Você está na página 1de 5

Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Elektro – ITS

TE141599 TUGAS AKHIR - 4 SKS

Nama Mahasiswa : Rifqi Robuza Rohman


Nomor Pokok : 07111645000046
Bidang Studi : Teknik Sistem Tenaga
Tugas Diberikan : Semester Genap 2017/2018
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Eng. I Made Yulistya Negara S.T., M.Sc.
2. Dimas Fajar Uman Putra ST., MT.
Judul Tugas Akhir : Analisis Kelayakan pada Sistem Kelistrikan Pertamina CEPU
Akibat Penambahan PLTS 1 MW
(Feasibility Analysis On Electricity System Pertamina CEPU
Effect of Addition PLTS 1 MW)

Uraian Tugas Akhir :


Indonesia mempunyai potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar, tetapi
pemanfaatan EBT di Indonesia masih sangat kecil. PT Pertamina EP Cepu berencana
mengembangkan EBT yang memanfaatkan energi matahari dengan membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 1 MW. PLTS yang menggunakan photovoltaic (PV)
sebagai komponen utamanya akan diintegrasikan dengan sistem kelistrikan PT Pertamina EP
Cepu. Sebelum melakukan pembangun PLTS, maka harus melakukan analisis kelayakan
terlebih dahulu. Analisis kelayakan yang dilakukan adalah analisis kelistrikan pada sistem yang
telah digunakan dan analisis ekonomi. Analisis kelistrikan berupa analisis aliran daya (load
flow), analisis hubung singkat, analisis kestabilan transient, dan analisis koordinasi proteksi
yang disimulasikan menggunakan software ETAP. Sedangkan, analisis ekonomi disimulasikan
menggunakan software PVsyst.
Kata Kunci : PLTS, PV, Analisis kelistrikan, Analisis ekonomi, ETAP, PVsyst

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Eng. I Made Yulistya Negara S.T., M.Sc. Dimas Fajar Uman Putra ST., MT.
NIP. 197007121998021001 NIP. 198811082012121001

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi S1 Kepala Laboratorium Tegangan Tinggi

Dedet Candra Riawan, S.T., M.Eng., Ph.D. Dr. Eng. I Made Yulistya Negara S.T., M.Sc.
NIP. 197311192000031001 NIP. 197007121998021001
USULAN TUGAS AKHIR

A. JUDUL
“Analisis Kelayakan pada Sistem Kelistrikan Pertamina CEPU Akibat Penambahan PLTS
1 MW”

B. RUANG LINGKUP
1. Integrasi PLTS dengan sistem kelistrikan Pertamina EP Cepu
2. Analisis sistem kelistrikan
3. Analisis kajian ekonomi

C. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber energi baik energi fosil maupun
energi non fosil yang berlimpah. Namun, pemanfaatan energi di Indonesia hanya terpusat
di energi fosil. Indonesia menggunakan 95% energi fosil dari total bauran energi[1]. Hal ini
menyebabkan cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia semakin berkurang. Selain
menyebabkan berkurangnya energi fosil, masalah lain yang disebabkan energi berbahan
fosil adalah dampak buruk terhadap lingkungan sekitar. Salah satu contoh dampak buruk
terhadap lingkungan adalah pencemaran udara. Untuk meminimalisir dampak buruk yang
terjadi, pemerintah Indonesia akan melakukan pengurangan terhadap penggunaan bahan
bakar fosil dan menggantinya dengan bahan bakar non fosil. Pemerintah Indonesia
berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi non fosil menjadi 17% pada tahun
2025[2]. Salah satu energi non fosil yang dapat digunakan Indonesia adalah energi matahari,
hal ini disebabkan karena negara Indonesia berada pada garis khatulistiwa. Matahari akan
selalu terbit setiap hari di Indonesia sehingga energi matahari yang dapat digunakan cukup
besar[1]. Bila dimanfaatkan secara maksimal, potensi energi matahari Indonesia mencapai
532,6 Giga Watt Peak (GWp). Sementara sampai 2016, energi matahari yang dimanfaatkan
Indonesia hanya 0,08 GWp[3].
Pertamina merupakan salah perusahaan milik pemerintah yang memberikan inovasi
terkait pengembangan energi matahari di berbagai areanya. Dukungan ini secara resmi
diberikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) melalui memorandum No.
429/C00000/2016-S0 tanggal 30 Agustus 2016 perihal “Pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) di Lingkungan Pertamina oleh Direktorat GEBT”. Peengembangan
energi matahari akan dilakukan dengan menggunakan Photovoltaic (PV). PV adalah suatu
alat yang dapat digunakan untuk merubah energi panas matahari menjadi energi listrik.
Salah satu area yang akan dilakukan pemasangan PV adalah Pertamina EP cepu. Untuk
kepentingan tersebut, maka perlu dilakukan studi kelayakan sistem kelistrikan pada
Pertamina EP sebagai syarat pemasangan PV. Beberapa analisis yang akan dilakukan
adalah analisis load flow, analisis hubung singkat, analisis kestabilan transient, analisis
koordinasi proteksi, dan analisis kajian ekonomi. Metode yang akan digunakan adalah
melakukan simulasi menggunakan standart International Electro technical Commision
(IEC)[1].

