Você está na página 1de 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan
manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau
daya nalar manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan
pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang
salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara
terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam melakukan pilihan ini
manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan.

Filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa Yunani. Kalimat ini berasal dari
kata Philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang
berarti cinta, senang, suka, dan kata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan
kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan
atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. (Zulhelmi, 2004)

Ilmu filsafat sebetulnya banyak aliran atau paham, diantaranya seperti


aliran renaisance, rasionalisme, idealisme, empirisme, pragmatisme,
existentialisme, dan masih banyak lagi. Antara aliran atau paham yang satu dan
yang lainnya ada yang saling bertentangan dan ada pula yang memiliki konsep
dasar sama. Akan tetapi meskipun bertentangan, bukanlah untuk saling
dipertentangkan. Justru dengan banyaknya aliran atau paham yang sudah
diperkenalkan oleh tokoh-tokoh filsafat, kita dapat memilih cara yang pas
dengan persoalan yang sedang kita hadapi. Antara aliran atau paham yang satu
dengan yang lainnya dapat saling mendukung. Seperti penyelesaian masalah
yang sederhana misalnya, kita bisa menggunakan logika klasik, untuk menggali
ilmu-ilmu yang ada di alam, kita dapat menggunakan cara empirisme, untuk
membantu pemahaman bisa menggunakan paham rasionalisme, dan untuk

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 1


persoalan yang kompleks kita dapat menggunakan teorinya idealisme
(dialektika).

Idealisme merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran


manusia. Sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia.
Dalam pendidikan, idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar
demi kemajuan pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat pada metode dan kurikulum
yang digunakan. Idealisme mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga
menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan
baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini, penulis
akan mencoba menguraikan lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan aliran
filsafat idealisme.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan aliran filsafat idealisme ?
2. Siapa saja tokoh-tokoh aliran filsafat idealisme ?
3. Apakah isi dari aliran filsafat idealisme ?
4. Bagaiamana penerapan aliran filsafat idealisme dalam bidang pendidikan,
keperawatan dan kehidupan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan aliran filsafat idealisme
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam aliran filsafat idealism
3. Untuk mengetahui isi dari aliran filsafat idealisme
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan aliran filsafat idealisme dalam
bidang pendidikan, keperawatan dan kehidupan

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 2


BAB II

ISI/MATERI

A. Perkembangan dan Tokoh-Tokoh Aliran Idealisme

Aliran idealisme merupakan aliran yang sangat penting dalam


perkembangan sejarah pemikiran manusia. Mula - mula dalam filsafat barat kita
temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Plato menyatakan bahwa alam
cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata
yang menempati ruang ini hanya berupa bayangan saja dari alam ide.

Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang


menggambarkan alam ide sebagai suatu tenaga yang berada dalam benda-benda
dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan
bahwa paham idealisme sepanjang masa tidak pernah hilang sama sekali. Di
masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh
semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.

Pada jaman Aufklarung para filosof yang mengakui aliran serba


dua (dualisme) seperti Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang
bersifat kerohanian dan kebendaan, maupun keduanya mengakui bahwa unsur
kerohanian lebih penting daripada kebendaan. Selain itu, segenap kaum agama
sekaligus dapat digolongkan kepada penganut idealisme yang paling setia
sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang
mendalam. Puncak jaman idealisme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika periode
idealisme.

Secara historis, idealisme diformulasikan dengan jelas pada abad IV


sebelum masehi oleh Plato (427-347 SM). Semasa Plato hidup kota
Athena adalah kota yang berada dalam kondisi transisi (peralihan). Peperangan
bangsa Persia telah mendorong Athena memasuki era baru. Seiring dengan
adanya peperangan-peperangan tersebut, perdagangan dan perniagaan tumbuh
subur dan orang-orang asing tinggal diberbagai penginapan Athena dalam

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 3


jumlah besar untuk meraih keuntungan mendapatkan kekayaan yang melimpah.
Dengan adanya hal itu, muncul berbagai gagasan-gagasan baru ke dalam lini
budaya bangsa Athena. Gagasan-gagasan baru tersebut dapat mengarahkan
warga Athena untuk mengkritisi pengetahuan & nilai-nilai tradisional. Saat itu
pula muncul kelompok baru dari kalangan pengajar para Shopis. Ajarannya
memfokuskan pada individualisme, karena mereka berupaya menyiapkan warga
untuk menghadapi peluang baru terbentuknya masyarakat niaga. Penekanannya
terletak pada individualisme, hal itu disebabkan karena adanya pergeseran dari
budaya komunal masa lalu menuju relativisme dalam bidang kepercayaan dan
nilai.

