Você está na página 1de 14

PENGAUDITAN II

PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN

OLEH :
KELOMPOK 6

I GUSTI AYU PUTU KRISNAWATI 1633121303


NI PUTU MITA APRYANI 1633121325
KOMANG TRISNADEWI 1633121341
KADEK MUTIA CAHYA NINGRUM 1633121351

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2019
2.1 Sifat Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan
dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang
berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan
penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); bioskop, bank
serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan deviden; serta sekolah local
yang menarik pajak. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam bab ini didasarkan pada
perusahaan barang dagang; akan tetapi, banyak penjelasan yang dapat mudah diterapkan
pada jenis perusahaan lainnya.

Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah (1) penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang), (2)
penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai), dan (30 penyesuaian penjualan
(potongan, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih [penyisipan
dan pengapusan]. Transaksi-ransaksi ini mempengaruhi akun-akun yang diuraikan, Tiga
akun ini, yaitu harga pokok

Transaksi Pendapatan Debet Kredit


Penjualan Piutang usaha Penjualan

Harga pokok penjualan Persediaan

Penerimaan Kas Piutang usaha

Diskon Penjualan

Retur Penjualan dan Retur Penjualan dan Piutang


Pengurangan harga Pengurangan Harga
Penyisihan untuk piutang Beban piutang tak tertagih Penyisihan untuk piutang
tak tertagih tak tertagih
Pengapusan piutang tak Penyisihan untuk piutang Piutang
tertagih tak tertagih

Penjualan (cost of goods sold), persediaan, dan kas, juga dipengaruhi oleh
kelompok transaksi dalam siklus lainya.

2.2 Tujuan Audit


Tujuan audit atas siklus pendapatan menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti
kompeten yang cukup tentang asersi-asersi laporan keuangan yang signifikan yang
berhubungan dengan transaksi-transaksi dan saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus
pendapatan

Tujuan khusus audit:

a. Dalam kategori asersi keberadaan/keterjadian pada transaksi yaitu transaksi-


transaksi yang dicatat dalam pembukuan adalah barang yang telah dikirim atau jasa
yang telah diberikan selama periode yang diperiksa.
b. Dalam kategori asersi keberadaan/keterjadian pada saldo yaitu piutang usaha
menunjukkan jumlah tagihan kepada para pelanggan yang ada pada tanggal neraca
c. Dalam kategori asersi kelengkapan pada transaksi yaitu semua penjualan,
penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang dilakukan selama periode yang
diperiksa telah dicatat.
d. Dalam kategori asersi kelengkapan pada saldo yaitu piutang usaha meliputi semua
tagihan kepada para pelanggan per tanggal neraca.
e. Dalam kategori asersi hak dan kewajiban pada transaksi yaitu perusahaan
mempunyai ha katas piutang dan kas yang berasal dari transaksi-transaksi siklus
pendapatan
f. Dalam kategori asersi hak dan kewajiban pada saldo piutang usaha pada tanggal
neraca merupakan tagihan sah perusahaan terhadap para pelanggan untuk
mendapatkan pembayaran.
g. Dalam kategori asersi penilaian dan pengalokasian pada transaksi semua penjualan
dan penerimaan kas dan penyesuaian penjualan dinilai dengan menggunakan
prinsip akuntansi berlaku umum dan dijurnal, diringkas serta dibukukan ke buku
besar dengan benar
h. Dalam kategori asersi penyajian dan pengungkapan pada transaksi detil penjualan
penerimaan kas dan penyesuaian penjualan mendukung penyajian rekening-
rekening yang bersangkutan dalam laporan keuangan termasuk pengklasifikasian
dan pengungkapannya.
2.3 Materialitas, Risiko Bawaan, dan Strategi Audit
a. Materialitas
Salah saji bisa ditoleransi (atau materialitas saldo rekening) untuk piutang usaha bisa
relatif tinggi dibandingkan dengan rekening-rekening aktiva lain. Hal ini akan bermanfaat
dalam mengurangi biaya pengumpulan bukti. Kelompok-kelompok transaksi dan saldo-
saldo rekening yang membentuk siklus pendapatan biasanya mempunyai pengaruh yang
material terhadap laporan keuangan. Untuk mendorong efektifitas dan efisiensi auditor
dalam mencapai tujuan khusus audit salam siklus ini, maka auditor harus cermat dalam
mempertimbangkan risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian dikala
ia memilih strategi audit untuk setiap tujuan audit.
b. Risiko Bawaan