D. PERUMUSAN MASALAH
PV adalah suatu alat yang dapat membangkitkan energi listrik berdasarkan intensitas
cahaya matahari. Besar keluaran dari PV akan berbeda-beda. Hal ini akan menyebabkan
ketidakstabilan pada system kelistrikan. Keluaran dari PV akan minimal saat malam hari
karena tidak ada energi matahari. Jadi agar sistem kelistrikan pada Pertamina EP Cepu tidak
terganggu, perlu dilakukan berbagai analisis pada sistem. Berikut ini adalah analisis yang
akan dilakukan sebelum pengintregasian PV pada Pertamina EP Cepu dengan sistem.
1. Analisis aliran daya
2. Analisis gangguan hubung singkat
3. Analisis kestabilan transient
4. Analisis koordinasi proteksi
5. Analisis kajian ekonomi

E. BATASAN MASALAH
1. Analisis dilakukan menggunakan software. Software yang digunakan adalah ETAP dan
PVsyst.
2. Analisis kajian ekonomi yang dilakukan pada tugas akhir ini seperti biaya konstruksi
PLTS, biaya operasi PLTS, dan nilai inflasi yang terjadi menggunakan asumsi
berdasarkan standar – standar yang digunakan[4].

F. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari tugas akhir ini adalah dapat menganalisa pengaruh penambahan PLTS 1
MW terhadap sistem kelistrikan pada Pertamina EP Cepu. Hal ini dilakukan agar sistem
kelistrikan tidak terganggu ketika terjadi perbedaan intensitas cahaya matahari sebagai
sumber energi dari PLTS. Sehingga, nantinya analisis kelayakan ini diharapkan mampu
dimanfaatkan sebagai refrensi dalam perencanaan pembangunan PLTS di PT Pertamina EP
Cepu.

G. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI


Jumlah permintaan energi listrik mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan
sampai saat ini, lebih dari 95% pembangkit tenaga listrik yang dimiliki Indonesia
menggunakan bahan bakar fosil yang notabennya memperburuk kondisi lingkungan. Untuk
itu, perlu adanya pengembangan teknologi dalam melakukan pembangkitan tenaga
listrik[1].
Saat ini, PT Pertamina EP Cepu akan membangun PLTS berkapasitas 1 MW yang
mengandalkan energi matahari sebagai sumber utama dan akan diintregasikan dengan
sistem kelistrikan Pertamina EP Cepu yang sebelumnya menggunakan 4 generator dengan
total daya 9,2 MW. Sebelum melakukan hal tersebut, diperlukan beberapa analisis[1].
Pertama adalah analisis aliran daya. Tujuan dari analisis aliran daya adalah
mengetahui tegangan bus titik sambung, tegangan bus generator, daya yang dihasilkan oleh
PV, daya generator, dan cos phi dari sistem. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sistem yang digunakan layak dilakukan pengintregasian dengan PV berkapasitas 1 MW.
Kedua adalah analisis gangguan hubung singkat. Tujuan dari analisis ini adalah
menghitung dan menganalisa gangguan yang mungkin terjadi saat sistem telah terintegrasi.
Hubung sigkat terjadi ketika penghantar yang bertegangan tersambung ke penghantar
lainnya yang bertegangan maupun bersifat netral tanpa adanya tahanan berupa peralatan
listrik. Sehingga, arus yang mengalir pada sistem menjadi sangat besar. Untuk mengatasi
terjadinya hal ini, maka harus dilakukan analisis gangguan hubung singkat sehingga arus
hubung singkat yang sangat besar dan dapat merusak peralatan dapat diketahui agar dapat
segera diamankan[5].
Ketiga adalah analisis kestabilan transient. Tujuannya adalah untuk mengetahui
keandalan dari sistem Pertamina EP Cepu akibat adanya penambahan PLTS berkapasitas
1MW. Kestabilan transient adalah kemampuan sistem tenaga listrik dalam mempertahankan
sinkronasi pada jaringan[6]. Pada tugas akhir ini, akan dilakukan analisis kestabilan
transient akibat PLTS yang keluarannya berubah setiap adanya perubahan intensitas cahaya
matahari dan gangguan hubung singkat. Harapannya adalah PLTS dapat bekerja secara
optimal sehingga meminimalkan penggunaan supply daya dari generator lainnya tetapi
dengan keandalan sistem kelistrikan yang baik.
Keempat adalah koordinasi proteksi. Koordinasi proteksi bekerja saat sistem
mengalami gangguan. Tujuan dari koordinai proteksi adalah mengkoordinasi pemutusan
aliran daya pada sistem agar dapat bekerja sebagaimana mestinya. Beberapa faktor yang
mempengaruhi koordinasi proteksi adalah besar arus hubung singkat, konfigurasi jaringan
yang digunakan, dan pola operasi dari peralatan. Dengan adanya penambahan supply daya
listrik yang berasal dari PV, maka faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi proteksi
akan berubah. Terutama pada level arus hubung singkat yang sangat dipengaruhi oleh
pembangkit [1].
Kelima adalah kajian ekonomi. Pada analisis kajian ekonomi, akan dihitung biaya
investasi yang diperlukan dalam pembuatan PLTS. Biaya investasi PLTS menggunakan
asusmsi dari standart-standart yang digunakan. Pada analisis kajian ekonomi juga
melakukan perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan dengan hasil dari PLTS.