Aliran filsafat Plato dapat dilihat sebagai suatu reaksi terhadap kondisi
perubahan terus-menerus yang telah meruntuhkan budaya Athena lama. Ia
merumuskan kebenaran sebagai sesuatu yang sempurna dan abadi (eternal). Dan
sudah terbukti, bahwa dunia eksistensi keseharian senantiasa mengalami
perubahan. Dengan demikian, kebenaran tidak bisa ditemukan dalam dunia
materi yang tidak sempurna dan berubah. Plato percaya bahwa disana terdapat
kebenaran yang universal dan dapat disetujui oleh semua orang. Contohnya
dapat ditemukan pada matematika, bahwa 5 + 7 = 12 adalah selalu benar
(merupakan kebenaran apriori), contoh tersebut sekarang benar, dan bahkan di
waktu yang akan datang pasti akan tetap benar.

Idealisme dengan penekanannya pada kebenaran yang tidak berubah,


berpengaruh pada pemikiran kefilsafatan. Selain itu, idealisme ditumbuh
kembangkan dalam dunia pemikiran modern. Tokoh-tokohnya antara lain:

1. Plato (427-347 SM)


Plato adalah pengikut Socrates yang taat di antara para pengikutnya
yang mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir, Plato
juga dikenal sebagai seorang sastrawan yang terkenal. Tulisannya sangat
banyak, sehingga keterangan tentang dirinya dapat diperolehnya secara
cukup.
Ia lahir di Athena ,dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari
Socrates, Pythagoras, Heracleitos dan Elia. Akan tetapi, ajarannya yang

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 4


paling besar pengaruhnya adalah dari nama Ariston dan ibunya bernama
Periktione. Sebagai orang yang di lahirkan dalam lingkungan keluarga
bangsawan, ia mendapatkan pendidikan yang baik dari seorang bangsawan
bernama Pyrilampes. Sejak anak-anak ia telah mengenal Socrates dan
kemudian menjadi gurunya selama 8 tahun.
Sebagai seorang filsuf, Plato mencoba menyelesaikan permasalahan
lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap
(Parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indera
dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat
indera disebut pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman. Sedangkan
pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal.
Pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman bersifat tidak tetap atau
berubah-ubah, sedangkan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah-
ubah. (Muzairi, 2015)
Sebagai contoh, di dalam pengalaman hidup sehari-hari, kita mengenal
banyak jenis manusia ada yang lelaki dan ada yang perempuan. Kelelakian
dan keperempuanannya pun berbeda-beda. Tetapi, dunia akal budi (idea)
hanya mengenal satu manusia saja yang bersifat tetap dan tidak berubah.
Dunia pengalaman disebut sebagai dunia “semu” atau dunia bayang-bayang.
Sedangkan dunia idea (akal budi) disebutnya sebagai “dunia asli”. Jadi,
manusia yang kita saksikan melalui pengalaman ini, yang jumlah dan
jenisnya beraneka ragam, merupakan bayang-bayang dari manusia yang
hanya ada satu di dunia idea itu. Sedangkan pertanyaan mengenai mengapa
manusia yang beraneka ragam itu ada, hal itu disebabkan karena perbedaan
tentang caranya menjadi bayang-bayang itu. (Suhartono, 2004)
2. Fichte (1762-1814)
Menurut Fichte, dasar realitas; kemauan inilah thing-in it self-nya
manusia. Penampakkan menurut pendapatnya adalah sesuatu yang di tanam
roh absolut sebagai penampakkan kemauannya. Roh absolut adalah sesuatu
yang bearda di belakang kita. Itu adalah Tuhan pada Spinoza. Bagi seorang
idealis, hukum moral ialah setiap tindakan harus berupa langkah menuju
kesempurnaan spiritual, itu hanya dapat dicapai dalam masyarakat yang

