cepat'
g. R. 56cara normal, gerakan inversio dan eversio kaki
inguinales superficiales.
3. CiBenjolan hernia femoralis selalu terletak di bawah terjadi pada articulatio subtalaris dan tarsal trans-
dan lateral terhadap tuberculum pubicum' versalis kaki.
4. D. Selama bulan terakhir kehamilan, uterus yang mem- 10. D. Meskipun ligamentum mediale pergelangan kaki
besar menekan v. cava inferior dan menghambat alir- kuat, daya yang kuat dapat membuat ruptur liga-
an darah balik dari anggota gerak bawah' Kondisi ini menium ini, itau tigamentum dapat robek dari malleo-
mengakibatkan vena-vena varikosa yang ada sebe- lus medialis, atau tarikan pada ligamentum dapat
lumnya bertambah buruk. membuat fraklur malleolus medialis.
5. E. M: gastrocnemius bertanggung jawab untuk rotasi 11. C. Tendo Achilles berinsersio pada permukaan pos-
ke belakang dari fragmen distal os femur yang meng- terior os calcaneus.
alami fractura. 12. C. Kulit yang menutupi pinggir medial ibu lari kaki
6. F. A. profunda femoris berasal dari a. femoralis kira- dipersarafi oleh n. peroneus superficialis'
kira 1,5 inci di bawah ligamentum inguinale. Pembuluh
682 BAB 10 Membrum lnferius

Pilihlah jawaban yang paling tepat: A. A. glutea superior


1. Saraf mana yang mempersarafi paling sedikit satu B^ N. ischiadicus
otot yang berfungsi pada articulatio coxae dan articu_ C. Tendo m. obturatorius internus
latio genus? D. N. pudendus
A. N. ilioinguinalis E. V. glutea inferior
B. N. femoralis 9. Anulus femoralis dibatasi oleh struktur berikut ini.
C. N. saphenus kecuali:
D. N. peroneus communis A. V. femoralis
E. N. peroneus superficialis B: Ligamentum lacunare
2. Pada waktu berjalan, os coxae tungkai yang di- C. Ramus superior os pubis
ayunkan akan terangkat oleh otot yang mana dari sisi D. A. femoralis
tubuh yang menyokong? E. Ligamentuminguinale
A. M. gluteus maximus 10. Hernia iemoralis berjalan turun melalui canalis
B. M. obturatorius internus femoralis, dan leher kantong hernia terletak:
M. gluteus medius A. Pada hiatus saphenus
!.
D. M. obturatorius externus B. Di atas dan medial terhadap tuberculum pubicum
E. M. quadratus femoris C. Di bawah dan lateral terhadap tuberculum pu-
3. Otot yang mana merupakan flexor tungkai atas ? bicum
A. M. gemellus superior D. Di dalam canalis obturatorius
B. M. adductor longus E. Lateral terhadap M. iliacus
'l 1. Struktur-struktur berikut ini berjalan melalui canalis
C. M. gracilis
D. M. psoas subsartorius, kecual i:
E. M. obturatorius internus A. Divisi posterior n. obturatorius
4. Otot mana yang melakukan dorsofleksi kaki pada B. N. saphenus
sendi pergelangan kaki? C. A. femoralis
A. M. peioneri tongus D. Saraf ke m. vastus intermedius
B. M. extensor digitorum brevis E. V. femoralis
C. M. tibialis posterior 12. Lantal trigonum femorale dibentuk oleh otot-otot
D. M. extensor hallucis brevis berikut ini, kecuali:
E. M. tibialis anterior A.M. pectineus
5. Otot-otot berikut ini menginversi kaki, kecuali ..
B.M. adductor longus
A. M, tibialis anterior C. M. iliacus
B. M. extensor hallucis longus D. M. psoas
C. M, extensor digitorum longus E. M. adductor brevis
D. M. peroneus tertius 13, A. peronea merupakan cabang dari arteri:
E. M. tibialis posterior A. A. tibialis anterior
6. Pernyataan berikut ini benar mengenai a. dorsalis B. A. poplitea
pedis, kecuali: C. A. tibialis posterior
A. Merupakan ianjutan dari a. tibialis anterior. D. A. arcuata
B. Sampai ke telapak kaki dengan berjalan di antara E. A. plantaris lateralis
kedua caput m. interosseus dorsalis pertama. 14. Pernyataan yang tidak benar mengenai sendi per-
C. Dapat diraba pada dorsum pedis di antara tendo gelangan kaki adalah:
m. tibialis anterior dan tendo m. extensor hallucis A. Diperkuat oleh ligamentum deltoideum (ligamen-
longus. tum collaterale mediale).
D. Bergabung dengan a. plantaris lateralis. B. Merupakan sendi engsel,
E. Pada sisi lateralnya terletak bagian terminal C. Dibentuk oleh articulatio talus dengan ujung distal
n. peroneus profundus. tibia dan fibula.
7. Struktur-struktur berikut ini membatasi fossa pop- D. Paling stabil pada posisi plantarfleksi penuh.
lilea, kecuali. E. Merupakan sendi synovial
A. M. semimembranosus 15. "Membuka" sendi lutut untuk memungkinkan fleksi
B. M. plantaris disebabkan oleh aktivitas otot-otot ini:
C. M. biceps femoris A. M. vastus medialis.
D. Caput medial m. gastrocnemius B. M, articularis genu
E. M. soleus C. M. gastrocnemius
8. Struktur-siruktur berikut ini berjalan melalui foramen
ischiadicum ma1or, kecuali: (Bersambung)
ANATOMI PERTMUKAAN 683

D. M, biceps femoris 21 . Hyperekstensi articulatio coxae dicegah oleh


E. M. popliteus
16. Pada orang dewasa, suplai darah utama untuk caput 22. ................ mencegah dislocatio femur ke belakang
fembris berasal dari: terhadap arliculatio genus.
A. A. circumflexa iliaca superficialis 23...........:..... membatasi abductio tibia pada sendi
B, A. obturatoria lutut.
C. Cabang-cabang dari a. circumflexa femoris late- 24. ................ melekat pada caput fibulae
ralis A. Ligamentum cruciatum posterior
D. A. pudenda externa profunda B. Ligamentum ischiofemoralis
E. A. glutea inferior C. Ligamentum cruciatum anterior
D. Ligamentum collaterale laterale sendi lutut
Cocokkanlah daerah kulit di bawah ini dengan aliran E. Bukan salah satu di atas
limfe yang sesuai:
Cocokkanlah tulang-tulang di bawah dengan areus
17. Ujung bawah ibu jari kaki pedis yang sesuai:
18. Sisi medial sendi lutut
19. Bokong 25. Calcaneus
20. Betis 26. Talus
A. Kelompok vertikal lymphonodi inguinalis super- 27. Cuneiforme lateralis
ficialis 28. Basis ossis metatarsi ll
B. Lymphonodipoplitea 29. Cuboideum
C. Kelompok horizontal lymphonodi inguinalis su- 30. Ossa sesamoidea di bawah caput ossis metatarsi I

perticialis A. Hanya arcus longitudinalis medialis


D. Lymphonodi axillaris B. Hanya arcus longitudinalis medialis dan lateralis
E. Bukan salah satu di atas C. Hanya arcus transversus
D. Arcus longitudinalis medialis dan transversus
Cocokkanlah pernyataan di bawah dengan ligamen- , E. Arcus longitudinalis lateralis dan transversus
tum yang sesuai:

. , -,':: ... ..

J ewabanlisd$ UIIAN Nuc4ryg,


1. B 9.D 17. A 25. B
z.u 10. c 18. A 26. A
3.D 11. D 19. C 27. D
4.E 12. E 20. B 28. D
5.D 13. C 21. B 29. E
b. LJ 14. D 22. C 30. A
7. E 15. E 23. E
8.C 16. C 24. D
BAB 11
Kepala dan Leher
eorang wanita berusia 58 tahun, pada waktu bangun pagi merasa bahwa
sisi kanan wajahnya "aneh dan berat". Sewaktu bercermin, ia melihat sudut
kanan mulutnya turun dan kelopak mata bawah kanannya sepertinya lebih
rendah dari yang kiri. Pada waktu dia mencoba tersenyum, sisi kanan wajahnya
tetap tidak bergerak dan terlihat datar. Pada waktu makan pagi, ia memperhatikan
bahwa makanannya cenderung berkumpul pada sisi kanan pipinya. Pada waktu
membawa anjingnya berjalan, ia mendapatkan keanehan bahwa dia tidak dapat
bersiul memanggil anjingnya; bibirnya tidak dapat mengerut,
Pada waktu diperiksa oleh dokter, didapatkan bahwa ia menderita kelum-
puhan pada otot-otot seluruh wajah kanannya. Ia berbicara sedikit pelo dan
tekanan darahnya sangat tinggi. Untuk membuat diagnosis, dokter harus mem-
punyai pengetahuan mengenai otot-otot wajah, otot-otot larynx, dan persarafan-
nya. Paralisis wajah, berbicara pelo, hipenensi, dan ketidakmampuan lainnya
mengarahkan ke diagnosis perdarahan cerebral sisi kiri (stroke), akibat hipertensi,
Walaupun demikian, karena perdarahan cerebral sisi kiri hanya menyebabkan
paralisis otot-otot bagian bawah sisi kanan wajah, ini bukan merupakan diag-
nosisnya.
Pasien menderita paralisis seluruh otot-otot sisi kanan wajah; ini hanya dapat
disebabkan oleh lesi N. fasialis dexter, yang mempersarafi otot-otot tersebut.
Pasien ini menderita Bell.'s palsy, prognosisnya sangat baik, dan dia sembuh
dengan sempurna.

684
DAFTAR.ISI BAB
Anatomi Dasar 686 '' " Articul "t'o Temporomandi'' ': TeIi nga dal am.atau.Labyrinthus,7 90
Leher 686 bularisT3l Mulut 792
Kulit 686 Mandibula 734 Persarafan Sehso/is ke Mem:'
"'Nervi Cuta,nei 686 : Os HyoideumT34 brana Mucosa Mutut794
Fascia Superticialis 687 , Regio Submandibularis 734 , ,',::', Gigi-Geligi794
M. Platysma 688 Otot-Otot Regio Submandi- Lidah794 : :::::,:', r,,,,.
Vena Superticral 688 bularisT34 Pharynx 795
'' landulae Salivari ae 7 36 Lokasi dan DeskripsiT9S'.: '
No-dil:ymp'hoidei Su pe rfi- G
crales 689 Saraf-Saraf Regio Submandi- Otot-otot PharynxTg6
Fascia Cervicalis P rofunda bularisT3S Bagian Dalam Pharynx796
: ',, 6g9 :l Pembuluh Darah Regio Sub- Persarafan Pharynx 799' ..
Trigonum Cotli 690 mandibularis 739 PendarahanPharynxV99 :,',

'Arteria Utama Leher 697 Nodi Lymphoidei Regio Sub- Atiran Lymfe Pharynx SOl, .
Vena Lltama Leher 699 ' mandibiularis 740 . , ,":. Palatum 801 i' , ',,,.
Nodi Lymphoidei lJtama Tengkorak 740 Palatum Durum801
Leher 70'l KomposisiT4O Palatum Molle BO1
Saraf lJtama Leher 701- P an da ng an Ante rb r Te n g ko mk 7 40 Palatoschisis 801
,, Mekanisme Menelan 8O2 ,
:':
Pars Cervicalis rruhiius Sym- P andan g an Late ral Te ngkorak 7 42
phaticusT04 . ,: Pandangan Postbyior Tengkol Hidung 803
, Plexus CervicalisTO5 ., rak743 Nasus Externus 803
Viscera Leher 705 Pandangan Supe ior Te ngkonk 7 45 Cavum Nasi 803
Glandula ThyroideaT0S P andangan I nfe ior T e ngko rak 7 45 . ,.Persarafan Cavum Nabl 805
t,' Pendarahan Cauum Nasi
Glanduta P arathyroidea 7 06 Tengkorak NeonalusT46 ' ,.,,.., , ,, ,,
TracheaT0T Cavum Cranii747 805
,Aliran' Limfe Cavum Nasi' :::::.::,
uesopnagus /ut CatvariaT4T
Pangkal Leher707 Basis Cranii 747 805
Ductus ThoracicusTlO MeningesTS0 Sinus Paranasaies 805
Aliran Limfe Kepala dan Bagian-Bagian Otak 757 Larynx 805
Leher 71 0 CerebrumTST M e mbran a d an Li gamentum
Kulit Kepala 712 DiencephalonT58 Larynx 807
StrukturTl2 Mesencephaton 758 Aditus Laryngis 807
Otot-Otot Kulit Kepala 7 1 4 Otak BelakangTs9 ' Cavitas LaryngisSOT
Persa rafan Se n sori k Ku lit Ventrikel Otak 758 Otot-Otot Laryntx809 ,.
Kepala 714 Pendarahan Otak761 Persarafan Larynx812
Pendarahan Kulit kepala 7 1 4 Saraf Otak762 Pendarahan dan Drainase Limfe
Aliran Vena Kulit Kepala714 Regio Orbita 766 Iarynx812
Aliran Limfe Kulit Kepala714 PalpebraT66 Anatomi Radiografik 813 ,','

Wajah 714 App aratu s Lacrimalis 7 68 Gambar Radiografik Kepala


Perkembangan Waiah714 Orbita 768 dan Leher 813
Kel ain an Ko n ge n ital 7 1 6 DeskripsiT68 Gambar Radiografik Cranium
Kulit Wajah717 Lubang-lubang ke Rongga ' 813
Saraf Sensorik Waiah 7 17 Orbita769 Ringkasan Perjalanan dan
Penda,rahan Wajah717 ' Fascia OrbitalisT69 Distribusi Saraf Kranial 820
Drainase Vena Wajah719 Otot-Otot Orbita769 . ,N, Olfactorius B29
Atiran Limfe Wajah719 Selubung Fascial Bola Mata777 N. Opticus 832 '

Tulang-Tulang Waiah 719 Saraf-Saraf Orbita778 N. Oculomotorius 832


Otot'Otot Waiah7l9 , :
Pembuluh Darah dan Limfe N. Trochlearis 833
Nervus FaciatisT22 OrbitaTSO N. Trigeminus 834
Regio Parotis 722 Mata 780 N. Abducens 835
Glandula ParotisT22' Lapisan Bala MataTSO N. Facialis 835
Musculus M asticato rii 7 24 Isi Bota Mata781 N. Vestibulocochlearis 835
Fossa Temporalis dan Telinga 782 N. Glossopharyngeus 835
lnfratemporalis 726 Telinga Luar782 N. Vagus 835
isi Fossa Temporalis 726 Telinga Tengah (Cavum N. Accessorius 839
: /si Fossa' lnfratemporalis726' Tympani)782

685
686 BAB 1 1: Kepala dan Leher

N. Hypoglossus 841 Membrana Tympanica 841 Margo OrbitalisS42


Anatomi Permukaan 841 Arcus Zygomaticus 841 I nci su ra S up rao rbitali s 842

Patokan Permukaan Kepala 841 ArTeri Temporalis Superfi- Foramen t nfraorbitatis 842
' Nasion 841 ciatis 842 N e rvus t nfrao rbitatis 842
P rotuberantia Occipitat i s Pterion 842 Sinus Maxittaris 842
Externa 841 ArIi cu t at io T e m poi rom an di b u- Sinus Frontalis 842
Vertex 841 Iaris 842 Patokan Permukaan Leher 844
Fonticulus Anterior 841 Margo Anterior Ramus Mandi- Aspek AnteriorS44
Fontieulus Posterior 841 bulae 842 Aspek Posterior 844
Crista Supracitiaris 841 Margo Posterior Ramus Man- Aspek Lateral 845
Linea Nuchae Superior 841 dibulae 842 Catatan Klinik 848
Processus Mastoideus Ossis Corpus mandibulae 842 Pemecahan Masalah Klinik 872
TemporatisS4l Arteria Facialis 842 Jawaban Masalah Klinik 876
Auricula dan Meatus Acusti- Pinggir Anterior M. Masseter Tipe Soal Ujian Negara 877
cus ExternusE4l 842 Jawaban Soal Ujian Negara 879
Ductus Parotideus 842

SASARAN BELAJAR
Cedera kepala karena trauma tumpul dan peluru Banyak siurktur-struktur penting terdapat di leher.
tembus menyebabkan tingkat mortalitas yang tinggi dan Tauma atau tekanan pada larinx atau trachea dapat
cacat berat. Sakit kepala biasanya disebabkan oleh mengganggu jalan udara. Pembengkakan dapat menun-
keadaan yang tidak serius, seperti sinusitis atau neu- jukkan adanya tumor glandula thyroid atau lesi sekunder
ralgia. Namun, sakit kepala dapat pula merupakan mani- ganas nodus lymphoideus.
festasi awal penyakit yang mengancam kehidupan. Jelaslah, bahwa banyak gejala-gejala dan tanda-
Cedera wajah, kulit kepala, dan mulut sering dite- tanda yang berhubungan dengan daerah kepala dan
mukan dalam praktik dengan berbagai variasi kegawatan, leher ditentukan oleh susunan anatomi berbagai struktur.
dari laserasi kulit sampai ke traurna maxillofacial yang Bab ini membicarakan mengenai anatomi dasar dari
hebat. Bahkan bisul di hidung yang tidak diobati dengan daerah yang rumit dan menekankan relevansi klinis
baik dapat membahayakan jiwa. Paralisis wajah dan pupil struktur-struktur yang dibicarakan. Struktur otak yang
yang tidak sama ,besar mungkin menunjukkan adanya rinci tidak dibicarakan di dalam bab ini, tetapi di buku
defisit neurologi yang serius. neurologi.

ANATOMI DASAR nis, karena insisr sepanjang garis ini akan menimbulkan
sedikit jaringan parut, sedangkan insisiyang memotong
Daerah kepala dan leher merupakan suatu kesatuan garis ini akan sembuh dengan jaringan parut yang
banyak struktur-struktur penting yang tersusun dengan lebar. (Untuk lebih jelas lihat Bab 1.)
padat di daerah yang relatif sempit. Daerah ini menarik
untuk dipelajari karena berisi otak, organ-organ pan- NERVI CUTANEI
caindera, nervi craniales, dan cabang-cabang plexus Kulit yang terletak di atas m. trapezius di daerah teng-
cervicalis. kuk, dan belakang kepala sampai setinggi vertex, diper-
sarafi secara segmental oleh rami posteriores nervi
cervicales 2-5 (Cambar .11-13). N. occipitalis major
Leher adalah cabang dari ramus posterior n. cervicalis kedua.
Leher adalah daerah tubuh yang terletak di antara pinggir N. cervicalis pertama tidak mempunyai cabang.
bawah mandibula di sebelah atas dan incisura supra- Kulit leher di bagian depan dan samping dipersarafi
sternalis serta pinggir atas clavicula di sebelah bawah. oleh rami anteriores nn.cervicales 2-4 melalui cabang-
cabang plexus cervicalis. Cabang-cabang ini muncul
KULIT dari bawah pinggir posterior m. sternocleidomastoi-
deus (Gambar 11-1).
Caris-garis lipatan kulit alami tetap dan berjalan hampir N. occipitalis minor (C2) melengkung di sekitar n.
horizontaldisekeliling leher. Hal ini penting secara kli- acessorius dan berjalan ke atas sepanjang pinggir
ANATOMI DASAR 687

N. auriculotemPoralis
N. supraorbitalis

N. suplatrochlearis

N. zygomaticotemporalis

N- lacrimalis

N. zygomaticofacialis
N. occipitalis
maior (C2) N. nasalis externus

N. infraorbitalis

occipitalis minor
N. buccalis

rami posteriors
C3,4, dan 5
N. mentalis

+ N. auricularis magnus (C2 dan 3)


r\
\
N. cutaneus transversus colli
\ (C2 dan 3)

\/l Nn.supraclaviculares
(C3 dan 4)

mandibulae
Gambar 11-1. persarafan sensorik kulit daerah kepala dan leher. Perhatikan bahwa kulit di angulus
dipersarafi oleh N. auricularis magnus (c2 dan 3) dan bukan oleh cabang-cabang N. trigeminus'

posterior m. sternocleidomastoideus untuk memper- nuju dinding thorax dan daerah bahu, ke bawah sam-
sarafi kulit di bagian lateral regio occipitalis dan per- pai setinggi iga kedua (Cambar 11-1). N' supracla-
mukaan medial auricula (Cambar 11-1). vicularis medialis menyilang ujung medial clavicula
N. auricularis magnus (C2 dan 3) berjalan ke atas dan mempersarafi kulit sampai ke bidang mediana' N'
menyilang m. sternocleidomastoideus dan bercabang- supraclavicularis intermedius menyilang bagian te-
cabang untuk mempersarafi kulit di sekitar angulus ngah clavicula dan mempersarafi kulit dinding dada' N'
mandibulae, glandula parotidea, dan kedua permu- sripraclavicularis lateralis menyilang diujung lateral
kaan auricula (Cambar 11-1). clavicula dan mempersarafi kulit bahu serta setengah
N. cutaneus transversus colli (C2 dan 3) muncul bagian atas m. deltoideus. Saraf ini juga mempersarafi
dari belakang pertengahan pinggir posterior M. sterno- as[ek posterior bahu sampai sejauh spina scapulae'
cleidomastoideus. Saraf ini berjalan ke depan menyi-
Iang otot dan bercabang-cabang untuk mempersarafi FASCIA SUPERFICIALIS
kulit pada permukaan anterior dan lateral leher, dari
Facia superficialis Ieher membentuk lapisan tipis yang
corpus mandibulae sampai sternum (Cambar 11-1)'
Nn.supraclaviculares (C3 dan 4) muncul dari ba- membungkus m. platysma. Di dalamnya terdapat pula
wah pinggir posterior m. sternocleidomastoideus dan saraf-saraf kulit yang dibicarakan sebelumnya, vena'
berjaian turun di samping leher. Saraf ini berjalan me- vena supefficial, dan nodi lymphoidei superficialis'
BAB 11: Kepala dan Leher

M. PLATYSMA (GAMBAR 11-20) clavicula di dalam trigonum posterior menembus fascia


profunda dan bermuara ke dalam v. subclavia (Cambar
M. platysma adalah selapis otot tipis yang terdapat di
11-1 1). Ukurannya sangat bervariasi, dan berjalan dari
dalam fascia superficial is.
angulus mandibulae sampai ke pertengahan clavicula,
r Origo: Fascia profunda yang membungkus bagian
atas m. pectoralis major dan deltoideus. Cabang-Cabang
o lnsertio: Berjalan ke atas menuju leher dan berin-
sersio pada margo inferior corposis mandibulae; se-
V. jugularis externa mempunyai cabang-cabang se-
bagai berikut:
bagian dari serabut-serabut posterior menuju wajah
dan bercampur dengan otot di sudut mulut. Di ba- 1. V. auricularis posterior.
wah dagu, sebagian serabut anterior bergabung de- 2. Divisi posterior v. retromandibularis.
ngan serabut dari sisi lainnya. 3. V. jugularis externa posterior. Vena ini adalah vena
o Persarafan: Ramus cervicalis n. facialis. kecil yang mendrainase bagian posterior kulit ke-
o Fungsi: Menarik mandibula ke bawah dan juga me- pala dan leher serta bergabung dengan v. jugularis
narik bibir bawah serta sudut mulut. externa kira-kira di pertengahan perjalanannya.
4. V. transversa colli (cervicalis).
VENA SUPERFICIAL 5. V. suprascapularis.
V. jugularis externa mulai tepat di belakang angulus 6. V. jugularis anterior.
mandibulae dari gabungan penyatuan v. auricularis V. jugularis anterior mulai tepat di bawalr dagu dari
posterior dengan divisi posterior v. retromandibularis gabungan beberapa vena kecil (Cambar .l 1-2). Pem-
(Cambar 11-2). Vena ini berjalan miring ke bawah buluh ini berjalan turun di leher dekat garis tengah.
menyilang m. sternocleidomastoideus dan tepat di atas Tepat di atas incisura suprasternalis, vena kedua sisi

V. retromandibularis

V. auricularis posterior

V jugularis externa
posterior

V jugularis externa

V. jugularis anterior

arcus jugularis

V. suprascapularis

Gambar 11-2. Vena-vena superticial utama wajah dan leher.


ANATOIVI DASAR 689

(Cambar 11-3). Pada area tertentu facia ini rnemadat


saiing dihubungkan oleh bagian yang horizontal dise-
but arcus jugularis. Selanjutnya vena ini membelok ke untuk membentul< lapisan fibrosa yang lebih;elas
dalam, ke lateral dan berjalan profunda terhadap m' disebut lamina superficialis, lamina pretrachealis, dan
sternocleidomastoicieus untuk bermuara ke v' jugularis lamina prevertebralis. Fascia ini juga memadat di se-
externa. l<eliling pembuluh carotis untuk membentuk selubung
carotis.
NODI LYMPHOIDEI SUPERFICIALES Lamina superficialis fasciae cervicalis profundae
mengelilingi seluruh leher dan berbagi uniuk rnenr-
Nodi lymphoidei cervicales superficiales terletak se- bungkus nr. sternocleidomastoideus dan m' trapezius'
panjang V. jugularis externa, super{icial terhadap M' ster- Di posterior lamina ini melekat pada ligamentum
nocleidomastoideus (Cambar 1 1 -1 4)' Kelenjar-kelenj ar nu.i uu (Cambar 11-3). Fascia ini mernbentuk atap tri-
ini menerima pembr,rluh limfe dari nodi lymphoidei oc- gonLIm colli anterior dan posterior.
cipitales dan mastoideus (lihat halaman 710) dan ber- Di superior, fascia mernbelah untuk membungkr-rs
muara ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi' glanclula submandibularis dan glandula parotidea, yang
merupakan setubung yang kuat (Cambar 11-21) Di antara
FASCIA CERVICALIS PROFUNDA unguiut mandibulae dan processus styloidetts ossis
Fascia cervicalis profunda terdiri atas jaringan areolar teiporalis, lapisan fascia akan menebal membentuk
ligamentum stylomandibularis (Canrbar 1 1 -25)'
yang menyanggah otot, pembuluh, dan viscera leher

lamina pretrachealis recurens


n. laryngeus
trachea m. sternocleidomastoideus

oesophagus m. sternohyoideus
m. sternothyroideus
glandula thyroidea
m. platysma
vagina carotica
m. omohyoideus
v. jugularis interna
m. longus colli
nl. cervicales profundi

a. carotis communis
m. scalenus
n. vagus anterior

truncus sympathicus' m. scalenus


medius

lamina superficialis

pars spinalis
n. accesorius

m. trapezius
lamina prevertebralis
m. levator scapulae
a. vertebralis
m. splenius capitis
n. spinalis
lig. nuchae
m. semispinalis capitis

Gambar 11-3. Potongan melintang leher setinggi verlebra cervicalts Vl


690 BAB 11: Kepala dan Leher

symphysis
mandibulae

corpus os hyoid

cartilago thyroidea

cartilago cricoidea

isthmus glandula
thyroidea
trapezius
trachea

incisura
suprasternalis
(incisura jugularis)

angulus sterni

M. sternocleidomastoideus

Gambar 11-4' Pandanqan ante.rio.r leher seorang perempuan


berusia 29 tahun. Tampak tanda khusus permukaan penting, dan
batas segitiga anterior dan posterior. batas-

Di inferior, lapisan fascia melekat pada acromion, dan a. carotis interna, v. jugularis interna, dan n. vagus
clavicula, dan manubrium sterni. (Cambar 11-3). Kelompok nodi lymphoidei cervicales
Lamina pretrachealis fasciae colli profundae yang profundi membentuk rantai sepanjang v. jugularis
tipis mengelilingi seluruh glandula thyroidea, mem_ interna dan terbungkus juga oleh selubung carotis.
bentuk selubung glandula ini, dan mengikat glandula
ke larynx (Cambar 11-12). Lamina ini juga membung-
kus glandula parathyroidea dan memfiksasi otofotot TRIGONUM COLLI
infrahyoid. Leher dibagi menjadi trigonum anterior dan trigonum
Lamina prevertebralis fasciae colli profundae me- posterior oleh m. sternocleidomastoideus. Trigonum
nutupi otot-otot prevertebralis, yaitu m. longus capitis anterior terletak di depan otot ini dan trigonum pos-
dan longus cervicis (Cambar 11-3). Lamina ini berjalan terior di belakangnya (Cambar 11-4 dan 11-5).
mengelilingi leher dan melekat pada ligamentum nu-
chae dan membentuk dasar dari trigonum colli poste-
rior. Celah antara pharynx dan fascia prevertebralis M. sternocleidomastoideus (Gambar 1 1-6)
disebut spatium retropharyngeum. M. sternocleidomastoideus merupakan sebuah otot
berbentuk pita yang berjalan miring ke bawah me-
Selubung Axillaris lewati sisi leher. Otot ini membentuk patokan permu-
Semua rami anteriores nn. cervicales yang muncul kaan yang jelas.
pada celah di antara m. scalenus anterior dan m. sca-
o Origo: Melalui sebuah tendo bulat pada bagian
lenus medius pada awalnya terletak di bawah lamina
prevertebralis. A. subclavia dan plexus brachialis mun-
depan atas manubrium sterni dan melalui caput
muscularis pada bagian sepertiga medial permukaan
cul di celah antara m. scalenus anterior dan m. sca-
atas clavicula.
lenus medius, dan membawa serta selubung fascia, o lnsersio: Kedua caput bergabung menjadi satu, dan
yang meluas sampai ke axilla dan disebut sebagai
berinsersio pada processus mastoideus ossis tempo-
selubung axilla.
ralis dan bagian lateral linea nuchae superior ossis
occipitalis.
Selubung Carotis o Persarafan: Pars spinalis n. acessorii dan rami an-
Selubung carotis merupakan penebalan fascia pro- teriores n. cervicalis 2 dan 3. Pars spinalis n. aces-
funda yang di dalamnya terdapat a. carotis communis sorii menembus permukaan dalam otot dan muncul
ANATOMI DASAR 691

m. semispinalis capitis margo inferior corpus mandibulae

venter posterior
m. digastricus

m. splenius capltis trigonum digastricum

venter anterior
m. sternocleidomastoideus m. digastricus

m. levator scapulae trigonum submentale

trigonum colli posterior m. mylohyoideus


(kigonum occipitale)
os hyoideum

m. trapezius trigonum caroticum

trigonum musculare

m. scalenus medius
venter superior m. omohyoideus

. sternohyoideus

r. sternothyroideus

caput sterni
m. sternocleidomastoideus

m. scalenus anterior

trigonum colli posterior


(trigonum supraclaviculare)

Gambar 11-5. Trigonum musculare leher

dari pinggir posteriornya. Nn.cervicales diduga oleh pinggir anterior m. trapezius, dan di inferior oleh
bersifat sensori k (proprioseptif). sepertiga tengah clavicula (Cambar 11-4, 11-5, dan
r Fungsi: Kedua otot bekerja bersama-sama meng- 11-6). Trigonum ini ditutupi oleh kulit, fascia super-
ekstensikan kepala pada articulatio atlanto-occipi- ficialis, M. platysr"na, dan lamina superficialis fasciae
talis dan memfleksikan bagian cervicalis columna profundae. Nervi supraclavicu lares berjalan mel i ntasi
vertebralis. Kontraksi satu otot menarik telinga ke trigonum di bawah penutup ini.
bawah ke ujung bahu sisi yang sama dan memutar Dasar trigonum yang terdiri atas otot-otot ditutupi
kepala sehingga wajah melihat ke atas ke sisi yang oleh lamina prevertebralis fasciae profundae. Dasar ini
berlawanan (jadi otot ini menarik processus mas- dibentuk dari atas ke bawah oleh m. semispinalis capi-
toideus sisi yang sama ke arah sternum). tis, m. splenius capitis, m. levator scapulae, dan m. sca-
Ienus medius. Mungkin juga terdapat sebagian kecil
Bila kepala difiksasi oleh kontraksi otot-otot preverte
dari m. scalenus anterior, tetapi biasanya tertutup oleh
bralis dan poswertebralis, kedua m. sternocleidomastoi-
m. sternocleidomastoideus.
deus dapat berfungsi sebagai otot pernafasan tambahan.
Venter anterior m. omohyoideus membagi trigo-
Trigonum Colli Posterius num colli posterius ini menjadi trigonum occipitale di
Trigonum colli posterius dibatasi di anterior oleh ping- atas yang besar dan trigonum supraclaviculare di ba-
gir posterior m. sternocleidomastoideus, di posterior wah yang kecil.
692 BAB 11: Kepala dan Leher

n. occipitalis major
a. occipitalis

m. sternocleidomastoideus

n. occipitalis minor

m. semispinalis caPitis

ramus dorsalis C3

m. splenius capitis

n. auricularis magnus

ramus dorsalis C4 n. transvesus cutaneus olli


m. levator scapulae
venler superior m.omohyoidei
C3 dan C4

n. supraclavicularis
pars spindis n. accessorius
n, dorsalis scapulae
ramus dorsalis C5 truncus superior plexus brachialis

m. scalenus medius truncus medius plexus brachialis

a. cervicalis ventcr inferior m


superficialis

clavicula

an. suprascapularis truncus inferior plexus brachialis


v. juguiaris externa
n. subclavius
bagian ketiga a. subclavia
a
Gambar 11-6. Trigonum colli posterior

M. omohyoideus (Gambar 11-6) o Persarafan: Ansa cervicalis (C1 , 2, dan 3).


M. omohyoideus mempunyai venter inferior,
r Fungsi : Menarik os hyoideum ke bawah.
tendo
intermedius, dan venler superior.
lsi Trigonum Colli Posterius
. Origo dan lnsersio: Venter inferior berasal dari mar- o Arteri: A. subclavia (bagian ketiga), a. cervicalis su-
8o superior scapulae dan ligamentum suprascapu- perficialis, a. suprascapularis, a. occipitalis.
laris. Venter inferior merupakan otot yang kecil dan
gepeng, yang berjalan ke atas dan depan melintasi
r Vena: V. jugularis externa dan cabang-cabangnya; V.
subclavia (kadang-kadan g).
bagian bawah trigonum colli posterius. Otot ini ber-
jalan profunda terhadap m. sternocleidomastoideus
r Saraf: Plexus brachialis, pars spinalis N. acessorii,
cabang-cabang plexus cervicale.
dan berakhir pada tendo intermedius. Tendo inter-
medius difiksasi pada tempatnya oleh ikatan yang Bagian Ketiga A. Subclavia A. subclavia dibagi
berasal dari fascia profunda yang mengikatkan tendo menjadi tiga bagian oleh m. scalenus anterior, yang
pada clavicula dan iga pertama. Venter superior ber- menyilang arteri di depan (Cambar 11-13). Bagian per-
jalan ke atas hampir verlikal di trigonr,rm colli an- tama afteri terbentang dari origonya (lihat halaman 707)
terior dan berinsersio pada pinggir bawah corpus sampai ke pinggir rnedial M. scalenus anterior. Bagian
ossis hyoidei. kedua terletak di belakang otot, dan bagian ketiga
ANATOMI DASAR

terbentang dari pinggir lateral m. scalenus anterior Vena Subctavia V. subclavia terletak di bawah dan
sampai ke pinggir luar iga pertama; di sini a' subclavia depan bagian ketiga a. subclavia (Cambar 11-13), di
beralih menjadi a. axillaris. belakang clavicula. Biasanya vena ini tidak masuk ke
Bagiap ketiga a. subclavia memasuki sudut ante- trigonum colli posterius. Vena ini terletak pada permu-
roinferior trigonum colli posterius (Cambar 11-6) dan kaan atas costa satu di depan a. subclavia dan meru-
menghilang di belakang bagian tengah clavicula. Ber- pakan lanjutan dari v. axillaris.
sama dengan plexus brachialis, keduanya diselubungi
Plexus Brachialis Plexus brachialis dibentuk dari
oleh selubung axillaris, yang berasal dari Iamina pre- m kel inra, keenant,
ram i anteriores neruocum cervical i u
vertebralis fasciae col li profundae.
ketujuh, kedelapan, dan nervus thoracalis pertama
Cabang-cabang Bagian ketiga a. subclavia biasanya (Cambar 11-7), Plexus rniterletak di sudut antero-infe-
tidak mempunyai cabang. (Kadang-kadang a. cervi- rior trigonum colli posterior (Cambar 11-6).
calis superficialis atau a. suprascapularis, atau kedua- Plexus dibagi atas radix, truncus, divisi, dan fasci-
nya, berasal dari bagian ketiga a. subclavia.) culus. (Lihat Cambar 9-14).
Radices plexus brachialis memasuki trigonum colli
Batas-batas posterius melalui celah antara m. scalenus anterius dan
medius (Cambar 11-13). Bersama dengan a' subclavia,
. Anterior: Mula-mula, arteri tertutup oleh m' sterno- plexus diselubungi oleh fascia, yaitu selubung axillaris'
cleidomastoideus. Pada pertengahan perjalanannya, Trunci plexus brachialis terbentuk oleh: Radix C5
arteri ini terletak lebih superficial, hanya tertutup dan C6 bergabung membentuk truncus superior
oleh kulit dan fascia superficialis, dan denyutnya plexus. Radix C7 berlanjut sebagai truncus medius
dapat diraba dengan mudah. Bagian akhir arteri ini plexus. Radix CB dan 11 bergabung membentuk trun-
turun belakang clavicula (Cambar 11-6). V.
di cus inferior plexus, yang terletak di belakang bagian
jugularis externa menyilang arteri dan vena sub- ketiga a. subcalvia (Cambar 11-6).
clavia terletak di bawah dan depan afteri. Divisiones plexus brachialis dibentuk oleh masing-
r Posterior: Truncus inferior plexus brachialis dan m. masing truncus dengan membelah menjadi ramus an-
scalenus medius (Cambar 11-6). terior dan posterior (Cambar 1 1-7)
. Superior: Truncus superior dan media plexus bra- Fasciculi plexus brachialis dibentuk sebagai beri-
ch ialis. kut: Fasciculus lateralis dibentuk oleh gabungan dari
. lnferior: Permukaan atas iga pertama (Gambar divisi anterior truncus superior dan medius (Cambar
1 1-1 3). 11-7). Fasciculus posterior dibentuk oleh gabungan
dari divisi posterior truncus superior, medius, dan
Arteria Cervicalis Superficialis A. cervicalis super- inferior. Fasciculus medialis dibentuk dari divisi ante-
ficialis adalah cabang truncus thyrocervicalis, yang rior truncus inferior.
merupakan cabang dari bagian pertama a. subclavia Fasciculi plexus brachialis meninggalkan trigonum
(Cambar 11-6 dan 11-13), Pembuluh ini berjalan me- colli posterius dengan berjalan turun di belakang cla-
lintasi bagian bawah trigonum colli posterior dan vicula dan masuk ke axilla. Susunan dan cabang-
menghilang di bawah m. traPezius. cabang plexus brachialis di axilla diuraikan pada Bab 9'

Arteria Suprascapularis A. suprascapularis juga me-


Cabang-cabang
rupakan cabang dari truncus thyrocervicalis (Cambar 1 , Cabang-cabang radix:
11-13). Pembuluh ini berjalan melintasi bagian bawah
trigonum colli posterius dan mengikuti n. suprasca- N. dorsalis scapulae cabang dari radix C5 (Cambar
pularis masuk ke dalam fossa supraspinata dan ikut 11-6). Saraf ini menembus m. scalenus medius dan
membentuk anastomosis arterial di sekitar scapula. mempersarafi m. levator scapulae dan mm'rhom-
boidei.
Arteria Occipitalis A. occipitalis adalah cabang dari N. thoracalis longus berasal dari radix C5' 6,
A. carotis externa (Cambar 11-10). Pembuluh ini dan 7 (Cambar 11-7). Saraf ini berjalan turun di
memasuki trigonum colli posterius pada sudut superior- belakang plexus brachialis dan arteria serta v' sub-
nya, di antara m. sternocleidomastoideus dan m. tra- clavia dan melintasi ujung lateral iga pertama
pezius (Cambar 11-6). Kemudian berjalan berkelok- untuk masuk ke axilla. Nervus ini mernpersarafi m'
kelok ke atas di bagian belakang kulit kepala, diikuti serratus anterior.
oleh n. occipitalis major. 2.Cabang-cabang dari truncus:
Vena Jugularis Externa V. jugularis externa adalah N. suprascapularis berasal dart truncus superior
vena superficial leher yang penting dan diuraikan se- plexui
'ke brachialis (Cambar 11-6). Saraf ini berialan
cara lengkap pada halaman 688. lateral dan bawah melalui incisura supraclavi-
694 BAB 11: Kepala dan Leher

N. dorsalis scapulac

saraf ke m subclavius
N. suprascapular'.

N. pectoralis lalcralis

N.lhoracodorsalis

N. musculoculaneus

N. lhoracalis longus

N. pectoralis mcdialis

N. cutane us brachii medialis

N. culaneus antebrachii mcdialis

N. ulnaris

Gambar 11-7. Plexus brachialis dan cabang-cabangnya.

cularis dan mempersarafi m. supraspinatus dan trigonum dengan berjalan di bawah pinggir anterior m.
infrasp irratus. trapezius, yang dipersarafinya.
Saraf ke m. subclavius berasal dari truncus
superior plexus brachialis (Gambar 11-6). Saraf ini Cabang-cabang Plexus Cervicalis N, occipitalis mi-
berjalan ke bawah di depan pelxus brachialis dan nor/ n. auricularis magnus/ n. transversus cutaneus
bagian ketiga a. subclavia dan mempersarafi m. colli, dan nn.supraclaviculares telah diuraikan pada
subclavius. Kepentingan klinisnya adalah mungkin halarnan 686-687. Saraf proprioseptif ke nr, trapezius
saraf ini mengandung serabut phrenicus acesso- dari rarni anteriores C3 dan C4 berjalan bersama
rius, yang bergabung dengan n. phrenicus di me- dengan pars spinalis n. accessorius melintasi trigonum
diastinum superior. posterius menuju ke otot (Gambar 11-6).

Trigonum Colli Anterius


Nervus Accessorius ( Pars Spinalis) Pars spinalis n,
acessorius memasuki trigonum colli posterius dengan Trigonum colli anterius dibatasi di anterior oleh garis
muncul dari bawah pinggir posterior m. sternoclei- tengah Ieher, di posterior oleh pinggir anterior rn" ster-
domastoideus yang dipersarafinya (Cambar 1 1-6). Saraf nocleidomastoideus, dan di superior oleh margo infe-
ini berjalan ke bawah dan lateral melintasi trigonum rior mandibulae (Cambar 11-4 dan 11-B). 1'rigonurn ini
posterius di atas m. levator scapulae. Saraf ini berjalan ditutupi oleh kulit, fascia superficialis, rn. platysma,
bersama dengan cabang-cabang rami anteriores C3 dan dan Iamina superficialis fasciae profundae. Ramus
C4 dan berhubungan dengan nodi lymphoidei cervi- cervicalis n. facialis dan n. transversus colli berjalan
cales superficiales. Nervus acessorius meninggalkan pada penutup ini melintasi trigonum.
'ANATOMI DASAR 695

m. sternocleidomastoideus

venter posterior n. digastrici

a. temporalis superficialis

a. maxillaris

a. carotis externa
v. jugularis interna a. auricularis posterior

a. occipitalis

n. hypoglossus

a. facialis
ramus descendens n. hypoglossus
a. lingualis
a. carotis intema

n. laryngeus superior m. stylohyoideus

nl. cervicales profundi venter anleriol


n. cervicalis descendens m. digastrici
m. mylohyoideus
m. thYrohYoideus
saraf ke m. thyrohyoideus
ansa cervicalis
m. sternohyoideus
ramus laryngeus interDus

a. thyroidea superior
ramus laryngeus extemus
pars spinalis n. accessorius

v. thYroidea suPerior cartilago thyroidea

cartilago cricoidea
a. carolis
communis venter superior m. omohyoidei

isthmus glandulae thyroideae

v. jugularis anterior

v. jugularis externa

m. soeroothyroideus

Gambar 1 1 -S.Trigonum colli anterior.

Trigonum collianterius dibagi dalam trigonum yang lohyoideus dan d if iksasi oleh ansa fasciae profundae,
lebih kecil oleh venter anterior dan posterior m. digas- yang mengikatkan tendo pada hLrbungan antara cor-
trici dan venter superior m. omohyoidei. Trigonum- pus dan cornu majus ossis hyoidei. Venter anterior
trigonum ini disebut trigonum submentale, trigonum berjalan ke depan dan medial serta melekat pada
digastricus (atau submandibulare), trigonum caroti- pinggir bawah corpus mandibulae, dekat bidang
cum, dan trigonum muscularis (Gambar 11-5). med iana.
r Persarafan: Venter posterior dipersarafi oleh n, fa-
M. Digastricus (Gambar 11-8) cialis dan venter anterior dipersarafi oleh saraf yang
menuju ke m. mylohyoideus, yang merupakan se-
M. digastricus mempunyai venter posterior, tendo buah cabang divisi mandibularis n. trigeminus.
intermedius, dan venter anterior. r Fungsi: menarik mandibula ke bawah atau meng-
r Origo dan lnsersio: Venter posterior berasal dari angkat os hyoideum.
permukaan medial processus mastoideus ossis tem-
poralis, berjalan ke bawah dan depan menyilang M. Stylohyoideus (Gambar 1 1-B dan 1 1-9)
selubung carotis, dan berakhir pada tendo interme- M. stylohyoideus merupakan otot kecil yang berjalan
dius. Tendo intermedius menembus insertio m. sty- disepanjang pinggir atas venter posterior m. digastrici.
696 BAB 1 1: Kepala dan Leher

meatus acusticus externus processus styloideus


a. carotis interna
prooessus mastoideus

\rl
I r.
a. temporalis superficialis
t\
\ -z a. naxillads
ganglion superius
m. styloglossus
vagus
m. stylohyoideus
a. facialis
ganglion cervicale
n. glossopharyngeus
superius

pars spiralis n. accesorius

pars vagalis n. accesorius


t'r'
/ /
v. jugularis interna
rami pharyngei n. vagus

n. hypoglolFus
ganglion infedus vagus
a. lingualis
saraf ke m. thyrohyoideus

n. vagus
ramus laryngeus externus
ramus laryngeus internus
ganglion cervicale medius
a. thyroidea superior

sinus caroticus
glomus caroticum

a. subclavia m. stylopharyngeus

ramus descendens n. hypoglossus (C1)

ganglion stellatum
ansa cervicalis

n. cervicalis descendens (C2 dan 3)

ansa subclavia a. carotis communis

Gambar 11-9. Otolotot styloideus, pembuluh-pembuluh, dan saraf-saraf leher.

r Origo: Processus styloideus ossis temporalis. pus hyoideus. Lantai trigonurn dibentuk oleh m.
o lnsersio: Otot ini berjalan ke bawah dan depan dan mylohyoideirs. Di dalarnnya terdapat nodi lyrnphoidei
berinsersio pada perbatasan antara corpus dan cornu submenta Iis.
majus ossis hyoideum. Otot ini ditembus oleh tendo
intermedius m, digastrici dekat insersionya. Trigonum Digastricus
o Persarafan: N. facialis.
r Trigonum digastricus terletak di bawah corpus mandi-
Fungsi: Mengangkat os hyoideurn.
bulae (Cambar 11-5). Di anterior trigonum ini dibatasi
oleh venter anterior m. digastricus dan di posterior oleh
Trigonum Submentale
venter posterior M. digastrici dan m. stylohyoideus. l)i
Trigonum submentale terletak di bawah dagu dan di' atas dibatasi oleh margo inferior corporis mandibulae.
batasi di anterior oleh garis tengah leher, di lateral oleh Lantai trigonum dibentr"rk oleh rn. rnylohyoideus dan
venter anterior m. digastricus, dan di inferior oleh cor- m. hyoglossus.
698 BAB 11: Kepala danLeher

a. tempordis
superficialis

a. auriculads
posterior

a. maxillaris

a. occipitalis

a. facialis

sinus caroticus

a. vertebralis a. lingualis
a. carotis externa

a. thyroidea superior

a. carotls communrs

a. subclavia

Gambar 11-10. Arteri utama kepala dan leher. Perhatikan truncus thyroceruicatis, truncus costocervicalis,
dan a. thoracica interna, cabang-cabang a. subclavia tidak diperlihatkan.

Se/ain dari kedua cabang terminal, a. carotis mensuplai struktur-struktur di leher, wajah, dan kulit
communis tidak memberikan cabang lain. kepala. A. carotis externa juga mendarahi lidah dan
maxilla. Arteri mulai setinggi pinggir atas cartilago thy-
Batas-batas
roidea dan berakhir di dalam massa glandula parotidea
e Anterolateral: Kulit, fascia, m. sternocleidomastoi- d i belakang col I um mand i bulae dengan bercabang d ua
deus, m. sternohyoideus, m. sternothyroideus, dan menjadi a. temporalis superficialis dan a. maxillaris.
venter superior m. omohyoidei (Cambar'l I-B). Pada pangkalnya, tempat denyut arteri ini dapat
o Posterior: Processus transversus keempat vertebra diraba, arteri terletak di dalam trigonum carotis. Pada
cervicalis bawah, otot-otot prevertebralis, dan trun- awalnya, pembuluh ini terletak medial terhadap a. ca-
cus symphaticus (Gambar 11-3). Pada bagian bawah rotis interna, tetapi waktu berjalan ke atas, pembuluh
leher terdapat a. dan v. vertebralis. ini berjalan ke belakang dan lateral. Arteri ini disilang
r Medial: Larynx dan pharynx, di bawah keduanya ini oleh venter posterior m. digastrici dan m. stylohyoi-
trahea dan oesophagus (Cambar 1 1-3), deus (Cambar 11-8).
o Lateral: V. jugularis interna, dan di posterolateral n.
vagus (Cambar 1'l-3). Batas-batas

A. Carotis Externa
r Anterolateral: Pada pangkalnya arteri ini ditutupi
oleh pinggir anterior m. sternocleidomastoideus. Le-
A. carotis externa adalah salah satu cabang terminal A. bih ke atas, arteri ini terletak Iebih ke superficial, dan
carotis communis (Gambar 11-3). Pembuluh ini ditutupi oleh kulit dan fascia. A. carotis externa disi-
ANATOMI DASAR

lang oleh n. hypoglossus (Cambar 11-8), venter pos- A. auricularis posterior dipercabangkan dari A.
terior m. digastrici, dan m. stylohyoideus. Di dalam carotis externa, setinggi pinggir atas venter posterior M.
glandula parotidea pembuluh ini disilang oleh n. fa- digastricus (Cambar 11-B dan 11-10). Arteri iniberjalan
cialis .(Cambar 11-21). V. iugularis interna mula- ke belakang untuk mencapai auricula.
mula terletak lateral terhadap arteri dan kemudian di A. temporalis superficialis (Cambar 1 1-B dan
posteriornya. 1 1-10) diuraikan pada halaman 714.
. Medial: Dinding pharynx dan a. carotis interna. M. A. maxillaris (Cambar 11-B dan 11-10) d iu ra ikan
stylopharyngeus, n. glossopharyngeus, dan ramus pada halaman 730.
pharyngeus n. vagus berjalan di antara a. carotis
interna dan externa (Cambar 1 1 -9). Arteria Carotis lnterna
Untuk batas-batas a. carotis externa di dalam glan- A. carotis interna merupakan cabang terminal a. carotis
dula parotidea, lihat halaman 722. communis (Cambar 11-U dan 11-10). Pembuluh ini
mendarahi otak, mata, dahi, dan sebagian hidung.
Arteri ini mulai setinggi pinggir atas cartilago thyroidea
Cabang-cabang
dan berjalan ke atas di leher menuju ke basis cranii.
Cabang-cabang a. carotis externa adalah sebagai beri- Kemudian masuk ke rongga otak melalui canalis ca-
kut: roticus pars petrosus os temporale. (l.ihat halaman
1 . A. thyroidea superior. 746.) Arleri ini terbungkus di dalam selubung carotis
bersama dengan v. jugularis interna dan n. vagus. pada
2" A. pharyngea ascendens.
A. lingualis. awalnya a. carotis interna terletak superficial di trigo-
.3.
4. A. facialis. num caroticum dan kemudian berjalan ke atas profun-
5. A. occipitalis.
da terhadap glandula parotidea (Cambar 11-9 dan
1 1-21) . A. carotis interna tidak memberikan cabang di .
6. A. auricularis posterior.
7. A. temporalis superficialis. daerah Ieher.
8. A. maxillaris. Batas-batas

A. thyroidea superior dipercabangkan dari a. ca- . Anterolateral: Dista/ dari M. digastricus, terdapat
rotis externa dekat pangkalnya (Cambar 11-8 dan kulit, fascia, pinggir anterior M. sternocleidomas-
11-10). Arteri ini berjalan hampir vertikal ke bawah toideus, dan N. hypoglossus (Cambar 11-8).
untuk mencapai kutub atas glandula thyroidea (Cam- Di atas m. digastricus terdapat m. stylo-
bar 1 1-1 2). A. thyroidea superior memberikan cabang- hyoideus, m. stylopharyngeus, N. glossopharyngeus/
cabang: (a) cabang ke m. sternocleidomastoideus dan ramus pharyngeus N. vagus, glandula parotidea, dan
(b) a. laryngeus superior, yang menembus membrana A. carotis externa (Cambar 11-9 dan 11-21).
thyrohyoidea bersama dengan n. laryngeus internus. r Posterior: Truncus symphaticus (Cambar 11-9), m.
A. pharyngea ascendens adalah pembuluh yang capitis longus, dan processus transversus tiga ver-
panjang dan kurus, yang berjalan ke atas pada dinding terbra cervicalis bagian atas.
pharynx, yang disuplainya. . Medial: DindLng pharynx dan n. laryngeus superior.
A. lingualis dipercabangkan dari a. carotis externa, . Lateral: V. jugularis interna dan n. vagus.
di depan cornu majus ossis hyoidei (Cambar 11-8 dan
1 1-10). Pembuluh ini melengkung ke atas untuk masuk VENA UTAMA LEHER (GAMBAR 11-11)
ke regio submandibularis. (Lihat halaman 240.) Leng- Vena-vena utama leher terletak super{icial terhadap
kungan arteri ini disilang di depan oleh n. hypoglossus. fascia profunda leher, yaitu v. jugularis externa dan v'
A. lingualis mendarahi Iidah. jugularis anterior, yang telah diuraikan sebelLrm ini'
A. facialis dipercabangkan dari a. carotis externa,
tepat di atas ujung cornu majus ossis hyoidei (Gambar Vena Jugularis lnterna
1 1-8 dan 1 1-10). Arteri ini melengkung ke atas di pro-
funda untuk mencapai bagian posterior glandula sub- V. jugularis interna menerima darah dari otak, wajah,
mandibularis. (Lihat halaman 740.) A' facialis menda- dan llher. Vena ini berawal dari foramen jugulare di
rahi wajah. tengkorak sebagai lanjutan dari sinus sigmoideus (Lihat
A. occipitalis dipercabangkan dari a. carotis exter- halaman 756.) Vena ini turun melalui leher di dalam
na, berhadapan dengan a. facialis (Cambar 11-8 dan selubung carotis dan bergabung dengan v. subclavia di
11-10). Pembuluh ini berjalan ke atas dan mencapai belakang ujung medial clavicula untuk membentuk v'
bagian belakang kulit kepala (Cambar 11-6). Bagian brachiocephalica (Cambar 11-11 dan 11-13).
terminalnya mengikuti cabang-cabang n. occipitalis Vena ini melebar pada ujung atasnya disebut
major untuk mensuplai bagian belakang kulit kepala. bulbus superior dan yang lainnya di dekat ujung akhir-
700 BAB 11: Kepala dan Leher

v. temporalis
superficialis

v. maxillaris

v. retromandibularis

v. vertebralis v. facialis

v. jugularis interna

v. jugularis externa

v. jugularis anterior

v. brachiocephalica dextra

v. subclavia

Gambar 11-11. Saraf utama kepala dan leher.

nya disebut bulbus inferior. Tepat di atas bulbus infe- o Medial: Di atas terdapat a. carotis interna dan nervi
rior terdapat valvula bicuspidal is. craniales lX, X, Xl, dan Xll. Di bawah terdapat a.
carotis communis dan n. vagus.
Batas-batas
r Anterolateral: Kulit, fascia, m. sternocleidomastoi- Cabang-cabang
deus, dan glandula parotidea. Bagian bawahnya
ditutupi oleh r"n. sternothyroideus, m. sternohyoi- Sinus petrosus inferior, yang membantu mengalirkan
deus, dan m. omohyoideus, yang terletak di antara darah dari sinus cavernosus, meninggalkan terngkorak
vena ini dan m. sternocleidomastoideus (Cambar melalui bagian anterior foramen jugulare dan berga-
11-B). Lebih ke atas, vena ini disilang oleh m. sty- bung dengan v. jugularrs interna pada bulbus superior
lohyoideus, venter posterior m. digastricus, dan pars (Cambar 11-36 dan 11-55).
spinalis N. accessorius. Rantai nodi lymphoidei V. facialis meninggalkan wajah dan menyilang
cervicales profundi terletak sepanjang vena ini. glandula submandibularis. Vena ini bergabung dengan
o Posterior: Processus transversus vertebrae cervi- divisi anterior v. retromandibularis (Cambar 11-2).
cales, m. levator scapulae, m. scalenLts medius, m. Kemudian vena ini menyilang selubung carotis beserta
scalenus anterior, plexus cervicalis, n. phrenicus, isinya dan bergabung dengan v, jugularis interna.
truncus thyrocervicalis, v. vertebralis, dan bagian Vv.pharyngeales mengalirkan darah dari plexus
pertama a. subclavia (Cambar 11-13). Pada sisi kiri pharyngeus dan bermuara ke v. jugularis interna.
vena ini berjalan di depan ductus thoracicus. V. lingualis bermuara ke v. jugularis interna.
ANATOMI DASAR

V. thyroidea superior meninggalkan kutub superior Ramus auricularis lxern persarafi permr-rkaan med i al
glandula thyroidea dan bermuara ke v, jugularis inter- auricula, dasar meatus acusticus externus, dan bagian
na (Cambar 11-12). membrana tympani yang berdekatan.
V. thyroidea medialis meninggalkan lobus glandula Ramus pharyngeus mengandung serabut-serabut
thyroidea dan bermuara ke v. jugularis interna (Cambar motorik dari pars cranialis n. acessorii (Cambar 11-9)'
11-12). Ramus ini berjalan ke depan di antara a. carotis interna
Kadang-kadang V. occipitalis bermuara ke v. jugu- dan externa untul< mencapai dinding pharynx Kemu-
laris interna, tetapi lebih sering bermuara ke v. ver- dian bergabung dengan cabang-cabang n' glossopha-
tebralis atau v. auricularis posterior, ryngeus dan truncus symphaticus untuk membentuk
pleius pharyngeus. N. pharyngeus mempersarafi se-
mua otot-otot pharynx, kecuali m. stylopharyngeus
NODI LYMPHOIDEI UTAMA LEHER (n. glossopharyngeus) dan semua otot-otot palaturn
molle kecuali m. tensor veli palatini (divisi rnandibr-rlar
Nodi Lymphoidei Cervicales Profundi
n, trigeminus).
Nodi lymphoidei cervicales profundi membentltk N. Iaryngeus superior berjalan ke bawah dan me-
rantai sepanjang permukaan anterolateral v. jugularis clial di belalang a. carotis interna (Cambar 11-ti dan
interna (Cambar 11-B). Nodi ini terdapat di dalam se- 11-9). Kemudian bercabang dua rnenjadi nervus Iary-
lubung carotis dan menan-rpung pembuluh limfe aferen ngeus internus dan externus,
dari struktur yang ada didekatnya dan dari seluruh N. laryngeus internus menembus membrana thyro-
kelompok nodi lymphoidei lainnya di leher dan kepala hyoidea beriama dengan a. laryngea sr-rperior (Cambar
(Cambar 11-14). I'embuluh limfe eferen dari nodi ti-g). rverupakan saraf sensorik yang mempersarafi
bergabung untuk membentuk truncus lymphaticus dasar fossa piriformis dan membrana nrucosa larynx
jugularis. Pembuluh ini bermuara ke ductus thoracicus, sampai setinggi Plica vocalis
ductus lymphaticus dextra, atau truncus lymphaticus N. Iaryngeus externus adalah sebuah saraf halus
subclavius, atau bermuara langsung ke v, brachioce- yang berjalan tLIrun bersama dengan a thyroidea supe-
phalica. rior. (Cu'tbur 11-B). Saraf ini berjalan profunda terha-
dap glandula thyroidea dan mempersarafi rn' crico-
thyroideus.
SARAF UTAMA LEHER
Rami cardiaci (dua atau tiga buah) berasal dari n
Nervus Vagus (Saraf Cranial X) vagus pada wakstu saraf ini berjalan turun di leher'
Kemudian bergabung dengan rarni cardiaci trunci
N. vagus tersusun atas serabut motorik dan sensorik' symphatici dan berakhir pada plexus cardiacr"rs di
Berasjl dari medulla oblongata dan meninggalkan dalam thorax.
tengkorak melalui bagian tengah foramen jugulare ber- N. Iaryngeus recurrens kanan berasal dari n vagLts
sama dengan nn. craniales lX dan XI. (Lihathalaman kemudiarr siraf ini menyilang bagian pertama a sub-
750.) n. vagus mempunyai dr,ra buah ganglion sensorik: clavia (Cambar 11-13). Saraf ini berbelol< ke belakang
ganglion superius yang terletak di dalam foramen dan atas di belakang A. subclavia dan berjalan ke atas
lugulut", dan ganglion inferius yangterletak tepat distal di dalam alur antara trachea dan oesophagus Kemu-
daii foramen (Carnbar 11-9). Di bawah ganglion infe- dian berjalan profunda terhadap lobus glandula thyroi-
rius, pars cranialis n. acessorii bergabung dengan n' va- c{ea dan berjalan dekat dengan a. thyroidea inferior'
gus dan terutama didistribusikan ke dalam ramus Nervus ini berjalan di bawah pinggir distal m constric-
pharyngeus
' dan laryngeus recurrens. tor pharyngeus inferior dan mempersarafi semua otot-
N. uugut berjalan di leher, vertikal ke bawah di otoi larynx, kecuali m. cricothyroidea yang dipersarafi
dalam selubung carotis, nrula-mula terletak di antara v' oleh ramus externus n. laryngei superioris' Saraf ini
jugularis interna dan a. carotis interna dan kemudian di juga mempersarafi rnembrana mucosa larynx di bawah
uniuru v. jugularis interna dan a. carotis communis plica vocale dan membrana mucosa bagian atas
(Cambar 11-3). Pada pangkal leher, saraf ini mengikuti
trachea,
a. carotis communis dan terletak anterior terhadap ba- N. laryngeus recurrens kiri berasal dari n vagus
gian pertama a. subclavia (Cambar 11-1 3) Perjalanan kemudian menyilang arcus aorta di rongga thorax'
ielanjutnya n. vagus di dalam thorax dijelaskan pada Nervus ini membelok di bawah arcus di belakang liga-
Bab 3. (Lihat juga gambar 1 1-93.) mentum arteriosum (lihat Cambar 3-17) dan berjalan
ke atas leher pada sulcus di antara trachea dan oesoph-
Cabang-cabang N. vagus di Leher agus (Lihat halaman 707.)
Ramus meningeus mempersarafi duramater di dalam Lihat juga ringkasan mengenai saraf cranialis, tabel
fossa cranii Posterior. 1 1-4, halarnan 765.
702 BAB 11: Kepala danLeher

Pandangan anterior cartilago thyroidea

m. levator glandulae thyroideae

' lobus pyramidalis

v. jugularis interna

a. thyroidea superior

v. thyroidea superior
a. carotis communis

isthmus glandulae thyroideae

lobus glandulae thyroideae

v. thyroideae mediae

a. thyroidea ima

oesophagus

- trachea
t
v. brachiocephalica sinistra

Paodangan lateral lobus kanan

capsula lamina pretrachealis

. capsula glandulae thyroideae

lobus glandulae thyroideae

glandula parathyroidea superior isthmus glandulae thyroideae

glandula parathyroidea inferior

Gambar 11-12. Glandula thyroidea; pendarahan dan drainase venanya


ANATOMI DASAR 703

pars basilaris ossis occipitalis

m. longus capitis

processus mastoideus

processus ttansversus atlas


m. levator scaPulae

n. occiPitalis minor
a. vertebralis
n. auricularis magnus
rn. scalenus medius
n. transversus cutaneus colli
m. longus colli

n. supraclavicularis n. phrenicus

oesophagus
gan glion cervicale medi us
'a. thyroidea inferior
truncus suPenor truncus superior plexus brachialis
plexus brachialis
ductus thoracicus

ganglion stellatum
a. cervicalis suPerficialis
ansa subclavia

truncus costocervicaf is truncus thyrocervicalis


a. vertebralis a. suprascapularis

m. scalenus anteriot
cupula pleura
bagian ketiga a. subclavia
n. laryngeus recuffens
dextra v. jugularis externa

v. subclavia
n. phrenicus

a. thoracica interna

v. jugularis intema

n. laryngeus recurrens sinistra


v. brachiocephalica dextra
trachea
n. vagus
m. sternohyoideus m. sternothyroideus

Gambar 11-13. Regio preveftebralis dan pangkal leher'

Nervus Acessorius (N. Cranialis Xl) tempat ganglion inferius (Cambar 11-9)' Saraf ini di-
distribusikan terutama melalui rami pharyngei dan n'
N. acessorius tersusun atas serabut-serabut motorik' Iaryngeus recurrens nervus vagus.
Saraf ini dibentuk dari gabungan radix cranialis dan niaix spinalis berjalan ke bawah serta lateral dan
spinalis. (Lihat halam an 766.) Radix cranialis lebih ke- menyilang v. jugularis interna (Cambar 11-9). Kemu-
cil dan berasal dari medulla oblongata. Radix spinalis dian masuk ke permukaan dalam m. sternocleidpmas-
berasal dari lima segmen cervicalis medulla spinalis toideus yang dipersarafinya. Saraf ini kemudian muncul
bagian atas. Radix spinalis bersatu membentuk truncus di atas peftengahan tepi posterior m. sternocleidomas-
yang berjalan ke atas di dalam canalis vertebralis dan toideus dan menyilang trigonum colli posterior di atas
masuk ke cranium melalui foramen magnum (Cambar m. levator scapulae untuk mempersarafi m, trapezius'
11-94). Radix spinalis maupun radix cranialis bertemu (Lihat halaman 694.)
.l
dan berjalan bersama melalui bagian tengah foramen Lihat pula ringkasan saraf-saraf cranialis, tabel 1-4,
jugulare. (Lihat halaman 750.) halaman 765.
Radix cranialis kemudian memisahkan diri dari
radix spinalis dan bergabung dengan n. vagus pada
BAB 11: Kepala dan Leher

Nervus Hypoglossus (N. Cranialis Xll) Truncus syr"nphaticus rnernpunyai tiga ganglion:
ganglion cervicale superius, medius, dan inferius.
N. hypoglossus adalah saraf motorik untuk otot-otot
lidah. Berasal dari medulla oblongata dan meninggalkan
Ganglion Cervicale Superius
tengkorak meialui canalis nervi hypoglossi os occipi-
tale. (Lihat halaman 750.) Kemudian berjalan berdekat- Ganglion cervicale superius terletak tepat di bawah
an dengan N. lX, X, Xl, a, carotis interna, dan v. jugularis tengkorak (Cambar 1 1-9).
interna. Saraf ini berjalan turun di antara a. carotis inter-
na dan V. jugLrlaris interna sampai mencapai pinggir ba- Cabang-cabang
wah venter posterior m. digastricus, di sini n. hypo- 1. N. caroticus internus, terdiri atas serabut-serabut
glossus akan membelok ke depan dan medial (Cambar pascaganglionik, berj:rlan bersama a. carotis inter-
11-B). Saraf ini kemudian menyilang a, carotis interna na nrenuju ke canalis caroticus os ternporale.
dan externa serta mengait a. lingualis. Kemudian ber- Kemr-rdian bercabang-cabang di sel<itar arteri untuk
jalan ke depan dan atas, profunda terhadap m. digastricus,
membentuk plexus caroticus internus.
m. stylohyoideus, dan pinggir posterior m. mylohyoideus. 2. Rami communicantes grisea menr-rju ke rarni ante-
Perjalanan selanj utnya d i regio submand ibu laris d i urai kan
riores empat nervi cervicales bagian atas,
pada halaman 739. Lihat juga Cambar 11-948.
3. Rami arteriales ke a. carotis communis dan A.
Pada bagian atas perjalanannya, n. hypoglossus ber-
carotis externa. Cabang-cabang ini membentuk
gabung dengan cabang kecil dari plexus cervicalis (C-l plexus di sekitar arteri dan didistribusil<an sepan-
dan kadang-kadang C2). Cabang ini kemudian me- jang cabang-cabang a. carotis externa.
ninggalkan n. hypoglossus sebagai ramus descendens, 4. Rami nervi craniales, yang bergabung dengan nn.
yaitu saraf untuk m. thyrohyoidbus dan m. genio- craniales IX, X dan Xll.
hyoideus. 5. Rami pharyngei, yang bergabr,rng dengan rami
pharyngei n. glossopharyngeus dan n. vagus mem-
Cabang-cabang bentuk plexus pharyngeal is.
6. Ramus cardiacus superius, yang berjalan turun di
Ramus meningeus n. Xll mempersarafi meningen di Ieher dan berakhir pada plexus cardiacus di dalarri
fossa cranii posterior. rongga thorax.
Ramus descendens n. Xll, yang terdiri atas serabut
C1, dipercabangkan dari n. Xll sewaktu melengkung ke Ganglion Cervicale Medius
depan di bawah venter posterior m. digastrici (Cambar Canglion cervicale medius terletak setinggi cartilago
11-B). Saraf ini akan turun di depan selubung carotis.
cricoidea (Cambar 1 1-1 3).
Kemudian bergabung dengan n. cervicalis descendens
(C2 dan 3) dari plexus cervicalis membentuk sebuah
Cabang-cabang
lengkung yang disebut ansa cervicalis (Cambar l l-9).
Cabang-cabang dari ansa ini mempersarafi m. omo- 1. Rami communicantes grisea ke rami anteriores nn.
hyoideus, m. sternohyoideus, dan m. sternothyroideus. cervicales V dan Vl.
2. Rami thyroideae, yang berjalan bersama a. thy-
Saraf ke M. thyrohyoideus, yang terdiri atas serabut
roidea inferior ke glandula thyroidea.
C1, berjalan turun untuk mempersarafi m. thyrohyoi-
3. Ramus cardiacus medius, yang berjalan tr-rrun di
deus (Cambar 11-B).
leher dan berakhir pada plexus cardiacus di dalam
Rami musculares ke lidah diuraikan pada halaman
ronggd thorar.
739. Saraf yang mengurus m. geniohyoideus, yang ter-
diri atas serabut C1, dipercabangkan pada sisi lidah.
Ganglion Gervicale lnferior
Lihat pula ringkasan saraf-saraf cranialis, tabel 1 1-4,
nalaman ,i b5. Canglion cervicale inferior pada kebanyakan orang
bergabr-rng dengan ganglion thoracicus pertarna mem-
PARS CERVICALIS TRUNCUS SYMPHATICUS bentuk ganglion stellatum. Canglion ini terletal< di ce-
lah antara processLrs transversus vertebrae cervicale l<e-
Pars cervicalis truncus symphaticus meluas ke atas
tujuh dan collum costa l, di belakang a. vertebralis
sampai basis cranii dan ke bawah sampai ke leher costa
(Gambar 11-13).
l, di sini truncus ini berlanjut sebagai pars thoracalis
truncus symphaticus.Truncus ini terletak tepat di be-
lakang a. carotis interna dan a. carotis communis (yaitu Cabang-cabang
medial terhadap n. vagus) dan difiksasi oleh fascia
profunda di antara selubung carotis dan lamina per- 1 . Rami communicantes grisea ke rami anteriores n.
vertebralis fascia profunda (Gambar 11-3). cervicalis VII dan Vlll.
ANATOMI DASAR 705

2. Rami arteriales ke a. subclavia dan a. vertebralis. Serabut sensoris lainnya mempersarafi pler-rra medias-
3. Ramus cardiacus inferior, yang berjalan turun tinalis dan pericardium. (Lihat Bab 3.)
untuk bergabung dengan plexus cardiacus di da- N. phrenicr-rs berasal dari nn. cervicalis 3, 4, dan 5
lam rongga thorax. (Lihat Bab 3.) plexus cervicalis. Saraf ini kemudian berjalan vertikal
ke bawah, melintas di depan m. scalenus anterior, di
Bagian truncus synrphaticus yang menghubungkan belakang lamina prevedebralis fasciae profundae
ganglion cervicale medius dengan ganglion cervicale (Cambar 11-13). M. scalenr-rs anterior terletak miring,
inferior atau ganglion stellatr,rm disusun oleh dua atau maka saraf ini menyilang otot ini dari pinggir lateral ke
lebih berkas saraf. Berkas paling anterior menyilang di medialnya. N. phrenicus menrasuki rongga thorax de-
depan bagian pertama a. sr-rbclavia dan kemudian ber- ngan berjalan di depan a. subclavia dan di belakang
belok ke atas di belakang pembuluh ini. Berkas anterior pangkal v. brachiocephal ica,
ini disebLrt ansa subclavia (Cambar 1 1-9 dan 1 1-13). Perjalanan n. phrenicus selanjrrtnya di dalam rong-
ga thorax diuraikan pada Bab 3.

PLEXUS CERVICALIS
Batas-Batas di Leher
Plexus cervicalis dibentuk oleh rami anteriores C1 sam- r Anterior: Lamina prevertebralis fasciae profundae, v.
pai dengan C4. Rarri anteriores ini dihubr,rngkan me- jr,rgr.rlaris interna, a. cervicalis superficialis dan a.
lalui cabang-cabang penghtrbrlng, YanB membentuk suprascapularis, dan pada sisi kiri ductus thoracicus;
gelung, yang terletak di depan origo m. levator sca- serta pangkal v. brachiocephalica (Cambar 1 1-13).
pulae dan m. scalenus medius (Cambar 1 1-1 3). Plexus . Posterior: M. scalenus anterior, a. sr-tbclavia, dan
ini ditutLrpi oleh lamina prevertebralis fasciae colli pro- cupr-rla pleurae.
fundae dan berbatasan dengan v. jugularis interna di
dalarn sel ubung carotis. N. phrenicus acessorius dibicarakan pada halaman
857.
Cabang-cabang
VISCERA LEHER
1. Cabang-cabang kulit. N. occipitalis tninor, N'
auricularis magnus/ n. transversus cutaneus colli, Glandula Thyroidea
' dan n. supraclavicularis. Semua ini diuraikan pada
Clandula thyroidea terdiri atas lobus kanan dan kiri
halaman 686. yang dihubLrngkan oleh isthmr"rs yang sernpit (Cambar
2. Rami musculares ke otot-otot leher. Untuk otot- 11-12). Kelenjar ini merrrpakan organ vascular yang
otot prevertebralis, m. sternocleidonrastoiderrs dibLrngkr"rs oleh selubr"rng yang berasal dari lamina
(proprioseptif , C2 dan 3), nr. levator scapulae (C3
pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini melekat-
dan 4), dan m. trapezius (proprioseptif, C3 dan 4).
kan glandula pada larynx dan trachea.
Sebuah cabang dari C1 bergabung dengan n,
Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, de-
hypoglossus. Beberapa dari serabut C1 ini kemu-
ngan apexnya menghadap ke atas sampai linea oblique
dian meninggalkan n. hypoglossus sebagai ramus cartilago thyroideae; basisnya terletak di bawah seting-
descendens, yang bergabung dengan n. cervicalis gi cincin trachea keempat atau kelima.
descendens (C2 an 3), r-rntuk membentuk ansa lsthmus meluas melintasi garis tengah di depan
cervicalis (Cambar 11-9). Serabut-serabut n. cer- cincin trache a 2, 3, dan 4 (Cambar 1 1-1 2). Sering ter-
vicalis 1 ,2, dan 3 di dalam ansa cervicalis memper- dapat lobus pyramidalis, yang menonjol ke atas dari
sarafi M. onrohyoideus, M. sternohyoideus, dan m.
isthmus, biasanya ke sebelah kiri garis tengah. Sebuah
sternothyroideus. Serabut C1 lainnya di dalam n. pita fibrosa atau muskular sering menghubungkan
hypoglossus memisahkan diri dan mempersarafi lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Bila pita ini
m. thyrohyoideus dan m. geniohyoideus. muscular, disebut m. levator glandulae thyroideae
3. Saraf ke diaphragma. N. phrenicus. (Cambar 11-12).

N. phrenicus
Batas-batas Lobus
N. phrenicus merupakan satu satunya saraf motorik
yang mempersarafi diaphragma. Saraf ini juga me- Anterolateral: M. sternothyroideus, venter superior
ngandung serabut-serabut sensoris dan simpatis. Wa-
m. omohyoideus, m. sternohyoideus, dan pinggir
anterior M. sternocleidomastoideus (Gambar 1 1-3).
laupun beberapa serabut sensoris adalah serabut
proprioseptif, kebanyakan dari serabut sensoris ini Posterolateral: Selubung carotis dengan a. carotis
communis, v. jugularis interna, dan n. vagus (Cam-
mempersarafi pleura dan peritoneum yang menutupi
permukaan atas dan bawah bagian sentral diaphragma. bar 1 1-3).
706 BAB 11: Kepala dan Leher

o Medial: Larynx, trachea, pharynx, dan oesophagus. Perkembangan Glandula Thyroidea


Dekat dengan struktur-struktur ini adalah M. cri-
Clandula thyroidea mula-mula berkembang dari pe-
cothyroideus dan suplai sarafnya, N. laryngeus exter-
nonjolan endodermal pada garis tengah dasar pharynx,
nus. Di alur antara oesophagus dan trachea terdapat
n. laryngeus recurrens (Gambar 11-3).
di antara tuberculum impar dan copula. Kemudian,
penebalan ini berr-rbah rnenjadi diverticulum yang di-
Pinggir posterior masing-masing lobus yang bulat sebr"rt ductus thyroglossus. Perkenrbangan selanjr,ttnya,
berhubungan di posterior dengan glandula parathy- ductus ini nrernanjang dan ujr,rng distalnya mernbentuk
roidea superior dan inferior (Cambar 1 1-1 2) dan dua lobus. DLtctus berr-rbah menjadi sebuah tali padat
anastomosis antara a. thyroidea superior dan inferior. dan bermigrasi ke bawah, berjalan di anterior, me-
nembus, atau posterior terhadap os hyoideurn yang
Batas-Batas lsthmus sedang berkembang. Pada rninggu l<etujuh duktus ini
I Anterior: M. sternothyroideus, m. sternohyoideus,
akan mencapai posisi akhirnya di dekat larynx dan
trachea. Sementara itu, tali padat yang r-nenghubung-
v. jugularis anterior, fascia, dan kulit.
r Posterior: Cincin trachea 2,3, dan 4.
kan glandula thyroidea dengan lidah terputus dan
menghilang. Tenrpat asal ductr-rs thyroglossus pada li-
Cabang-cabang terminal a. thyroidea superior ber- dah n.renetap sebagai celah yang disebr-rt foramen
anastomosis sepanjang pinggir atas isthmus. caecum. Sebagai akibat proliferasi epithelir-rrn, dua
lobus pada ujung terrninal ductus thyroglossLrs akan
Pendarahan mem besar dan rnenn bentr-rk gland u la thyroidea.

Arteri ke glandula thyroidea adalah (a) A. thyroidea Kelainan Congenital


superior, (b) a. thyroidea inferior, dan kadang-kadang
(c) a. thyroidea ima. Arteri-arteri ini saling beranasto- Agenesis glandula thyroidea dapat terjadi dan nreru-
mosis dengan luas di permukaan glandula. pakan penyebab kretinisme yang paling sering.
A. thyroidea superior, cabang dari a. carotis exter- Descensus incompletus dari glandLrla thyroidea
na , berjalan turun menuju ke kutub atas setiap lobus, dapat terjadi. Clandula thyroidea dapat diterlukan
bersama dengan n. laryngeus externus (Cambar 1 1-B). pada sembarang tempat antara basis linguae dan tra-
A. thyroidea inferior, cabang dari truncus thyro- chea.'Ihyroidea lingualis adalah bentLrk descensus
cervicalis, berjalan ke atas di belakang glandula sampai incompletus yang palirrg scring.
setinggi cartilago cricoidea (Cambar 1 1-13). Kemudian Cysta thyroglossus dapat tirnbr,rl selarna masa
membelok ke medial dan bawah untuk mencapai anak-anak, renraja, atar-r dervasa rtruda. Keadaan ini
pinggir posterior glandula. N. laryngeus recurrens me- disebabkan olelr rnenetapnya satr-r segnren ductus thy-
Iintasi di depan atau di belakang arteri ini, atau nrung- roglossus. Kista seperti ini dapat timbul pada garis
kin berjalan di antara cabang-cabangnya. tengah leher di senrbarang tempat sepanjang tractus
A. thyroidea ima, bila ada, dapat nrerupakan ca- thvrogl oss us.
bang dari a. brachiocephalica atau arcus aortae. Ber-
jalan ke atas didepan trachea nrenuju isthrnus (Gambar Glandula Parathyroidea
11-12). Clandula parathyroidea rnerupakan organ berbentuk
Vena-vena dari glandula thyroidea adalah (/) V. lonjong dengan ukuran diameternya yang paling pan-
thyroidea superior, yang bermuara ke V. jugularis in- jang adalah 6 mm. Biasanya terdapat empat br-rah dan
lerna; (2) v. thyroidea media, yang bermuara ke V. berhubungan erat dengan pinggir posterior glandula
jugularis interna; dan (3) v. thyroidea inferior (Cambar thyroidea, terletak di dalam [tr-rngkus fascianya (Carn-
11-12). Vena yang terakhir ini menampung darah dari bar 1 1-1 2).
isthmus dan kutub bawah kelenjar. V. thyroidea infe- Kedua glandula parathyroidea superior nlempLt-
rior dari kedua sisi beranastomosis satu dengan lainnya nyai posisi yang lebih konstan dan terletak setinggi
pada saat mereka berjalan turun di depan trachea. pertengahan pinggir posterior glandula thyroidea.
Vena-vena ini akan bermuara ke dalam v. brachioce- Kedua glandula parathyroidea inferior biasanya
phalica sinistra di dalam rongga thorax. terletak dekat kutLrb inferior glandr-rla thyroidea. Kedua-
nya mungkin terletak di dalam selr,rbung fascia,
Aliran Limfe tertanam di dalam jaringan thyroid, atar-r di Iuar selu-
Cairan Iimfe dari glandula thyroidea terutama mengalir bung fascia. Kadang-kadang glandLrla ini terdapat distal
ke lateral ke dalam nodi lymphoidei cervicales pro- dari glandula thyroidea, berhubungan dengan v. thy-
fundi. Beberapa pembuluh limfe berjalan turun ke nodi roidea; atau dapat juga terletak di dalarn mediastinum
lymphoidei paratracheales. superior.
ANATOMI DASAR 707

Pendarahan Batas-Batas di Leher


o -['rachea;
Suplai darah ke glandula parathyroidea berasal dari a. Anterior: n. laryngeus recurrens yang ber-
thyroidea superior dan inferior. jalan ke atas pada masing-nlasing sisi, di dalam sul-
cus antara trachea dan oesophagus (Carnbar 1 1-3).
. Posterior: Lamina prevertebralis fasciae colli profun-
Trachea
dae, m. longus colli, dan columna vertebralis (Cam-
Trachea merupakan tabung membranosa dan cartila- bar 1 1-3).
ginosa yang dapat bergerak (Gambar 11-40). Berasal r Lateral: Pada masing-masing sisi terdapat lobus glan-
dari pinggir bawah cartilago cricoidea dan meluas ke dula thyroidea dan selubung carotis (Cambar 11-3).
bawah pada garis tengah leher (Carnbar 11-40 dan
11-64). Di thorax, trachea berakhir dengan bercabang Pendarahan di Daerah Leher
rnenjadi dua bronchus setinggi discus antara vertebra
thoracica keernpat dan kelirna. Arteri untuk oesophagus di daerah leher berasal dari a.
thyroidea inferior. Vena mengalirkan darahnya ke v.
thyroidea inferior.
Batas-Batas di Leher

o Anterior: Kulit, fascia, isthmus glandula thyroidea (di


Aliran Limfe di Daerah Leher
depan cincin kedua, ketiga, dan keempat), vv.thyroi-
dea inferiores, arcus jugularis, a. thyroidea ima (ka- [)embuluh lirnfe mengalirkan cairannya ke nodi lym-
lau ada), dan v. brachiocephalica sinistra pada anak. phoidei cervicales profundi.
Vena ini ditr-rtupi oleh m. sternothyroid dan m. ster-
nohyoid (Cambar'l 1-3). Persarafan di daerah Leher
o Posterior: N. laryngeus recurrens dextra dan sinistra,
oesophagus, dan columna vertebralis (Cambar Saraf berasal dari n. laryngeus recurrens dan truncus
1 1-3). sym phaticr-rs.
r Lateral: Lobus glandula thyroidea (ke bawah sampai
cincin ke-5 dan 6) serta selubung carotis.
PANGKAL LEHER

Pendarahan di Daerah Leher Pangkal leher dapat didefinisikan sebagai daerah leher
tepat di atas apertura thoracis superior (Cambar 1 1-1 3).
Suplai darah trachea di daerah leher terr-rtarna berasal
dari a. thyroidea inferior.
M. Scalenus Anterior (Gambar 11-13)

Aliran Limfe di daerah Leher M. scalenus anterior nrerupakan otot utarna untuk
mengerti daerah pangkal leher (Carnbar 11-13). Otot
Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoidei ini terletak profunda dan berjalan turun harnpir vertikal
pretracheal is dan paratracheal is. dari columna vertebralis ke costa l.
. Origo: Processus transversus vertebrae cervicale 3,
Persarafan di Daerah Leher 4,5, dan 6.
r tnsersio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan
Persarafan di daerah leher berasal dari n. vagus, n. la-
lateral untuk berinsersio pada tubercr"rlurn scalenus
ryngeus recurrens, dan truncus symphaticus. pada pinggir medial costa ldan pada crista di permu-
kaan atas costa l.
Oesophagus r Persarafan: Rami anteriores C4,5, dan 6.
r Fungsi: Men-rbantr-r elevasi costa l. 13ila bekerja dari
Oesophagus adalah tabung muscular dengan panjang bawah, otot ini melakukan lateroflexio dan rotasio
.10
kira-kira inci (25 crn), terbentang dari pharynx pars cervical is col umnae vertebrale.
sampai ke gaster (Cambar 1 1-40 dan 1 1-59). Mulai dari
setinggi cartilago cricoidea, di depan corpus vertebra Karena otot ini merupakan patokan utama didaerah
cervicalis enam. Mula-mula oesophagus terletak pada Ieher, batas-batasnya perlLr diketahui.
garis tengah, tetapi pada waktu berjalan turun melewati
Batas-batas
leher akan miring ke kiri (Cambar 11-3).
Perjalanan selanjutnya di thorax diuraikan pada o Anterior: Lamina pravertebralis fasciae colli pro-
Bab 3. funda, yang mengikat n. phrenicus di bawah pada
BAB 11: Kepala danLeher

permukaan anterior otot ini; a. cervicalis sr_rpcrficialis A. subclavia sinistra rJipercabangl<an dari arcr_rs
dan suprascapr,rlaris, yang menyilang n. phrenicus; aorta, di belal<ang a. carotis comnrunis sinistra. Arteri
dan v. jLrgularis interna serta v. subclavia (Cambar ini berjalan ke atas pada pangkal leher dan l<errrudian
1 1_1 3). melengkung l<e latcral clengan cara yang sarla dengan
o Posterior: A. subclavia, plexus brachialis, dan cu- a. subclavia dextra.
pula pler-rrae. A. subclavia dibagi rrrenjadi tiga bagiarr oleh adanya
. Medial: A. dan v. vertebralis, a. tlryroidca irrferior, m, scalenus anterior,
truncus thyrocervicalis, truncus symphaticus, dan
pada sisi kiri dr-rctus thoracicus.
r Lateral: Radices n. phrenicus bersatr-r pada pinggir Bagian Pertama A. Subctavia
lateral otot ini setinggi cartilago cricoidea, sebelLrrn Bagian pertama a. subclavia tcrbentang dari pangl<al_
saraf ini nrulai berjalarr turun pada perr.nukaan an- nya sarnpai pada pinggir" rnedial m. scalenus anterior
terior otot ini. Radices plexus brachialis dan a. sub_ (Canrbar 1 1-13).
clavia munccrl dari belakang pinggir lateral otot ini
untuk masuk ke trigonr_trn colli posterior.
Batas-batas
M. Scalenus Medius (Gambar 11-13) . Anterior: I);rri rnediarl l<e lateral arJalah a. carotis
o Origo: Processus transversus atlas dan processLts corr.rrr.rur.ris, n. vagLts, dan v. jr-rgr_rlaris interna. I'erda_
transversus vertebrae cervical is 2-6. pat juga rami cardiaci n. vagi dan nervus syrnpl,ra_
o lnsersio: Otot ini berjalan ke bawah dan lateral serta ticus.
be.rinsersio pada permukaan atas costa I di belakang r Posterior: Cupula pleurac, apex pulrnonis, dan pada
sulcus a. subclavia. Otot ini terletak di belakang sisi karran n. laryngeus recurreus dextra.
radices plexus brachialis dan di belakang a. sr-rb-
clavia. Gabang-Cabang Cabang-cabang bagian pertama a.
o Persarafan: Cabang-cabang rami anteriores subclavia adalah sebagai berikut:
nervi
cervicalium. A. Vertebralis A. ve{ebralis dipercabangkan dari
r Fungsi: Otot ini nrembantu nrenail<l<an costa l. tjila pinggir atas a. subclavia dan berjalan ke atas di leher
bekerja dari bawah, otot ini nrelakukan lateroflexio antara m. lor-rgr-rs colli dan nr. scalcnr_rs arrterior (Oarl_
dan rotasio pars cervicalis colr-rmnae vertebralis. bar 11-13). l)embr-rlr-rh ini berjalan cli depan processLls
transversus vt:rtebra C7 dan rnernasul<i fclranren di pro_
M. Scalenus Posterior
cessLrs transversLts C6 (Cambar I 1_10). l(enrLrdian
M. scalenus posterior rnungkin tidak ada atau menyatu berjalan ke atas di dalam forarrina processLts trarrs- ver-
dengan m. scalenus rledius. sus keenar.n vertebra cervicalis bagian atas. Setelah
keluar dari processLts transversus atlantis (Cl;, p",.'r.'r6r-,-
r Origo: Processus transversus vertebrae cervicalis ba- luh ini nrelengkung kc postcriclr. cii belakang lnassa
gian bawah.
lateralis atlantis. Kernuclian berjalan ke rnedial, rne-
. lnsersio: Perntukaan luar costa kedua.
nembr-rs duramater, dan rlasuk ke dalarl canalis vc.rte_
r Persarafan: cabang-cabang ranri anteriores nervi
bralis. Selanjutnya a. vcrterbalis berjalan l<e atas rnasul<
cervicales bagian bawah.
ke dalanr rongga tengkoral< rnelalr-ri forarnen nragnLrm
. Fungsi:Menaikkan costa kedua. t3ila bekerja dari ba-
runtuk nrensuplai otak. I)erjalanan selanjutnya dari
wah, otot ini melakukan lateroflexio pars cervicalis
arteri ini dir-rraikan pada halarna n 762.
columnae vertebralis.
Untuk ringkasan otot-otot leher, persarafan, dan Batas-batas A. vertebralis
fungsinya, lihat l'abel 11-1.
r Anterior: A. carotis cornnrunis; pada sisi kiri penr_
bulLrh ini disilang oleh ductus thoracicus (Cambar
Arteria Subclavia 1 1-3 dan 1 1-1 3).
r Posterior: Processus transversus vertebrare cervicalis
A. subclavia dextra dipercabangkan dari a. brachioce-
ketujr-rh, ganglion cervicothoracica syrnphaticr-rm
phalica, di belakang articulatio sternoclavicularis (ganglion stellatum), dan rami anteriores (_Z dan tj.
(Gambar 1 1-10 dan 1 1-13). Pembuluh ini berjalan ke
atas dan lateral, membentuk lengkung di belakang m. Sewaktu berjalan ke atas n'relalr_ri forarnina pro_
scalenus anterior, dan pada pinggir lateral costa I ber- cessus transversus, arteri ini terletak di depan rami
ubah menjadi a. axillaris. anteriores nervoral cervicalium (Ciarnbar 1 1-3).
ANATOMI DASAR 709

Tabel 11-1. Otot-otot leher

Nama Otot Origo lnsersio Persarafan Fungsi

M. platysma Fascia profunda di Corpus mandibulae Ramus cervicalis Depresi mandibula


atas M. pectoralis dan angulus oris n. facialis dan sudut mulut
major dan M. del-
toideus
M. sternocleidomas- Manubrium sterni dan Processus mastoi- Pars spinalis n. ac- Kedua otot bekerja
toideus sepertiga medial deus ossis tempo- cessorii dan C2 sama mengeksten-
clavicula rale dan os occi- dan 3 siokan kepala dan
pitale mefleksiokan leher;
satu otot memutar
kepala ke sisi yang
berlawanan
M. digastricus
Venter posterior Processus mastoi- Tendo intermedius N. facialis Depresio mandibula
deus ossis tem- yang diikatkan ke dan elevasio os
porale os hyoideum de- hyoideum
ngan kaitan fascia
Venter anlerior Corpus mandibulae Saraf ke m. mylo-
hyoideus
M. stylohyoideus Processus styloideus Corpus os hyoideum N. facialis Elevasio os hyoi-
deum
M. mylohyoideus Linea mylohyoidea Corpus os hyoideum N. alveolaris inferior Elevasio dasar mulut
corpus mandibulae dan raphe fibrosa dan os hyoideum
atau depresio man-
dibula
M. geniohyoideus Spina mentalis infe- Corpus os hyoideum N. cervicalis 1 Elevasio os hyoi-
rior mandibulae deum atau depre-
sio mandibula
M. sternohyoideus Manubrium strni dan Corpus os hyoideum Ansa cervicalis; C1, Depresio os hyoi-
clavicula 2, dan 3 deum
M. sternothyroideus Manubrium sterni Linea obliqua laminae Ansa cervicalis; C1 , Depresio larynx
cartilago thyoridea 2, dan 3
M. thyrohyoideus Linea obliqua Pinggir bawah cor- N. cervicalis 1 Depresio os hyoi-
laminae cartilago pus os hyoidei deum atau eleva-
thyroidea sio larynx
M. omohyoideus
Venler inferior Margo superior sca- Tendo intermedius Ansa cervicalis; C1 , Depresio os hyoi-
pulae dan ligamen- yang diikatkan ke 2, dan 3 deum
tum suprascaPulae clavicula dan costa
I oleh ikatan fascia
Venter superior Pinggir inferior cor-
pus os hyoideum
M. scalenus anterior Processus transver- Costa I C4,5, dan 6 Elevasio costa l;
sus vertebrae laterofleksio dan
cervicalis 3-6 rotasio pars cervi-
calis columnar ver-
tebralis
M. scalenus medius Processus transver- Costa I Rami anteriores Elevasio costa l;
sus vertebrae neryorum laterofleksio dan
cervicalis 1-6 cervicalium rotasio pars cervi-
calis columnae
vertebralis
M. scalenus posterior Processus transver- Costa ll Rami anteriores Elevasio costa ll;
sus vertebrae cer- nervorum laterofleksio dan
vicalis bagian cervicalium rotasio pars cervi-
bawah calis columnae
vertebralis
710 BAB 11: Kepala danLeher