Dalam menetapkan risiko bawaan untuk asers-asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan factor-faktor penting yang dapat mempengaruhi asersi-asersi pada
siklus pendapatan yaitu:

1. Volume transaksi penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian


penjualan seringkali besar jumlahnya sehingga kemungkinan terjadi kesalahan
cukup besar pula.
2. Apabila piutang dipindahtangankan secara renteng, penggolongan transaksi
tersebut sebagai penjualan atau sebagai peminjaman uang sering rancu.
3. Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang sangat rawan
terhadap kemungkinan kemungkinan penyelewengan.
c. Strategi Audit
Strategi audit yang sering dipakai adalah pendapatan tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan lebih rendah, dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian
pengendalian. Yang mendasarinya adalah apabila auditor yakin bahwa struktur
pengendalian klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka
auditor perlu menguji kelayakannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur
pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka auditor akan
melaksanakan pengujian pengendalian.
2.4 Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

Terdapat lima unsur struktur pengendalian intern yaitu :

1) Control Environment (Lingkungan Pengendalian)


Terdapat beberapa faktor didalam lingkungan pengendalian yang dapat
mengurangi sejumlah risiko bawaan yang berkaitan dengan siklus pendapatan
yang bisa meningkatkan atau menghilangkan efektivitas komponen
pengendalian intern lainnya dalam pengendalian resiko salah dalam siklus
pendapatan. Lingkungan pengendalian merupakan kunci dalam mengurangi
risiko kecurangan pelaporan keuangan. Beberapa risiko bawaan yang berkaitan
dengan permasalahan akuntansi yaitu perhitungan yang rumit, dan estimasi
akuntansi yang berhubungan dengan siklus pendapatan. Lingkungan
pengendalian akan semakin baik apabila penetapan wewenang dan
tanggungjawab untuk semua kegiatan dalam siklus pendapatan
dikomunikasikan dengan jelas antara lain dengan uraian tugas tertulis.
2) Risk Assessment (Penaksiran Resiko)
Penaksiran risiko manajemen untuk pelaporan keuangan yaitu sama
dengan penetapan risiko bawaan yang dilakukan oleh auditor ekstern.
Penaksiran risiko manajemen bertujuan untuk pelaporan keuangan adalah
penaksiran resiko yang terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan
keuangan dan desain dan implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan
untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum, dengan
mempertimbangkan biaya dan manfaat. Penaksiran resiko manajemen harus
mencakup pertimbangan khusus terhadap resiko yang dapat timbul dari
perubahan keadaan.
3) Information and Communication (Informasi dan Komunikasi)

Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit,


menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu
entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang
entitas tersebut. Untuk memahami system akuntansi pendapatan diperlukan
pengetahuan tentang bagaimana penjualan diawali, barang dan jasa
dikirimkan, piutang dicatat, kas diterima, penyesuaian penjualan. Ketentuan
mengenai pengolahan dan pelaporan transaksi-transaksi dan saldo-saldo
siklus pendapatan harus dicantumkan dalam buku pedoman dan bagan alir
sistem yang merupakan bagian penting dari komponen pengendalian intern.

4) Control Activities (Aktivitas Pengendalian)

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan


keuangan dapat digolongkan ke dalam berbagai kelompok. Salah satu cara
penggolongan adalah sebagai berikut :