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 5


anggota-anggotanya adalah pribadi yang bebas merealisasi dari mereka
dalam kerja untuk masyarakat. Pada tingkat yang lebih tinggi kelemahan dan
harapan manusia muncul pada kasih Tuhan.
3. Hegel (1770-1831)
Pusat filsafat Hegel ialah konsep Geist (roh; spirit) suatu istilah yang
diilhami oleh agamanya. Istialh ini agak sulit dipahami. Roh dalam
pandangan Hegel adalah sesuatu yang real, kongkret, kekuatan yang objektif,
menjelma dalam berbagai bentuk sebagai “World of Spirit (Dunia roh) yang
menempatkan ke dalam objek-objek khusus. Di dalam kesadaran diri, roh itu
merupakan esensi manusia dan juga esensi sejarah manusia.
4. Pascal (1623-1662)
Blaise Pascal lahir di Clermont-Ferrand Perancis 19 Juni 1623
meninggal di Paris 19 Agustus 1662. Ayahnya bernama Etienne Pascal yang
menjabat sebagai kepala pengadilan di Clermont ketika Blaise Pascal lahir.
Minat utamanya ialah filsafat dan agama, sedangkan hobinya yang lain
adalah matematika dan geometri proyektif. Bersama dengan Pierre de
Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada awalnya minat riset dari
Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan, di
mana dia telah berhasil menciptakan mesin penghitung yang dikenal pertama
kali. Mesin itu hanya dapat menghitung.
Menurut Pascal ada dua cara memperoleh pengetahuan. Pertama,
dengan menggunakan akal, kedua dengan menggunakan hati. Ia mengatakan
We know truth not only by reason but more so by the heart (Edwards,
Encyclopedian of Philosophy, V:53). Yang berarti, jika akal tidak mampu
menjangkau sesuatu maka hati dapat menyingkap hal itu.
5. Immanuel Kant (1724-1804)
Immanuel Kant umumnya di anggap sebagai yang terbesar di antara
para filsuf modern. Kant hidup di daerah Konigsberg, Prusia Timur. Di luar
itu, dia memiliki kehidupan akademis yang tidak berlangsung lama, meski
dia juga mengalami masa-masa perang tujuh tahun (yang masa itu rusia
menduduki Prusia Timur), revolusi Prancis, dan awal dari karier kekuasaan
Napoleon. (Russel, Bertrand. 2004)

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 6


Inspirasi filsafat datang dari berbagai sumber, seperti Rousseau,
Newton, Hutcheson, Shaftesbury, dan Baumgarten. Yang sangat
mempengaruhi pemikiran Kant adalah Gottfried Wilhelm Leibniz, Christian
Wolff, dan David Hume. Setelah membaca karya Hume, Kant tidak lagi
menerima prinsip-prinsip rasionalisme dan tidak percaya lagi pada aksioma-
aksioma antologi. Kant mengatakan bahwa Hume adalah tujuan utama
filsafatnya. Kant menyebut filsafatnya sebagai filsafat transcendental yang
membedakan antara akal (Verstand) dengan rasio atau budi (Vernunft).
(Siswanto, Joko. 1998)

B. Aliran Idealisme
Idealisme berasal dari kata idea yang berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa
dan isme yang berarti paham/ pemikiran. Sehingga, idealisme adalah doktrin
yang mengajarkan bahwa hakekat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Keyakinan ini ada pada
Plato. Pada filsafat modern, pandangan ini mula-mula kelihatan pada George
Berkeley (1685-1753) yang menyatakan bahwa hakekat objek-objek fisik adalah
idea-idea. (Tafsir, Prof. Dr. Ahmad. 2003)
Idealisme mempunyai nama lain yaitu serba cita yang merupakan salah
satu aliran filsafat tradisional yang paling tua.dan merupakan aliran ilmu filsafat
yang mengagungkan jiwa. Menurut Plato, cita adalah gambaran asli yang
semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita)
dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara
jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini
memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri
selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami
gerak tidak dikategorikan idea. Alasan yang terpenting dari aliran ini ialah
manusia menganggap roh atau sukma itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya
dari materi bagi kehidupan manusia. Roh itu dianggap sebagai hakikat yang
sebenarnya, sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaannya
saja.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 7


1. Tipe Filsafat Idealisme
a. Scheling menanamkan idealism subyektif dan juga obyektif, idealism
subjektif bagi ficher, dan dunia adalah suatu tempat untuk memahami
subyek. Sedangkan dari segi obyektifnya scheling berpendapat bahwa
alam adalah sekadar “inteligensi yang dapat dilihat” (visible
intelegence).
b. Hegel menerima penggolongan scheling yaitu idealism subjektif dan juga
obyektif, tetapi ia mengemukakan filsafatnya tessis-anti tessis dan hegel
juga mendirikan alur pemikirannya sendiri yang disebut idealism
absolute sebagai sintesis tertinggi dibandingkan denggan idealism
subyektif (tesis) dan idealism obyektif (anti tesis).
c. Immanual Kant mempunyai filsafat idealism transendental atau
idealisme kritis (critical idealism).
d. Locke sebagai penganut idealisme epistimologi yang mengatakan bahwa
seseorang hanya dapat kontak dengan idea-idea, atau pada kesempatan
tertentu dengan sosok-sosok fisik.
e. Howison menyebut filsafatnya idealisme personal

Dari berbagai tipe idealisme di atas, terdapat pengelompokkan-


pengelompokkan tentang jenis-jenis idealisme. Berikut akan diuraikan secara
singkat tentang idealisme subjektif, idealisme objektif, dan personalisme,
rasional, etis, estetis, religius.

