Você está na página 1de 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS PADA AN.

S
DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN PADA PASIEN
BRONKHITIS DIRUANG TULIP RUMAH SAKIT SITANALA
TANGERANG

DI SUSUN OLEH
FILIPUS TARIGAN

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN KELAS


KHUSUS STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2015
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh
berbagai sebab (Purnawan Junadi; 1992).
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus)
yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan
trakeitis (Ngastiyah; 1997).
Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup dan
paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997).

B.Etiologi
Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus,
Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan
coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang
menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumoniae (Ngastiyah;
1997;).
Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus,
streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga
disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur (Purnawan Junadi; 1992).
Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik atau kimia.
Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca, alergi,
polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik memudahkan terjadinya
bronkitis (Ngastiyah; 1997).

C.WEB OF CATION
Virus dan kuman biasa masuk melalui “port de entry” mulut dan hidung
“dropplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/ bakterimia
dengan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan perlawanan.
Alergen

Aktivasi IG.E

Peningkatan
pelepasan histamin

Edema mukosa sel goblet


memproduksi mukus

Infeksi sekunder oleh Virus/ bakteri memasuki


beberapa penyakit tubuh (bakterimia/ viremia)

Batuk kering, setelah 2-3


batuk mulai berdahak dan
timbul lendir.
Demam

Ketidakefektifan Mungkin dahak berwarna Hipertermia


bersihan jalan kuning (infeksi sekunder) Malaise
nafas
Peningkatan frekwensi
pernafasan Nutrisi kurang
dari
kebutuhan
Gangguan
Perubahan pola Penggunaan otot-otot bantu keseimbangan
nafas pernafasan. cairan

Nyeri pada retrosternal


D.PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat penyakit masa lalu
Faktor pencetus timbulnya bronkitis (infeksi saluran pernafasan atas, adanya
riwayat alergi, stress).
Frekwensi timbulnya wheezing, lama penggunaan obat-obat sebelumnya
(paling akhir), riwayat asthma, adanya faktor keturunan terhadap alergi.
2. Pemeriksaan fisik
Peningkatan usaha dan frekwensi pernafasan, penggunaan otot bantu
pernafasan (mungkin didapatkan adanya bentuk dada barrel/ tong), suara
nafas (rales, ronchi, wheezing), peningkatan tekanan darah dan denyut nadi,
menunjukkan tanda dari terjadinya “failure respiratory” seperti diaporesis,
kelelahan, penurunan kemampuan bereaksi “decreased responsiveness” dan
cyanosis. Turgor kulit, ubun-ubun besar.
Perubahan pada pemeriksaan gas darah, perubahan pada eosinopil (pada
hitung jenis darah), pemeriksaan pada foto thoraks.
3. Faktor pertumbuhan dan psikososial
Usia, seberapa jauh faktor pencetus mempengaruhi kehidupan sosial
penderita, tingkat pengetahuan keluarga dan klien terhadap regimen
pengobatan yang diberikan, mekanisme koping keluarga dan klien, kebiasaan
yang dikaitkan dengan kenyamanan klien (waktu tidur, waktu istirahat dan
benda kesayangan). Pengalaman dirawat di rumah sakit sebelumnya, kerabat
keluarga dengan riwayat asthma.
4. Pengetahuan klien dan keluarga
Pengetahuan keluarga tentang pengobatan yang diberikan (nama, cara kerja,
frekwensi, efek samping dan tanda-tanda terjadinya kelebihan dosis).
Pengobatan non farmakologis “non medicinal intervenstions” seperti
olahraga secara teratur serta mencegah kontak dengan alergen atau iritan (jika
diketahui penyebab alergi), support sistem, kemauan dan tingkat pengetahuan
keluarga.
Diagnosa keperawatan dan intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronchospasme,
edema mukosa, akumulasi mukus.
Tujuan:
Jalan nafas bersih dan patent setelah mendapat tindakan keperawatan, dengan
kriteria:
Pada saat bernafas tidak menggunakan otot-otot bantu, frekwensi nafas dalam
batas normal, suara nafas bronchovesikuler.
Intervensi:
a. Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien
kooperatif dalam tindakan perawatan.
b. Anjurkan kepada klien dan keluarga agar memberikan minum lebih
banyak dan hangat kepada klien.
R/ Peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan sekret sehingga sekret
akan lebih mudah dikeluarkan.
c. Lakukan fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif
R/ Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari tempat perlekatan, postural
drainase memudahkan pengaliran sekret, batuk efektif mengeluarkan
sekret secara adekuat.
d. Kolaborasi dalam pemberian ekspektoran.
R/ Ekspektoran mengandung regimen yang berfungsi untuk mengencerkan
sekret agar lebih mudah dikeluarkan.
e. Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, suara
nafas, cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu.
R/ Tanda vital merupakan indikator yang dapat diukur untuk mengetahui
kecukupan suplai oksigen.

2. Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit) berhubungan dengan


penurunan intake oral, dyspnoe, tacypnoe.
Tujuan:
Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan selama dalam masa perawatan
dengan kriteria:
Produksi urine dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal,
denyut nadi dalam batas normal dan teraba penuh, ubun-ubun besar datar,
mata tidak cowong.
Intervensi:
a. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat dari pemberian minum
yang adekuat.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien
kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
b. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan minum yang adekuat.
R/ Intake cairan yang adekuat mencegah timbulnya defisit cairan.
c. Kolaborasi dalam pemberian cairan perparenteral.
R/ anak yang mengalami dyspnoe akan mengalami kesulitan dalam asupan
perenteral/ per os.
d. Observasi intake dan output
R/ mengetahui sejak dini dengan menghitung secara tepat agar tidak
terjadi defisit cairan.
e. Observasi tanda vital dan produksi urine serta keadaan umum.
R/ Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh dapat mengakibatkan per-
ubahan pada tanda vital, produksi urine.

3. Hipertermi berhubungan dengan bakterimia, viremia


Tujuan:
Suhu tubuh dalam batas normal setelah mendapat tindakan keperawatan
dengan kriteria:
Suhu tubuh dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi dan
respirasi dalam batas normal.
Intervensi:
a. Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga
kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
b. Berikan kompres.
R/ Penurunan panas dapat dilakukan dengan cara konduksi melalui
kompres.
c. Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak.
R/ Hidrasi cairan yang cukup dapat menurunkan suhu tubuh.
d. Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan baju yang tipis dan
menyerap keringat untuk klien.
R/ Penurunan suhu dapat dilakukan dengan tehnik evaporasi.
e. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik.
R/ Antipiretik mengandung regimen yang bekerja pada pusat pengatur
suhu di hipotalamus.
f.Observasi tanda-tanda vital.
R/ Peningkatan suhu tubuh mencerminkan masih adanya bakterimia,
viremia

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rasa nausea,


vomiting, malaise.
Tujuan:
Nutrisi terpenuhi secara adekuat setelah mendapat tindakan keperawatan
dengan kriteria:
Berat badan dalam batas normal, terjadi peningkatan berat badan, klien mau
menghabiskan makanan yang disajikan.
Intervensi:
a. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat dari nutrisi yang
adekuat.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga
kooperatif terhadap tindakan perawatan yang diberikan.
b. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik.
R/ Merangsang peningkatan nafsu makan pada fase sefal.
c. Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering.
R/ Dilatasi lambung yang berlebihan merangsang rasa mual dan muntah.
d. Kolaborasi dalam pemberian vitamin/ roboransia.
R/ Roboransia memberikan efek dalam peningkatan nafsu makan.
e. Observasi kemampuan klien dalam menghabiskan makanan, berat badan.
R/ Deteksi dini terhadap perkembangan klien.

5. Kecemasan berhubungan dengan rasa sesak, penggunaan alat-alat medis


yang asing (tak dikenal).
Tujuan:
Rasa cemas berkurang setelah mendapat penjelasan dengan kriteria:
Klien mengungkapkan sudah tidak takut terhadap tindakan perawatan, klien
tampak tenang, klien kooperatif.
Interevensi:
a. Jelaskan pada klien setiap tindakan yang akan dilakukan.
R/ Penjelasan yang memadai memungkinkan klien kooperatif terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
b. Berikan motivasi pada keluarga untuk ikut secara aktif dalam kegiatan
perawatan klien.
R/ Peran serta keluarga secara aktif dapat mengurangi rasa cemas klien.
c. Observasi tingkat kecemasan klien dan respon klien terhadap tindakan
yang telah dilakukan.
R/ Deteksi dini terhadap perkembangan klien.

