Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Heboh soal kewarganegaraan Arcandra terjadi sejak Sabtu 14 Agustus 2016. Tiba-tiba
beredar kabar yang menyebutkan Menteri yang dilantik Presiden Jokowi 27 Juli 2016, untuk
menggantikan Menteri ESDM sebelumnya Sudirman Said, berkewarganegaraan ganda.
Disebutkan, Arcandra yang sebelumnya menjabat presiden pada perusahaan bidang energi dan
perminyakan Petroneering Hoston di Texas, sudah menjadi warga negara Amerika Serikat
melalui proses naturalisasi pada Maret 2012 setelah oathof allegiance atau sumpah setia kepada
negara Amerika Serikat. Namun, dia masih memegang paspor Indonesia.[4]
Dari kasus ini terlihat dari pernyataan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum
Indonesia Kementerian Luar Negeri, seolah-olah menyatakan bahwa kedua orang penting
tersebut boleh memiliki kewarganegaraan ganda .Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan
apakah hal ini diperbolehkan dalam undang-undang kewarganegaraan Indonesia.
Hal ini kemudian membuat penulis tertarik untuk membahas kasus ini dalam sebuah
analisis singkat yang mencoba memaparkan tentang bolehkah sesorang memiliki
kewarganegaran ganda dalam perspektif UU no. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan ? dan
Bagaimana pandangan penulis maupun masyarakat jika di tinjau dari segi psikologis tentang
kasus tersebut.
Kesimpulan
Pada dasarnya aturan tentang kewarganegaran di indonesia yang diatur dalam UU no. 12
tahun 2006 tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipartide).Kewarganegaraan ganda hanya
diperbolehkan secara terbatas untuk anak-anak sampai pada usia 18 tahun dimana setelah itu si
anak wajib memilih kewarganegaraannya.
Dalam kasus di atas dapat disimpulkan bahwa jika mengacu pada UU maka apa yang
dilakukan pemerintah sangatlah tepat, namun jika ditinjau dari segi psikologis maka Pemerintah
perlu meninjau kembali tentang isi dari UU kewarganegaraan mengingat apa yang dilakukan bak
itu Gloria maupun Arcandra semata-mata untuk bangsa Indonesia.