2. Jenis - Jenis Idealisme


a. Idealisme Subjektif
Idealisme jenis ini kadang-kadang dinamakan mentalisme atau
fenomenalisme. Seorang idealis sujektif akan mengatakan bahwa akal
dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang ada,
tetapi hanya ada dalam akal yang mempersepsikannya. Idealisme ini
diawali oleh Berkeley yang lebih suka menamai filsafatnya dengan nama
immaterialisme. .Menurut Hegel, arti, makna, atau nous bukanlah
sesuatu yang dimiliki tiap-tiap manusia, melainkan manusia menjadi alat
nous yang meliputi seluruh alam semesta. Perbuatan seseorang bukan

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 8


berdasarkan kecakapannya sebagai individu, melainkan merupakan
perbuatan nous yang mempergunakannya sebagai alat. Filosof yang
meniti karir berfilsafatnya dimulai dari seminar, yaitu suatu pendidikan
tinggi keagamaan. Dalam karya-karya pertamanya, Hegel berusaha untuk
mendampingkan filsafat dengan kristianitas.
b. Idealisme Objektif
Filsuf idealis yang pertama kali dikenal adalah Plato. Ia membagi
dunia dalam dua bagian. Pertama, dunia persepsi, dunia penglihatan,
suara dan benda-benda individual. Dunia yang konkret ini adalah
temporal dan rusak dan bukan dunia sesungguhnya, melainkan sebagai
bayangan atau penampakan saja. Kedua, terdapat alam di atas alam
benda, yaitu alam konsep, idea, universal atau esensi yang abadi.
c. Idealisme Personal
Personalisme muncul sebagai proses terhadap materialism mekanik
dan idealism monistik.Bagi seorang personalis,realitas dasar itu bukanlah
pemikiran yang abstrak atau proses pemikiran yang khusus, akan tetapi
seseorang,suatu jiwa atau seorang pemikir. (Praja, Prof. Dr. Juhaya S.
2003)
d. Idealisme Rasional
Menurut idealisme rasional, hakikat manusia adalah kesanggupan
untuk berpikir. Aristoteles (380-322 SM) menggolongkan jiwa vegatatif,
animal, dan human ke dalam jiwa manusia. Jiwa manusia menunjukkan
cirri-ciri yang khas. Kesanggupan manusia untuk berpikir disebut nous
(budi).
e. Idealisme Etis
Menurut idealism etis, hakikat manusia adalah kemauannya.
Manusia primer dipandang sebagai mahkhluk social. Kant (1724-1804)
pernah mengatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini dapat
diperalat,kecuali manusia sebagai makhluk berbudi merupakan tujuan
terhadap dirinya sendiri. Dengan perkataan lain, manusia bukan
diperalat, melainkan memperalat. Menurut Kant, hukum kesusilaan tidak
datang dari luar diri manusia, tetapi datang dari budinya sendiri.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 9


f. Idealisme Estetis
Memandang perasaan sebagai hakikat manusia.menurut Goethe
(1749-1832), kenyatan merupakan karya kesenian, demikian pula
kehidupan manusia. Berdasarkan pembawaannya yang wajar, manusia
harus menjadi keperibadian yang selaras dengan seluruh kosmos.
g. Idealisme Religius
Idealisme religious memandang kepercayaan sebagai hakikat
manusia. Memurut Plato (427-347 SM), manusia dengan erosnya,
senantiasa menuju pada idea-idea bersifat rohani. Sebenarnya, kehidupan
di dunia adalah maya. Kehidupan yang sejati hanya ditemukan di dalam
idea, yaitu Tuhan merupan idea tertinggi. Agustinus (354-430)
memandang Tuhan sebagai ruh yang menciptakan idea-idea itu.
(Weiranihardja, Sutardjo A. 2009)