H. METODOLOGI
Dalam penyusunan Tugas Akhir dilakukan metode-metode sebagai berikut:

1. Studi Literatur
Studi literature dilakukan dengan mencara refrensi-refrensi yang dapat mendukung
dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data pendukung seperti data single line diagram, data proteksi yang
digunakan, data tegangan, dan lainnya. Data-data tersebut nantinya yang akan digunakan
sebagai acuan dalam melakukan simulasi sistem yang digunakan.
3. Simulasi Sistem
Simulasi sistem yang digunakan oleh PT Pertamina EP Cepu yang terhubung dengan
generator lama yang digunakan dan ditambah dengan PLTS berkapasitas 1MW.
4. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah simulasi dilakukan. Data-data tersebut nantinya akan
digunakan sebagai laporan akhir yang nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan
pembangunan PLTS di PT Pertamina EP Cepu.
5. Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Laporan tugas akhir disusun sejak awal penelitian dilakukan sampai didapatkan
kesimpulan. Kesimpulan pada laporan tugas akhir ini juga diakhiri dengan saran untuk
melakukan penelitian selanjutnya.

I. JADWAL PELAKSANAAN
Susunan jadwal pelaksanaan tugas akhir dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan tugas akhir


MINGGU
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Study Literatur
2 Pengumpulan Data
3 Simulasi Sistem
4 Analisa Data
Penyusunan Laporan
5
Tugas Akhir

J. RELEVANSI
Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini diharapkan bermanfaat sebagai:
1. Sebagai dasar pembangunan PLTS yang terhubung dengan sistem kelistrikan PT
Pertamina EP Cepu
2. Sebagai acuan atau refrensi terhadap penelitian selanjutnya dalam melaksanakan
pembangunan PLTS

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Pertaminacepu, P.T.E.P., Detailed Feasibility Study.
2. Kristianto, A.N., Studi Kelayakan Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Di Pulau Biaro Dengan Menggunakan Metode Real Option, in Fakultas Ekonomi.
2010, Universitas Indonesia.
3. Lakpesdam, P.B.N.U., Feasibility study (fs) dan detail engineering design (ded) plts
desa rawasari. 2016, Universitas Gadjah Mada.
4. Nugroho, A.W., Study Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Pasang
Surut di Balikpapan, in Teknik Elektro. 2014, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, Indonesia.
5. SAPUTRA, V.B., Analisa Gangguan Hubung Singkat Pada Sistem Tenaga Listrik Di
KSO Pertamina EP-GEO Cepu Indonesia Distrik 1 Kawengan Menggunakan Software
Etap 12.6, in Teknik Elektro. 2016, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
6. Jihad, H., Analisa Kestabilan Transien Dan Koordinasi Proteksi Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Surya 3 Mw Yang Terhubung Ke PLN 20 KV, in Teknik Elektro. 2017,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.

Você também pode gostar