Cabang-cabang Rami spinales dan musculares di_ Bagian Ketiga A. subclavia


percabangkan dari a. vertebralis. Rami spinales mema_
suki canalis vertebralis melalui foramina interverte_ Bagian ketiga a. subclavia terbentang dari pinggir la_
bralis. teral M. scalenus anterior sanrpai ke pinggir Iateral iga t.
Di sini, pembuluh ini melanjr-rrkan diri sebagai a.
Truncus Thyrocervicalis -l'runcus thyrocervicalis axillaris (Carnbar 11-13). Bagian ketiga a. subclavia
merupakan sebuah truncus yang pendek dan lebar, diuraikan pada halaman 692.
yang dipercabangkan dari permukaan depan bagian
peftama a. subclavia, pada pinggir medial m. scalenus Vena Subclavia
anterior (Cambar 11-'l 3). Truncus ini memberikan 3
V. subclavia mr-rlai dari pinggir lateral iga I
cabang: (l) a. thyroidea inferior, (2) a. cervicalis su_ sebagai
lanjlrtan dari a. axillaris (Carlbar 11-13). Fada ping"gir
perficialis, dan (3) a. suprascapularis.
rnedial m. scalenus anterior pernbr_rluh ini bergabLrig
A. thyroidea inferior berjalan ke atas sepanjang
pinggir medial m. scalenus anterior sampai setinggi dengan v. jugularis interna r.nernbentuk v. brachio_
cepha lica.
cartilago cricoidea (Cambar 11-13). Ker"nudian me -
belok ke medial dan bawah, berjalan di belakang selLr_
bung carotis. Selanjutnya mencapai pinggir posterior Batas-Batas
glandula thyroidea dan berdekatan dengan n. Iary_ o Anterior: ClavicLrla.
nSeus recurrens. o Posterior: M. scalenus anterior dan n. phrenicus.
A. cervicalis
.berjalan superficialis dan a. suprascapularis r lnferior: Pernrukaan atas costa l.
ke Iateral menyilang rn. scalenus anterior
(Cambar 11-1 3) untuk sampai ke trigonum colli pos_ DUCTUS THORACICUS
terior (lihat halaman 693).
Ductr-rs thoracicus rnr-rlai di abdornen pada ujr_rng atas
A. Thoracica tnterna A. thoracica interna diper_ cisterna chili. MasLrk ke thorax rnelalr_ri hiatus aorticus
cabangkan dari pinggir bawah bagian peftama a. pada diaphragrna dan berjalan ke atas rnelalui medias_
subclavia (Cambar j1-13). pembuluh ini masr-rk ke tinum posterior, berangsur-angsur ke kiri. Setibanya di
thorax dengan berjalan turun di belakang cartilago mediastinr-rrn superior, ductus ini berjalan ke atas se_
costa I di depan pleura. Disilang secara miring oleh n. panjang pinggir kiri oesophagcrs. pada pangkal Ieher,
phrenicus, dari sisi lateral ke rnedial. perjalanan selan_ ductus ini terus naik sepanjang pinggir kiri oisophagLrs
jutnya dari arteri ini di thorax diuraikan pada Bab 2. sarnpai setinggi processLts transversus vertebrae cervi_
calis ketujLrh. Di sini, ductus thoracicus akan nreleng_
kung ke lateral di belakang selr_rbLrng carotis (Carnbar
Bagian Kedua A. Subctavia
11-1 3). Sesarrpainya di pinggir nredial rn. scalenus an_
Bagian kedua a. subclavia adalah bagian yang terletak terior, ductus ini rler.nbelok ke b;rr,valr dan lternruara ke
di belakang m, scalenus anterior. pangkal v. braclriocephalica sinistra. Ductr-rs ini dapat
,jLrga berakhir di bagian terrlinal v. subclavia ataLt v.
jugularis interna.
Batas-batas
r Anterior: M. scalenus anterior. ALIRAN LIMFE KEPALA DAN LEHER
r Posterior: Cupr"rla pleurae dan apex pulmonis (Cam_
bar 1 1,1 3). Nodi lymphoidei di daerah kepala dan leher tersusurr
dalam beberapa kelon-rpok regional dan sebr,rah ke_
Cabang-cabang Cabang-cabang bagian kedua a. lornpok terrninal (Carnbar 11-14). Kelompok regional
subclavia adalah sebagai berikut: terdiri atas (/) occipitales, (2) retroauriculares (nras_
toidei), (3) parotidei, (4) buccales (facrales), (5) sLrb-
Truncus Costocervicalis Truncus costocervicalis nrand i b u la res, (6) subm en lal es, (7 ) cervi ca es arrteriores,
I
dipercabangkan dari belakang bagian kedua a. sr,rb- (8) cervicales sr-rper-ficiales, (9) retropharyngeales, (/
0)
clavia dan terbagi menjadi a. intercostalis superior dan laryngeales, dan (l 1) tracheales.
a. cervicalis profunda. Nodi lymphoidei kelompok terminal merrampr_rng
A. intercostalis superior mempercabangkan A. semua pernbuluh lirrrfe dari kepala dan leher, secara
intercostalis posterior untuk sela iga pertama dan ke- langsung ataLtpun tidak langsung melalui salah satr-r
dua. kelompok regional. Kelompok ternrinal berhubungan
A. cervicalis profunda berjalan ke belakang untuk erat dengan selubung carotis, terLttama dengan v. ju_
mensuplai otot-otot belakang leher. gularis interna dan disebut sebagai kelornpok cer_
vicales profundi.
ANATOMI DASAR 711

nodi lymphoidei parotidei

nodi lymphoidei
retroauriculares
(mastoidei)

nodi lymphoidei
occipitales

nodi lymphoidei cervicales


superficiales

nodi lymphoidei submentales

nodi lymphoidei
submandibulares

nodi lymphoidei
cervicales anleriores

nodi lymphoidei laryngeales

nodi lymphoidei tracheales

nodi lymphoidei cervicales profundi


truncus jugularis

Gambar 11-14. Aliran limfe kepala dan leher

Kelompok Regional Nodi Lymphoidei Nodi lymphoidei buccales ( faciales) terletak di atas
m. buccinator, dekat v. facialis (Cambar 11-14). Nodi
Nodi lymphoidei occipitales terletak di atas os occi- ini terletak sepanjang perjalanan pembuluh limfe yang
pitale pada puncak trigonum colli posterior (Cambar
akhirnya bermuara ke nodi lymphoidei submandi-
11-14), dan menampung cairan limfe dari bagian be-
bulares.
lakang kulit kepala. Pembuluh limfe eferen bermuara
Nodi lymphoidei parotidei terletak diatas atau di
ke nodi lymphoidei cervicales profundi.
antara glandula parotidea (Cambar 11-14 dan 11-21)
Nodi lymphoidei retroauriculares (mastoidei) ter- dan menampung cairan limfe dari sebagian kulit kepala
letak di atas permukaan lateral processus mastoideus os
diatas glandula parotidea, dari permukaan lateral auri-
temporale (Cambar 11-1 4), dan menampung cairan cula, dan dinding anterior meatus acusticus externus,
limfe dari sebagian kulit kepala diatas auricula dan dari
dan dari bagian lateral kelopak mata. Kelenjar yang
dinding posterior meatus acusticus externus. Pembuluh terletak profunda terhadap glandula parotidea juga
limfe eferen bermuara ke nodi lymphoidei cervicales menerima cairan limfe dari telinga tengah pembuluh
profundi.
712 BAB 11: Kepala dan Leher

lin-rfe efferen bermuara ke nodi lyrnphoidei cervicalcs Nodi Lymphoidei Cervicales profundi
profundi.
Nodi lyrnphoidei cervicales profLrndi rnernbentlrk
Nodi lymphoidei submandibulares terletak pada
se_
bLrah rantai sepanjang v. jugr_rlaris interna, dari cranir_rrn
pennukaan superficial glandula submandibr_rlaris, di
sampai ke pangl<al lelrer (Canrbar j1-14). Nodi ini
bawah larrina superficialis fasciae colli profr-rndae
(Cambar 11-14). Nodi ini dapat dipalpasi repat di ba-
tertanartr di dalanr fascia selubr,rng carotis dan turrica
adventitia v. jugularis interna; sebagian besar terletal<
wah pinggir bawah corpus rnandibula, dan menerima
pacla aspel< anterolateral v. jugularis interrra. Dua dari
cairan limfe dari area yang luas, termasuk bagian depan
kelenjar ini sering dirujr-rk di klinik, yaitu nodus ju-
kulit kepala; hidung dan daerah pipi yang bedekatan;
gulodigastricus darr jugulo-omohyoideus. Nodus jugu-
bibir atas dan bawah (kecuali bagian tengah); sinus
lodigastricus terletal< tepat di bawah venter posterior
frontalis, maxillaris, dan ethmodalis; gigi atas dan ba-
nr. digastrici dan terletak tepat di bawalr dan belakang
wah (kecuali incisivus bawah); dr,ra pertiga bagian
angulus rnarrdibr,rla. NocJus ini terutarra berhubungan
anterior lidah (kecuali ujung lidah); dasar mulut clan
dengan aliran lirnfe dari tonsil dan lidah.
vestibulurn; serta gLrsi. Pembr_rluh limfe eferen ber-
Nodus jugulo-omohyoideus berhr-rbungarr dengan
rnuara ke nodi lyrnphoidei cervicales proflrndi.
tendo irrtermcdir-rs rn. onrohyoideus dan terurtanra ber-
Nodi lymphoidei submentales terletak di dalarrr hr-rbungan dcngarr aliran lirrfc lidah.
trigonum sr-rbrnentale di antara venter anterior m. di-
gastricus kiri dan kanan (Cambar 11-14). Nodi ini
Nodi lynrphoidei cervicales profr_rncli nrerrerirlir
cairan lirnfe dari strr-rl<tur yang bcrclekatan dan dari
menampung cairan limfe dari r-rjung Iidah, dasar rnulut
semua nodi lyrlplroidei l<elornpok regional di kepala
di bawah ujung lidah, gigi incisivLrs dan gr,rsi yang dan leher, l,embuluh lirnfe eferen bersatu rnenrbentuk
berdekatan, bagian tengah bibir bawah, dan kulit d]
truncus jugularis. 'l-rurncus ini bermuara ke dalarn duc_
atas dagu. Pembr-rlr-rh linrfe eferen bermuara ke nodi
tr,rs thoracicr-ts ataLt dr_rctr_rs lynrphaticr_rs dexter. Selain
lymphoidei submandibulares dan cervicales profundi.
itr,r dapat pula bermuara ke dalam trLrncus subclavius
Nodi lymphoidei cervicales anteriores terletak se-
atau ke dalarn v. brachiocephalica.
panjang v. jr"rgularis anterior (garnbar ll-14). Nodi ini
menampLtng cairan limfe dari kulit dan jaringan sLlper-
ficial leher bagian depan. pembuluh lirnfe eferen ber- Kulit Kepala
muara ke nodi lyrnphoidei cervicales profundi.
Nodi lymphoidei cervicales superficiales terletak STRUKTUR
sepanjang v, jugularis externa (Gambar 1l-14). Nodi
ini nrenanrpung cairan linrfe dari kLrlit di atas sr-rdut l(Lrlit kepala terdiri atas linra lapis, tiga lapisan yang
pertanra salirrg nrelekat dan bi:rgcral< sebagai sebuah
rahang, kLrlit di atas apex glandula parotidea, dan lobr,rs
telinga. Pembulr-rh linrfe eferen bermuara ke nodi unit (Cartrbar 1 1-1 5). Untuk rlenrbantu rncngingat
narna kelilna lapisan l<r-rlit l<epala tersebul, gr_rrral<an
lymphoidei cervicales profrlndi.
setiap hurr"rf dari SCALP (--l<ulit kepala) r.rntul< rnenur.r_
Nodi lymphoidei retropharyngeales terletak dr jr"rkkan lapisan l<r.rlit l<epala.
spati um retropharygeurr-r, celah antara d i nd i n g pha ryrrx
dan lamina prevertebralis. Nodi ini nnenan.rpr-rng cairan 1. Skin: kLrlit, tebal dan berar.nbr-rt, dan n.rerrgandung
limfe dari nasopharynx, tuba auditiva, dan bagian atas banyak kelenjar sebacea.
colunnna vertebrae cervicales. Pembr-rluh limfe efcren di bawah kr_rlit,
2. Connective tissr-re-jaringarr ikat
bermuara ke nodi lymphoidei cervicales profundi. yang merupal<arr jaringan lemak fibrosa. Septa
Nodi lymphoidei Iaryngeales terletak di depan fibrosa menghubungl<an kLrlit dengan aponeurosis
larynx pada ligamentum cricothyroideum (Gannbar nr. occipitofrontalis (Carnbar 11-15). Pada lapisan
11-14), Satu atau dua nodus kecil rnungkin ditemr_rkan ini terdapat banyak pernbr_rlr-rh arteri dan vena.
di depan mennbrana thyrohyoidea. Nodi ini menam- Arteri rnerupakan cabang-cabang dari a. carotis
pung cairan limfe dari struktur yang berdekatan dan externa dan interna, dan terdapat anastornosis yang
pembuluh limfe eferennya berrnuara ke nodi lymplroi- luas di antara cabang-cabang ini.
dei cervicales profundi, 3. Aponeurosis (epicranial), rnerupakan lernbaran
Nodi lymphoidei tracheales (Cambar 11-14) ter- tendo yang tipis, yang rnenghubungkan venter
letak lateral terhadap trachea (nodi lymphoidei para- occipitale dan venter frontale nr. occipitofrorrtalis
tracheales) dan di depan trachea (nodi lymphoidei (Carnbar f i-15 dan 1 l-20). pinggir lateral aponer-r-
pretracheales). Keduanya menampung cairan limfe dari rosis melekat pada fascia ter-trporalis.
struktur yang berdekatan, termasuk glandula thyroidea. Spatium subaponeuroticum adalah ruang po-
Pembuluh lir-nfe eferen bermuara ke nodi lymphoidei tensial di bawah aponeurosis epicranial. Dibatasi
cervicales profundi. di depan dan belakang oleh origo m. occipito-
ANATOMI DASAR 713

sutura sagittalis

Kulit v. superficialis kulit kepala

v. emrssana
Jaringan ikat
v. diploica
Aponeurosis
sinus sagittalis superior

Jaringan ikat longgar. granulationes arachnoideales

lapis endosteal dura mater


Pericranium (periosteum)

lapis meningeal dura mater


lamina externa ossis parietalis

arachnoidea maler
diplod
a. cerebri dalam cavum
lamina int€ma ossis parietalis
subarachnoidea
pia mater
v. cerebri dalam cavum
corlex cerebri
subarachnoidea

falx cerebri

n. supratrochlearis a. supratrochlearis

n. supraorbitalis a. supraorbitalis

n. zygomaticolemporalis a. zygomaticotemporalis

n. auriculotemporalis a. temporalis superficialis

n. occipitalis minor a. auricularis posterior

n. occipitalis major a. occipitalis

Gambar 11-15. A. Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis
cranii, fatx cerebri, sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales, vv.emissariae, dan
hubungan pembuluh darah otak dengan spatium subarachnoidea. B. Suplai saraf sensorik dan arteri kulit kepala.

frontalis, dan meluas ke lateral sampai ke terlpat dan menghubungkarr vena-vena superficial kulit ke-
perlekatan aponeurosis pada fascia temporalis. pala dengan vv.diploicae tulang tengkorak dan de-
4. Loose areolar tissue: jaringan ikat longgar, yang ngan sinus venosLts intracranialis (Gambar 1 1-1 5).
mengisi spatium subaponeuroticum (Cambar 5. Pericranir"tm, merupakan periosteum yang rnenu-
11-15) dan secara longgar menghubungkan apo- tupi permukaan I uar tu lang tengkorak. ['erl u di i ngat
neurosis epicranialis dengan periosteum cranium bahwa sutura di antara tulang{ulang tengkorak dan
(pericranium). Jaringan areolar ini mengandung periosteum pada permukaan luar tulang berlanjut
beberapa arteri kecil, dan juga beberapa vv.emis- dengan periosteum pada permukaan dalam tulang-
saria yang penting. Vv.emissaria tidak berkatup tulang tengkorak (Carnbar 11-15).
714 BAB 11: Kepala danLeher

OTOT.OTOT KULIT KEPALA A. supratrochlearis dan a. supraorbitalis, cabang_


M. Occipitofrontalis (Gambar 11 -20) cabang a. ophthalmica, berjalan ke atas melalui dafii
bersama dengan n. supratrochlearis dan n. supraor_
r Origo: Otot ini mempunyai empat venter, dua occi- biralis (Cambar 1 j -1 5).
pitalis dan dua frontalis, yang dihubungkan oleh apo- A. temporalis superficialis, cabang terminal kecil a.
neurosis. Setiap venter occipitalis berasal dari linea carotis externa, berjalan ke atas di depan auricula ber_
nuchalis suprema ossis occipitale dan berjalan ke depan sama dengan n. auriculotemporalis (Cambar 11_15).
untuk melekat pada aponeurosis. Setiap venter fron- Arteri ini bercabang dua, ramus anterior dan posterior,
talis berasal dari kulit dan fascia super{icialis alis mata, yang mendarahi kulit di daerah frontal dan temporal.
berjalan ke belakang untuk melekat pada aponeurosis. A. auricularis posterior cabang a. caroti; externa,
r Persarafan: Venter occipitalis dipersarafi oleh ramus naik di belakang telinga dan mendarahi kulit kepala di
auricularis n. facialis; venter frontalis dipersarafi oleh atas dan belakang telinga (Cambar I 1-1 5).
ramus temporalis n. facialis. A. occipitalis, sebuah cabang a. carotis externa,
. Fungsir Ketiga lapisan pertama kulit kepala dapat berjalan ke atas dari puncak trigonum posterior
bergerak ke depan dan belakang, jaringan ikat long- bersanna dengan n. occipitalis major (Cambar j 1_1 5).
gar dari lapisan keenrpat kulit kepala memungkinkan Penrbuluh ini mendarahi kLrlit di belakang kepala
aponeurosis bergerak di atas pericraniurn. Venter sarnpai ke verlex cranii.
frontalis dapat menaikkan alis mata seperti pada
ekspresi keheranan atau ketakutan.
ALIRAN VENA KULIT KEPALA

PERSARAFAN SENSORIK KULIT KEPALA V. supratrochlearis dan v. supraorbitalis bersatu di


pinggir medial orbita untuk r-nembentuk v. facialis.
Truncus utama saraf sensorik terletak pada fascia su-
V. temporalis superficialis bersatu dengan v. maxil-
perficialis. Dari anterior di garis tengah menuju ke
lateral ditemukan saraf-saraf berikut ini:
laris di dalarn substansi glandula paroiidea untuk
membentuk v. retromandibularis (Cambar 1 1-21).
N. supratrochlearis, cabang dari divisi ophthlarnica
n. V, rnembelok di sekitar margo superior orbitalis dan V. auricularis posterior bersatu dengan divisi pos_
mempersarafi kLrlit kepala (Carnbar 1 1-'15). Berjalan ke terior v. retromandibularis, tepat di bawah glandula
belakang dekat bidang mediana sampai mendekati parotidea, untuk membentuk v. jr_rgularis externa.
vertex cran ii. (Carnbar 11-11).
N. supraorbitalis, cabang dari divisi ophthalmica n. V. occipitalis bern.ruara ke plexus venosus sub_
V, membelok di sekitar margo superior orbitalis dan occipitalis, yang terletak di bawah dasar bagian atas
berjalan ke depan di atas dahi (Gambar 1 1-15). Memper- trigonum posterior; kemudian plexus bermuara ke
sarafi kulit kepala ke arah belakang sampai ke vertex. dalam v. vertebralis atau v. jugularis interna.
N. zygomaticotemporalis, cabang dari divisi nraxillaris Vena-vena di kulit kepala beranastomosis luas satu
n. V, mempersarafi kr-rlit kepala di atas pipi (Cambar 1 1-15). dengan yang lain, dihr-rbungkan ke vv.diploicae tulang
N. auriculotemporales, cabang dari divisi mandi- tengkorak dan sinr-ts venosus intracranial oleh Vv.emis-
bula n. V, berjalan ke atas di samping kepala dari depan sariae yang tidak berkatLrp (Cambar 1 1-1 5).
aurikula. (Carnbar 11-1 5). Cabang terakhirnya mem-
persarafi kulit daerah tempotal. ALIRAN LIMFE KULIT KEPALA
N. occipitalis minor, cabang dari plexus cervicalis
(C2), mempersarafi kulit kepala di bagian lateral regio Pernbuluh limfe dari bagian anterior kulit kepala dan
occipitale (Carnbar 1 'l-15) dan kulit di atas permr,rkaan dahi bermuara ke nodi lymphoidei submandibulares
medial auricula. (Cambar 11-14). AIiran limfe dari bagian lateral kulit
N. occipitalis major, cabang dari ramus posterior n. kepala di atas telinga menuju ke nodi lymphoidei
cervicalis kedua, berjalan ke atas di belakang kepala parotidei superficiales (preauricu laris); pembu I uh I imfe
dan mempersarafi kulit sampai ke depan sejauh vertex dari bagian kulit kepala di atas dan belakang telinga
cranii (Cambar 1 1-1 5). bermuara ke nodi mastoidei. pembuluh dari bagian
belakang kulit kepala bermuara ke nodi occipitales.
PENDARAHAN KULIT KEPALA
Kulit kepala mempunyai banyak suplai darah urrtuk Wajah
memberi makanan ke folikel rambut, dan oleh karena
itu, luka kecil akan menyebabkan perdarahan yang ba- PERKEMBANGAN WAJAH
nyak. Arteri terletak di dalam fascia superficialis. Dari arah
Pada awal perkembangan, wajah janin adalah daerah
anterior ke lateral, ditemukan afteri-afteri berikut ini:
yang dibatasi di sebelah cranial oleh lempeng neural,
ANATOMI DASAR 715

promineotia frontonasalis prominentia frontonasalis

membrana buccopharynged is prominentia


nasalis medialis
membentuk dasar
fovea nasalis stomodeum

fovea nasalis

prominentia
nasdis larcralis

prominentia maxillaris

arcus pharyngeus kedua prominentia mandibularis


5 12 minggu
5 ninggu f:#,i"#:.
bakal
telinga luar

fovea nasalis

prominentia
nasalis Iateralis

lubang hidung

bakal telinga
luar

promincntia
nasalis medialis

6 1/2 minggu
C uduuluuld
D

Gambar 11-16, Berbagai tahap perkembangan waiah'

di caudal oleh pericardium, dan di lateral oleh pro- mandibularis arcus pertama kini saling mendekat satu
cessus mandibularis arcus pharyngeus pertama kanan dengan yang lain di garis tengah, di bawah stomodeum
dan kiri (Cambar 11-16). Di tengah{engah daerah ini, dan bersatu membentuk rahang bawah dan bibir ba-
terdapat cekungan ektoderm yang dikenal sebagai wah (Cambar 1 1-16).
stomodeum. Pada dasar cekungan terdapat membrana Primordium kavum nasi tampak sebagai cekungan
buccopharyngeal. Pada minggu keempat, membrana pada ujung bawah processus frontonasalis yang sedang
buccopharyngeal pecah sehingga stomodeum berhu- berkembang, membaginya menjadi processus nasalis
bungan langsung dengan usus depan (foregut). medialis dan processus nasalis lateralis. Dengan ber-
Perkembangan wajah selanjutnya bergantung pada lanj utnya perkemban gan, processus maxi I laris tumbuh
menyatunya sejumlah processus penting, yaitu proces- ke medial dan menyatu dengan processus nasalis late-
sus frontonasalis, processus maxillaris, dan processus ralis dan dengan processus nasalis medialis (Cambar
mandibularis (Cambar 1 1-1 6). Processus frontonasalis 11-16). Processus nasalis medialis membentuk phil-
muiai sebagai proliferasi mesenchym pada permukaan trum pada bibir atas dan premaxilla. Processus maxil-
ventral otak yang sedang berkembang , menuju ke arah laris meluas ke medial, membentuk rahang atas dan
stomodeum. Sementara itu, processus maxillaris tum- pipi, dan akhirnya menutupi premaxilla dan menyatu
buh keluar dari ujung atas arcus pertama dan berjalan pada garis tengah. Berbagai processus yang mem-
ke medial, membentuk pinggir bawah orbita. Processus bentuk wajah menyatu selama bulan kedua.
716 BAB 1 1: Kepata dan Leher

Bibir atas dibentLrk oleh pertumbuhan processus nraxil- otot ini adalah saraf arcus pharyngeus ketlua, yaitu
laris. arcus pharyngeus pertama pada masing- masing
nervus kraniaris.
sisi ke arah medial. Aklrirnya, processus maxillaris sa_
ling bertcrru di garis tengah dan bersatu, juga dengan
KELAINAN
'rEE^rri KONGENITAL
processus nasalis medialis (Cambar 1 j-1 6).
Jadi bagian
Iateral bibir atas dibentuk oleh processus
maxillaris,"dan Cheiloschisis superior r-nungkin hanya terbatas pada bi-
bagian medial atau philtrr'rm dibentuk oleh processr-rs biratau dapat juga
disertai ."tun puan palaturn. Kelain-
nasalis rnedialis dcngan bantuan processus maxillaris. an ini biasanya
cheiloschisis unilatcrat'fsr,r,tring r"riril
Bibir bawah dibentLrk dari processus mandibularis dan disebabkan olelr g"grr"v,
proccssus maxillaris
arcus pharyngeus pertanra masing-masingsisi (Canrbar bersatu dengan pro."r!1.,i
na'salis mediari, tCnrbo,
11-16). l)rocessus initunrbuh ke arah medial di bawah 1t-17). Cheiloschisis bilateral disebabkan
stomodeum dan bersatu di garis tengah untuk rnem- nya kcdua proccssus "l;[;r;;l
maxillaris bersatu ,tongo,i p".-
bentrjk seluruh bibir bawah' cessus nasalls. medialis, ying r.u,.nr.lian menetap seba-
. Kulit yang nrenutr-rpi processus frontonasalis dan gai penr-rtup di tengah.
dcrivatnya mendapat persarafan sensoris dari divisi Prosoposchisis jarang terjadi, yaitu chciloschisis
ophthalrrrica n. trigeminus, sedangkan divisi maxillaris unilateralyang meluas
r..'"utul ,urpai ke pinggir.c6iai
n' trigeminus mempersarafi kr-rlit di daerah processLrs orbita (Gambir 11-1 z). Kcadaan
ini disebabkan oleh
maxillaris' Kulit yang meliputi processus mandibularis kegagaian processus
maxillaris bersatu dengan prr.*-
dipersarafi oleh divisi mandibularis n. trigcrninus. sus nasalis lateralis dan medialis.
otot-otot untuk ekspreksi wajah berasal dari nresen- Chiloschisis inferior juiuns
diternukan. t3iasanya
chym arcus pharyngeus kedua. Saraf yang menyuplai tepat di tengah dan
diseLabka-n oleh ketidakscmpr.rr-

cheiloschisis urr ilateral chciloschisis bilateral

cheiloschisis supcrior rnediana cheiloschisis inl'erior nrediana

prosoposchisis

Gambar 11-17. Berbagai bentuk cheilcschisis (sumbing)-


ANATOMI DASAR 717

naan processus mandibLllaris untuk bersatr-l (Carnbar sarafi kr-rlit dan conjr-rnctiva bagian rneclial kelopal<
11-17). mata atas dan kLrlit sisi I'ridr-rrrg yang berdekatan
(Carnbar 11-18).
KULIT WAJAH 5. N. nasalis externus rnenirrggalkan hidLrng dengan
berjalan di antara os nasale dan cartilago nasi st-t-
Kulit walah nrernpunyai banyak kelenjar keringat dan perior. Saraf ini mempersarafi kLrlit sisi hidung l<e
sebasea. Kulit ini dihr"rbungkan dengan tulang yang ada
bawah sarnpai l<e ujungnya (Cambar 11-1U).
di bawahnya oleh jaringan ikat longgar, yang di da-
lamnya terdapat otot-otot ekspresi wajah. Di wajah Nervus Maxillaris
tidak terdapaf fascia profunda.
Caris-garis keripr-rt pada wajah timbul sebagai aki-
N. maxillaris nrempersarafi l<ulit bagian posLcriclr sisi
hidr-rng, kelopak n-ratzr barvah (palpebra inferior), pipi,
bat lipatan kulit berulanB, YanB tegak lurus terhadap -f
bibir atas, dan sisi lateral orbita. iga cabang saraf ini
surnbr-r panjang otot yang ada di bawahnya, dan diper-
rnenuju ke kulit.
cepat dengan hilangnya elastisitas kulit yang rnasih
mr-rda. Parr-rt bedah pada wajah akan tidak jelas apabila 1 . N. infraorbitalis rlerLrpal<an Ianjr-ttarr dari rr. rraxil-
d i lakLrkan mengikr,rti gari s-garis kerr-rtan. laris. Saraf ini n.rasul< l<e orbita dan tnttncr.tldiwajah
melalr"ri foramen irrfraorbitalis. Saraf ini seSera ter-
SARAF SENSORIS WAJAH bagi merrjadi cabang-cabang kccil, yang menyebar
Kr-rlit wayah dipersarafi oleh cabang-cabang ketiga di-
dari foran.ren dan nrenrpersarafi kulit di kelopal<
mata bawah darr pipi, sisi hidung, dan bibir atas
visi n. trigeminr:s, kecrrali dacrah kecil di atas sudtrt
(Carnbar 11-1{J).
rnandibula dan glandula parotidea (Carnbar 11-1U),
yang dipersarafi oleh n. ar,rricularis magnus ((-2 dan 3). 2. N. zygomaticofacialis berjalan ke wajzrh rnelalui
lubang kccil pada sisi lateral os zygomaticrrm. Saraf
1'urnpang tindih dari ketiga divisi n, trigerninlts ini hanya
sedikit dibandingkan dengan dermatom pada batang
ini rnempersarafi kr-rlit di atas tonjolan tLrlang pipi
(Carnbar 11-18).
badan dan anggota gerak. N. opthalnricr'rs mempersa-
rafi daerah yang berkembang dari processLls frontona- 3. N. zygomaticotemporalis muncul di fossa tenrpo-
ralis nrelalui lubang kecil pada permttl<aan poste-
salis; n. maxillaris tnempersarafi daerah yang berkem-
bang dari processus maxillaris arcus pharynger"rs I; dan
rior os zygomatict-ttn. Mempersarafi kLrlit di pelipis
(Carrrbar 1 1-1 U).
n. rnandibularis mempersarafi daerah yang berken-r-
bang dari processLts r-nandibr-rlaris arclts pharyngeus l.
Saraf-saraf ini tidal< hanya rnenrpersarafi kulit wajah,
Nervus Mandibularis
teiapi jr-rga mernberikan serabtrt-serabut proprioseptif N. nrandibr-rlaris nrenrpersarafi kr-rlit bibir bawah, ba-
ke otot-otot ekspresi wajalr di bawahnya. Selain itu, gian bawah wajah, regio ternporalis, sebagiarl dari auri-
saraf-saraf irri r-nerupakan saraf sensoris untuk trulltt, cula. I(ernudi.tn saraf ini berjalan ke at;rs di sarnpirrg
gigi, rongga hidr-rng, dan sinr-ts paranasalis. kulit kepala. Iiga cabang saraf ini rnelintasi l<r-rlit.
1. N. mentalis dari foramert mentale os malr-
nrr-rncr-rl
Nervus Ophthalmicus kulit bibir bawah dan
dibulae dan rnempersarafi
N. ophtalmicLrs mempersarafi kulit dahi, kelopak mata dagu (Cambar 1 1-1 U).
atas, conjunctiva , dan sisi hidung sampai ke ujLrngnya. 2. N. buccalis t.nuncr-tl dari bawah pirrggir anterior lr1.
Lima cabang saraf ini berjalan ke kulit. masseter dan menrpersarafi sebagian kecil kLrlit
pipi (Carrbar 'l 1-1 8).
1. N. lacrimalis mempersarafi kulit dan conjunctiva
3. N. auriculotemporalis berjalan ke atas dari pinggir
bagian lateral kelopak mata atas (Garnbar 11-18).
atas glandr,rla parotidea antara a. clan v. tenrporalis
2. N. supraorbitalis r-netrrbelok di sekitar lnargo su-
sr-rperficialis dan auricr-rla. Saraf ini rnernpersarafi
perior orbitae pada incisura supraorbitalis (Carnbar
kulit ar,rricula, lleatLts acttstictls externLls, perlnu-
1 1-1 u). Saraf ini bercabang-cabang untuk memper-
kaan luar nnetnbrana tyrlrpani, dan l<r'rlit kepala di
sarafi kulit dan conjr,rnctiva pada bagian tengah
atas aurictrla (Cambzrr 11-1 fl).
kelopak rnata atas; juga merrpersarafi kulit dahi.
3. N. supratrochlearis membelok di sekitar marSo PENDARAHAN WAJAH
superior orbita di sebelah medial n. supraorbitalis
(Gambar r 1-1 B). Saraf ini bercabang-cabang untuk Walah nrenerima pasol<an darah yang ban',r3p dari dtra
nrempersarafi kulit dan conjr-rnctiva bagian rnedial pembuluh utama: a. facialis dan a. ternporalis super'
kelopak nrata atas dan kulit dahi bagian bawah, ficialis. Kedua arteri ini dibantr,r oleh beberapa arteri
dekat bidang tengah. kecil yang mengikr-rti saraf sensoris wajah.
4. N. infratrochlearis meninggalkan orbita di bawah A. facialis dipercab;rngl<ar"r datri a. carotis externa
trochlea m. obliquus superior' Saraf ini lnemper- (Carrrbar 11-U dan 11-10). Setelah nrelengl<ung ke atas
718 BAB 11: Kepala dan Leher

n. supratrochlearis
n. infratrochlearis
n. supraorbitalis
n. lacrimalis

n. zygomaticotem

n. auriculotemporalis

n. zygomaticofacialis
rami temporales

n. infraorbitalis
rami zygomatici
tamus nasalis externus

n. buccalis
rami buccales
n. auricularis magnus
ramus marginalis mandibulae
n. metrlalis
ramus colli

A B

a. supratrochlearis
v. supratrochlearis
a. supraorbitalis
v. supraorbitalis
a. zygomaticotemporalis
v. zygomaticotemporalis

a. temporalis superficialis v. temporalis superficialis

a. lacrimalis v. lacrimalis

a. zygomaticofacialis

a. infraorbitalis

a. transversa facialis
\? v. zygomaticofacialis

v. infraorbitalis

v. transversa facialis

a. nasi externa

v. facialis
a. facialis

a. mentelis v, mentalis

a. carotis externa v. jugularis interna

c D

Gambar 11-18. A. Persarafan sensorik kutit wajah. B. Cabang-cabang N cranialis Vll ke otot-otot ekspresi wajah.
C. Pendarahan afteri ke wajah. D. Aliran vena wajah.
ANATOMI DASAR 719

dan melalui glandula submandibularis, pembuluh ini Cabang-Cabang


membelok di sekitar margo inferior corpus mandibulae
V. facialis menampung darah dari cabang-cabang vena
pada pinggir anterior m. masseter. Di daerah ini pulsasi
yang sesuai dengan cabang-cabang a. facialis. Vena ini
nadi dapat diraba (Cambar 1 1-99). Kemudian arteri ini
bergabung dengan plexus venosus pterygoideus mela-
berjalan berkelok-kelok ke atas menuju sudut mulut lui v. facialis profunda dan dengan sinus cavernosus
dan diliputi oleh m. platysma dan m. risorius. Kemu- melalui v. opthalmica superior.
dian a. facialis berjalan ke atas tertutup oleh m. zygo- V. facialis transversa bergabung dengan v. tem-
maticus dan m. levator labii superioris, dan berjalan poralis super{icialis di dalam glandula parotis.
sepanjang sisl hidung menuju ke sudut medial mata,
tempatnya beranastomosis dengan cabang-cabang ter- ALIRAN LIMFE WAJAH
minal a. ophthalmica (Cambar 11-18).
Cairan limfe dari dahi dan bagian anterior wajah di-
Cabang-cabang alirkan ke nodi lymphoidei submandibulares (Cambar
1 1-1 9). Mungkin ditemukan beberapa nodi lymphoidei
1. A. submentalis dipercabangkan dari a. facialis pa-
buccales di sepanjang pembuluh limfe ini. Bagian la-
da pinggir bawah corpus mandibulae. la memper-
teral wajah, termasuk bagian lateral kelopak mata,
darahi kulit dagu dan bibir bawah. mengalirkan cairan limfenya ke nodi lymphoidei pa-
2. A. labialis inferior dipercabangkan dekat sudut rotidei. Cairan limfe dari bagian tengah bibir bawah
mulut, berjalan ke medial di bibir bawah dan ber-
dan kulit dagu dialirkan ke nodi lymphoidei sub-
anastomosis dengan arteri yang sama dari sisi yang mentales.
lain.
3. A. labialis superior dipercabangkan dekat sudut
mulut. Berjalan ke medial di bibir atas dan mem- TULANG-TULANG WAJAH
berikan cabang-cabang ke septum dan ala nasi.
Tulang-tulang yang membentuk tengkorak bagian de-
4. A. nasalis lateralis dipercabangkan dari a. facialis
pan secara diagram diperlihatkan pada Cambar 1 1-19.
sepanjang sisi hidung. Mendarahi kulit pada sisi
Margo orbitalis superior dan area di atasnya dibentuk
dan dorsum nasi.
oleh os frontale, yang di dalamnya terdapat sinus
frontalis. Margo orbitalis lateralis dibentuk oleh os zy-
A. temporalis superficialis (Gambar 1 1-1 8), sebuah
gomaticum dan margo orbitalis inferior dibentuk oleh
cabang terminal yang lebih kecil dari a. carotis externa,
os zygomaticum dan maxilla. Margo orbitalis medialis
mulai di dalam glandula parotidea. Pembuluh ini ber-
jalan ke atas di depan auricula untuk mendarahi kulit dibentuk oleh processus maxillaris os frontale di sebe-
lah atas dan processus frontalis maxillae di sebelah ba-
kepala. (Lihat halaman 714.)
wah.
A. facialis transversa, sebuah cabang dari A. tem-
Pangkal hidung dibentuk oleh ossa nasales, yang ber-
poralis super-ficialis, yang mulai di dalam glandula
artikulasi di bawah dengan maxilla dan di atas dengan os
parotidea. Arteri ini berjalan ke depan, melintasi pipi
frontale. Di anterior, hidung disempurnakan dengan
tepat di atas ductus parotidei (Gambar 1 1-18).
lamina superior dan inferior cartilago hyalin dan carti-
A. supraorbitalis dan a. supratrochlearis, cabang-
lago kecil ala nasi.
cabang a. ophthalmica, mendarahi kulit di daerah dahi
(Cambar 1 1-18). Tulang yang penting pada sepertiga bagian tengah
wajah adalah maxilla, dengan gigi-geligi dan sinus
maxillaris. Tulang sepertiga bagian bawah wajah ada-
DRAINASE VENA WAJAH lah mandibula, dengan gigi-geliginya. Rincian selan-
jutnya mengenai tulang-tulang wajah diuraikan bersama
V. facialis dibentuk pada sudut medial mata oleh dengan tengkorak. (Lihat halaman 740.)
gabungan dari v. supraorbitalis dan v. supratrochlearis
(Cambar 1 1-1 8). Pembuluh ini dihubungkan dengan v.
OTOT-OTOT WAJAH
ophthalmica superior langsung melalui v. supraorbi- (oror-oror EKSPRESI WAJAH)
talis. Melalui v. ophthalmica superior, v. facialis dihu-
bungkan dengan sinus cavernosus (Cambar 11-36). Otot-otot wajah tertanam di dalam fascia superficialis,
Hubungan ini penting untuk klinis, karena merupakan dan hampir seluruhnya berorigo pada tulang-tulang
jalur penyebaran infeksi dari wajah ke sinus caverno- tengkorak dan berinsersio pada kulit (Cambar 11-20
sus. V. facialis berjalan turun di belakang a. facialis dan 11-30). Lubang-lubang pada wajah, yaitu orbita,
menuju ke margo inferior corpus mandibulae. Vena ini hidung, dan mulut, dilindungi oleh palpebrae, nares,
menyilang di depan glandula submandibularis dan ber- dan bibir. Otot-wajah berfungsi sebagai sphincter atau
gabung dengan divisi anterior v. retromandibularis' V. dilator untuk struktur-struktur di atas. Fungsi lainnya
facialis bermuara ke dalam v. jugularis interna. dari otot wajah adalah mengembangkan ekspresi
720 BAB 1 1: Kepala dan Leher

os frontale

os ethmoidale
/ -a-

os parietale

ala minor ossis sphenoidalis

ala najor ossis sphenoidalis

pars squamosa ossis temporalis

os lacrimale

os zygomaticum nl. parotidei

Processus masloideus

os nasale nl. buccales

maxilla
nl. submandibulares
mandibula

nl. cervicales profundi

nl. submentales

Gambar 11-19. Tulang-tulang tengkorak bagian depan (A) dan aliran timfe wajah (B).

wajah. Seluruh otot wajah berkembang dari arcus Origo, insersio, persarafan/ dan fungsi m. com_
pharyngeLls kedua dan dipersarafi oleh n. facialis. pressor naris, m. dilator naris, serta m. procerus diper-
lihatkan pada Tabel 1 1-2.
Otot-Otot Palpebrae (Gambar 1 1-20)
Otot sphincter palpebrae adalah m. orbicularis oculi, dan Otot-Otot Bibir dan pipi
otot dilatator adalah m. levator palpebrae super- ioris dan
m. occipitofrontalis (Gambar 11-2O). M. levator palpe_ Otot sphincter adalah m. orbicularis oris. Otot dilator
brae superioris sebenarnya adalah otot dari rongga terdiri atas satu seri otot kecil yang menyebar keluar
orbita dan diuraikan bersama dengan otot-otot ini paJa dari bibir.
halaman 769. M. occipitofrontalis merupakan sebagian
dari kulit kepala dan diuraikan pada halaman 214. Otot Sphincter Bibir: M. Orbicularis Oris
Origo, insersio, persarafan, dan fungsi m, orbicu- (Gambar 11-20)
laris oculi dan m. corrugator supercilii dijelaskan pada o Origo dan lnsersio: Serabut-serabut berjalan
Tabel 1 1-2. meling_
kari orificium oris di dalam substansi bibir. Aeberapl
serabut berasal dari dekat garis tengah maxilla di atas
Otot-Otot Lubang Hidung (Gambar 11-20)
dan mandibula di bawah. Serabut lainnya berasal
Otot sphincter adalah m. compressor naris dan otot di- dari permukaan dalam kulit dan berjalan miring ke
lator adalah m. dilator naris. membrana mucosa yang meliputi permukaan dalam
ANATOMI DASAR 721

bibir. Banyak serabut-serabut berasal dari rrr. bucci- l<e sr-rdr-rt t'trr,rlut dan l<enrr-rclian l<e bawah ke orificurn
nator. oris, adalah sebagai berikr-rt::
o Persarafan: Ramus buccalis dan mandibularis n' fa-
1. M. levator labii sr-rperioris alaeque nasi.
cialis.
. 2. M. levator labii sLrpcrioris.
Fungsi: Merapatkan bibir satr-r dengan yarrg lain.
3. M. zygomatictrs rninor.
4. M. zygorttatictrs rlajclr.
Otot-Otot Dilator Bibir (Gambar 11'20)
5. M. levator angr-rli oris (di bawah mrlr.zygomaticr-rs).
Otot-otot dilator bibir menyebar dari bibir, dan fungsi- 6, M. risorir-rs.
nya adalah untuk membLrka bibir. gerakan ini biasanya 7. M. depressor angr-rli oris.
diikuti dengan gerakan membuka mulut. t). M. depressor labii inferioris.
Otot berasal dari tulangtulang dan fascia di se- 9. M. rlrentalis.
keliling nrulut dan berkonvergensi untuk berinsersio
pada sr-rbstansi bibir. Otot-otot tersebut dari sisi hidLrng . Persarafan: ranrus buccalis dan rlandibularis r-r. fa-
cia I is.

aponeurosis epicranialis

m. auricularis superior venter frontalis m. occipitofrontalis

v m, auricularis anterior

m. orbicularis oculi

m. prooerus

pats transversa
m, nasalis
(m. compressor naris)

\ r \'
pars alaris m. nasalis
(m. dilatator naris)
m. risorius

venter occipitalis m. buccinatorius


m. occipitofrontalis
m. orbicularis oris
m. auricularis Posteriot
m. levator labii
superioris alaque nasi m. mentalis

m. levator labii suPerioris

m. zygomaticus minor
m. depressor labii inferioris
m, zygometicus major

m. platysma m. depressor anguli oris

Gambar 11- 20. Otot-otot ekspresi waiah


722 BAB 1 1: Kepala dan Leher

Otot Pipi
Regio Parotis
M. Buccinator (Gambar I l -20 dan 1 1-24)
Regio parotis terdiri dari glandula parotidea dan struk_
. Origo: Permukaan luar margo alveolaris maxillae dan tur-struktur yang berhubungan dengan kelenjar ini.
mandibulae di depan gigi molar dan ligamentum
pterygomand ibu laris. GLANDULA PAROTIS
r Insersio: Serabut-serabut otot berjalan ke depan,
Sepasang glandula parotidea, bersama dengan sepa_
membentuk lapisan otot pipi. Otot ini ditembus oleh
sang glandula submandibularis dan sublingualis serta
ductus parotideus. Pada sudr_rt mulut, serabut-serabut
banyak kelenjar kecil yang tersebar di dalam rongga
sentral saling menyilang, yang dari bawah menuju
mulut, membentuk glandulae salivatoriae.
bibir atas dan dari atas menuju bibir bawah. Sera-
but-serabut paling atas dan paling bawah terus
Tipe dan Posisi Kelenjar
berlanjut menuju bibir atas dan bibir bawah tanpa
saling memotong. Jadi m. buccinator membaur de- Glandula parotidea merupakan kelenjar saliva yang
ngan dan membentuk sebagian dari m. orbicularis terbesar dan hampir seluruhnya tersusun oleh kelenjai
oris. tipe acini serosa, l.erletak di bawah meatus acusticus
o Persarafan: Ramus buccalis n. facialis. externus dan terletak di dalam suatu lekukan di bela_
r Fungsi: Menekan pipi dan bibir terhadap gigi. kang ramus mandibulae dan di depan m. sternoclei_
domastoideus (Cambar 1 1 -21).
Origo, insersio, persarafan, dan fungsi otot-otot bi_
bir dan pipi dapat dilihat pada Tabel 1 1-2. Bentuk, Lobus, dan processus Kelenjar
Dilihat dari permukaan superficial, glandula parotidea
NERVUS FACIALIS berbentuk baji, dengan dasarnya di atas dan apexnya di
belakang angulus mandibulae (Cambar 11-21). pe_
N. facialis berjalan ke depan di dalam substansi glan- nampang horizontalnya juga berbentuk baji dengan
dula parotidea (lihat halaman 722).Saraf ini terbagi atas dasarnya di sebelah lateral dan apexnya menghalap
lima cabang terminal (Gambar 1 l-18). dinding pharynx.
N. facialis dan cabang-cabangnya berjalan ke depan
1. Ramus temporalis muncul dari pinggir atas glan-
dula dan mempersarafi m. auricularis anteriordan
di dalam glandula parotidea dan membagi glandula ini
dalam pars/lobus superficialis dan profunJa (Cambar
superior, venter frontalis m. occipitofrontalis, m. or_
11-21).
bicularis oculi, dan m. corrugator supercilii.
Margo superior glandula meluas ke atas di belakang
2. Ramus zygomaticus muncul dari pinggir anterior
articulatio temporomandibularis masuk ke bagian pos_
glandula dan mempersarafi m. orbicularis oculi.
terior fossa mandibr-rlaris. t3agian kelenjar ini disebut
3. Ramus buccalis muncul dari pinggir anterior glan- processus glenoidalis. 1

dula di bawah ductus parotideus dan mempersarafi Margo anterior glandula ini meluas ke depan, super_
M. buccinator dan otot-otot bibir atas serta nares. ficial terhadap M. masseter, membentuk processus
4. Ramus mandibularis muncul dari pinggir anterior facialis. Sebagian kecil dari processus facialis dapat
glandula dan mempersarafi otot-otot bibir bawah. terpisah dari glandula utama dan disebut sebagai
5. Ramus cervicalis muncul dari pinggir bawah glandula parotidea acessoria (Cambar 11-21).
glandula dan berjalan ke depan di leher di bawah Pars profunda kelenjar dapat meluas ke depan di
mandibula untuk mempersarafi m. platysma. Saraf antara m. pterygoideus medialis dan ramus mandi_
ini dapat menyilang pinggir bawah mandibula bulae, membentuk processus pterygoideus.
untuk mempersarafi m. depressor anguli oris.
Capsula Kelenjar
N. facialis merupakan saraf untuk arcus pharyngeus
kedua dan mempersarafi semua otot-otot ekspresi wa- Clandula parotidea adalah massa berlobus yang dike-
jah. Saraf ini tidak mempersarafi kulit, tetapi cabang- lilingi oleh capsula jaringan ikat. Selain itu glindula
cabangnya berhubungan dengan cabang-cabang n. dibungkus oleh capsula fibrosa padat yang berasal dari
trigeminus. Diyakini bahwa serabut-serabut proprio- lamina superficialis fascia colli profunda (Cambar
septif otot-otot wajah meninggalkan n. facialis melalui 1 1-21) .

cabang-cabang communicans ini dan berjalan ke su-


sunan saraf pusat melalui n. trigeminus. Ringkasan dari Ductus Parotideus
asal dan distribusi n. facialis diberikan pada Cambar Ductus parotideus berjalan ke depan di atas permukaan
1 1-91 .
lateral m. masseter, 1 jari di bawah arcus zygomaticus
ANATOMI DASAR 723

Tabel 11-2. Otot-Otot Kepala


lnsersio Persarafan Fungsi

Otot Kulit Kepala


M. occipitofrontalis
Venter occipitalis Linea nuchalis su- Aponeurosis epicra- N. facialis Menggerakkan kulit
prema os occipitale nialis kepala terhadap
tengkorak dan
mengangkat alis
Venter frontalis Kulit dan fascia super-
ficialis alis mata
Otot-otot Ekspresi Waiah
M. orbicularis oculi
Pars palpebrae Ligamentum palpe- Raphe palpebrae la- N. facialis Menutup kelopak mata
brae medialis teralis dan dilatasi saccus
lacrimalis
Pars orbitalis Ligamentum palpe- Lengkungan yang N. facialls Melipat kulit di sekitar
brae medialis dan kembali ke origo orbita untuk melin-
tulang di dekatnya dungi bola mata
M. corrugator supercilii Arcus superciliaris Kulit alis N. facialis Lipatan vertikal di dahi,
seperti mengerutkan
dahi
M. compressor nasi Procesus frontalis Aponeurosis jembatan N. facialis Menekan carlilago nasi
maxillae hidung
M. dilator naris Maxilla Ala nasi N. facialis Memperlebar apertura
nasi
M. procerus Os nasale Kulit antara kedua alis N. facialis Mengerutkan kulit hidung
M. orbicularis oris Maxilla, mandibula, Mengelilingi orificium N. facialis Menekan bibir bersama-
dan kulit oris sama

Otot-otot D i lato r B ib i r
M. levator labii su-
perioris alaeque nasi
M. Levator labii superioris
M. zygomaticum minor
M. zygomaticum major Berasal dari tulang dan fascia di sekitar orificium N. facialis Membuka bibir
M. levator anguli oris oris dan berinsersio pada substansi bibir
M. risorius
M. depressor anguli oris
Depressor labii inferioris
M. mentalis Permukaan luar margo alveolaris maxillae dan
M. buccinator mandibula serta ligamentum pterygomandibularis N. facialis Menekan pipi dan bibir
Lihat Tabel 1 1-1 pada gigi
M. platysma
Otot-Otot Pen g unyah (M asti ka s i)
M. masseter Arcus zygomaticus Facies lateralis ramus Divisi mandibularis Mengangkat mandibula
mandibulae n. trigeminus untuk mengatupkan
sisi
Lantaifossatemporalis Processuscoronoideus Divisi mandibularis Serabut anterior dan
M, temporalis
mandibulae n. trigeminus superior mengangkat
mandibula; serabut
posterior menarik
mandibula
Menarik collum mandi-
M. pterygoideus Ala major ossis sphe- Collum mandibulae dan Divisi mandibularis
bulae ke depan
lateralis (2 caput) noidalis dan lamina discus articularis n. trigeminus
pterygoideus lateralis
Mengangkat mandibu-
M. pterygoideus media- Tuber maxillae dan Facies medialis angulus Divisi mandibularis
lae
lis lamina pterygoideus mandibulae n. trigeminus
lateralis
724 BAB 1 1: Kepala dan Leher

(Cambar 11-21). Pada margo anterior m. masseter, duc-


Batas-Batas Glandula parotidea
tus membelok tajam ke medial dan menembus bantal_
an lemak br"rccalis dan m. buccinator (Gambar l1-21). Struktur yang berhubungan erat dengan permukaan
Kemudian ductus ini berjalan sedikit ke depan di antara dalam kelenjar kadang-kadang d isebut dasar parotidea.
otot dan membrana mucosa, akhirnya ber- muara ke Batas-batas glandula parotidea adalah sebagai be_
dalam vestibulum oris, pada sebuah papilla kecil, di ri kut:
depan gigi molar kedua atas (Gambar 11-52). Jalan Batas superficial adalah nodi lymphoidei parotidei,
ductus ini yang miring di antara membrana mucosa dan fascia, n. auricularis magnus, dan kulit (Cambar 11_21).
M. buccinator berfungsi sebagai mekanisme katup dan Batas superior adalah nreatus acusticus externus
mencegah masuknya udara ke dalam ductus pada saat dan facies posterior articulatio temporomandibularis
meniup dengan kuat (misalnya meniup kaca atau trom_ (Gambar 11-21).
pet). Clandula parotidea accessoria bermuara melalui Batas posteromedial adalah processLts mastoideus;
ductus kecil ke dalam bagian atas ductr,rs parotideus. M. sternocleidomastoideus; venter posterior m. digas_
tricus; processus styloideus dan otot-otot yang melekat
Struktur di Dalam Glandula parotidea padanya; selubung carotis dengan a. carotis interna; v.
Struktur di dalam glandula parotidea, dari lateral ke jugularis interna; n. vagLts; n. glossopharyngeus, n.
medial adalah: (a) n. facialis, (b) v. retromandibularis, acessorius, n. hypoglossus, dan n. facialis (Cambar
dan (c) a. carotis externa. Beberapa nodus dari kelom- 11-21).
pok nodi lymphoidei parotidei juga terdapat di dalam Batas anteromedial adalah pinggir posterior ramus
kelenjar (Cambar 1 1 -21). mandibulae, articulatio temporomandibularis, m. mas_
N. facialis muncul dari foramen stylomastoideum seter, dan m. pterygoideus medialis. Clandula ini me_
dan masuk ke dalam kelenjar (Gambar 11-21).Saraf ini nempel pada dinding pharynx (Gambar 11-21).
berjalan ke depan, superficial terhadap v. retromandi-
bularis dan a. carotis externa serta terbagi dalam lima Pendarahan
cabang terminalnya. Cabang-cabang saraf ini mening-
galkan kelenjar pada permukaan anteromedialnya A. carotis externa dan cabang terminalnya. Vena ber_
(Cambar muara ke dalam v. retromandibularis.
1 1-1 8).
Cabang-cabang n. facialis tepat sebelum memasuki
glandula parotidea adalah (a) ramus muscularis, yang Aliran Limfe
mempersarafi venter posterior m. digastricus dan m.
Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoidei
stylohoideus (Gambar 11-21), dan (b) ramus auricu- parotidei dan nodi lymphoidei cervicales profundi.
laris posterior yang berjalan ke atas di belakang telinga
dan mempersarafi m. auricularis posteriordan superior
serta venter occi pital is m. occi p itofrontal is. Persarafan
Cabang-cabang n, facialis di dalam glandLrla paro- Serabr.rt-serabut sekretomotorik parasimpatis dari nu_
tidea adalah lima cabang terminal yang diuraikan pada cleus salivatorius inferior n. lX mempersarafi glandula
halaman 722. parotidea. Serabut saraf ini berjalan ke ganglion oticum
V. retromandibularis dibentuk di dalam glandula melalui ramus tympanicus n. lX dan n. petrosus minor.
parotidea oleh penyatuan V. temporalis superficialis Serabut postganglionik parasymphaticus mencapai
dan V. maxillaris. Vena ini bercabang dua menjadi di- glandula parotidea melalui n. auriculotemporalis, yang
visi anterior dan posterior, yang keluar dari pinggir terletak tepat di permukaan dalam glandula.
bawah kelenjar. Divisi anterior bergabung dengan v. Serabut postganglionik simpatikus mencapai glan-
facialis, dan divisi posterior bergabung dengan v. dula sebagai sebuah plexus saraf di sekitar a. carotis
auricularis posterior membentuk v. jugularis externa interna.
(Cambar 1 1-1 1).
A. carotis externa, meninggalkan trigonum caroti- MUSCULUS MASTICATORII
cum dengan berjalan di bawah venter posterior M. (oToT PENGUNYAH)
digastricus, berjalan ke atas dan masuk ke dalam sub-
stansi glandula parotidea (Gambar 1 1-B). Setinggi Terdiri atas m. masseter, m. temporalis, m. pterygoi-
collum mandibulae, arteri ini bercabang dr-ra menjadi deus lateralis, dan m. pterygoideus medialis (Camtar
A. temporalis superficialis dan A. maxillaris. 11-26). M. temporalis, m. pterygoideus lateralis, dan m.
Nodi lymphoidei parotidei diuraikan pada halaman pterygoideus medialis diuraikan dalam sesi beri-
al l
/ I t- kutnya.
ANATOI\,4I DASAR 725

m. temporalis

arcus zygomaticus
glandula parotidea
glandula parotidea
v. temporalis accesoria
superficialis
ductus parotideus

v. auricularis poslerior

m. orbicularis oris
v. jugularis extcrna

m. buccinator
angulus mandibulae
m. masseter
m. stemocleidomastoideus

A
n. vagus
m. constricior pharyngis superior
a. carotis interna
vagina carotica
m. styloglossus
v. jugularis interna
n. auriculotemporalis
n. glossopharyngeus

n. accessorius capsula fascialis


capsula fibrosa
m. stylopharyngeus
lig. stylomandibulare
n. hypoglossus
cabang a. carotis externa
processus styloideus
m. stylohyoideus m. pierygoideus medialis
a. auricularis posterior formasi v. retromandibularis
venter posterior m. digastrici
'det{4€6B$'t6 ramus mandibulae
proc€ssus mastoideus
m. masseter

kulit - ..-
pars profunda glandula parotidee

n. facialis ;:'-.--/-
m. sternocleidomastoideus
nl. parotidei
pars superficialis glandula parotidea
n. auricularis magnus
B

Gambar 11-21. Glandula parotidea dan batas-batasnya. A' Facies lateratis glandula dan ialannya ductus parotideus B. Potongarl
horizontal glandula parottdea.
726 BAB 1 1: Kepala dan Leher

M. Maseter (Gambar 11-21) N. auriculotemporalis, sebuah cabang dari divisi


o Origo: Pinggir bawah dan permukaan medial arcus
posterior n. mandibr,rlaris (lihat halaman 229), rrruncul
zygomaticus. dari pinggir atas glandLrla parotidea di belakang
o lnsertio: Serabut-serabutnya berjalan ke bawah dan arlicu Iatio temporomand i bu Iaris (C arnbar 1 j _22). Saral
belakang serta melekat pada aspek lateral ramus ini menyi- lang pangkal arcus zygomaticus di belal<ang
mandibulae. a. temporalis sr-rperficialis dan di depan auricula. Saraf
r Persarafan: Divisi mandibularis n. trigeminus. ini didistribusikan ke kulit auricula, meatus acusticus
o Fungsi: Mengangkat mendibula untuk merapatkan externus, dan kulit kepala di atas regio temporalis.
gigi sewaktu mengunyah. (Lihat halam an 714.)
A. temporalis superficialis, sebr_rah cabang terminal
A. carotis externa, muncul dari pinggir atas glandula
Fossa Temporalis dan lnfratemporalis parotidea di belakang articulatio temporamandibularis
(Cambar 11-22). Pembuluh ini menyilang pangkal
Regio temporalis terletak pada sisi kepala. Fossa tempo-
arcus zygotxaticr,rs di depan n. auriculotemporalis dan
ralis di atas dibatasi oleh linea temporalis superior pada
auricula. Di ternpat ini denyutnya dapat diraba dengan
sisi cranium dan di bawah oleh arcus zygomaticus mudah. Arteri ini naik ke atas ke l<ulit kcpala Jan
(Cambar 11-22).
terbagi menjadi divisi anterior dan posterior. (Lihat
Fossa infratemporalis terletak di bawah basis cranii,
di
. halaman 714.)
antara pharynx dan ramus mandibulae (Cambar
11-23).
Fossa temporalis dan infratemporalis berhubungan
ISI FOSSA INFRATEMPORALIS
satu dengan yang lain profundA terhadap arcus zygo_ Fossa infratemporalis ditempati oleh rn. pterygoider_rs
maticus. lateralis dan medialis, cabang-cabung n. ,unji"bularis,
ganglion oticum, chorda tympani, a. maxillaris, dan
ISI FOSSA TEMPORALIS plexus venosus pterygoideus.
Fossa temporalis ditempati oleh m. temporalis dan di_
bungkus oleh fascianya, a. v. n. temporalis profundus, M. Pterygoideus Lateralis (Gambar 11-22)
n. auriculotemporalis, dan a. temporalis superficialis.
e Origo: Caput superior berasal dari pernrr-rl<aan infra_
M. temporalis (Gambar 11-22)- temporalis ala major ossis sphenoidalis. Caput infe_
rior berasal dari permukaan lateral lamina pterygoi_
o Origo: Otot ini berbentuk kipas dan berasal dari da- deus lateralis.
sar fossa tempora.lis yang bertulang dan permukaan r lnsertio: Kedua caput berkonvergensi pada waktu
dalam fascia temfioral is. berjalan ke belakang dan berinsersio pada bagian
r lnsertio: Serabut-serabut otot berkonvergensi menu- depan collr-rm mandibr-rlae dan discus articularis
ju tendo, yang berjalan profunda terhadap arcus articLrlatio tem poromand i bu laris.
zygomaticus dan berinsersio pada processus coronoi- r Persarafan: Divisi anterior dari divisi mandibularis n.
deus mandibulae dan pinggir anterior ramus mandi- trigenrinus.
bulae. o Fungsi: Menarik collum mandibulae dan discus
r Persarafan: Nn.temporales profundi, yang merupa- articularis ke depan selama proses membuka mulut.
kan cabang-cabang divisi anterior dari divisi man- Bekerja sama dengan m. pterygoideus rnedialis sisi
dibularis n. trigeminus. yang sama/ otot ini menarik collurn mandibr-rlae ke
r Fungsi: Serabut-serabut anterior dan superior meng- depan beserta discus arlicularisnya, menyebabkan
angkat mandibula, serabut posterior menarik man- rahang berputar di sekeliling condylus sisi yang
dibula. berlawanan, seperti pada gerakan mengunyah.
Fascia temporalis meliputi m. temporalis di atas ar-
M. Pterygoideus Mediatis (Gambar 11-22)
cus zygomaticus. Fascia ini ke atas melekat pada linea
temporalis superior dan ke bawah pada pinggir atas o Origo: Caput superficialis berasal dari tuberositas
arcus zygomaticus. Permukaan dalarnnya merupakan maxillae. Caput profundus berasal dari perrnukaan
tempat origo m. temporalis. medial larnina pterygoideus lateral is.
Nn.temporales profundi ada dua buah dan berasal r lnsertio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan la_
dari divisi anterior n. mandibularis. (Lihat halaman teral serta berinsersio pada permukaan rnedial angu-
729.)Saraf ini munculdari pinggiratas m. pterygoideus lus mandibulae.
lateralis dan masuk ke permukaan dalam m. temporalis o Persarafan: Divisi mandibularis n. trigeminus.
(Cambar 11-22\. r Fungsi: Membantu mengangkat mandibulae
ANATOMI DASAR 727

articulatio temporomandibularis
a. tempordis suPerficialis saraf ke m. masseler

n. auriculotemporalis
a. maxillaris
nn. temporales profundi
m. lemporalis
n. maxillaris

m. pterygoideus lateralis

n. alveolaris posterior
superior

n. buccalis

chorda tympani

lig. sPhenomandibulare n. lingualis

pars spinalis n. accessorius


m. nylohyoideus
v. jugularis interna
n. dveolaris inferior
saraf ke m. nylohyoideus

m. stylopharyngeus
vent€r anterior
a lingualis m. digastrici

saraf ken. mylohyoideus dan


m. st5rloglossus venter anterior m. digastrici
n. lingualis ductus submandibularis
lig. stylohyoideus
os hyoideum
ganglion submandibularis
n. hypoglossus m. hyoglcsus

Gambar 11- 22. Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus
mandibulae telah dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih dalam.

Otot-otot kepala, beserta persarafan dan fungsinya jalan ke bawah dan bercabang menjadi cabang anterior
diringkas pada Tabel 1 1-2. yang kecil dan cabang posterior yang besar.

Divisi Mandibularis N. Trigemini Cabang-cabang dari Truncus Utama


Radix sensorik dan motorik n. mandibularis muncul 1. Ramus meningeus, yang masuk ke cranium me-
dari cranium melalui foramen ovale di ala major ossis lalui foramen ovale dan mempersarafi fossa cranii
sphenoidale (Cambar 11-23). Tepat di bawah foramen, media.
radix motorik n. mandibularis bergabung dengan radix 2. Saral ke m. pterygoideus medialis merupakan ca-
sensorik yang besar. Kemudian n. mandibularis ber- bang kecil yang mempersarafi m. pterygoideus
728 BAB 11: Kepala dan Leher

n. mandibularis
a. menlngea meola

n. auriculotemporalis

processus styloidets -. , ' m. tensor veli palatini

saraf ke m. pterygoideus
,A medialis
I
n. lingualis

n. dveolaris inferior
chorda tympani
m. stylopharytrgeus
n. glossopharyngeus m. pterygoideus medialis

m. buccinalor
m. conslriclor pharyngis superior
m. hyoglossus
m. comtrictor pharyngis medius

m. styloglossus

n. dveolaris inferior

saraf ke m. mylohyoideus

lig. stylohyoideum

m. geniohyoideus

pars profundrs glandula submandibularis venler enterior


m. digastrici
ganglion submandibularis
m. mylohyoiders
n. lingualis muara ductus submandibularis
n. hypoglossus
m. genioglossus
glandula sublingualis

Gambar 11-23. Regio infratemporalis dan submandibutaris. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
dibuang. M.
mylohyoideus dan m. pterygoideus lateratis iuga dibuang untuk mempertihatkan itruktur yang lebih dalam. bketsa gtandula
subtingualis
diperlihatkan sebagai garis hitam tebal bergelombang.
ANATOMI DASAR 729

medialis (Gamabr 11-23). Saraf ini memberikan 11-22); selanjutnya saraf ini sering menerima
dua cabang, YanB berjalan tanpa bersinaps ke cabang dari N. alveolaris inferior,
ganglon oticum (lihat di bawah) untuk memper- 3. N. alveolaris inferior,YanB tersusun atas sera-
sarafi M. tensor tympani dan m. tensor veli palatini. but-serabut motorik dan sensorik, berjalan turun
pada permukaan lateral ligamentum sphenoman-
dibularis (Gambar 11-22). Kemudian saraf ini
Cabang-Cabang dari Divisi Anterior masuk ke dalam canalis mandibularis melalui fo-
ramen mandibulare dan berjalan ke depan di
Divisi anterior n. trigeminus memberikan tiga cabang
bawah gigi-geligi. Setelah mempersarafi gigi-geligi
motorik dan satu cabang sensorik, n. buccalis.
rahang bawah, saraf ini keluar melalui foramen
1. N. massetericus berjalan ke lateral, mempersarafi mentale untuk mempersarafi kulit wajah. (Lihat
m. masseter (Cambar 11-22). halaman 717.)
2. Dua n.temporalis profunda yang berjalan ke atas
N. mylohyoideus, sebuah cabang dari n. alveolaris
dan masuk ke permukaan dalam m. temporalis
(Gambar 11-22). inferior, dipercabangkan dari n. alveolaris inferior te-
pat di atas foramen mandibulare (Cambar 11-22)' saraf
3. Saraf ke m. pterygoideus lateralis masuk ke per-
mukaan dalam ototnYa.
ini berjalan ke depan pada permukaan medial corpus
mandibulae di bawah Iinea mylohyoidea. Saraf ini ter-
4. N. buccalis merupakan saraf sensorik yang berjalan
letak superficial terhadap M. mylohyoideus (Cambar
ke depan dan muncul di pipi dari bawah pinggir
11-22), yang dipersarafinya, selain itu juga memper-
anterior m. masseter. Saraf ini mempersarafi kulit di
sarafi venter anterior m. digastricus.
pipi dan membrana mucosa yang melapisi pipi
(Cambar 11-22). Ramus communicans, yang bergabung dengan n.
(Saraf ini tidak mempersarafi m. buccalis, yang lingualis, sering dipercabangkan dari n. alveolaris infe-
rior.
dipersarafi oleh ramus buccalis n. facialis.)
Ganglion Oticum
Cabang-Cabang dari Divisi Posterior
Canglion oticum adalah ganglion parasymphaticum
Divisi posterior N. trigeminus memberikan dua cabang kecil yang secara fungsional berhubungan dengan n.
sensorik dan satu cabang yang berisi serabut motorik, glossopharyngeus. Canglion ini terletak tepat di bawah
N. alveolaris inferior' foramen ovale dan medial terhadap n. mandibularis'
Canglion ini melekat pada saraf ke m' pterygoideus
1. N. auriculotemporalis berasal dari dua radix yang medialis, tetapi secara fungsional tidak ada hubungan.
mengelilingi a. meningea media (Cambar 11-23)' Serabut parasymphatis preganglionik berasal dari
saraf ini berjalan ke belakang dan kemudian ber- nucleus salivatorius inferior n. glossopharyngeus. Se-
jalan ke atas di belakang articulatio temporoman-
rabut ini meninggalkan n. glossopharyngeus melalui
dibularis bersama dengan A. V. temporalis super- ramus tympanicus dan kemudian berjalan melalui
ficialis. Perjalanan selanjutnya pada kulit kepala plexus tympanicus dan n. petrosus minor ke ganglion
diuraikan pada halaman 661. Saraf ini menerima oticum. Di sini, serabut-serabut saraf bersinaps, dan
serabut-serabut sekretomotorik parasimpatis post- serabut postganglioniknya meninggalkan ganglion dan
ganglionik dari ganglion oticum (lihat bawah), bergabung dengan n. auriculotemporalis. Bersama de-
yang dihantarkannya ke glandula parotidea. ngan saraf ini menuju ke glandula parotidea dan ber-
iaraf ini memberikan cabang-cabang sensorik fungsi sebagai serabut sekretomotorik.
ke kulit auricula, meatus acusticus externus, mem-
brana tympani, glandula parotidea, arliculatio Chorda Tympani
temporamandibularis, dan cabang-cabang tempo-
ral ke kulit kepala. Chorda tympani merupakan cabang dari n. facialis di
2. N. lingualis berjalan ke bawah, anterior terhadap dalam os temporale. (Lihat halaman 79O dan Cambar
N. alveolaris inferior (Gambar 11-22 dan 11-23)' 11-91.) Saraf ini sampai ke fossa infratemporalis mela-
Kemudian saraf ini berjalan ke depan dan medial lui fissura petrotympanica dan berjalan ke bawah dan
(Gambar 11-23) di bawah pinggir bawah M' con- depan untuk bergabung dengan n' lingualis (Cambar
strictor pharyngis superior, di lateral berbatasan 11-23). Saraf ini membawa serabut parasymphatis pre-
dengan gigi molar ketiga. Kemudian saraf berjalan ganglionik sekretomotorik untuk glandula submandi-
ke depan pada pcrmukaan lateral M' hyoglossus di 6uljris dan sublingualis. (Lihat halaman 739.). Selain
regio submandibularis. (Lihat halaman 738.) Pada itu juga membawa serabut-serabut pengecap dari dua
pinggir bawah M. pterygoideus lateralis, saraf ini puriigl anterior lidah dan dasar mulut' Badan sel dari
butginung dengan chorda tympani (Gambar ierabut pengecap terdapat di ganglion sensorik
730 BAB 11: Kepata dan Leher

geniculatum n. facialis (lihat halaman 790), dan ber- 2. A. meningea media merupakan arteri penting yang
akhir dengan bersinaps dengan sel-sel nucleus soli- berjalan ke atas di belakang n. mandibularis (f,36-
tarius di pons. bar 11-23). Arteri ini terletak di antara dua radix n.
auriculotemporalis, Arteri ini masuk ke tengkorak
Arteria Maxillaris melalui foramen spinosum (Cambar l1-23 dan
A. maxillaris adalah cabang terminal a. carotis externa 11-24). Pembuluh ini didistribusikan ke meningen
yang lebih besar (lihat halaman 699) di dalam glandula di dalam tengkorak.
parotidea. Dipercabangkan di belakang collum mandi- 3. Cabang-cabang kecil yang mensuplai lapisan
bulae, berjalan ke atas dan depan, di superficial atau meatus acusticus externus dan membrana tympani.
profunda caput inferior m. pterygoideus lateralis. Se- 4. Banyak cabang muscular kecil yang mensuplai otot
lanjutnya arteri ini meninggalkan fossa infratemporalis pengunyah.
dengan masuk ke dalam fossa pterygopalatina. perjalan-
an arteri ini selanjutnya dibicarakan pada halaman 234. Plexus Venosus Pterygoideus

Cabang-cabang di Datam Fossa tnfratemporalis Plexus venosus pterygoideus adalah jalinan vena yang
berhubungan dengan m. pterygoideus. Menampung
1. A. alveolaris inferior mengikuti n. alveolaris infe- vena-vena yang sesuai dengan cabang-cabang a. maxil_
rior di dalam canalis mandibulae. laris, dan ujung posteriornya bermuara ke v. maxillaris.

fissura pterygomaxillaris

hamulus plerygoideus
m. tensor veli palatini
n. nandibularis

a. meningea media
m. levator veli pdatini
capsula articulatio temporomandibularis

li g. pterygomandibulare
a. palatina ascendens

ductus parotideus
m. buccinator

'].
m. orbicularis oris
tonsilli
Ramus lonsillaris

n. glossopharyngeus
m. stylopharyngeus

a. facialis
venter anterior m. digastrici

a. carotis externa m. nylohyoideus

m. geniohyoideus

m. genioglossus

m. conslriclor pharyngis medius

a. lingualis lig. stylohyoideum

Gambar 11-24' Regio infratemporalis dan submandibularis, mempertihatkan jalannya a. facialis dan a. lingualis.
ANATOMI DASAR 731

Plexus ini berhubungan dengan v. facialis melalui v. ARTICU LATIO TEMPOROMANDIBULARIS


facialis profunda. Articulatio
V. maxillaris Yaitu antara tuberculum articulare dan bagian anterior
fossa mandibulare ossis temporalis di atas dan caput
V. maxillaris adalah pembuluh pendek yang berasal
(processus condylaris) mandibulae di bawah (Cambar
dari ujung posterior plexus venosus pterygoideus. Vena
1 1-25). Permukaan sendi diliputi oleh fibrocartilago.
tersebut berjalan ke belakang bersama dengan a. maxil-
laris pada sisi medial collum mandibulae dan
Tipe Sendi
bergabung dengan v. temporalis superficialis di dalam
glandula parotis untuk membentuk v. retromandi- Synovial. Discus articularis membagi sendi atas rongga
bularis (Gambar 1 1-21). atas dan rongga bawah (Cambar 11-26).

ligamenlum lemporomandibulare

tuberculum articulare

meatus acuslicus externus

processus masloideus

processus styloideus

ligamentum stylomand ibulare

spina ossis sphenoidale

ligamentum stylomand ibulare

Gambar 11-25. Articulatio temporomandibularis dilihat dari aspek lateral (A) dan aspek medial (B)
732 BAB 11: Kepala dan Leher

Capsula Depresio Mandibula


Capsula mengelilingi sendi dan melekat di atas pada Sewaktu membuka mulut, caput mandibulae berputar
tuberculum articulare dan pinggir fossa mandibulare dengan sumbu horizontal pada permukaan bawah dis-
dan di bawah pada collum mandibulae. cus afticularis. Untuk mencegah angulus mandibulae
menindih (yang tidak perlu terjadi) glandula parotidea
Ligamentum dan m. sternocleidomastoideus, mandibula ditarik ke
depan. Cerakan ini dilakukan oleh kontraksi m. ptery-
Ligamentum temporomandibulare laterale memper-
goideus lateralis, yang menarik collum mandibulae dan
kuat aspek lateral capsula, dan serabut-serabutnya ber-
discus articulare ke depan, sehingga discus akan ber-
jalan ke bawah dan belakang dari tuberculum pada
gerak ke atas tuberculum articulare (Cambar 1l-26).
pangkal zygoma ke facies lateralis collum mandibulae
Cerakan ke depan discus articulare dibatasi oleh te-
(Cambar 11-25). Ligamentum ini membatasi gerakan
gangnya jaringan fibroelastis, yang mengfiksasi discus
mandibula ke arah posterior, dengan demikian melin-
pada os temporale di belakangnya.
dungi meatus acusticus externus.
Depresio mandibula diakibatkan oleh kontraksi m.
ligamentum sphenomandibulare terletak pada sisi
digastricus, m. geniohyoideus, dan m. mylohyoideus;
medial sendi (Cambar 11-25). Merupakan pita tipis
m. pterygoideus lateralis berperan penting dengan
yang melekat di atas pada spina ossis sphenoidalis dan
menarik mandibula ke depan.
di bawah pada lingula foramen mandibulae. Ligamen-
tum ini merupakan sisa dari arcus pharyngeus pertama
Elevasio Mandibula
di daerah ini.
Ligamentum stylomandibulare terletak agak jauh di Merupakan gerakan sebaliknya dari depresio mandi-
belakang dan medial sendi. Ligamentum ini hanya me- bula. Mula-mula caput mandibulae dan discus ber-
rupakan penebalan dari fascia colli profunda yang gerak ke belakang, dan kemudian caput berputar pada
meluas dari apex processus styloideus menuju ke angu- permukaan bawah discus.
lus mandibulae (Cambar 11-25). Elevasio mandibula diakibatkan oleh kontraksi m.
Discus articulare membagi sendi menjadi rongga temporalis, m. masseter, dan m. pterygoideus medialis.
atas dan bawah (Cambar 11-26). Merupakan suatu lem- Caput mandibulae ditarik ke belakang oleh serabut-
peng lonjong fibrocartilago yang melekat di sekeliling serabut posterior m. temporalis. Discus articulare dita-
capsula. Juga melekat di depan pada tendo m. ptery- rik ke belakang oleh jaringan fibroelastis, yang meng-
goideus lateralis dan pada caput mandibulae dengan ikatkan discus pada os temporale di belakangnya.
perantaraan pita fibrosa. Pita ini memastikan bahwa
discus bergerak ke depan dan belakang bersama caput Protrusio Mandibula
mandibulae selama gerakan protractio dan retractio Discus articularis ditarik ke depan sampai ke tuber-
mandibulae. Permukaan atas discus berbentuk konkaf- culum articulare, beserta dengan caput mandibuiae.
konveks dari depan ke belakang, untuk menyesuaikan Semua gerakan ini berlangsung di dalam rongga atas
dengan bentuk tuberculum articulare dan fossa man- sendi. Pada protrusio, gigi bawah ditarik ke depan
dibularis; permukaan bawah adalah konkaf agar sesuai melewati gigi atas, yang merupakan akibat dari kon-
dengan caput mandibulae. traksi m. pterygoideus lateralis kedua sisi, dibantu oleh
kedua m. pterygoideus medialis.
Membrana Synovialis
Melapisi capsula dalam rongga atas dan bawah sendi Retraksio Mandibula
(Cambar 11-26). Discus articularis dan caput mandibulae ditarik ke be-
lakang ke dalam fossa mandibularis. Retraksio terjadi
Persarafan sebagai akibat kontraksi dari serabut-serabut posterior
m. temporalis.
Ramus auriculotemporalis dan masseterica n. mandi-
bularis. Gerakan Mengunyah Lateral

Pergerakan Cerakan ini terjadi sebagai gerakan bergantian protru-


sio dan retraksio mandibula masing-masing sisi. Untuk
Mandibula dapat melakukan gerakan depresio atau dapat terlaksana, harus terjadi sejumlah rotasi, dan
elevasio, protrusio atau retraksio. Rotasio dapat terjadi, otot-otot kedua sisi yang menggerakkannya harus be-
seperti pada gerakan mengunyah. Pada posisi istirahat, kerja secara bergantian dan tidak secara bersama-sama.
gigi rahang atas dan bawah sedikit terpisah. Pada ge- Otot-otot pengunyah diringkas pada Tabel 11-2.
rakan mengatupkan rahang, gigi-geligi saling bertemu. Lihat juga Gambar 11-26.
ANATOMI DASAR 733

tuberculum articulare

membrana synovial

M. pterygoideus lateralis

caputmandibulae collummandibulae

M. temporalis

M. pterygoideus medialis

M. digastricus
(venter posterior)

Gambar 11- 26. Arliculatio temporomandibularis dengan mulut teftutup (A) dan dengan mulut terbuka (B).
perhatikan posisi caput mandibulae dan discus articularis terhadap tuberculum afticulare pada setiap
posisi. C. Tempat melekatnya otot-otot pengunyah pada mandibula; tanda panah menuniukkan arah
gerakannya.
734 BAB 11: Kepata dan Leher

pada foramen mentale. (Lihat atas.) Canalis incisivus


r Anterior: lncisura mandibulae dan a. et n. masse-
merupakan lanjutan ke depan dari canalis mandibularis
terica (Cambar 11-22). di luar foramen mentale dan di bawah gigi incisivus.
r Posterior: Lamina tympani meatus acusticus exter- Permukaan medial processus coronoideus merupa-
nus (Cambar 11-25) dan processus glenoidalis glan- kan tempat perlekatan m. temporalis. Di bawah proces-
dula parotidea. sus condylaris atau caput, terdapat collum yang pendek
r Lateral: Clandula parotidea, fascia, dan kulit (Gam- (Cambar 11-27).
bar 1 1-21). Otot-otot dan ligamentum-ligamentum penting
o Medial: a. et n. maxillaris dan n. auriculotemporalis. yang melekat pada mandibula diperlihatkan pada
Cambar 11-27.

Mandibula OS HYOIDEUM

Mandibula terdiri dari corpus berbentuk tapal kuda dan Os hyoideum berbentuk huruf U dan terdiri dari corpus
sepasang ramus. Corpus mandibulae bertemu dengan dan dua cornu majus dan dua cornu minus (Cambar
ramus masing-masing sisi pada angulus mandibulae 11-27). Dilekatkan pada craniurn oleh ligamentum sty-
(Cambar 11-27). lohyoideum dan pada cartilago thyroidea oleh mem-
Pada permukaan luar di garis tengah corpus man- brana thyrohyoidea. Tulang ini mudah bergerak dan
dibulae terdapat sebuah rigi yang menunjukkan garis terletak di leher tepat di atas larynx dan di bawah man-
fusi dari kedua belahan selama perkembangannya, dibula. Os hyoideum membentuk dasar lidah dan dile-
yaitu symphisis mandibulae. Foramen mentale dapat katkan oleh otot-otot ke mandibula, processus sty-
dilihat di bawah gigi premolar kedua. dari lubang ini loideus ossis temporalis, cartilago thyoridea, sternum,
keluar a,, v., n. alveolaris inferior. dan scapula.
Pada permukaan medial corpus mandibulae di Otot-otot penting yang melekat pada os hyoideum
bidang tengah tampak spina mentalis; bagian atas me- diperlihatkan pada Camba r 11-27 .
rupakan tempat origo m. genioglossus dan bagian ba-
wah tempat origo m. geniohyoideus (Cambar 11-27).
Linea mylohyoidea tampak sebagai rigi oblik yang
Regio Submandibularis
berjalan ke belakang dan lateral dari area spina men- Regio submandibularis terletak di bawah dan tertutup
talis menuju ke area di bawah dan belakang gigi molar oleh corpus mandibulae, di antara mandibula dan os
tiga. Fovea submandibularis, di mana terdapat pars hyoideum. Regio ini berisi alat-alat berikut:
superficialis glandula submandibularis, terletak di ba- r Otot-otot: m. digastricus, m. mylohyoideus, m. hyo-
wah bagian posterior linea mylohyoidea. Fovea glossus, m. geniohyoideus, m. genioglossus, dan m.
sublingualis, tempat dari glandula sublingualis, terletak styloglossus.
di atas bagian anterior linea mylohyoidea (Cambar r Glandula saliva: Clandula submandibularis dan sub-
11-27). lingualis.
Pinggir atas corpus mandibulae disebut pars alveo- o Saraf: n. lingualis, n. glossopharyngeus, dan n. hy-
laris. Pada orang dewasa berisi 16 lubang untuk poglossus.
akar-akar gigi. r Ganglion parasympathis: Ganglion submandibu-
Pinggir bawah corpus mandibulae disebut basis. I ari s.
Fossa digastrica lekukan kecil yang kasar pada basis, . Pembuluh darah: a. et v. facialis dan a. et v. lingualis.
pada sisi kanan dan kiri symphisis mandibulae (Cam- o Nodi lymphoidei: Kelompok submandibularis.
bar 11-27). Di dalam fossa ini terdapat origo venter
anterior M. di gastricus.
Ramus mandibulae terletak vertikal dan memiliki OTOT-OTOT REGIO SUBMANDIBU LARIS
processus coronoideus di anterior dan processus con- M. Digastricus (Gambar 11-28)
dylaris di posterior, atau caput. Kedua processus
dipisahkan oleh incisura mandibulae (Gambar 11-27). M. digastricus telah diuraikan pada halaman 695.
Pada permukaan lateral ramus terdapat tanda-tanda
perlekatan m. masseter. Pada permukaan medial dite- M. Mylohyoideus (Gambar 11-22 dan 11-28)
mukan foramen mandibulare, untuk a./ v./ n., alveo- r Origo: Otot ini merupakan lembaran tipis berbentuk
laris inferior. Di depan foramen terdapat tonjolan tu- segitiga yang berasal dari seluruh panjang linea my-
lang, disebut lingula, untuk tempat perlekatan lohyoidea.
ligamentum sphenomandibulare (Gambar 1 1-27). Fo- r Insersio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan
ramen menuju ke dalam canalis mandibularis, yang depan. Serabut posterior berinsersio pada corpus
bermuara ke permukaan lateral corpus mandibulae ossis hyoidei; serabut anterior berinsersio pada raphe
ANATOMI DASAR 735

M. ptr,'rygoidcus latcralis
proocssus (caput) condylaris
ligamcntum stylomandibularc
M. ptcrygoidcus mcdialis incisura mandibulac

foramcn mandibulare proccssus coronoidcus


collum
M. tcmporalis

lingual
M. massctcr

ligamcnlum
s phcnomand ibu la re
M. constrictor
pharyngcus superior donlcs incisivi
fovea sublingualis

angulus
linea mylohoidca M. buccinalor M. mcnlalis
M. mylohyoideus corpus mandibulae
fovea submandibularis basis corpus mandibulae
M. genioglossus M. platysma
M. gcniohyoidcus
venlcr anlcrior m. digaslrir:us M. dcprcssor anguli oris
spina menlalis pars alvcolaris
fossa digastrica foramcn mentalc corpus mandibulac

aspek medial (sisi kiri) aspck laleral (sisi kanan)

hyoglossus

M. constriclor pharyngcus mcdius

ligamcnlum stylohyoidcus

M. geniohyoidcus

M. mylohyoideus

M. omohyoidcus

ligamcntum M. thyrohyoideus
slylohyoidcum M. stcrnohyoidcus

M. digastricus dan m. stylohyoidcus

aspek anlerosuperior asPck kanan

Gambar 11-27. A. Mandibula . B. Os hyoideum.

fibrosa, yang terbentang dari symphisis mandibulae M. Hyoglossus (Gambar 11-22 dan 11-23)
ke corpus ossis hyoidei. o Origo: Pinggir atas corpus dan cornu majus ossis
Persarafan: Ramus mylohyoideus n. alveolaris infe- hyoidei.
rior. r lnsersio: Otot ini berbentuk segiempat dan berjalan
Fungsi: Kedua m. mylohoideus membentuk lembar- ke atas profunda terhadap m. mylohyoideus untuk
an otot yang menyokong lidah dan dasar mulut. Bila masuk ke sisi lidah. Serabut-serabut otot ini berakhir
mandibula difiksasi, otot-otot ini mengangkat dasar setelah bercampur dengan serabut-serabut otot lidah
mulut dan os hyoideum selama fase pertama proses lainnya.
menelan. Bila os hyoideum difiksasi, otot-otot ini e Persarafan: N. hypoglossus.
membantu menarik mandibula ke bawah dan mem-
o Fungsi: Menarik lidah ke bawah.
buka mulut.
736 BAB 11: Kepala danLeher

M. Geniohyoideus (Gambar 11-23 dan 11-24) yang kecil, keduanya berhubungan pada pinggir
o Origo: Spina mentalis inferior, di belakang symphisis
posterior m. mylohyoideus (Cambar 1l-2g).
mandibularis. Pars superficialis glandula submandibularis ter-
e lnsersio: Otot ini langsing, terletak di atas m. mylo- letak di dalam trigonum digastricum, ke atas tertutup
hyoideus, dan berinsersio pada permukaan anterior oleh corpus mandibulae,
corpus ossis hyoidei. Permukaan medialnya berhu-
bungan dengan otot yang sama pada sisi lainnya.
r Persarafan:N. cervicalis pertama melalui n. hypo- o Anterior: Venter anterior m. digastricus (Cambar j l-
glossus. (Lihat halaman 704.) 28).
r Fungsi: Mengangkat os hyoideum dan menariknya o Posterior: M. stylohyoideus, venter posterior m. di-
ke depan; atau menarik mandibula ke bawah, gastrici dan glandula parotidea.
r Medial: M. mylohyoideus, m. hyoglossus, dan n.
lingualis dan n. hypoglossus (Cambar 11-22).
M. Genioglossus (Gambar 11-23) o Lateral: Kelenjar ini berhubungan dengan fovea
o Origo: Spina mentalis superior, di belakang symphi- submandibularis pada permukaan medial mandibu-
sis mandibularis. la. Di inferolateral, kelenjar ditutupi oleh lamina
o lnsersio: Otot ini berbentuk seperti kipas, yang superficialis fascia colli profunda, m. platysma, dan
melebar pada waktu meluas ke belakang ke dalam kulit. Bagian ini disilang oleh ramus cervicalis n. faci-
lidah. Serabut-serabut superior berjalan ke ujung alis dan v. facialis. Nodi lymphoidei subman- dibu-
lidah, dan serabut-serabut medial berjalan ke dor- lares terletak juga di sisi lateral kelenjar ini.
sum linguae, dan beberapa serabut inferior melekat
pada corpus ossis hyoidei. A. facialis terletak pada aspek posterior dan superior
r Persarafan: N. hypoglossus.
pars superficialis kelenjar ini (Cambar 11-24).
r Fungsi: Menarik lidah ke depan dan menjulurkan Pars profunda kelenjar meluas ke depan di dalam
ujung lidah ke sisiyang berlawanan. Bila kedua otot celah antara m. mylohyoideus di bawah dan lateral dan
bekerja bersama, lidah akan terjulur pada garis m. hyoglossus dan m. styloglossus di medial (Cambar
tengah (Cambar 1 1-105).
11-28). Ujung posteriornya berhubungan dengan pars
super{icialis kelenjar di sekitar pinggir posterior m.
mylohyoideus; ujung anteriornya meluas sampai ke
M. styloglossus (Gambar 11-9 dan 11-23) glandula sublingualis.
o Origo: Processus styloideus.
o lnsersio: Serabut-serabut berjalan ke bawah dan de-
pan menuju ke permukaan lateral m. constrictor
pharyngis superior. Sesampainya di celah antara m. o Anterior: Glandula sublingualis (Cambar 11-28).
constrictor pharyngis inferior dan m. constrictor pha- r Posterior:M. stylohyoideus, venter posterior m. di-
ryngis medius, m. styloglossus berjalan ke depan gastrici, dan glandula parotidea .

untuk masuk ke sisi lidah. o Medial: M. hyoglossus dan m. styloglossus (Cambar


r Persarafan: N. hypoglossus. 11-28).
r Fungsi: Menarik lidah ke atas dan belakang. r Lateral: M. mylohyoideus dan pars superficialis
glandula submandibularis (Cambar 1 1-28).
o Superior: Berhubungan dengan n. lingualis dan
GLANDULAE SALIVARIAE
ganglion submandibularis. Bagian ini ditutupi oleh
Glandula Submandibularis membrana mucosa dasar mulut.
r lnferior: N. hypoglossus.
Sepasang glandula submandibularis, bersama sepasang
glandula sublingualis dan glandula parotidea dan
Capsula Kelenjar
sejumlah kelenjar kecil lainnya yang tersebar di sekitar
rongga mulut, membentuk glandulae salivariae. Clandula submandibularis adalah massa berlobus yang
dikelilingi oleh capsula jaringan ikat. Selain itu, seba-
Tipe dan Bagian Ketenjar gian kelenjar dibungkus oleh jaringan fibrosa padat dari
lamina superficialis fascia colli profunda.
Glandula submandibularis adalah kelenjar ludah besar
yang tersusun dari campuran kelenjar serosa dan mu-
D uctu s S ubm an dibu I a ris
cosa; kelenjar serosa lebih banyak. Sebagian kelenjar
tertutup oleh corpus mandibulae. Kelenjar ini terdiri Ductus submandibularis muncul dari ujung anterior
atas bagian superficial yang besar dan bagian profunda pars profundus kelenjar (Gambar 11-28). Berjalan ke
ANATOMI DASAR 737

pars profunda glandula submandibularis

lingua

duclus submandibularis

M. stylohYoidcus muara duclus submandibularis

dcns incisivus ccntralis

glandula sublingualis

M. mylohyoidcus
vcntcr poslcrior m. digastricus
corpus mandibulac

venlor antcrior m. digaslricus

pars supcrfi cialis glandula submandibularis


Pita fibrosa
os hyoideum
cavum orls otoFotol lidah
M. styloglossus scptum fibrosa

vcstibulum

gcnioglossus

M. gcniohyoidcus
'pars profunda glandula submandibularis
M. nrylohyoidcus
M. mylohyoidcus
vcnlcr anlcrior rn. digastricus
iars supcrficialis glandula submandibularis
duclus submandibularis
N alvcolaris infcrior
glandula sublingualis
g M. buccinator C
koronal melalui
Gambar 11- 2g. A. Glanduta submandibularis dan sublinguatis ( pandangan lateral). B. Potongan
piii sip"rti"iulis dan profunda glanduta submandibutaris. C. Potongan koronat (anterior terhadap B) melalui
'gtandula
sublingualis dan ductus glandula submandibularis'

depan sepanjang sisi lidah, di bawah membrana mu- sepanjang lidah. Saliva biasanya terlihat keluar dari
cosa dasar mulut. Ductus ini disilang di sebelah lateral muara ductus.
oleh n. lingualis dan kemudian terletak di antara
Pendarahan
glandula sublingualis dan M. genioglossus (Gambar
ir-z:1. Bermuara ke dalam mulut pada suatu papilla Dari cabang-cabang a. facialis dan a. lingualis. Vena
kecil yang terletak di samping frenulum linguae bermuara ke dalam v. facialis dan v' lingualis.
(Gambar 11-57).
Aliran Limfe
Di klinik, penting untuk diingat bahwa ductus
submandibularis dan pars profundus dapat dengan mu- Pembuluh-pembuluh Iimfe bermuara ke nodi lymphoi-
dah diraba melalui membrana mucosa dasar mulut dei subrnandibulares dan cervicales profundi.
738 BAB 11: Kepala dan Leher

Persarafan Persarafan
Serabut sekretomotorik parasymphatis dari nucleus Serabut sekretomotorik parasymphatis berasal dari nu_
salivatorius superior n. superior n. Vll. Serabut- serabut cleus salivatorius superior Vll. Serabut-serabut saraf
saraf berjalan ke ganglion submandibularis dan ganglia berjalan ke ganglion submandibulare melalui chorda
kecil lainnya di dekat ductus melalui chorda tympani tympani dan N lingualis. Serabut parasymphatis post_
dan n. lingualis. Serabut-serabut parasymphatis post- ganglionik berjalan ke kelenjar melalui n. lingualis.
ganglionik mencapai kelenjar secara langsung atas Serabut symphatis postganglionik mencapai kelen_
dengan mengikuti ductus. jar sebagai sebuah plexus di sekitar a. facialis dan a.
Serabut-serabut postganglionik symphatis menca- lingualis.
pai kelenjar sebagai sebuah plexus di sekitar A. facialis
dan a. lingualis.
SARAF-SARAF REGIO SUBMANDIBULARIS

Glandula Sublingualis N. Lingualis

Tipe dan Lokasi N. lingualis merupakan cabang dari divisi posterior n.


mandibularis di fossa infratemporalis. (Lihat halaman
.Clandula sublingualis merupakan kelenjar yang ter- 729.) Masuk ke regio submandibularis dengan berjalan
kecil dari ketiga glandula salivaria utama (Cambar ke depan dan medial di bawah di pinggii bawa-h m.
11-28). Tersusun dari kelenjar serosa dan mucosa, de_ constrictor pharyngis superior, di lateral berhubungan
ngan kelenjar mucosa lebih banyak. Kelenjar ini ter- dengan gigi molar ketiga bawah (Gambar 11-22).
letak di bawah membrana mucosa dasar mulut, dekat Kemudian saraf ini berjalan ke depan pada permukaan
garis tengah. lateral m. hyoglossus (Cambar 11-23). Sarai ini menyi-
lang permukaan lateral ductus submandibularis, kemu_
Batas-batas dian membelok di bawah ductus ini, berjalan ke atas
dan depan pada sisi medialnya (Cambar 11-23). Saraf
o Anterior: Clandula sisi lainnya. ini sekarang terletak tertutup oleh glandula sublingualis
r Posterior: Pars profundus glandula submandibularis pada permukaan lateral m. genioglossus. Berakhlr de-
(Gambar 11-28). ngan memberikan cabang-cabang terminal yang mem_
r Medial: M. genioglossus, n. lingualis, dan ductus persarafi membrana mucosa dua pertiga bagian ante_
submandibularis (Camba r 1 1 -23). rior lidah dan dasar mulut.
r Lateral: Kelenjar ini berhubungan ke lateral dengan N. lingualis bergabung dengan chorda tympani di
fovea sublingualis pada permukaan medial randi- dalam fossa infratemporalis. (Lihat halaman 7Zg.)
bulae.
o Superior: Membrana mucosa dasar mulut, yang ter- Cabang-cabang
angkat oleh kelenjar membentuk plica sublingualis
(Cambar 11-57).
o Rami ganglionares. Serabut-serabut sekretomotorik
o lnferior: Clandula disokong oleh m. mylohyoideus parasympatis dari nucleus salivatorius superior n. Vll
(Cambar 11-28). bergabung dengan n. lingualis melalui chorda tym-
pani (Cambar 11-23). Serabut praganglionik mening-
galkan n. lingualis, dan hampir semuanya menuju ke
Ductus Sublingualis
ganglion submandibularis; sebagian menuju ke
Ductus sublingualis berjumlah 8-20 buah. Sebagian ganglion kecil lain di daerah itu. Serabut postgang-
besar bermuara ke dalam mulut pada puncak plica lionik berjalan ke glandula submandibularis. Sera-
sublingualis (Cambar 11-57), tetapi sebagian kecil but-serabut ke glandula sublingualis berjalan secara
dapat bermuara ke dalam ductus submandibularis. langsung, atau melalui cabang- cabang n. lingualis.
o Rami sensorik. Cabang-cabang terminal n. lingualis
Pendarahan didistribusikan ke membrana mucosa dua pertiga an-
terior lidah dan dasar mulut dan facies lingualis gusi
Kelenjar disuplai oleh cabang-cabang dari a. facialis (papillae circumvallatae lidah dipersarafi oleh n.
dan a. lingualis. Vena-vena bermuara ke v. facialis dan glossopharyngeus). Sensasi umum dihantarkan ke
v. lingualis. susunan saraf pusat melalui n. mandibularis dan n.
trigeminus. Serabut pengecap meninggalkan n. li-
Aliran Limfe ngualis di dalam chorda tympani dan mencapai
susunan saraf pusat melalui n. facialis.
Pembuluh-pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi o Rami communicantes. Saraf ini menghubungkan n.
lymphoidei submandibu lares dan cervical is profundi. lingualis dengan n. hypoglossus pada sisi lidih.
ANATOMI DASAR 739

Ganglion Submandibulare Nervus Hypoglossus


Canglion submandibulare adalah ganglion parasym- N. hypoglossus berjalan turun di dalam selubung ca-
phatis kecil yang terletak pada permukaan lateral m. rotis. Sesampainya di pinggir bawah venter posterior
hyoglossus (Cambar 11-28). Canglion ini terletak di m. digastricus (Cambar 11-8), saraf ini membelok ke
bawah n. lingualis dan dihubungkan dengan saraf ini depan, menyilang lengkung A. lingualis, tepat di atas
melalui beberapa cabang. Cabang-cabang lain berjalan ujung cornu majus ossis hyoidei (Cambar 11-B). Ke-
ke glandula submandibularis. mudian saraf berjalan ke depan pada permukaan lateral
Serabut-serabut preganglionik parasymphatis men- m. hyoglossus dan permukaan medial m. mylohyoi- deus
capai ganglion dari nucleus salivatorius superior n, Vll (Cambar 1'l-9 dan 11-22). Saraf ini terletak di bawah
melalui chorda tympani dan n. lingualis. Serabut pre- pars profundus glandula submandibularis, ductus
ganglionik bersinaps di dalam ganglion, dan serabut submandibularis, dan n. lingualis (Cambar 11-23). Sa-
postganglionik berjalan ke glandula submandibularis, raf ini berakhir dengan melengkung ke atas ke arah
dan bersifat sekretomotorik. Serabut-serabut sekreto- ujung lidah, dan memberikan cabang-cabang untuk
motorik postganglionik lainnya berjalan ke glandula otot-otot.
sublingualis dan glandula saliva kecil di dalam mulut
dengan berjalan kembali melalui n. lingualis dan ber-
jalan bersama cabang-cabang saraf ini untuk mencapai Cabang-cabang di Regio Submandibularis
glandula. 1. Saraf ke m. thyrohyoideus (serabut n. cervicalis l;
Beberapa serabut postganglionik symphatis berja- lihat halaman 704).
lan langsung melalui ganglion dan bersifat vasomotorik 2. Saraf ke m. geniohyoideus (serabut n. cervicalis l;
terhadap pembuluh-pembuluh darah kelenjar. lihat halaman 7O4).
Ganglia parasymphatis yang lebih kecil terdapat ju- 3. Rami musculares ke semua otot-otot lidah, kecuali
ga di regio ini. Semuanya mempunyai hubungan yang m. palatoglossus, yang dipersarafi oleh plexus
sama dan ditemukan sepanjang ductus submandibula- pharyngeus. Jadi saraf ini mempersarafi m. stylo-
ris atau di dalam substansi glandula submandibularis. glossus, m. hyoglossus, m. genioglossus, dan otot-
otot intrinsik lidah.
Nervus Glossopharyngeus 4. Ramus communicantes. n, hypoglossus berhubung-
an dengan N. lingualis pada sisi lidah.
N. glossopharyngeus berjalan turun di leher di dalam
selubung carotis (Gambar 11-9). Kemudian saraf ini
membelok ke depan di sekitar m. stylopharyngeus dan PEMBULUH DARAH REGIO SUBMANDIBULARIS
berjalan di antara m, constrictor pharynges superior
dan medius (Gambar 11-23). Ramus lingualis saraf ini Arteria Facialis
(lihat di bawah) memasuki regio submandibularis. A. facialis dipercabangkan dari a. carotis externa tepat
di atas ujung cornu majus os hyoidei. (Lihat halaman
Cabang-cabang 699.) Pembuluh ini berjalan ke atas dan melengkung di
. Ramus tympanicus, dibicarakan pada halaman 790. pinggir posterior glandula submandibularis. Kemudian
. Ramus caroticus ke sinus caroticus dan glomus arteri ini membuat lekukan pada pinggir bawah corpus
caroticus, dibicarakan pada halaman 697. mandibulae untuk sampai ke wajah pada margo
. Ramus muscularis mempersarafi m. stylophary- anterior m. masseter. Perjalanan selanjutnya di daerah
ngeus (Cambar 11-23). wajah dibicarakan pada halaman 719.
o Rami pharyngei bergabung pada permukaan luar m.
constrictor pharyngis medius dengan ramus phary- Cabang-cabang di Regio Submandibularis
ngeus n. vagus dan ramus pharyngeus truncus sympha-
ticus untuk membentuk plexus pharyngei. Melalui 1. A. palatina ascendens. Arteri ini berjalan ke atas di
cabang-cabang ini, n. glossopharyngeus memberikan sepanjang sisi pharynx (Cambar 11-24).
serabut sensoris pada membrana mucosa pharynx, 2. A. tonsillaris. Arteri ini menembus m. constrictor
tonsil, dan palatr-rm molle. pharynges superior dan terutama mengurus tonsila
. Ramus lingualis memberikan serabut sensoris umum (Cambar 11-24 dan 1 1-60).
dan serabut pengecap pada membrana mucosa se- 3. Aa. glandulares. Mensuplai glandula submandibu-
pertiga bagian posterior lidah dan papilla circum- I ari s.
vallatae di
daerah bagian anterior lidah. (Lihat 4. A. submentalis. Arteri ini berjalan ke depan se-
halaman 795.) Ramus lingualis masuk ke lidah di panjang pinggir bawah corpus mandibulae dan
bawah m. styloglossus (Cambar 11-23). mensuplai daerah dagu dan bibir bawah.
740 BAB 1 1: Kepala dan Leher

Vena Facialis Cranium terdiri dari tulangtulang berikut ini, dua


V, facialis meninggalkan wajah dengan diantaranya berpasangan (Cambar 11-29, 11-30, dan
menyilang
11-3r):
pinggir bawah corpus mandibulae di belakang a.
facialis. Pembuluh ini bergabung dengan divisi anterior Os frontale 1

v, retromandibularis (Cambar 11-11) dan bermuara ke Os parietale 2


dalam v. jugularis interna Os occipitale 1

Os temporale 2
Arteria Lingualis Os sphenoidale 1

A. lingualis dipercabangkan dari a. carotis externa Os ethmoidale 1

berhadapan dengan ujung cornu majus ossis hyoidei. Tulang-tulang wajah terdiri atas tulangtulang beri-
(Lihat halaman 699.) Pembuluh ini berjalan ke depan, kut ini, dua diantaranya adalah tunggal:
membentuk lengkung ke atas, yang disilang oleh n, Os zygomaticum 2
hypoglossus (Cambar 11-22). Kemudian berjalan ke Maxilla 2
depan, profunda terhadap m. hyoglossus, untuk men- Os nasale 2
suplai ujung lidah (Cambar 11-23). Os lacrimale 2
Vomer 1

Cabang-cabang Os palatinum 2
Concha nasalis inferior 2
1. Rami dorsalis linguae berjumlah dua atau tiga, dan
berjalan ke atas ke dorsum linguae,
Mandibula 1

2. A. sublingualis mensuplai glandula sublingualis Mahasiswa kedokteran tidak perlu mengetahui


dan struktur yang ada di dekatnya. struktur masing-masing tulang secara rinci. Namun,
mahasiswa harus mengenal tengkorak sebagai sebuah
Vena-vena Lidah kesatuan yang utuh dan sebaiknya terdapat tengkorak
Vena-vena dorsalis linguae bergabung untuk memben- untuk merujuk hal-hal yang dibaca berikut ini.
tuk v. lingualis, yang bermuara ke v. jugularis interna.