C. Penerapan Aliran Idealisme


1. Bidang Pendidikan
Dalam Untuk melihat implikasi filsafat idealisme dalam bidang
pendidikan, dapat ditinjau dari modus hubungan antara filsafat dan
pendidikan. Imam Barnadib (2002) mengemukakan bahwa pada hakikatnya,
hubungan antara filsafat dan pendidikan merupakan hubungan
keharmonisan, bukan hanya hubungan insidental semata. Lebih lanjut Imam
Barnadib mengemukakan bahwa untuk memahami filsafat pendidikan, perlu
dilihat pendekatan mengenai apa dan bagaimana filsafat pendidikan.
Menurutnya, pendekatan itu dapat dilihat melalui beberapa sudut pandang.
Salah satu sudut pandang tersebut adalah bahwa filsafat pendidikan
dapat tersusun karena adanya hubungan linier antara filsafat dan pendidikan.
Sebagai contoh, sejumlah aliran filsafat dapat dihubungkan sedemikian rupa
menjadi filsafat pendidikan. Realisme dan pendidikan menjadi filsafat
pendidikan realisme. Pragmatisme dan pendidikan menjadi filsafat
pendidikan pragmatisme. Idealisme dan pendidikan menjadi filsafat
pendidikan idealisme. Dalam konteks inilah, idealisme yang menjadi kajian
artikel ini menjadi relevan ketika dihubungkan dengan masalah pendidikan.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 10


Filsafat pendidikan idealisme dapat ditinjau dari tiga cabang filsafat
yaitu ontologi sebagai cabang yang merubah atas teori umum mengenai
semua hal, epistemologi yang membahas tentang pengetahuan serta
aksiologi yang membahas tentang nilai.
Ontologi dari filsafat pendidikan idealisme menyatakan bahwa
kenyataan dan kebenaran itu pada hakikatnya adalah ide-ide atau hal-hal
yang berkualitas spiritual. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu ditinjau
pada peserta didik adalah pemahaman sebagai makhluk spritual dan
mempunyai kehidupan yang bersifat ontologis dan idealistik. Dengan
demikian pendidikan bertujuan untuk membimbing peserta didik menjadi
makhluk yang berkepribadian, bermoral serta mencita-citakan segala hal
yang serba baik dan bertaraf tinggi. (Imam Barnadib, 2002)
Aspek epistemologi dari idealisme adalah pengetahuan hendaknya
bersifat ideal dan spritual yang dapat menuntun kehidupan manusia pada
kehidupan yang lebih mulia. Pengetahuan tersebut tidak semata-mata terikat
pada hal-hal fisik, tetapi nengutamakan yang bersifat spritual. Sedangkan
aspek aksiologi pada idealisme menempatkan nilai pada dataran yang
bersifat tetap dan idealistik. Artinya pendidik hendaknya tidak menjadikan
peserta didik terombang ambing oleh sesuatu yang bersifat relatif atau
temporer. (Imam Barnadib, 2002)
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa pandangan umum filsafati
idealisme yang berangkat dari hal-hal yang bersifat ideal dan spritual, sangat
menentukan cara pandang ketika memasuki dunia pendidikan. Dengan kata
lain bahwa hal-hal yang bersifat ideal dapat menentukan pandangan dan
pemikiran terhadap berbagai hal dalam pendidikan yaitu dari segi tujuan,
materi, pendidik, peserta didik dan hakikat pendidikan secara keseluruhan.
Untuk melihat implikasi idealisme lebih lanjut, maka berikut ini akan
ditelaah aspek-aspek pendidikan dalam tinjauan filsafat idealisme, meliputi
peserta lidik, pendidik, kurikulum, metode pendidikan, tujuan pendidikan
dan pandangannya terhadap sekolah.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 11


a. Peserta didik atau anak didik
Bagi idealisme, peserta didik dipandang sebagai suatu diri
mikrokosmis jagat kecil yang berada dalam proses "becoming" menjadi
lebih mirip dengan Diri Absolut. Dengan kata lain bahwa diri individual,
dalam hal ini peserta didik, adalah suatu eksistensi dari Diri Absolut
(George R. Knight, 2004). Oleh karenanya Ia mempunyai sifat-sifat yang
sama dalam bentuk yang belum teraktualkan atau dikembangkan.
Aspek yang paling penting dari peserta didik adalah inteleknya yang
merupakan akal pikir mikrokosmik. Pada dataran akal pikirlah, usaha
serius pendidikan harus diarahkan, karena pengetahuan yang benar dapat
dicapai hanya melalui akal pikir.
Kalangan idealisme melihat anak didik sebagai seseorang yang
mempunyai potensi untuk tumbuh, baik secara moral maupun kognitif.
Para idealis cenderung melihat seorang anak didik sebagai individu yang
mempunyai nilai-nilai moralitas (Ali Maksum dan Luluk Yunan
Ruhendi, 2004). Oleh karena itu, pendidikan berfungsi untuk
rnengembangkannya kearah kepribadian yang sempurna.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa anak didik harus
dipandang sebagai individu yang memiliki potensi akal pikir dan potensi
moral. Potensi inteleknya dikembangkan sehingga memiliki pengetahuan
yang benar, dan potensi moralnya diaktualkan agar ia memiliki
kepnibadian yang utama sebagai manusia yang bermoral.

b. Pendidik atau guru.