a) Pengendalian pengolahan informasi: Pengendalian umum,


Pengendalian aplikasi. Otorisasi memadai. Perancangan dan
penggunaan dokumen dan catatan memadai Pengecekan secara
independen.
b) Pemisahan fungsi yang memadai.
c) Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan.
d) Review atas kinerja.
5) Monitoring (Pemantauan)
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur
pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel
yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun
pengoperasian pengendalian, pada waktu yang tepat, untuk menentukan apakah
struktur pengendalian intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan
untuk menentukan apakah struktur pengendalian intern tersebut telah
memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan. Diperlukan
informasi yang diterima dari aktivitas pemantauan, dimana informasi yang
diterima dari para pelanggan tentang adanya kesalahan dalam faktur, badan
pengatur tentang ketidaksesuaian dengan kebijakan pengakuan pendapatan
yang berkaitan dengan pengendalian intern, dan auditor ekstern tentang kondisi
yang dapat dilaporkan kelemahan material dalam pengendalian intern.
Pemahaman Atas Struktur Pengendalian Intern
Penghimpunan pemahaman meliputi rancangan kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan elemen struktur pengendalian, dan apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah
dilaksanakan dalam operasional atau praktiknya. Dengan pemahaman struktur pengendalian
intern auditor dapat menilai auditabilitas atau dapat tidaknya laporan keuangan di audit;
mengidentifikasi jenis kekeliruan dan ketidak-beresan potensial yang mungkin berpengaruh
pada laporan keuangan. Auditor juga dapat merancang pengujian yang efektif terhadap saldo
akun.

a) Pemahaman Atas Struktur Pengendalian Intern


Tingkat pemahaman elemen struktur pengendalian intern tergantung judgement
auditor yang dipengaruhi oleh :
1. Pengetahuan terhadap klien dari audit yang dilakukan pada tahun
sebelumnya.
2. Resiko bawaan dan materialitas yang telah ditentukan.
3. Pemahaman terhadap industri klien.
4. Kompleksitas dan tingkat kemajuan teknologi dan operasi dan sistem
akuntansi klien.
b) Pemahaman Atas Struktur Pengendalian
Pemahaman terhadap struktur pengendalian intern meliputi antara lain :

1. Pemahaman Lingkungan Pengendalian.


2. Pemahaman Sistem Akuntansi.
3. Pemahaman Prosedur Pengendalian.

2.5 Pertimbangan Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit

Order penjualan bisa disampaikan langsung ke perusahaan, melalui telepon, pos,


pegawai bagian penjualan, fax, atau electronic data interchange. Barang bisa diambil oleh
pembeli atau dikirimkan oleh penjual. Transaksi penjualan bisa dicatat secara manual atau
dengan bantuan komputer.

Hampir semua perusahaan yang membutuhkan audit telah menggunakan sistem


akuntansi berbasis komputer. Pengendalian Komputer terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Pengendalian umum yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan


mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap pengendalian aplikasi.
2. Pengendalian aplikasi yang berkaitan dengan aplikasi komputerisasi akuntansi
individual, seperti misalnya siklus pengeluaran.

Jika pengendalian umum tidak efektif, maka pengendalian aplikasi jarang bisa
diandalkan.
a. Dokumen dan Catatan

Berbagai dokumen dan catatan yang biasanya digunakan perusahaan besar dalam
pengolahan transaksi penjualan kredit adalah sebagai berikut:

1. Order dari Pembeli, permintaan untuk membeli barang dagang dari pembeli
diterima perusahaan langsung dari pembeli atau melalui pegawai bagian
penjualan.
2. Order Penjualan, formulir ini berisi keterangan, kuantitas, dan informasi lain
sesuai dengan order dari pembeli.
3. Dokumen Pengiriman, dokumen ini digunakan untuk menunjukkan detil
dan tanggal setiap pengiriman. Salah satu bentuk dokumen ini adalah
dokumen angkutan yang merupakan pemberitahuan forml tentang
penerimaan barang untuk diangkut oleh pihak pengangkut.
4. Faktur Penjualan, dokumen ini berisi keterangan atau hal-hal yang berkaitan
dengan suatu penjualan, seperti jumlah yang harus dibayar oleh pembeli.
5. Daftar Harga, suatu daftar atau file induk komputer yang berisi harga resmi
yang ditetapkan untuk semua barang yang ditawarkan perusahaan.
6. File Transaksi Penjualan, suatu file komputer yang berisi transaksi-transaksi
penjualan yang telah dilaksanakan.
7. Jurnal Penjualan, jurnal yang berisi daftar semua transaksi penjualan yang
telah dilaksanakan.
8. File Induk Pelanggan, berisi informasi untuk pengiriman dan penagihan ke
masing-masing pelanggan, serta batas kredit masing-masing pelanggan.
9. File Induk Piutang Usaha, berisi informasi tentang transaksi penjualan
dengan masing-masing pelanggan dan saldo tagihan kepada para pelanggan.
10. Laporan Piutang Bulanan, laporan ini dikirim ke setiap pelanggan secara
bulanan.
b. Fungsi-Fungsi
Pengolahan transaksi pendapan penjualantan melibatkan fungsi-fungsi
pendapatan sebagai berikut:

1. Pelayanan awal penjualan


Kegiatan pelayanan awal dalam proses penjualan barang atau jasa
kepada pembeli atau pelanggan meliputi:
a) Penerimaan order dari pembeli.
b) Pemberian persetujuan kredit.
2. Pengiriman barang dan jasa
Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa meliputi:
a) Pemenuhan pesanan.
b) Penyerahan order penjualan.
3. Pencatatan penjualan
Pengakuan formal pendapatan oleh suatu perusahaan meliputi:
a) Penagihan kepada pembeli.
b) Pencatatan penualan.

2.6 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman

Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Review Pendahuluan
Dimana dalam hal ini auditor memahami sistem pengendalian intern dengan
mengembangkan pemahaman atas lingkungan pengendalian klien dan aliran
transaksi baik kredit maupun kas.
b) Dokumentasi Sistem
Dalam hal ini biasanya auditor mendokumentasikan pemahaman terhadap
sistem pengendalian intern dengan flowchart, kuesioner, dan deskripsi naratif.
Flowchart pada uumnya menyediakan deskripsi sistem pengendalian intern dengan
singkat, informative dan tidak biasa.
c) Deskripsi Naratif
Dalam hal ini menjelaskan kondisi sistem pengendalian intern dala tulisan.
Naratif sangat sulit untuk disusun dan dipahami secara komprehensif, oleh karena
itu deskripsi naratif bisa digunakan untuk tahap yang tidak kompleks dan transaksi
yang terkait tidak material sebagai contoh kas kecil.
d) Mengevaluasi Bagian Aliran Transaksi
Dalam hal ini auditor menguji pemahamannya mengenai sistem dengan
melakukan evaluasi bagan alir transaksi.
e) Penetapan Risiko Pengendalian
Penetapan Risiko Pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas
kebijakan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi
salah saji material dalam laporan keuangan. Ada lima tahap penetapan risiko
pengendalian yaitu:
1. Mengidentifikasi salah saji potensial yang terjadi
2. Mengidentifikasi pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah dan
menditeksi salah saji.
3. Menghimpun bukti melalui pengujian pengendalian mengenai apakah
rancangan dan operasi pengendalian adalah efektif.
4. Mengevaluasi bukti yang dihimpun.
5. Melakukan penetapan atau penilaian risiko pengendalian.
2.7 Penetapan Resiko Pengendalian
Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian atas suatu
asersi pada tingkat yang rendah, maka auditor perlu sekali memperoleh pemahaman
tentang prosedur-prosedur pengendalian untuk transaksi tersebut. Proses penetapan risiko
pengendalian untuk transaksi-transaksi penjualan yang sama. Luas pertimbangan auditor
atas faktor-faktor yang berkaitan dengan risiko pengendalian untuk setiap asersi
tergantung kepada strategi audit yang dipilih. Risiko bawaan untuk transaksi penjualan
yang seringkali ditetapkan pada tingkat maksimum atau tinggi, maka ia menggunakan
pemahaman tentang efektivitas pengendalian siklus pendapatan yang diperoleh dari
pengendalian intern. Auditor dapat menyimpulkan tetang efektivitas pengendalian
terprogram dengan menilai efektivitas operasi pengendalian umum computer dan
mengajukan pertanyaan dan mengispeksi dokumen yang berkaitan dengan prosedur-
prosedur yang digunakan. Auditor juga harus menguji efektivitas pengendalian
manajemen seperti pengendalian anggaran dan review manajemen atas kewajaran
pendapatan dan penerimaan piutang yang merupakan tanggungjawabnya. Penetapan
tingkat resiko pengendalian yang rendah akan membutuhkan bukti yang kompeten
dibandingkan dengan jika auditor menetapkan tingkat risiko pengendalian yang tinggi.
Seperti yang telah disebutkan, penetapan risiko yang rendah berdasarkan prosedur-
prosedur pengendalian terprogram, biasanya dilakukan dengan teknik audit berbantuan
computer.
2.8 Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan pengujian yang dilaksanakan terhadap rancangan
pelaksanaan suatu kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal. Pengujian
pengendalian ini, dilaksanakan auditor untuk menilai efektifitas kebijakan atau prosedur
pengendalian untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi
laporan keuangan.
Tipe Pengujian Pengendalian,Ada dua tipe pengujian pengendalian yaitu:
1) Concurrent test of control yaitu pengujian pengendalian yang
dilaksanakan auditor seiring dengan prosedur untuk memperoleh
pemahaman mengenai SPI klien.
2) Pengujian pengendalian tambahan atau yang direncanakan yaitu
pengujian yang dilaksanakan auditor selama pekerjaan lapangan.