6. Kurang pengetahuan (pengobatan asthma, olah raga, alergen) berhubungan


dengan terbatasnya informasi
Tujuan:
Keluarga memiliki pengetahuan yang cukup setelah mendapatkan penjelasan
dengan kriteria:
Keluarga mampu menjelaskan lagi tentang pengobatan dan penatalaksanaan
pada klien Bronchitis dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Intervensi:
a. Jelaskan pada keluarga tentang pengobatan Bronchitis pada anak.
R/ Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga
mengerti tujuan dilakukannya pemberian terapi/ pengobatan.
b. Jelaskan pada keluarga tentang olahraga yang dapat dilakukan.
R/ Olahraga ringan dapat membantu meningkatkan compliance paru.
c. Jelaskan pada keluarga tentang efek samping penggunaan obat-obatan.
R/ Mencegah terjadinya komplikasi akibat efek samping pengobatan.
d. Observasi pengetahuan keluarga tentang penjelasan yang diberikan oleh
petugas.
R/ Kemampuan keluarga dalam memberikan penjelasan mencerminkan
tingkat pemahaman keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta


Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed
6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.M DENGAN GANGUAN SISTEM
PERNAFASAAN: BRONKHITIS DIRUANG TULIP RUMAH SAKIT
SITANALA TANGERANG

PENGKAJIAN :
Nama Anak : An S Nama Orang Tua : TN. R
Usia : 7 Thn Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kp.Sukamandi
Anak ke (2) dari (2) Bersaudara Rt:03/03 .
Tanggal Masuk : 27-12-2015 telphon :-
Diagnosa Medis : BRONKHITIS Sumber Informasi : Orang Tua

● Keluhan Utama : OT os mengatakan SMRS os batuk kering disertai demam


dirumah sdh 3hari.
●Keadaan Sakit Saat ini: OT mengatakan os demam di sertai batuk kering
●Riwayat Kesehatan Masa Lalu : OT mengatakan os mempunyai riwayat asma
- Riwayat Kelahiran : Partus Normal ditolong oleh Bidan RS
- Riwayat Pemberian makan: Makan sehari 3X dengan Menu keluarga.
- Status eliminasi : BAB: 1x/hr BAK: 3-4x/hr
- Riwayat Penyakit Masa anak-anak: Asma.
- Imunisasi : Imunisasi Dasar lengkap didapat

● Riwayat Tumbuh Kembang


- Pertumbuhan Fisik : Normal sesuai usianya (BB:20kg TB: 120cm)
- Perkembangan Motorik halus : Normal sesuai usia nya (os sdh sekolah)
- Perkembangan Motorik Kasar : Normal
- Tidur : pola tidur malam 9jam,tidur siang 3jam.
- Perkembangan bahasa : os dapat berbicara dengan jelas
- Perkembangan sosial : OT mengatakan os dapat berinteraksi dng teman
sekolahnya
- Perkembangan Kognitif : Normal
- Riwayat Sosial/Personal (Genogram)

Ket :
: Perempuan

: Laki-laki

: Menikah
↑ : Klien

TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital;
Keadaan umum : k/u sakit sedang,kes :CM
TB/BB : 20kg/120cm
Suhu : 38.5C◦
Pernafasan : 28x/menit
Nadi : 120x/menit
TD : 100/60mmhg
Lila : 22cm

2. Pengkajian Kardiovaskuler
● Nadi
Frekwensi 120x/mnt,irama lemah,nadi ferifer(-),TD:100/60
● Thoraxs dan hasil auskultasi
Lingkar dada: cm ,bunyi jantung Normal .
● Tampilan Umum
OT mengatakan os terbaring lemah diTT ,cenderung diam
● Kulit
warna kulitputih, turgor kulit normal, akral hangat.
● Edema
Dari hasil pemeriksaan tdk terdapat edema