PANDANGAN ANTERIOR TENGKORAK


NODI LYMPHOIDEI REGIO SUBMANDIBULARIS (GAMBAR 11-29 DAN 11-30)
Nodi lymphoidei submandibulares terletak pada per-
Os frontale, atau tulang dahi, melengkung ke bawah
mukaan superficial glandula submandibularis (Cambar
untuk membentuk margo superior orbita. Arcus su-
11-14). Diuraikan secara lengkap pada halaman 712.
perciliaris dapat dilihat pada kedua sisi, dan incisura
supraorbitalis atau foramen supraorbitale dapat dite-
mukan. Di medial, os frontale bersendi dengan pro-
Tengkorak cessus frontalis maxilla dan os nasale. Di lateral, os
KOMPOSISI frontale bersendi dengan os zygomaticum.
Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os frontale,
Tengkorak disusun dari beberapa tulang yang saling di lateral oleh os zygomaticum, di inferioroleh maxilla,
bersendi pada sendi yang tidak bergerak disebut su- dan di medial oleh processus maxillaris dan osfron-
tura. Jaringan ikat di antara tulang-tulang disebut liga- tale.
mentum sutura. Mandibula merupakan perkecualian Di dalam os frontale, tepat di atas margo orbita, ter-
dari sistem ini, karena tulang ini berhubungan dengan dapat dua rongga yang diliputi oleh membrana muco-
crani um melal ui articu latio temporomand ibu laris yang sa yang disebut sinus frontalis. Rongga ini berhubung-
bergerak. (Lihat halaman 731.) an dengan hidung dan berfungsi sebagai resonator suara.
Tulang-tulang tengkorak dapat dibedakan dalam Kedua os nasale membentuk batang hidung. pinggir
cranium dan wajah. Calvaria adalah bagian atas dari bawahnya, bersama dengan maxilla, membentuk aper-
cranium, dan basis cranii adalah bagian paling bawah tura nasalis anterior. Cavum nasi dibagi dua oleh sep-
dari cranium (Cambar 11-29 dan 11-30). tum nasi, yang sebagian besar dibentuk oleh os vomer.
Tulang tengkorak terdiri atas tabula externa dan Concha nasalis superior dan media merupakan tonjol-
interna dari substantia compacta tulang dan dipisahkan an os ethmoidale pada setiap sisi ke dalam cavum nasi,
oleh selapis substantia spongiosa yang disebut diplod sedangkan concha nasalis inferior merupakan tulang
(Gambar 11-15). Tabula interna lebih tipis dan lebih send i ri.
rapuh daripada tabula externa. Tulang-tulang ini dili- Kedua maxilla membentuk rahang atas, pars ante-
puti dari permukaan luar dan dalam oleh periosteum. rior palatum durum, sebagian dinding lateral cavum
ANATOMI DASAR 74',1

os lacrimale os frontale

sutura metatopica

os nasale

canalis optjcus

pars orbitalis
fissura orbitalis ossis frontalis
superior

fissura orbitalis
inferior processus
frontalis
maxillae
vomer seplum
nasi os zygomaticum

concha nasalis
inferior
forame n
infraorbitale

ramus
mandibulae

angulus
cavum nasl mandibulae

corpus
mandibulae

pars alveolaris mandibulae foramen mentale

Gambar 11- 29. Aspek anterior tengkorak.

nasi, dan sebagian dasar orbita. Kedua tulang ini cosa, disebut sinus maxillaris. Rongga ini berhubung-
bertemu di garis tengah pada sutura intermaxillaris dan an dengan hidung dan berfungsi sebagai resonator sLtara.
membentuk pinggir bawah apertura nasalis. Di bawah Os zygomaticum rnembentuk tonjolan pipi dan se-
orbita, maxilla ditembus oleh foramen infraorbitale. bagian dinding lateral serta dasar orbita. Di medial ber-
Processus alveolaris menonjol ke bawah dan bersanra sendi dengan maxilla, dan di lateral dengan processLts
dengan sisi lainnya membentuk arcus alveolaris, yalrg zygomaticLrs ossis tenrporalis membentuk arcus zygo-
menampung gigi-geligi atas. Pada tiap maxilla terdapat maticus. Os zygornaticur-t-r ditembLls oleh dua foramen
rongga berbentuk pyramid yang dilapisi menrbrana mu- untuk n. zygonraticofaci a I s dan zygornati cotem poral is.
i
742 BAB 11: Kepala dan Leher

os fronlale
os lacrimale os nasale

canalis opticus

incisura superciliaris
pars orbitalis ossis fronlale

supraorbitalis

sutura coronalis

os parietale

ala major os
sphenoidale

sutura processus zygomalicus


fronlozygomatica ossis frontalis

os zygomaticum
pars squamosa
fissura orbitalis ossis temporalis
supenor
fissura orbitalis os zygomaticum
inferior

sutura zygomaxillaris foramen infralemporale

concha nasalis media processus masloideus

concha nasalis inferior

maxilla
ramus mandibulae

foramen mentale
corpus mandibulae

symphisis mandibularis

Gambar 1 1- 30. Tulang-tulang pada aspek anterior tengkorak.

Mandibula, atau rahang bawah, terdiri dari corpus Tengkorak disempurnakan di samping oleh pars
yang terletak horizontal dan dua ramus yang terletak squamosa ossis occipitalis; bagian-bagian os temporale
vertikal. (Untuk rincinya, lihat halaman 734.) yaitu pars squamosa dan tympanica, processus mastoi-
deus, processus styloideus, dan processus zygoma-
ticus; dan ala major ossis sphenoidalis. perhatikan
PANDANGAN LATERAL TENGKORAK
letaknya meatus acusticus externus. Ramus dan corpus
(GAMBAR 11-31)
mandibulae terletak di inferiornya.
Os frontale membentuk bagian depan sisi tengkorak dan Perhatikan bahwa bagian paling tipis dari dinding
bersendi dengan os parietale pada sutura coronalis. lateral tengkorak, tempat di mana sudut anteroinferior
Os parietale membentuk sisi dan atap cranium dan os parietale bersendi dengan ala major ossis sphe-
bersendi satu dengan yang lain di garis tengah pada noidalis; tempat ini disebut pterion.
sutura sagittalis. Di belakang keduanya bersendi Di klinik, pterion merupakan area penting karena
dengan os occipitale pada sutura lambdoidea. meliputi divisi anteriora. dan v. meningea media.
ANATOMI DASAR 743

Temukan pula linea temporalis superior dan infe- dengan fossa infratemporalis melalui fissura pterygo-
rior, yang mulai sebagai sebuah garis dari marSo poste- maxillaris, ke medial dengan cavum nasi melalui fo-
rior processus zygomaticus ossis frontalis dan bercabang ramen sphenopalatina, ke superior dengan tengkorak
sewaktu melengkung ke belakang. Fossa temporalis melalui foramen rotundum, dan ke anterior dengan
terletak di bawah linea temporalis inferior. orbita melalui fissura orbitalis inferior.
Fossa infratemporalis terletak di bawah crista in-
fratemporalis pada ala major ossis sphenoidalis. PANDANGAN POSTERIOR TENGKORAK
Fissura pterygomaxillaris merupakan fissura vertikal (GAMBAR 11-32)
yang terletak di dalam fossa di antara processus ptery-
goideus ossis sphenoidalis dan belakang maxilla. Ke Bagian posterior kedua os parietale bersama dengan
medial fissura ini berhubungan dengan fossa ptery- sutura sagittalis dapat dilihat dari atas. Di bawah, os
gopalatina. parietale bersendi dengan pars squamosa ossis
Fissura orbitalis inferior adalah fissura horizontal di occipitalis pada sutura lambdoidea. Pada masing-ma-
antara ala major ossis sphenoidalis dan maxilla. Fissura sing sisi, os occipitale bersendi dengan os temporale.
ini berjalan ke depan ke dalam orbita. Di garis tengah os occipitale terdapat peninggian de-
Fossa pterygopalatina adalah ruang kecil di bela- ngan permukaan kasar yang disebut protuberantia
kang dan bawah rongga orbita. Ke lateral berhubungan occipitalis externa, yang merupakan tempat perlekatan

pterion

pars squarnosa ossis temPordis sutura coronalis


os zygoniaticum
os parietale

linea temPoralis

os frontale
criste suPramastoidea

ale major ossis


sphenoidalis
sutura lambdoidea proc€ssus zygomaticus
ossis frontalis
naliron
os nasale
processus frontalis
ossis zygomatici
os occipitale
os lacrimalc

os zygomaticum
foramen zygonaticofaciale

foramen infraorbitale
oroluberantia occiPiulis
exrcrna (inion)
processus coronoideus
linea nuchae suPerior
trigonum suPrameaNs maxilla
sPrna
meatus ecusticus oxternus
lemPengtimPani
pr6cessus mastoideus pa - alveolaris mandibulae

ramus
mandibulae mentale
angulus maudibulae
processus styloideus
collum mandibulae corpus mandibulae
mandibulae

Gambar 1 1- 31 . Tutang-tulang pada aspek lateral tengkoiak


744 BAB 1 1: Kepala dan Leher

sutura sagillalis
.\\
\\. \.

os occipitale

ttl
r/ \\ I
;\.i \

sutura parielomastoidea
sv>
tN-, ,,--,,;/,,) proluberantia occipitalis
externa

linea nuchae superior

processus mastoideus

processus syloideus

/,i

.\\
i,

/,:l sutura lambdoidea

Gambar 11'32. Tulanglulang tengkorak dilihat dari aspek posterior (A) dan superior (B).
ANATOMI DASAR 745

otot dan ligamentum nuchae. Di kiri kanan protu- PANDANGAN INFERIOR TENGKORAK
berantia terdapat linea nuchae superior yang terben- (GAMBAR 11-33)
tang ke lateral, ke os temPorale. Bila mandibula kita buang, pars anterior dari bagian
tengkorak ini terlihat dibentuk oleh palatum durum.
Processus palatinus maxilla dan lamina horizon-
PANDANGAN SUPERIOR TENGKORAK
talis ossis palatini dapat diidentifikasi. Di anterior pada
(GAMBAR 11-32)
garis tengah terdapat fossa dan foramen incisivum' Di
Di anterior, os frontale bersendi dengan kedua os pa- posterolateral terdapat foramen palatinum majus dan
rietale pada sutura coronalis. Kadang-kadang kedua minus.
belahan os frontale gagal berfusi, meninggalkan sutura Di atas tepi posterior palatum durum terdapat choa-
metatopica di garis tengah. Di belakang, kedua os pari- nae (apertura nasalis posterior). Choanae inidipisahkan
tale bersendi pada sutura sagittalis. satu dengan yang lain oleh margo posterior vomer dan

foramen incisivus

processus palatinum ossis palatini


processus palatinus maxilla

fi ssura orbilalis inferior

tuberculum maxillae

foramen palatinum majus


arcus zygomaticus
foramen palatinum minus

hamulus
vomer

crista infratemporalis lamina lateralis $rocessus


pterygoidei
fossa scaphoidea lamina medialis processus
plerygoidei
fossa mandibularis
foramen ovale
tuberculum articulare foramen spinosum

canalis hypoglossi spina ossis sphenoidalis


pars pelrosus
processus styloideus ossis temporalis
pars tympanica
pars squamosa
ossis lemporalis
ossis temPoralis
canalis carolicus
foramen
stylomastoideum

processus masloideus
foramen jugulare

condylus occipitalis

tuberculum pharyngeum

protuberanlia occipilalis externa


foramen magnum

os occiPitale
linea nuchae suPerior

Gambar 11- 33 Permukaan inferior basis cranii.


746 BAB 11: Kepata danleher

dibatasi di lateral oleh lamina medialis processus pte- Posterior terhadap foramen magnum
rygoideus ossis sphenoidalis. Ujung inferior lamina
di garis te-
ngah, terdapat protuberantia occipitalis externa. Linea
medialis processus pterygoideus diperpanjang sebagai nichae superior dapat ditemukan karena mereka me-
taju yang melengkung, yaitu hamulus pterygoideus. lengkung di kunrn dan kiriirotuberantia.
Posterolateral terhadap lamina lateralis processus
pterygoideus, ala major ossis sphenoidalis ditembus TENGKORAK NEONATUS (GAMBAR 11-35)
oleh foramen ovale yang besar dan foramen spinosum
yang kecil. PosterolaterJl terhadap foramen;;;;;il Tengkorak neonatLts, bila diba.ndingkan dengan teng-
korak orang dewasa menunjukkan besar cranium yang
terdipat spina ossis sphenoidalis
Di belakang spina ossis sphenoidalis, pada daerah :"]litj'l"d1k seimbang dengan wajah. Pada anak-anak,
antara ala maj6r ossis sphenoidatis d"r'p'",;;;;;;; mandibula, sinus maxillaris, dan pro-
fl::.T?"h"n maxillae mengakibatkan bertambah-
ossis temporaiis, terdapat alur untuk 0""'."u'[t'"'"r, ::.tj::. il"""laris
tuba auditiva. Muara tuba bagian tLrrans;;p;1
d iidentifikasi.
i;;
"t1ilT:;;:il,::f[1;ffi_ ticin dan unitaminar, tanpa

,",',",,,,1f;:f,*'#il:X,,::[:.#["[1[ iy::::
untuk arriculatio temporomandibularis, t,orrl;:nffii
:[il[,11fl'_:: ffil',:"',",T,i,?Hy;::lj:#:fflf,-
dan tulangtulang itu clapat digerakkan satu ter-
:"-l:::i
sahkan dari ramina tvmpanica di posteriolnilt* i*lt#t,fl,H::"i;.1!lfllt-::fl;: fH;;:;;
fissura tympanosquamosa' di mana pada ujung me-
dialnya chorda tympani keluar dari cavum tympani',
;t;;k;;l membranosa; turang-turang basis cranii meng-
.il#i3"r,i'r.asi -['urang-turang
Processus styloideus ossis temporale menonjol ke
cartiraginosa. carvaris ti-
bawah dan depan dari aspek inferiornya' Muara. canalis
irk rJ"t",, pada sutura, tetapi dipisahkan oleh celah-
."i"n r".uranosa yang tidak nrenulang, disebut fonti-
permukaan inreriorpars ;;i;; krinik, ronticur-us anterior dan p-osterior p"Jne
;:i:J::::::l [TJ:?:, ?ada "l
Bentuk ujung mediar pars petrosus ossis,T?"lili: '"oi[flilfi:1*i;nf::r::1:fil
tidak teratur dan bersama dengan pars basilaris ossis fl:Xl:iy;li
un,ur"u'f."am belahan os frontale di depan dan kedua os
occipitaris dan ara major ossis sphenoidaris memben-
tuk foramen lacerum' sernasa hidup, foramen lacerum ;;;;;;" di berakang (Gambar 1r-35). Membrana fi_
ditutupi oleh jaringan fibrosa, dan hanya beberapa
[t"rl"."rrentuk
lantai fonticulus anterior dan di-
;;;;lk";olehtulangdanpadausia jBrahunfonticulus
pembuluh darah kecil saja yang melalui foramen ini
kcluar dari cavum cranii.
i; ;il; menurup. Fonticulus posterior berbentuk
Lamina tympanica, yans merupakan bagian dari,os ;:?:fiff:r':::,?["il j[l,:*:i:ifi:iliJ?:i#
temporale, penampangnya berbentuk huruf c dan ;;i;;; fonticulus ini biasanya menutup dan tidak
membentuk bagian tulang meatus acusticus externus.
Sewaktu mempelajari daerah ini, identifikasi crista ---firr''tyrpaniia
iup"iOiprf pasi lagi.
ossis temporalis hanya berupa
suprameatica pada permukaan lateral pars squamosa
cincin berbentuk C pada saat lahir, dan pada waktu
ossis temporalis, trigonum suprameatus, dan spina
de*uru merupakan rempeng yang berbentLrk c. tni
suprameatica' berarti bahwa meatus acusticus externus hampir se-
Di dalam celah antara processus -1 ,
-. - styloideus.dan lurrhnyu adalah tulang rawan pada neonatus, dan
processLts mastoideus dapat dilihat foramen stylo-
membiana tympani terletak lebih ke permukaan. Wa_
mastoideum. Medial terhadap processus styloideus, laupun
1.n"1-11brun, tympani hampir sama besar dengan
pars petrosus ossis temporale mempunyai incisura meinbrana
dewasa, pada neonatus membran ini meng_
yang dalam, yang bersama dengan incisura yang lebih
hadap lebih ke infeiior. Selama masa anak_anak, lami_
dangkal pada os occipitale membentuk foranren ju- tV-puni.a tumbuh ke lateral, membentuk bagian
gulare' "u
tulang dari meatus, dan rnembrana tympani meng-
Di belakang apertura nasi posterior dan di depan haaa[ tebin ke lateral.
foramen magnum terdapat os sphenoidale dan pars processus mastoideus tidak ditemukan pada
waktu
basilaris ossis occipitalis. Tuberculum pharyngeum lahir (Cambar 1l_35)
dan berkembang kemudian se_
adalah tonjolan kecil di garis tengah pada permukaan bagai respons
terhadap tarikan M. sternocleidomas_
bawah pars basilaris ossis occipitalis. toideus bila anak menggerakkan kepalanya.
Condylus occipitalis harus diidentifikasi. Condylus Pada saat lahir, anlium mastoideurr terletak kira-
ini bersendi dengan aspek superior massa lateralis kira 3 mm di bawah lantai trigonum suprameatus.
vertebra cervicalis pertama, os atlas. Superiorterhadap Dengan berkembangnya
tengkorak, dinjing tulang
condylus occipitalis terdapat canalis hypoglossus lateril meneral, sehirigga pada"waktLi pubertai
antruri
untuk tempat lewatnya N. hypoglossus. mungkin terletak lebili[urang 15 mm daripermukaan.
ANATOMI DASAB 747

Mandibula merupakan dua belahan kiri dan kanan tengah fossa cranii media dibatasi di posterior oleh alur
pada saat lahir, dihubungkan di garis tengah oleh ja- untuk chiasma opticum.
ringan fibrosa. Kedua belahan menyatu pada symphisis Dasar fossa dibentuk oleh pars orbitalis ossis fron-
mandibularis menjelang akhir tahun pertama. tale dilateral dan oleh lamina cribriformis ossis
Angulus mandibulae bersifat tumpul pada saat lahir ethmoidalis di medial (Gambar 11-34). Crista galliada-
(Cambar 11-35), caputnya terletak setinggi marSo su- lah tonjolan tajam ke atas dari os ethmoidale di garis
perior corpus mandibulae dan processus coronoideus tengah dan merupakan tempat rnelekatnya falx cerebri.
terletak lebih tinggi dari caput. Hanya setelah terjadi Di antara crista galli dan crista ossis frontalis terdapat
erupsi gigi permanen, angulus mandibulae mencapai apertura kecil, yaitu foramen cecum, untuk tempat
bentuk dewasanya. Caput dan collum berkembang, lewatnya vena kecil dari mucosa hidung menujul ke
sehingga caput terletak lebih tinggi dari processus sinus sagittalis superior. Sepanjang crista galli terdapat
coronoideus. celah sempit pada lamina cribriformis untuk tempat
Pada usia lanjut, ukuran mandibula akan mengecil lewatnya n. ethmoidalis anterior menuir,r ke cavum
bila gigi-geligi tanggal. Sewaktu pars alveolaris tulang nasi. Permukaan atas lamina cribriformis menyokong
mengecil, posisi ramus mandibulae menjadi miring bulbus olfactorius, dan lr-rbang-lubang halus pada
sehingga caput membengkok ke posterior. lamina crobrosa dilalui oleh n. olfactorius.

CAVUM CRANII Fossa Cranii Media


Cavum cranii berisi otak dan meningen yang mem- Fossa cranii media terdiri dari bagian medial yang
bungkusnya, bagian saraf otak, arteri, vena, dan sinus sempit dan bagian lateral yang lebar (Carnbar 11-34).
venoSus. Bagian medial yang agak tinggi dibentuk oleh corpus
ossis sphenoidalis, dan bagian lateral yang luas mem-
CALVARIA bentuk cekungan di kanan dan kiri, yang rnenampung
lobus temporalis cerebri.
Permukaan dalam calvaria memperlihatkan sutura co- Di anterior dibatasi oleh ala nrinor ossis sphenoi-
ronalis, sagittalis, dan lambdoidea. Pada garis tengah dalis dan di posterior oleh batas atas pars pretrosa ossis
terdapat sulcus sagittalis yang dangkal untuk tempat si- temporalis. Di lateral terletak pars squamosa ossis tem-
nus sagittalis superior. Di kanan dan kiri sulcus ter- poralis, ala major ossis sphenoidalis, dan os parietale.
dapat beberapa lubang kecil, disebut foveae granu- Dasar dari masing-masing bagian lateral fossa cranii
lares' yang menjadi tempat lacunae laterales dan media dibentuk oleh ala major ossis sphenoidalis dan
granulationes arachnoidales.(Lihat halaman 754.) Di- pars squamosa dan petrosa ossis temporalis.
dapatkan sejumlah alur dangkal untuk divisi anterior Os sphenoidale mirip kelelawar dengan corpus ter-
dan posterior a. et v. meningea media sewaktu kedua- letak di bagian tengah dan ala major dan minor terben-
nya berjalan di sisi tengkorak menuju calvaria. tang kanan dan kiri. Corpus ossis sphenoidalis berisi si-
nus sphenoidalis yang berisi udara, yang dibatasi oleh
BAS|S CRANII (GAMBAR 1 1-34) membrana mucosa dan berhubungan dengan rongga
hidung. Sinus ini berfur"rgsi sebagai resonator sLlara.
Bagian dalam basis cranii dibagi dalam tiga fossa yaitu
Di anterior, canalis opticus dilalui oleh n. opticus
fossa cranii anterior, media, dan posterior' Fossa cranii
dan a. ophthalmica, sebuah cabang dari a. carotis inter-
anterior dipisahkan dari fossa cranii media oleh ala mi-
na, menu.ju orbita. Fissura orbitalis superior, yang
nor ossis sphenoidalis, dan fossa cranii media dipi- rrerupakan celah di antara ala major dan trinor ossis
sahkan dari fossa cranii posterior oleh pars petrosa ossis
sphenoidalis, dilalui oleh n. lacrimalis, n. frontalis, n,
temporalis.
trochlearis, n. oculomotorius, n. nasociliaris, dan n.
abducens, bersama dengan v. ophthalmica superior. Si-
Fossa CraniiAnterior nus venosus sphenoparietalis berjalan ke rnedial se-
Fossa cranii anterior menampung lobus frontalis cere- panjang pinggir posterior ala minor ossis sphenoidalis
bri. Dibatasi di anterior oleh permukaan dalam os fron- dan bermuara ke dalam sinus cavernosus.
tale, dan di garis tengah terdapat crista untuk tempat Foramen rotundum, terletak di belakang ujung
melekatnya falx cerebri. Batas posteriornya adalah ala medial fissura orbitalis superior, menembus ala rnajor
minor ossis sphenoidalis yang tajam yang bersendi di ossis sphenoidalis dan dilalui oleh n. maxillaris dari
lateral dengan os frontale dan bertemu dengan angulus ganglion trigeminus menuju fossa petrygopalatina.
anteroinferior os parietale, atau pterion. Ujung medial Foramen ovale terletak posterolateral terhadap fo-
ala minor ossis sphenoidalis membentuk processus cli- ramen rotundurn (Gambar 11-34). Foramen ini me-
noideus anterior pada masing-masing sisi, yang men- nembus ala major ossis sphenoidalis dan dilalui oleh
jadi tempat melekatnya tentorium cerebelli. Bagian radisx sensorik besar dan radix motorik kecil dari n.
748 BAB 11: Kepala danLeher

crista galli lamina cribrosa


foramen cecum

ala minor ossis sphenoidalis


pars orbiialis ossis frontalis

canalis opticus

processus clinoideus anterior

foramen rotundum
foramen lacerum
foramen ovale
tuberculum sellae
sella lurcica sulcus a. meningea
media
processus
clinoideus
poslerior foramen spinosum
dorsum sellae pars squamosa
hiatus ossis lemporalis
canalis
n. petrosi pars pelrosa ossis
majores temporalis

meatus acuslicus
inlernus
eminenlia arcuala

sulcus sinus
petrosi superioris

foramen jugulare

sulcus sinus transversi


pars basilaris ossis occipitalis

foramen magnum canalis hypoglossi

crisla occipitalis interna protuberantia occipitalis interna

Gambar 11- 34. Permukaan dalam basis cranii.

mandibularis menuju ke fossa infratemporalis. n. pe- kemudian berjalan ke belakang dan atas pada os
trosus minus juga berjalan melalui foramen ini. parietale. Pada tempat ini, arteri paling mudah cedera
Foramen spinosum yang kecil terletak posterola- akibat pukulan pada kepala. Ramus posterior berjalan
teral terhadap foramen ovale dan juga menembus ala ke belakang dan atas, melintasi pars squamosa ossis
major ossis sphenoidalis. Foramen ini dilalui oleh A. temporalis untuk sampai os parietale.
meningea media dari fossa infratemporalis (lihat ha- Foramen laserum besar dan iregular terletak antara
laman 730) menuju ke cavum cranii. Kemudian arteri apeks pars petrosa ossis temporalis dan os sphenoidale
berjalan ke depan dan lateral di dalam alur pada (Gambar 11-34), Muara inferior foramen laserum terisi
permukaan atas pars sguamosa ossis temporalis dan ala kartilago dan jaringan fibrosa, dan hanya sedikit pem-
major ossis sphenoidalis (Cambar 11-45). Pembuluh bulr-rh darah melaluijaringan tersebut dari rongga teng-
ini berjalan dalam jarak yang pendek, kemudian ter- korak ke leher.
bagi dalam ramus anterior dan posterior. Ramus ante- Canalis caroticus bermuara pada sisi foramen lace-
rior berjalan ke depan dan atas, ke angulus rum di atas muara inferior yang tertutup. A. carotis
anteroinferiorossis temporalis (Cambar 11-95). Di sini, interna masuk ke foramen dari canalis caroticus dan
arteri membuat saluran yang pendek dan dalam, segera melengkung ke atas untuk sampai pada sisi cor-
ANATOMI DASAR 749

fonliculus anterior

/'t.
'/2.2
.-'- :\\
t---: --.-f
-
sutura frontalis

,V,h
sutura intermaxillaris

symphisis mandibularis

fonliculus anlerior

tuber parietale

fonticulus posterior

i?,9 iLZr-
foramen stylomasloideum
\-'L mandibula

membrana tympani pars lympanica ossis lemporalis

Gambar 11- 35. Tengkorak neonatus dilihat dari aspek anterior (A) dan lateral (B)

pus ossis sphenoidalis. Di sini, arteri ini membelok ke interna), untuk membentuk n. canalis pterygoidei. N.
depan dalam sinus cavernosus untuk mencapai daerah petrosus minor berjalan ke depan ke foramen ovale.
processus clinoideus anterior. Pada tempat ini, a. caro- N. abducens melengkung tajam ke depan, melintasi
tis interna membelok vertikal ke atas, medial (Cambar apeks os petrosus, medial terhadap ganglion trigemi-
1145) terhadap processus clinoideus anterior, dan mun- nus. Di sini, saraf ini meninggalkan fossa cranii poste-
cul dari sinus cavernosus. (Lihat halaman 761 ' ) rior dan masuk ke dalam sinus cavernosus.
Lateral terhadap foramen lacerum terdapat lekukan Eminentia arcuata adalah penonjolan bulat yang
pada apeks pars petrosa ossis temporalis untuk gang- terdapat pada permukaan anterior os petrosus dan di-
lion trigeminus. Pada permukaan anterior os petrosus timbulkan oleh canalis semicircularis superior yang
terdapat dua alur saraf; alur medial yang lebih besar terletak di bawahnya.
untuk n. petrosus maior, sebuah cabang n. facialis; dan Tegmen tympani adalah lempeng tipis tulang, yang
alur lateral yang lebih kecil untuk n. petrosus minor, merupakan penonjolan ke depan pars petrosa ossis
sebuah cabang dari plexus tympanicus. N. petrosus temporalis dan terletak berdampingan dengan pars
major masuk ke foramen lacerum dibawah ganglion squamosa tulang ini (Cambar 11-34)' Dari belakang ke
trigeminus dan bergabung dengan n' petrosus pro- depan, lempeng ini membentuk atap antrum mastoi-
fundus (serabut symphatis dari sekitar A' carotis deum, cavum tympani, dan tuba auditiva. Lempeng
750 BAB 1 1: Kepala dan Leher

tipis tulang ini merupakan satu-satltnya penyekat utama Meatus acusticus internus menembus permukaan
penyebaran infeksi dari dalam cavum tympani ke lobus superior pars petrosa ossis temporalis. Lubang ini
temporalis cerebri (Cambar 1 1-5S). dilalui oleh n. vestibulocochlearis dan radix motorik
Bagian medial fossa cranii media dibentuk oleh dan sensorik n. facialis.
corpus ossis sphenoidalis (Cambar 11-34). Di depan Crista occipitalis interna berjalan ke atas di garis
terdapat sulcus chiasmatis, yang berhubungan dengan tengah, posterior terhadap foramen magnum, menr.rju
chiasma opticum dan berhubungan ke lateral dengan ke protuberantia occipitalis interna. pada crista ini
canalis opticus. Posterior terhadap sulcus terdapat pe- melekat falx cerebelli yang kecil, yang menutupi sinus
ninggian, disebut tuberculum sellae. Di belakang pe- occipitalis.
ninggian ini terdapat cekungan dalam, yaitu sella tur- Kanan dan kiri dari protuberantia occipitalis interna
cica, yang merupakan tempat glandula hypophisis. terdapat alur lebar untuk sinus transversus (Cambar
Sella turcica dibatasi di posterior oleh lempeng tulang 11-34). Alur ini terbentang di kedua sisi, pada permLt_
bersegi empat yang disebut dorsum sellae. Angulus su- kaan dalam os occipitale, sampai ke angulus postero_
perior dorsum sellae mempunyai dua tuberculum, dise- inferior atau sudut os parietale. Kemudian alur ber1anjr,rt
but processus clinoideus posterior, yang menjadi tem- ke pars mastoideus ossis temporalis, dan di sini sinus
pat perlekatan dari pinggir tetap tentorium cerebelli. transversus berlanjut sebagai sinus sigmoideus. Sinus
Sinus cavernosus berhubungan langsung dengan petrosus superior berjalan ke belakang sepanjang ping-
sisi corpus sphenoidalis (Gambar l l-36 dan 11-37), gir atas os petrosus di dalam sebuah alur sempit dan
Pada dinding lateralnya terdapat n. lll dan lV, dan di- bermuara ke dalam sinus sigmoideus. Sewaktu berjalan
visi ophthalmicus dan maxillaris n. trigeminus (Cam- turun ke foramen jugulare, sinus sigmoideus membuat
bar'11-39). A. carotis interna dan n. Vl berjalan ke de- alur yang dalam pada bagian belakang os petrosus dan
pan melalui sinus ini. pars mastoideus ossis temporalis. Di sini, sinus sigrnoi-
deus terletak tepat posterior terhadap antrum mastoi-
Fossa Cranii Posterior deum.
Tabel 11-3 memperlihatkan ringkasan dari lubang_
Fossa cranii posterior dalam dan menampung ba- .lubang
.
penting
gian-bagian otak belakang, yaitu cerebellum, pons, dan yang terdapat pada basis cranii dan
struktu r-struktu r yang melewati nya.
medulla oblongata. Di anterior fossa dibatasi oleh
pinggir superior pars petrosa ossis temporalis dan di
posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars squa- MENINGES
mosa ossis occipitalis (Cambar 11-34). Dasar fossa Otak dan rnedulla spinalis dibungkus oleh tiga mem-
cran i i posterior d ibentuk oleh pars basi laris, condylaris,
bran, atau meninges: duramater, arachnoidlamater,
dan squamosa ossis occipitalis dan pars mastoideus dan piamater.
ossis temporalis.
Atap fossa dibentuk oleh lipatan dura, tentorium
Duramater Encephali
cerebelli, yang terletak di antara cerebellum di sebelah
bawah dan lobus occipitalis cereberi di sebelah atas Duramater secara konvensional dikatakan terdiri dari
(Carnbar 11-37). dua lapis: lapisan endosteal dan lapisan meningeal
Foramen magnum menempati daerah pusat dari (Cambar 11-15). Kedua lapisan ini berhubungan erat,
dasar fossa dan dilalui oleh medulla oblongata dengan kecuali sepanjang tempat-tempat tertentu keduanya
meningen yang meliputinya, pars spinalis ascendens n. terpisah dan membentuk sinus venosus.
accessories, dan kedua a. vertebralis. Lapisan endosteal tidak lain daripada periosteum
Canalis hypoglossi terletak di atas pinggir antero- pada umumnya yang meliputi permukaan dalam tu-
Iateral foramen magnum (Cambar 11-34) dan dilalui lang-tulang tengkorak. Lapisan ini hanya sampai fora-
oleh n. hypoglossus. men magnum dan tidak berlanjut ke lapisan durarnater
Foramen jugularis terletak di antara pinggir bawah di medulla spinalis. Di sekitar pinggir semua foramina
pars petrosa ossis temporalis dan pars condylaris ossis cranii lapisan ini berhubungan dengan periosteum
occipitalis. Foramen ini dilalui oleh struktur-struktur pada permukaan luar tulangtulang tengkorak. pada
berikut ini dari depan ke belakang: sinus petrosus infe. sutura lapisan ini berhubungan dengan ligamentum su-
rior, n. lX, n. X., darr n. Xl; dan sinus sigmoideus yang tural. Lapisan ini melekat dengan erat pada tulang-
besar. Sinus petrosus inferior berjalan turun di dalam tulang di basis cranii.
alur pada pinggir bawah pars petrosa ossis temporalis Lapisan meningeal adalah duramater yang sebenar-
untuk mencapai foramen. Sinus sigmoideus berbelok nya. Merupakan membrana fibrosa padat dan kuat
ke bawah melalui foramen dan berlanjut sebagai v. ju- yang membungkus otak dan melanjutkan diri setelah
gularis interna. melalui foramen magnum sebagai duramater medlrlla
ANATOMI DASAR 751

v. sup€rficialis kulit kepala


sinus sagittalis superior
v, emtssana
sinus sagittalis inferior
v. diploica diplod

sinus lransversus sitristra n. facialis dan vestibulocochlearis

n. trigeminus
V. magna cerebri
n. irochlearis

n. oculomotorius

intercavernosi
falx cerebri

sinus sphenoparietalis

confluens sinuum

bulbus olfactorius

$nus cavemosus

v. ophthalmica

sinus rectus

tentorium cerebelli

sinus transversus dextra

sinus sigmoideus
sinus petrosus superior

Gambar 11-36. Bagian dalam tengkorak yang memperlihatkan duramater dan sinus venosusnya. Perhatikan
hubungan antara vena-vena kulit kepala dan vena-vena waiah dengan sinus venosus.

spinalis. Lapisan ini juga merupakan selubung tubular dan cekung, dan sinus rectus berjalan sepanjang per-
bagi saraf-saraf otak, pada saat saraf otak melalui fo- lekatannya pada tentorium cerebelli.
ramina di basis cranii. Di luar tengkorak, selubung ini Tentorium cerebelli adalah lipatan duramater yang
menyatu dengan epineurium saraf. berbentuk bulan sabit, yang menjadi atap fossa cranii
Lapisan meningeal membentuk empat septum ke posterior (Cambar 11-36, 11-37, dan 1 1-38). Lapisan
arah dalam yang membagi cavum cranii menjadi ipi menutupi permukaan atas cerebellum dan me-
ruang-ruang yang saling berhubungan dengan bebas nyokong lobus occipitalis cerebri. Di depan terdapat
dan menampung bagian-bagian otak. Fungsi sep- sebuah celah, incisura tentorii, untuk tempat lewatnya
tum-septum ini adalah untuk menghambat pergeseran mesencephalon (Cambar 11-38 dan 11-39), sehingga
otak. terdapat pinggir dalam yang bebas dan pinggir luar
Falx cerebri adalah lipatan duramater berbentuk yang terfiksasi. Pinggir yang terfiksasi melekat pada
bulan sabit yang terletak di garis tengah, antara kedua processus clinoideus posterior, pinggir superior os pe-
hemispherium cerebri (Cambar 11-37 dan 11-40). trosus, dan pinggir-pinggir alur untuk sinus transversus
Ujung depannya yang sempit melekat pada crista fron- pada os occipitale. Pinggir bebasnya berjalan ke depan
talis interna dan crista galli. Ujung posteriornya yang pada kedua ujungnya, melintasi pinggir yang tediksasi,
lebar menyatu dengan permukaan atas tentorium cere- dan melekat pada processus clinoideus anterior tiap
belli di garis tengah. Sinus sagittalis superior berjalan sisi. Pada tempat di mana kedua pinggir bertemu, n. lll
pada pinggir atasnya yang terfiksasi, sinus spgittalis dan n. lV berjalan ke depan memasuki dinding lateral
inferior berjalan pada pinggir bawahnya yang bebas sinus cavernosus (Gambar 11-38 dan 11-39).
752 BAB 11: Kepala danLeher

n. opticus

diaphragma sellae

n. oculomotorius n. maxillaris

n. trochlearis ganglion trigeminus

n. aMucens
n. mandibularis
\rI
7
rq
IY lentorium cerebelli
sinus petrosus
I
t
6

sinus sagittalis inferior

incisura ten!orii

sinus transversus sinistra


sinus lransveFus dextra
V. magna cerebri
slnus rectus

con(luens sinuum

Gambar 11- 37' Diaphragma seltae dan tentorium cerebetli. Perhatikan posisi smus venosus.

Dekat apeks pars petrosus ossis temporalis, lapis


.bawah tentorium
cica (Cambar 1t-32). Lubang kecil di tengahnya dila_
menonjol ke depan, di bawah sinus lui oleh tangkai glandula hyfophysis cere6ri (Cambar
petrosus superior/ membentuk recessus untuk n. 11-39).
trigeminus dan ganglion trigeminus (Cambar 1 1-38).
Falx cerebri dan falx cerebelli masing-masing me- Persarafan Duramater
lekat pada permukaan atas dan bawah teniorium. Sinus
rectus berjalan sepanjang perlekatannya pada falx Cabang-cabang dari n. trigeminui, n. vagus, n. Cer_
cerebri, sinus petrosus superior sepanjang perlekatan- vicalis 1-3, dan cabang-cabang dari sistem symphatis
nya. pada os petrosus, dan sinus transversus sepanjang berjalan ke duramater.
perlekatannya pada os occipitale (Gambar 11-37). Terdapat banyak ujung saraf sensoris pada dura_
mater..Duramater peka terhadap regangan, yang me_
Falx cerebelli adalah lipatan duramater kecil
nimbulkan sensasi sakit kepala. Stimulasi ujung_ujung
berbentuk sabit, yang melekat pada crista occipitalis
sensoris n. trigeminus di atas level tentorium cerebelli
interna dan menonjol ke depan di antara kedua hemis-
menimbulkan nyeri alih (referred pain) ke arah kulit di
pherium cerebri. Pinggir posteriornya yang terfiksasi
sisi.yang sama pada kepala. Stimulasi ujung dural di ba-
berisi sinus occipitalis.
wah level tentorium menimbulkan nyeri ,lih ku bul"_
Diaphragma sellae adalah lipatan duramater ber- kang leher dan kepala sepanjang daerah tengkuk dan be_
bentuk sirkular kecil, yang membentuk atap sella tur- lakang kepala sepanjang distribusi n. occipitalis major.
ANATOMI DASAR 753

Tabel 11-3. Ringkasan lubang-lubang penting pada basis cranii dan struktur yang melewatinya.

Lubang di Tengkorak Tulang Tengkorak Struktur yang MelewatinYa

Fossa Cranii Anterior


Lubang-lubang di lamina Os ethmoidale N. olfactorius
cribrosa
Fossa Cranii Media
Canalis Opticus Ala minor ossis sphenoidalis N. opticus
Fissura orbitalis superior Antara ala rninor dan ala major N. lacrimalis, n. frontalis, n. trochlearis, n. oculomoto-
ossis sphenoidalis rius, n. nasociliaris, dan n. abducens, v. ophthal-
mica superior
Foramen rotundum Ala major ossis sPhenoidalis Divisi maxillaris N. trigeminus
Foramen ovale Ala major ossis sPhenoidalis Divisi mandibularis N. trigeminus, N. petrosus minor
Foramen spinosum Ala major ossis sphenoidalis A. meningea media
Foramen lacerum Antara pars petrosa ossis tem- A. carotis interna
poralis dan os sPhenoidale
Fossa Cranii Posterior
Foramen magnum Os occipitale Medulla oblongata, pars spinalis n. acessorius,
dan a. vertebralis kanan dan kiri
Canalis hypoglossi Os occipitale N. hypoglossus
Foramen jugulare Antara pars petrosa ossis N. glossopharyngeus, n. vagus, dan n. accessorius;
temporalis dan Pars condY- sinus sigmoideus berlanjut sebagai v. iugularis
laris ossis occipitale interna
Meatus acusticus internus Pars petrosa ossis lemporale N. vestibuocochlearis dan n. facialis

Pendarahan Duramater Arachnoideamater EncePhali


Banyak arteri yang mensuplai duramater, yaitu a. caro- Arachnoideamater adalah membrana impermeabel ha-
tis interna, a. maxillaris, a. pharngeus ascendens, a. oc- lus yang meliputi otak dan terletak di antara piamater di
cipitalis, dan a. vertebralis. Dari sudut klinis, yang sebelah dalam dan duramater di sebelah luar (Cambar
1 1-1 5). Selaput ini dipisahkan dari duramater oleh ruang
terpenting adalah a. meningea media, yang sering ru-
sak pada cedera kepala. potensial, disebut spatium subdural, dan dari piamater
A. meningea media berasal dari a. maxillaris di da- oleh spatium subarachnoideum, yang terisi oleh liquor
lam fossa infratemporalis. (Lihat halaman 730') cereb rospinalis.
Pembuluh ini masuk ke rongga otak dan berjalan ke Arach noideamater membentuk jembatan-jembatan
depan dan lateral di dalam alur pada permukaan atas di atas sulci pada permukaan otak dan dalam situasi
pars squamosa ossis temporalis (Cambar 11-45)' tertentu, arachnoideamater dan piamater terpisah lebar
Masuk ke rongga otak melalui foramen spinosum dan membentuk cisternae subarachnoideae.
terletak di antara lapisan meningeal dan endosteal Pada daerah teftentu, arachnoideamater menonjol
duramater. Perjalanan selanjutnya dalam fossa cranii ke dalam sinlts venosus membentuk villi arochnoi'
media dibicarakan pada halaman 750. Ramus anterior dales. Villi arachnoidales ini paling banyak di sepan-
(frontalis) membuat alur pada angulus anteroinferior jang sinus sagittalis superior. Agregasi villi arachnoi-
ossis parietalis dan perjalanannya kira-kira sesuai dales disebut sebagai granulationes arachnoideales
(Cambar 11-15). Villi arachnoideales berfungsi sebagai
dengan garis gyrus precentralis otak yang ada di
bawlhnya. Ramus posterior (parietalis) melengkung ke tempat perembesan liqr-ror cerebrospinalis ke dalam
belakang dan mensuplai bagian posterior duramater' aliran darah.
Vena-vena meningea terletak di dalam lapisan Penting untr,rk diingat bahwa struktur-struktur yang
endosteal duramater. V. meningea medialis mengikuti berjalan ke dan dari otak menuju cranillm atau fora-
cabang-cabang a. meningea media dan bermuara ke minanya harus melalui spatium subarachnoideum. Selu-
dalam plexus venosus pterygoideus atau sinus spheno- ruh arleri dan vena terletak di dalam spatium ini, derni-
parietal is. Vena-vena terletak lateral terhadap arteri nya' kian pula saraf-saraf otak (Cambar 1 1-1 5), Arachnoidea-
754 BAB 1 l: Kepala dan Leher

tenlorium cerebelli
falx r

sinus sagittatis inferior (dibuka)


mesencephalon (dipotong)
/ A. cerebri posterior

aqueductus cerebri A. communicans posterior


A. carotis interna
infundibulum
chiasma opticum

sinus frontalis

N. trochlearis
bulbus olfactorius

A. carotis interna

N. opticu's
N. trigeminus
A. carotis interna
pinggir lapisan meningeal
duramater yang dipotong N. oculomotorius

N. trochlearis
N. petrosus superficialis major N. abducens
divisi maxillaris n. trigeminus
ganglion trjgeminus

divisi mandibularis n. trigemjnus

Gambar 11'38. Pandangan taterar tengkorak, mempertihatkan farx cerebri,


tentorium cerebelli, batang
otak, dan ganglion trigeminus.

mater menyatu dengan epineurium saraf pada saat sacralis kedua (lihat Cambar 12-7D). Akhirnya liquor
saraf ini keluar dari tengkorak. pada n. opticus, masuk ke dalam aliran darah melalui villi arachnoi_
arachnoideamater membentuk selubung untuk saraf ini deales dengan berdifLrsi rnelalu i dind ingnya,
yang meluas ke dalam rongga orbita melalui canalis Selain mernbawa sisa-sisa yang berhr_rbungan de_
opticus dan bergabung dengan sclera bola mata ngan aktivitas neuron, liquor cerebrospinalis juga nre_
(Cambar 11-51). Jadi, spatium subarachnoideuam me- rupakan cairan otak mengapung di dalam liquor cere_
luas di sekitar n. opticus sampai ke bola mata. (Lihat brospinalis. Mekanisme ini efektif r_rntr_rk rnelindungi
halaman 778.) otak terhadap trauma.
liquor cerebrospinalis dihasilkan oleh plexus cho-
roideus, yang terdapat di dalam ventriculus cerebri
lateralis, tertius, dan qr-tartus. Cairan ini keluar dari Piamater Encephali
sistem ventrikel otak melalui tiga forarnen pada atap Piarlater adalah membrana vaskular yang dengan erat
ventriculus quartus dan masuk ke dalam spatium sub- membungkr-rs otak, meliputi gyri dan masuk ke dalarl
arachnoideum. Kemudian cairan ini mengalir ke atas, sulci yang paling dalarn (Cambar I 1-1 5). Membrana ini
di atas permukaan hemispherium cerebri din ke bawah membr-rngkus saraf otak dan menyatu dengan epineu_
d i sekitar med r-r I la spi nal is. Spati u r"n subarach no ider: rr.r riunrnya. Arteri-arteri yang masuk ke dalam substansi
spinalis meluas ke bawah sarnpai setinggi vertebra olak jLrga diliputi olch piamater.
ANATOMI DASAR 755

bulbus olfactorius

hypophysis tractus olfactorius

processus clinoideus anterior n. opticus

a. ophthalmica
diaphragma sellae
a. carotis interna

dorsum sellae \ a, communicans posterior

n. oculomotorius
a. superior cerebelli

tenorium cerebelli
A a. cerebri posterior

n, fochlearis crus cerebri

t€gmentum
--J
/s substantia nigra

incisura tentorii
--1
-=-\ aqueductus cerebri
----\--
1\.-
colliculus superior \-
\-
\

infundibulum hypophysis diaphragma sellae


tuber cinerium
slnus cevernosus

n. oculomo!orius
lobus posterior
n. trochlearis

n. ophthalmicus

n. maxillaris

n. aMucens

a. c€rebri Posterior

cavum ft$l
corpus sphenoidalis

a. carotrs rnterna
a. basilaris
sinus sphenoidalis C n. canalis PterYgoidei

Gambar 11-gg. A. Otak depan dibuang, mesencephalon, hypophysis cerebri, a. carotis interna dan a. basilaris
tetap pada tempatnya. B. Potongan sagittal metalui sella turcica, memperlihatkan hypophysis cerebri. C. Po'
tongan koronal melalui corpus ossis sphenoidalis memperlihatkan hypophysis cerebri dan sinus cavernosus.
P erhatikan posisi saraf-saraf otak.
756 BAB 1 1: Kepata dan Leher

Sinus Venosus Sinus sigmoideus adalah lanjutan langsung dari si-


Sinus venosus di dalam cavum cranii meruoakan nus.transversus. Setiap sinus membelok ke bawah dan
ruanganlangterisidarahyangterletakairntui"[ua* medial,.membuat alur pada pars mastoideus ossis
lapisin iuramater (Gambar it_rs), dr" dil;p;;';t;; temporalis (Cambar 11-37). Disinisinusterletakdi be-
endothelium. Dindingnya tebal dan tersusun arti i- mastoideum. Kemudian sinus membe-
l'fu,ng,antrum
tof melalui pars posterior foramen jugulare
ringan fibrosa, dan tid-ak mempunyai jaringan Si \e,bawah
untuk
nuitidak mempunyai katup. "r"t.
S'inuin.'un"ri".r;"6;;- b.erlanjut sebagai bulbus superior v. jugularis
interna (Cambar 11-53).
cabang dari beibagai bagian otak, seperti aipioe, oru'i Sinus occipitalis adalah sinus kecil yang menepati
ta, dan telingadalJm. ptnggrr^ter{iksasi falx cerebelli' Sinus ini muncul dekat
Sinus sagittalis superior terletak pada pinggir atas
falx cerebrilang terfiksusi (Cambar r r :dl.'fi""'"t i"l
"pada l"j:I"l magnum, di tempat tersebut berhubungan de-
dan di atas bermuara ke dalam
mutai di depan foramen cecum, krdr";-k;i";;
di tempat ini sinus menerima sebuah vena darr cavum ::;;1J""#;"Jl"j:,''
nasi. Berjalan ke belakang, membuat uf ur pua, *fiu- cavernosus terletak di fossa cranii media di
,-^t_t:":dan kiri corpus ossis sphenoidalis (cambar
ria,dan[adaprotuberanriaoccipitrtirint"rnrii"il,i.l- fi"ll,
pang ke sala'h satu sisinya (biasanya k" k;;;;;;;i, sinus terbentang dari fissura orbitalis
]li9!-Setiap
di depan sampai ke apex pars petrosus ossis
dilaijutkan sebagai sinus transversus sisi ur;; ;;;;. ::::tl:l
sinus ini dihubungkan melalui lubang-lubai;-ffii temporalis di belakang'
dengan dua atau tig"u lu.unu" venosae y""g;;;i";l]'k -,-,f iltotit interna' dikelilingi.oleh plexus sympha-
irreiurar pada masing-masing sisi rerdaparr,1^.':*if
kali villi dan granulationes arachnoideae ' ffir::??ii;,K
li:i:"ff,;J: ,:[jj:"T"i:?;']:
nonjol ke dalam lacunae, yang juga r"""rn,ff"1"; lf ^?1;o carotis interna aan ia[idipisahkan dari da-
rah oleh lapisan endothel'
diploica dan meningeae (Gambar 1 1-15).
sinus sagittaris superior daram perjaranallll_l:-
nampung vv' superiores cerebri' Pada protuberantia
,,.,**lfl;lJJ;i,:1flilU:ii1;l:Hi'ill?JJ]ru;;
."iurnoru, (Gambar 1i-38 dan 1i-39). saraf-saraf ter-
occipitalis interna sinus ini melebar dan membentuk
confluens sinuum (cambar 1 1-36)' Di sini,
*ori i"rr*"k antara endother dan duramater. cabang-
_11:Y: :i- ;;;;;;y"
gittalis superior biasanya bergabung dengan sinus.trans-
adarah v. ophthalmica superior dan inferior,
sinus sphenoparietalis, dan v. centralis reti-
versus dextra; juga dengan sinus transversus sinistrr ;;;."'-
"".*rEt'ri,
dan sinus occipitalis' sinus mengalir ke posterior ke dalam sinus petrosus
Sinus sagittalis inferior menempati pinggir bawahsuperior dan inferior dan ke inferior ke dalam plexus
falx cerebri yang bebas. Sinus ini berjalan ke belakang venosus pterygoideus.
dan bergabung dengan v. magna cerebri pada pinggir Kedua sinus cavernosus saling berhubungan satu
bebas tentorium cerebelli, membentuk sinus rectus dengan yang lain melalui sinus intercavernosus an_
(Cambar 11-36). Sinus ini menampungvv. cerebridari
teriJr dan posterior, yang berjalan di dalam diaphrag_
permukaan medial hemispherium cerebri. ma sellae, di depan'ian L"lu[ang tangkai hypophysis
Sinus rectus menempati garis pertemuan falx ce- (Cambar 11-37). Masing-masing rinus mempunyai hu-
rebri dengan tentorium cerebelli (Gambar 1 1-36). Sinus bungan penting dengan v. facialis melalui u. ophthul-
ini dibentuk oleh persatuan sinus sagittalis inferior mica superior.
dengan v. magna cerebri, dan berakhir dengan mem- Sinus petrosus superior dan inferior adalah sinus
belok ke kiri (kadang-kadang ke kanan) dengan mem- kecil yang terletak pada pinggir superior dan inferior
bentuk sinus transversus. pars petrosa ossis temporallilCambar 11-36). Setiap
Sinustransversus adalah strukturyang berpasangan sinus petrosus superior mengalirkan isi sinus caver-
dan berawal pada protuberantia occipitalis interna nosus ke dalam sinus transversus, sedangkan sinus
(Gambar 11-36 dan 11-37). Sinus transversus kanan petrosus inferior mengalirkan isi sinus cavernosus ke
biasanya berhubungan dengan sinus sagittalis superior, dalam v. jugularis interna.
yang kiri biasanya berhubungan dengan sinus rectus.
Setiap sinus menempati pingir terfiksasi dari tentoriym
Hypophysis Cerebri
cerebelli, membuat alur pada os occipitale dan angulus
posteroinferior os parietale. Sinus tersebut me
Lokasidan Deskripsi
sinus petrosus superior, v. cereberi or" ."r";:illl;[:
rior,danVv.diploicae.sinusiniberakhirdenganmem- Hypophysis cerebri atau glandula pituitaria, adalah
belok ke baah sebagai sinus sigmoideus (Cambar glandula endokrin yang penting. Bentuknya kecil dan
11-37). oval, dan melekat pada permukaan bawah otak melalui
ANATOMI DASAR 757

infundibulum (Cambar 11-39). Glandula ini letaknya CEREBRUM


terlindung dengan baik di sella turcica ossis sphenoi-
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak dan terdiri
dalis. Karena hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar
dari dua hemisperium cerebri yang dihubungkan oleh
ini mempengaruhi kegiatan banyak kelenjar endokrin
massa substantia alba yang disebut corpus callosum
lainnya, maka hypophysis cerebri sering disebut se-
(Gambar 11-40). Setiap hemisphere terbentang dari os
bagai kelenjar endokrin utama (rnaster endocrine
gland).ltulah sebabnya kelenjar ini penting dan vital frontale sampai ke os occipitale, di atas fossa cranii an-
untuk kehidupan.
terior, media, dan posterior, di atas tentorium cere-
Clandula pituitaria cerebri dibagi dalam lobus ante
belli. Hemisphere dipisahkan oleh sebuah celah da-
lam, yaitu fissa longitudinalis cerebri, tempat menon-
rior atau adenohypophysis, dan lobus posterior atau
jolnya falx cerebri (Cambar 11-40).
neurohypophysis. Lobus anterior dibagi lagi menjadi
Lapisan permukaan hemispherium cerebri disebut
pars anterior ( kadang-kadang disebut pars distalis) dan
pars intermedia. Keduanya mungkin dipisahkan oleh cortex dan disusun oleh substantia grisea (Cambar
1 1-1 5). Cortex cerebri berlipat-lipat, disebut gyri, yang
sebuah celah, sisa kantong embrional. Sebuah tonjolan
dipisahkan oleh fissura atau sulci. Dengan cara demi-
dari pars anterior, yaitu pars tuberalis, meluas ke atas
kian permukaan coftex bertambah luas. Sejumlah sulci
sepanjang permukaan anterior dan lateral tangkai hy-
yang besar membagi permukaan setiap hemisphere da-
pophysis.
lam lobus-lobus. Lobus-lobus diberi nama sesuai dengan
Batas-batas tulang tengkorak yang ada di atasnya (Cambar 11-41).
r Lobus frontalis terletak di depan sulcus centralis
Superior: Diaphragma sellae, yang mempunyai lu- (Cambar 11-41) dan di atas sulcus lateralis. Lobus
bang di tengah untuk tempat lewatnya infundibu-
parietalis terletak di belakang sulcus centralis dan di
lum. Diaphragma sellae memisahkan lobus anterior
atas sulcus lateralis. Lobus occipitalis terletak di bawah
dari chiasma opticum.
. sulcus parieto-occipitalis. Di bawah sulcus lateralis
lnferior: Corpus ossis sphenoidalis, dengan sinus
terletak lobus temporalis.
sphenoidalis.
o Lateral: Sinus cavernosus dan isinya.
Gyrus precentralis terletak tepat anterior terhadap
o Posterior: Dorsum sellae, a. basilaris, dan pons. sulcus centralis dan dikenal sebagai area motoris
(Cambar 11-41). Sel-sel saraf motorik besar di dalam
Pendarahan daerah ini mengatur gerakan voluntar sisi tubuh yang
berlawanan. Hampir seluruh serabut saraf menyilang
Arteri berasal dari a. hypophysialis superior dan infe- garis tengah di medulla oblongata pada saat mereka
rior, cabang-cabang A. carotis interna. Vena-vena ber- turun menuju medulla spinalis.
muara ke dalam sinus intercavernosus. Pada area motoris, tubuh dipresentasikan dalam po-
sisi terbalik. Sel-sel saraf yang mengatur gerakan kaki
berlokasi di bagian atas, sedangkan yang mengatur
Bagian.Bagian Otak gerakan wajah dan tangan terletak di bagian bawah
Untuk penjelasan rinci tentang struktur otak, dianjur- (Gambar 11-41).
kan untuk membaca buku neuroanatomi. Berikut ini Gyrus postcentralis terletak tepat posterior terha-
hanya diuraikan bagian-bagian utama otak. dap sulcus centialis, dikenal sebagai area sensoris
(Cambar 11-41). Sel-sel saraf kecil di dalam daerah ini
Bagi an-bagi an Utama Otak Rongga dalam Otak menerima dan menginterpretasikan sensasi nyeri,
Cerebrum
suhu, raba, dan tekan dari sisi tubuh kontralateral.
Otak depan Ventriculus late- Gyrus temporalis superior terletak tepat di bawah
- ralis kanan dan sulcus lateralis (Cambar 11-41). Bagian tengah gyrus
kiri ini menerima dan menginterpreasikan suara dan dike-
Diencephalon Ventriculus tertius nal sebagai area auditiva.
Otak tengah Aquaeductus cere-
Area Broca atau area bicara motoris, terletak tepat
bri
otak belakang di atas sulcus lateralis (Cambar 11-41). Area ini meng-
- l-P"*
uedulla oblo-
Ventriculus quar-
tus dan canalis atur gerakan bicara. Pada orang bertangan kanan, area
I Broca hemisphere kiri bersifat dominan, sedangkan
I ngata centralis
pada orang kidal yang dominan adalah sisi kanan.
I Cerebellum
Area visual terletak pada polus posterior dan aspek
Otak adalah bagian susunan saraf pusat yang ter- medial hemispherium cerebri di daerah sulcus cal-
letak di dalam cavum cranii, dilanjutkan sebagai me- carinus (Cambar 11-41). Area ini merupakan area pe-
dulla spinalis setelah melalui foramen magnum. nerima kesan visual.
758 BAB 1 1: Kepala dan Leher

Rongga yang terdapat di dalam setiap hernisphe- Medulla


oblongata berbentuk kerucut dan meng-
rium cerebri disebut ventriculus lateralis. Ventriculus .hubungkan
pons di atas dengan medulla spinalis Ji
late- ralis berhubungan dengan ventriculus tertius bawah (Cambar l1-40). Fissura mediana terdapat pada
melalui foramina interventricularis (Gambar 11-40). permukaan anterior medulla, dan pada setiap sisi ter-
dapat benjolan yang disebut pyramis (Cambar 11-42).
DTENCEPHALON Pyramis tersusun dari berkas-berkas serabut saraf yang
Diencephalon hampir seluruhnya tertutup dari per- berasal dari sel-sel besar di dalam gyrus precentralii
mukaan otak. Terdiri atas thalamus di dorsal (Cambar cortex cerebri. Pyramis mengecil ke bawah, dan di sini
11-40) dan hypothalamus di ventral. Thalamus adalah hampir seluruh serabut-serabut descendens menyilang
massa substantia grisea besar, yang terletak di kanan ke sisi lainnya, membentuk decussatio pyramidum.
dan kiri ventriculus tertius. Thalamus merupakan sta- Posterior terhadap pyramis terdapat oliva, yang
siun perantara besar untuk jaras sensoris aferen yang merupakan elevasi lonjong yang ditimbulkan oleh
menuju cortex cerebri. nucleus olivarius yang terdapat di bawahnya (Cambar
Hypothalamus membentuk bagian bawah dinding 11-42). Di belakang oliva terdapat pedunculus cere-
lateral dan dasar ventriculus tertius. StrLrktur-struktui bellaris inferior, yang menghubungkan medulla de-
berikut ini terdapat di dasar ventriculus teftius, dari ngan cerebellum.
depan ke belakang: chiasma opticum (Cambar 11-42), Pada pernrukaan posterior pars inferior medulla
tuber cinereum dan infundibulum/ corpora mamma- oblongata terdapat tuberculum gracilis dan cuneatus,
ria, dan substantia perforata posterior. yang ditimbulkan oleh nucleus gracilis di medial nu-
cleus cuneatus di lateral.
MESENCEPHALON Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior
di bawah tentorium cerebelli (Carnbar 11-40). Cere-
Mesencephalon adalah bagian sempit otak yang berja-
belur-n terletak posterior terhadap pons dan medulla
lan melewati incisura tentorii dan menghubungkan oblongata. Terdiri dari dua hernisphere yang dihLr-
otak depan dengan otak belakang (Gambar 11-40).
bungkan oleh bagian tengah, yang disebut vermis.
Mesencephalon terdiri dari dua belahan lateral yang Cerebellum dihubungkan dengan mesencephalon
disebut pedunculus cerebri. Masing-masing dibagi da- melalui pedunculus cerebellaris superior, dengan
lam pars anterior yaitu crus cerebri, dan bagian pos- pons oleh pedunculus cerebellaris medius, dan de-
terior yaitu tegmentum, oleh sebuah pita substantia ngan medulla oblongata oleh peduncr,rlus cerebellaris
grisea berpigmen yang disebut substantia nigra (Gam-
inferior.
bar 11-39). Rongga sempit mesencephalon disebut Lapisan pernrukaan tiap hemispherium cerebelli
aqueductus cerebri, yang mengh ubungkan ventricu I us
disebLrt cortex, terdiri dari substantia grisea. Cortex
tertius dengan ventriculus quaftLts. Tectum adalah ba- cerebelli rnelipat-lipat disebut folia, yang dipisahkan
gian mesencephalon yang terletak posterior terhadap
oleh fissura transversa yang tersusLrn rapat. Kelompok
aqueductus cerebri. Tectum mernpunyai empat tonjol-
massa substantia grisea tertentu didapatkan di dalam
an kecil, yaitu dua colliculus superior (Cambar 11-39)
cerebelunr, tertanam di dalarn substantia alba. yang
dan dua colliculus inferior. Colliculus ini terletak pro- terbesar dikenal sebagai nucleus dentatus.
funda di antara cerebellum dan hemispherium cerebri.
Cerebellum berperan penting dalam mengendali-
Corpus pineale adalah sebuah kelenjar kecil yang kan tonus otot dan mengkoordinasikan gerak otot pada
terletak di antara colliculus superior (Gambar 11-40).
sisi tubuh yang sama.
Kelenjar tersebut melekat melalui sebuah tangkai pada
Rongga di dalam otak belakang adalah ventriculus
dinding posterior ventriculus tertius. Clandula pineale quartus (Cambar 11-4O). Rongga ini dibatasi di depan
umumnya mengalami kalsifikasi pada usia pertengah-
oleh pons dan medulla oblongata, di belakang oleh vel-
an, sehingga dapat terlihat pada radiografi.
lum medullare superius dan inferius serta cere-
bellum. Ventriculus quartus berhubungan ke atas de-
OTAK BELAKANG
ngan ventriculus tertius melalui aqueductus cerebri,
Pons terletak pada permukaan anterior cerebellum, di dan ke bawah berlanjut sebagai canalis centralis me-
bawah mesencephalon dan di atas medulla oblongata dulla spinalis. Juga berhubungan dengan spatium suba-
(Gambar 11-40). Terutama tersusun atas serabut-sera- rachnoideum melalui tiga lubang di bagian bawah
but saraf yang menghubungkan kedua belahan cere- atap, satu lubang di medial dan dua lubang di lateral.
bellum. Pons juga mengandung serabut-serabut ascen-
dens dan descendens yang menghubungkan otak de-
VENTRIKEL OTAK
pan, mesencephalon, dan medulla spinalis. Beberapa
sel sarafdi dalam pons berfungsi sebagai stasiun peran- Ventrikel otak terdiri atas dua ventriculus lateralis,
tara, sedangkan yang lain membentuk inti saraf otak. ventriculus tertius, dan ventriculus quartus. Ventriculus
ANATOMI DASAR 759

lateralis berhr.rbr-rngan dengan ventricr-rlus te11ilts tne- terti us, dan ventricrtl us qr-iaft us. Liq Lror ccre[lrospi nal is
lalui foramina interventricularis (Cambar 1 1-40). Ven- keluar dari sistem ventrikel nrelalLri tig.r Lubang di atas
tricr"rlus tertius berhr-rbungan dengan ventriculr-rs qr-rar- ventriculus quartus dan nrasuk ke dalarl spatiunr sr-rb-
tus n-relalr-ri aquedrrctus cerebri. Ventriculus bcrisi li- arachnoideurn. Sirkulasi liqtror cerebro-cpinaLis dalarrr
quor cerebrospinalis, yang dihasilkan oleh plexus spatiurrr ini dan absorpsinya ke dalarl aliran darah
choroidalis kedr,ra ventricultrs lateralis, ventriculus dibicarakan pada halar-nan 751.

sinus sagittalis suPerior

sinus sagittalis inferior


adhesio interthala mica corpus callosum

septum pellucidum
thalamus
foramen interventricularis
a. cerebri anterior

n. opticus
V.
hypophysis

sinus frontalis
concha superior
corpus pinealis
agger nasl

aqueductus cerebri mncha nasalis media


ve,stibulum nasi
mesencephalon

tentorium cerebelli
concha nasalis
sinus rectus
inferior.
palatum durum
ventriculus quartus palatum molle
cerebell
li ngua

Pons m. genioglossus

medulla oblongata
m. geniohyoideus
atlas
m. mylohyoidcus
lig. nuchae

rorusilla
mulut tuba auditiva
os hyoideum
membrana thyrohyoideus

epiglottis
otol posNertebralis
plica vestibularis
plica vocalis
procesus splnosus cartilago thyroidca
lig. cricothyroideum
arcus cartilago cricoidea
trachea

oesophagus

isthmus glandula thyroidea


lamina superfi cialis fascia
cervicalis profunda
arcus jugularis
canalis centralis
spatium suPrasternalis
a. brachiocephalica sisa thymus
v. brachiocePhalica sinistra manubrium sterni

Gambar 11-40. Penampang sagittal kepala dan leher


760 BAB 11: Kepala dan Leher

sulcus centralis cortex motoris

corlex semoris corlex premotoris

lobus parietalis

sulcus parietooccipital is

lobus occipitalis
fe
t\\
lobus frontalis

area bicara motoris (iika


hemisphere kanan
dominan)

area visualis -J t) Anterior

sulcus lateralis
gyrus temporalis superior
lobus temporalis
area auditiva
cerebellum

A medulla obloogata
a. cercbri anterior

Anterior

a. cerebri media
cabang-cabang a. cerebri postedor

Anrcrior

a. cerebri anlerior

cabang-cabang a. cerebri media a. cerebri posterior

Gambar 11'41 A' sisi kanan otak, mempertihatkan beberapa daerah penting bagi fungsi
Perhatikan bahwa area bicara motoris lebih sering bertokasi paaa cerebrum.
n"^iipi"riii""ercbri sinistra daripada
hemispherium cerebri dextra. B. Permukaan latiral hemispherium
cerebri iiipertinatxan daerah yang
disuplai oleh afteri-arteri cerebri. Pada diagram ini dan yang berikutnya,
daeralh berwarna biru disuplai
oleh cerebri anterior; yang bernarna merah oleh a. iere-bri meaiai iai iig o"*"rr"
.a' hijau oleh a.
cerebri posterior. c. Permukaan mediat hemispherium cerebri
mempertihaikai area yang disuplai oteh
arteri-arteri otak.
ANATOMI DASAR 761

e. cefebri aoterior

bulbus olfactorius
fissun longitudinalis cerebri

n. opticus tractus olfaclorius

chiasma opticum
a- communicans anterior

tractus oPticus infundibulum

a. cerebri media

orpus manmilarie
a. carolis interna

n. oculomotorius
a. ommunicans Posterior
n trochlearis

a. cerebri postcrior
n trigeminus

n. abducens a superior cerebelli


aa. pontis
n. facialis

n vestibulocochlearis
a. inferior anterior
cerebelli
oliva
n. glossoPharYngeus

a basilaris
n. vagus

n. acccssorius
(pars vagalis) a. vertebralis
n. hypoglossus

pyram$
cerebellum

medulla oblongata a. spinalis anterior

Gambar ll-42. Arteri dan saraf otak ditihat pada permukaan infeior otak. IJntuk memperlihatkan ialannya
a. cerebri media, polus anterior lobus temporalis dibuang'

PERDARAHAN OTAK ini membelok ke belakang menuju sulcus cerebri la-


teralis. Di sini, arteri ini bercabang menjadi a. cerebri
ArteriOtak anterior dan a. cerebri media (Cambar 11-42).
Otak disuplai oleh dua a. carotis interna dan dua a. verte'
bralis. Keempat arteri ini beranastomosis pada per- Cabang-cabang Cerebral A. carotis lnterna
mukaan inferior otak dan membentuk circulus Willisi . A. opthalmica dipercabangkan sewaktu a' carotis in-
(circu lus arteriosus). terna keluar dari sinus cavernosuis (Gambar 11-45).
Pembuluh ini masuk orbita melalui canalis opticus,
Arteria Carotis I nterna di bawah dan lateral terhadap n. opticus.
A. carotis interna keluar dari sinus cavernosus pada sisi
. A. communicans posterior adalah pembuluh kecil
medial processus clinoideus anterior dengan menem- yang berjalan ke belakang untuk bergabung dengan
bus duramater. (Lihat halaman 749.) Kemudian arteri a. cerebri posterior (Gambar 11-42).
762 BAB 1 1: Kepala dan Leher

. A. choroidea, sebuah cabang kecil, berjalan ke be_ Cabang-cabang


lakang, masr-rk ke dalam cornu inferior ventriculus 1. Cabang-cabang untr_rk pons, cerebellum, dan te-
lateralis, dan berakhir di dalam plexus choroideus. linga dalam.
r A. cerebri anterior berjalan ke depan dan medial, dan 2. A. cerebri posterior.
masuk ke dalam fissura longitudinalis cerebri (Cam_
A. cerebri
.lengkung posterior pada masing_masing sisi me_
bar 11-42). Arleri tersebut bergabung dengan arteri
ke lateral dan belakang diiekeliling mescn_
yang sama dari sisi yang lain melalui a. communi_
cephalon (Cambar 11-42). Cabang-cabang cortical
cans anterior. Pembuluh ini membelok ke belakang
menyuplai permukaan inferolateral Iobus temporalis
di.atas corpus callosum, dan cabang-cabang corti_ dan permukaan lateral dan medial lobus occipitalis
calnya menyuplai permukaan medial cortex cerebri (Galnbar 11-41). Jadi menyuplai cortex visual.
sampai ke sulcus parieto-occipitalis (Camba r 11-41). Cabang_
cabang central menembus substansi otak dan menyu-
Pembuluh ini juga menyuplai sebagian cortex se, plai (a) rnassa substantia grisea di dalam hemisphere
lebar 1 inci (2,5 cm) pada permukain lateral yang
cerebri dan (b) mesencephalon,
berdekatan. Dengan demikian A. cerebri anterior me_
nyuplai "area tungkai" gyrus precentralis. Sejumlah Circulus Wiltisi
cabang-cabang centralis menembus substansi otak
dan mensuplai massa substantia grisea di bagian Circulus Willisi terletak di dalam fossa interpeduncu_
dalam hemispherium cerebri. laris pada dasar otak. Circulus ini dibentuk oleh anasto_
. A. cerebri media, adalah cabang terbesar dari a. ca_
mosis antara kedua a. carotis interna dan kedua a.
vertebralis (Gambar 11-42). A. communicans anterior,
rotis interna, berjalan ke lateral dalam sulcus lateralis
(C ambar 1 1 -42). Cabang-cabang cortical
a. cerebri anterior, a. carotis interna, a. communicans
menyu p a i
I
posterior, a. cerebri posterior, dan a. basilaris ikut
seluruh permukaan lateral hemisphere, kecualr dae_
rah sempit yang disuplai oleh a. cerebri anterior, po_
membentuk circulus ini, Circulus Willisi memung_
lus occipitalis dan permukaan inferolateral hemis_ kinkan darah yang masuk melalui A. carotis interna
phere yang disuplai oleh A. cerebri posterior. atau a. vertebralis didistribusikan ke setiap bagian dari
kedua hemispherium cerebri. Cabang-cabang cortical
Dengan demikian, arteri ini menyuplai seluruh area
dan central dari circulus ini menyuplaisubstansiotak.
motoris kecuali "area tungkai,,. Cabang-cabang cen-
tralis masuk ke substantia perforata anterior dan
Vena Otak
menyuplai massa substantia grisea di bagian dalam
hemispherium cerebri. Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot di da_
lam dindingnya yang sangat tipis dan tidik mempunyai
Arteria Vertebralis katup. Vena tersebut kelr_rar dari otak dan bermuara ke
dalam sinus venosLls cranialis (Cambar j 1_-l5). Terda_
A. vertebralis, cabang dari bagian pertama a. subclavia pat vena-vena cerebri, cerebelli, dan batang otak . V.
(Gambar 11-10), berjalan ke atas rnelalui foramen magna cerebri dibentuk dari gabungan kedua v. inter_
processus tranversus vertebra C1_6. (Lihat halarnan na cerebri dan bermuara ke dalam sinus rectus
708.) Pembuluh ini
masuk ke tengkorak melalui (Cambar 11-36).
foramen magnum dan berjalan ke aias, depan dan
medial me- dulla oblongata (Cambar 11-42). pada SARAF OTAK
pinggir bawah pons arteri ini bergabung dengan arteri
dari sisi lainnya membentuk a. basilaris. Ada 12 pasang saraf otak yang diberi nama sebagai
berikut:
Cabang-Cabang Cranial
l.N. olfactorius (sensoris),
1. Aa.meningeae. ll.N. opticLrs (sensoris).
2. A. spinalis anterior dan posterior. lll,N. oculomotorius (motoris).
3. A. cerebelli posteroinferior. lV. N. trochlearis (motoris).
4. Aa.medullares. V. N. trigeminus (campuran).
Vl. N. abducens ( motoris).
Arteria Basilaris Vll. N. facialis (campuran).
Vlll. N. vestibulocochlearis (sensoris).
A. basilaris, dibentuk dari gabungan kedua a. verte_ lX. N. glossopharyngeus (campuran).
bralis, berjalan naik di dalam alur pada permukaan
X. N. vagus (campuran).
anterior pons (Gambar 11-42). pada pinggir atas pons
Xl. N. acessorius (motoris).
bercabang dua menjadi a. cerebri postertr.
Xll. N. hypoglossus (motoris).
ANATOMI DASAR 763

Saraf-saraf keluar dari otak dan meninggalkan teng- m. rectus superioris, m. rectus superior, m. rectus
korak melalui foramen dan fissura yang terdapat di ba- medius, m. rectus inferior, dan m.obliquus inferior.
sis cranii (Tabel 11-4). Semua saraf didistribusikan ke Saraf ini juga mempersarafi m. sphicnter pupillae dan
kepala dan leher, kecuali vagus, yang mempersarafi ju- m. ciliaris bersama dengan serabut parasimphatis.
ga struktur-struktur di dalam rongga thorax dan abdo- N. oculomotorius keluar dari aspek anterior me-
men. N. olfactorius, n. opticus, dan n. vestibulocochlea- sencephalon, medial terhadap pedunculus cerebri
ris seluruhnya sensoris; n. oculomotorius, n. trochlearis, (Cambar 1 1-38 dan 1 1-39). Saraf ini berjalan dekat dan
n. abducens, n. acessorius, dan n. hypoglossus seluruh- di antara A. cerebri posterior dan A. cerebelli superior
nya motoris; dan sisanya merupakan saraf campuran. (Cambar 11-42). Kemudian berjalan ke depan didalam
dinding lateral sinus cavernosus dan bercabang dua
Nervus Olfactorius menjadi ramus superior dan ramus inferior, yang akan
menuju orbita melalui fissura orbitalis superior. (Lihat
N. olfactorius, atau saraf penghidu, merupakan juluran
halaman 779.)
sentral dari sel-sel saraf receptor olfactorius di dalam
membrana mucosa bagian atas rongga hidung (di atas
concha nasalis superior). (Lihat halaman 805.) Berkas- Nervus Trochlearis
berkas serabut saraf ini berjalan melalui lubang di da- N. trochlearis adalah saraf motoris dan merupakan saraf
'lam lamina cribrosa ossis ethmoidalis dan berakhir
otak yang paling halus. Saraf ini mengurus M. obliquus
pada bulbus olfactorius di dalam fossa cranii anterior superior di dalam orbita. Saraf ini muncul dari per-
(Cambar 11-36). Dari ujung posterior bulbus olfacto- mukaan posterior mesencephalon (Cambar 11-38 dan
rius keluar sebuah pita putih, disebut tractus olfactorius 11-39), tepat di bawah colliculus inferior. Kemudian
(Cambar 11-42), yang berjalan ke belakang menuju ke membelok ke depan di sekeliling sisi lateral pedun-
area olfactoria cortex cerebri. culus cerebri (Cambar 11-42). Saraf ini berjalan ke
depan di dalam dinding lateral sinus cavernosus, ter-
Nervus Opticus letak sedikit di bawah N. oculomotorius.
N. opticus, atau saraf penglihatan, panjangnya lebih N. trochlearis masuk ke orbita melalui fissura
kurang 1, 6 inci (4 cm). Saraf ini meninggalkan rongga orbitalis superior. (Lihat halaman 779.)
orbita dengan berjalan melalui canalis opticus bersama
dengan a. ophthalmica dan masuk ke dalam rongga Nervus Trigeminus
otak (Cambar 11-45). Di dalam orbita, saraf ini dibung-
kus oleh ketiga lapisan meningen: duramater, arach-
N. trigeminus mengandung serabut sensoris dan mo-
toris dan merupakan saraf otak yang terbesar. Saraf ini
noideamater, dan piamater, yang mengikutinya sampai
menyuplai serabut sensoris untuk kulit kepala, wajah,
ke spatium subarachnoideum (Cambar 11-51). Kedua
mulut, gigi-geligi, rongga hidung, dan sinus paranasalis
saraf dari kedua sisi kemudian bergabung membentuk
chiasma opticum (Cambar 1 1-45). Di sini, serabut saraf
dan memberikan serabut motoris ke otot-otot pengu-
nyah (dan m. tensorveli palatini dan m. tensortympani).
yang berasal dari belahan medial (nasal) retina me-
N. trigeminus muncul dari permukaan anterior pons,
nyilang garis tengah dan masuk ke tractus opticus sisi
sebagai radix sensoris besar dan radix motoris kecil. Ra-
kontralateral; sedangkan serabut saraf dari belahan
lateral (temporal) retina berjalan ke posterior di dalam
dix motoris terletak medial terhadap radix sensoris
(Cambar 11-42). Saraf ini berjalan ke depan, keluardari
tractus opticus sisi yang sama.
fossa cranii media, di bawah sinus petrosus superior,
Tractus opticus keluar dari sudut posterolateral
dan membawa sebuah kantong yang berasal dari la-
chiasma opticus dan berjalan ke belakang di sekitar sisi
pisan meningeal duramater. Sesampainya di lekukan
lateral mesencephalon untuk menuju corpus genicu-
pada apeks pars petrosa ossis temporalis di fossa cranii
latum laterale. Sebagian kecil saraf, yang berfungsi
pada refleks pupil dan refleks mata, tidak menuju ke
media, radis sensoris yang besar meluas membentuk
ganglion trigeminus (Cambar 11-38 dan 11-39). Can-
corpus geniculatum laterale, tetapi pergi langsung ke
glion trigeminus berbentuk bulan sabit dan terletak di
nucleus pretectalis dan colliculus superior. Dari cor-
pus geniculatum laterale, radiatio optica melengkung
dalam kantong duramater yang disebut cavum trige-
minus. Radix motoris n. trigeminus terletak di bawah
ke belakang menuju cortex visual hemispherium ganglion sensoris dan terpisah seluruhnya dari gan-
cerebri.
glion ini. N. ophthalmicus, n. maxillaris, dan n. mandi-
bularis berasal dari pinggir anterior ganglion (Cambar
Nervus Oculomotorius 11-4s).
N. oculomotorius adalah saraf motoris dan mem- N. ophthalmicus (V1) murni sensoris dan meru-
persarafi otot-otot ekstrinsik bola mata berikut ini yang pakan divisi paling kecil dari n. trigeminus. Saraf ini
terdapat di dalam orbita: m. levator palpebrae superior, berjalan ke depan di dalam dinding lateral sinus ca-
764 BAB 11: Kepala danLeher

vernosus di bawah n. oculomotorius dan n. trochlearis Nervus


Verstibulocochlearis
(Cambar 11-39 dan 11-45). Saraf tersebut bercabans
tiga, yaitu n. lacrimalis, n. frontalis, dan n. N' vestibulocochlearis terdiri dari dua berkas saraf
"uto.iliurir]
yang masuk ke dalam rongga orbita melalui fissura sensoris: n. vestibularis dan n. cochlearis. Serabut-se-
orbitalis superior. (lihat halama n779.) rabut vestibularis, yang berhubungan dengan keseim-
N. maxitlaris (V2) murni sensoris. Saraf ini berialan bangan, merupakan juluran-juluran centraidari sei-sel
ke depan sepanjang bagian bawah dinding trturui i.n* ya.18 t:rd?p?t di dalam ganglion vestibularis. canglion
cavernosus(Cambirtt-:gdan 11-45).Slruft"riuOrt initerletakdi bagianluarmeatusacusticusinternJs.
meninggalkan tengkorak melalui foramen ,"i;;J;; Serabut-serabut cochlearis, yang berhubungan de-
menuju ke fossa pterygopalatina. (Lihat halaman Zgi.l ngan mendengar, merupakan juluran central dari sel-
N. mandibularis (V3) adalah motoris dan sens.rr'.' sel yang terdapat dalam ganglion spiralis cochlea.
dan merupakan divisiterbesardarin. trigeminus. Radi; Kedua bagian saraf ini meninggalkan permukaan
.
sensoris besar berasal dari pars laterallanglion trigu- anterior otak di antara pinggir bawah pons dan medulla
minus dan segera keluar melalui foramen ov"ale. SesJra oblongata (gambar 11-42). Mereka melintasi fossa
setelah keluar dari foramen, radix motoris bersab"une cranii posteriordan masuk ke dalam meatus acusticus
dengan radix sensoris. Perjalanan dan cabang;;;;;; internus bersama dengan n. facialis (cambar 11-53).
n' mandibularis diuraikan pada halama n 727 .
Nervus Glossopharyngeus
Nervus Abducens N. glossopharyngeus
adalah saraf motoris dan sensoris.
N' abducens adalah saraf motoris kecil dan memper- Serabut-serabut -motoris r"rpurrur"fi
m. stylopha-
sarafi m. rectus lateralis bola mata. saraf ini muncul dari
ryngeus; serabut sekretomotoris parasympnutii ,u,n_
permukaan anterior otak, di antara pinggir bawah pons persarafi glandula parotis. Serabut+eran"t
dengan medulla oblongata (cambai-t 1-42). Mula- masuk seiabut pengecap) be4ulan
i""i"rii ft"r-
" tu rupurtig" po;iu
mula saraf ini terletak di dalam fossa cranii posterior rior lidah dan phary"nx.
(Gambar 11-37)' Kemudian ia membelokdengan
tajam N. glossop'haryngeus muncul dari permukaan an-
ke depan, melintasi pinggir superior pars petiosa ossis terior bagian atas'midulla
oblongata berupa tiga atau
temporalis. Setelah masuk sinus cavernosus, saraf ini empat radix kecil antara oliva dln peAun.utu"s.er"-
berjalan ke depan bersama a. carotis interna (Cambar beliaris inferior (Cambar 11-42).
Saraf ini berjalan ke
11-38 dan 11-39). Masuk ke rongga orbita melalui depandanlateraldanmeninggalkantengkorakJengin
fissura orbitalis superior. (Lihat halaman 780.) berjalan ke bawah melalui-bagian tengah foramen

Nervus Faciaris i:t:[f ,ff]il:,:il"'""f;J*"r" di daerah reher dibi-

N. facialis mempunyai radix motoris di sebelah


ji medial Gangliaterletak
superius dan inferius n. glossopharyngeus
pada saraf ini pada saat sarai ini
dan radix sensoris sebelah lateral, air"Uri". i"i"r_ l:_u,":or,:)
keluar dari foramen jugulare.
medius. Radix motoris mempersarafi otot-otot';;J"h,
kulit kepala dan telinga, m. buccinator, m. platysma,
m. stylohyoideus, dan venter posterior m. digastricur' Nervus Vagus
Radix sensoris mengandung serabut-serabut
31n.flellP N. vagus terdiri dari serabut motoris dan sensoris. saraf
dari dua pertiga bagian anterior lidah, dasar mulut, dan ini r%nyrprai jantung dan sebagian besar tractus
palatum. juga membawa. serabut parasymphatis sekre-
,."rolr"i"r,r,
tr9. """t'.;;r", keluarintestinalis.
tomotorik untuk glandula submandibularis dan
9"n.
lingualis' glandula lacrimalis' dan kelenjar-kelenjar di dari permukaan anterior bagian atas
,-nuauttu"ootongata, berupa g atau 10 radix kecildi an-
hidung dan palatum.
Kedua radiks n faciaris muncur dari liii;l:::1il?t1iil:iill:il:ix:L:i:iT::Jf#ri:
anterior otak di antara pinggir bawah pons danryr1_ufaxn
medulla urgu-r't-urj"lun ke lateral di bawah cerebellum di dalam
oblongata (cambar 11-42)' semua berjalan ke lateral
dan depan di dalam fossa cranii posterior o"t::ii,9.:^
r"i" *""" posterior dan meninggarkan tengkorak me-
ngan n. vestiburocohcrearis menuju meatus
irrriort,"" rengah foramen jugurare. perjaranan seran-
internus (cambar 11-53)' Pada dasar meatus'"iii,::r:
j;;;y;;: reher diuraikan pada haraman 201.
saraf ini curulion
masuk ke dalam canalis facialis dan berjalan ke tateral superius n. vagus (sensoris) terretak pada
di atas vestibulum labyrinthus (cambar 11-55.) sampai
,.r"il,litouaa saat merarui fJramen jugurare. Gangrion
saraf ini.mencapai dinding mediar cavum rympani.
.i"rr"t l. uuru, (sensoris)terdapat pada saraf ini, tidak
(Lihat halaman 790.) ;;;l;';"*.h foramen.
ANATOMI DASAR 765

Tabel 11-4. Saraf-saraf Otak


Tempat Keluar dari
Nama Saraf Komponen Fungsi Cranium

L N. olfactorius Sensoris Penghidu Lubang-lubang di lamina


cribrosa ossis ethmol-
dalis
li. N. opticus Sensoris Penglihatan Canalis opticus
lll. N. oculomotorius Motoris Mengangkat palpebra superior, memutar Fissura orbitalis superior
bola mata ke atas, bawah, dan medial;
mengecilkan pupil; dan akomodasi
lV. N. trochlearis Motorls Membantu memutar bola mata ke bawah Fissura orbitalis superior
dan lateral
V. N. trigeminus
Divisi Opthalmicus Sensoris Cornea, kulit dahi, kulit kepala, palpebra dan Fissura orbitalis superior
hidung; juga membrana mucosa sinus
paranasalis dan cavum nasi
Divisi Maxillaris Sensoris Kulit wajah di atas maxilla dan bibir atas; Foramen rotundum
gigi-geligi rahang atas; membrana muco-
sa hidung, sinus maxillaries, dan palatum
Divisi Mandibularis Motoris Otot-otot pengunyah, m. mylohyoideus, Foramen ovale
venter anterior m. digastricus, m. tensor
velli palatini, dan m. tensor tympani
Sensoris Kulit pipi, kulit di atas mandibula, bibir ba-
wah, dan pelipis; gigi-geligi rahang bawah
dan articulatio temporomandibularis; mem-
brana mucosa mulut dan dua Pertiga
anterior lidah
Vl. N. abducens Motoris M. rectus lateralis; memutar bola mata ke Fissura orbitalis superior
lateral
Vll. N. facialis Motoris Otot-otot wajah, pipi, dan kulit kepala; Meatus acusticus inter-
M. stapedius telinga tengah; M. stylohyoi- nus, canalis facialis,
deus; dan venter posterior m. digastrici foramen stylomas-
Sensoris Pengecap dua pertiga anterior lidah, dasar toideum
mulut, dan Palatum
Sekretomotorik Glandula salivaria submandibularis dan
parasymphatis sublingualis, glandula lacrimalis, dan
glandula-glandula hidung dan palatum
Vlll. N. vestibulococh-
learis
Sensoris Posisi dan gerakan kePala Meatus acusticus internus
N. vestibularis
N- cochlearis Sensoris Pendengaran
lX. N. glossopharyngeus Motoris M. stylopharyngeus; membantu menelan
Sekretomotorik Glandula salivaria Parotidea Foramen jugulare
parasymPhatis
Sensoris Sensasi umum dan pengecap dari seper-
tiga posterior lidah dan pharynx; sinus
caroticus dan glomus caroticum
Motoris Mm.constrictor pharyngeus dan otot'otot Foramen jugulare
X. N. vagus
intrinsic larynx; otot-otot involunter tra'
chea dan bronchus, jantung, tractus
digestivus dari pharynx sampai ke flexura
lienalis colon; hePar dan Pancreas
Sensoris Pengecap dari epiglottis dan vallecula dan M. sternocleidomastoideus
serabut-serabut aferen dari struktur- dan m. trapezius
struktur di atas
Xl. N. acessorius
Radix cranialis Motoris Otot-otot palatum molle, pharynx, dan larynx Foramen jugulare
Radix spinalis Motoris M. sternocleidomastoideus dan m. trapezius
Xll. N. hypoglossus Motoris Otot-otot lidah yang mengatur bentuk dan Canalis hypoglossi
gerakan lidah (kecuali m. palatoglossus)
766 BAB 11: Kepata danleher

Nervus Acessorius PALPEBRA


N' acessorius adalah saraf motoris. saraf ini terdiri dari Palpebra
terletak di depan mata, yang melindungi mata
radix cranialis yang kecil, yang didistribusikan mela- dari cedera
dan cahaya berlebihan (cambar 11-43).
luicabang-cabangn.vaguskepalatummolle,pharynx, ealpebra
superior lebih besar dan lebih mudah ber-
dan larynx; dan radix. spinalis yang besar, yang mem- gerak daripada palpebra
persarafi m' sternocleidomastoideus dan m- trapezius.
inroior. Kedua palbebra saling
6ertemu di sudut medial dan lateral. Fissura palpebrae
Radix cranialis muncul dari permukaan anterior ba- adalah lubang n"ro""tr["rip, ai antara palpebra su-
gian atas medulla oblongata berupa empat atau lima periordan inflrior, t"";;;;pakan tempat masuk ke
radix kecil di antara oliva dan pedunculus cerebellaris dalam saccus conjunctivae. Bila mata ditutup, palpebra
inferior (cambar 11-42).la terletak di bawah n. vagus. superior menutup cornea dengan sempurna. Bila mata
Saraf ini berjalan ke lateral di bawah cerebellum dida-
dibukadan menarap l;;r k; lupun, palpebra superior
lam fossa cranii posterior dan bergabung dengan radix hanya menutupi pinggir atas cornea. palpebra inferior
spinalis' erletak tepat di bawJ cornea bila mata dibuka, dan
Radix spinalis keluar r^-: sel-sel
r..^- dari ^, - , saraf di dalam hanya naik sedikit bila mata ditutup.
columna grisea anterior.medulla spinalis setinggi c1-5. Permukaan superficial palpebra ditutupi oleh kulit
serabut-serabutsaraf keluardari permukaan latJral me- dan permukaun drlurnnyu iiribu,i oleh membrana mu-
dulla spinalis dan membentuk truncus saraf. saraf ini .oru'fung disebut.on;un.tiuu Bulu mata, yang pen-
berjalan ke atas sepanjang medulla spinalis dan ma- dek ian melengkung, terdapat pada pinggir bebas
ke. dalam
;.uk .tengkorak melalui foramen magnum. palpebra (Cambar 11-43),dan tersusun dalam dua atau
Kemudian saraf ini membelok ke lateral dan bergibung iiga oaris pada batas mucocutaneus. clandula sebacea
dengan radix cranialis. (glandula Zeis) bermuara langsung ke dalam
Kedua radix berjalan melalui foramen jugulare, dan folikel
b"ulu mata. Glandula ciliaris (glandula Moll) merupa-
kemudian radix cranialis memisahkan dlri-dari radix kan modifikari kul""lu; k";ing)t, yung bermuara secara
spinalis dan melekat pada ganglion inferius n.. vagus terpisah di antara brl; ;"t; t;ng berdekatan. clandula
(Gambar 11-9)' serabut-serabut radix cranialis
didistri- tarsalis adalah modifikasi kelenlar sebacea yang pan-
busikan terutama di dalam cabang-cabang pharyngeal j"";, ;ung mengalirkan sekretnya yang berminyak ke
dan laryngeal recurrens n' vagus. pinggir pJpebri rurrunfu terdapat di belakang bulu
Radix spinalis berjalan ke belakang, menyilang v. ru#(cumb ar 11-43). Bahan berminyak ini mencegah
jugularis interna untuk mencapai bagiin atas. m.
ster- lubernya air mata dan membantu menutup mata
nocleidomastoideus. perjalanan selanlutnya di daerah aungun krut.
leherdiuraikan pada halaman 703' sudut lateral fissura palpebra rebih tajam dari yang
Nervus Hyposrossu, ;:::*i;",iTiiffir?,:'Hil'l:ll^ ;lili:'rfl:ilf,::
N. hypoglossus merupakan saraf motoris vanq me- dari-bola mata oleh sr-tatr-r rongga sempit, yuitu lacus
nyuplai semua otot-otot intrinsik lidah dan ditamb"ah m. lacrimalis. Di tengah rongga ini terdapat tonjolan kecil
styloglossus, m. hyoglossus, dan m. genioglossus. Saraf yang berwarna kuning kemerahan, disebut caruncula
inikeluarsebagai sejumlah radix kecil pad"a permukaan lacrimalis (Cambar 11-43). Lipatan semilunaris keme-
anterior medulla oblongata di antara pyrrri, dan oliva rahan, yang disebut plica semilunaris, terletak pada sisi
(Cambar 11-42).' Kemudian saraf ini berjalan ke lateral lateral,caruncula.
di dalam fossa cranii posteriordan meninggalkan teng- Dekat sudut medial mata, bulu mata dan glandula
korak melalui canalis hypoglossis. Perjalan"an selaniuj- tarsalis mendadak berhenti dan terdapat tonjolin kecil,
nya di leher diuraikan padJhalaman iOC. yaitu papilla lacrimalis. Pada puncak papitla terdapai
Saraf-saraf otak, komponen-komponen, fungsi, dan lubang kecil, punctum lacrimale, yang berhubungan
tempat keluarnya dari tngkorak diringkas padl iabel dengan,canaliculus lacrimalis (Gambar 11-43). Rapilla
11-4. lacrimalis menonjol ke dalam lacus, punctum dan
canaliculus mengalirkan air mata ke dalam hidung.