Prosedur Untuk Melaksanakan Pengujian Pengendalian, ada empat prosedur untuk


melaksanakan pengujian pengendalian yaitu:

1) Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan klien


2) Pengamatan terhadap karyawan klien dalam melaksanakan tugasnya
3) Melakukan inspeksi dokumen, catatan, dan laporan
4) Mengulang kembali pelaksanaan pengendalian oleh auditor.

Lingkup Pengujian Pengendalian

Luas pengujian pengendalian dipengaruhi langsung oleh tingkat risiko pengendalian


yang ditetapkan yang telah direncanakan oleh auditor. Semakin rendah tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan, semakin banyak bukti yang diperlukan yang harus
dihimpun.

Untuk klien lama, luas atau lingkup pengujian pengendalian dipengaruhi juga oleh
penggunaan bukti yang diperoleh pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya. Sebelum
menggunakan bukti yang diperoleh pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya, auditor
harus memastikan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan atas rancangan dan operasi
berbagai kebijakan dan prosedur pengendalian sejak pengujian pada pelaksanaan audit
tahun sebelumnya.

Penentuan Saat Pelaksanaan Pengujian Pengendalian, dapat dilaksanakan pada dua


saat, yaitu:

1) Selama pekerjaan interim


2) Pada saat mendekati akhir tahun
Auditor semestinya lebih mengutamakan pengujian pengendalian mendekati akhir
tahun.Idealnya, pengujian pengendalian dilaksanakan pada keseluruhan periode tahun
pembukuan yang diaudit.

Penentuan Risiko Pengendalian, dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu:

1) Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi untuk asersi


tersebut.
2) Menidentifikasi pengendalian yang dapat mencegah atau mendeteksi
salah saji.
3) Menghimpun bukti dari pengujian pengendalian apakah rancangan dan
operasi pengendalian relevan adalah efektif.
4) Mengevaluasi bukti yang diperoleh
5) Menentukan risiko pengendalian.