3. Pengkajian Respiratori
●Bernafas
Frekwensi pernafasan 28x/mnt,pola nafas reguler
● Auskultasi Thoraks
Bunyi nafas terdapat bunyi ronci.
● Pemeriksaan Thoraks
Lingkar dada: cm bentuk dada normal
● Tampilan Umum
Os tampak pendiam ,berprilaku tenang

4. Pengkajian Neruologik
● Tingkat kesadaran (GCS) : E:4 V:5 M:6 total 15
● pemeriksaan Kepala : bentuk normal,Fontanel tdk cekung
● Reaksi Pupil : Normal
● Afek : os tampak tenang
● Aktivitas Kejang : -
● Fungsi sensoris : normal
● Reflek : normal
● Kemampuan intelektual : menurut OT os mampu menulis dan
membaca

5. Pengkajian Gastrointestinal
● Hidrasi
Turgor Kulit normal,BAB(+),BAK(-)
● Abdomen
Nyeri perut(-),bising usus30x/mnt,mual(-) muntah(-) BAB (+)1x

6. Pengkajian Renal
● Fungsi ginjal : normal
● Karakteristik urin dan urinasi : Warna urin kuning jernih,disuria (-)
● Hidrasi : Turgor Kulit normal,membran mukosa mulut
lembab.BAB(+)1x/hr .porsi makan habis
● Genetalia : tidak terjadi iritasi dan labilitas

7. Pengkajian Muskuloskeletal
● Fungsi Motorik kasar : ukuran otot,tonus otot,gerakan normal.
● Fungsi Motorik Halus : os mampu menulis dan menggambar
● Kontrol postur : Normal sesuai usia
● Persendian : normal
● Tulang belakang : normal

8. Pengkajian Hematologik
● Kulit : warna kulit putih tidak terdapat petekhi
● Abdomen: Tidak terdapat pembesaran hati atau punlimpa.

9. Pengkajian endokrin
● Status Hidrasi : Normal
● Tampilan Umum : alam perasan cenderung diam dan menangis.

10. Obat-obatan saat ini


Nama Obat Dosis Indikasi Kontra indikasi Efek
samping
Cefotaxim 3x300gr
inj
3x1cth
Sanmol syr
2x1cth
Musera syr

11. Pemeriksaan Laboratorium Tgl 27-12-2015


Jenis Nilai Normal Nilai saat ini Interpretasi
Pemeriksaan
Hematologi
HB 12-14 g/dl 12,7 g/dl
Lecosit 5-10 ribu/ul 11 ribu/ul
Hematokrit 37-43 % 35 %
Trombosit 150-400Ribu/ul 192 Ribu/ul