Regio orbita 't ^3:i,1ililt"uoor]"n membrana mucosa ripis yang


orbita adarah sepasans rgncs? di turang yang berisi
flflji::?;il*:1ff,;:l#in*':,;#::t""1jfljt
bola mata, otot, saraf, pembuluh, dan lemal yJng ber_ i"".n", 11_43).Epitelnya melanjutkan diridengan epi_
hubungan dengan bola mata; dan sebagial i";ut
apparatus lacrimalis. Lubang orbita dilindungi oleh dua
iilo'il; Bagianlateralatasfornixsuperiorditembusoleh
lipatan tipis yang dapat bergerak, yaitu kelopak mata
lr.*r'l""aula lacrimalis. (Lihat halaman 768.) )adi
(palpebra)' ;;;;;;.1;"" membentuk ruang potensial, yaitu saccus
coniunctivalis, yang terbuka pada fissura palpebrae.
ANATOMI DASAR 767
a. itrfratrochlearis
punctum dan papilla lacrimalis n. supratrocblearis
n. supraorbitalis
muara glandula tarsalis
septum orbitale

caruncula
saccus lactimalis
plica glandula lacrimalis
m. levator palpebrae
supenons

lig. palpebrale mediale

lig. palpebrale laterale

tarsus superior et inferior

ductus lacrimalis

\\ meatus msalis inferior

os frontale

m. orbicularis oculi
m. levator palpebrae superioris
s€ptum orbiule
otot polos

larsus superior fornix superior conjunctiva


conjunctiva
cornet

iris
glandula tarsalis

cilia

glandula sebacea
sulcus subtersalis

Gambar 1I-4g. A. Mata kanan, dengan patpebra dipisahkan untuk memperlihatkan muara glandula tarsalis, plica
semilunaris, caruncula lacrimalis, dan punctum lacrimalis. B. Mata kiri, memperlihatkan lamina tarsalis superior
dan inferior, glanduta !acrimalis, saccus lacrimatis, dan ductus lacrimalis. Perhatikan bahwa sebagian kecil septum
orbitale dipotong untuk memperlihatkan gtandula lacrimalis dan lemak yang ada di bawahnya (kuning) C.
potongan sagittil melalui palpebra superior dan fornix superior coniunctiva. Perhatikan adanya otot polos di dalam
m. levator palpebrae suPerioris.
768 BAB 11: Kepala danLeher

Di bawah kelopak mata tedapat alur, sulcus sub- Persarafan


tarsalis, yang berjalan dekat dan parallel dengan
pinggir palpebra (Cambar 1l-43). Sulcus ini cenderung Saraf sekretomotorik parasimpatis berasal dari nucleus
menangkap benda asing kecil yang masuk ke dalam lacrimal is n. facial is. Serabut-serabut pregangl ion ik men-
saccus conjunctivalis dan dengan demikian penting di capai ganglion pterygopalatinum (sphenopalatinum)
dalam klinik. melalui n. intermedius dan ramus petrosus magnus ser-
Kerangka fibrosa palpebra dibentuk oleh lembaran ta n. canalis pterygoidei. Serabut-serabut postgang-
membranosa, septum orbitale (Cambar 11-43). Sep- Iionik meninggalkan ganglion dan bergabung dengan
tum ini melekat pada pinggir orbita, tempatnya me- n. maxillaris, Kemudian serabut ini berjalan di dalam
nyatu dengan periosteum. Septum orbitale menebal ramus zygomaticum serta n. zygomaticotemporalis,
pada pinggir kelopak mata untuk membentuk tarsus, dan mencapai glandula lacrimalis melalui n. lacrimalis.
yang merupakan lamina jaringan ikat padat yang ber- Serabut postganglionik simpatis berjalan di dalam
bentuk bulan sabit. Tarsus superior lebih besar. Ujung plexus caroticus internus, n. petrosus profundus, n. ca-
lateral tarsus dilekatkan oleh sebuah pita, ligamentum nalis pterygoidei, n. maxillaris, n. zygomaticus, n. zy-
palpebrae laterale, pada tuberculum tepat di sebelah gomaticotemporalis, dan akhirnya n. lacrimalis.
dalam pinggir orbita. Ujung medial tarsus dilekatkan
oleh sebuah pita, ligamentum palpebrae mediale, ke Ductus lacrimalis
crista ossis lacrimalis (Cambar I 1-43). Clandula tarsalis
Air mata mengalir membasahi cornea dan berkumpul
tertanam di dalam permukaan posterior tarsus.
di dalam lacus lacrimalis. Dari sini, air mata masuk ke
Permukaan superficial lempeng tarsal dan septum
canaliculi lacrimales melalui puncta lacrimalia. Ca-
orbita diliputi oleh serabut-serabut palpebra m. orbi-
naliculi lacrimales berjalan ke medial dan bermuara ke
cularis oculi. (Lihat tabel 11-2, halaman 223) Aponeu-
dalam saccus lacrimalis (Gambar 11-43), yang terletak
rosis insersio m. levator palpebrae superioris menembus
di dalam alur lacrimalis di belakang ligamentum pal-
septum orbitale, untuk mencapai permukaan anterior
pebra mediale dan merupakan ujung atas yang buntu
lamina tarsalis superior dan kulit (Cambar 11-43).
dari ductus nasolacrimalis.
Ductus nasolacrimalis panjangnya lebih kurang 1/z
Gerakan Palpebrae inci (1,3 cm) dan keluar dari ujung bawah saccus
lacrimalis (Cambar 11-43). Ductus berjalan ke bawah,
Posisi palpebra pada waktu istirahat bergantung pada belakang dan lateral di dalam canalis osseosa dan
tonus m. orbicularis oculidan m. levator palpebrae ser- bermuara ke dalam meatus nasi inferior. Muara ini di-
ta posisi bola mata. Palpebra menutup oleh kontraksi lindungi oleh lipatan membrana mucosa yang dikenal
M. orbicularis oculi dan relaksasi m. levator palpebrae sebagai plica lacrimalis. Lipatan ini mencegah udara
superioris. Mata dibuka oleh kontraksi m. levator pal- masuk melalui ductus ke dalam saccus lacrimalis pada
pebrae superioris yang mengangkat palpebra superior. waktu membuang ingus.
Pada waktu melihat ke atas, m. levator palpebrae su-
perioris berkontraksi, dan palpebra superior bergerak
bersama bola mata. Pada waktu melihat ke bawah, Orbita
kedua palpebra bergerak, palpebra superior terus me-
nutupi cornea bagian atas, dan palpebra inferior agak DESKRIPSI
tertarik ke bawah oleh conjunctiva yang melekat pada
Orbita adalah rongga berbentuk pyramid dengan basis
sclera dan palpebra inferior.
di depan dan apeks di belakang (Gambar 11-44).
Margo orbitalis dibentuk di sebelah atas oleh os fron_
tale, yang bertakik atau berlubang untuk tempat le-
APPARATUS LACRIMALIS
watnya a., v., n. supraorbitalis. Margo lateralis dibentuk
Glandula Lacrimalis oleh processus os frontalis dan os zygomaticum. Margo
infraorbitalis dibentuk oleh os zygomaticum dan
Glandula lacrimalis terdiri atas pars orbitalis yang be- maxilla, sedangkan margo medialis dibentuk oleh pro-
sar dan pars palpebralis yang kecil. Keduanya saling cessus maxillaris dan os frontale.
berhubungan pada ujung lateral aponeurosis M. levator Atap orbita dibentuk oleh pars orbitalis ossis fron-
palpebrae superioris. Clandula ini terletak di atas bola talis, yang memisahkan orbita dari fossa craniianterior
mata, di bagian anterior dan superior orbita , posterior dan lobus frontalis hemispheriumcerebri. Dinding late-
terhadap septum orbitale (Gambar 11-43). Kira-kira 12 ral dibentuk oleh os'zygomaticum dan ala majoi ossis
ductus keluar dari permukaan bawah kelenjar dan ber- sphenoidalis (Cambar 11-44). Dasar dibentuk oleh fa-
muara pada bagian lateral fornix superior conjunctiva. cies orbitalis os maxilla, yang memisahkan orbita dari
ANATOMI DASAR 769

sinus maxillaris. Dinding medial dari depan ke bela- Foramina ZygomaticotemPoralis


kang terdiri atas: processus frontalis ossis maxilla, os dan Zygomaticofacialis
lacrimalis, lamina orbitalis ossis ethmoidalis (yang me- Kedua Iubang kecil initerletak pada dinding lateral dan
misahkan orbita dari sinus ethmoidalis), dan corpus masing-masing dilalui oleh n. zygomaticotemporalis
ossis sphenoidalis. dan n. zygomaticofacialis. Saraf-saraf ini adalah saraf
sensorik untuk kulit wajah.
LUBANG.LUBANG KE DALAM RONGGA ORBITA
Aditus Orbitae Foramina Ethmoidalis Anterior dan Posterior
Aditus orbitae terletak di anterior (Gambar 1 1-44)' Kira- Foramina ethmoidalis terletak pada dinding medial di
kira seperenam bola mata terbuka, dan sisanya di- os ethmoidale. Masing-masing foramen dilalui oleh n,
lindungi oleh dinding-dinding orbita. ethmoidalis anterior dan n. ethmoidalis posterior.

Incisura Supraorbitalis (Foramen) FASCIA ORBITALIS


lncisura orbitalis terletak pada margo supraorbitalis Fascia orbitalis adalah periosteum tulang-tulang yang
(Gambar 11-44).lncisura inidilalui oleh a., v', n. supra- menyusun dinding orbita. Fascia ini melekat secara
orbitalis. longgar pada tulang dan meneruskan diri melalui
foramina dan fissura dengan periosteum yang meliputi
Sulcus dan Canalis Infraorbitalis permukaan luar tulang-tulang. Pada fissura orbitalis
superior, canalis opticus, dan foramen ethmoidalis an-
Sulcus dan canalis infraorbitalis terletak pada dasar
orbita di lamina orbitalis os maxilla (Gambar 11-46). terior, fascia ini berhubungan dengan lapisan endos-
teal duramater. M. Milller, atau m. orbitalis, adalah se-
Sulcus dan canalis ini dilewati oleh n. infraorbitalis
(lanjutan n. maxillaris) dan pembuluh darah. lapis tipis otot polos yang menjembatani f issura
orbitalis inferior. Otot ini dipersarafi oleh saraf sim-
patis, dan fungsinya tidak diketahui.
Canalis Nasolacrimalis
Canalis nasolacrimalis terletak dianterior pada dinding
OTOT-OTOT ORBITA
medial. Canalis ini berhubungan dengan meatus nasi
inferior (Cambar 11-43), dan dilewati oleh ductus na- Otot-otot orbita adalah m. Ievator palpebrae superioris,
solacrimalis. empat m. rectus, dan dua m. obliquus.

Fissura Orbitalis lnferior M. Levator Palpebrae Superioris


Fissura orbitalis inferiorterletak di posterior antara maxilla (Gambar 11-43, 1'l-44, dan 11-45)
dan ala major ossis sphenoidalis (Gambar 1144); ber- . Origo: Permukaan bawah ala minor ossis sphe-
hubungan dengan fossa pterygopalatina. Fissura ini di- noidalis, di atas canalis oPticus.
lalui oleh n. maxillaris dan ramus zygomaticusnya, v, . lnsersio: Merupakan sebuah otot gepeng yang me-
ophthalmica inferior, dan saraf parasimpatis. lebar sewaktu berjalan ke depan. Berakhir di anterior
pada aponeurosis yang lebar, yang terbelah menjadi
Fissura Orbitalis Superior dua lamellae. Lamella superior berinsersio pada per-
mukaan anterior tarsus superior dan kulit palpebra
Fissura orbitalis superior terletak di posterior antara ala
major dan minor ossis sphenoidalis (Cambar 11-44); superior. Lamella inferior berisi serabut otot polos,
yang melekat pada pinggir atas tarsus superior'
berhubungan dengan fossa cranii media. Fissura ini di-
lalui oleh n. lacrimalis, n. frontalis, N. trochlearis, n. ocu-
. Persarafan: n. oculomotorius. Otot polos dipersarafi
lomotorius (divisi superior dan inferior), n. abducens, n.
oleh saraf simpatis dari ganglion cervicalis superius.
o Fungsi: m. levator palpebrae superioris mengangkat
nasociliaris, dan v. ophthalmica superior.
palpebra superior. Stimulasi saraf simpatis meng-
akibatkan makin terangkatnya palpebra superior. Pe-
Canalis Opticus
mutusan n. oculomotorius mengakibatkan turunnya
Canalis opticus terletak di posterior pada ala minor palpebra superior dengan hebat (ptosis). Pemutusan
ossis sphenoidalis (Cambar 11-44); berhubungan de- saraf simpatis cervicalis yang m'engakibatkan lum-
ngan fossa cranii media. Canalis ini dilalui oleh n. op- puhnya otot polos, juga menyebabkan turunnya pal-
ticus dan a. ophthalmica. pebra superior.
770 BAB 11: Kepala dan Leher

m. obliquus superior n. trochlearis


n. supratrochlearis n. supraorbitalis
glandula lacrimdis
n. trochlearis
m. levator palpebrae superioris
m. levator palpebrae superioris

m. rectus superior n. opticus m. rectus superior


ramus superior
n. oculomotorius
n. lacrimalis

n. trochlearis

m. rectus laleralis m. rectus lateralis


n. abducens
ganglion ciliare

m. obliquus inferior
m, rectus inlbrior
/ /'... n. infraorbitalis
m. obliquus inferior

m. re,ctus medialis
ramus inferior n. oculomotorius
n. nasociliaris B
n. supraorbitalis
n. supratrochlearis
m. rcctus superior
m. levator palpebrae superioris
pars orbitalis ossis frontalis
m. obliquus superior fissura orbitalis superior

fissura orbitalis superior v. ophthalmica


ala major ossis n. lacrimalis
sphenoidalis
n. frontalis

n. trochlearis
os zygomaticus
suPenot
n. oculomotorius
canalis opticus n. nasociliaris
n. abducens

fissura orbitalis
inferior

ramus inferior
ala minor ossis n. oculomolorius
sphenoidalis 't,-
maxilla
os ethmoidalis
'l \ A m. rectus inferior
a. opbthalmica
os lacrimalis m. re.tus medialis
n. oplicus

Gambar 11-44. A. Bola mata kanan dilihat dari depan. B. Otot-otot dan saraf -saraf orbita kiri dilihat dari depan.
C. Tulanglulang yang membentuk dinding orbita kanan. D. Canalis orbitalis dan fissura orbitatis superio; dan
inferior kiri.
ANATOMI DASAR 771

sinus ethmoidales
n. etbmoidalis anterior
/ n. intratrochlearis
I I n. supratrochlearis

n. supraorbitalis
m. levator palPebrae suPerioris
n. frontalis

m. levator PalPebrae
m. rectus suPenof superioris
m. rectus suPerior
glandula lacrimalis
glandula lacrimalis

n. lacrimalis
nn. ciliares longi
n. nasociliaris

nn. ciliares breves


m. rectus medialis
n. ophthalmicus
n. aMucens

\
t
u

t
k-
n. lacrimalis a. meningea media
n. nandibularis
ganglion ciliare
n. maxillaris
n. nasociliaris ganglion trigeminale
n. opticus n. lrigeminus
n. trochlearis n. abducens
a. carotis interna
n. trochlearis
a. ophthalmica
n. oculomotorius
sinus cavernosus
a. cerebri antcrior infundibulum
chiasma opticum

yang dibentuk oleh pars orbitalis ossis f rontalis,


Gambar 11-45. orbita kiri dan kanan dilihat dari atas. Atap orbita,
m. rectus superior iuga dibuang
pada kedua sisi telah dibuang. Pada sisi kiri, M. tevator patpebrae suierioris dan
'untuk
memperlihatkan struktur-struktur yang ada di bawahnya'
772 BAB 11: Kepala danLeher
sinus frontalis
ganglion ciliare

nn. ciliares breves dari ganglion ciliare


m. obliquus superior

m. Ievator pdpebrae superioris

m. rectus superior
n. trochlearis
m. rectus medialis

n. oPticns m. rectus lateralis

ramus superior
n oculomotorius
ramus inferior
n. oculomolorius

m. obliquus inferior
n. maxillaris

ganglion prcrygopalatinum

fossa pterygopalatins

n. pdatinus major dan minor

rami alveolares
superiores anoeriores
mmi alveolares superiores posteriores

n. zygomaticus
ramus alveolaris superior medius
sinus maxillaris

Gambar 11'46. Otot-otot dan saraf-saraf orbita kanan dilihat dari tateral. Juga diperlihatkan n. maxillaris
dan ganglion pterygopalatinum.

Mm. Recti(Gambar 11-44,11-45, dan 11-46) r Persarafan: M. rectus superior, inferior, dan medial
r Origo: Keempat mm. recti berasal dari cincin fibrosa dipersarafi oleh N. oculomotorius. M. rectus lateralis
yang disebut annulus tendineus communis (Cambar dipersarafi oleh N. abducens.
11-44). Annulus ini merupakan penebalan dari r Fungsi: M. rectus lateralis memutar bola mata se-
periosteum. Cincin ini mengelilingi canalis opticus hingga cornea menghadap ke lateral (Cambar 11-47
dan menjembatanifissura orbitalis inferior. M. rectus dan 11-49). M. rectus medialis memutar bola mata
superior berasal dari bagian atas cincin, m. rectus sehingga cornea menghadap ke medial (Cambar
inferior dari bagian bawah cincin, dan m. rectus 11-47 dan 11-49).
medialis dan bagian medial cincin. M. rectus lateralis
berasal dari dua caput pada bagian lateral cincin.
Karena berinsersio pada sisi medial sumbu vertikal
bola mata, m. rectus superior dan inferior tidak hanya
r lnsersio: Masing-masing m. rectus berjalan ke de- menaikkan dan menurunkan cornea, tetapi juga me-
pan, beitambah lebar dan terpisah satu dengan yang
mutar cornea ke medial (Cambar 11-47 dan 11-49).
lain. Bersama-sama otot-otot ini membentuk suatu Agar m. rectus superior dapat menaikkan cornea lang-
kerucut otot yang membungkus n. opticus dan ba- sung ke atas, otot ini harus dibantu oleh m. obliquus
gian posterior bola mata. Tendo setiap otot me- inferior. Agar m. rectus inferior dapat menurunkan cornea
nembus selubung fascia bola mata (lihat bawah) dan secara langsung, otot ini harus dibantu oleh m. obli-
berinsersio pada sclera lebih kurang 6 mm di be- quus superior. (Lihat fungsi mm. obliquus.)
lakang pinggir cornea.
ANATOMI DASAB 773

M. Obliquus Superior . Fungsi: M. obliquus superior memutar bola mata


(Gambar 11-44,11-45, dan 11-46) (Cambar 11-48 dan 11-49), sehingga corn6a meng-
hadap (/) ke bawah dan (2) lateral. (Lihat fungsi m.
. Origo: Corpus ossis sphenoidalis. rectus inferior.)
. tnsersio: Venternya yang bulat berjalan ke depan
dan beralih menjadi tendo yang langsing, yang M. obliquus lnferior (Gambar 11-44 dan 11'46)
berjalan melalui trochlea fibrocartilago yang melekat
pada os frontale. Kemudian tendo membelok ke . Origo: Bagian anterior dasar orbita.
belakang dan lateral, menembus selubung fascia . lnsersio: Otot langsing ini berjalan ke belakang dan
bola mata, dan berinsersio pada sclera di bawah m. lateral di bawah m. rectus inferior. Otot ini berinser-
rectus superior. Otot ini melekat pada sclera di be- sio pada sclera di belakang equator coronalis, dan
Iakang equator coronalis bola mata, dan garis tarikan garis tarikan tendo berjalan medial terhadap sumbu
tendo berjalan medial terhadap sumbu vertikal. vertikal.
o Persarafan: N. trochlearis.
o Persarafan: N. oculomotorius.

sumbu vertikal

sumbu transversus
rectus superior

M. rectus
medialis

M. rectus lateralis M. rectus


inferior (
M

sumbu sagittalis

sumbu transversus sumbu vertikal

M. rectus lateralis

M rectus lateralis
M. rectus inferior

M. rectus medialis
M. rectus superior

Gambar 11-47. Diagram memperlihatkan fungsi keempat m. rcctus pada gerakan bola mata
774 BAB 11i Kepala dan Leher
sumbu vertikal

M. obliquus superior

sumbu transversus
sumbu vertikal

M. obliquus superior

sumbu sagittaljs
sumbu sagtttalis

sumbu transversus

l\4. obliquus inferior

Gambar 11'48. Diagram mempertihatkan fungsi m. obliquus superior dan inferior pada gerakan bola mata.

o Fungsi: M. obliquus inferior (Cambar 1 1 -48 dan I 1 -49) la pasien diminta memutar cornea ke lateral, otot ini ter-
memutar bola mata sehingga cornea menghadap ke Ietak pada posisi optimumnya untuk menaikkan cornea
(/) atas dan (2) lateral. (Lihat fungsi m. rectus superior.) (m. rectus superior) atau menurunkannya (m. rectus inferior).

Otot-otot extraocular, persarafan, dan fungsinira di- Dengan cara yang sama diuji m. obliquus superior
ringkas pada Tabel 1 1-5. dan inferior. Trochlea m. obliquus superior dan origo
m. obliquus inferior terletak medial dan anterior ter-
hadap insersionya. Dokter menguji fungsi otot-otot ini
Pemeriksaan klinis Fungsi M. Rectus Superior,
dengan meminta pasien mula-mula melihat ke medial,
M. Rectus Inferior, M. Obliquus Superior,
sehingga menempatkan otot ini pada posisi optimal
dan M. Obliquus inferior
untuk menurunkan cornea (m. obliquus superior), atau
Kerja m. rectus superior, m. rectus inferior, m. obliquus untuk menaikkannya (m. obliquus inferior). Dengan
superior, dan m. obliquus inferior menjadi sangat rumit perkataan lain, bila Anda meminta pasien melihat ke
bila pasien diminta melihat vertikal ke atas atau vertikal medial dan bawah menuju ke ujung hidungnya, Anda
ke bawah, maka dokter memeriksa gerakan bola mata sedang menguji m. obliquus superior pada posisi ter-
yang dominan dari setiap fungsi otot. baiknya, Sebaliknya, dengan meminta pasien melihat
Origo m. rectus superior dan inferior terletak lebih ku- ke medial dan atas, Anda menguji m. obliquus inferior
rang 230 medial terhadap insersionya, dan karena itu bi- pada posisi terbaiknya.
ANATOMI DASAR 775

7 ?
/
U
m. reclus superior
/
(

ri/

,/,
/
Lr
m- reclus inferior m. obliquus superior
/
(

m. reclus medialis

L /
m. rectus lateralis

L
otot bekeria
Gambar 11-49. Fungsi keempat mm. recti dan keclua m. obliquus pada orbita kanan, anggap setiap
posisi pupit tJiaiip fiaung vertikal dan horizontai harus diperhatikan pada setiap kasus' Fungsi
sendiri-sendiri.
pada halaman 774'
i. rectus superior dan inferior serta m. obiquus pada mata orang hidup diielaskan
776 BAB 11: Kepala dan Leher

Tabelll-5; Otot-Otot Bola Mata dan Kelopak Mata

Nama Otot Ori$o lnsersio Persarafan Fungsi


Otot-Otot Ekstrinsik Bola Mata (Otot Lurik)
M. rectus superior Annulus tendineus Permukaan superior N, ocUlomotorius Mengangkat cornea
communis pada bola mata tepat (N ilt) ke atas dan medial
dinding posterior posterior terhadap
orbita ,
taut corneorscleral
Permukaan inferior
M, rectus'infbrior Annulus,tendineus bola mata tepat N, oculomotorius Menurunkan cornea
communis pada posterior terhadap (N. il.r) ke bawah dan me-
dinding posterior taut corneo,scleral dial
orbita Permukaan medial :

bola mata tepat


M, rectus medialis Anhulus tendineus posterior terhadap N. oculomotorius Memutar bola mata
communis pada laut corneo-scleral (N; lll) sehingga cornea
dinding posterior Permukaan lateral menghadap ke
orbita bola mata tepat medial
posterior terhadap
M, rectus lateralis Annulus tendineus taut cbrneo-scleral N. abducens (N. Vl) Memutar bola mata
communis pada Melalui trochlea dan sehingga cornea
dinding posterior dilekatkan pada per- menghadap ke
orbita mukaan superior lateral
bola mata, di bawah
M. obliquus superior Dinding poSterior , m. rectus superior N. trochlearis ( N. lV) Memutar bola mata
orbita Permukaan lateral sehingga cornea
bola mata, profun- menghadap ke ba-
da terhadap m. rec- wah dan lateral
tus lateralis
M. obliquuS inferior Dasar orbita N. oculomotorius Memutar bola mata
(N. ilr) sehingga cornea
menghadap ke
atas dan lateral
Otot-otot lhtilnsik,Bola' Mata (Otot Potos)
M sRh ncter,RuOi lae Parasimpatis melalui Konstriksi pupil
n. oculomotorius
M. dilator pupillae Simpatis urlalasr puprl
M. ciliaris Parasimpatis melalui Mengatur bentuk
n. oculomotorius lensa; pada ako-
modasi membuat
lensa Jebih bulat
-otot-ototPalp;e[,1u',, ,

M. orbicularis oculi
(lihat Tabel 1 1-2)
M. levator palpebrae Belakang orbita Permukaan anterior Otbt lurik oleh Mengangkat palpe-
superioris oan prnggrr aras n. oculomotorius, bra superior
,, tarsus superior :
, otot poloS oleh
saraf simpatis
ANATOMI DASAR 777

ffii

untuk
Gambar ll-50. posisi utama mata kanan dan kiri serta fungsi mm. rectus dan mm. obliquus yang terutama beftanggung iawab
gerakan mata. A. Mata kanan, m. rectus superior; mata kiri, m. obliquus inferior. B. Kedua mata, m. rectus superior dan m. obliquus inferior'
b. Uata kanan, m. obliquus inferior; mata kiri, m. rectus superior. D. Mata kanan, m. rectus lateralis; mata kiri, m. rectus medialis. E'
Posisi
awal, dengan mata difiksasi pada jarak teftentu. F. Mata kanan, m. rectus medialis; mata kiri, m. rectus lateralis. G. Mata
kanan' m. rectus.
inferior; iata kiri, m. obtiquus superior. H. Kedua mata, m. rectus inferior dan m. obtiquus superior' I Mata kanan, m. obliquus
superior;
mata kiri, m. rectus inferior.

M. rectus lateralis dan medialis terletak dengan cara gerak dengan bebas. Selubungfascial ini ditembus oleh
sederhana pada bola mata, maka dengan meminta pa- tendo otot-otot orbita dan melipat pada masing-masing
sien memutar corneanya langsung ke lateral akan meng- tendo sebagai selubung tubular. Selubung bagi tendo
uji m. rectus lateralis dan dengan memutar cornea m. rectus medialis dan lateralis melekat pada dinding
Iangsung ke medial akan menguji m. rectus medialis' medial dan lateral orbita melalui ligamentum berben-
Posisi utama bola mata dan fungsi m. rectus dan tuk segitiga yang disebut ligamentum lacertus medialis
obliquus diperlihatkan pada Cambar 1 1-50. dan lateralis. Bagian bawah selubung fascial yang
berjalan di bawah bola mata dan menghubungkan
SEI.UBUNG FASCIAL BOLA MATA ligamentum lacertus medialis dan lateralis menebal
dan berfungsi menahan bola mata; bagian ini disebut
Selubung fascial meliputi bola mata dari n. opticus
ligamentum suspensorium bulbi (Gambar 11-51)' De-
sampai ke taut corneosclera (Cambar 1 1-51). Selubung
ngan perantaraan ligamentum ini, bola mata tergantung
ini memisahkan bola mata dari corpus adiposum orbita
seperti buaian pada dinding medial dan lateral orbita'
dan menyediakan wadah agar bola mata dapat ber-
778 BAB 1 1: Kepala dan Leher

srnus venosus camera anterior bulbi

conjunctiva pupil

camera posterior bulbi

m. ciliaris
lig. suspensorium

W
lateral check
m. rectus medialii ( ligarnent
) ll
.// m. rectus lateralis

aa, retinae
'\r, membrana vitrea

\,i l,?\*^
selubung fasia
r"( \\ ,({ corpus adiposum

sclera
:i (2
orbitae
corpus vitreum

choroideus )t
retina ".t'.-5
o"*-'o
canalis hyaloideus

discus opticus

dura mater
ft-
arachnoidea mater
cavum subarachnoidea nn. ciliares longi

pia mater
nn. ciliares breves

n. opticus
liquor cerebrospinalis medial check liganent

av. centralis retinae

lateral check ligament

lig. suspensorium

Gambar 11-51. A. Potongan horizontal melalui bola mata dan n. opticus. perhatikan bahwa
a. et v.
centralis retinae melintasi spatium subarachnoicleum untuk mencapai n. opticus. B. Ligamentum
lacertus
dan suspensorium bulbi.

SARAF-SARAF ORBITA ke depan dan lateral di dalam kerucut mm. recti dan
menembus sclera pada suatu titik di medial polus pos-
Nervus Opticus terior bola mata. Di sini, meninges menyatu dengan
sclera, sehingga spatium subarachnoideum yang berisi
N. opticus masuk ke orbita melalui canalis opticus dari liquorcerebrospinalis meluas ke depan dari fossa cranii
fossa cranii media (Cambar 11-45), disertai oleh a. media, di sekitar n. opticus, dan rnelalui canalis opti-
ophthalmica, yang terletak di sisi lateral bawahnya. cus sampai ke bola mata. Karena itu peningkatan tekan-
Saraf ini dikelilingi oleh selubung piamater, arachn- an liquor cerebrospinalis di cialam rongga cranium di-
oideamater, dan durarnater (Cambar 11-5 j). Berjalan teruskan ke bagian belakang bola mata.
ANATOMI DAsAR 779

Nervus Lacrimalis patis ke m. sphincter pupillae dan m. ciliaris. (t"ihat ba-


wah.)
N. lacrimalis dipercabangkan dari divisi ophthalmica n.
trigeminus pada dinding lateral sinus cavernosus. (Lihat Nervus Nasociliaris
halaman 7'64.) Saral ini halus dan masuk ke orbita
melalui bagian atas fissura orbitalis superior (Gambar N. nasociliaris dipercabangl<an dari divisi ophthalmica
11-44). Berjalan ke depan sepanjang pinggir atas m. N. trigeminus pada dinding lateral sinus cavernosus.
rbctus Iateralis (Cambar 11-45). Saraf ini bergabung (Lihat halaman 764.) Neryus ini masuk ke orbita me-
dengan cabang n. zygomaticotemporalis, yang lalui bagian bawah fissura orbitalis, di dalam annulus
kemudian ditinggalkannya, masuk ke dalam glandula tendineus (Cambar 11-44). Saraf ini melintas di atas n.
lacrimalis (serabut sekretomotorik parasimpatis). N. opticus bersama a. ophthalmica tnencapai dinding me-
lacrimalis berakhir dengan mempersarafi kulit bagian dial orbita. Kemudian n. nasociliaris berjalan ke depan
Iateral pal pebra superi or. sepanjang pinggir atas m. rectus medialis dan berakhir
dengan bercabang dua menjadi n. ethmoidalis anterior
Nervus Frontalis dan n. infratrochlearis (Cambar 11-45).

N. frontalis dipercabangkan dari divisi ophthalmica n. Cabang-Cabang


trigeminus pada dinding lateral sinus cavernosus. (Lihat
halaman 764.) Masuk ke orbita melalui bagian atas 1. Ramus communicans ke ganglion ciliaris yang ber-
fissura orbitalis superior (Cambar 11-44) dan berjalan sifat sensorik. Serabut-serabut sensorik dari bola
ke depan pada permukaan superior m. levator pal- mata berjalan ke ganglion ciliaris melalui nn. ci-
pebrae superioris, di antara otot ini dan atap orbita liares breves, melalui ganglion tanpa bersinaps,
(Cambar 11-45), Saraf ini bercabang menjadi n. supra- kemudian bergabung dengan n. nasociliaris mela-
trochlearis dan n. supraorbitalis. N. supratrochlearis lui ramus communicans.
berjalan di atas trochlea untuk m. obliquus superior 2, Nn. ciliares longi, dua atau tiga buah, berasal dari
dan meling- kari pinggir atas orbita untuk mempersarafi n. nasociliaris sewaktu melintasi n. opticus (Cam-
kulit dahi. N. supraorbitalis yang Iebih besar, berjalan bar 11-45). Saraf ini mengandung serabut-serabut
melalui incisura supraorbitalis, atau foramen supra- simpatis untuk m. dilator pupillae, dan berjalan ke
orbitalis, dan mempersarafi kulit dahi lateral dari depan bersama nn.ciliares breves serta menembus
daerah yang dipersarafi oleh n. supratrochlearis. (Lihat sclera bola mata dekat n. opticus, Nn. ciliares longi
halaman 714.) N. supraorbitalis juga mempersarafi berjalan terus ke depan d i antara sclera dan choroid
membrana mucosa sinus frontalis. untuk sarnpai ke iris.
3. N. ethmoidalis posterior berjalan melalui foramen
Nervus Trochlearis ethmoidalis posterior untuk mempersarafi sinus eth-
moidalis dan sinus sphenoidalis (Cambar 11-45).
N. trochlearis meninggalkan dinding lateral sinus ca- 4, N. infratrochlearis berjalan ke depan di bawah
vernosus (lihat halaman 763) dan masuk ke orbita trochlea untuk m. obliquus superior dan memper-
melalui bagian atas fissura orbitalis superior (Cambar sarafi kulit bagian medial palpebra superior dan
11-44). Saraf tersebut berjalan ke depan dan medial, bagian hidung yang berdekatan (Cambar 11-43),
melintasi origo m. levator palpebrae superioris, dan 5. N. ethmoidalis anterior berjalan melalui foramen
mempersarafi m. obliquus superior (Cambar 11-45), ethmoidalis anterior dan masuk ke fossa cranii an-
terior pada permukaan atas lamina cribrosa ossis
N. oculomotorius ethmoidalis (Cambar 11-45). Saraf ini masuk cavum
nasi melalui celah di samping crista galli. Setelah
Ramus superior N. oculomotorius meninggalkan din- mempersarafi area membrana mucosa, saraf ini
ding lateral sinus cavernosus (lihat halaman 763) dan muncul di wajah sebagai ramus nasalis externus
masuk ke orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis pada pinggir bawah os nasale (Gambar 1 1-18). N.
su- perior, di dalam annulus tendineus (Cambar 11-44)' ethmoidalis anterior mempersarafi kulit hidung
Cabang ini mempersarafi m. rectus superior, kemudian sampai ke ujungnya. (Lihat halaman 717.)
menembus otot ini, dan mempersarafi M. levator pal-
pebrae superioris yang ada d i atasnya (Gambar 11-44).
Nervus Abducens
Ramus inferior n. oculomotorius masuk orbita de-
ngan cara yang sama dan memberikan cabang-cabang N. abducens meninggalkan sinus cavernosus (lihat
ke m. rectus inferior, m. rectus medialis, dan m. obli- halaman 764) dan masuk orbita melalui bagian bawah
quus inferior. Saraf ke m. obliquus inferior memberikan fissura orbitalis superior, di dalam annulus tendineus
sebuah cabang (Cambar 11-46) yang berjalan ke gang- (Cambar 11-44). Saraf ini berjalan ke depan dan mem-
lion ciliaris dan membawa serabut-serabut parasim- persarafi m. rectus lateralis.
780 BAB 11: Kepala dan Leher

Ganglion Ciliaris Pembuluh Limfe


Canglion ciliaris berukuran sebesar kepala jarum Tidak ada pembuluh atau kelenjar limfe di orbita.
pentul (Cambar 11-46), dan merupakan ganglion para-
simpatis dan terletak pada bagian posterior orbita di lat_
eral n. opticus. Canglion ini menerima serabut- serabut Mata
parasimpatis preganglionik dari n. oculomotorius mela_
lui saraf tersebut ke m. obliquus inferior. Serabut-sera- Mata (Cambar 1'l -5 1) tertanam di dalam corpus adi-
but postganglioniknya meninggalkan ganglion di dalam posum orbitae, tetapi dipisahkan dari corpus adiposum
nn. ciliares breves, yang berjalan ke depan menuju ba- ini oleh selubung fascial bola mata. (Lihat halaman
gian belakang bola mata dan mempersarafi m. sphinc_ 777.) Bola mata terdiri atas tiga lapisan, dari luar ke
ter pupillae dan m. ciliaris. dalam adalah (/) tunica fibrosa, (2) tunica vasculosa
Sejumlah serabut simpatis berjalan' dari plexus yang berpigmen, dan (3) tunica nervosa.
caroticus internus masuk ke dalam orbita dan berjalan
melalui ganglion tanpa bersinaps. LAPISAN BOLA MATA
Tunica Fibrosa
PEMBULUH DARAH DAN LIMFE ORBITA
Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opak,
Arteria Ophthalmica sclera, dan bagian anterior yang transparan, serta cor-
A. ophthalmica adalah cabang dari a. carotis interna nea (Gambar 1 1-5 1). Sclera terdiri atas jaringan fibrosa
padat dan berwarna putih. Di posterior, sclera ditem-
setelah pembuluh ini keluar dari sinus cavernosus,
(Lihat halaman 762.) Arteri ini berjalan ke depan me_ bus oleh n. opticus dan menyatu dengan selubung dura
lalui canalis opticus bersama n. opticus (Gambar saraf ini. Lamina cribrosa adalah daerah sclera yang
11-45). Pembuluh ini berjalan di depan dan lateral dari ditembus oleh serabut-serabut N. opticus. Merupakan
n. opticus, kemudian menyilang di atasnya untuk area yang relatif lemah dan dapat menonjol ke dalam
sampai ke dinding medial orbita. Kemudian arteri ini bola mata oleh peningkatan tekanan liquor cerebrospi-
memberikan banyak cabang, sebagian dari cabang- nalis di dalam tonjolan tubular spatium subarach-
cabang ini mengikuti saraf-saraf di dalam orbita. noideum,'yang terdapat di sekeliling n. opticus. Bila
tekanan intraocular meningkat, lamina cribrosa akan
menonjol keluar, menyebabkan discus menjadi ce-
Cabang-Cabang kung, yang dapat dilihat melalui oftalmoskop.
1. A. centralis retinae adalah cabang kecil Sclera juga ditembus oleh a. n. ciliares dan pembu-
yang
menembus selubung meningeal n. opticus untuk luh venanya, yaitu venae vorticosae. Ke arah depan
masuk ke dalam saraf (Cambar 11-51). pembuluh sclera langsung beralih menjadi cornea pada taut
ini berjalan di dalam n. opticus dan masuk bola mata corneosclera atau I imbus.
di pusat discus n. optici. Di sini, arteri ini berca- Cornea yang transparan, mempunyai fungsi utama
bang-cabang, yang dapat diamati pada pasien me- memantulkan cahaya yang masuk ke mata (Cambar
lalui oftalmoskop. Cabang-cabang ini berupa end 11-5 1). Di posterior, cornea berhubungan dengan hu-
arteries. mor aquosus.
2. Rami musculares.
3. Aa. ciliares, dapat dibagi menjadi kelompok ante- Tunica Vasculosa Pigmentosa
rior dan posterior, Kelompok anterior masuk bola
mata di dekat taut corneasclera; kelompok poste- Tunica vasculosa pigmentosa dari belakang ke depan
rior masuk dekat N. opticus. disusun oleh choroidea, corpus ciliare, dan iris.
4. A. Iacrimalis ke glandula lacrimalis.
5. A. supratrochlearis dan a. supraorbitalis didistri- Choroidea
busikan ke kulit dahi. (Lihat halaman 214.)
Choroidea terdiri atas lapisan luar berpigmen dan la-
pisan dalam yang sangat vascular.
Vena-Vena Ophthalmica
V. ophthalmica superior berhubungan di depan de- Corpus Ciliare
ngan v. facialis (Cambar 11-36). V. ophthalmica infe- Corpus ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh cho-
rior berhubungan melalui fissura orbitalis inferior roidea, dan ke anterior terletak di belakang batas
dengan plexus venosus pterygoideus. Kedua vena ini perifer iris (Gambar 11-5 1). Corpus ciliare terdiri atas
berjalan ke belakang melalui fissura orbitalis superior (/) corona ciliaris, (2) processus ciliaris, dan (3) m, ci-
dan bermuara ke dalam sinus cavernosus. liaris.
ANATOMI DASAR 781

Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ci- Tunica Nervosa: Retina
liare, dan permukaannya mempunyai alur-alur dangkal Retina terdiri atas pars pigmentosa di sebelah luar dan
di sebut striae ciliares. pars nervosa di sebelah dalam. Permukaan luar mele-
Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan yang tersu- kat dengan choroidea dan permukaan dalam ber-
sun secara radial, dan pada permukaan posteriornya hubungan dengan corpus vitreum (Cambar 11-51)'
melekat ligamentum suspensorium iridis. Tiga perempat posterior retina merupakan organ re-
M. ciliaris (Cambar 1) terdiri atas serabut-
11-5
.uptot. Pinggir anteriornya membentuk cincing ber-
serabut otot polos meridianal dan sirkular' Serabut ombak, disebut ora serrata, yang merupakan ujung
meridianal berjalan ke belakang dari area taut corneo- akhir pars nervosa. Bagian anterior retina bersifat tidak
sclera menuju ke processus ciliaris. Serabut-serabut peka dan hanya terdiri atas sel-sel berpigmen dengan
sirkular berjumlah sedikit dan terletak di sebelah dalam lapisan epitel silendris di bawahnya. Bagian anterior
serabut meridianal. retina ini menutupi processus ciliaris dan belakang iris'
r Pada pertengahan bagian posterior retina terdapat
Persarafan: M. ciliaris dipersarafi oleh serabut pa-
daerah lonjong kekuningan, disebut macula lutea,
rasimpatis dari n. oculomotorius. Setelah bersinaps
yang merupakan area retina dengan daya lihat yang
di ganglion ciliaris, serabut-serabut postganglionik paling jelas. Di tengahnya terdapat lekukan, disebut
ber- jalan ke depan ke bola mata di dalam n. ciliaris
fovea centralis (Cambar 1 1-5 1 ).
brevis.
r N. opticus meninggalkan retina kira-kira 3 mrn me-
Fungsi: Kontraksi m. ciliaris, terutama serabut-sera-
dial dari macula lutea melalui discus nervi optici Dis-
but meridianal menarik corpus ciliaris ke depan. Hal
cus n. optici agak cekung pada bagian tengahnya, yaitu
ini menghilangkan tegangan yang ada pada ligamen-
merupakan tempat n. opticus ditembus oleh a' cen-
tum suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi
Iebih cembung. Keadaan ini meningkatkan daya re-
tralis retinae. Pada discus nervi optici tidak terdapat
sel-sel batang dan kerucut, sehingga tidak peka terha-
fraksi lensa.
dap cahaya dan disebut sebagai "bintik buta". Pada pe-
meriksaan oftalmoskop, discus nervi optici tampak
lris dan Pupil berwarna merah muda pucat, jauh lebih pucat dari area
retina di sekitarnya.
lris adalah diaphragma berpigmen yang tipis dan kon-
traktil dengan lubang di tengahnya, yaitu pupilla
(Cambar 11-51). lris tergantung di dalam humor aquo- ISt BOLA MATA
sus di antara cornea dan lensa. Pinggir iris melekat pada
lsi bola mata adalah media refraksi, humor aquosus/
permukaan anterior corpus ciliaris. lris membagi ruang
corpus vitreum, dan lensa.
antara lensa dan cornea menjadi camera anterior dan
camera posterior.
Serabut-serabut otot iris bersifat involuntar dan Humor Aquosus
terdiri atas serabut-serabut sirkular dan radial. Serabut-
Humor aquosus adalah cairan bening yang mengisi
serabut sirkular membentuk m. sphincter pupillae dan
camera anterior dan camera posterior bulbi (Cambar
tersusun di sekitar pinggir pupilla' Serabut-serabut ra-
11-5 1). Diduga cairan ini merupakan sekret dari pro-
dial membentuk m. dilator pupillae, yang merupakan cessus ciliaris, dari sini mengalir ke camera posterior'
lembaran tipis serabut-serabut radial dan terletak dekat
Kemudian mengalir ke dalam camera anterior melalui
permukaan posterior.
pupilla dan mengalir keluar melalui celah yang ada di
o Persarafan: m. sphincter pupillae dipersarafi oleh angulus iridocornealis masuk ke dalam canalis
serabut parasimpatis n. oculomotorius. Setelah ber- Schlemmi. Hambatan aliran keluar humor aquosus
sinaps di ganglion ciliaris, serabut-serabut postgang- mengakibatkan peningkatan tekanan intraocular, dise-
lionik berjalan ke depan ke bola mata di dalam nn' but glaucoma. Keadaan ini dapat menimbulkan keru-
ciliares breves. M. dilator pupillae dipersarafi oleh saka-n degeneratif pada retina, yang berakibat kebu-
taan.
serabut simpatis, yang berjalan ke depan ke bola
mata di dalam nn. ciliares longi. Fungsi humor aquosus adalah untuk menyokong
r Fungsi: M. sphincter pupillae mengonstriksikan pu- dinding bola mata dengan memberikan tekanan dari
pil dalam keadaan cahaya terang dan selama ber- dalam, sehingga menjaga bentuk bola matanya' Cairan
akomodasi. M. dilator pupillae melebarkan pupil da- ini juga mem-blri makanan pada cornea dan lensa dan
lam keadaan cahaya kurang terang atau keadaan mengangkut hasil-hasil metabolisme. Fungsi ini pen-
terdapatnya aktivitas sirnpatis yang berlebihan se- ting, karena cornea dan lensa tidak mempunyai pem-
perti dalam keadaan takut. buluh darah.
782 BAB 1 1: Kepala dan Leher

Corpus Vitreum Auricula mempunyai bentuk yang khas (Cambar


Corpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa 11-52A) dan berfungsi mengumpulkan getaran udara.
(Gambar 11-51) dan merupakan gel yang transparan. Auricula terdiri atas lempeng tulang rawan elastis tipis
Canalis hyaloideus adalah saluran sempit yang berjalan
yang ditutupi kulit. Auricula mempunyai otot intrinsik
melalui corpus vitreum dari discus nervi optici ke per- dan ekstrinsik, keduanya disarafi oleh N. facialis,
mukaan posterior Iensa. Pada janin saluran ini berisi a. Meatus acusticus externus adalah tabung berkelok
hyaloidea, yang menghilang beberapa saat sebelum yang menghubungkan auricula dengan membrana
lahir. tympani (Cambar 11-52 dan 11-53). Tabung ini ber-
Fungsi corpus vitreum adalah sedikit menambah fungsi menghantarkan gelombang suara dari auricula
daya pembesaran mata. Juga menyokong permukaan ke membrana tympani. Pada orang dewasa panjangnya
posterior lensa dan membantu melekatkan pars ner- Iebih kurang 1 inci (2,5 cm), dan dapat diluruskan
vosa retina ke pars pigmentosa retina. untuk memasukkan otoskop dengan cara menarik auri-
cula ke atas dan belakang. Pada anak-anak kecil, auri-
Lensa cula ditarik lurus ke belakang, atau ke bawah dan
belakang. Bagian meatus yang paling sempit adalah
Lensa (Cambar 11-51) adalah struktur bikonveks yang
kira-kira 5 mm dari membrana tympani.
transparan, yang dibungkus oleh capsula transparan.
Rangka sepertiga bagian Iuar meatus adalah car-
Lensa terletak di belakang iris dan di depan corpus
tilago elastis, dan dua pertiga bagian dalam adalah
vitreum, serta d ikel i I i ngi processus ci I iaris.
tulang, yang dibentuk oleh lempeng tympani. Meatus
Lensa terdiri atas (/) capsula elastis, yang mem-
dilapisi oleh kulit, dan sepertiga bagian Iuarnya mem-
bungkus struktur; (2,) epithelium cuboideum, yang ter-
punyai rambut, kelenjar sebacea, dan glandula ceru-
batas pada permukaan anterior lensa; dan (3) fibrae
minosa. Clandula ini adalah modifikasi kelenjar keri-
lentis, yang dibentuk dari epithelium cuboideum pada
ngat yang menghasilkan sekret Iilin berwarna coklat
equator lentis. Fibrae lentis menyusun bagian terbesar
kekuningan. Rambut dan lilin ini merupakan barier
lensa.
yang lengket, untuk mencegah masuknya benda asing.
Capsula lentis yang elastis terdapat dalam keadaan
Saraf sensorik yang melapisi kulit pelapis meatus
tegang, menyebabkan lensa berada tetap dalam bentuk
berasal dari n. auriculotemporalis dan ranrus auricu-
bulat dan bukan berbentuk discus. Regio equator lensa
laris n. vagus,
dilekatkan pada processus ciliaris oleh ligamentum sus-
pensorium. Tarikan dari serabut-serabut ligamentum Aliran limfe menuju nodi parotidei superficiales,
suspensorium yang tersusun radial cenderung memi- mastoidei, dan cervicales superficiales.
pihkan lensa yang elastis ini, sehingga mata dapat
difokuskan pada objek-objek yang jauh. TELINGA TENGAH (CAVUM TYMPANI)
Untuk rnengakomodasikan mata pada objek yang
1-elinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars
dekat, m. ciliaris berkontraksi dan menarik corpus
petrosa ossis temporalis (Cambar 11-53) yang dilapisi
ciliaris ke depan dan dalam, sehingga serabut-serabut
radial ligamentum suspensorium menjadi relaksasi. oleh membrana mucosa. Ruang ini berisi tulang-tulang
pendengaran yang ber{ungsi meneruskan getaran mem-
Keadaan ini memungkinkan lensa yang elastis rnenjadi
brana tympani (gendang telinga) ke perilympha telinga
lebih bulat.
dalam, Cavum tympani berbentuk celah sempit yang
Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi lebih
padat dan kurang elastis, dan sebagai akibatnya ke- miring, dengan sumbu panjang terletak lebih kurang
sejajar dengan bidang membran tympani. Di depan,
mampuan berakomodasi menjadi berkurang (pres-
ruang ini berhubungan dengan nasopharynx melalui
byopia). Kelemahan ini dapat diatasi dengan memakai
tuba auditiva dan di belakang dengan antrum mastoi-
lensa tambahan berupa kacamata untuk membantu
deum.
mata melihat benda-benda yang dekat.
Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding an-
terior, dinding posterior, dinding lateral, dan dinding
Telinga medial.
Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang, yang
Telinga terdiri atas teliga Iuar, telinga tengah atau ca- disebut tegmen tympani, yang merupakan bagian dari
vum tympani, dan telinga dalam atau labyrinth. Telinga pars petrosa ossis temporalis (Cambar 11-54 dan
dalam berisi organ pendengaran dan keseimbangan. 11-55). Lempeng ini memisahkan cavum tympani dari
meninges dan lobus temporalis otak di dalam fossa cranii
TELINGA LUAR media.
Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus acusticus Lantai dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang,
externus. yang mungkin tidak lengkap dan mungkin sebagian
ANATOMI DASAF 783

membrana tympani
,,
{ malleus
.t. ,l
lnctls
li' l! stapes
til*
I canalis semicircularis

n. vestibularis
n. cochlearis
n. facialis

cochlea

meatus acusticus externus prononiorium

m. tensor tYmPani

a. carotis interna

n. facialis tuba auditiva

processus styloideus

plica mallearis anterior dan posterior

processus laleralis mallei

crus longum incudis


. pars flaccida

pars tetrsa

manubrium mallei

refleks cahaya

Anterior

Gambar 11-52. A. Bagian-bagian auricula telinga luar. Panah menunjukkan arah tarikan auricula yang harus dilakukan
untuk meluruskan meatus acusticus externus sebelum memasang otoskop pada orang dewasa. B. Bagian luar dan tengah
telinga kanan, dilihat dari depan. C. Membrana tympani kanan dilihat melalui otoskop.

diganti oleh jaringan fibrosa. Lempeng ini memisahkan lebih kecil masuk ke dalam saluran untuk m. tensor
cavum tympani dari bulbus superior V. jugularis inter- tympani (Cambar 11-54). Septum tulang tipis, yang
na (Gambar 11-55). memisahkan saluran-saluran ini diperpanjang ke bela-
Bagian bawah dinding anterior dibentuk oleh Iem- kang pada dinding medial, yang akan membentuk ton-
peng tipis tulang yang memisahkan cavum tympani jolan mirip selat.
dari a. carotis interna (Cambar 1 1-55). Pada bagian atas Di bagian atas dinding posterior terdapat sebuah
dinding anterior terdapat muara dari dua buah saluran. lubang besar yang tidak beraturan, yaitu aditus ad an-
Saluran yang lebih besar dan terletak lebih ba- wah trum (Camb ar 11-54 dan 1 1-55). Di bawah ini terdapat
menuju tuba auditiva, dan yang terletak lebih atas dan penonjolan yang berbentuk kerucut, sempit, kecil, di-
784 BAB '1 1: Kepala dan Leher

a, meningea media

tuba auditiva

promontorium

stap€s

\ malleus

a\

meatus acusticus intemus

n. vestibulocochlearis
\t rncus

cavum tympani

ductus endolymphaticus
It
.A

,'I
.1,

,u

meatus acusticus
externus

canalis semicircularis

-/, ,
--/1; laterdis

antrum mastoideum

caput mallei

processus antedor
/,/z
ilzz,
\*
\\

Gambar 11-53. A. Bagian-bagian telinga kanan dalam hubungannya dengan os temporale, dilihat dari
atas. B. Tulanglulang pendengaran.
ANATOMI DASAR 785

sebut pyramis. Dari puncak pyramis ini keluartendo m. Ossicula Auditus (Tulang-Tulang Pendengaran)
stapedius.
Ossicula auditus adalah malleus, incus, dan stapes
Sebagian besar dinding lateral dibentuk oleh mem- (Cambar 1 1-53 dan 1 1-54).
brana tympanica (Gambar 11-52 dan 1 1-54).
Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan
Membrana tympani (Cambar 11-52) adalah mem- terdiri atas caput, collum, processus longum atau ma-
brana fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara. nubrium, sebuah processus anterior dan processus late-
Membrana ini terletak miring, menghadap ke bawah, ra l is.
depan, dan lateral. Permukaannya konkaf ke lateral. Caput mallei berbentuk bulat dan bersendi di pos-
Pada dasar cekungannya terdapat lekukan kecil, yaitu
terior dengan incus. Collum mallei adalah bagian
unnbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei.
sempit di bawah caput. Manubrium mallei berjalan ke
Bila membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung bawah dan belakang dan melekat dengan erat pada
ini menghasilkan "kerucut cahaya", yang memancar ke permukaan medial membrana tympani. Manubrium ini
anterior dan inferior dari umbo.
dapat dilihat melalui membrana tympani pada peme-
Membrana tympani berbentuk bulat dengan dia- riksaan dengan otoskop. Processus anterior adalah ton-
meter lebih-kurang 1 cm. Pinggirnya tebal dan melekat jolan tulang kecil yang dihubungkan dengan dinding
di dalam alur pada tulang. AIur itu, yaitu sulcus tym- anterior cavum tympani oleh sebuah ligamen. Proces-
panicus, di bagian atasnya berbentuk incisura. Dari
sus lateralis menonjol ke lateral dan melekat pada plica
sisi-sisi incisura ini berjalan dua plica, yaitu plica mal-
mallearis anterior dan posterior membrana tympani,
learis anterior dan posterior, yang menuju ke proces- lncus mempunyai corpus yang besar dan dua crus
sus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil pada mem- (Cambar 1 1-53).
brana tympani yang dibatasi oleh plica-plica tersebut
Corpus incudis berbentuk bulat dan bersendi di an-
lemas dan disebut pars flaccida (Cambar 11-52). Ba-
terior dengan caput rnallei.
gian lainnya tegang disebut pars tensa. Manubrium Crus longum berjalan ke bawah di belakang dan
mallei dilekatkan di bawah pada permukaan dalam sejajar dengan manubrium mallei. Ujung bawahnya
membrana tympani oleh membrana mucosa.
melengkung ke medial dan bersendi dengan caput sta-
Membrana tympani sangat peka terhadap nyeri dan pedis. Bayangannya pada membrana tympani kadang-
permukaan luarnya dipersarafi oleh n. auriculotempo-
kadang dapat dilihat pada pemeriksaan dengan
ralis dan ramus auricularis n. vagus.
otoskop.
Dinding medial dibentuk oleh dinding lateral teli- Crus breve menonjol ke belakang dan dilekatkan
nga dalam. Bagian terbesar dari dinding memperli- pada dinding posterior cavum tympani oleh sebuah
hatkan penonjolan bulat, disebut promontorium, yang
ligamen.
disebabkan oleh lengkung pertama cochlea yang ada di Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan
bawahnya (Cambar 11-52 dan 11-54). Di atas dan be- sebuah basis (Cambar 11-53).
lakang promontorium terdapat fenestra vestibuli, yang Caput stapedis kecil dan bersendi dengan crus
berbentuk lonjong dan ditutupi oleh basis stapedis. longum incudis. Collum berukuran sempit dan meru-
Pada sisi medial fenestra terdapat perilympha scala pakan tempat insersio m. stapedius. Kedua lengan ber-
vestibuli telinga dalam. Di bawah ujung posterior pro- jalan divergen dari collum dan melekat pada basis yang
montorium terdapat fenestra cochleae, yang berbentuk lonjong. Pinggir basis dilekatkan pada pinggir fenestra
bulat dan ditutupi oleh membrana tympani secun- vestibuli oleh sebuah cincin fibrosa, yang disebut liga-
daria. Pada sisi medial dari fenestra ini terdapat peri- mentum annulare.
lympha ujung buntu scala tympani. (Lihat halaman 791.)
Tonjolan tulang berkembang dari dinding anterior Otot-Otot Ossicula
yang meluas ke belakang pada dinding medial di atas
promontorium dan di atas fenestra vestibuli. Tonjolan M. Tensor Tympani (Gambar 11-52 dan 11-55)
ini menyokong m. tensor tympani. Ujung posteriornya . Origo: Cartilago tuba auditiva dan dinding tulang
melengkung ke atas dan membentuk takik, disebut salurannya sendiri.
processus cochleariformis. Di sekelilingtakik ini tendo r lnsersio: Otot langsing ini berjalan ke belakang dan
m. tensor tympani membelok ke lateral untuk sampai berakhir sebagai tendo bulat yang membelok ke
ke tempat insersionya yaitu manubrium mallei (Gam- lateral di sekitar processus cochleariformis dan
bar 1 1-55). berinsersio pada manubrium mallei.
Sebuah rigi bulat berjalan secara horizontal ke . Persarafan: Sebuah cabang dari saraf yang menu.iu
belakang, di atas promontorium dan fenestra vestibuli m. pterygoideus medialis, yang merupakan cabang
dan dikenal sebagai prominentia canalis nervi facialis. dari divisi mandibularis n. trigeminus.
Sesampainya di dinding posterior, prominentia ini me- . Fungsi: Secara r'efleks meredam getaran malleus
lengkung ke bawah di belakang pyramis. dengan lebih menegangkan membrana tympani.
786 BAB 1 1: Kepala dan Leher

tegmen tympani
Tecessus epitympanicus

crus breve incudis

ligamentum posterior
caput mallei
crus longus incudis
M. stapedius

pyramrs
l\,4. tensor tympani -<F:_Yi
tuba auditiva

cavum tympani cellulae mastoideae

A. carotis interna

manubrium mallei

ganglion geniculatum

aditus ad antrum

canalis semicircularis lateralis

M. tensor tympani

processus cochleariformis

'\ i t I lt t'.
- arcus zygomaticum

N. facialis di dalam canalis


N-\_ -,:
pyramrs anterior

fenestra vestibuli
antrum mastoideum

promontorium

fenestra cochleae
cellulae mastoideae

processus styloideus

Gambar 11-54. A. Dinding lateral cavum tympani dextra dilihat dail sisi medial 'Perhatikan letak ossicula dan antrum mastotdeum. B
Dinding medial cavum tympani dextra dilihat dari sisi lateral. Perhatikan posisi n. facialis di dalam canalis osseus.
ANATOMI DASAR 787

lobus temmral is cerebri

,,,:,:;;:i;:{ ,ij,.,'
ganglion geniculi
.I'.lft:iitt, i,,.',:r
canalis semicircul aris
lateralis $,.rrLpiamater arachnoidea mater
lapis meningeal dura matet

lapis periosteal dura mater


tegmen tympani
m. tensor tympani
.io* rig.oia"*{:,
Anterior

{\ procqssus cochleariformis
) tuba auditiva

chor<ia wmpant

'
{tffiJa.
K;:;-
ca.o, is i nterna
antrum mastoideum

sinus petrosus inferior

n. facialis cabang timpani n. glossopharyngeus

chorda tymPani
bulbus superior v. jugularis interne
m. stapedius

canalis semicircularis superior


ductus semicircularis

ampullae
utriculus
alur utk n. facialis
ductus cochlearis
vestibulum

fenestra vestibuli sacculus \-- ductus endolympbaticus


fenestra cochleae

l:byrinthus osseus I-abyrinthus osseus dan membranaceus -i; saccus endolYmPhaticus

dan
Gambar 11-SS. A. Diagram cavum tympani dan struktur yang ada disekitarnya. B. Labyrinthus asseus
membranaceus.
788 BAB 1 1: Kepala dan Leher

Fungsi : :,r l,
.:.'''
M. tensor tympani Dinding tuba auditiva Manubrium mallei Divisi mandibularis Meredam geiaran
dan dinding salur- n. trigeminus ,. membraha tympani
annya sendiri l,
M, stapedius eyramis (penonjolan Collum stapedis N. facialis
, ,1 .
Mer-edam getaran
tulang pada din- stapes .' ,.,

ding posterior ca-

M. stapedius (Gambar 11-55) Tuba Auditiva


r Origo: Dinding dalam pyramis yang berongga.
r lnsersio: Tendo muncul dari puncak pyramis dan Tuba auditiva terbentang dari dinding anterior cavum
berinsersio pada bagian belakang collum stapedis. tympani ke bawah, depan, dan medial sampai ke naso-
o Persarafan: N. facialis yang terletak di belakang py- pharynx (Cambar 11-52). Seperliga bagian posterior-
ramis. nya adalah tulang dan dua pertiga bagian anteriornya
o Fungsi: Secara refleks meredam getaran stapes de- adalah cartilago. Tuba berhubungan dengan nasopha-
ngan menarik collumnya. rynx dengan berjalan melalui pinggir atas m. constric-
tor pharynges superior (Cambar 1 1-58). Tuba berfungsi
Otot-otot telinga tengah, persarafan, dan fungsinya menyeimbangkan tekanan udara di dalam cavum tym-
diringkas pada Tabel 1 1-6. pani dengan nasopharynx.

Gerakan Ossicula Auditus Antrum Mastoideum


Malleus dan incus berputar pada sumbu anteropos- Antrum mastoideum terletak di belakang cavum tym-
terioryang berjalan melalui (/) ligamentum yang meng- pani di dalam pars petrosa ossis temporalis (Cambar
hubungkan processus anterior mallei dengan dinding 11-53), dan berhubungan dengan telinga tengah me-
anterior cavum tympani, (2) processus anterior mallei Ialui aditus (Cambar 11-54). Diameter aditus Iebih
dan crus breve incudis, (3) ligamentum yang menghu- kurang 1 cm.
bungkan processus breve incudis dengan dinding pos- Dinding anterior berhubungan dengan telinga te-
terior cavum tympani. ngah dan berisi aditus ad antrum (Cambar 11-55).
Bila membrana tympani bergerak ke medial (Cam- Dinding posterior memisahkan antrum dari sinus
bar 11-56), manubrium mallei juga ikut bergerak ke sigmoideus dan cerebellum (Cambar 1.1-55).
medial. Manubrium mallei dan caput incudis bergerak Dinding lateral tebalnya 1,5 cm dan membentuk
ke lateral. Crus longum incudis bergerak ke medial ber- dasar trigonum suprameatus. (Lihat halaman 842.)
sama stapes. Basis stapedis didorong ke medial pada Dinding medial berhubungan dengan canalis semi-
fenestra vestibuli, dan gerakan ini diteruskan ke pe- circularis posterior (Cambar 1 1-55),
rilympha di dalam skala vestibuli. Cairan perilympha Dinding superior merupakan lempeng tipis tulang,
tidak dapat dimampatkan, sehingga menyebabkan yaitu tegmen tympani, yang berhubungan dengan me-
membrana tympani secundaria pada fenestra cochleae ninges pada fossa cranii media dan lobus temporalis
di ujung bawah scala tympani menonjol ke luar cerebri (Cambar 1 1-55).
(Cambar 1 1-56). Cerakan sebaliknya terjadi bila mem- Dinding inferior berlubang-lubang, menghubung-
brana tympani bergerak ke lateral. Cerak caput mallei kan antrum dengan cellulae mastoideae (Cambar
ke lateral yang berlebihan, menyebabkan pemisahan 11-ss).
sementara dari facies articularis antara malleus dan
stapes, dan ini menyebabkan basis stapes tidak ditarik
ke lateral dari fenestra vestibuli. Cellulae Mastoideae
Selama penghantaran getaran dari membrana tym- Processus mastoideus mulai berkembang pada tahun
pani ke perilympha melalui ossicula, getaran diting- kedua kehidupan. Cellulae mastoideae adalah suatu
katkan sebesar 1,3 kali. Ditambah lagi, luas membrana seri rongga yang saling berhubungan di dalam proces-
tympani lebih kurang 17 kali lebih besar daripada luas sus mastoideus, yang di atas berhubungan dengan
basis stapedis, hal ini mengakibatkan tekanan efektif antrum dan cavum tympani (Cambar 11-55). Rongga-
pada perilympha meningkat sebesar 22kali. rongga ini dilapisi oleh membrana mucosa.
ANATOMI DASAR 789

malleus

membrana tympani

z,Ar\ basis stapedis pada fenestra


vestibuli (oval window)

ductus cochleae terisi


dengan endolimf

helicotrema scala tympani tensi


lamina spiralis
dengan perilimf
auricula dan meatus
acusticus externus scala vestibuli terisi
dengan perilimf .

helicotrema

membrana tympani

serabut basilaris pada


membrana basilaris

membrana tympani secundaria


pada fenestra cochleae scala tympani terisi
dengan perilimf

Gambar 11-56. A, Getaran musik berjatan melalui meatus acusticus externus dan menyebabkan membrana tympani
bergerak ke medial; caput matlei dan incus bergerak ke laterat, dan crus longus incudis beserta stapes bergerak ke lateral'
B. Gerakan ke medial dari basis stapedis pada fenestra vestibuli menyebabkan gerakan (tanda panah) perilympha di
dalam scala vestibuli. Pada apex coihleae ihelicotrema), gelombang kompresi di datam perilympha diteruskan ke bawah
scala tympani, menyebabkan penonjotan ke luar dari membrana tympani secundaria pada fenestra cochleae. C. Gerakan
peritimf (anda paiah) setetah geiakan basis stapedis. Perhatikan posisi serabut-serabut basilaris pada membrana
basilaris.
BAB 11: Kepala dan Leher

Nervus Facialis ralis, tempatnya bergabung dengan n. lingualis.


(Lihat halam an 729.)
Setelah sampai didasar meatus acusticus internus (lihat
halaman 764), N. facialis masuk ke dalam canalis faci- Chorda tyn, pani mengandung serabut-serabut pe-
alis (Cambar 1 1-53). Saraf ini berjalan ke lateral di atas ngecap dari membrana mucosa dua pertiga bagian
vestibulum telinga dalam, sampai mencapai dinding anterior lidah (tidak termasuk papillae circumvallatae)
medial telinga tengah. Di sini, saraf membesai mem- dan dasar mulut. Serabut-serabut pengecap adalah ton-
bentuk ganglion geniculatum (Cambar 11-54'dan jolan perifer dari sel-sel di dalam ganglion genrcu-
11-55). Kemudian saraf membelok tajam ke belakang latum.
di atas promontorium Saraf ini juga mengandung serabut-serabut sekreto-
Sesampainya di dinding posterior cavum tympani, motorik parasimpatis praganglionik yang menuju ke
saraf ini membelok ke bawah pada sisi medial aditus ad ganglion submandibularis dan kemudian dilanl utkan
antrum (Cambar 1 1-55). Kemudian berjalan turun pada ke glanduIa subnrandibularis dan sublingualis.
dinding posterior cavum tympani, di belakang pyramis,
dan akh i rnya kel uar melal u i {oramen stylomastoideu m Nervus Tympanicus
Perjalanan selanjutnya di leher dibicarakan pada
halaman 722. N. tympanicus dipercabangkan dari n, glossophary-
ngeus, tepat di bawah foramen jugulare, (Lihat halaman
739.) Saraf ini berjalan melalui dasar cavum tympani
Cabang-Cabang Penting Pars lntrapetrosa dan pada permukaan promontorium (Cambar 11-55),
N. Facialis Di sini saraf ini bercabang-cabang, membentuk plexus
1. N. petrosus major dicabangkan dari n. facialis tympanicus Plexus tympanicus mempersarafi lapisan
pada ganglion geniculatum (Cambar 11-55), Saraf cavum tympani dan mempercabangkan n. petrosus
ini mengandung serabut-serabut praganglionik minor.
parasimpatis yang berjalan (e ganglion pterygopa- N. petrosus minor mengandung serabut-serabut
latinum, dan dari sini dilanjutkan melalui N. zygo- sekretomotorik untuk glandula parotis. (Lihat halaman
maticus dan n. lacrimalis ke glandula lacrimalis. 724.) Saraf ini meninggalkan tengkorak melalui fora-
Serabut-serabut postganglionik lainnya berjalan men ovale. Kemudian saraf ini bergabung dengan
melalui n. nasalis dan n. palatinus ke kelenjar- ganglion oticum.
kelenjar membrana mucosa hidung dan palatum.
Saraf ini juga mengandung banyak serabut penge- TELINGA DALAM, ATAU LABYRINTHUS
cap dari membrana mucosa palatum.
Labyrinthus terletal< di dalam pars petrosa ossis tem-
Saraf ini keluar dari permukaan atas pars pe-
poralis, medial terhadap telinga tengah (Cambar
trosa ossis temporalis dan berjalan ke depan di
1-53), dan terdiri alas (l) Iabyrinthus osseus, tersusun
.1

dalam sebuah sulcus. n. petrosus major berjalan di


dari sejumlah rongga di dalam tulang; dan (2) Iaby-
bawah ganglion trigeminus dan masuk ke dalam fo-
rinthus membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus
ramen lacerum. (Lihat halaman 749.) Di sini saraf
dan ductus membranosa di dalam labyrinthus osseus.
ini bergabung dcngan N. petrosus profundus dari
Untr,rk deskripsi rinci struktur mikroskopik labyrinthus
plexus symphaticus pada a. carotis interna dan
disarankan membaca buku histologi.
membentuk n. canalis pterygoidei. Saraf ini ber-
jalan ke depan, masuk fossa pterygoidea, dan ber-
Labyrinthus Osseus
akhir di ganglion pterygopalatinum,
2. Saraf ke m. stapedius berasal dari n. facialis pada Labyrinthus osseus terdiri atas tiga bagian: vestibulum,
waktu saraf ini berjalan turun di dalam canalis canalis semicircularis, dan cochlea (Cambar 1 1-55).
facialis, di belakang pyramis (Cambar 1 1-55). Saraf Ketiganya merupakan rongga-rongga yang terletak di
ini mempersarafi otot di dalam pyramis. dalam substantia compacta tulang, dan dilapisi oleh
3. Chorda tympani berasai dari n. facialis tepat di atas endosteum serta berisi cairan bening, yaitu perilym-
foramen stylomastoideum (Cambar 1 1-54). Saraf pha, yang di dalamnya terdapat labyrinthus membra-
inl masuk cavum tympani dekat pinggir posterior NACEUS.
membrana tympani. Kemudian saraf ini berjalan ke Vestibulum, merupakan bagian tengah labyrinthus
depan di atas membrana tympani dan menyilang osseus, terletak posterior terhadap cochlea dan anterior
pangkal manubrium mallei (Cambar 11-54), Chorda terhadap canalis semicircularis. Pada drnding lateral-
tympani terletak di dalam celah antara membrana nya terdapat fenestra vestibuli yang ditutupi oleh basis
mucosa dan lapisan fibrosa membrana tympani. stapedis dan Iigamentum annularenya, dan fenestra
Saraf ini meninggalkan cavum tympani melalui fis- cochleae yang ditutupi oleh membrana tympani
sura petrotympanica dan masuk fossa infratempo- secundaria. Di dalam vestibulum terdapat sacculus
ANATOMI DASAR 791

dan utriculus labyrinthus membranaceus (Cambar dengan sacculus dan ductus endolymphaticus oleh
1 1-5s). ductus utriculosaccularis.
Ketiga canalis semicircularis, yaitu canalis semicir- Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan
cularis superior, posterior, dan lateral bermuara ke utriculus, seperti sudah dijelaskan di atas. Ductus en-
bagian posterior vetibulum. Setiap canalis mempunyai dolymphaticus, setelah bergabung dengan ductus
sebuah pelebaran di ujungnya disebut ampulla. Ca- utriculosaccularis akan berakhir di dalam kantung bun-
nalis bermuara ke dalam vestibulum melalui lima tu kecil, yaitu saccus endolymphaticus (Gambar
lubang, salah satunya dipergunakan bersama oleh dua 11-55). Saccus ini terletak di bawah duramater pada
canalis. Di dalam canalis terdapat ductus semicir- permukaan posterior pars petrosa ossis temporalis.
cularis (Cambar 1 1-55). Pada dinding utriculus dan sacculus terdapat re-
Canalis semicircularis superior terletak verlikal dan ceptor sensorik khusus yang peka terhadap orientasi
terletak tegak lurus terhadap sumbu panjang os petrosa. kepala akibat gaya berat atau tenaga percepatan lain,
Canalis semicircularis posterior juga vertikal, tetapi Ductus semicircularis meskipun diameternya jauh
terletak sejajar dengan sumbu panjang os petrosa. lebih kecil dari canalis semicircularis, mempunyai
Canalis semicircularis lateralis terletak horizontal pada konfigurasi yang sama. Ketiganya tersusun tegak lurus
dinding medial aditus ad antrum, di atas canalis nervi satu terhadap lainnya, sehingga ketiga bidangterwakili.
facialis. Setiap kali kepala mulai atau berhenti bergerak, atau
Cochlea berbentuk seperti rumah siput, dan ber- bila kecepatan gerak kepala bertambah atau berkurang,
muara ke dalam bagian anterior vestibulum (Gambar kecepatan gerak endolympha di dalam ductus semi-
11-55).Umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modio- circularis akan berubah sehubungan dengan hal ter-
lus cochleae, dan modiolus ini dikelilingi tabung tu- sebut terhadap dinding ductus semicircularis. Peru-
lang yang sempit sebanyak dua setengah putaran. bahan ini dideteksi oleh receptor sensorik di dalam
Setiap putaran berikutnya mempunyai radius yang ampul la ductus semicircularis.
lebih kecil sehingga bangunah keseluruhannya berben- Ductus cochlearis berbentuk segitiga pada potong-
tuk kerucut. Apex menghadap anterolateral dan basis- an melintang dan berhubungan dengan sacculus me-
nya ke posteromedial. Putaran basal pertama dari co- lalui ductus reuniens. Epitel sangat khusus yang ter-
chlea inilah yang tampak sebagai promontorium pada letak di atas membrana basilaris membentuk organ
dinding medial telinga tengah. Corti (organ spiralis) dan mengandung receptor-recep-
Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pa- tor sensorik untuk pendengaran. Rincian penjelasan or-
da dasar meatus acusticus internus. Modiolus ditembus gan Corti dapat dilihat dalam buku histologi'
oleh cabang-cabang n. cochlearis. Pinggir spiral, yaitu
lamina spiralis, mengelilingi modiolus dan menonjol Nervus Vestibulocochlearis
ke dalam canalis dan membagi canalis ini. Membrana Setibanya di dasar meatus acusticus internus (lihat
basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina spiralis halaman 764), saraf ini terbagi menjadi n. vestibularis
sampai ke dinding luar tulang, sehingga membelah dan n. cochlearis (Cambar 11-52).
canalis cochlearis menjadi scala vestibuli di sebelah N. vestibularis melebar untuk membentuk ganglion
atas dan scala tympani di sebelah bawah. Perilympha vestibulare. Cabang-cabang saraf kemudian menem-
di dalam scala vestibuli dipisahkan dari cavum tympani bus ujung lateral meatus acusticus internus dan masuk
oleh basis stapedis dan ligamentum annulare pada ke dalam labyrinthus membranaceus untuk memper-
fenestra vestibuli. Perilympha di dalam scala tympani sarafi utriculus, sacculus, dan ampullae ductus semicir-
dipisahkan dari cavum tympani oleh membrana tym- cularis.
pani secundaria pada fenestra cochleae. N. cochlearis bercabang-cabang dan masuk ke
foramina pada basis modiolus. Ganglion sensorik saraf
Labyrinthus Membranaceus ini berbentuk ganglion spiral memanjang, yang terletak
di dalam canalis yang mengelilingi modiolus, pada
Labyrinthus membranaceus terletak di dalam labyrin- basis lamina spiralis. Cabang-cabang perifer saraf ini
thus osseus (Cambar 11-55), dan berisi endolympha berjalan dari ganglion ke organ Corti.
dan dikelilingi oleh perilympha. Labyrinthus membra-
naceus terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat Nervus Maxillaris (N. V2)
di dalam vestibulum osseus; tiga ductus semicircularis,
yang terletak di dalam canalis semicircularis osseus; N. maxillaris dipercabangkan dari ganglion trigeminus
dan ductus cochlearis yang terletak di dalam cochlea. di fossa cranii media. (Lihat halaman 764.) saral ini ber-
Struktur-struktur ini saling berhubungan dengan bebas. jalan ke depan di dalam dinding lateral sinus cavernosus
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus dan meninggalkan tengkorak melalui foramen rotundum
vestibuli yang ada, dan dihubungkan tidak langsung dan masuk ke fossa pterygopalatina (Cambar 11-45)'
792 BAB 11: Kepala danLeher

Saraf ini melintasi fossa dan sampai ke orbita melalui Serabut*serabut postganglionik mencapai n. maxil-
fissura orbitalis inferior (Cambar 11-46). laris melalui salah satu cabang ganglionnya, kemudian
Saraf ini sekarang disebut n. infraorbitalis, berjalan berjalan di dalam n. zygomaticus, n. zygomaticotem-
ke depan pada dasar orbita, mula-mula di dalam sulcus, poralis, dan n. lacrimalis untuk mencapai glandula
kemud'ian di dalam canalis infraorbitalis. Saraf ini lacrimalis. Serabut-serabut postganglionik lainnya ber-
sampai di wajah melalui foramen infraorbitalis. (Lihat jalan di dalam Nn. palatini dan Nn. nasales menuju ke
halaman 717.) kelenjar-kelenjar palatum dan hidung.
Serabut-serabut postganglionik simpatis mencapai
Cabang-Cabang ganglion melalui plexus caroticus internus, N. petrosus
profunda, dan N. canalis pterygoidei. Serabut ini me-
1. Ramus meningeus mempersarafi duramater di lalui ganglion tanpa bersinaps, dan muncul di dalam
dalam fossa cranii media. rami orbitales, dan mempersarafi otot orbita.
2. Rami ganglionares adalah dua saraf pendek yang
mempertahankan ganglion pterygopalatinum di
Cabang-Cabang
dalam fossa pterygopalatina (Cambar 11-46). Saraf
ini mengandung serabut-serabut sensorik dari hi- Saraf-saraf ini terutama merupakan serabut-serabut
dung, palatum, dan pharynx yang berjalan me- sensorik yang berasal dari n. maxillaris, dan mencapai
lalui ganglion tanpa bersinaps, dan juga mengan- ganglion melalui cabang-cabang ganglion dari saraf
dung serabut-serabut parasimpatis postganglionik tersebut.
yang menuju glandula lacrimalis.
1. Rami orbitales masuk ke orbita melalui fissura or-
. 3. N. alveolaris superior posterior dipercabangkan di bitalis inferior.
dalam fossa pterygopalatina. Berjalan ke bawah di
2. N. palatina major dan minor mempersarafi mem-
belakang maxilla dan menembus permukaan pos-
brana mucosa palatum, tonsil, dan cavum nasi
teriornya (Cambar 11-46). Saraf ini mempersarafi
(Cambar 11-46).
sinus maxillaris, gigi molar atas, gusi dan pipi yang
3. Rami nasales masuk hidung melalui foramen
terletak berdekatan.
sphenopalatinum dan mempersarfi membrana mu-
4. N. zygomaticus dicabangkan di fossa pterygo-
cosa cavum nasi.
palatina menuju orbita melalui fissura orbitalis infe-
4. Ramus pharyngeus mempersarafi membrana mu-
rior (Cambar 11-46). Saraf ini berjalan ke atas pada
cosa nasopharynx.
dinding lateral orbita dan bercabang menjadi n. zy-
gomaticotemporalis dan zygomaticofacialis (lihat
halaman 717), yang didstribusikan ke kulit wajah. Afieria Maxillaris
5. N. alveolaris superior medius, cabang dari n. in- A, maxillaris keluar dari fossa infratemporalis (Cambar
fraorbitalis di dalam sulcus infratemporalis (Gam- 11-22) melalui fissura pterygomaxillaris, dan masuk ke
bar 11-46). Saraf ini berjalan turun pada dinding dalam fossa pterygopalatina. Di sini pembuluh ini ber-
lateral sinus maxillaris dan mempersarafi gigi pre- cabang-cabang, yang berjalan mengikuti cabang-
molar atas dan gusi serta pipi yang ada di dekatnya, cabang n. maxillaris.
6. N. alveolaris superior anterior, cabang dari n. in-
fraorbitalis di dalam canalis infraorbitalis (Cambar
11-46). Saraf ini berjalan turun pada dinding ante- Mulut
rior sinus maxillaris untuk mempersarafi gigi cani-
nus dan incisivus atas. Cabang terminal kecil mem- Mulut terbentang dari bibir sampai ke isthmus faucium,
.persarafi sebagian dinding lateral dasar hidung. yaitu peralihan dari mulut dengan pharynx. Mulut
dibagi dalam vestibulum oris, yaitu bagian antara bibir
dan pipi di sebelah luar dengan gusi dan gigi-geligi di
Ganglion Pterygopalatinum
sebelah dalam; dan cavitas oris propria yang terletak di
Canglion pterygopalatinum adalah ganglion parasim- dalam arcus alveolaris, gusi, dan gigi-geligi (Cambar
patis yang terletak di bagian dalam fossa pterygo- 11-28).
palatina (Cambar 1 1 -46). Vestibulum oris adalah ruang sempit mirip celah
Serabut-serabut sekretomotori k pragan gl ion berasal yang berhubungan keluar melalui rima oris. Bila ra-
dari nucleus lacrimalis n. facialis, dan berjalan di hang tertutup, vesitubulum oris berhubungan dengan
dalam radix sensorik n. facialis, kemudian di dalam cavitas oris melalui bagian belakang gigi molar ketiga
ramus petrosus major, selanjutnya di dalam nervi ca- masing-masing sisi. Di superior dan inferior, vestibu-
nalis pterygoidei, yang masuk ke permukaan posterior lum dibatasi oleh lipatan membrana mucosa dari bibir
ganglion. dan pipi ke arah gusi. Pipi membentuk dinding lateral
ANATOMI DASAR 793

palatum durum

r gigi molar dua atas


palalum molle

muara duclus Parotideus

arcus palatoPharyngeus

tonsilla Palatina

arcus palatoglossus

sulcus terminalis

papilla vallatae dinding Posterior bagian


oral oroPharynx

foramen cccum

'\1
\i 1\ 1r /t
frt"

plica fimbriata

V lingualis frenulum linguae

N. lingualis
plica sublingualis

A. lingualis

muara duclus sublingualis

muara ductus submandibularis

dan
pipi sebelah kiri dihilangkan sebagian untuk mempertihatkan M' buccinator
Gambar 11-57. A, Cavitas oris.
ductus parotideus' B. Permukaan bawah lidah'

vestibulum oris dan dibentuk oleh m. buccinator (lihat Cavitas oris proria mempunyai atap, yang dibentuk
halaman 722),yangdiliputi di sebelah luar oleh fascia oleh palatum durum di depan dan palatum molle di
dan kulit serta dilapisi oleh membrana mucosa. Berha- belakang; Dasar mulut sebagian besar dibentuk oleh
dapan dengan gigi molar dua atas, terdapat papilla ke- dua pertiga anterior lidah dan lipatan membrana mu-
cil pada membrana mucosa yang merupakan tempat cosa'dari"pinggir-pinggir lidah ke gusi pada mandibula'
muara dari ductus glandula parotidea (Gambar 11-57)' Pada garis tengah, iipatan membrana mucosa yang
794 BAB 11: Kepala dan Leher

disebut frenulum linguae menghubungkan permukaan Molar ketiga 1 7-30 tahun


bawah lidah dengan dasar mulut (Cambar 11-57). Di (geraham bungsu)
kanan dan kiri frenulum terdapat papilla kecil. Pada
puncak papilla terdapat muara ductus glandula sub- Cigi geligi rahang bawah biasanya tumbuh lebih
mandibularis. Dari papilla terdapat rigi membrana mu- dulu dari gigi rahang atas.
cosa bulat yang meluas ke belakang dan lateral. Rigi ini
ditimbulkan oleh glandula sublingualis dan disebut LIDAH
plica subligualis (Cambar 11-57).
Lidah adalah massa otot lurik yang ditutupi oleh
membrana mucosa (Cambar 1 l-23 dan 11-28). Dua
PERSARAFAN SENSORIS MEMBRANA
pertiga bagian anteriornya terletak didalam mulut, dan
MUCOSA MULUT
sepertiga bagian posteriornya terletak di pharynx
Atap mulut dipersarafi oleh n. palatina major dan n. (Cambar 11-40). Otot-otot melekatkan Iidah ke pro-
nasopalatinus. Serabut-serabut saraf berjalan di dalam cessus styloideus dan palatum molle di sebelah atas
n. maxillaris. serta mandibula dan os hyoideum di sebelah bawah.
Dasar mulut dipersarafi oleh n. lingualis, sebuah Lidah dibagi menjadi belahan kanan dan kiri oleh sep-
cabang n. mandibularis. Serabut-serabut pengecap ber- tum fibrosum mediana.
jalan didalam chordatympani, cabangdari n. facialis.
Pipi dipersarafi oleh n. buccalis, cabang dari n. Membrana Mucosa Lidah
mandibularis.
Membrana mucosa bagian atas lidah dapat dibagi
GIGI-GELIGI menjadi bagian anterior dan posterior oleh sulcus ber-
bentuk V, yaitu sulcus terminalis (Gambar 11-57).
Terdapat dua perangkat gigi-geligi yang tumbuh pada Apex dari sulcus menonjol ke belakang dan ditandar
saat yang berbeda-beda dalam kehidupan. Perangkat oleh lubang kecil, foramen cecum. Sulcus membagi
pertama, disebut gigi decidua, bersifat sementara. lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau pars
Perangkat kedua, disebut gigi tetap. oralis dan sepertiga bagian posterior atau pars pha-
Gigi decidua berjumlah 20 buah: 4 incisivus, 2 ca- ryngealis. Foramen ceccum adalah sisa embriologis
ninus, dan 4 molar pada setiap rahang. Gigi ini mulai dan menandakan tempat dari ujung atas ductus thyro-
tumbuh (erupsi) kira-kira umur 6 bulan setelah lahir glossus. (Lihat halaman 706.)
dan selesai pada akhir tahun kedua. Perkiraan waktu Pada permukaan atas dua pertiga bagian anterior
erupsi adalah sebagai berikut: lidah terdapat 3 jenis papilla: (1) papilla filiformis, (2)
papilla fungiformis, dan (3) papilla vallata.
lncisivus medial 6-8 bulan
Membrana mucosa yang meliputi sepertiga pos-
lncisivus lateral B-10 bulan
terior lidah tidak mempunyai papilla, tetapi permu-
Molar pertama 1 tahun
kaannya berbenjol-benjol tidak teratur, yang disebab-
Caninus 1B bulan
kan oleh adanya nodi lymphoidei di bawahnya, yaitu
Molar kedua 2 tahun
tonsila linguae.
Cigi-geligi rahang bawah biasanya tumbuh lebih Membrana mucosa permukaan bawah lidah ber-
dulu dari gigi rahang atas. struktur licin dan melipat dari lidah ke dasar mulut, Di
garis tengah anterior, permukaan bawah lidah berhu-
Gigi tetap berjumlah 32 buah, terdiri atas 4 inci-
bungan dengan dasar mulut melalui lipatan membrana
sivus, 2 caninus, 4 premolar, dan 6 molar pada setiap
mucosa yang disebut frenulum linguae. Pada sisi late-
rahang (Cambar 11-27), Cigi ini mulai tumbuh pada
ral frenulum terdapat v. lingualis profundus yang dapat
usia 6 tahun. Namun gigi terakhir yang tumbuh adalah
dilihat melalui membrana mucosa. Lateral terhadap v.
molar ketiga, dan ini terjadi pada usia di antara tujuh
lipgualis terdapat lipatan membrana mucosar yang
belas hingga 30 tahun. Perkiraan waktu erupsi adalah
disebut plica fimbriata (Cambar 11-57).
sebagai berikut:

Molar pertama 6 tahun


Otot-Otot Lidah
lncisivus medial 7 tahun
lncisivus lateral B tahun Otot-otot lidah terbagi menjadi dua jenis: (7) intrinsik
Premolar pertama 9 tahun dan (2) ekstrinsik.
Premolar kedua 10 tahun Otot-otot intrinsik hanya terbatas di lidah dan tidak
Caninus 11 tahun dihubungkan ke tulang. Otot ini terdiri atas serabut-
Molar kedua 12 tahun serabut longitudinal, transversal, dan vertikal.
ANATOMI DASAR 795

Tabel :
1 1 -7.Otot:Otot Lidah

Nama otot ' Origo lnsersio : 'Persarafan Fungsi

Otot-Otot lntrinsiR
Longitudinal ' Septum mediana dan Membrana mucosa N, hypoglossus Mengubah bentuk
, submucosh ', ,
lidah
Transversal :

Verlikal '

Otot-Otot Ekstrinsik
Spina genus superior Bercampur dengan N, hypoglossus Menjulurkan aPex
M. genioglossus
mandibulae serabut otot-otot linguae ke luar
:
. lidah lain
,,
rongga mulut
M hyog ossut Corpus dan cornu Bercampur dengan N. hypoglossus Menarik lidah ke
majus ossis hyoidei ' serabut otot'otot bawah
lidah lain
:.:
M. styloglossus Procebsus styloideus Bercampur dengan N. hypoglossus Menarik lidah ke atas
ossis temporalis serabut otototot dan belakang
lidah lain
palatoglossus, Aponeurosis Palati- Sisi lidah Plexus pharyngeus Menarik akar lidah ke
M.
nus:, ::
,

, ,: atas dan belakang,


menyemPitkan
isthmus faucium

. Persarafan: N. hypoglossus. kecuali papilla vallatae berjalan di dalam chorda tym-


. Fungsi: Mengubah bentuk lidah. pani n. facialis.
Sensasi umum dan pengecap dari sepertiga pos-
Otot-otot ekstrinsik melekat pada tulang dan pala- terior lidah, termasuk papilla vallatae dihantarkan oleh
tum molle. Terdiri atas rn. genioglossus, m. hyoglossus, n. glossopharyngeus.
dan m. styloglossus, yang diuraikan pada regio sub-
mandibularis (lihat halamanT34), dan m. palatoglossus Gerakan Lidah
yang berhubungan dengan palatum molle dan dibica-
rakan pada halaman 802. Protrusio Iidah (penjuluran lidah) dilakukan oleh m'
Origo, insersio, persarafan, dan fungsi otot-otot li- genioglossus kedua sisi yang bekerja secara bersamaan
dah diringkas dalam Tabel 1 1-7. (Cambar 11-106).
Retraksio lidah dilakukan oleh m. styloglossus dan
Pendarahan m. hyoglossus kedua sisi yang bekerja secara bersamaan'
Defresio lidah dilakukan oleh m. hyoglossus dan
Lidah mendapat darah dari a. lingualis, ramus tonsilaris m. genioglossus kedua sisi yang bekerja secara bersamaan'
a. facialis, dan a. pharyngea ascendens. Vena-venanya Retriksio dan elevasio sepertiga posterior lidah di-
bermuara ke dalam V. jugularis interna, lakukan oleh m. styloglossus dan m. palatoglossus
kedua sisi yang bekerja secara bersamaan'
Aliran Limfe
Ujung lidah mengalirkan cairan limfenya ke nodi Perubahan Bentuk
lymphoidei submentale. Sisa dua pertiga anterior lidah Mengubah bentuk lidah dilakukan oleh otot-otot intrin-
lainnya mengalirkan cairan limfenya ke nodi lymphoi- sik lidah.
clei submandibulares dan cervicales profundi kedua
sisi. Limfe dari sepertiga posterior lidah mengalir ke da-
lam nodi lymphoidei cervicales profundi kedua sisi. Pharynx
Persarafan Sensoris LOKASI DAN DESKBIPSI

Membrana mucosa yang meliputi dua pertiga anterior Pharynx terletak di belakang cavum nasi, mulr'rt, dan

lidah dipersarafi oleh n. lingualis untuk sensasi umum' larynx (Cambar 11-40). Bentuknya mirip corong de-
Serabut pengecap dari dua pertiga anterior lidah, ngan bagian atasnya yang lebar terletak di bawah cra-
796 BAB 11: Kepala dan Leher

nium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan Dinding posterior membentuk permukaan miring
sebagai oesophagus setinggi vertebra cervicalis enam. yang berhubungan dengan atap. Dinding ini ditunjang
Pharynx mempunyai dinding musculomembranosa oleh arcus anterior atlantis (Gambar 11-62).
yang tidak sempurna di bagian depan. Di sini, jaringan Dinding lateral pada tiap{iap sisi mempunyai muara
musculomembranosa diganti oleh apertura nasalis pos- tuba auditiva ke pharynx. Pinggir posterior tuba mem-
terior, isthmus faucium (muara ke dalam rongga mulut), bentuk elevasi yang disebut elevasi tuba (Cambar 1 1-60).
dan aditus larynges. M. salphingoparyngeus yang melekat pada pinggir
Dinding pharynx terdiri atas tiga lapis: (7) mucosa, bawah tuba, membentuk lipatan vertikal pada membra-
(2)fibrosa, dan (3) muscular. na mucosa yang disebut plica salphingopharyngeus.
Recessus pharyngeus adalah lekukan kecil pada din,
OTOT.OTOT PHARYNX ding lateral di belakang elevasi tuba (Cambar 11-60).
Otot-otot pharynx terdiri atas m. conctrictor pharyngis Kumpulan jaringan limfoid di dalam submucosa di be-
superior, medius, dan inferior, yang serabut-serabutnya lakang muara tuba audtiva disebut tonsila tubaria.
berjalan hampir melingkar (Cambar 11-58), dan m.
stylopharyngeus serta m. salphingopharyngeus yang Oropharynx
serabut-serabutnya berjalan dengan'arah hampir longi-
tudinal. Oropharynx terletak di belakang cavum oris dan ter-
Kontraksi otot-otot constrictor secara berturut-turut bentang dari palatum molle sampai ke pinggir atas epi-
mendorong bolus ke bawah masuk ke dalam oeso- glottis. Oropharynx mempunyai atap, dasar, dinding
phagus. Serabut-serabut paling bawah m. constrictor anterior, dinding posterior, dan dinding lateral (Cam-
pharyngis inferior (Cambar 11-5B) kadang-kadang di- bar 1'l-40).
sebut m. cricopharyngeus. Otot ini diyakini mela- Atap dibentuk oleh permukaan bawah palatum
kukan efek sphincter pada ujung bawah pharynx, yang molle dan isthmus pharyngeus. Kumpulan kecil jaring-
mencegah masuknya udara ke dalam oesophagus se- an limfoid terdapat di dalam submucosa permukaan
lama gerakan menelan. bawah palatum molle.
Origo, insersio, persarafan, dan fungsi otot-otot pha- Dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah (yang
rynx diringkas pada Tabel 11-8. Lihat juga Cambar hampir vertikal) dan celah antara lidah dan permukaan
1 1-58, 1 1-59, dan 1 1-60. anterior epiglottis. Membrana mucosa yang meliputi
sepertiga posterior lidah berbentuk irregular, yang dise-
BAGIAN DALAM PHARYNX babkan oleh adanya jaringan limfoid di bawahnya,
Pharynx dibagi menjadi tiga bagian: nasopharynx, disebut tonsila linguae (Cambar 11-62). Membrana
mucosa melipat dari lidah menuju ke epiglottis. Pada
oropharynx, dan laryngopharynx.
garis tengah terdapat elevasi, yang disebut plica glosso-
Nasopharynx epiglottica mediana, dan dua plica glossoepiglottica
lateralis. Lekukan kanan dan kiri plica glossoepiglottica
Nasopharynx terletak di belakang rongga hidung, di atas mediana disebut vallecula (Cambar 11-60).
palatum molle (Cambar 11-40). Bila palatum molle di- Dinding anterior terbuka ke dalam rongga mulut
angkat dan dinding posterior pharynx ditarik ke depan, melalui isthmus oropharynx (isthmus faucium). Di
seperti waktu menelan, maka nasopharynx tertutup bawah isthmus ini terdapat pars pharyngeus linguae
dari oropharynx. Nasopharynx mempunyai atap, dasar, (Gambar 11-59).
dinding anterior, dinding posterior, dan dinding lateral. Dinding posterior disokong oleh corpus vertebra
Atap dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis dan cervicalis kedua dan bagian atas corpus veftebra cervi-
pars basilaris ossis occipitalis. Kumpulan jaringan lim- calis ketiga (Cambar 11-40).
foid yang disebut tonsila pharyngealis, terdapat di Pada kedua sisi dinding lateral terdapat arcus pala-
dalam submucosa dareah ini (Cambar 11-62). toglossus dan arcus palatopharyngeus dengan tonsila
Dasar dibentuk oleh permukaan atas palatum molle palatina di antaranya (Cambar 11-60).
yang miring. lsthmus pharyngeus adalah lubang di Arcus palatoglossus adalah lipatan membrana mu-
dasar nasopharynx di antara pinggir bebas palatum cosa yang menutupi m. palatoglossus yang terdapat di
molle dan dinding posterior pharynx, Selama menelan, bawahnya (Cambar 11-60). Celah di antara kedua ar-
hubungan antara naso dan oropharynx tertutup oleh cus palatoglossus merupakan batas antara rongga mu-
naiknya palatum molle dan tertariknya dinding poste- lut dan oropharynx dan disebut isthmus faucium (Cam-
rior pharynx ke depan. bar 1 1-60).
Dinding anterior dibentuk oleh apertura nasalis Arcus palatopharyngeus adalah lipatan membrana
posterior, dipisahkan oleh pinggir posterior septum mucosa pada dinding lateral oropharynx, di belakang
nasi (Cambar 11-59). arcus palatoglossus (Cambar 11-60). Lipatan ini me-
ANATOMI DASAR 797

A. maxillaris

N. mandibularis

A. meningoa media

M. te nsor veli Palatini

M. levator vcli Palatini


M. buccinalor
tuba auditiva I

M. constriclor
pharyngis suPerior
ligamentum pterygomandibularis

M. stylopharyngeus

ligamenlum stYlohYoideum
,.,v1)
t^\"--s'
N. laryngeus suPerior

ramus internus M. mylohyoideus

M. constriclor Pharyngis medius

membrana thYrohYoidea
ramus cxternus

M. constriclor pharyngis inferior

processus palalinus os maxilla

palatum durum

lamina horizonlalis ossis palalinum

Gambarll-58.A'Ketigamm.constrictorpharyngis'Tampakpulan.laryngeussuperiordaninferior.B.Palatumdurum.
798 BAB 11: Kepala danLeher

Tabel 11-8. Otoi-Otot pharynx

Persarafan Fungsi
M. constrictor Lamina pterygoideus me. Tuberculum pharyngeus Plexus phary- Membantu paiatum molle
pharyngis ' dialis, hamulus ptery- ossis temporalis, raphe ngeus dalam menutup naso-
superior goideus, ligamentum mediana posterior pharynx, mendorong
pterygomandibulare, bolus ke bawah
linea mylohyoidea
mandibulae
M. ionstiictoi Bagian'bawah ligamen- Raphe pharyngeal , Plexus phary- Mendorong bolus ke ba-
pharyngis tum stylohyoideum, ngeus, wah
medius cornu minus dan majus
ossis hyoidei
M. conslrictotl' Lamina cartilago thyroi- Raphe pharyngeal Plexus phary- Mendorong bolus ke ba-
pharyngis dea, cartilago crieoidea ngeus wah
inferior
M. cricopha- . -?3*:i'fi'T"T#:iH Sebagai sphincter pada
ryngeus ujung bawah pharynx
pharyngis inferior
M. stylopha- Processus styloideus Pinggir posterior cadilago N. glossopha- Mengangkat larynx sela-
ryngeus ossis temporalis , thyroidea ryngeus ma proses menelan
M. salphingo- Tuba auditiva Bercampur dengan M. pa- Plexus phary- Mengangkat pharynx
pharyngeus latopharyngeus ngeus
M. palatopha- Aponeurosis palatinus Pinggir posterior cartilago Plexus phary- Mengangkat dinding pha-
ryngeus thyroidea ngeus rynx, menarik plica pa-
latopharyngeal ke me-
dial

nutupi m. palatopharyngeus yang ada di bawahnya r lnferior: Sepertiga posterior lidah. Di sini, tonsilla
(Cambar 11-60), palatina d i lanj utkan oleh tonsi I Ia I ingual is.
Fossa tonsilaris adalah sebuah recessus berbentuk . Medial: Ruang oropharynx.
segitiga pada dinding lateral oropharynx di antara arcus r lateral: Capsula dipisahkan dari m. constrictor pha-
palatoglossus di depan dan arcus palatopharyngeus di ryngis superior oleh jaringan areolar jarang (Cambar
belakang. Fossa ini ditempati oleh tonsila palatina. 11-60). V. palatina externa berjalan turun dari pa-
latum molle di dalam jaringan ikat jarang untuk
Tonsila Palatina bergabung dengan plexus venosus pharyngeus.
Tonsila palatina merupakan dua massa jaringan Iimfoid Lateral terhadap m. constrictor pharyngis superior
(Cambar .11-60) yang terletak pada dinding Iateral terdapat lengkung a. facialis. A. carotis interrra terle-
oropharynx di dalam fossa tonsilaris. Setiap tonsil dili- tak 1 inci (2,5 cm) di belakang dan Iateral tonsilla.
puti oleh membrana mucosa, dan permukaan medial- Pendarahan Arteri yang mendarahi tonsila adalah
nya yang bebas menonjol ke dalam pharynx. pada A. tonsilaris, sebuah cabang dari a. facialis.
permukaannya terdapat banyak lubang kecil, yang Vena-vena menembus m. constrictor pharyrrgis su-
membentuk crypta tonsillaris. permukaan lateral ton- perior dan bergabung dengan v. palatina externa, v. pha-
sila palatina ini diliputi oleh selapis jaringan fibrosa, ryngealis, atau v. facialis.
disebut capsula (Cambar I 1-60). Aliran Limfe Pembuluh-pernbuluh lirnfe bergabung de
Tonsila mencapai ukuran terbesarnya pada masa ngan nodi lymphoidei profundi. Nodus yang terpenting
anak-anak, tetapi sesudah pubertas akan mengecil de- dari kelornpok ini adalah nodus jugulodigastricr-rs, yang
ngan jelas. terletak di bawah dan belakang angulus mandibulae.

Batas-Batas Tonsilla Palatina Laryngopharynx


r Anterior: Arcus palatoglossus. Laryngopharynx terletak di belakang aditr.rs larynges
r Posterior: Arcus palatopharyngeus. dan permukaan posterior larynx, dan terbentang dari
r Superior: Palatum molle. Di sini, tonsilla palatina di- pinggir atas epiglottis sampai dengan pinggir bar,vah
lanjutkan oleh jaringan limfoid di permukaan bawah cartilago cricoidea. Laryngopharynx txempunyai din-
palatum molle. ding anterior, posterior, dan lateral.
ANATOMI DASAR 799

ligamenlum sphenomandibularis basis cranii

M. pterygoideus medialis lapisan fibrosa pharynx septum nasi


cavum nasl
levalor veli palalini
concha nasalis media
tuba auditiva

uvula
tonsil
lingua
epiglottis

M. constrictor
pharyngis mandibula
superior conslriclor
plica palalopharyngeus
M. stylopahryngeus pharyngis medius
plica aryepiglotlica
M. constriclor
pharyngis medius fossa piriformis
permukaan posterior
larynx
M. constrictor
pharyngis inferior

M. cricopharyngeus

oesophagus oesophagus

posisi m. stylopharyngeus'
'
Gambar 11-5g. pharynx dilihat dari belakang. A. Perhatikan ketiga m. contrictor dan
B. Sebagian besar dinding posterior pharyni dibuang'untuk memperlihatkan naso, oro, dan larylgopharynx

Dinding anterior dibentuk oleh aditus laryngis dan Persarafan motorik berasal dari pars cranialis n'
membrana mucosa yanB meliputi permukaan posterior acessorius, yang berjalan melalui cabang n. vagus me-
larynx (Cambar 11-59). nuju ke plexus pharyngeus, dan mempersarafi semua
Dinding posterior disokong oleh corpus vertebra otot pharynx, kecuali m. stylopharyngeus yang diper-
cervicalis ketiga, keempat, kelima, dan keenam. sarafi oleh n. glossoPharyngeus.
Dinding lateral disokong oleh cartilago thyroidea Persarafan sensorik membrana mucosa nasopha-
dan membrana thyrohyoidea. Sebuah alur kecil tetapi rynx terutama berasal dari n. maxillaris. Membrana
penting pada membrana, disebut fossa piriformis, ter- mucosa oropharynx terutama dipersarafi oleh n. glos-
letak di kanan dan kiri aditus laryngis (Cambar 11-59). sopharyngeus. Membrana mucosa di sekitar aditus lary-
Fossa ini berjalan miring ke bawah dan belakang dari ngeus dipersarafi oleh n. ramus laryngeus internus n.
dorsum linguae menuju ke oesophagus. Fossa pirifor- vagus.
mis dibatasi di medial oleh plica aryepiglottica dan di
lateral oleh lamina cartilago thyroidea dan membrana
PENDARAHAN PHARYNX
thyrohyoidea.
Suplai arteri pharynx berasal dari cabang-cabang a.
PERSARAFAN PHARYNX pharyngea ascendens, a. palatina ascendens, a. facialis,
a. maxillaris, dan a. lingualis.
Persarafan pharynx berasal dari plexus pharyngeus yang
Vena bermuara ke plexus venosus pharyngeus,
dibentuk oleh cabang-cabang n. glossopharyngeus/ n.
yang kemudian bermuara ke V. jugularis interna.
vagus, dan n. symphaticus.
800 BAB 11: Kepala danLeher

elevasi luba M. tensor veli palatini

plica salphingopharyngea tuba auditiva

concha nasalis media recessus pharyngeus M. levator veli palatini

M. salphingopharyngeus
M. constriclor
pharyngis superior

palatum molle

M. palatopharyngeus

'plica palato- M. conslriclor


pharyngeus pharyngis medius
membrana mucosa

epiglotlis

A vallecula vallecula

septum nasi M. constrictor pharyngis superior


selubung carotis
A. carotis interna
A. facialis raphe pharyngis

A. lonsilaris M- palalopharyngeus
capsula tonsillaris
M. tensor
veli palatini V palatina externa

cryplac tonsillares

hamulus
ramus mandibulae
pterygoideus
M. palaloglossus

ligamentum
pte rygomandibularis

labia oris
M. palalopharyngeus

Gambar 11-60. A. Batas hidung dengan nasopharynx dan mulut dengan oropharynx. Perhatikan posisi tonsil dan
muara tuba auditiva. B. Otot-otot palatum molle dan bagian atas pharynx. C. Otot-otot palatum molle dilihat dari
belakang. D. Potongan horizontal melalui mulut dan oropharynx mempertihatkan tonsila dan struktur di sekitarnya.
ANATOMI DASAR 801

ALIRAN LIMFE PHARYNX Persarafan Palatum

Pembuluh-pembuluh limfe pharynx langsung menuju N. palatinus major dan minor dari divisi maxillaris n'
ke nodi lymphoidei cervicales profundi atau tidak lang- trigeminus sampai ke palatum melalui foramina pala-
sung melalui nodi retropharyngeales atau paratracheales. tina majora dan minora, N. nasopalatinus, yang juga
cabang dari n. maxillaris, sampai ke bagian depan pa-
latum durum melalui foramen incisivus. N. glossopha-
Palatum ryngeus juga mempersarafi palatum molle.
Palatum membentuk atap mulut. Dapat dibedakan
menjadi dua bagian: (7) palatum durum di depan dan Pendarahan Palatum
(2) palatum molle di belakang'
A. palatina major, cabang dari a. maxillaris; a. palatina
ascendens cabang dari a. facialis, dan a. pharyngea
PALATUM DURUM ascendens.
Palatum durum dibentuk oleh processus palatinus ossis
maxillae dan lamina horizontalis ossis palatini (Gam- Aliran Limfe Palatum
bar 11-58). Dibatasi oleh arcus alveolaris, dan di bela-
kang berlanjut sebagai palatum molle' Palatum durum Nodi lymphoidei cervicales profundi
membentuk dasar cavum nasi.
Permukaan bawah palatum durum diliputi oleh Gerakan Palatum Molle
mucoperiosteum dan mempunyai rigi mediana' Mem-
brana mucosa di kanan dan kiri rigi ini tampak berli- lsthmus pharyngeus atau choanae (saluran penghu-
pat-lipat. bung antara nasopharynx dan oropharynx) dapat ditu-
tup dengan mengangkat palatum molle. Penutupan
PALATUM MOLLE t"iludl r"lutu menghasilkan bunyi konsonan saat bi-
cara.
Palatum molle merupakan lipatan yang mudah dige- Palatum molle diangkat oleh kontraksi m' levator
rakkan, yang melekat pada pinggir posterior palatum veli palatini kedua sisi. Pada waktu yang bersamaan,
durum (Cambar 11-60). Pada garis tengah pinggir serabut-serabut atas m. constrictor pharyngis superior
posteriornya terdapat penonjolan berbentuk kerucut, berkontraksi dan menarik dinding posterior pharynx ke
disebut uvula. Pinggir-pinggir palatum molle dilanjut- depan. m. palatopharyngeus kedua sisi juga berkon-
kan sebagai dinding lateral pharynx. traksi, sehingga arcus palatopharyngeus tertarik ke me-
Palatum molle terdiri atas (1) mucosa, (2) aponeu- dial, seperti tirai jendela. Dengan cara ini nasopharynx
rosis palatina, dan (3) otot-otot. ditutup dari oropharynx.
Membrana mucosa meliputi permukaan atas dan
bawah palatum molle.
Aponeurosis palatina adalah lapisan fibrosa yang PALATOSCHISIS
mele'kat pada pinggir posterior palatum durum, dan Palatoschisis umumnya disertai dengan cheiloschisis
merupakan lanjutan dari tendo m. tensorveli palatini' (sumbing bibir atas). Bentuknya sangat bervariasi dan
disebabkan oleh kegagalan processus palatinus maxil-
Otot-Otot Palatum Molle Iae untuk berfusi di garis tengah. Pada kasus-kasus yang
Otot-otot palatum molle adalah m. tensor veli palatini, berat, processus ini juga gagal bersatu dengan palatum
m. levator veli palatini, m. palatoglossus, m. palato- primer (premaxilla) (Cambar 11-61). Derajat pertama
dan m. uvulae (Cambar 11-60). adalah bifida uvula, dan derajat kedua adalah tidak
'
pharyngeus,
menyatunya processus palatinus. Derajat ketiga adalah
Serabut-serabut m. tensor veli palatini berkonver-
gensi sewaktu berjalan turun dari origonya urituk mem- tidak bersatunya processus palatinus disertai adanya
bentuk tendo yang langsing, yang kemudian membe- celah pada satu sisi palatum primer. Tipe ini biasanya
lok ke medial di sekitar hamulus pterygoideus' Tendo berhubungan dengan cheiloschisis unilateral' Derajat
ini bersama dengan tendo yang sama dari sisi lainnya keempat jarang terjadi, terdiri atas tidak menyatunya
meluas membentuk aponeurosis palatina. Bila kedua processus palatinus disertai celah pada kedua sisi pa-
otot berkontraksi, palatum molle menjadi teganS, se- iatum primer. Tipe ini biasanya berhubungan dengan
hingga dapat bergerak ke atas atau ke bawah sebagai cheiloschisis bilateral. Kasus yang amat jarang terjadi
sebuah lembaran. adalah cheiloschisis bilateral disertai kegagalan pala-
Otot-otot palatum molle, origo, insersio, persarafan, tum primer menyatu dengan processus palqtinus
dan fungsinya diringkas pada Tabel 1 1-9. maxillaw kedua sisi.
802 BAB 11: Kepala danLeher

ribei- t i -ei'otot-btoi:iciitum, uruile


Namd otot, Origo lnsCis;o;',r-".i1; Pei'Saia'fan Fuhgsi
M. tensor veli palatini :Sp.ina:sphenbidaliS, Bersamaq-engan otot Salaf, ke'rn,. pt9ry,'1,
r
, Menegangkan,pala-
':l : -i: :".: -:.:::-::i:'.:,:l tuba auoiiiva '' :..,li Sisi:,lainnya mem-, .,
. : .,:Qbideus medialiS : tumimolle
I b,e,[tl,lk iapone.uroi.,
I
. .,
sis palatina ::':
, dari nr mandibul
:,laris , ::, ,:::' r .
.,_1,,,,'
M. levator veli pala- Pars petrosa ossis Aponeurosis palatina nraii'i phiryngeuS Mangangf<at,palatum
i tini ,,', , ., 1 ', ,,',, temporalis, tuba t",t,tt'
. ,1 ,,' :iil' t-.ri' l::.: : : : .t :i :t:. :
,:: rr]lblle::r,:', :: i

-, : ,,,,1 : ti,
-t: . auditiva : : , ..' , l

M: palatogiossgg:.'::
,,: r ''t, -::
:, Aponeurosis pelatint'. Sisilidah PleXus pharyngeuS Menarik pangkal li:
,,,
dah ke,atas dan
belakangf me' .
: .:,nyempitkan isth'
M, Palatbnharyn$eus
-lilgolil[i'ai';][' i mus fauoium : i

Aponeurosis palatina, 'pteiilsrprr rvhglus Elev-asi dihdinQ pha. -


=,,i,i' ... ,..,' lllqgoiniroidea r, i, i: I ,,'.,.
,, rynxi menarik plica
lr' :'::: :1,::il:1, 'palatopharyngea
",,.;.
i 'i ,."' ' :':' , i ,,'. ": i, , ,:,1,,r-.', "';:-:1',,,, I

j:
uvUlaet ::..,ii=,],
Pinggir po$terior pa- -PlexU$'pharvngeus
: : ke medial
M M"rnOrrn" mucosa ElevaSijuvula ,,.,"
latum durum :
.: UVUIa :l
:1,:::- rl
:
:.r.r .: ., ,

MEKANISME MENELAN

Setelah makanan masuk ke dalam mulut, biasanya


makanan tersebut dikunyah oleh gigi-geligi dan dicam-
pur dengan saliva. Makanan ber.gerak bolak balik di
antara gigi rahang atas dan rahang bawah sebagai
akibat dari gerakan lidah dan fungsi m. buccinatoryang
mirip "trampolin". Makanan yang sudah dikunyah dan
bercampur ini membentuk bolus pada dorsum linguae
dan didorong ke atas dan belakang pada permukaan
bawah palatum molle. Cerakan ini terjadi bila kedua
m. styloglossus berkontraksi, menarik radix linguae ke
atas dan belakang. Selanjutnya kontraksi m. palato-
glossus mendorong bolus ke belakang, ke dalam oro-
pharynx. Proses menelan selanjutnya merupakan ge-
rakan involuntar.
Saat ini nasopharynx putus hubungannya dengan
oropharynx karena elevasi palatum molle (lihat di atas),
penarikan dinding posterior pharynx ke depan oleh
serabut-serabut atas m. constrictor pharyngis superior,
dan kontraksi m. palatopahryngeus.
Kemudian larynx dan laryngopharynx ditarik ke atas
oleh kontraksi m. stylopharyngeus, salphingophary-
ngeus, thyrohyoideus, dan palatopharyngeus.
Dengan demikian bagian utama larynx terdorong ke
atas ke permukaan posterior epiglottis, dan aditus la-
ryngis ditutup. (Lihat halaman 811.)
Bolus turun ke bawah lewat di atas epiglottis, aditus
Gambar 11-61. Berbagai bentuk palatochisis: uvuta bifida (A), laryngis yang tertutup, dan akhirnya mencapai pinggir
celah pada palatum molle dan patatum durum (B), palatochisis bawah pharynx sebagai akibat kontraksi berturut-turut
total unilateral dan cheiloschisis (C), palatoschisis total bitateral dari m. constrictor pharyngis superior, medius, dan
dan cheiloschisis (D), cheiloschisis bilateral dan rahang atas (E).
inferior. Sebagian makanan tergelincir lewat alur di
ANATOMI DASAR 803

kanan dan kiri aditus laryngis, yaitu melalui fossa piri- di bawahnya. Sinus ini bermuara pada pinggir atas
formis. meatus (Carnbar 11-62). Sebuah celah melengkung,
Akhirnya serabut-serabut bagian bawah m. con- disebut hiatus semilunaris, terletak tepat di bawah
strictor pharyngis inferior (m. cricopharyngeus) relak- bulla. Ujung anterior hiatus masuk ke dalam saluran
sasi, dan bolus masuk ke oesophagus. berbentuk corong disebut infundibulum. Sinus maxil-
laris bermuara pada meatus nasi media melalui hiatus
semilunaris. Sinus frontalis bermuara dan dilanjutkan
Hidung oleh infundibulum. Sinus ethmoidales anteriores juga
bermuara pada infundibulum.
Hidung terdiri atas nasus externus (hidung luar) dan
Meatus nasi media dilanjutkan ke depan oleh se-
cavum nasi,
buah lekukan disebut atrium. Atrium ini dibatasi di atas
oleh sebuah rigi, disebutagger nasi(Cambar 11-62).Di
NASUS EXTERNUS bawah dan depan atrium, dan sedikit di dalam naris,
Nasus externus mempunyai ujung yang bebas, yang terdapat vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit
dilekatkan ke dahi melalui radix nasi atau jembatan yang telah bermodifikasi dan mempunyai rambut-
hidung. Lubang luar hidung adalah kedua nares atau rambut melengkung dan pendek, atau vibrissae.
lubang hidung (Gambar 11-62). Setiap naris dibatasidi Meatus nasi inferior terletak di bawah dan lateral
lateral oleh ala nasi dan di medial oleh septum nasi. concha inferior dan padanya terdapat muara ductus
Rangka nasus externus dibentuk di atas oleh os na- nasolacrimalis (Cambar 11-62). Sebuah lipatan mem-
sale, processus frontalis ossis maxillaries, dan pars brana mucosa membentuk katup yang tidak sempurna/
na'salis ossis frontalis. Di bawah, rangka ini dibentuk yang melindungi muara ductus.
oleh lempeng-lempeng tulang rawan/ yaitu cartilago Dinding medial atau septum nasi adalah sekat os-
nasi superior dan inferior, dan cartilago septi nasi. teocartilago yang ditutupi membrana mucosa. Bagian
Otot-otot yang bekerja pada nasus externus dibicara' atas dibentuk oleh lamina perpendicularis ossis eth-
kan pada halaman 720. moidalis dan bagian posteriornya dibentuk oleh os
vomer. Bagian anterior dibentuk oleh cartilago septi.
Septum ini jarang sekali terletak pada bidang median.
CAVUM NASI
Membrana mucosa melapisi cavum nasi, kecuali
Cavum nasi terletak dari nares di depan sampai choa- vestibulum, yang dilapisi oleh kulit yang telah meng-
nae di belakang (Cambar 11-62). Rongga ini dibagi alami modifikasi. Terdapat dua jenis membrana mu-
oleh septum nasi atas belahan kiri dan kanan. Setiap cosa, yaitu (1) mucosa olfactorius dan (2) respiratorius'
belahan mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan Membrana mucosa olfactorius melapisi permu-
dinding medial. kaan atas concha nasalis superior dan recessus sphe-
Dasar dibentuk oleh processus palatinus maxillae noethmoidalis; juga melapisi daerah septum nasi yang
dan lamina horizontalis ossis palatini, yaitu permu- berdekatan dan atap. Fungsinya adalah menerima rang-
kaan atas palatum durum. sangan penghidu dan untuk fungsi ini mucosa memiliki
Bagian atap sempit dan dibentuk dari belakang ke sel-sel penghidu khusus. Akson sel-sel ini (serabut n'
depan oleh corpus ossis sphenoidalis, lamina cribrosa olfactorius) berjalan melalui lubang-lubang pada lami-
ossis ethmoidalis, os frontale, os nasale, dan cartila- na cribrosa ossis ethmoidalis dan berakhir pada bulbus
gines nasi, olfactorius. (Lihat halam an 763)' Permukaan membra-
na mucosa tetap basah oleh sekret kelenjar serosa yang
Dinding lateral ditandai dengan tiga tonjolan dise
berjumlah banyak.
but concha nasalis superior, media, dan inferior' Area
di bawah setiap concha disebut meatus (Cambar 11-62). Membrana mucosa respiratorius melapisi bagian
Recessus sphenoethmoidalis adalah daerah kecil bawah cavum nasi. Fungsinya adalah menghangatlian,
yang terletak atas concha nasalis superior dan di
di melembabkan, dan membersihkan udara inspirasi' Pro-
ses menghangatkan terjadi oleh adanya plexus venosus
depan corpus ossis sphenoidalis. Di daerah ini terdapat
muara sinus sphenoidalis (Cambar 11-62\. di dalam jaringan submucosa. Proses melembabkan
Meatus nasi superior terletak di bawah dan lateral berasal dari banyaknya mucus yang diproduksi oleh
kelenjar-kelenjar dan sel-sel goblet. Partikel debu yang
concha nasalis superior. Di sini terdapat muara sinus
terinspirasi akan menempel pada permukaan mucosa
ethmoidales posteriores (Cambar 1 1-62).
yang basah dan lengket. Mukus yang tercemar ini terus
Meatus nasi media terletak di bawah dan lateral
concha media. Pada dinding lateralnya terdapat pro-
t"tiutut didorong ke belakang oleh kerja cilia dari
sel-sel silindris bercilia yang meliputi permukaan' Se-
minentia bulat, bulla ethmoidalis, yang disebabkan
sampainya di pharynx mucus ini ditelan.
oleh penonjolan sinus ethmoidales medii yang terletak
804 BAB 11: Kepala danLeher

sinus frontalis
recessus spheno-elhmoidalis
sinus sphenoidalis
concha nasalis superior

tonsilla pharyngea concha nasalis media


agger nasi

concha nasalis inferior

vestibulum
naris
palalum durum

palalum molle

tonsilla palatina

tonsilla lingualis
recessus sphenoethmoidalis

sinus sphenoidalis meatus nasi superior


muara sinus
ethmoidales anleriores

mealus nasi
media
muara stnus
ethmoidales posteriores

bulla ethmoidalis

muara sinus maxillaris

muara srnus hiatus semilunaris


ethmoidalis medii

B seplum nasi
concha nasalis superior

concha nasalis
elevasi luba media
concha nasalis
inferior

palatum molle

Gambar 11-62. A. Potongan sagittal melalui hidung, mulut, Iarynx, dan pharynx. B. Dinding lateral hidung dan
nasopharynx. C. Posisi kaca pada rinoskopi posterior. D. Struktur yang tampak pada rinoskopi posterior.
ANATOMI DASAR 805

PERSARAFAN CAVUM NASI cessus alveolaris. Akar premolar pertama dan kedua
serta molar ketiga, dan kadang-kadang akar caninus
N. olfactorius berasal dari sel-sel olfactorius khusus menonjol ke dalam sinus. Ekstraksi sebuah gigi dapat
yang terdapat pada membrana mucosa yang telah di- mengakibatkan fistula, atau infeksi gigi dapat menye-
bicarakan sebelumnya. Saraf ini naik ke atas melalui babkan sinusitis.
lamina cribrosa dan mencapai bulbus olfactorius. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus nasi
(Lihat halaman 763.)
medius melalui hiatus semilunaris (Cambar 1'l-63)'
Saraf-saraf sensasi umum berasal dari divisi oph- Karena sinus ethmoidalis anterior dan sinus frontalis
thalmica dan maxillaris n. trigeminus. Persarafan ba- bermuara ke dalam infundibulum, kemudian ke hiatus
gian anterior cavum nasi berasal dari n. ethmoidalis semilunaris, kemungkinan penyebaran infeksi dari
anterior. Persarafan bagian posterior cavum nasi ber- sinus-sinus ini ke sinus maxillaris adalah besar.
asal dari ramus nasalis, ramus nasopalatinus, dan Membrana mucosa sinus maxillaris dipersarafi oleh
ramus palatinus ganglion pterygopalatinum. n. alveolaris superior dan n. infraorbitalis.
Sinus frontalis ada dua buah, terdapat di dalam os
PENDARAHAN CAVUM NASI
frontale (Cambar 11-62), dan dipisahkan satu dengan
Suplai arteri untuk cavum nasi terutama berasal dari yang lain oleh septum tulang, yang sering menyimpang
cabang-cabang a. maxillaris. Cabang yang terpenting dari bidang median. Setiap sinus berbentuk segitiga,
adalah a. sphenopalatina, A. sphenopalatina beranas- meluas ke atas, di atas ujung medial alis mata dan ke
tomosis dengan cabang septalis a. labialis superior belakang ke bagian medial atap orbita.
yang merupakan cabang dari a. facialis di daerah vesti- Masing-masing sinus frontalis bermuara ke dalam
bulum. Daerah ini seringterjadi perdarahan (epistaxis)' meatus nasi medius melalui infundibulum (Cambar
Vena-vena membentuk plexus yang luas di dalam 11-62). Membrana mucosa dipersarafi oleh n. supra-
submucosa. Plexus ini dialirkan oleh vena-vena yang orbitalis.
menyertai arteri. Sinus sphenoidalis, ada dua buah, terletak di dalam
corpus ossis sphenoidalis (Gambar 11-62). Setiap sinus
ALIHAN LIMFE CAVUM NASI bermuara ke dalam recessus sphenoethmoidalis di atas
Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari vestibulum ke concha nasalis superior. Membrana mucosa dipersarafi
nodi submandibulares. Bagian lain dari cavum nasi oleh n. ethmoidalis posterior.
mengalirkan limfenya ke nodi cervicales profundi Sinus ethmoidalis terdapat di dalam os ethmoidalis,
superior. di antara hidung dan orbita (Cambar 11-63). Sinus ini
terpisah dari orbita oleh selapis tipis tulang, sehingga
infeksi dengan mudah menjalar dari sinus ke dalam
Sinus Paranasales orbita. Sinus ini terbagi menjadi tiga kelompok: ante-
Sinus paranasales adalah rongga-rongga yang terdapat rior, media, dan posterior. Kelompok anterior bermua-
di dalam os maxilla,os frontale, os sphenoidale, dan os ra ke dalam infundibulum; kelompok media bermuara
ethmoidale (Cambar 11-62 dan 11-63). Sinus-sinus ini ke dalam meatus nasi medius, pada atau di atas bulla
dilapisi oleh mucoperiosterum dan berisi udara, berhu- ethmoidalis; dan kelompok posterior bermuara ke da-
bungan dengan cavum nasi melalui apertura yang lam meatus nasi superior. Membrana mucosa diper-
relatif kecil. Sinus maxillaris dan sphenoidalis pada sarafi oleh n. ethmoidalis anterior dan posterior. Lihat
waktu lahir terdapat dalam bentuk yang rudimenter, Tabel 1 1-1 0.
setelah usia delapan tahun menjadi cukup besar, dan
pada masa remaja telah terbentuk sempurna' Larynx
Sekret yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar di da-
lam membrana mukosa didorong ke dalam hidung Larynx adalah organ khusus yang mempunyai sphinc-
oleh gerakan silia sel-sel silindris. Aliran dari sekret ju- ter pelindung pada pintu masuk jalan napas dan ber-
ga dibantu oleh tenaga menyedot yang terjadi pada fungsi dalam pembentukan suara. Di atas larynx ter-
waktu membuang ingus. Sinus berfungsi sebagai reso- buka ke dalam laryngopharynx, dan di bawah larynx
nator suara; sinus juga mengurangi berat tengkorak. Bi- berlanj ut sebagai trachea.
la muara sinus tersumbat atau sinus terisi cairan, Kerangka larynx dibentuk oleh beberapa cartilago,
kualitas suara jelas berubah. yang dihubungkan oleh membrana dan ligamentum
Sinus maxillaris terletak di dalam corpus maxillaris dan digerakkan oleh otot. Larynx dilapisi oleh membra-
(Gambar 11-63). Sinus ini berbentuk piramid dengan na mucosa.
basis membentuk dinding lateral hidung dan apex di Cartilago thyroidea (Cambar 11-64) terdiri atas dua
dalam processus zygomaticus maxillae. Atap dibentuk lamina cartilago hyalin yang beftemu di garis tengah
oleh dasar orbita, sedangkan dasar dibentuk oleh pro- pada tonjolan sudut V, yaitu jakun (Adam's apple)'
806 BAB 11: Kepala danLeher

sinus frontalis

sinus maxillaris

recessus spheno-ethmoidalis concha nasalis superior

sinus frontalis
meatus nasi superior
sinus ethmoidalis
meatus nasi medius
concha nasalis media
bulla ethmoidalis
hialus semilunaris
sinus maxillaris

meatus nasi inferior


concha nasalis inferior

palatum
septum nasi

Gambar 11-63. A. Tulanglulang waiah mempertihatkan letak sinus frontalis dan sinus maxiltaris. B, Daerah
nyeri
yang dirasakan pada srnusrTts. (Daerah titik-titik halus pada slnusrtls frontalis; daerah getap pada
sinusitis
spheno-ethmoidalis, dan daerah titik-titik padat pada sinusitis maxiltaris.) C. Potongan coronal melalui
cavum nasi
memperlihatkan sinus frontalis, sinus ethmoidalis, dan sinus maxillaris.

Pinggir posterior dari setiap lamina menjorok ke atas atas masing-masing sisi terdapat facies articularis untuk
membentuk cornu superior dan ke bawah membentuk bersendi dengan basis cartilago arytenoideae. Semua
cornu inferior. Pada permukaan luar setiap lamina ter- sendi ini adalah sendi synovialis.
dapat linea obliqua sebagai tempat lekat m. sterno- Cartilago arytenoidea merupakan cartilago kecil,
thyroideus, m. thyrohyoideus, dan m. constrictor pha- dua buah, dan berbentuk pyramid (Cambar 11-64).
ryngis inferior. Keduanya terletak di belakang larynx, pada pinggir atas
Cartilago cricoidea berbentuk cincin cartilago yang lamina cartilago cricoidea. Masing-masing cartilago
utuh (Gambar 11-64). Bentuknya mirip cincin cap dan mempunyai apex di atas dan basis di bawah. Apex
terletak di bawah cartilago thyroidea. Cartilago ini menyangga caftilago corniculata. Basis bersendi de-
mempunyai arcus anterior yang sempit dan lamina ngan cartilago cricoidea. Dua tonjolan menjorok dari
posterior yang lebar Pada masing-masing permukaan basis. Processus vocalis menonjol horizontal ke depan
lateral terdapat facies articularis sirkular untuk bersendi dan merupakan tempat lekat dari ligamentum vocale.
dengan cornu inferior cartilago thyroidea. pada pinggir Processus muscularis menonjol ke lateral dan menjadi
ANATOMI DASAR 807

rao;i'.r t !i o;sinus Ptianatales, oln Tempat - bentuk ligamentum thyrohyoideum laterale. Pada
Drainasenya ke Dalam Hidung* kedua sisi, membrana ini ditembus oleh a. v. laryngea
superior dan n. laryngeus internus.
:.:ii
Nama
r. tt.:.
Sinus
:' ., ,,:tili:':- ,:;i;
TemPat Drainase
r,,t _! t
Ligamentum cricotracheale menghubungkan ping-
Sinus maxillaris Meatus nasi medius lewat
gir bawah cartilago cricoidea dengan cincin trachea
hiatus semilunaris pertama (Cambar 1 1-64).
Sinus frontalis Meatus nasi media lewat Membrana fibroelastica laryngis terletak di bawah
infundibulum membrana mucosa yang melapisi larynx. Bagian atas
Sinus sphenoidalis Recessus sphenoethmoidalis membrana disebut membrana quadrangularis, yang
Sinus ethmoidalis terbentang antara epiglottis dan cartilago arytenoidea
Kelompok anterior lnfundibulum dan ke dalam (Gambar 11-66). Pinggir bawahnya membentuk liga-
meatus nasi media mentum vestibulare. Bagian bawah membrana fibro-
Kelompok media Meatus nasi..media pada.atau
: : : ,':': di atas bulla eihrnoidhlis elastica disebut ligamentum cricothyroideum, Bagian
::, , anterior ligamentum cricothyroideum tebal dan meng-
., feto*pok postelior,,," Meatus nasi superibr.. hubungkan cartilago cricoidea dengan pinggir bawah
;
'',: ,, ,,,,r, ,

cartilago thyroidea (Cambar 11-64). Bagian lateral liga-


'*Mis dan sphenoldalls saal lanlr
terdapat dalam bentuk rudimenter dan cukup membesar sete- mentum ini tipis dan melekat di bawah pada pinggir
''.lah :usia:8 tahun'keniudian terbontuk's€mpurna pada masa atas cartilago cricoidea. Pinggir superior ligamentum
remaia.
ini tidak melekat pada pinggir inferior cartilago thyroi-
dea, tetapi berjalan terus ke atas pada facies medialis
cartilago thyroidea. Pinggir atasnya kanan dan kiri rne-
nebal dan membentuk ligamentum vocale yang penting
(Cambar 11-64). Ujung anterior masing-nrasing liga-
tempat lekat M. cricoarytenoideus lateralis dan pos- mentum vocale rnelekat pada permukaan dalam carti-
terior. lago thyroidea. Ujung posterior melekat pada proces-
Cartilago corniculata (Cambar 11-64) adalah dua sus vocalis cartilago arytenoidea
buah nodulus kecil yang bersendi dengan apex car- ligamentum hyoepiglotticum menghubungkan epi-
tilaginis arytenoideae dan merupakan tempat lekat glottis dengan os hyoideum. l-igarnentum thyroepi-
plica aryepiglottica. (Lihat bawah.) glotti.urn menghubungkan epiglottis dengan cartilago
Cartilago cuneiformis merupakan dua cartilago thyroidea.
kecil berbentuk batang yang terletak sedemikian rupa
sehingga masing-masing terdapat di dalam satu plica
ADITUS LARYNGIS
aryepiglottica. Cartilago ini berfungsi menyokong plica
tersebut (Cambar 1 1 -64). Aditus laryngis menghadap ke belakang dan atas ke
Epiglottis adalah sebuah cartilago elastis berbentuk arah laryngopharynx (Cambar 11-62). Pintu inidibatasi
daun yang terletak di belakang radix linguae (Cambar di depan oleh pinggir atas epiglottis; di lateral oleh
11-64). Di depan berhubungan dengan corpus ossis plica aryepiglottica, yaitu lipatan membrana mucosa
hyoidei dan di belakang dengan cadilago thyroidea yang menghubungkan epiglottis dengan cartilago ary-
melalui tangkainya. Sisi epiglottis berhubungan dengan tenoidea; dan di posterior dan bawah oleh membrana
cartilago arytenoidea melalui plica aryepiglottica. mucosa yang terbentang antara kedua cartilaSo ary-
Pinggir atas epiglottis bebas, dan membrana mucosa tenoidea. Cartilago corniculata pada apex cartilaginis
yang melapisinya melipat ke depan melanjutkan diri arytenoideae dan cartilago cuneifortnis yang berbentuk
meliputi permukaan posterior lidah. Di sini, terdapat batang kecil, menyebabkan pinggir atas plica aryepi-
plica glossoepiglottica mediana dan plica glossoepi- glottica kanan dan kiri sedikit meninggi.
glottica lateralis. Valleculae adalah cekungan pada
membrana mucosa di kanan dan kiri plica glosso- CAVITAS LARYNGIS
epiglottica (Cambar 1 1-65).
Cavitas laryngis terbentang dari aditus sampai ke ping-
gir bawah cartilago cricoidea, dan dapat dibagi men-
MEMBRANA DAN LIGAMENTUM LARYNX
jadi tiga bagian: (7) bagian atas atau vestibulum; (2.)

Membrana thyrohyoidea menghubungkan pinggir atas bagian tengah; dan (3) bagian bawah.
cartilago thyroidea di sebelah bawah dengan per- Vestibulum laryngis terbentang dari aditus laryngis
mukaan posterior corpus dan cornu majus ossis hyoidei sampai ke plica vestibularis (Gambar 11-66).
di sebelah atas (Cambar 11-64). Pada garis tengah Plica vestibularis yang berwarna merah muda me-
membrana ini rnenebal, membentuk ligamentum thy- nonjol ke medlal. Rima vestibuli adalah celah di antara
rohyoideum mediana; pinggir posterior menebal mem- plica vestibularis. Ligamentum vestibulare yang terle-
808 BAB 11: Kepala danLeher

epiglottis
ligamenlum thyrohyoideum laterale
os hyoideum ligamentum lhyrohyoideum
epiglottis
ligamenlum
lhyrohyoideum laterale
os hyoidcum
membrana thyrohyoidea

membrana thyrohyoidea

cornu supenus ligamentum thyrohyoideum

linea obliqua

lamina ligamentum cricothyroideum


thyroideae
ligamenlum cricothyroidcum
cornu inferius M. cricothyroideus

arcus cartilaginis
cricoideae

ligamenlum cricolrachealis lamina carlilaginis cricoideae arcus cartilaginis cricoideae

cornu majus ossis hyoidei

epiglottis ligamentum hyo-epiglotticum


cornu majus epiglottis
ossis hyoidei oornu majus ossis hyoider
membrana thyrohyoidea
corpus ossis hyoidei

cornu supenus
cartilago thyroidea
plica aryepiglottica
membrana thyrohyoidea
cartilago corniculata cartilago cuneiformis
cartilago thyroidea
cartilago corniculala
plica vestibularis dextra
cartilago arytenoidea
carlilago arytenoidea
ligamentum vocale dextra
lamina cartilaginis
processus muscularis
thyroideae ligamentum cricolhyroideum
processus vocalis
processus muscularis arcus cartilaginis
cricoideae lamina cartlaginis
cricoideae

M. lrachealis

Gambar 11-64. Larynx dan ligamentumnya dilihat dari depan (A), dari lateral (B), dan dari belakang (C)
D. Lamina kiri cartilago thyroidea dibuang untuk memperlihatkan bagian dalam larynx.
ANATOMI DASAR 809

epiglottis
plica glossoepiglottica mediana
plica palatopharyngeus tanda panah mengarah
ke dalam fossa piriformis
vallecula

foramen cecum

plica palatoglossus
'a-:' .:' ol
t

1,' )) \
\" r'r t
, lt/
papillae vallatae

^
""
, '|i{, .\-\
'l ' r t )
,i," {."'. "\,

J'ro,l
'
0,,,t))
\, . A

Gambar 11-65. Permukaan dorsal tidah memperlihatkan valleculae, epiglottis, dan pintu masuk ke fossa
piriformis sisi kanan dan kiri (tanda panah).

tak di dalam setiap plica vestibularis merupakan pinggir plica vocalis, tempat membrana mucosa sering menS-
bawah membrana quadrangularis yang menebal alami trauma saat fonasi, maka membrana mucosanya
(Cambar 11-66). Ligamentum ini terbentang dari carti- dilapisi oleh epitel berlapis gepenS.
lago thyroidea sampai cartilago arytenoidea.
Laryng bagian tengah terbentang dari plica vestibu-
OTOT-OTOT LARYNX
laris sampai setinggi plica vocalis. Plica vocalis ber-
warna putih dan berisi ligamentum vocale (Gambar Otot-otot dapat dibagi dalam dua kelompok: (1) ekstrin-
1 1-66). Masing-masing ligamentum vocale merupakan sik dan (2) intrinsik.
penebalan dari pinggir atas ligamentum cricothyroi-
deum (Cambar 11-66). Ligamentum initerbentang dari
cartilago thyroidea di depan sampai ke processus Otot-Otot Ekstrinsik
vocalis cartilaginis arytenoideae di belakang (Cambar
11-67). Rima glottidis adalah celah di antara plica Otot-otot ekstrinsik dapat dibagi dalam dua kelompok
yang berlawanan/ yaitu kelompok elevator larynx dan
vocalis di depan dan processus vocalis cartilaginis
arytenoideae di belakang. depresor larynx. Larynx tertarik ke atas selama proses
Di antara plica vocalis dan plica vestibularis pada menelan dan ke bawah sesudahnya. Karena os hyoi-
masing-masing sisi terdapat recessus kecil yang disebut deum melekat pada cartilago thyroidea melalui mem-
brana thyrohyoidea, gerakan os hyoideum akan diikuti
sinus laryngis. Sinus ini dilapisi membrana mucosa/
dan dari sinus terdapat diverticulum kecil yang berialan
oleh gerakan larynx.
ke atas di antara plica vestibularis dan cartilago thy-
roidea yang disebut sacculus laryngis (Cambar 1 1-66). Otot Elevator Larynx
Larynx bagian bawah terbentang dari plica vocalis
sampai ke pinggir bawah cartilago cricoidea. Dinding- Otot-otot elevator larynx meliputi m. digastricus, m' stylo-
nya dibentuk oleh permukaan dalam ligamentum cri- hyoideus, m. mylohyoideus, dan m. geniohyoideus' M' sty-
cothyroideum dan caftilago cricoidea. lopharyngeus, m. salphingopharyngeus, dan m' palato-
Membrana mucosa larynx melapisi cavitas laryngis pharyngeus yang berinsersio pada pinggir. posterior
dan ditutupi oleh epitel silindris bersilia. Namun pada iamina cartilaginis thyroidea juga mengangkat larynx'
810 BAB 11: Kepala danLeher

cornu majus
ossis hyoidei
epiglottis
membrana
thyrohyoidea luberculum plica aryepiglottica
epiglotticum

carlilago m. aryepiglottica
fossa piriformis
cuneiformis
membrana
cartilago m. aryepiglottica
quadrangularis
corniculala
sacculus laryngis
cartilago thyroidea
cartilago arytenoidea
m. arytenoideus
ligamentum vestibulare
obliquus
cartilago thyroidea plica vestibularis
m. arylenoideus sinus laryngis
lamina cartilaginis transversus plica vocalis
cricoideae
m. vocalis
ligamenlum vocale
m. cricoarytenoideus ligamentum
poslerior cricolhyroideum
cartilago cricoidea

rima glollidis

plica vocalis cincin trachea I

plica vestibularis carlilago lhyroidea

rima glottidis

rima glottidis + ligamentum vocale

cartilago arytenoidea

cartilago cuneiformis

cariilago corniculata

+
carlialgo thyroidea

rima glottidis ligamenlum vocale

processus vocalis m. vocalis

cartilago arytenoid6a m. cricoarytenoideus laleralis

processus muscularis m. cricoarytenoideus poslerior

m. arytenoideus lransversus
E
m. arylenoideus obliquus

Gambar 11-66. A. Otot-otot larynx dilihat dari betakang, B. Potongan coronal metalui tarynx. C. Rima glottidis
terbuka sebagian seperti pada saat inspirasi lemah. D. Rima glottidis terbuka lebar sepe'rti pada saat ispirasi
dalam. E. Otot-otot yang menggerakkan ligamentum vocale.
ANATOMI DASAR 811

penampakan dalam
lamina dextra cartilaginis
thyroideae

penampakan luar
// processus vocalis

lamina dextra
cartilaginis
thyroideae 1
cartilago
arytenoidea
dextra

lamina cartilaginis
cricoideae

ligamentum
vocale dextra
teregang

Gambarll.6T.Diagramyangmemperlihatkanperlekatandankerjam.cricothyroideus.A.Permukaanlateral
ta'yni, memperlihatkan ligamentum vocale kanan
kanan larynx dan M. cricothyroideus. B. Permukaan iatam vo.cale kanan yang tegang karena
yang relaksasi. C. Permukian dalam tarynx, mempetlihatkan ligamentum
akibat kontraksi m' cricothvroideus'
tertariknyacartitago ,nro,oiJi'aiiiU"niidea ke b;bi;ig sebaiai

Otot Depresor Larynx atas epiglottis atau turun ke bawah lewat alur pada
sisi-sisi aditus laryngis, yaitu melalui fossa piriformis.
Otot-otot depresor larynx meliputi m. sternothyroideus, Ketika batuk atau bersin, rima glottidis berfungsi se-
m. sternohyoideus, dan m. omohyoideus. Kerja otot- bagai sphincter. Setelah inspirasi, plica vocalis adductio,
otot ini dibantu oleh daya pegas trachea yang elastis. dan otot-otot ekspirasi berkontraksi dengan kuat. Aki-
batnya, tekanan di dalam thorax meningkat, dan dalam
Otot-Otot lntrinsik waktu yang bersamaan plica vocalis mendadak abduk-
Otot-otot intrinsik dapat dibagi menjadi dua kelompok: si. Pelepasan mendadak dari udaia yang terkompresi
kelompok yang mengendalikan aditus laryngis dan sering melepaskan partikel asing atau mukus dari sa-
kelompok yang menggerakkan plica vocalis. luran pernapasan dan selanjutnya masuk ke pharynx'
Otot-otot intrinsik larynx, origo, insersio, persaraf- Di sini, partikel-partikel ini ditelan atau dikeluarkan.
Pada keadaan abdomen tegang seperti pada miksi,
an, dan fungsinya diringkas pada Tabel 11-11. Lihat
juga Gambar 11-66. defekasi, dan melahirkan, udara sering ditahan sesaat
di saluran pernapasan dengan cara menutup rima glot-
Fungsi Sphincter Larynx tidis. Sesudah inspirasi dalam, rima glottidis ditutup.
Kemudian otot-otot dinding anterior abdomen berkon-
Terdapat dua sphincter pada larynx yaitu pada (1) adi- traksi dan gerak naik diaphragma dicegah oleh adanya
tus laryngis dan (2) rima glottidis. udara yang tertahan di saluran pernapasan' Setelah
Sphincter pada aditus laryngis hanya berfungsi pada usaha yang cakup lama, orang tersebut sering mele-
saat menelan. Ketika bolus makanan dipindahkan ke paskan sejumlah udara dengan membuka rima glotti-
belakang di antara lidah dan palatum durum, Iarynx disnya sekejap dan menimbulkan suara mengeluh.
tertarik ke atas di bawah bagian belakang lidah. Aditus
laryngis menyempit akibat kontraksi m. arytenoideus Pembentukan Suara di Dalam LarYnx
obliquus dan m, aryepiglottica. Epiglottis didorong ke
Pelepasan udara ekspirasi secara terputus-putus mela-
belakang oleh lidah dan berfungsi sebagai sungkup di
atas aditus laryngis, Bolus makanan atau cairan kemu-
lui plica vocalis yang sedang aduksi akan menggetar-
kan plica tersebut dan menimbulkan suara. Frekuensi
dian masuk ke dalam oesophagus dengan berjalan di
j
812 BAB 11: Kepala danLeher

Tabel :1 1.:l 1 . Otot-Otot lntrinsik Larynx

NamaiOtot Origo lnsersio Persarafan Fungsi ,

Otot-Otot yang :Mengendalikan Aditus Laryngis


M. arytenoideus , Processus muscula- Apex cartilaginis ary- N. laryngeuS recur- Menyempitkan aditus
obfiquus , l, , ris cartilaginis ary- tenoidea sisi yang rens dengan mendekat-
tenoideae berlawanan kan plica aryepi-
: i
'. glottica
M. thyroepiglottica Facies medialis carti- Pinggir, lateraf epi- N. laryngeus recurl Melebarkan aditus
, laginis thyroideae glottis dan plica , ,rens.. dengan memisah-
aryepiglottica kan kedua plica
aryepiglottica
Otat-Otot yang Mengendalikan Gerakan PIiCa Vocatis
M: criColhyroideus Sisi cartilago cricoi- Pinggir bawah dan N. laryngeus exter- Menegangkan plica
dea :
cornu inferior carti- nus vocalis
r:: :l'
: lago thyroidea
M, thyroarytenoideus Permukaan dalam Cartilago arytenoidea N: laryngeus recur- HelaKsasr plrca vo-
(vocalis),: , cartilago thyroidea rens :
calis
M.,cricoarytenoideus Pinggir atas cartilago Processus muscu- N. laryngeus recur- Adductio plica vocalis
lateralis l
cricoidea laris cartilaginis rens
:'
dengan memutar
' ::- .
arytenoideae cartilago arytenoi-,
:
dea
M, bricoar:ytenoiCeus Permukaan belakang Processus musiu- N. laryngeus recur- Abductio plica vocalis
Posterior ,, 'r'
:' r- cartilago cricoidea ' laris cartilaginis :
rens dengan memutar
'l arytenoideae cartilago arytenoi-
' ...1 ' .t dea
M. arytenoideus Permukaan belakang Permukaan belakang N. laryngeus recur- Menutup bagian pos-
transversus ::,
dan medial carti- dan medial,carti- rens terior rima glottidis
lago',arytenoidea lago arytenoidea dengan mendekat-
Sisiyang beda- kan kedua cariilago
wanan arytenoidea

atau tinggi suara ditentukan oleh perubahan panjang Gerakan Plica Vocalis Saat Respirasi
dan tegangan ligamentum vocale. Kualitas suara ber-
Pada respirasi lemah, rima glottidis berbentuk segitiga,
gantung pada resonator di atas larynx, yaitu pharynx,
dengan apex di depan (Cambar'1'l-66C). Pada inspirasi
mulut, dan sinus paranasales. Kualitas dikendalikan
kuat, rima glottidis dianggap berbentuk ketupat, karena
oleh otot-otot palatum molle, lidah, dasar mulut, pipi,
rotasi cartilago afienoidea ke lateral (Cambar 11-66D).
bibir, dan rahang. Bicara normal bergantung pada
kemampuan modifikasi suara menjadi konsonan-
konsonan dan vokal yang dikenali dengan menggu- PERSARAFAN LARYNX
nakan lidah, gigi, dan bibir. Bunyi vokal biasanya mur- Saraf sensorik yang mempersarafi membrana mucosa
ni dari mulut dengan palatum molle terangkat; yaitu Iarynx di atas plica vocalis berasal dari n. laryngeus
udara disalurkan melalui mulut dan bukan melalui internus, cabang dari n. laryngeus superior (cabang n.
hidung. Dokter menguji mobilitas palatum molle vagus). Di bawah plica vocalis, membrana mLrcosa
dengan meminta pasien mengucapkan "ah" dengan dipersarafi oleh nervus laryngeus reccurens.
mulut terbuka. Saraf motorik ke otot-otot intrinsik larynx berasal
Bicara melibatkan pelepasan udara ekspirasi secara dari n. laryngeus recurrens, kecuali m. cricothyroideus
terputus-putus melalui plica vocalis yang teraduksi. yang dipersarafi oleh ramus laryngeus externus dari n.
Menyanyi satu nada membutuhkan pelepasan udara laryngeus superior (N. vagus).
ekspirasi yang lebih lama lewat plica vocalis yang
teraduksi. Pada berbisik, plica vocalis teraduksi, tetapi
PENDARAHAN DAN DRAINASE LIMFE LARYNX
cartilago arytenoidea terpisah; vibrasi terjadi akibat
getaran aliran udara ekspirasi secara tetap melalui Suplai arteri ke setengah bagian atas larynx berasal dari
bagian posterior rima glottidis. ramus laryngeus superior a. thyroidea superior. Sete-
ANATOMI RADIOGRAFIK 813

ngah bagian bawah larynx didarahi oleh ramus lary- Ramus dan corpus mandibulae dapat dengan mu-
ngeus inferior a. thyroidea inferior. dah dikenali. Sinus sphenoidalis dan ethmoidalis mem-
Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoi- berikan bayangan gabungan.
dei cervicales profundi. Pandangan lateral cranium (Gambar 11-73) dibuat
dengan bidang sagital cranium sejajar kaset film. Ta-
bung sinar-X dipusatkan di atas daerah sella turcica.
ANATOMI RADIOCRAFIK Berbagai tulang calvaria dan basis cranii terlihat
jelas (Cambar 11-74). Os zygomaticum dan maxilla
Sebelum mempelajari galnbaran radiografik kepala dan saling menutupi, sehingga tidak jelas. Sutura coronalis,
leher, mahasiswa dianjurkan untuk mempelajari squamosa (di antara pars squamosa ossis temporalis
fotografi penampang kepala dan leher (lihat Cambar dan os parietale), dan sutura lambdoidea dapat di-
1 1-68, 1 1-69, dan 1 1-70). kenali. Lamina interna dan externa tulang-tulang cra-
nium beserta diploe di antara kedua lamina dapat
dilihat. Lekukan pada lamina interna yang umumnya
Gambar Radiografik tampak pada anak-anak ditimbulkan oleh gyri cerebri
Kepala dan Leher di bawahnya.
Sulcus yang ditimbulkan oleh ramus anterior dan
Pemeriksaan rutin radiologik kepala dan leher terutama posterior a. et v. meningea media dapat dilihat berjaldn
ditujukan pada struktur tulang, karena otak, otot, tendo, ke arah posterior melintasi os parietale. Sulcus lebar un-
dan saraf bercampur membentuk masa yang homogen. tuk sinus transversus dapat juga diidentifikasi pada saat
Namun, beberapa struktur normal di dalam cranium sulcus ini melewati os occipitale. Vasa diploicae dapat
mengalami kalsifikasi pada orang dewasa, dan peru- dikenali sebagai garis-garis hitam yang bercabang.
bahan tempat dari struktur-struktur ini secara tidak Clandula pineale, jika mengapur dapat dilihat seba-
langsung memberikan petunjuk adanya keadaan pa- gai bayangan kecil di atas dan belakang meatus acus-
tologis. Misalnya glandula pinealis mengalami kal- ticus externus.
sifikasi pada 50% orang dewasa normal. Clandula ini Di anterior, sinus frontalis tampak jelas saling
terletak di garis tengah. Falx cerebri dan processus menutupi satu dengan yang lain. Di belakangnya dapat
choroideus juga sering mengalami kalsifikasi. Otak dilihat pars orbitalis ossis frontalis yang membentuk
dapat dipelajari secara tidak langsung dengan menyun- atap orbita. Di belakang ini terdapat ala minor ossis
tikkan media kontras ke dalam sistem afteri yang me- sphenoidalis, processus clinoideus anterior, dan sella
nuju otak (cerebral arteriogram). Penemuan teknik turcia. Caris lengkung ala major ossis sphenoidalis dan
computer tomographic (CT) dan magnetic resonance sinus sphenoidalis dapat juga dikenali.
imaging (MRl) membantu dokter dalam memeriksa isi Di belakang sella turcica tampak jelas dorsum sellae
intrakranial dengan cara-cara yang lebih aman. dan processus clinoideus posterior (Gambar 11-73 dan
11-74). Kedua pars petrosa ossis temporalis saling
menutupi dan membentuk bayangan padat di antara
Gambar Radiografik Granium fossa cranii media dan posterior. Daerah translusen
dibentuk oleh meatus acusticus externus dan cellulae
Posisi cranium terhadap kaset film bergantung pada mastoideae di belakangnya. Auricula telinga luar sering
daerah anatomis mana yang ingin diperlihatkan. Pada menghasilkan bayangan melengkung di atas pars
buku ini akan diperlihatkan gambar yang terlihat pada petrosa oss is tem poral i s. Arti cu lati o tem poromand i bu-
posisi tepat posteroanterior dan pandangan lateral. Juga laris dapat dikenali di depan meatus acusticus externus.
diberikan pandangan posteroanterior dan lateral rutin Os nasale, lamina cribrosa, palatum durum, sinus
cranium pada pemeriksaan sinus paranasalis. maxillaris, dan gigi-geligi rahang atas dan bawah dapat
Pandangan tepat posteroanterior cranium (Cam- dilihat. Ramus dan corpus mandibulae, os hyoideum,
bar 11-71) dibuat dengan dahi dan hidung menempel dan pars superior vertebrae cervicalis seharusnya dapat
pada kaset film dan tabung sinar-x diletakkan di bela- diidentifikasi.
kang kepala, tegak lurus terhadap film dan searah de- Pandangan posteroanterior cranium untuk mem-
ngan meatus acusticus externus dan fissura palpebrae. perlihatkan sinus paranasales (Gambar 11-75) dibuat
Pada posisi ini pars petrosa ossis temporalis tumpang dengan dahi dan hidung menempel pada kaset film dan
tindih dengan belahan bawah orbita. tabung sinar-x diletakkan di belakang kepala dengan
Dapat dilihat berbagai bagian calvaria, dan juga sedikit miring ke belakang. Sinus frontalis dan ethmoi-
sutura sagittalis, coronaria, dan lambdoidea (Cambar dalis dapat dilihat dengan jelas, tetapi pars petrosa ossis
11-72). Sinus frontalis, margo supra dan infraorbitalis, temporalis mengaburkan bayangan sinus maxillaris
septum nasi dan concha, sinus maxillaris, dan gigi ra- (Gambar 11-76). Os ethmoidale juga menutupi sinus
hang atas juga dapat diidentifikasi. sphenoidalis.
BAB 11: Kepala danLeher

Gambar 11-68. A. Potongan melintang


kepala sedikit di bawah calvaria, dilihat
dari bawah. B. Potongan melintang
kepala setinggi corpus callosum, dilihat
dari bawah.

Pandangan lateral cranium untuk memperlihatkan ARTEHIOGRAFI CEREBRAL


sinus paranasales (Camb ar 11-77) dibuat dengan posisi
Teknik arteriogafi cerebral dipakai untuk mendeteksi
pasien yang sama dengan foto rutin lateral. Sinus sphe-
kelainan afteri-arteri cerebri dan lokasi space occupy-
noidalis dan frontalis tampak jelas (Cambar 11-78). ing lesion seperti tumor, gumpalan darah, atau abses.
Sinus ethmoidalis dan maxillaris juga tampak, tetapi Kepala pasien yang berada dalam pembiusan umum
trabekula tulang agak menghalangi pandangan. dan posisi telentang diletakkan terpusat pada alat
ANATOMI RADIOGRAFIK 815

Gambar 11-69. A. potongan metintang kepata dilihat dari bawah. B. Potongan coronal kepala dan leher bagian atas
816 BAB 11: Kepala danLeher

Gambar 11-70. A. Potongan melintang kepala tepat di bawah palatum durum dilihat dari bawah
B. Potongan melintang leher setinggi C6, dilihat dari bawah.
ANATOMI RADIOGRAFIK 817

Gambar 11-71 . Radiograf posteroanterior crantum


818 BAB 11: Kepala danLeher

sutura coronalis lamina externa

lamina interna
sutura sagittalis

sutura lambdoidea

sinus frontalis

pars orbitalis
ossis frontalis
fissura orbitalis
superior
margo
ala major ossis orbitalis
sphenoldalis
pars petrosa
sinus ethmoidales ossis
temporalis
caput mandibulae

processus mastoideus
concha inferior

sinus maxillaris

maxilla dengan gigi-geligi

septum nasi

articulatio atlantoaxialis

angulus mandibulae

corpus mandibulae
dengan gigi-geligi
foramen mentale

Gambar 11-72. Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf posteroanteriot cranium pada Gambar 1 1-71

radiografi yang akan membuat gambar radiograf ber- mikian pula posisi dan keutuhannya (Cambar 11-79
ulang setiap 2 detik, Dibuat proyeksi anteroposterior hingga 11-82). Teknik ini bukannya tanpa risiko, kare-
dan lateral. Zat radio-opak disuntikkan dengan cepat ke na pemasukan jarum melalui dinding arteri atau mani-
dalam lumen a. carotis communis atau a. vertebralis, pulasi kateter di dalam lumennya dapat melepaskan
Sewaktu zat radio-opak disuntikkan dibuat film serial. sebuah gumpalan ateroma dan selanjutnya mengaki-
Dengan cara ini arteri-arteri cerebri dapat terlihat, de- batkan emboli cerebri.
ANATOMI RADIOGRAFIK 819

:4 ll:1" -i

Gambar 11-73. Radiograf lateral cranium

COMPUTED TOMOGRAPHY sung beberapa detik untuk masing-masing irisan, dan se.
bagian besar pasien tidak membutuhkan pembiusan.
CT umumnya dipakai untuk mendeteksi lesi-lesi intra-
kranial. Teknik ini aman dan memberikan informasi MAGNETIC RESONANCE IMAGING
yang akurat. (Lihat Bab 1.) Pada dasarnya, pemeriksa
melihat bayangan dari irisan tipis kepala, yang ke- MRI juga umum dipergunakan untuk mendeteksi lesi
mudian dapat dipotret untuk pengamatan selanjutnya intrakranial. MRI sangat aman untuk pasien dan karena
(Cambar 11-83). Prosedurnya cepat, hanya berlang- teknik ini memberikan diferensiasi yang lebih baik
820 BAB 11: Kepala dan Leher

processus sella
clinoideus turcica
posterior

processus clinoideus
anterior
lamina externa
sinus sphenoidalis

lamina interna

sinus frontalis

margo anterior
fossa cranii media

margo orbitalis

sutura lambdoidea I
I
sinus maxillaris

protuberantia palatum
occipitalis externa
pars petrosa
ossis temporalis maxilla dengan
gigi-geligi
caput mandibulae

processus mastoideus

dens axis
arcus posterior
atlantis ramus
mandibulae gigi-geligi

arcus anterior
atlantis

Gambar 1 1'74. Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf lateral cranium pada Gambar 1 1 -73

antara substantia grisea dan substantia alba otak, yang kesepuluh, yang mempersarafi juga struktur-struk-
kegunaannya lebih luas dari CT scan (Cam- bar 11-84, tur di dalam thorax dan abdomen, (Lihat Tabel 11-4).
11-85, dan 1'l-86).
Saraf-saraf cranial diberi nama sebagai berikut:
RINGKASAN PERJALANAN DAN l. N. olfactorius
DISTRIBUSI SARAF KRANIAL ll. N. opticus
lll. N. oculomotorius
Anatomi dasar dari berbagai regio kepala dan leher lV. N. trochlearis
telah selesai diuraikan. Sekarang akan diberikan ring- V. N. trigeminus
kasan perjalanan dan distribusi saraf-saraf cranial. Lihat VI. N. abducens
juga Tabel 1 1-4. Vll. N. facialis
Kedua belas pasang saraf cranial meninggalkan otak Vlll. N. vestibulocochlearis
dan keluar melalui foramina pada cranium. Semua lX. N. glossopharyngeus
saraf ini didistribusikan ke kepala dan leher, kecuali X. N. vagus
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL 821

#- n :
i)-,;w, ..,
,,:J ,
:

'a\:: : ...:..:.;='

,,,Ki{
:::::.ii*.

,-g

,il
r ii i; rrril::;,

Gambar 11-75. Radiograf posteroanterior Cranium untuk melihat sinus paranasales.


822 BAB 11: Kepala danLeher

pars orbitalis ossis frontalis


sinus frontalis

ala minor ossis


sphenoidalis margo supraorbitalis
lamina cribriformis

ala major ossis


canalis opticus fissura orbitalis
sphenoidalis
superior

"onllJ,i,,,"
/
f sinus ethmoidalis
I
os zygomaticum
septum nast

conchae

sinus maxillaris

gigi-geligi rahang bawah maxilla dengan gigi-geligi

Gambar 1 1-76. Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf posteroanterior cranium dalam Gambar 1 1 -75-
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL 823

j\
:d: .. l
p,

ffia,ffiffi

Gambarll-TT.Radiograflateralcraniumuntukmelihatsinusparanasales
824 BAB 1 1: Kepala dan Leher

lamina orbitalis ossis frontalis

sulcus arteriae meningeae mediae

sinus frontalis
tuberculum sellae

processus clinoideus anterior


sinus ethmoidales

sella turcica

processus clinoideus
margo orbitalis posterior

os zygomaticum
dorsum sellae

sinus sphenoidalis

arcus zygomaticus
sinus maxillaris
i, ',1

collum mpndibulae

processus coronoideus mandibulae

mandibula dengan gigi-geligi

maxilla dengan gigi-geligi

Gambar 11;78. Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf lateral cranium dalam Gambar 11-77.
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL 825

ffiffi
\:*
*
tr

Gambar 11-79. Arleriogram carotis interna lateral


826 BAB 11: Kepala danLeher

a. parietalis posterior
a. cerebri media rami corticales (parietales)

ramus operculofrontalis

a. temporalis posterior

truncus callosomarginalis

rami corticales / //
(frontales)

,-r(f
tr

a. cerebri anterior

\\
a. frontopolaris /
\ --.--

a. carotis interna di dalam


sinus cavernosus a. occipitalis

a. temporalis superficialis
a. carotis externa
a. maxillaris
a. carotis interna di leher
a. palatina ascendens

a. facialis
bifurcatio a. carotis communis

a. carotis communrs

Gambar 1 1-80. Ciri-ciri utama yang tampak dalam arteriogram pada Gambar 1 1 -79
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL
827

#f

$=

;iilj.i,

11,ii:'.

Gambar 1 1 -81. Arteriogram carotis interna anteroposte rior


828 BAB 11: Kepala danLeher

a. cerebri posterior

a. Ienticulostriata

a. parietalis posterior
a. pericallosa

a. temporalis posterior
a. choroidalis anterior

a. meningea media
a. cerebri anterior

processus styloideus

bifurcatio
a. cerebri media

a. carotis interna
. superior dari
sinus cavernosus
a. maxillaris

a. carotis interna di dalam


sinus cavernosus
processus
mastoideus
sinus sphenoidalis

c
\)\
processus styloideus

a. carotis interna di
a. carotis interna di leher
dalam canalis
caroticus pars petrosa
ossis temporalis
a. carotis externa

a. maxillaris di dalam fossa pterygopalatina


mandibula

a. carotis communis

kaset

Gambar 1 1-82. Ciri-ciri utama yang tampak dalam arteriogram pada Gambar 1 1 -81
829
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL

XI. N. accessortus N. Olfactorius


Xll. N. hyPoglossus
N. olfactorius berasal dari sel-sel reseptor olfactorius
N. olfactorius, n' opticus, dan n' vestibulococh-
pada mucosa olfactorius. Mucosa ini terletak pada
learis bersifat sensorik murni; n' oculomotorius, n tro-
bagian atas cavum nasi di atas concha nasalis superior
dan n' hypoglossus
chlearis, n. abducens, n. acessorius, (Gimbar 11-87). Berkas serabut-serabut n' olfactorius
berslfat motorik murni; dan saraf cranial lainnya ber- ini berialan melalui lubang-lubang pada lamina cribro-
sifat camPuran.

lobus {rontalis fissura longitudinalis

substanlia alba genu corpus


callosum
caput nucleus septum pellucidum
caudatus

cornu anlerior
venlriculus lateralis
nucleus lentiformis
fornix
corpus ventriculus
lateralis ventriculus lertius

thalamus
A

cornu posterior
falx cerebri vcntriculus lateralis

cranium

protuberantia
occipilalis inlerna
lobus occipitalis
crisla frontalis

falx cerebri

fossa cranii anlcrior


ala minor ossis
sphenoidalis

ala major ossis


sphenoidalis

B fossa cranii media

pars pelrosa foramen ovale


ossis temporalis

cavum tympani
meatus acusticus
externus
anlrum mastoideum

cerebellum di {ossa
anlrum mastoideum cranii poslerior

sinus sphenoidalis os occiPitale medulla oblongata

kepata,otak, dan berbagai bagian ventrikel


Gambar 11-83. AT scan Axial (horizontal) kepala' A. Tulanglutang
yang dibuat setingkat lebih rendah, memperlihatkan ketiga fossa cranii'
tateral. B. lrisan
830 BAB 11: Kepala danLeher

fissura longitudinalis

genu corpus callosum

sulcus lateralis
cornu anterior
ventriculus lateralis

septum pellucidum
corpus ventriculus
lateralis
A

radiatio optica

cornu posterior
substantia grisea ventriculus lateralis

lobus occipitalis
falx cerebri

cornu anterior cranium sinus sagittalis superior


fissura longitudinalis

genu cotpus callosum


caput nucleus caudatus

sulcus lateralis septum pellucidum

nucleus lentiformis corpus fornices

rec€ssus
ventriculus tertius
tractus opticus lobus temporalis

mesencephalon
A. carotis intema

sphenoidalis

Gambar 11'84. MRI tengkorak. A. Bayangan axial otak, memperlihatkan berbagai bagian
ventriculus lateralis dan
sulcus lateralis hemispherium cerepri. B. Bayangan coronal melalui lobus fro-ntalis otak, memperlihatkan
cornu
anterius ventriculi lateralis. kontras yang lebih baik antara substantia atba dan grisea dibandingkan
dengan CT scan pada Gambar l"rhg:ig
I1 -gS.
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL 831

substantia alba sinus sagittalis suPerior

cranlum fissura
longitudinalis
dengan falx
cerebri

lobus occiPitalis
hemispherium
cerebri
substantia grisea

sinus rectus
cornu posterior
ventriculus lateralis
vermis cerebelli
A

tentorium cerebelli
substantia alba
cerebellum

substantia grisea
cortex cerebri

corpus callosum

sinus sagittalis
sup€rior

thalamus
lobus frontalis

lamina cribrosa
ossis ethmoidalis

cavum nasi

glandula hypoPhYsis

ventriculus quaftus

palatum durum lingua foramen


magnum

memperlihatkan
Gambar 11-gS. MRt tengkorak. A. Bayangan coronal melalui tobus occipitatis cerebri,
berbagai bagian
cornu posterius ventriculi tateratis dan cerebetlum. B. Bayangan sagittal, memperlihatkan
otak, rongga hidung, dan rongga mulut.
832 BAB 11: Kepala danLeher

M. rectus medius sinus ethmoidalis

bola mata

M. reclus
lateralis

N. oplicus

lobus
temporalis

Gambar 11'86. MRI Axial (horizontat), memperlihatkan isi rongga orbita dan rongga otak. Perhatikan bahwa butbus oculi, n. opticus,
chiasma opticum, dan otot-otot ekstraokular dapat diidentifikasi.

ethmoidalis untuk masuk ke dalam bulbus olfactorius Axon sel-sel saraf dari corpus geniculatum laterale
di dalam rongga cranium. Bulbus olfactorius dihubung- berjalan ke posterior sebagai radiatio optica dan ber-
kan dengan area olfactorius cortex cerebri oleh tractus akhir pada cortex visual hemispherium cerebri (Gam-
olfactorius. bar 11-87).

N. Opticus N, Oculomotorius
N. opticus merupakan kumpulan axon sel-sel lapisan N. oculomotorius keluar dari permukaan anterior me-
ganglionik retina. n. opticus muncul dari bagian bela- sencephalon (Cambar 11-88). Saraf ini berjalan ke
kang bola mata dan meninggalkan rongga orbita me- depan di antara a. cerebri posterior dan a. cerebelli
lalu.i canalis opticus untuk masuk ke dalam rongga superior. Kemudian berjalan terus ke depan di dalam
cranium. Selanjutnya menyatu dengan n. opticus sisi fossa cranii anterior pada dinding lateral sinus caver-
lainnya membentuk chiasma opticum (Cambar 11-87). nosus. Di sini, saraf ini bercabang dua menjadi ramus
Pada chiasma, serabut-serabut dari belahan medial superior dan ramus inferior, yang masuk ke rongga
masing-masing retina menyilang garis tengah dan ma- orbita melalui fissura orbitalis superior. Ramus superior
suk ke tractus opticus sisi kontralateral, sedangkan dan inferior n. oculomotorius mempersarafi otot-otot
serabut-serabut belahan lateral retina berjalan ke pos- ekstrinsik mata berikut ini: m. levator palpebrae su-
terior di dalam tractus opticus sisi yang sama. Hampir perioris, m. rectus superior/ m. rectus medialis, m. rec-
seluruh serabut-serabut tractus opticus berakhir dengan tus inferior, dan m. obliquus inferior (Gambar 11-S8).
bersinaps pada sel-sel saraf di dalam corpus geni- N. oculomotorius juga mempersarafi dua kelompok
culatum laterale (Cambar 11-87). Sebagian kecil sera- otot intrinsik, yaitu m, sphincter pupillae dan m. cilia-
but berjalan ke nucleus pretectalis dan colliculus supe- ris. Dengan demikian saraf ini berfungsi untuk mem-
rior serta berperan pada refleks cahaya. buka mata, memutar bola mata ke atas, bawah, dan
833
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL

medial; mengecilkan pupil, dan memungkinkan ako- dan segera menyilang saraf sisi lainnya. (Cambar
modasi mata. 11-88).'N. trochlearis berjalan ke depan melalui fossa
cranii media pada dinding lateral sinus cavernosus'
Setelah masuk ke dalam rongga orbita melalui fissura
N. Trochlearis orbitalis superior, saraf ini mempersarafi m' obliquus
superior bola mata' Jadi saraf ini membantu memutar
N. trochlearis adalah saraf cranial yang paling langsing,
bola mata ke bawah dan lateral.
meninggalkan permukaan posterior mesencephalon

bulbus olfactorius
bulbus olfactorius

corpus geniculatum laterale

radiatio optica

cortex visual

Gambar 11-87. A. Distribusi n. olfactorius pada septum nasi dan dinding lateral hidung. B. N. opticus dan hubungan-hubungannya'
834 BAB 11: Kepala danLeher

mesencephalon m. levator palpebrae superioris

m. reclus superior

n. oculomotorius m. rectus medialis

ramus supenor

m- reclus inferior
ramus inferior
ganglion ciliare

n. ciliaris brevis

m. obliquus inferior

Gambar 11'88. A. Asat dan distribusi n. oculomotorius . B. Asal dan distribusi


n. trochlearis.

N. Trigeminus N. ophthalmicus bersifat sensorik murni (Cambar


'l-89). Saraf ini berjalan ke
1 depan pada dinding lateral
l.l. trigeminus merupakan saraf cranial terbesar, me- sinus cavernosus di dalam fossa cranii media dan ber-
ninggalkan aspek anterior pons sebagai radix motorik
cabang tiga, n. lacrimalis, n. frontalis, dan n. nasocilia-
yang kecil dan r;rdix sensorik yang besar. Saraf ini
ris, yang masuk ke dalam rongga orbita melalui fissura
berjalan ke depan dari fossa cranii posterior untuk orbitalis superior. Saraf-saraf ini didistribusikan ke cor-
mencapai apex pars petrosa ossis temporalis di dalam
nea, kulit dahi dan kepala, kelopak mata, mucosa sinus
fossa cranii media. Di sini, radix sensorik membesar paranasales, dan cavitas nasi. Saraf ini mempersarafi
membentuk ganglion trigeminus (Cambar j1-g9). juga hidung sampai ke puncak hidung.
Radix motorik n. trigeminus terletak di bawah ganglion
sensorik dan tidak mempunyai hubungan satu dengan
N. maxillaris bersifat sensorik murni (Cambar
11-89). Saraf ini meninggalkan tengkorak melalui fora-
yang lain. N. ophthalmicus (N. V1), n. maxillaris iN.
men rotundum kemudian didistribusikan ke kulit wa-
V2), dan n. mandibularis (N. V3) berasal dari pinggir
lah di daerah maxilla, gigi rahang atas, mucosa hidung,
anterior ganglion (Gambar 1l-89).
sinus maxillaris, dan palatum.
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL 835

N. mandibularis bersifat motorik dan sensorik Jadi n. facialis mengatur ekspresi wajah, salivasi,
(Cambar 11-89). Radix sensorik meninggalkan gang- dan lakrimasi serta merupakan jalur pengecap dari ba-
lion trigeminus dan keluar dari tengkorak melalui fora- gian anterior lidah, dasar mulut, dan palatum.
men ovale. Radix motorik n. trigeminus juga keluar dari
tengkorak melalui foramen yang sama dan bergabung
dengan radix sensorik untuk membentuk truncus n. man- N. Vestibulocochlearis
dibularis. Serabut sensorik n. mandibularis mempersarafi
kulit pipi, kulit di atas mandibula, bibir bawah, dan sisi N. vestibulocochlearis terdiri atas dua berkas saraf
kepala. Saraf ini mempersarafi juga articulatio tempo- sensorik, yaitu n. vestibularis dan n. cochlearis. Saraf-
romandibularis dan gigi-geligi rahang bawah, mucosa saraf ini meninggalkan permukaan anterior otak di
pipi, dasar mulut, dan bagian depan lidah. antara pons dan medulla oblongata (Gambar 11-91),
Serabut motorik n. mandibularis mempersarafi dan melewati fossa cranii posterior kemudian masuk ke
otot-otot pengunyah; m. mylohyoideus yang memben- meatus acusticus internus bersama n. facialis.
tuk dasar mulut; venter anterior m. digastricus; m. ten- Serabut-serabut n. vestibularis berasal dari vestibu-
sor veli palatini palatum molle; dan m. tensor tympani lum dan canalis semicircularis serta serabut-serabut n.
telinga tengah. cochlearis berasal dari cochleae telinga dalam (Cambar
Jadi n. trigeminus merupakan saraf sensorik utama 11-91). N. vestibularis berhubungan dengan sensasi
kepala dan mempersarafi otot-otot pengunyah. Saraf ini posisi dan gerak kepala, sedangkan n. cochlearis de-
juga menegangkan palatum molle dan membrana ngan fungsi pendengaran.
tympani.

N. Glossopharyngeus
N, Abducens
N. glossopharyngeus adalah saraf motorik dan sen-
ini muncul dari permukaan anterior rhom-
Saraf kecil sorik. Saraf ini keluar dari permukaan anterior medulla
bencephalon di antara pons dan medulla oblongata oblongata, di antara oliva dan pedunculus cerebelli in-
(Gambar 11-89), dan berjalan ke depan bersama a. ferior. N. glossopharyngeus berjalan ke lateraldidalam
carotis interna melalui sinus cavernosus di dalam fossa fossa cranii posterior dan meninggalkan cranium me-
cranii media dan masuk orbita melalui fissura orbitalis lalui foramen jugulare. Kemudian n. glossopharyngeus
superior (Cambar 11-89). N. abducens mempersarafi berjalan turun melalui bagian atas leher ke bagian pos-
m. rectus lateralis dan karena itu berfungsi memutar terior lidah (Cambar 11-91). Serabut-serabut motorik
bola mata ke lateral. mempersarafi m. stylopharyngeus; serabut-serabut se-
kretomotorik parasimpatis mempersarafi glandula pa-
N. Facialis rotis. Serabut-serabut sensorik, yang berperan untuk
sensasi umum dan pengecap, berjalan ke sepertiga pos-
N. facialis muncul sebagai dua radix dari permukaan terior lidah dan pharynx. serabut inijuga mempersarafi
anterior otak belakang di antara pons dan medulla sinus caroticus dan glomus caroticum.
oblongata. Radix berjalan ke lateral di dalam fossa Jadi n. glossopharyngeus membantu proses mene-
cranii posterior bersama n. vestibulocochlearis dan lan dan merangsang saliva, juga membawa sensasi dari
masuk ke meatus acusticus internus pada pars petrosa pharynx dan dorsum linguae dan membawa impuls
ossis temporalis. Pada dasar meatus, saraf ini masuk ke yang berpengaruh terhadap tekanan darah arterial dan
dalam canalis facialis yang berjalan ke lateral melintasi respirasi dari sinus caroticus dan glomus caroticum.
telinga dalam. Kemudian n. facialis menempel pada
telinga tengah dan aditus ad antrum tympanicum ke-
mudian keluar dari canalis melalui foramen stylomas- N. Vagus
toideum. Saraf ini kemudian berjalan ke depan melalui
glandula parotis ke daerah distribusinya (Cambar N. vagus terdiri atas serabut-serabut motorik dan sen-
11-90). sorik. Saraf ini keluar dari permukaan anterior medulla
N. facialis mempersarafi otot-otot wajah, pipi, dan oblongata di antara oliva dan pedunculus cerebelli in-
kulit kepala; m. stylohyoideus; venter posterior m. di- ferior. Saraf ini berjalan ke lateral melalui fossa cranii
gastricus; dan m. stapedius telinga tengah. Radix sen- posterior dan meninggalkan tengkorak melalui fora-
sorik membawa serabut-serabut pengecap dari dua men jugulare. Kemudian n. vagus berjalan turun ke le-
peftiga anterior lidah, dasar mulut, dan palatum. Sera- her bersama a. carotis interna dan v. jugularis di dalam
but-serabut sekretomotori k parasi m pati s mem persarafi selubung carotis, melalui mediastinum thorax (Cambar
glandula submandibularis dan sublingualis, glandula 11-92), menembus diaphragma bersama dengan oeso-
lacrimalis, dan kelenjar-kelenjar hidung serta palatum. phagus, dan berakhir di dalam abdomen.
836 BAB 11: Kepala danLeher

divisi ophthalmica
ganglion lrigeminus

n. trigeminus

n. auriculotemporalis

divisi mandibularis

n. alveolaris inferior

n. lingualis
n. mylohyoideus

Gambar 11-89. A. Distribusi n. trigeminus. B. Asal dan distribusi n. abducens.