2.9 Pengujian Pengendalian dengan Bantuan Komputer


Tiga teknik pengujian yang berbasis komputer, yaitu pengauditan sekitar komputer,
pengauditan melalui komputer, pengauditan dengan menggunakan komputer. Auditor
intern dan ekstern dapat menggunakan tiga teknik pendekatan ini secara efektif:
1. Pengauditan Sekitar Komputer
Pendekatan pengauditan sekitar komputer (auditing around the computer)
memperlakukan komputer sebagai "kotak hitam". Pendekatan ini difokuskan pada
input dan outputnya. Asumsi yang mendasari pendekatan ini yaitu jika auditor
dapat menunjukkan output yang aktual adalah hasil yang benar yang diharapkan
dari sekumpulan input untuk sistem pemrosesan, maka pemrosesan komputer harus
difungsikan menggunakan cara yang andal. Teknik yang penting dalam pendekatan
ini meliputi penelusuran dan pemilihan transaksi dari dokuman sumber untuk
meringkas transaksi dan catatan serta sebaliknya. Pendekatan pengauditan sekitar
komputer adalah non processing data method. Auditor tidak menyiapkan simulated
data transaction atau menggunakan file-file auditee yang aktual untuk
memprosesnya dengan program komputer auditee. Pendekatan sekitar komputer
akan tepat, jika kondisi berikut ini terpenuhi :
a) audit trail lengkap dan visible. Oleh karena itu dokumen sumber digunakan
untuk semua transaksi, jurnal-jurnal terinci dicetak dan referensi transaksi
dipindahkan dari jurnal ke buku besar dan laporan ringkas.
b) Pemrosesan operasi yang secara relatif tidak rumit dan volumenya rendah.
c) Dokumennya lengkap, seperti data flow diagram dan sistem flowchart, yang
tersedia bagi auditor.
2. Pengauditan Melalui Komputer
Karena pendekatan sekitar komputer tidak mencukupi, pendekatan alternatif
dibutuhkan untuk pengauditan berbasis komputer (auditing through the computer),
yang secara langsung difokuskan pada tahap pemrosesan dan edit check, serta
programmed check. Pendekatan ini disebut dengan pengauditan melalui komputer.
Asumsi dari pendekatan ini adalah jika program dikembangkan dengan menambah
programmed check, kesalahan (error) dan ketidakberesan akan dapat terdeteksi,
sehingga dapat dikatakan dapat dipercaya.
Pendekatan pengauditan melalui komputer dapat diaplikasikan untuk semua
sistem otomatisasi pemrosesan yang kompleks. Bahkan jika biayanya efektif dan
memungkinkan, pendekatan sekitar komputer dan pengauditan melalui komputer
dapat dikerjakan untuk pekerjaan audit yang sama. Dengan mengerjakan secara
bersamaan, keuntungannya menjadi lebih besar dan tujuan audit dapat tercapai.
3. Pengauditan Dengan Menggunakan Komputer
Pendekatan ini menggunakan komputer (auditing with the computer) untuk
tujuan pengerjaan tahap-tahap program audit yang terinci. Pendekatan ini juga
digunakan untuk mengotomatisasi aspek tertentu dalam proses pengauditan.
Komputer ditransformasikan pada audit scene selama mereka dapat mengerjakan
jumlah fungsi audit, seperti pengujian pengendalian dan pengujian substantiv.
Auditor dapat menggunakan paket-paket spreadsheet excel, untuk menciptakan
spreadsheet yang berisi laporan keuangan dari perusahaan yang diaudit.
Pengembangan yang lain adalah template, efek program dan format on screen
dengan menggunakan paket software spreadsheet. Template ini memungkinkan
auditor untuk mengerjakan tugas yang sebelumnya dikerjakan secara manual.
Template didesain untuk membantu menyiapkan neraca,memelihara pengulangan
pemasukan jurnal, mengevaluasi hasil sampel, penjadwalan dan mengelola waktu
auditor dalam audit lapangan, melaksanakan pengujian yang masuk akal terhadap
pengeluaran serta mengestimasi pengeluaran.
Pendekatan pengauditan dengan komputer yang populer menggunakan software
audit selama pengujian substantif terhadap catatan dan file perusahaan. Software
audit secara umum terdiri dari kumpulan program rutin. Tipe software yang
digunakan yaitu generalized audit software (GAS) yang terdiri dari satu atau lebih
program rutin yang dapat diterapkan pada berbagai situasi dan berbagai tipe
organisasi.
Daftar Pustaka

Yusuf, Al. Haryono.2002. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: STIE YKPN.

Data Kata. 2014. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif. Diambil dari:

https://datakata.wordpress.com/2014/12/26/pengujian-pengendalian-dan-pengujian-
substantif/

Suar, Dex. 2013. Audit Siklus Pendapatan. Diambil dari :

https://dexsuar.wordpress.com/2013/10/08/audit-siklus-pendapatan/

MuamarAzwar.2010. Dalam Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer. Diambil dari


http://azwarmuamar.blogspot.com/2010/11/audit-sistem-informasi-berbasis.html?m=1

BudiVera.2015. Dalam Pemahaman Struktur Pengendalian Intern. Diambil dari


http://kampus4u.blogspot.com/2015/03/pemahaman-struktur-pengendalian-intern.html?m=1

Hendie23. 29 Mei 2013. Auditing. Diambil dari:


http://hendie23.blogspot.com/.2013/05/auditing-ii.html?m=1

Você também pode gostar