Guru menempati posisi yang sangat krusial, sebab gurulah yang
melayani murid sebagai contoh hidup dari apa yang kelak bisa
dicapainya. Sang guru berada pada posisi yang lebih dekat dengan yang
Absolut dibandingkan murid, karena ia mernpunyai pengetahuan lebih
tentang dunia. la punya pengetahuan lebih tentang realitas sehingga
mampu bertindak sebagai perantara antar diri anak didik dan diri yang
Absolut. Peran guru adalah rmenjangkau pengetahuan tentang realitas
dan menjadi teladan keluhuran etis. la adalah pola panutan bagi para
murid untuk diikuti baik dalam kehidupan intelektual maupun sosial.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 12


(George R. Knight, 2004)
Untuk menjalankan fungsinya tersebut secara baik, maka menurut
mazhab idealisme, guru hanus memiliki beberapa syarat untuk menjadi
guru yang ideal. Menurut J. Donald Butler, kriteria tersebut adalah guru
harus (1) mewujudkan budaya dan realitas dalam diri anak didik (2)
menguasai kepribadian manusia (3) ahli dalam proses pembelajaran (4)
bergaul secara wajar dengan anak didik (5) membangkitkan hasrat anak
didik untuk belajar (6) sadar bahwa manfaat secara moral dari
pengajaran terletak pada tujuan yang dapat menyempurnakan manusia
dan (7) mengupayakan lahirnya lagi budaya dari setiap generasi.
(Gerald L. Gutek, 1998)
Dari uraian di atas jelas bahwa guru sangat menanamkan peran
penting dalam pendidikan dan pengajaran. Dalam mendidik, guru
berperan sebagai tokoh sentral dan model di mana keberadaannya
menjadi panutan bagi anak didiknya. Dengannya, anak didik menjadi
punya pegangan. Sebagai model bagi anak didiknya, guru harus
menghargai anak didiknya dan membantunya untuk menyadari
kepribadian yang mereka miliki. Dengan demikian idealisme rupanya
menempatkan sosok guru menjadi posisi sentral yang selalu
mengarahkan anak didiknya.
c. Kurikulum
Materi pembe!ajaran (subject matter) idealisme dapat dilihat dari
sudut pandang epistemologinya. Jika kebenaran adalah ide gagasan,
maka kurikulum harus disusun di seputar materi-materi kajian yang
mengantar anak didik bergelut langsung dengan ide dan gagasan.
Karena itu, kurikulum bagi penganut idealisme menekankan pandangan
humanitis. Bagi banyak penganut idealisme, kajian tepat tentang
"kemanusiaan" adalah manusia.
Bagi idealisme, kurkulum merupakan organ materi intelektual atau
disiplin keilmuan yang bersifat ideal dan konseptual. Sistem konseptual
yang bervariasi tersebut menjelaskan dan didasarkan pada manifestasi
khusus dari yang Absolut. (Gerald L. Gutek, 1998)

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 13


d. Metodologi Pengajaran
Dalam proses pembelajaran, kata-kata tertulis maupun terucap
merupakan metode yang digunakan oleh penganut idealisme. Melalui
kata-katalah ide dan gagasan dapat beralih dari suatu akal pikir menuju
akal pikir lainnya. Tujuan dan metode ini dapat dirumuskan sebagai
penyerapan ide dan gagasan. Metodologi guru di ruang kelas sering kali
dilihat dalam bentuk lecturing (penyampaian kuliah) dengan pengertian
pengetahuan ditansfer dari guru ke murid. Guru juga menyelenggarakan
diskusi kelas sehingga ia dan muridnya dapat menangkap ide-ide dan
gagasan dari berhagai bacaan dan perkuliahan. (George R. Knight,
2004)
Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode pengajaran dalam
pandangan idealisme salah satunya adalah penyampaian melalui uraian
kata-kata, sehingga materi yang diberikan ke anak didik terkesan verbal
dan abstrak. Atas dasar itu, maka idealisme rupanya kurang punya
gairah untuk melakukan kajian-kajian yang langsung bersentuhan
dengan objek fisik, karena dalam pandangannya kegiatan-kegiatan
tersebut berkaitan dengan bayang-bayang inderawi daripada realitas
puncak.
e. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut idealisme adalah mendorong anak
didik untuk mencari kebenaran. Mencari kebenaran dan hidup dalam
kebenaran tersebut berarti bahwa individu-individu pertama kali harus
mengetahui kebenaran tersebut. Pendidikan idealisme mempunyai
tujuan yaitu merubah pribadi untuk menuju Tuhan, bersikap benar dan
baik. (Gerald L. Gutek, 1998)
Sementara itu Ali Maksum mengatakan bahwa tujuan pendidikan
idealisme adalah membentuk anak didik agar menjadi manusia yang
sempurna yang berguna bagi masyarakatnya (Ali Maksum dan Luluk
Yunan Ruhendi, 2004). Ia mengutip Brameld bahwa pendidikan adalah
self development of mind as spritual subtance. Pendidikan dalam
pandangan ini lebih menekankan pada pengkayaan pengetahuan