837
RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL

ramus zygomaticum

ramus
auricularis
poslerior

saraf ke m. stvlohyoideus
ramus buccalis suPerior

saraf ke venler
poslerior m. digaslricus

ramus cervicalis ramus buccalis inferior


ke platysma

ramus marginalls mandibulae

radix motorik

radix sensorik

ganglion
geniculalum n. petrosus
major

saraf simpatis

n. petrosus profundus

ganglion Plexus
oticum symphaticus di
sekilar a. carolis
interna

canalis facialis

petrosa ossis
Gambar 11-90. A. Distribusi N. facialis. B. Cabang-cabang N. facialis di dalam pars
iiiporatis; serabut-serabut pengecap berwarna putih. N. glossopharyngeus iuga diperlihatkan-
838 BAB 11: Kepala danLeher

ampulla ductus semicircularis ampulla duclus


superior semicircularis laleralis
ganglion vestibularis

n- cochlearis

n. veslibularis

ampulla duclus semicircularis


ganglion spiralis posterior
medulla oblongala cochleae
duclus cochlearis

plexus lympanicus radices n. glossophdryngeus

n. petrosus minor
ganglia sensorik superius dan inferius

a. carotis inlerna

a- carolis externa

m. slylopharyngeus

n. tympanicus rami tonsillares

sinus carolicus

ramus pharyngeus

Gambar rl-91. A. Asal dan distribusi n. vestibulocochlearis. B. Distribusi n. qlossopharyngeus


RINGKASAN PERJALANAN DAN DISTRIBUSI SARAF KRANIAL 839

N. vagus mempersarafi jantung dan pembuluh- N. Acessorius


pembuluh besar di dalam thorax; Iarynx, trachea, bron-
chi, dan paru-paru; dan sebagian besar tractus diges- N. acessorius adalah saraf motorik. Saraf ini terdiri atas
tivus dari pharynx sampai ke flexura splenica colon. radix cranialis dan radix spinalis.
Saraf ini luga mempersarafi kelenjar-kelenjar yang Radix cranialis muncul dari permukaan anterior
berhubungan dengan tractus digestivus, seperti hepar medulla oblongata di antara oliva dan pedunculus ce-
dan pancreas. rebelli inferior (Gambar 11-93). Saraf ini berjalan ke
N. vagus mempunyai distribusi yang paling luas di lateral di dalam fossa cranii posterior dan bergabung
antara semua saraf cranial dan mempersarafi struktur- dengan radix spinalis.
struktur tersebut di atas melalui serabut aferen dan Radix spinalis berasal dari sel-sel saraf di dalam
eferen. cornu grisea anterior dari lima segmen bagian atas pars

ramus pharyngeus ganglion sensorik


superius dan
inferius n. vagus

n. vagus dextra (terpotong)


n. laryngeus superior

n. vagus sinistra
rami cardiaci
n. laryngeus interna
n. laryngeus externa
n. laryngeus n. laryngeus recurrens sinislra
recurrens
dextra rami cardiaci

n. laryngeus
recurrens
si nislra

plexus
pulmonalis
anterior

plexus cardiacus
pulmo dextra

plexus oesophagus

n. vagus sinistra

plexus celiacus

Gambar 11-92, Distribusi N. vagus.


840 BAB 11: Kepala dan Leher

cervicalis medulla spinalis. Saraf ini naik ke atas sepan- gus dan disebarkan melalui cabang-cabangnya ke
jang medulla spinalis (Gambar 'l j -93) dan masuk
cranium otot-otot palatum molle dan pharynx (melalui plexus
melalui foramen magnum. Kemudian saraf ini membelok pharyngicus) dan otot-otot larynx (kecuali m. crico-
ke lateral untuk bergabung dengan radix cranialis. thyroideus) sefta radix spinalis mempersarafi m, sterno-
Kedua radix bersatu dan meninggalkan cranium cleidomastoideus dan m, trapezius.
melalui foramen jugulare. Kemudian kedua radix me_
Jadi N. acessorius mengurus gerakan palatum molle,
misahkan diri: radix cranialis bergabung dengan n. va_ pharynx, dan larynx serta mengatur gerakan dua otot

radix cranialis n. accessorius

medulla oblongata

medulla spinalis

saraf ke
m. sternocleidomastoideus

saraf ke m. lrapezius

n. hypoglossus

n. lingualis

m. styloglossus

m. hyoglossus

n. cervicalis
descendens

ramus descendens
n. hypoglossi m. genioglossus

ansa cervicalis

saraf ke m. thyrohyoideus
saraf ke m. geniohyoideus

B '!ff.

Gambar 11'93. A. Asal dan distribusi n. accessorius. B. Distribusi n. hypoglossus.


ANATOMI PERMUKAAN 841

besar di leher, yaitu m. sternocleidomastoideus dan m. os parietale (Cambar 11-94). Fonticulus ini biasanya
trapezi us. menutup mendekati usia satu tahun.

CRISTA SUPERCILIARIS
N, Hypoglossus Crista superciliaris adalah dua buah rigi pada os fron-
N. hypoglossus adalah saraf motorik. Saraf ini muncul tale di atas pinggir superior orbita (Cambar 11-94)'
pada permukaan anterior medulla oblongata di antara Profunda terhadap rigi ini, kanan dan kiri dari garis
pyramis dan oliva, melewati fossa cranii posterior, dan tengah terdapat sinus frontalis.
meninggalkan cranium melalui canalis hypoglossi.
Kemudian saraf ini berjalan ke bawah dan depan pada LINEA NUCHAE SUPERIOR
leher untuk mencapai lidah (Gambar 11-93). N. hypo-
glossus mempersarafi otot-otot lidah ( kecuali m. pa- lni adalah rigi melengkung yang berjalan ke lateral dari
latoglossus) dan dengan demikian mengatur bentuk protuberantia occipitalis externa menuju processus
dan gerakan lidah. mastoideus ossis temporalis. Linea ini merupakan tem-
pat perlekatan dari m. trapezius dan m. sternocleido-
mastoideus.
ANATOMI PERMUKAAN
PROCESSUS MASTOIDEUS OSSIS
Patokan Permukaan Kepala TEMPORALIS
Processsus mastoideus menonjol ke bawah dan depan
NASION
dari belakang telinga (Cambar 1.t-94 dan 11-97)' Pro-
Nasion adalah lekukan pada garis tengah pangkal hi- cessus ini belum berkembang pada bayi yang baru lahir
dung (Cambar 11-94). dan baru berkembang bila ada tarikan m' sternocleido-
mastoideus, yaitu pada saat bayi menggerakkan kepa-
PROTUBERANTIA OCCIPITALIS EXTERNA lanya. Processus ini dapat ditemukan sebagai pe-
nonjolan tulang pada aklrir tahun kedua kehidupan'
Protuberantia occipitalis externa adalah penonjolan tu-
lang pada pertengahan pars squamosa ossis occipitalis
(Cambar 11-94). Protuberantia ini terletak di perbatas- AURICULA DAN MEATUS
an antara kepala dan leher dan merupakan tempat per- ACUSTICUS EXTERNUS
lekatan untuk ligamentum nuchae, yaitu sebuah
Struktur-struktur ini terletak di depan processus mastoi-
ligamentum besar yang berjalan turun di tengkuk dan
deus (Gambar 11-52). Meatus acusticus externus pan-
menghubungkan cranium dengan processus spinosus
jangnya lebih kurang 1 inci (2,5 cm) dan membentuk
vertebra cervicalis. Caris yang menghubungkan nasion
lengkung seperti huruf S. Pada orang dewasa, agar
dengan protuberantia occipitalis externa melalui aspek
posterior kepala mdrupakan petunjuk untuk posisi falx
dapat memeriksa permukaan luar membrana tympani
dengan otoskop, saluran ini dapat diluruskan dengan
cerebri yang terletak di bawahnya, sinus sagittalis su-
perior, dan fissura longitudinalis cerebri. Fissura ini menarik auricular ke atas dan belakang. Pada anak-
anak kecil, auricular ditarik lurus ke belakang atau ke
memisahkan hemispherium cerebri kanan dan kiri.
bawah dan belakang.

VERTEX
MEMBRANA TYMPANICA
Vertex merupakan titik tertinggi pada tengkorak di bi-
dang sagittal (Gambar 11-94)' Membrana tympanica biasanya berwarna kelabu mu-
tiara dan cekung kearah meatus (Cambar 11-52)' Ba-
FONTICULUS ANTERIOR gian yang paling cekung disebut umbo dan ditimbulkan

di antara kedua
6l"h perlekatan manubrium mallei pada permukaan
Pada bayi, fonticulus anterior terletak medial.
belahan os frontale didepan, dan kedua os parietale di
belakang (Gambar 11-94). Fonticulus anterior biasanya
tidak dapat diraba setelah usia 1B bulan. ARCUS ZYGOMATICUS
Arcus zygomaticus meluas ke depan di depan telinga
FONTICULUS POSTERIOR dan berakhir di depan os zygomaticum-(Cambar 11-94)'
Pada bayi, fonticulus posterior terletak di antara pars Di atas arcus zygomaticus terdapat fossa temporalis,
squamosa ossis occipitalis dan pinggir posterior kedua yang berisi m. temporalis. Pada pinggir bawah arcus
842 BAB 11: Kepala dan Lehei

zygomaticus melekat m. masseter. Kontraksi m. tem- Dengan demikian, corpus mandibulae dapat diraba
poralis dan m. masseter (Cambar 1l-21) dapat dipal- dari symphysis menti sampai angulus mandibulae
pasi dengan mengatupkan gigi. (Cambar 11-94).

ARTERIA TEMPORALIS SUPERFICIALIS ARTERIA FACIALIS


Pulsasi a. temporalis superficialis dapat diraba pada Denyut a. facialis dapat diraba pada saat arteri ini me-
tempat pembuluh ini melintasi arcus zygomaticus, lintas pada pinggir bawah corpus mandibulae, di ping-
yaitu tepat di depan auricular (Gambar 11-94). gir anterior m. masseter (Cambar 11-98).

PTERION PINGGIR ANTERIOR M. MASSETER


Bagian ini dapat diraba dengan mudah dengan menga-
Pterion adalah titik pertemuan antara ala major ossis
tupkan gigi-geligi.
sphenoidalis dengan angulus anteroinferior ossis pa-
rietalis. Terletak llinci (4 cm)di atas titik tengah arcus DUCTUS PAROTIDEUS
zygomaticus (Cambar 11-94) dan tidak ditandai oleh
adanya penonjolan ataupun lekukan. Namun pterion Ductus parotideus berjalan ke depan dari glandula
inipenting, karena di bawahnya terdapat ramus parotidea kira-kira 1 jari di bawah arcus zygomaticus
anterior a. meningea media. (Cambar 11-98). Ductus ini dapat diraba dengan me-
Di atas dan belakang dari meatus acusticus externus raba pinggir anterior m. masseter, tempat ductus mem-
dan di bawah auricular dapat diraba sebuah lekukan belok ke medial dan bermuara ke dalam mulut, di
kecil, yaitu trigonum suprameatus (Cambar 11-g4). depan gigi molar kedua atas (Gambar 11-54).
Trigonum ini dibatasi di belakang oleh sebuah garis
vertikal ke atas dari margo posterior meatus acusticus MARGO ORBITALIS
externus, di atas oleh crista supramastoidea os tem-
Margo orbitalis dibentuk oleh os frontale, os zygoma-
porale, dan di bawah oleh meatus acusticus externus.
ticum, dan os maxilla (Cambar 11-44).
Dasar trigonum dibentuk oleh dinding lateral antrum
mastoideum.
INCISURA SUPRAORBITALIS
ARTICULATIO TEMPOROMANDIBULARIS Bila ada, dapat dipalpasi pada batas antara sepertiga
medial dan tengah pinggir atas orbita. lncisura ini
Sendi ini dapat diraba dengan mudah di depan auri- dilewati n. supraorbitalis, yang dapat diraba di atas
cular (Gambar 11-94). Perhatikan bahwa sewaktu mu- tulang (Cambar 11-44).
lut dibuka, caput mandibulae berputar dan bergerak ke
depan di bawah tuberculum arcus zygomaticum. FORAMEN INFRAORBITALIS
Foramen ini terletak 5 mm di bawah margo inferior
MARGO ANTERIOR RAMUS MANDIBULAE
orbita (Cambar 11-29), pada garis yang ditarik dari in-
Bagian ini dapat dipalpasi di bawah m. masseter. pro- cisura supraorbitalis ke celah antara kedua gigi pre-
cessus coronoideus mandibulae dapat diraba dengan molar rahang bawah.
meletakkan jari di dalam mulut dan ligamentum pte.
rygomandibulare dapat dipalpasi sebagai sebuah pita NERVUS INFRAORBITALIS
tegang pada sisi medialnya (Cambar 11-24).
N. infraorbitalis keluar dari foramen infraorbitalis dan
mempersarafi kulit wajah.
MARGO POSTERIOR RAMUS MANDIBULAE
Bagian ini ditutupi oleh glandula parotis (Cambar SINUS MAXILLARIS
11-21), tetapi di bawah dapat diraba dengan mudah di
Sinus maxillaris terletak di dalam maxilla dan terletak
bawah kulit. Permukaan luar ramus mandibulae ditu-
tupi oleh m. masseter dan dapat diraba dengan palpasi
di bawah foramen infraorbitalis masing-masing sisi
(Cambar 11-63).
dalam bila otot ini relaksasi.

SINUS FRONTALIS
CORPUS MANDIBULAE
Sinus ini terletak di dalam os frontale dan terletak
Bagian ini paling mudah diraba dengan meletakkan profunda terhadap crista superciliaris masing-masing
satu jari di dalam mulut dan jari yang lain di luar. sisi (Gambar 11-63).
ANATOMI PERMUKAAN 843

cork)x ccrcbri

ramus antcrior A
mcningca mcdia

ramus poslcrior
A. mcningea media

arcus supcrciliatis

nasion

A. temporalis
articulatio
superficialis tcmporomandibularis
crista supramealal
tubcrculum
articularis

proluberantia
processus coronoidcus
occipitalis exlcrna

lrigonum supramealus

processus mastoidt:us
arcus zygomaticus

ramus mandibulao

angulus mandibular:

fontioulus poslorior

Gambar 11-94. A. Sisi kanan kepala, memperlihatkan hubungan A. meningea media dan cerebrum dengan
permukaan cranium. B. Aspek superior dan sisi kanan tengkorak neonatus. Perhatikan posisi fonticulus anterior
dan posterior.
844 BAB 11: Kepala dan Leher

Patokan Permukaan Leher Cincin Pertama Trachea


Cincin ini dapat dirasakan dengan palpasi secara hati-
ASPEK ANTERIOR hati tepat di atas isthmus glandulae thyroideae.
Di anterior pada garis tengah, struktur-struktur berikut
ini dapat dipalpasi dari atas ke bawah. lsthmus Glandula Thyroideae

Symphysis mandibulae lsthmus ini terletak di depan cincin trachea kedua,


ketiga, dan keempat (gambar 11-95 dan 11-96).
Pinggir bawah symphysis mandibulae dapat diraba di
tempat kedua corpus mandibulae bersatu pada garis
V. Thyroidea Inferior
tengah (Cambar 11-95 dan 11-96).
V. thyroidea inferior terletak di depan cincin trachea
Trigonum Submentale kelima, keenam, dan ketujuh (Cambar 11-12).
Trigonum submentale terletak di antara symphisis man-
dibulae dan corpus ossis hyoidei (Cambar 11-5). Tri- A. Thyroidea lma
gonum ini di anterior dibatasi oleh garis tengah leher,
Bila ada, arteri ini berjalan ke atas didepan trachea me-
di'lateral oleh venter anterior m. digastrici, dan di infe-
nuju isthmu,s glandula thyroideae (Cambar 11-12).
rior oleh corpus ossis hyoidei. Dasarnya dibentuk oleh
m. mylohyoideus. Nodi lymphoidei submentalis
terletak di dalam trigonum ini. Arcus Venosus Jugularis
Vena ini menghubungkan kedua v. jugularis anterior
Corpus Ossis Hyoidei tepat di atas incisura jugularis (Gambar 11-40).
Terletak di depan vertebra cervicalis lll (Cambar
11-40,11-95, dan 1 1-96). lncisura Jugularis
lncisura jugularis dapat diraba di antara ujung-ujung
Membrana Thyrohyoidea
anterior clavicula (Cambar 11-95). lncisura ini meru-
Membrana thyrohyoidea mengisi celah antara os pakan pinggir superior manubrium sterni dan terletak
hyoideum dan cartilago thyroidea (Gambar 11-96). berhadapan dengan margo inferior corpus vertebra
thoracica kedua,
Pada orang dewasa, trachea dapat mencapai dia-
Margo Superior Cartilago Thyroidea
meter 1 inci (2,5 cm), sedangkan pada bayi dapat ber-
Struktur ini terletak di depan vertebra C4 (Cambar ukuran lebih kecil dari sebuah pensil. Pada anak-anak
1 1-40 dan 1 1-95). kecil, kelenjar thymus dapat meluas ke atas melewati
incisura jugularis sampai setinggi isthmus glandula
Ligamentum Cricothyroideum thyroideae, dan a. et v. brachiocephalica kiri dapat me-
nonjol di atas incisura jugularis.
Struktur ini mengisi celah antara cartilago cricoidea dan
cartilago thyroidea (Cambar 1 1 -96).
ASPEK POSTERIOR

Cartilago Cricoidea Pada garis tengah di posterior, sturktur-struktur berikut


ini dapat diraba dari atas ke bawah.
Cartilago cricoidea merupakan sebuah patokan penting
di leher (Cambar 11-95). Cartilago ini terletak setinggi
vertebra C6; pada perbatasan larynx dengan trachea; Protuberantia Occipital is Externa
pharynx dengan oesophagus; setinggi ganglion cervi-
cale medium symphaticus; dan setinggi tempat ma- Protuberantia occipitalis externa terletak di garis tengah
suknya a. thyroidea inferior ke glandula thyroidea pada perbatasan antara kepala dan leher (Cambar
(Cambar 11-40). 11-98). Bila jari telunjuk diletakkan pada kulit di garis
tengah, telunjuk dapat ditarik turun pada sulcus nu-
chae. Processus spinosus pertama yang teraba adalah
Ligamentum Cricotracheal is
yang berasal dari vertebra cervicalis Vll (vertebra pro-
Struktur ini mengisi celah di antara cartilago cricoidea minens). Processus spinosus C1-6 tertutup oleh liga-
dan cincin pertama trachea (Cambar 11-64). mentum nuchae.
ANATOMI PERMUKAAN 845

symphysis mandibulae

angulus mandibulae corpus os hyoidei

trigonum cervicale cartilage thyroidea


anlerius
cartilago cricoidea
trigonum cervicale
posterius

isthmus glandulae
m. traPezius
thyroideae

'ni
m. sternocleidornastoideus

incisura supraslernalis

Gambar 11-95. pandangan anteriotr kepala dan leher perempuan berusia 29 tahun' Perhatikan bahwa
articulatio
Ieher terlihat ielas'
attanto-occipitalis dan pars cervicalis columnae vertebralis diekstensikan agar bagian depan

ASPEK LATERAL M. Platysma

M. Sternocleidomastoideus M. platysma tampak sebagai selembar otot dengan


meminta pasien mangatupkan rahangnya dengan kuat.
Pada sisi leher, m. sternocleidomastoideus dapat di-
Otot ini terbentang dari corpus mandibulae ke bawah
palpasi seluruh panjangnya yang berjalan ke atas dari
menuju dinding anterior thorax dengan melewati clavi-
sternum dan clavicula ke processus mastoideus (Cam-
cula (Cambar 11-20).
bar 11-97 dan 11-98). Otot ini dapat ditonjolkan de-
ngan meminta pasien mendekatkan telinganya ke bahu
sisi yang sama dan bersamaan dengan itu memutar ke- Pangkal Leher
palanya sehingga wajah menghadap ke atas dan ke sisi
yang berlawanan. Bila gerakan ini dihambat, otot dapat Di anterior, pada garis tengah terdapat incisura jugu-
diraba berkontraksi, dan pinggir anterior dan posterior- laris (lihat halaman 844) dan clavicula. Masing-masing
nya akan tampak jelas. cla- vicula terletak subcutan dan dengan mudah dapat
M. sternocleidomastoideus membagi leher dalam tri- diraba seluruh panjangnya (Cambar 11-4 dan 11-98),
gonum cervicale anterius dan posterius. Trigonum cer- dan bersendi pada ujung lateralnya dengan processus
vicale anterius dibatasi oleh corpus mandibulae, m. ster- acromion scapulae. Pada ujung medial clavicula dapat
nocleidomastoideus, dan garis tengah (Cambar 11-4 diidentifikasi articulatio sternoclavicularis.
dan 11-5). Trigonum cervicale posterius dibatasi oleh
pinggir anterior m. trapezius, m. sternocleidomastoi- Trigonum Cervicale Anterius
deus, dan clavicula (Cambar 1 1-4 dan 1 1-5).
lsthmus glandulae thyroideae terletak di depan cincin
M. Trapezius trachea kedua, ketiga, dan keempat (Gambar 1 1-95 dan

Pinggir anterior m. trapezius (Gambar 11-95)dapat di-


11-96). Lobus lateralis glandulae thyroideae dapat
raba dengan meminta pasien mengangkat bahunya. dipalpasi di bawah m, sternocleidomastoideus. Hal ini
lebih mudah dilakukan dengan cara berdiridi belakang
Otot ini akan terlihat terbentang dari linea nuchae
pasien yang sedang duduk, dan meminta pasien mem-
superior ossis occipitalis ke bawah dan depan, ke mar-
go posterior sepertiga lateral clavicula. il"krik"n leher ke depan dan dengan demikian me-
846 BAB 11: Kepala danLeher

symphysis mandibulae

m. mylohyoideus

corpus ossis hyoidei glandula submandibularis

venler posterior
m. digaslricus

angulus mandibulae

venter superior
membrana thyrohyoidea
m. omohyoideus

m. sternocleidomastoideus
m. slernohyoideus
ligamenlum cricothyroidea

cartilago lhyroidea venler inferior


m. omohyoideus
glandula thyroidea

m. sternothyroideus m.lrapezius

islhmus glandulae thyroideae

incisura jugularis

Gambar 11-96. Anatomi permukaan leher bagian depan.

ngendurkan otot-otot yang ada di atasnya. Selanjutnya belakang sampai di bawah pinggir anterior m, trapezius
pengamat dapat memeriksa kedua lobus secara ber- (Cambar 11-98). Perjalanan saraf ini dapat digambar-
samaan dengan ujung jari kedua tangannya. kan sebagai berikut: tarik garis dari angulus mandibulae
menuju ujung processus mastoideus. Kemudian bagi
Selubung Garotis dua garis ini secara tegak lurus dan teruskan garis kedua
Selubung carotis (vagina carotica), yang berisi a..ca-
ini ke bawah melalui trigonum cervicale posterius;
garis kedua menunjukkan jalannya saraf ini.
rotis, v. jugularis interna, n. vagus, dan nodi lymphoidei
cervicalis profunda dapat ditandai dengan membuat
garis yang menghubungkan articulatio sternoclavicu- Radices dan Trunci Plexus Brachialis
laris dengan titik tengah antara ujung processus mas-
Alat-alat ini menempati sudut anterior trigonum cer-
toideus dan angulus mandibulae. Setinggi pinggir atas
vicale posterius (Cambar 11-97 dan 11-98). Batas atas
cartilago thyroidea, a. carotis communis bercabang
plexus dapat ditentukan oleh garis yang ditarik dari
dua menjadi a. carotis interna dan externa (Gambar
cartilago cricoidea menuju pertengahan clavicula.
11-98). Denyut arteri ini dapat diraba di sini.

Trigonum Cervicale Posterius Bagian Ketiga A. subclavia


Di sini, pars spinalis n. acessorius terletak relatif dang- Struktur ini juga menempati sudut anterior inferior dari
kal, yaitu pada saat saraf ini keluar dari pinggir posterior trigonum cervicale posterius (Gambar 11-97 dan 1 1-98).
m. sternocleidomastoideus dan berjalan ke bawah dan Jalannya dapat ditunjukkan oleh garis lengkung yang
ANATOMI PERMUKAAN 847

processus
mastoideus
angulus mandibulae
m. lraPezius

corpus mandibulae
v. jugularis
extern us

trigonum cervicale
anlerius

lrigonum cervicale
caput sterni
poslerius
m. slernocleidomastoideus

lempat plexus
brachialis
incisura jugularis

temPat a. subclavia
(bagian ketiga)

Gambar 1'!-g7. Pandangan anterior leher seorang laki-laki berusia 27 tahun. Perhatikan bahwa kepala berputar
ke Iateral pada articutatio atlanto-axialis dan sendi-sendi bagian cervical columna vertebralis.

berjalan ke atas dari articulatio sternoclavicularis kira- Glandula Saliva


kira lz inci (1.3 cm) dan kemudian ke bawah menuju
Tiga buah glandula saliva yang besar dapat dipalpasi.
pertengahan clavicula. Di tempat tersebut arteri terle-
Glandula parotis terletak di bawah telinga di dalam
tak pada permukaan atas iga l, denyutnya dapat diraba antara mandibula dan pinggir anterior m.
celah di
dengan mudah. V. subclavia terletak di belakang cla-
sternocleidomastoi deus (C ambar 1 1 -21). Patokan per-
vicula dan tidak masuk ke leher.
mukaan glandula parotis telah diberikan pada halaman
842.
V. Jugularis Externa
Glandula submandibularis dapat dibagi menjadi
V. jugularis externa terletak di dalam fascia cervicalis pars superficialis dan pars profunda. Pars superficialis
superficialis di bawah m. platysma. Pembuluh ini ber- terletak di bawah margo inferior corpus mandibulae
jalan ke bawah dari daerah angulus mandibulae me- (Cambar 11-2S). Pars profunda glandula submandi-
nuju pertengahan clavicula (Gambar 11-97 dan 1 1-98). bularis, ductus submandibularis, dan glandula sutr-
Pembuluh ini menembus fascia cervicalis profunda lingualis dapat dipalpasi melalui membrana mucosa
tepat di atas clavicula dan bermuara ke dalam v. sub- y"ng t"nutupi dasar mulut di dalam celah antara lidah
clavia. dan-mandibula. Ductus submandibularis bermura ke
dalam mulut di samping frenulum linguae (Cambar
1 1-57) .
848 BAB 11: Kepala danLeher

capitulum mandibulae

proccssus
masloidcus
arous zygomaticus

duclus parotideus

V jugularis interna

M. massetr,'r
ang ulus
mandibulae A. facialis

A. car0tis cxtcrna

protubcranlia
M. digastricus
occipilalis cxterna

radix (pars) spinalis


n. acessorius os hyoideum

V jugularis intcrna A. carr:lis communis

M. lrapezius carlilago thyroidea


ventcr inferior m. omohyoideus
cartilago cricoidea
acromton
trachea

isthmus glandula lhyroideac


plexus brachialis

A. subclavia

M. slcrnoclcidomastoideus

Gambar 11-98. Anatomi permukaan leher dari aspek lateral

V. JucurARrs ExTERNA Vena-vena superficial leher cenderung melebar dan


berkelok-kelok pada penyanyi profesiona[, karena
Visibilitas V. Jugularis Externa tekanan intrathoracica yang tinggi dalam waktu yang
lama.
Vena ini kurang jelas pada anak-anak dan perem-
puan, karena jari ngan subcutaneusnya cenderung lebih
tebal daripada jaringan pada laki-laki. Pada orang- Manometer Venosa
orang gemuk, vena ini mungkin sulit diidentifikasi V. jugularis externa berperan sebagai manometer
walaupun mereka diminta untuk menahan napas, se- venosa yang sangat berguna. Biasanya, bila pasien tidur
hingga menghambat kembalinya aliran vena ke sisi telentang dengan sudut 30' terhadap bidang horizon-
kanan jantung dan melebarkan vena. tal, kolom darah di dalam v. jugularis externa men-
ANATOMI PERMUKAAN 849

capaisepertiga bagian bawah leher. Bila pasien duduk, Infeksi Kronis Spatium Fascialis Leher
tinggi kolom darah turun sampai tidak tampak di bela- lnfeksi tuberculosis nodi lymphoidei cervicalis
kang clavicula. profunda dapat mengakibatkan melunak dan rusaknya
satu atau lebih nodus. Nanah yang ada mula-mula di-
Kefeierisasi V. lugularis Externa batasi oleh lamina superficialis fascia colli profunda.
V. jugularis externa dapat dipergunakan untuk kate- Kemudian, lamina ini akan ruptur pada satu tempat dan
terisasi, tetapi adanya katup dan berkelok-keloknya nanah mengalir ke tempat yang Iebih renggang d i fascia
vena dapat mempersulit masuknya kateter. V. jugularis superficialis. Timbullah abses "barbell" atau "kerah".
dextra terletak pada arah yang sama dengan v. cava Klinisi biasanya dapat mengenali abses superficial,
superior, maka vena ini yang sering digunakan (Cam- tetapi jangan dilupakan kemungkinan adanya abses
bar 1 1-99). yang terletak lebih profunda.
Vena di kateterisasi sampai pertengahan antara car-
tilago cricoidea dan clavicula. Kateter harus dimasukkan Osteomyeliti s T uberculosi s
dalam keadaan inspirasi pada saat katup-katup terbuka.
Nanah yang berasal dari tuberculosis vertebra
cervicalis bagian atas di depan dibatasi oleh lamina
FRSCIR CTNVICRLIS PROFUNDA
prevertebralis fascia colli profunda. Terjadi pembeng-
colli profunda pada tempat-tempat tertentu
Fascia kakan di garis tengah yang menonjol ke depan pada
membentuk lembaran-lembaran yang disebut (1) dinding posterior pharynx. Nanah kemudian mengalir
lamina superficialis, (2) lamina pretrachealis, dan (3) ke lateral dan bawah di belakang selubung carotis
lamina prevertebralis. Lamina-lamina ini dijelaskan untuk mencapai trigonum cervicale posterius. Di sini,
pada halaman 689. Lamina-lamina ini mudah dikenali fascia yang menutupi otot-otot dasar trigonum lebih
oleh ahli bedah pada saat operasi. lemah dan abses menonjol di belakang M. sternoclei-
domastoideus. Kadang-kadang abses mengalir ke ba-
Spatium Fascialis wah di belakang lamina prevertebralis untuk sampai ke
mediastinum superior dan posterior thorax.
Di antara lamina-lamina fascia superficialis yang le-
bih padat di leher terdapat jaringan ikat jarang yang mem- Penting untuk membedakan keadaan ini dengan
bentuk ruang-ruang potensial yang penting di klinik. abses yang mengenai nodi lymphoidei retrophary-
Ruang-ruang (spatium) yang penting adalah spatium ngealis. Nodi ini terletak di depan lamina preverte-
visceralis, retropharyngealis, submandibularis, dan bralis, tetapi di belakang fascia yang menutupi per-
masticatorius (Cambar 1 1 -1 00). mukaan luar M. constrictor. Abses seperti ini biasanya
colli profunda dan spatium fascialis penting
Fascia menonjol ke dinding posterior pharynx dan bila tidak
karena organisme-organisme yang berasal dari mulut, diobati dapat pecah dan sampai ke rongga pharynx.
gigi, pharynx, dan oesophagus dapat menyebar di an-
tara lapisan fascia dan spatium, dan fascia yang kuat ini
menentukan arah dari penyebaran infeksi dan aliran
M. STERNOCLEIDOMASTOIDEUS
nanah. Adalah mungkin bagi darah, nanah, atau udara Proteksi
dari spatium retropharyngealis menyebar ke bawah
menuju mediastinum suPerior. Otot tebal dan kuat yang menyilang di sisi leher ini,
melindungi struktur-struktur lunak yang terdapat di ba-
wahnya dari trauma tumpul. Usafia bunuh diri dengan
Infeksi Akut Spatium Fascialis Leher memotong leher sendiri sering gagal karena orang akan
INFEKSI CICI membatalkannya sebelum pisau memotong alat-alat
,Yang paling sering terlibat adalah gigi molar bawah, lain. Ekstensio pars cervicalis columna vertebralis dan
lnfeksi menyebar ke medial dari mandibula menuju ke ekstensio kepala pada articu latio atlanto-occi pital is me-
spatium submandibularis dan masticatorius dan mendo- nyebabkan selubung carotis dengan pembuluh-pembu-
rong lidah ke depan dan atas. Penyebaran selanjutnya ke luh darah besar yang terdapat di dalamnya bergeser ke
bawah dapat mencapai spatium visceralis dan menye' posterior di bawah m. sternocleidomastoideus' Untuk
babkan edema pita suara dan obstruksi saluran nafas. dapat lebih berhasil dengan kepala dan leher dalam
keadaan ekstensio, sebagian orang harus mencoba
ANCINA LUDWIC beberapa kali dan hanya berhasil bila larynx dan seba-
Keadaan ini merupakan infeksi akut dari spatium gian besar m. sternocleidomastoideus terpotong' Tem-
fascialis submandibularis dan umumnya merupakan pat yang paling umum untuk luka adalah tepat di atas
infeksi sekunder dari gigi. dan bilwah os hyoideum.
8s0 BAB 11: Kepala danLeher

vena cava supellor

kulit

m. platysma

stemocleidomastoideus

lamina
superficialis fasciae
cervicalis profunda

kateter

c m. trapezius

Gambar 11-99. Kateterisasi v. jugularis externa kanan. A. Petunjuk permukaan vena. B. Tempat kateterisasi. Perhatikan bagaimana v. ju-
gularis externa bergabung dengan v. subclavia pada angulus venosus dextra. C, Penampang melintang leher, memperlihatkan hu-
Qungan-hubungan v. jugularis externa pada saat vena ini melewati trigonum colli posterior.

Torti col lis Congenital cessus spinosus cervicalis berada dalam keadaaan
fleksio; dan wajah menghadap ke atas ke sisi berlawan-
Hampir semua kasus torticollis congenital adalah
an. jika tidak diobati, akan terjadi perubahan pertum-
akibat tarikan berlebihan pada m. sternocleidomastoi-
buhan yang asimetris pada wajah, dan vertebra cervi-
deus pada persalinan yang sulit. Perdarahan terjadi di
calis mungkin berbentuk baji.
dalam otot dan dapat terlihat sebagai "tumor" yang ke-
cil dan bulat pada minggu-minggu pertama setelah
Torticollis Spasmodik
lahir. Kemudian, bagian ini akan diisi oleh jaringan fi- .
brosa, yang mengerut dan memendekkan leher. Dengan Keadaan ini yang merupakan akibat kontraksi
demikian processus mastoideus tertarik ke bawah, ke berulang dan menahun m. sternocleidomastoideus dan
arah articulatio sternoclavicularis sisi yang sama; pro- m. trapezius, biasanya bersifat psikogenik. Pemotong-
ANATOMI PERMUKAAN 851

vagina carotica

m. sternocleidomastoideus

m. sternothYroideus

spatrum
visceralis

sPatium
retropharyngeum

m. pterygoideus
medialis
m. masseter
m. mylohyoideus
spatium
ruang masticatorius
submandibula

q,

fasciae cervicalis profunda

leher memperlihatkan pos!si


Gambar 11-100. A. penampang melintang leher memperlihatkan spatium visceralis. B. Penampang sagiftal
dekat dengan angulus untuk memperlihatkan
spatium retropharyngeum dan iubmandiiutaris. C. Penampang vetlikat corpus mandibutae
spatium masticatorius.

an pars spinalis n. acessorius mungkin berguna pada Saraf ini dapat cedera pada operasi atau akibat luka
kasus-kasus berat. tusuk. M. trapezius lumpuh, otot akan mengalami
atrofi, dan bahu akan turun. Pasien akan mengalami ke-
TRrcoruupt CrRvlcntr PostrRlus sulitan mengangkat tangan di atas kepala, setelah
mengabduksikannya dengan menggunakan m' deltoi-
Cedera Pars Spinalis N. Acessorius deus.
Pemeriksaan klinis saraf ini dilakukan dengan me-
Pars spinalis n. acessorius muncul dari belakang per-
gahan p nggi r posterior m. sternocleidomastoideus.
minta pasien memutar kepalanya dengan melawan re-
ten
sistensi pada satu sisi, yang menyebabkan m' sterno-
i

Sarif ini melintasi trigonum cervicale posterius, agak


cleidomastoideus sisi yang berlawanan berkontraksi'
superficial terhadap m. levator scapulae. Kemudian sa-
Kemudian pasien diminta mengangkat bahu, yang me-
raf ini meninggalkan trigonum dengan berjalan di be-
nyebabkan m. trapezius berkontraksi.
lakang pinggir anterior m. trapezius yang disarafinya.
852 BAB 11: Kepala danLeher

Cedera PIexus Brachialis TRIcoruum CrnvIcRLr ANTERIUS


Rami dan trunci plexus radialis menempati sudut M. Platysma dan Insisi Pembedahan
anteroinferior trigonum cervicale posterius. Lesi seba-
gian mungkin terjadi akibat luka tusuk atau luka tem- M. platysma terletak pada fascia super{icialis yang
bak, traksi, atau tekanan. Cambaran klinis lesi Erb- menutupi trigonum cervicale anterius. Secara fung-
Duchenne dan Klumpke dijelaskan secara lengkap sional, otot ini tidak penting. Namun, ahli bedah harus
pada Bab 9. berhati-hati menjahit luka insisi pada otot ini karena
bila tidak akan mengakibatkan tarikan luka parut pada
kulit.
Anestesi Plexus Brachialis
Perlu diingat bahwa selubung axillaris yang diben- Cedera pada Persarafan M. Platysma
tuk dari lamina prevertebralis fasciae colli profunda M. platysma dipersarafi oleh ramus cervicalis n.
membungkus plexus brachialis dan a. axillaris. Anes- facialis yang muncul dari ujung bawah glandula parotis
tesi plexus brachialis dapat dengan mudah dilakukan dan berjalan menuju m. platysma. Kadang-kadang saraf
dengan menekan bagian distal selubung dengan jari, ini melintasi pinggir bawah mandibula untuk memper-
dan jarum dimasukkan ke bagian proximal selubung, sarafi M. depressor anguli oris. Pada operasi di daerah
dan kemudian disuntikkan cairan anestetik Iokal. wajah atau bagian atas leher, pemotongan saraf ini de-
Cairan anestetik diurut sepanjang selubung, sehingga ngan tidak sengaja dapat berakibat perubahan bentuk
terjadi anestesi saraf. Jarum dapat juga dimasukkan ke sudut mulut.
dalam selubung axillaris pada bagian bawah trigonum
cervicales posterius atau di axilla. Pemeriksaan Denyut Carofis
Bifurcatio a. carotis communis menjadi a. carotis
Kompresi Plexus Brachialis dan A. Subclavia
interna dan externa dapat dengan mudah dipalpasi,
Pada pangkal leher, plexus brachialis dan a. sub- yaitu tepat di bawah pinggir anterior m. sternocleido-
clavia masuk ke trigonum cervicale posterius melalui mastoideus setinggi pinggir superior cartilago thyroi-
trigonum otot-tulang yang sempit. Di depan trigonum dea. Pada tempat ini dapat dengan mudah diraba de-
sempit ini dibatasi oleh m. scalenus anterior, di bela- nyut a. carotis.
kang oleh m. scalenus medius, dan di bawah oleh iga
pertama. Bila ada costa cervicalis, n. thoracicus perta- H ipersensitiyitas Sinus Caroticus
ma dan a. subclavia akan terangkat dan membentuk
Pada keadaan hipersensitivitas sinus caroticus,
sudut waktu melintasi iga. Oklusi sebagian atau selu-
penekanan pada satu atau kedua sinus caroticus dapat
ruhnya dari arteri berakibat nyeri otot iskemik pada
memperlambat denyut jantung dengan segera, menu-
lengan yang makin hebat bila bekerja. Kadang-kadang,
runkan tekanan darah, dan menimbulkan iskemia cere-
tekanan pada n. thoracicus I menimbulkan perasaan
bri dan hilangnya kesadaran.
nyeri pada lengan bawah dan tangan serta atrofi otot-
otot kecil tangan.
Arteriosclerosis A. Carotis I nterna

Palpasi dan Kompresi A. subclavia pada Pasien Arteriosclerosis a. carotis interna yang luas di leher
dengan Perdarahan Extremitas Superior dapat mengganggu penglihatan atau kebutaan pada sisi
lesi akibat insufisiensi aliran darah ke a. retina. Dapat
Pada trauma hebat extrem itas superior yang d isertai juga terjadi paralysis motorik dan hilangnya sensorik
robeknya a. brachialis atau a. axillaris, perlu diingat pada sisi tubuh kontralateral sebagai akibat dari
bahwa perdarahan dapat dihentikan dengan melaku- insufisiensi aliran darah yang melalui a. cerebri media.
kan tekanan kuat ke bawah dan belakang pada bagian
ketiga a. subclavia. Penggunaan benda tumpul untuk V. Jugularis Interna
menekan sangat membantu, dan arteri ditekan pada
permukaan atas iga pertama. LUKA TUSUK
Perdarahan dari darah vena dengan tekanan yang
rendah ke dalam jaringan penyambung di bawah la-
Cedera Pleura dan Paru di Pangkal Leher
mina superficialis fasciae colli profunda dapat berben-
Cupula pleurae dan apex pulmonis meluas ke atas tuk hematoma besar yang timbul perlahan-lahan.
sampai ke pangkal leher kedua sisi. Keduanya tertutup Emboli udara merupakan komplikasi serius dari robek-
oleh membrana suprapleural dan terletak di belakang nya dinding v. jugularis interna. Hal ini disebabkan ka'
a. subclavia. Luka tusuk di atas ujung medial clavicula rena dinding vena ini mengandung sedikit otot polos
dapat mengenai apex pulmonis. dan tidak berkontraksi dan retraksi bila terdapat trauma
ANATOMI PERMUKAAN 853

(seperti yang terjadi pada cedera arteri). Selain itu, tuni- CRICorHYRolDoroMY
ca adventitia dinding vena melekat pada fascia profun- Pada prosedur ini tabung (tube) dimasukkan di
da selubung carotis, yang mencegah kolapsnya vena celah antara cartilago cricoidea dan cartilago thyroidea'
ini. Melakukan klem vena secara "buta" dilarang, kare- Trachea dan larynx ditegangkan dengan mengekstensi-
na di dekatnya terdapat n. vagus dan n. hypoglossus. kan leher di atas bantal Pasir'
lnsisi vertikal atau transversa dibuat pada kulit di
KATETERISASI V. JUCUNNIS INTERNA antara kedua cartilago tersebut (Gambar 1 1-102). lnsisi
V. jugularis interna mempunyai posisi yang sangat dibuat melalui struktur-struktur berikut ini: (1) kulil, (2)
tetap. Pembuluh ini berjalan turun melalui leher dari fascia superficialis (hati-hati terhadap v. jugularis ante-
titik di pertengahan antara ujung processus mastoideus rior, yang terletak dekat satu dengan yang lain pada
dan angulus mandibulae ke articulatio sternoclavicula- garis tengah), (3) lamina superficialis fascia colli pro-
ris. Di atas pembuluh ini tertutup oleh pinggir anterior iunda, @j fascia pretrachealis (pisahkan m. sternohyoi-
m. sternocleidomastoideus, dan di bawah di bagian late- deus dan insisi fascia), dan (5) larynx. Larynx diinsisi
ralnya teftutup oleh otot ini. Tepat di atas articulatio ster- horizontal melalui ligamentum cricothyroideum dan
noclavicularis vena ini terletak di bawah lekukan kulit tabung dimasukkan.
di antara caput sternalis dan caput clavicularis m. ster-
nocleidomastoideus. Pada pendekatan posterior, uj ung Komplikasi
jarum dan kateter dimasukkan ke dalam vena kira-kira 1. Perforasi oesophagus. Karena ujung bawah pha-
selebar 2 iari di atas clavicula pada pinggir posterior M.
rynx dan permulaan oesophagus terletak langsung
sternocleidomastoideus (Gambar 1 1-101). Pada pen- ii bulrk"ng cartilago cricoidea, penting sekali
dekatan anterior, dengan kepala pasien berputar ke sisi insisi melalui membrana cricothyroidea tidak sam-
yang berlawanan, trigonum diidentifikasi dengan caput pai terlalu jauh ke posterior. Keadaan ini terutama
sterhalis dan caput clavicularis m. sternocleidomastoi- penting pada anak-anak kecil yang diamater la-
deus dan ujung medial clavicula. Biasanya di atas tri- rynxnya masih kecil.
gonum ini terdapat cekungan kulit yang dangkal. Jarum 2. Perdarahan. Cabang-cabang kecil A. thyroidea su-
dan kateter dimasukkan ke dalam vena pada apeks tri- perior yang kadang-kadang melintas di bagian de-
gonum dengan arah ke bawah (Gambar 11-101). pan membrana cricothyroidea untuk beranasto-
mosis satu dengan yang lain harus dihindari'
STRUXTUN.STRUKTUR DI GARIS TTNCAU LTHTN

Struktur-struktur di garis tengah leher dapat dengan TRACHEOSTOMY


mudah dikenali pada saat palpasi dari dagu turun ke Tracheostomy jarang dilakukan dan terbatas pada
leher menuju incisura jugularis. (Untuk rincinya, lihat pasien dengan kerusakan larynx yang luas dan bayi
halaman 842.) Dokter sering lupa bahwa pembesaran dengan obsiruksi jalan nafas yang berat. Karena terda-
nodus lymphoideus submentalis dapat disebabkan patnya struktur-struktur pembuluh besar (a. carotis dan
oleh kelainan patologis dari suatu tempat di antara v. jugularis interna), glandula thyroidea, saraf-saraf (n'
ujung lidah sampai ke ujung dagu. laryngeus recurrens n. vagus dan n' vagus), cavum
Trachea dapat dengan mudah diraba di bawah lar- pleura, dan oesophagus, struktur anatomi yang rinci
ynx. Makin ke bawah trachea letaknya makin dalam harus diperhatikan (Cambar 1 1-103).
dan di incisura jugularis terletak lebih kurang 1/rinci (4
cm) dari permukaan. lngatlah bahwa pada orang Prosedurnya sebagai berikut:
dewasa trachea berdiameter 1 inci (2,5 cm), tetapi pada 1. Cartilago thyroidea dan cartilago cricoidea diiden-
anak-anak usia 3 tahun diameternya hanya inci (0,5 f tifikasi dan leher diekstensiokan supaya trachea
cm). Trachea adalah tabung eastis yang mudah ber- terletak di dePan.
gerak dan mudah digeser oleh pembesaran organ-or- 2. lnsisi kulit vertikal di garis tengah dibuat dari da-
gan di dekatnya atau adanya tumor' lngat juga bahwa erah membrana cricothyroidea ke inferior menuju
p"rg"t"trn pars cervicalis trachea ke lateral dapat di- incisura jugularis.
sebibkan oleh adanya lesi patologik di dalam thorax' 3. lnsisi dilakukan melalui fascia superficialis dan se-
rabut-serabut m. platysma. v' jugularis anterior pa-
Mengatasi G angguan Salu ran Pernapasan da fascia superficialis dihindari dengan tetap pada
Tidak ada kegawatan medis yang menyebabkan posisi di garis tengah.
kekhawatiran dan kegentingan seperti pada mengatasi 4. Lamina superficialis fascia colli profunda diinsisi'
gangguan saluran pernapasan, Dokter harus bertindak 5. Otot-otot pretrachealis yang terfiksasi di dalam
segera. Seluruh teknik manajemen saluran pernapasan fascia pretiachealis dipisahkan pada garis tengah,
membutuhkan pengetahuan anatomi yang rinci' dua jari di atas incisura jugularis.
854 BAB 11: Kepala danLeher

v. jugularis interna

vagina carotica a. carotrs


communis

n. vagus

vagina carotica

a. cafolrs
communis
m. sternocleidomastoideus
origo stemalis

v. jugularis interna
v. subclavia

clavicula

Gambar 11-101, Kateterisasi v. jugularis interna kanan. A. Pendekatan posterior. Perhatikan posisi kateter terhadap m. sterno-
cleidomastoideus dan a. carotis communis. B, Pendekatan anterior. Perhatikan bahwa kateter dimasukkan ke datam vena dekat apeks
trigonum yang dibentuk oleh caput sternalis dan clavicularis m. sternocleidomastoideus dan clavicula.

6. Kemudian cincin-cincin trachea diraba di g'aris empat, atau kelima dengan sebelumnya menying-
tengah, dan isthmus glandulae thyroideae dapat kirkan pembuluh'darah yang menuju ke isthmus
dilihat. Bila sebuah pengait diletakkan di bawah glandulae thyroideae; atau (3) melalui cincin-
pinggir inferior cartilago cricoidea dan dilakukan cincin trachea yang lebih bawah dari isthmus
penarikan ke atas, kekenduran dapat dihilangkan glandulae thyroideae. Pada tempat yang terakhir
dari trachea yang bersifat elastis. Hal ini mencegah ini, trachea di tarik ke belakang dari permukaan
trachea bergeser dari satu sisi ke sisi yang lain. leher, dan pada fascia pretrachealis terdapat v.
7, Kemudian dibuat keputusan apakah masuk ke thyroidea inferior dan mungkin a. thyroidea ima.
trachea (1) melalui cincin kedua di atas isthmus 8. Tempat yang dianjurkan adalah melalui cincin
glandulae thyroideae; (2) melalui cincin ketiga, ke- trachea kedua di garis tengah, dengan isthmus
ANATOMI PERMUKAAN 855

'
membrana
thyrohyoidea
fL---"--"""-\-.* -j
m. stemohyoideus

cartilago thYroidea
venter superlor
m. omohyoidei

kulit
membrana yurg diinsisi
cricodryroidea

musculus
cricothyroidea

v. jugularis
anterior

r'-{'
'Gambar
11-102. Anatomi crico-
thvroidotom(. A. Insisi vertikal
dibuat melatui kutit dan fascia colli
suDeiicialis dan Profunda. B'
membrana Membrana cricothYroidea (liga-
cricothyroidea
a. cricothyroidea mentum) diinsisi melalui insisi
pawa horizontal dekat pinggir atas cat-
,j - membrana
cricothl'roideus cartilago tilago cricoidea. C. Pemasukan
cricoidea t tabung (tube).

nodus lymPhoidei
lamina prevertebralis cervicalis Profundus
fascia colli profunda lruncus symPhaticus
selubung carotis oesophagus N. vagus

>Oi\

lamina pretrachealis
V jugularis
fascia colli profunda
interna

A. carolis
iommunis
M. omohYoideus

glandula thYroidea
M. stemothYroideus

ramus a. lhYroidea
M. stemocleidomasloideus superior

lamina superficialis
fascia colli Profunda
anterior
ithmus\ glandulae V iugularis
M. platysma thyroideae

M. sternohYoideus

dibuat rnelalui cincin,


Gambar l1-103. potongan metintang leher setinggi cincin trachea kedua. lnsisi vedikal
dimasukkan tabung tracheostomY'
856 BAB 11: Kepala danLeher

glandulae thyroideae ditarik ke bawah. Dibuat patologis meluas ke arah bawah sampai ke belakang
insisi trachea yang vertikal dan tabung tracheos_ sternum. Goiter retrosternal (pembesaran glandula thy-
tomy dimasukkan. roidea yang tidak normal) dapat menekan trachea dan
Komplikasi Kebanyakan komplikasi terjadi karena mengakibatkan dyspnea yang berbahaya, atau dapat
palpasi dan penentuan catilago thyroidea, cartilago juga menyebabkan kompresi vena yang hebat.
cricoidea, dan cartilago trachea yang kurang tepat din
membuat insisi tidak tepat di garis tengah. A. THYROIDEA DAN S,qR,qT v,qNc PENTINC
'l Perlu diingat bahwa kedua arteri utama yang men-
. Perdarahan: Harus dihindari v. jugularis anterior
darahi glandula thyroidea berdekatan letaknya dengan
yang terletak pada fascia colli superficialis dekat -ce-
saraf-saraf penting, sehingga mungkin mengalami
pada garis tengah. Jika isthmus glandulae thyroi-
dera pada operasi thyroidectomi. A. thyroidea superior
deae dipotong, pastikan bahwa cabang-cabang
pada masing-masing sisi berhubungan dengan n. lary-
anastomosis antara a. thyroidea superior dan in-
ngeus externus yang mempersarafi m. cricothyroideus.
ferior yang menyilang garis tengah tidak terpotong.
Cabang-cabang terminal a. thyroidea inferior masing-
2. Paralysis Saraf: N. laryngeus recurrens dapat ter-
masing sisi berhubungan dengan n. laryngeus recur-
kena pada saat saraf ini berjalan ke atas di leher di
rens. Kerusakan N. laryngeus externus mengakibatkan
dalam alur antara trachea dan oesophagus.
ketidakmampuan menegangkan plica vocalis dan suara
3. Pneumothorax: Pleura cervicalis dapat tertusuk.
menjadi serak. Akibat cedera n. laryngeus recurrens,
Keadaan ini umumnya terjadl pada anak-anak
lihat halaman 869.
karena tingginya letak pleura di daerah leher.
4. Cedera oesophagus: Kerusakan oesophagus yang CLANDULA PARATHYROIDEA DAN THYROIDECTOMY
terletak tepat di posterior trachea, umumnya terjadi Clandula parathyroidea biasanya berjumlah empat
pada bayi. Keadaan ini merupakan lanjutan dari buah dan terletak berdekatan dengan permukaan pos-
penetrasi trachea dengan diameter yang kecil oleh terior glandula thyoridea. Pada thyroidectomi parsial,
ujung scalpel. bagian posterior glandula thyroidea tetap ditinggalkan
agar tidak merusak glandula parathyroidea. pemben-
BEBERAPA JARAK SALURAN NAPAS YANC PENTINC tukan glandula parathyroidea inferior berhubungan
Tabel 11-12 memperlihatkan beberapa jarak yang erat dengan thymus. ltulah sebabnya, tidak jarang ahli
penting antara gigi incisivus atau lubang hidung ke bedah menemukan glandula parathyroidea inferior di
anatomi permukaan saluran napas orang dewasa. Ang_ dalam mediastinum superior, karena tertarik ke bawah
ka-angka ini membantu menentukan penempatan ta- ke dalam thorax oleh thymus.
bung endotracheal dengan benar (Lihat halaman g72.)
Nodi Lymphoidei Cervicales
Glandula thyroidea
Seperti tempat lain di dalam tubuh, pengetahuan
PERCERAKAN CLANDULA THVNOIOTN SI.,CT MTNTTAN mengenai aliran limfe dari sebuah organ atau daerah
Glandula thyroidea dibungkus oleh selubung yang mempunyai kepentingan klinis. Pemeriksaan pasien
berasa dari fascia pretrachealis. Selubung ini me- mungkin menunjukkan adanya pembesaran kelenjar
nempelkan kelenjar ini ke larynx dan trachea. penem- limfe. Tugas seorang dokter menentukan penyebab dan
pelan ini menjelaskan mengapa glandula thyroidea mengetahui daerah tubuh mana yang mengalirkan cair-
mengikuti gerakan larynx sewaktu menelan. lnformasi an limfenya ke dalam kelenjar tersebut. Contohnya,
ini penting karena benjolan patologi apa pun di leher, pembesaran nodus submandibularis dapat disebabkan
yang merupakan bagian glandula thyroidea, akan oleh keadaan patologis di kulit kepala, wajah, sinus
bergerak ke atas ketika pasien diminta menelan. maxillaris, atau lidah. Mungkin juga disebabkan oleh

CLRNoum THYROIDEA DAN SALURAN NAPAS


Lobus-lobus glandula thyroidea yang erat umumnya
menimbulkan tekanan pada trachea pada pasien yang Tabel 11:!12. Jarak saluran napas yang peRling
mengalami pembesaran tiroid. (dewasa)*

COITER RETROSTERNALIS Saluran hapas ':,: :: ,,


r, , Jarak
Perlekatan m. sternothyroideus pada cartilago thy-
:Gigi ihsicivus,ke plica,Vocalis, ', 5,9 inci (15 cm)
roidea memfiksasi glandula thyoidea pada larynx
Gigi'incisivus ke carina 7,9 inci (20 cm)
dengan efektif dan mencegah meluasnya glandula ke
,Lubang hidung luai ke carina l l,S inci (30 cm)
atas. Karena tidak ada pembatasan ke arah bawah, tidak
jarang ditemukan pembesaran glandula thyroidea yang *Angka kira'kira;
ber:.ikan +l- 1-2 cm:
ANATOMI PERMUKAAN 857

infeksi gigi rahang atas atau bawah. Seringkali dokter rongga thorax oleh tekanan positif abdomen. Akibat-
harus mencari secara sistematis berbagai daerah yang nya, lobus inferior paru pada sisi itu akan kolaps.
diketahui mengalirkan cairan limfenya ke satu nodus Lebih kurang sepertiga populasi mempunyai n' phre-
yang sar:na untuk mendapatkan penyebabnya. nicus accessorius. Radix C5 mungkin menyatu dengan
n. subclavius dan kemudian bergabung dengan n' phre-
PEMERIKSAAN NODI LYMPHOIDEI CERVICALES PRO- nicus di dalam rongga thorax.
FUNDI
Nodi lymphoidei leher sebaiknya diperiksa sambil Pars Cervicalis Truncus Symphaticus
berdiri di belakang pasien. Pemeriksaan dipermudah
SYMPATECTOMY PADA INSUFISIENSI ARTERIAL EXTRE-
dengan meminta pasien agak memfleksikan lehernya,
MITAS SUPERIOR
untuk mengurangi ketegangan otot. Kelompok-kelom-
Persarafan simpatis extremitas superior adalah se-
pok nodus harus diperiksa secara teliti agar tidak ada
bagai berikut: Serabut-serabut preganglionik mening-
yang terlewatkan.
g.ikun medulla spinalis di dalam n. thoracicus kedua
Setelah menetapkan adanya pembesaran kelenjar,
iampai kedelapan. Sesampainya di truncus symphati-
harus dicari kemungkinan sumber infeksi atau pertum-
cus melalui rami alba, serabut-serabut ini berjalan naik
buhan neoplasma, misalnya wajah, kulit kepala, lidah,
di dalam truncus dan bersinaps di ganglion thoracicus
mulut, tonsil, dan pharYnx.
kedua, stellatum, dan cervicale medium. Kemudian
Pada kepala dan leher, semua cairan limfe dialirkan
serabut-serabut postganglionik bergabung dengan ra-
ke nodi lymphoidei cervicales profundi. Sering dite-
dix plexus brachialis sebagai rami grisea. Symphatec-
mukan penyebaran sekunder carcinoma pada nodus.
tomy extremitas superior merupakan prosedur yang
Carcinoma primer umumnya mudah ditemukan' Seba-
relatif sering dilakukan untuk pengobatan insufisiensi
liknya, terdapat tempat-tempat anatomi teftentu, dengan
arterial. Daii informasi ini jelaslah bahwa ganglion
carcinoma primernya yang kecil dan tersembunyi, mi-
stellatum dan ganglion thoracicus kedua harus diang-
salnya pada larynx, pharynx, pars cervicalis oesophagus,
kat untuk memutuskan seluruh jaras simpatis ke extre-
dan meatus acusticus externus' Bronchus, payudara,
mitas superior.
dan Iambung kadang-kadang merupakan tempat tumor
Pengangkatan ganglion stellatum juga memutuskan
primer. Pada kasus-kasus ini, metastasis telah menye-
persarafan simpatis ke kepala dan leher sisi yang sama'
bar jauh melampaui nodi lymphoidei setempat.
Cara ini tidak hanya mengakibatkan vasodilatasi pem-
Bila terdapat metastasis cervicalis, ahli bedah bia-
buluh darah kulit, tetapi juga anhidrosis, kongesti na-
sanya memutuskan untuk melakukan diseksi blok nodi
sal, dan sindrom Horner. Karena alasan inilah ganglion
cervicales. Tindakan ini mencakupi pengangkatan en
stellatum biasanya ditinggalkan pada tindakan sympha-
bloc v. jugularis interna, fascia, nodi lymphoidei, dan
tectomy extremitas suPerior.
glandula salivaria submandibularis. Tujuan operasi ini
Sindrom Horner terdiri atas (7) konstriksi pupil, (2)
idrlun mengangkat seluruh jaringan limfe pada sisi leher ptosis (turunnya palpebra superior), dan (3) enoph-
yang terkena. A. carotis dan n. vagus dijaga agar tidak
n. ihul*ur (depresi bola mata ke dalam cavum orbita)'
terangkat. Seringkali harus dikorbankan hypo-
Sindrom ini disebabkan oleh gangguan persarafan sim-
glossus dan n. vagus, yang mungkin terkena metastasis
patis ke orbita. Penyebab patologis termasuk lesi-lesi di
juga.
batang otak atau pars cervicalis medulla spinalis,
Pada pasien dengan penyebaran bilateral, mungkin
traumi pada pars cervicalis truncus symphaticus, traksi
diperlukan tindakan diseksi blok bilateral. Dibutuhkan ganglion stellatum yang disebabkan oleh costa cervicalis,
waktu 3 sampai 4 minggu sebelum mengangkat v. ju-
itar-imetastasis yang sampai ke ganglion, yang mungkin
gularis interna yang kedua.
mengganggu bagian perifer jaras simpatis ke orbita'

N. Phrenicus ANESTESI BLOK CANCLION STELLATUM

N. phrenicus yang berasal dari rami ventrales nn' Mula-mula dilakukan dengan meraba tuberculum
cervicales 3, 4, dan 5 sangat penting di klinik, karena anterior yang besar (tuberculum caroticum) dari pro-
merupakan satu-satunya saraf yang mengurus otot cessus transversus vertebra cervicalis keenam, yang
diaphragma. (Lihat halaman 705') Setiap n. phrenicus terletak lebih kurang satu jari lateral cartilago cricoidea'
mempersarafi setengah bagian diaphragma yang sesuai' Selubung carotis dan m. sternocleidomastoideus di-
dorong ke lateral dan jarum suntik ditusukkan melalui
CEDERA kullt Ji atas tuberculum. Kemudian disuntikkan zal
N. phrenicus dapat cedera oleh luka tusuk pada anestesi lokal di bawah lamina prevertebralis fasciae
leher. Bila ini terjadi, setengah bagian diaphragma yang colli profunda. Cara ini secara efektif memblok gang-
lumpuh akan relaksasi dan terdorong ke atas ke dalam lion dan rami communicantesnYa.
858 BAB 11: Kepala dan Leher

KuLtr Krpnm margo orbitalis, di belakang oleh linea nuchae, dan di


Struktur kulit kepala dijelaskan pada halaman 712. lateral oleh linea temporalis. Sebaliknya darah atau
Penting diketahui bahwa kulit, jaringan subcutan, dan nanah subperiosteql terbatas pada satu tulang saja
aponeurgsis epicranialis saling melekat erat satu karena perlekatan periosteum pada sutura-sutura.
dengan yang lain dan dipisahkan dari periosteum oleh
jaringan areolar jarang. WnynH
Kulit kepala memiliki banyak kelenjar sebacea, Persarafan Sensonk dan Neuralgia Trigeminal
dengan ductusnya yang mudah terkena infeksi dan ru-
sak oleh sisir. ltulah sebabnya, kista sebacea sering Kulit wajah menerima persarafan sensorik dari ke-
dijumpai pada kulit kepala. tiga divisi n. trigeminus. lngatlah bahwa sebagian kecil
kulit di atas angulus mandibulae dipersarafi oleh n. au-
laserasi Kulit Kepala ricularis magnus (C2 dan 3). Neuralgia trigeminal me-
Kulit kepala mempunyai sangat banyak suplai rupakan keadaan yang sering dijumpai; pasien merasa-
darah untuk memberi makan folikel rambut. Luka kecil kan nyeri hebat pada daerah distribusi n. mandibularis
sekalipun pada kulit kepala dapat mengakibatkan per- atau n. maxillaris, tetapi umumnya tanpa gangguan
darahan hebat. Sering sulit menghentikan perdarahan pada divisi n. ophthalmicus. Seorang dokter harus
dari luka kulit kepala, karena dinding arterinya melekat dapat memetakan secara tepat distribusi masing-ma-
pada septa fibrosa di dalam jaringan subcutis dan tidak sing divisi n. trigeminus pada wajah.
dapat berkontraksi atau mengerut yang memungkinkan
terbentuknya bekuan darah. Hanya dengan penekanan Kelumpuhan Otot-Otot W aj ah
setempat pada kulit kepala dapat menghentikan Otot-otot wajah dipersarafi oleh n. facialis. Keru-
perdarahan. sakan n. facialis di dalam meatus acusticus internus
Pada kecelakaan mobil, tidak jarang kulit kepala (oleh tumor), di dalam telinga tengah (oleh infeksi atau
terkelupas cukup lebar sewaktu korban terlempar me- tindakan operasi), di dalam canalis facialis (perineuritis,
nembus kaca depan. Karena suplai darah sangat banyak, Bell's palsy), atau di dalam glandula parotidea (oleh
sering lembaran kulit kepala yang lebar tersebut dapat tumor) atau akibat laserasi wajah akan mengakibatkan
dikembalikan ke tempatnya semula dengan sedikit perubahan bentuk wajah berupa turunnya palpebra
ikatan. Dijahit kembali dan tidak akan terjadi necrosis. inferior, sudut mulut akan turun pada sisi yang terkena.
Ketegangan aponeurosis epicranialis yang disebab- lni merupakan lesi lower motor neuron. Pada lesi
kan oleh tonus m. occipitofrontalis, penting pada se- upper motor neuron (mengenai tractus pyramidalis)
mua luka dalam kulit kepala. Bila aponeurosis dipo- bagian atas wajah masih normal karena neuron-neuron
tong, luka akan menganga, Agar penyembuhan dapat yang mempersarafi bagian ini memperoleh serabut-
berlangsung dengan memuaskan, aponeurosis yang serabut corticobulbaris dari kedua cortex cerebri,
terbuka harus ditutup kembali dengan menjahitnya.
Seringkali luka yang disebabkan oleh benda tumpul Suplai Darah Kulit Wajah
seperti pemukul softball menyerupai luka iris. Hal ini
Suplai darah ke kulit wajah sangat banyak, sehingga
disebabkan karena kulit kepala robek di atas cranium
yang keras, dan tarikan m. occipitofrontalis menye- bedah plastik untuk tandur kulit di daerah ini jarang
terjadi necrosis. A. temporalis superficialis pada waktu
babkan luka tersebut menganga. Kenyataan anatomi ini
melewati arcus zygomaticus di depan telinga, dan a. fa-
dapat sangat penting pada kedokteran forensik.
cialis sewaktu membelok di margo inferior mandibulae
lnfeksi Kulit Kepala setinggi pinggir anterior m. masseter sering digunakan
oleh ahli anestesi untuk menentukan denyut nadi
lnfeksi kulit kepala cenderung terbatas lokasinya pasien.
dan umumnya sangat sakit karena banyak jaringan fi-
brosa di dalam lapisan subcutaneus. Infeksi Wajah dan Thrombosis Sinus Cavernosus
Kadang-kadang infeksi kulit kepala menyebar lewat
v. emissaria yang tidak berkatup, ke tulang{ulang cra- Daerah kulit wajah yang dibatasi oleh hidung, mata,
nium, menyebabkan osteomyelitis. Darah yang ter- dan bibir atas merupakan daerah yang potensial ber-
infeksi di dalam v. diploica dapat menyebar ke dalam bahaya bila terkena infeksi. Misalnya, bisul di daerah
sinus venosus melalui v. emissaria dan mengakibatkan ini dapat mengakibatkan thrombosis pada v. facialis,
thrombosis sinus venosus. yang akan menyebarkan organisme melalui v. oph-
Darah atau nanah dapat berkumpul di ruang po- thamica inferior ke sinus cavernosus. Thrombosis sinus
tensial di bawah aponeurosis epicranialis, dan cende- cavernosus yang kemudian terjadi dapat fatal, kecuali
rung menyebar di atas calvaria, dibatasi di depan oleh bila diobati secara tuntas dengan antibiotik.
ANATOMI PERMUKAAN 859

Cheiloschisis Arti cul ati o T empo r om an d ib u I ar i s

Articulatio temporomandibularis terletak tepat di de-


Kelainan congenital cheiloschisis dan palatoschisis
pan meatus acusticus externus. Ligamentum tempo-
dijelaskan pada halaman 716 dan 801'
iomandibularis lateralis yang kuat mencegah capitulum
mandibulae bergeser ke belakang dan merusak lamina
Cedera Ductus Fatotideus tympanica bila terkena pukulan keras pada dagu.
Ductus parotideus yang merupakan struktur yang Discus articularis articulatio temporomandibularis
relatif superficial pada wajah, mungkin rusak akibat ce- dapat terlepas sebagian dari capsula, dan keadaan ini
dera pada wajah atau karena kurang hati-hati terpotong menimbulkan suara bila discus ini digerakkan dan
pada waktu operasi di daerah wajah. Panjang ductus ini memberikan bunyi klik pada gerakan articulatio tem-
lebih kurang 2 inci (5 cm) dan berjalan ke depan menyi- poromandibularis.
lang m. masseter lebih kurang satu jari di bawah arcus
zygomaticus. Kemudian ductus ini menembus m. bucci- DISLOCATIO ARTICULATIO TTVPONOVRN DIBULARIS
nator untuk masuk ke dalam mulut di depan gigi molar Keadaan ini kadang-kadang terjadi pada waktu
kedua atas. mandibula didepresikan (mulut dibuka). Pada gerakan
ini capitulum mandibulae dan discus articularis ber-
Glandula Parotidea dan lesi Nervus Facialis gerak ke depan sehingga mencapai puncak tuberculum
articulare. Pada keadaan ini, sendi berada dalam posisi
Clandula parotidea terdiri atas pars superficialis dan yang tidak stabil; pukulan ringan saja pada dagu atau
pars profunda, dan n. facialis terletak di dalam celah i<oniraksi yang tibatiba dari M. pterygoideus lateralis
antara kedua bagian ini. Neoplasma parotis jinak jarang seperti pada menguap sudah cukup untuk menarik
ditemukan, jika ada akan mengakibatkan kelumpuhan discus ke depan melalui tuberculum articulare. Pada
wajah. Tumor ganas parotis biasanya sangat invasif dan dislocatio bilateral, mulut tertahan pada posisi terbuka
dengan cepat mengenai n. facialis, sehingga menye- dan kedua capitulum mandibulae terletak di depan
babkan paralisis n. facialis unilateral. tuberculum articulare. Mengatasi dislokasi ini dapat
dengan mudah dilakukan, yaitu ibu jari menekan ke
Infeksi Glandula Parotidea bawih pada gigi molar bawah dan mendorong rahang
Glandula parotidea dapat mengalami peradangan bawah ke belakang. Penekanan ke bawah mengatasi
akut sebagai akibat infeksi bakterial retrograd dari tarikan m. temporalis dan m. masseter, dan penekanan
mulut melalui ductus parotideus. Clandula ini dapat ke belakang mengatasi spasme m. pterygoideus lateralis'
pula terinfeksi melalui darah seperti pada parotitis
epidemica (mumps, gondongan). Pada kedua kasus Anestesi Blok Nervus Mandibularis
ini,glandula membengkak; nyeri karena capsula fa-
cialis yang berasal dari lamina superficialis fasciae colli Anestesi n. mandibularis digunakan pada penca-
profunda kuat dan membatasi pembengkakan kelenjar' butan gigi rahang bawah' Dengan mulut pasien ter-
Fro."rrut glenoidalis yang membengkak dapat meluas buka, p-inggir anterior ramus mandibulae dipalpasi dan
ke medial, di belakang articulatio temporomandibu- ligamentum pterygomandibularis diraba' Jarum suntik
laris, dan keadaan ini menyebabkan rasa nyeri pada dimasukkan melalui mucosa tepat lateral terhadap
saat makan pada penderita parotitis akut' ligamentum dan n. alveolaris inferior diinfiltrasi de-
ngan cairan anestesi lokal.
Sindrom Frey
Sindrom Frey merupakan komplikasi menarik yang CederaNerYus Lingualis
kadang-kadang terjadi setelah luka tembus pada glan- N. lingualis dari fossa infratemporalis berjalan ke
dula parotidea. Bila pasien makan muncul butiran- depan, masuk ke regio submandibularis dengan ber-
butiran keringat pada kulit yang menutupi glandula jalan di bawah origo m. constrictor pharyngeus su-
parotidea. Keadaan ini disebabkan oleh rusaknya n' perior yang melekat pada pinggir posterior linea
auriculotemporalis dan n. auricularis magnus. Selama mylohyoidea mandibulae. Di sini saraf ini berhubung-
proses penyembuhan, serabut-serabut sekretomotorik an erat dengan gigi molar terakhir dan besar kemung-
parasimpatis di dalam n' auriculotemporalis tumbuh kinan cedera pada pencabutan Sigi molar ketiga yang
iceluar dan bergabung dengan ujung distal n' auricularis impaksi. Perludiingat bahwa N. Iingualis mempersarafi
magnus. Kadang-kadang, serabut-serabut ini sampai ke mucosa yang meliputi dua pertiga anterior lidah dan
kelenjar keringat yang ada di kulit wajah. Dengan cara dasar mulut untuk sensasi umum. Saraf ini juga mem-
ini, stimulus yang seharusnya ditujukan untuk penge- persarafi fungsi pengecap melalui serabut-serabut
luaran saliva mengeluarkan keringat pula. chorda tympani.
860 BAB 11: Kepala danLeher

Glandula Submandibularis: Pembentukan Calculus foramen stylomastoideum terletak dekat permukaan.


C landula submandibu laris merupakan tem pat yang Dengan demikian n. facialis ini dapat cedera pada
sering mengalami perkapuran. Keadaan ini jarang ter- persalinan sulit dengan menggunakan forceps.
jadi pada glandula salivaria lainnya. Adanya pembeng-
Fractura Cranium
kakan keras di bawah corpus mandibulae yang mem-
besar sebelum atau selama waktu makan dan mengecil Fractura cranium sering terjadi pada orang dewasa,
atau hilang sama sekali di antara waktu makan adalah tetapi jarang pada anak-anak. Tulang-tulang lebih
ciri keadaan ini. Pemeriksaan dasar mulut akan mem- kenyal pada cranium bayi dibandingkan cranium orang
perlihatkan tidak adanya pengeluaran saliva dari muara dewasa, dan terpisah oleh ligamentum sutura fibrosa.
ductus kelenjar yang mengalami gangguan. Seringkali Di tambah pula, ligamentum sutura mulai mengapur
dapat teraba batu di dalam ductus yang terletak pada usia pertengahan.
di
bawah mucosa dasar mulut. Tipe fractura yang terjadi pada cranium bergantung
pada usia pasien, kerasnya benturan, dan daerah cra-
Kelenjar Limfe submandihular nium yang terkena. Cranium dewasa dapat disamakan
Kelenjar Iimfe submandibular biasanya membesar dengan kulitteluryang memiliki ketahanan terbatas. Di
akibat perubahan patologi kulit kepala, wajah, sinus luar batas ini cranium akan retak. Benturan hebat se-
maksilaris, atau cavum oris. Salah satu penyebab ter- tempat akan mengakibatkan indentasi setempat, dan
sering pembesaran kelenjar yang menyebabkan nyeri sering diikuti retaknya tulang. Benturan pada calvaria
adalah infeksi akut pada gigi. sering mengakibatkan terjadinya sederetan fractura
yang linear, yang menyebar ke arah tulang yang tipis.
. Glandula Sublingualis Pars petrosa ossis temporalis dan crista occipitalis sa-
Clandula sublingualis yang terletak di bawah plica ngat memperkuat basis cranii dan cenderung membe-
sublingualis dasar mulut bermuara ke dalam mulut lokkan fractura yang linear.
melalui banyak saluran kecil. Penyumbatan salah satu Pada anak kecil, cranium dapat disamakan dengan
saluran ini diduga menyebabkan terbentuknya kista di bola pingpong; benturan setempat mengakibatkan
bawah lidah. terjadinya identasi tanpa keretakan. Tipe lesi yang ter-
batas ini disebut "pond" fracture.
CRRrulurtt FRncTunR FoSSA CRANII ANTERIoR
Cranium Neonafus Pada fractura fossa cranii anterior, Iamina cribrosa
Cranium neonatus mempunyai sejumlah ciri-ciri ossis ethmoidalis dapat cedera. Keadaan ini menye-
anatomis yang pentlng secara klinis. Palpasi fonticulus babkan robeknya meningen yang menutupinya dan
memungkinkan dokter menentukan: (l) kemajuan per- melapisi mucoperiosteum. Pasien dapat menderita per-
tumbuhan tulangtulang di sekitar, (2) derajatdehidrasi darahan dari hidung (epistaxis) dan liquor cerebro-
pada bayi (misalnya jika fonticulus cekung tandanya spinalis merembes ke dalam hidung (rhinorrhea
bayitersebut mengalami dehidrasi), dan (3) keadaan te- cerebrospinalis). Fractura yang mengenai pars orbitalis
kanan intrakranial (fonticulus yang menonjol menun- ossis frontalis mengakibatkan perdarahan di bawah
jukkan adanya peningkatan tekanan intrakranial). conjunctiva dan masuk ke dalam rongga orbita, se-
Contoh cairan cerebrospinalis dapat diperoleh de- hingga mengakibatkan exophthalmus. Sinus frontalis
ngan menusukkan jarum panjang secara miring melalui
dapat terkena, yang menimbulkan perdarahan ke da-
fonticulus anterior ke dalam cavum subarachnoidea lam hidung.
atau bahkan ke dalam ventriculus lateralis. FRACTURA FoSSA CRANII MEDIA
Biasanya secara klinis tidak mungkin lagi meraba fon-
Fractura ini sering terjadi, karena daerah ini me-
ticulus anterior setelah usia 1B bulan, karena os frontale rupakan tempat yang paling lemah dari basis cranii.
dan os parietale telah membesar dan menutup celah. Secara anatomi, kelemahan ini disebabkan oleh banyak-
Pada waktu lahir, membrana tympani mengarah nya foramina dan canalis di daerah ini. Cavum tympani
lebih ke arah bawah dan kurang ke lateral bila diban- dan sinus sphenoidalis merupakan bagian yang paling
dingkan orang dewasa. Oleh karena, itu bila diperiksa mudah cedera. Bocornya liquor cerebrospinalis dan
dengan otoskop, membrana tympani terletak lebih keluarnya darah dari meatus acusticus externus sering
miring pada bayi daripada orang dewasa. terjadi. n. cranialis VII dan Vlll dapat cedera pada saat
saraf-saraf ini melewati pars petrosa ossis temporalis.
MELAHIRKAN DENCAN FORCEPS DAN NERVUS N. cranialis lll, lV, dan Vl dapat cedera bila dinding
FACIALIS lateral sinus cavernosus robek. Darah dan cairan liquor
Pada bayi yang baru lahir, processus mastoideus cerebrospinalis dapat merembes masuk ke dalam sirtus
belum berkembang dan n. facialis yang keluar dari sphenoidalis dan kemudian mengalir ke hidung.
ANATOMI PERMUKAAN 861

FNnCTURN FOSSA CRANII POSTERIOR batkan fractura tunggal atau multipel dan sering jauh
Pada fractura fossa cranii posterior, darah dapat me- dari tempat benturan.
rembes ke tengkuk di bawah otot-otot postvertebralis'
Bebera.pa hari kemudian, darah ditemukan di antara CenrRn Ornr
otot-otot dan muncul di trigonum posterior, dekat pro- Cedera otak diakibatkan oleh pergeseran dan dis-
cessus mastoideus. Membrana Mucosa atap nasopha- torsi jaringan saraf pada saat terjadi benturan. Otak
rynx dapat robek, dan darah mengalir keluar. Pada dapat disamakan seperti balok basah yang mengapung
fractura yang mengenai foramen jugularis, n. lX, X, dan di air. Otak mengapung di dalam liquor cerebrospinalis
Xl dapat cedera. N. hypoglossus biasanya dilindungi di datam Yongga subarachnoidea dan dapat sedikit
oleh dinding tulang canalis hypoglossi yang kuat' bergerak ke depan dan belakang dan dibatasi oleh
perlekatan w. cerebri superiores pada sinus sagittalis
FRACTURA TULANC-TULANC WAJAH
superior. Pergeseran ofak ke lateral dibatasi oleh falx
Tanda-tanda fractura tulang wajah adalah defor- cerebri. Tentorium cerebelli dan falx cerebelli juga
mitas, pergeseran ocular, atau gerakan abnormal yang membatasi pergeseran otak.
disertai krepitasi dan maloklusi gigi. Anestesi atau pa- Dari fakta anatomi ini dapat disimpulkan bahwa
restesia kulit wajah akan terjadi pada fractura tulang- pukulan dari bagian depan atau belakang kepala akan
tulang yang dilalui oleh cabang-cabang n. trigeminus menggeser otak, dan dapat mengakibatkan kerusakan
yang menuju ke kulit. hebat pada otak, tarikan dan distorsi batang otak, dan
Otot-otot wajah tipis dan lemah dan menyebabkan tarikan serta bahkan robeknya comissura cerebri'
sedikit pergeseran pada fragmen-fragmen tulang. Misal- lstilah commotio, contusio, dan laceratio digunakan di
nya, segera setelah dilakukan reduksi fractura maxilla, klinik untuk melukiskan derajat cedera otak.
tidak diperlukan fiksasi dalam waktu lama. Namun, Pukulan pada sisi kepala kurang menyebabkan per-
pada mandibula, otot-otot pengunyah kuat dan dapat geseran otak dan cedera yang ditimbulkannya cende-
menyebabkan pergeseran yang besar, sehingga dibu- rung lebih ringan.
tuhkan fiksasi dalam waktu yang lama.
Fractura wajah yang paling sering terjadi adalah Perdarahan I ntracranial
fractura os nasale, diikuti fractura os zygomaticum, dan
kemudian mandibula. Fractura maxilla dan crista Perdarahan intracranial dapat terjadi akibat trauma
supraorbitalis ossis frontalis membutuhkan kekuatan atau lesi vascular cerebri. Empat variasi dibahas di sini,
yang sangat besar. yaitu: (a) ekstradural, (b) subdural, (c) subarachnoidea,
dan (d) cerebral.
Fractura Os Nasale Fractura os nasale merupakan
Perdarahan ekstradural terjadi akibat cedera afteria
fractura wajah yang paling sering terjadi karena Ie-
atau vena meningea media. Arteri yang paling sering ce
taknya yang menonjol. Tulang-tulang dilapisi oleh
dera adalah ramus anterior a. meningea media' Pukulan
mucoperiosteum, maka fractura ini terbuka dan kulit di
yang dapat dikatakan ringan pada sisi kepala dapat meng-
atasnya juga dapat robek. Sebagian besar fractura ber-
akibatkan fractura cranium di daerah anteroinferior os pa-
sifat sederhana dan dapat direduksi dengan anestesi
rietale, dan memutuskan arteri. Cedera pada arteri atau
lokal, sebagian lagi dapat mengalami cedera yang berat
vena makin mungkin terjadi apabila arteri dan vena ter-
sehingga diperlukan penanganan yang cermat di
sebut berada di dalam canalis tulang di regio ini' Terjadi
bawah anestesi umum.
perdarahan dan mengangkat lapisan meningeal dura dari
Fractura Os Maxilla Fractura ini biasanya terjadi permukaan dalam cranium. Tekanan intrakranial mening-
'kat
akibat pukulan anteroposterior langsung pada wajah. dan bekuan darah yang makin membesar menekan
Maloklusi gigi, enophthalmus, dan anestesi pipi dan area motorik di bawahnya pada gyrus precentralis' Darah
bibir atas (mengenai N. infraorbitalis) merupakan tanda dapat juga mengalir keluar melalui garis fraktur dan
klinis yang sering dijumPai. membentuk benjolan di bawah m. temporalis'
Fractura Zygoma dan Arcus Zygomaticus Zygoma Untuk menghentikan perdarahan, arteri atau vena
dan arcus zygomaticus dapat patah akibat pukulan yang robek harus dijahit atau disumbat. Lubang yang
pada sisi wajah. Walaupun dapat merupakan fractura dibuat pada dinding cranium harus terletak kira-kira
tunggal, seperti akibat pukulan dengan tinju, fractura 1-1/rinci (2,5-4 cm) di atas titik tengah arcus zygo-
multipel wajah dapat terjadi seperti'yang sering dite- maticus.
mukan pada kecelakaan mobil. Perdarahan subdural terjadi akibat robeknya w'
Fractura Os Mandibula Mandibula merupakan cerebri superiores pada tempat masuknya ke dalam
tulang yang berbentuk tapal kuda dan membentuk sinus sagiitalis superior. Penyebab biasanya adalah
bagian cincing tulang bersama dengan articulatio pukulan pada bagian depan atau belakang kepala yang
temporomandibularis dan basis cranii. Daya benturan menyebabkan pergeseran anteroposterior otak secara
akan diteruskan ke seluruh cihcin dan dapat mengaki- berlebihan di dalam cranium.
862 BAB 11: Kepala dan Leher

Keadaan ini yang jauh lebih sering daripada per- Pemeriksaan Integritas Neryus Olfactorius
darahan a. meningea media, dapat terjadi akibat pu-
kulan ringan yang mendadak. Begitu venanya robek, N. olfactorius dapat diperiksa dengan mengguna-
darah dengan tekanan rendah mulai berkumpul di da- kan berbagai bau pada masing-masing hidung secara
lam ruang potensial di antara dura dan arachnoideama- bergantian. Perlu diingat bahwa bau makanan (food fla-
ter. Pada setengah kasus kejadian ini terjadi bilateral. vor) bergantung pada sensasi penghidu dan bukan
Apakah terjadi bentuk klinis akut atau kronis kasus pada sensasi pengecap. Fractura fossa cranii anterior
ini bergantung pada kecepatan berkumpulnya cairan di atau tumor lobus frontalis dapat menimbulkan lesi
dalam spatium subdural. Misalnya, jika pasien mulai pada n. olfactorius yang mengakibatkan hilangnya sen-
muntah, tekanan vena akan meningkat sebagai akibat sasi penghidu (anosmia).
naiknya tekanan intrathoracal. Pada keadaan seperti
ini, bekuan darah ekstradural akan membesar dengan Pemeriksaan Integritas N. Opficus
cepat dan menimbulkan gejala-gejala akut. pada ben- N. opticus dievaluasi mula-mula dengan rnenanya-
tuk kronis, setelah berlangsung beberapa bulan, be- kan pada pasien apakah ada gangguan penglihatan. Ke-
kuan darah kecil akan menarik cairan secara osmosis mudian ketajaman penglihatan diperiksa dengan meng-
sehingga terbentuk kista hemoragik, yang berangsur- gunakan kartu dengan baris-baris hurufdalam berbagai
angsur membesar dan menimbulkan gejala-gejala pe- ukuran. Retina dan discus nervi optici kemudian diamati
nekanan. Pada kedua bentuk, bekuan darah itu harus dengan oftalmoskop. Pada waktu mengamati discus
dikeluarkan melalui lubang yang dibuat pada cranium. nervi optici perlu diingat bahwa spatium subarachnoi-
Perdarahan subarachnoid terjadi akibat bocor atau dea intracranial meluas ke depan di sekitar n. opticus
robeknya aneurysma congenital pada circulus arterio- sampai ke bagian belakang bola mata. a, et v. retina
sus Willisi, atau yang lebih jarang dari sebuah angioma. berjalan di dalam n. opticus dan melintasi spatium
Gejala-gejala timbulnya mendadak, berupa sakit kepala subarachnoidea selubung saraf sampai sedikit di bela-
hebat, kaku kuduk, dan kesadaran menurun. Diagnosis kang bola mata. Peningkatan tekanan liquor cerebro-
ditegakkan berdasarkan pada liquor cerebrospinalis spinalis di dalam saptium subarachnoidea akan mene-
yang mengandung darah melalui pungsi lumbal. kan dinding tipis v. retina pada waktu pembuluh ini
Perdarahan cerebral biasanya disebabkan oleh melintasi ruangan ini, dan mengakibatkan bendungan
pecahnya a. lenticulostriata yang berdinding tipis, sebuah di dalam v*,/. retinae, edema retina, dan penonjolan dis-
cabang dari a. cerebri media, Perdarahan ini mengenai cus nervi optici (papiledema).
serabut-serabut corticobulbaris dan corticospinalis yang Kemudian luas lapang pandang perlu diperiksa.
vital di dalam capsula interna dan mengakibatkan hemi- Pasien dimtnta untuk melihat objek tertentu yang ada
plegia pada sisi tubuh yang berlawanan. pasien langsung di depan dengan mata yang diperiksa sedangkan mata
tidak sadar dan kelumpuhan akan terlihat bila kembali yang lain ditutup. Kemudian sebuah benda kecil di-
sadar. gerakkan di dalam alur di sekitar bagian perifer la-
pangan pandang dan pasien diminta memberitahukan
PERDARAHAN INTRACRANIAL PADA BAYI apakah melihat benda tersebut atau tidak. penting
Perdarahan intracranial pada bayi dapat terjadi pada diperhatikan untuk tidak mengabaikan adanya kehi-
waktu melahirkan, dan dapat diakibatkan oleh proses langan atau kerusakan sebagian lapangan pandang di
penyesuaian bentuk kepala bayi yang berlebihan. per- daerah pusat.(scotoma central).
darahan dapat timbul dari vena-vena cerebri atau sinus Kebutaan setengah lapangan pandang kedua mata
venosus. Kompresi antero-posterior yang berlebihan disebut hemianopsia. Lesi pada tractus opticus dan ra-
pada kepala seringkali merobek perlekatan anterior falx diatio optica mengakibatkan hemianopsia yang sama,
cerebri dari tentorium cerebelli. Kemudian terjadi yaitu hemianopsia homonymus. Hemianopsia bitem-
perdarahan dari v. cerebri magna, sinus rectus, atau poralis adalah hilangnya penglihatan lapangan pan-
sinus sagittalis inferior. dang belahan lateral pada kedua mata (akibat hilang-
nya fungsi setengah belahan medial bola mata).
SARIF CRRrulRl Keadaan ini umumnya disebabkan oleh adanya tumor
glandula hypophysis yang menekan chiasma opticum.
Pemeriksaan sistematis terhadap 'l
2 pasang saraf
cranial merupakan bagian penting dari pemeriksaan
setiap pasien neurologis. Pemeriksaan ini mungkin Pemeriksaan Integritas N. Oculomotorius,
mengungkapkan lesi pada nucleus saraf cranial atau N. Trochlearis, dan N. Abducens
hubungan-hubungan sentralnya, atau mungkin juga N. oculomotorius, n. trochlearis, dan n. abducens
menunjukkan gangguan pada neuron motorik bawah mempersarafi otot-otot penggerak bola mata. N. oculo-
(lower motor neuron). motorius mempersarafi seluruh otot-otot orbita kecuali
ANATOMI PERMUKAAN 863

m. obliquus superior dan m. rectus lateralis. Saraf ini ju- n. Vlll dan lX yang tidak berfungsi, lesi diperkirakan di
ga mempersarafi m. levator palpebrae superior dan otot meatus acusticus internus. Jika pasien sangat peka
polos untuk akomodasi yaitu m. sphincter pupillae dan terhadap suara pada satu telinga, lesi dapat mengenai
m. ciliaris. n. trochlearis mempersarafi m, obliquus su- saraf yang menuju m. stapedius' Hilangnya rasa penge-
perior, dan n. abducens mempersarafi m. rectus late- cap pada dua pertiga bagian anterior lidah menun-
ralis. jukkan bahwa n. Vll mengalami kerusakan di proximal
Untuk memeriksa otot-otot bola mata, kepala pasien dari tempat chorda tympani dipercabangkan.
difiksasi, dan pasien diminta untuk menggerakkan mata Untuk memeriksa n. facialis, pasien diminta mem-
sejauh mungkin ke kiri, ke kanan, ke atas, dan ke bawah. perlihatkan giginya dengan bibir terbuka dan gigi
Pada paralisis n. oculomotorius totalis mata tidak terkatup (menyeringai), dan kemudian menutup mata'
dapat digerakkan ke atas, ke bawah, atau ke arah Rasa pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah
dalam. Pada waktu istirahat, mata melihat ke lateral masing-masing sisi diperiksa dengan gula, garam, cuka,
(strabismus externa) akibat dari kerja m. rectus lateralis dan kina untuk rasa manis, asin, asam, dan pahit.
dan ke bawah akibat kerja m. obliquus superior. Pasien Perlu diingat bahwa bagian nucleus n. facialis yang
melihat ganda (diplopia). Jatuhnya kelopak mata atas mengendalikan otot-otot wajah bagian atas menerima
(ptosis) terjadi karena paralisis rn. Ievator palpebrae sera6ut-serabut corticobulbaris dari kedua belahan
superioris. Pupilnya sangat melebar dan tidak bereaksi cortex cerebri. Karena itu, pada pasien dengan lesi

terhadap cahaya karena paralisis m. sphincter pupillae upper motor neuront hanya otot-otot wajah bagian ba-
dan tidak adanya reaksi melawan kerja m. dilatator wah yang akan lumpuh. Namun, pada pasien dengan
pupillae (disuplai oleh saraf simpatis). Akomodasi mata lesi /ower motor nelJront seluruh otot-otot wajah sisi
juga Iumpuh. lesi akan tumpuh. Kelopak mata bawah akan turun dan
Pada paralisis n. lV, pasien mengeluh melihat gan- sudut mulut akan turun. Air mata akan mengalir keluar
da bila melihat lurus ke bawah. lni karena m. obliquus dari palpebra inferior, dan saliva akan menetes dari
superior lumpuh dan bola mata diputar ke medial dan sudut mulut. Pasien tidak akan mampu menutup mata
ke bawah. dan memperlihatkan giginya dengan baik pada sisi lesi'
Pada paralisis n. Vl, pasien tidak dapat memutar
bola mata ke lateral. Bila melihat lurus ke depan, m. rec- Pemeriksaan Integritas N. Vestibulocochlearis
tus lateralis lumpuh dan m. rectus medialis menarik bola N. vestibulocochlearis mempersarafi utriculus dan
mata ke medial, menyebabkan terjadi strabismus internal. sacculus, yang peka terhadap perubahan keseimbang-
an statis. Canalis semicircularis peka terhadap peru-
Pemeriksaan Integritas N. Trigeminus bahan keseimbangan dinamis, dan cochlea peka ter-
hadap suara,
N. trigeminus mempunyai radix sensorik dan motorik.
Gangguan fungsi vestibular dapat berupa pusing
Radix sensorik berjalan ke ganglion trigeminus, dari
(vertigoidan nystagmus. Nystagmus adalah gerak mata
ganglion ini akan muncul divisi ophthalmicus (n. V1),
seperti pendulum yang tidak terkendali. Cangguan
divisi maxillaris (n. V2), dan divisi mandibularis (n. V3).
fungsi cochlea dapat berupa tuli dan telinga yang ber-
Radix motorik bergabung dengan divisi mandibularis.
dengung (tinnitus). Kemampuan pasien mendengarkan
Fungsi sensorik dapat diuji dengan menggunakan
ruro ui^u garpu tala harus diperiksa pada masing-
kapas pada setiap daerah wajah yang dipersarafi oleh
masing telinga secara terPisah.
divisi n. trigeminus (Gambar 11-104).
Fungsi motorik dapat diperiksa dengan meminta
Pemeriksaan I ntegritas N. G/ossoph aryngeus
pasien mengatupkan giginya. M. masseter dan m. tem-
poralis yang dipersarafi oleh divisi mandibularis n. tri- N. glossopharyngeus mempersarafi m. stylophary-
geminus dapat dipalpasi dan diraba ketegangannya ngert J"n mengirim serabut-serabut sekretomotorik ke
pada waktu berkontraksi. glandula parotidea. Serabut-serabut sensorik memper-
iarafi sepertiga posterior lidah.
Pemeriksaan I ntegritas N. Facialis lntegritas saraf ini dapat dievaluasi dengan meme-
riksa sensasi umum dan sensasi pengecap pada seper-
N. facialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah; tiga posterior lidah.
mempersarafi rasa pengecap dua pertiga anterior lidah,
dan sekretomotorik glandula lacrimalis, glandula sub- Pemeriksaan Integritas N. Vagus
mandibularis, dan glandula sublingualis.
Hubungan anatomis saraf ini dengan struktur-struk- N. vagus mempersarafi banyak organ penting, tetapi
tur lain, memungkinkan dokter menentukan tempat pemeriksaan saraf ini bergantung pada pemeriksaan
lesi dengan tepat. Jika n. Vl dan Vll yang tidak ber- iungsi cabang-cabang ke pharynx, palatum molle, dan
fungsi, lesi diperkirakan terletak pada pons cerebri. Jika larynx. Refleks pharynx dapat diperiksa dengan me-
864 BAB 11: Kepala danLeher

Vl (divisi oftalmikus)

n. occipitalis
rnajor (C2)

V2 (divisi
maxillaris)

V3 (divisi
mandibularis)

ruunl
posterioris
pnmer

rami anteriores
primer

Gambar 11-104. Distribusi kulit wajah dari divisi opthalmicus (N. V1), divisi maxitlaris (N. V2), dan divisi
mandibularis (N. V3) N. trigeminus. Perhatikan bahwa kulit di atas angulus mandibulae dipersarafi oleh N. au-
ricularis magnus (segmen C2 dan 3 medulla spinalis).

nyentuh dinding lateral pharynx dengan spatula. Hal wan tahanan, sehingga m. sternocleidomastoideus sisi
ini akan segera menimbulkan refleks muntah pada pa- berlawanan akan berkontraksi. Kemudian pasien dimin-
sien, yaitu berkontraksinya otot-otot pharynx. ta untuk mengangkat bahu yang menyebabkan berkon-
Persarafan palatum molle dapat diuji dengan me- traksinya M. trapezius.
minta pasien mengucapkan "ah". Biasanya, palatum
molle akan naik dan uvula bergerak ke belakang pada Pemeriksaan Integritas N. Hypoglossus
garis tengah.
N. hypoglossus mempersarafi otot-otot lidah. Pa-
Semua otot-otot larynx dipersarafi oleh ramus re-
sien diminta untuk menjulurkan lidah, dan jika terdapat
Currens laryngeus n. vagus, kecuali m. cricothyroideus
lesi pada saraf ini, akan tampak lidah menyimpang ke
yang dipersarafi oleh ramus laryngeus externus cabang
arah sisi yang lumpuh (Cambar 11-105). Keadaan ini
dari n. laryngeus superior n. vagus. Suara serak atau
dapat diterangkan sebagai berikut, m. genioglossus yang
hilangnya suara dapat terjadi. Pemeriksaan laryngos-
menarik lidah ke depan lumpuh pada satu sisi. Pada sisi
copy dapat memperlihatkan adanya kelumpuhan ab-
yang lain, m. genioglossus yang normal akan menarik
ductor. (Lihat halaman 869.)
sisi lidah yang tidak lumpuh ke depan me- ninggalkan
sisi yang lumpuh. Akibatnya ujung lidah mengalami
Pemeriksaan Integritas N. Acessorius
deviasi ke arah sisi yang lumpuh. Pada pasien dengan
N. acessorius mempersarafi m. sternocleidomastoi- paralisis yang lama, otot-otot sisi yang terkena akan
deus dan m. trapezius melalui pars spinalisnya. Pasien mengalami atrofi, dan lidah pada sisi tersebut akan
diminta memutar kepalanya ke satu sisi dengan mela- mengeriput.
ANATOMI PERMUKAAN
86s

orbita akan keluar di inferior dan masuk ke dalam sinus


MATA
maxillaris. Tidak hanya fraktur blow-out dapat menye-
Trauma babkan pergeseran bola mata (yang menimbulkan
gejala diplopia), tetapi fraktur ini dapat mencederai n'
Bola mata dilindungi secara baik oleh tulangtulang
infraorbitalis yang akan menyebabkan hilangnya sen-
orbita. Di anterior bola mata hanya terlindung dari sasi kulit pipi dan gusi sisi yang sama. Cangguan dari
benda-benda besar seperti bola tenis, yang cenderung
m. rectus inferior pada fraktur ini dapat membatasi
mengenai pinggir orbita, tidak bola mata. Tulang- gerakan melihat ke atas.
tulang orbita tidak melindungi bola mata dari benda-
bendi kecil, seperti bola golf, yang dapat menimbulkan Strabismus
kerusakan yang sangat hebat. Dengan pemeriksaan
teliti terhadap margo orbitalis ditemukan bahwa sisi Banyak kasus strabismus bukan disebabkan oleh
kel umpuhan tetapi d i sebabkan oleh ketidaksei mbang-
lateral kurang terl indung.
Fraktur blow'out lantai orbita yang mengenai sinus an kerja otot-otot yang berlawanan. Strabismus tipe ini
maxillaris umumnya akibat dari trauma tumpul pada dikenal sebagai concomitant strabismus dan sering
wajah. Jika kekuatan tersebut mengenai mata, lemak ditemui pada masa baYi.

n. h;poglossus
de
'lra

n. hlpoglossus
n. hypoglossus

v;7\. intak

Gambar l1'105. Diagram yang memperlihatkan keria


M. genioglossus kanan dan kii pada l!d1h' a' M' gnio-
g/oisus kanan dan kiri berkontraksi bersama-sama
-dan
hasilnya (B) adatah uiung lidah meniulur keluar
oada oarii tenQah. C' N. hypoglossus kanan (yang
'memfersarafi m' genioglossus dan otot-otot intrinsik
tidah'pada sisi yaig sama) dipotong dan hasilnya sisi
m. genioglossus kanan lidah atrofi dan berkerut. D. Bila pasien diminta
intuk mengeluarkan lidah, uiung lidah menuniuk ke
sisi /esr. E.-Oigo dan insersio dan arah tarikan m'
ge'
nioglossus.
866 BAB 11: Kepata danLeher

Refleks Pupil oideum dan cellulae mastoideae (mastoiditis acuta).


