Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. HIV/AIDS
a. Definisi
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome, yaitu menur unya kekebalan tubuh terhadap penyakit
karena infeksi virus HIV (Human Immunodeviciency Virus) (Djoerban
& Djazuli, 2006). Dari keterangan tersebut jelas bahwa sebelum
seseorang menderita AIDS dalam tubuhnya, terlebih dahulu terjadi
kerusakan sistem kekebalan tubuh. Akibat kerusakan kekebalan tubuh
tersebut tubuh penderita menjadi peka terhadap infeksi kuman yang
dalam keadaan normal sebenarnya tidak berbahaya. Infeksi kuman
bentuk ini disebut infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik adalah
infeksi yang timbul karena mikroba yang berasal dari luar tubuh
maupun dalm tubuh manusia, namun dalam keadaan normal terkendali
oleh kekebalan tubuh (Yunihastuti, 2005)
b. Penyebab
AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa
nama, yaitu HTL II, LAV, RAV, yang nama ilmiahnya disebut dengan
Human Immunodeficency Virus (HIV), yang berupa agen viral
yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya
afinitas yang kuat terhadap limfosit T (Depkes, 2009). Penyebab
kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen antiviral yang disebut
HIV dari kelompok Retrovirus Ribonucleic Acid (RNA).
Retrovirus mempunyai afinitas yang kuat terhadap limfosit T
(Hudak & Gallo, 2010). Disebut retrovirus RNA karena virus
tersebut menggunkan RNA sebagai molekul pembawaan informasi
genetik dan memiliki Enzim Reverse Transciptase. Enzim ini
memungkinkan virus mengubah informasi genetiknya yang berada
dalam RNA ke dalam bentuk Deoxy Nucleic Acid (DNA) yang
2
2) Neurologik
Pada neurologik, virus ini dapat menyebabkan kompleks dimensia
AIDS karena serangan langsung HIV pada sel saraf, berefek
perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfagia, dan isolasi sosial. Enselopaty akut karena
reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan
elektrolit, meningitis atau ensepalitis. Dengan efek seperti
sakit kepala, malaise demam, paralise, total/parsial, infrak
serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi sistemik,
dan maranik endokarditis.
3) Gastrointestinal
Pada gastrointestinal dapat menyebabkan beberapa hal seperti:
diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma kaposi. Dengan efek penurunan berat
badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi. Hepatitis
karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma kaposi, obat illegal,
alkoholi. Dengan anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, ikterik,
demam atritis. Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus
dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi dengan
efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan diare.
4) Respirasi
Infeksi karena pneumocitis, carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas
pendek, batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, dan gagal nafas.
5) Dermatologic
Lesi kulit stafilokukus, virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekubitus
dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis.
6) Sensorik
Pada bagian sensorik virus menyebabkan pandangan pada sarcoma
kaposis pada konjuntiva berefek kebutaan. Pendengaran pada otitis
5
(Sumber: Modifikasi dari Nasrodin, 2007 dan Kurniawan & Nursalam, 2008)
c. Bentuk-bentuk perilaku
seksual
1) Kissing
11
1) Kelompok tidak
beresiko
1) Umur
2) Pendidikan
18
3) Status pernikahan
3.
Homoseksuali
tas
20
a.
Pengert
ian
b. Ekspresi homoseksualitas
a) Orientasi seksual
(Siahaan, 2009).
e. Karakteristik homoseksualitas
f. Perkembangan homoseksualitas
2007).
3) Urutan kelahiran
g. Jenis homoseksualitas
1) Homoseksual eksekutif
1) Oral seks
cunnilingus berarti
menjilat.
2) Seks anal
B. Kerangka konsep
4. Homoseksualitas
48
a. Umur
b. Pendidikan
c. Status pernikahan
49
Keterangan :
C. Pertanyaan peneliti