12. Pemeriksaan diagnostik :

13. RENCANA KEPERAWATAN


Nama Mahasiswa :Filipus Tarigan Nama Klien : An.S
Tanggal : 27-12-2015 Diagnosa Medis : Bronkhitis
Pengkajian perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
DO: k/u lemah Tujuan : Suhu 1.Jelaskan pada 1.Pengetahuan
kes:CM tubuh dalam klien dan keluarga yang memadai
TD;100/60 batas normal beberapa tindakan memungkinkan
mmhg setelah mendapat yang dapat keluarga dan
N:120x/mnt tindakan dilakukan untuk klien kooperatif
R:28x/mnt keperawatan meningkatkan dalam tindakan
S:38,5C proses pengeluaran perawatan.
Kriteria hasil:
DS: OT mengatakan
Suhu tubuh sekret.
os demam
dalam batas 2 Anjurkan kepada 2.Peningkatan
DX Keperawatan: normal, tekanan klien dan keluarga hidrasi cairan
Hipertermi darah dalam agar memberikan akan
berhubungan batas normal, minum lebih mengencerkan
dengan bakterimia, nadi dan respirasi banyak dan hangat sekret sehingga
viremia dalam batas kepada klien. sekret akan lebih
normal. 3. Lakukan mudah
fisioterapi nafas dikeluarkan.
dan latihan batuk 3.Fisoterapi
efektif. nafas
4. Kolaborasi melepaskan
dalam pemberian secret dari
ekspektoran. tempat
perlekatan,
postural drainase
memudahkan
pengaliran
sekret, batuk
efektif
mengeluarkan
sekret secara
adekuat.
Tujuan: 4. Ekspektoran
Tidak terjadi mengandung
gangguan regimen yang
keseimbangan berfungsi untuk
cairan selama mengencerkan
DO k/u lemah dalam masa sekret agar lebih
kes:CM perawatan mudah
TD;100/60 criteria hasil: dikeluarkan.
mmhg Produksi urine 1.Pengetahuan
N:120x/mnt dalam batas 1.Jelaskan pada yang memadai
R:28x/mnt normal, tekanan klien dan keluarga memungkinkan
S:38,5Ctampak darah dalam tentang manfaat keluarga dan
terdengar bunyi batas normal, dari pemberian klien kooperatif
ronchi(+) denyut nadi minum yang terhadap
DS: OT mengatakan dalam batas adekuat. tindakan
os batuk kering normal dan 2. Anjurkan kepada keperawatan.
DX. Resiko teraba penuh, keluarga untuk 2. Intake cairan
gangguan ubun-ubun besar memberikan yang adekuat
keseimbangan datar, mata tidak minum yang mencegah
cairan (defisit) cowong. adekuat. timbulnya defisit
berhubungan 3. Kolaborasi cairan.
dengan penurunan dalam pemberian 3.Antipiretik
intake oral, cairan mengandung
dyspnoe, tacypnoe. perparenteral. regimen yang
4. Observasi intake bekerja pada
dan output pusat pengatur
5. Observasi tanda suhu di
vital dan produksi hipotalamus.
urine serta keadaan 4.mengetahui
umum. sejak dini
dengan
menghitung
secara tepat agar
tidak terjadi
defisit cairan.
5.Gangguan
keseimbangan
cairan dalam
tubuh dapat
mengakibatkan
per- ubahan
pada tanda vital,
produksi urine.

14. Catatan perkembangan klien

Nama :Filipus Tarigan Nama Klien : An.S


Tanggal : 28-12-2015 Diagnosa Medis: Bronchitis
No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
1 Hipertermi 28-12-2015
S: : OT mengatakan os
berhubungan dengan Jam:16.00 wib
demam↑↓
bakterimia, viremia 1.Menjelaskan pada
keluarga tindakan O: k/u sedang kes:CM
perawatan yang akan TD;100/60 mmhg
dilakukan. N:110x/mnt R:25x/mnt
S:37,8C
Jam:16.30 wib
A: Hypertermi belum
2.Mengobservasi
teratasi
tanda-tanda vital.
(TTV)
P: Lanjutkan Intervensi
2,3,4dan6.
Jam17.30 wib
3.Memberikan
kompres hangat.

Jam 17.45 wib


4.Menganjurkan
kepada keluarga dan
klien untuk minum
lebih banyak.

Jam 18.30 wib


5.Menjelaskan
tentang Penyebab
Demam

Jam19.00 wib
2 6.memberikan
Ketidakefektifan th/injeksi Cefotaxim
bersihan jalan nafas 300gr/iv
berhubungan dengan 28-12-2015
bronchospasme, Jam 16.00 wib
edema mukosa, 1.Menjelaskan pada
akumulasi mukus. klien dan keluarga S: OT mengatakan os
beberapa tindakan masih batuk tp sedikit
yang dapat berkurang
dilakukan untuk
meningkatkan proses O: : k/u sedang kes:CM
pengeluaran sekret. TD;100/60 mmhg
N:110x/mnt R:25x/mnt
Jam 16.30 wib S:37,8C os tampak
2.Mengobservasi: batuk
Pernafasan (rate,
pola, penggunaan
otot bantu, irama, A: Ketidak efektifan jalan
suara nafas, nafas belum teratasi
cyanosis), tekanan
darah, nadi, dan P: Intervensi lanjutkan
suhu. 2,3,4 dan 6
Jam 15.00 wib
3.Menganjurkan
kepada klien dan
keluarga agar
memberikan minum
lebih banyak dan
hangat kepada klien.

Jam 15.30 wib


4.Melakukan
fisioterapi nafas dan
latihan batuk efektif

Jam 18.30.wib
5.Menjelaskan
tentang Penyakit
Bronchitis

Jam 19.00 wib


6.Memberikan
th/oral musyera syr 1
cth

Você também pode gostar