Refleks pupil adalah reaksi pupil terhadap cahaya Mastoiditis akut dapat diikuti oleh penyebaran
. inieksi
dan
.akomodasi, dan bergantung pada keutuhu" j;r;;
yang lebih luas darl telinga tengah.'Meningen aun o-
saraf' Pada refleks cahaya.langsung, pupil normal
bus temporale cerebri terTetak ji F;;y;;;r""
f

secara refleks akan mengecil bila pupiidisinari .rh";;. "turnfr. Jun unru,
infeksi ke arah ini runy"ouf kan meningiti,
lmpu.ls saraf berjalan dari retina melalui n. opticus
me-
cerebrilobustemporalii. oiluardindingmedialtelinga
nuju ke chiasma opticum dan kemudian melalui tractus tengah (cavum tympani) terdapat
n. facialis dan telinga
opticus' Sebelum mencapai corpus geniculatum late-
dalam. Penyebaran infeksi ke arah ini dapai mengaki-
rale, serabut-serabutyang berhubungln dengan reflekbatkan kelumpuhan n. facialis dan labyrinthis dis"ertai
ini meninggalkan tractus dan berjalan runilu ke nu- vertigo. Dinding posteriorantrum mastoideum berhu-
cleus oculomotorius pada kedua sisi melalul nr.luu, bungin dengan"sinus sigmoideus. lika infeki ;;;y"-
pretectalis. Dari bagian parasimpatis nucleus ini "rerjadi
keluar serabut-serabut eferen-mesencephalon runrl,
akan bar ke arah ini dapar thr;;;;ri; ,i"r, iig
moideus, Berbagai lompli'kasi ini menekankan pen-
ganglion ciliaris melalui saraf ke m. obliquus inferior. tingnya mengetahui anatomi daerah ini.
Serabut-serabut postganglionik berjalan ke m. con_
sctrictor pupillae melalui n. ciliaris brevis. MUIUT
Refleks cahaya konsensual diperiksa dengan me_
nyinari sebuah mata dan perhatikan rrr""S*il"yl M,ulut merupakan suatu daerah penting pada tubuh
pada mata yang lain. Refieks ini mungkii k;;";;
o;oif vang_ harus
diperiksa dokter. Tidak perlu diseburkan ju-
aferen yang dibicarakan di atas berjflan n-,"i"f ri
i;;; ga, bahwa dokter harus dapat mengenali semua struk-
cleus parasimpatis kedua n. oculomotorius. "r- tur yang tampak di dalam mulut dan memahami variasi
Refleks akomodasi adalah rn"ngu.itnv, pupil yans
terjadi bila seseorang mendadak riurfolurUl ;;i":
l-"-il"l dari warna
struktu.r-struktur
membrana. mucosa yang meliputi
yang ada di bawahnya. suplai saraf
nya pada objek dekat serelah sebelumnla-.lrf"["r- dan a.liran limfe rongga mulut harus diketahui
1e1-so1it<
kan pada objek jauh. tmpuls saraf beryaian Jrri *i", jysa 1,1s1 perlu diingat hubungan yang erat antara n.
melalui n. opticus, chiasma opticum,'tr*tri"oj.rr. lingualisd.an.gigimolarketiga bawah. Dekatnyaductus
corpus geniculatum laterale, radiatio.jpir.", a""["n"i submandibu.laris dengan dasar mulut memungkinkan
untuk
lobus occipitalis cerebri. correx uitr;i ilrhrb;;;;; .meraba calculus pada kasus pembengkakan
dengan area penglihatan cortex lobus frontal;. d;; glandula submandibularis yang berulang.
sini, jaras-jaras eferen berjalan ke nucleus parasimpatis
, __^
n. oculomotorius. Dari sini, impuls eferen il;;;p;;: Laserasi Lidah
constrictor pupillae melalui n. oculomotorius, ganglion Luka pada lidah sering diakibatkan oleh gigi pasien
ciliaris, dan n. ciliares breves. pada puturan y;;g ;;;;"iai dagu pasien dengan
lidah sedikit terjulur. Dapat pula terjadi bila pasien se_
Trl-lNcn cara tidak rungilu menggigit lidahnya sewaktu makan,
selama pemulihan setelah pembiusan, atau selama
Pemeriksaan Membrana Tympanica
pemeriksaan membrana
rym.panica dengan otoskop ;Xnffi""Jlj::;'r?:'f,:',:^j:?
Hf:3f;:15ru3ru:,*
dipermudah dengan mula-mula melurus[an meatus dari laierasi,
sehingga menutupi cabang-cabang a. li-
acusticus externus dengan cara menarik auricula ke ngualis.
ata.s dan belakang pada orang dewasa, dan lurus
ke
belakang atau ke belakang dan bawah pada
- , ffii:ilffiffi:3:[13?:,''#
sanya, membrana tympanica berwarna kelab
dan,cekung ;::::*uan murur dengan oropharynx, dan hi-
dung dengan nasopharynx, terdapat kumpuian jaringan
Infeksi dan otitis Media limfoid yang sangat penting ai kiinit<. Tonsilla;;i;;;,
organisme patogen dari nasopharynx dapat dan tonsilla pharyngealis adalah yang terpenting.
, masuk
ke telinga tengah dengan berjalan ke atas ,ututri tun" Tonsil dan Tonsilitis
auditiva. lnfeksi akut dari telinga tengah (otitis media) 'v"'t
menyebabkan membrana tympanici menonjol dan Tonsila palatina mencapai ukuran terbesarnya pada
berwarna merah. masa anak-alak. Sesudah pubertas, bersama dengan
jaringan limfoid di dalam tubuh lainnya, akan rnung_
KorvpLtr,qstorttts MEDIA alamiatrofisecara perlahan-lahan. Tonsila palatina mJ-
Pengobatan otitis media yang tidak adekuat dapat rupakan tempat infeksi yang sering dan menimbulkan
menyebabkan infeksi menyebar ke dalam antrum mas- sakit leher dan panas.' NJAi tympnoidei cervicales
ANATOMI PERMUKAAN 867

profundi yang terletak di bawah dan belakang angulus Hipertrofi yang sangat berlebihan menutupi apertura
mandibulae yang menampung cairan limfe dari organ nasalis posterior dan menyebabkan pasien mengorok
ini, biasanya membesar dan nyeri tekan. Serangan ton- keras pada malam hari dan bernafas melalui mulut
silitis yang berulang sebaiknya diatasi dengan tonsilec- yang terbuka. Letaknya yang sangat dekat dengan tuba
tomy, V. palatina externa yang terletak lateral terhadap auditiva menyebabkan tuli dan otitis media berulang.
tonsil, dapat menjadi sumber perdarahan pasca bedah, Adenoidectomy adalah pengobatan yang dianjurkan
setelah tonsilektomi. datam kasus hipertrofi adenoid dengan infeksi.
Abses peritonsillaris (Quinsy) disebabkan oleh Nasopharynx dapat dilihat di klinik dengan meng-
penyebaran infeksi dari tonsila palatina ke jaringan ikat gunakan cermin yang dimasukkan lewat mulut (Cam-
longgar di luar capsula (Cambar 1 1-106). bar 11-62).
Tonsilla pharyngeus atau tonsilla nasopharynx ter-
diri atas kumpulan jaringan limfe di bawah epitel atap Fossa Piriformis dan Corpus Alie:num
nasopharynx. Sepertitonsilla palatina, tonsilla ini men-
Fossa piriformis adalah recessus pada membrana
capai ukuran terbesarnya pada masa anak-anak dan
mulai mengalami atrofi setelah pubertas. mucosa di kanan dan kiri aditus laryngis' Di medial,
Hipertrofi jaringan limfoid yang berlebihan, biasanya fossa ini dibatasi oleh plica aryepiglottica dan di lateral
dihubungkan dengan infeksi dan menyebabkan tonsilla oleh cartilago thyroidea. Fossa ini penting di klinik
pharyngeus membesar, dan biasanya disebut adenoid. karena merupakan tempat sering tersangkutnya benda-

m. palatopharyngeus
v palatina extema vagina carotica

v. jugularis intema
m. constrictor superior
a. carotis intema a. carotls lntema

abses

"
*.,"', peritonsillaris
/
a. tonsillaris

tonsilla
palatina

kapsul tonsil

ramus
mandibulae

m. palatoglossus

vestibulum oris
plica
glossoepiglottica
m. buccinator

bibir bawah

palatina
Gambar 11-106. potongan hoizontal melalui mulut dan oropharynx. Pada sisi kiri, diperlihatkan tonsila
pada kanan dipertihatkan letak abses peritonsillaris. Perhatikan hubungan
normal dengan batas-bltasnya; sisi
abses den-gan m. constricior' pharyngeus superior dan selubung carotis. Pintu masuk ke dalam
larynx
diperlihatkan juga di bawah dan belakang lidah.
868 BAB 11: Kepala dan Leher

benda tajam seperti tulang ikan. Adanya benda asing Corpus Alienum di Dalam Hidung
itu menyebabkan pasien segera muntah dengan kuat.
Benda asing (corpus alienum) di dalam hidung se-
Jika sampai benda asing tertancap di sana, sulit bagi
pasien untuk mengeluarkannya tanpa bantuan dokter. ring terjadi pada anak-anak. Adanya septum nasi dan
concha yang melipat mirip kerang, memudahkan ter-
Kantung Pharynx tahannya balon, kacang, dan mainan kecil.

Pemeriksaan bagian bawah permukaan posterior M. Fpistaxis


constrictor pharyngeus inferior menunjukkan adanya
celah potensial di antara serabut-serabut atas yang [pistaxis atau perdarahan dari hidung, merupakan
oblik dengan serabut-serabut bawah yang horizontal kondisi yang sering terjadi. Penyebab yang paling se-
(m. cricopharyngeus). Daerah ini ditandai dengan ada- ring adalah mengorek-ngorek hidung. Perdarahan da-
nya lekuk pada mucosa. Diyakini bahwa fungsi m. cri- pat berasal dari arteri atau vena, dan kebanyakan terjadi
copharyngeus ini adalah untuk mencegah masuknya pada bagian anteroinferior septum seda mengenai ca-
udara ke dalam oesophagus. Bila m. cricopharyngeus bangcabang septalis a. v. sphenopalatina dan a. v. facialis.
gagal berelaksasi pada saat menelan, tekanan di dalam
pharynx meningkat dan mendorong mucosa dan sub- Sinusifis dan Pemeriksaan Sinus Paranasales
mucosa lekuk ini ke posterior, membentuk sebuah di-
lnfeksi sinus paranasales merupakan komplikasi
verticulum. Sekali terbentuk, diverticulum berangsur-
yang lazim terjadi pada infeksi hidung. Kadang-kadang
angsur membesar dan terisi makanan setiap makan.
penyebab sinusitis maxillaris adalah meluasnya abses
Oleh karena tidak dapat meluas ke posterior karena
akar gigi. Sinus frontalis, sinus ethmoidalis, dan sinus
adanya columna vertebralis, kantung ini akan meluas
maxillaris dapat dipalpasi untuk menemukan adanya
ke bawah, biasanya pada sisi kiri. Adanya kantungyang
daerah yang nyeri tekan. Sinus frontalis dapat diperiksa
berisi makanan ini menyebabkan kesulitan menelan
(dysphagia).
dengan menekan jari ke atas di bawah ujung medial
margo superiororbita. Di sini dasarsinus frontalis dekat
permukaan.
Hloutrtc Sinus ethmoidalis dapat dipalpasi dengan mene-
kankan jari ke medial, pada dinding medial orbita.
Pemeriksaan Cavum Nasi
Nyeri tekan sinus maxillaris dapat diperiksa dengan
Pemeriksaan cavum nasi dapat dilakukan dengan menekankan jari pada dinding anterior maxilla di
memasukkan speculum melalui nares externa atau un- bawah margo inferior orbita. Tekanan pada N. infra-
tuk melihat choanae dan pinggir posterior septum, kita orbitalis menunjukkan peningkatan sensitivitas.
dapat menggunakan cermin di dalam pharynx (Cambar Dengan mengarahkan berkas lampu senter melalui
11-62). mulut atau melalui pipi di dalam ruang gelap, dokter
Perlu diingat bahwa septum nasi jarang terdapat di sering dapat menentukan apakah sinus maxillaris terisi
garis tengah. Deviasi septum yang hebat dapat meng- penuh oleh cairan radang atau udara. Metode transilu-
hambat drainase hidung dan sinus paranasalis. minasi ini sederhana dan efektif. Pemeriksaan radiolo-
gis terhadap sinus-sinus juga dapat membantu menegak-
Trauma kan diagnosis. Harus selalu dibandingkan penemuan
Dinding cavum nasi diuraikan secara lengkap pada klinis sinus sisi yang satu dengan sisi lainnya.
halaman 803. Fractura tulangtulang hidung sering ter- Sinus frontalis dipersarafi oleh N. supraorbitalis,
jadi. Pukulan langsung dari depan dapat berakibat satu yang juga mempersarafi kulit dahi dan kulit kepala
atau kedua os nasale bergeser ke bawah dan dalam. sampai ke vertex. Oleh karena itu tidak heran bila
Fractura lateral juga dapat terjadi, yaitu os nasale ter- pasien dengan sinusitis frontalis merasakan nyeri pada
desak ke dalam dan satunya lagi ke luar. Septum nasi daerah-daerah ini. Sinus maxillaris juga dipersarafi oleh
biasanya tidak ikut terkena. N. infraorbitalis dan dalam kasus ini nyeri dirasakan di
rahang atas dan gigi-geliginya.
Infeksi Cavum Nasi Sinus frontalis bermuara ke dalam hiatus semilu-
naris melalui infundibulum, dekat dengan muara sinus
lnfeksi cavum nasi dapat menyebar ke berbagai maxillaris pada dinding lateral hidung. Jadi tidak aneh
arah. Sinus paranasalis sangat mudah terkena infeksi. bila ditemukan pasien dengan sinusitis frontalis hampir
Organisme dapat menyebar melalui nasopharynx dan selalu disertai dengan sinusitis maxillaris. Sinus maxil-
tuba auditiva ke telinga tengah. Organisme dapat me- laris terutama peka terhadap infeksi karena lubang
nyebar ke atas ke meningen fossa cranii anterior mela- drainasenya melalui hiatus semilunaris terletak kurang
lui selubung n. olfactorius yang menembus lamina menguntungkan, yaitu dekat atap sinus. Dengan per-
cribrosa dan menimbulkan meningitis. kataan lain, sinus ini harus terisi penuh dengan cairan
ANATOMI PERMUKAAN 869

A. Palsi n. laryngeus
extem bilateral
,.,,**@j*_
cartilago comiculata

Potongan lengkap
bilateral n. laryngeus
recurrens dextra

msprasl

C. Potongar lengkap
bilateral n. larpgeus
recurTens

D. Potongan lengkaP
unilateral n. laryngeus
recunens dextra

E. Potongan Parsial
bilateral n. lary,ngeus
recurTens

rnsplrasl

Gambar 11-107. Posisi Plica vocalis (pita suara) setetah kerusakan n. latyngeus externus dan n.
laryngeus
recurrens.

sebelum dapat dikeluarkan dengan pasien dalam posisi dekat sekali dengan arteri kelenjar ini' N' laryngeus
berdiri. Hubungan akar gigi di dalam maxilla dengan recurrens sinistra mungkin terlibat juga dalam car-
lantai sinus maxillaris telah dijelaskan sebelumnya. cinoma bronchial atau oesophagus atau metastasis
sekunder pada nodi lymphoidei mediastinum. N' Iary-
ngeus recurrens sinistra dan dextra dapat rusak akibat
LRnvrux kJganasan yang melibatkan nodi lymphoidei cervicales
profundi.
lesi Nervus Laryngeus Pemotongan n. laryngeus externus mengakibatkan
Otot-otot larynx dipersarafi oleh N. laryngeus re- lemahnya suira karena plica vocalis tidak dapat dite-
currens, kecuali M. cricothyroideus yang dipersarafi gangkan. M. cricothyroideus lumpuh (Cambar 11-107)'
oleh N. laryngeus externus. Kedua saraf ini mudah Pemotongan unilateral total n. laryngeus recur-
cedera pada operasi glandula thyroidea, karena terletak rens mengakibatkan plica vocalis pada sisi lesi berada
870 BAB 11: Kepala danLeher

orientasi inlet
la4'ngeal

palatum durum plica


vocalis
plica vestibularis

rima glottidis

{ mLLa
\Pemeriksa

cartilago
cune iformis

cartilago
comiculata

A jalan masuk ke laring dalam

93.^!"'.11-108. lnspeksi ptica vocalis secara tidak langsung melalui cermin larynx (A) dan metalui laryngoscopy
(B). Perhatikan orientasi struktu r-struktur yang memoentuk iaitus
taryngis.

dalam posisi antara abduksi dan adduksi. plica ini ter_ pada otot-otot abduktor daripada otot-otot adduktor.
letak tepat di lateral garis tengah. Fungsi berbicara tidak Plica vocalis yang terkena mengambil posisi adduksi di
banyak terganggu, karena plica voialis sisi lainnya garis tengah (Cambar 11-108). Kejadian ini belum da-
berkompensasi dengan bergerak ke arah plica vocalis pat dijelaskan dengan memuaskan. Harus dipikirkan
sisi lesi (Cambar 11-107). bahwa otot-otot abduktor memperoleh lebih banyak
Pemotongan bilateral total n. laryngeus recurrens saraf daripada otot-otot adduktor, sehingga kerusakan
mengakibatkan kedua plica vocalis berada dalam po- parsial n. laryngeus recurrens mengakibatkan cedera
sisi di antara abduksi dan adduksi. Fungsi bernafas serabut-serabut saraf ke otot-otot abduktor yang lebih
terganggu karena rima glottidis sebagian tertutup dan banyak. Kemungkinan lainnya adalah serabut-serabut
penderita tidak dapat berbicara (Cambar 11,107). saraf ke otot-otot abduktor berjalan dalam keadaan
Pemotongan unilateral sebagian n. laryngeus re. lebih terpajan di dalam n. laryngeus recurrens dan kare-
currens mengakibatkan derajat paralisis yang lebih besar nanya lebih mudah cedera.
ANATOMI PERMUKAAN 871

posisi netral, sumbu mulut


Gambar I1-10g. Sumbu anatomi untuk intubasi endotracheal. A. Dengan kepala dalam
(M), sumbu trachea (T), dan sumbu pharynx (P) tidak berada dalam satu garis s4tu dengan yang lain' B Jika
'kepala posisi yang benar' Jika
diesktensikan pada articulatio atlanto-occipitalis, sumbu mulut tertetak datam
kepala diganjal dengan bantat, fleksio pada pars cervicalis columna vetiebralis, sumbu trachea dan pharynx
berada datam satu garis dengan sumbu mulut'

Pemotongan bilateral sebagian n. laryngeus re- Edema Membrana Mucosa LarYnx


currens mengakibatkan paralisis bilateral otot-otot ab-
Membrana mucosa larynx melekat secara longgar
duktor dan mendekatkan kedua plica vocalis (Cambar
pada struktur yang ada di bawahnya dengan peranta-
11-107). Kemudian timbul sesak napas (dyspnea) akut
raan jaringan ikat submucosa. Di daerah plica vocalis,
dan stridor, sehingga diperlukan cricothyroidotomy
rurn'bruni mucosa ini melekat erat pada ligamentum
atau tracheostomY.
872 BAB 11: Kepala dan Leher

vocale. Kenyataan ini penting di klinik, dalam kasus Sumbu Anatomi yang Penting
edema larynx. Pengumpulan cairan jaringan menye- untuk Intubasi Endotrachea
babkan membrana mucosa di atas rima glottidis mem-
bengkak dan menghambatjalan napas. Pada kasus berat Jalan napas bagian atas mempunyai tiga sumbu yang
diperlukan cricothyroidotomy atau tracheotomy. harus dijajarkan jika glottis akan dilihat secara adekuat
melalui laringoskop, yaitu sumbu mulut, sumbu phar-
Cermin Laryngeal dan Laryngoscope ynx, dan sumbu trachea (Cambar 11-.l09).
Prosedur berikut ini adalah penting, yaitu: (l) ke-
Bagian dalam larynx dapat diamati secara tidak
pa Ia diekstensiokan pada articu latio atlanto-occi pital is,
langsung melalui cermin larynx yang dimasukkan me-
lalui rima oris ke dalam oropharynx (Cambar 11-108).
Cara ini
menyebabkan sumbu mulut berada dalam
posisi yang tepat. (2) Leher difleksiokan pada vertebra
Metode langsung dengan menggunakan laringoskop
lebih memuaskan. Leher diganjal dengan bantal dan C4 sampai CZ dengan mengangkat belakang kepala
kepala dalam keadaan ekstensi penuh pada articulatio
dari meja, seringnya dengan cara diganjal dengan
atlanto-occipital is. I nstrumen berlampu d imasukkan ke
bantal. Cara ini menyebabkan sumbu pharynx dan
trachea berada dalam satu garis dengan sumbu mulut.
dalam larynx melalui bagian belakang lidah (Cambar
11-108). Vallecula, fossa piriformis, epiglottis, dan
plica aryepiglottica dapat dilihat dengan jelas. Dua
Aktivitas Refleks Akibat Intubasi Endotracheal
elevasi yang disebabkan oleh cartilago corniculatum
dan cuneiforme dapat dikenali. Di dalam larynx, Rangsangan pada membrana mucosa saluran nafas
tampak plica vestibularis dan plica vocalis. plica bagian atas selama proses intubasi dapat mengakibat-
vestibularis terfiksasi, tampak terpisah dan berwarna kan perubahan cardiovaskular seperti bradikardi dan
kemerahan. Plica vocalis bergerak dengan respirasi dan hipertensi. Perubahan-perubahan ini sebagian besar
berwarna putih. Dengan pernapasan tenang, rima terjadi melalui cabang-cabang N. vagus.
glottidis berbentuk segitiga dengan puncak di depan.
Pada inspirasi dalam, rima glottidis berbentuk wajik
karena rotasi ke lateral dari cartilago arytenoidea.
Jika pasien diminta bernapas dalam, plica vocalis
berada dalam posisi abduksi yang maksimal dan bagian
dalam trachea dapat dilihat.

Pelajari riwayat kasus berikut ini dan pilihlah jawaban menyebabkan benjolan di bawah dan belakang
terbaik dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat sesu- angulus mandibulae,
dahnya, B. Limfadenitis cervlcalis tuberkulosis adalah infeksi
krcnis yang dapat masuk ke tonsil dan menyebar
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa melalui kelenjar limfe.
ke dokter ahli anak karena ibunya melihat ada se- C. Lamina superficialis fasciae colli profunda dapat
buah benjolan kecilyang tidak nyeridi bawah dan membatasi penyebaran infeksi di dalam leher.
belakang angulus mandibulae sisi kanan. pada D. lnfeksi tuberkulosis kelenjar limfe biasanya me-
pemeriksaan ditemukan benjolan itu terletak su- nyebar ke kelenjar limfe lainnya di dalam kelompok
perlicial, teraba dingin, dan tidak tampak merah. dan melekat satu dengan yang lain.
Pada palpasi leher dengan cermat, ditemukan E. lnfeksi tuberkulosis mengakibatkan destruksi ke-
adanya dua benjolan padat yang berdekatan di lenjar limfe dengan pembentukan nanah (pus)
bawah pinggir anterior m. sternocleidomastoi- yang kemudian menyebar melalui fascia profunda,
deus kanan. Pemeriksaan tonsilla palatina me- dan menimbulkan abses dingin yang besar di ba-
nunjukkan adanya hipertrofi ringan pada kedua wah kulit.
sisi dengan sedikit pustula yang keluar dari F. lnfeksi sekunder pada abses dingin menyebabkan
crypta tonsillaris sisi kanan. Pasien tidak menun- abses pecah ke kulit dan menimbulkan sinus yang
jukkan adanya pyrexia. mengeluarkan discharge.

1. Fakta-fakta berikut ini yang terdapat pada kasus Seorang perempuan berusia 25 tahun mengun-
sesuai dengan limfadenitis cervicalis kronis, kecuali. jungi dokter dengan keluhan adanya benjolan di
A. Cairan limfe mengalir dari tonsil ke nodi lymphoidei bagian depan leher, disertai sesak napas. Pada
cervicales superficiales, yang bila membesar akan pemeriksaan ditemukan adanya sebuah benjolan
ANATOMI PERMUKAAN
873

kecil, konsistensi padat, dan terletak di sebelah gerakkan lidah, dan lidah perlu ditarik keluar se-
kiri garis tengah leher. Benjolan tersebut tidak cara langsung dari dinding posterior pharynx'
melekat pada kulit, tetapi bergerak ke atas pada
4. Alasan dokter tidak dapat menarik lidah ke depan pada
saat . menelan. Kira-kira 2 minggu yang lalu' pasien ini yang paling mungkin adalah: .
beniolan ini tiba-tiba membesar dan nyeri tekan;
akibatnya pasien merasakan sulit bernapas.
A. N. frypogtossus cedera pada kedua sisi leher'
B. Spasme m. stYloglossus'
2. Fakta-fakta berikutini yang terdapat pada kasus men- C. Pars mandibularis m. genioglossus terpisah karena
dukung diagnosis adenoma glandula thyroid, kecuali' fractura bilateral corpus mandibulae'
A. Lamina pretrachealis fasciae colli profunda meng- D. Adanya bekuan darah di dalam mulut'
ikatkan glandula thyroid ke larynx, yang bergerak E. Penolakan Pasien
ke atas Pada saat menelan'
B. Masing-masing lobus glandula thyroidea berhu- Setelah memasukkan laringoskop pada seorang
bungan erat dengan sisi-sisi trachea.
pasien, ahli anestesi melihat struktur-struktur be-
C. lsthmus glandula thyroidea ditemukan menyilang rifut ini berurutan dari basis linguae ke trachea'
di depan cincin trachea ketiga, keempat, dan ke-
lima.
5. Semua struktur berikut ini benar, kecuali:
D. Pembesaran benjolan yang mendadak dapat dije- A. Plica glossoepiglottica mediana dan valleculae'
laskan oleh adanya perdarahan ke dalam adeno- B. Kedua plica glossoepiglottica lateralis'
ma.
C. Pinggir atas ePiglottis.
E. Benjolan terlelak superficial terhadap m sterno- D. Plica aryePiglottica
thyroideus kiri.
E. Benjolan buiat dari cartilago cuneiformis dan corni-
culata.
F. Kesulitan bernapas akibat adenoma menekan
F. Plica vestibularis yang mudah bergerak
trachea, sehingga menutup sebagian dari trachea'
G. Plica vocalis yang berwarna putih beserta rima
Seorang laki-laki berusia 70 tahun pergi ke dokter glottidis.
dengan keluhan benjolan yang tidak nyeri di ba'
watr dagu. Pada anamnesis diketahui bahwa dia
Seorang remaja berusia 17 tahun dibawa ke
pertama kali mengetahui beniolan tersebut kira- ruang gawat darurat setelah mengalami luka tu-
suk di bagian depan lehernya' Luka ditusuk pisau
kira 4 bulan yang lalu dan benjolan tersebut
tersebut lerdapat di sisi kiri leher, tepat lateral
lambat-laun membesar. Karena beniolan tersebut
terhadap cornu maius os hyoideum' Pada peme'
tidak mengganggu, dia tidak mengkhawatirkan-
riksaan fisik, pasien diminta untuk menjulurkan
nya. Pada pemeriksaan ditemukan sebuah ben-
lidahnya, dan terlihat lidah deviasi ke kiri'
iolan kecil dan keras di daerah trigonum sub-
mentale. Benjolan tersebut mudah digerakkan 6. Fakta{akta berikut ini dapat menielaskan tanda{anda
dari dasarnya dan tidak melekat pada kulit' fisik pada Pasien ini, kecuali.
n. nl. genioglossus berperan untuk menjulurkan lidah'
3. Faktalakta berikut ini mendukung bahwa benjolan B. M,
-genioglossus
dipersarafi oleh n glossophary-
keras tersebut merupakan metastasis sekunder di nodi
ngeus.
lymphoidei, kecuali.
C. Kelumpuhan m. genioglossus kiri menyebabkan m'
A. Nodi lymphoidei submentales terletak di trigonum genioglossus kanan menarik lidah ke depan dan
submentale tepat di bawah dagu.
memutar ujung lidah ke sisi kiri'
B. Nodi lymphoidei submentale mengalirkan limfe dari N. hypoglossus berjalan turun di leher, di antara a' ca-
ujung-lidah, dasar mulut di daerah Jrenulum li-
D.
rotis interna dan v. iugularis interna
n-guae, gusi dan gigi incisivus, sepertiga tengah
E. Kira-kira setinggi ujung cornu majus os hyoideum'
bibir bawah, dan kulit dagu.
n. hypoglossus membelok ke depan dan menyi-
C. Ulcus carcinoma yang kecil dengan dasar yang ke-
lang'a. Carotis interna dan a carotis externa' serta
ras ditemukan disisi kanan lidah dekat ujung lidah'
a. lingualis masuk ke lidah'
D. Nodi lymphoidei cervicales profundi di bawah m'
Ujung pisau merusak n' hypoglossus kiri
sternocleidomastoideus menampung cairan limfe
F.
dari nodi lymphoidei submentales. Seorang perempuan berusia 43 tahun dibawa ke
E. Nodi tympfroiOei submentales terletak profunda ruang gawat darurat karena adanya abses besar
dari bagian superf icialis glandula submandibularis' Oi teig-ah trigonum colli posterius kanan' Abses
ini Oeiwarnimerah, panas' dan fluktuasi' Abses
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke
menuniukkan tanda-tanda melenting, akan pe-
ruang giwat darurat dengan cedera maxillofacial
catr. Dokter memutuskan melakukan insisi abses
yang nlOat karena kecelakaan mobil' Evaluasi
seba- tersebut dan memasang drain' Lima hari kemu-
ialan napas menunjukkan adanya obstruksi dian pasien itu kembali untuk mengganti perban'
gian. Meskipun ada fractura mandibula, dicoba
Dia menyatakan bahwa dia merasa lebih baik dan
menggerakan lidah ke depan dari dinding poste'
letrernya tidak lagi merasa sakit' Namun terdapat
rior liarynx dengan jalan mendorong angulus
satu nat yang aiXnawatirkannya, yaitu dia tidak
mandibulae ke depan' Manuver ini gagal meng-
874 BAB 11: Kepala dan Leher

dapat mengangkattangan kanannya melewatj ba- B. Hematoma terletak tepat di bawah aponeurosis
hu untuk menyisir rambutnya. epicranialis dan superficial periosteum os occipi-
tale.
7. Tanda{anda dan gejala-gejala pada kasus Int me- C. Benjolan tidak terletak pada jaringan subcutaneous
nunjukkan bahwa pars spinalis n. acessoris terkena
kulit kepala.
insisi, kecuall;
D. Hematoma terbatas pada satu tulang tengkorak
A. Mengangkat tangan di atas kepala membutuhkan
dan terletak di bawah periosteum.
kontraksi m. trapezius dengan dibantu oleh m. ser-
E. Pinggir benjolan dibatasi dengan perlekatan peri-
ratus anterior, yaitu untuk memutar scapula se-
osteum ke ligamentum sutura.
hingga cavitas glenoidalis menghadap ke atas.
B. M. trapezius dipersarafi oleh pars spinalis n. aces- Seorang gadis berusia 17 tahun pergi ke ahli kulit
sorius. karena jerawat yang sangat banyak di wajahnya.
C. Pada saat menyilang di trigonum colli posterior, Pada pemeriksaan ditemukan adanya abses kecil
pars spinalis n. acessorius terletak dalam, ditutupi di samping hidung. Pasien ini diberikan antibiotik
oleh kulit, fascia supedicialis, lamina superficialis dan diperingatkan agar tidak memencet abses
fascia colli profunda, dan m. levator scapulae. tersebut.
D. Petunjuk permukaan dari pars spinalis n. acessoris
adalah sebagai berikut: bagi dua tegak lurus garis 10. Fakta{akta berikut mengenai pasien ini menekankan
yang menghubungkan angulus mandibulae de- mengapa penting pengobatan yang tepat pada kasus
ngan ujung processus mastoideus. Teruskan de- seperti ini, kecuali:
ngan garis kedua, ke bawah dan belakang, me- A. Kulit di daerah antara mata, bibir atas, dan sisi
nyilang trigonum posterior. hidung merupakan daerah berbahaya untuk infeksi
E. Pisau yang membuka abses memotong n. aces- kulit.
' sorius. B. Area berbahaya ini diurus oleh v. facialis.
C. Gangguan pada jerawat seperti memencet atau
Seorang perempuan berusia 35 tahun menjalani menusuk dapat menyebabkan penyebaran infeksi
thyroidectomy partial sebagai pengobatan thyro- dan thrombosis v. facialls.
toxicosis. Selama operasi sebuah ikatan dari a. thy- D. V. facialis berhubungan dengan sinus cavernosus
roidea superior kanan terlepas. Untuk menghen- melalui v. ophthalmica superior dan inferior,
tikan perdarahan, ahli bedah menjepit arteri itu E. Thrombosis sinus cavernosus dapat terjadi oleh
dengan klem arteri. Operasi itu selesai tanpa penyebaran infeksi melalui darah vena.
gangguan lain. Keesokan harinya, pasien berbi- F. Darah di dalam v. facialis tidak dapat mengalir ke
cara dengan suara serak. atas karena adanya katup.

8. Fakta{akta berikut pada pasien ini dapat menjelaskan Seorang anak berusia 7 tahun dengan otitis media
suara serak, kecuali: sisi kanan diberi pengobatan dengan antibiotik.
A. Pemeriksaan laringoskop menunjukkan Organisme tidak bereaksi terhadap pengobatan
bahwa
ligamentum vocale kanan kendur, dan ini menye- ini, dan infeksi menyebar ke antrum mastoideum
babkan suara serak. serta cellulae mastoideae. Ahli bedah memutus-
B. Ligamentum vocale tegang akibat kontraksi kan untuk melakukan operasi radikal mastoid.
m.
cricothyroideus. Setelah operasi ditemukan bahwa wajah anak itu
C. M. cricothyroideus menarik cartilago cricoidea mengalami distorsi.
miring ke belakang dan menarik cartilago thyroidea
11. Tanda{anda dan gejala-gejala berikut ini mendukung
ke depan.
bahwa n. facialis kanan mengalami cedera selama
D. M. cricothyroideus dipersarafi oleh n. laryngeus operasi, kecuali:
recurrens.
E. A. thyroidea superior berhubungan erat dengan n.
A. Mulut ditarik ke atas dan arah kanan.
B. Dia tidak dapat menutup mata kanannya.
laryngeus externus.
C. Saliva cenderung berkumpul pada pipi kanannya.
D. Saliva cenderung menetes dari sudut mulutnya.
Seorang laki-laki berusia 46 tahun dibawa ke
ruang gawat darurat setelah dipukul jatuh pada
E. Seluruh otot-otot wajah sisi kanannya lumpuh.
perkelahian di jalan. Dia terkena pukulan di ke- Seorang perempuan berusia 43 tahun pergi ke
pala dengan botol kosong. Pada pemeriksaan dokternya dengan keluhan nyeri hebat yang hi-
pasien sadar dan pada bagian belakang kepala lang timbul pada wajah sisi kanannya. Nyeri ini
terdapat benjolan besar seperti donat yang ter- akan bertambah hebat bila sisi kanan wajah pe-
batas pada daerah di sekitar os occipitale. Kulit rempuan ini terkena udara dingin. Nyeri ini se-
utuh, dan pada palpasi benjolan berfluktuasi. perti ditusuk-tusuk dan berkurang dalam waktu
12 iam, kemudian akhirnya menghilang. Saat
9. Fakta-fakta berikut ini cocok untuk pasien ini, kecuati. diminta untuk menunjukkan daerah nyeri itu
A. Walaupun hematoma itu besar, tetapi tidak meluas dirasakan pada wajahnya, pasien menunjukkan
ke depan ke margo orbitalis dan tidak meluas ke area kulit di mandibula sisi kanan yang meluas ke
lateral sampai ke linea temporalis. belakang dan atas sisi kepala sampai ke vertex.
ANATOMI PERMUKAAN 875

12. Tandatanda dan gejala-gejala berikut pada pasien ini 14. Dibuat diagnosis perdarahan ekstradural berdasarkan
sangat mendukung diagnosis neuralgia trigeminal, fakta-fakta berikut, kecuali.
kecuali. A. Pukulan ringan pada sisi kepala dapat dengan
A. Daerah kulit yang dirasakan nyeri oleh pasien ini mudah menyebabkan fractura pada bagian ante-
dipersarafi oleh divisi mandibularis n. trigeminus. roinferior os parietale yang tipis.
B. Nyeri seperti ditusuk-tusuk merupakan ciri khas B. Ramus posterior a. meningea media dapat terpu-
penyakit ini. tus pada tempat fractura.
C. Mekanisme pencetus, rangsangan pada daerah C. Terjadi perdarahan arterial di luar lapisan meni-
yang menerima persarafan sensorik dari n. trige- ngeal duramater.
minus, merupakan ciri khas neuralgia trigeminal. D. Bekuan darah yang besar terdapat di luar dura-
D. Pemeriksaan fungsi m. masseter dan m. tempo- mater menambah tekanan pada ujung bawah
ralis memperlihatkan bukti-bukti melemahnya otot- gyrus precentralis.
otot sisi kanan. E. Ujung bawah gyrus precentralis atau area motorik
E. Pasien mengalami hyperestesia pada distribusi n. mengurus otot-otot wajah dan otot-otot lengan
auriculotemporalis kanan. atas.

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun sedang Seorang perempuan berusia 49 tahun, pada pe-
bermain darL la membungkuk untuk memungut meriksaan oftalmoskop ditemukan adanya ede-
anak panah yang jatuh ketika anak panah lain ma pada kedua discus nervi optici (papilledema
yang jatuh dari papan bidikan mengenai sisi wa- bilateral) dan kongesti pada kedua vena retina'
jahnya. Pada pemeriksaan di ruang gawat darurat Penyebab keadaan ini adalah tumor intracranial
ditemukan sebuah luka kulit kecil di atas glan- yang membesar dengan cePat.
dula parotidea kanan. Enam bulan kemudian, ibu
15. Fakta-fakta berikut mengenai pasien ini adalah benar,
anak itu memperhatikan bahwa setiap kali se- kecuali.
belum makan anak itu mulai berkeringat banyak A. Tumor intracranial menyebabkan meningkatnya
di daerah kulit wajah di dekat tempat bekas luka tekanan liquor cerebrospinalis.
panah itu.
B. N. opticus dibungkus oleh selubung yang berasal
dari piamater, arachnoidea mater, dan duramater.
13. Fakta-fakta berikut ini dapat menjelaskan fenomena di C. Spatium subarachnoidea intracranial meluas ke
aIas, kecuali. depan di sekitar n. opticus sampai kira-kira sete-
A. Ujung panah itu masuk glandula parotidea dan ngah panjangnya.
merusak serabut-serabut sekretomotorik parasim- D. Dinding v. retina yang tipis mungkin tertekan pada
patis kelenjar. saat vena ini melalui spatium subarachnoidea di
B. Serabut-serabut sekretomotorik ke glandula paroti- sekitar n. opticus.
dea berasal dari ganglion oticum. E. Karena kedua spatium subarachnoidea meluas
C. Serabut-serabut parasimpatis preganglionik ber- dan berhubungan dengan spatium subarachnoi-
asal dari nucleus salivatorius superior n. facialis dea intracranial, kedua mata memperlihatkan ada-
D. Kulit di atas glandula parotidea dipersarafi oleh n. nya papilledema dan kongesti vv. retinae.
auricularis magnus, yang juga rusak oleh anak pa-
nah tersebut. Seorang laki-laki berusia 52 tahun sedang makan
E. Pada waktu penyembuhan saraf-saraf yang rusak, malam di restoran ketika dia tiba-tiba tersedak
sebagian n. parasimpatis glandula parotidea me- karena sepotong tulang ikan. Dia mengeluh dan
nyilang dan bergabung dengan serabut sekreto- mengatakan ada tulang di tenggorokannya.
motorik parasimpatis yang menuju ke kelenjar
' keringat pada ujung akhir n. auricularis magnus. 16. Dengan menduga adanya tulang ikan yang tersangkut
F. Pasien ini menderita Sindrom Frey. di fossa piriformis, maka fakta-fakta berikut ini benar,
kecuali.
A. Fossa piriformis terletak di kedua sisi pintu masuk
Seorang pemain baseball berusia 26 tahun, ter-
larynx.
kena bola pada sisi kanan kepalanya. Pemain ini
terjatuh tetapi tidak pingsan. Setelah beristirahat B. Membrana mucosa yang melapisi fossa piriformis
kira-kira sdtu jam, ia bangun, tampak bingung dan sensitif dan dipersarafi oleh N. laryngeus recur-
rens.
mudah marah. Kemudian, ia terhuyung-huyung dan
jatuh ke lantai. Pada saat ditanya, ia terlihat me- C. Fossa piriformis dibatasi di lateral oleh cartilago
thyroidea dan membrana thyrohyoidea.
ngantuk, dan terlihat adanya kedutan pada daerah
bawah setengah bagian kiri wajah dan lengan kiri.
D. Fossa piriformis dibatasi di medial oleh plica
aryepiglottica.
E. Fossa piriformis diteruskan ke bawah ke dalam
oesophagus.
876 BAB 11: Kepala danLeher

1. A..Cairan limfe mengalir dari tonsil menuju ke ke- 10 F. V. facialis dan v. ophthalmica tidak mempunyai ka-
lompok jugulodigastricus nodi lymphoidei cervicales tup, karena itu darah yang terinfeksi dari wajah dapat
profundi. menyebar ke sinus cavernosus.
2. E. Glandula thyroidea terletak di bawah m. sterno- 11. A. Otot-otot wajah pada sisi kiri mulut pada waktu
thyroideus. berkontraksi menarik mulut ke atas dan kiri, karena
3. E. Nodi lymphoidei submentales tidak ditutupi oleh otot-otot sisi kanan lumpuh.
bagian superficial glandula submandibularis. 12. D. Bagian motorik n. trigeminus tidak terkena pada
4. C. M. genioglossus berasal dari superior spina men- pasien dengan neuralgia trigeminal.
talis di belakang symphisis menti os mandibulae. 13. C. Serabut-serabut sekretomotorik untuk glandula
5. F. Plica vesibularis larynx terfiksasi dan berwarna parotidea berasal dari nucleus salivatorius inferior n.
kemerahan dan plica vocalis mudah bergerak dan glossopharyngeus.
berwarna pucat. 14. B. Ramus anterior a. meningea media dapat terpotong
6. B. M. genioglossus dipersarafi oleh n. hypoglossus. pada tempat fractura.
7. C. Pars spinalis n. acessorius terletak superficial 15. C. Spatium subarachnoidea intracranial meluas ke
terhadap M. levator scapule di trigonum colli posterius. depan di sekitar n. opticus sampai ke belakang bola
8. D. M. cricothyroideus dipersarafi oleh n. laryngeus mata.
externus, yang rusak pada pasien ini. 16. B. Membrana mucosa yang melapisi fossa piriformis
9. B. Hematoma terletak di sebelah dalam dari perios- dipersarafi oleh ramus laryngeus internus n. laryngeus
terum os occipitale. superior dari n. vagus
ANATOMI PERMUKAAN

..,..TitPt,

r,.,' : E, Ramus buccalis divisi :mandibularis N, trige-


PllihanGanda: : .,,.
mlnUs r ,:'
1.r Otot,otot pharynx berikut ini 'rnendapatkan persa-
, rafannya dari plexus pharyngeus melalui pars cia: Pilihlah jawaban yang paling tepat:
nialis N, acessorius, kecuali'; :-
A. M. constrictor pharyngeus superior 8. Fakta-fakta berikut ini benar untuk ganglion stel-
latum, kecuali:
' 8., M. PalatoPtraryngeus : ,:. .,
C. M. stylopharyngeus A. Oibentuk dari gabungan ganglion cervicalis
: inferior dengan ganglion thoracica pertama'
, D. M. consirictdr fharyngeus medius '
B. Mempunyai rami communicantes alba dan
", E. M, salphingopharyngeus l

2. Otot-otot beritut ini yang mengan$kat palatum molle


I
saat menelan hdalah: C. Tuberculum anterior yang besar dari processus
A. M. tensor veli Palatini transversus vertebrae cervicalis kelima meru-
pakan ciri anatomi permukaan yang penting untuk
:
B. M. palatoglossus
, C. M. palatopharyngeus , ' melakukan anestesi ganglion stellalum.
D. M, levator veli palatini I , ,
,
' D. Terletak di , dalam celah antara processus
, E. M. salpingopharyngeus ' transvelsus vertebra ' cervicalis' ketujuh dan
collum costae l.
3. Otot-otot bbrikut ini yang sebagian berinsertio pada
discus arlicularis articulatio temporomandibularis E. Terletak di belakang a. vertebralis'
adalah: L Fakta-fakta berikut ini benar untuk chorda tympani,
kecuali.
A, M.plerygoideus medialis . , ,
postganglionik
B. Serabut-serabut anterior m. temporalis
:

A. Mengandung serabut-serabut
C. M. masseter
, parasimpatis: l

, D. Serabut-serabut posterior m. temporalis B, Mengandung serabut-serabut sensorik khusus.


E, M. pterygoideus iateralis C. Bergabung dengan N. lingualis di fossa infra-
temporalis.
4. Pada pasien dengan visus yang normal, saraf otak
D. Merupakan sebuah cabang N, facialis di dalam os
yang
-t
tergan$gu pada refleks cahaya langsung dan
temporale.
oniensual negatif adalah:
A. N. trochlearis
E. Membawa serabut-serabut sekretomotorik ke
i rB. glandula submandibularis dan sublingualis.
N. opticus
C. N. abducens 10. Fakta-fakta berikut ini benar untuk glandula hypo'
physis cerebri, kecuali.
D. N. oculomotorius -
n. nipisaht<an dari chiasma opticum oleh dia-
E. N. trigeminus
phragma sellae.
5. Seorang pasien tidak mampu:merasakan manisnya
sepotong gula yang diletakkan di bagian anterior B, Sinus sphenoidalis terletak di inferiornya.
lidah. Saraf uanial yang mengalami gangguan ada- C. Menerima suplai darah dari a. caiotis interna
lah:
D. Digantungkandari lantai ventrikel ketigaoleh pars
A. N. hypoglossus anlerior.'- ,

vagus E. Terletak di profunda di dalam sella turcica os


, B.' N. .,

cranium.
C. N, glossopharyngeus
D. N. facialis 11. Fakta:fakta berikut ini benar untuk nodi lymphoidei
E. Divisi maxillaris n. trigeminus submandibulares, kecuali'. :'
'

6. Padii Waktu meminta pasien mengatakan "ah", uvula A, Bermuara ke nodi lymphoidei cervicales pro'
fundi.
terlihat tertarik kb atas kanan: Saraf otak yang
Mengaiirkan cairan limfe dari ujung lidah'
B,
, mungkin terganggu adalah: Mengalirkan cairan timfe dari kulit dahi',
A. N. glossopharyngeus kiri C.
B. N. hypoglossus kanan D, Terleltak pada permukaan superficial glandula
submandibularis.
C. N. accessorius kiri :
,E. Mengalirkan cairan limfe dari membrana mu-
D, N. vagus kanan
cosa yang melaPisi PiPi,
E. N. trigeminus kanan
7, Pada waktu memeriksa perdaraian sensorik wajah, 12. Faktb-fakta berikut ini benar untuk pars cervicalis
penting untuk diin$at bahwa kulit ujung hidung dil oesophagus, kecuali:
persarafi oleh: A, Persaiafan sensorik diurus oleh n, laryngeus re-
currens.
A, Ramus zygomaticus N. facialis
B. Divisi maxillaris N. trigeminus l
C. Divisi ophthalmicus N. trigeminus Berlaniut
D. Ramus nasalis externus N. facialis
878 BAB 11: Kepala danLeher

B. cairan rimre oitririii r.e ilci',iymdijioaita


cales profundi.
i Cocokkan otot-otot orbita di bawah ini dengan p"i""-
rafannya yang sesuai:
C. Merupakan tempat anastomosis portal-sistemik
yang penting. , ' lu.. *.'ii1;,"1paip";1".;up!,,;'i , ',.,:'".,'
,, D. Lumennyasempildiperbataiandenganbiiu'vhx; 17. M. obliquus inferior
i

18. M. rectus lateralis


,, E, ,Mulai,Set!nggip,arritago cricoidea, Oi Oepan cbpUS 19. M. obliquus superior
vertebra cervicalis keenam. 20. M, orbicularis oculi
13. Fakta-fakta berikut ini benar untuk glandula pa- A. N. facialis
rotidea, kecuali. B. N. trochlearis
A. N. facialis berjalan melalui glandula ini dan C. N. trigeminus
membagi glandula menjadi bagian superficial dan D. N. oculomotorius
_ profunda. E. N. abducens
B. Saraf sekretomotorik disuplai oleh n. facialis.
Cocokkan saraf-saraf cranlal di bawah ini dengan
bermuara ke dalam mulut tepat di depan gigi foramen-foramen di cranium yang dilaluinya uniuk
molar dua atas. '
keluar dari cavum
:: '
cranii: t
::::: I ': ,l,1,
D. A. carotis externa bercabang dua di dalam sub- ::'l:
I

stansi kelenjar ini menjadi a. temporalis super- 21,...Divisimandibula.r.'.is:n..tri$eminus'


ficialis dan a. maxillaris. 22. N. vagus
E. V. retromandibularis dibentuk di dalam kelenjar ini 23. N. abducens
oleh gabungan v. temporalis superficialis dan v. 24. Divisi opthalmicus n. trigeminus
maxillaris. 25. Divisi maxiffaris n.:trigeriiinus , 'i' , ,, .,.-:,r1 i; , ,,..',' ,
r,

14, Fakta-fakta berikut ini benar untuk kepala dan -" ;. ru;r"
26. N. oculomotorius
leher, kecua/l: superior
"rn*"r'.
B. Foramen rotundum
, A.:,Pioceisus :rnastoideus ossis r**por"iiS tiUtf. C. Foramen ovale
Oapit OiraUa pada bayi yang baru lahir.
B. Nodi lymphoidei cervicales profundi terletak di D. Foramen jugulare
leher, sepanjang garis yang terbentang dari titik
E. Bukan salah satu di atas
tengah jarak antara ujung processus mastoideus Coqgkkan ioramen-foramen . ui,'bCwarr,,jni oengail ,

dan angulus mandibulae ke bawah menuju arti- r tuting-t,uiang: cran ium'tempat,ioiam'en liii,ieraipa"i:,,,,.
culatio sternoclavicularis.
C, V. jugularis externa berjalan turun di leher dari 27. Canalis opticus
angulus mandibulae sampai ke per.tengahan cla- ,28,'OanatiSrUUrot'"U*',r'::::l,:, :' I ti
:vicuia.
:-.:-:-:::,, ..
D. Ductus parotideus bermuara ke dalam mulut di 30. Canalis hypoglossi
depan gigi molar atas kedua. 31. Foramen rotunOum
E. Fonticulus anterior dapat diraba pada bayi di an- a2;..Canatisilh;rVifecialis:':L::....:....;-....''
tara pars squamosa ossis temporalis, os parie- 33. Foramen magnum
tale, dan ala major ossis sphenoidalis. A. Os sphenoidale
F. Radix-radis plexus brachialis muncul di trigonum B. Os occipitale
colli posterior di antara m. scalenus anteiior dan C. Os temporate
m. scalenus medius.
15. Fakta-iakta berikut inibenar untuk lidah, kecuali.
A. Otot-otot intrinsik lidah dipersarali oleh n. hypo-
glossus. cocokkan.,oJot.6tot lida,h cti. bawah, i ni,: dbh ga n kerja
B. Kuncup kecap (fasfe budl pada papilla vallata iutgma oto$otot ,tersebut; jawaban yan$ terseaia
dipersarafi oleh n. glossopharyngeus. dapat digunakan lebih dari satu kali.
C. Sepertiga posterior lidah membentuk sebagian
dinding anterior oropharynx. 34. Musculus genioglossus
, o,.ririnlin-iili"il iit.'t; Jii;; oi u ;a.tarig" di,.iiol,, 35. Musculus hyoglossus
dorsum linguae. 36. Musculus styloglossus
f . r-ioarr Jiraiit [e'oerar.ang dan aras oleh kedua m. 37. Musculus palatoglossus
styloglossus, , : 38. Musculus transversus glossus
.' A Meretraksikan lidah ke depan dan ke belakang
B. Mengeluarkan lidah
C. Menurunkan lidah
D. Bukan salah satu di atas
ANATOMI PERMUKAAN

1.C 11. B 21. C 31. A


2.D 12. C 22. D 32. C
3.E 13. B 23. A 33. B
4.D 14. E 24. A 34. B
5.D 15. D 25. B 35. C
6.C 16. D 26. A 36. A
7.c 17. D 27. A 37. A
8.C 18. E 28. C 38. D
9.A 19. B 29. A
10. D 20. A 30. B
BAB L2
Punggung
eorang perempuan berusia 35 tahun membantu mendorong mobil
tetangganya yang terjebak di salju. Setelah mendorong dengan kuat,
mobil itu tetap tidak begerak. Diputuskan untuk mencoba sekali
lagi, dan kali ini bagian belakang mobil itu diangkat pada bagian
bumpernya. Tibatiba perempuan itu merasakan nyeri yang tajam di
punggung bagian bawah. Dalam waktu yang bersamaan dia juga mera-
sakan nyeri yang dalam, dan nyeri tajam tersebut berjalan turun ke bagian
belakang tungkai kanannya. Dia mencoba untuk berjalan, tetapi pung-
gungnya terasa "terkunci", dan semua usaha untuk bergerak menambah
rasa nyeri.
Pada waktu ditanya oleh dokter, pasien menunjukkan dengan jarinya
tempat yang sangat nyeri adalah pada bagian bawah punggung dan
kemudian berjalan ke bawah, di bagian belakang paha dan sisi luar
tungkai kanan.
Pada pemeriksaan fisik terlihat adanya pembatasan gerak spina di regio
lumbosacralis. Waktu diminta untuk berjalan, dia enggan untuk me-
nyanggah.berat badannya dengan tungkai yang terganggu. Nyeri ber-
tambah hebat jika duduk dan batuk. Pemeriksaan otot-otot tungkai
menunjukkan adanya kelemahan ekstensio ibu jari kaki dan sedikit kele-
mahan pada dorsofleksio kaki. Refleks otot normal pada kedua ekstre-
mitas. sensasi sensorik berkurang pada bagian anterior tungkai kanan dan
aspek dorsomedial kaki di bawah ibu jari. Radix saraf-saraf lumbosacral
dapat ditegangkan pada posisi tidur telentang. Dengan memfiksasi pelvis,
tungkai kanan perlahan-lahan diangkat dari tumit, dengan lutut dalam
keadaan ekstensio. Pasien akan merasakan nyeri hebat turun ke tungkai di
bawah lutut. Pada pemeriksaan radiografik dan computed tomographic
(Cl tidak terdapat tanda-tanda abnormal. Pemeriksaan magnetic
resonance image (MRl) menunjukkan adanya herniasi di antara vertebra
lumbalis keempat dan kelima, yang menunjukkan bahwa nucleus pul-
posus mungkin menekan radix n. lumbalis kelima dan menimbulkan
gejala-gejala dan tanda{anda di atas.
Nyeri punggung bawah adalah keluhan yang sering di dalam praktik dan
dapat djsebabkan oleh banyak sekali variasi penyakit. Anatomi daerah' ini
kompleks, dan banyak struktur yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Hanya
dengan pengetahuan anatomi dan proses patologis yang baik mengenai daerah
ini seorang dokter dapat menentukan penyebabnya dan memulai pengobatan.

880
DAFTA,R lSl BAB
881 ,: OtotlOtoit P rafu n d a P u n g g u n g, Anatomi Permukaan 909
Anatomi ,Dasar ,

( ot ot- otot P o s'!u e rt e b ra I i s ) Struktur-Struktur di Garis


Columna Vertebralis 881 Tengah 909
892
Komposisi Columna Verte- M. Spleniiiao4 P rotu b e rantia Occi Pitali s Exte n
bralis882 Fascia Profunda Punggung na 909
-' Cki Ciri Ui'num iilteoraaa2l: ,, (Fascia Thoracolumbalis) 894 V e rtebrae C e rv ic ales 909
Ve rtebra Ce rvical is 884 Vertebrae Thoracicae dan
Pendarahan Punggung 894
Vertebra ThoracicaSS4 Lumbales 910
Aliran Limfe Punggung 895
Vertebra Lumbalis 884 Os Sacrum 91Q
,Persaiafan Punggung 895, .

Os Coccygeus9ll
Os Sacrum 885 Medula Spinalis 897
Os Coccygis 886 . ,,Pendarahan Medulla SPina-. Bagian Lateral Atas Thorax 911
Vari asi' P e nti ng V ertebra 886 /ls 898 Os Scapula 911
Sendi-Sendi Columna Ve rte' Meningen Medutla SPrnalls 898 Bagian Lateral Bawah Thorax 91 1
bralis 886 Liq uor Ce reb rosPinalis 899 Crista lliaca 911
Persarafan Sendi-Sendi Verle- Anatomi Radio$raf ik 900 Medulla Spinalis dan SPatium
bra888 Gambar.RadiografikColumna Subarachnoidea 911
Lengku ng Col umn a Verteb ralis ' Vertebralis 900 Simetri Punggung 911
890 Regio Cervicalis 900 Catatan Klinik 912
Gerakan Columna Vertebra- Regio Thoracal902. ,
Pemecahan Masalah Klinik 922
: ,: bralis8gO ' : .
Dae rah Lumbosacralis 903 Jawaban Masalah Klinik 924
Otot-Otot Punggung 892 Tipe SoalUiian Negara 925
Os CoccYgisgOB
Otot-Otot Superficial 892 Jawaban Soal Uiian Negara 925
Spati u m Suba rach noide u m
Otat-Otot I nte rmed ia 892 908

SASARAN BELAJAR
Cedera punggung berkisar dari gangguan muskular tttyeri,pungg;ng memberikan peluang dan tantangan
atau ligamentum yang sederhana sampai'dengan cedera Oagl ieorbn g-<i'or.t6 t. Tu gas dokte r adalah men g identif i-
hebat medulla spinalis dan cauda equina. Kecelakaan Xaiibumneihyeri dan proses patologis yang menyebab-
mobil, sepeda, luka tembak, dan cedera olahraga me- kannya.
rupakan sebagian dari penyebab yang umum ditemui di Tuiuan bab ini adalah mengulang anatomi dasar
tempat praktik: Karena kon{igurasi anatomi di daerah ini, columna vertebrali5 dan hubungannya dengan jaringan
gerakan yang'tidak terlindung: dari columna vertebralis saraf, sehingga dokter dapat mempunyai alasan dan
lang ceO-era-selama awal pengbbalan Oi tempat keja- kepastian ufltuk memberikan tindakan yang tepat.
dian- dapat mengakibatkan cedera yang ireversibel dari
medulla spinalis.

ANATOMI DASAR Golumna Vertebralis

Punggung, yang terbentang dari cranium sampai ke Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan
ujung os coccygis dapat disebut sebagai permukaan berfungsi menyanggah cranium, gelang bahu, ekstre-
posterior truncus. Scapula dan otot-otot yang menghu- mitas s=uperior, dan dinding thorax serta melalui gelang
panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas infe-
bungkan scapula ke truncus menutupi bagian atas
perm ukaan posterior thorax.
iior. bi dalam rongganya terletak medulla spinalis,

881
882 BAB 12: Punggung

protuberantia occipitalis externa


processus mastoideus

ligamentum nuchae

m. trapezius

angulus superior scapulae processus sptnosus vertebra C7

processus spinosus vertebra T1


acromion

processus
spina scapulae spinosus vertebia T3

caput humeri
angulus inferior scapulae

processus spinosus
vertebra T7

m. latissimus dorsi

costa Xll
m. erector spinae

crista iliaca

spina iliaca posterior superior


tuberculum iliacum

trochanter major
tuber ischiadicum

crena ant
ujung os

lipat bokong

Gambar 12-1. Pandangan posterior rangka, mempertihatkan patokan permukaan punggung.

radix nervi spinales, dan lapisan penutup meningen, i ntervertebral is. Di scus intervertebral is membentuk ki ra-
yang dilindungi oleh columna vertebralis. kira ieperempat panjang columna.

CIRI-CIRI UMUM VERTEBRA


KOMPOSISI COLUMNA VERTEBRALIS
Walaupun memperl i hatkan berbagai perbedaan regi o-
Columna vertebralis (Cambar 12-'t dan 12-2) terdiri nal, semua vertebra mempunyai pola yang sama
atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebra cervicalis, 12 verte- (Cambar 11-2).
bra thoracicus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis Vertebra tipikal terdiri atas corpus yang bulat di
(yang bersatu membentuk os sacrum), dan 4 vertebra anterior dan arcus vertebrae di posterior. Keduanya
coccygis (tiga yang di bawah umumnya bersatu), melingkupi sebuah ruang disebut foramen vertebralis,
Struktur columna ini fleksibel, karena columna ini yang dilalui oleh medulla spinalis dan bungkus-bung-
bersegmen-segmen dan tersusun atas veftebrae, sendi- kusnya, Arcus vertebrae terdiri atas sepasang pediculus
sendi, dan bantalan fibrocartilago yang disebut discus yang berbentuk silinder, yang membentuk sisi-sisi
ANATOMI DASAB 883

spina (bifida)

foramen vertebrale

facies articularis
superior
lengkung cervical tuberculum posterior
foramen processus
transversi
tuberculum anterior

sprna

lamina processus
transversus

facies articularis
superior

fovea costalis

corpus

processus articularis inferior

foramen vertebrale

lengkung lumbal

lengkung sacral
vertebra
sacralis
o#'
€#,
(5)

vertebra coccygeus
A (4)
processus transversus
os coccygeus

Gambar 12-2. A. Pandangan lateral columna veftebralis. B. Ciri-ciri umum berbagai ienis vertebra.
884 BAB 12: Punggung

arcus, dan sepasang lamina gepeng yang melengkapi 3. Mempunyai arcus anterior dan arcus posterior.
arcus dari posterior. 4. Mempunyai massa lateralis pada masing-masing
Arcus vertebrae mempunyai tujuh processus yaitu sisi dengan facies articularis pada permukaan atas-
satu processus spinosus, dua processus transversus, nya untuk bersendi dengan condylus occipitalis
dan empat processus articularis (Cambar 12-2). (arti cu latio atl anto-occi pital i s) dan facies arti cu ari s
I

Processus spinosus atau spina, menonjol ke poste- pada permukaan bawahnya untuk bersendi dengan
rior dari pertemuan kedua laminae. Processus trans- axis (articu latio atlanto-axial is).
versus menonjol ke lateral dari pertemuan lamina dan
pediculus. Processus spinosus dan processus transver- Vertebra cervicalis ll atau axis (Gambar 12-3)
sus berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat mempunyai dens yang mirip pasak, yang menonjol ke
melekatnya otot dan ligamentum. atas dari permukaan superior corpus (mewakili corpus
Processus articularis superior terletak vertikal dan atlas yang telah bersatu dengan corpus axis).
terdiri atas dua processus articularis superior dan dua Vertebra cervicalis Vll atau vertebra prominens
processus articularis inferior. Processus ini menonjol (Cambar 12-3), diberi nama demikian karena mem-
dari pertemuan antara lamina dan pediculus, dan facies punyai processus spinosus yang paling panjang dan
articularisnya di I iputi oleh carti lago hyal ine. processus itu tidak bifida. Processus transversus besar,
Kedua processus articularis superior dari sebuah tetapi foramen transversarium kecil dan dilalui oleh v.
arcus vertebrae bersendi dengan kedua processus arti- vertebralis.
cularis, inferior dari arcus yang ada di atasnya, mem-
bentuk sendi sinovial. Ciri-Ciri Vertebra Thoracica Tipikal
Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan
bawahnya, membentuk incisura vertebralis superior Sebuah vertebra thoracica tipikal mempunyai ciri-ciri
dan inferior. Pada masing-masing sisi, incisura verte- sebagai berikut (Cambar 12-2):
bralis superior sebuah vertebra dan incisura vertebralis 'l
. Corpus berukuran sedang dan berbentuk jantung.
inferior dari vertebra di atasnya membentuk foramen
intervertebrale. Foramina ini pada kerangka yang ber- 2. Foramen vertebrale kecil dan bulat.
artikulasi ber{ungsi sebagai tempat lewatnya nervi spi- 3. Processus spinosus panjang dan miring ke bawah.
nales dan pembuluh darah. Radix anterior dan pos- 4. Fovea costalis terdapat pada sisi-sisi corpus untuk
terior nervus spinalis bergabung di dalam foramina ini, bersendi dengan capitulum costae.
bersama dengan pembungkusnya membentuk saraf 5. Fovea costalis terdapat pada processus transversus
spinalis segmentalis.
untuk bersendi dengan tuberculum costae (T1 1
dan 12 tidak mempunyai fovea costalis pada
processus transversus).
Ciri-Ciri Vertebra Gervicalis Tipikal
6. Processus articularis superior mempunyai facies
Vertebra cervicalis yang tipikal mempunyai ciri- yang menghadap ke belakang dan lateral, sedang-
ciri sebagai berikut (Cambar 12-3): kan facies pada processus articularis inferior meng-
hadap ke depan dan medial. Processus articularis
1. Processus transversus mempunyai foramen trans- inferiorveftebra T12 menghadap ke lateral, seperti
versarium untuk tempat lewatnya a. vertebralis dan
pada vertebra lumbalis.
v. veftebralis (perhatikan bahwa a. vertebralis mela-
lui processus tranversus C1-6 dan tidak melalui CZ).
2. Spina kecil dan bifida. Ciri-Ciri Vertebra Lumbalis Tipikal
3. Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi.
Sebuah vertebra lumbalis tipikal mempunyai ciri-ciri
4. Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga.
sebagai berikut (Cambar 12-2):
5. Processus articularis superior mempunyai facies
yang menghadap ke belakang dan atas; processus 1. Corpus besar dan berbentuk ginjal.
articularis inferior mempunyai facies yang mengha- 2. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.
dap ke bawah dan depan. 3. Lamina tebal.
4. Foramina vertebrale berbentuk segitiga.
Ciri-Ciri Vertebra Cervicalis Atipikal 5. Processus transversus panjang dan langsing.
Vertebra cervicalis l, ll, dan Vll tidak khas (atipikal). 6. Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk
segiempat dan mengarah ke belakang.
Vertebra cervicalis I atau atlas (Cambar 12-3):
7. Facies articularis processus articularis superior
1. Tidak mempunyai corpus. menghadap ke medial dan facies articularis pro-
2. Tidak mempunyai processus spinosus. cessus arlicularis inferior menghadap ke lateral.
ANATOMI DASAR 885

tuberculum posterior
arcus posterior

foramen vertebrale foramen transversarium

processus
processus
transversus
transversus

tuberculum anterior facies articularis suPeriot

arcus anterior
tuberculum anterior

sprna
sprna

foramen vertebrale

foramen processus transversi

processus transversus

corpus

dens epistropheus

procassus adicularis suPerior

Gambar 12-g. A, Vertebra ceruicalis tipikal, aspek supeior' B. Attas atau


vertebra C1, aspek superior' C' Axis
atau vertebra C2, ditihat dari atas dan'belakang. D' Vertebra C7, aspek
superior' Foramen processus transversi
ditatui oteh v. vertebralis tetapi tidak a' verlebralis.

Perhatikan bahwa vertebra lumbalis tidak mem- montorium sacralis. Promontorium sacralis pada pe-
punyai facies articularis untuk bersendi dengan costae rempuan penting untuk obstetri, dan digunakan pada
dan tidak ada foramina pada processus transversus' waktu menentukan ukuran Pelvis.
Terdapat foramina vertebralis dan membentuk ca-
nalis sacralis. Lamina vertebra sacralis kelima dan
OS SACRUM kadang-kadang juga vertebra sacralis keempat tidak
mencJpai garii tengah dan membentuk hiatus sacralis
Os sacrum (Cambar 12-2) lerdiri atas lima vertebra (lihat iambar 6-5). Canalis sacralis berisi radix anterior
rudimenter yang bergabung menjadi satu membentuk
dan posterior nervi spinales sacrales dan coccygeales,
sebuah tulang berbentuk baji yang cekung di anterior'
filum terminale, dan zat-zat fibroadiposa' Juga berisi
Pinggir atas atau basis tulang bersendi dengan vertebra
bagian bawah spatium subarachnoidea, ke bawah sam-
lumbalis V. Pinggir bawah yang sempit bersendi
pai setinggi pinggir bawah vertebra 52.
dengan os coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi
Permukaan anterior dan posterior sacrum mempu-
dengan dua os coxae untuk membentuk articulatio
nyai empat foramen pada setiap sisi, untuk tempat
,.roiliu.u (lihat Cambar 6-1). Pinggir anterior dan atas
lewatnya rami anteriores dan posteriores n' spinalis
'tebra S1 menonjol ke depan sebagai marSo poste-
s1-4.
apeftura pelvis superior dan dikenal sebagai pro-
886 BAB 12: Punggung

OS COCCYGIS Pergerakan
Os coccygis terdiri atas empat vertebra yang berfusi Fleksio, ekstensio, dan lateral fleksio; tidak rotasi.
membentuk sebuah tula,ng segitiga kecil, yang basisnya
bersendi'dengan ulung bawah ri.rur iCamiar tz-z). Articulatio Atlanto-Axial is
Vertebra coccygeus pertama biasanya tidak berfusi,
atau berfusi tidak lengkap dengan vertebra coccygeus Articulatio atlanto-axialis terdiri atas tiga buah sendi
kedua. sinovial, yaitu sebuah articulatio antara dens dan arcus
Pengetahuan mengenai anatomi dasar columna ver- anterior atlantis, dan dua buah articulatio antara massa
tebralis penting pada waktu menginterpretasikan gam- lateralis tulang (Cambar 12-4).
bar radiografi dan pada waktu menentukan tempat
yang tepat dari gambaran patologis tulang terhadap Ligamenta
cedera jaringan lunak. 1. ligamentum apices dentis. Terletak di garis tengah
dan menghubungkan apex dentis dengan margo
VARIASI PENTING VERTEBRA anterior foramen magnum.
Jumlah vertebra cervicalis tetap, tetapi vertebra CZ 2. Ligamentum alaris. Terletak di kanan dan kiri liga-
mungkin mempunyai costa cervicalis. Vertebra thora- mentum apices dentis dan menghubungkan dens
cica mungkin jumlahnya bertambah dengan masuknya dengan sisi medial condylus occipitalis.
vertebra 11, yang dapat mempunyai costa. Vertebra L5 3. Ligamentum cruciatum. Ligamentum ini terdiri
mungkin bergabung dengan os sacrum; biasanya tidak atas bagian transversus dan bagian vertikal. Bagian
lengkap dan terbatas pada satu sisi. Vertebra sacralis transversus melekat pada bagian dalam massa
pertama dapat tetap terpisah atau sama sekali terpisah lateralis atlantis kanan dan kiri dan mengikat dens
dari os sacrum dan dianggap sebagai vertebra lumbalis pada arcus anterior atlantis. Bagian vertikal berja-
keenam. Menebalnya dinding posterior canalis sacralis lan dari permukaan posterior corpus axis ke pinggir
mungkin tidak ada, karena lamina dan processus spi- anterior foramen magnum.
nosus gagal berkembang. 4. Membrana tectoria: merupakan lanjutan ke atas
Os coccygis yang biasanya terdiri atas gabungan dari ligamentum longitudinale posterius, dan me-
empat vertebra, dapat pula terdiri atas tiga atau lima lekat di atas pada os occipitale, tepat di dalam fora-
vertebra. Vertebra coccygeus pertama mungkin terpisah. men magnum. Membrana ini menutupi permuka-
Pada keadaan ini, vertebra yang bebas biasanya me- an posterior dens dan Iigamentum apices dentis,
nonjol ke bawah dan di anterior dari apex os sacrum. alaris, dan cruciatum.

Gerakan
SENDI.SENDI COLUMNA VERTEBRALIS
Rotasio atlas yang luas, dengan demikian merupakan
Articulatio Atlanto-Occipital is gerakan kepala terhadap axis.

Articu latio atlanto-occipital is merupakan send i si novial


Sendi-Sendi Golumna Vertebralis di Bawah Axis
antara condylus occipitalis yang terdapat di kanan dan
kiri foramen magnum di atas dengan facies articularis Kecuali dua vertebra C1, semua veftebra lainnya saling
s'uperior massa lateralis atlantis di bawah (Cambar bersendi satu dengan yang lain dengan peiantaraan
12-4). articulatio cartilaginea antar corpus dan articulatio
sinovial antar processus articularis (Gambar 12-5).
Ligamenta
Sendi-Sendi Antar Dua Corpus Vertebrae
1. Membrana atlanto-occipitalis anterior adalah lan-
jutan dari ligamentum longitudinale anterius, yang Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang ber-
berjalan sebagai pita di permukaan anterior co- dekatan dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin. Di
lumna vertebralis. Membrana menghubungkan antara lempeng tulang rawan tersebut, terdapat discus
arcus anterior atlantis dengan margo anterior fo- intervertebralis yang tersusun atas jaringan fibrocarti-
ramen magnum. lago (Cambar 12-5). Serabut-serabut collagen discus
2. Membrana atlanto-occipitalis posterior. Membrana menyatukan kedua corpus vertebrae dengan kuat.
ini sama dengan ligamentum flavum (lihat halaman Di daerah cervicalis bawah, didapatkan sendi sino-
8BB) dan menghubungkan arcus posterior atlantis vial kecil di kanan dan kiri discus intervertebralis antar;
dengan margo posterior foramen magnum. permukaan atas dan bawah corpus vertebrae.
ANATOMI DASAR 887

articulatio membrana
atlanto- atlanto-occipitalis
occipitalis, posterior
kapsula arcus posterior atlantis
artikularis
articulatio
atlanto axilaris, arteria vertebralis
kapsula ligamentum
articularis longitudinale ligamentum flavum
arteria vertebralis atrt€nus
axis, processus spinosus
B
A bagian atas membrana tectoria
ligamentum cruciatum membrzura tectoria (terPotong)
pars basilaris ossis occiPitalis dorsum sellae
arteria vertebralis bagian atas
ligamentum cruclatum
membrala (terpotong)
atlanto-occipitalis
anterior ligamentum
apicis dentis

ligamentum ligamenum
aplcls alaria
dentis
arcus anterior bagian melintang
postenor atlantis ligamentum
cruciatum
arcus posterior atlantis axls
processus
processus
bagian inferior odontoid transversus
atlantis
lig. cruciatum
ligamentum
C axis, processus
axls, corpus
at-ianto-axiale
splnosus accessorium
bagian bawah
ligamentum cnrciatum axis, processus transversus

D membrana tectoria (tetPotong)

posterior' Arlicrllat!9
Gambar 12-4. Articutatio attanto-occipitalis: A. Pandangan anterior. B. Pandangan
posterior atlantis
atlanto-axialis: C. Potongan sagittal.'D. Pandangan poiterior; perhatikan bahwa arcus
dan tamina dan processus spinosus axis dibuang.
888 BAB 12: Punggung

D i scus I nte ruerteb ralis ada dalam tekanan. Pada usia lanjut, discus ini tipis dan
Discus intervertebralis menyusun seperempat dari pan-
kurang lentur, dan tidak dapat lagi dibedakan antara
jang columna vertebralis (Gambar 12-5). Discus ini nucleus dan anulus.
paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat ba- Discus intervertebralis tidak ditemukan di antara ver-
nyak terjadinya gerakan columna vertebralis. Struktur tebra C1 dan 2 atau di dalam os sacrum atau os coccv-
ini dapat dianggap sebagai discus semielastis, yang geus.
terletak di antara corpus vertebrae yang berdekatan dan
bersifat kaku (Gambar 12-5). Ciri fisiknya memungkin- Ligamenta
kannya berfungsi sebagai peredam benturan bila beban Ligamentum longitudinale anterius dan posterius ber-
pada columna vertebralis mendadak beftambah, se- jalan turun sebagai sebuah pita pada permukaan ante-
perti bila seseorang melompat dari tempat yang tinggi. rior dan posterior columna vertebralis dari cranium
Kelenturannya memungkinkan vertebra yang kaku sampai ke sacrum (Cambar 12-5 dan 12-24). Ligamen-
dapat bergerak satu dengan yang lain. Sayangnya daya tum longitudinale anterius lebar dan melekat dengan
pegas ini berangsur-angsur menghilang dengan bertam- kuat pada pinggir depan, samping corpus veftebrae,
bahnya usia. dan pada discus intervertebralis. Ligamentum longitu-
Setiap discus terdiri atas bagian pinggir, anulus fi- dinale posterius lemah dan sempit dan melekat pada
brosus, dan bagian tengah yaitu nucleus pulposus pinggir posterior discus. Ligamentum-ligamentum ini
(Cambar 12-5). mengikat dengan kuat seluruh vertebra, tetapi tetap
Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, memungkinkan sedikit pergerakan di antaranya.
di dalamnya serabut-serabut kolagen tersusun dalam
lamel-lamel yang konsentris. Berkas kolagen berjalan Sendi-Sendi Antar Dua Arcus Vertebrae
miring di antara corpus vertebrae yang berdekatan, dan
Sendi-sendi antar dua arcus vertebra terdiri atas sendi
lamel-lamel yang lain berjalan dalam arah sebaliknya.
sinovial antar processus articularis superior dan inferior
Serabut-serabut yang lebih perifer melekat dengan erat
dari vertebra yang berdekatan (Cambar 12-5). Facies
pada ligamentum longitudinale anterius dan posterius
arlicularis diliputi oleh cartilago hyalin, dan sendi-
columna veftebralis.
sendi dikelilingi oleh ligamentum capsularis.
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja me-
rupakan massa lonjong dari zat gelatin yang banyak Ligamentum
mengandung air, sedikit serabut kolagen, dan sedikit
'l
sel-sel tulang rawan. Biasanya berada dalam tekanan . Ligamentum supraspinale (Cambar 12-5): Berjalan
dan terletak sedikit lebuh dekat ke pinggir posterior di antara ujung-ujung processus spinosus yang
daripada pinggir anterior discus. berdekatan.
Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang 2. Ligamentum interspinalia (Cambar 12-5): Meng-
berdekatan yang menempel pada discus diliputi oleh hubungkan processus spinosus yang berdekatan.
cartilago hyalin yang tipis. 3. Ligamentum intertransversaria (Cambar 12-5): Ber-
Sifat nucleus pulposus yang setengah cair memung- jalan di antara processus transversus yang berde-
kinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat men- kata n.
jungkit ke depan atau ke belakang di atas yang lain, 4. Ligamentum flavum (Gambar 12-5): Menghu-
seperti pada gerakan fleksi dan ekstensi columna bungkan lamina dari vertebra yang berdekatan.
vertebralis. Di daerah cervicalis, ligamentum supraspinale dan in-
Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada terspinalia sangat tebal, membentuk ligamentum nuchae
columna vertebralis menyebabkan nucleus pulposus yang kuat. Ligamen nuchae ini terbentang dari processus
yang semicair ini menjadi gepeng. Dorongan keluar spinosus veftebra C7 sampai ke protuberantia occipitalis
dari nucleus ini dapat ditahan oleh daya pegas anulus externa, dengan pinggir anteriornya melekat dengan kuat
fibrosus di sekelilingnya. Kadang-kadang, dorongan ke pada processus spinosus di antaranya.
luar ini terlalu kuat bagi anulus, sehingga anulus
menjadi robek dan nucleus pulposus keluar dan me-
nonjol ke dalam canalis vertebralis, tempat nucleus ini PERSARAFAN SENDI.SENDI VERTEBRA
dapat menekan radix nervus spinalis, nervus spinalis, Sendi-sendi antar corpus vertebrae dipersarafi oleh ca-
atau bahkan medulla spinalis. (Lihat halaman 914. ) bang kecil meningeal masing-masing saraf spinal
Dengan bertambahnya umur, kandungan air di (Cambar 12-6). Saraf ini berasal dari saraf spinal pada
dalam nucelus pulposus berkurang dan digantikan oleh saat saraf ini keluardari foramen intervertebrale. Kemu-
fibrocartilago. Serabut-serabut collagen anulus berde- dian saraf ini masuk kembali ke dalam canalis
generasi, dan sebagai akibatnya anulus tidak lagi ber- vertebralis melalui foramen intervertebrale dan mem-
ANATOMI DASAB 889

processus arlicularis inferior


processus articularis superior

sendi antar Processus


processus spinosus arlicularis (sinovial)
sendi anlar corPus
(cartilaginea dan sinovial)

duramaler
vertebra ceruicalis arachnoidea matcr
cauda cquina

processus articularis
superior Vv. vertebralis interna
sendi antar Processus
arlicularis (sinovial)

processus articularis inferior

vertebra thoracicus N. spinalis


ligamenlum
longitudinalc Posterius

processus
spinosus
annulus PulPosus
processus atlicularis suPerior nucleus PulPosus

*;2{*<
( F^h ligamenlum
processus articularis t\'&je-'
-.
longitudinale
inferior anterius

sendi antar Processus


articularis (sinovial)
ligamenlum ligamenlum
interspinalia pediculus
sendi anlar corPus supraspinale
(cbrtilaginea)

vertebra lumbalis

Gambarl2-5.A. Sendi-sendi di daerah cevicalis, thoracicus, dan lumbalis columna dan cauda
veftebralis'
B. Vertebra LS ditihat a"ri i't"t, memperlihatkan hubungan antara discus intervetlebralis
tigamentum-ligamentum dan
equina. c. potongan sagittal ielalui tiga vertebra tumbalii, mempertihatkan
discus intervertebralis. perhatikan hibungan antara nevus spinalis
yang keluar dari toramen inter-
veftebrale dan discus interveftebralis.
890 BAB 12: Punggung

proseccus

n. spinalis

r. posterior
n. spinalis
r. posterior
n. spinalis
r. anterior n. spinalis
r. cofirmunlcans gnseus
nervorum spinalium
r. communicans albus
nervorum spinalium
truncus sympathycus
q"
v
cabang
meningeal
n. spinalis

Gambar 12-6' Diagram mempertihatkan persarafan sendi-sendi verlebra. Pada setiap tingkat vertebra, sendi-
sendi menerima serabut saraf dari dua saraf spinal yang berdekatan.

persarafi meningen/ ligamenta, dan discus interverte- usahanya menjaga pusat berat badan/keseimbangan.
bralis. Sendi-sendi antar processus articularis dipersa- Pada orang tua discus intervertebralis mengalami atrofi,
rafi oleh cabang-cabang dari rami posteriores saraf mengakibatkan bertambah pendeknya tubuh dan se-
spinal (Cambar 12-6). Perlu diperhatikan bahwa sendi- cara perlahan-lahan columna vertebralis kembali ke
sendi pada setiap tingkat menerima serabut saraf dari dalam cekungan anterior yang utuh.
dua saraf spinal yang berdekatan.
Lengkung-Lengkung pada Bidang Koronal
LENGKUNG COLUMNA VERTEBRALIS
Pada akhir masa kanak, seringkali ditemukan adanya
Lengkung pada Bidang Sagital lengkung lateral yang ringan di daerah thoracal co-
lumna vertebralis, Keadaan ini normal dan biasanya
Columna vertebralis janin mempunyai satu lekukan ke disebabkan oleh terlalu seringnya menggunakan salah
anterior yang utuh. Dengan bertambahnya perkem- satu dari ekstremitas superior. Misalnya, orang dengan
bangan, terbentuklah angulus lumbosacralis, Setelah tangan kanan sering mempunyai lengkung thoracal
lahir,.pada waktu anak mampu mengangkat dan mem- ringan ke kanan. Lengkung kompensasi ringan selalu
pertahankan kepalanya terhadap columna vertebralis, terbentuk di atas dan di bawah lengkung tersebut.
pars cervicalis columna vertebralis menjadi cekung ke
posterior (Cambar 12-7), Mendekati akhir tahun per- GERAKAN COLUMNA VERTEBRALIS
tama, bila anak mulai berdiri, pars lumbalis columna
vertebralis menjadi konkaf ke posterior. pembentukan Seperti telah disebutkan sebelumnya, columna verte-
lengkung-lengkung sekunder ini sebagian besar dise- bralis terdiri atas sejumlah vertebra yang berbeda dan
babkan oleh modifikasi bentuk discus intervertebralis. tersusun rapi satu dengan yang lain dan dipisahkan
Pada orang dewasa, pada posisi berdiri (Cambar oleh discus intervertebralis. Vertebrae dipertahan- kan
1 2-7), columna veftebral is mem perl i hatkan len gkun g-
pada tempatnya oleh ligamenta kuat yang sangat
lengkung regional pada bidang sagital berikut ini: membatasi derajat gerakan yang mungkin terjadi antar
cekung posterior cervical, cembung posterior thoracal, vertebra yang berdekatan. Meskipun demikiarr, hasil
cekung posterior lumbal, dan cembung posterior akhir dari gabungan semua gerakan ini memperlihat-
sacral. Pada bulan-bulan terakhir kehamilan, dengan kan gerakan columna vertebralis yang cukup besar.
bertambah besar dan beratnya janin, perempuan cen- Cerakan-gerakan berikut ini dapat dilakukan: flek-
derung menambah cekungan posterior Iumbal, dalam sio, ekstensio, laterofleksio, rotasio, dan si rkumd iksio.
ANATOMI DASAR 891

bayi mampu mengangkat kePala


(3-4 bulan)
bayi baru lahir

medulla spinalis

filum terminale

spatium subarachnoidea
berisi
liquor cerebrospinalis

Perhatikan pada
Gambar 12-7, A, B, C. Lengkung-tengkung columna vertebtalis pada berbag.ai usia.
corpus Ll (panah atas)'
irang ae*asu (t, ujung Oafran fieauita sp]natis tertetak setinggi pinggir bawah.
iinZp",tir^ tiOAru"n*ia"a berakhir pada pinggir bawah corpus verlebra 32 (panah bawah)'
892 BAB 12: Punggung

Fleksio adalah gerakan ke depan, dan ekstensio intermedia yang ikut dalam respirasi, dan (3) otot-otot
adalah gerakan ke belakang. Keduanya dapat dila- profunda yang dimiliki oleh columna vertebralis.
kukan dengan leluasa di daerah cervical dan lumbal,
tetapi terbatas di daerah thoracal. OTOT-OTOT SUPERFISIAL
Laterofleksio adalah melengkungnya tubuh ke
salah satu sisi. Cerakan ini mudah dilakukan di daerah
Otot-otot ini merupakan bagian ekstremitas superior,
yaitu m. trapezius, m. latissimus dorsi, m. levator sca-
cervical dan lumbal, tetapiterbatas di daerah thoracal.
pulae, dan m. rhomboideus major dan minor. Otot-otot
Rotasio adalah gerakan memutar columna verte-
ini dijelaskan pada Bab 9.
bralis. Cerakan ini sangat terbatas di daerah lumbal.
Sirkumdiksio adalah kombinasi dari seluruh ge-
OTOT-OTOT INTERMEDIA
rakan-gerakan di atas.
Tipe dan luas gerakan yang dapat dilakukan pada Otot-otot ini berhubungan dengan respirasi dan terdiri
masing-masing daerah col umna vertebral is bergantung atas m. serratus posterior superior, m. serratus posterior
pada ketebalan discus intervertebralis dan bentuk serta inferior, dan m. levatores costarum. Otot-otot ini di-
arah processus articularis. Di daerah thoracal costae, uraikan di dalam thorax pada Bab 2.
cartilago costae, dan sternum sangat membatasi kebe-
basan gerakan. OTOT.OTOT PROFUNDA PU NGGUNG
Articulatio atlanto-occipitalis mem u ngki nkan flek- (oToT-oToT POSTVERTEB RALTS)
sio dan ekstensio yang luas dari kepala. Articulatio
Pada posisi berdiri, garis gaya berat (Cambar 12-8)
atlanto-axialis memungkinkan rotasio luas pada atlas
berjalan melalui dens axis, di belakang pusat sendi
dan dengan demikian kepala terhadap axis.
coxae, dan di depan sendi lutut dan pergelangan kaki.
Columna vertebralis digerakkan oleh banyak otot, Akibatnya bila tubuh dalam posisi ini, sebagian besar
yang sebagian besar melekat langsung pada vertebra, berat badan jatuh di depan columna vertebralis. Oleh
sementara yang lain seperti m. sternocleidomastoideus karena itu, tidak mengherankan bila didapatkan otot-
dan otot-otot dinding perut melekat pada cranium, otot postvertebralis pada manusia berkembang dengan
iga-iga, atau fascia, lebih baik. Tonus postural otot-otot ini merupakan
Didaerah cervical, fleksio dilakukan oleh m. longus faktor utama dalam mempertahankan lengkung-leng-
colli, m. scalenus anterior, dan m. sternocleidomastoi- kung normal columna vertebralis.
deus. Ekstens io d i laku kan o leh otot-otot postvertebral is Otot-otot punggung profunda membentuk kolum
(lihat kolom berikutnya). Laterofleksio dilakukan oleh jaringan otot yang lebar dan tebal, yang menempati
m. scalenus anterior dan medius, m. trapezius, dan m. lekukan di kanan kiri processus spinosus (Cambar
sternocleidomastoideus. Rotasio dilakukan oleh m. ster- 12-8). Otot-otot ini terbentang dari sacrum sampai cra-
nocleidomastoideus pada satu sisi dan m. splenius pa- nium. Perlu diketahui bahwa massa otot majemuk ini
da sisi lainnya. terdiri atas berbagai otot terpisah dengan panjang yang
Di daerah thoracal, rotasio dilakukan oleh mm, beragam. Masing-masing otot dapat dianggap sebagai
semispinales dan otot-otot rotator, dibantu oleh otot- sebuah tali, yang bila ditarik mengakibatkan satu atau
otot serong dinding anterolateral abdomen. beberapa vertebra melakukan ekstensio atau rotasio
Didaerah lumbal, fleksio dilakukan oleh m. rectus terhadap vertebra yang ada di bawahnya. Karena origo
abdominis dan mm. psoas. Ekstensio dilakukan oleh dah insersio pelbagai kelompok otot ini saling tumpang
Mm. postvertebrales. Laterofleksio dilakukan oleh mm. tindih, seluruh daerah columna vertebralis dapat
postvertebralis, m. quadratus lumborum, dan otot-otot bergerak dengan mulus.
serong dinding anterolateral abdomen, M. psoas mung- Processus spinosus dan processus transversus vqrte-
kin ikut dalam gerakan ini. Rotasio dilakukan oleh brae berfungsi sebagai pengungkit yang mempermu-
otot-otot rotator dan otot-otot serong dinding antero- dah kerja otot. Otot-otot terpanjang terletak superfisial
lateral abdomen. dan berjalan vertikal dari sacrum ke angulus costae,
processus transversus/ dan processus spinosus verte-
brae bagian atas (Cambar 12-8). Otot-otot dengan
Otot-Otot Punggung panjang sedan! (intermedia) berjalan miring dari
processus spinosus ke processus spinosus. Otot-otot
Otot-otot punggung dapat dibagi menjadi tiga kelom- paling pendek dan paling dalam berjalan di antara pro-
pok utama: (1) otot-otot superficial yang berhubungan cessus spinosus dan di antara processus transversus
dengan cingulum membri superiores, (2) otot-otot vertebra yang berdekatan.
ANATOMI DASAR 893

m. semisPinalis caPitis

m. longissimus caPitis

m. longissimus cervicis
m. iliocostalis cervicis

m. spinalis thoracis

m. multifidus

m. longissimus thoracis

m. iliocostalis lumborum

\r

Gambar 12-8. A. Susunan otot-otot profunda punggung. B. Pandangan lateral rangka, memperlihatkan
garis gaya berat, Karena sebagian'besar berat 6iaai tertetaX anterior terhadap
columna veftebralis,
-oi:ot-oioi yang
punggung prafunda peiting untuk memperlahankan lengkung postural columna verlebralis
normal pada posisi berdiri.
894 BAB 12: Punggung

Otot-otot punggung dapat diklasifikasikan sebagai brae lumbalis; lamel ini terletak di depan m. quadratus
berikut: lumborum.
Otot-Otot Superfisial yang Berjalan Vertikal Di daerah thoracal, fascia profunda melekat di me-
dial pada processus spinosus vertebrae dan di lateral
f.....m.iliocostalis pada angulus costae. Fascia ini menutupi permukaan
M. erector spinae 1......m, longissimus posterior otot punggung profunda.
l......m.spinalis Di daerah cervical, fascia profunda jauh lebih tipis
Otot-Otot lntermedia yang Berjalan Miring dan tidak ada kepentingan khusus.