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 14


(transfer of knowladge) pada anak didik. Lembaga pendidikan harus
membekali pengetahuan, teori-teori dan konsep-konsep tanpa harus
memperhitungkan tuntutan dunia praktis (kerja dan industri). Idealisme
yakni, kalau anak didik itu menguasai berbagai pengetahuan maka
mereka tidak akan kesulitan menghadapi hidup.

2. Bidang Keperawatan

Secara naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan


manusia. Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan original.
Namun demikian mereka sudah mampu memiliki sedikit pengetahuan dan
kecakapan dalam merawat atau mengobati. Perkembangan keperawatan
dipengaruhi oleh semakin majunya peradaban manusia maka semakin
berkembang keperawatan. Pekerjaan “merawat” dikerjakan berdasarkan
naluri (instink) “mother instinct” (naluri keibuan) yang merupakan suatu
naluri yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, dan
merawat orang lemah). Diawali oleh seorang Florence Nightingale yang
mengamati fenomena bahwa pasien yang dirawat dengan keadaan
lingkungan yang bersih ternyata lebih cepat sembuh dibanding pasien yang
dirawat dalam kondisi lingkungan yang kotor. Hal ini membuahkan
kesimpulan bahwa perawatan lingkungan berperan dalam keberhasilan
perawatan pasien yang kemudian menjadi paradigma keperawatan
berdasarkan lingkungan. Sehingga semenjak itu banyak pemikiran baru yang
didasari dengan berbagai tehnik untuk mendapatan kebenaran baik dengan
cara Revelasi (pengalaman pribadi), otoritas dari seorang yang ahli, intuisi
(diluar kesadaran),dump common sense (pengalaman tidak sengaja), dan
penggunaan metode ilmiah dengan penelitian-peneltian dalam bidang
keperawatan. Misalnya Peplau (1952) menemukan teori interpersonal
sebagai dasar perawatan. Orlando (1961) menemukan teori komunikasi
sebagai dasar perawatan. Roy (1970) menemukan teori adaptasi sebagai
dasar perawatan. Johnson (1961) menemukan stabilitas sebagai tujuan
perawatan dan Rogers (1970) menemukan konsep manusia yang unik.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 15


Keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara sistematis dan
menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia
ditunjukan kepada bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang
berkaitan dengan kondisi kesehatn itu sendiri dan manusia sebagai mahluk
yang utuh dan unik. Keperawatan dikatakan sebagai ilmu karena
keperawatan memilki landasan ilmu pengetahuan yang ilmiah yaitu scientific
nursing karena ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan selalu
berkembang. Contoh: Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu
mengikuti perkembangan ilmu lain. Mengingat ilmu keperawatan merupakan
ilmu terapan yang selalau berubah menurut tuntunan zaman. Sebagai ilmu
yang mulai berkembang ilmu keperawatan, banyak mendapatkan tekanan
diantaranya tekanan dari luar dan tekanan dari dalam, sebagi contoh tekanan
dari luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu keperawatan adalah
adanya tuntunan kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan dan tekanan
dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara terus menerus ada dan
selalu memerlukan jawaban dan ide untuk menyelesaikan masalah yang ada.
(Asmadi, 2008)

3. Dalam Kehidupan

Idealisme merupakan salah satu aliran filsafat yang menitik beratkan


pada ide atau gagasan. Atau sering juga disebut sebagai aliran yang
menganggap sesuatu yang nyata atau riil itu adalah yang ada dalam akal
pikiran manusia. Jadi bisa dikatakan bahwa, jalan pemikiran aliran idealisme
itu berlawanan dengan pemikiran aliran realisme. Aliran filsafat realisme
menganggap sesuatu yang nyata itu adalah yang nyata, riil, empiris, bisa
dipegang, bisa diamati dll. Dengan kata lain sesuatu yang nyata adalah
sesuatu yang bisa diindrakan (bisa diterima oleh panca indra).