M.transversospinalis j
r'" .. .. m.
m. semispinalis
multifidus Pendarahan Punggung
t... . . mm. rotatores
ARTERI

Otot-Otot Profunda Afteri-arteri berikut ini mendarahi struktur-struk-


Mm. interspinales tur di punggung.
Di daerah cervical, cabang-cabangyang berasal da-
M. intertransversarii
ri a. occipitalis, sebuah cabang a. carotis externa; dari a.
Pengetahun rinci mengenai perlekatan berbagai vertebralis, sebuah cabang a. subclavia; dari a. cervica-
otot punggung tidak mempunyai arti praktis bagi lis profunda, sebuah cabang dari truncus costocer-
mahasiswa kedokteran, dan karena itu perlekatan tidak vicalis, cabang dari a. subclavia; dan dari a. cervicalis
diberikan di sini. ascendens, sebuah cabang dari a. thyroidea inferior.
Di daerah thoracal, cabang-cabang berasal dari aa.
M. SPLENIUS intercostales posteriores, dan di daerah lumbal cabang-
cabang dari a. subcostalis dan lumbalis. Di daerah
M. splenius adalah bagian terpisah dari otot-otot sacral, cabang-cabang berasal dari a. iliolumbalis dan
punggung profunda, Otot ini terdiri atas dua bagian. M. a. sacralis lateralis, cabang-cabang dari a. iliaca interna.
splenius capitis berasal dari bagian bawah ligamentum
nuchae dan keempat processus spinosus thoracis atas
VENA
dan berinsersio pada linea nuchae superior ossis
occipitalis dan processus mastoideus ossis temporalis. Vena-vena yang mengalirkan darah dari struktur-
M. splenius cervicis mempunyai origo yang sama, struktur di punggung membentuk plexus rumit yang
tetapi berinsersio pada processus transversus vertebra terbentang sepanjang columna vertebralis dari cranium
cervicalis atas. sampai ke os coccygis. Vena-vena ini dapat dibagi
r Persarafan: Semua otot punggung profunda diper- menjadi (a) yang terletak di luar columna vertebralis
sarafi oleh rami dorsales nervi spinales. dan mengelilinginya membentuk plexus venosus
vertebralis externus dan (b) yang terletak di dalam
canalis vertebralis dan membentuk plexus venosus
Fascia Profunda Punggung vertebralis internus (Cambar 12-9). plexus-plexus ini
(Fascia Thoracolumbalisl berhubungan secara bebas dengan vena-vena di leher,
thorax, abdomen, dan pelvis. Di atas, plexus ini ber-
Pars lumbalis fascia profunda terletak di dalam celah hubungan dengan sinus venosus occipitalis dan basi-
antara crista iliaca dan costa Xll. Bagian ini membentuk laris di dalam cavum cranii melalui foramen magnum.
aponeurosis kuat dan di lateral menjadi tempat origo Plexus venosus vertebralis internus terletak di dalam
serabut-serabut tengah m. transversus dan serabuf canalis vertebralis tetapi di luar duramater medulla
serabut atas m. obliquus abdominis internus dinding spinalis. Plexus ini tertanam di dalam jaringan areolar
abdomen. (Lihat Bab 4.) dan menampung cabang-cabang dari vertebra dengan
Di medial, pars lumbalis fascia profunda pecah perantaraan vv. basivertebralis (Cambar 12-9) dan dari
menjadi tiga lamel. Lamel posterior menutupi otot-otot meningen serta medulla spinalis. Plexus internus ber-
profunda punggung dan melekat pada processus muara ke dalam v. intervertebralis, yang berjalan ke
spinosus vertebra lumbalis. Lamel tengah berjalan ke luar bersama dengan saraf spinal melalui foramina
medial, dan melekat pada irjung processus transversus intervertebralis. Di sini, vena ini bergabung dengan
vertebrae lumbalis; lamel ini terletak di depan otot cabang-cabang dari plexus v,-.nosus vertebralis exter-
punggung profunda dan di belakang m. quadratus lum- nus dan selanjutnya bermuara berturut-turut ke dalam
borum. Lamel anterior berjalan ke medial dan melekat v. vertebralis, v. intercostalis, v. lumbalis, dan v. sacra-
pada permukaan anterior processus transversus vefte- lis lateralis.
ANATOMI DASAR 895

cornu posterius
radix ventralis
kulit

otot vertebrae Posterior


ramus communicans albus

ramus communicans grisea

ndix dorsalis truncus symPhaticus


pia mater
ganglion
lig. denticulatum symphaticum
processus spinosus
corpus
cavum vertebrae
subarachnoidea
irachnoidea
plexus venosus
mater
vertebrae internus

v. basivertebralis

n. spinalis

ramus ventralis
dura mater

ganglion spinale
ramus dorsalis

membrana yang
Gambar 12-g. potongan miring melalui vertebra L1 , mempertihatkan medula spina|is dan
nervus spinalis dan truncus symphaticus masing-masing
i,embungkusnya. P6rhatikan hubungan antara
sisi. Perllatikai iuga ptexus venosus vertebralis internus yang
penting'

Plexus venosus vertebralis externus dan internus profundi, mediastinales posteriores, aortica laterales,
membentuk jaringan venosa yang luas dengan dinding- dan sacrales. Pembuluh limfe dari kulit leher bermuara
nya yang tipis dan pembuluhnya yang mempunyai ke nodus cervicalis; yang berasal dari batang tubuh di
katup yang tidak sempurna atau tanpa katup. Oleh atas crista iliaca bermuara ke nodus axillaris; dan yang
karena itu terdapat aliran darah venosa yang bebas berasal dari daerah di bawah crista iliaca bermuara ke
antara cranium, leher, thorax, abdomen, pelvis, dan nodus inguinalis superficialis.
plexus vertebralis dengan arah aliran yang tergantung
pada perbedaan tekanan pada saat tertentu di antara
daerah-daerah ini. Kenyataan ini amat penting di klinik.
Persarafan Punggung
(Lihat topik kanker prostat, halaman 912. ) Kulit dan otot-otot punggung dipersarafi secara seg-
mental oleh rami posteriores 31 pasang saraf spinalis'
Rami posterior C1, 6, 7, dan Bsefia L4 dan 5 mempersa-
Aliran Limfe Punggung rafi olot punggung profunda, tetapi tidak mempersarafi
Pembuluh-pembuluh limfe profunda mengikuti vena kulitnya. Ramus posterior C2 (n. occipitalis major) ber-
dan bermuara ke dalam nodi lymphoidei cervicales jalan ke atas melalui tengkuk dan mensarafi kulit kepala'
896 BAB 12: Punggung

ligamentum denticulatum
cornu (columna) anterior
dura mater
cornu (columna) posterior
arachnoidea mater
dura mater
pra mater
arachnoidea mater
substantia grisea
pia mater
substantia alba

conus medullaris radices posteriores


nervus spinalis
ganglion radix
filum lerminale posterior

g anglion neruus spinalis


radlx poslerior

radices anteriores
nervus spinalis

arachnoidea mater

dura mater

dura mater
nervus spinalis
corn u (columna) posterior
arachnoidea maler

ligamenlum denticulalum
pra mater

radix posterior
ganglion radix
filum terminale posterior

nervus spinalis

radix anterior

spalium subarachnoidea
terisi dengan liquor
cerebrospina lis
canalis cenlralis

Gambar 12-10. A. Uiung bawah medulla spinalis dan cauda equina. B. Potongan metalui medulla spinalis pars
thoracica, memperlihatkan radix anterior dan posterior nervus spinalis dan meningen. C. potongan transversal
melalui medulla spinalis, memperlihatkan meningen dan posisi tiquor cerebrospinalis.
ANATOMI DASAR
897

Rami posteriores berjalan ke bawah dan lateral dan Medulla SPinalis


mempersarafi sebagian kulit, sedikit di bawah tempat
keluarnya dari foramen intervertebralis. Persarafan kulit Medulla spinalis merupakan struktur yang berbentuk
yang tumpang tindih menyebabkan pemotongan satu silinder, berwarna putih keabu-abuan, yang mulai di
saraf mengakibatkan berkurangnya sensasi kulit, tetapi
atas setinggi foramen magnum sebagai Ianjutan dari
tidak menghilangkannya secara total. Setiap ramus pos- medulla oblongata. Pada orang dewasa medulla spi-
teriorterbagi menjadi dua, yaitu cabang medial dan Iat- nalis berakhir setinggi pinggir bawah vertebra L1
(Cambar 12-7).Padaanak kecil, medulla spinalis relatif
eral. Untuk dermatom punggunS, lihat Cambar 1-35'

nervus spinalis Cl

atlas -----

medulla spinalis
segmen cervical

vertebra Tl

medulla spinalis
segmen thoracal

medulla spinalis
vertebra T12 segmen lumbal,
sacral, dan
coccygeal
vertebra L1

ujung bawah
medulla spinalis

vertebra L5 L5
(i------'
:i
sacrum
s]--------
r\i

coccygeus --r

pangkal radix nervus spinalis dan


Gambar 12-11. Pandangan posterior medutla spinalis, memperlihatkan
kanan,'lamina dibuang untuk memperlihatkan setengah
hubungannyadengan *rt"Ori yung berbeda. Pada, sisi
bagian kanan medulla spinalis dan radix-radix saraf'
898 BAB 12: Punggung

lebih panjang dan berakhir setinggi pinggir atas radix posterior nervus spinalis. A. spinalis anterior
vertebra 13. Medulla spinalis di daerah cervicaitempat yang berasal dari A. vertebralis, bergabung membentuk
asal plexus brachialis, dan di thoracica bawah dan satu arteri, dan berjalan ke bawah di dalam fissura
lumbal tempart asal plexus Iumbosacralis terdapat pe- mediana anterior.
Iebaran' fusiformis yang disebut intumescentia cer- A. spinalis anterior dan posterior dibantu oleh aa.
vicalis dan lumbalis. radiculares yang masuk canalis vertebralis melalui fo-
Di inferior, medulla spinalis meruncing menjadi ramen interveftebrale.
conus medullaris. Dari puncak conus ini berjalan turun Vena-vena medulla spinalis bermuara ke dalam
lanjutan piamater, yaitu filum terminale, yang kemu- plexus venosus vertebral is internus.
dian melekat pada bagian belakang os coccygis
(Cambar 12-7 dan 12-10). Di garis tengah anterior me-
dulla spinalis mempunyai sebuah fissura longitudinalis MENINGEN MEDULLA SPINALIS
yang dalam, yaitu fissura mediana anterior; dan pada Medulla spinalis, seperti halnya cerebrum diliputi oleh
permukaan posterior terdapat alur yang dangkal yaitu tiga lapis meningen: duramater, arachnoidea mater,
sulcus mediana posterior. dan piamater (Gambar 12-:r0).

RADIX NERVUS SPINALIS Duramater


Di sepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang ner- Duramater adalah membrana paling luar dan merupa-
vus spinalis melalui radix anterior atau motorik, dan kan lapisan fibrosa yang padat dan kuat, yang mem-
radix posterior atau sensorik (Gambar 12-10). Masing- bungkus medulla spinalis dan cauda equina (Cambar
fiasing radix melekat pada medulla spinalis melalui 12-9 dan 12-10). Membrana ini dilanjutkan ke atas
sederetan radices (radix kecil), yang terdapat di sepan- melalui foramen magnum sebagai lapisan meningeal
ang segmen medulla spinalis yang sesuai. Setiap radix duramater yang membungkus otak, Di bawah, dura-
mempunyai sebuah ganglion radix posterior, yang mater ini berakhir pada filum terminale setinggi pinggir
axon sel-selnya memberikan serabut- serabut saraf peri- bawah vertebra 52 (Cambar 12-Z). Selubung duramater
fer dan pusat. terletak Ionggar di dalam canalis vertebralis dan dipi-
Radix nervus spinalis berjalan dari masing-masing sahkan dari dinding canalis oleh spatium extradural
segmen medulla spinalis ke foramen intervertebralis (spatium epidural). Spatium ini berisi jaringan ikat
yang sesuai, tempat keduanya menyatu membentuk jarang dan plexus venosus vertebralis internus. Dura-
nervus spinalis. Di sini serabut-serabut motorik dan mater meluas mengikuti setiap radix saraf dan menyatu
sensorik bercampur, sehingga setiap saraf spinal terdiri dengan jaringan ikat di sekitar setiap nervus spinalis
atas campuran serabut motorik dan sensorik. Karena (epineurium) di foramen intervertebrale. Permukaan
pertumbuhan memanjang columna vertebralis tidak se- dalam duramater dipisahkan dari arachnoidea mater
banding dengan pertumbuhan medulla spinalis, pan- oleh ruangan potensial, disebut spatium subdural.
jang radix n. spinalis bertambah panjang dari atas ke
bawah (Gambar 12-11). Di daerah cervical atas, radix Arachnoidea Mater
neryus spinalis pendek dan berjalan hampir horizontal,
tetapi di bawah ujung medulla (pada orang dewasa Arachnoidea mater adalah membrana halus kedap air
setinggi pinggir bawah vertebra L1) membentuk seber- yang menutupi medulla spinalis dan terletak di antara
kas saraf vertikal di sekitar filum terminale. Berkas saraf piamater di sebelah dalam dan duramater di sebelah
vertikal ini disebut cauda equina (Cambar 12-10). luar (Cambar 12-9 dan 12-1O). Membrana ini dipisah-
Setelah keluar dari foramen intervertebrale, masing- kan dari dura oleh spatium subdural yang berisi selapis
masing neryus spinalis segera bercabang dua menjadi tipis cairan jaringan. Arachnoidea mater dipisahkan
ramus anterior yang besar dan ramus posterior yang dari piamater oleh ruang yang luas, spatium subarach-
lebih kecil, yang keduanya mengandung serabut-sera- noidea, yang berisi liquor cerebrospinalis (Gambar
12-10). Ke atas arachnoideamater berhubungan mela-
but motorik dan sensorik.
lui foramen magnum dengan arachnoidea mater yang
menutupi cerebrum. Ke bawah, membrana ini berakhir
PENDARAHAN MEDULLA SPINALIS
pada filum terminale setinggi pinggir bawah vertebra
Medulla spinalis mendapatkan suplai darah dari tiga 52 (Cambar 12-7). Di antara conus medullaris dan
arteri kecil yang berjalan longitudinal, yaitu dua buah ujung akhir spatium subarachnoidea terletak radix-
a. spinalis posterior dan sebuah a. spinalis anterior. a. radix saraf cauda equina yang dibasahi oleh liquor
spinalis posterior, yang dicabangkan langsung atau cerebrospinalis (Gambar 12-10). Arachnoidea mater
tidak langsung dari a. vertebralis, berjalbn turun se- berlanjut sepanjang radix nervus spinalis, membentuk
panjang sisi medulla spinalis, dekat tempat perlekatan pelebaran lateral spatium subarachnoidea.
ANATOMI DASAR 899

Piamater di dalam ventriculus Iateralis, tertius, dan quartus otak.


Cairan sirkulasi melalui sistem ventrikel dan masuk ke
Piamater adalah membrana vascular yang menutup dalam spatium subarachnoidea melalui tiga foramina
medulla spinalis dengan rapat (Cambar 12-9 dan pada atap ventriculus quartus. (Lihat Bab 11.) Selan-
12-10). Ke atas, melalui foramen magnum berhubung- jutnya mengalir ke atas melalui permukaan hemisphe-
an dengan piamater yang meliputi otak; ke bawah rium cerebri dan ke bawah di sekitar medulla spinalis.
bergabung dengan filum terminale. Piamater menebal Pars spinalis spatium subarachnoidea meluas ke bawah
pada kedua sisinya, di antara radix-radix saraf untuk sampai pinggir bawah vertebra S, tempat arachnoid
membentuk Iigamentum denticulatum, YanB berjalan menyatu dengan filum terminale (Cambar 12-7). Akhir-
ke lateral menuju tempat perlekatannya pada dura- nya cairan ini masuk ke aliran darah, dengan melalui
mater. Dengan cara ini medulla spinalis terletak di villi arachnoidales dan masuk ke dalam sinus venosus
tengah selubung duramater. Piamater meluas sepan- duramateris, terutama ke sinus venosus sagittalis supe-
jang masing-masing radix dan menyatu dengan ja-
rior.
ringan ikat yang mengelilingi setiap nervus spinalis Selain mengangkut sisa produk yang berhubungan
(Cambar 12-10).
dengan aktivitas neuron, liquor cerebrospinalis meru-
pakan media cairan yang mengelilingi medulla spi-
LIOUOR CEREBROSPINALIS nalis. Cairan ini bersama dengan dinding tulang dan
Liquor cerebrospinalis merupakan cairan bening dan ligamentum canalis vertebralis, secara efektif melin-
tidak berwarna yang dihasilkan oleh plexus choroideus dungi medulla spinalis terhadap trauma.

pinggir foramen magnum arcus anterius atlanlis

dens axis

processus
massa laleralis allantis

':t;;tt i

.., l:i;t- ,

;?
ru-ffi
Gambar 12-12. Radiograf anteraposterior pars cervicalis atas columna vertebralis dengan pasien dalam kead.an
mulut terbuka untuk memperlihatkan dens axialis.
900 BAB 12: Punggung

Gambar 12-13. Radiograf anteroposterior pars cervicalis columna veftebralis.

ANATOMI RADIOGRAFIK yang terbuka (Cambar 12-12). Dengan cara yang ter-
akhir ini, seluruh panjang dens dapat diperlihatkan,
terletak di antara massa lateralis atlantis.
Gambaran Radiografik Di bawah vertebra C3, corpus vertebrae dapat di-
Columna Vertebralis perlihatkan dengan jelas dan processus spinosus tam-
pak jelas (Cambar 12-13). Lamina dapatdiidentifikasi.
REGIO CERVICALIS Processus transversus, foramina transversaria, dan pro-
cessus articularis tumpang tindih satu dengan yang lain
Pandangan yang umumnya dipakai adaiah (1) antero- sehingga sulit dibedakan. Lumen trachea dapat dilihat se-
posterior dan (2) lateral. bagai tabung radiolusen yang menyempit di ujung atas,
Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien yaitu tempat trachea berlanjut sebagai rongga larynx.
dalam posisi telentang. Kaset film diletakkan di bela- Pandangan lateral dibuat dengan pasien dalam po-
kang kepala dan leher, dan tabung sinar-X dipusatkan sisi duduk dan bahu turun sehingga vertebra C7 dapat
di depan cartilago thyroidea. Articulatio atlanto-axialis diperlihatkan. Kaset film diletakkan pada sisi leher pada
dapat diperlihatkan dengan meminta pasien meng- bidang parasagital. Tabung sinar-X diarahkan ke sisi
gerak-gerakan mandibulanya pada waktu difoto atau leher, tegak lurus terhadap sumbu panjang columna
dengan mengarahkan tabung sinar-X melalui mulut vertebralis dan film.
ANATOMI RADIOGRAFIK
901

arcus anterius atlantis


condylus occiPitalis

1
\
,/,/'
1
\ ' '/'*
, :,,:t
,:: Xr

1
: : .1:
.
,/ /'l
,:
,2,, ;';,.;.:;:::li;i::''i';il
:-"\
.

dens axis

ffi,
..-,-.-.-. corpus axls

os occipitale '- ) :' ..-.-.. mandibula

**- epiglottis

--- os hyoideum

processus "
spinosus axis
kalsifikasi
cartilago
thyroidea

-" corpus
vertebra C7

Gambar 12-14. Radiograf lateral pars cervicalis columna veftebralis'


-12:
BAB Punggung

Articu latio atlanto-occi pital is su I it d itentukan. Arcus REGIO THORACAL


anterius dan posterius atlantis dapat dilihat dengan
jelas (Cambar 12-l 4), dan corpus atlantis dapat dengan Pandangan umum yang sering digunakan adalah (1) an-
mudah diidentifikasi. Dens axis meluas ke atas, cl&at teroposterior dan (2) lateral.
pinggir posterior arcus anterius atlantis. processus arti_ Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien
cularis tampak jelas, demikian pula processus spino_ dalam posisi tidur telentang. Kaset film diletakkan di
sus. Processus transversus sulit dilihat, karena terhalang belakang thorax, dan tabung sinar-X dipusatkan di de-
oleh corpus vertebrae. Discus intervertebralis yanI pan sternum.
terletak di antara dua vertebra yang berdekutun duput Karena pars thoracalis columna vertebralis meleng_
dengan mudah ditentukan dan mempunyai tinggi yang kung, pinggir atas dan bawah corpus vertebrae yang
hampir sama, berdekatan saling tumpang tindih. processus spinosui
Permukaan anterior dan posterior corpus vertebra dan laminae ditutupi oleh corpus (Cambar 12-l 5). pro-
dan dinding posterior canalis vertebralis membentuk cessus transversus dapat ditentukan, tetapi terhalang
garis-garis lengkung halus yang hampir sejajar (Cambar oleh caput dan collum costae. perhatikan bahwa costi
12-14). I, X, Xl, dan Xll kedua sisi bersendi hanya dengan cor-

clavicu Ia

Gambar 12'15. Radiograf anteroposterior pars thoracica corumna vertebraris.


ANATOMI RADIOGRAFIK 903

pus vertebra 1 , 10, 11 , dan 12, sedangkan costa lainnya dih, dan sukar dilihat secara rinci. Canalis vertebralis
bersendi dengan dua vertebra. tampak jelas.
Pediculus tampak jelas sebagai struktur yang ber-
bentuk oval dan tertutup oleh bagian lateral corpus. DAERAH LUMBOSACRALIS
Trachea yang radiolusen dan bayangan jantung tum-
pang tindih dengan vertebrae thoracicae. Pandangan yang umum digunakan adalah (1) ante-
Pandangan lateral dibuat dengan pasien berbaring roposterior dan (2) lateral.
pada sisi tubuh, dengan lengan lurus di atas kepala. Jika Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien
ingin melihat Iengkung postural, pasien harus berdiri. dalam posisi telentang. Kaset film diletakkan di bela-
Kaset film diletakkan pada sisi thorax, dan tabung si- kang daerah lumbal dan bokong, dan tabung sinar-X
nar-X diarahkan ke lateral melalui columna vertebralis, dipusatkan di atas umbilicus. Untuk mengurangi dis-
tegak lurus terhadap film.
torsi yang disebabkan oleh lengkung Iumbal, pasien
diminta untuk memfleksiokan lutut dan panggul, untuk
Corpus vertebrae yang berbentuk segiempat dan
dapat sedikit meluruskan lengkung lumbal.
discus intervertebralis dapat dilihat dengan jelas, wa-
Corpus, processus transversus, processus spinosus,
laupun terhalang oleh costae dan paru. Keempat ve(e-
laminae, dan tempat discus intervertebralis dapat dili-
bra bagian atas tertutup oleh bayangan gelang bahu.
hat dengan jelas (Cambar 12-16). Pediculus membe-
Pediculus dan foramina intervertebralis dapat dili-
rikan bayangan oval, dan processus articularis dan
hat dengan jelas. Namun processus spinosus, laminae,
arlicu lati o i ntervertebral is posterio r dapat d itel usuri.
processus transversus, dan costae saling tumpang tin-

costa
xll

udara
dalam colon
processus
pediculus a rticu la ris
inferior
corpus
processus
processus articularis
spinosus superior

pinggir
lamina lateral
m. psoas

crista iliaca processus


transversus

arliculatio
sacroiliaca
massa
lateralis
sacrum
foramina
sacralia
anteriora

coccygeus Phlebolith

Gambar l2-16. Radiograf anteroposterior columna vertebralis pars thoracica bawah, lumbal, dan sacral'
904 BAB 12: Punggung

Gambar 12-17. Radiograf lateral columna verlebralis pars thoracica bawah, lumbal, cLan sacral.
ANATOMI RADIOGRAFIK 905

Gambar 12-18. Myelogram posteroanterior daerah lumbal


906 BAB 12: Punggung

processus transversus

V L

corpus vertebrae

processus articularis
pediculus

)
zat radiopak di dalam
spatium
su barachnoidea

posisi discus intervertebraris


==*.--

\
)

ujung proksimal
perluasan spatium
subarachnoidea di
sekitar radix saraf

jarum pungsi lumbal in situ

Gambar 12-19. Ciri utama yang dapat dilihat pada myelogram Gambar 12-18
ANATOMI RADIOGRAFIK 907

Karena kemiringannya, afticulatio sacroiliaca terlihat Corpus vertebrae yang besar, tempat discus inter-
sebagai dua garis, yang lateral sesuai dengan pinggir veftebralis, dan foramina intervertebralis dapat dilihat
anterior dan yang medial dengan pinggir posterior dengan jelas (Cambar 12-17). Pediculus, processus
(Cambar. 12-16). Segmen-segmen bawah sacrum dan articularis, dan processus spinosus dapat dilihat dengan
coccygeus agak miring ke posterior dan biasanya tum- mudah. Processus transversus dapat diidentifikasi, te-
pang tindih dengan symphisis pubis. Selain itu adanya tapi tumpang tindih dengan struktur-struktur di atas'
gas dan materi faecalis di dalarn colon sigmoideum dan Permukaan anterior dan posterior corpus vertebrae dan
rectum juga menghalangi terlihatnya sacrum. Untuk dinding posterior canalis vertebralis membentuk garis-
memperlihatkan sacrum pada pandangan anteroposte- garis lengkung halus yang kurang lebih sejajar.
rior, tabung sinar-X agak dimiringkan. Kadang-kadang sebagian atau seluruh vertebra L5
Pandangan lateral dibuat dengan pasien berbaring menyatu dengan vertebra S1. Tidak iarang, vertebra S1
pada sisi tubuh. Jika ingin memperlihatkan lengkung terpisah dari bagian os sacrum lainnya dan tampak se-
postural, pasien sebaiknya dalam posisi berdiri. Kaset bagai vertebra 56.
film diletakkan pada sisi daerah lumbal, dan tabung Pada pandangan Iateral os sacrum, dapat dilihat
sinar-X diarahkan ke lateral melalui bagian lumbal co- promontorium, canalis sacralis, corpus vertebrae dan
lumna veftebralis dengan sudut tegak lurus terhadap film. processus spinosus yang menyatu (Cambar 12-17),

V. cava inferior

corpus
vertebra L4

thecal sac berisi processus sprnosus


cauda equina

Gambar 12-20. CT scan vertebra L4


908 BAB 12: Punggung

Perhatikan tempat pembentukan sudut anterior antara dipergunakan dengan hasil yang baik. Teknik ini dise-
corpus vertebra L5 dan S1 . but myelografi (Cambar 12-18 dan 12-19).
Jika pasien dalam posisi duduk tegak, minyak ter-
os co.ccYcrs sebut akan turun sampai ke batas bawah spatium
subarachnoidea, setinggi pinggir bawah vertebra 52.
Os coccygis tidak tampak jelas pada radiograf antero-
Dengan membaringkan pasien di atas meja yang dapat
posterior dan lateral rutin, karena posisinya yang relatif
dimiringkan, minyak dapat dialirkan perlahan-lahan ke
miring terhadap film dan adanya gas serta feses di da-
posisi columna vertebralis yang Iebih tinggi.
lam rectum dan colon sigmoideum. Kesulitan ini dapat
Mielogram normal akan memperl ihatkan tonjolan-
diatasi sebagian dengan memiringkan tabung sinar-X dan
tonjolan runcing ke lateral dengan jarak teratur pada
mengosongkan isi rectum juga colon sigmoideum.
setinggi spatium intervertebralis. Cambaran ini dise-
babkan oleh medium radiopak yang mengisi perluasan
SPATIUM SUBARACHNOIDEUM spatium subarachnoidea di sekitar nervus spinalis. Ada-
Spatium subarachnoideum dapat dipelajari secara ra- nya tumor atau prolapsus discus intervertebralis dapat
diografis dengan menyuntikkan zat kontras ke dalam- menghambat aliran minyak dari satu daerah ke daerah
nya melalui pungsi lumbal. Minyak beryodium dapat lain bila posisi pasien dimiringkan.

M. reclus abdominis lengkung

A. iliaca
communis
dextra

V cava inferior

M. psoas
discus
inlervertebralis
L4-5

cauda equlna foramen


dikelilingi oleh intervertebrale
meningen

sendi anlar
processus
articu la ris
(14 dan 5)

processus splnosus foramen vcrtebrale

Gambar 12-21. CT scan melalui columna verlebralis setinggi discus intervertebralis antara vertebra L4
dan L5. Tampak processus spinosus veriebra L4 dan foramen interveriebrale masing-masing sisi.
Perhatikan sendi-sendi antar processus afticularis.
ANATOMI PERMUKAAN 909

medulla spinalis
diliputi oleh
discus
meningen
inlerverlebralis

posterior
anterior

hernia
nucleus
pulposus
(HNP)
Gambar 12-22. MRI scan sagittal
pars cervicalis columna verlebralis.
D i p e rl i h atk an di s c u s i nte rve rte b r al i s
yang mengalami herniasi di antara
veftebra T5 dan 6. Perhatikan hu-
bungan tetak medulla sPinalrs dan
meningen yang menutu?inva ter
hadap discus Yang mengalami he-
rniasi. (Atas kebaikan Dr' Pait )

CoMPUTED TOMOGRAPHY (CT) DAN ANATOMI PERMUKAAN


MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRl)
Seluruh aspek posterior pasien harus diperiksa dari ke-
di atas dipergunakan secara luas
Saat ini teknik{eknik pala sampai ke kaki, dan lengan harus tergantung se-
untuk mendeteksi adanya lesi di columna vertebralis,
cara bebas di samPing tubuh.
terutama yang mengenai jaringan lunak. CT scan di-
utamakan untuk spatium intervertebralis dan memper-
lihatkan discus intervertebralis dalam irisan transversal
Struktur-Struktur di Garis Tengah
(gambar 12-20 dan 12-21). Discus mempunyai densitas Pada garis tengah dapat dipalpasi dari atas ke bawah
yang Iebih tinggi daripada liquor cerebrospinalis di struktur-struktur berikut ini.
dalam spatium subarachnoidea dan lemak di sekitar-
nya. Fragmen-fragmen herniasi discus dapat diidentifi- PROTU BERANTIA OCCIPITALIS EXTERNA
kasi di luar batas annulus fibrosus.
Struktur ini terdapat pada perbatasan kepala dan leher
MRI dengan jelas memperlihatkan discus intervefte- (Cambar 12-1). )ari telunjuk yang diletakkan pada kulit
bralis pada potongan sagittal dan memperlihatkan hu-
di garis tengah, dapat digerakkan ke bawah dari pro-
bungannya dengan corpus vertebrae dan Iigamentum
tuberantia di sulcus nuchae.
longitudinale posterius (Gambar 12-22). Fragmen her-
niasi dari discus dan hubungannya dengan kantung dura
dapat dengan mudah dilihat. Saat ini pemakaian MRI
VERTEBRAE CERVICALES
dipergunakan secara luas untuk menggantikan mielo- Processus spinosus yang paling menonjol yang dapat
grafi atau CT di daerah ini. diraba di leher ialah yang berasal dari vertebra CZ
910 BAB 12: Punggung

angulus superior scapulae

basis spina
scapulae
tempat ujung bawah
processus
medulla spinalis
setinggi pinggir bawah
I spinosus processus m. erector

vertebra L1 processus Processus T3 spinosus


spinae
sptnosus
angulus inferior scapulae
I
I
spinosus
T1 T7

I
iq
t/I
il, ,',1

bidang intercrista m latissimus dorsi


seti nggi
vertebra L4

Gambar 12-23. Punggung taki-laki berusia 27 tahun.

(vertebra prominens). Processus spinosus vertebra C1-6 empat vertebrae lumbales bagian atas (Camba r 12-23).
ditutupi oleh ligamentum nuchae, yaitu sebuah liga- Processus spinosus yang paling menonjol adalah pro-
mentum besar yang berjalan turun di bagian belakang Cesssus spinosus vertebra T1; processus spinosus yang
leher, dan menghubungkan cranium dengan processus lain dapat dengan mudah dikenali bila truncus me-
spi nosusvertebrae cervicales. lengkung ke depan.
Processus transversus pendek dan mudah diraba
dari sisi lateral leher yang kurus. Tuberculum anterior OS SACRUM
processus transvesus vertebra C6 (tuberculum Cha-
ssaignac) dapat dipalpasi medial terhadap M. sterno- Seluruh processus spinosus os sacrum bersatu di garis
cleidomastoideus, dan A. carotis communis dapat tengah membentuk crista sacralis media. Crista ini da-
pat diraba di bawah kulit pada bagian paling atas celah
ditekan pada tempat ini.
antara kedua bokong.
Hiatus sacralis terletak pada aspek posterior ujung
VERTEBRAE THORACICAE DAN LUMBALES
bawah os sacrum, dan di daerah ini spatium extradural
Sulcus nuchae berlanjut ke bawah sebagai alur yang (spatium epidural) berakhir. Hiatus terletak kira-kira 2
berjalan pada perlengahan punggung, di atas ujung inci (5 cm) di atas ujung os coccygeus dan di bawah ku-
processus spinosus seluruh vertebrae thoracicae dan Iit sulcus di antara kedua bokong.
ANATOMI PERMUKAAN 911

OS COCCYGEUS anterior superior. Tuberculum iliaca terletak setinggi


processus spinosus vertebra L5.
Permukaan inferior dan ujung os coccygeus dapat
diraba di dalam alur antara kedua bokong, kira-kira 1
inci (2,5 cm) di belakang anus (Gambar 12-1). Per- Medulla Spinalis
mukaan anterior os coccygeus dapat dipalpasi dengan dan Spatium Subarachnoidea
jari di dalam canalis analis.
Medulla spinalis pada orang dewasa meluas ke bawah
sampai setinggi pinggir bawah processus spinosus ver-
Bagian Lateral Atas Thorax tebra L1 (Cambar 12-7). Pada anak kecil medulla spi-
nalis meluas sampai setinggi processus spinosus ver-
Bagian lateral atas thorax ditutupi oleh scapula dan tebra 13.
otot-otot yang berhubungan dengannya' Scapula ter- Spatium subarachnoidea beserta liquor cerebro-
letak posteriorterhadap iga I sampai Vll (Cambar 12-1 spinalisnya meluas ke bawah sampai setinggi pinggir
dan 12-23). bawah vertebra S2 (Cambar 12-7), yang terletak se-
tinggi spina iliaca posterosuperior.

Os Scapula
Simetri Punggung
Pinggir medial os scapula membentuk pinggir yang
menonjol, yang berakhir di atas pada angulus superior Periksalah punggung secara menyeluruh dan banding-
dan di bawah pada angulus inferior (Cambar 12-23). kan kedua sisi dengan berpatokan pada garis imajiner
yang berjalan ke bawah dari protuberantia occipitalis
Angulus superior dapat diraba setinggi processus
spinosus T1, dan angulus inferior dapat diraba setinggi externa sampai ke celah antara kedua bokong.
processus spinosus T7 (Gambar 12-1 dan 12-23).
Otot-otot posterior vertebra yang terutama menga-
tur gerakan-gerakan columna vertebralis dan menjaga
Crista spina scapulae dapat diraba dan diikuti ke
lengkung postural columna dapat dipalpasi, Otot-otot
medial pada pinggir medial scapula, yang terdapat
ini besar dan terletak di samping kanan dan kiri pro-
setinggi processus spinosus vertebra T3 (Gambar 12-1
cessus spinosus vertebrae (Gambar 12-1 , 12-8, dan
dan 12-23). 12-23). Otot-otot ini harus diperiksa dengan tangan
Processus acromion scapulae membentuk ujung la-
yang rata. Jika otot-otot ini memperlihatkan tonus yang
teral spina scapulae. Terletak subcutan dan mudah diraba' normal, akan teraba keras. Otot yang kaku teraba lebih
keras dari normal;juga lebih pendek dari normal, yang
Bagian Lateral Bawah Thorax menyebabkan kecekungan columna vertebralis pada
sisi tersebut.
Bagian lateral bawah thorax dibentuk oleh aspek pos- Lengkung-lengkung columna vertebralis dapat di-
terior bagian atas pelvis bagian tulang (pelvis major) periksa dengan memperhatikan kontur lateral pung-
dan otot-otot gluteal yang berhubungan dengannya. gung. Biasanya, permukaan posterior cekung di daerah
iervical, cembung di daerah thoracica, dan cekung di
Crista lliaca daerah lumbal (Cambar 12-2). Permukaan anterior os
sacrum bersama dengan coccygeus membentuk leng-
Crista iliaca dapat diraba dengan mudah seluruh pan- kung anterior. Daerah lumbal membentuk sudut de-
jangnya (Gambar 12-1). Crista ini terletak setinggi ngan os sacrum, disebut angulus lumbosacralis.
processus spinosus vertebra L4 dan dipergunakan pada lnspeksi permukaan posterior punggung, dengan
waktu melakukan pungsi lumbal. Setiap crista berakhir patokan utama adalah garis vertical processus spinosus
di depan pada spina iliaca anterior superior dan di vertebrae, memperlihatkan bahwa terdapat sedikit
belakang pada spina iliaca posterior superior. Spina lengkung lateral pada hampir semua orang. Orang yang
iliaca posterior superior ini terletak di bawah lekukan dominan tangan kanan, terutama yang bekerja d.engan
kulit setinggi vertebra 52 dan di tengah-tengah arti- menggunakan otot dalam waktu yang lama, biasanya
culatio sacroiliaca. Tuberculum iliaca adalah tonjolan memperlihatkan lengkung lateral thoracica ke kanan;
yang dapat diraba pada permukaan luar crista iliaca orang dengan tangan kiri (kidal) biasanya memperli-
kira-kira 2 inci (5 cm) posterior terhadap spina iliaca hatkan lengkung lateral thoracica ke kiri.
912 BAB 12: Punggung

Prrvtrnl xseAN PUNGGU Nc dapat mengakibatkan lengkung kyphosis pada daerah


Memeriksa seluruh daerah punggung dan tungkai thoracal atas. Pasien ini disebut "berbahu bundar".
penting dilakukan, dengan sepatu harus dibuka, Tung- Crush fractures atau destruksi oleh tuberkulosis pada
kai yang tidak sama panjang atau adanya penyakit pada corpus vertebrae mengakibatkan kyphosis angular acuta
sendi panggul dapat berakibat timbulnya lengkung columna verlebralis. Pada orang tua, osteoporosis (pe-
abnormal pada columna vertebralis. Pasien diminta un- nipisan tulang abnormal) dan/atau degenerasi discus
tuk berjalan mondar mandir di dalam kamar peme- intervertebralis menyebabkan kyphosis senilis, yang
riksaan agar dapat diamati pergerakan miring panggul mengenai columna vertebralis daeral cervical, thora-
yang normal terjadi. Bila satu sisi pelvis diangkat, cal, dan lumbal.
terbentuk cembung lumbal koronal pada sisi yang lain, lordosis adalah istilah yang dipergunakan untuk
disertai dengan cembung thoracal kompensasi pada lengkung sagital yang berlebihan di daerah Iumbal.
sisi yang sama. Bila pasien duduk, tampak bahwa leng- Lordosis dapat disebabkan oleh bertambahnya beban
kung lumbal yang normal akan menghilang, dan ada isi abdomen, seperti pada orang hamil atau adanya tu-
penambahan lebar celah antara processus spinosus mor ovarii yang besar, atau dapat pula disebabkan oleh
lumbalis. penyakit pada columna vertebralis seperti pada
Kisaran gerakan yang normal dari berbagai bagian
spondylolisthesis. Kemungkinan bahwa keadaan ini
merupakan kompensasi postural pada kyphosis thora-
columna vertebralis harus diuji. Di daerah cervical
mungkin dilakukan fleksio, ekstensio, rotasio lateral, cicus atau penyakit articulatio coxae (dislocatio
dan fleksio lateral, lngatlah bahwa hampir separuh ge- congenitalis) tidak boleh di Iupakan.
rakan fleksio dilakukan pada articulatio atlanto- Scoliosis ialah istilah yang dipergunakan untuk me-
occipitalis. Pada fleksio, pasien harus mampu menyen- lukiskan deviasi columna veftebralis ke lateral. Kea-
tuh dada dengan dagunya, dan pada ekstensio ia harus daan ini paling sering ditemukan di daerah thoracal dan
mampu melihat langsung ke atas. Pada rotasio lateral dapat diakibatkan oleh kerusakan otot atau vertebra.
pasien harus dapat meletakkan dagunya segaris dengan Kelumpuhan otot-otot akibat poliomielitis dapat me-
bahunya. Setengah gerakan rotasio lateral terjadi antara nimbulkan skoliosis hebat. Adanya hernivertebra ko-
atlas dan axis. Pada laterofleksi, biasanya kepala dapat ngenital dapat juga menyebabkan skoliosis. Seringkali
dimiringkan 45 derajat terhadap masing-masing bahu. skoliosis bersifat kompensasi pada kaki yang pendek
Perlu diperhatikan bahwa bahu tidak terangkat dalam sebelah atau penyakit panggul.
menguji gerakan ini.
Pada daerah thoracal, gerakan terbatas oleh adanya Plrxus VrNosus VrRrrsnRLrs DAN CRncr-
iga dan sternum, Bila menguji rotasio, pastikan bahwa NOMA PROSTAT
pasien tidak memutar pelvisnya.
Pada daerah lumbal dapatdilakukan fleksio, eksten- Plexus venosus vertebralis yang tidak berkatup,
sio, rotasio lateral, dan fleksio lateral. Fleksio dan
mempunyai dinding tipis, dan berjalan longitudinal
ekstensio cukup bebas dilakukan. Rotasio lateralterba- yang tipis telah dijelaskan secara lengkap pada ha-
tas akibat terkuncinya processus articularis. Fleksio laman 894. Plexus ini penting di klinik, karena plexus
lateral di daerah thoracal dan lumbal diuji dengan me- ini berhubungan di atas dengan sinus venosus intracra-
minta pasien mengusap paha sisi lateral dari atas ke nialis dan secara segmental dengan vena-vena thorax,
abdomen, dan pelvis. Darah vena pelvis tidak hanya
bawah.
bermuara ke dalam V. cava inferior, tetapi juga ke
plexus venosus vertebralis dan melalui jalan inl dapat
LrruCruruc ABNoRMAI CoLUMNA VERTE- masuk ke cranium. Keadaan ini dapat terjadi bila
BRALIS tekanan intra-abdominal meningkat. Plexus venosus
Kyphosis ialah istilah yang dipergunakan untuk veftebralis internus tidak terpengaruh oleh tekanan
lengkung sagittal yang berlebihan di daerah thoracal eksterna bila tekanan intraabdominal meningkat. Me-
columna vertebralis. Keadaan ini dapat disebabkan ningkatnya tekanan di dalam vena-vena abdominal dan
oleh kelemahan otot atau perubahan struktur corpus pelvis cenderung untuk menekan darah ke belakang
vertebrae atau discus intervertebralis. Misalnya pada keluar dari rongga abdomen dan pelvis masuk ke da-
remaja yang sakit-sakitan, tonus otot berkurang oleh lam canalis vertebralis. Adanya plexus venosus ini da-
karena belajar dalam waktu yang lama atau bekerja pat menerangkan bagaimana karsinoma prostat dapat
berjam-jam dengan menggunakan meja yang rendah bermetastasis ke columna vertebralis dan cavum cranii.
ANATOMI PERMUKAAN 913

t"",5
(osocciPitare
NV
\rd \rrl

c3
F;rc]-
tr:Q-
@
c4

Ac5

c6

c7

c8
m
.|9a:.Q.

W pulposus
D

T1 Jgir-gl
anulus fibrosus

dv \;

Gambar 12-24. A, B. Pandangan posterior corpus vertebrae di daerah ceruical dan lumbal mem'
pertihatkan hubungan yang dapat terjadi antara nucleus pulposus dan radix nervi spinalis. Perhatikan
'bahwa
terdapat aetapin neruus spinalis cervicalis tetapi hanya ada tuiuh vertebra ceruicalis. Di daerah
lumbal, misa!nya, radix nervi spinalis L4 muncul dan berjalan keluar ke lateral dekat pediculus vertebra L4
dan tidak be-rhubungan dengan discus interueriebralis antara veftebrae L4 dan 5. C' Herniasi
posterolarcrat nucteis pulposis dari dicus interveftebratis antara vertebra L5 dan 31 memperlihatkan
adanyatekanan pada radix nervi 51. D. Sebuah discus intervertebralis dengan nucleus pulposusnya
herniasi ke arah posterior. E. Penekanan pada radix motorik nervus L5 mengakibatkan melemahnya
dorsofleksio sendi pergetangan kaki; penekanan radix motorik 31 mengakibatkan melemahnya
plantarf leksi perg el an g an kaki.
914 BAB 12: Punggung

HeRnIRSI DIscus INTERVERTEBRALIS tebra CB, radix nervus thoracalis dan lumbalis keluar di
bawah vertebra yang sesuai. Jadi, radix nervus L5 ke-
Struktur dan fungsi discus intervertebralis diuraikan luar di antara vertebra L5 dan S1. Lagi pula, karena ra-
pada halaman BBB. Ketahanan discus ini terhadap te-
dix saraf berjalan ke lateral untuk keluar, radix yang
naga kornpresi sangat meyakinkan, misalnya, pada sesuai dengan celah discus (14 untuk celah L4-5) terlalu
pemain akrobat sirkus yang dapat mendukung empat
lateral untuk tertekan oleh discus yang mengalami her-
orang atau lebih pada pundaknya. Walaupun demi- niasi. Herniasi discus L4-5 biasanya memberikan gejala
kian, discus ini dapat rusak oleh benturan mendadak, yang sesuai dengan radix L5, walaupun radix L5 keluar
terutama jika columna verebralis dalam keadaan flek- di antara vertebra L5-S1. Nucleus pulposus kadang-
sio dan discus tengah mengalami perubahan degene- kadang mengalami herniasi ke belakang dan jika ini
ratif, sehingga mengakibatkan terjadinya hernia nu- berbentuk hernia yang besar, seluruh cauda equina
cleus pulposus.
dapat tertekan, dan mengakibatkan paraplegia.
Discus yang paling sering terkena adalah discus di
Cejala awal nyeri punggung biasanya disebabkan
daerah pertemuan antara bagian yang relatif mudah oleh cedera discus. Otot-otot punggung dalam keadaan
bergerak dengan yang kurang bergerak, yaitu pada kejang, terutama pada sisi hernia, sebagai akibat pe-
daerah pertemuan cervicothoracis dan lumbosacralis.
nekanan radix saraf spinalis. Akibatnya, columna ver-
Pada daerah ini bagian posterior anulus fibrosus ruptur
tebralis menunjukkan scoliosis, dengan bagian ce-
dan nucleus pulposus akan melesat ke posterior seperti kungnya pada sisi lesi. Nyeri menjalar ke arah tungkai
pasta gigi yang terpencet keluar. Keadaan ini dikenal
dan kaki sesuai dengan distribusi saraf yang bersang-
sebagai hernia nucleus pulposus. Hernia ini akan kutan. Karena radix posterior (sensorik) yang paling
mengakibatkan penonjolan sentral di garis tengah di sering tertekan adalah dari L5 dan S1, perasaan nyeri
bawah ligamentum longitudinale posterius vertebrae biasanya terasa di bagian belakang dan lateral tungkai
atau penonjolan lateral di samping ligamentum pos- dan menjalar ke telapak kaki. Keadaan ini sering
terius dekat foramen intervertebrale (Gambar 12-24). disebut iskialgia. Pada kasus-kasus berat, terdapat pa-
Keluarnya nucleus pulposus mengakibatkan menyem-
resthesia atau hilangnya sensasi umum.
pitnya ruang di antara corpus vertebrae yang dapat di-
Tekanan pada radix anterior (motorik) mengaki-
lihat dengan radiograf. Kendurnya ligamentum longitu-
batkan kelemahan otot. Jika yang terkena radix motorik
dinale anterius dan posterius mengakibatkan mobilitas
15, dorsofleksio pergelangan kaki akan melemah, se-
corpus vertebrae yang abnormal dan mengakibatkan
dangkan bila mengenai radix motorik S1, plan-
nyeri setempat dan kemudian dapat berkembang men-
tarfleksio akan melemah, dan refleks pergelangan kaki
jadi osteoartritis.
akan melemah atau tidak ada sama sekali (Cambar
Hernia discus intervertebralis cervicalis lebih ja- 12-24).
rangdaripada hernia di daerah lumbal (Cambar 12-22). Penonjolan sentral yang besar menimbulkan nyeri
Dlscus yang paling rentan adalah discus antara C5 dan bilateral dan kelemahan otot kedua tungkai. Dapat pula
6 atau antara C6 dan 7. Penonjolan ke lateral meng- terjadi retensio urine akut.
akibatkan tekanan pada nervus spinalis atau radixnya. Hubungan antara lesi discus, radix saraf yang ter-
Setiap nervus spinalis muncul di atas vertebra yang kena, dermatom nyeri, kelemahan otot, dan hilang atau
sesuai; jadi penonjolan discus C5-6 menekan nervus berkurangnya refleks diperlihatkan pada Tabel 12-1.
C6 atau radixnya (Gambar 12-24). Nyeri dirasakan
pada bagian bawah tengkuk, bahu dan daerah se-
panjang lengan yang sesuai dengan nervus spinalis PTNyRxIT DAN FoRAMINA INTERVERTEBRALIS
yang terkena. Penonjolan sentral dapat menekan me- Foramina intervertebralis (Cambar 12-5) dilalui
dulla spinalis dan A. spinalis anterior dan mengenai oleh nervus spinalis, arteri-arteri dan vena-vena seg-
berbagai jaras medulla spinalis. mental kecil, yang seluruhnya terbungkus oleh jaringan
Hernia discus intervertebralis lumbalis lebih sering areolar. Tiaptiap foramen dibatasi di atas dan di bawah
daripada hernia discus intervertebralis cervicalis oleh pediculus vertebrae yang berdekatan, di depan
(Gambar 12-24). Discus yang paling sering terkena oleh bagian bawah corpus vertebrae dan di belakang
ialah yang terletak di antara vertebra L4 dan 5, dan oleh processus articularis dan sendi di antaranya.
antara vertebra L5 dan sacrum. Di daerah lumbal ra- Dalam kondisi seperti ini, nervus spinalis menjadiamat
dices dalam cauda equina berjalan ke posterior se- rentan dan dapat tertekan atau iritasi oleh penyakit dari
panjang sejumlah discus intervertebralis (Cambar stru ktu r-struktu r d i sekitarnya. Hern i a d scus i nterverte-
i

12-23). Herniasi ke lateral dapat menekan satu atau dua bralis, fractura corpus vertebrae, d,an osteoartritis
radix dan seringkali mengenai radix yang menuju ke fo- sendi-sendi processus articularis atau sendi-sendi antar
ramen interveftebrale tepat di bawahnya. Namun, corpus vertebrae, semuanya dapat menekan, menarik,
karena terdapat radix nervus C8 dan tidak terdapat ver- atau menimbulkan edema pada nervus spinalis yang
ANATOMI PERMUKAAN 915

Tabel 12-1 . Ringkasan Tanda-Tanda Penting yang Ditemukan pada Sindrom Radix Cervicalis
dan Lumbosacralis
Refleks
Radix
yang
yang
Otot-Otot yang DisuPlai Terkena
cedera Nyeri Dermatom
m. deltoideus dan m. bicePs humer! Abduksio bahu, fleksi siku Biceps
Aspek lateral bawah
lengan atas
mr exlensor carPi radialis longus Ekstensor pergelangan tangan Brachio-
Aspek lateral lengan
bawah dan brevis radialis
Jari tengah m. triceps brachii dan m. flexor carpi Ekstensio siku dan fleksi Perge- Triceps
radialis langan langan
C8 Aspek medial lengan m. fleksor digitorum superficialis dan Fleksijari ltoak aoa
bawah profundus
Fleksi panggul Cremaster
:

L1 Lipat paha m. iliopsoas


m. iliopsoas, m. sartorius, dan otot' Fleksi panggul, adduksio Pang- Cremaster
L2 Aspek anterior tungkai
atas otot adductor articulatio coxae gul
medial lutut m. iliopsoas, m. sartorius, m. qua- Fleksi panggul; ekstensi lutut, Patellar
L3 Aspek
driceps, dan otot-otot'adductor : adduksio panggul
adiculatio coxae
lnversio kaki, ekstensio lutut Patellar
L4 Aspek medial betis m. tibialis anterior, m. quadriceps
Ekstensio ibu iari kaki, dorsoflek' Tidak ada
l-5 Aspek lateral tungkai ba- m. extensor hallucis longus,
wah dan dorsum Pedis m. extensor digitorum longus sio pergelangan kaki
Refleks
S1 Pinggir lateral kaki m. gastrocnemius, m, soleus ' Plantarfleksio Pergelangan kaki
perge-
langan
l kaki

S2 Bagian posterior Paha m. flexor digitorum lonQils;''' , . Plantarfleksio Pergelangan kaki, Tidak ada
m. flexor hallucis longus fleksio ibujari kaki

baru keluar. Tekanan itu akan menimbulkan nyeri der- Dislocatio cervicalis bilateral hampir selalu disertai
matom, kelemahan otot, dan mengurangi atau meng- cedera hebat medulla spinalis. Orang akan langsung
hilangkan refleks. meninggal jika terjadi pada vertebra cervicalis atas,
karena otot-otot pernapasan, termasuk diaphragma (n'
VERTEB RALIS
phrenicus C3-5) akan lumpuh.
DISLOCITIO COLUINruR
Dislocatio columna vertebralis hanya terjadi di dae- FRRctu RR Col-utvtNa VrRrraReLls
rah cervical, karena kemiringan processus articula-
risnya memungkinkan terjadi dislocatio tanpa me-
Fraktura Processus Spinosus, Processus
nimbulkan fra(tur. Di daerah thoracal dan lumbal,
Iransversus, atau Laminae
dislocatio hanya dapat terjadi jika processus articularis
yang tersusun vertikal itu patah terlebih dahulu. Fraktura processus spinosus, processus transversus,
Dislocatio umumnya terjadi antara vertebra C4 dan atau laminae disebabkan oleh trauma langsung atau
5 atau C5 dan 6, yaitu tempat yang paling mudah ber- pada kasus tertentu oleh aktivitas otot yang hebat'
gerak. Pada dislocatio unilateral, processus articularis
inferior sebuah vertebra terdorong ke depan dan ke atas
Fraktura Kompresi Anterior dan Lateral
permukaan anterior processus articularis superior ver-
iebra di bawahnya. Karena biasanya tumpang tindih, Fraktura kompresi anterior corpus vertebrae biasa-
processus articularis akan terkunci dalam posisi dis- nya disebabkan oleh trauma jenis fleksi-kompresi yang
locatio ini. Nervus spinalis pada sisi yang sama bia- berlebihan dan terjadi pada tempat dengan mobilitas
sanya cedera pada foramen intervertebrale dan maksimum atau pada perbatasan antara daerah yang
menimbulkan nyeri l"rebat. Untunglah ukuran canalis mudah bergerak dan tidak. Hal yang menarik pada frak-
vertebralis yang cukup besar membebaskan medulla tur ini adalah meskipun corpus vertebrae remuk, liga-
spinalis pada kebanyakan kasus cedera. mentum longitudinale posterius tetap utuh. Arcus
916 BAB 12: Punggung

tempat destruksi
medula spinalis
t6mpat rusaknya
nervus spinalis

fraktur "pinggang" dens


arcus anterius atlantis

frakur pediculus

arcus posterius atlantis

Gambar 12-25, Dislocatio dan fractura columna vertebralis. A, Dislocatio unilateral veftebra CS pada C6.
Perhatikan pergeseran ke depan dari processus afticularis inferior terhadap processus articularis superior
ve,tebra di bawahnya. B. Dislocatio bilateral vertebta C5 terhadap C6; perhatikan bahwa 50% dari lebar
corpus veftebrae bergeser ke depan terhadap vertebra yang ada di bawahnya. C. Jenis fraktur
fleksi-kompresi corpus vertebrae di daerah lumbal. D. Fractura Jefferson dari atlas. E. Fraktur dens dan
pediculus atlantis (Hangman's fracture).
ANATOMI PERMUKAAN 917

vertebralis tidak patah dan ligamentum-ligamentum in- disebabkan oleh tali penggantung (hangman's rope)
tervertebrale juga utuh, sehingga tidak terjadi perge- yang diletakkan di dagu. Medulla spinalis jarang ter-
seran vertebra dan kerusakan medulla spinalis. Jika ce' tekan, karena canalis vertebralis menjadi lebih besar
dera menyebabkan pula laterofleksio yang hebat di oleh pergeseran ke depan dari corpus vertebrae atlantis
samping fleksio yang hebat, bagian lateral corpus ver- (Cambar 12-25).
tebrae juga akan remuk.
SporunvLoLtsrHEsls
Dislokasi Fraktur
Pada spondylolisthesis, corpus vertebra lumbalis
Dislokasi fraktur biasanya disebabkan oleh cedera bawah, biasanya L5, bergeser ke depan di atas corpus
jenis kombinasi fleksi dan rotasi; vertebra atas mela- veftebrae di bawahnya dan mengikutsertakan seluruh
kukan fleksio berlebihan dan berputar pada vertebra columna vertebralis di atasnya. Defek utama terdapat
bawah. Di sini juga, tempat lesi di daerah di mana ter- pada pediculus veftebrae yang berpindah tersebut.
dapat mobilitas maksimum, seperti pada daerah lum- Sekarang dianggap bahwa pada keadaan ini pediculus
bal, atau pada pertemuan antara daerah yang mudah berbentuk abnormal dan terdapat pusat ossifikasi tam-
bergerak dan tidak pada columna vertebralis, seperti bahan dan gagal untuk berfusi. Processus spinosus, la-
pada vertebra lumbal bagian bawah. Karena processus minae, dan processus articularis inferior tetap pada
articularis patah dan ligamentumnya robek, vertebra tempatnya, sedangkan bagian vedebra lainnya yang
yang bersangkutan menjadi tidak stabil, dan medulla gagal berhubungan dengan processus articularis infe-
spinalis biasanya cedera berat atau putus, disertai rior akan bergeser ke depan. Karena laminae tertinggal
keadaan paraplegia. di belakang, canalis vertebralis tidak menyempit, tetapi
radix saraf mungkin tertekan, dan menimbulkan sakit
Fraktur Kompresi Vertikal punggung bagian bawah dan ischialgia. Pada kasus be-
Fraktur ini terjadi di daerah cervical dan lumbal, rat, truncus menjadi pendek, dan iga-iga bagian bawah
tempat yang mungkin dilakukan tarikan maksimal dari berhubungan dengan crista iliaca.
columna vertebralis (Cambar 12-25). Di daerah cer-
vical, dengan leher yang lurus, sebuah gaya vertikal Nvrnl RRolx SnRRr
yang berlebihan dari atas dapat menyebabkan arcus
atlantis cedera dan massa lateralis atlantis terdorong ke Radix nervus spinalis keluar dari canalis vertebralis
lateral (fraktur Jefferson). Jika leher sedikit fleksio, melalui foramina intervertebralis. Setiap foramen diba-
vertebra cervicalis bagian bawah tetap berada dalam tasi di atas dan di bawah oleh pediculus, di anterior
garis lurus dan beban kompresi diteruskan ke vertebra oleh discus intervertebralis dan corpus vertebrae, dan
yang lebih bawah, menyebabkan cederanya discus di posterior oleh processus articularis dan sendi-sendi
intervertebralis dan pecahnya corpus vertebrae, Pecah- (Cambar 12-25). Di daerah lumbal, foramen yang pa-
an darl corpus vertebrae biasanya terdorong ke bela- ling besar adalah di antara vertebra L1 dan 2 dan yang
kang ke dalam medulla spinalis. paling kecil di antara vertebra L5 dan S1.
Dapat pula terjadi fraktur kompresi tanpa cedera atau Salah satu komplikasi osteoartritis columna verte-
fraktur patologis pada beberapa kasus berat osteoporosis. bralis adalah tumbuhnya osteofit, yang sering memper-
Pada daerah lumbal yang diluruskan, gaya berle- sempit foramen vertebralis, dan mengakibatkan nyeri
bihan dari bawah dapat menyebabkan corpus vefte- di sepanjang distribusi saraf segmental. N. L5 adalah
brae remuk, disertai menonjolnya fragmen-fragmen ke nervus spinosus yang terbesar, dan saraf ini keluar dari
posterior ke dalam medulla spinalis. columna vertebralis melalui foramen intervertebralis
yang paling kecil. Oleh karena itu saraf ini paling mu-
Fraktur Dens Axis dah cedera.
Osteoartritis sebagai salah satu penyebab nyeri
Fraktur dens axis relatif sering terjadi dan diakibat- radikular ditentukan oleh umur pasien, awal timbul-
kan oleh jatuh atau pukulan pada kepala (Cambar nya, dan riwayat nyeri punggung dalam waktu yang
12-25). Mobilitas yang berlebihan dari pecahan dens lama. Diagnosis ini ditegakkan hanya bila semua pe-
atau robeknya ligamentum transversum dapat menga- nyebab telah disingkirkan. Contohnya, prolapsus dis-
kibatkan cedera kompresi pada medulla spinalis. cus intervertebralis biasanya terjadi pada kelompok
umur yang lebih muda dan timbulnya sering akut.
Fraktur Pediculus Axis (Fraktur Hangman)
Sering ditemukan cedera hebat pada leher dalam
PINYTTUPITAN CANALIS SPINATIS
keadaan ekstensio seperti pada kecelakaan mobil.
Nama fraktur ini didapatkan dari keadaan ekstensio Setelah berumur di atas 40 tahun canalis spinalis
yang berlebihan pada leher, seperti pada keadaan yang mulai menyempit. Perubahan osteoartritik pada sendi-
918 BAB 12: Punggung

sendi di processus articularis serta pembentukan osteo- Pada dislokasi fraktur di daerah thoracal, sering
fit, bersama dengan perubahan degeneratif pada discus terjadi pergeseran yang cukup besar. Ukuran canalis
intervertebralis dan pembentukan osteofit yang besar di vertebralis yang kecil dapat menyebabkan cedera berat
antara corpus vertebrae dapat menyempitkan canalis pada medulla spinalis.
spinalis dan foramina intervertebralis. Pada pasien-pa- Pada dislokasi fraktur daerah lumbal, dua fakta
sien dengan canalis spinalis yang dari awalnya kecil, anatomis membantu pasien. Pertama, medulla spinalis
stenosis di daerah cauda equina yang cukup jelas dapat pada orang dewasa meluas ke bawah hanya sampai
menyebabkan kompresi neurologis. Cejala-gejala sangat setinggi pinggir bawah vertebra L1. Kedua, ukuran fo-
bervariasi dari gangguan ringan di daerah punggung ramen veftebralis yang besar di daerah ini memberikan
bawah sampai dengan nyeri hebat yang memancar ke ruangan yang cukup untuk radix cauda equina. Oleh
bawah, ke daerah tungkai serta tidak mampu berjalan. karena itu, cedera saraf di daerah ini bersifat ringan.
Cedera medulla spinalis dapat berakibat hilangnya
sebagian atau seluruh fungsi pada tingkat lesi, dan hilang-
Prruynxrr ARncunno SAcRotLIACA
nya sebagian atau seluruh fungsi tractus-tractus aferen
Articulatio sarcoiliaca diuraikan pada Bab 6. Aspek dan eferen di bawah lesi. Cejala-gejala dan tanda{anda
klinik sendi ini dirujuk kembali, karena penyakit pada renjatan spinal dan paraplegia dalam fleksio dan eks-
sendi ini dapat menimbulkan nyeri punggung bawah tensio, tidak dibahas dalam buku ini. Untuk informasi
(low back pain) dan dapat disalahtafsirkan sebagai pe- lebih lanjut dapat dilihat pada buku ajar neurologi,
nyakit articulatio lumbosacralis. Pada dasarnya, articu-
latio sacroiliaca adalah sebuah sendi sinovial dengan Hubungan Segmen Medulla Spinalis
peninggian tidak teratur pada satu permukaan sendinya dengan Tinggi Vertebra
yang sesuai dengan lekukan pada permukaan sendi Karena medulla spinalis lebih pendek daripada co-
yang lain. Sendi ini merupakan sendi yang kuat dan lumna vertebralis, segmen medulla spinalis tidak sesuai
berfungsi memindahkan berat badan dari columna dengan tingginya vertebra (Cambar 12-11). Tabel berikut
vertebralis ke os coxae. Sendi ini dipersarafi oleh ner- ini dapat membantu menetapkan segmen medulla spina-
vus lumbalis bawah dan nervus sacralis, sehingga lis yang sesuai dengan corpus vertebrae yang berdekatan.
penyakit pada sendi ini dapat menimbulkan nyeri
punggung bawah dan iskialgia. Vertebrae Segmen Medulla Spinalis
Articulatio sacroiliaca tidak dapat dinilai pada pe- Cervical Tambah 1
meriksaan klinis. Namun terdapat daerah kecil yang Thoracal atas Tambah 2
terletak tepat di medial bawah spina iliaca posterior Thoracal bawah (T7-9) Tambah 3
superior, yang merupakan tempat sendi ini terletak Thoracal 10 Segmen medulla spinalis
paling dekat dengan permukaan, Pada penyakit daerah L1-2
lumbosacral, gerakan columna vertebralis ke arah ma- Thoracal 1 1 Segmen medulla spinalis
na saja menimbulkan nyeri di pars lumbosacralis L3-4
columna vertebralis. Pada penyakit sacroiliaca, nyeri Thoracal 12 Segmen medulla spinalis L5
hebat timbul pada waktu melakukan rotasio columna Lumbal 1 Segmen medulla spinalis
vertebralis, dan paling hebat pada akhir antefleksio. sacral dan coccygeal
Cerakan terakhir ini menyebabkan nyeri karena otot-
otot hamstring mempertahankan os coxae pada tem-
patnya, sementara os sacrum melakukan rotasio ke de- ISrrmIR MEDULTA SPINALIS
pan pada saat fleksio columna vertebralis. Suplai darah ke medulla spinalis sangat kurang di-
bandingkan dengan pentingnya jaringan saraf. A. spi-
Crornn MrouLr-R SprNRLIs nalis anterior dan posterior yang berjalan longitudinal
berukuran kecil dan mempunyai diameter yang ber-
Derajat kerusakan medulla spinalis pada berbagai variasi, dan diperkuat oleh arteri segmental yang ber"
tingkat vertebra ditentukan oleh berbagai faktor anato-
variasi dalam jumlah dan ukurannya. lskemia medulla
mis. Di daerah cervical, dislokasio atau fraktur dislo- spinalis sering mengikuti kerusakan ringan arteri yang
kasio sering terjadi, tetapi ukuran canalis vertebralis memperdarahinya, sebagai akibat dari anestesi regio-
yang besar sering mengakibatkan medulla spinalis
nal, proses mengatasi nyeri, atau pembedahan aorta.
terhindar dari cedera yang berat. Walaupun demikian,
bila terdapat pergeseran yang besar, medulla spinalis
dapat terpotong dan langsung menimbulkan kematian. Purlcsl Lurt eRL (Splrunl Tnp)
di atas segmen tempat keluarnya n.
.lika lesi terjadi Pungsi lumbal sering dilakukan untuk mengambil
phrenicus, respirasi akan berhenti. contoh liquor cerebrospinalis untuk diperiksa. Untung-
ANATOMI PERMUKAAN 919

Iah, medulla spinalis pada orang dewasa berakhir di masuk jarum. Jika jarum diarahkan lebih ke lateral
bawah setinggi pinggir bawah vertebra L1 . (Pada bayi daripada di garis tengah, jarum dapat menusuk lamina
ujung bawah medulla spinalis mencapai setinggi ver- atau processus articularis.
tebra 13. ) Spatium subarachnoidea meluas ke bawah
sampai pinggir bawah vertebra 52. Dengan demikian Anatomi Komplikasi Pungsi Lumhal
bagian bawah pars lumbalis canalis vertebralis terisi
1. Sakit kepala setelah pungsi Iumbal. Sakit kepala ini
dengan spatium subarachnoidea, yang mengandung mulai setelah prosedur berakhir dan berlangsung
cauda equina, yaitu radix lumbalis dan sacralis dan 24-48 jam. Penyebabnya adalah kebocoran liquor
filum terminale. Jarum yang dimasukkan ke dalam cerebrospinalis melalui lubang dura, dan lubang
spatium subarachnoidea daerah ini biasanya mendo- ini biasanya setelah menggunakan jarum yang be-
rong radices ke samping tanpa merusaknya. sar. Kebocoran ini menyebabkan berkurangnya vo-
Dengan pasien berbaring miring serta columna ver- Iume liquor cerebrospinalis, yang kemudian akan
tebralis dalam keadaan fleksio, spatium antara laminae mengakibatkan turunnya otak dan menegangkan
yang berdekatan pada daerah lumbal akan terbuka meningen yang mempunyai saraf yang peka, dan
secara maksimal (Cambar 12-26). Sebuah garis ima- diikuti dengan sakit kepala. Sakit kepala ini akan
jiner yang menghubungkan titik+itik tertinggi pada hilang dalam posisi berbaring. Menggunakan ja-
crista iliaca berjalan melalui processus spinosus verte- rum kecil dan menghindari terjadinya lubang yang
bra L4 (Cambar 12-23). Dengan menggunakan teknik banyak pada dura akan mengurangi insiden sakit
aseptik yang benar dan di bawah anestesi lokal, jarum
kepala.
pungsi lumbal yang terpasang pada sebuah stylet, ditu-
2. Herniasiotak. Pungsi lumbaltidak boleh dilakukan
sukkan ke dalam canalis vertebralis di atas atau di pada keadaan tekanan intracranial jelas tinggi.
bawah processus spinosus vertebra L4 (Cambar 12-26).
Misalnya sebuah tumor yang besar di atas tento-
Jarum akan menembus struktur anatomis di bawah ini rium cerebelli dengan tekanan intrakranial yang
sebelum masuk ke spatium subarachnoidea: (1) kulit, tinggi, dapat mengakibatkan pergeseran ke kaudal
(2) fascia superficialis, (3) ligamentum supraspinale, (4)
dari unkus melalui incisura tentorii atau pergeseran
ligamentum interspinosum, (5) ligamentum flavum, (6) yang berbahaya dari medulla melalui foramen
jaringan areolar yang mengandung plexus venosus
magnum, bila tekanan liquor cerebrospinalis di
vertebralis internus, (7) duramater, dan (B) arachnoi-
daerah lumbal berkurang.
deamater. Kedalaman tusukan jarum bervariasi dari 1

inci atau kurang pada seorang anak sampai sedalam 4


PTNVUiTASRTAN SPATI UM SUBARACH NOI DEA
inci (10 cm) pada orang dewasa yang gemtk.
Sewaktu stylet dicabut, sering diikuti dengan ke- Penyumbatan spatium subarachnoidea di dalam
luarnya beberapa tetes darah. lni biasanya menunjuk- canalis vertebralis, yang dapat disebabkan oleh tumor
kan bahwa ujung jarum terletak pada salah satu vena medulla spinalis atau meningen, dapat dideteksi de-
dari plexus venosus vertebralis internus dan belum ngan menekan v. jugularis interna di leher. Tindakan
sampai ke dalam spatium subarachnoidea. Jika jarum ini meningkatkan tekanan vena otak dan menghambat
yang masuk itu merangsang salah satu radix cauda absorpsi Iiquor cerebrospinalis di dalam granulationes
equina, pasien akan merasakan tidak enak pada salah arachnoideae, sehingga mengakibatkan meningkatnya
satu dermatom, atau satu otot akan berkedut, tergan- tekanan liquor cerebrospinalis pada manometer. Jika
tung yang terkena itu radix sensorik atau motorik. Jika tidak terjadi demikian, spatium subarachnoidea ter-
jarum didorong terlalu jauh ke anterior, jarum dapat sumbat dan pasien dikatakan menunjukkan tanda
menusuk corpus vertebra L3 atau L4 (Cambar 12-26). Queckenstedt positif.
Tekanan liquor cerebrospinalis dapat diukur de-
ngan memasang sebuah manometer pada jarum itu. ANESTESI CRUORI-
Pada posisi berbaring, tekanan normal lebih kurang
Cairan anestesi dapat disuntikkan ke dalam canalis
120 mm air. Menarik untuk dicatat, bahwa tekanan li-
sacralis melalui hiatus sacralis. Cairan itu akan menga-
quor cerebrospinalis biasanya sedikit ber{luktuasi de-
lirke atas melalui jaringan ikat jarang dan membasahi
ngan denyut jantung dan dengan setiap fase respirasi.
nervus spinalis yang keluar dari selubung duramater-
nya. Anestesi caudal digunakan dalam operasi di dae-
Anatomi Halangan Masuk rah sacral, termasuk operasi anorectal dan culdoscopy.
Jika menemui tulang, jarum harus dicabut kembali Ahli kebidanan menggunakan metode ini untuk meng-
sampai ke jaringan subkutan dan sudut masuk harus hilangkan rasa nyeri selama fase pertama dan kedua
diubah. Tulang yang paling sering ditemui adalah persalinan. Keuntungan menggunakan cara ini adalah
processus spinosus vertebra di atas atau di bawah jalan bayi tidak terkena efek cairan anestesi.
920 BAB 12: Punggung
cauda equina
(radix ventralis dan dorsalis saraf)

w. vertebralis interna lig. longirudindis


poslerius
fascia superficialis i
lig. longitudinalis
I pro**u..pioo"^

J,M anterius

Jarum
pungsi
lumbal

discus
intervertebralis

n. lumbalis
keempat

processus
articularis

Processus
transvetsu6
lig. flava

lig. supra-
spinalia
t\
cauda equina

dura mater

arachnoidea m"ter

Qamby 12'26. Potongan sagittal melatui pars lumbatis columna vertebratis datam keadaan fteksio.
Perhatikan bahwa processus splnosus dan laminae terpisah dengan baik pada posisi
ini, sehingga
memungkinkan seseorang memasukkan jarum pungsi tumbat ke datam spatiuim subarachnoidea.

Hiatus sacralis dipalpasi sebagai cekungan di dae- bentuk dari vertebra 55 yang gagal bersatu dan kadang-
rah garis tengah kira-kira 4 cm di atas ujung os coccy- kadang dari vertebra 54,
gis di bagian atas celah antara kedua bokong. Hiatus Dengan teknik aseptik yang baik dan
berbentuk segitiga atau huruf U dan dibatasi di lateral
di bawah
anestesi lokal, jarum dengan stylet, dimasukkan ke
oleh cornua sacralis (Cambar 12-27). canalis sacralis melalui hiatus sacralis.
Ukuran dan bentuk hiatus tergantung pada jumlah jarum menembus (/) kulit dan fascia serta (2) mem-
lamina yang gagal bersatu di garis tengah bagian pos- brana sacrococcygis yang mengisi hiatus sacralis
terior. Susunan yang paling umum untuk hiatus di- (Cambar 12-27). Membrana ini dibentuk oleh jaringan
ANATOMI PERMUKAAN 921

processus
spinosus S4

foramen sacralis
posterior 3

massa lateralis
os sacrum

hialus sacralis
tl
cornu sacralis

forarnon sacralis
os 0occyctls
posterior 4 foramen sacralis
ligamentum posterior 4
sacrococcygeum

membrana
sacrococcygeal

os coccygrs

rami posteriores
nervi spinales

spatium subarachnoidca
hiatus sacralis batas bawah spatium
subarachnoidea filum torrninalc

dura dan
arachnoid

membrana sacrocoocygeus

hialus sacralis spatium extradural


filum terminale

Hiatus sacralis. Titik hitam menunjukkan posisi petunjuk tulang


A. yang penting:B Pe.rmukaan posterior uiung.bawah
Gambar 12-27.
yang nenutupi niaius i}cratis.b. selubung.dural (thecal sac) di sekitar
sacrum dan coccyx memperlihatkan membrana sacroiiciygeus
laminae tetah dibuang. D. Potongan longitudinal melalui sacrum'
ujung bawah meduila spinatis dan saraf spinal di datam canitis sicratis;
memperlihatkan analomi anestesi caudal.
922 BAB 12: Punggung

fibrosa padat dan merupakan gabungan dari ligamen- rata antara hiatus sacralis dan ujung bawah spatium
tum supraspinosum dan ligamentum interspinale, de_ subarachnoidea pada veftebra 52 pada orung d"*uru
mikian pula ligamentum flavum. perasaan yang khusus kira-kira 47 mm.
dirasakan pada waktu ligamentum ini ditembus. Perhatikan juga bahwa canalis sacralis berisi (/)
Perhatikan bahwa canalis sacralis melengkung dan .kantung
dura (berisi cauda equina), yang difiksasi ke os
mengikuti lengkungan os sacrum (Cambir 12-27). coccygis oleh filum terminale, (2) nervus sacralis dan
Dinding anterior, dibentuk oleh fusi corpus vertebrae coccygis saat keluar dari kantung dura dikelilingi oleh
sacralis, berbentuk kasar dan berigi. Dinding posterior selubung duranya, dan (3) vena-vena berdinding tipis
dibentuk oleh fusi dari lamina yang halus. Jarak rata-
dari plexus venosus vertebralis internus,

Pelajarilah riwayat kasus-kasus di bawah ini dan pilihlah A. Radiografi lateral menunjukkan adanya fraktur yang
jawaban yang paling tepat dari pertanyaan-peftanyaan mengenai processus arlicularis superior verlebra T6
yang terdapat sesudahnya. dan processus articularis inferior verlebra T5.
B. Terjadi pergeseran ke depan dari corpus vertebra
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun ingin ber_ T5 terhadap vertebra T6.
gaya di depan teman-temannya dengan terjun di C. Pasien menunjukkan gejala dan tanda renjatan spinal.
kolam yang dangkal. Setelah terjun, ia muncul D. Ukuran canalis vertebralis yang besai di daerah
dengan cepat ke permukaan, dan keluar dari ko- thoracal memberikan tempat yang cukup luas di
lam dengan memegang kepala dengan kedua sekitar medulla spinalis untuk pergeseran tulang.
tangannya. la mengatakan bahwa kepllanya ter- E. Kemudian pasien menunjukkan tanda_tanda dan
bentur dasar kolam dan kini menderita sakit hebat gejala-gejala paraplegia.
pada pangkal lehernya, yang bertambah hebat
jika ia berusaha menggerakkan lehernya. Radio_ Seorang perempuan berusia 66 tahun dibawa ke
grafi lateral memperlihatkan bahwa processus ruang gawat darurat dengan keluhan nyeri seperti
articularis inferior kanan vertebra C5 terdorong terbakar di bagian atas lengan kanannya. lriyeri
ke atas pinggir anterior processus articularis su- tersebut dimulai dua hari yang lalu djn makin
perior kanan vertebra C6, mengakibatkan dislo_ bertambah nyeri. pemeriksaan fisik menunjuk_
catio unilateral dengan mendesak n. C6 kanan. kan adanya kelemahan dan atrofi m. deltoideus
9un m. biceps brachii kanan. pasien juga men_
1. Gejala-gejala dan tanda-tanda berikut ini memastikan derita hyperestesia pada kulit di atas Oalian Oa_
diagnosis, kecuali: wah m. deltoideus kanan dan ke bawah sepanlang
A. Kepala berputar ke kanan.
sisi lateral lengan atas. pemeriksaan radiologii
B. Terdapat kejang otot-otot dalam leher pada sisi memperlihatkan adanya pembentukan spur yang
kanan, yang sakit bila disentuh.
hebat pada corpus vertebra C4, 5, dan d. tanaa-
C. Pasien mengeluh nyeri hebat di tengkuk dan bahu tanda dan gejala-gejala di atas menunjukkan
kanan.
adanya osteoartritis hgbat pada pars cervicalis
D. Gerakan yang ringan sekali menimbulkan rasa columna vertebralis.
nyeri hebat di dermatom C6 kanan.
E, Ukuran canalis vertebralis yang besar di daerah 3 Penyakit ini memberikan perubahan-perubahan beri_
' cervical menyebabkan medullispinalis terhindar
kut pada vertebra dan struktur-strukiur yang berhu_
bungan dengannya, kecuali:
dari cedera. A. Trauma berulang dan penuaan mengakibatkan
perubahan degeneratif pada permukaan sendi ver_
Seorang pekerja tambang batu bara berusia 50
tahun sedang membungkuk di depan tambang, tebra C4, 5, dan 6.
ketika tiba-tiba sebongkah batu besar jatuh dari B. Pembentukan spur yang luas mengakibatkan pe_
atap tambang dan menimpa bagian atas pung_ nyempitan foramina intervertebralis dengan tekan-
gungnya. Dokter di ruang gawat darurat mencu_ an pada radix saraf.
rigai terjadinya pergeseran processus spinosus C. Nyeri seperti terbakar dan hiperestesia disebabkan
vertebra atas terhadap processus spinosus ver_ oleh tekanan pada radix posterior nervus C3 dan 4.
tebra T6. D. Kelemahan dan atrofi m. deltoideus dan m. biceps
brachii disebabkan oleh tekanan pada radix ante_
2. Tanda-tanda fisik berikut ini memastikan diagnosis rior n. C5 dan 6.
dislokasi fraktura antara vertebra T5 dan 6, kecuali: E. Pergerakan leher menambah gejala dengan mem_
perhebat tekanan pada radix saraf.
ANATOMI PERMUKAAN 923

F. Batuk dan bersin meningkatkan tekanan di dalam Seorang mahasiswa berusia 22 lahun sedang
canalis vertebralis dan mengakibatkan selanjutnya mengemudikan mobilnya, pulang dari sebuah
tekanan Pada radix. pesta, ketika ia menabrak sebuah tembok yang
ada di depannya. Pada pemeriksaan di ruang ga-
Seorang mahasiswa kedokteran menawarkan wat darurat, ditemukan bahwa dia menderita dis-
bantuan memindahkan piano besar ibu tempat lokasi fraktur pada vertebra T7, dengan tanda-
tanda dan gejala-gejala kerusakan hebat medulla
menumpangnya. Dia baru saja selesai ujian akhir
anatomi dan dalam keadaan fisik yang lemah' Dia spinalis.
berkutat dengan barang antik itu dan tiba-tiba
- Pada proses penyembuhan dari renjatan spinal,
dia
merasakan nyeri akut di punggung, yang berjalan 6.
turun ke sisi luar tungkai kirinya. Pada pemerik- memperlihatkan tanda- tanda dan gejala-gejala berikut
saan di ruang gawat darurat, didapatkan bahwa ia ini, kecuali:
mempunyai sedikit scoliosis dengan cembung ke A. Paralisis upper motor neuron pada tungkai kirinya
arah-sisi kanan. Otot-otot punggung profunda B. la menunjukkan hiperestesia kulit yang meluas dari
pada sisi kiri daerah lumbal teraba lebih kaku dari sekitar dinding abdomen sisi kiri setinggi umbilicus,
normal. Tidak ada tanda-tanda adanya kelemah- yang disebabkan oleh iritasi medulla spinalis tepat
an otot, tetapi refleks pergelangan kaki kiri hilang' di atas temPat lesi.
C. Pada sisi kanan terdapat analgesia umum, ther-
4. Gejala-gejala dan tanda-tanda pada pasien ini mem- moanesthesia, dan hilangnya sebagian rasa raba
Oeiikan kesan kuat untuk diagnosis prolapsus discus pada kulit dinding abdomen di bawah umbilicus
intervertebralis, ke cu al i: dan juga mengenai seluruh tungkai kanan'
A. Nyeri paling hebat di daerah lumbal kiri yang berha- D. Dislokasi fraktur vertebra T7 mengakibatkan keru-
dapan dengan processus spinosus L5. sakan hebat segmen T7 medulla spinalis'
B. Nyeri bertambah hebat dengan batuk. E. Kehilangan fungsi sensorik dan motorik yang tidak
C. Dalam posisi telentang, fleksio articulatio coxae sama pida kedua sisi menunjukkan adanya hemi-
dengan articulatio genu dalam keadaan ekstensio, seksi kiri medulla sPinalis.
memperlihatkan nyeri yang makin hebat.
D. Radiograf lateral pars lumbalis columna vertebralis Seorang perempuan berusia 45 tahun mengun-
tidak menunjukkan tanda{anda kelainan' jungi dokternya karena nyeri punggung bawah
E. MRI memperlihatkan adanya fragmen kecil nu- (tow Uact< pain) selama 3 bulan. Selain dari itu, dia
cleus pulposus yang herniasi ke luar anulus pada sangat sehat. Pada pemeriksaan punggungnya'
discus intervertebralis antara vertebra L5 dan os tidak ditemukan sesuatu yang abnormal' Kemu'
sacrum. dian dokter melakukan auskultasi dada, meme-
F. Nyeri timbul pada dermatom segmen L3 dan 4 pa- riksa glandula thyroid, dan akhirnya memeriksa
da sisi kiri. kedua payudaranya' Ditemukan sebuah beniolan
besar yang keras di payudara kirinya'
5. Sewaktu melakukan pungsi lumbal (spinal tap) pada
seorang dewasa, fakta-fakta anatomis berikut ini harus 7. Fakta{akta berikut ini menyokong diagnosis carci-
diperhatikan, kecuali: noma payudara kiri dengan penyebaran sekunder ke
A. Dengan pasien dalam posisi tengkurap atau duduk columna vertebralis, kecuali.
tegak, columna vertebralis berada dalam posisi A, Benjolan di payudara tersebut tidak nyeri dan pa-
fleksio yang cukup untuk memisahkan processus sien mengetahuinya 6 bulan yang lalu pada waktu
spinosus dan lamina vertebra yang berdekatan' sedang mandi.
B, Garis imajiner yang menghubungkan spina iliaca B. Ditemukan beberapa nodi lymphoidei pectorales
anterior superior berjalan melalui processus spino- yang besar dan keras di axilla kiri.
sus vertebra L4. C. Radiograf lateral dari pars lumbalis columna ver-
C. Garis hatus dimasukkan di atas atau di bawah pro- tebralis menunjukkan adanya metastasis yang luas
cessus sPinosus L4. pada corPus vertebra L2 dan 3.
D, Untuk sampai ke spatium subarachnoidea, jarum D. Ben.iolan terletak di kuadran atas luar payudara kiri
akan menembus melalui (1) kulil, (2) lascia su-
dan ditiksasi oleh jaringan di sekitarnya'
perficialis, (3) ligamentum supraspinosum, (4) liga-
E. Meskipun kanker ini disebarkan melalui pembuluh
mentum interspinosum, (5) ligamentum flavum, (6)
limfe, tidak ciitemukan adanya penyebaran melalui
jaringan areolar yang berisi plexus venosus ver-
aliran darah.
ieOratis internus, (7) duramaler, dan (8) arachnoi-
deamater,
ter-
Seorang perempuan berusia 75 tahun, sambil
E. Ujung bawah medulla spinalis orang dewasa berdiri di atas kursi, sedang membersihkan debu
letak setinggi pinggir bawah vertebra L1 ' dari bagian atas lemari. Dia kehilangan keseim-
F. Dengan pasien dalam posisi miring ke lateral,
bangannya dan terjatuh ke lantai, daerah lumbal
tekanan liquor cerebrospinalis yang normal adalah
kanannya mengenai Pinggir kursi'
sekitar 120 mm air.
924 BAB 12: Punggung

8. Dokter memeriksa dengan hati-hati punggung pasien Contoh urine 24 jam harus diperiksa, untuk melihal
itu dan melakukan tes{es berikut ini, kecuali: ada darah atau tidak, untuk memastikan ada tidak-
A. Pemeriksaan punggung menunjukkan adanya nya cedera pada ginjal.
memar yang besar di daerah lumbal kanan, yang D. Pemeriksaan yang teliti pada mm. erector spinae
sangat sakit bila disentuh. atau m. quadratus lumborum dapat menunjukkan
B. Radiograf anteroposterior dan lateral tidak menun- adanya nyeri tekan yang hebat, yang diakibatkan
jukkan adanya fraktur, terutama pada processus oleh cedera pada otot-otot tersebut.
transversus. Pungsi lumbal (spinal tap) selalu harus dilakukan
pada cedera punggung, untuk memastikan apakah
ada kerusakan pada medulla spinalis atau tidak.

A. Processus articularis inferior kanan dari vertebra Cb 5. B. Garis imanjiner yang menghubungkan titik tertinggi
terdorong di atas pinggir anterior processus articularis dari crista iliaca berjalan melalui processus spinosus
superior kanan vertebra C6, menyebabkan kepala vertebra L4.
pasien terputar ke kiri. 6, D. Dislokasi fraktur vertebra T7 akan mengakibatkan
2. D. Canalis vertebralis di daerah thoracal kecil dan bulat kerusakan hebat segmen T1 0 medulla spinalis.
dan sedikit ruang yang tersedia di sekitar medulla 7. E. Carcinoma payudara kiri berada dalam stadium
spinalis untuk terjadinya pergeseran tulang tanpa lanjut dan telah menyebar melalui pembuluh limie ke
menimbulkan kerusakan yang hebat pada medulla nodi lymphoidei axillares dan melalui aliran darah ke
spinalis. corpus vertebra L2 dan 3. Carcinoma glandula thyroi-
C. Nyeri seperti terbakar dan hiperestesia disebabkan dea, bronchus, mamma, ren, dan prostat cenderung
oleh tekanan pada radix posterior n. C5 dan 6. menyebar melalui aliran darah ke tulang-tulang.
4. F. Nyeri timbul pada dermatom L5 dan 51 sisi kiri. 8. E. Sebuah pungsi lumbal (spinal tap) tidak diperlukan
pada kasus trauma sederhana pada punggung.
ANATOMI PERMUKAAN 925

Cocokkanlah deretan vertebra di bawah ini dengan D. Berkas nervi spinales lumbales, sacrales, coccy'
geales dan filum terminale.
struktur anato*i yang sesuai pada vertebra teriebut:
E. Eerkas radix anterior dan posterior nervi spinales
1. Vertebra C2 lumbales, sacrales, coccygeales, dan filum ter-
2. Vertebra C7 minale.
3. Vertebra T6 9. Medula spinalis pada orang dewasa berakhir di in-
4, Vertebra C1 ferior setinggi:_
5.
" Vertebra L5 A. Vedebra L5
A. Ti;"k;empunyaicorpus B. Verlebra L3
ts. Dens C. Verlebra S2-3
C. Cotp"t berbentuk jantung D. Vertebra T12
D. Corpus besar E. Verlebra L1
E. Bukan salah satu di atas 10 Hernia discus intervertebralis antara vetlebra C5 dan
6 akan menekan:
Pilihan ganda: A. Radix nervus C4
6. Vertebra cervicalis pertama (atlas) mempunyai se- B. Radix nervus CO
mua yang di bawah ini, kecuali' C. Radix nervus C5
A. M-assi lateralis D. Radix nervus C7 dan 8
B. Facies articularis inferior t. Haorx neryus u/
C. Arcus anterior
t<
tt, Spatium subarachnoidea pada orang dewasa di

D. Processus spinosus inferior berakhir setinggi :

E. Facies arlicularis suPerior A. Os coccygis


7. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk B. Pinggir bawah L1
discus intervertebralis, kecual i: c. s2-3
A. Selama proses menua, cairan'di dalam nucleus D. 55
pulposus diganti oleh jaringan fibrocartilago. E. Promontorium sacralis.
B. Discus paling tebal di daerah lumbal. 12 Pernyataan-pernyataan di bawah inl benar untuk
C, Arliculatio atlanto-axialis tidak mempunyai dis- columna vertebralis, kecualt.
cus. A. Seumur hidup, sumsum tulang corpus vertebrae
D. Discus berperan penting pada perkembangan mempunyai fungsi hemoPoetik.
lengkung columna vertebralis. B. Plexus venosus vertebralis internus merupakan
E. Nucleus pulposus paling mudah berherniasi ke jalan untuk penyebaran sel-sel metastasis dari
arah anterolateral. prostat ke cavum cranii.
B. Cauda equina terdiri atas komponen-komponen be' C. A. vertebralis berjalan ke alas di leher melalui
rikut ini: f oramen transversaria selu ruh vertebra cervicalis'
A. Berkas radix posterior nervi ,spinales lumbales, D. lnjeksi zat anestesi melalui canalis sacralis dapat
sacrales, dan coccYgeales, menghambat nyeri dan sensasi dari cervix, va-
B. Filum terminale gina, dan perineum selama persalinan.
C. Berkas radix anterior dan posterior nervi spinales E. Articulatio atlanto-axialis memungkinkan rotasi
lumbales, sacrales, dan coccygeales. kepala terhadap columna vertebralis.

1. B 4.4 7.E 10. B


2.E 5.D B.E 11. C
1C U
3.C 6.D 9.E

Você também pode gostar