Paradigma (cara pandang) yang digunakan oleh aliran idealisme adalah


melihat bahwa sesuatu yang nyata itu adalah apa yang ada di dalam pikiran
manusia. Dalam hal ini, tidak terlepas dari apa yang dimaksud dengan
metafisika. Paradigma ini sangat berlawanan arah dengan paradigma yang
ada pada filsafat realisme. Perbedaan tersebut lalu tidak lantas menjadikan

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 16


kedua aliran ini saling berselisih. Dengan adanya perbedaan paradigma
tersebut, menjadikan keduanya saling melengkapi, sehingga diharapkan akan
mampu berperan penting dalam pendidikan, khususnya pendidikan di
Indonesia.

Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang dikenal dengan


istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu,
sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Menurut Plato, kebaikan
merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah
memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman.

Maksudnya adalah dalam idealisme, ide merupakan sesuatu yang


penting. Dan ide tertinggi dalam idealisme adalah kebaikan. Karena hakikat
kebenaran merupakan salah satu yang dipelajari dalam cabang filsafat, yaitu
ontologi. Ide juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan pengalaman.
Semakin banyak pengalaman seseorang, maka akan semakin luas juga ide
dalam memecahkan suatu masalah. Jadi didalam kehidupan manusia tidak
lepas dari pengalaman karena pengalaman dapat menjadi salah satu guru
terbaik dalam kehidupan manusia.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 17


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aliran idealisme merupakan aliran yang sangat penting dalam
perkembangan sejarah pemikiran manusia. Mula - mula dalam filsafat barat kita
temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Plato menyatakan bahwa alam
cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata
yang menempati ruang ini hanya berupa bayangan saja dari alam ide.
Idealisme berasal dari kata idea yang berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa
dan isme yang berarti paham/ pemikiran. Sehingga, idealisme adalah doktrin
yang mengajarkan bahwa hakekat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Keyakinan ini ada pada
Plato. Pada filsafat modern, pandangan ini mula-mula kelihatan pada George
Berkeley (1685-1753) yang menyatakan bahwa hakekat objek-objek fisik adalah
idea-idea. (Tafsir, Prof. Dr. Ahmad. 2003)
Tokoh – tokoh dalam idealisme diantaranya yaitu: Rene Descartes (1596-
1650), George Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant (1724-1804), F. W. S.
Schelling (1775-1854), dan George W. F. Hegel (1770-1831). Aliran filsafat
idealisme dapat diterapkan dalam kehidupan terutama dalam bidang pendidikan.
Implikasi filsafat idealisme dalam pendidikan adalah sebagai tujuan untuk
membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta
kebaikan sosial. Kurikulum, pendidikan liberal untuk pengembangan
kemampuan dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan. Begitupun
dalam bidang keperawatan, sebagai ilmu yang mulai berkembang ilmu
keperawatan, banyak mendapakatkan tekanan diantaranya tekanan dari luar dan
tekanan dari dalam. Sebagai contoh tekanan dari luar yang berpengaruh pada
perkembangan ilmu keperawatan adalah adanya tuntunan kebutuhan masyarakat
dan industri kesehatan dan tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang
secara terus menerus ada dan selalu memerlukan jawaban dan ide untuk
menyelesaikan masalah yang ada.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 18


B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karenanya bagi pembaca dan
penulis disarankan untuk mencari referensi lain yang lebih lengkap. Diharapkan
kritik dan saran pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 19


DAFTAR PUSTAKA

Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi. 2004. Paradigma Pendidikan Universal di Era
Modern dan Post Modern. Yogyakarta: IRCiSoD

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

George R. Knight. 2004. Issue and Alternatives in Education Philosophy, Terj.


Mahmud Arif, Filsafat Pendidikan, Isu-Isu Kontemporer dan Solusi Alternatif.
Yogyakarta: Idea Press

Muzairi. 2015. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras

Gerald L. Gutek. 1998. Philosophical and Ideological Persfektif on Education. Chicago:


Loyoia University of Chicago

Imam Barnadib. 2002. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Praja, Prof. Dr. Juhaya S. 2003. Aliran-aliran Filsafat & Etika. Jakarta: Fajar Inter
Pratama

Rusdi. 2013. Jurnal Tentang Filsafat Idealisme (Implikasinya Dalam Pendidikan).


Dinamika Ilmu Vol. 13. No. 2

Russel, Bertrand. 2004. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Siswanto, Joko. 1998. Sistem-sistem Metafisika Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suhartono, Suparlan. 2004. Dasar-dasar Filsafat. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Tafsir, Prof. Dr. Ahmad. 2003. Fislasat Umum. Bandung: Remaja Rosda Karya

Weiranihardja, Sutardjo A. 2009. Pengantar Filsafat. Jakarta: Refika Aditama

Zulhelmi. 2004. Filsafat Ilmu. Palembang: IAIN Raden Fatah Pres

ALIRAN FILSAFAT IDEALISME Page 20

Você também pode gostar